SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
SENAPATI Singaraja - BALI, 21 September 2010 Tema :
”Informatika dalam Perspektif Ilmu Kependidikan dan Teknologi” Dewan Redaksi :
Tim Reviewer : Dr. Ir. Rinaldi Munir, M.T. Paulus Insap Santosa, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si Dr. Wayan Sukra Warpala, S.Pd., M.Sc
(Institut Teknologi Bandung) (Universitas Gadjah Mada) (Universitas Pendidikan Ganesha) (Universitas Pendidikan Ganesha)
Tim Editor :
(Universitas Pendidikan Ganesha)
Made Windu Antara Kesiman, S.T., M.Sc Ketut Agustini, S.Si., M.Si Dessy Seri Wahyuni, S.Kom, M.Eng I Made Gede Sunarya, S.Kom I Made Agus Wirawan, S.Kom Luh Made Yulyantari, S.Kom Padma Nyoman Crisnapati, S.Kom I Gede Adi Saputra Yasa, S.Pd Nyoman Sugihartini, S.Pd Luh Putu Eka Damayanthi, S.Pd
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Kata Pengantar Ketua Panitia SENAPATI 2010 Om Swastyastu, Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 ini merupakan sebuah kegiatan berskala nasional, dan ditujukan untuk seluruh kalangan akademisi dan praktisi teknologi maupun kependidikan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan teknologi informatika. Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 mengusung tema utama ”Informatika dalam Perspektif Ilmu Kependidikan dan Teknologi” dengan dua kelompok bidang ilmu dan subtema yang lebih spesifik, yaitu Kelompok A : Bidang Kependidikan Informatika / TIK secara luas, dan Kelompok B : Bidang Teknologi Informatika. Sesuai dengan latar belakang dan tema yang diusung dalam kegiatan ini, maka Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 bertujuan untuk memfasilitasi bertemunya pelaksana, siswa dan mahasiswa, praktisi, dan ahli bidang kependidikan dan teknologi informatika dalam sebuah forum ilmiah resmi, serta memfasilitasi penyebaran dan sosialisasi hasil studi, hasil-hasil penelitian, ataupun evaluasi kondisi terkini dari pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kependidikan dan teknologi informatika. Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 diselenggarakan pada tanggal 21 September 2010, bertempat di Gedung Auditorium Universitas Pendidikan Ganesha, dalam rangkaian kegiatan IT2D Peringatan HUT ke-3 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Universitas Pendidikan Ganesha. Prosiding ini merupakan kumpulan makalah ilmiah dari makalah utama yang disampaikan oleh pembicara utama SENAPATI 2010 serta makalah pendamping yang dikirimkan oleh peserta, yang sudah melalui proses review oleh tim reviewer. Terima kasih banyak kami sampaikan kepada semua reviewer dan narasumber yang telah berkontribusi menyumbangkan ide-ide serta pemikiran-pemikiran kreatifnya melalui makalah ilmiah yang dikirimkan. Tidak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras demi terselenggaranya kegiatan ini dengan baik. Akhir kata kami sampaikan permohonan maaf apabila dalam prosiding ini masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan nama, nama instansi maupun kesalahan lainnya. Segala kritik, saran, dan komentar dapat disampaikan melalui email ke alamat :
[email protected]. Terima kasih. Om çanti, çanti, çanti Om Singaraja – Bali, September 2010 Ketua Panitia SENAPATI 2010
Made Windu Antara Kesiman, S.T., M.Sc
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
2
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Sambutan Dekan Fakultas Teknik dan Kejuruan UNDIKSHA Om Swastyastu, Salam sejahtera untuk kita semua, Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya, sehingga Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun wacana pemikiran baru dan cemerlang dari berbagai pihak, seperti kalangan ahli, praktisi industri dan usaha untuk kemajuan Pendidikan Teknik Informatika. Kegiatan ini juga merupakan wadah untuk menghimpun informasi dan komunikasi Tenaga Pendidikan Teknik Informatika. Pada kesempatan ini, saya atas nama pimpinan dan keluarga besar Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, menyampaikan selamat dan sukses kepada panitia SENAPATI 2010, peserta SENAPATI 2010 yang telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya demi kelancaran kegiatan ini, dan pada kesempatan ini saya juga menyampaikan dan memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan pikiran untuk kemajuan Pendidikan Teknik Informatika. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua panitia dan donatur yang telah memberikan sumbangan tenaga dan darma baktinya demi kesuksesan kegiatan ini. Saya juga mohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam pelaksanaan kegiatan ini, semoga kegiatan ini memberikan makna dan manfaat bagi kita semua. Om çanti, çanti, çanti Om Singaraja – Bali, September 2010 Dekan Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha
Dra. I Dewa Ayu Made Budhyani, M.Pd
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
3
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Sambutan Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Informatika UNDIKSHA Om Swastyastu, Salam Sejahtera bagi kita semua Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa Tuhan Yang Maha Kuasa, dimana hanya karena rahmat dan ijinNyalah maka SEminar NAsional PendidikAn Teknik Informatika 2010 (SENAPATI 2010) ini dapat terselenggara dengan baik. Saya ucapkan selamat datang kepada semua pemakalah dan peserta SENAPATI 2010 di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. SENAPATI 2010 merupakan kegiatan Seminar Nasional ke-1 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika yang akan diadakan setiap tahun dalam rangkaian kegiatan IT2D yang merupakan kegiatan ulang tahun Jurusan Pendidikan Teknik Informatika FTK Undiksha. Topik yang dipresentasikan mengusung Tema utama “Informatika dalam Perspektif Ilmu Kependidikan dan Teknologi”. Tema tersebut akan didukung dan dijabarkan dalam kelompok-kelompok bidang ilmu dan sub tema yang lebih spesifik diantaranya Bidang Kependidikan Informatika/TIK secara luas dan Bidang Teknologi Informatika. Dengan cakupan materi ini diharapkan partisipan kegiatan SENAPATI 2010 berasal dari kalangan peneliti, akademisi termasuk guru dan praktisi. Forum ini diharapkan bisa menjembatani kesenjangan antara pemahaman riset-riset Informatika yang paling muntakhir dengan tingkat pendidikan masyarakat awam sehingga dapat berjalan secara berdampingan dan saling mendukung. Selain itu seminar ini dapat menjadi wahana untuk berdiskusi dan berkomunikasi serta meningkatkan kerjasama antar peneliti dan praktisi. Akhirnya, perkenankanlah saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya penyelenggaraan SENAPATI 2010, terutama sekali kepada panitia pelaksana, para sponsor, dan pihak-pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut memberikan andil bagi terselenggaranya SENAPATI 2010. Semoga kegiatan Seminar Nasional ini akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang memerlukan. Om çanti, çanti, çanti Om Singaraja – Bali, September 2010 Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha
Ketut Agustini, S.Si, M.Si
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
4
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
DAFTAR ISI Kata Pengantar Ketua Panitia SENAPATI 201 _____________________________________________ 2 Sambutan Dekan Fakultas Teknik dan Kejuruan UNDIKSHA _________________________________ 3 Sambutan Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Informatika UNDIKSHA _________________________ 4 DAFTAR ISI_________________________________________________________________________ 5
Makalah Utama : Profesionalitas Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi ____________________ 7 Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si Makalah Kelompok A :________________________________________________________________ 12 A1. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Free Open Source (FOSS) Pada Pendidikan Teknik Informatika _________________________________________________________________________ 13 Jarot S. Suroso A2. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Pada Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta___________________________________________________________________ 25 Ivan Hanafi, Mufti Maksum, Pitoyo Yuliatmojo A3. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Untuk Optimalisasi Hasil Belajar___________________________________________ 35 I Gde Wawan Sudatha A4. Perancangan dan Implementasi Sistem Evaluasi Belajar Berbasis Online (Studi Kasus Mata Kuliah SQL) ______________________________________________________________________________ 41 Bambang Hariadi, Titik Lusiani Makalah Kelompok B :________________________________________________________________ 51 B1. Simulasi Aplikasi Pemesanan Tiket Travel Melalui Wireless Dengan Teknologi J2ME ___________ 52 Jasman Pardede B2. Pengembangan Aplikasi Text To Speech Dalam Pembuatan Kamus Untuk Tunanetra ____________ 63 Luh Putu Eka Damayanthi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan B3. Rancangan Jaringan Komputer Berbasis Local Genius Subak Untuk Infrastruktur Jejaring Pendidikan Nasional Zona Kantor Dinas Se-Kabupaten Buleleng ________________________________________ 73 I Wayan Dharmayana, I Made Gede Sunarya, Made Windu Antara Kesiman B4. Implementasi Random Numbers Java Untuk Menciptakan Missing Value Dari Suatu Tabel _______ 82 Jasman Pardede B5. Pengembangan Sistem Multiple Choice Achievement Test Berbasis Hypertext Untuk Memperoleh Analisis Butir Tes (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X di SMA Negeri 1 Singaraja) ______________________________________________________________ 90 Kadek Seri Budiyana, Made Windu Antara Kesiman, Ketut Agustini
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
5
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B6. Aplikasi Sistem Monitoring Dan Royalty Terdistribusi Pada Usaha Franchise __________________ 95 Noerlina, Hari SetiabudiHusni B7. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi (Studi Kasus Perusahaan Percetakan) ________________________________________________________________________ 100 Lianawati Cristian, Lindawati, Yuniati, Wanti B8. Analisa Kesenjangan Berbasis CMMI Dan Cobit Untuk Perbaikan Proses Kerja Pada Perusahaan Pengembang Perangkat Lunak PT. KSI __________________________________________________ 117 Yohan Widyakencana B9. Sistem Pencatatan Pasien Rawat Inap Berbasis Java Mobile ______________________________ 132 I Made Agus Wirawan B10. Purwarupa Data Warehouse Pada Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi Studi Kasus : STIKOM Surabaya __________________________________________________________________ 144 Hendro Poerbo P B11. Pengembangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Local Genius Subak Untuk Sistem Drainase Wilayah Monang-maning, Kecamatan Denpasar Barat, Kotamadya Denpasar ___________________ 160 I Gede Adi Saputra Yasa, I Made Gede Sunarya, I Made Agus Wirawan B12. Rancang Bangun Keamanan Transfer Data VOIP Over VPN Pada Sistem Opensource Trixbox __ 170 I Wayan Eka Putra Darmawan, I Gede Ratnaya, I Made Gede Sunarya B13. Sistem Temu Kembali Kelas Buku Untuk Menentukan Nomor Klasifikasi Buku di Perpustakaan __ 180 Putu Tika Parmawati, Made Windu Antara Kesiman, Ketut Agustini B14. Pengembangan Perangkat Lunak Pengenal Obyek Berbasis Praproses Menggunakan WaveShrink dan Jaringan Syaraf Tiruan Berdasarkan Karakteristik Suara Unik Yang Dimiliki Obyek ___________ 186 Ketut Agustini, I Putu Wisna Ariawan B15. Implementasi Virtual Network Computing (VNC) Dalam Pembelajaran dan Pengelolaan Laboratorium Komputer Berbasis Jaringan _______________________________________________ 199 I Made Gede Sunarya B16. Pemetaan Objek Java Ke Basisdata Relasional Dengan Teknik Object/Relational Mapping _____ 210 I Made Gede Sunarya B17. Analisis dan Perancangan E-CRM Pada PT. Karang Mekar Mitra Sejahtera (Arrowhead Consulting) __________________________________________________________________________________ 223 I Gusti Made Karmawan, Evawaty Tanuar, Mike Sari Dewi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
6
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Makalah Utama : Profesionalitas Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si
PROFESIONALITAS GURU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si Pembantu Rektor I Universitas Pendidikan Ganesha 1. Pendahuluan Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan sangat pesat. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini banyak tergantung kepada TIK. TIK perlu dperkenalkan kepada siswa sedini mungkin agar mereka beradaptasi dengan tuntutan global. Karena itu TIK dimasukkan sebagai mata pelajaran mulai dari jenjang SMP. Tujuan pengajaran TIK adalah (1) memahami teknologi informasi dan komunikasi , (2) mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, (3) mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan (4) menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi (Depdiknas; 2006). Pentingnya mata pelajaran TIK untuk siswa belum didukung oleh guru TIK yang memadai. Saat ini mata pelajaran TIK tidak diajarkan oleh lulusan Pendidikan TIK, namun di ajarkan oleh lulusan manajemen informatika, ilmu komputer, teknik komputer, teknologi pendidikan, pendidikan fisika, pendidikan matematika, dll. Di sisi lain, pengajar TIK dituntut sebagai seorang guru profesional. Sejalan dengan kebutuhan pengajar TIK di sekolah, LPTK membuka jurusan baru dengan label berbeda-beda, seperti pendidikan teknologi informatika, dan pendidikan ilmu komputer. Untuk menyederhanakan berbagai sebutan jurusan yang berorientasi TIK dalam hal ini digunakan istilah jurusan TIK. Jurusan ini pada dasarnya ingin menghasilkan calon guru yang kompeten dalam TIK. Sehubungan dengan hal ini, tugas besar yang perlu dipikirkan dan dilaksanakan oleh Jurusan TIK adalah peningkatan profesionalisme guru TIK yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas paling tidak sesuai dengan standar kompetensi guru TIK, meningkatkan kompetensi guru TIK, menyelenggarakan sertifikasi, dan meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran lainnya dalam bidang TIK. 2. Standar Kompetensi Guru TIK Kompetensi utuh sebagai pendidik professional adalah memiliki kompetensi pedagogic, professional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam penguasaan materi secara luas dan mendalam, Kompetensi kepribadian dan sosial merupakan hasil pembentukan pengalaman belajar yang bukan hanya terjadi dalam proses pembelajaran secara langsung, tetapi terintegrasi dari dampak ikutan kegiatan pembelajaran dan pengalaman panjang sebelumnya. Dengan demikian, ketiga kompetensi yaitu kompetensi pedagogic, kepribadian, dan sosial untuk semua guru relatif sama sedangkan kompetensi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
7
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
professional akan sangat diwarnai oleh mata pelajaran itu sendiri. Sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 tentang standar kompetensi guru, kompetensi guru TIK adalah sbb. a. Mengoperasikan komputer personal dan periferalnya. b. Merakit, menginstalasi, men-setup, memelihara dan melacak serta memecahkan masalah (troubleshooting) pada komputer personal. c. Melakukan pemrograman komputer dengan salah satu bahasa pemrograman berorientasi objek. d. Mengolah kata (word processing) dengan komputer personal. e. Mengolah lembar kerja (spreadsheet) dan grafik dengan komputer personal. f. Mengelola pangkalan data (data base) dengan komputer personal atau komputer server. g.Membuat presentasi interaktif yang memenuhi kaidah komunikasi visual dan interpersonal. h. Membuat media grafis dengan menggunakan perangkat lunak publikasi. i. Membuat dan memelihara jaringan komputer (kabel dan nirkabel). j. Membuat dan memelihara situs laman (web). k. Menggunakan sarana telekomunikasi (telephone, mobilephone, faximile). l. Membuat dan menggunakan media komunikasi, termasuk pemrosesan gambar, audio dan video. m. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam disiplin atau materi pembelajaran lain dan sebagai media komunikasi. n. Mendesain dan mengelola lingkungan pembelajaran/sumber daya dengan memperhatikan standar kesehatan dan keselamatan. o. Mengoperasikan perangkat keras dan perangkat lunak pendukung pembelajaran. p. Memahami EULA (End User Licence Agreement) dan keterbatasan serta keluasan penggunaan perangkat lunak secara legal. Rumusan kompetensi ini perlu dijabarkan lebih rinci dan dibedakan antara kompensi guru TIK SMP dengan kompetensi guru TIK SMA/SMK. Memperhatikan kompetensi professional tersebut, nampaklah bahwa guru TIK paling tidak adalah orang yang mempunyai dasar kuat dalam bidang TIK dan mempunyai pengetahuan tentang pembelajaran TIK. Misalnya, untuk membuat media komunikasi, situs laman , dll diperlukan pengetahuan TIK yang mendalam. Para pengajar TIK saat ini minimal memiliki kompetensi seperti di atas. Jika tidak, maka dapat diduga bahwa proses pembelajaran TIK tidak seperti diharapkan. Dalam perancangan kurikulum TIK kompetensi tersebut harus mendapat perhatian khusus. Guru yang berkualitas minimal harus memiliki kompetensi seperti di atas. Kual;itas guru akan sagat mewarnai kualitas pembelajaran. Menurut Elizabeth, May, dan King Chee (2008) ada 7(tujuh) kriteria seorang guru berkualitas, yaitu: (1) penguasaan materi dan kreativitas, (2) terampil dalam memotivasi siswa, (3) fleksibel dalam menggunakan keahliannya, (4) berani untuk mengambil risiko dan membuat kekeliruan, (5) menghargai siswa, (6) empati dan rasa humor, dan (7) bangga dengan profesi dan berkeinginan untuk lebih maju. Tiga kriteria pertama berkaitan dengan ketrampilan dan kemampuan dalam mengajar, sedangkan yang lainnya berkaitan dengan kepribadian dan sikap sebagai guru. Sebagai seorang guru diharapkan dapat “melahirkan” insan cerdas dan kompetitif sehingga perlu mengintegrasikan berbagai sikap seperti
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
8
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
sikap kritis, kreatif, kerja keras, tidak cepat menyerah, saling menghargai, kerja sama, berani mengambil risiko, dan rasa ingin tahu. Sebagai guru profesional, penguasaan bidang studi tidak bersifat terisolasi. Dalam melaksanakan tugasnya penguasaan bidang studi terintegrasi dengan kemampuan memahami peserta didik, merancang pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang mendidik, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Walaupun menurut PP No. 19/2005 tentang SNP bahwa kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan sendiri oleh setiap program studi, akan tetapi sangat lebih baik jika struktur kurikulum jurusan TIK dikembangkan secara bersama-sama dengan LPTK lainnya. Karakteristik mata kuliah yang menjadi substansi keilmuan TIK dengan mengacu kompetensi guru TIK dirancang sama. Karena itu “forum jurusan TIK” perlu lebih dioptimalisasi. Keberadaan forum ini sangat urgen untuk mendiskusikan berbagai hal yang bersifat akademis termasuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan profesionalitas guru TIK. 3. Profesionalitas Guru TIK Dalam upaya peningkatan profesionalitas guru TIK, perlu ada rumusan yang jelas dan tegas berkaitan dengan kompetensi guru TIK yang diharapkan. Rumusan ini tentunya mengacu pada kompetensi guru TIK dan ini menjadi rujukan dalam pembinaan guru TIK, baik guru dalam jabatan maupun pra jabatan. a. Guru dalam Jabatan Seperti uraian sebelumnya, guru TIK dalam jabatan mempunyai latar belakang pendidikan yang beragam. Apapun latar belakangnya, yang bersangkutan harus memiliki minimal kompetensi guru seperti yang tertuang dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007. Guru yang sudah berkualifikasi S1 peningkatan kompetensi dapat dilakukan melalui pendidikan profesi guru (PPG), sedangkan guru yang belum berkualifikasi S1 dapat mengikuti program peningkatan kualifikasi secara reguler atau program peningkatan kualifikasi dengan memperhatikan pengalaman kerja dan hasil belajar, sebelum mengikuti PPG. Tujuan program PPG adalah untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik, mampu melakukan penelitian dan pengembangan profesional secara berkelanjutan. Sebagai payung hukum PPG dalam jabatan adalah Permendiknas No. 9 Tahun 2010, Pada akhir program, dilakukan uji kompetensi dan yang lulus diberikan sertifikat pendidik. Sesuai dengan Permendiknas tersebut, salah satu persyaratan penyelenggara PPG adalah memiliki program studi kependidikan strata satu (S-1) yang sama dengan program PPG yang akan diselenggarakan, dan terakreditasi dengan nilai minimal B. Jurusan TIK yang memenuhi persyaratan administrasi, baik berkaitan akreditasi dan lainnya dapat mengusulkan program PPG. Nampaknya, belum ada jurusan TIK yang telah mengusulkan sebagai penyelenggara program PPG. Dengan kata lain proses sertifikasi guru TIK melalui PPG kecil kemungkinanya dapat dilakukan oleh jurusan TIK. Menurut Permendiknas tersebut dalam kasus tidak ada jurusan yang memenuhi syarat, maka menteri dapat menetapkan perguruan tinggi penyelenggara PPG untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki sumber daya yang relevan. Dengan kata lain LPTK yang memilki jurusan TIK dengan sumber daya yang relevan dapat mengusulkan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
9
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
sebagai penyelenggara PPG kepada Menteri melalui Dirjen Dikti. Jika ini tidak dilakukan maka banyak guru TIK tidak dapat mengikuti sertifikasi. Inilah salah satu yang perlu dipersiapkan oleh jurusan TIK, sehingga nantinya ditugaskan untuk menyelenggarakan program PPG. Sambil menunggu proses pengusulan dan penunjukkan penyelenggara PPG pembinaan guru perlu dilakukan, mengingat pengajar TIK mempunyai latar belakang pendidikan yang sangat variasi. Pengajar yang mempunyai latar belakang nonkependidikan perlu diberikan pelatihan berkaitan dengan kompetensi pedagogik. Mereka perlu diajarkan bagaimana mengemas materi menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mendidik. Perlu diberikan pengalaman untuk menyusun RPP melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Pengajar yang berasal dari lulusan kependidikan, tetapi penguasaan TIK nya masih rendah juga perlu diberikan pelatihan khusus untuk menngkatkan penguasaan materi TIK. Pembinaan pengajar ini dlakukan secara langsung atau tidak langsung, dengan menggunakan media TIK. Sebelum menetapkan materi pelatihan, perlu dianalisa kompetensi yang dimiliki oleh pengajar TIK dengan memperhatikan latar belakang pendidikannya. Berikut ini diberikan contoh perbedaan kompetensi lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan. Lulusan S1 Kependidikan
Lulusan S1/D-IV Non Kependidikan
• Telah menguasai konsep dan landasan kependidikan
• Belum menguasai konsep landasan kependidikan
• Telah memahami peserta didik secara baik
• Belum memahami peserta didik karena tidak diprogramkan dalam pembelajaran
• Telah menguasai bidang studi dan mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran • Telah menguasai pengetahuan tentang pembelajaran dan segala aspeknya •
Telah memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan segala aspeknya yang dapat dipertajam dalam pendidikan profesi
dan
• Telah menguasai bidang studi secara mendalam tapi belum mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran • Belum menguasai pengetahuan tentang pembelajaran dan segala aspeknya Belum memilki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan perbedaan tersebut maka pengajar TIK untuk lulusan S1 Kependidikan perlu diberikan pemantapan mata kuliah bidang studi. sedangkan untuk lulusan S1/D-IV Non Kependidikan perlu diberikan materi kependidikan (pedagogik). b. Bagi guru Pra Jabatan Sejak awal jurusan TIK mendapat respon yang positif dari masyarakat. Peminatnya tidak hanya lulusan siswa SMA/sederajat tetapi juga diminati oleh lulusan Managemen
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
10
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Informatika (D III). Untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat tersebut diselenggarakan program reguler dan program peralihan. Kedua program ini dilaksanakan secara proporsional dan profesional. Penyelenggaraan program reguler lebih menjadi priorotas daripada program peralihan. Dalam kontek ini, perlu formulasi sesama penyelenggara TIK yang diperkuat melaui suatu asosiasi sehingga jrusan TIK kedepan mempunyai “jati diri’ yang jelas dan posisi tawar yang tinggi. Perlu dikritisi secara akademik, apakah jurusan yang menempuh hanya beberapa mata kuliah yang berkaitan dengan ilmu komputer layak mengajarkan TIK. Bagaimana dengan calon peserta PPG? Struktur kurikulum akademik dan profesi jurusan TIK perlu dipikirkan dan disiapkan secara bersama-sama. Permendiknas No. 8 Tahun 2009 tentang PPG bagi guru prajabatan dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan kurikulum PPG tersebut. Sesuai dengan Permendiknas tersebut lulusan nonkependidikan juga dapat mengikuti program PPG. Agar peserta PPG mempunyai kompetensi yang setara maka sebelum mereka mengikuti program PPG, mereka wajib mengikuti program matrikulasi. Banyaknya beban dalam matrikulasi tersebut disesuaikan dengan pengalaman pendidikan sebelumnya. 4. Penutup Perkembangan TIK sangat berpengaruh pada aspek kehidupan manusia. Memasukkan TIK ke dalam kurikulum sekolah memberikan pengalaman kepada siswa sedini mungkin untuk (1) memahami teknologi informasi dan komunikasi , (2) mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, (3) mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan (4) menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Kebutuhan guru TIK di sekolah tidak sehimbang dengan penyiapan, sehingga saat ini TIK banyak diajarkan oleh bukan lulusan jurusan TIK. Untuk menjaga standarisas guru TIK maka perlu dilakukan pembinaan yang disesuaikan dengan bekal kompetensi mereka. Pembentukan forum atau asosiasi di antara penyelenggara TIK sangat penting untuk mengkaj secara akademis berkaitan dengan kompetensi guru TIK, persiapan penyelenggaraan PPG, dan pembinaan guru TIK secara berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Elizabert, C.L; May, C.M; dan King Chee,P. 2008. Building a Model to Define the Concept of Teacher Success in Hong Kong. Teaching and Teacher Education.Vol. 24. hal. 623-634 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidika Permendiknas No. 8 Tahun 2009 tentang program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan. Permendiknas No. 9 Tahun 2010 tentang program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
11
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Makalah Kelompok A : Bidang Kependidikan Informatika / TIK secara luas
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
12
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
A1. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Free Open Source (FOSS) Pada Pendidikan Teknik Informatika Jarot S. Suroso
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Free Open Source (FOSS) Pada Pendidikan Teknik Informatika Jarot S. Suroso Pusat Pengkajian Kebijakan Difusi Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
[email protected] Abstrak FOSS (Free/Open Source Software), adalah perangkat lunak komputer yang tersedia dan bebas untuk digunakan, digandakan, dipelajari, dan dikembangkan karena tersedia kode sumbernya. FOSS adalah perangkat lunak komputer yang bebas disebarluaskan untuk kepentingan apa saja, baik untuk kepentingan pendidikan maupun non pendidikan. FOSS adalah software yang bisa kita buka kode sumbernya, bisa kita pelajari, dan bisa menambahkan kode program di dalamnya, serta bebas disebarluaskan. Bahkan FOSS dapat dipatent-kan, dijual tanpa perlu takut melanggar hukum. Dalam hal ini, contoh software open source adalah Linux, yaitu sistem operasi komputer yang dilengkapi dengan berbagai program untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Saat ini beredar beberapa distro Linux, seperti Ubuntu, Mandrake, Redhat dll. Indonesia merupakan negara yang pernah mendapat predikat sebagai negara yang memiliki tingkat yang tinggi dalam pembajakan perangkat lunak. Perangkat lunak "Open Source" (OSS) merupakan salah satu solusi dalam mengurangi atau bahkan menghilangkan usaha-usaha untuk menggunakan perangkat lunak illegal. Untuk dunia pendidikan penggunan FOSS akan menjadi sangat penting, karena peserta didik akan diajarkan cara menghargai hak cipta khususnya yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual karena peserta didik memang sedang mengembangkan aspek intelektualitas mereka. Khusus untuk pendidikan informatika, implementasi FOSS juga memungkinkan peserta didik untuk dapat menciptakan invoasi-inovasi baru dalam hal pengembangan media pembelajaran berbasis Free Open Source (FOSS) karena sifat dari FOSS itu sendiri yang dapat dikembangkan dan dimodifikasi karena tersedia kode sumbernya. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Free Open Source Software (FOSS) Pada Pendidikan Teknik Informatika ini dilakukan mulai dari explorasi aplikasi FOSS sebagai media pembelajaran sampai dengan pengembangan dan modifikasi dari perangkat lunak itu sendiri karena memang kita dapat membuka kode sumbernya untuk dilakukan modifikasi. Kata kunci: Free Open Source Software, Media Pembelajaran, Pendidikan Informatika. 1. PENDAHULUAN 1.1 FOSS (Free/Open Source Software) Penggunaan teknologi informasi saat ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan perangkat-lunak selalu menyertai pada perangkat teknologi informasi. Salah satu isu global pada penggunaan perangkat-lunak adalah masalah pembajakan. Indonesia di percaturan internasional dikenal masih kurang menghargai hak atas
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
13
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
kekayaaan intelektual (HAKI) terbukti pada tingkat pembajakan perangkat-lunak yang cukup tinggi. Berlakunya UU No. 12 tahun 2002 tentang Hak Cipta belum cukup berperan dalam mengurangi tingkat pembajakan. Pembajakan dan penggunaan perangkat-lunak bajakan masih dianggap biasa di kalangan instansi pemerintahan, swasta, masyarakat umum, bahkan hingga kalangan akademisi. Usaha pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan ini antara lain dengan meluncurkan program IGOS (Indonesia, Go Open Source!). Program IGOS mempunyai tujuan utama agar open source software bisa diterima secara luas. Open source software bisa menjadi alternatif solusi karena bisa menyediakan perangkat-lunak yang murah bahkan gratis serta mendorong kreativitas untuk mengembangkannya. Sebagaimana yang tercantum pada situs IGOS, penggunaan open source software ini juga sesuai dengan kesepakatan World Summit on the Information Society (WSIS) tahun 2003 bahwa pemerintah bersama swasta bekerja sama dalam pengembangan open source software dan free software. Selain itu berdasarkan hasil kajian The United Nation Conference on Trade Development (UNCTAD) tahun 2003, negara berkembang direkomendasikan untuk mengadopsi open source software dan free software. Beberapa negara di Amerika Latin seperti Venezuela dan Peru sudah mulai mengambil langkah berani dengan mewajibkan semua instansi pemerintah menggunakan open source software. Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, telah memberikan perhatian khusus pada pendayagunaan FOSS (Free Open Source Software). Dan dalam kesepakatan di World Summit on the Information Society (WSIS) di Geneva Desember 2003, pemerintah-pemerintah nasional diminta bekerjasama dengan pihak swasta dan pelaku di sektor publik untuk mempromosikan berbagai aspek dan bentuk FOSS. Akan tetapi pada saat ini penetrasi FOSS masih lamban. Hal ini disebabkan bahwa walaupun harganya murah tetapi pemakaiannya masih sulit, kemampuannya terbatas, serta dukungan tenaga ahli masih kurang. Sementara itu, saat ini telah terdapat beberapa prakarsa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola informasi melalui suatu telecentre. Telecentre ini bersifat lokal tapi memiliki ruang lingkup global; artinya sumber informasi yang nyaris tak terbatas dikelola sedemikian sehingga mampu memberi pilihan-pilihan solusi bagi masyarakat yang memerlukannya. Media pembelajaran berbasis FOSS pada Pendidikan Teknik Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting. Untuk dunia pendidikan penggunan FOSS akan menjadi sangat penting, karena peserta didik akan diajarkan cara menghargai hak cipta khususnya yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual karena peserta didik memang sedang mengembangkan aspek intelektualitas mereka. Khusus untuk pendidikan informatika, implementasi FOSS juga memungkinkan peserta didik untuk dapat menciptakan invoasi-inovasi baru dalam hal pengembangan media pembelajaran berbasis Free Open Source (FOSS) karena sifat dari FOSS itu sendiri yang dapat dikembangkan dan dimodifikasi karena tersedia kode sumbernya. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Free Open Source Software (FOSS) Pada Pendidikan Teknik Informatika ini dilakukan mulai dari explorasi aplikasi FOSS sebagai media pembelajaran sampai dengan pengembangan dan modifikasi dari perangkat lunak itu sendiri karena memang kita dapat membuka kode sumbernya untuk dilakukan modifikasi. 1.2 Perbandingan Software Propriatary dan FOSS (Free/Open Source Software) Saat ini sudah banyak beredar software berbasis FOSS di pasaran. Baik untuk keperluan Tools Perkantoran (Pengolah Kata, Pengolah Tabel, Pengolah Database, Pengolah Presentasi) maupun untuk keperluan yang lainnya. Memang diperlukan sedikit pengetahuan untuk dapat mengoperasikan Program-program yang berbasis FOSS. Perbandingan antara software yang Free/Open Source dan Software yang Proprietary sebagai berikut:
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
14
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 1. Perbandingan Antara Software Yang Free/Open Source Dan Software Yang Proprietary
1.3 Perkembangan FOSS (Free/Open Source Software) Pemerintah terlihat telah membangun lingkungan free software yang dapat dibagi menjadi 2 yaitu: a. Proyek GNU dan Free Software Foundation Definisi Free Software secara tegas melindungi hak dari masyarakat yang tidak memilki hak cipta. Tapi tanpa lingkungan yang mendukung ide ini maka keempat kebebasan tentang software menjadi tidak realistis. Proyek GNU diluncurkan pada tahun 1984 untuk membuat sistem operasi UNIXbase yang berlisensi free software (perangkat lunak bebas) yang diberi nama sistem GNU. Bahkan aplikasi di atas sistem operasinya pun menjad bagian dari proyek GNU. Pada 1985 Free Software Foundation didirikan untuk mengusung ide perangkat lunak bebas. FSF mempromosikan pengembangan dan pemakaian dengan menyebarluaskan program yang bebas
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
15
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
tersedia. FSF juga berkonsentrasi pada pengembangan dengan tujuan untuk mencapai sistem yang mapan sebagai alternatif pengganti proprietary software. b. GNU General Public License (GNU GPL atau GPL) Di bawah struktur hukum yang ada, sekali karya diciptakan, perlindungan hak cipta diberikan secara ekslusif kepada pemegang hak cipta. Tanpa pernyataan yang eksplisit pemegang hak cipta mengklaim semua haknya. Orang yang tidak tahu bagaimana membuat pernyataan eksplisit, dapat menggunakan GNU General Public License (GNU GPL atau GPL) telah secara legal, yang di dalamnya disebutkan hakhak pengguna secara eksplisit. GPL juga menyatakan batasanbatasan agar lingkungan Free Software tetap terjaga. GPL adalah lisensi, hanya saja isinya sangat berbeda dengan lisensi proprietary. Di dalamnya dia memberikan hak-hak pemakai yang biasanyanya tidak diberikan oleh lisensi komersial oleh perusahaan perangkat lunak. Di dalamnya termasuk hak untuk mengkakses kode sumber, hak untuk menjalankan program, hak untuk memperbanyak dan menyebarkan, hak untuk mengubah program dan menyebarkan hasil modifikasinya. Di lain pihak meskipun GPL memberikan hakhak pemakai, GPL juga membatasi halhal tertentu untuk menjamin bahwa program yang memakai GPL dan turunannya tetap perangkat lunak bebas. Sementara kebanyakan para pendukung Free Software menitikberatkan kebebasan sebagai sebuah masalah moralitas, maka ada sebagian yang lain yang lebih mementingkan tentang “Open Source Software” dimana lebih terfokus pada nilainilai teknis dan lebih bersahabat dengan bisnis dan industri. OSI (Open Source Initiative) menjalankan organisasi untuk mempromosikan atau kampanye Open Source, dengan mengelola dan promosi Definisi Open Source, dan sertifikasi terhadap lisensi dan produk yang open source (kode terbuka). Definisi Open Source adalah revisi dari dokumen kebijakan milik distribusi Debian GNU/Linux. Dokumen ini menjelaskan lisensilisensi mana saja yang termasuk bebas. OSI menjelaskan ide dasar dari open source: “Ide dasar dari open source sangat sederhana: Bilamana pemrogram dapat membaca, menyebarkan, dan memodifikasi kode sumber dari sebuah perangkat lunak, maka perangkat lunak itu akan berkembang. Masyarakat memakai, membuatnya lebih baik dan memperbaiki kelemahannya. ”Open Source juga menekankan hak hak yang tersebut dalam definisi Free Software, termasuk hak akses terhadap kode sumber, memperbanyak, menyebarkan, memodifikasi dan menyebarkan hasil turunannya. Bila dibandingkan definisi Free Software, definisi Open Source yang terdiri dari 10 klausul relatif lebih longgar. Selain klausul tentang akses terhadap kode sumber (klausul 1), hak pemakai untuk memperbanyak dan menyebarkan program aslinya (klausul 3), ia juga memiliki klausus tidak diskriminatif (klausul 5, 6, 8, 9, 10). Meski tidak dinyatakan secara eksplisit sebenarnya ini juga terkandung dalam definisi Free Software. Klausul 7 dalam Open Source mencegah agar kode sumber tidak tertutup lagi, yang merupakan konsep inti dari Free Software. Pengakuan terhadap penulis program tidak secara eksplisit disebutkan pada Free Software, sedangkan ini masuk pada klausul 4 definisi Open Source. Menurut David Wheeler, secara umum program yang dinamakan free software (perangkat lunak bebas) atau open source software (perangkat lunak sumber terbuka) adalah program yang lisensinya memberi kebebasan kepada pengguna menjalankan program untuk apa saja, mempelajari dan memodifikasi program, dan mendistribusikan penggandaan program asli atau yang sudah dimodifikasi tanpa harus membayar royalti kepada pengembang sebelumnya. (Sumber: http://www.dwheeler.com/off_fs_why.html). Free/Open Source Software (FOSS) atau perangkat lunak bebas dan open source (PLBOS) telah menjadi sebuah fenomena internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, FOSS mengalami perubahan besar dari sebuah kata yang relatif tidak dikenal menjadi sebuah kata popular terbaru. Namun, istilah FOSS tetap belum mudah dipahami mengingat FOSS merupakan konsep baru, misalnya apa saja pengertian FOSS dan apa saja cabang atau jenis jenisnya. Bab bab selanjutnya berikut ini memberikan penjelasan yang baik tentang fenomena FOSS,
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
16
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
filosofinya, perbedaannya dengan program yang bukan FOSS, dan metoda pengembangannya. Ada dua filosofi pokok pada kata FOSS, yaitu filosofi dari FSF (Free Software Foundation) atau Yayasan perangkat Lunak Bebas, dan filosofi dari OSI (Open Source Initiative) atau Inisiatif Sumber Terbuka. Kita mulai pembahasan dengan filosofi FSF, sesuai dengan urutan sejarah dan karena posisi FSF sebagai pionir dalam gerakan FOSS ini. Tokoh utama gerakan FSF adalah Richard M. Stallman, sedangkan tokoh gerakan OSI adalah Eric S. Raymond dan Bruce Perens. Menurut FSF, perangkat lunak bebas mengacu pada kebebasan para penggunanya untuk menjalankan, menggandakan, menyebarluaskan/menditribusikan, mempelajari, mengubah dan meningkatkan kinerja perangkat lunak. Tepatnya, mengacu pada empat jenis kebebasan bagi para pengguna perangkat lunak, yaitu: 1. Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa saja (kebebasan 0). 2. Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (kebebasan 1). Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat. 3. Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan perangkat lunak tersebut sehingga dapat membantu sesama anda (kebebasan 2). 4. Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan dapat menyebarkannya ke khalayak umum sehingga semua menikmati keuntungannya (kebebasan 3). Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat juga. Filosofi OSI agak berbeda. Ide dasar open source sangat sederhana. Jika para pemrogram dapat mempelajari, mendistribusikan ulang, dan mengubah kode sumber sebagian perangkat lunak, maka perangkat lunak itu berkembang. Masyarakat mengembangkannya, mengaplikasikannya, dan memperbaiki kelemahannya. OSI difokuskan pada nilainilai teknis dalam pembuatan perangkat lunak yang berdaya guna dan dapat dihandalkan, dan pendekatan istilah OSI ini lebih sesuai kebutuhan bisnis daripada filosofi FSF. OSI tidak terlalu fokus pada isu moral seperti yang ditegaskan FSF, dan lebih fokus pada manfaat praktis dari metoda pengembangan terdistribusi dari FOSS. Meskipun filosofi dasar kedua gerakan ini berbeda, FSF dan OSI berbagi area yang sama dan bekerja sama dalam halhal praktis, seperti pengembangan perangkat lunak, usaha melawan perangkat lunak proprietary, paten perangkat lunak, dan sejenisnya. Richard Stallman mengatakan bahwa gerakan perangkat lunak bebas dan gerakan open source merupakan dua “partai politik” dalam komunitas yang sama. 2. TEKNIK PENGAJARAN MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA Berdasarkan informasi yang didapat dari Southern Illinois University atau Universitas Illinois Selatan, Teknik Pengajaran yang baik selalu melibatkan Teacher-Learner atau belajarmengajar. Dosen sebagai pengajar, haruslah cermat dan pandai dalam menciptakan suatu keharmonisan dalam proses belajar-mengajar. Timbal balik inilah yang kemudian dapar dikategorikan dalam suatu Teknik Pengajaran yang baik. 2.1 Dilihat dari segi pengajar 2.1.1 Atmosphere Atmosfir ini bukan berarti keadaan tekanan udara di sekitar kita, melainkan, keadaan lingkungan kita. Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika banyak bekecimpung dengan metoda dan penerapan bahasa pemrograman komputer serta perkembangan dunia teknologi informasi pada umumnya. Bila lingkungan belajar mahasiswa, para pengajar serta civitas akademika lainnya terlihat banyak melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan aplikasi ini maka mahasiswa akan merasa betah bahkan senang untuk memperdalam ilmunya.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
17
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Dari penelitian di Southern Illinois University, lingkungan belajar sangat mempengaruhi kemajuan belajar peserta didik/mahasiswa. 2.1.2 Physical Physical, yaitu keadaan fisik dari lingkungan sekitar kita. Apakah lingkungan kita bersifat nyaman, sehingga mahasiswa merasa nyaman dan cerah dalam proses belajar. Juga ruangan ditata serta dihiasi dengan informasi perkembangan teknologi informasi terbaru sehingga membuat proses belajar mengajar menjadi menarik. Penyediaan sarana dan prasara pendukung juga sangat berpengaruh besar. Terutama kebutuhan komputer serta peripheralnya termasuk fasilitas untuk networking dll 2.2 Dilihat dari segi mahasiswa 2.2.1 Motivation atau motivasi Mengapa seseorang bisa menjadi sangat sukses dan sangat bermotivasi dalam karirnya? Dari manakah energi yang diperoleh seseorang, dan apa yang mendorong seseorang dalam menjalankan karirnya? Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, karena seseorang tersebut sadar bahwa dengan melakukan sesuatu tersebut, akan diperoleh hasil yang diinginkan. Dengan memberikan contoh profile alumni atau pelaku bisnis yang berhasil di bidang IT, mahasiswa tersebut termotivasi dalam. 2.2.2. Skills dan Talent ( kepandaian dan talenta ) Skills merupakan suatu kemampuan yang terdapat dalam diri suatu mahasiswa yang membuat dia mahir dalam sesuatu. Talenta juga merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seorang mahasiswa secara alamiah. Jadi apa bedanya skills dan talents? Skills bisa jadi kemampuan yang dimiliki berkat suatu latihan yang berulang-ulang, seperti membaca, mencoba membuat program dll. Salah satu dari teknik tersebut, bila dilatih dengan baik, maka suatu seseorang tersebut akan mahir dalam melakukannya. Akan tetapi, tidak semua orang memiliki talent atau talenta. Talenta seseorang untuk melakukan atau mengaplikasikan bahasa pemrograman seseorang bisa lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain. Ada mahasiswa yang berbakat untuk melakukan suatu analyst system tapi ada juga yang lebih senang untuk berbicara dengan komputer dengan melakukan aplikasi computer language. 2.2.3 Methode atau metode Metode merupakan suatu sarana atau cara-cara yang menurut seseorang merupakan cara yang paling tepat dalam melakukan belajar atau apa saja. Mahasiswa bisa diberikan pembelajaran dengan sistem pembelajaran tertertentu (teaching methodology), atau berdasarkan student centered learning. Untuk mata kuliah programming metode praktikum di laboratorium sangat membantu pemahaman mahasiswa akan suatu topik.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
18
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.3 Cara dan Suasana Mengajar yang tepat Suasana yang bagaimanakan yang dapat membuat mahasiswa belajar dengan potensi maksimal yang terdapat dalam dirinya? Apakah gaya belajarnya efektif? Cara-cara di bawah ini adalah data yang dihimpun dari University of Alabama bagian Center for Teaching and Learning mengenai hal tersebut. 2.3.1 Creating a Good Study Environment •
Teknik ini adalah menciptakan suatu suasana belajar yang tepat sehingga mahasiswa dapat memaksimalkan efisiensi belajarnya. Teknik ini berbeda-beda pada setiap individual. Apa yang terbaik buat anda bisa jadi tidak tepat buat orang lain untuk.
2.3.2 Effective Teaching Method atau cara mengajar yang efektif Mengajar adalah pekerjaan yang sulit. Mengajarkan sesuatu kepada orang lain diperlukan persiapan yang tepat seperti : • Mempresentasikan material yang faktual, dan mudah ditangkap dengan logika • Mengandung suatu pengalaman, sehingga menimbulkan inspirasi mahasiswa • Menstimulasi pikiran dan membuka diskusi tentang masalah yang diterangkan • Memberikan masalah yang dikerjakan dengan diskusi dan bertukar pikiran antara mahasiswa dengan mahasiswa atau antara guru dengan mahasiswa. • Pemecahan yang telah dibicarakan di atas mungkin merupakan contoh proses mengajar di sekolah menengah yang ada di Indonesia, akan tetapi perlakuan yang berbeda dibutuhkan oleh mahasiswa dan mahasiswi universitas Banyak sekali jalan untuk mempelajari sesuatu. Setiap individual membawa talenta dan gaya yang berbeda dalam proses belajarnya. Siswa yang pandai dalam menghafal belum tentu pandai dalam mempraktikkan kerjanya di laboratorium atau studio atau di lapangan, begitupula sebaliknya siswa yang pandai mengantarkan dan mempresentasikan kerjanya belum tentu pandai menghafal. Menghargai kemampuan yang berbeda dapat menimbulkan rasa soloidaritas dan percaya diri yang tinggi. 2.3.3 Menggunakan bantuan visual atau audio yang tepat Bantuan-bantuan visual ataupun audio yang tepat dapat membantu siswa lebih mudah dalam menyerap suatu konsep. Bantuan visual ini termasuk poster, video, Overhead transparencies, komputer ( Power Point Presentation ). Apalagi bila dilengkapi dengan alat bantu multimedia. 2.4. Implementasi Free Open Source Software pada Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia pada 2006 lalu mengeluarkan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dikeluarkan pada 2004. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran baru di awal 2000-an. Standar kompetensi yang disebut dalam kurikulum itu sangat mendukung masuknya materi ilmu komputer berbasis Linux dan program Open Source lainnya. Kurikulum TIK 2006 itu tidak lagi menyebut nama produk perangkat lunak, seperti dalam kurikulum pendidikan komputer di Indonesia beberapa tahun sebelumnya. Misalnya, pelajaran
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
19
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
pengolah kata tidak menyebutkan Microsoft Word, sehingga penyelenggara sekolah dapat menggunakan OpenOffice Writer, AbiWord, Kword, dan lain-lain. Yang lebih menarik, dalam salah satu materi pokok pelajaran TIK untuk sekolah itu terdapat materi etika dalam menggunakan teknologi informasi dan UU Hak Cipta. Akan sangat memalukan, bila pada saat pelajaran tentang etika dan hak cipta ini siswa menggunakan perangkat lunak bajakan. Di sisi lain, akan sangat berat bagi sekolah dan orang tua siswa, jika harus membayar lisensi semua perangkat lunak yang digunakan di sekolah. Sesuai dengan panduan standar kompetensi Kurikulum 2004 (KBK) dan 2006 (KTSP), mata palajaran TIK merupakan salah satu fasilitas untuk menghasilkan siswa yang berkompeten. Maksudnya, siswa tidak hanya mampu merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, desentralisasi, dan hak asasi manusia, tapi juga mampu menggali, menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh meskipun telah menyelesaikan pendidikannya. Dengan demikian, siswa memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Dan untuk itu semua, perangkat lunak yang berbasis Linux/FOSS sangat tepat dijadikan sebagai bahan ajar. Sesuai dengan tujuan mata pelajaran TIK dalam Kurikulum 2004 dan 2006, berikut ini contoh beberapa program Linux untuk pendidikan dasar dan menengah. * Teknologi Informasi dan Komunikasi umum Materi ini meliputi pengenalan komputer dan sistem operasi, yang dapat menggunakan distro Linux populer buatan anak bangsa seperti BlankOn, IGOS Nusantara, dan Kuliax, atau distro Linux umum seperti Fedora, Ubuntu, Debian, Mandriva, openSUSE, dan Slackware. * Aplikasi multimedia/spesifik (presentation) Contoh aplikasi yang dapat digunakan untuk materi ini adalah Audacity untuk mengolah suara, Kino dan Kdenlive untuk mengolah video, dan OpenOffice Impress untuk presentasi. * Pengolahan gambar (drawing) Mengolah gambar di Linux dapat menggunakan OpenOffice Draw, Kontour, Inkscape, Krista, dan GIMP. * Pengolah kata (Word Processor) Linux memiliki beberapa aplikasi untuk ini, antara lain OpenOffice Writer, AbiWord, dan Kword. * Pengolah angka (Spreadsheet) Tersedia beberapa spreadsheet di Linux, antara lain OpenOffice Calc, Gnumeric, dan Kspread. * Pemanfaatan database Selain OpenOffice Base yang disertakan pada paket OpenOffice.org, MySQL dan PostgreSQL merupakan pilihan tepat untuk belajar database. * Pemrograman Pemrograman di Linux dapat dipenuhi oleh Python atau Gambas yang sangat mirip Visual Basic, atau PHP dan Java untuk pemrograman berbasis web, dan sebagainya. * Pemanfaatan LAN dan Internet (email, web, dll.) Ini materi-materi yang sangat cocok menggunakan Linux, karena semua distro Linux menyediakan aplikasi untuk jaringan, server (misal web server Apache dan mail server Postfix) dan client (web browser Firefox dan email client Evolution atau Thunderbird).
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
20
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Berikut ini sebagian daftar program yang jalan di Windows dan penggantinya di Linux: 1. MS Office => OpenOffice, KOffice, AbiWord, Gnumeric 2. Internet Explorer => Firefox, Konqueror 3. Outlook => Evolution, Thunderbird, KMail 4. Yahoo Messenger => Pidgin, Yahoo Messenger. 5. File/Print Sharing => Samba, NFS, CUPS 6. Photoshop => GIMP, ImageMagic 7. CorelDraw => Inkscape, Xara 8. Publisher/PageMaker/InDesign => Scribus 9. SQL Server => MySQL, PostgreSQL 10. VisualBasic/.Net => Gambas/Mono 11. ASP => PHP, Java 12. IIS Web Server => Apache Web Server 13. Exchange Server => Postfix, Sendmail, Qmail 14. WinZip => File Roller, Ark 15. DreamWeaver => NVU 16. WinAmp => XMMS, Rhythmbox 17. CoolEdit => Audacity 18. Windows Media Player => MPlayer, Totem, Xine 19. AutoCAD => QCAD, VariCAD 20. 3D Max => Blender 21. Nero => K3b, Brasero 22. MyMoney => GnuCash 23. SPSS => R-base, PSPP 2.5 Implementasi Free Open Source Software pada Pendidikan Teknik Informatika Bila kita mengambil suatu contoh kasus di suatu perguruan tinggi pemula dimana belum terlalu banyak mahasiswanya. Ada beberapa alasan mengapa kita perlu memperkenalkan Free Open Source Software (FOSS) di Perguruan Tinggi khususnya Pendidikan Teknik Informatika, yaitu: 1. Permasalahan biaya pengadaan sistem operasi dan aplikasi. PC yang ada di sekolahnya sekitar 200 unit, dan sebagian PC tersebut tidak memiliki lisensi software yang resmi (istilah lainnya: menggunakan software bajakan). Dari perhitungan sementara, biaya lisensi untuk software yang digunakan tersebut mencapai 3 milyar rupiah. Bayangkan saja jika uang tersebut digunakan untuk membeli PC, setiap guru dan karyawan bakalan kebagian satu-satu. Tapi bayangkan jika didenda dengan nilai sebegitu besar, bisa jadi langsung tutup kampusnya? 2. Permasalahan perawatan sistem. Semua PC digunakan dalam proses pembelajaran di laboratorium komputer (mata pelajaran di Teknik Informatika misalnya) dan administrasi sekolah (di ruang guru dan tata usaha). Dan meski sudah ditanami bermacam software anti virus paling canggih (yang juga software bajakan), selalu saja virus ada di manamana. Sebagian waktu staf IT dan guru komputer di sekolahnya habis untuk mencari anti virus terbaik dan updatenya, serta menangani kehilangan data dan kerusakan sistem yang diakibatkan virus komputer. 3. Bahwa dalam kurikulum tidak disebutkan nama software, tetapi kategori software yang digunakan. Sayangnya, sampai saat ini belum dijumpai buku panduan untuk guru dan siswa dalam mata pelajaran TIK (tingkat SD sampai SMA) dan juga di Perguruan Tinggi yang menggunakan FOSS.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
21
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
4. Banyak Perguruan Tinggi belum memiliki kebijakan mengenai lisensi software. Belum memiliki ini dikarenakan bukan karena masih buta tentang apa itu lisensi software, tetapi karena tidak mau peduli dan tidak mau tahu. Alasan yang selalu dibuat banyak sekali, mulai dari sweeping tidak akan masuk ke kampus sampai karena tidak ada biaya untuk membeli software berlisensi. Usulan untuk menggunakan FOSS (yang jelas-jelas tidak harus membayar lisensi software untuk menggunakannya) hanya merupakan angin lalu yang dianggap mengada-ada. Kenapa harus susah-susah belajar lagi, toh menggunakan yang sudah ada masih nyaman. Yang paling serius lagi adalah tidak ada anggaran untuk menggunakan software berlisensi. 5. Pengelola sudah mencobakan dual sistem dalam upaya memperkenalkannya. Sayangnya FOSS tidak digunakan karena masih merasa nyaman dengan sistem yang lama.. Terlihat bahwa Free Open Source Software menawarkan solusi yang tepat dan patut dipertimbangkan sebagai aplikasi pendidikan di Perguruan Tinggi. Selain karena murah biayanya (tidak harus membayar lisensi software yang mahal), Linux juga bebas virus. Ada satu alasan lagi yang sangat penting, bahwa FOSS lebih menarik kreativitas siswa dan guru. Pekerjaan besar yang berkaitan dengan proses penggunaan FOSS di kampus ini nantinya akan meliputi: • Menyatukan persepsi tentang pilihan untuk menggunakan FOSS. • Migrasi semua PC beserta sistem di dalamnya. Untuk migrasi ini tidak mudah, karena PC yang ada memiliki spesifikasi hardware yang berbeda-beda. • Pelatihan. Bagaimana memberi pelatihan kepada penggunanya? • Pengadaan buku panduan mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku. • Pengadaan buku panduan bagi karyawan yang menggunakan PC dalam pekerjaannya sehari-hari. Diharapkan nantinya yang bisa didapat adalah: 1. Untuk pemerintah: Dukungan dari pemerintah (dalam hal ini Depdiknas) untuk tidak hanya menganjurkan penggunaan FOSS. Tetapi memberikan solusi berupa pengadaan buku-buku mata pelajaran TIK berbasis FOSS. Budi sangat yakin bahwa jika buku tersebut tersedia, maka pembajakan software di Indonesia dapat menurun drastis. 2. Untuk komunitas pengguna linux: Semoga Linux tidak hanya masuk ke Perguruan tinggi saja, tetapi dapat masuk ke sekolah. Selama ini lebih sering pengenalan FOSS dilakukan ke perguruan tinggi. 3. Untuk penerbit buku pelajaran sekolah: Seperti kita ketahui bersama, sampai saat ini belum pernah dijumpai buku pegangan siswa yang menggunakan FOSS. Semoga menjadi masukan bagi para penerbit buku pelajaran TIK, agar membuat buku tersebut. 4. Untuk perguruan tinggi: Banyak cara untuk menjalin kerjasama dengan sekolah dalam upaya memperoleh calon mahasiswa baru. Salah satu cara yang barangkali menarik adalah memperkenalkan FOSS yang telah digunakan di perguruan tinggi tersebut ke sekolah. 5. Untuk kampus: Apapun alasannya, melakukan pembajakan software adalah hal yang tidak baik. Apalagi sebagai lembaga pendidikan, bagaimana dapat dikatakan berhasil menjadikan sekolah sebagai tempat terbaik bagi siswa dan guru, jika kita telah mendidik anak didik kita untuk membajak? Sekolah sebagai tempat para pendidik dan orang-orang terdidik, seharusnya menjadi tempat terbaik bagi proses dan penerapan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) dan pengenalan lisensi software. Solusi yang dapat dipilih hanya ada dua, yaitu membeli lisensi software atau menggunakan linux dan open source software. Berikut ini adalah sebagian daftar software yang dapat digunakan: • Sistem Operasi : Linux, distro Ubuntu/Edubuntu dan Fedora
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
22
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
• • • • • • • • • • • •
Pengolah Kata: Open Office Writer, Scribus Pengolah Angka: Open Office Calc Presentasi: Open Office Impress Design Grafis: Gimp, GCompris, GPaint Pengolah Grafis: Open Office Draw, Lnkscape, Dia Jaringan komputer: Banyak sekali macamnya… Internet: Mozilla Firefox, Opera, Konqueror, Elinks, Mozilla Thunderbird, Evolution HTML: Bluefish, Gedit, Quanta Programming: Gambas, C, GTK, Vim, PHP, MySQL Multimedia: XMMS, MPlayer, Xine, Real Player Aplikasi Server: DNS, Web, FTP, NFS, Mail FTP: Gftp, Filezilla, Nautilus
Dan jika masih mau menggunakan beberapa aplikasi yang berjalan di mesin sistem yang lain, kita dapat menggunakan berbagai emulator sistem operasi lain di Linux. Bagi Pendidikan Teknik Informatika, disinilah kelebihan software berbasis FOSS. Mahasiswa akan termotivasi untuk melakukan perubahan atas perangkat lunak yang digunakan karena perangkat lunak FOSS tersedia source code nya. Mereka bisa melakukan modifikasi dari Sistem Operasinya, Software Office nya juga Bahasa Pemrograman yang digunakan disamping berbagai macam software aplikasi untuk kegunaan khusus (special purpose software). 3. KESIMPULAN Dengan digunakannya FOSS pada Penddikan Teknik Informatika maka akan didapat keuntungan sbb: 1. Meningkatkan kemampuan lokal (peningkatan mutu SDM di bidang TIK). 2. Menghemat biaya pengeluaran untuk lisensi (menghemat devisa). 3. Meningkatkan keamanan nasional dan organisasi pengguna (pendidikan, pemerintah, bisnis, dan personal), karena tersedia kode program untuk dipelajari. 4. Mengurangi pelanggaran HaKI di bidang hak cipta software. 5. Memudahkan pelokalan (localization), seperti bahasa, program, dan tampilan. 6. Meningkatkan kemampuan berkompetisi SDM secara global. 7. Mengurangi total biaya kepemilikan program (TCO: Total Cost of Ownership). 8. Mengurangi ketergantungan terhadap vendor atau negara asing di bidang TIK. 9. Meningkatkan akses terhadap informasi (FOSS sangat berperan di internet, dsb.). 10. Mahasiswa akan termotivasi untuk melakukan perubahan perangkat lunak karena memang software FOSS tersedia source code nya. DAFTAR PUSTAKA 1. Suroso, Jarot S.(2009), Percepatan Difusi FOSS Untuk Telecenter, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta 2. Kemp, J.E. (1994). Proses Perancangan Pengajaran. Institut Teknologi Bandung, Bandung. 3. Parkay, F.W., Hass, G. (2000). Curriculum Planning - A Contemporary Approach. Edisi ke-7. A Pearson Education Company, Massachusetts. 4. Josua M. Sinambela (2008), Strategi Go Open Source, Surakarta, 27 Agustus 2008 5. Rusmanto (2009), Kondisi dan Peta Industri FOSS di Indonesia, pengurus Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI), disampaikan pada Diskusi Terbatas di PPKDT-BPPT 6. Gladhi Guarddin (2009), Strategi Penyebarluasan F/OSS di Indonesia
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
23
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
7. Kemal Prihatman (2009), Migrasi OSS di Instansi Pemerintahan, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, disampaikan pada Diskusi Terbatas Pemanfaatan F/OSS untuk Telecenter di PPKDT-BPPT 8. Dwi Handoko, Proposal Penyusunan RoadMap Industri Teknologi Informasi Berbasis FOSS di Indonesia, PTIK-BPPT 9. KNRT (2006), Buku putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025 10. Onno W. Purbo (2008), Kebijakan Open Source
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
24
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
A2. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Pada Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta Ivan Hanafi, Mufti Maksum, Pitoyo Yuliatmojo
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI JAKARTA Ivan Hanafi Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta e-mail:
[email protected] Mufti Maksum Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta e-mail:
[email protected] Pitoyo Yuiatmojo Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta e-mail:
[email protected] Abstrak Pada saat ini penggunaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di bidang pendidikan merupakan tuntutan nyata, terlebih pada institusi pendidikan teknik dan kejuruan yang sangat erat kaitannya dengan kesiapan peserta didik untuk menghadapi dunia kerja. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengintegrasian TIK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Metode yang digunakan adalah survey dengan menyebarkan kuesioner kepada tiga elemen sekolah, yakni tata usaha sekolah, guru, dan siswa. Untuk melengkapi data, dilakukan kajian literatur yang relevan dan wawancara kepada guru dan siswa pada beberapa sekolah di Jakarta. Hasil studi menunjukkan bahwa pengintegrasian TIK di SMK dilaksanakan berdasarkan kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yakni setiap lulusan SMK diharuskan memiliki keterampilan komputer dan manajemen informasi. Menurut data, jumlah SMK di Indonesia adalah 3538 sekolah, sedangkan di wilayah DKI Jakarta jumlah SMK adalah 391 sekolah, terdiri atas 193 (49,4%) berakreditasi sangat baik, 183 (46,8%) berakreditasi baik, 10 (2,6%) berakreditasi kurang, dan 5 (1,3%) tidak berakreditasi. Sebagian besar SMK di DKI Jakarta telah melaksanakan pembelajaran berbasis TIK, yang terdiri atas 227 SMK (57,9%) melaksanakan sepenuhnya, 159 SMK (40,6%) bekerjasama dengan pihak lain, dan sisanya 6 SMK (1,5%) belum melaksanakan. Rerata ratio jumlah perangkat komputer di sekolah untuk praktik siswa adalah 1:20 atau satu sekolah mempunyai 20 komputer. Implementasi pembelajaran berbasis TIK dilakukan guru dengan menyampaikan bahan ajar di kelas menggunakan komputer, mengajarkan keterampilan komputer dan pengolahan data, mengakses informasi melalui internet on-line, dan melaksanakan evaluasi belajar. Kendala sebagian sekolah adalah kurangnya bantuan untuk mengembangkan fasilitas TIK dan perluasan jaringan internet, sebagian guru masih gagap TIK, sedikitnya bantuan biaya untuk pelatihan TIK bagi guru, aliran listrik yang sering padam, dan kerusakan serta ketersediaan perangkat TIK yang akan digunakan siswa dalam pembelajaran. Untuk menjamin keberlanjutan program TIK di sekolah, perlu upaya
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
25
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
meningkatkan kepedulian pemangku kepentingan sekolah terhadap peningkatan keterampilan guru dan ketersediaan fasilitas TIK. Kata kunci: Teknologi informasi dan komunikasi, Pembelajaran, Sekolah Menengah Kejuruan 1. Pendahuluan Saat ini, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah merasuk di pelbagai sektor kehidupan manusia dan telah banyak dimanfaatkan untuk proses pembelajaran di insitusi pendidikan. Hampir setiap institusi memiliki komputer, baik untuk kepentingan pengolahan data maupun untuk proses pembelajaran. Hal itu didukung juga oleh kemudahan memperoleh perangkat teknologi tersebut dengan harga yang cukup terjangkau. TIK juga menyangkut perangkat teknologi yang digukanakan untuk melakukan interaksi dan komunikasi baik di linkungan sekolah atau di luar sekolah, seperti telepon genggam, komputer, televisi, radio, kamera, modem, dan lain-lain. Pada insitusi pendidikan kejuruan, TIK digunakan untuk berbagai keperluan, dari mulai bidang administrasi hingga perangkat laboratorium untuk keperluan praktikum. Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang lebih dekat dengan TIK dalam kegiatannya, terutama karena pendidikan kejuruan, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan yang menyiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu di masyarakat setelah peserta didik menyelesaikan studinya. Dalam kaitan itu, TIK berdampak luas kepada proses pembelajaran di SMK, antara lain pada (1) pergeseran orientasi sistem pembelajaran, yakni dari guru kepada siswa; (2) peserta didik mempunyai pilihan sumber belajar melalui jaringan; (3) membuka peluang belajar jarak jauh dengan metode pembelajaran elearning; (4) meningkatkan standar mutu dalam persaingan global; dan (5) memerlukan pemahaman yang lebih jauh tentang belajar sepanjang hayat. Dampak terhadap pergeseran orientasi sistem pembelajaran di SMK memberikan harapan bahwa pembelajaran dapat terlaksana dengan lebih baik dan dapat meningkatkan mutu hasil belajar. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran juga mendukung peningkatan mutu pendidikan, karena mempunyai banyak keunggulan antara lain kemudahan dalam mengakses informasi, tanpa batas dan jarak, dan relatif murah. Banyak aspek dalam proses pembelajaran yang dapat didukung melalui pemanfaatan TIK, namun demikian perlu kiranya dicermati secara lebih khusus keunggulan dan kekurangan yang ada dengan pola pembelajaran yang memanfaatkan TIK di dalam kelas. Beberapa masalah diidentifikasi berkaitan dengan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran antara lain (1) Pembelajaran yang memanfaatkan TIK cenderung berbiaya tinggi, karena berbagai peralatan yang diperlukan untuk kegiatan laboratorium; (2) Proses pembelajaran tidak efektif dengan memperhatikan berbagai persiapan yang harus dilakukan untuk kegiatan pembelajaran; (3) Kurangnya persiapan dan kemampuan guru dalam memberikan layanan pendidikan TIK kepada peserta didik; dan (4) Minimnya infrastruktur dan sarana prasarana dalam proses pembelajaran TIK. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta. 2. Metodologi Metode survei digunakan untuk memperoleh data primer dengan analisis deskriptif serta kajian dokumentasi untuk melengkapi informasi yang telah diperoleh. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri atas tiga jenis yakni tata usaha sekolah, guru, dan sejumlah siswa untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan kendala, strategi, pelaksanaan dan pemanfaatan TIK di sekolah. Penelitian ini difokuskan untuk Sekolah
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
26
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta. Untuk mendapatkan gambaran yang utuh, sampel dipilih dengan purposive random sampling dan pembagian dilakukan dengan membagi sekolah sampel berdasarkan (1) Jenjang pendidikan (SMK); (2) Institusi penyelenggara pendidikan (negeri dan swasta); (3) Kondisi ekonomi, termasuk ketersediaan sarana dan prasarana TIK. Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui kuesioer, dilakukan wawancara kepada responden berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan TIK di sekolah. 3. Temuan dan Pembahasan Kebijakan berkaitan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Di bagian Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum dalam Pasal 7 Ayat (6), disebutkan bahwa Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Sekolah/Madrasah Menengah Kejuruan (SMK/MAK), atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. Selanjutnya, penjabaran ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Pasal 1 pada Ayat (1) Permendiknas tersebut menyebutkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. SKL yang berkaitan dengan TIK pada jenjang SMK adalah Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). KKPI yang dituntut berdasarkan SKL pada jenjang SMK meliputi (1) mampu mengoperasikan komputer PC; (b) mampu mengoperasikan sistem operasi software; (c) mampu menggunakan teknologi komputer untuk mengolah data, keperluan sehari-hari serta keperluan yang terkait dengan kebutuhan dunia kerja; dan (d) mampu mengoperasikan PC dalam suatu jaringan serta mengoperasikan Web Design. Dengan demikian, berdasarkan peraturan tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, maka bagi sekolah menengah kejuruan wajib hukumnya untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan TIK. Pembelajaran yang dimaksud dapat berupa pengetahuan dan keterampilan komputer dengan berbagai perangkatnya, baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang diberikan kepada peserta didik sebagai upaya untuk menumbuhkembangkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan sebagai bekal bagi kehidupannya di kelak kemudian hari. Berbagai kajian telah dilakukan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan perkembangan TIK di sekolah, termasuk SMK. Berdasarkan hasil kajian yang dilaksanakan di sejumlah SMK di Jakarta melalui survei lapangan, diperoleh informasi tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran, terutama berkaitan dengan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran di SMK. 3.1 Kondisi Sekolah Menengah Kejuruan Dari 33 Propinsi yang ada di Indonesia, jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbeda-beda di masing-masing Propinsi. Di beberapa Propinsi jumlah siswa SMK lebih besar dari jumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Meskipun demikian, secara nasional kondisi dan fasilitas fisik SMK tidak semua dalam kondisi baik. Hal itu dapat dilihat berdasarkan kategori akreditasi sekolah yang merupakan penilaian utuh terhadap sekolah kondisi sekolah. Berdasar hasil olah data dari berbagai sumber nampak bahwa dari 3538 sekolah yang mengajukan akreditasi tahun 2009, terdapat 1543 sekolah (43,6%) yang dinyatakan memperoleh predikat sangat baik, 1439 sekolah (40,7%) mendapat predikat baik, dan 410 sekolah (11,6%)
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
27
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
mendapat predikat kurang, dan 146 sekolah (4,1%) tidak terakreditasi. SMK memiliki 115 sampai 128 program keahlian dengan kualitas setiap program keahlian berbeda-beda satu dengan lainnya. Berkaitan dengan kualitas sekolah kejuruan, fakta menunjukkan bahwa sebagian besar sekolah dengan predikat sangat baik dan baik, umumnya berada di wilayah perkotaan dan di Pulau Jawa, sedangkan di luar Pulau Jawa, umumnya SMK yang berada di ibu kota Propinsi. 3.2 Sekolah Menengah Kejuruan di DKI Jakarta Seperti halnya kondisi SMK di Indonesia, kondisi SMK di Propinsi DKI Jakarta tidak semua memiliki kategori akreditasi baik. Berdasar hasil olah data yang diperoleh dari berbagai sumber, dari 392 sekolah yang mengajukan akreditasi tahun 2009, hanya 194 sekolah (49,5%) yang dinyatakan memperoleh predikat sangat baik, 183 sekolah (46,7%) memperoleh predikat baik, dan 15 sekolah (3,8%) lainnya memperoleh kategori kurang dan kurang sekali. Sebagian sekolah-sekolah yang memiliki predikat sangat baik dan baik berada di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan sejumlah 105 sekolah, sedangkan untuk kategori paling rendah di Jakarta Pusat sejumah 17 sekolah. Tidak ada predikat SMK sangat baik di Kepulauan Seribu. Pendidikan kejuruan terbaik dan terbanyak berlokasi di Jakarta Barat dan Selatan, selanjutnya diikuti oleh Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Berikut ini tabel selengkapnya: Tabel-1. Kondisi dan Status Akreditasi SMK di Jakarta 2009 Status Akreditasi A B C TT 1 Jakarta Pusat 17 22 0 0 2 Jakarta Utara 33 16 1 0 3 Jakarta Barat 52 56 7 3 4 Jakarta Selatan 59 49 1 2 5 Jakarta Timur 33 38 1 0 6 Kepulauan Seribu 0 2 0 0 194 183 10 5 Jumlah 49,5 46,7 2,6 1,3 % Keterangan: Diolah dari berbagai tabel dari Badan Akreditasi Nasional (2009) No
Wilayah
Jumlah 39 50 118 111 72 2 392
Berkaitan dengan proses pembelajaran di sejumlah sekolah yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan sesuai dengan tingkat kebutuhan program keahlian yang didukung Sumberdaya Manusia (SDM) sesuai kompetensi, maka diperoleh informasi sebagai berikut. 1. Dari 392 sekolah, terdapat 227 sekolah (57,9%) diantaranya menyatakan pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK dilakukan sendiri dan memiliki kesesuaian kompetensi dan bersertifikat; 2. Sejumlah 119 sekolah (30,4%) menyatakan pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK dilakukan sendiri dengan mendatangkan tenaga pendidik dari sekolah lain; 3. Terdapat 33 sekolah (8,4%) menyatakan pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK dilakukan oleh fihak lain dengan sebagian tenaga pendidik dari sekolah sendiri; 4. Terdapat 7 (tujuh) sekolah (1,8%) menyatakan pelaksanaan pembelajaran TIK dilakukan oleh fihak lain (outsourcing); 5. Sementara itu, 6 (enam) sekolah lainnya (1,5%) menyatakan bahwa mereka tidak melaksanakan pembelajaran berbasis TIK sama sekali.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
28
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
3.3 Pemanfaatan TIK di Sekolah Sekolah yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 14 sekolah dan rentang jumlah siswa antara 155 hingga 2134 siswa, dengan jumlah guru tetap antara 7 sampai 76 guru. Jumlah staf administrasi yang menjadi responden, bervariasi antara 1 hingga 24 orang, sementara jumlah staf Tata Usaha (TU) sekolah yang memiliki kemampuan di bidang TIK antara 1 hingga 8 orang. Salah satu faktor yang menentukan efektivitas pembelajaran di dalam kelas adalah jumlah siswa per kelas. Dalam studi ini, rerata jumlah siswa per kelas adalah 36 siswa (39,1%). Hal ini menunjukkan bahwa rasio siswa per kelas umumnya telah sesuai dengan ketentuan kelas ideal dalam proses pembelajaran. Jumlah komputer yang disiapkan oleh sekolah bergantung dari besar atau kecilnya ukuran sekolah. Sekolah besar dengan jumlah siswa yang banyak, akan menyediakan komputer lebih banyak dibandingkan dengan sekolah kecil dengan jumlah siswa lebih sedikit. Menurut pendapat staf Tata Usaha sekolah tentang fasilitas TIK yang tersedia di sekolah untuk digunakan bagi kepentingan pengelolaan administrasi sekolah, umumnya memenuhi dan sudah mencukupi, yakni responden menyatakan cukup (60,9%) dan yang menyatakan lebih dari cukup atas persediaan fasilitas TIK di sekolah sebanyak 4 responden (17,4%). Dengan kata lain, fasilitas penyediaan komputer di sekolah untuk kepentingan pengelolaan administrasi dan pengelolaan sekolah telah mencukupi. Sementara itu, jumlah komputer yang disediakan untuk pembelajaran siswa, mempunyai rentang antara 5 hingga 123 komputer. Dengan jumlah itu, maka pada umumnya rasio antara jumlah komputer dengan sekolah adalah 1:20, yang berarti setiap sekolah mempunyai komputer yang cukup untuk pelaksanaan pembelajaran TIK di sekolah. Sebagian responden menjawab bahwa komputer yang disiapkan untuk digunakan siswa dalam proses pembelajaran, dinilai sudah mencukupi (52,2%), sebagian kecil mengatakan lebih dari cukup (13,0%). Walaupun sebagian lagi mengatakan tidak cukup (26,1%), seperti ditunjukan pada Tabel-2. Sama halnya dengan jumlah computer untuk kepentingan guru, sebagian besar responden menyatakan cukup (60,9%), sebagian kecil mengatakan lebih dari cukup (8,6%) dan yang lainnya tidak cukup (30,4%). Dengan kata lain, jumlah komputer yang disediakan untuk keperluan guru lebih dari mencukupi (75,2%). Demikian pula untuk fasilitas koneksi ke jaringan Internet, sebagian besar responden menyatakan sudah mencukupi (60,9%) dan bahkan sebagian lagi menyatakan lebih dari cukup (17,4%). Dengan kata lain, untuk koneksi ke jaringan internet di sekolah sebanyak 78,3% menyatakan telah memenuhi harapan atau mencukupi. Tabel-2. Fasilitas Komputer untuk Siswa Keterangan Lebih dari cukup Cukup Tidak cukup Tidak menjawab
Σ
%
3 12 6 2
13.0 52.2 26.1 8,6
Sementara itu, untuk penggunaan fasilitas TIK dan perangkat lunak lainnya di sekolah dapat digambarkan melalui tingkat kekerapan (frekuensi) pemakaian sejumlah perangkat lunak tersebut. Sebanyak 13 responden (56,5%) menyatakan bahwa sering dan selalu menggunakan TIK untuk website sekolah, sedangkan untuk pembelajaran dan sistem pengelolaan 12 responden (52,1%) yang menyatakan sering dan selalu menggunakan TIK. Perangkat lunak yang paling sering digunakan oleh staf Tata Usaha sekolah adalah perangkat untuk kepentingan perkantoran, seperti pengolah kata, Database, Spreadsheet, dan untuk keperluan presentasi, yaitu Powerpoint (60,8%). Sementara untuk keperluan lainnya, seperti perangkat lunak grafik,
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
29
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
animasi, atau editor untuk video tidak terlalu diminati oleh responden. Hal itu terbukti, hanya 52.1% yang sering menggunakan perangkat lunak grafik, dan 17,4% untuk perangkat lunak animasi, serta 30,4% yang menyatakan sering menggunakannya untuk keperluan editing video/audio. Kebijakan sekolah untuk peningkatan kemampuan guru dalam bidang TIK telah dilakukan melalui berbagai cara dan strategi, antara lain pelatihan dan kursus yang dibiayai oleh sekolah, biaya dari pihak luar sekolah, dan prakarsa guru sendiri untuk meningkatkan diri dalam bidang TIK. Strategi peningkatan mutu SDM TIK melalui pelatihan guru atas prakarsa sekolah relatif kecil (43,5%), sedangkan bantuan dana dari luar sekolah cukup tinggi (56,5%). Cukup banyak guru belajar sendiri TIK tanpa bantuan dana dari sekolah ataupun pihak luar (43,5%). Sementara itu, semua guru responden menyatakan sebagian besar guru tidak pernah dilatih untuk bidang TIK (100%). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diyakini mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya kualitas hasil belajar siswa. Namun demikian, TIK juga mempunyai dampak negatif terhadap perkembangan anak didik, terutama apabila dalam penggunaan jaringan internet tidak mendapatkan pengawasan yang semestinya. Berdasarkan hasil survey, diperoleh informasi yang lebih menjelaskan dampak atau manfaat TIK terhadap peningkatan proses pembelajaran di sekolah. Sebagian besar responden (91,3%) menyatakan bahwa pembelajaran on-line memberikan dampak yang bermanfaat bagi siswa, terutama bagi siswa yang telah memiliki fasilitas internet. Demikian pula dengan kegiatan pencarian web (Web Browsing), sebagian besar menyatakan bermanfaat (47,8%) dan sangat bermanfaat (43,5%). Saat ini, komunikasi melalui email dan SMS dianggap cara yang efisien dan efektif, karena dapat menjangkau rekan komunikasi kapan saja dan dimana saja, serta relatif murah. Berdasarkan hasil survey, email dianggap komunikasi yang bermanfaat (39,1%) dan sangat bermanfaat (52,2%). Pembelajaran dengan menggunakan audio dan video telah menjadi tren dan dianggap sebagai fasilitas TIK yang dapat memberi kemudahan dalam proses pembelajaran. Sebagian besar responden (92,3%) menyatakan bahwa perangkat pendidikan yang disimpan melalui CDROM memberikan manfaat yang tinggi untuk peningkatan hasil belajar siswa. Sementara televisi, radio, dan perangkat pembelajaran lainnya, seperti papan tulis dapat memberikan manfaat yang dianggap bermanfaat (52,2%) dan cukup bermanfaat (30,4%). Menurut responden, buku teks masih sangat bermanfaat (78,3%) sebagai perangkat pembelajaran utama yang dilengkapi dengan perangkat suplemen lain, seperti Koran, majalah atau perangkat permainan. Responden menyatakan perangkat bahwa perangkat suplemen tersebut masih bermanfaat (52,2%) dan cukup bermantaat (26,1%). Hal ini menandakan bahwa perangkat pembelajaran dalam bentuk cetakan atau bahan ajar cetak masih menjadi sumber utama pembelajaran siswa di sekolah. Berdasarkan hasil survei, dapat digambarkan bahwa fungsi fasilitas TIK di sekolah masih sangat tinggi diperuntukan bagi keperluan pembelajaran. Hal itu terungkap dari jawaban yang diberikan secara berturut-turut fungsi fasilitas TIK di sekolah diperuntukan sebagai perangkat pembelajaran (87,0%), perangkat pengelolaan administrasi sekolah (82,6%), komunikasi dan jaringan internet (60,9%), untuk fungsi pelatihan di laboratorium (56,5%), dan untuk pencarian informasi (43,5%). Dampak implementasi TIK dalam pendidikan memberikan pengaruh sangat penting, terutama terhadap praktek pembelajaran (86,9%), pemahaman siswa untuk setiap mata pelajaran (78,3%), dan terhadap karier alumni (69,5%). Untuk itu, hampir semua responden yang mewakili stakeholders pendidikan di sekolah (Tata usaha sekolah, guru, siswa, dan Orang tua siswa) memberikan pernyataan sangat setuju apabila dilakukan pengintegrasian TIK ke dalam pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran di sekolah. Sementara itu, dilihat dari aspek guru sebagai tenaga pendidik diperoleh informasi bahwa sebagian besar guru telah menggunakan TIK untuk memberi materi pelajaran di kelas. Lebih dari separuh guru (54,2%) menyatakan selalu dan sering menggunakan TIK
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
30
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
mengembangkan bahan pelajaran, sementara guru lainnya (22,0%) menyatakan jarang dan tidak pernah menggunakannya. Sementara itu, penggunaan TIK untuk pendekatan belajar berpusat siswa (student-centered learning), sebagian guru (39,0%) menyatakan selalu dan sering memanfaatkannya, guru lainnya (37,3%) menyatakan jarang dan tidak pernah. Sebagian guru (39,0%) menyatakan bahwa menyediakan sumber belajar dengan memanfaatkan CD/DVD dan perangkat lunaknya, sedangkan guru lainnya (37,3%) jarang dan tidak pernah melakukannya. Untuk mendorong siswa menggunakan TIK untuk mencari informasi dalam kaitannya dengan tugas-tugas, lebih dari separuh guru (54,2%) menyatakan selalu dan sering memberikan tugas dan memotivasi siswa melakukannya, sementara hanya guru lainya (22,0%) jarang dan tidak pernah. Di samping itu, banyak guru (52,6%) meminta siswa aktif menggunakan dan memanfaatkan TIK sebagai sarana dan alat bantu mengembangkan ilmu pengetahuannya. Selebihnya (23,7%) mengatakan jarang dan tidak pernah meminta siswa melakukanya. Sebanyak 44,1% mengatakan telah menggunakan sarana on-line dalam memberi tugastugas kepada siswa, sedangkan guru lainnya (32,2%) mengatakan jarang dan tidak pernah. Namun demikian, hanya sebagian kecil guru (11,9%) yang menggunakan sarana on-line untuk keperluan media evaluasi atau ujian bagi siswanya, sedangkan guru lainnya (39,0%) jarang menggunakan komputer on-line untuk evaluasi hasil belajar, dan sisanya (25,4%) tidak pernah. Informasi lainnya menyatakan bahwa sebagian kecil guru (18,6%) selalu dan sering menggunakan TIK sebagai sarana berkomunikasi dan diskusi dengan rekan ataupun siswa dalam forum on-line, sedangkan 35,6% guru lain mengatakan jarang, dan 22,0% mengatakan tidak pernah. Untuk penggunaan sistem berbasis Web dalam pembelajaran, hanya sebagian kecil (8,5%) yang sering menggunakannya, sedangkan guru lainnya (40,7%) jarang, serta 27,1% guru tidak pernah menggunakannya sama sekali. 3.4 Kendala dalam Proses Pembelajaran Berdasarkan gambaran sebelumnya, TIK banyak memberikan dampak yang signifikan terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Namun demikian, perlu diperhatikan kendala-kendala yang dapat menghambat pengintegrasian TIK pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil survei, diperoleh gambaran bahwa masih cukup tinggi kurangnya perhatian guru terhadap pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran (39,1%), adapun perhatian Kepala sekolah terhadap pengintegrasian TIK ke dalam pendidikan sudah cukup baik atau kendala yang dikarenakan kurangnya perhatian Kepala sekolah adalah relatif kecil (26,1%). Sementara itu, kendala dari pengambil keputusan di tingkat sekolah ataupun di tingkat Dinas Pendidikan masih relatif tinggi (34,8%) yang mengindikasikan pelaksanaan pengintegrasian dapat mengalami hambatan apabila pengambil keputusan tidak mempunyai perhatian tinggi terhadap pembelajaran TIK di sekolah. Sementara itu, hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam proses pembelajaran di sekolah adalah dukungan sumber daya yang tersedia, termasuk pasokan listrik di sekolah. Ketersediaan listrik masih menjadi kendala yang signifikan walaupun diperoleh prosentase yang relatif kecil. Hal itu dikarenakan sumber daya enenergi seperti listrik adalah hal yang mutlak harus tersedia bagi kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan TIK, terutama dalam kegiatan praktek. Berdasarkan hasil survei, ketersediaan sumber daya listrik masih menjadi kendala yang cukup tinggi (21,7%). Sebagai contoh, di sejumlah tempat, responden menyatakan bahwa sumber listrik cukup tersedia, namun kondisi yang tidak stabil menyebabkan kegiatan pembelajaran terganggu. Beberapa wilayah sering terjadi pemadaman listrik secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dulu dan listrik padam dalam jangka waktu yang cukup lama. Jika hal itu terjadi di waktu siang hari dan pada jam sekolah, tentu mengakibatkan terganggunya proses pembelajaran. Namun demikian, lebih dari separuh responden (52,2%) menyatakan bahwa sumber daya listrik tidak menjadi kendala lama pengintegrasian TIK pada pembelajaran.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
31
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Hal lain yang dianggap menjadi kendala dalam pelaksanaan TIK di sekolah adalah tidak adanya bantuan dana yang cukup untuk menyediakan fasilitas dan peralatan TIK yang memadai. Sebagian besar responden (52,1%) menyatakan bahwa dana menjadi kendala cukup besar dalam penyediaan fasilitas TIK di sekolah. Hanya sekitar sepertiga responden (34,8%) menyatakan bahwa dana tidak menjadi kendala untuk menyiapkan fasilitas TIK. Selain itu, kendala yang disebabkan oleh sumber daya manusia juga tidak dapat dihindari, seperti gagap teknologi atau tidak dapat menggunakan perangkat TIK. Hal itu nampaknya masih menjadi kendala yang cukup tinggi untuk mengimplementasikan integrasi TIK dalam pembelajaran. Hasil survey menunjukkan hanya sebagian kecil (26,1%) guru yang tidak bermasalah dengan teknologi komputer. Sedangkan, sebagian besar guru (60,8%) yang menghadapi masalah dengan TIK, dari mulai guru yang hanya dapat menggunakan beberapa perangkat lunak aplikasi tertentu hingga guru yang sama sekali tidak dapat menggunakan komputer. Penghargaan terhadap guru yang telah menggunakan perangkat TIK dalam proses pembelajaran juga dinilai sebagai kendala dalam proses pengintegrasian TIK dalam pendidikan. Bagi sebagian guru (17,3%), bantuan biaya pelatihan TIK merupakan suntikan semangat, sehingga dapat berpengaruh langsung terhadap proses dan hasil belajar. Sementara bagi sebagian kecil guru (13,0%) bantuan biaya pelatihan tidak menjadi kendala berarti. Bagi guru tersebut, jika biaya tidak diperoleh dari sekolah, mereka akan mencari dari sumber lain sepanjang mendapat ijin untuk mengikuti pelatihan yang ditawarkan oleh pihak luar dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Dalam kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan komputer, sebagian guru menyatakan waktu tidak ada kendala (30,4%), guru lainnya menyatakan ada sedikit kendala (39,1%), sementara sebagian kecil guru menyatakan waktu menjadi kendala utama (17,4%). Di sejumlah sekolah yang memiliki jumlah guru sedikit akan kesulitan untuk memberikan kesempatan mengikuti pelatihan, kecuali sekolah dapat menyiasatinya dengan waktu pelaksanaan pada hari-hari libur. Kendala lain yang dirasakan sekolah dalam mengimplementasikan TIK dalam pembelajaran adalah kurangnya staf yang memiliki keterampilan teknis untuk melakukan perawatan perangkat TIK. Sebagian sekolah tidak menjadikannya sebagai kendala berarti (17,4%), sementara banyak sekolah lainnya menjadi kendala kecil (43,5%). Bahkan disejumlah sekolah ketiadaan teknisi menjadi kendala besar (26,1%). Proses pengintegrasian TIK dalam pendidikan memerlukan waktu yang cukup dan sudah tentu membutuhkan pengetahuan serta keterampilan yang memadai, terutama untuk guru yang mata pelajarannya berkaitan langsung dengan TIK. Hampir semua sekolah (82,5%) menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan proses integrasi menjadi kendala dalam pelaksanaan integrasi tersebut. Selain itu, kendala yang tidak kalah penting juga penyediaan fasilitas TIK untuk dapat melaksanakannya. Sebagian sekolah sudah memiliki perangkat komputer, namun jumlah yang terbatas dan perangkat lunak yang cukup mahal menjadi kendala bagi sekolah untuk melengkapinya. Agar pelaksanaan pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran dapat memberikan manfaat yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, maka perlu adanya sistem monitoring dan evaluasi (monev) yang dapat memberikan jaminan keberlanjutan program. Sebagian sekolah menyatakan bahwa sistem monev memang diperlukan, tetapi tidak menjadi kendala yang berarti (30,4%), sedangkan sebagian sekolah (56,5%) menyatakan menjadi kendala berarti jika tidak ada sistem monitoring dan evaluasi yang dapat menjamin proses pengintergrasian dapat berjalan seperti yang diharapkan. Jika ditelaah dari aspek tenaga pendidik, kendala besar yang dihadapi oleh sekolah dalam pengintegrasian TIK dalam pendidikan adalah jaminan ketersediaan perangkat TIK ketika akan digunakan oleh siswa. Kebutuhan teknisi untuk merawat peralatan TIK dinyatakan oleh sebagian responden menjadi kendala (13,6%), bahkan sebagian kecil responden (3,4%) menyatakan sebagai kendala besar. Namun demikian, sebagian besar responden lain (59,3%)
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
32
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
menyatakan tidak menjadi kendala berarti. Pengetahuan tentang integrasi TIK dalam pendidikan tidak menjadi kendala berarti, hal itu dinyatakan oleh sebagian besar reponden (57,6%). Sementara responden lain (13,6%) mengatakan tidak adanya pengetahuan cukup menjadi kendala, bahkan menjadi kendala utama (5,1%). Ketiadaan fasilitas TIK yang digunakan selama interaksi di dalam kelas, bagi sebagian responden (22,0%) menjadi kendala, bahkan sebagian lainna (8,5%) menyatakan menjadi kendala besar. Namun demikian, bagi sebagian responden lain (45,7%) hal itu tidak menjadi kendala berarti. Sistem pemantauan atau monitoring di sekolah yang tidak berjalan baik akan menjadi kendala implementasi integrasi TIK dalam pembelajaran. Sebagian responden (18,6%) menyatakan menjadi kendala, bahkan sebagian lainnya (6,8%) menyatakan sebagai kendala utama. 4. Kesimpulan dan Rekomendasi Pada tingkat nasional, kebijakan Pemerintah Indonesia berkaitan dengan pengintegrasian TIK dalam pendidikan, diawali dengan adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Pasal 7 pada Ayat (6) dinyatakan dengan jelas bahwa pelaksanaan muatan atau kegiatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK ) pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan implementasi dari pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Penjabaran lebih lanjut sebagai wujud pelaksanaan PP tersebut adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Pasal 1 Ayat (1), disebutkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Salah satu SKL pada jenjang SMK adalah siswa memiliki kemampuan dan menguasai komputer yang dilaksanakan melalui mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Pada tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota, kebijakan pelaksanaan kegiatan sekolah berkaitan dengan pemanfaatan TIK dilakukan melalui penyesuaian kurikulum pada jenjang sekolah menengah, terutama pada SMK di masing-masing Kabupaten/Kota. Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar SMK telah melakukan revisi terhadap kurikulum untuk mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajarannya. Proses perubahan kurikulum pada sekolah diikuti dengan penyesuaian pendekatan dan metode pembelajaran serta evaluasi yang berbasis TIK. Sementara itu, pada jajaran sekolah, kegiatan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler. Dalam kegiatan intra kurikuler, setiap SMK memiliki mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) yang diberikan sebagai mata pelajaran wajib pada tahun pertama untuk semua program studi yang ada di masing-masing sekolah. Sedangkan pada kegiatan ekstra kurikuler, sekolah melaksanakan kegiatan pelatihan pemrograman dan aplikasi perangkat lunak yang telah tersedia. Bagi mendukung proses pembelajarannya, sekolah menyediakan infrastruktur dan fasilitas TIK, termasuk mendorong para guru untuk mempelajari perangkat lunak TIK. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survei, untuk keperluan pengadaan prasarana, sarana, dan peralatan dalam rangka memfasilitasi pembelajaran TIK, sekolah dibantu oleh Pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta orang tua, bahkan di sejumlah sekolah, guru yang memberikan mata pelajaran TIK mendapatkan insentif untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Dukungan fasilitas perangkat TIK untuk melaksanakan pembelajaran merupakan hal yang mutlak diperlukan. Jumlah perangkat TIK , khususnya komputer di sekolah tersedia dengan cukup termasuk program dan perangkat lunak yang diperlukan, bahkan di beberapa sekolah jumlah komputer melebih jumlah yang diperlukan. Lebih dari separuh jumlah sekolah yang di survei menyatakan selain jumlah komputer yang memadai, sekolah telah memiliki koneksi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
33
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
internet untuk mengakses informasi dan mencari dan mengakses bahan pelajaran dari berbagai sumber yang relevan secara on-line. Untuk itu, dalam proses pembelajarannya sebagian besar guru di SMK telah menggunakan fasilitas TIK untuk menyampaikan bahan di kelas hingga melalukan evaluasi. Walaupun baru sedikit guru yang menyediakan sumber belajar dan memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran dan evaluasi belajar berbasis Web secara online, namun banyak guru yang mendorong siswa menggunakan TIK dalam mencari informasi di dunia maya melalui jaringan internet untuk tugas-tugas mata pelajaran untuk memperluas wawasan pengetahuan siswa. Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran telah membantu siswa dalam banyak hal, terutama dalam mengembangkan kreativitas dan membangkitkan keingintahuan siswa (Curiosity). Proses pembelajaran dengan TIK juga dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang diberikan guru dan meningkatnya kemampuan siswa dalam hal melakukan analisa dan pemecahan masalah serta meningkatkan kemampuan mencari dan menemukan informasi yang relevan. Selain itu, pembelajaran dengan TIK dapat membantu siswa dalam meningkatkan sikap dan motivasi belajar, yakni meningkatkan kemandirian, kerjasama/ teamwork, angka kehadiran siswa, nilai ujian siswa dan bahkan memperoleh pekerjaan setelah lulus sekolah. 5. Rekomendasi Untuk menunjang proses pembelajaran yang optimal dengan memanfaatkan TIK, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari para Pemerintah dan para pembuat kebijakan (Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota). Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan dan regulasi serta dukungan fisik yang berupa sarana dan prasara, termasuk pasokan listrik yang stabil. Walaupun Jakarta merupakan Ibukota Negara, namun di beberapa daerah, listrik masih menjadi kendala terutama jika ada penggiliran aliran listrik yang tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Di samping itu, untuk mengatasi kendala teknis, seperti guru dan siswa yang masih banyak gagap teknologi, maka diperlukan upaya agar sekolah mendorong para guru menggunakan fasilitas komputer dalam proses pembelajaran di kelas. Jaminan ketersediaan dan kesiapan perangkat TIK di sekolah memerlukan penanganan yang intensif, untuk itu diperlukan perawatan berkala terhadap peralatan TIK agar keberlangsungan kegiatan pembelajarannya dapat berjalan dengan baik. Daftar Pustaka Badan Akreditasi Nasional (2009). Akreditasi Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. Jamieson, R.M., Burnett, P.C., Finger, G., and Watson G. (2006). ICT integration and teachers' confidence in using ICT for teaching and learning in Queensland state schools (Australasian Journal of Educational Technology 2006, 22(4), 511-530). Kementerian Pendidikan Nasional (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Media Indonesia (9 Desember 2009). Sekolah Peroleh Fasilitas Teknologi Informasi dan Komputer. Muncu, F.K. and Usluel Y.K. (2010). ICT in Vocational and Technical Schools: Teachers’ Instructional, Managerial and Personal Use Matters. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology – January 2010, volume 9 Issue 1. Pemerintah Indonesia (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. UNESCO (2004). Studied on Integrating ICTs into Education: Lessons learned, a collective case studies of 6 Asian countries: Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, South Korea and Thailand.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
34
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
A3. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Untuk Optimalisasi Hasil Belajar I Gde Wawan Sudatha
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII UNTUK OPTIMALISASI HASIL BELAJAR I Gde Wawan Sudatha Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP, Universitas Pendidikan Ganesha
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran IPS kelas VII yang dapat memberikan optimalisasi hasil belajar. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model penelitian dan pengembangan yang meliputi tahaptahap: 1) analisis, 2) desain, 3) pengembangan produk, 4) implementasi, dan 5) evaluasi. Validator penelitian ini terdiri dari satu orang ahli materi dan satu orang ahli media. Subjek coba penelitian terdiri dari tiga siswa untuk uji coba satu-satu, sepuluh siswa untuk uji coba kelompok kecil, dan 25 siswa untuk uji coba lapangan. Data hasil belajar dikumpulkan dengan teknik tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pre-test sebesar 34,40 dari 25 siswa pada uji coba lapangan, dengan 19 siswa (76%) telah mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian media pembelajaran yang dikembangkan mampu meningkatkan hasil belajar. Kata kunci: media pembelajaran berbasis komputer, hasil belajar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita sekarang ini hidup dalam era informasi, yang ditandai dengan tersedianya informasi yang semakin banyak dan bervariasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam waktu yang cepat. Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahuntahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), telah mengakibatkan bergesernya peran guru. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswa. Salah satu produk teknologi yang dapat digunakan sebagai inovasi dalam pembelajaran adalah komputer. Keberadaan komputer yang telah meluas sampai pada berbagai tingkat satuan pendidikan, saat ini belum banyak digunakan untuk meningkatkan prestasi khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Walaupun sudah tersedia laboratorium komputer, namun komputer tersebut belum dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran secara maksimal. Pembelajaran dan penggunaan komputer selama ini hanya meliputi pengenalan komputer
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
35
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
dan program aplikasi microsoft word dan microsoft excel dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Saat ini para guru sudah mulai mendapatkan akses untuk menggunakan berbagai macam produk teknologi guna meningkatkan efektifitas pembelajaran. Komputer sebagai salah satu produk teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran dan memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Komputer mampu menampilkan berbagai komponen media, seperti video, gambar, teks, animasi, dan suara sehingga dapat merangsang lebih banyak indra. Melalui video dan gambar, dapat ditampilkan kejadian nyata yang berkaitan dengan materi yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan siswa lebih mudah memahami materi. Materi yang disajikan dengan animasi akan membantu pemahaman materi serta belajar menjadi lebih menarik. Berbagai macam pendekatan instruksional yang dikemas dalam bentuk program pembelajaran berbasis komputer atau computer based instruction (CBI) seperti: drill and practice, simulasi, tutorial dan permainan. Dengan memanfaatkan teknologi komputer untuk mendukung kegiatan pembelajaran diharapkan dapat membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi siswa. Namun sampai saat ini media pembelajaran berbasis komputer untuk mata pelajaran IPS masih terbatas. Padahal dari berbagai studi menunjukkan bahwa program pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan komputer lebih efektif dibandingkan dengan paket pengajaran lainnya, karena komputer memiliki sejumlah potensi yang dapat dimanfaat untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran IPS kelas VII yang dapat memberikan optimalisasi hasil belajar.
1.3 Kajian Pustaka 1.3.1 Pembelajaran Berbasis Komputer Media pembelajaran berbasis komputer adalah penggunaan komputer merupakan lingkungan belajar berbasis komputer yang memanfaatkan fleksibilitas komputer untuk memecahkan masalah-masalah belajar. Menurut Criswell (1989: 1) menyatakan bahwa computer based instruction (CBI) merupakan penggunaan komputer untuk menyajikan materi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan merespon aktivitas siswa. Pendapat lain dikemukakan oleh Kemp & Dayton (1985: 40) sebagai berikut: Computer Based Instruction refers to any application of computer technology to the instructional process. It includes using a computer to present information, to tutor a learner, to provide practice for developing a skill, to simulate a process which is being studied, and manipulate to solve problem. Istilah computer based instruction (CBI) umumnya menunjuk pada semua software pendidikan yang diakses melalui komputer dimana siswa dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputer menyajikan serangkaian program pengajaran kepada siswa baik berupa informasi maupun latihan soal untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu dan siswa melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi dengan sistem komputer. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis komputer adalah penggunaan komputer sebagai media penyampaian informasi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
36
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
pembelajaran, latihan soal, umpan balik, dan skor jawaban siswa. Komputer berfungsi sebagai sumber belajar yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Menurut Lee & Owens (2004: 181), sebagaimana kebanyakan sistem mengajar, komputer dapat digunakan sebagai alat mengajar untuk memberi penguatan belajar, merangsang untuk belajar, dan memotivasi untuk belajar. Banyak manfaat yang diperoleh dari fleksibilitas komputer karena komputer dapat memasukkan video, audio, elemenelemen grafis, bentuk-bentuk tampilan, dan proses pembelajaran. Model-model media pembelajaran berbasis komputer tersebut menurut Criswell (1989: 6–7) membagi aplikasi CBI kedalam sepuluh model pembelajaran, yaitu: 1) lesson or tutorials, 2) reinforced drill and practice, 3) intelligent CBI, 4) training simulations, 5) instructional games, 6) training simulators, 7) expert systems, 8) embedded training, 9) adaptive testing, and 10) computer managed instruction. Dalam perkembangannya, media pembelajaran berbasis komputer dibagi menjadi empat model dasar dan satu model gabungan dari beberapa model dasar yang disebut model hybrid. Menurut Hannafin & Peck (1998: 139–158) model-model CBI sebagai berikut: 1) tutorial, 2) drill and practice, 3) simulasi, 4) game, dan 5) hybrid (model gabungan). Media pembelajaran berbasis komputer merupakan komponen yang dapat digunakan dalam mendukung proses pembelajaran. Hal ini dilandasi oleh persepsi bahwa pembelajaran akan berlangsung dengan baik, efektif, dan menyenangkan jika didukung oleh media pembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian siswa. Oleh karena itu, pengembang perlu memahami konsep, model, prinsip, desain, dan evaluasi pembelajaran berbasis komputer. Menurut Alessi & Trollip (1985: 60) bahwa program CBI yang baik haruslah meliputi empat aktivitas, yaitu: 1) informasi (materi pelajaran) harus diberikan, 2) siswa harus diarahkan, 3) siswa diberi latihan-latihan, 4) pencapaian belajar siswa harus dinilai. Jarolimek (1986: 96) menyatakan bahwa komputer mempunyai kontribusi dalam pembelajaran IPS, antara lain: 1) menggunakan komputer untuk menemukan informasi yang diperlukan atau menemukan kembali informasi yang disimpan dalam komputer; 2) menggunakan komputer untuk latihan dan menerapkan keterampilan dalam IPS, misalnya membaca peta, membaca grafik, menerjemahkan tabel, berpikir dan memecahkan masalah; 3) menggunakan komputer untuk membantu mengajar dalam menyiapkan urutan program untuk pengembangan dan perluasan konsep dan pengetahuan yang diharapkan utuk dipelajari siswa; 4) menggunakan komputer untuk penyampaian program khusus seperti simulasi, situasi pengambilan keputusan, analisis data, menafsirkan informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau serangkaian masalah. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar IPS dengan menggunakan alat bantu komputer dalam bentuk program CBI ternyata lebih efektif dibanding dengan alat bantu lainnya. Menurut Ehman & Glenn (dalam Shaver, 1991: 516) beberapa penelitian (Bradley, 1983; Marsh, 1984, 1986; Bellows, 1987; Feldhausen, 1985) menunjukkan bahwa penggunaan media berbasis komputer sangat potensial untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran IPS.
1.3.2 Hasil Belajar Belajar merupakan sifat alamiah yang dimiliki manusia sepanjang hidupnya, maka dapat dikatakan bahwa belajar berlangsung seumur hidup. Menurut Nana Sudjana (1991: 5) “belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
37
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
sebagai hasil dari praktek atau latihan”. Perubahan yang didasari dan timbul akibat praktek, pengalaman, latihan bukan secara kebetulan. Menurut Arief S. Sadiman (2006: 2) “belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif permanen pada diri seseorang sebagai akibat interaksi individu dengan lingkungannya dan bukan karena kematangan”. Belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja ketika individu berinteraksi dengan lingkunganya dan memperoleh hal-hal yang baru, hal-hal tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang menyebabkan individu tersebut mendapatkan pencerahan Dari berbagai definisi tentang belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dalam bentuk pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Kegiatan belajar mengajar merupakan proses terjadinya belajar yang direncanakan dan ada yang mengajarkan, baik pengajar langsung (guru) maupun tidak langsung yaitu melalui sumber belajar yang lain. Sumber belajar tersebut dapat berupa pesan (materi pelajaran), orang (pakar keilmuan), bahan (software), alat (hardware), teknik (metode), dan lingkungan (by design or by utilization). Untuk mengetahui apakah seseorang telah belajar atau belum tidaklah mudah. Menurut Nana Sudjana (1992: 22) “hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Kingsley (dalam Nana Sudjana, 1992: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, 3) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne (dalam Nana Sudjana, 1992: 22) membagi lima kategori hasil belajar, yaitu 1) informasi verbal, 2) keterampilan intelektual, 3) strategi kognitif, 4) sikap, dan 5) keterampilan motoris. Untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa diadakanlah suatu penilaian. Penilaian dapat diadakan setiap saat selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dapat juga diadakan setelah siswa menyelesaikan suatu program pembelajaran dalam waktu tertentu. Diantara berbagai hasil belajar menurut Nana Sudjana (1992: 23), hasil belajar dalam aspek kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Pendapat serupa dikemukakan oleh Hari Setiadi & Bahrul Hayat (1999: 228) yang menyatakan bahwa aspek yang paling umum dinilai dalam kegiatan belajar mengajar di kelas adalah kognitif. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar, baik yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
II. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model penelitian dan pengembangan yang meliputi tahap-tahap: 1) analisis; 2) desain; 3) pengembangan produk; 4) implementasi; dan 5) evaluasi. Validator penelitian ini terdiri dari satu orang ahli materi dan satu orang ahli media. Subjek coba penelitian terdiri dari tiga siswa untuk uji coba satu-satu, sepuluh siswa untuk uji coba kelompok kecil, dan 25 siswa untuk uji coba lapangan. Data hasil belajar dikumpulkan dengan teknik tes.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Media pembelajaran berbasis komputer mata pelajaran IPS Kelas VII dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Pengumpulan informasi dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Adapun data yang diperoleh dari kegiatan ini adalah: 1) dari kegiatan studi pustaka tentang penggunaan komputer dalam pembelajaran IPS diperoleh data bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis komputer mempunyai dampak yang sangat baik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan 2) dari hasil studi lapangan, diperoleh data bahwa siswa kurang antusias dalam pembelajaran IPS, guru tidak pernah menggunakan media
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
38
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
pembelajaran berbasis komputer dalam proses pembelajaran sedangkan potensi besar yang dimiliki sekolah di antaranya adalah memiliki laboratorium komputer yang cukup memadai serta siswa sudah mampu mengoperasikan komputer secara mandiri. Pengembangan produk awal media pembelajaran berbasis komputer mata pelajaran IPS Kelas VII, diawali dengan pengembangan silabus. Adapun langkah-langkah dalam pengembangan silabus meliputi: 1) menentukan standar kompetensi, 2) menentukan kompetensi dasar, 3) melakukan analisis pembelajaran, 4) merumuskan indikator, 5) mengembangkan instrumen penilaian, 6), mengembangkan materi pembelajaran, 7) menyusun strategi pembelajaran. Silabus digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran yang dituangkan ke dalam media yang dikembangkan. Berdasarkan silabus tersebut kemudian dikembangkan media pembelajaran, yaitu 1) membuat flowchart, 2) membuat storyboard, 3) mengumpulkan bahan-bahan pendukung, 4) memproduksi media pembelajaran menggunakan Macromedia Flash 8 dengan didukung oleh beberapa program seperti: CorelDRAW 12, Adobe Photoshop 7.0, dan SWISHmax, dan 5) tes program untuk memastikan apakah hasilnya seperti yang diinginkan. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran IPS adalah baik. Hal tersebut didasarkan pada hasil penilaian oleh ahli media dan ahli materi, serta hasil uji coba lapangan. Ahli media memberikan penilaian dengan skor rata-rata 4,00, ahli materi memberikan penilaian dengan skor rata-rata 4,38, dan hasil uji coba lapangan diperoleh skor rata-rata 4,10. Selain itu, hasil belajar siswa menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pre-test sebesar 34,40 dari 25 siswa pada uji coba lapangan, dengan 19 siswa (76%) telah mencapai ketuntasan belajar. Menurut Herman Dwi Surjono (1995) menyatakan bahwa mahasiswa memberikan tanggapan sikap yang positif terhadap aspek-aspek program Computer-Assisted Instruction (CAI) yang meliputi: materi, tampilan, interaksi siswa, dan interaksi program, serta tingkat penguasaan materi elektronika meningkat. Hasil yang sama juga diperoleh oleh Raman Basturk (2005) bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dapat meningkatkan hasil ujian siswa. Selanjutnya Jenks & Springer (2002) melaporkan bahwa pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis komputer lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. Pada penelitian ini juga menyatakan bahwa tidak semua pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer, antara media pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran konvensional saling melengkapi.Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianpenelitian sebelumnya.
IV. SIMPULAN Media pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran IPS kelas VII dikembangkan melalui tahap-tahap: 1) analisis; 2) desain; 3) pengembangan produk; 4) implementasi; dan 5) evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pre-test sebesar 34,40 dari 25 siswa pada uji coba lapangan, dengan 19 siswa (76%) telah mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian media pembelajaran yang dikembangkan mampu meningkatkan hasil belajar.
V. DAFTAR PUSTAKA Alessi, Stephen M. dan Trollip, Stanley R. (1985). Computer-Based Instruction: Methods and Development. New Jersey: Prentice-Hall. Inc. Sadiman, Arief S., dkk. (2006). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
39
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Basturk, Raman. (2005). The Effectiveness of Computer-Assisted Instruction in Teaching Introductory Statistics. Tersedia pada http://www.ifets.info/journals/9_3/17.pdf (diakses tanggal 27 Agustus 2007). Criswell, Eleanor L. (1989). The Design of Computer Based Instruction. New York: Macmillan Publishing Company. Hannafin, Micahel J. dan Peck, Kyle L. (1988). The Design, Development, and Evaluation of Instructional Software. New York. Macmillan Publishing Company. Dwi Surjono, H. (1995). Pengembangan Computer-Assisted Instruction (CAI) Untuk Pelajaran Elektronika. [Versi elektronik]. Jurnal Kependidikan. No. 2 (XXV): 95-106. Jarolimek, John. (1986). Social Studies in Elementary Education (7th ed.). New York: Macmillan Publishing Company. Jenks, Michael S. dan Springer, John M. (2002). A View of The Research on The Efficacy of CAI. Tersedia pada http://ejite.isu.edu/Volume1No2/Jenks.htm (diakses tanggal 28 Agustus 2007). Kemp, J. E. dan Dayton, D. K. (1985). Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper & Row Publisher Cambridge. Lee, W. W., dan Owens, D. L. (2004). Multimedia-Based Instructional Design: Computer-Based Training, Web-Based Training, Distance Broadcast Training, Performance Based Solution (2nd ed.). San Francisco: Pfeiffer A Wiley Imprint. Nana Sudjana. (1991). Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. -------(1992). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Shaver. James P. (Ed). (1991). Handbook of Research on Social Studies Teaching and Learning: A Project of The National Council for Social Studies. New York: Macmillan Publishing Company.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
40
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
A4. Perancangan dan Implementasi Sistem Evaluasi Belajar Berbasis Online (Studi Kasus Mata Kuliah SQL) Bambang Hariadi, Titik Lusiani
PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI BELAJAR BERBASIS ONLINE Bambang Hariadi Prodi Manajemen Informatika, STMIK STIKOM Surabaya Email:
[email protected] Titik Lusiani Prodi Manajemen Informatika, STMIK STIKOM Surabaya Email:
[email protected] Abstrak SQL merupakan salah satu mata kuliah yang diselenggarakan di STIKOM Surabaya dengan tujuan untuk memberikan keterampilan menggunakan bahasa SQL dalam teknologi database Oracle. Mata kuliah SQL merupakan mata kuliah sertifikasi, yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengikuti ujian sertifikasi internasional. Dalam proses evaluasi mata kuliah SQL ini, pelaksanaannya masih dilakukan secara manual. Hal tersebut memberikan beban mental bagi mahasiswa ketika mengikuti ujian sertifikasi yang sifatnya Online. Hal ini diduga berdampak pada rendahnya prosentase kelulusan ujian sertifikasi. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dibangun sebuah sistem evaluasi belajar yang berbasiskan online. Dengan sistem ini diharapkan mahasiswa dapat lulus ujian sertifikasi dengan nilai baik, karena adanya proses latihan dan persiapan yang lebih baik. Sistem ini diuji coba untuk ujian mata kuliah SQL di laboratorium STIKOM Surabaya secara online. Keefektifan sistem ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan keberhasilan belajar mahasiswa serta dapat efisiensi proses evaluasi yang dilakukan Dosen. Kata-kata kunci: evaluasi belajar, evaluasi online, sistem evaluasi online. I. Pendahuluan Setiap proses pembelajaran selalu diikuti dengan evaluasi untuk mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai. Evaluasi ini harus menjadi perhatian yang serius demikian juga pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STMIK) STIKOM Surabaya. Di STIKOM Surabaya melaksanakan kegiatan evaluasi pada pertengahan semester (UTS) dan pada akhir semester (UAS). STIKOM Surabaya sebagai salah satu perguruan tinggi komputer di Surabaya memberikan mata kuliah sesuai dengan perkembangan teknologi. Beberapa mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang bersertifikasi. Mata kuliah bersertifikasi adalah mata kuliah yang memberikan sertifikat international. Structure Query Language (SQL) adalah salah satu mata kuliah yang bersertifikasi. Karena itu, model soal untuk evaluasi mata kuliah SQL seperti model soal ujian sertifikasi. Tetapi, pelaksanaan evaluasi mata kuliah SQL berbeda dengan pelaksanaan ujian sertifikasi yang memanfaatkan teknologi komputer. Pelaksanaan evaluasi mata kuliah SQL masih dilakukan secara manual, sehingga memberikan pengaruh terhadap mental mahasiswa pada saat mengikuti ujian sertifikasi.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
41
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dibuat suatu sistem evaluasi belajar yang berbasiskan online. Dengan adanya sistem evaluasi belajar yang berbasiskan online diharapkan dapat menjadi alat simulasi ujian sertifikasi bagi mahasiswa STIKOM Surabaya sehingga dapat membantu mahasiswa melakukan persiapan untuk mengikuti ujian sertifikasi mata kuliah SQL. Selain itu, diharapkan juga dapat membantu dosen pembina mata kuliah SQL dalam proses evaluasi mata kuliah SQL yang efektif. Dengan perancangan sistem evaluasi belajar berbasis online ini, diharapkan nantinya dapat diimplementasikan di berbagai mata kuliah yang relevan. Mahasiswa dan dosen akan terbantu dengan adanya sistem ujian berbasis online ini, karena evaluasi akan lebih efektif dan efisien. II. Landasan Teori 2.1 Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Sebelum membahas lebih jauh tentang pengukuran, penilaian dan evaluasi, terlebih dahulu kita perhatikan illustrasi melalui contoh-contoh sebagaimana dikemukakan Arikunto (2004) sebagai berikut: a. Apabila ada seseorang yang akan memberi sebatang pensil kepada kita, dan kita disuruh memilih satu diantara dua pensil yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek kecuali ada alasan yang sangat khusus. b. Dalam aktifitas pembelanjaan di suatu pasar, sebelum menentukan barang yang akan dibelinya, seseorang tentu akan memilih dahulu mana barang yang lebih baik menurut ukurannya. Apabila ia ingin membeli jeruk, dipilihnya jeruk yang besar, kuning, dan kualitasnya halus. Semuanya itu dipertimbangkan karena menurut pengalaman sebelumnya jenis jeruk yang demikian ini rasanya manis. Sedangkan jeruk yang masih kecil, hijau dan kulitnya agak kasar biasanya rasanya masam. Dari contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang kita pilih. Penilaian ini kita awali dengan melakukan pengukuran dengan berbagai kriteria. Kegiatan mulai dari pengukuran sampai melakukan penilaian dan menentukan pilihan (keputusan) ini disebut sebagai evaluasi. 2.1.1 Pengukuran Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Dalam contohcontoh di atas, pengukuran dilakukan dengan membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukur maupun kriteria tertentu. Untuk menentukan pensil mana yang lebih panjang digunakan alat ukur berupa penggaris, sedangkan untuk menentukan jeruk mana yang akan dipilih digunakan kriteria ukurannya besar, kulitnya kuning dan halus. Dengan melakukan pengukluran ini seseorang dapat melakukan penilaian terhadap obyek yang dinilai. Dari uraian di atas, kita mengenal adanya dua macam ukuran yaitu: (a) ukuran yang terstandar seperti meter, kilogram, takaran dan sebagainya. Dalam contoh di atas penggaris sebagai ukuran terstandar. (b) Ukuran tidak terstandar seperti depa, jengkal, langkah, termasuk ukuran perkiraan berdasarkan pengalaman sebagaimana dalam contoh di atas, jeruk yang manis adalah yang besar, kuning dan kulitnya halus.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
42
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.1.2 Penilaian Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian ini lebih bersifa kualitatif. Untuk melakukan penilaian mana jeruk yang manis, kita tidak menggunakan ukuran manis, tetapi menggunakan ukuran besar, kuning dan kulitnya halus. Ukuran ini tidak tidak seperti penggaris yang sudah ditera, tetapi diperoleh berdasarkan pengalaman. 2.1.3 Evaluasi Melakukan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yaitu mengukur dan menilai. Dua langkah yang kita lalui sebelum menentukan pilihan barang yang akan kita ambil itulah yang disebut evaluasi. Jadi evaluasi itu adalah mengukur dan menilai. Kita tidak dapat menilai sebelum melakukan pengukuran. Dari kegiatan pengukuran kemudian mengadakan penilaian itulah yang disebut evaluasi. Menurut Arikunto (2004:1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Worthen dan Sanders (dalam Arikunto, 2004) menyatakan evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya atau tudak. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalamnya, yaitu: adanya sebuah proses (process), perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful information) dan alternatif keputusan (decision alternatives). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Oleh karena itu, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan inputnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses. Dalam melaksanakan evaluasi, ada dua prinsip yang perlu mendapat perhatian yaitu: a. Obyektif, yaitu mengungkapkan sesuai fakta nyata, tanpa diikuti prasangka atau menambah dan mengurangi informasi yang ada secara subyektif. b. Dilakukan secara menyeluruh terhadap semua aspek yang mendukung tercapainya tujuan suatu kegiatan. 2.2 Evaluasi Belajar Menurut Purwanto (2004:33), evaluasi belajar merupakan evaluasi yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu. Untuk melaksanakan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
43
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
evaluasi belajar, seorang guru atau dosen dapat menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan (standardized test) dan tes buatan guru sendiri (teacher made test). Teacher made test dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu tes lisan (oral test) dan tes tertulis (written test). Tes tertulis dapat dibagi atas tes essay atau essay examination dan tes objektif atau disebut juga short answer test. Bentuk tes objektif ada bermacam-macam, antara lain: a. Completion type test, yang meliputi: • Completion test (tes melengkapi) • Fill-in (mengisi titik-titik dalam kalimat yang dikosongkan) b. Selection type test (tes yang menjawabnya dengan mengadakan pilihan) yang meliputi: • True-false (benar-salah) • Multiple choice (pilihan berganda) • Matching (menjodohkan) 2. 2.1 Scoring Menurut Purwanto (2004:70), scoring adalah suatu proses merubah jawabanjawaban tes menjadi angka-angka (mengadakan kuantifikasi). Angka-angka hasil scoring tersebut kemudian diubah menjadi nilai-nilai melalui proses pengolahan tertentu. Penggunaan simbol untuk menyatakan nilai itu dapat menggunakan angka, seperti angka dengan rentangan 0-10 atau 0-100, atau dapat menggunakan huruf A, B, C, D, dan E. Perhitungan skor hasil tes umumnya disesuaikan dengan bentuk soal-soal tes yang dipergunakan, apakah tes objektif atau tes essay. Untuk soal-soal objektif umumnya setiap jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0 (nol). Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari semua soal. Untuk soal-soal essay, perhitungan skor umumnya dengan memberikan bobot (weighting) kepada setiap soal menurut tingkat kesulitannya atau banyak sedikitnya unsur yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap paling baik. Scoring untuk soal-soal yang bersifat objektif menurut Purwanto (2004:71), dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Untuk soal-soal multiple choice
S = ∑R −
∑W
n −1
……………………………………………………….( 2.1 )
Untuk soal-soal true-false
S = ∑ R − ∑W
……………….…….…………………………………( 2.2 )
Untuk soal-soal matching, fill-in dan completion ...................................................................................................( 2.3 )
S =∑R
Keterangan: S =
Skor yang dicari
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
44
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
∑R ∑W
=
Jumlah soal yang dijawab benar
=
Jumlah soal yang dijawab salah
n
=
Jumlah option (alternatif jawaban tiap soal)
Rumus untuk soal-soal multiple choice dan true false merupakan rumus correction for guessing atau dapat juga disebut sistem denda. Pada sistem denda, setiap jawaban harus diperhitungkan sehingga mempengaruhi skor akhir yang diperoleh. Seperti contoh, pada suatu tes yang berbentuk multiple choice terdapat soal sebanyak 20, dengan alternatif jawaban tiap soal ada 4 yaitu a, b, c, dan d. Seorang siswa dengan nama Diana dapat menjawab 16 soal dengan benar, 3 soal salah, dan 1 soal tidak dijawab. Maka skor yang diperoleh Diana dari tes tersebut adalah sebagai berikut: Skor yang diperoleh =
16 −
3 = 16 − 1 = 15 4 −1
Tes yang berbentuk multiple choice umumnya memiliki satu jawaban. Namun, tes multiple choice juga dapat dikembangkan dalam bentuk lain, misalnya memiliki lebih dari satu jawaban dan memiliki bobot. Untuk tes multiple choice dengan bentuk seperti di atas, pemberian skor untuk satu soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor =
T xBS A
……………………………………………………………..( 2.4 )
Keterangan: T = Jumlah jawaban benar A = Jumlah jawaban soal BS = Bobot soal Sebagai contoh, pada soal multiple answer dengan bobot nilai 100 dan 5 alternatif jawaban (A,B,C,D,E) memiliki jawaban sebanyak 4 (A,C,D,E). Apabila pada suatu evaluasi, peserta menjawab A, B, C, E (yang berarti jumlah jawaban benar sama dengan 3) untuk soal ini, maka skor yang diperoleh adalah :
Skor =
3 x100 = 75 4
Perhitungan nilai dengan rumus yang terakhir inilah yang diterapkan dalam membangun aplikasi ini. 2.2.2
Ciri Evaluasi yang Baik Menurut Arikunto (2001:57) sebuah evaluasi dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi syarat yaitu: a. Validitas. Evaluasi yang baik karena sudah memiliki validitas yang tinggi.Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
45
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
tersebut valid. Sehingga dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan. b. Reliabilitas. Kata Reliabilitas dalam bahasa indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa inggris, yang artinya dapat dipercaya. Evaluasi dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila dilaksanakan evaluasi berkali-kali. c. Objectivitas Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Evaluasi dikatakan objektif jika dalam pelaksanaan evaluasi tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Hal ini terjadi pada sistem skoringnya. Ada 2 faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari suatu evaluasi yaitu bentuk evaluasi dan penilai. d. Praktikabilitas Sebuah evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila evaluasi tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Evaluasi yang praktis adalah evaluasi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: • Mudah dilaksanakan yaitu tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberikan kebebasan kepada peserta ujian untuk mengerjakan soal yang terlebih dulu mudah. • Mudah pemeriksaan artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoring. • Dilengkapi petunjuk yang jelas. e. Ekonomis Ekonomis adalah pelaksanaan evaluasi tersebut tidak membutuhkan ongkos yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama. 2.3 Structure Query Language Menurut Oracle University (2004:15) dijelaskan Structure Query Language (SQL) adalah suatu bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan database. Bahasa SQL dibuat sebagai bahasa yang dapat merelasikan beberapa tabel dalam database maupun merelasikan antar database. SQL dibagi menjadi dua bentuk Query, yaitu: 2.3.1 Data Definition Language Data Definition Language (DDL) adalah sebuah metode Query SQL yang berguna untuk mendefinisikan data pada sebuah database. Query pada DDL antara lain: a. Create, digunakan untuk membuat tabel dan database. b. Drop, digunakan untuk menghapus tabel maupun database. c. Alter, digunakan untuk merubah struktur tabel yang telah dibuat, baik menambah field, mengganti field, merubah field, atau menghapus field. 2.3.2 Data Manipulation Language Data Manipulation Language (DML) adalah sebuah metode Query yang berguna untuk melakukan maintenance database. Query pada DML antara lain: a. Insert, digunakan untuk memasukkan data ke tabel pada database. b. Update, digunakan untuk merubah data pada tabel. c. Delete, digunakan untuk menghapus data pada tabel.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
46
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.4 Jaringan Komputer Menurut Oetomo (2002:37) jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan protokol komunikasi melalui media transmisi. Sehingga adanya jaringan komputer dapat saling berbagi data, proses dan informasi, dapat menggunakan software dan hardware bersama-sama. Selain itu dapat menjadi sarana komunikasi antar pengguna. Teknologi jaringan komputer sangat diperlukan oleh lembaga pendidikan sebagai infrastruktur penunjang untuk peningkatan sarana prasarana pendidikan. Adapun manfaat antara lain: a. Jika jaringan komputer diimplementasikan untuk kegiatan administrasi akademik, maka akan menjadi sarana untuk integrasikkan data yang ada. b. Dengan jaringan komputer dapat dilakukan proses pengolahan data dan dapat mempercepat proses pendistribusian data dan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan. c. Jaringan komputer memungkinkan beberapa komputer untuk memanfaatkan sumber daya secara bersama. Seperti pemakaian printer dan peripheral lain yang menekan biaya. d. Jaringan komputer memungkinkan komunikasi antar pemakai. 2.5 Membangun Laboratorium Berbasis Jaringan Komputer Untuk membangun laboratorium berbasis jaringan komputer menurut Oetomo(2002:46) pelaksanaan sebaiknya dengan langkah sebagai berikut: a. Atur tata letak peralatan komputer dengan memperhatikan jaur lewat kabel jaringan yang menghubungkan satu terminal ke terminal lain. b. Sediakan komputer sebagai server pada suatu tempat yang terpisah dari kelompok terminal akses biasa. c. Lengkapi komputer server dan terminal akses biasa dengan Network Interface Card (NIC), seperti Ethernet Card. Jenis card yang digunakan disesuaikan dengan jenis topologi yang digunakan. Setelah itu lanjutkan dengan pengaturan jumper yang ada pada masing-masing card itu. d. Pasanglah kabel yang akan mengkoneksikan antar NIC yang terpasang di masingmasing terminal dan server. Jika menggunakan model topologi star, maka diperlukan peralatan tambahan yanh disebut hub untuk perantara koneksi tersebut. e. Instal dan operasikan sistem operasi jaringan yang akan mengkoneksikan secara software terminal-terminal dan server tersebut. III. Implementasi dan Pembahasan 3. 1 Persiapan Pada tahap persiapan dilaksanakan kegiatan survey dan indentifikasi masalah yang akan diteliti. Dimana kegiatan evaluasi mata kuliah SQL di STIKOM saat ini masih dilakukan secara manual. Sedangkan ujian sertifikasi menggunakan sistem komputer. Perbedaan sistem tersebut memberikan pengaruh mental ketika mahasiswa mengikuti ujian sertifikasi. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya sebuah sistem komputer untuk melaksanakan kegiatan evaluasi mata kuliah SQL sehingga dapat membantu mahasiswa melakukan persiapan untuk mengikuti ujian sertifikasi mata kuliah SQL.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
47
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor penting dalam sistem evaluasi belajar adalah kemudahan dalam penggunaan serta control data master yang meliputi data-data soal dan jawaban, dan inisialisasi data sistem yang meliputi setting pengadaan evaluasi belajar. Sistem evaluasi belajar ini memberikan keleluasaan bagi dosen dalam mengelola soal-soal mata kuliah SQL. Setiap menambahkan data soal ke sistem, terlebih dahulu dosen melakukan proses analisa terhadap data apakah data sudah ada atau belum. Kemudian dosen dapat menambahkan soal beserta jawaban Dengan sistem evaluasi ini mahasiswa dapat mengerjakan evaluasi. Masing-masing mahasiswa mendapatkan soal yang berbedabeda. Setelah mahasiswa menyelesaikan evaluasi, maka bersamaan dengan itu mahasiswa menerima hasil evaluasi beserta jawaban mahasiswa dan jawaban yang benar. 3.2 Perancangan Sistem Pada tahap perancangan sistem dibuat pemodelan sistem yang terdiri dari rancangan sistem sebagai berikut: a. Membuat Diagram Alir sistem yang mengambarkan aliran proses dari setiap modul atau bagian dari sistem ini. Diagram alir sistem evaluasi belajar ini antara lain: • Diagram alir tabel referensi • Diagram alir proses pendaftaran peserta • Diagram alir proses evaluasi • Diagram alir proses penilaian b. Membuat Data Flow Diagram (DFD), yang menjelaskan gambaran sistem secara konseptual. DFD terdiri dari context diagram, DFD Level 0 sampai DFD level 1. Dalam perancangan Data Flow Diagram (DFD) pada sistem evaluasi belajar ini digunakan perangkat lunak ProcessAnalist dari paket tool disain sistem Power Designer 6. Secara umum DFD tersebut dapat dilihat pada gambar 1. Data Nim Mahasiswa Data Alternatif Jawaban yang di Delete Data Jawaban yang di Delete Data Soal yang di Delete Data Alternatif Jawaban yang di Edit Data Jawaban yang di Edit Data Soal yang di Edit Data Alternatif Jawaban Soal Data Jawaban Soal Data Soal Data Peserta Data Jenis Evaluasi
Dosen
Data Evaluasi Mahasiswa
0
Data Detail Aturan Evaluasi Data Detail Aturan yang di Edit
Laporan Hasil Evaluasi
Data Detail Aturan yang di Delete Data Aturan Evaluasi
Sistem Evaluasi Belajar
Data Aturan yang di Edit Data Aturan yang di Delete
+
Laporan Nilai per Mahasiswa Rekap Nilai Mahasiswa
Mahasiswa Data Jawaban Data Nim
Gambar 1. Context Diagram Sistem Evaluasi Belajar
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
48
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
c.
Membuat Entity Relationship Diagram (ERD) yang menjelaskan relasi tabel yang digunakan dalam implementasi sistem. ERD dibuat dengan tools desain yang meliputi ERD secara konsep dan ERD secara fisikal. d. Membuat Perancangan File berdasarkan hasil dari rancangan ERD secara fisikal. Dimana pada perancanagan file sudah dapat ditentukan struktur tabel, yang menjelaskan contrainst tiap attribute dan table. e. Membuat desain Input Output yang meliputi rancangan form untuk input dan output. Form yang dimaksud adalah form untuk master, form untuk transaksi dan form untuk laporan. f. Setelah semua rancangan selesai maka membuat dokumentasi hasil rancangan serta implementasi hasil rancangan sistem dengan presentasi ke pengguna sistem. 3.3 Pengembangan Sistem Pada tahap pengembangan sistem adalah implementasi rancangan sistem ke dalam pembuatan modul-modul sistem. Pembuatan modul sistem antara lain sebagai berikut: a. Modul untuk semua form master. b. Modul untuk sesi administrator c. Modul untuk sesi dosen d. Modul untuk sesi user sebagai peserta ujian e. Modul untuk semua laporan yang diperlukan. Setelah pembuatan modul selesai maka implementasi ke laboratorium STIKOM. Mulai tahap persiapan jaringan komputer dan instalasi sistem ke dalam komputer server. 3.4. Evaluasi Tahap evaluasi dilakukan uji coba sistem, testing sistem dan validasi berdasarkan data yang ada. Pada tahap ini data yang digunakan data peserta mata kuliah SQL pada semester yang bersangkutan. Sedangkan data soal didapatkan dari bank soal yang telah dipersiapkan. Setelah tahap validasi, jika terdapat kesalahan maka akan diperbaiki seperti kebutuhan user. Pada akhir tahap evaluasi dibuat dokumentasi untuk hasil evaluasi sistem. 3.5. Operasi Sistem Operasi sistem dilaksanakan setelah tahap sebelumnya dapat terlaksana dengan baik dan tidak ada kesalahan. Tahap operasi sistem pada sistem ini adalah pelaksanaan Ujian mata kuliah SQL di Laboratorium Komputer untuk Quis, UTS dan UAS. Pada tahap ini dilakukakan evaluasi pelaksanaan ujian. Jika ada kelemahan sistem akan dievaluasi dan diperbaiki lagi. IV. Simpulan Setelah melakukan proses perencanaan, pengembangan, testing dan implementasi aplikasi maka diperoleh simpulan bahwa: 1. Sistim dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan untuk simulasi ujian sertifikasi matakuliah SQL di STIKOM Surabaya. 2. Sistem dapat digunakan oleh Dosen mata kuliah SQL untuk melakukan evaluasi belajar, sehingga Dosen dan mahasiswa dapat mengetahui nilai (hasil) evaluasi yang telah dilakukan dengan segera.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
49
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi, 2001, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta :Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Budiharto, Widodo. dan Rahardi, Saftian., 2005, Aplikasi Database Oracle 10g dengan VB6/VB.NET, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Purwanto, M. Ngalim., 2004, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Oetomo, Budi S.D., 2002, E-education: Konsep Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan, Yogyakarta : Andi Offset. Oracle University. 2004, Introduction to Oracle 10g: SQL, Student Guide. Volume 1. Tanpa Kota: Oracle University.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
50
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Makalah Kelompok B : Bidang Teknologi Informatika
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
51
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B1. Simulasi Aplikasi Pemesanan Tiket Travel Melalui Wireless Dengan Teknologi J2ME Jasman Pardede
Simulasi Aplikasi Pemesanan Tiket Travel Melalui Wireless dengan Teknologi J2ME Jasman Pardede Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Hasan Mustapa No.23, Bandung 40124 Indonesia email :
[email protected] Abstrak Perkembang teknologi internet tanpa kabel (wireless internet) telah memiju pengembangan aplikasi koneksi jaringan internet dengan perangkat mobil (mobile devices). Java 2 Micro Edition (J2ME) dikembangkan untuk platform mobile device, seperti telepon genggam, PDA (Personal Digital Assitance) Palm, dan poket PC. Pada J2ME Wireless Toolkit terdapat emulator beberapa perangkat wireless sehingga memungkinkan untuk mengembangkan aplikasi wireless yang multi platform, yang dapat diimplementasikan pada berbagai merek telepon genggam, yang mendukung aplikasi Java. Penelitian ini membahas perancangan antar muka dan pembuatan MIDlet (Mobile Information Device Applet) berupa sistem pemesanan tiket travel sederhana yang merupakan layanan informasi yang dapat diakses oleh pelanggan tertentu. Layanan ini ditujukan untuk memudahkan pelanggan jasa travel dalam memesan tiket, melihat informasi pemesanan, informasi voucher yang dimiliki pelanggan, dan pembatalan pemesanan dengan mengikuti aturan yang berlaku, hanya dengan menggunakan telepon genggam. Dengan J2ME emulator platform yang dibuat berbeda merek, maka data yang ditransfer atau diterima pada proses networking tidak akan mengubah atau menghapus keaslian data. Hasil simulasi ini diharapkan dapat dikembangkan kearah wireless internet koneksi dengan internet dengan Java. Kata Kunci : wireless, J2ME, MIDlet, Java, telepon genggam 1. Pendahuluan Saat ini bisnis travel, khususnya di Bandung, cukup berkembang pesat. Perkembangan tersebut mendorong beberapa travel agent untuk mencoba menawarkan kemudahan kepada masyarakat atau pengguna jasa travel di dalam memberikan pelayanannya, khususnya dalam proses pemesan tiket. Masyarakat Indonesia saat ini hampir setiap rumah tangga memiliki satu buah telepon genggam. Melihat hal tersebut maka aplikasi pemesanan tiket dengan menggunakan telepon genggam diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan. Dengan aplikasi ini maka untuk pemesanan tiket travel, pengguna jasa travel tidak harus mengantri dan menunggu proses yang begitu lama, cukup dengan menggunakan telepon genggam pengguna dapat memesan tiket, melihat informasi pemesanan, informasi voucher yang dimiliki pelanggan, dan pembatalan pemesanan dengan mengikuti aturan yang berlaku, hanya dengan menggunakan telepon genggam. Aplikasi ini juga dapat melakukan pemesanan tiket kapan saja dan dimana saja tanpa terbatas akan waktu dan tempat. Teknologi Java yang pada awalnya dikenal untuk aplikasi pada dekstop (J2SE) ataupun pada aplikasi server (J2EE), kini hadir dengan teknologi J2ME (Java 2 Micro Edition) platform,
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
52
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
untuk pengembangan aplikasi pada mobile device seperti telepon genggam dan PDA. J2ME merupakan salah satu teknologi Java yang dikembangkan untuk memungkinkan aplikasi-aplikasi Java berjalan pada perangkat mobile, dimana perangkat-perangkat tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda dengan komputer biasa. Perbedaan antar komputer PC dengan perangkat mobile diantaranya kapasitas jumlah memori yang kecil pada perangkat mobile sedangkan pada perangkat PC kapasitas memorinya cukup besar. Aplikasi J2ME juga tidak membutuhkan koneksi secara berkala karena ada pemisahan antara interface client dan proses di server bila membutuhkan koneksi dengan server [2]. Untuk membantu di dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau pengguna jasa travel maka pada penelitian ini, peneliti membuat simulasi pemesanan tiket travel melalui wireless dengan teknologi J2ME. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis, perancangan, dan pengimpelementasian J2ME dalam mengembangkan aplikasi simulasi pemesanan tiket travel melalui wireless dengan teknologi J2ME. 2. Landasan Teori Pengembangan aplikasi perangkat lunak yang dapat memfasilitasi pemesanan tiket travel melalui wireless dengan teknologi J2ME perlu memperhatikan beberapa hal penting yaitu teknologi wireless java, J2ME, MIDlet, dan layanan pemesanan tiket. 2.1.
Teknologi Wireless Java
Secara konsep, teknologi wireless dapat dibagi atas dua kategori, pertama untuk lokal dan yang kedua untuk area yang sangat luas. Perangkat yang termasuk kedalam kategori pertama misalnya remote control untuk membuka atau mengunci mobil maupun garasi, telepon cordless 900Mhz, peralatan mainan dengan radio control, atau jaringan wireless [1]. Peralatan wireless jenis pertama ini hanya bekerja untuk daerah dengan jangkauan yang tidak terlalu jauh. Sedangkan peralatan jenis aplikasi yang kedua diantaranya adalah pager, telepon genggam, PDA, dan jenis lainnya. Jangkauan dari perangkat tersebut jauh lebih besar dari aplikasi jenis pertama. Jangkauan yang besar tersebut dilayani oleh cell-tower [4]. Dengan adanya cell-tower maka peralatan komunikasi bergerak seperti telepon genggam dapat menerima layanan dari sebuah wireless carrier atau perusahaan yang mengoperasikan cell-tower tersebut. Pada awal perkembangan aplikasi komunikasi bergerak masing-masing vendor menghasilkan platform aplikasi dan sistem operasi sendiri-sendiri. Sebagai contoh, telepon genggam Nokia dan Siemens masing-masing memiliki platform aplikasi yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan platform aplikasi maupun sistem operasi yang dikembangkan pada telepon genggam Nokia tidak dapat berjalan pada telepon genggam Siemens [6]. Agar aplikasi yang hendak dikembangkan pada perangkat telepon genggam dapat berjalan pada berbagai platform maka diperlukan bahasa pemrograman yang memiliki kebebasan atau platform independece. Java adalah teknologi “write once run anywhere”, sehingga portabilitas Java merupakan suatu kekuatan yang dimiliki Java [2]. Java dijalankan pada sistem operasi apapun tanpa perlu kompilasi ulang program Java yang dibuat. Untuk pengambangan aplikasi yang bergerak, seperti telepon genggam, Sun Microsystem mengenalkan J2ME yang merupakan salah satu bagian teknologi Java yang digunakan untuk aplikasi Java yang berjalan pada perangkat mobile device dan teknologi aplikasi wireless [1]. 2.2.
J2ME
J2ME adalah lingkungan pengembangan yang didesain untuk meletakkan perangkat lunak Java pada barang elektronik beserta perangkat pendukungnya. J2ME diarahkan untuk
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
53
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
diaplikasikan pada piranti komputasi kecil seperti telepon genggam, PDA, palm, page, dan lainlain. J2ME dalam portabilitas memiliki kemampuan untuk dapat dijalankan dimanapun dan safe network delivey seperti J2SE dan J2EE. J2ME berisi subset dari paket-paket di J2SE ditambah paket spesifik Micro Edition yang ada pada package javax.microedition.io. Aplikasi-aplikasi J2ME dapat diskala agar dapat bekerja dengan J2SE dan J2EE [1]. Komponen-komponen J2ME terdiri dari JVM (Java Virtual Machine) yang digunakan untuk menjalankan aplikasi java pada emulator atau handheld device, Java API (Application Programming Interface) yang mengandung kumpulan librari untuk menjalankan dan mengembangkan program Java pada handheld device, dan tools lain untuk pengembangan aplikasi Java sejenis emulator Java Phone, emulator Motorolla dari J2ME wireless toolkit [3],[6]. Untuk mendukung berbagai macam piranti komputasi kecil maka J2ME diorganisasikan ke dalam konfigurasi dan profil. Baik konfigurasi maupun profil mendefinisikan sebuah kelas Java API yang dapat digunakan oleh aplikasi. Lapisan profil (profile layer) J2ME terdiri dari Mobile Information Device Profile (MIDP), Foundation Profile (FP), Personal Profile (PP), dan Personal Digital Assitance (PDA) Profile. Lapisan konfigurasi (configuration layer) J2ME terdiri dari Connected Limited Device Configuration (CLDC) dan Connected Device Configuration (CDC). CDLC umumnya untuk aplikasi Java pada telepon genggam seperti produk-produk Siemens, Nokia, Motorolla, dan lainlain. Sedangkan CDC umumnya digunakan pada perangkat dengan memori setidaknya 2 Mb. Subset API pada CLDC dapat dijelaskan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 [3].
Gambar 1. API pada J2ME CLDC Pada penelitian ini dalam mengembangkan aplikasi pemesanan tiket travel melalui wireless, peneliti menggunakan CLCD. CLCD memiliki spesifikasi sebagai berikut [3], [6]: 1. Mengimplementasikan subset dari J2SE 2. JVM yang digunakan dikenal dengan nama K-Virtual Machine (KVM) 3. Digunakan pada perangkat handheld dengan ukuran memori terbatas (160-512 Kbytes) 4. Prosesor 16 bit atau 32 bit. Dari spesifikasi yang dimiliki oleh CLCD, maka fitur-fitur yang kurang penting untuk diimplementasikan pada handheld device yang bersangkutan harus dibuang. 2.3.
MIDlet
Aplikasi yang berjalan pada sebuah perangkat yang mendukung MIDP disebut MIDlet. Dengan kata lain MIDlet merupakan aplikasi yang dibuat menggunakan J2ME dengan profil Mobile Information Device Profile (MIDP). MIDP dikhususkan untuk digunakan pada handset
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
54
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
dengan kemampuan CPU, memori, keyboard, dan layer yang terbatas, seperti telepon genggam, pager, PDA, dan sebagainya [2]. MIDlet mempunyai tiga kemungkinan kondisi, yaitu : pause, active dan destroyed. Ketika MIDlet mulai dijalankan, maka MIDlet berada pada kondisi aktif. Jika terdapat interupsi seperti adanya panggilan pada telepon genggam maka MIDlet berada pada kondisi pause. Ketika selesai menjalankan MIDlet maka diperlukan method destroyApp(). Ketiga kondisi ini dapat dinyatakan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 [3].
Gambar 2. Daur hidup MIDlet
2.4.
Layanan Pemesanan Tiket
Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan layanan pemesanan tiket travel dengan telepon genggam diantaranya : 1. Kemudahan, pengguna dapat lebih mudah mengerti dalam melakukan pemesanan tiket melalui layanan ini, karena fitur-fitur yang diberikan cukup sederhana dan mudah dimengerti pengguna. 2. Keamanan, pengguna diberikan fasilitas login dan hanya orang yang sudah terdaftar pada database server yang bisa menggunakan aplikasi ini. 3. Keuntungan, pengguna diuntungkan dengan masalah waktu dan tenaga dalam melakukan pemesanan tiket, karena pengguna tidak perlu datang ke loket pemesanan tiket. 4. Kenyamanan, penggunan dapat melakukan pemesanan tiket dengan nyaman karena tidak perlu berdesak-desakan dengan pelanggan lain yang ingin memesan tiket. Dari keunggulan di atas maka pengguna akan merasakan perbedaan pemesanan tiket travel melalui travel agent dibandingkan dengan pemesanan tiket dengan menggunakan telepon genggam yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, tanpa tergantung akan waktu dan tempat. 3. Hasil Percobaan Untuk memfasilitasi kebutuhan pengguna dan keuntungan layanan pemesanan tiket dengan menggunakan telepon genggam seperti yang dinyatakan pada sub bab 2.4. Kebutuhan perangkat lunak dalam mendukung pemesanan tiket dengan menggunakan telepon genggam, memerlukan beberapa fungsionalitas seperti yang dinyatakan pada use case diagram pada Gambar 3. Aplikasi pemesanan tiket travel melalui wireless dengan teknologi J2ME ini disebut aplikasi Mobile Ticketing System.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
55
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 3. Uses case diagram Aplikasi Mobile Ticketing System
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
56
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 4. Model konseptual aplikasi Mobile Ticketing System 3.1.
Perancangan Sistem
Berdasarkan kebutuhan fungsionalitas yang harus dipenuhi dalam memfasilitasi kebutuhan perangkat lunak seperti yang dinyatakan pada use case diagram pada Gambar 3, maka peneliti mendapatkan model konseptual dari aplikasi Mobile Ticketing System seperti yang dinyatakan pada Gambar 4. 3.2.
Implementasi Sistem
MIDlet Pemesanan Tiket Travel berisi tentang proses memesanan tiket, melihat informasi pemesanan, informasi voucher yang dimiliki pelanggan, dan pembatalan pemesanan dengan mengikuti aturan yang berlaku. Aplikasi MIDlet ini dijalankan dalam program berbasis J2ME untuk handheld device memerlukan JDK1.3 atau versi yang lebih tinggi, Wireless Toolkit untuk
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
57
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
pengembangan aplikasi. Selain itu juga menggunakan software pendukung lainnya, seperti Wamp versi 5, dan database MySQL Server 5.0. 3.3.
Teknik Pengujian
Teknik pengujian yang digunakan adalah teknik pengujian black box testing. Pengujian ini memungkinkan pemrogram untuk memperoleh sekumpulan kondisi masukan (input) yang akan secara penuh menjalankan semua kebutuhan fungsional untuk sebuah program. Dalam hal ini diambil salah satu butir uji, yaitu Login seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Pengujian login Identifikasi AMTS-01 Nama Butir Uji Login Media dalam memfasilitasi pengguna untuk dapat masuk ke menu utama Tujuan aplikasi. Pengguna memasukkan nama dan password ke field user name dan password Deskripsi yang telah disediakan, kemudian tekan “Login” Pengguna telah berada pada menu Login dan web service Wamp dan database Kondisi Awal MySQL telah berjalan dengan baik. Pengujian Skenario Uji 1. Masukkan nama pada field user name 2. Masukkan password pada field password 3. Tekan “Login” Kriteria Evaluasi Hasil User name dan passward yang dimasukkan pengguna sudah terdaftar pada database server sebagai member. Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) Masukan Harapan Pengamatan Kesimplan Validasi user name dan password Validasi user name dan password [X] Terima String yang dimasukkan pengguna. Jika yang dimasukkan pengguna. Jika [ ] Tolak nama dan ada, ambil tipe user pengguna. ada, ambil tipe user pengguna. password Jika tipe user pengguna sebagai Jika tipe user pengguna sebagai member maka ciptakan objek member maka ciptakan objek form menu utama, kemudian form menu utama, kemudian tampilkan menu utama ke tampilkan menu utama ke pengguna. pengguna. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pengguna terhadap butir uji Login dengan mengukuti skenario yang dinyatakan pada Tabel 1 dimana kondisi awal, pengguna sudah berada pada Menu Login seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5, diperoleh hasil pengujian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
58
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 5. Menu Login
Gambar 6. Menu Utama Aplikasi
Dengan cara yang sama dilakukan untuk pengujian fungsionalitas-fungsionalitas yang telah dinyatakan pada use case diagram pada Gambar 3. Hasil pengujian yang diperoleh peneliti seperti yang dinyatakan pada Tabel 2. Tabel 2. Pengujian Fungsionalitas dan Hasil Pengujian Fungsionalitas Nama Fungsionalitas Gambar Hasil Pengujian UpdateProfile Gambar 7 DisplaySchedule Gambar 8.a, Gambar 8.b Gambar 9.a, Gambar 9.b, 3. Reservation Gambar 9.c, Gambar 9.d 4. InfoMyReservation Gambar 10.a, Gambar 10.b 5. InfoVoucher Gambar 11.a, Gambar 11.b
No 1. 2.
Gambar 7. Ubah data pengguna
Gambar 8.a Jadwal Keberangkatan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
59
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 8.b Tampilan waktu dan biaya berdasarkan Asal dan Tujuan yang dipilih pengguna
Gambar 9.a Form pemesanan tiket
Gambar 9.b Pemilihan nomor kursi
No kursi 4 tidak ditampilkan, karena sudah dipesan
Gambar 9.c Pemilihan nomor kursi berikutnya yang berhasil
Gambar 9.d Proses pemesanan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
60
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 10.a Lihat pemesanan satu kursi dua kursi
Gambar 10.b Lihat pemesanan
Gambar 11.a Lihat voucher sebelum pemesanan setelah pemesanan
Gambar 11.b Lihat voucher
4. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini telah dikembangkan aplikasi pemesanan tiket travel melalui wireless dengan teknologi J2ME. 2. Aplikasi pemesanan tiket travel melalui wireless dengan teknologi J2ME yang disimulasikan pada penelitian ini hanya dapat digunakan oleh pengguna yang telah terdaftar pada databases server. 3. Aplikasi yang dikembangkan telah berhasil dalam memfasilitasi pengguna untuk melakukan pemesanan tiket, melihat informasi pemesanan yang telah dilakukan oleh pengguna, melakukan pembatalan tiket, melihat informasi jadwal keberangkatan yang telah dijadwalkan oleh pengelola (admin) travel, melihat isi voucher, dan mengubah data diri pengguna. Daftar Pustaka [1] Feng, Y. and Zhu, J, (2001), Wireless Java Sams Publishing, United States of America.
TM
Programming with Java
TM
2 Micro Edition,
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
61
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
[2] Giguere, E., (2000), Professional Developer’s Guide Java TM 2 Micro Edition, Wiley Computer, Jhon Wiley & Sons, Inc., Canada. [3] Knudsen, J., (2003), Wireless Java Developing with J2ME, Second Edition, United States of America. [4] Mallick, M., (2003), Mobile and Wireless Design Essentials, Jhon Wiley &Sons, Wiley Publishing, Inc, Indiana. [5] Poo, D., Kiong, D., Ashok, S., (2008), Object-Oriented Programming and Java, Second Edition, Springer-Verlag, London. [6] Riggs., R, et all, (2003), Programming Wireless Device with the Java TM Platform, Micro Edition, Second Edition, Addison Wesley.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
62
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B2. Pengembangan Aplikasi Text To Speech Dalam Pembuatan Kamus Untuk Tunanetra Luh Putu Eka Damayanthi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan
Pengembangan Aplikasi Text to Speech dalam Pembuatan Kamus untuk Tunanetra Luh Putu Eka Damayanthi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Email :
[email protected],
[email protected] Abstrak Saat ini pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris sangat penting untuk setiap orang, tak terkecuali bagi mereka yang memiliki keterbatasan, seperti penyandang tunanetra. Secara umum orang belajar bahasa Inggris, salah satunya adalah dengan menggunakan kamus. Tetapi bagi penyandang tunanetra, tidak memungkinkan untuk menggunakan kamus, seperti halnya orang normal pada umumnya. Mereka membutuhkan kamus khusus, yakni kamus yang menggunakan format huruf Braille. Penggunaan kamus dalam format huruf Braille ini pun tidak bisa dilakukan secara maksimal, karena untuk mencari terjemahan suatu kata, mereka harus mencari kata tersebut secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari. Dengan kemajuan IPTEK, khususnya dibidang komputerisasi, maka dibuatlah suatu media, yakni berupa aplikasi kamus yang bertujuan untuk membantu penyandang tunanetra dalam melakukan penerjemahan suatu kata dengan memanfaatkan indra pendengarannya. Dalam pembuatan aplikasi ini, hardware yang digunakan adalah sebuah komputer desktop atau laptop yang dilengkapi dengan speaker, sedangkan software-nya terdiri dari Borland Delphi dan modul TTS (Text To Speech). Aplikasi kamus yang dibuat disesuaikan dengan karakteristik dari penyandang tunanetra, seperti pada rancangan interface-nya dibuat berupa shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Masukan yang diberikan pada sistem, yaitu berupa teks, selanjutnya oleh modul TTS teks tersebut akan diubah menjadi ucapan. Aplikasi kamus ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi penyandang tunanetra dalam mempelajari bahasa Inggris, tanpa perlu intensitas tinggi untuk melakukan penerjemahan suatu kata, sehingga produktifitas pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah dapat terus ditingkatkan. Kata-kata kunci: aplikasi, kamus, TTS, speech, tunanetra. 1. Pendahuluan Kamus yang umumnya banyak kita temui di pasaran adalah kamus yang hanya memuat tulisan saja. Kamus biasanya memuat tulisan atau kata dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya. Bagi penyandang tunanetra kamus semacan ini, tidak mungkin untuk digunakan. Dalam hal ini, mereka membutuhkan kamus khusus, yakni kamus yang menggunakan format huruf Braille. Namun penggunaan kamus dalam format huruf Braille ini pun tidak bisa dilakukan sacara maksimal, karena untuk mencari terjemahan suatu kata mereka masih melakukannya secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari. Cara ini tentu menghabiskan banyak waktu, akibatnya mereka menjadi cepat bosan, terlebih lagi bagi mereka yang tidak suka membaca.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
63
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Melihat kondisi seperti ini, dibutuhkan adanya suatu media alternatif yang dapat membantu mengatasi kondisi tersebut. Salah satu media alternatif yang mungkin dibuat, yaitu berupa aplikasi kamus. Dengan pemanfaatan teknologi informasi, saat ini telah berkembang suatu sistem TTS (Text to Speech) yang merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa. TTS ini dapat mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan pembacaan teks dalam bahasa yang digunakan. Pemanfaatan TTS ini, akan sangat membantu terutama bagi pengguna yang memiliki keterbatasan dalam hal pembacaan teks atau kata, seperti penyandang tunanetra. Dengan menggunakan indra pendengaran, pengucapan kata akan sangat membantu penyandang tunanetra dalam mencari terjemahan suatu kata tertentu. Dalam penelitian ini akan dikaji beberapa permasalahan, yaitu (1) rancangan aplikasi kamus untuk penyandang tunanetra, (2) implementasi aplikasi kamus untuk penyandang tunanetra. TTS (Text to Speech) merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa, yang dapat mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan pembacaan teks dalam bahasa yang digunakan, dengan cara melakukan fonetisasi, yaitu penyusunan fonem-fonem untuk membentuk ucapan (Arry Akhmad Arman, 2008). Suatu sistem TTS pada umumnya melakukan dua proses konversi, yaitu konversi teks ke fonem dan konversi fonem ke ucapan. Kedua proses ini dilakukan secara berurutan dengan input berupa teks dan menghasilkan output berupa suara atau ucapan (Rommel, 2008).
Gambar 1 Sistem Text to Speech (Sumber: Rommel, 2008) a) Konversi Teks ke Fonem Bagian konversi teks ke fonem berfungsi untuk mengubah kalimat masukan dalam suatu bahasa tertentu yang berbentuk teks menjadi rangkaian kode-kode bunyi yang biasanya direpresentasikan dengan kode fonem, durasi serta pitch-nya. Untuk suatu bahasa baru, bagian ini harus dikembangkan secara lengkap khusus untuk bahasa tersebut. Fonem merupakan unit bunyi terkecil yang dapat dibedakan oleh manusia, dan suatu ucapan kata atau kalimat pada prinsipnya dapat dilihat sebagai urutan fonem. Durasi adalah lama waktu pengucapan untuk setiap fonem, dan pitch merupakan perubahan nilai frekuensi dasar pada pengucapan fonem untuk menghasilkan intonasi yang diinginkan. Proses konversi dari teks ke fonem terdiri dari beberapa tahap, yaitu normalisasi teks, konversi setiap fonem menjadi kode fonem, dan penetapan durasi serta pitch untuk setiap fonem. Normalisasi teks merupakan suatu proses yang merepresentasikan teks tertulis menjadi teks yang sesuai dengan pengucapan oleh manusia. Contoh “rommel membangun aplikasi TTS mulai tahun 2005”. Hasil normalisasinya adalah “rommel membangun aplikasi tetees mulai tahun duaribulima”. Kemudian setiap teks hasil normalisasi tersebut dikonversi ke fonem. Tidak setiap huruf sama dengan kode fonemnya. Hal ini karena, kode fonem yang digunakan harus sesuai dengan standar kode fonem yang ditetapkan oleh Speech Synthesizer yang digunakan. Untuk mendapatkan ucapan yang lebih alami, ucapan yang dihasilkan harus memiliki intonasi (prosody). Prosodi adalah perubahan nilai pitch (frekuensi dasar) selama pengucapan kalimat atau teks dilakukan. Pada prakteknya, informasi pembentuk prosodi berupa data-data pitch serta durasi pengucapannya untuk setiap fonem yang dibangkitkan. Nilai-nilai yang
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
64
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
dihasilkan diperoleh dari suatu model prosodi. Prosodi bersifat sangat spesifik untuk setiap bahasa, sehingga model yang diperlukan untuk membangkitkan data-data prosodi menjadi sangat spesifik juga untuk suatu bahasa. b) Konversi Fonem ke Ucapan Bagian konverter fonem ke ucapan berfungsi untuk membangkitkan sinyal ucapan berdasarkan kode-kode fonem serta pitch dan durasi yang dihasilkan oleh bagian konverter teks ke fonem, sehingga akan menghasilkan bunyi atau sinyal ucapan yang sesuai dengan kalimat yang ingin diucapkan (Arry Akhmad Arman, 2008). Teknik yang digunakan pada bagian ini adalah teknik diphone concatenation, yang bekerja dengan cara menggabung-gabungkan segmen-segmen bunyi yang telah direkam sebelumnya. Setiap segmen berupa diphone (gabungan dua buah fonem). Berikut gambaran detail mengenai proses konversi teks ke ucapan.
Gambar 2 Proses Konversi Teks ke Ucapan (Sumber: Arry Akhmad Arman, 2008) 2. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang sistematik dalam menyelesaikan sebuah penelitian. Penelitian dilakukan dengan proses pengumpulan data objek penelitian dan proses pengembangan perangkat lunak. Dalam pengembangan perangkat lunak ini metode yang digunakan adalah SDLC (Software/System Development Life Cycle). Berikut ini gambaran dari pengembangan perangkat lunak dengan metode SDLC.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
65
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 3 Pengembangan Perangkat Lunak dengan Metode SDLC Pada gambar 3 dapat dijelaskan bahwa, langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan perangkat lunak adalah melakukan analisis terkait dengan perangkat lunak yang akan dibangun. Dalam analisis perangkat lunak ini, terdapat beberapa komponen yang terkait, yaitu kebutuhan perangkat lunak, tujuan pengembangan perangkat lunak, masukan dan keluaran perangkat lunak, serta model fungsional dari perangkat lunak. Usai melakukan analisis perangkat lunak, langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan perangkat lunak. Dalam perancangan perangkat lunak ini, terdapat beberapa komponen yang terkait, yaitu batasan perancangan perangkat lunak, perancangan arsitektur perangkat lunak, perancangan struktur data perangkat lunak, dan perancangan antarmuka perangkat lunak. Setelah selesai melakukan perancangan perangkat lunak, langkah selanjutnya adalah melakukan implementasi perangkat lunak. Beberapa komponen yang terkait dalam implementasi perangkat lunak ini, yaitu lingkungan implementasi perangkat lunak, batasan implementasi perangkat lunak, implementasi arsitektur perangkat lunak, implementasi struktur data perangkat lunak, dan implementasi layar antarmuka perangkat lunak. Langkah terakhir dari metode SDLC ini yaitu melakukan pengujian perangkat lunak. Komponen yang terkait dalam pengujian perangkat lunak ini, yaitu tujuan pengujian perangkat lunak, tata ancang dan teknik pengujian perangkat lunak, perancangan kasus uji pengujian perangkat lunak, pelaksanaan pengujian perangkat lunak, dan evaluasi hasil pengujian perangkat lunak. 3. Hasil dan Pembahasan Kamus yang saat ini banyak ditemui di pasaran adalah kamus yang hanya memuat tulisan atau teks saja. Bagi penyandang tunanetra, kamus semacam ini tidak memungkinkan untuk digunakan. Mereka membutuhkan kamus khusus, yakni kamus yang menggunakan format huruf Braille. Penggunaan kamus dalam format huruf Braille ini pun tidak bisa dilakukan secara maksimal. Berdasarkan hal tersebut, dicoba dibuat suatu media alternatif berupa aplikasi kamus,
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
66
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
dimana aplikasi yang dibuat tidak hanya memuat tulisan atau teks saja, tetapi sudah dilengkapi dengan suara atau cara pengucapan (pronounciation) untuk kata yang dimaksud. Berikut gambaran mengenai masukan dan keluaran dari aplikasi kamus yang dibangun.
Gambar 4 Masukan dan Keluaran dari Aplikasi Kamus Pada gambar 4 dapat dijelaskan bahwa, untuk memulai proses penerjemahan suatu kata pengguna akan dihadapkan pada dua pilihan cara, yaitu penerjemahan kata berdasarkan kategori dan non kategori. Untuk penerjemahan kata berdasarkan kategori, pengguna harus memilih salah satu dari sekian kategori yang ada, sesuai dengan kategori dari kata yang akan diterjemahkan. Dari kategori yang telah dipilih, pengguna akan disuguhi dengan beragam kata
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
67
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
yang termasuk dalam kategori tersebut beserta padanannya. Selanjutnya pengguna bisa mencari kata yang akan diterjemahkan itu, dengan cara membaca kata tersebut satu per satu. Kata yang terpilih akan disuarakan beserta padanannya sesuai dengan pembacaan atau pengucapan dari kata tersebut. Sedangkan untuk penerjemahan kata berdasarkan non kategori, pengguna kembali dihadapkan pada dua pilihan cara, yaitu pertama dengan mengetikan kata yang akan dicari terjemahanya, baik kata dalam bahasa Inggris maupun kata dalam bahasa Indonesia tergantung kebutuhan dari pengguna. Selanjutnya kata yang diketikan ini akan disuarakan bersama padananya sesuai dengan pembacaan atau pengucapan dari kata tersebut. Kata hasil terjemahan ini nantinya dapat dicetak ke dalam format huruf Braille. Kedua, dengan mengetikan satu huruf awal atau lebih dari kata yang akan diterjemahkan. Hasil dari proses ini, pengguna akan disuguhi dengan beragam kata yang memiliki huruf awal sesuai dengan yang diketikan beserta padanannya. Selanjutnya pengguna bisa mencari kata yang akan diterjemahkan itu, dengan cara membaca kata tersebut satu per satu. Kata yang terpilih akan disuarakan beserta padanannya sesuai dengan pembacaan atau pengucapan dari kata tersebut. Untuk menghasilkan suara dari aplikasi kamus yang dibangun ini, peneliti memanfaatkan 2 modul TTS, yaitu IndoTTS sebagai TTS berbahasa Indonesia yang merupakan properti dari Arry Akhmad Arman dan SAPI sebagai TTS berbahasa Inggris yang merupakan properti dari Microsoft. Kedua modul TTS ini telah dilengkapi dengan diphone database yang berbeda. Berikut ini gambaran detail dari arsitektur perangkat lunak yang dibangun.
Gambar 5 Detail Arsitektur Perangkat Lunak Pada gambar 5 dapat dijelaskan bahwa, dalam pengembangan arsitektur perangkat lunak ini terdapat 3 komponen yang saling terkait. Ketiga komponen tersebut, yaitu aplikasi kamus, modul TTS (IndoTTS dan SAPI) serta Mbrola sebagai pembangkit ucapan dan basisdata atau database. Aplikasi kamus sebagai komponen sentral dalam pengembangan perangkat lunak ini memulai proses penerjemahan kata dengan melakukan pengambilan data pada database, selanjutnya data yang diambil ini akan diproses oleh modul TTS (IndoTTS atau SAPI) untuk menghasilkan suara atau ucapan. Data yang diambil ini nantinya juga dapat diterjemahkan ke dalam format huruf Braille. Sehingga output yang dihasilkan tidak hanya berupa suara saja, tetapi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
68
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
juga berupa teks dalam format huruf Braille. Berikut ini, terdapat beberapa kemampuan yang dimiliki oleh aplikasi kamus, diantaranya: a. Aplikasi kamus dapat melakukan penerjemahan kata dalam dua arah, yaitu dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. b. Penerjemahan kata dapat dicari berdasarkan pilihan kategori atau non kategori. c. Menerima input berupa teks (kata atau frase), dengan panjang maksimal 50 karakter. d. Output yang dihasilkan berupa teks, suara dan teks dalam format huruf Braille. e. Tidak menyertakan sinonim untuk hasil padanan dari kata yang diterjemahkan. f. Kata yang diterjemahkan beserta padanannya, dapat disimpan untuk selanjutnya dicetak dalam format huruf Braille. g. Menggunakan shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalan suatu fungsi tertentu. h. Jenis keyboard yang digunakan tidak memiliki bentuk ataupun karakter khusus. i. Jumlah kata pada aplikasi kamus dapat di-update secara dinamis, karena pada aplikasi ini sudah dilengkapi dengan fasilitas tambah kata, dan yang bertugas untuk menambahkan kata tersebut adalah guru pengajar bahasa Inggris atau guru lain yang bisa mengoperasikan komputer. j. Aplikasi kamus ini hanya khusus diperuntukan bagi penyandang tunanetra, bukan bagi penyandang tunarungu maupun tunadaksa. k. Untuk dapat menjalankan aplikasi ini, minimal pengguna bisa mengoperasikan komputer. Untuk mengetahui mampu tidaknya pengguna (penyandang tunanetra), dalam mengakses atau menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi kamus ini, peneliti melakukan pengujian pada aplikasi kamus dengan melibatkan 20 orang siswa penyandang tunanetra. Berikut ini tampilan dari aplikasi kamus beserta hasil pengujian yang telah dilakukan.
Gambar 6 Tampilan dari Aplikasi Kamus
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
69
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Tabel 1 Hasil Pengujian Aplikasi Kamus untuk Siswa Penyandang Tunanetra Siswa keN Kasus Uji 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 1. Membatalkan √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ perintah (Esc) 2. Memunculkan semua kata/kata √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ tertentu(F1) 3. Berpindah dari kategori ke non √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ kategori atau sebaliknya(F2) 4. Menampilkan kategori hasil √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ penyetingan(F3) 5. Menampilkan semua √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ kategori(F4) 6. Menutup aplikasi(F5) √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 7. Mengetahui petunjuk penggunaan √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ aplikasi(F6) 8. Mencetak kata dalam √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ format Braille (F10) 9. Mengeja padanan kata di non √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ kategori(F11) 1 Menyimpan kata dan √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 0. padanannya(F12) 1 Menghapus huruf √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1. (Backspace) 1 Membaca kata dan 2. padanannya (panah √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ atas atau panah bawah) 1 Menampilkan kata 3. dan padanannya dari √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ kategori yang dipilih (Enter) 1 Mengeja kata dari 4. kategori yang dipilih √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ (Enter) 1 Menampilkan kata 5. dan padanannya saat melakukan √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ penerjemahan di non kategori (Enter)
1 1 1 1 2 6 7 8 9 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
70
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Persentase Keberhasilan =
1 7 0 7 1 1 1 0 % % % 0 0 0 0 0 0 0 % % % %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
1 0 0 %
Keterangan:
Persentase Keberhasilan =
Jumlah percobaan berhasil x100% Jumlah percobaan
............................(1.1)
Dari pengujian yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pengujian perangkat lunak sudah baik dan berhasil dilakukan, hal ini terlihat dari tingkat persentase keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa. Dari 20 orang siswa penyandang tunanetra yang dilibatkan dalam pengujian perangkat lunak ini, 17 orang diantaranya sudah mampu menjalankan atau mengakses fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi, menggunakan shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard. Sedangkan 3 orang lainnya, masih belum mampu secara maksimal menjalankan atau mengakses fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi kamus. Hal ini terjadi, bukan karena adanya kesalahan pada aplikasi kamus, melainkan karena ketiga siswa tersebut memiliki cacat tambahan, selain menyandang tunanetra. 4. Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yakni seperti berikut. a. Perancangan aplikasi kamus ini dapat digunakan sebagai salah satu media alternatif, khususnya bagi penyandang tunanetra dalam melakukan penerjemahan suatu kata, baik dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia maupun dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, karena dalam aplikasi ini sudah dilengkapi dengan suara atau cara pengucapan untuk kata yang dimaksud, sehingga akan mempermudah mereka untuk memahami arti suatu kata. b. Pengimplementasian aplikasi kamus ini dibuat dengan menyesuaikan pada karakteristik dari penyandang tunanetra, seperti pada pengimplentasian antarmukanya, dibuat berupa shortcutshortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu fungsi tertentu, dimana setiap fungsi yang dijalankan akan diucapkan atau disuarakan oleh komputer. Minimum spesifikasi komputer yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan aplikasi ini, yaitu Intel Pentium III 1.2 GHz, Harddisk 1 GB, RAM 512 MB, Sistem Operasi Microsoft Windows XP, dan Speaker. Untuk pengujian perangkat lunak yang dilakukan oleh siswa maupun guru secara umum sudah baik dan berhasil dilakukan. Walaupun masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu menjalankan atau mengakses aplikasi kamus. Hal ini terjadi, bukan karena adanya kesalahan pada aplikasi kamus, melainkan karena siswa tersebut memiliki cacat tambahan, selain menyandang tunanetra. Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini maka dapat disarankan beberapa hal, yaitu perlu dicarikan sebuah software pengubah teks biasa menjadi teks dalam format huruf Braille yang bisa include ke dalam aplikasi kamus ini, perlu ditambah sinonim untuk hasil padanan dari kata yang diterjemahkan, dan untuk dapat menjalankan atau mengakses aplikasi ini minimal pengguna bisa mengoperasikan komputer.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
71
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
DAFTAR PUSTAKA Arry Akhmad Arman, 2008. “Definisi Text to Speech (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”. Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/Definisi Text to Speech « Teknologi Bahasa.htm (diakses tanggal 1 Agustus 2009). -------, 2008. “Konversi Teks ke Ucapan (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”. Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/Konversi dari Teks ke Ucapan.pdf (diakses tanggal 1 Agustus 2009). -------, 2008. “First Indonesia Text to Speech (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”. Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/ First Indonesia Text to Speech.htm (diakses tanggal 1 Agustus 2009). Rommel, 2008. “Aplikasi SMS dengan Text to Speech Bahasa Indonesia pada Sistem Operasi Symbian (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB: Bandung)”. Tersedia pada http://................./Final Paper - Rommel - [13202003].doc (diakses tanggal 10 Agustus 2009).
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
72
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B3. Rancangan Jaringan Komputer Berbasis Local Genius Subak Untuk Infrastruktur Jejaring Pendidikan Nasional Zona Kantor Dinas Se-Kabupaten Buleleng I Wayan Dharmayana, I Made Gede Sunarya, Made Windu Antara Kesiman
RANCANGAN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS LOCAL GENIUS SUBAK UNTUK INFRASTRUKTUR JEJARING PENDIDIKAN NASIONAL ZONA KANTOR DINAS SE-KABUPATEN BULELENG I Wayan Dharmayana, I Made Gede Sunarya, Made Windu Antara Kesiman Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha email :
[email protected],
[email protected] Abstrak Proyek akhir ini ditujukan untuk menemukan hubungan antara sistem kebudayaan dan teknologi sistem irigasi subak dengan jaringan komputer, membuat rancangan tata letak BTS Jardiknas berbasis Local Genius Subak di Kabupaten Buleleng, membuat simulasi Jardiknas berbasis Local Genius Subak di Kabupaten Buleleng dengan menggunakan program aplikasi Packet Tracer, serta mengimplementasikan Jardiknas berbasis Local Genius Subak zona kantor dinas di Kabupaten Buleleng Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah RSJK (rekayasa sistem jaringan komputer), yaitu melakukan study literatur dan survey untuk dianalisis. Setelah itu dilakukan, selanjutnya adalah seleksi perangkat yang akan digunakan dan mendesain jaringan sesuai dengan kondisi di lapangan sebelum dilakukan implementasi. Tahap akhir dari metode ini adalah melakukan pengoperasian dan melakukan evaluasi setelah jaringan dioperasikan. Sistem irigasi pada subak memiliki kesamaan dengan sistem jaringan komputer dimana satu sumber air pada subak/bandwidth pada komputer dimanfaatkan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Perancangan yang dilakukan menggunakan media transmisi kabel dan wireless. Setelah tahap perancangan, dilakukan pengujian/simulasi terlebih dahulu dengan menggunakan program aplikasi Packet Tracer. Tahap pengimplementasian yang dilakukan tidak sesuai dengan perancangan, hal ini diakibatkan karena keterbatasan dana yang digunakan untuk membeli peralatan jaringan. Kata Kunci : Jardiknas, Local Genius, Subak, Jaringan, Packet Tracer 1. Pendahuluan Di era informasi, data dan informasi yang tepat dan handal adalah sarana utama dalam menghasilkan kebijakan untuk mempercepat peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam beberapa dekade ini, pengetahuan dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi telah digunakan untuk mempercepat pengumpulan data dan informasi. Akan tetapi, sarana dan prasarana serta SDM pada Dinas Pendidikan maupun pada institusi pendidikan lainnya masih amat kurang. Padahal mereka adalah garda terdepan dalam menjaga kualitas pendidikan nasional. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk membangun sektor pendidikan di Indonesia, namun masih banyak masalah-masalah pendidikan yang dihadapi. Kondisi sosial, ekonomi dan politik di Indonesia menyebabkan masalah-masalah pendidikan senantiasa muncul di berbagai tempat. Secara umum masalah-masalah pendidikan dewasa ini berkaitan dengan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
73
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
rendahmya pemerataa dan akses pendidikan, rendahnya mutu, relevansi dan daya saing keluaran pendidikan, dan lemahnya tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam hal pengelolaan pendidikan. Untuk mengatasi permasalah pendidikan seperti yang disebutkan di atas, maka berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan masyarakat. Pembangunan sektor pendidikan di Indonesia senantiasa dilaksanakan berdasarkan strategi dan program yang disusun berdasarkan skala prioritas. Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah utama pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah membangun Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas). Dengan adanya Jardiknas ini diharapkan informasi dan komunikasi online antar institusi dan komunitas pendidikan di seluruh Indonesia dalam rangka peningkatan mutu, pemerataan akses, transparasi dan akuntabilitas pendidikan nasional berjalan dengan baik. Pada proses implementasi dan pembangunan Jardiknas ini khususnya di Kabupaten Buleleng, tidak lepas dari munculnya kendala-kendala yang harus dihadapi. Kendala ini antara lain adalah: masalah tersedianya orang yang mengoperasikan (SDM), masalah tersedianya dana, masalah koordinasi dan kerja sama yang harus ditingkatkan, masalah sistem keamanan jaringan, dan masalah kesinambungan tata kelola sistem jaringan di setiap lokasi baik itu dalam hal akses internet yang tidak merata, masih ada beberapa komputer yang bersifat stand alone, pembagian bandwidth yang tidak merata, dan lain-lain. Untuk Kabupaten Buleleng, dari 92 titik yang ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng yang terdiri dari 27 titik untuk telepon voip dan 65 titik untuk komputer dan 9 titik yang ada di luar Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, yang terhubung jaringan saat ini hanyalah 25 titik yang diperuntukkan hanya untuk komputer sedangkan sisanya masih bersifat stand alone dan untuk telepon voip tidak berjalan sama sekali, sedangkan dari 9 UPP (Unit Pelaksana Pendidikan) yang ada di Kabupaten Buleleng, yang terhubung oleh jaringan hanya 3 UPP (Tabel 1). Selain masalah penyebaran jaringan yang masih belum merata baik di tingkat Dinas Pendidikan ataupun UPP yang ada di kecamatan, pembagian bandwidth juga tidak adil dimana bandwidth yang didapat oleh tiap-tiap komputer yang sudah terkoneksi saat ini sama, tidak melihat bobot pekerjaan yang diambil oleh masing bidang terkait dan akses website juga masih bebas tidak ada filter sama sekali jadi pegawai-pegawai masih bebas mengakses website yang tidak boleh diakses (mis. Situs pornografi). Tabel 1. Penyebaran Jardiknas Kabupaten Buleleng Jumlah Titik Terkoneksi Tidak Terkoneksi Lokasi Kompute Telepo Kompute Telepo Kompute Telepon r n Voip r n Voip r Voip Dinas Pendidikan Kabupaten 65 28 22 43 28 Buleleng Di Luar Dinas Pendidikan 9 9 3 6 9 (UPP) Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi Jardiknas seperti yang telah disebutkan di atas, memungkinkan memasukkan kearifan lokal yang telah ada dan telah meresap secara utuh sebagai jati diri suatu bangsa. Salah satu contoh kearifan lokal masyarakat Bali yang begitu dikenal oleh dunia adalah organisasi sistem pengairan sawah yang disebut Subak. Sistem irigasi subak yang merupakan aset budaya agraris Bali dalam pengelolaan penyaluran air inlet dan outlet untuk pertanian dapat diterapkan, baik dari sistem tata saluran maupun struktur organisasi dalam pengendalian limpasan permukaan.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
74
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Subak adalah sistem pengelolaan pendistribusian aliran irigasi pertanian khas mayarakat Bali. Sistem ini sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu dan terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat Bali. Subak mendapatkan air irigasi dari suatu sumber bersama dan melalui sistem subak, para petani mendapatkan jatah air sesuai ketentuan yang diputuskan dalam musyawarah warga. Sistem irigasi subak pada dasarnya dapat dipandang sebagai suatu sistem teknologi sepadan, dan juga dapat dipandang sebagai sistem kebudayaan. Karena adanya fenomena dan pengertian seperti ini, maka sering disebutkan bahwa sistem subak tersebut adalah sebagai suatu sistem teknologi yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat, atau sistem seperti ini disebutkan pula sebagai suatu sistem teknologi yang telah berkembang menjadi fenomena budaya masyarakat. Sebagai suatu sistem teknologi maka sistem subak memiliki subsistem hardware, software, humanware, organoware, dan infoware. Sementara itu sebagai suatu sistem kebudayaan, maka sistem subak memiliki subsistem pola-pikir, sosial, dan artefak/kebendaan. Antara subsistem-subsistem dari sistem teknologi dan sistem kebudayaan, masing-masing memiliki keterkaitan, dan selanjutnya dapat dibentuk sebuah matrik hubungan antara subsistem-subsistem tersebut. Dalam matrik itulah dapat dilihat elemen-elemen dari sistem irigasi subak tersebut yang kemudian akan ditransformasikan. Ternyata sistem jaringan komputer hampir sama dengan sistem irigasi pada subak dimana satu sumber air pada subak/bandwidth pada komputer di manfaatkan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu diadakan penelitian mengenai rancangan jaringan komputer berbasis local genius subak untuk infrastruktur jejaring pendidikan nasional zona kantor dinas se-kabupaten buleleng. Adapun beberapa rumusan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana hubungan antara sistem kebudayaan dan teknologi sistem irigasi subak dengan jaringan komputer?, (2) Bagaimana rancangan infrastruktur Jardiknas berbasis Local Genius Subak di Kabupaten Buleleng?. (3) Bagaimana simulasi Jardiknas berbasis Local Genius Subak di Kabupaten Buleleng dengan menggunakan program aplikasi Packet Tracer?, dan (4) Bagaimana implementasi Jardiknas berbasis Local Genius Subak zona kantor dinas di Kabupaten Buleleng?. Tujuan penelitian ini yaitu (1) Menemukan hubungan antara sistem kebudayaan dan teknologi sistem irigasi subak dengan jaringan komputer, (2) Membuat rancangan tata letak BTS Jardiknas berbasis Local Genius Subak di Kabupaten Buleleng yang menghubungkan UPP di tiap-tiap kecamatan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng dan jaringan LAN Dinas Pendidikan Buleleng, (3) Membuat simulasi Jardiknas berbasis Local Genius Subak di Kabupaten Buleleng dengan menggunakan program aplikasi Packet Trace, dan (4) Mengimplementasikan Jardiknas berbasis Local Genius Subak zona kantor dinas di Kabupaten Buleleng. Manfaat penelitian ini ditujukan kepada peneliti, Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng dan secara tidak langsung manfaat penelitian ini dirasakan oleh masyarakat. 2. Hasil dan Pembahasan Tahap atau metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Rekayasa Sistem Jaringan Komputer (RSJK). Metode rekayasa sitem jaringan komputer yang dipakai dalam melakukan pengimplementasian jaringan ini dapat dilihat pada gambar 1.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
75
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 1. Metodologi Pengembangan Jaringan Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi (1) Studi literatur, pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan proyek skripsi. (2) Site Survey, kegiatan dalam Site Survey mencakup observasi dan wawancara secara langsung ke lokasi dimana proyek skripsi akan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data yang paling akurat tentang kondisi yang ada saat ini. Untuk hasil observasi maupun wawancara pada Dinas Pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan pada subak sumber air bersama dari sebuah subak bisa diperoleh dari satu atau lebih sumber-sumber berikut: empelan/bendung , mata air, air tanah (air pompa), tirisan/rembesan (seepage) dari subak-subak di atasnya, dan bangunan bagi yang ada pada saluran induk dari sebuah bendung yang mengairi banyak subak. Setelah itu air dibagi ke petak-petak sawah melalui tembuku, dimana pengaturan debit air yang dialirkan ke masing-masing sawah didasarkan atas luas lahan, kontribusi para anggota, jasa-jasa anggota dalam pendirian subak , jauh dekatnya sawah garapan, sifat tanah, kedudukan dan peran anggota dalam organisasi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
76
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
subak. (3) Analisis, setelah semua informasi yang ada di tempat proyek skripsi sudah dikumpulkan, informasi–informasi tersebut dianalisa untuk menentukan kebutuhan–kebutuhan yang diperlukan. Dari analisis yang dilakukan didapat hubungan antara jaringan komputer dan sistem irigasi subak. Dimana layaknya jaringan komputer, sebagai suatu sistem teknologi maka sistem subak memiliki subsistem hardware, software, humanware, organoware, dan infoware. (1) Hardware, telabah dan tembuku pada subak diibaratkan sebagai media transmisi dan HUB pada jaringan, dimana fungsi dari masing-masing alat sama yaitu sebagai tempat aliran data/air dan sebagai alat membagi air/sinyal ke sawah ataupun PC. (2) Software, pengalokasian air pada subak yang disebut dengan tektek diibaratkan dengan management bandwidth pada jaringan dengan didasarkan pada tugas pokok dan fungsi masing-masing anggota, kedudukan anggota, kontribusi para anggota, dan jauh dekatnya dengan sumber. (3) Humanware, pada subak dan jaringan dibutuhkan orang-orang yang berkompeten dalam pengimplementasian dan perawatan dari sebuah jaringan irigasi/komputer. (4) Organoware dan Infoware, subak ataupun jaringan komputer memiliki struktur organisasi yang memiliki tugas dan fungsinya di dalam organisasi. Di sini juga jelas diatur tentang pengelolaan irigasi/jaringan baik itu dalam pemanfaatan sumber daya yang ada, bagaimana pendistribusiannya, dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan. Tabel 2. Identifikasi Jaringan DISDIK dan UPP Kabupaten Buleleng Keterangan
DISDIK
UPP
Jenis Layanan
Internet, LAN, Wireless
Internet, LAN, Wireless
Skalabilitas
Kecil, workstation < 50
Kecil, workstation < 50
Expandable
ya
ya
Lokasi
Satu Lokasi, setiap gedung berdekatan (< 100m)
Beda Lokasi, setiap gedung berjauhan (> 1 km)
Medium Transmisi
Kabel dan Wireless
Kabel dan Wireless
Besar Bandwitdth
Unlimited
Unlimited
Ketersediaan Perangkat Keras
1 server, 4 switch
3 switch
Perangkat Lunak Jaringan/platform Managebility dan Monitoring Sistem
Koneksi
Windows Belum diterapkan
Belum diterapkan
Tidak terkoneksi dengan baik (sebagian besar komputer tidak terkoneksi jaringan dan server tidak stabil)
Tidak terkoneksi dengan baik (sebagian besar komputer tidak terkoneksi dengan baik)
Desain rancang jaringan merepresentasikan komponen-komponen yang diperlukan untuk membangun sebuah sistem berbasis komputer. Hal ini mempertimbangkan bentuk arsitektural yang dipakai oleh sistem, struktur dan sifat-sifat komponen yang mendukung sistem,
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
77
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
dan inter-relationship yang terjadi antara komponen-komponen arsitektural dari sebuah sistem dengan menggunakan konsep subak dalam merepresentasikannya. perbandingan jaringan sebelum dan sesudah dilakukan perancangan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Perbandingan Identifikasi Jaringan Sebelum dan Setelah Perancangan Sebelum
Rancangan
Keterangan DISDIK
UPP
DISDIK
UPP
Jenis Layanan
Internet, LAN, Wireless
Internet, LAN, Wireless
Internet, LAN, VOIP, databases server, web server
Skalabilitas
Kecil, workstation < 50
Kecil, workstation < 50
Menengah, workstation < 250
Internet, LAN, Wireless, VOIP, databases server, web server Kecil, workstation < 50
Expandable
Ya
ya
ya
ya
Beda Lokasi, setiap gedung berjauhan (> 1 km)
Satu Lokasi, setiap gedung berdekatan (< 100m)
Beda Lokasi, setiap gedung berjauhan (> 1 km)
Kabel dan Wireless
Kabel
Unlimited
Unlimited
Diatur berdasarkan tupoksi, kedudukan, letak user
1 server, 4 switch
3 switch
5 server, 9 switch
9 switch
Windows (server dan user)
Windows (user)
Linux (server) dan Windows (user)
Windows (user)
Belum diterapkan
Belum diterapkan
Sudah diterapkan
Sudah diterapkan
Tidak terkoneksi dengan baik (sebagian besar komputer tidak
Tidak terkoneksi dengan baik (sebagian besar komputer tidak terkoneksi dengan baik)
Terkoneksi dengan baik (semua komputer terhubung dengan jaringan)
Terkoneksi dengan baik (semua komputer terhubung dengan jaringan)
Lokasi Medium Transmisi Besar Bandwitdth Ketersediaan Perangkat Keras Perangkat Lunak Jaringan/platfor m Managebility dan Monitoring Sistem
Koneksi
Satu Lokasi, setiap gedung berdekatan (< 100m) Kabel dan Wireless
Kabel dan Wireless Diatur berdasarkan tupoksi, kedudukan, letak user
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
78
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Sebelum
Rancangan
Keterangan DISDIK
UPP
DISDIK
UPP
terkoneksi jaringan dan server tidak stabil)
Tabel 4. Perbandingan Koneksi Jaringan Sebelum dan Setelah Perancangan Sebelum Rancangan Jomlah Terkoneks Tidak Tidak Terkoneksi Lokasi Titik i Terkoneksi Terkoneksi Ko Ko VOI Ko Ko VOIP VOIP Kom VOIP VOIP m m P m m Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng
65
27
22
-
43
27
65
27
-
-
Di Luar Dinas Pendidikan (UPP)
9
9
3
-
6
9
9
9
-
-
Perangkat lunak yang digunakan dalam implementasi jaringan pada penelitian ini antara lain (1) Sistem Operasi, sistem operasi yang digunakan untuk komputer router dan server VOIP adalah linux, sedangkan server web, server VOIP dan komputer client menggunakan sistem operasi windows. (2) Browser : Internet Explorer, Mozila, Opera. (3) Perangkat lunak yang lain disesuaikan dengan kebutuhan client. Untuk perangkat keras, komputer server menggunakan Pentium 4, sedangkan untuk komputer klien minimal yang dipakai Pentium 2. Kedua komputer tersebut harus dilengkapi dengan NIC untuk menghubungkan komputer dengan switch/hub. Serta dibutuhkan sebuah HUB atau Switch minimal 4 port. Tahap implementasi yang dilakukan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng tidak sesuai dengan rancangan yang telah dilakukan sebelumnya. Komputer yang direncanakan dapat terhubung jaringan berjumlah 65, ternyata saat pengimplementasiaannya hanya terealisasi sebanyak 63 PC, disamping itu komputer server yang direncanakan berjumlah 5 dan menggunakan komputer khusus dengan spesifikasi server, pada pengimplementasiannya server yang bisa dibangun hanya berjumlah 4 dengan menggunakan komputer standar yang sekaligus digunakan sebagai komputer client/pegawai. . Ketidaksesuaian antara tahap perancangan dan pengimplementasian ini diakibatkan karena keterbatasan dana yang digunakan untuk membeli peralatan jaringan dan terdapat beberapa komputer yang mengalami masalah/rusak. Perbandingan rancangan yang dibuat dan hasil pada tahap implementasi dapat dilihat pada Tabel 5.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
79
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Lokasi
Dinas Pendidik an Kabupate n
Tabel 5. Perbandingan Tahap Rancangan Dengan Implementasi Rancangan Rancangan Tidak Tidak Terkoneksi Jomlah Titik Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi VOI Ko VOI Kom VOIP Kom Kom VOIP Kom VOIP P m P
65
28
65
28
-
-
63
26
2
2
3. Penutup Sistem irigasi pada subak memiliki kesamaan dengan sistem jaringan komputer dimana satu sumber air pada subak/bandwidth pada komputer dimanfaatkan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Perancangan yang dilakukan menggunakan media transmisi kabel untuk di Dinas Pendidikan Kabupaten yang menghubungkan 65 komputer dan 28 telepon VOIP, sedangkan ke UPP di masing-masing kecamatan menggunakan wireless, ini didasarkan pada jauh dekatnya bangunan yang akan dihubungkan. Setelah tahap perancangan, dilakukan pengujian/simulasi terlebih dahulu dengan menggunakan program aplikasi Packet Tracer sehingga memudahkan dalam menentukan jenis perangkat jaringan yang akan digunakan pada topologi yang diinginkan dan memudahkan dalam pengimplementasiannya di lapangan. Tahap pengimplementasian yang dilakukan tidak sesuai dengan perancangan, hanya 63 komputer dan 26 telepon VOIP saja yang terhubung dengan baik. Hal ini diakibatkan karena keterbatasan dana yang digunakan untuk membeli peralatan jaringan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Yani. 2008. Panduan Menjadi Teknisi Jaringan Komputer. Bandung: Kawan Pustaka. Darma Setiawan. 2009. Pengelolaan Infrastruktur Jardiknas. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2007. ”Sekilas Jardiknas”. https://jardiknas.org (diakses pada tanggal 15 Agustus 2009). Dhoto. 2007. Jaringan Komputer. Surabaya: PENS-ITS. Dian Ardiyansah. 2004. ”Teknologi Jaringan Komputer”.http://ilmukomputer.com (diakses pada tanggal 20 Juli 2009). Dwi sumarwanto. 2009. Infrastruktur Jardiknas Dan Sop. Jakarta: Depdiknas. Giat. 2008. ”Packet tracer”. http://giat501.wordpress.com/2008/10/1 / packettracer/ (diakses pada tanggal 12 Oktober 2009). Handoko. 2008. ”Jardiknas”. http://handoko.info (diakses pada tanggal 8 Agustus 2009). Hidayatno. 2008. “Apa itu Systems Engineering”. http://hidayatno.wordpress.com (diakses pada tanggal 12 Oktober 2009). Jaka Fahrial. 2003. “Teknik Konfigurasi LAN”. http://ilmukomputer.com (diakses pada tanggal 7 Agustus 2009). Mustaqim. 2003. “Pengenalan Jaringan dan Konfigurasinya”. http://www.smarteknologi.info (diakses pada tanggal 10 Oktober 2009). Sutawan, Nyoman. 2008. Organisasi san Manajemen Subak di Bali. Denpasar: Pustaka Bali Post. Wahidin. 2008. Jaringan Wireless Untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
80
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Wahyu. 2003. “Pengantar Pengkabelan dan Jaringan”. http://ilmukomputer .com (diakses pada tanggal 20 September 2009). Windia, Wayan. 2006.Transformasi Sistem Irigasi Subak yang Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana. Denpasar: Pustaka Bali Post. Yuhefizar. 2003. “Tutorial Komputer dan Jaringan”. Htpp://ilmukomputer.com (diakses pada tanggal 5 Agustus 2009).
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
81
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B4. Implementasi Random Numbers Java Untuk Menciptakan Missing Value Dari Suatu Tabel Jasman Pardede
Implementasi Random Numbers Java untuk Menciptakan Missing Value dari suatu Tabel Jasman Pardede Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Hasan Mustapa No.23, Bandung 40124 Indonesia email :
[email protected] Abstrak Missing value dapat diartikan sebagai data atau informasi yang “hilang” atau tidak tersedia mengenai subjek penelitian pada variabel tertentu akibat faktor non sampling error. Missing value merupakan hal yang sangat sering ditemui dan digunakan di dalam pengembangan aplikasi data mining dan beberapa kasus yang berhubungan dengan bidang statistik. Pada beberapa penelitian terhadap suatu algoritma yang berhubungan dengan penanganan missing value, seperti algoritma CB*, TPDA, sangat membutuhkan data missing value. Hasil algoritma dengan missing value diharapkan akan menghasilkan kesimpulan yang hampir sama dengan data lengkap. Untuk membuktikan bahwa suatu algoritma dengan data lengkap dan data yang memiliki missing value memiliki kesimpulan yang hampir sama, maka diperlukan suatu data lengkap dan data missing value yang diperoleh dari data lengkapnya. Untuk itu diperlukan suatu aplikasi yang dapat menciptakan suatu data missing value yang diperoleh dari data lengkapnya. Pada penelitian ini akan mengimplementasikan Random Numbers Java, yaitu class Random yang terdapat pada package java.util, untuk menciptakan missing value dari suatu tabel yang memiliki data lengkap berdasarkan persentasi data yang akan dibangkitkan missing value-nya. Kata Kunci : Random Numbers, Java, missing value, algoritma, tabel 1. Pendahuluan Missing value dapat diartikan sebagai data atau informasi yang “hilang” atau tidak tersedia mengenai subjek penelitian pada variabel tertentu akibat faktor non sampling error. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya non-respon, kelalaian saat melakukan perekaman data atau bahkan oleh hal lain yang tidak diketahui sebabnya. Missing value merupakan hal yang sangat sering ditemui dan digunakan di dalam pengembangan aplikasi data mining dan beberapa kasus yang berhubungan dengan bidang statistik. Saat ini telah banyak metode yang digunakan dalam mengambil informasi di dalam kumpulan data yang lengkap diantaranya, algoritma B, algoritma PC dan lain sebagainya [7]. Disamping itu terdapat banyak metode yang digunakan di dalam menangani masalah nilai tidak lengkap (missing value) diantaranya algoritma K2, CB, BC, BSEM, CB* dan TPDA. Untuk membuktikan kedua metode itu dapat menghasilkan informasi yang hampir sama maka dapat dilakukan dengan mengimplementasikan data yang tidak ada missing value pada metode yang tidak ada missing value dan kemudian dari data awal dibangkitkan data yang missing value kemudian diterapkan salah satu metode yang menggunakan missing value apakah memberikan informasi yang hampir mendekati atau sama.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
82
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Untuk membantu di dalam pembuktian kedua metode tersebut, maka pada penelitian ini peneliti akan mengimplementasikan Randomize Java untuk menciptakan tabel missing value. Sehingga akan dapat memberikan informasi bahwa kedua metode dapat dianggap menghasilkan informasi yang hampir mendekati nilai kebenarannya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis, perancangan, dan pengimplementasian random numbers java untuk menciptakan missing value dari suatu tabel. 2. Studi Konsep Penciptaan Missing Value Pengembangan aplikasi perangkat lunak yang dapat memfasilitasi penciptaan missing value pada suatu tabel perlu memperhatikan beberapa hal penting yaitu pengertian bilangan acak, penciptaan bilangan acak pada java, pengertian missing value, serta algoritma penciptaan missing value yang digunakan pada penelitian ini. 2.1 Bilangan Acak (Random Number) Dasar pengembangan studi simulasi adalah kemampuan untuk menghasilkan bilangan acak, dimana suatu bilangan acak mewakili nilai suatu variabel acak yang didistribusikan secara seragam pada (0,1). Bilangan acak berarti suatu bilangan yang diambil dari sekumpulan bilangan, dimana tiap-tiap elemen dari kumpulan bilangan tersebut mempunyai peluang yang sama untuk terambil [4]. Proses pengambilan bilangan acak itu sendiri merupakan suatu random event (peristiwa acak), yang berarti peristiwa dimana proses dan hasilnya “tidak dapat” diperediksi. Algoritma pembangkit bilangan acak harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pada Request For Command 1750 (RFC 1750), yaitu [6]: 1. Tidak dapat diperediksi, suatu algoritma pembangkit bilangan acak harus bersifat tidak dapat diperediksi hasil keluarannya. 2. Tahan akan skew (pembelokan), bila perangkat keras dimanipulasi maka algoritma dapat tahan terhadap manipulasi sumber bilangan tersebut hingga level tertentu yang tidak mungkin lagi dapat ditahan. 3. Memiliki fungsi penggabungan dan pengacakan, untuk mencegah penyerangan terhadap algoritma secara keseluruhan. Pembangkitan bilangan acak terbagi atas dua tipe, yaitu Pembangkitan Bilangan Acak Semu (pseudo-random), menggunakan rutinitas algoritma yang mengimplementasikan rumus matematika untuk menghasilkan bilangan yang terlihat acak, dan Pembangkitan Bilangan Acak Penuh (trully random), menghasilkan baris bilangan dari ekstraksi fenomena aktivitas fisika dan kemudian mengirimkannya kepada komputer melalui interface dengan port serial atau parallel. Kebanyakan bahasa komputer sudah mempunyai pembangkit bilangan acak terpasang yang dapat dipanggil untuk membangkitkan bilangan acak [3]. 2.2 Random Numbers Java Java menyediakan dua pendekatan dalam pembangkitan bilangan acak, yaitu melalui class java.lang.Math dan java.util.Random. Class java.lang.Math mendefinisikan metode random yang akan mengembalikan bilangan pseudo-random antara 0.0 (inklusif) dan 1.0 (ekslusif). Jenis bilangan acak yang dapat diperoleh pada class Math adalah suatu nilai bertipe double. Class Random yang terdapat pada package java.util adalah pembangkit bilangan pseudo-random dengan menggunakan algoritma yang diambil dari The Art of Computer Programming oleh Donald Knuth [5]. Untuk menghasilkan bilangan acak yang lebih baik, kita dapat menggunakan class java.util.Random. Class ini menyediakan pendekatan yang lebih praktis dan mendukung tipe-tipe lain selain double, termasuk distribusi Gaussian.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
83
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
3. Missing Value Missing value merupakan salah satu penyebab suatu data dikatakan tidak valid atau masih merupakan data ‘kotor’. Missing value dengan jumlah banyak akan menghilangkan sejumlah informasi yang seharusnya dibutuhkan untuk diolah. Missing value dapat diartikan sebagai data atau informasi yang “hilang” atau tidak tersedia mengenai subjek penelitian pada variabel tertentu akibat faktor non sampling error. Faktor non sampling error yang dimaksud adalah [1] : 1. Interviewer recording error, terjadi akibat kealpaan petugas pengumpul data (pewawancara), misalnya ada sejumlah pertanyaan yang terlewatkan. 2. Respondent inability error, terjadi akibat ketidakmampuan responden dalam memberikan jawaban akurat, misalnya karena tidak memahami pertanyaan, bosan atau kelelahan (respondent fatigue) akhirnya responden mengosongkan sejumlah pertanyaan atau berhenti mengisi kuesioner di tengah jalan. 3. Unwillingness respondent error, tejadi karena responden tidak berkenan memberikan jawaban yang akurat, misalnya pertanyaan soal penghasilan, usia, berat badan, pengalaman melakukan pelanggaran hukum, dan lain-lain. Saat ini telah ada beberapa metode yang digunakan di dalam menangani missing value diantaranya Metode K-Means Imputation. Penggunaan missing value sangat penting peranannya dalam pengembangan aplikasi data mining, diantaranya algoritma yang berhubungan dengan missing value adalah algoritma K2, CB, BC, BSEM, CB*, TPDA dan lainlain. 4. Algoritma Menciptakan Missing Value Algoritma yang digunakan untuk menciptakan missing value pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tentukan persentasi data yang akan dibangkitkan missing value-nya. b. Hitung banyaknya baris dan kolom suatu tabel yang akan dibangkitkan missing value-nya. c. Bangkitkan bilangan acak dalam menentukan baris yang menjadi baris data yang hilang. d. Bangkitkan bilangan acak dalam menentukan kolom yang menjadi kolom data yang hilang. e. Cek apakah pada baris dan kolom yang diperoleh dari (c) dan (d) telah memiliki nilai “null”, jika ya ulangi langkah (c) dan (d). Jika tidak masuk ke langkah (f). f. Cek apakah pengubahan nilai baris dan kolom pada langkah (c) dan (d) mengakibatkan penghapusan satu baris (row) tabel, jika ya ulangi langkah (c) dan (d). Jika tidak masuk ke langkah (g). g. Ubah nilai tabel yang bersesuaian dengan baris dan kolom tabel yang didapatkan dari (c) dan (d) dengan nilai “null”. h. Lakukan proses (c) sampai (g) secara berulang sampai di dapatkan persentasi yang diminta sesuai dengan yang diberikan pada (a). 5. Hasil Percobaan Untuk menghasilkan bilangan acak dalam menentukan baris dan kolom suatu tabel yang akan dihilangkan, pada penelitian ini peneliti menggunakan class java.util.Random, yaitu class yang penggunaannya menggunakan pendekatan yang lebih praktis dan juga mendukung tipe bilangan bulat (int). Penciptaan nilai missing value dari suatu tabel pada penelitian ini, mengikuti algoritma yang dinyatakan pada sub bab 2.4. Kebutuhan perangkat lunak dalam mendukung penciptaan missing value, memerlukan beberapa fungsionalitas seperti yang dinyatakan pada use case diagram pada Gambar 1.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
84
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 1 Use case diagram
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
85
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 2 Model konseptual aplikasi penciptaan missing value 5.1 Perancangan Sistem Berdasarkan kebutuhan fungsionalitas yang harus dipenuhi dalam memfasilitasi kebutuhan perangkat lunak seperti yang dinyatakan pada use case diagram pada Gambar 1, maka peneliti mendapatkan model konseptual dari aplikasi penciptaan missing value seperti yang dinyatakan pada Gambar 2. 5.2 Implementasi Sistem Perangkat lunak aplikasi, memerlukan dukungan perangkat lunak lain dalam implementasinya seperti, sistem operasi Windows atau Linux, bahasa pemrograman java dan database MySQL Server 5.0.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
86
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
5.3 Teknik Pengujian Teknik pengujian yang digunakan adalah teknik pengujian black box testing. Pengujian ini memungkinkan pemrogram untuk memperoleh sekumpulan kondisi masukan (input) yang akan secara penuh menjalankan semua kebutuhan fungsional untuk sebuah program. Dalam hal ini diambil salah satu butir uji, yaitu CreateMissingValue seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 2 Pengujian create missing value 5% Identifikasi AMVC-01 CreateMissingValue Nama Butir Uji Media dalam menciptakan tabel missing value dan menyimpan hasil Tujuan penciptaan data missing value ke tabel baru Pengguna menulis nilai persentasi ke teks field aplikasi kemudian tekan Deskripsi “Proses” Pengguna telah memilih tabel yang akan diciptakan missing value-nya Kondisi Awal Pengujian Skenario Uji 6. Masukkan nilai persentasi yang akan diciptakan nilai missing value-nya 7. Tekan “Proses” Kriteria Evaluasi Hasil Pengguna mempunyai hak untuk menciptakan tabel baru pada suatu database Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) Masukan Harapan Pengamatan Kesimplan Ciptakan tabel missing value dari Ciptakan tabel missing value dari [X] Terima Bilangan tabel yang telah dipilih dengan tabel yang telah dipilih dengan [ ] Tolak Real nama tabel, nama tabel, namaTabelAwal_persentasi, namaTabelAwal_persentasi, kemudian jumlahkan nilai missing kemudian jumlahkan nilai missing value dari setiap field yang dimiliki, value dari setiap field yang dimiliki, kemudian tampilkan ke pengguna. kemudian tampilkan ke pengguna. Pada pengujian ini peneliti menggunakan tabel visitAsia1 dengan jumlah data sebanyak 5000 data. Informasi tabel visitAsia1 direpresentasikan seperti pada Gambar 3. Hasil pengujian create missing value dengan persentasi 5 % yang dilakukan oleh pengguna pada tabel visitAsia1 direpresentasikan seperti pada Gambar 4. Proses pembangkitan bilangan acak dalam penentuan baris dan kolom yang akan dihilangkan datanya saat pengujian ini, diperoleh bahwa pada penghilangan data pertama dilakukan pada baris 1683 dan kolom 1, data kedua dilakukan pada baris 4874 dan kolom 3 dan seterusnya sampai 250 data telah dihilangkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
87
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Pemilihan tabel
Field nilai persentasi missing value
Gambar 3 Display informasi tabel visitAsia1
Missing value
Tabel baru yang diciptakan
Gambar 4 Hasil penciptaan missing value 5 % dari tabel visitAsia1
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
88
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
(baris, kolom)
Gambar 5 Proses penciptaan bilangan acak dalam menentukan baris dan kolom 6. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini telah mengimplementasikan Randomize Java, class Random yang ada pada packege java.util, untuk menciptakan tabel missing value dari suatu tabel dengan mengikuti algoritma yang dinyatakan pada sub bab 2.4. 2. Aplikasi yang dikembangkan dapat menciptakan nilai missing value sesuai dengan persentasi yang diharapkan pengguna dengan nilai missing value yang dapat berubah-ubah walaupun pada tabel yang sama dengan persentasi yang sama. Daftar Pustaka [1] Acock, A.C (2005), Working With Missing Values, Oregon State University, http://people.oregonstate.edu/~acock/gwoth-curves/worling%20with20missing%20value.pdf (diakses pada Juni 2010) [2] Gosling, James et al. (1996). The Java Language Specification, Sun Microsystems. [3] Knudsen, J.B. (1998). Java Cryptography, First Edition , O’Reilly. [4] LavaRnd, Terms & Definitions : Pseudo-Random Number Generator, http://www.lavarnd.org/faq/prng.html (diakses pada Juni 2010) [5] Naughton, P.(1996), The Java HandBook, McGraw-Hill, Inc. [6] Request For Commands 1750. http://www.ietf.org/rfc/rfc1750.txt. (diakses pada juni 2010). [7] Sophia, A.(2005), Algoritm PC sebagai Alternatif Pendekatan Analisis Dependensi untuk [1] Konstruksi Struktur Bayesian Network dalam Data Mining, Laporan Tugas Akhir, Departemen Teknik Informatika ITB
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
89
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B5. Pengembangan Sistem Multiple Choice Achievement Test Berbasis Hypertext Untuk Memperoleh Analisis Butir Tes (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X di SMA Negeri 1 Singaraja) Kadek Seri Budiyana, Made Windu Antara Kesiman, Ketut Agustini
PENGEMBANGAN SISTEM MULTIPLE CHOICE ACHIEVEMENT TEST BERBASIS HYPERTEXT UNTUK MEMPEROLEH ANALISIS BUTIR TES (STUDI KASUS PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS X DI SMA NEGERI 1 SINGARAJA) Kadek Seri Budiyana, Made Windu Antara Kesiman, Ketut Agustini Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha email :
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) merancang sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext untuk memperoleh analisis butir tes, (2) mengimplementasikan rancangan sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext untuk memperoleh analisis butir tes. Dalam perancangan dan pengimplementasiannya, penelitian ini mengambil studi kasus pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas X di SMA Negeri 1 Singaraja. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan perangkat lunak yaitu dengan metode Software/System Development Life Cycle (SDLC) yang meliputi beberapa tahapan yakni: (1) analisis dan perancangan (analisis masalah dan usulan solusi, analisis perangkat lunak dan perancangan perangkat lunak), (2) implementasi dan pengujian (implementasi perangkat lunak, dan pengujian perangkat lunak). Hasil analisis, implementasi dan pengujian pada penelitian ini adalah suatu sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext yang (1) dirancang menggunakan DFD (Data Flow Diagram) dengan entitas siswa (user) dan guru (admin), dan (2) diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Sistem ini mampu menganalisis butir tes dengan hasil yang sama dengan menganalisis secara manual (menggunakan aplikasi microsoft office excel), selain itu pengolahan data dengan sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext jauh lebih efisien dibandingkan mengolah data dengan microsoft office excel. Kata-kata kunci: multiple choice achievement test, hypertext, analisis butir tes. I. PENDAHULUAN Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan keluaran/hasil, maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan keluaran/hasil pembelajaran (Sri, Jutmini et.al.,2007:5). Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses pembelajaran atau evaluasi manajerial, dan evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua jenis evaluasi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
90
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
tersebut merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting. Kedua jenis evaluasi tersebut dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Sedangkan evaluasi masukan nantinya dipergunakan sebagai bahan dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju ke perbaikan kualitas hasil pembelajaran. Evaluasi terhadap hasil belajar sering dilakukan oleh pengajar setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Namun evaluasi yang dilakukan hanya dengan sekedar memberikan tes untuk memperoleh hasil saja tanpa tindak lanjut yang lebih jauh terhadap tes yang dipergunakan, itu dikarenakan kegiatan menganalisis butir tes merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian. SMA Negeri 1 Singaraja sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) merancang suatu sistem administrasi yang lengkap. Salah satu administrasi yang sering disoroti baik oleh sekolah-sekolah lain ataupun dari dinas pendidikan sendiri adalah administrasi menyangkut kurikulum sekolah. Administrasi kurikulum selain dirancang oleh petugas yang menangani juga dilengkapi dengan administrasi yang dibuat oleh guru sebagai pelaksana kurikulum tersebut. Salah satu administrasi yang disusun oleh guru adalah penyusunan perangkat evaluasi pembelajaran yang didalamnya terdapat analisis butir tes hasil belajar. Menganalisis butir tes yang dilakukan setelah Semester Academic Test (SAT) berlangsung telah dilaksanakan oleh guru-guru di SMA Negeri 1 Singaraja, namun untuk tes ulangan harian ataupun ulangan blok jarang dilakukannya analisis butir tes yang dikarenakan banyaknya guru yang kesulitan dalam melakukan analisis butir tes tersebut. Selain itu untuk menganalisis hasil tes tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh hasil yang akurat. Melihat pentingnya analisis butir tes hasil pembelajaran tersebut, maka perlu dikembangkannya suatu sistem evaluasi yang langsung dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam menganalisis butir tes hasil pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, perkembangan teknologi saat ini menyebabkan segala sesuatu dapat dijadikan lebih mudah. Dengan pengembangan Sistem Multiple Choice Achievement Test berbasis Hypertext dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi hasil belajar yang sekaligus dapat digunakan untuk menganalisis setiap butir tes, sehingga permasalahan guru dalam menganalisis butir tes dapat terpecahkan. Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana rancangan Sistem Multiple Choice Achievement Test Berbasis Hypertext untuk Memperoleh Analisis Butir Tes, (2) Bagaimana implementasi rancangan Sistem Multiple Choice Achievement Test Berbasis Hypertext untuk Memperoleh Analisis Butir Tes. Analisis butir tes yang ditampilkan dalam Sistem Multiple Choice Achievement Test Berbasis Hypertext meliputi (1) validitas butir tes digunakan untuk menentukan apakah tes benarbenar mampu mengukur apa yang semestinya diukur, (2) tingkat kesukaran butir tes merupakan suatu proses menggolongkan tes berdasarkan presentase banyak peserta tes yang menjawab benar butir tes tersebut, (3) daya pembeda yaitu pengkajian butir-butir soal yang dimaksudkan untuk mengetahui kesanggupan siswa untuk membedakan siswa yang tergolong mampu dengan siswa yang tergolong tidak mampu, dan (4) efektifitas pengecoh atau analisis pola jawaban dilakukan dengan menghitung peserta tes yang memilih tiap alternatif jawaban pada masingmasing butir tes. II. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pengembangan sistem achievement test berbasis hypertext ini dikembangkan dengan menggunakan prinsip Software/System Development Life Cycle (SDLC). Tahapantahapan pengembangan sistem menggunakan prinsip SDLC meliputi:
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
91
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
1. Analisis dan Perancangan 1.1 Analisis Masalah dan Usulan Solusi Sistem achievement test berbasis hypertext ini dirancang untuk membantu guru dalam proses evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan. Selain untuk proses evaluasi, sistem ini juga dapat digunakan untuk menganalisis butir tes yang dipakai untuk mencari validitas butir tes, tingkat kesukaran butir tes, daya pembeda serta efektifitas pengecohnya. Sistem ini dibedakan menjadi dua entitas yaitu admin (guru) dan user (siswa). Guru selaku admin berperan dalam berjalan tidaknya sistem, maksudnya admin memegang peranan dalam memanajemen data soal, memanajemen hasil tes, mengontrol poling, dan melakukan analisis butir tes. Sedangkan user atau siswa berperan dalam melakukan tes dan memberikan poling untuk memberikan komentar mengenai tes yang diberikan. 1.2 Analisis Perangkat Lunak Perangkat lunak yang akan dibangun adalah berupa aplikasi web yang dapat menampilkan tes evaluasi dengan tipe tes pilihan berganda, menampilkan hasil tes dan mampu menampilkan hasil analisis butir tes yang meliputi validitas butir tes, uji taraf kesukaran butir, daya pembeda dan efektifitas pengecoh. Sistem ini membutuhkan masukkan berupa data peserta tes, data materi tes, data soal materi tes, data hasil tes yang dilakukan oleh setiap peserta tes dan data poling pilihan peserta tes. Data-data masukkan tersebut nantinya diolah atau diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan keluaran berupa data nilai hasil tes setiap peserta dan data hasil analisis butir tes yang meliputi validitas butir tes, uji taraf kesukaran butir, daya pembeda dan efektifitas pengecoh serta grafik dari hasil pilihan poling peserta tes. Sistem akan digambarkan secara lebih detail menggunakan DFD, yaitu dalam bentuk diagram konteks, diagram 0, dan diagram 1. Berikut ini gambar diagram konteks sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext.
Gambar 1. Diagram Konteks Sistem Multiple Choice Achievement Test Berbasis Hypertext
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
92
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
1.3 Perancangan Perangkat Lunak Sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext yang dibuat nantinya, dapat melakukan proses evaluasi hasil dengan jumlah tes bisa ditambah ataupun dikurangi sesuai kebutuhan pengguna sistem, namun untuk jumlah peserta tes dibatasi sebanyak 1000 orang, dan jika ingin menambah batas maksimal peserta tes harus meng-update data tabel tb_rtabel. Sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext dirancang untuk dapat melakukan proses evaluasi dan juga dirancang untuk dapat melakukan proses analisis butir tes yang digunakan dalam tes (analisis yang dimaksud berupa analisis validitas butir tes, uji taraf kesukaran butir, daya pembeda dan efektifitas pengecoh). Dalam pengisian data tes masih menggunakan beberapa sintak Hypertext Markup Language (HTML) standar dalam menampilkan suatu karakter khusus ataupun dalam menampilkan gambar. Perancangan arsitektur perangkat lunak disini melibatkan 3 komponen utama, yaitu sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext, apache (1.3.23) sebagai server lokal dan basisdata atau database. 2. Implementasi dan Pengujian 2.1 Implementasi Perangkat Lunak Lingkungan implementasi dari sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext menggunakan beberapa perangkat lunak seperti Apache, MySQL, Macromedia Dreamweaver MX, Adobe Photoshop 7.0, dan perangkat keras (Komputer). Berikut adalah gambaran mengenai implementasi arsitektur perangkat lunak yang akan dibangun. PHP Script
2 Apache
5
3 4
1 Sistem MCAT Berbasis Hypertext
6
Tampilan pada Browser
Database db_achiement Gambar 2. Implementasi Arsitektur Perangkat Lunak 2.2 Pengujian Perangkat Lunak Tujuan pengujian perangkat lunak adalah untuk mengetahui mampu tidaknya pengguna (siswa selaku user dan guru selaku admin), dalam mengakses atau menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext. Selain itu, pengujian juga dilakukan untuk mengetahui kesesuain data yang dihasilkan dengan menghitung secara manual (menggunakan Microsoft Office Excel) dengan menghitung menggunakan sistem. Dari hasil pengujian yang dilakukan oleh guru maupun siswa sudah berhasil dengan baik, ini terbukti dari data uji kasus yang diberikan semuanya bisa berjalan dengan lancar. Untuk
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
93
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
pengujian perangkat lunak tahap kedua, penulis mengambil data sampel sebanyak 60 butir soal dengan peserta tes sebanyak 190 orang. Data hasil tes kemudian diolah menggunakan sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext dan juga menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel. Setelah dibandingkan, hasil analisis antara sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext dengan hasil analisis menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel adalah sama (baik validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda ataupun efektifitas pengecoh butir tes), selain itu pengolahan data dengan sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext jauh lebih efisien dibandingkan mengolah data dengan Microsoft Office Excel. III. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis, implementasi dan pengujian pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: (1) Sistem Multiple Choise Achievement Test Berbasis Hypertext untuk Memperoleh Analisis Butir Tes dirancangan menggunakan DFD (Data Flow Diagram) dengan entitas siswa (pengguna) dan guru (admin). (2) Pengembangan Sistem Multiple Choise Achievement Test Berbasis Hypertext untuk Memperoleh Analisis Butir Tes diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan Database MySQL. Sistem ini sangat diperlukan dalam proses evaluasi hasil pembelajaran. Sistem ini telah mampu menganalisis butir tes dengan hasil yang sama dengan menganalisis secara manual (menggunakan aplikasi Microsoft Excel), selain itu pengolahan data dengan sistem multiple choice achievement test berbasis hypertext jauh lebih efisien dibandingkan mengolah data dengan Microsoft Excel. Berdasarkan pengamatan penulis, disarankan bagi pembaca yang ingin mengembangkan sistem ini agar dapat: (1) Mengembangkan sistem ini dengan jumlah peserta tes tidak dibatasi lagi, sehingga sistem dapat lebih fleksibel. (2) Mengembangkan sistem ini dibagian pengisian data soal, sehingga nantinya dalam pengisian data soal tidak lagi menyisipkan beberapa sintak Hypertext Markup Language (HTML). DAFTAR PUSTAKA Anas, Sudijobo. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Bunafit Nugroho. 2005. Database Relasional dengan MySQL. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Candiasa, I Made. 2004. Analisis Butir (disertai aplikasi ITEMAN, BIGSTEPS dan SPSS). Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Negeri Singaraja. E-Media Solusindo. 2004. Seri Langkah-langkah Praktis Menjadi Webmaster. Yogyakarta: Anindya Publisher. Nurkencana dan Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Sri,
Jutmini et.al. 2007. ”Panduan Evaluasi Pembelajaran”. http://lpp.uns.ac.id/ download/panduan%20evaluasi%20pembelajaran.pdf, diakses tanggal 3 November 2009.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: CV. Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
94
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B6. Aplikasi Sistem Monitoring Dan Royalty Terdistribusi Pada Usaha Franchise Noerlina, Hari Setiabudi Husni
APLIKASI SISTEM MONITORING DAN ROYALTY TERDISTRIBUSI PADA USAHA FRANCHISE Noerlina, Hari Setiabudi Husni Universitas Bina Nusantara
[email protected] Abstrak Franchise adalah hak istimewa untuk menggunakan nama atau untuk menjual produk atau jasa dari franchisor (pemilik usaha) berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui bersama, yang mana merupakan salah satu peluang perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan usahanya. Agar dapat diperoleh hasil yang maksimal dan terkendali dengan baik, diperlukan sistem informasi yang mendukung kegiatan operasional terutama di setiap unit bisnis yang dimiliki oleh franchisee (pembeli franchise) agar dapat menghasilkan laporan yang lebih akurat sehingga mempermudah pihak manajemen dalam mengambil keputusan. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis dan perancangan serta metode studi pustaka. Dalam analisis dilakukan survey atas sistem yang berjalan guna mendapatkan data yang diperlukan. Dalam perancangan dilakukan pembuatan UML Class Diagram, OAD, Use Case diagram. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil yang dicapai dari analisis dan perancangan yang dilakukan ialah suatu sistem informasi manajemen pada usaha franchise terkomputerisasi yang menfokuskan pada penjualan produk dan pembelian persediaan diharapkan dapat mendukung dari sistem yang berjalan. Kata Kunci: Aplikasi, Sistem Monitoring, Royalty terdistribusi, Franchise 1. Pendahuluan Franchise adalah hak istimewa untuk menggunakan nama atau untuk menjual produk atau jasa dari franchisor (pemilik usaha) berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui bersama, yang mana merupakan salah satu peluang perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan usahanya. Agar dapat diperoleh hasil yang maksimal dan terkendali dengan baik, diperlukan sistem informasi yang mendukung kegiatan operasional terutama di setiap unit bisnis yang dimiliki oleh franchisee (pembeli franchise) agar dapat menghasilkan laporan yang lebih akurat sehingga mempermudah pihak manajemen dalam mengambil keputusan. Sistem yang baik akan mampu menyediakan informasi- informasi yang akurat kepada pihakpihak yang bersangkutan serta mampu memberikan pengendalian yang baik terhadap jalannya proses bisnis yang berjalan. Sistem tersebut juga harus mampu meminimalisasikan kecurangan maupun kerugian dari segi finansial bagi perusahaan. Dan sistem yang diterapkan harus mampu memberikan keunggulan yang lebih agar bisa bersaing dengan kompetitor- kompetitor lainnya. Tanpa adanya sistem informasi franchise yang baik, dapat terjadi kesalahan maupun kecurangan yang terjadi dengan sistem berjalan, misalnya sistem yang berjalan sekarang belum memungkinkan bagi pihak franchisee untuk mengontrol penjualan di tiap unitnya, sehingga bisa saja terjadi kesalahan dalam pelaporan penjualan dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis menekankan pada sistem yang dapat membantu pengendalian pihak franchisee terhadap 1
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
95
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
penjualan di setiap unit bisnisnya dan juga mempermudah pihak franchisor untuk menyuplai persediaan ke setiap unit bisnis yang dimiliki oleh franchisee. Karena pengendalian yang masih kurang pada sistem yang berjalan, dapat menghasilkan laporan yang tidak akurat dan ini berpengaruh pula pada keputusan manajemen. Hal ini sangat berbahaya apabila sering berlangsung karena akan menyebabkan para franchisee dirugikan, dan apabila terus berlanjut pihak franchisor juga dapat dirugikan dengan beralihnya franchisee ke kompetitor lainnya dengan tidak lagi melanjutkan kontrak franchisenya karena terus merugi. 2. Ruang Lingkup Analisis yang dimaksud ialah kegiatan menganalisis kebutuhan dari user dan merancang sebuah sistem informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Pembahasan meliputi: (1) Sistem informasi penjualan tunai dan persediaan di outlet – outlet franchise, (2) Sistem informasi pembelian tunai dan persediaan di outlet – outlet franchise, (3) Sistem pembayaran royalty fee. 3. LANDASAN TEORI Menurut Sukandar (2004, p57), franchise adalah suatu cara memasarkan dan mendistribusikan produk / jasa, dimana ada dua pihak, pihak pemilik, pemberi franchise dan pembeli / pengambil franchise yang menjalin hubungan kerjasama guna menjalankan usaha dalam jaringan dengan merk dagang / nama dan sistem operasi yang sama. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, franchisor adalah pihak yang telah mengembangkan usahanya, mempunyai pengalaman dan kiat-kiat dalam menjalankan bisnis sehingga terbukti berhasil, dengan mengorganisir bisnis ini dalam format yang logis dan tahaptahap yang mudah diikuti. Sedangkan Franchisee adalah perusahaan yang diberi lisensi atau hak monopoli untuk menyelenggarakan perusahaan seolah – olah merupakan bagian dari perusahaan pemberi lisensi yang dilengkapi dengan nama produk, merek dagang, dan prosedur penyelenggaraannya secara standar (penyalur atau dealer). Royalty fee adalah biaya yang harus dibayar secara periodik atas penggunaan konsep, sistem, penemuan, proses, metode/cara (Haki), logo, merek/ nama. 4. ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa Sistem informasi akuntansi perusahaan yang tidak terkomputerisasi sehingga menyulitkan dalam melakukan pengecekan bukti- bukti transaksi yang terjadi. Dalam pembuatan laporan masih dilakukan secara manual dengan mencocokan catatan penjualan harian. Menurut Jones dan Rama (2003, p33), although source documents have detailed information about each event (manual), data must be organized and stored in other ways in order to provide useful information. Walaupun mendetil mengenai setiap event, data harus diorganisir dan disimpan dengan cara lain guna tujuan menyediakan informasi yang berguna. Perusahaan masih belum berani untuk menggunakan sistem yang terkomputerisasi mengingat akan biaya yang akan dikeluarkan, resiko, dan penyesuaian dari sistem tidak terkomputerisasi ke sistem terkomputerisasi. Sehingga berakibat proses pembuatan laporan yang lambat dan dapat terjadi kesalahan informasi. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah mengembangkan sebuah sistem informasi yang terintegrasi dan digunakan oleh pihak yang terlibat dalam perusahaan untuk menjalankan proses bisnis.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
96
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Selain hal tersebut diatas, masalah lainnya adalah kurangnya dokumen- dokumen yang pendukung, yaitu tidak adanya dokumen yang mencatat transaksi penjualan, transaksi pembelian, bukti penerimaaan kas, dan pengeluaran kas tidak ada, sehingga menyulitkan dalam pembuatan laporan. Menurut Mulyadi (2001, p79) bahwa semua data yang diperlukan untuk identifikasi transaksi direkam dalam formulir (dokumen) sebagai bukti telah dilaksanakannya transaksi. Pihak perusahaan belum memperhatikan manfaat dan pentingnya penggunaan dokumen- dokumen untuk pencatatan data yang terorganisir . Akibatyang ditimbulkan adalah sulitnya mencari informasi karena tidak adanya pencatatan dari transaksi- transaksi yang telah dilakukan. Rekomendasiyang diberikan adalah perlu dibuatnya Formulir Barang Keluar untuk mencatat jumlah barang yang dikeluarkan franchisee untuk penjualan di outlet, Formulir Penjualan untuk mencatat setiap transaksi penjualan yang terjadi di outlet, Bukti Setoran untuk mencatat total setoran dari outlet ke franchisee berdasarkan transaksi penjualan yang telah terjadi, Bukti Penerimaan Kas untuk mencatat setiap penerimaan kas yang diterima dari setoran tiap outlet, Laporan Penjualan untuk melihat penjualan yang terjadi per periode, Laporan Penerimaan Kas untuk melihat besarnya penerimaan kas yang dihasilkan. 5. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Rich Picture Sistem Informasi Untuk mempermudah dalam mengerti tentang sistem yang ada, maka dilakukan penggambaran sistem informasi dengan menggunakan tampilan layar dan output yang dihasilkan. Berikut ini adalah rancangan sistem informasi yang dimaksud.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
97
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 1 : Contoh Activity Diagram untuk Penjualan dan inventory
Gambar 2 : Contoh output yang dihasilkan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
98
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
6. SIMPULAN Franchise adalah hak istimewa untuk menggunakan nama atau untuk menjual produk atau jasa dari franchisor (pemilik usaha) berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui bersama, yang mana merupakan salah satu peluang perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan usahanya. Agar dapat diperoleh hasil yang maksimal dan terkendali dengan baik, diperlukan sistem informasi yang mendukung kegiatan operasional terutama di setiap unit bisnis yang dimiliki oleh franchisee (pembeli franchise) Untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang terintegrasi sehingga membuat franchisee dapat mengontrol penjualan di setiap unit outletnya dan digunakan oleh pihak yang terlibat dalam perusahaan untuk menjalankan proses bisnis; membuat setiap dokumen transaksi menggunakan sistem yang secara otomatis dapat menampilkan nomor urut tercetak pada dokumen tersebut ; membuat Formulir Barang Keluar untuk mencatat jumlah barang yang dikeluarkan franchisee untuk penjualan di outlet, Formulir Penjualan untuk mencatat setiap transaksi penjualan yang terjadi di outlet, Bukti Setoran untuk mencatat total setoran dari outlet ke franchisee berdasarkan transaksi penjualan yang telah terjadi, Bukti Penerimaan Kas untuk mencatat setiap penerimaan kas yang diterima dari setoran tiap outlet, Formulir Pembelian untuk mencatat setiap transaksi pembelian persediaan secara tunai, Bukti Kas Keluar untuk mencatat setiap kas yang dikeluarkan baik untuk pembelian persediaan maupun pembayaran royalty, Laporan Penjualan untuk melihat penjualan yang terjadi per periode, Laporan Penerimaan Kas untuk melihat besarnya penerimaan kas yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Bennett, Simon, McRobb, Steve, Farmer, Ray. (2006): Object-oriented systems analysis and design using UML. New York, McGraw-Hill. Connolly, Thomas, Begg, Carolyn. (2002): Database System A Practical Approach to Design, Implementation, and Management (3th edition). England, Pearson Education Limited. Jones, F. dan Rama, D. (2006). Accounting Information Systems: A Business Approach. 1st Edition. Thomson, South Western. Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Salemba Empat, Jakarta. Mathiassen, Lars, A. Munk-Madsen, P. A. Nielsen and J. Stage. (2000): Object Oriented Analysis and Design. Denmark, Marko Publishing. O’Brien, James A. (2005): Introduction to Information System (12th Edition). Jakarta,. Salemba Empat. Shneiderman, Ben. (1998): Designing the User Interface: Strategies for Effective HumanComputer Interaction (3rd edition). Addison-Wesley. Williams, Sawyer. (2005): Using Information Technology: a practical introduction to computer & communications (6th edition). New York, McGraw – Hill Technology Education
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
99
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B7. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi (Studi Kasus Perusahaan Percetakan) Lianawati Cristian, Lindawati, Yuniati, Wanti
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS PERUSAHAAN PERCETAKAN) Lianawati Cristian, Lindawati, Yuniati, Wanti Jurusan Komputerisasi Akuntansi Universitas Bina Nusantara Jakarta Jl.K.H. Syahdan No.9, Palmerah Jakarta Barat 11480 Telp : (021) 5345830, 5350660 Fax : (021) 5300244 e-mail :
[email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis proses perhitungan biaya produksi pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam usaha percetakan yang sedang berjalan, membantu manajemen dalam melihat efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan, merancang aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi sebagai solusi untuk mengatasi masalah – masalah yang terdapat pada perusahaan, membantu dalam perhitungan biaya produksi yang cepat, tepat, dan akurat. Perusahaan manufaktur yang bergerak dalam produksi percetakan. Dalam kegiatan perhitungan biaya produksi, masih menggunakan sistem manual, sehingga permasalahan yang dihadapi adalah kurang akuratnya perhitungan biaya produksi, tidak adanya kejelasan tentang biaya - biaya seperti Biaya Overhead Pabrik (BOP) dan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL), dan tidak ada laporan yang dihasilkan dalam proses produksi. Metodologi yang digunakan adalah dengan metode survei yang dimulai dari survei terhadap sistem berjalan, analisis terhadap temuan survei, identifiksi kebutuhan informasi dan identifikasi persyaratan sistem, sedangkan untuk metode perancangan menggunakan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) dan Unified Modelling Language (UML). Hasil dari penelitian ini adalah rancangan Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi pada PT. Kreasi Senifika Mandiri, yang diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan dalam proses perhitungan biaya produksi yang cepat, tepat, dan akurat. Kata kunci : Perancangan, Sistem, Informasi, Object Oriented Analysis and Design (OOAD) dan Unified Modelling Language (UML), Biaya Overhead Pabrik 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dewasa ini perkembangan kegiatan manufaktur semakin kompleks dan luas. Hal ini menyebabkan informasi yang cepat dan akurat menjadi sumber daya yang sangat penting. Maka dari itu komputer sebagai perangkat pengolah data dan informasi memegang peranan yang penting. Penggunaan sistem yang terkomputerisasi bukan lagi merupakan hal yang baru, namun telah menjadi sistem pokok untuk dapat bertahan dan berkembang dalam menghadapi persaingan usaha pada tahun-tahun yang akan datang.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
100
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Dalam bisnis yang bersifat dinamis, cepat, serta penuh ketidakpastian menuntut suatu perusahaan untuk membuat suatu sistem perhitungan biaya produksi yang lebih terkomputerisasi agar lebih mempermudah kegiatan bisnisnya. Dengan demikian sangat membutuhkan seperangkat alat bantu yang dapat memecahkan masalah yaitu perancangan sistem perhitungan biaya produksi. Dengan adanya rancangan sistem ini, maka akan membantu mempermudah cara kerja perusahaan dan dapat mempersingkat dengan menjalankan proses bisnis yang lebih baik lagi, serta dapat menyajikan data yang lebih akurat, cepat, dan tepat sehingga dapat menganalisis dan mengevaluasi sistem perhitungan biaya produksi dengan mudah. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang percetakan. Mengingat pesatnya kemajuan dibidang teknologi informasi dan banyaknya pesaing maka kegiatan perhitungan biaya produksi merupakan bagian yang utama dan penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Perhitungan biaya produksi harus dapat dirancang dengan baik agar mempermudah perusahaan dalam pengambilan keputsan, dimana dengan dapat menentukan biaya produksi yang tepat, maka perusahaan dapat menentukan harga jual yang tepat juga. 1.2 Ruang Lingkup Pada Penelitian in akan membahas tentang perancangan Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi dengan sistem Job Order Costing pada perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan, dengan ruang lingkup sebagai berikut: a. Melakukan kalkulasi perkiraan biaya produksi berdasarkan pesanan dari pelanggan. b. Melakukan estimasi BOP, perhitungan metode BOP, dan setting BOP untuk tiap departemen per bulan. c. Perhitungan biaya produksi. d. Membandingkan perkiraan biaya produksi awal dengan biaya produksi aktual. e. Penyusunan jurnal biaya produksi pada saat akhir proses produksi per pesanan. f. Tidak ada barang dalam proses disetiap awal kegiatan produksi per pesanan. 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis sistem perhitungan biaya produksi. 2. Mengidentifikasi kelemahan dari sistem yang sedang berjalan pada perusahaan. 3. Merancang usulan Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Membantu pihak manajemen dalam mereview proses kegiatan perhitungan biaya produksi. 2. Meningkatkan kinerja karyawan dan perusahaan agar lebih baik. 3. Memudahkan Departemen Akuntansi Biaya dalam perhitungan biaya produksi. 4. Memudahkan pihak manajemen dalam melihat laporan biaya produksi. 5. Perusahaan dapat menyajikan informasi perhitungan biaya produksi yang cepat, tepat dan akurat.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
101
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
1.4 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut : a. Metode Studi Pustaka, dimana penulis membaca text book, yang berhubungan dengan judul yang akan diteliti. b. Metode Analisis, mencakup survey atas sistem yang berjalan, analisis temuan survey, identifikasi kebutuhan informasi, identifikasi persyaratan sistem. c.
Metode Perancangan, mencakup perancangan Overview Activity Diagram, UML Class Diagram, Use Case Diagram, Rancangan Database, Rancangan Formulir, Rancangan Layar dan Rancangan Laporan.
II. PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1 1 Pengertian Perancangan Perancangan kata ini umumnya dalam konteks system informasi biasanya mengikuti kata analisa yang didalam bahasa inggris biasa dikenal dengan istilah Information Systems Analysis and Design dimana menurut O’brein (2003,p511) perancangan berarti pengembangan secara spesifik dari hasil analisa kebutuhan untuk hardware, software, orang orang, jaringan dan data serta produk informasi yang dapat memenuhi persyaratan fungsional dari suatu system. 2.1.2 Pengertian dan Jenis Transaksi Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2006, p5), "accounting information system is a subsystem of a management information system (MIS) that provides accounting and financial information as well as other information obtained the routine processing of accounting transactions. Yang berarti sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan juga informasi lainnya yang didapatkan dari pemrosesan transaksi akuntansi rutin Menurut Jones dan Rama (2006, p4), jenis-jenis transaksi dalam sistem informasi akuntansi dibagi menjadi tiga (3) yaitu: 1. An acquisition (purchasing) cycle “the process of purchasing and paying for goods or services”. Yang artinya siklus aquisision adalah proses pembelian barang dan service dan pengeluaran kas. 2. A conversion cycle “the process of transforming aquired into goods and services”. Yang artinya siklus konversi adalah suatu proses dalam mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. 3. A revenue cycle “the process of providing goods or services to customers and collecting cash”. Yang artinya siklus penerimaan adalah suatu proses yang memberikan barang atau jasa dari penjualan ke konsumen dan penerimaan kas.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
102
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Bodnar dan Hopwood (2001, p1),berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengolah data menjadi informasi. Sedangkan menurut Jones dan Rama (2006, p4), “Accounting information sistem is subsistems from management information sistems that provides accounting and financial information as well as other information obtained in the routine processing of accounting transactions”. 2.1.3 Pengertian OOAD Menurut Mathiassen et. al. (2000) metode analisis dan desain berorientasi object adalah metode yang menggunakan object dan class sebagai konsep utama dan membangun prinsip umum utama untuk analisis dan desain. Metode ini memiliki beberapa tujuan, yaitu : a. Untuk menetapkan syarat sistem. b. Untuk menghasilkan sebuah desain sistem tanpa ketidakpastian yang berarti. c. Untuk memahami sebuah sistem, konteksnya, dan kondisi untuk implementasinya. Ada beberapa metode yang digunakan dalam analisis dan desain sistem yang berorientasi object, diantaranya adalah: a. Rich Picture adalah suatu gambar yang informal yang melukiskan pemahaman penggambar akan suatu situasi. Rich Picture secara umum menggambarkan permasalahan sistem dan application domain. Rich Picture tidak memiliki notasi khusus. Namun seharusnya melalui beberapa persetujuan di antara proyek sebagaimana aspek tertentu digambarkan. b. UML class diagram adalah gambaran mengenai sekumpulan class dan hubungan antara class yang terstruktur. UML class diagram adalah pusat penggambaran dari analisis dan desain berorientasi object. Selama masa analisis, biasanya cukup untuk menggambarkan class dengan namanya, juga menggambarkan hubungan antara actor dan use case. c. Navigation Diagram adalah jenis khusus dari statechart diagram yang berfokus pada dinamika keseluruhan dari tampilan layar. Diagram ini menunjukkan window-window yang bersangkutan dan perpindahan di antara mereka. Sebuah window ditunjukkan sebagai sebuah state. State memiliki sebuah nama dan sebuah icon. Pergantian state sesuai dengan pergantian di antara dua window. 2.1.4 Pengertian Perhitungan Akuntansi Biaya dan Harga Pokok Produksi Menurut pendapat Carter dan Usry (2002) menyebutkan bahwa, akuntansi biaya merupakan perhitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan. Juga mengacu pada akuntansi manajemen. Sedangkan Hilton (1999, p82) menyatakan harga pokok produksi adalah“The cost of goods manufactured is the cost of direct labor, direct material, and manufacturing overhead transferred from work in process inventory to finishes goods inventory during an accounting period” Menurut Carter dan Usry (2002) metode Sistem perhitungan biaya yang paling umum digunakan terdiri dua: a. Metode harga pokok pesanan (Job Order Costing) merupakan suatu metode perhitungan biaya di mana biaya diakumulasikan untuk setiap pesanan (setiap batch, setiap lot, atau setiap pesanan pelanggan). Dalam metode ini biaya-biaya dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
103
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
b.
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Metode harga pokok proses (Process costing) Merupakan suatu metode di mana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit produk hasil produksi ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya tersebut dengan jumlah unit yang diproduksi. Metode ini digunakan oleh perusahaan yang memproduksi secara massa. Dalam metode ini biaya untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, biaya per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan. Definisi laporan biaya produksi menurut Carter dan Usry (2002, p163) adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang diakumulasikan dan dibebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain. Laporan tersebut juga merupakan sumber informasi untuk menyiapkan ayat jurnal ikhtisar untuk mencatat biaya unit yang ditransfer dari satu departemen produksi ke departemen produksi lain dan akhirnya ke persediaan barang jadi. Menurut Garisson dan Noreen (2000) ada 2 jenis laporan produksi, yaitu: Laporan Produksi-Metode FIFO (First In First Out) dan Laporan Produksi Metode ratarata tertimbang (Weighted-average method). Sedangkan biaya produksi pendapat Carter dan Usry(2002) terdiri dari row material cost (biaya bahan baku), direct labor cost (biaya tenaga kerja langsung), dan manufacturing overhead cost ( biaya overhead pabrik). Rayburn (1999, p197),berpendapat bahwa Kartu biaya pesanan (job cost sheet) adalah dokumen dasar dalam kalkulasi biaya pesanan yang mengakumulasi biaya-biaya untuk setiap job (pekerjaan). Karena biaya diakumulasi untuk setiap batch atau lot dalam sistem akuntansi pesanan, kartu biaya pesanan (job cost sheet) menunjukkan bahan langsung dan tenaga kerja langsung yang digunakan pada suatu pekerjaan, dan juga jumlah overhead yang dibebankan. Sedangkan menurut Carter dan Usry (2004, p546), Kartu biaya pesanan (juga disebut kartu biaya) adalah suatu daftar, dalam bentuk kertas maupun elektronik, dari rincian mengenai biaya produksi dari suatu pesanan tertentu. Menurut Carter dan Usry (2004, p546), Job order costing adalah suatu metode perhitungan biaya di mana biaya diakumulasikan untuk setiap pesanan (setiap batch, setiap lot, atau setiap pesanan pelanggan). 2.1.5 Analisis Varians Dengan Menggunakan Kalkulasi Biaya Pesanan Menurut Horngren (2009, p264), varians adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan-yakni jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Menurut Rayburn (1999, p433), Varians bahan dibagi 2 yaitu: 1. Varians harga bahan: (harga bahan aktual – harga bahan standar) x kuantitas bahan aktual. 2. Varians pemakaian bahan atau varians kuantitas atau varians efisiensi: (kuantitas bahan aktual – kuantitas bahan standar) x harga bahan standar. Menurut Rayburn (1999, p439), Varians tenaga kerja dibagi 2 yaitu: 1. Varians tarif tenaga kerja (labour rate variance): (tarif tenaga kerja aktual – tarif tenaga kerja standar) x jam tenaga kerja aktual.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
104
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2. Varians efisiensi (kuantitas atau waktu) tenaga kerja [labour efficiency (quantity or time) variance]: (jam tenaga kerja aktual – jam tenaga kerja standar) x tarif tenaga kerja standar per jam. Menurut Rayburn (1999, pp465-466), metode varians overhead terdiri atas : 1. Metode dua-varians : a. Varians terkendali (controllable variance). b. Varians volume produksi / varians tak terkendali (production volume variance / noncontrollable variance) 2. Metode tiga-varians : Varians terkendali : a. Varians total pengeluaran overhead (total overhead spending variance). b. Varians efisiensi overhead variable (variable overhead efficiency. variance). Varians tak terkendali : c. Varians volume produksi (production volume variance). 3. Metode empat varians : Varians terkendali a. Varians pengeluaran overhead variabel (variable overhead spending b. Varians efisiensi overhead variabel: (Jam aktual – jam standar)x tarif overhead pabrik variabel standar. c. Varians pengeluaran overhead tetap (fixed overhead spending variance) Varians tak terkendali d. Varians volume produksi (production volume variance). 2.2 Gambaran Proses Bisnis Perusahaan Percetakan Objek penelitian yang dilakukan adalah pada perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan seperti mencetak brochure, catalog, magazine, leaflet, calendar, diary book, paperbag, inner box, poster, sticker, master box, dan company profile. Produksi yang dihasilkan perusahaan percetakan kurang lebih berkisar antara 100150 item per bulan.dengan jumlah masing-masing item sebanyak 4000-6000 set. Sebagai perusahaan manufaktur, sangatlah penting untuk dapat memenuhi permintaan pasar. Untuk itulah bagian produksi sangat berperan untuk menghasilkan cetakan yang berkualitas. Dan Bagian Penjualan sangat berperan dalam perhitungan biaya produksi yang cepat, tepat dan akurat. Oleh sebab itu perusahaan memberikan wewenang kepada Bagian Penjualan untuk melakukan proses perhitungan biaya produksi berdasarkan biaya-biaya yang digunakan seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Dan menentukan berapa besar persentase laba yang diinginkan oleh perusahaan dalam satu proses produksi berdasarkan pesanan pelanggan. Sedangkan sistem informasi akuntansi biaya produksi yang digunakan perusahaan saat ini adalah masih dilakukan secara manual, sehingga biaya produksi yang yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga jual masih bersifat perkiraan saja. Untuk mengetahui dengan pasti berapa besarnya biaya produksi dan selisih/varian harga antara biaya yang ditentukan dimuka dengan aktual, maka dirancanglah suatu sistem informasi akuntansi biaya produksi pada perusahaan percetakan ini.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
105
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.3 Rich Picture Pada Sistem Lama
Gambar 1. Rich Picture Prosedur Perhitungan Biaya Produksi 2.4 Formulir dan Laporan Pada Sistem Lama Formulir :
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
106
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Formulir yang dihasilkan dalam proses bisnis yang berjalan adalah: 1. Form Kalkulasi Biaya Formulir yang digunakan dalam melakukan perhitungan biaya produksi, sehingga Bagian Penjualan dapat menentukan harga satuan produk yang dipesan, kemudian dijadikan acuan dalam membuat Surat Penawaran Harga (SPH). 2. Nota Pesanan (NP) Suatu Formulir yang digunakan sebagai salinan dari Surat Pesanan Pembelian / Purchase Order dari pelanggan, setelah itu digunakan sebagai acuan dalam membuat Surat Perintah Kerja (SPK). 3. Surat Perintah Kerja (SPK) Formulir yang berisikan data-data tentang spesifikasi pesanan dari pelanggan, sebagai acuan dalam melakukan proses produksi di setiap departemen. 4. Bon Permintaan Bahan (BPB) Formulir yang berisikan data-data mengenai bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi dan digunakan oleh Departemen Persiapan untuk melakukan permintaan bahan baku kepada Departemen Persediaan. 5. Surat Petunjuk Pemotongan Kertas (SPPK) Formulir yang berisikan petunjuk-petunjuk pemotongan kertas, dan dibuat oleh Departemen Persiapan untuk diberikan kepada Departemen Cetak. Laporan : Tidak ada laporan yang dihasilkan dalam proses bisnis yang berjalan khususnya dalam perhitungan biaya produksi. 2.5 Analisis Temuan Hasil Survey a. Tidak ada laporan yang dihasilkan dalam proses produksi. Usulan : dengan sistem informasi akuntansi biaya produksi yang akan dirancang maka akan dibuatkan laporan berikut ini : Laporan rekapitulasi biaya produksi per bulan, Laporan analisis varian biaya bahan baku langsuung (kuantitas dan harga), Laporan analisis varians biaya bahan baku langsung (kuantitas dan tarif), Laporan analisis varians tenaga kerja langsung (kuantitas dan tarif) b. Pencatatan terhadap formulir selama ini dilakukan masih manual Usulan : Menyediakan aplikasi dan database yang dapat digunakan untuk menghasilkan formulir dengan cepat, tepat dan akurat. c. Tidak ada formulir khusus yang berisikan informasi mengenai jumlah jam tenaga kerja di setiap departemen Usulan : Membuat formulir Kartu Jam Kerja. d. Tidak ada formulir khusus yang berisikan informasi mengenai bukti penyerahan barang jadi ke Departemen Persediaan Usulan : Membuat sebuah formulir Bukti Penyerahan Barang Jadi e. Tidak ada perhitungan yang tepat untuk Biaya Overhead Pabrik, Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Laba Usulan : Menetapkan besarnya Biaya Overhead Pabrik, dan Biaya Tenaga Kerja Langsung secara tepat dan jelas, dan juga besarnya laba secara jelas. f. Tidak ada perbandingan antara estimasi biaya produksi awal dengan biaya produksi aktual Usulan : membuat sebuah formulir Kartu Biaya Pesanan.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
107
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.6 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi Usulan 2.6.1
Dept. Akuntansi Biaya
Overview Sistem Yang Diusulkan
Dept. Persiapan
Bag. Produksi
Dept. Cetak
Komputer
Dept. Finishing
Membuat Estimasi Biaya Overhead pabrik (BOP) per bulan
Tr_Perhitungan Metode BOP SPK
SPK
SPK
Membuat FPKBP dan PJB per Pesanan
Tr_Estimasi BOP
Ms_Kertas
PPK ppk
Tr_Setting BOP Departemen
BPB
BPB
BPB
FPKBP
Ms_Tinta
SPK BPB
KJK
PPK
PPK
Ms_Bahan penolong
PPK
Membuat surat perin tah Kerja
KJK KJK
Membuat BPB, KJK, dan PPK
KBP
SPK
Tr_FPKBP
Tr_PPB
Tr_BPB
Tr_SPK
KJK
Melakukan Proses Persiapan
Melakukan Proses Cetak Melakukan Proses Finishing
SPK 2 rangkap,KJK,
Tr_KBP Membuat Katu Biaya Pesanan
Membuat Jurnal Biaya Produksi
BPBJ
Jurnal
LBJ LAV
Membuat LaporanAnalisis Varian
Membuat LRBP
Tr_KJK
Membuat BPBJ
Membuat Laporan Barang Jadi
LRBP
Ket : FPKBP = Formulir Perkiraan Kalkulasi Biaya Produksi PJB = Perkiraan Jumlah Bahan SPK = Surat Perintah Kerja BPB = Bon Permintaan Bahan
PPK = Petunjuk Pemotongan Kertas KJK = Kartu Jam Kerja KBP = Kartu Biaya pesanan BPBJ = Bukti Penyerahan Barang Jadi
Tr_BPBJ
Tr_PPK
LAV = Laporan analisis varians LBJ = Laporan Barang Jadi LRBP = Laporan Rekapitulasi biaya produksi.
Gambar 2. Gambar Overview Activity Diagram
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
108
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.6.2
UML Class Diagram Tr_Perkiraan_BOP -No_Estimasi_BOP : String -Kode_Periode : String -Biaya_Listrik : Integer -Biaya_Asuransi_Pabrik : Integer -Biaya_Maintenance : Integer -Biaya_Penyusutan_Mesin : Integer -Jumlah_Estimasi_BOP : Integer +diisi() +dihitung()
MS_Periode 1
1
1 1
-Kode_Periode : String -Periode : String +Dipilih()
Tr_Perhitungan_Metode_BOP -No_Perhitungan : String -Kode_Periode : String -Kode_Metode_BOP : String -Nilai_Metode_BOP : Integer -Dasar_Pembebanan_BOP : Integer +dipilih() +diisi() +dihitung()
1 MS_Metode_BOP
1
1..*
-Kode_Metode_BOP : String -Metode_BOP : char +dipilih() 1..*
1
Tr_Setting_BOP -No_Setting_BOP : String -Kode_Periode : String -Kode_Departemen : String -No_Metode_BOP : String +dipilih()
MS_Departemen 1
1
1..*
+Kode_Departemen : String +Nama_Departemen : char +Tarif_Per_Jam : Integer +Dipilih()
Gambar 4. . UML class Diagram Setting BOP Gambar 3. UML class Diagram Pesanan Pelanggan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
109
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 5 UML Class Diagram Formulir Perkiraan Kalkulasi Biaya Produksi & Perkiraan Jumlah Bahan 2.6.3
Gambar 6. UML Class Diagram Kartu Biaya Pesanan
Use Case Diagram
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
110
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi pada PT. Kreasi Senifika Mandiri Log in Menginput data Departemen
Departemen Akuntansi Biaya
Menginput data Mesin Menginput data Periode Menginput data Bahan Penolong
Admin
Menginput data Kertas Menginput data Tinta Menginput data Karyawan Menginput data Pelanggan Menginput data Pesanan Pelanggan Menginput data Akun Menginput data Metode BOP Menginput data Perkiraan BOP Menginput data Perhitungan Metode BOP Menginput data Setting BOP Menginput data Perkiraan Biaya Produksi Menginput data Perkiraan Jumlah Bahan Menginput data Perintah Kerja Menginput data Bon Permintaan Bahan Menginput data Petunjuk Pemotongan Kaertas
Bagian Produksi
Membuat Kartu Jam Kerja Menginput data Bukti Penyerahan Barang Jadi Menginput data Kartu Biaya Pesanan Membuat Jurnal
Ket : BOP = Biaya Overhead Pabrik
Membuat Laporan Analisis Varians Bahan Baku Langsung Membuat Laporan Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung Membuat Laporan Analisis Varians Biaya Overhead Pabrik Membuat Laporan Rekapitulasi Biaya Produksi per Bulan Membuat Laporan Penyerahan Barang Jadi per Bulan Log out
Gambar 7. Use Case Diagram Sistem Informasi Akuntansi Biaya Produksi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
111
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.6.4
Rancangan Laporan
Gambar 8.Rancangan Laporan Rekapitulasi Biaya Produksi
Gambar 9. Rancangan Laporan Barang Jadi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
112
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 9. Rancangan Laporan Analisis Varians Harga Bahan Baku Langsung 2.6.5
Rancangan Layar
Gambar 10. Layar Login Gambar 11. Layar Ms Departemen
Gambar 13 Layar Bahan Penolong
Gambar 14 Layar Ms Kertas
Gambar 12. Layar Ms Mesin
Gambar 15. Layar Ms Data Tinta
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
113
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 17. Layar Menu Produksi Gambar 16. Layar Ms Karyawan
Gambar 19. Layar Varians 2.6.6
Gambar 18. Layar Kartu Biaya Pesanan
Gambar 20.Layar Laporan Barang Jadi
Technical Platform
Dalam proses untuk mendukung berjalannya sistem perhitungan biaya produksi, diperlukan hardware, software dan brainware yang sesuai sehingga prosedur – prosedur perhitungan biaya produksi dapat berjalan dengan baik. Adapun perangkat komputer yang diperlukan untuk sistem yang diusulkan dengan ketentuan sebagai berikut: Hardware : terdiri dari server 1 unit PC, monitor, UPS, Stabilizer dan 3 PC untuk untuk Bagian Produksi, Akuntansi Biaya dan Admin, server akan berada pada PC Admin. Software Adapun software yang diperlukan untuk mendukung proses berjalannya Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi ini adalah sebagai berikut: a. Sistem Operasi : Windows XP Service Pack 2 b. Basis Data (Database) : SQL Server 2000 c. Bahasa Pemrograman : Microsoft Visual Basic 6.0 Enterprise Edition d. Program pendukung : Seagate Crystal Report 8.5, Sheridan Data Widgets 3.0
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
114
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
III. PENUTUP 3.1 Simpulan Simpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi pada perusahaan percetakan adalah sebagai berikut: 1. Proses Perhitungan Biaya Produksi pada PT. Kreasi Senifika Mandiri masih manual. Sehingga dirancang Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi yang terkomputerisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas. 2. Sistem yang lama tidak menghasilkan laporan produksi yang dibutuhkan, sehingga pengambilan keputusan menjadi kurang akurat. Dengan sistem baru yang diusulkan, laporan produksi akan dihasilkan secara terkomputerisasi sehingga dapat dibuat dan diperoleh dengan mudah kapan pun dibutuhkan. 3. PT. Kreasi Senifika Mandiri belum menerapkan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas. Hal ini terlihat dari belum adanya Departemen Akuntansi Biaya sehingga Bagian Akuntansi merangkap tugas untuk melakukan perhitungan biaya produksi. Hal ini menyebabkan kelambatan dalam proses pelayanan pelanggan karena tugas Bagian Akuntansi menjadi tidak fokus. Terutama pada saat akhir bulan banyak faktur yang jatuh tempo. Dalam sistem yang baru diusulkan, Departemen Akuntansi Biaya sudah dibuat dan mempunyai fungsi otonom untuk melakukan perhitungan biaya produksi. 4. Tidak terdapatnya beberapa formulir-formulir yang dibutuhkan dalam proses produksi. Dengan adanya rancangan Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi akan dihasilkan formulir seperti Kartu Jam Kerja (KJK), Kartu Biaya Pesanan (KBP), dan Bukti Penyerahan Barang Jadi (BPBJ) yang menjadi bukti resmi dalam proses produksi. 5. Dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi yang diusulkan, maka akan mendukung PT. Kreasi Senifika Mandiri dalam melakukan perhitungan biaya produksi yang cepat dan akurat. 3.2 Saran Setelah melakukan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Biaya Produksi pada perusahaan percetakan ini, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk kelanjutan dari analisis ini yaitu berupa saran-saran, seperti: 1. Sistem Informasi Akuntansi yang baru hendaknya dapat diterapkan secara konsisten pada perusahaan percetakan dan seiring dengan berjalannya waktu, tidak hanya dibuat untuk Departemen Akuntansi Biaya dan Bagian Produksi saja, tetapi juga dikembangkan untuk Bagian dan Departemen lainnya dalam Perusahaan, seperti dengan mengembangkan SIA Penggajian dan Pengupahan, SIA Pembelian, SIA Persediaan Barang, dan SIA Penjualan. Sehingga menjadi sebuah Sistem Informasi Akuntansi yang besar dan terintegrasi. 2. Dalam suatu periode tertentu, sebaiknya Perusahaan melakukan pemeliharaan dan evaluasi terhadap sistem yang berjalan untuk mengetahui apakah sistem yang dijalankan tersebut masih berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. 3. Melakukan pelatihan kepada karyawan yang akan menggunakan aplikasi Perhitungan Biaya Produksi yang akan diterapkan, khususnya untuk Departemen Akuntansi Biaya dan Bagian Produksi. Sehingga sistem yang ada dapat berjalan dengan baik.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
115
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
4. Melakukan review setiap bulan terhadap database dan formulir sebagai bukti untuk memeriksa apakah antara data yang ada dalam database dengan formulir sudah sesuai. IV. DAFTAR PUSTAKA Carter,Matt & Usry (2002) : Cost Accounting. McGraw-Hill Companies, Inc. Garrison, R H., & Noreen, E. W (2000). Akuntansi manajerial jilid 1. Terjemahan Budi Santoso, A. T. Jakarta: Salemba Empat Hilton, R W (1999). Manajerial Accounting. Edisi 4. New York : Mc GrawHill Horngren, Carles T (2009), Cost Accounting, managerial emphasis. 13 Edition. Pearson Education. Jones, Frederick L., Rama. (2006). Accounting Information Systems. International student Edition. Thomson South-Western. Mathiassen, Lars (2000). Object Oriented Analysis & Design, First Edition. Denmark :Marco publishing aps O’Brien, James, A., Marakas, George, M. (2006). Management Information System, seventh edition.McGraw-Hill, New York. Rayburn, Lectria Gayle. (1999). Cost Accounting : Using a Cost Management Approach. 5 Edition. Irwin.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
116
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B8. Analisa Kesenjangan Berbasis CMMI Dan Cobit Untuk Perbaikan Proses Kerja Pada Perusahaan Pengembang Perangkat Lunak PT. KSI Yohan Widyakencana
ANALISA KESENJANGAN BERBASIS CMMI DAN COBIT UNTUK PERBAIKAN PROSES KERJA PADA PERUSAHAAN PENGEMBANG PERANGKAT LUNAK PT. KSI Yohan Widyakencana Jurusan Manajemen Teknologi MMT- ITS, Surabaya, email:
[email protected] Abstrak Seiring perkembangan jaman dan teknologi, serta banyaknya saingan perusahaan lain yang membuat pendapatan perusahaan berkurang, maka perusahaan yang ingin terus bertahan di pasar harus mencari cara untuk menjadi lebih baik daripada pesaingnya. Oleh karena itu munculah istilah “process improvement” atau perbaikan/peningkatan proses kerja tidak dengan cara memperluas atau memperbesar perusahaan seperti membuat cabang perusahaan baru atau merekrut pegawai baru atau membeli teknologi-teknologi terkini yang juga sudah dimiliki oleh perusahaan pesaing, akan tetapi memperbaiki kerja perusahaan dari dalam. Untuk mencapai taraf kesuksesan yang lebih baik dari yang dimiliki saat ini, fokus utama yang harus diperhatikan adalah mengenai proses kerja yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dengan proses kerja yang baik dan benar, ditunjang oleh teknologi yang dimiliki serta pegawai yang mengerjakannya, maka perusahaan itu bisa terus bergerak ke arah yang lebih baik lagi. Capability Maturity Model® Integration (selanjutnya disingkat CMMI) adalah sekumpulan tata cara kerja yang bisa digunakan sebagai penuntun untuk meningkatkan proses kerja dalam perusahaan. Perbaikan proses kerja dibutuhkan karena dengan berfokus pada perbaikan proses, secara tidak langsung juga akan meningkatkan manfaat dari teknologi yang dimiliki perusahaan, karena teknologi yang dimiliki tidak bisa digunakan secara efektif untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal bila tidak didukung oleh proses kerja yang benar. Perbaikan proses kerja juga berpengaruh terhadap kinerja para pegawai, karena perusahan tidak akan pernah cukup melatih dan pegawai tidak akan pernah cukup akan pengalaman. Bekerja keras merupakan salah satu upaya untuk menuju ke arah yang lebih baik, tetapi cara yang lebih baik lagi adalah bekerja sesuai proses yang benar, yaitu bekerja secara efisien dan efektif. Apabila terdapat kesalahan yang dilakukan seorang pegawai dalam perusahaan sehingga memperburuk kinerja perusahaan, kemungkinan yang seharusnya disalahkan adalah proses kerja dalam perusahaan, bukan orang yang melakukan kesalahan tersebut. Hasil akhir dari penilitian ini berupa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan yang dengan dilakukannya langkah-langkah itu akan dapat memperbaiki proses kerja yang terdapat di perusahaan tersebut. Kata Kunci: CMMI, COBIT, Process Improvement, Software Development
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
117
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
I. PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan yang didirikan umumnya berlatar belakang untuk mendapatkan keuntungan, seperti halnya PT KSI yang juga merupakan sebuah perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan sebuah perusahaan didapatkan dari pendapatan perusahaan yang sudah dikurangi dengan biaya-biaya untuk menjalankan perusahaan. Semakin besar pendapatan dan semakin sedikit biaya maka akan menghasilkan keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan. Perusahaan seperti PT KSI bergerak di bidang produksi, tepatnya produksi software atau perangkat lunak untuk komputer. Untuk meningkatkan pendapatan, maka produk yang ditawarkan haruslah memiliki kualitas yang baik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi yang mana produk itu nantinya dapat diterima dengan baik oleh pasar. Semakin baik penerimaan produk oleh pasar, semakin banyak produk yang dijual. Semakin banyak produk yang dijual, semakin banyak pendapatan yang diterima perusahaan. Menghasilkan sebuah produk yang baik diperlukan biaya yang tidak sedikit. Khususnya pada produksi sebuah software, maka dibutuhkan biaya untuk analisa, desain, pengembangan, dan yang tidak kalah penting adalah pengujian kualitas software yang dihasilkan. Sebuah software yang baik haruslah mudah digunakan dan dapat menghasikan serta mengolah data yang benar, serta memiliki efisien tinggi dalam pengoperasiannya. Uji coba untuk software yang dikembangkan memakan biaya yang tidak sedikit karena harus melalui tes-tes yang sedemikian kompleks. Akan tetapi untuk mendapatkan keuntungan yang besar, maka biaya haruslah ditekan seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Meningkatkan pendapatan dan dalam waktu yang sama juga menekan biaya produksi merupakan tugas yang tidak mudah, akan tetapi setiap bagian tersebut mengacu pada sebuah titik, yaitu titik proses produksi. Dengan proses produksi yang benar dan baik akan dihasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang minim yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Untuk meningkatkan proses kerja sehinga dapat lebih menguntungkan perusahaan dibutuhkan usaha yang tidak ringan, salah satunya adalah dengan bantuan kerangka kerja. CMMI (Capability Maturity Model Integration) merupakan pengembangan lebih lanjut dari CMM, sebuah kerangka kerja yang memfokuskan kepada perbaikan proses kerja untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. CMMI for Development (CMMI-Dev) adalah sebuah referensi model yang mencakup aktivitas-aktivitas mulai dari pembuatan sampai dengan pemeliharaan sebuah produk dari perusahaan. PT KSI sebagai sebuah peruahaan yang memproduksi software dirasa dapat menggunakan kerangka kerja berdasarkan CMMI-Dev untuk meningkatkan proses kerjanya dan menghasilkan keuntungan yang berlipat. 1.2
PERUMUSAN MASALAH
PT KSI telah memiliki sebuah aturan cara kerja yang berlaku di dalam perusahaan sebagai sebuah SOP (Standar Operational Procedure), akan tetapi belum tentu sesuai dengan model yang ada dalam CMMI-Dev. Penelitian ini akan mencoba untuk mencari tahu jawaban dari beberapa permasalahan berikut ini: 1. Bagian mana sajakah dari proses kerja pengembangan software (perencanaan proyek, analisa sistem, desain sistem, pembuatan software, dan uji coba software) dalam perusahaan yang saat ini masih belum dapat menunjang kinerja perusahaan yang dikehendaki yaitu efektif, efisien, dan memiliki standar kualitas yang baik maupun menjalankan standar prosedur yang benar.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
118
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2. 3.
1.3
Berada pada tingkat berapakah kematangan PT KSI apabila diperiksa menurut ketentuan CMMI dan tata kelola teknologi informasi (TI) menurut COBIT. Apa saja yang harus dilakukan oleh PT KSI dalam tujuannya untuk meningkatkan tingkat kematangannya sesuai ketentuan CMMI dan kematangan tata kelola TI sesuai COBIT.
BATASAN PENELITIAN
Agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terfokus untuk memecahkan masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka dalam penelitian ini diambil beberapa batasan yaitu: 1. Proses kerja yang diteliti adalah proses kerja yang sehubungan dengan pengembangan software yang meliputi perencanaan proyek, analisa sistem, desain sistem, pengerjaan software, dan juga uji coba software. 2. Sumber informasi utama didapatkan dari kantor utama PT KSI dari kepala-kepala bagian dengan metode kuesioner dan survei lapangan selain dari data dokumen fisik milik perusahaan. 3. Varian dari teori CMMI yang digunakan untuk dasar penelitian adalah CMMI-Dev versi 1.2 yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh SEI (Software Engineering Institute). 4. Analisa kesenjangan yang dilakukan untuk memahami dan menyusun tindakantindakan yang harus diambil oleh PT KSI dalam meningkatkan proses kerjanya mengacu kepada proses secara bertahap (staged improvement). 1.4
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara-cara apa yang dapat digunakan oleh PT KSI untuk meningkatkan proses kerja yang ada dalam perusahaan sehingga produk yang dihasilkan dapat memiliki kualitas lebih baik dengan biaya lebih sedikit dibandingkan dengan saat ini. Manfaat langsung dari penelitian ini yang diimplementasikan secara nyata adalah: 1. Dapat dihasilkannya sebuah produk yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya produksi lebih minimum. 2. Setiap bagian atau divisi dari perusahaan dapat berkembang dan bersaing serta berkomunikasi dengan baik dengan divisi lainnya dan bersama-sama dengan imbang mencoba menghasilkan produk yang berkualitas. 3. Efisiensi waktu dan tenaga yang dibutuhkan sehingga karyawan dapat lebih produktif dan lebih kreatif dalam bekerja. 4. Keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dan secara tidak langsung akan juga meningkatkan kesejahteraan karyawan yang terlibat dalam perusahaan. II. METODOLOGI PENELITIAN Analisa kesenjangan yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara keseluruhan dapat digambarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
119
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 2.1. Diagram Metodologi Penelitian 2.1.
PEMBELAJARAN DOKUMEN
Pada tahap ini, penulis melakukan pencarian dan penelaahan atas dokumen-dokumen pustaka yang terkait dengan tema penelitian. 2.1.1.
DOKUMEN PERUSAHAAN
Telaah dokumen perusahaan dilakukan pada awal proses penelitian karena untuk memahami kultur dan untuk tahapan awal mempelajari hal-hal yang terkait dengan perusahaan. Dokumen perusahaan yang dipelajari adalah dokumen yang terkait dengan proses kerja utama yang ada di perusahaan. Karena PT KSI adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan software, maka dokumen yang pasti dipelajari adalah dokumen perencanaan proyek, dokumen analisa sistem (SRS – System Requirement Specifications), dokumen desain sistem (SDS – System Design Specification), dan juga dokumen uji coba software (UAT – User Acceptance Test). Dari dokumen-dokumen tersebut, penulis melakukan telaahan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi organisasi. Penulis juga akan mendapatkan gambaran mengenai proses yang dilakukan dalam perusahaan tersebut.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
120
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.1.2.
STUDI LITERATUR
Seperti halnya penelitian lain, studi literatur mutlak diperlukan juga dalam penelitian ini, karena setiap penelitian yang dilakukan haruslah berdasarkan fakta yang sudah dibuktikan dan dipercaya oleh dunia pengetahuan. Sumber utama dari literatur yang menjadi dasar teori dari penelitian ini mayoritas didapatkan dari markas utama pencetus ide mengenai CMMI, yaitu dari SEI. Sumber-sumber lain adalah melalui tulisan peneliti lain yang telah menyelesaikan penelitian mereka jauh sebelum penelitian ini dimulai. Penelaahan terhadap sumber-sumber pustaka di atas membantu penulis mendapatkan kerangka berpikir yang logis dan sistematis dalam memahami konsep-konsep, standar dan pengetahuan lain yang terkait dengan IT Governance. Selain itu juga menjadi panduan penulis dalam mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan terkait dengan perbaikan proses kerja yang menjadi tema penelitian. 2.2.
PENENTUAN MATRIKS PROSES KERJA
2.2.1
BERDASARKAN CMMI
Matriks proses kerja yang ada di perusahaan dengan proses area pada CMMI dibentuk dengan membandingkan setiap proses kerja utama dalam perusahaan dengan proses area yang ada dalam CMMI. Bisa jadi sebuah proses kerja terkait dengan beberapa proses area CMMI. Setelah matriks selesai dibentuk, maka yang akan diproses lebih lanjut adalah proses areaproses area yang terkait langsung dengan proses kerja pada perusahaan. Penilaian pada proses area ini yang nantinya menentukan tingkat kematangan perusahaan. Proses kerja yang akan diteliti adalah proses kerja yang meliputi siklus pengembangan software, maka dari itu kerangka kerja CMMI yang digunakan adalah Project Management dan Engineering karena siklus pengembangan software tercakup dalam 2 (dua) bagian tersebut. Berdasarkan proses area yang ada dalam dua bagian tersebut, yang terlibat dalam siklus pengembangan software adalah 1. Project Management a. Project Planning (PP) b. Project Monitoring and Control (PMC) c. Integrated Project Management (IPM) d. Risk Management (RM) e. Quantitative Project Management (QPM) 2. Engineering a. Requirement Development (RD) b. Requirement Management (REQM) c. Technical Solution (TS) d. Product Integration (PI) e. Verification (VER) f. Validation (VAL) Pada bagian Project Management, yang akan digunakan dalam penelitian adalah proses area yang termasuk dalam Basic Project Management Area menurut CMMI-SW 1.1 yaitu PP dan PMC, sedangkan pada bagian Engineering akan digunakan semua proses area kecuali VAL karena setiap aspek dalam pengembangan software termasuk dalam bagian Engineering (RD, REQM, TS, PI, VER).
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
121
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.2.2
BERDASARKAN COBIT
Matriks proses kerja yang terbentuk sesuai dengan teori COBIT dibentuk dengan membandingkan proses kerja tersebut dengan 6 (enam) aspek yang ada pada COBIT, yaitu : • Awareness and Communication / Tingkat Kesadaran dan Komunikasi • Policies, Standards and Procedures / Kebijakan, Standar dan Prosedur • Tools and Automation / Peralatan dan Otomatisasi • Skills and Expertise / Keahlian dan Kemahiran • Responsibility and Accountability / Tanggung Jawab dan Akuntanbilitas • Goal Setting and Measurement / Penetapan Tujuan dan Penghitungan Matriks ini selain menggabungkan antara proses kerja dengan 6 aspek COBIT, pada setiap aspek untuk masing-masing proses dibuat ciri-ciri atau contoh pencapaian tingkat kematangan dari tingkat 1 sampai tingkat 5. Ciri-ciri ini berguna untuk pembentukan kuesioner pada saat pengumpulan data. Proses kerja yang akan diteliti adalah proses kerja yang meliputi siklus pengembangan software, maka dari itu kerangka kerja COBIT yang digunakan adalah Plan and Organise (PO) dan Acquire and Implement (AI) karena siklus pengembangan software tercakup dalam 2 (dua) bagian tersebut. Pemetaan pada PO dan AI lebih spesifik lagi adalah kepada proses-proses PO10 (Manage Projects), AI2 (Acquire and Maintain Application Software), dan AI7 (Install and Accredit Solutions and Changes) karena proses-proses tersebut terkait erat dengan perencanaan proyek (PO10), analisa sistem (AI2), desain sistem (AI2), pengerjaan software (AI2), dan uji coba software (AI7). 2.3
PROSES PENILAIAN
2.3.1
WAWANCARA
Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seorang responden, caranya adalah dengan percakapan secara tatap muka. Wawancara ditujukan untuk mendapatkan masukan secara lisan dari pihak-pihak yang terkait dengan proses penilaian. Metode wawancara yang digunakan oleh penulis adalah metode wawancara tidak terstruktur. Pada metode ini, penulis mempersiapkan pertanyaan pokok. Ketika wawancara berlangsung, narasumber akan memberi jawaban awal. Jawaban awal yang diberikan narasumber dijadikan acuan untuk mengembangkan pertanyaan agar lebih mendalam lagi. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh pengetahuan mengenai organisasi yang sedang diteliti. Pengetahuan tersebut juga mencakup peran, fungsi, dan proses pengelolaan TI dalam organisasi. Proses wawancara juga dilakuka untuk memastikan jawaban yang diberikan narasumber melalui kuesioner. 2.3.2
SURVEY / KUESIONER
Metode angket atau kuesioner dalah metode pencarian data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden dengan atau tanpa bertatap mua secara langsung. Metode kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan poling suara dari responden. Pada tahap ini penulis menyiapkan sejumlah daftar pertanyaan yag akan dibagikan kepada respoden, selanjutnya penulis akan mengumpulkan dan merekap jawaban dari pertanyaan tersebut untuk dijadikan data. Pada saat penyampaian kuesioner, penulis memberikan penjelasan kepada responded mengenai tujuan dan metode penelitian ini agar responden memiliki gambaran bagaimana
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
122
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
melakukan pengisian kuesioner secara tepat. Penulis uga memberikan penjelasan bahwa nilai kematangan yang diharapkan tidak selalu harus berada pada posisi puncak, karena hal ini sangat tergantung terhadap kondisi organisasi saat itu. Berdasarkan proses kerja yang ada di perusahaan PT KSI, responden yang aan dimintai pendapatnya melalui kuesioner adalah sebagai berikut : Tabel 2.1. Tabel Matriks Proses dan Pelaku Kerja Proses Kerja PM PR QA Perencanaan Proyek
V
Analisa Sistem
V
Desain Sistem
V
Pengerjaan Proyek
V
Uji Coba Produk
V
Keterangan untuk tabel diatas adalah: • PM, Manajer Proyek yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan menganalisa kebutuhan pasar. • PR, Programmer yang merangkap desainer sistem. • QA, Tim Quality Assurance yang bertanggung jawab atas kualitas produk sebelum dilepas ke pasaran. Setelah hasil kuesioner didapat, maka penulis akan memiliki data mengenai kondisi proses kerja yang ada di PT KSI. Proses tersebut meiputi proses saat ini dan proses yang diharapkan. 2.4
ANALISA TINGKAT KEMATANGAN
Setelah penulis memperoleh kecukupan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dan melakukan analisa terhadap hasil pengolahan tersebut. Sebelum analisa dilakukan, terlebih dahulu diadakan uji reliabilitas data. Reliabilitas adalah suati nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas data dalam peneitian diuji dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha yang menghasilkan angka alpha antara 0 sampai 1. Ukuran reliabilitas alpha dikelompokkan sebagai berikut: 1. Nilai 0,00 – 0,20 berarti kurang reliabel 2. Nilai 0,21 – 0,40 berarti agak reliabel 3. Nilai 0,41 – 0,60 berarti cukup reliabel 4. Nilai 0,61 – 0,80 berarti reliabel 5. Nilai 0,81 – 1,00 berarti sangat reliabel Dengan demikian, data yang dianalisis harus memiliki nilai alpha < 0,60 agar data tersebut dapat dianggap reliabel. Reliabilitas data kuisioner dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak butir pertanyaan dana memperbesar ukuran sampel.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
123
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan benar-benar mencerminkan indikator variabel yang diteliti. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metod Korelasi Pearson dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan skor totalnya. Uji reliabilitas dan uji validitas terhadap data kuesioner akan dilakukan dengan alat bantu program aplikasi Minitab. Dalam melakukan pengolahan data selanjutnya, penulis hanya akan mengolah data responden dengan dengan bobot pilihan yang berada pada jangkauan data dengan ketentuan batas bawah adalah 1,5 dari kuartil bawah (Q1) dan batas atas adalah 1,5 dari quartil atas (Q3).
Analisa tingkat kematangan baru bisa dilakukan setelah semua bukti-bukti terkumpul dengan lengkap. Cara analisa yang dilakukan adalah dengan membandingkan jawaban dari lembar kuesioner yang telah dibagikan sebelumnya dan dikelompokkan menurut masing-masing proses kerja yang ada dalam perusahaan. Data ini didapat dengan menghitung rata-rata dari nilai yang sudah diberikan oleh para responden. Dari data ini penulis akan memiliki pemaaman mengenai tingkat kematangan proses kerja ada dalam PT KSI. Data yang terkumpul adalah merupakan data untuk tingkat kematangan berdasarkan CMMI dan data untuk tingkat kematangan berdasarkan COBIT. 2.5
STRATEGI PERBAIKAN
Strategi perbaikan yang diusulkan untuk meningkatkan tingkat kematangan proses kerja dalam perusahaan dibentuk dari hasil analisa penilaian yang telah dilakukan sebelumnya. Berangkat dari ciri-ciri kondisi harapan dan ciri-ciri kondisi saat ini untuk setiap proses kerja, maka ditentukan solusi yang paling memungkinkan untuk diterapkan dalam perusahaan PT KSI. Strategi perbaikan yang diajukan adalah hanya merupakan opsi atau saran atau anjuran bagi PT KSI tentang bagaimana memperbaiki bagian-bagian yang dirasa kurang. Setiap saran akan memiliki bagian cara pelaksanaan strategi perbaikan, efek atau manfaat yang dapat diperoleh, dan juga resiko atau biaya yang harus ditanggung ketika menjalankan strategi ini. Hal ini agar pihak pimpinan perusahaan dapat menentukan strategi yang akan dijalankan. III. ANALISA KESENJANGAN Pada bab ini dibahas mengenai proses penilaian tingkat kematangan proses kerja yang ada pada PT KSI sesuai dengan aturan CMMI untuk melengkapi analisa kesenjangan yang hendak dilakukan. Tahapan-tahapan proses yang dilakukan mengacu pada metodologi penelitian pada bab 3 sebelumnya. Tahap awal yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dan survei kuesioner. Tahap berikutnya adalah melakukan pengolahan dan analisa data. Pada tahap lanjutan ini akan dilakukan analisa tingkat kesenjangan kondisi perusahaan berdasarkan tingkat kmeatangan saat ini dan hasil analisa tingkat kematangan yang diharapkan.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
124
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 3.1. Proses Utama PT KSI 3.1.
PENGUMPULAN DATA
Pada penelitian ini kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan survei kuesioner. Responden yang dipilih untuk diwawancara dan diberikan survei kuesioner adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Sebaran Responden Penelitian Fungsional Struktur PT KSI Jumlah
No. 1
Manajer Proyek
2
Programmer
3
Quality Assurance
5 11 6 Jumlah Responden
3.1.1.
22
WAWANCARA
Wawancara dilakukan kepada responden yang dipilih dengan memberikan pertanyaan dan penjelasan mengenai tata kelola teknologi informasi untuk proses pengelolaan data. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikembangkan berdasarkan atribut tingkat kematangan untuk setiap proses. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikembangkan untuk mendapatkan gambaran awal untuk mendukung penilaian kondisi di PT KSI saat ini. Pertanyaan yang diajukan kepada responden yakni: 1. Bagaimana kesadaran PT KSI tentang perlunya perbaikan kualitas pengembangan software dan bagaimana mengkomunikasikan hal tersebut di dalam PT KSI? 2. Bagaimana penerapan dan sosialisasi prosedur pengembangan software sesuai teori software engineering untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan di dalam PT KSI? 3. Peralatan dan teknologi apa saja yang digunakan untuk menunjang peningkatan perbaikan pengembangan software dalam PT KSI?
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
125
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
4. Bagaimana penerapan pelatihan pegawai untuk meningkatkan kualitas kerja dalam pengembangan software di PT KSI? 5. Apakah telah terdapat pemisahan dan pembagian tanggung jawab kepada pegawai atas peranannya dalam pengembangan software dalam PT KSI? Bagaimakah pembagian tanggung jawabnya? 6. Apakah telah ada pengukuran kinerja untuk setiap pekerjaan pegawai dalam PT KSI? Bagaimana penerapan pengukuran tersebut? 3.1.2.
SURVEI / KUESIONER
Pelaksanaan survei kuesioner dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pengukuran tingkat kematangan PT KSI kepada responden yang dipilih. Kuesioner tersebut dikembangkan untuk proses pengelolaan data di PT KSI. Survey kuesioner yang dilakukan memperoleh hasil dengan rekapitulasi jawaban sebagai berikut:
Gambar 3.2. Rekapitulasi Jawaban Kuesioner COBIT
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
126
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 3.3. Rekapitulasi Jawaban Kuesioner CMMI 3.2.
PENGOLAHAN ANALISA DATA
Penilaian tingkat kematangan dilakukan dengan mempertimbangkan nilai indek kematangan pada 6 (enam) atribut kematangan COBIT. Penilaian dilakukan untuk memperoleh kondisi tingkat kematangan proses kerja dalam PT KSI untuk kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan. Penilaian tingkat kmeatangan yang diperoleh dari hasil survei kuesioner dilakukan dengan cara mengacu kepada model kematangan COBIT management guidelines dan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Dengan kriteria indek penilaian seperti pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 3.2 Representasi Indek Kematangan Indek Kematangan Level Kematangan 0
-
0,50
0 – Non Existent
0,51
-
1,50
1 – Initial / Ad-hoc
1,51
-
2,50
2 – Repreatable but Intuitive
2,51
-
3,50
3 – Defined Process
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
127
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
3,51
-
4,50
4 – Managed and Measurable
4,51
-
5,00
5 – Optimized
Indek kematangan untuk tiap atribut diperoleh dari perhitungan total pilihan jawaban kuesioner dengan rumus dan pembobotan pilihan jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.3 Bobot Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Bobot A
0
B
1
C
2
D
3
E
4
F
5
Nilai indek kematangan yang didapatkan menunjukkan tingkat kematangan dalam PT KSI baik untuk kondisi saat ini maupun kondisi yang diharapkan. 3.3.
ANALISA KESENJANGAN
Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang dibagikan kepada responden mengenai proses-proses area dalam CMMI maupun pada COBIT, maka dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat kematangan saat ini berada pada level 3 (managed) dan tingkat kematangan yang diharapkan untuk setiap proses area adalah pada level 4 (quantitatively manageable).
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
128
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 3.4. Hasil Analisa Tingkat Kematangan Saat Ini Berdasarkan CMMI
Gambar 3.5. Hasil Analisa Tingkat Kematangan Harapan Berdasarkan CMMI
Gambar 3.6. Hasil Analisa Tingkat Kematangan Saat ini Berdasarkan COBIT
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
129
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 3.7. Hasil Analisa Tingkat Kematangan Harapan Berdasarkan COBIT 3.4.
STRATEGI PERBAIKAN
Strategi perbaikan secara umum adalah dengan cara membuat estimasi dan pencatatan secara terhitung. Estimasi dan setiap kegiatan yang telah dilakukan untuk setiap proses harus dicatat nilai-nilai parameter yang berkaitan dengan proses tersebut. Sehingga ketika proyek selesai ataupun dalam masa pengerjaan proyek dapat langsung terhitung secara pasti tingkat keberhasilan sebuah proyek yang juga mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan saat pengerjaan proyek tersebut. Titik awal perbaikan adalah pada proses perencanaan proyek, karena perencanaan adalah langkah awal yang menentukan segalanya. Kegagalan dalam merencanakan sesuatu berarti merencanakan kegagalan sesuatu tersebut. Jadi yang paling pertama diperbaiki adalah yang berkaitan dengan perencanaan proyek, mulai dengan membuat rencana yang terstruktur dan terukur dengan baik. Langkah berikutnya adalah dengan memonitor jalannya proyek agar tidak meleset dari jadwal. Setiap selesai melaksanakan sebuah proyek, saatnya evaluasi proyek yang telah selesai untuk dihitung nilai selisihnya dari jadwal yang telah direncanakan sebelumnya. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan terhadap proses kerja dalam PT KSI sebagai berikut: 1. Proses kerja di PT KSI saat ini secara umum telah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan atribut tingkat kematangan proses kerja yang sebagian besar berada pada tingkat kematangan level 3 (defined). 2. Ekspektasi terhadap perbaikan proses kerja semakin baik. Hal ini ditunjukkan dengan keinginan pencapaian tingkat kematangan pada level 4 (quantitatively manageable). 3. Agar perbaikan proses kerja menuju tingkat yang diharapkan dapat berjalan dengan optimal, maka diperlukan strategi proses perbaikan yang dilakukan secara bertahap agar tidak mengganggu jalannya produksi dan sesuai dengan biaya yang saat ini mampu ditanggung oleh PT KSI.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
130
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
DAFTAR PUSTAKA CMMI Product Team, 2002, Capability Maturity Model Integration (CMMI), Version 1.1, Carnegie Mellon Software Engingeering Institute CMMI Product Team, 2006, CMMI for Development, Version 1.2, Carnegie Mellon Software Engingeering Institute IT Governance Institute, 2005, COBIT 4.0, ITGI Steve Masters, Sandi Behrens, PhD, Judah Mogilensky, Charlie Ryan, 2007, SCAMPI Lead Appraiser Body of Knowledge (SLA BOK), Carnegie Mellon Software Engingeering Institute Surendro Kridanto, 2009, Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi, Penerbit Informatika, Bandung Will Hayes, Gene Miluk, Lisa Ming, Margaret Glover, 2005, Handbook for Conducting Standard CMMI Appraisal Method for Process Improvement (SCAMPI) B and C Appraisals, Version 1.1, Carnegie Mellon Software Engingeering Institute
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
131
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B9. Sistem Pencatatan Pasien Rawat Inap Berbasis Java Mobile I Made Agus Wirawan
SISTEM PENCATATAN PASIEN RAWAT INAP BERBASIS JAVA MOBILE I Made Agus Wirawan Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha email :
[email protected] Abstrak Instansi Rumah Sakit sebagai salah satu pelaku dalam dunia kesehatan mempunyai peranan yang besar dalam melayani kesehatan masyarakat di antaranya adalah dalam mengakses informasi perkembangan pasien rawat inap bagi para dokter yang menangani. Sehingga untuk mendapat informasi perkembangan pasien, dokter harus datang ke Rumah Sakit untuk menanyakan perkembangan dari pasien rawat inap. Hal tersebut sangat tidak efisien, ketika seorang dokter harus memantau perkembangan pasien secara up to date atau tepat waktu. Oleh sebab itu, sentuhan teknologi sangat diperlukan untuk mengakses informasi perkembangan pasien. Sistem pencatatan perkembangan pasien rawat inap berbasis java mobile merupakan aplikasi yang digunakan untuk memberikan pelayanan akses informasi perkembangan pasien rawat inap dengan menggunakan sarana handphone sebagai mobile device. Aplikasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu aplikasi untuk client yang diterapkan pada handphone dikembangkan dengan menggunakan bahasa J2ME dan aplikasi server dikembangkan dengan menggunakan bahasa PHP. Untuk proses pengolahan data rekamedik digunakan aplikasi pendukung yang berbasis web dengan menggunakan bahasa PHP, dan MySQL digunakan sebagai database. Aplikasi client mobile mempunyai kemampuan untuk menampilkan user interface bagi user, mengirimkan request ke aplikasi server dan menampilkan hasil request ke layar handphone, sedangkan aplikasi server mempunyai kemampuan untuk menerima request dari client mobile, melakukan koneksi ke database server serta mengirimkan response ke aplikasi client. Untuk aplikasi client berbasis mobile dibagi menjadi 2 pengguna, yaitu : 1)Aplikasi mobile yang digunakan oleh dokter, dimana layanan yang diberikan adalah pencatatan instruksi dokter yang diberikan kepada perawat jaga, informasi perkembangan pasien rawat inap, informasi hasil lab pasien rawat inap, dan informasi pemeriksaan pasien rawat inap, 2) Aplikasi mobile yang digunakan oleh perawat dimana layanan yang diberikan adalah pencatatan perkembangan pasien rawat inap yang diberikan kepada dokter penanggung jawab, dan informasi instruksi dokter. Sedangkan aplikasi pendukung berbasis web dibagi menjadi 3 pengguna 1) Untuk petugas admin layanan yang diberikan adalah pengolahan data bangsal, data diagnosis, data kelas, data dokter, dan data jaga perawat, data perawat, data shift jaga. 2) Untuk petugas administrasi layanan yang diberikan adalah : pengolahan data pasien, dan pengolahan data rawat inap. 3) Untuk petugas bangsal layanan yang diberikan adalah : pengolahan data pemeriksaan pasien rawat inap, dan pengolahan data hasil lab I.
LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan teknologi wireless yang begitu pesat melalui perangkat – perangkat mobile seperti handphone, Personal Digital Assistance (PDA) dan lain sebagainya. Serta akses
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
132
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
secara mobile dan layanan data di dalamnya telah mendorong revolusi baik di dalam instansi pemerintah, instansi kesehatan serta dunia bisnis beberapa waktu ini. Instansi Rumah Sakit sebagai salah satu pelaku dalam dunia kesehatan mempunyai peranan yang besar dalam melayani kesehatan masyarakat di antaranya adalah dalam mengakses informsi perkembangan pasien rawat inap bagi para dokter yang menangani. Untuk mendapat informasi perkembangan pasien, dokter harus datang ke Rumah Sakit untuk menanyakan perkembangan dari pasien rawat inap. Hal tersebut sangat tidak efisien, ketika seorang dokter harus memantau perkembangan pasien secara up to date. Oleh sebab itu, sentuhan teknologi sangat diperlukan untuk mengakses informasi perkembangan pasien. Perkembangan teknologi wireless yang begitu pesat melalui perangkat – perangkat mobile seperti handphone, Personal Digital Assistance (PDA) dan lain sebagainya. Serta akses secara mobile dan layanan data di dalamnya telah mendorong revolusi baik di dalam instansi pemerintah, instansi kesehatan serta dunia bisnis beberapa waktu ini. Alasan yang paling pokok adalah karena teknologi ini mampu memenuhi kebutuhan akses informasi yang cepat dan tanpa mengenal ruang dan waktu. Instansi Rumah Sakit sebagai salah satu pelaku dalam dunia kesehatan mempunyai peranan yang besar dalam melayani kesehatan masyarakat di antaranya adalah dalam mengakses informasi perkembangan pasien rawat inap bagi para dokter yang menangani. Sehingga untuk mendapat informasi perkembangan pasien, dokter harus datang ke Rumah Sakit untuk menanyakan perkembangan dari pasien rawat inap. Hal tersebut sangat tidak efisien, ketika seorang dokter harus memantau perkembangan pasien secara up to date atau tepat waktu. Oleh sebab itu, sentuhan teknologi sangat diperlukan untuk mengakses informasi perkembangan pasien. II. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Java Mobile Phone Mobile dapat diartikan sebagai perpindahan yang mudah dari satu tempat ke tempat lain. Phone berasal dari bahasa Inggris yang berarti telepon. Mobile Phone adalah terminal telepon yang dapat berpindah dengan mudah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa terjadinya pemutusan atau terputusnya komunikasi (Silalahi, 2002). Nama lain dari Mobile Phone adalah Telepon Seluler (ponsel) dan Hand Phone (HP). Java adalah sebuah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Sun Microsystem yang mempunyai kebebasan platform, sehingga bisa dijalankan baik di komputer server, komputer dekstop maupun peralatan yang mempunyai memori kecil seperti handphone, Personal Digital Assistance (PDA) dan sebagainya. Sehingga Java Mobile Phone adalah Mobile Phone yang bisa support dengan teknologi Java. Generasi Teknologi Mobile Phone Teknologi mobile phone telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun mulai dari sistem analog hingga ke sistem digital. Perkembangan ini dikategorikan menjadi beberapa standar teknologi di setiap generasi (Suparno, 2005). 1. Generasi 1G Generasi pertama mobile phone menggunakan teknologi nirkabel analog, dimana setiap kanal voice mempunyai pita frekwensi sempit yang menggunakan teknologi akses jamak divisi frekwensi (Frequency Division Multiple Access/FDMA). Teknologi pertama ini berkembang sebelum tahun 1997 dan mencapai sukses yang luar biasa. Pada tahun 1997 jumlah penggunanya di seluruh dunia telah mencapai 210 juta orang dan diakhir tahun 2001 mencapai sekitar 700 juta orang, sehingga spektrum pita frekwensi radio yang tersedia tidak
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
133
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2.
3.
4.
lagi mencukupi untuk mengakomodasi jumlah pengguna jaringan mobile yang terus bertambah. Generasi 2G Evolusi teknologi mobile di tahun 1997 – 1999 adalah perubahan dari teknologi nirkabel analog menjadi nirkabel digital, dimana setiap kanal frekwensi yang lebih lebar dibagi menjadi celah waktu periodik (Time Division Multiple Access/TDMA), ini berarti bahwa beberapa panggilan menggunakan kanal frekwensi secara bersama pada setiap satuan waktu tertentu, sehingga memungkinkan layanan untuk jumlah pengguna yang lebih besar, di atas frekwensi yang tersedia. Standar teknologi yang terkenal pada generasi ini adalah standar GSM (Global System for Mobile Communication Protocol) yang tidak hanya menggunakan teknologi nirkabel digital, tapi juga meletakkan dasar – dasar jelajah internasional (international roaming) sehingga pengguna GSM dapat membawa terminal telepon mobile miliknya pada saat melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain, ia masih dapat membuat dan menerima panggilan. Generasi 2,5G atau 2G+ Teknologi GSM terus berkembang dan telah memberikan suatu kelompok layanan suara dan data yang kaya akan fitur, sehingga muncullah standar baru yaitu GPRS (General Packet Radio Service) yang memungkinkan layanan jaringan data yang selalu siap pakai, kapasitas lebih tinggi, akses content layanan berbasis internet atau berbasis komunikasi PSD (Packet Switch Data) Generasi 3G Generasi ini memberikan fasilitas berupa layanan Wireless Digital Broadband yang mampu mentransmisikan layanan multimedia berupa gambar, video, audio melalui jaringan nirkabel. Teknologi Java
Sejarah kelahiran bahasa Java pada awalnya adalah bernama Oak, yakni bagian dari projek Green yang dikembangkan khusus oleh Sun Microsystem untuk memprogram perangkat – perangkat elektronik rumah tangga semacam televisi. Namun, pada perkembangannya bahasa Oak ini menjadi bahasa yang bisa digunakan untuk memprogram secara umum dan dikenal menjadi bahasa Java saat ini (Ady Wicaksono, 2002). 1. Java 1 Pada produksi pertama Java, JDK (Java Development Kit) yang digunakan adalah JDK versi 1.0.2. JDK merupakan sekumpulan program dan library Java yang digunakan untuk menjalankan dan mengembangkan program Java. Pada rilis selanjutnya, yakni versi 1.1, JDK dipecah menjadi dua bagian yakni JRE (Java Runtime Environment) yang dikhususkan untuk menjalankan program – program Java dan JSDK (Java Software Development Kit) yang terdiri atas paket – paket yang bisa digunakan untuk mengkompilasi program – program dengan bahasa Java, sekaligus menjalankannya. Namun, pada perkembangannya nama JSDK jarang dipakai, para pengguna Java tetap lebih suka menyebutnya dengan JDK dan JRE sampai versi 1.1 inilah yang dikenal dengan Java 1 Compliant. Pada awal rilisnya, JDK 1.0.2 membuat gebrakan dalam dunia web, sekalipun saat ini teknologi yang dimaksud sudah relatif jarang digunakan oleh orang yakni Java Applet. JDK 1.0.2 juga mengenalkan dengan Java AWT (Abstract Windowing Toolkit) yang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis tampilan window / GUI (Graphical User Interface).
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
134
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2. Java 2 Pada perkembangan sekarang, Sun Microsystem sudah memperkenalkan Java versi 1.5.0.09 atau lebih dikenal dengan nama Java 2 yang terdiri atas JDK. Aplikasi – aplikasi Java yang kompatibel dengan Java 2 ini dikenal dengan Java 2 Compliant. Pada Java 2 ini Java dibagi menjadi tiga kategori yaitu a. Java 2 Standard Edition (J2SE) Kategori ini digunakan untuk menjalankan dan mengembangkan aplikasi – aplikasi Java pada level PC (Personal Computer). b. Java 2 Enterprise Edition (J2EE) Kategori ini digunakan untuk menjalankan dan mengembangkan aplikasi – aplikasi Java pada lingkungan enterprise. c. Java 2 Micro Edition (J2ME) Kategori ini digunakan untuk menjalankan dan mengembangkan aplikasi – aplikasi Java pada handheld devices atau perangkat – perangkat semacam handphone, Palm, Personal Digital Assistance (PDA) dan lain-lain.
Gambar 1 Lingkungan Kerja Teknologi Java dan Target Pasarnya III. METODOLOGI Analisis Domain Kebutuhan Sistem Domain sistem pencatatan perkembangan pasien rawat inap berbasis java mobile ini adalah : Aplikasi client berbasis java mobile, terdiri dari : 1.
2.
Perawat Sistem yang diperlukan perawat dalam hal ini adalah : a. Proses login perawat b. Perubahan password perawat c. Pencatatan perkembangan pasien rawat inap. d. Informasi instruksi dokter Dokter. Sistem yang diperlukan dokter dalam hal ini adalah a. Proses login dokter b. Perubahan password dokter c. Informasi perkembangan pasien rawat inap
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
135
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
d. Pencatatan instruksi dokter e. Informasi hasil lab pasien rawat inap. Aplikasi pendukung yang berbasis web , terdiri dari : 1. Petugas Bangsal Sistem yang diperlukan petugas bangsal dalam hal ini adalah : a. Proses login petugas bangsal b. Perubahan password petugas bangsal c. Pengolahan data pemeriksaan pasien rawat inap. d. Pengolahan data hasil lab pasien rawat inap e. Pengolahan data perkembangan pasien rawat inap. 2. Admin Sistem yang diperlukan petugas admin dalam hal ini adalah : a. Proses login admin b. Perubahan password admin c. Pengolahan data perawat d. Pengolahan data dokter e. Pengolahan data bangsal f. Pengolahan data kelas g. Pengolahan data diagnosis h. Pengolahan data tipe diagnosis. i. Pengolahan data spesialis dokter j. Pengolahan data jaga perawat k. Pengolaha data shift jaga l. Pengolahan data user m. Pengolahan data usergroup 3. Administrasi Sistem yang diperlukan petugas administrasi dalam hal ini adalah : a. Proses login administrasi b. Perubahan password administrasi c. Pengolahan data identitas pasien d. Pengolahan data pasien rawat inap. Analisis Proses Sistem pencatatan perkembangan pasien rawat inap berbasis java mobile terbagi atas dua aplikasi yaitu : 1. Aplikasi Client a. Aplikasi client berbasis mobile Sistem ini akan mengirimkan request (permintaan) kepada aplikasi server menggunakan mobile phone. b. Aplikasi client berbasis web Sistem ini sebagai proses pengolahan data rekamedik 2. Aplikasi Server Aplikasi server akan menerima request dari client dan menghubungkan ke database server, kemudian memproses request tersebut, lalu mengirimkan tanggapan (response) ke client. Skema proses sistem pencatatan perkembangan pasien rawat inap berbasis java mobile phone ini dapat dilihat pada gambar 2, sebagai berikut :
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
136
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 2 Skema Proses Aplikasi Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Kebutuhan perangkat lunak (software) yang digunakan untuk pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut : a. Microsoft Windows XP. b. JavaTM 2 SDK, Standard Edition (J2SE SDK), versi 1_5_0_09 for windows c. J2ME Wireless Toolkit 2.5.1. for windows d. Wamp versi 5.1.6.3 yang di dalamnya sudah terdapat server Apache 2.0.55, database MySQL 5.0.21 dan PHP 5.1.4. e. Emulator Sjboy f. Adobe Photoshop CS2 . g. Nebeans versi 5.5 for windows. h. Macromedia Dreamweaver MX 2004. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Kebutuhan perangkat keras (hardware) untuk pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut : a. Komputer sebagai media untuk pengolahan data dan dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Intel centrino duo 1,8 Ghz b. Hardisk 80 Ghz c. Memory 1024 Mb. d. VGA 256 b. Handphone yang support java. c. Kartu SIM Card GSM. Perancangan Sistem Untuk memahami dan merealisasikan analisis sistem di atas, maka diperlukan suatu gambaran sistem dan arus data yang digunakan. Gambaran sistem dan arus data ini selanjutnya dapat digunakan untuk mempermudah perancangan sistem. Penggambaran sistem dan arus data ini digambarkan dengan menggunakan Diagram Arus Data (DAD). .
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
137
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 3 Diagram Konteks Dari diagram konteks dapat diketahui komponen-komponen yang berhubungan atau yang terlibat di dalam sistem, yaitu : 1.
2.
Kesatuan Luar Entitas – entitas yang berhubungan langsung dengan sistem, antara lain : a. Dokter, bertugas mengoprasikan aplikasi mobile dokter b. Perawat bertugas mengoprasikan aplikasi mobile perawat c. Admin bertugas mengoprasikan aplikasi web admin d. Petugas bangsal bertugas mengoprasikan aplikasi web petugas bangsal e. Administrator bertugas mengoprasikan aplikasi web administrasi Input Sistem akan menerima masukan dari perawat, dokter, petugas bangsal, administrator, dan admin. a. Masukan dari perawat berupa data login perawat (Id_perawat dan Password), data perkembangan pasien rawat inap (Perkembangan dan Tanggal), data perubahan password (Password Baru), dan data pasien rawat inap (No_reg) b. Masukan dari dokter berupa data instruksi (Instruksi dan Tanggal), data perubahan password (Password Baru), data pasien rawat inap (No_reg), data pemeriksaan pasien rawat inap (Tanggal Pemeriksaan), data hasil lab pasien rawat inap (Tanggal Hasil Lab), dan data login dokter (Id_dokter dan Password). c. Sistem menerima masukan dari petugas bangsal berupa data login petugas bangsal (Username dan Password), data perubahan password (Password Baru), data perawat (Id_perawat), data pasien rawat inap (No_reg), data hasil lab (Id_lab, Keterangan, Gambar, dan Tanggal), data dokter (Id_dokter), data diagnosis (Id_diagnosis), data perkembangan pasien rawat inap (Id_kembang,
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
138
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
3.
Perkembangan, dan Tanggal) dan data pemeriksaan dokter (Id_periksa, Keluhan, dan Keterangan). d. Sistem akan menerima masukan dari administrasi berupa data login administrasi (Username dan Password), data perubahan password (Password baru), data kelas (Id_kelas), data identitas pasien (No_rm, Nama, Agama, No_telp, Pendidikan, Jns_kelamin, Alamat, Asuransi, dan Sts_kawin), data dokter (Id_dokter), dan data pasien rawat inap (No_reg, Cr_terima, Status_rwt, Tgl_masuk, Tgl_keluar, Keadaan_keluar, Nama_pnjwb, dan Alamat_pnjwb ). e. Sistem akan menerima masukan dari admin berupa data login admin (Username dan Password), data perubahan password (Password Baru), data diagnosis (Id_diagnosis dan Nama), data tipe diagnosis (Id_tipe_diagnosis, dan Nama), data perawat (Id_perawat, Nama, Alamat, No_telp, Agama, Jns_kelamin, dan Password ), data spesialis (Id_spesialis, dan Nama), data dokter (Id_dokter, Nama, Alamat, No_telp, Jns_kelamin, Agama, dan Passoword), data bangsal (Id_bangsal dan Nama), data shift jaga (Id_shift, Jam_masuk dan Jam_pulang), data jaga perawat (Id_jaga, dan Tanggal), data kelas (Id_kelas dan Nama), data user (Username, dan Password), data usergroup (Id_usergroup dan Nama) dan data userakses (Menu, Akses_view, Akses_add, Akses_edit, dan Akses_delete). Output Sistem ini akan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi data, kepada:
a. Dokter, menerima keluaran berupa informasi perkembangan pasien rawat inap, informasi hasil lab, Informasi diagnosis, informasi pasien rawat inap, informasi bangsal, informasi kelas, informasi password baru, informasi pemeriksaan pasien , informasi spesialis, informasi identitas pasien dan informasi dokter. b. Perawat, menerima keluaran berupa informasi instruksi dokter, informasi pasien rawat inap, informasi bangsal, Informasi dokter, informasi kelas, informasi password baru, informasi shift dan informasi perawat. c. Sistem akan memberikan keluaran kepada petugas bangsal berupa informasi hasil lab, informasi perawat, informasi pemeriksaan, informasi pasien rawat inap, informasi login, informasi diagnosis, informasi dokter, informasi perkembangan, informasi spesialis, informasi tipe diagnosis, informasi bangsal, informasi kelas, informasi identitas pasien dan informasi password baru d. Sistem akan memberikan keluaran kepada administrasi berupa informasi identitas, informasi pasien rawat inap, informasi login, informasi kelas, informasi bangsal, informasi spesialis, informasi dokter dan informasi password baru. e. Sistem akan memberi keluaran kepada admin berupa informasi bangsal, informasi kelas, informasi diagnosis, informasi tipe diagnosis, informasi perawat, informasi jaga perawat, informasi login, informasi dokter, informasi spesilais, informasi data shift jaga, informasi user, informasi usergroup dan informasi password baru Dari diagram konteks diatas, dapat digambarkan atau dijabarkan dengan lebih rinci yang disebut dengan overview diagram (level 0) yang merupakan detail sistem pencatatan pasien rawat inap. 4. PEMBAHASAN 4.1
Implementasi Aplikasi Client Berbasis Mobile
Implementasi aplikasi client untuk aplikasi mobile, terdapat dua aplikasi, yaitu aplikasi untuk dokter berbasis mobile dan aplikasi perawat berbasis mobile. Pada implementasi ini menggunakan emulator dari sjboy for windows
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
139
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
1. Aplikasi Dokter Berbasis Mobile
Gambar 4 Tampilan Aplikasi Dokter berbasis Mobile Public String signinPHP(String k,String p) throws IOException { //1. Buat obyek koneksi HTTP HttpConnection conn = null; int responsecode; try { //2. Lakukan koneksi String url = "http://localhost/rekmed/dokter.php?c=login&k="+k+"&p="+p; conn = (HttpConnection)Connector.open(url); } finally { //6. Tutup koneksi HTTP if (conn != null) { conn.close(); } } }
Gambar 5 Potongan Kode Program Untuk Koneksi Ke Server Proses Login Dokter 2. Aplikasi Perawat Berbasis Mobile
Gambar 6 Tampilan Aplikasi Perawat berbasis Mobile
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
140
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Public String signinPHP(String k,String p) throws IOException { //1. Buat obyek koneksi HTTP HttpConnection conn = null; int responsecode; try { String url = "http://localhost/rekmed/perawat.php?c=s&k="+k+"&p="+p; conn = (HttpConnection)Connector.open(url); } finally { //6. Tutup koneksi HTTP if (conn != null) { conn.close(); } } }
Gambar 7 Potongan Kode Program Untuk Koneksi Ke Server Proses Login Perawat 3. Aplikasi Sistem Informasi Rekamedik Berbasis Web Untuk Mendukung Pengolahan Data Rekamedik
Gambar 8 Tampilan Aplikasi Sistem Informasi Rekamedik Berbasis Web
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
141
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
function prosesLogin($request){ extract($request); $txtPassword = md5($txtPassword); $query = mysql_query("SELECT * FROM tbl_user WHERE uname='".$txtUsername."' AND pword='".$txtPassword."'"); $row = mysql_fetch_array($query); if($row != NULL){ $kunci = md5(date("U")).$txtUsername; //set cookie echo "<script type=\"text/javascript\">document.cookie= 'cookie=".$kunci."';"; //update cookie pd tbl user $qupdateuser = mysql_query("UPDATE tbl_user SET cookie='".$kunci."' WHERE uname='".$txtUsername."' AND pword='".$txtPassword."'") or die(mysql_error()); //$firstmodul = getFirstModulView($row["id_usergroup"]); echo "<script type=\"text/javascript\">alert('Login Sukses');"; echo "<script type=\"text/javascript\">location.href = 'index.php?page=".$firstmodul."';"; }else{ //jika gagal login echo "<script type=\"text/javascript\">alert('Login Gagal');"; echo "<script type=\"text/javascript\">location.href = 'index.php';"; } }
Gambar 9 Potongan Kode Program Untuk Porses Login Sistem Informasi Rekamedik 5. PENUTUP 5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pada penelitian Sistem Pencatatan Perkembangan Pasien Rawat Inap Berbasis Java Mobile, dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem pencatatan perkembangan pasien rawat inap berbasis java mobile berhasil dibangun dan dijalankan dengan emulator SJboy 2. Pada aplikasi client berbasis mobile dibangun menggunakan bahasa J2ME (Java 2 Micro Edition). Pada aplikasi client berbasis web dibangun menggunakan bahasa PHP (Personal Home Page). Pada aplikasi server dibangun menggunakan bahasa PHP (Personal Home Page). Dan MySQL digunakan sebagai . 3. Sistem yang dibuat dibagi menjadi tiga aplikasi, yaitu aplikasi perawat berbasis java mobile, aplikasi dokter berbasis java mobile, dan aplikasi petugas admin, petugas administrasi dan petugas bangsal berbasis web. Aplikasi berbasis web ini digunakan sebagai pendukung dalam proses pengolahan data 4. Aplikasi dokter berbasis java mobile memiliki fasilitas input data instruksi dokter, info perkembangan pasien rawat inap, info hasil lab pasien rawat inap, info pemeriksaan pasien rawat inap, dan perubahan password dokter. 5. Aplikasi perawat berbasis java mobile memiliki fasilitas input data perkembangan pasien rawat inap, info instruksi dokter dan perubahan password perawat. 6. Aplikasi berbasis web untuk petugas admin, memiliki fasilitas untuk mengolahan data bangsal, data diagnosis, data dokter, data jaga perawat, data kelas, data hasil lab, data pasien, data rawat inap, data pemeriksaan, data shift jaga, data spesialis, data user, dan data usergroup.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
142
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
7. 8.
5.2 1. 2. 3.
Aplikasi berbasis web untuk petugas administrasi, memiliki fasilitas untuk mengolah data pasien, dan data rawat inap Alplikasi berbasis web untuk petugas bangsal, memiliki fasilitas untuk mengolah data hasil lab, data perkerkembangan pasien rawat inap dan data pemeriksaan Saran Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan peningkatan keamanan jaringan perlu dibuat secara berlapis, misalnya dengan melakukan enkripsi username dan password. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan pengembangan sistem baik dari aplikasi mobile itu sendiri dan juga dari aplikasi web. Untuk proses pengujian secara real, maka diperlukan sarana pendukung. Seperti handphone yang berbasis java, dan web hosting yang mendukung database MYSQL 5 keatas.
DAFTAR PUSTAKA Ady Wicaksono, 2002, Pemrograman Aplikasi Wireless dengan Java, Elex Media Komputindo, Jakarta. Silalahi, A, 2002, Teknologi Pemrograman Mobile Commerce, Informatika, Bandung. Suparno, 2005, Implementasi Java Mobile Phone Via GPRS untuk Sistem Akses Informasi Akademik Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada, FMIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
143
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B10. Purwarupa Data Warehouse Pada Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi Studi Kasus : STIKOM Surabaya Hendro Poerbo P
PURWARUPA DATA WAREHOUSE PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI STUDI KASUS : STIKOM SURABAYA Hendro Poerbo P Prodi Sistem Informasi, STMIK STIKOM Surabaya Email:
[email protected] Abstrak Data dalam sebuah perguruan tinggi adalah sebuah aset. Aset yang sangat berguna bagi perguruan tinggi untuk memutuskan suatu kebijakan, melakukan suatu aksi strategis, atau mengambil keputusan bisnis.Tetapi didalam pemanfaatannya biasanya dilakukan dengan cara manual.Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengaplikasikan konsep data warehouse.Salah satu manfaat analisis dari data warehouse adalah mengukur kinerja perguruan tinggi atau biasa di sebut evaluasi diri perguruan tinggi dengan menggunakan kerangka kerja RAISE++(Relevance, Academic atmosphere, Internal Management and organization, Sustainability, Efficiency and Productivity) yang diperluas. Perancangan data warehouse dilakukan dengan cara membangun Dimension, Cube dan Mapping sesuai dengan kebutuhan end user. Sistem dirancang dan dibangun dengan menggunakan Oracle Database 11g sebagai database sumber data dan Staging Area. Juga menggunakan Oracle Warehouse Builder sebagai ETL (Extraction, Transformation, Loading) tools untuk mengekstraksi data, mentransformasi data dan memuat data ke dalam Datawarehouse sesuai dengan kebutuhan dan format yang diinginkan user melalui Oracle Mapping dan data ditampilkan menggunakan Oracle Business Intelligent Publisher 11g berupa tabel dan grafik. Hasil uji Coba Datawarehouse yang menggunakan data tentang lulusan dengan mengambil data transaksional di STIKOM Surabaya menunjukkan hasil yang sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh manajemen perguruan tinggi yaitu cepat dalam memprosesnya, sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pelaporan kinerja Perguruan tinggi dan bermanfaat untuk mengambil keputusan bisnis. Kata kunci : Data warehouse, RAISE++, Dimension, Cube,Mapping
I. Pendahuluan Data dalam sebuah perguruan tinggi adalah sebuah aset, aset yang senantiasa berkembang yang membutuhkan pengelolaan khusus baik dari sisi pemanfaatannya maupun dari sisi penyimpanannya. Aset yang sangat berguna bagi setiap anggota organisasi untuk memutuskan suatu kebijakan, melakukan suatu aksi strategis, atau mengambil keputusan bisnis. Tetapi didalam pemanfaatannya untuk memutuskan suatu kebijakan, melakukan suatu aksi strategis, mengambil keputusan bisnis atau melakukan suatu analisis biasanya prosesnya dilakukan dengan cara manual.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
144
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Pembangunan data warehouse di sebuah perguruan tinggi merupakan salah satu cara untuk mengekstrak informasi penting dari data yang tersebar di beberapa sistem informasi. Dengan adanya dukungan data warehouse, pengambilan keputusan dan strategi oleh pihak eksekutif dapat dilakukan karena data warehouse menangani data eksternal, sumber datanya jelas, dan dapat melihat data secara rinci maupun garis besar. Dari data warehouse dapat dilakukan analisis terhadap data dengan lebih cepat,efektif dan efisien. Salah satu manfaat analisis dari data warehouse adalah mengukur kinerja perguruan tinggi atau biasa di sebut evaluasi diri perguruan tinggi. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) menempatkan evaluasi diri itu sebagai salah satu aspek dalam keseluruhan daur akreditasi, dan menempatkannya dalam posisi yang sangat penting, yaitu sebagai suatu langkah yang mendahului pemberian informasi dan data akreditasi dari program studi kepada BAN-PT, sehingga hasil evaluasi diri itu dapat merupakan bahan untuk mengisi borang akreditasi dan atau menyusun portfolio akreditasi, serta dapat digunakan sebagai bahan yang disediakan pada saat dilakukan visitasi oleh BAN-PT ke tempat kedudukan program studi. Didalam mengukur kinerja Perguruan tinggi tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah mencanangkan apa yang disebut PARADIGMA BARU sistem pendidikan tinggi yang di-implementasikan dengan kompetisi berjenjang berbasis prestasi (meritbased tiered competition) serta partisipasi yang seluas-luasnya dalam perencanaan sistem pendidikan sehingga terjamin transparansi dan akuntabilitasnya sebagai lembaga pelayanan publik. Paradigma baru tersebut terdiri atas pilar-pilar: kualitas, otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi sebagai landasan peningkatan fungsi Tri-Dharma bagi perguruan tinggi di Indonesia. Untuk lebih mematangkan penerapan paradigma baru dalam tataran operasional, maka Ditjen Dikti mengembangkan RAISE++ (Relevance, Academic atmosphere, Internal Management and organization, Sustainability, Efficiency and Productivity) yang diperluas. Dengan adanya Data warehouse di Perguruan tinggi, maka proses mengukur kinerja perguruan tinggi dalam rangka evaluasi diri dengan menggunakan kerangka kerja RAISE++ dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan efisien. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bergerak dibidang teknologi komputer, dalam mengolah terhadap data yang berkaitan dengan civitas akademiknya tidak lepas dari jumlah data yang sangat besar untuk dijadikan sebagai bahan laporan dalam jangka waktu tertentu, serta melakukan analisis terhadap data dengan lebih cepat,efektif dan efisien untuk digunakan dalam pembuatan laporan laporan yang diperlukan untuk keperluan borang akreditasi yaitu instrumen akreditasi yang berupa formulir yang berisikan data dan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai mutu suatu program studi tingkat program sarjana dan diploma dan evaluasi diri.
II. Landasan Teori 2.1. Data dan Informasi Data adalah kumpulan dari fakta yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh : data pribadi seseorang ( nama, alamat, kota, nomor telepon, tanggal lahir, hobi dll), data alam (matahari, bulan, bintang, pohon dll). Ada banyak definisi tentang data dan informasi, diantaranya : Menurut Fred McFadden, dkk (Adi Nugroho,ST.,MMSI, 2004): Data adalah fakta tentang sesuatu di dunia nyata yang dapat direkam dan disimpan pada media komputer. Informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti dan nilai tambah bagi si penerima. Misalnya data-data yang berupa angka-angka pembayaran
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
145
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
SPP mahasiswa per semester setelah diproses menghasilkan informasi laporan Rekapitulasi Pembayaran SPP per tahun, dsb. Menurut Adi Nugroho, ST., MMSI (2004): Informasi adalah data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki makna tertentu bagi pengguna. Menurut Abdul Kadir (1998): Informasi adalah hasil analisis dan sintesis terhadap data. Dengan kata lain, informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan sesorang.
2.2. OLTP OLTP adalah singkatan dari OnLine Transaction Prrocessing. OLTP adalah system yang berorientasi proses yang memproses suatu transaksi secara langsung melalui komputer yang terhubung dalam jaringan [Nandang, 2004] Kata Online ini redundan dalam banyak kasus sekarang ini karena hampir semua transaksi dapat dilakukan secara online. Dalam kenyataannya, masih ada transaksi-transaksi yang tidak benar-benar online. Bila melakukan transaksi keuangan antar bank, masih ada proses-proses yang menunggu kliring keesokan hari. ini adalah contoh transaksi yang tidak online. Pada literatur-literatur pemrograman dekade 1980 transaksi online mungkin dapat disebut sebagai pemrosesan yang interaktif atau waktu-nyata (real time). Di sisi lain, transaksi 'offline' (seperti yang memerlukan kliring keesokan hari pada contoh diatas ) disebut sebagai pemrosesan yang batch.
2.3. Data Warehouse Data warehouse ialah sekumpulan informasi yang disimpan dalam basis data yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Data dikumpulkan dari berbagai aplikasi yang telah ada. Data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian divalidasi dan direstrukturisasi lagi, untuk selanjutnya disimpan dalam data warehouse. Pengumpulan data ini memungkinkan para pengambil keputusan untuk pergi hanya ke satu tempat untuk mengakses seluruh data yang ada tentang organisasinya (Wayne, S. Freeze 2000). Menurut Adi Nugroho, ST., MMSI (2004): Data warehouse adalah data-data yang beorientasi subjek, terintegrasi, memiliki dimensi waktu, serta merupakan koleksi tetap (non-volatile), yang digunakan dalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh para manajer di setiap jenjang (namun terutama pada jenjang majanerial yang memiliki peringkat tinggi). Menurut Bambang Hariyanto (2004): Data warehouse adalah repository (arsip) informasi yang dikumpulkan dari banyak sumber disimpan pada skema yang disatukan di satu situs tunggal. Begitu dikumpulkan, data disimpan selama waktu yang lama. Data warehouse menyediakan satu antarmuka terkonsolidasi tunggal, mempermudah pembuatan query yang mendukung pembuatan keputusan. Komponen utama dari manajemen data yang akan digunakan sebagai alat guna pengambilan keputusan adalah data warehouse. Data warehouse menjadi input bagi komponen model dan langsung dapat diakses oleh pengguna untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan maupun dalam pembuatan model. Menurut Inmon dalam Harnaningrum (2005) data warehouse didefeniskan sebagai koleksi data yang bisa digunakan untuk menunjang pengambilan keputusan manajemen yang berorinetasi pada topik (subject), terpadu, time variant, dan tidak mudah berubah. Sedangkan menurut Devlin, data warehouse adalah suatu penyimpanan data tunggal, lengkap dan konsisten yang diperoleh dari berbagai sumber dan dibuat tersedia bagi end user dalam suatu cara yang bisa dipahami dan bisa digunakan dalam suatu konteks bisnis.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
146
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Database transaksi diperlukan untuk menyimpan data hasil transaksi. Database ini perlu dibuat serapi mungkin agar data tidak redundant. Data warehouse berfungsi menyimpan data historis yang dibutuhkan untuk kepentingan analisis. Dalam pembuatan database ini perlu mempertimbangkan tentang bagaimana bisa mengambil data yang cukup banyak dalam waktu sesingkat mungkin.
2.4. OLAP OLAP (Online Analytical Processing) merupakan bagian dari Business Intelligence yang berguna untuk menyediakan laporan analisis, model multidimensi, yang mengijinkan query analisis yang kompleks dengan kecepatan eksekusi yang tinggi -[PC Media, 2007]. OLAP (On-Line Analytical Processing) adalah suatu pernyataan yang bertolak belakang atau kontras dengan OLTP (On-Line Transaction Processing). istilah OLAP muncul pertama kali pada tahun 1993 yang diperkanalkan oleh Edgar F. Codd, S. B. Codd, dan C. T. Salley dalam dokumen untuk Arbor berjudul “Providing OLAP to User-Analysts: An IT Mandate”. OLAP menggambarkan sebuah klas teknologi yang dirancang untuk analisis dan akses data secara khusus. Apalabila pada proses transaksi pada umumnya semata-mata adalah pada relational database, OLAP muncul dengan sebuah cara pandang multidimensi data. Cara pandang multimensi ini didukung oleh tehnologi multidimensi database. Cara ini memberikan tehnik dasar untuk kalkulasi dan analisis oleh sebuah aplikasi bisnis. OLTP mempunyai karakteristik beberapa user dapat creating, updating, retrieving untuk setiap record data, lagi pula OLTP sangat optimal untuk updating data. OLAP aplikasi digunakan untuk analisis dan mengatur frekuensi level dari agregat/jumlah data. OLAP database biasanya di update pada kumpulan data, jarang sekali dari multiple source dan menempatkan kekuatan analisis pada pada back-end pada operasi aplikasi. Sebab itulah maka OLAP sangat optimal digunakan untuk analisis. OLAP memungkinkan manajer dan penganalisis untuk mengamati dan menggunakan sejumlah besar data yang terkumpul dan detail dari Data warehouse dari berbagai sudut pandang. Dengan menggunakan OLAP, analisis dari multidimensional database dapat mengungkapkan pola, tren, dan kondisi tertentu. OLAP dapat dilakukan secara online pada waktu nyata dengan tanggapan yang cepat terhadap query yang diajukan, sehingga sangat mendukung proses pengambilan keputusan.
2.5. Business Intelligence (BI) Business Intelligence dikategorikan sebagai aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data yang membantu penggunanya mengambil keputusan bisnis secara lebih baik. Aktivitasnya meliputi sistem pendukung keputusan, query, reporting, online analytical processing (OLAP), analisis statistik, forecasting, dan data mining. Pendeknya BI dibutuhkan untuk mengubah data mentah menjadi informasi pendukung pengambilan keputusan perusahaan dan proses bisnis.
2.6. Evaluasi Diri Evaluasi, secara umum merupakan suatu proses pengumpulan serta pemrosesan data dan informasi yang akan digunakan sebagai dasar pengambilkan keputusan, pengelolaan dan pengembangan lembaga atau program studi. Sedangkan Evaluasi diri merupakan upaya program studi/lembaga perguruan tinggi untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja dan keadaan dirinya melalui pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh program studi/perguruan tinggi sendiri berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala, bahkan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
147
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
ancaman. Pengkajian dan analisis itu dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pakar sejawat dari luar program studi/lembaga perguruan tinggi.
2.7. RAISE++ Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah mencanangkan apa yang disebut PARADIGMA BARU sistem pendidikan tinggi yang di-implementasikan dengan kompetisi berjenjang berbasis prestasi (merit-based tiered competition) serta partisipasi yang seluasluasnya dalam perencanaan sistem pendidikan sehingga terjamin transparansi dan akuntabilitasnya sebagai lembaga pelayanan publik. Paradigma baru tersebut terdiri atas pilar-pilar: kualitas, otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi sebagai landasan peningkatan fungsi Tri-Dharma bagi perguruan tinggi di Indonesia. Untuk lebih mematangkan penerapan paradigma baru dalam tataran operasional, maka Ditjen Dikti mengembangkan RAISE++ (Relevance, Academic atmosphere, Internal Management and organization, Sustainability, Efficiency and Productivity) yang diperluas: (1) Relevansi yaitu tingkat keterkaitan hasil/keluaran dengan tujuan institusi dan tuntutan masyarakat nasional maupun global, dan keterkaitan antara standar dan parameter. (1) Suasana Akademik merupakan iklim yang mendukung interaksi antar sivitas akademika untuk mengoptimumkan proses pembelajaran. (2) Kepemimpinan adalah kemapuan untuk mengerahkan dan mengarahkan sumberdaya dalam upaya mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien. (3) Kelayakan merupakan tingkat ketepatan unsur masukan, proses, keluaran, serta tujuan pendidikan ditinjau dari ukuran ideal secara normatif. (4) Kecukupan menunjukkan tingkat ketercapaian persyaratan ambang yang diperlukan untuk melakukan proses pendidikan. (5) Keberlanjutan menunjukkan bagaimana penyelenggaraan pendidikan yang meliputi ketersediaan masukan, aktivitas proses pembelajaran, serta pencapaian hasil yang optimal. (6) Selektivitas menunjukkan bagaimana institusi memilih masukan, aktivitas pendidikan, dan penentuan prioritas keluaran berdasarkan pertimbangan kemampuan/kapasitas yang dimiliki. (7) Pemerataan adalah proses pemberian kesempatan yang sama kepada semua warga negara untuk memperoleh layanan pendidikan. (8) Efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan, diukur melalui hasil (keluaran dan dampak), berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. (9) Efisiensi adalah tingkat pemanfaatan masukan yang digunakan untuk proses pendidikan, dalam upaya mencapai tujuan. (10) Produktivitas menunjukkan tingkat keberhasilan proses peningkatan mutu yang dilakukan dalam memanfaatkan masukan. (11) Tatapamong berkenaan dengan sistem nilai yang dianut di dalam institusi perguruan tinggi atau program studi, struktur organisasi, sistem pengambilan keputusan dan alokasi sumberdaya.
2.8. Oracle Oracle adalah nama produk software database produksi perusahaan software Oracle Corporation. Sejak pertama kali memproduksi software tahun 1977, Oracle Corporation memposisikan diri sebagai produsen software database. Software database sangat penting dalam mendukung berbagai software aplikasi, terutama aplikasi bisnis, Perusahaan yang
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
148
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
memanfaatkan teknologi computer untuk manajemen informasi data dipastikan menggunakan software database.Oracle dikenal sebagai database untuk internet dan jaringan.
III. Implementasi dan Pembahasan 3.1 Sistem Informasi Administrasi Akademik (SITA) STIKOM Surabaya Dalam pengerjaan penelitian datawarehouse ini data-data diambil dari data-data transaksional akademik. Sistem Informasi administrasi akademik STIKOM Surabaya dibangun dengan menggunakan Oracle database 11g sebagai database tempat penyimpanan data-data operasional, Oracle Form developer 6i sebagai aplikasinya dan Oracle report Builder untuk membuat laporannya. Ada sekitar 200 tabel dan lebih dari 175 form serta lebih dari 100 form laporan yang dibuat untuk membangun aplikasi administrasi akademik ini. Semua aplikasi yang menangani proses administrasisi bagian akademik di gabung dalam suatu menu yang di beri nama Sistem Informasi AdminisTrasi Akademi (SITA).
3.2. Tahap Perancangan Sistem Langkah perancangan sistem di bagi menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap di kerjakan di perangkat lunak yang yang berbeda dan dikerjakan sesuai dengan urutannya.
3.2.1. Perancangan di Oracle Database 11g Didalam perangkat lunak ini akan di buat sebuah database yang mirip dengan kondisi database yang sekarang eksis di STIKOM surabaya. Tetapi tidak semua data akan dipakai. Data untuk penelitian ini diambil dari satu Schema yaitu Schema AKADEMIK yang berisi tabel-tabel dari transaksional akademik. Didalam server transaksional yang sudah dibuat kemudian di buat schema DATAWAREHOUSE yang berfungsi untuk menampung tabel, dimensi dan cube dalam pembuatan datawarehouse ini. Berikut nama, Fungsi dan struktur tabel dari ke dua schema tersebut :
3.2.1.1. Schema AKADEMIK Berisi data data transaksional (OLTP) yang digunakan untuk transaksi harian di STIKOM Surabaya. 1. Tabel MHS_MF Tabel ini berfungsi untuk menyimpan biodata dari seluruh mahasiswa STIKOM Surabaya baik yang masih aktif maupun yang sudah lulus. 2. Tabel ALUMNI_MF Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data akademik mahasiswa STIKOM Surabaya yang sudah lulus. Data-data yang akan disimpan meliputi NIM mahasiswa, tahun lulus, lama studi, predikat, lama pengerjaan tugas akhir, predikat kelulusan dan perolehan IPK akhir. 3. Tabel FAK_MF Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data dari tentang fakultas. Data- data fakultas yang disimpan adalah meliputi antara lain kode, nama,jurusan dan statusnya. Tabel ini juga berisi nama fakultas dan jurusan dalam bahasa inggris.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
149
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
3.2.1.2. Schema DATAWAREHOUSE Berisi tabel tabel yang akan digunakan untuk membantu pembuatan datawarehouse. 1.Tabel STRATA Tabel ini di gunakan sebagai tabel bantu di dalam proses mapping di dimensi DIM_FAK. Tabel ini di gunakan untuk menyimpan data-data yang berhubungan dengan strata kependidikan. 2. Tabel JURUSAN Tabel ini juga di gunakan sebagai tabel bantu di dalam proses maaping di dimensi DIM_FAK. Tabel ini di gunakan untuk menyimpan data-data yang berhubungan dengan jurusan yang ada di STIKOM Surabaya.
3.2.2. Perancangan di Oracle Warehouse Builder 11g Di perangkat lunak ini akan dilakukan langkah langkah yang meliputi Import Data,Pembuatan Dimensi, Cube, Mapping, Create dan Deploy sampai ke proses Extract Transform dan Load (ETL) nya. Semua perancangan datawarehouse diatas akan dikerjakan di tiga bagian yaitu bagian design center, bagian control center dan bagian mapping. Import data, Dimensi, cube akan dikerjakan di bagian design center. Create dan Deploy akan dikerjakan di bagian Control Center sedangkan pembuatan Mapping dan proses ETL akan dikerjakan di bagian Mapping Editor.
3.2.2.1 Import Data Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat Workspace Baru yang diberi nama DATAWAREHOUSE. Workspace ini adalah area kerja yang akan digunakan untuk menampung pembuatan datawarehouse ini. Apabila belum ada workspace maka harus melakukan create workspace lewat menu workspace management. Untuk masuk ke dalam OWB, diperlukan user untuk login kedalam OWB. Didalam penelitian ini user yang digunakan adalah user Datawarehouse yang sudah di buat di server database. Jadi OWB harus terlebih dahulu terhubung dengan server database. Koneksi ke database bisa dilakukan dengan cara membuat konfigurasi koneksi ke dalam server database.Setelah pembuatan Workspace selesai, dilanjutkan dengan pembuatan file project. Didalam penelitian ini di buat file project dengan nama BORANG_DATAWAREHOUSE. Project digunakan untuk menampung modul modul yang digunakan untuk penelitian yang dibuat. Didalam project ini di buat 3 modul yang masing-masing digunakan untuk keperluan yang berbeda. Ketiga modul tersebut di buat di menu Database Oracle karena data-data transaksional yang dimiliki oleh STIKOM Surabaya berasal dari database Oracle. Modul modul tersebut yaitu : Asal SCHEMA AKADEMIK
Nama Tabel Modul Tujuan MHS_MF Modul AKADEMIK FAK_MF ALUMNI_MF DATAWAREHOUSE STRATA Modul DATAWAREHOUSE JURUSAN Tabel 3.1. Daftar tabel yang diimport
3.2.2.2 Pembuatan Dimensi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
150
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Pembuatan dimensi dilakukan di modul BORANG di menu dimensi. Dimensi yang dibuat merupakan tabel yang berisikan kategori dengan ringkasan data detail yang akan digunakan untuk proses pelaporan. Ada dua dimensi yang dibuat seperti tampak pada tabel 3.2 Nama Dimensi DIM_FAK
Fungsi Dimensi Menampung detil data strata dan jurusan
DIM_WAKTU
Menampung detil data waktu Tabel 3.2. Dimensi yang dibuat
Tabel Asal -STRATA -JURUSAN -FAK_MF TIME ( dari sistem OWB )
3.2.2.3 Pembuatan Cube Pembuatan cube dilakukan di modul BORANG di menu CUBE. Ada satu cube yang dibuat yaitu cube CB_IPK_LULUSAN. Cube dibuat berdasarkan dari laporan yang akan ditampilkan. Satu cube bisa digunakan untuk satu atau lebih laporan. Perancangan cube harus juga direlasikan dengan dimensi yang sudah dibuat. Dalam hal ini cube CB_IPK_LULUSAN harus direlasikan dengan dimensi DIM_FAK dan dimensi DIM_WAKTU. Nantinya secara otomatis struktur dari dimensi DIM_FAK dan dimensi DIM_WAKTU akan masuk kedalam struktur cube CB_IPK_LULUSAN. Kolom kolom yang dibuat pada cube merepresentasikan laporan laporan yang akan dibuat. Fungsi dari masing masing kolom cube dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Kolom Type Keterangan MIN Number IPK Minimal RATARATA Number Rata rata IPK MAKS Number IPK maksimal RANGE1 Number Prosentase IPK < 2.75 RANGE2 Number Prosentase IPK > 2.75 dan <3.5 RANGE3 Number Prosentase IPK > 3.5 LAMA Number Lama Studi DIM_FAK Number Relasi kolom dimensi DIM_FAK DIM_WAKTU Number Relasi kolom dimensi DIM_WAKTU Tabel 3.3. Perancangan struktur cube
3.2.2.4 Mapping Langkah selanjutnya adalah pembuatan mapping yang akan di gunakan untuk proses Extract, Transform, Load (ETL). Pembuatan Mapping ini dilakukan di bagian Mapping Editor. Adapun mapping yang akan dibuat tampak pada tabel 3.4. No 1 2 3
Nama Mapping MAP_DIM_FAK DIM_WAKTU_MAP CB_IPK_LULUS
Keterangan Proses ETL untuk DIM_FAK Proses ETL untuk DIM_WAKTU Proses ETL untuk cb_ipk_lulusan
Tabel 3.4 Mapping yang dibuat
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
151
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
1.Mapping MAP_DIM_FAK Data yang akan di load di dimensi DIM_FAK berasal dari tabel data FAK_MF. Data data dari tabel FAK_MF akan dipecah menjadi dua data yaitu data tentang Strata dan data tentang jurusan. Pemecahan data dilakukan dengan dengan cara memfilter data menggunakan menu filter. Data-data yang mengandung kode ‘0000’ pada digit ke 2-5 akan dimasukkan ke tabel STRATA, sedangkan data-data yang dari digit ke 2-5 tidak mengandung angka ‘0000’ akan dimasukkan ke tabel JURUSAN. Selanjutnya data didalam tabel STRATA akan diambil satu huruf pertamanya untuk digunakan sebagai kode strata dengan menggunakan menu ekspresi. Dari ekspresi yang sudah dibuat, selanjutnya dengan menggunakan menu joiner maka data data dari ke dua tabel tersebut yang sudah berisi kode strata beserta nama stratanya dan kode jurusan beserta nama jurusannya akan digabung dan dimasukkan ke dalam dimensi DIM_FAK. Gambar dari mapping MAP_DIM_FAK yang sudah dibuat seperti tampak pada gambar 3.5
Gambar 3.5 Mapping MAP_DIM_FAK
2. Mapping DIM_WAKTU_MAP Untuk mapping dimensi DIM_WAKTU_MAP, pembuatan dimensinya adalah dengan menentukan terlebih dahulu rentang waktu yang akan digunakan untuk proses pembuatan laporan. Karena sudah merupakan paket yang disediakan oleh Oracle lewat DIM_TIME, jadi setelah menentukan rentang waktunya proses selanjutnya menjalankan create dan deploy saja. Gambar dari mapping DIM_WAKTU_MAP yang sudah dibuat tampak seperti gambar 3.6.
Gambar 3.6 Mapping DIM_WAKTU_MAP
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
152
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
3. Mapping CB_IPK_LULUS Mapping data yang akan di load ke cube CB_IPK_LULUSAN berasal dari tabel data ALUMNI_MF dari schema AKADEMIK. Dari tabel ALUMNI_MF data dipecah menjadi 2 bagian. Bagian pertama adalah data-data yang berisi tahun lulus, lama studi, jurusan dan IPK. Pengambilan data tersebut menggunakan fungsi Ekspresi yang akan menampung data-data berdasakan tahun lulus dan lama studi, IPK dan Jurusan. Bagian ke dua memecah data ke dalam 3 filter yang di gunakan untuk menyaring data berdasarkan IPK nya. Filter pertama digunakan untuk menyaring data dengan IPK kurang dari 2.75. Filter kedua digunakan untuk menyaring data dengan IPK antara 2.75 dan 3.5 sedangkan filter ke 3 digunakan untuk menyaring data dengan IPK diatas 3.5. Setelah me lakukan filtering berdasakan IPKnya selanjutnya akan dilakukan ekspresi untuk masing-masing filter yang gunanya untuk menampung hasil data yang telah difilter.Dari semua ekspresi yang sudah dibuat, langkah selanjutnya adalah menggunakan fungsi agregator. Agretagor pertama untuk menampung data-data IPK Minimal, IPK Maksimal, Rata-rata IPK dan masa Studi sedangkan 3 agregator lainnya di gunakan untuk menentukan jumlah IPK yang kurang dari 2,75, antara 2.75 dan 3.5 serta lebih dari 3.5. Semua data yang ada di agregator selanjutnya di gabung dengan menggunakan fungsi Joiner. Dari fungsi joiner yang sudah dibuat selanjutnya data data IPK yang berasal dari agregator 2-4 di ekspesikan lagi untuk menentukan prosentase perolehan IPK < 2.75, prosentase perolehan IPK >2.75 dan<3.5 dan prosentase perolehan IPK >3.5. Selanjutnya semua data di masukkan ke dalam cube CB_IPK_LULUSAN. Hasil mapping yang sudah dibuat dapat dilihat pada gambar 3.7. berikut ini.
Gambar 3.7. Mapping CB_IPK_LULUS
3.2.2.6. ETL ( Extract Transform Load ). Dalam Proses ini yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan proses Debugging. Proses Debuging berarti menelusuri proses-proses mapping yang sudah dibuat. Proses ini bertujuan untuk memeriksa kesalahan yang terjadi dalam proses mapping. Penelusuran dimulai dari pengambilan data dari table OLTP sampai dengan proses memasukkan data ke dalam Dimensi ataupun Cube. Menu ini dijalankan di bagian mapping editor. Apabila terjadi kesalahan atau error maka pembetulan kesalahan di lakukan di bagian mapping. Apabila sudah tidak terjadi error maka akan proses dilanjutkan dengan menjalankan ETL nya lewat menu Resume. Menu ini akan melakukan proses ETL ke dalam tabel yang sudah di create dan deploy. Berikut adalah penjelasan hasil proses ETL yang sudah dibuat
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
153
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
1.Hasil ETL mapping MAP_DIM_FAK Proses ETL disini akan menelusuri langkah-langkah yang terjadi di dalam proses mapping mulai dari awal sampai dengan menampilkan hasilnya. Proses akan memecah tabel FAK_MF menjadi dua yaitu data yang akan dimasukkan ke tabel STRATA dan tabel JURUSAN. Lewat proses fungsi filter, ekspresi dan joiner data yang dipecah akan di satukan kembali ke dalam tabel DIM_FAK. Dalam proses disini akan dapat dilihat langkah-langkah jalannya data mulai dari data itu di pecah sampai data masuk ke dalam tabel DIM_FAK. Proses Debugging akan memberikan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan. Apabila terjadi kesalahan maka dapat diartikan telah terjadi kesalahan dalam pembuatan mapping tersebut. Proses tersebut harus di koreksi dan betulkan. Kesalahan yang terjadi akan mengakibatkan data yang akan diload kedalam tabel tidak ada atau kosong. Debuging akan menunjukkan dimana letak kesalahannya. Hasil ETL yang telah dilakukan menunjukan bahwa akan muncul mapping baru sebagai hasil dari proses ETL yang telah dilakukan. Tampilan hasil ETL tampak seperti pada gambar 3.8.
Gambar 3.8 Hasil ETL mapping MAP_DIM_FAK Didalam gambar 4.30. terlihat tampilan terbagi menjadi 3 jendela. Jendela utama memperlihatkan gambar maaping yang baru setelah dilakukannya proses ETL. Jendela ke 2 sebelah kiri memperlihatkan langkah langkah yang terjadi pada tabel jurusan sebagai hasil dari proses ETL terhadap tabel jurusan sedangkan pada jendela sebelah kanan memperlihatkan hasil akhir pada data yang masuk ke tabel DIM_FAK. 2. Hasil ETL mapping DIM_WAKTU_MAP Proses ETL pada DIM_WAKTU__MAP sama dengan proses ETL pada MAP_DIM_FAK. disini proses akan menelusuri langkah langkah yang terjadi di dalam mapping mulai dari awal sampai dengan menampilkan hasilnya sesuai dengan rentang waktu yang telah ditentukan yaitu selama 10 tahun mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2009. proses ETL akan membuat data berdasarkan waktu mulai tanggal.minggu dan tahun. Untuk proses pelaporan ini akan diambil data tahunnya. Data hasil ETL akan dimasukkan ke dalam tabel DIM_WAKTU_MAP. Tampilan hasil ETL tampak seperti pada gambar 3.9.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
154
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 3.9 Hasil Debugging mapping DIM_WAKTU_MAP Jendela paling atas menunjukkan gambar mapping setelah dilakukan proses ETL. Jendela sebelah kiri bawah dan jendela kanan bawah menunjukkan tabel proses ETL terhadap data dan hasil akhir terhadap tabel. 3. Hasil ETL mapping CB_IPK_LULUS Proses ETL pada mapping CB_IPK_LULUSAN dimulai dari pembacaan data di tabel ALUMNI_MF. Dari tabel ALUMNI_MF data dipecah menjadi 2 bagian seperti yang sudah di jelaskan di pembuatan mapping. Proses ETL dalam mapping ini juga akan mengambil data-data yang berasal dari DIM_FAK dan DIM_WAKTU. Selanjutnya data dari ke dua tabel tersebut akan digabung dengan data-data dari tabel ALUMNI_MF. Dari hasil proses ETL ke tiga tabel tersebut akan dimasukkan ke dalam table CB_IPK_LULUSAN. Tampilan hasil debugging tampak seperti pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Hasil Debugging CB_IPK_LULUS
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
155
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Jendela paling atas menunjukkan gambar mapping yang baru setelah dilakukan proses ETL. Jendela sebelah kiri bawah dan jendela kanan bawah menunjukkan proses ETL terhadap data dan hasil akhir terhadap tabel.
3.2.3. Perancangan di Oracle Bussines Intelligent Publisher 11g Oracle BI Pubisher digunakan untuk menampilkan laporan dari tabel yang sudah di buat dari OWB. Laporan yang dihasilkan oleh BI Publisher bersifat offline karena ditampilkan dalam format word dan PDF. User yang digunakan adalah user datawarehouse sama dengan user yang di gunakan di OWB. Setelah login berhasil, selanjutnya membuat folder yang akan di gunakan sebagai tempat report yang akan buat. Folder yang dibuat menggunakan folder DATAWAREHOUSE. Folder ini nantinya akan digunakan untuk menyimpan semua pelaporan yang berhubungan dengan Datawarehouse akademik. Langkah selanjutnya adalah melakukan setting koneksi ke dalam database server. Koneksi menggunakan setting sebagai berikut : Nama server : Localhost Database Instance :ORA2K Port Listener : 1521 User : Datawarehouse Setelah berhasil melakukan koneksi di dalam database, selanjutnya adalah membuat relasi antar tabelnya yaitu dari 3 tabel yang sudah terbentuk di proses pembuatan datawarehouse. Relasi antar tabel dibuat dengan cara membuat nama file report terlebih dahulu yang kemudian diletakkan di folder DATAWAREHOUSE. Dari nama report yang sudah dibuat, kemudian masuk ke menu edit di bagian nama file report. dilanjutkan dengan membuat Data model baru. Setelah data model dibuat, selanjutnya didalam menu query builder yang ada didalam data model dibuat relasi antara ke tiga tabel tersebut hasil relasi dari ketiga tabel tersebut seperti tampak pada gambar 3.11
Gambar 3.11 Relasi Tabel untuk report Relasi ini dibuat berdasarkan report yang akan di tampilkan. yaitu data tentang lulusan yang dilihat dari berdasarkan fakultas dan tahunnya. Langkah berikutnya adalah dengan menampilkan data. Data akan di buka dengan menggunakan Microsoft word 2007 setelah terlebih dahulu login ke menu Oracle BI Publisher dengan menggunakan user Datawarehouse.Setelah berhasil login, selanjutnya membuka folder datawarehouse dan memilih nama report seperti yang sudah dibuat di Oracle BI Publisher. Dengan menggunakan menu Insert Tabel Wizard, Selanjutnya dibuat template laporan sesuai
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
156
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
dengan yang diinginkan. Nantinya laporan ini akan bisa ditampilkan dalam versi PDF, WORD, dan HTML. Hasil Perancangan template yang sudah dibuat tampak seperti pada gambar 3.12.
Gambar 3.12 Hasil Template Report yang sudah dibuat di Microsoft Word Selanjutnya dengan menggunakan menu Preview laporan akan ditampilkan dalam format PDF. Seperti tampak pada gambar 3.13
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
157
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 4.42 Hasil Preview menggunakan PDF untuk Jurusan S1 SI
IV. Simpulan 1. Pembuatan laporan yang diperlukan dalam rangka evaluasi diri Perguruan tinggi dengan menggunakan kerangka kerja RAISE++ dapat di lakukan dengan menggunakan teknik data warehouse. 2. Pembuatan laporan yang diperlukan untuk manajemen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik data warehouse 3. Pengelolaan data dan analisis yang diperlukan guna membantu proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik data warehouse
Daftar Pustaka Departemen pendidikan Nasional, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi 2007. Pedoman Penyusunan Portofolio Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi. Buku I. Jakarta 2007 Departemen pendidikan Nasional, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi 2007. Pedoman Penyusunan Portofolio Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi. Buku II. Jakarta 2007 Departemen pendidikan Nasional, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi 2007. Pedoman Penyusunan Portofolio Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi. Buku III. Jakarta 2007 Djoni Darmawikarta, Karakteristik Sumber Data untuk Data Warehouse, Tips dan Trik IlmuKomputer.Com 2004 Dr. Harjanto Prabowo, Model Data ware house untuk manajemen Perguruan Tinggi, Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi VI,2005 Bodo H¨usemann, Jens Lechtenb¨orger, Gottfried Vossen,Conceptual DataWarehouse Design, Proceedings of the International Workshop on Design and Management of DataWarehouses (DMDW’2000), Stockholm, Sweden, June 5-6, 2000
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
158
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
M.C. McCabe, D. Grossman, The Role of Tools in .Development of a Data Warehouse, Proceedings of the Proceedings of the Fourth International Symposium on Assessment of Software Tools (SAST '96) 0-8186-7389-3/96 $10.00 © 1996 IEEE Ariana Azimah, Yudho Giri Sucahyo, Penggunaan Data Warehouse Dan Data Mining Untuk Data Akademik Sebuah Studi Kasus Pada Universitas Nasional,2007 George M. Marakas, Modern Data Warehousing, Mining, and Visualization: Core Concepts, Prentice-Hall, 2003 Veronica S. Moertini, Pengembangan Sistem dan Sarana Teknologi Informasi untuk Perguruan Tinggi Indonesia, Rapat Umum Anggota APTIK, Bandung, 10-12 Maret 2008 Silvia Rostianingsih, Gregorius Satia Budhi, Benny Candra Gunawan, Perancangan Dan Pembuatan Data Warehouse Dan Aplikasi Online Analytical Processing Untuk Bank “X” Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008) Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 Deriz Ss, 2006, Oracle perkenalkan Business Intelegence Suite, url : http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=548&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&p atop_id=W44, diakses tanggal 21 April 2009 Jajang Adi Dharma, 2008, Key Technology Datawarehouse, url : http://www.duaberita.com/main/artikel-dua/dua-technology/33-keytechnologydatawarehouse.html, diakses 5 maret 2009 http://otn.oracle.com, diakses mulai 5 maret 2009 Ditya Octavianto, Pengolahan Datawarehouse terhadap sumber data akademik dan kemahasiswaan STIKOM sebagai sistem pendukung keputusan, 2007
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
159
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B11. Pengembangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Local Genius Subak Untuk Sistem Drainase Wilayah Monang-maning, Kecamatan Denpasar Barat, Kotamadya Denpasar I Gede Adi Saputra Yasa, I Made Gede Sunarya, I Made Agus Wirawan
Pengembangan Sistem Informasi Geografis berbasis Local Genius Subak untuk Sistem Drainase Wilayah Monang-maning, Kecamatan Denpasar Barat, Kotamadya Denpasar I Gede Adi Saputra Yasa, I Made Gede Sunarya, I Made Agus Wirawan Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan permasalahan sistem drainase wilayah Monang-maning. (2) merancang jalur saluran sistem drainase dengan berbasis local genius subak. (3) mengimplementasikan model rancangan sistem drainase berbasis local genius subak khususnya untuk jalur saluran wilayah Monang-Maning, Kecamatan Denpasar Barat, Kotamadya Denpasar dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan perangkat lunak yaitu System Deveploment Life Cycle (SDLC) yang dibagi menjadi 5 (lima) tahapan secara siklus yaitu Planning, Analysis, Design, Implementation dan Maintenance. Penelitian ini menghasilkan beberapa produk sesuai dengan tujuan penelitian yaitu (1) paparan permasalahan sistem drainase di wilayah Monang-maning meliputi limbah buangan ke sungai, alih fungsi lahan, bangunan utilitas, pelanggaran garis sempadan sungai, sedimentasi, persempitan sungai/saluran, akibat peningkatan jalan banyak lubang trotoar/kanstin menyempit bahkan hilang sama sekali, (2) jenis saluran sistem drainase berbasis local genius subak yaitu transformasi telabah gede/telabah aya ke saluran primer drainase sebanyak 9 saluran, transformasi telabah pemaron gede ke saluran sekunder drainase sebanyak 16 saluran dan transformasi telabah pemaron cenik ke saluran tersier drainase sebanyak 27 saluran, jumlah bangunan bagi untuk saluran-saluran drainase berbasis local genius subak wilayah Monangmaning adalah 7 inlet-outlet control primer, 23 inlet-outlet control sekunder dan 28 inlet-outlet control tersier. (3) implementasi perangkat lunak menggunakan perangkat lunak MAPINFO, MySQL 5, VB 6 dan ODBC 5.3. Perangkat lunak menyajikan rancangan saluran utama, sekunder dan tersier, arah masing-masing saluran dan alat-alat penghubung setiap salurannya Kata kunci : Sistem Informasi Geografis, Subak, Sistem Drainase, Local Genius. A. PENDAHULUAN Sistem drainase bertugas untuk mengalirkan air dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem drainase menyebabkan air yang berlebihan tersebut tidak akan diam dan menggenangi daerah tertentu tetapi akan dialirkan. Monang-maning adalah suatu wilayah dari kota Denpasar yang sangat padat, daerah ini dari segi lingkungannya juga sangat padat dan sempit. Permasalahan inilah salah satu yang membuat daerah ini sering mengalami kebanjiran. Intensitas banjir yang sangat tinggi, sangat mengganggu aktifitas sekitarnya misalnya sekolah, perekonomian dan perumahan warga. Gatra.com tertanggal 11 Januari 2009 menyatakan.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
160
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Pada tanggal 10 Januari – 11 Januari 2009 Kota Denpasar diguyur hujan yang mengakibatkan sejumlah ruas jalan di seputar kota Denpasar berubah menjadi `sungai` akibat saluran got tidak mampu menampung luapan air. Antara melaporkan, lapangan sepak bola di kawasan Perumnas Monang-Maning, Denpasar, berubah seperti `danau kecil. Fakta ini juga disebutkan dalam Kapanlagi.com dan Bisnisbali.com tertanggal 12 Januari 2009. Setiap tahunnya, dimusim hujan desa ini selalu mengalami kebanjiran dengan intensitas tinggi. Penggalian nilai-nilai kearifan lokal yang tertanam dalam sistem subak ini lebih banyak dilakukan dalam hal manajemen pengelolaan air dan lahan persawahan. Melihat karakteristik sistem dan struktur organisasi subak yang begitu lengkap, solid, akurat, efektif dan terorganisir, bukan tidak mungkin di dalamnya dapat gali berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang mendasari bidang sistem drainase. Pemanfaatan Local Genius subak seperti yang dipaparkan di atas juga mampu dituangkan dalam teknologi. Suatu sistem yang mampu menuangkan sistem drainase dan sistem subak ke dalam perkembangan teknologi sekarang adalah sistem yang bernama Sistem Informasi Geografis (selanjutnya disingkat SIG). 1. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut. a. Apa saja yang menjadi permasalahan dari sistem drainase wilayah Monang-maning? b. Bagaimanakah rancangan jalur saluran sistem drainase dengan berbasiskan local genius subak wilayah Monang-maning? c. Bagaimana implementasi model rancangan sistem drainase berbasis local genius subak khususnya untuk jalur saluran wilayah Monang-Maning, Kecamatan Denpasar Barat, Kotamadya Denpasar dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis? 2. Tujuan. Dari permasalahan yang dikemukan, maka tujuan yang utama dalam penulisan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut. a. Mendeskripsikan permasalahan sistem drainase wilayah Monang-maning. b. Merancang jalur saluran sistem drainase dengan berbasis local genius subak wilayah Monang-maning. c. Mengimplementasikan model rancangan sistem drainase berbasis local genius subak khususnya untuk jalur saluran wilayah Monang-Maning, Kecamatan Denpasar Barat, Kotamadya Denpasar dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. 3. Batasan Masalah. Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Batas utara wilayah Monang-maning yang dimaksud adalah batas utara dari Desa Tegal Kertha, batas selatannya adalah batas selatan dari desa Tegal Harum, batas timur adalah Tukad Teba dan batas barat adalah Jalan Mahendradata. b. Perancangan jalur saluran hanya sebatas menentukan jalur tanpa menghitung besarnya saluran dan hal-hal yang terkait dengan debit air seperti kemiringan, besarnya saluran, dan kemiringan saluran.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
161
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
c.
Dalam pengolahan Sistem Informasi Geografis, hasil pengolahan adalah merupakan pengolahan data vector. d. Sistem Informasi Geografis yang disajikan diluar konsep local genius subak adalah jaringan jalan desa Tegal Kertha dan Tegal Harum.
4. Manfaat. Adapun manfaat bagi penulis, lembaga pendidikan, jurusan dan dinas Pemerintah Daerah yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah. a. Bagi peneliti, penelitian ini adalah untuk melengkapi persyaratan dalam perkuliahan, dan menambah jiwa penelitian bagi peneliti. b. Bagi Pemerintah Daerah Kecamatan Denpasar Barat, Kotamadya Denpasar dalam lebih khususnya wilayah Monang-maning, akan mampu memodelkan sistem drainase yang tepat khususnya dalam penentuan jalur saluran dan diharapkan mampu memberikan gambaran rancangan sistem drainase yang akan dikembangkan berbasis local genius subak. c. Lembaga dan institusi pendidikan, skripsi ini diharapkan mampu memicu inspirasi lebih lanjut untuk mendayagunakan nilai-nilai kearifan lokal dalam memajukan pendidikan bangsa. d. Pemerintah dan masyarakat luas, di satu sisi secara tidak langsung dapat lebih membuka wawasan akan nilai-nilai budaya bangsa, turut serta menjaga dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dari konsep subak. B. PEMBAHASAN 1. Analisis Sistem Drainase. a. Analisis Permasalahan Sistem Drainase Wilayah Monang-maning. Beberapa permasalahan yang sering muncul di Kota Denpasar dalam pembuatan dan perawatan sistem drainase khususnya wilayah monang-maning diantaranya permasalahan limbah, alih fungsi lahan, masalah bangunan utilitas, pelanggaran garis sempadan sungai, sedimentasi, pembangunan yang cenderung mempersempit sungai/saluran, peningkatan jalan. b. Analisis Sistem Drainase Berbasis Local Genius Subak. Sistem subak terdapat jenis irigasi dengan nama Telabah Gede/Telabah Aya. Konsep penerapan telabah gede/telabah aya adalah Telabah gede/telabah aya adalah saluran pembagi dari saluran sungai, Telabah gede/telabah aya bangunan baginya adalah tembuku aya, Saluran yang berhak membagi aliran air dari saluran telabah gede/telabah aya adalah telabah pemaron gede. Konsep penerapan telabah pemaron gede adalah Telabah pemaron gede adalah saluran pembagi dari saluran telabah aya, Telabah pemaron gede bangunan baginya adalah tembuku pemaron gede, Saluran yang berhak membagi aliran air dari saluran telabah pemaron gede adalah telabah pemaron cenik. Konsep penerapan telabah pemaron cenik adalah Telabah pemaron cenik adalah saluran pembagi dari saluran telabah pemaron gede, Telabah pemaron cenik bangunan baginya adalah tembuku pemaron cenik. Pemasukan dan keluaran dalam sistem drainase diatur oleh inlet dan outlet control. Sistem subak sangat mirip dengan sistem tembuku yang diterapkan. Perbedaan yang mendasar adalah dalam sistem subak tembuku memiliki fungsi lebih dari sekedar pemasukan dan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
162
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
pengeluaran, tembuku juga memiliki fungsi mengatur besarnya debit air yang masuk dan keluar. Dalam tembuku, memiliki beberapa jenis tembuku seperti : 1) Tembuku Aya. Tembuku aya, pada prinsipnya adalah penghubung antara telabah aya/telabah gede. Selanjutnya dalam sistem ini, alat bagi ini akan dikenal dengan nama Inlet-Outlet Control Primer. 2) Tembuku Pemaron Gede. Tembuku pemaron gede, pada prinsipnya adalah penghubung antara telabah pemaron gede dan pembagi saluran telabah aya/telabah gede. Selanjutnya dalam sistem ini, alat bagi ini akan dikenal dengan nama Inlet-Outlet Control Sekunder. 3) Tembuku Pemaron Cenik. Tembuku pemaron cenik, pada prinsipnya adalah penghubung antara telabah pemaron cenik dan pembagi saluran telabah pemaron gede. Selanjutnya dalam sistem ini, alat bagi ini akan dikenal dengan nama Inlet-Outlet Control Tersier. c. Analisis Perangkat Lunak. Perangkat lunak ini dibangun untuk menvisualisasikan keadaan sistem drainase berbasis local genius subak. Perangkat lunak yang akan dikembangkan adalah perangkat lunak yang mampu menjalankan perangkat lunak pengolahan sistem informasi geografis. Segala aktifitas, yang dapat dilakukan perangkat lunak pengolahan sistem informasi geografis, dapat dilakukan dengan pengembangan perangkat lunak ini. Teknik yang digunakan untuk mengolah peta adalah teknik Digitizing untuk mendapatkan koordinat lintang utara dan lintang selatan di permukaan bumi dengan bantuan dari Google Earth, teknik Buffer untuk mengolah data jalan dan teknik pengolahan Object dalam perangkat lunak yang digunakan seperti clip, combine, split, geoprocessing, convert region/polyline dan geocoding. 2. Perancangan Jalur Saluran Sistem Drainase Berbasis Local Genius Subak. Jaringan jalan yang memiliki lebar relative yang luas dan mampu disaluri saluran utama setalah mengadakan survey lapangan yaitu Jalan MerpatiMahendradata, Jalan Gunung Batukaru, Jalan Gunung Rinjani, Jalan Gunung Resimuka, Jalan Gunung Indrakila, Jalan Gunung Lempuyang, Jalan Gunung Sari, Jalan Gunung Cemara dan Jalan Buana Kubu. Perancangan daerah sistem yang dimaksud adalah daerah dibagi menjadi beberapa kawasan yang mengikuti pola pikir subak, yakni membagi kawasan menjadi golongan hulu (daerah hulu), golongan tengah (daerah tengah), golongan hilir (daerah hilir) dan golongan hulu-tengah (daerah hulu-tengah).
Gambar 1. Jalur Saluran Utama
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
163
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Adapun pertimbangan pembagian golongan ini adalah sebagai berikut. 1. Sumber pembuangan air seperti saluran utama drainase dan sungai. 2. Arah aliran air dalam hal ini kemiringan permukaan tanah. Golongan hulu drainase subak ditentukan dengan cara melihat kemiringan permukaan tanah dan sungai Tukad Mati. Gambar 2. Golongan Hulu Pertimbangan yang menjadi dasar dibentuknya golongan tengah adalah pada golongan Tengah (daerah tengah) terdapat 4 (empat) saluran pembuangan drainase berbasis local genius subak yang dapat dijadikan aliran air dan kemiringan tanah permukaan dalam golongan tengah (daerah tengah) relative datar sehingga memungkinkan aliran menuju ke saluran utama
Gambar 3. Golongan Tengah Golongan hilir dipilih melihat kondisi saluran yang terdapat di jalan Gunung Sari dan jalan Gunung Cemara. Saluran utama di jalan ini diharapkan dapat menampung air dikawasan hilir dan juga melihat sungai yang melintang diantara daerah hilir dapat dimanfaatkan. Golongan Hulu-Tengah terdapat saluran utama di jalan Gunung Rinjani dan saluran sungai. Saluran ini dapat dimanfaatkan sebagai saluran pembuangan disekitar daerah hulu-tengah.
Gambar 4. Golongan Hilir
Jenis saluran ini cocok digunakan dengan lebar jalan 4, 5 atau 6 meter. Selain data lebar jalan tersebut, melihat karakteristik kondisi jalan secara langsung, dapat menjadi pertimbangan juga dalam menentukan jaringan jalan yang akan digunakan.
Gambar 5. Golongan Hulu-Tengah
Gambar 6. Jalur Saluran Sekunder
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
164
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Saluran tersier dalam penelitian ini digunakan dalam beberapa hal yaitu data jalan yang memiliki lebar yang sangat sempit umumnya 4 meter ke bawah. Inlet-Outlet Control Primer yang terdapat dalam setiap daerah yang ada dalam jaringan saluran primer. Inlet-Outlet Control Sekunder yang terdapat dalam setiap daerah yang ada dalam jaringan saluran sekunder. Inlet-Outlet Control Tersier yang terdapat dalam setiap daerah yang ada dalam jaringan saluran tersier.
Gambar 7. Jalur Saluran Tersier 3. Perancangan Perangkat Lunak. Sistem Informasi Geografis wilayah Monangmaning merupakan suatu aplikasi yang memberikan informasi mengenai daerah atau keadaan geografis wilayah monang-maning. Gambaran tentang perangkat lunak yang dikembangkan menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language).
Login
Add User GIS Application Activity Edit User Administrator
Dalam sistem informasi geografis ini, user dibedakan menjadi 3 yaitu administrator, operator dan guest.
View Peta Change Password
Gambar 8. Use Case Administrator
Login
GIS Application Activity
Login
Change Password
Operator
ViewPeta
ChangePassword
View Peta Guest
Gambar 9. Use Case Operator
Gambar 10. Use Case Guest
4. Implementasi Perangkat Lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam implementasi penelitian ini menggunakan sistem operasi berbasis Windows 32 bit. Perangkat Lunak tambahan yang perlu di pasang dalam komputer yaitu MyODBC 5.3, MAPINFO Profesional 10 dan MySQL 5.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
165
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Perangkat keras minimum yang harus ada dalam menjalankan perangkat lunak ini mengikuti permintaan perangkat keras yang diharuskan oleh MAPINFO. Peneliti menggunakan spesifikasi komputer (perangkat keras) sebagai berikut : a. Proseccor Core 2 Duo 2,1 GHz T8100, 45 Nano b. Memory 2 GB DDR2 PC 7200 c. ATI Radeon X1200 128 MB Implementasi dari perangkat lunak meliputi konfigurasi MyODBC 5.3, konfigurasi MySQL dan konfigurasi MAPINFO. Perlu diperhatikan, demi keamanan perangkat lunak, dalam mengkoneksikan MySQL dengan perangkat lunak yang dikembangkan koneksi dengan username dan password dengan MySQL dilakukan di dalam script program. Oleh karena itu, apabila program perangkat lunak ini dijalankan setting terhadap username dan password di MySQL akan mengikuti script yang ada dalam program perangkat lunak. Penulisan script ini menggunakan file external dengan format *.ini. Implementasi rancangan menu untuk membuat menyimpan daftar menu-menu yang digunakan untuk sistem dalam penelitian ini adalah MySQL 5.1. Koneksi yang digunakan untuk menghubungkan MySQL 5.1 dengan bahasa pemrograman VB 6 adalah ODBC 5.1. File Configurasi Setting yang digunakan bertipe *.ini dengan nama SIG.ini. [SIG] PathDb=D:\SIGSubak\DataBase PathMap=D:\SIGSubak\Peta\Sistem Drainase 3 PathPeraturan=D:\SIGSubak\Peraturan PathPerijinan=D:\SIGSubak\Perijinan PathPetaDenpasar=D:\SIGSubak\Peta\Kodya Denpasar PathMultimedia=D:\SIGSubak\Multimedia PathReport=D:\SIGSubak\Report PathDBName=db_sigsubak PathHostName=localhost PathPortName=3306 PathUserName=root PathPassName=admin Gambar 11. Script Configuration. Apabila terjadi perubahan direktori file, setting dalam MySQL maka file SIG.ini harus disesuaikan terlebih dahulu.
Gambar 12. Relasi Antar Tabel
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
166
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Berikut adalah script yang digunakan untuk membuat form utama ini. ……..// potongan script Private Sub MDIForm_Load() FrmSplash.Show DoEvents ReDim frmNew(1) ReDim FState(1) 'OpenDatabase objUser.ConnectToDb FillImage FillMonangManing BukaMapInfo toolbar4_Nonaktive toolbar6_NonAktive toolbar5_Nonaktive On Error Resume Next Unload FrmSplash End Sub ………………. // potongan script Gambar 13. Script frmMain Pada script yang diberikan mengenai form utama, dalam laporan ini disajikan adalah sebagian script yang terdapat dalam form utama. Untuk lebih jelasnya mengenai script ini dapat dilihat langsung dalam perangkat lunak.
Gambar 14. Form Utama
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
167
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
C. PENUTUP 1. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya. a. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan dan pembuatan suatu sistem drainase wilayah Monang-maning adalah 1) Permasalahan limbah yang di buang ke sungai, 2) Masalah alih fungsi lahan, 3) Masalah bangunan utilitas (saluran melintang drainase), 4) Pelanggaran garis sempadan sungai, 5) Sedimentasi yang sangat cepat, 6) Pembangunan yang cenderung mempersempit sungai / saluran dan 7) Akibat peningkatan jalan banyak lobang trotoar / kanstin menyempit bahkan hilang sama sekali. b. Sistem Subak mampu diadopsi ke dalam sistem drainase khususnya dalam perancangan jalur saluran yang erat kaitannya dengan bangunan-banguna saluran drainase. Berikut adalah perancangan yang dapat diadopsi dari sistem subak. 1) Jenis Saluran Saluran Primer, Saluran Sekunder, Saluran Tersier. 2) Wilayah Monang-maning dapat dibagi menjadi 4 kawasan sistem drainase kecil yaitu Golongan Hulu, Tengah, Hilir dan Hulu-Tengah. 3) Bangunan bagi yang menghubungkan setiap jenis saluran adalah Inlet Outlet Control Primer, Inlet Outlet Control Sekunder, Inlet Outlet Control Tersier. 4) Jumlah saluran utama drainase wilayah Monang-maning yang mampu dibuat adalah 9 (sembilan) saluran utama, 16 (enam belas) saluran sekunder, 27 (dua puluh tujuh) saluran tersier. 5) Jumlah bangunan bagi untuk saluran-saluran drainase berbasis local genius subak wilayah Monang-maning adalah 7 (tujuh) Inlet Outlet Control Primer, 23 (dua puluh tiga) Inlet Outlet Control Sekunder dan 28 (dua puluh delapan) Inlet Outlet Control Tersier. c. Implementasi perangkat lunak menggunakan perangkat lunak MAPINFO, MySQL 5, VB 6 dan ODBC 5.3. Perangkat lunak menyajikan rancangan saluran utama, sekunder dan tersier, arah masing-masing saluran dan alat-alat penghubung setiap salurannya. 2. Saran. Dalam penelitian ini, peneliti masih merasa kurang dalam penyajian jalur saluran. Dapat dilihat pada peta hasil pengolahan masih terdapat jalan-jalan yang mungkin kiranya dapat diisi saluran irigasi, namun kenyataannya dalam jalan tersebut peneliti tidak menentukan saluran yang bisa digunakan. Hal ini dikarenakan peneliti kurang mendapatkan data dari jalan tersebut, sehingga peneliti tidak mampu menentukan saluran yang tepat, baik itu dari data dinas terkait ataupun data dari survey langsung yang lebih sering dilakukan peneliti dalam menentukan jalur saluran dan kondisi wilayah tersebut. Implementasi perancangan jalur saluran drainase kiranya nanti dapat diterapkan secara langsung di wilayah Monang-maning. Sehingga dapat menguji keefektifan rancangan ini.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
168
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
D. DAFTAR PUSTAKA Dinas Perkebunan Provinsi Bali. 2007. “Pembinaan Kelembagaan Petani Perkebunan Di Provinsi Bali Tahun 2007”. www.disbunbali.info. (Tanggal akses : 10 Februari 2009). Lembaga Adat. 2007. “Lembaga Adat Gianyar”. e-banjar.com. (Tanggal diakses :10 Feb 2009). S. Pendit Nyoman. 2008. “Nyepi, Kebangkitan, Toleransi dan Kerukunan”, books.google.co.id. (Tanggal akses : 10 Februari 2009) Suripin. 2003 “Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan”. Yogyakarta:Andi Yogyakarta.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
169
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B12. Rancang Bangun Keamanan Transfer Data VOIP Over VPN Pada Sistem Opensource Trixbox I Wayan Eka Putra Darmawan, I Gede Ratnaya, I Made Gede Sunarya
RANCANG BANGUN KEAMANAN TRANSFER DATA VOIP OVER VPN PADA SISTEM OPENSOURCE TRIXBOX I Wayan Eka Putra Darmawan, I Gede Ratnaya, I Made Gede Sunarya Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha email :
[email protected] Abstrak VoIP (Voice over Internet) dikenal juga dengan sebutan IP (Internet Protocol) Telephony saat ini semakin banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan, salah satu diantaranya yaitu tarif yang jauh lebih murah daripada tarif telepon tradisional sehingga pengguna telepon dapat memilih layanan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. VoIP dapat mereduksi biaya percakapan sampai 70%. Selain memiliki beberapa keunggulan di atas, VoIP juga memiliki kelemahan yang sangat vital yaitu dari segi keamanan transfer suara karena berbasis IP, sehingga siapapun bisa melakukan penyadapan dan perekaman terhadap data VoIP. Ganguan yang terjadi pada sistem VoIP ada berbagai macam diantaranya, transfer data yang lewat pada suatu jaringan seperti misalnya dapat disalahgunakan (abuse), dapat dibajak isi data tersebut (sniffing), dan tidak dapat mengakses server dikarenakan server yang kelebihan muatan (Denial of Services). Ada beberapa cara untuk mengamankan komunikasi data VoIP, antara lain, dengan mengamankan jalur yang digunakan pengguna untuk melakukan komunikasi VoIP dengan menggunakan metode VPN (Virtual Private Network) dan juga dapat dilakukan suatu metode kriptografi pada aplikasi VoIP tersebut sehingga data yang dikirimkan dapat dilindungi dengan baik. VPN adalah teknik pengaman jaringan yang bekerja dengan cara membuat suatu tunnel sehingga jaringan yang dipercaya dapat menghubungkan jaringan yang ada di luar melalui internet. Titik akhir dari VPN adalah tersambungnya Virtual Channels (VCs) dengan cara pemisahan. Kenyataannya koneksi sebuah end-to-end VPN tergantung dari sebuah nilai dari hubungan daripada titik-titiknya. VPN mempunyai dua metode dalam pengamanan yakni IPSec dan Crypto IP Encapsulation (CIPE). Selain itu dapat dipergunakan teknik Kriptografi (cryptography) yang merupakan ilmu dan seni penyimpanan pesan, data, atau informasi secara aman. Sistem VoIP menggunakan VPN ini diharapkan dapat memberikan keamanan transfer data pada jaringan internet maupun intranet. Kata-kata kunci: Voice over Internet, Virtual Private Network, sniffing. I. Pendahuluan Voice over Internet Protocol yang disingkat dengan VoIP, dikenal juga dengan sebutan IP (Internet Protocol) Telephony. VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan internet atau intranet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol IP. Perbedaan VoIP dengan telepon tradisional
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
170
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
terletak pada masalah infrastrukturnya. VoIP menggunakan internet atau intranet sedangakan telepon tradisional menggunakan infrastruktur telepon yang sudah dibangun lebih awal (Winarno, 2008). Teknologi VoIP memiliki beberapa keunggulan, salah satu diantaranya yaitu tarif yang jauh lebih murah daripada tarif telepon tradisional sehingga pengguna telepon dapat memilih layanan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. VoIP dapat mereduksi biaya percakapan sampai 70% (Apri, 2009). VoIP telah berhasil memposisikan diri sebagai salah satu kandidat teknologi terbaik pengganti POTS (Plain Old Telephone Systems). VoIP terdiri dari dua komponen yaitu server dan client. Server VoIP berfungsi sebagai basis pemrosesan suara, sedangkan client berfungsi sebagai end user yang melakukan komunikasi. VoIP Phone System berbasiskan sistem opensource, dimana yang poluler digunakan adalah Trixbox. Hal ini dikarenakan Trixbox dapat mengkombinasikan paket-paket opensource telepon terbaik yang disertakan di dalam sistem operasi tersebut. Selain memiliki beberapa keunggulan di atas, VoIP juga memiliki kelemahan yang sangat vital yaitu dari segi keamanan transfer suara karena berbasis IP, sehingga siapapun bisa melakukan penyadapan dan perekaman terhadap data VoIP. Berikut adalah contoh sniffing yang dilakukan pada jaringan VoIP STT Telkom, cracker mengunakan metoda tapping dengan menggunakan software berbasis windows yaitu cain and abel. Ketika client VoIP berkomunikasi, data yang melewati jaringan VoIP disadap dan disalahgunakan oleh cracker sehingga sangat menggangu privasi dari pengguna jaringan VoIP STT Telkom. Pada Gambar 1.1 adalah proses penyadapan data yang dilakukan pada jaringan VoIP STT Telkom. (STT Telom, 2007)
Gambar 1 Penyadapan VoIP (Sumber: STT Telkom, 2007) Teknologi VoIP semakin banyak digunakan, tapi teknik keamanan yang digunakan untuk melindungi data hanya beberapa. Adapun macam-macam gangguan (threats) data yang lewat pada suatu jaringan seperti misalnya dapat disalahgunakan (abuse), dapat dibajak isi data tersebut (sniffing), dan tidak dapat mengakses server dikarenakan server yang kelebihan muatan (Denial of Services). Ada beberapa cara untuk mengamankan komunikasi data VoIP, antara lain, dengan mengamankan jalur yang digunakan pengguna untuk melakukan komunikasi VoIP dengan menggunakan metode VPN (Virtual Private Network) dan juga dapat dilakukan suatu metode kriptografi pada aplikasi VoIP tersebut sehingga data yang dikirimkan dapat dilindungi dengan baik. VPN adalah teknik pengaman jaringan yang bekerja dengan cara membuat suatu
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
171
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
tunnel sehingga jaringan yang dipercaya dapat menghubungkan jaringan yang ada di luar melalui internet. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis pada penelitian ini mencoba membuatkan sebuah penelitian dengan judul "Rancang Bangun Keamanan Teransfer Data VoIP over VPN pada Sistem Opensource Trixbox. Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu bagaimana me rancang dan membangun keamanan teransfer data suara VoIP over VPN pada sistem opensource trixbox? II. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Software Development Life Cycle (SDLC) dengan Waterfall-based Model. Pada Gambar 2 dan Gambar 3 dapat dilihat alur pengembangan sistem.
Gambar 2 Bagan pengembangan sistem
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
172
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
A Tahap 4. Konfigurasi (coding) Konfigurasi Sistem Tahap 5. Pengujian Konfigurasi Server
Konfigurasi Client
PC Client 1: Komunikasi VoIP
Instalasi Trixbox PC Server Server VoIP OpenVPN
Penambahan Client Konfigurasi video call
Komunikasi melewati openVPN
Konfigurasi security (OpenVPN)
PC Client 2 Komunikasi VoIP
tapping PC Bridge: Tapping ya
Dapat dimainkan ulang?
tidak
Sistem VoIP aman
Gambar 3 Bagan pengembangan sistem (lanjutan Gambar 2.) Gambar 2 dan Gambar 3 menunjukan alur dari pengembangan sistem yang dibedakan menjadi beberapa tahap sebagai berikut. Tahap 1. Perencanaan Tahap perencanaan dimulai dengan melakukan observasi dan wawancara mengenai permasalahan keamanan transfer data pada saat melakukan komunikasi via VoIP. Tahap 2. Analisis kebutuhan sistem Dari permasalahan yang ditemukan pada tahap perencanaan penulis membuat spesifikasi dan model dari kebutuhan pemakai sistem dan membuat alternatif-alternatif rancangan sistem secara umum. Tahap 3 Desain Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan sistem ke sebuah perancangan sistem yang dapat diperkirakan sebelum konfiguarsi dan coding sistem. Proses ini berfokus pada arsitektur sistem, software yang digunakan dan detail prosedural sistem Tahap 4 Konfigurasi (coding) Pada tahap ini akan dilakukan konfigurasi sistem, dimana merupakan proses realisasi dari desain yang dibuat ke dalam sistem yang dibangun. Tahap 5 Pengujian Proses pengujian dilakukan dengan melakukan analisis performansi keamanan serta perubahannya sebelum dan sesudah ditambahkan aplikasi VPN. Untuk membantu analisis keamanan, digunakan alat bantu yaitu software cain dan abel. Software berbasis windows ini akan menangkap semua paket yang lewat dan melakukan analisis keamanan terhadap data VoIP. Software ini akan di pasang pada PC bridge dan menangkap setiap paket yang melewatinya. Selain itu akan dianalisis isi dari paket tersebut untuk menganalisa celah keamanan lainnya. Skenario yang dibuat adalah VoIP client 1 dan 2 akan berkomunikasi dengan menggunakan salah satu codec. Kemudian data yang lewat tersebut akan di tapping oleh cain dan abel. Adapun hasil dari tapping akan dicoba untuk dimainkan ulang. Apakah rekaman data VoIP tersebut dapat dimainkan ulang, jika ya berarti VoIP menggunakan SIP tidak aman dalam implementasinya dan penulis akan kembali melakukan konfigurasi ulang (kembali ke tahap 4.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
173
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Konfiguarasi (coding). Jika rekaman data tidak dapat dimainkan ulang maka sistem VoIP over VPN sudah aman. Instrumen yang digunakan untuk analisis sistem adalah berupa angket, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1, tabel 2, tabel 3, dan tabel 4
No 1
No 1
2
3
4
No 1
Tabel 1. Pengujian koneksi Mekanisme pengujian Indikator pengujian Komputer server Ketika maupun komputer menjalankan client menjalankan perintah ping perintah “ping apakah muncul 127.0.0.1” tampilan seperti gambar 3.3 Tabel 2. Pengujian server Mekanisme pengujian Indikator pengujian Layar monitor Komputer server muncul tampilan booting dengan normal sampai proses berakhir awal login user ditandai dengan muculnya halaman login pada layar monitor Komputer server dapat dikonfigurasi melalui remote web base sampai ke tahap halaman login user
User bisa membuka halaman login user melalui halaman web
Komputer server dapat menambahkan serta ter-register extension dari VoIP client ketika dikonfigurasi melalui remote web base
Administrator dapat menambahkan VoIP extension
Komputer server dapat menjalankan OpenVPN Server
Hasil Pengujian Ya Tidak
Hasil Pengujian Ya Tidak
OpenVPN dapat dijalankan dengan baik
Tabel 3. Pengujian client Mekanisme pengujian Indikator pengujian VoIP client atau PC client
Hasil Pengujian Ya Tidak
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
174
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
softphone x-lite sudah terinstal dengan benar di PC client 2
No 1
VoIP client sudah teregister dengan baik dan siap melakukan panggilan
sudah terinstal X-Lite VoIP client bisa terhubung ke server VoIP
Tabel 4. Pengujian Kemanan VoIP over VPN Mekanisme pengujian Indikator Hasil Pengujian pengujian Ya Tidak PC client 1 berkomikasi Transfer data dengan PC client 2 antara pc client menggunakan 1 dan 2 dapat openVPN dan PC brige di tangkap oleh melakukan sniffing pc brige dan dimainkan dengan software cain dan abel ulang
III. Hasil dan Pembahasan Dalam pembuatan sistem jaringan IP telephony atau VoIP akan dilakukan prosedur operasi dan pengujian yang mengacu pada desain perancangan . Ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut: 1. Konfigurasi pada sisi server a. Instalasi Trixbox b. Penambahan Client c. Konfigurasi Video Call d. Konfigurasi Security 2. Konfigurasi pada sisi client 3. Pengujian pada sisi server 4. Pengujian pada sisi client 5. Pengujian sistem Implementasi dan prosedur operasi pada jaringan IP telephony atau VoIP sistem akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah di atas. Pada pengujian sistem akan dilakukan beberapa pengujian agar sistem bisa diketahui dapat berjalan dengan normal serta dapat dianalisa keamanan dalam IP telephony tersebut. Pada gambar 4bisa dilihat pemetaan dari jaringan yang akan dibuat.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
175
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 4 Pemetaan Jaringan VoIP. Spesifikasi dari kebutuhan hardware dan software komputer server dan komputer client bisa dilihat pada Tabel 5 No
Jenis Perangkat
1
VoIP Server
2
Dua komputer VoIP client
3
Dua Handphone ber-wifi PC bridge
4
Tabel 5 Daftar Perangkat Interface IP Sistem Operasi Eth0 11.11.1.4 Linux Trixbox Eth0 11.11.1.100 Microsoft 11.11.1.101 Windows Seven Mobile Wifi 11.11.1.102 Symbian 11.11.1.103 versi 3 Eth0 11.11.1.104 Microsoft Windows Seven
Aplikasi yang digunakan Asterisk OpenVPN Softphone X-LIte 9
SIP Connection Cian dan Abel
Pengujian keamanan dengan cara penyadapan terhadap panggilan VoIP yang sedang berjalan dalam jaringan lokal. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. PC yang berfungsi sebagai penyadap ditambahkan program Cain & Able yang diambil dari http://www.oxid.it/. Langkah-langkah instalasi secara detail dapat dilihat pada lampiran. b. Ketika panggilan sedang berlangsung dari client 1 menuju client 2 alur data pada jaringan ditunjukkan dengan garis merah pada Gambar 5. Komputer pada client1 akan mengirimkan data menuju server untuk dilanjutkan dari server menuju client2.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
176
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Client 2 Client 1
Client 3
Gambar 5 Alur Data Panggilan c. Ketika data akan disadap komunikasi antara client 1 menuju server akan dialihkan terlebih dahulu menuju client 3 (sniffer) dan baru akan diteruskan menuju server. Begitu juga proses antara client 2 menuju server akan dialihkan terlebih dahulu menuju client 3 (sniffer). Sehingga data percakapan client 1 dan client 2 akan disadap oleh client 3 seperti pada Gambar 6
Gambar 6 Penyadapan Data Cara penyadapan yang dilakukan client 3 adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pembukaan program cain abel pada Start Menu > All Program > Cain b. Aktifkan proses sniffing dan ARP poison routing dengan menekan start sniffer dan start poison routing seperti pada Gambar 7..
Gambar 7 Menjalankan Sniffing dan Poison Routing
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
177
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
c.
Pada program Cain buka tab Sniffer > Host kemudian pilih add host pada tool bar. Maka akan muncul dialog box untuk me-scan IP komputer VoIP client yang lain dalam jaringan. d. Pada tab sniffer pilih sub tab ARP. Tambahkan host yaitu host dari sisi server dan client yang akan disadap kemudian pilih tab sniffer > VoIP untuk melihat komunikasi VoIP yang sedang berjalan. e. Contoh penyadapan yang dilakukan pada server VoIP dapat dilihat pada gambar 8.
1
2
3
4
5
6
7 Gambar 8. Penyadapan VoIP Gambar 8 adalah proses penyadapan komunikasi VoIP dengan software Cain dan Abel. Berikut adalah penjelasan angka yang tertera pada gambar. a) Nomor 1, menunjukan tanggal dan waktu dimulainya komunikasi melalui jaringan VoIP. b) Nomor 2, menunjukan tanggal dan waktu berakhirnya percakapan yang dilakukan melalui jaringan VoIP. c) Nomor 3, menunjukan alamat IP dari VoIP client 1 yang melakukan panggilan ke VoIP client 2. d) Nomor 4, menunjukan alamt IP dari VoIP client 2 yang merupakan penerima telepon dari VoIP client 1. e) Nomor 5, adalah jenis codec yang dihasilkan dari penyadapan komunikasi antara client 1 dan client 2, yang bisa dimainkan ulang oleh penyadap. f) Nomor 6, menunjukan ukuran file codac yang tersimpan di komputer penyadap. g) Nomor 7, adalah proses penyadapan ditandai dengan tanda recording saat proses percakapan terjadi antara client 1 dan client 2. Pengujian keamanan dilakukan kembali dengan melakukan sniffing untuk membuktikan bahwa jaringan menggunakan VPN bersifat lebih aman. Gambar 9. menunjukan software cain dan abel tidak dapat menangkap alur komunikasi yang terjadi pada sistem VoIP.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
178
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Tidak ada paket data yang ditangkap cain dan abel saat komunikasi terjadi dalam
Gambar 9. Tampilan cain dan abel yang tidak bisa menangkap transfer data yang berlangsung dijaringan VoIP IV. Penutup Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan yaitu : (1)Secara garis besar sistem operasi trixbox sudah dapat digunakan untuk menangani jaringan IP telephony, namun ketika dilakukan penyadapan dengan menggunakan program cain able terbukti komunikasi suara dapat terekam sehingga privasi dari pengguna VoIP kurang terjamin.Untuk mengatasi penyadapan, maka diberi salah satu alternatif pengamanan dengan melakukan penambahan VPN server pada trixbox, serta penambahan VPN client pada sisi client VoIP sehingga trafik VoIP dilewatkan melalui koneksi VPN.(2) Penggunaan VPN menjadikan sistem VoIP aman dikarenakan adanya autentikasi antara server dan client ketika akan melakukan koneksi, serta pemberian enkripsi pada data yang akan dikirim.(3) Penggunaan VPN tidak mempengaruhi kemampuan komunikasi VoIP dalam jaringan lokal. Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk ditindak lanjuti diantaranya: (1) Penggunaan VoIP merupakan solusi alternatif komunikasi masa depan, oleh karena itu untuk pengembangan selanjutnya dapat dilakukan analisis performansi VoIP dengan VoIP monitoring. (2) Disarankan untuk penggunaan VPN dalam jaringan internet agar lebih memperhatikan delay dari transfer suara VoIP. (3) Bagi pengguna yang ingin menghubungkan VoIP dengan telepon konvensional disarankan untuk menambahkan modul telepon gateway. DAFTAR PUSTAKA Farhan Perdana, 2007. ”Sniffing? Cain & Abel Saja!”. Tersedia pada http://ilmukomputer.org/2007/03/27/sniffing-cain-abel-saja/ (diakses tanggal 10 Maret 2010). Rossadhi S. Sany, 2009. ”Teknik Keamanan Voice over WLANs 802.11”. Universitas Sumatra Utara. Sugeng Winarno, 2008. ”Membangun Telepon Berbasis VoIP”. Bandung: Informatika.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
179
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B13. Sistem Temu Kembali Kelas Buku Untuk Menentukan Nomor Klasifikasi Buku di Perpustakaan Putu Tika Parmawati, Made Windu Antara Kesiman, Ketut Agustini
SISTEM TEMU KEMBALI KELAS BUKU UNTUK MENENTUKAN NOMOR KLASIFIKASI BUKU DI PERPUSTAKAAN Putu Tika Parmawati, Made Windu Antara Kesiman, Ketut Agustini Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha email :
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini mengembangkan Sistem Temu Kembali Informasi dalam bidang perpustakaan, yang bertujuan menghasilkan rancangan dan aplikasi SistemTemu Kembali Informasi Kelas Buku sebagai alternatif untuk membantu analisis subyek buku dalam menentukan nomor klasifikasi buku di perpustakaan. Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku dikembangkan menggunakan metode Model Ruang Vektor untuk memodelkan dokumen dan query. Tiap dokumen dan query akan direpresentasikan dalam bentuk vektor-vektor. Elemen vektor adalah term-term yang terdapat pada dokumen dan query dengan nilai bobot masing-masing term. Perhitungan bobot tiap term dilakukan dengan konsep Term Frequency dan Inverse Document Frequency. Vektor yang terbentuk dari dokumen dan query, tingkat kesesuaian ditentukan dengan menggunakan Cosine Similarity Measure melalui proses pencocokan. Penelitian ini menghasilkan sebuah perangkat lunak bernama Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku. Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku merupakan perangkat untuk membantu proses menganalisis subyek sebuah buku dalam menentukan nomor klasifikasi buku di perpustakaan. Sistem ini mengelola masukan query pengguna yang akan dicocokkan dengan koleksi dokumen yang dimiliki sistem. Koleksi dokumen adalah kumpulan judul dan daftar isi dari beberapa buku disimpan dalam basis data. Hasil pencocokan antara query pengguna dan koleksi dokumen menghasilkan kelas buku yang relevan atau sesuai dengan query pengguna. Kata-kata kunci
: Perpustakaan, Sistem Temu Kembali Informasi, Model Ruang Vektor.
I. PENDAHULUAN Perpustakaan adalah institusi yang bertugas mengelola bah an pustaka, baik berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material) sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. Bahan pustaka atau bahan informasi lain yang ada di perpustakaan disusun berdasarkan system klasifikasi.Klasifikasi adalah alat untuk mempermudah pencarian buku atau dokumen. Sistem klasifikasi mempunyai sandi/kode yang dapat berupa gambar, huruf, angka, atau yang lain, yang telah disepakati sebagai pengganti sesuatu. Sistem klasifikasi yang banyak digunakan oleh perpustakaan adalah Dewey Decimal Classification (DDC). Pemberian sandi atau kode pada bahan pustaka menggunakan sistem klasifikasi DDC berdasarkan subyek buku. Pengklasifikasian berdasarkan subyek diawali dengan suatu kegiatan yang disebut "analisis subyek". Kegiatan analisis subyek ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan memerlukan kemampuan intelektual, karena di sinilah ditentukan pada
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
180
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
subyek apa suatu bahan pustaka ditempatkan atau menetapkan isi bahan pustaka. Oleh karena itu, analisis ini harus dikerjakan secara akurat dan konsisten. Dalam pelaksanaan pekerjaannya seorang pustakawan masih sering mengalami kesulitan dalam mengklasifikasi bahan pustaka dan memberikan nomor kelas buku, hal ini dikerenakan minimnya pengetahuan dasar mengenai sistem klasifikasi. Terkadang pustakawan lupa bagaimana mekanisme analisis subyek suatu bahan pustaka yang akan diklasifikasi serta kurangnya konsistensi dalam pemberian nomor kelas buku. Kemajuan teknologi komputer yang pesat sangat membantu kehidupan manusia bahkan di dalam bidang-bidang di luar disiplin ilmu komputer. Sistem temu kembali informasi (information retrieval system) adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, kemudian memanggil (retrieve) suatu dokumen dari suatu simpanan (file), sebagai jawaban atas permintaan informasi. Apikasi Sistem Temu Kembali Informasi dikembangkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang perpustakaan. Pengembangan aplikasi sistem temu kembali informasi kelas buku dipilih menjadi alternatif untuk membantu analisis subyek dalam penentuan kelas buku dan nomor klasifikasi buku di perpustakaan. Pemanfaatan sistem temu kembali diharapkan dapat memberikan banyak keuntungan bagi perpustakaan diantaranya: memudahkan dalam menganalisis subyek buku berdasarkan informasi yang tersimpan di basis data, memudahkan proses klasifikasi bahan pustaka di perpustakaan, basis data kelas buku yang disimpan akurat dan mudah dimutakhirkan. Dari paparan di atas maka dipandang perlu untuk mengembangkan sebuah aplikasi Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku untuk Menentukan Nomor Klasifikasi Buku di Perpustakaan. II. METODOLOGI Kebutuhan fungsional perangkat lunak Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku dijelaskan dengan aliran data yang digambarkan dengan DAD: Diagram Aliran Data aras 0 (DFD : Data FlowDiagram). Entitas luar yang dalam Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku ada dua buah, yaitu kedua karakteristik pengguna : Administrator dan Pengguna Umum sesuai dengan Gambar 1.
Gambar 1 Diagram Konteks Data Pengguna Administrator akan memasukkan koleksi dokumen awal, koleksi dokumen dan query ke sistem maka sistem akan memberikan output hasil pencocokan dokumen dengan query. Pengguna umum hanya dapat memasukkan query ke sistem dan sistem akan memberikan output hasil pencocokan dokumen dengan query Aktivitas Sistem Temu Kembali Kelas Buku sesuai Diagram Alir Data aras 0 dapat digambarkan dengan arsitektur sistem pada gambar 2.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
181
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 2 Arsitektur Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku Berdasarkan gambar arsitektur sistem diatas, tahapan aktivitas dalam Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku yaitu: Koleksi Dokumen Koleksi dokumen yang diterima oleh sistem merupakan kumpulan banyak dokumen untuk tiap seksi dari kelas utama (main classes) buku. Setiap dokumen terdiri dari judul dan daftar isi dari beberapa buku yang masing-masingnya dapat terdiri dari satu atau lebih term. Pengindeksan Pengindeksan / indexing dilakukan untuk mendapatkan bobot dari setiap term dalam dokumen. Penghitungan bobot tersebut dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap Term Frequency (Tf) dan Document Frequency (Df) dari tiap term yang terdapat di koleksi dokumen. Nilai Df selanjutnya akan diproses menjadi nilai Inverse Document Frequency (Idf) yang akan digunakan dalam perhitungan bobot term. Formula perhitungan Tf yang akan digunakan pada Penelitian ini adalah formula Logarithmic Tf. Formula ini berbentuk: 1+ln(Term Frequency) ........................................................................ (1) dimana Term Frequency adalah jumlah kemunculan sebuah term dalam dokumen atau query.Df suatu term adalah banyaknya dokumen dalam koleksi, yang mengandung kemunculan term tersebut. Idf suatu term adalah invers dari Df. For mula untuk Inverse Document Frequency term i adalah: Idfi = ln (N / Df i) (2) dimana N = jumlah seluruh dokumen dalam koleksi, dan Dfi= Document Frequency term i. Formula untuk bobot term dalam dokumen atau query adalah: wij = Tfij.Idfi ......................................................................................... (3)
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
182
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
-
-
dimana wij = bobot term i dalam dokumen j, Idfi=Idf term i, Tfi,j=Tf term i dalam dokumen j. Representasi Query Representasi query dalam sistem ini berupa kumpulan dari beberapa kata kunci maupun pernyataan kebutuhan pengguna umum. Query akan mengalami proses pengindeksan sebelum dicocokkan dengan koleksi dokumen. Pada proses pengindeksan akan dihitung nilai Tf, Df, Idf dan bobot pada term query. Pencocokan/ Matching Proses pencocokan query pengguna dengan koleksi dokumen menggunakan konsep Cosine Similarity Measure. Cosine Similarity Measure memberikan tingkat kemiripan antara vektor dokumen di dan query q dengan melakukan perhitungan besar kosinus dari sudut yang dibentuk oleh dua vektor. Ukuran kosinus sudut antara kedua vektor dapat dinyatakan sebagai :
∑ (w .w ) t
CosSim(d j , q ) =
dj ⋅q d j .q
=
ij
i =1
t
iq
t
∑ w .∑ w i =1
2
ij
i =1
............................
(4)
2
iq
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Aplikasi Sistem Temu Kembali Kelas Buku ini dikembangkan untuk membantu pustakawan dalam menganalisis subyek buku dan menentukan kelas buku. Aplikasi Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku dapat melakukan pencocokan query pengguna dengan koleksi dokumen yang tersimpan dalam sistem. Koleksi dokumen adalah kumpulan judul dan daftar isi buku yang tersimpan di database dan query pengguna adalah masukan pengguna yang akan dicocokkan dengan koleksi dokumen. Sistem ini juga perlu memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan memberikan hasil pencocokan (matching) berupa kelas buku yang relevan atau sesuai query pengguna. Metode yang akan digunakan dalam perepresentasian query dan dokumen adalah metode Model Ruang Vektor. Vektor yang terbentuk dari dokumen dan query, tingkat kesesuaian atau relevansinya akan ditentukan dengan menggunakan Cosine Similarity Measure melalui proses pencocokan (matching). Dalam mempersiapkan koleksi dokumen untuk proses perepresentasiannya menjadi sebuah vektor, dilakukan langkah-langkah pemrosesan awal yaitu : 1. Dokumen dipisahkan menjadi term-term 2. Penghilangan stopword dari dokumen 3. Membangun indeks dokumen (kumpulan term dengan nilai Term Frequency, Document Frequency, Invers Document Frequency dan bobot masing-masing keyterm). Metode Model Ruang Vektor dipilih karena merupakan metode yang memodelkan ruang informasi dan ruang kebutuhan secara cukup sederhana. Ukuran relevansi Cosine Similarity Measure dipilih karena sudah memperhitungkan penghilangan pengaruh panjang dokumen pada proses pencocokan. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menambahkan koleksi dokumen baru. Koleksi dokumen baru akan diindeks kembali untuk menetukan kata kunci (key term) untuk pencocokan dengan query pengguna. Aplikasi Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku terdiri dari beberapa form.Salah satu tampilan form pada saat proses indeks dokumen terlihat pada gambar 3 dibawah ini.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
183
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 3 Tampilan Form pada Proses Indeks Dokumen IV. PENUTUP Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku merupakan perangkat lunak untuk membantu proses menganalisis subyek sebuah buku dalam menentukan nomor klasifikasi buku di perpustakaan. Sistem ini mengelola masukan yang menjadi pernyataan kebutuhan informasi pengguna (query) yang akan dicocokkan dengan koleksi dokumen yang dimiliki sistem. Koleksi dokumen adalah deskripsi beberapa buku (judul dan daftar isi) disimpan dalam basis data. Sistem akan menampilkan hasil pencocokan (matching) antara query pengguna dan koleksi dokumen berupa kelas buku yang relevan atau sesuai dengan query pengguna. Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku dapat dikembangkan menggunakan metode Information Retrieval lain, misalnya dengan Model Probabilistik, pendekatan Neural Network, dan lain-lain. Dalam Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku hanya dikembangkan fasilitas penghilangan stopword. Fasilitas stemming dalam sistem ini tidak dikembangkan karena perlu diperhatikan kata (term) dalam sistem klasifikasi buku tidak selalu dalam bentuk dasar. Pengguna Sistem Temu Kembali Informasi Kelas Buku harus memperhatikan masukan koleksi dokumen agar kata kunci (key term) hasil pengindeksan sistem untuk tiap kelas buku bersifat unik. DAFTAR PUSTAKA Bafadal, Ibrahim. 2005. ”Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”. Jakarta: Bumi Aksara. Kent, A. 1971. “Information Analysis and Retrieval, 3 rd Edition”. New York: Becker and Heys.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
184
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Lancaster, F.W. 1979. “Information Retrieval Systems : Characteristics, Testing, and Evaluation, 2 nd Edition”. New York: John Wiley. Miswan. 2003. “Klasifikasi dan Katalogisasi : sebuah pengantar”. http://www.researchkesos.com/download/jurnal_vol_14.pdf. (Diakses Tanggal 1 Oktober 2009). Rila Mandala. 2006. ”Evaluasi Kinerja Sistem Penyaringan Informasi Model Ruang Vektor” . http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1547/1323 . (Diakses Tanggal 15 Oktober 2009). Salton, G. 1983. “Introduction to Modern Information Retrieval”. New York: McGraw-Hill Book Company. Soetaminah. 1992. “Perpustakaan Kepustakawanan dan Perpustakaan”. Yogyakarta: Kanisius. Supono. 2007. “Melvil Dewey, Si Bapak Perpustakaan”. http://supono.wordpress.com/2007/10/17/mevil-dewey-si-bapak-perpustakaan. (Diakses Tanggal 1 Oktober 2009).
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
185
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B14. Pengembangan Perangkat Lunak Pengenal Obyek Berbasis Praproses Menggunakan WaveShrink dan Jaringan Syaraf Tiruan Berdasarkan Karakteristik Suara Unik Yang Dimiliki Obyek Ketut Agustini, I Putu Wisna Ariawan
Pengembangan Perangkat Lunak Pengenal Obyek Berbasis Praproses Menggunakan WaveShrink dan Jaringan Syaraf Tiruan Berdasarkan Karakteristik Suara Unik yang Dimiliki Obyek Ketut Agustini1, I Putu Wisna Ariawan2 Universitas Pendidikan Ganesha E-mail :
[email protected] Abstrak Tujuan utama penelitian pada tahun pertama ini adalah mengembangkan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengenali suatu obyek berdasarkan suara yang dikeluarkan/dihasilkan oleh obyek tersebut dengan menggunakan teknik praproses Waveshrink dan JST Multi Layer Perceptron sebagai suatu pengenal pola. Obyek yang digunakan adalah burung yang memiliki karakteristik suara unik. Hasil menunjukkan bahwa Waveshrink dapat digunakan dalam proses identifikasi pengenal obyek pada bagian pemrosesan awal (praproses) sinyal untuk mendapatkan informasi (ciri) sinyal tersebut sedangkan Jaringan Syaraf Tiruan Multi Layer Perceptron baik digunakan untuk pembentukan referensi obyek dan pencocokan pola serta Pengembangan perangkat lunak menggunakan graphical user interface (GUI) MATLAB sangat handal untuk pemrosesan sinyal dengan memanfaatkan wavelet toolbox, signal processing toolbox dan Neural network toolbox namun sangat sensitif terhadap perubahan. Selanjutnya pada tahun kedua akan dilakukan uji empiris secara terbatas di laboratorium dan uji empiris secara lebih luas di lapangan dengan menggunakan obyek-obyek yang ada di alam bebas untuk mengkaji tingkat akurasi dari perangkat lunak yang telah dikembangkan. Kata-kata kunci : Perangkat Lunak, Waveshrink, Jaringan Syaraf Tiruan, Suara Burung. I. Pendahuluan Suara yang dikeluarkan suatu obyek misalnya suara burung, memiliki kualitas suara yang berbeda dan bersifat unik. Perkembangan teknologi memungkinkan dilakukannya proses suara menggunakan komputer, baik untuk analisis suara (speech analysis), maupun sintesis suara (speech syntesis). Untuk keperluan analisis, sinyal suara analog mula-mula diubah menjadi sinyal digital, sehingga dapat diproses menggunakan komputer. Pengubahan dilakukan dengan cara mencuplik (sampling) dan mengkuantisasi contoh (sampel) sinyal suara dengan panjang segmen tertentu menggunakan analog to digital conventer (ADC). Selanjutnya untuk sintesis, sinyal digital hasil pemrosesan diubah kembali menjadi sinyal analog menggunakan digital to analog converter (DAC). Sinyal suara suatu obyek mempunyai tingkat variabilitas yang sangat tinggi. Suatu sinyal suara yang dikeluarkan oleh obyek yang berbeda-beda menghasilkan pola suara yang berbedabeda pula. Salah satu cara yang paling handal dalam pengenalan pola adalah Jaringan Syaraf Tiruan (JST). JST mampu menyelesaikan persoalan rumit yang sulit atau bahkan tidak mungkin 1 2
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika,FTK Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
186
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
jika diselesaikan dengan menggunakan komputasi konvensional. Salah satu jenis JST yang mampu memberikan unjuk kerja yang bagus adalah JST dengan arsitektur Multi-Layer Perceptron (MLP) dan pembelajaran Backpropagation (Fu,1994) Transformasi Wavelet merupakan sarana yang mulai populer untuk pemrosesan sinyal, seperti citra dan suara, dan transformasi ini belum banyak diaplikasikan untuk analisis suara, khususnya untuk identifikasi suara unik yang dikeluarkan suatu obyek. Dalam praktek, Transformasi Wavelet digunakan untuk ekstraksi ciri dalam sistem pengenalan suara karena mempunyai karakter khusus yang sesuai untuk analisis sinyal, termasuk sinyal suara. Transformasi wavelet sinyal suara menghasilkan resolusi waktu yang baik pada frekuensi tinggi dalam menentukan lokasi awal suara dan parameterisasi ciri suara durasi pendek serta mampu menganalisis sinyal diskontinu (non stationary) secara akurat (Krisnan,1994). Salah satu hasil dalam teori wavelet yang banyak diaplikasikan pada model regresi nonparametrik adalah metode penyusutan wavelet –selanjutnya lebih dikenal dengan nama metode WaveShrink- yang dipelopori oleh Donoho dan Johnstone (1994,1995), Donoho et.al (1995). Menurut Donoho et.al (1995), keunggulan penggunaan WaveShrink dalam regresi nonparametrik adalah estimator fungsi yang diperoleh bebas dari karakter noise dan tetap mempertahankan ciri-ciri khas dari fungsi yang diestimasi. Sementara itu, pada metode lainnya, kedua hal tersebut sulit untuk dikombinasikan. Karakter inilah yang menjadikan metode WaveShrink belakangan ini mendapatkan perhatian yang lebih mendalam lagi. Pengenalan suara merupakan bagian dari pengenalan pola (pattern recognition). Jika diberikan ciri yang menggambarkan sifat suatu obyek, sistem pengenalan pola dimaksudkan untuk mengenali obyek berdasarkan pada pengetahuan yang ada sebelumnya tentang obyek tersebut. Sistem pengenalan pola biasanya terdiri dari tiga tingkat, yaitu pelatihan, pengetesan, dan penerapan.(Agustini,2006) Pada tahap pelatihan, sejumlah parameter model diperkirakan, sehingga model dapat belajar menghubungkan ciri dengan label obyek. Salah satu kriteria pelatihan adalah memperkecil seluruh perkiraan kesalahan. Pada tahap pengetesan, parameter model disetel menggunakan sejumlah data sah-silang (cross-validation) untuk memperoleh performansi sistem yang baik. Data sah-silang biasanya terdiri atas sejumlah ciri dan label yang berbeda dari data pelatihan. Pengenalan dilakukan dengan menjalankan tahap penerapan, dengan cara melewati ciri dengan label yang tidak diketahui ke dalam sistem, dan memberikan hasil label pada keluarannya. Sebagaimana sistem pengenalan pola pada umumnya, sistem pengenalan suara terdiri atas dua modul yang terpisah, yaitu pengolah ujung depan (front-end) atau pengekstraksi ciri (feature extractor) dan pengklasifikasi (classifier). Pengolah ujung depan bertanggung jawab mengekstraksi ciri data digital suara yang dimasukkan. Bagian ini menghasilkan aliran vektor yang mewakili sifat spectral suara. Pengklasifikasi mengambil ciri yang telah diolah oleh peng-ekstraksi ciri. Ciri tersebut kemudian dicocokkan dengan modelnya atau dihitung kemungkinan statistiknya, tergantung pada algoritma yang dibuat. Sebelum digunakan, pengklasifikasi harus dilatih, sehingga dapat memetakan ciri suatu kelas tertentu ke labelnya. Secara umum sistem Identifikasi suara pengenal obyek mempunyai tahapan sebagai berikut dengan diagram bloknya diilustrasikan pada Gambar 1 (Campbell,1997) : a) Akuisisi data suara digital, yaitu proses untuk mengakuisisi suara obyek (dalam sinyal analog) dan mengubahnya menjadi sinyal digital. Sinyal digital yang terbentuk berupa suatu vektor yang merepresentasikan suara obyek. b) Frame blocking dan windowing, yaitu frame blocking merupakan proses segmentasi sinyal suara digital yang telah diakuisisi ke dalam durasi tertentu, sedangkan frame windowing adalah proses yang bertujuan untuk meminimalkan diskontinuitas (nonstationary) sinyal pada bagian awal dan akhir sinyal suara.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
187
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
c) Ekstraksi Ciri (Feature extraction), yaitu mengekstrak data hasil akuisisi sehingga dihasilkan data yang berdimensi lebih kecil tanpa merubah karakteristik sinyal suara. d) Pembentukan model referensi, merupakan tahapan pembelajaran dan akan membentuk suatu model referensi agar sistem dapat mengenali suara obyek. Tahap ini memerlukan data berupa vektor-vektor ciri hasil dari ekstraksi ciri yang mencakup seluruh obyek. Model referensi yang terbentuk akan digunakan dalam pencocokan pola. Pembentukan model referensi suara obyek merupakan tahapan khusus yang dilakukan pada waktu awal sebelum sistem siap digunakan. Tahap ini hanya dilakukan sekali dan setelah dilakukan maka sistem siap untuk digunakan. e) Pencocokan pola (pattern matching), yaitu proses pencocokan pola dengan menerima data yang telah diolah oleh ekstrasi ciri sebagai data input. Proses tersebut akan mencocokan pola data masukan (input) dengan model referensi dan akan memberikan hasil berupa besarnya skor kesesuaian data input dengan pola-pola referensi yang ada. f) Pembuatan keputusan, Pembuatan keputusan akan menerima skor hasil pencocokan pola. Pada sistem identifikasi, pembuatan keputusan akan menentukan identitas obyek
Gambar 1 Tahapan Identifikasi suara pengenal obyek Salah satu hasil dalam teori wavelet yang banyak diaplikasikan untuk mengestimasi fungsi f pada model regresi nonparametrik pada persamaan (1) di atas dalam upaya menemukan estimator yang memiliki tingkat akurasi tinggi adalah metode penyusutan wavelet – selanjutnya estimatornya dikenal dengan nama WaveShrink– yang dipelopori oleh Donoho and Johnstone (1994,1995), Donoho (1995), Donoho et.al (1995). Misalkan w = ( w1, w 2 , w 3, … , wn ) T menyatakan koefisien-koefisien wavelet empiris yang diperoleh melalui transformasi w = H y. Estimator WaveShrink diperoleh melalui langkah-langkah berikut. (1) Menghitung transformasi wavelet w = H y melalui Transformasi Wavelet Diskrit (TWD), (2)
Gunakan fungsi penyusut
η•
ˆ k melalui wˆ k = memperoleh w
( • ,
λ)
terhadap koefisien-koefisien w k untuk
⎛w ⎞ σ η • ⎜ k ,λ ⎟ . ⎝ σ ⎠
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
188
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
(3)
fˆ diperoleh dengan menginversikan wˆ k melalui TWD Invers fˆ = H T wˆ dengan wˆ = ( wˆ 1 , wˆ 2 , wˆ 3 , … , wˆ n ) T, Sony Sunaryo (2005).
Menurut Donoho et.al (1995), keunggulan penggunaan WaveShrink dalam regresi nonparametrik adalah estimator fungsi yang diperoleh bebas dari karakter noise dan tetap mempertahankan ciri-ciri khas dari fungsi yang diestimasi. Sementara itu, pada estimator lainnya, kedua hal tersebut sulit untuk dikombinasikan. Karakter inilah yang menjadikan metode WaveShrink belakangan ini mendapatkan perhatian yang lebih mendalam lagi. Melalui suatu simulasi, Donoho and Johnstone (1994,1995) telah dapat menunjukkan bahwa ciri khas fungsi yang tetap dapat dipertahankan oleh WaveShrink misalnya kekontinuan sepotong-sepotong, bentuk-bentuk yang tajam, maupun titik perubahan atau kediskontinuan fungsi. Terkait dengan aspek pereduksian noise pada model regresi nonparametrik (1), pada Waveshrink perlu dipilih nilai ambang λ yang akan digunakan pada suatu skema thresholding melalui fungsi penyusut η • ( • , λ ). Skema thresholding inilah yang nantinya dapat digunakan untuk mereduksi noise secara optimal sehingga estimator tersebut dapat memberikan tingkat akurasi yang memadai. Pemilihan skema thresholding beserta nilai ambangnya pada estimator Waveshrink menjadi aspek yang sangat penting karena menurut Fernández and Olmeda (2000), ternyata yang sangat mendominasi tingkat akurasi estimator Waveshrink dalam mengestimasi suatu fungsi regresi nonparametrik adalah bagaimana noise itu direduksi secara optimal melalui suatu skema thresholding yang digunakan serta nilai ambang yang dipilih. Penelitian Pendahuluan yang Telah Dilakukan Peneliti telah berhasil mengembangkan prototipe sistem pengenal suara yang khusus diaplikasikan pada beberapa orang yang harus mengucapkan kalimat tertentu. Prototipe tersebut telah dibuat dalam program antar muka yang dibangun menggunakan graphical user interface (GUI) MATLAB versi 7.0 dengan memanfaatkan wavelet toolbox, signal processing toolbox dan Neural network toolbox . Berdasarkan uji secara empiris diperoleh hasil bahwa tingkat akurasi dari perangkat yang dikembangkan memiliki tingkat akurasi sebesar 86% dengan menggunakan wavelet Daubechies sebagai basis waveletnya (Agustini, 2006). Hasil penelitian yang terkait dengan pemanfaatan metode WaveShrink dalam analisis suara belum banyak bisa ditemukan. Walaupun demikian, beberapa hasil penelitian yang terkait dengan pemanfaatan Waveshrink dalam estimasi fungsi dapat digunakan sebagai suatu acuan teoritis karena pada prinsipnya pada analisis suara sebenarnya proses pengerjaannya melalui suatu analisis fungsi. Aplikasi Waveshrink khususnya tentang penggunaan skema thresholding fungsi penyusut beserta nilai ambangnya telah banyak dilakukan dan dikembangkan. Misalnya, Donoho and Johnstone (1994,1995), Donoho (1995), Donoho et.al (1995). Nason (1995) telah mengembangkan metode WaveShrink dengan menggunakan Cross-validasi. Wang (1996), Johnstone and Silverman (1997) telah mengembangkan metode WaveShrink pada kasus z i tak iid
dan
σ zi
punya suatu struktur korelasi tertentu. Wang (1997) menggunakan wavelet
shrinkage untuk mengestimasi fungsi fraktal beserta dimensinya. Bruce and Gao (1996) menggunakan basis wavelet s8, fungsi penyusut lunak dan fungsi penyusut keras dengan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
189
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
menggunakan empat model fungsi (fungsi Doppler, Heavisine, Blocks dan Bumps) dalam mempelajari perilaku WaveShrink yang difokuskan pada variansi dan biasnya. Wisna Ariawan dan Subanar (1999) menggunakan basis wavelet s8, empat model fungsi, fungsi penyusut keras dan lunak, nilai ambang universal dan minimax untuk mengetahui akurasi WaveShrink melalui simulasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah pada setiap ukuran sampel berhingga, nilai resiko WaveShrink yang menggunakan fungsi penyusut keras lebih kecil dibandingkan dengan nilai WaveShrink yang menggunakan fungsi penyusut lunak pada berbagai nilai ambang yang digunakan. Wisna Ariawan, dkk. (2000) dalam mempelajari akurasi WaveShrink menggunakan enam model fungsi (fungsi Doppler, Heavisine, Blocks, Bumps, Cusp dan Jumps), tiga jenis basis wavelet (Haar, d4 dan s8) serta fungsi penyusut keras dan fungsi penyusut lunak. Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa pada berbagai kombinasi nilai ambang yang digunakan, basis Haar lebih cocok digunakan dalam mengestimasi fungsi-fungsi yang konstan sepotong-sepotong atau memiliki banyak titik kediskontinuan baik dengan menggunakan fungsi penyusut keras maupun fungsi penyusut lunak. Wisna Ariawan, dkk. (2001) telah mencoba mengaplikasikan WaveShrink untuk mendeteksi adanya titik perubahan pada suatu kurva dan mengestimasi laju pertumbuhan populasi kera pada beberapa daerah tujuan wisata di Bali. Hasil kajiannya menunjukkan bahwa WaveShrink yang menggunakan fungsi penyusut keras dan fungsi penyusut lunak beserta nilai ambang minimax dan universal dapat digunakan untuk mendeteksi adanya titik perubahan pada suatu kurva. Wisna Ariawan, (2002) juga telah mencoba mengaplikasikan WaveShrink dengan menggunakan fungsi penyusut keras dan fungsi penyusut lunak untuk mengestimasi kurva pertumbuhan jalak putih Bali. Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa WaveShrink dengan menggunakan fungsi penyusut keras dan fungsi penyusut lunak baik menggunakan nilai ambang minimax maupun universal dapat digunakan untuk memodelkan kurva pertumbuhan jalak putih Bali. Wisna Ariawan, (2005) telah mencoba menggunakan nilai ambang minimax dan universal pada skema thresholding baru dengan menyesuaikan skema thresholding fungsi penyusut lunak pada WaveShrink. Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa skema thresholding tersebut secara empiris dapat memberikan tingkat akurasi lebih baik dibandingkan dengan skema thresholding yang telah ada yakni fungsi penyusut keras dan fungsi penyusut lunak. Wisna Ariawan dan Sariyasa (2006) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat akurasi Waveshrink adalah nilai ambang/parameter yang digunakan. Penelitian ini belum mengkaji masalah pemilihan nilai parameter optimal yang dapat memberikan tingkat akurasi yang terbaik. Dari penelitian-penelitian di atas dapat dilihat bahwa tingkat akurasi Waveshrink dalam pengestimasian sangatlah bisa diandalkan. II. Metode Metode yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2. Berdasarkan prototipe yang telah dikembangkan oleh tim peneliti sebelumnya, serta berdasarkan cara pengembangan pengestimasian fungsi/signal yang telah pula dilakukan tim peneliti nantinya prototipe yang ada akan dikembangkan sehingga tidak hanya bisa diaplikasikan pada suara manusia saja tetapi bisa diaplikasikan pada obyek tertentu yang memiliki suara unik.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
190
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
prototipe pengenal suara yang sudah dikembangkan peneliti (khusus diaplikasikan pada suara manusia)
Tahun Pertama
Metode Waveshrink untuk mengestimasi fungsi/sinyal
Melakukan Kajian teoritis
Memformulasikan bentuk perangkat lunak
Bentuk Perangkat lunak awal pengenal suara yang dapat diaplikasikan secara lebih luas pada obyek yang bisa/memiliki suara unik
Tahun Kedua Gambar 2. Rancangan Penelitian yang Dilakukan Oleh karena itu, pada tahun pertama dilakukan kajian teoritis untuk mengkaji aspekaspek teoritis perangkat lunak yang dikembangkan. Berdasarkan hasil kajian ini diformulasikan bentuk perangkat lunak awal yang dimaksud. Pada tahun kedua akan dilakukan uji empiris secara terbatas di laboratorium dan uji empiris secara lebih luas di lapangan dengan menggunakan obyek-obyek yang ada di alam bebas untuk mengkaji tingkat akurasi dari perangkat lunak yang telah dikembangkan. Melalui tahapan di atas diharapkan pada akhir tahun kedua dapat dihasilkan produk perangkat lunak pengenal obyek yang memiliki tingkat akurasi tinggi. Tingkat akurasi yang dimaksud adalah ketepatan perangkat lunak yang dikembangkan dalam mengidentifikasi suatu obyek dengan tepat hanya berdasarkan suara unik yang dikeluarkan oleh obyek tersebut. Tingkat akurasi minimal yang diharapkan adalah 90%. III. Hasil Aspek-aspek kajian teoritis perangkat lunak yang dikembangkan pada tahun pertama penelitian ini diawali dengan perancangan model sistem yang dibangun untuk memudahkan pengguna di dalam pengolahan data dan melihat hasil yang diperoleh (untuk tahun kedua penelitian) dari model sistem tersebut. Sistem yang akan dikembangkan disajikan pada Gambar 3. Sistem tersebut terbagi ke dalam dua modul yaitu modul perekaman dan modul Identifikasi yang terdiri dari training (pelatihan), testing (pengujian) suara obyek yang tersaji dalam satu interface. Pada modul perekaman didalamnya terdapat suatu tahapan praproses (preprocessing) dan data hasil perekaman yang dihasilkan seluruhnya adalah 60 data suara.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
191
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
G
Gambar 3. Perancangan model Sistem. Praproses tujuannya adalah untuk menghasilkan vektor-vektor ciri dengan memodifikasi sinyal hasil perekaman sehingga lebih memudahkan di dalam menganalisis ekstraksi ciri. Pada tahap ini, seperti pada Gambar 4 terbagi ke dalam empat subproses, yaitu a) Perekaman suara dilakukan menggunakan mikrofon melalui modul perekaman yang telah dibuat sebelumnya.
Gambar 4. Bagan alir tahap praproses
Data audio yang diperoleh akan diubah menjadi bentuk digital (vektor) menggunakan proses sampling dengan perangkat lunak MATLAB 7.0.1. Perekaman dilakukan selama 3 detik (1 detik sama dengan 1000 ms) dengan frekuensi sampling 20kHz (dalam 1 detik diperoleh data sebanyak 22.050 data, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 Interval sample rate).
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
192
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Tabel 1. Interval Sample rate Dalam 8000 s/d 8080 sampel rate 1 detik = 8081 s/d 11135 sampel rate = 11136 s/d 22270 sampel rate = 22271 s/d 44100 sampel rate =
8000 data 11025 data 22050 data 44100 data
b) Akuisisi data dilakukan pada beberapa tahap. Pada tahap pertama dilakukan akuisisi data untuk pembelajaran sistem. Pada tahap kedua akuisisi data dilakukan untuk menguji sistem identifikasi. c) Perekaman suara mengambil 6 responden suara burung dengan merekam sebanyak sepuluh pengulangan sehingga menghasilkan 60 (enam puluh) data suara rekaman yang akan digunakan pada tahap pertama dan kedua. d) Dalam penelitian ini menggunakan frame (n) dengan lebar waktu 30 ms dimana tiap frame menyimpan data sebanyak 661 (hasil pembulatan dari 661,5) sampel dengan overlap (m) 50%, sehingga diperoleh jumlah frame dengan waktu perekaman selama 1 detik sebesar 65 frame (dengan tiap frame mengandung data sebanyak 22050 data). Dengan diperolehnya dalam 1 detik 65 frame maka perekaman yang dilakukan selama 3 detik menghasilkan 195 frame. e). Proses ektraksi ciri yang menjadi fokus pada penelitian ini, adalah data yang telah terbagi ke dalam frame-frame dan telah dikalikan dengan Hamming window. Ekstraksi ciri menggunakan waveshrink Symlet orde 8 (S8) yang akan menghasilkan koefisienkoefisien (koefisien detail dan perkiraan) yang diperoleh dari hasil dekomposisi pada level 10 dan 15. Pada penelitian ini koefisien yang diambil sebagai masukan ke proses selanjutnya adalah koefisien yang dihasilkan dari frekuensi rendah yaitu koefisien perkiraan (approximation) karena bagian penting dari suatu sinyal terletak pada frekuensi tersebut, yang mampu memberikan identitas dari suatu sinyal. Pembentukan model referensi suara obyek dan pencocokan pola dilakukan menggunakan JST Propagasi Balik. Arsitektur yang digunakan untuk JST Propagasi Balik adalah Multi Layer Perceptron, dengan satu lapisan tersembunyi, Jaringan Syaraf Tiruan terlebih dahulu dilatih untuk membentuk model referensi pembicara. Setelah tahap pembelajaran selesai dilakukan, JST dapat digunakan untuk melakukan pencocokan pola. Jumlah neuron pada lapisan output sama dengan jumlah kelas yang akan diklasifikasi (banyak obyek), sedangkan jumlah neuron pada lapisan tersembunyi jumlahnya bervariasi. Untuk inisialisasi bobot awal digunakan inisialisasi secara random dan fungsi aktivasi sigmoid biner. Penggunaan sigmoid biner sesuai untuk pengenalan dengan selang berada antara 0 dan 1. Dilihat secara matematis, sigmoid biner jauh lebih cepat dibandingkan dengan sigmoid bipolar karena operasi yang dilakukan jauh lebih sedikit. Target menggunakan nilai 1 pada neuron output untuk pembicara yang bersesuaian dan 0 untuk sebaliknya. Toleransi galat ditentukan pada 0.00001 dan laju pembelajaran yang digunakan adalah 0,01 dan 0,3. Dalam penelitian ini akan dilihat kombinasi toleransi galat dan laju pembelajaran yang optimal. Jumlah epoch maksimal yang ditetapkan adalah 5000. Hal ini diperlukan sebagai kriteria henti jaringan di samping toleransi galat untuk membatasi waktu yang disediakan bagi jaringan dalam melakukan pembelajaran. Dalam menentukan jumlah neuron tersembunyi, dilakukan pada laju pembelajaran 0,01 dan 0,3 dan toleransi galat 0,00001. Jumlah awal neuron tersembunyi dibuat sama dengan 10.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
193
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Toleransi galat yang cukup kecil diharapkan akan memberikan hasil yang cukup baik. Jika ternyata JST gagal mencapai kekonvergenan maka akan dilakukan penambahan jumlah neuron tersembunyi sampai kekonvergenan tercapai. Jika JST berhasil mencapai kekonvergenan maka akan dilihat generalisasinya (yaitu perbandingan pola yang dikenal dengan keseluruhan pola yang ada) dan dilakukan penambahan neuron. Jika ternyata generalisasi yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan generalisasi sebelumnya maka JST telah sampai pada batas optimal. Penambahan kembali neuron tersembunyi tidak akan menambah generalisasi dan hanya akan menambah cost untuk melakukan perhitungan. Pada proses identifikasi, pembuatan keputusan dilakukan dengan metode nilai maksimum. Jika neuron output ke-n merupakan neuron dengan nilai maksimum maka data yang masuk dikenali sebagai obyek ke-n. Sebagai contoh jika neuron pertama pada lapisan output bernilai 1 dan yang lainnya 0 maka input diidentifikasi sebagai obyek pertama. Fungsi yang digunakan untuk metode nilai maksimum didalam syntax matlab adalah Competitive Transfer Function (COMPET). Syntax matlab dari penggunaan fungsi tersebut, dimana ytesting merupakan hasil simulasi dengan jaringan, numkenal_test adalah jumlah pola yang dikenal, dan jum_pola adalah jumlah pola keseluruhan, adalah sebagai berikut, hasil_test=compet(ytesting); numkenal_test=recognize(hasil_test); generalisasi_test=numkenal_test/jum_pola*100 Data teknis secara ringkas pada penelitian ini disajikan pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 4. Tabel 2 menunjukkan struktur sinyal dan ekstraksi ciri yang digunakan pada percobaan. Tabel 3 untuk struktur data JST yang digunakan pada percobaan dan Tabel 4 contoh definisi target untuk fungsi aktivasi sigmoid biner dengan enam obyek. Tabel 2. Struktur sinyal dan ekstraksi ciri yang digunakan pada percobaan KARAKTERISTIK SPESIFIKASI Sampling rate 20 KHz atau 22050 data Durasi perekaman 3 detik Panjang frame (n) 661 sampel Overlap (m) 330 sampel (50%) Frame Windowing Hamming window Ekstraksi ciri Waveshrink S8 (Symlet orde 8) Level dekomposisi 10 dan 15 Level dekomposisi merupakan proses perulangan downsampling yang dilakukan pada tehnik analisis Multiresolusi untuk mendapatkan detail sinyal. Tabel 3. Struktur JST yang digunakan pada percobaan KARAKTERISTIK SPESIFIKASI Arsitektur 1 lapisan tersembunyi Neuron input Hasil ekstraksi ciri Neuron tersembunyi dimulai dari 10 s/d 100 Neuron output Banyak obyek Fungsi aktivasi Sigmoid biner Toleransi galat 0,00001 Laju pembelajaran 0,01 dan 0,3
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
194
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Jumlah epoch
Maks 5000
Sampel pelatihan tiap obyek Sampel pengujian tiap obyek
5 sampel suara obyek 5 sampel suara obyek
tiap tiap
Sampel pelatihan dan pengujian dipilih berdasarkan index, bertujuan untuk mendapatkan hasil tingkat pengenalan yang lebih akurat. Tabel 4. Definisi target untuk fungsi sigmoid biner pada 6 obyek REPRESENTASI NO TARGET SUARA 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 obyek ke-1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 obyek ke-2 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 obyek ke-3 4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 obyek ke-4 5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 obyek ke-5 6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 obyek ke-6 IV. Pembahasan Untuk memudahkan penggunaan aplikasi oleh pemakai maka dibuat program antar muka yang dibangun menggunakan graphical user interface (GUI) MATLAB, pada Gambar 5, dengan memanfaatkan wavelet toolbox, signal processing toolbox dan Neural network toolbox . Untuk menjalankan aplikasi ini harus tersedia program MATLAB versi 7.0. Dalam menjalankan perangkat lunak ini, data hasil dari perekaman yang telah tersimpan di dalam database sistem akan dibangkitkan (loading) terlebih dahulu sebelum melakukan training (pelatihan). Pada saat selesai melakukan loading akan terlihat pesan pada kotak status ”loading selesai”. Selanjutnya kotak pada hidden neuron siap diisi dengan jumlah neuron dari 10 s/d 100 (sesuai dengan tabel 3) secara bergantian (metode trial and error) dan klik kotak dialog train. Proses akan berlangsung beberapa saat dan hasil akan ditunjukkan.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
195
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 5. User interface Perangkat Lunak Pengenal Obyek Pada saat melakukan train, akan ditampilkan grafik kinerja terkait pelatihan yang berhasil dicapai berdasarkan jumlah epoch-nya seperti pada gambar 6.
Gambar 6. Grafik kinerja pelatihan yang berhasil dicapai Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian (testing) dengan melakukan pencocokan pola (pattern matching) terhadap data yang telah melalui pelatihan dengan data yang telah disiapkan untuk pengujian. Sistem akan memberikan hasil seperti pada gambar 7. Generalisasi yang merupakan perbandingan pola yang dikenal dengan keseluruhan pola yang ada, akan menunjukkan tingkat akurasi yang dicapai.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
196
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Pada bagian Identifikasi, akan dilakukan verifikasi data dengan membuka data yang ada pada database (library) yang selanjutnya diidentifikasi berdasarkan hasil training dan testing yang telah dilakukan sebelumnya (gambar 7).
Gambar 7. Hasil training, testing dan verifikasi suara burung V. Simpulan Dari Pengembangan perangkat lunak pengenal obyek berbasis waveshrink dan Jaringan Syaraf Tiruan dapat disimpulkan bahwa Waveshrink dapat digunakan dalam proses identifikasi pengenal obyek pada bagian pemrosesan awal (praproses) sinyal untuk mendapatkan informasi (ciri) sinyal tersebut, sedangkan Jaringan Syaraf Tiruan propagasi balik baik digunakan untuk pembentukan referensi obyek dan pencocokan pola. Pada Pengembangan perangkat lunak menggunakan graphical user interface (GUI) MATLAB sangat handal untuk pemrosesan sinyal dengan memanfaatkan wavelet toolbox, signal processing toolbox dan Neural network toolbox namun kelemahannya adalah sangat sensitif terhadap perubahan yaitu pada handle control GUI-nya. Penelitian ini masih dapat dikembangkan lebih jauh dan lebih dalam lagi yang nantinya diharapkan dapat terbentuk suatu sistem yang lebih baik. Saran-saran untuk penelitian lebih lanjut antara lain, bahwa perlu ada pengkajian lebih lanjut mengenai Waveshrink, untuk mendapatkan tingkat akurasi yang lebih tinggi, dan perlu penggunaan JST yang bersifat incremental learning, sehingga JST dapat mengenali pola baru dengan lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Agustini, Ketut. 2006. Perbandingan Metode Transformasi Wavelet sebagai Praproses pada Sistem Identifikasi Pembicara. Tesis. Bogor : IPB. Agustini, Ketut. 2006. Biometrik suara dengan jaringan syaraf tiruan dan transformasi wavelet diskret, Laporan Penelitian DIPA. Undiksha Singaraja Bruce. A.G. and Gao. Hong-Ye. 1996. Understanding WaveShrink : Variance and Bias Estimation. Biometrika. vol. 83. no. 4. pp. 727-745.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
197
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Campbell, J.P., 1997. Speaker Recognition : A Tutorial. Proc. IEEE, Vol 85 No. 9. pp. 14371462. Donoho. 1995. De-Noising by Soft-Thresholding. IEEE Trans. Inform. Theory. Vol. 41. No. 3. pp. 613- 627. Donoho. Johnstone. Kerkyacharian and Picard. 1995. Wavelet Shrinkage : Asymtopia ?. J. R. Statist. Soc. B. vol. 57. no. 2. pp. 301-337. Donoho and Johnstone. 1994. Ideal Spatial Adaptation via Wavelet Shrinkage. Biometrika. vol. 81. no. 3. pp. 425-455. ______ . 1995. Adapting to Unknown Smoothness via Wavelet Shrinkage. J. Am. Statist. Assoc.. vol. 90. no. 432. pp. 1200-1224. Johnstone and Silverman. 1977. Wavelet Threshold Estimator for Data with Correlated Noise. J. R. Statist. Soc. B. vol. 59. no. 2. pp. 319-351. Nason. G. P. 1996. Wavelet Shrinkage using Cross-Validation. J. R. Statist. Soc. B. vol. 58. no. 2. pp. 463-479. Ogden. R.T. 1977. Essential Wavelets for Statistical Applications and Data Analysis. Boston : Birkhauser. Proakis, J.G and Manolakis, D.G. 1997. Pemrosesan Sinyal Digital, Edisi Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta : Prenhallindo. Sunaryo. Sony. 2005. Transformasi Wavelet Diskrit dalam Regresi Nonparametrik. Jurnal Statistika Inferensi. vol. 1. no. 1 Jaruari 2005. hlm. 24 -32. Wang. Y. 1997. Function Estimation via Wavelet Shrinkage for Long-Memory Data. The Annals of Statistics. vol. 24. no. 2. pp. 466-484. Wisna Ariawan. I Putu dan Subanar. 1999. WaveShrink dan Permasalahannya. Teknosains. Vol. 12. Nomor 2. Mei 1999. hlm. 179-190. Yogyakarta : PPS UGM. Wisna Ariawan. I Putu. dkk. 2000. Akurasi WaveShrink dalam mengestimasi Fungsi Regresi (Suatu Kajian Berdasarkan Penggunaan Basis Haar. Basis d4. dan Model Fungsi dalam Simulasi Komputer). Laporan Penelitian. Singaraja : P.S.P. Matematika STKIP Singaraja. _______ . 2001. WaveShrink : Akurasi dan Aplikasinya dalam Mengestimasi Laju Pertumbuhan Populasi Kera di Daerah Tujuan Wisata Bali. Laporan Penelitian Proyek URGE. Singaraja : P.S.P. Matematika STKIP Singaraja. Wisna Ariawan. I Putu. 2001. Tingkat Akurasi WaveShrink dalam Mengestimasi Fungsi Tak Homogen. Laporan Penelitian. Singaraja : P.S.P. Matematika STKIP Singaraja. _______ . 2001. Akurasi WaveShrink Berdasarkan Support Length Basis Wavelet yang Digunakan. Laporan Penelitian. Singaraja : P.S.P. Matematika STKIP Singaraja. _______ . 2002. Kajian Teoritis WaveShrink dan Aplikasinya dalam Mengestimasi Kurva Pertumbuhan Populasi Jalak Putih Bali. Laporan Penelitian. Singaraja : P.S.P. Matematika STKIP Singaraja. _______ . 2005. Efek Penggunaan Fungsi Penyusut Semisoft pada Estimator WaveShrink terhadap Tingkat Akurasinya. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Singaraja : Jurusan Pendidikan Matematika IKIP Negeri Singaraja. Wisna Ariawan dan Sariyasa. 2006. Kajian Tingkat Akurasi dari WaveShrink. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Singaraja : Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
198
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B15. Implementasi Virtual Network Computing (VNC) Dalam Pembelajaran dan Pengelolaan Laboratorium Komputer Berbasis Jaringan I Made Gede Sunarya
IMPLEMENTASI VIRTUAL NETWORK COMPUTING (VNC) DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM KOMPUTER BERBASIS JARINGAN I Made Gede Sunarya Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Kejuruan Undiksha Universitas Pendidikan Ganesha e-mail :
[email protected] Abstrak Laboratorium komputer merupakan salah satu fasilitas dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa yang keberadaannya sangat penting dalam pembelajaran pada jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Penggunaan komputer dengan intensitas yang sangat tinggi, dapat menyebabkan adanya beberapa masalah dalam komputer, baik pada perangkat kerasnya (Hardware) maupun pada perangkat lunaknya (Software). Besarnya peluang kemungkinan kesalahan yang bisa terjadi, maka diperlukan pengelolaan laboratorium komputer dengan teliti, baik itu dengan pengelolaan berkala, maupun pembenahan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di laboratorium komputer. Untuk laboratorium yang berbasiskan jaringan, pembenahan kesalahan yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara Remote atau dilakukan tidak langsung di depan komputer yang bermasalah, laboran (teknisi laboratorion) dapat melakukan pembenahan jarak jauh dengan menggunakan sebuah fasilitas Virtual Network Computing (VNC), sehingga diharapkan tidak akan mengganggu proses pembelajaran secara langsung. VNC (Virtual Network Computing) merupakan program aplikasi yang mengijinkan untuk melihat dan secara penuh berinteraksi dengan sebuah komputer pusat (VNC Server) menggunakan sebuah program sederhana (VNC Viewer) pada komputer yang berbeda dimana saja pada sebuah jaringan komputer (www.realvnc.com). Implementasi VNC tidak tergantung dari plaform yang digunakan, jadi sebuah desktop menggunakan sistem operasi Windows Vista dapat dilihat dari sistem operasi Linux. Perancangan dan implementasi yang dilakukan adalah Perancangan dan implementasi VNC pada pengelolaan error PC (Personal Computer) di laboratorium dan pada proses pembelajaran di laboratorium Penerapan VNC dapat digunakan untuk pengelolaan error pada laboratorium komputer oleh laboran, sehingga laboran tidak harus berada langsung di depan komputer yang bermasalah, hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan kelancaran proses pembelajaran.Penerapan VNC dapat digunakan sebagai alat untuk mengontrol mahasiswa dalam proses pembelajaran, dosen dapat mengontrol semua mahasiswa melalai PC server, tanpa harus keliling memperhatikan mahasiswa satu persatu.Penerapan VNC dapat digunakan sebagai alat untuk membantu proses pembelajaran, dosen dapat memberikan materi melalui PC server, dan mahasiswa dapat secara langsung dan interaktif menerima materi yang diberikan oleh dosen. Kata Kunci : Virtual Network Computing (VNC), Laboratorium, Jaringan komputer, pembelajaran
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
199
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
I.
PENDAHULUAN
Laboratorium komputer merupakan salah satu fasilitas dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa yang keberadaannya sangat penting dalam pembelajaran pada jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Penggunaan komputer dengan intensitas yang sangat tinggi, dapat menyebabkan adanya beberapa masalah dalam komputer, baik pada perangkat kerasnya (Hardware) maupun pada perangkat lunaknya (Software). Error/Kesalahan yang terjadi pada komputer tersebut bisa saja terjadi karena unsur masa guna dari alat-alat maupun dari kesalahan pemakaian dari user. Kerusakan yang terjadi pada Hardware ditangani dengan melihat dan memeriksa masing-masing perangkat komputer yang diperkirakan bermasalah, hal ini dilakukan pada saat komputer tanpa arus (mati). Lain halnya jika terjadi masalah pada Software komputer, hal ini harus ditangani pada saat komputer hidup, jika masalah pada Software System maka harus dilakukan dengan instalasi ulang sistem operasi, sedangkan jika terjadi pada program aplikasi bisa dilakukan dengan melakukan konfigurasi ulang pada program aplikasi tersebut atau melakukan instalasi ulang program sistem di atas program sistem. Besarnya peluang kemungkinan kesalahan yang bisa terjadi, maka diperlukan pengelolaan laboratorium komputer dengan teliti, baik itu dengan pengelolaan berkala, maupun pembenahan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di laboratorium komputer. Untuk laboratorium yang berbasiskan jaringan, pembenahan kesalahan yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara Remote atau dilakukan tidak langsung di depan komputer yang bermasalah, laboran (teknisi laboratorion) dapat melakukan pembenahan jarak jauh dengan menggunakan sebuah fasilitas Virtual Network Computing (VNC), sehingga diharapkan tidak akan mengganggu proses pembelajaran secara langsung. Dalam proses pembelajaran di laboratorium, mayoritas aktivitas berkaitan dengan praktikum. Jumlah mahasiswa peserta praktikum yang relatif banyak, sebanyak 35-40 mahasiswa berimplikasi pada kebutuhan untuk pengontrolan aktifitas dari mahasiswa tersebut. Fasilitas VNC dapat dipakai sebagai alat untuk membantu dosen dalam mengontrol aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa tanpa harus secara fisik berada disamping mahasiwa tersebut. Fasilitas VNC memungkinkan dosen untuk melihat aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa melalui komputer server yang terhubung dalam satu jaringan dengan komputer mahasiswa. Pengontrolan ini dapat juga dimanfaatkan oleh dosen untuk membantu mahasiswa yang kesulitas dengan proses pelaksanaan praktikum, yaitu dengan cara mengambil alih proses komputer dari mahasiswa tersebut, dan memberikan sebuah solusi bagi permasalahan tersebut. Dalam proses pembelajaran praktikum, memiliki waktu yang terbatas sedangkan jumlah mahasiswa relatif banyak, sehingga efisiensi waktu perlu diperhatikan. Maka diperlukan sebuah alat untuk meningkatkan efisiensi waktu pembelajaran. Teknologi VNC dapat dimasukkan dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi waktu pembelajaran. Perangkat lunak VNC yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah Real VNC versi 4.1.3. Real VNC merupakan free software memiliki dua macam koneksi antara viewer dan server yaitu Incoming Connection dan Outgoing Connection. Kedua jenis koneksi ini yang akan digunakan dalam pembelajaran dan pengelolaan lab di laboratorium Jurusan Pendidikan Teknik Informatika.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
200
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 1. Lambang Real VNC
II.
PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Virtual Network Computing VNC (Virtual Network Computing) merupakan program aplikasi yang mengijinkan untuk melihat dan secara penuh berinteraksi dengan sebuah komputer pusat (VNC Server) menggunakan sebuah program sederhana (VNC Viewer) pada komputer yang berbeda dimana saja pada sebuah jaringan komputer (www.realvnc.com). Implementasi VNC tidak tergantung dari plaform yang digunakan, jadi sebuah desktop menggunakan sistem operasi Windows Vista dapat dilihat dari sistem operasi Linux. Gambar berikut menunjukkan bagaimana sebuah sistem operasi Linux dilihat melalui komputer dengan sistem operasi Windows.
Gambar 2. VNC untuk lintas-platform VNC adalah sebuah software remote control, dimana dengan melalui software ini suatu komputer dapat melakukan akses untuk bekerja di suatu komputer lain yg terhubung dg jaringan. Hal ini dapat dilakukan baik dalam lingkungan LAN (Local Area Network) yg relatif berjarak dekat sampai dalam jaringan internet yg dapat berjarak ribuan kilometer.Teknologi remote control sebenarnya bukanlah barang baru. Kehadiran teknologi ini sudah cukup lama di dunia komputerisasi. Di dalam dunia sistem operasi UNIX beserta keluarganya, komunikasi remote sudah sangat biasa dilakukan oleh penggunanya. Sistem operasi yang berbasiskan UNIX memang telah dikenal lama sebagai salah satu operating sistem jaringan yang menonjol dalam aplikasi-aplikasi jaringan termasuk fasilitas untuk mengontrol komputer melalui jaringan dari jarak jauh yang juga telah dilengkapi dengan fasilitas keamanan yang sangat baik. Maka dari itulah teknologi remote control pada awalnya lebih banyak digunakan di lingkungan Unix, termasuk juga dalam sistem operasi Linux. Remote control di Linux/Unix yang secara native menggunakan command shell dilakukan hanya dengan menampilkan teks saja. Ini karena semua SO clone Unix dapat dioperasikan hanya dengan command text. Contoh yang paling banyak digunakan adalah koneksi SSH. SSH merupakan fasilitas remote yang dibangun pada semua sistem operasi Linux. Selain bisa menyediakan koneksi remote, SSH juga cukup aman untuk digunakan.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
201
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Setelah mengetikkan command text pada baris pertama, sistem akan meminta untuk dimasukkan password. Dan setelah password dimasukkan secara benar, maka tampilan prompt akan berubah menjadi tampilan prompt di komputer remote seakan-akan kita sedang berada di depan komputer remote yang mungkin saja berjarak beberapa meter ataupun ribuan kilometer dari komputer client. Penggunaan Remote Control sangat membantu pekerjaan seorang administrator jaringan yang membutuhkan suatu tool/alat yang handal untuk dapat menjangkau seluruh komputer yang ada dalam jaringannya atau karena suatu sebab tidak dapat berada di depan komputer yang bersangkutan, sehingga perbedaan lokasi yang jauh tidak menjadi masalah untuk dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. Teknologi remote control saat ini sudah cukup maju dengan adanya software-software semacam VNC yang sangat bagus karena kecepatannya, tampilannya yang berbasis grafis, dapat dijalankan menggunakan browser, dan dapat digunakan sama baiknya dalam platform komputer yang sama maupun dalam platform komputer yang berbeda seperti lintas platform antara Linux dan Windows. Protokol VNC adalah protokol sederhana untuk remote access dengan Graphical User Interface (GUI). Ini berdasar pada konsep Remote Frame Buffer atau RFB. Protokol ini memungkinkan server untuk melakukan update frame buffer yang ditampilkan pada suatu viewer. Saat suatu koneksi client atau server terjadi, server melakukan autentikasi dengan menggunakan skema challenge-response, pengguna akan diminta memasukkan password pada client. Server dan client kemudian bisa bertukar pesan untuk berkompromi untuk ukuran desktop, format pixel, dan skema pengkodean yang dipakai. Karakteristik Virtual Network Computing Karekteristik yang merupakan keunggulan dari software VNC dibanding softwaresoftware sejenis adalah : 1. Multi platform. Software VNC ini dapat digunakan dengan baik di lingkungan Windows, Linux, BeOS, Macintosh, Unix, bahkan penggunaannya juga dapat dilakukan secara lintas platform. VNC client dan VNC server dapat saling diakses misalnya dari sistem Windows ke sistem Linux, maupun dari sistem Linux ke sistem Windows. 2. Client-server. Software terdiri dari aplikasi server dan client dan harus di-install di kedua sisi. Bagi orang-orang tertentu hal ini mungkin malah merepotkan, tapi ini juga berarti melindungi privacy komputer yg menggunakan VNC yang diniatkan untuk sesuatu yang positif. 3. HTTP support. VNC dapat diakses menggunakan default port 5900 atau 5901 untuk TCP maupun port 5800 atau 5801 untuk HTTP. Jadi sebuah VNC server juga dapat diakses oleh VNC client menggunakan sebuah browser seperti Mozilla Firefox, Opera, dan Internet Explorer dengan menggunakan java aplet. 4. Transparan. VNC adalah sebuah program yang sopan, tidak seperti beberapa software remote desktop lain yang menyembunyikan keberadaan dirinya dari pengguna awam sehingga dapat dikategorikan sebagai sebuah software trojan yang akan dideteksi oleh software antivirus. Apabila sebuah komputer Windows dipasang VNC server, akan muncul sebuah icon kecil logo VNC di sebelah kanan taskbar yang akan berubah warna apabila komputer tersebut sedang diakses. VNC juga mengharuskan kita memasang password untuk bisa diaktifkan. Sebelum password dipasang, ia tidak akan mau bekerja. 5. Across internet. VNC dapat digunakan across internet. Cukup mengetahui nomor alamat IP dan password VNC tujuan, kita dapat memperlakukannya menjadi program semacam PCAnywhere untuk mengontrol komputer dari jarak jauh melalui Internet
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
202
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
6. Open Source. VNC bersifat Open Source dengan lisensi GPL (General Publik License). Dengan sifatnya ini, kita bisa dengan leluasa menggunakan dan mendistribusikannya, meski tentu saja harus mengikuti sifat lisensi open-source-nya. VNC telah disediakan secara gratis sejak tahun 1988 dan telah didownload lebih dari 50 juta kopi. 2.3. Proses Instalasi Virtual Network Computing Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam instalasi Real VNC : o
Klik 2x (Dua kali) pada ”vnc-4_1_2x86_win32.exe” , tampil kotak dialog gambar 3 :
o o
Klik tombol Next, lanjut Tampil kotak dialog Option pilih “I accept the agreement”, kemudian klik Next. Selanjutnya tentukan lokasi dimana program akan ditempatkan lihat gambar 4
Gambar 3 dialog box awal instalasi VNC
o
Gambar 4 dialog box lokasi instalasi
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
203
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
o o o
Klik Next, tampil kotak dialog seperti gambar 5 Pilih ”Full installation” selanjutya klik ”Next”. Kemudian muncul kotak dialog konfigurasi, Klik Next.
Gambar 5 dialog box pilihan aplikasi o
o
2.4
Masukan pasword baru yang mudah diingat, ketikan lagi pada password yang dimasukkan pada New Password pada kotak Confirm Password , lanjut klik ”OK. Muncul kotak selesai proses instalasi, klik ”Finish”.
Gambar 8 dialog box pengisian password
Koneksi pada VNC
Terdapat dua macam koneksi antara viewer dan server, yaitu : 2.4.1 Incoming Connection Server dalam keadaan pasif dan menungu viewer melakukan koneksi. Incoming connection umumnya dipakai bila kita ingin sever bisa dihubungi oleh banyak viewer, bahkan viewer bisa memakai web browser yang mendukung java. Tahapan umum incoming connection : a. Menyiapkan VNC server b. Melakukan koneksi dari VNC viewer 2.4.2 Outgoing connection Viewer pasif dan menunggu server melakukan koneksi. Outgoing connection, viewer akan berada pada listen mode. Tahapan umum outgoing conneciton : a. Menyiapkan viewer pada listen mode b. Mengaktifkan koneksi dari server 2.5 Rancangan Implementasi Virtual Network Computing 2.5.1
Pengelolaan Error PC Workstation Laboratorium
Perancangan VNC yang akan diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan dalam mengelola error yang terjadi pada laboratorium komputer dan proses pembelajaran praktikum pada laboratorium. Berikut ini merupakan gambar rancangan VNC untuk mengelola error yang pada laboratorium :
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
204
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
PC Server LabPTI VNC Viewer IP : 192.168.50.1 Subnet : 255.255.255.0
A
B
C
D
E
F
G
H SELECTED ON-LINE
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.10 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.11 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.12 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.13 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.14 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.15 Subnet : 255.255.255.0
Gambar 9. Rancangan VNC untuk pengelolaan error di laboratorium Langkah-langkah proses implementasi pengelolaan error di laboratorium berbasis VNC : a. VNC viewer dijalankan pada PC Server Lab PTI b. VNC server dijalankan pada setiap PC Workstation LabPTI c. Pengaturan password pada setiap PC Workstation LabPTI diatur oleh petugas laboran, hal ini dimaksudkan agar kontrol terhadap penggunaan VNC antara workstation bisa dijaga. d. Permasalahan yang terjadi pada salah satu workstation dapat diatasi dengan petugas menghubungkan komputer Server dengan Workstation yang bermasalah (gambar 9).
Gambar 10. Incoming Connection Klik OK, maka petugas laboran akan diminta untuk memasukkan password untuk PC workstation dengan alamat IP : 192.168.50.14 e. Setelah terhubung, maka petugas laboran bisa membantu permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa pada saat pratikum berlangsung, dan juga petugas
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
205
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
laboran bisa mengontrol masing-masing komputer tanpa harus berada langsung di depan komputer, hal ini akan mempermudah dan meningkatkan efisiensi kerja petugas laboran karena tidak harus berpindah-pindah secara fisik dari satu PC workstation ke PC workstation yang lain. 2.5.2. Proses Pembelajaran di laboratorium Proses implementasi proses pembelajaran di laboratorium dibedakan menjadi 2 proses, yaitu pengontrolan proses pembelajaran dan penyampaian proses pembelajaran. 2.5.2.1. Pengontrolan proses pembelajaran Pengontrolan proses pembelajaran memiliki rancangan yang sama dengan proses pengelolaan error di laboratorium, dimana pada PC Server dijalankan VNC Viewer dan pada PC workstation dijalankan VNC server. Dosen yang memberikan materi kuliah dapat mengontrol mahasiswa dengan menghubungkan komputer server dengan komputer PC workstation yang dioperasikan oleh mahasiswa. Sehingga dosen dapat melihat aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa. Jika terdapat penyimpangan yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen dapat memperingati mahasiswa dengan mengirimkan pesan peringatan kepada mahasiswa bersangkutan melalui komputer Server. Berikut ini merupakan gambar rancangan pengontrolan proses pembelajaran berbasis VNC : PC Server LabPTI VNC Viewer IP : 192.168.50.1 Subnet : 255.255.255.0
A
B
C
D
E
F
G
H SELECTED ON-LINE
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.10 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.11 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.12 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.13 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.14 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.15 Subnet : 255.255.255.0
Gambar 11. Rancangan VNC untuk pengontrolan proses pembelajaran 2.5.2.2. Proses penyampaian materi pembelajaran Proses penyampaian pembelajaran oleh dosen kepada siswa dapat dilakukan dengan menggunakan outgoing connection, berbeda dengan pengelolaan error dan pengontrolan proses pembelajaran yang menggunakan incoming connection.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
206
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Rancangan VNC untuk proses penyampaian materi pembelajaran dapat dilihat pada gambar berikut ini : PC Server LabPTI VNC Server IP : 192.168.50.1 Subnet : 255.255.255.0
A
B
C
D
E
F
G
H SELECTED ON-LINE
Worstation LabPTI VNC Listening Mode IP : 192.168.50.10 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Listening Mode IP : 192.168.50.11 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Listening Mode IP : 192.168.50.12 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Listening Mode IP : 192.168.50.13 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Listening Mode IP : 192.168.50.14 Subnet : 255.255.255.0
Worstation LabPTI VNC Listening Moder IP : 192.168.50.15 Subnet : 255.255.255.0
G Gambar 12. Rancangan VNC untuk proses pembelajaran Langkah-langkah proses implementasi proses pembelajaran di laboratorium berbasis VNC: 1) Jalankan aplikasi VNC pada listen mode pada masing-masing PC workstation. 2) Jalankan aplikasi Server VNC pada PC Server. 3) Koneksikan PC server dengan PC workstation melalui VNC dengan langkahlangkah : a. Klik kanan ikon VNC server yang terdapat pada taskbar b. Pilih Add New Client, maka akan muncuk dialog box berikut:
Gambar 13. Outgoing connection c.
Masukkan alamat IP PC workstation yang akan dihubungkan, misal : 192.168.50.14
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
207
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
d. Maka pada layar PC workstation akan muncul tampilan yang terdapat pada PC server, sehingga dosen dapat menunjukkan suatu materi kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengikuti perintah yang diberikan oleh dosen. Misalkan dalam praktikum pembuatan suatu program, dosen memberikan contoh dengan menunjukkan langkah-langkah yang bisa dilihat pada masing-masing PC workstation, kemudian mahasiswa mengikuti langkah-langkah tersebut. Jika terdapat permasalahan, mahasiswa dapat mengirimkan pesan kepada dosen. e. Untuk menambahkan client, dapat mengulangi langkah-langkah diatas dengan alamat IP PC workstation yang akan dihubungkan. 4) Untuk memutuskan koneksi dapat dilakukan dengan cara klik kanan ikon VNC server pada taskbar dan kemudian pilih Disconnect Clients.
III.
PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di atas dengan mengambil studi kasus pada laboratorium Pendidikan Teknik Informatika dapat disimpulkan : 1. Penerapan VNC dapat digunakan untuk pengelolaan error pada laboratorium komputer oleh laboran, sehingga laboran tidak harus berada langsung di depan komputer yang bermasalah, hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan kelancaran proses pembelajaran. 2. Penerapan VNC dapat digunakan sebagai alat untuk mengontrol mahasiswa dalam proses pembelajaran, dosen dapat mengontrol semua mahasiswa melalai PC server, tanpa harus keliling memperhatikan mahasiswa satu persatu. 3. Penerapan VNC dapat digunakan sebagai alat untuk membantu proses pembelajaran, dosen dapat memberikan materi melalui PC server, dan mahasiswa dapat secara langsung dan interaktif menerima materi yang diberikan oleh dosen. 3.2 Saran Sebagai kelanjutan dari pemaparan dalam makalah di atas, maka disarankan untuk : 1. Penerapan VNC dengan Real VNC 4.1.3 dapat diaplikasikan pada laboratorium komputer di lingkungan Undiksha dalam membantu proses pembelajaran dan pengelolaan laboratorium komputer. 2. Penerapan VNC bisa diintegrasikan dengan pembelajaran berbasis E-Learning, sehingga aspek pengawasan pembelajar dapat ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Budi
Erick Harlest, Monitoring Client Server dengan VNC, http://ilmukomputer.org/2008/05/28/monitoring-client-server-dengan-vnc/, (diakses tanggal 6 Juli 2009) Kee Yip One Solution Sevice, RealVNC Technical Document, 2008, http://www.kyos.com/tss/realVNC.pdf, diakses (tanggal 15 Agustus 2009) Remote Control VNC untuk Linux dan Windows, 2007, http://rkhblog.wordpress.com/2007/09/17/remote-control-vnc-untuk-linux-dan-windows/, (diakses tanggal 1 Agustus 2009) Stallings, William, Data and Computer Communications, Macmillan Publishing Company,New York, 1993.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
208
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Utdirartatmo Firrar, 2004, Remote Access dengan VNC dan Windows Terminal Service di Linux dan Windows, Edisi I, Penerbit Andi : Yogyakarta VNC documentation, http://www.realvnc.com/support/documentation.html, (diakses tanggal 10 Agustus 2009)
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
209
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B16. Pemetaan Objek Java Ke Basisdata Relasional Dengan Teknik Object/Relational Mapping I Made Gede Sunarya
PEMETAAN OBJEK JAVA KE BASISDATA RELASIONAL DENGAN TEKNIK OBJECT/RELATIONAL MAPPING I Made Gede Sunarya Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Kejuruan Undiksha Universitas Pendidikan Ganesha e-mail :
[email protected] Abstrak Pada perancangan suatu sistem berorientasi objek dengan melibatkan basis data didalamnya, maka akan dilakukan penyimpan terhadap objek. Pada saat ini basis data yang banyak digunakan adalah basis data yang menggunakan model relasional (Relational DataBase). Ketika akan bekerja dengan pemrograman berorientasi objek dan basis data relasional, maka akan ditemukan bahwa kedua hal ini memiliki dua paradigma yang berbeda, model relasional menggunakan relasi, tupel dan himpunan yang sangat bersifat matematis sedangkan paradigma berorientasi objek menggunakan objek, atribut-atributnya dan hubungan dengan objek yang lainnya. Ketika akan dilakukan penyimpanan objek menggunakan basis data relasional akan terdapat jurang pemisah antara kedua paradigma tersebut. Untuk menghubungkan kedua paradigma tersebut salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan Object/Relational Mapping (ORM). Teknik Object/relational mapping (ORM) dapat digunakan untuk mengatasi gap antara kedua paradigma. Penerapan Object/Relational Mapping akan dilakukan dalam dua buah eksperimen berbasis window dan web dengan menggunakan dua buah basis data sebagai sebuah alternatif penyimpanan objek pada basis data relasional. Pada eksperimen Object/Relational Mapping berbasis window, objek cd disimpan pada tabel CD dalam basis data MySQL dan HSQLDB, berdasarkan pada pemetaan kelas CD, menggunakan file mapping Hibernate dan pada eksperimen Object/Relational Mapping berbasis web, kelas User dan Event dipetakan pada 5 buah tabel berdasarkan hubungan (asosiation) kedua kelas, yang didefinisikan pada file mapping Hibernate dan kemudian objek disimpan pada basis data MySQL dan HSQLDB. Kata kunci : ORM (Object Relational Mapping), OOP, basis data relasional, hibernate I. PENDAHULUAN Dengan kemajuan teknologi khususnya di bidang komputer akan mempengaruhi perkembangan perangkat keras maupun perangkat lunak. Dari segi teknik pemrograman, pemrograman berorientasi objek yang menekankan pada hal-hal yang terdapat pada dunia nyata juga ikut mengikuti perkembangan ini. Dalam pengembangan suatu sistem, analisis dan desain merupakan hal awal yang harus dilakukan dalam lingkaran pengembangan sistem tersebut. Analisis dan desain berorientasi objek merupakan cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata(Sutopo A.H., 2002). Dasar pembuatannya adalah objek yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
210
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Pada perancangan suatu sistem berorientasi objek dengan melibatkan basis data didalamnya, maka akan dilakukan penyimpan terhadap objek. Pada saat ini basis data yang banyak digunakan adalah basis data yang menggunakan model relasional (Relational DataBase). Ketika akan bekerja dengan pemrograman berorientasi objek dan basis data relasional, maka akan ditemukan bahwa kedua hal ini memiliki dua paradigma yang berbeda, model relasional menggunakan relasi, tupel dan himpunan yang sangat bersifat matematis sedangkan paradigma berorientasi objek menggunakan objek, atribut-atributnya dan hubungan dengan objek yang lainnya. Ketika akan dilakukan penyimpanan objek menggunakan basis data relasional akan terdapat jurang pemisah antara kedua paradigma tersebut. Untuk menghubungkan kedua paradigma tersebut salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan Object/Relational Mapping (ORM). Object/relational mapping merupakan proses transformasi antara pendekatan model objek dengan pendekatan model relasional dan antara sistem yang mendukung pendekatan tersebut (Fussel ML, 2005). Objek yang dibuat pada pemrograman berorientasi objek dapat dipetakan pada basis data relasional dengan menggunakan sebuah tool Object/relational mapping. Dengan menggunakan Object/relational mapping yang baik, dapat didefinisikan beberapa kelas terhadap beberapa tabel, dimana suatu kelas yang dipetakan terhadap suatu tabel dan suatu atribut kelas yang dipetakan terhadap kolom pada tabel (Glogls. M., 2005). II. PEMBAHASAN Object Relational Mapping Model objek berbeda dengan teknik pemodelan lainnya, karena menggabungkan konsep variabel dan tipe data abstrak ke dalam suatu tipe variabel abstrak yaitu objek . Objek memiliki identitas, kondisi (state) dan kebiasaan (behaviour). Untuk mempermudah pembuatan pemodelan objek, ada beberapa konsep didalamnya yaitu tipe, turunan (inheritance), asosiasi dan kelas. Pemodelan objek fokus pada identitas dan kebiasaan objek, yang sangat berbeda dengan model relasional yang fokus pada informasi(Fussell M.L., 2005). Dalam model relasional harus diperhatikan hubungan antara kita dengan basis data, harus dapat diterjemahkan antara pengetahuan manusia dengan model dari basis data. Sehingga dapat dimengerti apa yang kita beritahu kepada basis data dan sebaliknya apa yang diberitahu basis data kepada kita. Semua ini dapat diselesaikan dalam model relasional dengan definisi yang baik seperti relasi, tuple, domain dan basis data (Fussell M.L., 2005). Perbedaan model objek dengan relasional secara umum adalah model relasional menggunakan relasi, tupel dan himpunan yang sangat bersifat matematis sedangkan paradigma berorientasi objek menggunakan objek, atribut-atributnya dan hubungan dengan objek yang lainnya (Glogls. M., Why we need Hibernate). Object/Relational Mapping merupakan proses transformasi antara pendekatan model objek dan relasional dan antara sistem yang mendukung pendekatan tersebut (Fussel ML, 2005), atau Object/Relational Mapping adalah penyimpanan secara otomatis objek pada aplikasi Java ke dalam tabel dalam basis data relasional, menggunakan metadata yang menggambarkan pemetaan antara objek dengan basis data (Bauer C., King G., 2005). Beberapa pendekatan object/relational mapping tool (Berglas A., 2002): Primitive Mappers without Identity, Direct Mapper with Identity, J2EE EJB CMP Tool, Sun JDO-Style Byte Code Post Processors, Generalized Design Based Mapper, Generators, Proxies, Reationship Objects Other Tricks, HYBRIDS (bastar), OODB Caches, MS.NET, Tidak Terklarifikasi Dalam mengembangkan struktur dari kelas, hirarki dibuat dengan menggunakan metode inheritance (turunan), karena dengan menggunakan turunan struktur dari kelas akan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
211
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
menjadi lebih jelas. Terdapat 3 solusi untuk menangani turunan (Pugh. E., Gradecki. J.D., 2004) , yaitu : 1. Membuat tabel tunggal untuk atribut dari turunan anak yang terbawah. 2. Membuat tabel untuk masing-masing class 3. Membuat tabel untuk kelas konkrit Hampir pada semua aplikasi, banyak objek berhubungan dengan objek lainnya dengan cara yang sama, Penanganan relationship dijelaskan sebagai berikut (Pugh. E., Gradecki. J.D., 2004) : 1. Pemetaaan pada relasi one-to-one 2. Pemetaaan pada relasi one-to-many 3. Pemetaan pada relasi many-to-many 2.2 Perbandingan ORM Framework Pada bagian ini beberapa frameworks dari object/relational mapping akan dianalisis dan dibandingkan, dalam kesempatan ini akan dibandingkan 3 buah framework, yaitu Hibernate3, OJB4 dan Castor JDO5 (Yaldiz S., 2004). 2.2.1
Hibernate Hibernate adalah sebuah framework O/R persistence dan query untuk java. Sebagai tambahan untuk menyimpan objek, Hibernate menyediakan bahasa query sendiri untuk mengambil objek dari basis data, mendukung Java Management Extension (JMX). Hibernate menyediakan dukungan untuk kumpulan (collections) dan relasi objek, sebaik tipe composite (gabungan) dan juga mendukung tipe data user-defined (Yaldiz S., 2004). Pada arsitektur Hibernate, terdapat beberapa elemen yaitu kelas-kelas Hibernate, SessionFactory, Session, TransactionFactory, ConnectionProvider dan Transaction. Sebuah SessionFactory dibuat berdasarkan susunan dari kumpulan file mapping. SessionFactory menyediakan mekanisme untuk mengatur peyimpanan kelas, yaitu Session. Kelas Session menyediakan interface antara tempat penyimpanan data (basis data) dengan aplikasi java. Kelas Session membungkus koneksi JDBC, yang bias digunakan oleh user maupun dikontrol oleh hibernate (Heudecker N., 2003).
3
http://www.hibernate.org/ http://db.apache.org/ojb/ 5 http://castor.exolab.org/jdo.html/ 4
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
212
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 2.1. Arsitektur Hibernate lengkap (sumber gambar : Hibernate Reference Documentation) 2.2.2
2.2.3
OJB (ObjectRelationalBridge) ObjectRelationalBridge (OJB) adalah mapping framework yang menggunakan transparent persistent untuk objek java pada basis data relasional. OJB merupakan sebuah O/R mapping framework atas lisenssi Apache yang bersifat open source. OJB menyediakan persistence untuk kelas java. Castor JDO Castor JDO juga merupakan O/R mapping framework yang merupakan proyek open source. Meskipun namanya menunjukkan bahwa mendukung standar JDO, tapi Castor JDO bukan merupakan implementasi dari JDO. Castor JDO memiliki juga bahasa query sendiri.
2.3 Java Sebagai Pemrograman Berorientasi Objek Sebagaimana halnya C++, salah satu bahasa yang mengilhami Java, Java juga merupakan bahasa perograman berorientasi (Kadir A., 2004). Sebagai bahasa pemrograman objek, Java menggunakan kelas untuk membentuk suatu objek. 2.4 Basis data MySQL merupakan software sistem manajemen basis data yang sangat populer di kalangan pemrograman web. Software basis data ini kini telah tersedia juga pada platform Windows maupun Linux. MySQL merupakan basis data yang paling populer digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan basis data sebagai sumber dan pengelola datanya (Sidik B., 2003) HSQLDB merupakan basis data relasional yang ditulis dalam java, memiliki driver JDBC dan mendukung SQL ANSI-92, SQL 99 dan tambahan 2003 6. Basis data ini sekarang ini banyak digunakan sebagai basis data dan persistence engine dalam proyek 6
Artikel dari http://www.hsqldb.org/
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
213
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
perangkat lunak open source, dan juga pada proyek komersial dan produk. HSQLDB memiliki ukuran yang kecil, kemampuan untuk dijalankan seluruhnya dalam memori, flexiblility dan kecepatannya, ini merupakan keunggulan dari basis data ini. HSQLDB juga merupakan basis data open source. 2.5 Eksperimen/Percobaan Object Relational Mapping Pada eksperimen ini akan dilakukan pemetaan objek ke basis data relasional menggunakan Hibernate sebagai tool object/relational mapping. Objek berbasis java ini disebut dengan POJO (Plain Old Java Objek) yang merupakan sebuah kelas java yang berisi properti dari kelas dan metode-metode yang dimiliki kelas tersebut. Pada eksperimen ini untuk menyimpan data pada basis data digunakan 2 buah basis data. Basis data yang digunakan adalah basis data MySQL Server dan HSQLDB (Hyperthreded Structured Query Language DataBase). Secara sistematis langkah-langkah dalam melakukan eksperimen object/relational mapping adalah : Eksperimen berbasis window : 1. Persiapan perangkat keras dan perangkat lunak 2. instalasi java JDK dan mengatur konfigurasi classpath. 3. pembuatan POJO (Plain Old Java Object) 4. Pembuatan file mapping POJO 5. Pembuatan file konfigurasi untuk hibernate 6. Pembuatan file untuk kompilasi kelas dengan menggunakan ANT 7. Pembuatan kelas untuk memanipulasi POJO. Eksperimen berbasis Web : 1. Persiapan perangkat keras dan perangkat lunak 2. Instalasi java JDK 3. Instalasi Apache Tomcat 4. pembuatan POJO (Plain Old Java Object) 5. Pembuatan file mapping untuk masing-masing kelas POJO. 6. Pembuatan file konfigurasi untuk hibernate, webwork dan velocity 7. Pembuatan file untuk kompilasi kelas dan mengatur struktur folder dengan menggunakan ANT. 8. Pembuatan kelas untuk memanipulasi POJO. 9. Pembuatan file HTML untuk aplikasi eksperimen berbasis Web. Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Sistem Aplikasi dibangun menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak dengan spesifikasi di bawah ini. Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun aplikasi ini antara lain: 1. Sistem operasi Microsoft Windows Service Pack 1 2. Java Develovment Kit 1.4.2 3. Basis data MySQL Server 4.1 4. Basis data HSQLDB 5. Hibernate 2.1.8 6. IntelliJ Idea 4.5.2\ apache-ant-1.6.2 7. webwork dan velocity 8. internet explorer Perangkat Keras 1. Processor Pentium IV 2.0 GHz
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
214
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
2. RAM DDR 512 MB 3. HDD 80 GB 4. Monitor dengan resolusi 1152 x 864, 32 bit. 2.5.1
Eksperimen Berbasis Window Pada eksperimen berbasis window penulis akan memetakan objek cd ke basis data relasional pada tabel cd. Gambaran umumnya dapat dilihat pada gambar 2.2.
Tabel cd Kelas CD
Gambar 2.2. Pemetaan Kelas CD ke tabel cd Plain Old Java Object (POJO) merupakan kelas yang akan dibuat untuk merepresentasikan suatu objek. POJO yang digunakan pada eksperimen berbasis window ini adalah kelas CD (CD.java). File mapping ini digunakan untuk memetakan kelas CD ke dalam tabel cd. File ini disimpan dalam format .hbm.xml (cd.hmb.xml). File konfigurasi hibernate dibuat terpisah dari kelas dalam bentuk file teks biasa (hibernate.properties) atau dalam bentuk file XML (hibernate.cfg.xml). file ini juga digunakan untuk koneksi dengan basis data, sehingga sebuah program bisa lebih mudah diimplementasikan menggunakan basis data yang berbeda tanpa harus merubah kembali suatu kelas yang telah dibuat. Pada aplikasi ini akan digunakan 2 RDBMS yaitu HSQLDB dan MySQL Server. File konfigurasi ini digunakan untuk melakukan kompilasi program. File ini disimpan dalam format XML dengan nama build.xml. Pada eksperimen berbasis window, Aplikasi yang dibuat berupa aplikasi yang menunjukkan proses CRUD (Create,Reade,Update,Delete) terhadap kelas CD. Kelas yang digunakan untuk memanipulasi kelas CD adalah kelas CDManager. Aplikasi ini dibuat untuk menunjukkan bahwa pada kode program proses CRUD tidak digunakannya statement SQL secara langsung pada kelas, tetapi menggunakan statement yang berorientasi objek, yaitu Hibernate Query Language (HQL). User interface dari aplikasi bisa dilihat pada gambar 2.3
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
215
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 2.3. User Interface aplikasi berbasis Window Proses memasukkan data digunakan perintah save(nama_object). Proses yang dilakukan adalah memasukkan objek CD ke dalam tabel cd. Ditunjukkan dengan kode berikut ini : Session session = sessionFactory.openSession(); Transaction transaction = session.beginTransaction(); session.save(cd); transaction.commit(); session.flush(); session.close(); Gambar 2.4. skrip peyimpanan objek CD Proses memperbaharui data digunakan perintah update(nama_object). Proses yang dilakukan adalah memperbaharui data CD yang sudah dimasukkan sebelumnya, misalnya perubahan pada harga CD. Ditunjukkan dengan kode berikut ini : Session session = sessionFactory.openSession(); Transaction transaction = session.beginTransaction(); session.update(cd); transaction.commit(); session.flush(); session.close(); Gambar 2.5. skrip memperbaharui objek CD Proses penghapusan data menggunakan Hibernate ditunjukkan dengan kode berikut ini:
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
216
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Session session = sessionFactory.openSession(); Transaction transaction = session.beginTransaction(); session.delete(cd); transaction.commit(); session.flush(); session.close(); Gambar 2.6. skrip peyimpanan objek CD Proses mengambil semua data digunakan perintah find(”from nama_kelas”). Proses yang dilakukan adalah mengambil semua data CD yang sudah dimasukkan sebelumnya. Ditunjukkan dengan kode berikut ini : Session session = sessionFactory.openSession(); java.util.List cds = session.find("from CD"); session.close(); Gambar 2.7. skrip mengambil semua objek CD Proses mengambil sebuah data berdasarkan id dari sebuah objek digunakan perintah load(nama_kelas, nama_id). Proses yang dilakukan adalah mengambil sebuah data CD yang sudah dimasukkan sebelumnya. Ditunjukkan dengan kode berikut ini : Session session = sessionFactory.openSession(); CD cd = new CD(); session.load(cd, new Integer(index)); session.close(); Gambar 2.8. skrip mengambil objek CD tunggal 2.5.2
Eksperimen Berbasis Web Pada eksperimen berbasis Web penulis menggunakan 2 buah kelas yaitu kelas User dan Event. Hubungan antara kedua kelas adalah many-to-many, dimana setiap User bisa mengikuti lebih dari satu Event dan setiap Event bisa diikuti oleh lebih dari satu User. Objek user bisa memiliki lebih dari satu alamat dan data alamat tesebut disimpan dalam tabel user_addresses. Gambaran umumnya dapat dilihat pada gambar 4.8.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
217
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Asosiasi kelas
Skema tabel
Gambar 2.9. Pemetaan kelas user dan event ke tabel relasional Plain Old Java Object (POJO) merupakan kelas yang akan dibuat untuk representasi dari objek. Kelas POJO yang digunakan pada aplikasi ini adalah kelas Event dan kelas User. File mapping ini digunakan untuk memetakan kelas Event dan kelas User ke dalam tabel-tabel pada basis data relasional. File ini disimpan dalam file XML User.hbm.xml dan Event.hbm.xml. File konfigurasi hibernate pada aplikasi ini dibuat dalam bentuk file XML (hibernate.cfg.xml). file ini berisi semua konfigurasi yang berkaitan dengan hibernate. File ini juga berisi konfigurasi dalam berhubungan dengan basis data. Konfigurasi WebWork diperlukan konfigurasi pada file web.xml, konfigurasi berupa daftar servlet yang akan digunakan oleh WebWork dan Velocity. Konfigurasi ini diperlukan oleh WebWork agar bisa menjalankan aplikasi.File konfigurasi ini digunakan untuk melakukan kompilasi program dan untuk mengatur struktur folder aplikasi. File ini disimpan dalam format XML dengan nama build.xml. Aplikasi ini akan menyimpan objek user dan objek event serta membuat pemetaan asosiasi diantara kedua objek. Mapping asosiasi yang dilakukan berupa asosiasi unidirectional, asosiasi bidirectional, dan asosiasi suatu objek terhadap beberapa nilai, misalnya bertipe String. Halaman utama aplikasi dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
218
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 2.10. Halaman
Utama Aplikasi
Pada tampilan utama terdapat 2 buah link, yaitu Save Objek dan Mapping Objek. Save Objek digunakan untuk menyimpan dan melihat kembali objek Event dan objek User. Mapping Objek digunakan untuk mengatur asosiasi dari kedua objek. Untuk menyimpan objek user digunakan kelas NewUser.java. Session s = SessionManager.getSession(); User user = new User(); user.setFirstname(firstname); user.setLastname(lastname); user.setAge(age); s.save(user); s.flush(); Gambar 2.11. skrip meyimpan objek user Untuk menyimpan objek event digunakan kelas NewEvent.java. Session s = SessionManager.getSession(); Event event = new Event(); event.setTitle(title); event.setDate(theDate); s.save(event); s.flush(); Gambar 2.12. skrip menyimpan objek event
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
219
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Pemetaan objek yang akan dilakukan pada eksperimen ini adalah memetekan sebuah objek terhadap sebuah variabel, pemetaan asosiasi unidirectional dan pemetaan asosiasi bidirictional dimana objek bisa disimpan melalui kedua objek. Pada eksperimen ini penulis memetakan sebuah variabel string (address) pada objek user. Penulis akan memetakan variabel address kedalam tabel user_addresses. Objek user dapat memiliki lebih dari satu variabel address. File mapping (User.hbm.xml) akan mengatur asosiasi ini. <set name="addresses" table="user_addresses">
<element column="address" type="string"/> Gambar 2.13. skrip asosiasi terhadap variabel tunggal Pada eksperimen ini akan dipetakan objek event dengan objek user. Pemetaan yang dilakukan adalah pemetaan many-to-many, jadi diperlukan sebuah tabel tambahan yaitu tabel favourite_events. Untuk melakukan pemetaan ini hanya digunakan file mapping user.hbm.xml : <set name="favouriteEvents" table="favourite_events">
<many-to-many column="event_uid" class="program.data.Event"/> Gambar 2.14. skrip pemetaan asosiasi unidirectional Pada eksperimen ini peyusun menggunakan objek user dan event. Pada asosiasi bidirectional, manipulasi asosiasi dapat dilakukan dari kedua objek. File mapping yang digunakan juga dari kedua objek yaitu user.hbm.xml dan event.hbm.xml. File user.hbm.xml : <set name="eventsJoined" table="participations" inverse="true">
<many-to-many column="event_uid" class="program.data.Event"/> Gambar 2.15. skrip pemetaaan bidirectional (user) File event hbm.xml : <set name="participatingUsers" table="participations">
<many-to-many column="user_uid" class="program.data.User"/> Gambar 2.16. skrip pemetaaan bidirectional (event)
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
220
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
III. PENUTUP 3.1 Simpulan Dari hasil penulisan makalah, kesimpulan yang dapat diambil antara lain : 1. Pada eksperimen Object/Relational Mapping berbasis window, objek cd disimpan pada tabel CD yang dibuat secara otomatis oleh hibernate pada basis data MySQL dan HSQLDB berdasarkan pada pemetaan kelas CD ke tabel CD menggunakan file mapping Hibernate. 2. Pada eksperimen Object/Relational Mapping berbasis web, kelas User dan Event dipetakan pada 5 buah tabel yang dibuat secara otomatis oleh hibernate berdasarkan hubungan (asosiation) kedua kelas yang didefinisikan pada file mapping hibernate dan kemudian objek disimpan pada basis data MySQL dan HSQLDB. 3.2 Saran Dari hasil penulisan makalah, terdapat beberapa saran yang ingin penulis sampaikan antara lain : 3. Aplikasi yang dibuat merupakan aplikasi sederhana dan tidak digunakan untuk keperluan komersial, hanya digunakan untuk menunjukkan bagaimana penerapan Objek/relational mapping (ORM) dalam menangani objek sederhana, diharapkan ada penelitian lebih lanjut untuk penerapan ORM pada aplikasi komersial. 4. Penulis membuat aplikasi yang dibuat hanya menggunakan hibernate sebagai tool untuk melakukan pemetaan model objek ke model relasional, diharapkan ada penelitian lebih lanjut dengan menggunakan tool yang lain. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Object Relational Tool Comparison, http://c2.com/cgi/wiki?Object RelationalToolComparison (akses tanggal 4 Oktober 2005). Bauer C., King G., 2005, Hibernate in Action, Manning Publication Co., Greenwich. Berglas A., 2002, Object Relational Mapping Tools, http://www.uq.net.au/~zzabergl/simpleorm/ORMTools.html (akses tanggal 4 Oktober 2005). Fussell M.L., 1997, Foundation of Object-Relational Mapping, http://www.chimu.com/publications/objectRelational/index.html (akses tanggal 19 mei 2005). Glogls. M., Why we need Hibernate, http://www.gloegl.de/17.html (akses tanggal 18 Februari 2006). Heudecker N., 2003, Intoduction To Hibernate, http://www.systemmobile.com/ articles/IntroductionToHibernate.html (akses tanggal 3 December 2005) . Hibernate, Hibernate Reference Documentation version : 2.17, http://www.hibernate.org/hib_docs/reference/en/pdf/hibernate_reference. pdf (akses tanggal 9 mei 2005). Kadir A., 2004, Dasar Pemrograman Java 2, Edisi I, ANDI, Yogyakarta. Marlinda L., 2004, Sistem Basis Data, Edisi I, ANDI, Yogyakarta. Pugh. E., Gradecki. J.D., 2004, Introduction to Mapping Object to RelationalDatabase, http://media.wiley.com/product_data/excerpt/71/07645767/0764576771.pdf (akses tanggal 2 mei 2005). Sidik B., 2003, MySQL, Informatika Bandung, Bandung.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
221
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Supardi Y., 2005, 36 Jam Belajar Komputer Pemrograman Java2 SE SDK 1.4, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Sutopo A.H., 2002, Analisis dan Desain Berorientasi Objek, J&J Learning, Yogyakarta. Yaldiz S., 2004, Evaluation of Web Application Development Framework and ObjectRelational Mapper : Case Study, Student Project, Technical University Hamburg, Germany.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
222
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
B17. Analisis dan Perancangan E-CRM Pada PT. Karang Mekar Mitra Sejahtera (Arrowhead Consulting) I Gusti Made Karmawan, Evawaty Tanuar, Mike Sari Dewi
ANALISIS DAN PERANCANGAN E-CRM PADA PT. KARANG MEKAR MITRA SEJAHTERA (ARROWHEAD CONSULTING) 1,2,3
I Gusti Made Karmawan1, Evawaty Tanuar2, Mike Sari Dewi 3 Jurusan Komputerisasi Akuntansi, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Telp : (021) 5345830 ext : 2234 Fax : (021) 5300244 I Gusti
[email protected],
[email protected] Abstrak
E-CRM adalah suatu aplikasi yang dirancang dengan tujuan untuk membantu PT. Karang Mekar Mitra Sejahtera (Arrowhead Consulting) agar dapat memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada customer-nya. Dengan E-CRM berbasis web ini perusahaan dapat mengetahui kebutuhan customer secara personal dan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan customer. Metodologi yang digunakan dalam penelitian yaitu metode pengumpulan data melalui wawancara dengan pemilik perusahaan maupun karyawan serta studi kepustakaan. Hasil yang dicapai dari analisis dan perancangan aplikasi ini adalah perancangan aplikasi E-CRM berbasis web yang akan dibuat akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kepuasan customer sehingga customer yang merasa puas akan kembali lagi dan menjadi loyal. Simpulan yang didapat dari penelitian E-CRM ini adalah dapat menciptakan hubungan antara perusahaan dengan customer yang biasa dilakukan melalui telepon, email, maupun tatap muka dapat berjalan lebih cepat dan mudah sehingga akan terbina hubungan yang baik antara perusahaan dengan customer . Kata Kunci : Web, customer, dan E-CRM. I.
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan jangka panjang perusahaan dan peningkatan nilai bagi perusahaan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik dengan para pelanggannya. Untuk memelihara hubungan seperti itulah, maka banyak perusahaan mulai memperhatikan sektor pelayanannya. Kesadaran tentang pentingnya kualitas pelayanan terus meningkat dari tahun ke tahun. Di dalam perusahaan jasa, adalah penting untuk memprioritaskan Customer Relationship Management (CRM) karena dalam perusahaan seperti ini hubungan yang baik dengan customer atau pelanggan merupakan faktor yang sangat penting. Dengan konsep CRM diharapkan perusahaan mampu mempertahankan loyalitas pelanggannya untuk jangka waktu panjang, menarik pelanggan baru, dan mengembangkan kualitas pelayanannya. Fungsi CRM antara lain adalah memberi informasi kepada pelanggan, dan memperoleh umpan balik dari pelanggan berupa keluhan, saran, dan tanggapan terhadap jasa atau pelayanan yang telah diterima.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
223
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Dengan semakin banyaknya jumlah pemain dalam bidang yang sama, persaingan antar perusahaan sejenis semakin ketat sehingga salah satu kunci untuk unggul dalam persaingan terletak pada pelayanan yang terbaik dan diperlukan inovasi untuk dapat menarik simpati khususnya untuk memperoleh keunggulan bersaing atau paling tidak mempertahankan pasar yang telah diperoleh. Dengan penerapan teknologi yang semakin maju, seperti internet, yang mampu menghubungkan dan membangun interaksi dengan pelanggan secara mudah dan cepat, maka perusahaan dapat meningkatkan pelayanannya. Dengan sistem E-CRM ini diharapkan akan membantu pelanggan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan maupun dalam berkomunikasi dengan perusahaan. Hingga saat ini, PT. Karang Mekar Mitra Sejahtera yang lebih dikenal sebagai Arrowhead Consulting berkomunikasi dengan pelanggan yaitu melalui telepon atau tatap muka. Media internet pun sering digunakan untuk mengirimkan e-mail dalam menyebarkan informasi. semakin banyaknya pelanggan dan permintaan untuk melakukan pelatihan (training), hal ini menuntut perusahaan untuk memiliki sebuah sistem yang mampu menampilkan informasi dengan baik, mengumpulkan informasi dari pelanggan dan mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi perusahaan dalam memuaskan pelanggan sehingga dapat menjadi loyal dan menjaga hubungan dengan pelanggan yang sudah ada, selain itu perusahaan akan mendapatkan pelanggan yang baru. Website yang akan kami kembangkan dengan metode E-CRM ini diharapkan memenuhi tuntutan yang ada tersebut, di mana website ini memungkinkan pelanggan untuk berinteraksi dengan perusahaan, baik untuk menanyakan informasi, memesan tempat training, memesan produk, mengisi FAQ, dan mengisi polling. Website ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap perusahaan sehingga PT. Karang Mekar Mitra Sejahtera atau Arrowhead Consulting dapat semakin berkembang. Ruang lingkup yang dibahas adalah sebagai berikut : a. Informasi perusahaan dan jasa / produk yang ditawarkan, antara lain dengan menampilkan profil perusahaan, visi dan misi, dan training yang akan diadakan serta beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan. b. Form registrasi pelanggan untuk pelanggan yang ingin mengikuti public training dan in house training. c. Umpan balik dari pelanggan yaitu melalui polling yang diadakan dan pertanyaan ataupun message yang dikirimkan oleh pelanggan. Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan akan ditampilkan di Frequently Asked Question (FAQ). Adapun tujuan penyusunan ini antara lain : a. Menganalisa dan merancang suatu sistem E-CRM pada website perusahaan sehingga mendukung perusahaan untuk meningkatkan pelayanannya. b. Membantu perusahaan dalam memberikan pelayanan dan informasi. c. Menyediakan website yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga pelanggan dapat menggunakannya dengan mudah untuk memberikan saran, kritik, keluhan atau pertanyaan kepada pihak perusahaan yang bersangkutan.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
224
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
II. Teori Pendukung 2.1 Customer Relationship Management( CRM ) CRM adalah suatu cara untuk melakukan analisa perilaku konsumen atau customer jasa kita. Dari analisa ini akhirnya perusahaan bisa mengambil cara melayani customernya secara lebih personal sehingga efeknya customer menjadi loyal kepada kita. Pelanggan tidak hanya puas sekali menggunakan produk atau jasa kita tetapi juga akan selalu terus menggunakannya. Dengan adanya teknologi komputerisasi (information technology) maka CRM menjadi hal yang sangat penting, karena data customer atau konsumen bisa disimpan dalam suatu basis data beserta perilaku transaksi yang dilakukannya. Tiga fase dalam CRM antara lain (Kalakota dan Robinson, 2001, p113) : a. Mendapatkan customer baru (acquire), Perusahaan memperoleh customer baru dengan mempromosikan produk dan pelayanan kepada mereka. b. Meningkatkan keunggulan dari customer yang telah ada (enhance), Perusahaan meningkatkan hubungan melalui up-selling dan cross-selling yang terbaik sehingga memperdalam dan memperluas hubungan dengan customer. c. Mempertahankan customer yang menguntungkan (retain). Cara untuk mempertahankan customer berfokus pada penyesuaian layanan dengan memberikan apa yang diinginkan customer bukan apa yang diinginkan oleh pasar. Menurut Seybold (2002, p6) ada 3 jenis aplikasi dalam CRM, yaitu : a. Operational CRM. Automasi proses bisnis yang terintergrasi, meliputi Customer Touch Point, Chanels, dan front-back office integration. Tujuan utamanya adalah agar dapat memberikan nilai lebih kepada pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Aplikasi operational CRM dibagi menjadi dua jenis : • Customer Facing Application.Yaitu aplikasi yang dibuat untuk mendukung para staff perusahaan/organisasi dalam melayani pelanggan. • Customer Touching Application. Yaitu aplikasi yang langsung berinteraksi dengan pelanggan. Aplikasi itu dapat bekerja apabila ada dari permintaan pelanggan, otomatis secara periodik, atau jika even tertentu dari perusahaan. b. Analytical CRM. Analisis data yang dihasilkan oleh operational CRM, meliputi Data Maining. Tujuan utamanya adalah menggunakan data pelanggan dengan tepat sehingga perusahaan/organisasi dapat selalu mengetahui apa yang dipikirkan oleh pelanggannya. c. Collaborate CRM. Aplikasi kolaborasi yang meliputi e-mail, personalized, publishing, e-communities, dan sejenisnya. Tujuan utamanya adalah menjadi tempat berhubungan antara pelanggan yang tersebar di mana-mana dengan pihak perusahaan serta menyebarkan loyalitas pelanggan ke pelanggan-pelanggan lain yang masih belum berada di level pelanggan yang loyal. Mengapa diperlukan E-CRM? Seiring dengan perkembangan perusahaan data-data customer semakin bertambah banyak, maka hal ini akan meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memelihara basis data tersebut. Hal ini juga makin menyulitkan untuk mengolah data tersebut. Maka dari itu diperlukan E-CRM untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi dalam mengatur data tentang customer. Sistem ini juga mengotomatisasi semua proses data customer sehingga meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan dalam hal-hal yang berhubungan dengan customer mereka.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
225
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
III. Analisis dan Perancangan 3.1 Sistem yang Berjalan Setelah calon customer mendapatkan keterangan mengenai perusahaan Arrowhead Consulting dan menghubungi melalui telepon maupun email, kemudian pihak perusahaan dan calon customer akan menentukan tanggal dan waktu dimana pihak perusahaan dapat mempresentasikan produk yang akan ditawarkan secara langsung di tempat calon customer. Presentasi yang dilakukan selain untuk memperkenalkan produk yang akan dibeli oleh calon customer, juga untuk memperkenalkan produk-produk lainnya yang dimiliki oleh Arrowhead Consulting. Setelah perusahaan mempresentasikan produknya maka calon customer bisa menanyakan secara langsung hal-hal seputar produk yang ada. Sampai saat ini, customer yang dimiliki oleh Arrowhead Consulting cukup banyak dan hampir sebagian besar klien yang dimiliki oleh perusahaan diperoleh dari kenalan customernya. Untuk tetap menjaga hubungan dengan customer yang telah ada tersebut, perusahaan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik yaitu dengan melakukan kontak kepada semua customer. Perusahaan akan menghubungi customer yang pernah menggunakan produk-produk dari Arrowhead Consulting yaitu dengan cara menelepon para customer untuk menawarkan produk-produk yang dapat diambil oleh customer tersebut. 3.1.1 Sistem Pemasaran Proses bisnis dalam sistem pemasaran yang dilakukan yaitu dengan cara menghubungi dan menawarkan training yang baru kepada semua customer, yang dilakukan oleh Sales Officer. Selain itu juga terdapat brosur-brosur yang berisikan penawaran training yang dikirimkan perusahaan melalui mesin faximile kepada customer. Namun secara tidak langsung pemasaran lebih banyak dilakukan dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh customer yang merasa puas dengan training yang pernah diambilnya. 3.1.2 Sistem Penjualan Proses bisnis dalam sistem penjualan ini dikerjakan oleh bagian purchasing. Customer yang ingin mengikuti training yang diadakan oleh perusahaan, dapat menghubungi lewat telepon atau pun langsung datang ke kantor. Setelah itu maka customer mengadakan janji dengan pihak perusahaan untuk melakukan presentasi tentang produk Arrowhead Consulting. Presentasi dilakukan oleh pihak perusahaan di tempat customer. Ketika customer tertarik untuk mengikuti training maka dia bisa membuat persetujuan untuk pengajuan training yang akan dilakukan di perusahaannya. 3.1.3 Sistem Pelayanan Proses bisnis dalam sistem pelayanan yang dilakukan yaitu dengan mencoba menghubungi setiap customer untuk melakukan follow up dari training yang pernah diambil. Setelah mengetahui kondisi yang dialami perusahaan customer-nya, maka dari perusahaan akan memberikan beberapa tips kepada customer untuk solusi dari kondisi yang dialami atau mengusulkan kepada customer untuk mengambil training apa yang sebaiknya diambil untuk mengatasi kondisi yang ada tersebut.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
226
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
3.2 Permasalahan yang Dihadapi Berdasarkan sistem yang sedang berjalan dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Arrowhead Consulting, yaitu: 1. Perusahaan kesulitan dalam menyampaikan informasi kepada customer yang ada. 2. Terbatasnya pelayanan yang diberikan oleh Arrowhead Consulting kepada customer. 3. Perusahaan kesulitan dalam mengidentifikasi kebutuhan customer. Hal ini juga diperkuat dengan hasil pra survei yang ada. 3.3 Usulan Pemecahan Masalah Dari analisis permasalahan yang ada, diusulkan suatu sistem pelayanan customer yang dapat dilakukan secara on-line dengan memanfaatkan teknologi internet. Sistem baru yang diusulkan adalah dengan membuat suatu sistem berbasiskan web yang disebut E-CRM. Melalui E-CRM ini diharapkan : 1. Kesulitan perusahaan dalam menyampaikan informasi kepada customer yang ada dapat teratasi dengan dibangunnya sistem pelayanan berbasis web ini karena terdapat suatu menu yang berisi tentang informasi dari produk-produk yang ada dalam Arrowhead Consulting. Menu ini memudahkan customer untuk melihat informasi secara lebih luas, tanpa harus menentukan waktu dengan pihak perusahaan untuk bisa bertemu, mempresentasikan dan menjelaskan produkproduknya yang ada. 2. Sistem ini juga dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan oleh Arrowhead Consulting kepada customer, yang selama ini cuma sebatas hanya by phone saja. Lewat E-CRM ini, perusahaan dapat lebih mudah dalam memasarkan produk-produk serta lebih memperlakukan member secara personalisasi, sehingga member merasa lebih dihargai. Sistem ini juga mendukung perusahaan dalam menyampaikan bahanbahan training yang pernah diikuti oleh member-nya sehingga bisa di download. 3. Dapat mengatasi kesulitan perusahaan dalam mengidentifikasi kebutuhan customer yaitu melalui track record. Adanya pencatatan yang lengkap tentang data customer yang pernah mengikuti training, seperti jenis training, berapa jumlah participant yang ikut, kapan mengikuti training, sangat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi customer untuk menawarkan produk-produk baru yang dimiliki perusahaan. Karena sebelumnya pencatatan data yang ada hanya sebatas data diri customer saja, sehingga perusahaan tidak mengetahui detail tentang training apa saja yang pernah diambil oleh customer tertentu. Dalam sistem E-CRM ini, perusahaan mendapatkan customer baru (acquire) misalnya melalui guest book yang ada pada website. Perusahaan dapat memperoleh data tentang calon customer yang kemudian dapat di follow up melalui pengiriman newsletter tentang produk-produk Arrowhead Consulting yang mereka minati. Pada fase enhance, perusahaan meningkatkan hubungannya melalui up-selling dengan cara memberikan penawaran training terbaru dari yang pernah diambil sebelumnya. Misal customer sudah pernah mengambil training ISO 9001: 2000 maka perusahaan dapat menawarkan kepada customer tentang training ISO 22000:2005 yang lebih luas dari training yang sebelumnya pernah diambil. Sedangkan untuk cross-selling, perusahaan meningkatkan hubungan dengan cara menawarkan training yang lain dari training yang pernah diambil. Misal customer sudah pernah mengambil training Service Excellence, maka melihat kondisi yang dialami perusahaan bisa menawarkan kepada customer untuk mengambil training Measuring Customer Satisfaction. Pada fase retain, perusahaan
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
227
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
dapat mempertahankan customer dengan cara memberikan pelayanan berupa hak download kepada customer tentang file-file training yang hanya pernah diikuti. Sehingga customer suatu saat bisa melakukan training kepada karyawannya yang baru. 3.4 Perancangan Perangkat Lunak 3.4.1 Class Diagram Class Diagram untuk sistem yang akan berjalan dapat dilihat pada gambar berikut:
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
228
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Tr_Polling
Ms_TrackRecord
Ms_Message
-Answer_Id : int -Answer_Text : varchar -Answer_Count : int +viewed() +updated() +deleted() +inputed() 1
-Trck_Id : int -Cst_Id : int -Training : varchar -Training_Date : datetime -Training_Detail : text -Photo_1 : varchar -Photo_2 : varchar -Participant : int -Modul : varchar +viewed() +updated() +deleted() +inputed()
-Cst_Id : int -Msg_Id : int -Message : text -Reply : text -Msg_Date : datetime -Msg_Flag : bit +viewed() +updated() +deleted() +inputed()
Ms_RegPT -RegPT_Id : int -Cst_Id : int -RegPT_CP : varchar -RegPT_Phone : varchar -RegPT_Fax : varchar -RegPT_Email : varchar -RegPT_Participant : int -RegPT_Status : bit -RegPT_FolUp : int -RegPT_Date : datetime +viewed() +updated() +deleted() +inserted()
0..*
* Ms_Polling -Polling_Id : int -Polling_Statement : text -Polling_Count : int +viewed() +updated() +deleted() +inputed()
Ms_PT -PT_Id : int -Img_PT : text -PT_Header : varchar -PT_Seat : int -PT_Date : datetime -PT_Place : varchar -PT_Price : varchar -PT_Detail : text +viewed () +updated() +deleted() +inserted()
0..*
1..* Ms_Guestbook 1
0..*
0..*
1
1
Ms_Customer
0..1 1
Ms_RegInHouse -RegInHouse_Id : int -Cst_Id : int -RegInHouse_Company : varchar -RegInHouse_Address : text -RegInHouse_CP : varchar -RegInHouse_Phone : varchar -RegInHouse_Fax : varchar -RegInHouse_Email : varchar -RegInHouse_Participant : int -RegInHouse_Modul : text -RegInHouse_Status : bit -RegInHouse_FolUp : int -RegInHouse_Date : datetime +viewed () +updated() +deleted() +inserted()
1..* 1..*
1
-Cst_Id : int -Cst_Name : varchar -Usr_Name : varchar -Psd : varchar -Phone_No : varchar -Fax_No : varchar -Co_Prs : varchar -E_Mail : varchar -LOB : varchar -Certificate : text -Secret_Question : text -Secret_Answer : text -Role : bit +cek data() +view Faq() +View Article() +view Activity() +view PT() +view Polling() +view MemberFile() +view TrackRecord() 1
0..* 1
1
Ms_PersonalFile
1..*
0..*
0..* Admin 0..*
Ms_Activity -Activity_Id : int -Activity_Title : text -Activity_Article : text +viewed() +udpated() +deleted() +inserted() 1
* Activity_Objective -Activity_Id : int -Objective_Id : int -Objective : text +viewed() +updated() +deleted() +inserted()
1
Ms_MemberFile -MemberFile_Id : int -MemberFile_Article : text -MemberFile_File : varchar +viewed() +updated() +deleted() +inputed()
Member +change profile() +download_MemberFile() +download_PersonalFile() +download_ModulTraining() +send_Message() +input_Polling()
1
*
-Cst_Id : int -PersonalFile_Id : int -PersonalFile_Article : text -PersonalFile_Url : varchar -PersonalFile_Flag : bit +viewed() +updated() +inputed() +deleted()
0..* 0..*
Ms_Article -News_Id : int -News_Article : text -News_File : varchar +viewed() +inserted() +deleted()
-Guest_Id : int -Guest_Name : varchar -Guest_Gender : varchar -Guest_Occup : text -Guest_Company : varchar -Guest_LOB : varchar -Guest_Phone : varchar -Guest_Email : varchar -Guest_Interest : text -Guest_Perm : bit -Guest_Date : datetime +viewed() +updated() +deleted() +inputed()
*
Activity_Photo
Activity_Program
-Activity_Id : int -Photo_Id : int -Photo_Path : varchar -Photo_Comment : text +viewed () +udpated() +deleted() +inserted()
-Program_Id : int -Program : varchar -Activity_Id : int +viewed() +updated() +deleted() +inserted()
1
+change statusFol_up() 1 +reply message() +input Faq() +Delete Faq() +input memberFile() +delete MemberFile() +input personal File() +delete personalFile() +delete customer() +input customer() +input activity() +delete activity() +input article() +delete article() +input PT() +update PT() +input Polling() +input trackRecord() +delete trackRecord() +delete GuesBook()
Ms_FAQ -Faq_Id : int -Faq_Title : varchar -Faq_Short_Article : text -Faq_Article : text +viewed() +updated() +deleted() +inputed() Ms_Ref -ref_Id : int -sender_email : varchar = 40 -subject : text -destination_email : varchar = 40
*
Gambar 3.1 Class Diagram
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
229
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
3.4.2 Use Case Diagram Use case diagram untuk proses dalam sistem aplikasi web CRM yang akan berjalan pada perusahaan secara umum dapat dilihat pada gambar beikut :
S u b ystem H o m e «uses» H om e
select m enu
International S tandard «uses»
guestbook
im provem ent tools
«uses» «uses»
service
«uses»
H um an D evelopm ent
P ublic Training W W TP «uses»
A bout U s
«uses»
visi & m isi
article
user
com pany profile FA Q
C ontact U s «uses»
user m em ber
user adm in
R egister
in house training
«uses» P ublic training
Login «extends» «extends» Login A dm in
forgot passw ord
Gambar 3.2 Use Case Diagram Aplikasi Web CRM Secara Umum
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
230
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
IV. Implementasi dan Evaluasi 4.1 Rencana Implementasi Aplikasi sistem E-CRM ini diterapkan untuk mendukung sistem pelayanan informasi perusahaan. Melihat pada saat ini perusahaan hanya memberikan pelayanan kepada customer melalui telepon atau e-mail, maka diharapkan dengan aplikasi E-CRM ini dapat membantu perusahaan dalam berinteraksi dengan customer serta membantu perusahaan dalam menangani dan mengelola data customer dengan lebih baik. Pada tabel di bawah ini merupakan jadwal implementasi untuk mengimplementasikan website Arrowhead Consulting.
Aktivitas
Minggu ke4 5 7 8
1 2 3 Testing Software x Pengumpulan dan input data x x Perbaikan Software x x x Pelatihan User Implemetasi Evaluasi dan monitoring Tabel 4.1 Jadwal kegiatan implementasi
x
9
10
11
x
x
x
x
Berikut ini adalah tampilan layar apabila member ingin mengikuti training program dapat masuk ke halaman Register khusus untuk member, maka tidak perlu lagi mengisi data seperti pada halaman Register awal dimana user harus mengisikan data lengkap tentang user.
Gambar 4.1 Tampilan Layar Register In house Training Member Pada menu Member File ini terdapat file-file yang dikirim perusahaan khusus untuk para member. File yang ada tersebut dapat di download oleh semua member.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
231
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 4.2 Tampilan layar Member File Pada menu Personal File dimana terdapat file-file yang dikirim perusahaan untuk member tertentu. File yang ada tersebut dapat di download oleh member yang bersangkutan.
Gambar 4.3 Tampilan layar Personal File Customer juga dapat melihat track record yaitu untuk mengetahui training apa saja yang telah diikuti.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
232
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 4.4 Tampilan layar Track Record
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
233
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Gambar 4.5 Tampilan layar Track RecordDetail Selain mengisi polling, customer juga dapat melihat hasil dari polling tersebut. Untuk itu customer dapat meng-klik polling result dan melihat hasil polling yang telah diisi oleh semua orang yang pernah mengunjungi website tersebut. 4.2 Evaluasi Hasil Evaluasi terhadap web E-CRM ini dilakukan terhadap customer yaitu klien dari Arrowhead Consulting dengan mengisi kuesioner akhir sebagai perbandingan kepuasan customer sebelum ada website dan setelahnya. Pada Tabel 4.2 sampai Tabel 4.8 dapat dilihat hasil dari kuesioner akhir yang didapat dari 30 responden. 1. Apakah website Arrowhead Consulting yang dibuat membantu Anda dalam mendapatkan informasi? o Tidak membantu o Membantu
Jumlah (orang)
Total Tabel 4.2 Persentase hasil jawaban no. 1
Persentase
2 28
6,67 % 93,33 %
30
100 %
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
234
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar customer setuju bila website Arrowhead Consulting yang dibuat membantu customer dalam mendapatkan informasi tentang Arrowhead Consulting. 2. Apakah informasi tentang produk Arrowhead Consulting yang ditampilkan sudah lengkap ? o o
Jumlah (orang)
Persentase
5 25
16,67 % 83,33 %
30
100 %
Tidak lengkap Lengkap Total Tabel 4.3 Persentase hasil jawaban no. 2
Dari Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar customer setuju bila informasi tentang produk yang ditampilkan dalam website sudah lengkap sehingga informasi yang ingin didapat pun terpenuhi. 3. Apakah informasi yang terdapat dalam website sesuai dengan apa yang diharapkan? o o
Jumlah (orang)
Persentase
1 29
3,33 % 96,7 %
30
100 %
Tidak sesuai Sesuai Total Tabel 4.4 Persentase hasil jawaban no. 3
Dari Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh customer setuju bila informasi yang terdapat dalam website sesuai dengan apa yang mereka harapkan. 4. Menurut Anda bagaimana tampilan website Arrowhead Consulting ? o Tidak menarik o Menarik
Jumlah (orang)
Persentase
3 27
10 % 90 %
30
100 %
Total Tabel 4.5 Persentase hasil jawaban no. 4
Dari Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar customer setuju bila tampilan website Arrowhead Consulting yang dibangun telah menarik minat mereka.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
235
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
5. Apakah kesulitan yang Anda hadapi sebelum adanya website telah teratasi? o o
Jumlah (orang)
Ya Tidak Total Tabel 4.6 Persentase hasil jawaban no. 5
Persentase
28 2
93.33 %
30
100 %
6.67 %
Dari Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh customer setuju dengan adanya website maka telah membantu customer mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dibandingkan sebelum ada website. 6. Menurut Anda sebagai customer, apakah layanan yang disediakan oleh website memuaskan?
o o
Jumlah (orang)
Tidak memuaskan Memuaskan
Total
Persentase
4
13,33 %
26
86,67 %
30
100 %
Tabel 4.7 Persentase hasil jawaban no. 6 Dari Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar customer setuju bahwa layanan yang disediakan oleh website Arrowhead Consulting telah dapat memuaskan para customer. 7. Apa keuntungan yang paling Anda peroleh dengan adanya website Arrowhead Consulting? o Kelengkapan informasi o Komunikasi yang lebih interaktif o Lebih menghemat waktu
Jumlah (orang)
Total
Persentase
11 6 13
36.67 %
30
100 %
20 % 43,33 %
Tabel 4.8 Persentase hasil jawaban no. 7 Dari Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa website Arrowhead Consulting yang dibuat menguntungkan bagi sebagian besar customer yaitu dengan lebih menghemat waktu mereka dalam mencari informasi serta melalui kelengkapan informasi yang ada
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
236
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
dan dengan adanya komunikasi yang lebih interaktif antara perusahaan dengan customer. Kesimpulan yang didapat dari hasil kuesioner post survei ini menunjukkan bahwa melalui E-CRM yang dibuat telah membantu customer mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dibandingkan sebelum adanya website dan layanan yang disediakan oleh website Arrowhead Consulting dapat memuaskan para customer karena mereka lebih merasa diperlakukan secara personalisasi. V. Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Setelah melakukan analisis dan perancangan baik terhadap sistem lama maupun sistem baru, maka dapat ditarik simpulan mengenai perancangan aplikasi E-CRM untuk Arrowhead Consulting, yaitu : a. Dengan dibuatnya aplikasi E-CRM bagi perusahaan ini maka diharapkan dapat membantu menyelesaikan kendala / hambatan yang ditemukan dalam proses pelayanan secara manual. Hambatan-hambatan yang ada menurut responden dalam kuesioner pra survai yaitu hambatan dalam hal waktu (77,3%), bingung dalam mencari saluran informasi tentang Arrowhead Consulting (9,1%), saluran telepon sibuk (9,1%), dan lainnya (4,5%). Diharapkan dengan website ini maka customer dan perusahaan dapat berinteraksi kapan saja melalui website ini dan tetap menghemat waktu; b. Setelah dibuat aplikasi E-CRM ini, maka dalam kuesioner post survai responden yang menjawab kesulitan-kesulitan yang dialami sebelum aplikasi ini dibuat telah teratasi sebesar 93,33 %, dan yang menjawab bahwa kesulitan sebelumnya tidak teratasi sebesar 6,67 %. Dengan demikian aplikasi ini telah membantu perusahaan agar dapat lebih memuaskan customer; c. Aplikasi E-CRM yang dibuat berbasiskan web ini menyediakan sarana bagi customer untuk melakukan akses 24 jam baik itu untuk memperoleh informasi maupun untuk registrasi sehingga memberikan kemudahan dan kenyamanan pada customer tanpa dibatasi ruang dan waktu; d. Dengan dibuatnya aplikasi E-CRM ini, maka perusahaan memiliki fasilitas yang dapat menampilkan informasi tentang training apa saja yang pernah diambil oleh customer. Fasilitas ini membantu perusahaan dalam memperoleh masukan dan mengidentifikasi mengenai kebutuhan customer selanjutnya; e. Dengan aplikasi E-CRM ini memudahkan customer untuk melihat history service yang pernah diikuti dan customer dapat men-download modul-modul yang berkaitan dengan service yang pernah diambilnya tersebut. 5.2 Saran Agar aplikasi E-CRM yang kami buat dapat dikembangkan lebih lanjut maka saran yang dapat kami berikan antara lain : a. Dapat dibuat suatu forum komunikasi antar customer. Dapat berupa mailing list maupun berbentuk aplikasi forum di website. Dengan adanya forum maka hubungan antara perusahaan dan customer dapat lebih terbuka dan antar customer dapat saling berbagi;
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
237
ISSN 2087-2658 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010 Singaraja - Bali, 21 September 2010
b. Dapat ditambahkan fasilitas untuk video yang berisi tentang dokumentasi dari public training dan seminar yang pernah diadakan oleh perusahaan. Sehingga lebih menarik minat customer untuk ikut serta; c. Dengan maraknya penggunaan telepon selular maka aplikasi ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat diakses secara mobile. Daftar Pustaka Chaudhury, Abhijit and Jean Pierre Kuilboer (2002). E-business and E-commerce Infrastructure : Technologies Supporting The E-business Initiative. McGraw-Hill, New York. Connolly, Thomas M. and Carolyn Begg (2002). Database Systems : A Practical Approach to Design, Implementation, and Management. 3rd Edition. Addison-Wesley Publishing Company Inc., Cambridge, Massachussets. Kalakota, Ravi and Marcia Robinson (2001). E-Business 2.0 : Roadmap for Success. Addison Wesley, Longman Inc., Cambridge, Massachussets. Mathiassen, Lars, A. Munk-Mundsen, P.A. Nielsen, and J. Stage (2000). Object Oriented Analysis and Design. Makro Publishing Aalborf, Aalborg. Nickerson, Robert C. (2001). Business and Information System. Edisi ke-2. Prentice-Hall, Inc., Upper Saddle River,New Jersey. Sutedjo, Budi, John Philio Simandjuntak, dan andreas Ari Sukoco (2003). E-crm Membina Relasi dengan Pelanggan.com. Andi, Jakarta. Turban, Efraim (2002). Electronic Commerce : A Managerial Perspective 2002. Prentince Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey. Turban, Efraim, Dorothy Leidner, Ephraim Mclean, and James Wetherbe (2006). Information Technology for Management : Transforming Organizations in The Digital Economy. John Wiley and Sons Inc., Toronto. Whitten, Jeffrey L., Lonnie D. Bentley, and Kevin Dittman (2004). System Analysis and Design Methods. McGraw-Hill, Boston. Zikmund, William G., Raymond McLeod, Jr., and Faye W. Gilbert (2003). Customer Relationship Management : Integrating Marketing Strategy and Information Technology. John Wiley and Sons Inc., Toronto.
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali, Telp. (0362) 27213, http:///www.undiksha.ac.id/pti
238