PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
85
PENGUJIAN EFEK PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA PROVENAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Roni Syaputra, Prima Diarini Riajaya, dan Budi Hariyono Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat ABSTRAK Pemupukan dengan pupuk hayati merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas jarak pagar. Pupuk hayati dapat meningkatkan mikroorganisme tanah yang bermanfaat, meningkatkan ketersedian hara, memperbaiki agregat tanah, menghasilkan zat pemacu tumbuh dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Muktiharjo, Pati, Jawa Tengah, mulai bulan Januari sampai Desember 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pupuk hayati yang mengandung Aspergillus niger : 2,40 x 106 cfu/g, Pantoea sp 1,05 x 108 cfu/g, Streptomyces sp. 1,05 x106 cfu/g, Penicillium sp. 1,20 x106 cfu/g, Azosprillum sp. 1,70 x107 cfu/g terhadap pertumbuhan dan hasil jarak pagar umur 4 tahun. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah rancangan petak terbagi dengan 12 ulangan. Petak utama adalah: provenan (IP1A, IP-1M, dan IP-1P), sedangkan anak petak adalah Pemupukan (Pupuk majemuk (NPK) dan Pupuk majemuk (NPK)+Pupuk Hayati). Hasil percobaan menunjukkan bahwa pupuk hayati yang diberikan tidak meningkatkan pertumbuhan dan hasil jarak pagar sehingga perlu dipertimbangkan untuk menggunakan pupuk hayati yang lebih efektif dengan jarak pagar. Kata kunci : pupuk hayati, Jatropha curcas L., jarak pagar, provenan
PENDAHULUAN Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan salah satu sumber bahan bakar nabati yang berpotensi untuk dikembangkan dengan beberapa pertimbangan, antara lain: masyarakat telah mengenal sejak lama, mudah ditanam di banyak lokasi di Indonesia (Prastowo, 2007), dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat dan penghasil minyak lampu, bahkan sewaktu zaman penjajahan Jepang minyaknya diolah untuk bahan bakar pesawat terbang (Mahmud et al., 2008). Lahan yang tersedia untuk pengembangan jarak pagar di Indonesia, sebagian besar merupakan lahan marginal, sehingga perlu teknologi yang tepat untuk mengatasi masalah budidaya jarak pagar di lahan marginal tersebut. Pemupukan dengan pupuk hayati merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas tanah dan produktivitas jarak pagar. Pupuk hayati dapat meningkatkan mikroorganisme tanah yang bermanfaat, meningkatkan ketersediaan hara, memperbaiki agregat tanah, menghasilkan zat pemacu tumbuh dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Percobaan skala rumah kaca dan lapangan dengan menggunakan berbagai inokulan mikroba pelarut fosfat untuk tanaman sayur-sayuran, padi, dan palawija dapat meningkatkan hasil antara 20-70% (Setiawati, 2004). Perlakuan dengan pupuk hayati terbukti efektif meningkatkan pertumbuhan, berat biji, dan kadar minyak biji jarak pagar (Kerana, 2008). Efisiensi pemanfaatan pupuk P tertinggi pada Aeric Haplaquox (Oxisol) sebesar 9,16% diperoleh pada inokulasi jamur pelarut P sebanyak 105 spora/ml dengan takaran pupuk TSP
86
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
sebesar 50 kg/ha (Elfiati dan Rauf, 2000). Mikroba pelarut fosfat, pada umumnya juga mampu melarutkan Kalium (Isroi, 2005; Trubus, 2009). Hal ini berhubungan dengan asamasam organik yang dihasilkan sehingga bisa melarutkan K yang ada pada mineral liat tanah atau melarutkan K dari pupuk yang diberikan, sehingga pupuk kimia yang diberikan lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil jarak pagar umur 4 tahun.
BAHAN DAN METODE Percobaan dilakukan di KP. Muktiharjo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mulai Januari hingga Desember 2010. Tanaman jarak pagar yang digunakan adalah tanaman yang telah berumur 4 tahun. Ukuran petak 8 m x 4 m dengan jarak tanam 2 m x 2 m. Bahan yang digunakan adalah: pupuk majemuk NPK (15%N:15%P2O5:15%K2O), pupuk hayati yang mengandung mikroorganisme yang bermanfaat, yaitu : Aspergillus niger : 2,40 x 106 cfu/g, Pantoea sp 1,05 x 108 cfu/g, Streptomyces sp. 1,05 x106 cfu/g, Penicillium sp. 1,20 x106 cfu/g, Azosprillum sp. 1,70 x107 cfu/g, Petroleum Eter (PE), kertas saring dan bahan kimia lainnya untuk analisis di laboratorium. Alat yang digunakan adalah: meteran, soxhlet, dan timbangan analitik. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah rancangan petak terbagi (split plot design) dengan 12 ulangan. Petak utama adalah provenan/populasi terpilih terdiri dari: IP1-A, IP1-M, dan IP1-P, anak petak adalah: perlakuan pemupukan yaitu: P1 = pupuk majemuk NPK (750 kg/ha/tahun) dan P2 = pupuk majemuk NPK (750 kg/ha/tahun) + pupuk hayati (40 kg/ha/tahun). Pupuk diberikan secara melingkar di sekeliling tanaman jarak pagar. Untuk mengetahui kesuburan tanah tempat percobaan dilakukan analisis tanah tempat percobaan yang mencakup: pH,C-organik, P, K, Na, Ca, Mg, KTK, KB, dan tekstur. Kemudian nilai sifat tanah yang didapatkan di bandingkan dengan kriteria sifat tanah (Hardjowigeno, 2003). Parameter tanaman yang diamati dalam percobaan ini meliputi: pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, lebar kanopi, dan jumlah cabang produktif), produksi (jumlah buah terpanen, bobot kering biji, bobot 100 biji dan kadar minyak). Kadar minyak dianalisis dengan soxhlet dengan pengekstrak PE (Woodmen, 1941 cit Sudarmadji et al., 1984). Data hasil pengamatan pertumbuhan dan produksi jarak pagar dianalisis ragam (Anova), jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Sastrosupadi, 2000).
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat tanah tempat percobaan Tanah tempat percobaan bersifat masam dan kadar hara di tanah rendah sampai sangat rendah (Tabel 1). Tanah tempat percobaan miskin unsur hara, sehingga untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produksi tanaman jarak pagar sangat diperlukan pemupukan.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
87
Tabel 1. Sifat tanah tempat percobaan di Kebun percobaan Muktiharjo, Pati Sifat tanah pH 1:1 H2O pH KCl 1N C-Organik (%) N-total (%) C/N P Bray-1 (mg kg-1) K (Ammonium asetat 1N pH:7) Na (Ammonium asetat 1N pH:7) Ca (Ammonium asetat 1N pH:7) Mg (Ammonium asetat 1N pH:7) KTK (Ammonium asetat 1N pH:7) jumlah basa KB (%) pasir (%) debu (%) liat (%) Tekstur
*)
Kriteria*) masam
Nilai 4,8 3,9 0,597 0,11 5,4 9,76 0,16 0,43 2,29 0,91 21,43 3,79 17,6 11 30 59
sangat rendah rendah rendah sangat rendah rendah sedang rendah rendah sedang sangat rendah
Liat
Kriteria penilaian sifat kimia tanah Pusat Penelitian Tanah (Hardjowigeno, 2003)
Komponen Pertumbuhan Tidak terdapat interaksi antara provenan dan pemupukan dalam mempengaruhi komponen pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh provenan dan perlakuan pemupukan secara sendiri-sendiri. Pertumbuhan tanaman jarak pagar (tinggi dan lebar kanopi) IP-1M lebih tinggi dibanding IP-1A dan IP-1P (Tabel 2 dan Gambar 1), sedangkan jumlah cabang produktif yang tertinggi pada IP-1P. Hal ini memperlihatkan bahwa walaupun IP-1M mempunyai pertumbuhan vegetatif tertinggi tetapi tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah cabang produktif. Tabel 2. Tinggi tanaman, lebar kanopi, dan jumlah cabang produktif tanaman jarak pagar pada perlakuan pemupukan dan 3 provenan Perlakuan
Tinggi (cm)
Lebar kanopi(cm)
Jumlah cabang produktif (bh)
Pupuk NPK (750 kg/ha/tahun)
254,47 a*
207,43 a
22,58 a
Pupuk NPK (750 kg/ha/tahun) + pupuk hayati (40 kg/ha/tahun) KK (%) Provenan IP-1A IP-1M IP-1P KK (%)
260,48 a
207,40 a
24,07 a
7,02
4,55
22,33
249,16 b 284,58 a 238,56 c 5,18
206,30 ab 211,25 a 204,69 b 4,11
23,31 b 15,24 c 31,42 a 19,45
Pemupukan
Keterangan: *Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5%.
88
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
Perlakuan pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan (Tabel 2). Hal ini disebabkan tidak efektifnya pupuk hayati yang diberikan terhadap tanaman jarak pagar. Hasil yang sama juga diperoleh Elefan (2008) pada tanaman jarak pagar yang ditanam pada tanah bertekstur lempung berpasir dan diinokulasi pupuk hayati (Azotobacter, effective miccrorganism (EM), dan Bio N), tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap: tinggi tanaman, jumlah daun, berat bahan segar (akar dan tajuk), dan berat kering (akar dan tajuk).
A
B
C
Gambar 1. Keragaan 3 provenan tanaman jarak pagar: IP-1A (A), IP-1M (B), dan IP-1P (C)
Komponen hasil Produksi biji yang di tampilkan pada Tabel 3 adalah akumulasi produksi biji mulai Februari hingga November 2010. Jumlah buah yang terpanen mempengaruhi hasil biji. Produksi buah terpanen berbeda nyata pada berbagai provenan. Jumlah buah terpanen, hasil biji dan kadar minyak IP-1P tertinggi dibanding IP-1A dan IP-1M. Hasil yang diperoleh tahun 2010 (umur 4 tahun) juga lebih tinggi dibandingkan hasil yang diperoleh tahun 2009 (umur 3 tahun), yaitu secara berurutan hasil biji dan jumlah buah terpanen pada IP-1P 1.267,92 kg/ha dan 292,90 buah/tanaman (Riajaya dan Kadarwati, 2010). Hasil yang tinggi ini disebabkan air tanah cukup tersedia untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jarak pagar karena curah hujan yang tinggi pada tahun 2010 (2272,5 mm/th). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Singh et al. (2006) bahwa tanaman jarak pagar dapat berbunga sepanjang tahun pada daerah yang basah sehingga produksinya meningkat 50% dari 1.000 kg/ha di daerah kering menjadi 1.500 kg/ha.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
89
Tabel 3.
Jumlah buah terpanen, hasil biji, bobot 100 biji dan kadar minyak tanaman jarak pagar pada perlakuan pemupukan dan 3 provenan (Februari-November 2010)
Perlakuan
Jumlah buah terpanen (bh/tanaman)
Hasil biji (kg/ha)
Bobot 100 biji (g)
Kadar minyak (%)
Pemupukan Pupuk NPK (750 kg/ha/tahun) 317,65 a* 1.480,60 a 67,57 a 40,75 a Pupuk NPK (750 kg/ha/tahun) + 273,84 b 1.264,13 b 67,55 a 40,62 a pupuk hayati (40 kg/ha/tahun) KK (%) 17,58 16,99 2,21 3,58 Provenan IP-1A 275,73 b 1.283,64 b 68,34 a 40,74 b IP-1M 174,62 c 822,21 c 68,21 a 39,45 c IP-1P 436,90 a 2.011,25 a 66,12 b 41,86 a KK (%) 8,73 5,68 2,44 3,27 Keterangan : *Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan 5%.
Perlakuan pemupukan memperlihatkan jumlah buah dan hasil biji berbeda nyata tetapi bobot 100 biji dan kadar minyak tidak berbeda nyata (Tabel 3). Penambahan pupuk hayati tidak meningkatkan jumlah buah, hasil biji dan kadar minyak, hal ini memperlihatkan bahwa pupuk hayati yang diberikan tidak efektif. Efektivitas pupuk hayati masih beragam terhadap peningkatan produktivitas tanaman yang disebabkan oleh kesesuaian antara inang dengan mikroba, pH tanah atau kompetisi antara mikroba yang diberikan dengan mikroba asli tanah (Suliasih, 1999).
KESIMPULAN Pupuk hayati yang diberikan tidak meningkatkan pertumbuhan dan hasil jarak pagar umur 4 tahun, sehingga perlu dipertimbangkan untuk menggunakan pupuk hayati yang lebih efektif untuk jarak pagar.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada Prof. Dr. Erman Aminullah (Peneliti LIPI) atas kritik dan sarannya selama penulisan dalam mengikuti diklat fungsional peneliti tingkat pertama di PUSBINDIKLAT LIPI, Cibinong Bogor. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Ir. S.E. Susilowati, MS. (Kepala KP.Muktiharjo, Pati) dan Bapak Nawi (teknisi) atas kerjasamanya selama penelitian. DAFTAR PUSTAKA Elefan E. S. 2008. Biofertilizers for Jatropha curcas L. (Euphorbiaceae) Grown in Different Planting Media. International Conference on Environmental Research and Technology (ICERT): 308-312. (http://www.scribd.com/doc/45310464/Bio-
90
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
Fertilizers-for-Jatropha-Curcas-L-Euphorbiaceae-Grown-in-Different-PlantingMedia, diakses 28 Maret 2011) Elfiati, D. dan A. Rauf. 2000. Uji Pemanfaatan Jamur Pelarut Fosfat untuk Peningkatan Efisiensi Pemupukan P pada Aeric Haplaquox. Prosiding Kongres Nasional VII HITI Tahun 1999: 645-653. Bandung, 2-4 November 1999.HITI KOMDA Jawa Barat. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. Isroi, 2005. Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik. Kompas, 17 Desember :60 Kerana, I. W. 2008. Efektivitas Biofertilizer MPAv06 terhadap Pertumbuhan, Berat Biji, dan Kadar Minyak Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Skripsi,SITH. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Mahmud, Z., D. Allorerung, A. A. Rivaie. 2008. Teknik Budidaya Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Badan LITBANG DEPTAN. Prastowo, B. 2007. Potensi Sektor Pertanian Sebagai Penghasil dan Pengguna Energi Terbarukan. Perspektif 6(2): 84 – 92. Riajaya, P.D., dan F.T. Kadarwati. 2010. Keragaan Tanaman Jarak Pagar Pada Berbagai Ketersediaan Air Tanah. Prosiding Lokakarya Nasional Jarak Pagar V: 151-157. Malang, 4 Nopember 2009: Tunggal Mandiri Publishing. Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta: Kanisius. Setiawati, M. R. 2004. Pupuk Biologis dari Mikroba Pelarut Fosfat. Pikiran Rakyat, Maret 2004. Singh, L., S.S. Bargali, and S.L. Swamy. 2006. Production practices and post harvest management in Jatropha. Paper presented at the Biodiesel Conference Toward Energy Independence – Focus on Jatropha. Tashtrapati Bhawan, New Delhi, 9-10 June 2006. pp.: 252-267. Sudarmadji S., B. Haryono, dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.138 H. Suliasih. 1999. Pemanfaatan Mikroba Tanah sebagai Pupuk Hayati dalam Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Kedelai. Jurnal Mikrobiologi Tropika, 2(2): 68-73. Trubus. 2009. Makhluk Mini Pengganda Produksi . November :12-19.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
91