JEDA KAJ
S apaan Komisi
Penerbit: Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta n
Penanggung Jawab: Rm. Antonius Suyadi, Pr
Pemimpin Redaksi: n Thomas Suwarta/Siska Paramita Redaksi: Maria Fonge n Triyono n Yeny Widjadja n Bondan Wicaksono n Yoseph Daniel n Darwin Alexander n Debby n Elly n Herman Yoseph n Ika Veronika n Maria Vianey Indah n Monik n Rocky n
Layout: n IHB Bendahara: n Monik Sirkulasi: n Triyono n JP Suprapto Alamat Redaksi: Gedung Karya Pastoral KAJ Jl. Katedral No. 07, Jakarta Pusat Telp. 021 3519193 (ext. 234 atau 2351). Fax: 021 385 5752 Website: http//www.komkep.kaj.org
2
n
JEDA KAJ
n
Agustus - September 2014
Sambut Pemimpin Baru
O
rang Muda Katolik KAJ, para sahabat yang saya kasihi dalam Kristus. Senang sekali bisa berjumpa dan menyapa para sahabat muda sekalian melalui media ini kembali. Walaupun dalam beberapa kesempatan kita terus saling sapa dan berjumpa. Harapannya tentu saja, semangat dan api suka cita senantiasa menyertai karya dan pelayanan kita di mana pun berada. Tidak bisa dipungkiri banyak peristiwa penting yang sudah kita lewati beberapa waktu belakangan ini. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, kita baru saja menyelesaikan pesta demokrasi pemilihan anggota legislatif dan presiden. Kita akhirnya memiliki wakil-wakil rakyat yang baru meski banyak juga muka lama tetapi dengan momentum dan era kepemimpinan baru di bawah Presiden baru tentunya Joko Widodo. Era baru Indonesia diyakini sedang dirintis di bawah kepemimpinan beliau. Banyak harapan ditautkan kepada dia, yaitu harapan seluruh bangsa Indonesia akan suatu kejahteraan yang berkeadilan, dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas hingga Pulau Rote. Pada sosok kepemimpinan melayani sebagaimana yang selalu dia jalankan selama ini, di situlah kita letakkan harapan kita sebagai umat beriman. Teladan kepemimpinan melayani yang diajarkan Yesus bukan tidak mungkin mampu menyapa semua warga negara dan saat disapa itulah, semua warga negara dihargai sebagai makluk bermartabat dan memiliki hak hidup yang sama di nusantara ini. Serentak dengan terpilihnya Joko Widodo, maka Jakarta memiliki Gubernur baru Bapa Basuki Tjahaja Purnama. Semua warga Jakarta yakin bahwa kepemimpinan pria yang biasa disapa Ahok itu mampu membawa Jakarta ke arah yang lebih baik. Kita pantas mendukung semua niat baik beliau dan karena itu tugas kita sebagai warga DKI mendukung segala program dan kebijakan-kebijakannya. Termasuk tentunya kita prihatin dengan situasi sosial politik setelah Pilpres yang masih belum cair karena kubu elit-elit politik masih sangat kental antara kelompok yang kalah saat Pilpres dan kelompok yang menang. Kita tentu saja berharap agar semuanya akan cair kembali setelah Presiden tepilih Joko Widodo resmi dilantik. Sebagai Orang Muda Katolik, dengan semangat yang dibakar oleh Paus Fransiskus untuk bangun dan bangkit, kita pantas berperan dengan cara kita masing-masing. Pelayanan Orang Muda Katolik di tempat kita masing-masing terus kita tingkatkan, komunikasi dengan Pastor Moderator dan Dewan paroki harus terus diintensifkan. Termasuk kerja sama lintas agama harus terus mendapat porsi yang cukup. Pendampingan iman orang muda, regenerasi kepemimpinan, dan pembinaan karakter manusiawi harus terus dilakukan supaya pembinaan OMK jadi maksimal. Orang Muda Katolik adalah orang muda berkualitas, bukan hanya dalam pelayanan di sekitar altar tetapi juga di medan kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Doa saya, semoga Bunda Maria memberkati usaha-usaha kita. Karena kesediaan melayani OMK adalah semangat muda yang dilandaskan iman, sebagaimana Maria menjalankan misi besar Allah dengan berkata: “Jadilah Padaku Menurut Kehendak-Mu.” Tuhan Memberkati. Antonius Suyadi, Pr Ketua Komisi Kepemudaaan KAJ
JEDA KAJ
D inamika Muda
OMK Bunda Karmel Tomang:
Merawat Nusantara
Orang Muda Katolik Paroki Maria Bunda Karmel, Tomang, Jakarta Barat menyadari betul betapa Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas hingga Pulau Rote merupakan kekayaan keberagaman yang luar biasa.
D
ikemas dalam sebuah pentas seni, OMK Bunda Karmel mempersembahkan teatrikal dan seni budaya berjudul “Syukur Padamu Negeri.” Menariknya, karena acara ini tidak hanya untuk internal umat MBK tetapi juga kepolisian, kecamatan, hingga para petinggi umat beragama. Suasana makin semarak ketika teman-teman OMK juga mempersembahkan berbagai tarian daerah dari Aceh hingga Papua, “Suasana keberagaman Indonesia benar-benar dirasakan di sana. Indonesia yang kaya, Indonesia yang beragam dan indah,” ujar Intan, salah seorang peserta yang menyaksikan pertunjukkan. Dalam aksi teatrikalnya, rekan-rekan OMK Tomang hendak menceritakan kisah 6 pejuang yang mencari kekayaan
Indonesia. Dengan bantuan sebuah buku sebagai petunjuk, mereka memulai pencarian dari Aceh, dari sana juga mulai lah penampilan Tari Saman dan dilanjutkan tarian tarian dari berbagai daerah yang ditemukan hingga akhirnya mereka sampai juga ke Papua dengan didampingi tarian Sajojo dan tarian Yamko Rambe Yamko. “Di situlah keindahan nusantara ini tampak. Tentu saja tugas kita sebagai OMK bukan hanya bersyukur Indonesia sangat kaya dan beragam tetapi terutama Indonesia harus kita rawat bersama, dengan menghormati perbedaan dan menjadikannya pemersatu dan bukan pemicu perpecahan,” harap Vivien yang ikut menonton pentas teatrikal malam itu.n
OMK CIKARANG:
HIDUP SEHAT, JAUHI NARKOBA
Gerakan anti narkoba digelorakan oleh Orang Muda Katolik dari Gereja Bunda Teresa, Cikarang. Melalui seminar, dengan tema: “NAPZA: KAWAN ATAU LAWAN”.
O
MK Cikarang mengajak orang muda dan segenap orang tua agar peduli dengan hidup sehat dengan cara menjauhi narkoba. Acara berlangsung lancar di Sekolah Pangudi Luhur Kota Delta Mas Cikarang juga berkat dukungan dari FPP (Forum Pelayanan Penjara) Dekenat Bekasi. Peserta pun datang dari berbagai paroki terutama 7 paroki dan satu stasi
dari Dekenat Bekasi. Hadir sebagai pembicara dalam seminar kali ini adalah Ketua Dokter Katholik Se Indonesia, sekaligus perwakilan dari FPP Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Dr. Lukas Jusuf. Pembicara lainnya lagi adalah Vito yang bekerja sebagai konselor di BNN (Badan Nasional Narkotika) di Sukabumi. Pesan dari semua narasumber jelas, agar kalau mau hidup sehat maka jauhi narkoba. Dan tak kalah pentingnya lagi adalah ajakan untuk bersatu melawan budaya negatif. “Kaum muda khususnya yang masih mencari jati diri- bahasa gaulnya ababilharus selalu care dengan lingkungan sekitar dan menjauhkan diri dari budaya-budaya yang negatif. Dari segi ini, peran serta orang tua adalah vital agar mereka tetap tumbuh dan berkembang sesuai dengan porsinya,” ajak Dr. Yusuf. Samahalnya dengan pesan injil bahwa manusia adalah citra Allah, maka hendaknya manusia menjaga dirinya sendirinya untuk mencapai keselamatan. Keselamatan itu dapat diperoleh dengan hukum kasih, dan diri kita hendaknya mengasihi diri kita sendiri dengan tidak menggunakan narkoba yang merusak tubuh kita.n Agustus - September 2014
n
JEDA KAJ
n
3
JEDA KAJ
I nspirasi Muda
Dari Korea Untuk Jakarta
Orang Muda JAKARTA, Bangunlah! Berada di antara ribuan orang muda katolik dari negaranegara di Asia tentu saja menjadi pengalaman yang tidak saja berkesan karena bisa berada di tempat yang baru dan berjumpa dengan teman dan pengalaman baru tetapi dalam iman menjadi pengalaman penuh syukur. Tidak kurang dari 25 Negara seASIA bersatu dalam iman yang sama kepada Yesus mengutus Orang Muda Katoliknya untuk merayakan persaudaraan. Dari Indonesia sendiri 77 OMK diutus, 35 di antaranya dari OMK KAJ. Pengalaman 10-17 Agustus tersebut bagi kami tentu saja adalah pengalaman iman luar biasa.
S
etelah disambut hangat di Bandara Udara Incheon, kami diberi kesempatan untuk tinggal bersama keluarga katolik di Korea. Itulah keluarga baru bagi kami selama berada di sana. Delgasi Indonesia sendiri dibagi menjadi 2 tempat live in yaitu di Keuskupan Jeju dan Cheong Ju. Tentu saja selain berkesempatan mengenal kehangatan keluarga katolik di Korea kami bisa juga berkenalan dengan teman-teman dari negara lain.
Beruntung tentu saja, karena orang tua angkat kami rata-rata sedikit berbahasa Inggris. Menariknya lagi, dalam komunikasi kami dengan para orang tua kami di Korea ini, kami menggunakan google translet dengan campuran bahasa inggris dan bahasa tubuh. Tentu saja ini berkesan, karena walaupun kita berbeda bahasa tapi tetep berusaha menjalin komunikasi agar tetap hangat. Selama 4 hari 3 malam kami tinggal bersama keluarga baru kami ini dan kami tetap bisa merasakan kehangatan sama seperti keluarga sendiri tentunya. Tuhan Yesus itu memang hebatt!!
tunggu yaitu saat Paus Fransiskus tiba dan hendak menyapa peserta AYD. Dan tentu saja, sungguh suatu kehormatan bagi bangsa Indonesia karena mendapatkan kepercayaan menjamu Paus Fransiscus dengan tarian welcome ceremony yang di tampilkan oleh 22 OMK yang menarikan tarian daerah Bali, Jawa, Kalimantan dan Papua diiringi kelompok music GAMSTA. Kami tidak bisa menyembunyikan perasaan suka cita itu karena boleh menyaksikan Paus Fransiskus dari jarak dekat, sekitar 1-2 meter. Tentu saja pesan-pesannya pun terekam secara jelas. Paus Fransiscus dihadapan 2000 anak muda memberikan sebuah suntikan semangat baru yang menambah kekuatan Iman bagi seluruh OMK yang datang. Menariknya lagi ketika ada sesi tanya jawab OMK langsung dengan Bapa Suci Paus Fransiskus. Salah satu pertanyaan diajukan oleh OMK asal Korea, bernama Marina. Intinya Marina khawatir tentang Orang Muda yang dalam masa sekarang ini mudah terseret dalam turbo-capitalism
Setelah mengalami pengalaman live in di 2 keuskupan ini, pada haru ke-enam, kami menuju ke Daejoen tempat dimana seluruh peserta AYD 2014 berkumpul. Dimulai dengan misa, perkenalan dan welcome ceremony yang disuguhkan oleh Youth dari DaeJoen, seluruh anggota delegasi disambut dengan hangat. Di sana kami mengikuti workshop, sharing antar kelompok yang terdiri dari berbagai negara, berbagi pengalaman iman bersama dan ditutup dengan Misa Kudus yang di Pimpin oleh Paus Fransiscus di Haemi Castel. Inilah yang memang juga ditunggu-
4
n
JEDA KAJ
n
Agustus - September 2014
dan bertanya kepada Paus tentang arti Kebahagian yang sesungguhnya “True Happines.” Dalam menjawab pertanyaan Marina tentang kebahagiaan, Paus menekankan kebahagiaan tidak dapat dibeli. “Karena ketika kamu membeli kebahagiaan, maka Kebahagian itu tidak akan abadi. Hanya Kebahagian dan Cinta yang menuju Keabadian. Dan jalan menuju Cinta yang sederhana adalah mengasihi Allah dan sesama manusia. Bagaimana kamu tahu bahwa Tuhan mencintai kamu? itu mudah: Jika kamu mencintai sesama mu manusia, kamu mencintai Tuhan, jika kamu tidak memiliki kebencian dalam hati kamu, kamu memiliki/ mencintai Tuhan. Ini adalah cara untuk mengetahui apakah kamu mengasihi Allah,” jawab Paus Fransiskus. Setelah menjawab pertanyaan OMK, Paus disuguhi drama yang dibawakan oleh OMK Keuskupan Jeju yang menceritakan tentang perumpamaan “Anak Yang
Tiba di Incheon kami langsung disambut hangat oleh OMK dari Keuskupan Choeng Ju.
JEDA KAJ
I npirasi Muda
Sisa Paramitha
Peserta AYD berjalan sejauh 5 km menuju Haemi Catel untuk mengenang para martir sekaligus sebagai jalan salib.
Hilang.” Dalam perumpamaan anak yang hilang tersebut, dikisahkan seorang hari Ayah/Bapa akan selalu menantikan putranya untuk kembali. Putranya yang hilang. Dan bila anaknya kembali akan menjadi sukacita di surga. Seperti satu orang yang berdosa bertobat, daripada atas sembilan puluh sembilan orang adil-benar yang tidak membutuhkan pertobatan. Paus berkata: “Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti, Kita mungkin melakukan sesuatu hal yang buruk dan tercela dalam hidup kita, tapi kamu tidak boleh putus asa, Bapa akan selalu menunggu untuk kembali. Paus berkata: Mari merangkul orang-orang berdosa dan kasihanilah mereka. Tuhan tidak lelah untuk menunggu kamu dan tidak pernah lelah memaafkan kamu,” Seketika tepuk tangan yang keras dan tangisan mewarnai ruang acara tersebut. Sungguh kata-kata Bapa Suci ini membuat hati jadi lega ketika berbagai pertanyaan jadi terpecahkan. Selanjutnya usai pertemuan bersama Bapa Suci, kesokan harinya semua peserta AYD diajak menuju Haemi Castel, dengan berjalan sejauh 5 Km. Perjalanan ke Haemi Castel tersebut dilakukan untuk mengenang para martir pada jamannya telah berjalan jauh ke berbagai daerah untuk mengabarkan kabar suka cita atas Yesus. Di sana tepat tanggal 17 Agustus 2014 OMK ASIA merayakan perayaan Ekaristi bersama Paus. Sekitar 6000 OMK Asia dari lebih 25 negara datang dan para umat yang ingin mengikuti misa bersama Paus. Dalam perayaan ekaristi bersama tersebut, Indonesia diberi kepercayaan untuk membaca Bacaan ke-Dua yang dibacakan oleh salu satu
Komisi Kepemudaan KAJ mengirim 4 pengurusnya (Sisca, Daniel, Rira dan Bondan) ke AYD Seoul, Korea Selatan.
OMK dari Keuskupan Purwokerto. Dalam homilinya Paus mengatakan kita sebagai orang-orang Kristiani muda, tidak hanya merupakan sebuah bagian dari masa depan Gereja tapi juga bagian penting dan tercinta Gereja masa kini. “Anak Muda adalah masa kini Gereja. Tetaplah dekat satu sama lain, jadilah lebih dekat kepada Allah membangun sebuah Gereja yang lebih suci, lebih misioner dan rendah hati. Sebuah Gereja yang mengasihi dan menyembah Allah dengan melayani, mengasihi orang miskin, lemah dan tersingkirkan,” ucap Sri Paus. Ia berseru lagi: “Bangunlah! Berbicara tentang sebuah tanggung jawab yang diberikan kita kepada Tuhan. Tugasnya menjadi waspada, godaan dan dosa kita sendiri atau orang lain. Pergilah!. Majulah. Orang-orang muda yang terkasih. Tuhan, Allah kita, telah memberkati kita!” (Mzm 67:6) dari-Nya kita telat “memperoleh kemurahan” (Rm 11:30). Orang-orang muda Asia yang terkasih, itu adalah harapan Paus, dalam kesatuan dengan Kristus dan Gereja,” katanya.
Sampai akhirnya, sebelum berkat Penutup, Indonesia diumumkan menjadi Tuan Rumah untuk Asian Youth Day 2017 ditandai simbol Salib AYD yang diberikan kepada Mgr John Philip Saklil ditemani Mgr Suharyo dan seluruh anggota Delegasi Indonesia keluar barisan dan maju ke depan. Seluruh OMK yang hadir di dalam Misa tersebut menyorakkan Indonesia. Setelah misa kudus selesai seluruh anggota delegasi Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama dan menghormati bendera merah putih karena pada saat itu bertepatan dengan Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia. Seruan yang sama tentu saja kepada OMK di Indonesia untuk bangun dan bangkit. Dari Korea Selatan, Paus Fransiskus mengajak OMK Jakarta untuk juga bangun dan bangkit. Yaitu tugas untuk berbicara tentang sebuah tanggung jawab yang diberikan kepada kita dari Tuhan. Pergilah!. Majulah. Orang-orang muda yang terkasih. Tuhan, Allah kita, telah memberkati kita!”n (Sisca, Daniel, Bondan dan Rira)
Agustus - September 2014
n
JEDA KAJ
n
5
JEDA KAJ
I nspirasi Muda
Sisca Paramita
Saya Jadi Yakin ini adalah Jalan Tuhan
P
engalaman mengikuti Asian Youth Day di Korea Selatan menjadi pengalaman iman yang tidak bisa dilupakan oleh Sisca Paramita, salah satu peserta utusan Indonesia, secara khusus dari Keuskupan Agung Jakarta. Betapa tidak, Sisca yang berada di antara 2000 anak muda dari seluruh Asia itu tidak bisa menyembunyikan pengalaman barunya, bukan saja karena menyadari betapa Tuhan itu sangat baik tetapi terutama makin menyadari betapa Gereja Katolik itu sangat kaya, beragam dan dalam iman yang sama, dia dipersatukan dalam persaudaraan itu dengan rekan-rekan OMK dari belahan negara lain di Asia. Meski dengan latar belakang yang berbeda, bahasa dan budaya berbeda tetapi kerena memiliki iman yang sama kepada Yesus Kristus, Sisca merasakan persaudaraan universal itu. Beruntung Jeda KAJ berkesempatan mewawancarai Sisca yang adalah juga Pengurus Komisi Kepemudaan KAJ itu beberapa waktu lalu saat Sisca kembali dari Korea Selatan. Berikut petikan wawancaranya Bagaimana rasanya bisa mengikuti Asian Youth Day di Korea Selatan dan berada di antara ribuan orang muda katolik dari negara-negara di Asia? Terus terang, bisa mengikuti AYD 2014 di Korea bagi saya pribadi seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Saya jadi yakin ini adalah jalan Tuhan. Dan makin yakin bahwa Tuhan punya jalan dan cara-Nya sendiri. Itu saya yakin betul. Saya tentu saja tidak sendiri dari Indonesia. Total peserta dari Indonesia ada 77 orang, 35 dari KAJ dan dari pengurus Komkep kami berempat bersama Bondan, Rira dan Daniel. Tentu saja kami bersyukur karena kami boleh bersama lagi mengikuti acara Youth seperti ini, karena dulu kami bertemu di acara IYD 2012 di Sanggau-Kalimantan.
kami untuk menari.
Tampaknya ada pengalaman berkesan tentang persiapan tariannya? Bisa diceritakan? Hehe, iya tentu saja. Dari saat kami memulai latihan sampai pulang larut malam, badan pegel-pegel karena latihan gerakan tarian, tidak mengikuti workshop sampai kehilangan beberapa sesi menarik di acara AYD, kami para penari make up dan ganti kostum dengan bermacam atribut yang dipakai hanya dengan waktu 20 menit, jalan cepat selama 1 jam dibawah matahari terik semuanya terbayarkan karena kami boleh tampil satu panggung bersama Paus, melihat Paus dari jarak dekat 1-2 meter di depan kami.
Dari pengalaman di Korea, apa yang membuat Sisca terkesan?
Bagaimana rasanya ketika melihat Paus Fransiskus dari jarak yang begitu dekat?
Pengalaman berkesan tentu saja banyak. Misalnya saja, saya dan 4 teman dari Komkep KAJ turut serta menjadi penari Welcome Ceremony saat Paus datang berkumpul dengan para Youth. Melihat Paus dari dekat tentuu saja pengalaman sangat berkesan. Dan itu seperti terbayarkan dengan persiapan
Tentu saja, melihat Paus dari jarak dekat ira-kira 1-2 meter seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Rasa gembira, kagum dan gugup yang kami rasakan saat itu. Penuh syukur kata yang bisa menggambarkan semua berkat dari Nya. Tuhan memberikan banyak bonus disaat kita mau dengan tulus melayani Tuhan
6
n
JEDA KAJ
n
Agustus - September 2014
dalam segala hal. Kami sungguh bersyukur karena boleh mengikuti AYD dan berpartisipasi di dalamnya. Sosok Paus Fransiskus adalah sosok yang penuh kelembutan, ramah, dan pasti pencinta orang muda. Itu yang bisa saya lihat dan saksikan.
Dari ajakan Paus untuk OMK di Asia yang diajak untuk BANGUN, apa yang Sisca pikirkan untuk konteks OMK di Tanah Air, khususnya Jakarta? Harapan Paus dalam perayaan AYD waktu lalu, Paus menegaskan agar Orang Muda terus aktif dalam hidup menggereja dan selalu waspada dari bahaya yang mengancam anak muda jaman sekarang ini. Paus berharap Kemulian Martir bersinar atas Orang Muda saat ini dalam pelayanan dan terang Kemulian Tuhan yang bersinar atas kegelapan. Nah untuk konteks Jakarta menurut saya ya ajakan agar Orang Muda kembali bangkit, dengan Semangat pelayanan dalam kegiatan Hidup menggereja maupun di kehidupan sehari-hari, memancarkan Kasih Kristus dalam segala hal, mengasihi sesama manusia dan jangan takut karena terang Kasih Tuhan selalu menyinari di dalam kegelapan.n
Ini Aku
JEDA KAJ
D inamika Muda
ketika disandingkan dengan kenyataan manusiawi kita yang masih jauh dari baik, apalagi untuk disebut (Pengurus Siekep St. Andreas Kedoya) sempurna. Nyatanya tak semua orang lantas menolak panggilan tersebut. Samuel kecil menyambut suara Tuhan dengan mantap. INI AKU UTUSLAH AKU.” Adalah jawaban Nabi Yesaya, Kekhawatiran dan ketakutan akan panggilan Tuhan dikesampingkan ketika dia mengalami penglihatan akan Tuhan. Jawaban itu Samuel. Meski belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang Allah, ditujukan kepada Tuhan yang sebelumnya bertanya, “Siapadia berani menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” kah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk (1 Sam 3:10). Aku?” (Yes 6:1-8). Perikop-perikop selanjutnya dalam kitab suci menceritakan Panggilan Yesaya bukan pengalaman panggilan yang perbagaimana Samuel dipakai Tuhan luar biasa. Dialah yang mengutama dalam kitab suci. Ada kisah lain yang kurang lebih serupa. rapi Saul untuk menjadi raja pertama bangsa Israel. Samuel juga Misalnya pengalaman Musa yang dipanggil Tuhan ketika sedang yang mengurapi calon penerus Saul. Atas petunjuk Tuhan, Samuel menggembalakan ternak di Gunung Horeb. Allah menampakkan diri mengurapi Daud yang kelak menggantikan Saul. melalui nyala api di semak belukar, yang ajaibnya tidak terbakar. Daud masih amat muda ketika Samuel mengurapinya sebagai Dia mengutus Musa membebaskan kaum Israel dari penindasan calon pewaris tahta Israel. Daud adalah yang bungsu dari 8 bersauFiraun di Mesir (Kel 3-4). dara. Pekerjaannnya menggembalakan kambing domba. Wajahnya Ada pula panggilan Yehezkiel. Allah menampakkan diri dismasih kemerah-merahan. Konon usianya waktu itu sekitar 15-17 elubungi awan, api, kilat dan sinar maha benderang. Yehezkiel tahun. Saat itu Daud belum mengerti tentang apa itu kerajaan, tersungkur menyaksikan kemuliaan Tuhan di hadapannya. Begitu kepemimpinan atau bagaimana mengatur sebuah pemerintahan. megah, teramat luar biasa. Tak terucapkan. Dirinya cuma mengDia hanya mengimani dan menyerahkan segalanya dalam bimbgagu kelu. (Yehezkiel 1-2). ingan Roh Tuhan. (1 Sam 16:11-13). Ada kesamaan dari ketiga kisah di atas. Perhatikan bagaimana Samuel muda yang semula tidak memahami panggilan Tuhan; Musa menjawab panggilan Tuhan, “aku ini tidak pandai bicara, …, tetapi berani menjawab panggilan tersebut dalam terang iman; sebab aku berat mulut dan berat lidah.” (Kel 4:10). Di bagian lain dibimbing Tuhan sehingga mampu mempersiapkan dua generasi tentang Yesaya, diceritakan dia panik, “celakalah aku! Aku binasa! awal kepemimpinan Israel. Seperti Samuel, Daud yang masih Sebab aku ini seorang yang najis bibir…” (Yes 6:5). Musa mengaku muda berani menjawab percaya kepada panggilan Tuhan. Dalam “berat mulut dan berat lidah”; Yesaya menyebut dirinya “najis bibir”; perjalanan selanjutnya, Tuhan menjadikan Daud raja paling tersohor Yehezkiel membisu seribu bahasa. sepanjang sejarah Israel. Bahkan Yesus lahir dari keturunan Daud. Intisari sebuah panggilan adalah menyuarakan kehendak TuBaik Samuel dan Daud dipanggil Tuhan dalam usia muda. han. Musa, Yesaya, Yehezkiel serta nabi-nabi lainnya dalam kitab Mereka dipanggil untuk misi yang berbeda dengan cara yang juga suci dipanggil untuk menjadi penyambung lidah Tuhan kepada berbeda. Tuhan memilih masing-masing orang secara personal umat-Nya. Ada firman yang harus diwejangkan; nabi menjadi subjek seturut rencana-Nya. Dia memanggil setiap orang sendiri-sendiri. yang melakukan itu. Keengganan inilah yang dirasakan seseorang Satu per satu. Tidak ada yang ketinggalan. manakala menanggapi panggilan. Mereka takut tidak bisa bicara, Barangkali kita harus mulai memikirkan ini: saat panggilan itu berat lidah, atau najis bibir. tiba di depanmu, jawaban apa yang kau berikan untuk-Nya? Keengganan dan ketakutan semacam ini sangat wajar. Hampir seluruh orang mengalami pergolakan batin yang sama. Ada kece“Siapakah yang akan Kuutus, masan akan ketidak mampuan menyuarakan Firman Tuhan dalam dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” karya hidupnya masing-masing. Perasaan ini lazim terjadi, apalagi Oleh:
Aurelius Arnol Susanto
”
Teater Santa Anna
B
KIAN EKSIS
erawal dari pementasan tablo kisah sengsara Yesus tahun 2007 lalu, komunitas Teater Santa Anna makin eksis. Tak kurang dari 8 tahun komunitas yang mencintai seni peran ini melayani gereja dalam setiap kali acara, tentunya yang berkaitan dengan pagelaran seni peran teater. Berbagai even mereka lakukan, terakhir pada peringatan kemerdekaan RI 17 Agustus lalu. Terlihat beberapa orang muda memakai baju putih-putih berbaris seperti paskibra dan membawa bendera merah putih. Mereka mengawal pengormatan bendera pada hari itu dalam setiap perayaan ekaristi di gereja Santa Anna. Terlihat juga beberpa orang muda mengenakan make up pantomime, mereka membawakan visualisasi tentang kemerdekaan. Semua ini menjadi langkah awal Lauching Komunitas Teater ini. Setelah misa mereka juga membuka pendaftaran bagi umat yang mau masuk dalam komunitas ini. Tak di sangka, ada orangtua juga yang mendaftar dan di terima dengan senang hati. Ini menandakan bahwa teater di gemari bukan hanya oleh orang muda tapi juga orangtua. Mereka juga mulai berani pentas di dalam Misa Orang Muda dan dalam perayaan HUT paroki serta acara tutup tahun. Komunitas yang dilatih oleh Venantius Vladimir Ivan atau akrab di panggil Ivan ini bahkan mengajak OMK St. Anna untuk juga pentas di luar seperti di Shekinah dan MGK Kemayoran dalam acara pentakosta.
Pada tahun 2012 sampai 2014 komunitas ini mulai melebarkan sayapnya dengan berani membuat pementasan sendiri yang durasinya cukup lama. Bagi sebagian besar orang muda, komunitas Teater Santa Anna yang berubah dengan nama baru ROMUSA(Rombongan Muda Santa Anna) ini adalah rumah baru untuk berkumpul.Septian yang dipercaya memimpin ROMUSA mengakui bahwa lewat seni banyak pesan kehidupan bisa disampaikan. “Anggap saja selain sebagai keluarga anak muda, komunitas ini menjadi sarana katekese iman bagi siapa pun. Toh firman Tuhan itu bisa disampaikan dnegan banyak cara termasuk melalui seni teater,” ungkap Septian.n
Agustus - September 2014
n
JEDA KAJ
n
7
JEDA KAJ
G aleri Foto
Temu Siekep se-dekenat Jakarta Pusat bersama pengurus Komkep KAJ. Komunikasi ditingkat dekenat harus terus ditingkatkan.
OMK DAN PAHAM POSITIF
Rm. Samuel meminta Orang Muda untuk dapat melakukan hal-hal Positif dan harus berani, misalnya terlibat dalam Politik di Negara kita. Orang Muda harus mempunyai cita-cita, harus mengejar cita-cita itu dan tunjukan bahwa Orang Muda mampu, seperti menjadi panitia Paskah di Paroki, menjadi yang terdepan bukan yang terbelakang.
Tukar pikiran Pengurus Komkep dalam rangka evaluasi dan penyusunan program Komkep KAJ 2015.
8 8
n n
JEDA JEDA KAJ KAJ
n n
Agustus - September 2014 Agustus Mei - Juni- September 2014 2014
Menerima pembekalan dari Rm. Suyadi selaku ketua Komkep KAJ dan perkenalan Rm. Vikjen KAJ yang baru Rm. Samuel Pangestu Pr, juga dihadiri Ibu Maria Ayu Kartika (HRD Kompas Gramedia). Intinya Sie Kep perlu menggagas kegiatan yang berasal dari keinginan Orang Muda itu sendiri.
Kunjungan Pengurus Komkep KAJ ke teman-teman OMK Dekenat Barat.