SEGMENTASI KONSUMEN MINYAK PELUMAS KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT TOP-1 DI BOGOR
Oleh JEANNETTE REGIA BEETLY H24102096
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
ABSTRAK Jeannette Regia Beetly. H24102096. Segmentasi Konsumen Minyak Pelumas Kendaraan Bermotor Roda Empat Top-1 di Bogor. Di bawah bimbingan Mimin Aminah. Era perdagangan bebas memberikan kesempatan besar kepada konsumen untuk memilih produk sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen. Globalisasi di sektor pelumas sudah terjadi dan mau tak mau industri pelumas nasional bersaing dengan perusahaan global. Dengan diberlakukannya Surat Keputusan Presiden No. 21/2001 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas, Pertamina tidak lagi menjadi monopolis dalam menyediakan minyak pelumas ke dalam pasar domestik. Top-1 sebagai empat besar pemimpin pasar minyak pelumas di Indonesia berusaha merebut pangsa pasar yang selama ini dimiliki oleh Pertamina. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi bauran pemasaran pada oli Top-1 di Bogor saat ini, (2) Menganalisis segmentasi konsumen oli Top-1 di Bogor, (3) Menganalisis profil dari segmen konsumen oli Top-1 di Bogor. Penelitian ini dilakukan di Guna Motor (Jl. Siliwangi, Bogor), Honda Mandiri Bogor (Jl. Raya Pajajaran, Bogor) dan Viper Motor (Jl. Raya Tajur, Bogor) pada bulan April - Mei 2006. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara dengan manajemen PT. Topindo Atlas Asia, PT. Tridika Putra Unggul dan pengamatan langsung di lapang. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka, buku-buku dan literatur lainnya yang relevan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, Importance Performance Analysis, analisis faktor, dan analisis cluster dengan alat pengolah data Microsoft Excel dan SPSS versi 11.5. Sebagian besar konsumen oli Top-1 di Bogor adalah pria mapan berlatar belakang pendidikan S-1 dengan level pendapatan pada level B yaitu antara Rp 700.000 – Rp 4.000.000 per bulan. Mayoritas dari mereka tinggal di luar kotamadya Bogor. Konsumen oli Top-1 di Bogor kebanyakan memperoleh informasi iklan dan promosi oli mobil dari TV. Sedangkan pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah diri sendiri dan bengkel. Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis, atribut bauran pemasaran terbagi menjadi empat kelompok yakni (1) Kuadran prioritas utama meliputi diskon; (2) Kuadran pertahankan prestasi meliputi standar API grade tertinggi, melindungi maksimal terhadap keausan metal, bahan dasar sintetik, memperpanjang umur mesin kendaraan, meningkatkan tenaga mesin, kestabilan pada berbagai temperatur, merek terkenal, kinerja sesuai dengan promosi, jaminan kualitas, daftar harga, persediaan, kemudahan memperoleh produk, public relation; (3) Kuadran prioritas rendah meliputi tingkat kekentalan, wangi asap buangan harum, warna oli cerah, kemasan menarik, ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin, keragaman produk, harga terjangkau, promosi penjualan, iklan yang gencar, tenaga penjualan informatif; (4) Kuadran berlebihan meliputi penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang dan mensponsori banyak pembalap. Segmentasi konsumen oli Top1 di Bogor yakni practical and informative segment (26,4%), quality and& stock segment (9,1%), economical segment (6,4%) dan perfectionist segment (58,1%).
SEGMENTASI KONSUMEN MINYAK PELUMAS KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT TOP-1 DI BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh JEANNETTE REGIA BEETLY H24102096
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
SEGMENTASI KONSUMEN MINYAK PELUMAS KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT TOP-1 DI BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh Jeannette Regia Beetly H24102096
Menyetujui, Agustus 2006
Ir. Mimin Aminah, MM Dosen Pembimbing
Mengetahui
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 27 Juli 2006
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 26 Oktober 1984. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Warsito dan Almh. Elly Supriyanti. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Mardi Yuana 2 Bogor pada tahun 1990, lalu melanjutkan studi ke SD Mardi Yuana 2 Bogor. Pada tahun 1996, melanjutkan studi ke SLTP Mardi Yuana 2 Bogor, lalu ke Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor pada tahun 1999 dan berhasil masuk ke dalam program IPA pada tahun ketiga. Penulis diterima di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor) pada tahun 2002. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di dalam organisasi rohani Katolik yakni Tim Pendamping Katolik IPB pada tahun 2003-2006 dan pada periode 2003-2004 sebagai seksi Liturgi. Selain itu, penulis turut serta dalam beberapa kepanitiaan acara yang diselenggarakan oleh FEM IPB. Pada tahun 2005, penulis menjadi Mahasiswa Berprestasi Juara Harapan I Tingkat Departemen Manajemen dan Juara III dalam lomba The Marketing Game yang diadakan oleh Universitas Trisakti. Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis aktif dalam berbagai kepanitian jurusan maupun fakultas. Selain itu penulis tergabung sebagai anggota Centre of M@nagement (Himpunan Profesi Departemen Manajemen).
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi berjudul “Segmentasi Konsumen Minyak Pelumas Kendaraan Bermotor Roda Empat Top-1 di Bogor” ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun material. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis. 2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. dan Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM atas kesediannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji. 3. Staf dan karyawan di PT. Topindo Atlas Asia dan PT. Tridika Putra Unggul yang telah memberikan informasi dalam skripsi ini. 4. Staf dan mekanik Guna Motor, Honda Mandiri Bogor dan Viper Motor. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB. 6. Ayahanda, Ibunda (atas doanya dari surga) dan kakakku tercinta, Bona yang telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan doa yang tulus. Skripsi ini kupersembahkan untuk kalian. 7. Teman-teman di Departemen Manajemen Angkatan ’39 yang selalu “bikin hidup lebih hidup”. I’m so glad to have friends like all of you. 8. Uthie, Ayu, Rani dan Utari sebagai teman satu bimbingan. Makasih banyak atas dukungan dan kekompakan kita selama ini. 9. Mas Dedi, Renny, Pipit, Renova, Eko dan Arya atas bantuan dalam pengolahan data. 10. Aphe, Nurul, Novi, dan Wira yang , so far… selalu menjadi sahabat terbaik.
iv
11. Erma, Lady, Putu, Riki, Ganjar dan Hana (AGB ’39). I’ll miss Dufan with all of you. 12. Maria, Pak Abdul Basith & Bu Illah Sailah, Pak Rozak M. Astira & Bu Nining, Pak Sukobagyo & Bu Tuning, Pak Agus & Bu Reni Yulianto, Pak Jeffry & Bu Efi Kusnadi. Terima kasih atas segala dukungannya yang membuatku bangkit sekali lagi untuk berjuang. I wanna be a great leader like all of you. 13. Aldi, Taufan, Ngana, Reswit and my brother. It’s so nice to have leaders like all of you. Keep fighting until u get freedom! Go Diamond! 14. Wachyu, Angel, Dessy, Inna, Maya, Duvi, Dhani, Febie … thanx a lot. Because of you i found them. Don’t let anyone steal your dreams. 15. Eka, K’Bram, K’Dyo, Mas Eko dan Woko yang selalu memberi dukungan dan menemaniku saat down. Banyak pelajaran berharga yang kalian berikan untukku dalam hidup ini. 16. Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Tuhan Yesus membalas semua kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Bogor, Agustus 2006
Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR.................................................................................
iv
DAFTAR ISI................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 1.5. Batasan Penelitian ..........................................................................
1 1 4 7 7 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran .................................. 2.2. Bauran Pemasaran.......................................................................... 2.3. Segmentasi Pasar............................................................................ 2.4. Perilaku Konsumen ........................................................................ 2.5. Minyak Pelumas............................................................................. 2.5.1. Pengertian........................................................................... 2.5.2. Fungsi................................................................................. 2.5.3. Jenis.................................................................................... 2.6. Metode Purposive Sampling .......................................................... 2.7. Analisis Multivariat........................................................................ 2.7.1. Analisis Faktor ................................................................... 2.7.2. Analisis Cluster.................................................................. 2.8. Importance-Performance Analysis (IPA) ...................................... 2.9. Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................
8 8 9 10 13 14 14 14 16 20 21 21 23 24 24
III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran....................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 3.4. Metode Penarikan Contoh.............................................................. 3.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..........................................
26 26 27 27 27 28 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 4.1. Gambaran Umum Sejarah Top Oil Products Company................. 4.1.1. Sejarah Singkat Top Oil Products Company ..................... 4.1.2. Visi dan Misi Top Oil Products Company......................... 4.1.3. Struktur Organisasi PT. Topindo Atlas Asia ..................... 4.1.4. Produk PT. Topindo Atlas Asia .........................................
37 37 37 38 39 39
vi
4.2. Profil Responden............................................................................ 4.2.1. Profil Responden Berdasarkan Peubah Demografis .......... 4.2.2. Profil Responden Berdasarkan Peubah Perilaku................ 4.2.3. Profil Responden Berdasarkan Informasi Khusus ............. a. Profil Responden Berdasarkan Karakteristik Kendaraan .................................................................... b. Profil Responden Berdasarkan Karakteristik Oli Mesin............................................................................ 4.3. Analisis Bauran Pemasaran............................................................ 4.3.1. Bauran Produk (Product).................................................... 4.3.2. Bauran Harga (Price).......................................................... 4.3.3. Bauran Promosi (Promotion) ............................................. 4.3.4. Bauran Distribusi (Place) ................................................... 4.4. Analisis Segmentasi Konsumen..................................................... 4.5. Profil Segmen Konsumen ..............................................................
43 43 46 50 50 53 55 56 66 67 70 77 83
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 85 1. Kesimpulan ....................................................................................... 85 2. Saran.................................................................................................. 87 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 88 LAMPIRAN ............................................................................................... 90
vii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Variabel segmentasi utama untuk pasar konsumen ..................................... 13 2. Klasifikasi pelumas menurut API dan JASO .............................................. 21 3. Skor tingkat kepentingan.............................................................................. 32 4. Skor tingkat pelaksanaan.............................................................................. 32 5. Jenis produk TOP Oil Products Company ................................................... 44 6. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan usia .......................
45
7. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan domisili ................
46
8. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis kelamin ........
46
9. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan status perkawinan..
46
10. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenjang pendidikan terakhir ........................................................................................................
47
11. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pekerjaan ..............
47
12. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pendapatan per bulan ............................................................................................................
48
13. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan frekuensi perawatan kendaraan berkala ke bengkel.....................................................
49
14. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan cara penggunaan kendaraan .....................................................................................................
49
15. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan sumber perolehan informasi iklan dan promosi (acara/event) oli mobil ...................................
50
16. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif program TV otomotif..................................................................................................
50
17. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif majalah/ tabloid otomotif............................................................................................
51
18. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif stasiun radio..............................................................................................................
51
19. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan keikutsertaan dalam klub otomotif................................................................................................ 52 20. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli..........................................
52
21. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan merek kendaraan ...
53
22. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan model kendaraan ...
53
viii
23. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas mesin kendaraan .....................................................................................................
54
24. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tahun pembuatan kendaraan .....................................................................................................
54
25. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis bahan bakar ..
55
26. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jarak tempuh kendaraan per hari ........................................................................................
55
27. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis oli mesin .......
56
28. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (km) .............................................................................................................. 56 29. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (bulan) .......................................................................................................... 56 30. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas oli mesin. 57 31. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tingkat kekentalan oli .................................................................................................................
57
32. Bagan atribut komponen bauran pemasaran sebelum pengolahan data.......
58
33. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap standar API .................................................................................... 59 34. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap melindungi maksimal akan keausan metal.................................... 60 35. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap bahan dasar sintetik ....................................................................... 61 36. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap memperpanjang umur mesin kendaraan........................................ 61 37. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap meningkatkan tenaga mesin .......................................................... 62 38. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tingkat kekentalan.......................................................................... 62 39. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kestabilan pada berbagai temperatur ............................................. 63 40. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang ......................... 64 41. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap warna oli cerah .............................................................................. 64 42. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap warna oli cerah .............................................................................. 65 43. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap merek terkenal ............................................................................... 65
ix
44. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemasan menarik........................................................................... 66 45. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin ...................... 67 46. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kinerja sesuai dengan promosi .............................................................. 67 47. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap jaminan kualitas............................................................................. 68 48. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap keragaman produk ......................................................................... 68 49. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap harga terjangkau ............................................................................ 69 50. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap diskon ............................................................................................ 69 51. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap daftar harga ................................................................................... 70 52. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap promosi penjualan ........................................................................ 71 53. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap iklan ............................................................................................... 71 54. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap mensponsori banyak pembalap ..................................................... 72 55. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tenaga penjualan informatif........................................................... 72 56. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap public relation ............................................................................... 73 57. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap persediaan...................................................................................... 74 58. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemudahan memperoleh produk ................................................... 74 59. Nilai/skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap seluruh dimensi kualitas atribut .................................................................. 60. Hasil analisis faktor......................................................................................
80
61. Hasil analisis cluster ....................................................................................
81
x
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Populasi kendaraan roda empat dan perkembangan konsumsi pelumas......
2
2. Pangsa pasar minyak pelumas kendaraan bermotor.....................................
3
3. Brand equity kategori mobil ........................................................................
3
4. Jumlah kendaraan bermotor untuk BPKB di Bogor ....................................
4
5. Data penjualan produk Top-1 di Bogor bulan April-Desember 2005..........
6
6. Konsep pemasaran .......................................................................................
9
7. Empat komponen P dalam bauran pemasaran .............................................
10
8. Proses segmentasi pasar ...............................................................................
12
9. Model perilaku konsumen............................................................................
15
10. Kerangka kerja analisis faktor......................................................................
24
11. Skema kerangka pemikiran dalam penelitian ..............................................
27
12. Diagram Kartesius tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan................
34
13. Bagan organisasi PT. Topindo Atlas Asia ...................................................
40
14. Tingkat kestabilan oksidasi Syngen 2000 ekstra tinggi ...............................
41
15. Tingkat penguapan Syngen 2000 ekstra rendah ..........................................
42
16. Indeks visikositas ekstra tinggi ....................................................................
42
17. Kestabilan visikositas ekstra tinggi..............................................................
43
18. Hasil diagram Kartesius ...............................................................................
77
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Kuesioner penelitian ....................................................................................
93
2. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan konsumen ......................
97
3. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja konsumen................................
99
4. Hasil pengujian KMO dan Bartlett’s Test.................................................... 102 5. Hasil pengujian nilai MSA........................................................................... 103 6. Nilai komunalitas ......................................................................................... 108 7. Rotated component matrix ........................................................................... 109 8. Tabel ANOVA ............................................................................................. 110 9. Jumlah anggota segmen ............................................................................... 110 10. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan tempat tinggal ............... 111 11. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan jenis kelamin ................. 111 12. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan status perkawinan.......... 112 13. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan jenjang pendidikan........ 112 14. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pekerjaan....................... 113 15. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pendapatan per bulan .... 113
xii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Era perdagangan bebas memberikan kesempatan besar kepada konsumen untuk memilih produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Tentu saja konsumen cenderung memilih produk yang berkualitas. Namun di sisi lain, perdagangan bebas menimbulkan persaingan ketat baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Hal ini
akan
mengarahkan
mekanisme
persaingan
pasar
yang
akan
memposisikan produsen untuk selalu mengembangkan usahanya serta merebut pangsa pasar. Menurut Irawan (2003), globalisasi di sektor pelumas sudah terjadi dan mau tidak mau industri pelumas nasional bersaing dengan perusahaan global. Perusahaan global yang masuk ke Indonesia ini didukung oleh pengalaman dan modal yang besar. Mereka melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat besar, dan ingin eksis di sini terus-menerus (http://www.sinarharapan.co.id/). Menurut Silalahi (2003), pemberlakuan Surat Keputusan Presiden No. 21/2001 tanggal 14 Februari 2001 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas membuat Pertamina tidak lagi menjadi monopolis dalam menyediakan minyak pelumas ke dalam pasar domestik tetapi minyak pelumas asing dapat masuk ke pasar domestik melalui impor. Keppres ini memperbolehkan siapa saja mengimpor oli, baik oli mineral maupun sintetis. Tanpa perlu minta rekomendasi ke Pertamina seperti dulu, pengimpor hanya perlu membawa sampel dan mendaftarkannya ke Minyak dan Gas (Migas). Setelah diperiksa dan memenuhi persyaratan kualitas, importir akan mendapatkan Nomor Pelumas Terdaftar (NPT). Dampak liberalisasi tata niaga ini, oli impor kian ramai membanjiri pasar dalam negeri. Sejak hak monopoli Pertamina dihapuskan, sedikitnya ada 12 merek saat ini yang memperebutkan pasar minyak pelumas dalam negeri yaitu Mesran, Top-1, Shell Helix, Caltex, Castrol, Federal Oil, BP, United, Unicorn, Capiro, Millenium, maupun BFT (http://www.sinarharapan.co.id/).
2
120,000
106,020 112,477 6.12% 6.10% 6.10% 94,337 89,038 6.08% 6.06% 6.04% 6.02% 6.00% 6.00% 6.00% 6.00% 6.00% 5.98% 6,393 5,688 6,028 5,070 5,370 5.96% 5.94% 2000 2001 2002 2003 2004 99,983
100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0
Gambar 1.
Vehicle 4W Population ('000) Oli Consumption ('000 liter) Oil Consumption Growthy/year
Populasi kendaraan roda empat dan perkembangan konsumsi pelumas ( PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
Industri minyak pelumas di Indonesia saat ini semakin diminati dan kompetitif karena memiliki prospektif yang cenderung naik. Hal ini didukung dengan terjadinya peningkatan populasi kendaraan terutama kendaraan roda empat dan perkembangan konsumsi pelumas dari tahun 2000 hingga 2004 (Gambar 1). Dilihat dari segi potensinya, pasar minyak pelumas dinilai sangat menggiurkan untuk dimasuki oleh para produsen baru. Setiap merek minyak pelumas memiliki pangsa pasarnya masingmasing (Gambar 2). Dari kenyataan tersebut, banyak hal yang sifatnya menguntungkan pihak konsumen. Karena melalui persaingan akan terjadi efisiensi, konsumen akan mempunyai pilihan dalam memilih produk dengan kualitas yang baik dan dengan harga yang lebih murah. Konsumen memiliki banyak pilihan merek minyak pelumas sehingga mereka dapat memilih minyak pelumas yang sesuai dengan kriteria kebutuhan dan keinginannya. Menurut Silalahi (2003), hal ini menimbulkan persaingan ketat di antara produsen minyak pelumas yang terus berusaha memperebutkan pasar pelumas di Indonesia (http://www.sinarharapan.co.id/).
3
70.0%
62.3%
60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0%
9.9%
10.0%
9.8%
8.8% 2.2%
1.2%
0.6%
Castrol
Agip
Motul
5.2%
0.0% Mesran Penzoil Federal
Top-1
Lainnya
Gambar 2. Pangsa pasar minyak pelumas kendaraan bermotor (SWA, 2001) Top-1 sebagai empat besar pemimpin pasar minyak pelumas di Indonesia berusaha merebut pangsa pasar yang selama ini dimiliki oleh Pertamina. Dengan berbagai bentuk promosi yang dilakukan olehnya, Top-1 perlahan-lahan menaiki tangga peringkat pangsa pasar minyak pelumas di Indonesia. Pada tahun 2004, Top-1 memiliki brand equity tertinggi untuk kategori mobil dalam Indonesia Best Brand Awards 2004 Kategori Mobil menurut survei MARS 2004 (Gambar 3). Top-1 memiliki brand equity 2,3 kali lebih besar daripada Mesran. Hal ini merupakan suatu potensi besar bagi pihak Top-1 untuk lebih meningkatkan perannya sebagai produsen pelumas yang cukup diperhitungkan keberadaannya di Indonesia. Top-1 berusaha menjaga dan memperkuat posisi saat ini sebagai dasar dalam melakukan ekspansi secara agresif ke segmen yang masih dikuasai pesaing. 350
301
280 210 132
140 70
15
12
7
6
Pennzoil
Prima XP
Federal
Castrol
0 Top One
Mesran
Gambar 3. Brand equity kategori mobil (PT. Topindo Atlas Asia, 2004) Kota Bogor memiliki potensi besar dalam hal distribusi minyak pelumas kendaraan roda empat. Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa jumlah
4
kendaraan roda empat mengimbangi jumlah kendaraan roda dua. Semakin besar jumlah kendaraan menimbulkan kebutuhan minyak pelumas yang semakin besar pula. 94732
100000 80000 54309
60000 40693 40000 20000 0 Roda empat
Sepeda motor
Roda empat dan dua
Gambar 4. Jumlah kendaraan bermotor untuk BPKB di Bogor (BPS, 2005) 1.2. Perumusan Masalah Berbagai contoh kasus menunjukkan akan pentingnya segmentasi di masyarakat. Menurut Kasali (2005), salah satunya adalah Jonas Sari Harum yang membuat gebrakan besar dengan meluncurkan merek shampo baru yaitu Biuti. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memiliki awareness tinggi sehingga mampu bersaing dengan penguasa pasar yakni Sunsilk. Pada pertengahan tahun 1995, Biuti membelanjakan iklan mencapai Rp 20,27 miliar dengan mengalahkan belanja iklan merek top seperti Shampoerna, Rinso, maupun Gudang Garam. Sebagai pendatang baru, Biuti tidak mempunyai pilihan lain selain beriklan secara besar-besaran melalui iklan TV. Hasilnya pun cukup lumayan. Dalam waktu kurang dari tiga bulan, Biuti langsung dikenal masyarakat hingga mengalahkan produk lama lainnya seperti Emeron, Rejoice, Pantene, Kao Feather bahkan mengancam pemain lama yang mendominasi, Sunsilk. Biuti menetapkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan Sunsilk. Positioning Biuti 3 in 1 pun jelas yakni shampo yang memberikan nilai tambah dibandingkan dengan shampo dengan formula tunggal maupun 2 in 1. Dengan pricing dan positioning seperti itu jelas bahwa pasar yang diarah Biuti adalah kelas menengah ke
5
bawah, wanita berusia 15 tahun ke atas dengan status pelajar hingga ibu rumah tangga, kelas sosial ekonomi C-D-E, dan berpendidikan SMP ke atas. Menurut Kasali (2005), keberhasilan Biuti di hari esok masih ditentukan oleh responsnya menghadapi serangan balik yang akan dibalas oleh para pemain yang sudah lebih dahulu berada di pasar dan kedudukannya terusik oleh kehadiran Biuti. Selain itu, ketika lingkungan berubah, peta segmentasi pun akan berubah. Jumlah masing-masing orang dalam setiap segmen demografi barangkali tidak terlalu banyak berubah namun perilakunya mungkin akan mengalami pergeseran yang signifikan. Biuti dan industri shampo hanyalah contoh kecil dari bagaimana pentingnya membaca segmentasi pasar dalam menghadapi persaingan. Selebihnya konsep ini dapat digunakan dalam bidang-bidang kehidupan lainnya. Menurut Irawan (2003), bisnis minyak pelumas di dalam negeri cukup prospektif seiring dengan pertumbuhan industri otomotif. Permintaan akan produk pelumas juga semakin tinggi, sehingga produsen berupaya merebut pasar terbesar. Dampaknya, persaingan ketat bisnis pelumas tidak terhindarkan. Masing-masing produsen mengklaim produknya yang terbaik (http://www.sinarharapan.co.id/). Keadaan ini memaksa produsen minyak pelumas untuk melakukan strategi pemasaran secara tepat. Salah satu upaya mengetahui karakteristik pembeli adalah dengan segmentasi (Kasali, 2005). Dengan proses ini, produsen dapat menetapkan segmen konsumen yang tepat bagi produknya. Oli Top-1 sebagai salah satu pemimpin pasar minyak pelumas di Indonesia perlu menentukan segmentasi konsumen dengan cermat. Oli Top1 memposisikan dirinya sebagai ”Top-1 Oil USA, no 1 di Amrik” (Topindo Atlas Asia, 2006). Berbagai macam promosi dan insentif dilakukan oleh pihak Top-1 dengan gencar baik terhadap konsumen, mekanik maupun pemilik bengkel yang membuat Top-1 menjadi merek yang terkenal. Namun, hal ini perlu diimbangi dengan penyampaian kepada segmen konsumen yang tepat sehingga promosi tersebut tepat pada sasaran. Top-1 mulai merintis usahanya di Bogor selama beberapa tahun terakhir. Top-1 menawarkan berbagai macam produk yang dapat digunakan
6
untuk penggunaan yang berbeda pula. Namun, berdasarkan data yang diperoleh, penjualan produk Top-1 mengalami ketidakstabilan (Gambar 5). Top-1 terus berupaya untuk tetap eksis dalam bisnis minyak pelumas di kota Bogor mengingat prospektif yang cenderung naik. Untuk itu dibutuhkan penentuan segmen konsumen yang tepat bagi masing-masing produk Top-1. Oleh karena itu, segmentasi konsumen akan sangat membantu dalam pelaksanaan promosi dari pihak Top-1 itu sendiri. 2000 1753 1600 1357 1200
1076
1064 877
800
1174 1006
912
914
400 0 April
Mei
Juni
Juli
Agust Sept
Okt
Nov
Des
Gambar 5. Data penjualan produk Top-1 di Bogor bulan April-Desember 2005 (PT. Tridika Putra Unggul, 2006) Menurut Kasali (2005), segmentasi pasar merupakan suatu keputusan yang sangat penting untuk memasuki pasar. Meski sebagai artikel ilmiah konsep segmentasi baru diperkenalkan sejak tahun 1956, dalam praktek, cara berpikir segmentasi sebenarnya sudah lama digunakan secara intuitif. Menurut Myers (1966) dalam Kasali (2005), bentuk awal konsep ini dipakai sebagai alat untuk elemen-elemen bauran pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi). Dalam hal ini, produsen mengirimkan sinyal kepada konsumen mengenai kualitas barang-barangnya melalui harga dan distribusi. Misalnya dengan menetapkan harga yang tinggi, jauh di atas harga rata-rata pasar yang bersedia dibeli rata-rata konsumen atau dengan menjajakan produknya di galeri-galeri hotel mewah maka produsen mengirimkan sinyal bahwa pasarnya adalah kelas menengah ke atas.
7
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bauran pemasaran pada oli Top-1 di Bogor ? 2. Bagaimanakah segmentasi konsumen oli Top-1 di Bogor ? 3. Bagaimanakah profil dari segmen konsumen oli Top-1 di Bogor ? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi bauran pemasaran pada oli Top-1 di Bogor. 2. Menganalisis segmentasi konsumen oli Top-1 di Bogor. 3. Menganalisis profil dari segmen konsumen oli Top-1 di Bogor. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi pihak yang terkait, yakni : 1. Bagi pihak PT. Topindo Atlas Asia Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan positif bagi pihak PT. Topindo Atlas Asia dalam melakukan segmentasi konsumen minyak pelumas Top-1 pada kendaraan roda empat. 2. Bagi Peneliti Bagi Peneliti, penelitian ini merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan berbagai teori yang telah didapat selama masa perkuliahan khususnya dalam bidang ilmu pemasaran sehingga dapat memberi manfaat penting bagi pihak yang berkaitan. 1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi pada konsumen oli Top-1 yang sedang melakukan kegiatan service di tiga bengkel di Bogor, yaitu (1) Guna Motor Jl. Siliwangi, (2) Viper Motor Jl. Raya Tajur, dan (3) Honda Mandiri Bogor Jl. Raya Pajajaran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan
menciptakan,
menawarkan,
dan
secara
bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002). Konsep pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (1995) adalah suatu daur proses yang tercipta ketika ada kebutuhan-kebutuhan yang berwujud pada suatu keinginan dengan didukung daya beli yang memungkinkan maka menimbulkan permintaan terhadap suatu produk. Produk yang dikonsumsi tersebut akan memiliki nilai tertentu dan diyakini akan memberikan kepuasan tersendiri pada konsumen, sehingga dengan sumber daya yang dimiliki konsumen tidak akan ragu melakukan pertukaran sumber daya yang dimilikinya dengan yang diinginkannya. Pertukaran tersebut akhirnya menciptakan sebuah komunikasi antar konsumen dan pedagang lewat sebuah transaksi jual beli. Hubungan dan transaksi yang tercipta mewujudkan suatu bentuk pasar, yaitu sebagai sarana berlangsungnya transaksi jual beli. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan operasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler, 2002). Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar : (1) Pasar Sasaran, (2) Kebutuhan Pelanggan, (3) Pemasaran Terintegrasi, (4) Laba Melalui Kepuasan Pelanggan (Kotler, 2002). Konsep pemasaran ditunjukkan dalam Gambar 6. Pasar Sasaran
Kebutuhan Pelanggan
Pemasaran Terintegrasi
Laba Melalui Kepuasan Pelanggan
Gambar 6. Konsep pemasaran (Kotler, 2002)
9
2.2. Bauran Pemasaran Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002). Menurut Kotler (1997), produk adalah segala sesuatu yang dapat dipasarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu barang yang sama terhadap semua pembeli (Umar, 2003). Menurut Kotler (1997), saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan agar membeli produk tersebut. Variabel pemasaran tertentu dari masing-masing P ditunjukkan dalam Gambar 7. Bauran pemasaran
Produk • Keragaman produk • Kualitas • Desain • Ciri • Nama merek • Kemasan • Ukuran • Pelayanan • Garansi • Imbalan
Pasar sasaran
Harga • Daftar harga • Rabat/diskon • Potongan harga khusus • Periode pembayaran • Syarat kredit
Promosi • Promosi penjualan • Periklanan • Tenaga penjualan • Kehumasan/ public relation • Pemasaran langsung
Tempat • Saluran pemasaran • Cakupan pasar • Pengelompokkan • Lokasi • Persediaan • Transportasi
Gambar 7. Empat komponen P dalam bauran pemasaran (Kotler, 2002)
10
2.3. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting dalam kehidupan ini. Dalam kegiatan bisnis segmentasi pasar digunakan untuk memilih pasar sasaran, mencari peluang, menggerogoti segmen pemimpin pasar, merumuskan pesan-pesan komunikasi, melayani lebih baik, menganalisis perilaku konsumen, dan mendesain produk (Kasali, 2005). Riggs dalam Boyd, et al (2000) menggambarkan tiga konsep pemasaran yang saling berkaitan, yakni segmentasi pasar (market segmentation), penetapan pasar sasaran (market targeting), dan penentuan posisi produk (product positioning). Segmentasi
pasar
menurut
Kotler
(2002)
adalah
proses
mengidentifikasi dan membedakan kelompok-kelompok pembeli yang mungkin lebih menyukai atau memerlukan berbagai produk dan bauran pemasaran. Menurut Kotler (2002), segmentasi menjadi semakin penting dalam pengembangan strategi pemasaran karena beberapa alasan yakni : 1. Pertumbuhan populasi kian menurun dan semakin banyak produk pasar yang mencapai tahap kedewasaan. 2. Kekuatan sosial dan ekonomi mendorong meningkatnya pendapatan perseorangan, tingkat pendapatan yang lebih tinggi, dan kesadaran yang lebih banyak tentang dunia yang memproduksi pelanggan dengan kebutuhan, selera, gaya hidup yang lebih bervariasi dan canggih dibanding sebelumnya. 3. Teknologi
baru
memungkinkan
seperti perusahaan
desain
yang
membuat
dibantu
komputer
produk-produk
telah
berdasarkan
pesanan. 4. Banyak organisasi pemasaran telah mendukung implementasi program pemasaran
terspesialisasi
dengan
memperluas
dan
melakukan
segmentasi layanan mereka sendiri. Menurut Boyd, et al (2000), selain untuk memperkuat perusahaan dalam menghadapi kenyataan yang ada di pasar, segmentasi menawarkan manfaat-manfaat berikut :
11
a. Segmentasi mengidentifikasi pengembangan produk baru. b. Segmentasi membantu dalam mendesain program-program pemasaran yang paling efektif untuk mencapai kelompok-kelompok pelanggan yang homogen. c. Segmentasi memperbaiki alokasi strategis sumber daya pemasaran. Segmen pasar dapat diidentifikasi dengan memeriksa perbedaanperbedaaan demografis, psikografis, dan perilaku di kalangan para pembeli. Selanjutnya perusahaan memutuskan segmen mana yang menyajikan peluang yang lebih besar-mereka yang kebutuhannya dapat dipenuhi oleh perusahaan dengan cara yang unggul (Kotler, 2002). Menurut Arnould, et al (2002), pemasar perlu melakukan tahap-tahap dalam proses segmentasi pasar (Gambar 8), yakni :
Menganalisa hubungan antara produk dengan konsumen Menginvestasi alternatif pendekatan segmentasi
Memilih segmen pasar sasaran Membangun positioning produk Merancang bauran pemasaran untuk pasar sasaran
Gambar 8. Proses segmentasi pasar (Arnould, et al, 2002)
1. Menganalisa hubungan antara produk dengan konsumen Pemasar perlu mengetahui beberapa hal berikut ini : (a) Lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelian dan konsumsi, (b) Kategori produk
bagi
konsumen
dan
keterlibatan
konsumen
dalam
mengkonsumsinya, dan (c) Perilaku yang terlibat dalam proses pembelian serta konsumsi produk.
12
2. Menginvestigasi alternatif pendekatan dalam segmentasi Segmentasi konsumen dilakukan berdasar pada satu atau lebih empat kriteria, yakni : (a) geografis, pasar dibagi menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, propinsi, kota, maupun lingkungan; (b) demografis, pasar dibagi menjadi kelompok berdasarkan peubah-peubah demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan dan kelas sosial; (c) psikografis, pembeli dibagi menjadi kelompok berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian; dan (d) perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, maupun tanggapannya terhadap sesuatu (Kotler, 2002). Tabel 1. Variabel segmentasi utama untuk pasar konsumen (Kotler, 2002) Geografis Demografis Psikografis Perilaku Wilayah Ukuran kota Kepadatan Iklim
Usia Ukuran keluarga Siklus hidup keluarga Jenis kelamin Penghasilan Pekerjaan Pendidikan Agama Ras Generasi Kewarganegaraan Kelas sosial
Gaya hidup Kepribadian
Kejadian Manfaat Status pemakai Tingkat pemakaian Status kesetiaan Tahap kesiapan pembeli Sikap terhadap produk
3. Memilih segmen pasar sasaran (targeting) Menurut Kasali (2005), produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Clancy dan Shulman (1991) dalam Kasali (2005) menyatakan empat kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pasar sasaran yang optimal, yakni : a. Pasar sasaran harus responsif terhadap produk. b. Potensi penjualan harus cukup luas. c. Pertumbuhan yang memadai. d. Jangkauan media yang tepat bagi pasar sasaran.
13
4. Membangun positioning produk Positioning menggambarkan bagaimana suatu pihak mampu dengan tepat memposisikan produk, merek dan perusahaan di benak pelanggan (Boyd, et al, 2000). 5. Menyusun bauran pemasaran yang sesuai bagi pasar sasaran Bauran pemasaran meliputi penentuan produk, harga, tempat penjualan (distribusi) dan bentuk promosi (Kotler, 2002). Menurut Kotler (2002) tidak semua segmentasi bermanfaat. Agar segmentasi dapat berguna, segmen-segmen pasar haruslah : a. Dapat diukur : Ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur. b. Besar : Segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. Suatu segmen harus merupakan kelompok homogen terbesar yang paling mungkin, yang berharga untuk diraih dengan program pemasaran yang dirancang khusus. c. Dapat diakses : Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. d. Dapat dibedakan : Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahpisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen yang berbeda dan program bauran pemasaran yang berbeda. e. Dapat diambil tindakan : Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen tersebut. 2.4. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan dan proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal yang dikemukakan atau disebut dengan kegiatan mengevaluasi (Sumarwan, 2003).
14
Kotak Hitam Pembeli
Rangsangan Rangsangan pemasaran lainnya Produk Ekonomi Harga Teknologi Tempat Politik Promosi Budaya
Karakateristik Proses Pembeli Keputusan Pembeli
Respon Pembeli Pilihan produk Pilihan merek Pilihan dealer Waktu belanja Jumlah belanja
Gambar 9. Model perilaku konsumen (Kotler, 2002) Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan tanggapan yang diperlihatkan dalam Gambar 9. Rangsangan pemasaran
dan
lingkungan
mulai
memasuki
kesadaran
pembeli.
Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli (Kotler, 2002). 2.5. Minyak Pelumas 2.5.1. Pengertian Minyak pelumas adalah campuran dari base oil dan aditif yang berfungsi untuk melindungi mesin dari karat, pembersih, pendingin juga sebagai seal pada mesin kendaraan (PT. Topindo Oil Indonesia, 2004). Fungsi di atas akan membuat gesekan antar komponen di dalam mesin bergerak lebih halus dan mesin akan mencapai tingkat temperatur yang ideal. 2.5.2. Fungsi Menurut PT. Topindo Oil Indonesia (2004), ada empat fungsi utama minyak pelumas untuk kendaraan bermotor, yakni : 1. Melumasi Apabila kita menggerakkan suatu obyek terhadap permukaan maka
akan
menimbulkan
gesekan.
Gesekan
ini
akan
menyebabkan kerusakan tetapi jika ada lapisan antar permukaan maka kerusakan bisa diminimalisasi dan pergerakan menjadi
15
lebih mudah. Dalam hal ini, pelumas dapat mengurangi keausan. Gesekan yang harus dikontrol ialah saat start up, conrods, crankshaft antara silinder dan ring. 2. Mendinginkan Pelumas harus dapat mengalir dengan bebas ke seluruh bagian yang dilumaskan karena dapat menyerap panas dari bagian mesin dan mensirkulasikannya. Suhu piston saat operasi pada mesin bensin berkisar antara 77-1210c dan pada mesin diesel 650-8200c. Bagian mesin yang diserap panasnya : bearing, piston, valve dan chamshaft. 3. Membersihkan Selama operasi mesin banyak kontaminasi yang dihasilkan sehingga pelumas harus dapat menjaga kebersihan mesin dengan cara merawat suspensi hingga oli diganti. Di sinilah peran fungsi filter oli dan drain interval. Pada mesin diesel, operasinya lebih kotor karena suhu yang tinggi. 4. Mencegah karat Dari hasil pembakaran terdapat asam yang dapat mempercepat korosi sehingga harus dinetralisir. Panas tinggi (steam) akan terkondensasi jadi air. Bagian mesin yang rawan karat : valve dan cam follower. Lapisan film pada piston
mempengaruhi
kemampuan dalam mencegah karat tersebut. 5. Melindungi mesin Piston bergerak naik dan turun dalam silinder. Ring piston dirancang untuk menghalangi gas hasil bakar yang masuk ke silinder dan membuat lapisan film pada dinding silinder tetap rata. Menurut Evalube (2005), mengingat fungsi tersebut, setelah pemakaian pelumas mencapai jumlah kilometer tertentu, minyak pelumas itu harus diganti. Setiap pelumas mengandung berbagai jenis zat aditif yang meningkatkan efisiensi fungsi pelumas. Dengan beban kerja mesin yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
16
(lingkungan, cuaca dan pemakaian), mesin akan membakar zat aditif tersebut dan mengurangi efisiensi tersebut sehingga menjauhkan mesin dari performa yang optimal. Pelumas menjadi semakin kental dan mengandung kotoran, di antaranya bubuk logam sebagai akibat dari gesekan bagian-bagian yang bergerak di dalam mesin (www.evalube.com). Menurut PT. Topindo Atlas Asia (2004), ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oli mesin yakni : a. Meningkatkan nilai ekonomi dari bahan bakar sehingga penggunaan lebih irit. b. Mereduksi kadar emisi untuk pembakaran lebih sempurna. c. Umur mesin lebih lama agar mesin terlindungi. d. Waktu penggantian oli yang lebih lama sehingga biaya perawatan lebih rendah. 2.5.2. Jenis Menurut Fajar (Motor Plus, 2005), ada berbagai jenis pelumas mesin yang dapat ditinjau dari bahan dasar, warna kekentalannya maupun kualitasnya. Berdasarkan bahan dasarnya, pelumas dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni : 1) Oli mineral memiliki bahan dasar minyak bumi. Oli ini terbuat dari beberapa komponen seperti parafin dan sikol parafin yang kemudian diolah dan dicampur dengan zat aditif supaya mutunya lebih baik. Namun, pada pelumas modern biasanya bahan aditifnya cukup lengkap sehingga beberapa merek tidak menganjurkan penambahan zat aditif (oil treatment); 2) Oli sintetik merupakan pelumas berbahan dasar campuran berbagai macam bahan kimia seperti polyalpha olefin (PAO) yang dibuat di laboratorium. Umumnya, oli sintetis mempunyai tingkat mutu yang lebih tinggi daripada oli mineral, meskipun harganya relatif lebih mahal. Menurut Evalube (2005), ada beberapa keunggulan oli sintetik dibandingkan dengan oli mineral, yakni : 1) Lebih stabil pada temperatur tinggi; 2) Mengontrol dan mencegah terjadinya endapan karbon mesin; 3) Sirkulasi lebih lancar pada waktu starter
17
pagi hari atau cuaca dingin; 4) Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadinya gesekan antar logam; 5) Tahan terhadap perubahan atau oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga lebih ekonomis dan efisien; dan 6) Mengurangi terjadinya gesekan sehingga meningkatkan tenaga dan mesin menjadi lebih dingin (www.evalube.com). Menurut Kaliki (2004), berdasarkan warnanya, pelumas mesin yang tersedia saat ini di pasaran cukup beragam. Ada pelumas yang berwarna kuning, hijau tua, merah dan ungu. Keberagaman warna tersebut tergantung pada merek pelumas (http://www.kompas.co.id/). Menurut Kaliki (2004), berdasarkan tingkat visikositas atau kekentalannya, pelumas dibedakan menurut kode yang tersedia. Visikositas atau tingkat kekentalan pelumas merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pemilihan pelumas. Tingkat kekentalan berhubungan dengan kemampuan pelumas dalam menjalankan fungsi pelumas, mendinginkan dan memindahkan kotoran. Standar kekentalan pelumas mesin ditentukan oleh Society of Automotive Engineers (SAE) dan ditentukan pada suhu 100 derajat celcius. SAE merupakan lembaga standarisasi seperti ISO, DIN, atau JIS, yang mengkhususkan diri di bidang otomotif. Ada dua macam SAE yakni: (1) monograde seperti SAE 30 dan SAE 40. Angka di belakang huruf menunjukkan tingkat kekentalannya. Contohnya, kode SAE 50 menunjukkan oli tersebut mempunyai tingkat kekentalan 50 menurut standar SAE ; (2) multigrade seperti SAE 20W-50 dan SAE 10W-40. Pelumas multigrade dapat digunakan untuk cuaca dingin, W berarti winter. Contohnya, kode SAE 10W-50 menunjukkan oli tersebut mempunyai tingkat kekentalan sama dengan SAE 10 pada saat suhu udara
dingin
dan
SAE
50
ketika
suhu
udara
panas
(http://www.kompas.co.id/). Menurut Kaliki (2004), berdasarkan kualitasnya, tingkat mutu pelumas mempunyai satuan tersendiri dan umumnya standar kualitas pelumas yang beredar di pasar mengacu pada standar yang
18
ditetapkan American Petroleum Institute (API) dan Japanese Automobile Standards Organization (JASO). Pelumas-pelumas yang dirancang untuk mobil-mobil kendaraan berbahan bakar bensin diberi kode awal dengan huruf S (kependekan dari kata Spark yang berarti percikan api), kemudian diikuti huruf-huruf menurut abjad. Huruf abjad ini menujukkan peruntukkan masing-masing pelumas. Semakin besar abjadnya semakin tinggi spesifikasi minyak pelumasnya (http://www.kompas.co.id/). Menurut Kaliki (2004), sekarang ini klasifikasi tertinggi adalah SL yang mulai diberlakukan mulai pertengahan 2001. Untuk mobil berbahan bakar diesel, API mengklasifikasikan pelumasnya dengan kode awal huruf C (kependekan dari kata Compression yang berarti tekanan), dan kemudian diikuti huruf menurut abjad seperti halnya untuk mobil bensin. Klasifikasi tertinggi adalah CH-4 yang merupakan minyak pelumas mesin diesel kecepatan tinggi untuk mobil buatan tahun 1998 ke atas. Hingga saat ini, tingkat kualitas pelumas yang beredar sudah sampai pada tingkat SL dan CI-4. Grade mutu SL, yang diperkenalkan sejak Juli 2001, diperuntukkan untuk semua jenis mesin baru seperti Multi-Valve, VTEC, VVT, Turbo, karena komponen yang harus dilumasi sangat banyak. Sedangkan grade CI-4 diperkenalkan pada tanggal 5 September 2002 dan direkomendasikan untuk semua mesin diesel high speed 4 langkah (http://www.kompas.co.id/). Menurut Kaliki (2004), ada juga penulisan kode yang dibalik dengan huruf C di depan, misalnya CD/SF. Maksud dari kode ini adalah pelumas dikhususkan untuk mesin diesel , meskipun bisa pula digunakan pada mesin bensin. Jika diperhatikan, meskipun pelumasnya sama bila digunakan pada mesin diesel, mutunya dinilai lebih rendah daripada jika pelumas tersebut digunakan pada mesin bensin. Memang umumnya pelumas mesin mempunyai tingkat mutu seperti ini. Mesin diesel mempunyai tekanan atau kompresi dua kali lipat lebih besar daripada mesin bensin. Akibatnya, getaran mesin
19
dan momen puntir yang dihasilkan lebih besar. Tugas pelumas pada mesin diesel pun lebih berat dibandingkan dengan pada mesin bensin. Karena itu, standar kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan standar kualitas pelumas mesin bensin. Hal yang menjadi patokan mutu pelumas adalah kekuatan lapisan film pelumas yang berfungsi melekatkan pelumas tersebut pada logam. Semakin tinggi kualitasnya, semakin kuat lapisan film mengikat pelumas pada permukaan logam mesin. Dikatakan semakin tinggi kualitasnya karena logam semakin terlindung dari proses keausan. API juga mengklasifikasikan minyak pelumas untuk mesin-mesin dua langkah atau lebih dikenal dengan mesin 2-tak yang banyak digunakan untuk sepeda motor dan juga pelumas untuk roda gigi transmisi. Untuk pelumas mesin 2-tak, API mengklasifikasikan pelumasnya menjadi tiga, yakni TA, TB, dan TC. Sedangkan JASO mengklasifikasikan juga menjadi tiga macam, yakni FA, FB, dan FC. Sementara itu untuk pelumas roda gigi transmisi, API mengklasifikasikan pelumasnya dengan kode huruf awal GL dan kemudian diikuti dengan angka secara berurutan. Semakin tinggi menunjukkan pelumas
untuk
kondisi
operasi
sedang
atau
berat
(http://www.kompas.co.id/). Klasifikasi pelumas menurut API dan JASO dapat dilihat pada Tabel 2.
20
Tabel 2. Klasifikasi pelumas menurut API dan JASO (PT. Topindo Atlas Asia, 2004) Klasifikasi Pelumas Mesin Bensin. Diawali dengan huruf S dan diikuti secara alpabetis SA Spesifikasi kuno yang sudah jarang digunakan SB Untuk mesin bensin tugas ringan (sudah jarang digunakan) SC Untuk kendaraan buatan tahun 1964-1967 SD Untuk kendaraan buatan tahun 1968-1970 SE Untuk kendaraan buatan tahun 1970 ke atas SF Untuk kendaraan buatan tahun 1980 ke atas SG Untuk kendaraan buatan tahun 1989 ke atas SH Untuk kendaraan buatan tahun 1993 ke atas SJ Untuk kendaraan buatan tahun 1997 ke atas SL Spesifikasi ini diberlakukan pertengahan tahun 2001 Klasifikasi Pelumas Mesin Diesel. Diawali dengan huruf C dan diikuti secara alpabetis CA Untuk mesin diesel tugas ringan CB Untuk mesin diesel tugas sedang CC Untuk mesin diesel tugas sedang sampai berat CD Untuk mesin diesel tugas berat yang dilengkapi dengan supercharger CD-II Untuk mesin diesel dua langkah CE Untuk mesin diesel tugas berat dengan turbo/supercharger CF Untuk mesin diesel buatan tahun 1994 ke atas CF-2 Untuk mesin diesel dua langkah Untuk mesin diesel empat langkah tugas berat buatan tahun 1990 dan CF-4 beroperasi dengan kecepatan tinggi Untuk mesin diesel empat langkah tugas berat buatan tahun 1990 dan CG-4 beroperasi dengan kecepatan tinggi dan dengan beban berat Untuk mesin diesel empat langkah tugas berat buatan tahun 1990 dan CH-4 beroperasi dengan kecepatan tinggi dan dengan beban berat Oli Samping untuk Mesin Bensin 2-tak API-TA Untuk mesin 2-tak ukuran kecil, kapasitas sampai 50 cc API-TB Untuk mesin 2-tak ukuran sedang atau kapasitas sampai 200 cc API-TC Untuk mesin 2-tak ukuran sedang atau kapasitas sampai 500 cc JASO-FA Untuk mesin 2-tak ukuran kecil sampai lebih besar JASO-FB Untuk mesin 2-tak dengan kemampuan lebih baik dari FA JASO-FC Untuk mesin 2-tak dengan kemampuan lebih baik dari FB Pelumas Roda Gigi Transmisi, Manual atau Gardan. Diawali dengan huruf GL dan diikuti dengan angka GL-1 Untuk kondisi operasi ringan GL-2 Untuk kondisi operasi ringan tapi di atas GL-1 GL-3 Untuk kondisi operasi sedang Untuk kondisi operasi sedang dengan jenis roda gigi spiral GL-4 bevel/hypoid GL-5 Untuk kondisi operasi sedang dengan jenis roda gigi spiral/bevel
2.6. Metode Purposive Sampling Metode penarikan contoh dilakukan dengan penarikan contoh purposive sampling. Menurut Wibisono (2003), purposive sampling merupakan teknik penarikan contoh tidak berpeluang yang memilih orangorang yang terseleksi oleh peneliti berpengalaman, berdasarkan ciri-ciri
21
khusus yang dimiliki contoh tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. 2.7. Analisis Multivariat Analisis multivariat adalah metode analisis yang digunakan untuk menganalisa peubah yang banyak dan saling interdependen. Analisis multivariat memiliki kemampuan untuk mengakomodasi peubah yang banyak (multivarible) dan dapat membantu memahami hubungan yang kompleks antar peubah. Analisis multivariat merujuk pada metode statistika yang menganalisis perlakuan ganda untuk setiap individu atau objek berdasarkan hasil investigasi secara simultan (Hair, 1998). 2.7.1. Analisis Faktor Analisis
faktor
merupakan
serangkaian
prosedur
yang
digunakan untuk mereduksi dan menyimpulkan suatu data (Maholtra, 1996). Menurut Santoso (2003), proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabelvariabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Menurut Santoso (2003), ada beberapa tujuan analisis faktor, yaitu : 1. Data summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel, analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis. Namun, jika korelasi dilakukan antar responden atau sampel, analisis disebut Q Factor Analysis, yang juga populer disebut Cluster Analysis. 2. Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.
22
Menurut Maholtra (1996), ada beberapa aplikasi analisis faktor di bidang pemasaran, yakni : a. Membantu
kegiatan
mengidentifikasi
segmentasi
peubah
yang
pasar, dapat
yakni
untuk
digunakan
untuk
mengelompokkan konsumen; b. Melakukan
penelitian
mengenai
produk,
analisis
faktor
digunakan untuk menentukan atribut merek yang mempengaruhi pilihan konsumen; c. Dalam dunia periklanan, analisis faktor dapat digunakan untuk memahami pola konsumsi media dari pasar sasaran; d. Dalam studi penetapan harga, analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik dari konsumen yang peka terhadap harga.
23
Menurut Hair (1998), kerangka kerja analisis faktor terdiri dari enam langkah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10 sebagai berikut : Masalah Penelitian Variabel mana yang dilibatkan? Berapa banyak variabel ? Bagaiamana variabel diukur ? Ukuran sampel ?
Matriks Korelasi
Ekstraksi Faktor Jumlah faktor ? Metode ?
Matriks faktor sebelum rotasi Jumlah faktor Matriks faktor setelah rotasi Jumlah faktor Skor faktor Untuk analisis lebih lanjut : Analisis regresi Analisis determinan Analisis cluster Gambar 10. Kerangka kerja analisis faktor (Hair, 1998)
2.7.2. Analisis Cluster Menurut merupakan
Maholtra serangkaian
(1996), teknik
analisis yang
cluster
(gerombol)
digunakan
untuk
mengklasifikasikan obyek atau kasus menjadi grup relatif lebih homogen yang dikenal dengan istilah kelompok. Menurut Santoso (2003), tujuan utama analisis cluster adalah mengelompokkan obyek-obyek berdasarkan kesamaan karakteristik di antara obyek-obyek tersebut. Obyek bisa berupa produk (barang
24
dan jasa), benda (tumbuhan dan lainnya) serta orang (responden, konsumen, atau yang lain). Obyek tersebut akan diklasifikasikan ke dalam satu atau lebih cluster (kelompok) sehingga obyek-obyek yang berada dalam satu cluster akan mempunyai kemiripan satu dengan yang lain. Menurut Santoso (2003), cluster yang baik adalah yang mempunyai ciri sebagai berikut : a. Homogenitas (kesamaan) yang tinggi antar anggota dalam satu cluster (within- cluster) b. Heterogenitas (perbedaan) yang tinggi antar cluster yang satu dengan cluster lainnya (between cluster) 2.8.
Importance-Performance Analysis (IPA) Metode Importance-Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan pelanggan.
IPA merupakan suatu teknik
penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan (importance) dan tingkat pelaksanaan/kinerja (performance) yang berguna untuk pengembangan program pemasaran efektif (Martila dan James dalam Supranto, 2001). 2.9. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai “Analisa Positioning Minyak Pelumas Kendaraan Bermotor Roda Dua Mesin 4-tak Caltex Revtex“ telah dilakukan oleh Rindawati (2003). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut : a. Perilaku konsumen dalam menggunakan motor dan mengkonsumsi media. b. Atribut-atribut yang diperhatikan konsumen yang menjadi dasar diferensiasi produk dan mempengaruhi proses pemilihan merek yang akan dikonsumsi. c. Persepsi konsumen terhadap atribut-atribut untuk merek minyak pelumas sepeda motor mesin 4-tak. d. Positioning merek Caltex Revtex di benak konsumen.
25
Peneliti menyarankan anggaran belanja untuk advertising dan promotion ditingkatkan, serta bekerjasama dengan advertising agency untuk mengkomunikasikan Revtex. Pembenahan di jalur ditribusi perlu dilakukan. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui alasan responden yang pernah menggunakan Revtex beralih ke merek lain. Penelitian
mengenai
”Deskripsi
Pemakaian
Minyak
Pelumas
Kendaraan Bermotor Roda Empat (Studi Kasus : Kota Bogor) telah dilakukan oleh Nengsih (2004). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui beberapa hal ini : 1. Sisi demand, yaitu kendaraan bermotor roda empat dengan tujuan untuk melihat perilaku konsumsi oli mesin di kota Bogor. 2. Sisi supplier, yaitu toko atau bengkel yang menjual oli mesin ke konsumen dengan tujuan untuk mendeskripsikan keragaman merek oli mesin dan mengetahui pangsa pasar oli mesin kendaraan bermotor roda empat di kota Bogor. Dari sisi supplier terdapat 42 merek oli mesin yang beredar di pasaran kota Bogor pada tahun 2004 dengan 35.58 % masih dikuasai oleh Pertamina. Rata-rata penjualan oli mesin per tahun di kota Bogor dengan asumsi perilaku konsumsi oli mesin tidak berbeda tiap bulannya sebesar 1.527.825,36 liter. Produk Pertamina yang banyak terjual oleh supplier adalah Mesran Prima XP dan Mesran Super yang disusul oleh Top-1, Shell Helix, Repsol, Penzoil dan Castrol. Sedangkan dari sisi konsumen produk Pertamina juga menempati tingkat teratas dengan Mesran Prima XP sebagai merek yang banyak digunakan bagi kendaraannya. Selanjutnya diikuti oleh Top-1 dan Mesran Super. Sebagian konsumen cenderung tetap atau tidak pernah berganti merek oli mesin. Perpindahan terjadi dari merek oli mesin Mesran Super menjadi Top-1 dengan alasan mutu dan kualitasnya lebih terjamin. Berdasarkan persepsi responden menunjukkan bahwa Top-1 cenderung dinilai responden sebagai oli yang jika digunakan akan membuat oli mesin lebih dingin atau ringan. Tingkat kekentalannya lebih bagus jika dibandingkan dengan oli lainnya, ukuran kemasan yang sesuai, dan iklan yang menarik.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Bisnis minyak pelumas kendaraan roda empat di Bogor
Pangsa pasar
Kebutuhan minyak pelumas
Persaingan
Kebutuhan akan pemahaman pasar oli Top-1
Informasi Khusus
Demografi dan Perilaku konsumen
Analisis deskriptif
Bauran pemasaran
Importance Performance Analysis
Analisis Faktor : mereduksi peubah
Analisis Cluster : mengelompokkan konsumen
Segmen dan profil konsumen
Strategi pemasaran
Gambar 11. Skema kerangka pemikiran dalam penelitian Tahap penelitian dalam analisis segmentasi konsumen kendaraan bermotor roda empat minyak pelumas Top-1 di Bogor dijabarkan pada Gambar 11. Dari kerangka pemikiran tersebut akan ditelaah mengenai segmentasi konsumen berdasarkan tiga faktor utama, yaitu bauran pemasaran, atribut produk dan demografi. Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akan pemahaman pasar. Hal ini dapat membantu para pemasar dalam mengidentifikasi dan memprediksi perilaku konsumen dan selanjutnya akan memudahkan dalam penerapan strategi
27
pemasaran perusahaan itu sendiri. Pasar yang menjadi pilihan penelitian adalah beberapa bengkel besar di Bogor yang menjadi lokasi utama distribusi minyak pelumas Top-1. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai segmentasi konsumen minyak pelumas kendaraan roda empat Top-1 di Bogor dilakukan di tiga bengkel terpilih yakni Guna Motor (Jl. Siliwangi, Bogor), Honda Mandiri Bogor (Jl. Raya Pajajaran, Bogor) dan Viper Motor (Jl. Raya Tajur, Bogor). Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa bengkel tersebut merupakan bengkel yang direkomendasikan oleh PT. Tridika Putra Unggul dan merupakan pelanggannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2006 sampai dengan bulan Mei 2006. 3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti manajemen PT. Topindo Atlas Asia, PT. Tridika Putra Unggul dan pengamatan langsung di lapang. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka, buku-buku dan literatur lainnya yang relevan dan terkait dengan penelitian ini serta data dari pihak perusahaan. 3.4. Metode Penarikan Contoh Populasi yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah pengunjung bengkel di tiga bengkel terpilih yang menggunakan minyak pelumas Top-1 bagi kendaraannya. Aturan umum dalam menentukan jumlah contoh yang digunakan adalah jumlah observasi empat hingga lima kali jumlah peubah (Hair, 1998). Peubah yang digunakan dalam analisis berjumlah 26 sehingga jumlah contoh ideal yang diperlukan sebanyak 104 (4 x 26 = 104) responden. Namun jumlah riil responden adalah sebanyak 110 responden. Sementara
pemilihan
bengkel
dilakukan
secara
sengaja
dengan
mempertimbangkan jenis oli yang dijual, yakni berbagai bengkel umum terpilih yang juga menjual oli Top-1.
28
3.5. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain sebagai berikut : 1. Observasi, yaitu mengumpulkan data primer dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap lokasi dan melihat aktivitas-aktivitas yang dilakukan di bengkel tersebut. 2. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara secara lisan kepada pihak PT. Topindo Atlas Asia dan PT. Tridika Putra Unggul untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. 3. Penyebaran kuesioner, yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada responden dalam bentuk kuesioner. 4. Studi literatur, digunakan untuk memperoleh data-data sekunder yang berhubungan dengan oli Top-1 dan tentang segmentasi konsumen serta data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Data mengenai segmentasi konsumen oli Top-1 adalah skor faktor dari analisis bauran pemasaran konsumen. Sementara data yang digunakan dalam pembuatan profil tiap segmen adalah data segmen konsumen yang telah terbentuk serta profil demografi. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data yang diperoleh dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data kualitatif didasarkan pada informasi yang didapatkan dari hasil wawancara. Alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi peubah pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah analisis faktor. Berikut ini merupakan dimensi bauran pemasaran yang digunakan sebagai peubah :
29
Peubah Independen (X)
Peubah Dependen (Y)
Tingkat visikositas (kekentalan) tinggi Meningkatkan tenaga mesin Stabil pada temperatur tinggi maupun rendah Wanginya lebih harum Warnanya menarik Melindungi maksimal terhadap keausan metal Standar API dengan grade tertinggi Bahan baku sintetik
Produk
Memperpanjang umur mesin kendaraan Kemasan menarik Merek terkenal Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin Layanan oli sesuai promosi Jaminan yang pasti Tahan lama untuk penggantian oli berikutnya Layanan purna jual
Harga yang lebih murah Daftar harga yang pasti Diskon saat event tertentu
Harga
30
Peubah Independen (X)
Peubah Dependen (Y)
Mensponsori para pembalap Promosi penjualan Tenaga penjualan yang membantu konsumen
Promosi
Periklanan yang gencar dan menarik Public relation yang tepat Mudah didapat
Tempat Persediaan yang memadai
Uji validitas menggunakan teknik korelasi product moment Pearson sebagai berikut :
r=
[nΣX
n(ΣXY ) − (ΣXΣY ) 2
][
− (ΣX ) 2 nΣY 2 − (ΣY ) 2
di mana : n
]
, ...........................................
(1)
= jumlah responden
X = skor masing-masing pertanyaan Y = skor total Uji keandalan untuk instrumen berupa rentangan antara 1-5 menggunakan rumus Cronbach’s Alpha ( α ) (Umar, 2003). 2 ⎡ k ⎤⎡ ∑σ b ⎤ r11 = ⎢ ⎢1 − 2 ⎥ , ............................................................... σt ⎦ ⎣ k − 1⎥⎦ ⎣
di mana : r11
(2)
= keandalan instrumen
k
= banyak butir pertanyaan
σ t2
= ragam total
∑ σ b2 = jumlah ragam butir Berikut merupakan rumus ragam yang digunakan (Umar, 2003):
σ2 =
∑ x2
(Σx) 2 n , ......................................................................... n
(3)
31
di mana : r11
= keandalan instrumen
σ2
= ragam
n
= jumlah contoh
x
= nilai skor yang dipillih
Dalam penelitian ini, untuk mengidentifikasi bauran pemasaran digunakan Importance Performance Analysis (IPA). Data yang digunakan adalah data skala Likert, yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan secara nyata dari suatu produk atau jasa oleh pelanggan. Skala ini digunakan karena memberi peluang kepada konsumen untuk mengekspresikan perasaan mereka terhadap suatu pernyataan. Data skala Likert diberi skor kuantitatif untuk dipakai dalam perhitungan-perhitungan. Untuk tingkat kepentingan diberi skor yang tampak pada Tabel 3. Tabel 3. Skor tingkat kepentingan Kriteria Jawaban Sangat Tidak Penting Tidak Penting Biasa Penting Sangat Penting
Skor (Nilai) 1 2 3 4 5
Tingkat pelaksanaan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan dari peubah oli Top-1 berdasarkan penilaian konsumen. Adapun skor untuk tingkat pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Skor tingkat pelaksanaan Kriteria Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Biasa Setuju Sangat Setuju
Skor (Nilai) 1 2 3 4 5
Dari penilaian konsumen, akan dihitung nilai atau skor rata-rata yang menunjukkan peringkat dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut, mulai dari yang dianggap paling penting sampai dengan tidak penting. Nilai atau skor rata-rata kepentingan atribut dihitung dengan menggunakan rumus :
32
Y=
ΣY1 , ...................................................................................... n
(4)
di mana : Y = skor rata-rata tingkat kepentingan per responden n
= responden
Sedangkan untuk mengetahui apakah atribut-atribut yang menjadi preferensi konsumen tersebut sudah dilaksanakan dengan baik atau tidak oleh Top-1, dihitung dengan menggunakan rumus tingkat pelaksanaan : X =
ΣX 1 , ..................................................................................... n
(5)
di mana : X = skor rata-rata tingkat pelaksanaan per responden n
= responden
Adapun hasil dari penghitungan tersebut akan dimasukkan ke dalam diagram Kartesius, dengan menggunakan rumus : Tk i =
Xi x100% , .......................................................................... Yi
(6)
di mana : TKi = tingkat kesesuaian responden Xi
= bobot penilaian tingkat pelaksanaan peubah oli Top-1
Yi
= bobot penilaian tingkat kepentingan peubah oli Top-1
Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua baris yang saling berpotongan tegak lurus di titik (A,B) dimana A merupakan hasil dari rata-rata skor rata-rata tingkat pelaksanaan, dan B merupakan hasil dari rata-rata skor rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut jasa yang mempengaruhi konsumen. Nilai A dan B diukur dengan rumus :
A=
Σx k
dan B =
Σy , ................................................................ k
di mana : A = batas sumbu X (tingkat pelaksanaan) B = batas sumbu Y (tingkat kepentingan) K = jumlah atribut
(7)
33
Adapun diagram Kartesius ditunjukkan pada Gambar 10 di bawah ini : Y (tingkat kepentingan)
Prioritas Utama I
Pertahankan Prestasi II
B Prioritas Rendah III
Berlebihan IV
A X (Tingkat Pelaksanaan) Gambar 12. Diagram Kartesius tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (Rangkuti, 2002) Keterangan : Kuadran A (prioritas utama)
Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi atau di atas nilai-rata-rata sedangkan nilai kinerjanya dinilai rendah. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam kuadran ini kinerja perusahaannya harus lebih ditingkatkan, karena atribut kepentingan utama pelanggan tercermin di wilayah ini. Kuadran B (pertahankan prestasi)
Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki tingkat kepentingan dan nilai kinerja yang tinggi atau di atas nilai rata-rata. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam kuadran ini kinerja perusahaannya harus dipertahankan dengan baik, karena memiliki keunggulan di mata pelanggan. Kuadran C (prioritas rendah)
Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki tingkat kepentingan dan nilai kinerja yang rendah atau di bawah nilai rata-rata. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh pelanggan dan pihak perusahaan hanya melaksanakannya biasa-biasa saja. Sehingga pihak
34
perusahaan tidak perlu melakukan kinerja yang berlebihan untuk atribut kualitas pelayanan yang termasuk kuadran ini. Kuadran D (berlebihan)
Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki tingkat kepentingan rendah sedangkan nilai kinerja yang tinggi. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam kuadran ini dalam pelaksanaannya dianggap melebihi kepentingan pelanggan. Selain dengan diagram Kartesius, untuk memudahkan melihat kriteria atribut-atribut mana yang mendapatkan nilai tertinggi dan terendah digunakan urutan terhadap nilai rata-rata. Urutan tersebut meliputi urutan nilai rata-rata masing-masing atribut berdasarkan tingkat kepentingan dan urutan nilai rata-rata. Menurut Santoso (2003), proses dasar analisis faktor adalah sebagai berikut : 1. Menentukan variabel yang akan dianalisis. 2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Bartlett Test of Sphericity serta pengukuran Measure of
Sampling Adequacy (MSA). 3. Melakukan proses inti dari analisis faktor, yakni factoring,
atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumya. 4. Melakukan proses rotasi faktor terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. 5. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor. 6. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Kerangka kerja analisis cluster terdiri dari enam langkah (Hair, 1998), yakni : 1. Menentukan tujuan analisis cluster
35
Tujuan penggunaan analisis cluster adalah membuat sekat antar konsumen minyak pelumas Top-1 di Bogor menjadi dua grup atau lebih berdasarkan kemiripan konsumen tersebut terhadap atribut komponen bauran pemasaran. 2. Membuat rancangan analisis cluster Rancangan analisis cluster terdiri dari tiga tahap, yakni : a. Mendeteksi data outliers Data outliers adalah data yang secara nyata berbeda dengan data yang lain. Dalam pembuatan struktur peubah, data outlier dapat mengubah bentuk dan struktur data yang sebenarnya dan membuat hasil gerombol menjadi tidak representatif sehingga harus dikeluarkan dari analisis. b. Mengukur derajat kemiripan Pengukuran derajat kemiripan akan mengelompokkan obyek yang serupa ke dalam sebuah cluster. Perhitungan kemiripan dari data responden berfokus pada gabungan kemiripan antar peubah. c. Melakukan standarisasi data Standarisasi data dilakukan untuk mengatasi perbedaan yang besar dalam data. Perbedaan yang besar dalam data dapat membuat perhitungan menjadi tidak sahih. 3. Melakukan pengujian terhadap kesesuaian asumsi analisis cluster Dua asumsi dalam analisis cluster, yaitu menggunakan contoh yang dapat mewakili keseluruhan populasi, dan meminimalkan efek multikolinearitas. Multikolinearitas ialah hubungan antara tiga atau lebih peubah independen. Peubah multikolinear memiliki pembobotan lebih besar sehingga akan mempengaruhi cluster yang terbentuk. 4. Membentuk cluster dan memperkirakan kesesuaian cluster Pembentukan cluster dilakukan dengan metode non hirarki. Metode ini dilakukan untuk mengetahui peubah bauran pemasaran yang membedakan antara cluster yang satu dengan cluster yang lain dan jumlah masing-masing cluster yang terbentuk. Pembentukan
cluster dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 11.5.
36
5. Menginterpretasikan cluster Menginterpretasikan cluster merupakan kegiatan pemeriksaan perbedaan tiap cluster untuk menentukan nama dan sifat masingmasing cluster dengan tepat. 6. Menentukan validasi dan membuat profil tiap cluster Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah cluster yang telah terbentuk sudah stabil dan dapat digeneralisasikan pada populasi. Sedangkan pembuatan profil cluster dilakukan untuk membuat profil tertentu seperti profil berdasarkan peubah demografis.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Top Oil Products Company 4.1.1. Sejarah Singkat Top Oil Products Company Top Oil Products Company didirikan pada tahun 1979 dengan tujuan
menyediakan
pelumas
berkualitas
untuk
melindungi
kendaraan bagi konsumen di seluruh dunia. Hampir 30 tahun kemudian, Top-1 telah berkembang menjadi organisasi yang lebih besar dan masih dengan visi yang sama. Saat ini, Top-1 merupakan pemimpin eksportir pelumas berkualitas tinggi Amerika ke seluruh negara Asia dan Amerika Latin. Organisasi yang sedang berkembang dan lini produk yang luas ini diakui seluruh dunia akan kualitas dan kemampuannya. Top-1 telah berkali-kali menerima penghargaan bisnis dari pihak Amerika Serikat dan dari luar negeri. Founder Top-1 yakni William A. Ryan menerima The State of California’s Exporter of the Year Award pada tahun 1985, dan baru-baru ini, Top-1 mendapat Presidential “E” Award for Excellence in Export yang bergengsi dari Presiden Amerika Serikat dan Departemen Perdagangan. Top-1 bersifat unik karena sebagian besar bisnisnya secara kontinu dimiliki dan dioperasikan oleh satu keluarga. Saat ini, tiga generasi Ryan melanjutkan prinsip organisasi yang ditanamkan oleh founder
yakni
:
menyediakan
pelumas
berkualitas
dengan
membentuk dan menjalin persahabatan jangka panjang dengan para konsumennya. Akhirnya Top Oil Products Company secara resmi mulai masuk ke Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-12.038.HT.01.01 tahun 1997 dengan nama PT. Topindo Atlas Asia. Melalui Surat Keputusan tersebut Top Oil Products Company memperluas bisnisnya hingga ke Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar terbesar Top Oil Products Company.
38
4.1.2. Visi dan Misi Top Oil Products Company Visi Top Oil Products Company adalah menjadi pemimpin pasar invisibel dalam industri pelumas di Indonesia tahun 2010 (to become the invicible market leader in lubricant industry in Indonesia by the year 2010). Misi Top Oil Products Company adalah sebagai berikut :
T O P 1
here dimensions of effective and efficient movement vertical-toll manufacturing, distribution and retail horizontal-coverage by customer base channels depth B2B / B2C closer relationship to achieve utstanding performance by :
eople, product, and profit to be no :
and always achieving, shareholders and stakeholder satisfaction
Nilai-nilai yang terkandung : Performance : Low profile - high profit, customer - oriented, profesionalism and value added contribution to company Integrity
: Loyalty - honesty, sense of belonging, flexibility, highly motivated, self development, creative and independent
Relationship : Employees are biggest assets of company people based company, family atmosphere and team work
39
4.1.3. Struktur Organisasi PT. Topindo Atlas Asia Struktur organisasi PT. Topindo Atlas Asia ditunjukkan pada gambar 13. Owner
Managing Director
Division Head
Manager
Supervisor
Staff
Office Boy Gambar 13. Bagan organisasi PT. Topindo Atlas Asia (PT. Topindo Atlas Asia, 2006) 4.1.4. Produk PT. Topindo Atlas Asia Top Oil Products Company memiliki Syngen 2000 Technology yang telah dipatenkan dalam memproduksi seluruh produknya. Syngen 2000 Technology menampilkan teknologi yang paling maju dan pelumas dengan hasil terbaik yang tersedia saat ini. Syngen 2000 Technology didesain untuk mengantisipasi persyaratan kritis di masa yang akan datang di mana oli mineral saat ini tidak dapat memenuhinya. Syngen 2000 Technology memiliki lima keuntungan utama, yakni : 1. Ekstra murni dan jernih Syngen 2000 bersifat aman terhadap lingkungan. Sifatnya tidak beracun dan menawarkan kemurnian yang lebih tinggi dengan
40
mengeliminasi komponen yang tidak diinginkan dari minyak mentah konvensional meliputi aroma, sulfur dan nitrogen serta gabungannya yang akan mengurangi kinerja. 2. Stabilitas ekstra tinggi terhadap oksidasi dan perubahan temperatur Syngen 2000 menampilkan perlawanan terhadap proses oksidasi tiga kali lebih lama dibandingkan dengan oli mineral sehingga mampu memperpanjang jangka waktu penggantian pelumas. Keuntungan bagi pengguna akhir meliputi kestabilan superior, interval saluran dan masa guna peralatan yang lebih panjang meskipun di bawah temperatur operasi tertinggi. Syngen 2000
Oxidation Stability, HRS
35 30 25 20 15 10
Mineral Based Oil
5 0
Gambar 14. Tingkat kestabilan oksidasi Syngen 2000 ekstra tinggi (PT. Topindo Atlas Asia, 2004) 3. Penguapan ekstra rendah 35
Noack Volatility, %
30
SR 100N
25 20
Syngen 2000
15 10 5 0
Base Stock
Gambar 15. Tingkat penguapan Syngen 2000 ekstra rendah (PT. Topindo Atlas Asia, 2004) Syngen 2000 Technology menghasilkan pelumas yang secara signifikan tingkat penguapannya lebih rendah. Sebagai hasilnya,
41
oli mesin cenderung lebih rendah penguapannya, oli industri dan cairan tenaga transmisi lebih rendah tingkat kehilangan cairannya dan pelumas menunjukkan pengentalan yang lebih sedikit sehingga berakibat pengurangan konsumsi pelumas. 4. Indeks visikositas ekstra tinggi Minyak mentah Syngen 2000 memiliki indeks visikositas sangat tinggi yang mengukur perlawanan oli menuju perubahan tingkat pengentalan seiring dengan perubahan temperatur. Minyak mentah Syngen 2000 memiliki indeks visikositas dengan rentang 140 dibandingkan dengan oli mineral konvensional yang di sekitar
95
indeks
visikositas.
Hasilnya
adalah
pelumas
menunjukkan tingkat pengentalan yang lebih rendah pada temperatur rendah dan tingkat pengenceran yang lebih rendah pada temperatur tinggi.
Visicosity index
160
Top 1
120
Konvensional
80 40 0
Gambar 16. Indeks visikositas ekstra tinggi (PT. Topindo Atlas Asia, 2004) 5. Kestabilan visikositas ekstra tinggi
V isicosity Reduction
180
Konvensional
150 120 90 60
Top 1
30 0
Gambar 17. Kestabilan visikositas ekstra tinggi (PT. Topindo Atlas Asia, 2004)
42
Karena tingkat VI yang tinggi, minyak mentah Syngen 2000 tidak membutuhkan bahan polimer tambahan seperti VI Improvers. Polimer ini memiliki kecenderungan lemah selama proses sehingga indeks visikositas menurun pada temperatur ekstrim. Syngen 2000 menyediakan perlindungan yang lebih baik dengan masa guna peralatan yang lebih panjang. Berikut merupakan produk dari Top Oil Products Company : Tabel 5. Produk Top Oil Products Co. (PT. Topindo Atlas Asia, 2004) No.
Jenis Produk
1.
Pelumas Sintetik Mobil Penumpang- Passenger Car Motor Oils (PCMO) with Syngen 2000 Technology • Top 8000 Synthetic Motor Oils • Top Synthetic Blend Motor Oils Pelumas Mobil Penumpang - Passenger Car Motor Oils (PCMO) • Top High 20W/50 Motor Oils • Top Super Motor Oils Oli Sintetik Mesin Tugas Berat - Heavy Duty Motor Oils (HDMO) Synthetic Lubricants • Top Transport XLR 15W/40 Motor Oil“Extra Long Range” • Top Synthetic Diesel Oil (SDO) Oli Mesin Tugas Berat - Heavy Duty Motor Oils (HDMO) • Top XLR 15W/40 Motor Oil“Extra Long Range” • Top Heavy Duty Motor Oils Pelumas Motor (Motorcycle Lubricants) • Top Synthetic 2T Motorcycle Oil • Top Synthetic MotorOil For Motorcycle Engines • Top 2T Motor Oils • Typhoon 2T Perlindungan Mobil (Car Care) Rumah Mesin (Crankcase) • Top Super Green Oil Treatment • Engine Oil Treatment - Gold • Engine Oil Treatment –Silver • Diesel Oil Treatment • F-85 • Motor Flush • Heavy Duty Brake Fluid Aditif Sistem Bahan Bakar (Fuel System Additives) • Fuel Injector Cleaner • Gas Treatment • Diesel Fuel Conditioner • Carburetor Cleaner Produk Radiator (Radiator Products) • Super Coolant • Long Life Anti-Freeze Radiator Coolant W/T.F.A • Power Flush Industri (Industry) Oli Gir (Gear Oil) • Top Synthetic Gear Oils (SGO) • Top MPGear Oils “Multi-Purpose Gear Lubricants” • Top Heavy Duty Gear Oils “Extreme Pressure” Gear Lubricants Hidrolik (Hydraulics) • Top Hytec Hydraulic Oils
2. 3.
4. 5.
6.
7.
43
• Top AW Hydraulic Oils • RG-80 Transmisi (Transmissions) • Synthetic ATF • Top Super ATF Grease (Greases) • Top Synthetic High-Temp Grease • Top Green Grease • Red Rider Grease
4.2. Profil Responden Bagian ini membahas mengenai profil responden yang telah diteliti. Pengolahan data untuk mendapatkan profil responden menggunakan program pada Microsoft Excel. Pembahasan profil responden dibagi menjadi tiga bagian, yaitu profil responden berdasarkan peubah demografis, peubah perilaku dan informasi khusus. Informasi khusus yang dimaksud meliputi karakteristik kendaraan dan karakteristik oli mesin. 4.2.1. Profil Responden Berdasarkan Peubah Demografis Profil responden berdasarkan peubah demografis terdiri dari tujuh bagian yaitu (1) usia, (2) tempat tinggal, (3) jenis kelamin, (4) status perkawinan, (5) jenjang pendidikan terakhir, (6) pekerjaan, dan (7) pendapatan per bulan. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 6. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa komposisi usia konsumen oli Top-1 di Bogor didominasi oleh kelompok usia di atas 40 tahun. Tabel 6. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan usia Persentase Persentase Usia Frekuensi (%) kumulatif < 20 tahun 10 9,1 9,1 21 – 29 tahun 30 27,3 36,4 31 – 39 tahun 28 25,5 61,9 > 40 tahun 42 38,1 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan domisili dapat dilihat pada Tabel 7. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa komposisi domisili konsumen oli Top-1 di Bogor cukup merata.
44
Sebagian besar dari mereka tinggal di luar kotamadya Bogor (18,2%) yang meliputi kabupaten Bogor, Bukit Sentul Selatan, dan Puncak.
Tabel 7. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan domisili Persentase Persentase Domisili Frekuensi (%) kumulatif Bogor Barat 19 17,3 17,3 Bogor Timur 16 14,5 31,8 Bogor Tengah 9 8,2 40 Bogor Selatan 15 13,6 53,6 Bogor Utara 17 15,5 69,1 Tanah Sareal 14 12,7 81,8 Lainnya 20 18,2 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 8. Dari data tersebut, secara jelas dinyatakan bahwa komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis kelaminnya didominasi oleh konsumen laki-laki (82,7%). Hal ini dimungkinkan karena bidang otomotif sangat identik dengan kaum pria. Tabel 8. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis kelamin Persentase Persentase Jenis Kelamin Frekuensi (%) kumulatif Laki-laki 91 82,7 82,7 Perempuan 19 17,3 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada Tabel 9. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor memiliki status menikah. Tabel 9. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan status perkawinan Persentase Persentase Status Frekuensi (%) kumulatif Perkawinan Menikah 71 64,5 64,5
45
Belum menikah Jumlah
39 110
35,5 100,0
100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenjang pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 10. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa komposisi jenjang pendidikan terakhir konsumen oli Top-1 di Bogor didominasi oleh konsumen dengan jenjang pendidikan terakhir S1 (40,9%) dan ≤ SMU (39,1%). Konsumen dengan jenjang pendidikan ≤ SMU mewakili konsumen yang merupakan anak pemilik kendaraan dan mereka yang bekerja sebagai sopir pribadi. Tabel 10. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenjang pendidikan terakhir Persentase Persentase Jenjang Pendidikan Frekuensi (%) kumulatif Terakhir ≤ SMU 19 39,1 39,1 Diploma 16 6,4 45,5 S1 9 40,9 86,4 S2 15 11,8 98,2 S-3 17 1,8 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen oli Top-1 di Bogor bekerja sebagai pegawai swasta (49,1%) dan pengusaha (20,0%). Tabel 11. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pekerjaan Persentase Persentase Pekerjaan Frekuensi (%) kumulatif Pelajar 17 15,5 15,5 Pengusaha 22 20,0 35,5 Peg. negeri 13 11,8 47,3 IRT 4 3,6 50,9 Peg. swasta 54 49,1 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pendapatan per bulan dapat dilihat pada Tabel 12. Pendapatan
46
responden tiap bulan dibagi menjadi enam level berdasarkan kelas sosial dan penghasilan di kota metropolitan dengan pandangan mewah (Kasali, 1999). Kelima level tersebut adalah C, C+, B, B+, A dan A+. Dari data komposisi konsumen oli Top 1 di Bogor berdasarkan pendapatan per bulan diketahui bahwa sebagian besar konsumen oli Top 1 di Bogor berada di kategori B (45,5%), B+ (18,2%) dan A+ (12,7%). Tabel 12. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pendapatan per bulan Persentase Persentase Pendapatan per Frekuensi (%) kumulatif Bulan (rupiah) < 300rb 2 1,8 1,8 300rb-700rb 17 15,5 17,3 700rb-4 juta 50 45,5 62.8 4 juta-6 juta 20 18,2 81 6 juta-8 juta 7 6,3 87,3 > 8 juta 14 12,7 100,0 Jumlah 110 100,0 4.2.2. Profil Responden Berdasarkan Peubah Perilaku Profil responden berdasarkan peubah perilaku terdiri dari delapan bagian yakni (1) frekuensi perawatan kendaraan berkala ke bengkel, (2) cara penggunaan kendaraan, (3) sumber perolehan informasi iklan dan promosi (acara/event) oli mobil, (4) alternatif program TV otomotif, (5) alternatif majalah/tabloid otomotif, (6) alternatif stasiun radio, (7) keikutsertaan dalam klub otomotif, dan (8) pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan frekuensi perawatan kendaraan berkala ke bengkel dapat dilihat pada Tabel 13. Dari data komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan frekuensi perawatan kendaraan berkala ke bengkel dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor melakukan perawatan berkala ke bengkel dalam jangka waktu 1-2 bulan (44,5%). Tabel 13. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan frekuensi perawatan kendaraan berkala ke bengkel
47
Frekuensi Perawatan Kendaraan Berkala ke Bengkel <1 bulan 1-2 bulan 2-3 bulan >3 bulan Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
Persentase kumulatif
11 49 42 8 110
10,0 44,5 38,2 7,3 100,0
10,0 54,5 92,7 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan cara penggunaan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 14. Dari data komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan cara penggunaan kendaraan dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen oli Top-1 di Bogor menggunakan mobilnya untuk dirinya sendiri (77,0%). Tabel 14. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan cara penggunaan kendaraan Cara Penggunaan Persentase Persentase Frekuensi Kendaraan (%) kumulatif Digunakan sendiri 77 70,0 70,0 Digunakan bersama 33 30,0 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan sumber perolehan informasi iklan dan promosi (acara/event) oli mobil dapat dilihat pada Tabel 15. Dari data komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan sumber perolehan informasi iklan dan promosi oli mobil dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor memperoleh informasi iklan dan promosi oli mobil dari TV (75,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa TV merupakan media yang paling berpengaruh dalam penyampaian iklan dan promosi oli mobil di kalangan konsumen oli Top-1 di Bogor. Tabel 15. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan sumber perolehan informasi iklan dan promosi (acara/event) oli mobil Sumber Informasi Persentase Persentase Iklan dan Promosi Frekuensi (%) kumulatif Oli Mobil TV 83 75,5 75,5
48
Spanduk 5 4,5 80,0 Papan reklame 7 6,4 86,4 Tabloid 11 10,0 96,4 Lainnya 4 3,6 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif program TV otomotif dapat dilihat pada Tabel 16. Dari data komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif program TV otomotif dapat diketahui bahwa program TV otomotif yang paling diminati oleh konsumen oli Top-1 di Bogor adalah Otoblitz (33,6%). Tabel 16. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif program TV otomotif Persentase Persentase Alternatif Program Frekuensi (%) kumulatif TV Otomotif Otomotif TV 14 12,7 12,7 Roda Gila 12 10,9 23,6 Ototrend 10 9,1 32,7 Otoblitz 37 33,6 66,4 Lainnya 10 9,1 75,5 Tidak 27 24,5 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif majalah/tabloid otomotif dapat dilihat pada Tabel 17. Dari data komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif majalah/tabloid otomotif dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor tidak membaca majalah/tabloid otomotif (34,5%). Tabel 17. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif majalah/tabloid otomotif Persentase Persentase Alternatif Majalah/ Frekuensi (%) kumulatif Tabloid Otomotif Otomotif 33 30,0 30,0 Mobil Motor 11 10,0 40,0 Motor 6 5,5 45,5 Autocar 9 8,2 53,7 Top Gear 4 3,6 57,3 Autobild 6 5,5 62,8 Lainnya 3 2,7 65,5 Tidak 38 34,5 100,0 Jumlah 110 100,0
49
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif stasiun radio dapat dilihat pada Tabel 18. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif stasiun radio menunjukkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor memilih Prambors (30,0%) dan El Shinta (28%) sebagai stasiun radio favorit. Tabel 18. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan alternatif stasiun radio Persentase Persentase Alternatif Frekuensi (%) kumulatif Stasiun Radio Prambors 33 30,0 30,0 Trijaya 3 2,7 32,7 Kisi 13 11,8 44,5 Lesmana 10 9,1 53,6 El Shinta 28 25,5 79,1 Lainnya 10 9,1 88,2 Tidak 13 11,8 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan keikutsertaan dalam klub otomotif dapat dilihat pada Tabel 19. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan keikutsertaan dalam klub otomotif menunjukkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor tidak tergabung dalam klub otomotif (90,9%). Tabel 19. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan keikutsertaan dalam klub otomotif Persentase Persentase Keikutsertaan dalam Frekuensi (%) kumulatif Klub Otomotif Ya 10 9,1 9,1 Tidak 100 90,9 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli dapat dilihat pada Tabel 20. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli menunjukkan bahwa pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah diri
50
sendiri (32,7%) dan bengkel (32,7%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan kombinasi yang tepat antara pengaruh diri sendiri dan bengkel dalam keputusan pemilihan dan pembelian oli. Tabel 20. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan pihak yang mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli Pihak yang Mempengaruhi Persentase Persentase Frekuensi dalam Memilih dan (%) kumulatif Membeli Oli Diri sendiri 36 32,7 32,7 Tmn/keluarga 15 13,6 46,3 Pabrik mobil 1 0,9 47,2 Mekanik 18 16,4 63,6 Bengkel 36 32,7 96,4 Lainnya 4 3,6 100,0 Jumlah 110 100,0 4.2.3. Profil Responden Berdasarkan Informasi Khusus Informasi khusus yang dimaksud meliputi karakteristik kendaraan dan karakteristik oli mesin. a. Profil Responden Berdasarkan Karakteristik Kendaraan Profil responden berdasarkan karakteristik kendaraan terdiri dari tujuh bagian yaitu (1) merek kendaraan, (2) model kendaraan, (3) kapasitas mesin, (4) tahun pembuatan kendaraan, (5) jenis bahan bakar, dan (6) jarak tempuh kendaraan per hari. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan merek kendaraan dapat dilihat pada Tabel 21. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa merek kendaraan mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah Honda (51,8%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa Honda memegang peranan penting dalam pendistribusian oli Top-1 di Bogor. Tabel 21. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan merek kendaraan Merek Persentase Persentase Frekuensi Kendaraan (%) kumulatif BMW 1 0,9 0,9 Daihatsu 5 4,5 5,4
51
Honda 57 51,8 57,2 KIA 2 1,8 59,0 Mitsubishi 11 2,7 61,7 Suzuki 3 10,0 71,7 Toyota 31 28,3 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan model kendaraan dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah konsumen dengan model kendaraan sedan (40,9%). Tabel 22. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan model kendaraan Persentase Persentase Model Frekuensi (%) kumulatif Kendaraan Mini MPV 19 17,3 17,3 MPV 20 18,2 35,5 SUV 10 9,1 44.6 Sedan 45 40,9 85,5 Minibus 14 12,7 98,2 City Car 2 1,8 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas mesin dapat dilihat pada Tabel 23. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah konsumen dengan kapasitas kendaraan 1500 cc (42,7%). Tabel 23. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas mesin kendaraan Persentase Persentase Kapasitas Frekuensi (%) kumulatif Mesin (cc) 1000 2 1,8 1,8 1000-1500 17 15,5 17,3 1500 47 42,7 60,0 1500-2000 23 20,9 80,9 2000 9 8,2 89,1 >2000 12 10,9 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tahun pembuatan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel tersebut
52
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah konsumen dengan kendaraan di bawah tahun 2000 (30,9 %) dan tahun 2004 (27,3%). Tabel 24. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tahun pembuatan kendaraan Persentase Persentase Tahun Frekuensi (%) kumulatif Pembuatan < tahun 2000 34 30,9 30,9 tahun 2000 11 10,0 40,9 tahun 2001 7 6,4 47,3 tahun 2002 3 2,7 50,0 tahun 2003 3 2,7 52,7 tahun 2004 30 27,3 80,0 tahun 2005 13 11,8 91,8 tahun 2006 9 8,2 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 25. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah konsumen dengan kendaraan berbahan bakar premium (68,2%) dan pertamax (20,9%). Tabel 25. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis bahan bakar Persentase Persentase Bahan Bakar Frekuensi (%) kumulatif Premium 75 68,2 68,2 Pertamax 23 20,9 89,1 Pertamax Plus 10 9,1 98,2 Solar 2 1,8 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jarak tempuh kendaraan per hari dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel tesebut menyimpulkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor menggunakan kendaraan untuk jarah tempuh >100 km (27,3%), 50-75 km (25,5%) dan <25 km (24,5%).
53
Tabel 26. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jarak tempuh kendaraan per hari Persentase Persentase Jarak Tempuh Frekuensi (%) kumulatif Kendaraan per Hari < 25 km 27 24,5 24,5 25 - 50 km 9 8,2 32,7 50 - 75 km 28 25,5 58,2 75 - 100 km 16 14,5 72,7 > 100 km 30 27,3 100,0 Jumlah 110 100,0 b. Profil Responden Berdasarkan Karakteristik Oli Mesin Profil responden berdasarkan karakteristik oli mesin terdiri dari tujuh bagian yaitu (1) jenis oli mesin, (2) lama pemakaian oli (km), (3) lama pemakaian oli (bulan), (4) kapasitas oli mesin, dan (5) tingkat kekentalan oli. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis oli mesin dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor menggunakan produk Top-1 Evolution (52,7%). Tabel 27. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan jenis oli mesin Persentase Persentase Jenis Oli Mesin Frekuensi (%) kumulatif 10w-40 26 23,6 23,6 20w-50 23 20,9 44,5 Evolution 58 52,7 97,3 Diesel 3 2,7 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (km) dapat dilihat pada Tabel 28. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen oli
54
Top-1 di Bogor melakukan penggantian oli setiap 5000 km (70,9%).
Tabel 28. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (km) Lama Pemakaian Persentase Persentase Frekuensi Oli (km) (%) kumulatif 2000 km 1 0,9 0,9 3000 km 4 3,6 4,5 4000 km 18 16,4 20,9 5000 km 78 70,9 91,8 Lainnya 9 8,2 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (bulan)dapat dilihat pada Tabel 29. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor menggunakan oli Top-1 untuk dalam jangka waktu 2 bulan (39,1%) dan 3 bulan (27,3%). Tabel 29. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan lama pemakaian oli (bulan) Persentase Persentase Lama Pemakaian Frekuensi (%) kumulatif Oli (bulan) 1 bulan 9 8,2 8,2 2 bulan 43 39,1 47,3 3 bulan 30 27,3 74,6 3,5 bulan 4 3,6 78,2 Lainnya 24 21,8 100,0 Jumlah 110 100,0 Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas oli mesin dapat dilihat pada Tabel 30. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor menggunakan oli Top-1 untuk kapasitas oli mesin 3,5 liter (53,6%). Tabel 30. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan kapasitas oli mesin
55
Kapasitas Oli Mesin (liter) 3 liter 3,5 liter 4 liter 4,5 liter Lainnya Jumlah
Frekuensi 6 59 30 9 6 110
Persentase (%) 5,5 53,6 27,2 8,2 5,5 100,0
Persentase kumulatif 5,5 59,1 86,3 94,5 100,0
Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tingkat kekentalan oli dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel tersebut dapat menyimpulkan bahwa tingkat kekentalan oli yang digunakan oleh mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah 5w-50 (41,8%). Tabel 31. Komposisi konsumen oli Top-1 di Bogor berdasarkan tingkat kekentalan oli Tingkat Persentase Persentase Frekuensi Kekentalan Oli (%) kumulatif SAE 5w-50 46 41,9 41,9 SAE 10w-40 22 20,0 61,9 SAE 10w-60 12 10,9 72,8 SAE 15w-40 4 3,6 76,4 SAE 20w-50 26 23,6 100,0 Jumlah 110 100,0
4.3. Analisis Bauran Pemasaran Analisis bauran pemasaran konsumen oli Top-1 di Bogor merupakan kegiatan pengelompokkan peubah-peubah yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian minyak pelumas kendaraan roda empat Top-1 di Bogor. Selain itu analisis ini juga menyimpulkan bahwa peubah-peubah tersebut menyangkut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya dari sudut pandang konsumen. Peubah yang digunakan dalam analisis bauran pemasaran ini didasarkan pada empat komponen P dalam bauran pemasaran yakni produk, harga, promosi, tempat (Kotler, 2002). Selain itu, peubah bersifat lebih variatif sehingga memungkinkan responden lebih memahami komponen bauran pemasaran. Proses ini berdasar pada peubah yang telah diterapkan dalam dunia otomotif khususnya minyak pelumas dan diperoleh
56
dari berbagai sumber seperti PT. Topindo Oil Indonesia, PT. Tridika Putra Unggul, majalah Otomotif, majalah Otoblitz dan majalah Motor Plus. Pada awal penyebaran kuesioner terdapat 27 peubah yang tergabung dalam empat komponen bauran pemasaran yakni : Tabel 32. Bagan atribut komponen bauran pemasaran sebelum pengolahan data No. Komponen Peubah 1.
2.
3.
4.
Produk a. Keragaman produk b. Kualitas
c. Ciri d. Nama merek e. Kemasan f. Ukuran g. Pelayanan h. Garansi i. Imbalan Harga a. Daftar harga b. Rabat/diskon c. Potongan harga khusus Promosi a. Promosi penjualan b. Periklanan c. Tenaga penjualan d. Kehumasan Tempat a. Persediaan b. Saluran pemasaran
Keragaman produk a. Standar American Petroleum Institute (API) dengan grade tertinggi b. Melindungi maksimal terhadap keausan metal c. Memperpanjang umur mesin kendaraan d. Meningkatkan tenaga mesin e. Tingkat kekentalan f. Kestabilan pada berbagai temperatur g. Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang h. Wangi asap buangan harum. i. Warna oli cerah Bahan dasar sintetik Merek terkenal Kemasan menarik Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin Layanan purna jual Jaminan kualitas Kinerja sesuai dengan promosi Daftar harga Diskon (potongan harga khusus) Harga terjangkau Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian) a. Iklan yang gencar b. Mensponsori banyak pembalap Tenaga penjualan informatif (sales promotion girl) Public relation Persediaan Kemudahan memperoleh produk
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 110 responden, peubah layanan purna jual dihapus karena bersifat tidak valid dan tidak reliabel untuk dilakukan proses selanjutnya. Sehingga tersisa 26 peubah yang tergabung dalam empat komponen bauran pemasaran yakni produk, harga, promosi dan tempat. 4.3.1. Bauran Produk (Product)
57
Pada komponen produk, terdapat 16 peubah yang terkandung di dalamnya yakni : 1. Standar American Petroleum Institute (API) grade tertinggi American Petroleum Institute (API) merupakan salah satu badan yang menetapkan standar untuk menentukan tingkat mutu pelumas yang beredar di pasar. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap standar API dengan grade tertinggi disajikan pada Tabel 33. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa 65,5% konsumen menyatakan bahwa peubah ini penting. Konsumen pun menyatakan bahwa atribut ini telah dilaksanakan dengan baik oleh Top-1 (67,3%). Tabel 33. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap standar API Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 2,7 3 0,0 0 8,2 9 65,5 72 23,6 26 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 1,8 2 0,9 1 10,9 12 67,3 74 19,1 21 110 100,0
2. Melindungi maksimal terhadap keausan metal Salah satu fungsi minyak pelumas adalah memberikan perlindungan terhadap keausan metal yang diakibatkan oleh gesekan. Gesekan ini akan menyebabkan kerusakan tetapi jika ada lapisan antar permukaan maka kerusakan bisa diminimalisasi dan pergerakan menjadi lebih mudah. Gesekan yang harus dikontrol ialah saat start up, conrods, dan crankshaft antara silinder
dan
ring.
Penilaian
konsumen
menurut
tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap perlindungan maksimal akan keausan metal disajikan pada Tabel 34. Terlihat pada tabel itu bahwa sebagian konsumen menganggap atribut tersebut penting (50,0%). Sedemikian pentingnya atribut ini menurut konsumen sehingga tidak ada satu orang konsumen pun yang menyatakan bahwa perlindungan terhadap keausan metal
58
ini sangat tidak penting dan tidak penting (0%). Selain itu, konsumen menyatakan bahwa tingkat pelaksanaan Top-1 akan atribut ini baik (51,8%).
Tabel 34. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap melindungi maksimal akan keausan metal Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 0,0 0 3,6 4 46,4 51 50,0 55 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 0,9 1 13,6 15 51,8 57 33,6 37 110 100,0
3. Bahan dasar sintetik Oli sintetik merupakan pelumas berbahan dasar campuran berbagai macam bahan kimia seperti polyalpha olefin (PAO) yang dibuat di laboratorium. Umumnya, oli sintetis mempunyai tingkat mutu yang lebih tinggi daripada oli mineral, meskipun harganya relatif lebih mahal. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap bahan dasar sintetik disajikan pada Tabel 35. Berdasarkan bahan dasar sintetik, 69,1% konsumen menyatakan bahwa atribut ini penting dan 67,3% konsumen menyatakan bahwa oli Top-1 tingkat pelaksanaannya baik. Tabel 35. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap bahan dasar sintetik Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0 0,0 1 0,9 16 14,5 76 69,1 17 15,5 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0 0,0 2 1,8 14 12,7 74 67,3 20 18,2 110 100,0
4. Memperpanjang umur mesin kendaraan
59
Pelumas yang baik diharapkan dapat memperpanjang umur mesin kendaraan karena salah satu fungsi pelumas adalah untuk melindungi mesin. Hal ini dapat meningkatkan nilai ekonomis dari perawatan mesin kendaraan. Penilaian konsumen menurut tingkat
kepentingan
dan
tingkat
pelaksanaan
terhadap
memperpanjang umur mesin kendaraan disajikan pada Tabel 36. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen (49,1%) menganggap bahwa atribut ini sangat penting dan sebagian konsumen (50,0%) menyatakan bahwa pelaksanaan Top-1 baik. Begitu pentingnya atribut ini menurut konsumen sehingga tidak ada satu orang konsumen pun yang menyatakan bahwa atribut ini sangat tidak penting dan tidak penting (0%). Tabel 36. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap memperpanjang umur mesin kendaraan Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 0,0 0 3,6 4 47,3 52 49,1 54 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 1,8 2 10,0 11 50,0 55 38,2 42 110 100,0
5. Meningkatkan tenaga mesin Selama operasi mesin banyak kontaminasi yang dihasilkan sehingga pelumas harus dapat menjaga kebersihan mesin dengan cara merawat suspensi hingga penggantian oli. Bagian internal mesin yang bersih memberikan tenaga mesin yang optimal. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap meningkatkan tenaga mesin disajikan pada Tabel 37. Berdasarkan tabel tersebut, sebagian besar konsumen menyatakan bahwa atribut ini sangat penting (51,8%) dan mereka menilai bahwa pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini sangat baik (42,7%).
60
Tabel 37. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap meningkatkan tenaga mesin Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 1,8 2 13,6 15 32,7 36 51,8 57 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,9 1 1,8 2 17,3 19 37,3 41 42,7 47 110 100,0
6. Tingkat kekentalan Tingkat kekentalan berhubungan dengan kemampuan pelumas dalam menjalankan fungsi pelumas, mendinginkan dan memindahkan kotoran. Standar kekentalan pelumas mesin ditentukan oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tingkat kekentalan disajikan pada Tabel 38. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen menyatakan bahwa atribut ini penting (58,2%) dan pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (57,3%). Tabel 38. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tingkat kekentalan Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0 0,0 9 8,2 24 21,8 64 58,2 13 11,8 110 100, 0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0 0,0 7 6,4 27 24,5 63 57,3 13 11,8 110 100,0
7. Kestabilan pada berbagai temperatur Perubahan temperatur yang fluktuatif menuntut kinerja pelumas yang stabil sehingga mesin mudah beradaptasi pada berbagai temperatur. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kestabilan pada berbagai temperatur disajikan pada Tabel 39. Pada tabel dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen menyatakan bahwa atribut ini
61
penting (56,4%) dan pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (59,1%). Tabel 39. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kestabilan pada berbagai temperatur Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0 0,0 3 2,7 6 5,5 62 56,4 39 35,5 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 0,9 2 1,8 12 10,9 65 59,1 30 27,3 110 100,0
8. Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang Saat ini konsumen memiliki pilihan untuk menggunakan oli untuk berbagai jenis kilometer seperti 5000 km, 7500 km hingga 10.000 km. Waktu penggantian oli yang lebih lama menimbulkan biaya dan waktu perawatan lebih rendah sehingga memiliki nilai ekonomis. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang disajikan pada Tabel 40. Pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen (49,1%) menganggap atribut ini penting. Konsumen saat ini cenderung menganggap bahwa nilai ekonomis dari penggunaan pelumas adalah penting. Mayoritas konsumen menyatakan bahwa tingkat pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (55,5%). Tabel 40. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 10,0 11 20,0 22 49,1 54 20,9 23 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 5,5 6 20,0 22 55,5 61 19,1 21 110 100,0
9. Wangi asap buangan harum Berbagai pelumas menawarkan kelebihannya masingmasing. Salah satunya adalah asap buangan yang harum.
62
Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap penggunaan untuk wangi asap buangan harum disajikan pada Tabel 41. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 35 orang (31,8%) konsumen menyatakan wangi asap buangan
biasa saja. Mereka tidak terlalu memperhitungkan
atribut ini dalam pemilihan suatu merek oli. Selain itu, sebanyak 54 orang (49,1%) konsumen menyatakan bahwa pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini biasa saja. Tabel 41. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap wangi asap buangan harum Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 10,0 11 20,9 23 31,8 35 28,2 31 9,1 10 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 2,7 3 17,3 19 49,1 54 24,5 27 6,4 7 110 100,0
10. Warna oli cerah Warna pelumas mesin yang saat ini tersedia di pasaran cukup beragam. Ada pelumas yang berwarna kuning, hijau tua, merah dan ungu. Oli yang telah digunakan akan berubah warna menjadi lebih gelap setelah berbagai proses pelumasan terhadap mesin. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap warna oli yang cerah disajikan pada Tabel 42. Berdasarkan atribut ini, terdapat keseimbangan antara konsumen yang menganggap atribut ini biasa saja (30,0%) dan penting (34,5%). Bahkan, berdasarkan tingkat pelaksanaannya, konsumen menganggap pelaksanaan Top-1 biasa saja sebanyak 41 orang (37,3%) dan baik sebanyak 42 orang (38,2%). Tabel 42. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap warna oli cerah Bobot 1 2
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 15 13,6 15 13,6
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 7 6,4 11 10,0
63
3 4 5 Total
33 38 9 110
30,0 34,5 8,2 100,0
41 42 9 110
37,3 38,2 8,2 100,0
11. Merek terkenal Setiap perusahaan berupaya untuk menjadikan merek produknya terkenal secara positif karena akan berdampak baik terhadap penjualan. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap merek terkenal disajikan pada Tabel 43. Sebagian besar konsumen menganggap bahwa atribut ini penting (50,0%) dan sangat penting (46,4%). Konsumen merasa nyaman dengan merek terkenal karena adanya kejelasan dan kepastian akan produk yang digunakan. Mayoritas konsumen menyatakan bahwa merek Top-1 terkenal melalui tingkat pelaksanaannya yang baik (65,5%). Tabel 43. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap merek terkenal Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 0,0 0 3,6 4 50,0 55 46,4 51 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 1,8 2 12,7 14 65,5 72 20,0 22 110 100,0
12. Kemasan menarik Bentuk pengemasan akan menarik perhatian lebih bagi sebagian konsumen dalam pemilihan suatu produk tertentu. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemasan menarik disajikan pada Tabel 44. Pada tabel itu dapat dilihat bahwa hampir sebagian konsumen menganggap bahwa kemasan menarik adalah suatu hal yang penting (45,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemasan menarik dapat memberikan nilai lebih terhadap produk oli. Sebagian besar konsumen menyatakan bahwa pelaksanaan Top-1 terhadap atribut kemasan adalah biasa saja (40,9%) dan baik
64
(40,0%). Berdasarkan survei, konsumen menganggap bahwa ada suatu pembeda antara kemasan Top-1 dengan kemasan oli lainnya yakni bahan dasar kemasan yang terbuat dari kaleng. Padahal sebagian besar kemasan oli di pasaran terbuat dari plastik.
Tabel 44. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemasan menarik Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 4 3,6 17 15,5 33 30,0 50 45,5 6 5,5 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 3 2,7 11 10,0 45 40,9 44 40,0 7 6,4 110 100,0
13. Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin Dalam proses penggantian oli seringkali timbul kerepotan yang dialami oleh konsumen. Untuk kendaraan dengan kapasitas oli mesin yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran kemasan oli terpaksa perlu menyimpan sisa kelebihan oli tersebut. Bahkan, ada beberapa bengkel yang tidak memberikan sisa kelebihan oli tersebut pada konsumen. Rata-rata sisa kelebihan oli tersebut adalah sekitar 0,5 liter. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin disajikan pada Tabel 45. Pada tabel dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen menyatakan bahwa atribut ini penting (58,2%) dan pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (55,5%). Tabel 45. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin Bobot
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%)
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%)
65
1 2 3 4 5 Total
1 6 22 64 17 110
0,9 5,5 20,0 58,2 15,5 100,0
1 3 33 61 12 110
0,9 2,7 30,0 55,5 10,9 100,0
14. Kinerja sesuai dengan promosi Seringkali konsumen mempertanyakan kesesuaian kinerja oli terutama pada oli dengan tingkat promosi yang tinggi. Konsumen sering merasa takut apabila kinerjanya tidak sesuai dengan promosi yang disampaikan. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kinerja sesuai dengan promosi disajikan pada Tabel 46. Sebagian besar konsumen menganggap bahwa atribut ini penting (57,3%) dan pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (58,2%). Tabel 46. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kinerja sesuai dengan promosi Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 1,8 2 6,4 7 5,5 6 57,3 63 29,1 32 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 2,7 3 5,5 6 12,7 14 58,2 64 20,9 23 110 100,0
15. Jaminan kualitas Jaminan kualitas merupakan hal yang wajib bagi produk yang beredar di pasaran. Begitu juga pada penggunaan produk oli yang sangat berpengaruh pada kinerja mesin. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap jaminan kualitas disajikan pada Tabel 47. Mayoritas konsumen menganggap bahwa atribut ini penting (50,9%) dan pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (54,5%). Sedemikian pentingnya atribut ini hingga tidak ada konsumen yang mengatakan bahwa atribut ini tidak penting maupun kurang penting (0%).
66
Tabel 47. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap jaminan kualitas Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 0,0 0 2,7 3 50,9 56 46,4 51 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,9 1 1,8 2 10,0 11 54,5 60 32,7 36 110 100,0
16. Keragaman produk Keragaman produk akan memudahkan konsumen dalam menjembatani pemenuhan kebutuhannya dalam satu merek tertentu. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap keragaman produk disajikan pada Tabel 48. Berdasarkan tabel dapat dinyatakan bahwa mayoritas konsumen menganggap keragaman produk dari suatu merek adalah penting (56,4%) dan pelaksanaan Top-1 dianggap baik oleh sebagian besar konsumen (52,7%). Tabel 48. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap keragaman produk Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 5,5 6 5,5 6 12,7 14 56,4 62 20,0 22 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 6,4 7 8,2 9 16,4 18 52,7 58 16,4 18 110 100,0
4.3.2. Bauran Harga (Price) Pada komponen harga, terdapat tiga peubah yang terkandung di dalamnya, yakni : 1. Harga terjangkau Harga merupakan bentuk atribut yang relatif bagi konsumen. Untuk beberapa jenis produk, harga merupakan atribut yang dianggap tidak terlalu penting oleh konsumennya. Namun, untuk beberapa produk lainnya dianggap bahwa atribut ini perlu diperhitungkan. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap harga terjangkau
67
disajikan pada Tabel 49. Pada tabel terlihat bahwa sebagian besar konsumen menyatakan atribut harga adalah penting (59,1%) dan harga produk Top-1 dianggap sudah baik (56,4%). Tabel 49. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap harga terjangkau Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,9 1 12,7 14 6,4 7 59,1 65 20,9 23 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,9 1 6,4 7 20,0 22 56,4 62 16,4 18 110 100,0
2. Diskon (potongan harga khusus) Diskon
(potongan
harga
khusus)
dapat
dilakukan
perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan konsumen yang sangat memperhatikan bauran harga. Diskon biasanya dilakukan dengan cara memanfaatkan event
yang sedang berlangsung.
Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap diskon disajikan pada Tabel 50. Sebagian besar konsumen (59,1%) menyatakan bahwa diskon adalah penting dan pelaksanaan Top-1 terhadap diskon baik (46,4%). Tabel 50. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap diskon Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0 0,0 5 4,5 16 14,5 65 59,1 24 21,8 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 0,9 13 11,8 29 26,4 51 46,4 16 14,5 110 100,0
3. Daftar harga Perbedaan harga oli antar toko maupun bengkel terkadang membuat ragu para konsumen. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap daftar harga disajikan pada Tabel 51. Seperti dapat kita lihat pada tabel tersebut bahwa 52,7% konsumen menyatakan daftar harga itu penting karena mereka membutuhkan kepastian harga produk.
68
Sejauh ini, konsumen menyatakan bahwa daftar harga Top-1 adalah baik (52,7%) sehingga mereka tidak meragukan hal tersebut. Tabel 51. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap daftar harga Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 0,9 1 9,1 10 52,7 58 37,3 41 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,9 1 0,0 0 16,4 18 52,7 58 30,0 33 110 100,0
4.3.3. Bauran Promosi (Promotion) Pada
komponen
promosi,
terdapat
lima
peubah
yang
terkandung di dalamnya, yakni : 1. Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian) Promosi penjualan merupakan suatu bentuk promosi yang sifatnya sementara. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap promosi penjualan disajikan pada Tabel 52. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa atribut ini penting (49,1%) di mata konsumen. Konsumen pun menganggap bahwa pelaksanaan Top-1 terhadap promosi penjualan adalah baik (49,1%). Top-1 memang seringkali melakukan promosi penjualan melalui berbagai kupon undian yang terdapat pada dalam kaleng oli. Tabel 52. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap promosi penjualan Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 5 4,5 15 13,6 21 19,1 54 49,1 15 13,6 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 3 2,7 14 12,7 21 19,1 54 49,1 18 16,4 110 100,0
2. Iklan yang gencar Iklan dan hadiah menimbulkan daya tarik tertentu bagi konsumen akan suatu produk. Iklan merupakan bentuk upaya
69
produsen untuk tetap mengingatkan konsumen akan produk yang ditawarkan. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap iklan yang gencar disajikan pada Tabel 53. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen menyatakan bahwa iklan merupakan suatu hal yang penting (48,2%). Selain itu, tingkat pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini baik (49,1%).
Tabel 53. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap iklan Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 5 4,5 15 13,6 23 20,9 53 48,2 14 12,7 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 4 3,6 10 9,1 23 20,9 54 49,1 19 17,3 110 100,0
3. Mensponsori banyak pembalap Oli memiliki kaitan erat dengan arena balap. Oleh karena itu, oli yang mensponsori banyak pemabalap memiliki peluang besar untuk lebih dikenal oleh konsumen. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap mensponsori banyak pembalap disajikan pada Tabel 54. Dapat dilihat bahwa sebanyak 42 orang (38,2%) menganggap bahwa atribut
tersebut
penting.
Sedangkan
berdasarkan
tingkat
pelaksanaannya, Top-1 dianggap oleh 55,5% konsumen baik dalam mensponsori banyak pembalap. Tabel 54. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap mensponsori banyak pembalap Bobot 1 2 3 4 5
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 9,1 10 12,7 14 20,0 22 38,2 42 20,0 22
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,9 1 0,0 0 17,3 19 55,5 61 26,4 29
70
Total
110
100,0
110
100,0
4. Tenaga penjualan informatif (sales promotion girl) Setiap konsumen memiliki informasi yang berbeda mengenai suatu produk. Dalam upaya mendapatkan fungsi yang optimal, seorang konsumen perlu mendapatkan informasi yang jelas akan suatu produk. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan adanya tenaga penjualan informatif yang biasanya terdapat di bengkel dan toko otomotif. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tenaga penjualan informatif disajikan pada Tabel 55. Seperti pada tabel, sebanyak 63,6% menyatakan bahwa atribut tersebut penting. Sedangkan, tingkat pelaksanaan Top-1 dianggap baik oleh sebanyak 66 orang (60,0%). Tabel 55. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap tenaga penjualan informatif Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 0,9 8 7,3 13 11,8 70 63,6 18 16,4 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 2 1,8 9 8,2 20 18,2 66 60,0 13 11,8 110 100,0
5. Public relation Public relation merupakan penghubung antara produsen dengan konsumen. Hubungan yang baik antara produsen dengan konsumen akan menimbulkan loyalitas konsumen. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap public relation disajikan pada Tabel 56. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen menganggap atribut ini penting (60,9%). Selain itu, konsumen menilai bahwa pelaksanaan Top-1 dinyatakan baik oleh 57,3% konsumen. Tabel 56. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap public relation Bobot
Tingkat Kepentingan
Tingkat Pelaksanaan
71
1 2 3 4 5 Total
Jumlah (orang) 1 3 5 67 34 110
Persentase (%) 0,9 2,7 4,5 60,9 30,9 100,0
Jumlah (orang) 1 4 21 63 21 110
Persentase (%) 0,9 3,6 19,1 57,3 19,1 100,0
4.3.4. Bauran Tempat (Place) Pada komponen tempat, terdapat lima peubah yang terkandung di dalamnya yakni : 1. Persediaan Konsumen menginginkan hal yang terbaik akan suatu produk. Salah satunya adalah atribut persediaan yang merupakan bagian dari bauran tempat. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap persediaan disajikan pada Tabel 57. Pada tabel tersebut, dapat dinyatakan bahwa mayoritas konsumen (65,5%) menganggap atribut ini penting.
Hal
ini
dikarenakan
konsumen
oli
cenderung
mempercayakan kendaraannya pada satu jenis merek oli tertentu. Konsumen tidak ingin oli yang digunakan mengalami kelangkaan produk.
Sebagian
besar
konsumen
menyatakan
bahwa
pelaksanaan Top-1 terhadap atribut persediaan adalah baik (61,8%).
Sejauh
ini,
Top-1
selalu
berupaya
untuk
mendistribusikan produknya dengan jalur yang terbaik untuk mencegah timbulnya kelangkaan produk. Tabel 57. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap persediaan Bobot 1 2 3
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0 0,0 0 0,0 7 6,4
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 0,9 0 0,0 6 5,5
72
4 5 Total
72 31 110
65,5 28,2 100,0
68 35 110
61,8 31,8 100,0
2. Kemudahan memperoleh produk Atribut kemudahan memperoleh produk diupayakan untuk menjembatani berbagai kendala konsumen yang berkaitan dengan distribusi seperti domisili konsumen yang sulit dijangkau produsen maupun kebutuhan akan oli yang mendadak di waktu tertentu. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemudahan memperoleh produk disajikan pada Tabel 58. Pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen menganggap bahwa atribut ini penting (63,6%). Pelaksanaan Top-1 terhadap atribut ini dianggap oleh sebanyak 65 orang (59,1%) sudah baik. Tabel 58. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap kemudahan memperoleh produk Bobot 1 2 3 4 5 Total
Tingkat Kepentingan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,0 0 0,0 0 1,8 2 63,6 70 34,5 38 110 100,0
Tingkat Pelaksanaan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,9 1 0,0 0 3,6 4 59,1 65 36,4 40 110 100,0
Berdasarkan data di atas, langkah selanjutnya adalah memasukkan setiap nilai/skor rata-rata tersebut ke dalam masing-masing kuadran dalam diagram Kartesius. Diagram Kartesius dibuat untuk mengetahui posisi atribut saat ini dalam diagram pencar pada sumbu Kartesius. Hasil dari diagram ini berguna untuk mengetahui atribut mana yang harus diberi prioritas lebih dibandingkan dengan atribut lainnya dalam menentukan kebijakan strategi Top-1 selanjutnya. Dengan mengetahui atribut-atribut yang menjadi prioritas dalam melakukan perbaikan maka perusahaan akan mampu membuat kebijakan yang efektif dan efisien. Nilai/skor rata tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap seluruh dimensi kualitas atribut dapat dilihat pada Tabel 59. Nilai/skor
73
tingkat kepentingan atribut digunakan sebagai sumbu x. Sedangkan nilai/skor tingkat pelaksanaan atribut digunakan sebagai sumbu y. Proses pemetaan atribut pada diagram Kartesius ini membutuhkan garis pembagi berdasar nilai total rata-rata tingkat kepentingan yaitu sebesar 3,94 dan total rata-rata tingkat pelaksanaan yaitu sebesar 3,87. Untuk lebih jelasnya, posisi masing-masing dimensi bauran pemasaran dapat dilihat pada gambar 18.
Tabel 59. Nilai/skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap seluruh dimensi kualitas atribut Diagram Kartesius Kode
Dimensi Bauran Pemasaran
Tingkat Pelaksanaan (X)
Tingkat Kepentingan (Y)
A
Standar API* grade tertinggi
4.01
4.07
B
Melindungi maksimal terhadap keausan metal
4.18
4.46
C
4.02
3.99
4.25
4.45
E
Bahan dasar sintetik Memperpanjang umur mesin kendaraan Meningkatkan tenaga mesin
4.19
4.35
F
Tingkat kekentalan
3.75
3.74
G
Kestabilan pada berbagai temperatur
4.10
4.25
H
Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang
3.88
3.81
I
Wangi asap buangan harum
3.15
3.05
J
Warna oli cerah
3.32
3.10
K
Merek terkenal
4.04
4.43
L
Kemasan menarik
3.37
3.34
M
Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin
3.73
3.82
N
Kinerja sesuai dengan promosi
3.89
4.05
O
Jaminan kualitas
4.16
4.44
P
Keragaman produk
3.65
3.80
Q
Harga terjangkau
3.81
3.86
R
Diskon
3.62
3.98
D
74
S
Daftar harga
4.11
4.26
T
Persediaan
4.24
4.22
U
Kemudahan memperoleh produk
4.30
4.33
V
Promosi penjualan
3.64
3.54
W
Iklan dan hadiah gencar
3.67
3.51
X
Mensponsori banyak pembalap
4.06
3.47
Y
Tenaga penjualan informatif
3.72
3.87
Z
Public relation
3.90
4.18
100.74
102.37
3.87
3.94
TOTAL RATA-RATA
a. Kuadran I (Prioritas Utama) Pada kuadran prioritas utama, tingkat pelaksanaan suatu atribut adalah lebih rendah dari kepentingan konsumen. Hal ini menimbulkan kekecewaan pada konsumen sehingga pihak Top-1 harus meningkatkan kinerjanya secara optimal. Caranya adalah perusahaan melakukan perbaikan secara terus-menerus sehingga performance atribut yang ada dalam kuadran ini meningkat. Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah R (Diskon (potongan harga khusus)). Sejauh ini Top-1 belum memberikan diskon bagi konsumennya karena Top-1 melakukan alternatif lainnya dalam berpromosi. b. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Pada kuadran pertahankan prestasi, tingkat pelaksanaan dan kepentingan konsumen terhadap suatu atribut berada pada tingkat tinggi. Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah : standar API grade tertinggi (A), melindungi maksimal terhadap keausan metal (B), bahan dasar sintetik (C), memperpanjang umur mesin kendaraan (D), meningkatkan tenaga mesin (E), kestabilan pada berbagai temperatur (G), merek terkenal (K), kinerja sesuai dengan promosi (N), jaminan kualitas (O), daftar harga (S), persediaan (T), kemudahan memperoleh produk (U) dan public relation (Z). Perusahaan dianggap telah memuaskan konsumen akan atribut-atribut tersebut. Oleh karena itu,
75
perusahaan perlu mempertahankan prestasi ini agar tidak mengalami penurunan di masa yang akan datang. c. Kuadran III (Prioritas Rendah) Kuadran prioritas rendah menunjukkan atribut yang tidak terlalu penting bagi konsumen dengan tingkat pelaksanaan biasa saja. Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah : tingkat kekentalan (F), wangi asap buangan harum (I), warna oli cerah (J), kemasan menarik (L), ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin (M), keragaman produk (P), harga terjangkau (Q), promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian) (V), iklan yang gencar (W), tenaga penjualan informatif (sales promotion girl) (Y). Meskipun atribut tersebut tidak terlalu dianggap penting oleh konsumen, perusahaan dapat memberi perhatian lebih pada atribut tersebut untuk memberikan nilai lebih pada produk Top-1. d. Kuadran IV (Berlebihan) Kuadran berlebihan menunjukkan atribut yang tidak terlalu penting bagi konsumen namun tingkat pelaksanaannya berlebihan. Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah : penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang (H) dan mensponsori banyak pembalap (X).
76
Diagram Kartesius 3.87
4.5
OB D
K
4.4
E 4.3
S G
4.2
Z Kuadaran I Prioritas Utama
4.1
Importance
R
3.9
Kuadaran III Prioritas Rendah
3.7
3.94
Y Q H P M F
3.8
T
Kuadaran II Pertahankan Prestasi
A C
N 4.0
U
Kuadaran IV Berlebihan
3.6
V W
3.5
X
3.4
L
3.3 3.2
J
3.1
I 3.0 3.0
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.0
4.1
4.2
Performance
Gambar 18. Hasil diagram Kartesius Keterangan :
4.3
4.4
4.5
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y
77
A. Standar API grade tertinggi B. Melindungi maksimal terhadap keausan metal C. Bahan dasar sintetik D. Memperpanjang umur mesin kendaraan E. Meningkatkan tenaga mesin F. Tingkat kekentalan G. Kestabilan pada berbagai temperatur H. Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang I. Wangi asap buangan harum. J. Warna oli cerah K. Merek terkenal L. Kemasan menarik M. Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin
N. O. P. Q. R. S. T. U. V. W. X. Y. Z.
Kinerja sesuai dengan promosi Jaminan kualitas Keragaman produk Harga terjangkau Diskon (potongan harga khusus) Daftar harga Persediaan Kemudahan memperoleh produk Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian) Iklan yang gencar Mensponsori banyak pembalap Tenaga penjualan informatif (sales promotion girl) Public relation
4.4. Analisis Segmentasi Konsumen Menurut Kasali (2005), karena pasar sifatnya sangat heterogen, maka sulit bagi produsen untuk melayaninya. Oleh karenanya pemasar harus memilih segmen-segmen tertentu saja dan meninggalkan bagian pasar lainnya. Bagian atau segmen yang dipilih itu adalah bagian homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan-tuntutannya. Pada bagian ini akan dibahas mengenai segmentasi konsumen berdasarkan komponen bauran pemasaran. Input dari analisis cluster ini adalah tingkat kepentingan dari 26 atribut yang tergabung dalam empat komponen bauran pemasaran. Alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis cluster. Analisis
faktor
ini
dilakukan
dengan
dua
tujuan,
yakni
mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi dan membuat sebuah variabel set baru (faktor) untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu. Pengujian hubungan antar atribut komponen bauran pemasaran dilakukan berdasarkan Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Measure of Sampling Adequancy (MSA). KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi parsial. Angka KMO yang mendekati satu menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor. Hasil pengujian menghasilkan nilai KMO sebesar 0,694 dengan nilai signifikansi sebesar
78
0,000 (Lampiran 5). Angka KMO di atas 0,5 dan signifikansi jauh di bawah 0,05 (0,000 < 0,05) menyatakan bahwa variabel dan sampel yang ada sudah bisa dianalisis lebih lanjut. Angka MSA berkisar antara nol sampai satu, dengan kriteria : -
MSA=1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.
-
MSA>0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
-
MSA<0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
Dasar MSA ini akan digunakan untuk menganalisis setiap variabel yang dapat dilihat pada tabel anti image matrices, khususnya pada angka anti image corelation yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah). Peubah yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5 akan dikeluarkan dan dilakukan pengujian ulang. Pengeluaran peubah tersebut dilakukan dari peubah yang memiliki nilai MSA terkecil. Kegiatan pengujian ini dilakukan sebanyak 5 kali sehingga ada empat peubah yang dikeluarkan dari pengujian yakni mensponsori banyak pembalap, keragaman produk, warna oli cerah dan iklan yang gencar. Akhir dari pengujian ini ialah setiap peubah memiliki nilai lebih dari 0,5 yakni memenuhi syarat untuk dianalisis (Lampiran 5). Nilai komunalitas peubah dapat digunakan untuk menjelaskan seberapa besar masing-masing peubah dapat menjelaskan faktor yang terbentuk. Komunalitas adalah jumlah ragam dari suatu peubah mula-mula yang dapat dijelaskan oleh faktor yang ada. Semakin besar komunalitas suatu peubah berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Nilai komunalitas masing-masng peubah dapat dilihat pada Lampiran 6. Setelah dilakukan penyaringan terhadap sejumlah peubah, selanjutnya dilakukan proses inti dari analisis faktor yakni melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan adalah Principal Component Analysis. Principal Component Analysis adalah teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk kombinasi liniar dari peubah awal dengan memperhitungkan
79
sebanyak mungkin jumlah ragam peubah awal yang mungkin. Faktor yang terbentuk dirotasi dengan metode varimax untuk mengantisipasi kesulitan dalam menentukan masuknya peubah ke dalam faktor. Distribusi peubah dalam masing-masing faktor dinyatakan pada tabel rotated component matrix (Lampiran 7). Angka yang tertera pada tabel merupakan loading factor yang menunjukkan besarnya hubungan antara peubah dengan faktorfaktor yang terbentuk. Hasil pemfaktoran pada Tabel 60 menunjukkan pengelompokkan menjadi tujuh faktor. Setelah analisis faktor, proses pengolahan data dilakukan dengan analisis cluster. Input dari analisis cluster adalah tujuh faktor hasil analisis faktor. Agar sebuah peubah dapat secara nyata termasuk sebuah faktor diperlukan adanya angka pembatas yang disebut dengan cut off point senilai 0,55. Sehingga terdapat dua peubah yang tidak disertakan dalam proses analisis cluster yakni jaminan kualitas dan daftar harga. Proses cluster dilakukan dengan metode non hirarki (K-Means Cluster). Jumlah cluster yang digunakan adalah empat cluster. Hal ini didasarkan pada empat komponen bauran pemasaran (Kotler, 2002). Tabel 60. Hasil analisis faktor Faktor 1
2
Peubah Penyusun Faktor a. b. c. d. a. b. c. d.
3 4
5
a. b. a. b. c. d. a. b. c.
Melindungi maksimal terhadap keausan metal Memperpanjang umur mesin kendaraan Meningkatkan tenaga mesin Merek terkenal Kinerja sesuai dengan promosi Jaminan kualitas Tenaga penjualan informatif (sales promotion girl) Public relation Wangi asap buangan harum. Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian) Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin Harga terjangkau Diskon (potongan harga khusus) Daftar harga Kestabilan pada berbagai temperatur Persediaan Kemudahan memperoleh produk
Loading Factor 0,958 0,928 0,652 0,936 0,865 0,521 0,684 0,849 0,819 0,783 0,621 0,741 0,603 0,503 0,696 0,717 0,840
80
6 7
a. b. c. a. b.
Bahan dasar sintetik Tingkat kekentalan Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang Standar API* grade tertinggi Kemasan menarik
0,719 0,736 0,658 0,766 0,658
Pada tabel ANOVA (Lampiran 8) ditunjukkan mengenai pengujian peubah dalam analisis cluster. Pada prinsipnya, semakin besar angka F suatu peubah dan angka signifikannya di bawah 0,05, maka semakin besar pula perbedaan peubah tersebut pada ketiga cluster yang terbentuk. Berdasarkan tabel ANOVA, dapat diketahui bahwa sembilan peubah memiliki nilai signifikan di atas 0,05 yakni : (1) Melindungi maksimal terhadap keausan metal; (2) Bahan dasar sintetik; (3) Memperpanjang umur mesin kendaraan; (4) Kestabilan pada berbagai temperatur; (5) Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang; (6) Merek terkenal; (7) Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin; (8) Persediaan (9) Kemudahan memperoleh produk. Setiap konsumen dari setiap segmen memiliki respon yang sama terhadap kesembilan peubah tersebut. Tabel 61. Hasil analisis cluster Peubah Bauran Pemasaran Standar API grade tertinggi Melindungi maksimal terhadap keausan metal Bahan dasar sintetik Memperpanjang umur mesin kendaraan Meningkatkan tenaga mesin Tingkat kekentalan Kestabilan pada berbagai temperatur Penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang Wangi asap buangan harum. Merek terkenal Kemasan menarik Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin Kinerja sesuai dengan promosi Harga terjangkau Diskon (potongan harga khusus) Persediaan Kemudahan memperoleh produk Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian) Tenaga penjualan informatif (sales promotion girl) Public relation
1 3.97 4.34 3.79 4.31 4.03 3.45 4.14 3.48 2.21 4.31 3.45 4.07 4.24 3.55 3.79 4.28 4.34 2.76 4.17 4.31
Cluster 2 3 4.40 2.86 4.50 3.86 3.80 3.71 4.50 3.86 4.70 3.71 3.50 3.29 4.50 3.57 3.40 4.00 1.90 1.86 4.50 3.86 3.00 1.86 3.30 3.29 3.40 2.71 2.10 4.00 2.70 4.00 4.40 3.86 4.20 4.00 2.20 3.71 2.20 3.71 3.80 3.57
4 4.19 4.57 4.13 4.57 4.49 3.94 4.32 3.98 3.73 4.52 3.48 3.84 4.27 4.25 4.25 4.19 4.37 4.06 4.06 4.30
81
Konsumen segmen satu disebut sebagai practical & informative segment. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mereka memperhatikan beberapa peubah bauran pemasaran dalam menggunakan oli yakni : (1) ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin, (2) tenaga penjualan informatif dan (3) public relation. Segmen ini menggambarkan jenis konsumen yang mementingkan nilai praktis dan informasi dari produk oli. Strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi segmen konsumen ini adalah pemenuhan kebutuhan akan nilai praktis dan informasi. Nilai praktis yang dimaksud adalah konsumen jenis ini merasa repot apabila harus menyimpan sisa kelebihan oli untuk digunakan lagi pada waktu penggantian oli berikutnya. Berdasarkan data karakteristik oli mesin, sebagian besar dari konsumen oli Top-1 menggunakan oli Top-1 untuk kapasitas 3,5 liter. Top-1 dapat menyediakan produk oli dengan kapasitas tersebut bagi konsumen jenis ini. Namun perlu dilakukan penyesuaian dengan nilai efisiensi perusahaan apabila penyediaan produk ini dirasakan tidak terlalu efektif bagi sasaran konsumen tersebut. Informasi yang perlu disampaikan secara jelas adalah jenis produk, manfaat produk dan harga. Sebagian besar konsumen memperoleh informasi produk hanya dari iklan TV. Hal ini dirasakan tidak cukup bagi konsumen untuk mengambil keputusan pembelian oli. Luasnya pengetahuan konsumen mengenai ragam produk Top-1 dapat menjadi peluang besar bagi PT. Topindo Atlas Asia. Konsumen berharap tidak perlu mencari informasi secara aktif mengenai produk pelumas bagi komponen-komponen mesin kendaraannya. Informasi dapat disampaikan melalui tenaga penjualan informasi seperti sales promotion girl yang siap memberikan informasi di bengkel-bengkel terpilih. Selain itu, hubungan baik melalui public relation dianggap penting antara produsen dan konsumen. Hal ini bermanfaat terutama apabila hal-hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya isu yang memberitakan keburukan produk. Public relation akan dengan mudah mengklarifikasi masalah tersebut sehingga tidak mengurangi kepercayaan konsumen terhadap produk.
82
Konsumen segmen dua disebut sebagai quality and stock segment. Berdasarkan tabel di atas, konsumen segmen dua memperhatikan beberapa peubah bauran pemasaran, yakni : (1) standar API dengan grade tertinggi, (2) meningkatkan tenaga mesin, (3) kestabilan pada berbagai temperatur dan (4) persediaan. Segmen
kedua
ini
menggambarkan
jenis
konsumen
yang
mementingkan kualitas dan persediaan produk. Khusus pada segmen ini, kualitas yang dimaksud adalah standarisasi kualitas oli. Selain itu mereka menyukai jenis oli yang mampu meningkatkan tenaga mesin serta memberikan kestabilan pada berbagai temperatur. Kemungkinan terjadinya kelangkaan produk akan sangat mengecewakan konsumen ini. Hal ini dapat terjadi karena konsumen sudah loyal terhadap satu merek oli tertentu. Jadi mereka tidak ingin mengganti oli tersebut dengan oli merek lainnya. Konsumen segmen tiga disebut sebagai economical segment. Segmen ini menggambarkan jenis konsumen yang mementingkan atribut penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang. Konsumen seperti ini dapat timbul karena kemungkinan adanya keterbatasan waktu maupun biaya. Dengan penggunaan oli dengan kilometer yang lebih panjang seperti 10.000 km mengakibatkan konsumen tidak perlu sering ke bengkel untuk mengganti oli. Hal ini menimbulkan penghematan waktu dan biaya. Jenis konsumen ini sudah merebak di negara-negara besar. Konsumen segmen empat disebut sebagai perfectionist segment. Segmen ini menggambarkan jenis konsumen yang mementingkan beberapa atribut, yakni : (1) melindungi maksimal terhadap keausan metal, (2) bahan dasar sintetik, (3) memperpanjang umur mesin kendaraan,(4) tingkat kekentalan, (5) wangi asap buangan harum, (6) merek terkenal, (7) ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin, (8) kinerja sesuai dengan promosi, (9) harga terjangkau, (10) diskon, (11) kemudahan memperoleh produk dan (12) promosi penjualan. Segmen
keempat
ini
menggambarkan
jenis
konsumen
yang
membutuhkan paduan sempurna dari atribut yang terkandung dalam empat komponen bauran pemasaran. Dalam pemenuhan kepuasan segmen
83
konsumen ini, perusahaan perlu memanfaatkan setiap sumber daya yang dimiliki secara lebih efektif dan efisien. Hal ini diperlukan karena mereka menginginkan produk berkualitas, harga terjangkau, promosi yang gencar dan distribusi produk yang jelas. Data mengenai jumlah anggota masing-masing segmen terdapat pada Lampiran 9. Dari 110 responden konsumen oli Top-1 di Bogor, terdapat 29 orang (26,4%) termasuk dalam practical and informative segment, 10 orang (9,1%) merupakan quality and stock segment, 7 orang (6,4%) adalah economical segment, 64 orang (58,1%) termasuk dalam perfectionist segment. Dari keempat segmen tersebut, perusahaan berhak menentukan pilihan untuk mengarahkan pada segmen tertentu maupun semua segmen. Hal ini tergantung pada kebijakan serta sumber daya yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan data yang terdapat pada Lampiran 9, jumlah anggota perfectionist segment paling banyak di antara anggota segmen lainnya. Oleh karena itu, dengan pemenuhan kepuasan Top-1 terhadap konsumen segmen ini maka dapat memenuhi keinginan sebagian besar konsumen Top-1. 4.5. Profil Segmen Konsumen Analisis profil segmen konsumen didasarkan pada peubah demografis yaitu (1) tempat tinggal, (2) jenis kelamin, (3) status perkawinan, (4) jenjang pendidikan, (5) pekerjaan, dan (6) pendapatan per bulan. Hasil analisis antara segmen konsumen dengan tempat tinggal menyatakan bahwa konsumen practical and informative segment didominasi oleh konsumen yang tinggal di Tanah Sareal (42,9%). Pada konsumen quality and stock segment mayoritas adalah konsumen yang berdomisili di Bogor
Timur
(18,8%).
Sementara
konsumen
economical
segment
didominasi konsumen berdomisili di Bogor Utara (17,6%) dan konsumen perfectionist segment didominasi konsumen berdomisili di Bogor Barat (73,7%). Data hasil analisis antara segmen konsumen dengan tempat tinggal dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil analisis antara segmen konsumen dengan jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas konsumen dari tiap segmen berjenis kelamin
84
laki-laki. Sebagian besar konsumen practical and informative segment (25,3%), quality and stock segment (8,8%), economical segment (6,6%) dan konsumen perfectionist segment (59,3%) berjenis kelamin laki-laki. Data hasil analisis antara segmen konsumen dengan jenis kelamin dapat dilihat pada Lampiran 11. Berdasarkan tabel hasil analisis tabulasi antara segmen konsumen dengan status perkawinan pada Lampiran 12 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar konsumen practical and informative segment (32,0%) berstatus menikah. Sementara konsumen quality and stock segment seimbang antara mereka yang berstatus menikah (8,30%) dan belum menikah (10,0%). Sedangkan mayoritas konsumen economical segment (6,7%) dan konsumen perfectionist segment (63,3%)
berstatus belum
menikah. Berdasarkan tabel hasil analisis tabulasi antara segmen konsumen dengan jenjang pendidikan pada Lampiran 13 dapat ditunjukkan bahwa mayoritas konsumen practical and informative segment (30,2%) dan konsumen economical segment (11,6%) adalah lulusan SMU. Sementara itu, sebagian besar konsumen quality and stock segment (13,3%) dan konsumen perfectionist segment (57,8%) adalah lulusan S1. Hasil analisis antara segmen konsumen dengan pekerjaan menyatakan bahwa mayoritas konsumen practical and informative segment (31,5%), konsumen economical segment (5,6%) dan konsumen perfectionist segment (57,4%) memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. Sedangkan mayoritas konsumen quality and stock segment (22,7%) merupakan pengusaha. Hasil analisis tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran 14. Berdasarkan tabel hasil analisis tabulasi antara segmen konsumen dengan pendapatan pada Lampiran 15 dapat ditunjukkan bahwa mayoritas konsumen practical and informative segment (30,0%) dan konsumen perfectionist segment (62,0%) merupakan konsumen yang berada pada level B dengan pendapatan Rp 700.000 – Rp 4.000.000 per bulan. Pada konsumen quality and stock segment sebagian besar adalah konsumen level B+
85
(20,0%) yang berpendapatan Rp 4.000.0000 – Rp 6.000.000 per bulan. Sedangkan mayoritas konsumen economical segment merupakan konsumen level B (4,0%) dan B+ (10,0%).
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Konsumen oli Top-1 di Bogor sebagian besar berusia di atas 40 tahun (38,1%). Mayoritas dari mereka tinggal di luar kotamadya Bogor (18,2%). Konsumen oli Top-1 jelas didominasi oleh konsumen pria (82,7%) dengan status telah menikah (64,5%). Konsumen oli Top-1 di Bogor didominasi oleh konsumen dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta (49,1%) dan pengusaha (20%) yang memiliki jenjang pendidikan terakhir S-1 (40,9%) dan level pendapatan pada level B (45,5%) yaitu antara Rp 700.000 – Rp 4.000.000 per bulan. Sebagian besar konsumen oli Top-1 di Bogor melakukan perawatan berkala ke bengkel dalam jangka waktu 1-2 bulan (44,5%). Mereka biasa menggunakan mobilnya untuk dirinya sendiri (77,0%). Konsumen oli Top-1 di Bogor kebanyakan memperoleh informasi iklan dan promosi oli mobil dari TV (75,5%). Program TV otomotif yang paling diminati oleh konsumen oli Top-1 di Bogor adalah Otoblitz (33,6%) dengan Prambors (30,0%) dan El Shinta (28%) sebagai stasiun radio favorit. Namun, mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor tidak membaca majalah/tabloid otomotif (34,5%) dan tidak bergabung
dalam
klub
otomotif
(90,9%).
Sedangkan
pihak
yang
mempengaruhi dalam memilih dan membeli oli mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah diri sendiri (32,7%) dan bengkel (32,7%). Merek kendaraan mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah Honda (51,8%) dengan model kendaraan sedan (40,9%) dan kapasitas mesin 1500 cc (42,7%). Sebagian besar kendaraan konsumen oli Top-1 di Bogor adalah keluaran di bawah tahun 2000 (30,9%) dan tahun 2004 (27,3%) dengan bahan bakar premium (68,2%) dan pertamax (20,9%) serta mayoritas digunakan untuk jarah tempuh >100 km (27,3%) dan 50-75 km (25,5%). Konsumen oli Top-1 di Bogor sebagian besar menggunakan produk Top-1 Evolution (52,7%). Mereka biasanya melakukan penggantian oli setiap 5000 km (70,9%) untuk jangka waktu 2 bulan (39,1%) bagi kapasitas oli
86
mesin 3,5 liter (53,6%) dengan tingkat kekentalan oli yang digunakan oleh mayoritas konsumen oli Top-1 di Bogor adalah 5w-50 (41,9%). Atribut bauran pemasaran terbagi menjadi empat kelompok, yakni (1) Kuadran prioritas utama meliputi diskon (potongan harga khusus); (2) Kuadran pertahankan prestasi meliputi standar API grade tertinggi, melindungi maksimal terhadap keausan metal, bahan dasar sintetik, memperpanjang umur mesin kendaraan, meningkatkan tenaga mesin, kestabilan pada berbagai temperatur, merek terkenal, kinerja sesuai dengan promosi, jaminan kualitas, daftar harga, persediaan, kemudahan memperoleh produk, public relation; (3) Kuadran prioritas rendah meliputi tingkat kekentalan, wangi asap buangan harum, warna oli cerah, kemasan menarik, ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin, keragaman produk, harga terjangkau, promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian), iklan yang gencar, tenaga penjualan informatif (sales promotion girl); (4) Kuadran berlebihan meliputi penggunaan untuk kilometer yang lebih panjang dan mensponsori banyak pembalap. Segmentasi konsumen oli Top-1 di Bogor menghasilkan empat segmen yakni practical and informative segment (26,4%), quality and stock segment (9,1%), economical segment (6,4%) and perfectionist segment (58,1%). Practical and informative segment didominasi oleh konsumen pria menikah berdomisili di Tanah Sareal yang merupakan lulusan SMU atau sederajat dan bekerja sebagai pegawai swasta dengan pendapatan Rp 700.000 – Rp 4.000.000 per bulan. Sebagian besar dari konsumen quality and stock segment adalah pengusaha pria berstatus menikah maupun belum menikah yang bertempat tinggal di Bogor Timur yang merupakan lulusan S1 dengan pendapatan Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 per bulan. Pada economical segment, sebagian besar didominasi oleh pegawai swasta pria lulusan SMU sederajat yang belum menikah dan tinggal di Bogor Utara dengan penghasilan Rp 700.000 – Rp 4.000.000 dan Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 per bulan. Sedangkan perfectionist segment didominasi oleh pegawai swasta pria yang belum menikah, lulusan S1 yang berdomisili di Bogor Barat dengan pendapatan Rp 700.000 – Rp 4.000.000 per bulan.
87
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan bagi peningkatan dan pengembangan PT. Topindo Atlas Asia di masa mendatang adalah : 1. Untuk mempertahankan konsumen saat ini, PT. Topindo Atlas Asia perlu mempertahankan prestasi atas atribut yang sudah dianggap penting dan dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan seperti standar API grade tertinggi, melindungi maksimal terhadap keausan metal, bahan dasar sintetik, memperpanjang umur mesin kendaraan, meningkatkan tenaga mesin, kestabilan pada berbagai temperatur, merek terkenal, kinerja sesuai dengan promosi, jaminan kualitas, daftar harga, persediaan, kemudahan memperoleh produk, dan public relation. Namun, untuk memperluas pasar, Top-1 perlu memenuhi atribut yang dianggap penting oleh konsumen namun belum dapat dipenuhi Top-1 yaitu diskon. 2. Keputusan menentukan segmen pasar yang ingin dituju tergantung pada kebijakan yang berlaku serta sumber daya yang dimiliki perusahaan. Seperti diketahui, jumlah konsumen perfectionist segment paling banyak di antara anggota segmen lainnya. Oleh karena itu, dengan pemenuhan kepuasan Top-1 terhadap atribut konsumen pada segmen ini maka dapat memenuhi keinginan sebagian besar konsumen Top-1. Apabila perusahaan ingin membidik perfectionist segment tidak dibutuhkan banyak perubahan drastis. Hal ini disebabkan oleh banyaknya atribut yang telah dipenuhi Top-1 bagi perfectionist segment. Top-1 hanya perlu meningkatkan perhatian terhadap atribut diskon. Namun bukan berarti diskon harus dilakukan dengan sering. Hal ini dapat berakibat buruk terhadap keberlangsungan perusahaan di masa yang akan datang. Adanya kerjasama dalam sponsorisasi suatu acara dapat membantu kegiatan promosi. 3. Top-1 perlu mengadakan negosiasi dengan bengkel karena sebagian besar keputusan pembelian oli dipengaruhi oleh bengkel. Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk mengadakan kerjasama profit sharing dengan bengkel melalui perjanjian tertulis. Selain itu penempatan sales promotion girl Top-1 di bengkel akan memberikan informasi lebih bagi konsumennya.
LAMPIRAN
91
Lampiran 1. Kuesioner penelitian Kuesioner Penelitian DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN IPB
No : _______
Salam Sejahtera, Semoga Saudara/i selalu dalam berkat-Nya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Di tengahtengah kesibukan Saudara/i, sekiranya Saudara/i berkenan mengisi kuesioner penelitian ini. Kuesioner ini dibuat sebagai alat penelitian bagi skripsi saya yang berjudul “Segmentasi Konsumen Kendaraan Roda Empat Minyak Pelumas Top-1 di Bogor” oleh Jeannette R. B. (H24102096). Terima kasih atas partisipasinya.
Nama Responden Alamat No Telp./HP Usia
: : : :
SCREENING
Berapa kali Anda mengkonsumsi oli Top-1 ? < 2 kali/tahun 2 – 3 kali/tahun
3 – 4 kali/tahun > 4 kali/tahun
PROFIL RESPONDEN 1.
Di manakah tempat tinggal Anda : Bogor Barat Bogor Timur Bogor Tengah
Bogor Selatan Bogor Utara Tanah Sareal
2.
Jenis kelamin Anda :
Laki-laki
Perempuan
3.
Status perkawinan :
Menikah
Belum menikah
4.
Pendidikan terakhir Anda : ≤ SMU sederajat Diploma S1
S-2 S-3 Lainnya ………
5. Pekerjaan Anda saat ini : Pelajar/Mahasiswa Pengusaha Pegawai Negeri
Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta Lainnya .........
6. Pendapatan keluarga Anda per bulan ? (Bila belum berkeluarga, maka yang dimaksud adalah pendapatan pribadi Anda per bulan) < Rp 300.000 Rp 300.000 - Rp 700.000 Rp 700.000 – Rp 4.000.000
Rp 4.000.000 - Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 – Rp 8.000.000 > Rp 8.000.000
92
Lanjutan Lampiran 1. Kuesioner penelitian No : _______
KARAKTERISTIK KENDARAAN 1.
Merek kendaraan Anda : Audi Bimantara BMW Cherokee Daihatsu Fiat Ford
2.
Honda Hyundai KIA Mazda Mercedes Mitsubishi Nissan
Model kendaraan Anda : Sedan Minibus Pick-up
Jeep MPV Lainnya ……..
3.
Kapasitas mesin kendaraan Anda : …….
4.
Tahun pembuatan kendaraan Anda : …….
5.
Bahan bakar kendaraan Anda : Premium Premix Pertamax
6.
Super TT Solar Lainnya ……
Jarak tempuh kendaraan Anda per hari : < 25 km 75 – 100 km 25 – 50 km > 100 km 50 – 75 km
KARAKTERISTIK OLI MESIN 1.
Jenis produk Top 1 yang digunakan : ..............
2.
Lama pemakaian oli : ...........
km
3.
Lama pemakaian oli : ...........
bulan
4.
Volume pemakaian oli : ........
liter
5.
Tingkat kekentalan oli : SAE 40 SAE 10W-50 SAE 15W-50
SAE 20W-50 Lainnya ……
Opel Peugeot Suzuki Timor Toyota Volvo VW Lainnya ……..
93
Lanjutan Lampiran 1. Kuesioner penelitian No : _______
BAGIAN I Petunjuk : Seberapa penting dan seberapa baik setiap atribut menjadi pertimbangan Anda dalam menggunakan minyak pelumas Top-1. Beri tanda (X) pada tabel sesuai dengan pilihan Anda Tingkat Kepentingan: Tingkat Pelaksanaan : 1 = Tidak Penting 1 = Tidak Baik 2 = Kurang Penting 2 = Kurang Baik 3 = Biasa saja 3 = Biasa saja 4 = Penting 4 = Baik 5 = Sangat Penting 5 = Sangat baik Tingkat No. Dimensi Bauran Pemasaran Tingkat Kinerja Kepentingan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 1.
Produk (Product) Memiliki standar API* grade tertinggi Perlindungan maksimal terhadap keausan metal Berasal dari bahan sintetik Memperpanjang umur mesin kendaraan Meningkatkan tenaga mesin Tingkat kekentalan tinggi Stabil pada berbagai temperatur Tahan lama untuk jangka waktu penggantian oli berikutnya Wangi asap buangan lebih harum Warna oli menarik/cerah Merek terkenal Kemasan menarik Ukuran kemasan sesuai dengan kapasitas oli mesin Kinerja oli sesuai dengan promosinya Jaminan kualitas Keragaman produk dari suatu merek Harga (Price) Harga terjangkau Potongan harga khusus di waktu tertentu Daftar harga jelas Tempat (Place) Persediaan banyak di pasaran Mudah didapat Promosi (Promotion) Promosi penjualan (sampel gratis, kupon undian, …) Iklan yang gencar Mensponsori banyak pembalap Tenaga penjualan informatif Public relation menjalin hubungan baik dengan konsumen Layanan Pelanggan Layanan purna jual
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
94
Lanjutan Lampiran 1. Kuesioner penelitian No : _______
BAGIAN II Petunjuk : Mohon diisi dengan memberi tanda (√) pada lingkaran yang telah tersedia atau mengisi pada tempat yang telah disediakan. 1.
Berapa kali Anda melakukan perawatan berkala ke bengkel ?
2.
< 1 bulan 2 – 3 bulan 1 – 2 bulan > 3 bulan Apakah kendaraan Anda hanya digunakan oleh Anda sendiri ? Ya
3.
TV Spanduk Papan reklame 4.
Otoblitz Lainnya, ….….
Apakah Anda membaca majalah / tabloid yang mengulas informasi otomotif ? Kalau Ya Otomotif Mobil Motor Motor Autocar
6.
Tabloid Lainnya ……..
Apakah Anda menonton program TV yang menyajikan acara otomotif ? Kalau Ya: Otomotif TV Roda Gila Ototrend
5.
Tidak
Di manakah Anda melihat iklan dan promosi (acara/event) dari merek-merek minyak pelumas mobil ?
Top Gear Autobild Lainnya,….…
Stasiun radio favorit Anda : Prambors Trijaya Kisi
Lesmana Lainnya,….….
7.
Apakah Anda bergabung dengan klub otomotif ?
8.
Siapakah yang mempengaruhi Anda dalam memilih dan membeli oli ? (jawaban boleh lebih dari satu)
Ya, ……
Diri sendiri Teman/keluarga Pabrik mobil Mekanik
Tidak
Bengkel Klub otomotif Lainnya, ….….
Saran: ________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
METAL
SINTET IK
UMUR
TENAG A
KENTA L
STABI L
TAHAN
TENAGA
KENTAL
STABIL
TAHAN
WANGI
WARNA
MEREK
KEMASAN
UKURAN
KINERJA
JAMINAN
RAGAM
HARGA
DISKON
DAFTAR
STOK
MUDAHDPT
PROMOSI
IKLAN
PEMBALAP
SPG
PR
1
.178
.127
.180
.207 (*)
.081
.270 (**)
.145
.202 (*)
.306 (**)
.164
.280 (**)
.146
.133
.211 (*)
.251 (**)
.160
.134
.313 (**)
.318 (**)
.033
.079
.070
.204 (*)
.106
.094
.450 (**) .000
TOTAL
UMUR
Sig. (2-tailed)
SINTETIK
Pearson Correlation
METAL
API
API
Lampiran 2. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan konsumen
.
.063
.185
.060
.030
.402
.004
.131
.034
.001
.087
.003
.128
.165
.027
.008
.095
.162
.001
.001
.731
.412
.465
.032
.269
.327
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.178
1
.123
.929 (**)
.584 (**)
.196 (*)
.059
.232 (*)
.161
.012
.945 (**)
.188 (*)
.209 (*)
.169
.402 (**)
.019
.139
.107
.331 (**)
.290 (**)
.200 (*)
.041
.093
.095
.050
.263 (**)
.498 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.063
.
.199
.000
.000
.040
.542
.015
.093
.897
.000
.050
.028
.077
.000
.842
.148
.266
.000
.002
.036
.670
.332
.325
.601
.006
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.127
.123
1
.151
.047
.361 (**)
.098
.371 (**)
.113
.204 (*)
.095
.124
.116
.035
.098
.060
.288 (**)
.276 (**)
.030
.150
.010
.054
.069
.033
.159
.127
.314 (**) .001
Sig. (2-tailed)
.185
.199
.
.115
.625
.000
.307
.000
.240
.032
.322
.197
.229
.717
.307
.536
.002
.004
.754
.118
.916
.578
.474
.733
.096
.185
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.180
.929 (**)
.151
1
.550 (**)
.191 (*)
.017
.211 (*)
.176
.028
.873 (**)
.211 (*)
.205 (*)
.152
.357 (**)
.016
.154
.128
.289 (**)
.267 (**)
.147
.003
.117
.115
.073
.222 (*)
.468 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.060
.000
.115
.
.000
.045
.858
.027
.066
.774
.000
.027
.031
.112
.000
.868
.108
.181
.002
.005
.126
.977
.224
.231
.448
.020
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.207 (*)
.584 (**)
.047
.550 (**)
1
.363 (**)
.149
.216 (*)
.135
.012
.533 (**)
.166
.102
.253 (**)
.328 (**)
.005
.040
.090
.302 (**)
.272 (**)
.197 (*)
.052
.004
.126
.119
.230 (*)
.442 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.030
.000
.625
.000
.
.000
.119
.024
.161
.900
.000
.083
.288
.008
.000
.961
.676
.350
.001
.004
.039
.589
.967
.191
.215
.016
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.081
.196 (*)
.361 (**)
.191 (*)
.363 (**)
1
.159
.355 (**)
.238 (*)
.314 (**)
.176
.391 (**)
.205 (*)
.103
.079
.033
.232 (*)
.279 (**)
.119
.266 (**)
.268 (**)
.269 (**)
.020
.013
.025
.037
.512 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.402
.040
.000
.045
.000
.
.097
.000
.012
.001
.066
.000
.031
.286
.414
.732
.015
.003
.214
.005
.005
.004
.833
.896
.796
.698
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.270 (**)
.059
.098
.017
.149
.159
1
.170
.222 (*)
.061
.106
.202 (*)
.152
.070
.275 (**)
.008
.010
.154
.161
.273 (**)
.429 (**)
.085
.161
.075
.026
.020
.351 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.004
.542
.307
.858
.119
.097
.
.075
.019
.524
.268
.035
.113
.469
.004
.933
.918
.107
.092
.004
.000
.379
.094
.433
.785
.832
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.145
.232 (*)
.371 (**)
.211 (*)
.216 (*)
.355 (**)
.170
1
.232 (*)
.081
.220 (*)
.068
.239 (*)
.010
.060
.220 (*)
.317 (**)
.149
.072
.030
.161
.093
.027
.293 (**)
.099
.060
.294 (**)
Sig. (2-tailed)
.131
.015
.000
.027
.024
.000
.075
.
.015
.399
.021
.483
.012
.916
.536
.021
.001
.121
.458
.756
.093
.335
.778
.002
.302
.531
.002
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
WANGI
WARN A
MERE K
KEMA SAN
UKUR AN
KINER JA
JAMIN AN
RAGA M
HARG A
DISKO N
DAFTA R
Pearson Correlation
.202 (*)
.238 (*)
.222 (*)
.232 (*)
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.012 110 .314 (**)
.019 110
.015 110
.061
.081
.900
.001
.524
110
110
110
.095
.873 (**)
.533 (**)
.322
.000
.000
110
110
110
110
.280 (**)
.188 (*)
.124
.211 (*)
.069
.534 (**)
.046 110 .075
.473 110 .131
.000 110 .399 (**)
.179
.439
.171
.000
110
110
110
110
110
.012
.109
.043
.081
.213 (*)
.447 (**)
.898
.257
.655
.399
.025
.000
110
110
110
110
110
110
110
.106
.021
.115
.049
.151
.016
.059
.440 (**) .000
.122
.166
.156
.118
.054
.007
.405 (**)
.331 (**)
.117
. 110 .430 (**)
.000 110
.205 110 .018
.105 110 .288 (**)
.219 110 .158
.578 110 .011
.946 110 .124
.000 110 .294 (**)
.000 110 .289 (**)
.225 110 .023
.329 110
1
.082 110 .341 (**)
.399
.000
.
.851
.000
.002
.099
.906
.196
.002
.002
.814
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
.176
.106
.220 (*)
.122
.018
1
.230 (*)
.154
.101
.368 (**)
.042
.112
.066
.268
.021
.205
.851
.
.016
.107
.296
.000
.663
.242
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
.166
.391 (**)
.202 (*)
.068
.166
.341 (**)
.230 (*)
1
.283 (**)
.101
.176
.113
.176
.135
.034 110 .306 (**)
.093 110
.240 110 .204 (*)
.066 110
.161 110
.028
.012
Sig. (2-tailed)
.001
.897
.032
.774
N
110
110
110
Pearson Correlation
.164
.945 (**)
Sig. (2-tailed)
.087
.000
N
110
Pearson Correlation
.012
.191 (*)
.430 (**)
.161
1
.094
.470 (**)
.134
.048
.179 110 .009
.000 110
.162 110
.616 110
.175
.072
.129
.493
.923
.067
.455
110
110
110
110
.062
.310 (**)
.229 (*)
.179
.517
.001
.016
.061
110
110
110
110
.084
.224 (*)
.261 (**)
.318 (**)
.066
.129
Sig. (2-tailed)
.003
.050
.197
.027
.083
.000
.035
.483
.082
.000
.016
.
.003
.294
.065
.380
.018
.006
.001
.268
.824
.230
.608
.116
.870
.544
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.146
.209 (*)
.116
.205 (*)
.102
.205 (*)
.152
.239 (*)
.156
.288 (**)
.154
.283 (**)
1
.252 (**)
.205 (*)
.092
.355 (**)
.275 (**)
.268 (**)
.198 (*)
.286 (**)
.142
.043
.082
.281 (**)
.171
.485 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.128
.028
.229
.031
.288
.031
.113
.012
.105
.002
.107
.003
.
.008
.032
.337
.000
.004
.005
.038
.002
.139
.656
.395
.003
.073
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.133
.169
.035
.152
.253 (**)
.103
.070
.010
.118
.158
.101
.101
.252 (**)
1
.426 (**)
.044
.168
.143
.134
.070
.227 (*)
.190 (*)
.142
.068
.493 (**)
.698 (**)
.429 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.165
.077
.717
.112
.008
.286
.469
.916
.219
.099
.296
.294
.008
.
.000
.649
.079
.137
.164
.464
.017
.047
.139
.481
.000
.000
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.211 (*)
.402 (**)
.098
.357 (**)
.328 (**)
.079
.275 (**)
.060
.054
.011
.368 (**)
.176
.205 (*)
.426 (**)
1
.189 (*)
.064
.109
.287 (**)
.168
.271 (**)
.028
.007
.230 (*)
.251 (**)
.377 (**)
.362 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.027
.000
.307
.000
.000
.414
.004
.536
.578
.906
.000
.065
.032
.000
.
.048
.507
.255
.002
.079
.004
.771
.942
.016
.008
.000
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.251 (**)
.019
.060
.016
.005
.033
.008
.220 (*)
.007
.124
.042
.084
.092
.044
.189 (*)
1
.139
.030
.017
.063
.004
.280 (**)
.268 (**)
.434 (**)
.009
.127
.195 (*)
Sig. (2-tailed)
.008
.842
.536
.868
.961
.732
.933
.021
.946
.196
.663
.380
.337
.649
.048
.
.148
.759
.863
.510
.970
.003
.005
.000
.925
.185
.041
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.160
.139
.288 (**)
.154
.040
.232 (*)
.010
.317 (**)
.405 (**)
.294 (**)
.112
.224 (*)
.355 (**)
.168
.064
.139
1
.653 (**)
.391 (**)
.005
.115
.508 (**)
.064
.057
.273 (**)
.038
.563 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.095
.148
.002
.108
.676
.015
.918
.001
.000
.002
.242
.018
.000
.079
.507
.148
.
.000
.000
.959
.230
.000
.506
.556
.004
.696
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.134
.107
.276 (**)
.128
.090
.279 (**)
.154
.149
.331 (**)
.289 (**)
.062
.261 (**)
.275 (**)
.143
.109
.030
.653 (**)
1
.273 (**)
.145
.113
.525 (**)
.205 (*)
.010
.273 (**)
.075
.579 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.162
.266
.004
.181
.350
.003
.107
.121
.000
.002
.517
.006
.004
.137
.255
.759
.000
.
.004
.130
.239
.000
.032
.920
.004
.436
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.313 (**)
.331 (**)
.030
.289 (**)
.302 (**)
.117
.023
.310 (**)
.318 (**)
.268 (**)
.134
.287 (**)
.017
.391 (**)
.273 (**)
.144
.205 (*)
.194 (*)
.227 (*)
.135
.005
.092
.398 (**)
.119
.161
.072
1
STOK
MUDA HDPT
PROM OSI
IKLAN
PEMB ALAP
SPG
PR
TOTAL
Sig. (2-tailed)
.001
.000
.754
.002
.001
.214
.092
.458
.225
.814
.001
.001
.005
.164
.002
.863
.000
.004
.
.133
.031
.043
.017
.160
.956
.342
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.318 (**) .001 110
.290 (**) .002 110 .200 (*) .036 110
.267 (**) .005 110
.272 (**) .004 110 .197 (*) .039 110
.266 (**) .005 110 .268 (**) .005 110 .269 (**) .004 110
.273 (**) .004 110 .429 (**) .000 110
.070
.168
.063
.005
.145
.144
1
.120
.510 110
.959 110
.130 110
.004
.115
.113
.085
.093
.230 110 .508 (**) .000 110
.239 110 .525 (**) .000 110
. 110 .564 (**) .000 110 .143 .136 110
.213 110
.970 110 .280 (**) .003 110
.007
.268 (**)
.064
.205 (*)
.942 110 .230 (*) .016 110 .251 (**) .008 110 .377 (**) .000 110 .362 (**) .000 110
.005 110
.506 110
.032 110
.133 110 .205 (*) .031 110 .194 (*) .043 110 .227 (*) .017 110
.252 110
.379 110
.079 110 .271 (**) .004 110 .028 .771 110
.143 .136 110
.110
.464 110 .227 (*) .017 110 .190 (*) .047 110
.564 (**) .000 110
.434 (**)
.057
.010
.000 110 .009 .925 110
.556 110 .273 (**) .004 110
.920 110 .273 (**) .004 110
.033 .731 110
.150 .118 110 .010
.147
.916 110
.126 110
.030 .756 110 .161
.129
.093 110
.335 110
.179 110 .470 (**) .000 110
.079
.041
.054
.003
.052
.412 110
.670 110
.578 110
.977 110
.589 110
Pearson Correlation
.070
.093
.069
.117
.004
.020
.161
.027
Sig. (2-tailed) N
.465 110
.332 110
.474 110
.224 110
.967 110
.833 110
.094 110
Pearson Correlation
.204 (*)
.095
.033
.115
.126
.013
.075
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.032 110 .106 .269 110
.325 110 .050 .601 110 .263 (**) .006 110 .498 (**) .000 110
.733 110 .159 .096 110 .127 .185 110 .314 (**) .001 110
.231 110 .073 .448 110 .222 (*) .020 110 .468 (**) .000 110
.191 110 .119 .215 110 .230 (*) .016 110 .442 (**) .000 110
.896 110 .025 .796 110
.433 110 .026 .785 110
.778 110 .293 (**) .002 110 .099 .302 110 .060 .531 110 .294 (**) .002 110
.094 .327 110 .450 (**) .000 110
.037
.020
.698 110 .512 (**) .000 110
.832 110 .351 (**) .000 110
.094 .329 110
.066 .493 110 .009 .923 110
.229 (*) .016 110 .179 .061 110
.106 .268 110 .021 .824 110
.198 (*) .038 110 .286 (**) .002 110
.175
.012
.115
.142
.067 110
.898 110
.230 110
.139 110
.134
.072
.109
.049
.043
.142
.162 110
.455 110
.257 110
.608 110
.656 110
.139 110
.048
.129
.043
.151
.082
.068
.616 110 .191 (*) .046 110 .069 .473 110 .534 (**) .000 110
.179 110 .075 .439 110 .131 .171 110 .399 (**) .000 110
.655 110 .081 .399 110 .213 (*) .025 110 .447 (**) .000 110
.116 110 .016 .870 110
.395 110 .281 (**) .003 110
.481 110 .493 (**) .000 110 .698 (**) .000 110 .429 (**) .000 110
.059
.171
.544 110 .440 (**) .000 110
.073 110 .485 (**) .000 110
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
110.0
.7916
N of Items = 26
(A L P H A)
1
.116
.117
.149
. 110
.226 110
.224 110 .343 (**) .000 110
.121 110 .308 (**) .001 110
.082 .393 110 .260 (**) .006 110 .358 (**) .000 110
.154 .107 110 .287 (**) .002 110 .188 (*) .049 110
.000 110 .354 (**) .000 110 .441 (**) .000 110 .587 (**) .000 110
.116
1
.226 110
. 110
.110
.117
.343 (**)
1
.512 (**)
.190 (*)
.159
.366 (**)
.252 110
.224 110
.000 110
. 110
.000 110
.047 110
.097 110
.000 110
.135
.120
.149
.308 (**)
.512 (**)
1
.015
.005
.220 (*)
.160 110 .005 .956 110
.213 110 .082 .393 110
.121 110 .260 (**) .006 110 .287 (**) .002 110 .441 (**) .000 110
.001 110 .358 (**) .000 110 .188 (*) .049 110 .587 (**) .000 110
.000 110 .190 (*) .047 110
. 110
.874 110
.015
1
.874 110 .005 .960 110 .220 (*) .021 110
. 110 .470 (**) .000 110 .309 (**) .001 110
.960 110 .470 (**) .000 110
.021 110 .309 (**) .001 110 .383 (**) .000 110
.127
.038
.075
.092
.154
.185 110 .195 (*) .041 110
.696 110 .563 (**) .000 110
.436 110 .579 (**) .000 110
.342 110 .398 (**) .000 110
.107 110 .354 (**) .000 110
.159 .097 110 .366 (**) .000 110
1 . 110 .383 (**) .000 110
1 . 110
METAL
SINTET IK
UMUR
TENAG A
KENTA L
STABI L
TAHAN
WANGI
UMUR
TENAGA
KENTAL
STABIL
TAHAN
WANGI
WARNA
MEREK
KEMASAN
UKURAN
KINERJA
JJAMINAN
RAGAM
HARGA
DISKON
DAFTAR
STOK
MUDAHDPT
PROMOSI
IKLAN
PEMBALAP
SPG
PR
TOTAL
Sig. (2-tailed)
SINTETIK
Pearson Correlation
METAL
API
API
Lampiran 3. Uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja konsumen
1
.258 (**)
.458 (**)
.380 (**)
.437 (**)
.316 (**)
.512 (**)
.252 (**)
.278 (**)
.245 (**)
.427 (**)
.296 (**)
.235 (*)
.465 (**)
.325 (**)
.274 (**)
.240 (*)
.176
.350 (**)
.260 (**)
.179
.122
.057
.357 (**)
.011
.201 (*)
.616 (**) .000
.
.007
.000
.000
.000
.001
.000
.008
.003
.010
.000
.002
.013
.000
.001
.004
.012
.066
.000
.006
.062
.205
.557
.000
.910
.035
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.258 (**)
1
.270 (**)
.451 (**)
.407 (**)
.285 (**)
.418 (**)
.314 (**)
.122
.062
.235 (*)
.039
.245 (*)
.329 (**)
.490 (**)
.062
.337 (**)
.374 (**)
.231 (*)
.089
.147
.057
.167
.271 (**)
.182
.221 (*)
.490 (**)
Sig. (2-tailed)
.007
.
.004
.000
.000
.003
.000
.001
.203
.518
.013
.683
.010
.000
.000
.522
.000
.000
.015
.354
.125
.554
.081
.004
.057
.020
.000
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.458 (**)
.270 (**)
1
.283 (**)
.289 (**)
.366 (**)
.361 (**)
.291 (**)
.096
.246 (**)
.954 (**)
.091
.031
.203 (*)
.290 (**)
.290 (**)
.296 (**)
.175
.197 (*)
.222 (*)
.150
.175
.115
.223 (*)
.077
.080
.525 (**)
Sig. (2-tailed)
.000
.004
.
.003
.002
.000
.000
.002
.317
.010
.000
.345
.745
.034
.002
.002
.002
.067
.039
.020
.117
.068
.233
.019
.421
.407
.000
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.380 (**)
.451 (**)
.283 (**)
1
.654 (**)
.345 (**)
.362 (**)
.405 (**)
.327 (**)
.164
.267 (**)
.196 (*)
.363 (**)
.392 (**)
.496 (**)
.042
.241 (*)
.305 (**)
.355 (**)
.217 (*)
.246 (**)
.050
.068
.348 (**)
.040
.229 (*)
.600 (**)
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.003
.
.000
.000
.000
.000
.000
.088
.005
.040
.000
.000
.000
.661
.011
.001
.000
.022
.010
.604
.481
.000
.678
.016
.000
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.437 (**)
.407 (**)
.289 (**)
.654 (**)
1
.452 (**)
.339 (**)
.368 (**)
.270 (**)
.113
.259 (**)
.216 (*)
.144
.281 (**)
.253 (**)
.057
.198 (*)
.178
.289 (**)
.188 (*)
.252 (**)
.126
.012
.294 (**)
.014
.195 (*)
.537 (**)
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.002
.000
.
.000
.000
.000
.004
.241
.006
.023
.134
.003
.008
.556
.038
.063
.002
.050
.008
.189
.898
.002
.887
.041
.000
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.316 (**)
.285 (**)
.366 (**)
.345 (**)
.452 (**)
1
.418 (**)
.344 (**)
.211 (*)
.310 (**)
.387 (**)
.322 (**)
.141
.192 (*)
.321 (**)
.036
.385 (**)
.342 (**)
.218 (*)
.360 (**)
.340 (**)
.282 (**)
.110
.252 (**)
.045
.145
.605 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.001
.003
.000
.000
.000
.
.000
.000
.027
.001
.000
.001
.142
.045
.001
.711
.000
.000
.022
.000
.000
.003
.253
.008
.640
.130
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.512 (**)
.418 (**)
.361 (**)
.362 (**)
.339 (**)
.418 (**)
1
.427 (**)
.322 (**)
.134
.329 (**)
.102
.259 (**)
.370 (**)
.491 (**)
.190 (*)
.309 (**)
.405 (**)
.374 (**)
.226 (*)
.294 (**)
.241 (*)
.161
.407 (**)
.135
.180
.670 (**)
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.
.000
.001
.162
.000
.291
.006
.000
.000
.047
.001
.000
.000
.017
.002
.011
.094
.000
.159
.060
.000
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.252 (**)
.314 (**)
.291 (**)
.405 (**)
.368 (**)
.344 (**)
.427 (**)
1
.350 (**)
.206 (*)
.326 (**)
.136
.137
.167
.223 (*)
.029
.340 (**)
.053
.216 (*)
.132
.186
.146
.045
.194 (*)
.065
.026
.468 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.008
.001
.002
.000
.000
.000
.000
.
.000
.031
.001
.156
.152
.081
.019
.761
.000
.585
.023
.169
.051
.127
.641
.042
.499
.788
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.278 (**)
.096
.327 (**)
.270 (**)
.211 (*)
.322 (**)
.350 (**)
1
.254 (**)
.155
.209 (*)
.278 (**)
.197 (*)
.201 (*)
.126
.397 (**)
.370 (**)
.260 (**)
.062
.120
.314 (**)
.034
.276 (**)
.075
.510 (**)
.122
.142
WARN A
MERE K
KEMA SAN
UKUR AN
KINER JA
JAMIN AN
RAGA M
HARG A
DISKO N
DAFTA R
STOK
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.003 110 .245 (**)
.203 110
.317 110 .246 (**)
.000 110
Sig. (2-tailed)
.010
.027 110 .310 (**)
.001 110
.000 110 .206 (*)
. 110 .254 (**)
.007 110
.164
.113
.518
.010
.088
.241
.001
.162
.031
.007
N
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.427 (**)
.235 (*)
.954 (**)
.267 (**)
.259 (**)
.387 (**)
.329 (**)
Sig. (2-tailed)
.000
.013
.000
.005
.006
.000
N
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.296 (**)
.039
.091
.196 (*)
.062
.004 110
.105 110 .275 (**)
.029 110 .478 (**)
.003 110 .301 (**)
.040 110 .054
.035 110
.
.004
.000
.001
.575
110
110
110
110
110
.326 (**)
.155
.275 (**)
1
.127
.000
.001
.105
.004
.
.186
110
110
110
110
110
110
.216 (*)
.322 (**)
.102
.136
.209 (*)
.478 (**)
.127
.134
1
.190 110 .041
.000 110
.000 110 .188 (*)
.006 110
.496
.674
.091
.143
.037
.054
.206
.049
.344
.137
.701
.577
.729
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
.022
.202 (*)
.277 (**)
.294 (**)
.296 (**)
.184
.169
.184
.110
.196 (*)
.822
.035
.003
.002
.002
.055
.078
.055
.251
.040
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
1
.386 (**)
.114
.119
.106
.194 (*)
.138
.285 (**)
.073
.066
.122
.517 110
.212 110
.001 110
.722 110 .033
.004 110
.138 110 .144
.434 110 .078
.000 110 .335 (**)
.439
.133
.419
.000
110
110
110
110
.136
.196 (*)
.066
.063
.525 (**)
.155
.040
.493
.512
.000
110
110
110
110
110
110
.063
.023
.015
.259 (**)
.096
.040
.376 (**) .000
.075
Sig. (2-tailed)
.002
.683
.345
.040
.023
.001
.291
.156
.029
.000
.186
.
.000
.236
.216
.268
.042
.152
.003
.449
.512
.815
.873
.006
.320
.678
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.235 (*)
.245 (*)
.031
.363 (**)
.144
.141
.259 (**)
.137
.278 (**)
.301 (**)
.022
.386 (**)
1
.279 (**)
.352 (**)
.020
.358 (**)
.285 (**)
.365 (**)
.200 (*)
.240 (*)
.052
.176
.366 (**)
.291 (**)
.227 (*)
.486 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.013
.010
.745
.000
.134
.142
.006
.152
.003
.001
.822
.000
.
.003
.000
.839
.000
.003
.000
.036
.011
.590
.065
.000
.002
.017
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.465 (**)
.329 (**)
.203 (*)
.392 (**)
.281 (**)
.192 (*)
.370 (**)
.167
.197 (*)
.054
.202 (*)
.114
.279 (**)
1
.673 (**)
.105
.248 (**)
.220 (*)
.327 (**)
.127
.206 (*)
.038
.095
.339 (**)
.335 (**)
.566 (**)
.570 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.034
.000
.003
.045
.000
.081
.040
.575
.035
.236
.003
.
.000
.276
.009
.021
.000
.186
.031
.696
.326
.000
.000
.000
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.325 (**)
.490 (**)
.290 (**)
.496 (**)
.253 (**)
.321 (**)
.491 (**)
.223 (*)
.201 (*)
.066
.277 (**)
.119
.352 (**)
.673 (**)
1
.030
.336 (**)
.403 (**)
.435 (**)
.111
.226 (*)
.068
.101
.474 (**)
.233 (*)
.391 (**)
.611 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.001
.000
.002
.000
.008
.001
.000
.019
.035
.496
.003
.216
.000
.000
.
.752
.000
.000
.000
.248
.018
.477
.295
.000
.015
.000
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.274 (**)
.062
.290 (**)
.042
.057
.036
.190 (*)
.029
.126
.041
.294 (**)
.106
.020
.105
.030
1
.070
.068
.009
.072
.065
.419 (**)
.275 (**)
.006
.093
.124
.270 (**) .004
Sig. (2-tailed)
.004
.522
.002
.661
.556
.711
.047
.761
.190
.674
.002
.268
.839
.276
.752
.
.469
.480
.927
.457
.500
.000
.004
.948
.336
.196
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.240 (*)
.337 (**)
.296 (**)
.241 (*)
.198 (*)
.385 (**)
.309 (**)
.340 (**)
.397 (**)
.122
.296 (**)
.194 (*)
.358 (**)
.248 (**)
.336 (**)
.070
1
.530 (**)
.432 (**)
.141
.201 (*)
.354 (**)
.033
.503 (**)
.292 (**)
.273 (**)
.625 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.012
.000
.002
.011
.038
.000
.001
.000
.000
.206
.002
.042
.000
.009
.000
.469
.
.000
.000
.142
.035
.000
.735
.000
.002
.004
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.176
.374 (**)
.175
.305 (**)
.178
.342 (**)
.405 (**)
.053
.370 (**)
.188 (*)
.184
.138
.285 (**)
.220 (*)
.403 (**)
.068
.530 (**)
1
.352 (**)
.015
.074
.302 (**)
.003
.402 (**)
.181
.270 (**)
.553 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.066
.000
.067
.001
.063
.000
.000
.585
.000
.049
.055
.152
.003
.021
.000
.480
.000
.
.000
.878
.443
.001
.978
.000
.059
.004
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.350 (**)
.231 (*)
.197 (*)
.355 (**)
.289 (**)
.218 (*)
.374 (**)
.216 (*)
.260 (**)
.091
.169
.285 (**)
.365 (**)
.327 (**)
.435 (**)
.009
.432 (**)
.352 (**)
1
.200 (*)
.266 (**)
.256 (**)
.052
.941 (**)
.094
.228 (*)
.596 (**) .000
Sig. (2-tailed)
.000
.015
.039
.000
.002
.022
.000
.023
.006
.344
.078
.003
.000
.000
.000
.927
.000
.000
.
.036
.005
.007
.593
.000
.328
.016
N
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
Pearson Correlation
.260 (**)
.089
.222 (*)
.217 (*)
.188 (*)
.360 (**)
.226 (*)
.132
.062
.143
.184
.073
.200 (*)
.127
.111
.072
.141
.015
.200 (*)
1
.764 (**)
.167
.242 (*)
.147
.023
.104
.388 (**)
MUDA HDPT
PROM OSI
IKLAN
PEMB ALAP
SPG
PR
TOTAL
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.006 110
.354 110
.020 110
.179
.147
.150
.062 110
.125 110
.117 110
.022 110 .246 (**) .010 110
.050 110 .252 (**) .008 110
.122
.057
.175
.050
.126
.205 110
.554 110 .167 .081 110 .271 (**) .004 110
.068 110
.604 110 .068 .481 110 .348 (**) .000 110
.189 110 .012 .898 110 .294 (**) .002 110 .014 .887 110 .195 (*) .041 110 .537 (**) .000 110
.057 .557 110 .357 (**) .000 110 .011 .910 110 .201 (*) .035 110 .616 (**) .000 110
.182 .057 110 .221 (*) .020 110 .490 (**) .000 110
.115 .233 110 .223 (*) .019 110 .077 .421 110 .080 .407 110 .525 (**) .000 110
.040 .678 110 .229 (*) .016 110 .600 (**) .000 110
.000 110 .340 (**) .000 110 .282 (**) .003 110
.017 110 .294 (**) .002 110 .241 (*) .011 110
.169 110
.517 110 .120
.037
.110
.063
.212 110 .314 (**) .001 110
.701 110
.251 110 .196 (*) .040 110
.512 110 .023 .815 110
.146 .127 110
.161
.045
.034
.094 110 .407 (**) .000 110
.641 110 .194 (*) .042 110 .065 .499 110
.722 110 .276 (**) .004 110
.135 .159 110
.449 110
.186
.110
.045
.055 110
.051 110
.253 110 .252 (**) .008 110
.640 110
.137 110
.142 .138 110
.145
.180
.026
.075
.130 110 .605 (**) .000 110
.060 110 .670 (**) .000 110
.788 110 .468 (**) .000 110
.434 110 .510 (**) .000 110
.054 .577 110 .033 .729 110 .075 .439 110 .144 .133 110 .078 .419 110 .335 (**) .000 110
.136
.015
.155 110 .196 (*) .040 110 .066 .493 110
.873 110 .259 (**) .006 110
.063 .512 110 .525 (**) .000 110
.096 .320 110 .040 .678 110 .376 (**) .000 110
.036 110 .240 (*) .011 110
.186 110 .206 (*) .031 110
.248 110 .226 (*) .018 110
.052
.038
.068
.590 110 .176 .065 110 .366 (**) .000 110 .291 (**) .002 110 .227 (*) .017 110 .486 (**) .000 110
.696 110
.477 110 .101 .295 110 .474 (**) .000 110 .233 (*) .015 110 .391 (**) .000 110 .611 (**) .000 110
.095 .326 110 .339 (**) .000 110 .335 (**) .000 110 .566 (**) .000 110 .570 (**) .000 110
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
110.0
.8686
N of Items = 26
(A L P H A)
.457 110 .065 .500 110 .419 (**) .000 110 .275 (**) .004 110 .006 .948 110 .093 .336 110 .124 .196 110 .270 (**) .004 110
.142 110 .201 (*) .035 110 .354 (**) .000 110 .033 .735 110 .503 (**) .000 110 .292 (**) .002 110 .273 (**) .004 110 .625 (**) .000 110
.878 110 .074 .443 110 .302 (**) .001 110 .003 .978 110 .402 (**) .000 110
.036 110 .266 (**) .005 110 .256 (**) .007 110 .052 .593 110 .941 (**) .000 110
. 110 .764 (**) .000 110 .167 .081 110 .242 (*) .011 110 .147 .124 110
.181
.094
.023
.059 110 .270 (**) .004 110 .553 (**) .000 110
.328 110 .228 (*) .016 110 .596 (**) .000 110
.814 110 .104 .279 110 .388 (**) .000 110
.000 110 1 . 110 .250 (**) .008 110 .189 (*) .048 110 .221 (*) .020 110 .229 (*) .016 110 .268 (**) .005 110 .468 (**) .000 110
.081 110 .250 (**) .008 110 1 . 110 .420 (**) .000 110 .238 (*) .012 110 .313 (**) .001 110 .273 (**) .004 110 .490 (**) .000 110
.011 110 .189 (*) .048 110 .420 (**) .000 110
.124 110 .221 (*) .020 110 .238 (*) .012 110 .087 .369 110
.814 110 .229 (*) .016 110 .313 (**) .001 110
1
.105
. 110
.276 110
.086
.105
1
.371 110 .196 (*) .040 110 .220 (*) .021 110
.276 110 .257 (**) .007 110 .609 (**) .000 110
. 110 .444 (**) .000 110 .324 (**) .001 110
1 . 110 .087 .369 110
.086 .371 110
.279 110 .268 (**) .005 110 .273 (**) .004 110 .196 (*) .040 110 .257 (**) .007 110 .444 (**) .000 110 1 . 110 .465 (**) .000 110
.000 110 .468 (**) .000 110 .490 (**) .000 110 .220 (*) .021 110 .609 (**) .000 110 .324 (**) .001 110 .465 (**) .000 110 1 . 110
99
Lampiran 4. Hasil pengujian KMO dan Bartlett’s Test KMO and Bartlett's Test pengujian pertama Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .618 Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
1561.511
df
325
Sig.
.000
KMO and Bartlett's Test pengujian kedua Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.642
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
1447.885
df
300
Sig.
.000
KMO and Bartlett's Test pengujian ketiga Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.651
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
1387.727
df
276
Sig.
.000
KMO and Bartlett's Test pengujian keempat Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .682 Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
1306.639
df
253
Sig.
.000
KMO and Bartlett's Test pengujian kelima Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.694
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
1266.150
df
231
Sig.
.000
Anti-image Matrices
Lampiran 5. Hasil Pengujian nilai MSA 5-iklan
API METAL SINTETIK UMUR TENAGA KENTAL STABIL TAHAN WANGI MEREK KEMASAN UKURAN KINERJA JAMINAN HARGA DISKON DAFTAR STOK MUDAHDPT PROMOSI SPG PR Anti-image API 0,546 0,013 -0,065 0,000 -0,031 0,033 -0,106 0,167 -0,150 -0,013 -0,027 -0,063 -0,004 -0,085 -0,067 0,084 -0,095 -0,174 0,137 -0,035 0,081 -0,056 METAL 0,013 0,047 -0,004 -0,044 -0,017 0,004 0,025 -0,011 -0,024 -0,048 0,033 -0,024 -0,003 -0,027 0,013 0,002 -0,024 -0,032 0,014 -0,020 0,004 -0,010 SINTETIK -0,065 -0,004 0,637 -0,016 0,108 -0,158 -0,013 -0,135 0,022 0,011 0,056 0,017 -0,020 -0,084 -0,063 -0,071 0,067 -0,024 0,040 0,036 0,075 0,031 UMUR 0,000 -0,044 -0,016 0,123 -0,014 0,006 0,026 0,018 -0,028 0,002 -0,023 -0,010 -0,001 0,002 -0,012 -0,021 0,024 0,005 0,000 0,039 0,016 -0,005 TENAGA -0,031 -0,017 0,108 -0,014 0,484 -0,153 -0,014 -0,056 -0,020 0,005 0,060 0,044 -0,079 -0,043 0,047 -0,029 -0,078 -0,017 0,018 0,003 0,075 -0,006 KENTAL 0,033 0,004 -0,158 0,006 -0,153 0,497 0,071 -0,095 -0,013 0,000 -0,221 -0,001 -0,020 0,021 0,031 -0,006 0,062 -0,049 -0,081 -0,115 0,016 0,036 STABIL -0,106 0,025 -0,013 0,026 -0,014 0,071 0,536 -0,102 -0,104 -0,044 -0,079 -0,023 -0,011 -0,126 0,115 -0,092 0,006 -0,007 -0,152 -0,030 0,072 0,030 TAHAN 0,167 -0,011 -0,135 0,018 -0,056 -0,095 -0,102 0,560 -0,067 0,000 0,056 -0,116 0,027 -0,009 -0,135 0,058 0,046 0,037 -0,005 0,049 0,084 -0,033 WANGI -0,150 -0,024 0,022 -0,028 -0,020 -0,013 -0,104 -0,067 0,489 0,038 -0,052 0,060 -0,068 0,137 -0,042 -0,009 0,077 0,118 -0,077 -0,104 -0,088 0,132 MEREK -0,013 -0,048 0,011 0,002 0,005 0,000 -0,044 0,000 0,038 0,084 -0,050 0,038 0,020 0,019 -0,018 0,014 0,016 0,040 -0,020 0,011 -0,008 0,003 KEMASAN -0,027 0,033 0,056 -0,023 0,060 -0,221 -0,079 0,056 -0,052 -0,050 0,580 -0,131 0,003 -0,045 -0,005 -0,038 -0,126 -0,029 0,127 0,046 0,019 -0,041 UKURAN -0,063 -0,024 0,017 -0,010 0,044 -0,001 -0,023 -0,116 0,060 0,038 -0,131 0,659 -0,044 0,041 -0,051 -0,009 -0,041 0,003 -0,061 0,041 -0,115 0,041 KINERJA -0,004 -0,003 -0,020 -0,001 -0,079 -0,020 -0,011 0,027 -0,068 0,020 0,003 -0,044 0,391 -0,090 -0,040 0,028 -0,002 0,013 0,021 0,039 -0,068 -0,217 JAMINAN -0,085 -0,027 -0,084 0,002 -0,043 0,021 -0,126 -0,009 0,137 0,019 -0,045 0,041 -0,090 0,512 0,025 -0,030 -0,058 0,085 -0,054 0,074 -0,121 0,016 HARGA -0,067 0,013 -0,063 -0,012 0,047 0,031 0,115 -0,135 -0,042 -0,018 -0,005 -0,051 -0,040 0,025 0,349 -0,168 -0,133 0,015 -0,028 -0,070 -0,044 0,044 DISKON 0,084 0,002 -0,071 -0,021 -0,029 -0,006 -0,092 0,058 -0,009 0,014 -0,038 -0,009 0,028 -0,030 -0,168 0,413 -0,015 -0,108 0,084 -0,130 -0,057 0,001 DAFTAR -0,095 -0,024 0,067 0,024 -0,078 0,062 0,006 0,046 0,077 0,016 -0,126 -0,041 -0,002 -0,058 -0,133 -0,015 0,577 0,066 -0,099 -0,028 0,080 0,035 STOK -0,174 -0,032 -0,024 0,005 -0,017 -0,049 -0,007 0,037 0,118 0,040 -0,029 0,003 0,013 0,085 0,015 -0,108 0,066 0,371 -0,216 0,108 0,032 -0,004 MUDAHDP 0,137 0,014 0,040 0,000 0,018 -0,081 -0,152 -0,005 -0,077 -0,020 0,127 -0,061 0,021 -0,054 -0,028 0,084 -0,099 -0,216 0,355 -0,028 -0,069 -0,054 PROMOSI -0,035 -0,020 0,036 0,039 0,003 -0,115 -0,030 0,049 -0,104 0,011 0,046 0,041 0,039 0,074 -0,070 -0,130 -0,028 0,108 -0,028 0,446 -0,044 -0,087 SPG 0,081 0,004 0,075 0,016 0,075 0,016 0,072 0,084 -0,088 -0,008 0,019 -0,115 -0,068 -0,121 -0,044 -0,057 0,080 0,032 -0,069 -0,044 0,412 -0,089 PR -0,056 -0,010 0,031 -0,005 -0,006 0,036 0,030 -0,033 0,132 0,003 -0,041 0,041 -0,217 0,016 0,044 0,001 0,035 -0,004 -0,054 -0,087 -0,089 0,370 Anti-image API 0,521 0,079 -0,111 -0,001 -0,061 0,063 -0,196 0,303 -0,290 -0,060 -0,048 -0,105 -0,009 -0,161 -0,154 0,176 -0,169 -0,388 0,312 -0,071 0,171 -0,125 METAL 0,079 0,703 -0,025 -0,579 -0,116 0,026 0,159 -0,066 -0,158 -0,765 0,199 -0,135 -0,020 -0,172 0,104 0,017 -0,143 -0,244 0,105 -0,141 0,032 -0,075 SINTETIK -0,111 -0,025 0,667 -0,057 0,195 -0,280 -0,023 -0,226 0,039 0,049 0,093 0,026 -0,040 -0,147 -0,134 -0,138 0,111 -0,050 0,085 0,067 0,147 0,065 UMUR -0,001 -0,579 -0,057 0,858 -0,055 0,023 0,101 0,069 -0,113 0,023 -0,087 -0,035 -0,003 0,008 -0,056 -0,092 0,091 0,023 -0,002 0,166 0,072 -0,022 TENAGA -0,061 -0,116 0,195 -0,055 0,848 -0,312 -0,027 -0,108 -0,042 0,024 0,114 0,078 -0,182 -0,087 0,115 -0,065 -0,148 -0,039 0,045 0,007 0,167 -0,014 KENTAL 0,063 0,026 -0,280 0,023 -0,312 0,680 0,138 -0,180 -0,026 0,001 -0,411 -0,001 -0,046 0,042 0,076 -0,014 0,116 -0,113 -0,192 -0,245 0,035 0,083 STABIL -0,196 0,159 -0,023 0,101 -0,027 0,138 0,552 -0,186 -0,204 -0,209 -0,142 -0,039 -0,023 -0,240 0,266 -0,196 0,010 -0,015 -0,348 -0,062 0,154 0,066 TAHAN 0,303 -0,066 -0,226 0,069 -0,108 -0,180 -0,186 0,634 -0,129 -0,002 0,098 -0,192 0,059 -0,017 -0,306 0,121 0,080 0,081 -0,011 0,098 0,174 -0,071 WANGI -0,290 -0,158 0,039 -0,113 -0,042 -0,026 -0,204 -0,129 0,588 0,186 -0,098 0,105 -0,155 0,273 -0,101 -0,019 0,145 0,276 -0,186 -0,223 -0,196 0,311 MEREK -0,060 -0,765 0,049 0,023 0,024 0,001 -0,209 -0,002 0,186 0,748 -0,224 0,161 0,112 0,092 -0,105 0,074 0,072 0,223 -0,116 0,057 -0,045 0,015 KEMASAN -0,048 0,199 0,093 -0,087 0,114 -0,411 -0,142 0,098 -0,098 -0,224 0,613 -0,212 0,007 -0,083 -0,011 -0,078 -0,217 -0,062 0,280 0,091 0,039 -0,090 UKURAN -0,105 -0,135 0,026 -0,035 0,078 -0,001 -0,039 -0,192 0,105 0,161 -0,212 0,793 -0,086 0,071 -0,107 -0,018 -0,066 0,006 -0,127 0,076 -0,221 0,083 KINERJA -0,009 -0,020 -0,040 -0,003 -0,182 -0,046 -0,023 0,059 -0,155 0,112 0,007 -0,086 0,721 -0,201 -0,108 0,071 -0,004 0,035 0,056 0,093 -0,169 -0,572 JAMINAN -0,161 -0,172 -0,147 0,008 -0,087 0,042 -0,240 -0,017 0,273 0,092 -0,083 0,071 -0,201 0,749 0,058 -0,066 -0,107 0,195 -0,126 0,154 -0,264 0,036 HARGA -0,154 0,104 -0,134 -0,056 0,115 0,076 0,266 -0,306 -0,101 -0,105 -0,011 -0,107 -0,108 0,058 0,717 -0,443 -0,296 0,042 -0,079 -0,177 -0,116 0,121 DISKON 0,176 0,017 -0,138 -0,092 -0,065 -0,014 -0,196 0,121 -0,019 0,074 -0,078 -0,018 0,071 -0,066 -0,443 0,716 -0,030 -0,275 0,221 -0,303 -0,139 0,003 DAFTAR -0,169 -0,143 0,111 0,091 -0,148 0,116 0,010 0,080 0,145 0,072 -0,217 -0,066 -0,004 -0,107 -0,296 -0,030 0,745 0,142 -0,220 -0,054 0,164 0,075 STOK -0,388 -0,244 -0,050 0,023 -0,039 -0,113 -0,015 0,081 0,276 0,223 -0,062 0,006 0,035 0,195 0,042 -0,275 0,142 0,531 -0,595 0,266 0,082 -0,009 MUDAHDP 0,312 0,105 0,085 -0,002 0,045 -0,192 -0,348 -0,011 -0,186 -0,116 0,280 -0,127 0,056 -0,126 -0,079 0,221 -0,220 -0,595 0,555 -0,069 -0,182 -0,149 PROMOSI -0,071 -0,141 0,067 0,166 0,007 -0,245 -0,062 0,098 -0,223 0,057 0,091 0,076 0,093 0,154 -0,177 -0,303 -0,054 0,266 -0,069 0,704 -0,103 -0,215 SPG 0,171 0,032 0,147 0,072 0,167 0,035 0,154 0,174 -0,196 -0,045 0,039 -0,221 -0,169 -0,264 -0,116 -0,139 0,164 0,082 -0,182 -0,103 0,685 -0,229 PR -0,125 -0,075 0,065 -0,022 -0,014 0,083 0,066 -0,071 0,311 0,015 -0,090 0,083 -0,572 0,036 0,121 0,003 0,075 -0,009 -0,149 -0,215 -0,229 0,674 a Measures of Sampling Adequacy(MSA)
104
105
Lampiran 6. Nilai komunalitas Initial 1.000
Extraction .672
METAL
1.000
.952
SINTETIK
1.000
.606
UMUR
1.000
.892
TENAGA
1.000
.631
KENTAL
1.000
.699
STABIL
1.000
.626
TAHAN
1.000
.654
WANGI
1.000
.720
MEREK
1.000
.893
KEMASAN
1.000
.593
UKURAN
1.000
.530
KINERJA
1.000
.779
JAMINAN
1.000
.536
HARGA
1.000
.798
DISKON
1.000
.635
DAFTAR
1.000
.578
STOK
1.000
.677
MUDAHDPT
1.000
.850
PROMOSI
1.000
.726
SPG
1.000
.761
PR
1.000
.766
API
Extraction Method: Principal Component Analysis.
106
Lampiran 7. Rotated component matrix Component API
1 .120
5 .216
6 -.107
7 .766
METAL
.958
SINTETIK
.029
.116
.074
.064
.039
.238
-.007
.719
UMUR
.097
.928
.067
TENAGA
.652
.185
.006
.127
.019
.088
.058
.119
-.194
.172
.218
KENTAL
.115
.206
.102
.245
-.032
.197
.736
STABIL
.184
-.018
-.009
.213
-.077
.696
.102
.281
TAHAN
.232
-.107
.143
.168
.111
.658
-.307
WANGI
.130
-.056
.819
.067
.088
.104
.078
MEREK
.936
.042
.011
.076
.063
.047
.058
KEMASAN
.108
.097
.064
.172
-.064
.317
.658
UKURAN
.086
.236
-.048
.621
.212
.178
.052
KINERJA
.081
.865
.096
.044
.032
.040
.104
JAMINAN
.344
.521
-.191
.131
.195
.047
.229
HARGA
.056
.034
.438
.741
-.076
.205
.067
DISKON
-.013
.083
.436
.603
.038
.214
.164
DAFTAR
.328
-.007
.077
.503
.131
-.134
.420
STOK
.197
.017
-.261
.134
.717
.114
.156
MUDAHDPT
.114
.244
.079
.164
.840
.037
-.193
PROMOSI
-.043
.193
.783
.262
-.049
.047
.032
SPG
-.169
.684
.280
.319
.022
-.179
-.230
PR
2 -.003
3 .077
4 .082
.097
.018
-.130
-.074
.183 .849 -.009 .002 .079 -.080 .005 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 7 iterations.
107
Lampiran 8. Tabel ANOVA Error
Cluster
df 105
Sig.
4
7.382
.000
METAL
1.004
4
.298
105
3.365
.012
SINTETIK
1.055
4
.312
105
3.380
.012
UMUR
1.070
4
.295
105
3.625
.008
TENAGA
2.158
4
.555
105
3.891
.005
KENTAL
2.127
4
.541
105
3.928
.005
STABIL
1.265
4
.432
105
2.931
.024
TAHAN
2.091
4
.730
105
2.866
.027
WANGI
19.186
4
.580
105
33.064
.000
MEREK
df
F
Mean Square .457
API
Mean Square 3.370
.910
4
.298
105
3.055
.020
KEMASAN
5.203
4
.702
105
7.408
.000
UKURAN
1.640
4
.589
105
2.786
.030
KINERJA
7.530
4
.510
105
14.765
.000
HARGA
11.236
4
.457
105
24.575
.000
DISKON
5.792
4
.350
105
16.529
.000
STOK
.500
4
.293
105
1.706
.154
MUDAHDPT
.366
4
.255
105
1.436
.227
PROMOSI
13.817
4
.591
105
23.368
.000
SPG
10.326
4
.275
105
37.502
.000
PR
3.893 4 .388 105 10.021 .000 The F tests should be used only for descriptive purposes because the Clusters have been chosen to maximize the differences among cases in different Clusters. The observed significance levels are not corrected for this and thus cannot be interpreted as tests of the hypothesis that the Cluster means are equal.
Lampiran 9. Jumlah anggota segmen Cluster
Valid Missing
1 2 3 4
29.000 10.000 7.000 64.000 110.000 .000
108
Lampiran 10. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan tempat tinggal TEMPAT TINGGAL* Cluster Number Case of Crosstabulations Cluster Number of Case 1 DOMISILI
Bogor Barat Bogor Selatan Bogor Tengah Bogor Timur Bogor Utara
Lainnya
Tanah Sareal
Total
Count % within DOMISILI Count % within DOMISILI Count % within DOMISILI Count % within DOMISILI Count % within DOMISILI Count % within DOMISILI Count % within DOMISILI Count % within DOMISILI
2
Total 3
4
3
2
0
14
19
15.8%
10.5%
0.0%
73.7%
100.0%
4
1
1
9
15
26.7%
6.7%
6.7%
60.0%
100.0%
4
0
0
5
9
44.4%
0.0%
0.0%
55.6%
100.0%
3
3
1
9
16
18.8%
18.8%
6.3%
52.9%
100.0%
4
1
3
9
17
23.5%
5.9%
17.6%
52.9%
100.0%
5
2
1
12
20
25.0%
10.0%
5.0%
60.0%
100.0%
6
1
1
6
14
42.9%
7.1%
7.1%
42.9%
100.0%
29
10
7
64
110
26.4%
9.1%
6.4%
58.1%
100.0%
Lampiran 11. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan jenis kelamin JENIS KELAMIN* Cluster Number Case of Crosstabulations Cluster Number of Case 1 JENIS KELAMIN
Laki-laki
Perempuan
Total
Count % within KELAMIN Count % within KELAMIN Count % within KELAMIN
2
3
Total
4
23
8
6
54
91
25.30%
8.80%
6.60%
59.30%
100.00%
6
2
1
10
19
31.6%
10.5%
5.3%
52.6%
100.0%
29
10
7
64
110
26.4%
9.1%
6.4%
58.1%
100.0%
109
Lampiran 12. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan status perkawinan STATUS PERKAWINAN* Cluster Number Case of Crosstabulations Cluster Number of Case 1 STATUS PERKAWINAN
Belum Menikah
Menikah
Total
Count % within PERKAWINAN Count % within PERKAWINAN Count % within PERKAWINAN
2
3
Total
4
13
5
4
38
60
21.7%
8.3%
6.7%
63.3%
100.0%
16
5
3
26
50
32.0%
10.0%
6.0%
52.0%
100.0%
29
10
7
64
110
26.4%
9.1%
6.4%
58.1%
100.0%
Lampiran 13. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan jenjang pendidikan JENJANG PENDIDIKAN* Cluster Number Case of Crosstabulations Cluster Number of Case 1 JENJANG PENDIDIKAN
SMU
Diploma
S1
S2
S3
Total
Count % within PENDIDIKAN Count % within PENDIDIKAN Count % within PENDIDIKAN Count % within PENDIDIKAN Count % within PENDIDIKAN Count % within PENDIDIKAN
2
3
Total
4
13
3
5
22
43
30.2%
7.0%
11.6%
51.2%
100.0%
0
0
0
7
7
0.0%
0.0%
0.0%
100.0%
100.0%
12
6
1
26
45
26.7%
13.3%
2.2%
57.8%
100.0%
4
1
1
7
13
30.8%
7.7%
7.7%
53.8%
100.0%
0
0
0
2
2
0.0%
0.0%
0.0%
100.0%
100.0%
29
10
7
64
110
26.4%
9.1%
6.4%
58.1%
100.0%
110
Lampiran 14. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pekerjaan PEKERJAAN* Cluster Number Case of Crosstabulations Cluster Number of Case 1 PEKERJAAN
Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Pegawai Swasta
Pelajar
Pengusaha
Total
Count % within PEKERJAAN Count % within PEKERJAAN Count % within PEKERJAAN Count % within PEKERJAAN Count % within PEKERJAAN Count % within PEKERJAAN
2
3
Total
4
1
1
1
1
4
25.0%
25.0%
25.0%
25.0%
100.0%
3
0
0
10
13
23.1%
0.0%
0.0%
76.9%
100.0%
17
3
3
31
54
31.5%
5.6%
5.6%
57.4%
100.0%
5
1
2
9
17
29.4%
5.9%
11.8%
52.9%
100.0%
3
5
1
13
22
13.6%
22.7%
4.5%
59.2%
100.0%
29
10
7
64
110
26.4%
9.1%
6.4%
58.1%
100.0%
Lampiran 15. Tabulasi silang antara segmen konsumen dengan pendapatan per bulan PENDAPATAN* Cluster Number Case of Crosstabulations Cluster Number of Case 1 PENDAPATAN PER BULAN
<300 rb
300 rb 700 rb 700 rb4 jt
4 jt - 6 jt
6 jt - 8jt
>8 jt
Total
Count % within PENDAPATAN Count % within PENDAPATAN Count % within PENDAPATAN Count % within PENDAPATAN Count % within PENDAPATAN Count % within PENDAPATAN Count % within PENDAPATAN
2
3
Total
4
1
0
1
0
2
50.0%
0.0%
50.0%
0.0%
100.0%
4
2
0
11
17
23.5%
11.8%
0.0%
64.7%
100.0%
15
2
2
31
50
30.0%
4.0%
4.0%
62.0%
100.0%
5
4
2
9
20
25.0%
20.0%
10.0%
45.0%
100.0%
0
1
1
5
7
0.0%
14.3%
14.3%
71.4%
100.0%
4
1
1
8
14
28.6%
7.1%
7.1%
57.2%
100.0%
29
10
7
64
110
26.4%
9.1%
6.4%
58.1%
100.0%
04