Seminal nalional Paliwilata dan KewilGulaha n "Revitalisasi
Industri Pariwisata dan Kewirausahaan Nasional untuk Peningkatan Daya Saing Bangsa"
Prosiding Seminar Nasional Pariwisata & Kewirausahaan Universitas Sahid Jakarta, 5 Maret 2013
ISBN 978-602-19230-5-4
PROSEDING SEMINAR NASIONAL
"PARIWISATA & KEWIRAUSAHAAN" "Revitalisasi Industri Pariwisata dan Kewirausahaan Nasional untuk Peningkatan Daya Saing Banasa"
Jakarta, 5 :Maret
2013
Editor:
'E~aterina Setyawati,
ST.,
wr
Editor Pelaksana :
'leguli 'Wid'odO (jatot Rambi Hastoro, SJ{
Cetakan Pertama :
:Maret
2013
Penerbit:
Universitas
Sahid. Iakarta 'Press
ISBN 978-602-19230-5-4
Revitalisasi Industri Parlwisata don Kewirausahaan Nasional untuR PeningRatan Daya Saing Bangsa
Proslding Seminar Nasional Pariwisata & Kewirausahaan Universitas Sahid Jakarta, 5 Maret 2013
ISBN 978-602-19230-5-4
SUSUNAN PANITIA DAN REVIEWER
Reviewer Call for Papers: • • •
Prof. Dr. Hi Sutyastie Soemitro Remi., SE., MS Prof. Dr. Ir. Budiarto Subroto, OEA Prof. Dr. Ir. Kohar Sulistyadi, MSIE
•
Prof. Dr. Jr. Musa Hubeis, MS., Dip. Ing., DEA
•
Prof. Dr. Ir. Giyatmi Irianto, MSi
•
Prof. Ir. Nindyo Suwarno, M.Phil., Ph.D
(Universitas Padjajaran) (Universitas Sahid Jakarta) (Universitas Sahid) (/nstitut Pertanian Bogor) (Universitas Sahid Jakarta) (Universitas Gadjah Mada)
Panitia Pengarah
: Prof. Dr. Ir. Hi Giyatmi lrianto, MSi (Warek I) Ir. Sihono Owi Waluyo, MSi (Warek /I) Drs. Bernard Hasibuan, MMS/., Ph.D (Warek /II) Levyda, SE., MM (Oekan F. Ekonomi) Dr. Ir. Owi Nowo Martono, MSi (Oekan F. Teknik) Ors. Supriyadi, MSi (Oekan F. IImu Komunikasi) Ir. Iman Basriman, MSi (Oekan F. TIP) Dr. St. Laksanto Utomo, SH., MH (Oekan F. Hukum)
Penanggung
: Prof. Ir. Toni Atyanto Oharoko, MPhil.,
Jawab
Ketua
: Ninin Gusdini, ST., MT
Wakil Ketua
: Wahyu Nugroho, SH., MH
Sekretaris
: Rahayu Retnowati,
Bendahara
: Ora. Ester Owi Wahyuni, MM
Ph.D (Rektor)
S. Sos
Sie Acara Seminar
: Ekaterina Setyawati, ST.,MT Ismayanti Istanto, A.Par., MSc M Firman
Call for Papers
: Gatot Rambi Hastoro, SH Falinta Ismail, S. Sos Abdul Hasyim, A.Md
Sie Publikasi
& Ookumentasi
: Sri Prapti FN, S. Sos, Hasan Taswin,S.Sos Laila Febrina, ST., MSi, Ana Belandina, S. Sos Rahmawati, S. Sos, Elvi Oian, S.Sos
Sie Kesekretariatan
: Lisa Ratnasari, ST., MT Teguh Widodo
Sie Perlengkapan
: Nani Rohani, SH
Sie Konsumsi
: Harini Turijul Finahari
Sie Keamanan
: Petugas SA TPAM
Revitailsasllndustrl Parlwisata dan Kewlrausahaan Naslonai untuR PeningRatan Daya Saing Bangsa
iii
Prosldlng Seminar Nasional Parlwlsata & Kewlrausahaan UnJvenitos Sahld Jakarta, 5 Marllt 201.3
ISBN 978-602-19230-5-4
DAFTAR ISI
COVER
KAT A PENGANTAR KEPANITIAAN
& REVIEWER
DAFTAR ISI
BAG IAN I : KAJIAN PARIWISATA 1.
Identifikasi Faktor Penting Kebutuhan Wisatawan di TWM Berdasarkan Metode Owa Operator
Sri Lisa Susanty, Xoliar Sulistuadi.Soecahqadi Tri Hita Karana Sebagai Metode Pengelolaan Kebun Raya Dalam Upaya Optimalisasi Destinasi Wisata di Kota Bogor
2.
10
:Meizar Rusli; Nungky Puspita; yustisia 'P:M Membumikan Paradigma Pembangunan Berkelanjutan Penegakan Hukum Lingkungan Sektor Bisnis Kepariwisataan
3.
Dalam
25
Waliyu Nugrolio, Liza :Marina Destination Branding yang Atraktif untuk Kota Jakarta : Membangun Identitas Destinasi yang Unit dan Menarik Stakeholders Relationships and Pratnerships
4.
43 Melalui
.:;ide Suherian Model Perencanaan dan Pengembangan Daya Tarik Wisata di Kelurahan Pondok Cabek Udik Kota Tangerang Selatan
5.
Rina Xurniawati, 'Darmawan Damanik, Barnbanq Nursetyo 'Prasetyo
:rx. Setiyo
Wi6owo,
Analisis Pengaruh Kualitas Hiburan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pisa Kafe Mahakam
6.
'Rachmat
74
J{{yas, Lev-qda; Ina eg. famhur
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Starbucks Kemang Square Jakarta
7.
60
Kepuasan
Konsumen
di
84
'Titik Septianinqsih; Levyaa, Ina eg. Iamhur 8.
Pengelolaan Pariwisata Terumbu Karang Berbasis Masyarakat
99
St. Laksanto 'Utomo Program Apresiasi Bagi Pemerintah Daerah Melaksanakan Tata Kelola (Good Governance) Kepariwisataan Daerah
9.
(PEMDA) dalam Guna Memajukan
116
Ismayanti, Titin. .Jlstuti, Ina Dhamhur, Sutyastie S. Remi
iv
Revitollsosl Industrl Parlwlsato don Kewlrousahoon Noslonol untull Penlngllaton Daya Solng Bangsa
Prosiding Seminar Nasional Pariwisata & I<ewirausahaan Universitas Sahid Jakarta, 5 Maret 2013
10.
ISBN 978-602-19230-5-4
Sustainable Tourism Development Strategies With The AHP Method in West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara Province
133
xfiofi{ 11.
Potensi Ekonomi Kreatif Kawasan Pariwisata Kota Tua Jakarta
146
Susiana Dewi Ratih, 'Dodi Riadi 12.
Pengelolaan Lingkungan Kawasan Wisata Pulau Bintan Eaila J"e6rina, Linda Noviana,
13.
161
Bhetariana
Pengembangan Kualitas Produk Jasa Biro Perjalanan Umroh & Haji dengan Metode Servqual J"arfiat 'Umar,
14.
Pratiwi
177
Rahmatutlah.
Strategi Pemasaran Pemandian Air Panas Tirta Sanita Ciseeng
192
'Ester Dwi Wafiyuni 15.
Model Pengukuran yang Dirasakan Penumpang KA Eksekutif
207
Eevuda; Yasfiinta Soelasih, :Martfiin Nanere 16.
Kewajiban Pelaku Usaha Pariwisata Melaksanakan Corporate Social Responsibility
224
Wafiyuningsifi 17.
Analisis Pengembangan Obyek Wisata Cibulan Cirebon Hana Xfiaaijafi,
18.
19.
Levvda; Ismayanti
Analisa Faktor-Faktor Pelanggan Xurniawan
237
Citra
Merek
Dalam
Peningkatan
Loyalitas
253
(ji{ang, Jl..gustine
Studi Kebutuhan Air Bersih di Kota Bandung
270
Ninin. (jusdini, 'ECsayustika 20.
Focus Group Discusion Ekowisata Candi Gedong Songo Kabupaten Semarang
282
Xofiar Sulistvadi, Nugrofio 'E.Sukamdani BAG IAN II : KAJIAN KEWIRAUSAHAAN
21.
Kawasan Wisata Industri Daerah Kabupaten Sumedang Propinsi Jawa Barat Sebagai Wirausaha Lokal yang Dapat Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Sekitar Jl..ria 'Dimas Harapan; Hinduri Nurfiicfayati
22.
Derinta
Entas,
:Marya
291
yenny,
Quality Function Deployment (QFD) Pada Kompetisi Restauran Sunda (Restauran Marga Jaya, Bekasi)
305
Sfianti Pujitestari 23.
Revitalisasi Pendidikan Kewirausahaan Sebagai Solusi De-Industrialisasi Jl..afiitya (jinanjar
Revitalisasi Industri Pariwisata dan Kewirausahaan Nasional untuR PeningRatan Daya Saing Bangsa
318
V
Proslding Seminar Naslonal Parlwisata & Kewirausahaan UniversltCIJ Sahld Jakarta, 5 Maret 2013
ISBN 978-602-19230-5-4
STRATEGI PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN BERKELANJUTAN DENGAN METODE AHP DI SUMBAWA BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Kholil Universitas Sahid Jakarta Email:
[email protected]
ABSTRACT Tourism is one sector with huge potential as a factor lever (leverage factor) growth in West Sumbawa Regency (KSB). Along the coast to coast Maluk Pototano extending along nearly 40 miles is a potential tourist beach which is very interesting. Besides, there is still potential for cultural tourism in the form of a buffalo karapan which very interesting atractions, even PT.NTT region itself can also become a tourist destination with huge potential mine. Geographically KSB has a very strategic because it is located in the corridor 5 on MP3EI in tourism, and is closed to Bali's hinterland that has been known as a center of tourism in Indonesia. However, the foil potential of tourism is not folly utilized, KSB's regional income still dependent on the mining industry is currently managed by PT NNT. The problem is when the dependence on the source of fonds of PT NNT not be reduced, then when PT NNT stoped operations in 2027, KSB's income will have a huge deficit. Therefore it is necessary in the search for alternative sources of the economic drivers that can be a source of local income.. This study aims to design the most appropriate policy strategy to build tourism as an economic driver source for community and the main source of regional income, while maintaining business continuity, and preservation of the environment, by using AHP method.
Keywords: Tourism destinations, sustainable destination, participation, AHP, .
coastal tourism, Public
LATAR BELAKANG Kabupaten
Sumbawa
Barat merupakan
kabupaten
yang relative muda
disbanding dengan kabupaten atau kota lainnya yang berada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), secara resmi dibentuk melalui Undang-undang 30 tahun 2003, tanggal
18 Desember 2003.
. Luas wilayahnya
No
1,849.02 km
2 (
184,902 Ha), dengan jumlah penduduk sekitar 107 ribu orang pada tahun 2011, (Bappeda, 2012).
Dari total
sawah yang mencapai
luas
tersebut
9.050 Ha (4.92%)
sebagian besar berbentuk lahan dan
175,812 Ha (95.08 %) lahan
kering, (KSB dalam Angka, 2010). Hanya 5,63% dari luas wilayah dimanfaatkan
Revitallsasi Industri Pariwisata
dan Kewirausahaan
Nasional untuh Peninghatan
Oaya Saing Bangsa
133
Prosiding Seminar Nasional Poriwisato & Kewirausahaan UnlvenltaJ Sahld lakarta, 5 Maret 2013
ISBN 978-602-19230-5-4
untuk areal persawahan (22.800 ha), sedangkan 94,37%, berupa lahan kering yang dimanfaatkan untuk tegalan/ladang, perkebunan, dan padang penggembalaan. Dibalik
kondisi geografis dan topografis yang
untuk pertanian, temyata
KSB memiliki potensi
kering dan tidak cocok
kekayaan tambang (emas) yang
sangat besar, dan potensi menjadi daerah tujuan wisata yang sangat menarik. Potensi tambang emas yang berada di Batu Hijau telah di eksploitasi oleh
Multi
National Coporation PT NNT, dan dari hasil pertambangan itulah yang menjadi salah satu sumber utama terhadap PDRB telah
dapat
mendorong
aktifitas
KSB. Keberadaan PT NNT ini juga
ekonomi
lainnya,
seperti
transportasi,
telekomunikasi, dan perdagagan barang dan jasa lainnya. Problemnya adalah ketika
PT NNT
pada tahun 2027, maka ketergantungan penambangan akan mulai
sekarang
membahayakan dirancang
berhenti operasi yang diperkirakan
yang begitu besar
terhadap
pembangunan
terhadap
hasil
PDRB itu sendiri, sehingga perlu ekonomi
berbasis
sumber daya
unggulan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara masal dan lebih
luas.
Salah
potensi
unggulan
yang
san gat prospektif
adalah
pengembangan sektor wisata. Sektor pariwisata diyakini akan menjadi driver power bagi perekonomian KSB, karena
sector ini akan mampu
akan melibatkan
masyarakat
menyerap tenaga kerja yang banyak, dan
local baik secara langsung maupun tidak. KSB
memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata yang sangat menarik, baik wisata pantai, budaya maupun wisata tambang. Maluk yang panjangnya
sekitar 40 km,
Sepanjang pantai Pototano sampai merupakan pantai yang sangat indah
dengan ombak dan topografi serta lingkungan yang nyaman di pantai Maluk dan Jelemga
serta asri. Bahkan
berponteni menjadi wissata surfing yang terindah
di dunia, karena di dua pantai ini memiliki
ombaknya yang terkenal , yaitu
Super Suck dan Donut yang tidak dimiliki oleh patai surfing lainnya. Disamping memiliki
potensi
obyek wisata pantai, juga terdapat wisata budaya yang unik,
yakni karapan kerbau dan wisata tambang (geowisata) yang sangat terkenal yaitu di areal tambang emas batu hijau yang saat ini di kelola oleh PT NNT. Secara Masterplan
134
geografis,
Pengembangan
wilayah kawasan
KSB
masuk
wisata
kedalam
nasional,
koridor
yang masuk
5 dalam kedalam
Revltallsasl Industrl Pariwlsata don Kewlrausahaan Nasional untuR PeningRatan Daya Solng Bangsa
Prosiding Seminar Nasional Pariwisata & Kewirausahaan Universitas Sahid Jakarta,S Maret 2013
wilayah pengembangan
ISBN 978-602-19230-5-4
Sumbawa Barat dan sekitarnya, dan masih dalam satu
regional dengan Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Sehingga pengembangan
obyek
wisata Bali dan Nusa Tenggara Barat akan berimbas terhadap kawasan wisata di KSB. Problem yang dihadapi saat ini adalah pengembangan
bagaimana
merancang
strategi
obyek wisata di KSB yang tepat sesuai dengan kondisi obyektif
dan perkembangan
masyarakat
KSB yang memberikan
manfaat ekonomi bagi
masyarakat, menyerap tenaga kerja, serta berkelanjutan secara ekologi. AHP yang dikembangkan tepat untuk memilih majemuk.
Metode
oleh Saaty (1987) merupakan satu pendeketan
satu dari sekian alternative
plihan berdasarkan
yang kriteria
Metode ini telah banyak di pakai oleh para peneliti di berbagai bidang
seperti manajemen, lingkungan, pendidikan, social, kesehatan dan lainnya. Tujuan
dari
pengembangan
kajian
ini
adalah
untuk
memilih
strategi
terbaik
obyek wisata yang berkelanjutan secara ekonomi dan Iingkungan
dengan menggunakan metode AHP.
TINJAUAN Pariwisata
merupakangabungan
ilmu, oleh karena itu pembangunan satu aspek
saja, misalnya
memperhatikan
faktor
PUSATA dari berbagai sector, dan lintas disilin
pariwisata, tidak dapat hanya menekankan
infrastruktur
manusia
sekitarnya.
Pembangunan
terintegrasi
dengan pembangunan
saja, atau atraksinya
yang terlibat,
pariwisata
dan budaya
harus dirancang secara
wilayahnya.
Itu sebabnya,
serta
saja,
tanpa
lingkungan
menyeluruh, dan penyelenggaraan
pariwisata harus memperhatikan prinsip partisipasi masyarakat, hak budaya lokal, aspek konservasi sumberdaya, pendidikan dan pelatihan, promosi, akuntabilitas, serta
pemantauan
berkelanjutan tersebut,
dan
evaluasi.
Basis
utama
pembangunan
adalah partisipasi masyarakat sekitarnya.
maka
prinsip-prinsip
perencanaan
yang
pariwisata
Sesuai dengan definisi dianut
untuk
mencapai
pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah: •
Prinsip pengembangan pariwisata yang berpijak pada aspek pelestarian alam dan berorientasi ke depan (jangka panjang)
•
Penekanan pada nilai manfaat yang besar bagi masyarakat
Revitalisasllndustri Parlwlsata don Kewlrausahaan Naslonal untuR PenlngRatan Doya Saing Bangsa
135
Prosiding Seminar Nasional Pariwlsata & Kewirausahaan Universitas Sahid Jakarta, 5 Maret 2013
ISBN 978-602-19230-5-4
•
Prinsip pengelolaan asset sumberdaya yang tidak merusak, tetapi lestari
•
Kesesuaian
antara kegiatan pengembangan
pariwisata
dengan skala,
kondisi dan karakter suatu kawasan yang akan dikembangkan •
Keselarasan driven),
yang sinergis
lingkungan
pengembangan
antara kebutuhan
hidup
apresiasi
dan
yang
masyarakat lebih
peka
konsumen lokal
(consumen
bermuara
pad a warisan
pada
budaya,
lingkungan hidup, jati diri bangsa dan agama •
Antisipasi yang tepat dan monitoring terhadap proses perubahan yang terjadi dan berorientasi pada upaya memperkuat potensi kelokalan dan kemampuan masyarakat setempat. Dalam konteks pembangunan
berkelanjutan,
pariwisata harus dipandang
sebagai suatu sistem. Dalam sistem tersebut tercakup berbagai komponen yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi meliputi : pasar, perjalanan, destinasi dan pemasaran. Oleh karena itu perIu adanya sinergi kebijakan yang mengatur penyelenggaraan Ada
pariwisata.
dua
pengembangan
hal
penting
pariwisata
pengembangan
di
kepariwisataan
yang
harus
suatu
daerah,
diidentifikasi yakni
terkait Pertama,
di suatu destinasi akan menimbulkan
dan daya dorong bagi berkembangnya
dengan kegiatan
daya tarik
masyarakat, daerah, ataupun wilayah yang
berada di sekitar destinasi yang dikembangkan. Kedua, tata lingkungan kehidupan tertentu dan daerah sekitamya tentu saja mengalami perkembangan dan kemajuan atas hasil kegiatan masyarakat dan kegiatan kewilayahan yang telah terjadi dalam kurun
waktu
digambarkan
tertentu.
Dalam
kondisi
yang
demikian,
seberapa besar kebutuhan dan pengembangan
sudah
tentu
dapat
kegiatan pariwisata
yang dapat diantisipasi menurut permintaan, dan seberapa besar pengembangan kepariwisataan dapat diprogramkan di waktu yang akan datang. Melalui
identifikasi tersebut, potensi, posisi dan kendala yang dimiliki
oleh destinasi tersebut pengembangan menganalisa Sistem
136
maupun wilayah sekitamya
dengan pendekatan dan menghasilkan:
pergerakan
manusia,
dapat dicermati.
wilayah akan menemukenali,
(a) Tata jaringan barang,
jasa
dan
perhubungan informasi;
Rencana
dan mampu wilayah; (c)
(b)
Titik-titik
Revitalisasllndustri Pariwisata dan Kewlrausahaan Nasional untuR PeningRatan Daya Saing Bangsa
Prosiding Seminar Nasional Pariwisata & Kewirausahaan Universitas Sahid Jakarta 5 Maret 2013
pertumbuhan
ISBN 978-602-19230-5-4
wilayah dan level besarannya; (d) Sebaran, jenis dan tata lokasi
fasilitas penunjang; (e) Jenis dan sistem sarana prasarana wilayah; (f) Jumlah, kemampuan dan kualitas SDM; (g) Struktur tata ruanng wilayah. Manfaat dari pendekatan ini adalah meningkatnya hubungan komplementer antar destinasi yang berdekatan sehingga pembangunan kepariwisataan dapat dilakukan secara merata dan dirasakan manfaatnya oleh banyak pihak. Konsep pengemban pariwisata yang ideal adalah yang tidak menekankan pad a
angka-angka/perolehan
secara
kuantitatif
seperti
jumlah
perolehan devisa, tetapi lebih menekankan pada keberlanjutan tersebut.
Produk-produk
dioperasikan
secara
pariwisata berkelanjutan
harmonis
dengan
wisatawan,
dari obyekwiata
adalah produk-produk
lingkungan,
masyarakat
dan
yang budaya
setempat sehingga mereka terus menerus menjadi penerima manfaat bukannya korban pembangunan
pariwisata.
Jadi
pariwisata
berkelanjutan
memiliki 3
dimensi, yakni ekonomomi, social dan lingkungan Secara
substansial
pengembangan
tipologi
kepariwisataan
destinasi
berkenaan
dengan
sistemik
Indonesia yang terdiri dari unsur-unsur
sebagai
berikut: • Atraksi dan lingkungan pilihan
konsumen
karakteristik
destinasi. Atribut destinasi secara luas menentukan
dan mempengaruhi
calon wisatawan
terhadap
tipologi
atraksi di suatu destinasi (atraksi wisata alam, wisata budaya,
wisata binaan manusia/buatan). (iklim, panorama/bentang
Saat ini terdapat beberapa bentuk atraksi alam
alam, gunung, lembah, goa, pantai dan laut, danau,
sungai air terjun, flora dan fauna, bentuk alam yang unik, taman, hutan dan area konservasi); galeri
seni,
tradisional, rekreasi
budaya (arkeologi, situs sejarah/budaya,
kerajinan
dan
cenderamata,
area
adat istiadat, seni,
perkotaan,
perkampungan
museum dan festival budaya); dan buatan (theme parks, taman
dan
sirkus,
MICE,
special
event,
hiburan,
sport,
pertandingan
olahraga, kebun binatang/taman safari, teknologi dan industri, monumen). • Kelengkapan memungkingkan
dan
ketersediaan
fasilitas,
kemudahan
dan
pelayanan
wisatawan menikmati dan berpartisipasi dalam suatu atraksi
wisata, mencakup ketersediaan akomodasi, rumah makan, biro perjalanan dan cenderamata.
Revltalisasllndustrl Porlwlsata dan Kewlrausahaan Naslonal untu~ Pening~an
Daya Saing Bangsa
137
Presiding Seminar Nasional Pariwisata & Kewirausahaan Univenitas Soh/a Jakarta. 5 Maret 2013
ISBN 978-602-19230-5-4
• Aksesibilitas ke clandi destinasi merupakan mata rantai yang menghubungkan dan menciptakan keterkaitan unsur-unsur destinasi pariwisata. Ketersediaan jalur/infrastruktur darat, laut clan udara, mencakup jalan darat, rel kereta api, pelabuhan laut dan bandar udara, termasuk informasi clandokumen perjalanan. Ketersediaan infrastruktur ini merupakan syarat utama ada atau tidaknya akses ke destinasi pariwisata. • Ketersediaan data claninformasi secara akurat clan up to date, media informasi yang disediakan oleh destinasi dan dimanfaatkan oleh wisatawan serta efektivitas informasi mencapai sasaran. Prinsip dasar pembangunan pariwisata yang berkelanjutan menurut WTO (2009) mengandung 3 aspek, (1) Melibatkan masyarakat local, (3) melindungi nilai budaya local, (3) minimalisasi dampak lingkungan. Dari prinsip ini maka pernbangunan pariwisata
harus memiliki makna secara ekonorni, social clan
lingkungan, sebagai berkut :
I
Ekonomi I
• •
Ekologi
Penataan Lingkungan Tata Guna Lahan
• Kesempatan Kerja • Redistribusi Pendapatan • Usaha Mikro dan kecil
Sosial Budaya
. • Nilai-nilai Budaya • Kesehatan Publik • Konservasi dan
Gambar 1. Manfaat pembangunan pariwisata (Eriyatno, Sugiyono; 2012) Potensi obyek wisata di KSB sangat besar, menurut Bappeda (2010), ada 7 kawasan obyek wisata yang sangat potensial, yang membentang dari wilayah pototano sampai Maluk. Meskipun obyek wisata tersebut belum di kelola secara maksimal, namun jumlah kunjungan wisata yang ke KSB selama beberapa tahun
138
Reultalisasl'ndustri Pariwhata dan I<ewlrausahaan Nasional untuit Peningitatan Daya Saing Bangsa
Prosiding Seminar Nasional Pariwisata & Kewirausahaan Univenitol Sahid Jakarta,S Maret 2013
terahir
ISBN 978-602-19230-5-4
secara absolut menunjukkan peningkatan. Data
perkembangan
jumlah
wisatawan di KSB selama beberapa tahun terahir ini sebagai berikut : Table I. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan di KSB Tahun 2006 - 2009 dan Prediksinya Tahun 2010 - 2015 Wisatawan
Tahun
Domestik
2006
Asing
Total
(orana)
(Orang)
5.294
1.680
6.974
5.754
1.814
7.568
2008
6.255
1.959
8.214
2009
6.880
1.526
8.406
2010
7.361
1.666
9.027
2011
7.886
1.634
9.520
2012
8.412
1.602
10.014
2013
8.938
1.570
10.508
2014
9.464
1.539
11.003
9.990
1.507
2007
2015 Sumber
kawasan wisata biasanya mengikuti konsep Tourist Area
Life Cycle (TLC) yang dikembangkan penemuan
(exploration)
pengembangan
(2)
oleh Butler (1980) yang meliputi (I)
pelibatan
(development),
hidup
masyarakat
(4) konsolidasi
(stagnation) dan (6) penurunan (decline). siklus
11.497
: Dinas ESDM dan BUDPAR KSB, Tahun 20010.
Pengembangan
Konsep
Wisatwan
(orang)
pariwisata
(involvement),
(consolidation),
(5) stagnasi
Menurut Rai Utama (2010), dalam
menunjukkan
bahwa
daerah
tujuan
wisata
senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dan kemajuannya dilihat melalui tahapan-tahapan pengelolaan
dari pengenalan
yang baik, pariwisata
(3)
berperanan
dapat
hingga penurunan.
Dengan
untuk memberdayakan
sumber
daya yang langka serta menjadikan industri pariwisata dapat diperpanjang siklus hidupnya dan berkelanjutan
(Theobald, 2004 dalam Rai Utama, 2010).
menentukan perkembangan mengukur
Untuk
daerah tujuan wisata, dipakai index of irritation, yang
dampak pariwisata
dari sisi social, meliputi
Euphoria,
Apathy,
annoyance, dan antagonism. Untuk dengan
kondisi
memilih strategi mana yang cocok yang harus diterapkan seuat obyektif
yang ada,
Saaty (1987) telah menawarkan
Revitalisosllndustrl Parlwlsata don Kewlrausahaan Naslonal untuR PenlngRaian Daya Salng Bangsa
suatu
139
Prosiding Seminar Nasional Pariwisata & I<ewirausahaan Universitas Sahid Jakarta,S Maret 2013
ISBN 978-602-19230-5-4
pendekatan majemuk.
AHP (Analytical
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Methodology artinya
Hierarchy Process) yang berbasis pada kriteria
(SSM) , yaitu suatu metode analisis kualitatif
metode
AHP ini didasarkan pada
Soft System
berbasis pakar,
pendapat para pakar dibidangnya.
Keunggulan metode ini adalah mampu mengidentifikasi berdasarkan
termasuk
altematif pilihan terbaik,
kriteria majemuk, (Saaty, 1988), kriteria majemuk adalah kriteria
yang lebih dari satu, Metode ini telah banyak digunakan untuk memilih satu aIternatif terbaik diantara
ban yak aIternatif, beberapa
yang telah digunakan
penerapan AHP antara lain sebagaimana
oleh Pals ic, and Lalic,B.
(2009)
for Selecting and
Evaluating Projects; Kholil (20 I0), untuk pemilihan komoditas unggulan daerah; dan Munandar (2010) serta
untuk pemilihan strategi pengembangan ekonomi daerah;
Application of the AHP methodology
in making a proposal for a public
work contract (Bertolini, Bragila dan Carmignan,2006). kajian
tersebut,
secara
umum
alternative terbaik berdasarkan strategi terbaik
berdasarkan
penerapan
AHP
Berdasarkan
mampu
mengidentifikasi
kriteria yang diberikan. Indikator hasil analisis
adalah
kajian-
pilihan atau
yang memiliki nilai eigen
value tertinggi berdasarkan kriteria yang diberikan (Saaty, 1988).
METODOLOGI Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah
mentode AHP, yang
secara prinsip ada 4 tahapan, yaitu : a. Decomposition
yaitu pemecahan
unsur-unsumya, tujuan menjadi
suatu permasalah
Decomposition juga
yang utuh menjadi
dapat diartikan sebagai
hirarki yang lebih rendah
penjabaran
untuk mendapatkan
kriteria
yang dapat diukur. b. Comparative Judgement,
yaitu membuat penilaian tentang kepentingan
relative dua e\emen dalam tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat (level) diatasnya (yang lebih tinggi). bentuk penilaian
kuantitaif
Penilaian berpasangan
dalam bentuk
harus dalam
angka seperti pada tabel
berikut:
140
Revitalisasi Industri Pariwisata dan Kewirausahaan Nasional untuh Peningl:!atan Daya Saing Bangsa
Proslding Seminar Naslonal Parlwlsata & Kewirausahaan Univenitas SahJd Jakarta, 5 Maret 2013
Tabel 2. Skala penilaian
Penjelasan
1
Jika elemen yang satu sarna pentingnya dengan elemen lainnya Jika elemen yang satu sedikit lebih penting dengan elemen lainnva Jika elemen yang satu sangat penting dibanding dengan elemen lainnva Jika elemen yang satu jelas lebih penting dibanding dengan elemen lainnya Jika elemen yang satu mutlak lebih penting dibanding dengan elemen lainnya Diantara dua pertimbangan yang berdekatan
7 9 2,4,6,8
d.
kepentingan relatif
Skala Nilai 3 5
c.
ISBN 978-602-19230-5-4
Synthesis of Priority adalah
pemilihan
berpasangan.
didasarkan pada nilai prioritas terbesar.
Pilihan prioritas
Logical consistency, adalah berpasangan.
Konsistensi
menguji
prioritas berdasarkan
konsistensi
penilaian berpasangan
(a) dengan melihat preferensi multiplikatif;
pembandingan
dari setiap matrik
bobot
dapat di lihat dari dua aspek :
misalnya bila A duakali lebih berat
dari B dan B dua kali lebih berat dari C, maka seharusnya
A 4 kali lebih berat
dari C. (b) dengan melihat preferensi transitif, misal jika
A lebih kecil dari B
dan B lebih kecil dari C maka A hams lebih kecil dari C.
Tahapan
kajian diawali
dengan wawancara
. alternatif dan hirarki dari penelitian
pakar, untuk menentuak
yang akan dilakukan.
kriteria,
Secara garis bersar meidenya
sebagai berikut :
WAWANCARA PAKAR
Gambar 2. Tahapan kajian penentuan strategi menggunakan AHP
Revitalisasi Industri Pariwisata dan Kewirausahaan Nasional untub Peningbatan Daya Saing Bangsa
141
ProJlding Seminar Naslonal Parlwilata & Kewiraulahaan Universitas Sah/cIJakarta, 5 Maret 2013
ISBN 978-602-19230-5-4
Untuk
membantu
analisis,
digunakan
software
tool
Criterium
DecesionPlus (CDP3.4).
BASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara hasil wawancara dengan pakar, diperoleh 9 kriteria dan 6 alternatif pada pengembangan pariwisata di KSB secara hierakri sebagai berikut :
Gambar 3. Struktur hirarki kriteria dan altematifpengembangan
obyekwisata di KSB
Dari struktur hirarki tersebut, mengacu pada level 1 yakni strategi pengembangan pariwisata di KSB sebagai goalnya, maka
berdasarkan hasil
penilaian berpasangan (pair wise comparison) diperoleh nilai-nilai untuk setiap kriteria sebagai berikut :
Gambar 4. Kriteria utarna pengembangan
142
pariwisata di KSB, hasil output
CDP
Revitalisasi Industrl Pariwisata dan Kewiraulahaan Nasional untub Peningbatan Daya Salng BangIa
Prosiding Seminar Nasional Pariwisata & Kewirausahaan
Univenitas SahJd Jakarta,
5
Maret
2013
ISBN 978-602-19230-5-4
Berdasarkan hasil output CDP di atas, terlihat bahwa secara hirarki ada 3 kriteria utama yang harus menjadi pertimbangan/landasan dalam menetapkan strategi pembangunan pariwisata di KSB, yaitu (a) meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan nilai 0.248; (b) mampu menyerap tenaga kerja yang banyak, dengan nilai 0.120, dan (c) membuka lapangan kerja , dengan nilai 0.115. prioritas ke dua dan ke tiga hampir mirip tentang ketenaga kerjaan, tetapi membuka lapangan kerja belum tentu dapat menyerap tenaga kerja yang banyak. Kegiatan yang sifatnya intensif capital mungkin saja muncul tetapi hanya sedikit orang yang dapat terserap. Oleh karena itu penekanannya adalah masyarakat sejahtera, lapangan kerja terbuka dan tenaga kerja local dapat terserap dengan banyak. Berdasarkan hasil analisis terhadap seluruh kriteri (9 kriteria) diperoleh nilai strategi pembangunan sarana pariwisata menempati urutan pertama, yakni 0.231, disusul pembangunan SDM pariwisata (0.188), dan berikutnya penguatan kelembagaan masyarakat (0.186). hal ini berarti dengan mendasarkan pada 9 kriteria pengembangan pariwisata d kabupaten Sumbawa Barat, maka strategi yang paling tepat adalah dengan membangun sarana pariwisata, seperti tempat penginapan, agen perjalanan wisata, restoran dan akses Galan), seperti gambar 5.
Gambar 5. Strategi prioritas berdasarkan 9 kriteria (output CDP)
Revltallsasi Industri Parlwisata dan Kewirausahaan Nasional untub Peningilatan Caya Saing Bangsa
143
Prosiding Seminar Nasional Parlwisata & Kewirausahaan Univenitas Sah/d Jakarta, 5 Maret 2013
ISBN 978-602-19230-5-4
Prioritas strategi tersebut
sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan,
beberapa poteni obyekwisata menarik seperti Jelenga dan Pantai Maluk (untuk sufmg), pantai pantai Sekongkang akses jalan menuju ke lokasi ini masih sangat sulittennasuk sarana pariwisata juga akses komunikasi yang masih terbatas. Disamping itu tempat penginapan dan restoran masih sangat terbatas.
Strategi
pembangunan pariwisata ini akan mendorong wisata untuk mengunjunginya, dan dapat membuka akses bagi kegiatan lainnya.
Strategi berikutnya adalah
peningkatan kualitas SDM pariwisata, untuk membangun daerah tujuan wisata yang handal disamping memerlukan sarana pariwisata juga sumberdaya manusia yang mampu dan trampil di bidang pariwisata. Karena kepuasan pengunjung tidak hanya tergantung pada aksesibilitas dan ketersediaan sarana pariwisata tetapi Juga
kemampuan memberikan pelayanan secara prima.
adalah penguatan
kelembagaan.
Strategi ini penting
masayarakat sekitar dalam pembangunan pariwisata. sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek.
Strategi berikutnya untuk
melibatkan
Masyarakat tidak hanya
Artinya masyarakat sekitar dapat
terlibat dalam kegiatan produktif, seperti penyediaan batrang asesories, kuliner dan lainnya. Melalui tiga strategi tersebut, keberlanjutan pembangunan pariwisata di KSB akan lebih terjamin. Disamping itu dampak pembangunan pariwisata dapat secara lebih luas memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan, tanpa merusak lingkungan. Secara lebih mudah strategi prioritas strategi berdasarkan hasil out put AHP seperti pada gambar berikut : Alternatives
Value
Decision Scores
PenguatanKelembgMasy PenguatanSDM Pariwisata Insenti!Perijinan UshPariw PembangunanSarnPariw
0.231
Promosi InvestasiPariw
O.152~ •••••••••••••
PenguatanKerjasama
0.118
Gambar 5. Urutan prioritas strategi hasil output CDP
144
Revltalisasi Industri Pariwisata dan Kewirausahaan Nasional untub Peningbatan Daya Saing Bangsa
Prosldlng Seminar Naslonal Pariwisata & Kewirausahaan Universitas Sahid Jakalta 5 Maret 2013
KESIMPULAN Dari 9 kriteria
ada
pembangunan
pariwisata
meningkatkan
kesejahteraan
ISBN 978-602-19230-5-4
DAN SARAN
3 kriteria utama
dasar dalam
di KSB untuk menjamin keberlanjutannya, masyarakat,
(2) berkelanjutan
menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin.
ketrampilan
yaitu (1)
, dan (3) dapat
Berdasark kriteria ini maka strategi
yang paling tepat adalah (1) membangun meningkatkan
yang harus menjadi
sarana pariwisata
(Aminitas),
SDM pariwisata dan (3) Menguatkan
(2)
kelembagaan
masayarat.
DAFf AR PUSTAKA Alegre,J., and M. Cladera, 2012. Tourist characteristics that influence shopping participation and expenditures, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 6 Iss: 3, pp.223 - 237 Bappeda KSB. 2007. Rencna Pembangunan Barat, Pemda KSB.
jangka Menengah
(RPJMD)
Bappeda KSB. 2006. Rencana Pembangunan jangka Panjang 2006-2025,
Kabupaten
Pemda KSB.
BPS KSB. 2010. Kabupaten Sumbawa Barat Dalam Angka.
KSB.
Bagus Rai Utama,I.G,. 2011. Prinsip-proinsip Pembangunan Universitas Udayana, tidak dipublikasikan.
Pariwisata Berelanjutan.
Butler, R. W. 1980. "The Concept of a Tourism Area Life Cycle of Evolution: Management of Resources." The Canadian Geographer 24(1), p. 8. Eriyatno, dkk. 2012. Masterplan Pembangunan Reform, Jakarta.
Ekonomi
Fendeli, C. 2000. Section III. Natural Tourism Planning Ecotourisme. Pustaka Pelajar. Jogyakarta.
Sumbawa
Disertasi,
Implications
for
Lokal (PEL) di KSB. Center for Policy in C. Fendeli
and
Mukhilson
[Ed].
Gunn, C.A. 1994. Tourism Planning: Basic, Concepts, Cases. Taylor and Francis. New York. Gede Sedana, P.,I.,W. 2011. Pengaruh jumlah kunjungan wisata terhadap penerimaan obyek wisata pendapatan asli daerah dan anggaran pembangunan Kabupaten (2009-2010). Thesis S2, Universitas Udayana, tidak dipublikasikan. Kholil. 2012. Pembangunan
Ekowisata di KSB. Center for Policy Reform, Jakarta.
Kim, J.,O. 2008. Barcelona's Cultual Tourism Promotion Strategy. International Tourism Sciences Volume 8, No. I, April 2008, Page 89-105. Mcintosh,
R. W., C.R.
retribusi Gianyar
Goeldner
dan J.R.B.
Ritchie.
1995.
Journal of
Tourism Principles. Practice
Philosophies. Willey. New York. Marimin.
2004. Techniques and Applications Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Multi Criteria
Decision
Making.
Scholastic
Supit, A.A.G., 2007. Impact of Tourism Visit Toward Change of Coral Reefs Condition Bunaken Island North Sulawesi Province, Thesis S2 PSL IPB, unpublished.
Revitalisasi Industrl Pariwisata dan Kewirausahaan Nasional untuR PeningRatan Daya Saing Bangsa
In
145
•