SENI DAPAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK
Nur Auliah Hafid Widyaiswara LPMP Sulsel
1 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=310:seni-daptmeningkatkan-kecerdasan-emosional-peserta-didik&catid=42:ebuletin&Itemid=215
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Apakah Seni dapat meningkatkan
Kecerdasan Emosional pada anak khususnya yang sedang menjalani masa studi di sekolah. Seorang peserta didik yang kurang memiliki kecerdasan emosi umumnya akan mudah stress meski usianya sangat muda, misalnya TK atau SD. Jenis Penelitian ini berbentuk deskriktif. Hasil analisis menunjukkan bahwa Seni dapat Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta didik. ABSTRACT This study aims to determine Does Art can improve Emotional Intelligence in children especially those who are undergoing a period of study at the school. A learner who lack emotional intelligence generally will easily stressed although he was very young, for example, kindergarten or elementary school. This type of research is in the form of an explanation. The analysis shows that art can Improve Emotional Intelligence Learners. Kata kunci : Meningkatkan kecerdasan emosional..
2 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=310:seni-daptmeningkatkan-kecerdasan-emosional-peserta-didik&catid=42:ebuletin&Itemid=215
A. Pembahasan Materi Kecerdasan emosional
pada anak khususnya anak-anak yang sedang menjalani
masa studi di sekolah sangatlah penting. Emotional Quotient atau sering disingkat dengan EQ adalah kemampuan individu dalam menghadapi berbagai elemen dalam kehidupan yang berubah-ubah. Para psikolog juga sepakat bahwa EQ/ kecerdasan emosi adalah kapasitas belajar anak dari pengalaman-pengalaman yang pernah didapatkannya. Kecerdasan emosi juga diartikan sebagai kemampuan adaptasi individu terhadap kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya. Seringnya orang tua mengesampingkan kecerdasan emosi anaknya dan lebih memilih menonjolkan prestasi akademiknya. Dampaknya anak dibebani dengan tuntutan belajar yang tinggi, rutinitas mengerjakan tugas dan PR, dan kegiatan akademik lainnya tanpa diimbangi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menstimulasi kecerdasan emosi anak. Demikian juga sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah. Sebagian besar sekolah di Indonesia masih kurang menerapkan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun kecerdasan emosional para siswanya. Sekolah lebih fokus pada peningkatan IQ daripada EQ. Alhasil kepekaan para siswa dengan sesama sosialnya menjadi berkurang. Kesuksesan, tak hanya bermodalkan IQ yang tinggi, melainkan juga harus memiliki EQ yang tinggi pula. Dengan kata lain IQ dan EQ haruslah seimbang. Inilah yang disebut cerdas baik cerdas akademik dan emosinya. Dengan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih memudahkan orang tersebut untuk bersosialiasasi. Kemampuan sosialisasinya akan sangat baik sehingga mudah sekali untuk bergaul, menjalin kemitraan dengan orang lain, mendapatkan teman-teman baru, dan masih banyak lainnya. Tentu kemampuan sosial yang bagus seperti ini akan sangat menguntungkan nantinya saat seseorang tersebut sudah mulai berkecimpung di kehidupan yang sesungguhnya. Bidang bisnis, misalnya, pastinya akan mudah dijalankan oleh mereka yang memiliki dua kecerdasan yang seimbang, yaitu IQ dan EQ. Berbeda dengan mereka yang hanya memiliki IQ tinggi tanpa diimbangi dengan EQ . Seorang peserta didik yang kurang memiliki kecerdasan emosi umumnya akan mudah stress meski usianya masih sangat muda, misalnya usia TK atau SD. 1. Peran penting EQ Goleman, seorang psikolog , mengatakan bahwa kesuksesan seseorang akan lebih ditentukan oleh EQ daripada IQ. Bahkan perbandingannya 80:20 ( 80 persen untuk EQ dan 3 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=310:seni-daptmeningkatkan-kecerdasan-emosional-peserta-didik&catid=42:ebuletin&Itemid=215
20 persen untuk IQ). EQ ini nantinya akan menentukan kemampuan seseorang menggunakan bakat atau talenta yang telah dimilikinya termasuk intelektual yang masih terpendam dan belum terasah. EQ ini sebaiknya mulai distimulasi sejak dini yaitu pada saat masih kanakkanak. Dan keluarga menjadi akar pembentukan kecerdasan emosi anak-anak. Peran orang tua di sini sangat penting. Orang tua berperan untuk mendidik anak-anaknya agar anak-anak mempunyai kecerdasan emosi yang baik. Mengajarkan kecerdasan emosi pada anak-anak dapat dilakukan dengan memberikan kasih sayang dan penerapan disiplin yang bersifat affirmatif. Di sekolah pun bisa dilakukan upaya peningkatan kecerdasan emosi terhadap para anak-anak didik. Caranya cukup banyak, seperti salah satunya dengan menyediakan kegiatankegiatan yang bersifat sosial. Kecerdasan emosi juga bisa ditingkatkan melalui keikutsertaan siswa dalam kegiatan seni, dan yang pasti siswa akan mendapatkan banyak sekali kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan emosinya melalui kegiatan-kegiatan sekolah yang melibatkan orang banyak. 2. Lima unsur kecerdasan emosi Salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan emosi adalah melalui seni. Namun sebelum kita membahas lebih detail lagi seputar peran seni terhadap perkembangan kecerdasan emosi para peserta didik, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu seputar unsurunsur kecerdasan emosi. Terdapat 5 unsur kecerdasan emosi, yaitu: a. Mengenali emosi diri Arti dari mengenali emosi diri adalah bahwa seorang peserta didik harus mengenali perasaannya sendiri ketika perasaan tersebut tengah dirasakan. Saat kondisi ini sedang dialami oleh seorang anak, sebaiknya anak mampu mengekspresikan emosi/ perasaan yang tengah dirasakan pada orang yang tepat dan di saat waktu yang tepat. Sebagai contoh, ada seorang anak yang marah pada ayahnya. Sebaiknya anak mengekspresikan perasaan marahnya tepat saat sedang ia sedang merasakan kemarahan. Tunjukan saja perasaan marah itu pada ayahnya namun dengan cara yang tepat. b. Mengelola emosi Mengelola emosi lebih kepada usaha untuk menangani perasaan/ emosi agar dapat diekspresikan dengan cara yang positif. Unsur kecerdasan emosi yang kedua ini 4 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=310:seni-daptmeningkatkan-kecerdasan-emosional-peserta-didik&catid=42:ebuletin&Itemid=215
sangat penting khususnya saat emosi negatif yang lebih menguasi pikiran dan hati. Perlu Anda ketahui bahwa terdapat tiga jenis emosi negatif, yaitu marah, kecewa, dan sedih. Jika seseorang mampu mengelola emosi khususnya 3 emosi negatif di atas dengan baik, maka orang tersbut tidak berpotensi merusak dirinya sendiri maupun orang lain. c. Memotivasi diri sendiri Unsur kecerdasan emosi yang satu ini dapat dilakukan dengan cara menata emosi agar dapat diarahkan ke sesuatu yang memiliki tujuan yang positif seperti misalnya kondisi emosi yang terkendali dengan baik. d. Berempati atau mengenal emosi orang lain Yang dimaksud dengan berempati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali sinyal sosial yang kasat mata. Sinyal sosial ini nantinya akan menunjukan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh orang lain. Contoh sederhananya adalah kita akan ikut merasakan sedih saat orang lain mendapatkan musibah atau kita akan ikut senang saat orang lain senang atau bahagia. e. Mampu menjalin hubungan dan bekerjasama dengan orang lain Unsur kecerdasam emosi ini dapat mendukung kesuksesan, kepemimpinan, dan popularitas. Seseorang dengan kemampuan ini adalah mereka yang mampu mengelola konflik yang ada di dalam hatinya dengan baik. Seni, menurut banyak penelitian, sangat membantu untuk perkembangan kecerdasan intelejen dan kecerdasan emosi terutama pada anak-anak. Jika kegiatan belajar dan kegiatan lainnya yang melibatkan fungsi dan kinerja otak kiri, kegiatan yang berhubungan dengan seni akan melibatkan kinerja dan fungsi otak kanan. Jadi jika seorang peserta didik ikut serta dalam kegiatan seni selain rutin belajar dan belajar, fungsi otak kanan dan otak kirinya akan jauh lebih seimbang. Efeknya, ia akan memiliki dua jenis kecerdasan yang harmonis, yaitu kecerdasan intelejen dan kecerdasan emosi. Tentunya ini sangat baik untuk masa depannya kelak.
5 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=310:seni-daptmeningkatkan-kecerdasan-emosional-peserta-didik&catid=42:ebuletin&Itemid=215
3. Manfaat Seni Untuk Perkembangan Kecerdasan Emosi Ppeserta Didik Adapun manfaat seni bagi peserta didik antara lain seni dapat menjadikan peserta didik untuk lebih mudah menerima saran atau masukan dari orang lain, peserta didik akan jauh lebih peka terhadap alam karena ia terbiasa membuat karya yang indah dan menenangkan, seni dapat membuahkan kesenangan tersendiri bagi peserta didik apalagi bila ia memiliki bakat yang berkaitan dengan seni yang tengah ia tekuni, seni adalah wadah untuk menampung kreatifitas peserta didik sehingga ia pun dapat mengekspreasikan dan menuangka kreatifitasnya melalui karya seni, peserta didik dapat mengontrol emosi negatifnya karena emosi-emosi negatif dapat dituangkan melalui karya-karya seni, seni dapat menstimulasi imaginasi peserta didik, peserta didik akan mendapatkan lebih banyak pengalaman melalui karya-karya yang dihasilkan, munculnya apresiasi terhadap keindahan, dan seni dapat memberi pengaruh yang positif terhadap persepsi emosi peserta didik.
B. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian deskriptif sebagai berikut: Seni dapat meningkatkan kecerdasan Emosional peserta didik di usia sekolah dan Kesuksesan tak hanya bermodalkan IQ yang tinggi,melainkan juga harus memiliki EQ yang tinggi pula dengan kata lain IQ dan EQ haruslah seimbang. Sehingga pelajaran seni haruslah di berikan pada anak usia dini dan usia sekolah.Jadi
terdapat pengaruh positif
dalam pembelajaran bahwa seni dapat
meningkatkan kecerdasan Emosional peserta didik.
Referensi Goleman, Daniel. 2002. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
6 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=310:seni-daptmeningkatkan-kecerdasan-emosional-peserta-didik&catid=42:ebuletin&Itemid=215
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nur Auliah Hafid lahir di Soppeng pada tanggal 1 desember 1969 dari pasangan suami istri hj.guna dan h.abd.hafid yusuf yang merupakan anak tunggal. Memulai pendidikan pada tingkat sekolah dasar di SD Negeri 32 Ukkee pada tahun 1976 dan tamat tahun 1982. Kemudian melanjutkan pendidikan pada jenjang sekolah SMP Negeri II Kab.Soppeng.Dan selanjutnya dijenjang sekolah menengah SMA Negeri
I
Watansoppeng. Pada tahu 1988 melanjutkan study di salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar yaitu UNM jurusan pendidikan Seni Tari.Dan jenjang terakhir melanjutkan study di Unismuh Makassar pada program Magister Manajemen. Pada tahun 1996 diangkat menjadi calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada SMP Negeri 17 Makassar. Dan menjadi Widyaiswara di LPMP Sulawesi Selatan pada tgl !! November 2013
7 Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=310:seni-daptmeningkatkan-kecerdasan-emosional-peserta-didik&catid=42:ebuletin&Itemid=215