SIARAN PERS PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA INDONESIA BOND PRICING AGENCY Dalam Rangka Tutup Tahun 2014 Pasar Obligasi 2014 Bullish dengan Return +12,6%ytd Kinerja Pasar Surat Utang Indonesia Positif Indonesia Bond Indexes (INDOBeX) menggambarkan peningkatan pasar obligasi Indonesia di tahun 2014. INDOBeX Composite‐Total Return pada tahun 2014 mencatatkan positive return tahun berjalan sebesar +12,6%ytd dari level 156,2234 menjadi 175,8939. Secara spesifik, kinerja obligasi pemerintah yang tercermin dari INDOBeXG‐Total Return mencatatkan kinerja paling bagus dengan positive return tahun berjalan sebesar +12,9%ytd dari level 154,6633 ke level 174,6143. Sedangkan kinerja total return obligasi korporasi atau INDOBeXC‐Total Return positive return tahun berjalan sebesar +10,9%ytd dari 161,2475 menjadi 178,8612. Senada dengan pasar obligasi, pasar saham di tahun 2014 juga mencatatkan kinerja yang positif. Jika dibandingkan dengan indeks total return obligasi secara komposit, positive return tahun berjalan yang dihasilkan IHSG jauh lebih besar yakni sebesar +22,3%ytd atau dari 4274,18 di awal tahun menjadi 5226,95 di penutupan akhir tahun. Gambar 1. Kinerja INDOBeX‐Total Return dan Perbandingan Dengan IHSG 5,500
INDOBeX Composite ‐Total Return
Indeks Harga Saham Gabungan
5,250
175
5,000
170
4,750
165
4,500
160
4,250
155
4,000 Jan‐14 Feb‐14Mar‐14 Apr‐14 May‐14 Jun‐14 Jul‐14 Aug‐14 Sep‐14 Oct‐14 Nov‐14 Dec‐14
150
Sumber: IBPA 2014Ytd 22.29%
12.59%
12.90% 10.92%
Composite
Government Bond
Corporate Bond
10.35%
Sukuk
IHSG*
Sumber: IBPA per 31 Desember 2014, Bloomberg, diolah. Ket:*IHSG hingga per 30 Desember 2014
1
180
Kurva Imbal Hasil Obligasi Indonesia Bullish, Tenor Panjang Memimpin Hingga ‐60 Basis Points Kurva imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia pada akhir tahun 2014 mencatatkan bullish dengan rentang penurunan yield yang terjadi antara ‐20,2bps s/d ‐67,7bps pada tenor 1‐30 tahun. Bullish tertinggi terjadi pada tenor panjang (8‐30tahun) dengan rata‐rata yield turun ‐61,7bps. Sedangkan tenor pendek (1‐4 tahun) dan tenor menengah (5‐7 tahun) masing‐masing mencatatkan penurunan yield sebesar ‐11,9bps dan ‐36,1bps. Gambar 2. Pergerakan Yield Curve Obligasi Pemerintah INDONESIA GOVERNMENT BONDS YIELD CURVE 10.25 9.75 9.25 8.75 8.25 7.75
Yield (%)
7.25 6.75 6.25 5.75
Last Year
5.25
Early Year
4.75
TW I‐2014
4.25
TW II‐2014
3.75
TW III‐2014
3.25
31‐Dec‐14
2.75 0
5
10
15
20
25
30
Maturity (Year)
Tenor (Year) 0.1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Yield (%) 31‐Dec‐14 TW III‐2014 TW II‐2014 TW I‐2014 6.3806 6.0230 5.8902 5.2910 7.0368 7.0228 6.6782 6.5808 7.4193 7.6132 7.1811 7.1534 7.6093 7.9149 7.4803 7.3973 7.7023 8.0687 7.6749 7.5383 7.7526 8.1542 7.8190 7.6563 7.7893 8.2136 7.9402 7.7732 7.8264 8.2675 8.0513 7.8905 7.8695 8.3243 8.1569 8.0042 7.9193 8.3860 8.2582 8.1104 7.9745 8.4515 8.3543 8.2066 8.0329 8.5187 8.4441 8.2918 8.0922 8.5853 8.5266 8.3659 8.1504 8.6492 8.6011 8.4296 8.2061 8.7091 8.6674 8.4838 8.2580 8.7639 8.7255 8.5297 8.3055 8.8131 8.7759 8.5684 8.3484 8.8567 8.8191 8.6009 8.3865 8.8948 8.8558 8.6281 8.4199 8.9277 8.8866 8.6509 8.4490 8.9558 8.9124 8.6699 8.4741 8.9795 8.9338 8.6857 8.4956 8.9995 8.9514 8.6990 8.5138 9.0162 8.9658 8.7100 8.5291 9.0300 8.9776 8.7193 8.5420 9.0414 8.9872 8.7269 8.5528 9.0508 8.9949 8.7334 8.5618 9.0584 9.0011 8.7387 8.5692 9.0647 9.0061 8.7431 8.5753 9.0697 9.0101 8.7469 8.5803 9.0738 9.0132 8.7499
Early Year 6.3395 7.2933 7.6479 7.8378 8.0151 8.2022 8.3908 8.5704 8.7345 8.8803 9.0073 9.1165 9.2094 9.2877 9.3532 9.4074 9.4518 9.4877 9.5163 9.5386 9.5555 9.5678 9.5762 9.5813 9.5837 9.5837 9.5818 9.5783 9.5736 9.5679 9.5614
Last Year 6.1074 7.2490 7.6591 7.8109 7.9158 8.0276 8.1501 8.2753 8.3956 8.5059 8.6043 8.6903 8.7644 8.8277 8.8816 8.9273 8.9658 8.9984 9.0259 9.0491 9.0686 9.0850 9.0989 9.1105 9.1203 9.1286 9.1356 9.1415 9.1464 9.1506 9.1541
Sumber: IBPA per 31 Desember 2014, Bloomberg, diolah
Kinerja Yield Kelompok SUN Seri Benchmark Positif Secara Year to Date Kinerja yield SUN seri benchmark di tahun 2014 dibandingkan dengan awal tahun 2014. Tren penurunan yield pada keempat seri benchmark mulai terjadi di bulan Maret. Sepanjang 2014 FR0071 mencatatkan rata‐rata penurunan yield terbesar yakni sebesar ‐93,7bps atau dari 9,1980% menjadi 8,2609%. Seri dengan time to maturity terpendek atau FR0069 mencatatpenurunan yield terkecil sebesar ‐24,16bps atau dari 8,0421% menjadi 7,8005%. Sementara untuk dua seri lainnya yakni FR0070 dan FR0068 masing‐masing mengalami penurunan yield sebesar ‐74,2bps (dari 8,6930% menjadi 7,9515%) dan ‐ 78,3bps (dari 9,1613% menjadi 8,3785%). Tabel 1. Rata‐Rata Yield SUN Seri Benchmark Benchmark Series FR0069 FR0070 FR0071 FR0068
Time to Maturity (year) 4.29 9.21 14.21 19.22
Rata‐Rata Yield (%) Coupon (%) 7.875 8.375 9.000 8.375
Jan‐14
Feb‐14
Mar‐14
Apr‐14
Mei‐14
Jun‐14
Jul‐14
Aug‐14
Sept‐14
Okt‐14
Nov‐14
Dec‐14
8.0421 8.6930 9.1980 9.1613
7.9021 8.6347 9.1829 9.2456
7.6827 8.0118 8.4984 8.5782
7.5728 7.8656 8.2472 8.4236
7.5814 7.9524 8.4402 8.5244
7.6755 8.0645 8.4976 8.6641
7.7719 8.0430 8.5174 8.7031
7.9403 8.2036 8.5935 8.8476
7.9477 8.1512 8.4886 8.6823
8.0228 8.2117 8.5818 8.7106
7.7084 7.8430 8.1742 8.2902
7.8005 7.9515 8.2609 8.3785
Sumber: IBPA per 31 Desember 2014, Bloomberg, diolah
2
Change (bps) 1 Jan ‐ 31 Dec 24.16 74.15 93.71 78.28
Tabel 2. Pergerakan Rata‐Rata Yield SUN Seri Benchmark SeLama Tahun Berjalan Benchmark Series FR0069 FR0070 FR0071 FR0068
Time to Maturity (year) 4.29 9.21 14.21 19.22
Pergerakan Yield (bps ytd) Coupon (%) 7.875 8.375 9.000 8.375
Jan‐14
Feb‐14
Mar‐14
Apr‐14
Mei‐14
Jun‐14
Jul‐14
Aug‐14
Sept‐14
Okt‐14
Nov‐14
Dec‐14
‐6.78 21.11 17.89 20.60
‐20.78 15.28 16.38 29.03
‐42.72 ‐47.01 ‐52.07 ‐37.71
‐53.71 ‐61.63 ‐77.19 ‐53.17
‐52.85 ‐52.95 ‐57.89 ‐43.09
‐43.44 ‐41.74 ‐52.15 ‐29.12
‐33.80 ‐43.89 ‐50.17 ‐25.22
‐16.96 ‐27.83 ‐42.56 ‐10.77
‐16.22 ‐33.07 ‐53.05 ‐27.30
‐8.71 ‐27.02 ‐43.73 ‐24.47
‐40.15 ‐63.89 ‐84.49 ‐66.51
‐30.94 ‐53.04 ‐75.82 ‐57.68
Sumber: IBPA per 31 Desember 2014, Bloomberg, diolah
Penerbitan SUN Meningkat, Penerbitan Surat Utang Korporasi Menurun Tahun 2014 pemerintah telah berhasil menerbitkan dana sebesar Rp428,13triliun dimana Rp274,39triliun merupakan utang baru. Jumlah penerbitan utang baru (net issuance) tersebut naik +16,37%yoy dari tahun sebelumnya. Sementara untuk penerbitan obligasi korporasi sampai dengan akhir tahun 2014, tercatat sebesar Rp45,07triliun atau mengalami penurunan sebesar ‐22,87%yoy dari tahun sebelumnya dengan jumlah seri baru sebanyak 88 seri. Gambar 3. Net Issuance Obligasi Pemerintah dan Obligasi Korporasi Total Net Issuance (Rptrilion) 235.78 91.16
2010
126.65
2011
Total Corporate Bond Net Issuance (Rptrilion)
274.39
69.39
159.59
2012
2013
2014
39.07
45.08
2010
2011
58.43 45.07
2012
2013
2014
Sumber: IBPA per 31 Desember 2014, Bloomberg, diolah
Transaksi SUN Meningkat, Surat Utang Korporasi Berlanjut Menurun Rata‐rata volume perdagangan obligasi pemerintah di tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar +49,01%yoy menjadi Rp10,2triliun/hari dari sebelumnya sebesar Rp6,9triliun/hari di tahun 2013. Peningkatan juga ditunjukkan dari segi rata‐rata total frekuensi harian yang naik menjadi 577 kali/hari di tahun 2014 dari 453 kali/hari pada tahun 2013. Tabel 3. Volume dan Frekuensi Harian Obligasi Pemerintah (2010 s/d 2014) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014*
Volume (Triliun Rupiah/hari) 6.79 7.95 8.15 6.86 10.22
Frekuensi (kali/hari) 381 433 519 453 577
Sumber: Data PLTE IDX. Ket: * Data per 30 Desember 2014
3
Rata‐rata volume obligasi korporasi menunjukkan penurunan yakni sebesar ‐9,77%yoy dari sebelumnya Rp749miliar/hari menjadi Rp675miliar/hari. Sementara rata‐rata frekuensi harian menunjukkan peningkatan dari 81 kali/hari pada tahun 2013 menjadi 88 kali/hari di tahun 2014. Gambar 5. Volume dan Frekuensi Harian Obligasi Korporasi (2010 s/d 2014) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014*
Volume (Miliar Rupiah/hari) 418.43 512.34 931.39 748.50 675.38
Frekuensi (kali/hari) 70 73 112 81 88
Sumber: Data PLTE IDX. Ket: * Data per 30 Desember 2014
FR0068 menjadi obligasi yang paling aktif diperdagangkan pada tahun 2014 dengan total frekuensi sebanyak 19.307 kali transaksi dan volume sebesar Rp303,4triliun. Obligasi dengan volume transaksi dipegang oleh FR0070 dengan nominal mencapai Rp461,8triliun.
Tabel 6. Top 10 Most Active Government Bond Bond Code Bond Name FR0068 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0068 SR006 Sukuk Negara Ritel Seri SR006 ORI011 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri ORI011 FR0070 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0070 FR0071 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0071 ORI010 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri ORI010 FR0069 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0069 FR0058 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0058 FR0065 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0065 ORI009 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri ORI009 Sumber: Data PLTE IDX per 30 Desember 2014
TTM (Year) 19.22 2.18 2.79 9.21 14.22 1.79 4.29 17.47 18.39 0.79
IBPA Fair Yield (%) 8.3007 7.9050 7.8435 7.8567 8.1746 7.6732 7.6437 8.3852 8.3633 7.2486
Volume (Rp Bio) Frequency 303,377.16 19,307 117,525.64 16,510 66,811.01 15,845 461,821.05 15,714 310,122.28 13,064 51,574.16 10,892 285,817.79 7,545 39,974.97 6,144 29,586.54 4,643 6,656.23 2,826
Obligasi Berkelanjutan I Agung Podomoro Land Tahap I Tahun 2013 (APLN01CN1) menjadi obligasi korporasi teraktif diperdagangkan dengan total frekuensi sebanyak 389 transaksi dan volume Rp1,1triliunn. Sedangkan total volume terbesar diraih oleh Obligasi Surya Semesta Internusa I Tahun 2012 Seri B (SSIA01B) yakni sebesar Rp3,6triliun. Tabel 7. Top 10 Most Active Corporate Bond Bond Code APLN01CN1 SSIA01B APLN02 APLN01CN2 FIFA01BCN3 TAXI01 ASDF01CCN1 ASDF01BCN1
Bond Name Obligasi Berkelanjutan I Agung Podomoro Land Tahap I Tahun 2013 Obligasi Surya Semesta Internusa I Tahun 2012 Seri B Obligasi II Agung Podomoro Land Tahun 2012 Obligasi Berkelanjutan I Agung Podomoro Land Tahap II Tahun 2014 Obligasi Berkelanjutan I FIF Tahap III Tahun 2014 Seri B Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 Obligasi Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Tahap I Tahun 2012 Seri C Obligasi Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Tahap I Tahun 2012 Seri B
ASDF02BCN4
Obligasi Berkelanjutan II Astra Sedaya Finance Tahap IV Tahun 2014 Seri B
PNBN01SBCN1 Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010
Sumber: Data PLTE IDX per 30 Desember 2014
4
TTM (Year) IBPA Fair Yield (%) Volume (Rp Bio) Frequency 3.49 9.6829 1,134.15 389 2.85 9.9544 3,613.00 344 2.63 10.1911 1,139.30 318 4.44 11.4533 524.10 309 2.21 10.2845 1,952.12 305 4.48 11.8804 282.95 288 2.15 10.1291 691.25 266 0.15 8.74 2,799.13 237 2.83
9.8811
915.20
229
4.98
11.6450
897.00
225
Kepemilikan Asing Meningkat 42%ytd Di Tahun 2014 Kepemilikan asing di pasar SBN domestik mencatatkan peningkatan sebesar 42%ytd dari Rp323,8triliun di akhir 2013 menjadi Rp460,1triliun per tanggal 24 Desember 2014. Capital outflow tampak terjadi di bulan Desember yang mungkin disebabkan adanya ekspektasi lebih cepatnya kenaikan the Fed Rate dibanding rencana awal yang mana hal tersebut turut mendorong penguatan mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang beberapa negara lain termasuk Indonesia. Gambar 6. Kepemilikan Asing Di Pasar SBN Domestik
Kepemilikan Asing (Rp Triliun) 500 400 300 200 100 0
Kondisi Pasar obligasi di Indonesia pada tahun 2014 banyak dipengaruhi faktor ekonomi global dan iklim sosial politik di Indonesia. Berakhirnya Tappering‐off dan Rencana Kenaikan The Fed Rate Pada tahun 2014, pasar obligasi Indonesia masih terus dibayangi tekanan global yang datang dari tappering‐off The Fed yang sudah dimulai sejak akhir tahun 2013. Pengurangan stimulus tersebut terus berlanjut hingga akhirnya berakhir di bulan Oktober 2014. Tekanan pasar bertambah besar pada saat menjelang berakhirnya tapering‐off tersebut turut diikuti oleh ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, sehingga bayang‐bayang pengetatan kebijakan moneter AS terus mewarnai pasar sepanjang tahun 2014. Hingga puncaknya di akhir tahun 2014 pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir di tahun 2014 yakni di bulan Desember yang mana The Fed mengisyaratkan bahwa paling cepat the Fed Rate baru akan dinaikkan pada kuartal II‐2014. Rupiah pun terkena dampak sebagai akibat dari ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yakni hampir tercapainya level Rp13.000/USD di akhir tahun. Perlambatan Ekonomi Global Tekanan dari global juga dipicu oleh perlambatan ekonomi Tiongkok, zona Eropa, dan Jepang. Zona Eropa yang terancam jatuh ke jurang deflasi mendorong Bank Sentral Eropa (ECB) melancarkan beberapa program stimulus secara masif mulai dari pemberlakuan suku bunga negatif, pemangkasan suku bunga acuan, hingga program refinancing jangka panjang. Namun program‐program stimulus tersebut belum mampu mengangkat zona Eropa dari ancaman deflasi. Kondisi tersebut mendorong
5
ekspektasi bahwa ECB akan melakukan program Quantitave Easing (QE). Ekspektasi tersebut membawa dampak yang beragam baik positif maupun negatif di pasar obligasi Indonesia. Situasi Politik Dalam Negeri Dan Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Tekanan politik dalam negeri terkait pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada pertengahan tahun turut menekan pasar. Kekhawatiran pasar terhadap pelaksanaan pemilu dan sengketa hasil pemilu memicu naiknya ketidakpastian pasar. Namun demikian, lancar dan amannya penyelesaian sengketa pemilu membawa dampak positif bagi pasar. Selain itu harapan terkait kabinet yang dapat membawa perubahan turut mendorong ekspektasi positif pasar. Pasar kian bergerak positif paska pemerintah baru mengurangi subsidi BBM untuk memperluas ruang fiskal ke sektor yang lebih produktif. Pengurangan subsidi BBM tersebut memicu capital inflow dan bullish‐nya pasar obligasi. TENTANG IBPA INDOBeX sebagai Acuan Kinerja Surat Utang Nasional Pada tanggal 21 November 2014, IBPA bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia menerbitkan Indonesia Bond Indexes (INDOBeX) sebagai acuan kinerja pasar obligasi nasional. Penerbitan Indonesia Bond Indexes (INDOBeX) merupakan jawaban atas kebutuhan akan ketersediaan sebuah indikator pasar obligasi yang obyektif, kredibel dan reliable, yang mencerminkan kondisi pasar obligasi Indonesia yang sesungguhnya. INDOBeX merupakan indeks obligasi pertama di Indonesia yang diterbitkan dengan menggunakan data harga pasar wajar dan yield yang diterbitkan secara harian oleh lembaga penilaian harga efek IBPA atas instrumen surat utang negara dan korporasi dalam mata uang rupiah yang tercatat di BEI. Sejak diluncurkan pada tanggal 21 November 2014, INDOBeX menjadi satu‐satunya indeks obligasi yang dihitung menggunakan harga pasar dan yield wajar yang ditetapkan IBPA. INDOBeX diharapkan dapat menjadi acuan utama dalam mengukur kinerja pasar obligasi dalam negeri. Selain itu, INDOBeX juga dapat dijadikan sebagai acuan indikator kinerja portofolio obligasi dan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar obligasi oleh investor. INDOBeX juga diharapkan mampu menambah ragam produk investasi yang menggunakan INDOBeX sebagai underlyingnya. Cakupan Valuasi Harga Pasar Wajar Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, PHEI telah melakukan penilaian dan penetapan HPW atas 491 seri jenis instrumen Efek bersifat utang dan Sukuk, dengan total jumlah outstanding mencapai Rp. Rp1.851,873 Triliun. Dalam persentase, PHEI telah melakukan valuasi atas 98.13% surat utang yang diterbitkan Pemerintah dan 98.88% obligasi dan sukuk korporasi dan 100% KIK‐EBA yang diperdagangan di pasar sekunder obligasi dalam negeri. Adapun jenis instrumen yang telah divaluasi tersebut meliputi 110 seri surat utang yang diterbitkan Pemerintah antara lain 12 seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN), 55 seri Surat Berharga Negara (SBN)
6
denominasi Rupiah, 21 seri Surat Berharga Negara (SBN) denominasi US Dolar dan 12 seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dengan total nilai nominal mencapai Rp1.628,432 Trilliun. Sementara itu untuk instrumen yang diterbikan oleh korporasi, PHEI telah melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar secara harian untuk 381 seri instrumen obligasi korporasi plain vanilla dan Sukuk Ijarah korporasi, dengan peringkat (rating) investment grade dengan total nilai nominal Rp223,440 Trilliun. Tabel 1. Instrumen Surat Utang Yang Divaluasi PHEI sampai dengan 31 Desember 2014 Number of Series
Type of Instrument SBN ‐ Surat Berharga Negara Rupiah Denominated 1 Surat Utang Negara (SUN) ‐ Surat Perbendaharaan Negara (SPN) ‐ Treasury Bills ‐ Obligasi Negara (ON) ‐ Treasury Bonds (Zero Coupon, FR, VR, ORI) 2
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ‐ Syaria Bonds ‐ Wholesale ‐ Sukuk Ritel ‐ SPN Syariah ‐ Project Based Sukuk
8 3 4 7 89
Corporate Bond & Sukuk Rupiah Denominated 1 Corporate Bonds ‐ Investment Grades ‐ Fixed Rate ‐ Variable Rate ‐ Subdebt fixed ‐ Subdebt step‐up ‐ Zero Coupon ‐ Convertible 2
3
311 3 27 0 0 0
KIK‐EBA (RMBS) ‐ Residential Mortgage Backed Securities (RMBS)
20 12
8
7
17 USD 28,650.00 1 USD 540.00 4 USD 5,000.00
Corporate Sukuk ‐ Ijarah ‐ Mudharabah
Rp 16,586,700 Rp 47,906,025 Rp 10,735,000 Rp 35,476,000
Rp 1,209,960,975
21
SBN Total ‐ Non Rupiah Denominated
12 Rp 39,950,000 55 Rp 1,059,307,250
SBN Total ‐ Rupiah Denominated SBN ‐ Surat Berharga Negara Non Rupiah Denominated 1 Denominasi US Dollar ‐ SUN Global ‐ SUN Valas ‐ Islamic Securities
Outstanding (000.000)
Outstanding (USD 000.000) USD 3,212.45 USD 85,180.71 USD 1,333.76 USD 3,852.21 USD 863.22 USD 2,852.69 USD 97,295.03 USD 28,650.00 USD 540.00 USD 5,000.00
USD 33,650 USD 33,650.00 Rp 186,580,600 USD 15,003.26 Rp 393,500 USD 31.64 Rp 26,501,800 USD 2,131.06 Rp ‐ USD ‐ Rp ‐ USD ‐ Rp ‐ USD ‐ USD ‐ Rp 3,959,000 USD 318.35 Rp 2,946,000 USD 236.89 USD ‐ Rp 3,059,753 USD 246.04
Produk dan Value Added Services Bond Pricing Information Services (BIPS) tetap menjadi media informasi utama PHEI dalam mendistribusikan informasi harga pasar wajar kepada pelaku pasar. Pengguna BIPS berjumlah 174 institusi, antara lain terdiri dari 65 institusi dana pensiun, 38 asset management, 30 perusahaan asuransi, 24 bank, 5 perusahaan sekuritas, dan 11 SRO dan institusi lainnya. TheNewBIPS mulai diperkenalkan kepada pelanggan IBPA pada kuartal terakhir di 2014. TheNewBIPS merupakan pengembangan dari BIPS dengan penyempurnaan fitur maupun visualisasi dari BIPS yang ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang lebih komprehensif. Layanan Edukasi: School Of Bonds And Fixed Income (SoBFI) Bentuk layanan lain yang diberikan PHEI kepada publik adalah penyelenggaraan training terkait obligasi. Program yang bernama School Of Bonds And Fixed Income (SoBFI) disajikan melalui kelas reguler maupun in‐house training. Selain Bond Market and Instruments, mulai tahun 2014 diperkenalkan materi SoBFI tingkat lanjut yang mengambil tema Bond Market Analysis. Sepanjang tahun 2014 telah diselenggarakan sebanyak 15 kelas kelas reguler dengan 12 kelas mengambil tema Bond Market and Instruments serta 3 kelas Bond Market Analysis. Selain itu, 6 kelas in‐house juga diselenggarakan dengan sukses. Total seluruh SoBFI sepanjang tahun 2014 adala sebanyak 297 peserta. Sekilas IBPA PHEI adalah lembaga penilaian harga efek (LPHE) independen pertama dan satu‐satunya di Indonesia yang fokus melakukan valuasi terhadap efek bersifat utang, sukuk dan efek lainnya di Indonesia. PHEI mendapatkan izin sebagai LPHE dari Bapepam‐LK pada Agustus 2009. PHEI secara harian menyediakan harga pasar wajar dan informasi imbal hasil untuk Surat Utang Negara dan Sukuk, surat utang korporasi dan efek lainnya. PHEI bertujuan untuk mendukung pengembangan pasar pendapatan tetap di Indonesia agar menjadi lebih teratur, efisien, likuid dan transparan. Jakarta, 31 Desember 2014 Departemen Hukum dan Komunikasi Perusahaan PT Penilai Harga Efek Indonesia
8