Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
DARI REDAKSI
Pelayanan 18 Tahun
S
haloom, Adalah sebuah sukacita besar bagi kami dapat kembali mengunjung para “members” dan “partners” MissionCARE yang dikasihi Tuhan. Terlebih lagi kunjungan kali ini merupakan kunjungan khusus karena berkaitan dengan tiga event penuh sukacita bagi kita semua. Event pertama adalah sukacita atas genapnya MissionCARE 18 tahun melayani Tuhan di Indonesia maupun manca Negara. Even kedua tentunya kita sedang merayakan peristiwa teragung di dalam sejarah manusia, yaitu merayakan Natal yang mengingatkan peristiwa sejarah dimana Pencipta Alam semesta menjadi manusia di dalam pribadi Yesus Kristus Tuhan. Dan ketiga kita bisa memasuki tahun baru 2014 dengan penuh pengharapan di dalam janji-janji Tuhan.
SUSUNAN REDAKSI Penasihat : Pdt. Peter Tjondro Tony Yudianto Iwan Santoso Penanggung Jawab : Andre Setiono Pemimpin Redaksi : Moranda Girsang Sekretaris : Ayik Teteki Iklan & Bendahara : Dyah Noor Arini Tata Letak : Yehuda Rennati Korespondensi :ManagerdanOperasionalCabang Distribusi : Fia dan Yehuda Office : Komplek Ruko Plaza Pasifik Blok B1 No.18 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 Telp. (021) 4584 3481 Fax. (021) 4584 3521 website: www.missioncarepmmi.org 4
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Oleh karena itu di dalam kunjungan kami kali ini, MissionCARE menyajikan tentang kebaikan Tuhan yang telah dilakukannya kepada dan melalui MissionCARE di dalam membangun kerajaan-Nya. Sajian itu beberapa di antaranya, sekilas kenangan tentang sejarah berdirinya MissionCARE; harapan dan doa dari para pendiri dan pengurus untuk pelayanan di masa depan; kisah keberhasilan mantan staff yang dipakai Tuhan secara dahsyat membangun gereja-Nya di pulau Dewata -Bali; Kisah nyata manfaat dan dampak pelayanan MissionCARE atas seorang “partners” di Gunung Kidul – Yogyakarta; serta tentunya refleksi Firman Tuhan; semua sajian itu kami yakin akan meneguhkan dan membawa sukacita bagi para “members” dan “partners” atas segala yang telah dikerjakan Tuhan bagi kita dan melalui kita bagi kemuliaan nama-Nya. Dan tentu saja kami atas nama Pengurus MissionCARE dan Tim Redaksi dengan penuh ucapan syukur mengucapkan terimakasih atas semua dukungan dan kerjasama yang para “members” dan “partners” berikan selama ini, sehingga 18 tahun dapat kita lewati di dalam melayani Tuhan. Akhir kata kami ucapkan Selamat merayakan Natal , 25 Desember 2013 dan memasuki tahun baru, 1 Januari 2014. Tuhan memberkati.(MG)
Merry Christ mas 2013 & Hapy New ye ar 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Majalah MissionCARE Edisi Januari-Maret 2014
Mission Staf
Dari Redaksi Pelayanan 18 tahun.................................(4) Daftar Isi.................................................(5)
Tajuk Utama Dia Harus Semakin Bertambah...............(6) Korban Yang Harum...............................(8)
Mission News
HAL 21
KKR Partner MissionCARE Jabar..........(10) Doa dan Harapan Pengurus...................(14)
Mission Partner
Mission Staf Staf Solo ...............................................(17) Staf Purwokerto.....................................(19) Staf Surabaya.........................................(20)
Mission Support Mengembangkan Pelayanan Tuhan........(24) Gereja di Atas Batu Karang....................(30)
Mission Inside Makna dan Arti Logo MissionCARE......34)
HAL 32 Mission Support
Program Utama MissionCARE..............(36)
Advertorial STT Samarinda.....................................(46)
Mission Book A Christmas Carol.................................(49)
HAL 27 Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
5
TAJUK UTAMA
Dia Harus Semakin
Bertambah
Aku Harus Semakin
Berkurang Pdt. Peter Tjondro, S.Th
S
uatu perenungan yang sangat mendalam kalau kita dapat mengerti ayat Allah ini secara konteks cerita Alkitab. Ketika Yohanes di hadapkan dengankenyataan bahwa Kairos sudah tiba, maka Yohanes harus mundur dan membiarkan Tuhan berkarya dalam hidup manusia secara total. Sering terjadi maka kita akan mengalami konflik internal karena kepentingan lebih di utamakan. Kebesaran hati seseorang untuk membiarkan Tuhan berkarya dalam hidupnya lebih dari pada kesukaan,pandangannya, theorinya dll. Sebab hidup bukan hanya bicara suka atau nggak suka, senang atau nggak senang, indah atau jelek, kaya atau miskin, namun hidup berbicara tentang nilai atau value, berkenan di hadapan Tuhan dan berguna bagi sesama. Nilai berarti hidup manusia dapat di lihat dari proses terbentuknya. Hasil warisan pasti akan berbeda dengan hasil jerih payah sendiri. Orang yg bekerja sambil mencucurkan air mata akan menghargai hasil jerih payahnya sekalipun kecil nilainya, ketimbang yang mendapatkan dari meminta minta. Orang yang membangun rumah dengan hasil kerja akan lebih dirasakan ketimbang yang hanya menempati saja. Daud begitu menghargai akan kehidupannya ketimbang Salomo yang hanya meneruskan kerajaan ayahnya. Dan akhirnya kerajaan Israel pecah menjadi dua Kerajaan. Karena Salomo gagal untuk menghargai nilai dari perjuangan akan kehidupan. Salomo gagal melihat keberhasilan sebagai nilai dan lebih melihat kenikmatan sesaat sebagai sebuah kebanggaan dan harga diri. Orang-orang yang tidak menghargai sebuah perjuangan tidak akan pernah mendapatkan nilai kehidupannya. Batik tulis lebih mahal harganya ketimbang batik cetak sekalipun kelihatannya sama atau bahkan batik cetak lebih indah. Perbedaannya hanya dari proses pembuatannya. Ketika saya ke Bethlehem di dekart Yerusalem, saya mampir di toko souvenir di sana saya tertarik dengan patung “ Tuhan Adalah Gembalaku”.
6
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Dan ketika pemilik toko menunjukkan dua buah patung yang sama, saya tertarik dengan satu patung yang halus, saya pikir sangat profesional pembuatannya ketimbang yang sebelahnya kelihatan kasar. Tetapi saya salah karena harganya ternyata berbeda jauh, yang halus buatan mesin hanya sepertiga saja dari yang kasar, mengapa? Sebab yang halus pembuatannya dengan mesin dan yang kasar dengan hand made. Mata kita sering lebih menghargai yang kelihatan indah ketimbang prosesnya, namun Tuhan menilai kehidupan manusia dari nilai, dari proses kehidupannya. Yohanes Pembaptis memiliki nilai hidup yang besar sebab dia sadar akan proses hidupnya dan mengerti proses hidup Yesus. Kehidupan yang kedua yg membuat thema di atas adalah kehidupan yg berkenan kepada Allah. Hal ini menjadi penting sebab apa artinya segala kemuliaan manusia dan penghargaan manusia tetapi hati Tuhan tersakiti. Persembahan Kain dan Habil menjadi contoh dari apa yang kita bahas ini. Tanpa kita sadari sering kita hanya mebghargai dari sisi manusia ketimbang Allah. MissionCARE memang bukan yayasan yang besar, bukan yayasan yang terkenal, bukan pula yayasan yang super, namun kita berusaha apa yang kita lakukan hanya untuk berkenan kepada Allah. Bukan sekedar untuk membawa Yayasan ini menjadi besar, tetapi dapat berjalan sesuai dengan sasaran yang Allah mau. Yaitu menjadi satu Tubuh Kristus. Tidak di bedakan karena denominasi atau faham theologia. Sangat mudah membuat sesuatu menjadi besar , sangat sulit mempertahankan visi dan misi sampai 18 tahun. Sebab itu kita lebih mementingkan visi Tuhan dari pada sekedar menjadi yayasan yang populer atau besar. Hal terpenting ketiga yang menjadi fokus Tuhan apakah setiap kegerakan menjadi nilai tambah bagi sesama. Apakah kebesaran kita dapat di rasakan dan berguna bagi orang lain. Menjadi pelayan Tuhan bukan sekedar apakah kita di kenal dan terkenal, namun apakah sesama
TAJUK UTAMA kita dapat menjadi nilai tambah bagi sekeliling kita. Kita membangun pabrik besar, memiliki nila profit yang besar, namun kalau usahawan atau bisnis kita tidak membawa hal-hal yang berguna bagi sekeliling kita apalah artinya. Ketika kekayaan kita hanya menjadi sumber perbedaan dan kesenjangan sosial, justru akan membuat Tuhan nggak berkenan. Firman Tuhan berkata: “bukannya orang yang berseru Tuhan-Tuhan namun yang melakukan kehendak Tuhan” ........ mata Tuhan tidak terkesima oleh penampilan atau keadaan fisik kita, karena Allah melihat hati kita jauh lebih memiliki nilai. Ketika seseorang bertanya kepada saya : ... apakah MissionCARE masih ada.... saya berkata: ‘masih” jawabnya :” kog nggak terdengar lagi, katanya “ saya jawab : “karena kami lebih banyak bekerja di lapangan ketimbang memperbesar popularitas atau membuat kami menjadi terkenal”. Maksud saya integritas seseorang justru dapat di lihat dari perjuangannya mempertahankan visi mulamulanya. 18 tahun sudah cukup untuk membuktikan bahwa MissionCARE adalah visi Tuhan yang teruji oleh masa dan jaman, ketika sesorang meragukan perjalanan yayasan ini maka mereka harus belajar dari perjalanan yaysan ini.(PT)
“karena kami lebih banyak bekerja di lapangan ketimbang memperbesar popularitas atau membuat kami menjadi terkenal”
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
TAJUK UTAMA
KORBAN YANG HARUM DISUKAIdanBERKENANDIHADAPANALLAH Oleh: Pdt. Moranda Girsang
B
erbicara tentang Misi (Perintisan Jemaat) maka tidak bisa dilepaskan dari tokoh Paulus. Walaupun para rasul yang lain juga adalah penggiat Misi pada masanya, tetapi Alkitah telah menampilkan rasul Paulus sebagai tokoh sentral di dalam pelaksanaan Misi di awal berkembangnya Gereja. Ada banyak hal yang bisa dan sudah dipelajari dari rasul Paulus dalam melaksanakan Misi dan tetap relevan atau bermanfaat untuk dilakukan pada masa kini. Sebut saja dalam hal pendekatan budaya; pelayanan Tim; komitmen terhadap panggilan. Dan tentu saja dalam hal pembiayaan Misi itu sendiri. Menyinggung pembiayaan pelayanan Misi Paulus, umumnya para pakar dan praktisi Misi sangat menekankan akan apa yang dikatakan oleh Paulus dalam Kisah Para Rasul 20:34-35, yang berbunyi: “Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku snediri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: ‘Adalah lebih berbahagia member dari pada menerima.’ Dilandaskan kepada Firman TUHAN di atas, maka secara umum para praktisi Misi sangat menekankan agar para Misioner (baca: Perintis Jemaat) seharusnya juga memiliki keterampilan untuk membiayai pelayanan mereka sendiri, agar mereka tidak menjadi beban bagi orang lain. Tetapi melalui tulisan ini saya menganggap penekanan agar setiap “perintis jemaat” harus mampu membiayai diri sendiri adalah sangat tidak Alkitabiah. Allasan saya berkata demikian di dasarkan pada: I. Firman TUHAN tidak pernah memerintahkan
8
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
agar para “Perintis Jemaat” untuk memenuhi kehidupan mereka sendiri. Memang benar bahwa Rasul Paulus dengan tegas berkata kepada para Penatua di Efesus bahwa ia telah member contoh dengan bekerja sendiri bagi pembiayaan kebutuhan pribadi maupun teman sepelayanannya. Namun penegasan itu ia berikan dalam konteks untuk mekankan para “penatua di Efesus” meneladani dedikasi dan kehidupan Paulus di dalam melayani. Penegasan itu tidak sebagai perintah agar setiap hamba Tuhan melakukan hal yang sama, tetapi semata-mata dilatar belakangi untuk pentingnya memiliki dedikasi dan kehidupan yang total dalam melayani jemaat Tuhan. II. Firman TUHAN menegaskan bahwa setiap pekerja Tuhan berhak mendapat upah atau penghargaan dari pelayanannya. Kepada Timotius hamba Tuhan muda yang menggembalakan jemaat di Efesus, rasul Paulus, member nasihat dengan berkata: “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. Bukankah Kitab Suci berkata: ‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik, ‘ dan lagi ‘seorang pekerja patu mendapat upahnya.’ “ 1 Timotius 5:17-19. Dapatkah anda melihat kebenaran ini? Kepada anak rohaninya Timotius, rasul yang sama, yaitu Paulus memberikan nasihat yang berbeda kepada Timotius. Nasihatnya begitu tegas, yaitu setiap “penatua-penatua yang baik pimpinannya (catatan: para penatua dalam konteks ini sangat berbeda dengan pengertian penatua yang kita pahami sekarang; penatua dalam konteks ini adalah sama peran dan hidupnya sebagai para perintis jemaat). Mereka harus dihormati dua kali lipat dan layak mendapat upah. III. Firman TUHAN menegaskan bahwa Paulus juga menerima dukungan dana dari jemaat dalam membiayai hidup dan pelayanannya. Dibagian lain Firman
TAJUK UTAMA TUHAN mengungkapkan kepada kita bagaiman rasul yang sama, mengakui bahwa ia juga menerima bantuan dana dari jemaat Filipi di dalam memenuhi kebutuhan dan pelayanannya. Pengakuan itu ia ungkapkan secara lugas melalui pernyataan ini: “Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaat pun yang mengadakan perhitungan hutan dan piutang dengan aku selain dari pada kamu. Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. Tetapi yang ku utamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena kau telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.” Filipi 4:14-18. Bukankah ini sesuatu yang begitu jelas. Dalam bagian ini ia berkata terimakasih dan memuji apa yang telah dilakukan oleh jemaat Filipi kepada dirinya.. Ia tidak menolaknya dan berkata bahwa ia bisa mencukupi kebutuhan dirinya sendiri. Dengan jujur dan tanpa sikap malu-malu rasul Paulus menerima kiriman para jemaat Filipi. Bahkan ia begitu tegas men-
gatakan apa yang dilakkukan oleh jemaat Filipi sebagai “suatu persembahan yang harum, suatu korbah yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.” (Filipi 4:18b).
PENUTUP
Dari tiga fakta di atas maka sesungguhnyalah seorang “perintis jemaat” sangat layak untuk di dukung dalam pembiayaan kebutuhan hidup maupun pelayanan mereka. Alangkah sangat tidak manusiawi dan alktabiah untuk membiarkan seorang yang bekerja di lading Tuhan tetapi sekaligus harus bekerja untuk menafkahi keluarga dan biaya pelayanannya. Dalam dunia sekuler pun hal itu tidak pernah terjadi. Pernahkah anda melihat seorang “manajer perusahaan” diwajibkan untuk mengembangkan perusahaan yang dipercayakan kepadanya, tetapi ia sekaligus di suruh untuk mencari nafkah sendiri? Pastilah tidak ada. Dan jika dunia saja bisa menghargai pekerjanya, mengapa gereja (baca: orang percaya tidak lebih baik dari dunia?). Oleh karena apa yang telah dilakukan oleh para sahabat “Member MissionCARE ” adalah sesuatu yang mulia. Ingatlah dua pernyataan Firman Tuhan dalam Filipi 4:1819 berikut: Pertama, apa yang anda lakukan adalah “suatu persembahan yang harum, suatu korbah yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.” (Filipi 4:18b). Kedua, Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.(MG)
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
MISSIONNEWS
KKRNatalMissionCare Partner Jawa Barat
P
erhimpunan Mitra Misi Indonesia (PMMI, atau “MissionCARE”) mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dengan tema “ Allah Melawat UmatNya “ diambil dari Nas Alkitab Injil Lukas 1:68, dengan menghadirkan langsung Pimpinan MissionCARE Pusat Pdt. Peter Tjondro ES, S.TH sebagai pembicaranya, pada Sabtu 30 Nopember 2013 di Gedung serbaguna Lebak Sari Indah ( LSI ) Karawang. Jawa Barat. Sebagai Penyelenggara KKR Natal Partner MissionCARE 2013, Koordinator dan juga salah satu pendiri MissionCARE, Ibu. Herawati sesaat sebelum Ibadah KKR dimulai kepada Mitra Indonesia mengatakan bahwa acara ini adalah sebagai respon dan juga bentuk kepedulian MissionCARE, terhadap kerinduan para Hamba-hamba Tuhan (Partner MissionCARE), khususnya yang ada diwilayah Karawang dan sekitarnya dimana mereka rindu merayakan dan memperingati hari Kelahiran Yesus Kristus, namun terkendala oleh situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk dapat mengadakan Ibadah Natal. Tepat pada pukul 17.00 Wib, acara dimulai dipimpin oleh Pdt. Daniel dari Bandung sebagai Worship Leader dan acara dibuka dengan Doa pembukaan oleh Pdt. Royke Sumual dari Cikampek juga ada Sambutan dari ketua Panitia KKR oleh Pdt. Fanny Karempouan, dalam sambutannya beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan kalau acara ini boleh terlaksana itu semua hanya oleh karena anugerah Tuhan saja, dan juga berterima kasih ke10
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
pada Perhimpunan Mitra Misi Indonesia atau MissionCARE yang sudah memfasilitasi untuk berlangsungnya KKR Natal. KKR Natal Partner MissionCARE yang berlangsung di kota Karawang kali ini, cukup mendapat respon yang sangat luar biasa dari Umat Tuhan yang ada di sekitar Kota Karawang dan sekitarnya, hal itu terlihat dari pantauan Mitra Indonesia dimana kurang lebih ada 400 umat Tuhan dan para Hamba Tuhan yang menghadiri acara KKR Natal Partner MissionCARE 2013, ada yang datang dari Purwakarta, Karawang, Cikampek, Bekasi, Bandung, Tangerang dan juga Cirebon mereka semua larut dalam suasana sukacita terlebih saat puji-pujian dinaikan hadirat Tuhan sangat dirasakan. Dalam pesan Natal yang disampaikan oleh Pdt. Peter Tjondro ES, S.TH, mengatakan dalam hidup setiap anak-anak Tuhan itu tidak ada yang kebetulan sekalipun menghadapi problem, masalah, pergumulan , tidak ada yang kebetulan ada rencana Tuhan yang Indah dibalik setiap keadaan kita, dan rencana Tuhan itu tidak bisa dikalahkan oleh hal apapun, masalahnya apakah dibalik persoalan yang Tuhan ijinkan terjadi masih adakah orang-orang yg setia yang tetap takut akan Tuhan, Tuhan ijinkan masalah terjadi supaya Imannya teruji. Anggap kita sedang mengerjakan pekerjan Allah saat kita menghadapi kesukaran Hidup maka saudara akan melihat dan mengalami pembelaan Tuhan yg luar Biasa kuncinya adalah taat dan setia kepada Dia. Setelah penyampaian Firman Tuhan dilanjutkan dengan penyalaan lilin yang dilakukan oleh beberapa perwakilan dari Hamba-hamba Tuhan dan jemaat selanjutnya menyanyikan bersama lagu malam kudus, suasana khidmat sangat terasa saat lagu ini dinyanyikan. Acara diteruskan dengan Pengumuman yang disampaikan oleh Pdm. Yusak Y. A, Gembala GPdI El Gibbor Karawang memperkenalkan para Hamba Tuhan yang tergabung dalam Partner Mission Care yang ada diwilayah Purwakarta, Cikampek dan Karawang. Diakhir acara ada Door Prize untuk seluruh hadirin yang dipandu oleh Pdm. Noswan Paat dari Bandung , menambah meriah suasana Ibadah KKR
MISSIONNEWS Natal dengan berbagai hadiah yang menarik yang sudah disediakan oleh Panitia. Pdt. Daniel Mentu, menutup seluruh rangkaian Ibadah KKR Natal Partner MissionCARE 2013 dengan doa. (Karawang - Mitra Indonesia :: Korda Jabar - Yezia Rully Akay)
“Tuhan ijinkan masalah terjadi supanya imannya teruji” - Pdt. Peter Tjondro -
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
MISSION NEWS
18 TAHUN MissionCARE HARAPAN DAN DOA
T
epat pada tanggal 18 November yang lalu, Yayasan Mitra Misi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama Mission CARE genap memasuki usia pelayanan yang ke 18 tahun. Jika diibaratkan kepada manusia dan budaya Indonesia, maka usia tersebut adalah usia memasuki masa dewasa muda. Usia meninggal masa remaja yang mencari identitas diri, dan masuk kepada usia pembuktian identitasnya. Oleh karena itu dalam menyambut usia memasuki dewasa muda tersebut, dengan sengaja tim redaksi meminta kesediaan para Pendiri; Pengurus Pusat MissionCARE untuk menyampaikan “harapan dan doa bagi MissionCARE ke depan.” Berikut adalah ungkapan harapan dan doa tersebut. Suara Pendiri: Mewakili para pendiri MissionCARE kami meminta Ibu Yayan untuk menyampaikan harapan dan doa mereka atas pelayanan dan keberadaan lembaga ini di tahun-tahun mendatang. Berikut tiga harapan harapan yang beliau sampaikan: Pertama sekali beliau menyapa para “Member” dengan berkata: “Terimakasih buat rekan sekerja semua yang telah rela menjadi “donator” hingga saat ini, dimana MissionCARE boleh genap 18 tahun. Tanpa donasi dari para “member” tentu kami tidak bisa berbuat banyak seperti yang telah dilakukan selama ini. Sebab itu harapan saya kiranya kerja sama yang baik sebagai kawan sekerja Allah (1 Kor 3:9)
14
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
yang telah berlangsung selama ini boleh tetap bertahan sampai Tuhan Yesus datang kedua kali. Dan doa saya Tuhan akan membalaskan semua korban dan dukungan para “member” dengan berkat-Nya secara berlimpah. Kedua, Ibu tersebut berpesan kepada para Pengurus seperti berikut: “Shalom, MissionCARE harus eksis dalam segala hal. Sebagai pengurus, siapapun kita wajib ambil waktu untuk mengunjungi para “partner” di pedalaman; pedesaan dan pinggiran kota; khususnya yang lemah secara ekonomi wajib untuk dibantu; diberi wawasan untuk hidup melayani jemaat yang dipercayakan Tuhan dimanapun mereka melayani.” Dan kepada para “partner” beliau menyampaikan: “Adalah sebuah kehormatan dan kebahagiaan dari kami (MissionCARE) dapat ambil bagian di dalam mendukung dan bermitra dengan Bapak/ Ibu sekalian di dalam membangun Jemaat Tuhan di Indonesia. Kerelaan para “partner” untuk mendedikasikan diri dan keluarga dengan melayani dan membangun Jemaat Tuhan di dalam kesulitan dan keterbatasan yang ada telah membuat kami selalu bersemangat untuk berdoa dan mendukung Bapak/ Ibu sekalian. Doa kami kiranya Tuhan akan semakin memakai dan memberkati para “partner” baik dalam keluarga, terlebih lagi di dalam pelayanan. Ingatlah selalu pesan terpenting dari Tuhan Yesus tentang ke-
MISSION NEWS datangan-Nya kedua kali, bahwa yang Ia inginkan adalah menemukan para hamba-Nya di dalam iman yang teguh dan penuh kesetiaan. Sehingga Ia akan berkata: “Berbahagialan hai kamu hamba-Ku yang baik dan setia.” Tidak kalah dengan harapan dan doa para pendiri di atas, Pimpinan atau Pengurus Pusat MissionCARE juga menyampaikan harapan dan doa mereka seperti berikut ini: Tony Yudianto (Ketua Umum) “MissionCARE dengan usia ke 18 tahun, Doa dan harapan ke depan, kiranya seluruh Pendiri; Penasihat; Pengurus; Staff; Member dan Partner dapat semakin intim dan semakin baik lagi menjalin hubungan dan kerjasama yang sudah terjalin selama ini dengan selalu melibatkan dan menghadirkan Tuhan dalam kehidupan pribadi maupun dalam pelayanan di MissionCARE, agar pelayananMissionCARE semakin menjadi berkat bagi banyak jiwa-jiwa sesuai
dengan kehendak hati Tuhan, sehingga nama Tuhan semakin di tinggikan dan dimuliakan melalui MissionCARE. Tuhan memberkati.” Iwan Santoso (Bendahara Umum) “Semakin peduli dengan KASIH ajaib, untuk memuliakan namaNya. Haleluyah.” Andre (Sekretaris Umum) “Saya ingin agar di hari-hari yang akan datang MissionCARE boleh kembali melakukan apa yang seperti dulu sudah dilakukan, misalnya menyelenggarakan KKR dan pelatihan serta Mission Trip ke desa-desa. Bagi saya itu adalah saat-saat yang sangat indah dan menyenangkan bisa mengunjungi para “partner” dan pelayanan mereka yang ada di daerah pedalaman.”(RED)
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
MISSIONSTAF
MissionCARE Adalah Tempat Untuk MENDIDIK DanMENDEWASAKAN Nining Indriastuti - Staf Solo
S
edikit kilas balik, MissionCARE Solo berdiri pada bulan Nopember 1999, yang diawali dengan adanya Seminar Akhir Zaman bersama Pdt. Peter Tjondro. S.Th bertempat dihotel Novotel Solo. Berkat kesatuan hati dari beberapa pengusaha Solo, maka terbentuklah pengurus MissionCARE dan kita mengawali pelayanan ini dengan beberapa member/donatur untuk menjadi berkat bagi gereja2 Tuhan dipedesaan. Walaupun masuk dalam komunitas pelayanan “ROHANI” bukan berarti bebas dari masalah, justru saya didewasakan dengan pergumulan dan persoalan yang sangat kompleks yang datang justru dari teman dekat, rekan sekerja, bahkan dari Hamba2 Tuhan sendiri, tapi PUJI TUHAN terima kasih kepada “Pengurus” Solo yang tidak pernah membangun tembok pemisah seperti “Atasan & Bawahan“ tetapi kami seperti sahabat yang bisa sharring bersama2 untuk kemanjuan MissionCARE, saling mendukung, menasehati, memberikan support dalam segala hal. Empat tahun lalu saya diijinkan Tuhan mengalami persoalan yang sangat berat dalam hidup dan pelayanan, saya difitnah oleh seorang Hamba Tuhan dan diadu domba dengan pengurus MissionCARE, dengan fitnah ini pula sampai-sampai berimbas pada pelayanan gereja, saya sangat terpukul, down dan saat itu sempat saya punya niat untuk mengundurkan diri dari fulltime MissionCARE tetapi YESUS LUAR BIASA Saya berseru pada Tuhan, saya hanya ingin satu pertolongan supaya Tuhan Tujukkan siapa orang yang telah memfitnah saya. DIA menunjukkan wajah orang tersebut dalam doa saya, dan DIA yang membela saya, sulit bagi saya untuk mengampuni, tapi disini Tuhan mengajar saya untuk melepas pengampunan itu. Melalui peristiwa itu Tuhan semakin memampukan saya untuk bisa menghadapi persoalan2 besar ataupun kecil yang terjadi baik dalam hidup dan pelayanan saya. Saya dilahirkan pada 5 Agustus 1978 anak ke2 dari 3 bersaudara, lahir dari keluarga yang sederhana, karena keterbatasan ekomoni orang tua, dan Puji Tuhan prestasi saya yang bagus kelas 1-2 SMP saya mendapat
beasiswa sekolah, untuk bisa meneruskan sekolah mulai kelas 3 SMP sampai lulus SMA saya harus ikut/numpang dirumah sodara ( jaga toko & bersihin rumah ), selepas SMA saya masih ingin melanjutkan kuliah. Puji Tuhan masih ada yang mau membiayai saya, tetapi saya juga harus kerja untuk mencukupi kebutuhan yang lain, jadi saya ikut bekerja sebagai SPG di PT. Konimex. Saya ambil waktu kerja selepas jam kuliah pada saat itu, aktif juga dipelayanan gereja. Masih teringat betul saya datang dalam acara KKR yang diadakan oleh Gereja Bethany Solo, pada saat altar call saya maju, dan saya mengamini doa Hamba Tuhan itu beliau berkata sambil menumpangkan tangannya ke tangan saya “namamu akan dibuat masyur, Tuhan akan membawamu naik tinggi, dipatahkan dari segala kutuk kemiskinan, kutuk keturuanan“ saya menangis & klaim janji Tuhan itu, saya perkatakan dalam doa2 saya. Setelah menyelesaikan kuliah saya D3 dan di wisuda saya berusaha mencari pekerjaan yang lebih mapan. Semula saya tidak pernah punya cita-cita untuk menjadi fulltime di MissionCARE, tanpa sepengetahuan saya mantan pacar saya yang sekarang menjadi suami, mengirimkan 1 berkas lamaran ke MissionCARE, bulan Februari 2000 saya dapat panggilan kerja dan saya belum tau apa itu MissionCARE, saya hanya ikut tes & wawancara saja, dari doa2 saya, sebelumnya saya hanya ingin bekerja tapi juga bisa melayani Tuhan. Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
17
MISSIONSTAF Pada 1 Maret 2000 saya mulai ambil bagian dalam pelayan di MissionCARE, saya menikah 19 Maret 2003 dan 27 April 2004 telah dikaruniai seorang anak laki-laki. Masuk tahun 2006 mulai ada kejenuhan dalam hati saya, tawaran2 pekerjaan dari teman2 mulai menggangu pikiran saya, dengan iming2 gaji yang sangat menggiyurkan, tetapi suami saya tidak mengijinkan saya keluar dari MissionCARE dia hanya bilang “pandang Tuhan dan pekerjaan Tuhan”, dan saya dikuatkan oleh pesan terakhir dan juga sebagai amanat dari rekan sekerja di MissionCARE Alm. Budi (yang meninggal 14 Februari 2007 dalam kecelakaan menunaikan tugas pelayanan) bahwa saya harus terus melayani di MissionCARE, terus berjuang bagi Hamba Tuhan pedesaan, hati saya tersentuh, bagi saya Budi adalah sosok yang luar biasa, seorang kakak, sahabat yang menjadi penyemangat saya untuk terus bangkit melanjutkan pelayanan ini, kenangan terakhir yang tidak bisa terlupakan. “BERKAT TIDAK HANYA DINILAI DENGAN UANG & MATERI”. Tahun 2008 sungguh saya menuai “BUAH KESETIAAN“ yang salama 8 tahun saya tabur di MissionCARE. Karena apa yang tidak pernah saya pikirkan, apa yang tidak pernah timbul dalam hati itulah yang TUHAN sediakan. Pada 12 Mei 2008 Tuhan ijinkan saya pergi ke tanah perjanjian, mustahil bagi saya untuk berangkat kesana tapi itulah TUHAN, selalu memberikan kejutan-kejutan yang membuat saya linglung, seperti saya bermimpi. Terima kasih sekali lagi buat seluruh pengurus MissionCARE Solo. Pengalaman yang spektakuler dalam perjalanan iman saya. Siapa saya hingga dijadikan seperti sekarang ini? Tuhan memberkati secara PROGRESIF, bukan tentang materi tetapi IMAN dan PENGHARAPAN. Doa kami terjawab melalui bapak mertua yang memberkati kami sebidang tanah seluas 291 meter persegi, seperti doa yang saya panjatkan di Tembok Ratapan. Belum sampai kami berpikir untuk membangun tanah itu, TUHAN sudah memberi jalan untuk kami melangkah dengan pertaruhan iman, kami percaya Tuhan akan mengerjakan bagianNYA . Banyak berkat yang tidak terduga Tuhan kirimkan bagi kami, bagi Tuhan tak ada yang MUSTAHIL. Sekarang kami hanya bisa berkata “Genaplah sukacitaku, dan sukacitaku itu PENUH, anugerahMU itu cukuplah bagiku”. Januari 2010, tanah itu mulai kami bangun dengan segala kemudahan dan kami tempati di bulan September 2010 (sampai sekarang masih dalam tahap penyempurnaan) tapi ini sangat luar biasa, rumah kami bisa menjadi kesaksian betapa YESUS yang kita sembah adalah YESUS yang dahsyat, rumah kami terbuka dan semakin diberkati dengan adanya fellowship dari Hamba2 Tuhan. Sekali lagi saya tidak pernah menuntut apapun dari MissionCARE, karena berkat tidak hanya datang 18
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
dari GAJI tetapi Tuhan bisa pakai siapa saja untuk memberkati kita kapanpun Tuhan mau. KESAN PRIBADI : Buat saya MissionCARE adalah Tempat yang paling tepat untuk mendidik dan mendewasakan saya dalam segala aspek kehidupan, tempat menimba ilmu “SALIB Vertikal dan horisontal”, karena disini saya bisa belajar sabar, belajar untuk memiliki hati BAPA hati yang mengasihi, dan belajar menjadi berkat bagi orang lain, karena Tuhan lebih dulu memberkati saya, pokoknya buat saya FROM ZERO to HERO. Pesan untuk pengurus : Jangan lelah bekerja diladangnya Tuhan, terus semangat, makin kompak, diberkati dalam segala hal. Pesan untuk member : Jerih payah kita didalam Tuhan tidak akan pernah siasia, Tuhan tidak pernah berhutang, apa yang sudah Bapak dan Ibu tabur untuk pekerjaan Tuhan akan Bapak dan Ibu tuai pada waktunya dalam berkat usaha,pelayanan, kesehatan, keluarga dan keturunan yang cinta Tuhan. Buat rekan-rekan staf MissionCARE : Bukankah BAPA-ku dan BAPA-mu SAMA?? Tepat teguh dalam iman dan pengharapanmu, jangan bersungut-sungut, lakukan dan PERCAYA SAJA, tetap semangat! “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari hari kesehari.sebab penderitaan ringan yang sekarang ini mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami.sebab kami tidah memperhatikan yang kelihatan. Karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tidak kelihatan adalah kekal.”(NI)
MISSIONSTAF
13 TAHUN
KEBERSAMAANHATI Agus - Staf Purwokerto
D
engan dasar kebersamaan hati yang terbeban untuk pekerjaan Tuhan di Wilayah Ekskariseden Banyumas, maka pada tahun 2000 MissionCARE ada di Purwokerto. Bersama pengurus yang setia hingga sudah 13 tahun MissionCARE Purwokerto tetap setia menjadi berkat bagi para hamba Tuhan. Tentu sebagai staf, saya sendiri merasakan bahwa Tuhan Yesus memberkati pelayanan MissionCARE, terima kasih juga kepada para pengurus dan member yang setia mendukung pekerjaan Tuhan di MissionCARE Purwokerto. Juga kepada para partner yang terus bekerja keras menciptakan dan meningkatakan pelayanan yang mandiri. Berbicara mengenal pergumulan adalah ketika saya mengetahui ada salah satu hamba Tuhan yang sunggguh-sungguh membutuhkan dana yang cukup besar, seperti gerejanya rusak, biaya kontrak rumah, anak masuk rumah sakit, dan sayangnya kita belum siap dana untuk membantu para hamba Tuhan ini. Banyak berkat yang saya alami bersama Tuhan di MissionCARE, diantaranya saya merasakan benar doadoa yang dipanjatkan oleh para hamba Tuhan untuk kita semua. Tuhan selalu memberikan dan menambahkan member/sponsor baru di MissionCARE Purwokerto dan hasilnya semakin banyak yang bisa dibantu. Suatu saat ketika ada sponsor yang tiba-tiba berhenti, maka Tuhan selalu memberi ganti yang baru. Prinsipnya adalah ketika kita menyalurkan dana misi ini dengan benar, Tuhan selalu men gutus anak-anak Tuhan yang cinta pekerjaan Tuhan.
Setiap bulan MissionCARE Purwokerto mensubsidi hamba Tuhan Guru Agama, Mahasiswa Teologi dan sekolah Formal yang dikemas dalam doa mitra Misi Indonesia, di 4 kabupaten yakni kebumen(Minggu ke-2), Cilacap( Minggu ke-3). Banyumas dan Banjarnegara(Senin ke-4) Setiap minggu ada siaran diradio di RRI ditambah dengan monumen keluarga serta SMS rohani untuk para member.
Kesan: sangat apresiasi terhadap teman-teman dicabangcabang sekalipaun tidak ada dukungan finansial dari pusat tapi pelayanan MissionCARE tetap berjalan. Pesan: setiap keputusan rapat ditingkat nasional harus bisa dirasakan manfaatnya oleh para sponsor dan para hamba Tuhan. Seperti realisai kalender Nasional dan mejalah MisisonCARE. Tuhan memberkati. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Tuhan memberkati.(AGUS)
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
19
MISSIONSTAF
TUHANTIDAKPERNAH MENINGGALKANSAYA Eva - Staf Surabaya
M
issionCARE Surabaya berdiri pada agustus 1998 saat diadakan seminar pertama tentang akhir jaman di hotel sheraton Surabaya. Pembicara adalah Pdt. Peter Tjondro dan disitu banyak terjaring member mula-mula MissionCARE Surabaya. Sewaktu MC Surabaya berdiri tahun 1998, masaya masih single dan merantau di surabaya, dimana saya yang lulusan akademi perhotelan sedang mencari pekerjaan yang sesuai dengan ijazah saya, tapi hati kecil saya tidak bisa dibohongi, saya sangat mencintai bidang pelayanan, karena saya wktu kecil saya sudah hmpir mati karena sakit dan orangtua tidak memiliki biaya untuk membawa saya ke dokter, dari kecil saya lahir digereja karena saya anak pendeta desa yg tahu sekali beratnya pergumulan hidup pendeta di desa. Itulah sebabnya saya sama sekali tidak ingin jadi pendeta dan saya ingin bekerja di Surabaya, tapi saya terjaring di PD Filadelfia dan dipertemukan dengan salah satu pengurus MissionCARE yaitu Ibu Herawati dan Ibu Fanny, pada waktu itu saya sudah bekerja di luar bidang pelayanan, tapi begitu saya mendengar cerita dari beliau tentang pelayanan di MissionCARE hati saya langsung “klik”, dan saya langsung resign dari pekerjaan lama saya dan bergabung dengan MisionCARE sampai hari ini. Saya percaya semua bukan kebetulan tapi kalo saya dipercaya melayani para Hamba-hamba Tuhan di MissionCARE itu sebuah kehormatan dari Bapa Surgawi. Pergumulan saya adalah walopun jarak saya bekarja sangatlah jauh karena harus pulang pergi Mojokerto-Surabaya yang setiap hari macet saya jalani dg semangat karena ada Roh Kudus yg selalu menghibur dan memberi kekuatan pd saya. Banyak berkat yang saya terima selama bekerja di MissionCARE, secara manusia penghasilan saya jauh dari cukup untuk sebuah rumah idaman bagi saya, tetapi waktu ada persekutuan hamba Tuhan ada suara berbisik “anakku Bapa tdk akan menelantarkan kamu”, sampai saat ini kalo saya ingat itu saya pasti menangis. Karena begitu pedulinya Tuhan kepada saya, Dia tau apa yang sedang saya pikirkan saat itu, yaitu sebuah rumah. Awalnya saya mengontrak 3 tahun, tapi masih 2 tahun saya sudah diusir karena rumah mau dirobohkn dan direnovasi.
20
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Tepat sekali janji Tuhan bahwa anaknya tidak akan ditelantarkan, rumah yang sekarang saya tempati sudah serah terima kunci, puji Tuhan, saya diberkati dengan berbagai cara walaupun kenyataan secara manusia tidak mungkin saya bisa membeli rumah, tapi pada saat saya fokus pada janji Tuhan maka janji-NYA digenapi, Dan bukan hanya rumah tapi beserta isinya dan kendaraan juga. Jadi kalo kita melayani dengan tulus maka berkat jasmani itu bonus, jangan berfokus pada berkatNYA, karena saya percaya itu bonus, fokus dan taat, juga tulus dalam melanyani Dia. Sayapun diberi kesempatan untuk kuliah di jurusan Theologia guna memperlengkapi pelayanan saya. Pesan saya untuk teman-teman dan orang terdekat saya, kita adalah satu team tidak bisa bekerja sendiri, mari lebih lagi kita bangun hubungan yang tulus dan murni dan tidak bercacat supaya tidak ada celah buat iblis utk bekerja dan mengacaukan rencana Tuhan yg besar ini. Lebih lagi miliki ketulusan dan kesehatian, dalam menjalankan tugas dan pelayanan masing-masing, saling meningkatkan dan menggali potensi diri untuk bersamasama memajukan pekerjaan Tuhan melalui missionCare. Untuk para hamba Tuhan agar semakin giat melayani dan mencari jiwa utk diselamatkan. Juga para pengurus yg sudah berjerih lelah, pelipat gandaan dari Tuhan senantiasa melimpah, maju terus melayani Tuhan. Tidak lupa para donatur, saya percaya Tuhan pasti membalas setiap taburan bapak ibu sekalian, anda adalah bendahara-bendahara Allah yg luar biasa, maju terus melayani Tuhan dan tetap setia sampai Tuhan datang kembali. Amin(EVA).
MISSIONSTAF
TANGANTUHAN SELALUTERULUR Dyah Noor Arini - Staf Jakarta
S
halom, saudaraku pembaca Majalah MissionCARE. puji Tuhan, saya sangat bersyukur atas kemurahan dan berkat Tuhan Yesus yang luar biasa, baik bagi saya pribadi & keluarga maupun secara khusus bagi Lembaga Mitra Misi Indonesia (MissionCARE) Pusat Jakarta. Penyertaan Tuhan Yesus yang begitu dasyat dan ajaib bagi MissionCARE sejak berdiri sampai hari ini tidak bisa dihitung. Dikatakan dasyat dan ajaib karena MissionCARE masih tetap eksis menjalankan tugasnya sebagai “alat kerajaan Sorga” ditengah keadaan dan tantangan yang semakin berat pula. Visi Misi MissionCARE untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa terutama bagi Indonesia tercinta terus semakin nyata, itu semata-mata karena anugerahNya. Delapan Belas tahun (18 Tahun) sudah, tepat pada bulan November 2013 lahirnyas MissionCARE dan memasuki usia yang cukup dewasa dalam melewati pergumulan serta tantangan yang terus dialami dalam perjalanan perkembangan MissionCARE. Berdirinya MissionCARE tidak lepas dari perjalanan misi Pdt. Peter Tjondro ke Kalimantan Barat pada tahun 1991. Pertemuan Pdt. Tjondro dengan Hamba-hamba Tuhan di pedalaman benar-benar membuat hatinya sangat tersentuh manakala melihat keadaan rekan rekan sepelayanan dalam keadaan yang memprihatinkan. Akhirnya terbentuk lembaga MissionCARE , lembaga ini memfokuskan diri untuk menjadi fasilitator penyaluran dana dari member yang terbeban untuk pekerjaan misi kepada para partner yakni Hamba Tuhan, Guru agama, dan Mahasiswa teologia. Selama Saya bergabung sebagai staf (fulltimer) di MissionCARE sejak bulan September 2000 hingga sampai sekarang (13 Tahun) banyak hal yang telah di lakukan oleh MissionCARE . Bukan saja pemberian bantuan dalam bentuk subsidi kepada hamba Tuhan, Guru agama, dan Mahasiswa Teologia tetapi juga melakukan kegiatan yang menyangkut urusan kemanusiaan dan Proyek Proyek misi menjadi perhatian MissionCare. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan serta penuh tantangan karena banyak moment yang saya lewati selama di MissionCARE. Diantaranya kegiatan Kemanusian dan Proyek Misi yang sudah di laksanakan Periode tahun 2002-2013 adalah :
Dyah & Ayik • ChrismastCARE (Paket Natal). • ImlekCare (pemberian Paket Sembako). • Pengobatan gratis dari dokter kulit (Korea). • Peduli korban banjir di Jakarta. • Blessing night for India dan China. • Peduli nabire, Peduli Nias. • Peduli korban Gempa di Jogya. • Peduli kasih untuk Aceh. • Peduli kasih untuk kerusuhan di Ambon. • Peduli kasih untuk Sinabung (gunung meletus). • Peduli kasih untuk Kupang. • Peduli kasih pembagian 1000 Alkitab. • Celebration 2000 Hamba Tuhan. • Nick Vujicic. Sedangkan Kegiatan Kebersamaan Pengurus MissionCARE dengan Staf, Donatur dan Hamba tuhan antara lain adalah : • KKR & seminar Hamba Tuhan. • MissionTrip dan Seminar akhir Zaman. • Perayaan Natal bersama. • Dinner meeting/member gathering, partner meeting. • Doa wilayah MissionCare Jakarta, Bandung, Lampung. • Refreshing Day. • Malam Misi. • Kunjungan Ke Member (donatur sakit, doa bersama). Kegiatan-kegiatan tersebut membuktikan bahwa kebersamaan memberikan dampak yang luar biasa pada suatu hubungan dan kesatuan hati untuk bersama sama mendukung visi/misi MissionCARE. Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
21
MISSIONSTAF Selaku staf MissionCARE yang berada dilingkungan pelayanan ini selama bertahun-tahun, tentu merasakan berbagai tantangan dan persoalan yang terjadi. Secara pribadi, saya bangga dan bersyukur Kepada Tuhan Yesus karena saya berada di tengah tengah perjuangan pelayanan MissionCARE. Pergumulan dan tantangan yang dihadapi MissionCARE tidak membuat kiprah MissionCare berhenti. Justru dengan melewati keadaan keadaan yang sulit sekalipun MissionCARE tetap eksis dalam memdukung pelayanan hamba hamba Tuhan. Bagi saya MissionCARE adalah tempat dimana saya belajar banyak hal tentang pelayanan, bagaimana hati yang memberi ,Peduli , dan empati terhadap sesama manusia . Dan Tanpa disadari MissionCARE telah memasuki usia yang ke-18 tahun. Suatu keadaan dimana secara organisasi, sedang menuju kondisi yang semakin matang dan dewasa. Tentu dengan usia seperti ini diharapkan ada terobosan-terobosan baru dalam pelayanannya bagi banyak orang. Boleh dikatakan ada suka dukanya, manis pahitnya tergantung dari sisi mana menilainya. Tetapi ada satu hal yang menarik dan dapat saya jadikan pelajaran yang sangat berharga bahwa ditengah kesulitan dan tantangan yang begitu besar, tangan Tuhan Yesus selalu terulur untuk memberikan pertolongan bagi pelayanan yang dikerjakan MissionCARE Pusat Jakarta. Saya bersyukur karena diberikan kekuatan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk terlibat dalam pelayanan ini, sekaligus belajar untuk tetap setia dalam panggilanNya. Selamat ULANG TAHUN yang ke-18 MissionCARE Pusat Jakarta. Terus jadi berkat bagi bangsabangsa, sampai Kristus datang kedua kali. Amin. Tuhan Yesus memberkati.(DNA)
Posko Banjir Jakarta
22
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Posko Banjir Jakarta
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
23
MISSIONSUPPORT
MENGEMBANGKANPELAYANAN YANG TUHAN PERCAYAKAN Pdt. Leo - Gereja Presbiteri Bali
S
elama satu tahun saya pelayanan di MissionCARE Jakarta terhitung dari bulan Jui 2002 hingga Juni 2003. Ternyata dalam kurun waktu setahun tersebut sangat mempengaruhi dan menginspirasi proses perjalanan kehidupan saya dan juga pelayanan yang saya lakukan saat ini di Bali. Selain semakin memahami arti pelayanan yang dilandasi sikap kepedulian yang tinggi, dan kemandirian, melalui MissionCARE, saya juga semakin memahami betapa pentingnya membangun jaringan dalam sebuah pelayanan yang dilandasi oleh semangat kekeluargaan. Pengalaman pelayanan di MissionCARE juga memberi kesempatan kepada saya untuk menerapkan talenta yang Tuhan berikan dalam dunia design grafis dan saya semakin menyadari bahwa peran desain grafis dapat mendukung sebuah proses pelayanan. Sesungguhnya setelah mengenyam pendidikan Teologi di STII Yogyakarta, ada keinginan saya untuk meninggalkan dunia pelayanan, sekalipun sejak kecil saya becita-cita untuk menjadi seorang Pendeta. Waktu itu saya berpikir, nampaknya lebih baik menikmati dunia desain yang telah menjadi hobi sejak kecil, daripada harus bersusah payah menangani dunia pelayanan, apalagi menjadi seorang Pendeta. Namun tatkala saya bersentuhan langsung dengan proses pengolahan data kesaksian-kesaksian, dan foto-foto para Hamba Tuhan yang memiliki semangat juang yang sangat tinggi dalam dunia pelayanan, pada akhirnya saya menjadi tergugah untuk kembali lagi terjun di dunia pelayanan. Di akhir bulan Juni 2003 saya meninggalkan Jakarta dan bertolak ke Bali, dan sejak tanggal 14 Januari 2004 saya dan Istri memulai pelayanan di Denpasar, Bali. Sejak awal, pelayanan ini hadir dengan Visi “Melayani Allah Melalui Manusia Dengan Seutuhnya”. Untuk mewujudkan visi tersebut misi dari pelayanan ini adalah mengadakan pelayanan Jiwani, Rohani, dan Jasmani. Kegiatan ibadah diawali disebuah rumah kontrakkan, di bulan November 2004 pelayanan ibadah Minggu dilakukan dengan meminjam ruko. Pada pertengahan tahun 2005, kegiatan ibadah Minggu mulai berpindah-pindah tempat, mulai dari sebuah gudang, bahkan dari pantai ke pantai, dan sementara itu dengan pertolongan Tuhan cita-cita saya untuk menjadi seorang Pendeta akhirnya dapat terwujud. Ketika saya sudah menjadi seorang Pendeta, ada
24
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
satu peristiwa yang tidak terlupakan, ketika kami selesai beribadah di pinggir pantai, salah seorang rombongan jemaat yang kami layani, Sdr. Yusuf Tamu Ama (Alm), terseret arus ombak hingga merenggut jiwanya. Pada saat itu selaku gembala perintisan saya tidak tahu apa rencana Tuhan, dan rasanya inilah pergumulan yang sangat besar yang harus kami alami. Saya mulai tergoda untuk kembali lagi meninggalkan panggilan pelayanan. Namun, puji Tuhan dibalik peristiwa tersebut, Tuhan membentuk iman, kepribadian, dan mental Gembala Sidang, Pengurus Gereja, dan Para Jemaat. Peristiwa yang menyedihkan tersebut akhirnya menggugah hati salah seorang donatur untuk mengontrak sebidang tanah dengan ukuran 3,5 are di selama 10 tahun.
MISSIONSUPPORT Setelah penyewaan tanah dilakukan, dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan tanah tersebut sempat terbengkalai. Melihat kenyataan tersebut langkah imanpun kami lakukan. Pada waktu itu di bulan Januari 2007 dengan dana swadaya jemaat, dan juga tenaga jemaat pembangunan mulai dilakukan, mujizat demi mujizat terjadi. Bahkan rekan-rekan dari MissionCARE, dan juga MissionCARE sendiri ikut membantu proses pembangunan GPPI Sang Sinar, yang akhirnya pada 28 Oktober 2007 ibadah perdana dapat dilangsungkan. Tangis haru tak terbendung karena harapan kami menjadi kenyataan. Sejak saat itu kegiatan Ibadah Minggu sudah dapat menggunakan bangunan tersebut, dan selain digunakan sebagai Pastori, bangunan ini berfungsi pula sebagai Sekretariat Sinode, tempat Bimbingan Belajar, dan juga SMTK (Sekolah Menengah Teologi Kristen) Presbiteri Bali. Saya bersyukur karena Tuhan telah membawa saya bukan hanya untuk menjadi seorang pendeta yang memimpin jemaat, bahkan melalui kemurahan-Nya sejak April 2011 (Gereja Protestan Prsebiteri Indonesia). Saya mendapat kepercayaan pula untuk memimpin Sinode GPPI, dan tatkala saya memimpin Sinode GPPI, peran MissionCARE telah memberikan inspirasi kepada saya dalam kepemimpinan saya untuk terus mengembangkan pelayanan yang Tuhan percayakan.(RED)
“betapa pentingnya membangun jaringan dalam sebuah pelayanan yang dilandasi oleh semangat kekeluargaan”
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
25
26
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
MISSIONSUPPORT Ibu Vera Suwito
KASIH TUHAN BEGITU BESAR
S
halom… Sungguh kami mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan, oleh karena kemurahan dan anugerah-Nya, kami masih diberi kesempatan melayani di ladang TUHAN, khususnya dalam pelayanan misi di MissionCARE chapter Yogyakarta. MissionCARE merupakan lembaga rohani yang terbuka untuk siapa saja. lembaga ini merupakan jembatan bagi para donatur yang ingin memberikan bantuan bagi para partner (Hamba Tuhan, Guru Agama, Mahasiswa) yang kurang mampu secara financial, khususnya di daerah pedesaan.
MissionCARE sangat terbeban sekali dalam pelayanan ini dan mau bekerjasama dengan para donatur yang rindu menyalurkan dana mereka, dan donatur pun dapat terus memantau perkembangan kelayakan hidup partner mereka melalui MissionCARE Kami (Pengurus MissionCARE Yogyakarta) sangat bersukacita dalam pelayanan misi ini sekalipun banyak tantangan dan harus berkorban di dalam segala hal, tetapi semua itu tidak seberapa dibandingkan kasih TUHAN Yesus Kristus yang begitu besar kepada kami.. Banyak hal yang tidak bisa kami ceritakan tentang pelayanan kami di MissionCARE Yogyakarta, tetapi yang terutama biarlah semua ini kami persembahkan untuk kemuliaan Nama-Nya, seperti tertulis: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia : Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” - Roma 11:36.(VS)
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
MISSIONSUPPORT Pdt. Peter Suryadi
GEREJA YANG BERTUMBUH DIATAS BATU KARANG
G
unungkidul secara geografis merupakan daerah pegunungan dan tanahnya banyak mengandung batu kapur. Sebagian besar penduduknya sebagai petani tadah hujan dan terkenal sbg penghasil gaplek terbanyak dibandingkan daerah lain. Makanan khas yang terkenal sampai sekarang adalah tiwul. Secara ekonomi masyarakat Gunungkidul memiliki penghasilan lebih rendah dibandingkan dengan Kabupaten lain, seperti Kabupaten Bantul dan Sleman. Namun di tengah kegersangan ketika musim kemarau, berdirilah sebuah jemaat/gereja yang bernama: Gereja Baptis Indonesia Bukit Anugerah yang beralamatkan di Dukuh Belang, Desa Terbah, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Gereja ini sudah berdiri 22 tahun yang lalu, dirintis oleh hamba-Nya yang bernama Pdt.Peter Suryadi, S.Th, yang kala itu mendapat subsidi dari MisionCARE Jakarta sebesar Rp 100.000/bln. Pdt.Peter Suryadi,S.Th merasakan bahwa dukungan dari Mission Care tsersebut sangat berarti dan terus memotivasi untuk tekun dan setia dalam pelayanan. Terbukti hamba Tuhan tersebut tetap setia dan taat sampai sekarang. Perintisan pembangunan gereja dengan fasilitas yang sangat minim dan hingga sekarang, Pdt Peter Suryadi mengalami prosesnya. Walaupun pelayanan di Gunungkidul secara finansial tidak menjanjikan, tapi beliau tetap bertekun dan setia sampai sekarang. Saat ini jemaat yang etrdaftar di gereja tersebut berjumlah 70 orang, yang hampir 99% berlatar belakang kaum kedar. Dalam keterbatasannya, ternyata gereja yang dilayani oleh Pdt.Peter Suryadi,S.Th mampu berkiprah di atas batu karang yang gersang. Gereja Baptis Indonesia Bukit Anugerah G.Kidul yang dilayani Pdt.Peter Suryadi, S.Th sejatinya bukan gereja yang kaya akan uang, tapi kaya dalam kemurahan. Gereja tersebut hadir di tengah pedesaan yang sebagian besar masyarakatnya berekonomi lemah dan mayoritas kaum Kedar telah diterima dengan baik, karena itulah gereja tersebut benar-benar dapat menjadi berkat bagi lingkungannya.
30
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Adapun yang sudah dibuat oleh gereja dibawah penggembalaan Pdt. Peter Suryadi adalah :
1. Pembuatan Sumur Resapan Dalam Rangka Mengatasi Krisis Air di Musim Kemarau.
2. Proyek Pengerasan Jalan Betonisasi ke Arah Gereja.
MISSIONSUPPORT 3. Penerangan Jalan ke Arah Gereja.
6. Pengobatan Gratis.
4. Proyek Pertanian Penanam Jagung Hibrida.
7. Pelayanan Sosial Pendidikkan Taman Kanak-Kanak.
5. Pelayanan Anak Asuh.
8. Aksi Sosial Pasar Murah Sembako.
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
31
MISSIONPARTNER Ev. Manasye Bandi, S.Th
Penyertaan Tuhan Sempurna Bagi Saya
B
erfirmanlah Tuhan kepada Abram, pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu (Kej 12:1). Inilah awal perjalanan iman abram bersama dengan Tuhan, dimana dia meresponi dengan baik panggilan Tuhan kepada dirinya untuk masuk dalam misi-Nya Tuhan. Tetapi ada banyak hal yang harus dia tinggalkan, Ada negeri tempat dia hidup dari kecil hingga tua dan lingkungan tempat dia bergaul dan bersosialisasi, ada keluarga yang juga harus dia tinggalkan. Untuk meninggalkan sesuatu yang sudah lama kita miliki mungkin menimbulkan kesedihan yang mendalam dalam diri kita sehingga ada banyak orang menolak tawaran-tawaran pekerjaan/panggilan pelayanan dengan alasan “tak mau berpisah dengan keluarga dan lingkungan tempat dia dihidup”. Sayapun pernah mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh Abraham. Nama saya Ev. Manasye Bandi, S.Th, pada tanggal 18 agustus 2004, saya meresponi panggilan Tuhan untuk belajar di STT Agathos Jakarta sebagai persiapan untuk dapat melayani Tuhan. Dimana saya harus meninggalkan keluarga saya di Kupang-NTT, meninggalkan lingkungan tempat saya hidup dan bersosialisasi dari kecil hingga dewasa. Ada sebuah pergumulan pribadi yang cukup berat ketika harus membuat keputusan ini, tetapi karena panggilan untuk melayani Tuhan adalah panggilan yang sangat mulia maka sayapun mengambil keputusan untuk meninggalkan keluarga dan tempat tinggal dengan keyakinan bahwa Tuhan sanggup memelihara kelurgaku. Semua petualangan imanku bersama dengan Tuhan dimulai ketika saya berada di STT Agathos Jakarta, bagaimana saya harus memenuhi kebutuhan makan dan semua kebutuhanku setiap harinya, pergumulan tentang
32
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
bagaimana saya harus mencukupkan kebutuhan perkuliahan saya, bagaimana saya harus membayar perkuliahan saya (STT agathos memberi beasiswa selama 4 semester saja dan di semester yang ke-5 kami harus membayar Rp.100.000/bulannya.) karena keluarga saya di Kupangpun secara ekonomi kekurangan maka tak ada kiriman keuangan setiap bulannya. Ini adalah suatu pergumulan yang cukup besar dan membutuhkan iman yang sangat besar untuk dapat tetap ada dalam panggilan pelayanan ini. Janji penyertaan Tuhan itu sempurna bagi saya. Ada cara yang Tuhan pakai untuk memenuhi kebutuhan saya setiap harinya, entah itu berkat dari pelayanan ataupun dari dari orang-orang di sekitar saya yang Tuhan pakai untuk dapat memberkati saya, agar kebutuhan setiap harinya dapat terpenuhi. Satu pergumulan terbesar selama awal perkuliahan adalah bagaimana Tuhan menyiapkan orang yang dapat mensponsori keuangan perkulihanku setiap bulanya di semester 5 (lima) nanti. Pergumulan yang saya doakan selama 2 (dua) tahun akhirnya dijawab Tuhan. Ketika dibulan agustus tahun 2006, proposal permohonan bantuan beasiswa yang saya masukan ke MissionCARE diresponi, dan saya sangat bersuka cita saat itu karena Tuhan menjawab doa saya melaui MissionCARE tepat pada waktunya. MissionCARE adalah perpanjangan tangan Tuhan yang Tuhan pakai untuk membantu saya selama perkuliahan di STT Agathos Jakarta. Dari tahun 2006 hingga saya wisuda di tahun 2009, MissionCARE terus dengan rutin memberikan beasiswa bagi saya setiap bulannya. Dengan bantuan beasiswa yang diberikan MissionCARE ini bukan hanya kebutuhan uang kuliah saya saja yang terbantu tetapi keuangan ini juga saya pakai untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan saya yang lainnya. Inilah cara Tuhan memenuhi kebutuhan saya selama perkuliahan melalui MissionCARE. MissionCARE terus komitmen untuk membantu hamba-hamba Tuhan, ataupun mahasiwa theology yang membutuhkan sponsor, dan secara pribadi melalui tulisan ini mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Mission Care yang telah mensponsori saya sehingga saya bisa kuliah dengan baik sampai selesai dan hari ini ada dalam pelayanan Tuhan.
MISSIONPARTNER Setelah diwisuda dari STT Agathos Jakarta pada bulan juli tahun 2009, saya mengabdikan diri dalam pelayanan secara full timer di Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI-Misi Agape-Jakarta Pusat). Suatu perjuangan baru lagi dalam pelayanan. Semua pergumulan yang baru saya mulai bersama dengan Tuhan. Karena gereja ini adalah adalah gereja perintisan. Tapi saya bersyukur bahwa setiap orang yang melayani Tuhan tetap dipelihara oleh Tuhan. Tahun 2010 selain melayani di gereja saya juga mendedikasikan diri saya untuk melayani di STT Agathos Jakarta (almamater saya) sebagai kepala asrama mahasiswa dan juga sebagai staf di kantor STT Agthos Jakarta. Dalam perjalanan pelayanan yang saya lakukan ada banyak tantangan-tantangan tapi juga ada suka cita yang besar dalam pelayanan baik di gereja maupun di STT Agathos. Saya bersyukur bahwa Tuhan pilih saya untuk dapat melayani DIA, dan Tuhan Ijinkan saya untuk ada dalam proses pergumulan baik kebutuhan setiap harinya, dana, perkuliahan, pelayanan sebagai pembentukan untuk pendewasaan iman saya. Tetap berada dalam sebuah pelayanan dan terus bekerja bagi Tuhan adalah tanggung jawab tertinggi kepada Tuhan sang pemilik hidup kita, yang telah mempercayakan misi Ilahi ini kepada kita yang percaya kepada-Nya, seperti yang Paulus katakana dalam Efesus 2:10 “karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”. Karena itu marilah kita semua umat tebusan-Nya selama kita dikasih kesempatan hidup berbuat sesuatulah untuk Tuhan. (MB)
"
MissionCARE
MissionCARE
Memiliki program membantu kehidupan para hamba Tuhan yang terlibat dalam pelayanan misi ke daerah-daerah terpencil atau terbelakang, yang secara geografis maupun ekonomis sulit untuk menunjang kehidupaan seorang pelayan Tuhan. Target penerima subsidi tersebut adalah : 1. Hamba Tuhan/Penginjil/Church Planter 2. Guru Agama Kristen/Guru TK Kristen 3. Mahasiswa Theologia Besarnya subsidi pelayanannya adalah :
Rp. 200.000,-/Bulan
MissionCARE
Membantu para Hamba Tuhan yang sedang membangun sarana peribadatan untuk meningkatkan pelayanan mereka. Hal itu juga dapat menjadi kesaksian masyarakat di sekitarnya tentang kuasa Tuhan.
Max. Rp. 30.000.000,Dibawah Rp. 10.000.000,Untuk renovasi Gereja Antara Rp. 20.000.000,Untuk Pastori Gereja Rp. 30.000.000,Untuk pembangunan Gereja
Nama Gereja/Yayasan Alamat Telepon/Fax E-mail
:............................................................................................. :............................................................................................. :............................................................................................. Kode Pos................... :............................................................................................. :.............................................................................................
Dan kami menyadari pentingnya kepedulian akan pelayanan misi, maka dengan ini kami akan berpartisipasi dengan mendukung: ( ) Hamba Tuhan, ( ) Guru Agama , ( ) Mahasiswa selama ... tahun, terhitung mulai bulan ................tahun ........ hingga ................tahun ........ Disetor via BCA KCU Kelapa Gading: 065.310.1233 a/n PMMI/MissionCARE
BuletinMissionCARE MissionCARE- -Januari September Buletin 20132012
(..................................................) Tanda Tangan & Nama Lengkap Majalah MissionCARE | Januari Page6-5Maret 2014 Page
Formulir Keanggotaan
Dan apabila bapak/Ibu/Sdr. berkenan untuk mendukung Hamba-Hamba Tuhan secara rutin, silakan Bapak/Ibu mengisi formulir pendaftaran di bawah ini dan kirimkan kembali ke alamat redaksi kami:
MISSIONINSIDE
Makna & Arti LogoMissionCARE
MissionCARE
a. Siapapun yang berhubungan dengan Mission-
CARE akan berubah dari sedih (blue) menjadi gembira dan penuh semangat (red). Perubahan ini terjadi pada member, partner dan setiap pengurus.
b. Setiap member dan partner harus mempunyai
sifat yang CARE (peduli), perhatian, memikirkan orang lain dan juga semangat yang berapi-api dalam melayani Tuhan dilambangkan dengan warna merah.
c. Sebaliknya semua pelayanan MissionCARE di-
tujukan untuk daerah terpencil yang tak terjangkau (reach the unreachable) harus didasari pada sifat anak-anal yang patuh pada perintah Tuhan namun ceria dan bergerak terus (dilambangkan dengan garis titik-titik pada siluet gambar anak).
d. Warna abu-abu pada tulisan MissionCARE
melambangkan penginjilan dan penyampaian berita baik ke seluruh penjuru dunia.
e. MissionCARE ditulis dalam satu kesatuan dengan huruf kecil (mission) serta huruf besar (CARE) yang menempel pada kata Mission melambangkan member dan pengurus MissionCARE memang tidak secara langsung terjun pada pelayanan misi namun mendukung partner yang dipanggil secara khusus untuk menjadi misionaris. Dengan dukungan tersebut diharapkan mereka bisa melakukan tugas mereka dengan baik. Untuk itu tulisan CARE dibuat dengan huruf besar karena misinya terletak pada aspek CARE bukan pada aspek misi secara langsung.
I. VISI
Menjadi lembaga non-profit inter-denominasional yang: 1. Dipercaya Allah dan manusia untuk menyalurkan dana Kerajaannya yang Dia titipkan kepada 34
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
d
a b c
Reach the Unreachable umat-Nya di perkotaan untuk disalurkan ke pedesaan demi perluasan Injil Kerajaan-Nya. 2. Dipercaya Allah dan manusia untuk menjaga atmosfir pelayanan misi di Indonesia. 3. Direkomendasikan lembaga lain dan tubuh Kristus di dalam dan luar negeri sebagai lembaga penopang pelayanan Misi.
II. MISI
1. Menyalurkan dana dari perkotaan ke pedesaan untuk mempercepat proses transformasi di Indonesia. 2. Menambah wawasan dan keterlibatan praktis umat Allah di perkotaan dalam pelayanan misi. 3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan hamba Tuhan desa dalam kegiatan-kegiatan transformatif. (RED)
DPP Pusat (MissionCARE Jakarta) Komp. Ruko Plaza Pasifik (samping lottemart) Blok B1/18 Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara Telp. 021 - 45843481 Fax. 021 - 45843521 e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] (redaksi majalah MissionCARE) website: www.mitramisi.org Chapter Bandung Jl. Mekar Sederhana No. 31 Komp. Istana Mekarwangi, Bandung Telp. 022-5227487 e-mail:
[email protected] Chapter Surabaya Komp. Ruko Rungkut Megah Raya Blok H - 22 Jl. Raya Kali Rungkut No. 5 Surabaya Telp. 031-8711186 Fax. 031-8711204 e-mail:
[email protected]
Chapter Batam Komp. Pertokoan Seruni Blok A-25 Sei Panas Batam, Kepulauan Riau Telp. 0778-453082 Fax. 0778-453082 SMS. 08127012867 (Bp. Sabar) Chapter Balikpapan Jl. Jend. Sudirman, Komp. Ruko BSB Blok A-15 Stall Kuda, Balikpapan, Kalimantan Timur Telp. 0542-765575 Fax. 0542-765575, 0542-7005911 (Ibu Putu) e-mail:
[email protected] Chapter Manado Jl. Piere Tendean 90 Lt. 2 (Pinaesan Motor) Manado-Sulut Telp. 0431-3309019 Fax. 0431-855466 Chapter Denpasar Jl. Gatot Subroto Timur No. 99X/6 Denpasar, Bali 80235 Telp. 0361-262120 Fax. 0361-262120 e-mail:
[email protected]
Chapter Purwokerto Jl. Kol. Sugiono No. 15 Purwokerto Telp. 0281-628654 Fax. 0281-628654
Chapter Yogyakarta Jl. Ringrod Utara No. 272, Gorongan Condongcatur Sleman, Yogyakarta Telp. 0274-563387 Flexi. 0274-7002535
Chapter Solo Ruko Pasar Legi, Jalan Nias No. 12 A Pasar Legi Banjarsari, Solo Telp. 0281-661023 Fax. 0271-652438
Chapter Malang PBI B3/3 Malang Telp. 0341-326215 Fax. 0341-470042 SMS. 08123382409 (bu Ranti)
Chapter Lampung Jl. Alam Lembayung No. 1 B BTN II, Way Halim Permai Bandar Lampung Telp. (0721) 705554
Chapter Palembang Jl. MP. Mangkunegara No. 86 Palembang 30114 Telp. 0711-366129 Fax. 0711-315258 SMS 08127362901 (Bp. Agung Riyanto) e-mail:
[email protected]
Chapter Magelang Jl. Delima Selatan V A No. 28/32 Kramat Utara, Magelang Telp. 0293-5585188 Chapter Tarakan Jl. W.R Supratman RT. 21 Blok L No. 4 Tarakan, Kalimantan Timur Telp. 0551-51652 Fax. 0551-51652 Chapter Semarang Jl. Cakrawala Utara II No. 23 Semarang 50144 Telp. 024-7602954 Fax. 024-7602954 SMS. 024-70122512 (Ibu Mei) Chapter Tegal Jl. Hang Tuah No. 3 Tegal 52111 Telp. 0283-355662 Fax. 0283-355662 Chapter Madiun Jl. Sikatan No. 68 Madiun 63129 Telp. 0351-482500 SMS. 087853236060 Chapter Gombong Jl. Yos Sudarso Timur No.2, Gombong Timur Telp. 0287-471547 Fax. 0287-471547
Chapter Palu Jl. Maluku No. 70-72 Palu (Masagung Motor) Sulawesi Tengah Telp. 0451-456513 SMS. 08524070304 (Bu Novi) Chapter Makasar Jl. Baumasepe No.17 Makasar Telp. 0411-5037173 Fax. 0411-318569 SMS. 0811411965 (Ibu Yeni/ Bp Niki) Chapter Medan Jl. Perbatasan No. 16 STM Kampung Baru Medan Telp. 061-7864032 Fax. 061-7864032 Chapter Samarinda Jl. Urip Sumoharjo No. 150 Samarinda - 75117 Telp. 0541-736727 Fax. 0541-736727 Chapter Waingapu Jl. Ikan Hiu No. 26 Blok D/1, Waingapu - Sumba Timur Telp/Fax. 0387-62586
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014 www.mitramisi.org
35
MISSIONINSIDE PROGRAM-PROGAM UTAMA MissionCARE SELAMA
18 TAHUN
P
rogram-program utama dari Mission Care yang telah dilakukan selama 18 tahun berjalan, yaitu :
I. PROGRAM PARTNERS & MEMBERS: Program Partners & Members adalah sebuah program dimana Mission Care melakukan pelayanan fasilisator di dalam menyalurkan subsidi kepada Partner (pribadi & pelayanan para hamba Tuhan) yang bersumber dari donasi para Members. Adapun bentuk-bentuk subsidi diberikan dalam bentuk: a. Subsidi untuk membantu kesejahteraan para Hamba Tuhan yang melayani sebagai gembala/ perintis Jemaat. b. Beasiswa untuk para mahasiswa/I STT di berbagai daerah. c. Monumen Keluarga & Pengadaan sarana Ibadah. d. Mendukung para hamba Tuhan di Luar negeri. e. Mission Trip ke Daerah Terpencil. f. Malam Bursa Misi.
II. Peduli Korban Bencana Alam Peduli Korban Bencana Alam, pelayanan kemanusiaan yang bersifat lintas iman; budaya; dan wilayah. Khusus di dalam peristiwa Tsunami, Mission Care sangat berperan aktif di dalam membantu meringankan para korban maupun membangun infrastruktur di Aceh dan Mentawai. III. Seminar & Pelatihan bagi para hamba Tuhan Seminar & Pelatihan ini bertujuan memperlengkapi para hamba Tuhan di dalam memiliki paradigma yang luas, cerdas, kreatif dan biblika serta meningkatkan keahlian baik dalam pemberitaan Firman maupun pemahaman tehnologi tepat guna di bidang Pertanian, peternakan dan lainnya. IV. Siaran Radio & TV Mission Care di dalam usaha memperluas kesempatan pemberitaan Injil juga menggunakan media Radio & TV. Program ini dilakukan dengan bekerjasama dengan stasiun Radio & TV yang ada di Jakarta maupun di daerah.(RED)
PeduliGempaPapua
ProgramPelatihanPerikananolehWorldCARE 36
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
OGSLampung
KALEIDOSKOP
18 Tahun MissionCARE Dalam Perjalanan Menuju Kedewasaan
M
erupakan anugerah Tuhan yang besar, 18 tahun sudah Perhimpunan Mitra Misi Indonesia (MissionCARE), sudah berjalan dan melaksanakan misinya dengan member subsidi untuk kehidupan para hamba Tuhan dipedesaan. Meski harus diakui banyak hambatan dan keterbatasan, namun hal itu justru menambah ketekunan dalam meniti pelayanan. Belajar dari setiap pengalaman, MissionCARE kini bergerak dengan jangkauan yang lebih luas lagi. Hal ini yang pernah disampaikan oleh Bapak Pdt. Peter Tjondro selaku pendiri MissionCARE. MissionCARE tidak pernah berhenti karena yang terpenting ada di hati. Berikut ini merupakan rangkaian perjalanan MissionCARE selama 18 tahun dalam melaksanakan visi dan misinya yang terangkum dalam periode 1999-2013.
Tahun 1999 : Member’s Meeting Night
Natal & KKR di Ambon
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
37
KALEIDOSKOP Tahun 2000 : Seminar Hamba Tuhan & KKR di Pontianak
HUT MissionCARE
Celebration 2000
Seminar Akhir Zaman
Tahun 2001 : MissonTRIP Bali & Lombok
38
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Blessing Night
KALEIDOSKOP Tahun 2002 : Malam Bursa Misi
Refreshing Day
Tahun 2006 : Pelayanan Mitra Peduli Aceh
Pelayanan Gempa Yogyakarta
Tahun 2008 : Peduli Bencana Sinabung
Tahun 2009 : Peduli Gempa Padang
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
39
KALEIDOSKOP Tahun 2010 : Peduli Banjir Wasior
Tahun 2012 : ChrismastCARE
40
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Tahun 2011 : Peresmian Chapter Waingapu
OGS Lampung
KALEIDOSKOP OGS Bandung
OGS Yogyakarta
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
41
KALEIDOSKOP Tahun 2012 : OGS Surabaya
42
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Tahun 2013 : Peduli Banjir Jakarta
ADVERTORIAL
RESTO MITRA SELERA
HarapandanSemangatBaruMissionCARE
S
ecara resmi pada tanggal 30 November 2013, PT Mitra Mulia Indonesia telah mengadakan soft opening untuk Resto Mitra Selera (Resto Misel) yang berlokasi di Komp Ruko Plaza Pacifik Blok B1/ 18, Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara. PT. Mitra Mulia Indonesia dibentuk oleh para pengurus PMMI/ MissionCARE yang juga sebagai pemegang saham dengan tujuan untuk menunjang biaya operasional kantor dan kegiatan/ pelayanan MissionCARE. MissionCARE dalam menjalankan tugas dan pelayanannya memerlukan dana yang tidak sedikit dan kami tidak bisa menggantungkan sepenuhnya dari para donatur untuk membantu biaya oprasional kami. Demikian kami berharap bahwa dengan hadirnya Resto Mitra Selera ini, akan dapat mendukung layanan MissionCARE. Resto Misel menawarkan berbagai menu makanan dengan Ayam Goreng Krispi dan Ayam Goreng Kremes sebagai menu andalannya. Selain itu Resto Misel juga menawarkan menu lain seperti Nasi Goreng, Mie Goreng, Chicken Nugget (spesial) dan dilengkapi dengan berbagai varian minuman : aneka jus buah, kopi, Milo, dan lain-lain. juga dilengkapi dengan layanan delivery di nomor : 021-4507274 dan 021-70100089. Resto Mitra Selera menerima kerjasama apabila ada pihak lain baik lembaga maupun perorangan yang berminat untuk membuka Mitra Selera di mana saja. Informasi lebih jauh dapat menghubungi langsung Bapak Iwan Santoso di nomor 0811-294-585.(RED)
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
43
MONUMENKELUARGA
POGY
S
(Persekutuan Oikumene Generasi Yosua)
alam sejahtera dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, yang senantiasa menjaga dan melindungi dimanapun kita berada, suatu suka cita besar bagi kami dapat bertemu dengan Bapak dan Ibu donatur sekalian. Pada kesempatan ini kami dari badan pengurus Persekutuan Oikumene Generasi Yosua (POGY) memohon bantuan dan dukungan dari Bapak dan Ibu donatur untuk membantu membiayai sewa tempat ibadah kami yang selama ini menjadi kendala, dengan status kami yang rata-rata mahasiswa maka hal ini menjadi suatu beban moril. Kami harus membayar biaya sewa pertahun sebesar Rp. 16.000.000 (enam belas juta rupiah). Kami sangat membutuhkan bantuan dari Pimpinan MissionCARE. Demikian permohonan kami, atas bantuan dan kebijaksanaan Bapak dan Ibu donatur kami mengucapkan terima kasih, tidak lupa kami berterima kasih kepada MissionCARE yang telah memberikan kesempatan kami untuk menulis surat permohonan ini di majalah MissionCARE.(RED)
44
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
MONUMENKELUARGA
GPdITanjungLeban
Pdt. Lamsihar Hutagalung
S
hallom....salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Dengan anugrah dan pertolongan Tuhan, kami Hamba Tuhan beserta jemaat Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Tanjung Leban, sudah menjalani kegiatan ibadah selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Kegiatan ibadah yang akan kami lakukan sudah 2 kali pindah dari rumah jemaat yang berbeda. Puji Tuhan, kini kami sudah memiliki tempat ibadah darurat dengan ukuran 5x8 meter. Oleh sebab itu, kami hamba Tuhan dan seluruh sidang jemaat, mempunyai keinginan kuat untuk membangun tempat ibadah yang lebih baik lagi. Rumah ibadah yang sedang kami dirikan sekarang ini mempunyai ukuran 7x14 meter. Tetapi kami hamba Tuhan dan seluruh sidang jemaat, sangat terbatas dalam hal dana dan biaya. Itulah sebabnya dengan segala kerendahan hati, kami datang kepada Perhimpunan Mitra Misi Indonesia untuk memohon bantuan dana untuk mewujudkan kerinduan kami. Demikianlah permohonan ini kami sampaikan, dan atas bantua serta partisipasinya kami ucapkan terimakasih. Tuhan Yesus memberkati kita semua. (LH)
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
45
ADVERTORIAL STT PETRA SAMARINDA
Jl. Mugirejo Gg. Asa’adah RT. 19 No. 35 - Samarinda Visi :
Statement :
Misi :
Sifat :
STT Petra dengan 2 program :
Persyaratan : Lulusan SD, SMP & SMA (memiliki panggilan khusus untuk melayani)
Menjangkau yang belum terjangkau (Reach The Unreached People)
Membantu Gereja dalam Penginjilan dan Perintisan Jemaat Baru 1. Penginjilan Cepat : 1 tahun dibuka pendaftaran setiap bulan Januari dan Juli. 2. Program S-1 : Sarjana Theologi
Setiap orang harus mendengar Injil satu kali sebelum Kristus datang (Yeh 33:8-9).
Bekerjasama dalam membangun tubuh Kristus (interdenominasi).
Yayasan Pintu Indonesia
P
Jl. Mugirejo Gg. Asa’adah RT. 19 No. 35 - Samarinda Hp. 08125463433
elayanan penginjilan Yayasan Pintu Indonesia telah melayani di seluruh Kalimantan dengan berbagai strategi. Masuk melalui pendidikan, pelayanan sosial, bisnis dan penginjilan secara langsung. Bagi bapak ibu saudara yang terbeban untuk mendukung pelayanan Yayasan Pintu Indonesia melalui dana, bisa dikirim melalui rekening : BNI 0076844.695 a.n. Yayasan Pintu Indonesia. 46
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
47
MISSIONINSIDE
MENGAPA YESUS MENJADIMANUSIA?
S
uatu ketika, ada seorang pria yang menganggap Natal sebagai sebuah takhayul belaka. Dia bukanlah orang yang kikir. Dia adalah pria yang baik hati dan tulus, setia kepada keluarganya dan bersih kelakuannya terhadap orang lain. Tetapi ia tidak percaya pada kelahiran Kristus yang diceritakan setiap gereja di hari Natal. Dia sunguh-sungguh tidak percaya. “Saya benar-benar minta maaf jika saya membuat kamu sedih,” kata pria itu kepada istrinya yang rajin pergi ke gereja. “Tapi saya tidak dapat mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal bagi saya. “Pada malam Natal, istri dan anak-anaknya pergi menghadiri kebaktian tengah malam di gereja. Pria itu menolak untuk menemani mereka. “Saya tidak mau menjadi munafik,” jawabnya. “Saya lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggumu sampai pulang.” Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. Ia melihat keluar jendela dan melihat butiran-butiran salju itu berjatuhan. Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca surat kabar. Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. Bunyi itu terulang tiga kali. Ia berpikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah jendela rumahnya. Ketika ia pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. Mereka telah terjebak dalam badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh. Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini, pikir pria itu. Tapi bagaimana saya bisa menolong mereka? Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak-anaknya. Kandang itu pasti dapat memberikan tempat berlindung yang hangat. Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung-burung itu tidak masuk ke dalam.
48
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk, pikirnya. Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang. Tapi ia sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus melompat-lompat kedinginan di atas salju. Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung-burung itu berpencaran kesana-kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu. “Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan,” kata pria itu pada dirinya sendiri,“…dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman.” Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi. Pria itu berdiri tertegun selama beberapa waktu, mendengarkan bunyi lonceng itu menyambut Natal yang indah. Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata, “Sekarang saya mengerti,” bisiknya dengan terisak. “Sekarang saya mengerti mengapa KAU mau menjadi manusia…” ____________________________________________ “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).(RED)
MISSIONBOOK
A Christmas Carol ---------------Kisah Natal Yang Legendaris
P
ada awal Oktober 1843, Charles Dickens melangkah dari serambi rumahnya yang bertiang dan terbuat dari batu dan bata di dekat Regent’s Park di London. Udara sejuk di senja hari menimbulkan perasaan lega setelah beberapa hari udara terasa lembab yang tidak biasanya. Si pengarang memulai jalan malamnya melalui apa yang disebutnya “jalanan hitam” di kotanya. Dickens adalah seorang lelaki tampan berambut ikal cokelat serta mata yang berbuinar seperti biasa, yang kali ini tampak sangat murung. Ayah empat orang anak, yang berusia tiga puluh satu tahun itu merasa sudah berada di puncak kariernya. The Pickwick Papers, Oliver Twist, dan Nicholas Nickleby semuanya populer; dan Martin Chuzzlewit, yang dianggapnya sebagai novelnya yang terbagus, diterbitkan secara bersambung setiap bulan. Namun, sekarang, pengarang terkenal itu menghadapi masalah keuangan yang serius. Beberapa bulan sebelumnya, penerbitnya mengungkapkan bahwa penjualan novel barunya tidak sebagus yang diperkirakan, dan mungkin perlu dilakukan pengurangan yang besar dalam pembayaran uang panjar bulanan yang biasanya diterima Dickens. Kabar itu mengagetkan si pengarang. Sepertinya bakat mengarangnya dipertanyakan. Kenangan masa kecilnya yang sengsara
muncul kembali. Dickens menafkahi keluarga besar, dan pengeluarannya nyaris melebihi beban yang sanggup dipikulnya. Ayah dan saudara-saudaranya memohon agar diberi pinjaman. Istrinya, Kate, sedang mengandung anaknya yang kelima. Sepanjang musim panas, Dickens mencemaskan tagihannya yang menggunung, terutama cicilan rumahnya. Dia menghabiskan waktu di sebuah resor tepi pantai, tapi di situ pun dia susah tidur dan berjalan menjelajahi tebing selama berjam-jam. Dia sadar bahwa dia membutuhkan sebuah gagasan yang dapat memberinya sejumlah besar uang, dan dia membutuhkan gagasan itu secepatnya. Tetapi, dalam keadaan yang begitu menekan jiwa, ternyata sulit bagi Dickens untuk mengarang. Setelah kembali ke London, dia berharap bahwa melakukan kebiasaannya berjalan-jalan di malam hari akan bisa menyulut imajinasinya. Cahaya kuning lampu gas yang berkelap-kelip menerangi jalanan yang disusurinya melalui permukiman yang lebih baik di kota London. Lalu, secara berangsurangsur, di saat dia semakin mendekati Sungai Thames, hanya cahaya redup dari jendela rumah-rumah petak sajalah yang menerangi jalanan, yang sekarang dipenuhi sampah dan dibatasi oleh selokan di kedua sisinya. Para wanita anggun dan kaum lelaki berpakaian rapi di daerah Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
49
MISSIONBOOK permukiman Dickens digantikan oleh kupu-kupu malam yang mesum, pencopet, preman, dan pengemis. Pemandangan yang muram itu mengingatkannya pada sebuah mimpi buruk yang sering mengganggu tidurnya: Seorang anak lelaki berusia dua belas tahun duduk di sebuah meja kerja yang di atasnya terdapat setumpukan tinggi wadah semir sepatu hitam. Selama dua belas jam sehari, enam hari sepekan, anak itu menempelkan label pada tumpukan wadah yang seakan tak ada habisnya itu untuk mengais rezeki enam shilling yang membuatnya dapat bertahan hidup. Melalui lantai gudang yang sudah lapuk itu, si anak dalam mimpi melihat ke dalam tempat penyimpanan makanan, dan di situ tampak sekawanan tikus berseliweran. Kemudian, dia menengadah, melihat ke jendela yang penuh kotoran, dan dari jendela itu menetes air yang terbentuk oleh dinginnya cuaca London di musim dingin. Cahaya matahari mulai meredup, seiring dengan meredupnya harapan si anak. Ayahnya ditahan di penjara oleh penagih utang, sementara dia hanya menerima satu jam pelajaran sekolah pada saat istirahat makan malam di gudang itu. Dia merasa tak berdaya, ditelantarkan. Mungkin tak akan pernah ada perasaan gembira, riang, atau harapan lagi. Ini bukanlah adegan yang diinginkan si pengarang. Adegan ini mirip dengan pengalamannya di masa kecilnya dulu. Untunglah, ayah Dickens mewarisi sejumlah uang, yang membuatnya dapat membayar semua utangnya dan keluar dari penjara–dan anak lelakinya yang masih kecil itu tidak mengalami nasib yang sengsara. Sekarang, ketakutan tidak bisa membayar utangnya sendiri terus menghantui Dickens. Dengan lesu, dia memulai perjalanan pulan dari acara jalan-jalannya yang panjang itu, sama sekali belum punya gagasan untuk kisah “ceria dan riang” yang ingin diceritakannya. Tidak berbeda dengan saat dia memulai acara jalan-jalannya. Namun, saat semakin dekat dengan rumah, dia merasakan ada sekelebatan ilham. Bagaimana kalau menulis kisah Natal! Dia akan menulis sebuah cerita untuk orang-orang yang berpapasan dengannya di jalanan hitam kota London. Orang-orang yang hidup dan berjuang dengan dihantui perasaan takut dan kerinduan yang pernah dirasakannya dulu, orang-orang yang haus akan secercah kebahagiaan dan harapan. Tapi, Natal sudah akan tiba kurang dari tiga bulan lagi! Mana mungkin dia sanggup menyelesaikan tugas sebesar itu dalam waktu sesingkat itu! Naskah karangannya harus pendek, jelas bukan sebuah novel lengkap. Naskah itu harus sudah rampung menjelang akhir November agar masih sempat dicetak dan didistribusikan tepat menjelang penjualan pernak-pernik Natal. Agar cepat, dia mendapatkan gagasan untuk mengadaptasi cerita hantu Natal dari sebuah bab The Pickwick Papers. Dia akan mengisi ceritanya dengan berbagai adegan dan 50
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
beberapa tokoh yang digemari pembacanya. Akan ada tokoh seorang anak kecil yang sakit-sakitan, yang ayahnya jujur namun tidak cakap, dan sebagai pusat cerita, akan ada seorang lelaki tua yang jahat dan egois, yang hidungnya bengkok dan pipinya keriput. Di saat hari-hari sejuk di bulan Oktober semakin mendekati bulan November yang semakin dingin, naskah itu terus berkembang, halaman demi halaman, dan ceritanya mulai membentuk. Alur cerita pokoknya cukup sederhana sehingga mudah dipahami anak-anak, namun membangkitkan gagasan yang bisa menggugah kenangan indah dan perasaan nyaman pada hati orang dewasa. Setelah beristirahat sendirian di apartemennya yang dingin dan kosong pada malam Natal, Ebenezer Scrooge, seorang pengusaha London yang kikir, didatangi roh mitra usahanya yang sudah meninggal, Jacob Marley. Karena semasa dia masih hidup dikuasai oleh sifat serakah dan perasaannya yang tidak peka pada temannya, roh Marley terus gentayangan di dunia dengan dirantai karena sikapnya yang selalu tidak peduli pada sesama. Dia memperingatkan Scrooge agar mau berubah kalau tidak mau mengalami nasib yang sama dengannya. Hantu Natal Masa Lalu, Hantu Natal Masa Sekarang, dan Hantu Natal Masa Mendatang bermunculan dan memperlihatkan pada Scrooge berbagai pemandangan memilukan dari kehidupannya dan apa yang akan terjadi jika dia tidak memperbaiki cara hidupnya. Dengan perasaan yang sarat dengan penyesalan, Scrooge meninggalkan sifatnya yang egois dan berubah menjadi orang yang baik hati, dermawan, dan penuh cinta kasih yang berhasil memetik pelajaran dari semangat Natal yang sejati. Secara berangsur-angsur, dalam proses penulisan cerita itu, Dickens mengalami sesuatu yang mencengangkan dirinya. Rencana yang semula muncul dengan penuh perhitungan akibat rasa putus asa, yang dimaksudkan untuk membebaskan diri dari lilitan utang–”rencana kecil,” begitu katanya–segera memunculkan perubahan pada diri si pengarang. Di saat dia menulis tentang acara Natal yang dicintainya–pesta keluarga yang meriah dengan misletoe yang bergelantungan dari langit-langit rumah, nyanyian aneka lagu, permainan, tarian, dan hadiah Natal yang ceria; hidangan lezat daging angsa panggang, puding buah persik, roti yang masih hangat, yang semuanya dinikmati di depan kayu bakar yang masih menyala-nyala–keceriaan saat-saat yang didambakannya pun mulai memupus rasa sedih di hatinya. A Christmas Carol berhasil menawan hati dan kalbunya. Penulisan cerita itu menjadi pekerjaan yang dilakukannya dengan penuh rasa cinta. Setiap kali dia mencelupkan pena bulu ayamnya ke dalam tinta, para tokohnya secara ajaib menjadi hidup: Tiny Tim dengan kruknya, Scrooge yang gemetar ketakutan ketika bertemu dengan hantu, Bob Cratchit yang minum minuman Natal di hadapan orang papa.
MISSIONBOOK Setiap pagi, Dickens menjadi semakin bergairah dan tidak sabar untuk mulai menulis. “Aku benar-benar terpengaruh oleh buku kecil itu,” begitu katanya dalam suratnya kepada seorang wartawan, dan “enggan mengesampingkannya barang sesaat pun.” Seorang sahabat dan penulis biografi Dickens di kemudian hari, John Forster, menyadari adanya “kekuasaan besar” cerita itulah yang telah menguasai pengarangnya. Dickens berkata kepada seorang profesor di Amerika tentang bagaimana dirinya, ketika menulis, “menangis, lalu tertawa, dan menangis lagi.” Dickens bahkan ikut berperan dalam merancang bukunya, ikut menentukan sampul yang bercap emas, halaman buku yang berwarna hijau-dan-merah dengan sampul belakang berwarna, serta empat buah etsa yang diwarnai dengan tangan dan empat ukiran kayu. Agar buku itu terjangkau oleh orang banyak, dia menetapkan harganya hanya lima shilling saja. Akhirnya, pada 2 Desember, karangannya selesai, dan naskahnya dikirim ke percetakan. Pada 17 Desember, salinan untuk pengarang diserahkan, dan Dickens sangat gembira. Dia tak pernah ragu bahwa A Christmas Carol akan digemari pembacanya. Namun, baik dia maupun penerbitnya sama sekali tidak pernah mengira bahwa sambutan pembaca sedemikian luar biasa. Edisi pertama sebanyak enam ribu eksemplar habis terjual pada malam Natal, dan ketika berita tentang buku kecil yang menyentuh hati itu menyebar, begitu yang teringat oleh Dickens di kemudian hari: “dalam setiap surat, segala macam orang yang tak dikenal menulis segala macam surat yang menceritakan rumah dan tungku perapian mereka, dan betapa A Christmas Carol dibacakan dengan suara nyaring, dan disimpan di rak kecilnya sendiri.” Novelis William Makepeace Thackeray berkata begini tentang buku itu: “Bagiku tampaknya seperti sebuah manfaat bagi seluruh bangsa, dan bagi kaum lelaki dan perempuan yang membacanya, buku itu adalah sebuah kebaikan pribadi.” Meskipun buku itu dipuji banyak orang, tidak berarti mendatangkan keuntungan sebagaimana yang diharapkan Dickens karena mutu tinggi yang dimintanya dan harga rendah yang ditetapkannya. Meskipun demikian, keuntungan yang diperolehnya dari buku itu lumayan juga jumlahnya untuk sekadar bertahan hidup, dan popularitas A Christmas Carol yang luar biasa itu menghidupkan kembali khalayak pembacanya untuk menantinantikan karya-karyanya yang berikutnya, seraya memberikan arahan yang baru dan segar pada kehidupan dan kariernya. Meskipun Dickens menulis banyak buku lain– David Copperfield, A Tale of Two Cities, Great Expectations–yang memberikan keuntungan dan diterima baik oleh pembacanya, tidak ada yang menyamai kebahagiaan yang memuaskan kalbunya sebagaimana yang diperolehnya dari novel kecilnya yang dicintai banyak orang di seluruh dunia itu. Ada saatnya ketika sejumlah orang
menyebutnya Pendeta Natal. Dan, ketika dia meninggal pada tahun 1870, seorang anak miskin di London konon bertanya begini: “Dickens meninggal? Apakah Bapak Natal juga akan meninggal?” Dalam arti yang sebenarnya, Dickens memopulerkan berbagai aspek Natal yang kita rayakan sekarang ini, antara lain acara kumpul keluarga, makanan dan minuman serta tukar-menukar hadiah khas Natal. Bahkan bahasa Inggris pun telah diperkaya oleh kisah tersebut. Siapa penutur bahasa Inggris yang tidak mengenal kata scrooge (si kikir) atau umpatan “Bah! Humbug!” Ketika merasa kesal atau tercengang. Dan ucapan “Merry Christmas!” Menjadi jauh lebih sering diucapkan orang setelah cerita tersbut menyebar. Di kala sedang meragukan diri sendiri dan kebingungan, manusia kadang menghasilkan karyanya yang terbaik. Dari lembah kesengsaraan muncul suatu anugerah. Bagi Charles Dickens, karya terbaiknya adalah novel Natal pendek yang menumbuhkan keimanan yang baru ditemukan dalam dirinya dan dalam keceriaan Natal yang muncul kembali. Kekhawatiran bahwa kariernya sudah mentok dan menghadapi masalah keuangan, setiap langkah Dickens disertai dengan kegelapan dalam benaknya di kala dia menapaki jalanan hitam berbatu-batu dengan harapan dapat menguakkan secercah imajinasi. Dan di situlah, di kota itu, dia bersentuhan dengan para pembacanya. Pemandangan dan aromanya membangkitkan kembali kenangan masa kecilnya. Dalam seketika pintu daya cipta pun terbuka lebar. Didapatinya dirinya tertawa, menangis, “penuh semangat dan tak sabar untuk mulai bekerja.” Pengalaman Dickens mengingatkan kita bahwa proses inovasi dapat begitu sulit. Hal itu juga menunjukkan sinyal kuat bahwa titik tolak yang bagus untuk meluncurkan kekuatan daya cipta kita adalah keluar dan melakukan penjelajahan, mengorak lingkungan kita dengan mata dan telinga yang dibuka lebar-lebar. Cukup lazim jika kita berpapasan dengan penemuan kecil yang luar biasa dan berpikir, kalau saja aku dulu memikirkan hal itu. Namun, mewujudkan gagasan sederhana menjadi keberhasilan pun melibatkan proses, yang tidak semudah yang mungkin kita bayangkan.(RED)
Dikutip dari buku: “Everyday Greatness 63 Kisah + 500 Kata-kata Bijak Terbaik untuk Menemukan Makna Hidup” Ditulis oleh Thomas J. Burns Halaman 253-256 Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
51
"
MissionCARE
Formulir Partisipasi Iklan Kami turut berpartisipasi dalam pemasangan iklan di majalah MissionCARE: Nama
:.............................................................................................
Nama Perusahaan
:.............................................................................................
Alamat
:............................................................................................. Kode Pos...................
Telepon/Fax
:.............................................................................................
E-mail
:.............................................................................................
Ukuran Iklan
: 1 Halaman
1/2 Halaman
Dana tersebut akan kami kirimkan (transfer) ke rekening BCA KCU Kelapa Gading atas nama PMMI/MissionCARE No. Rek. 065.310.1667 (Telp. 021-4584 3481) Demikianlah infirmasi ini kami sampaikan. Tuhan memberkati. ................, .....................................2014 Hormat Saya,
.............................................................. Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014
Majalah MissionCARE | Januari - Maret 2014