disusun oleh Puji Yosep Subagiyo
www.pr im
astoria. net
Sekilas Konservasi Lukisan
Primastoria Studio
Taman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510 Agustus 2016
Kata Pengantar Pekerjaan konservasi dapat dilakukan apabila tenaga konservasi telah mengenal bahan pembentuk benda yang akan ditangani; dan jenis kerusakan yang sedang dihadapi. Hampir semua bahan - khususnya benda organik - sangat peka terhadap kondisi lingkungan, seperti kelembaban, suhu udara, dan radiasi cahaya. Kerusakan dapat juga terjadi karena kesalahan penggunaan bahan atau cara penanganannya. Dalam kasus semacam ini, konservator harus dapat memilah atau menggolongkan benda koleksi menurut jenis bahan pembentuknya, serta meng- identifikasikan berbagai jenis bahan, berikut sifat-sifatnya (fisik dan kimiawi). Konservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik, dan melaksanakan konservasi karya seni, artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan metode atau teknik yang benar. Sehingga seorang konservator harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Nantinya, mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Konservasi adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghentian proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (penghambatan dari kemungkinan proses kerusakan). Konservasi benda koleksi museum menurut American Association of Museums (AAM 1984:11) dirujuk kedalam 4 tingkatan. Pertama adalah perlakuan secara menyeluruh untuk memelihara koleksi dari kemungkinan suatu kondisi yang tidak berubah; misalnya dengan kontrol lingkungan dan penyimpanan benda yang memadai, didalam fasilitas penyimpanan atau displai; Kedua adalah pengawetan benda, yang memiliki sasaran primer suatu pengawetan dan penghambatan suatu proses kerusakan pada benda; Ketiga adalah konservasi restorasi secara aktual, perlakuan yang diambil untuk mengembalikan artifak rusak atau 'deteriorated artifact' mendekati bentuk, desain, warna dan fungsi aslinya. Tetapi proses ini mungkin merubah tampilan luar benda; dan Keempat adalah riset ilmiah secara mendalam dan pengamatan benda secara teknis. Dengan “Sekilas Konservasi Lukisan” ini (melalui infografis, gambar atau ilustrasi berwarna, tabel, dll.), kita akan mendapatkan pengetahuan terapan dan teknis konservasi koleksi di museum atau galeri secara utuh, sistematis dan terarah. Khususnya dalam rangka penyusunan instrumen pengumpulan dan pengolahan data, analisis data serta identifikasi masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui pemecahannya, khususnya 3 (tiga) hal berikut ini. 1. Landasan Hukum dan Teori; 2. Pengenalan Lukisan (Seniman, Karya Lukis, Identifikasi - Klasifikasi Bahan, Sifat - Interaksi Bahan, dll.); 3. Pengenalan Alat (Bahan - Alat, Petunjuk Penggunaan Alat Ukur dan Instrumen Analisis). Bekasi, Agustus 2016 Puji Yosep Subagiyo
Sumber : https://primastoria.files.wordpress.com/2016/01/konservasi-lukisan.pdf https://primastoria.files.wordpress.com/2015/12/identifikasi-kanvas-lukisan.pdf http://www.huevaluechroma.com/ https://www.royaltalens.com/en-gb/ http://www.winsornewton.com/row/
Landasan Hukum dan Teori
Uraian Jabatan di Lingkungan Kemdikbud 1. NOMOR KODE JABATAN : E.068 2. NAMA JABATAN : Analis Pemeliharaan dan Pemugaran Cagar Budaya dan Koleksi Museum 3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : Seksi Pemeliharaan dan Pemugaran 3.2. Eselon III : Subdirektorat Pelindungan 3.3. Eselon II : Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman 3.4. Eselon I : Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Asisten Konservator
1. NOMOR KODE JABATAN : E.223 2. NAMA JABATAN : Pengkaji Pelestari Cagar Budaya 3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : Seksi 3.2. Eselon III : Balai Pelestarian Cagar Budaya 4. RUMUSAN TUGAS : Menganalisis dan mengkaji serta menyusun saran pemecahan masalah dalam kegiatan pelestarian cagar budaya sebagai bahan informasi dan penyusunan kebijakan. 1. NOMOR KODE JABATAN : E.122 2. NAMA JABATAN : Juru Pelestari Cagar Budaya 3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : Seksi 3.2. Eselon III : Balai Pelestarian Cagar Budaya 4. RUMUSAN TUGAS : Mengumpulkan data kerusakan, merawat dan memelihara benda cagar budaya sesuai dengan prosedur dalam rangka pelestarian cagar budaya.
Konservator
Analis/ Pengkaji/ Penelaah Konservasi
(Permendikbud No. 8 Tahun 2015)
1. NOMOR KODE JABATAN : E.125 2. NAMA JABATAN : Konservator 3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : ...................... 3.2. Eselon III : ...................... 3.3. Eselon II : ...................... 4. RUMUSAN TUGAS : Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah kondisi koleksi serta melakukan observasi, perawatan, dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka pelestarian koleksi di .... 1. NOMOR KODE JABATAN : E.126 2. NAMA JABATAN : Kurator 3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : ...................... 3.2. Eselon III : ...................... 3.3. Eselon II : ......................
Pertimbangan/ Dasar Hukum Konservasi :
1. UU CAGAR BUDAYA (UU No. 11 Tahun 2010) 2. PP No. 66 Tahun 2015 tentang MUSEUM 3. Prestasi Kerja => Sasaran Kerja PNS [SKP] (PP No. 46 Thn. 2011 dan Perka BKN No. 1 Thn. 2013).
4. RUMUSAN TUGAS : Menyusun konsep kajian dan menganalisis data, serta saran pemecahan masalah/konsep petunjuk pelaksanaan identifikasi, klasifikasi, pencarian, pengumpulan dan katalogisasi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai Prosedur Operasional Standar (POS) sebagai bahan informasi dan penyusunan kebijakan pimpinan. 1. NOMOR KODE JABATAN : E.152 2. NAMA JABATAN : Penata Koleksi 3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : Seksi Registrasi 3.2. Eselon III : Bidang Registrasi dan Dokumentasi 3.3. Eselon II : Museum Nasional 4. RUMUSAN TUGAS : Melaksanakan penataan koleksi secara berkelanjutan dan peninjauan kembali rencana penataan di seluruh ruang penyimpanan untuk kepentingan pemanfaatan dan pengendalian koleksi. 1. NOMOR KODE JABATAN : E. 153 2. NAMA JABATAN : Penata Pameran 3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : Seksi ................... 3.2. Eselon III : Bidang .................... 3.3. Eselon II : ..................... 4. RUMUSAN TUGAS : Menata benda koleksi sesuai dengan kondisi sarana pameran dan desain layout tata pamer untuk kerapihan dan kelancaran pameran. 1. NOMOR KODE JABATAN : E.061 2. NAMA JABATAN : Analis Pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi SDM Kebudayaan. 3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1 Eselon IV : Subbidang Evaluasi 3.2 Eselon III : Bidang Peningkatan Kompetensi 3.3 Eselon II : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kebudayaan 3.4 Eselon I : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. 4. RUMUSAN TUGAS : Menganalisis data dan menyusun saran pemecahan masalah, konsep pedoman, konsep petunjuk pelaksanaan, konsep kebijakan pelaksanaan program peningkatan kompetensi SDM Kebudayaan sebagai bahan informasi dan penyusunan kebijakan pimpinan. 4. Standar Kompetensi Manajerial (SKM PNS) (Perka BKN No. 7 Tahun 2013) 5. Standar Kompetensi Teknis (SKT PNS) (Perka BKN No. 8 Tahun 2013) 6. Uraian Jabatan Di Lingkungan Kemdikbud (Permendikbud No. 8 Tahun 2015)
[01]
PENJELASAN
Ikhtisar Jabatan dan Uraian Tugas Konservator [No. KJ : E.125] Identifikasi Kompetensi (Manajerial, Teknis & Tambahan) A. Ikhtisar Jabatan Konservator Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah kondisi koleksi serta melakukan observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka pelestarian koleksi di ........................................ B. Uraian Tugas Konservator
KPI
IDENTIFIKASI KOMPETENSI
1. Menyiapkan bahan rencana kerja seksi sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan dan hasil evaluasi pelaksanaan tugas tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. Menyusun instrumen pengumpulan dan pengolahan data observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan sebagai panduan pelaksanaan tugas; 3. Menganalisis data hasil kegiatan observasi, perawatan dan pengawetan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui permasalahan; 4. Mengidentifikasi masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui pemecahannya; 5. Menyiapkan bahan dalam pembuatan konsep penanganan masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk memecahkan masalah dan peningkatan kinerja; 6. Menyiapkan bahan dalam pembuatan materi/ naskah pengkajian perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penetapan perawatan dan pengawetan koleksi; 7. Melakukan uji laboratorium tentang jenis dan proses kerusakan/ pelapukan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui karakteristik benda bernilai budaya berskala nasional; 8. Melakukan pembersihan, perbaikan dan restorasi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk merawat koleksi agar tetap lestari; 9. Melakukan rekonstruksi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penelusuran bentuk; 10. Melakukan konsolidasi, penguatan, pelapisan, dan bentuk pengawetan lainnya koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut; 11. Melakukan fumigasi pada koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk melindungi koleksi organik dari faktor penyebab kerusakan berupa hama; 12. Melakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian lingkungan mikro koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut; 13. Menyiapkan bahan materi pemberian bantuan teknis dan layanan konsultasi di bidang observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bagian dari pelayanan; 14. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas; 15. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
[Per]
[BK]
[BA] [BA] [PI]
[PI]
[BpK]
[BpK]
[BpK] [BpK]
[BpK]
[BpK]
[BpK]
[PI] [KtO]
Penjelasan Kode Identifikasi Kompetensi [Key Performance Indicators (KPI)]
Per = Perencanaan; BK = Berpikir Konseptual; BA = Berpikir Analitis; BpK = Berorientasi pada Kualitas; PI = Pencarian Informasi; KtO = Komitmen terhadap Organisasi.
[02]
Skema Proses Observasi, Perawatan & Pengawetan
1
Persiapan
Lingkungan Mikro dan Lainnya
Observasi
2
Benda
2A
2C
Uji Lab
Analisis
3A 4
2B
Kerusakan 3B
2A
Cat
Lukisan
Perawatan dan Pengawetan 4
1. Jamur (Fungi) [ ....... %] 2. Serangga (Insect) [ ....... %] 3. Ganggang (Algae) [ ....... %] 4. Lumut (Moss) [ ....... %] 5. Lumut-kerak (Lichens) [ ...... %]
Media
1. Tulang 2. Kerang 3. Pigmen/ Cat 4. Manik-manik
1. Kulit 2. Bulu 3. Sutera 4. Lain
Emas 1. Perak 2. Timah 3. Perunggu 4.
Campuran
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan A. Intensitas Cahaya (Lux) = ......... (........) B. Radiasi UV (μW/Lmn) - = ......... (........) C. Suhu Udara (0C) -------- = ......... (........) D. Suhu Permukaan (0C) -- = ......... (........) E. Kelembaban Udara (%) -- = ......... (........) F. Kandungan Air (%) ----- = ......... (........) G. Keasaman (pH) --------- = ......... (........) H. ORP (mili Volts) -------- = ......... (........) I. Catatan: ..............................................
3B
Anorganik
Non Logam
Selulose
Organik
3A
Komposisi, Identifikasi dan Klasifikasi Bahan (Mengenal Sifat - Interaksi Bahan)
Bahan (Komposisi)
Uji Lab
Konstruksi (Pertimbangan Restorasi)
Analisis
Pigura
Logam
2C
Lingkungan Mikro dan Lainnya
1. Lapuk 2. Pudar 3. Korosi 4. Oksidasi 5. Bau 6. Noda 7. Kristal garam
Bentuk (Konstruksi)
2A
Benda
2
Observasi 1
Biotis
* C. Air * C. minyak.
Rapuh Kotor Lemak Kelupas Gores Retak Patah
Keramik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2B
Kimiawi
Patung
Fisik
Protein
Kerusakan 2B
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
Kayu. 1. Kulit. 2. Bambu. 3. Rotan. 4.
Persiapan
Detail Proses Observasi, Perawatan & Pengawetan
Perawatan dan Pengawetan
1. Batu 2. Kaca 3. Keramik 4. Plester
2C
ORP = Oxidation Reduction Potential (Potensial Redoks), diukur dalam mili Volts). Semakin nilai negatifnya kuat - semakin baik kondisi tersebut menekan oksidasi.
[03]
LEMBAR KONDISI KOLEKSI No.
No. Inv.
Nama Benda
Lokasi Benda :
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : A. Fisik B. Kimiawi 1. Lapuk 1. Rapuh 2. Pudar 2. Kotor 3. Korosi 3. Lemak 4. Oksidasi 4. Kelupas
C. Selulose 1. Kayu 2. Kulit 3. Bambu 4. Rotan 5. Anyaman 6. Tekstil 7. Lain
ANORGANIK
D. Protein 1. Kulit 2. Bulu 3. Tekstil 4. Lain E. Lain-lain 1. Tulang 2. Kerang 3. Pigmen/ Cat 4. Manik-manik 5. Resin 6. Lain F. Catatan
A. Segera
Baik
Cukup
Kondisi
B. Sedang Rusak
C. Rendah
Hancur
Aktif
E. No. Foto: ..........................
5. Bau 6. Noda 7. Kristal
garam
8. Lain
Gores C. Biotis Retak 1. Jamur (Fungi) [ ....... %] Patah 2. Serangga (Insect) [ ....... %] Hilang 3. Ganggang (Algae) [ ....... %] Basah 4. Lumut (Moss) [ ....... %] 10. Kering 5. Lumut-kerak (Lichens) [ ...... %] 11. Lain 6. Lain .................................. D. Catatan: ................................................................................................................. 5. 6. 7. 8. 9.
III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA : E. Kelembaban Udara (%) = ......... (........) A. Intensitas Cahaya (Lux) = ......... (........) F. Kandungan Air (%) --- = ......... (........) B. Radiasi UV (μW/Lmn) - = ......... (........) G. Keasaman (pH) ------ = ......... (........) C. Suhu Udara (0C) -------- = ......... (........) H. ORP (mili Volts) ------- = ......... (........) D. Suhu Permukaan (0C) -- = ......... (........) I. Catatan: ..................................................................................................................... ................................ ORP = Oxidation-Reduction Potential, diukur dalam miliVolts.
ORGANIK
B. Logam 1. Emas 2. Perak 3. Timah 4. Perunggu 5. Tembaga 6. Besi 7. Lain
Ukuran
Prioritas Tindakan :
I. BAHAN : A. Non Logam 1. Batu 2. Kaca 3. Keramik 4. Plester 5. Semen 6. Lain
Keterangan
.......................... .......................... .......................... .......................... ..........................
IV. REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN : C. Restorasi A. Pembersihan 1. Pengembalian bentuk/ warna 1. kotoran/ debu dengan: (pendempulan, araldite, tusir warna, dll) b. vacuum a. kwas c. pelarut air e. mekanis d. pelarut kimia 2. Perbaikan fungsi / mekanis benda f. lain ......................................... (reparasi mekanis, penggantian bahan, dll) 3. Lain ............................................ 2. lemak/ minyak dengan: b. etanol + deterjen a. air + deterjen D. Pengawetan d. lain ................. c. pelarut kimia 1. Stabilisasi karat (menghambat, menghentikan 3. karat, noda, dll. dengan cara: proses korosi, dll.) ............................. c. elektrolisis b. kimia a. mekanis 2. Mematikan jamur, insek dengan: d. lain .......................................... a. fumigasi b. pendinginan (freezing) 4. Lain ............................................ c. lain ....................................... B. Penguatan/ konsolidasi 1. Perlakuan benda rapuh dengan: b. minyak c. meratakan a. uap air d. lain ............................................ 2. Penguatan benda rapuh dengan: a. penguatan konstruksi (mounting, pendobelan kain, dll.) ....................... b. konsolidan (penyemprotan perekat, dll.) c. lain ........................................... 3. Lain ...........................................
3. Mematikan ganggang, lumut, jamur kerak dg.: larutan 1% Hivar XL, atau ................... 4. Coating/ laminasi dengan:
a. lilin mikrokristalin ..................... b. Paraloid B72 (...... % w/v in ...........) c. lain ........................................ 5. Lain ................................................
E. Treatmen Tambahan dan Catatan
............................................................ ............................................................
V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :
.........................................................................................................................................
VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat) B. Kaca Pembesar C. Mikroskop. ................ X D. ....................................... E. ....................................... F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN (DD/MM/YYYY)............................................ Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama :
..............................................
[04]
PENJELASAN TEKNIS LEMBAR KONDISI LUKISAN
Data Iklim Makro Ruang A Temperatur (°C) Min. Ave. Max. 26 28 29
Identitas dan Lokasi Benda No.
No. Inv.
002
Judul Karya Pahlawan Teuku Umar
Nama Seniman Hendra Gunawan
Ukuran dan Tahun 98 x 145,5 cm, 1956
Prioritas Tindakan : X A. Segera
Lokasi:
B. Sedang
Kondisi
C. Rendah
Kelembaban (%) Min. Ave. Max. 44 50 59
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
C. I. BAHAN PEMBENTUK BENDA
B.
JENIS CAT
X 1. C.minyak 2. Cat air 3. Tinta 4. Akrilik 5. Pastel 6. Krayon 7. Lain-lain
JENIS MEDIA (SUBSTRAT)
X 1. Kanvas 2. Kertas 3. Kayu 4. Kaca 5. Logam 6. Lain-lain
C.
KIMIAWI: 1. Karat 2. Kristal 3. Oksidasi 4. Pudar
5. Lapuk 6. Bau 7. Noda 8. Lain-lain
F.
Ruang B. Temperatur (°C) Min. Ave. Max. 27 28 28,5 Kelembaban (%) Min. Ave. Max. 60 66 75
LAIN: sobekan di 3 tempat
Ruang C.
Analisis (mempelajari, menelaah atau mengkaji) hubungan antara jenis kerusakan, bahan dan iklim (mikro/ makro)
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA : A. Intensitas Cahaya (Lux) = ........ (.......) F. Kandungan Air (%) -- = ........ (.......) B. Radiasi UV (μW/Lmn) - = ........ (.......) G. Keasaman (pH) ------ = ........ (.......) 0 C. Suhu Udara ( C) -------- = ........ (.......) H. ORP (mili Volts) ------ = ........ (.......) 0 D. Suhu Permukaan ( C) -- = ........ (.......) I. Polusi Udara ---------- = ........ (.......) = ........ (.......) E. Kelembaban Udara (%) Catatan : ORP = Potensial Redoks.
TEKNIK
menelaah hubungan iklim mikro-makro, tekanan barometrik, dll.
IV. REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
X 1. C.minyak
A. X Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.) B. X Pembersihan lemak, varnis, dsb.
2. Aquarel 3. Pastel 4. Guase 5. Tempera 6. Litografi 7. Batik 8. Lain-lain
C.
dengan pelarut: 5. 2-ethoxy ethanol 1. air 6. toluene 2. white-spirit X 3. turpentin 7. acetone 4. air sabun (amonia) X 8. 2-aceton alcohol
D. X Penyempurnaan (finishing treatment) 1. isolating (varnish) X 2. inpainting (+mixing varnish) 3. dressing/ retouching (varnish) X 4. (re)varnishing
Catatan :
Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive).
E.
Penguatan dan Konsolidasi MEK X 1. penguatan cat dengan ............................ 2. penguatan kanvas/ substrat ................... 3. perbaikan kanvas/ substrat. 4. perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
bongkar pasang spanram dan mengencangkan kanvas G.
sobekan, dobel kanvas tanpa lem CATATAN: sambung ................................................................................................................
BANTUAN TEKNIS Teknis Penguatan Kain Rapuh, Penetralan Keasaman, perhitungan Equilibrium Moisture Content (EMC), EMC/RH isotherm bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.); kapasitas buffering (MH), rekondisi silicagel, dll. V.
USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :
.........................................................................................................................................
VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat) B. Kaca Pembesar X C. Mikroskop. ................ X Lampu Ultra Violet D. ....................................... E. ....................................... F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN
10 April 2016 (DD/MM/YYYY)............................................ Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama :
Kelembaban (%) Min. Ave. Max. 60 66 99
Kelembaban (%) Min. Ave. Max. 72 74 76
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)
F. X Perlakuan lain.
Temperatur (°C) Min. Ave. Max. 22 24 26,5
Ruang D. Temperatur (°C) Min. Ave. Max. 28,5 29 29,5
Rekomendasi
A.
ANALISIS
Identifikasi dan Klasifikasi Bahan dan Mengenal Sifat - Interaksi Bahan
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup X Rusak .................................... A. FISIK: kendor D. KONDISI SPANRAM: G. No Foto : ..................... X 1. Kotor X 8. Gelombang X 1. Baik 9. Gores 2. Lemak 2. Cukup X 3. Deposit X 10. Sobek 3. Rusak X 4. Rapuh X 11. Kelupas parah 12. Lubang 5. Patah 13. Basah 6. Retak E. KONDISI PIGURA: 14. Lain-lain 7. Distorsi X 1. Baik B. BIOTIS: 2. Cukup 1. Jamur 3. Busuk 3. Rusak 2. Serangga 4. Lain-lain
Ruang E. Temperatur (°C) Min. Ave. Max. 26 27 28 Kelembaban (%) Min. Ave. Max. 76 78 99
Keterangan :
1
Beresiko
3
Ideal
~
Bahaya
2
Cukup ~ Beresiko
~
Cukup
UJI LABORATORIUM Identifikasi Serat, Pigmen, Jenis Oksidasi, Efek Bahan Lemari Simpan dan Pamer, Lampu Dalam Vitrin, dll.
Puji Yosep Subagiyo ..............................................
Catatan: Pemeriksaan atau uji laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil sampel atau on the spot dari objek yang akan diamati (diobservasi) untuk “mengetahui (jenis) kerusakan dan cara penanganannya (perawatan dan pengawetan)”. Pemeriksaan dapat dilakukan secara fisik (perangkat optik/ mikroskop), secara radiologis (penerapan sinar-X) atau kimiawi (analisa kimia mikro), dll. Penggunaan mikroskop hanya sebatas mengenali jenis serat (kapas, sutera, dst.) disebut sebagai “identifikasi”, tetapi jika ditindaklanjuti dengan mengenali derajat keasaman (pH dan atau ORP) dan uji-coba menetralkan keasaman disebut sebagai “uji lab”.
[05]
[06]
TEKNIK
C.
KIMIAWI: 1. Karat 2. Kristal 3. Oksidasi 4. Pudar 5. Lapuk 6. Bau 7. Noda 8. Lain-lain F. LAIN: sobekan di 3 tempat
C.
dengan pelarut: 5. 2-ethoxy ethanol 1. air 6. toluene 2. white-spirit X 3. turpentin 7. acetone 4. air sabun (amonia) X 8. 2-aceton alcohol
A. X Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.) B. X Pembersihan lemak, varnis, dsb. Penguatan dan Konsolidasi MEK X 1. penguatan cat dengan ............................ 2. penguatan kanvas/ substrat ................... 3. perbaikan kanvas/ substrat. 4. perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
IV. REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA : A. Intensitas Cahaya (Lux) = ........ (.......) F. Kandungan Air (%) -- = ........ (.......) B. Radiasi UV (μW/Lmn) - = ........ (.......) G. Keasaman (pH) ------ = ........ (.......) 0 C. Suhu Udara ( C) -------- = ........ (.......) H. ORP (mili Volts) ------ = ........ (.......) D. Suhu Permukaan (0C) -- = ........ (.......) I. Polusi Udara ---------- = ........ (.......) = ........ (.......) E. Kelembaban Udara (%) Catatan : ORP = Potensial Redoks.
C.
Alat Perekam Gambar Mikro
VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat) B. Kaca Pembesar X C. Mikroskop. ................ X Ultra Violet D. Lampu ....................................... E. ....................................... F. ........................................ Nama :
Puji Yosep Subagiyo ..............................................
Tandatangan Observator, Konservator, dll.
VII. TANGGAL PENGAMATAN 10 April 2016 (DD/MM/YYYY) ............................................
...........................................................................................................................................................................
V. USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN TAMBAHAN :
D. X Penyempurnaan (finishing treatment) F. X Perlakuan lain. E. Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.) 1. isolating (varnish) bongkar pasang X 2. inpainting (+mixing varnish) spanram dan mengencangkan 3. dressing/ retouching (varnish) kanvas X 4. (re)varnishing sobekan, dobel kanvas tanpa lem G. CATATAN: sambung ......................................................................................................................................................
Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive).
Catatan :
2. Aquarel 3. Pastel 4. Guase 5. Tempera 6. Litografi 7. Batik 8. Lain-lain
X 1. C.minyak
X 1. Kanvas 2. Kertas 3. Kayu 4. Kaca 5. Logam 6. Lain-lain
JENIS MEDIA (SUBSTRAT)
B.
X 1. C.minyak 2. Cat air 3. Tinta 4. Akrilik 5. Pastel 6. Krayon 7. Lain-lain
JENIS CAT
A.
C. Rendah
Jumlah
Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisan terhadap Teknik Lukisan.
254
Cat air
1.153
Cat minyak
Baik Sedang Rusak
36
Pastel
Alat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam
Ave. 28
Ruang A
3
1
Cukup
~
Ideal
Bahaya
~
Beresiko
Max. 29 Keterangan : Kelembaban (%) Min. Ave. Max. 44 50 59
Min. 26
Temperatur (°C)
2
Cukup ~ Beresiko
Output Analisis Data Bahan & Kerusakan
Teknik dan Jumlah Per Jenis Lukisan
74
Batik
Portable XRF Spectrometer
133
Akrilik
Instrumen (Alat) Uji Lab
0
200
400
800
900
115 (86%)
B. Sedang
7 (5%) 11 (8%)
Prioritas Tindakan : X A. Segera
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup X Rusak .................................... A. FISIK: kendor D. KONDISI SPANRAM: G. No Foto : ..................... X 1. Kotor X 8. Gelombang X 1. Baik 9. Gores 2. Lemak 2. Cukup X 3. Deposit X 10. Sobek 3. Rusak X 4. Rapuh X 11. Kelupas parah 12. Lubang 5. Patah 13. Basah 6. Retak E. KONDISI PIGURA: 14. Lain-lain 7. Distorsi X 1. Baik B. BIOTIS: 2. Cukup 1. Jamur 3. Busuk 3. Rusak 2. Serangga 4. Lain-lain
66 (89%)
I. BAHAN PEMBENTUK BENDA
2 (3%)
Lokasi:
6 (8%)
Kondisi
227 (89%)
Ukuran dan Tahun 98 x 145,5 cm, 1956
4 (2%)
Nama Seniman Hendra Gunawan
894 (78%)
Judul Karya Pahlawan Teuku Umar
23 (9%)
No. Inv.
Penjelasan Teknis: Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data Observasi
48 (4%)
No. 002
Digital Microscope
Instrumen (Alat) Observasi
Instrumen Pengumpul dan Pengolah Data (KONVENSIONAL)
Instrumen Pengumpul dan Pengolah Data (DIGITAL)
211 (18%)
LEMBAR KONDISI LUKISAN
32 (89%)
Komputer + Database Konservasi
2 (6%)
OUTPUT OBSERVASI
2 (6%)
LEMBAR KONDISI LUKISAN No.
No. Inv.
002
Judul Karya Pahlawan Teuku Umar
I. BAHAN PEMBENTUK BENDA
JENIS CAT
X 1. C.minyak 2. Cat air 3. Tinta 4. Akrilik 5. Pastel 6. Krayon Other... 7. Lain-lain B.
JENIS MEDIA (SUBSTRAT) X 1. Kanvas 2. Kertas 3. Kayu 4. Kaca 5. Logam Other... 6. Lain-lain
C.
TEKNIK
X 1. C.minyak 2. Aquarel 3. Pastel 4. Guase 5. Tempera 6. Litografi 7. Batik 8. Lain-lain
Catatan :
Ukuran dan Tahun 98 x 145,5 cm, 1956
Prioritas Tindakan : X A. Segera
Lokasi:
A.
Nama Seniman Hendra Gunawan
Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive).
B. Sedang
Kondisi
C. Rendah
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup X Rusak .................................... A. FISIK: kendor D. KONDISI SPANRAM: G. No Foto : ..................... X 1. Kotor X 8. Gelombang X 1. Baik 9. Gores 2. Lemak 2. Cukup X 3. Deposit X 10. Sobek 3. Rusak X 4. Rapuh X 11. Kelupas parah 12. Lubang 5. Patah Other... 13. Basah 6. Retak E. KONDISI PIGURA: 14. Lain-lain Kering 7. Distorsi X 1. Baik B. BIOTIS: 2. Cukup 1. Jamur 3. Busuk 3. Rusak Other... 2. Serangga 4. Lain-lain C.
KIMIAWI: 1. Karat 2. Kristal 3. Oksidasi 4. Pudar
5. Lapuk 6. Bau 7. Noda Other... 8.Lain-lain
F.
LAIN: sobekan di 3 tempat
III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA : A. Intensitas Cahaya (Lux) = ........ (.......) F. Kandungan Air (%) -- = ........ (.......) B. Radiasi UV (μW/Lmn) - = ........ (.......) G. Keasaman (pH) ------ = ........ (.......) C. Suhu Udara (0C) -------- = ........ (.......) H. ORP (mili Volts) ------ = ........ (.......) D. Suhu Permukaan (0C) -- = ........ (.......) I. Polusi Udara ---------- = ........ (.......) = ........ (.......) E. Kelembaban Udara (%) Catatan : ORP = Potensial Redoks. IV. REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN : A. X Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.) B. X Pembersihan lemak, varnis, dsb.
C.
dengan pelarut: 5. 2-ethoxy ethanol 1. air 6. toluene 2. white-spirit 7. acetone X 3. turpentin 4. air sabun (amonia) X 8. 2-aceton alcohol
Penguatan dan Konsolidasi MEK X 1. penguatan cat dengan ............................ 2. penguatan kanvas/ substrat ................... 3. perbaikan kanvas/ substrat. 4. perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
D. X Penyempurnaan (finishing treatment) F. X Perlakuan lain. E. Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.) 1. isolating (varnish) bongkar pasang spanram dan X 2. inpainting (+mixing varnish) mengencangkan 3. dressing/ retouching (varnish) kanvas X 4. (re)varnishing sobekan, dobel kanvas tanpa lem G. CATATAN: sambung ...................................................................................................................................................... V. USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN TAMBAHAN :
........................................................................................................................................................................... VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat) B. Kaca Pembesar X C. Mikroskop. ................ X Ultra Violet D. Lampu ....................................... E. ....................................... F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN
10 April 2016 (DD/MM/YYYY) ............................................ Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama :
Puji Yosep Subagiyo ..............................................
[07]
23
7
EBP
RBP
7
28
28
30
002
10
14
21
20
003
18
18
11
20
004
9
13
22
20
005
27
14
7
10
006
1
30
134
30
007
2
9
17
23
20
010
8
15
26
20
011
8
15
26
20
012
10
10
20
10
013
10
10
20
10
014
3
12
61
10
015
45
23
4
30
016
38
30
5
30
017
7
14
28
20
018
3
30
79
30
019
39
31
5
30
020
12
18
17
20
021
6
14
36
20
027
9
9
22
10
028
5
13
38
20
032
3
32
76
30
033
24
29
8
30
036
37?
19
5
20
045
Nomor Lukisan Baik = 10 [EBP: Rp.90-140 /1 cm2]; Cukup = 20 [EBP: Rp.130-190 /1 cm2]; Rusak = 30 [EBP: Rp.230-320 /1 cm2]. [Rp. 2,3 - 3,2jt /m2] Nilai x 500 cm2 [Contoh: 30 x 500 = 15.000 cm2]. Jumlah 26 Lukisan = 431.482 cm2. Nilai x 10 = biaya per 1 cm2 [Contoh: 23 x 10 = Rp 230 / 1 cm2]. Jumlah EBP = 5.090 rph/ L cm2. [95,8 jt] Nilai x 10 = biaya per 1 cm2 [Contoh: 7 x 10 = Rp 70 / 1 cm2]. Jumlah EBP = 3.551 rph/ L cm2. [26 jt]
28
108
30
008
Grafik Hubungan TKL, Luas, EBP dan RBP Lukisan
Catatan : TKL (Tingkat Kerusakan Lukisan) Luas (Tinggi X Lebar Lukisan) EBP (Estimasi Biaya Perawatan) RBP (Realisasi Biaya Perawatan)
30
30
001
Luas
0
20
40
60
80
100
120
140
TKL
Besaran TKL, Luas, EBP dan RBP
[08]
Proses Konservasi Lukisan
2-aceton alcohol
X Lain-lain X Kotor debu sobekan di X Kanvas kendor 3 tempat Varnis menguning Varnis cacat X Cat rapuh/ kering X Cat kelupas parah Jamur
2-ethoxy ethanol
spanram
Hendra Gunawan [Pahlawan Teuku Umar, 98 x 145,5 cm, Oils on Canvas, 1956] A. Kondisi :
toluene & acetone
picture cleaner
turpentine
1. air 2. white-spirit X 3. turpentin 4. air sabun (amonia) 5. 2-ethoxy ethanol 6. toluene 7. acetone X 8. 2-aceton alcohol
white spirits
Lukisan
pigura
kanvas
1
B. Rekomendasi Konservasi : X Pembersihan ringan X Chemical cleaning X Framing/ reframing X Restretching X Inpainting Repainting X Retouching X Varnishing X Penguatan cat MEK Fumigasi X Lain-lain sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem LocTite Gel Glue 4 gram
2
sobek
Liquin
Catatan:
1. Pembersihan ringan = pembersihan ringan dengan kwas/ penyedot debu; 2. Chemical cleaning = pembersihan kotoran yang sudah berkerak, mengangkat varnis lama yang sudah menguning/ teroksidasi dengan bahan pelarut, seperti: white spirits, turpentine, dietoxy-ethanol, diacetone alcohol, MEK (methyl-ethyl-ketone), dll.; 3. Framing/ reframing = bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, mengganti paku yang berkarat, dll.; 4. Restretching = mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang; 5. Inpainting = tusir warna bagian cat yang terkelupas; 6. Repainting = lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau inpainting yang salah; 7. Retouching = pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis; 8. Varnishing = vanish for retouching or protection; 9. Penguatan cat dengan perekat thermosetting atau lainnya; 10. Fumigasi dengan thymol, dll. Stiker Warna: Merah [Rusak]; Kuning [Cukup] dan Biru/ Hijau [Baik]. Estimasi Biaya [EB] = Biaya Bahan (Kimia) dan/ atau Alat + Honor Profesi/ Narasumber [30 - 50%]. Baik = 10 [EBP: Rp.90-140 /1 cm2]; Cukup = 20 [EBP: Rp.130-190 /1 cm2]; Rusak = 30 [EBP: Rp.230-320 /1 cm2].
[09]
Pengenalan Lukisan
(Seniman, Karya Lukis, Identifikasi - Klasifikasi Bahan, Sifat - Interaksi Bahan, Dll.)
PERKEMBANGAN SENIRUPA INDONESIA Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), 1950-1965 mempolitikkan kesenian
Pameran ASRI - ITB (>1950)
Fadjar Sidik, Widayat, A. Sadali, Srihadi S., Popo Iskandar, Abas Alibasyah, G. Sidharta, Edhi Sunarso, But Muchtar, Pirous, Sunarso, Yusuf Affendi, Muljadi, Arief Sudarsono, Mudjita, Irsam, Danarto, Aming Prayitno, Budiani, Bagong Kussudiardjo, Amri Yahya, Harijadi, Sutanto, Adi Munardi.
Akademi Senirupa Indonesia di Yogya (1950)
G. Sidharta, Widayat, Edi Sunarso, Rulijati, Muljadi W., Sjahwil, Sunarto Pr., Wardojo, Danarto, Arief Sudarsono
4
REVOLUSI FISIK (1945 - 1949)
Masa Terisolir dari Negara Luar: Kanvas dibuat dari blaco/ kertas dan satu tube cat minyak harus bergantian dengan seniman lain Sularko Pelangi di Surakarta (1947 - 1949)
Gabungan Pelukis Indonesia (1948):
Affandi, Sutiksna, Nasyah Djamin, Handriyo, Zaini, Sjahri, Nashar, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo.
Pelukis Rakyat (1947)
Sudjojono, Affandi, Hendra, Soedarso,Sudiardjo, Trubus, Sasongko, Kusnadi, Sudjono Kerton, Rustamadji, Sumitro, Sajono, Saptoto, C.J. Ali, Juski, Permadi.
Seniman Muda Indonesia (SEMI), 1946:
di Bukittinggi: Zetka, A.A. Navis, Zanain.
Seniman Indonesia Muda (SIM),1946
di Yogyakarta: Affandi, Hendra, Trubus, Dullah, Soedarso, Suromo, Surono, Kartono Yudhokusumo, Basuki Resobowo, Rusli, Harijadi S., Abdul Salam, D. Joes, Zaini. SIM pindah dari Yogya ke Solo (1948), anggota tambah Trisno Sumarjo, Oesman Effendi, Sasongko, Suparto, Mardian, Wakijan, Srihadi S.
Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Yogya, 1945:
Djajengasmoro, Sindusisworo, Indrosughondo, Prawito. Dr. Moerdowo Himpunan Budaya Surakarta (1945)
Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI) Medan, 1945:
Ismail Daulay, Nasjah Djamin, Hasan Djafar, Husein.
3
Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945) Keimin Bunka Shidoso (1944)
Otto Djaya, Henk Ngantung, Dullah, Hendra Gunawan.
Poesat Tenaga Rakyat (POETERA), 1942 - 1944:
Affandi, K. Yudhokusumo, Ny. Ngendon, Basuki Abdullah
Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI), 1938 - 1942:
Agus Djaya, S. Sudjojono, Emiria Sunassa, Sukirno, Otto Djaya W. Spies & Gde A. Sukowati
2
PITA MAHA (1935)
Masa Abdullah Sr. (1878 - 1914) Wakidi (1889 - 1979), M. Pirngadie (1875 - 1936)
1
1990
1989 1988 1987 1986 1985 1984 1983 1982 1981
1980
1979 1978 1977 1976 1975 1974 1973 1972 1971
1970
1969 1968 1967 1966 1965 1964 1963 1962 1961
1960
1959 1958 1957 1956 1955 1954 1953 1952 1951
Pelukis Koleksi Istana, dll. 5 Alimin Henk Ngantung (1921 - 1990) Ida Bagus Made Nadera I Gusti Putu Gede I Gusti Ketut Kobot Lim Wasim (1929 - 2004) Mahjuddin S. Nashar (1928 -1994) Sobrat, A. A. Gede Sumardi Thamdjidin, M. Wayan Sudana
Pelukis Asing
6
(Lukisan Ada Di Indonesia) Amato, L. Dezentje, Ernest Giovanetti, G. Imandt, Wilhelmus Jean Frederic Kinsen, Mori Kichigoro (1888-1959) Koenig, Arthur Johann Li Shuji (1943 - ?) Makovsky, Konstantin E. (1839-1915) Renato, Cristiano Simonetti Snel, Han (1925 - 1998) Talwinski, Igor (1907-1983)
Pelukis Asing
7
1904
(di Bali, dari 1904 - 1967) Ambron, Emilio Covarrubias, Miguel Dooijeward, Willem (1892-1990) Friend, Donald Israel, Isaac Mooijen, P. A. J. Meier, Theo (1908-1982) Smit, Arie Sonnega, Auke C. Sten, John 1952 > Antonia Blanco (1912 - 1999) 1941 > Lee Man-fong (1913-1988) 1938 > Willem & Maria Hofker 1935 > Adrien Jean Le Mayeur de Merpres (1880 - 1958) 1928 > Rudolf Bonnet (1895-1978) 1927 > Walter Spies 1922 > Rolland Strasser (1895-?) 1915 > Carel Lodewijk Dake Jr. (1886-1946) 1904 > W. O. J. Nieuwenkamp
1800
Lukisan Dinding Gua di Maros - Sulawesi berusia 40.000 tahun
1950 1949 1948 1947 1946 1945 1944 1943 1942 1941
1940
1900
Masa Raden Saleh (1814 - 1880)
[10]
Affandi (1907 - 1990) Affandi lahir di Cirebon, Jawa Barat, pada tahun 1907. Tanggal dan bulan kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Ayahnya yang bernama R. Koesoema adalah seorang mantri ukur pada pabrik gula di Ciledug. Affandi menempuh pendidikan terakhir AMS-B di Jakarta. Pada umur 26 tahun, tepatnya pada tahun 1933, Affandi menikah dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor. Affandi dan Maryati dikaruniai seorang putri yang nantinya akan mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu Kartika. Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih tertarik pada bidang seni lukis. Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Kelompok ini berbeda dengan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938, melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerjasama saling membantu sesama pelukis. Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai --yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur-- memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan S. Soedjojono sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan Bung Karno. Sebelum dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dikumandangkan Bung Karno dan Bung Hatta, Affandi aktif membuat poster-poster perjuangan untuk membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia terhadap kaum kolonialisme Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan pelukis dan seniman lain yang tergabung dalam Seksi Kebudayaan Poetera, antara lain: S. Soedjojono, Dullah, Trubus, dan Chairil Anwar. Selanjutnya, Affandi memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta dan mendirikan perkumpulan "Seniman Masyarakat" 1945. Perkumpulan ini akhirnya menjadi "Seniman Indonesia Muda" setelah S. Soedjojono juga pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1947, Affandi mendirikan "Pelukis Rakyat" bersama Hendra Gunawan dan Kusnadi, untuk memberikan kesempatan belajar kepada angkatan muda yang haus mendapatkan pendidikan dan praktek seni lukis. Lalu pada tahun 1948, Affandi pindah kembali ke Jakarta dan turut mendirikan perkumpulan "Gabungan Pelukis Indonesia". Tidak lama setelah itu, yaitu pada tahun 1949, Affandi mendapat Grant dari pemerintah India dan tinggal selama 2 tahun di India. Di sana, Affandi melakukan aktivitas melukisnya dan juga mengadakan pameran di kota-kota besar hingga tahun 1951 di India. Selanjutnya, Affandi mengadakan pameran keliling di negara-negara Eropa, diantaranya London, Amsterdam, Brussel, Paris dan Roma. Affandi juga ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk mewakili Indonesia dalam pameran Internasional (Biennale Exhibition) tiga kali berturut-turut, yaitu di Brasil (1952), di Venice (Italia - 1954), dan di Sao Paulo (1956). Di Venice, Italia, Affandi berhasil memenangkan hadiah. Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya. Dalam lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang yang lewat. Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir, menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu. Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi keseluruhan. Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini, komposisi yang dinamis. Dinamika itu juga diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural yang kasar dari plototan tube cat yang menghasilkan kekuatan ekspresi. Pilihan sosok pengemis sebagai objek-objek dalam lukisan tidak lepas dari empatinya pada kehidupan masyarakat bawah. Affandi adalah penghayat yang mudah terharu, sekaligus petualang hidup yang penuh vitalitas.Objek-objek rongsok dan jelata selalu menggugah empatinya. Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai seorang humanis dalam karya seninya. Dalam berbagai pernyataan dan lukisannya, ia sering menggungkapkan bahwa matahari, tangan dan kaki merupakan simbol kehidupannya. Matahari merupakan manifestasi dari semangat hidup. Tangan menunjukkan sikap yang keras dalam berkarya dan merealisir segala idenya. Kaki merupakan ungkapan simbolik dari motivasi untuk terus melangkah maju dalam menjalani kehidupan. Simbol-simbol itu memang merupakan kristalisasi pengalaman dan sikap hidup Affandi, maupun proses perjalanan keseniannya yang keras dan panjang. Lewat sosok pengemis dalam lukisan ini, kristalisasi pengalaman hidup yang keras dan empati terhadap penderitaan itu dapat terbaca.
[11]
LEMBAR INVENTARIS KOLEKSI (lama) .................................. (baru) 0020 1. Nomor Inv.: .................................. Nomor Reg.: ................................
2. Kelompok Koleksi: X Lukisan Keramik Patung Lain Sub Kelompok Koleksi: ..........................................................................
Hutan Wataturi Irian 3. Nama/ Judul: ............................................................................................
7. Visualisasi Benda: 0020 Foto Digital .............................. Foto Cetak .............................. Slide .......................................... Video ........................................ Lain-lain ...................................
Srihadi Soedarsono 4. Nama Pembuat/ Seniman: ....................................................................
5. Tempat Penyimpanan: ........................................................................... 6. Deskripsi Benda: Manusia Dengan Alam Sekitar a. Bentuk/ Tema (Karya): Hubungan ...................................................................... Naturalisme b. Aliran Seniman (Lukisan): ................................................................. 92 x 142 cm c. Ukuran (Lukisan): ............................................................................... (Pigura): ............................................................................... Cat-minyak, kanvas. d. Bahan: .................................................................................................. Hijau, biru, coklat, hitam, krem (putih). e. Warna: .................................................................................................. Cat-minyak dengan sapuan kuas. f. Teknik Pembuatan: ............................................................................. g. Lain-lain: ..............................................................................................
............................................................................................................... ...............................................................................................................
8. Riwayat Benda: 1975 a. Tahun Pembuatan: ............................................. Periode Pembuatan: .................................................... b. Asal (Benda/Pembuat/Seniman): ......................................................................................................................... c. Riwayat (Benda/Pembuat/Seniman): .................................................................................................................. ..................................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................................................
d. Tahun Perolehan: .................................................................................................................................................. e. Cara Perolehan:
Beli Temuan
Hadiah/ Hibah Transaksi lain .............................................................................................
9. Kondisi: Baik (kondisi fisik kuat, utuh, tanpa/ sedikit kerusakan). X Cukup (kondisi fisik cukup kuat/ sedikit utuh, sedikit/ tanpa kerusakan). Rusak (kondisi fisik tidak kuat/ rapuh, sedikit/ tidak utuh, banyak kerusakan). Lain-lain ................................................................................................................................................................. Bagian atas noda ada goresan
10. Keterangan: ........................................................................................................................................................................................ 11. Teknik Pengamatan: X Mata biasa Kaca pembesar Mikroskop ............. X Lain-lain ..................... .....................................
Januari 2007 Tanggal Pengamatan: 2................................................
Tanda tangan Kurator: Nama Kurator:
Puji Yosep Subagiyo ............................................................
[12]
PENGENALAN BAHAN LUKISAN
CAT
retakan
PRIMING KANVAS GESSO
{
cat detail cat lukisan cat dasaran gesso sottile gesso grosso priming
Gesso
{
{
Varnis Spray
VARNIS
{
{
Varnis
{
CAT
KANVAS, CAT, VARNIS dan PIGMEN
NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN & KERAPATAN KANVAS
Priming
Tabby 1/1, 16/22, Z
Tabby 2/2, 24/24, Z
Twill 2/2, 20/24, Z
Pigmen
Cat Minyak, Cat Air, Akrilik, Tinta, Guase, Dll.
CAT
CAT = Pigmen + Binder
Binder
Pigmen
WARNA CAT
Lead Carbonate
Handheld XRF Spectrometer
Alat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam [13]
http://www.huevaluechroma.com/ 113 A S2 Cadmium Yellow Light
Lab Color H : 450
RGB Color CMYK Color
S : 95%
G : 197
R : 255
B : 100% B : 12 346 A S1 Lemon Yellow
C : 0% M : 23% Y : 98% K : 0% Cerulean Blue
137 AA S2
Cadmium Red Medium
099 A S2
Lemon Yellow
346 A S1
178 AA S2
Cadmium Red Hue
Cobalt Blue
Cadmium Red Dark
095 A S1
138 AA S1
104 A S2
Cadmium Yellow Light
Cerulean Blue Hue
119 A S1 Cadmium Yellow Pale Hue
113 A S2 116 A S2
Cadmium Red Deep Hue
098 A S1
Cadmium Yellow Medium
109 A S1
Permanent Rose
502 A S1
Cadmium Yellow Hue
Permanent Alizarin Crimson
468 A S1
Cadmium Yellow Deep Hue
115 A S1
MENGENAL WARNA CAT Cat Minyak
Cat Minyak
Cat Akrilik
Pigmen Cat Air
Cat Minyak
Key to Coding
AA Extremely Permanent A Permanent S Series number Transparent Semi -Transparent Opaque Semi-Opaque
(Konica-Minolta R-410) Alat Perekam Data Warna
Chroma Meter
[14]
Ilustrasi Pengamatan Teknis Lukisan
1
2
Rismoyo Yosep
Pengamatan retakan dan konstruksi pendobelan kanvas tanpa perekat.
Penanganan konservasi dan restorasi setelah proses pengamatan.
Varnis lama harus diangkat untuk mengetahui warna & tekstur cat asli cat/ priming yang terangkat harus diratakan
retakan cat terjadi akibat perbedaan elastisitas cat (cenderung statis) dan kanvas (cenderung lentur/ elastis), yang selanjutnya mengakibatkan kontraksi antara kedua bahan tersebut.
Cat
{
3
Priming Kanvas 1
kanvas 2 hanya sebagai pelindung kanvas 1.
Kanvas 2
{
DETAIL
Gambar 4 menunjukkan close-up, yang mana pada sisi bawah lukisan telah termakan bubuk. paku berkarat Gambar 5 ini menunjukkan close-up pada semua sisi lukisan. Bagian ini menunjukkan paku berkarat dan perbedaan kanvas asli dan kanvas dobelan.
5
4 illustrated by Primastoria 2016
6 5.000 μm = 5 mm = 0,5 cm 1.000 μm
1. Kanvas asli lukisan (kiri) Perb. 30X
7
2. Kanvas dobelan lukisan (kanan). Perb. 30X
[15]
LEMBAR PENGAMATAN LUKISAN A. KETERANGAN POKOK 1. Nomor Inv.: 2. Judul : Tema:
B. SAMPLING
0020
Tempat Sample
Hutan Wataturi Irian Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar
3. Seniman:
No. Sample:
Srihadi Soedarsono
Aliran Seniman:
Naturalisme
C. FOTO
Periode/ Angkatan: 4. Tahun:
008 No. Foto: 0020
1975
Kanvas Kertas
Pastel Krayon
Hardboard Tripleks
Lain-lain
Kayu Kaca
Logam Lain-lain
6. Teknik: C.minyak Aquarel Pastel
Tempera Litografi Batik
Kolase Lain-lain
92 x 142 cm
7. Ukuran:
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas) 1. Jenis Tenunan :
Tabby 2/2
2. Kerapatan Tenunan: 3. Jumlah Benang:
Agak longgar, regular per 1 cm2
28/24
4. Arah Pilinan:
Z
5. Kuat Pilinan:
Regular
6. Jenis Serat: 7. Keterangan Kanvas: 8. Kondisi:
Bagus
Cukup
Rusak
Lain-lain
Bagian atas noda ada goresan
E. KETERANGAN TAMBAHAN
Detail Obyek / Lukisan Belakang
Media
[substrat]
Tinta Akrilik
DETAIL MEDIA
C.minyak Cat air
Cat
FOTO DEPAN
5. Bahan:
1. Catatan Pengamatan Visual:
Tgl. Pengamatan:
2. Catatan Pengamatan Teknis: [Hasil Identifikasi XRF: SiO2 (5%); S (4%); K2O (7%); CaO (4%); Fe2O3 (1%): ZnO (44%); SrO (1%); BaO (30%); PbO (3%)]
Tanda tangan Konservator Konservator:
2 Januari 2007
Puji Yosep Subagiyo
Penjelasan :
a. Kanvas lukisan ini kemungkinan telah dipriming CaSO4.1/2H2O (Kalsium Sulfat, dikenal sebagai Gesso Sottile), Barium Sulphate, dan diberi dasaran cat warna putih dengan nama Zinc White (Pigment White 4). b. Silicon Dioxide (SiO2), Strontium White, dan Flake White (Pigment White 1) juga teridentifikasi, walaupun persentasenya kecil. Flake White dikenal juga sebagai White Lead [basic lead carbonate, 2PbCO3. Pb(OH)2]. Perlu diketahui pula bahwa beberapa logam, seperti Timbal, Mangan, dan Kobal dalam bentuk garam logam difungsikan sebagai bahan pengering pada cat dan varnis (Mayer: 244-245). Pigmen jenis ini pula yang banyak dianggap sebagai penyebab keretakan lapisan cat. c. Sebagai rujukan, perlu dipahami pula beberapa bahan lain yang berfungsi sebagai bahan pengisi cat (inert filler for paints), seperti Whiting, Gypsum, China Clay dan Silica. Whiting adalah bahan campuran terdiri dari Calcium Carbonate (98%) dengan Magnesium Carbonate (0,1%), Silica (1%), Alumina (0,4%) dan Iron Oxide (Nil). Gypsum atau Hydrated Calcium Sulphate yang biasanya adalah bahan campuran antara Calcium Oxide (32 ~ 60%), Sulphur Trioxide (46 ~ 50%) dan Air (20 ~ 90%). China Clay atau Kaolin kualitas baik adalah dalam bentuk Hydrated Silicate of Alumina (Al2O3.2SiO2.2H2O). Silica atau Kuarsa biasa terbentuk dari Silicon antara 46 ~ 47% dan Oxygen antara 53 ~ 33% (Remington & Francis, op. cit.: 63-71; Mayer, op. cit.: 142-144). Disini Barium terdeteksi 16% dan Belerang (S) terdeteksi 13%. Secara teori, komposisi Barium Sulfat adalah Barium Oxide (BaO) antara 65 sampai 70% dan Sulphur Trioxide (SO3) antara 34 sampai 30%. Barites kualitas baik hanya terdapat 99% Barium Sulphate dan sisanya campuran bahan seperti Silica, Iron Oxide dan Alumina (Remington & Francis, op. cit.: 58-62).
[16]
Tabel 1. Hasil No. Sampel
Analisa Spektroskopi Fluoresensi Sinar-X Unsur-unsur Terdeteksi dengan XRF (%/w) Mg
Al
Si
P
S
Cl
K
Ca
Ti
Fe
Ni
Cu
Zn
Sr
Ba
Pb
Basuki A. 07
-
3
6
0,2
8
6
2
50
15
2
-
-
8
-
-
-
Hendra G. 17
-
4
9
-
13
-
1
14
-
2
-
3
37
2
16
-
Srihadi S. 20
-
-
3
-
5
-
7
4
-
1
-
-
44
1
32
4
Sudibyo 26
-
6
12
0,4
4
-
1
7
-
3
-
-
36
1
29
-
Sudjojono 31
-
9
23
1
7
-
3
20
2
8
-
-
10
-
3
14
Sudjojono 35
-
4
7
1
10
-
5
10
3
4
-
-
36
1
21
Sunarto 42
-
2
8
1
6
-
9
14
52
10
-
-
1
-
-
-
Sunarto 43
-
10
25
2
6
-
5
19
24
9
0,3
-
2
-
-
-
Sunarto 45
2
1
2
-
6
17
4
56
7
2
-
-
1
-
-
1
{
retakan
Skema Interpretasi Data Unsur
PRIMING VARNIS KANVAS GESSO CAT
Gambar 1.
1. Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]
2
2. Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]
3
3. English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]
cat detail cat lukisan cat dasaran
{ {
gesso sottile gesso grosso priming
4 5 6
8. Mayer 1991:116 9. Mayer 1991:115 10. Mayer 1991:50 11. Mayer 1991:52,116,452 12. Mayer 1991:38-39 13. Mayer 1991:44,60,67,82,229 14. Mayer 1991:148-9
4. Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2]
Timbal (Pb)
5. Kalsium Sulfat [CaSO4.1/2H2O]
Kalsium (Ca)
6. Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl]
7
8
REFERENSI (Library Research) : 1. Mayer 1991:142-144 2. Remington & Francis 1954:53-61 3. Remington & Francis 1954:67-71 4. Remington & Francis 1954:36-39 5. Mayer 1991:308-310,488-489 6. Mayer 1991:290-291 7. Mayer 1991:114
Tabel 2.
1
9
7. Mg (Magnesium, Magnesium Carbonate)
10
8. Ni (Nickel, Nickel Titanium Yellow)
11
9. Si (Silikon, Silikon Dioksida [SiO2]) 10. Sr (Strontium, Strontium White)
2 12
11. Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04] 12. Zn (Zinc, Zinc White = Zinc Oxide [ZnO]) 13. Cu (Copper), Prussian Blue?
13
14. P (Phosphorus), “cat luminous”
14
Hasil Interpretasi Data Spektroskopi Fluoresensi Sinar-X
No. Sampel
Senyawa Mayor/Minor, Unsur Ikutan dan Kegunaannya Priming
Basuki A. 07 Kaolin? Hendra G. 17 Kaolin? Srihadi S. 20 Flake White, E. Kaolin Kaolin? Sudibyo 26 Sudjojono 31 Flake White Sudjojono 35 Kaolin? E. Kaolin? Sunarto 42 Kaolin? Sunarto 43 E. Kaolin? Sunarto 45
Gesso (Grosso/ Sottile), Cat Dasaran, Campuran
Unsur Ikutan
Fe (2), K (2), P (0,2) Fe (2), K (1), Cu (3), Sr (2) Fe (1), K (7), Sr (1), Pb (4) + Kalsium Sulfat,+++ Leaded Zinc White (++ Barytes) Fe (3), K (1), Sr (1), P (0,4) + Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (++ Barytes) ++ Kalsium Sulfat, - Titanium White, + Leaded Zinc Oxide (+ Barytes) Fe (8), K (3), P (1) + Kalsium Sulfat, - Titanium White, ++ Zinc White (++ Barytes) Fe (4), K (5), Sr (1), P (1) Fe (10), K (9), P (1) ++ Kalsium Sulfat, +++ Titanium White, - Zinc White Fe (9), K (5), P (2), Ni (0,3) ++ Kalsium Sulfat, ++ Titanium White, - Zinc White Fe (2), K (4), Mg (2), Pb (1) +++ Kalsium Sulfat, + Titanium White, - Zinc White +++ Kalsium Sulfat, + Titanium White + Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (+ Barytes)
Catatan: China Clay = Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]; English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]; Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2]; Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]; Gypsum = Kalsium Sulfat Hidrat [CaSO4.1/2H2O]; Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl]; Zinc White = Zinc Oxide [ZnO]; Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04].
[17]
Pengenalan Alat
(Bahan - Alat, Petunjuk Penggunaan Alat Ukur dan Instrumen Analisis)
Bahan dan Alat Standar Konservasi Lukisan 1. Peralatan Tukang
Berbagai model dan ukuran kwas
Palu
Easel
Obeng 1
Tang
ng
e Ob
3
Pinset, Tweezer, dll.
Meteran
Stap le
eng
Ob
2
Tarikan Kanvas Solder Lukisan
Gun
2. Peralatan Lukis
Pisau palet Kwas tusir warna
Varnis
Papan palet
Terpentin
Varnis
PRIMING
1 Set Cat Minyak
Tempat cuci kwas
Gel Glue “LocTite”
2-aceton alcohol
2-ethoxy ethanol
toluene & acetone
turpentine
white spirits
picture cleaner
3. Bahan Kimia
[18]
Rak Bahan & Alat untuk pembuatan replika/ model lemari simpan/ displai, replika benda, mounting, dll.
Mikroskop Digital
Tempat Perkakas
Kebutuhan Minimal Sarana Penunjang Observasi & Konservasi
Meja Lesehan Fume Hood Portabel Gambar 01.
Perabot, Alat dan Ruang Kerja Gambar 02.:
pH Meter
Alat Pengukur Keasaman Gambar 03.:
Moisture Meter
Alat Pengukur Kadar Air
Gambar 07.:
Handheld XRF Spectrometer
Alat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam
Gambar 04.:
Chroma Meter (Konica-Minolta R-410) Alat Perekam Data Warna
a b
Gambar 08a.:
Ultra Violet Monitor (4 in 1)
(Alat pengukur radiasi ultra violet, kuat cahaya, suhu dan kelembaban)
Gambar 09a.:
Climate Datalogger
Alat ini dapat merekam data kelembaban dan suhu per hari, minggu atau bulan.
Gambar 10a.:
Lux Meter
(Alat pengukur intensitas cahaya) [19]
Alat Kontrol Udara Kelembaban Ruangan dan Koleksi di Museum
Gambar 11.:
Weather Station Gambar 12a.:
Dehumidifier
(Alat Penyerap Uap Air)
Tempat masuknya air
Control Panel
Keterangan “Control Panel” (1) Tombol Operasi (Power) (2) Tombol pengoperasian (RH 60 ~ 65%) (3) Pengoperasian non-stop (4) Tombol “Humidity” (5) Tombol “Defrost” (6) Lampu indikator Humidity (7) Lampu indikator Defrost
CATATAN:
Alat pemantau kelembaban, suhu, tekanan udara dan arah angin dengan sistem nir-kabel (wireless).
Kelembaban tidak dapat diturunkan dibawah 40%. Efektif untuk 40 ~ 50%.
Efektif untuk luas ruangan = 10 ~ 16 meter kubik. Suhu ruangan berkisar antara 1 ~ 35 derajat celcius. Bak Penampungan (Uap) Air
Gambar 13b.:
Moisturizer
(Alat Portabel u/ Pelembab Benda)
Gambar 13a.:
Humidifier
(Alat Pelembab Udara)
Control Panel
Tempat Keluarnya uap air
Bak Penampungan Air Distilasi
TOBI Steamer
Gambar 12b.: Dehumidifier
Alat pengontrol kelembaban ruangan yang bekerja secara otomatis
Gambar 14. BLUEAIR-Air-Purifier alat pembersih udara
[20]
Pengenalan Alat Ukur Klimatologi Gambar 10b.:
Lux Meter
(Alat pengukur intensitas cahaya)
Kuat penerangan (lux): Penerangan pada permukaan benda secara merata seluas 1 m2, berjarak 1 m dari titik sumber cahaya berkekuatan 1 kandela. Kuat cahaya (foot candle): Banyaknya (jumlah) sinar yang jatuh pada permukaan benda seluas 1 kaki persegi (=0,0029 m2) dari sumber cahaya yang berjarak 1 kaki (=0,3048 m = 12 inci). 1. Kuat Penerangan (Illumination, E) F (Fluks) Lumen E= = = Lux. A (Luas) m2 2. Dosis Kuat Penerangan = Lux x jam = Joule. Energi (Joule/m2) J = T Waktu (Jam) 2 E.R 4. Kuat Cahaya (I) = = Lumen.m = Candela Cos Q
3. Fluks Cahaya (F) =
Sensor/ cell penangkap sinar. Displai/ monitor harga hasil pengamatan.
Mode/ pengatur besarnya sinar yang terbaca.
Gambar 08b.:
Ultra Violet Monitor (4 in 1)
(Alat pengukur radiasi ultra violet, kuat cahaya, suhu dan kelembaban)
Panel monitor menunjukkan besaran angka dan satuan
Sensor suhu dan kelembaban udara
Sensor radiasi UV dan Intensitas cahaya.
Tombol untuk suhu, kelembaban udara, kuat cahaya dan radiasi ultra violet.
CATATAN :
E = kuat penerangan, bersatuan Lux; F = fluks cahaya, bersatuan Lumen; A = luas bidang, bersatuan m2; J = energi, bersatuan Joule/m2; T = waktu, bersatuan jam; R = jarak sumber penerangan dan benda, bersatuan m; Q = menyatakan besarnya sudut antara sumber cahaya dan titik benda yang diterangi, tetapi jika sudutnya tegak lurus maka Q = 0 dan harga Cos Q dapat diabaikan. Satuan Ukuran ELSEC 4 in 1 Monitor: Kelembaban Udara (RH) = % Suhu Udara (T) = 0C Kuat Penerangan (E) = Lux Kuat Radiasi UV (UVR) = μW/Lumen KONVERSI ENERGI: 1 Joule = 107 erg. 1 kwh = 3.600.000 J. 1 Kalori = 4,1868 J. KONVERSI DAYA: 1 watt = 1 Joule/ detik. 1 HP = 0,746 watt Energi = kekuatan untuk melakukan usaha. Daya = kekuatan tenaga. Lampu TL Ultra Violet, National, 100 volt/ 50 Hz., Type FL 205, Panjang gelombang = 263 nm. Energi = 2 μW/cm2.
Catatan : 1 μ (mikro) = 1 / 1.000.000 atau 10-6 1 n (nano) = 1 / 1.000.000.000 atau 10-9
Untuk konversi satuan, kunjungi situs: http://www.easyunitconverter.com/
[21]
Pengenalan & Petunjuk Operasional Alat Ukur Klimatologi Suhu dan Kelembaban Udara Gambar 15.:
Thermohygrometer elektronik
Sensor suhu dan kelembaban udara.
Alat ini dipakai untuk mengukur suhu dan kelembaban udara pada suatu ruangan tanpa kita harus masuk kedalam ruangan yang akan kita ukur. Alat ini dilengkapi sensor yang dapat ditarik dan dilewatkan pada dinding.
KELEMBABAN DAN SUHU UDARA 1. Pengertian/ Definisi
Gambar 09b.:
Climate Datalogger
Alat ini dapat merekam data kelembaban dan suhu per hari, minggu atau bulan.
Jumlah uap air pada volume tertentu sering disebut sebagai “kelembaban absolut” (absolute humidity/ AH), yang jumlah maksimumnya tergantung dari suhu udaranya. Kejenuhan dari uap ini disebut sebagai titik embun (dew point/ DP)-nya. Jika suhu diturunkan, suatu ruang dapat menampung lebih banyak uap air (dalam volume tetap). Tetapi jika suhu dinaikkan akan terjadi pengembunan. Jika pada udara tidak jenuh tanpa terdapat penambahan air, maka besarnya kelembaban absolut akan tetap/ konstan, selama perubahan suhu sampai suhu udara diturunkan ke titik embun. Kelembaban retatif (relatif humidity/ RH) pada suhu tertentu adalah perbandingan kelembaban absolut aktual dengan kelembaban absolut potensial pada titik jenuhnya.
RH =
kelembaban absolut suatu udara kelembaban absolut udara jenuh pada suhu sama
x 100%
Contoh: Satu meter kubik udara pada suatu wadah tertutup (kedap) pada suhu 20 oC dapat menampung sampai 17 ml uap air. Tetapi jika di wadah tersebut ada hanya 8.5 ml. uap air, maka kelembaban relatifnya = 8.5/17 x 100 = 50%. Jika suhu udara dinaikkan menjadi 25 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 23 ml. Apabila uap air yang ada cuma 8.5 ml., maka RH = 8.5/23 x 100% = 37%. Contoh tersebut menunjukkan “mengapa jika suatu ruangan tertutup dipanaskan menjadi kering”. Jika suhu udara diturunkan menjadi 5 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 8.5 ml. Apabila uap air yang ada sama, yaitu 8.5 ml., maka RH = 8.5/ 8.5 x 100% = 100%. Ini menunjukkan “mengapa kondensasi terjadi”.
2. Satuan-satuan
Satuan Suhu (T) Celcius (C) ===> F = {(C x 9/5) + 32} Reamur (R) Fahrenheit (F) => C = {(F-32) x 5/9} Kelvin (K) ===> C = (K-273)
Satuan Kelembaban Relatif (RH) = Persen (%)
[22]
Alat Pengukur
Suhu dan Kelembaban Udara Gambar 16.:
Wet & Dry Bulb Psychrometer
selisih harga
Banyak digunakan untuk kalibrasi alatalat pengukur RH & T jenis lain.
“Wet & Dry Psychrometer” sangat cocok digunakan untuk kalibrasi, spot reading dan pendataan data klimatologi harian. Kita dapat mengetahui besarnya suhu udara secara langsung pada bagian thermometer yang kering (kiri). Sedangkan RH-nya dapat dicari dengan merujuk selisih harga dengan thermometer yang basah (kanan). Selanjutnya besarnya RH dapat dicari pada Tabel RH yang biasa disertakan pada saat pembelian alat tersebut.
Sling Psychrometer Alat ini menyerupai Wet & Dry Psychrometer, tetapi badan yang ditempeli thermometer (baik yang dry ataupun wet) dapat diputar, guna melewatkan udara pada thermometer. Belakangan perangkat ini telah dimodifikasi dengan tenaga baterai untuk memutar kipas angin yang melewatkan udara yang akan diukur suhu ataupun kelembabannya.
Maintenans Alat: Kain yang digunakan untuk melembabi (dengan air distilasi) thermometer merkuri diusahakan selalu bersih, dan air yang digunakan selalu air distilasi.
INAKURASI + 2%
Kain selalu bersih dan harus dengan air distilasi/ deionisasi
Gambar 17.: Thermohygrometer
Catatan:
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung. Besarmya RH merujuk pada “perubahan ukuran benda/ bahan higroskopis”, seperti: rambut, polymer atau garam kristal.
Gambar 18.: Thermohygrograph Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Satu orang yang sedang istirahat selama satu jam setara dengan 60 ml air, dan menghasilkan panas setara dengan 100 watt lampu pijar. Referensi: Bachmann (1992:15-22)
INAKURASI (INACCURACY): + 2 ~ 4% (sering dikalibrasi) + 30 ~ 60% (jarang/ tidak dikalibrasi)
Kertas grafis Tanganan pemegang pena pencatat
Pena pencatat RH dan T
Tabung berputar menurut waktu (1, 7 atau 31 hari
Mengalami “shock” perubahan RH dan T yang sangat mencolok.
Besarnya RH dan T yang tertulis pada kertas grafis tidak sinkron dengan waktu yang tertera. Waktu sesungguhnya terlambat (dikurangi) sekitar 30 menit.
[23]
Lampiran
A. Lima Belas Aliran Senirupa. B. Enam Tema Senirupa
Lampiran A.
15 Aliran Seni Rupa, Ciri, Contoh Gambar, dan Tokohnya
1. Aliran Naturalisme Naturalisme adalah aliran seni rupa yang berusaha melukiskan sebuah objek yang sama persis dengan keadaan alam. Ciri aliran seni yang satu ini adalah wujudnya yang sama persis dengan sesuatu yang dilihat oleh mata kita. Proporsi, perspektif, keseimbangan, pewarnaan, dan prinsip-prinsip seni rupa lainnya tergambar dengan tepat sesuai pemandangan sebenarnya. Beberapa tokoh seni rupa yang mengikuti aliran ini antara lain Basuki Abdullah, Gambir Anom, Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, William Hogart, dan Frans Hall. 2. Aliran Realisme Realisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keadaan nyata yang benar-benar ada. Ciri aliran seni yang satu ini adalah lebih ditekankannya suasana dibanding objek dari kenyataan tersebut. Beberapa seniman atau tokoh yang memilih aliran seni ini antara lain Fransisco de Goya, Gustove Corbert, dan Honore Daumier. 3. Romantisme Romantisme adalah aliran seni rupa yang lebih menampilkan nilai-nilai fantastis, indah, irasional, dan absurd. Umumnya menceritakan kisah-kisah romantis atau dramatis. Beberapa ciri karya seni yang menganut aliran romantisme antara lain permainan warna yang lebih meriah, objek lebih sedikit, adanya objek pria gagah atau wanita yang lembut. Tokoh atau seniman yang menganut aliran ini antara lain Raden Saleh, Theobore, dan Gerriwult. 4. Ekspresionisme Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan curahan batin pembuatnya secara bebas, baik dari dalam batin, imajinasi maupun perasaannya. Objek-objek yang dilukiskan dalam aliran ini biasanya memiliki nuansa kekerasan, kengerian, kemiskinan, kesedihan, dan tingkah manusia. Adapun beberapa tokoh yang menganut aliran ini antara lain Popo Iskandar, Paul Gaugiuin, Vincent Van Gogh, Ernast Ludwig, Emile Nolde, Karl Schmidt, JJ. Kandinsky, Affandi, Zaini dan Paul Klee.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2016/01/15-aliran-seni-rupa-ciri-contoh-gambar.html
Lampiran A.1.
5. Impresionisme Impresionisme adalah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan kesan selintas pada suatu obyek yang ditunjukan atau dilukiskan. Ciri aliran seni rupa ini yang paling menonjol adalah objek yang digambarkan tidak mendetik atau agak kabur. Beberapa seniman yang menganut aliran impreionisme antara lain Casmile Pissaro, Claude Monet, Aguste Renoir, SIsley, Kusnadi, Solichin, Edward Degas, Mary Cassat, dan Affandi. 6. Kubisme Kubisme adalah aliran seni rupa yang cenderung menunjukan usaha abstraksi objek ke dalam bentuk geometri tertentu untuk mendapatkan sensasi dan nilai seni. Corak yang menjadi ciri utama aliran ini adalah adanya gambaran yang bentuknya menyerupai bidang-bidang seperti segiempat, segitiga, silinder, lingkaran, bola, kubus, kerucut, dan kotak-kotak. Tokoh-tokoh yang memilih aliran musik ini misalnya Pablo Picasso, Gezanne, Metzinger, Albert Glazes, Braque, Fernand Leger, Francis Picabia, Robert Delaunay, dan Juan Gris. 7. Fauvisme Fauvisme adalah sebuah aliran seni rupa yang muncul sekitar abad XX Masehi. Pelukis-pelukis muda yang lahir di masa itu menghasilkan karya dengan ciri warna yang liar, beberapa tokoh dalam aliran ini antara lain Andre Dirrain, Henry Matisse, Rauol Dufi, Maurice de Vlamink, dan Kess Van Dongen. 8. Dadaisme Dadaisme adalah aliran seni rupa yang justru dianggap antiseni dan antiperasaan karena lebih merefleksi kekerasan dan kekasaran. Prinsip seni rupa dan ciri-ciri karya yang menggunakan aliran ini antara lain tergambarnya sifat dan karakter aneh dari suatu objek misalnya lukisan Ratu Monalisa yang diberi kumis, WC aneh diberi judul dan dipamerkan. Adapun beberapa tokoh yang menggunakan aliran seni rupa satu ini diantaranya Max Ernst, Juan Gross, Marcel Duchamp, Hans Arp, dan Picabia. 9. Futurisme Futurisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keindahan dan menjadi aliran pendobrak Kubisme yang dibilang statis. Objek dalam aliran ini memiliki ciri yang cenderung lebih mengabadikan gerak, misalnya lukisan kucing yang berkaki > 4. Adapun beberapa tokoh seni dunia yang menggunakan aliran ini misalnya Severini, Boccioni, Umberto, Carlo Cara, Gioccomo Ballad, dan Ruigi Russalo.
Lampiran A.2.
10. Surealisme Surealisme adalah aliran seni rupa yang ditujukan untuk menggambarkan objek yang sering dijumpai dalam mimpi. Ciri objek dalam aliran ini adalah keanehan dan kontrol di bawah sadar dari bentuk objek tersebut. Beberapa tokoh dalam aliran ini antara lain Salvador Dali darl Andre Masson. Joan Miro, Sudiardjo, dan Amang Rahman. 11. Konstruktivisme Aliran konstruktivisme lahir pertama kali di Rusia tahun 1915. Beberapa tokoh yang berperan dalam aliran seni rupa satu ini adalah Laszlo Moholy-nagy, Victor Pasmore, Liubov Popova, Oskar Schlemmer, dan Naum Gabo. 12. Post Modern atau Kontemporer Post modern adalah aliran seni rupa yang tidak terikat oleh pakem dan berkembang sesuai zaman. Aliran ini merefleksikan situasi dan waktu secara tematik. Adapun beberapa ciri objek yang ditunjukan dalam aliran ini antara lain dinamis, mengutamakan kebebasan ekspresi, dan mencolok. Beberapa tokoh seni rupa Indonesia yang menggunakan aliran ini antara lain Sprinka, Jim Nyoman Nuarta, Supankat, dan Angelina P. 13. Popular Art atau Pop Art Popular art adalah aliran seni yang muncul akibat kejenuhan pada seni tanpa objek. Aliran ini mengingatkan kita pada keadaan lingkungan sekitar yang telah lama dilupakan. Objek dalam lukisan yang menampilkan aliran ini umumnya menampilkan sindiran, karikatur, atau humor. Beberapa tokoh yang dalam aliran pop art antara lain George Segal, Tom Wasselman, Claes Oldenburg, Yoseph Benys, dan Cristo. 14. Abstraksionisme Abstraksionime adalah aliran seni rupa yang berkembang untuk melepaskan diri dari asosiasis atau sensasi-sensasi figuratif suatu obyek. Ada 2 jenis aliran abstaksionisme, yaitu aliran abstrak kubistis yang mengungkapkan bentuk geometri murni, dan aliran abstrak nonfiguratif yang mengungkapkan perasaan melalui garis dan warna. Tokoh aliran ini antara lain Wassily kadinsky dan Naum Goba.
Lampiran A.3.
15. Neo-Klasik Neo klasik adalah aliran seni rupa yang muncul setelah pecahnya revolusi Perancis. Objek dalam aliran ini bersifat rasional, obyektif, dan klasik. Adapun beberapa ciri-ciri lainnya antara lain objek lukisan terikat pada norma intelektual akademis, bentuknya selalu seimbang, Batasan-batasan warna bersih dan statis, hiperbolis, raut wajah tenang dan terkesan agung, serta mengandung cerita lingkungan istana. Adapun tokoh dalam aliran Neo-Klasik ini adalah Jean August Dominique Ingres.
Lampiran A.4.
Lampiran B.
6 Tema Seni Rupa, Ciri, Contoh Gambar, dan Tokohnya
1. Hubungan Antara Manusia Dengan Dirinya Seni rupa merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan atau ide dari seseorang. Untuk menuangkan citarasa keindahan manusia mewujudkannya lewat media ekspresi. Didalam pengungkapannya tersebut kadang seseorang menggunakan potret dirinya sendiri sebagai objek lukisannya. Seperti pelukis Raden Saleh, Basuki Abdullah, Affandi, S. Sudjojono, dan Vincent van Gogh. 2. Hubungan Antara Manusia Dengan Manusia Lain Seorang perupa kadangkala dalam mengekspresiPotret Diri Karya Affandi kan cita rasa keindahan menggunakan objek orang yang ada di sekitarnya. Seperti istrinya, anak- anaknya, orangtua, saudara, teman, tetangga, kekasih, sahabat, atau orang-orang yang ada dalam pikirannya.
Lukisan tema hubungan manusia dengan manusia lain
Lukisan tema hubungan manusia dengan alam sekitar
3. Hubungan Antara Manusia Dengan Alam Sekitar Alam sekitar yang sangat menarik bagi para pelukis untuk mengungkapkan citarasanya, sering dijadikan objek untuk lukisannya. Seperti pemandangan gunung, laut, sungai, sawah, hutan, perkampungan, perkotaan, binatang dan masih banyak lagi alam yang dijadikan objek lukisan. Tokoh pelukis yang sering menggunakan alam sebagai objek seperti Basuki Abdullah, Raden Saleh Bustaman, Dullah, Pirngadi, Henk Ngantung, Wakidi, S. Sudjojono. Sumber: http://www.ipapedia.web.id/2015/12/tema-seni-rupa-murni_2.html
Lampiran B.1.
4. Hubungan Antara Manusia dengan Benda Benda di sekitar kita memiliki keunikan tersendiri bagi para pelukis, sehingga menjadikan benda-benda tersebut menjadi objek lukisannya. Keunikan benda-benda tersebut ada yang berbentuk silindris, kubistis, organis atau berbentu bebas. Bentuk benda tersebut seperti gelas, cangkir, kendi, teko, vas bunga, guci, botol, sepatu, lemari, meja-kursi, buah-buahan, bungan dan lainnya.
Hubungan antara manusia dengan benda
5. Hubungan Antara Manusia Dengan Aktifitasnya Aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari yang beragam membuat perupa ingin mengabadikan kegiatan tersebut dalam media lukisnya. Lukisan menjadi sesuatu yang menarik apabila dalam mengambil sudut pandang aktifitas dapat disusun sesuai dengan komposisi dan proporsi yang baik disertai dengan efek gelap terang yang tepat. Aktifitas manusia disini seperti kegiatan menari, membajak sawah, berburu, jual beli di pasar, menggembala ternak dan aktifitas lainnya. Tokoh pelukisnya antara lain Barli Sasmita Winata, dan Dullah.
Hubungan antara manusia dengan aktifitasnya
Lampiran B.2.
6. Hubungan Antara Manusia dengan Alam Khayal Ide, imajinasi atau khayalan sering melintas dalam pikiran kita baik itu secara sadar maupun tidak sadar seperti saat kita tidur. Khayalan yang muncul di benak perupa kadang diwujudkan dalam suatu karya seni. Hasil karya seni rupa seperti ini sering disebut dengan karya senisurealisme. Tokoh seni lukis dengan tema ini antara lain Salvador Dali, Ivan Sagita, Lucia Hartini dan lain-lain.
Hubungan antara manusia dengan alam khayal
Lampiran B.3.
PR iMA
S
Taman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia Web: primastoria.net Email:
[email protected] Phone : (021) 2210 2913 Mobile: 0812 8360 495
Primastoria Studio :
Pemegang Unesco Fellowship Award dari tahun 1989 sampai 1992 ini mendapatkan pendidikan sains konservasi di Tokyo National Research Institute for Cultural Properties (TNRICP), Jepang dari 1989-1990; pernah mengikuti kursus “spotting” di International Fabricare Institute (IFI) di Maryland - Amerika Serikat; serta mengikuti berbagai kursus analisis konservasi di Museum Conservation Institute (MCI) of the Smithsonian Institution di Washington D.C., Amerika Serikat (1991-1992). Selama periode magang di Smithsonian Institution, Subagiyo telah mengadakan kunjungan observasi di laboratorium-laboratorium museum dan lembaga penelitian di kota New York, Harrisburg, dan Washington D.C. Ia pernah ambil bagian dalam pengamatan kerusakan pakaian astronout di National Air and Space Museum (NASA) di Washington D.C. dan demo pencelupan warna di Carnegie Mellon College, Maryland. Pada akhir tahun 2013, Subagiyo melakukan kunjungan observasi di Museum Nasional Tokyo dan Museum Joshibi University of Art and Design, Kanagawa - Jepang. Puji Yosep Subagiyo lahir di Purworejo, Jawa Tengah. Ia adalah seorang konservator senior bersertifikasi internasional, dari tahun 1986 sampai 2016 bekerja di Museum Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Subagiyo yang telah memiliki pendidikan lebih dari 4.500 jam dan 25 tahun berpengalaman di bidang konservasi, banyak melakukan penelitian aneka bahan - teknik pembuatan tekstil tradisional dan lukisan, penulisan, rancang-bangun database konservasi dan kurasi, mengikuti dan pembicara pada berbagai seminar internasional. Di Studio Primastoria, ia juga melayani jasa R konsultasi dan konservasi tekstil, lukisan, logam, dan aneka benda i etnografi. R TO A
Profil dan Riwayat Konservator
Museum Action Plan [MAP] 2016
Meningkatkan Kinerja Museum Melalui Sistem Aplikasi CuraTool dan Bimtek Kurasi - Konservasi
1. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konservasi tekstil dan lukisan : * Survai kondisi (identifikasi bahan dan kerusakan, membuat usulan tindakan konservasi, pembuatan dokumentasi, kalkulasi waktu dan biaya). * Pelaksanaan pekerjaan konservasi. 2. Penguasaan sains komputer (kalkulasi matematis, pemrograman database, 3D modelling, illustration, dsb.) untuk aplikasi sistem perencanaan dan pengembangan konservasi yang berbasis sains konservasi (penerapan sifat fisik - kimiawi bahan, pengaruh jasad hidup/ biotis, faktor iklim, dan interpretasi alat ukur digital/ manual): * Rancang-bangun database untuk survai kondisi keterawatan dan kondisi klimatologi untuk evaluasi teknis konservasi dan uji kompetensi tenaga konservasi. * Rancang-bangun sistem/ model untuk simulasi tata letak (mapping) gedung, ruang, lemari, koleksi berikut kalkulasi ukuran dimensi (objek) dan kalkulasi kebutuhan serta efek alat penunjang displai-storage-konservasi (konsumsi daya listrik, konversi energi semua jenis lampu, hubungan fluktuasi - tekanan barometrik, kebutuhan alat-bahan-biaya, dsb.), serta aplikasi computerized-optical-microscope untuk mengukur objek skala mikro meter, aplikasi weather probe (station), RFID (Radio Frequency Identification), dsb. [1 mikro = 1 per sejuta]. * Pembuatan paket pelatihan elektronis (e-Learning Pack) untuk konservasi & kurasi. 3. Penguasaan sains komputer untuk membantu perencanaan dan pengembangan kurasi, registrasi, dokumentasi, serta pemantauan dan evaluasi kinerja pegawai [Key Performance Indicators (KPI)] : * Rancang-bangun database koleksi museum dan galeri yang memiliki fitur untuk memudahkan pencarian, validasi tata-letak, validasi syarat minimum entri data, map-tracking asal koleksi/ seniman, penanggalan relatif, coding tingkat kerusakan - jenis bahan (konversi data teks ke numerik), dsb. 4. Kajian teknis dan bahan koleksi untuk dokumentasi, konservasi, kurasi, registrasi dan kajian tingkat lanjut.
Spesialisasi & Kompetensi
5. Sebagai nara sumber Bimtek Permuseuman - Konservasi (1996, Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta); Bimtek Konservasi Tekstil (2000, Museum Tekstil Jakarta); Bimtek Permuseuman - Konservasi (2002, Asdep Kesenian - Kembudpar); survai kondisi lukisan, rancang-bangun database dan penyusunan rencana induk preservasi (2002 - 2003, Istana Kepresidenan di Jakarta - Bogor - Cipanas - Yogya - Bali). 6. Pembicara Seminar Nasional tentang Warna Alami (1999, Yogyakarta) dan Konservasi Lukisan (2002, Jakarta). 7. Sebagai nara sumber kajian Batik Pantai Utara Jawa dan Madura (1994, ISI Yogya - Univ. Tokyo - Yayasan Toyota) dan kajian kanvas lukisan (2006, Pencarian Penyebab Kerusakan dan Identitas Lukisan, Balai Konservasi - Jakarta). 8. Rancang-bangun database koleksi museum (2012, Museum Nasional - Jakarta). 9. Menyusun kompilasi naskah yang berhubungan dengan tekstil, konservasi dan analisis bahan (Primastoria Studio, 2013). 10. Menyusun laporan hasil Observasi Tekstil di Museum Nasional (Primastoria Studio, 2014-15). 11. Sebagai Narasumber Konservasi Tekstil pada Workshop Konservasi di Borobudur - Magelang, Bogor - Jawa Barat dan TMII Jakarta (2015).
Catatan: Makalah berjudul “The Classification of Indonesian Textiles Based on Structural, Material and Technical Analyses (1994)” menjadi rujukan Prof. Basavaraj S. Anami dan Prof. Mahantesh C. Elemmi dalam International Journal of Signal Processing, Image Processing and Pattern Recognition (Judul Tulisan: “A Rule Based Approach for Classification of Shades of Basic Colors of Fabric Images” ), Vol. 8, No. 2 (2015), pp. 389-400.
1. Pemegang Unesco Fellowship Award dari tahun 1989 sampai 1992. 2. Penulisan artikel tentang tekstil, konservasi dan manajemen koleksi museum (1993 - 1995, Majalah Museografi dan Majalah Kebudayaan, Depdikbud - Jakarta). 3. Sebagai Editor dan Anotator untuk terjemahan Buku Seni Batik dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia (1994-5, ISI Yogya - Yayasan Toyota). 4. Pembicara Seminar Internasional tentang Tekstil Tradisional tahun 1994 (Jakarta), 1996 (Jambi), 1999 (Denpasar) dan 2000 (Tokyo University - Toyota Foundation).
Prestasi dan Penghargaan