PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN EKONOMI PADA MATERI PAJAK DENGAN PENERAPAN TEKNIK TUTOR SEBAYA (Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Rifa Atul Mahmudah NIM: 106015000472
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN EKONOMI PADA MATERI PAJAK DENGAN PENERAPAN TEKNIK TUTOR SEBAYA (Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara)
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Rifa Atul Mahmudah NIM: 106015000472
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Skripsi ini berjudul “Peningkatan Hasil Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Penerapan Teknik Tutor Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara”, disusun oleh Rifa Atul Mahmudah, NIM: 106015000472, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah, pada hari Rabu tangal 22 Juni 2011 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Pendidikan IPS/Pendidikan Ekonomi). Jakarta, 23 Juni 2011 Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal
Ketua Sidang (Ketua Jurusan/Program Studi) Drs. H. Nurochim, MM NIP. 1959 0715 1984 03 1003 Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan) Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 19730424 200801 1 012 Penguji I Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 19730424 200801 1 012 Penguji II Dr. Rukmina Gonibala, M.Si NIP. 19611120 1992030 2 002 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
iii
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang betanda tangan di bawah ini: Nama
: Rifa Atul Mahmudah
NIM
: 106015000472
Jurusan
: Pendidikan IPS / Pendidikan Ekonomi
Angkatan Tahun : 2006 Alamat
: Ujung Harapan, RT 09/06 “Musholah Nurul Huda” Kel. Bahagia. Kec. Babelan. Bekasi Utara 17610
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa Skripsi Ini Yang Berjudul “Peningkatan Hasil Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Penerapan Teknik Tutor Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara)” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan: Nama
: Drs. H. Nurochim, MM
NIP
: 1959 0715 1984 03 1003
Dosen Jurusan
: Pendidikan IPS
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 18 Maret 2011 Yang Menyatakan
Rifa Atul Mahmudah
iv
ABSTRAK
RIFA ATUL MAHMUDAH (106015000472). Peningkatan Hasil Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Penerapan Teknik Tutor Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara). Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil pembelajaran dengan penerapan teknik tutor sebaya pada materi pajak siswa kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Beksi Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2011 dengan subyek penelitian berjumlah 32 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 pertemuan. Pengumpulan data dilakukan melalui pree test dan post test, observasi, wawancara dan instrumen tes kemampuan kognitif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan teknik tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari hasil post test yang meningkat dibanding pree test, dan juga tercapainya nilai seluruh siswa di atas Kriteria Ketentuan Minimum (KKM). Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru dapat menerapkan teknik tutor sebaya ini dalam belajar ekonomi.
Kata kunci: Peningkatan, Teknik Tutor Sebaya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
v
KATA PENGANTAR
ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢﺑﺴﻢ ﺍ Assalamu’alaikum Wr. wb Tiada kata paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan berbagai macam nikmat, serta melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Hasil Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Penerapan Teknik Tutor Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas SMP PGRI Babelan Bekasi Utara)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi IPS di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga sepanjang masa. Yang menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan yang akan tetap abadi hingga akhir zaman. Dalam penulisan skripsi ini, kesulitan dan hambatan sering kali penulis temukan, penulispun sangat menyadari masih banyak kekurangan. Namun berkat motivasi, bantuan serta saran dari berbagai pihak, alhamdulillah laporan ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat serta menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Yang tercinta papah dan mamah (H. Abdul Cholik Gani dan Hj. Arfah Ilyas) serta adik-adik tersayang (Imay, Mia, Dhea, Fina dan Alby), yang senantiasa memberikan doa dan semangat hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Always Love U All... 2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Prof. DR. Dede Rosyada, M.A 3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM selaku ketua prodi pendidikan IPS, penasehat akademik serta dosen pembimbing skripsi yang tulus ikhlas penuh kesabaran dan perhatian membimbing serta mengarahkan penulis dari awal kuliah hingga akhir penyelesaian skripsi ini.
vi
4. Seluruh bapak/ibu dosen dan sekretaris jurusan Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd) program studi pendidikan IPS. Terima kasih atas segala ilmu dan arahannya, semoga segala ilmu dan pengarahan yang diberikan selama ini dapat bermanfaat. 5. Bapak H. Kasir, S.Pd selaku kepala sekolah SMP PGRI Babelan Bekasi Utara beserta dewan guru dan staf, khususnya ibu Nur’aini, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah memberi izin, ilmu dan bantuannya selama penelitian berlangsung. 6. The secreet in my heart “M2_Syir” orang yang selalu ada membantu dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga kita selalu bersama. 7. Teman-teman prodi pendidikan IPS angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. Khususnya Ahmad Fudholi Ridwan, Nur Chasanah, Yati Musnayati dan Yudi Syarif yang juga selalu mensuport dan menemami dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Dengan kehadiran kalian serta canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari menjadikan kenangan yang tidak terlupakan. 8. Teman-teman Gosip Makers (Evi, QQ, Bariah, Tamy, Leni, Reny, Inta, Ani, Mpeb, Amel, Sri, Lia dan Deby) serta teman-teman kosan Bale Sakinah (Nur Aisah dan Nunung Nurfadilah) banyak kenangan terindah yang kita lewati bersama. Semua terekam pada hati yang terdalam. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, berkat segala bantuan dan do’a tulus ikhlasnya, semoga usaha kita semua mendapat ridha-Nya, senantiasa memberikan imbalan atas jasa segala pengorbanan yang diberikan. Pada akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk penulis sendiri dan juga para pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, 18 Maret 2011
Penulis Rifa Atul Mahmudah
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI........................................................................................................i KATA PENGANTAR.........................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iv DAFTAR TABEL ...............................................................................................vi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................1 B. Identifiksi Area dan Fokus Masalah.......................................8 C. Pembatasan Masalah ..............................................................8 D. Perumusan Masalah................................................................9 E. Tujuan Penelitian....................................................................9 F. Manfaat Penelitian..................................................................9
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Peningkatan Pembelajaran .....................................................11 1. Pengertian Pembelajaran...................................................11 2. Ciri-ciri Pembelajaran .......................................................13 3. Tujuan Pebelajaran............................................................13 4. Jenis-jenis Pembelajaran ...................................................14 5. Teori-teori Pembelajaran...................................................14 6. Prinsip-prinsip Belajar ......................................................18 7. Masalah-masalah Belajar ..................................................18 B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial .................................19 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial.................................19 2. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial....................22 3. Karakteristik pelajaran IPS ...............................................25 4. Teknik Dalam Pembelajaran IPS ......................................25 5. Pengertian Ilmu Ekonomi .................................................27 6. Tujuan Pembelajaran Ekonomi .........................................28
viii
7. Pemahaman Konsep Pajak ................................................29 C. Teknik Tutor Sebaya ..............................................................31 1. Definisi Teknik Tutor Sebaya ...........................................31 2. Manfaat Penerapan Teknik Tutor Sebaya .........................32 3. Prosedur Pelaksanaan Teknik Tutor Sebaya .....................33 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................36 B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan ................................36 C. Subyek atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian .......39 D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian............................39 E. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................39 F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan .........................42 G. Data dan Sumber Data............................................................42 H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................42 I.
Teknik Pengumpulan Data .....................................................45
J.
Teknik Pemeriksaaan Keterpercayaan Studi ..........................46
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data ...........................48 L. Tindak Lanjut .........................................................................49 BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ........................................................................50 B. Tindakan Pembelajaran Siklus I.............................................64 C. Tindakan Pembelajaran Siklus II ...........................................68 D. Analisis Data ..........................................................................72 E. Interpretasi Data .....................................................................74 F. Pembahasan Temuan Penelitian.............................................75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.............................................................................77 B. Saran.......................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................79 LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Diagram Desains Intervensi Tindakan Kelas......................................39
Tabel 2
Siklus Tindakan Kelas.........................................................................40
Tabel 3
Pendidikan Guru .................................................................................52
Tabel 4
Data Siswa Pada Tahun 2010/2011 ....................................................52
Tabel 5
Data karyawan (non guru) SMP PGRI................................................53
Tabel 6
Keadaan Sarana Dan Prasarana Sekolah.............................................53
Tabel 7
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-2 ........................................55
Tabel 8
Deskriftif Statistik Hasil Belajar Siklus 1 ...........................................56
Tabel 9
Transformasi Uji Validitas Tes Objektif Siklus I ...............................58
Tabel 10 Uji Reliabilitas Post Test Siklus I .......................................................59 Tabel 11 Uji Tingkat Kesukaran Post Tes Siklus I ............................................59 Tabel 12 Deskriftif Statistik Hasil Belajar Siklus II ..........................................60 Tabel 13 Transformasi Uji Validitas Tes ObjektifSiklus II ...............................62 Tabel 14 Uji Reliability Siklus II .......................................................................63 Tabel 15 Uji Tingkat Kesukaran Post Tes Siklus II...........................................63 Tabel 16 Deskriptif Statistik Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II......................64
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Dalam kehidupannya, manusia tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Salah satu pendidikan formal yang harus dijalani adalah proses pembelajaran di sekolah. Proses sekolah dewasa ini senantiasa menekankan pengembangan siswa sebagai individu, sekolah tidak pernah mengembangkan siswa secara bersama sebagai suatu kelompok. Mulai dari tugas-tugas harian, tanya jawab dan diskusi di kelas sampai evaluasi akhir hasil studi, semua itu merupakan tugas individual. Tidak hanya itu, dunia pendidikan pun dituntut untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab yang kesemuanya itu didasarkan atas ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu senada dengan apa yang tertuang dalam Undang-undang
sistem
Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1 1
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, (Jakarta : CV. Mitama Utama. 2004), Hal. 7
1
Ngalim Purwanto mengatakan dalam bukunya, “pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat”.2 Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena hal tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang baik pula. Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Indonesia serta menumbuhkan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, maka sistem pembelajaran tersebut harus menuju pada proses belajar kompetitif dan mandiri, karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau apa yang diyakini. Berikut ini merupakan alasan mengapa manusia membutuhkan pendidikan: 1. Dasar Biologis Kaitan dengan dasar biologis pendidikan menurut Redja Mudyahardjo, bahwa pendidikan adalah perlu karena manusia dilahirkan tidak berdaya, sebab: a. Manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan. b. Manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat secara tepat berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif. c. Awal pendidikan terjadi setelah manusia mencapai penyesuaian jasmani (manusia dapat berjalan, makan dan dapat menggunakan tangan sendiri) atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani. 2. Implikasi a. Manusia tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah dewasa akan menjadi manusia yang tidak berbudaya atau bahkan mati. b. Manusia memerlukan perlindungan dan perawatan sebagai masa persiapan pendidikan.
2
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet 16, Hal. 10
2
c.
Orang dewasa yang tidak berhasil dididik perlu pendidikan kembali atau reedukasi.3
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, siswa harus berkembang secara optimal dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri dan bertanggung jawab serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Lebih lanjut Redja Mudyahardjo menyatakan bahwa : Dalam definisi luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan, situasi hidup dan sepanjang hidup, yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam definisi sempit, pendidikan adalah sekolah, pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.4 Karena pada kenyataannya, seorang anak atau peserta didik nantinya akan berhubungan dan berkontribusi untuk masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari tugas sosial individu. Ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu sosial berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata oikonomia, kata ini berasal dari kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti terlaksana atau pengaturan, jadi ekonomi mengandung arti tentang hubungan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Umasih “Manusia adalah makhluk ekonomi (homo economicus) yang selalu bertindak
penuh dengan perhitungan dan berusaha
mencari keuntungan bagi dirinya”.5 Sebagai makhluk ekonomi, manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang rasional, karena ia yakin bahwa dengan memenuhi kebutuhannya akan dapat tercapai kesejahteraan.6
3
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), cet 2, Hal 33-34 4 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan..., Hal 3-6 5 Umasih , dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII, (Jakarta: Ganeca Exact, 2007), Hal 100 6 Pelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VII, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Utama, 2004), Hal 211
3
Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencari kepuasan tertinggi dari nilai guna barang yang menjadi kebutuhannya tersebut. Ekonomi menurut kamus bahasa Indonesia yaitu “pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi)dan pemakaian (konsumsi) barang-barang serta kekayaan, penghematan tempat dimana ia tinggal hal ini demikian merupakan tuntunan dasar untuk memenuhi kebutuhan”.7 Manusia dalam kegiatan ekonominya melalui tahapan-tahapan, yang pertama adalah melakukan kegiatan produksi, distribusi hingga konsumsi. Kegiatan tersebut dalam sehari-harinya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam belajar ilmu ekonomi
diperlukan juga peningkatan hasil belajar.
Peningkatan hasil belajar adalah hasil akhir yang diterima setelah mengalami proses belajar mengajar ekonomi yang tidak hanya diarahkan pada penguasaan materi saja, tetapi juga menyentuh ranah kognitif, afektif dan sikomoterik dalam mewujudkan nilai-nilai positif, sehingga belajar ekonomi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari, mengatur hidupnya sendiri dan mampu merubah tingkah laku kearah yang lebih baik lagi. Peningkatan hasil belajar mengajar menekankan pada suatu usaha yang akan melahirkan aktifitas belajar yang efektif. Belajar yang efektif merupakan suatu aktifitas belajar yang optimal pada diri siswa. Menciptakan kondisi belajar yang efektif bagi siswa yang sangat bergantung kepada cara pengelola kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar sebaik mungkin berdasarkan kemampuannya. Guru sebagai pendidik dan seorang yang merencanakan pembelajaran di sekolah memiliki peran yang penting terhadap keberhasilan pembelajaran tersebut. Di samping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar yang efektif, sebaiknya guru juga mengawasi dan membimbing siswa sewaktu mereka belajar di sekolah. Akan lebih lanjut lagi, apabila cara-cara belajar efektif tersebut dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan. Namun adakalanya terjadi kekeliruan dalam pendidikan yang tujuannya tidak benar dan atau cara penyampaiannya tidak tepat.
7
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderan, Hal 89
4
Tujuan pendidikan dikatakan tidak benar apabila berisi nilai-nilai hidup yang bersifat mengingkari dan merusak harkat dan martabat manusia sebagai pribadi, warga dan hamba Allah. Suatu pendidikan dikatakan benar apabila berhasil membantu individu dalam mempertahankan meningkatkan mutu hidup. Hal ini dapat terjadi apabila bentuk kegiatan pendidikan mempunyai tujuan yang tepat. Bukan hanya guru yang berperan sebagai motivator dan fasilitator saja yang dapat mempengaruhi proses belajar, namun pemilihan model pembelajaran yang sesuai juga dapat berpengaruh pada kelangsungan proses belajar. Dimana dalam pengajaran, bukan hanya dalam mata pelajaran ilmu ekonomi saja namun juga pada mata pelajaran yang lainnya model dan cara pengajarannya harus benarbenar disesuaikan dengan kondisi dan situasi siswa. Sehingga dengan begitu siswa dapat dengan mudah dan menerima serta memahami materi yang disampaikan. Strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam menyajikan mata pelajaran ekonomi, umumnya adalah strategi belajar mengajar yang kurang mementingkan kebutuhan dan kepentingan siswa, bahkan pembelajaran lebih berpusat pada guru. Metode pengajaran yang dipakaipun hanya terbatas pada metode ceramah dan demonstrasi sehingga pembelajaran dirasakan monoton dan membosankan, pengetahuan yang didapat oleh siswapun hanya sebatas hafalan tetapi apa yang dipelajari oleh siswa tidak dapat diserap secara bermakna. Dengan begitu siswa tidak dapat memahami konsep yang dipelajari dengan baik. Selain itu para guru terjebak dengan target kurikulum yang harus dicapai, sehingga kurang memperhatikan apakah siswa mengerti atau tidak dengan materi yang diterimanya. Padahal dalam proses belajar mengajar diharapkan terjadi transfer belajar, yakni materi yang disajikan guru dapat diterapkan kedalam struktur kognitif siswa. Struktur kognitif siswa adalah perangkat fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang terorganisasi yang telah dipelajari dan dikuasai sesorang. Proses sekolah dewasa ini menekankan pengembangan siswa sebagai individu, sekolah tidak pernah mengembangkan siswa secara bersama sebagai suatu kelompok. Mulai dari tugas-tugas harian, tanya jawab dan diskusi di kelas
5
sampai evaluasi akhir hasil studi, semua itu merupakan tugas individual. Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi tercapai dalam setiap proses pembelajaran. Salah satu wujud kompetensi tersebut adalah keterampilan berpikir dan kerja sama siswa. Dalam persaingan untuk mencapai prestasi diantara siswa ini sekolah sama sekali tidak menanamkan semangat kerja sama dan solidaritas sosial. Aktivitas berpikir dan kerja sama siswa dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Melalui keaktifan siswa dan kerja sama diharapkan prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan. Sejalan dengan perlunya dikembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa, pendekatan individu dalam dunia pendidikan perlu diimbangi dengan pendekatan yang berbasis kerjasama, kebersamaan dan kolaborasi untuk mengembangkan kemampuan
siswa
dalam
kerjasama,
dan
kemampuan
bernegosiasi,
berkomunikasi serta kemampuan untuk mengambil keputusan. Siswa tidak hanya mendapatkan informasi dari guru saja, namun mereka dapat mengembangkan pengetahuannya melalui kerjasama yang baik dengan teman sebayanya. Proses pembelajaran yang menekankan pentingnya kerjasama dari pada kompetensi serta saling bergantung dari pada kemandirian akan mengarahkan siswa pada pikiran dan perasaan tidak segan untuk menyerang orang lain. Sementara itu, pengembangan kerjasama dan interpendensi justru dapat mengembangkan kemampuan menghadapi tantangan, kepemimpinan dan manajemen yang sangat diperlukan jika kelak mereka memasuki dunia kerja. Pembelajaran di sekolah saat ini, umumnya memberikan pengajaran dalam bentuk ekspositori. Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru menyiapkan materi dan contoh soal untuk di sampaikan di depan kelas, sedangkan siswa duduk, mendengar lalu mencatat semua materi yang disampaikan guru, sedangkan siswa yang kurang pandai memerlukan waktu yang lebih lama untuk memahami. Selain itu kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis teknik, menjadi kendala dalam memilih dan menentukan teknik. Hal ini banyak terjadi pada guru yang belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai, sehingga menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar.
6
Beberapa siswa akan bertanya apabila tidak mengerti suatu materi, tetapi banyak siswa lainnya tidak mau bertanya karena malu atau canggung kepada guru. Umumnya siswa lebih memilih diam dan menerima apa adanya yang disampaikan oleh guru. Agar materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa. Kadang-kadang cara berkomunikasi guru sulit dipahami oleh siswa disebabkan faktor usia dan latar belakang pendidikan, hal ini menyebabkan perlu adanya bantuan tutor sebaya dalam menjelaskan suatu materi. Siswa tidak akan malu atau canggung lagi untuk bertanya apabila mengalami kesulitan. Bahasa yang digunakan oleh tutor juga dapat lebih dipahami oleh siswa karena para siswa memiliki latar belakang usia dan pendidikan yang sama. Berdasarkan pengalaman penulis ketika mengajar (menjadi guru pengganti sementara) di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara
kelas VIII, ada beberapa
kejadian yang membuat guru merasa perlu untuk mengubah teknik pembelajaran yang digunakan. Guru pernah mencoba dengan melakukan pembelajaran berkelompok, tapi siswa lebih banyak mengandalkan temannya dan lebih individu dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Interaksi sesama siswa tidak terlihat. Teknik yang digunakan pada saat mengajar sebelum dilakukan penelitian adalah ceramah, tanya jawab dan belajar mandiri. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti mengubah menjadi teknik tutor sebaya. Teknik tutor sebaya diharapkan dapat membantu siswa yang kesulitan dengan bertanya kepada tutor dan siswa yang bertindak sebagai tutor dapat membantu siswa lain yang kurang pandai, sehingga dapat juga meningkatkan kemampuan kerjasama para siswa dalam pelajaran IPS. Teknik tutor sebaya juga dapat diharapkan membantu para siswa agar lebih memahami secara mendalam tentang materi yang dipelajarinya serta dapat membantu proses belajar mengajar yang belangsung lebih menarik dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan konsep siswa terhadap pelajaran Ekonomi yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar. Adapun konsep yang dimaksud adalah konsep-konsep tentang pajak, yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, pengelolaan dan jenis-jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak. Banyak siswa gagal atau tidak dapat meningkatkan hasil belajar
7
yang baik dalam pembelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif untung meningkatkan hasil pembelajaran. Para siswa biasanya hanya menghafal pelajaran. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membahas mengenai teknik tutor sebaya, terutama bagi anak didik yang merasa kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Karena adakalanya seorang anak didik lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh teman sebaya dibanding guru. Kadang-kadang guru terlalu disibukkan oleh berbagai kegiatan disekolah, anak didik yang mengalami kesulitan dalam belajar kurang mendapatkan perhatian, oleh karena itu penulis merasa perlu mengubah suasana pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dengan teknik tutor sebaya. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN
EKONOMI
PADA
MATERI
PAJAK
DENGAN
PENERAPAN TEKNIK TUTOR SEBAYA (Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara).
B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Teknik pembelajaran ekonomi yang diterapkan para pendidik saat ini belum dapat meningkatkan kemampuan siswa. 2. Teknik pembelajaran ekonomi yang digunakan para pendidik belum dapat meningkatkan pengetahuan pengetahuan siswa.. 3. Belum diketahuinya pengaruh penerapan pembelajaran teknik tutor sebaya terhadap penguasaan konsep pajak. 4. Belum diketahuinya respon siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan teknik tutor sebaya pada mata pelajaran ekonomi.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah agar pemecahannya terfokus dan jelas. Masalah yang akan
8
diteliti adalah mengenai peningkatan hasil pembelajaran ekonomi siswa pada materi pajak dengan penerapan teknik tutor sebaya.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran Teknik Tutor Sebaya dalam belajar ekonomi siswa di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara”.
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui tingkat pemahaman konsep ekonomi siswa pada materi pajak dengan menggunakan teknik tutor sebaya. 2. Mengetahui respon siswa terhadap teknik tutor sebaya. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik tutor sebaya.
F. Manfaat Penelitian Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, kemampuan pemahaman ekonomi siswa sangat penting untuk ditingkatkan. Oleh karena itu teknik tutor sebaya perlu dicoba sebagai alternatif strategi pembelajaran ekonomi guna maningkatkan pemahaman konsep ekonomi siswa, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak. 1. Bagi Siswa: a. Siswa akan lebih mengenal teknik-teknik pembelajaran sehinga siswa tidak merasa jenuh hanya dengan satu teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. b. Siswa akan terangsang untuk dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi, dapat berpikir kritis dan terlatih untuk mengemukakan pendapatnya serta dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa dalam mata pelajaran lainnya dan mata pelajaran ekonomi khususnya.
9
2. Bagi Guru: a. Menjadi bahan masukan bagi guru untuk lebih mengetahui alternatifalternatif
teknik
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
upaya
meningkatkan pemahaman konsep ekonomi siswa. b. Meningkatkan profesionalisme guru, melalui upaya penelitian yang dilakukan. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran ekonomi. 4. Bagi Peneliti Lanjut Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk mengadakan perbaikan kualitas pendidikan dan menjadi acuan bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan teknik pembelajaran yang sejenis namun dengan pokok bahasan yang berbeda.
10
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Peningkatan Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Belajar atau yang disebut learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Dalam kehidupan sehari-hari belajar diartikan orang secara sempit atau terbatas dengan menghapal atau mencari atau memperoleh pengetahuan. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Sedangkan menurut Gagne, “belajar merupakan kegiatan yang kompleks, seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru”.8 Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa dan juga dari guru. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli termasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut Alisuf Sabri pengertian 8
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta ; Rineka Cipta, 2009), cet. 4, Hal. 0-10
11
secara psikologis, “belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”.9 Pengertian belajar secara kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsir dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Berdasarkan dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar, hal penting itu sebagai berikut: a. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. b. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki meningkatkan perilaku yang sudah ada. c. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif). d. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti, petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan. e. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali. f. Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar menyangkut semua aspek kepribadian tingkah laku individu, baik perubahan dalam pengetahuan, kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap dan aspek prilaku lainnya.
9
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3,
Hal. 55
12
g. Belajar dalam prakteknya dapat dilakukan disekolah atau diluar sekolah.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar yang telah diuraikan di atas, maka belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi cir-ciri kegiatannya sebagai berikut: a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial. b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).10 Dengan demikian, ciri-ciri yang menunjukan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar, ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang aktual dan potensial.
3. Tujuan Pembelajaran Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar erat kaitannya dengan perubahan pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah. Menurut Muhammad Numan Somantri, tujuan belajar ekonomi disekolah adalah: a. “Untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi. b. Untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya tertutup (closed areas)”.11 Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan dikenal dengan tujuan pendidikan. Menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah, yaitu ranah kognif, afektif dan psikomotorik.12 10
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ..., Hal. 56 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001). Cet. 1, Hal. 260-261 12 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ..., Hal. 58-59 11
13
Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta ingatan, pemahaman, aplikasi dan kemampuan berfikir analisis, sintesis dan evaluasi. Tujuan belajar efektif untuk memperoleh sikap, apresiasi dan karakterisasi. Sedangkan tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal dan non verbal.
4. Jenis-jenis Pembelajaran Terdapat berbagai jenis belajar, jenis belajar tersebut sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Jenis-jenis
Belajar bagian (part learning, fractioned learning) Belajar dengan wawasan (learning by insight) Belajar dengan deskriminatif (discriminatif learning) Belajar global/keseluruhan (global whole learning) Belajar insidental (incidental learning) Belajar instrumental (instrumental learning) Belajar intensional (intensional learning) Belajar laten (latent learning) Belajar mental (mental learning) Belajar produktif (productive learning) Belajar verbal (verbal learning)13 belajar tersebut erat kaitannya dengan macam-macam proses
atau hasil belajar yang harus dicapai.
5. Teori-teori Pembelajaran Proses belajar yang terjadi pada diri individu merupakan proses internal psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas maka timbullah perbedaan pendapat dikalangan para ahli, sehingga akibatnya terjadi macam-macam teori belajar. Teori ialah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli yang bersifat teoritis itu berisi konsep dan prinsip. Setiap teori belajar dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses belajar. Kajian tersebut pada intinya menyangkut dua hal: a. Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan potensial (daya-daya). 13
Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 5-8
14
b. Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energi yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam merespon sistem energi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa.14 Dengan demikian, teori-teori belajar yang dimaksud diartikan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip tentang belajar. Berikut merupakan macam-macam teori belajar : a. Teori Gestalt Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, “teori ini sering disebut Organism Psychology atau Field Psychology atau Insight Full Learning. Teori ini berpendirian bahwa keseluruhan itu lebih penting dari bagian-bagian/unsur-unsurnya”.15 Menurut pandangan teori ini, manusia adalah organisme yang aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu itu bertindak atas sebagai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar diri individu. Oleh karena itu, menurut teori Gestalt belajar itu bukan hanya sekedar proses asosiasi antara stimulus dengan respon yang diperkuat dengan koneksi-koneksi atau conditioning dengan melalui latihan-latihan atau ulangan-ulangan, akan tetapi menurut teori ini belajar itu terjadi jika ada pemahaman (insight). Dengan demikian cara belajar menurut teori Gestalt harus dilakukan dengan sadar dan bertujuan serta dengan potensi dan motivasi yang dimiliki orang yang belajar berupaya memperoleh insight (pemahaman) tentang masalah yang dipelajari. Teori Gestalt ini digunakan selain untuk memperoleh penguasaan pengetahuan yang bersifat pemahaman, analisis sintesis dan evaluasi, juga teori ini akhirnya diharapkan dapat mencapai tujuan pembentukan kemampuan problem solving, agar siswa kelak mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi dengan baik.
14
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2008), cet.
1, Hal. 21
15
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ..., Hal. 71-72
15
b. Teori Belajar Menurut J. Bruner Bruner mengatakan, belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang, tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebuh banyak dan mudah. Dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari setiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.16 Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discovery learning environment, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
c. Teori Belajar Menurut Piaget Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anakanak adalah sebagai berikut: 1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. 2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak. 3) Walaupun berlangsungnya bertahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak. 4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: a) Kemasakan b) Pengalaman c) Interaksi Sosial d) Equilibration (proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental)17 Ada tiga tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut: 1) Berfikir secara intuitif ± 4 tahun 2) Beroperasi secara konkret ± 7 tahun 3) Beroperasi secara formal ± 11 tahun
16 17
Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 11 Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 12-13
16
d. Teori Belajar R. Gagne Gagne memberikan dua definisi, yaitu: 1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. 2) Belajar adalah penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut The domains of learning, yaitu: 1) Keterampilan motoris (motor akill) 2) Informasi verbal 3) Kemampuan intelektual 4) Strategi kognitif 5) Sikap.18 e. Purposeful Learning Purposeful Learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan : 1) Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbinga orang lain. 2) Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain didalam situasi belajar mengajar disekolah.
f. Belajar Dengan Mengamati dan Meniru (Observational Learning and Imitation) Menurut Bandura dan Waltes, “tingkah laku baru dikuasai atau dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model contoh teladan”.19
g. Belajar yang Bermakna (Meaningfull Learning) Ada 2 dimensi dalam tipe-tipe belajar, yaitu: 1) “Dimensi
menerima
(receptions
(discovery learning) 18 19
Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. . 13-16 Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 21
17
learning)
dan
menemukan
2) Dimensi
menghafal
(rote
learning)
dan
belajar
bermakna
(meaningfull learning)”.20 Adanya berbagai macam teori belajar tersebut merupakan akibat dari banyaknya perbedaan pendapat dikalangan para ahli. Zikri Neni Iska dalam bukunya mengatakan, “belajar merupakan suatu yang asosiatif, yaitu asosiasi tertentu”.
atau koneksi antara suatu rangsangan tertentu denga reaksi 21
6. Prinsip-Prinsip Belajar Dalam kegiatan mengajar, tentunya harus menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip itu adalah : a. b. c. d. e. f. g.
Perhatian dan motivasi Keaktifan Ketertiban langsung/berpengalaman Pengulangan Tantangan Balikan dan penguatan Perbedaan individual.22
Siswa maupun guru, tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsiprinsip belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran siswa.
7. Masalah-Masalah Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan eksternal.
20
Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 23 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1, Hal. 78 22 Dimyati, Belajar dan ... Hal. 42-49 21
18
a. Faktor internal siswa Faktor internal yang dialami oleh para siswa yang berpengaruh pada proses belajar, yaitu sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa. b. Faktor eksternal siswa Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa disekolah serta kurikulum sekolah.23
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) dalam dunia pendidikan di Indonesia telah lama di kenal secara luas oleh masyarakat. Namun dalam kajian IPS tersebut terdapat beberapa istilah yang kadang-kadang sering diartikan secara tumpang tindih antara yang satu dengan yang lainnya. Istilah tersebut adalah studi sosial (IPS). Meskipun pada masing-masing istilah tersebut sama-sama terdapat kata sosial tetapi dalam pengertian dan maknanya ada perbedaan. Menurut Syarifuddin Nurdin, studi sosial merupakan “suatu studi yang mengkaji dan menelaah gejala-gejala serta masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan perkembangan dan struktur manusia”.24 Studi sosial juga lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keahlian, nilai serta partisipasi sosial. Selain itu, studi sosial merupakan studi atau kajian terpadu tentang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dasar warga negara. Berdasarkan pengertian studi di atas, maka pada dasarnya studi sosial merupakan program pendidikan yang dikembangkan oleh ilmu-ilmu sosial, 23
Dimyati, Belajar dan ... Hal. 236-253 Syarifudin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat : Quantum Teaching, 2005), Cet. I, Hal. 19 24
19
yang dalam mengkaji gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang bersangkut
paut
dengan
kehidupan
manusia.
Studi
sosial
biasanya
menggunakan bidang keilmuan yang termasuk kedalam lingkup disiplin ilmuilmu sosial. Selanjutnya tentang ilmu sosial, Ahmad Sanusi mendefinisikan bahwa “ Ilmu sosial terdiri atas disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya di pelajari pada tingkat perguruan tinggi”.25 Sedangkan Calhoun yang dikutip oleh Hasan mendefinisikan ilmu sosial sebagai “Studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia”.26 Dari pengertian ini terkandung makna bahwa semua disiplin ilmu yang mengkaji tentang tingkah laku kelompok umat manusia tergolong kedalam kelompok ilmu sosial. Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu yang mempelajari tingkah laku kelompok umat manusia dapat dimasukkan kedalam kelompok ilmu-ilmu sosial. Kemudian menurut Syarifuddin Nurdin. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah “Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah”.27 Pada jenjang pendidikan dasar, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan praktis, agar mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena masalah sosial yang ada di sekitar mereka. Dalam mengkaji dan membahas persoalan-persoalan tersebut. IPS mendapat sumber materi dari berbagai bidang ilmu sosial seperti: ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan sejarah. Sedangkan menurut Udin S. Winataputra Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirtikan sebagai “Suatu studi masalah-masalah sosial yang dipilih dan
25
Syarifudin Nurdin, Model Pembelajaran….., Hal. 21 Hasan, Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, (Bandung : IKIP Bandung, 1996), Hal. 9 27 Syarifudin Nurdin, Model Pembelajaran….., Hal. 22 26
20
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial itu daat di pahami siswa”.28 Adapun Somantri menjelaskan IPS adalah “Suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalahmasalah sosial yang terkait, yang diorganisasikan dan di sajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan dasar dan menengah”.29 Dalam pengertian lain menurut Abu Ahmadi, IPS adalah “ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi pengguna program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat”.30 Jadi pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari cabang-cabang ilmu-ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Dengan kata lain ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari ilmu pengetahuan sosial. Akan tetapi perlu di ingat bahwa tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan anak didik sangat menentukan materi ilmu-ilmu sosial yang mana yang telah menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian, sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi, bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari cabang-cabang ilmu sosial, mempunyai beberapa karakteristik, antara lain : a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografis, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari stuktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu
28
Udin. S. Winata Putra, Materi Pokok dan Pembelajaran IPS SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2002), Cet. I, Hal. 128 29 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. I, Hal. 74 30 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991), Cet.2, Hal. 3
21
c. Standar Kopentensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliener dan multidislipiner. d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan Kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.31 Menurut Daldjoeni melalui IPS para siswa diajarkan mengerti kenyataan masyarakat dengan berbagai masalahnya, yang pemecahan tidak mungkin dilakukan dengan satu ilmu pengetahuan saja, tetapi masalah sosial harus dilihatnya sebagi suatu kekomplekan yang memerlukan pembahasan dari berbagai seni sehingga melibatkan berbagai ilmu pengetahuan sosial yang lainnya.32 Dengan demikian para siswa melalui pengajar IPS yang terdiri dari sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi. Para siswa diajak oleh guru untuk menelaah masyarakat manusia, baik yang terdapat di sekelilingnya maupun yang ada di Negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Pada lingkungan yang dekat dengan wilayah.
2. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan merupakan penentu arah dari suatu kegiatan yang kita lakukan, dalam pendidikan adanya tujuan merupakan hal yang mutlak harus ada, karena tanpa adanya tujuan pelaksanaan pendidikan menjadi tidak terarah dan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dilihat dari tujuannya setiap mata pelajaran IPS memiliki tujuan yang bervariasi. Misalnya sejarah bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau hingga masa kini, menumbuhkan rasa bangga sebagai warga Negara Indonesia, dan memperluas wawasan hubungan
31
Model Pembelajaran, Dari WWW.Puskur.Net/Inc/Mdl/060_Model_IPS_Terpadu.Pdf, 4 Juni 2008 32 N. Daldjoeni, Dasar-Dasar IPS Untuk Mahasiswa IKIP Dan Guru Sekolah Lanjutan, (Bandung : PT. Alumni, 1997), Cet.4, Hal. 7
22
masyarakat antar Bangsa dan Dunia. Selain itu, sejarah juga memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Dan program mata pelajaran IPS ekonomi bertujuan untuk memberikan bekal kepada siswa mengenai beberapa konsep dan teori ekonomi sederhana untuk menjelaskan fakta, peristiwa dan masalah ekonomi yng dihadapi, seingga dapat mengambil kebijakan pada aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sedangkan
mata
pelajaran
sosiologi
bertujuan
untuk
memberikan
kemampuan memahami secara kritis berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang muncul seiring perubahan msyarakat dan budaya, serta mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi sosial budaya sesuai dengan kedudukan, peran, norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Sementara itu pelajaran geografi memusatkan perhatian pada upaya untuk memberikan bekal kemampuan dan sikap rasional yang bertanggung jawab dalam menghadapi gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta permasalahannya yang timbul akibat interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Sedangkan mengenai tujuan IPS secara menyeluruh para ahli sering mengkaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut. Menurut Gross yang dikutip oleh Etin Solihaun dan Raharjo bahwa tujuan IPS adalah “ Untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, dan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapi”.33 Pada dasarnya tujuan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Melalui IPS para siswa diajarkan mengenai kenyataan masyarakat dengan berbagai masalahnya, yang pemecahannya tidak mungkin 33
Etin Solihatin Dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), Hal. 14
23
dilakukan dengan satu ilmu pengetahuan saja. Masalah sosial juga harus dilihatnya sebagai suatu kekomplekan yang memerlukan pembahasan dari berbagi segi sehingga melibatkan berbagi ilmu pengetahuan lainnya. Tujuan IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar aspek terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut : 1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di gunakan untuk memecahkan masalah sosial. 3. Mampu menggunakan model-model proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 5. Mampu
mengembangkan
berbagai
potensi
sehingga
mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
Kemudian dalam berbagai buku sosial studies, sering dijumpai bahwa para ahli
merumuskan
tujuan
IPS
dengan
mengkaitkannya
pada
usaha
mempersiapkan murid atau siswa menjadi warga negara yang baik. Maka dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat, makhluk
24
sosial dan budaya. Agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik.
3. Karakteristik Pelajaran IPS Proses pembelajaran ekonomi diupayakan agar dilakukan secara terpadu. Selain itu, perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai, baik ditinjau dari tingkat kemampuan berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis peserta didik. Dengan memperhatikan persoalan di atas, IPS memiliki karakteristik seperti: a. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial dari pada bidang teori keilmuan. b. Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek kehidupan sosial dari pada aspek-aspek yang terpisah satu sama lain. c. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya. d. Dalam pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.34 4. Teknik Dalam Pembelajaran IPS Strategi pembelajaran IPS adalah suatu siasat yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS yang di dalamnya mencakup pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran IPS. Dikenal dua pendekatan pengertian pendekatan, khususnya dalam pembelajaran IPS, yaitu pendekatan materi (material approach) dan pendekatan pembelajaran (instructional approach). Pendekatan materi yang dimaksud adalah pembelajaran sesuatu topic atau subtopic IPS tertentu menggunakan materi IPS yang lain. Pendekatan pembelajaran yang di maksud adalah pembelajaran materi IPS tertentu dengan cara atau metode atau teknik tetentu agar murid atau siswa 34
Ilmu Pengetahuan Sosial..., Hal. 10
25
mudah memahaminya. Teknik mengajar merupakan cara mengajar yang lebih khusus, yang memerlukan keahlian khusus atau bakat siswa. Menurut Sri Anita dalam bukunya yang berjudul (Materi Pokok Strategi Pembelajaran) mengatakan bahwa macam-macam teknik dalam mengajar antara lain : 1.
Teknik Bertanya Suatu kalimat yang diungkapkan guru yang diajukan kepada siswa yang diharapkan akan dijawabnya. Tujuannya agar siswa belajar dan memperoleh pengetahuan serta meningkatkan kemampuan berpikir. Komponen-komponen teknik bertanya yang harus diperhatikan adalah: a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat b. Pemberian acuan c. Pemusatan d. Pemindahan giliran atau berantai e. Penyebaran pertanyaan f. Pemberian waktu berfikir (beberapa detik) sebelum menunjuk salah satu siswa untuk menjawab g. Pemberian tuntunan kepada siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar jika siswa menjawab salah h. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan i. Pengaturan urutan pertanyaan j. Penggunaan pertanyaan acak
2.
Teknik Memberi Penguatan Respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut, salah satu tujuan dari teknik ini adalah meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara motivasi siswa. Penguatan dapat diberikan dalam bentuk : a. Penguatan verbal b. Penguatan non-verbal
26
3.
Teknik Mengadakan Variasi Proses
perubahan
dalam
pengajaran
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan motivasi para siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. 4.
Penemuan dengan Teknik Terbimbing Secara Tertulis atau Lisan Kita tahu bahwa masing-masing teknik tersebut mempunyai kebaikan dan kelemahan, serta mempunyai daya cocok yang berbeda bagi masing-masing siswa. Dengan demikian sebagai pelaksanaan program perbaikan guru seyogyanya memilih suatu cara yang lebih khusus dan memerlukan suatu keahlian khusus atau teknik agar siswa mudah memahaminya serta sesuai bagi siswa. Disamping itu, adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan untuk melaksanakan perbaikan yang disebut “Tutor Sebaya”, karena mereka mempunyai usia yang hampir sebaya sesamanya.
Dengan penjelasan diatas, maka dengan singkat dapat dikatakan bahwa program perbaikan dapat dilakukan dengan jalan : a. Mengganti metode mengajar dengan metode mengajar yang lain. b. Menyuruh membaca buku-buku sumber yang mengandung konsep yang sama c. Tutor Sebaya (Peer Tutor).35
5. Pengertian Ilmu Ekonomi Ekonomi yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata oikonomia, kata ini berasal dari kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti terlaksana atau pengaturan. Jadi menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia moderen, ekonomi mengandung arti tentang “Pengetahuan dan penelitian mengenai
35
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar..., Hal. 26
27
asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasaran dan pemakaian barang serta kekayaan”.36 Sedangkan menurut M. Manulang ilmu ekonomi merupakan “suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya baik barang-barang maupun jasa)”.37 Pengaturan demikian bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Berbeda dengan hukum, pengaturan melalui ekonomi diatas terbatas pada usahausaha manusia untuk mencapai kemakmuran dengan menggunakan sumber daya ekonomi yang tersedia secara lebih dan produktif. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran.38 Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kegiatan ekonomi mencakup kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Manusia melakukan semua kegiatan tersebut guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
6. Tujuan Pembelajaran Ekonomi Pembelajaran ekonomi bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Namun tujuan umum pembelajaran ekonomi adalah memberdayakan siswa agar memiliki kecakapan berfikir, membentuk warga Negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bila mana sasaran dan tujuan-tujuan pembelajaran ekonomi di atas dikaitkan dengan taxonomy of education objective yang dikemukakan oleh Bloom, maka secara garis besar terdapat tiga sasaran pokok dari pelajaran IPS, yaitu : 36 37 38
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, Hal. 89 http://historiyofindonesia.blogspot.com,/pengertian-ekonomi.html. http://info.g-excess.com/id/info/EkonomiPengertian.info
28
a. Pengembangan aspek pengetahuan (cognitive). b. Pengembangan aspek nilai dan kepribadian (affective). c. Pengembangan aspek keterampilan (psychomotoric).39 Dengan tercapainya tiga sasaran pokok tersebut diharapkan akan terciptanya manusia-manusia yang berkualitas, bertanggung jawab atas pembangunan Bangsa dan Negara serta ikut bertanggung jawab terhadap perdamaian Dunia. Adapun tujuan institusional dari pembelajaran ekonomi sebagai berikut: a. Membekali anak didik dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang telah diperolehnya. b. Membekali anak didik dengan dasar akademik dan kecakapan untuk dapat melanjutkan pendidikan di sekolah lanjutan atas
7. Pemahanan Konsep Pajak Mempelajari ekonomi pada dasarnya menguasai kumpulan konsep. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep merupakan dasar bagi proses-proses untuk memecahkan masalah dengan terkonsepnya rangsangan oleh siswa dengan baik diharapkan siswa dengan mudah mengingat dan memunculkan kembali dalam bentuk konsep pada situasi dan kondisi yang lain. Pada penelitian ini, siswa diharapkan mampu memahami konsep pajak yang meliputi yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, penggolongan dan jenis-jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak. Pajak menurut Pasal 23 Ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 adalah “Untuk keperluan negara yang berdasarkan undang-undang”.40
39 40
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., Hal. 95 Agus Subagio, Pengetahuan Perpajakan, (Pusdiklat Anggaran, 19996), Hal. 5
29
Terdapat berbagai definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli : a. Menurut P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undangundang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. b. Menurut Sommerfeld Ray. M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.41 c. Sedangkan menurut H. Rochmat Soemitro , pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.42
Pengertian pajak yang diberikan oleh Rochmat Soemitro tersebut, hanya terbatas untuk pajak negara, terkandung secara jelas 2 (dua) fungsi pajak sekaligus, yaitu : a.
Fungsi budgater yang mempunyai tujuan untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke dalam kas Negara. b. Fungsi regular atau mengatur yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan negara tersebut. 43 Pajak pada perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. 41
http://id.wkipedia.org/wiki/pajak. Agus Subagiyo, Pengetahuan Perpajakan..., Hal 2 43 Agus Subagiyo, Pengetahuan Perpajakan..., Hal. 3 42
30
Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat. Namun dalam konsep pajak yang dibahas dalam penelitian ini, ialah pajak yang terdapat dalam mata pelajaran ekonomi di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), yaitu konsep yang dimaksud adalah konsep-konsep tentang pajak, yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak. Penggolongan dan jenis-jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak.
C. Teknik Tutor Sebaya 1. Definisi Tutor Sebaya Seperti telah diuraikan dalam pendahuluan bahwa untuk meningkatan pembelajaran salah satunya guru harus menyiapkan teknik pembelajaran yang baik serta diperhatikan faktor karakteristik siswa dalam interaksi sosial dan cara berkomunikasi guru sulit dipahami oleh siswa disebabkan faktor usia, ketergantungan siswa dalam memecahkan masalah, dan jumlah siswa yang sangat banyak dalam satu kelas, membuat guru tidak mampu membimbing siswanya satu-persatu, sehingga guru membutuhkan bantuan dari orang lain yang dapat membimbing siswa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia tutor berarti “orang yang memberi pelajaran kepada seorang atau sejumlah kecil siswa, dan sebaya berarti “sama umurnya (tua-mudanya).”44 Dedi Supriyadi mengemukakan pendapatnya mengenai tutor sebaya, seperti yang dikutip Suherman bahwa tutor sebaya adalah “seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi”.45 44
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., Hal. 88 45 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), Hal. 276
31
Menurut Bruffee, Kenneth A. Dalam bukunya (collaborative learning) bahwa “tutors may work with tutees only when teachers send students to see them, and meetings may beentirely voluntary, anonymous, and drop-in”.46 Ischak dan Warji mengemukakan bahwa “tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajar yang dipelajarinya”. Sedangkan Coony Semiawi mengemukan “Tutor sebaya itu adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada temanteman sekelasnya di luar sekolah.”47 Teknik tutor sebaya adalah sebuah metode pembelajaran yang memusatkan perhatian pada satu orang siswa yang terpilih, yang tuntas terhadap bahan bahan pembelajaran dan dapat membantu temannya yang mengalami kesulitan memahami bahan pelajaran karena enggan bertanya pada gurunya.
2. Manfaat Kegiatan Tutor Sebaya Dalam kegiatan tutor sebaya manfaat yang dapat diambil, baik itu tutor maupun yang ditutori. Ada beberapa manfaat dari kegiatan tutor sebaya, antara lain: a.
Ada kalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru. b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. dengan memberitahukan kepada anak lain, seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali. c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.48 Dengan teknik tutor sebaya siswa dapat mempererat hubungan antar siswa, melatih diri sebagai pemimpin yang bisa bertanggung jawab, serta
46
Bruffe, Kenneth A, Collaborative Learning:Higher Education Interdependence, and the authority of knowledge, (The Hopkins Press Ltd., London, 1993), Hal. 80 47 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer..., Hal. 276 48 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar..., Hal. 26
32
dapat membantu siswa lain yang merasa kesulitan memahami pelajaran karena enggan bertanya pada gurunya.
3. Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya Penyelenggaraan pembelajaran dengan teknik tutor sebaya dapat dilihat cara pemilihan anggota-anggota kelompoknya. seperti yang dikatakan David Jaques dalam bukunya (learning In groups) yakni the way in which students are assined to groups likewise depends on the purposes, both educational and sosial. One procedure for accomplishing effective mixes is as follows: a. Divide the total number of students by the possible number of groups to estimate the rough size of each group. b. Decide on criteria whict might be used to differentiate one student from another, age, background, etc. c. Go trough all the notes and assign a code to each according to these sriteria A,B,C,ets. d. Then, starting with group I, take one person from each of A,B,C.etc until this group’s complement is more than the number of qualities. Do the same for the other groups. Finally, check that each group has a similar mix and adjust if not.49 Sedangkan menurut Branley, seperti dikutip oleh Suherman ada tiga model dasar dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tutor, yaitu : a. Student to student. b. Group to tutor. c. Tutor to student.50
Adapun penyebaran dari tiga model ini adalah sebagai berikut : Siswa Siswa 49 50
Siswa Tutor
David Jaques, Learning In Groups, (USA:Gulf Publishing Company, 1991), Hal. 118 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer..., Hal. 234
Siswa
Siswa Siswa 33
Tutor
Group
Siswa
Siswa Model 2
Siswa
Siswa
Tutor
Gambar 1 Model Pembelajaran Tutor Menurut Branley
M o d e l 3
Belajar dengan menggunakan teknik tutor sebaya sebenarnya hampir sama dengan belajar kelompok. Perbedaannya terletak pada tanggung jawab seseorang yang telah ditentukan untuk mengajarkan temannya. Dalam penelitian ini, tutor ditentukan berdasarkan nilai raport pada mata pelajaran IPS
34
siswa, apabila hanya ditentukan berdasarkan tes satu materi saja, belum tentu ia akan menguasai materi yang diteliti.
D. Hipotesis Teknik tutor sebaya ini bertujuan untuk memfasilitasi keinginan siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam belajar. Siswa yang pandai akan bertindak sebagai tutor akan membantu siswa lain yang kesulitan dalam hal pembelajaran. Para siswa lebih senang bertanya kepada siswa, karena bahasa yang digunakan akan lebih mudah dipahami dan kerjasama antar siswa diharapkan saling ada saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi, sehingga terjadi interaksi positif. Berdasarkan pokok fikiran tersebut peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Dengan Penerapan Model Pembelajaran Teknik Tutor Sebaya Dapat Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara.
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI Babelan yang beralamat di Jl. Pertamina No. 1 Desa. Kedung Pengawas Kec. Babelan Kab. Bekasi Utara.
B. Metode dan Disain Interversi Tindakan Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau sering juga disebut classroom action research. Penelitian ini lebih menekankan kepada action atau proses tindakan penelitian. Oleh sebab itu, berhasil atau tidaknya suatu penelitian dapat dilihat dari proses tindakannya. Agar proses berjalan dengan lancar peneliti harus mempersiapkan dengan matang segala sesuatu yang menjadi pendukung sebuah proses dapat dikatakan berhasil. Penelitian ini berlangsung secara siklik, setiap siklik terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4) refleksi. Adapun rancangan dari setiap aspek pokok yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, peneliti menyiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan 36
adalah pree test dan post test, lembar observasi, pedoman wawancara, dan kisi-kisi instrumen.
2. Pelaksanaan / Tindakan (Acting) Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kerjasama dengan guru bidang studi. Peneliti sebagai pelaku tindakan sedangkan guru sebagai pengamat (observer). Pada tahap ini rancangan strategi yang sudah didiskusikan bersama akan diterapkan. Yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teknik tutor sebaya sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya.
3. Pengamatan (Observing) Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, dilakukan kolaborasi dengan guru kolaborator untuk mengisi lembar observasi.
4. Refleksi (Reflecting) Data-data yang diperoleh pada saat pengamatan dikumpulkan dan dianalisis secara menyeluruh, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan pengkajian ulang melalui siklus berikut.
37
Adapun desain intervensi tindakan kelas digambarkan sebagai berikut: Tabel 1 Diagram Desains Intervensi Tindakan Kelas Identifikasi masalah
Perencanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus I Refleksi Siklus I
Observasi Siklus I
Perencanaan Siklus II
Refleksi Siklus II
Observasi Siklus II Pelaksanaan Siklus II
Penelitian Tindakan Model Hopkins51
51
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2009). Cet.I. Hal. 54
38
C. Subjek atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian Subjek atau Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa SMP PGRI Babelan Bekasi Utara Kelas VIII-2 yang berjumlah 32 siswa. Sedangkan pihak yang terkait dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah guru bidang studi IPS. Dalam penelitian ini, guru bidang studi IPS terlibat sebagai kolaborator dan observer yang mengamati dan mencatat sikap detail aktivitas guru (peneliti) dan siswa dikelas pada lembar observasi.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian ini, peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran yaitu mengajarkan materi dengan menerapkan teknik tutor sebaya.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana peningkatan belajar siswa setelah diberikan tindakan.
Tabel. 2 Siklus Tindakan Kelas Kegiatan Pendahuluan
1. Observasi kegiatan belajar mengajar Pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII-3 SMP PGRI Babelan Bekasi Utara. 2. Wawancara terhadap guru dan siswa Wawancara dilakukan sebelum tindakan. Wawancara sebelum tindakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan belajar siswa dalam belajar ekonomi.
39
Siklus I
Tahap Perencanaan 1. Membuat RPP dengan menggunakan model pembelajaran teknik tutor sebaya 2. Menentukan materi pajak dalam RPP dan disusun KTSP 3. Membentuk kelompok belajar 4. Menyiapkan soal 5. Menyiapkan lembar observasi serta semua keperluan untuk observasi Tahap Pelaksanaan 1. Memastikan seluruh siswa sudah berada dalam kelompoknya. 2. Memberikan pree test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa. 3. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS dengan teknik tutor sebaya 4. Memberikan latihan soal yang dikerjakan bersama kelompok 5. Guru dan peneliti membimbing siswa pada saat pembelajaran berlangsung. 6. Pada setiap pertemuan guru kolaborator melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. Tahap Analisis Data Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan Tahap Refleksi Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.
40
Siklus II
Tahap Perencanaan 1. Membuat rencana pengajaran 2. Membuat rangkuman materi untuk tutor 3. Membuat latihan soal 4. Memberikan angket kemampuan kerjasama dalam belajar IPS siswa 5. Menyiapkan soal tes unit 2 6. Menyiapkan lembar observasi serta semua keperluan untuk observasi Tahap pelaksanaan 1. Memastikan seluruh siswa sudah berada dalam kelompoknya. 2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS dengan teknik tutor sebaya 3. Masing-masing siswa mengerjakan latihan soal 4. Observasi terhadap proses pembelajaran oleh observer 5. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di kelas oleh peneliti Tahap Analisis Data Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan Tahap Refleksi Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus II yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.
41
42
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, menerapkan teknik tutor sebaya dalam pembelajaran dan melakukan tindakan-tindakan untuk meningkatkan keterampilan kerjasama siswa. Penulis mengharapkan siswa memiliki semangat dan senang dalam belajar. Tidak ada kesenjangan diantara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai sehingga akan tumbuh sifat kerjasama antar siswa dalam kelompoknya. Penulis juga mengharapkan seorang tutor dapat membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran, sehingga akan tercipta suatu tindakan membantu, saling berpartisipasi, saling berbagi satu sama lain.
G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pree test dan post test, lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen Tes tertulis ini berupa tes awal (pree test) dan tes akhir (post test). Tes awal adalah tes yang dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada pengumpulan data yang digunakan penelitian ini terdiri dari tes (pree test dan post test), lembar observasi, pedoman wawancara, kisi-kisi instrumen. Berikut penjelasan instrumen-instrumen tersebut: 1. Test (Pree Test dan Post Test) Akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Soal-soal tes awal dibuat sama dengan soal-soal tes akhir. Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 10 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII-2 pada sebelum dan sesudah pembelajaran untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan
43
sesudah aktivitas pembelajaran berlangsung dengan penerapan teknik tutor sebaya. 2. Lembar Observasi Lembar catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua hal yang dianggap penting untuk dicatat dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung 3. Pedoman wawancara Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran yang menerapkan teknik tutor sebaya. 4. Kisi-kisi Instrumen a. Tes pengetahuan (kognitif) Tes tertulis (Pree Test dan Post Test) yang diberikan kepada subyek yang termuat dalam bentuk soal objektif.
44
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari tes (Pree Test dan Post Test) sebagai instrumen penelitian, serta lembar observasi dan juga wawancara. Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti memberi tes kemampuan awal (pree test) pada siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari, kemudian disetiap pertemuan guru kolaboratormengisi lembar observer yang setiap akhir siklus akan dianalisis bersama peneliti. Kemudian guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah mengikutiproses belajar mengajar dengan menggunakan Teknik Tutor Sebaya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pree Test dan Post Test Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti memberi tes kemampuan awal (pree test) pada siswa mengenai pokok bahasan
yang
akan
dipelajari,
kemudian
disetiap
pertemuan
guru
kolaboratormengisi lembar observer yang setiap akhir siklus akan dianalisis bersama peneliti. Kemudian guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Teknik Tutor Sebaya. 2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan pelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui peningkatan bhasil belajar siswa dalam belajar Ekonomi. 3. Pedoman Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh data dengan cara tanya jawab secara langsung, bertatap muka antara penanya dengan responden.52
52
Adang Rukhiyat dkk, Panduan Peneliti Bagi Remaja, (Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Dinas Olahraga dan Pemuda, 2003), Hal. 51
45
Wawancara
sebagai
teknik
pengumpulan
data
digunakan
untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan denga pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden.53 Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran dengan penerapan Teknik Tutor Sebaya.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang obyektif dan sahih, maka dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, member check serta uji validitas dan reliabilitas instrumen peningkatan hasil belajar, yaitu : 1. Teknik Triangulasi Yaitu menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi tentang hal yang sama. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mewawancarai guru, subyek, dan menganalisis hasil observasi.
2. Teknik Member Check Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul. Baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya. Serta mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Agar dapat memperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasi harus valid. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen angket kemampuan kerjasama terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan reliabilitasnya.
53
Nana Sujana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), cet. 1, Hal. 102
46
a. Validitas Instrumen Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Untuk mengetahui setiap item soal memiliki validitas yang baik, maka setiap item soal dihitung validitasnya. Untuk mencari validitas dari setiap item soal, menggunakan rumus point biserial:54 rpbi =
M p − Mt SDt
p q
Keterangan:
rpbi = Koefisien Validitas Item
Mp =
Total Nilai Siswa yang Menjawab Benar Total Siswa yang Menjawab Benar
Mp =
Total Nilai Siswa yang Menjawab Salah Total Siswa yang Menjawab Salah
SDt = Standar Deviasi
Perhitungan validitas menggunakan program SPSS 15, SPSS merupakan salah satu software statistik yang umum digunakan untuk menganalisis
data
penelitian.
Hal
ini
dikarenakan
kemudahan
pengoperasian software SPSS dan lengkapnya teknik-teknik analisis atatistik yang tersedia.55 Dari perhitungan validitas di peroleh soal valid sebanyak 10 butir untuk post test siklus I dan II, dan dijadikan instrumen untuk penelitian. Uji validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran.
54
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), Hal. 258 55 Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, SPSS Complete, (Jakarta: Salemba Infotek, 2009), Hal. 1-2
47
b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas didefinisikan sebagai konsistensi dari satu tes. Reliabilitas instrumen hasil belajar Ekonomi pada penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-20).56 1 n S −∑ Pa r11 = S2 n − 1
Keterangan : r11
= reliabilitas test
P
= proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item
q
= proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item
n
= banyaknya soal
S2n
= standar deviasi atau simpangan baku
c. Penguji Taraf Kesukaran Penguji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap item soal. Mudah, sedang dan sukar. Rumus yang digunakan adalah:57 P=
B JS
Keterangan : P
= tingkat kesukaran soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
56 57
Anas Sudijono, Pengantar Statistik..., Hal. 154 Anas Sudijono, Pengantar Statistik..., Hal. 372
48
P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang P = 0,70 - 1,00 adalah soal mudah
K. Teknik Analisis Data dan Interprestasi Hasil Data Data yang diperoleh dari instrumen-instrumen penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data yang diperoleh diubah menjadi kalimat-kalimat yang bermakna dan ilmiah. Peningkatan pembelajaran diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran Ekonomi di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara, yaitu 63. Peningkatan pembelajaran dibuat 4 (empat) level, yaitu: 1. Dibawah KKM, yaitu < 63 tingkat pembelajarannya rendah 2. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat pembelajarannya sedang 3. Diatas KKM, yaitu 76-88 tingkat pembelajarannya tinggi 4. Diatas KKM, yaitu 89-100 tingkat pembelajarannya sangat tinggi
Peningkatan pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pree test dan post test.
L. Tindak Lanjut Setelah penelitian tindakan kelas tersebut dilakukan dan hasil yang diharapkan tercapai, yaitu tercapainya KKM untuk seluruh siswa, maka penelitian akan diakhiri atau dihentikan. Penelitian yang dilakukan memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, sehingga sangat diharapkan peneliti ini tidak hanya dilakukan pada kelasyang diteliti oleh peneliti saja. Peneliti berharap agar pembaca dan juga guru dapat melanjutkan penelitian ini dan juga menerapkan model-model pembelajaran yang dapat membuat siswa semakin aktif, sehingga meningkatkan hasil pembelajaran yang diharapkan.
49
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Sekolah atau Profil Sekolah a.
Letak atau Lokasi SMP PGRI Babelan Bekasi Utara PGRI Babelan yang beralamat di Jl. Pertamina No. 1 Desa. Kedung
Pengawas Kec. Babelan Kab. Bekasi Utara 17610.
b. Sejarah Singkat Berdirinya SMP PGRI SMP PGRI Babelan Bekasi Utara didirikan dalam usaha membantu pemerintah untuk menuntaskan program wajib belajar sembilan tahun. Dengan banyak lulusan SMP PGRI yang berhasilkan baik menjadi Pegawai Negeri, TNI, POLRI maupun dibidang pariwisata. Mudah-mudahan pendidikan SMP PGRI ini dapat menghasilkan siswa-siswi calon-calon mahasiswa yang selain terampil dalam ilmu pengetahuan, juga mengamalkan ajaran agama islam secara baik dan benar, berbakti kepada Allah, kepada orang tua dan beramal sholeh untuk masyarakat, Bangsa dan Negara.
50
c.
Visi dan Misi SMP PGRI Visi SMP PGRI
Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berakhlakul karimah dalam ilmu pengetahuan, terampil dalam karya untuk mengikuti perkembangan era globalisasi. Misi SMP PGRI a) Melaksanakan dan memberikan layanan program baik akademis maupun non akademik yang bervariasi melalui kurikulum maupun ekstrakurikuler secara motivasi dan efektif. b) Memberikan layanan bimbingan dan program remedial secara profesional sesuai dengan karakter. c) Meningkatkan profesional guru dan tenaga kerja kependidikan secara berkelanjutan untuk mendukung keunggulan mutu. d) Menuntaskan wajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun, khusus usia 13-15 tahun.
d. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan 1) Keadaan Guru Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan. Karena figur seorang guru baik dalam ruang gerak nya maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu faktor yang dapat nenunjang keberhasilan program pendidikan. Adapun jumlah guru yang ada di SMP PGRI adalah 21 orang, dengan jumlah guru perempuannya 7 orang, dan guru laki-laki 14 orang.
51
Tabel 3 Pendidikan Guru No
Uraian
L
P
Jumlah
1.
S.2
---
---
---
2.
S.1
2
8
10
3.
D3
---
---
---
4.
D2
---
1
1
5.
D1
---
---
---
6.
SMA
---
---
---
Jumlah
2
9
11
2) Keadaan Siswa-siswi Adapun jumlah siswa-siswi SMP PGRI pada tahun ajaran 2010-2011 adalah 249 orang, dan waktu pembelajarannya dilakukan pada pagi hari. Tabel 4 Data Siswa Pada Tahun 2010/2011 Tahun Ajaran 2010 / 2011
Kelas VII 30
35
33
Kelas VIII 30
32
33
Kelas IX 34
35
32
Jumlah 294
3) Keadaan Karyawan Keberadaan karyawan sangat diperlukan dalam suatu lembaga pendidikan, karena dapat membantu terlaksanya proses belajar mengajar yang baik dan kondusif, seandainya tidak ada orang yang menangani masalah di luar pengajaran yang khusus, maka kegiatan pendidikan disuatu sekolah tidak akan berjalan dengan baik dan
terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan. Keadaan karyawan di SMP PGRI adalah berjumlah 6 orang, diantaranya 2 (dua) orang sebagai tata usaha (TU), 2 (dua) orang sebagai pengurus sekolah dan 2 (dua) orang security.
52
Tabel 5 Data karyawan (non guru) SMP PGRI No
Jabatan
Pendidikan
Jenis kelamin Lk
Jumlah
Pr
1
Bendahara
S1
1
2
Tata Usaha
S1
1
3
Bag. Perpus
S1
1
4
Bag. Pelaksana
SMP
2
2
5
Security
SMP
2
2
6
Jumlah
1 1 2
1
8
2
e. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaannya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lainnya bagi siswa-siswi dalam melangsungkan proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan fasilitas pendidikan yang melengkapi sarana pembelajaran di SMP PGRI sebagai berikut: Tabel 6 Keadaan Sarana Dan Prasarana Sekolah No
Nama Bangunan
Kondisi Bangunan
1.
Ruang Kepala Sekolah
Baik
2.
Ruang Guru
Baik
3.
Ruang Tata Usaha
Baik
4.
Ruang Belajar
Baik
5.
Ruang Laboratorium
Baik
6.
Ruang Mushalah
Baik
7.
Ruang Osis
Baik
8.
Sarana Upacara
Baik
9.
Kamar Mandi / WC
Baik
10.
Ruang Komputer
Baik
53
11.
Ruang Gudang
Baik
12.
Ruang Perpustakaan
Baik
13.
Kantin
Baik
14.
Lapangan Olahraga
Baik
2. Deskripsi Siswa Kelas VIII-2 SMP PGRI Babelan Bekasi Utara Jumlah siswa pada kelas VIII-2 SMP PGRI Babelan Bekasi Utara berjumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 17 perempuan dan 15 laki-laki. Pada penelitian ini, siswa kelas VIII-2
3. Pembelajaran Ekonomi di Kelas VIII-2 SMP PGRI Babelan Bekasi Utara Peneliti melakukan wawancara sebelum tindakan dengan guru IPS kelas VIII pada tanggal 04 Februari 2011. Wawacara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran ekonomi di kelas VIII dan mengetahui sejauh mana peningkatan pembelajaran ekonomi. Berdasarkan wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa pembelajaran ekonomi yang selama ini digunakan adalah dengan metode ceramah, diskusi dan penugasan/latihan.58 Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VIII-2 sebagai kelas yang cocok
untuk
penelitian,
terkait
dengan
permasalahan
peningkatan
pembelajaran siswa dalam belajar ekonomi. Penentuan ini didasarkan pada pengamatan yang dilakukan oleh guru IPS selama mengajar di kelas tersebut. Dalam pengamatan ini terlihat tidak ada peningkatan dalam hasil pembelajaran siswa. Melihat masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian untuk mengatasi masalah tidak ada peningkatan hasil pembelajaran siswa tersebut. Peneliti menggunakan 2 (dua) siklus dalam penelitian ini. Selain wawancara, peneliti juga memberikan pree test dan post test pada subyek. Data berikut adalah data hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran teknik tutor sebaya yang menjadi temuan dalam memperoleh hasil dari penelitian 58
Nur’aini. (Guru Kolaborator), wawancara Sebelum Tindakan, SMP PGRI Babelan Bekasi Utara, 04 Februari 2011.
54
yang dilakukan. Berikut disajikan data hasil prestasi belajar dari siklus I dan siklus II. Tabel 7 Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-2 Hasil Belajar Siklus I
Hasil Belajar Siklus II
Nilai
Nilai
Pree Test 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Post Test 50 60 60 60 60 70 70 70 70 70 70 80 80 80 80 80 80 80 80 80 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Pree Test 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 60 60 60 60 60 60 60 60
Post Test 70 70 70 70 70 70 70 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 100 100 100 100
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-2
55
(Pree Test dan Post Test) Siklus I dan Siklus II Statistik Deskriftif
Siklus I
Siklus II
Nilai Tertinggi
90
100
Nilai Terendah
50
70
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar pada siklus I nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah 50, sedangkan hasil pembelajaran pada siklus II nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya 70. Maka hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil pembelajaran antara siklus I dan II. Tabel 8 Deskriftif Statistik Hasil Belajar Siklus 1 Frequency Percent Valid
Siklus I Valid N (listwise)
Valid Percent
Cumulative Percent
50
2
3.0
3.1
3.1
60
3
12.1
12.5
15.6
70
9
18.2
18.8
34.4
80
8
27.3
28.1
62.5
90
10
36.4
37.5
100.0
Total
32
97.0
100.0
N
Minimum
Maksimum
Mean
Standar Deviation
32 32
50
90
76.56
12.078
56
Histogram Hasil Belajar Siklus I
Berdasakan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi hasil belajar siklus I siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 2 siswa, nilai 60 sebanyak 3 siswa, nilai 70 sebanyak 9 siswa, nilai 80 sebanyak 8 siswa dan nilai 90 sebanyak 10 siswa. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sevesar 76,56.
57
Tabel 9 Transformasi Uji Validitas Tes Objektif Siklus I Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 ∑
Sekor Butir Item 1 - 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 20 25 30 28 24 25 26 27 21 19 .372* .440* .417* .436* .440* .475* .380* .486* .361* .326* .036 .012 .017 .013 .012 .006 .032 .005 .022 .040 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
58
X X2 5 7 6 7 7 8 9 7 6 8 6 7 7 8 9 7 9 8 9 9 5 9 9 9 8 9 9 8 8 8 7 7
25 49 36 49 49 64 81 49 36 64 36 49 49 64 81 49 81 64 81 81 25 81 81 81 64 81 81 64 64 64 49 49
Tabel 10 Uji Reliabilitas Post Test Siklus I
Cronbach's Alpha
N of Items
.499
10
Tabel 11 Uji Tingkat Kesukaran Post Tes Siklus I Jumlah Jawaban Benar
Jumlah Siswa
Nilai Taraf Sukar
Tingkat Sukar
1.
20
32
0.625
Sedang
2.
25
32
0.78
Mudah
3.
30
32
0.937
Mudah
4.
28
32
0.875
Mudah
5.
24
32
0.75
Mudah
6.
25
32
0.78
Mudah
7.
26
32
0.8
Mudah
8.
27
32
0.843
Mudah
9.
21
32
0.656
Sedang
10.
19
32
0.593
Sedang
No.
Berdasarkan tabel 11 di atas, uji tingkat kesukaran dari jumlah 10 item soal, terdapat 20 siswa yang menjawab benar soal pertama dari 32 siswa dengan nilai taraf sukar 0,625. Sedangkan pada item soal no 3 siswa yang menjawab benar terdapat 30 siswa dari jumlah 32 siswa dengan nilai taraf sukar 0,937. Yang berarti menunjukkan siswa telah memahami materi pembelajaran setelah dilakukan dengan teknik tutor sebaya yang telah diterapkan.
59
Tabel 12 Deskriftif Statistik Hasil Belajar Siklus II Frequency Percent Total
32
Valid Percent
Cumulative Percent
97.0
100.0
80
10
30.3
31.3
53.1
90
11
33.3
34.4
87.5
100
4
12.1
12.5
100.0
N Siklus I Valid N (listwise)
32 32
21.9
Minimum Maksimm 70
100
60
Mean
Standar Deviation
83.75
9.755
Histogram Hasil Belajar Siklus II
Berdasakan tabel 14 deskriptif statistik dan histogram hasil pembelajaran pada siklus II di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi hasil belajar siklus II, siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 7 siswa, nilai 80 sebanyak 10 siswa, nilai 90 sebanyak 11 siswa dan nilai 100 sebanyak 4 siswa. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus II sebesar 83.75
61
Tabel 13 Transformasi Uji Validitas Tes Objektif Siklus II Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 ∑
Sekor Butir Item 1 – 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 27 24 29 28 25 28 26 28 28 28 .372* .397* .434* .358* .379* .527* .471* .463* .445* .380* .036 .025 .011 044 .025 .022 .020 .015 .017 .032 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
62
X
X2
8 7 9 8 7 10 8 9 9 8 8 10 9 8 9 8 9 7 10 9 8 9 10 7 9 9 8 7 9 8 9 7
64 49 81 64 49 100 64 81 81 64 64 100 81 64 81 64 81 49 100 81 64 81 100 49 81 81 64 49 81 64 81 49
Tabel 14 Uji Reliability Siklus II Cronbach's Alpha
N of Items
.405
10
Tabel 15 Uji Tingkat Kesukaran Post Tes Siklus II Jumlah Jawaban Benar
Jumlah Siswa
Nilai Taraf Sukar
Tingkat Sukar
1.
27
32
0.843
Mudah
2.
24
32
0.75
Mudah
3.
29
32
0.906
Mudah
4.
28
32
0.875
Mudah
5.
25
32
0.78
Mudah
6.
28
32
0.875
Mudah
7.
26
32
0.8
Mudah
8.
28
32
0.875
Mudah
9.
28
32
0.875
Mudah
10.
28
32
0.875
Mudah
No.
Berdasarkan tabel 15 di atas, uji tingkat kesukaran dari jumlah 10 item soal, terdapat 27 siswa yang menjawab benar soal pertama dari 32 siswa dengan nilai taraf sukar 0,843, dan rata-rata dari keseluruhan tingkat kesukarannya adalah mudah yang berarti menunjukkan siswa telah memahami materi pembelajaran setelah dilakukan dengan teknik tutor sebaya yang telah diterapkan.
63
Tabel 16 Deskriptif Statistik Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
VAR00001
32
50
90
76.56
12.078
VAR00002
32
70
100
83.75
9.755
Valid N (listwise)
32
Berdasarkan data tabel 16 di atas deskriptif hasil belajar siklus I dan Siklus II dapat dilihat peningkatan hasil pembelajaran (post test) dan hasil test awal (pree test). Yaitu pada siklus I dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90. Sedangkan pada siklus II dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 100. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil pembelajaran siswa terhadap materi pajak setelah diberikan tindakan yang telah berlangsung. Peneliti juga melakukan observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengajar pada pertemuan selanjutnya.
B. Tindakan Pembelajaran Siklus I 1. Tahap Perencanaan Pembelajaran pada siklus ini terdiri dari 4 kali pertemuan dengan durasi 2 x 40 menit. Materi pembelajaran pada siklus ini adalah pengertian pajak, unsur-unsur pajak ciri-ciri pajak serta penggolongan dan jenis-jenis pajak. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I ini adalah peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilengkapi lembar observasi untuk setiap pertemuan dan pedoman wawancara yang sebelumnya sudah dilakukan sebelum tindakan serta membuat soal penugasan dan membentuk kelompok belajar Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan model pembelajaran Teknik Tutor Sebaya kepada subyek dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajarn IPS sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII-2 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17 perempuan dan 15 laki-laki. Pada pembelajaran teknik tutor sebaya ini 64
terlebih dahulu dengan pembentukan kelompok tutor sebaya yang terdiri dari 8 (delapan) kelompok, msing-masing kelompok terdiri dari 5 (lima) orang, 1 (satu) orang tutor dan 4 (empat) orang tute. Pembentukan kelompok yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan keaktifan dalam kelas, penyampaian materi yang baik terhadap temannya dan dilihat dari nilai IPS. Pemilihan tutor merupakan hasil diskusi dengan guru kolaborator. Tutor yang sudah dipilih membimbing belajar kepada tutee mengenai materi pembelajaran. Metode yang
dilakukan
adalah
metode
ekspositori
dan
diskusi,
peneliti
menyampaikan materi dan contoh penyelesaian soal. Setelah penyampaian materi para tutor mengerjakan soal latihan yang diberikan sambil berdiskusi. Soal yang tidak mengerti harus konfirmasi terlebih dahulu kepada peneliti sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran berikutnya.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 4 kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran teknik tutor sebaya dengan materi pembelajaran mengenai pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, serta penggolongna dan jenis-jenis pajak. Dalam pembelajaran ini siswa dibagi menjadi 5 (lima) kelompok yang terdiri dari 1 orang tutor dan 4 orang tutee, sedangkan tutor yang dipilih berdasarkan hasil diskusi dengan guru kolaborator. Proses penerapan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini adalah dengan melakukan pree test terlebih dalahhulu pada awal pembelajaran, kemudian para tutor menjelaskan materi pembelajaran kepada tutee. Apabila ada kesulitan seorang tutor harus bersedia menjelaskan kembali. Setelah itu masing-masing kelompok diberi lembar kerja kelompok (LKK) dan menyelesaikannya secara bekerjasama dan berdiskusi kepada teman sekelompoknya dan turnamen yang terdiri dari soal-soal, kemudian pembelajran diakhiri dengan post test.
65
3. Analisis Data Tes Objektif (pree test dan post tes), Observasi dan Wawancara Hasil post test dianalisis dengan menggunakan program SPSS, sedangkan tahap observasi dilakukan bersama dengan tahap pelaksanaan pengamatan untuk mengamati peningkatan hasil belajar siswa. Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir siklus untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Subyek mulai menyukai pembelajaran ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya. 2. Subyek menyukai teknik tutor sebaya karena dengan teknik ini subyek tidak malu bertanya dan dapat menggunakan bahasaha yang tidak baku disebabkan bertanya kepada teman sebayanya. 3. Dalam mengerjakan tugas LKK sebagian siswa merasa ikut berpartisipasi dalam mengeluarkan pendapat dan terjadi kerjasama antar kelompok. 4. Teknik tutor sebaya dapat memotivasi lebih baik lagi dalam belajar IPS. Karena terlihat dengan bantuan yang diberikan para tutor subyek yang kurang faham dan takut bertanya kepada guru merasa terbantu oleh tutor karena dapat bertanya dengan tutor atau teman sebayanya.
4. Tahap Refleksi Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada tes objektif, observasi dan wawancara ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan pada siklus I. Hasil refleksi tersebut dijelaskan pada tabel.16 dan tabel 17 berikut:
66
Tabel 20 Kekurangan dan Kendala Yang Terdapat Pada Siklus I Perencanaan Perbaikan Pada Siklus II
No
Kekurangan / Kendala
1
Belum tercapainya KKM oleh seluruh siswa, karena sulinya pemahaman siswa akan materi pajak yang baru mereka temui di kelas VIII
Peneliti akan memperbaiki dengan memberikan banyak tugas dan menambah kualitas mengajar peneliti agar tercapai hasil belajar yang diharapkan
2
Waktu untuk bimbingan guru / peneliti pada tutor sangat kurang, sehinga tutor merasa untuk bertanya kepada guru terlalu sedikit
Bimbingan untuk tutor akan dilakukan diluar waktu pembelajaran, agar materi yang diberikan kepada tutee tersampaikan dengan baik, serta tutor memilki waktu lebih banyak lagi untuk bertanya
3
Rangkuman hanya diberikan kepada Rangkuman materi akan tutor diperbanyak, tidak hanya diberikan kepada tutor tetapi juga kepada tutee. Agar dapat dipelajari kembali
4
Beberapa siswa merasa tutor terlalu Memberikan arahan kepada tutor cepat dalam menyampaikan materi dalam menyampaikan materi dan yang diberikan memotivasi mereka untuk lebih berani dalam mengajarkan teman sebayanya
5
Pada saat diskusi kelompok terdapat Guru peneliti dibantu guru beberapa subyek yang belum kolaborator lebih mengontrol memberikan kontribusi dan subyek pada saat diskusi dilakukan mengandalkan temannya dan membimbing setiap kelompok agar dapat bekerjasama dengan baik
6
Tugas yang diberikan kepada subyek Guru / peneliti akan memberikan hanya lembar kerja kelompok (LKK) turnamen sehingga lebih memotivasi dalam pembelajaran
67
Tabel 21 Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus I No
Kelebihan Siklus I
1
Pembelajaran dengan penerapan teknik tutor sebaya membuat suasana menyenangkan dalam pembelajaran. Karena pada pembelajaran sebelumnya tindakan pembelajaran hanya menggunaka model ceramah dan penugasan saja, sehingga mengakibatkan subyek merasa bosan.
2
Teknik tutor sebaya dapat memotivasi lebih baik lagi dalam belajar IPS. Karena terlihat dengan bantuan yang diberikan para tutor subyek yang kurang faham dan takut bertanya kepada guru merasa terbantu oleh tutor karena dapat bertanya dengan tutor atau teman sebayanya.
3
Subyek sudan mulai terbiasa mengerjakan soal tepat pada waktunya
C. Tindakan Pembelajaran Siklus II 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi dan pedoman wawancara. Pada siklus II ini RPP dibuat untuk 4 kali pertemuan dengan materi penghitungan pajak, fungsi pajak dan sanksi kelalaian membayar pajak. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II proses pembelajaran harus diarahkan dengan baik. Perbaikan-perbaikan yang ada pada siklus I akan diterapkan pada siklus II dengan merubah beberapa peraturan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut: 1) Memberikan banyak tugas dan menambah kualitas mengajar peneliti agar tercapai. 2) Membimbing
tutor
dilakukan
di
luar
proses
pembelajaran
berlangsung. 3) Rangkuma materi diperbanyak dan diberikan kepada semua subyek. 4) Memberikan arahan kepada tutor dalam menyampaikan materi dan memotivasi mereka untuk lebih berani dalam mengajarkan teman sebayanya 5) Guru lebih mengontrol subyek pada saat penerapan teknik tutor sebaya berlangsung agar berjalan lebih baik dari siklus I. 68
6) Guru / peneliti akan memberikan turnamen.
Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah meningkatkan hasil belajar subyek
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II ini berlangsung selama 4 kali pertemuan. Perbaikan-perbaikan pada siklus I akan mulai diterapkan pada awal pertemuan. Pree test masih dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa. Materi yang diberikan sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada awal tahap perencanaan untuk siklus II, metode yang digunakan yaitu metode ekspositori dan diskusi. Yaitu peneliti menyampaikan materi dan contoh penyelesaian soal di depan kelas. Setelah penyampaian materi, para tutor mengerjakan soal latihan yang diberikan sambil berdiskusi dengan tuteenya serta memberikan turnamen untuk menjawab soal yang telah dikerjakan bersama.
3. Analisis Data Tes Objektif (pree test dan post tes), Observasi dan Wawancara Pada siklus II ini, berdasarkan pree test dan post test serta observasi yang dilakukan terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan seluruh siswa yang meningkatkan dan melebihi KKM. Hasil wawancara dengan guru kolaborator dan siswa pada siklus II ini menunjukan perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus II ini sebagai berikut: 1) Tenknik tutor sebaya sangat cocok diterapkan pada pelajaran ekonomi, terutama pada materi pajak. 2) Kemampuan kerjasama siswa pada pembelajaran terjalin dengan teknik ini dibandingkan dengan metode ceramah dan penugasan saja.
69
3) Siswa terlihat tidak lagi malu dalam bertanya, mengungkapkan pendapatnya dan yang paling utama adalah adanya rasa saling tolong menolong sehingga siswa juga belajar menghargai satu sama lainnya. 4) Tiknik tutor sebaya sangat membantu untuk siswa yang malu bertanya. Selain itu juga untuk melatih tutor mencoba mengajarkan teman sebayanya. 5) Turnamen sangat membantu subyek menjadi lebih semangat dalam belajar.
Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya hasil belajar siswa dalam belajar ekonomi dilihat dari ulangan harian subyek yang meningkat, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II dan dianggap penerapan teknik tutor sebaya ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran ekonomi.
4. Tahap Refleksi Dalam proses pembelajaran, teknik tutor sebaya telah berhasil membuat siswa lebih semangat dalam belajar. Perasaan senang siswa dalam belajar. Peningkatan hasil belajar siswa terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif. Penerapan teknik tutor sebaya membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar IPS dan memfasilitasi keinginan siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan. Dengan adanya data-data yang mengarah pada mmeningkatnya hasil belajar siswa dalam belajar IPS, maka penelitian ini di berhentikan pada siklus II dan dianggap penerapan teknik tutor sebaya ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis pada observasi dan wawancara ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada siklus II. Hasil refleksi tersebut dijelaskan pada tabel 18 dan tabel 19 berikut:
70
Tabel 22 Kenkurangan dan Kendala Yang Ditemukan Pada Siklus II No 1
Kekurangan / Kendala
Keterangan
Pertanyaan yang diajukan oleh Penyebabnya adalah subyek beberapa subyek terkadang bertanya secara individu, sehingga sama, sehingga peneliti sering peneliti hanya memberikan jawaban memberikan penjelasan ulang kepada subyek yang bertanya dan tidak menjelaskan kepada seluruh subyek. Sehingga subyek yang lain sering menanyakan hal yang sama kepada peneliti. Namun hal ini dapat diatasi dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan subyek di depan kelas sehingga seluruh subyek dapat mengetahui pertanyaan dan jawaban yang diberikan peneliti. Tabel 23 Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus II
No
Kelebihan
Keterangan
1
Subyek semakin semangat Keadaan ini dipengaruhi oleh penerapan dalam belajar ekonomi teknik tutor sebaya yang membuat subyek menjadi semangat. Selain itu setelah diskusi kelompok diadakan turnamen dan yang keluar sebagai juara turnamen akan mendapatkan reward dari peneliti. Hal ini yang membuat subyek semakin tertarik belajar ekonomi.
2
Meningkatnya pemahaman subyek dalam pelajaran ekonomi karena tidak takut lagi dalam bertanya.
Hal ini dipengaruhi oleh perasaan senang subyek belajar ekonomi serta tidak malu dan takut untuk bertanya karena dapat bertanya kepada teman sebayanya sehingga subyek dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat belajar ekonomi. Dengan adanya konsentrasi yang baik dalam belajar membuat subyek semakin faham dengan materi pembelajaran.
71
D. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut: 1. Tes Objektif Hasil dari pree test dan post test subyek dianalisis dan terlihat peningkatan hasil belajar yang menunjukkan bahwa model pembelajaran teknik tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
2. Lembar Observasi Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru kolaborator. Lembar observasi digunakan untuk mengukur peningkatan belajar siswa. Data tersebut dianalisis pada setiap siklus dan lembar observasi untuk menialai kualitas guru guna mendapatkan data mengenai kesiapan dan pelaksanaan mengajar seorang guru.
3. Wawancara Selain data yang diperoleh dari lembar observasi, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru dan beberapa subyek. Wawancara ini dilakukan sebelum tindakan dan setelah tindakan. Pada wawancara yang dilakukan sebelum tindakan kepada guru ekonomi mendapatkan hasil sebagai berikut: a. Peningkatan
pembelajaran
tergolong
rendah
karena
metode
pembelajaran yang diguanakan adalah metode ceramah, diskusi dan penugasan. b. Kurangnya komunikasi antara guru dan siswa, sehingga siswa masing jarang bertanaya kepada guru.59 Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada subyek sebelum tindakan adalah sebagai berikut: a. Sebagian besar kurang menyenangi pelajaran ekonomi. 59
Nur’aini, (Guru Kolaborator), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP PGRI Babelan Bekasi Utara, 2011
72
b. Subyek kurang semangat dalam belajar ekonomi dikarenakan setiap pertemuan pembelajaran cenderung monoton. c. Masih ada rasa takut untuk bertanya kepada guru.60
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan II, hasil wawancara yang diperoleh memiliki perubahan pada pendapat guru dan siswa terhadap pelajaran ekonomi. Hasil wawancara kepada guru setelah tindakan ini dirangkum sebagai berikut: a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajara teknik tutor sebaya memacu semangat subyek dalam belajar ekonomi. b. Teknik tutor sebaya sangat cocok diterapkan pada pelajaran ekonomi dan dapat diterapkan pada semua pokok bahasan. c. Subyek terlihat lebih serius dalam belajar, terutama pada saat turnamen dilakukan. Namun disiklus I pada saat belajar kelompok masih banyak yang mengandalkan teman sekelompoknya. Akan tetapi mulai ada peningkatan pada siklus II. Tutee terlihat lebih serius mendengarkan penjelasan dari tutornya. d. Pada awal pertemuan, masih banyak tutee yang kurang serius mendengarkan penjelasan dari tutornya. Namun pada saat turnamen dilakukan sangat terlihat tutee dan tutor bekerjasama dengan baik mengerjakan soal-soal turnamen dan terlihat lebih serius. e. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelum tindakan yang hanya menggunakan metode ceramah. f. Subyek terlihat senang saat pembelajaran ekonomi berlangsung. g. Seluruh subyek menyukai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teknik tutor sebaya. h. Semua subyek mengatakan lebih mudah menerima pelajaran dan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.61 60
Subyek (Siswa), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP PGRI Babelan Bekasi Utara,
2011 61
Nur’aini (Guru Kolaborator), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP PGRI Babelan Bekasi Utara, 2011
73
Hasil wawancara kepada seluruh subyek mengenai pembelajaran selama siklus I dan II adalah sebagai berikut: a. Seluruh subyek menyukai pelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran teknik tutor sebaya. b. Turnamen merupakan bagian yang paling disenangi oleh subyek, dikarenakan mereka menjadi semangat untuk belajar sehingga pada saat turnamen mereka mendapat nilai yang tertinggi dan menjadi juara turnamen. c. Hampir seluruh subyek mengakui lebih mudah memahami pelajaran dengan model pembelajaran teknik tutor sebaya. d. Pada awal teknik tutor sebaya diterapkan, subyek mengakukurang adanya kerjasama antar tutee dan tutor sehingga masih terlihat tutee yang tidak menjelaskan penjelasan dari tutornya. Namun setelah beberapa kali dilakukan mulai ada kerjasama yang baik antar anggota tutee dan tutor. e. Beberapa subyek mengaku tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru atau kepada teman sebayanya karena mereka menyadari bahwa tanpa bertanya mereka akan semakin ketinggalan dari subyek yang lain. f. Subyek lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalam belajar dengan menggunakan teknik tutor sebaya dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya.
E. Interpretasi Hasil Data Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukan bahwa subyek menyenangi proses pembelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran teknik tutor sebaya. Rasa senang terhadap suatu pembelajaran akan meningkatkan hasil pembelajaran subyek. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model teknik tutor sebaya, subyek merasa lebih semangat dalam belajar ekonomi. Suasana kerja kelompok yang saling membantu antar sesama anggota, membuat subyek yang
74
kurang pandai dan takut bertanya kepada gurunya terbantu dengan adanya aktifitas tutor sebaya yang dilakukan oleh teman sebaya sekelompoknya. Pada pembelajaran siklus I subyek mulai mengenal soal-soal LKK yang diberikan karena dibantu oleh tutor. Pada siklus II subyek sudah banyak menguasai materi yang diberikan, dilihat dari soal turnamenyang dijawab dengan benar oleh subyek. Pada siklus II pula perbaikan yang ada pada siklus I dilakukan dengan baik sehingga indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan
menggunakan
model
teknik
tutor
sebaya
dapat
meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
F. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Pembelajaran Teknik Tutor Sebaya Dapat Meningkatkan Hasil Pembelajaran Siswa Teknik tutor sebaya mampu memfasilitasi keinginan siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Rasa senang terhadap pelajaran ekonomi melalui model pembelajaran teknik tutor sebaya membuat siswa bersenmangat menerima pelajaran
dan hal ini berpengaruh pada
pemahaman materi siswa, yang pada akhirnya berpengaruh positiif pada hasil belajar siswa. Hal ini terbukti: a. Hasil post test lebih besar dari hasil pree test, baik pada siklus I maupun siklus II. b. Terjadinya peningkatan hasil belajar dilihat darintercapainya KKM oleh seluruh siswa.
2. Pembelajaran Teknik Tutor Sebaya Menumbuhkan Rasa Solidaritas dan Tanggung Jawab Siswa Dengan adanya diskusi kelompok dan turnamen antar kelompok, membuat sebagian besar siswa merasa memiliki tanggung jawab untuk jadi yang terbaik bagi kelompoknya. Pada saat pembelajaran berlangsung tutor
75
membantu tutee untuk memahami materi pelajaran ekonomi. Hal ini menumbuhkan rasa solidaritas pada setiap kelompok. Dengan tumbuhnya rasa solidaritas ini, setiap siswa akan merasa terbantu dalam belajar ekonomi.
3. Bimbingan Tutor Dapat Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Siswa Penjelasan materi yang diberikan tutor kepada siswa dikelompok masingmasing membantu siswa untuk tidak malu dalam bertanya dan mengajarkan siswa yang kurang pandai.
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan teknik tutor sebaya sangat baik digunakan karena dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Hal ini dilihat dari nilai seluruh siswa yang melebihi KKM ketika seluruh siswa mengerjakan dengan baiktes akhir yang diberikan oleh guru setiap akhir siklus. 2. Penerapan teknik tutor sebaya ternyata dapat diterapkan dalam pembelajaran sosial khususnya pada pelajaran ekonomi dengan pokok bahasan pajak. 3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pembelajaran denga penerapan teknik tutor sebaya mendapat respon yang sangat baik oleh siswa. Dimana siswa merasa terbantu dengan teknik tutor sebaya tersebut, khususnya siswa yang sukar dalam memahami penjelasan yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa juga tidak malu dalam bertanya karena faktor tutor merupakan teman sebayanya. 4. Pembelajaran dengan penerapan teknik tutor sebaya berpengaruh positif dalam meengembangkan kemampuan dan sikap siswa serta merangsang dan meningkatkan kepedulian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Selain itu juga siswa mendapatkan pelajaran terjalin hubungan kerjasama
77
yang baik pada kelompok antar teman. Hali ini terlihat adanya rasa saling berbagi, mengkomunikasikan hasil fikirannya dalam memecahkan masalah serta adanya interaksi saling tatap muka
B. Saran 1. Guru ekonomi pada umumnya dan khususnya pada sekolah ini, hendaknya dapat menerapkan teknik tutor sebaya pada materi pelajaran lain. Karena berdasarkan penelitian yang dilakukan, teknik ini dapat membantu tugas guru dalam mengajar. Jumlah siswa yang banyak menyebabkan guru tidak dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa, sehingga dengan bantuan tutor setiap siswa dapat lebih mudah memahami materi. 2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali model pembelajaran lainnya agar lebih variatif dengan menciptakan suasana belajar kondusif yang pada akhirnya berpengaruh positif pada prestasi belajar siswa. 3. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada pengembangan teknik tutor sebaya yang merupakan alternatif teknik pembelajaran yang tidak hanya dapat diterapkan pada mata pelajaran IPS saja, karena penggunaan teknik tutor sebaya diharapkan dapat membantu kesulitan belajar siswa sehingga meningkatkan kualitas sekolah tersebut. 4. Siswa hendaknya menanamkan rasa senang terhadap pelajaran ekonomi. Karena hal tersebut akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. Selain itu pada penerapan teknik tutor sebaya dibutuhkan kerjasama agar dapat mengatasi berbagai rintangan, bertindak mandiri dan dengan penuh tanggung jawab. 5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) terkait dengan judul teknik tutor sebaya, diharapkan memaksimalkan bimbingan kepada tutor, sehingga tutor merasa mampu bahwa dirinya dapat memberikan penjelasan yang baik kepada teman sebayanya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991, Cet.2. Daldjoeni, N., Dasar-Dasar IPS Untuk Mahasiswa IKIP Dan Guru Sekolah Lanjutan, Bandung : PT. Alumni, 1997, Cet.4 Departemen Pendidikan Nasional, Pelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VII, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Utama, 2004. Dimyati, Belqjar dan Pembelajaran, (Jakarta; Rineka Cipta, 2009), cet. 4. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Hasan, Pendidikan Hmu-Ilmu Sosial, Bandung: IKIP Bandung, 1996. Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother's, 2006), cet. 1. Jaques, David, Learning In Groups, US A:Gulf Publishing Company, 1991. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderan Kenneth, A Bruffe, , Collaborative Learning: Higher Education Interdependence, and the authority of knowledge, The Hopkins Press Ltd., London, 1993, Mudyahardjo, Redja, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, cet 2. Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2008, cet. 1. Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet 16. Rukhiyat, Adang dkk, Panduan Peneliti Bagi Remaja, (Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Dinas Olahraga dan Pemuda, 2003), h. 51 Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007, cet. 3. Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Cet ke-1 .
79
Solihatin, Etin Dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta : Bumi Aksara, 2007. Somantri, Muhammad Numan, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001. Get. 1. Subagio, Agus, Pengetahuan Perpajakan, Pusdiklat Anggaran, 1996. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Suherman, Erman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung : JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2003. Sujana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989, cet. 1. Syarifudin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, Ciputat: Quantum Teaching, 2005, Cet. I. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Umasih, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII, Jakarta: Ganeca Exact, 2007. Undang-undang Republik Indonesia No.220 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, Jakarta: CV. Mitama Utama. 2004. Winata Putra, Udin. S., Materi PokokMateri Dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), Cet. I. Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan, SPSS Complete, Jakarta: Salemba Infotek, 2009. http://id.wkipedia.org/wiki/paiak, 21 Juli2010 http ://massofa. wordpress.com/2007/12/21/ruang-lingkup-dan-prosespembelaj aran-ips/ WWW.Puskur.Net/Inc/Mdl/060 Model IPS Teroadu.Pdf. 4 Juni 2008
80
LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah
: SMP PGRI Babelan Bekasi Utara
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 8 x 40 menit (4 pertemuan)
Standar Kopetensi
: Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kopetensi Dasar
: Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian
nasional A. Indikator 1. Mendefinisikan pengertian pajak. 2. Menganalisis unsur pajak. 3. Menguraikan ciri-ciri pajak. 4. Menggolongkan jenis-jenis pajak
B. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian pajak dalam perekonomian. 2. Menjelaskan unsur-unsur pajak. 3. Menyebutkan ciri-ciri pajak. 4. Menjabarkan jenis-jenis pajak.
C. Uraian Materi 1. Pengertian Pajak Pajak adalah iuran (pembayaran) wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa 81
secara langsung dari negar dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum.
2. Unsur-unsur Pajak Unsur-unsur pajak adalah: a. Subyek pajak Orang atau badan usaha yang menurut ketentuan wajib membayar pajak kepada negara b. Objek pajak Semua penghasilan yang benar-benar diterima atau diperoleh, baik dari kegiatan usaha maupun dari luar kegiatan usaha. c. Tarif pajak Dasar pengenaan besarnya pajak yang harus dibayar subjek pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya.
3. Ciri-ciri pajak Ciri-ciri pajak yaitu: a. Iuran wajib yang dikenakan kepada masyarakat wajib pajak. b. Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma-norma atau aturan hukum. c. Digunakan untuk membiayai kepentingan umum/ bersama. d. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. e. Balas jasanya tidak diterima secara langsung.
4. Jenis-jenis Pajak a. Menurut golongannya 1) Pajak langsung 2) Pajak tidak langsung b. Menurut wewnang pemungutnya 1) Pajak negara (pusat) 2) Pajak daerah c. Menurut sifatnya
82
1) Pajak subjektif 2) Pajak objektif
D. Metode Pembelajaran Dalam pembelajaran ini digunakan: 1. Pree test dan post test 2. Ceramah berpariasi 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok 5. Penugasan 6. Teknik tutor sebaya
E. Media / Alat Pembelajaran Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu: 1. LKS (Lembar Kerja Siswa) 2. Media yang sudah ada seperti whiteboard, spidol dan buku sumber yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
F. Sumber Materi Pembelajaran 1. Buku panduan IPS Terpadu SMP kelas VIII, penerbit Ganeca Exact 2. Buku IPS SMP kelas VIII, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 3. Buku sumber ekonomi , penerbit Yudhistira
G. Strategi Pembelajaran 1. Kegiata Awal a.
- Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas - Guru enjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
b.
Apresiasi (pengetahuan prasyarat)
83
Sejak pada pemerintahan dalam bentuk kerajaan, masyarakat telah mengenal iuran atau pungutan rakyat. Pungutan pada saat itu disebut upeti. c.
Motivasi Istilah iuran atau pungutan rakyat pada saat ini disebut?
2. Kegiatan Inti a. Pertemuan Pertama, kedua dan ketiga Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang di dalamnya terdiri dari 5 siswa (1 tutor dan 4 tutee). Tiap tutor diberi lembar rangkuman materi. Selanjutnya guru/peneliti menjelaskan materi pembelajaran yang terkait dengan indikator. Kemudian tiap kelompok berdiskusi dengan dibimbing oleh tutornya. Apabila dan tutee yang tidak faham bisa bertanya pada tutornya dan tutor harus mau menjelaskannya dengan baik. b. Pertemuan Keempat Guru/peneliti mengulas kembali materi pembelajaran sebelumnya. Kemudian guru/peneliti memberikan LKK (Lembar Kerja Kelompok) yang harus di jawab oleh subyek dengan berdiskusi bersama kelompoknya
masing-masing,
kelompok
yang
paling
banyak
mengumpulkan poin keluar sebagai pemenangnya. LKK tersebut guna untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang telah disampaikan. 3. Kegiatan Akhir Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test
H. Penilaian 1. Tenknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Soal / Instrumen : Terlampir
84
Jawablah soal-soal berikut ini dengan tepat! 1. Jelaskan pengertian pajak? 2. Apa yang dimaksud dengan retribusi? 3. Sebutkan ciri-ciri pajak? 4. Sebutkan teori-teori yang menyebutkan bahwa pemerintah mempunyai hak untuk memungut pajak kepada rakyat? 5. Jelaskan unsur-unsur pajak?
Kunci Jawaban! 1. Pajak adalah iuran (pembayaran) wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung dari negar dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum. 2. Retribusi
adalah
pembayaran
yang
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mendapatkan fasilitas tertentu. 3. Ciri-ciri pajak yaitu: a. Iuran wajib yang dikenakan kepada masyarakat wajib pajak. b. Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma-norma atau aturan hukum. c. Digunakan untuk membiayai kepentingan umum/ bersama. d. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. e. Balas jasanya tidak diterima secara langsung. 4. teori-teori pemerintah mempunyai hak untuk memungut pajak kepada rakyat a. Toeri Asuransi b. Toeri Kepentingan c. Toeri Daya Pikul d. Toeri Bakti e. Toeri Asas Daya Beli
85
5. unsur-unsur pajak a. Subyek pajak : Orang atau badan usaha yang menurut ketentuan wajib membayar pajak kepada negara b. Objek pajak : Semua penghasilan yang benar-benar diterima atau diperoleh, baik dari kegiatan usaha maupun dari luar kegiatan usaha. c. Tarif pajak : Dasar pengenaan besarnya pajak yang harus dibayar subjek pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya.
Bekasi, 08 Februari 20011 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPS
Peneliti
(Nur’aini, S.Pd)
(Rifa Atul Mahmudah)
86
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah
: SMP PGRI Babelan Bekasi Utara
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 8 x 40 menit (4 pertemuan)
Standar Kopetensi
: Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kopetensi Dasar
: Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian
nasional A. Indikator 1. Menghitung PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dan PPh (Pajak Penghasilan) 2. Mengidentifikasi fungsi pajak dalam perekonomian 3. Menjelaskan sanksi kelalaian membayar pajak
B. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. Menghitung PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dan PPh (Pajak Penghasilan). 2. Mengidentifikasi fungsi pajak dalam perekonomian. 3. Menjelaskan sanksi kelalaian membayar pajak
C. Uraian Materi 1. Pemerintah menetapkan PPN sebesar 10%. PPN dikenakan ketika kita membayar tagihan ataupun ketika kita makan di restoran. 2. Fungsi pajak: 87
a. Fungsi
Budgeter,
maksudnya
adalah
pajak
sebagai
sumber
penerimaan negara guna membiayai seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara dan pembangunan nasional. b. Fungsi Distribusi, yaitu sebagai alat pendistribusian pendapatan masyarakat dan sekaligus sebagai alat pemerataan pendapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. c. Fungsi Regulasi, pajak digunakan untuk mengatur dan membiayai pengeluaran-pengeluaran serta mendorong produksi dalam negeri 3. Sanksi yang dikenakan bagi wajib pajak yang lalai membayar pajak yaitu berupa sanksi pidana yang dapat berupa kurungan dan denda.
D. Metode Pembelajaran Dalam pembelajaran ini digunakan: 1. Pree test dan post test 2. Ceramah berpariasi 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok 5. Penugasan 6. Teknik tutor sebaya
E. Media / Alat Pembelajaran Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu: 1. Media yang sudah ada seperti whiteboard, spidol dan buku sumber yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
F. Sumber Materi Pembelajaran 1. Buku panduan IPS Terpadu SMP kelas VIII, penerbit Ganeca Exact 2. Buku IPS SMP kelas VIII, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 3. Buku sumber ekonomi, penerbit Yudhistira 4. Surat atau slip pajak yang dibawa siswa
88
G. Strategi Pembelajaran 1. Kegiata Awal a. - Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas - Guru enjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai b. Apresiasi (pengetahuan prasyarat) Siswa diminta membawa contoh surat atau slip pajak c. Motivasi Siswa menghitung PPN, PBB dan PPh 2. Kegiatan Inti a. Pertemuan Pertama, kedua dan ketiga Terlebih dahulu guru/peneliti memberikan pree test pada siswa. Sesuai dengan refleksi pada siklus I, maka pada siklus II ini dilakukan perbaikan pada kekurangan yang ada pada siklus I. Pada pertemuan ini guru/peneliti terlebih dahulu menjelaskan materi pembelajarana yang terkait dengan indikator. Setelah itu guru/peneliti memberi tugas kepada subyek untuk menghitung PPN, PBB dan PPh sesuai dengan kelompoknya masing-masing dengan dibimbing oleh tutornya masingmasing, sedangkan guru/peneliti mengontrol jalanyan diskusi dibantu dengan guru kolaborator. Aktivitas tersebut diselingi dengan tanya jawab. Guru/peneliti tidak hanya menjawab pada siswa yang bertanya saja, namun menjawab pada seluruh siswa. b. Pertemuan Keempat Guru/peneliti mengulas kembali materi pembelajaran yang sudah di pelajari pada pertemuan satu, dua dan tiga, kemudian guru/peneliti mengadakan turnamen dan yang keluar sebagai juara turnamen akan mendapatkan reward dari peneliti. Turnamen tersebut guna untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan siswa dalam memahami
materi. Kemudian guru/peneliti mengakhiri pembelajaran dengan post test. 3. Kegiatan Akhir Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test
89
H. Penilaian 1. Tenknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Soal / Instrumen : Terlampir
Bekasi, 22 Februari 2011 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPS
Peneliti
(Nur’aini, S.Pd)
(Rifa Atul Mahmudah)
90
Jawablah soal-soal berikut ini dengan tepat! 1.
Alby mempunyai sebidang tanah dan rumah dengan nilai Rp. 75.500.00. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) yang ditetapkan di daerah tersebut sebesar Rp. 8.000.000. Hitunglah besarnya PBB yang harus dibayar oleh Alby!
2.
Berapa besar tarif pajak penghasilan (PPh) yang ditetapkan pemerintah untuk menghasilkan lebih dari Rp. 50.000.000/tahun?
3.
Fina berbelanja di “Smile Mart” sebesar Rp. 284.000. Berapakah pajak pertambahan nilai (PPN) yang harus dibayar Fina?
4.
Sebutkan macam-macam fungsi?
5.
Sanksi apa saja yang diberikan bagi wajib pajak yang lalai membayar pajak?
Kunci Jawaban! 1.
Dik
: NJOP = Rp. 75.500.000 NJOPTKP = Rp. 8.000.000
Dit
: Berapa besar PBB yang harus dibayar?
Jawab
: 0,5% x 20% (RP. 75.500.000 – Rp. 8.000.000) = 10 (6.70) = Rp. 67.500
2.
Tarif PPh yang ditetapkan untuk penghasilan lebih dari RP. 50.000.000 adalah sebesar 10%
3.
RP. 284.000 x 10% = Rp. 28.400
4.
Fungsi pajak: a. Fungsi Budgeter, maksudnya adalah pajak sebagai sumber penerimaan negara guna membiayai seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara dan pembangunan nasional. b. Fungsi Distribusi, yaitu sebagai alat pendistribusian pendapatan masyarakat dan sekaligus sebagai alat pemerataan pendapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. c. Fungsi Regulasi, pajak digunakan untuk mengatur dan membiayai pengeluaran-pengeluaran serta mendorong produksi dalam negeri
5.
Sanksi administrasi dan sanksi pidana.
91
Lampiran 3 POST TEST SIKLUS I Mata Pelajaran
: IPS Ekonomi
Kelas / Semester
: VIII / Genap
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada lembar jawaban ! 1.
Berikut ini pernyataan tentang pajak ialah .... a. Iuran dari masyarakat kepada negara dengan imbalan jasa secara langsung. b. Iuran dari masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan tanpa imbalan jasa secara langsung . c. Iuran dari masyarakat kepada negara yang digunakan untuk biaya pembangunan. d. Iuran rutin dari masyarakat kepada negara tanpa ada paksaan.
2.
Berikut ini merupakan ciri-ciri pajak, kecuali .... a. Pajak merupakan iuran wajib yang bersifat dapat dipaksakan. b. Pemungutan pajak dilaksanakan berdasarkan undang-undang c. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan. d. Wajib pajak mendapatkan imbalan jasa secara langsung.
3.
4.
Salah satu landasan pemerintah dalam pemungutan pajak yaitu UUD 1945 .... a. Pasal 23 ayat 1
c. Pasal 24
b. Pasal 23 ayat 2
d. Pasal 25
Fungsi pajak untuk memasukkan uang ke kas negara sebanyak-banyaknya termasuk fungsi ....
5.
a. Fungsi memaksa
c. Fungsi mengatur
b. Fungsi budgeter
d. Fungsi finansial
Pajak yang menjadi beban dan dipungut langsung kepada wajib pajak sendiri termasuk pajak .... a. Langsung
6.
b. Tidak langsung
c. Pusat
d. Daerah
Melalui pajak pemerintah dapat melakukan subsidi kepada rakyat kecil, merupakan salah satu fungsi pajak, yaitu .... 92
7.
8.
a. Sumber pendapatan negara
c. Alat pemerataan ekonomi
b. Pengatur kegiatan ekonomi
d. Alat stabilitas ekonomi
Pajak yang dipungut oleh negara / pemerintah pusat disebut .... a. Pajak langsung
c. Pajak pusat
b. Pajak tidak langsung
d. Pajak daerah
Pembebanan
pajak
dilakukan
seadil-adilnya.
Artinya
mereka
yang
berpenghasilan lebih besar bersedia membayar pajak lebih besar dari pada mereka yang berpenghasilan rendah. Hal ini mengacu pada ....
9.
a. Azaz manfaat
c. Azaz efisien
b. Azaz yuridis
d. Azaz keadilan
Pemungutan pajak dengan pengenaan tarif yang semakin menurun terhadap setiap bertambahnya pendapatan. Pengenaan tarif pajak semacam ini disebut.... a. Pajak regresif
c. Pajak proporsional
b. Pajak progresif
d. Pajak degresif
10. Berdasarkan phak yang memungut, pajak dibedakan menjadi .... a. Pajak negara dan pajak daerah b. Pajak pemerintah dan pajak swasta c. Pajak negara dan pajak swasta d. Pajak kota dan pajak desa
93
KUNCI JAWABAM POST TEST SIKLUS I
1. B = Iuran dari masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan tanpa imbalan jasa secara langsung 2. D = Wajib pajak mendapatkan imbalan secara langsung 3. B = Pasal 23 ayat 2 4. B = Fungsi Budgeter 5. A = Langsung 6. C = Alat pemerataan ekonomi 7. C = Pajak Pusat 8. D = Azaz Efisien 9. D = Pajak Degresif 10. A = Pajak negara dan pajak daerah
94
POST TEST SIKLUS II Mata Pelajaran
: IPS Ekonomi
Kelas / Semester
: VIII / Genap
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada lembar jawaban ! 1.
Undang-undang Perpajakan No. 13 tahun 1985 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2000 mengatur tentang .... a. PPh
2.
b. PBB
c. PPN – PPnBM
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPn) serta pajak tentang penjualan atas barang mewah (PPn BM) diatur dalam .... a. UU No 18 Tahun 2000 b. UU No 18 Tahun 2001 c. UU No 19 Tahun 2000 d. UU No 19 Tahun 2001
3.
Manfaat pajak tersebut dibawah ini, kecuali .... a. Sebagai alat stabilisasi ekonomi b. Sebagai sumber penerimaan negara c. Sebagai alat pengatur pertumbuhan ekonomi d. Sebagai alat pengukur kemakmuran rakyat
4.
Termasuk pajak langsung adalah .... a. PPN, Bea Cukai, dan Pjak Tontonan b. PPh, PBB, dan PKB c. PPh, PBB, dan Pajak Tontonan d. PPN, Bea Cukai, dan PKB
5.
d. Bea Materai
Berikut ini merupaka contoh-contoh pajak negara, kecuali .... a. PPn barang mewah b. PBB c. Bea cukai d. Hiburan
95
6.
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) dalam UU perpajakan sebesar .... a. Rp. 800.000
7.
b. Rp. 1.800.000 c. Rp. 8.000.000 d. Rp.18.000.000
Pungutan uang terhadap kendaraan-kendaraan yang melewati jalan tol termasuk .... a. Iuran
8.
b. Bea Cukai c. Retribusi
d. Sumbangan Wajib
Besarnya tarif pajak penghasilan (PPh) yang ditetapkan pemerintah untuk penghasilan lebih dari Rp. 50.000.000 per tahun adalah .... a. 10%
9.
b. 15%
c. 25%
d. 30%
Perhatikan contoh penetapan tarif pajak berikut: Pendapatan Kena Pajak
Tarif Pajak (%)
Rp. 10.000.000
10%
Rp. 20.000.000
20%
Rp. 30. 000.000
30%
Tarif pemungutan pajak pada contoh di atas termasuk .... a. Pajak proporsional
c. Pajak degresif
b. Pajak dinamis
d. Pajak progresif
10. Tuan Zudien mempunyai sebidang tanah dan bangunan yang NJOPnya sebesar Rp. 20.000.000. Berapa besar pajak yang harus dibayar tuan Zudien .... a. Rp. 10.000
b. Rp. 12.000
c. Rp. 20.000
96
d. Rp.24.000
KUNCI JAWABAN POST TEST SIKLUS II
1.
D
= Bea materai
2.
A
= UU No. 18 Tahun 2000
3.
D
= Sebagai alat pengukur kemakmuran rakyat
4.
B
= PPh, PBB dan PKB
5.
D
= Hiburan
6.
C
= Rp.8.000.000
7.
C
= Retribusi
8.
B
= 15%
9.
D
= Pajak Degresif
10. B
= Rp.12.000
97
Lampiran 7 OBSERVASI AWAL Berdasarkan pengalaman peneliti ketika mengajar (menjadi guru pengganti sementara) di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara
kelas VIII, ada beberapa
kejadian yang membuat peneliti merasa perlu untuk mengubah teknik pembelajaran yang digunakan. Teknik yang digunakan pada saat mengajar sebelum dilakukan penelitian adalah ceramah, tanya jawab dan belajar mandiri. Ketika peneliti malempar pertnyaan atau memberi kesempatan siswa untuk bertanya, hanya ada beberapa siswa yang merespon, selebihnya mereka lebih memilih diam. Peneliti pun mencoba mencari tahu apa yang membuat siswa bersikap seperti itu, dan jawaban mereka pun bervariasi, ada yang berkata karena tidak faham dengan penjelasan guru tersebut, dan lebih dominan karena merasa takut. Berdasarkan alasan tersebut. Oleh karena itu peneliti merasa perlu mengubah
suasana
pembelajaran
yang
dapat
mendorong
siswa
untuk
meningkatkan kemampuan kerjasama. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN EKONOMI PADA MATERI PAJAK DENGAN PENERAPAN TEKNIK TUTOR SEBAYA. Penelitian tindakan kelas berlangsung di kelas VIII-2 berlokasi di SMP PGRI yang beralamat di Jl. Pertamina No. 1 Desa. Kedung Pengawas Kec. Babelan Kab. Bekasi Utara 17610. Teknik tutor sebaya diharapkan dapat membantu siswa yang kesulitan dengan bertanya kepada tutor dan siswa yang bertindak sebagai tutor dapat membantu siswa lain yang kurang pandai, sehingga dapat juga meningkatkan kemampuan kerjasama para siswa dalam pelajaran IPS. Teknik tutor sebaya juga dapat diharapkan membantu para siswa agar lebih memahami secara mendalam tentang materi yang dipelajarinya serta dapat membantu proses belajar mengajar yang belangsung lebih menarik dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan konsep siswa terhadap pelajaran Ekonomi yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar.
98
Pada 31 Januari 2011 peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dan observasi kepada kepala sekolah untuk penelitian di sekolah tersebut. Setelah di setujui, pada tanggal 07 Februari peneliti berdiskusi dengan guru binga studi IPS, Sehingga terjadilah proses penelitian. Adapun jumlah guru yang ada di SMP PGRI adalah 21 orang, dengan jumlah guru 7 orang perempuan, dan 14 orang guru laki-laki. No
Uraian
L
P
Jumlah
1.
S.2
---
---
---
2.
S.1
2
8
10
3.
D3
---
---
---
4.
D2
---
1
1
5.
D1
---
---
---
6.
SMA
---
---
---
Jumlah
2
9
11
Adapun jumlah siswa-siswi SMP PGRI pada tahun ajaran 2010-2011 adalah 249 orang, dan waktu pembelajarannya dilakukan adalah pada pagi hari. Jumlah siswa pada kelas VIII-2 SMP PGRI Babelan Bekasi Utara berjumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 17 perempuan dan 15 laki-laki. Pada penelitian ini, siswa kelas VIII-2.
Tahun Ajaran
Kelas VII
Kelas VIII
2010 / 2011 30 35 33 30
Kelas IX
32 33 34
35 32
Jumlah 294
Keadaan karyawan di SMP PGRI adalah berjumlah 6 orang, diantaranya 2 (dua) orang sebagai tata usaha (TU), 2 (dua) orang sebagai pengurus sekolah dan 2 (dua) orang security.
99
No
Jabatan
Pendidikan
Jenis kelamin Lk
Jumlah
Pr
1
Bendahara
S1
1
2
Tata Usaha
S1
1
3
Bag. Perpus
S1
1
4
Bag. Pelaksana
SMP
2
2
5
Security
SMP
2
2
Jumlah
6
1 1
1
2
2
8
Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaannya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lainnya bagi siswa-siswi dalam melangsungkan proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan fasilitas pendidikan yang melengkapi sarana pembelajaran di SMP PGRI sebagai berikut:
No
Nama Bangunan
Kondisi Bangunan
15.
Ruang Kepala Sekolah
Baik
16.
Ruang Guru
Baik
17.
Ruang Tata Usaha
Baik
18.
Ruang Belajar
Baik
19.
Ruang Laboratorium
Baik
20.
Ruang Mushalah
Baik
21.
Ruang Osis
Baik
22.
Sarana Upacara
Baik
23.
Kamar Mandi / WC
Baik
24.
Ruang Komputer
Baik
25.
Ruang Gudang
Baik
26.
Ruang Perpustakaan
Baik
27.
Kantin
Baik
28.
Lapangan Olahraga
Baik
100
Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI GURU KELAS Nama Sekolah Nama Guru Pertemuan Ke Hari / Tanggal Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas
: SMP PGRI BABELAN BEKASI UTARA : NURAINI, S.Pd : : : IPS : : VIII-2
No 1
2
3
Aspek Yang Diamati
1
2
Membuka Pelajaran a. Mengkaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran dahuklu b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai c. Memotivasi siswa Kegiatan inti a. Penguasaan materi b. Menjelaskan materi pelajaran c. Keterampilan menyajikan materi d. Menekankan pada pecahan masalah e. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar f. Menggunakan alat atau media pembelajaran g. Memancing pendapat atau ide siswa h. Menjawab pertanyaan atau menanggapi siswa i. Kualitas interaksi pembelajaran j. Kualitas pengelolaan kelas k. Menjawab pertanyaan atau menanggapi siswa l. Ilustrasi dan contoh-contoh m. Peningkatan pembelajaran n. Sikap terhadap pendapat siswa o. Situasi kelas Menutup Pelajaran a. Membimbing siswa merangkum pelajaran b. Memberi kesimpulan Kategori Penilaian Total :
Keterangan skala penilaian : 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik Bekasi, Pengamat
NURAINI, S.Pd
101
2011
Nilai 3 4
5
Lampiran 6 PEDOMAN WAWANCARA GURU
Wawancara dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Senin, 07 Februari 2011
Responden
: Nur’aini, S.Pd
Nama Sekolah
: SMP PGRI Babelan Bekasi Utara
Tujuan Wawancara
: Mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran ekonomi pada kelas yang akan diteliti.
Daftar pertanyaan wawancara guru sebelum tindakan: 1.
Apakah siswa memperhatikan materi yang anda sampaikan saat belajar ekonomi?
2.
Apakah upaya yang anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak memperhatikan materi yang anda sampaikan?
3.
Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang anda sampaikan?
4.
Apakah sering anda melakukan pembelajaran IPS secara berkelompok?
5.
Apakah siswa memberikan bantuan kepada teman sebayanya dalam tugas kelompok?
6.
Bagaimana sikap kepemimpinan siswa ketika berdiskusi kelompok?
7.
Apakah anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang berhasil menjawab soal dengan benar?
8.
Apakah siswa selama ini mengalami kesulitan bertanya dalam belajar?
9.
Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan bertanya yang dialami siswa?
10. Berapa persen siswa aktif bertanya dalam kelas? 11. Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran ekonomi? Apa keluhannya? 12. Apa tanggapan anda terhadap keluhan siswa tersebut? 13. Metode apa saja yang sering anda gunakan pada pembelajaran ekonomi? 14. Berdasarkan pengalaman anda, apa tanggapan anda mengenai model pembelajaran teknik tutor sebaya yang akan saya terapkan? 15. Apakah model pembelajaran teknik tutor sebaya ini cocok diterapkan pada kelas yang anda ajarkan?
102
KUTIPAN HASIL WAWANCARA GURU
Hasil wawancara dengan guru sebelum tindakan: Peneliti : Apakah siswa memperhatikan materi yang anda sampaikan saat belajar ekonomi? Guru
: Ada yang memperhatikan, ada juga yanag tidak. Biasanya siswa lakilaki, banyak yang tidak memperhatikan materi pada saat pembelajaran berlangsung.
Peneliti : Apakah upaya yang anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak memperhatikan materi yang anda sampaikan? Guru
: Saya tegur dan di susru menjelaskan kembali apa yang tadi saya terangkan di depan
Peneliti : Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang anda sampaikan? Guru
: Tidak, Cuma hanya ada beberapa siswa yang bertanya, dan itu pun siswa yang sama
Peneliti : Apakah
sering
anda
melakukan
pembelajaran
IPS
secara
berkelompok? Guru
: Kadang-kadang kalau ada tugas saja
Peneliti : Apakah siswa memberikan bantuan kepada teman sebayanya dalam tugas kelompok? Guru
: Ada, bahkan ada yang mengandalkan temannya untuk mengerjakan tugasnya
Peneliti : Bagaimana sikap kepemimpinan siswa ketika berdiskusi kelompok? Guru
: Hanya sebagian siswa yang memiliki sikap kepemimpinan tersebut
Peneliti : Apakah anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang berhasil menjawab soal dengan benar? Guru
: Tidak pernah
Peneliti : Apakah siswa selama ini mengalami kesulitan bertanya dalam belajar? Guru
: Iya, mereka taku untuk bertanya padahal sebenarnya mereka tidak faham
103
Peneliti : Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan bertanya yang dialami siswa? Guru
: Saya berusaha menjelaskan materi dengan sebaik-baiknya agar siswa bisa faham
Peneliti : Berapa persen siswa aktif bertanya dalam kelas? Guru
: Hanya sekitar 10% saja
Peneliti : Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran ekonomi? Apa keluhannya? Guru
: Ada beberapa siswa yang mengeluh, tentang materi yang tidak difahaminya dan soal yang terlalu sulit serta suasan belajar yang kadang membuat mereka bosan dan jenuh
Peneliti : Apa tanggapan anda terhadap keluhan siswa tersebut? Guru
: Saya memberi saran agar rajin belajar dan membaca buku serta bertanya jika memang tidak faham
Peneliti : Metode apa saja yang sering anda gunakan pada pembelajaran ekonomi? Guru
: Ceramah, kerja kelompok dan penugasan
Peneliti : Berdasarkan pengalaman anda, apa tanggapan anda mengenai model pembelajaran teknik tutor sebaya yang akan saya terapkan? Guru
: Cukup bagus, bisa membantu siswa yang takut bertanya kepada guru jadi bisa bertanya kepada temannya sendiri
Peneliti : Apakah model pembelajaran teknik tutor sebaya ini cocok diterapkan pada kelas yang anda ajarkan? Guru
: Sepertinya cocok
104
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Wawancara dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Senin, 07 Februari 2011
Responden
: Siswa-siswi kelas VIII-2
Nama Sekolah
: SMP PGRI Babelan Bekasi Utara
Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam belajar ekonomi Daftar pertanyaan wawancara siswa sebelum tindakan: 1.
Apa yang kamu rasakan saat belajar ekonomi?
2.
Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar ekonomi?
3.
Apakah kamu suka merasa takut atau enggan bertanya kepada guru ketika kamu tidak faham dalam belajar?
4.
Apakah kamu bisa memahami penjelasan yang dijelakan oleh guru pada materi yang diajarkan? Kenapa?
5.
Apakah saat belajar ekonomi kamu dapat berkonsentrasi dengan dengan baik?
6.
Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran ekonomi?
7.
Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal ekonomi yang kamu anggap sulit?
8.
Menurut kamu, apakah pelajaran ekonomi penting untuk dipelajari?
9.
Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar ekonomi?
10. Metode ceramah, diskusi kelompok dan penugasan, diantaranya metode pembelajaran mana yang lebih kamu sukai? Atau ada yang lain? Kenapa?
105
KUTIPAN HASIL WAWANCARA SISWA
Hasil wawancara dengan siswa sebelum tindakan: Peneliti : Apa yang kamu rasakan saat belajar ekonomi? Sarah
: Asik bu
Aulia
: Biasa aja bu
Najwan : Suka ngantuk saya bu Kamil
: Senang
Peneliti : Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar ekonomi? Sarah
: Saya pusing bu kalau dikasih soal hitung-hitungan
Aulia
: Tergantung gurunya bu, kalau gurunya asik dan engga bikin ngantuk dan jenuh
Najwan : Kalau gurunya suaranya keras saya seneng bu, soalnya saya bisa faham, tapi kalau pelan saya jadi engga faham Kamil
: Sama bu sama Aulia tergantung gurunya juga, kalau gurunya Cuma teori-teori aja saya jadi bete
Peneliti : Apakah kamu suka merasa takut atau enggan bertanya kepada guru ketika kamu tidak faham dalam belajar? Sarah
: Iya bu, takut salah
Aulia
: Takut ditanya balik bu, nanti saya engga bisa jawab lagi jadi malu ma teman-teman
Najwan : Malu bu Kamil
: Kadang-kadang bu, tapi kadang saya suka bertanya pada teman ko bu
Peneliti : Apakah kamu bisa memahami penjelasan yang dijelakan oleh guru pada materi yang diajarkan? Kenapa? Sarah
: Engga biasa, saya kurang memahami penjelasannya, abis suka berisik
Aulia
: Tergantung suasana bu, kalau lagi enak saya faham, tapi kalau lagi engga enak ya saya ga faham deh bu
Najwan : Klo di jelasin berulang-ulang saya baru bisa mengerti
106
Kamil
: Bisa ko bu, soalnya saya duduk paling depan
Peneliti : Apakah saat belajar ekonomi kamu dapat berkonsentrasi dengan dengan baik? Sarah
: Kalau lagi berisisk ennga bisa saya bu
Aulia
: Susah bu
Najwan : Kadang-kadang Kamil
: Bisa
Peneliti : Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran ekonomi? Sarah
: Saya akan coba lagi terus belajar biar dapat nilai bagus
Aulia
: Biari aja bu, yang penting hasil sendiri
Najwan : Cemberut bu, takut dimarahin mamah di rumah Kamil
: Malu donk bu saya, apa lagi kalau ada teman yang nyontek tapi nilainya lebih besar dari saya, say sebel banget tuh bu yang begitu
Peneliti : Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal ekonomi yang kamu anggap sulit? Sarah
: Bertanya sama teman yang bisa
Aulia
: Saya bertanya sama guru les saya nanti di rumah bu
Najwan : Kalau bikin pusing jadi bikin males Kamil
: Bertanya sama guru sampai saya faham
Peneliti : Menurut kamu, apakah pelajaran ekonomi penting untuk dipelajari? Sarah
: Penting, karena semua pelajaran engga ada yang enga penting
Aulia
: Sama bu penting juga
Najwan : Penting bu, biar tau ekonomi itu seperti apa Kamil
: Sangat penting, nanti saya kuliah mau ambil jurusan ekonomi bu
Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar ekonomi?
107
Sarah
: Di jelasin sampe faham
Aulia
: Santai aja, jangan terlalu tegang
Najwan : Jangan galak gurunya Kamil
: Diseling dengan permainan
Peneliti : Metode ceramah, diskusi kelompok dan penugasan, diantaranya metode pembelajaran mana yang lebih kamu sukai? Atau ada yang lain? Kenapa? Sarah
: Diskusi bu, soalnya bisa kerja bareng
Aulia
: Ceramah, tapi cara penyampaiannya jangan berbelit-belit
Najwan : Apa aja dah, yang penting ada permainan dan engga bikin ngantuk Kamil
: Semua saya suka, tapi kalau bisa pakai permainan gitu bu biar seru
108
Lampiran 7 PEDOMAN WAWANCARA GURU Wawancara dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Kamis, 03 Maret 2011
Responden
: Nur’aini, S.Pd
Nama Sekolah
: SMP PGRI Babelan Bekasi Utara
Tujuan Wawancara
: Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada setelah tindaka dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.
Daftar pertanyaan wawancara guru setelah tindakan: 1.
Apakah menurut anda penerapan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini cocok diterapkan pada pembelajaran ekonomi?
2.
Materi apa yang paling cocok diterapkana pada pembelajaran ekonomi dengan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini?
3.
Apakah mungkin anda akan menerapkan model pembelajaran ini di kelas yang akan anda ajarkan?
4.
Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam belajar ekonomi siswa setelah diterapkan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini?
5.
Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama anda melakukan pengamatan?
6.
Bagaimana menurut anda tingkat keaktifan dan bertanya siswa terhadap belajar ekonomi?
7.
Apakah ada keluhan dari siswa tentang penerapan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini?
8.
Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran teknik tutor sebaya ini?
9.
Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan teknik tutor sebaya dalam pembelajaran?
10. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan penerapan teknik tutor sebaya ini?
109
KUTIPAN HASIL WAWANCARA GURU
Hasil wawancara dengan guru setelah tindakan: Peneliti : Apakah menurut anda penerapan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini cocok diterapkan pada pembelajaran ekonomi? Guru
: Cocok, banyak terlihat kemajuan dari siswa dalam belajar ekonomi
Peneliti : Materi apa yang paling cocok diterapkana pada pembelajaran ekonomi dengan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini? Guru
: Mungkin materi yang hitung-hitungan, agar ada yang membimbing siswa yang malu dan takut bertanya, sehingga siswa dapat faham dengan materi pembelajaran
Peneliti : Apakah mungkin anda akan menerapkan model pembelajaran ini di kelas yang akan anda ajarkan? Guru
: Mungkin saja, karena saya melihat siswa-siswa yang takut dan malas bertanya pada guru bisa tertolong dengan seorang tutor
Peneliti : Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam belajar ekonomi siswa setelah diterapkan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini? Guru
: Lumayan banyak
Peneliti : Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama anda melakukan pengamatan? Guru
: Siswa terlihat lebih semangat dalam belajar, terlihat beberapa siswa jadi aktif bertanya pada tutornya, perhatiannya pun pada materi semakin baik dan siswa mengerjakan tugas dengan baik
110
Peneliti : Bagaimana menurut anda tingkat keaktifan dan bertanya siswa terhadap belajar ekonomi? Guru
: Semakin membaik
Peneliti : Apakah ada keluhan dari siswa tentang penerapan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini? Guru
: Sejauh ini belum ada keluhan dari siswa
Peneliti : Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran teknik tutor sebaya ini? Guru
: Iya, siswa terlihat menyukai penerapan model pembelajaran ini
Peneliti : Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan teknik tutor sebaya dalam pembelajaran? Guru
: Di lihat dari kelebihannya, siswa merasa senang dengan penerapan model pembelajaran ini, terutama pada turnamaen yang diberikan reward sebagai pemenang. Siswa mulai semangat mengerjakan soalsoal dengan baik. Kekurangannya, anda sebagai guru/ peneliti kurang membimbing siswa secara merata
Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan penerapan teknik tutor sebaya ini? Guru
: Sebaiknya peneliti tidak hanya membimbing siswa yang bertanya saja, akan tetapi jika ada pertanyaan siswa harap dijelaskan pada semua siswa, sehingga tidak timbul pertanyaan yang sama sampai berulang
111
Lampiran 9 PEDOMAN WAWANCARA SISWA Wawancara dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 03 Maret 2011 Responden : Siswa-siswi Kelas VIII-2 Nama Sekolah : SMP PGRI Babelan Bekasi Utara Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada setelah tindaka dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Apakah kamu menyukai pembelajaran ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya ini? Apakah yang kamu rasakan saat belajar ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya? Metode teknik tutor sebaya atau metode pembelajaran seperti biasa yang di ajarkan (cerama, diskusi dan penugasan) yang lebih kamu sukai? Mengapa? Bagian mana yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dalam penerapan teknik tutor sebaya ini? Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya ini? Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan penerapan teknik tutor sebaya ini? Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami materi pelajaran dan tambah takut bertanya dengan penerapan teknik tutor sebaya ini? Apakah pada setiap tugas kelompok kamu aktif? Dalam turnamen apakah kamu yakin dapat menjawab soal-soal turnamen yang diberikan? Apakah penerapan model teknik tutor sebaya ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari ekonomi? Apakah masih ada perasaan takut bertanya dalam belajar setelah penerapan teknik tutor sebaya ini? Apakah penerapan model teknik tutor sebaya ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari ekonomi? Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan teknik tutor sebaya dalam pembelajaran? Apakah kamu memiliki saran atau solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan penerapan teknik tutor sebaya ini agar menjadi lebih baik? Apa saran kamu?
112
KUTIPAN HASIL WAWANCARA SISWA Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan: Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya ini? Sarah : Biasa aja Aulia : Suka Najwan : Suka juga Kamil : Sangat suka, lain kali hadiahnya yang lebih menarik ya bu Peneliti : Apakah yang kamu rasakan saat belajar ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya? Sarah : Kadang seneng Aulia : Bagus dan engga bikin bosen Najwan : Seneng, engga bikin ngantuk dan seru Kamil : Seneng bu, saya sebagai tutor bisa membantu teman dalam memahami materi Peneliti : Metode teknik tutor sebaya atau metode pembelajaran seperti biasa yang di ajarkan (ceramah, diskusi dan penugasan) yang lebih kamu sukai? Mengapa? Sarah : Saya lebih suka diskusi Aulia : Teknik tutor sebaya Najwan : Teknik tutor sebaya, saya jadi lebih aktif bu Kamil : Metode yang ibu pakai, teknik tutor sebaya Peneliti : Bagian mana yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dalam penerapan teknik tutor sebaya ini? Sarah : Saya senang karena saya bisa bertanya kepada teman sendiri Aulia : Yang paling saya sukai itu pada saat pembagian hadiahnya Najwan : Pada saat turnamen bu, seru dan ga bikin ngantuk Kamil : Semuanya saya suka, kecuali pada pembagian kelompoknya, karena kadang saya sudah menjelaskan berkali-kali tapi masih da saja angota kelompok saya yang tidak faham dan malas mendengarkan Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya ini? Sarah : Lebih faham karena saya tidak takut lagi dalam bertanya Aulia : Kita semua jadi lebih aktif sepertinya bu Najwan : Kalau engga faham bisa bertnya pada teman Kamil : Jadi lebih faham dan mengerti Peneliti : Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan penerapan teknik tutor sebaya ini? Sarah : Ada, saya jadi tidak takut lagi dalam bertanya Aulia : Saya jadi lebih aktif bu Najwan : Bisa bekerjasama sama teman-teman bu
113
Kamil
: Banyak bu
Peneliti : Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami materi pelajaran dan tambah takut bertanya dengan penerapan teknik tutor sebaya ini? Sarah : Engga Aulia : Engga sulit Najwan : Engga, malah asaya lebih faham Kamil : Tidak bu Peneliti Sarah Aulia Najwan Kamil
: : : : :
Apakah pada setiap tugas kelompok kamu aktif? Biasa aja Saya aktif ko bu Kadang-kadang karena saya tutor, jadi saya harus lebih aktif
Peneliti : Dalam turnamen apakah kamu yakin dapat menjawab soal-soal turnamen yang diberikan? Sarah : Engga tau Aulia : Yakin Najwan : Engga yakin, karena ada yang lebih cepat yang mengerjakan soal turnamen Kamil : Yakin donk Peneliti : Apakah penerapan model teknik tutor sebaya ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari ekonomi? Sarah : Mungkin Aulia : Iya Najwan : Mudah-mudhan Kamil : Insya Allah iya Peneliti : Apakah masih ada perasaan takut bertanya dalam belajar setelah penerapan teknik tutor sebaya ini? Sarah : Tidak Aulia : Belum tau Najwan : Tidak juga Kamil : Tidak, kenapa harus takut Peneliti : Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan teknik tutor sebaya dalam pembelajaran? Sarah : Kelebihannya : kita termotivasi untuk mengerjakan soal secara cepat Kekurangannya : masih ada siswa yang mengandalkan teman yang bisa dalam menjawab soal Aulia : Kelebihannya, saat diskusi bisa bertanya pada teman yang lebih faham yaitu tutor. Kekurangannya : saat turnamen waktunya kurang lama Najwan : Kelebihannya : siswa aktif
114
Kamil
:
Peneliti :
Sarah Aulia
: :
Najwan : Kamil :
Kekurangannya : harusnya siswa yang tidak mengerjakan soal dapat hukuman Kelebihannya : siswa jadi aktif dan semangat Kekurangannya : saat pembagian kelompok, saya tidak nyaman dengan teman kelompok saya Apakah kamu memiliki saran atau solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan penerapan teknik tutor sebaya ini agar menjadi lebih baik? Apa saran kamu? Hadiahnya lebih keren bu dan lebih banyak Dalam mengerjakan soal masing-masing bu, biar tidak ada lagi yang mengandalkan temannya Model pembelajaran dibuat agar lebih macem-macem Siswa yang tidak mendengarkan penjelasan tutornya dikasih sanksi bu
115