SEROPREVALENSI ANTIBODI IgGToxoplasma gondii PADA IBU DI RANGKAH 6 SURABAYA Dwi Krihariyani1, Evy Diah Woelansari1,EntuyKurniawan2 1 Poltekkes Kemenkes Surabaya 2 Poltekkes Kemenkes Bandung email:
[email protected] ABSTRACT Toxoplasmosis is zoonotic diseases caused Toxoplasma gondii and can infected women. Risk factor Toxoplasmosis infection in women are habits of washing hand after contact wih animal. Thepurpose of the study was to research seroprevalence antibody IgG Toxoplasma gondii among women in Rangkah 6 Surabaya. This research is observational purposive sampling study.Total sample amount 45 sample from women and analyzed antibody IgG Toxoplasma gondii using ELISA technique. The result showed 57,5% (26/40) seropositive antibody IgG Toxoplasma gondii whereas42,5% (14/40) seronegative antibody IgG Toxoplasma gondii. Seropositive 6 of 26 women (23,1%) is pregnant women. Seronegative IgG T.gondii 5 from 14 (35,7%) is pregnant women.These research with Chi-Square test was level value p=0.976that meansno significantrelations between antibody IgG Toxoplasma gondii with habits of washing hand.The prevalence of Toxoplasma gondii antibody among women is high in Rangkah 6 Surabaya. these research will be neededAppropriated to screen women before and during pregnancy, should be dealt in order to minimize of this infection. Keyword : Toxoplasma gondii, Surabaya
women, Antibody IgG , hand wash, Rangkah 6
ABSTRAK Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan Toxoplasma gondii dan dapat menginfeksi ibu.Faktor resiko infeksi melalui kebiasaan mencuci tangan setelah kontak dengan binatang. Penelitian ini bertujuan mengetahui seroprevalensi antibodi Toxoplasma gondii pada ibu di Rangkah 6 Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan purposive sampling. Total sampel sebanyak 45 sampel dari ibu hamil dan dianalisis antibodi IgG Toxoplasma gondii menggunakan teknik ELISA. Hasil penelitian menunjukkan 57,5% (26/40) seropositif antibodi IgG Toxoplasma gondii sedangkan 42,5% (14/40) seronegatif antibodi IgGToxoplasma gondii. 6 dari 26 wanita yang seropositif (23,1%) adalah ibu hamil. 5 dari 14 wanita yang seronegatif IgG T.gondii(35,7%)adalah ibu hamil. Berdasarkan hasil pengujianChi-Squarediperoleh hasil nilai p=0.976 yang artinya tidak ada hubungan secara signifikan antara antibodi IgG Toxoplasma gondii dengan kebiasaan mencuci tangan. Prevalensi antibodi Toxoplasma gondiipada wanita di Rangkah 6 Surabaya sangat tinggi. Penelitian ini diperlukan skrining yang tepat pada wanita sebelum dan selama kehamilan, untuk mengurangi infeksi Kata kunci : Toxoplasma gondii, ibu, antibodi IgG , mencuci tangan, Rangkah 6 Surabaya
PENDAHULUAN Penyakit zoonosis adalah penyakit
abortus, kematian (Feng Meng Qing, et
yang dapat menular dari hewan ke
al,
manusia
kehamilan
(Sasmita,
2006).
2015).Toksoplasmosis juga
selama
mengakibatkan
Toksoplasmosis yang disebabkan oleh
keguguran atau bayi lahir mati. Capaian
Toxoplasma
Merupakan
MDGs (Milinium Development Goal’s)
protozoa darah dan jaringan, memiliki
di Indonesia Angka Kematian Ibu
hospes definitif utama yaitu kucing
(AKI) tahun 2011 adalah 1.043 per
termasuk kucing piaraan (Feng Meng
100.00 kelahiran hidup, artinya terdapat
Qing, et all, 2015). Manusia dan hewan
1 kematian ibu dari 65 kelahiran, angka
berdarah panas dapat
terinfeksi dari
ini termasuk tinggi. Toksoplasmosis
cemaran ookista Toxoplasma gondii
menyumbang 9% dari kematian janin
yang dikeluarkan bersama tinja kucing
menyebabkan
(Gandahusada,
dunia
sehingga mempengaruhi langsung pada
diperkirakan 15% - 85% orang dewasa
ibu (Bappenas, 2010). Faktor resiko
mengalami infeksi Toxoplasma gondii
toksoplasmosis terjadi pada ibu adalah
(Public Health Agency of Canada,
kebiasaan ibu memakan sayuran mentah
2011).
umumnya
atau makanan yang kurang matang,
bersifat asimtomatik, hanya sedikit yang
kontak dengan tanah dan dan binatang
benar-benar menunjukkan gejala sakit
(Ashraf, et al, 2010). Ibu hamil dapat
dan
tidak
terinfeksi dari hygiene yang buruk,
Prevalensi
Rohmawati mengungkapkan kebiasaan
zat anti Toxoplasma gondii di Indonesia
tidak mencuci tangan dengan kadar
menunjukkan
Imunoglobulin G Toxoplasma gondii.
gondii.
2008).
Di
Toksoplasmosis
biasanya
terdiagnosis(Frenkel,2000).
angka
2%
-
63%
terjadinya
(Chahaya, 2003). Surabaya memiliki
Ditemukannya
prevalensi toksoplasmosis sebesar 63%
ookistasebesar 23,3% dipasar Semampir
(Rohmawati dkk, 2013).Ibu hamil yang
Surabaya
memiliki dampak serius dari infeksi,
penyebaran
menyebabkan terjadinya toksoplasmosis
gondii(Aprilia, 2014). Masyarakat di
congenital
daerah
kecacatan
yang pada
menyebabkan janin
yaitu
hydrocephalus, infeksi mata, epilepsi,
sayuran
keguguran,
dapat
Rangkah
mengandung
menjadi
sumber
infeksiToxoplasma
6
Surabaya
merupakan penduduk dengan kondisi ekonomi menengah kebawah
dan
didukung
dengan
keadaan
Serum dari ibu hamil, reagen
lingkungannya kumuh. Banyak binatang
Toxoplasma
IgG
peliharaan dan binatang yang pada
sampel
umumnya hidup dan berkembangbiak di
solution,
tempat kumuh seperti kucing, tikus,
control, wash concentrate solution ,
burung, kecoa. Selain itu hygiene dan
substrat solution, chromogen solution,
sanitasi kurang baik, ada sebagian
stop solution
masyarakat sekitar yang tidak memiliki
Instrumen Penelitian
jamban dan saluran air sebagai tempat
Tabung
diluent,
ReigedE enzyme
0906
:
conjugate
negative control, positive
venojeck,
ice
box,
pembuangan limbah manusia.Sanitasi
tabung vacuum non EDTA, vorteks
yang buruk adanya hewan perantara
nissin mixerVM-300,Rayto RT-2100C
yang
rumah
Microplate Reader, microplate “U”,
beradadilingkungan
memperluas
persebaran
ookista
eppendorf tube atau sample cup, yellow
berhubungan
dengan
infeksi
tip, blue tip , centrifuge , micropipette
Toxoplasma
gondii
manusia
10 µl, 50 µl,100 µl, 350 µl.
(Dubey JP, 2010).Tujuan penelitian ini
Preparasi Sampel Serum
adalah
Serum diperoleh dengan pemisahan
mengetahui
pada
seroprevalensi
antibodi IgG Toxoplasma gondii pada
serum
ibu di Rangkah 6 Surabaya. Manfaat
sentrifugasi. Darah di masukkan ke
penelitian
dapat
dalam tabung sentrifus dan diputar
memberikan informasi tentang hasil
dengan menggunakan sentrifus dengan
prevalensi antibodi Toxoplasma gondii
kecepatan 2500 rpm selama 10 – 15
pada ibu sehingga dapat digunakan
menit. Setelah serum terpisah dalam
untuk memberikan masukan bagi pihak
darah diambil dan dimasukkan ke dalam
yang
tabung eppendorf. Sebelum sampel
ini
diharapkan
berwenang
dan
dapat
dengan
darah
dikembangkan oleh peneliti lain dengan
serum
mendeteksi antibodi IgMToxoplasma
pencampuran
gondii.
vorteks mixer 4-5 kali
melalui
diperiksa,
dilakukan
dengan
menggunakan
Pemeriksaan
Imunoglobulin
METODE PENELITIAN
Toxoplasma gondii
Bahan Penelitian
Prinsip Pemeriksaan
G
Antigen primer spesifik yang
350
µL
(kecuali
sumuran
ditempelkan pada mikroplate yang akan
blanko)dandilakukan sampai 6 kali.
menangkap
dari
Setelah itu tambahkan 100µL enzyme
serum, antibodi sekunder yang terikat
conjungate ke setiap sumuran.Inkubasi
pada enzim yang digunakan untuk
37°C pada tempat gelap selama 10
memperkuat ikatan antigen-antibodi.
menit.
Ikatan ini
microplate
antibodi
spesifik
diukur dengan
panjang
Lakukan
pencucian
sampai
6
ulang
kali
gelombang tertentu dan hasil diperoleh
menggunakan
dengan kalkulasi absorbansi blanko
Tambahkan 50 µL substrat A kemudian
dengan absorbansi sampel.
50 µL substrat B kedalam semua sumur
Prosedur
Imunoglobulin
G
(A1-H1,
wash
dengan
A2-H2).
solution.
Campur
dengan
menggoyang microplate selama 15
Toxoplasma gondii Blankodisiapkan pada sumur A1
detik. Inkubasimicroplate 37°C pada
yang diisi 100 µL sampel diluent,
tempat
kontrol negatif sebanyak 100 µL pada
Tambahkan 50 µL stop solution pada
sumur B1-D1, kontrol positif sebanyak
semua sumur.Pembacaan pada 30 menit
100
(E1-F1).
dengan panjang gelombang 450 nm.
Sampeldiluent sebanyak 100 µL diisi
Hasil diperoleh dari kalkulasi absorban
pada
sampel terhadap blanko.Index sampel
µL
pada
sumur
sumur
(G1-H1,
A2-H2)
gelap
selama
menit.
disesuaikan dengan jumlah sampel.
adalah
Tambahkan serum sebanyak 10 µL
absorbansi
dimasukkan
ke
dan
Interpretasi hasil positif : Abs > CoV
didicampur
dengan
menggunakan
dan Index Imunoglobulin G> 1,15.
itu
Interpretasi hasil negatif : Abs < CoV
dalam
sumur
mikropipet.Setelah
microplatedigoyang (mix) selama 30 detik
absorbansi
10
Cut
off
sampel Value
per (CoV).
dan Index Imunoglobulin G < 1,15.
untuk memastikan reagen dan
sampel
tercampur
merata.
Microplatediinkubasi pada suhu 37°C selama inkubasi
45
menit. selesai,
microplatedicuci
Setelah
proses
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan,
kadar
Imunoglobulin
G
kemudian
didapatkan nilai positif Imunoglobulin
dengan
G Toxoplasma gondii pada ibu hamil di
menggunakanwash solution sebanyak
Rangkah 6 Surabaya didapatkan data
sebagai berikut :
Hasil Pemeriksaan IgG Toxoplasma gondii Pada Wanita 42,5%
57,5%
Positif IgG Toxoplasma gondii
Negatif IgG Toxoplasma gondii
Gambar 1. Diagram Hasil Pemeriksaan IgG Toxoplasma gondii Pada Wanita Tabel 1. Presentase Hasil Seropositif Antibodi IgG Toxoplasma gondii pada Wanita Berdasarkan Umur Usia (thn) 20-30 31-40 41-50 51-60
Jumlah 8 10 6 2
Persentase (%) 20% 25% 15% 5%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan angka tertinggi
ibu dengan seropositif antibodi IgG
sebesar 25%. Sedangkan ibu dengan
T.gondii berusia 20-30 tahun sebesar
usia 41-50 tahun presentasenya 15%
20%. Ibu seropositif
dan 51-60 tahun sebesar 5%.
antibodi IgG
T.gondii yang berusia 31-40 tahun
Tabel 2. Hasil prosentase pemeriksaan Imunoglobulin G Toxoplasma gondii Berdasarkan usia kehamilan ibu Usia
Positif
Negatif
Trimester 1
2 (5%)
1 (2,5%)
Trimester 2
1 (2,5%)
3 (7,5%)
Trimester 3
3 (7,5%)
1 (2,5%)
Kehamilan
yaitu
Ibu hamil pada trimester 1 dinyatakan
5%
sehingga didapat nilai CoV =0,0851.
mengalami
Penentuan seseorang telah terinfeksi
toksoplasmosis sedangkan 2,5% negatif
Toxoplasma gondii dengan melihat
toksoplasmosis.
kadar
Ibu
hamil
pada
Imunoglobulin
G,
dengan
trimester 2 dinyatakan dinyatakan 2,5%
menggunakan index sebagai hasil akhir.
mengalami toksoplasmosis sedangkan
Interpretasi
7,5% negatif toksoplasmosis. Ibu hamil
terinfeksi
pada trimester 3 dinyatakan dinyatakan
memiliki nilai absorbansi ≥ absorbansi
7,5%
toksoplasmosis
Cut off value (CoV) dan nilai index
negatif
Imunoglobulin G > 1,15. Interpretasi
keseluruhan
hasil dikatakan negatif tidak terinfeksi
dari 40 ibu yang berada di Rangkah 6
Toxoplasma gondii bila memiliki nilai
Surabaya menunjukan prosentasi 57,5%
absorbansi
mengalami toksoplasmosis dan 42,5%
index Imunoglobulin G < 1,15.
mengalami
sedangkan
2,5%
toksoplasmosis..
Secara
tidak mengalami toksoplasmosis. Nilai
Cut
off
value
hasil
Toxoplasma
Faktor (CoV)
disekitar
dikatakan gondii
keberadaan
rumah
positif
tinggal
hewan yang
diperoleh dari nilai absorbansi negatif
memungkinkan
(MNC) dan positif kontrol (MPC). Dari
Toxoplasma gondii pada ibu melalui
hasil pengujian telah didapatkan hasil
kontak dengan hewanyang dipelihara
yang memenuhi syarat validasi reagen
maupun yang berada di lingkungan
dengan nilai MNC 0,050 serta MPC
seperti kucing, burung merpati, bebek
memiliki
dan ayam.
nilai
absorbansi
2,8455
80% 67%
33% 20%
Positif Toxoplasmosis Mencuci Tangan
Negatif Toxoplasmosis Tidak Mencuci Tangan
terjadinya
bila
infeksi
Hasil
positif
ELISA
memelihara
hewan
diindikasikan dengan adanya antibodi
hewan liar
terutama kucing, burung,
spesifik yang menetralisir Toxoplasma
ayam, angsa dan unggas, sehingga
gondii. Dari 40 responden ibu yang
intensitas kontak dengan hewan sangat
memiliki antibodi Imunoglobulin G
besar. Hal ini menunjukkan adanya
Toxoplasma
memiliki
antibodi terhadap Toxoplasma gondii
tangan
dalam darah ibu di jalan Rangkah 6
sebanyak 67%. Sedangkan ibu yang
Surabaya. Ditemukannya Toxoplasma
positif
G
gondii pada ibu hamil di Jalan Rangkah
Toxoplasma gondii dan dan memiliki
6 Surabaya berdampak pada janin yang
kebiasaan mencuci tangan sebanyak
dikandungnya
33%.
toksoplasmosis kongenital. Pemeriksaan
kebiasaan
pada
gondii tidak
antibodi
uji
dan mencuci
Imunoglobulin
Responden ibu yang negatif
Imunoglobulin
G
Toxoplasma
peliharaan
dan
atau
berisiko
Imunoglobulin G Toxplasma gondii
gondiidan memiliki kebiasaan tidak
menggunakan
mencuci
80%.
menunjukan 26 oang dari 40 orang ibu
negatif
memiliki index > 1,15 yang dinyatakan
Imunoglobulin G Toxoplasma gondii
pernah terinfeksi Toxoplasma gondii
dan memiliki kebiasaan mencuci tangan
sedangkan
sebanyak 20%.
dinyatakan memiliki index < 1,15 dan
tangan
Responden
sebanyak
ibu
yang
14
metode
orang
ibu
ELISA
lainnya
dinyatakan tidak terinfeksi Toxoplasma gondii.
PEMBAHASAN Toksoplasmosis
11 orang ibu hamil di Jalan
merupakan
Rangkah 6 Surabaya terdapat masa
penyakit zoonosis yaitu penyakit yang
kehamilan yang berbeda.2 orang ibu
dapat menular dari hewan ke manusia
hamil berada pada trimester pertama, 1
disebabkan oleh parasit Toxoplasma
orang ibu hamil berada di trimester
gondii.
kedua, dan 3 orang ibu hamil di
Penelitian
yang
memilih
pemukiman
Rangkah
6
daerah
Surabaya,
tersebut
dilakukan
penduduk
di
dikarenakan
merupakan
trimester
ketiga.
Hasil
kuisioner
terdapat 2 orang ibu hamil pernah
daerah
mengalami keguguran, dan 1 orang ibu
pemukiman padat penduduk dengan
hamil sering mengalami perdarahan.
tingkat ekonomi yang rendah disertai
Hasil uji menunjukkan ketiga ibu hamil
penduduk yang memiliki kebiasaan
yang
mengalami
masalah
selama
kehamilannya
tersebut
dinyatakan
minggu
ke-16.Penelitian
yang
positif terinfeksi Toxoplasma gondii. Di
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Indonesia sebanyak 9% kematian janin
kebiasaan
disebabkan
oleh
toksoplasmosis
kontak dengan hewan mampu menjadi
(Bappenas,
2010).
Toksoplasmosis
faktor mekanik dari persebaran ookista
menyebabkan hingga
gangguan
kematian
janin
kehamilan selain
itu
mencuci
tangan
setelah
Toxoplasma gondii. Kebiasaan tidak mencuci tangan setelah kontak dengan
penelitian di Brazil mengungkapkan
hewan
sebesar 13% dari ibu hamil yang
toksoplasmosis
terinfeksi
gondii
ookista yang dapat berpindah saat
mengalami keguguran dan gangguan
kontak dengan hewan seperti saat
perkembangan
hingga
memandikan
berupa
hewan (Sasmita, 2006).
Toxoplasma
kecacatan
pertumbuhan
pada
keterlambatan katarak,
janin
pertumbuhan
mental,
mikroftalmia,
serta
menjadi
faktor
risiko
dikarenakan
adanya
dan
memberi
makan
Hasil uji statistika Chi – Square yang
dilakukan
untuk
korioretinitis (Lopez et al, 2000; Dalgiç,
hubungan
2008)
Toxoplasma gondii ibu di Rangkah 6 Ditemukannya darah ibu yang
kadar
menentukan
Surabaya
Imunoglobulin
dengan
G
mencuci
mengandung antibodi dengan metode
tangan.Berdasarkan hasil statistik tidak
ELISA menunjukkan bahwa ibu hamil
signifikan antara prevalensi antibodi
tersebut
IgG
pernah
Toxoplasma antibodi
IgG
gondii.
terpapar
oleh
Ditemukannya
Toxoplasma
gondii
Toxoplasma
gondii
dengan
kebiasaan mencuci tangan, dengan nilai p-value sebesar 0,976< α = 0,05.
mengindikasikan ibu telah memasuki
Meskipun faktor resiko tidak
fase kronik. Hal ini kemungkinan
kontak
menyebabkan antara 12-16 minggu
menghindarkan dari infeksi T.gondii
terinfeksi Toxoplasma gondii. Dugaan
namun ibu dianjurkan menjaga hygiene
ini
dan
diperkuat
oleh
Montoya
dan
dengan
sanitasi
hewan
lingkungan faktor
dapat
serta
Remington (2008) bahwa kadar IgG
memperhatikan
misalnya
Toxoplasma gondii
terbentuk 12-16
memakan sayuran mentah atau makanan
minggu setelah infeksi. tingginya kadar
yang kurang matang serta adanya
Imunoglobulin G yang tinggi pada awal
hewan piaraan
yang memiliki risiko
penularan Toxoplasma gondii menjadi
untuk mendeteksi adanya Toxoplasma
penting agar kehamilan terjaga sehingga
gondii dengan metode PCR
janin yang dikandung sehat terhindar dari
infeksi
Toxoplasma
gondii.
Persebaran ookista pada sayuran sebesar 5,6% dan buah sebesar 4% di Lahore Pakistan (Adeela et al, 2013). Penelitian di Cina Timurterhadap seroprevalensi Toxoplasma gondii didapatkan faktor yang
dapat
meningkatkan
kejadian
toksoplasmosis ialah keberadaan kucing yang
merupakan
hospes
utama
Toxoplasma gondii, serta kebiasaan mencuci tangan kedua faktor tersebut memiliki hubungan dengan kejadian toksoplasmosis (Feng Meng Qing, et al, 2014).
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
yang
dapat
diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat 57,5% seropositif antibodi IgG terhadap Toxoplasma gondii pada ibu di Rangkah 6 Surabaya dan 42,5% seronegatif
antibodi
IgG
terhadap
Toxoplasma gondii pada ibu di Rangkah 6 Surabaya yang kontak dengan hewan unggas. Diperlukan monitoring dan
DAFTAR RUJUKAN Adeela
et al.2013. Detection of Toxoplasma gondii in environmental matrices (water, soil, fruits and vegetables).(7) 1506-1511
Aprilia, Een Septia. 2014. Toxoplasma gondii Stadium Ookista pada Sayur Kubis (Brassica oleracea var.capitata) yang Dijual di Pasar Tradisional Kecamatan Semampir Surabaya. KTI. Poltekkes Kemenkes Surabaya: tidak diterbitkan. Ashraf, et al, 2010. Seroprevalence of anti Toxoplasma gondii IgG and IgM Among Pregnant Women In Sana’a Capital And Capital Trusteeship. Scientific Journal of King Faisal University. Vol 11 No.2 1431(2010) Bapenas, 2010. Laporan Pencapaian Tujuan Pembanguna Milenium di Indonesia. Jakarta.BAPPENAS Tersedia di: http://www.phgmu.org/test/admisi/download/p encapaian.pdf Diakses pada tanggal 1 Chahaya,2003. Epidemiologi Toxoplasma gondii. Tersedia di : http://library.usu.ac.id/download /fkm/fkm-indra%20c4.pdf
pengobatan bagi ibu yang terinfeksi Toxoplasma gondii dan melakukan cuci tangan setelah kontak dengan hewan. Selain itu perlu penelitian lanjutan
Christianson, Arnold. et al, 2006.March Of Dimes Global Report On Birth Defects. Tersedia di : http://www.marchodimes.org/m aterials/global-report-on-birth-
defect-the-hidden-toll-of-dyingand-disabled-childern-executivesummary.pdf.
Clinical Infectious 2008 : 47: 554-66 Nazan
Dubey, J.P. 2010. Toxoplasmosis of Animals and Human (2st ed). Maryland, USA : CRC Press tersedia di http://dl.lux.bookfi.org/genesis/5 17000/a15382f7d7d316352ace2 b3cd7ef5f37/_as/%5BJ._P._Dub ey%5D_Toxoplasmosis_of_Ani mals_and_Humans,(BookFi.org) .pdf Feng
Meng Qing, et all, 2015. Seroprevalence of Toxoplasma gondii antibodies and associated risk factors among children in Shandong and Jilin provinces, China.(30) 33-35
Gandahusada, 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran (edisi keempat). Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Jumaian, N.F.2005. Seroprevalence and Risk Factor for Toxoplasma Infection ini Pregnant women in Jordan.(11) 49-51 Lopez, A; Dietz VJ, Wilson M, Navin TR and Jones JL, 2000. Preventing Congenital Toxoplasmosis: Morbidity and Mortality Weekly Report. Recomm, Rep 49 (RR-2) : 59-68 Mong, Guo-Jie Brandon et al.2015. Seroepidemiology of Toxoplasmosis among People Having Close Contact with Animals.(6) 1-6. Montoya J.G and Remington J.S, 2008. Management Toxoplasma gondii Infection during pregnancy.
Disease,
Dalgiç, 2008. Congenital Toxoplasdma gondii Infection. Marmara Medical Journal, 2008 : 21(1) : 089-101
Public Health Agency of Canada. 2011. Canadian Guidelines on Sexually Transmitted Infections. Ottawa: Public Health Agency of Canada. Rohmawati, Ika dan Arief Wibowo, 2013.Kejadian Abortus Toxoplasmosis di Puskesmas Mentaras Kabupaten Gresik. Jurnal Biometrika dan Kependudukan FKM Universitas Airlangga.2 (2), 173-181. Sasmita, Prof. Dr. H. Rochiman, 2006. Toksoplasmosis Penyebab Keguguran dan Kelainan Bayi. Surabaya: Airlangga University Press.