Edisi 01 Tahun IV, Nomor 13 Maret 2015
Lintas FLOBAMORA
Ide Kreatif Muncul Dari Orang Yang Berpikir Cerdas & Bertindak Cerdas
S
etiap rencana kegiatan yang dirancang oleh siapapun, termasuk para guru, di mana seluruh kegiatan dirancang secara mandiri tanpa mengharapkan kucuran dana atau bantuan dari pemerintah adalah sebuah langkah maju. Ide kegiatan kreatif seperti ini hanya bisa terjadi dari orang-orang yang berpikir cerdas dan bertindak cerdas. Sebuah terobosan yang sangat spektakuler dan perlu diberikan apresiasi. Penegasan ini disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kupang, Drs. Yorhans S Lopis, M.Si dalam arahan pada kegiatan rapat pemantapan pelaksanaan seminar Ilmiah oleh KKG Pendidikan Agama Kristen rayon Fatuleu, Takari dan Amarasi di aula kantor Oelamasi, Selasa (10/03/2015). “Kita jangan terlalu bergantung pada pemerintah, apalagi tidak ada dana atau bantuan dari pemerintah untuk membuat kegiatan-kegiatan kreatif seperti ini. Langkah yang diambil oleh para guru yang terhimpun dalam wadah KKG ini sungguh luar biasa. Ide kegiatan ini hanya bisa terjadi dari
22
orang-orang yang berpikir cerdas dan bertindak cerdas,” katanya. Menurutnya, kendala peningkatan mutu pendidikan, di antaranya masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pendidikan. Namun yang lebih fatal adalah guru atau tenaga pendidikan yang tidak profesional. Untuk meningkatkan kemampuan guru agar bisa menjadi guru yang profesional sesuai dengan harapan masyarakat adalah guru tersebut harus mengikuti berbagai kegiatan berupa pelatihan serta kegiatan diklat fungsional lainnya. “Tindakan kreatif dan cerdas dari orang yang cerdas seperti ini merupakan bukti bahwa guru ingin mandiri dan tidak menjadi manja pada negara, apalagi dalam tahun anggaran 2015 tidak ada dana yang disiapkan khusus untuk kegiatan-kegiatan guru. Untuk itu diharapkan langkah kreatif ini akan ditiru oleh guru atau pengawas yang lain,” ungkapnya. (Sumber : ntt.kemenag.go.id/LA/YM)
Edisi 01 Tahun IV, Nomor 13 Maret 2015
Akoit Ajak Para Agen Pastoral Lebih Militan Di Kawasan Perbatasan
S
aat membuka kegiatan pertemuan DPP Perbatasan bertempat di aula kantor Kankemenag Belu, Sabtu (14/3/2015), Kakanmenag Belu, Drs. Yosef Akoit mengajak seluruh peserta untuk membangun sikap militansi di kawasan perbatasan karena disinyalir ada pelbagai masalah sosial yang marak terjadi di kawasan perbatasan. “Sebagai seorang agen pastoral di kawasan perbatasan perlu mengasah kualitas iman agar mampu memikul tri tugas Kristus yakni Imam, Nabi dan Raja. Di samping itu dengan kualitas iman yang baik seorang agen pastoral mampu menjadi filter (penyaring) terhadap masalah-masalah sosial di kawasan perbatasan,” tandasnya. Menurutnya, seorang agen pastoral perlu turut membangun masyarakat di kawasan perbatasan baik pembangunan di bidang fisik maupun pembangunan di bidang non fisik. Seorang agen pastoral mempunyai tugas yang sangat berat yakni menangkal masuknya paham atau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD
1945. Selain itu, tambahnya lagi, seorang agen pastoral bersama pemerintah setempat bertugas untuk membendung dan menangkal masalahmasalah sosial di kawasan perbatasan misalnya penyelundupan narkoba, penyelundupan sembako, penyelundupan BBM, tertularnya penyakit HIV /AIDS dan penyelundupan kendaraan bermotor, dan sebagainya. “Mari bersama pemerintah setempat bangun kerjasama yang baik agar dapat meminimalisir masalah-masalah sosial di kawasan perbatasan. Kalau tidak diberantas dari sekarang maka tidak mustahil kita sendiri yang akan rasakan dan juga anak cucu kita yang akan mengalaminya,” katanya. Di akhir arahannya Akoit meminta kepada para peserta sebanyak 40 orang anggota Dewan Pastoral Paroki (DPP) pada paroki-paroki perbatasan NKRI-RDTL agar menjadikan kegiatan ini sebagai ajang refleksi penguatan kapasitas pelayanan pastoral di kawasan perbatasan. (Sumber : ntt.kemenag.go.id/DH/IB)
23
Edisi 01 Tahun IV, Nomor 13 Maret 2015
Rakor Pendis SBD, KakanKemenag Minta Sinergitas Umat Islam
‘’Peningkatkan konsolidasi interen ini penting sehingga ada pemahaman dan gerakan bersama yang bersinergi untuk pengembangan mutu pendidikan Islam di Sumba Barat Daya’’. Demikian disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Barat Daya, Drs. Julius David Kalumbang ketika memberikan arahan membuka kegiatan Sinkronisasi & Evaluasi Program Pendidikan Keagamaan yang digelar Seksi Pendis & Bimas Islam Kantor Kemenag SBD beberapa waktu lalu di aula KUA Kecamatan Loura. Lebih lanjut KakanKemenag menjelaskan, konsolidasi interen umat Islam dan pelaku dunia Pendis SBD ini merupakan hal mutlak untuk mencapai tujuan pendidikan Islam sesuai dengan roh dari PP 55 tahun 2007. Di dalam PP ini diuraikan dengan jelas bahwa pendidikan agama Islam berfungsi untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan intern dan antar umat beragama. 24
Adapun tujuannya adalah untuk menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. “Untuk mencapai tujuan tersebut Seksi Pendidikan & Bimas Islam Kemenag SBD sebagai perpanjangan tangan Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam telah menetapkan kebijakan pengembangan program pendidikan agama Islam yang mencakup tiga tema utama yakni peningkatan kualitas hasil belajar, peningkatan kualitas ketenagaan, dan penguatan kelembagaan dan kerjasama,” urai KakanKemenag menjelaskan. Dalam kegiatan yang dihadiri Tokoh Agama, Tokoh Umat, Guru PAI, dan Pengurus Yayasan Penyelenggara Pendidikan Islam (YAPPI) Kabupaten Sumba Barat Daya ini, KakanKemenag juga mengapresiasi H. Samsi Pua Golo, ST, selaku Ketua YAPPI, yang dalam semangat kemitraan dengan Kementerian Agama, telah mendirikan beberapa Madrasah di Kabupaten Sumba Barat Daya. KakanKemenag berharap, pola kemitraan yang sudah terjalin baik ini dapat ditingkatkan ke depannya, demi pengembangan dunia pendidikan Islam di SBD. (Sumber : ntt.kemenag.go.id/Pedro/Paschal)
Edisi 01 Tahun IV, Nomor 13 Maret 2015
Kankemenag Flotim Tegaskan Optimalisasi Tugas Guru PAK
K
epala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur, Petrus Pedo Beke,S.Ag ketika bertatap muka dengan para Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik Penerima Tunjangan Profesi Guru Angkatan 1 s/d 10, di Aula KPRI Karya Rukun Larantuka, Kamis 12/03/2015 menegaskan pentingnya optimalisasi tugas dan peran seorang Guru Agama Katolik baik dalam proses pendidikan di sekolah maupun dalam menjalankan karya-karya pastoral di tengah masyarakat. Penegasan tersebut berkaitan dengan tuntutan regulasi yang mengatur tentang beban mengajar dan beban tugas seorang Guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) di lapangan yang menyandang gelar atau predikat sebagai seorang guru yang profesional. “Selain memenuhi 24 Jam mengajar, seorang Guru Pendidikan Agama Katolik harus mempunyai tugas tambahan sebagai katekis yang melaksanakan karya pastoral di lingkungannya,” tegasnya. Karya-karya Pastoral tersebut, menurutnya
harus dibuktikan dengan berbagai dokumen, seperti SK. Penugasan dari Pastor Paroki serta program tahunan yang menguraikan kegiatan-kegiatan harian atau mingguan dan sebagainya. Hal tersebut perlu dikelola secara baik dan benar sebagai dokumen untuk pertanggungjawabkan dalam rangka audit kinerja atau audit beban kerja. “Ini menjadi muatan lokal dengan otonomitas satuan pendidikan dalam memperkaya khasanah pendidikan Katolik baik dari segi pendalaman Kitab Suci, ajaran Gereja dan sejarah perkembangan Gereja,” lanjutnya. Lebih jauh, kepada 260-an guru PAK penerima tunjangan sertifikasi guru yang hadir, beliau mengharapkan agar seorang Guru PAK dituntut untuk memiliki kompetensi lebih dibandingkan dengan guru pendidikan lainnya. Sebab menurutnya, Kompetensi manajerial/kepemimpinan menjadi mutlak dimiliki oleh seorang guru PAK, karena tugas utama seorang guru agama bukan hanya mencerdaskan intelektual peserta didik tetapi juga bertugas untuk mencerdaskan emosional dan spiritualnya. (Sumber : ntt.kemenag.go.id/PL/GW)
25
Edisi 01 Tahun IV, Nomor 13 Maret 2015
KaKanKemenag Sikka : Pemuda Harus Membawa Perubahan
K
epala Kantor Kemenag Kabupaten Sikka, Drs. Fransiskus ketika memberikan sambutan pada acara pembukaan kegiatan Kerukunan Pemuda Lintas Agama mengemukakan bahwa pemuda merupakan manusia yang kaya arti, karena kaya arti maka pemuda haruslah membawa perubahan. Dikatakan, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan antara lain; Pertama adalah masa lalu atau kemarin yang memiliki sejarah bagi para pemuka agama; Kedua adalah masa sekarang atau hari ini yang memiliki nilai bagi generasi penerus; Dan ketiga adalah masa yang akan datang atau besok untuk mencapai cita-cita atau harapan bagi para pemuda-pemudi. Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung FKUB Kabupaten Sikka ini bertujuan untuk membina 26
kerukunan umat beragama dan dihadiri oleh para pemuda lintas Kabupaten Sikka dari 6 (enam) Agama yang ada. Menampilkan 6 (enam) orang narasumber, kegiatan ini menghadirkan KakanKemenag Kab. Sikka dengan materi Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama No. 9 dan 8 Tahun 2006; Kaban Kesbangpol dengan materi Generasi Muda, Nilai-nilai Sakral dalam Agama Katolik oleh Ketua FKUB; Nilai-nilai Sakral dalam Agama Islam oleh Ketua MUI; Nilai-nilai Sakral dalam Agama Kristen oleh Ketua Forum GerejaGereja Kristen Kab. Sikka; Tri Hita Karana tiga hubungan menuju keharmonisan hidup oleh Ketut Darmika, S. Pd. (Sumber : ntt.kemenag.go.id/ YT/GW)
Edisi 01 Tahun IV, Nomor 13 Maret 2015
Katekis Orang Yang Jadi Saksi Nilai Perkawinan Kristiani
P
ernyataan tersebut dilontarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara, Dra. Yosefina M. Neonbeni, M.Hum, ketika mendampingi para katekis/guru agama Katolik se – Kecamatan Insana Jumat (27/2/2015), di lopo /aula Paroki Santa Maria Pengantara Segala Rahmat Kiupukan Kecamatan Insana. Pastor Paroki dan Para Katekis mendaulat Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten TTU, Ibu Fin Neonbeni dengan tema “Identitas dan Spiritualitas Seorang Katekis; Menimba Semangat Pewartaan Santo Paulus”. Dalam paparannya, Ibu Fin mengatakan, seorang Katekis membawa kabar baik/kabar gembira manusia yang kehilangan harapan, orang yang mewartakan tentang Yesus Kristus yang kita imani. Kaum awam yang membimbing orang untuk beriman. Orang yang menjadi saksi nilai perkawinan Kristiani yang menghidupi
perkawinan dalam kesetiaan dan mendidik anak-anak dengan rasa tanggungjawab. “Kalau Anda, sungguh-sungguh setia pada janji katekis, Anda harus setia pada komitmen pada janji perkawinan. Awam mendapat panggilan tugas tambahan yang berhubungan dengan tugas pengajaran Kristiani dalam berbagai upacara liturgi, dalam reksa pastoral. Seorang awam membimbing dan mengajar katekumen,” imbuhnya. Lebih lanjut, katekis senior Paroki Kiupukan ini menjelaskan bahwa spiritualitas seorang katekis adalah sebuah tawaran, (bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu (Yoh.15:16a). “Maka tugas menjadi katekis mengandaikan kita diberi karunia untuk berkata-kata dengan pengetahuan yang dianugerahkan sesuai kehendak Tuhan sendiri dan untuk membangun jemaat,” sambungnya. “Jadi tidak ada alasan menjadi sombong atau memegahkan jasa pengabdian kita. Tugas mewartakan Injil berarti mewartakan Kristus bukan mewartakan diri sendiri, maka mewartakan Injil bukan mencari pujian manusia melainkan sematamata ingin menyukakan hati Allah (1 Tes 2 : 4 – 6). Tetapi jangan cemas memang menjadi pewarta injil selalu ada tantangannya tetapi ada upah besar di surga ( Luk 10 : 20 ),” tandasnya. (Sumber : ntt.kemenag.go.id/PL/GW)
27