PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 – Telp. (0335) 420517 Fax. (4238210)
PROBOLINGGO 67271
Serangan Hama dan Penyakit Tembakau Tahun 2015 di Kabupaten Probolinggo dan Dampak Kerugian Oleh : Rudy Trisnadi. K. Data luas serangan dan dampak kerugian hasil akibat serangan hama dan penyakit di musim tanam tembakau tahun 2015 di Kabupaten Probolinggo sedikit lebih ringan jika dibanding musim tanam tembakau di tahun 2014. Serangan Organisma Pengganggu Tumbuhan (OPT) tahun 2015 yang dilaporkan oleh Pangamat Hama Perkebunan (POPT Perkebunan) ke Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Probolinggo pada musim tanam tembakau bulan Mei s/d bulan Nopember 2015, menggambarkan bahwa hama dan penyakit tembakau tahun 2015 secara bertingkat dari serangan tertinggi hingga terendah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Penyakit Virus Keriting / Ker-ker Hama Ulat Pupus Helicoverpa sp. Hama Londrak (daerah) / Thrips parvispinus Penyakit Layu jamur / Phytophthora sp Luas areal tembakau tahun 2015 = 10.267,5 ha tersebar di 19 Kecamatan
Ad. 1. Penyakit Virus Keriting / Ker-ker (madura). Penyakit virus ini di tahun 2015 tingkat serangannya menduduki peringkat pertama tertinggi, Sebaran penyakit ini secara spot-spot dan merata hampir disetiap kecamatan sentra penghasil tembakau, Yaitu (Kecamatan Paiton, Kotaanyar, Pakuniran, Besuk, Kraksaan,Krejengan dan Gading). pada grafik digambarkan wilayah serangan tertinggi terjadi di Kecamatan Krejengan 292,50 ha, Paiton 136,88 ha, Besuk 115,50 ha dan bulan serangan tertinggi pada bulan Agustus. Gambar : Grafik Luas Serangan Penyakit Virus Keriting di Kabupaten Probolinggo Tahun 2015 350.00 Luas Serangan (Ha)
300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 Mei
Juni
Juli
Agus
Sep
Okt
Nop
Sukapura Kuripan Leces Banyu Anyar Krucil Pakuniran Paiton Kraksaan Pajarakan Gending Wonomerto Tongas
Tahun 2015
Sumber : UPPT Kab. Probolinggo / Bidang Perlintan Disbunhut Kab. Probolinggo
Sumber Bantaran Tegal Siwalan Tiris Gading Kota Anyar Besuk Krejengan Maron Dringu Lumbang Sumber Asih
Penyakit karena Virus termasuk salah satu penyakit penting atau utama, penyakit virus yang dominan menyerang tanaman tembakau di Kabupaten Probolinggo adalah TMV (Tobacco Mozaic Virus). Kehadiran TMV yang berat dapat menekan produktifitas hingga 20% sampai 50% tergantung varietas. Virus memiliki titik inaktivasi pemanasan 94ºC, titik pengenceran terahir 1 : 1.000.000. dalam daun tembakau virus sanggup bertahan sampai puluhan tahun. (S. Haryono. 2007). Virus TMV pada tanaman ditularkan secara mekanis atau melalui benih, juga ditularkan melalui vektor (serangga penular). Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun. Virus bersifat sangat stabil dan mudah ditularkan dari benih ke pembibitan pada saat pengelolaan tanaman secara mekanis misalnya pada saat pemindahan bibit ke pertanaman. Para petani kebanyakan kurang memperhatikan kerugian yang disebabkan oleh penyakit mosaik, karena tanaman yang sakit kerena moasik tidak menimbulkan kematian, tetapi sebenarnya mosaik ini penyebab kerugian yang besar. Karena tanaman yang terserang penyakit mosaik akan menurunkan kualitas tembakau, daun-daun menjadi tidak rata, rapuh, ukurannya lebih kecil cenderung keriting, Warna tidak merata, elastisitas, daya bakar menurun, dan jika setelah dihisap rasa tembakau pahit Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit. 1. Penyakit mosaik biasa terdapat pada tanah lempung, atau pada lahan bekas tanaman inang lain seperti terong, cabe, tomat, semangka. 2. Kurang selektif saat penyediaan benih, benih diperoleh dari tanaman induk yang tidak sehat atau disekitar tanaman induk terdapat tanamam terinfeksi virus. sehingga penularan terjadi lewat calon benih 3. Pemilihan lahan untuk pembibitan tidak pada lahan dekat perumahan penduduk, tidak pada tempat-tempat di tepi jalan raya. Ad. 2. Hama Ulat Pupus Helicoverpa. sp Helicoverpa atau dikenal dengan sebutan ulat pupus, hama ini merusak daun pucuk, maupun pucuk tembakau bahkan pada kapsul (buah) ulat ini juga mau memakannya. di tahun 2015 tingkat serangannya cukup luas, serangan hama ulat pupus di Kabupaten Probolinggo menduduki peringkat ke dua setelah penyakit virus. Keadaan luas serangan hama ulat pupus pada grafik dapat digambarkan dengan luas serangan tertinggi terjadi di Kecamatan Paiton, Krejengan, Besuk, Kotaanyar. Bulan serangan tertinggi di bulan Agustus 2015. Gambar : Grafik Luas Serangan Hama Ulat Pupus di Kabupaten Probolinggo Tahun 2015 Luas Serangan (Ha)
200.00
Sukapura Kuripan Leces Banyu Anyar Krucil Pakuniran Paiton Kraksaan Pajarakan
150.00 100.00 50.00 0.00 Mei
Juni
Juli
Agus
Sep
Okt
Nop
Tahun 2015
Sumber : UPPT Kab. Probolinggo / Bidang Perlintan Disbunhut Kab. Probolinggo
Sumber Bantaran Tegal Siwalan Tiris Gading Kota Anyar Besuk Krejengan Maron
Gejala yang ditimbulkan adalah daun muda dan pucuk berlubang bahkan ulat juga menggerek kapsul (buah), ada dua jenis Helicoverpa yang menyerang tembakau yaitu Halicoverpa armigera Hubner dan Helicoverpa assulta Genn menurut Kalshoven (1981). Hama ini biasanya meletakkan telur secara tunggal. Ciri dari H. assulta meletakan telur diatas permukaan daun muda sedangkan H. armigera meletakan telur di bawah permukaan daun muda, sedangkan H. armigera meletakan telur di bawah permukaan daun muda, dikarenakan ulat bersifat kanibal, jika mereka bertemu saudaranya saling memangsa, oleh karena itu secara naluri si induk betina jika meletakkan telurnya secara terpisah satu persatu pada tanaman. Betina mampu bertelur Ulat pupus 200 -2000 butir. Kerugian yang diakibatkan oleh ulat pupus ini apabila sibetina meletakan telur secara tunggal dan telur itu menetas semua berapa tanaman yang rusak dan dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Seranngan berat mengakibatkan kerugian sekitar 50 %. (Subiyacto, 2002). Kupu
Gejala Tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran hama : 1. Helicoverpa memiliki tanaman inang lain seperti kapas, jagung, tomat, buncis, gude, sawi, lobak dan gulma sehingga jika tanaman tembakau ditanaman di dekat atau bekas tanaman tersebut dapat diduga terjadi migrasi. 2. Pengolahan tanah yang kurang matang dapat menjadi sumber infeksi ulat karena pupa yang berada dalam tanah tidak terbunuh. 3. Sisa-sisa tanaman setelah panen dicabut dan dimusnahkan, karena ulat persifat polifagus. Ad. 3. Hama Thrips parvispinus Hama Thrips atau Londrak (daerah) hama ini mulanya dianggap hama secundair sebagai vektor dari penyakit virus tembaku. Sejak seranganya meninggi di tahun 2004 dan selalu meningkat disetiap tahunnya maka hama ini tergolong hama penting pada tembakau. Hama ini menyebabkan kerugian hasil tembakau 50 %, khususnya terhadap mutu tembakau menjadi rendah. Dari tabel menggambarkan daerah serangan tertinggi yaitu terjadi di Krejengan 390 ha, Paiton 273,75 ha dan Besuk 192,50 ha. Secara merata terjadi di bulan September 2015. Grafik Luas Serangan Hama Thrips parvispenus di Kabupaten Probolinggo Tahun 2015 450.00
Sukapura Kuripan Leces Banyu Anyar Krucil Pakuniran Paiton Kraksaan Pajarakan Gending Wonomerto Tongas
Luas Serangan (Ha)
400.00 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 Mei
Juni
Juli
Agus
Sep
Okt
Nop
Tahun 2015
Sumber : UPPT Kab. Probolinggo / Bidang Perlintan Disbunhut Kab. Probolinggo
Sumber Bantaran Tegal Siwalan Tiris Gading Kota Anyar Besuk Krejengan Maron Dringu Lumbang Sumber Asih
Ciri hama Thrips warna kuning sampai coklat kehitam-hitaman dengan panjang 0,8 – 0,9 mm, telor biasanya diletakan pada mesofil daun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran hama :
Thrips dewasa
1. Hama ini memiliki tanaman inang lain yaitu cabe, tomat, jeruk dll.s 2. Pada cuaca panas dan lembab hama ini akan berkembang dengan cepat, dapat diketahui jika tanaman tembakau yang berada dekat aliran irigasi hama Thrips serangannya lebih tinggi jika dibanding tanaman yang jauh dari irigasi. 3. Angin membantu penyebaran hama ini, karena tubuh Thrips ringan sehingga mudah diterbangkan oleh angin. Ad. 4. Penyakit Lanas Penyakit lanas disebabkan oleh jamur Phytophthora nicotianae, penyakit ini menyerang tanaman tembakau di berbagai umur. Di Kabupaten Probolinggo luas serangan penyakit lanas cukup luas, pada grafik digambarkan wilayah serangan tertinggi terjadi di Kecamatan Krejengan 87,75 ha. Besuk 67,38 ha dan Paiton 36,5 ha sedangkan bulan serangan tertinggi di bulan Agustus. Gambar : Grafik Luas Serangan Penyakit Lanas di Kabupaten Probolinggo Tahun 2015
uas erangan (Ha)
erangan Thrips
Serangan hama Thrips parvispinus pada tembakau berbeda dengan serangan pada tanaman cabe, pada cabe menyerang daun muda atau pucuk tanaman, sedangkan pada tembakau menyerang daun tua diawali dari daun bawah, kemudian naik ke daun atasnya. Hama ini memiliki alat mulut pencucuk dan penghisap, Thrips juga mengeluarkan eksudat yang menyebabkan bekas dari isapan pada tulang-tulang daun akan menguning kemudian berangsurGejala serangan Thrips angsur meluas pada daun tampak seakan-akan sudah masak. akibat serangan hama Thrips kualitas rajangan tembakau rendah yaitu dari aroma tersa ringan, rajangan kering tidak lentur seperti kertas, warna agak pucat sehingga dampak kerugian serangan berat petani akan merugi hingga 50 %
100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
Sukapura Kuripan Leces Banyu Anyar Krucil Pakuniran Paiton Kraksaan Pajarakan Gending Wonomerto Tongas
Mei
Juni
Juli
Agus
Sep
Okt
Nop
Tahun 2015
Sumber : UPPT Kab. Probolinggo / Bidang Perlintan Disbunhut Kab. Probolinggo
Sumber Bantaran Tegal Siwalan Tiris Gading Kota Anyar Besuk Krejengan Maron Dringu Lumbang Sumber Asih
Gejala serangan lanas yaitu diawali dengan tanaman layu disiang hari terjadi antara pukul 11.00 s.d 15.00 sesudah itu daun akan segar kembali, serangan lanjut daun layu permanen dan menguning, jika kita cabut tampak pada leher akar sampai perakarannya akan menghitam busuk kering. Apabila akarnya busuk basah penyebabnya bukan jamur Phytopthora akan tetapi bakteri. Kurugian akibat penyakit lanas pada tikat serangan tinggi petani gagal panen/puso. Pada tingkat serangan ringan sampai sedang menyebabkan kerugian 30 %.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran hama : 1. Jika musim penghujan dan kelembaban tinggi penyakit lanas akan semakin meluas 2. Penyiraman tembakau dari air yang sudah terinfeksi jamur Phytophthora sangat membantu penyebaran penyakit lanas 3. Petani yang menyentuh tanaman terinfeksi kemudian menyentuh tanaman sehat termasuk membantu penyebaran penyakit lanas 4. Petani yang mencabut tanaman terinfeksijamur kemudian dibuang di lahan atau tempat irigasi termasuk membantu penyebaran penyakit,lanas. Penyakit Lanas
Informasi keadaan hama dan penyakit di tahun 2015 diharapkan dapat membantu petani maupun pihak terkait untuk mewaspadai dan antisipasi di musim tanam tembakau tahun 2016. Hal-hal yang sangat perlu diperhatikan pada musim tanam yang akan datang adalah sebagai berikut : 1. Persiapan benih yang sehat 2. Persiapan lahan pembibitan dan lahan tanam jangan ditanah bekas tanaman sumber ifeksi hama penyakit atau tumpangsari dengan tanaman sumber infeksi hama penyakit (terong, cabe, tomat, semangka). 3. Manfaatkan pemakaian Agens Pengendali Hayati (APH) dan Pupuk organik cair sebagai imunisasi tanaman, penyehat dan penyubur tanaman. 4. Manfaatkan abu sekam atau abu dapur/tomang saat penanam persemaian atau penanam dilahan sebagai penghambat penyebaran penyakit karena virus atau bakteri. 5. Kabaersihan lahan terhadap tanaman pengganggu (gulma) yang merupakan tempat persembunyian hama atau inang penyakit dan pesaing hara yang yang dibutuhkan tanaman pokok. 6. Hindari pembibitan yang berada di pinggir jalan umum, didekat perumahan perkampungan karena ada beberapa jenis gulma di sekitar perumahan yang menjadi sarang hama penyakit. 7. Demikian informasi ini semoga bermanfaat PUSTAKA Kalshoven. L.G.E 1981 Pests of Crops in Indonesia. Bev, by vander lean. PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Jakarta. 701. P. Semangun. Haryono. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Holtikultura di Indonesia (Edisi Kedua). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Subiyakto, 2002. Hama hama penting tanaman tembakau cerutu dan Pengendaliannya, Balittas Malang