SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT Oleh Dr. Hannas, Th.M, M.Th
Abstrak Islam masuk ke Amerika diperkirakan pada abad XVI, Estevanico dari Azamor menjadi muslim yang pertama, walaupun ada pendapat nyatakan keberadaan Muslim di Amerika dibawa oleh imigran dari Timur Tengah sekitar abad XIX. Yarrow Mamout, seorang budak Muslim Afrika telah menjadi salah satu pemegang saham di bank Columbia, dan perempuan pun mendapat kesempatan berpartisipasi untuk mengembangkan Islam di Amerika. Amerika telah memberi kebebasan para Muslim untuk menjalankan ajaran Islam, dan menjadi tempat bagi para Muslim untuk menerapkan prinsip-prinsip hukum Islam. Amerika menjadi negeri bagi kaum imigran, telah mengalami kemajuan yang begitu pesat, mengalami perubahan ekonomi, teknologi, budaya, demografi, dan sosial yang semakin lebih baik bahkan menjadi pertanda dari modernisasi. Negara Amerika yang terus mengalami progresif dibangun dengan moral yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Human rights yang diterapkan di Amerika sejalan dengan hukum syariah Islam, contohnya: memperjuangkan hidup bahagia, kebebasan atau kemerdekaan, kemakmuran, dan hidup sehat. Kehidupan beragama yang plural dan multikultural mendapat tempat yang sangat baik di Amerika. Umat Islam yang Qur‟ani (sejati) semestinya memanfaatkan kesempatan untuk berada di Amerika. Para Muslim di Amerika harus menunjukkan kesaksian hidup yang Islami, sembari berdampingan dengan agama lain, yang peluknya menjadi sandungan (menunjukkan kesaksian hidup yang buruk). Beberapa pemeluk Islam menunjukkan sikap yang kurang terpuji, bahkan terorisme memboncengi Islam untuk melakukan aksinya, hal ini menjadi tantangan khusus bagi penyebaran Islam di Amerika. Argumentasi Islam yang
1
rahmatan lil ‘alamin dan praktek hidup yang benar merupakan kunci yang membuktikan Islam bukanlah teroris. Sejarah perkembangan Islam pra Islam di Amerika dapat dibagi dalam tiga periode: klasik, pertengahan dan modern, sangat diperngaruhi oleh pemikiran keagamaan Islam atau teologi Islam, yang dalam penyebarannya para pemimpin memimpin diwarnai dengan kecugiraan, pertikaian, perebutan kekuasaan atau kepemimpinan, namun Islam tetap melekat di hati para pemeluknya. Perkembangan Islam Amerika pada gelombang terakhir tahun 1967 sampai sekarang, khususnya di abad XXI Islam mengalami progress yang sangat signifikan sekalipun masih ada masalah-masalah intern yang harus segera ditangani. Kepemimpinan Islami sifanya efektif dan transformatif yang tentu selaras dengan Al-Quran dan Hadist, secara konteks ditunjukkan dengan menciptakan perdamaian baik di Amerika maupun bagi negara-negara yang sedang bertikai terutama negara Islam. Komunitas Islam di Amerika mendapatkan perlindungan politik, sosial dan keagamaan. Kesaksian mualaf karena alasan politik, menemukan ajaran agama Islam yang lebih baik harus diberi ruang, sehingga Islam dapat tersebarkan dengan cepat.
Keyword: Islam, Amerika, sejarah, perkembangan, penyebaran.
2
BAB I PENDAHULUAN
Islam masuk ke Amerika diperkirakan pada abad XVI, dimana seorang yang bernama Estevanico dari Azamor menjadi muslim yang pertama dalam sejarah Amerika, walaupun ada pendapat yang menyatakan keberadaan Muslim di Amerika dibawa oleh imigran dari Timur Tengah sekitar abad XIX. Muslim Amerika telah membangun infrastruktur berupa masjid, sekolah
dan
lembaga
hukum
(advokasi).
Islam
telah
mengami
perkembangan yang pesat di Amerika karena tidak menjadi asing, bahkan mendapat tempat di hati masyarakat Amerika. Adam Lebor memberikan argumentasi begitu jelas bahwa: Tetapi Islam tidak asing bagi Amerika, karena sekian juta budak Afrika yang dicerabut dari Afrika Barat dan dibawa ke Amerika adalah Muslim. Yarrow Mamout, seorang budak Muslim Afrika yang dibebaskan pada 1807, mungkin telah hidup sampai usia lebih dari 128 tahun, menurut sebuah pamphlet yang diterbitkan oleh Dewan Muslim Amerika, dan kemudian menjadi salah satu pemegang saham di bank pembiayaan Amerika yang kedua, Columbia Bank.1 Budak Afrika Islam di Amerika telah memberi pengaruh yang luar biasa, Mamout hanyalah merupakan salah satunya dan masih banyak yang lain. Hal lain menarik adalah wanita juga mendapat tempat di Amerika untuk mengembangkan Muslim. Fatma Saleh dan Musthafa al-Qazwini menyatakan bahwa:
1
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, terj. Yuliani Liputo, Pergulatan Muslim di Barat: Antara Identitas dan Integritas, peny. Ahmad Baiquni (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009), 304. 3
Islam telah merambah kawasan baru yaitu Barat. Kaum Muslimah di Amerika Serikat menjadi semakin terlihat. Persoalan yang masih mengganjal adalah, apakah ideologi dan syariat Islam akan cocok bagi kalangan non-Muslim, khususnya perempuan, di Amerika Serikat? Kalangan ulama Islam mesti mempertimbangkan hal ini secara berhati-hati saat membuat aturan-aturan yang berkenaan dengan kaum perempuan. 2 Perempuan ikut berpartisipasi untuk mengembangkan Islam di Amerika, walaupun dalam tradisi Arab wanita mendapat perlakuan diskriminasi yang tidak dapat disejajarkan dengan pria. Amerika telah menerima Islam dengan sangat baik, sehingga umat Islam dapat melakukan ibadah dan menghidupkan Islam di Amerika. Umat Islam di Amerika tidak merasa Amerika menjadi lawan yang menghalangi untuk menjalankan ajaran Islam. Kebebasan yang diperoleh, menyebabkan umat Islam dari berbagai tempat atau penduduk asli di Amerika merasa Amerika adalah negara tempat para “Muslim” yang mendukung untuk menerapkan prinsipprinsip hukum Islam.
2
Fatma Saleh dan Musthafa al-Qazwini, A New Perspective: Woman in Islam, terj. Arif Mulyadi, Fitria al Habyi, Perempuan Amerika Menggugat Islam, peny. Babahusein, cet. Pertama (Jakarta: MADIA Publisher, 2008), 286. 4
BAB II KONTEKS KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, PELUANG DAN TANTANGAN PENYEBARAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT
A. Konteks Kehidupan Bermasyarakat di Amerika Serikat Amerika menjadi negara yang merdeka pada tanggal 4 Juli 1776. Amerika merupakan negeri bagi kaum imigran. Tahun 1790 Amerika melakukan sensus penduduk yang pertama dan terdapat sekitar 4 juta jiwa. Mayoritas kaum imigran sekitar abad XVIII berasal dari Eropa Utara, pada abad XIX berasal dari Eropa Selatan dan Timur. Amerika Serikat telah mengalami kemajuan yang begitu pesat, dan jangkauan perubahan ekonomi, teknologi, budaya, demografi, dan sosial yang tidak pernah kendur. Amerika Serikat sering menjadi pertanda dari modernisasi, tanda perubahan yang pasti akan yang terjadi di negara-negara dan masyarakat lain di dunia yang makin saling bergantung dan saling berhubungan.3 Jadi secara sosial Amerika merupakan negara yang maju dan memjadi barometer untuk suatu perubahan yang lebih baik dalam banyak bidang. Di sisi yang lain masyarakat Amerika merupakan penduduk yang hidup secara eksklusif. Imam Feisal Abdul Rauf menjelaskan: Cara hidup orang Amerika adalah individualistis, dinamis, pragmatis, menegaskan ketinggian nilai dan harkat individu, yang berjuang untuk maju dan ingin dinilai berdasarkan keberhasilannya: perbuatan-perbuatan adalah kriteria utama. 4 Kehidupan orang Amerika berorientasi pada pengejaran hidup yang berhasil, terkadang menyebabkan gaya hidup menjadi berubah dan 3
Biro Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri A. S, Garis Besar Sejarah Amerika, terj. Michelle Anugerah, peny. Adhitya Chandra Maas, Dian Lumbantoruan, Juniardi R. Indar (2005), 438. 4 Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, terj. Dina Mardina dan M. Rudi Atmoko, Seruan Azan WTC: Dakwah Islam di Jantung Amerika Pasca 9/11, peny. Ahmad Baiquni dan Andityas Prabantoro, cet. Pertama (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), 105. 5
progresif. Namun tidak boleh dilupakan bahwa negara Amerika dibangun (didirikan) dengan moral dengan nilai-nilai Islam, hal ini menjadi sangat penting bagi masyarakat Islam Amerika. Rauf menulis: Para pendiri Amerika menggariskan fondasi moral sebuah masyarakat bebas – dan dalam prosesnya, sebuah masyarakat yang sesuai
dengan
nilai-nilai
Ibrahim
[Islam].
Kepercayaan-
kepercayaan ini bersifat mendasar bagi seluruh rakyat Amerika dan boleh dibilang membentuk “agama Amerika” atau kepercayaan yang dianut dan diyakini oleh seluruh rakyat Amerika. Hal ini juga merupakan kepercayaan-kepercayaan yang mendasar bagi seluruh umat Islam, yang menganggap kepercayaan-kepercayaan ini adalah sangat penting bagi Islam.5 Jadi jelaslah bahwa masyarakat Amerika dibangun di atas moral yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Hak-hak yang menjadi milik setiap orang diberikan sehingga setiap orang layak untuk mendapatkan kehidupan dan kebebasan yang diharapkan. Rauf memberikan penjelasan bahwa: Para pendiri Amerika Serikat menyebutkan satu demi satu hak-hak yang tak dapat dicabut seperti hak hidup, kebebasan, dan kepemilikan
(kata
kepemilikan
diganti
dengan
pencarian
kebahagiaan). Jika kita bandingkan daftar hak-hak dalam deklarasi dengan daftar hak-hak dalam Hukum Sya„ah, kita temukan keduanya mencantumkan hak hidup dan kita dapat mengatakan bahwa kebebasan dan pencarian kebahagiaan dalam deklarasi dalam hukum Syari„ah. 6 Human rights yang diterapkan di Amerika sejalan dengan hukum syariah Islam, hal ini menujukkan bahwa Amerika demokrasi, memberikan 5
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 103. 6 Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 107. 6
kebebasan, dan mewujudkan ajaran Ibrahim.”7 Federal Amerika berupaya keras agar masyarakat Amerika mengalami pencapaian kebahagiaan, kesehatan dan kemakmuran. Imam Feisal Abdul Rauf selanjutnya memberikan penjelasan bahwa: Federal Amerika berperan penting bagi hak pencarian kebahagiaan dalam Konstitusi Amerika, yang merupakan bagian dari ajaran Ibrahim, karena kemakmuran relatif tidak dapat dibayangkan tanpa kehadiran Federal Amerika dan peran vital yang dijalankannya dalam menjamin kesehatan perekonomian Amerika. 8 Hidup bahagia, kebebasan atau kemerdekaan, kemakmuran, hidup sehat yang diupayakan pemerintah Amerika sangat mencirikan ajaran Islam, sebagaimana yang juga dinyatakan oleh Rauf: Orang-orang Amerika mengakui bahwa pemerintahan yang benar – pemerintahan yang paling mendekati ajaran Ibrahim tentang kemerdekaan manusia, kebebasan, dan kebahagiaan manusia – adalah berdasarkan keseimbangan kekuasaan pusat-pusat yang memegang dan menjalankannya.9 Jadi jelaslah bahwa Amerika merupakan negara yang hukum-hukumnya dibangun tidak bertentangan dengan hukum-hukum atau syariat Islam sebab pemerintah memberi peluang dan dukungan agar masyarakat memperoleh kebebasan menjalankan ajaran agama dan bereksplorasi untuk menemukan
7
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 104-105. Demokrasi dan kebebasan yang dimaksudkan politik, ekonomi, dan sosial. Secara politik keyakinan Amerika terungkap dalam nilai-nilai dan hak-hak yang disebutkan dalam Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi Amerika; secara ekonomi, pandangan dunia ini terwujud dalam bentuk perusahaan yang bebas dan ekonomi pasar bebas; secara sosial, dalam egalitarianism dan kepedulian kepada anggota-anggota masyarakat yang terpinggirkan. Hal-hal tersebut mengungkapkan adanya ajaran Ibrahim atau Islam 8 Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 119. 9 Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 114. 7
kehidupan yang lebih bernilai. Kehidupan masyarakat yang plural secara agama, dan multikultural mendapat tempat yang sangat baik di Amerika.
B. Peluang Penyebaran Islam di Amerika Serikat Amerika merupakan negara yang memberi peluang besar untuk menyebarkan agama Islam, semua orang mendapatkan kesempatan untuk bisa tinggal di Amerika, sebagaimana yang dinyatakan oleh Adam Lebor bahwa: Amerika masih merupakan tanah yang dijanjikan bagi Muslim di seluruh dunia, bahkan untuk banyak Islam radikal ekstrem di Timur Tengah, yang mencela “Setan Besar” sembari mencari tahu bagaimana cara mendapatkan visa turis atau Green Card untuk izin tinggal di negara yang mereka klaim sebagai sarang kebejatan dan kesesatan.10 Begitu besarkan kesempatan untuk berada di Amerika, sehingga Islam radikal pun mendapat kesempatan untuk melakukan aksinya. Dengan kondisi yang demikian Islam yang Qur‟ani (sejati) semestinya harus cekatan untuk memanfaatkan kesempatan untuk berada di Amerika, guna melakukan penyebaran Islam sebagaimana yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Adam Lebor memberikan keterangan: Dari semua negara Barat yang memiliki minoritas Muslim yang cukup besar, Amerika Serikat adalah yang menawarkan tantangan terbesar bagi kaum Muslim yang ingin hidup sepenuhnya sebagai orang Amerika, sembari tetap menjaga dan menghidupkan warisan Islam mereka. 11
10
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, terj. Yuliani Liputo, Pergulatan Muslim di Barat: Antara Identitas dan Integritas, peny. Ahmad Baiquni (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009), 303. 11 Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, 305. 8
Kesempatan hidup di Amerika semestinya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberikam kesaksian hidup yang Islami, di tengah-tengah kesaksian hidup beberapa orang Kristen dan Yahudi di Amerika yang menjadi sandungan yang ditunjukkan dengan rasisme dan pemeras, Adam Labor mengungkapkan bahwa: Kekristenan dipandang oleh banyak orang sebagai iman rasis yang dipaksakan majikan budak-budak pada orang kulit hitam Amerika, sedangkan Yudaisme mereka pandang sebagai agama para tuan tanah dan pemeras. Oleh karena itu, tinggallah Islam dengan pesannya tentang perbaikan diri dan persaudaraan. Bahwa banyak orang kulit putih Amerika yang memiliki rasa ketidakpercayaan mendalam tentang Islam dan kaum Muslim justru makin meningkatkan daya tariknya bagi banyak orang Afrika-Amerika.12 Islam di Amerika mendapatkan kesempatan untuk menampilkan kehidupan yang baik, bersaudara dan memberikan daya tarik yang positif yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat Amerika. Di tengah-tengah peluang untuk menyerbarkan Islam di Amerika, maka tantangan pun tidak bisa dihindari. Tantangan kehidupan umat Islam di Amerika adalah budaya pergaulan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Adam Labor bahwa “Ada perbedaan
besar
antara
cara
hidup
Islam
dan
cara
Amerika.
Homoseksualitas, kencan, Anda tidak perlu melakukan hal-hal ini untuk mengetahui bahwa itu buruk. Berkencan kami percayai sebagai sebuah dosa.”13 Jadi Islam sekalipun berada di negara demokrasi. Liberal harus tetap mempertahankan kesucian personal. Kehidupan yang berkenan kepada Allah menjadi ciri khas dan menjadi kunci untuk menyebarkan Islam di Amerika.
12
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, 311. 13 Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, 305-306. 9
C. Tantangan Penyebaran Islam di Amerika Serikat Tantang dalam menyebarkan Islam di Amerika adalah kesaksian dari beberapa pemeluk Islam yang menjadi sandungan (buruk), berupa sikap ektrim yang tidak terpuji sebagaimana yang dijelaskan oleh Adam Lebor: Kaum Muslim telah terlibat dalam atau melakukan dua tindakan terorisme di tanah Amerika dalam beberapa tahun terakhir: pembunuhan ekstrem kanan Rabbi Meir Kahane di New York pada 1990, dan bom di New York World Trade Center pada Februari 1993. El Sayyid A. Nosair dipenjarakan atas tuduhan menembak mati Rabbi Kahane, meskipun ia lolos Zogby dengan cepat mengutip statistik FBI bahwa terdapat lebih dari enam puluh lima tindakan teroris di tanah AS antara 1981 ke 1992, yang diantaranya hanya dua yang dilakukan oleh orang Arab dan Muslim.14 Peristiwa pembunuhan terhadap Rabbi Meir Kahane dan pemboman di New York World Trade Center tahun 1993, hanyalah kasus yang mencuat di permukaan, artinya masih ada lagi peristiwa-peristiwa buruk yang didalangi oleh Islam ekstrim di Amerika. Perilaku menyedihkan oleh kelompok teroris yang mengatas namakan dirinya Islam, yang masih hangat adalah tragedi 11 september 2001 di New York. Menurut Shamsi Ali tragedi 11 September 2001 di New York mungkin telah membawa semacam rahmat yang tersembunyi bagi kami umat Islam. Meski semua Muslim disalahkan atas seranganserangan tersebut, buntutnya banyak orang Amerika memutuskan untuk belajar lebih banyak mengenai apa sejatinya Islam. 15
14
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, 3016-317. 15 Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, terj. Khairi Rumantati, Anak-anak Abraham: Dialog Terbuka Mengenai Isu-isu yang Memisahkan dan Menyatukan Muslim – Yahudi, peny. Agus Susanto, cet. Pertama (Bandung: PT. Mizan Publika, 2014), 293. 10
Jadi terorisme di Amerika telah menjadi tantangan, namun umat Islam tidak boleh menciut atau menghentikan penyebaran Islam. Sebaliknya harus menggunakannnya sebagai moment untuk menunjukkan: Islam bukanlah terorisme dan terorisme bukanlah Islam dengan cara mensosialisasikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin baik melalui argumentasi yang akurat maupun praktek hidup yang benar.
11
BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT
A. Perkembangan Islam Pra Islam di Amerika Sejarah perkembangan Islam pra Islam di Amerika dapat dibagi dalam tiga periode: klasik, pertengahan dan modern. Periode klasik (650-1250 M) merupakan jaman kemajuan dan dibagi dalam dua fase. Pertama, fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M). Di zaman daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spayol di Barat dan melalui Persia sampai ke India di Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan Khalifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damsyik dan terakhir di Baghdad. 16 Kedua, fase disintegrasi (1000-1250 M), masa ini keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah, kekuasaan Khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu di tahun 1258 M. Khilafah sebagai lambang kesatuan politik umat Islam hilang.17 Periode pertengahan (1250-1800 M) juga dibagi ke dalam dua fase. Pertama, fase kemunduran (1250-1500 M), di zaman ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni, Syi‟ah demikian juga antara Arab dan Persia bertambah nyata. Kedua, fase Tiga kerajaan besar (1500-1800 M) yang dimulai dengan jaman kemajuan (1500-1700 M) dan zaman kemunduran (1700-1800 M). Tiga kerajaan besar yang dimaksudkan adalah kerajaan Usmani (Ottoman Empire) di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Di masa kemajuan, ketiga kerajaan besar ini mempunyai kejayaan masing-masing terutama dalam bentuk literatur dan arsitek.
18
Periode modern (1800 dan seterusnya) merupakan zaman kebangkitan umat 16
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, cetakan ke – 13 (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), 5. 17 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, 5. 18 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, 6. 12
Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya, menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah muncul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Rajaraja
dan
pemuka-pemuka
Islam
mulai
memikirkan
bagaimana
meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Di periode modern inilah timbulnya ide-ide pembaharuan dalam Islam. 19 Islam berarti tunduk kepada Allah, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Quran bahwa Dan siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?”20 Istilah islam berarti “tunduk patuh,”21 itulah sebabnya umat Islam harus berserah diri atau tunduk atau patuh yang sepenuhnya kepada Allah dalam artian menjalankan kehendak Allah. Islam dalam perkembangannya tidak statis namun dinamis itulah sebabnya muncul berbagai pemikiran keagamaan Islam. Islam tidak lagi dapat dipahami sebagai sesuatu yang tunggal melainkan jamak. Hal ini tidak berarti Islam terpecah-pecah, namun lebih dapat dipahami sebagai tindakan proaktif untuk memahami Islam dengan baik. Jenis pemikiran keagamaan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi perilaku, baik dalam masyarakat, keluarga maupun pekerjaan. Jadi jelaslah pemahaman keagamaan yang dimiliki seseorang sangat terkait dengan efektifitas yang dilakukannya. Penyebaran Islam di suatu tempat atau negara berakar pada akulturasi pada kebudayaan dan kelembagaan sosial. 19
22
Itulah sebabnya
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, 6. 20 Al-Qur’an dan Terjemah dengan Transliterasi Arab – Latin (Surabaya: Karya Agung, 2006), 887. Surah ke 41, Fussilat ayat 33. 21 Imam Feisal Abdul Rauf, Moving the Mountain: Beyond Ground Zero to a New Vision of Islam in America, terj. Zulkarnaen Ishak, Islam Amerika: Refleksi Seorang Imam di Amerika tentang Keislaman dan Keamerikaan (Bandung: PT Mizan Publika, 2013), 246. 22 Imam Feisal Abdul Rauf, Moving the Mountain: Beyond Ground Zero to a New Vision of Islam in America, 132. 13
Islam di Mekkah, Madinah, Iran, Indonesia, Mesir, Amerika dan lain-lain berbeda. Namun umat Islam dimanapun dapat melakukan ibadah dan menjalankan ajaran Islam dengan baik sekalipun dalam bentuk yang bervariasi yang tidak menutup kemungkinan dapat dipengaruhi oleh budaya, hukum, dan politik setempat. Pemikiran keagamaan Islam atau teologi Islam sangat dipengaruhi oleh sejarah perkembangan Islam pada fase pertama, di mana Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama di Mekkah, suatu kota yang dipimpin oleh suku bangsa Quraisy. Pada abad VI penyebaran Islam dilakukan melalui dagang mengalami kendala dikarenakan adanya perlawanan perang, sehingga tidak menguntungkan secara finansial. 23 Perdagangan dikuasai oleh orang-orang kaya yang mengakibatkan Nabi Muhammad terpaksa meninggalkan Mekkah kemudian pergi ke Yasrib pada tahun 622 M. Mata pencaharian masyarakat Yasrib berbeda dengan masyarakat Mekkah, mereka umumnya bertani, masyarakatnya pun tidak homogen (bangsa Arab dan Yahudi). Bangsa Arab terbagi dua suku: al-Khazraj dan al-‟Aus, kedua suku tersebut bersaing untuk menjadi kepala dalam masyarakat Madinah, itulah sebabnya mereka membutuhkan seorang hakam (pengantara yang netral). Nabi Muhammad SAW memberi nama kota Yasrib dengan baru Madinah al-Nabi, dan mendamaikan kedua suku arab yang bertikai tersebut bahkan menjadi kepala masyarakat di Madinah. Jadi 23
Jalan dagang Timur – Barat berpindah dari Teluk Persia – Euphrat di Utara dan Laut Merah – Perlembahan Neil di Selatan, ke Yaman – Hijaz – Syria. Peperangan senantiasa terjadi antara kerajaan Byzantin dan Persia mengakibatkan jalan Utara tidak menguntungkan bagi dagang. Mesir berada dalam kekacauan, akibatnya dagang melalui pelembahan Neil tidak menguntungkan. Jalur dagang Timur – Barat pun pindah ke Semenanjung Arabia, sehingga Mekkah yang terletak di tengah-tengah garis perjalan dagang menjadi kota dagang. Para pedagang dari Timur pergi ke Selatan untuk membeli barang-barang, kemudian membawa ke Utara untuk dijual di Syria. Kota Mekkah menjadi kota transit dagang yang mengakibatkan menjadi kaya, namun perdagangan di kota Mekkah dikuasai oleh orang-orang Quraisy yang ada di Mekkah dan mereka menjadi sangat berpengaruh dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Muhammad SAW yang miskin berprofesi sebagai gembala domba. Lihat Harun Nasution, Teologi Islam: Aliranaliran, Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta: Universitas Indonesia, 2013), 3-4. 14
Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi kepala agama namun juga menjadi kepala pemerintah, dan di kota Madinah beliau mendirikan kekuasaan politik yang sebelumnya tidak ada. Ketika Nabi Muhammad SAW meninggal dunia Islam telah berkembang di Madinah bahkan meliputi seluruh Semenanjung Arabia, Islam tidak lagi hanya merupakan sistem agama melainkan juga sistem politik. Pengganti beliau atau khilafah24 adalah Abu Bakr, juga anak Abu Bakr saudara Aisyah kemudian terjadi regenerasi oleh Umar Ibn al-Khattab dan kemudian diganti oleh Usman Ibn Affan. Setelah Usman wafat, maka digantikan oleh Ali, namun Mu‟awiyah sebagai Gubernur Damaskus dan keluarga dekat Usman tidak mengakui Ali sebagai khalifah. Mu‟awiyah menuntut agar orang-orang yang telah membunuh Usman dibunuh dan menuduh Ali terlibat dalam pembunuhan terhadap Usman, walaupun sebenarnya pembunuhan tersebut dilakukan oleh Muhammad Ibn Abi Bakr, anak angkat dari Ali Ibn Abi Thalib. Dikarenakan Ali tidak menghukum pembunuh Usman, namun justru mengangkatnya menjadi Gubernur Mesir. Pertempuran pun terjadi di Siffin antara golongan Ali dan golongan Mu‟awiyah. Selanjutnya Ali dalam kepemimpinannya mengalami perlawanan dari dua golongan, yakni: alKhawarij dan Mu‟awiyah. Setelah Ali Ibn Abi Talib, maka dengan mudah Mu‟awiyah mendapatkan pengakuan menjadi khalifah umat Islam pada tahun 661. Persoalan-persoalan politik tersebut menjadi penyebab terciptanya persoalan-persoalan teologi (pemikiran keagamaan).
24
Khalifah (Arab: خ ل ي فةKhalīfah) adalah gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW (570-632). Khalifah juga sering disebut sebagai Amīr al-Mu’minīn ( )ال مؤم ن ين أم يرatau “pemimpin orang yang beriman”, atai “pemimpin orang-orang mukmin”, yang kadang-kadang disingkat menjadi “amir.” Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah. Diakses tanggal 12 Desember 2013. 15
Setelah Umar, Usman, Ali wafat, maka persaingan yang muncul menghadapi tantangan baru yakni masalah politis-teologis: Imamah.25 Namun mayoritas kaum Ansar membentuk oposisi guna memberikan argumentasi-argumentasi keagamaan melalui partai al-Syi’ah sekalipun ketiga khalifah di atas telah meletakkan dasar-dasar yang terkait dengan ibadah, praktek administratif dan yudikatif.26 Oposisi Syi‟ah dan Khawarij yang berhadapan dengan penguasa-penguasa dinasti Ummayah telah menyusun administrasi yang efektif dan kemudian menjadi ajaran yang mempengaruhi perkembangan Islam. Islam yang resmi selanjutnya disebut Sunni diperkaya oleh norma-norma dan pengertian-pengertian yang berdasar pada tiga kerangka tunggal, yakni syari’ah, ilmu-ilmu instrumental dan dasar-dasar teoritis.27 Jadi sejarah perkembangan Islam pra Islam di Amerika yang mencakup periode klasik, pertengahan dan modern, sangat diperngaruhi oleh pemikiran keagamaan Islam atau teologi Islam, yang dalam penyebarannya para pemimpin memimpin diwarnai dengan kecugiraan, pertikaian, perebutan kekuasaan atau kepemimpinan, namun Islam tetap melekat di hati para pemeluknya.
B. Perkembangan Islam di Amerika dalam Lima Gelombang Amerika merupakan negara yang memberikan kebebasan untuk melakukan perintah agama, salah satunya adalah Islam. Thomas Jefferson pada tahun 1765, sebelas tahun menjelang deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (AS), membeli Al-Quran sebagai bukti beliau berminat untuk mempelajari tentang Islam, kemudian tahun 1776 Jefferson membayangkan
25
Imamah (Bahasa Arab: )إمامadalah sebuah terminology Syi‟ah yang berarti Kepemimpinan. Dalam Sunni dapat disamakan dengan Khalifah. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Imamah. Diakses tanggal 12 Desember 2013. 26 M. Arkoun, Membedah Pemikiran Islam, terj. Hidayatullah, peny Ahmad Rofi‟ Usmani (Bandung: Pustaka, 2000), 7. 27 Arkoun, Membedah Pemikiran Islam, 8. 16
bahwa kaum Muslim akan menjadi masa depan bagi Amerika. 28 Jefferson adalah salah satu pendiri negara Amerika tertarik pada ide-ide pencerahan perihal toleransi Muslim untuk menciptakan landasan praktis pemerintahan Amerika. Islam di beberapa tahun terakhir menjadi agama yang menarik karena fakta menunjukkan bahwa Islam dapat berkembang dengan baik di Amerika.29 Sejarah perkembangan Islam di Amerika dimulai awal abad XVI yang mana seorang yang bernama Estevanico dari Azamor menjadi pemeluk Islam pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara.30 Hal ini bertentangan dengan pemikiran bahwa Islam masuk Amerika ditandai oleh kedatangan para imigran yang datang dari Timur Tengah pada akhir abad ke XIX. Migrasi Islam yang terjadi di Amerika terjadi dalam periode yang berbeda, yang selanjutnya disebut “gelombang.” 31 Sejarah perkembangan Islam di Amerika dapat dibagi dalam lima gelombang. Gelombang pertama, melalui imigrasi yang berlangsung hingga perang dunia I (1875-1912). Gelombang pertama tersebut berasal dari Syria, Jordania, Palestina dan Libanon yang berada dalam pemerintahan Utsmani. Gelombang kedua, berlangsung tahun 1918-1922, setelah perang dunia I. Gelombang ketiga, tahun 1930-1938. Gelombang ini terkondisikan karena kebijakan imigrasi Amerika Serikat memberikan prioritas kepada mereka yang memiliki anggota keluarga menetap di Amerika Serikat. Gelombang keempat, tahun 1947-1960, imigrasi berasal dari Timur Tengah, India, Pakistan, Eropa Timur dan Uni Soviet. Sejak tahun 1520 budakbudak dari Afrika didatangkan ke Amerika Utara, sekitar 500.000 jiwa 28
Denise A. Spellberg, Thomas Jefferson’s Qur’an: Islam and the Founders, terj. Adi Toha, Kontroversi Al-Quran Thomas Jefferson (Jakarta: PT. Pustaka Alvabet, 2014), 3. 29 Alwi Shihab dalam kata pengantar buku yang ditulis oleh Jane I. Smith, Islam di Amerika (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), viii. 30 Edward L. Queen II, Stephen R. Prothero and Gardiner H. Shattuck, Jr, The Encylopedia of American Religious History. Volume 1. Third Edition. (New York: Facts on File Library of American History, 1996), 7. 31 Jane I. Smith, Pola-pola Imigrasi Islam, Kehidupan Muslim di Amerika (Jakarta: Kantor Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri AS, 2005), 14. 17
dikirim atau 4,4% dari total 11.328.000 budak yang ada. 32 Sekitar 50% budak atau tidak kurang dari 200.000 budak didatangkan dari daerah-daerah Afrika yang dipengaruhi oleh Islam. 33 Gelombang kelima, tahun 1967 sampai sekarang. 34 Kaum muslim adalah minoritas yang baru di Amerika Serikat pada abad tersebut, jumlah mereka tumbuh pesat pada tahun 1970an dan 1980-an ketika perang dan perselisihan merebak di Turki, Afghanistan, Levant dan Anak-Benua India, dan gelombang besar imigran berdatangan. Lebih dari separuh Muslim Amerika, 56 persen, adalah perantau, dan sisanya lahir di sana.35 Gelombang kelima ini menarik untuk diperhatikan sebab di masa ini Amerika Serikat memberi peluang untuk orang-orang berbakat dari berbagai belahan dunia manapun untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya. Masa ini juga dapat dinyatakan sebagai gelombang kebangkitan Islam karena ada upaya untuk menciptakan lingkungan yang Islami di Benua Amerika. Tujuan yang mulia tersebut diwujudkan melalui berbagai cara. 36 Mayoritas penduduk Islam di Amerika Utara berasal dari Afrika yang selanjutnya disebut sebagai Amerika – Afrika. Orang Afrika memeluk Islam di Amerika dikarenakan tiga alasan utama: pertama, adanya kesadaran bahwa warisan Islam dari zaman perbudakan telah hilang. Kedua, berkembangnya gerakan-gerakan religius 32
Hugh Thomas, The Slave Trade: The Story of the Altalantic Slave Trade, 1440-1870 (New York: Touchstone Rockefeller Center, 1997), 57. 33 Michael A. Koszegi, J. Gordon Melton, Islam in North America: A Sourcebook (New York: Garland Publishing Inc., 1992), 26-27. 34 Dalam tulisan C. Eric Lincoln, The Black Muslims in America (Trenton: Africa World Press, 1994) dijelaskan secara lengkap kelima gelombang imigrasi tersebut. 35 Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America,, 303-304. 36 Jhon L. Esposito, Editor Kepala, The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, terj. Eva Y. N., Femmy S., Jarot W., Poerwanto, Rofik S., Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, cet. II, Jilid 6 (Bandung: Mizan, 2002), 406, menjelaskan cara atau metode yang dilakukan antara lain: menciptakan lingkungan islami di Benua Amerika. Hal itu akan dilakukan lewat dakwah, sekolah Islam, publikasi, membangun masjid dan pusat Islam, ikut berpolitik, hubungan masyarakat, dan mengembangkan lembaga keuangan Islam, seperti perbankan bebas bunga. 18
semu-Islam baru di kalangan orang Amerika-Afrika pada abad ke-20. Ketiga, adanya kecenderungan menyatu dalam komunitas Islam Amerika Afrika ketika berada di lembaga pemasyarakatan. Islam Amerika mayoritas diwarnai dengan Sunni dan sedikit Syi‟ah. Pemikiran keagamaan Islam seseorang sangat mempengaruhi pemikiran dan perilaku orang tersebut. Sebagai contoh Islam di Amerika Utara memiliki organisasi Islamic Society of North America (ISNA) atau Masyarakat Islam Amerika Utara yang merupakan kelompok Sunni. 37 Alwi Shibab memberikan komentar terhadap perkembangan Islam di Amerika bahwa jumlah pemeluk agama Islam di Amerika terus bertambah dengan pesat. Masyarakat Amerika juga telah melahirkan banyak tokoh diantaranya Elijah Muhammad, Malcolm X. Imam Warith D. Mohammad (anak Elijah), Louis Farakhan, anak didik Malcolm dan lainnya.38 Jadi jelaslah bahwa Islam akhir-akhir ini menjadi bertumbuh secara signifikan di Barat dan menjadi agama terbesar kedua di beberapa bagian Eropa dan menjadi terbesar ketiga di Amerika. 39 Orang-orang berlatar belakang Islam dapat dijumpai di antara para penjelajah, pedagang, dan pemukim yang
37
Jhon L. Esposito, Editor Kepala, The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, 407-408, menjelaskan bahwa ISNA sangat menekankan nilai-nilai keluarga Muslim, dakwah, pendidikan Islam, kegiatan pemuda, aktivitas politik, penerbitan Islam, hubungan kerja sama dan berkesinambungan dengan kelompok-kelompok dan negara-negara Muslim, membantu pengembangan masjid dan pusat baru, dan sebagainya. ISNA dan kelompok-kelompok Islam lain sangat memedulikan pengembangan fiqih yang sesuai dengan tradisi Islam arus utama dan secara bertanggung jawab adaptif terhadap keadaan baru dan masalah-masalah kaum Muslim yang hidup sebagai minoritas di Barat. 38 Smith, Islam di Amerika, ix. 39 Jhon L. Esposito, Editor Kepala, The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, terj. Eva Y. N., Femmy S., Jarot W., Poerwanto, Rofik S., Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, cet. Kedua, Jilid 6 (Bandung: Mizan, 2002), 346. 19
mengunjungi Dunia Baru sejak zaman Columbus. 40 Harun Yahya menyatakan bahwa jumlah umat Islam di dunia mengalami pertambahan yang signifikan. Tahun 1973 jumlahnya sekitar 500.000.000, namun 20 tahun kemudian mencapai 1,5 miliar. 41 Jumlah tersebut semakin bertambahtambah. Selanjutnya perkembangan Islam setelah peristiwa World Trade Center (11/9/2001) diakui oleh Imam Besar Islamic Centre of New York yakni M. Shamsi Ali, hal ini dikarenakan keinginan tahuan tentang Islam yang benar mulai dipahami. Berbagai golongan agama dan profesi mulai menjadi mualaf, salah satunya yang terkenal ialah George Green sebagai manajer artis-artis hip hop kenamaan dunia seperti Jay-Z dan Kanye West, pada tahun 2011, Green memutuskan untuk menjadi Islam setelah belajar 5 tahun tentan Islam.42 Potensi Islam menjadi semakin berkembang di Amerika dikarenakan Amerika sejalan dengan syariat Islam. Shamsi Ali menyatakan hal yang serupa bahwa: “Dengan berani saya menjawab bahwa tidaklah berlebihan untuk mengatakan Amerika lebih Islami dan lebih sejalan dengan Syariah dibandingkan banyak negara Muslim. Konstitusi AS sejatinya sangat sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan, persamaan derajat, toleransi, mengakui setiap orang. Dan meski merupakan negara yang sekuler, penduduk Amerika Serikat sesungguhnya sangat religious.” 43 Sejak 40
Jhon L. Esposito, Editor Kepala, The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, 404. Jhon L. Esposito selanjutnya menjelaskan bahwa sejumlah kaum Muslim baru tiba di Amerika pada akhir 1800-an, ketika orangorang Arab dari Suriah Raya, khususnya, mulai berdatangan. Mereka mengalami kesulitan beridentitas Muslim, namun ada aktivitas di komunitas dan masjid, misalnya di Cedar Rapids, Iowa, dan Edmonton Alberta, tempat komunitaskomunitas Muslim semakin kuat dan semakin banyak dewasa ini. 41 Harun Yahya, Islam: Agama yang Paling Cepat Berkembang di Eropa. Diakses melalui http://id.harunyahya.com/id/Artikel/4498/islam-agama-yangberkembang-paling. Tanggal 19 Desember 2013. 42 http://www.cangcut.net/2013/04/perkembangan-islam-di-amerikaeropa.html. Diakses tanggal 19 Desember 2013. 43 Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, terj. Khairi Rumantati, Anak-anak Abraham: Dialog Terbuka Mengenai Isu-isu yang Memisahkan dan Menyatukan Muslim – Yahudi, peny. Agus Susanto, cet. Pertama (Bandung: PT. Mizan Publika, 2014), 291. 20
akhir abad ke-20 secara umum Islam mengalami pertumbuhan atau penambahan jumlah pemeluk yang semakin signifikan dan demikian pula dengan keragaman komunitas Muslim di Amerika sebab sebelum peristiwa 11 September 2001, Islam kerap dilukiskan sebagai agama yang tumbuh di Amerika. Namun, kelemahan terbesar Islam Amerika terletak pada tradisi, padahal kontinuitas para sarjana akan mampu menstabilkan komunitas dan melindunginya dari ekses-ekses ekstremisme. Selain itu, institut keagamaan publik Islam kurang berkembang, karena komunitas Islam Amerika begitu kecil dan terpecah-pecah.
44
Jadi masalah utama yang harus diperbaiki
adalah kesatuan, agar tidak terkotak-kotak lagi dalam organisasi melainkan tetap merasakan menjadi bagian yang tak terpisahkan di antara semua Muslim Amerika.
C. Kemimpinan Islami dalam Penyebaran Islam di Amerika abad XIX-XXI Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia Islam, terutama sesudah pembukaan abad ke – 19, yang dalam sejarah Islam dipandang sebagai permulaan periode modern. Kontak dengan dunia barat selanjutnya membawa ide-ide baru ke dunia Islam seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Semua ini menimbulkan persoalan-persoalan baru, dan pemimpin-pemimpin Islam pun mulai memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan baru itu.45 Hayatullah Laluddin dalam jurnal yang berjudul Conception of Society and Its Characteristics from an Islamic Perspective menyatakan bahwa dibutuhkan pemimpin yang memiliki spiritual, moral, nilai-nilai dan etika dalam memimpin. Penerapan kepemimpinan Islam tidak memisahkan agama 44
Stephen Sulaiman Schwartz, Dua Wajah Islam: Moderatisme vs Fundamentalisme dalam Wacana Global, terj. Hodri Ariev, peny. Ade Buchori dan Ali Noer Zaman (Jakarta: Balantika bekerja sama dengan LibForAll Foundation, The Wahid Institute, dan Center for Islamic Pluralism, 2007), 328-329. 45 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, 3. 21
dengan aktivitas manusia, dan menyadari keterlibatan Allah, sesuai dengan prinsip Al-Quran dan Sunnah. Penelitian Hayatullah Laluddin menunjukkan bahwa betapa pentingnya mengatasi kekurangan spiritual, mengedepankan kepemimpinan dalam perspektif Islam agar berbagai kegiatan (proyek) dengan segala permasalahannya dapat diatasi.46 Kepemimpinan adalah kunci utama untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi atau lembaga. Tentu kepemimpinan yang dimakudkan adalah kepemimpinan yang efektif 47 yang berusaha mencapai target yang diharapkan. 48 Kepemimpinan yang efektif menciptakan perubahan atau transformasi. Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang paling efektif dalam manajemen proyek, fokus pada hasil yang lebih besar (baik) dan lebih tinggi
jika
dibandingkan
dengan
kepemimpinan
transaksional.49
Kepemimpinan transformasional secara sosial sangat profesional dalam menangani tugas-tugas, sehingga selalu berupaya menjadi berhasil. Jadi teori kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari etika, nilai-nilai moral yang tentunya langsung berhubungan dengan kereligiusan. Kepemimpinan Islam mengedepankan spiritualitas, membangun dan menyelaraskannya terhadap
46
Lihat Hayatullah Laluddin, “Conception of Society and Its Characteristics from an Islamic Perspective,” 46. e-ISSN 2289-6023 International Journal of Islamic Thought ISSN 2232-1314. Vol. 6: (Dec.) 2014. www.ukm.my/ijit. Diakses tanggal Desember 2014. 47 Leroy Eims, Be a Motivational Leader, terj. C. Th Enni Sasanti, 12 Ciri Kepemimpinan yang Efektif, peny. Ny. Paulina Tiendas, (Bandung: Kalam Hidup, 2003), 9. Eims menjelaskan ada 12 ciri kepemimpinan yang efektif yakni dengan cara menjadi: pemimpin yang bertanggung-jawab, pemimpin yang bertumbuh, pemimpin teladan, pemimpin yang membangkitkan semangat, pemimpin yang efisien, pemimpin yang memperhatikan, pemimpin yang berkomunikasi, pemimpin yang berorientasi pada sasaran, pemimpin yang tegas, pemimpin yang cakap, pemimpin yang mempersatukan dan pemimpin yang bekerja. 48 Laluddin, “Conception of Society and Its Characteristics from an Islamic Perspective,” 46-47. 49 Laluddin, “Conception of Society and Its Characteristics from an Islamic Perspective,” 47. Kepemimpinan transaksional dibangun berdasarkan kontrak sosial antara pemimpin dan para pengikut, yang tentunya sangat lemah karena kekuatannya ada pada tujuan dan maksud yang sama. 22
Al-Quran dan Hadis.50 Kepemimpinan menjadi efektif bila mengandalkan Tuhan yang ditunjukkan dengan kehidupan pemimpin yang bertaqwa. Taqwa yang dimaksudkan dapat dimaknai sebagai komitmen pemimpin untuk menahan diri dari perilaku yang salah. Efektifitas kepemimpinan dalam Islam terangkum dalam satu kata “tauhid” atau satu kesatuan akidah, bila pemimpin Islam menerapkan hal tersebut maka akan menjadi pekerja yang terlatih, menghindari kejahatan berupa korupsi atau lainnya, dan mengutamakan keridhaan (perkenanan) Allah karena semua dilakukan sebagai
ibadah
kepada
Allah
SWT.
Efektifitas
kepemimpinan
mengedepankan nilai-nilai agama, dibanding individualistik, hedonistik dan rasional. Efektifitas kepemimpinan dalam Islam dipahami sebagai amanah (kepercayaan) dan berakar kuat dalam Al-Quran, Sunnah dan meniru perbuatan Nabi Muhammad SAW. Efektifitas kepemimpinan menciptakan kepemimpinan yang efektif, sehingga diterima secara luas, sebagai salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan. Isu agama merupakan isu yang cukup menentukan wajah dunia di era global ini sebab kemajuan alat transportasi dan kecanggihan alat komunikasi, khususnya jaringan sosial telah memberi pengaruh begitu cepat terhadap agama, 51 salah satunya adalah agama Islam. Stephen Sulaiman Schwartz menjelaskan ada dua wajah sosio-kultural dan dua wajah
50
Laluddin, “Conception of Society and Its Characteristics from an Islamic Perspective,” 48. 51 Dino Patti Djalal, Life Stories (New York: Red and White Publishing, t. t.), 268. 23
epistemologis Islam.52 Pengaruh pemikiran keagamaan diimplementasikan dalam kehidupan, dalam konteks hubungan internasional agama juga ternyata seringkali menjadi isu dominan,53 di Amerika Serikat, di era Barack Obama, peranan agama dianggap menjadi begitu krusial, itulah sebabnya di White House memiliki staf khusus agama-agama, komunitas, dan Duta Besar khusus ke dunia Islam. 54 Adam Lebor menyatakan bahwa “Islam sekarang adalah agama yang paling cepat berkembang di Amerika, kata organisasi Muslim, dan bertentangan dengan kepercayaan populer, hanya minoritas kecil Muslim Amerika yang orang Arab. Sesungguhnya, sebagian besar dari penduduk Arab-Amerika yang berjumlah sekitar 2,5 juta adalah orang Kristen. Sejauh ini kelompok terbesar, lebih dari 40 persen dari Muslim Amerika, adalah orang Afrika-Amerika, menurut Dewan Muslim Amerika. 55 Shamsi Ali menjelaskan keistimewaan Islam Amerika sebab: Muslim Amerika mencintai negaranya dan siap membelanya dari ancaman atau bahaya apa pun yang mungkin terjadi. Tidak ada kesetiaan yang terbelah ketika Muslim Amerika menyatakan 52
Stephen Sulaiman Schwartz, The Two Faces of Islam: Saudi Fundamentalism and Its Role in Terrorism, terj. Hodri Ariev, Dua Wajah Islam: Moderatisme vs Fundamentalisme dalam Wacana Global (Jakarta: Balantika bekerja sama dengan LibForAll Foundation, The Wahid Institute, dan Center for Islamic Pluralism, 2007), xi. Stephen Sulaiman Schwartz menjelaskan bahwa ada dua wajah sosio-kultural. Pertama, wajah Islam yang ramah, bersahabat, toleran, dan inklusif yang siap hidup berdampingan dengan para penganut keyakinan yang berbeda dan dengan sendirinya melihat perbedaan sebagai rahmat. Kedua, wajah Islam yang garang, mudah marah, tidak toleran, dan eksklusif, yang menjadi antagonis bagi wajah yang pertama. Ada dua wajah epistemologis Islam. Pertama, wajah Islam yang kontekstual, mengakui perbedaan dan keragaman, berbagi ruang untuk kebenaran yang berbeda. Kedua, sebagai antagonis dari yang pertama, adalah wajah yang tekstual, menginginkan keseragaman (bahkan dalam Islam sendiri), mengklaim hanya kelompoknya yang benar. Pada gilirannya, aspek epistemologis ini menyediakan landasan teologis dan intektual bagi manifestasi sosio-kultural wajah Islam yang bersangkutan. 53 Dino Patti Djalal, Life Stories, 268. 54 Dino Patti Djalal, Life Stories, 269. 55 Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, 304-305. 24
kesetiaan kepada Amerika Serikat – baik kesetiaan kepada negara maupun pada agama diyakini bukan saja sebagai sebuah kewajiban sipil melainkan juga kewajiban religius. 56 Jadi Islam Amerika bukan hanya membela negara Amerika tetapi juga tetap menjalankan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh, sesuatu yang bisa berjalan secara paralel. Amerika memiliki peran penting untuk menjadi mediator bagi umat Islam di Amerika bahkan seluruh dunia dengan cara membangun sekutu dan koalisi dengan kelompok-kelompok agama lain di Amerika, terutama lembaga-lembaga besar Yahudi dan Kristen, umat Muslim Amerika dapat membantu menciptakan bahasa terbaik, pendekatanpendekatan inovatif, dan mungkin yang paling penting, perspektif kerja yang benar yang dapat digunakan Amerika dalam membantu dunia Muslim memecahkan masalah-masalahnya.57 Islam
Amerika
harus
melakukan
perannya
menjadi
mediator
perdamaian bagi negara-negara lain, dengan demikian mendapatkan peluang menyebarkan Islam. Cordoba Initiative mengundang umat Muslim Amerika untuk memainkan peran kepemimpinan dalam menengahi dunia Muslim dan Amerika. Prakarsa ini merencanakan program pendidikan dan kebudayaan, dialog internasional off-the-record antara para pemimpin, prakarsa komunikasi, dan dialog antaragama “yang sulit,” semuanya ditujukan untuk membangun pemahaman dan perdamaian, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 58 Jadi kepemimpinan Islami untuk menyebarkan Islam di Amerika di abad XIX-XXI harus menciptakan perdamaian baik di Amerika maupun bagi negara-negara yang sedang bertikai terutama negara Islam.
56
Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, 299. 57 Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 317. 58 Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 339-340. 25
BAB IV STRATEGI ISLAMISASI DI AMERIKA SERIKAT
Strategi untuk menyebarkan Islam di Amerika perlu dirancang dengan baik agar segala upaya untuk mencapai tujuan dapat membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Beberapa strategi andal untuk melakukan Islamisasi di Amerika, antara lain: memahami keberadaan komunitas Islam di Amerika, mengambil peran positif dalam berbagai bidang dan mengekspos para mualaf di Amerika.
A. Memahami Keberadaan Komunitas Islam Komunitas Muslim di Amerika berdasarkan penjelasan Adam Lebor diidentifikasi dalam empat hal. Pertama, pengalaman imigran; kedua, revolusioner anti kulit putih (orang-orang kulit hitam Amerika menjadi Islam); ketiga, kontroversi terhadap terorisme dan dugaan terhadap keterkaitan Muslim Amerika dengan teroris; keempat, kemunculan lobi Islam Amerika di koridor kekuasaan Washington DC.59 Namun hal tersebut tidak menunjukkan bahwa komunitas Islam Amerika hanya merupakan orang-orang imigran (luar). Lebih dari setengahnya merupakan orang-orang yang dilahirkan di Amerika Serikat dan untuk para imigran tidak ada persyaratan harus memiliki garis darah-murni untuk mendapatkan kewarganegaraan. 60 Keberadaan komunitas Islam di Amerika menjadi perhatian yang sangat menarik karena mereka mendapatkan perlindungan. Imam Feisal Abdul Rauf menjelaskan lebih lanjut bahwa: Para ulama fiqih telah mendefinisikan lima bidang kehidupan yang harus dilindungi dan dikembangkan oleh hukum Islam. Kelima
59
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, terj. Yuliani Liputo, Pergulatan Muslim di Barat: Antara Identitas dan Integritas, peny. Ahmad Baiquni (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009), 335. 60 Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, 303. 26
wilayah ini adalah hidup, pikiran (yaitu, kesadaran mental atau kewarasan), agama, kepemilikan (aau kekayaan), dan keluarga (atau garis keturunan dan anak-cucu). Sistem aturan mana pun yang menegakkan, melindungi, dan memperjuangkan hak-hak ini dengan demikian bisa disebut “Islam”, atau tunduk pada syari„ah, secara substansial. 61 Sikap memberikan perlindungan atau memperjuangkan hak-hak asasi merupakan penerapan dari hukum syariah yang sesuai dengan Islam. Implementasi syariah Islam di Amerika juga dapat dilihat dari sisi politik. Rauf menjelaskan lebih lanjut bahwa: Apa yang saya tunjukkan di sini adalah bahwa struktur politik Amerika sesuai dengan syari„ah Islam, karena “sebuah negara yang penduduknya mayoritas Islam tidak otomatis menjadi negara Islam. Negara itu hanya dapat disebut Islam jika menerapkan secara sadar ajaran-ajaran sosiopolitik Islam dalam kehidupan berbangsa, dan memasukkan prinsip-prinsip tersebut dalam konstitusi negara. 62 Jadi sekalipun Islam di Amerika bukan merupakan agama mayoritas, namun komunitas tersebut tidak paksakan memeluk agama Kristen, suatu negara yang tetap menjalankan ajaran sosiopolitik Islam.
B. Mengambil Peran Positif dalam Berbagai Bidang Banyak peran positif yang bisa dilakukan oleh Muslim di Amerika, mulai dari ekonomi, politik, melayani dengan memberikan makanan, memberikan pelayanan media yang baik, membangun sarana ibadah dan pendidikan, melakukan kerjasama dengan pemimpin non Muslim, dan melakukan dialog antar umat beragama. 61
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, terj. Dina Mardina dan M. Rudi Atmoko, Seruan Azan WTC: Dakwah Islam di Jantung Amerika Pasca 9/11, peny. Ahmad Baiquni dan Andityas Prabantoro, cet. Pertama (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), 106. 62 Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 106. 27
Peran dalam bidang ekonomi dijelaskan oleh Rauf bahwa Muslim Amerika dapat memainkan peran penting dalam memimpin dunia Muslim menuju kebebasan ekonomi yang sangat didambakan warganya dan yang biasa dinikmati Muslim di Barat di kancah internasional, dengan memandang dunia berdasarkan penilaian baru yang tidak dicemari oleh sejarah kultural.
63
Jadi perjuangan Islam Amerika untuk ekonomi adalah
mempertahankan kebebasan ekonomi, suatu pencapaian yang tanpa batas, namun tetap mempertahankan prinsip peroleh halal dan menolak yang haram. Peran
dalam
politik
ditunjukkan
dengan
keterlibatan
dalam
kepemimpinan sebagaimana yang disampaikan oleh Shamsi Ali bahwa: Partisipasi Muslim dalam proses politik Amerika merupakan bagian dari keyakinan kami bahwa Muslim hadir di AS bukan hanya untuk menerima, tetapi juga untuk memberi-kembali. Kami percaya bahwa berkontribusi adalah bagian besar dari Islam. Kita memiliki dua anggota Kongres beragama Islam, Keith Ellison dari Minnesota dan Andre Carson dari Indiana. Di Teaneck, New Jersey, terdapat seorang wali kota beragama Islam, Mohammed Hameeduddin, dan seorang wakil wali kota beragama Yahudi Ortodoks, Adam Gussen, yang telah berteman selama bertahun-tahun. 64 Peran muslim bukan hanya dalam Kongres namun juga menduduki jabatan senior dalam pemerintahan Barack Obama. Shamsi Ali kembali menuliskan bahwa: Barach Obama telah menunjuk beberapa pejabat senior di dalam pemerintahannya yang kebetulan juga seorang Muslim, misalnya 63
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 320. 64 Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, terj. Khairi Rumantati, Anak-anak Abraham: Dialog Terbuka Mengenai Isu-isu yang Memisahkan dan Menyatukan Muslim – Yahudi, peny. Agus Susanto, cet. Pertama (Bandung: PT. Mizan Publika, 2014), 294-295. 28
Arif Alikhan yang menjabat sebagai sekretaris asisten untuk pengembangan kebijakan departemen keamanan dalam negeri; Dr. Azizah Y. Al-Hibri, komisaris untuk komisi kebebesan agama internasional; Farah Pandith, perwakilan khusus komunitas Muslim di departemen dalam negeri; dan Dalia Mogahed, yang menjabat di Faith-Based and Neighborhood Partnerships dalam dewan penasihat gedung putih. 65 Jadi jelaslah bahwa beberapa umat Islam di Amerika secara politik telah menunjukkan kepemimpinan yang baik, suatu pengabdian yang luar biasa bagi Amerika dan rakyatnya. Islam Amerika sangat peduli dengan pemenuhan kebutuhan makanan, itulah sebabnya pemberian makanan dilakukan di mana saja di tempat yang memungkinkan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Adam Lebor, bahwa: Pada waktu shalat Jumat, jamaah melimpah ke jalan-jalan, di bawah pengawasan ketat polisi bersenjata. Mereka adalah kelompok kosmopolitan, mencakup orang Arab, Afrika, AfrikaAmerika, Asia Tenggara, dan Turki. Setelah shalat, para jamaah dijamu hidangan gratis domba, nasi, dan salad, yang dimasak di dapur di sampingnya. Makanan yang enak, juga banyak dinikmati oleh beberapa orang tunawisma yang menggelandang masuk untuk mengambil porsi sebelum tidur di perpustakaan. 66 Islam Amerika tidak hanya memperhatikan pemenuhan kebutuhan spiritual, namun juga pelayanan fisikal yakni memberikan makanan kepada yang membutuhkan, suatu sikap peduli yang begitu luar biasa. Pemberian makan tidak hanya diberikan kepada komunitas Muslim namun juga non Muslim, suatu perbuatan kasih yang diberikan tanpa diskriminasi.
65
Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, 294-295. 66 Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, 331. 29
Islam Amerika menggunakan media sebagai sarana komunikasi yang baik, sehingga tayangan yang disajikan juga bernuansa Islami. Rauf melaporkan bahwa: Oleh karena itu, umat Muslim sangat senang ketika film-film yang menggambarkan mereka dan budaya mereka dalam cara pandang positif mulai muncul. Contohnya adalah Robin Hood: Prince of Thieves, yang menampilkan Morgan Freeman sebagai seorang Muslim berpendidikan tinggi yang membantu Robin Hood (Kevin Costner) dalam memperoleh keadilan bagi orang miskin. 67 Media Islam di Amerika selalu mengupayakan menampilkan pesan yang mengajarkan tentang hidup yang berkeadilan, tolong-menolong, memperkenalkan ajaran dan contoh-contoh kehidupan yang Islami. Rauf kembali menjelaskan bahwa Muslim Amerika harus mengembangkan jaringan informal intelektual, cendekiawan, dan pemimpin agama Islam dan non Islam yang mempunyai komitmen yang sama pada nilai-nilai demokratis, pluralism, dan masyarakat bebas yang dinyatakan dalam bahasa ortodoks dan konsep teologi Islam. 68 Islam Amerika juga berperan dalam membangun sarana ibadah dan pendidikan sebagaimana yang dijelaskan oleh Lebor, bahwa: Kebanyakan masjid hampir tidak dapat mendukung diri mereka sendiri, apalagi mengirim uang dalam jumlah besar ke luar negeri. Mereka mengumpulkan uang untuk membangun masjid, pertamatama, untuk membangun sekolah, untuk membangun segala hal seperti yang dilakukan semua komunitas lainnya. 69 Komunitas yang solid terlihat dalam kehidupan Muslim Amerika, karena kesadaran mengumpulan untuk sumbangan dana guna membangun 67
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 330. 68 Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 320. 69 Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, 334. 30
sekolah dan masjid. Hal ini dilakukan untuk mencerdaskan dan menciptakan kehidupan yang saleh. Islam Amerika juga melakukan kerjasama dengan pemimpin non Muslim yakni pemimpin Kristen dan Yahudi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rauf: Para pemimpin Kristen, Yahudi, dan Muslim Amerika yang melaksanakan eksplorasi ini idealnya diposisikan agar mereka bisa mengkomunikasikan pandangan mereka kepada para pembuat kebijakan Amerika dan bersama-sama melobi pemerintah dan Kongres AS untuk implementasi kerangka kerja yang secara politik dapat dikerjakan untuk perdamaian yang dapat diterima oleh kedua belah pihak [Muslim dan Yahudi]. 70 Kerjasama Islam dengan komunitas Kristen dan Yahudi bertujuan agar kehidupan yang damai di Amerika bagi semua orang dapat tetap terpelihara dengan baik. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan dilobi agar berpihak pada kebijakan yang membawa kedamaian bersama. Islam Amerika juga melakukan dialog antar umat beragama: Umat Islam perlu menyampaikan hal-hal berikut: (1) Hubungan khusus mereka dengan umat Kristiani dan Yahudi dan apa arti hubungan ini bagi para pengikut ajaran Ibrahim. (2) Bahwa militansi agama tidak ditemukan secara khusus di dalam masyarakat Muslim, dan bahwa militansi seperti itu akan reda apabila isu-isu politik yang memicunya di tangani dengan baik. 71 Dialog antar umat beragama bukan bertujuan untuk memperdebatkan keyakinan, sehingga saling memaksakan keyakinan. Interfaith dilakukan sebagai sarana atau jembatan untuk saling memahami keyakinan yang berbeda, sehingga kehidupan persahabatan di antara umat yang berbeda agama semakin harmonis. 70
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 326. 71 Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West, 343. 31
C. Mengekspos Para Mualaf Kesaksian para mualaf yang berpengaruh di Amerika perlu didukung sebab hal tersebut akan menarik perhatian banyak orang untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan memeluk agama Islam. Lebor menulis banyak yang mualaf, keturunan dari budak yang sama, yang telah beralih ke Islam karena alasan
politik
maupun
agama,
sebagai
pernyataan
untuk
mengungkapkan perbedaan, dan ketidakpuasan mereka dengan Kekristenan Anglo-Saxon dari elite yang memerintah Amerika. 72 Kesaksian mualaf karena alasan politik, menemukan ajaran agama Islam yang lebih baik harus diberi ruang, sehingga Islam dapat tersebarkan dengan cepat. Dua pribadi yang menonjol untuk ditampilkan sebagai mualaf di Amerika adalah Yusuf Estes dan Myron Maxwell.
1. Yusuf Estes Yusuf Ester lahir dari keluarga religius yang taat beribadah, keluarganya membangun gereja dan sekolah di wilayah Midwest, ketika berumur 12 tahun dibaptis dan telah melakukan perkunjungan keberbagai dedominasi gereja yang berbeda-beda di Amerika dengan tujuan untuk memahami Injil atau “Kabar Baik.” Estes telah mempelajari banyak agama seperti: Hindu, Yahudi, Budha, dan berbagai keyakinan pribumi di Amerika, sedangkan Islam awalnya tidak menjadi fokus studi yang serius. Ketertarikan Ester terhadap Islam diawali dengan informasi bahwa Islam mengakui bahwa Isa Al-Masih lahir tanpa intevensi seksual, dan akan menjadi nabi yang akan datang untuk melawan Antikris. Ester dalam proses waktu yang panjang akhirnya berteman dengan seorang Mesir yang kemudian menjadi rekan bisnisnya dan seorang pendeta bernama Peter Jacobs. Pendeta Jacobs tersebut menjadi Islam, hal ini menjadi potensi besar bagi Ester untuk memahami Islam lebih dalam, dan setelah diskusi 72
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America, 305. 32
dengan istrinya, istri Estes pun ternyata ingin menjadi Islam. Estes akhirnya mengambil keputusan untuk menjadi Islam dan menjalani kehidupan yang jujur dan tulus dalam kehidupan sehari-hari. Estes kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat di depan beberapa saksi, kemudian orangnya tua beberapa bulan melakukan hal yang sama setelah mempelajari Islam. Keputusan orang tua Estes selanjutnya diikuti oleh seluruh keluarga Estes. Estes adalah mantan seorang penginjil atau pendeta, kemudian memeluk agama Islam dan menjadi salah satu anggota dari National Muslim Chaplain for American Muslims (Majelis Ulama Nasional bagi umat Muslim Amerika) yang didukung oleh beberapa organisasi Islam di Washington DC.73 Estes setelah menjadi muslim giat menyampaikan tentang Isa Al-Masih di dalam Al-Quran ke berbagai lapiran masyarakat yang berbeda-beda dan keberbagai tempat. Ester telah mengabdikan dirinya dengan sungguh bagi kepentingan kemajuan Islam di Amerika.
2. Myron Maxwell Myron Maxwell lahir di Amerika Serikat tahun 1952, pernah studi di Universitas New York, Broke Port berteman dengan Sulaiman yang adalah seorang muslim, begitu banyak membantunya dalam hal finansial dan kehidupan moral. Kebajikan yang dilakukan oleh Sulaiman terhadap Maxwell menjadi potensi untuk mempelajari Islam, sehingga pada tahun 1974 Maxwell menjadi Islam dan mengganti namanya menjadi Abdul Rasheed Muhammad. Maxwell menikah dengan seorang muslimah dan mendapatkan pangkat Kapten di dinas Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Kemudian menjadi imam shalat pertama di Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Imam Abdul Rasheed Muhammad mengatakan: Sesungguhnya tauhid dalam Islam adalah pengakuan dari seorang muslim bahwa keimanannya di atas keraguan. Tauhid adalah konsep keyakinan 73
Muhammad Yusuf Anas, Lukman Santoso AZ, Para Mualaf, peny. Rusdianto, cet. Pertama (Yogyakarta: Sabil, 2013), 10. 33
yang mengangkat manusia; baik diri dan keluarganya ke level tertinggi pertanggung-jawaban kepada Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dalam menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya.74 Jadi ajaran ketahuidan merupakan pokok penting yang menjadi kekuatan untuk memeluk Islam, sebab keyakinan terhadap adanya Allah Yang Maha Esa merupakan konsep yang benar untuk menjalani kehidupan beragama. Rasheed Muhammad merasakan bahwa Allah telah memberikan petunjuk baginya untuk memeluk Islam, merupakan suatu hidayah dari Allah. Kepentingan untuk mengekspos kesaksian Yusuf Estes dan Myron Maxwell, selain menguatkan iman Ester dan Maxwell yang telah menjadi Islam juga memberi penguatan kepada para mualaf lainnya, bahkan kepada penduduk Islam dan non Islam di seluruh dunia. Selain Ester dan Maxwell, masih banyak lagi yang berpengaruh seperti: El – Hajj Malik al – Shabazz, Malcolm X, Imam Warith D. Mohammad, Louis Farakhan, Inggrid Mattson, Michael Wolfe, Jeffey Lang, Fidelma, Aline H. Armstrong, Helen Caricas, MacDonald Samore, Robert Crane, Mike Tyson, Faruq As-Sa‟id dan Elizabeth Brinkey.
74
Ahmad Hamid, Kisah Tokoh-tokoh Dunia yang Masuk Islam, pen. H. Hafiz Muhammad Amin, peny. Ganna Pryadharizal Anaedi, cet. Pertama (Jakarta: Pustakan Al-Kautsar, 2010), 195. 34
BAB V KESIMPULAN
Amerika Serikat menerapkan negara hukum yang tidak bertentangan dengan syariat Islam sebab pemerintah memberi peluang, dukungan agar masyarakat menjalankan ajaran agama dan berupaya melakukan pencapaian kehidupan yang lebih bernilai (berkualitas). Amerika sebagai negara demokrasi, liberal harus tetap memperhatikan kehidupan yang berkenan kepada Allah, terutama umat Islam Amerika sebab hal ini menjadi ciri khas dan kunci untuk menyebarkan Islam di Amerika. Tantangan terorisme di Amerika, tidak boleh menciutkan atau menghentikan penyebaran Islam, namun menjadi pemicu untuk semakin bersemangat mensosialisasikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin baik melalui dakwah maupun penampilan hidup sehari-hari yang Islami. Sejarah perkembangan Islam pra Islam di Amerika mencakup periode: klasik, pertengahan dan modern, sangat dipengaruhi oleh pemikiran keagamaan Islam atau teologi Islam, yang dalam penyebarannya para pemimpin memimpin diwarnai dengan kecugiraan, pertikaian, perebutan kekuasaan atau kepemimpinan, namun Islam tetap melekat di hati para pemeluknya. Islam dalam segala pergumulannya di Amerika tetap bertumbuh secara signifikan dan akan menjadi agama terbesar kedua setelah Kristen, suatu pengharapan yang terus diupayakan. Sejak akhir abad XX Islam bertumbuh begitu pesat, hal ini membuktikan bahwa tragedi 11 September 2001 di New York yang diduga akan menyusutkan jumlah pemeluk Islam atau kehancuran Islam di Amerika tidak menjadi kenyataan. Harus diakui penampilan umat Islam di Amerika
tidaklah
terlalu
sempurna.
Islam
di
Amerika
dalam
perkembangannya mengalami hambatan karena komunitas Islam terpecahpecah,
masih
mementingkan
kelompok-kelompok,
35
sehingga
perlu
menggalang kesatuan yang utuh, yang tentu menjadi simbol bagi Islam di seluruh dunia. Kepemimpinan Islami untuk menyebarkan Islam di Amerika di abad XIX-XXI harus menciptakan perdamaian baik di antara penduduk Amerika maupun bagi negara-negara yang sedang bertikai terutama di negara-negara Islam. Untuk mengembangkan Islam menjadi lebih baik, maka diperlukan strategi yang andal, antara lain: memahami keberadaan komunitas Islam , mengambil peran positif dalam berbagai bidang dan mengekspos para mualaf.
36
KEPUSTAKAAN Al-Qur’an dan Terjemah dengan Transliterasi Arab – Latin. Surabaya: Karya Agung, 2006.
Arkoun, M. Membedah Pemikiran Islam. Diterjemahkan oleh Hidayatullah. Disunting oleh Ahmad Rofi‟ Usmani. Bandung: Pustaka, 2000.
Anas, Muhammad Yusuf, Lukman Santoso AZ. Para Mualaf. Disunting oleh Rusdianto. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Sabil, 2013.
Biro Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri A. S. Garis Besar Sejarah Amerika. Diterjemahkan oleh Michelle Anugerah. Disunting oleh Adhitya Chandra Maas, Dian Lumbantoruan, Juniardi R. Indar, 2005.
Djalal, Dino Patti. Life Stories. New York: Red and White Publishing, t. t.
Esposito, Jhon L. Editor Kepala. The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World. Diterjemahkan oleh Eva Y. N., Femmy S., Jarot W., Poerwanto, Rofik S: Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern. Cetakan Kedua, Jilid 6. Bandung: Mizan, 2002.
Eims, Leroy. Be a Motivational Leader. Diterjemahkan oleh C. Th Enni Sasanti: 12 Ciri Kepemimpinan yang Efektif. Disunting oleh Ny. Paulina Tiendas. Bandung: Kalam Hidup, 2003.
http://id.harunyahya.com/id/Artikel/4498/islam-agama-yang-berkembangpaling. Tanggal 19 Desember 2013.
37
http://www.cangcut.net/2013/04/perkembangan-islam-di-amerikaeropa.html. Diakses tanggal 19 Desember 2013.
Hamid,
Ahmad.
Kisah
Tokoh-tokoh
Dunia
yang
Masuk
Islam.
Diterjemahkan oleh H. Hafiz Muhammad Amin. Disunting oleh Ganna Pryadharizal Anaedi. Cetakan Pertama. Jakarta: Pustakan Al-Kautsar, 2010.
Koszegi, Michael A., J. Gordon Melton. Islam in North America: A Sourcebook. New York: Garland Publishing Inc., 1992.
Lebor, Adam. A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and America. Diterjemahkan oleh Yuliani Liputo: Pergulatan Muslim di Barat: Antara Identitas dan Integritas. Disunting oleh Ahmad Baiquni. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009.
Lincoln, C. Eric. The Black Muslims in America. Trenton: Africa World Press, 1994. Laluddin, Hayatullah. “Conception of Society and Its Characteristics from an Islamic Perspective,” 46. e-ISSN 2289-6023 International Journal of Islamic Thought ISSN 2232-1314. Vol. 6: (Dec.) 2014. www.ukm.my/ijit. Diakses tanggal Desember 2014.
Nasution,
Harun.
Teologi
Islam:
Aliran-aliran,
Sejarah
Perbandingan. Jakarta: Universitas Indonesia, 2013.
38
Analisa
Queen II, L., Stephen R. Prothero and Gardiner H. Shattuck, Jr. The Encylopedia of American Religious History. Volume 1. Third Edition. New York: Facts on File Library of American History, 1996. Rauf, Imam Feisal Abdul. What’s Right with Islam: A New Vision for Muslims and the West. Diterjemahkan oleh Dina Mardina dan M. Rudi Atmoko: Seruan Azan WTC: Dakwah Islam di Jantung Amerika Pasca 9/11. Disunting oleh Ahmad Baiquni dan Andityas Prabantoro. Cetakan Pertama. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007.
______. Moving the Mountain: Beyond Ground Zero to a New Vision of Islam in America. Diterjemahkan oleh Zulkarnaen Ishak: Islam Amerika: Refleksi Seorang Imam di Amerika tentang Keislaman dan Keamerikaan. Bandung: PT Mizan Publika, 2013.
Saleh, Fatma dan Musthafa al-Qazwini. A New Perspective: Woman in Islam. Diterjemahkan oleh Arif Mulyadi, Fitria al Habyi: Perempuan Amerika Menggugat Islam. Disunting oleh Babahusein. Cetakan Pertama. Jakarta: MADIA Publisher, 2008.
Schneier, Rabi Marc, Imam Shamsi Ali. Sons of Abraham, A Candid Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims. Diterjemahkan oleh Khairi Rumantati: Anak-anak Abraham: Dialog Terbuka Mengenai Isu-isu yang Memisahkan dan Menyatukan Muslim – Yahudi. Disunting oleh Agus Susanto. Cetakan Pertama. Bandung: PT. Mizan Publika, 2014.
39
Schwartz, Stephen Sulaiman. Dua Wajah Islam: Moderatisme vs Fundamentalisme dalam Wacana Global. Diterjemahkan oleh Hodri Ariev. Disunting oleh Ade Buchori dan Ali Noer Zaman. Jakarta: Balantika bekerja sama dengan LibForAll Foundation, The Wahid Institute, dan Center for Islamic Pluralism, 2007. Spellberg, Denise A. Thomas Jefferson’s Qur’an: Islam and the Founders. Diterjemahkan oleh Adi Toha: Kontroversi Al-Quran Thomas Jefferson. Jakarta: PT. Pustaka Alvabet, 2014.
Smith, Jane I. Pola-pola Imigrasi Islam, Kehidupan Muslim di Amerika. Jakarta: Kantor Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri AS, 2005.
Thomas, Hugh. The Slave Trade: The Story of the Altalantic Slave Trade, 1440-1870. New York: Touchstone Rockefeller Center, 1997.
Yahya, Harun. Islam: Agama yang Paling Cepat Berkembang di Eropa.
40