SELAMAT BERLIBUR DAN SELAMAT TAHUN BARU 2013 Salam, Tim Better Work Indonesia
Surat Kabar NEWSLETTER Contents:
Better Work Indonesia Betterworkindo
Edisi Ke-4, Tahun 2012 4th Edition, Year
2 Pedoman bagi Perusahaan untuk Memperkerjakan Penyandang Disabilitas 3 Memperingati Hari AIDS Sedunia di PT Citra Abadi Sejati 4 Kolaborasi antara BWI dan AIMI: Memastikan Tempat Kerja yang Ramah pada Ibu Menyusui 6 Profil: Mia Sutanto 8 Acara Networking Peningkatan Kapasitas
2012
Praktisi Sumber Daya Manusia dan Compliance di garmen industri di Indonesia 10 Linkedin 11 Sekilas tentang Pelatihan Lembaga Kerjasama Bipartit 12 Tindakan Pencegahan Keadaan Darurat : Keselamatan terhadap Bahaya Kebakaran Precaution: Fire Safety 13 Supplier yang ikut serta sampai dengan Desember 2013
Pedoman bagi Perusahaan untuk Mempekerjakan Penyandang Disabilitas Dalam rangka memperingati Hari Penyandang Disabilitas yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2012, Better Work Indonesia meluncurkan sebuah buku elektronik yang berjudul Mempekerjakan Penyandang Disabilitas – Buku Pedoman bagi Perusahaan. Buku ini dibuat untuk mempersiapkan tempat kerja bagi para penyandang disabilitas dan juga memperikan pedoman praktis bagi para pengusaha dalam menangani permasalah disabilitas. Lebih dari 600 juta penduduk di dunia memiliki gangguan fisik, sensorik, intelektual, atau mental dengan berbagai kondisi berbeda. Data estimasi WHO menyatakan bahwa terdapat sekitar 20 juta penduduk Indonesia yang memiliki disabilitas. Penyandang disabilitas menghadapi kesulitan yang lebih besar dibandingkan masyarakat pada umumnya karena hambatan yang mereka miliki dalam mengakses layanan umum yang digunakan secara cuma – cuma oleh masyarakat pada umumnya. Penyandang disabilitas seringkali tidak memiliki akses untuk pendidikan yang layak, pelayanan kesehatan dan kegiatan perekonomian seperti akses terhadap pekerjaan. Namun, menyingkirkan penyandang disabilitas dari dunia kerja mengakibatkan kerugian baik sosial dan ekonomi bagi masyarakat karena potensi produktif para penyandang disabilitas sering diabaikan. Organisasi Perburuhan
2
Internasional (ILO) memperkirakan hal ini dapat merugikan negara sebanyak satu hingga tujuh persen dari produk domestik bruto. Simon Field, Manager Program Better Work Indonesia berkata, “Orang dengan disabilitas sering kali mengalami diskriminasi di tempat kerja. Banyak perusahaan yang mempekerjakan hanya berdasarkan rasa belas kasihan. Praktik-praktik kerja demikian tidak benar. Pada kenyataannya, orang dengan disabilitas adalah pekerja yang baik dan dapat diandalkan. Didalam banyak dokumen tentang produktivitas, pekerja dengan disabilities justru rata-rata mengalami tingkat kecelakaan yang lebih kecil dan cenderung lebih setia terhadap pekerjaan jika dibandingkan dengan angkatan kerja padaumumnya. Melalui buku pedoman ini, pengusaha dapat memberikan kesempatan yang layak dan setara bagi para pekerja dengan disabilitas dalam sebuah suasana kerja yang tidak diskriminatif. Better Work Indonesia mengharapkan para pengusaha untuk memiliki pengetahuan yang tepat dan akurat tentang disabilitas, memahami praktik-praktik yang baik dalam mempekerjakan para penyandang disabilitas serta membuka akses terhadap lapangan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai buku pedoman ini, silahkan kunjungi http://betterwork.org/ indonesia/?page_id=353&lang=id
Memperingati Hari AIDS Sedunia di PT Citra Abadi Sejati HIV dan AIDS merupakan isu penting di dunia, mengingat dalam waktu yang relatif singkat, pandemi HIV dan AIDS telah tumbuh dalam tingkat yang signifikan dengan sekitar lebih dari 35 juta orang yang hidup dengan HIV (ODHA) dengan perkiraan 7.400 infeksi HIV baru terjadi setiap hari. Skala infeksi HIV dan AIDS secara global menunjukkan bahwa perawatan dan pengobatan menjadi perhatian penting. Namun, kebutuhan untuk pencegahan yang efektif tetap penting. Data dari Rencana Strategi dan Aksi National HIV dan AIDS 2010 - 2014 menunjukkan bahwa jumlah ODHA di Indonesia akan naik dari 371.800 (2010) menjadi 541.700 (2014) dan prevalensi HIV akan meningkat dari 0,22% (2008) menjadi 0 , 37% (2014) di kalangan orang berusia produktif 15 - 49 tahun. Oleh karena itu, dalam rangka untuk membantu meningkatkan kesadaran tentang HIV dan AIDS, Better Work Indonesia memprakarsai program percontohan bagi tujuh pabrik di JABODETABEK. Program percontohan terdiri dari Executive Briefs untuk manajemen pabrik dan Training of Trainer
bagi tujuh pabrik tersebut. Sebagai hasilnya, setiap pabrik mengembangkan rencana aksi tentang pengarusutamaan HIV dan AIDS ke dalam program yang ada. Beberapa kemajuan telah dicapai dan beberapa tantangan masih hadapi dalam memenuhi HIV dan AIDS di pabrik-pabrik mereka. PT Citra Abadi Sejati yang terletak di bagian timur Jakarta telah berhasil meningkatkan kesadaran tentang isu-isu HIV dan AIDS melalui berbagai jenis kegiatan dalam perusahaan. Oleh karena itu, dalam rangka memperingati hari AIDS dunia, PT Citra Abadi Sejati telah menyelenggarakan sebuah acara pada tanggal 3 Desember 2012 untuk menyegarkan kesadaran tentang isu-isu HIV Dan AIDS antara manajemen dan pekerja. Pada acara ini, PT Citra Abadi Sejati telah bekerjasama dengan Better Work Indonesia dan Yayasan Kusuma Bangsa, sebuah LSM kesehatan yang telah aktif bekerja menangani HIV dan AIDS. Acara satu hari ini dilakukan pada saat istirahat makan siang dan dihadiri oleh tiga ribu karyawan.
3
Kolaborasi antara BWI dan AIMI: Memastikan Tempat Kerja yang Ramah pada Ibu Menyusui
Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa aktivitas menyusui secara eksklusif untuk masa 6 bulan adalah cara yang optimal untuk memberi asupan pangan pada anak balita, yang diikuti dengan pemberian pangan penunjang serta diikuti dengan aktivitas menyusui yang berlanjut hingga usia 2 tahun dan sesudahnya. Dengan demikian sangat penting bagi para ibu yang bekerja untuk diberikan peluang untuk menyusui atau mengeluarkan air susunya selama jam kerja. Hal ini tercermin dalam peraturan perundang-undangan ke di Indonesia yang mewajibkan pada para pengusaha untuk memberikan kesempatan dan fasilitas spesial bagi para ibu yang bekerja untuk menyusui selama jam kerja di samping menjamin hak setiap anak untuk mendapatkan ASI secara eksklusif untuk jangka waktu minimum 6 bulan. Sayangnya, pada saat ini ada salah pengertian yang tersebar luas tentang manfaat dari aktivitas menyusui di tempat kerja dan para pengusaha tidak menyadari tentang kewajibankewajiban hukum mereka. Sebagai akibatnya, banyak perusahaan yang tidak mematuhi undang-undang dan mereka dihadapkan dengan tingkat ketidakhadiran di tempat kerja yang tinggi yang disebabkan oleh kewajiban para pekerja untuk merawat anak-anaknya yang sakit di samping juga angka keluar masuk karyawan yang tinggi dari staf wanita
4
setelah cuti melahirkan. Berbagai persoalan ini khususnya penting pada industri garmen oleh karena sektor ini sebagian besar memiliki karyawan wanita. Guna mengangkat semua persoalan ini, Better Work Indonesia (BWI) bekerja sama dengan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). AIMI adalah organisasi independen dan nirlaba yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan aktivitas menyusui disamping juga untuk meningkatkan jumlah ibu menyusui dan bayi yang diberi ASI di Indonesia. Sebagaimana telah disoroti oleh Mia Sutanto, Ketua AIMI, “Aktivitas menyusui adalah norma biologis untuk anak-anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Aktivitas tersebut tidak ada bandingannya, tidak tergantikan, dan tidak ternilai. Aktivitas menyusui LEBIH dari sekedar menyusui, atau memberikan gizi dan asupan pangan; hal itu juga makanan bagi jiwa dan pikiran anak.” Asosiasi ini menawarkan konseling oleh para konselor laktasi yang bersertifikat, mengedukasi beragam perusahaan dan komunitas tentang metode menyusui yang benar dan membangun jaringan pendukung bari para ibu yang menyusui. BWI dan AIMI pada saat ini bekerja bersama-sama untuk mendorong manfaat dari aktivitas menyusui di tempat
kerja dan untuk membantu pabrik-pabrik di industri garmen Indonesia dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk tempat kerja yang ramah pada aktivitas menyusui (BFW). Memperkenalkan kebijakan-kebijakan yang sedemikian akan memastikan bahwa para pengusaha mematuhi undangundang ketenagakerjaan Indonesia, melindungi kesehatan anak-anak pekerja dan menjamin loyalitas dan produktivitas dari para ibu yang bekerja. Simon Field, Program Manager BWI, mencatat bahwa “Pabrik-pabrik industri garmen di Indonesia merasakan semakin sulitnya untuk menjaga karyawan wanita agar tidak mengundurkan diri setelah cuti melahirkan dan untuk memastikan tingkat kepatuhan secara penuh terhadap undang-undang ketenagakerjaan Indonesia. Permasalahan-permasalahan ini dapat ditanggulangi apabila pihak manajemen memilih untuk mendukung para ibu yang bekerja di perusahaan-perusahaan mereka dan mengambil kebijakan tentang tempat kerja yang ramah pada aktivitas menyusui (BFW) yang akan membuat perusahaan mereka mematuhi undang-undang yang berlaku di Indonesia, di samping juga menekan biaya-biaya dan tingkat ketidakhadiran karyawan.”
untuk menawarkan bantuan praktis kepada manajemen pabrik di sektor garmen yang berkeinginan untuk menerapkan berbagai kebijakan tentang Tempat Kerja yang Ramah pada Aktivitas Menyusui. AIMI dan BWI akan meluncurkan pedoman ini pada Hari Ibu di Indonesia, 22 Desember 2012, berkaitan dengan konferensi pers tentang aktivitas menyusui, upacara pemberian penghargaan bagi media yang telah memberikan dukungan dalam menyebarluaskan kesadaran akan aktivitas menyusui dan banyak lagi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai aktivitas menyusui, silakan hubungi: AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia/Indonesian Breastfeeding Mothers’ Association) Tel. +62-21-72787243 Fax. +62-21-72790165 Situs web: www.aimi-asi.org Twitter: @aimi_asi Alamat: Graha MDS Lt. 1, Pusat Niaga Duta Mas Fatmawati Blok B1/34 Jl. RS. Fatmawati No. 39 Jakarta Selatan 12150 Indonesia
Demikian pula, AIMI dan BWI telah mengembangkan pedomanpedoman, “Tempat Kerja yang Ramah pada Aktivitas Menyusui,”
5
Profile:
Mia Sutanto Lahir di Jakarta, Indonesia pada tanggal 2 Februrari 1974, Mia Sutanto senantiasa bertekad untuk menggapai cita-citanya dan membuat perbedaan. Ia memiliki gelar Hukum Bisnis dari Universitas Indonesia dan juga gelar Magister dalam Hukum Bisnis Internasional (LLM) dari Leiden University, Negeri Belanda. Mia memiliki sejumlah prestasi diantaranya sebagai konselor laktasi dan pelatih utama UNICEF untuk Program Pemberian Pangan untuk Bayi dan Balita (IYCF), beliau juga terpilih sebagai Ashoka Fellow pada tahun 2011, dan juga sebagai penulis berbagai macam buku. Saat ini, Mia Sutanto adalah ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) selain juga seorang istri dan ibu dari dua orang anak perempuan. Bagaiamana dan mengapa anda awalnya tertarik dan terlibat dalam kampanye ibu menyusui? Setelah kelahiran anak perempuan saya yang pertama pada tahun 2004, saya menghadapi berbagai tantangan pribadi dalam menjalankan peran saya sebagai ibu menyusui. Walaupun saya menerima banyak dukungan dari suami dan keluarga saya, sayangnya saya tidak memiliki informasi yang relevan dan penting guna dapat menyusui dengan baik. Selain itu, saya sama sekali tidak memiliki pengetahuan kepada siapa saya harus berpaling untuk mendapatkan pertolongan dan bantuan dari mereka yang memiliki ketrampilan selama masa-masa sulit tersebut. Sebagai akibatnya, anak perempuan pertama saya tidak mendapat ASI eksklusif, tidak menerima asupan pangan pendukung pada saat yang tepat dan hanya disusui selama sepuluh bulan. Dua tahun kemudian, saudara perempuan saya melahirkan secara caesar dan saya membantunya dan memberi dukungan kepadanya untuk menyusui bayinya. Rasanya sangat menyenangkan dan
6
memberi kepuasan yang besar. Hal tersebut memberi inspirasi bagi saya untuk belajar lebih banyak lagi guna membantu orang lain dalam menyusui. Mengapa menyusui memberi manfaat yang lebih dibandingkan dengan susu formula yang pada saat ini ada dalam jumlah banyak di pasaran? Menyusui adalah NORMA biologis bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal tersebut tiada bandingannya, tidak tergantikan, dan tak ternilai. Menyusui LEBIH dari sekedar memberi susu, atau gizi dan asupan pangan; menyusui juga adalah makanan untuk jiwa dan pikiran sang anak. Karena saya terlanjur sudah mengatakannya, menyusui tidak saja bermanfaat bagi anak, tetapi juga bagi sang ibu. (Untuk informasi lebih lanjut, lihat “21 Bahaya Susu Bayi; Apa yang Perusahaan Susu Bayi Sembunyikan Dari Anda!” [Februari 2012], yang diterbitkan oleh Aliansi Dunia untuk Aksi Menyusui (WABA), yang dapat dibaca di www.waba.org.my). Bagaimana Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia dibentuk? Apa yang menjadi inspirasi dibalik pembentukan AIMI? Pada bulan Januari 2007, tidak lama setealah saya membantu saudara perempuan saya untuk menyusui bayinya yang baru lahir, saya mendaftarkan diri dalam kursus pelatihan konselor laktasi yang berbasis pada modul WHO/UNICEF pada Sentra Laktasi Indonesia (Selasi). Setelah menyelesaikan pelatihan, saya bergabung dengan satu-satunya milis kelompok pendukung ibuibu menyusui yang ada, ASIFORBABY, dan mulai memberikan konseling selain juga mengajarkan kelas-kelas privat menyusui. Segera setelahnya, saya dan 21 ibu menyusui yang perduli lainnya dari ASIFORBABY mendirikan AIMI pada tanggal 21 April 2007. Para pendiri AIMI memililki latarbelakang pendidikan,
sosial, ekonomi, dan pengalaman menyusui yang bervariasi. Inspirasi kami pada waktu itu adalah untuk menawarkan kepada ibu-ibu di Indonesia kelompok pendukung berbasis rekan sejawat sehingga tidak ada ibu menyusui yang dibiarkan sendiri dalam usahanya untuk membina anaknya secara optimum. Apakah AIMI itu? Apa saja tujuan-tujuan dan aktivitasaktivitas AIMI pada saat ini? AIMI adalah organisasi nirlaba yang didirikan atas dasar kelompok dukungan dari ibu untuk ibu, dengan tujuan untuk meningkatkan persentase ibu menyusui dan bayi-bayi yang disusui di Indonesia. Tujuan-tujuan kami adalah untuk menjadi sumber akses bagi keluarga yang utama yang ingin mendapatkan: 1. Pendidikan dan informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut proses menyusuil 2. Dukungan dari rekan sejawat dan bantuan dari mereka yang memiliki ketrampilan dalam hal proses menyusui; dan 3. Pendampingan untuk perlindungan terhadap hak-hak ibu menyusui. Berkenaan dengan semua aktivitas yang kami lakukan, kami memiliki aktivitas reguler dan tahunan. Sebagai contoh, kelas untuk ibu menyusui dan pemberian asupan pangan tambahan, konseling untuk proses menyusui, AIMI Berkunjung Ke Kantor/ Pabrik (AGtO/F), penghargaan tempat kerja yang ramah-ibu, dukungan untuk keberadaan ruang menyusui, AIMI Berkunjung ke Masyarakat (AGtC), pelatihan konselor laktasi, pelatihan konselor Pemberian Pangan untuk Bayi dan Balita, lokakarya proses menyusui untuk para tokoh agama, pendampingan pada tingkat nasional dan internasional, pendirian cabang-cabang di tingkat propinsi, dukungan dari media utama dan media
sosial, beragam seminar, acara bincang-bincang dan lokakarya untuk merayakan hari jadi AIMI, hari kesehatan nasional, pekan menyusui nasional, hari ibu, dan banyak lagi. Menurut anda, apa prestasi yang paling membanggakan bagi AIMI? Dalam jangka waktu singkat sejak didirikannya AIMI, kami telah menjadi bagian dari jaringan nasional Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) serta jaringan internasional/global para pendukung aktivitas menyusui (IBFAN. WABA). Hasil kerja advokasi kami yang kuat telah mendorong diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 33/2012, Deklarasi Jakarta 2010 dan yang terpenting, AIMI telah menjadi nama yang dikenal di dalam rumah tangga di Indonesia pada saat menyangkut hal-hal yang berkenaan dengan aktivitas ibu menyusui. Visi untuk masa yang akan datang – kemana AIMI akan menuju? Dalam waktu yang tidak terlalu lama, AIMI akan segera meresmikan cabangnya di keseluruhan 33 propinsi yang ada di Indonesia – yang memungkinkan kami untuk merengkuh lebih banyak lagi ibu-ibu hamil dan menyusui di samping meningkatkan kesadaran yang lebih besar di tengah masyarakat. Bagaimana AIMI dan BWI menurut anda dapat berkolaborasi untuk menawarkan dukungan yang lebih besar kepada ibuibu yang bekerja? AIMI dan BWI dapat menawarkan dukungan yang lebih besar kepada ibu-ibu yang bekerja dengan menyusun paket yang komprehensif dalam mendukung ibu-ibu yang sedang hamil, termasuk hak untuk menyusui, guna memastikan kesehatan ibu dan bayi yang optimal.
7
Acara Networking
Peningkatan Kapasitas Praktisi Sumber Daya Manusia dan Compliance di garmen industri di Indonesia Ada sekitar 300 petugas compliance dan sumber daya manusia yang bekerja pada perusahaan penghasil produk untuk pasar Amerika dan Eropa. Jumlah para praktisi di bidang ini ditambah dengan auditor pihak ketiga serta petugas yang direkrut secara khusus oleh perusahaan merek internasional untuk memonitor kepatuhan, bertambah secara signifikan. Namun, berbeda dengan manajemen Sumber Daya Manusia pada umumnya, kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuan diri bagi para petugas compliance yang ada di Industri garmen di Indonesia sangat terbatas dan bahkan sering digabungkan dengan jaringan kerja sumber daya manusia, tanpa menyadari kebutuhan khusus yang diperlukan oleh para petugas compliance tersebut. Petugas compliance tidak hanya harus memahami tren sumber daya manusia yang berlaku serta peraturan perundangan ketenagakerjaan Indonesia yang ada, tetapi juga perlu memahami kepatuhan terhadap lingkungan, kepatuhan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, hubungan industrial serta kebutuhan dan ekspektasi yang berkembang dari pembeli dan pasar internasional. Selain itu, mereka juga harus mampu untuk dapat meningkatkan dan memfasilitasi dialog antara manajemen dan pekerja serta mendukung kondisi kerja yang baik di industri garmen. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja garmen di Indonesia dan meningkatkan kapasitas dari perusahaanperusahaan untuk lebih memiliki tanggung jawab sosial, ILO melalui Better Work Indonesia program mengadakan sebuah Networking Event bagi para praktisi sumber daya manusia dan compliance di industri garmen di Indonesia.
8
Acara tersebut diselenggarakan pada tanggal 14 November 2012 di hotel Sari Pan Pacific, Jakarta. Kegiatan ini menjadi sebuah forum bagi para praktisi untuk berinteraksi dan berbagi pengetahuan tentang penerapan praktik CSR yang baik. Sofyan Wanandi, Ketua Umum APINDO, berkata dalam pesan pembukaannya bahwa komunikasi merupakan komponen penting untuk dapat sukses dalam bisnis. Beliau juga mengatakan bahwa para buruh atau pekerja adalah asset bagi perusahaan yang harus terus diberdayakan dan dikembangkan. Oleh karena itu, penting bagi manager sumber daya manusia dan compliance untuk dapat mengkombinasikan dan mengimplementasikan segala komponen penting ini. Peter van Rooij, Direktur ILO Jakarta juga berbagi tentang pengalamannya dalam menangani sumber daya manusia. Beliau berbagi cara tentang menjawab tantangan yang sering dihadapi oleh perusahaan seperti motivasi pekerja, kemampuan pekerja, komunikasi, kerjasama tim, style manajemen, serta produktivitas. Ia juga menyatakan,” “Manusia di tempat kerja merupakan instrument penting dalam mencapai sukses. Apabila praktik manajemen sumber daya manusia berjalan dengan baik, maka manajemen akan dapat mencapai tujuan mereka. Kelangsungan sebuah perusahaan tergantung dari kompetensi manajer sumber daya manusia untuk mengatur, mengembangkan, memotivasi dan mempertahankan sistem di tempat kerja.” Beliau juga menambahkan bahwa praktik manajemen sumber daya manusia yang baik memainkan peranan penting dalam meningkat produktivitas serta memperbaiki kinerja tempat kerja dan membantu meningkatkan kepatuhan terhadap
standar ketenagakerjaan. Steve Kosasih, seorang spesialis kinerja bisnis yang juga adalah praktisi bisnis dan professor di Universitas Indonesia menjelaskan tentang 8 elemen kepemimpinan untuk mencapai kinerja yang sukses. No. Elemen
Kepemimpinan
1
Mendengarkan
2
Empati
3
Mengerti Tentang Perubahan
4
Mencapai Tujuan Bersama
5
Mengubah Visi Menjadi Solusi
6
Membangun Kepercayaan
7
Mengembangkan Sumber Daya Manusia
8
Membangun Komunitas
Delapan elemen ini hanya memperkuat tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk membangun jaringan atau komunitas dikalangan praktisi sumber daya manusia dan compliance dalam rangka mencapai tujuan bersama yaitu menciptakan kondisi kerja yang lebih baik di lingkungan perusahaan. Sesi terakhir dalam panel diskusi bagi para praktisi di industri garmen dan sepatu menampilkan Yasinda Q Batangtaris dari PT Citra Abadi Sejati dan C.K. Song, Pimpinan Kamar Dagang Korea dan Presiden Direktur PT KMK Global Sport. Yasinda menyoroti pentingnya komunikasi yang kontinyu yang dibangun
antara manajemen dan pekerja melalui serikat pekerja. Pentingnya memperlakukan pekerja sebagai asset perusahaan dan juga harus selalu mendengarkan dan bersimpati terhadap pekerja. Sementara itu, C.K. Song berbagi kepada para peserta yang hadir mengenai philosofi tentang “Human Touch Management” yang ia ciptakan dan diimplementasikan oleh C.K. Song. C.K berkata ,”Setiap pengusaha yang sukses harus tetap haus. tetap nekat dan tetap rendah hati”. C.K juga menyatakan bahwa seorang pimpinan harus dapat memberikan contoh dan tidak berhenti untuk terus melakukan perubahan. Human Touch Management dari PT KMK Global Sport memiliki komponen sebagai berikut: 1.Manajemen Wajah : setiap pemimpin dan pekerja di PT KMK Global Sport harus selalu tersenyum untuk menciptakan kondisi kerja yang bersahabat, harmonis dan nyaman. 2.Manajemen Mulut : setiap pemimpin harus selalu menggunakan bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi untuk menunjukan rasa hormat kepada seluruh pekerja. 3.Manajemen Hati dan Tangan: setiap pemimpin dan pekerja harus melakukan tugas dari dasar hati mereka. Apabila kita bahagia maka produktivas akan meningkat. Untuk melanjutkan diskusi diantara para praktisi, Better Work Indonesia telah menyiapkan sebuah media platform melalui Linkedin yang berfungsi sebagai forum komunikasi online. Hal ini akan memberikan akses virtual bagi para praktisi untuk berbagi informasi dalam menangani permasalahan sumber daya manusia, peningkatan produktivitas dan mempromosikan praktik manajemen sumber daya manusia yang baik.
9
T: Apakah LinkedIn? J: LinkedIn adalah sebuah jejaring sosial yang untuk semua orang dalam pekerjaan / profesionalitas. Jejaring sosial ini didirikan di bulan Desember 2002 and diluncurkan pada tanggal 5 Mei 2003. Jejaring ini digunakan untuk saling berhubungan secara dalam konteks profesional. Saat ini jumlah pengguna LinkedIn yang terdaftar adalah 175juta pengguna di lebih dari 200 negara. T: Mengapa kita harus mendaftarkan diri di LinkedIn? J: Karena website LinkedIn adalah jejaring antar profesional, maka jejaring ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan karir. Profil kita dapat dengan mudah dilihat oleh para pencari tenaga kerja. Kita juga bisa memanfatkan jejaring ini untuk mengembangkan jaringan dan menambah pengetahuan juga saling berbagi informasi dan ide secara profesional sesuai bidang pekerjaan atau bidang yang diminati. T: Bagaimana cara mendaftar di LinkedIn? J: caranya dengan mengakses www.linkedin.com dan mengikuti petunjuk untuk pendaftaran. Anda akan diminta untuk mengisi profil Anda sebagaimana Anda menuliskan sebuah CV.
10
T: Apa itu Better Work Group - Indonesia Link / Better Work Group – Korean Link? J: Better Work Indonesia mefasilitasi sebuah forum untuk para profesional SDM dan Compliance untuk saling berbagi ide dan bertukar pikiran tentang praktek-prakter yang baik dalam bidang SDM ataupun Compliance. Group ini juga bisa dimanfaatkan untuk menjadi media untuk saling membangun jaringan di bidang SDM / Compliance khususnya di bidang industri garment & footwear. T: Bagaimana caranya ikut serta di Better Work Group – Indonesia Link atau Korean Link ? J: Caranya mudah. Pertama Anda harus membuat akun LinkedIn, kemudian pilih opsi “Groups” Setelah itu akan keluar pilihan utk “join group”. Setelah permohonan Anda di setujui maka Anda dapat langsung berinteraksi dengan sesama anggota grup.
Apabila ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Better Work Group – Indonesia Link dan Better Work Group Korean Link, silahkan menghubungi: Josephine Imelda, e-mail:
[email protected] atau Shelvy, e-mail:
[email protected]
Sekilas tentang Pelatihan Lembaga Kerjasama Bipartit
Perkembangan hubungan industrial terjadi begitu cepat dan dinami, terutama bagi industri di Indonesia. Hal ini terjadi karena industri ini merupakan salah satu industri yang padat karya, dimana tenaga kerja manusia berperanan sangat penting terhadap kemajuan dan kesukseskan suatu perusahaan dan industri. Melihat penting nya hubungan industrial yang dinamis dan adil bagi industry garment di Indonesia, baru-baru ini Better Work Indonesia bersama GAP, dan Kantor Kementerian Tenaga Kerja Indonesia mengadakan pelatihan LKS Bipartit. Pelatihan ini diadakan pada hari Rabu, 14 November 2012, diikuti oleh 100 peserta dari 50 pabrik garmen yang adalah supplier dari GAP. Dalam pelatihan ini seluruh peserta diberikan pengertian mengenai fungsi, peranan, tanggung jawab sampai tata cara pembentukan LKS Bipartit yang benar serta dasar hukum yang mewajibkannya. Setelah pelatihan ini diharapkan pabrik bisa dengan segera membentuk LKS Bipartit sebagai suatu sarana hubungan industrial antara para pekerja dengan pengusaha, untuk mewujudkan hubungan yang harmonis, berkeadilan di pabrik untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran perusahaan dan pekerjanya.
11
Tindakan Pencegahan Keadaan Darurat : Keselamatan terhadap Bahaya Kebakaran
Industri garmen di Indonesia diklasifikan sebagai industri berbahaya menengah, terutama dalam hal kebakaran. Oleh karena itu Better Work Indonesia selalu melakukan penilaian dan pendampingan yang serius serta mendalam terhadap bahaya kebakaran. Ketika layanan pendampingan dilakukan, manajemen dan LKS Bipartit merupakan pihak yang berwenang untuk menentukan prioritas permasalahan yang harus segera ditangani. Akan tetapi Enterprise Advisor dari Better Work Indonesia juga mempunyai hak untuk menambahkan permasalahan yang harus segera di selesaikan oleh pabrik. Sebagai hasil dari layanan pendampingan ini, pabrik dapat memperbaiki tingkat kepatuhannya terutama menyangkut bahaya kebakaran dengan melakukan hal-hal berikut: 1. Memasang alat deteksi kebakaran dan alarm kebakaran otomatis di pabrik, termasuk juga memperbaiki sistem alarm manual di pabrik.
12
2. Pabrik harus memiliki jumlah alat pemadam kebakaran yang memadai, termasuk memastikan masa berlaku terhadap alat tersebut. 3. Semua jalur evakuasi dapat terlihat dengan jelas dan tidak buram 4. Menaruh peta evakuasi yang terkini ditempat yang dapat dilihat. 5. Pabrik harus memiliki pekerja yang terlatih menggunakan alat pemadam kebakaran. 6. Pabrik memiliki jumlah pintu darurat yang memadai dan semua pintu tersebut harus dapat di akses dan tidak terkunci. 7. Pabrik harus melakukan training evakusi secara berkala, yaitu dua kali dalam setahun. Apabila membutuhkan informasi lebih menghubungi Enterprise Advisor anda.
lanjut
dapat
Supplier yang ikut serta sampai dengan Desember 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
PT Greentex Indonesia Utama PT Kyungseung Trading Indonesia PT Dream Wear PT Hansae Karawang Indonesia PT Sentraco Garmindo PT Hansae Indonesia Utama PT Busana Remaja Agracipta PT Sandrafine Garment PT Citra Abadi Sejati (Cileungsi) PT Samudra Biru PT Mulia Cemerlang Abadi PT Citra Abadi Sejati (Bogor) PT Dream Sentosa Indonesia PT Rismar Daewoo Apparel PT Kukdong International PT Pan Pacific Nesia PT Taitat Putra Rejeki PT Kahoindah Citragarment PT Myungsung Indonesia PT Logos Indonesia PT Seok Hwa Indonesia PT Puku Benangsari PT Avery Dennison Packaging Indonesia PT Citra Abadi Sejati (Purwakarta) PT C-Site Texpia PT Daehan Global PT Makalot Industrial Indonesia PT Amos Indah Indonesia PT Greentex Indonesia Utama PT Shinwon Indonesia PT Mitra Garindo Perkasa (Gunung Putri) PT Bintang Baru Indonesia PT Buana Samudra Lestari PT Cipta Dwi Busana PT Citra Abadi Sejati (Cikarang) PT Daenong Global
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
PT Dong-A Decal PT Doosan Jaya Sukabumi PT Ganada Makmur Jaya PT Good Guys Indonesia PT Graha Karya Tekstill PT Gunung Salak Sukabumi PT HS Apparel PT ING International PT Inkordan International PT Inkosindo Sukses PT Inwoo S&B Indonesia PT Koin Baju Global PT Laxmirani Mitra Garmindo PT Leetex Garment Indonesia PT Molax Global Sukabumi PT Molax International PT Rismar Daewoo Apparel Semarang PT Semarang Garment PT Sinar Gaya Busana PT Tiga Kyung Seung Garmen PT Trigoldenstar Wisesa PT Ungaransari Garments Congol PT Ungaransari Garments Dipenogoro PT Ungaransari Garments Pringapus PT Victory Apparel Semarang PT Visionland Indonesia PT Westapusaka Kusuma PT Willbes Global PT Woo Shin Garment Indonesia PT Wooin Indonesia PT YH Star Dua PT Yongjin Javasuka Garment I PT Yongjin Javasuka Garment II PT Hansoll-Hyun PT Leaders World
This newsletter is published by: The ILO Better Work Indonesia programme. The opinions expressed do not necessarily reflect the official views of the International Labour Organization (ILO), nor the International Finance Corporation (IFC)
For other enquiries, contact the Knowledge Management Officer at
[email protected]
13