SEMINAR TUGAS AKHIR
2015
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini, yang akan dibahas adalah mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan. 1.1
Latar Belakang Dalam melakukan sesuatu, tentu saja setiap orang menginginkan suasana
nyaman dan kemudahan setiap saat. Misalnya dalam bekerja atau mengerjakan tugas, suasana tempat kerja atau kantor yang tidak nyaman tentu saja mempengaruhi kinerja seseorang karena hal tersebut mampu mengurangi niat seseorang untuk bekerja sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan pekerjaan atau tugas mereka secara maksimal. Dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat dan perangkat keras menjadi lebih mudah untuk dibawa kemana-mana, kenyataan bagi pekerja kantoran untuk bekerja diluar kantor menjadi semakin berkembang (Marmot dan Eley, 2000:18). Masyarakat Indonesia sendiri menggunakan tempat-tempat seperti rumah, gedung, ruko, dan Co-working Space sebagai tempat kerja mereka. Istilah Coworking Space memang masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia, khususnya di Bali. Co-working Space merupakan istilah dari kantor perorangan
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR
1
SEMINAR TUGAS AKHIR
2015
para freelancer yang dulunya lebih dikenal dengan istilah SOHO (Small Office Home Office). Perkembangan Co-working Space ini cukup pesat, dikarenakan bertambahnya jumlah startup, freelancer, dan orang-orang yang bekerja hanya menggunakan telepon genggam dan laptop sehingga mereka membutuhkan tempat yang menyediakan fasilitas untuk bekerja tanpa mengeluarkan biaya yang besar. Atau bagi kalangan pekerja yang selalu berpindah-pindah tempat kerja sesuai proyek yang mereka kerjakan, tentu saja bekerja di Co-working Space ini akan lebih efisien dan dapat menghemat biaya. Dalam proses bekerja atau mengerjakan tugas, biasanya seseorang akan menemui berbagai masalah baik teknis ataupun non-teknis. Misalnya, para mahasiswa ataupun freelancer merasa bosan dan tidak nyaman dengan suasana kamar ataupun ruang kerjanya. Permasalahan lainnya yaitu mereka tidak memiliki printer untuk mencetak laporan ataupun tugas mereka, sehingga harus mencari tempat bekerja lain dan tempat penyewaan printer di luar rumah. Atau mereka tidak memiliki persediaan kopi ataupun minuman dan makanan lainnya di rumah, sehingga harus mencari mini market ataupun café untuk berbelanja makanan dan minuman yang dikonsumsi selama bekerja. Dan buruknya lagi, dari sekian banyak tempat yang dibutuhkan tersebut, tidak banyak tempat yang membuka layanannya hingga 24 jam/7 hari di area Kota Denpasar. Banyak orang yang duduk dan membuka laptopnya di beberapa café atau restoran untuk mengerjakan pekerjaannya sambil menyantap kopi atau makanan lainnya. Akan tetapi, beberapa tempat tersebut tidak buka selama 24 jam/7 hari, bahkan ada yang melarang penggunaan laptop di tempat mereka agar pengunjung tidak berlama-lama duduk dan menjadikan pengunjung lainnya menunggu untuk bersantap disana. Di beberapa restoran cepat saji juga tidak sedikit dijumpai pengunjung yang membawa laptop untuk mengerjakan tugas dikarenakan tempat tersebut memberikan layanan Wi-Fi gratis dan dibuka bebas selama 24 jam/7 hari. Dari berbagai permasalahan inilah, tercipta gagasan untuk mendesain sebuah tempat di Kota Denpasar dengan fasilitas yang memadai untuk pengunjungnya mengerjakan tugas dengan nyaman, santai, dan fleksibel. Coworking Space ini merupakan sebuah wadah yang lebih praktis dan kompak untuk bekerja dan menyediakan layanan selama 24 jam/7 hari dengan berbagai varian
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR
2
SEMINAR TUGAS AKHIR
2015
kopi, makanan dan minuman lainnya, Wi-Fi berkecepatan tinggi, serta meja dan kursi untuk bekerja lebih kondusif sekaligus bersantai. Tempat ini juga akan dilengkapi dengan mesin printer, scanner, fax, loker penyimpanan barang, serta coffee brewer dan café sebagai fasilitas tambahan untuk pelanggan. 1.2
Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan hasil dari uraian latar belakang yang
menimbulkan permasalahan, dan akan dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut. 1.2.1
Bagaimana mewujudkan desain Co-working Space yang mencakup dan mewadahi fungsinya sebagai tempat bekerja dan bersantai di Kota Denpasar?
1.2.2
Bagaimana perencanaan fasilitas Co-working Space sehingga mampu menjadi obyek yang diminati dan menarik di Kota Denpasar?
1.2.3
Bagaimana alur sistem kepengurusan, aktivitas dan civitas yang nantinya berpengaruh kepada penentuan kapasitas yang ditampung dalam Coworking Space di Kota Denpasar?
1.3
Tujuan Tujuan merupakan jawaban atas rumusan masalah yang muncul setelah
menguraikan latar belakang dari perancangan Co-working Space di Kota Denpasar, yaitu sebagai berikut. 1.3.1
Mewujudkan Co-working Space yang mencakup dan mewadahi fungsinya sebagai tempat bekerja dan bersantai di Kota Denpasar.
1.3.2
Menciptakan fasilitas Co-working Space sebagai wadah yang mampu menjadi obyek yang diminati dan menarik sehingga meningkatkan dan mengembangkan fungsi dari tempat bekerja atau kantor di Kota Denpasar pada umumnya.
1.3.3
Menentukan alur sistem kepengurusan, aktivitas dan civitas yang nantinya berpengaruh kepada penentuan kapasitas yang ditampung dalam Coworking Space di Kota Denpasar.
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR
3
SEMINAR TUGAS AKHIR
1.4
2015
Metode Perancangan Metode perancangan yang digunakan adalah metode glass box atau kotak
kaca. Metode ini merupakan jenis metode perancangan berdasarkan pemikiran secara rasional dan dapat diketahui bagaimana proses kreatifnya hingga menghasilkan suatu rancangan. Dalam metode perancangan Co-working Space di Kota Denpasar ini melalui beberapa tahap perancangan sesuai dengan metode yang telah disebutkan diatas, dimana tahapannya adalah sebagai berikut. 1.4.1
Pengumpulan Data
A.
Data Primer Data ini merupakan data dan informasi yang dikumpulkan dengan
penelitian langsung dari sumbernya. Dalam hal ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data (Soemanto, Wasty, 2009). Data primer diperoleh melalui. 1.
Observasi Merupakan tahap pengumpulan data melalui pengamatan langsung ke lapangan mengenai lokasi, aktivitas serta fasilitas yang tersedia. Berikut merupakan beberapa tempat yang dijadikan objek studi banding.
2.
(1)
Hubud, Ubud
(2)
Lineup Hub, Seminyak
(3)
WAVE, Kuta
Wawancara Merupakan tahap tanya jawab yang dilakukan dengan narasumber yang kompeten dan pihak-pihak yang memiliki relevansi dengan data yang dibutuhkan untuk perancangan Co-working Space.
B.
Data Sekunder Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh penulis secara
tidak langsung melalui media perantara (kepustakaan). Data sekunder diperoleh melalui. 1.
Studi Literatur Segala data dan informasi yang berkaitan dengan perancangan Co-working Space di Kota Denpasar yang didapat dari buku-buku literatur, majalah, jurnal, dan internet.
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR
4
SEMINAR TUGAS AKHIR
2.
2015
Studi Instansional Segala data terkait dengan peraturan yang diperlukan dalam perancangan, yaitu peraturan daerah di Kota Denpasar yang diperoleh dari instansi terkait.
1.4.2
Pemahaman dan Spesifikasi Proyek Dengan dilakukannya pengumpulan data baik secara primer berupa data
observasi dan wawancara, ataupun secara sekunder berupa data terkait yang didapat dari studi literatur dan studi instansional, maka dihasilkan pemahaman terhadap proyek. Kemudian menghasilkan spesifikasi proyek baik secara umum dan khusus menjadi dasar pokok perencanaan sebuah Co-working Space di Kota Denpasar dan diharapkan tempat ini menjadi objek yang menarik dan diminati oleh masyarakat Kota Denpasar. 1.4.3
Pemrograman Setelah memahami dan menghasilkan spesifikasi proyek, tahapan
selanjutnya adalah pemrograman. Tahapan pemrograman terdiri dari program kuantitatif dan kualitatif yang terkait dengan penentuan tema perancangan dari Co-working Space di Kota Denpasar. Program tersebut terdiri dari program tapak, program fungsional, program performansi, dan program arsitektural. Program tapak meliputi kebutuhan luasan tapak, analisis pemilihan lokasi tapak, data eksisting, analisis tapak, serta karakteristik tapak yang dipilih. 1.4.4
Konsep Perancangan Hasil dari pemrograman yang dilakukan, yaitu program ruang dan program
tapak, menjadi dasar dalam penyusunan konsep perancangan tapak dan bangunan pada Co-working Space di Kota Denpasar. Konsep perancangan tapak tersebut meliputi konsep entrance, zoning, bentuk massa, pola dan komposisi massa, sirkulasi, pola parkir, ruang luar, dan utilitas pada tapak. Konsep perancangan bangunan meliputi konsep entrance, zoning, tampilan bangunan, ruang dalam, struktur, dan utilitas bangunan.
CO-WORKING SPACE DI KOTA DENPASAR
5