Sambutan Deputi Gubernur Halim Alamsyah Pada Pembukaan “ Entrepreneurship Strategic Policy Forum“ Jakarta, 21 November 2014 Yang terhormat, Bapak Ciputra selaku perwakilan Global Entrepreneurship Week di Indonesia, Yang saya hormati,
Mr. Dane Stangler, Vice president of Research & Policy Ewing Marion Kauffman Foundation;
Mr. Jeff Hoffman, International Advisory Boards of Global Entrepreneurship Week;
Bp. Herry Suhardiyanto, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB)
Bp. Harun Hajadi, Managing Director Ciputra Group
Pejabat Kementerian beserta jajarannya.
Pimpinan dan pejabat dari Otoritas Jasa Keuangan, Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, Perbankan, Perguruan Tinggi, Asosiasi Usaha serta hadirin sekalian yang berbahagia.
Assalamu„alaikum Wr. Wb, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua 1.
Mengawali acara pada siang ini, saya ingin mengajak kita semua untuk bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan pada kita untuk bertemu dalam suasana yang baik, dalam acara pembukaan “Entrepreneurship Strategic Policy Forum 2014“.
Saya
menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Bapak dan Ibu 1
sekalian yang telah berkenan hadir dalam acara ini. Saya berharap kehadiran
Bapak/Ibu
sekalian
dapat
memberikan
kontribusi
maksimal dalam upaya membangun ekosistem kewirausahaan nasional. 2.
Beberapa
tahun
terakhir
ini,
kita
cermati
bersama
bahwa
kewirausahaan telah menjadi topik hangat dalam diskusi di berbagai kalangan dari akademisi, pembuat kebijakan sampai pelaku usaha. Berdasarkan survey dari lembaga konsultan Ernst and Young terhadap 1.500 pengusaha di kelompok negara G201, hal ini karena wirausaha merupakan agen perubahan yang vital dalam penciptaan model bisnis dan industri baru, pengembangan produk dan jasa baru maupun implementasi metode produksi yang efisien. Selain itu, secara makro, wirausaha berperan penting sebagai penggerak dan pengendali perekonomian daerah, bangsa, dan negara melalui penciptaan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Bapak/Ibu dan Hadirin yang kami hormati, 3.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2009-2013 mencapai rata-rata 5,9% per tahun yang merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi setelah kita mengalami krisis ekonomi lima belas tahun lalu2. Angka ini juga menunjukkan bahwa di antara negara anggota G20 pada tahun 2012 dan 2013, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga setelah Cina dan India. Selain itu, Indonesia juga telah naik menjadi negara middle income
country dan masuk dalam kategori 10 besar ekonomi dunia jika dihitung dari Purchasing Power Parity, memiliki penduduk kelas 1 2
The EY G20 Entrepreneurship Barometer 2013 BPS, 2014
2
menengah terbesar di Asia Tenggara dan pertumbuhan kelas menengah tercepat di Asia3 (slide 1 dan 2). 4.
Keberhasilan kita dalam bidang ekonomi, pada kenyataannya belum diimbangi dengan pertumbuhan wirausaha. Hal ini tercermin dari tiga hal yaitu: Pertama, Populasi wirausaha baru mencapai angka 1,65% dari jumlah penduduk. Angka tersebut jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura yang sudah mencapai di atas 4%4. Padahal, sebagaimana kita sering mendengar, Sosiolog David McClelland menyatakan bahwa untuk menjadi bangsa yang makmur, suatu negara harus memiliki minimum 2% wirausaha dari total penduduknya. Kedua, Dalam hal kesehatan ekosistem kewirausahaan, Indonesia menempati peringkat ke-68 dari 121 negara
di
dunia
menurut
The
Global
Entrepreneurship
&
Development Index 20145. Ketiga, Berdasarkan The EY G20 Entrepreneurship Barometer 2013, Indonesia di antara negaranegara G20 termasuk dalam kuartil keempat yaitu kelompok negara yang memiliki ranking terendah dalam ekosistem kewirausahaan yang dihitung dari 4 (empat) indikator yang dibobot
sama
kewirausahaan,
yaitu pajak
akses dan
pembiayaan,
regulasi,
budaya
pendidikan
dan
pelatihan, serta dukungan koordinasi. Selain Indonesa, kuartil keempat tersebut diisi oleh negara Argentina, India, Italia dan Turki
(slide 3 dan 4).
3
Sambutan GBI Pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI Ke-69 17 Agustus 2014 Kemenkop dan UKM, Maret 2013 5 Global Entrepreneurship and Development Index (GEDI) 2014 Report 4
3
Bapak/Ibu dan Hadirin yang berbahagia, 5.
Melihat fakta masih rendahnya tingkat wirausaha dan kondusivitas ekositem kewirausahaan di Indonesia, pertanyaan yang mendasar adalah seberapa jauh upaya yang telah kita lakukan dalam mendukung pengembangan wirausaha selama ini. Untuk menjawab
pertanyaan
tersebut,
mari
bersama-bersama
kita
mengingat kembali Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang telah dicanangkan Presiden bersama 13 Kementerian pada tahun 2011. Tidak dapat dipungkiri sejak GKN dicanangkan, berbagai
lembaga
menggelar
program-program
penciptaan
wirausaha baru baik berupa kompetisi business plan, pelatihan dan coaching wirausaha, magang, fasilitasi promosi sampai pemberian seed capital. Dari segi kemudahan memulai bisnis, beberapa instansi telah menerapkan sistem perizinan secara online dan penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau disebut dengan “One Stop Service”. (slide 5). 6.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Bank Indonesia, sejak tahun 2012 telah menginisiasi program kewirausahaan di 8 Kantor Perwakilan Bank Indonesia dengan target mahasiswa, eksTKI, dan masyarakat umum dengan berbagai bidang usaha. Program
tersebut
kemudian
diikuti
dengan
program
pendampingan yang berkelanjutan pada tahun 2013 melalui serangkaian pelatihan, magang dan promosi. Pada tahun 2014 program
diperluas
dengan
mengikutsertakan
24
Kantor
Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia dengan target pada wirausaha sektor agribisnis dan/ atau berorientasi
4
ekspor dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan perbaikan struktur neraca perdagangan. (slide 6). 7.
Pada kenyataannya upaya pengembangan wirausaha di Indonesia masih berupa program yang dilakukan secara parsial oleh berbagai lembaga sehingga dampak yang ditimbulkan belum optimal dan berkesinambungan. Dalam rangka lebih mengefektifkan dan mengembangkan gerakan kewirausahaan serta meningkatkan koordinasi penumbuhkembangan wirausaha baru di Indonesia, perlu dirumuskan
suatu
kebijakan
yang
lebih
makro
untuk
mendorong tumbuhnya iklim wirausaha yang kondusif sebagai suatu ekosistem wirausaha. Bapak/Ibu Hadirin yang terhormat, 8.
Ekosistem wirausaha dapat dipandang sebagai suatu upaya mendorong penumbuhkembangan wirausaha sehingga dapat menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di daerah yang pada akhirnya dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi secara nasional.
9.
Aspen Network of Development Entrepreneurs, sebuah organisasi global
yang
bervisi
mendorong
kewirausahaan
di
negara
berkembang, menyimpulkan terdapat 8 (delapan) area penting dalam membangun ekosistem wirausaha. Area tersebut adalah
finance, business support, policy, market, human capital, infrastructure, R&D dan culture. 10. Klasifikasi area tersebut dapat membantu para pemangku kebijakan untuk memberikan prioritas area pengembangan berdasarkan mandat dan kemampuan masing-masing6. Pengembangan pada 6
Entrepreneurial Ecosystem Diagnostic Toolkit, Aspen Network of Development Entrepreneurs, 2013
5
area finance, support, policy, dan markets merupakan tanggung jawab lembaga keuangan dan pihak pemerintah terkait yang secara langsung menangani lembaga keuangan baik bank maupun non bank, asosiasi wirausaha dan lembaga pendamping wirausaha, pemerintah pusat dan daerah, serta perusahaan lokal dan internasional. Sedangkan pada pengembangan pada area human capital, infrastructure, research and development, dan culture merupakan tanggung jawab universitas, BUMN terkait, lembaga penelitian, serta media dan organisasi sosial. (slide 7). 11. Dalam forum ini, telah hadir diantara kita , 2 (dua) tokoh wirausaha internasional yaitu Mr. Dane Stangler, peneliti dari Ewing Marrion
Kauffman Foundation yang telah melakukan studi/riset best practices pengembangan ekosistem kewirausahaan di berbagai negara dan Mr. Jeff Hoffman, seorang entrepreneur dan motivator sukses yang memiliki semangat untuk membangun ekosistem kewirausahaan
di
negara-negara
berkembang.
Diharapkan
keduanya dapat memberikan inspirasi dan input yang positif dalam upaya
untuk
mengembangkan
ekosistem
kewirausahaan
di
Indonesia. Insight tersebut menjadi lebih lengkap dan bermakna dengan kehadiran dua pembicara nasional kita, Bp. Harun Hajadi, Managing Director Ciputra Group dan Rektor IPB, Bp. Herry Suhardiyanto. Bapak/Ibu Hadirin yang berbahagia, 12. Sebelum saya akhiri, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh
panitia
dan
seluruh
pihak
yang
terlibat
dalam
penyelenggaraan acara ini. Selanjutnya, saya juga ingin mengajak 6
semua Bapak/Ibu yang hadir untuk berpartisipasi secara aktif dan memberikan masukan konstruktif demi mendukung pembangunan ekosistem kewirausahaan nasional. Mari kita belajar bersama-sama dari pengalaman para narasumber dan mengambil manfaat sebaikbaiknya
untuk
pengembangan
ekosistem
kewirausahaan
di
Indonesia. 13. Saya berharap, kegiatan kita hari ini dapat menjadi komunikasi awal dalam rangka merumuskan rekomendasi kebijakan di tingkat nasional terkait upaya membangun ekosistem kewirausahaan di Indonesia. 14. Akhir kata, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim dan memohon ridho Allah SWT, “Entrepreneurship Strategic Policy Forum 2014” saya nyatakan secara resmi dibuka. Terima kasih.
Wassalamu„alaikum Wr.Wb. Jakarta, 21 November 2014 DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA Halim Alamsyah
7