seri akhlaq
NI’MAT ALLAH & SYUKUR NI’MAT em ut khoiri, drs, m .si
ALLAH
I. Introduction Allah suatu „Dzat‟ yang Maha dari segala Maha. Maha sempurna (k aamil) dalam segala hal dan urusan. Sesuatu apapun yang berkaitan dengan Allah, pastilah sempurna adanya. Hal itu berlaku pada semua produk ciptaan-Nya, baik itu makhluq maupun hukum-hukum (aturan, role of the game) yang mengatur interaksi keduanya. Maka pantaslah, jika setiap mukmin/mukminat meyakini bahwa “ Laa kamitslihi syaiun” (Tiada sesuatupun yang patut dan sepadan dengan Allah di dunia ini). Allah menciptakan manusia dan memerintahkan suatu kewajiban (beribadah, khilafah) kepada-Nya. Menurut aksioma (kaidah) kesempurnaan Allah, kata menciptakan dan memerintahkan mempunyai hubungan kausalitas. Kata menciptakan akan menghasilkan suatu produk kreasi. Sedangkan kata „amer‟ memerintahkan memproduk lahirnya suatu aturan yang bernilai kewajiban. Artinya, relasi antara subjek produk ciptaan Allah(makhluq) dan tanggungjawab(mas‟uliyah) terukur secara sempurna.
II. Ma’rifatun Ni’mat Manusia (al-insaan) adalah salahsatu diantara makhluq ciptaan Allah SWT. Manusia memperoleh kekhususan dan keistimewaan tertentu di hadapan Allah. Spesifikasi tersebut terbukti dalam pembebanan (tak aalif) amanah dan tanggungjawab dalam kewajibannya. Allah memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya (6 Al-An’am : 162) dan mengemban tanggungjawab sebagai kholifah (pemimpin) di muka bumi (2 Al-Baqarah : 30). Dua kewajiban yang berlevel maha berat, baik beban dhohir aturannya maupun pahala (bonus) yang akan diperolehnya. Dan, hanya manusia yang mampu memikul tugas dan amanah tersebut. Pada otak kita akan muncul beberapa pertanyaan, antara lain : Kenapa Allah memilih dan mengangkat manusia untuk mengemban misi ini ? Mampukah manusia melaksanakan amanah ini ? Kelebihan apasaja yang dimiliki manusia dibanding makhluq lain ?. C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html
1
seri akhlaq
Sebagaimana tersaji di atas, Allah memerintahkan sesuatu kepada manusia pastilah sangat cocok (pas, satisfied). Satisfikasi tersebut terrealisasi dalam dua hal, yaitu quality subjek (manusia) dan facility pendukung (sarana) yang menyertainya. Dua bonus khusus tersebut, yang hanya dianugerahkan kepada manusia dalam melaksanakan amanat-Nya. Kedua hal inilah yang biasa disebut nikmat (ni‟matun) Allah untuk manusia. Suatu anugerah yang sangat tinggi nilainya sehingga manusia impossible dapat menghitungnya. Wa in ta’uddud ni’matallahi laa tuhsuuhaa, Innallaha laghafuurur rahiimun . ”Dan jika kamu menghitung-hitung ni’mat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah b enar-b enar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (16 An-Nahl : 18)
Jenis nikmat manusia Secara harfiah, manusia (al-insaan) terdiri dari dua unsure utama yaitu tubuh (jasadun) dan ruh (ruuhun). Komponen tubuh tersusun atas organ dan bersifat wadag (kasat mata, dhohir). Sedangkan ruh sebagai „dzat‟ penyebab adanya kehidupan dalam tubuh dan bersifat tidak wadag. 2.1.1. Nikmat jasadi ( ni’matul jasadiyyu) Allah menganugerahkan “nikmat istimewa” kepada manusia, khususnya dalam proses penciptaaannya. Nikmat tersebut tervisualkan dalam bentuk quality, yang semuanya serba terbaik dan tertinggi. Nikmat yang dimaksud adalah : 2.1.1.1. Bentuk dan Design Bentuk tubuh manusia dikreasi dan didesign Allah dalam qualitas tertinggi. Semua unsure tubuh terpola dengan qualitas terbaik. Konstruksi dan komposisi tubuh terukur akurat, mulai dari design bentuk terbaik dan seimbang (simetris) serta quality subjek (rupa). Informasi tersebut tercantum dalam referensi berikut : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya . (At-Tiin : 4) Allah-lah yang menjadikan b umu b agi kamu tempat menetap dan langit seb agai atap, dan memb entuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memb eri kamu rezki dengan seb agian yang b aik-b aik… (Al-Mukmin: 64; At-Taghaabun : 3) Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (b erb uat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah; Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tub uh)mu seimbang; dalam b entuk apasaja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tub uhmu (Al-Infithaar :
6-8) 2.1.1.2. Terprogram Allah menciptakan manusia dengan misi khusus, sehingga penciptaan manusia betul-betul terprogram. Artinya, Allah menciptakan manusia dengan serius dan bukan 2
C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html
main-main atau secara kebetulan. Semua komponen penyusun tubuh manusia dan proses penciptaan, semua terukur dan terplanning.
seri akhlaq
Dan, proses mulai dari kondisi bahan (pra proses) hingga produknya (pasca proses) dipaparkan secara detail serta intresting (menarik). 2.1.1.2. Qualitas Bahan Manusia tersusun atas unsur inti (saripati) dan integrated. Kata “saripati” tanah merujuk suatu inti yang merupakan kristalisasi dari s emua unsure penyusun tanah (zat organis dan zat anorganis). Hal ini menunjukkan bahwa manusia tercipta dan tersusun dari bahan yang qualified (berkualitas). Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (b erasal) dari tanah. (Al-Mukminun : 12; lihat juga : 55 Ar-Rahman 14, 15 Al-Hijr 28, 32 As- Sajadah 7, 37 Ash-Shaaat 11, 3 Ali-mran 58, 15 Al-Hijr 29) Berdasarkan ujuh ayat di atas, Allah menjelaskan tentang bahan dan proses kejadian manusia (Adam). Kata “turab”(tanah) merujuk zat asli yang terdapat di dalam tanah (zat anorganis). Zat tersebut, terbentuk melalui proses persenyawaan antara “fachchar” (carbonium) dan “shal-shal” yaitu oqzygenium, “hamaa-in” (nitrogenium) serta “thien” (hydrogenium). Di samping itu, bahwa pada proses pembuahan sebenarnya sudah terjadi prosesi seleksi yang sangat ketat dan besar kompetitornya(sperma). Dari jutaan sperma hanya terpilih satu sperma qualified (terunggul), yaitu sperma yang paling berkualitas. Sperma itulah sebagai cikal bakal unsure pembentuk manusia. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (Al-Mukminun : 13) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-b elulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan jadikan dia makhluq yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling b aik. (Al-Mukminun :1 4)
2.1.2. Nikmat Potensi ( ni’matul thaqatiyyu) Nikmat potensi merupakan bekal dasar dan standart bagi manusia dalam menjalakan tugasnya. Nikmat andalan tersebut diinstall dalam diri manusia dan C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html
3
seri akhlaq
menjadikan manusia menjadi makhluq lebih unggul dibanding makhluq lain. Nikmat yang dimaksud adalah nikmat otak dan nikmat nafsu. 2.1.2.1. Qualitas Akal Allah memberi nikmat kepada manusia via konstruksi dan komponen dalam tubuhnya. Tiga anasir pokok itu telah built in dalam tubuh setiap manusia dan merupakan potensi yang asasi. Komponen tersebut adalah pacaindra, otak dan hati. Pancaindra terdiri atas mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Organ mata memproduk pengihatan, telinga mengolah data pendengaran dan hidung beroperasi dalam space penciuman terhadap aroma bau. Sedangkan, dua organ terakhir berkontribusi dalam kancah rasa. Organ otak memproduk dan merepresentasi akal. Artinya, quality akal seseorang ditentukan quality otaknya. Otak sebagai pusat analisis (pengolahan) data yang diinputkan pancaindra dengan software ilmu yang dimiliki. Pada proses ini, sudah dihasilkan suatu keputusan sementara (temporary decision). Finally, hati (qolbu) yang berwenang mengethok (memutuskan) palu keputusan akhir serta mempolesekan kesemua organ tubuh. Manusia memperoleh “nikmat istimewa” dari Allah. Suatu nikmat yang hanya diberikan kepada makhluq Allah, yang namanya manusia (insan). Nikmat tersebut berbentuk/ujud akal dengan qualitas tertinggi. Dengan akal inilah, Allah membedakan manusia dengan makhluq lain. Perbedaan dominan, terletak pada tingkat kecerdasan dan design konstruksi tubuh. Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT, Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak -anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami b eri mereka rizki dari yang b aik -b aik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluq yang telah Kami ciptakan (17 Al-Israa’ : 70) Dan Ia (Allah) telah mengajarkan kepada Adam nama segala sesuatu, kemudian Ia tunjukkan b enda-b enda itu kepada Malaikat, seraya b erkata : Beritahukanlah kepada-Ku nama b enda-b enda ini, jika memang kamu makhluq yang b enar. Para Malaikat menjawab : Maha Suci Engkau, kami tidak mempunyai pengetahuan melainkan apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, karena sesngguhnya Engkaulah yang amat mengetahui lagi amat b ijaksana. Ia b e rkata: Hai Adam beritahukanlah kepada mereka nama benda-benda itu, maka setelah ia beritahukan kepada mereka nama benda-benda itu, Ia b erkata: Bukankah Aku telah b erkata kepada kamu, b ahwa Aku sangat mengetahui ahasia langit dan b umi dan mengetahui apa yang kamu nyatakan serta apa yang kamu semb unyikan. Dan ingatlah, ketika Kami b erkata kepada Malaikat: Tunduklah kamu kepada Adam, maka tunduklah mereka kecuali Ib lis, ia enggan dan menyomb ongkan diri dan adalah ia dari makhluq-makhluq yang ingkar. (2 Al-Baqarah : 31-4)
2.1.2.1. Qualitas Nafsu 4
C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html
Nafsu adalah nikmat spesifik Allah untuk manusia. Eksistensi nafsu dalam diri manusia diinformasikan lansung dari Allah. Dan, eksistensi nafsu merupakan media untuk menentukan tingkat quality keberhasilan manusia dalam memanage hidupnya di dunia. Beberapa ayat tersebut memberi guiding ( arahan) tentang tahapan proses penciptaan manusia. Suatu proses yang antar step (tahapan) terprogram, terurut (ordered) dan terukur (meausured) secara akurat. Sebagaimana permakluman dari Allah melalui kitab-Nya Al-Qur‟an dan bimbingan rasul-Nya. Allah menjelaskan informasi tersebut dalam banyak ayat, antara lain :
seri akhlaq
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptaka n kamu secara main-main (saja), dan b ahwa kamu idak akan dikemb alikan kepada Kami?.
(Al-Mukminun : 115) Dialah yang membentuk kamu dalam rahim seb agaimana dikehendaki-Nya. Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Ali Imran : 3) Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya, sesunguhnya b eruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. ( Asy-Syams : 8 – 10)
Nafsu adalah suatu power (spirit) dalam diri manusia. Nafsu yang bersifat negatif dan temporer (tidak permanent). Sangatlah kondisional, tergantung pada miliu yang mengcovernya. Artinya, sifat nafsu bergantung pada tingkat quality managemen yang diterapkan kepadanya. Dan aku tidak memb eb askan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku... (12 Yusuf : 53)
Managemen terhadap nafsu sangatlah penting dan urgently. Managemen nafsu yang baik dan benar dapat memformat dan merubah sifat asal nafsu. Proses perubahan sifat nafsu berjalan sangat lambat dan dependable (responsif) terhadap biah (miliu). Maka dibutukan suatu usaha yang teratur, terurut dan tersruktur. Dan Aku b ersumpah dengan nafsu (jiwa) yang amat menyesali (dirinya sendiri). (75 Al-Qiyamah : 2) C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html
5
seri akhlaq
Nafsu lawwamah adalah suatu nafsu yang merupakan perubahan pertama dari nafsu amarah. Akibatnya, perubahan sifat yang terjadi sangatlah kecil dan belum sifnifikan. Melalui proses yang berulang, kontinu dan dinamis maka akan diraih kondisi puncak. Kondisi yang dimaksud adalah berubahnya nafsu amarah menjadi nafsu mudmainnah. Hal itu juga dibarengi dengan perubahan total sifatnya sehingga dari posisi challenger (penghalang) menjadi supporter (pendukung) menuju syurga. Hai jiwa (nafsu) yang tenang; Kemb alilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya; Maka masuklah ke dalam jama’ah hamb a-hamb aKu; Dan masuklah ke dalam syurga-Ku. (89 Al-Fajr : 27 – 30)
2.1.2. Nikmat Fasilitas ( ni’matul zaadiyyu)
(agama) memuat kedua fungsi alat tersebut. Nikmat agama dapat memotivisir manusia sehinga muncul spirit, ghirah dan semangat hidup. Disamping itu, juga memberi arahan, batasan dan control sehingga manusia dapat memanage hidup dengan baik. 2.1.3.1. Islam sebagai Pedoman Hidup Bukti manifestasi nikmat petunjuk, Allah visualkan dalam bentuk eksistensi Islam. Artinya, kehadiran Islam merupakan suatu nikmat besar bagi menusia. Hal itu karena Islam sebagai konsep hidup (way of life) sempurna dan agama setiap manusia. Polese Allah ini merupakan informasi resmi dan warning bagi manusia yang melanggarnya. Kedua polese tersebut, tersarikan dari Firman-Nya :
Nikmat fasilitas adalah nikmat pendukung, yang merupakan bekal, sarana dan modal dasar. Fasilitas tersebut telah Allah siapkan, sepenuhnya dapat digunakan manusia dalam menjalankan tugas dan amanatnya. Nikmat fasilitas mencakup tersedianya semua kebutuhan hidup manusia. Mulai dari kebutuhan primer, sekunder hingga tertier. Allah menciptakan bumi dan seluruh isinya, disediakan untuk kepentingan manusia.
…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
Dialah yang telah menjadikan untuk (keperluan hidup)-mu segenap apa yang ada di bumi ini. (2 Al-Baqarah : 29)
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
Dia-lah yang telah menundukkan untuk (keb utuhan)-mu, malam dan siang, matahari dan bulan, dan bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (keagungan Allah) b agi orang-orang yang mau b erfikir. (16 Al-Nahl : 12)
Dia-lah yang telah menundukkan laut, supaya kamu dapat makan dan daging yang segar dari padanya, dan (supaya) kamu dapat mengeluarkan (b arang-b arang) perhiasan dari padanya untuk kami pakai, dan kamu (dengan demikian) dapat mencapai karunia-Nya, dan agar kamu pandai b ersyukur (terhadap karunia-Nya).
(16 An-Nahl : 14) Dan Dia-lah yang telah menciptakan b agi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu yang b ersyukur. (23 Al-Mu’minun : 78) Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melntasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menmb usnya melainkan dengan kekuatan. (55 Ar-Rahman: 33)
2.1.3. Nikmat Petunjuk ( ni’matul hudiyyu) Allah adalah Dzat yang Maha Ar-Rahman dan Ar-Rahim terhadap hamba-Nya. Melalui sifat Ar-Rahman-Nya, Allah membekali manusia dengan materi (poin 2.1.2) dan alat motivasi serta kontrol, dalam menjalankan tugasnya. Nikmat petunjuk 6
C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html
cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu... (5 Al-
Maidah: 3) Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah, hanyalah Islam…. (3 Ali-Imran:
19) jalan yang b enar daripada jalan yang salah…(2 Al-Baqarah: 256)
seri akhlaq
Dan katakanlah : “Keb enaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah kafir”…. (18 Al-Kahfi : 29)
Katakanlah : “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja b agi Allah)…. (17 Al-Isra’ : 107)
2.1.3.2. Kehadiran (diutusnya) Nabi Manusia dengan bekal akal, dapat mempelajari petunjuk melalui ayat termaktub (maktubah) maupun ayat alam (hauniyah). Namun demikian, Allah menambah qualitas pemahaman manusia melalui Nabi-Nya. Nabi diutus Allah untuk mensucikan dan menjelaskan informasi petunjuk kepada manusia. Khususnya, tentang pemahaman terhadap hal-hal yang bersifat ghoib. Rationable, jika kehadiran seorang Nabi kepada ummatnya merupakan suatu nikmat besar. Sungguh Kami telah bangkitkan (utus) pada setiap kaum (ummat) seorang Rasul, (dengan ugas menyuruh mereka) : “Berib adahlah kepada Allah da hindarilah thaghut (sesemb ahan selain Allah)” (16 An-Nahl : 36)
Sesungguhnya Allah telah memb eri karunia (nikmat) kepada orang-orang yang b eriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Sesungguhnya seb elum (kedatangan Nab i) itu, mereka adalah b enar-b enar dalam kesesatan yang nyata. (3 Ali-Imran: 164)
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya, mereka seb elumnya, b enar-b enar dalam kesesatan yang nyata. (62 Al-Jumu’ah : 2)
Rasulullah, Muhammad SAW merupakan seorang utusan Allah yang sempurna. Beliau membimbing umat manusia melalui petunjuk ilmu (ta‟lim) dan via peragaan amal nyata dalam kehidupan sehari-hari. Maka, bagi seorang mukmin beliau merupakan suri tauladan(usatun hasanah) yang idial (sempurna). Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) b agi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia b anyak menyeb ut Allah. (33 Al-Ahzab : 21)
2.1.3.3. Nilai Iman Nikmat imateriil yang harus difahami setiap mukmin/mukminat adalah nikmat iman. Nikmat iman merupakan anugerah Allah hanya kepada hamba terkasih-Nya. Untuk memahami nikmat iman ini, dapat dilakukan dengan mereview proses C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html
7
seri akhlaq
eksistensi. Artinya, proses kehadiran iman hingga built in dalam diri seorang mukmin. Review dikosentrasikan prosentase kemungkinan(possibility) Allah memilih kita dan nilai iman, jika iman itu dikonversi dalam satuan harta. Khususnya nilai iman, bahwa iman merepresentasikan suatu nikmat harta yang besar bagi pemiliknya. Statemen ini ditafsirkan dari ayat-ayat berikut : Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia meneb us diri dengan emas (yang seb anyak itu)…. (3
Ali-Imran : 91) Sesungguhnya orang-orang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk meneb us diri mereka dengan itu dari adzab hari kiamat, niscaya (teb usan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka b eroleh adzab yang pedih. (5 Al-Maidah : 36)
2.1.3.4. Kebahagiaan Syurga Dalam memotivasi manusia, Allah menggunakan power bonus (rewards). Syurga merupakan salah satu insentif (mega bonus) yang dijanjikan Allah kepada manusia yang (mukmin). Maka, Allah menjelaskan s yurga dan segala kehebatannya secara menarik dan detail. Deskripsi mencakup informasi syurga dari gambaran abstrak hingga paparan spesifik (khusus) secara transparan. Untuk hamb a-hamb a-Ku yang shaleh, Aku sediakan kesenangan-kesenangan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah sedikitpun terlintas dalam hati manusia (HQR. Ibnu Jarir, sumber dari
Anas Ra.) Aku telah menyediakan untuk hamb a-hamb a-Ku yang b eriman dan b eramal shaleh, kesenangan-kesenangan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah sedikitpun terlintas dalam hati manusia (HQR.
Yaikhani, Ahmad Turmudzi, Ibnu Majah yang bersumber dari Abu Hurairah) Di dalam syurga, tersedia apapun yang diinginkan seseorang (penghunianya). Syurga merupakan tempat yang “ready for use” (siap), dalam segala keinginan penghuninya. Semua hidangan, baik itu makanan dan minuman tersedia dengan sempurna, sudah dikenal sebelumnya serta qulitasnya syurga (tinggi). Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akherat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta . (41 Fushilat : 32)
8
C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html
Dan sampaikan b erita gemb ira kepada mereka yang b eriman dan b erb uat b aik, b ahwa b agi mereka disediakan syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rizki buah-buahan dalam syurga-syurga itu, mereka mengatakan :”Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”.
seri akhlaq
Mereka dib eri b uah-b uahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri -istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (2 Al-Baqarah : 25)
Dua ayat berikut, memberikan informasi tentang ketinggian syurga dan kebahagiaan penghuninya. Alamnya yang indah, enak ditempati dan serba qualified isi sajiannya serta acesorisnya. Di dalam surga, semua makanan dan minuman, halal adanya. Siap dan tersedia minuman khamar, susu dan madu yang bergizi tinggi sebagai pemenuhan nafsu makan. Di samping itu, ready for use, bidadari-bidadari yang “the high quality”, baik background dhohir maupun inner beauty-nya (services). (Apakah) perumpamaan (penghuni) syurga yang di janjikan kepada orang -orang yang b ertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungaisungai dari khamar(arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal di dalam neraka, dan dib eri minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong otong ususnya. (47 Muhammad : 15) Tetapi hamb a-hamb a Allah yang dib ersihkan (dari dosa); Mereka itu memperoleh rizki yang tertentu; yaitu b uah-b uahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan; di dalam syurga-syurga yang penuh ni’mat; di atas tahta-tahta keb esaran b erhadap-hadapan; diedarkan kepada mereka gelas berisi khamar dari sungai yang mengalir; (warnanya) putih b ersih, sedap rasanya b agi orang yang minum; Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka iada mab uk karenanya; Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya; seakan-akan mereka adalah telur b urung unta yang tersimpan dengan b aik; … (37
Ash-Shafaat : 40-57) 2.1.3.5. Kepedihan Neraka Eksistensi pasangan antara rewards dan warning, merupakan metode Allah dalam memotivasi manusia. Ketinggian quality rewards dan kedahsyatan produk C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html
9
seri akhlaq
warning, sangat menentukan keberhasilan mini ini. Allah merepresentasikan rewads Nya dengan syurga (poin 2.1.3.4) dan memproklamirkan konsekuensi warning dengan ganjaran (adzab) neraka. Neraka adalah suatu tempat yang disiapkan Allah untuk membalas atas pelanggaran terhadap warning-Nya. Suatu tempat yang sangat-sangat menakutkan manusia. Kehidupan di neraka diwanai dengan penuh kepedihan, kengerian, kesusahan yang mendalam dan penyiksaan yang luar biasa. Sesungguhnya pohon zaqqum itu; makanan oang yang b anyak b erdosa; (Ia) seb agai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut; seperti mendidihnya air yang sangat panas; Peganglah dia kemudian seretlah dia ketengah-tengah neraka; Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air mendidih yang amat panas. (44 Ad-Dukhaan : 43-48)
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang b ergejolak; yang mengelupaskan kulit kepala. (70 Al-Ma’aridj : 15-16)
Allah menjelaskan, bahwa penghuni neraka dalam keadaan hidup, meskipun penuh dengan penyiksaan yang mematikan. Itulah adzab yang disediakan bagi manusia yang durhaka kepada-Nya. Kemudian, dia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup (87 Al-A’laa : 12)
Informasi ini memotivasi manusia dan akan memunculkan tekat dalam dirinya untuk menghindarinya.
III. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nikmat Allah yang diberikan kepada manusia tidak terhitung banyaknya (sangat banyak) maka manusia tidak mempunyai alasan lagi, untuk kafir(durhaka) kepada-Nya (2 Al-Baqarah : 28) 2. Jika seseorang beriman maka dia beriman secara kaafah (2 Al-Baqarah 208) 3. Thalabul ‘ilmi akan menjadi kebutuhan setiap mukmin untuk menjaga nikmat petunjuk (iman) 4. Setiap aktifitas hidup seorang mukmin akan disetting sehingga bernilai ibadah. bersambung
II. Mensyukuri Nikmat Allah
10 C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/materi/syukur_ni’mat.html