Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta
PENGARUH COLLABORATIVE DAN PROJECT BASED LEARNING DALAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP BERORIENTASI PADA TINDAKAN (STUDI PADA MAHASISWA S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG) Meiryani 1, Supriyanto Ilyas2, Hafied Noor Bagja Universitas Widyatama Email:
[email protected] Universitas Widyatama Bandung
[email protected] Hafied Noor Bagja
[email protected]
ABSTRAK: Salah satu karakteristik entrepreneur adalah selalu berorientasi pada tindakan. Fenomena yang terjadi, sering ditemui orang yang enggan untuk berbuat sebagai entrepreneur karena berbagai alasan. Untuk mengatasi maslah ini, pendidikan kewirausahaan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Hingga saat ini, proses pendidikan kewirausahaan masih terus memerlukan pengembangan dan perbaikan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa entrepreneurship. Salah satu model pendidikan yang sedang dikembangkan adalah Student Centered Learning Model dengan metode Collaborative dan Project Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode tersebut dalam menciptakan sikap mahasiswa yang selalu berorientasi pada tindakan. Unit analisis penelitian ini adalah pelaksanaan metode Collaborative dan Project Based Learning di Departemen Akuntansi Universitas Widyatama. Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan pendidikan di Semester genap 2014/2015. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan juga didukung oleh analisis kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui investigasi dokumen pembelajaran, observasi kegiatan, wawancara dan diskusi dengan dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan. Wawancara juga dilakukan dengan para peserta didik (mahasiswa) baik menggunakan kuesioner tertutup (close ended questionnaires) dan kuesioner terbuka (open ended questionnaires)) kepada mahasiswa peserta perkuliahan kewirausahaan semester genap 2014/2015 pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa collaborative dan project base learning telah diupayakan untuk dilaksanakan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Selanjutnya, collaborative dan project base learning berperan positif yang signifikan dalam menciptakan sikap berorientasi aksi mahasiswa yang merupakan salah satu fondasi yang mengembangkan semangat kewirausahaan. Oleh karena itu, pengembangan dan perbaikan dalam hal ini perlu dilakukan terus menerus.
Kata kunci: Kewirausahaan, collaborative, project base learning ABSTRACT: One of the characteristics of the entrepreneur is always action-oriented. Phenomenon occurring, often encountered people who are reluctant to do as an entrepreneur for many reasons. To resolve this problem, quality entrepreneurship education process is needed.. Until today, the process of entrepreneurship educations still continues require the developments and improvement to produce graduates who have entrepreneurial spirits. One of the model of education that is being developed is Student Centered Learning Model. This study aimed to investigate the effect of student centered learning implementing involving collaborative and project based learning in entrepreneurship in creating of student’s action oriented
310
Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta attitude. Unit analysis of this study the implementation of collaborative and project based learning of entrepreneurship education at the Accounting Department of Widyatama University. This study focused on the implementation of education in even Semester 2014/2015. This research was conducted by descriptive qualitative and also supported by quantitative analysis.. Data collections were conducted by investigation of learning process documents, observation of activities, interview and discussions with faculty lecturers. Interviews were also with students both use the close ended questionnaires and open ended questionnaires to the students who participate in entrepreneurship courses at Accounting Department of the Faculty of Economics, Widyatama University in even semester 2014/2015.. The study shows that the collaborative and project-based learning has strived to be held and improved from time to time. Moreover, collaborative and project-based learning have significant positive role in creating student’s action-oriented attitude which is one of the foundations on which to develop the entrepreneurial spirit. Therefore, the development and improvement in this methods needs to be done continuously Keywords: Entrepreneurship, collaborative, project base, learning
PENDAHULUAN Salah satu karakter yang dimiliki seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah selalu berorientasi pada tindakan. Karakter ini harus ada untuk dapat memenuhi pengertian yang dikemukakan oleh Soegoto (2009) yang menyatakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses yang kreatif yang dilandasi inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat, dan mendatangkan nilai tambah baik bagi dirinya maupun orang lain. Persyaratan karakter tersebut sesuai pula dengan yang dijelaskan oleh Kasali (2010) bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan proses kreatif dan inovatif untuk mampu melihat peluang serta merealisasikannya dalam sebuah tindakan (action) yang memiliki nilai tambah baik secara finansial maupun nilai sosial. Untuk membentuk para entrepreuner yang mampu selalu berorientasi pada tindakan diperlukan proses pendidikan yang dapat diandalkan atau berkualitas. Salah satu proses pendidikan kewirausahaan adalah proses pendidikan yang diselenggarakan oleh institusi perguruan tinggi melalui perkuliahan kewirausahaan. Proses pendidikan kewirausahaan memerlukan evaluasi dan pengembangan terus menerus agar mampu mendukung pencapaian tujuan pendidikan kewirausahaan. Berbagai model pendidikan kewirausahaan sampai saat ini masih terus dikembangkan Salah satu model pendidikan yang sedang dikembangkan adalah Student Centered Learning Model dengan metode Collaborative dan Project Based Learning. Metode ini banyak dikembangkan karena dipandang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan metode konvensional yang berorientasi pada pengajar (teacher oriented learning). Penelitian tentang metode Collaborative dan Project Based Learning ini telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Beberapa diantaranya adalah oleh Sabar Nurohman (2010), Muh. Rais (2010), Tina Melinda (2013), Thomas (2000), dan tentunya masih banyak yang lain. Pada umumnya, penelitian penelitian mengenai metode ProjectBased Learning dengan keberhasilan proses pembelajaran, Penelitian ini dilakukan berkenaan dengan pengenbangan metode Collaborative dan Project Based Learning dalam penyelenggaraan perkuliahan kewirausahaan di Semester ganjil 2015/2016. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas menerapan metode Collaborative dan Project Based Learning dalam 311
Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta penyelenggaraan perkuliahan kewirausahaan serta pengaruhnya terhadap pembentukan sikap berorientasi pada tindakan pada mahasiswa. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode tersebut dalam menciptakan sikap mahasiswa yang selalu berorientasi pada tindakan. Selain itu, penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan masukan dalam mengevaluasi untuk peningkatan penyelenggaraan metode Collaborative dan Project Based Learning dalam penyelenggaraan perkuliahan kewirausahaan pada institusi terkait. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi lain sebagai bahan studi perbandingan dalam pengembangan metode tersebut. TINJAUAN LITERATUR Seperti telah dijelaskan pada bagian terdahulu, Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah proses kreatif dan inovatif untuk menghasilkan sesuatu yang baru, bernilai tambah (value added), dan manfaat, mampu membuka kesempatan kerja dan hasilnya berguna bagi masyarakat (Soegoto, 2009). Selain dikaitkan dengan proses kreatif dan inovatif, dan penciptaam nilai tambah, Kasali (2010) menjelaskan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) juga terkait dengan kemampuan melihat peluang dan kemampuan merealisasikannya dalam sebuah tindakan (action). Selanjutnya, Kasali (2010) menyebutkan tujuh karakter yang harus dimiliki oleh setiap calon wirausaha yaitu: action oriented, berfikir simpel, selalu mencari peluang baru, mengejar peluang dengan disiplin tinggi, hanya mengambil peluang yang terbaik, fokus pada eksekusi, serta memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Seorang wirausaha juga harus mempunyai kemampuan untuk bersahabat dengan ketidak pastian. Definisi tersebut menjelaskan bahwa inti kewirausahaan adalah berfokus pada tindakan (action oriented). Masalahnya, tidak sedikit entrepreneur pemula yang menghadapi hambatan hambatan persepsi dalam memulai usaha (action) berupa persepsi yang negatif mengenai kemampuan dirinya (Kasali, 2010). Sebagian enggan memulai menjadi entrepreneur karena merasa terlalu muda, sebagian yang lain karena merasa terlalu tua. Sebagian yang lain lagi merasa tidak berbakat atau tidak punya modal. Padahal, untuk menjadi (entrepreneur) hanya memerlukan tiga ”M” yaitu Motivasi yang kuat, Mindset yang tepat, dan Make it (lakukan saja). Orientasi pada tidakan yang dimiliki seseorang akan menjadikan dirinya menjadi orang yang memiliki efektifitas yang tinggi (Kasali, 2010). Stephen Covey (2004) menjelaskan 8 habits (kebiasaan) produktif untuk memiliki karakter orang yang efektif yaitu: proaktif (be proactive), bermula dari ujung pemikiran (begin with the end in mind), mendahulukan hal yang utama (put first things first), berfikir ”menang-menang” (think win/win), empathy (seek first to understand – then tobe understood), bersinergi (synergize), menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan (sharpen the saw), menemukan keunikan diri dan membantu orang lain menemukannya( they find find their voice, and help others find theirs) Sudah barang tentu, pembentukan sikap berorientasi pada tindakan memerlukan upaya yang serius terutama melalui proses pendidikan. Proses pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan melalui perkuliahan kewirausahaan di perguruan tinggi. Metode pendidikan yang sampai saat ini dikembangkan adalah metode Collaborative dan Project Based Learning. 312
Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta Istilah collaborative learning digunakan untuk menjelaskan pendekatan dalam proses pendidikan yang mendorong para peserta didik untuk bekerja bersama dalam suatu kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Hodgson,2009:126). Smith (1992) menjelaskan bahwa collaborative learning merupakan “payung” istilah mengenai berbagai pendidikan edukasional yang melibatkan gabungan usaha oleh peserta didik atau peserta didik dengan pengajar secara bersama sama. Collaborative Learning merupakan suatu pergeseran yang signifikan dari pembelajaran yang tipikal, berorientasi atau berpusat pada pengajar kepada proses pendidikan yang berpusat pada peserta didik. Pendidik yang mempergunakan metode collaborative learning mengalami pergeseran peran dari peranannya sebagai seoarang ahli dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik ke perannya sebagai ahli dalam perancangan pengalaman intelektual untuk peserta didik sebagai pembimbing atau sebagai pemrakarsa proses pembelajaran. Tujuan collaborative learning adalah melatih keterampilan belajar secara berkelompok untuk mencapai hasil dalam mengembangkan pengetahuan, membentuk suasana saling percaya melalui keterbukaan dalam komunikasi antar peserta agar tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Metode lain yang dikembangkan adalah project based learning. Fillippi (2009:349) menyebutkan lima penekanan dalam project based learning yaitu: solusi pada suatu masalah, inisiatif dilakukan oleh perserta atau kellompok peserta didik, pada umumnya menghasilkan produk akhir (seperti thesis, laporan, rancangan sebuah rencana, program computer dan model), mempertimbangkan jangka waktu (lamanya) pekerjaan, dan keterlibatan/peran pengajar sebagai penasihat. Penekanan yang esensial dalam project base learning adalah yang disebutkan pada penekanan pertama dan ketiga. Project-Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan projek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain. Project-Based Learning memiliki delapan karaktiristik seperti yang disebutkan Global SchoolNet (2000) yaitu: peserta didik memutuskan kerangka kerja pembelajaran, terdapat masalah atau tantangan yang harus diselesaikan oleh peserta didik, proses penyelesaian masalah atau tantangan yang diajukan, terdapat tanggung jawab bersama (kolaboratif) dalam memperoleh dan memanfaatkan informasi dalam memecahkan masalah, terdapat proses evaluasi berkelanjutan, terdapat proses refleksi secara berkala atas aktivitas yang telah dilakukan, terdapat evaluasi secara kualitatif terhadap produk akhit aktivitas yang telah dilakukan serta situasi pembelajaran yang sangat mentoleransi terhadap kesalahan dan perubahan. Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya, Collaborative dan Project-Based Learning diyakini memiliki keunggulan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dikaitkan dengan tujuan pembelajaran kewirausahaan, collaborative dan project based learning diduga akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang salah satunya adalah membentuk sikap mahasiswa yang berorientasi pada tindakan. Oleh karena itu, paradigm penelitian ini adalah seperti pada gambar berikut:
313
Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta
COLLABORATIVE LEARNING ORIENTASI PADA
TINDAKAN PROJECT BASED LEARNING
Gambar 1. Paradigma Penelitian Sumber: paradigm penulis Berdasarkan paradigma penelitian tersebut, hipotesis yang dirumuskan adalah: H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara collaborative Learning dengan pembentukan sikap berorientasi pada tidakan. H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara project-based learning dengan pembentukan sikap berorientasi pada tidakan. H3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara simulta antara collaborative Learning dan Project-Based dengan pembentukan sikap berorientasi pada tidakan. METODE PENELITIAN Objek, Populasi, dan Sampel Penelitian Objek penelitian ini adalah proses pendidikan kewirausahaan pada prodi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama pada semester genap tahun akademik 2014/2015. Penelitian dilakukan pada akhir masa perkuliahan semester tersebut. Populasi mahasiswa yang dijadikan res[onden adalah seluruh mahasiswa peserta perkuliahan kewirausahaan pada semester tersebut. Penentuan mahasiswa yang diminta sebagai responden dilakukan secara sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara non probabilistic berdasarkan judgment tim peneliti. Dari jumlah populasi mahasiswa peserta pekuliahan kewirausahaan, jumlah mahasiswa yang ditetapkan sebagai sample sebanyak 100 orang yaitu kurang lebih 50% dari keseluruhan populasi, Dari jumlah kuesioner yang disebar kepada mahasiswa selaku responden, jumlah kuesioner yang kembali dan dinyatakan dapat diolah adalah sebanyak 99 kuesioner (hamper 100%). Teknik Penelitian Seperti telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya penelitian ini didesain berdasarkan metode diskriptif kualitatif (Basrowi, 2008, Myers, 2009) serta didukung dengan metode diskriptif kuantitatif dan analisis korelasi. Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui: 1. Wawancara dengan para mahasiswa peserta perkuliahan kewirausahaan baik menggunakan kuesioner maupun melalui deep interview 314
Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta 2. Diskusi dengan para pengajar kewirausahaan 3. Pengkajian dokumen-dokumen yang terkait dengan pembelajaran kewirausahaan Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Widyatama. 4. Melakukan pengamatan terhadap berbagai aktivitas pembelajaran kewirausahaan yang terselenggara Analisis Data Mengenai pelaksanaan collaborative dan project-based learning, serta sikap orientasi mahasiswa pada tindakan dilakukan dengan metode diskriptif kualitatif dengan didukung oleh data kuantitatif berupa perhitungan skor dari jawaban kuesioner yang diisi oleh para mahasiswa. Metode kuantitatif juga dilakukan untuk mengukur pengaruh pelaksanaan collaborative dan project-based learning terhadap sikap orientasi pada tindakan mahasiswa. Operasionalisasi Variabel dan Pengujian Hipotesis Sesuai dengan model penelitian yang digambarkan pada bagian terdahulu, varibal variabel variabel yang diteliti adalah pelaksanaan collaborative dan project-based learning serta sikap orientasi mahasiswa terhadap tindakan. Pelaksanaan collaborative dan project-dased learning menunjukkan efektifitas pelaksanaan metode tersebut dalam pembelajaran kewirausahaan. Efektifitas ini diukur berdasarkan kesesuaian penyelenggaraan metode tersebut dengan karakteristik metode yang dijelaskan dalam tinjauan teori. Sikap orientasi mahasiswa terhadap tindakan merupakan persepsi mahasiswa terhadap sesuatu yang seharusnya dilakukan sebagai manusia efektif yang berorientasi pada tindakan. Sikap ini diukur berdasarkan kesesuaian persepsi mahasiswa dengan karakteristik manusia efektif yang disebutkan dalam tinjauan teori. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dirancang dilakukan menggunakan skala Likert. Asumsinya, skala Likert tersebut akan menghasilkan pengukuran variabel dalam skala interval. Katagori yang digunakan dalam merancang kuesioner adalah sebanyak lima kategori yang berkisar antara ”sangat tidak setuju” hingga ”sangat setuju”. Untuk menguji hipotesis penelitian, langkah-langkah yang ditempuh adalah : a. Menetapkan rumusan Ho dan Ha b. Menentukan taraf signifikan. c. Derajat Kebebasan d. Uji Hipotesis e. Uji Regresi Berganda Semua perhitungan yang digunakan dalam pengujian ipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini difokuskan kepada pelaksanaan, sikap orientasi mahasiswa pada tindakan. Analisis deskriptif dan diskusi dilkukan terhadap variabel variabel yang diteliti berdasarkan ikhtisar distribusi frekuensi jawaban kuesioner oleh para responden. Berdasarkan ikhtisar distribusi frekuensi dapat dihitung skor tiap tiap variable dan skor masing masing butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur 315
Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta variable. Batasan-batasan yang digunakan sebagai dasar interpretasi adalah seperti yang disajikan pada table berikut: Tabel 1. Intrepretasi Skor Tanggapan Responden Interval Skore 0,8 – 1,00 0,70 - ),79 0.60 – 0.69 0.50 – 0.59 0.40 – 0.49 0.00 – 0.39
Katagori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Buruk Sangat buruk
Pelaksanaan Collaboratif Learning Berdasarkan hasil pengolahan data distribusi jawaban kuesioner, diperoleh fakta beserta skore dalam pelaksanaan collaborative learning bahwa: terdapat saling ketergantungan antar anggota kelompok dalam proses pembelajaran (7,3), terdapat proses salaing sharing (saling memberi/saling mengisi) dalam proses pembelajaran (8,7), terdapat interaksi yang akrab antar anggota kelompok (8,0) terdapat interaksi tatap muka yang intensih selama proses pembelajaran (8,2), tanggung jawab tiap anggota kelompok telah ditetapkan dengan jelas dalam tugas kelompok (7,8), Mahasiswa memahami dan menyadari pembagian tanggung jawab adalam melaksanakan tugas kelompok (8,7), terdapat proses pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan bergaul antar anggota kelompok (8,00), terdapat proses pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan kelompok dalam menghadapi masalah (8,1), terdapat akativitas dalam pembelajaran yang menuntut kerjasama (8,7), kerjasama dalam kelompok terjadi secara kompak dan harmonis (7,7), Rata rata skor untuk variabel ini adalah sebesar 8,1. Berdasarkan fakta tersebut tersebut, pelaksanaan collaborative learning dengan skor 8,1 dapat dikatakan telah terselenggara dengan sangat baik (efektif), Secara keseluruhan, penyelenggaraan collaborative learning telah sesuai dengan karakteristik collaborative learning yang baik. Namun dengan masih terdapat indikator indikator dengan skor dibawah rata yang menunjukkan masih perlunya upaya peningkatan (improvement). Indikator yang masih memerlukan penyempurnaan ialah: saling ketergantungan antar anggota kelompok dalam proses pembelajaran (7,3), tanggung jawab tiap anggota kelompok telah ditetapkan dengan jelas dalam tugas kelompok (7,8), kerjasama dalam kelompok terjadi secara kompak dan harmonis (7,7). Fakta ini amengindikasikan perlunya perlunya peningkatan peran dosen dalam mendorong kekompakan dan keharmonisan hubungan antar peserta didik khususnya antar anggota kelompok Pelaksanaan Project-Based Learning Fakta beserta skor terkait dengan pelaksanaan project-based learning menunjukkan bahwa: mahasiswa diminta untuk menjawab pertanyaan menyangkut produk yang akan dijual, harga jual, lokasi berbisnis, dan jadwal (8,0), pertanyaan tersebut harus didiskusikan dan dijawab secara kelompok (8,5), dosen menjelaskan berbagai hal yang harus diselesaikan dalam tugas praktik kelompik (8,6), dosen memberikan pengarahan 316
Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta pengarahan yang diperlukan kepada mahasiswa (8,5), dosen menjelaskan aktivitas aktivitas yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tugas praktik (8,2), dosen menjelaskan langkah langkah tindakan dalam pelaksanaan kerja praktik (8,2), mahasiswa wajib membuat satu aktivitas bisnis tertentu (8,1), aktititas wajib dilaaksanakan dan diselesaikan pada jangka waktu yang telah ditentukan (8,6). Rata rata skor adalah sebesar 8,3. Berdasarkan fakta tersebut tersebut, pelaksanaan project-based learning dengan skor 8,3 dapat dikatakan telah terselenggara dengan sangat baik (efektif), Secara keseluruhan, penyelenggaraan project-based learning telah sesuai dengan karakteristik project-based learning yang baik. Namun dengan masih terdapat indikator indikator dengan skor dibawah rata yang menunjukkan masih perlunya upaya peningkatan (improvement). Indikator yang masih memerlukan penyempurnaan ialah menyangkut: pengambilan keputusan mengenai produk yang akan dijual, harga jual, lokasi berbisnis, dan jadwal (8,0), dosen menjelaskan aktivitas aktivitas yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tugas praktik (8,2), dosen menjelaskan langkah langkah tindakan dalam pelaksanaan kerja praktik (8,2), mahasiswa wajib membuat satu aktivitas bisnis tertentu (8,1). Fakta tersebut mengindikasikan bahwa para mahasiswa masih memerlukan peningkatan peran dari dosen/mentor dalam membimbing proses pengambilan keputusan dan penentuan langkah langkah kerja Orientasi Mahasiswa Pada Tindakan Fakta besrta skor terkait orientasi mahasiswa pada tindakan menunjukkan bahwa: proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa lebih fokus pada hal hal yang harus dilakukan (7,9), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa lebih antisipatif terhadap kejadian yang akan datang (7,9), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa lebih sadar terhadap pentingnya penetapan tujuan hidup (8,5), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa lebih sadar mengenai pentingnya tujuan sebagai dasar penentuan tindakan tindakan yang ajan dilaksanakan (8,3), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa lebih mampu menentukan hal hal yang penting dan harus didahulukan (8,4), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa lebih mampu menghindari hal hal yang tidak penting (7,9), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa lebih mampu menyelesaikan masalah berdasar prinsip saling menguntungkan dengan anggota kelompok atau siapapun (7,9), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat anda lebih mampu berbuat saling menguntungkan antar anggota kelompok atau dengan siapapun (7,8), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat anda lebih mampu memahami pola fikir orang lain (7,8), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat anda lebih mampu menempatkan diri anda pada posisi orang lain (8,0), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa lebih berkomunikasi dengan antar anggota group maupun dengan orang lain (8,5), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa lebih mampu bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari pengorbanannya (8,5), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat anda lebih mampu meningkatkan ketahanan dan kekuatan diri 7,8), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah 317
Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta membuat mahasiswa lebih fleksibel dalam kehidupan mahasiswa (7,8), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa mampu menemukan keunikan diri (7,9), proses pembelajaran dengan praktik bisnis telah membuat mahasiswa saling berbagi dalam menemukan keunikan diri (7,7) .Rata rata skor adalah sebesar (8,04) Berdasarkan fakta tersebut tersebut, orientasi mahasiswa untuk berorientasi pada tindakan untuk menjadi manusia efektif telah masuk dalam katagori sangat tinggi dengan skor 8,04. Secara keseluruhan, para mahasiswa telah memiliki karakteristik sebagai manusia yang berorientasi pada tindakan untuk menjadi orang orang yang efektif.. Namun dengan masih terdapat indikator indikator dengan skor dibawah rata yang menunjukkan masih perlunya upaya peningkatan (improvement). Indikator yang masih memerlukan penyempurnaan ialah: menyangkut indikator indikator yang memiliki skor dibawah rata rata. Indikator yang paling memerlukan perhatian adalah terkait dengan kemampuan mahasiswa meningkatkan ketahanan diri, serta kemampuan menemukan keunikan diri.. Hasil pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dengan menggunakan langkah langkah seperti disebutkan pada bagian terdahulu. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis tersebut diterima. Dengan demikian, temuan dalam penelitian aiah bahwa: terdapat pengaruh
positiff dan signifikan antara collaborative Learning dengan pembentukan sikap berorientasi pada tidakan, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara projectbased learning dengan pembentukan sikap berorientasi pada tidakan.terdapat pengaruh positif dan signifikan secara simulta antara collaborative Learning dan Project-Based dengan pembentukan sikap berorientasi pada tidakan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diambil simpulan bahwa penyelenggaraan pembelajaran kewirausahaan pada Prodi Akuntansi S1 Universitas Widyatama telah berjalan dengan efektif dan mampu mendorong para peserta didik untuk menjadi manusia efektif yang berorientasi pada tindakan. Peran dosen dalam sebagai mentor dalam proser pembelajaran dengan metode tersebut masih memerlukan peningkatan. Implikasi penelitian ini ialah bahwa metode pembelajaran collaborative dan project-based learning khususnya dalam mata kuliah kewirausahaan perlu terus dikembangkan untuk mendorong penciptaan manusia manusia efektif yang berorientasi pada tindakan. Berhubung penelitian ini masin mengandung berbagai keterbatasan terutama dalam lingkup, dan metode penelitian. Kepada siapapun yang berminat meneliti dalam bidang yang sama untuk melakukan penyempurnaan penelitian ini.
318
Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI Universitas Tarumanagara, Jakarta DAFTAR PUSTAKA Basrowi, Suwandi, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, edisi 1, PT. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia Covey, Stephen R. (2004), The 8th Habits: From Effectiveness to Greatness. Fillippi, Robert De, and Richard G. Milter, (2009), Problem-Based and Project-Based Learning Appoaches:Applying Knowledge to Authentic Situations, dalam The SAGE Handbook of Management Learning Education and Development, ed. Steven J. Amstrong and Cynthia V. Fukami, (2009, first published, SAGE Publication Ltd, London, halaman 344 – 363 Global SchoolNet. (2000), Introduction to Networked Project-Based Learning, tersedia di http:/www.gsn.org/web/pbl/whatis.htm, diakses tanggal 20 Februari 2016 Hodgson, Vivien E (2009), Collaborative Learning, dalam The SAGE Handbook of Management Learning Education and Development, ed. Steven J. Amstrong and Cynthia V. Fukami, (2009, first published, SAGE Publication Ltd, London, halaman 126 – 140 Myers, Michael D, 2009, Qualitative Research in Business and Management, 1st edition, SAGE Publication Ltd, London Kasali, Renald dan kawan-kawan, 2010, Modul Kewirausahaan Untuk Program strata 1, Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika), Jakarta Muh. Rais (2010), Model Project Based-Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 43, Nomor 3, Oktober 2010, halaman 246-252 Sabar Nurohman, Pendekatan [on line] Project Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika, tersedia di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309687/project-based-learning.pdf, diakses pada tanggal 20 Februari 2016 Smith, Barbara Leigh; an Jean T. MacGregor (1992), What is Collaborative Learning?, tersedia di http://evergreen.edu/facultydevelopment/docs/WhatisCollaborative Learning.pdf diakses tangga 20 Februari 2016 Soegoto, Eddy Soeryanto, 2009, Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, cetakan pertama, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, Indonesia Tina Melinda (2013), The Application of Problem-Based Learning Method on the Subject Export As Delivered in Ciputra University, Paper presented to The 13th Annual SEEAAIR Conference, Entrepreneurship in Higher Education and Institutional Effectiveness”, Yogyakarta, 7-9 October 2013
319