SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
0
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
SEPUTAR
“MUKJIZAT BILANGAN” DALAM AL-QUR’AN DAN HUKUM MENGGUNAKAN KALENDER MASEHI
PENYUSUN : TIM ISLAMQA.COM
ALIH BAHASA : Abu Salmâ Muhammad
Disebarkan oleh
MAKTABAH ABU SALMA GRUP AL-WASATHIYAH WAL MANHAJIYAH 2015
EBOOK INI BOLEH DICETAK, DIPERBANYAK DAN DISEBARLUASKAN SELAMA TIDAK UNTUK BERTUJUAN KOMERSIL 1
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
PERTANYAAN : Saya
akhir-akhir
ini
pernah
membaca
tentang sejumlah “mukjizat” al-Qur’ân alKarîm,
yang
(diklaim)
mengandung
bilangan-bilangan tertentu dari sesuatu hal, seperti
tiga
tahapan
di
dalam
janin,
peredaran planet-planet, dll. Hanya saja ada salah satu (pendapat) yang berbicara tentang kata “yaum” yang terdapat di dalam al-Qur’ân sebanyak 365 kali, dan kata “qomar” diulang-ulang sebanyak 12 kali, serta pengulangan kata “ayyam” di dalam al-Qur’ân yang saya lupa jumlahnya. Kemudian pernah ada salah seorang sahabat saya yang suatu ketika mencetak kalender Islami (Hijriah), akan tetapi jumlah harinya bukan 365 hari. Apa maksud hal ini pada
2
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
kalender Islami? Apakah ini artinya kelender tersebut tidak tepat? Ataukah Allâh telah mengetahui bahwa mayoritas orang di dunia ini cenderung menggunakan kalender Mîlâdî (Masehi) dan menunjukkan bahwa kalender inilah yang benar? **********
JAWABAN : Segala puji hanyalah milik Allâh.
PERTAMA : Kebanyakan orang memang gandrung dengan berbagai bentuk mukjizat di dalam al-Qur’ân, dan diantara bentuknya adalah yang disebut dengan “mukjizat bilangan”. Lalu mereka publikasikan di koran-koran, majalah-majalah dan situssitus internet struktur/susunan kata-kata
3
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
yang diulang beberapa kali yang selaras dengan redaksinya, maupun yang sama dengan bilangannya beserta antonim (lawan kata)-nya.
Seperti
yang
mereka
klaim
tentang pengulangan kata “yaum” sebanyak 365 kali, atau kata “syahr” sebanyak 12 kali, juga klaim mereka terhadap kata-kata yang lain seperti “malaikat dan syaithan”, “dunia dan akhirat”, dll. Banyak
orang
mengira
pengulangan menganggapnya
akan
benarnya
kata-kata
ini
dan
sebagai
bagian
dari
mukjizat al-Qur’ân. Mereka tidak bisa membedakan antara “ketelitian al-Qur’ân” dengan “mukjizat”-nya. Menulis buku yang mengandung
bilangan-bilangan
tertentu
dari kata-kata tertentu pula, adalah suatu
4
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
hal yang bisa dilakukan semua orang. Lalu, dimana letak kemukjizatannya?? Adapun mukjizat pada al-Qur’ân tidaklah seperti hal-hal yang “teliti” seperti ini, namun jauh lebih mendalam dan lebih mulia.
Mukjizat
al-Qur’ân
ini
mampu
menyebabkan pakar Bahasa Arab yang fasih (fushah) dan sasterawannya tidak berdaya ketika disuruh untuk mendatangkan yang serupa dengan al-Qur’ân, atau 10 surat yang sepadan dengannya, atau bahkan satu surat saja. Tidak seperti ketelitian di atas yang setiap
penulis
mampu
melakukannya,
bahkan bisa lebih banyak lagi, terhadap buku yang ditulisnya. Hendaknya Anda berhati-hati tentang hal ini.
5
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
Perlu diketahui, bahwa aktivitas sebagian orang-orang
ini
tidak hanya
berkaitan
dengan penghitungan angka-angka saja, namun lebih dari itu. Ada diantara mereka yang
melakukan
penentuan
dengan
penomoran tersebut tentang “Kehancuran Negara Israel”, yang lainnya bahkan dengan lancangnya melakukan “pembatasan waktu hari kiamat”. Ada pula yang mengada-ada atas
al-Qur’ân
pendapat
bahwa
dengan di
menyebarkan
dalam
al-Qur’ân
terdapat isyarat akan “peledakan gedung di New York”, dengan mencomot penomoran ayat dan surat at-Taubah beserta juz-nya. Semua ini adalah bentuk olok-olok terhadap Kitâbullâh, yang disebabkan oleh kebodohan terhadap hakikat mukjizat al-Qur’ân.
6
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
KEDUA : Dengan
meneliti
penghitungan publikasikan,
lebih
dalam
metode
yang
mereka
bahwa
sejumlah
bilangan didapati
bilangan dari kata-kata tersebut banyak yang tidak benar. Bahkan didapati bahwa sebagian
mereka
sejumlah
kata
sengaja
dengan
menyeleksi
metode
yang
mencocoki kemauan mereka. Dan semua ini mereka
lakukan
dalam
rangka
untuk
mencapai yang mereka inginkan dan mereka kira ada di dalam al-Qur’ân.
Syaikh DR Khâlid as-Sabt berkata : DR
Asyraf
‘Abdur
Razzâq
Quthnah
melakukan studi kritis terhadap “mukjizat bilangan” di dalam al-Qur’ân al-Karîm, dan 7
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
beliau himpun di dalam buku yang berjudul : “Rasmul Mushhâf wal I’jâz al-‘Adadî : Dirôsatan Naqdiyatan fî Kutubil I’jâzil ‘Adadî fîl Qur’ânil Karîm.” [Pola Mushaf dan Mukjizat BIlangan : Studi Kritis terhadap Buku-Buku Mukjizat Bilangan di dalam alQur’ân al-Karîm], dan beliau ringkaskan di dalam penutup buku beliau yang mana beliau paparkan dari 3 buah buku, yaitu : 1. I’jâz ar-Raqm 19 [Mukjizat Angka 19] karya Bâsim Jarrâr 2. I’jâzul ‘Adadî fîl Qur’ân [Mukjizat Bilangan di dalam al-Qur’ân] karya ‘Abdur Razzâq Naufal 3. Al-Mu’jizah karya ‘Adnân ar-Rifâ’î.
8
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
Penulis meringkaskan kesimpulan bukunya dengan mengatakan :
وصلت بنتيجة دراسيت إىل أن فكرة اإلعجاز العددي " كما عرضتها هذه الكتب " غري صحيحة على اإلطالق ،وأن هذه الكتب تقوم ابعتماد شروط توجيهية حيناً وانتقائية حيناً آخر ،من أجل إثبات صحة وجهة نظر بشكل يسوق القارئ إىل النتائج احملددة سلفاً ،وقد أدت هذه الشروط التوجيهية أحياانً إىل اخلروج على ما هو اثبت إبمجاع األمة ،كمخالفة الرسم العثماين للمصاحف ،وهذا ما ال جيوز أبداً ،وإىل اعتماد رسم بعض الكلمات كما وردت يف أحد املصاحف دون األخذ بعني االعتبار رمسها يف املصاحف األخرى ،وأدت كذلك إىل خمالفة 9
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
مبادئ اللغة العربية من حيث حتديد مرادفات الكلمات وأضدادها “Saya sampai pada sebuah kesimpulan atas studiku
ini
bahwa
pemikiran
Mukjizat
Bilangan ini –sebagaimana dipaparkan di dalam buku-buku tersebut di atas- secara mutlak tidak benar. Dan bahwa buku-buku tersebut, acap kali ditulis bersandarkan pada persyaratan yang telah ditentukan dan yang lainnya diseleksi sedemikian rupa, agar seolah-olah
menetapkan
kebenaran
sisi
pandang para penulis tersebut dengan cara menggiring kesimpulan
para
pembacaanya
yang
telah
sebelumnya.
10
kepada
ditentukan
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
Syarat-syarat yang telah ditentukan ini, acapkali dianggap telah keluar dari yang telah ditetapkan oleh konsensus (ijmâ’) ulama,
seperti
penyelisihan
mereka
terhadap struktur mushaf ‘Utsmânî, dan hal ini tidak diperbolehkan selama-lamanya. Diantaranya juga bersandar dengan struktur sejumlah kata yang terdapat di salah satu mushaf
tanpa
memperhitungkan
strukturnya di mushaf yang lainnya, dan hal ini dianggap sebagai penyelisihan terhadap dasar-dasar Bahasa Arab baik dari aspek batasan kosakatanya maupun antonim-nya. [Hal 197, Damaskus, Manâr lin Nasyri wat Tauzî’, Cet. I, 1420 H/1999]
DR Fahd ar-Rûmî juga menyampaikan hal yang serupa terhadap DR ‘Abdur Razzâq 11
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
Naufal yang berupaya menyeleksi kata-kata dengan yang
mencocoki Diantara
agar
bilangan.
tertentu
pertimbangan
beliau sampaikan adalah :
إن لفظ اليوم ورد يف القرآن ( ) 365مرة بعدد أايم السنة ، وقد مجع إلثبات هذا لفظي " اليوم " " ،يوماً " وترك " يومكم " و " يومهم " و " يومئذ " ؛ ألنه لو فعل الختلف احلساب عليه ! وكذلك احلال يف لفظ " االستعاذة " من الشيطان ذكر أنه تكرر ( ) 11مرة ،يدخلون يف اإلحصاء كلميت " أعوذ " و " فاستعذ " دون " عذت " و " يعوذون " و " أعيذها " و " معاذ هللا " . yang
Naufal
”“al-Yaum
DR kata
(klaim )bahwa 12
“Sesungguhnya mengatakan
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
disebutkan di dalam al-Qur’ân sebanyak 365 kali yang sama dengan jumlah hari dalam setahun. Untuk menetapkan klaimnya ini, dia mengumpulkan 2 kata : “al-Yaum” dan “Yauman”, namun mengabaikan kata : “Yaumakum”,
“Yaumahum”
dan
“Yaumaidzin”; karena sekiranya ia tetap menganggapnya maka hasil perhitungannya akan berbeda (dengan yang ia inginkan)! Demikian
halnya
dengan
kata
“al-
Isti’âdzah” (berlindung) dari syaithan yang (ia klaim) diulang sebanyak 11 kali. Ia memasukkan ke dalam perhitungannya 2 kata : “’A’ûdzu” dan “Fasta’idz”, tanpa kata : “Udztu”, “Ya’ûdzûna”, “A’îdzuhâ” dan “Ma’âdzallâh”.” [Lihat : Ittijâhât atTafsîr fil Qornir Râbi’ ‘Asyar (Orientasi Tafsir Abad ke-14) Juz II hal. 699-700; 13
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
Beirut, Mu’assasah ar-Risâlah, Cet. II, 1414 H.]
Dengan
pernyataan ilmiah yang mantap
ini, maka telah jelaslah jawaban dari pertanyaan tentang kata “Yaum” berikut bilangannya di dalam al-Qurân al-Karîm.
KETIGA : Adapun perhitungan yang Allâh sebutkan di dalam
Kitab-Nya
yang
mulia
adalah
perhitungan yang tepat yang tidak akan berbeda sepanjang tahun, yaitu perhitungan Qomariyah. Di dalam firman Allâh Ta’âlâ :
ِ ِ ٍ ِ َ ولَبِثُوا ِيف َكه ِف ِهم ثََال ني َو ْازَد ُادوا تِ ْس ًعا َ ث مئَة سن ْ ْ َ 14
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
“Dan
mereka
mendiami
gua
tersebut
selama tiga tahun ditambah Sembilan (tahun lagi)” (QS al-Kahfi : 25) Sebagian ulama menyebutkan bahwa jumlah 300
tahun
itu
adalah
perhitungan
Syamsiyah sedangkan jumlah 309 tahun itu adalah perhitungan Qomariyah!
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn menyanggah pendapat ini dan menjelaskan di dalam sanggahannya bahwa perhitungan di sisi Allâh Ta’âlâ itu hanyalah perhitungan Qomariyah bukan Syamsiyah. Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn rahimahullâhu berkata : “Firman Allâh Ta’âla : “Ditambah 9 tahun lagi”
maksudnya
300 15
tahun
ditambah
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
dengan 9 tahun. Jadi, mereka tinggal di gua selama 309 tahun lamanya. Mungkin akan ada yang bertanya : “Kenapa tidak langsung saja disebut 309 tahun?” Maka kita jawab : Tidak ada bedanya ucapan ini dan itu, akan tetapi al-Qur’ân yang agung ini adalah kitab yang paling tinggi sastranya. Agar selaras dengan ritme setiap ayat, Allah
ِ berfirman “س ًعا ْت
ِ ِ ٍ ِ َ ”ثََال. ني َو ْازَد ُادوا َ ث مئَة سن
Tidak sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang bahwa 300 tahun itu adalah berdasarkan
kalender
Syamsiyah,
dan
ditambah 9 tahun berdasarkan Qomariyah. Sesungguhnya tidaklah mungkin bagi kita mempersaksikan bahwa Allâh menghendaki hal
ini!
Siapa
gerangan
yang
mempersaksikan bahwa Allâh menghendaki 16
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
makna ini?! Sekalipun apabila 300 tahun Syamsiyah Qomariyah,
itu
mencocoki
tetap
tidak
309 mungkin
mempersaksikan hal ini kepada
tahun kita Allâh,
karena perhitungan di sisi Allâh itu hanyalah satu! (Jika ada yang bertanya) : Apa tanda-tanda yang digunakan untuk perhitungan di sisi Allâh? Kita jawab : Tandanya adalah hilâl (bulan sabit). Karena itulah kita katakan bahwa pendapat yang menyatakan 300 tahun itu Syamsiyah dan tambahan 9 tahun itu Qomariyah, adalah pendapat yang lemah.
17
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
(Dengan alasan), Pertama : Tidak mungkin bagi kita mempersaksikan bahwa Allâh yang menghendaki hal ini. Kedua : bahwa perhitungan bulan dan tahun di sisi Allâh adalah dengan hilâl (bulan sabit). Allâh Ta’âlâ berfirman :
هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نوراً وقدره منازل لتعلموا عدد السنني واحلساب “Dialah Allâh yang menjadikan matahari bersinar ditetapkan
dan
bulan
oleh-Nya
bercahaya
serta
manzilah-manzilah
(orbit peredaran) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)” (QS Yûnus: 5)
( يسئلونك عن األهلة قل هي مواقيت للناس واحلج 18
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
“Mereka bertanya kepadamu tentang Hilâl (bulan
sabit).
Katakanlah
(Wahai
Muhammad) "Bulan sabit itu adalah tandatanda waktu bagi manusia dan haji” (QS. AlBaqarah:
189)
[Ceramah
Syaikh
Ibnu
‘Utsaimîn tentang Tafsîr Surat al-Kahfi]
Perhitungan dengan bulan dan hilâl (bulan sabit) sudah dikenal oleh para Nabi dan kaum
mereka,
dengan
matahari
sedangkan
perhitungan
(Syamsiyah)
tidaklah
dikenal kecuali oleh orang-orang pandir penganut
agama-agama
(kafir).
Namun
ironisnya, mayoritas kaum muslimin saat ini banyak yang mencocoki mereka.
19
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
DR
Khâlid as-Sabt menyatakan ulasan
bantahan
beliau
terhadap
berdalil dengan ayat “..
orang
yang
”ال يزال بنياهنم
(Bangunan-bangunan yang mereka dirikan senantiasa…) di dalam surat at-Taubah (ayat 110) tentang kehancuran Amerika : * [CATATAN PENERJEMAH : Sepertinya situs islamqa.com secara tidak sengaja melewatkan poin paparan DR Khâlid as-Sabt ini]
KELIMA* [CATATAN PENERJEMAH : Ini juga kekeliruan dari islamqa.com yang meletakkan nomor 5 setelah nomor 3. Saya menduga ada paragraf dan poin pembahasan yang terlewatkan saat proses editing]
20
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
Bahwa
ada
keterkaitan
perhitungan
Syamsiyah ini yang berangkat dari sistem perhitungan
yang
diwariskan
kaum
Paganisme (Watsaniyah), yang tidak pernah dianggap oleh para Nabi ‘alaihim ashSholâtu
was
Salâm.
Sesungguhnya
perhitungan yang dianggap oleh syariat hanyalah perhtungan berdasarkan bulan dan hilâl, dan perhitungan ini adalah yang paling tepat dan cermat. Diantara dalil yang menunjukkan bahwa perhitungan Qomariyah
ini yang telah
dikenal di dalam syariat para Nabi, adalah hadits Wâtsilah bin al-Asqa’ radhiyallâhu ‘anhu
yang
mengatakan
bahwa
Shallallâhu ‘alaihi wa Salam bersabda :
21
Nabi
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
ٍِ ، َا َن َّ ف إِبْ َر ِاه َيم َعلَْي ِه َ الس َالم ِيف أ ََّوِل لَْي لَة م ْن َرَم ْ َأُنْ ِزل ُ ص ُح ُ ت ِ اإل ِْْن ِ َت م ٍ ِِ ِ ث َع ْشَرَة َ يل لثَ َال َ ني م ْن َرَم ْ ََوأُنْ ِزل َ ْ َ َ ت الت َّْوَراةُ لس ُ ْ َو، َا َن ِ ِ ِ َخل ت ِم ْن ْ َين َخل َ ت م ْن َرَم ْ َ َ َوأُنْ ِزَل الْ ُف ْرقَا ُن أل َْربَ ٍع َوع ْش ِر، َا َن َا َن َ َرَم “Suhuf Ibrâhîm ‘alaihis Salâm diturunkan pada permulaan malam Ramadhan, Taurat diturunkan
pada
hari
keenam
bulan
Ramadhan, Injil diturunkan pada hari ke-13 bulan Ramadhan dan al-Furqân (yaitu alQur’ân) diturunkan pada malam ke-24 Ramadhan.” [HR Ahmad IV/107 dan alBaihaqî dalam “as-Sunan” IX/188, dan sanadnya
hasan.
menyebutkannya
Syaikh
dalam
1575].
22
al-Albânî
“ash-Shahîhah”
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
Hal ini (yaitu waktu turunnya kitab suci di hadits
tersebut
diketahui
di
kecuali
atas)
tidak
apabila
dapat
perhitungan
menggunakan bulan dan hilâl. Yang juga menunjukkan akan hal ini adalah hadits yang dikeluarkan di dalam 2 Kitab Shahîh
(Shahîhain)
dari
Ibnu
‘Abbâs
radhiyallâhu ‘anhumâ, beliau berkata :
ِ ِ َّ قَ ِدم النَِِّب صلَّى وم يَ ْوَم َ اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم الْ َمدينَةَ فَ َرأَى الْيَ ُه ُص ُ َود ت َ ُّ َ َه َذا يَ ْوٌم، صالِ ٌح ُ َع َ َه َذا يَ ْوٌم: َما َه َذا ؟ قَالُوا: اش َوراءَ فَ َق َال ِ ِ ِاَّلل ب ِِن إِسرائ احلديث... وسى َ َيل م ْن َع ُد ِوه ْم ف َ ص َامهُ ُم َ َ ْ َ َُّ َْنَّى “Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam tiba di kota Madinah, dan beliau melihat kaum Yahudi sedang berpuasa di hari ‘Asyura, lalu
23
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
beliau bertanya : “Hari apa ini?”, mereka (kaum Yahudi) menjawab : “ini hari yang baik. Di hari ini Allâh menyelamatkan Bani Isra’il
dari
musuh
mereka
dan
hari
berpuasanya Musa.”.” [HR Bukhârî : 2004 dan Muslim : 1130]
Al-Hâfizh (Ibnu Hajar) rahimahulâhu juga menyatakan secara tegas bahwa mereka (bangsa
Yahudi)
tidak
menganggap
perhitungan Syamsiyah. [Lihat “al-Fath” IV/291 dan VII/323].
Ibnul
Qoyyim
rahimahullâhu
berkata
mengomentari firman Allâh Ta’âlâ :
ِ س ِضيَاءً َوالْ َق َمَر نُ ًورا َوقَ َّد َرُه َمنَا ِزَل ْ ُه َو الَّذي َج َع َل الش َ َّم 24
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
“Dialah Allâh yang menjadikan matahari bersinar
dan
ditetapkan
bulan
oleh-Nya
bercahaya
serta
manzilah-manzilah
(orbit peredaran) bagi perjalanan bulan itu” (QS Yûnus: 5) Dan juga firman-Nya :
ِ ِ َوالْ َق َمَر. ك تَ ْق ِد ُير الْ َع ِزي ِز الْ َعلِي ِم َ س ََْت ِري ل ُم ْستَ َق ٍر ََلَا ذَل ْ َوالش ُ َّم ِ قَدَّرَانه منَا ِزَل ح ََّّت عاد َكالْعرج ون الْ َق ِد ِي ُ ُْ َ َ َ َُ ْ “Dan
matahari
berjalan
di
tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilahmanzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua”. (QS. Yâsin: 38-39) 25
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
Beliau mengatakan :
ولذلك كان احلساب القمري أشهر وأعرف عند األمم وأبعد من الغلط ،وأصح للَبط من احلساب الشمسي ،ويشرتك َّرهُ َمنَا ِزَل فيه الناس دون احلساب ،وَلذا قال تعاىل َ ( :وقَد َ السنِني و ِْ لِت علَموا ع َدد ِ اب ) يونس 5/ومل يقل ذلك يف َْ ُ َ َ احل َس َ َ َ الشمس ،وَلذا كانت أشهر احلج والصوم واألعياد ومواسم اإلسالم إمنا هي على حساب القمر وسريه حكمة من هللا ورمحة وحفظا لدينه الشرتاك الناس يف هذا احلساب ،وتعذر الغلط واخلطأ فيه ،فال يدخل يف الدين من االختالف والتخليط ما دخل يف دين أهل الكتاب “Karena itulah perhitungan Qomariyah itu lebih populer dan dikenal oleh banyak umat 26
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
dan lebih jauh dari kesalahan serta lebih benar dalam detailnya daripada perhitungan Syamsiyah
dimana
orang-orang
menggunakannya tanpa perlu melakukan perhitungan. Lantaran itulah Allâh Ta’âla berfirman : “serta ditetapkan oleh-Nya manzilah-manzilah (orbit peredaran) bagi perjalanan mengetahui
bulan
itu,
bilangan
supaya
kamu
tahun
dan
perhitungan (waktu)” (QS Yûnus: 5), dan tidak disebutkan hal yang sama pada matahari. Dengan demikian, penentuan bulan-bulan haji,
puasa,
hari-hari
besar
(îd)
dan
perayaan Islam hanyalah berdasarkan pada perhitungan
bulan
dan
peredarannya,
sebagai hikmah dari Allâh, rahmat dan penjagaan terhadap agama-Nya, dimana 27
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
banyak manusia yang mengikuti perhitungan ini, yang terbebas dari kesalahan dan kekeliruan di dalamnya. Sehingga tidak masuk ke dalam agama adanya perselisihan dan pertikaian sebagaimana yang masuk ke dalam agama ahli kitab.” [Miftâh Dâr asSa’âdah hal. 538-539] Bisa jadi yang difahami dari ucapan terakhir Ibnul Qoyyim rahimahullâhu di atas, bahwa ahli kitab bersandar pada perhitungan Syamsiyah, dan hal ini telah dinyatakan secara terang oleh al-Hâfizh Ibnu Hajar rahimahullâhu di dalam tanggapan beliau setelah beliau menisbatkannya kepada Ibnul Qoyyim. [Lihat al-Fath VII/323]. Sedangkan kenyataannya, syariat mereka awalnya tidak mengakuinya (yaitu mengakui perhitungan Syamsiyah), dan hal ini terjadi 28
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
kepada mereka lantaran orang-orang bodoh ]mereka. [selesai Diantara faidah firman Allâh Ta’alâ :
يسئلونك عن األهلة ”…“Mereka bertanya tentang bulan sabit rahimahullâhu
‘Utsaimîn
Ibnu
Syaikh
mengatakan :
ومنها :أن ميقات األمم كلها امليقات الذي وضعه هللا َلم - وهو األهلة -فهو امليقات العاملي ؛ لقوله تعاىل ( :مواقيت للناس ) ؛ وأما ما حدث أخرياً من التوقيت ابألشهر اإلفرْنية :فال أصل له من حمسوس ،وال معقول ،وال مشروع ؛ وَلذا َتد بعض الشهور مثانية وعشرين يوماً ،وبعَها ثالثني يوماً ، 29
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
من غري أن يكون سبب معلوم، ًوبعَها واحداً وثالثني يوما أوجب هذا الفرق ؛ مث إنه ليس َلذه األشهر عالمة حسيَّة خبالف األشهر اَلالليَّة، يرجع الناس إليها يف حتديد أوقاهتم ٍ فإن َلا عالمة حسيَّة يعرفها كل أحد “Diantara faidahnya adalah, bahwa standar waktu seluruh umat adalah standar waktu yang telah Allâh tentukan bagi mereka, yaitu hilâl (bulan sabit) yang merupakan standar universal, berdasarkan firman Allâh Ta’âla : (للناس
“ )مواقيتSebagai tanda-tanda
waktu bagi manusia”. Adapun fenomena akhir-akhir ini yang menjadikan standar waktu dengan bulan kalender Eropa, maka ini tidak ada asalnya
30
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
baik secara inderawi, rasio dan syariat. Karena itulah Anda dapati sebagian bulan (Masehi) itu ada yang 28 hari, sebagiannya 30 hari dan sebagiannya lagi 31 hari, tanpa diketahui secara pasti sebab perbedaan ini. Kemudian juga, pada kalender Masehi ini tidak
ada
tanda-tanda
inderawi
yang
manusia dapat merujuk kepadanya untuk menentukan
waktu
mereka,
berbeda
dengan kalender berdasarkan bulan, yang mana ada tanda yang bisa diindera sehingga dapat diketahui setiap orang. (yaitu bisa melihat bentuk-bentuk bulan). [Pengajian Tafsîr al-Baqoroh II/371].
Al-Qurthûbî
rahimahullâhu berkata saat
mengomentari firman Allâh Ta’âla :
31
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
ِ اَّللِ اثْنَا َع َشر َش ْهرا ِيف كِتَ ِ اَّللِ يَ ْوَم اب َّ ُّهوِر ِعْن َد َّ إِ َّن ع َّد َة الش ُ َ ً خلَق َّ ِ ض الس َم َوات َو ْاأل َْر َ َ َ “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi dalam
bulan,
belas
dua
ialah
Allah
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan )langit dan bumi…”. (QS. at Taubah: 36 Beliau berkata :
هذه اآلية تدل على أن الواجب تعليق األحكام يف العبادات وغريها إمنا يكون ابلشهور والسنني اليت تعرفها العرب دون الشهور اليت تعتربها العجم والروم والقبط وإن مل تزد على اثِن عشر شهراً ؛ ألهنا خمتلفة األعداد ،منها ما يزيد على ثالثني ، ومنها ما ينقص ،وشهور العرب ال تزيد على ثالثني وإن كان
32
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
والذي ينقص ليس يتعني له شهر وإمنا تفاوهتا، منها ما ينقص يف النقصان والتمام على حسب اختالف سري القمر يف الربوج “Ayat
ini
mengaitkan
menunjukkan hukum-hukum
bahwa ibadah
wajib dan
selainnya hanya dengan perhitungan bulan dan tahun yang diketahui oleh bangsa Arab, bukan dengan perhitungan bulan yang digunakan oleh bangsa ‘ajam (non Arab), Romawi dan Qibthî, walaupun tidak lebih dari 12 bulan. Karena bilangan harinya berbeda-beda, ada yang lebih dari 30 hari dan ada yang kurang. Sedangkan bulanbulan bangsa Arab tidak akan lebih dari 30 hari walaupun bisa kurang darinya (yaitu 29 hari). Hari yang kurang (dari 30) tidak dapat ditentukan, karena perubahan kurang dan pas 30 hari itu berdasarkan perbedaan 33
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
peredaran bulan pada orbitnya.” [Tafsîr ath-Thobarî VIII/133].
Wallâhu a’lam.
*** Dialihbahasakan oleh Abû Salmâ Muhammad Sumber : http://islamqa.info/ar/69741
34
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
Channel Telegram : https://telegram.me/abusalmamuhammad 📱Join channel Al-Wasathiyah wal I'tidâl ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Artikel dan Postingan lainnya, bisa diakses di: 💻 GOOGLE+PLUS +AbuSalmaMuhammad 💻 BLOG : abusalma.net 💻 BLOG : rachdie.wordpress.com 📱 WhatsApp / Telegram : +6281554090003 Untuk pictures atau gambar, bisa mengakses akun Instagram, Twitter, Flickr dan Tumblr @abinyasalma ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
2015 HAK COPY UNTUK KAUM MUSLIMIN 35