SEMINAR PUSTRAL UGM
YOGYAKARTA, 20 DESEMBER 2016 Dr. NOOR MAHMUDAH, S.T., M.Eng. Dr. Noor Mahmudah
1
MATERI PRESENTASI • • • •
Latar Belakang Maksud – Tujuan – Harapan Ruang Lingkup Kegunaan Penelitian
LATAR BELAKANG Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas beribu pulau dengan wilayah yang sangat luas dan sumber daya alam yang sangat beragam. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
meningkatkan nilai tambah hasil produksi setiap daerah, maka perlu diciptakan sistem perdagangan yang efektif dan efisien agar disparitas harga antar daerah seminimal mungkin.
Peran transportasi multimoda sangat penting dalam upaya mendukung perdagangan dalam negeri maupun luar negeri terutama untuk menyediakan angkutan multimoda yang efektif
dengan didukung oleh sistem dokumen angkutan barang multimoda yang handal.
LATAR BELAKANG Transportasi
multimoda
telah
direncanakan
dalam
sistem
transportasi di Indonesia melalui strategi Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), baik untuk angkutan penumpang maupun
barang. Terkait dengan transportasi barang, telah ditetapkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional
(Sislognas). Sislognas diharapkan dapat memberikan arahan dan pedoman bagi pemerintah dan dunia usaha untuk membangun Sistem Logistik Nasional yang efektif dan efisien.
MAKSUD – TUJUAN - HARAPAN Maksud • menyusun kebijakan sistem dokumen angkutan barang multi moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri yang lebih sederhana
Tujuan • tersusunnya desain sistem dokumen angkutan barang multi moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri
Harapan • terlaksananya angkutan barang multimoda terutama angkutan barang di dalam negeri secara efektif dan efisien
RUANG LINGKUP
Inventarisasi studi dan peraturan perundangan yang terkait
Inventarisasi dan identifikasi kondisi permasalahan di bidang dokumen untuk mendukung perdagangan dalam negeri;
Inventarisasi dan identifikasi dokumen perdagangan dalam negeri;
Inventarisasi jenis dan bentuk dokumen angkutan barang;
Inventarisasi dan identifikasi hak dan kewajiban pemangku kepentingan dalam perdagangan dalam negeri;
Benchmarking desain dokumen angkutan multimoda;
Penyusunan desain dokumen angkutan multimoda.
TINJAUAN PUSTAKA
TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA Transportasi antar moda adalah transportasi yang melibatkan penggunaan paling sedikit dua moda yang berbeda untuk melakukan perjalanan dari tempat asal sampai tempat tujuan.
Sumber: Rodrigue,P, 2014 (http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
8
TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA
Sumber: Rodrigue,P, 2014 (http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
9
TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA
Total Biaya = C (cp) + C (cn) + C (I) + C (cn) + C (dc) Sumber: Rodrigue,P, 2014 (http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
10
PERATURAN TERKAIT TRANSPORTASI BARANG Perpres 26/2012 (Sislognas) sasaran pembangunan dan pengembangan transportasi multimoda adalah terbangun dan efektifnya pengoperasian jaringan transportasi multi moda yang menghubungkan simpul-simpul logistik
Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 (Angkutan Multimoda) Angkutan multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda angkutan multimoda UU 1/2009 (Penerbangan) Usaha angkutan multimoda adalah usaha angkutan dengan menggunakan paling sedikit dua moda angkutan yang berbeda atas dasar suatu kontrak angkutan multimoda dengan menggunakan satu dokumen angkutan multimoda (DAM) UU 17/2008 (Pelayaran), angkutan multimoda dilakukan oleh badan usaha yang telah mendapat izin khusus untuk melakukan angkutan multimoda dari Pemerintah. Pelaksanaan angkutan multimoda dilakukan berdasarkan 1 (satu) dokumen yang diterbitkan oleh penyedia jasa angkutan multimoda. UU 22/2009 (LLAJ) Perusahaan angkutan umum yang mengangkut barang wajib membuat surat muatan barang sebagai bagian dokumen perjalanan dan membuat surat perjanjian pengangkutan barang
LOGISTIK DAN RANTAI PASOK Logistik adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang menangani
arus barang, arus informasi dan arus uang melalui proses : • pengadaan (procurement), • penyimpanan (warehousing),
• transportasi (transportation), • distribusi (distribution), dan • pelayanan pengantaran (delivery services)
sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki konsumen, secara aman, efektif dan efisien, mulai dari titik asal (point of origin) sampai dengan titik tujuan (point of destination). 12
INFRASTRUKTUR DAN JARINGAN SISTEM LOGISTIK
Sumber: Perpres No. 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012
13
SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)
Sumber: Perpres No. 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012 14
Tujuan: untuk mendukung pergerakan barang yang efektif dan efisien
15 15
16 Source: Coordinating Ministry for Economic Affairs, 2013
SISTEM DISTRIBUSI BARANG A) sistem distribusi sangat sederhana yang hanya melibatkan produsen, pedagang eceran, dan konsumen. Distribusi barang dilakukan oleh pihak industri, termasuk dalam pemilihan moda transportasi yang dioperasikan;
B) sistem distribusi sederhana yang terdiri dari produsen, distributor, pedagang eceran, dan konsumen. Distributor berperan dalam mengatur dan mengelola distribusi barang;
Produsen (Producers)
Produsen (Producers)
Distributor (Distributors) Pedagang Eceran (Retailers)
Pedagang Eceran (Retailers) B
A Konsumen (Consumers)
Konsumen (Consumers)
SISTEM DISTRIBUSI BARANG D) sistem distribusi kompleks, distribusi barang agak berbeda karena adanya pengaruh sole agent di mana distribusi bisa dilakukan oleh agent, sub-agent, dan distributor.
C) sistem distribusi agak kompleks yang melibatkan produsen, distributor, pedagang besar, pedagang eceran, dan konsumen
Produsen (Producers)
Produsen (Producers)
Distributor (Distributors) Pedagang Besar (Wholesalers)
Agen (Agents)
C
Sub-Agen (Sub-Agents)
Pedagang Eceran (Retailers) Konsumen (Consumers)
Distributor (Distributors)
D Pedagang Eceran (Retailers)
Konsumen (Consumers)
Tahun 2007: Ranking 43 dari 155 negara yang disurvei (LPI = 3.01) Tahun 2010: Ranking 75 dari 155 negara yang disurvei (LPI = 2.76) Tahun 2012: Ranking 59 dari 155 negara yang disurvei (LPI = 2.94)
19
Indikators Logistics Performance Index (LPI): (1) Customs; (2) Infrastructure; (3) International Shipments; (4) Logistics Competence; (5) Tracking and Tracing; and (6) Timeliness
20
Rata-rata dunia (10% - 20% PDB) Negara berkembang lain (15% -25% PDB) (http://transportasi.bappenas.go.id/).
Komponen Biaya Logistik di Indonesia Biaya transportasi : 12% Logistics Performance Index (LPI): 2007: 43 2010: 75 2012: 59 21
METODE PENELITIAN Studi Desain Sistem Dokumen Angkutan Multimoda Dalam Rangka Mendukung Perdagangan Dalam Negeri Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Tahun 2014
Rancangan Penelitian • Perumusan pendekatan pola pikir dan identifikasi sistem dokumen angkutan multimoda mencakup aspek legalitas, studi pustaka, review dari studi/dokumen.
• Kompilasi data dan informasi dokumen angkutan barang, yang salah satunya berdasarkan hasil kunjungan lapangan dengan melihat pada dokumen perdagangan dalam penyelenggaraan angkutan barang multimoda, kendala penyelenggaraan yang ada di lapangan, serta pihak yang terlibat dalam dokumen perdagangan • Evaluasi dan analisis sistem dokumen perdagangan pada angkutan multimoda dengan melihat pada pemetaan sistem transportasi yang ada (darat, laut, udara) • Pada bagian akhir disusun sistem dokumen perdagangan dalam angkutan multimoda dengan melihat alur barang, alur dokumen dan alur finansial
HASIL PENELITIAN
PELAKU
PABRIK
KETERANGAN
DOKUMEN
SHIPPER
LOKASI
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
SURAT JALAN (OTOBOND)
Tanda tangan: - EMKL - Shipper
EMKL (EKSPEDISI MUATAN KAPAL LAUT) FORWARDER
KAPAL DI PELABUHAN KEBERANGKATAN
SEBELUM MASUK KAPAL · · ·
TIME SHEET TELLY MATE’S RECEIPT (SHIPPING INSTRUCTION)
Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang ditunjuk pelayaran & EMKL
PERJALANAN KAPAL
CONSIGNEE
KAPAL DI PELABUHAN KEDATANGAN
LOKASI TUJUAN
DI ATAS KAPAL ·
STATEMENT OF FACT
·
Berisi ringkasan kegiatan di atas kapal pada saat kegiatan bongkar muat Format dari pelayaran Tanda tangan (yang memeriksa): Mualim I, EMKL & PBM
· ·
· ·
B/L LUAR NEGERI B/L DALAM NEGERI: CONOSEGMENT
·
B/L dalam negeri (Conosegment) dikeluarkan oleh pelayaran Diterima pengirim diwakili EMKL Dapat digunakan untuk klaim asuransi
· ·
Catatan Penting Rekomendasi Hasil Diskusi: Penyederhanaan DAB dapat dilakukan dengan hanya memerlukan cakupan keterangan yang berada pada Surat Jalan, Statement of Fact & Conosegment (Blok Kuning)
MANIFEST
· ·
Dibuat oleh Agen EMKL di Pelabuhan Tujuan berdasarkan Shipping Instruction & Conosegment
DELIEVERY ORDER (DO) SURAT JALAN
Dibuat berdasarkan Manifest
Sumber: Puslitbang Kemenhub,2014
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS Gudang
Pelabuhan 1
Port Agent
Handling
Kapal
Delivery
Bongkar Muat di CY
SHIPPER
FORWARDER
Pelabuhan 2
Consignee
Proses Umum dari Pengirim Barang (Shipper) hingga Penerima Barang (Consignee)
CONSIGNEE
Ship Ouwner
Trucking 2
Trucking 1
PBM 2
Pihak-Pihak yang Terlibat dengan EMKL (Forwarder) dalam Proses Angkutan Barang
PBM 1
Warehousing
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS 4) Selesai kegiatan B/M diterbitkan Dokumen Manifest Tetap dan Dokumen B/L
1). Surat Jalan Pemilik Barang yang dibawa Truk
TRUCKING
SAMPAI PELABUHAN ASAL
SEBELUM MASUK KAPAL
2). Surat Jalan dari Truk diganti Surat Jalan dari Pelayaran agar truk bisa masuk pelabuhan
3). Pelayaran membuat Dokumen Manifest Sementara untuk pengurusan PLAB dan pemberitahuan ke kapal (Dokumen Shipping Instruction)
PLAB: Dokumen Pemberitahunan Lalulintas Angkutan Barang oleh OP/KSOP
DI DALAM KAPAL
PELABUHAN TUJUAN
CLEARANCE IN (CI)
Agen Pelayaran di Pelabuhan menyiapkan dokumen: - SPK (Surat Penunjukkan Keagenan) pemilik kapal - RPT (Rencana Pola Trayek)/ ijin tiap 3 bulan - Particular (spesifikasi Kapal) - B/L - Manifest
Kegiatan CI dilaksanakan melalui meeting dibawah KSOP yang dilaksanakan H-1 kapal berlabuh, dihadiri: - Agen pelayaran - EMKL - PBM - Pelindo - KSOP
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
PERMASALAHAN FORWARDER 1
PERMASALAHAN: •Perijinan Shipping Liner dari Ditjen HUBLAT ;terkadang habis saat operasi •Waktu tunggu sandar dan bongkar muat memerlukan terkadang “perlu biaya ekstra”
SHIPPING LINER
PELINDO
OTORITAS PELABUHAN
FORWARDER 2
PERMASALAHAN: •Masing-masing pihak, baik PELINDO maupun OTORITAS PELABUHAN selaku otoritas pelabuhan mempunyai dokumen dengan format berbeda; •Perbedaan dokumen terkadang menimbulkan beda persepsi; •Perbedaan persepsi memerlukan waktu untuk mendapatkan titik temu
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
HASIL ANALISIS
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA LAUT (EXISTING)
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA JALAN REL (EXISTING)
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA UDARA (EXISTING)
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
SUBSTANSI DOKUMEN ANGKUTAN BARANG No Substansi
1 2 3
Keterangan
Alamat
asal-tujuan
keterangan
catatan khusus, jumlah lembar, tipe layanan, nomor
dokumen
dokumen
Otoritas
id consignee, shipper, shipping liner, forwarder Jenis, nama barang, jumlah, berat, ukuran, volume,
4
keterangan barang
5
rute dan moda
kapal, truk, pesawat, kereta, rute OD
waktu proses
tanggal dan jam pemberangkatan, waktu pengangkutan
barang
dan perkiraan waktu tiba, waktu bongkar muat
pembiayaan
kirim, asuransi, pajak, cara bayar, no rekening
6
7
pembungkusan/pengepakan, id peti kemas
Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Substansi Ket. Alamat Doku Substansi men
No
Ket. Otoritas Barang
Rute dan Moda
Waktu Pembia Proses yaan Barang
1
Nama Dokumen Surat Jalan
√
√
√
√
√
2
Delivery Notice (DN)
√
√
√
√
√
3
Bill of Lading (B/L)
√
√
√
√
√
4
Delivery Order (DO)
√
√
√
√
√
5
Shipping Instruction (SI)
√
√
√
√
√
√
6
Manifest/Cargo List
√
√
√
√
√
√
7
Pemberitahuan Lalu Lintas Angkutan Barang
√
√
√
√
√
√
8
Delivery Ticket (DT)
√
√
√
√
√
9
Airway Bill
√
√
√
√
√
√
√
10
Surat Muatan Udara
√
√
√
√
√
√
√
11
Surat Pengiriman Kereta Api
√
√
√
√
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
√
Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Stakeholder Shipper/ No
Stake Holder Sender
Forwarder Conveyance Consignee OP
Nama Dokumen √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Surat Muatan Udara
√
√
√
Surat Pengiriman Kereta Api
√
√
√
1
Surat Jalan
2
Delivery Notice
3
Bill of Lading
4
Delivery Order
5
Shipping Instruction
6
Manifest/Cargo List
7
Pemberitahuan Lalu Lintas Angkutan Barang
8
Delivery Ticket
9
Airway Bill
10 11
√
√ √
√
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
√
EVALUASI TERHADAP DOKUMEN ANGKUTAN BARANG ALFI (1997) SUBSTANSI • Tidak mencantumkan nilai barang pada dokumen (negotiable) mengingat DAB merupakan surat berharga • Tidak ada keterangan waktu proses barang • Jika DAB merupakan surat berharga , maka yang berwenang mengeluarkan adalah lembaga keuangan
STAKEHOLDER, dll. • Kewenangan stakeholder lain menjadi lebih terbatas • Alur keuangan yang kurang jelas • Biaya cenderung menjadi lebih tinggi • Melibatkan pihak asuransi Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
RENCANA ALUR DOKUMEN (PROPOSED FLOW OF DOCUMENT) 1
SHIPPER
1
BANK 2
CONSIGNEE
FORWARDER
3
Conveyance
Otoritas Pelabuhan
Forwarder-2
3
1. SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (LETTER OF CREDIT) 2. SHIPPING INSTRUCTION (SI) & BILL OF LADING (B/L) 3. STAKEHOLDERS APPROVAL FORM & NOTES Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
SISTEM INFORMASI DOKUMEN ANGKUTAN BARANG MULTIMODA Dalam rangka upaya SIMPLIFIKASI (penyederhanaan) Desain
Sistem Dokumen Angkutan Multimoda Dalam Rangka Mendukung Perdagangan Dalam Negeri, dapat disarankan penggunaan SINGLE DOCUMENT untuk dokumen utama
dalam pengiriman barang tersebut yang akan melewati semua stake holder terkait secara online. Dokumen tambahan (additional document) hanya diperlukan
untuk hal-hal yang bersifat optional bila memang diperlukan dan bersifat darurat. Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
Kewenangan dan Otorisasi Dokumen Forwarder
Shipping Liner
1 Kewenangan pengisian data pengirim
√
√
2 Kewenangan pengisian data penerima
√
√
3 Kewenangan pengisian data barang
√
√
4 Kewenangan pengisian keterangan barang
√
√
No
Kewenangan
5 Kewenangan pengisian keterangan dokumen
√
6 Kewenangan pengisian rute dan moda
√
√
7 Kewenangan pengisian pembiayaan
√
√
8 Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang 9
Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan angkutan barang multi moda
10
Kewenangan pengisian keterangan tambahan yang diperlukan.
OP
√
√ √ √
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
Tahapan Penggunaan IT Dalam Angkutan Barang Multimoda Dalam Rangka Mendukung Perdagangan Dalam Negeri
Tahap penyusunan perangkat pelaksanan
Tahap sosialisasi
Tahap otorisasi Perangkat Keras pada Stake Holder terkait
Tahap Implementasi
Kaitan Flow of Finance, Goods dan Documents
Flow of Goods
Nyata
Flow of Document
Nyata
Flow of Finance
Virtual, bisa didukung IT
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN 1. Untuk simplifikasi sistem dokumen dalam angkutan barang yang pada prinsipnya dibutuhkan secara substansi maupun stakeholder yang terkait adalah dokumen: • Shipping Instruction (SI) dan Bill of Lading (B/L) • Letter of Credit (LC) 2.
Flow of Finance sangat berbeda dengan Flow of Goods maupun Flow of Document yang bersifat nyata, dalam hal ini Flow of Finance dapat bersifat “virtual” sehingga dengan dukungan IT maka Flow of Finance dari tinjauan waktu dapat dikatakan tidak ada permasalahan yang cukup serius.
3.
Berdasarkan analisis terhadap substansi dokumen Angkutan Barang Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri (11 DAB existing), terdapat beberapa substansi yang sama dan bersifat pengulangan. Pengulangan pengisian data yang pada prinsipnya sama ini dikhawatirkan menyebabkan kesalahan atau perbedaan data atau substansi yang bersifat otentik. Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
KESIMPULAN 4.
Berdasarkan analisis terhadap stakeholder pada dokumen Angkutan Barang Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri yang ada (existing), terdapat 5 stakeholder yang berperan penting yaitu shipper, consignee, forwarder, conveyance, dan Otoritas Pelabuhan.
5.
Penyederhanaan (simplifikasi) Sistem Dokumen dapat dilakukan dengan cara antara lain: • Penyusunan Dokumen Tunggal untuk pengangkutan (SI dan B/L) • Penerbitan Dokumen Keuangan (SKBDN/LC) untuk pembayaran • Pemberian Kewenangan pada setiap stakeholder pemberi jasa layanan Angkutan Barang Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri, maupun pihak lain yang terkait Simplifikasi sistem dokumen ini akan berpengaruh pada generalisasi Flow of Goods yang terdiri dari Shipper, Forwarder, dan Consignee.
6. Perlu dipertimbangkan pemanfaatan teknologi informasi (IT) secara online dalam penyelenggaraan Sistem Dokumen Angkutan Barang Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri. Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
REKOMENDASI 2 . Kewenangan Stakeholder STAKE HOLDER KEWENANGAN
FORWARDER
CONVEYANCE
OTORITAS PELABUHAN
PER-BANK-AN
Kewenangan pengisian data pengirim
Sekedar akses
Kewenangan pengisian data penerima
Sekedar akses
Kewenangan pengisian data barang
Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan barang
Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan dokumen
Sekedar akses
Kewenangan pengisian rute dan moda
Sekedar akses
Kewenangan pengisian pembiayaan
Sekedar akses
Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang
Sekedar akses
Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan angkutan barang multi moda
Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan tambahan yang diperlukan.
Sekedar akses
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
FLOW OF DOCUMENT DAN KEWENANGAN PENGISIAN DATA (USULAN BERBASIS KOMPUTER SECARA ONLINE BENTUK SINGLE DOCUMENT)
SHIPPER/ PENGIRIM
PENGISIAN DATA
FORWARDER 1
FORWARDER
SHIPPING LNR
OTORITAS PLB
SHIPPING LINER
OTORITAS PELAB
FORWARDER
V
pengisian data pengirim
V
pengisian data penerima
V
pengisian data barang
V
pengisian keterangan barang
V
pengisian keterangan dokumen
V
V
V
pengisian rute dan moda
V
V
V
pengisian pembiayaan
V
V
pengisian hasil inspeksi barang
V
V
V
V
V
V
V
otorisasi kelanjutan perjalanan
pengisian keterangan tambahan
V
FORWARDER 2
CONSIGNEE
V
V
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014