SENI MUSIK DALAM TASAWUF Studi kasus terhadap lagu-lagu Dewa 19 pada album Laskar Cinta
Oleh: Cecep Burhanuddin 101033121738
JURUSAN AQIDAH FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/ 1430 H
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmânirrahîm Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, karena atas rida dan perkenan-Nya lah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat teriring salam semoga selalu terlimpah dan tercurah kepada junjungan besar umat Islam Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat dan seluruh penerus risalah beliau. Pada penulisan skripsi ini, penulis ingin mengangkat ajaran-ajaran tasawwuf yang tersirat pada album Laskar Cinta Dewa 19. Seperti kita ketahui bahwa group musik Dewa 19 adalah group musik yang beraliran rock, sedangkan musik rock adalah salah satu genre musik yang selama ini diidentikkan dengan gaya kehidupan yang hedonistik dan jauh dari nilai-nilai agama. Penulis kurang sepakat dengan asumsi tersebut. Oleh karena itulah, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis ingin mengangkat sisi lain dari musik rock, yaitu dengan melihat kandungan ajaran tasawwuf yang tersirat dalam syair-syair lagu Dewa 19 pada album Laskar Cinta. Dalam penulisan skripsi ini, tentunya penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut terlibat dalam penulisan ini.
i
Yang pertama, penulis ingin berterima kasih kepada Dekan fakultas Ushuluddin dan Filsafat, bapak DR. M. Amin Nurdin, M.A., dan pembantu Dekan bapak DR. Hamid Nasuhi, M.A. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Agus Darmaji M.Fils, selaku kajur Aqidah Filsafat dan kepada bapak Drs. Ramlan A. Gani, M.Ag., selaku sekjur Aqidah Filsafat, yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam mengurus masalah-masalah akademik penulis. Terima kasih juga ingin penulis sampaikan kepada jajaran pendidik dan pengajar fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang dengan segenap keikhlasan dan kekuatan berusaha mendidik, membimbing penulis secara khusus dan tunas-tunas bangsa secara umum dalam menimba ilmu pengetahuan pada almamater tercinta ini, serta kepada para staf perpustakan fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang turut membantu penulis dalam studi kepustakaan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. DR. Raden Mulyadhi Kartanegara, M.A., yang telah membimbing dan mengayomi penulis dalam penulisan skripsi ini. Kemudian penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta penulis, ayahanda M. Ashari dan Ibunda Siti Khadijah, penulis bisa sampai pada sekarang ini tidak lain adalah berkat ketulusan dan kesabaran yang sangat dalam dari kedua orang tua penulis dalam merawat, mendidik dan membimbing penulis dari sejak penulis lahir sampai pada saat ini. Terima kasih juga ingin penulis sampaikan kepada kakanda penulis Ade Hermawan dan Neneng Alit serta adikku Aditya untuk semua bentuk bantuan morîl dan materîl.
Kemudian penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman penulis yang selalu mendukung dan memberi pencerahan kepada penulis: Sahal, Ivan, Faruq, Anwar Sodik, Maimuddin, Daus, Surahman, Dahlan, Salim, Jamal, Jo, Anwar Anie dan juga yang lainnya yang tidak mungkin disebutkan semua di sini. Tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Tina Agustina, seorang wanita yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Serta kepada semua pihak yang berjasa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga amal baik kalian diterima di sisi-Nya. Penulis sadar, karya tulis ini masih jauh dari kata memadai, untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kebaikan tulisan ini. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis menyerahkan semua ini. Semoga karya tulis yang sangat sederhana dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Bogor, 27 Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. iv PEDOMAN TRANSLITERASI...................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. ...................................................................................................... Lat ar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. ...................................................................................................... Stu di Kepustakaan ................................................................................... 7 C. ...................................................................................................... Pe mbatasan dan Perumusan Masalah....................................................... 7 D. ...................................................................................................... Tuj uan dan Manfaat Penelitian.................................................................. 8 E. ...................................................................................................... Met ode Penelitian...................................................................................... 8 F........................................................................................................ Sist ematika Penulisan................................................................................ 9 BAB II TASAWWUF DAN SENI A. Sekilas Tentang Tasawwuf................................................................... 11 1. Pengertian Tasawwuf ...................................................................... 11 2. Sumber Ajaran Tasawwuf ............................................................... 14 3. Tarekat sebagai Jalan Tasawwuf...................................................... 18 B. Sekilas Tentang Seni Musik ................................................................ 20 1. Pengertian Seni ............................................................................ 20 2. Pengertian Seni Musik ................................................................... 21 3. Lirik dalam Seni Musik ................................................................ 22 4. Genre Rock dalam Seni Musik ...................................................... 22 C. Hubungan Tasawwuf dan Seni Musik .................................................. 25 BAB III SKETSA BIOGRAFIS GROUP MUSIK DEWA 19
A. Sejarah dan Profil Group Musik Dewa 19 ........................................... 28 B. Prestasi dan Album-Album Dewa 19 ................................................... 31 C. Para Sufi yang Mengilhami Syair Lagu Dewa 19 ................................ 32 D. Deskripsi Umum Album Laskar Cinta ................................................ 33 BAB IV KANDUNGAN AJARAN-AJARAN TASAWWUF DALAM ALBUM LASKAR CINTA A. Lagu Pangeran Cinta 1. Lirik Lagu ...................................................................................... 35 2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Pangeran Cinta ........... 35 B. Lagu Satu 1. Lirik Lagu ...................................................................................... 38 2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Satu ............................. 39 C. Lagu Hadapi Dengan Senyuman 1. Lirik Lagu ...................................................................................... 42 2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Hadapi Dengan Senyuman .... 42 E. Lagu Nonsense 1. Lirik Lagu ...................................................................................... 44 2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Nonsense ..................... 45 F. Lagu Hidup Ini Indah 1. Lirik Lagu ...................................................................................... 46 2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Hidup Ini Indah ........... 47 G. Lagu Atas Nama Cinta 1. Lirik Lagu ...................................................................................... 50 2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Atas Nama Cinta.......... 50 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 52 B. Saran-Saran ...................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
ا
ب ت ث ج ح خ د ذ
:a :b :t : ts :j :h : kh :d : dz
ر ز س ش ص ض ط ظ ع
Untuk madd dan diftong
:r :z :s : sy :s :d :t :z :‘
غ ف ق ك ل م ن و
â
a panjang
î
i panjang
û
u panjang
ْأَو
Aw
ْأُو
Û
ْأَي
Ay
ْإِي
î
: gh :f :q :k :l :m :n :w :h
ء ي
:’ :y
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
ا
ب ت ث ج ح خ د ذ
:a :b :t : ts :j :h : kh :d : dz
ر ز س ش ص ض ط ظ ع
Untuk madd dan diftong
:r :z :s : sy :s :d :t :z :‘
غ ف ق ك ل م ن و
â
a panjang
î
i panjang
û
u panjang
ْأَو
Aw
ْأُو
Û
ْأَي
Ay
ْإِي
î
: gh :f :q :k :l :m :n :w :h
ء ي
:’ :y
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
ا
ب ت ث ج ح خ د ذ
:a :b :t : ts :j :h : kh :d : dz
ر ز س ش ص ض ط ظ ع
Untuk madd dan diftong
:r :z :s : sy :s :d :t :z :‘
غ ف ق ك ل م ن و
â
a panjang
î
i panjang
û
u panjang
ْأَو
Aw
ْأُو
Û
ْأَي
Ay
ْإِي
î
: gh :f :q :k :l :m :n :w :h
ء ي
:’ :y
BAB II TASAWWUF DAN SENI MUSIK
A. Sekilas Tentang Tasawwuf 1. Pengertian Tasawwuf Tasawwuf adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi atau aspek spiritual dari Islam. Spiritualitas ini dapat mengambil bentuk yang beragam di dalamnya. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawwuf lebih menekankan aspek rohani ketimbang aspek jasmani; dalam kaitannya dengan kehidupan, ia lebih menekankan kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia yang fana. Sedangkan dalam kaitannya dengan pemahaman keagamaan, ia lebih menekankan aspek esoterik ketimbang eksoterik, lebih menekankan penafsiran batiniah ketimbang penafsiran lahiriah.1 Para sufi, yaitu orang yang menjalankan tasawwuf, berbeda-beda dalam mendefinisikan tasawwuf, ini karena para sufi dalam mendefinisikan tasawwuf atas dasar pengalaman batin mereka masing-masing yang bersifat subyektif. Beberapa pengertian yang berkembang dan sering dipakai sebagai acuan berasal dari al-Junayd al-Baghdâdî (w. 297/910 M). Al-Junayd al-Baghdâdî yang bergelar “bapak tasawwuf moderat”, mendefinisikan tasawwuf sebagai kebersamaan 1
Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawwuf, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006),
h. 2.
bersama Allah SWT tanpa adanya penghubung. Baginya, tasawwuf berarti “membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang, menekan sifat basyariyyah (kemanusiaan), menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadiannya, memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji kepada Allah SWT, dan mengikuti syariat Rasulullah SAW.” Abû Yazîd al-Bustâmî (w. 261H/875 M) – pencetus teori fanâ’, baqâ’, dan ittihâd dalam tasawwuf-mengemukakan, bahwa tasawwuf mencakup tiga aspek, yaitu khâ’, hâ’, dan jîm. Khâ’, maksudnya takhallî, berarti mengosongkan diri dari perangai tercela; ha’, maksudnya tahallî, berarti menghiasi diri dengan akhlak terpuji; dan jim, maksudnya tajallî, berarti mengalami kenyataan ketuhanan.2 Javad Nurbakhsh, salah seorang guru spiritual tarekat Ni’matullah mengatakan bahwa definisi umum tasawwuf adalah jalan menuju hakikat di mana karunia adalah cinta. Metodenya adalah menatap lurus ke satu arah dan tujuannya adalah Tuhan.3 Sementara itu Ibrahim Basyuni, sarjana muslim berkebangsaan Mesir, mengkategorikan pengertian tasawwuf kepada tiga hal: Pertama, kategori al-bidâyah, yaitu pengertian yang mencerminkan tasawwuf pada tingkat permulaan. Kategori ini, seperti diungkapkan Ma’ruf alKarkhi di atas-menekankan kecenderungan jiwa dan kerinduannya secara fitrah kepada Yang Maha Mutlak – sehingga orang senantiasa berusaha mendekatkan 2
Yunasril Ali, “Tasawwuf,” dalam Taufik Abdullah, dkk. Ed., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT.Ichtiar Baru VanHoeve, 2002), h. 139. 3
Javad Nurbakhsh, Tenteram Bersama Sufi, penerjemah Zaimul Am (Jakarta, PT.Serambi Ilmu Semesta, 2004). H. 12.
diri kepada Allah SWT. Kecenderungan jiwa seperti ini menurutnya dimiliki setiap manusia. Dalam fitrah inilah manusia berbeda dengan binatang. Kedua, kategori al-mujâhadât, yaitu pengertian yang membatasi tasawwuf pada pengamalan yang didasarkan atas kesungguhan. Pengertian ini misalnya diberikan oleh al-Jurayri dan al-Qusyayri, yang lebih menonjolkan akhlak dan amal dalam pendekatan diri kepada Allah SWT. Ketiga, kategori al-mazâqât, yakni pengertian yang cenderung membatasi tasawwuf pada pengalaman batin dan perasaan keberagamaan, terutama dalam mendekati Dzat yang Mutlak. Pengertian seperti ini muncul dalam definisi alJunayd, Ruwaym, dan al-Hallaj, yang menempatkan tasawwuf sebagai pengetahuan batin atau pengetahuan esoterik. Dari ketiga pengertian umum tasawwuf tersebut, Basyuni menyimpulkan bahwa tasawwuf adalah “kesadaran murni yang mengarahkan jiwa secara benar kepada amal dan aktifitas yang sungguh-sungguh dan menjauhkan diri dari keduniaan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan perasaan dalam berhubungan dengan-Nya. Akan tetapi, batasan yang diberikan Ibrahim Basyuni ini masih dianggap oleh sebagian peneliti belum mencerminkan tasawwuf secara utuh. Masih banyak ciri tasawwuf yang belum tercakup dalam definisi tersebut. Apalagi dalam setiap kondisi dan tahap perkembangan tasawwuf, selalu terdapat ciri-ciri tertentu, sesuai dengan tahap perkembangan dan kondisinya itu. Karena itulah, Annemarie Schimmel, sejarawan dan peneliti tasawwuf terkemuka dari Harvard University – mengatakan kesulitannya dalam mendefinisikan tasawwuf secara komprehensif
dan refresentatif. Kita hanya bisa menyentuh salah satu sudutnya saja. Ia mengutip kisah orang buta yang dikemukakan oleh Jalâl al-Dîn Rûmî (604 H/1208 M – 672 H/1274 M), ketika mereka menyentuh Gajah. Masing-masing menggambarkannya sesuai dengan bagian tubuh gajah yang disentuhnya, ada yang mengatakan bentuknya seperti mahkota, seperti kipas, seperti pipa air, atau seperti tiang. Sehingga menurut Schimmel, pengertian yang ada mengenai tasawwuf memang hanya dapat menjadi petunjuk awal dalam menyelami tasawwuf lebih jauh. 4 Perlu diketahui, pandangan para sufi dalam mengartikan tasawwuf, di samping karena arti itu diungkapkan atas dasar pengalaman batin yang bersifat subyektif, juga karena ketidaksamaan dalam melihat asal-usul kata tasawwuf dan sufi itu sendiri.
2. Sumber Ajaran Tasawwuf Sumber awal dan asas tasawwuf adalah Islam, dasar-dasar tasawwuf sudah ada sejak datangnya agama Islam. Adapun ayat-ayat yang menyangkut aspek moralitas dan asketisme dijadikan sebagai salah satu landasan prinsipil dalam tasawwuf, para sufi merujuk kepada al-Qur’an sebagai landasan utama. Karena manusia mempunyai sifat baik dan sifat jahat, sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an surat al-Syams ayat 8 yang berbunyi,
ÝóÃóáúåóãóåóÇ ÝõÌõæÑóåóÇ æóÊóÞúæóÇåóÇ Artinya: “Allah mengilhami (jiwa manusia) kejahatan dan kebaikan”.
4
Yunasril, “Tasawwuf,” h. 140.
Maka harus dilakukan pengikisan terhadap sifat yang jelek dan pengembangan sifat-sifat yang baik, kemudian kelanjutan dari ayat tersebut adalah,
ÞóÏú ÃóÝúáóÍó ãóäú ÒóßóøÇåóÇ
Artinya: “Sungguh berbahagialah orang yang menyucikan (jiwa) nya”.5 Berdasarkan ayat-ayat tersebut dan ayat-ayat yang senada, maka dalam tasawwuf dikonsepkanlah teori tazkiyyah al-nafs atau penyucian jiwa. Proses penyucian itu melalui dua tahap, yakni pembersihan jiwa dari sifat-sifat jelek yang disebut takhallî. Tahap awal dimulai dari pengendalian dan penguasaan hawa nafsu, sesuai dengan firman Allah pada surat Yusuf ayat 53 yang berbunyi,
æóãóÇ ÃõÈóÑöøÆõ äóÝúÓöí Åöäóø ÇáäóøÝúÓó áÃãóøÇÑóÉñ ÈöÇáÓõøæÁö ÅöáÇ ãóÇ ÑóÍöãó ÑóÈöøí Åöäóø ÑóÈöøí ÛóÝõæÑñ ÑóÍöíãñ Arinya: “sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi oleh Tuhanmu”. Ayat lain memerintahkan,
... ÝóáÇ ÊóÛõÑóøäóøßõãõ ÇáúÍóíóÇÉõ ÇáÏõøäúíóÇ íóÛõÑóøäóøßõãú ÈöÇááóøåö ÇáúÛóÑõæÑõ ...
æóáÇ
Artinya: “maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu” , dan 6
... Þõáú ãóÊóÇÚõ ÇáÏõøäúíóÇ Þóáöíáñ æóÇáÂÎöÑóÉõ ÎóíúÑñ áöãóäö ÇÊóøÞóì æóáÇ ÊõÙúáóãõæäó ÝóÊöíáÇ ... Artinya: “katakanlah, kesenangan di dunia ini hanya sementara dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang taqwa.”7
5
Al-Qur’an, Surat al-Syams; 9.
6
Al-Qur’an, Surat al-Fathir; 5.
7
Al-Qur’an, Surat an-Nisa; 77.
Hanya mereka yang terbebas dari cengkeraman hawa nafsu dan menyerahkan seluruh kehidupannya kepada Allah sajalah yang akan menemukan kemantapan batin dan kestabilan jiwa, mereka itulah yang akan menemukan kebahagiaan hakiki. Pandangan hidup yang demikian, jelas bersumber dari alQur’an, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Fajr ayat 27-29 yang berbunyi,
íóÇ ÃóíóøÊõåóÇ ÇáäóøÝúÓõ ÇáúãõØúãóÆöäóøÉõ ÇÑúÌöÚöí Åöáóì ÑóÈöøßö ÑóÇÖöíóÉð ãóÑúÖöíóøÉð ÝóÇÏúÎõáöí Ýöí ÚöÈóÇÏöí Artinya: “Hai jiwa yang tenang, kembalilah ke sisi Tuhanmu dengan hati yang damai dan diridai-Nya, dan masuklah dalam surgaku”. Agar berada sedekat mungkin dengan Allah, adalah tujuan terpenting dari sufi, keinginan ini merupakan perintah Allah melalui firman-Nya, antara lain dinyatakan dalam surat al-Qaff ayat 16 bahwa,
æóáóÞóÏú ÎóáóÞúäóÇ ÇáÅäúÓóÇäó æóäóÚúáóãõ ãóÇ ÊõæóÓúæöÓõ Èöåö äóÝúÓõåõ æóäóÍúäõ ÃóÞúÑóÈõ Åöáóíúåö ãöäú ÍóÈúáö ÇáúæóÑöíÏö Artinya: “kami lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri”. Oleh karena itu dalam surat al-Baqarah ayat 115 dikatakan:
æóáöáóøåö ÇáúãóÔúÑöÞõ æóÇáúãóÛúÑöÈõ ÝóÃóíúäóãóÇ ÊõæóáõøæÇ ÝóËóãóø æóÌúåõ Çááóøåö Åöäóø Çááóøåó æóÇÓöÚñ Úóáöíãñ Artinya: “ke mana saja kamu berpaling di situ ada wajah Tuhan”. Ayat-ayat yang senada dengan ayat ini masih banyak lagi dijumpai dalam al-Qur’an, misalnya, al-Baqarah: 186, al-Anfal: 17, al-Jîn: 16, Âlu ‘Imrân: 191, al-Kahfi: 28 dan sebagainya.8
8
Rivay Siregar, Tasawwuf dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 50.
Sedangkan bagi kalangan penganut tasawwuf falsafî, surat al-Nûr ayat 35 yang berbunyi,
Çááóøåõ äõæÑõ ÇáÓóøãóÇæóÇÊö æóÇáÃÑúÖö ãóËóáõ äõæÑöåö ßóãöÔúßóÇÉò ÝöíåóÇ ãöÕúÈóÇÍñ ÇáúãöÕúÈóÇÍõ Ýöí ÒõÌóÇÌóÉò ÇáÒõøÌóÇÌóÉõ ßóÃóäóøåóÇ ßóæúßóÈñ ÏõÑöøíñø íõæÞóÏõ ãöäú ÔóÌóÑóÉò ãõÈóÇÑóßóÉò ÒóíúÊõæäóÉò áÇ ÔóÑúÞöíóøÉò æóáÇ ÛóÑúÈöíóøÉò íóßóÇÏõ ÒóíúÊõåóÇ íõÖöíÁõ æóáóæú áóãú ÊóãúÓóÓúåõ äóÇÑñ äõæÑñ Úóáóì äõæÑò íóåúÏöí Çááóøåõ áöäõæÑöåö ãóäú íóÔóÇÁõ æóíóÖúÑöÈõ Çááóøåõ ÇáÃãúËóÇáó áöáäóøÇÓö æóÇááóøåõ Èößõáöø ÔóíúÁò Úóáöíãñ Artinya: “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampirhampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapislapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. Kemudian surat al-Baqarah ayat 115 yang berbunyi,
æóáöáóøåö ÇáúãóÔúÑöÞõ æóÇáúãóÛúÑöÈõ ÝóÃóíúäóãóÇ ÊõæóáõøæÇ ÝóËóãóø æóÌúåõ Çááóøåö Åöäóø Çááóøåó æóÇÓöÚñ Úóáöíãñ Artinya: “dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui”. Kedua ayat di atas merupakan landasan naqli yang mereka kembangkan melalui berfikir spekulatif-filsafati tentang transendensi dan immanensi Tuhan alam semesta. Melalui penggabungan konsep-konsep tasawwuf dengan teori-teori filsafat dan mereka analisis melalui metode penggabungan, terkonseplah doktrin kesatuan wujud dalam berbagai variasi.
Dari contoh di atas sudah cukup alasan untuk mengatakan bahwa tidak ada lagi keraguan lagi tentang sumber ajaran tasawwuf, ia digali dari al-Qur’an yang dikembangkan berdasarkan kehidupan Nabi dan para sahabatnya. Memang, karena sifatnya yang universal baik dalam arti ruang maupun waktu, sebuah sistem spiritual, seperti tasawwuf mungkin saja menerima pengaruh dari sistem lain yang ada sebelumnya, seperti juga mungkin saja ia memengaruhi sistem dan disiplin spiritual lain. Karena itu, kalau tasawwuf, sebagai aspek spiritual Islam, dikatakan telah dipengaruhi oleh unsur-unsur mistik atau filosofis yang ada sebelum Islam, seperti mistisisme Kristen, Hindu, atau sistem filsafat Neo-platonisme atau stoikisme, hal itu boleh-boleh saja. Tetapi itu sekali-kali tidaklah berarti bahwa Islam sendiri sebagai agama tidak cukup untuk memberikan basis bagi kehidupan spiritualnya sendiri. Andaikan sistem-sistem mistik dan filosofis pra-Islam tidak pernah ada, mistisisme Islam atau tasawwuf ini akan tetap tumbuh, karena spiritualitas pada hakikatnya merupakan kebutuhan esensial manusia, kapan saja dan di mana saja. Itulah sebabnya mistisisme dengan segala variasi dan kesamaannya bisa dan telah tumbuh dalam tradisi dan bangsa manapun di dunia ini. Demikianlah, maka Islam telah memberikan beberapa basis bagi sistem spiritualnya sendiri yang kita sebut tasawwuf.9
3. Tarekat Sebagai Jalan Tasawwuf
9
Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawwuf, h. 23.
Kajian tasawwuf tidak dapat dipisahkan dengan kajian terhadap pelaksanaannya di lapangan, dalam hal ini praktik ‘ubûdiyah dan mu’âmalah dalam tarekat. Tarekat berasal dari kata “tarîqah”, yaitu jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan Tuhan.10 Selain tarekat, sering juga digunakan kata “sulûk”, yang artinya juga perjalanan spiritual, dan orangnya disebut “sâlik”. Tapi kata tarekat juga dipakai untuk merujuk sebuah kelompok persaudaraan atau ordo spiritual yang biasanya didirikan oleh sufi besar seperti Abdul Qodir Jilani, Sadzili, Jalal al-Din Rumi, dan lainnya. Nama tarekat tersebut dinisbahkan kepada nama-nama pendirinya, atau julukan yang diberikan oleh para pengikutnya. Karna itu kita mengenal tarekat Qadiriyah, Sadziliyah atau Mawlawiyah yang dinisbahkan kepada julukan “Mawlana” (guru kami) yang diberikan murid-murid Rumi kepadanya.11 Tiap tarekat mempunyai Syeikh, upacara ritual dan bentuk zikir sendiri. 12 Tarekat mulai berkembang pada abad ke-6 H. Di antara tarekat-tarekat besar yang pertama muncul adalah tarekat Qadiriyah. Tarekat ini diajarkan oleh Abd al-Qadîr Ibn Abdillah Al-Jili (juga disebut Al-Jîlani). Ajaran utama tarekat ini – seperti pada umumnya tarekat – ialah menekan hawa nafsu yang menjadikan manusia jauh dari Tuhan dengan berzikir, shalat sunah, dan do’a di waktu pagi,
10
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, h. 88.
11
Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawwuf, h. 04.
12
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, h. 88.
siang, sore, dan malam hari.13 Di antara murid-murid tarekat ini kemudian ada yang mendirikan tarekat-tarekat lain. Salah satu di antaranya adalah tarekat Rifa’iah di Irak. Salah satu pengikut tarekat ini di Mesir, Ahmad al-Badawi (w. 1276 M) selanjutnya membentuk tarekat lain yang dikenal dengan nama Ahmadiah atau Badawiah. Sebagai pecahan dari tarekat ini timbul tarekat Bayyumiah dan tarekat Dasuqiah, juga di Mesir. Satu tarekat lain di antara yang pertama-tama timbul adalah tarekat alSadziliah yang mana pendirinya adalah Nur al-Dîn Ahmad Ibn Abdillah alSyadzili. Kemudian tarekat Mawlawiyah juga termasuk dalam golongan tarekattarekat yang pertama muncul. Syeikhnya adalah Jalal al-Dîn Rumî. Tarekat ini terkenal dengan upacara tarian berputarnya, dan mempunyai pengaruh besar di Turki. Kemudian
ada
tarekat
Al-Naqsyabandiyah
yang
didirikan
oleh
Muhammad Ibn Muhammad Baha’ Al-Din Al-Naqsyabandi (w. 1389 M). Di Turki, selain dari Mawlawiyah terdapat tarekat Al-Bektasyiah, syeikhnya adalah Haji Bektasy Wali. Selain dari yang disebutkan di atas, masih banyak lagi tarekat-tarekat seperti Al-Sanusiah di Libia dan Gurun Sahara, Al-Sattariah di India dan Indonesia. Al-Suhrawardiah di Afghanistan dan India, dan Al-Tijaniah di Maroko.14
13
Yunasril, “Tasawwuf,” h. 153.
14
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, h. 90.
Nama tarekat yang berbeda tidak menjadi halangan, begitu juga dengan penyebarannya yang meluas ke seluruh dunia Islam, jaringan sufi dan gerakannya baik melalui perdagangan maupun variasi aspirasi politik mereka tidak menjadikan mereka lupa terhadap misi utama tasawwuf dan tarekat, yakni mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Yang Maha Kuasa.15
B. Sekilas Tentang Seni Musik 1. Pengertian Seni Seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa orang, dilahirkan dengan perantaraan alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihat (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama).16 Quraish Shihab mengatakan bahwa seni merupakan ekspresi rûh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia, atau fitrah yang dianugerahkan Allah s.w.t. kepada hamba-hambanya. 17 Dalam penelitian ini, karena objek yang diteliti sangat berhubungan dengan seni musik dan lagu, maka perlu rasanya untuk membahas sedikit tentang seni musik dan juga pengertian lirik lagu. 15 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005. h. vi. 16
Lihat Ensiklopedi Indonesia, Ichtiar Baru – Van Hoeve, h. 3080.
17
Quraish Shihab, Wawasan al Quran, h. 385.
2. Pengertian Seni Musik Seni musik terbagi dalam dua bagian, yakni seni suara instrumentalia dan seni suara vokal. Seni suara instrumentalia (instrumental art) adalah seni suara yang diperdengarkan dengan media alat-alat, seperti alat tiup, alat gesek, dan alat yang dipukul. Tiap alat atau instrumentalia mempunyai nada tertentu, sedangkan seni suara vokal adalah seni suara yang diperdengarkan dengan perantaraan suara manusia, tanpa iringan instrument. Keindahan suaranya tercermin dalam irama tinggi – rendah, keras – lemah, serta cepat lambat syair dan lagu yang dibawakan.18 Seni musik (instrumental art) adalah seni yang berhubungan dengan alatalat musik dan irama yang keluar dari alat-alat musik tersebut. Seni musik membahas antara lain cara memainkan instrumen musik, cara membuat not, dan studi bermacam-macam aliran musik. Seni musik ini bentuknya dapat berdiri sendiri sebagai seni instrumentalia (tanpa vokal) dan dapat juga disatukan dengan seni vokal. Seni instrumentalia, seperti telah dijelaskan di muka, adalah seni yang diperdengarkan melalui media alat-alat musik. Sedang seni vokal, adalah seni yang diungkapkan dengan cara melagukan syair melalui perantaraan oral (suara saja) tanpa iringan instrumen musik. Seni vokal tersebut dapat digabungkan dengan alat-alat musik tunggal (gitar, biola, piano, dan lain-lain) atau dengan alat-
18
Lihat Ensiklopedi Indonesia, Ichtiar Baru – Van Hoeve, h. 3080.
alat musik majemuk seperti band, orkes simfoni, gamelan, karawitan, dan sebagainya. 19
3. Lirik dalam Seni Musik Menurut kamus besar bahasa Indonesia, lirik berarti karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi atau juga sebuah susunan kata sebuah nyanyian. Lirik lagu merupakan sebuah kata-kata yang disusun oleh pencipta lagu. Penciptaan sebuah lirik lagu merupakan curahan pengarang lagu yang berasal dari pemikiran, perenungan atau pembelajarannya, baik yang dilihat mau pun yang dirasakan sehingga dituangkan dalam sebuah kata yang diiringi oleh alat musik atau tanpa alat musik. Lirik merupakan ikon dari sebuah lagu, tanpa sebuah lirik , tak berarti sebuah lagu.
4. Genre Rock dalam Seni musik Menurut Collins Cobuild English Dictionary, musik rock adalah jenis musik yang memiliki nada sederhana dan beat yang cepat, dimainkan dan dinyanyikan oleh sekelompok orang dengan gitar listrik dan drum. Rock is a music genre with simple tones and rapid beat, played and sung by electric guitar and heavy tones of drum. Ada banyak lagi pengertian lain tentang istilah ini. Ada yang menandakannya berdasar karakteristik sound, ada pula yang sekedar mengkontraskannya dengan musik pop, bahkan ada yang lebih menekankan 19
13.
Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Pustaka, 1998), h.
pendefinisian musik rock berdasar proses pembuatan musiknya, semangat si pembuat musik, atau lirik yang terkandung. Melalui tulisan ini, saya hendak mengajak kita bersama-sama mencoba melakukan pendekatan definitif tentang musik rock dengan melihat contoh historis beberapa musisi legendaris berikut ini, kemudian mencari kesamaan yang mereka punyai. Elvis Presley dari Tenessee, ikon musik yang kuat di pertengahan 1950. Melalui Elvis, rock berbentuk musik yang didasarkan pada instrumen gitar dengan mencampur tradisi musik kulit putih dan kulit hitam, blues, musik gereja dan country. The Beatles dari Liverpool, kelompok musik di tahun 60an dengan format dasar; drum, dobel gitar, bas, dan duo vokal yang harmonis. The Beatles berhasil mempopulerkan musik Inggris di Amerika hingga akhirnya melegenda ke seluruh dunia hingga kini. Bob Dylan dari Minnesota, juga muncul di tahun 60-an. Selain mengusung rock and roll yang dekat dengan rakyat, ia juga melibatkan unsur politik serta arogansi kaum urban dalam lirik-liriknya.
Ini menyebabkan musiknya
berpengaruh secara ideologis terhadap pendengarnya, terlebih anak muda saat itu. Jimi Hendrix dari Seattle, yang hadir di akhir tahun 60-an, lebih memunculkan musik rock sebagai satu kategori yang jauh lebih spesifik. Dengan melakukan improvisasi gitar yang inovatif, ia memperkenalkan bahwa amplifier pun merupakan satu instrumen penting yang tidak boleh disia-siakan. Tidak bisa
dipungkiri, improvisasi Hendrix akan instrumen gitarnya merupakan inspirasi besar bagi eksplorasi-eksplorasi dalam musik rock selanjutnya. Bob Marley dari Jamaika, menghadirkan jenis lain di tahun 70-an. Bersama kelompoknya, The Wailers, ia menggabungkan sound gitar rock, beat reggae, dan semangat Rastafaria. Marley-lah yang memperkenalkan musik Reggae ke dunia. Public Enemy dari New York, mewakili musik rap, yakni musik yang mengutamakan penghantaran lirik secara gamblang (bukan dinyanyikan), dengan penambahan teknologi digital berbentuk sampling. Musik rap tentu saja memiliki sejarah panjang nya sendiri, namun Public Enemy bisa jadi mengawali pergerakan hip-hop sehingga berkembang hingga seperti saat ini. Nirvana dari Seattle, menunjukkan kejeniusan musik rock secara esensial. Mewakili bentuk ketidakpuasan melalui semangat punk, musik yang kasar dan polos namun berbalut lirik-lirik puitis, serta pendobrakan atas pattern umum yang mereka anggap memuakkan saat itu. Tentu saja masih banyak contoh lain dari luasnya pengkategorian musik rock secara umum. Namun berdasar segelintir yang sudah disebutkan diatas, bisakah kita garis bawahi persamaan yang tampak? Pertama, musik rock adalah sebuah kategori musik yang sangat luas sehingga masing-masing pun dapat memfokuskan definisi mereka sendiri berdasar ciri. Seperti musik Elvis yang kemudian disebut Rockabilly, Dylan sebagai folk, Nirvana sebagai grunge, atau Hendrix sebagai perpaduan antara blues dan jazz. Kesemua mereka memiliki prinsip musikal, lirik dan performa yang berbeda-beda.
Dari sudut pandang teori, musik rock merupakan satu genre besar yang terdiri dari penggabungan bermacam unsur. Jika kita runut lagi secara seksama, ternyata musik kulit hitam merupakan pusat dari perpaduan ini, yang kemudian bertemu dan mengalami penyesuaian dengan beragam musik lain. Musik rock juga bisa dipandang dari penggunaan teknologi-nya. Contohnya, musik rock sangat bergantung pada kepiawaian dalam meracik sound di studio. Musik rock sangat berkaitan dengan transimisi sound, termasuk pemunculan noise dan proses eksperimental lain yang bisa memperluas batasan kategorisnya. Jika ditilik lagi, alangkah pesatnya perkembangan musik rock berkat disahkannya pendayagunaan teknologi. Dengan begitu, pemanfaatan teknologi pun memegang peran yang sangat sangat penting. Musik rock juga sering dihubungkan dengan karakteristik sosial, terutama anak muda. Di tahun 50 sampai 60-an, inilah penyebab utama yang menjadikan musik rock menjadi ikonik dan ideologis. Musik jenis ini melambangkan semangat pemberontakan dan penolakan terhadap hegemoni yang konvensional, mulai dari penulisan lirik yang frontal hingga penampilan rebelius yang tercitra dari sang idola. Sebagaimana halnya karya seni manusia lainnya, maka musik rock sebagai sebuah karya seni-pun tidak akan dapat melepaskan diri dari pengaruh zamannya, apakah terpengaruh oleh keadaan sosial-politik, sosial-budaya dan bahkan tidak menutup kemungkinan sosial-agama.20
20
“Pendefinisian Musik Rock”, artikel diakses pada tanggal 8 Maret 2009 dari http://www.bengkelmusik.com/forum/bm-f56/pendefinisian-musik-rock-t1360.php
C. Hubungan Tasawwuf dan Seni Musik Dalam tasawwuf, dapat dikatakan bahwa seni sudah menjadi bagian di dalamnya. Ini bisa dilihat pada tarekat tasawwuf yang menggunakan seni sebagai sarana praktik atau ritual mereka. Seperti yang ada pada tarekat Mawlawiyah, tarekat ini menggunakan seni tari-tarian dan musik dalam mempraktikkan ritual mereka. Tarekat Mawlawiyah adalah tarekat yang muncul di Anatolia (Asia Kecil), Turki, pada abad ke-13 dan berpusat di Konya (Turki). Tarekat ini oleh penulispenulis barat disebut ordo para Darwis (penganut sufi) yang menari atau berputar. Nama Mawlawiyah dinisbahkan kepada Mawlânâ Jalâl al-Dîn Rûmî (w. 672 H/ 1273 M) yang mengilhami sekaligus pendiri tarekat ini. Nama asli Rumi adalah Jalâl al-Dîn Muhammad, tetapi kemudian dia lebih dikenal sebagai Mawlânâ Jalâl al-Dîn Rûmî, Rûmî atau saja. Mawla (Turki : mevlana) merupakan gelar kehormatan sufi penyair. Nama Mawlawiyah mula-mula diperkenalkan oleh murid-murid Rûmî yang menyalin karyanya, al-Masnawî, sajak tasawwuf yang disebut jami` (bahasa Pahlavi atau bahasa Persia : al-Qur’an) dengan menyebut diri mereka sebagai mawlawi, yakni sebutan atau gelar kehormatan bagi murid-murid tarekat Mawlawiyah.21 Tarekat ini mempraktekan ritual sama` (tarian berputar para darwis) yang biasanya diadakan seusai shalat Jum’at. Para darwis dalam melakukan ritual ini memakai pakaian khusus yang terdiri dari sebuah topi, baju panjang putih tanpa
21
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve, 1994), h. 209.
lengan, jaket berlengan panjang, ikat pinggang, dan sebuah mantel hitam, mantel ini dilepas sebelum upacara sama’. Tarian mistik ini diiringi musik dan nyanyian. Dalam ritual tersebut syaikh berdiri di sudut yang paling terhormat dan para darwis melewatinya sebanyak tiga kali. Setiap kali lewat mereka saling memberi salam, sampai akhirnya gerakan berputar-putar dimulai. Gerakan ini dilakukan dengan kaki dan tangan yang kecepatannya semakin meningkat. Tarian ini dimulai dengan nyanyian pujian untuk menghormat Nabi Muhammad SAW, dan berakhir dengan nyanyian pendek penuh semangat yang kadang-kadang dinyanyikan dalam bahasa Turki. Rûmî mengibaratkan gerak putar tarian para darwis ini seperti pembuat anggur yang menginjak buah anggur sehingga tercipta anggur rohani. Sama`, menurutnya adalah makanan rohani seperti zikir yang di dalamnya manusia berputar mengitari pusat gaya berat rohani, yaitu Tuhan. Upacara ini diadakan di tekye (ada yang menyebutnya tekke), tempat ibadah sufi Mawlawiyah.22 Pada intinya, melalui ritual menari berputar yang diiringi musik dan nyanyian ini,
pada waktu tari atau gerakan berputar itu dilakukan, ia ditujukan
untuk meraih atau mencapai suatu ekstase, mereka akan menjadi semakin kencang dalam menari jika sudah terlena dalam ritual tersebut. Tetapi bentuk-bentuk ekstase biasanya berbeda-beda, karena tertuju dalam tafakur (kontemplasi).23 Bukan hanya tarekat mawlawiyah saja yang mengintregasikan tasawwuf ke dalam seni. Di Nusantara ada Sunan Kali Jaga yang sukses besar menggunakan
22
Ensiklopedi Islam, h. 211.
23
Abdul Hadi, “Seni Tidak Bisa Dihalal-Haramkan.”
seni gamelan sebagai sarana menyebarkan ajaran tasawwuf Islam. Di tangan Sunan Kali Jaga, gamelan yang dimainkannya berbeda estetikanya dengan gamelan Bali yang meneruskan estetika Hindu. Gamelan yang dimainkan oleh Sunan Kali Jaga cenderung kontemplatif, karena dalam estetika Islam yang diutamakan ialah penciptaan suasana khusyuk dan tafakur dalam merenungi Yang Satu.24 Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa ada keterkaitan antara tasawwuf dan seni musik. Tarekat Mawlawiyah, melalui ritual sama`-nya yang diiringi dengan musik dan Sunan Kali Jaga yang menyebarkan ajaran tasawwuf Islam melalui seni gamelan, merupakan contoh nyata dari hal itu. Pada intinya, seni bisa juga menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
24
Abdul Hadi, “Islam Dan Seni Di Indonesia.”
BAB III SKETSA BIOGRAFIS GROUP MUSIK DEWA 19
A. Sejarah Berdiri Group Musik Dewa 19 Pada tahun 1986, empat orang siswa SMP 6 Surabaya mempunyai mimpimimpi indah untuk menjadi musisi terkenal. Dengan kemampuan pas-pasan mereka mengibarkan bendera DEWA sebagai nama group musik mereka. Nama ini merupakan akronim dari nama mereka berempat, yaitu: Dhani Manaf [Keyboard, Vokal], Erwin Prasetya [Bass], Wawan Juniarso [Drum], dan Andra Junaidi [Gitar]. Waktu itu kegilaan mereka pada musik sudah terlihat. Tidak jarang masing-masing terpaksa bolos sekolah, sekedar untuk bisa ngumpul dan bermain musik. Atas dorongan orang tua Wawan, mereka akhirnya sering bertemu dan berkumpul serta latihan di rumah keluarga Abipraja yang terletak di Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan No. 7, tepatnya di komplek perumahan Universitas Airlangga. Salah satu ruangan rumah tersebut telah diubah menjadi studio.25 Sejak digunakan sebagai tempat berkumpul anak-anak Dewa, rumah tersebut langsung populer bagi kalangan komunitas pemusik di kota Surabaya. Mereka tidak sekedar berlatih dan berkumpul, tapi juga mengadakan semacam workshop dengan beberapa musisi yang ada di Surabaya.26
25
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006, h. 27.
26
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 28.
Hobi bermain musik mereka terbawa hingga mereka memasuki bangku SMA, dan saat acara PENSI SMA 2 Surabaya, mereka kembali membentuk group band dengan nama Smada Big Band. Kekompakan dan penampilan mereka akhirnya membuat Harunurrasyid, salah satu teman dekat Dhani melontarkan ide agar Dewa dihidupkan kembali. Bahkan Harun berjanji akan menyediakan dana untuk
membiayai
bersambut,
formasi
rekaman. Gayung pun 28
Dewa jilid II akhirnya
diwujudkan kembali dengan personel yang terdiri dari Dhani, Erwin, Wawan, Andra, dan Ari Lasso. Ari yang saat itu tercatat sebagai vokalis Los Angeles (sekarang Boomerang) diminta untuk bergabung.27 Dewa yang pernah mereka proklamasikan saat masih duduk di bangku SMP 6 Surabaya, dipakai sebagai faktor pengikat emosional mereka. Agar terkesan lebih keren, nama band tidak cuma Dewa, ada tambahan angka 19 di ujungnya. Angka ini diberikan karena mereka ingin menunjukkan bahwa angka tersebut sebagai pertanda atas usia mereka yang 19 tahun ketika Dewa lahir untuk kali kedua. Nama Dewa 19 resmi menjadi merek dagang mereka.28 Dari studio Lasika Surabaya, mereka menyiapkan sebagian demo master rekaman yang selanjutnya akan disempurnakan di Jakarta. Harun memberi modal untuk rekaman sebesar sepuluh juta rupiah untuk biaya pembuatan master. Walau sesungguhnya jumlah tersebut sangat mepet untuk biaya memproduksi 10 buah lagu. Modal sepuluh juta rupiah plus “Bondo Nekat” (modal nekat) akhirnya
27
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 29.
28
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 30.
membawa mereka ke Jakarta dengan menumpang K.A. Jayabaya (Kereta Api Jakarta-Surabaya) kelas ekonomi. Setelah sampai di Jakarta, perjalanan dilanjutkan menuju rumah nenek Ahmad Dhani di Bogor yang pada akhirnya dijadikan basecamp selama proses rekaman di Jakarta berlangsung. Selain di Bogor, mereka terkadang tinggal di rumah Harun yang berada di kawasan Kwitang – Jakarta Barat. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, maka dipilihlah studio 15 yang terletak di kawasan Petojo-Jakarta Pusat. Studio milik produser JK Record, Judy Kristianto disewa untuk membuat master album perdana Dewa 19.29 Modal yang mereka miliki ternyata hanya mampu untuk menyewa sebanyak 25 shift, itu pun shift ke-3, shift paling malam. Konsekuensi dari kondisi tersebut memaksa mereka harus rela menginap di ruang studio tersebut. Setelah keseluruhan proses rekaman selesai dan akhirnya menjadi master album rekaman, semua personel Dewa kembali ke Surabaya, kecuali Dhani yang tetap tinggal di Jakarta. Dhani menetap di rumah neneknya di Bogor, sebab dia ingin meneruskan perjalanan menuju bintang. Dengan master di tangan, Dhani gentayangan dari satu perusahaan rekaman ke perusahaan rekaman lain pakai bus kota, sementara Erwin, Wawan, Andra dan Ari menunggu hasilnya di Surabaya. Sempat ditolak sana-sini, master itu akhirnya dilirik oleh Jan N. Juhana dari Team Records, yang pernah sukses melejitkan Kla Project. Jan N. Juhana A&R Team Record cukup tertarik dengan lagu-lagu Dewa 19, sistem titip edar adalah pilihan terakhir bentuk kerja sama
29
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 34.
mereka. Kesanggupan Team Record dengan sistem tersebut tak lain disebabkan oleh kondisi keuangan mereka. Salah satu kesepakatan dalam kerja sama tersebut, Harun siap menanggung seluruh biaya promosi, sedangkan Team Record akan membiayai distribusi dan peredaran album Dewa 19. Album yang bertajuk Dewa 19 akhirnya berhasil masuk ke pasar musik Indonesia. Keberhasilan ini merupakan akhir dari kepahitan dan kesulitan anak-anak Dewa 19 menembus dunia rekaman.30 Dari sinilah perjalanan Dewa 19 di kancah permusikan Indonesia dimulai. Adapun personel Dewa 19 yang sekarang adalah Ahmad Dhani, Yuke Sampurna, Andra Junaidi, Tyo Nugros dan Once. Ada pun latar pendidikan para personil Dewa 19 yang penulis ketahui dari berbagai sumber adalah sebagai berikut; -
Ahmad Dhani: SMPN 6 Surabaya dan SMA 2 Surabaya.
-
Yuke Sampurna: SMP Negeri 7 Bandung, SMA, D3 Sastra Jepang UNPAD, D3 Tours dan Travel STIEPAR.
-
Andra Junaidi: SMPN 6 Surabaya dan SMA 2 Surabaya.
-
Tyo Nugros: pendidikan terakhir di Percussions Institute of Technology (PIT) Hollywood, Musicians Institute (MI) Amerika.
-
Once: pendidikan terakhir di fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).
B. Prestasi dan Album-Album Dewa 19
30
Huda, Manunggaling DEWA Ahmad Dhani, h. 36.
Prestasi-prestasi group band Dewa 19 antara lain adalah: 1. Tahun 1992: Anugerah PWI musik 1, kategori penyanyi /pemusik panggung produktif. 2. Tahun 1993: The best selling album BASF Award (Contemporary Pop), The best newcomer BASF award. 3. Tahun 1995: Video Klip Terbaik: Cukup Siti Nurbaya 4. Tahun 1996: Basf Award IX, kategori musik rock terbaik 5. Tahun 1997: Anugerah Musik Indonesia pada kategori lagu terbaik alternative 6. Tahun 1998: Indonesia video musik awards, kategori video favorit: Kamulah Satu-Satunya dan Kirana. 7. Tahun 2000: Indonesia video musik awards, kategori video klip terbaik: Kuldesak 8. Tahun 2001: Indonesia Video musik award, kategori video klip terbaik: Roman Picisan. 9. Tahun 2002: AMI Sharp Awards, kategori lagu terbaik: Arjuna. 10. Tahun 2003: SCTV musik awards, kategori band paling ngetop, Penghargaan dari panglima komando darurat militer di Aceh. Sedangkan album-album Dewa 19, sampai saat ini sudah melahirkan sembilan album, kesembilan album tersebut yaitu: Dewa 19, Format Masa Depan, Terbaik-Terbaik, Pandawa Lima, Bintang Lima, Cintailah Cinta, Laskar Cinta, Republik Cinta, Kerajaan Cinta.
C. Para Sufi yang Mengilhami Syair Lagu Dewa 19 Para tokoh sufi muncul silih berganti pada zamannya masing-masing. Mereka memiliki khas atau spesialisasi dalam menjalani kehidupan ruhani. Di antara mereka ada yang mengusung konsep mahabbah (cinta), khawf (takut), raja` (pengharapan), wihdah (kesatuan), dan sebagainya. Berikut adalah nama-nama sufi yang menjadi inspirator Ahmad Dhani dalam menulis lirik lagu; Rabi`ah alAdawiyyah, Husayn Mansur al-Hallaj, Abu Hamid al-Ghazali, Abdul Qadîr alJîlanî, Ibnu Arâbi dan Jalâl al-Dîn Rûmî.31
D. Deskripsi Umum Album Laskar Cinta Album Laskar Cinta merupakan album ketujuh Dewa 19 dan ada dua belas lagu pada album ini. Dua belas lagu tersebut adalah, Pangeran Cinta, Atas Nama Cinta, Satu, Indonesia Saja, Sweetest Palce, Hidup Ini Indah, Cinta Gila, Nonsens, Hadapi Dengan Senyuman, Matahari Bulan Bintang, Aku Tetaplah Aku, Shine On. Dari dua belas lagu tersebut, sebagian besar mengandung pesan-pesan religi. Seperti sudah disebutkan di atas bahwa pada album Laskar Cinta Dewa 19 lirik-lirik lagunya sangat religius. Akan tetapi pada album ini, ada juga tema selain tema religi, yaitu tema nasionalisme, seperti yang terdapat pada lagu Indonesia Saja.
31
h. 55.
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, (Yogyakarta: Penerbit Lingkaran, 2007),
Kemudian ada juga pesan untuk saling menghormati dan tidak mudah untuk mengklaim kebenaran kepada pihak lain.32 Akan tetapi tema yang paling kental dalam album Laskar Cinta ini adalah tema tasawuf, seperti yang telah ditegaskan oleh Ahmad Dhani yang mana adalah pencipta lagu-lagu pada album Laskar Cinta. Dewa 19 sudah menjadi simbol baru bagi sebuah musik pop modern untuk anak-anak muda, dengan dua kepak sayapnya yang membumbung ke langit-langit jiwa kaum muda. Sayap satunya mengepakkan pesan-pesan cinta kaum sufi yang agung, sayap satunya mengepakkan bahasa-bahasa cinta dalam arti paling manusiawi.33 Dua mosaik cinta itulah yang terdapat pada lagu-lagu di album Laskar Cinta Dewa 19. Adapun mengenai peluncuran album Laskar Cinta, judul album Laskar Cinta sama sekali bukan suatu sindiran untuk Laskar Jihad yang sangat terkenal, namun murni idiom Ahmad Dhani dan beberapa sahabatnya yang peduli dan tergugah tatkala sering mendengar, melihat dan membaca betapa “laskar” sering diartikan secara sepihak dengan konotasi negatif oleh sebagian kalangan. Jihad sendiri terlalu sering diberi makna sempit sebagai perang dan dikaitkan dengan tindakan-tindakan anarkis oleh mereka yang tidak memahami maknanya yang hakiki. Maka dari itu, Dewa 19 mencoba menawarkan sebuah oase kesejukan dengan menggabungkan kata “cinta” dan “laskar”, tentunya juga bukan cinta
32
Huda, Manunggaling DEWA Ahmad Dhani, h. 87.
33
Hakim, “DEWA: Cinta dan Dunia Sufi”, h. 70.
dalam arti yang sempit seperti yang selama ini popular. Ahmad Dhani berharap dengan demikian ada contra-effect yang ditimbulkan (tentu dalam waktu jangka panjang) hingga tidak selamanya kata “laskar” harus bersanding dengan kata “jihad” dalam artian sempit.34
34
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 15.
BAB IV KANDUNGAN AJARAN TASAWWUF DALAM ALBUM LASKAR CINTA
A. Lagu Pangeran Cinta 1. Lirik Lagu detik detik berganti dengan detik menghitung silih berganti hari-haripun terus berganti bulan-bulan juga terus berganti zaman-zamanpun terus berubah zidup ini juga pasti mati semua ini pasti mkan musnah tetapi tidak cintaku pada-Mu karena aku sang pangeran cinta malam-malam diganti dengan pagi pagi menjadi siang tahun tahunpun berganti abad yang mudapun pasti menjadi tua musim-musim pun terus berganti hidup ini juga pasti mati takkan ada yang abadi takkan ada yang kekal 2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Pangeran Cinta detik detik berganti dengan detik menghitung silih berganti hari-haripun terus berganti bulan-bulan juga terus berganti zaman-zamanpun terus berubah hidup ini juga pasti mati Pada syair-syair lagu di atas, terkandung ajaran tasawwuf akhlakî, yaitu dzikrul mawt. Dzikrul mawt adalah ingat kepada kematian kapan dan di manapun. Perhatikan ayat berikut ini:
35
æóáÇ ÊóÏúÚõ ãóÚó Çááóøåö ÅöáóåðÇ ÂÎóÑó áÇ Åöáóåó ÅöáÇ åõæó ßõáõø ÔóíúÁò åóÇáößñ ÅöáÇ æóÌúåóåõ áóåõ ÇáúÍõßúãõ æóÅöáóíúåö ÊõÑúÌóÚõæäó Artinya: “tiap-tiap sesuatu pasti akan binasa kecuali wajahnya”. (QS alQashash [28]: 88). Dari keterangan ayat-ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa suatu saat segala sesuatu akan hancur atau binasa, tak ada yang kekal di alam ini, hanya Tuhan saja yang kekal dan tidak binasa. Syair lagu Pangeran Cinta di atas juga layak dimaknai demikian, sebagai peringatan sesama umat agar menyadari kefanaan diri kita selama hidup di dunia ini.35
semua ini pasti akan musnah tetapi tidak cintaku pada mu karena aku sang pangeran cinta Syair-syair di atas mengingatkan kita pada ayat berikut,
ßõáõø ãóäú ÚóáóíúåóÇ ÝóÇäò æóíóÈúÞóì æóÌúåõ ÑóÈöøßó Ðõæ ÇáúÌóáÇáö æóÇáÅßúÑóÇãö Artinya: “Semua yang ada dibumi ini akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” {QS ar-Rahman [55]: 2627}. Dalam tasawwuf, ayat di atas juga bermakna bahwa segala sesuatu ini pada hakikanya musnah atau tidak ada. Alam materi ini adalah manifestasi Tuhan paling luar hingga pada hakikatnya hanya fatamorgana saja. Kalaupun terlihat ada, dapat dilihat dan diraba, hal tersebut hanyalah kenyataan yang semu semata. Sebenarnya hanya Tuhanlah yang benar-benar nyata dan ada. Para sufi juga 35
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, (Yogyakarta: Penerbit Lingkaran, 2007),
h. 69.
berkeyakinan bahwa apa saja yang dilihatnya hakikatnya adalah wajah Tuhan. Inilah yang dinamakan kesatuan dalam penyaksian (wahdat as-syuhûd).36 Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa pada syair-syair di atas mengandung ajaran wahdat al-syuhûd. Ahmad Dhani menyebut diri sebagai pangeran cinta, yang cintanya akan selalu abadi sementara segala sesuatu yang lain akan musnah. Memang benar, rasa rindu dan cinta seorang hamba kepada Tuhan akan membawanya pada perasaan dekat hingga seakan menyatu dengan Tuhan.37 Dalam tasawwuf, keadaan seperti itu disebut sebagai wihdat al- wujûd atau kesatuan dalam wujud. Menurut Prof. DR. Kautsar Azhari Noor, dalam memahami pengertian wihdat al-wujûd, terlebih dahulu orang harus mengerti istilah wujûd. Kata wujûd tidak hanya mempunyai pengertian obyektif, tapi juga subyektif. Dalam pengertian obyektifnya, kata wujud berarti “ditemukan”, sedangkan dalam pengertian subyektif kata wujûd berarti “menemukan”. Dalam pengertian subyektif, kata wujûd terletak aspek epistemologis dan dalam pengertian obyektif, kata wujûd terletak aspek ontologis. Kedua aspek ini menyatu secara harmonis. Di satu pihak, satu-satunya wujûd adalah wujud Tuhan sebagai realitas absolut. Di lain pihak, wujud adalah menemukan Tuhan yang dialami oleh Tuhan sendiri dan oleh pencari rohani. Orang-orang yang menemukan Tuhan dalam alam dan diri mereka sendiri disebut oleh Ibn al-Arabî adalah “orang-orang yang menyingkap dan menemukan”, yang berarti orang-orang yang mengalami penyingsingan tabir
36
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 69.
37
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 70.
yang memisahkan mereka dari Tuhan, hingga mereka menemukan Tuhan dalam alam dan diri mereka sendiri.38
malam malam diganti dengan pagi pagi menjadi siang tahun tahunpun berganti abad yang muda pun pasti menjadi tua musim musim pun terus berganti hidup ini juga pasti mati Pada syair-syair diatas, ajaran tasawwuf yang terkandung sama dengan pada bait pertama, yaitu dzikrul mawt atau mengingat akan kematian.
B. Lagu Satu 1. Lirik Lagu aku ini adalah diri-mu cinta ini adalah cinta-mu aku ini adalah diri-mu jiwa ini adalah jiwa-mu rindu ini adalah rindu-mu darah ini adalah darah-mu tak ada yang lain selain dirimu yang selalu kupuja.. Ouo.. kusebut namamu disetiap hembuskan nafasku kusebut namamu kusebut namamu dengan tangan-mu aku menyentuh dengan kakimu aku berjalan dengan matamu aku memandang dengan telingamu aku mendengar dengan lidahmu aku bicara dengan hatimu aku merasa 38
Kautsar Azhari Noor, Ibnu Arabi ; Wahdat al-Wujûd Dalam Perdebatan, (Jakarta: Paramadina, 1995), h. 34.
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Satu Ahmad Dhani mengatakan bahwa syair lagu Satu terinspirasi oleh hadits Qudsi nabi Muhammad SAW berikut ini: “orang-orang yang merasa dekat kepada-Ku, mereka tidak hanya melaksanakan apa yang Aku fardhukan kepada mereka, malah hamba tersebut merasa dekat kepada-Ku dengan melaksanakan amal-amal nawafil (tambahan) hingga Aku pun mencintainya. Apabila Aku sudah mencintainya, Aku menjadi penglihata yang dengan itu ia melihat, Aku menjadi lidahnya yang dengan itu ia berkata-kata, Aku menjadi tangannya yang dengan itu ia memegang, Aku menjadi kakinya yang dengan itu ia berjalan, dan Aku menjadi hatinya yang dengan itu bercinta-cita.” (HR. Bukhari) Maksudnya, hamba yang sudah merasa dekat dengan Tuhan, hingga ia pun merasakan dirinya dan Tuhan adalah Satu (sebagaimana judul lagu tersebut) maka ia pun akan merasakan bahwa apa saja yang ia lakukan hakikatnya adalah perbuatan Tuhan. Dirinya telah musnah, hingga ketika melihat maka sebenarnya Tuhanlah yang melihat. Demikian juga ketika dia mendengar, berkata-kata, berjalan, memegang, bahkan berniat sekali pun.39
aku ini adalah diri-mu cinta ini adalah cinta-mu aku ini adalah diri-mu jiwa ini adalah jiwa-mu rindu ini adalah rindu-mu darah ini adalah darah-mu Pada syair-syair lagu diatas, terkandung ajaran hulûl. Ajaran hulûl pertama kali ditampilkan oleh Husein Ibn Mansur al-Hallaj (w. 308 H). Pengertian hulûl secara singkat adalah Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu manusia 39
yang telah dapat membersihkan dirinya dari sifat-sifat
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 72.
kemanusiaannya melalui fanâ atau ekstase. Sebab menurut al-Hallaj, manusia mempunyai sifat dasar yang ganda, yaitu sifat ketuhanan atau lahût dan sifat kemanusiaan atau nasût. Demikian juga halnya Tuhan, Tuhan memiliki sifat ganda, yaitu sifat-sifat Ilahiyat atau Lahût dan sifat insaniyah atau nasût. Apabila seseorang
telah
dapat
menghilangkan
sifat-sifat
kemanusiaannya
dan
mengembangkan sifat-sifat Ilahiyat-Nya melalui fanâ, maka Tuhan akan mengambil tempat dalam dirinya dan terjadilah kesatuan manusia dengan Tuhan dan inilah yang dimaksud dengan hulûl.40 Bagaimana gambaran hulûl itu, dapat dipahami dari ungkapan al-Hallaj berikut ini41; berbaur sudah sukma-mu dalam rohku jadi satu bagai anggur dan air benin berpadu bila engkau tersentuh, terusik pula aku karena ketika itu, kau dalam segala hal adalah aku aku yang kurindu, dan yang kurindu aku jua kami dua jiwa padu jadi satu raga bila kau lihat aku, tampak jua Dia dalam pandanganmu jika kau lihat Dia, kami dalam penglihatanmu tampak nyata Syair al-Hallaj diatas mirip dengan syair lagu Satu Dewa pada bait pertama. Coba saja perhatikan, Syair Lagu Satu dewa 19 aku ini adalah diri-mu cinta ini adalah cinta-mu aku ini adalah diri-mu jiwa ini adalah jiwa-mu rindu ini adalah rindu-mu darah ini adalah darah-mu
Syair al-Hallaj berbaur sudah sukma-mu dalam rohku jadi satu bila engkau tersentuh, terusik pula aku aku yang kurindu, dan yang kurindu aku jua kami dua jiwa padu jadi satu raga
40
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 156.
41
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 157.
bila kau lihat aku, tampak jua Dia dalam pandanganmu jika kau lihat Dia, kami dalam penglihatanmu tampak nyata
Dari ungkapan syair al-Hallaj diatas, terlihat bahwa wujud manusia tetap ada dan sama sekali tidak hancur atau sirna. Dengan demikian, nampaknya paham hulûl ini bersifat figuratif, bukan riel karena berlangsung dalam kesadaran psikis dalam kondisi fana dalam iradat Allah. Manusia diciptakan Tuhan sesuai dengan citra-Nya, maka makna perpaduan itu adalah munculnya citra Tuhan ke dalam citra-Nya yang ada dalam diri manusia, bukan hubungan manusia dengan Tuhan secara riel.42
dengan tangan-mu aku menyentuh dengan kakimu aku berjalan dengan matamu aku memandang dengan telingamu aku mendengar dengan lidahmu aku bicara dengan hatimu aku merasa Pada syair-syair terakhir lagu Satu diatas terkandung ajaran tajallî. Seseorang yang sudah merasakan tajallî Tuhan dalam dirinya, maka ia akan menyadari bahwa apa saja yang dia miliki, dia kerjakan, dan dia rasakan adalah bentuk dari kreatifitas dan aktifitas Tuhan. Dirinya hanyalah sarana saja, bukan pelaku dan bukan pula pemilik kelakuan.43
42
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 158.
43
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 72.
C. Lagu Hadapi Dengan Senyuman 1. Lirik Lagu hadapi dengan senyuman semua yang terjadi biar terjadi hadapi dengan tenang jiwa semua kan baik-baik saja bila ketetapan Tuhan sudah ditetapkan tetaplah sudah tak ada yang bisa merubah dan takkan bisa berubah
relakanlah saja ini bahwa semua yang terbaik terbaik untuk kita semua menyerahlah untuk menang 2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Hadapi Dengan Senyuman hadapi dengan senyuman semua yang terjadi biar terjadi hadapi dengan tenang jiwa semua kan baik-baik saja Dalam lagu Hadapi Dengan Senyuman ini, khususnya pada syair di atas, Ahmad Dhani terinspirasi oleh pribadi nabi Muhammad SAW yang senantiasa menebar senyum ketika menghadapi situasi apa pun. Saat ada orang yang berbuat aniaya terhadap beliau pun, masih sempat dibalasnya dengan senyum ikhlas tanpa pura-pura. Hal ini karena nabi sudah benar-benar tawakkal dan qanaah, mewakilkan semua hasil kerjanya hanya kepada Allah dan siap menerima apa saja menurut kehendak-Nya.44
44
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 82.
Senyum menandakan kesabaran dalam menempuh ujian yang dilakukan oleh seorang sufi, dan kunci keberhasilan dalam menghadapi cobaan dan rintangan adalah dengan kesabaran. Sabar pada intinya konsekuen dan konsisten dalam melaksanakan semua perintah Allah. Berani menghadapi kesulitan dan tabah dalam menghadapi cobaan selama perjuangan, demi tercapai tujuan.45 bila ketetapan Tuhan sudah ditetapkan tetaplah sudah tak ada yang bisa merubah dan takkan bisa berubah Pada syair di atas, terdapat ajaran tawakkal. Secara umum pengertian tawakkal adalah pasrah dan mempercayakan secara bulat kepada Allah setelah melaksanakan suatu rencana dan usaha. Apabila rencana sudah matang, usaha dijalankan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan rencana, hasilnya diserahkan kepada Allah. Akan tetapi bagi kaum sufi, pengertian tawakkal itu tidak cukup kalau hanya sekedar menyerahkan diri seperti itu. Sebagaimana biasanya, dalam mengertikan ajaran agama, mereka bersikap lebih jauh dan mendalam. Mereka mempunyai citra tersendiri. Ini berarti bahwa dalam segala hal baik sikap maupun perbuatan harus diterima dengan tulus. Adapun yang terjadi adalah diluar pinta dan usaha, tetapi semuanya itu datang dari Allah. Menyerah bulat kepada kuasa Allah. Jangan meminta, jangan menolak dan jangan menduga-duga. Nasib apapun yang diterima itu adalah karunia Allah. Sikap seperti inilah yang dicari dan
45
Zakiah Drajat, Ilmu Pengantar Tasawwuf, (Sumatera Utara: IAIN, 1982), h. 144.
diusahakan sufi agar jiwa mereka tenang, berani dan ikhlas dalam hidupnya walau apapun yang dihadapi atau dialaminya.46
relakanlah saja ini bahwa semua yang terbaik terbaik untuk kita semua menyerahlah untuk menang Pada syair lagu tersebut, terkandung ajaran al-rida. Menurut Dzu al-Nun al-Mishri, rida ialah menerima tawakkal dengan kerelaan hati.47 Dengan demikian, dalam lagu Hadapi Dengan Senyuman ini, terdapat ajaran maqâmat dengan karakteristik tasaswuf amalî, yaitu al-sabr, tawakkal dan al-rida.
D. Lagu Nonsense 1. Lirik Lagu bila ada adalah tidak ada bila apa yang kau tahu salah bila apa yang kau dengar bohong apakah langit memang ada di atas kita apakah langit memang biru-biru warnanya apakah langit memang benar-benar adanya tak ada kebenaran hakiki yang ada cuma hanya kau di sana dan akulah milik-Mu 46
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 122.
47
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 123.
keyakinan akan sebuah kebenaran bukanlah kebenaran kebenaran yang sejati bila tak benar diuji kebenarannya 2. Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Nonsense bila ada adalah tidak ada bila apa yang kau tahu salah bila apa yang kau dengar bohong apakah langit memang ada di atas kita apakah langit memang biru-biru warnanya apakah langit memang benar-benar adanya tak ada kebenaran hakiki yang ada cuma hanya kau di sana dan akulah milik-Mu keyakinan akan sebuah kebenaran bukanlah kebenaran kebenaran yang sejati bila tak benar diuji kebenarannya Pada syair-syair lagu di atas, terkandung ajaran al-yaqîn. yaitu kepercayaan yang kokoh tak tergoyahkan tentang kebenaran pengetahuan yang ia miliki, karena ia sendiri menyaksikannya dengan segenap jiwanya dan ia rasakan dengan seluruh ekspresinya serta dipersaksikan oleh segenap eksistensialnya.48 Selama manusia memandang kebenaran dari kacamata kemanusiaannya, selama itulah ia tidak akan menjumpai kebenaran hakiki. Kebenaran sejati hanya dapat diraih manakala seseorang telah memandang dualitas sebagai satu 48
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 138.
kebenaran. Maksudnya, segala sesuatu yang bersifat berpasangan ini hakikatnya memiliki satu kebenaran, karena dibalik keduanya bersemayam kebenaran sejati.49 Segala sesuatu yang ada di dunia ini pastilah saling berpasangan. Hidup berpasangan dengan mati, baik dengan buruk, laki-laki dan perempuan, benar dan salah, jauh dan dekat, kaya dan miskin, dan sebagainya. Dengan adanya dua pasangan tersebut, diharapkan manusia dapat mengingat Allah. Bagaimana caranya? Kita tahu, segala sesuatu diciptakan oleh Allah. Baik atau buruk, benar atau salah, besar atau kecil, pandai atau bodoh, semuanya adalah ciptaan-Nya. Allah adalah pelaku tunggal di balik semua itu. Apa saja yang Dia lakukan mengandung hikmah yang dalam bagi manusia. Maka bagi seorang sufi, ia dapat memandang kebenaran di balik setiap fenomena. Melalui syair lagu Nonsense ini, Ahmad Dhani mengisyaratkan bahwa kebenaran hakiki hanya milik Tuhan. Tak ada kebenaran hakiki di dunia ini. Kalau ada seseorang mengatakan bahwa keyakinannya adalah yang paling benar, maka sebenarnya hal itu bukanlah kebenaran yang sejati.50 Inilah yang dimaksud dengan al-yaqin (keyakinan) yang terkandung dalam lagu ini.
E. Lagu Hidup Ini Indah 1. Lirik Lagu matahari menyinari seisi Bumi 49
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 76.
50
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 78.
seperti engkau menyinari.. roh di dalam jasadku ini selamanya seperti hujan Kau basahi jiwa yang kering hidup ini indah.. bila ku selalu ada di sisimu setiap waktu .. hingga aku hembuskan nafas yang terakhir.. dan kita pun bertemu kau bagai udara yang kuhirup di setiap masa.. engkaulah darah yang mengalir dalam nadiku.. maafkanlah selalu.. salahku karena kau memang pemaaf dan aku hanya manusia hanya kau dan aku.. dalam awal dan akhir 2. Kandungan Ajaran asawuf Dalam Lagu Hidup Ini Indah matahari menyinari seisi Bumi seperti engkau menyinari.. roh di dalam jasadku ini selamanya seperti hujan Kau basahi jiwa yang kering Syair-syair di atas mengingatkan kita semua pada do’a “Allahumma nawwir qulûbanna binnûri hidayatika kamma nawwartal ardlobi-Nûri syamsika abadan, abadan, Birohmaitka yâ arhamar-rohimîn” (Ya Allah, siramilah cahaya pada hati kami, sebagaimana engkau sinari bumi dengan cahaya matahari-Mu, selamanya, selamanya, selamanya, berkat cinta kasih-Mu wahai Dzat yang Maha Mencintai).
Syair Dewa 19 tersebut melambangkan syukur dan do’a, dua hal yang sudah mulai langka.51 Berarti, dapatlah dikatakan bahwa pada syair lagu di atas terkandung ajaran Munâjat. Munâjat adalah berdoa dengan sepenuh hati disertai derai air mata dan dengan bahasa yang puitis.52 hidup ini indah.. bila ku selalu ada di sisimu setiap waktu .. hingga aku hembuskan nafas yang terakhir.. dan kita pun bertemu Pada syair di atas, Ahmad Dhani menyatakan hasrat kerinduannya pada Tuhan, Sang Peniup ruh hingga jasadnya menjadi hidup. Meski hidup di dunia ini hanya kefanaan semata, namun akan bermakna manakala sudah dapat merasakan kedekatan yang sangat dengan-Nya.53 Dalam ajaran tasawwuf, bila mana seseorang sudah merasa sangat dekat dengan Allah, maka akan mengalami musyahadah atau menyaksikan secara jelas dan sadar apa yang dicarinya itu, yaitu Allah.54 Dalam situasi tersebut (musyahadah), seseorang seakan-akan menyaksikan Allah dengan seluruh ekspresinya atau melalui mata hatinya. Secara mendetail dapat disaksikannya keadaan Allah, sehingga lahir pula rasa cinta kasih melalui ruh dan khirnya dapat dipandang oleh sirr, dengan demikian bertemulah atau musyahadahlah si sufi dengan yang dicarinya. Pertemuan tersebut itu ada kalanya 51
Masyamsul Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 305.
52
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 106.
53
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 74.
54
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 136.
digambarkan seakan-akan masih ada senjangan atau jarak antara si sufi dengan Allah, tetapi ada pula yang merasa dan mengatakan bahwa ia sudah jumbuh dengan Allah atau terjadi ittihâd.
maafkanlah selalu.. salahku karena kau memang pemaaf dan aku hanya manusia hanya kau dan aku.. dalam awal dan akhir Pada syair di atas terkandung ajaran khawf. Khawf adalah sikap mental merasa takut kepada Allah karena kurang sempurna pengabdiannya. Takut dan khawatir kalau-kalau Allah tidak senang padanya.55 Syair pada bait tersebut menerangkan bahwa Allah maha sempurna sedangkan manusia tetaplah manusia yang penuh dengan kekurangan sehingga dalam syair tersebut mencermin sikap mental merasa takut kepada Allah karena kurang sempurna pengabdiannya. Takut dan khawatir kalau-kalau Allah tidak senang padanya. Oleh karena adanya perasaan seperti itu, maka ia selalu berusaha agar sikap dan laku perbuatannya tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah. Perasaan khauf timbul karena pengenalan dan kecintaan kepada Allah sudah mendalam sehingga ia merasa khawatir kalau-kalau Allah melupakannya atau takut kepada siksa Allah. 56
55 56
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 133.
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 134.
F. Lagu Atas Nama Cinta 1. Lirik Lagu katamu kau cinta aku demi Tuhan kau bersumpah katamu kau akan setia demi Tuhan kau berjanji begitu mudah mulutmu berkata atas namakan tuhan demi kepentinganmu atas nama cinta saja jangan bawa nama Tuhan Apa pun Cara Kau Tempuh untuk dapatkan yang kau mau meski kau harus jual murah ayat-ayat suci Tuhan 2. Kandungan Ajaran Tasawwuf dalam Lagu Atas Nama Cinta Lagu ini mengandung ajaran tasawwuf akhlakî, yaitu takhallî atau membersihkan diri dari segala sifat dan perilaku buruk. Lirik lagu ini seakan ingin menyindir kemunafikan dan kefasikan gerakangerakan yang sungguh mengatasnamakan Tuhan, atas nama Allah, atas nama Islam, tetapi diam-diam menyimpan kebusukan yang sekedar jadi sampah dan limbah. Lagu ini juga ingin mengingatkan kepada kita, bagaimana orang-orang yang memadu kasih terhadap sesama manusia, seringkali berselingkuh, bahkan atas nama sumpah demi Tuhan, untuk menutup-nutupi cacat cintanya, dan kesetiaannya. Sungguh, mempermainkan cinta atas nama apa saja, sangat ternoda.
Ahmad Dhani melalui lagu ini ingin menghantam mereka yang dikuasai nafsu abrahah modern,57 yang berani berdusta dengan mengatasnamakan Tuhan. Dari uraian-uraian penulis di atas, tampaklah secara nyata bahwa Dewa 19 – yang digawangi oleh Ahmad Dhani – merupakan group musik Indonesia yang untuk pertama kali, menciptakan lirik, nada dan irama untuk kemudian menyuguhkan ramuan tersebut kepada dunia sekelilingnya yang sarat akan unsurunsur mistisisme. Pada akhirnya, dalam karya sederhana ini penulis hanya mampu berujar. Marilah sama-sama kita akui kebenaran karya seseorang, tanpa harus melihat cacat yang mereka miliki. Walaupun seorang Ahmad Dhani secara kasat mata lebih cenderung ke arah hedonis, tinimbang ke arah mistis. Bukan berarti karyakaryanya yang merupakan hasil kontemplatif mistisnya menjadi tanpa makna. Bukankah peribahasa Timur Tengah mengungkapkan
ÃäÙÑ ãÇ ÞÇá æáÇ ÊäÙÑ ãä ÞÇá.
57
Huda, Masyamsul, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 303.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hampir tidak ada group musik rock yang membawakan atau membuat lagu-lagu bertema tasawwuf. Selama ini musik rock dianggap identik dengan gaya kehidupan yang hedonistik dan jauh dari nilai-nilai religi. Akan tetapi pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar. Contohnya adalah apa yang telah dilakukan group musik rock Dewa 19 yang dikomandoi oleh Ahmad Dhani. Dewa 19 telah membuat langkah baru dengan membawa sisi lain dalam musik rock. Melalui albumnya yang bertajuk Laskar Cinta, Dewa 19 memasukkan nilai-nilai ajaran tasawwuf. Hal tersebut adalah karena Ahmad Dhani selaku komandan Dewa 19 adalah seorang yang mengagumi pesan-pesan sufi besar Islam. Adapun lagu-lagu yang mengandung nilai-nilai tasawwuf dalam album Laskar Cinta adalah lagu Pangeran Cinta, Satu, Hidup Ini Indah, Nonsense, Hadapi Dengan Senyum dan Atas nama Cinta. Dalam lagu Pangeran Cinta, Dewa 19 mengingatkan kita agar ingat selalu akan kematian yang bisa datang kapan dan di mana saja untuk menumbuhkan perilaku yang bermanfaat dan tidak merugikan kita kelak di akhirat nanti. Dalam tasawwuf, ajaran ini dinamakan dengan dzikrul mawt. Kemudian dalam lagu ini juga terdapat ajaran wahdat al-syuhûd, yaitu bahwa apapun yang dilihatnya adalah merupakan penampakan Tuhan.
Dalam lagu Satu terkandung ajaran al-hulûl, yakni Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu dan terjadilah kesatuan manusia dengan Tuhan. Ajaran ini termasuk dalam ajaran tasawwuf falsafî. Dalam lagu Hidup Ini Indah, terkandung ajaran untuk bermunajat dan khawf, yaitu senantiasa untuk selalu bedoa dan merasa takut kepada Allah karena kita manusia yang banyak kekurangan sedangkan Dia Maha Sempurna. Kemudian dalam lagu ini juga terselip ajaran tasawwuf yang dinamakan musyahadah, yaitu keadaan dimana seorang hamba dapat menyaksikan Allah secara jelas dan sadar setelah tersingkapnya tabir yang menjadi senjangan antara hamba dan Tuhannya. Dalam lagu Nonsense terkandung ajaran tasawwuf amalî, yaitu al-yaqîn (keyakinan). Al-yaqîn dalam ajaran tasawwuf adalah kepercayaan yang kokoh tak tergoyahkan tentang kebenaran pengetahuan yang ia miliki. Pesan yang sesungguhnya ingin diampaikan Dewa 19 dalam lagu ini adalah meyakini bahwa kebenaran sejati hanyalah milik Tuhan. Dalam lagu Hadapi Dengan Senyuman, terdapat rangkaian ajaran tasawwuf amalî, yaitu al-sabr, tawakkal dan rida. Sabar adalah tabah dalam menghadapi semua cobaan dan berani menghadapi kesulitan, kemudian tawakkal adalah menyerahkan secara bulat kepada Allah atas segala usaha yang telah dilakukan dan rida adalah menerima tawakkal dengan kerelaan hati. Dengan demikian, pesan yang ingin disampaikan oleh Dewa 19 dalam lagu ini adalah untuk selalu sabar, tawakkal dan rida dalam menghadapi kehidupan ini. Dalam lagu Atas Nama Cinta, terkandung ajaran tasawwuf akhlakî, yaitu takhallî. Takhallî berarti membersihkan diri dari segala sifat dan perilaku buruk.
Dalam lagu ini Dewa 19 membawa pesan kepada kita untuk tidak melakukan dusta, apa lagi dengan mengatasnamakan Tuhan. Itulah nilai-nilai tasawwuf yang terkandung dalam syair lagu dewa 19 pada album Laskar Cinta. Ternyata apresiasi nilai-nilai tasawwuf atau religi tidak harus dengan seni musik ala Timur Tengah ataupun ornamen padang sahara dengan jubah ala Arabia. Dewa 19 telah berhasil membawakan nilai-nilai tasawwuf dalam musik rock. Nilai-nilai tasawwuf tersebut dikemas dalam lagu dan gelora musik rock mereka yang mengalun indah. Itulah seni musik yang dihadirkan oleh group musik rock Dewa 19, yaitu seni musik rock yang di dalamnya terkandung nilai-nilai tasawwuf.
B. Saran-Saran Dari uraian penulis di atas, tampaklah secara nyata bahwa Dewa 19 – yang digawangi oleh Ahmad Dhani – merupakan group musik Indonesia yang untuk pertama kali, menciptakan lirik, nada dan irama untuk kemudian menyuguhkan ramuan tersebut kepada dunia sekelilingnya yang sarat akan unsur-unsur mistisisme. Pada akhirnya, dalam karya sederhana ini penulis hanya mampu berujar. Marilah sama-sama kita akui kebenaran karya seseorang, tanpa harus melihat cacat yang mereka miliki. Walaupun seorang Ahmad Dhani secara kasat mata lebih cenderung ke arah hedonis, tinimbang ke arah mistis. Bukan berarti karya-
karyanya yang merupakan hasil kontemplatif mistisnya menjadi tanpa makna. Bukankah peribahasa Timur Tengah mengungkapkan
ÃäÙÑ ãÇ ÞÇá æáÇ ÊäÙÑ ãä ÞÇá.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik, dkk. (ed.). Ensiklomedi Tematis Dunia Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru VanHoeve, 2002. As-Sarraj, Abu Nashr. Al-Luma’ Rujukan Lengkap Ilmu Tasawuf. Surabaya: Risalah Gusti, 2002. Al-Jazairi, Abu Bakr Jabir. Haramkah Musik Dan Lagu. Penerjemah Awfal Ahdi. Jakarta: PT.Cakrawala Persada, 1996. Armstrong, Amatullah. Kunci Memasuki Dunia Tasawuf, terj. Sufi Terminology: The Mystical Language of Islam. Cetakan ke III. Bandung: Mizan, 2000. As, Asmaran. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994. Azhari Noor, Kautsar. Ibnu Arabi ; Wahdat al-Wujûd Dalam Perdebatan. Jakarta: Paramadina, 1995. Bagir, Haidar. Buku Saku Tasawuf. Jakarta: Raja grafindo Persada, 1994. Gazalba, Sidi. Islam dan Kesenian. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998. Hadi, Abdul. “Seni Tidak Bisa Dihalal-Haramkan.” Artikel diakses pada tanggal 30 April 2008 dari http://islamlib.com/id/index.php?page=article&mode=print&id=185 Haeri, Fadhlalla. Jenjang-Jenjang Sufisme. Penerjemah Ibnu Burdah Dan Shohifullah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. Hamka, Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya. Cetakan ke XIX. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994. Hakim, Lukman, M. “Sketsa Dewa: Cinta dan Dunia Sufi”. Cahaya Sufi, Mei 2005: pp. 67-77. Hasbullah, Muflich. “Mereguk Kelezatan Spiritual Lewat Seni”. Artikel diakses Pada Tanggal 30 April 2008 dari http://moeflich.wordpress.com/2007/11/20/13/. Huda, Masyamsul, ed. Manunggaling DEWA Ahmad Dhani. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006. Kartanegara, Mulyadhi. Menyelami Lubuk Tasawuf. Penerbit Erlangga, 2006.
Mulyati, Sri. Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Mukhtabarah di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2005. Nasution, Harun. Filsafat Dan Mistisisme Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1999. Nurbakhsh, Javad. Tenteram Bersama Sufi. penerjemah Zaimul Am. Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2004. Simuh. Tasawuf dan Perkembangannya Dalam Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Siregar, Rivay A. Tasawuf: Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000. Sirojuddin AR. Seni Kaligrafi Islam. Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya, 2000. Sukardi, ed. Kuliah-Kuliah Tasawuf. Bandung: Pustaka Hidayah, 2000. Surohadikusumo, Sabdono. Jalan Menuju Makrifat. Cetakan ke IV. Jakarta: Protona Publications, 2001. Qardhawi, Yusuf. Islam Bicara Seni. Penerjemah Wahid Ahmadi, M. Ghazali, Lc., Fadhlan A.Hasyim, Lc. Solo: Era Intermedia, 2004. Salad, Hamdi. Agama Seni : Refleksi Teologis Dalam Ruang Estetik. Yogyakarta: Yayasan Semesta, 2000. Shihab, Quraish. Wawasan al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1996. Taftazami, Abu al-Wafa. Sufi Dari Zaman ke Zaman. Bandung: Penerbit Pustaka, 1985. Wahyudi, Agus. Makrifat Cinta Ahmad Dhani. Yogyakarta: Penerbit Lingkaran, 2007. Zaini, Fudoli. Sepintas Sastra Sufi: Tokoh dan Pemikirannya. Cetakan ke I. Surabaya: Risalah Gusti, 2000. Zahri, Mustafa. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995.