5/11/2012
SEKTOR KEHUTANAN SEBAGAI PEMASOK KEBUTUHAN ENERGI NASIONAL: MENGAPA TIDAK?
IB Putera Parthama, PhD Kepala Pusat Litbang Keteknikan dan Pengolahan Hasil Hutan
Jakarta, 8 Mei 2012
SISTEMATIKA PRESENTASI • Kondisi energi nasional • Solusi potensial dari sektor kehutanan • Hambatan dan Kondisi Pemungkin
1
5/11/2012
Krisis Energi Mengancam Negeri • Kebutuhan energi terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi. 10 tahun terakhir naik: 7%/tahun. • Cadangan minyak bumi menipis. Dari eksporter menjadi netimporter, keluar dari OPEC. • Tahun 2011: impor 40 juta liter (250.000 barrel) per hari (Jakarta Post, 25 Januari 2012). • Diprediksi akan mengimpor 1,3 juta barrel/hari (Indonesia Energy Outlook) – AKAN MEMISKINKAN NEGERI. • Subsidi BBM memberatkan APBN – menyebabkan kegaduhan politik, de-stabilisasi negeri.
Indonesia’s commitment on GHG emmision reduction in 2020
26% 767 million tons
Or 41% with international support
Target of reductions
Sources
Target of reductions
680 million tons
Forestry (peat forests)
1072 million tons
48 million tons
Waste
76 million tons
30 million tons
Energy sector
47 million tons
9 million tons
Industrial and transportation
14 million tons
2
5/11/2012
Major Bioethanol Producers
Major Biodiesel Producers
• Shift ke energi alternatif/baru/terbarukan adalah sebuah keniscayaan. • Bioenergi adalah salah satu alternatif paling menjanjikan. • Seluruh dunia melakukan upaya intensif dan besar-besaran. • Daerah tropis sepatutnya menjadi penghasil bioenergi paling dominan.
?
Biodiesel production expanding
Total EU27 biodiesel production was over 7.7 million tons in 2008, up nearly 36% from 2007 (European Biodiesel Board).
Hydro: 3%
Geothermal :1%
Coal liquefaction: 2% New and Renewables: 15%
Gas: 29%
Oil: 20%
Oil: 52%
Coal: 15%
Energy Mix 2005
Gas: 30%
Coal: 33%
Energy Mix 2025 5% Geothermal 5% Biofuel 5% Biomass, nuclear, hydro, solar, wind
3
5/11/2012
Sektor Kehutanan sebagai Solusi???
Biofuel Generasi I, II, III Generasi
Feed Stock/Bahan Baku
I
Pati, gula, lemak/minyak nabati yang juga merupakan bahan pangan (CPO, kacangkacangan, singkong, tebu)
II
Lignocellulosic/kayu – limbah (pertanian, perkebunan, kehutanan), kayu hasil penanaman (hutan energi), rumput (miscanthus, arundo donax) -- KEHUTANAN
III
Algae
4
5/11/2012
Parameters
1st generation
2nd generation
Food vs fuel competition
Yes
No
Feedstock cost per unit of production
High
Low
Land use efficiency
Low
High
Possibility of using marginal land for feedstock production
Poor
Good
Ability to optimize feedstocks choice for local condition
Limited
High
Potential for net reduction in fossil fuel
Medium
Medium-High
Potential for net reduction in greenhouse gas emissions
Medium
Medium-High
Readiness for use in existing petroleum infrastructure
Yes
Yes
Proven commercial technology available today
Yes
No
Simplicity of processes
Yes
No
Capital cost per unit of production
Low
High
Total cost of production
High
High
Medium
High
Minimum scale for economivcal production
Trend of Biofuels Development “Second Generation”
[email protected]
Bogor, 12 Januari 2011
5
5/11/2012
Kehutanan sebagai Solusi? YES!! • Generasi I vs Generasi II. • Kawasan hutan luas (sebagian kritis): bisa dijadikan sumber bahan baku (lignocellulose dan non-edible seeds). • Iklim tropis – cepat tumbuh. • Kekayaan biodiversitas penghasil bahan baku energi: buah/biji, pati, kayu bernilai kalor tinggi.
Kehutanan sebagai Solusi? YES!! • Sebagian teknologi sudah dikuasai atau bisa diadopsi • Sejalan dengan upaya rehabilitasi lahan kritis • Sejalan dengan penciptaan lapangan kerja • Sejalan dengan penyerapan karbon • Jenis yang diproduksi bisa fleksibel site specifik sesuai ketersediaan bahan baku setempat • Mengatasi persoalan distribusi yang mahal (diproduksi regional)
6
5/11/2012
STATUS HINGGA SAAT INI • Saat ini: upaya-upaya sporadis, belum sistematis, sendiri-sendiri, terpisah (Tiba-tiba DME nyamplung: supply feedstock terbatas, teknologi estherifikasi dan transesterifikasi belum tuntas DME tidak berjalan sesuai harapan bisa tumbuhkan pesimisme masyarakat). • Belum ada langkah-langkah sistematis terencana dan harmonis lintas aktor untuk merealisasikan potensi. • Belum ada Rancangan Umum sebagai acuan pihakpihak terkait untuk menghasilkan kesatuan langkah.
Kondisi yg harus dibangun • Political intention/will – jadikan program nasional prioritas – RANCANGAN UMUM NASIONAL BIOENERGI KEHUTANAN • Bangun hutan (HTI) penghasil energi – beri insentif. • Adopsi dan kembangkan penguasaan teknologi dan SDM. • Insentif investasi pembangunan pabrik. • Kembangkan infrastruktur distribusi – e.g. peran PERTAMINA • Sosialisasi ke masyarakat
7
5/11/2012
Bioenergi yang mana? • Woodpellet? • Biodiesel - biokerosene? • Bioethanol? • Biomethanol? • Semuanya?
Woodpellet: teknologi tersedia, pengembangan industri • Pembangunan pabrik-pabrik terintegrasi dengan pembangunan hutan tanaman biomassa. • Site: tidak di site yang sama dengan sentra pulp dan kertas – Kalimantan, Sulawesi, Papua, NTT. • Terintegrasi dengan industri pengolahan kayu: memanfaatkan limbah --> Jawa • Riset: jenis bahan baku, peningkatan kualitas produk, standardisasi
8
5/11/2012
Biodiesel/Bioethanol/Biokerosene • Teknologi generasi II (berbahan baku kayu, non-edible seed/starch/sugar) sudah mulai tersedia, meski belum komersial, mis: nyamplung, bintaro, kemiri sunan. • Riset: peningkatan efisiensi pengolahan dan kualitas product, eksplorasi jenis-jenis bahan baku serta pembangunan hutan tanamannya. • Pembangunan pabrik pengolahan skala model (uji coba). • Pembangunan hutan penghasil bahan baku • Pemasaran
Biomethanol: the new frontier • Teknologi generasi II (berbahan baku ligocellulose): di sejumlah negara mulai komersial. Di Indonesia: hal baru. • Pembangunan kapasitas: mengirim SDM atau membangun kerjasama dengan LN untuk belajar/”mencuri” teknologi. • Riset: mulai dari status teknologi yang telah dikuasai, untuk kondisi Indonesia. • Pengembangan pengolahan skala uji coba • Pembangunan industri dan pasar.
9
5/11/2012
Biomethanol: a Fuel of the Future Biomethanol has been used successfully as fuel for racing cars (RTCC).
In Japan, the Norin Green No. 1 test plant produces biomethanol from various biomass materials (FFTC).
BioMCN is the largest second generation biofuels producer in the world. With a current capacity of 250 million liters of biomethanol per year BioMCN is already more than sufficient to fulfil the entire 2010 Dutch biofuel obligation for gasoline. Through an innovative process, bio-methanol is made from crude glycerine- a residue resulting from processing vegetable oils and animal fats. Because biomethanol is made from a residue, its renewable energy content is entitled to be counted twice in accordance with the Renewable Energy Directive
In comparison to regular methanol, bio-methanol reduces CO2 emissions by 78%. This makes bio-methanol ideally suited to play an important and lasting role in the transition to sustainable transportation fuels with low CO2 emissions. It can be used as a raw material for other biofuels and fuel additives (e.g. MTBE), and also as a fuel in its own right
10
5/11/2012
EU approves grant for Chemrec biomethanol, bioDME plant 26 January 2011 The European Union has approved the SEK 500 million (€55 million, $75 million) R&D grant awarded by the Swedish Energy Agency towards the industrial scale demonstration biofuels plant based on Chemrec’s gasification technology at the Domsjö Fabriker biorefinery in Örnsköldsvik, Sweden. (Earlier post.) The plant will produce the renewable and environmentally compatible biofuels biomethanol or bioDME using forest harvest residues as energy feedstock. The plant will be based on the Chemrec black liquor gasification technology combined with advanced technology for fuels production. The project investment cost is estimated at approximately SEK 3 billion for a production capacity of 140,000 ton biomethanol or 100,000 ton bioDME per year in a dual product plant.
SEKTOR KEHUTANAN SEBAGAI PEMASOK KEBUTUHAN ENERGI NASIONAL: YES... tetapi perlu dibangun kondisi-kondisi pemungkin .
Some people see things as they are, and say: why? I dream to see things that they never were ,and say: why not (Robert F. Kennedy).
TERIMAKASIH
11