ii
SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Pertama-tama, saya mengucapkan rasa syukur kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
Universitas
Tanjungpura telah memasuki umur yang ke-56 dan salah satu hasilnya adalah terselenggaranya seminar
ilmiah
nasional
Penerapan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (PIPT) 2015. Pada seminar ini, peneliti dapat berbagi ilmu dalam empat isu utama yang ada di daerah tropis, yaitu Lahan Basah, Lahan Kering dan Gambut Tropis, Wilayah dan Perbatasan, Energi, Etnik dan Biodiversitas. Dengan demikian, hasil-hasil riset terbaru dapat didiskusikan dan ide-ide penelitian ke depan dapat muncul dari pertemuan dalam seminar nasional ini. Seminar ini juga diharapkan dapat mempererat hubungan di antara peneliti baik di Kalimantan Barat maupun di seluruh wilayah Indonesia. Kerja sama penelitian diharapkan dapat terjalin dan dikembangkan lebih jauh untuk menjawab solusi persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Selamat melaksanakan seminar.
Prof. Dr. H. Thamrin Usman, DEA Rektor Universitas Tanjungpura
iii
SAMBUTAN KETUA PANITIA DIES NATALIS UNTAN KE-56
Bapak dan Ibu yang terhormat, Kami menyambut gembira kedatangan seluruh delegasi untuk menghadiri Seminar Nasional PIPT 2015
yang
Tanjungpura
diselenggarakan Pontianak
oleh
sebagai
Universitas bagian
dari
komitmen Rektor Universitas Tanjungpura yang MULIA (Maju Unggul Luhur Integritas Akuntabel) dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi. Seminar Nasional PIPT 2015 yang bertema “Sinergitas Pengetahuan dan Teknologi bagi Pembangunan Berkelanjutan di Daerah Tropis” merupakan ajang untuk mendiskusikan berbagai isu serta hasil-hasil penelitian para peneliti dalam upaya mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Belajar dari negara-negara maju yang telah sukses
mentransformasikan
ekonominya
melalui
pengembangan
dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, kami yakin Seminar Nasional PIPT 2015 akan memberikan kontribusi pemikiran yang bermanfaat tidak hanya bagi dunia ilmiah, namun juga bagi pembangunan secara umum. Bagi seluruh delegasi kami mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dan “Selamat Mengikuti Seminar”. Ketua Panitia Dies Natalis UNTAN Ke-56,
Prof. Dr. AB. Tangdililing, M.A. Pembantu Rektor IV Universitas Tanjungpura iv
SAMBUTAN KETUA SEMINAR PIPT 2015
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha
Kuasa,
atas
terlaksanalah Penerapan 2015.
berkat
kegiatan
Ilmu
Kegiatan
dan
Seminar
Pengetahuan ini
rahmat-Nya Nasional
Teknologi
merupakan
bagian
(PIPT) dari
rangkaian Dies Natalis Universitas Tanjungpura (UNTAN) yang ke-56. Seminar ini dimaksudkan untuk berbagi hasil penelitian khususnya pada empat bidang penelitian, yaitu: Lahan kering, lahan basah dan gambut; Wilayah dan perbatasan; Energi baru dan terbarukan; Etnis dan biodiversitas. Untuk itu seminar ini mengambil tema Sinergisitas Pengetahuan dan Teknologi bagi Pembangunan Berkelanjutan di Daerah Tropis. Tema ini dimaksudkan agar persoalan di daerah tropis dapat dipecahkan melalui penemuan atau kajian yang dilakukan oleh berbagai peneliti dari institusi ataupun perguruan tinggi nasional. Seminar ini diikuti oleh kurang lebih 73 pemakalah dari 15 universitas/institusi baik dari Kalimantan Barat maupun dari luar daerah. Proses review dilakukan oleh Reviewer dari UNTAN, UI, IPB, ITB, UGM, ITS, dan UNPAD untuk memastikan kualitas makalah. Seminar ini juga diharapkan dapat dilakukan setahun sekali sehingga dapat mendukung pengembangan keilmuan dan memberi sumbangsih terhadap penyelesaian permasalahan nyata yang ada di daerah tropis. Kami mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada semua yang terlibat ikut membantu terlaksananya acara seminar
ini.
Akhir
kata,
kepada
semua
peserta
seminar
mengucapakan “Selamat berbagi ilmu dan menjalin kolaraborasi”. Dr.Ing. Seno Darmawan Panjaitan Ketua Seminar PIPT 2015 v
kami
Daftar Isi
Sambutan Rektor UNTAN
iii
Sambutan Ketua Umum Dies Natalis UNTAN ke-56
iv
Sambutan Ketua Seminar Nasional PIPT Tahun 2015
v
Daftar Isi
vi
Dewan Penyunting & Reviewer
vii
Daftar Judul
viii
vi
DEWAN PENYUNTING
Ketua Dewan Penyunting
: Dr.-Ing. Seno D. Panjaitan
Anggota
: Nurul Bariyah, Ph.D Dr.techn. Zairin Zain
REVIEWER Tim Reviewer
:
Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho (UGM) Prof. Dr. Didy Sopandie (IPB) Prof. Em. Dr. Syamsuni Arman (UNTAN) Prof. Gusti Zakaria Anshari, Ph.D (UNTAN) Dr.techn. Umboro Lasminto (ITS) Supriyanto Ardjo Pawiro, Ph.D (UI) Dr.techn. Wikan Danar Sunindyo (ITB) Dr. rer.nat. Yudi Rosandi (UNPAD) Dr. Syf. Ema Rahmaniah (UNTAN) Rudiyansyah, Ph.D (UNTAN) Dr. Farah Diba (UNTAN) Dr. Dwi Astiani (UNTAN)
vii
ETNIK DAN BIODIVERSITAS 56012 56013
56018
56024
56027
56028
56032
56038
56039
56042
56047
Hlm.
PENGARUH RASIO WAKTU PENGISIAN: REAKSI PADA REAKTOR BATCH DALAM KONDISI AEROB - Winardi PELAKSANAAN KAMPANYE PARTAI POLITIK DALAM RANGKA PEMENANGAN RUSMAN ALI-HERMANUS PADA PILKADA TAHUN 2013 - Burhanuddin SISTEM PAKAR NEURAL UNTUK MENENTUKAN KERASIONALAN PEMBERIAN OBAT GOLONGAN PENGHAMBAT POMPA PROTON - Anifuddin Azis; Sri Hartati; Edi Winarko; Zullies Ikawati EFIKASI COATING BENIH DENGAN AGEN HAYATI TERHADAP INTENSITAS HAWAR DAUN BAKTERI, PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI - Tantri Palupi; Satriyas Ilyas; Muhammad Machmud; Eny Widajati CASE BASED REASONING MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR UNTUK KLASIFIKASI KEMAMPUAN MAHASISWA - Muhammad Fakhrurrifqi FRAKSINASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN TANAMAN PENGHASIL GAHARU - DUM. Susilo; Saniah; Abdi Redha KORELASI STRUKTUR DAN KOMPOSISI FITOPLANKTON DENGAN FAKTOR FISIKOKIMIA DI PERAIRAN DANAU BIRU SINGKAWANG: LAHAN EKS PETI – Shalwa; Entin Daningsih; Laili Fitri Yeni PROSPEKTIF JERAMI PADI SEBAGAI SUMBER PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN WAJO, SULAWESI SELATAN - Muhammad Saudi Mashoeri; Radinda Dwi Choirunnissa, Jasmal A Syamsu POTENSI KABUPATEN BONE SEBAGAI SENTRA PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA DI SULAWESI SELATAN - Risman Sudarmaji; Muh. Saudi Mashoeri, Jasmal A Syamsu KANDUNGAN SENYAWA UMAMI PADA DAUN BEKKAI LAN (Albertisia papuana Becc) ASAL KALIMANTAN TIMUR - Sulvi Purwayantie; Umar Santoso; Supriyadi; Murdijati TOLERANSI DAN AKUMULASI MERKURI PADA POHON LEGUM DIINOKULASI MIKROB RIZOSFER: STUDI AWAL PENGEMBANGAN FITOTEKNOLOGI - Hanna Artuti Ekamawanti; Yadi Setiadi; Didy Sopandie; Dwi Andreas
14 14
365 371
377
383
391
397
403
411
419
425
433
56053
56057
56062
56065
56066
56068
56070
56074 56077
56080
56082
AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEKRESI PERTAHANAN DIRI RAYAP TANAH Coptotermes curvignathus Holmgren Farah Diba KAJIAN BUDIDAYA LELE SEBAGAI ALTERNATIF PENAMBAH PENDAPATAN KELUARGA - Feira Budiarsyah Arief; Saeri Sagiman REMEDIASI MERCURI (Hg) PADA LAHAN PASCA TAMBANG EMAS RAKYAT MENGGUNAKAN BAKTERI, LUMPUR LAUT DAN KOMPOS DENGAN INDIKATOR TANAMAN JAGUNG DAN SERAI – Rois; Muhammad Hatta; Khoirun Nisa STRATEGI PENGEMBANGAN PABRIK PAKAN SAPI POTONG SKALA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN PINRANG - Susanto Said Gatta; Jasmal A Syamsu; M. Zain Mide; Agustina Abdullah; Muhammad Yusuf PENGARUH PEMASARAN PARIWISATA BERBASIS ALAM, BUDAYA DAN ETNIS TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP WOM - Barkah PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR PDAM KOTA PONTIANAK DAN TANDAN KOSONG SAWIT SEBAGAI ADSORBEN LOGAM MERKURI - Ihsanul Arief; Berlian Sitorus; Yeni Juliawati; Nurhadini POTENSI JARAK PAGAR (Jatropha curcas) DAN MIKROBA RHIZOSFIR UNTUK REVEGETASI TAILING BEKAS TAMBANG EMAS - Wiwik Ekyastuti; Hanna Artuti Ekamawanti; Uray Vika KELENGKAPAN RUANG RUMAH KETURUNAN SUKU BUGIS DI KUBU RAYA - Zahrul Basimah; Refmita MODEL PENGENDALIAN SOSIAL DALAM MEMELIHARA INTEGRASI SOSIAL PADA MASYARAKAT MULTI ETNIK DI KALIMANTAN BARAT - Herlan PENTINGNYA PENANANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL PADA PENDIDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KALIMANTAN BARAT - Desni Yuniarni PEMANFAATAN ABU TANDAN KOSONG SAWIT SEBAGAI PROMOTOR PADA REAKSI PEMECAHAN AIR DENGAN LIMBAH ALUMINIUM UNTUK PRODUKSI HIDROGEN Syahrul Khairi; Erlindawati; Triandi Kuseno
15
441
449
457
463
469
479
487
495 501
515
523
STRATEGI PENGEMBANGAN PABRIK PAKAN SAPI POTONG SKALA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN PINRANG Susanto Said Gatta, Jasmal A Syamsu, M. Zain Mide, Agustina Abdullah, Muhammad Yusuf Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar Email korespondensi :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan stakeholder dalam pengelolaan dan pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani yang efektif. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, di kelompok tani Pammase Dewata, yang memiliki pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pakar sesuai pertanyaan pada daftar kuisioner dan Focus Group Discussion (FGD)/ Diskusi Kelompok Terarah. Responden yang dipilih dalam penelitian ini yaitu mereka yang mengetahui atau yang mempunyai keterkaitan dengan objek penelitian. Analisis dan perumusan strategi pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang dirumuskan dalam beberapa langkah berdasarkan teknik analytic hierarchy process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor terpenting yang harus diperhatikan dalam pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani adalah ketersediaan bahan baku dengan bobot 0,1762. Aktor yang berperan berdasarkan bobot kepentingannya secara berturut-turut yaitu petani/peternak (0,2561), lembaga permodalan (0,2031), peneliti (0,1887), pemerintah (0,1847), dan pengusaha industri (0,1674). Tujuan utama dari pengembangan pabrik akan sapi potong skala kelompok tani adalah pengembangan petani. Strategi berbasis bahan baku merupakan prioritas pertama atau strategi yang paling efektif diantara alternative strategi yang lain dengan bobot 0,2341, diikuti dengan strategi berbasis alat/industri pada prioritas kedua dengan bobot 0,1807. Kata kunci: pabrik, pakan, kelompok tani, sapi potong, analytic hierarchy process
tergantung dari tiga faktor yaitu pakan, pemuliabiakan dan pemeliharaan. Pakan bagi ternak ruminansia tergantung dari penyediaan hijauan dengan jumlah cukup, berkualitas tinggi dan berkesinambungan sepanjang tahun. Rendahnya nilai gizi dan fluktuasi produksi hijauan pakan sepanjang tahun merupakan masalah penyediaan pakan di Indonesia sampai saat ini (Sutrisno, 2009). Dilain pihak, melihat keterbatasan peternak khususnya dalam penyediaan pakan sapi potong, strategi yang dapat diterapkan menurut Syamsu dan Abdullah (2009), yaitu optimalisasi penerapan teknologi pakan limbah tanaman pangan melalui pemberdayaan masyarakat pola partisipatif. Strategi ini menghendaki adanya peningkatan kemampuan peternak dalam menerapkan atau melaksanakan teknologi pengolahan limbah tanaman pangan yang dilakukan secara partisipatif yang dilakukan dari,
I.
PENDAHULUAN Pengembangan peternakan sangat terkait dengan pengembangan suatu wilayah. Kabupaten Pinrang sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan peternakan khususnya sapi potong. Pengembangan usaha peternakan di Kabupaten Pinrang dilaksanakan dengan mengacu pada potensi-potensi di tiap wilayah kecamatan. Ketersediaan sumber pakan bagi ternak tidak bisa diabaikan dan harus menjadi perhatian. Untuk itu, potensi pakan suatu wilayah mutlak diperhatikan sebelum menentukan program yang akan dikembangkan di daerah sehingga dibutuhkan data dasar sebagai pijakan dalam merumuskan kebijakan pembangunan peternakan (Syamsu, dkk., 2010). Peningkatan produksi dan produktivitas ternak sapi potong sangat 463
464 Prosiding Seminar Nasional PIPT 2015 – Gatta, dkk
oleh, dan untuk peternak berbasis kelompok tani. Upaya lainnya adalah membangun industri pakan berbasis bahan baku sumberdaya limbah tanaman pangan (limbah pertanian). Permasalahan utama yang dihadapi dalam pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani adalah rendahnya akses peternak terhadap bahan baku pakan, tingkat pengetahuan dalam menyususn pengolahan pabrik pakan masih kurang, dan belum optimalnya dorongan/perhatian dari pemerintah dalam pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan stakeholder dalam pengelolaan dan pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani yang efektif. II.
METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 – Januari 2015 dengan lokasi pengambilan data di Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, di kelompok tani Pammase Dewata, yang memiliki pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pakar sesuai pertanyaan pada daftar kuisioner dan Focus Group Discussion (FGD)/ Diskusi Kelompok Terarah. Responden yang dipilih dalam penelitian ini yaitu mereka yang mengetahui atau yang mempunyai keterkaitan dengan objek penelitian, terdiri dari dinas pertanian dan peternakan, peneliti, dosen, lembaga permodalan, dan kelompok tani. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Pertanian dan instansi yang terkait dengan kegiatan ini. Data pendukung lainnya berupa laporan studi atau kajian dari berbagai sumber pustaka lainnya. Analisis dan perumusan strategi pengembangan pabrik pakan skala
kelompok tani di Kabupaten Pinrang dirumuskan dalam beberapa langkah berdasarkan teknik analytical hierarchy process (AHP) menurut Saaty (1993) dengan tahapan yaitu a). merinci pemecahan persoalan (decomposition), b). perbandingan persepsi (comparative judgement), c). sintesis prioritas (synthesis of priority), d). konsistensi logis (logical consistency), e). pengambilan keputusan. Data dianalisis dengan bantuan Software CRIPLUS. Versi 2,0. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil studi pustaka, wawancara, dan focus group discussion, yang telah dilakukan, maka diperoleh bebebrapa informasi yang kemudian disusun dalam suatu hirarki. Hirarki terdiri dari beberapa level dimulai dari fokus yaitu pengembangan industri pakan skala kecil, kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu aktor yang terlibat, tujuan yang ingin dicapai, dan alternatif strategi pengembangan, seperti dipaparkan berikut ini. Struktur Hirarki Faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang adalah sebegai berikut: 1. Bahan baku. Fakto yang penting dalam industri adalah ketersediaan bahan baku sepanjang tahun baik kuantitas maupun kualitas. Bahan baku pakan local berupa dedak dan jagung sudah tersedia, mengingat Kabupaten Pinrang merupakan salah satu daerah sentra tanaman pangan khususnya padi dan jagung. 2. Teknologi. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi industri pakan sapi potong skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang biasa dikatakan sudah modern, berupa mesin mixer,
Badan Penerbit Universitas Tanjungpura (UNTAN Press); ISBN 978-602-8355-41-4
465 Prosiding Seminar Nasional PIPT 2015 – Gatta, dkk
3.
4.
5.
6.
7.
diskmill, copper mini, dan troly dengan kapasitas produksi lumayan tinggi. Kebijakan pemerintah. Otonomi daerah memberi peluang bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan daerahnya sesuai potensi yang dimiliki. Desentralisasi mengharuskan keterlibatan pro aktif pemerintah. Peran itu bisa diwujudkan dalam hal penyediaan fasilitas, perizinan, pajak, pengaturan tata niaga, penciptaan iklim usaha yang kondusif, dan kebijakan lainnya yang berpihak kepada pengusaha industri kecil dan peternak. Selama ini oleh peternak, peran pemerintah kurang terasa. Modal. Modal usaha yang digunakan sangat besar, sehingga sulit mengembangkan usaha. Biasanya usaha dimulai modal sendiri atau pinjaman keluarga, sangat jarang memamfaatkan kredit perbankan karena administrasi yang dianggap berbelit-belit. Investasi alat juga terbatas, maka sulit memenuhi jika permintaan meningkat. Lahan integrasi. Kabupaten Pinrang merupakan salah satu daerah penghasil terbesar sektor pertanian peternakan, dan hampir 20% dari jumlah tanah merupakan lahan yang tidak digunakan sebagai sumber penghasilan, sekitar 67.537 ha lahan yang tak berpenghasilan. Tingkat pendidikan. Pendidikan adalah salah satu faktor utama dalam pengembangan industri kecil, dikarenakan pengetahuan yang terlalu minim akan memberikan pengaruh yang sangat besar, seperti kurangnya pengetahuan akan pengoprasian beberapa alat-alat industri peternakan. Populasi sapi. Populasi sapi 23.300 ekor, yang berimplikasi pada tingginya kebutuhan pakan sehingga potensi
pemasaran pakan lokal juga akan besar. Aktor yang terlibat. Aktor yang terlibat dalam pengembangan pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang adalah sebagai berikut: 1. Petani / Peternak. Petani/peternak dalam hal ini adalah konsumen yang memanfaatkan produk berupa pakan dari industri pakan sapi potong skala kecil. Menurut Abdullah (2008), bahwa pengembangan kelompok tani ternak dilaksanakan dengan menumbuhkan kesadaran para peternak, dimana keberadaan kelompok tani tersebut dilakukan dari, oleh dan untuk peternak. 2. Pemerintah. Peran pemerintah terkait penyediaan fasilitas, perizinan, pajak, pengaturan tata niaga, penciptaaan iklim usaha yang kondusif, dan kebijakan lainnya. 3. Lembaga Permodalan. Usaha peternakan memerlukan modal yang besar, terutama untuk pengadaan pakan dan bibit. Biaya yang besar ini sulit dipenuhi oleh peternak pada umumnya yang memiliki keterbatasan modal (Hadi dan Ilham 2000). Lembaga permodalan sebagai penyedia kredit usaha bagi pengembangan industri pakan sapi potong skala kelompok tani. 4. Pengusaha Industri. Pengusaha industri adalah produsen yang berperan dalam pendirian industri hingga pemasaran produk. 5. Peneliti. Peneliti berperan dalam transformasi riset-riset terbaru di bidang teknologi pakan, analisis tekno ekonomi, pengujian mutu pakan, dan sebagainya. Tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani di
Badan Penerbit Universitas Tanjungpura (UNTAN Press); ISBN 978-602-8355-41-4
466 Prosiding Seminar Nasional PIPT 2015 – Gatta, dkk
Kabupaten Pinrang adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan Petani. Pengembangan petani untuk meningkatkan kesejahteraan khususnya pada sektor peternakan. 2. Pendapatan Kedua Dengan peningkatan hasil produksi dan penjualan, maka secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan kedua. 3. Meningkatkan Kesejahteraan. Dengan peningkatan hasil produksi dan penjualan, maka secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan petani peternak. Hasil penelitian Krismiwati (2008) mengemukakan bahwa meningkatkan kompetensi peternak, salah satu cara yakni peternak perlu berinteraksi dengan sumber-sumber informasi bahkan kemampuan mengakses informasi berhubungan dan berpengaruh nyata terhadap produktivitas peternak. 4. Membina Tenaga Kerja. Terbinanya tenaga kerja profesional dari pengalaman yang didapatkan. Menurut Mastuti dan Hidayat (2008) menyatakan bahwa, semakin lama beternak diharapkan pengetahuan yang didapat semakin banyak sehingga ketrampilan dalam menjalankan usaha peternakan semakin meningkat. 5. Mitra / Daya Saing. Daya saing produk bisa meningkat seiring meningkatnya mutu pakan. Sedikitnya ada lima manfaat pembangunan pertanian yang berkelanjutan melalui pendekatan sistem usaha agribisnis dan kemitraan. 6. Pemasaran. Mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya.
Penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen akhir, dan yang menyelenggarakannya berupa lembaga atau badan badan yang bertugas melaksanakan fungsi pemasaran itu sendiri atau memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin, sedangkan pihak konsumen akan memberikan imbalan berupa margin kepada lembaga pemasaran tersebut (Suarda,2009) Alternatif strategi pengembangan. Alternatif strategi pengembangan dalam pengembangan industri pakan sapi potong skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang adalah sebagai berikut: 1. Strategi berbasis bahan baku. Penyediaan bahan baku secara lokal sepanjang tahun berupa jagung dan dedak padi melalui perluasan areal tanam dan menampung produksi tanaman pangan lokal untuk kebutuhan industri. Rendahnya nilai gizi dan fluktuasi produksi hijauan pakan sepanjang tahun merupakan masalah penyediaan pakan di Indonesia sampai saat ini (Sutrisno, 2009) 2. Stategi berbasis penjualan/ pemasaran. Pemasaran full system yaitu menjaring pasar terlebih dahulu baru memproduksi produk (Rasjid, 2001). Dengan begitu volume usaha disesuaikan dengan permintaan konsumen (demand). Menjalin kemitraan yang saling menguntungkan antara pengusaha industri dengan para peternak. 3. Strategi berbasis biaya/permodalan. Fasilitas akses informasi permodalan bagi industri pakan skala kecil melalui bank dan lembaga bukan bank dengan inisiatif daerah dalam penjaminan kredit. 4. Strategi berbasis alat / industri. Menyediakan peralatan pendukung produksi (infrastruktur pabrik). Modernisasi proses produksi melalui
Badan Penerbit Universitas Tanjungpura (UNTAN Press); ISBN 978-602-8355-41-4
467 Prosiding Seminar Nasional PIPT 2015 – Gatta, dkk
pengadaan mesin-mesin industri modern kapasitas kecil. 5. Strategi berbasis sumber daya manusia. Desiminasi keahlian dan teknologi pengolahan pakan melalui pelatihan pengolahan pakan menggunakan bahan baku lokal dan peralatan skala produksi kecil. 6. Strategi berbasis kemitraan. Salah satu tehnik yang dilakukan saat ini yaitu system barter yakni peternak mengsuplay pupuk hasil peternakan sendiri untuk para petani jagung, agar limbah atau batang dan tongkolnya nantinya setelah masa panen di berikan kepada petrnak. Skala Prioritas Faktor bahan baku menjadi faktor paling utama yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi pengembangan pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani dengan bobot 0,1762. Faktor yang menempati prioritas kedua adalah teknologi dengan bobot 0,1566, dan dikuti oleh kebijakan pemerintah 0,1434, modal 0,1412, populasi sapi 0,1297. Aktor yang berperan dalam pengembangan pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang adalah petani/peternak itu sendiri, dengan bobot 0,2561. Petani/peternak dalam hal ini adalah konsumen yang memanfaatkan produk pakan dari industri pakan ruminansia skala kelompok tani. Kecenderungan peternak memanfaatkan pakan dari industri pakan ruminansia skala kelompok tani karena harganya yang jauh lebih murah meskipun kualitasnya lebih rendah. Aktor yang menempati prioritas kedua adalah lembaga permodalan baik bank maupun non bank dengan bobot 0,2031. Level selanjutnya dalam hirarki strategi pengembangan pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang adalah tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan penilaian gabungan
responden, diperoleh hasil bahwa pengembangan petani menjadi tujuan pertama dari perencanaan strategi pengembangan pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani dengan bobot 0,2119. Sasaran lain yang hendak dicapai dalam usaha pengembangan peternakan selain untuk meningkatkan populasi, produksi, pasca panen dan pemasaran ternak dan hasil ternak adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani peternak. Hirarki strategi pengembangan pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani di Kabupaten Pinrang pada akhirnya tertuju pada penentuan alternatif strategi yang paling tepat dan efektif untuk diterapkan dalam pencapaian tujuan seperti level hirarki sebelumnya. Pengembangan pabrik pakan sapi potong skala kelompok tani berbasis bahan baku menempati prioritas pertama komponen strategi dengan bobot 0,2341. Prioritas kedua komponen strategi yang bisa diterapkan adalah strategi berbasis alat/industri dengan bobot 0,1807. mencakup kurangnya perlengkapan pabrik serta mesin yang modern, seperti halnya yang dikatakan Imam (2003) bahwa pemanfaatan teknologi dalam dunia peternakan belum banyak dirasakan oleh sebagian petani ternak, karena teknologi yang ada sekarang memerlukan biaya yang tinggi dan kurang cocok bila diterapkan pada petani ternak karena keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang kurang mendukung. IV.
KESIMPULAN Faktor terpenting yang harus diperhatikan dalam pengembangan pabrik pakan skala kelompok tani adalah ketersediaan bahan baku dengan bobot 0,1762. Tujuan utama dari pengembangan pabrik akan sapi potong skala kelompok tani adalah pengembangan petani. Strategi berbasis bahan baku merupakan prioritas pertama atau strategi yang paling efektif diantara
Badan Penerbit Universitas Tanjungpura (UNTAN Press); ISBN 978-602-8355-41-4
468 Prosiding Seminar Nasional PIPT 2015 – Gatta, dkk
alternative strategi yang lain dengan bobot 0,2341, diikuti dengan strategi berbasis alat/industri pada prioritas kedua dengan bobot 0,1807. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi dengan judul Rancang Bangun Model Pengembangan Pabrik Pakan Skala Kelompok Tani Berbasis Bahan Baku Limbah Pertanian Untuk Peningkatan Produktivitas Sapi Potong, tahun 2014, sehingga penulis dapat terlibat dalam penelitian penyelesaian tugas akhir/skripsi. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A. 2008. Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Ternak untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan Sapi Potong. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sapi Potong Menuju Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi Nasional. Jurusan Peternakan Universitas Tadulako dan Dinas Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah. Palu. hal.188-195.ISBN 979-970-3701-68-5. Hadi, P.U. dan N. Ilham. 2000. Peluang pengembangan usaha pembibitan ternak sapi potong di Indonesia dalam rangka swasembada daging. Makalah disampaikan pada Pertemuan Teknis Penyediaan Bibit Nasional dan Revitalisasi UPT TA 2000.
Direktorat Perbibitan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Jakarta. Krismiwati, M. 2008. Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi Perah. Kasus Peternak Sapi Perah rakyat di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Mastuti dan Hidayat. 2008. Peranan Tenaga Kerja Perempuan dalam Usaha Ternak Sapi Perah di Kabupaten Banyumas (Role of Women Workers at Dairy Farms in Banyumas District) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Rasjid, S. 2001. Manajemen Industri Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Terjemahan). PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Sutrisno, C.I. 2009. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal Terbarui. Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan. Program Magister Ilmu Ternak Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Syamsu, J.A., Ilyas dan I. Syamsuddin. 2010. Potensi Limbah Tanaman Pangan sebagai Sumber Pakan Sapi Potong dalam Mendukung Integrasi Ternak-Tanaman di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan
Badan Penerbit Universitas Tanjungpura (UNTAN Press); ISBN 978-602-8355-41-4