Sambutan Rektor Universitas Bina Nusantara Pada Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D.
Yth. Ketua dan Anggota Pengurus Yayasan Bina Nusantara Yth. Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D., Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Yth. Prof. dr. Haryoto Kusnoputranto, SKM, DrPH., Koordinator Kopertis Wilayah III Yth. Senat Perguruan Tinggi Universitas Bina Nusantara Yth. Guru Besar Perguruan Tinggi sahabat Yth. Bapak dan Ibu Pimpinan Perguruan Tinggi dan Industri Yth. Seluruh Jajaran Pimpinan Bina Nusantara Yth. Bapak/Ibu Dosen, Mahasiswa, Staf, dan seluruh keluarga besar BINUSIAN Keluarga Besar Prof. Bahtiar Saleh Abbas yang berbahagia Serta para Undangan dan Hadirin yang kami muliakan. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama, patut kita ucapkan puji, syukur dan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Berkat, Rahmat, dan KasihNya sehingga pada hari ini, 16 Desember 2009, BINUS University dapat menyelenggarakan upacara Pengukuhan Prof. Ir. Bahtiar Saleh Abbas, M.Sc., Ph.D. sebagai Guru Besar Tetap Universitas Bina Nusantara. Ini merupakan hari yang bersejarah dan membanggakan bagi kita semua. Hari ini kita semua turut berbahagia atas kesuksesan Prof. Bahtiar dalam meraih prestasi akademik tertinggi menjadi Guru Besar di bidang Riset Operasi. Oleh karena itu, ijinkan kami atas nama pimpinan BINUS University beserta segenap sivitas akademika, mengucapkan selamat bagi
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
1
Prof. Bahtiar beserta keluarga atas prestasi yang telah diraih. Kesuksesan ini sangat kami banggakan dan hargai karena telah menambah tenaga pendidik berkualitas tinggi di BINUS University. Prof. Bahtiar bergabung sebagai dosen di BINUS University sejak tahun 1994 untuk bidang Statistik dan Riset Operasi. Saya mengenal beliau lebih dekat sejak tahun 1999, beliau menjadi dosen inti 20 jam di jurusan Teknik Industri dan saat itu saya menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Industri. Sejak itu kami bersamasama berada di Jurusan Teknik Industri, dan bersama-sama pula berjuang untuk memajukan jurusan Teknik Industri dan Universitas Bina Nusantara. Prof. Bahtiar adalah seorang dosen yang tekun, rapi dalam bekerja, murah senyum, dan penuh dedikasi dalam membimbing mahasiswa serta membimbing dosen junior. Beliau juga sangat dikenal sebagai seorang yang ahli dalam bidang Riset Operasi dan hal-hal yang terkait dengan Statistik, Model Sistem, dan Optimasi Sistem. Dedikasi yang baik dari Prof. Bahtiar di BINUS University mendapatkan apresiasi dari Pimpinan Yayasan dan Pimpinan BINUS University dengan memberikan banyak kepercayaan kepada beliau untuk ikut bergabung sebagai pengelola. Sejak tahun 2000 beliau pernah dipercaya sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Industri, Dekan Fakultas Teknik, Dekan Fakultas Ekonomi, dan Wakil Rektor I Bidang Akademik BINUS University. Selain itu, beliau juga banyak terlibat dalam pengembangan sistem akademik dan penelitian di BINUS University. Para Undangan dan Hadirin yang terhormat, Hari ini, Prof. Bahtiar akan menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “PERANCANGAN MODEL KEBIJAKAN DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS UNTUK PEMBERDAYAAN INDUSTRI RUMAH TANGGA”
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
2
Dalam orasinya Prof. Bahtiar memberikan pandangan dan gagasan sebagai seorang guru besar di bidang Riset Operasi. Beliau memaparkan dengan jelas tentang kondisi dan tantangan industri rumah tangga, kebijakan pemerintah yang ada selama ini, serta bagaimana sebaiknya model kebijakan yang bisa digunakan untuk industri rumah tangga, khususnya yang terkait dengan kemiskinan. Beliau melemparkan suatu gagasan tentang penggunaan Causal Loop Diagram (CLD) untuk merancang kebijakan yang dapat menumbuhkan industri rumah tangga dengan menggunakan pendekatan sistem dinamis yang memperhatikan 4 variabel utama yaitu pertumbuhan industri rumah tangga, sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, dan tingkat kemiskinan. Berdasarkan variabel sistem yang telah dijelaskan maka sistem ini akan memiliki 2 sub sistem. Kedua sub sistem yang dimaksud adalah sub sistem sumber daya manusia dan sub sistem sumber daya ekonomi. Penggunaan sistem dinamis memang belum memasyarakat untuk analisis antardisiplin karena selalu berhadapan dengan resistensi dari tradisi analisis unidisiplin yang sudah mapan. Namun kita juga memahami bahwa isu kemiskinan adalah salah satu isu nasional yang mendesak untuk diselesaikan dan merupakan isu yang hanya dapat ditangani secara lintas disiplin. Dengan kata lain, secara praktis, dengan menerapkan metode yang dipaparkan dalam orasi ini diharapkan dapat dikontribusikan masukan untuk pendukung muatan dalam kebijakan pemerintah di berbagai tingkatan dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pengembangan industri rumah tangga sebagai langkah awal dalam meningkatkan akselerasi penurunan jumlah kawasan miskin di Indonesia. Sehubungan dengan itu, paparan Prof. Bahtiar ini menjadi kontribusi pemikiran guna pengembangan aplikasi ilmu sistem untuk analisis kebijakan yang bersifat lintas disiplin, dan pada akhirnya dapat diimplementasikan untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
3
Para Undangan dan Hadirin yang terhormat, Dengan pengukuhan Prof. Bahtiar pada hari ini, maka bertambah pula jumlah guru besar di BINUS University. Peran dan karya para guru besar di bidang penelitian dan gagasan-gagasan yang implementatif sangatlah penting, mengingat Binus University telah menetapkan visi World Class University dan high impact research merupakan salah satu jabaran penting dari visi tersebut, yaitu bagaimana melalui riset dan karya intelektualnya dapat menjadikan Binus University berperan dalam memecahkan masalah nasional. Akhir kata, atas nama pimpinan BINUS University dan seluruh keluarga besar BINUSIAN, sekali lagi kami sampaikan ucapan SELAMAT BERBAHAGIA DAN SUKSES SELALU bagi Prof. Ir. Bahtiar Saleh Abbas, M.Sc., Ph.D. di dalam mengemban tugas sehingga dapat selalu mengembangkan karya dan ilmunya bagi pengembangan dan kemajuan BINUS University di masa depan, dan juga bagi Bangsa dan Negara Indonesia pada umumnya. Kami mendoakan semoga Bapak dan keluarga selalu dalam Perlindungan dan Berkat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Ketua dan seluruh Pengurus Yayasan Bina Nusantara, rekan-rekan Anggota Senat Universitas Bina Nusantara, rekan-rekan pimpinan Bina Nusantara, para staff, dosen, dan karyawan, para BINUSIAN, para undangan dan hadirin, serta seluruh panitia yang telah bekerja keras dalam mempersiapkan acara Pengukuhan Guru besar ini. Semoga Tuhan memberkati kita semuanya. Sekian dan terima kasih. Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM Rektor Universitas Bina Nusantara
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
4
Perancangan Model Kebijakan dengan Pendekatan Sistem Dinamis untuk Pemberdayaan Industri Rumah Tangga
oleh Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D.
Pidato Pengukuhan Jabatan Fungsional Guru Besar pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Bina Nusantara
disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Bina Nusantara
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
5
Pengantar Yang saya hormati Yth. Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D., Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Yth. Prof. dr. Haryoto Kusnoputranto, SKM, DrPH, Koordinator Kopertis Wilayah III Bapak Ketua Yayasan, dan Pengurus Yayasan Bina Nusantara Bapak Rektor BINUS UNIVERSITY Bapak/Ibu Pimpinan BINUS Group Bapak /Ibu Pimpinan Lembaga Pemerintah dan Swasta Bapak /Ibu Wakil Rektor, Dekan, dan Ketua Jurusan BINUS UNIVERSITY Anggota Senat Universitas Bina Nusantara Para Pimpinan Yayasan, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Rekan-rekan Dosen, Staff, dan Mahasiswa, Keluarga besar Saleh Abbas, serta Bapak/Ibu para undangan serta hadirin sekalian yang berbahagia Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua sehingga kita bersama bisa hadir dan berkumpul pada acara pagi ini dalam keadaan baik dan sehat. Para hadirin yang saya hormati, Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap BINUS UNIVERSITY ini merupakan suatu penghargaan dan kehormatan yang luar biasa bagi saya sekeluarga, serta keluarga besar Saleh Abbas. Acara yang diselenggarakan ini akan menjadi peristiwa yang tidak akan terlupakan.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
6
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jabatan fungsional Guru Besar bukanlah puncak prestasi, tetapi baru merupakan awal untuk lebih berkiprah di dalam pengabdian pada dunia pendidikan yang sangat saya cintai ini. Pada kesempatan ini, saya menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya atas perkenan dan dukungan penuh Bapak Rektor/Ketua Senat Universitas Bina Nusantara Periode 2005-2009, Prof. Dr. Gerardus Polla, M.App.Sc beserta segenap anggota yang telah merekomendasikan pengangkatan kami menjadi guru besar dan Bapak Rektor/Ketua Senat Universitas Bina Nusantara Periode 2009-2013, Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM, dan segenap aggota Senat Universitas Bina Nusantara yang secara khusus mengadakan acara sidang senat terbuka dalam rangka orasi ilmiah dan pengukuhan ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada Bapak Ketua Yayasan Bina Nusantara, Ir. Bernard Gunawan, serta para anggota Yayasan Bina Nusantara, anggota Board of Management BINUS Group, yang memberikan kesempatan dan dukungan begitu besar kepada saya untuk berkarir sebagai dosen, sampai dengan menjadi guru besar. Kepada Ayah dan Ibu saya, (almarhum) Bapak Saleh Abbas dan (almarhumah) Ibu Zubaidah Ahmad, tidak akan pernah saya mampu membalas perjuangan, bimbingan, dan kasih sayang yang telah diberikan. Hanya doa yang selalu saya panjatkan, semoga semuanya dicatat sebagai ibadah oleh Allah SWT. Ucapan terima kasih tak terhingga saya sampaikan kepada (almh) Dr. Ir. Th. Widia Soerjaningsih, MM., Rektor pertama Universitas Bina Nusantara.Beliau adalah pimpinan dan adalah salah satu guru yang sangat berjasa dalam hidup saya, semoga keberhasilan saya ini menjadi bagian dari bukti perjuangan beliau dalam dunia pendidikan. Kepada rekan-rekan Pimpinan BINUS Group dan BINUS UNIVERSITY, saya sampaikan hormat dan terima kasih atas dukungan dan kerja samanya, sehingga saya menjadi bagian dari tim yang hebat bersama Anda. Terima kasih kepada rekan-rekan dosen BINUS UNIVERSITY, khususnya rekan-rekan dosen di Jurusan Teknik Industri dan Jurusan Manajemen yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Semoga keberhasilan saya ini memberikan
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
7
sinergi dalam pengembangan karier kita semua sebagai dosen di BINUS UNIVERSITY. Kepada seluruh manajer dan staf Area Akademis Periode 2005-2009 BINUS UNIVERSITY, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan atas dukungan dan kerja samanya. Kepada Ibu dan Bapak Guru dan dosen-dosen saya, jasa Bapak/Ibu semua takkan terbalaskan, semoga keberhasilan saya ini dicatat sebagai ibadah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Kepada istri, Imas Kusetiawati, anak-anak, Alfa/Ena, Betha/Lia, dan Gama yang sangat saya cintai, serta keluarga besar Saleh Abbas yang saya hormati, pengorbanan dan dukungan kalianlah yang membuat semuanya ini bisa tercapai. Terima kasih kepada Cucunda Tercinta Rania dan Quilla yang telah membuat Grandpa selalu mampu mendapatkan energi baru untuk mencapai semua ini. Dan, kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, saya ucapkan terima kasih. Hadirin yang saya hormati, Perkenankanlah pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan kemampuan saya yang terbatas untuk menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul “Perancangan Model Kebijakandengan Pendekatan Sistem Dinamis untuk Pemberdayaan Industri Rumah Tangga”. Semoga menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat terutama bagi para pemangku kepentingan terkait. Terima kasih
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
8
PERANCANGAN MODEL KEBIJAKAN DENGAN PENDEKATAN SITEM DINAMIS UNTUK PEMBERDAYAAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
Abstract Home industry is one of the industries playing important role in achieving food security in Indonesia in which this achievements also becomes a solution for recovering poverty which reaches 34,96 million people or 15,42 % of the total Indonesian population.(CBS, March, 2008). Based on the complex problems in the establishment of home industries and high poverty in Indonesia, a policy model plan on home industry development using dynamic system was proposed. By Dynamic System approach having conceptual model supported by multidiscipline knowledge it was achieved a reliable policy scenario, whereas the choice of policy alternatives was done by Analytical Hierarchy Process. By applying the proposed approach hopefully it will become inputs to support government’s policy in decreasing poverty in Indonesia by home industry empowerment as a preliminary step in accelerating the reduction of poor areas in Indonesia. Keywords : model design, policy model, dynamic system, home industry.
Abstrak Industri rumah tangga merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam mewujudkan sistem ketahanan pangan di Indonesia mengingat tingginya jumlah penduduk miskin di Indonesia yang mencapai 34,96 juta orang atau 15,42 % dari populasi Indonesia. (BPS, Maret, 2008). Dengan latar belakang masalah pembinaan industri rumah tangga yang kompleks dan angka kemiskinan yang cukup besar, maka diusulkan penerapan metode perancangan model kebijakan pengembangan industri rumah tangga dengan menggunakan pendekatan sistem dinamis. Dengan pendekatan sistem dinamis yang model konseptualnya didukung oleh berbagai disiplin ilmu didapatkan skenario kebijakan yang dapat diandalkan, sementara pemilihan alternatif kebijakan dilakukan dengan Analytical Hierarchy Process. Dengan menerapkan pendekatan yang diusulkan diharapkan dapat dikontribusikan masukan guna mendukung muatan dalam kebijakan pemerintah di berbagai tingkatan dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pengembangan industri rumah tangga sebagai langkah awal dalam meningkatkan akselerasi penurunan jumlah kawasan miskin di Indonesia. Kata Kunci : rancang bangun, model kebijakan, sistem dinamis, industri rumah tangga.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
9
LATAR BELAKANG Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki jumlah penduduk miskin cukup besar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin yang berdasarkan Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2008 adalah 34,96 juta orang atau setara dengan 15,42 persen. Melihat jumlah tersebut, perlu adanya suatu upaya bersama, baik dari Pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk melaksanakan dan menyukseskan program pengentasan kemiskinan, sehingga angka tersebut berangsur-angsur akan semakin mengecil. Berbagai program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan saat ini belum memunculkan percepatan penurunan angka kemiskinan yang signifikan. Hal ini cukup beralasan karena kemiskinan merupakan suatu permasalahan yang kompleks. Industri rumah tangga merupakan salah satu pemangku kepentingan yang mempunyai peran penting dalam mewujudkan sistem ketahanan pangan nasional di Indonesia. Apabila ketahanan pangan tercapai secara maksimal, maka angka kemiskinan secara berangsur-angsur akan berkurang. Melihat fenomena tersebut semestinya keberadaan industri rumah tangga terus dikembangkan, sehingga dapat menjadi suatu solusi yang tepat dalam menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Saat ini, industri rumah tangga di Indonesia memiliki jumlah yang cukup besar dan memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Secara terminologi, industri rumah tangga adalah industri yang mempekerjakan 2-4 orang dengan penghasilan kurang dari lima juta per bulan. Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian (2006), 99,2% dari industri makanan dan minuman yang ada di Indonesia adalah industri rumah tangga, yang jumlahnya mencapai 407.546 buah. Namun demikian, kondisi industri rumah tangga di Indonesia umumnya masih sangat memprihatinkan apabila dilihat dari sisi kapasitas, permodalan, dan kualitas produk. Industri seperti ini
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
10
banyak sekali, seperti industri makanan dan minuman, industri konveksi, kerajinan, dan pemanfaatan limbah. Meninjau kebijakan Pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, program yang dilakukan lebih ditekankan pada kemampuan keluarga miskin untuk menampilkan fungsi sosialnya. Program pokok dalam penanggulangan kemiskinan yang dilakukan Departemen Sosial (Biro Humas Departemen Sosial RI, 2004) yang menjadi prioritas penanggulangan terhadap masalah sosial, antara lain: a.
Program Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE), bertujuan untuk meningkatkan motivasi agar lebih maju, meningkatkan interaksi dan kerja sama dalam kelompok, mendayagunakan potensi dan sumber sosial-ekonomi di tingkat lokal, memperkuat budaya kewirausahaan, mengembangkan akses pasar, dan menjalin kemitraan sosial ekonomi dengan berbagai pihak terkait. Tercatat berapa program unggulan KUBE, seperti sapi potong dan pupuk dari urin sapi di beberapa propinsi. Selain itu juga program KUBE melalui Sarana Penunjang Produksi (SAPRODI) industri rumah tangga berupa bantuan paket 6.000 mesin jahit dan peralatan pertanian.
b.
Program Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Program ini bertujuan untuk memperkuat organisasi pengelola keuangan simpan pinjam, perguliran dana bantuan sosial, meningkatkan kepedulian warga mampu yang peduli menangani kemiskinan, meningkatkan akses KUBE terhadap mekanisme perbankan, dan memajukan Lembaga Keuangan Mikro sebagai ermbrio koperasi.
c.
Program Terpadu Penanganan Desa Miskin. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi serta keberlanjutan program dengan mengoptimalkan sumber program yang sama-sama ditujukan bagi penanggulangan kemiskinan atau penyandang masalah kesejahteraan
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
11
sosial sehingga terjadi adopsi desa yang semula miskin, karena mayoritas warganya miskin atau fakir miskin, menjadi desa yang maju dan sejahtera. d.
Program Pengembangan Kemitraan Sosial, yang mencakup upaya pengembangan kemitraan dengan dunia usaha, organisasi sosial/LSM bidang usaha kesejahteraan sosial, perguruan tinggi, dan kalangan perbankan.
Dari semua program tersebut, belum terlihat adanya indikasi ke arah pengembangan industri rumah tangga secara spesifik, padahal keberadaan industri ini pada dasarnya sudah mengakar pada sebagian besar masyarakat di Indonesia. Dengan latar belakang masalah pembinaan industri rumah tangga yang kompleks dan angka kemiskinan yang cukup besar, terlepas dari definsi kemiskinan mana yang dipakai, maka sudah saatnya kita menerapkan metode perancangan model kebijakan pengembangan industri rumah tangga pada kawasan miskin yang dapat diandalkan. Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks adalah dengan menggunakan pendekatan sistem (system approach methodology). Pendekatan sistem merupakan pilihan tepat, karena pendekatan ini mampu memecahkan suatu permasalahan yang memiliki karakteristik: (a) kompleks, yaitu interaksi antar elemen cukup rumit; (b) dinamis, dalam arti faktornya ada yang berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan; dan (c) probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi simpulan maupun rekomendasi. Salah satu hal yang menonjol dari pendekatan sistem adalah proses menemukan faktor penting dalam pengkajian masalah guna mendapatkan penyelesaian yang sesuai, dengan pemakaian model kuantitatif untuk membantu proses pengambilan keputusan secara rasional. Pendekatan sistem yang diterapkan secara tepat dapat memecahkan masalah yang kompleksitasnya tinggi.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
12
KERANGKA KONSEPTUAL MODEL Menurut Manetsch dan Park (1977), sistem adalah, “Suatu kumpulan dari elemen yang berinteraksi dan terorganisir untuk mencapai tujuan,” sedangkan O’Brien (1999), mendefinisikan sistem sebagai,”Suatu bentuk atau struktur yang memiliki lebih dari dua komponen yang saling berinteraksi secara fungsional.” Dengan demikian, berarti setiap sistem harus memiliki komponen atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisir dengan suatu tujuan atau fungsi tertentu yang dapat diamati perilakunya. Sistem dinamis adalah sistem yang perilakunya dapat berubah dari waktu ke waktu. Jadi dalam sistem dinamis ada tiga usur utama yaitu: umpan balik (feed back), akumulasi aliran (flow) ke dalam stok (stock), dan waktu tunda (time delay). Metode sistem dinamik mempelajari masalah dengan sudut pandang sistem, yaitu elemen sistem tersebut saling berinteraksi dalam suatu hubungan umpan balik sehingga menghasilkan perilaku tertentu dari waktu ke waktu. Interaksi dalam struktur sistem ini diterjemahkan ke dalam model matematik yang menurut Manestech and Park (1977) merupakan suatu penggambaran abstrak dari sistem dunia nyata, yang akan bertindak seperti dunia nyata untuk aspek tertentu. Penyusunan kerangka konseptual rancang bangun model kebijakan pengembangan industri rumah tangga pada kawasan miskin harus dimulai dengan pengumpulan data, baik sekunder maupun primer. Data sekunder digunakan untuk menganalisis peranan subsistem, serta interaksi antara sub sistem yang mempengaruhi perkembangan suatu kawasan miskin. Berdasarkan data sekunder akan diketahui kecenderungan data secara periodik, sehingga berdasarkan kecenderungan tersebut dapat diperoleh suatu model. Melalui model tersebut dapat diamati interaksi antar setiap sub sistem.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
13
Kerangka konseptual model disusun berdasarkan konsep pengembangan sistem berdasarkan teori yang berlaku di wilayah sistem dan mengacu kepada data historis serta opini pakar yang dapat menjelaskan hubungan tersebut. Interaksi antar variabel yang kompleks disederhanakan dalam bentuk causal loop diagram (CLD) yang memvisualisasikan setiap umpan balik yang diidentifikasi dalam model konseptual pengembangan industri rumah tangga pada kawasan miskin. Karakterisasi sistem yang diperoleh dari kondisi di lapang akan memberikan masukan berupa struktur masalah yang menunjukkan keterkaitan hubungan antara variabel yang penting dalam penyelesaian masalah sistem. Berdasarkan hasil penelitian di lokasi (Abbas, Kurniawan, Nurhasanah dan Jayaputra, 2009) teridentifikasi bahwa variabel kunci yang mempengaruhi perkembangan industri rumah tangga pada kawasan miskin adalah jenis usaha, tenaga kerja, modal, pemasaran dan pemberdayaan. Proses rancang bangun kerangka konseptual model berisi mapping keterkaitan fungsi suatu variabel terhadap variabel lain, yang tidak hanya berdasarkan data sekunder, tetapi langsung kepada responden maupun pakar yang berperan langsung dalam proses bekerjanya sistem.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
14
Basis Pengetahuan Terminologi Kemiskinan • Terminologi Industri Rumah Tanga •
Dasar Pemikiran : Upaya Pengentasan Kemiskinan
Analisis Manfaat Model
• •
Basis Data Data BPS Daya Departemen Perindustrian
Kondisi Industri Rumah Tangga
Basis Data Analisis dan perhitungan tingkat kemiskinan Tahun 2008 (BPS) dan Survey Kawasan
Identifikasi Kawasan Miskin
Basis Pengetahuan • Interview Method • Observasi
Identifikasi Industri Rumah Tangga yang berada pada kawasan miskin
Basis Pengetahuan • Focused Group Discusion • Brainstorming
Basis Data ‐ RPJMD ‐ Survey Lapangan ‐ Komite Penanggulangan Kemiskinan Jawa Barat
Identifikasi variabel yang berpengaruh terhadap pengembangan industri rumah tangga di Kawasan -
Tidak Variabel dinilai
Ya Basis Pengetahuan • Focused Group Discusion • Brainstorming • Sistem Dinamik
Perancangan Causal Loop Diagram Model Kebijakan Pengembangan Industri Rumah Tangga
•
Basis Data Modal Kelembagaan Tenaga Kerja Kemitraan Monitoring Birokrasi Pembinaan Jumlah penduduk Miskin
Basis Data Interaksi antar variabel
Causal Loop Diagram (CLD)
Gambar 1. Kerangka Konseptual Model Pengembangan Industri Rumah Tangga
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
15
CAUSAL LOOP DIAGRAMS Causal Loop Sistem Rancang Bangun Model Kebijakan Pengembangan Industri Rumah Tangga Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, sebagai visualisasi dan model konseptual, perancangan CLD model pengembangan industri rumah tangga pada kawasan miskin dibangun berdasarkan pendekatan sistem yaitu sistem. CLD inilah yang nantinya dipakai untuk mempelajari perilaku nyata yang dilakukan oleh industri rumah tangga di kawasan miskin. Sistem yang dimodelkan pada Gambar 2 terdiri dari 4 variabel yang saling terkait satu sama lain. Variabel tersebut adalah pertumbuhan industri rumah tangga, sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, dan tingkat kemiskinan. Berdasarkan variabel sistem yang telah dijelaskan maka sistem ini akan memiliki dua sub sistem. Kedua sub sistem yang dimaksud sub sistem sumber daya manusia dan sub sistem sumber daya ekonomi. + Sumber Daya Ekonomi
Sumber Daya Manusia +
+
+
Pertumbuhan Industri Rumah Tangga
-
+ -
Tingkat Kemiskinan
-
Gambar 2. CLD Sistem Rancang Bangun Model Kebijakan Pengembangan Industri Rumah Tangga
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
16
Pertumbuhan industri rumah tangga diangap sebagai variabel yang penting untuk dibangkitkan dalam CLD, karena pertumbuhan industri rumah tangga merupakan salah satu indikator dari keberhasilan penerapan model kebijakan pengembangan industri rumah tangga. Pertumbuhan industri tumah tangga dapat diartikan sebagai tingkat pertumbuhan industri rumah tangga di kawasan miskin, dan jumlah industri rumah tangga yang mampu bertahan hidup atau menjaga konsistensinya dalam berproduksi. Variabel sumber daya manusia merupakan variabel yang menunjukkan kualitas dari sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah tenaga kerja yang bekerja pada industri rumah tangga di kawasan miskin. Kualitas sumber daya manusia diartikan sebagai kemampuan atau performansi tenaga kerja yang baik sehingga mampu bekerja sama dengan industri dalam menghasilkan produk yang terjaga kualitasnya. Variabel sumber daya ekonomi merupakan variabel yang mengukur tinggi rendahnya sumber daya ekonomi dalam kawasan miskin tempat industri rumah tangga melaksanakan usahanya. Data yang akan diperlukan untuk sumber daya ekonomi adalah pendapatan industri rumah tangga yang berusaha di kawasan miskin. Variabel tingkat kemiskinan merupakan variabel yang akan menggambarkan tinggi rendahnya atau meningkat menurunnya tingkat kemiskinan di kawasan miskin industri rumah tangga. Masukan dari variabel ini adalah variabel sumber daya manusia, variabel sumber daya ekonomi, dan variabel pertumbuhan industri rumah tangga. Di dalam model ini tergambar sebanyak 8 interaksi yang terjadi di antara keempat variabel yang telah disebutkan tadi. Dari 8 interaksi yang terjadi, 5 di antaranya saling berinteraksi positif atau berbanding lurus, dan 3 yang lain saling berinteraksi negatif atau berbanding terbalik.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
17
Interaksi Sumber Daya Manusia dengan Sumber Daya Ekonomi Dalam CLD, kedua variabel ini saling berinteraksi secara positif. Seiring dengan semakin meningkatnya kualitasnya sumber daya manusia maka akan semakin meningkatkan sumber daya ekonomi kawasan miskin tempat industri rumah tangga melakukan usahanya. Demikian pula, dengan semakin tinggi sumber daya ekonomi suatu kawasan miskin tempat industri rumah tangga melakukan usahanya akan semakin memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kawasan miskin tersebut. Interaksi Sumber Daya Manusia dengan Pertumbuhan Industri Rumah Tangga Dalam CLD, interaksi yang terjadi adalah sumber daya manusia dengan pertumbuhan industri rumah tangga. Interaksi tidak terjadi pada pertumbuhan industri rumah tangga dengan sumber daya manusia. Interaksi yang terjadi dalam sistem ini adalah interaksi positif atau berbanding lurus. Dalam kondisi nyata, dimodelkan bahwa semakin berkualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh kawasan miskin tempat industri rumah tangga melakukan usahanya, maka akan semakin tinggi petumbuhan industri rumah tangga. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, bahwa pertumbuhan industri rumah tangga yang dimaksud di sini, adalah bukan saja hanya jumlah industrinya, tetapi terkait juga kemampuan industri rumah tangga untuk menjaga konsistensinya atau keberlangsungan hidup usahanya dalam mempertahankan diri terhadap persaingan yang terjadi di dunia industri. Interaksi Sumber Daya Manusia dengan Tingkat Kemiskinan Interaksi yang terjadi antara sumber daya manusia dengan tingkat kemiskinan adalah interaksi negatif. Artinya interaksi yang terjadi adalah interaksi yang berbanding terbalik. Interaksi yang digambarkan di sini adalah bahwa
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
18
semakin baik kualitas sumber daya manusia, maka akan semakin menurunkan tingkat kemiskinan. Sebaliknya, semakin rendah kualitas sumber daya manusia, maka akan semakin meningkatkan angka kemiskinan di kawasan tersebut. Interaksi Sumber Daya Ekonomi dengan Pertumbuhan Industri Rumah Tangga Sumber daya ekonomi dan pertumbuhan industri rumah tangga memiliki interaksi yang timbal balik. Artinya, bahwa sumber daya ekonomi berinteraksi dengan pertumbuhan industri rumah tangga, dan sebaliknya, pertumbuhan industri rumah tangga berinteraksi dengan sumber daya ekonomi. Dalam model ini, interaksi yang terjadi dengan semakin tingginya sumber daya ekonomi kawasan miskin, maka akan semakin meningkatkan pertumbuhan industri rumah tangga di kawasan miskin. Sebaliknya, semakin rendah sumber daya ekonomi di kawasan miskin, maka akan semakin rendah tingkat pertumbuhan industri rumah tangga di kawasan miskin. Interaksi yang terjadi dari pertumbuhan industri rumah tangga terhadap sumber daya ekonomi adalah positif. Yaitu, bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan industri rumah maka akan semakin tinggi pula sumber daya ekonomi yang akan dimiliki kawasan miskin tempat industri rumah tangga berusaha. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pertumbuhan industri rumah tangga di kawasan miskin, maka akan semakin rendah pula sumber daya ekonomi yang dimiliki industri rumah tangga di kawasan miskin. Interaksi Sumber Daya Ekonomi dengan Tingkat Kemiskinan Interaksi yang terjadi antara sumber daya ekonomi dengan tingkat kemiskinan hanya terjadi satu arah. Artinya, bahwa dalam model ini, variabel tingkat kemiskinan tidak mempengaruhi variabel sumber daya ekonomi. Interaksi satu arah yang terjadi ini memiliki hubungan yang positif atau berbanding lurus.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
19
Kondisi yang terjadi dalam sistem nyata yang akan dibangkitkan dalam model CLD adalah bahwa semakin tinggi sumber daya ekonomi yang dimiliki industri rumah tangga di kawasan miskin, akan semakin menurunkan angka tingkat kemiskinan di kawasan miskin tersebut. Sebaliknya, jika semakin rendah sumber daya ekonomi yang dimiliki industri rumah tangga di kawasan miskin, akan semakin tinggi angka tingkat kemiskinan di kawasan miskin tersebut. Interaksi Pertumbuhan Industri Rumah Tangga dengan Tingkat Kemiskinan Interaksi negatif atau berbanding terbalik terjadi di antara kedua variabel ini. Interaksi yang terjadi tidaklah timbal balik atau dua arah, tetapi hanya terjadi satu arah. Terjadinya interaksi adalah pada variabel pertumbuhan industri rumah tangga terhadap variabel tingkat kemiskinan. Dalam kondisi nyata, interaksi yang terjadi dinyatakan dengan semakin tingginya tingkat pertumbuhan industri rumah tangga di kawasan miskin maka akan semakin menurunkan angka tingkat kemiskinan di kawasan miskin tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pertumbuhan industri rumah tangga, akan semakin meningkatkan angka tingkat kemisikinan di kawasan miskin tempat industri rumah tangga tersebut melakukan usahanya. Causal Loop Sub Sistem Model Sumber Daya Manusia CLD kedua yang tergambar pada Gambar 3. merupakan turunan dari CLD yang pertama. CLD ini terdiri dari 6 variabel yang saling berinteraksi satu sama lain. Variabel tersebut adalah sumber daya manusia, tingkat pendapatan penduduk, imigrasi, pembinaan, Kelembagaan, dan tenaga kerja. Variabel sumber daya manusia merupakan variabel yang sudah terdeskripsikan sebelumnya. Variabel ini dianggap penting sebagai variabel utama yang akan memodelkan kebijakan pengembangan industri rumah tangga, karena kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
20
menentukan keberhasilan perkembangan industri rumah tangga di kawasan miskin, sehingga kondisi ini mampu menurunkan angka tingkat kemiskinan di kawasan tersebut. Variabel tingkat pendapatan penduduk adalah variabel yang mendefinisikan tinggi rendahnya pendapatan penduduk dengan diberlakukannya kebijakan pengembangan industri rumah tangga. Masukan dari variabel ini adalah variabel sumber daya manusia dan variabel pembinaan. + Tingkat Pendapatan Penduduk
+
+
+
Pembinaan
Imigrasi
+
+ Sumber Daya Manusia
-
+
+
+
Tenaga Kerja
+ Kelembagaan +
Gambar 3. CLD Sub Sistem Sumber Daya Manusia dalam Rancang Bangun Model Kebijakan Pengembangan Industri Rumah Tangga
Variabel imigrasi yang dimaksud di sini adalah jumlah penduduk yang masuk ke kawasan miskin tempat industri rumah tangga melakukan usahanya. Variabel ini akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan tinggi rendahnya jumlah tenaga kerja di kawasan miskin tersebut.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
21
Variabel pembinaan yang dimaksud adalah pembinaan yang dilakukan oleh stake holder kepada industri rumah tangga di kawasan miskin. Termasuk dalam kategori stake holder adalah pemerintah, Perguruan Tinggi (PT), Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, sekolah, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Pembinaan yang dilaksanakan adalah pembinaan yang terkait pada peningkatan wawasan mengenai industri yang ditekuni, pemberian pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan dan kinerja tenaga kerja maupun pemilik industri rumah tangga. Dalam hal ini, juga dapat didatakan seberapa sering dilakukan pembinaan dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja industri. Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan dari industri rumah tangga di kawasan miskin. Bagaimana organisasi industri rumah tangga ini melaksanakan manajemen usaha dan proses produksi dalam keseharian, sudah tentu akan dapat meningkatkan kualitas dari kelembagaan yang dimaksud. Variabel tenaga kerja adalah variabel yang menunjukkan angka tinggi rendahnya jumlah tenaga kerja dalam suatu industri rumah tangga di kawasan miskin. Variabel ini akan membutuhkan data dan luaran dari variabel imigrasi dan kelembagaan. Model ini terdiri dari 9 interaksi yang saling menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Hampir 90% interaksinya berhubungan positif atau berbanding lurus, hanya satu yang berhubungan negatif yaitu antara variabel imigrasi terhadap variabel sumber daya manusia. Interaksi Sumber Daya Manusia dengan Tingkat Pendapatan Penduduk Variabel sumber daya manusia dan variabel tingkat pendapatan penduduk memiliki interaksi 2 arah, yaitu keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Semakin berkualitas sumber daya yang dimiliki industri rumah tangga dalam suatu kawasan miskin maka akan menaikkan tingkat pendapatan
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
22
penduduk. Sebaliknya, semakin rendah kualitas sumber daya manusia, akan semakin rendah tingkat penduduk. Kualitas sumber daya yang rendah artinya bahwa sumber daya suatu industri tidak memiliki daya saing dan kinerja yang baik dalam menjalankan produksi sehingga industri mampu meningkatkan keuntungan. Demikian pula, interaksi yang terjadi jika tingkat pendapatan penduduk tinggi maka akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Disebut dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena dianggap mampu untuk membayar lebih untuk memperoleh pendidikan informal, seperti peningkatan ketrampilan sumber daya. Sebaliknya, jika tingkat pendapatan penduduk rendah maka kualitas sumber dayanya pun rendah. Interaksi Sumber Daya Manusia dengan Kelembagaan Interaksi yang terjadi antara kedua variabel ini terjadi secara timbal balik, keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Kedua interaksi memiliki hubungan yang positif atau berbanding lurus. Pada model CLD ini dikatakan bahwa semakin berkualitas sumber daya manusia yang dimiliki industri rumah tangga di kawasan miskin maka akan semakin baik pula kualitas kelembagaan yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah kualitas sumber daya manusia dalam kawasan miskin tempat industri rumah tangga melakukan usahanya maka akan semakin rendah pula kualitas kelembagaannya. Interaksi yang terjadi dengan semakin baiknya kualitas kelembagaan maka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kelembagaan pada industri rumah tangga di kawasan miskin maka akan semakin rendah pula kualitas sumber daya manusia di kawasan ini.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
23
Interaksi Sumber Daya Manusia dengan Imigrasi Interaksi yang terjadi diantara kedua variabel ini adalah interaksi dua arah, yaitu keduanya saling berhubungan satu sama lain. Interaksi positif terjadi pada hubungan variabel sumber daya manusia terhadap imigrasi. Sedangkan interaksi negatif terjadi pada hubungan variabel imigrasi terhadap sumber daya manusia. Pada interaksi variabel sumber daya manusia dengan variabel imigrasi, yang terjadi adalah semakin baik kualitas sumber daya manusia maka akan semakin tinggi jumlah imigrasi yang terjadi. Dapat dikatakan demikian, karena sumber daya manusia yang berkualitas jumlahnya sudah banyak, sehingga, tentunya mereka akan mencari pendapatan yang lebih menjanjikan lagi, walaupun harus meninggalkan kampung halaman. Sebaliknya, semakin rendah kualitas sumber daya manusia maka akan semakin rendah jumlah imigrasi yang terjadi. Pada interaksi variabel imigrasi terhadap sumber daya manusia, yang terjadi adalah semakin rendah jumlah imigrasi yang terjadi maka akan semakin tinggi kualitas sumber daya manusia. Sebaliknya, semakin tinggi jumlah imigrasi yang terjadi maka akan semakin rendah kualitas sumber daya manusia di kawasan miskin. Dikatakan demikian, karena yang terjadi adalah dengan tingginya jumlah pendatang ke kawasan miskin, belum tentu akan menjadikan industri ketambahan tenaga kerja yang memiliki kinerja baik, bahkan bisa sebaliknya. Akibatnya, kualitas sumber daya manusia di industri rumah tangga kawasan miskin menjadi rendah Interaksi Tingkat Pendapatan Penduduk dengan Imigrasi Interaksi yang terjadi pada kedua variabel ini hanyalah interaksi satu arah, yang artinya bahwa satu variabel mempengaruhi yang lain, tetapi variabel
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
24
yang lain tidak mempengaruhi variabel yang satu. Interaksi yang terjadi adalah positif atau berbanding lurus. Sistem nyata yang dibangun dalam CLD menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan penduduk maka akan semakin tinggi angka terjadinya imigrasi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendapatan penduduk maka akan semakin rendah angka terjadinya imigrasi. Interaksi Pembinaan dengan Sumber Daya Manusia Interaksi yang terjadi di antara kedua variabel ini adalah interaksi satu arah, yaitu variabel pembinaan mempengaruhi variabel sumber daya manusia. Tetapi, variabel sumber daya tidak dapat mempengaruhi variabel pembinaan. Interaksi positif yang terjadi di sini adalah, bahwa semakin baik pembinaan yang dilakukan oleh stake holder maka akan semakin baik kualitas sumber daya manusia yang terdapat di industri rumah tangga kawasan miskin. Sebaliknya, semakin buruk kualitas pembinaan yang dilakukan stake holder maka akan semakin rendah pula kualitas sumber daya manusianya. Disebut dengan kualitas yang buruk terhadap pembinaan yang dilakukan oleh stake holder, adalah bahwa pembinaan hanya dilakukan untuk formalitas ketercapaian target kegiatan institusi. Selain itu, monitoring dan evaluasi tidak pernah dilakukan, sehingga industri rumah tangga di kawasan miskin tidak mendapatkan pembinaan yang seharusnya diterima. Pembinaan ini semata dilakukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan di industri rumah tangga kawasan miskin. Interaksi Pembinaan dengan Tingkat Pendapatan Penduduk Interaksi yang terjadi antara kedua variabel adalah interaksi positif , yaitu jika terjadi pembinaan terhadap industri rumah tangga yang berkualitas maka akan terjadi peningkatan pendapatan penduduk. Dalam hal ini, karena
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
25
pembinaan dilakukan secara rutin, serta kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara terstruktur. Sebaliknya, semakin rendah kualitas pembinaan dilakukan oleh stake holder, akan semakin merendahkan tingkat pendapatan penduduk. Interaksi Pembinaan dengan Kelembagaan Interaksi yang terjadi pada kedua variabel ini adalah interaksi satu arah dengan hubungan positif. Semakin tinggi kualitas pembinaan dilaksanakan maka akan semakin baik kualitas kelembagaan. Sebaliknya, semakin rendah kualias pembinaan dilaksanakan maka sudah pasti akan semakin rendah kualitas kelembagaan yang terbangun di kawasan miskin tempat industri rumah tangga mengoperasikan usahanya. Interaksi Imigrasi dengan Tenaga Kerja Variabel imigrasi dan variabel tenaga kerja memiliki interaksi yang berhubungan satu arah dan positif. Artinya, bahwa semakin tinggi angka imigrasi yang terjadi maka akan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tersedia. Sebaliknya, semakin rendah angka imigrasi yang terjadi maka akan semakin sedikit jumlah tenaga kerja yang tersedia. Interaksi Kelembagaan dengan Tenaga Kerja Interaksi yang terjadi antara variabel kelembagaan dan tenaga kerja adalah positif atau bahwa hanya variabel kelembagaan yang dapat mempengaruhi variabel tenaga kerja. Sedangkan, variabel tenaga kerja tidak dapat mempengaruhi variabel kelembagaan. Semakin baik kualitas kelembagaan dikelola oleh industri rumah tangga di kawasan miskin, akan semakin meningkatkan jumlah tenaga kerja yang akan berkontribusi demi mengurangi tingkat kemiskinan di kawasan miskin. Dan
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
26
sebaliknya, semakin rendah kualitas kelembagaan itu dikelola maka akan semakin rendah pula jumlah tenaga kerja yang akan berkontribusi di kawasan tersebut. Causal Loop Sub Sistem Model Sumber Daya Ekonomi CLD yang tergambar pada Gambar 4 memiliki 6 variabel yang saling berinteraksi satu sama lain. Keenam variabel yang dimaksud adalah variabel sumber daya ekonomi, modal, tingkat pendapatan penduduk, kemitraan, kelembagaan, dan pemasaran. Terdapat kurang lebih 12 interaksi antara satu variabel dengan variabel lain. Keduabelas interaksi yang terjadi di model ini semuanya adalah positif atau berbanding lurus.
+
Modal
+
Pemasaran
Sumber Daya Ekonomi +
+
+
+
+ +
+ Tingkat Pendapatan Penduduk
Kemitraan + + Kelembagaan
+
Gambar 4. CLD Sub Sistem Sumber Daya Ekonomi dalam Rancang Bangun Model Kebijakan Pengembangan Industri Rumah Tangga
Variabel sumber daya ekonomi yang digunakan dalam model ini sama maknanya dengan variabel sumber daya ekonomi pada model CLD utama yang
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
27
telah dibahas sebelumnya. Variabel sumber daya ekonomi merupakan variabel yang mengukur tinggi rendahnya sumber daya ekonomi dalam kawasan miskin tempat industri rumah tangga melaksanakan usahanya. Data yang akan diperlukan untuk sumber daya ekonomi adalah pendapatan industri rumah tangga yang berusaha di kawasan miskin. Variabel modal yang dimaksud di sini adalah besarnya modal yang dimiliki oleh industri rumah tangga di kawasan miskin, baik modal yang diusahakan oleh industri sendiri atau modal yang diperoleh dari lembaga perbankan. Modal yang diperoleh dari lembaga perbankan, bisa saja tidak diterima langsung oleh industri, tetapi bisa juga melalui Departemen UKM&K atau asosiasi industri yang sesuai dengan bidang industri rumah tangga yang ditekuni. Variabel tingkat pendapatan penduduk adalah variabel tinggi rendahnya angka pendapatan penduduk yang bermukim di kawasan miskin industri rumah tangga. Variabel ini diperngaruhi oleh variabel modal, sumber daya ekonomi, kemitraan, dan kelembagaan. Variabel kemitraan di sini adalah kerja sama dan pengembangan pola kemitraan antara industri rumah tangga di kawasan miskin dan stake holder. Dengan pola kemitraan yang dibangun ini diharapkan akan terbangun komitmen bersama dalam membangun dan menjaga konsistensi keberlangsungan hidup industri rumah tangga. Variabel kelembagaan sama dengan variabel kelembagaan yang telah dijelaskan pada sub sistem sumber daya manusia. Variabel pemasaran adalah seberapa baik strategi pemasaran yang dilaksanakan oleh industri rumah tangga. Tentunya strategi yang dilaksanakan oleh industri rumah tangga adalah strategi pemasaran langsung yang dilaksanakan secara sederhana. Karena hingga saat ini, kegiatan pemasaran dilaksanakan langsung oleh pemilik, mulai dari mencari order hingga mengantarkan produk ke pemesan.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
28
Interaksi Sumber Daya Ekonomi dengan Modal Variabel sumber daya ekonomi berinteraksi positif dengan modal. Artinya, bahwa semakin tinggi sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh industri rumah tangga di kawasan miskin maka akan semakin besar modal yang dimiliki untuk digunakan dalam melaksanakan produksinya. Sebaliknya, semakin rendah sumber daya ekonomi maka akan semakin kecil pula modal yang dimiliki industri. Interaksi Sumber Daya Ekonomi dengan Tingkat Pendapatan Penduduk Interaksi yang terjadi di antara kedua variabel ini adalah interaksi searah dari sumber daya ekonomi terhadap tingkat pendapatan penduduk. Interaksi searah ini berhubungan positif atau berbanding lurus. Variabel tingkat pendapatan penduduk akan semakin tinggi jika sumber daya ekonomi sebagai input memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya, semakin rendah sumber daya ekonomi maka akan semakin rendah pula tingkat pendapatan penduduk. Interaksi Sumber Daya Ekonomi dengan Modal Interaksi kedua variabel ini berjalan searah dan memiliki hubungan yang positif atau berbanding lurus. Semakin besar sumber daya ekonomi yang dimiliki maka akan semakin besar modal yang dapat diperoleh untuk mempermudah permasalahan investasi baru dan memperlancar usaha industri rumah tangga di kawasan miskin. Sebaliknya, semakin rendah sumber daya ekonomi maka akan semakin rendah modal yang dapat diperoleh industri rumah tangga di kawasan miskin. Interaksi Modal dengan Tingkat Pendapatan Penduduk Variabel modal dan variabel tingkat pendapatan penduduk berinteraksi searah serta hubungannya positif. Variabel modal yang dimiliki usaha industri
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
29
rumah tangga yang semakin meningkat, akan meningkatkan pula angka tingkat pendapatan penduduk. Sebaliknya, semakin rendah modal yang dimiliki maka akan semakin rendah angka tingkat pendapatan penduduk di kawasan miskin tempat industri rumah tangga bermukim. Interaksi Kemitraan dengan Sumber Daya Ekonomi Variabel kemitraan dan variabel sumber daya ekonomi berhubungan positif atau berbanding lurus. Interaksinya hanya bersifat satu arah, artinya bahwa hanya variabel kemitraan yang mempengaruhi variabel sumber daya ekonomi. Semakin tinggi kualitas kemitraan maka akan semakin besar sumber daya ekonomi yang mampu dihasilkan oleh kawasan miskin tempat industri rumah tangga melakukan usaha. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kemitraan yang terbina antara industri rumah tangga dengan stake holder maka akan semakin rendah sumber daya ekonomi yang mampu dihasilkan kawasan miskin tempat industri rumah tangga melakukan usaha. Interaksi Kemitraan dengan Tingkat Pendapatan Penduduk Kedua variabel ini berinteraksi satu arah, dan memiliki hubungan posistif. Semakin tinggi kualitas yang kemitraan terbina antara industri rumah tangga dengan stake holder maka akan semakin tinggi angka tingkat pendapatan penduduk. Sebaliknya, semakin buruk kualitas kemitraan yang terbina maka akan semakin rendah angka tingkat pendapatan penduduk kawasan miskin tempat industri rumah tangga melakukan usaha. Interaksi Kemitraan dengan Pemasaran Variabel kemitraan berinteraksi searah dengan variabel pemasaran, dan tidak berlaku sebaliknya. Kedua variabel ini berhubungan positif atau berbanding lurus.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
30
Semakin tinggi kualitas kemitraan yang terjalin maka akan semakin baik strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh industri rumah tangga di kawasan miskin. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kemitraan yang terjalin antara industri rumah tangga dengan stake holder maka akan semakin buruk strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh industri rumah tangga di kawasan miskin. Interaksi Kelembagaan dengan Sumber Daya Ekonomi Variabel kelembagaan mempengaruhi variabel sumber daya ekonomi dengan interaksi yang hanya terjadi searah, dan hubungan yang terjadi adalah hubungan positif atau berbanding lurus. Semakin baik kualitas kelembagaan yang dapat dibangun oleh industri rumah tangga di kawasan miskin maka akan semakin tinggi sumber daya ekonomi yang dapat dimiliki di kawasan miskin ini. Artinya, hal ini dapat mengurangi angka tingkat kemiskinan di kawasan miskin. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kelembagaan maka akan semakin rendah sumber daya ekonomi yang akan dimiliki oleh usaha industri rumah tangga di kawasan miskin. Interaksi Kelembagaan dengan Kemitraan Variabel ini berinteraksi satu arah dan memiliki hubungan positif. Dengan hubungan positif ini dapat diartikan bahwa semakin baik kualitas kelembagaan maka akan semakin baik kualitas kemitraan yang terbina antara industri rumah tangga dan stake holder. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kelembagaan industri rumah tangga maka akan semakin rendah pula kualitas kemitraan yang terbina antara stake holder dan industri rumah tangga yang bermukim di kawasan miskin.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
31
Interaksi Kelembagaan dengan Pemasaran Kedua variabel ini berinteraksi searah, yaitu hanya variabel kelembagaan yang mampu mempengaruhi variabel pemarasan. Hal ini tidak berlaku interaksi sebaliknya. Semakin baik kualitas kelembagaan yang dapat dibangun oleh industri rumah tangga maka akan semakin baik strategi pemasaran yang mampu dikembangkan dan dilaksanakan oleh industri rumah tangga. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kelembagaan yang terbangun maka akan semakin buruk strategi pemasaran yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh industri rumah tangga di kawasan miskin. Interaksi Kelembagaan dengan Tingkat Pendapatan Penduduk Interaksi yang terjadi pada loop ini adalah interaksi positif. Semakin baik kualitas kelembagaan yang dibangun maka akan semakin tinggi angka tingkat pendapatan penduduk yang bermukim di kawasan miskin tempat industri rumah tangga melakukan usahanya. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kelembagaan yang dibangun oleh industri rumah tangga, maka akan semakin rendah angka tingkat pendapatan penduduk di kawasan miskin, artinya bahwa laju tingkat kemiskinan industri rumah tangga tidak dapat ditekan. Interaksi Pemasaran dengan Sumber Daya Ekonomi Variabel pemasaran mempengaruhi variabel sumber daya ekonomi secara searah. Semakin baik strategi pemasaran yang dapat dikembangkan dan dilakukan oleh industri rumah tangga maka akan semakin tinggi sumber daya ekonomi yang dapat dihasilkan. Sebaliknya, semakin rendah strategi pemasaran yang dikembangkan dan dilakukan oleh industri rumah tangga maka akan semakin rendah sumber daya ekonomi bagi industri rumah tangga di kawasan miskin.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
32
Interaksi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Penduduk Interaksi yang terjadi pada loop ini adalah positif, yaitu interaksi yang terjadi hanyalah hubungan searah. Artinya, bahwa hanya variabel pemasaran yang mampu mempengaruhi variabel tingkat pendapatan penduduk, dan tidak sebaliknya. Semakin baik strategi pemasaran yang dikembangkan dan dilaksanakan industri rumah tangga maka akan semakin tinggi angka tingkat pendapatan penduduk. Sebaliknya, semakin buruk strategi pemasaran yang dikembangkan dan dilaksanakan industri rumah tangga maka akan semakin rendah angka tingkat pendapatan penduduk. Artinya, jika hal ini terjadi maka tidak akan terjadi penurunan tingkat kemiskinan bagi industri rumah tangga di kawasan miskin.
ANALISIS KEBIJAKAN DENGAN SIMULASI MODEL Analisis kebijakan pada dasarnya merupakan suatu aktivitas intelektual untuk memperoleh pengertian dan pemahaman dalam rangka menentukan upaya atau tindakan guna mempengaruhi sistem pencapaian tujuan yang yang diinginkan. Dalam konteks orasi ini, analisis kebijakan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk memrepresentasikan sensitivitas perilaku model pengembangan industri rumah tangga pada kawasan miskin berdasarkan subsistem yang ada, sehingga dapat memberikan informasi mengenai pola dan hubungan keterkaitan antar subsistem. Salah satu teknik yang dapat dipakai dalam memprediksi kecenderungan perkembangan kawasan miskin jika industri rumah tangga dikembangkan di masa depan untuk jangka waktu tertentu adalah simulasi model. Forrester (1972), mendefinisikan simulasi sebagai ,” Penyelesaian atau perhitungan tahap demi tahap dari persamaan matematika yang menggambarkan keadaan sistem untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sistem tersebut sehingga diketahui perilakunya.” Sebagai ilustrasi, untuk menurunkan angka kemiskinan di suatu
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
33
kawasan ditetapkan sebuah program oleh Pemda setempat. Dengan melakukan simulasi, akan dapat diprediksi bahwa mungkin program tersebut tidak akan langsung menghasilkan penurunan angka kemiskinan, malah masalahnya akan meningkat, yang mengharuskan program kedua yang lebih besar skalanya dari pada yang pertama. Efek program kedua yang lebih besar itu akan menurunkan masalah berikutnya, yang memerlukan program ketiga yang lebih kecil skalanya. Demikian seterusnya sehingga perilaku angka kemiskinan akan turun naik atau berosilasi. Sebagai ilustrasi kedua, melalui simulasi dapat diperediksi bahwa dalam jangka panjang sebuah program mungkin justru berdampak negatif. Pemberian fasilitas tertentu di sebuah kawasan miskin mungkin saja tidak akan menyebabkan jumlah penduduk miskin menurun, tetapi malah ada kecenderungan meningkat disertai dengan masalah sosial baru. Ternyata setelah dimodelkan dan modelnya disimulasikan, kebijakan pemberian fasilitas tadi telah menarik sanak keluarga penduduk kawasan yang pindah dari kawasan lain berharap mendapatkan fasiltas sama. Arus perpindahan ini mengakibatkan beban pemberian fasiltas semakin besar dan akan mencapai pagu yang ada. Pemberian fasilitas yang tadinya diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan tidak lagi mampu berfungsi seperti yang diharapkan karena support per kapita menjadi sangat kecil untuk berfungsi sebagai pengungkit. Dengan menunjukkan dua ilustrasi di atas ingin ditekankan bahwa bagian yang tersulit dan yang paling menentukan dalam analisis kebijakan pengembangan industri rumah tangga pada kawasan adalah tahapan pengembangan CLD yang dipaparkan di awal, yaitu interaksi antar subsistem secara tepat direpresentasikan. Setelah itu, prosesnya menjadi lebih teknis dan mekanistik, yaitu tinggal mengkuantifikasikan CLD menjadi stock and flow diagram (SFD) dengan pola baku yang sudah ada (Sterman, 2001). SFD berfungsi memodelkan hubungan antara variabel yang telah digambarkan dalam CLD dalam bentuk sebuah struktur sistem berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh. Lalu dengan mensimulasikan model yang sudah teruji validitasnya
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
34
akan dihasilkan alternatif kebijakan pengembangan. Dengan model yang dibangun pemodel dapat memberikan usulan kebijakan dari setiap subsistem yang terdiri dari tujuan, faktor, aktor, sasaran, dan strategi kebijakan untuk mempercepat perkembangan kawasan miskin (Abbas, Kurniawan, Nurhasanah dan Jayaputra, 2009). Namun perlu dicatat bahwa berbagai kebijakan yang diperoleh dari hasil simulasi “what-if”, tidak memperlihatkan prioritas masing-masing. Oleh sebab itu perlu ada analisis untuk memperoleh prioritas kebijakan guna mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan miskin dengan mengembangkan industri rumah tangga sebagai sebuah skenario kebijakan yang merupakan hasil akhir dari kegiatan rancang bangun model kebijakan pengembangan industri rumah tangga pada kawasan miskin. Analisis penetapan prioritas kebijakan dilakukan dengan menggunakan tools Analytical Hierarchy Process (AHP) yang merupakan suatu model yang fleksibel dan memberikan kesempatan bagi pengguna guna membangun gagasan, serta mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan memperoleh pemecahan yang diinginkan. AHP dipilih karena memiliki beberapa keunggulan, jika dibandingkan dengan metode lain, keunggulan AHP menurut Suryadi dan Ramdhani (2002), antara lain: (1) struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam; (2) memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan; dan (3) memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
35
PENUTUP Penggunaan sistem dinamis memang belum memasyarakat untuk analisis antar-disiplin karena selalu berhadapan dengan resistensi dari tradisi analisis uni-disiplin yang sudah mapan. Tantangan tersebut muncul dari kesan bahwa sistem dinamis bersifat mekanistik karena asal-usulnya yang dikembangkan dari ilmu keteknikan (control system), khususnya tentang kontrol otomatis (cybernetics). Sehubungan dengan itu, paparan ini diharapkan menjadi kontribusi pemikiran guna pengembangan aplikasi ilmu sistem untuk analisis kebijakan yang bersifat lintas disiplin, paling tidak untuk kalangan dosen peneliti Binus University. Hal ini penting mengingat Binus University telah menetapkan high impact research sebagai salah satu jabaran dari visi word classnya. Hight impact research, antara lain dapat direpresentasikan sebagai ikut berperannya Binus University dalam memecahkan masalah nasional. Isu kemiskinan adalah salah satu isu nasional yang mendesak untuk diselesaikan dan merupakan isu yang hanya dapat ditangani secara lintas disiplin. Dengan kata lain, secara praktis, dengan menerapkan metode yang dipaparkan dalam orasi ini diharapkan dapat dikontribusikan sebagai masukan guna mendukung muatan dalam kebijakan pemerintah di berbagai tingkatan dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pengembangan industri rumah tangga sebagai langkah awal dalam meningkatkan akselerasi penurunan jumlah kawasan miskin di Indonesia.
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
36
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, B. S., Kurniawan, F., Nurhasanah, N., & Jayaputra, A. (2009). Rancang Bangun Model Kebijakan Pengembangan Industri Rumah Tangga pada Kawasan Masyarakat Miskin di Jabodetabek. Jakarta: Universitas Bina Nusantara. Biro Humas Departemen Sosial RI. (2004). Profil Departemen Sosial RI. Jakarta: Depsos RI. Biro Pusat Statistik. (2008). Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2008. Jakarta: BPS. Forrester, J. W. (1972). Industrial Dynamic. Massachusetts: The MIT Press. Manetch, T. J., & Park, G. L. (1977). System Analysis and Simulation with Application to Economic and Social System Part 1 (Third ed.). Michigan: East Lansing. Muhamadi, E., Aminullah, & Soesilo, B. (2001). Analisis Sistem Dinamis: Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, manajemen. Jakarta: UMJ Press. O'Brien, J. A. (1999). Management Information System. Arizona: McGraw Hill. Sterman, J. D. (2004). Business Dynamics, System Thinking, and Modeling for a Complex World (International Edition ed.). Boston: McGraw Hill. Suryadi, K., & Ramdhani, M. A. (2002). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
______________________________________
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
37
CURRICULUM VITAE
Nama Tempat / tanggal lahir
: :
Status Nama Istri Nama anak
: : :
Alamat Email
: :
Bahtiar Saleh Abbas Sedanau, Kab.. Natuna, Prov. Kepulauan Riau, 25 Nopember 1956 Menikah Imas Kusetiawati 1. Salfikar Alfarizi Abbas 2. Betha Almanfaluthi Abbas 3. Gama Alvega Abbas Pamulang Permai N8/3, Ciputat 15417
[email protected]
Pendidikan Formal 01 SD Negeri II Tarempa, Kepulauan Anambas 02 SMP "Siantan" Tarempa, Kepulauan Anambas 03 SMA Negeri, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau 04 Institut Pertanian Bogor, Ir Statistika 05 Iowa State University, Ames, USA, M.Sc. Statistics 06 Iowa State University, Ames, USA, Ph.D. IE (OR) Pengalaman Kerja 01 Pjb. Dekan Fak.Komunikasi & Multimedia, UBINUS 02 Wakil Rektor I Bidang Akademis, UBINUS 03 Dekan Fak. Teknik/Kajur Teknik Industri, UBINUS 04 Dekan Fakultas Ekonomi, UBINUS
1964 - 1969 1970 - 1972 1973 - 1975 1976 - 1980 1983 - 1985 1985 - 1989
2007-2008 2005-2009 2004-2005 2002-2004
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
38
05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Sekretaris Jurusan Teknik Industri, UBINUS Dosen Inti 20 jam Jurusan Teknik Industri, UBINUS Dirop PT Aneka Pionir Pertanian Indonesia, Bogor Peneliti Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia Peneliti Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor Dosen S2 Manajemen STIE Widya Jayakarta, Jkt. Dosen S1 Teknik Industri UBINUS Asdir Penelitian P2PA, Jakarta/Bogor Asdir Pengembangan P2PA, Jakarta Peneliti Sosial Ekonomi Perkebunan P2PA Dosen S1 Universitas Dharmawangsa, Medan Dekan Faperta, Universitas Tjut Nya' Dhien, Medan Peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan Peneliti Pusat Penelitian Karet, Sungei Putih Asisten Praktikum Kimia pada IPB
Workshop (related to Higher Education) 01 Lokakarya Pendirian Univ. Pertahanan: Membangun Pendidikan Tinggi Pasca Sarjana Pertahan berdasarkan Identitas, Integritas & Nasionalisme Bangsa Indonesia, Dephankam, Jakarta, 18-19 Feb 02 Workshop “Kiat Sukses Sertifikasi Dosen,” APTSI Wilayah III, Unsada, Jakarta, 16 Februari 03 Workshop Sosialiasi Instrumen Akreditasi Program Studi Sarjana (S1) Baru Tahun 2008, BAN-PT, 12 Desember. 04 Semiloka Peningkatan Mutu PTS Melalui Beasiswa Studi Lanjut Program S2 dan S3, Aptisi Wilayah III, Jakarta, 15 Desember 05 Intern. Workshop ”Toward World Calss University: Echanching the Quality of Teaching and Learning Process in Binus University, UBINUS, Jakarta, 28 Nov. 06 Lokakarya Kepemimpinan Tata Pamong dan Penjaminan
2000-2002 1999-2000 1998-2000 1998-2000 1996-1998 1995-1999 1994-……. 1993-1996 1992-1993 1990-1996 1989-1980 1989-1990 1982-1990 1980-1981 1977-1979
2009
2009 2008 2008
2008
2008
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
39
07 08 09 10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Mutu PT bagi Pimpinan PTS Kopertis Wilayah III, Depdiknas, Jakarta, 3-4 Nov. Workshop: Becoming a World Class University”, QS-Institut Pertanian Bogor, Bogor, 21 Agustus International Forum for Education 2020 Leadership Institute, EWC, Honolulu, Feb 17- Mar. 1 Worshop Kemitraan Menuju Peningkatan Kualitas Pendidikan Naional, ITB, Bandung, 7 Juni. Pelatihan Tim Monev Internal untuk Perguruan Tinggi, Ditjen Dikti, Jakarta, 6-9 April. Networking for Capacity Building in Infrastructure, Water and Environmental Management , IHE Indosnesia, Jalarta, Jue 16th A Four-Week Program in QA in Higher Education, SFU International, Vancouver, Canada, April Semiloka Pengembanganan Kurikulum Inti PS S1 Manajemen Berbasis Kometensi, Jakarta, 14 Sep Pelatihan Auditor Universitas Bina Nusantara, Biro Kendali Mutu (BKM), UBINUS, 6 Februari Workshop “LearningSpace5: Monitoring”, Direktorat Akademik, UBINUS, 19 Februari Pelatihan dan Workshop “Binus Maya (e-Course)”, UBINUS, Jakarta 6, 7, 20, 27 Juli 2002 Workshop “Quantum Teaching untuk Dosen”, Direktorat Akademik, UBINUS, Jakarta, 14-15 Nopember Lokakarya “Induksi Pimpinan Universitas Bina Nusantara”, UBINUS, 10-16 Agustus 2000 Workshop “Quantum Learning untuk Dosen”, Jurusan Teknik Industri, UBINUS, Jakarta, 6 Mei 2002; Ciloto-Puncak, 2 Juli Pelatihan Metode Mengajar untuk Dosen, Direktorat Akademik, UBINUS, Jakarta, 26-27 September Case Writing & Case Teaching Workshop, The Joseph
2008 2008 2006 2006 2006
2005 2004 2004 2003 2002 2000 2000 2000 2000 2001
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
40
Wibowo Center, Jakarta,24-25 Sep, 2001
Workshop 01 Bina Nusantara Management Leadership Workshop, LEAP Performance Pte. Ltd., Jakarta, 14 Juli 02 Pelatihan “Teknik dan Kiat Presentasi yang Efektif”, Direktorat Akademik, UBINUS, Jakarta, 12 Maret 03 Pelatihan “Pendalaman Pengguanaan Micosoft Excel”, UBINUS, Jakarta, 12 Februari 2001. 04 Lokakarya “Peningkatan Kemampuan Penulisan Proposal Penelitian”, UBINUS, 16 September 2000 05 Pelatihan Internet, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, UBINUS, Jakarta, 1 Agustus 06 Semiloka “Penulisan Proposal Penelitian dan Karya Ilmiah”, UBINUS, 14-15 Juli 2000. 07 Pelatihan Keredaksian Publikasi Ilmiah, Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI), Bogor, 24-29 April 08 Program Penyegaran Manajemen Puncak Asosasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I), IPPM, Bogor, 14-8 Oktober. 09 Intern. Workshop on the Use of a Computer Simulation Model for Forecasting Supply, Demand and Prices of Pepper, MOA/IPC/ESI-FU, Jakarta, 12-21 March. 10 One-Day Seminar on Computer Aided Design (CAD), Iowa State University, Ames, Iowa, USA. 11 One-Day Course on Networking IBM PC, Center for Advanced Profesional Education, Tampa, Florida 12 English for Agricultural Training, Balitbang Pertanian, Bogor, September 20-December 8.
2006 2001 2001 2000 2000 2000 1995 1991
1991
1987 1986 1982
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
41
Kegiatan Konsultansi 01 Pengarah, Penyusunan Revisi Studi Kelayakan dan Apraisal Industri Hilir Karet PT Perkebunan Agrintara, PTP Agrintara. 02 Anggota Tim Penyusunan Rencana Strategis Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun), Asosiasi Penelitian dan Perkebunan Indonesia. Tree Crop Specialist in the preparation of an Agric. Develop. 03 Plan for the Lowland Project of Sebangau Barat and Barito Negara Areas in Kalimantan, Euroconsult. 04 Anggota Tim Penyusunan Sistem Penghargaan untuk Lingkup Asosisasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia, AP3I 05 Anggota Tim Penyusunan Uraian Kebijakan Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia, AP3I 06 Sekretaris Tim Penyusunan Sistem Pengawasan Lingkup Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia, AP3I 07 Anggota Tim Penyusunan Master Research Plan (MRP) Pusat Penelitian Perkebunan Medan, AP3I 08 Anggota Tim Penyusunan Corporate Plan (CP) Puslitbun Medan (Ketua), CP P2PA (Anggota) dan CP AP3I (Anggota) 09 Anggota Tim Pengkajian Dampak Penghapusan Subsidi Pupuk Terhadap BUMN Perkebunan, AP3I
Kegiatan Akademik 01 Ketua Komisi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) Senat Akademik UBINUS. 02
Ketua Panitia Tim Sertifikasi Dosen (PSD) Internal Universitas Bina Nusantara.
1996 1996
1996
1993
1992 1992
1990 1990 1990
2008sekarang 2008sekarang
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
42
03
04
05 06 07 08 09 10 11
Anggota Pengarah Tim Pembentukan Program Studi D4 Hotel Management, S1 Desain Interior, dan S2 MSI/TI, UBINUS. Anggota Pengarah Tim Pembentukan Program Studi S1 Psikologi dan S1 Marketing Communication (Ilmu Komunikasi), UBINUS Anggota Tim Pengembangan Standar Kualitas Akademik, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Ketua Tim Penyusun Konsep Butir-Butir dan Kriteria Penilaian Jenjang Jabatan Dosen Praktisi (JJP), UBINUS. September Ketua Program Orientasi Mahasiswa (POM) Binusian 2005, Angkatan 2002, UBINUS Anggota Tim Asesor Program Studi Teknik Industri, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Depdiknas Anggota Tim Persiapan Akreditasi Perguruan Tinggi pada Jurusan Teknik Industri Unversitas Nusantara Instruktur Analisis Kuantitatif pada Program MBA, Human Resource Development Institute (HRDI), Jakarta Anggota Panitia Persiapan Pembukaan Jurusan Sosek, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan
Publikasi Teknis 01 Abbas, B.S. (anggota tim editor), Lima Tahun Badan Litbang Pertanian, 1992-1996, Badan Litbang Pertanian 02 Abbas, B.S. (anggota tim editor), Lima Tahun Penelitian Perkebunan, 1989-1993: Sumbangan terhadap Pembangunan Nasional, APPI 03 Abbas, B.S., Proyek Percontohan Agribisnis untuk Petani Maluku dan Irja. Majalah Agribisnis 3 (2): 29-32 04 Sangaji, A. dan B.S. Abbas, Usaha Penggemukan Sapi Potong dengan Pemeliharaan Sistem Kereman, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis (P2PA), Jakarta
20072008 20062007 20062007 2006 2002 2000sekarang 2000 1992 1989
1997 1993
1992 1992
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
43
05
06
07 08 09
Saragih, A.P. dan B.S. Abbas, Teknologi Produksi Jamur Merang dengan Pola Konsumsi, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis (P2PA), Jakarta Saragih, A.P. dan B.S. Abbas, Teknologi Produksi Jamur Merang dengan Pola Komersil, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis (P2PA), Jakarta Saragih, A.P. dan B.S. Abbas, Pasca Panen Jamur, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis (P2PA), Jakarta Saragih, A.P. dan B.S. Abbas, Pemetikan Hasil Jamur, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis (P2PA), Jakarta Ketua Penyunting Majalah Agribisnis, Media Komunikasi Semi-Popular, P2PA.
Publikasi Ilmiah 01 Pangaribuan, T.H. dan B.S. Abbas. Cost Reduction in Manufacturing of Couter Weight and its Mathematical Calculation Method. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi, 13 Desember 2008, Yogyakarta, AKPRIND 02 Abbas, B.S.; P. Sihotang; Jacqeline. “International Crude Palm Oil Price and Cost (Recovery) Behaviour: A longitudinal Analysis on the Indonesian Production Sharing Contractors,” Proceedings Internat. Sem. 2008: Optimizing Business Research and Information Technology for Leveraging Corporate Sustainability, 491500, Jakarta, November 11th. 03 Abbas, B.S.; P. Sihotang; Jacqeline, “Cash Flow Quality and Share Price: A Multiple Regression Analysis on Indonesian Listed State-Owned Enterprises,” Proceedings Internat. Sem. 2008: Optimizing Business Research and Information Technology for Leveraging Corporate Sustainability, 483490, Jakarta, Nov.11th
1992
1992
1992 1992 1991-1992
2008
2008
2008
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
44
04
05
06
07
08
09
10
11
Abbas, B.S.; D. Lukito, “Queuing System Analysis and Design: The Application of Monte Carlo Simulation in Service Quality Improvement in Bursar Office and Student Center.” Proceedings 2nd Industrial Seminar on Industrial Engineering and Management on the Quality of Supply Chain Management in Achieving Word Class Industry. Jakarta, 25th October 2008, Universitas Trisakti. Abbas, B.S.; R.T. Herman; Shinta, ”Analsis Produksi Menggunakan Model Optimasi Linear Programming pada PT MAST,” Jurn. Piranti Warta 11(3): 469-482. ISSN: 14112221 Merlyana; B.S. Abbas, ”Sistem Informasi untuk Optmalisasi Produksi Produksi dan Maksimasi Keuntungan Menggunakan Metode Linear Programming,” Jurn. Piranti Warta 11(3): 370-387. ISSN: 1411-2221 Abbas, B.S.; S. Darudiato; Fransisca, ”Sistem Informasi Optimalisasi Produksi untuk Memaksimalkan Laba,” Jurn. Piranti Warta 11(2): 310-332. ISSN: 1411-2221 Winata, W.; B.S. Abbas, ”Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku dengan Continuous Review System,” Jurn. Piranti Warta 11(2): 180-195. ISSN: 1411-2221 Abbas, B.S.; Hudiarto; dan L. Vianty, “Sistem Pendukung Keputsan Perencanaan Produksi PT PQR dengan Pendekatan Simulasi,” Jurn. Piranti Warta 11(1): 142-159. ISSN: 1411-2221 Indarta, J; dan B.S. Abbas, “Sistem Informasi Pemiliha Jalur Distribusi di Jakarta Timur Menggunakan Metode Travelling Salesman Problem untuk Percarian Solusi Promosi Produk Supermarket,” Jurn. Piranti Warta 11(1): 90-105. ISSN: 1411-2221 Abbas, B.S. dan Dendi Lukito, “Queuing System Analysis and Design: The Application of Monte Carlo Simulation in
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
45
12
13
14
15
16
17
Service Quality Improvement in Bursar Office and Student Center.” Proceedings 2nd Industrial Seminar on Industrial Engineering and Management on the Quality of Supply Chain Management in Achieving Word Class Industry. Jakarta, 25th October 2008, Universitas Trisakti Abbas, B.S. (Team Member), “Pengembangan Model Evaluasi Sistem Transportasi Kota Jakarta dengan Simulasi Sistem Dinamik”. Laporan Penelitian Hibang Bersaing Dikti Prabowo, H.; B.S. Abbas, Margaret, “Designing Competitive Advantage Model for Computer Higher Education.” National Seminar on the Research and Studies II, Research Grant II, TPSDP, ISBN: 979-99182-6-X Abbas, B.S. “Studi Tentang Pengaruh Penggunaan Teknologi dan Sistem Informasi, Sistem Manajemen Mutu dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajemen Perguruan Tinggi Swasta: Studi Kasus Universitas Bina Nusantara, “Jurnal The Winners 5(2): 114-136. ISSN: 14121212 Prabowo, H.; B.S. Abbas; Margaret, “Analisis Struktur Persaingan Industri Jasa Penedidikan Tinggi Komputer untuk Menentukan Model Strategi Bersaing,” Jurnal Kajian Teknik dan Sistem Industri “INASEA” 5(2): 157-175. ISSN: 1411-9129 Trihandika; B.S. Abbas, “Penentuan Ukuran Optimum Material dengan Metoda Regresi Linier Ganda untuk Meningkatkan Efisiensi Material TP TMMIN-Stampang Plant.” Jurnal Kajian Teknik dan Sistem Industri “INASEA” 5(2): 176-184. ISSN: 1411-9129 Abbas, B.S.; Mellyana, ”Anayisis Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan terhadap Timbulnya Gejala Cumulative Trauma Disorder (CTD) pada Bagian Trimming Chassiss Final (TCF) PT Pantja Motor APPU,” Jurnal Kajian Teknik dan Sistem
2007
2006
2004
2004
2004
2003
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
46
18
19
20
21
22
23
24
25
Industri ”INASEA” 4(2): 121-128. ISSN: 1411-9129 Abbas, B.S., ”Penentuan Jumlah Teller yang Optimal dengan Metoda Antrian di PT Haga Bank.” Jurnal The Winners 4(1): 18-25. ISSN: 1412-1212 Abbas, B.S. ; F.A.S. Arief. “Hubungan antara SMU dengan Minat Memilih Jurusan Teknik Industri dan Faktor yang empengaruhi Pilihan. Jurnal Kajian Teknik dan Sistem Industri “INASEA” 3(2): 123-126. ISSN: 1411-9129 Abbas, B.S.; Rini, “Strategi Pengembangan Jurusan Teknik Industri Universtas Bina Nusantara: Sebuah Usulan,” Jurnal Kajian Teknik dan Sistem Industri ”INASEA” 3(1): 43-56. ISSN: 1411-9129 B.S. Abbas dan Jimmy, “Optimasi Sistem Antrian Loket Keuangan Kampus Syahdan Universitas Bina Nusantara,” Jurnal Kajian Teknik dan Sistem Industri ”INASEA” 2(2): 7991. ISSN: 1411-9129 Suprihatini, R; A.M. Harun; S. Priyatno; B.S. Abbas, “Model Alternatif Pengembangan Agrisnis Lada Hitam Indonesia di Wilayah Pertumbuhan Kalimantan Timur,” Prosing Dinamika Ekonomi Pedesaan dan Peningkatan Daya Saing Sektor Pertanian, PSEP, 407-415 Herman; B.S. Abbas; H. Supriadi; S.O. Lubis, “Operasionalisasi Strategi Kemitraan dalam Pengembangan Agribisnis Perkebunan Rakyat (Kasus Propinsi Jambi dan Sumatera Barat),” Prosing Dinamika Ekonomi Pedesaan dan Peningkatan Daya Saing Sektor Pertanian, PSEP, 427-436 Dradjat, B.; R. Dereinda; B.S.Abbas, “Implikasi Tarif Impor CPO di Pasar Eropah Barat, Jepang dan Amerika Serikat bagi Ekspor Indonesia,” Jurnal Pengkajian Agribisnis Perkebunan 1(3): 16-26. Susila W.R.; B.S. Abbas; B. Mardi; M. Sarjono “Model
2003
2002
2002
2001
1998
1998
1995
1995
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
47
26
27
28
29
30
31
Domestik Ekonomi Minyak Sawit Mentah,” Jurnal Pengkajian Agribisnis Perkebunan 1(2): 1-12 Way Kuo and B.S. Abbas, “Performance Modeling for Multiple Himan/Machine Systems.” Systems Anal. And Modelling Simulation 11(1): 57-71 Subur, S., Bambang WEN, B.S. Abbas, Pendidikan bersinambung untuk meningkatkan kemampuan kerja teknisi dalam proses pembangunan (Pengalaman perusahaan perkebunan). Disampaikan pada Semiloka Nasional LPM-IPB, Bogor, 24 September 1991 Sumana, R. Dereinda, B.S. Abbas, Kebijaksanaan penentuan harga karet pada proyek pengembangan karet rakyat. Dalam Kumpulan Makalah Lokakarya Karet 1991, Puslitbun Sungei Putih dan Puslitbun Tanjung Morawa, Medan, 2-4 Juli 1991 Dereinda, R., C.P.A. Bennet, B.S. Abbas, Incentives for cooperation between coconut smallholders and an integrated coconut processing unit in Indonesia. Presented in Simposium on Farming System Research and Extension in the 1990's, Michigan, 5- 10 October 1991 Dereinda, R. and B.S. Abbas, Improving the income of homegarden coconut farmers through the development of an integrated coconut processing centre. In M.E. Daw, K.V.A. Bavappa, and E. Pasandaran (Eds.), Proceedings Seminar on Pekarangan Land: Development Possibilities and Their Contribution to Farmers' Welafare, CASERMOA/FAO, Bogor, 157-164 Lubis, S., B.S. Abbas, Subronto dan A. Panjaitan, Precropping pada pertanaman kakao lindak. Dalam K. Pamin, S. Danimihardja, S. Lubis, I. Hartana, Z. Poeloengan, L.A. Napitupulu dan T. Hutomo (Eds.), Prosiding Konferensi Nasional Kakao III, Buku 2, RISPA, Medan, 25-37
1993
1991
1991
1991
1991
1991
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
48
32
33
34 35
36
37
38
39
Dja'far, B.S. Abbas dan S. Lubis, Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan inovasi kultur teknis pada perkebunan kakao di Asahan, Sumatera Utara. Dalam K. Pamin, S. Danimihardja, S. Lubis, I. Hartana, Z. Poeloengan, L.A. Napitupulu dan T. Hutomo (Eds.), Prosiding Konferensi Nasional Kakao III, Buku 2, RISPA, Medan, 265-273 Abbas, B.S. and Way Kuo. Stochastic Effectiveness Models for Human-Machine System. IEEE Trans. On Systems, Man, and Cybernetics 30(4): 826-834. ISSN: 008-9472 Dja'far, B.S. Abbas dan Daswir, Sistem kelompok kolektif di kalangan petani kakao. Bul. Perkeb. 21 (1): 57-67 Abbas, B.S. dan U. Kusnanto, Pemanfaatan data hujan untuk mengurangi resiko kegagalan pengendalian gulma secara kimiawi. Disampaikan pada Konferensi HIGI X, Malang, 13-15 Maret 1990 Pamin, K., H.A.U. Lubis, A.N. Utomo, S. Lubis, Z. Poeloengan, H. Suwandi, B.S. Abbas, T. Hutomo (Eds.), Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, Puslitbun (RISPA), Medan Lubis, S., B.S. Abbas, dan Daswir, Pengorganisasian kelompok petani PIR-BUN kelapa sawit. Dalam K. Pamin, H.A.U. Lubis, A.N. Utomo, S. Lubis, Z. Poeloengan, H. Suwandi, B.S. Abbas, T. Hutomo (Eds.), Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, Puslitbun (RISPA), Medan, 212-218 Daswir, B.S. Abbas, dan S. Lubis, Kajian sosial ekonomi PIRBUN Kelapa Sawit. Dalam K. Pamin, H.A.U. Lubis, A.N. Utomo, S. Lubis, Z. Poeloengan, H. Suwandi, B.S. Abbas, T. Hutomo (Eds.), Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, Puslitbun (RISPA), Medan, 219-231 Lubis, S., Z. Poeloengan, Daswir, B.S. Abbas, dan Maskuddin, Potensi dan peningkatan produksi kelapa
1991
1990
1990
1990
1990
1990
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
49
40
41
42
43
44 45
46
47
sawit. Dalam Darwis SN, P. Wahid, D. Sitepu, S. Kemala, D.D. Tarigans, S. Rusli dan D. Soetopo (Eds.), Prosiding Temu Tugas Tanaman Perkebunan/Tanaman Industri Lingkup Propinsi Sumatera Barat, Riau dan Jambi, Balittro, Puslitbangtri, Kanwil Deptan dan Disbun Sumbar, Riau dan Jambi, Bogor, 188-203 Subronto, Maskuddin, dan B.S. Abbas, Aspek pertumbuhan bibit kelapa sawit ditinjau dari satuan panas. Jur. Agromet Daswir, and B.S. Abbas, Development of oilpalm plantation under Nucleus Estate Smallholder System: Indonesian Experience. In roceedings 1989 PORIM International Palm Oil Development Conference, PORIM, Kuala Lumpur Abbas, B.S., Dja'far, Daswir, dan A. Manurung, Lintas kritis dalam proses konversi pada PIR-BUN Kelapa Sawit. Bul. Perkeb. 20 (3): 137-142 Lubis, S., B.S. Abbas, dan Daswir, Respon petani sebagai peserta terhadap teknis pelaksanaan kursus dan latihan budidaya kelapa sawit dan kakao di Betung II, Sumatera Selatan. Bul. Perkeb. 20 (3): 147-154. Abbas, B.S., Kemungkinan penerapan riset operasional di dalam manajamen perkebunan. Bul. Perkeb. 20 (2): 77-83 Abbas, B.S. dan Daswir, Analisis sensitivitas usaha budidaya kakao terhadap keuntungan antara pemakaian penaung kelapa dengan lamtoro: Studi kasus di Kebun Bah Lias, Sumatera Utara. Bul. Perkeb. 20 (2): 97-103 Daswir, S. Lubis, B. Sulistyo, dan B.S. Abbas, Analisis biaya dan pendapatan percobaan "pre-cropping" pada areal pertanaman kakao lindak. Bul. Perkeb. 20 (1): 35-41 Abbas, B.S., Stochastic model of effectiveness for manhardware-software system. Ph.D. dissertation. Iowa State
1989
1989
1989
1989
1989 1989
1989
1989
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
50
48
49
50
51
52
53
54
55
56
University, Ames, Iowa, U.S.A. Abbas, B.S., Nonparametric analysis of grouped lifetime data. M.S. creative component. Iowa State University, Ames, Iowa, U.S.A Nugroho, B.W.E. dan B.S. Abbas, Pengaruh harga FOB terhadap pendapatan keluarga dari usahatani karet di Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat. Kultura 17 (109): 39-49 Dja'far, Daswir, dan B.S. Abbas, Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan budidaya kelapa sawit rakyat ex Proyek Pengembangan Perkebunan Rakyat Sumatera Utara. Bul. BPP Medan 14 (4): 137-144 Harun, A., T.S. Alamsyah, dan B.S. Abbas,. Mutu cokelat bulk PT Perkebunan di Sumatera Utara. Dalam Prosiding Pertemuan Teknis Komoditi Cokelat, 1-15 Dja'far, B.S. Abbas, dan Daswir, Hubungan tinggi tanaman terhadap efisiensi panen pada tanaman kelapa sawit. Bul. BPP Medan 14 (4): 137-144 Dja'far, B.S. Abbas, dan B. Syah, Analisa usaha tani dan pemasaran kelapa sawit Proyek Pengembangan Perkebunan Rakyat Sumatera Utara. Bul. BPP Medan 13 (12): 51-60 Abbas, B.S. dan S. Ginting, Pengaruh batang bawah dan batang atas terhadap pertambahan lilit batang. Bul. BPP Medan 12 (4): 145-152 Abbas, B.S. dan B. Syah, Beberapa aspek sosial ekonomi petani kelapa sawit Proyek Pengembangan Perkebunan Rakyat Sumatera Utara. Bul. BPP Medan 12 (1): 15-22 Abbas, B.S., Telaahan terhadap tinggi, umur dan hasil lima belas varietas gandum hasil penelitian di KP Pacet-Cipanas (Jawa Barat) dan di KPH Margahayu-Lembanga (Jawa Barat). Karya ilmiah sarjana. IPB, Bogor
1985
1984
1984
1983
1983
1982
1981
1981
1980
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
51
Seminar (related to Higher Education) 01 EWC/EWCA 2008 International Conference: “Building an Asia Pasivifi Community: Unity in Diversity,” Higher Education Session, EWC/EWCA, Peserta, 13-15 Nov 02 International Forum on Eduction in 2020: “Reorienting Professional Practise and Visioning Education Change,” EWC, Pembicara, Denpasar, 11-12 November 03 Seminar “Implikasi Peraturan Pemerintah tentang Dosen bagi Peruruan Tinggi Swasta, Peseta, APTISI Wilayah III, Jakarta, 9 Mei 2007 04 Semnar Nasional Manajemen e-Learning: “Peluang Menuju Perguruan Tinggi Kelas Dunia,” UBINUS, Pembicara, Jakarta, 27 April 05 Sosilaisasi UU Guru dan Dosen: Strategi dan Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan Guru dan Dosen di Indonesia, PUSPENDA, Peserta, Jakarta, 13-14 Desember 06 International Seminar ”Quality and Effectiveness of Education: Challenges in the Global Era”, Peserta, State University of Surabaya, Surabaya University, University of Groningen. July 20th-22nd, 2006 07 Seminar “Penciptaan Kulitas Lulusan Pendidikan Tinggi yang Relevan dengan Kebutuhan Stakeholders, UNJ, Peserta, Jakarta, 14 Juni 08 Seminar Nasional ”Interaksi dan Komplikasi UU Yayasan, UU Guru dan Dosen, serta RUU tentnag Badan Hukum Pendidikan,” ABPPTSI, Peserta, Jakarta, 23 Maret 09 National Eduaction Conference: “University’s Competitive Strategy in Facing Global Competition,” UBINUS, Pesrta, Jakarta, October 26th 10 Seminar Nasional “e-Learning: Are We Ready? Development Strategy, Future Prediction and Best Practises,” UBINUS, Pembicara, Jakarta, 28 September
2008
2008
2007
2007
2006
2006
2006
2006
2005
2005
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
52
11
12
13
14
15
Seminar Nasional “Otonomi Perguruan Tinggi Menghadapi Tantanagan Globalisasi,” Asosiasi Dosen Indonesia, Peserta, Bandung, 10 September Seminar Nasional “E-Learning sebagai sarana Pemerataan dan Peningkatan Kulaitas Pendidikan Tinggi di Indonesia,” Fakultas Ilmu Komputer, UI, Peserta, Depok, 15 September Seminar Peluncuran Buku: “Pendidikan Jarak Jauh: Teori dan raktek” dan “Pendidikan Tinggi Jarak jauh, “ UT, Peserta, 30 Maret Seminar on Education and Training in “Using Classroom Environment to Improve the Academic Performance” and “Learning & Teaching in the Higher Education”, Peserta, Bina Nusantara University/Curtin University, Jakarta, 21 November 2001 Seminar “Student Centered Learning”, Peserta, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 6 Agustus 2001
Penghargaan 01 2009, Sertifikat Dosen, berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 02 2006, Piagam Pengargaan partsipasi mengajar selama 10-14 tahun di Universitas Bina Nusantara 03 1989, Who’s Who among American International Students in American Universities & Colleges, 1988-1989 04 1989, A Scholarship Recipients for Academic Year 1989-1990 from the George L. Cross International Award Seminar Ilmiah 01 ”The 1st National Discussion on Indigenous Psychology: Mutilation case – Indonesian Perspective,”, Fakutas Psikologi, UBINUS, Jakarta, 3 Desember 2008 02 2nd International Seminar on Industrial Engineering and
2005
2004
2004
2001
2001
2006 2001 2001 2000
2008
2008
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
53
03
04
05
06 07
08
09
10
11
12
Management, Pembicara. Usakti-UG-IEU, Jakarta, 25 Oktober 2008 Seminar ”SWOT sebagai Alat Analisis,” Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, UBINUS, Peserta, Jakarta, 19 Mei One-Day Internat. Seminar: ”Road Construction in Indonesia with Secial Reference to the Role of Geosynthetics,” INA-IGS/UBINUS, Peserta, Jakarta, April 6th International Conference ”Intellectual Capital for Business Value Creation: The European and Asian Experience,” UBINUS/EU-Asian Link, Peserta, March 8 National Seminar on resrach and Studies IV: ”Reserach Grant,” Depdiknas, Pembicara, Bandung, 7-8 Oktober Seminar & Talkshow “Penerapan Total Quality Management di Dunia Industri”, Peserta, Universitas Bina Nusantara, Peserta, Jakarta, 24 November 2001 Seminar Nasional Teknik Industri “Peran Profesi dan Pendidikan Teknik Industri dalam Mewujudkan Kemandirian Usaha Kecil dan Menegah”, ISTMI/BKSTI Korwil Seminar “Implementasi UU Perpajakan Tahun 2000”, Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 17 Maret 2001 Seminar “Teknologi Informasi dan Penerapannya dalam Bidang Teknik Sipil”, Peserta, Jakarta, 30 September, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara Lokakarya Komersialisasi dan Alih Teknologi Hasil Penelitian Pertanian, Peserta, Jakarta, 19-20 Januari 2000, Badan Litbang Pertanian Seminar “Peran Teknik Industri dalam Meningkatkan Daya Saing dan Efisiensi Bisnis pada Era Indonesia Baru”, Perumus, Jakarta, 7 Desember, Jurusan Teknik Industri, Universitas Bina Nusantara
2006
2006
2006
2004 2001
2001
2001
2000
2000
1999
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
54
13
14 15
16 17
18 19
20
21
22
23 24
Seminar Sehari Kajian Strategi Pembentukan Propinsi Kepulauan Riau, Potensi Maritim dan Antisipasi AFTA 2003, Moderator, Jakarta, 14 Agustus 1999, FKKMKR Jakarta-Bandung Seminar Penawaran, Permintaan dan Konsumsi Pangan Nabati, Pemakalah, Jakarta, 22-23 Juli 1997, PSEP Seminar Nasional Dinamika Sumberdaya dan Pengembangan Sistem Usaha Pertanian, Peserta, CisaruaBogor, 25-26 September 1996, PSEP Seminar Nasional Peningkatan Produktivitas Pertanian, Jakarta, 6-7 Agustus 1996, Badan Litbang Pertanian Seminar Pengembangan Koperasi Perkebunan dalam Menunjang Gerakan Kemitraan Usaha Nasional, Jakarta, 9 Juli 1996, Ditjen PKP-Depkop/P2PA Seminar “Winning Your Positioning Worldwide through Scanning Global Marketing, Jakarta, 12-13 Juni Forum Diskusi Ahli Perkebunan "Isu Mutu dan Lingkungan dalam Perdagangan Global Produk", Pengarah/Pemakalah, Jakarta, 13 Juni 1995, P2PA Seminar "Manggis: Peluang Bisnis dan Investasi yang Menjanjikan", Peserta, Jakarta, 7 Juni 1995, Faperta IPB/Apperindo/Puslitbanghort/P2PA/LMKA Forum Diskusi Ahli Perkebunan "Agribisnis Perkebunan: Masihkah Prospektif"", Pengarah, Jakarta, 26 April 1995, P2PA Forum Diskusi Ahli Perkebunan "Kebijakan Bank Indonesia dalam Pembiayaan Subsektor Perkebunan", Pengarah, Jakarta, 30 Nopember 1994, P2PA Seminar Penerapan ISO-9000 pada Komoditas Kelapa Sawit, Peserta, Medan, 26 Juli 1993, PPKS/GAPKI/FAMMI Workshop Kontaminasi pada Minyak Sawit dalam Perdagangan Internasional, Peserta, Medan, 22 Mei 1993,
1999
1997 1996
1996 1996
1996 1995
1995
1995
1994
1993 1993
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
55
25
26 27
28 29
30
31
32
33
34
35
Puslit Kelapa Sawit Lokakarya Hasil Penelitian Menunjang Agroindustri/Agribisnis dengan Dana Proyek ARM Tahun Anggaran 1991/1992, Pemakalah, Bogor, 14-15 Mei 1993, Pusgram, Balitbangtan Seminar Kaji Ulang Penerapan Manajemen Mutu, Peserta, Bandung, 23 April 1993, KMTI Institut Teknologi Bandung Seminar Kebijakan dan Implementasi Teknis ISO Seri 9000 untuk Perkebunan Kopi dan Kakao, Peserta, Jember, 14 April 1993, PPKK Diskusi Panel Pengembangan Agribisnis, Panitia/Perumus, Jakarta, 21-22 Januari 1993, Forum Agribisnis P2PA-LMKA Temu Tugas Pengembangan Hasil Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Wakil Ketua OC, Jakarta, 2-3 Desember 1992, Balittro-P2PA IRRDB Annual Meeting, Wakil Ketua Organizing Committee, Jakarta, 26-31 Oktober 1992, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis Semiloka Agribisnis Week '92, Wakil Ketua Panitia Pelaksana, Jakarta, 20-23 April 1992, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis Lokakarya Studi Kendala dan Potensi Pembangunan Pertanian di IBT, Peserta, Ambon, 9-10 Desember 1991, Badan Litbang Pertanian Semiloka Nasional Pendidikan Bersinambung dalam Pembangunan Pertanian Berkelanjutan, Penulis, Bogor, 24 September 1991, IPB Seminar Mencari Bentuk Kemitraan Berusaha Pribumi dan Non Pribumi, Peserta, Jakarta, 22 Agustus 1991, Mingguan Editor Lokakarya Pemantapan RPTP dan Standar Biaya, Peserta, Tugu-Cisarua, 31 Juli 1991, Badan Litbang Pertanian
1993
1993 1993
1993 1992
1992
1992
1991
1991
1991
1991
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
56
36
37 38 39
40
42
41
42 43
44 45
46 47
Seminar Peningkatan Kerjasama Plasma dan Inti untuk Keberhasilan PIR, Peserta, Bogor, 27 Juli 1991, Yayasan Ciawi Simposium on Farming System Research and Extension in the 1990's, Penulis, Michigan, 5-10 October 1991, AFSR/E Seminar "Pekarangan Land", Penulis, Kuta-Denpasar, 30 April dan 1 Mei 1991, PSEP, Badan Litbang Pertanian Konferensi Nasional Kakao, Pengarah, Medan, 7-9 Maret 1991, Pusat Penelitian Perkebunan Medan bekerjasama dengan Pusat Penelitian Perkebunan Jember Pertemuan Tim Ahli Bimas Membahas Prospek Komoditas Perkebunan, Pemrasaran, Bogor, 11-12 Oktober 1990, Bimas-Departemen Pertanian Konferensi Himpunan Ilmu Gulma Indonesia Ke-10, Penulis, Malang, 13-15 Maret 1990, Himpunan Ilmu Gulma Indonesia Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, Panitia/Pemrasaran/Perumus, Pekanbaru, 19-21 Pebruari 1990, Puslitbun Medan-Puslitbun Marihat Temu Tugas Tanaman Perkebunan/Industri, Pemakalah, Bukittinggi, 15-17 Januari 1990, Puslitbangtri Seminar Tanah Gambut untuk Perluasan Pertanian, Penulis, Medan, 27 Nopember 1989, Universitas Islam Sumatera Utara Seminar Hari Pangan Sedunia, Peserta, Medan, 16 Oktober 1989, Pemerintah Daerah Sumatera Utara Seminar Matematika untuk Pengambilan Keputusan, Pemrasaran, Medan, 14 Oktober 1989, Himpunan Matematika Indonesia Sumut International Palm Oil Development Conference, Pemrasaran, Kuala Lumpur, 5-9 September 1989, PORIM Seminar dan Pertemuan PERMIAS Se-Midwest, Peserta,
1991
1991 1991 1991
1990
1990
1990
1980 1989
1989 1989
1989 1988
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
57
48 49
49
Madison, Wisconsin, 2-3 September 1988, PERMIAS Wisconsin Seminar dan Pertemuan PERMIAS Se-Midwest, Wakil Ketua, Ames, Iowa, 29-30 Agustus 1986, PERMIAS Ames Pertemuan Teknis Standard Indonesian Rubber (SIR), Peserta, Bandung, 25-26 Maret, Departemen Perdagangan dan Koperasi Konferensi Budidaya Karet dan Kelapa Sawit, Panitia/Peserta, Medan, 9-11 Pebruari, Puslitbun Medan
Kegiatan Organisasi / Profesi 01 Associate East-West Center (EWC), Honolulu, Hawaii, USA 02 Anggota organisasi profesi Masyarakat Standarisasi Nasional (MSN) 03 Aktivis Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) 04 Pengurus Badan Kerjasama Pendidikan Tinggi Teknik Industri Wilayah III 05 Dewan Redaksi/Mitra Bestari Jurnal Kajian Teknik dan Sistem Industri ”INASEA” 06 Anggota Forum Komunikasi dan Konsultasi Masyarakat Kepri Jakarta-Bandung 07 Ketua Kerabat Masyarakat Siantan di Jakarta dan Sekitarnya 08 Sekretaris Badan Pengurus Yayasan Penelitian Pertanian Indonesia (YPPI) 09 LO for Socio-Economic, International Rubber Research and Development Board 10 Dewan Redaksi Jurnal Pengkajian Agribisnis Perkebunan 11 Pengarah Forum Diskusi Ahli Perkebunan, Jakarta, P2PALMKA 12 Pendiri dan Anggota Pengurus Forum Agribisnis, Forum P2PA-LMKA
1986 1981
1981
2008-……. 2006-……. 2002 2001-2002 2000-……. 1999-….… 1998-2000 1997-1999 1995-1996 1995-1996 1995-1996 1992-1996
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
58
13 14 15 16 17 18 19 20
Anggota Pengurus Himpunan Alumni IPB Cabang Sumatera Utara Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS) Ames Wakil PERMIAS di International Student Council, Iowa State University Pemimpin Redaksi "Pojok", Media Komunikasi PERMIAS Cabang Ames Pemimpin Redaksi "Academica", Majalah Senat Mahasiswa Faperta,IPB Ketua Pengurus Ikatan Keluarga, Pelajar & Mahasiswa Riau (IKPMR) di Bogor Bendahara Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN Tanjung Pinang Ketua Pengurus Gabungan Pelajar Pulau Tujuh di Tanjung Pinang, Kepri
1989-1990 1987-1988 1987-1988 1986-1987 1978-1979 1977-1979 1974-1975 1974-1975
Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Ir. Bahtiar S. Abbas, M.Sc., Ph.D BINUS UNIVERSITY 16 Desember 2009
59
Kampus Anggrek Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone : (62-21) 534 5830, 535 0660 Fax : (62-21) 530 0244 Kampus Syahdan Jl. K. H. Syahdan No. 9 Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone : (62-21) 534 5830, 535 0660 Fax : (62-21) 530 0244 Kampus Kijang Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone : (62-21) 532 7630 Fax : (62-21) 533 2985 The Joseph Wibowo Center (JWC) Jl. Hang Lekir I No. 6 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120 Phone : (62-21) 720 2222, 720 3333 Fax : (62-21) 720 5555 Website: www.binus.ac.id Email :
[email protected]