Saya Bebas Untuk Mengampuni! Hafalkan Matius 6 : 14 “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga”
Pada saat kita melalui pengalaman-pengalaman hidup, tidak dapat dihindarkan bahwa setiap dari kita akan mengalami sakit hati, terluka dan kecewa. Seperti pencobaan, hal ini adalah umum dan dialami setiap orang. Berapa kali Anda telah katakan atau mendengar orang lain berkata : “Saya merasa begitu hancur dan terluka ketika dia mengatakan…….” “Saya tidak suka caranya dia bicara. Dia membuat saya seperti orang bodoh!” “Bagaimana dia bisa berbuat seperti itu?” Dalam perjalanan hidup ini, kita akan mengalami luka-luka, sakit hati, dan kekecewaan. Itu adalah suatu fakta. Namun yang lebih penting, adalah bagaimana kita meresponi pengalaman-pengalaman ini : Apakah kita akan menjadi picik? Apakah kita menyimpan dendam? Apakah kita menjadi kepahitan? Atau apakah kita melepaskan dan menyerahkan hal-hal tersebut kepada Allah sehingga kita dapat mengasihi Allah dan sesama dengan bebas dan sepenuhnya?
Matius 18 : 23—35
1. Berapa besarnya hutang hamba itu kepada raja? Sebaliknya, “Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang berapa besar hutang dari hendak mengadakan perhitungan dengan hambahambanya itu kepadanya? hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan ___________________________ itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak ___________________________ mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan ___________________________ supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala ___________________________ miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah _______ hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia 2. Bagaimana respon dari raja itu membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba yang berhutang ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang memohon belas kasihan? hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar _______________________ hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon _______________________ kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan _______________________ kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan _______________________ kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi 3. Bagaimana respon dari hamba kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil itu ketika teman hamba itu orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, meminta belas kasihan? seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau _______________________ memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani _______________________ engkau? _______________________ _______________________ 4. Menurut raja, apa yang seharusnya hamba itu lakukan? Mengapa? _______________________ _______________________ _______________________ _______________________
Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya 5. Menurut Yesus kebenaran kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh rohani apa yang terdapat hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan dalam perumpamaan ini? berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu ______________________ masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan ______________________ segenap hatimu. " ______________________ ______________________
Mitos No. 1 “Saya tidak akan mengampuni sampai orang tersebut bertobat dan minta ‘maaf’ pada saya”.
Kebenaran No. 1 Pengampunan bukan saja merupakan persoalan antara Anda dengan orang yang bersalah. Pada dasarnya ini adalah sebuah persoalan antara Anda dan Allah. Karena diri kita telah diampuni, Allah meminta kita untuk mengampuni orang lain dari hati kita. Pada dasarnya ini adalah hal ketaatan Anda kepada Tuhan. Mitos No. 2 “Bagaimana saya dapat mengampuni seseorang tanpa orang tersebut mau mengadakan pemberesan? Ini akan membuat orang itu lolos begitu saja dan tidak bertanggung jawab”.
Kebenaran No. 2 Anda tidak mengampuni seseorang hanya semata-mata demi mereka. Anda melakukannya juga demi Anda sendiri sehingga Anda akan merdeka. Tidak mengampuni adalah dosa yang memberi kesempatan (pintu yang terbuka) bagi setan untuk masuk dalam kehidupan kita, akibatnya menciptakan suatu benteng atau perbudakan/belenggu yang akan merusak hubungan kita dengan Allah dan dengan orang lain. Apakah kita mau menerimanya atau tidak : ♦ Dendam mengganggu atau “menggelisahkan” kita di bagian dalam. Itulah sebabnya kita menjadi marah ketika nama orang tersebut atau kejadian tertentu disebutkan. ♦ Tidak mengampuni itu melukai kita. Apabila kita tidak “melepaskan orang dari kaitan”, kita masih “terkait” dengan orang tersebut—dan kepada masa lalu. Itu sebabnya hal tersebut sangat menyakitkan. Selama Anda tidak mengampuni, rasa sakit itu akan terasa dalam Anda. Tetapi pada saat Anda melepaskannya, Allah dapat memulai proses kesembuhan.
Matius 18 : 34—35
7. Apa yang terjadi dengan hamba tersebut pada “Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada akhirnya? algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. ______________________ Maka BapaKu yang disorga akan berbuat demikian juga ______________________ terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak ______________________ mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu” ______________________
Efesus 4 : 26—27 “Apabila kamu marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada iblis”
8. Apa yang akan terjadi dengan kemarahan yang tidak diselesaikan? ______________________ ______________________ ______________________ ______________________
Roma 12 : 19—21
9. Apakah pembalasan dendam merupakan sebuah pilihan “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri bagi orang Kristen? menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Mengapa atau mengapa Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. tidak? Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia ______________________ haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu ______________________ menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah ______________________ kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah ______________________ kejahatan dengan kebaikan! 10. Hal lebih baik apa yang perlu dilakukan? ________________________ ________________________ ________________________
Mitos No. 3 “Tetapi tidak ada seorangpun yang perlu saya ampuni….”
Kebenaran no. 3
Pengampunan itu bukan sekedar perbuatan satu kali saja, ini merupakan gaya hidup, suatu nilai dan kebiasaan yang terus dilakukan dalam seluruh hubungan kita dengan sesama. Kadang-kadang, bukan luka-luka dan dendam dari masa lalu saja yang mengganggu kita; malah sebaliknya, kita mengalami kesulitan untuk mengabaikan segala kelemahan dan kesalahan/kegagalan yang ada di orang lain—orang tua kita, pasangan kita, majikan kita atau rekan kerja kita. Kita menjadi jengkel dan akibatnya, setiap kelemahan, kegagalan atau kesalahan dibesar-besarkan melebihi porsi yang sesungguhnya. Berikut ini adalah beberapa prinsip atau kebiasaan yang harus kita praktekkan untuk menjamin agar kita tidak masuk ke dalam penjara tidak mengampuni : ♦ Pilih untuk tidak mudah tersinggung. ♦ Pilih untuk tidak menyimpan dendam atau mengumpulkan perasaan marah dan kepahitan. (Efesus 4 : 26—27). ♦ Apabila kesalahpahaman dan konflik terjadi, buat upaya untuk menyelesaikannya. Bicarakan masalahnya secara terbuka.
Kolose 3 : 12—14 “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan”.
11. Kita disuruh berbuat apa? Kenapa? ______________________ ______________________ ______________________ ______________________ ______________________ ______________________
Kepahitan atau Pengampunan—Mana Yang akan Anda Pilih? Dalam kehidupan, luka-luka hati, tersinggung dan kekecewaan tidak dapat dihindari. Kita tidak mempunyai pilihan mengenai hal ini. Tetapi kita masih mempunyai satu pilihan—kita dapat memilih untuk hidup dalam penjara kepahitan atau dalam kebebasan mengampuni. Kunci dari pintu penjara ada di tangan Anda, dan Anda dapat memilih untuk membuka pintu tersebut.
Jika Anda memilih untuk menaati Allah dan mengampuni orang yang telah melukai Anda, Allah akan memberi Anda kekuatan dan kasih karunia untuk mengampuni. Anda mungkin tidak merasa ingin mengampuni. Tetapi pengampunan bukanlah perasaan. Pengampunan adalah sebuah pilihan—sebuah tindakan dari kehendak Anda. Dengan membuat keputusan tersebut sekarang, kita akan mengalami kasih karunia dan kuasa dari Allah. Perasaan-perasaan mengampuni akan menyusul pada waktunya. Sebagai hasil dari keputusan kita untuk mengampuni, sikap kita terhadap orang-orang ini akan berubah.
Tanyakan Pada Diri Anda 1. Apakah ada orang yang perlu saya ampuni? (Ya/Tidak) Siapa saja mereka?
2. Apakah saya rela mengampuni orang-orang ini dengan pertolongan Tuhan? (Ya/Tidak)
Jika Saudara mau, doakanlah doa dibawah ini untuk setiap orang yang perlu Saudara ampuni.
Mari Kita Berdoa Allah yang baik, saya berterimakasih Engkau mengampuni saya dan dosa-dosa saya. Saya mengaku bahwa saya belum memberikan kasih karunia dan belas kasihan yang sama kepada orang yang bersalah kepada saya. Sebaliknya, saya menyimpan kepahitan dan kebencian. Akibatnya, saya masuk dalam belenggu dan perbudakan rohani. Bapa, ampunilah saya dan bebaskan saya dari akibat-akibat dosa saya. Saya minta sementara saya berdoa, Engkau mengingatkan dalam pikiran saya orang-orang yang perlu saya ampuni, sehingga saya dapat mengampuni mereka dan memberkati mereka dari hati saya. Allah, Engkau tahu segala sesuatu mengenai saya. Engkau adalah Bapa saya yang di sorga dan Engkau sudah mengetahui bagaimana perasaan saya mengenai (nama orang) __________________, Engkau tahu bahwa ketika (nama orang) __________________ melakukan (tindakan yang menyakitkan atau tindakan yang melukai) _________________ saya merasa (perasaan/reaksi saya) _________________ Tetapi saya datang padaMu Allah saat ini dan saya memilih untuk melepaskan kekecewaan dan luka ini padaMu. Seperti Engkau telah mengampuni saya dari semua dosa-dosa saya, saya memilih untuk mengampuni (nama orang) ______________________ dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Saya melepaskan (nama orang) __________________________ dan sekarang saya memberkatinya dalam nama Yesus dari dasar hati saya yang paling dalam. Amin!