Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
SIAGA.IN (NATURAL DISASTER MANAGEMENT): APLIKASI TERINTEGRASI PENANGGULANGAN BENCANA SEBAGAI SARANA INTERAKTIF EFISIENSI KERJA RELAWAN BENCANA Marina Safitri1), Fahrizal Adi Wibowo2), Tiara Irsyad Maulyna3), dan Edwin Riksakomara4) Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jalan Raya ITS, Campus ITS Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur 60111, Indonesia Email: 1)
[email protected]
ABSTRAK Berdasarkan data dari United Nations International Stategy for Disaster Reduction, Indonesia dinyatakan sebagai negara yang paling rawan terkena bencana alam di dunia. Melihat hal ini, dibutuhkan penanganan bencana yang efektif dalam mengatur berbagai keperluan logistik dan informasi yang dibutuhkan saat bencana. Pihak yang terlibat langsung dalam penanganan bencana adalah relawan. Namun SOP penanganan bencana di Indonesia dinilai masih belum terintegrasi. Masing-masing instansi memiliki rencana siaga darurat tetapi basis data yang digunakan berbeda-beda. Berbagai informasi dan ketidakselarasan instruksi dari posko pusat BNPB dengan beberapa posko di bawahnya merupakan salah satu masalah yang harus diperbaiki dalam menunjang perbaikan sistem penanganan bencana di Indonesia. Oleh karena itu, aplikasi “SIAGA.in-Natural Disaster Management” mampu menjawab permasalahan tersebut. Dengan sistem aplikasi web 2.0, memberikan kemudahan bagi relawan dan berbagai lembaga untuk bekerja sama mengumpulkan informasi terkait manajemen kebutuhan dan pusat informasi bencana. Metode pembuatan aplikasi melalui tahap penggalian kebutuhan, perancangan sistem, prototyping, implementasi dan evaluasi. Aplikasi SIAGA.in mampu mengintegrasikan informasi sebagai adopsi fungsi koordinasi penanganan bencana dengan fitur live report pusat lembaga BNPB dengan pemanfaatan open data dan live report dari relawan dengan sistem crowdsourcing. Dengan demikian, komando dari pusat akan menjadi guidance dalam mengintegrasikan fungsi yang akan dilakukan sehingga tidak terjadi tumpang tindih aktivitas. Kata kunci: Siaga.in, Bencana, Relawan, Manajemen.
PENDAHULUAN Menurut Undang-undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Setiap bencana alam yang terjadi di suatu daerah baik bencana itu bersifat nasional atau daerah akan berdampak kepada keadaan sosial ekonomi daerah itu sendiri tergantung besar kecilnya skala bencana yang terjadi baik dari segi kemanusiaan, ekonomi, sosial keamanan dan lainnya seperti rusaknya infra struktur, korban kemanusiaan dan terganggunya roda perekonomian daerah bencana yang bersangkutan. Indonesia yang merupakan negara kepulauan, dinyatakan sebagai negara yang paling rawan terkena bencana alam di dunia (UNISDR, 2011). ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Mengingat dampak dari bencana alam yang sangat berpengaruh kepada kehidupan sosial khusunya di bidang public safety, maka diperlukan suatu strategi penanganan yang terencana dan terkoordinir sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan tetap berpegang pada manajemen penanganan bencana atau SOP siaga bencana, unsur koordinasi dan strategi harus selalu melekat dalam penanganan bencana di lapangan dalam arti koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti BNPB sebagai sentral informasi, BPPD, lembaga dan para relawan atau komunitas yang ada di lapangan harus melaksanakan fungsinya secara profesional sehingga dapat menunjang keberhasilan penanganan bencana di lapangan. Seperti halnya relawan sebagai salah satu pihak yang terlibat langsung dalam siaga darurat bencana yang mempunyai fungsi utama untuk melakukan asesmen (pelaporan), pertolongan pertama & evakuasi korban, pemulihan hubungan keluarga, serta komunikasi& kehumasan harus dilakukan dengan cepat dan akurat (Palang Merah Indonesia, 2008). Disamping itu berbagai informasi tentang keberadaan suatu bencana yang baru terjadi maupun informasi antar elemen terkait tentang kondisi bencana dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Oleh karena itu, ketepatan informasi menjadi suatu hal yang paling vital dalam menentukan tindakan siaga bencana sehingga segala penanganan bencana dalam rangka penyelenggaraan keselamatan publik dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam menyikapi hal ini diperlukan pemanfaatan dan optimalisasi sumber informasi resmi (Open Data) yang sudah diklarifikasi kebenarannya dan dikeluarkan oleh badan resmi seperti BNPB dan BPBD kepada masyarakat dan relawan agar dapat menjadi pertimbangan upaya siaga bencana di lapangan. Akan tetapi melihat kondisi di lapangan, masih beredar informasi tentang penanganan bencana di Indonesia yang dinilai masih belum terintegrasi antar pihak terkait. Masingmasing instansi memiliki rencana siaga darurat masing-masing tetapi basis data yang digunakan berbeda-beda dan banyak kegiatan yang tumpang tindih (Hasan, 2010). Hal ini dapat menyebabkan terganggunya proses penanganan bencana dalam proses evakuasi dan distribusi bantuan kepada korban. Kejadian ini juga terjadi saat penanganan gempa di mentawai akibat minimnya koordinasi antar relawan yang kurang menyeluruh sehingga berujung pada pendirian posko non-legal (Widjaya, 2010). Untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada proses penanganan bencana khususnya dalam memberikan informasi , kami hadir dengan solusi “SIAGA.in” Aplikasi media koordinasi dan manajemen informasi penanganan bencana. Dengan menggunakan open data tentang kejadian bencana dan data terkait penanganan bencana sebelumnya dari lembaga resmi BNPB dan implementasi crowdsourcing dari pihak berwenang baik dari pihak BNPB, BPBD, TRC, instansi dan relawan yang memiliki akses dalam proses penanganan bencana untuk saling memberikan informasi yang akurat, diharapkan aplikasi ini nantinya dapat menjadi sumber informasi yang dapat membantu koordinasi penanganan bencana Dengan demikian, BNPB sebagai sentral informasi dan BPBD sebagai lembaga inti yang banyak memberi informasi akurat tentang kondisi bencana di lapangan ke depan sangat diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerjasama dalam impelementasi aplikasi SIAGA.in sehingga apa yang telah ditargetkan dalam aplikasi ini nantinya benar-benar dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat pada umumnya dan pemerintah pada khususnya, sehingga setiap penanganan bencana di daerah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
METODE Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode prototyping yang merupakan salah satu metode dalam tahapan SDLC (Software Development Life Cycle) a. Identifikasi user Pertama-tama dilakukanidentifikasi siapa pengguna aplikasi ini. Dari latar belakang dan riset yang dilakukan baik secara online maupun dengan cara wawancara, kami mengidentifikasikan bahwa pengguna utama dari aplikasi ini nantinya diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu: Elemen penanganan bencana (Verified Member) ,pemangku kepentingan dan pihak-pihak yang berwenang memberikan informasi kepada masyarakat tentang kondisi terkini bencana. Dalam hal ini member akan terverifikasi dengan beberapa berkas pendukung. Masyarakat (Non-verified Member) yang membutuhkan informasi terkini tentang kondisi bencana secara realtime dari pihak berwenang dan berkepentingan tanpa melakukan manajemen konten pada aplikasi b. Analisa KebutuhanSistem Setelah dilakukan identifikasi user, maka dilakukan analisa kebutuhan sistem untuk mengetahui fungsi yang harus dipenuhi oleh sistem dalam mendukung aktifitas pengguna. Table 1. Analisa Kebutuhan Fungsional Aplikasi No Kebutuhan Fungsional 1 Verified member dan non-verified member dapat teridentifikasi melalui sistem login pada sistem 2 Semua member dapat melihat kejadian bencana yang telah terjadi melalui menu bencana 3 Non-verified member dapat mendaftarkan diri menjadi verified member dengan melakukan verifikasi berkas yang dapat diidentifikasi sistem sebagai berkas pendukung. 4 Semua member dapat melihat kejadian bencana yang telah terjadi melalui menu bencana 5 Semua member dapat melihat aktifitas terbaru dari relawan maupun lembaga penanggulangan bencana 6 Semua member dapat melihat laporan tentang perkembangan terkini dari sebuah bencana 7 Semua member dapat melihat update tentang korban hilang dari kejadian bencana 8 Semua member dapat melihat live report BNPB mengenai kejadian bencana yang sedang terjadi baik yang telah teratasi maupun yang belum teratasi 9 Semua member dapat melihat rekap data bencana yang ada di menu siaga meliputi data laporan, donasi, posko, insiden, korban, relawan dan pesan 10 Semua member dapat melihat insiden tentang peringatan/informasi kondisi bencana yang diberikan oleh para relawan 11 Verified member dapat membuat kejadian bencana pada website siaga melalui live report BNPB 12 Verified member dapat melihat rekomendasi penanganan bencana yang didapatkan dari data history penanganan bencana serupa di lokasi yang sama sebelumnya
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
No Kebutuhan Fungsional 13 Verified member dapat bergabung menjadi relawan pada bencana tertentu di lokasi tertentu 14 Verified member dapat memberikan laporan tentang kejadian bencana yang terjadi kepada sistem web siaga 15 Verified member dapat membagikan laporan tentang perkembangan bencana tertentu kepada masayarakat 16 Verified member dapat membagikan insiden atau informasi peringatan terkait bencana yang terjadi. 17 Verified member dapat melakukan manajemen data bencana (create, edit, delete) pada menu siaga - Verified member dapat melakukan manajemen data laporan perkembangan bencana yang masuk - Verified member dapat melakukan manajemen data donasi yang masuk untuk bencana terkait baik berupa logistik maupun bantuan dana - Verified member dapat melakukan manajemen data posko yang terdaftar dalam bencana terkait - Verified member dapat melakukan manajemen data insiden terkait peringatan yang diberikan oleh para relawan - Verified member dapat melakukan manajemen data korban hilang, meninggal dan selamat - Verified member dapat melakukan manajemen data pengungsian yang didirikan di lokasi bencana beserta data pengungsi di setiap pengungsian - Verified member dapat melakukan manajemen data relawan yang bergabung pada bencana tertentu - Verified member dapat melakukan manajemen pesan atau request yang telah dibuat 18 Pengguna dapat melihat live streaming dan remoting drone di perangkat mobile terkait kondisi bencana secara langsung di lapangan via siaga mobile apps (siaga drone apps). Setelah dilakukan analisa kebutuhan sistem, maka selanjutnya adalah pembuatan use case diagram yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh user seperti Gambar 1.
Gambar 1. Use Case Diagram Aplikasi Siaga ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Proses selanjutnya adalah dilakukan perancangan proses sistem dalam setiap aktifitas. Aktifitas utama yang dilakukan user yaitu proses meneruskan membuat event melalui live report BNPB. Setelah sistem mengambil data dari BNPB terkait bencana yang baru saja terjadi, aplikasi SIAGA akan menampilkan kejadian tersebut sebagai lve report dari BNPB dan relawan akan membuat event bencana dari live report tersebut agar seluruh pihak dapat berkoordinasi di lapangan melalui aplikasi SIAGA seperti alur berikut
Gambar 2. Flowchart Sistem Creating Event Bencana Setelah proses membuat bencana, pihak berwenang dapat berkoordinasi melalui crowdsourcing dengan berbagi informasi melalui menu sosial.
Gambar 3. Flowchart Sistem Crowdsourcing ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Proses selanjutnya adalah melakukan pendataan sistem yang terintegrasi dengan metode pendataan satu jalur. Hal ini dimaksudkan agar proses pendataan tidak simpang siur. Dan informasi pendataan dapat dipantau secara realtime sehingga memudahkan dalam proses penanganan bencana.
a. Pembuatan wireframe
Selanjutnya adalah melakukan pembuatan wireframe yaitu sketsa rancangan tampilan aplikasi kepada pengguna dengan mempertimbangkan komposisi desain, tata letak dan konten yang akan ditampilkan dalam aplikasi berdasarkan fitur yang sudah ada. b. Pengumpulan Konten
Dalam tahap ini, untuk menunjang tampilan aplikasi, dibutuhkan beberapa konten yang harus dikumpulkan yaitu berupa data bencana yang terjadi, dalam hal ini kami memanfaatkan open data dari lembaga resmi yang berwenang yaitu Data & Informasi Bencana Indonesia BNPB, Sumber data dari data.go.id dan dari geospasial pemantauan bencana BNPB. Detail untuk masing masing proses pengambilan data dijabarkan dalam penjelasan berikut ini: c. Mockup Design
Melakukan proses mockup design dengan menghasilkan mockup tampilan design web berdasarkan fitur dan kebutuhan sistem yang telah didefinisikan sebelumnya. d. Database Design
Proses Design Database sistem dengan proses pembuatan rancangan basis data MySQL untuk menunjang proses penyimpanan seluruh transaksi data saat aplikasi dijalankan.
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
e. Prototyping
Dalam tahap ini, kami membuat model user interface aplikasi web dalam bentuk prototype dengan menampilkan berbagai desain dan tata letak desain dalam bentuk visual yaitu dengan melakukan slicing ke bentuk HTML, CSS dan JavaScript dari mockup design yang telah dibuat sebelumnya. f.
Evaluasi
Dilakukan proses evaluasi dari keseluruhan proses pengerjaan aplikasi sebelum aplikasi dibangun. Untuk menggali evaluasi kami melakukan testing kepada beberapa pengguna aplikasi untuk mendapatkan feedback dari proses penggunaan aplikasi termasuk juga dengan melakukan pembimbingan intensif kepada dosen pembimbing sebelum pembangunan aplikasi final dilakukan g. Development
Development dalam tahap ini meliputi development seluruh fungsi dari prototype yang dibuat pada aplikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Arsitektur Sistem Implementasi sistem menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak dengan sesifikasi tertentu. Berikut ini merupakan spesifikasi minimal perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam implementasi pembuatan aplikasi: a. Prosesor Intel Core i5, 2.53GHz b. RAM 4GB c. Harddisk 500GB d. OS Windows 7 Ultimate e. Adobe Photoshop CC, Adobe Ilustrator CC,
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
d. Web Browser, Mozilla Firefox 16.0, Google Chrome 26.0, Safari 6.1, Internet Explorer 10, e. Sublime text, Firebug, f. Ampps (Web Server Apache) 2. Pengujian Sistem Proses percobaan seluruh fungsi sistem untuk memastikan sistem aplikasi dapat berjalan tanpa adanya error atau bug. Testing yang digunakan adalah black box yaiu mengidentifikasi kecacatan sistem melalui fungsionalitasnya. Berikut ini merupakan hasil pengujian aplikasi: No Fungsi yang diuji Cara pengujian Hasil yang diharapkan Mendaftar sebagai Pada menu utama, klik Terdaftar dan tersimpan 1 verified member daftar, isi field dan klik dalam DB daftar Login Pada beranda klik login Berhasil login & masuk 2 session Bergabung dalam Pada halaman bencana Menampilkan halaman 3 bencana klik gabung detail bencana yang dipilih Menampilkan Pada halaman bencana Menampilkan 4 rekomendasi klik bencana rekomendasi penanganan Menampilkan live Klik menu BNPB Menampilkan live report 5 report BNPB yang sudah ditangani & belum ditangani Membuat event Klik bencana yang Menampilkan form 6 bencana dari live dipilih, pilih buat membuat event bencana report bencana dari live report baru ini Lapor bencana Klik tombol lapor Menampilkan form lapor 7 bencana bencana Membagikan Menulis isi pesan & klik Menampilkan hasil 8 insiden/peringatan bagikan update terbaru di social board Menambah Klik icon tambah laporan Laporan berhasil 9 laporan pada menu laporan di ditambahkan perkembangan halaman siaga bencana berhasil 10 Menambah data Klik icon tambah donasi Donasi donasi pada menu laporan di ditambahkan halaman siaga icon tambah Pengungsi berhasil 11 Menambah data Klik pengungsi pengungsi pada menu ditambahkan laporan di halaman siaga berhasil 12 Menambah data Klik icon tambah posko Posko posko pada menu laporan di ditambahkan halaman siaga berhasil 13 Menambah data Klik icon tambah korban Korban korban pada menu laporan di ditambahkan halaman siaga ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-8
Kesimpulan Diterima [v]
Diterima [v] Diterima [v]
Diterima [v]
Diterima [v]
Diterima [v]
Diterima [v] Diterima [v]
Diterima [v]
Diterima [v]
Diterima [v]
Diterima [v]
Diterima [v]
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
3. Implementasi Sistem Pada tahap implementasi dihasilkan user interface sistem yang dihasilkan dari aplikasi berdasarkan tahap yang telah dilakukan sebelumnya a. Halaman Beranda (Update Informasi)
Gambar 4. Tampilan Fitur Beranda Mobile (Kiri) & Website (Kanan) Fitur ini dalam aplikasi SIAGA memberikan sajian Headline Report yang menampilkan data bencana yang paling hangat dan kritis. Dengan demikian pengguna akan mengetahui bencana apa yang sedang terjadi saat itu atau bencana yang perlu ditangani dengan cepat, disamping itu akan tetap menampilkan update informasi terbaru dari para relawan dalam berkoordinasi satu sama lain sebagai informasi penting yang dapat membantu berbagai pihak dalam menjalankan fungsinya masing-masing b. Halaman Siaga (Manajemen Data & Kebutuhan Bencana)
Gambar 5. Tampilan Fitur Siaga Mobile (Kiri) & Website (Kanan)
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Halaman Siaga dalam aplikasi SIAGA menampilkan informasi dalam manajemen data dan kebutuhan dalam manajemen bencana di lapangan kejadian bencana yaitu seluruh data tentang laporan, korban, pengungsi, posko,relawan, dan donasi sehingga dapat menjadi pusat informasi yang terintegrasi tanpa adanya simpang siur informasi tentang berbagai manajemen data dalam memenuhi kebutuhan saat bencana c. Halaman BNPB (Live Report BNPB) Halaman BNPB dalam aplikasi SIAGA yang tertera pada Gambar g menampilkan setiap kejadian bencana yang terjadi di suatu wilayah tertentu akan memberikan notifikasi kepada member siaga yang terdaftar untuk segera bergegas dan menjalankan fungsinya di lapangan dalam melakukan penanggulangan bencana.
Gambar 6. Tampilan Fitur BNPB Mobile (Kiri) & Website (Kanan) Fitur Bencana (Status dan Detail Informasi Bencana)
d. Gambar 7. Tampilan Halaman Bencana Mobile (Kiri & Tengah) & Website (Kanan)
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Halaman Bencana memiliki menampilkan informasi tentang bencana apa saja yang sedang dalam proses penanganan sehingga pengguna bisa memilih untuk bergabung di bencana yang sedang ditangani diberikan,dan jumlah laporan, korban, insiden dan pengungsi pada bencana yang dipilih. Selain itu member akan diberikan informasi tentang perkembangan bencana terkini dalam bencana yang akan ditanganinya. Halaman Sosial (Berbagi Laporan )
e. Gambar 8. Tampilan Halaman Sosial Mobile (Kiri) & Website (Kanan) Halaman Sosial dalam aplikasi siaga menampilkan Informasi yang dibagikan terkait kondisi bencana terkini untuk memberikan peringatan bagi relawan lain atau masyarakat di sekitar lokasi kejadian. Segala Aktivitas relawan terbaru akan tampil pada urutan teratas untuk mempermudah pengguna dalam mengetahui informasi yang terupdate. Pengukuran dampak implemenntasi aplikasi SIAGA dilakukan dengan metode asumsi dan wawancara kondisi dengan pihak berwenang yaitu BPBD provinsi Jawa Timur. Percobaan implementasi eksekusi aplikasi pada bencana akan dilakukan dengan simulasi TTX (Table Top Exercise) dengan penggunaan skenario bencana tsunami dari bidang kesiapsiagaan dan respon darurat BPBD Jawa Timur. Dari implementasi di atas dilakukan uji efisiensi dan efektifitas aplikasi dengan perhitungan jalur komunikasi dengan asumsi 10 relawan yang terjun di lokasi bencana.
No 1
Aspek Metode sebelumnya Jalur Menggunakan jalur komunikas komunikasi melalui sms antar i relawan dalam aplikasi metode tersebut. Perhitungan menggunakan teori komunikasi dengan jumlah n orang maka jalur komunikasi yang dibutuhkan adalah (n-1)! = 9!=362880 jalur.
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-11
Aplikasi SIAGA Jalur komunikasi terpusat yang disedakan oleh SIAGA adalah dengan menggunakan teori komunikasi = 1(siaga)xjumlah relawan = 1x 10= 10 jalur komunikasi
Kesimpulan Efisiensi Komunikasi yang dihasilkan oleh aplikasi SIAGA (362880 − 10) 362880
X 100% = 99%
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
No 2
3
Aspek Biaya
Waktu
Metode sebelumnya Penggunaan biaya untuk sms diasumsikan Rp 150,- untuk setiap sms. Maka dalam memenuhi jalur komunikasi (berkoordinasi) memerlukan biaya Rp150 x 362880 = Rp54432000 untuk 10 relawan
Waktu yang digunakan dalam penyampaian sms diasumsikan 1 detik untuk setiap jalur. Maka waktu yang dibutuhkan untuk jalur koordinasi keseluruhan mengingat sms tidak dapat dilakukan secara bersamaan adalah 1 x 362880 = 100,8 jam
Aplikasi SIAGA Biaya komunikasi data yang digunakan diasumsikan adalah Rp1/kb . Dalam setiap penggunaan per relawan paling banyak diasumsikan 500Mb = 50000 Kb. Rp1 x 50000 x 10 = Rp 500000,untuk 10 relawan Untuk aplikasi siaga dalam memberikan 1 kali informasi dapat memuat data 1-2 kb. Sedangkan bandwith yang tersedia diasumsikan500 kb/s. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengirim 1 informasi membutuhkan 0,004 s.
Kesimpulan Efisiensi biaya yang dihasilkan oleh aplikasi SIAGA
(54432000 − 500000) 54432000
X 100% = 99%
Efisiensi waktu yang dihasilkan oleh aplikasi SIAGA (362880 − 0,004) 362880
X 100% = 99%
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengujian aplikasi menggunakan metode TTX (Table Top Exercise) memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Aplikasi siaga mampu meningkatkan efisiensi jalur komunikasi dan biaya komunikasidengan sistem terintegrasi yang diwujudkan melalui metode crowdsourcing hingga 99%. 2. Aplikasi siaga mampu memberikan informasi terupdate dengan efisiensi waktu mencapai 99% 3. Sistem pendataan terpusat memberikan jalur data terpusat sehingga meminimalisir adanya simpang siaur data hingga mampu memberikan akumulasi data yang akurat dari pihak berwenang (verified member) 4. Konten informasi yang disampaikan sangat mempengaruhi kualitas data yang ada dalam aplikasi Saran untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Pengembangan aplikasi menggunakan GIS dengan pemantauan lokasi menggunakan peta untuk memudahkan deteksi lokasi pada titik –titik tertentu di tempat kejadian bencana 2. Pengembangan sistem validasi data menggunakan open data kit untuk menjamin kualitas data yang disampaiakan dalam aplikasi siaga
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-12
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
DAFTAR PUSTAKA Bagaswara, R., 2013. De Java Touce, an Interactive Promotional Web as a Solution for Indonesian Tourist. Proyek Akhir. BNPB, 2011. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, p.10. Hasan, R., 2010. SOP Penanganan Bencana Dinilai Belum Terintegrasi. [Online] Available at: http://www.tempo.co/read/news/2010/11/29/179295349/SOP-PenangananBencana-Dinilai-Belum-Terintegrasi[Accessed 27 Agustus 2014]. Kadir, A., 2008. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. KementrianSosialRepublikIndonesia, 2011. TAGANA Relawan Sosial Penanggulangan Bencana. Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, p.12. PMI, 2008. Pedoman Manajemen Relawan KSR-TSR. Palang Merah Indonesia, p.46. Putranggalih, B.V., 2011. Implementasi Fitur-fitur Social Network Berbasis Dekstop Client dengan Menggunakan Twitter dan Facebook API. Paper Tugas Akhir, pp.1-2. UNISDR, 2011. The United Nation Office for Disaster Risk Reduction. [Online] Available at: www.unisdr.org[Accessed 11 September 2014].
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-28-13