MAKALAH
PENGARUH KEPEMIMPINAN YANG SUKSES DALAM SUATU ORGANISASI/SATUAN PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Dosen Pengampu : Dr. Didin Syafrudin, M.Pd.
Disusun Oleh : KELOMPOK P6 - KELAS A.III.1
PATMAWATI
NPM. 0721 12079
NINTIN NURLELA
NPM. 0721 12077
MIRA DEVI
NPM. 0721 12075
FITRI SULASTRI
NPM. 072112068
ANDI SURYANINGSIH
NPM. 0721 12059
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi-Robbil-‘alamiin, segala Pujian hanyalah milik
Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN YANG SUKSES DALAM SUATU ORGANISASI/SATUAN PENDIDIKAN ” yang ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kepemimpinan dan Budaya Organisasi.” Dalam proses penulisan makalah ini kami merasa banyak sekali ilmu dan wawasan baru yang kami dapatkan, karenanya kami untuk menyampaikan rasa syukur dan terimakasih yang tak terhingga kepada dosen pengampu mata kuliah “Kepemimpinan dan Budaya Organisasi”, bapak Dr. Didin Syafrudin, M.Pd, yang
telah
membimbing,
mengarahkan
dan
mensupport
kami
selama
perkuliahan berlangsung. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Bogor,
November 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....... ...........................................................
i
DAFTAR ISI..................... ...........................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................
6
C. Rumusan Masalah..................................................
6
D. Tujuan …………………………………………………
BAB II
KAJIAN TEORI A. Pengertian kepemimpinan………………….
7
B. Pengertian kepemimpinan pendidikan…………… ..
10
C. Karakteristik kepemimpinan sukses…....................
13
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………
20
BAB IV PENUTUP Kesimpulan ..... ...........................................................
27
DAFTAR PUSTAKA........ ...........................................................
28
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kepemimpinan merupakan suatu seni, kesanggupan, atau teknik untuk membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau simpatisan dalam organisasi informal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, bahkan berkorban untuknya. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal itu pada dasarnya ditentukan oleh seorang pemimpin. Suatu ungkapan mulia yang mengatakan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah.Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan
tenaga
kependidikan
lainnya,
dan
pendayagunaan
serta
pemeliharaan sarana dan prasarana.Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukung kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Seiring
dengan
hak
dan
kewajiban
pemerintah,
kepemimpinan
pemerintah selama decade 2000-an dalam pendidikan seringkali dipersoalkan, contoh sulitnya pemerintah merealisasikan anggaran pendidikan 20 %. Pada akhirnya semuanya berujung pada sebuah pertanyaan apakah pendidikan yang notabene adalah investasi jangka panjang dikesampingkan pemerintah dalam pembangunan 5 tahunnya ? Hal ini muncul karena hasil pendidikan ini mungkin tidak akan muncul dalam 5 tahun masa kepemimpinannya, bisa jadi efeknya baru terasa 10 atau 15 tahun kemudian. Untuk menghasilkan sistem pendidikan yang berkualitas, kepemimpinan yang berkualitas mutlak harus terpenuhi terlebih dahulu. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas kepemimpinan, bisa dilihat dari cara pandangnya terhadap sesuatu, seperti pendidikan. Seorang pemimpin,akan lebih meperhatikan aspek manusia daripada sistem. Selama ini pemerintah lebih sibuk mengutak – atik sistem pendidikan namun tidak memiliki pengaruh apa–apa terhadap fakta di lapangan. Kita pernah mengalami sistem CBSA, KBK, dan sekarang KTSP serta apa lagi di kemudian hari. Kewenangan kepala sekolah sebagai pemimpin tunggal di lembaga, seringkali menciptakan kencendrungan KKN dalam berbagai urusan terutama berkaitan dengan pengelolahan dana. Secara teori eksistensi komite sekolah dan juga masyarakat luas punya kewenangan untuk mengontrol penggunaan dana, namun justru eksistensi komite sekolah seringkali hanya digunakan alat stempel an sich dari kebijakan kepala sekolah. Pembentukan dewan legislative sekolah terdiri atas guru dan tokoh masyarakat dan dipilih oleh civitas sekolah, yang bertugas mengesahkan, mengontrol dan mengawasi realisasi kebijakan tersebut. Dengan ini diharapkan kebijakan kepala sekolah akan lebih terarah dan transparansi pengelolaan dana sekolah dapat lebih dipetanggung jawabkan. Setiap kepala sekolah memiliki tipe dan gaya kepemimpinan yang berbeda, juga
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berbeda pula. Salah satu tipe kepemimpinan kepala sekolah diantaranya memberi kepercayaan yang penuh kepada guru, bahwa guru akan melaksanakan tugas dengan baik, Memberikan perintah disertai dengan petunjuk yang jelas, Memberikan reward/penghargaan kepada guru yang berhasil Berdasarkan latar belakang diatas, perlu diteliti tentang kepemimpin mampu an yang di sebagai , dan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah, kendala – kendala serta faktor - faktor yang mendukung kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru disekolah.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat teridentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan
kepala
sekolah
memiliki
peran
penting
dalam
menentukan keberhasilan suatu organisasi atau sekolah 2. Pengaruh kepemimpinan yang sukses dapat meningkatkan mutu pendidikan
C. Rumusan Masalah Dari beragam
masalah yang telah diuraikan diatas kami merumuskan
masalah yang akan dikaji yaitu: 1.
Peranan
kepemimpinan
yang
sukses
pada
satuan
organisasi
pendidikan? 2.
Bagaimana pengaruh kepemimpinan yang sukses pada satuan organisasi pendidikan?
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kepemimpinan Menurut Robbins dalam Wahab dan Umiarso (2010:60), kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi kelompok kearah pencapaian tujuan.Owens mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu interaksi antara satu pihak sebagai yang memimpin dengan pihak yang dipimpin. Sedangkan James Lipham, seperti yang diikuti oleh M. Ngalim Purwanto, mendefinisikan kepemimpinan adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran organisasi atau untuk mengubah tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran organisasi. Menurut Josep C. Rost dalam Triantoro (2004:3), kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan/mitra kerja) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersama. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Menurut
Tead;
Terry;
Hoyt
(dalam
Kartono,
2003)
Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Ordway Tead memberikan rumusan "Leadership is the activity influencing people to cooperate some good which they come to find desirable". Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Slamet Santosa mendefinisikan kepemimpinan sebagai "usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati".1 Menurut Ngalim Purwanto "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat, sehinggatanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi”2 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan seni mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, melalui kemampuan untuk mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, agar apa yang diinginkan dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. 1
Santosa, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, M. Ngalim. 1993. Administrasi Pendidikan. Jakarta, Mutiara Sumber Bening Kecerdasan 2
Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh konsenseus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan organisasi tercapai. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan terdiri atas: 1.
Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.
2.
Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.
3.
Untuk mencapai tujuan manajer
4.
Untuk memperoleh manfaat bersama Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di
antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan,
tetapi
juga
dapat
mempengaruhi
bagaimana
bawahan
melaksanakan perintahnya, sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya terjadi suatu hubungan timbal balik. Dalam hal ini kepemimpinan dalam sebuah organisasi pendidikan bagaimana seorang pemimpin mampu mempengaruhi serta menggerakan dan
mengkoordinasikan
anggotanya.Karena
dalam
sebuah
lembaga
pendidikan terdapat beberapa beberapa komponen (warga sekolah) seperti guru, staf, peserta didik dan masyarakat. Oleh sebab itu, pemimpin diharapkan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin maka tujuan yang di ingin dicapai tidak akan tercapai secara maksimal.
B. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan Dalam Undang-Undang RI No. 20 Th 2003, pendidikan bermakna usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dipeerlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Kepemimpinan dalam pendidikan dapat dimaknai suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan. Secara sederhana kepemimpinan pendidikan dapat diartikan adalah pihak-pihak yang menentukan tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan undangundang. Terdapat serangkaian yang harus dilaksanakan dalam kepemimpinan dalam satuan organisasi pendidikan; 1.
Proses rangkaian tindakan dalan sistem pendidikan.
2.
Mempengaruhi dan memberi teladan.
3.
Memberi perintah dengan cara persuasi dan manusiawi tetapi tetap menjunjung tinggi disiplin dan aturan yang dijadikan pedoman.
4.
Pengikut mematuhi perintah sesuai kewenangan dan tanggung jawab masing-masing.
5.
Menggunakan authority dan power dalam batas yang dibenarkan.
6.
Menggerakkan atau mengerahkan semua personel dalam institusi guna menyelesaikan tugas sehingga tercapai tujuan, meningkatkan hubungan kerja di antara personel, membina kerjasama, menggerakkan sumberdaya organisasi, dan memberi motivasi kerja.
Berdasar pengertian kepemimpinan dan pendidikan diatas, terdapat 3 komponen yang dominan menentukan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah atau menjadi baik dan tidaknya pendidikan, yaitu pemerintah, kepala sekolah dan guru (ketika di dalam kelas). B.1 Pemerint ah Eksistensi pemerintah dalam prespektif kepemimpinan pendidikan telah termaktub pada pasal 10 UU No. 2 Tahun 2003, pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi
penyelenggaraan
pendidikan
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kemudian pada pasal 11 berisikan kewajiban
pemerintah
terselenggaranya
untuk
pendidikan
memberi yang
pelayanan
bermuta
dan
serta tidak
menjamin diskriminatif
sertakewajiban pemerintah untuk menjamin tersediannya dana. Pada pasal 59 ayat 1 pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan. B.2 Kepala Sekolah. Pembaharuan suatu lembaga pendidikan perlu lebih ditekankan pada faktor budaya yang antara lain berupa kepemimpinan kepala sekolah yang kuat (strong leadership). Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang visioner, mampu membangun budaya dan proses organisasi yang efektif dan iklim pembelajaran yang kondusif. Beberapa hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara kepemimpinan pendidikan yang efektif dengan sekolah yang efektif. Penelitian Edmonds mengemukakan, sekolah-sekolah yang dinamis yang senantiasa berupaya meningkatkan prestasi kerjanya dipimpin oleh kepala
sekolah yang baik3 dan penelitian Hallinger dan Lithwood menyimpulkan bahwa sekolah yang efektif senantiasa dipimpin oleh kepala sekolah yang efektif pula4. Kedua penelitian tersebut didasarkan pada asumsi bahwa kepala sekolah merupakan pemimpin dan salah satu agen perubahan sekolah yang terpenting. Kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan yang kuat menurut Blumberg dan Greenfield adalah kepala sekolah yang mampu memerankan diri dalam delapan peran: organisator (the organizer), pengakrobat berdasarkan nilai (the value-based juggler), penolong sejati (the authentic helper), perantara (the broker), humanis (the humanist), katalis (the catalyst), rasionalis (the rationalist), dan politicus (the politician).5 B.3 Pendidik (Guru) Dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup : 1. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses KBM (pre-teaching problems). 2. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems). 3 4
5
Edmonds. R, Some School Work and More Can, dalam Social Policy, 9 (2), 28-32. F. Hallinger & K. Leithwood, Introduction: Exploring The Impact of Principal Leadeship, School Effectiveness and School Improvement, 206-218 A.Blumberg & W. Greenfield, The Effective Principle: Perspectives on School Leadership (Boston: Allyn and Bacon Inc)
3. Guru
sebagai
penilai
(evaluator)
yang
harus
mengumpulkan,
menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya. Selanjutnya, dalam konteks proses belajar mengajar di Indonesia, Abin
Syamsuddin menambahkan
satu
peran
lagi
yaitu
sebagai
pembimbing (teacher counsel), di mana guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).6
C. Karakteristik Kepemimpinan Yang Sukses dalam satuan pendidikan Prinsip kepemimpinan pada dasarnya tidak bisa serta merta diidentikkan dengan sebuah posisi struktural (misal, karena dia bos, maka dia pasti pemimpin) atau karena usia, dan lain sebagainya. Kepemimpinan tidak lahir begitu saja karena ada proses yang harus dilalui untuk menimbulkan karakter pemimpin. Sedangkan karakter kepemimpinan dibangun dengan variable yang sangat beragam sehingga muncullah sebuah kriteria kepemimpinan.Sedangkan kriteria sendiri juga harus diuji dan diukur untuk dapat dikatakan berhasil / gagal. Keberhasilan kepemimpinan diawali dengan pemenuhan value kriteria itu sendiri, diantaranya :
6
Ahmad Sudrajat, Peran Guru Dalam Proses Pendidikan, dalam http://akhmadsudrajat. wordpress.com ( 6 Maret 2008)
a. Visi dan Misi Sang Pemimpin dapat dijabarkan oleh yang dipimpin. Pemimpin yang mengkomunikasikan visi dan misi kepada komunitas yang dipimpin mendapat poin awal menuju kesuksesan karena dia tidak dapat berjalan sendiri.Tugas makin besar, makin menuntut adanya keterkaitan relasi antara pemimpin dan komunitasnya. Visi dan misi yang dimengerti dan diresapi oleh yang dipimpin akan memudahkan sang pemimpin menuntun komunitasnya mencapai tujuan. b.
Teamwork berjalan dengan baik bahkan tanpa kehadiran Sang Pemimpin. Pemimpin bukan superman atau manusia hebat yang tidak dapat berhalangan karena faktor penyakit, masalah pribadi dan lain sebagainya. Ketika proses mencapai tujuan sedang berjalan, maka proses seyogyanya tidak boleh berhenti atau beralih kepada momentum, karena fokus bisa hilang. Kepemimpinan harus tetap berjalan walau secara fisik, sang pemimpin tidak berada disana. Dengan teknologi sebenarnya hal ini bisa digantikan, namun teknologi tidak akan pernah bisa menggantikan kekompakan dan teamwork. Maka teamwork yang berjalan adalah kunci utama kepemimpinan yang berhasil.
c.
Dedikasi dan loyalitas nampak ketika dihadapkan pada tantangan. Tantangan dapat muncul secara eksternal maupun internal. Tantangan yang menimbulkan sebuah dedikasi dan loyalitas biasanya memperkuat sebuah komunitas menjadi lebih solid dan tahan banting. Kuncinya terletak pada bagaimana Sang Pemimpin dan komunitasnya bekerja sama dalam menghadapi tantangan.
d.
Timbulnya persatuan dan kesatuan yang solid. Persatuan dan kesatuan solid dibangun dalam sebuah proses yang membuat Sang Pemimpin dan komunitasnya saling memahami dan bekerja sama menuntaskan visi – misi yang disepakati. Proses persatuan & kesatuan itu harus berjalan secara natural, bukannya karena pengaruh intimidasi, pengaruh uang, pengaruh kesukuan dan lain sebagainya. Sang Pemimpin harus bekerja sama dengan Sang Waktu untuk membentuk persatuan dan kesatuan sedini mungkin.
e.
Sikap kebersamaan ketika menerima kegagalan. Kegagalan cenderung menyakitkan, walau bila diterima dengan kepala dan hati yang dingin untuk mencari penyebabnya dapat menimbulkan juga perasaan solider (senasib sepenanggungan). Sikap kebersamaan dalam menanggung kegagalan akan memberikan batu loncatan semangat yang besar sehingga momentum ini kalau dimanfaatkan dengan baik oleh Sang Pemimpin akan membantunya dalam mencapai visi – misi bersama komunitasnya.
f.
Keragaman disikapi dengan pikiran terbuka Tidak ada 2 (dua) orang yang 100% sama di dunia ini bahkan orang yang kembar pun akan memiliki hal yang berbeda dalam pikiran, watak, kepribadian dan lain sebagainya. Keragaman yang diterima karena mengerti tiap orang tidak sama akan memberikan wawasan lain, kreatifitas, inovasi dan mungkin humor yang bila diterima dengan santai dan terbuka akan memperkaya sebuah komunitas dan membuka cara mencapai visi misi.
g.
Adanya kaderisasi yang berkelanjutan. Kerajaan Majapahit dahulu memiliki Sang Patih Gajah Mada yang sangat tersohor kualitas kepemimpinannya yang bahkan jauh lebih menonjol
daripada Sang Raja.Sayangnya Sang patih dengan legenda Sumpah Amukti Palapa-nya tidak memiliki kader yang dapat melanjutkan ide-idenya yang brilian itu sehingga kemajuan Indonesia yang tersohor menjadi terhenti. Sang Pemimpin dengan kadernya bukan merupakan orang yang sama, namun visi – misi yang diwariskan harus tetap berjalan dengan cara kepemimpinan apapun. h.
Sistematika kerja dan rantai komando yang jelas. Job
deskripsi
biasanya
kurang
jelas
diterapkan
oleh
tipe
kepemimpinan yang visioner dengan komunitas yang tidak memiliki organisasi atau keteraturan admin yang baik. Sistematika kerja tidak menggantikan visi – misi, akan tetapi sistematika kerja merupakan hal yang penting agar langkah pemenuhan visi – misi dapat cepat tercapai dan terukur dalam selang waktu yang jelas. Kebersamaan dalam rasa memiliki & mewujudkan visi dan misi Sang Pemimpin Profesionalisme dalam pekerjaan terkadang membunuh passion dalam diri Sang Pemimpin atau komunitasnya.Bentuk emosi dalam sebuah komunitas terkadang diperlukan untuk membangun rasa memiliki dan keterikatan secara batin. Misal, ketika komunitas merasa dalam keadaan susah ketika berjuang, akan membentuk sebuah ikatan batin kuat ketika mereka mencapai keberhasilan dan biasanya berjalan hingga hari tua nanti. i.
Karakter kelompok berkembang menuju Integritas dan Kedewasaan. “Tujuan tidak menghalalkan cara”. Bila visi – misi dicapai dengan menghalalkan segala cara, maka integritas dan kedewasaan dari Sang Pemimpin dan komunitasnya patut dipertanyakan, apalagi dengan adanya pelanggaran hak asasi, tindakan kriminal (dalam bentuk apapun namanya), dan cara keji lainnya. Sejarah telah mencatat, kepemimpinan yang berhasil
tidak mengorbankan integritas dan kedewasaan Sang Pemimpin dan komunitasnya. Secara individual, beberapa tanda atau ciri pemimpin yang baik dan sukses: 1. Berani dan penuh percaya diri Agar seorang atasan memiliki cahaya yang terang, ia harus memiliki keberanian untuk melakukan sebuah tantangan besar. Saat akan mengambil sebuah tantangan, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko dan harus terus berjalan, tak peduli yang dikatakan orang lain. Di sini karakter yang kuat sangat diperlukan oleh seorang pemimpin.Ia harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa apa yang akan dilakukannya ialah sesuatu yang benar dan akan mendatangkan sebuah keuntungan bagi perusahaan. Intinya, jangan pernah takut mengambil risiko dan jangan pernah takut melakukan kesalahan. Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya atasan melakukan evaluasi, hal penting dan menantang apa yang bisa dilakukannya. Selain itu, setiap hari selama satu minggu, buatlah tiga sampai lima hal tentang gaya kepemimpinan yang efektif jika diterapkan, kemudian terapkan gaya tersebut pada minggu berikutnya 2. Mempertajam kekuatan Seorang ahli di bidang emotional intelligence, Daniel Goleman, melakukan penelitian terhadap gaya kepemimpinan di 500 perusahaan dan menemukan beberapa tipe kepemimpinan yang menonjol, misalnya melihat jauh ke depan (visionary), demokratis, dan senang melatih. Nah, carilah keahlian atau kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai gaya kepemimpinan Anda. Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas Anda.Gaya tersebut juga akan menjadi kekuatan yang akan mengantarkan Anda pada kesuksesan di dunia karier.
3. Padukan beberapa gaya kepemimpinan Meski memiliki ciri khas gaya kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin juga bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya. Dalam penelitiannya, Goleman juga menegaskan bahwa para
pemimpin
yang
sukses
umumnya
memadukan
beberapa
gayakepemimpinan pada dirinya karena satu gaya saja tidak pernah cukup mengatasi masalah yang banyak. Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan yang kebanyakan perempuan atau sebaliknya, gunakan pendekatan dengan gaya kepemimpinan yang lembut dan penuh perhatian. Tapi di saat tertentu, gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang tegas. Untuk bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat, identifikasi wilayah dan karyawan yang ada di bawah atasan, kemudian carilah gaya kepemimpinan yang tepat untuk dipadukan dengan gaya kepemimpinan yang menjadi ciri khasnya. Setelah itu, lihat hasilnya dan lakukan evaluasi jika hasilnya belum maksimal. 4. Ciptakan tujuan Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang harus bisa mengomunikasikan tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai oleh timnya. Dengan mengomunikasikan, ini akan membuat bawahan merasa terpacu untuk mencapai target, dan atasan sang pemimpin juga bisa melihat bahwa pemimpin ini bisa membimbing anak buahnya. Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang tepat, pelajarilah semua hal yang terjadi di luar perusahaan. Setelah itu, tentukan tujuan, bangun kerja tim, dan gerakkan mereka semua untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Pemberi semangat Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa memberikan semangat dan mampu memotivasi karyawannya.Pemimpin haruslah bisa menempatkan dirinya sebagai seorang motivator saat karyawannya menemui halangan.Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi setiap karyawannya hingga tiap karyawan bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Karena itulah, seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya pada dirinya sendiri, ”apa yang bisa saya berikan pada tim saya hari ini?” 6. Seimbang Setiap
pemimpin
harus
bisa
mengukur
risiko
yang
dihadapinya.Selain itu, ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.
7. Menjadi diri sendiri Tak ada yang lebih baik selain menjadi diri sendiri. Karena itulah, jadilah pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha untuk menjadi orang lain yang bukan diri Anda.
Tabel 1. Karakteristik Pemimpin Yang Sukses NO
KARAKTERISTIK
1
Drive
2 3
4 5
6 7 8
DESKRIPSI
Keinginan untuk berprestasi, ambisi, berenergi tinggi, kegigihan dan berinisiatif Kejujuran dan intgritas Dapat dipercaya, handal dan te rbuka Motivasi Memiliki kemampuan a untuk mempengaruhi kepemimpinan anggota organisasi demi mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan Percaya pada diri Percaya pada kemampuan sendiri sendiri Kemampuan kognitif Kecerdasan, kemampuan untuk mengintegrasikan dan menginterpretasikan sebanyak mungkin informasi Pengetahuan dalam Pengethuan dalam industry dan pengetahuan bisnis teknis yang relevan dengan bisnis perusahaan Kreatif Memiliki kapasits untuk selalu menghasilkan ideidee baru yang cemerlang Fleksibel Memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan pengikutnya dan beradaptasi dalam berbagai situasi Didunia tidak ada yang namanya 100% ideal, dapat mencapai score
antara lebih dari 60% saja dapat dikatakan kepemimpinan tersebut telah berhasil menjalankan misinya.
BAB III PEMBAHASAN
A. Peranan
kepemimpinan
yang
sukses
pada
satuan
organisasi
pendidikan Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas dan fungsi yang harus diembannya dalm mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, mandiri, dan akuntabel. Jadi untuk mewujudkan hal tersebut maka ada sepuluh kunci keberhasilan yang akan membantu kesuksesan kepala sekolah dalam kepemimpinanya. Peranan Pemimpin dalam organisasi pendidikan: 1.
Membantu menciptakan iklim sosial yang baik
2.
Membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri
3.
Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja
4.
Mengambil tanggungjawab untuk menetapkan keputusan bersama dengan kelompok
5.
Memberi kesempatan pada kelompok untuk belajar dari pengalaman
Kunci kesuksesan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan pemimpinnya, dalam hal ini kepala sekolah.Kepala sekolah dituntut memiliki persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat, sebab keberhasilan sekolah hanya dapat dicapai melalui kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas. Kepala sekolah yang berkualitas yaitu kepala sekolah yang memiliki kemampuan dasar, kualifikasi pribadi, serta pengetahuan dan keterampilan profesional.
Menurut
Tracey,
keahlian
atau
kemampuan
dasar,
yaitu
sekelompok kemampuan yang harus dimiliki oleh tingkat pemimpin apapun, yang mencakup: conceptual skills, human skill dan technical skills. Meski memiliki ciri khas kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin juga bisa memadukan beberapa kepemimpinan sekaligus dalam dirinya. Dalam penelitiannya, Goleman juga menegaskan bahwa para pemimpin yang sukses umumnya memadukan beberapa gaya kepemimpinan pada dirinya karena satu gaya saja tidak pernah cukup mengatasi masalah yang banyak. Jika seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan
yang
kebanyakan
perempuan
atau
sebaliknya,
gunakan
pendekatan dengan gaya kepemimpinan yang lembut dan penuh perhatian. Tapi di saat tertentu, gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang tegas.Dengan peranan seorang pemimpin yang sukses dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang digunakan dalam menghadapi masalah yang berbeda dalam suatu organisasi pendidikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam pendidikan yakni kepala sekolah harus dapat menggunakan perannya sebagai pemimpin dalam
mengelola
organisasi
dalam
satuan
pendidikan
dan
dapat
menggunakan berbagai macam gaya kepemimpinan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, dengan begitu pemecahan masalah akan dapat terselesaikan dengan efektif dan tepat.
B. Pengaruh Kepemimpinan Yang Sukses di Satuan Pendidikan Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun
tugas-tugas dari kepala adalah Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain. Kepala
sekolah
bertanggung
jawab
dan
mempertanggung-
jawabkan.Kepala sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan.Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional.Dengan menggunakan berbagai gaya kepemimpinan kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang tepat. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah.Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yang salah satunya adalah sebagai supervisor. Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting, yaitu: 1) Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi
proses belajar mengajar. 2) Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar
mengajar. 3) Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru
untuk meningkatkan profesi guru.
4) Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam
pemecahan masalah proses belajar mengajar. 5) Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan
dan peningkatan mutu proses belajar mengajar. 6) Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah. 7) Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar
secara komprehensif. 8) Menciptakan team work yang dinamis dan profesional. 9) Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.
Tugas
kepala
sekolah
sebagai
supervisor
diwujudkan
dalam
kemampuannya menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan
program
supervisi
untuk
kegiatan
ekstra-kurikuler,
pengembangan program supervisi perpustakaan, laboraturium dan ujian. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstra-kurikuler. Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan
dan
pemanfaatan
hasil
supervisi
untuk
mengembangkan sekolah.Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yang salah satunya adalah sebagai supervisor. Untuk mendapatkan kepala sekolah yang bermutu ternyata juga tidak mudah.Belum tentu guru yang telah lama mengajar, secara otomatis
memiliki kemampuan memimpin dan juga managerial yang baik.Kemampuan kepala sekolah hingga disebut unggul itu ternyata merupakan hasil dari berbagai kelebihan secara komulatif, misalnya yang bersangkutan telah berpengalaman panjang mengelola lembaga pendidikan, memiliki bakat memimpin, dan kemampuan manajerial, serta pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan dari berbagai pengalaman dan pelatihan. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan MBS adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kreteria berikut: 1. Mampu
memberdayakan
guru-guru
untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran dengan baik, lancer dan produktif; 2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; 3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan; 4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah; 5. Bekerja dengan tim menajemen serta; 6.
Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.7
7
E. Mulyasa, Menajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, 126
Pemimpin yang sukses sangat berpengaruh terhadapkualitas atau mutu organisasi yang dipimpinnya sesuai dengan peranan pemimpin sebagai supervisior dan gaya kepemimpinannya. Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Seorang pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya terjadi suatu hubungan tiimbal balik. Dalam hal ini kepemimpinan dalam sebuah lembaga pendidikan bagaimana seorang pemimpin mampu mempengaruhi serta menggerakan dan mengkoordinasikan anggotanya. Karena dalam sebuah lembaga pendidikan terdapat beberapa beberapa komponen (warga sekolah) seperti guru, staf, peserta didik dan masyarakat. Oleh sebab itu, pemimpin diharapkan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin maka tujuan yang di ingin dicapai tidak akan tercapai secara
maksimal.
Kemampuan
dapat
berupa
kemampuan
berpikir
(pengetahuan), dan kemampuan ini yang merupakan penentu keberhasilan organisasi.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemimpin dalam pendidikan yakni kepala sekolah harus dapat menggunakan perannya sebagai pemimpin dalam mengelola organisasi dalam satuan pendidikan dan dapat menggunakan berbagai macam gaya kepemimpinan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, dengan begitu pemecahan masalah akan dapat terselesaikan dengan efektif dan tepat. 2. Pemimpin atau kepala sekolah yang sukses bertindak sesuai dengan peran kepemimpinannya dan gaya kepemimpinan yang digunakan agar dapat mempengaruhi dan memotivasi bawahannya (guru) dalam meningkatkan kualitas dan mutu organisasi. 3. Seorang pemimpin diharapkan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin maka tujuan yang di ingin dicapai tidak akan tercapai secara maksimal.
Kemampuan
(pengetahuan),
dan
dapat
kemampuan
keberhasilan organisasi.
berupa ini
yang
kemampuan
berpikir
merupakan
penentu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Sudrajat,
Peran
Guru
Dalam
Proses
Pendidikan,
dalam
http://akhmadsudrajat. wordpress.com ( 6 Maret 2008) A.Blumberg & W. Greenfield, The Effective Principle: Perspectives on School Leadership . Boston: Allyn and Bacon Inc Danim, Sudarwan. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. 2008. Edmonds. R, Some School Work and More Can, dalam Social Policy Journal, 9 (2), 28-32. F. Hallinger & K. Leithwood, Introduction: Exploring The Impact of Principal Leadeship, School Effectiveness and School Improvement, 206-218 Purwanto, M. Ngalim. 1993. Administrasi Pendidikan. Jakarta, Mutiara Sumber Bening Kecerdasan Safaria, Triantoro. Kepemimpinan.Yogyakarta : Graha Ilmu. 2004 Santosa, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Wahab, Abd dan Umiarso. Spiritual Qoutient (SQ) dan Educational Leadership. Jember : Pena Salsabila. 2010.