Sambutan Bupati Raja Ampat Drs. Marcus Wanma, M.Si
A:i:f1ta patut bersyukur kepada Tuhan karena wilayah Kabupaten Raja Ampat diberikan karunia potensi sumberdaya alam di laut
(glJ maupun di darat yang kaya. Demikian juga, berbagai publikasi ilmiah telah
menyebutkan bahwa Raja Ampat merupakan
salah satu kawasan di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Namun demikian, sa at ini terus terjadi penurunan kualitas sumberdaya alam tersebut akibat ulah manusia yang hanya melihat kepentingan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang. Menyadari hal tersebut, pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah mengambil langkah-Iangkah untuk dapat mempertahankan kualitas sumberdaya alam laut. Salah satunya adalah dengan menetapkan 6 Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) seluas 1.125.940 hektar. Tujuan Jejaring KKLD adalah strategi melakukan perlindungan keanekaragaman hayati laut dalam hal ini perikanan berkelanjutan dan memastikan masyarakat mendapat manfaat langsung dengan peningkatan kesejateraan dan mata pencaharian lokal yang berkesinambungan. Pemerintah bekerja keras untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konservasi sumber daya alam Raja Ampat. Saya menaruh apresiasi yang tinggi terhadap terbitnya buku ini, ucapan terima kasih kepada tim yang menyusun. Semoga buku ini dapat menggugah semua pihak untuk bersama pemerintah daerah mengambillangkah-Iangkah untuk melestarikan salah satu warisan dunia.
~""-IlEBITI SUISES COREMAP II IABUPATEN RAJA AMPAT
3
aecara tradisional turun-temurun konservasi telah dikenal oleh masyarakat Raja Ampat, khususnya mengenai pemanfaatan sumber daya ~
laut. Bertahun-tahun yang silam telah dikenal kearifan lokal dengan apa yang disebut sebagai "Sasi" yakni model pengelolaan sumber
daya laut di mana tetua adat menetapkan untuk menutup kawasan laut terhadap pengambilan biota tertentu dalam jangka waktu tertentu. Namun demikian, seiring dengan berlalunya waktu secara perlahan-Iahan kearifan tersebut mulai melemah. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengangkat kembali budaya ini oleh sejumlah pihak, untuk kebutuhan sarana peribadatan misalnya, lembaga keagamaan mengajak masyarakat menerapkan sasi untuk beberapa jenis hasillaut seperti teripang, bialola, lobster dan sebagainya, para pegiat konservasi lainnya pun demikian melakukan upaya melalui pendekatan budaya. Seiring dengan upaya di atas, pendekatan formalpun dilakukan melalui program rehabilitasi dan pengelolaan kawasan terumbu karang, di mana masyarakat diajak untuk mencari dan menelaah permasalahan keseharian mereka dalam pemanfaatan sumber daya lautnya, mengajak mereka membuat perencanaan sederhana di tingkat kampung, untuk kemudian bagaimana pelaksanaan rencana yang telah dibuat. Seiring dengan itu perencanaan yang bottom up tadi diangkat ketingkat atas dengan harapan para pengambil kebijakan menjadikannya sebagai referensi pemecahan masalah-masalah di tingkat masyarakat. Tidak hanya berhenti di situ, program juga mengajak masyarakat menemukan etos entrepreneur dalam diri mereka dengan upaya bagaimana mendiversifikasi mata pencaharian mereka, bersamaan dengan itu upaya lain dilakukan dengan peningkatan kapasitas sdm, micro banking, budi daya dan sebagainya. Salah satu upaya mengenalkan mata pencaharian alternatif adalah dengan budidaya rumput laut. Yang dengan teknologi sederhana, modal relatif kecil, ramah lingkungan, jika dilakukan secara massal diharapkan dapat sumber pertumbuhan ekonomi ditingkat kampung, membuka lapangan pekerjaan, yang dengan sendirinya akan mengarah pada perbaikan taraf hidup masyarakat. Dengan demikian tekanan terhadap ekosistem laut akibat kegiatan ekstraksi yang berlebihan bahkan tidak terkendali dapat dihindari, sehingga motto "Terumbu karang sehat, ikan berlimpah" bukan hal yang mustahil.
-........:. . . . ._ CERITA SUUES COREMAP II IlABUPATEN RAJA AMPAT
5
((\j')aja Ampat, disebut sebut masuk dalam 10 top diving site
mempergunakan speedboat dari pelabuhan Jeftman Sorong. Lokasi
l::::JL di dunia. Penelitian yang dilakukan memberikan simpulan
penyelaman ini baru ditemukan pada tahun 1990 oleh Max Ammer,
bahwa jenis terumbu karang di Raja Ampat adalah yang tertinggi
seorang Belanda.
jumlahnya di dunia. Hal ini menjadi menarik ketika pemerintah berencana menjadikan Raja Ampat sebagai kawasan wisata.
Kepulauan yang menjadi tujuan penyelam-penyelam yang tertarik
Pemerintah daerah sendiri telah berkomitmen untuk tetap menjaga
akan keindahan pemandangan bawah lautnya ini, terdiri dari 1800
ke'perawan'an kawasan Raja Ampat. Sehingga meskipun nantinya
pulau dan 105 kampung. Empat di antara gugusan pulau ini adalah
kawasan ini dijadikan kawasan wisata, terumbu karang dan
pulau-pulau besar yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati,
kehidupan biota laut di Kabupaten Raja Ampat akan tetap terjaga.
dan Pulau Batanta. Asal mula nama Raja Ampat sendiri diduga berasal dari mitos yang berkembang dan memiliki beberapa varian
Jantung potensi terumbu karang dunia terletak di kawasan 'coral
di masyarakat setempat. Mitos itu menceritakan seorang wanita
triangle'. Kawasan ini mencakup negara Indonesia, Philipina,
yang menemukan 7 telur. 4 butir telor di antaranya menetas menjadi
Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon.
4 orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi
Dinamakan coral triangle atau segitiga karang dunia karena apabila
raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool
ditarik garis batas yang melingkupi wilayah terumbu karang di 6
Barat. Sementara 3 telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita
negara tersebut maka akan menyerupai segitiga. Dengan luasan
dan sebuah batu. Terdiri dari em pat pulau besar dengan ratusan
total terumbu karang yang mencapai 75.000 km 2 , dua per tiga
pulau pulau kedl disekitarnya, menjadikan Raja Ampat tidak hanya
nya adalah luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia. Kantung-
menarik menjadi area diving tetapi juga paket wisata bahari yang
kantung potensi terumbu karang menyebar di berbagai daerah
lengkap. Waiwo sebagai lokasi penting adalah kawasan pesisir yang
Indonesia, seperti Nusa Penida (Bali) , Komodo (NTI), Bunaken
diinisiasi pemerintah menjadi pusat informasi kelautan Raja Ampat.
(Sulut), Kepulauan Derawan (Kaltim), Kepulauan Wakatobi (Sultra),
Waiwo dapat ditempuh dalam 1 jam mengendarai speedboat dari
Teluk Cendrawasih (Papua), dan Kepulauan Raja Ampat (Papua Barat).
Waisai, ibukota Raja Ampat. Sepanjang
perjalanan
mata
akan
dimanja
dengan
Kepulauan Raja Ampat sendiri merupakan kepulauan yang berada di
pemandangan alam yang luar biasa indah. Perairan yang jernih
barat pulau Papua Provinsi Papua Barat, tepatnya di bag ian kepala
tertimpa sinar matahari, dengan pohon-pohon kelapa yang
burung Papua. Luas area ini kurang lebih 9,8 juta hektar darat dan
menjulang, ditambah hutan mangrove yang cantik dengan
lautan - termasuk sebagian teluk Cendrawasih - membuatnya
pulau pulau karst yang berebaran. Hamparan pasir putih yang
sebagai taman laut terbesar di Indonesia. Taman Laut Raja Ampat
menawan dengan perpaduan warna dari ikan ikan kecil dan
berlokasi penyelaman Pulau Raja Ampat Koordinat: (0030'O"S 0 130 0'0"E / 0.5 °S 130°E) 50 mil. atau memakan waktu 2 jam dengan
menyenangkan.
karang karang yang unik, menjadikan perjalanan terasa begitu
II 1l'1I1HII'ITI:1I II lUll SOKSES ..A1UIEMJU' ,
Sebagai pusat informasi waiwo memiliki sebuah radio komunitas. Radio komunitas yang mengudara di 107.7 FM selain menjadi media hiburan masyarakat juga menjadi media penyuluhan yang efektif. Pengelolaan oleh kelompok pemuda dengan bahasan dan topic segar seputar terumbu karang dan ekosistem laut, menarik minat masyarakat sekitar. Kawasan yang sebagian perairanny telah ditetapkan sebagai DPL (Daerah Perlindungan Laut) ini tidak hanya menjadi pusat informasi kelautan, melainkan juga kawasan konservasi yang kreatif dan edukatif sekaligus alternative pili han wisata bahari yang menarik. Pulau pulau kecil di Kepulauan Raja Ampat memiliki potensi terutama di sector wisata bahari. Lima kampung bahkan sudah mulai dipromosikan sebagai kampung wisata. Satu diantaranya adalah Kampung Wisata Sauwandarek. Kampung wisata yang terletak di Distrik Meos Mansar, memiliki beberapa lokasi untuk snorkeling dan menyelam (dive site). Selain itu juga terdapat atraksi memberi makan ikan di pantai dan sentra industri kerajinan noken (tas tradisional Papua Barat). Selain wisata air, pengunjung dapat menikmati wisata darat dengan trekking ke telaga Yenauwyau. Telaga yang konon dihuni oleh penyu putih yang sesekali menampakkan diri, memiliki keunikan rasa air telaga yang asin. Mayarakat sekitar sendiri percaya seseorang yang menjumpai penyu putih akan mendapat keberuntungan. Di wilayah Sauwandarek ini juga dapat ditemui satwa endemic Saunwandek, yaitu Maleo Waigeo. Untuk menuju Sauwandek sendiri, perjalanan menggunakan perahu dapat ditempuh selama 7-8 jam dari Waisai. Kampung wisata lainnya menawarkan panorama bahari dan wisata alam yang tak kalah menarik. Seperti Kampung Saonekdengan ekowisatanya,
C..). Untuk menjaga kelestarian terumbu karang dan jenis fauna yg ada di wilayah kepulauan Raja Ampat, Pemda bekerjasama dengan dua lembaga LSM yg bergerak di bidang conservasi. Yaitu Conservation International Indonesia (CI) dan Coremap. CI sebagai organisasi nirlaba, yang berpusat di Washington DC, Amerika Serikat merupakan organisasi yang peduli dan berusaha melindungi perairan penting dunia. Organisasi ini memiliki kemitraan dan hubungan yang baik dengan LSM dan masyarakat pribumi. Dengan foku pelestarian fauna, organisasi ini bertujuan menjaga warisan alami bumi yang masih hidup, sekaligus menunjukkan bahwa manusia bisa hidu berdampingan dengan alam. CI didukung oleh ilmuwan dan pakar primatologi, herpetology bahkan berhasil menemukan 52 spesies faun baru yang 24 diantaranya adalah spesies ikan, di kawasan Papua Barat. Coremap yang menitikberatkan perhatiannya pad a pelestarian terumbu karang dan pembinaan masyarakat terhadap hasil laut setidakny memiliki sembilan strategi berikut program program didalamnya. Coremap yang merupakan Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumb Karang merupakan program jangka panjang yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia. Program ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: tahap inisiasi tahap akselerasi dan tahap institutionalisasi. Pada tahap I coremap berada dibawah tanggung jawab L1PI. Sedang pada tahap ke II Departeme Kelautan dan Perikanan bertanggungjawab sebagai badan pelaksana program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang.
CERIIA SUIlSES ce:fMAP IlIlABUPARN RAJA AMPAT
........0--'
Dalam meiaksanakan program ini Departemen Kelautan dan Perikanan
bekerjasama
dengan
L1PI,
Bappenas,
Departemen
Kehutanan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, TNI/ POLRI, dan instansi terkait iainnya. Di Kabupaten, Dinas Kelautan dan Perikanan berperan sebagai unit pelaksana proyek, kecuali di Kabupaten Biak yang berada dalam tanggungjawab Bappeda. Kerjasama dari tiap element dalam hal ini pemerintah daerah dan LSM jelas sangat dibutuhkan, disamping partisipasi aktif dari seluruh kalangan masyarakat. Oleh sebab itu, selain upaya rehabilitasi sektor alam, penyuluhan masyarakat lokal menjadi agenda harian yang juga dilakukan. Masyarakat lokal mendapat akses dan kontribusi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan kawasan. Daerah konservasi terumbu karang di sejumlah pulau dikelola bersama masyarakat sekitar. Ini mengingat, tujuan program yang tak lain meningkatkan kesejahteraan masyarakat disamping menjaga dan melestarikan potensi hayati. Pada dasarnya, terumbu karang sebagai tempat hidup ikan dan mahluk laut lainnya memiliki banyak manfaat. Manfaat terumbu karang bagi manusia diantaranya melindungi pantai dari hempasan ombak, tempat berkembangbiak ikan dan mahluk laut lainnya, penyedia lapangan kerja bagi masyarakat melalui perikanan dan pariwisata, disamping penyedia sumber protein dan obat- obatan berbagai macam penyakit. Terumbu karang, secara tradisional juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Karena kandungan kapurnya.
Di Indonesia sendiri terumbu karang banyak tersebar di wilayah kepulauan bag ian timur. Meski terdapat pula di wilayah Sumatera dan Jawa, namun kawasan timur meliputi Bali, Flores, Banda dan Sulawesi mendominasi dengan tipe terumbu karang tepi.
Terumbu karang jenis ini dapat dijumpai sepanjang pesisir Sulawesi, Maluku, Barat dan Utara Papua, Madura, Bali, dan sejumlah pulau-pulau kecil di luar pesisir Barat dan Timur Sumatera. Sedangkan tipe lainnya seperti Tipe Patch reefs (terumbu karang yang mengumpul) terdapat di wilayah Kepulauan Seribu, terumbu karang penghalang di sepanjang tepi Paparan Sunda, bagian Timur Kalimantan dan sekitar Kepulauan Togean (Sulawesi Tengah) dan atol, di Taka Bone Rate di Laut Flores, yang juga merupakan atol terbesar ketiga di dunia. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung. Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis pigmy seahorse atau kuda laut mini, wobbegong dan Manta ray. Juga ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, atau sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, dapat dijumpai beberapa ekor Manta Ray yang jinak seperti di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, akan ditemui kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers, yang bebas berkelompok, Ketegangan adrenalin juga dapat dirasakan ketika menjumpai barakuda. Walaupun sebenarnya relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda so liter atau sendirian), namun sensasi petualangan dasar laut akan makin lengkap rasanya. Hiu karang juga sering terlihat, dan pemandangan penyu sedang diam memakan sponge atau berenang jinak di sekitar manusia akan mudah dijumpai di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung. Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pad a waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos
10
CERITA SUIlSES COREMAP IlIlABUPATEN RAJA AMPAT
kumpulan ikan. Ada juga pesawat karam peninggalan perang dunia
bahari, proteksi dan penanganan terhadap pelestarian akan terus
ke II yang bisa dijumpai di beberapa tempat penyelaman menjadikan
ditingkatkan. Pemerintah yang didukung Bank Dunia, bekerja sama
tempat yang bagus untuk wreck dive seperti di P. Wai. Dan masih
dengan LSM mengawal masyarakat sekitar mencapai kesejahteraan
banyak lagi situs terumbu karang yang sebenarnya belum pernah
dan kecukupan ekonomi. Di sisi lain masyarakat sebagai penentu
dijamah. Ini menjadikan penyelaman di Raja Ampat terasa lebih
keberhasilan proyek pelestarian lingkungan juga andil dalam
menantang.
memberikan kontrol terhadap pemerintah daerah. Dengan penyuluhan intensif dan kesadaran penuh terhadap
Kuatnya arus di Kepulauan Raja Empat, berpengaruh terhadap
pentingnya pengelolaan hasil laut, ancaman kerusakan terumbu
penyebaran larva karang dan ikan melewati samudra Hindia dan
karang diharapkan dapat menipis.
Pasifik. Hal ini didukukng oleh ketahanan terhadap ancaman-
dan kemerosotan kualitas terumbu karang yang diduga akibat
Penyebab utama kerusakan
ancaman seperti pemutihan karang dan penyakit, menjadikan
penambangan karang, penangkapan ikan dengan cara yang tidak
Kepulauan Raja Ampat wajib dilindungi sebagai asset dan sumber
tepat, dan proses sedimentasi, harus dapat diatasi dengan kerjasama
potensi hayati. Beberapa kawasan terumbu karang yang masih
seluruh pihak diantaranya dengan:
dalam kondisi baik ditandai dengan persentase penutupan karang
- Memastikan kelangsungan industri pariwisata, sehingga
hidup hingga 90%, diantaranya di selat Dampier (selat antara P.
tetap sejalan dengan tujuan pemerintah, tanpa mengganggu
Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Timur
kehidupan alami itu sendiri. Dalam hal ini penanganan
Selatan dan Kepulauan Wayag.
dan pengelolaan merupakan dua hal mutlak yang harus diperhatikan.
dilakukan oleh Tim ahli dari Conservation
- Memastikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan
International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi
perkembangan terumbu karang. Seperti yang kita tahu,
Penelitian yang
Nasional (LON) Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia (UPI) pada
terumbu karang merupakan ekosistem tertua di muka
2001-2002 mencatat, terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75%
bumi ini. Proses pembentukannya yang cukup lama, jika
dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis
tidak dibarengi dengan pelestariannya akan menyebabkan
moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod
ekosistem laut menjadi rusak, mengingat perannya yang
crustaceans terdapat di Raja Ampat. Ini membuktikan kawasan Raja Ampat layak masuk dalam top site diving dunia, karena keragaman potensi terumbu karangnya.
sangat penting dalam kehidupan ekosistem bawah laut. - Memastikan perikanan yang berlanjut. Keterkaitan terumbu karang dan perikanan yang amat erat dan saling berhubungan membuat keduanya tidak dapat hidup terpisah.
Upaya pelestarian kawasan Kepulauan Raja Ampat, akan terus
Dengan dibukanya kawasan Raja Ampat menjadi kawasan wisata
dilakukan untuk menjaga ekosistem terumbu karang dan kehidupan
memungkinkan terbukanya kawasan akan 'dunia luar'. Namun
laut. Dengan menjadikan kawasan ini sebagai kawasan wisata
dengan ketahanan dan pondasi, dibarengi kerjasama sinergis antara
CERITA SUKSES COREMAP II WUPATEN RAJA AMPIlf
pemerintah, masyarakat, dan LSM kawasan Kepulauan Raja Ampat akan tetap terjaga kealamiannya. Penghormatan terhadap alam sebagai wrisan leluhur yang merupakan modal dasar masyarakat, ditambah informasi yang memadai terkait kehidupan laut tercermin dalam: - berkurangnya penggunaan bahan peledak, alat penangkap ikan berbahaya yang tidak seharusnya dipakai, (karena ketidaktahuan masyarakat) - peningkatan kegiatan di darat, berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap kawasan laut. Dengan meningkatnya kegiatan di darat, didukung pembangunan sarana dan infrastuktur yang tepat, masyarakat akan memiliki alternative mata pencaharian lain selain nelayan. Mengingat jika mata pencaharian masyarakat terkonsentrasi sebagai nelayan, maka usaha pelestarian tak akan berjalan baik karena eksploitasi skala besar yang dilakukan oleh nelayan. - Pemberdayaan masyarakat di berbagai sektor, baik sektor pariwisata itu sendiri maupun sektor pelestarian kawasan kepulauan dengan terumbu karang dan perairan di dalamnya. Digerakkannya kelompok muda lokal sebagai penyuluh program, para tetua, stakeholder dalam mensosialisasikan budaya cinta lingkungan, sekaligus LSM sebagai inovator sekaligus motivator peningkatan kesejahteraan masyarakat.
r ~iSah dua buah benih tanaman. Benih pertama memiliki keinginan kuat untuk tumbuh. la berkata "Aku ingin tumbuh besar, menjejakkar ~karku dalam ke tanah ini. Aku ingin menjulangkan tunasku di atas kerasnya tanah ini, dan membentangkan tunasku, menyapa musim semi Aku ingin merasakan hangatnya sinar matahari dan lembutnya embun di pucuk daunku di pagi hari ...." Sedangkan benih kedua bergumam, " Aku ragu, takutku, jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini maka akan kujumpai gelap. Aku tak kahL apa yang akan kutemui disana. Jangan-jangan ada hewan yang mengerikan di dalam sana. Jika kuteroboskan tunasku diatas tanah ini, bukanka~ keindahanku akan hilang. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, bukankah siput akan memakannya? Apalagi jika aku tumbuh merekah dar anak-anak coba mencabutku ... Ahhh lebih baik aku tetap disini, menunggu sampai keadaan aman ... " Benih itupun menunggu sendirian, hinggc beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais ngais tanah dan mencaploknya. Begitulah, kisah dua benih tanaman. Benih pertama mungkin saja bisa digambarkan sebagai keadaan Raja Ampat sekarang ini. Kepulauan yan~ sejak tahun 2006, memproklamirkan diri sebagai kawasan wisata dengan wisata bahari sebagai andalannya. Keinginan untuk terus berkembang dar berkembang. Keinginan untuk mensejahterakan masyarakat sekaligus menyebarkan kearifan loka!. Kearifan untuk menjaga tradisi setempat dengan penghormatan terhadap alam sebagai esensinya. Tidak hanya milik Indonesia, Raja Ampat juga milik dunia. Karenanya, dengan membuka diri sebagai kawasan konservasi sekaligus kawasan wisata Raja Ampat telah menunjukkan kompetensinya, dalam mengelola dan memanfaatkan potensi hayati. Terbukti di tahun 2009, Raja Ampat berhasil meraih penghargaan Indonesian Tourisme Award, kategori Tourism Special Award. Penghargaan yang merupakan program Departeme Kebudayaan dan Pariwisata RI, bersama majalah SWA bertujuan untuk mendorong perkembangan pariwisata di Indonesia. Indonesian Tourism Award (ITA 2009), terbagi dalam tiga kategori, Indonesian Best Destination, The Most Favourite in Tourism Industry, da Tourism Special Award. Banyak kalangan optimis, di tahun 2010 Raja Ampat dapat tetap mempertahankan Tourism Special Award, bahkan mampu meraih kategori Indonesian Best Destination. Ini semua jelas merupakan tantangan besar bagi Pemkab Raja Ampat, sekaligus tanggung jawab dari seluruh element terkait yang mendukung kesuksesan Raja Ampat. Tak bisa dibantah, bumi Cendrawasih menawarkan sejuta keindahan. Kawasan Kepulauan Raja Ampat yang terbukti merupakan penyumbang terbesar dalam keanekaragaman jenis terumbu karang tak hanya berpotensi di sektor pariwisata, melainkan juga pertambangan. Nikel menjad" komoditas utama di Kawasan Raja Ampat. Sayang pengelolaan yang belum matang, di samping berbagai faktor menjadikan sektor pertambanga belum menampakkan hasH yang memuaskan. Komoditas lain seperti mutiara, hutan mangrove, dan budaya loka!, bisa jadi sektor penunjang yan apabila dikelola dengan baik dapat memberikan hasil yang memuaskan.
14
CERITASUISES COREMAP III1UUPllTDI RAJA AMPAT J.~r
Sektor bahari dengan panorama dan kekayaannya yang men'jual' ada
peningkatan produksi ikan tangkapan.
baiknya diimbangi dengan sektor-sektor lain. Kesemuanya diharap
Dengan target peningkatan ikan 10 persen tiap tahunnya otomatis,
.dapat saling melengkapi, sehingga tak akan muneul over exploitasi
kasus-kasus perampokan ikan akan semakin terabai. Kapal motor,
pada sektor tertentu, hingga mengakibatkan lumpuhnya sektor
armada pelabuhan, dan pasar-pasar ikan bertambah jumlahnya
tersebut di kemudian hari.
berbarengan
dengan eksploitasi dan
penangkapan
berlebihan.
Seperti yang kita ketahui, pemerintah Indonesia telah berkomitmen
Dengan dalih pendapatan nelayan, eksploitasi berkedok peningkatan
untuk menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi laut hingga 2020.
kapasitas penangkapan ikan, sama saja mematahkan tujuan dan
Setelah komitmen itu, pemerintah kemudian genear melakukan
sendi dari konservasi kawasan itu sendiri. Meski bertujuan sama, yaitu
pembangunan konservasi di berbagai daerah. Tidak hanya kawasan
meningkatkan pendapatan nelayan, sehingga masyarakat pesisir hidup
Kepulauan Raja Ampat, melainkan kepulauan lain seperti kawasan
sejahtera, namun kebijakan atau ketetapan yang dikeluarkan bisa saja
Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional
ditunggangi kepentingan-kepentingan tertentu.
Taka Bonerate di Sulawesi Selatan, Taman Nasional Togean di Sulawesi Tengah, Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara dan Taman Nasional
Peningkatan produksi ikan tangkapan, pada dasarnya merupakan
Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.
kerjasama perdagangan guna memperluas jangkauan pasar ekspor. Bukankah dengan memenuhi pasar ekspor, konsumsi domestik akan
Di sisi lain, Indonesia bermaksud meningkatkan produksi perikanan
lebih kerontang. Hal inilah yang musti dipertimbangkan.
tangkap rata-rata 10 persen per tahun, dalam kesepakatan kerjasama. Ini menjadi ketakutan tersendiri mengingat Raja Ampat sebagai
Berbeda dengan proyek konservasi yang eenderung berstigma
kawasan kepulauan dengan laut sebagai komoditas utamanya.
'mengusir' nelayan, Raja Ampat sejak awal konsisten untuk melakukan
Genearnya pembangunan konservasi yang dilakukan pemerintah
pembangunan ekonomi melalui eagar laut. Proyek ini diterapkan
setelah berkomitmen menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi
dalam dua pendekatan, yaitu system tarif masuk kawasan Raja Ampat
diragukan keseriusannya. Apakah hanya sekedar memenuhi target
dan promosi pariwisata bahari bekerjasama dengan pihak swasta.
angka 20 juta ha, seeara sembarangan dan asal, mengingat bidang yang digeluti membutuhkan perhatian dan pengelolaan yang ekstra hati-hati.
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau keeil, meneakup kebijakan dan ketentuan suatu kawasan sebagai kawasan wisata. Undang-undang ini jelas menuturkan pedoman dan
Ekosistem laut, termasuk terumbu karang adalah sumber daya
batasan dalam penyelenggaraan pariwisata suatu wilayah. Namun
hayati yang rawan kerusakan. Sedikit mengalami kerusakan, maka
apakah sumber undang-undang saja eukup? Jelas tidak. Pengaruh
membutuhkan waktu yang eukup lama untukpemulihannya. Komitmen
lokal masih memegang kemudi atas upaya pengembangan kawasan
yang terkesan dipaksakan pada akhirnya hanya akan meneapai target
menjadi daerah pariwisata sekaligus konservasi. Dalam hal ini, aspek
yang ditentukan tanpa disertai kualitas. Begitu juga dengan target
sosiologi, antropologi, dan geografi jelas memberikan peranan, dan
........:. .IIt_ CERITI suus COREMIP III11BUPATEN RlJIIMPAT
17
Sektor bahari dengan panorama dan kekayaannya yang men'jual' ada
peningkatan produksi ikan tangkapan.
baiknya diimbangi dengan sektor-sektor lain. Kesemuanya diharap
Dengan target peningkatan ikan 10 persen tiap tahunnya otomatis,
.dapat saling melengkapi, sehingga tak akan muneul over exploitasi
kasus-kasus perampokan ikan akan semakin terabai. Kapal motor,
pada sektor tertentu, hingga mengakibatkan lumpuhnya sektor
armada pelabuhan, dan pasar-pasar ikan bertambah jumlahnya
tersebut di kemudian hari.
berbarengan
dengan eksploitasi dan
penangkapan
berlebihan.
Seperti yang kita ketahui, pemerintah Indonesia telah berkomitmen
Dengan dalih pendapatan nelayan, eksploitasi berkedok peningkatan
untuk menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi laut hingga 2020.
kapasitas penangkapan ikan, sama saja mematahkan tujuan dan
Setelah komitmen itu, pemerintah kemudian genear melakukan
sendi dari konservasi kawasan itu sendiri. Meski bertujuan sama, yaitu
pembangunan konservasi di berbagai daerah. Tidak hanya kawasan
meningkatkan pendapatan nelayan, sehingga masyarakat pesisir hidup
Kepulauan Raja Ampat, melainkan kepulauan lain seperti kawasan
sejahtera, namun kebijakan atau ketetapan yang dikeluarkan bisa saja
Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional
ditunggangi kepentingan-kepentingan tertentu.
Taka Bonerate di Sulawesi Selatan, Taman Nasional Togean di Sulawesi Tengah, Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara dan Taman Nasional
Peningkatan produksi ikan tangkapan, pada dasarnya merupakan
Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.
kerjasama perdagangan guna memperluas jangkauan pasar ekspor. Bukankah dengan memenuhi pasar ekspor, konsumsi domestik akan
Di sisi lain, Indonesia bermaksud meningkatkan produksi perikanan
lebih kerontang. Hal inilah yang musti dipertimbangkan.
tangkap rata-rata 10 persen per tahun, dalam kesepakatan kerjasama. Ini menjadi ketakutan tersendiri mengingat Raja Ampat sebagai
Berbeda dengan proyek konservasi yang eenderung berstigma
kawasan kepulauan dengan laut sebagai komoditas utamanya.
'mengusir' nelayan, Raja Ampat sejak awal konsisten untuk melakukan
Genearnya pembangunan konservasi yang dilakukan pemerintah
pembangunan ekonomi melalui eagar laut. Proyek ini diterapkan
setelah berkomitmen menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi
dalam dua pendekatan, yaitu system tarif masuk kawasan Raja Ampat
diragukan keseriusannya. Apakah hanya sekedar memenuhi target
dan promosi pariwisata bahari bekerjasama dengan pihak swasta.
angka 20 juta ha, seeara sembarangan dan asal, mengingat bidang yang digeluti membutuhkan perhatian dan pengelolaan yang ekstra hati-hati.
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau keeil, meneakup kebijakan dan ketentuan suatu kawasan sebagai kawasan wisata. Undang-undang ini jelas menuturkan pedoman dan
Ekosistem laut, termasuk terumbu karang adalah sumber daya
batasan dalam penyelenggaraan pariwisata suatu wilayah. Namun
hayati yang rawan kerusakan. Sedikit mengalami kerusakan, maka
apakah sumber undang-undang saja eukup? Jelas tidak. Pengaruh
membutuhkan waktu yang eukup lama untukpemulihannya. Komitmen
lokal masih memegang kemudi atas upaya pengembangan kawasan
yang terkesan dipaksakan pada akhirnya hanya akan meneapai target
menjadi daerah pariwisata sekaligus konservasi. Dalam hal ini, aspek
yang ditentukan tanpa disertai kualitas. Begitu juga dengan target
sosiologi, antropologi, dan geografi jelas memberikan peranan, dan
........:. .IIt_ CERITI suus COREMIP III11BUPATEN RlJIIMPAT
17
arah perkembangan. Sebelum disahkan dan dibuat undang-undang, ketentuan, keputusan pihak-pihak berwenang, masyarakat Raja Ampat sebagai pemilik sah kekayaan telah memiliki warisan budaya turun temurun. Di mana didalamnya tertuang ajaran menghargai dan melestarikan alam seperti tradisi sasi, teknik memancing molo, dan bacigi, tarian wala, bintaki, dan banyak warisan kebudayaan lainnya. Sasi adalah larangan mengambil hasillaut, dalam kurun waktu tertentu. Musyawarah digunakan untuk menentukan batasan, kurun waktu larangan pengambilan hasil laut. Musyawarah juga digunakan untuk menentukan apakah hasil laut yang sebelumnya dilarang sudah boleh dipanen kembali. Bacigi sendiri adalah teknik memancing ikan, tanpa menggunakan umpan. Masyarakat mariadei memancing bersama-sama kaum muda, anak anak tetua, menggunakan kail tanpa umpan. Bacigi dilakukan untuk menangkap ikan yang hidupnya berkelompok dan berenang dekat permukaan laut Molo, adalah cara tradisional menangkap ikan dengan senapan kayu. Nelayan harus menyelam terlebih dahulu untuk kemudian menembak ikan menggunakan senapan. Senapan ini menggunakan kawat sebagai pelurunya. Nelayan yang menggunakan cara ini disebut tukang molo ikan, biasa menggunakan kaca molo, atau kaca selam untuk melindungi mata. Lazimnya, masyarakat Papua khususnya Raja Ampat, hanya mengambil ikan dengan cara memancing. Inipun dilakukan dengan peralatan tradisional dan alat sederhana seperti nilon, kail, dan timah sebagai pemberat. Yang disayangkan acapkali dengan proses globalisasi dan kemajuan teknologi, masyarakat terkadang turut mengadopsi teknologi-teknologi luar yang sangat membahayakan keberlangsungan kekayaan laut. Penggunaan bom dan sianida, bahan peledak dan pukat, acapkali dipergunakan untuk menangkap ikan, karena alasan sederhana, tidak tahu. Ironi memang, tapi inilah dampak yang musti diterima dengan terbukanya Raja Ampat, sebagai kawasan pesisir yang juga tujuan wisata. Hal ini pulalah yang mung kin melatarbelakangi, program kapal pendidikan KM Kalabia. Kapal yang beroperasi mulai 30 Agustus 2008 ini merupakan hasil kerjasama Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pemda Raja Ampat bersama Conservation Internasional (CI) Indonesia, dan The Nature Conservancy. Kalibia yang diambil dari nama ikan hiu berwarna cokelat orange yang berjalan neggunakan sirip ketika mencari makan di karang, ini adalah endemic khas Raja Ampat, dengan nama latin Hemiscyllium Freycineti. Kapal ini memiliki panjang 37 meter, dengan kapasitas penumpang 18 orang dan 6 awak kapal. KM Kalabia memiliki berbagai fasilitas ajar seperti perpustakaan, modul-modul konservasi, perangkat audio visual, ruang pertemuan dan sebagainya. Pengenalan terhadap ekosistem laut Raja Ampat, adalah upaya menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap sumber daya alam yang ada. Dengan tema "Berlayar sambil Belajar" KM Kalabia yang terdiri atas enam tenaga pendidik, akan mengelilingi 88 desa di wilayah Raja Ampat. Dengan materi menyenangkan seputar kehidupan kelautan, generasi muda diharapkan memiliki pengalaman menarik sehingga sadar betul, akan fungsi menjaga dan melestarikan Iingkungan, serta mampu membedakan dan memanfaatkan teknologi, tanpa harus merusak Iingkungan dan tatanan alam selama ini.
18
elRlu SUISES eOREMAP II UBUPATEJI RAJA AMPlIT
-J.....,r
Ditinjau dari sisi geografis, Raja Ampat yang merupakan kabupaten
Kafdarum, Sangaji Wakeri, Gina/aha Warijo, dan Sangaji Mar Gima/a
kepulauan jelas berpotensi terhadap perpecahan. Terlebih kawasan
Marasay. Untuk wilayah Mafor Soa Raha terdiri dari Sangaji Rumberpon,
yang berjauhan dipisahkan oleh perairan. Hal ini sebetulnya tidak
Rumansar, Angaradifa, dan Waropen.
cukup berpengaruh karena kondisi masyarakat sendiri sudah cukup kondusif. Selain multiras, multiagama, multietnis dan sebagainya, Raja
Sebelum Malakajatuh ke tangan Portugis, Kerajaan kerajaan di kawasan
Ampat. tetap membuktikan persaudaraan dan kekokohan, utamanya
Maluku mencapai kejayaanya. Di antara kerajaan Ternate, Tidore, Bacan,
dalam upaya pengembangan kawasan Raja Ampat.
dan Jailolo, Tidore merupakan yang paling menonjol diantaranya. Disamping faktor geografis, Kerajaan Tidore dengan kepemimpinan
Daerah Pulau Dom, dengan mayoritas penduduk berasal dari Jatim dan
Sultan Khairun dan Sultan Baabullah menjalin kerjasama bidang
Madura, Pulau Buaya, denagn masyarakat Buton, Biak, dan Serui, Sorong
ekonomi dengan kawasan Raja Ampat. Perdagangan dan kerjasama
dengan masyarakat asli, Jawa dan Manado, tidak menimbulkan adanya
hasil bumi, menjadikan Raja Ampat dan Kesultanan Tidore memiliki
jarak atau keregangan antara semuanya. Kehidupan beragamapun
kedekatan, dan hubungan kekerabatan yang kuat.
berjalan harmonis, rukun, dan toleransi. Meski di kawasan Salawati dan Misool didominasi penduduk muslim, sedang Kabare, Waigeo barat
Pada mulanya, kerajaan Wagama dan Misool merupakan bag ian
dan Waigeo utara dengan mayoritas kristen, tidak pernah menjadi
kekuasaan
alasan untuk tidak hidup berdampingan.
Kesultanan
Bacan. Pada abad XVII Tidore berhasil
mengalahkan Bacan hingga kedua daerah tersebut kemudian dikuasai Tidore. Hingga kemudian, Tidore memgang peranan dan dominasi
Dari segi histori sosiologis, mayarakat Raja Ampat kebanyakan
besar di bagian barat papua ini.
merupakan peranakan Kesultanan Tidore. Catatatan sejarah Kesultanan "Museum memorial Kesu/tanan Tidore Sinyine mallige" menjelaskan,
Dari sumber The Preaching of Islam sendiri, pada tahun 1520 Thomas
pada tahun 1453 Sultan Tidore yang ke 10 Ibnu Mansur bersama Sangaji
W. Arnold mencatat, bahwa Kerajaan Islam Bacan di Maluku telah
Patani Sahmardan dan Kapitan Waigeo bernama Kapitan Gurabesi
menguasai daerah Waigeo, Misool, Waigama, san Salawati serta daerah
memimpin ekspedisi kedaratan tanah besar. Ekspedisi yang terdiri dari
daerah yang sekarang menjadi bag ian dari daerah Sorong sekarang.
satu armada kora-kora berangkat ke tanah besar beserta pulau-pulau melewati patani Gebe dan Waigeo. Ekspedisi ini berhasil menaklukkan
Demikian ha/nya dengan cerita rakyat yang berkembang, menerangkan
tiga wilayah yang meliputi Wilayah Raja Ampat atau Korano Ngaruha,
bahwa pada abad XV daerah Biak telah menjadi wilayak Kesultanan
Wilayah Papua Gamsio (Papua Sembi Ian Negeri), dan Wi/ayah Mafor
Tidore. Sultan mengangkat pejabat daerah bersangkutan, dengan
Soa Raha (Mafor Empat Soa).
gelar gelar seperti Kapitan, Sangaji, Korano, Dimara, Mayor, dan
Wi/ayah Raja Ampat meliputi Kolano Waigeo, Kolano Umsawol atau
sebagainya. Salah seorang tokoh dari Biak bernama Gurabesipun
Lilinta, dan Kolano Waigama. Sedang wilayah Papua Gamsio, mencakup
diangkat sebagai penglima di Pusat Kesultanan. Gurabesi pulalah,
Sangadji Umka, Gimalah Usba, Sangaji Barei, Sangaji Boser, Gimalaha
tokoh yang berpengaruh terhadapa asal usul nama Raja Ampat.
~..IIt_ CERITA SUIlSES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPA,
19
Asal usul Raja Ampat terdapat dalam dua versi yang berbeda. Versi
pertama menyebutkan di Teluk Kabui Kampung Wawiyai, hiduplah
sepasang suami istri. Ketika mereka hendak pergi ke hutan untuk
mencari makan sampailah mereka di tepi Sungai Waikeo. Disana mereka
menemukan enam butirtelur naga. Keenam butirtelurtersebut mereka masukan dalam noken dan dibawa pulang. Sesampainya di rumah,
telur telur tersebut disimpan di dalam kamar, hingga pada malam hari
telurtersebut menetas. Alangkah kagetnya mereka, mendapati keenam
telur tersebut menetas dalam wujud manusia. Empat diantaranya lakilaki, dan satu perempuan.
Pada perkembangannya kelima anak tersebut mendapat nama War,
Betani, Dohar, Mohamad, dan Pintolee. War kemudian menjadi Raja di
Waigeo, Betani menjadi Raja di Salawati, Dohar di Lilinta, dan Mohamad
di Waiga. Sedang si anak perempuan, Pintolee, ketika didapati kakak
lakilakinya hamil, kemudian dihanyutkan dalam kulit bia, kerang besar
hingga terdampar di Pulau Numfor. Telur yang tidak menetas, sampai
sekarang masih disimpan dan mendapat penghormatan khusus dari masyarakat.
Cerita lain menyebutkan, pasangan suami isteri yang tinggal di
Waigeo benama Gurabesi. Gurabesi sendiri adalah raja atau kola no, yangmerupakan utusan sultan, berkuasa di pulau. Pulau pulau itulah yang sekarang dikenal ebagai Pulau Raja Ampat. Dinamakan Raja Ampat, karena sang kolano memiliki empat orang anak laki laki, yang kemudian keempat putera itu mejadi raja dari pulau pulau Papua. Gurabesi seorang pahlawan perang legendaries yang berasal dari Biak. Berkat kecerdikan, keberanian, dan kekuatan gaibnya Gurabesi dan para prajuritnya berhasil menundukkan musuh Tidore. Sebagai hadiah atas keberhasilannya menyelamatkan Kesultanan Tidore, ia kemudian menikah dengan Boki Taibah, puteri Ciliaci, Sultan Tidore pertama.
Lantas apa kaitan, Kawasan Raja Ampat sebagaikawasan konservasi sekaliguswisata terhadap kondisi geografis, histories, dan antropologi Raja Ampat? Jelas terdapat kaitan penting antar segi segi terkait. Untuk memajukan, mengembangkan kawasan Raja Ampat sebagai kawasan konservasi sekaligus wisata diperlukan kesatuan misi dari berbagai pihak. Kesatuan misi tujuan dari program tak lain adalah mengembangkan kawasan Raja Ampat. Pengembangan kawasan Raja Ampat tidak bisa hanya ditinjau dari kondisi fisik, dengan pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang, melainkan aspek nonfisik, batinijah. Suatu kawasan dikatakan madani, diantaranya tercermin dalam kebijakan lokal, untuk terus mempertahankan dan melestarikan alam. Sebelumnya telah diuraikan, bagaimana warisan nenek moyang memberikan pengajaran dan pendidikan cinta Iingkungan lewat berbagai hasH kebudayaan, Molo, Sasi, Bacigi, tari tarian, nyanyian,cerita rakyat dan sebangsanya. Di era seperti sekarang, budaya dan tuntunan norma saja tak cukup untuk mengawal perkembangan menuju daerah madani. IImu pengetahuan dan keterampilan teknologi merupakan hal yang patut dikuasai. Dan bukti riil kesungguhan Pemkab untuk menunjang hal tersebut telah dibuktikan dengan hairnya KM Kalabia. Disamping proyek KM Kalabia, upaya upaya seperti penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan khususnya bagi para generasi muda Raja Ampatpun sering dilakukan. Generasi muda sebagai pioneer, penentu kemajuan suatu daerah menjadivital dalam pengembangan kawasan ini. Generasi muda diharap mampu tetap menjaga budaya dan kearifan lokal, sekaligus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam teknologi dan pengetahuan khususnya terkait kelautan. Pembangunan fisik lain yang rasa rasanya dianggap penting dalam menyokong perkembangan Raja Ampat, adalah pembangunan sektor tambang dan penggalian potensi non pariwisata. Setidaknya terdapat lebih dari 8 perusahaan pertambangan di kawasn Raja Ampat. SK Pertambangan Eksplorasi no 3 tahun 2005, SK Pertambangan Eksplorasi no 1 tahun 2005, menetapkan kawasan Waigeo Utara, Waigeo Timur, sebagai lokasi pertambangan dengan area seluas 6.930 ha. Berbagai perusahaan pertambangan seperti PT Anugerah Surya Pratama, PT Anugerah Surya Indotama, PT Pasific
........::. .IIt_ CERITA SUKSES COREMAP II
KABUPATEN RAJA AM PAr
21
Nikel Mining, PT Harita Multi Karya Mineral, dan beberapa perusahaan lainnya telah mendapatkan ijin perusahaan. Sebagai sumber daya bernilai jual tinggi, pertambangan sudah seharusnya memberikan kontribusi tinggi dalam pendapatan daerah. Patut disayangkan ketidakseriusan seluruh elemen dalam menggarap sektor ini, hingga sampai sekarang belum bisa memberikan sumbangsih cukup besar dalam perkembangan Raja Ampat. Selain itu potensi kekayaan lain seperti mutiara juga masih minim perhatian. Perusahaan mutiara di Misool Tenggara dan Waigeo Barat bahkan sudah beroperasi lebih dari sepuluh tahun namun belum banyak berkontribusi. Sektor hutan mangrove yang belum dikelola dengan baik, juga perlu diperhatikan. Hutan mangrove sebagai pendukung utama dalam ekosistem laut memegang peranan penting di kawasan pesisir dan pinggiran. Selain fungsi ekologisnya sebagai penyedia nutrient bagi biota laut, penahan abrasi, badai, dan tsunami, penyerap lim bah, dan pencegah intrusi air laut, mangrove juga memiliki fungsi ekonomis. Oiantaranya penyedia kayu, bahan baku obat obatan, dan industri kerajinan. Oi berbagai Negara berkembang seperti Australia dan Malaysia, hutan mangrove bahkan dimanfaatkan sebagai sektor pariwisata. Inilah yang mungkin
bisa
menjadi
inspirasi bagi kawasan Raja
Ampat. Pengembangan sektor-sektor seperti di atas tak lain untuk menghindarkan sektor pariwisata sebagai beban konsentrasi.
22
k-..r__
....!fII8IIi5'
CERITA SUKSES COREMAP Ilwupm. RAJA AMPAT .
·Fasilitator Masvarakat Berperan dalam Perubahan Perilaku Masvarakat
Program Coremap II adalah satu-satunya program di Kabupaten Raja Ampat yang menggunakan pendekatan pendampingan intensif dengan menempatkan seorang fasilitator atau pendamping masyarakat atau lebih akrab disebut dengan CF. Fasilitator tinggal, hidup, bekerja dan belajar bersama masyarakat kampung secara full time. Peran CF di kampung sangat penting dalam melakukan intervensi, memberikan pengaruh positif, membuat masyarakat merasa diperhatikan dan ditemani dalam pemecahan masalahnya. Peran CF dan kebutuhan masyarakat akan seorang pendamping sangat terlihat dan terasa di Kampung Meosmanggara. Kampung ini dulunya (sebelum Coremap II masuk) adalah kampung yang hampir 100% masyarakat melakukan penangkapan ikan dengan cara merusak. Mereka menggunakan potassi um, bom, kom presor, dII. Suda h seja k lama mereka hid up denga n cara seperti itu dan sudah berbagai orang yang datang menegur mereka baik dengan cara halus maupun dengan cara kasar. Dari pemuka agama (pendeta) sampai tentara bersenjata pun datang menegur mereka tapi tidak ada yang bisa membuat mereka berubah. Satu demi satu pelakupun sudah merasakan sa kit secara fisik akibat pekerjaan mereka ini, tapi itu juga tidak membuat mereka sadar. Sampai pada suatu waktu ada tiga orang pemuda dari Coremap II datang ke kampung ini untuk beberapa hari dan bercerita dengan masyarakat. Setelah mereka pergi beberapa minggu kemudian datang seorang pemuda yang mirip orang tionghoa datang dan tinggal di Kampung Meosmanggara. Pemuda ini adalah fasilitator masyarakat dari Coremap yang memilih tinggal di salah satu pelaku destructive fishing di Kampung Meosmanggara.
~
CERITA SUUES COREMAP II IAIUPATE NRAJA AMPAT
23
Beberapa hari pertama ia tidur di tempat tidur yang dibawanya penuh
mau hidup dengan mereka, justru yang peduli dengan lin
dengan material destructive fishing. la tidak menghiraukan apa yang
mereka. Perubahan ini terjadi serempak di kampung itu ~
ada di bawah tempat tidurnya ia pun menjalani hidupnya dengan
menimbulkan banyak pertanyaan bahkan kecurigaan dari ~
gembira dan penuh suasana kekeluargaan. Suasana kekeluargaan
tetangga yang mengetahui kehidupan mereka sebelumn
yang dibangunnya dengan keluarga ini juga dibangunnya dengan
setiap kali kalo ditanya mengapa kalian berubah atau bahkc
keluarga lain di kampung itu. la makan dari rumah ke rumah dan
mereka sendiri juga bertanya mengapa saya berubah, merek
menyapa semua orang yang ia temuLla menemui tokoh-tokoh penting
tak mampu mencari jawabannya dan yang mereka tahu anak
di kampung dan menciptakan suasana kekeluargaan dengan mereka.
yang mampu menyentuh hati mereka. Kisah ini sering dicerita
Hari demi hari masyarakat khususnya tuan rumah tempat tinggal CF
Ketua LPSTK, Motivator Kampung, Ketua LKM, Bendahara LK1\
ini memahami maksud dan tujuan program yang dibawa CF ini dan
gereja, ketua pokmaswas dan tokoh lainnya yang duluny,
semakin hari si tuan rumah merasa tidak tenang dan merasa berdosa
pelaku destructive fishing. Mereka menceritakan ini dengan
membiarkan material destructive fishing ada di bawah tempat tidur si
haru yang mendalam.
CF. Akhirnya material pun dikeluarkan dan disembunyikan di tempat
24
yang lain. Waktupun berjalan dengan banyak sekali diskusi dan sharing
Sekarang mereka tetap hidup sebagai nelayan dengan per
yang terjadi antara CF dengan para tokoh termasuk tuan rumah.
pas-pasan dari penangkapan yang ramah Iingkungan. Harapal
Akhirnya seperti sebuah tekad yang terjadi secara serentak, merekapun
adalah mereka bisa hidup terus dari alam yang kemudian h.
bersepakat dan berjanji untuk tidak melakukan destructive fishing lagL
menghasilkan pendapatan yang baik bagi mereka dengan c
Mereka malu pada anak muda yang datang dengan sederhana dan
ramah terhadap alam.
CERITA SUUES COREMAP IllIABUpmM RAJA AMPIT _ _ (,../
PEMBElAJARAN DARI PROSES PEMBENTUKlN DPl 01 KlB. RAJA AMPIT Sejak pelaksanaan program COREMAP II pada tahun 2005 sampai sekarang ini, di Kabupaten Raja Ampat telah terbentuk 23 Daerah Perlindungan Laut di 21 Kampung dengan luasan yang bervariasi untuk masing-masing kampung. Pada proses pembentukan DPL ini bervariasi pada setiap kampung. Proses awal pembentukan DPL ini diawali dengan sosialisasi oleh Community Facilitator (CF).
Dalam proses sosialisasi dilakukan
pendidikan Iingkungan hidup (PLH) mengenai pentingnya terumbu karang bagi kehidupan man usia. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara formal dan non formal. PLH ini dilakukan pad a semua unsur yang ada di masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang tua. Hal ini penting karena langkah awal dalam pembentukan DPL dimana seluruh masyarakat harus paham dan mengerti mengenai tujuan dan manfaatnya. Di Kabupaten Raja Ampat untuk pemilihan lokasi DPLnya agak beda dengan di tempat lain terutama mengenai lokasi dan jarak lokasi DPL. Hal ini disebabkan adanya faktor adat dan kepemilikan marga yang kuat. Ada lokasi DPL yang jaraknya jauh dari suatu kampung dan secara administrasi sudah masuk dalam wilayah kampung lain namun karena faktor adat dan kepemilikan marga tersebut, lokasi tersebut tetap dipilih menjadi lokasi DPL berdasarkan persetujuan dan ijin marga pemilik lokasi terumbu karang tersebut. Setiap lokasi DPL yang sudah ditetapkan diresmikan dengan secara adat dan keagamaan dalam bentuk sasi. Ini dilakukan guna
6
CERI1I SUKSES COREMAP II UBUPATEK RAJA AMPAT _
.............
lenghindari pelanggaran di daerah DPL, dimana masyarakat yang lasih kuat dengan ad at dan agama. Barang siapa yang melakukan elangg aran di DPL dipereaya akan mendapat hukuman adat. erbeda dengan sasi yang pada umumnya yang sifatnya bisa dibuka an dimanfaatkan pada waktu-waktu tertentu, untuk sasi di DPL-DPL 3b. Raja Ampat sifatnya permanen. DPL-DPL ini dilengkapi dengan lnda batas permanen. Selanjutnya DPL-DPL ini diperkuat dengan eraturan kampung yang isinya digali dari masyarakat dan disahkan eh semua unsur yang ada di kampung. !karang ini tanda batas permanen lokasi DPL sudah banyak yang sak dan putus karena arus. Hal ini disebabkan karena konstruksi ngkar dan pelampung yang tidak sesuai dengan lokasi yang eukup rbuka. Sebagai gantinya diupayakan untuk menggunakan tanda ltas yang coeok dan biasa digunakan masyarakat, agar wilayah DPL sa ada tandanya dan tetap terjaga dari aktivitas eksploitasi. !telah adanya DPL-DPL hal yang perlu diperhatikan adalah masalah ~negakan aturan, karena sekarang masih marak terjadi kegiatan
'struktiffishing seperti pemboman dan bius. Sementara penangan
sus mengenai destruktif fishing masih kurang serius ditangani dan lnyak pelaku yang divonis bebas padahal sudah jelas-jelas pelaku rtangkap beserta barang bukti. Kalau hal ini masih sering terjadi takutkan masyarakat akan frustasi dan malah menjadi perusak di wasan mereka sendiri. Kerjasama yang baik dan keseriusan antar arat penegak aturan diperlukan, agar bisa meminimalisir kegiatan struktif fishing ini.
PETA LOKASI DPL GUREBESSY KAMPUNG SAONEK DISTRIK WAIGEO SELATAN
130'46'00" 8T
130'47'00· 8T
DPL GURABESS KAMPUNG SAON DISTRIK WAIGEO SEl KABUPATEN RAJA~
4001
DPL GURABESS~ (341,8 Ha) •
Keterangan: '•
8 III
o o _ o o
Kampung Tanda batas DPL BalasDPL Daratan HUlan mangrove Terumbu karang LaUl
B I = Balas I B II Balas II
=
B III = Bal' B IV Ball
=
Peta Indeks
Kepulauan ~aja Ampat
'".;;;:t. 130'46'00" 8T
30
CERITASUIlSES COREMAP II WUpmN WAAMPAT
-J....r
130'47'00" 8T
130'48'00" 8T
,..,'
ROfil KAMPUNG SAONEK mpung Saonek merupakan salah satu kampung yang terdapat di distrik Waigeo Selatan dan merupakan ibukota Distrik Waigeo Selatan,
bupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat. Memiliki luas wilayah berkisar 4000 m2 • Kampung ini dapat dijangkau dari Ibukota Kabupaten lisai dengan perahu bermotor tempel15 PK selama 20 men it. Dan jika dijangkau dengan perahu bermesin katinting memakan waktu hingga menit. Sedangkan Kampung Saonek dapat dijangkau dari Kota Sorong dengan menggunakan kapal motor seperti KM Kieraha, KM Raja lpat I dan II, memakan waktu 4 jam. Bila menggunakan Kapal (epat Mega Express I dan III, atau speed boat dapat ditempuh selama 2 jam. dangkan jika menggunakan long boat maka dapat ditempuh sekitar 3 jam. mpung Saonek memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi, dengan bentuk memanjang dari timur ke rat dengan panjang pemukiman ± 707 m2 dan lebar 114 m2 • Lautannya memiliki berbagai jenis ikan baik itu ikan ekonomis penting seperti Iming (Napoleon), kerapu, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan ekonomis penting lainnya seperti samandar (ikan yang hidup ekitar lamun), kakatua (Scarus spY, puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, ikan kulit pasir, dan lain-lain. Hasillaut n ikan seperti Lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan 'bagai jenis moluska yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi. Dataran kampung Saonek dikelilingi oleh vegetasi daratan, seperti di ~ian
selatan kampung terdapat hutan yang tanahnya sedikit berbukit curam yang terdapat areal perkebunan kelapa. Pantai Barat Saonek
utupi hutan mangrove dengan luasan yang sangat kecil, yang didominasi oleh jenis Rhizopora, Avicenia, Bruguira dan Soneratia alba. Padang lun di Saonek terletak di bagian kampung dengan luas 800 m2 mengelilingi perairan kampung Saonek dari jenis Enhalus acoroides sebesar
va, Holodule pinipholia sebesar 15%, Thalassia hemprichi. tuk melindungi potensi tersebut, Kampung Saonek saat ini telah memiliki Daerah Perlindungan Laut (DPL) dengan nama DPL Gurrabesy. L Gurrabesy mempunyai luas 341. 8 Ha, terletak di daerah pesisir dengan kondisi pantai berpasir dan berbatu. Vegetasi pantainya berupa ak belukar diselingi pohon kelapa juga terdapat mangrove. Panjang rataan terumbu antara 50 -100 meter. Kemiringan slopenya antara 30°. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 17 meter. Daerah DPL ini memiliki substrat karang mati. Ditemui pernah terjadi kegiatan 19rusakan karang akibat bom dan potassium. Juga kerusakan karang diakibatkan oleh arus yang kuat. Di lokasi DPL Gurrabesy ditemui 47 is karang dari 12 suku dan didominasi kategori jenis karang non acropora. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup itar 63.50%. Di lokasi ini juga terdapat 70 jenis ikan karang.
~..IIt._ CERITA SUUIS COREMAI' II KABUPATEH RAJA AMPII
3
PETA LOKASI DPL YENMANGKUAN KAMPUNGSAPORKREN DISTRIK WAIGEO SELATAN
130'44'10" BT
DPL YENMANGKW KAMPUNG SAPORKR DISTRIK WAIGEO SEU KABUPATEN RAJA ~
150 M
Keterangan: • ,;
oo o o
DPL YENMANGKUAN (32,2 Ha)
BI B II
Kampung Tanda balas DPL Batas DPL Daralan Terumbu karang Laut
=Balas I =Balas II
Bill B IV
Peta Indeks
BII Bill
Kepulauan Raja Ampat
130'43'45" BT
32
CIRITA SUISIS CORlMAP II WUpmN RAJAAMPlIJ
130'45'00" BT
-
=Balas =Balas
Fil KAMPUNG SAPORKRIN ung Saporkren merupakan salah satu kampung yang terdapat di distrik Waigeo Selatan, kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat.
iki luas wilayah ± 32 Ha. Bentuk Topografi daratan pulau berbukit dengan ketinggian 20 m hingga 30 m dari permukaan laut sedangkan r pulaunya berpasir. Profil pantai sebelah selatan pulau cenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung , maupun mangrove. Sehingga ketika datang musim selatan terjadi penggerusan dan erosi pantai, namun kondisi ini akan kembali normal pografi pantai akan kembali kepada keadaan semula apabila terjadi musim utara. Kampung Saporkren dapat dijangkau dari ibu kota distrik ~k)
selama 15 menit dengan menggunakan perahu bermotor tempel 15 pk dengan jarak 1,5 mil, sedangkan dari ibukota kabupaten yaitu
dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel15 pk selama 1 jam, dengan jarak 6 mil. Jika dijangkau dengan perahu bermesin katinting kan waktu hingga 1 jam ke ibukota distrik dan 2 jam ke ibukota kabupaten. mg Saporkren memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana menunjukkan luas mg Saporkren berkisar 5 Ha (belum ada pengukuran yang tepat). Lautan pulau Saporkren memiliki berbagai jenis ikan baik itu ikan ekonomis 9 seperti maming (Napoleon), kerapu, kakap, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti samandar 'ang hidup disekitar lamun), kakatua (Scorus spY, puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, lakorea, dan lain-lain. Hasillaut non ikan seperti Lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan berbagai jenis molusca yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi. Untuk melindungi potensi tersebut, Kampung Friwen telah membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) dengan nama Yenmangkwan. DPL Yenmangkwan mempunyai luas 32.2 ha dan terletak di pesisir. Vegetasi pantainya berupa pohon kelapa diselingi semak belukardan merupakan pantai berpasir. Kemiringan slopenya sekitar 35°. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 15 meter. Lokasi DPL ini mempunyai substrat karang mati dan pasir, juga banyak ditemui karang yang mati akibat arus. Di lokasi DPL Yenmangkwan ditemui 12 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutu pan karang hidup sekitar 56 %. Di lokasi DPL Yenmangkwan juga terdapat 57 jenis ikan karang.
~""-IlERITA SUISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
33
PETA LOKASI DPL FIADURU KAMPUNG YENBESER DISTRIK WAIGEO SELATAN
DPLFIADURU KAMPUNG YENBESER DISTRIK WAIGEO SELATA1j KABUPATEN RAJAAMPA t
B,IV 250M
Bill
Kelerangan: • ..
o
B
Kampung Tanda batas DPL BatasDPL Daratan Lau!
B I = Batas I B II = Batas II Bill = Batas III
B IV = Balas IV B V = Batas V
Peta Indeks
Yenbeser ~
~ l--''"------;:;;;;:;::;;:;;:-;;;--------===-= 130·41'00" BT
f"
CERITA SUIlSES COREMAP IIwupm. RAJA AMPAT
,
~
-----===-=_--' 130·42'30" BT
PROfll KIMPUNG VENBESER Distrik Waigeo Selatan terdiri dari 11 kampung, salah satunya adalah Kampung Yenbeser. Luas daratan kampung Yenbeser sekitar 18 Ha dengan panjang 600 m dan lebarnya 300 m. BentukTopografi daratan berbukit dengan ketinggiaan kurang dari 2 m dari permukaan laut sedangkan tekstur pulaunya berpasir. Profil pantai sebelah barat eenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung pantai sehingga ketika datang musim selatan terjadi penggerusan dan erosi pantai yang eukup berarti. Hal ini tergambar dari pergeseran garis pantai ke arah dalam daratan pulau. Kampung Yenbeser dapat dijangkau dari ibu kota distrik (Saonek) selama 45 menit dengan menggunakan perahu bermotor 15 PK (sekitar 10 km), sedangkan ibukota kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor 15 PK selama 1 jam. Pada umumnya masyarakat kampung Yenbeser memiliki perahu katinting sehingga waktu yang diperlukan untuk sampai pada pusat kota Kabupaten Raja Ampat dapat meneapai 2 jam perjalanan. Pada musim selatan transportasi ke kampung relatif sulit bahkan tidak ada. Untuk menyiasati musim selatan masyarakat berlayar dari dan ke Waisai dengan eara menyusuri pantai-pantai pesisir sebelah timur kampung dan melewati selat KabuL Namun aktivitas ke luar kampung sangat sedikit pada saat musim angin selatan. Pada musim barat dimana kondisi euaea relatif baik, maka untuk tiba ke Kampung Yenbeser dapat ditempuh dari berbagai arah. Biasanya masyarakat menggunakan perahu bermotor 15 PK untuk sampai ke Saonek (menghemat waktu) dan kapal perintis untuk sampai ke Sorong (4 jam perjalanan). Kondisi Osenografis Kampung Yenbeser relatif sama dengan kondisi pulau-pulau lain dalam kawasan. Salinitas pada perairan kampung Yenbeser, yaitu berkisar 30 - 35 % dan tingkat keeerahan perairan meneapai 19 meter. Seeara bio-ekologis perairan kampung Yenbeser terdiri dari tiga ekosistem penting, yaitu bakau, lamun dan terumbu karang. Pada ketiga ekosistem ini hidup beragam jenis biota. Pada ekosistem bakau berpasir didominasi berbagai jenis moluska, eehinodermata dan bivalvia berukuran keeil (antara lain kepiting, teripang, udang-udangan, kelomang, pari, dill. Sedangkan ekosistem lamun dihuni oleh jenis ikan baronang, kepiting, bintang laut, teripang, kerang, dll. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang paling kaya karena dihuni oleh beragam jenis karang, ikan, kerang-kerangan berukuran keeil sampai besar, lobster, teripang, gurita, dll. Hal yang paling unik di ekosistem terumbu karang di Kampung Yenbeser adalah ditemukannya dua jenis kuda laut dengan warna yang berbeda menghuni daerah terumbu karang disekitar dermaga Yenbeser. Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat di Kampung Yenbeser sepakat untuk membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama Fiaduru. DPL Fiaduru terletak di pesisir dan. mempunyai luas 66,2 ha. Vegetasi pantai didominasi oleh semak belukar dan pohon kelapa. kondisi pantai terdiri dari pasir dan karang mati. Karang hidup sampai pada kedalaman 9 meter. Substatnya terdiri dari pasir dan karang mati dan ada indikasi ada bekas kegiatan pemboman yang dilakukan pada waktu lalu. Kemiringan slope bervariasi antara 35°- 75°. Di lokasi DPL Yenmangkwan ditemui 26 jenis karang dari 8 suku. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutu pan karang hidup sekitar 66 %. Di lokasi DPL Kordiris terdapat 65 jenis ikan karang.
~""Il_ CERnA SOISES COREMAP II IABUPATEN RAJA AMPAT
,
PETA LOKASI DPL KORDIRIS KAMPUNG FRIWEN DISTRIK WAIGEO SELATAN
DPLKORDIR KAMPUNG FRn DISTRIK WAIGEO Sl KABUPATEN RAJA
100
100 M
Keterangan:
Ii
_ _
Tanda balas DPL BalasDPL Daratan Hulan mangrove Lumpur
o
Terumbu karang Laul
oo BI
o
B I = Balas I B II Balas II
=
Bill = Ba B IV S.
Peta Indeks
BII
130"38'30" BT
130°39'00" BT
I
\ 36
CIRITA SUKSIS CORlMAP IIIlABUPATIN RAJAAMPAT
A.rr
l:w39'30"BT
=
ROfil KIMPUNG fRIWEN ~mpung Friwen merupakan salah satu kampung yang terdapat di distrik Waigeo Selatan, kabupaten Raja Ampat, propinsi Irian jaya Barat.
emiliki luas wilayah berkisar 3 Ha. Kampung Friwen dapat dijangkau dari ibu kota Distrik (Saonek) selama 45 menit dengan menggunakan perahu ~rmotor tempel 15 PK, sedangkan dari ibukota Kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel15 PK selama 1 jam. Dan jika
jangkau dengan perahu bermesin katinting memakan waktu hingga 2 jam.
3taran pulau Friwen memiliki lebar sekitar 500 meteryang dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir dimana pada bag ian barat pulau tersebut rdapat hutan dengan ketinggian sekitar 50 meter. Disekitar hutan yang tanahnya berbukit sedikit euram ke arah pantai barat terdapat beberapa eal yang sudah ditumbuhi alang-alang dan bambu friwen dan sebagian arealnya adalah perkebunan kelapa serta perkebunan keeil. Pantai iwen berpasir putih dan sebagian ditutupi oleh hutan mangrove. Padang lamun mengelilingi perairan kampung Friwen. Dari hasil pengamatan
temukan bahwa seluruh bagian pulau Friwen ditutupi oleh terumbu karang dengan prosentase penutupan 44, 8 %. Rata-rata kondisi terumbu karang tergolong baik dan masih sangat baik untuk beberapa lokasi tempat pengamatan. Untuk melindungi potensi tersebut, Kampung Friwen telah mempunyai Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang bernama Kordiris. DPL Kordiris Kampung Friwen mempunyai luas 81.5 ha dan terletak di pesisir. Vegetasi pantai DPL Kordiris ditutupi oleh mangrovejenis Rhizophora spdan kondisi pantainya berpasir dan berlamun.
Kemiringan slopenya
antara 30° - 45°. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 10 meter. Daerah ini bersubstrat karang mati dan pasir. Ada beberapa kerusakan yang di akibatkan oleh arus juga pemboman dan bius. Di lokasi DPL Kordiris ditemui 26 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik sekali dengan tutu pan karang hidup sekitar 76 %. Di lokasi DPL Kordiris juga terdapat 69 jenis ikan karang.
S11ISES
A'I)~IUljU' II 1II'1l1l:1I1"ITUlIIIJIIUilPIT
Ii'
PETA LOKASI DPL KORMANSIWIN KAMPUNG YENWAUPNOR DISTRIK MEOSMANSAR
130'36'40· 6T
130'36'20· 6T
I,
DPLKORMAN KAMPUNGYE DISTRIK MEOSI KABUPATEN RAJ
Keterangan: • ..
o D _
~
YenwaUpnQr~
_
f~
811
o o
Kampung Tanda balas DPL BalasDPL Daratan Hutan mangrove Terumbu karang Laut
B I = Batas I B II = Balas II Bill = Balas III
B IV BV
Pela Indeks
l
!
I
-,
38
CERITASUIlSES COREMAP IlIlUUPAT1II RAJAAMPAT ~.lIKr
ROfil KAMPUNG YENWAUPNOR i1mpung Yenwaupnor merupakan salah satu kampung yang berada di pulau GAM dan termasuk dalam wilayah administrasi Oistrik Meos ansar, Kabupaten Raja Ampat. Memiliki luas wilayah berkisar 19.185,95 m2 • Ketinggian dari permukaan laut kurang lebih 3m sehingga empengaruhi jenis pasang dan surut serta jenis-jenis biota yang tumbuh disekitar pesisir pantai. Profil pantai sebelah barat cenderung datar In tidak terlindung oleh mangrove, sehingga ketika datang ombak, terjadi pergeseran dan abrasi pantai yang cukup berarti. Ini terlihat dari !rgeseran garis pantai ke arah dalam daratan kampung. Oengan kondisi demikian, maka penduduk yang bermukim di tepi pantai sebelah barat Irus melakukan gerakan penanaman bakau untuk mencegah abrasi pantai dan pergeseran garis pantai. Yenwaupnor dapat dicapai dari pusat ~merintahan
distrik (Yenbekwan) kurang lebih satu jam dengan menggunakan motor tempel, kurang lebih empat jam dari ibukota Kabupaten
aisai, sedangkan dari Ibukota Propinsi dapat ditempuh dalam dua hari. Waktu tempuh tersebut cukup stabil jika laut cenderung tenang. Tetapi Ida musim selatan, saat laut sedang berombak, transportasi ke Kampung Yenwaupnor relatif sulit. ltaran pulau Yenwaupnor dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir. Kondisi penutupan lahan pulau Yenwaupnor dari arah laut ke Irat dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pada bagian laut dari sisi pulau didominasi oleh rataan terumbu karang kemudian diikuti oleh dang lamun dan patahan karang dan pasir. Bagian berikut adalah hutan mangrove dan asosiasinya namun sebagian besar hutan mangrove rdapat di bagian belakang kampung, bentuk pulau Yenwaupnor sangat unik karena hampir sebagian besar dikelilingi oleh estuari dengan :lominasi tumbuhan mangrove dan lamun dari berbagai jenis. Lebih ke darat merupakan daerah pemukiman penduduk, selanjutnya kearah ara kampung adalah area perbukitan dan merupakan kawasan hutan yang masih cukup luas. Sebagian lahan digunakan oleh masyarakat bagai lahan kebun. Ituk melindungi potensi tersebut, masyarakat Yenwaupnor sepakat membentuk Oaerah Perlindungan Laut yang diberi nama Kormansiwin. 'L Kormansiwin terletak di daerah pesisir dan mempunyai luasan sekitar 13.7 ha. Vegetasi pantainya didominasi belukar dan mangrove dan ndisi pantainya berpasir dan berbatu. Kemiringan slopenya 45°. Pada lokasi ini karang hidup bisa ditemui sampai kedalaman 20 meter. bstrat di lokasi ini terdiri dari karang mati dan pasir. Oi lokasi ini diindikasikan pernah terjadi kegiatan pengrusakan karang seperti bom, tas dan juga kareria disebabkan arus. Oi lokasi OPL Kormansiwin ditemui 4 jenis karang dari 3 suku. Kondisi karang dikategorikan cukup baik ngan tutupan karang hidup sekitar 40 % dengan 68 Jenis ikan.
~...IIIt_ CERnA SUUES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
3
PETA LOKASI DPL MANSASWAR KAMPUNG SAWINGGRAI DISTRIK MEOSMANSAR ,: 130'33"30" BT
DPLMA KAMPUNG DISTRIK KABUPATEI
Keterangan: • ,.
oD _
D D
Kampung Tanda bata BatasDPL Daratan Hutanman! Terumbuk. Laut
B I = Batas I BII=Batasll Peta
DPL MANSASWAR (17,7 Ha)
.------_BIV BII_-----..... KepullllWWl
,
,
130·33"30" BT
o
CERITASUKSES COREMAP II UBUpmN RAJAAMPllT
130"34'00" BT
.J......~
130·34'30" BT
130"35'00" BT
ft".
Ampac
~ROfll KAMPUNG SAWINGGRAI
Campung Sawinggrai merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Gam Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat. Kampung
;awinggrai terletak kurang lebih 50 km dari pusat pemerintahan ibukota kabupaten Raja Ampat (Waisai). Secara geogarafis Kampung Sawinggrai
lerada pada garis koordinat 00° 30'33"- 01 ° OO'OO"lS dan 124° 30'00"-130° 30'00"BT. Kampung ini merupakan kampung yang terletak di dataran
lulau, mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggian berkisar antara 1 - 1,5 meter dari pemukaan air. luas wilayah kampung adalah
:urang lebih 5.000 Ha dengan panjang kampung kurang lebih 1.000 meter dan Lebar kurang lebih 500 meter (SOHal. Untuk menjangkau Ibu ~ota Distrik (Yenbekwan) dari Sawinggray, dapat ditempuh sekitar 20 menit dengan menggunakan motor tempells PK dan 90 menit perjalanan
nenuju Ibu Kota Kabupaten (Waisai) serta 7 jam menuju kota Sorong dengan menggunakan transportasi yang sama. ~ondisi Osenografis Kampung Sawinggrai relatif sama dengan kondisi kampung lain dalam kawasan. Tingkat salinitas perairannya bervariasi
lari 30 - 35 permil. Tingkat kecerahan perairan hampir 100%, kecuali pada daerah-daerah berarus keras kondisinya lebih keruh karena terjadi
lengadukan sedimen (proses sedimentasi). Arus bergerak sesuai kondisi pasang surut air laut, pada sa at air pasang arus bergerak dari arah elatan ke daratan pulau terus ke arah barat, sedangkan pada saat air surut air bergerak dari arah utara ke arah timur daratan pulau. Secara
lio-ekologis perairan Kampung Sawinggrai terdiri dari tiga ekosistem penting, yaitu bakau berpasir, lamun dan terumbu karang. Pada ketiga
'kosistem ini hidup beragam jenis biota. Pada ekosistem pasir didominasi berbagai jenis moluska, echinodermata dan bivalvia berukuran kecil
antara lain kepiting, teripang, udang-udangan, kelomang, pari dan lain-lain). Sedangkan ekosistem lamun dihuni oleh jenis ikan baronang, epiting, bintang laut, teripang, kerang dan lain-lain. Dari ketiga ekosistem di atas, yang paling kaya adalah ekosistem terumbu karang dimana
lihuni oleh ratusan jenis karang, ikan, kerang-kerangan berukuran sedang sampai raksasa, udang lobster dan lain-lain.
Intuk melindungi segala potensi tersebut, dibentuklah Daerah Perlindungan laut (DPl) oleh masyarakat dengan nama DPl Mansawar. DPl
~ansawar terletak di patch reef dan mempunyai luas sekitar 17,7 ha. Kemiringan slopenya sekitar 60° yang di dominasi oleh patahan karang.
:arang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 20 meter. Substrat lokasi ini terdiri dari pasir dan karang mati. Dibeberapa tempat ditemui erusakan karang karena ombak juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPl Mansaswar ditemui 10 jenis karang. Kondisi karang
likategorikan sangat baik dengan tutu pan karang hidup sekitar 77 % dengan 63 jenis ikan karang.
" CElinA SOUES elREM1l1' II 11I1 upAtU IUUAIlMI'AT ~ 1
42
PETA LOKASI DPL TANADI KAMPUNG KAPISAWAR DISTRIK MEOSMANSAR
130·34'00" BT
130'33'40" BT
130'34'20" BT
DPLTANADI KAMPUNG KAPISAWAI DISTRIK MEOSMANSAl KABUPATEN RAJAAMPi
BI
Bill BIV Keterangan:
DPLTANADI (66,7 Ha)
• ,.
CJ
o_ o o
Kampung Tanda batas DPL Balas DPL Daratan Hulan mangrove Terumbu Karang Laul
B I = Batas I B II Batas II
B III = Batas III B IV Balas IV
=
pi
war
..K&pUlauan Raja Ampat
BII
=
.~ •
'~ 130·33'40" BT
CERITA SUKSES COREMAP II UBUpmN RAJAAMPAT
...J....'r
130·34'00" BT
130'34'20" BT
PROfll KAMPUND KAPISAWAR Kampung Kapisawar merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Gam, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provin:
Papua Barat. Kampung ini merupakan kampung yang terletak di dataran pulau, mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggia dari pemukaan air berkisar antara 1 - 1,5 meter. Panjang kampung Kapiswar adalah ± 310 meter dan lebar 96 meter serta memiliki lua wilayah pemukiman berkisar 29.760 mO. Untuk menjangkau Ibu Kota Distrik (Yenbekwan) dari Kapisawar, dapat ditempuh sekitar 20 men dengan menggunakan motor tempel15 PK, dan 2 jam perjalanan menuju Ibu Kota Kabupaten (Waisai) serta 7 jam menuju kota Sorong denga menggunakan transportasi yang sama. Dataran kampung Kapisawar yang dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir dimana pada bagian utara terdapat hutan dengan ketinggia sekitar 50 meter. Disekitar hutan yang tanahnya berbukit terdapat beberapa areal yang ditumbuhi alang-alang dan bambu dan sebagian arealny adalah perkebunan kelapa serta perkebunan keeil. Pantai Kapisawar berpasir putih dan sebagian ditutupi oleh hutan mangrove Pada kawasa ini banyak dijumpai berbagai jenis ikan karang, kima, hiu, pari dan biota lainnya yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang. Sehingg kawasan tersebut sering dimanfaatkan sebagai tempat penangkapan ikan dan areal budidaya rumput laut. Potensi tersebut dilindungi masyarakat dengan membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama DPL Tanadi Bun. DPL Tanadi Bu memiliki luas sekitar 66,7 ha. Vegetasi pantainya di dominasi oleh mangrove. Kondisi pantainya terdiri dari padang lamun dan karang mat Kemiringan slopenya sekitar bervariasi antara 45°-60°. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 20 meter. Di lokasi substratnya terdi dari pasir dan karang mati. Penyebab kerusakan selain karena ombak juga pernah terjadi kegiatan pemboman di lokasi DPL ini. Di lokasi DP Tanadi Bun ditemui 19 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 56 % dengan 66 jenis karang.
~_-._ CERITI SUISES COREMAP II UBUPAlEN IIAJI AMP
PETA LOKASI DPL INDIP KAMPUNG ARBOREK DISTRIK MEOSMANSAR
130"30'00· BT
130"30'30· BT
130"3,'00· BT
DPLINDr KAMPUNG ARE DISTRIK MEOS KABUPATEN RAJ DPL INDIP (34 Ha) Bill
Keterangan: • •
o o o o
Kampung Tanda batas DPL BatasDPL Daratan Terumbu karang Laut
=
B I Batas I B II = Batas II
B III B IV
Peta Indeks
Arborek. ~
8
~ L------------:,:::3o=03O='OO=·:-::B~T----------,3-0.3O--'3-0-·B-T~~------------=-=---===----:,3O="3~-:::1'00-=.-=BT::-----.--J
44
CERITI SUDES COREMAP IllABUpmN RAJAAMPIT _-....___
Kepulauan hia Amp.
ROfil KAMPUNG ARIOREK ampung Arborek merupakan salah satu kampung yang termasuk dalam wilayah pemeritahan Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi lpua Barat dan merupakan dataran pulau yang mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggian dari permukaan air berkisar antara 1,5-2 meter ~ngan panjang pulau 640 meter serta lebar pulau 175 meter. Memiliki luas wilayah berkisar 7 Ha. Kampung Arborek dapat ditempuh sekitar 90 menit ~rjalanan menggunakan perahu motor tempel 15 PK dari Ibukota Distrik Waigeo Selatan (Saonek). Sekitar 6 jam dari Sorong dengan menggunakan
lrana transportasi yang sama, sedangkan dengan mengunakan ketinting dari Saonek ibu kota Distrik Waigeo Selatan kurang lebih 3,5 - 4,5 jam sampai ~
kampung.
Jasan ekosistim padang lamun dikampung di kampung Arborek adalah
+ 152.000 M2
yang terletak di sekeliling pulau. Lokasi tersebut pada umumnya
gunakan masyarakat untuk mencari biota - biota yang berasosiasi di padang lamun seperti karang, bulu babi dan sebagian biota yang di konsumsi eh masyarakat. Areal hutan mangrove pada kampung Arborek terdapat pada bagian utara, dan komposisi tutu pan lahan yang relatif rendah sekitar ) M2. Ekosistim terumbu karang di kampung Arborek terdiri dari terumbu karang tepi (Friging reer) dan terumbu karang penghalang (Barrier reef). wsistem tersebut terletak pada sekeliling pulau dan daerah tersebut merupakan lokasi yang sering di gunakan oleh masyarakat untuk lokasi pencarian. i Arborekjuga punya lokasi manta point dan lokasi diving.
ntuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Arborek sepakat untuk membentuk Daerah Perlindungan Laut untuk 2 kawasan masing-masing ~rnama DPL Indip dan DPL Mambarayup. DPL Indip mempunyai luas sekitar 34 ha. Lokasi DPL Indip terletak di daerah patch reef. Daerah ini mempunyai
kemiringan slope 60° dan di dominasi oleh karang lunak. Kita dapat menemui karang hidup sampe kedalaman 20 meter. Dilihat dari kondisi substratnya yang terdiri dari karang mati diindikasikan dulunya menjadi lokasi pemboman. Di lokasi DPL Indip ditemui 24 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 74 % dengan 66 jenis ikan karang.
DPL Mambarayup mempunyai luas sekitar 68,7 ha dan terletak di patch reef. Rataan terumbunya didominasi oleh karang hancur, soft coral, dan Porites nigrescens, Kemiringan slopenya sekitar 60° dan didominasi oleh soft coral. Kita dapat menemui karang hidup sampai kedalaman 25 m Daerah ini bersubstrat pasir dan karang mati. Kerusakan karang diperkirakan karena ombak dan juga pemboman. Di lokasi DPL Mambarayup ditemui 24 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 57 % dengan 66 jenis ikan karang.
~"II!_ CERITA SUISES COREMAP IIIABUPATEN RAJA AMPAT
4
PETALOKASIDPLIMBURNOS KAMPUNG KURKAPA DISTRIK MEOSMANSAR
130'36'20" BT
130'36"00' BT
130"36"40' BT
DPL IMBURNOS DUSUN SAUWANDA KAMPUNG KURKA DISTRIK MEOSMAN KABUPATEN RAJA ~
j.
Keterangan: '..
o -
oo o
Dusun Tanda balas DPL BalasDPL Jalur perahu Daratan Terumbu karang Laut
=
BI Balas I B II = Balas II
=
B III Batas B IV = Balas
Peta Indeks
Kepuhtuan Raja Ampet
130'36'20' BT
130'36'00' BT
46
CERITA SUNSES COREMAP II KABUPAnN RAJA AMPAT
..JfflipK,r
130"36'40' BT
A1'"
Ifll KAMPUNG KURKAPA
pung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek (dulu dusun Sauwandarek, dusun di dalam Kampung Kurkapa) terletak di pulau Manswar Distrik
; Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat dengan bentuk pantai yang landai dengan ketinggian dari permukaan air berkisar
"a 2 - 2,5 meter dengan panjang pulau 175 meter serta lebar pulau 125 meter serta luas pemukiman 21.875 m2 • Sebagai daerah kepulauan, la transportasi laut digunakan untuk menunjang kegiatan masyarakat. Kampung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek dapat ditempuh H
2 jam perjalanan menggunakan perahu motor tempel 40 PK dari Ibukota Distrik Waigeo Selatal1 (Waisai). Sekitar 4 jam dari Sorong
an menggunakan sarana transportasi yang sama. Untuk ke kampung tetangga (Yenbekwan, Yenbuba) dapat ditempuh melalui perjalanan dengan berjalan kaki. Lingkungan pesisir Kampung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek memiliki ekosistem daratan dan lautan yang a-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana menunjukan bentuk Kampung Kurkapa memanjang dari timur ke barat dengan Ing 100 meter dan lebar pemukiman 60 meter. Sedangkan Kampung Sauwandarek ± 21.875 m2 , dengan bentuk kampung memanjang imur ke barat dengan panjang pemukiman 175 meter dan lebar pemukiman 125 meter. Keadaan bio fisik, ekologis dan penutupan lahan awilayah ini tidakjauh berbeda. Hanya saja Kampung Sauwandarek wilayah pemukiman yang lebih besar, Kampung Sauwandarek memiliki Ii yang lebih dipanjang bandingkan Kampung Kurkapa yang mencapai 360 meter dengan pasang surut 100 meter. Memiliki ekosistem ir yang lengkap walaupun mangrove hanya ada asosiasinya yaitu pandanus dan baringtonia Sp.
< melindungi semua potensi tersebut, masyarakat Kampung Kurkapa dan Kampung Sawandarek sepakat untuk membentuk 2 Daerah Idungan Laut di masing-masing kampung. Untuk kampung Kurkapa diberi nama Jendesner dan kampung Sawandarek diberi nama rnos. mburnos Kampung Sawandarek terletak di daerah pesisir dan mempunyai luas 35.8 ha. Vegetasi pantainya di dominasi oleh semak belukar ngi pohon kelapa. Kondisi pantainya terdiri tebing berbatu, batu-batu dan pasir. Kemiringan slopenya 40°- 50°. Karang hidup bisa ditemui ai kedalaman 20-30 meter. Lokasi DPL ini bersubstrat pasir dan karang mati. Ditemui ada kerusakan karang karena bom dan juga arus. Di i DPL Imburnos ditemui 25 jenis karang dari 7 suku. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 74 % dengan lis ikan karang. Jendesner Kampung Kurkapa mempunyai luas sekitar 31.4 ha dan terletak daerah patch reef. Kemiringan slope sekitar 60°. Substratnya ninasi karang mati dan berpasir dan karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 15 meter. Terlihat ada kerusakan akibat ombak dan tan pemboman yang dilakukan sebelumnya. Di lokasi DPL Jendesner ditemui 8 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik sekali ~n tutu pan karang hidup sekitar 78 % dengan 41 jenis karang.
.........:. . . ._ CERITA SlUES COREMAP JlIABUPITEN RAJI AMPAT
47
PETA LOKASI DPL IKWAN IBA KAMPUNGYENBEKWAN DISTRIK MEOSMANSAR
130'33'00" BT
130"34'30" BT
130"3000" BT
130·3730" BT
DPL IKWAN IBA
~PUNGYENBEKWAN
DISTRIK MEOSMANSAR KABUPATEN RAJAAMPA
Keterangan:
DPI!. IKWAN IBA (289 ita)
Kurkapa· • Yenbekwan
o o _ o o
Kampung Tanda batas DPL BatasDPL Daratan Hulan mangrove Terumbu karang
Laut
=
BI Balas I B II = Balas II
Sauwandarek
811
• •
=
B III Batas III B IV = Balas IV
Pete Indeks
.~'
Kep....
130'33'00" BT
8
CERI1I SUIlSES COREMAP II UBUPATlII RAJA AMPIT
130"34"30" BT
...J.lII'-"
130"36'00" BT
130"3730" BT
auanRaj.Ampat~
IOfil KIMPUNG YENBEKWIN mpung Yenbekwan merupakan Ibu Kota Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat. Memiliki luas wilayah berkisar
598 m2 • Untuk menjangkau Ibu Kota Kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel 15 PK selama 1,5 jam. Dan jika nggunakan katinting, maka perjalanan akan di tempuh selama 4 jam ke Ibu Kota Kabupaten. 11pung Yenbekwan memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Bentuk kampung memanjang dari IUr ke barat dengan panjang pemukiman + 707 m2 dan lebar 114 m2 • Lautan pulau Yenbekwan memiliki berbagai jenis ikan, baik itu ikan )nomis penting seperti maming (Napoleon), kerapu, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu, dan juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti samandar (ikan yang hidup disekitar lamun), kakatua (Scorus spY, puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, ikan kulit pasir, dan lain-lain. Hasil
laut non ikan seperti lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan berbagai jenis moluska (kerang-kerangan) yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi. Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Yenbekwan membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) dengan nama Ikwan Iba. DPL Ikwan iba mempunyai luas sekitar 289 ha dan merupakan daerah patch reef. Kemiringan slopenya sekitar 45°, Substratnya terdiri atas karang mati dan pasir dan karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 10 meter. Ada kerusakan karang yang disebabkan oleh arus dan juga kegiatan pemboman. Di lokasi DPL Ikwan Iba ditemui 4 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan cukup baik dengan tutu pan karang hidup sekitar 40 % dan terdapat 47 jenis ikan karang.
........::. .IIII!._CERITA SOISES COREMAP IIIABOPITEN RAJA AMPAT
4
PETA LOKASI DPL WARASMUS KAMPUNG YENBUBA DISTRIK MEOSMANSAR
DPLWARASMU KAMPUNG YENB DISTRIK MEOS KABUPATEN RAJA
100
100M
1"""""1
Keterangan:
DPL WARASMUS (33,6 Ha)
• •
o o
8
BII Bill
Kampung Tanda balas DPl BatasDPl Daratan Terumbu karang laut
B I = Balas I B II = Balas II
Bill = Bat B IV = Bal
Pete Indeks
•
Yenbu
KeplAauan Re,ja ArnplIt
50
CERITISUIlSES COREIUI' II WUPIIlN RAJAAMPII
~
Ifll KIMPUNG YENBUBI
pung Yenbuba merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Manswar Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi
a Barat dan merupakan dataran pulau yang mempunyai bentuk pantai landai dengan ketinggian dari pemukaan air berkisar antara 1 -
leter. Seperti kampung lainnya, kampung Yenbuba dikelilingi oleh dangkalan panjang yang ditumbuhi oleh berbagai ekosistem pesisir "ti terumbu karang , padang lamun dan hutan mangrove. Kampung Yenbuba dapat ditempuh sekitar 10 men it perjalanan menggunakan lU
motor tempel 10 PK dari Ibukota Distrik Meos Mansar (Yenbekwan). Dan waktu tempuh dari ibukota Kabupaten (Waisai) adalah 90
t sampai 2 jam dari ibukota Kabupaten Waisai dengan menggunakan sarana transportasi yang sama. Sedangkan jika menggunakan lU
motor 40 PK dari Kota Sorong maka waktu tempuhnya kurang lebih 5 jam perjalanan.
ungan pesisir KampungYenbuba memiliki ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana ~ampung
Yenbuba berkisar 7 Ha dengan bentuk pulau memanjang dari timur ke barat dengan panjang pemukiman 640 meter dan lebar
leter. Lautan pulau Yenbuba sangat khas karena memiliki berbagai jenis ikan, baik itu ikan ekonomis penting seperti maming (Napoleon), 'u, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti samandar (ikan yang hidup disekitar lamunl, ua (Scarus sp), puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gotila, ikan kapas-kapas, dan ikan oci. Hasil laut non ikan ti lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan berbagai molusca yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi. ( melindungi semua potensi tersebut, masyarkat sepakat membentuk suatu Daerah Perlindungan Laut yang diberi nama DPL Warasmus. ilarasmus Kampung Yenbuba terletak di daerah pesisir dan mempunyai luas sekitar 33.6 ha. Vegetasi pantainya terdiri atas semak belukar ohon kelapa dengan kondisi pantai berpasir. Kemiringan slopenya sekitar 45°. Substratnya terdiri atas karang mati dan pasir. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 25 meter. Ada beberapa kerusakan karang yang disebabkan oleh arus dan kegiatan pemboman. Di lokasi DPL Warasmus ditemui 24 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan
baik dengan
tutupan
karang hidup sekitar 69 % dan 67 jenis ikan karang
""""''-. .LCERITA SUISES CDREMIP II KABUPlTEN RAJA AMPAT
51
PETA LOKASI DPL KAPSARAU KAMPUNG WAISILIP DISTRIK WAIGEO BARAT DARATAN
130'21'40' BT
130'22'00' BT
130'22'20" BT
130'22'40" BT
DPL KAPSARAU KAMPUNG WAISILI DISTRIKWAIGEO B DARATAN KABUPATEN RA]AAMJ
(1) 100M
100 1""""'11
Keterangan:
•
•
o
~
c;'J
b
_
~
o o
1:>
Kampung Tanda batas DPL BatasDPL Daratan Hutan mangrove Terumbu karang Laut
BI = Batasl BII = Batas II B III = Batas III Peta Indeks
DPL KAPSARAU (80 Ha) ~
~
1:>
811
..c-~~ 130'21'40" BT
52
130'22'00" BT
!-~.~/
CERITASUISES COREMAP II wupm. RAJAAMPllI' ......,.....
130'22'20" BT
i
I
,IAMPUNG WAISILIP J Waisilip terletak di daratan besar pulau Waigeo dan terletak dalam Kawasan eagar Alam Waigeo Barat dan merupakan Ibu Kota Distrik ~rat. Peairan kampung ini dan pulau-pulau kecil yang masih termasuk dalam pemerintahan kampung Waisilip berada dalam Kawasan Suaka
wa Laut (KSMSL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 81/Kpts-II/1993. Secara geografis berada si koordinat 00°15300 LS dan 130° 21 627 BT. Pemukiman kampung Waisilip mempuyai Luas yaitu ± 2,5 Ha dengan rincian panjang kampung 500 m dan lebar adalah ± 500 m. Secara administratif, sebelah Timur Kampung Waisilip berbatasan dengan Perairan Pulau Gof dan Gemin, arat berbatasan dengan Pulau Yefnawan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Bianci dan sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Jntuk menuju ke Kampung Waisilip relatif sulit mengingat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten Waisai dan medannya yang terbuka hantaman ombak dan tiupan angin akan lebih kuat. Pada musim Selatan saat laut berombak, cukup sulit untuk mendapatkan akses transportasi. ~ masyarakat menggunakan transportasi reguler (kapal perintis) yang singgah di Kampung Mutus jika jadwal keberangkatannya sesuai. Untuk
ti musim Selatan, masyarakat terkadang menggunakan Kapal Momar yang berada di Kampung Bianci. Kapal ini sering mengunjungi kampung :uk mengumpul ikan yang ditangkap oleh bagan milik pengusaha dari Sorong. Jika dalam keadaan terpaksa maka masyarakat nelayan yang lari dan ke Waisai maupun Ke Sorong (atau daerah-daerah lain) akan melewati sisi depan pulau Paniki dan melewati teluk Kabui dan seterusnya ~ Waisai atau ke Sorong. Pada kondisi normal, apabila menggunakan motor tempel 40 PK waktu tempuh ke Ibu kota Kabupaten Raja Ampat
apat ditempuh selama 2 - 2,5 Jam. Sedangkan waktu tempuh ke Kota Sorong dengan alat transportasi yang sama dapat ditempuh dalam rmal 5 - 6 Jam. I Wasilip terdiri dari 25 KK (Kepala Keluarga). Jumlah penduduk sebanyak 115 jiwa dengan komposisi laki-Iaki sebanyak 60 orang dan perempuan
55 orang. Penduduk kampung Wasilip secara kuantitatif di dominasi oleh suku/etnis Beteu Biak Beser Raja Ampat. Sebagai bahasa sehari-hari lhasa Raja Ampat. Penduduk kampung Wasilip terdiri atas beberapa marga, antara lain yaitu : Mambrasar, Mayor, Sauyai, Mambraku, Dimara, dan Ayelo.. Mayoritas Penduduk kampung Wasilip agama Kristen Protestan tetapi ada juga Kristen Katolik dan Muslim. ,caharian/pekerjaan masyarakat/penduduk kampung Wasilip pada umumnya adalah nelayan yaitu sebanyak 25 orang. Para nelayan pada ~ menjual hasil tangkapannya ke Mutus dan Bianci.
lam wilayah pesisir di kampung Wasilip sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena memiliki ekosistem pesisir yang lengkap yaitu mulai n manggrove yang masih asri, lalu diikutu dengan lamun yang menjadi tempat pemijahan ikan dan hamparan terumbu karang yang tidak ~rsentuh oleh masyarakat. Potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus dan kedalaman yang tidak terlalu dalam karena pada saat
~ndah bag ian tertinggi dari permukaan karang akan muncul ke permukaan laut. Dilihat dari potensi perikanannya Wasilip merupakan pulau 'agai jenis ikan karena segala jenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah perairan terumbu karang.
~"II!._CERITA SOISES COREMA' II
IABUPATEN RAJA AMPAT
53
PETA LOKASI DPL BIANCI KAMPUNG BIANCI DISTRIK WAIGEO BARAT DARATAN
130"21'30" BT
130"22'00" BT
DPLBlANCI KAMPUNG BlANCI DISTRIKWAIGEO B DARATAN KABUPATEN RAJAAME
_
BIV
T Bill
tJ....~ ~
\:
DPL BIANCI (30,6 Ha)
(j) 100
0
e--;;;;
"fl.\: '"
100M
I
Keterangan: •
BI
Kampung
"
Tanda batas DPL BatasDPL Daratan Terumbu karang DLaut
oo
BII
o
B I = Balas I B II Balas II
=
Bill = Balas III B IV Batas IV
=
Peta Indeks
\Bianci • 130"21'30" BT
54
CERI1lISUIlSESCOREMAPlllABUPmN RAJAAMPlIJ
~
130"22'00" BT
"~.
fll KAMPUNG IIINel ung Bianci merupakan sebuah pulau yang terletak di perairan Waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat. Secara Geografis Kampung Bianci berada
± 700 m.
ini termasuk salah satu pulau yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat menjadi Kawasan Suaka Margasatwa Laut berdasarkan SK Menteri man No. 81/Kpts-II/1993. Keterjangkauan pulau Bianci sangat bergantung dengan alat transportasi yang dimiliki oleh masyarakat. Pada nya masyarakat Kampung Bianci memiliki perahu dengan mesin katinting dan perahu dengan motor tempe/. Dari Ibu kota Kecamatan Waigeo Waisilip) dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan motor tempel15 PK, sedangkan apabila menggunakan mesin katinting 5 PK )uh dalam waktu 45 menit. Dari Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) ditempuh dalam waktu 2,5 - 3 jam menggunakan perahu dengan mesin I 15 PK, sedangkan jika menggunakan perahu dengan mesin katinting akan lebih lama yaitu sekitar 4 - 5 jam. Sedangkan jarak tempuh ke Kota I sebagaimana alat transport diatas (mesin dengan motor tempel15 PK) dapat ditempuh dalam waktu normalS - 6 Jam. n Bianci bervariasi mulai dari tanah datar dan pegunungan yang membentang dari Timur hingga sisi Barat pulau serta terdapat telaga di Ira pulau. Tumbuhan yang mendominasi adalah tanaman produktif seperti Mangga, Kelapa, Pisang, Singkong, nenas, sagu dan diselingi ~rumputan.
Pantainya bervariasi mulai berpasir putih, berdinding batu hingga mempunyai paparan daerah pasang surut yang luas yang
(di sebelah Barat laut. Ekosistem Hutan Mangrove terdapat di sisi Sebelah Timur hingga ke Selatan Pulau sedangkan Ekosistem padang lamun H disebelah Barat Laut, Barat Daya, Timur Laut hingga Tenggara. Kurangnya daya dukung lingkungan serta adanya aktivitas alam menyebabkan
terjadinya abrasi. Abrasi yang sangat nyata terlihat di sebelah Utara pulau dan sangat mengancam pemukiman penduduk dan ini terjadi sepanjang tahun. Ekosistim Terumbu Karang dijumpai hampir di semua bag ian pulau dengan kondisi yang masih tergolong bagus Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Bianci sepakat membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama sama dengan nama kampung Bianci. DPL Bianci memiliki luasan sekitar 30.6 ha. Vegetasi pantainya terdapat pohon mangrove dengan kondisi pantai berkarang dan pasir. Kemiringan slopenya sekitar 45°. Karang hidup dapat ditemukan pada kedalaman 5 meter dimana substratnya terdiri karang mati dan pasir. Di lokasi DPL Bianci ditemui 9 jenis karang dari 3 suku. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 50 %.
..........:......-CERITA SUKSES COREMAP II KABUPATEN RAJIIMPAT
55
PETA LOKASI DPL MURSlKA KAMPUNG MUTUS DISTRIK WAIGEO BARAT DARATAN
DPLMURSlKA KAMPUNG MUTUS DISTRIKWAIGEO BAR DARATAN KABUPATEN RAJA AM]
Mutus
Keterangan: • •
oo _
B Bill
Kampung Tanda balas DPL BalasDPL Daralan Hulan mangrove Terumbu karang Laut
B' = Balas' B II = Balas II
Bill = Balas "' B'V = Batas ,\I
Pets 'ndeks
BII
130"21'00" BT
56
CERIll SIIISES CORDUP II WIPITIII UJAAMPIT
".JlljjM:,r
ROfil KAMPUNG MUTUS lau Mutus terletak di perairan Distrik Waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat. Perairan pulau ini termasuk gugusan pulau yang telah ditetapkan oleh merintahpusat menjadi Kawasan Suaka Marga Satwa Laut (KSMSL) berdasarkan SK menteri Kehutanan No. 81 /Kpts-III1993. Secara geografis berada da posisi koordinat Kabupaten Raja Ampat 00°30'33" - 01 ° 0'00" LS dan 124°30'00 -130° 30'00" BT. Luas daerah kampung Mutus yaitu ± 75 Ha dengan njang pulau ± 1500 m dan lebar ± 600 m. Untuk menuju ke Kampung Mutus relatif sulit mengingat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten ia Ampat (Waisai) dan medannya yang terbuka sehingga goncangan ombak dan tiupan angin akan lebih kuat. Pada musim Selatan transportasi ke rnpung Mutus relatif sulit bahkan tidak ada. Untuk menyiasati musim Selatan, maka masyarakat terkadang menggunakan Kapal Sebuah perusahaan ~ Food yang berada di Kampung Selpele. Jika dalam keadaan terpaksa maka masyarakat nelayan yang berlayar dari dan ke Waisai maupun Ke Sorong
au daerah-daerah lain) akan melewati sisi depan pulau atau Pulau Batanta dan seterusnya. Dari Ibu kota Kecamatan Waigeo Barat (Waisilip) bisa empuh dalam waktu 20 menit dengan menggunakan motor tempel40 PK, sedangkan apabila menggunakan alat transport yang sama ke Ibu kota Jupaten Raja Ampat (Waisai) dapat ditempuh selama 2 - 2,5 Jam. Dan jika akan ke Kota Sorong dengan alat transport yang sama dapat ditempuh am waktu 5 - 6 Jam. Potensi alam wilayah pesisir di kampung Mutus sangat indah sebagai daerah wisata bahari karena memiliki beberapa pulau kosong yang berpotensi untuk dijaikan daerah tujuan wisata bahari. Disamping itu di dukung juga dengan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus dan kedalaman yang tidak terlalu dalam karena pada saat surut terendah bag ian tertinggi dari permukaan karang akan muncul ke permukaan laut. Dilihat dari potensi perikanannya Mutus merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan karena segala jenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah perairan di sekitar kampung maupun di lokasi terumbu karang. Untuk
melindungi
potensi
terse but,
masyarakat
membentuk sebuah
kawasan
perlindungan dalam bentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama DPL Mursika. DPL Mursika mempunyai luas sekitar 706.7 ha dan memiliki patch reef. Kondisi tainya terdiri dari pasir dan karang mati. Kemiringan slopenya sampai 45° yang di dominasi oleh patahan karang dan soft coral. Karang hidup at ditemui sampai kedalaman 20 meter. Substrat lokasi ini terdiri dari pasir dan karang mati. Dibeberapa tempat ditemui kerusakan karang karena Jak juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPL Manfakwak ditemui 13 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan buruk dengan 'pan karang hidup sekitar 30 % dengan 57 jenis ikan karang.
"""-="'''-.CERITA SOUES COBEMAP II IABOPATEN BAJA AMPAT
5
PETA LOKASI DPL MASADIMMAWA KAMPUNG MEOSMANGGARA DISTRIK WAIGEO BARAT
130"15'30" BT
DPL MASADIMMAW KAMPUNG MEOSMANG( DlSTRIK WAlGEO BAR KABUPATEN RAJA AM]
100
,......,
100M
Keterangan: ..
oo o
Tanda balas DPL BalasDPL Terumbu karang Laut
B I ; Balas I B II ; Balas II
Bill; Balas I B IV ; Batas I
Peta Indeks
BI
130"16'00" BT
130"15'30· BT
58
CERITI sallSEs CaREMAP II wupmN RAJA IMPIIJ
-Jllliiill='r
130"16'30" BT
~Il KAMPUNG
MEDSMANGGARA
geografis Kampung Meosmanggara berada pada titik koordinat 00°23"681" LS- 130°15'443" BT. Kampung Meosmanggara merupakan yang letaknya di sebelah selatan ibukota distrik Waigeo Barat Daratan (Waisilip). Luas daerah kampung Meosmanggara yaitu ± 75 Ha n pulau ± 1500 m dan lebar pulau ± 600 m. Topografi daratan kampung Meosmanggara relatif datar dengan ketinggian kurang lebih 500 "i permukaan air laut pada saat pasang tertinggi, dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung pantai dari batu berupa reef. Perairan sekitar Kampung Meosmangara merupakan daerah Kawasan suaka Marga satwa Laut (KsMsL) yang telah dikelola dan Ingi pemerintah berdasarkan sK Menteri Kehutanan No. 81/Kpts-II/1993. Kampung Meosmanggara relatif sulit untuk ditempuh karena i pulaunya yang merupakan daerah terbuka. Sa at musim ombak yaitu musim angin selatan dan musim angin barat, biasanya masyarakat
19in bepergian menyiasati dengan menyisir pulau-pulau sekitar yang terlindung ombak dan gelombang untuk menuju ke ibukota Waigeo Barat dan ke Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pada umumnya masyarakat menggunakan sarana transportasi berupa perahu 1 motor
tempel atau katinting. Jarak tempuh ke Ibukota Distrik Waigeo Barat dengan menggunakan perahu motor tempel15 PK biasanya
:an waktu 1 jam, sedangkan jika menggunakan perahu dengan mesin katinting biasanya ditempuh dalam waktu 2 jam. Waktu tempuh npung Meosmanggara ke Ibukota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) sekitar 3 jam dengan menggunakan perahu dengan motor tempel15 angkan jika menggunakan mesin katinting biasanya ditempuh dalam waktu sekitar 6 jam. Waktu tempuh dari kampung Meosmanggara ng sekitar 1 hari dengan menggunakan perahu dengan motor tempel15 PK. Alternatif lain yaitu menggunakan kapal perusahan Mutiara la dengan waktu tempuh sekitar 8 jam. alam wilayah pesisir di kampung Meosmanggara sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena mempunyai beberapa pulau kosong Ingat bagus dan indah. Disamping itu didukung juga dengan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus pada kedalaman iak terlalu dalam. Dilihat dari potensi perikanannya, Kampung Meosmanggara merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan karena segala In
yang dikonsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah perairan di sekitar kampung maupun
terumbu karang. lelindungi potensi tersebut, masyarakat membentuk sebuah kawasan perlindungan yang disebut Daerah Perlindungan Laut (DPL). DPL i nama Masadimmawa. DPL Masadimmawa terletak dekat pesisir dan mempunyai luas sekitar 126.4 ha. Vegetasi pantainya didominasi :emara dan pantainya merupakan pasir putih, karang dan soft coral. Kemiringan slopenyasampai 60 0 yang di dominasi oleh patahan Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 25 meter. substrat lokasi ini terdiri dari pasir dan karang mati. Dibeberapa tempat kerusakan karang karena ombak juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPL Masadimmawa ditemui 16 jenis karang dari. karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 50 % dengan 76 jenis ikan karang.
~""'-CIRITA
SUISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
59
PETA LOKASI DPL MANFAKWAK KAMPUNG MANYAIFUN DISTRIK WAIGEO BARAT KEPULAUAN
130"14'30" BT
130"15'00" BT
DPL MANFAKWAK KAMPUNG MANYAIFU DISTRIKWAIGEO BARJ KEPULAUAN KABUPATEN RAJAAMP~
250M
I
Keterangan: • ..
oD _
D D
DPL MANFAKWAK (30,2 Ha)
Bill
BI B II
Kampung Tanda balas DPL BalasDPL Daralan Hutan mangrove Terumbu karang Laut
=Balas I
= Balas II
B III B IV
=Balas III
= Balas IV
Pela Indeks
130"14'00" BT
F
CERITASUIlSES COREMAP II UBUpmN RAJAAMPAT
.01'
~'
130"14'30" BT
130"15'00" BT
Il KAMPUNG MANYAIFUN
Kampung Manyaifun berada pada salah satu pulau yang cukup besar dengan bentuk topografi pulau adalah pegunungan. Tekstur pulaunya r dan berbatu yang mengandung nikel. Kampung Manyaifun terlindung dari hempasan ombak Selatan karena posisinya yang menghadap Utara. Tetapi apabila musim Barat dan musim angin Utara tiba maka bag ian pesisir pantai mengalami hempasan gelombang yang cukup ,kibat aktivitas ombak inilah maka terjadi pengikisan pantai dan pengurangan garis pantai. Untuk menuju ke Kampung Manyaifun relatif sulit gat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten Waisai dan medannya yang terbuka sehingga hantaman ombak dan tiupan angin akan lebih Ituk menyiasati musim Selatan, maka masyarakat terkadang menggunakan Kapal perusahaan Mutiara (PT Cendana) yang berada di teluk Alyui sih berada dalam wilayah pemerintahan Kampung Manyaifun. Jika dalam keadaan terpaksa maka masyarakat nelayan yang berlayar dari dan 3i maupun Ke Sorong (atau daerah-daerah lain) akan melewati pesisir pantai Waisilip dan melewati teluk Kabui dan seterusnya. alam wilayah pesisir di kampung Manyaifun sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena mempunyai beberapa pulau kosong yang >agus dan indah. Disamping itu di dukung juga dengan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bag us. Dilihat dari potensi perikanannya un merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan karena segalajenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak ai di daerah perairan di sekitar kampung maupun di Iikasi terumbu karang. Selain itu juga ada sebuah pulau yang berada di depan kampung sangat banyak dijumpai anggrek, hanya saja tidak adanya pengelolaan dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang konservasi mengakibatkan diambilnya anggrek yang terdapat di pulau tersebut. Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama Mnafakwak. DPL Manfakwak terletak di pesisir dan mempunyai luas sekitar 30.2 ha. Vegetasi pantainya terdiri dari semak belukar dan mangrove. Kemiringan slopenya sekitar 45°. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 25 meter. Substrat lokasi ini terdiri dari pasir berlumpur dan karang mati. Dibeberapa tempat ditemui kerusakan karang karena arus juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPL Manfakwak ditemui 32 jenis karang dari 7 suku. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 61 %
~"IIIl_ CERnA SUUES COBEMAP IIIABUPATEN BAJA AMPIT
61
)"2
PETA LOKASI DPL MANSILO KAMPUNG SELPELE DISTRIK WAIGEO BARAT DARATAN
130'15'00" BT
130'13'30" BT
DPLMANSILO KAMPUNG SELPELE DISTRIK WAlGEO B.AR.A' DARATAN KABUPATEN RAJAAMP~
SOOM
Keterangan: • ..
CJ _
o o
Kampung Pelampung tanda batas DPL BatasDPL Daratan Hutan mangrove Terumbu karang Laut
Bl = Batasl BII=Batasll Peta Indeks
130'13'30" BT
CERITA SUISES COREMAP IIUBupm. RAJAAMPIT
130'15'00" BT
~
130'16'30" BT
un UMPUNG SEIPEIE pung Selpele terletak di daratan / pulau Waigeo bag ian Barat Kabupaten Raja Ampat. Luas kampung Selpele yaitu ± 6 Ha dengan panjang lung dari Timur ke Barat ± 300 m dan lebar dari Utara ke Selatan ± 200 m. Batas-batas pemerintahan kampung Selpele di Sebelah Timur 3tasan dengan Pulau Mangole dan Pulau Ali, Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Waglol dan Pulau Sayang, Sebelah selatan berbatasan an Pulau Ronsiwer atau Pulau Kambing, dan sedangkan sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Dufet dan Pulau Jefnabi. Bentuk Topografi an pulau adalah pegunungan dengan ketinggian kampung kurang dari 2 m dari permukaan laut sedangkan tekstur pulaunya adalah tanah 1 dan berpasir. Profil pantai sebelah timur pulau cenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung pantai dari batu, gga ketika datang musim Selatan terjadi penggerusan dan erosi pantai yang cukup berarti. Hal ini tergambar dari pergeseran garis pantai ke jalam daratan pulau. <menuju ke Kampung Selpele relatif sulit mengingat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten Waisai dan medannya yang terbuka sehingga Iman ombak dan tiupan angin akan lebih kuat. Pad a musim Selatan transportasi ke Kampung Selpele sulit bahkan tidak ada. Untuk menyiasati n Selatan, maka masyarakat terkadang menggunakan Kapal Sebuah perusahaan Mutiara yang berada tidak jauh dari Kampung. Jika dalam Ian terpaksa maka masyarakat nelayan yang berlayar dari dan ke Waisai maupun Ke Sorong (atau daerah-daerah lain) akan melewati sisi depan ung Waisilip kemudian melewati tanjung Kabui dan seterusnya. Dari ibu kota Kecamatan Waigeo Barat (Waisilip) bisa ditempuh dengan waktu ~nit dengan menggunakan motor tempel 40 PK, sedangkan apabila menggunakan alat transportasi yang sama waktu tempuh ke ibu kota >aten Raja Ampat (Waisai) dapat ditempuh selama 3 jam 4S men it. Waktu tempuh ke kota Sorong dengan alat transportasi yang sama bisa 3pai 6 - 7 jam. Iduk kampung Selpele terdiri dari 78 KK (Kepala Keluarga) dengan jumlah penduduk sebanyak 336 jiwa. Penduduk kampung Selpele secara itatif di dominasi oleh suku/etnis Kawe Raja Ampat dengan komposisi 81.54%, kemudian suku Tobelo Ternate 5.95%, suku Sanger 3.27%, suku n 2.67%, Timor 1.78%, Bugis 0.59%, Serui 2.08%, suku Wawiyai, dan Suku Batak masing-masing 1.48%, dan 0.59%. Sebagai bahasa sehari-hari 1 bahasa Kawe Raja Ampat karena suku yang mendominasi adalah suku Kawe Raja Ampat. Masyarakat kampung Selpele terdiri atas beberapa I, antara lain yaitu : Ayello, Daat, Arempele, Dimalau, Gimlah (marga yang berasal dari suku Kawe yang merupakan penduduk asli kampung e. Sedangkan marga yang lain yang mendiami kampung Selpele dan merupakan masyarakat pendatang yang mendiami kampung adalah tu (Ambon), Boeng, Sitorus, Mandurung (Batak), Lapon, Monoim, Mayor, Mambraku (Beser Raja Ampat). Beragam marga yang ada di Selpele ini dari adat istiadat yang berlaku di kampung. Adat ini mengatur bahwa apabila terjadi pernikahan, laki-Iaki yang melamar tidak diperkenankan keluar kampung. )encaharian penduduk kampung Selpele pada umumnya adalah nelayan yaitu sebanyak 242 orang (72.02 %), pereda ran uang di kampung = cukup bagus karena masyarakat dapat langsung menjual hasil tangkapan (lkan, Cumi, Lobster, Kerapu dll) kepada para pembeli, para mpul serta dapat langsung dijual ke perusahaan mutiara. Terkadang juga dapat ditukar dengan bahan-bahan sembako. :i alam wilayah pesisir di kampung Selpele sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena mempunyai beberapa pulau kosong yang bagus dan indah. Disamping itu di dukung juga d engan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus. Terutama pad a daerah yang anya akan di jadikan sebagai daerh DPL (Blocking Area). Dilihat dari potensi perikanannya Selpele merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan segala jenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah yang akan di jadikan daerah lungan laut (DPL).
. . . . .:..IIl_ CERITA SUKSES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
63
PETA LOKASI DPL IRWORKOR KAMPUNGPAM DISTRIK WAIGEO BARAT KEPULAUAN
130·1TOO~
BT
130'19'00" BT
130'18'00" BT
DPL IRWORKOJ KAMPUNG DISTRIKWAIGEO BJ KEPULAUAN KABUPATEN RAJAAJ
PAN
5001 i
Keterangan: •
Kampung
"
Tanda batas DPL BalasDPL Daratan Terumbu karang Laut
o
§
B I = Batas I BII=Batasll
Bill = Bata: BIV =Bata
Peta Indeks
DPL IRWORKOR (40,6 Ha) Bill
BI
Kepulauan Raja
BII 130'17'00" BT
64
CEBIIIISUI$ES COREMAP IIIlABUPmJI RAJAAMm J."'~
130'18'00" BT
130'19'00" BT
Am~t
Il KAMPUNG PAM ng Pam merupakan salah satu kampung yang terdapat di Distrik waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat,Propinsi Papua Barat.Kampung berada oordinat 0°-40° "219" LS 130° -17 "768" BT dan memiliki luas wilayah ± 1,5 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1 Barat
1 Timur
berbatasan dengan Pulau Gag berbatasan dengan Pulau Meos Mansar
1 selatan I
berbatasan dengan Pulau Batanta
Utara berbatasan dengan Pulau Pam Besar
Penduduk kampung Pam sebanyak 666 jiwa dengan 150 Kepala Keluarga (KK) jiwa. Ada beberapa suku yang mendiami pulau Pam dan
19 dominan adalah Beteu Biak dengan mayoritas penduduk beragama Kristen Protestan ( 95 % ). Masyarakat kampung Pam sebagian besar bermata pencaharian sebagai pembuat kopra dan Nelayan yang menggunakan alat tangkap yang ramah Iingkungan. Kampung Pam sendiri berasal dari kata " Pam Bemuk "yang artinya " Jaring Putus ", dan Kampung Pam sendiri adalah merupakan pulau kecil yangterpisah dari Pulau Pam besar. Wilayah laut Kampung Pam saat ini sebagian besar telah rusak terutama sumberdaya terumbu karang dikarenakan oleh penggunaan alat tangkap yang tidak ramah Iingkungan yaitu penggunaan bom dan racun sianidayang dilakukan oleh masyarakat yang datang dari luar kampung Pam. Dampak yang terjadi dari penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan tersebut menyebabkan hasil tangkapan nelayan semakin berkurang dan jarak penangkapan pun semakain jauh. Kampung Pam dilihat dari wilayah potensinya sangat berpotensial untuk tempat pembudidayaan hasillaut. Untuk itu, saat ini masyarakat kampung Pam telah menginisiasi pembentukan Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan akan didukung oleh Peraturan Kampung tentang DPL.
. . . . ::..Ilt_ eUITA SUSES COREMAP 1/ KABUPATEN RAJA AMPAT
65
PETA LOKASI DPL INDARWAN KAMPUNGSAUKABU DISTRIK WAIGEO BARAT KEPULAUAN
130"18'20" 8T
130"18'45" BT
130"19'10" BT
DPLINDARV KAMPUNGSAl DISTRIKWAIGEC KEPULAUA KABUPATEN RAJ.!
Keterangan: • ..
Kampung Tanda batas DPL Batas DPL Daratan [_::] Terumbu karang Laut
Cl
o
o
BI=Batasl B II = Batas II
Bill = B IV =
Peta Indeks
Kepulauan Raja Ampat
130"18'20" BT
CERITA SUIlSES COREMAP II UBUpmN RAJAAMPIII' J.~,r
130"18'45" BT
130"19'10" BT
lAMPUNG SAUHABU )aukabu adalah salah satu kampung yang terletak di Pulau Pam besar Distrik Waigeo Barat Kepulauan Kabupaten Raja Ampat. lmpung Saukabu merupakan wilayah administari dari Kampung Pam. Pada tanggal 29 Juni Tahun 2000, Kampung Saukabu menjadi kampung tersendiri dengan Surat Keputusan Bupati Sorong No.158/2000. Dalam Bahasa Biak, Saukabu artinya pelabuhan ecara geografis kampung Saukabu terletak pada Posisi 0 40'217" LS - 130 17' 765" BT dengan luas wilayah daratan pulau ± 160 Ha. 0
0
ra kampung Saukabu berbatasan dengan P. Yeben, sebelah selatan berbatasan dengan kampung Pam, sebelah barat berbatasan iag dan sebelah timur berbatasan dengan Pulau Arborek/P. Mansuar. Kampung Saukabu didiami oleh orang-orang yang berasal
19 Pam yang di dominasi oleh Suku Biak Beser Raja Ampat, dan berpenduduk 21 KK (Kepala Kepala) dan 134 jiwa. Masyarakatnya 100 % beragama Kristen. Kondisi atau keberadaan
tutu pan terumbu karang yang ada
di wilayah Kampung Saukabu masih cukup baik berkisar 55 %. Disamping itu Kampung Saukabu juga memiliki beberapa pulau dengan panorama alam yang indah serta pasir pantainya yang putih (Pulau Pyainemo). Hal tersebut yang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan (turis) untuk berkunjung ke kampung saukabu. Untuk mempertahankan Kelestarian terumbu karang dan panorama alam Kampung Saukabu maka salah satu program yang dapat melestarikan terumbu karang dan ekosistem yang ada didalamnya serta keindahan alam adalah program COREMAP. Sa at ini, masyarakat Kampung Saukabu telah membentuk sebuah kawasan perlindungan yang disebut Daerah Perlindungan Laut (DPL). Daerah Perlindungan ini akan didukung oleh sebuah Peraturan Kampung tentang DPL yang diinisiasi oleh masyarakat
"""'l. .IIIl-IlERITA SUISES COREMAP II KABOPATIN RAJA AMPAT
67
PETALOKASIDPLAYOF KAMPUNG AREFI DISTRIK SELAT SAGAWIN
13O'42'3O"BT
130'42'00" BT
130'41'30" BT
130'43'00" BT
DPLAYOF KAMPUNG ARE! DISTRIK SELAT SAGi KABUPATEN RAJAAl
Arefi
200M
Keterangan: '"
o _ o o
Kampung Tanda balas DPL BalasDPL Daratan Hulan Mangrove Terumbu karang Laut
BI B II
= Balas II
o B11.1-----------.... Bill DPLAYOF (64 Ha)
=Balas 1
Peta Indeks
..
P' I
Kepulauan Raja Ampat
BI
130'41'30" BT
68
ClRITA SUUlS CORlMAP II WUPmN RAJAAMPIT
130'42'00" BT
~
~
.
130'42'30" BT
130'43'00" BT
Bill B IV
=Bala, = Bala
IOfll KAMPUNG AREfl npung Arefi terletak di sebelah utara kepulauan Batanta yang memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat beragam utamanya potensi
lberdaya perikanan (sumberdaya ikan, karang, lamun, mangrove dan jasa Iingkungan laut). Selain itu juga, terdapat sumberdaya hutan, ~ebunan
dan pertanian yang sangat menjanjikan. Secara geografis letak Kampung Arefi berada pada titik koordinat 00 48' 152" LS dan 130
723" BT. uk menjangkau Kampung Arefi biasanya ditempuh kurang lebih 4 jam dari Sorong dengan menggunakan transportasi berupa perahu or 15 PK. Sedangkan dari ibukota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) biasanya ditempuh selama 2,5 jam dengan menggunakan perahu motor 'K. Mengapa seperti itu? Karena Kampung Arefi belum merupakan jalur kapal perintis. Secara garis besar jumlah penduduk kampung Arefi berdasarkan jenis kelamin laki-Iaki lebih banyak dibandingkan perempuan. Jumlah penduduk lakilaki sebesar 376 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar 304 jiwa. Total keseluruhan penduduk kampung Arefi laki-Iaki dan perempuan yaitu 304 jiwa. Kegiatan utama masyarakat Kampung Arefi adalah nelayan (88 orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Berdasarkan kebiasaan masyarakat
kampung
Arefi
dalam
melakukan
penangkapan ikan pada umumnya memancing,. Lokasi penangkapan ikan masyarakat biasanya di sekitar daerah terumbu karang wilayah perairan kampung yang masih sangat dekat. Metode nelayan dalam menangkap ikan sesuai dengan jenis ikan yang ditangkap.
~"II..-llERITA SOKSES COREMAP II IABUP'TEN RAJA AMPIT
69
PETA LOKASI DPL BAM FNOBER KAMPUNG YENSAWAI DISTRIK SELAT SAGAWIN
130"40'00" BT
130"41'00" BT
DPL BAM FNOBER KAMPUNG YENSAWAI DISTRIKSELAT SAGAWIN KABUPATEN RAJAAMPAl
200M
Keterangan: • "
o o_ o o
Kampung Tanda batas DPL BatasDPL Daratan Hulan Mangrove Terumbu karang Laul
B I = Batas I B II = Batas II
B II
.f-------------l.
130"41'00" BT
CERITA SUKSES COREMAP IlllABUpmK RAJA AMPAT
-JIII-='
Bill = Batas III B IV = Batas IV
Dfll KAMPUNG YENSAWAI Iyah Kampung Yensawai Distrik Selat Sagawin terletak di sebelah utara kepulauan Batanta yang memiliki potensi sumberdaya yang beragam taranya potensi sumberdaya hayati laut (sumberdaya ikan, karang, lamun, mangrove dan Iingkungan laut, potensi sumberdaya kehutanan, anian dan perkebunan. pung Yensawai berada pada koordinat 00 48' 152" LS dan 13040' 723". Luas pemukiman Kampung Yensawai dengan panjang sekitar 1,5 km I terbagi menjadi 2 RT. Kampung Yensawai merupakan salah satu kampung yang termasuk dalam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
: Dampir. pung Yensawai termasuk daerah yang relatif sulit untuk dijangkau, mengingat belum ada jalur transportasi umum yang seperti kapal ltis atau angkutan umum laut. Biasanya kalau ke Kampung Yensawai numpang kapal perusahaan mutiara PT. Arta Samudera dari Sorong memakan waktu sekitar 2 jam. Selain itu juga, masyarakat, kadang memakai perahu sendiri, dengan jarak tempuh dari Sorong Yensawai ar 4 jam (bila keadaan laut teduh) dengan mesin motor tempel 15 PK. Selanjutnya dari Kampung Yensawai ke ibukota Raja Ampat (Waisai) Inya ditempuh dengan waktu 3 jam dengan motor laut Yamaha 15 PK, atau 2 jam bila menggunakan motor Yamaha 40 PK. Menurut Atlas Sumber Daya Pesisir Kabupaten Raja Ampat Provinsi Irian Jaya Barat tahun 2006 bahwa tutupan terumbu karang di Kampung Yensawai rata-rata 51-75 %, dikategorikan dalam keadaan sedang, kecuali ke arah barat Kampung tepatnya di Pulau Dayan kondisi karangnya masih dalam kondisi bagus dan baik untuk dijadikan titik penyelaman dan lokasi wisata. Jenis karang yang mendominasi yaitu dari genus Acropora, Montipora, Porites dan Fungia. Saat ini masyarakat kampong telah menetapkan sendiri Daerah Perlindungan Laut (DPL) di teluk belakang kampong seluas 25 Ha dengan nama DPL Bam Fnober, yang digunakan sebagai tabungan ikan untuk masa akan datang. Mangrove atau mangi-mangi
di Kampung Yensawai tumbuh di
sepanjang garis pantai berteluk dan muara sungai, salahsatu sungai yang ada di Kampung Yensawai adalah Sungai Wartandip.
~. .IJt._CERITA SUMSES COREMAP 1/ MASUPATEN RAIA AMPAT
71
Konservasi Warisan lelubur Pelepasan kawasan untuk perlindungan laut Kampung Distrik Waigeo Barat Kepulauan - Kabupaten Raja Am
A. Gambaran Umum Kampung Pam terletak di bag ian barat pulau Waigeo yang me gugusan kepulauan dalam pemerintahan Distrik Waige Kepulauan. Kampung Pam berbatasan dengan kampung dibagian timur, kampung Mutus dibagian Utara, pulau Ba bagian selatan dan pulau Gag dibagian barat. Gugusan pulau Pam terdiri dari pulau Pam besar dan pul keeil. Kampung Pam sendiri merupakan bagian dari pulau P sedangkan pulau Pam besarterdapat beberapa kampung diar Kampung Saukabu yang merupakan peeahan dari Kampu selain itu juga terdapat tiga dusun yang merupakan pemekc Kampung Pam dan Kampung Saukabu. Penduduk Kampung Pam adalah kelompok masyaraki heterogen dan ini merupakan salah satu eirri dari k pelabuhan karena di Kampung Pam terdapat salah satu pe yang eukup representative bagi pelayaran di Kabupaten Raj; pelabuhan ini sering disinggahi oleh kapal-kapal dari II Ampat maupun dari provinsi lain. Pereampuran pendudu
"
I
, .,
disini sehingga transformasi budaya dan informasi sang, dan merupakan bag ian kehidupan keseharian masyarakat K Pam. Penduduk Kampung Pam berjumlah 877 jiwa yang te 359 kepala keluarga.
Program Coremap
fasilitator masyarakat di kedua kampung tersebut. Fasilitator masyarakat untuk Kampung Pam saudari Yuli Warikar dan untuk
lung Pam yang strategis menyebabkan banyak informasi
Kampung Saukabu saudara Herman Alex dengan SETO saudara
vang datang maupun keluar Kampung Pam terutama dari
Markus Rumsowek.
:ampung disekitarnya. Kampung Pam berdekatan dengan merupakan salah satu kampung yang
Kegiatan awal yaitu mensosialisasikan program Coremap kepada
can program Coremap sejak tahun 2005. Banyak orang
pemerintah dan masyarakat Kampung Pam dan Saukabu. Salah satu
ng kawin dengan orang Pam sehingga ada sebahagian
program kerja utama adalah pembuatan dan penetapan Daerah
Kampung Pam menetap di Kampung Arborek. Mereka
Perlindungan Laut (DPL) Kampung Pam. Untuk memperlancar inisiasi
Arborek yang
ak awal program Coremap mereka terlibat aktif dalam
program dan membantu fasilitator masyarakat maka dipilih dua
?giatan Coremap yang dilaksanakan di Kampung Arborek
orang motivator kampung dalam mendukung sosialisasi kegiatan
nikian mereka tahu tentang program Coremap.
DPL.
i dan terlibat langsung pada kegiatan-kegiatan Coremap Ig Arborek maupun kampung-kampung di Waigeo
C. Komitmen masyarakat dan Pemerintah Kampung Pam
juga merupakan lokasi Coremap membuat sebahagian Kampung Pam menginginkan program Coremap masuk
Pemerintah kampung dengan sepenuhnya menerima program
l mereka. Melalui pemerintah kampung maka Kampung
Coremap di Kampung Pam dengan memberi izin serta terlibat
Ita agar kegiatan-kegiatan Coremap juga dilaksanakan di
dalam berbagai kegiatan Coremap, pemerintah kampung juga
am.
yang memfasilitasi pertemuan-pertemuan kampung dalam rangka
·ogram Coremap masuk ke Kampung Pam maka PMU
mensosialisasi program
Raja Ampat melaksanakan kegiatan sosialisasi program
Coremap.
maupun dalam perencanaan
kegiatan
Kampung Pam. Kegiatan ini dilakukan dengan pelibatan aparatur kampung dalam kegiatan Coremap di tingkat
Program Coremap dan fasilitator masyarakat dijadikan sebagai mitra
seperti pelatihan, lokakarya dll.. Penyebaran informasi
kerja pemerintah kampung sekaligus sebagai media konsultasi
ter, pamphlet, brosur tentang Coremap di sebarkan juga
dalam perencanaan kegiatan lingkungan hidup di Kampung
1 Pam agar masyarakat Pam juga mengetahui tentang
Pam. Pemerintah kampung menyerahkan sebidang tanah untuk
19ram Coremap.
pembangunan Pondok Informasi Kampung yang dibangun oleh program Coremap untuk kepentingan penyebaran informasi yang
Juli 2007 program Coremap dilaksanakan di Kampung
salah satunya yaitu informasi tentang Daerah Perlindungan Laut
lmpung Saukabu dengan adanya penempatan tenaga
(DPL). Kawasan yang sudah disurvey untuk dijadikan calon lokasi
.........::. . . ._ CERIlA SUISES COREMAP II IAIUPATEN RAJA AMPAT
73
,Ieh pemerintah kampung dicadangkan oleh menjadi Daerah
masyarakat. Nilai-nilai dasar ini sampai sekarang masih dilaksanakan
dungan Laut.
dan dipatuhi oleh semua orang dan mereka taat melaksanakannya.
Isunan rencana pembuatan dan penetapan DPL dilakukan
terhadap semua sanksi dan denda yang dijatuhkan kepada mereka.
ma dengan masyarakat Pam dan Saukabu (kampung tetangga
Sehingga dalam pembuatan dan penentuan lokasi DPL tidak
Ketaatan mereka dalam menerapkan semua aturan serta patuh
masih terikat secara adat) dengan melakukan pertemuan
mengalami banyak kesulitan karena tahapannya sudah merupakan
ung maupun berbicara dengan pemilik hak ulayat kawasan laut
sesuatu yang selama ini pernah dilaksanakan oleh mereka (Ieluhur)
ditetapkan sebagai DPL. Semua pihak yang berkepentingan
dan mereka mau melaksanakannya kembali (generasi sekarang).
ta pendapat dan saran tentang DPL baik lokasi maupun aturan. Hakat Pam berpendapat bahwa "Ini laut kitorang punya jadi
Kepatuhan terhadap sanksi atau denda yang diberikan merupakan
dijaga untuk kepentingan kitorang dan anak cucu nantinya".
ukuran ketaatan dalam menjalankan aturan yang dibuat, hal ini
lag ian masyarakat belum setuju disebabkan oleh kurang
merupakan suatu pendukung dalam menerapkan sanksi dan denda
nnya tentang DPL dan keuntungannya untuk masyarakat dan
di DPL. Sanksi atau denda yang diberikan berupa sanksi gereja
tarian lingkungan laut.
maupun sanksi adat serta sanksi administrasi pemerintah kampung. Sanksi gereja bagi pelanggar aturan adalah dia tidak dilayani dalam
arakat Pam merasa bahwa DPL adalah kebutuhan dan salah
pelayanan gerejawi, sanksi adat berupa denda "Geras" piring adat
cara melindungi serta melestarikan Iingkungan laut mereka.
maupun sanksi sosial dengan dikucilkan dari masyarakat sementara
lukan untuk orang lain tetapi untuk mereka dan sudah menjadi
sanksi administrasi pemerintah berupa kerja bakti untuk kepentingan
hidup dari masyarakat Kampung Pam karena cara dan aturan
kampung. Sanksi yang lebih ekstrem adalah sa kit bahkan kematian
In
diterapkan di DPL sama dengan cara orang tua-tua mereka
bagi orang yang melanggar aturan gereja dan adat. Orang yang sakit
aga Iingkungan mereka secara turun temurun (sasi) dan itu
atau meninggal oleh masyarakat dikatakan bahwa mereka mendapat
Ih warisan leluhur mereka.
marah atau kutukan dari Tuhan dan orang tua-tua atau leluhur. Kampanye DPL dilakukan dengan penyebaran poster, pamphlet,
endukung
brosur dan pemutaran film tentang DPL. Masyarakat diajak untuk mengetahui DPL dan manfaatnya bagi masyarakat dan juga
'arakat Kampung Pam adalah bagian integral dari masyarakat
membandingkan dengan daerah/kawasan lain yang sudah membuat
Ampat yang merupakan masyarakat yang memegang teguh
DPL sehingga masyarakat Pam juga tergugah untuk membuat
kinan dan kebiasaan hidup bermasyarakat. Dalam tatanan
DPL dengan cara yang berbeda sesuai kondisi dan kearifan lokal
juapan masyarakat ada nilai-nilai luhur yang diatur dalam
masyarakat Pam. Fasilitator masyarakat (CF dan SETa) merupakan
In
yang mengikat semua pihak baik individu maupun kelompok
pendamping
masyarakat dalam
menginisiasi
pembuatan
DPL
~. . . ._ CERITA SUlSES CODE MAP II IABUPATEN RAJA AMPAT
7!
di Kampung Pam dan Kampung Saukabu. Fasilitator masyarakat
sekitar Kampung Pam merupakan tempat dimana banyak
memberikan pencerahan kembali terhadap kearifan lokal yang ada
dari luar (sorong maupun dari provinsi lain diluar papua) r
selama ini yang sudah turun temurun dilaksanakan untuk diterapkan
ikan.
I
kembali dalam bentuk yang baru namun tidak menghilangkan nilai dasar dari kearifan lokal tersebut. Selama ini kearifan lokal (sasi) lebih
Dari sekian banyak lokasi laut yang dipunyai Kampung Par
banyak dilakukan bagi sumberdaya alam di darat (kelapa, pi nang
ditentukan rep "Irworkor (kepala buaya atau pulau mangen
dll), menyadari manfaat dari Sasi di darat maka masyarakat Pam
sebagai kawasan Daerah Perlindungan Laut Kampung Pam
mengusulkan untuk dilaksanakan juga dilaut khusus bagi Terumbu
luas sekitar 50 Ha. Rep Irwarkor dipilih karena di lokasi ini kar
Karang dan biota laut lainnya yang ada didalam Daerah Perlindungan
masih baikdan banyak ikannya serta bukan tempat utama penc
Laut. Mereka merencanakan itu dalam rencana penetapan DPL di
masyarakat Pam serta tempat ini juga merupakan tempat yanl
Kampung Pam dan aturan-aturannya.
menjadi sasaran mencari ikan nelayan dari luar.
Dalam perencanaan dan penentuan lokasi dilakukan dalam pertemuan
Luas kawasan laut dari Kampung Pam membuat banyak pilihal
kampung yang melibatkan
dijadikan kawasan konservasi atau perlindungan laut. Laut d
masyarakat, pemerintah kampung,
Bamuskam dan lembaga adat.Semua data yang telah diperoleh dalam
pulau-pulau yang ada di Kampung Pam menyimpan begitu
survey lokasi dan draft aturan disampaikan oleh LPSTK dan dibahas
potensi yang belum banyak diketahui oleh orang. Untuk meli
bersama untuk mencapai kata sepakat. Untuk lebih menajam aturan
potensi laut tersebut maka dengan kesadaran sendiri beberapc
maka dilakukan FGD sesuai kelompok pemanfaat yang ada didalam
pemilik hak ulayat pulau dan laut di sekitar Kampung Parr
maupun disekitar lokasi DPL, semua kepentingan ditampung dan
membuat kawasan atau Daerah Perlindungan Laut Marga, con
dibahas bersama sehingga tidak ada kepentingan yang terlewatkan
pulau Bambu dijadikan Daerah Perlindungan Laut oleh
yang nanti dikemudian hari akan menghambat dalam penentuan
Mambraku dimana mereka ingin melindungi ikan dan burun
lokasi dan pembuatan aturan. Masyarakat Kampung Pam secara
ada dipulau tersebut. Kawasan sekitarnya mau dimanfaatkan 5
sadar dan sukarela mau melepaskan kawasan lautnya dijadikan DPL
lokasi budidaya. DPL marga terlihat sangat ekslusive namun (
dan mau mematuhi semua aturan yang ada di DPL terse but hal ini
konservasi sangat membantu upaya pelestarian alam laut serr
merupakan kesepakatan bersama semua pihak.
untuk aturan dan manfaat akan diatur agar dapat dimanl secara bersama "hak pakai bersama"
Laut Kampung Pam merupakan kawasan yang kaya akan ikan dan biota laut lainnya serta terumbu karang. Hamparan terumbu karang terdapat di beberapa tempat dan masih dalam keadaan baik namun di sebahagian tempat sudah rusak akibat kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah Iingkungan yang dilakukan di masa lalu. Lautan
76
I
It' CERIIA SUIlSES COREMAP II UBu.mN RAJAAM.AI _ _/
dengan pengelolaal
terfokus pada pemilik hak ulayat laut tersebut.
E. Prosesi
(alat musik tradisional Raja Ampat)untuk memberitahu sekaligus
Penyerahan dan penetapan "Natzar 5asi" gereja
dipasang di DPL sehingga masyarakat tidak melanggar tanda-tanda
Upacara ini dilakukan dalam kalangan terbatas hanya oleh Majelis
tersebut dan juga tanda itu menandakan wilayah DPL Kampung Pam.
mengenalkan kepada seluruh masyarakat tanda-tanda yang akan
Jemaat Gereja Pniel Pam. Pemerintah Kampung mewakili masyarakat
Ditempat upacara adat dilakukan tanda batas tersebut diserahkan
dan jemaat gereja menyerahkan Natzar berupa uang dalam jumlah
dari Ketua Jemaat Gereja pniel Pam kepada Tua Adat Kampung Pam
tertentu untuk di sembahyangkan oleh majelis jemaat. Natsar ini
dan selanjutnya diserahkan kepada Kepala Kampung Pam selaku
sebagai perlambang penyerahan kawasan kepada Tuhan Yang Maha
pemerintah kampung untuk nantinya diletakkan di empat sudut
Kuasa sekaligus memohon perlindungan dan pertolongan untuk
terluar DPL Irworkor.
kegiatan DPL yang dibuat. Natzar juga merupakan bentuk ikatan antara jemaat gereja dengan Tuhan atas semua aturan yang telah disepakati termasuk sanksi yang akan diterima bila melanggar aturan
Penyerahan pengelolaan dari Gereja dan Adat kepada Pemerintah Kampung
tersebut. Ibadah atau sembahyang penyerahan natzar oleh majelis
Kepala Kampung Pam menerima tanda batas dari tua ad at yang
jemaat dilakukan pada jam 24.00 malam sebelum hari dilakukan
sebelumnya diserahkan oleh majelis jemaat kepada tua adat sebagai
upacara adat (21 Februari 2009). Setelah ibadah tersebut maka akan
pertanda bahwa secarah resmi pengelolaan kawasan DPL Irworkor
diumumkan kepada jemaat bahwa telah dilakukan atau dibuka sasi
Kampung Pam dilakukan sepenuhnya kepada Pemerintah Kampung
secara gereja di Kampung Pam dan berlaku untuk semua jemaat
Pam. Diakhir upacara adat dilakukan doa bersama yang dipimpin
gereja Pniel Pam maupun orang luar.
oleh salah seorang majelis jemaat.
Pelepasan tanda batas di lokasi DPL Upacara Adat
Tanda batas yang telah didoakan dan diserahkan secara ad at
Setelah dilakukan penyerahan Natsar Sasi di gereja maka dilanjutkan
kemudian diarak oleh masyarakat kampung menuju pantai diiringi
dengan upacara penyerahan secara ad at pada keesokan harinya. Tua-
dengan grup suling tam bur. Tanda batas tersebut dibawa menuju
tua adat dengan bahasa setempat (bahasa daerah) mempersiapkan
lokasi DPL Irworkor menggunakan dua perahu besar. Kurang lebih
sesaji berupa Kakes, uang dan nasi untuk dipersembahkan dalam
satu jam perjalanan menggunakan perahu motor 40 PK dari kampung
acara ad at kepada leluhur penguasa dan pemilik laut. Kakes berupa
menuju ke lokasi DPL Irwokor kemudian tanda-tanda batas tersebut
sirih, pinang, kapur dan rokok adalah pertanda syukur dan bentuk
dilepas di empat sudut terluar dari DPL sesuai dengan luasan DPL
ikatan kekerabatan dengan para leluhur.
tersebut.
Pemberian sesaji adat di lokasi
78
Penyerahan dan penetapan alat-alat penandaan
Tua ad at melepaskan sesajian ke laut sebagai tanda ucapan syukur
Alat-alat tanda batas (pelampung, bendera dan jangkar) dibawa dan
dan terima kasih kepada Tuhan dan orang tetua para leluhur serta
diarak keliling kampung dan dihantar dengan grup Suling Tambur
menyerahkan kawasan DPL kepada Tuhan dan para leluhur. Sesaji
CERI1I SUISES COREMAP IIIABUpmN RAJAAMPAT
.J•
..,.,r
tersebut diikat dengan benang dalam suatu rangkaian Kakes dan dilepas oleh tua ad at satu persatu satu sambil membaca doa penyerahan (dalam bahasa daerah) kepada para leluhur.
F. Sosialisasi dan Publikasi Masyarakat Kampung Pam
Pengumuman di ibadah-ibadah Setelah dilakukan ibadah penyerahan natzar sasi oleh majelis jemaat maka sasi gereja DPL Irworkor didoakan dan diumumkan dalam ibadah minggu Gereja Pniel Pam, selain di ibadah minggu di gereja Sasi DPL juga diumumkan di ibadah-ibadah Keluarga/unit, ibadah pemuda, ibadah anak dan remaja, ibadah Pelayanan Wanita (PW) dan ibadah Perkumpulan Kaum Bapak (PKB). Jemaat Gereja Pniel Pam mendapat informasi tentang DPL Irworkor dari ibadah-ibadah yang dilaksanakan sehingga mereka memahami dan mengerti tentang lokasi dan aturan serta zona yang ada didalam DPL Irworkor tersebut.
Program kerja Majelis Jemaat dan Klasis Daerah Perlindungan Laut Irworkor Kampung Pam masuk dalam program kerja Badan Pekerja Majelis Jemaat Pniel Pam dan juga diangkat sebagai program kerja Badan Pekerja Harian Klasis GKI Raja Ampat Utara. Rencana kerja Majelis Jemaat maupun Klasis memuat tentang kegiatan konservasi di wilayah pesisir dan laut salah satunya adalah program Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang difasilitasi oleh LPSTK dan Pemerintah Kampung.
!
,I
peraturan adat dan kampung
Program kerja Badon Pekerja Klasis Raja Ampat Utara
Sanksi dan denda yang sudah diatur dalam aturan gereja dan aturan
Klasis Raja Ampat Utara membawahi beberapa kampung lokasi
adat dituangkan dalam dokumen kampung berupa Peraturan
Coremap yang
Kampung Pam Nomor. 37 Tahun 2009 tentang Daerah Perlindungan
diangkat sebagai program kerja klasis. Melalui tiap majelis jemaat
Laut Kampung Pam. Peraturan kampung ini selain mengaturtentang
program kerja ini juga diadopsi menjadi program kerja majelis
sanksi dan denda didalamnya memuat tentang nama, lokasi, hal-
jemaat sehinga di tiap ibadah hal ini dibicarakan dan diumumkan.
hal yang diperbolehkan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan di
DPL sudah merupakan tanggungjawab gereja dan perlu dilaksanakan
DPL Kampung Pam. Peraturan kampung ini mengakomodir semua
oleh setiap anggota gereja baik di tingkat jemaat maupun klasis
kepentingan dan diatur secara umum tugas dan pelaksana di dalam
dan hal ini yang diinformasikan didalam kotbah maupun renungan
DPL Kampung Pam. Kebiasaan orang tua-tua yang sudah dilaksanakan
ibadah serta warta jemaat.
mempunyai DPL maka kegiatan konservasilDPL
turun temurun merupakan landasan berpikir dan bertindak dalam penyusunan peraturan kampung ini sehingga kearifan lokal yang
Pemerintah Kabupaten
sudah ada menjadi roh dari peraturan kampung DPL yang dibuat di Kampung Pam.
Program kerja Majelis Jemaat dan Klasis Klasis Raja Ampat Utara membawahi beberapa jemaat GKI yang ada
Kampung Tetangga
kampung-kampung lokasi Coremap yang
mempunyai DPL maka
kegiatan konservasilDPL diangkat sebagai program kerja klasis.
Pengumuman di ibadah-ibadah
Melalui tiap majelis jemaat program kerja ini juga diadopsi menjadi
Kampung tetangga merupakan kampung yang ada disekitar dan
program kerja majelis jemaat, dalam tiap ibadah hal ini dibicarakan
berdekatan dengan Kampung Pam sehingga informasi mengenai
dan diumumkan. DPL sudah merupakan tanggungjawab gereja dan
DPL Kampung Pam perlu diketahui oleh kampung tetangga untuk
perlu dilaksanakan oleh setiap anggota gereja baik di tingkat jemaat
meminimalisir pelanggaran akan terjadi di DPL Kampung Pam. Bentuk
maupun klasis dan diinformasikan dalam kotbah maupun renungan
penyebaran informasi berupa pengumuman di ibadah Minggu di
ibadah serta warta jemaat.
gereja-gereja maupun ibadah-ibadah unsur, selain itu yang ada di kampung tetangga (Iokasi Coremap) melalui fasilitator masyarakat
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Kabupaten Raja Ampat
setempat akan juga mensosialisasi DPL yang sudah dibuat di
Untuk memayungi semua peraturan tentang konservasi wilayah
Kampung Pam. Umumnya kampung-kampung lokasi Coremap yang
pesisir dan laut di Raja Ampat maka ditetapkan Peraturan Daerah
berdekatan sudah mengetahui bahwa di tiap kampung mempunyai
tentang KKLD dan dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Bupati
DPL dengan peraturan kampung yang mengaturnya.
Raja Ampat tentang KKLD. DPL Irworkor Kampung Pam mempunyai peraturan yang termuat dalam Peraturan Kampung Pam tentang DPL Irworkor. Semua aturan kawasan DPL menjadi roh atau landasan
~. .IIt_llERITA snSES COREMAP IIIABDPATEN RAJA IMPIT
81
dalam penyusunan Perda dan Perbup KKLD yang didalamnya
untuk terlibat dalam kegiatan konservasi yang difasilitasi oleh DKP
mengatur pula tentang pelestarian dan pengelolaan sumberdaya
Raja Ampat melalui program Coremap bersama LSM berupa jejaring
terumbu karang yang menjadi salah satu tujuan utama pembuatan
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Raja Ampat.
dan penetapan DPL di kampung-kampung lokasi Coremap II Raja Ampat.
Masyarakat Nasional
Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCEB) Kabupaten Raja
Program Tayangan TV Swasta (TPI dan RCT/)
Ampat
Penetapan DPL Irworkor juga sudah disaksikan dan diketahui oleh
DPL yang yang ada di Kabupaten Raja Ampat dibahas dalam Dewan
masyarakat Indonesia melalui penayangan di TV swasta (TPI) pada bulan
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kabupaten Raja Ampat. Banyak
10 Mei 2009 dalam program acara Jendela Minggu. Program Jendela
pertanyaan yang muncul berkaitan dengan DPL misalnya mengapa
di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) menayangkan prosesi adat
laut harus dibatasi dan dilarang penangkapan pada daerah-daerah
penetapan dan pelepasan tanda batas DPL Irworkor Kampung Pam,
tertentu.Disinilah terjadi pertukaran informasi dan pengalaman
bagaimana tanggapan pemerintah kampung melalui Kepala Kampung
antar pelaku konservasi dan para pengambil kebijakan di tingkat
Pam bapak Astus Obinaru menjelaskan kearifan lokal masyarakat
kabupaten, interaksi positif yang terbangun tantang bagaimana
Kampung Pam dalam melestarikan Iingkungan lautnya melalui DPL.
melaksanakan kegiatan konservasi dan hal-hal yang mendukung
Sementara bapak Saul Mambraku sebagai masyarakat Kampung Pam
kegiatan tersebut (mata pencaharian alternatif, pembangunan
menceritakan manfaat dari kegiatan Coremap di Kampung Pam dan
kampung ramah Iingkungan dl!). Masyarakat mendapat manfaat
kegitan konservasilDPL yang diterima masyarakat Kampung Pam.
secara langsung dari kegiatan konservasi atau DPL bukan menjadi
Sementara Koordinator dan Konsultan CBM Coremap II Raja Ampat (Bun
inti
Rahawarin dan Meidi Kasmidi) yang memfasilitasi kegiatan Coremap
dari pemberdayaan masyarakat yang dibangun dalam dewan ini.
yang diwawancarai oleh reporter RCTI menjelaskan tentang kegiatan
Masyarakat secara umum (tingkat kampung maupun kabupaten)
yang telah dilakukan oleh program Coremap di kabupaten Raja Ampat
belajar mengenai konservasi dalam skala kecil lewat pengelolaan
salah satunya adalah DPL Irworkor Kampung Pam (kearifan loka!) dan
DPL kampung dan konservasi dalam skala besar lewat jejaring
kegiatan lainnya seperti mata pencaharian alternatif, LKM dll.
penerima kegiatan melainkan pelaksana kegiatan adalah
KKLD Raja Ampat. Menurut ketua PMU Coremap II Raja Ampat Ir. J. Becky Rahawarin, MM bahwa kegiatan konservasi di Raja Ampat
Dunia Internasional .
menjadi terbantu atau sangat mudah dilakukan karena sudah ada
82
di masyarakat Raja Ampat suatu kearifan lokal (sasi) yang menganut
Program Tayangan TV Swasta di 6 negara Asia (Asian Broadcasting
prinsip-prinsip konservasi yang sudah dilakukan secara turun
Union)
temurun dari para leluhur sampai sekarang. Sehingga pemerintah
Program Jendela di TPI tentang penetapan DPL Irworkor Kampung
daerah mendesain suatu program yang melibatkan semua pihak
Pam juga ditayangkan di Philipina berkaitan dengan kerja ABU (Asian
Lt'J
CERITASUIlSES COREMAP II wupm. RAJAAMPlIJ ~
Broadcasting Union) pada bulan Maret 2009 dimana tayangan ini
empat buah yang diletakkan pada empat sisi terluar DPL. Pelampung
juga diputar dan disaksikan di enam Negara Asia anggota ABU. Selain
yang terbuat dari gabus mudah rusak, tali nilon diameter 20 mm adalah
masyarakat Indonesia, masyarakat International juga mengetahui
bahan yang mudah putus karena gesekan dengan terumbu karang atau
kegiatan konservasi yang dilakukan oleh masyarakat di Raja Ampat
sering dipotong oleh orang yang tidak bertangungjawab untuk melepas
yang merupakan "Warisan Leluhur" yang sudah dilakukan turun
tanda batas tersebut
temurun dan dimodifikasi oleh generasi sekarang untuk kepentingan bagi
DPL Irworkor mempunyai potensi yang cukup besar karena terdapat
masyarakat secara lestari dan berkelanjutan dalam wilayah yang
terumbu karang yang baik dan indah dengan begitu banyak ikan.
besar dan saling berhubungan.
Tempat ini dulu sering menjadi tempat penangkapan ikan oleh
konservasi laut yang lebih luas terutama manfaat ekonomi
masyarakat dari Kampung Pam dan kampung sekitar maupun nelayan dari luar. Setelah ditetapkan menjadi DPL tempat ini tidak lagi menjadi
G. Permasalahan
tempat penangkapan masyarakat Kampung Pam maupun kampung sekitar namun tetap menjadi daerah penangkapan bagi nelayan dari
Perjalanan menggunakan perahu motor 40 PK membutuhkan waktu
luar (sorong). Mereka tidak mempedulikan aturan yang telah ditetapkan
kira-kira satu jam dari Kampung Pam menuju DPL Irworkor adalah
ditempat tersebut dan mereka tidak mau tahu walaupun sudah
jarak yang cukup jauh dan membutuhkan waktu yang lama. Jarak
diberitahu oleh masyarakat walaupun sudah ada tanda-tanda batas
dan waktu yang diperlukan untuk mencapai DPL Irworkor merupakan
yang dipasang.
permasalahan yang dihadapi masyarakat terutama kelompok pengawas dalam mengawasi dan memantau semua aktifitas yang terjadi di sekitar
Masyarakat Kampung Pam sering menegur atau melarang nelayan dari
DPL Irworkor. Seringkali pelanggaran yang terjadi sulit diketahui atau
luar untuk menangkap di wilayah DPL namun mereka tetap mengulang
terpantau oleh masyarakat.
perbuatan mereka untuk menangkap ikan di dalam DPL Irworkor. Hari minggu pagi adalah waktu yang dipilih oleh nelayan dari luar untuk
Penandaan lokasi konservasi (sasi) biasanya memakai tanda-tanda alam
menangkap ikan di DPL Irworkor maupun laut disekitar Kampung Pam.
seperti tanjung, pohon kelapa, reep atau yang lainnya sehingga mudah
Hari minggu oleh masyarakatdipergunakan untukberibadah dan istirahat
dikenali dan tidak mudah hilang atau rusak. Untuk penandaan DPL
dengan tidak melakukan aktifitas seperti hari biasanya, dengan demikian
dipakai pelampung berbendera dan diberi pemberat Uangkar) dan tali
nelayan dari luar bebas untuk menangkap ikan dimana saja mereka mau
untuk mengikat pelampung dengan pemberat, tanda DPL ini sebanyak
karena nelayan lokal tidak melakukan kegiatan penangkapan ikan.
~"'._llERITA
SOISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
83
SEEDFUND r(lj<5Clel penyaluran Seed Fund COREMAP II ~aja Ampat dihasilkan dari s.erangkaian kegiatan yang dilaksana~an.oleh Micro Finan~e Resource
'0rl Person dengan mendapat dukungan darl PMU, Konsultan Community Based Management (CBM), AIG District Fund Expert, Village Motivator, Community Facilitator, dan Senior Extension and Trainning Officer (SETO) COREMAP II Raja Ampat. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu: sosialisasi dan identifikasi LKM, design Seed Fund, persetujuan design seed fund, dan pembentukan LKM dan aturannya. Sedangkan kegiatan yang merupakan rencana tindak lanjut untuk dilaksanakan ke depan yaitu: pelatihan LKM, pembuatan dan pengajuan proposal POKMAS, permintaan pencairan Seed Fund, pencairan Seed Fund, pemberian dan pelunasan kredit, dan pengawasan Seed Fund. Kegiatan rencana tindak lanjut tersebut disertai dengan petunjuk teknis pelaksanaannya.
SOSIALISASI DAN IDENTIFIKASI LKM Tujuan kegiatan sosialisasi dan identifikasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di 21 kampung yang merupakan lokasi COREMAP II Raja Ampat adalah memperkenalkan LKM dalam kaitannya dengan program pengembangan ekonomi COREMAP dan mengidenfikasi lembaga keuangan yang ada di tingkat kampung yang akan menjadi LKM untuk penyaluran Seed Fund. Kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat sudah mengenal program dana bergulir melalui program-program yang pernah dilaksanakan oleh pemerintah seperti Inpres Desa Tertinggal (lOT), COREMAP I, Program Pemberdayaan Dana Otonomi Khusus (OTSUS), Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya program-program tersebut menemui banyak permasalahan sehingga mengalami kegagalan. Identifikasi beberapa penyebab kegagalan adalah: Masyarakat balum paham dan belum siap ketika dana diberikan, Program tidak transparan dan tidak melibatkan semua unsur dalam kampung seperti lembaga keagamaan dan lembaga adat, Program sudah 'rusak' dari atas karena tidak eaeak dengan yang disosialisasikan, Tidak mempersiapkan lembaga yang mengelola program hanya sebatas fasilitator saja, Tidak ada mekanisme seleksi kelompok yang akan mendapat dana sehingga dana langsung dibagi habis per KK mendapatjumlah yang sama, Pendampingan tidak efektif dan tidak intensif, Sanksi tidak ditegakkan sehingga tidak ada efekjera yang mendidik untuk mengembalikan pinjaman,
84
CERm SUIlSES COREMAP III1ABUPITDI RAJA AMPIIT
-J.""'"
Kondisi sosial masyarakat yang subsisten sehingga belum ada kesadaran untuk mengembangkan usaha, Kecemburuan sosial di masyarakat karena yang mengalami kemajuan ekonomi adalah penduduk pendatang dari Buton, Bugis, dan lainlain., Adanya provokasi dari pihak-pihak tertentu agar masyarakat tidak mengembalikan pinjaman karena dana tersebut adalah bantuan dan tidak perlu dikembalikan. Dari sisi pengembangan ekonomi masyarakat dan akses masyarakat terhadap pembiayaan usaha, beberapa informasi yang tergali adalah: Masyarakat miskin informasi tentang suatu usaha, Sumberdaya manusia terbatas pengetahuan dan ketrampilannya, Masyarakat kesulitan untuk memperoleh akses terhadap sumber-sumber dana, Masyarakat menemui kesulitan dalam akses pasar, Teknologi yang digunakan masyarakat sangat terbatas sehingga tidak bisa menghasilkan produk yang berkualitas Sedangkanbila ditinjau dari sisi sosial-budaya masyarakat, maka kondisi sosial-budaya masyarakat relatif homogen di 21 kampung lokasi Coremap II Raja Ampat keculai Kampung Saonek. Berdasarkan wawancara dan diskusi tersebut dihasilkan pula informasi tentang keberadaan LKM di setiap kampung, yaitu (i) tidak ada LKM yang mengelola program simpan-pinjam baik di tingkat Kampung maupun Distrik, (ii) masyarakat kampung belum terbiasa dan belum berpengalaman dalam mengelola dana bergulir maupun kegiatan-kegiatan pengelolaan keuangan skala kecillainnya seperti arisan, (iii) usulan masyarakat adalah mempercayakan pembentukan LKM ke pihak LembagaKeagamaan (Gereja dan Mesjid) dan melakukan pengawasan secara bersama-sama dari pihak Gereja, Mesjid, pemerintah kampung, lembaga adat dan LPSTK.
DESIGN SEED FUND Berdasarkan Pedoman Umum, hasil wawancara dan diskusi dengan masyarakat kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat serta masukan dari Program Management Unit (PMU) dan National Coordination Unit (NCU) maka Micro Finance Resource Person menyusun Model/Pola Penyaluran Seed Fund sebagai berikut: Di 21 kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat dibentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) disertai dengan pemilihan Pengurus LKM secara demokratis yang difasilitasi oleh LPSTK, Lembaga Keagamaan, Pemerintahan Kampung dan Lembaga Adat, Proses penyaluran dari PMU ke LKM di 21 kampung adalah melalui Lembaga Keagamaan (Gereja dan Mesjid) sedangkan proses pemberian dan pengembalian kredit dari LKM ke anggota/POKMAS adalah melalui mekanisme yang disepakati dalam Anggaran Dasar dan
~. . . . ._ CUITA SOUES COREMAP II IABUPATEN RAJA AM PAY
85
Anggaran Rumah Tangga LKM, Oi 17 kampung, pola penyalurannya adalah melalui Gereja, yaitu Kampung Mutus, Waisilip, Selpele, Manyaifun, Meos Manggara, Yen bekwan, Yenbuba, Kurkapa-Sawwandarek, Arborek, Yenwaupnor, Sawinggrai, Kapisawar, Friwen, Yenbeser, Saporkren, Oi satu kampung, pola penyalurannya melalui Mesjid, yaitu Kampung Bianci, Oi satu kampung,pola penyalurannya melalui Gereja dan Tokoh Agama Muslim, yaitu Kampung Saonek, Khusus untuk kampung Kurkapa-Sawwandarek dibentuk satu Unit Pelayanan (UP) di Ousun Sawwandarek karena alasan jarak yang berjauhan dan adanya dua Gereja yang terpisah. A. Status Pelaksanaan Saat ini dana Seed Fund sudah dicairkan oleh semua LKM di 21 kampung dan disalurkan kepada pelaku-pelaku usaha yang telah lolos verifikasi proposal standar. Oibeberapa kampung penyaluran dilakukan berdasarkan kelompok tapi di beberapa kampung lainnya penyaluran secara individu yang masuk dalam Pokmas. Sampai dengan tahapan ini proses pelaksanaan kegiatan simpan pinjam masih berjalan sesuai dengan criteria yang ditetapkan walaupun terdapat kemacetan pengembalian namun secara perlahan -Iahan dapat di selesaikan. B. Capaian Pokmas sudah dapat mengakses modal usaha melalui LKM. LKM semakin diperkuat dengan pengelolaan dana simpan pinjam Beberapa pelaku usaha belajar menjalankan simpan pinjam dengan benar. Mulai ada kesadaran dan keinginan mengelola keuangan usaha. Pengurus telah dapat melakukan pencatatan sesuai laporan keuangan standar Pengembalian Pinjaman telah berjalan dengan baik dan terdapat perkembangan dari tahun sebelumnya 7 - 10 % penggembalian walaupun masih ada terdapat tunggakan namun ada inisiatif untuk mengembalikan.
C. Permasalahan dan Rekomendasi Budaya masyarakat yang sulit menegakkan aturan pada Iingkup keluarga yang rata-rata dalam satu kampung hampir semua adalah keluarga. Masyarakat pengakses dana belum semua mengerti dan paham tentang maksud dan tujuan LKM dan model serta aturan main simpan pinjam yang diberlakukan. Banyaknya dana pemberdayaan yang diperoleh masyarakat yang sifatnya hibah sehingga terbentuk opini di masyarakat bahwa dana bergulir sama fungsinya dengan dana - dana hibah lainya.
86
CERITASUIlSESCOREMAPIIIlABUPATEN WAAMPAT
~/
D. Rekomendasi: LKM harus benar-benar dikuatkan dengan pembekalan terhadap anggota POKMAS. CF dan Seto perlu Memberikan pendampingan secara terus menerus pada Pengurus dan anggota LKM.
Cerita sukses: 1. Kampung Yenbekwan: Ibu Oktovina Mubuai, pertama kali meminjam pada bulan Pebruari 2008 di LKM Kampung Yenbekwan, dengan jumlah pinjaman sebesar Rp. 400.000. Pada saat itu sebenarnya Ibu ini belum menjadi anggota LKM. Tetapi karena usahanya cukup lancar, maka pinjaman tersebut langsung lunas pada Bulan berikutnya, sehingga ia langsung mendaftar sebagai anggota LKM dan dapat meminjam kembali. Kali ini, pinjamannya adalah sebesar Rp.1.000.000. Usaha yang dijalankan oleh Ibu ini adalah jualan kue. Oalam 1 hari, Ibu ini bisa menjual kue sebanyak 300 buah. Oalam sehari, Ibu Oktovina bisa mendapatkan uang sebanyak Rp.300.000. Rupiah ini bisa bertambah kalau ada yang memesan kue untuk acara di rumah. Walapun jumlah ini belum keuntungan bersih, tetapi sejak mendapatkan pinjaman dari LKM ia merasakan usahanya meningkat dari segi banyaknya jualan maupun uang yang bisa ia peroleh setiap hari.
2. Kampung Sawinggrai : Sebelum jadi pengusaha ikan hidup di Kampung Sawinggrai, ia pernah bekerja di Sorong menjadi buruh nelayan. Karena kepercayaan dari pemilik kapal,ia diberikan modal untuk memulai usaha sendiri. Tetapi karena merasa kurang berhasil Pak Yopi pun keluar dan kembali ke Sawinggrai. Oi kampung, ia memulai usahanya dengan macing sendiri dan menampung hasil pancingannya, kemudian menjualnya ke kapal penampung yang sering singgah. Sejak LKM ada di Kampung Sawinggrai, Pak Yopi langsung bergabung menjadi anggota dan mendapat pinjaman sebesar Rp.333.000, karena kesepakatan bersama uang modal diberikan per kelompok dan kelompok yang akan membagikan ke anggotanya. Pinjaman tersebut langsung lunas pada bulan itu juga dan Pak Yopi kembali meminjam modal sebesar Rp. 1.000.000. Karena uasahanya lancar, maka pinjaman tersebut lang sung dilunasi bulan berikutnya. Untuk memperbesar usahanya, Pak Yopi kembali mengajukan pinjaman di LKM. Oengan modal yang diperoleh dari LKM, kini sekali menjual ikan ke kapal pengumpul ia bisa memperoleh uang sebesar Rp.12.000.000. Namun demikian Pak Yopi bertekad untuk tidak membeli ikan hasil bius.la bisa membedakannya karena dulu ia adalah seorang nelayan
~. .IIIt_llERITA SUISES COREMAP IIIABUPATEN RAJA AMPAY
87
yang menggunakan bius. Saat ini Pak Yopi dalam proses untuk pencairan pinjaman dari BMT (program AIG )
3. Kampung Meosmanggara : POKMAS yang ada di Meosmanggara, berjumlah 10 kelompok. 8 kelompok laki-Iaki dan 2 kelompok perempuan. Mereka merasa sangat terbantu dengan bantuan modal yang diberikan oleh LKM. Usaha kelompok ibu-ibu adalah pembuatan minyak kelapa. Dengan modal yang diperoleh dari LKM, mereka membeli mesin parut kelapa sehingga produksi bisa meningkat. Untuk saat ini, hasil produksi minyak kelapa dijual untuk memenuhi kebutuhan di dalam kampung dan yang lain dijual di luar kampung sepserti Manyaifun dan Mutus. Dari kelompok bapak-bapak, usaha ikan asin merupakan usaha yang paling menonjol. Sebelum ada pinjaman dari LKM, mereka hanya mampu menghasilkan 5 - 10 kg. Tetapi berkat LKM kini mereka bisa memproduksi ikan asin sampai dengan 30 kg per bulan.
4. Kampung Yenbeser: LKM Kampung Yenbeser pada tahap yang pertama ini, bersepakat untuk memberikan modal seluruhnya kepada kelompok Ibu-ibu. Tetapi hal ini tidak sia-sia, karena saat ini ada modal LKM sebesar Rp.48.000.000 yang berputar di kampung ini. Kelihatan dari begitu beragamnya usaha yang dijalankan oleh ibu-ibu. Sebagian besar usaha yang diajukan untuk dibiayai, masih berjalan sampai saat ini bahkan sebagaian besar menunjukkan adanya peningkatan usaha. Ada 1 orang mama yang sudah tua, tetapi merupakan peminjam paling rajin, karena sudah 3 kali mendapat pinjaman. Pinjamannya memang tidak besar, hanya berkisar Rp.300.000 - Rp.sOO.OOO. Tetapi selalu lunas tepat waktu. Oleh sebab itu ia diberikan prioritas untuk mendapat pinjaman. Usahanya adalah menjual pinang. Dengan usaha ini ia tidak lagi membebani anak-anaknya untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
5. Kampung Saporkren : Ibu Enggelina Dimara, merasa sangat terbantu dengan pinjaman dari LKM Usahanya adalah kios dan jualan kue
88
If
CERITA SUISES COREMAP II UBUPATEN RAJAAMPlIT
~
Sejak mendapatkan tambahan modal dari LKM, kini ia tidak hanya belanja di Waisai tetapi ke Sorong Jualan kue juga bisa menghabiskan tepung sampai dengan 5 kg Dengan keuntungan yang diperoleh dari usahanya, saat ini ia bisa membayar orang untuk membuat perahu
6. Kampung Manyaifun : Sebelum jadi pengusaha ikan hidup di Kampung Manyaifun, ia pernah bekerja sebagai pelaksana utama penyediaan fasilitas illegal fishing dengan salah satu pengusaha besar di kota sorong. Karena dengan tekanan yang begitu kuat sehingga yangnbersangkutan di pecat dari pekerjaan dan membuka kecilkecilan usaha yang perna di tekuninya Di kampung, ia memulai usahanya dengan macing sendiri dan menampung hasil pancingannya, kemudian menjualnya ke kapal penampung yang sering singgah. Sejak LKM ada di Kampung Manyaifun, Pak Eli memperoleh dana pinjman Rp.1.000.000,- . Pinjaman tersebut langsung lunas pada bulan kedua juga dan Pak Yopi kembali meminjam modal sebesar Rp. 1.500.000. Karena uasahanya lancar, maka pak eli di arahkan untuk dapat mengakses dana AIG Distrik Fun seniali Rp. 10.000.000,- dengan jangka waktu 1 Tahun. Dengan ketekunan dan keuletan pak. Eli telah melunasi pinjamnan Rp. 10.000.000, tersebut dan sekarang telah mendapatkan kembali pinjman sebesar Rp. 15.000.000,Namun demikian Pak Eli dalam membina nelayan yang ada di kampong disamping menyediakan alat - alat kebutuhan mincing juga menyarankan pada masyarakat nelayan untuk menyisihkan hasilnya untuk ditabung. Demi masa depan anak - anak.