Majalah Berita Warga Kota Salatiga
HATI BERIMAN Edisi I / Tahun 2007
SALATIGA
BERDUKA Pergantian Kepala Daerah Menurut Hukum Tata Negara
IN MEMORIAM Walikota Salatiga H. Totok Mintarto PEMERINTAH KOTA SALATIGA
BADAN PENGAWAS DAERAH Jl. Cemara No. 38 Salatiga Telp. (0298) 325518
Kepala, TITIK INDARTI, SH, M.Si NIP. 500 049 477
PEMERINTAH KOTA SALATIGA
DINAS KESEHATAN KOTA
Semoga diampuni segala dosanya dan diterima segala amal ibadahnya.
(DKK) Jl. Hasanudin No. 110a Salatiga
Telp. (0298) 32146 Kepala dr. SURYANINGSIH, M.Kes
PEMERINTAH KOTA SALATIGA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
(SATPOL PP) Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Telp. (0298) 326842
Kepala Nugroho Indro P., SH, M.Hum.
Segenap Redaksi Majalah
HATI BERIMAN Majalah Berita Warga Kota Salatiga
Daftar Isi 4 5 6 7 14 18 20 26 28 30 31 32 33 40 41 42
Edisi I Tahun 2007
KARIKATUR DARI REDAKSI “Piye Dik Kabare?” SURAT PEMBACA Majalah Hati Beriman Layak Jual OPINI Gedung Pekerja Seni RAGAM Urgensi LKM dalam Masyarakat Komunikasi ARTIKEL Pramuka, Mengapa Sinarmu Semakin Redup? HUKUM Pro-Kontra PP.37/2005 Sekilas Tentang Kesakralan Kekuasaan PENDIDIKAN Melongok Sekolahsekolah Pinggiran (1). “SMP Negeri 10 Bangkit” KESEHATAN Turunkan Kolesterol dengan Diet Makanan TIP’S Wabah Flu Burung BUDAYA Who am I,Mom? Pentas Teater Ala Qaryah Thayyibah POTENSI Menekuni Kerajinan Bambu KIPRAH Pengobatan Gratis Sinar Perak RILEK’S Teka-teki Silang LEGENDA Cabean Bukan Tanaman Cabe PROFIL Asa Wisesa Betari “Segudang Prestasi Tetap Rendah Hati”
HATI BERIMAN
SALATIGA
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
CH IR
YA IR A ABH STUSW ASTI PRAJ
H
8 Laporan Utama Berita meninggalnya H. Totok Mintarto disambut duka yang sangat mendalam bagi warga Kota Salatiga. Tampak ribuan warga berduyun-duyun memadati Rumah Dinas di Jalan Diponegoro 1 Salatiga, untuk memberikan penghormatan terakhir. Sejumlah Majalah Berita Warga Kota Salatiga tokoh juga hadir melayat.
HATI BERIMAN Edisi I / Tahun 2007
44 Lintas Kota Pemasangan Iklan Tarif Iklan BW (hitam putih) ukuran: 1 kolom X 60 mm Rp. 100.000; 1 kolom X 120 mm Rp. 200.000; 2 kolom X 60 mm Rp. 200.000; 2 kolom X 120 mm Rp. 300.000; 3 kolom X 120 mm (1/2 halaman) Rp. 600.000; 3 kolom X 180 mm Rp. 900.000; 3 kolom X 240 mm (1 halaman) Rp. 1.200.000. Tarif iklan berwarna 1 ½ kali lipat. Redaksi berhak memberikan diskon sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Raperda yang disahkan menjadi Perda diantaranya Raperda tentang Majalah Hati Beriman, Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Tempat Parkir Khusus, SOTK Satpol PP, Rencana Tata Ruang Wilayah, Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan, serta Raperda Penyelenggaraan dan Retribusi Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil.
SALATIGA
BERDUKA Pergantian Kepala Daerah Menurut Hukum Tata Negara
Redaksi Diterbitkan oleh : KANTOR INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA SALATIGA Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor: 9 Tahun 2004. PEMBINA Walikota Salatiga; PENGARAH Sekretaris Daerah; WAKIL PENGARAH Asisten Tatapraja dan Administrasi Sekda; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Drs. Petrus Resi, M.Si; REDAKTUR PELAKSANA Adi Setiarso, SE; REDAKTUR Wiyarso BA, Bakti Harjanti, S.Sos; KOORDINATOR LIPUTAN Jumiarto, AP; PELIPUT/PENYUNTING Sri Hartono, S.S, Sumarno, S.Ag, Budi Susilo, S.Sos, Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; SETTING&LAY OUT Sumadi, S.S, R. Koko Endarmoko, A.Md; DISTRIBUSI Kuswanto, Koestono, R. Suprapto Sambodo, Muhammad Sidiq. ALAMAT REDAKSI KANTOR INFORMASI & KOMUNIKASI Jl. Letjen. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326658. Redaksi menerima sumbangan naskah, tulisan, karikatur. Redaksi berhak mengubah atau mengedit tanpa menghilangkan esensinya. Tulisan/naskah 3-4 halaman folio spasi rangkap dialamatkan ke Redaksi. Bagi yang dimuat, akan mendapat imbalan.
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
3
Dari Redaksi Karikatur
“Innalillahi Wainnailaihi Roji’un”
4
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Dari Redaksi Dari Redaksi
“Piye Dik Kabare?” H
. Totok Mintarto memang telah berpulang ke-Rahmatullah, pada Jum'at dini hari, 9 Februari 2007 lalu. Warga Kota Salatiga pun ikut berduka melepas jenazah Walikota Salatiga tersebut yang dikebumikan di Ngawi, Jawa Timur. Kendati Pak Totok, begitu beliau akrab disapa, telah mangkat, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada sesuatu yang masih tetap hidup dalam benak kita. Ya, beliau sosok pemimpin lembah manah, mau mengerti dan merakyat adalah beberapa sifat yang sangat melekat dengan figurnya. “Piye dik kabare, anak-istri sehat to?,” ujar Pak Totok penuh simpatik kali terakhir saat dihubungi Redaksi Hati Beriman, sebelum wafat. Memang begitulah gaya Pak Totok. Ramah, simpatik, mau mengerti alias pengertian. Beliau juga sosok yang menarik untuk diajak berkomunikasi dengan joke-joke segar. Suami dari Ibu Devy Herlina itu juga menunjukkan figur yang merakyat. Tidak salah kalau Wakil Walikota John M. Manoppo, SH, suatu ketika memuji beliau bahwa ada yang beda dari Pak Totok dibanding Walikota lain sebelumnya. Rumah Dinas beliau selalu ramai. Tidak hanya dari kalangan pejabat, rakyat juga sangat terbiasa keluar-masuk berkunjung ke rumah dinas. “Beliau (Pak Totok, Red) adalah figur pemimpin yang tidak membeda-bedakan apakah itu pejabat atau rakyat biasa. Semuanya bisa akrab. Itulah salah satu kelebihan beliau yang patut untuk kita teladani,” tuturnya. Kebaikan dan keberhasilan Pak Totok sebagai seorang pemimpin besar juga sudah teruji. Kali pertama mencalonkan diri sebagai Walikota Salatiga Periode 2001-2006, sistem politik waktu itu yang memiliki hak pilih adalah anggota DPRD, ia berhasil mengalahkan calon lainnya. Pun demikian ketika beliau mencalonkan diri untuk kali kedua sebagai Calon Walikota Periode 2006-2011. Kendati sistem politik berubah, Walikota dipilih langsung oleh rakyat, Pak Totok tetap tampil sebagai pemenang. Pak Totok kini memang sudah dipanggil Sang-Khaliq. Namun, keteladanan beliau akan selalu hidup dan menjadi pelajaran berharga untuk semua, khususnya masyarakat Kota Salatiga tercinta. Akhirnya, segenap Redaksi Majalah Hati Beriman mengucapkan:
Innalillahi Wainnailaihi Raji'un.
Turut berduka cita atas Wafatnya Bapak Kita H. Totok Mintarto (Walikota Salatiga) Semoga amal ibadah beliau, serta pengabdian beliau yang tulus kepada masyarakat Kota Salatiga, mendapat balasan yang setimpal di sisi Allah SWT. Sedangkan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin. Redaksi
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
5
Surat Pembaca
MAJALAH HATI BERIMAN LAYAK JUAL
P
ertama saya ucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Kota Salatiga, khususnya kepada Kepala Kantor INKOM Bpk. Drs. Petrus Resi, M.Si beserta stafnya. Kita semua tahu bahwa majalah Hati Beriman adalah satu-satunya “Majalah Berita Warga Kota Salatiga”. Walaupun belum 100 persen warga menikmatinya, tetapi saya sangat bangga, dari situ saya dapatkan berita-berita yang 'aktual, tajam dan mendidik' baik itu laporan Utamanya, Artikelnya sampai Legendanya yang ada di Kota Salatiga ini. Tetapi, mulai Edisi VI Tahun 2006, jangka terbitnya terlalu lama (dua bulan) sekali. Kalau memang alasan keterbatasan dana operasionalnya, maka masyarakat Insya Allah mau membeli untuk sekedar ongkos biaya cetaknya. Kita mengharap dengan sangat kepada Pemerintah Daerah, agar memperhatikan kelancaran dalam hal operasional Majalah kita ini. Demi kelancaran dan Suksesnya, 'Majalah Hati Beriman' yang menjadi kebangaan Warga Kota Salatiga Yang Kita Cintai Ini. Muh. Amil Warga Tegal Ombo, Blotongan Terima kasih atas perhatian Saudara Muh Amil yang begitu besar kepada Majalah Hati Beriman. Jujur kami sampaikan bahwa sesuai rencana kerja Kantor Inkom tahun 2007 ini, Majalah Hati Beriman tetap terbit dua bulanan atau 6 edisi dalam setahun. Saudara pun sudah mengetahui alasan kami, kemudian memberi solusi dan mendukung jika Majalah Hati Beriman dijual dengan harga sekedar ganti ongkos cetak. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas usulan Saudara. Mengingat penerbitan Majalah Hati Beriman mengandung maksud dan tujuan sebagai sarana pelayanan pemerintah kepada masyarakat, maka hingga saat ini belum ada rencana untuk menjual Majalah Hati Beriman. Redaksi
RESIK- RESIK KUTHO
B
encana banjir di beberapa wilayah Indonesia akhir-akhir ini, menghentakkan kesadaran kita akan kecintaan pada lingkungan. Walaupun Salatiga bukan wilayah rawan banjir namun setidaknya kita wajib waspada akan kemungkinan gejala alam yang dapat menimbulkan bencana. Tindakan awal dalam mengantisipasi bencana alam adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan lingkungan sekitar seperti penanaman pohon, pengolahan limbah sampah, dan pembersihan lingkungan. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari slogan Salatiga Hati Beriman yaitu mensyukuri dan memelihara karunia Tuhan bahwasanya alam sekitar Salatiga telah memberikan kenyamanan untuk harmonisasi kehidupan. Untuk itu saya mengusulkan agar Salatiga punya langkah seperti kota Semarang dengan melakukan gerakan “resik-resik kutho”. Nampaknya acara yang lazim seperti kerja bakti ini telah di kemas secara menarik dengan melibatkan masyarakat, pemerintah dan dukungan pihak swasta sebagai sponsor. Apabila kegiatan ini diagendakan secara rutin, pastilah akan membawa dampak yang baik; selain kota menjadi bersih, indah dan nyaman, masyarakatpun tampak guyup rukun. Titin Wulan - Osamaliki Pengirim rubrik surat pembaca yang dimuat berhak mendapatkan imbalan dari Redaksi Majalah Hati Beriman.
6
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Opini
Dari Redaksi
GEDUNG PEKERJA SENI I
su mutakhir di kalangan pekerja seni Salatiga adalah bakal dibangunnya gedung kesenian oleh Pemerintah Kota. Tentu saja kalangan pekerja seni menyambut bungah tetapi juga ada rasa skeptis dengan rencana ini. Lantas apa pasalnya dan apa jalarannya? Hal ini terkait dengan duplikasi masalah yang kerap t e r j a d i d e n g a n pembangunan gedung kesenian daerah dengan ketersediaan lahan yang ada. Sebab ada beberapa aset yang ada, diantaranya sudah berpindah tangan pada pihak ketiga. Yang tersisa bakal direncanakan untuk tujuan lain atau tidak representatif untuk sebuah gedung kesenian. Bagi pekerja seni untuk sebuah gedung kesenian lokasi atau site amatlah menentukan. Site ibarat sebuah toko, dia harus punya wajah yang berkarakter agar gampang diidentifikasi guna membedakan dengan gedung lain. Aksesbilitas amatlah menentukan. Sebuah karya seni, baik itu bentuknya sebuah pameran, pagelaran atau seni pertunjukan lain, bila sudah di launch ke publik, dipamerkan, sudah dipagelarkan, menjadi sebuah komoditi. Kendatipun komoditi sebuah karya seni ini berbeda dengan komoditi lainnya. Itu berarti, harus memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi yang harus memperhitungkan, price, product and promotion, agar produk yang dijualnya dapat dibeli, diserap publik dan juga diapresiasi. Bagaimana bisa terbeli. Bagaimana mau terbeli kalau gedungnya ngumpet di belakang gedung lain, seperti salah satu
pilihan di Kridanggo. Sejatinya yang dibutuhkan para pekerja seni adalah sebuah gedung kesenian yang kalau diformulasikan, adalah sebuah gedung yang cukup untuk penonton dengan kapasitas 200 orang. Simak saja rasio penonton pameran, pentas teater kisarannya 20 sampai 100. Gedung gampang
diakses, gampang untuk belanja kebutuhan kesenian, gampang cari makan dan gampang untuk publikasi. Diponegoro 10 atau gedung bekas RSPD yang dipakai untuk area parkir adalah tempat yang representatif. Tapi terpetik berita akan digunakan gedung Bank Daerah. Amatlah bijaksana kalau dibagi, gedung kesenian sepertiganya saja. Bukankah tanahnya luas? Yang kami butuhkan sebuah gedung untuk 100 orang, ada lighting, hang panel utuk pameran, 2 kamar untuk tamu, MCK, bisa ditingkat atau tidak. Ini berarti gedung yang efisien dalam pemeliharaan dan juga dapat untuk berbagai sekretariat
bersama. Bukan gedung yang kelewat besar, megah tapi miskin penonton. Bukankah kelompokkelompok musik yang mengadakan tour, road show kini jarang menggunakan gedung, mereka lebih suka manggung di lapangan terbuka. Musik kamar sudah ada Resithal Hall milik FSPUKSW, kontes-kontes sudah ada GPD. Kami butuh gedung kesenian yang low cost dalam pemeliharaan, akrab tidak terkesan angkuh dan low budget untuk penyelenggaraan event, karena spanduk dipasang di kanan-kiri gedung sudah cukup memadai, misalnya. “Kalau membangun gedung kesenian, tolong libatkan kami” tukas Tikoen salah seorang pekerja seni dari TUK dalam sebuah pertemuan pembubaran Panitia. Statemen ini ditujukan pada Pemerintah Kota lewat Didik Indaryanto Ketua Umum DKS. Saya rasa ungkapan yang tepat, acap aspirasi seniman tak terdengar. Biarkan Singapura punya Esplanade atau orang yang memberinya julukan “Big Durian” hasil kompetisi dari 48 arsitek kelas dunia. Gedung kesenian yang dibangun di atas lahan 6 hektar, dengan biaya hampir 4 triliyun itu. Kita di sini cukuplah dapat mewujudkan gedung kesenian kecil-kecilan tapi dapat bermanfaat bagi pekerja seni. Itu berarti dapat menghindarkan dan memelihara kita dalam sebuah equilibrium, sebuah keseimbangan, dan bukannya demensia budaya yang mengantar kita, yang kalau menurut istilahnya DR. Sudjoko (alm.) dari ITB, kroco jiwa, alias
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
7
RAGAM Laporan Utama
SALATIGA
BERDUKA
8
FOTO HB/BUDI
B
erita duka menyeruak Jumat dini hari tanggal 9 Februari 2007. Sekitar pukul 03.30 WIB, Walikota Salatiga H. Totok Mintarto wafat pada usia 56 tahun. H. Totok Mintarto yang memenangkan Pilkada langsung Kota Salatiga pada 7 Mei 2006 lalu, menghembuskan nafas terakhir di RSUP Dr Karyadi Semarang. Beliau meninggalkan istri Ny Devy Herlina dan enam orang anak masing-masing Diana Permatasari; Yuni Intansari; Wahyuni Mustikasari; Ade Ayu Mutiarasari; Rasuna Aditya Putra; dan Bagas Arya Pangestu. Sebelum akhirnya wafat di ruang ICU (intensif unit care) RSUP Dr Karyadi, Walikota Salatiga dua periode ini (2001-2006 dan 2006-2011) sempat mendapatkan perawatan di RS Medistra Jakarta. Kondisi kesehatan Pak Totok, demikian beliau akrab disapa, dinyatakan sudah membaik hingga diizinkan balik ke Salatiga. Pak Totok pun kembali menjalankan tugas sehari-hari memimpin jajaran eksekutif Pemerintah Kota Salatiga. Tidak berselang lama, kondisi kesehatan Pak Totok kembali menurun. Beliau akhirnya dirawat di RSUD Kota Salatiga, kemudian dirujuk ke RSUP Dr Karyadi Semarang. Kepala BP RSUD Kota Salatiga dr. Kuntjoro Adi Purjanto, mengatakan penyakit Pak Totok menjadi rahasia medis. Karena itu ia tidak berani untuk memaparkan kepada khalayak umum. “Tidak boleh mengekspose penyakit beliau (Pak Totok, Red) karena menjadi rahasia medis,” tukasnya. H. Totok Mintarto lahir di Cepu, 29 November 1950, dari pasangan H. Tarmidjan (alm.) dan Ny. Tarmidjan. Kendati demikian, beliau sejak kecil tinggal di Salatiga. Pendidikan formal ditempuh mulai S.R (setingkat Sekolah Dasar) Kanisius Cungkup I, lulus tahun 1962. SLTP Pangudi Luhur Salatiga, lulus tahun 1965 dan SLTA Negeri 1 Salatiga, lulus tahun 1968. Sejumlah prestasi diperoleh H. Totok Mintarto selama menjabat Walikota Salatiga. Diantaranya adalah penghargaan Satyalencana Wirakarya dari Presiden RI Megawati Soekarno Putri, dan juga penghargaan gelar Kanjeng Raden Haryo (KRH) dari Keraton Solo. Karena prestasinya itu, H. Totok Mintarto terpilih sebagai Ketua Komwil III APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota seluruh Indonesia) pada Muskomwil
Salah satu taman kota di jalan Jend. Sudirman Salatiga
Sejumlah Ulama’ dan Kiyai tampak khusuk mendo’akan jenazah Almarhum H. Totok Mintarto saat disemayamkan di Rumah Dinas Walikota.
H. Totok Mintarto lahir di Cepu, 29 November 1950, dari pasangan H. Tarmidjan (alm.) dan Ny. Tarmidjan. Beliau sejak kecil tinggal di Salatiga. Pendidikan formal ditempuh mulai S.R (setingkat Sekolah Dasar) Kanisius Cungkup I, lulus tahun 1962. SLTP Pangudi Luhur Salatiga, lulus tahun 1965 dan SLTA Negeri 1 Salatiga, lulus tahun 1968. yang diselenggarakan di Quality Hotel Wahid Salatiga, 2006 lalu. Berita meninggalnya H. Totok Mintarto disambut duka yang sangat mendalam bagi warga Kota Salatiga. Tampak ribuan warga berduyun-duyun memadati Rumah Dinas di Jalan Diponegoro 1 Salatiga, untuk memberikan penghormatan terakhir. Sejumlah tokoh juga hadir melayat. Tampak Wakil Gubernur Jateng Ali Mufiz, Wakil Ketua Apeksi Zudianto, Ny. Hj. Efi Mardiyanto, Wakil Ketua DPRD Jateng H. Moh Hasbi, sejumlah Bupati dan Walikota se Jateng, mantan
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Walikota Salatiga Doel Rahman Pawiro Soediro, serta pejabat lainnya. Jenazah H. Totok Mintarto disemayamkan di Rumah Dinas sekitar pukul 09.00 WIB. Sore harinya dibawa ke Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, untuk dikebumikan di TPU setempat. Penghormatan kepada H. Totok Mintarto juga dilakukan dengan cara kirim doa yang diselenggarakan di rumah dinas. Pembacaan surat Yasin dan Tahlil dilakukan warga selama tujuh malam berturut-turut. Sementara itu, jajaran Pemerintah Kota Salatiga menyelenggarakan acara khusus kirim doa yang dilaksanakan di Ruang Sidang II Pemkot. Tidak mau ketinggalan, doa bersama juga diselenggarakan oleh komunitas lintas agama di rumah dinas walikota dengan tajuk malam penghiburan bagi keluarga almarhum. John M. Manoppo, SH selaku Wakil Walikota Salatiga yang telah dua periode berpasangan dengan Walikota H. Totok Mintarto, mengaku terpukul dan berduka sangat mendalam mendengar berita wafatnya H. Totok Mintarto. “Saya yakin perasaan yang sama
juga dirasakan oleh jajaran Pemkot dan masyarakat Salatiga,” ujarnya. Pak Totok, kata John, merupakan figur pemimpin yang patut untuk diteladani. Beliau adalah pemimpin yang merakyat dan sangat peduli dengan nasib rakyat. Rumah dinas yang didiami Pak Totok, selalu terbuka lebar untuk rakyat Salatiga yang ingin sekadar bersilaturahmi maupun yang ingin menyampaikan aspirasi. “Di Salatiga belum pernah ada sosok Walikota yang sangat merakyat seperti ini,” jelasnya. Karena itu, sebagai bentuk persembahan kepada H. Totok Mintarto, John Manoppo berkomitmen untuk melanjutkan program kerja pemerintahan yang telah disusun bersama saat H. Totok Mintarto dan John Manoppo mencalonkan diri sebagai pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota, tahun 2006 lalu. John juga meminta kepada jajaran Pemerintah Kota Salatiga untuk bekerja lebih serius melaksanakan program Walikota. “Dengan demikian mudah-mudahan arwah beliau (Pak Totok, Red) akan lebih damai dan tenang berada di sisi-Nya,” harap John.(ano)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
9
Istri Almarhum, Ny. Devy Herlina Totok Mintarto (berjilbab) didampingi Ny. Rosa Darwanti John Manoppo saat menghadiri acara do’a bersama dalam rangka memperingati 7 hari Almarhum H. Totok Mintarto di ruang Sidang II Pemkot Salatiga.
ISTRI ALMARHUM PAK TOTOK MINTAKAN MAAF Ny. Devy Herlina Totok Mintarto meminta permohonan maaf yang mendalam jika ada yang kurang berkenan selama beliau almarhum H. Totok Mintarto bergaul dan menjalankan tugas di tengah masyarakat.
T
ak ada gading yang tak retak. Semua menusia pasti pernah melakukan khilaf. Demikian pula dengan Walikota Salatiga yang terkenal lembah manah dan baik hati almarhum H. Totok Mintarto. Menyadari hal tersebut, isteri almarhum Ny Devy
10
Herlina Totok Mintarto meminta permohonan maaf yang mendalam jika ada yang kurang berkenan selama beliau almarhum H. Totok Mintarto bergaul dan menjalankan tugas di tengah masyarakat. “Saya atas nama keluarga menyampaikan permohonan maaf jika Bapak (almarhum H.Totok
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Mintarto, Red.) dalam bergaul maupun menjalankan tugas ada kekurangan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Salatiga tercinta atas segala perhatian dan kerjasama selama ini” tutur Ibu Devy dengan raut muka masih tampak sedih saat dihubungi di Rumah Dinas Walikota di Jalan Diponegoro 1. Lebih dari itu, Ibu Devy menyadari bahwa wafatnya H. Totok Mintarto selaku Walikota Salatiga aktif, menyebabkan sejumlah program kerja yang telah dicanangkan untuk membangun kemajuan Kota Salatiga belum sepenuhnya selesai. Karena itu, Ibu Devy meminta agar pengganti almarhum dapat melanjutkan program yang belum terlaksana. “Selama lima tahun delapan bulan, saya mendampingi almarhum Bapak H. Totok Mintarto sebagai Walikota. Selama itu pula Bapak berusaha semaksimal mungkin mengemban amanah warga Salatiga dan menjadi sahabat serta pemimpin di Salatiga. Masih banyak program yang belum terselesaikan, sehingga saya berharap bisa dilanjutkan oleh penggantinya,” harap Ny
Foto Almarhum H. Totok Mintarto bersama istri saat masih hidup.
Jenazah Almarhum H. Totok Mintarto sebelum dimakamkan di TPU Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi Jawa Timur.
Devy. Selain mendampingi suami sebagai isteri Walikota, Ibu Devy selama ini juga mengemban tugas untuk memimpin organisasi wanita, khususnya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Salatiga. Segala daya upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kemajuan organisasi tersebut. Meski demikian, Ibu Devy mengaku bahwa keberhasilan organisasi PKK yang ia pimpin tidak lepas dari peran aktif pengurus, baik yang ada di tingkat Kota, Kecamatan, dan Kelurahan. “Saya berharap program-program saya tetap dilanjutkan meski saya sudah tidak memimpin lagi. Saya percaya bahwa yang menggantikan saya akan lebih baik,” imbuhnya. Sebagaimana diketahui, selama menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kota Salatiga, Ibu Devy dinilai berhasil mengeliminir adanya friksi (gep) di tubuh organisasi yang ia pimpin. Tangan dinginnya mampu menyatukan dan
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
11
RAGAM Laporan Utama
PERGANTIAN KEPALA DAERAH MENURUT HUKUM TATA NEGARA B
elum genap setahun menjabat sebagai Walikota, tanggal 9 Februari 2007, warga Salatiga telah berduka dengan meninggalnya Walikota H. Totok Mintarto. Sosok Walikota tersebut cukup terkesan di hati warga karena figur kedekatan dengan semua lapisan masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang dan aliran. Pasca meninggalnya Walikota, terjadi kekosongan jabatan Walikota, yang secara yuridis patut dilakukan pengisian jabatan lewat peristiwa pergantian. Saat ini, meski agak “malu-malu kucing”, suhu politik di Kota Hati Beriman mulai hangat seputar percakapan tentang pergantian jabatan Walikota. Setidaknya agenda perbincangan memusat pada (a) siapa dan bagaimana prosedur pengisian jabatan Walikota; dan (b) wajibkah jabatan Wakil Walikota dilakukan pengisian apabila Wakil Walikota John Manoppo dikukuhkan menjadi Walikota. Terhadap keadaan yang terjadi di Salatiga, dapat disoroti dari perspektif Hukum Tata Negara, terutama perangkat perundangundangan yang mengatur perihal pemberhentian dan pergantian jabatan Kepala Daerah (KDH) dan Wakil Kepala Daerah (WKDH). Perihal Pemberhentian & Pergantian Jabatan Dalam Pasal 29 35 UU No. 32 Tahun 2004 (telah diubah dengan UU No. 8 Tahun 2005) maupun Pasal 123 133 PP No. 6 Tahun 2005, telah diatur beberapa alasan pemberhentian KDH dan atau WKDH, yaitu meninggal dunia, permintaan sendiri, dan diberhentikan. Fakta di Salatiga yaitu Walikota meninggal dunia, sehingga beralasan untuk dilakukan pemberhentian dan pergantian jabatan. Selanjutnya, apabila terjadi pemberhentian KDH karena meninggal dunia, permintaan sendiri, diberhentikan, maka Wakil KDH menggantikan KDH sampai habis masa jabatannya. Pergantian KDH dilakukan melalui usulan pengesahan pemberhentian & pergantian KDH oleh DPRD ke Presiden. Beranjak dari ketentuan tersebut, Wakil Walikota “diperintahkan” mengganti Walikota sampai habis masa jabatannya. Perintah ini tidak dapat dielakkan. Lantas, bagaimana jika Wakil Walikota tidak berkeinginan untuk menggantikan Walikota? Meski tidak ada sanksi, namun semangat dari ketentuan di atas yaitu (a) menjaga kesinambungan atau keberlanjutan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, oleh karena ada beberapa tindakan pemerintahan (bestuurshandeling) yang hanya dilakukan dalam kapasitas sebagai Walikota, seperti
12
pengesahan Perda & Peraturan Walikota; dan (b) proses seleksi jabatan yang dilakukan secara paket, sekaligus memungkinkan Wakil Umbu Rauta Walikota sewaktu-waktu mengemban jabatan sebagai Walikota jika terjadi keadaan yang tidak memungkinkan Walikota melanjutkan kepemimpinannya. Agenda pemberhentian Walikota diawali dengan pemberitahuan Pimpinan DPRD untuk diputus dalam Rapat Paripurna DPRD. Selanjutnya diajukan ke Mendagri melalui Gubernur Jawa Tengah untuk pengesahan. Sementara agenda pergantian dibahas & diputus dalam Rapat Paipurna DPRD agar Wakil Walikota diusulkan ke Mendagri melalui Gubernur Jawa Tengah untuk mengganti Walikota sampai habis masa jabatan. Meski tidak diatur kapan waktu pemberhentian dan pergantian KDH dan atau WKDH, namun dengan pertimbangan keberlanjutan dan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, DPRD secepatnya menyelenggarakan Rapat Paripurna dengan agenda pemberhentian & pergantian jabatan Walikota. Perihal Kekosongan Jabatan Wakil KDH Dalam Pasal 35 ayat 1 2 UU No. 32/2004 mengatur prosedur pengisian jabatan WKDH jika KDH diberhentikan dengan alasan melakukan tindak pidana & menghadapi krisis kepercayaan publik. Apabila kekosongan jabatan Wakil KDH masih dalam rentang waktu lebih dari 18 bulan, KDH mengusulkan 2 orang calon WKDH untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD berdasarkan usul Parpol/gabungan Parpol yang pasangan calonnya terpilih dalam Pilkadal. Meski demikian tidak diatur secara eksplisit perihal pengisian jabatan WKDH karena menggantikan KDH yang meninggal dunia, namun berdasarkan tafsiran sistematis dan analogi dari UU No. 32/2004 maka kekosongan jabatan Wakil KDH merupakan kemestian untuk dilakukan pengisian. Penafsiran sistematis digunakan karena Pasal 35 tidak dapat dilepaskaitkan dengan pasal-pasal sebelumya mulai Pasal 29 yang mengatur alasan dan prosedur pemberhentian serta pergantian KDH dan WKDH. Sementara tafsiran analogi digunakan karena terjadi keadaan yang serupa yaitu kekosongan jabatan WKDH akibat WKDH menggantikan KDH karena salah satu alasan dalam
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Pasal 29 ayat 1. Alasan pendukung lainnya yaitu (1) demi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Salatiga, (2) adanya pembagian kewenangan secara atributif dan eksplisit antara KDH dan WKDH sebagaimana diatur dalam Pasal 25 26, sehingga akan terjadi persoalan dari perspektif hukum administrasi negara; (3) dalam rangka menjaga kedaruratan berikutnya (yaitu jika terjadi keadaan berhalangan terhadap kepemimpinan puncak ditubuh pemerintah (eksekutif), sehingga akan memakan biaya lebih besar karena harus dilakukan pemilihan KDH dan WKDH. Akankah waktu yang ada tersita hanya dengan urusan pengisian jabatan pemerintahan, sementara tugas utama untuk layanan masyarakat menjadi tersita dan terkesampingkan? Prosedur Pengisian Jabatan Wakil KDH Prosedur pengisian jabatan WKDH dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 35 ayat 2, dimana basis pencalonan adalah Parpol/Gabungan Parpol yang memenuhi syarat dalam Pilkadal. Parpol/Gabungan Parpol perlu melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon Wakil Walikota sesuai mekanisme internal partai maupun kepenuhan terhadap syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 58. Sumber calon yang akan diajukan Parpol/Gabungan Parpol ke KDH tidak dilakukan pengaturan secara eksplisit, sehingga kewenangan ada pada Parpol/Gabungan Parpol. Oleh karenanya, ada 2 alternatif yang dapat digunakan yaitu : menggunakan hasil penyaringan saat Pilkadal, yaitu
calon WKDH urutan berikutnya (untuk kasus Salatiga adalah calon Wakil Walikota urutan berikutnya setelah John Manoppo dari gabungan PDIP dan PAN), atau dilakukan penjaringan & penyaringan baru oleh Parpol/Gabungan Parpol. Selanjutnya, apakah ada peran dari KDH dalam penjaringan dan penyaringan calon WKDH yan dilakukan Parpol/Gabungan Parpol? Meski tidak diatur, namun dalam rangka kerjasama yang bermakna antara KDH dan WKDH, tidak keliru jika dilakukan konsultasi intensif dengan KDH. Hasil penyaringan yang telah dilakukan Parpol/Gabungan Parpol diajukan ke KDH untuk disampaikan ke DPRD. DPRD akan melakukan pemilihan terhadap 2 calon yang diajukan KDH. Prosedur pemilihan menggunakan ketentuan internal DPRD yaitu Peraturan Tata Tertib DPRD. Potensi masalah hukum akan terjadi jika calon yang diajukan Parpol/Gabungan Parpol kurang dari 2 calon (1 calon). Akankah KDH atau DPRD menolak agar dilakukan proses ulang sampai memperoleh minimal 2 calon? Meski tidak diatur, dengan pertimbangan kedaruratan pergantian jabatan dan penghargaan akan peran Parpol/Gabungan Parpol, maka proses tetap dapat dilanjutkan oleh KDH dan DPRD untuk dilakukan pemilihan. Catatan Akhir Apabila DPRD Kota Salatiga telah mengusulkan pengesahan pemberhentian dan pergantian Walikota maupun akan dilakukan pengisian terhadap jabatan Wakil Walikota, demi mewujudkan Kota Salatiga Hati Beriman, maka beberapa hal berikut patut menjadi perhatian bersama. Pertama, mewujudkan terjadinya perimbangan politik (terutama kesukuan dan keagamaan) dalam jabatan Walikota dan Wakil Walikota. Fakta menunjukan hal semacam ini tak terhindarkan, apalagi memperhatikan persyaratan figur yang berkembang khususnya untuk bakal calon Walikota. Kedua, masyarakat hendaknya mengawasi Parpol/Gabungan Parpol maupun anggota DPRD agar tidak terjadi permainan politik uang yang mencederai semangat dan gerakan pemberantasan korupsi.Ketiga, menghargai dan mendukung hasil dari proses pergantian dan pengisian jabatan yang dilakukan secara jujur dan adil oleh Parpol/Gabungan Parpol, Walikota dan DPRD. Semoga. Penulis adalah : Umbu Rauta,
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
13
RAGAM Ragam
URGENSI LKM DALAM MASYARAKAT KOMUNIKASI Oleh : Muchamad Yuliyanto
E
ra kebebasan sejak reformasi bergulir hampir sepuluh tahun lalu, memiliki implikasi positif pada kebebasan masyarakat untuk mengekspresikan gagasan, keinginan dan cita-cita masyarakat dan sekaligus masyarakat bisa mengakses informasi dengan amat mudah. Disamping itu telah terbentuk relasi baru antara pemerintah dengan masyarakat tentang posisi dan susbstansi informasi dimana pemerintah sudah tidak lagi terlalu intervensif dalam pengaturan distribusi informasi publik. Sementara pada masa lalu di tengah masyarakat terdapat suatu kelompok pendengarpendengar wicara dan pirsawan yang dikenal dengan Klompencapir yang menjadi andalan pemerintah melalui Departemen Penerangan (Deppen) RI sejak pemerintahan Gus Dur telah dieliminasi. Kemudian hari ini terasa peran dan kehadirannya tergantikan media massa dengan segala kekuatan dan pengaruhnya ke segala relung kehidupan masyarakat. Era kebebasan yang ditandai dengan kemerdekaan pers maupun menguatnya “hak-hak sipil” masyarakat untuk mengakses segala informasi telah mengantarkan pada dekade social transformation yang dalam praktik keseharian inheren dengan masyarakat komunikatif. Artinya, suatu tipe atau model masyarakat yang senantiasa mengedepankan dan menganggap komunikasi merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat melalui informasi yang dikemas ke dalam proses komunikasi yang berlangsung di tengah masyarakat. Walhasil, kehadiran media massa menjadi “kebutuhan pokok kesepuluh” yang artinya, masyarakat telah memiliki “sense of media“ demi memenuhi keingintahuan tentang perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Masyarakat Komunikatif Masyarakat saat ini begitu mudah serta bebas mengakses informasi via media massa hampir tanpa seleksi yang akan mempunyai implikasi tersendiri, disamping terdapat fenomena baru bahwa sebagian besar peran opinion leader telah banyak tergeser akibat keberadaan media. Di sisi lain, pemerintah pusat telah menyerahkan sepenuhnya urusan deseminasi informasi dan komunikasi kepada pemerintah daerah sebagai salah satu konsekuensi otonomi daerah. Kebebasan media dan kemudahan mengakses informasi publik seperti saat ini, ternyata amat mempengaruhi wawasan pengetahuan, pandangan, pola pikir dan bahkan perilaku anggota masyarakat. Sementara di akar rumput (masyarakat awam), realitas
14
menunjukkan tidak seluruh lapisan sosial t e l a h memepersiapkan diri memasuki p u s a r a n kebebasan dan keterbukaan. Belum lagi kita harus menghadapi t e r p a a n gelombang globalisasi yang akan membawa Muchamad Yuliyanto implikasi besar ke segala sektor kehidupan sosial, dimana komunikasi merupakan instrumen utama di dalamnya. Begitu terasa masyarakat “dikepung” informasi serta dijungkirbalikkan media massa sehingga mereka menjadi limbung dengan jati dirinya. Inilah era yang pantas dijuluki dengan adagium “masyarakat kaya informasi dan miskin jati diri” akibat kuatnya kepentingan bernuansa materialisme dalam isi pesan komunikasi. Adapun karakteristik dari masyarakat komunikatif yang sedang bergulir saat ini adalah sebagai berikut : Pertama, munculnya kesadaran anggota masyarakat akan pentingnya informasi dan kebebasan berekspresi yang telah menjadi hak-hak sipil. Kedua, munculnya kesadaran untuk mengakses media serta mengkritisinya guna memperoleh berbagai informasi yang bisa mempengaruhi dinamika masyarakat, atau lebih dikenal melek media. Ketiga, terdapat kesadaran untuk menciptakan ruang publik sebagai wahana dialektika antar-anggota masyarakat, guna membahas apa saja yang sedang menjadi wacana publik. Keempat, tidak adanya campur tangan dan intervensi pihak lain termasuk pemerintah dalam bentuk intimidasi, penekanan bahkan pemaksaan terhadap setiap individu pada saat berinteraksi di ruang publik yang membahas kepentingan bersama. Namun, di tengah karakteristik tersebut sejak tidak ada lagi lembaga Klompencapir sebagai wahana komunikasi kalangan akar rumput, maka saat ini mulai muncul fenomena “kerinduan” anggota masyarakat akan pentingnya lembaga komunikasi untuk dijadikan wahan berinteraksi diantara mereka. Meskipun masih terdapat pula pandangan dan sikap
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
minor serta curiga terhadap setiap lembaga komunikasi yang bersentuhan dengan birokrasi akibat perlakuan masa lalu terhadap Klompencapir yang dijadikan 'kendaraan politik” untuk melanggengkan kekuasaan melelui dominasi informasi politik. Padahal dinamika sosial tidak akan menjadi sempurna dan terarah tanpa melibatkan sirkulasi informasi yang terbuka dan komprehensif, termasuk informasi yang berasal dari pemerintah sebagai institusi yang melayani kepentingan masyarakat. Oleh karenanya, untuk mengobati kerinduan masyarakat tersebut, sudah saatnya dibutuhkan kembali Lembaga Komuinikasi Masyarakat (LKM) atau apapun nama sejenisnya dengan performance, visi, misi serta mekanisme kerja yang tidak lagi berparadigma “kepentigan politik” seperti masa lalu. LKM merupakan semacam “ruang publik” yang secara formal berperan dalam memenuhi distribusi informasi kepada masyarakat secara jujur, terbuka serta mendidik sekaligus arena mendiskursuskan berbagai informasi yang diterima bahkan sampai dengan kanalisasi feedback secara bebas sebagai realisasi terdapatnya partisipasi dan kedaulatan rakyat. Fungsi Dan Peran LKM LKM yang bakal hadir di tengah masyarakat tersebut, harus menyesuaikan dinamika serta paradikma yang berkembang, agar kehadiran LKM tidak sia-sia karena sikap apriori dan rendahnya apresiasi masyarakat hanya lantaran berbau informasi yang berasal dari pemerintah akibat trauma masa lalu. Dengan demikian perlu dipaparkan fungsi LKM dalam masyarakat transformatif sebagaimana gagasan Wilbur Schramm (dalam Z Nasution, 1996; 85). Yakni, menyampaikan informasi secara jujur dan obyektif kepada masyarakat, serta menjadi forum untuk menciptakan tempat yang membahas apa saja informasi yang telah diterima masyarakat. Menciptakan ruang untuk memberikan kesempatan masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan, yang dapat melibatkan komponen sosial yang lebih luas. Menciptakan pendidikan sosial bagi warga masyarakat untuk mewujudkan masyarakat terdidik yang berwawasan luas dan intelek. Dengan demikian bisa dipahami bahwa urgensi kehadiran LKM tidak lain menjadi wahana kegiatan komunikasi bagi kalangan akar rumput untuk membahas berbagai informasi dan kepentingan warga sekaligus sarana kanalisasi umpan balik sebagai upaya menciptakan partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan publik. Adapun dalam praktek, peran LKM di tengah masyarakat transisi seperti saat ini adalah sebagai fasilitator berbagai pertemuan antarkomponen anggota masyarakat yang akan membahas informasi yang berkembang di tengah masyarakat, termasuk informasi tentang pembangunan dengan segala dampaknya. Menjadi sarana (wadah) kanalisasi yang
Pembentukan LKM di Kecamatan Tingkir
menghantarkan aspirasi dan kepentingan anggota masyarakat untuk dipertemukan dengan polecy maker sehingga menghapus kesenjangan antara kebijakan (pemerintah) dengan realitas yang dihadapi masyarakat. Posisi mediasi yang menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah dalam mendiskusikan kebijakan dan segala informasi yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab pemerintah pada masyarakat. Menjadi lembaga Public Relations alias humas yang akan membangun citra baik masyarakat maupun reputasi pemerintah di hadapan anggota masyarakat dengan tetap mengutamakan kepentingan publik. Kecuali itu, diperlukan pula prasyarat etika moral sebagai landasan mekanisme kerja LKM agar bisa menjalankan fungsi dan peran di atas, di antaranya adalah: LKM harus bersifat independen, non partisan, terbuka, jujur, pluralistik, non sektarian dan apa adanya dalam mendistribusikan informasi maupun mengkanalisasi aspirasi dan umpan balik anggota masyarakat kepada berbagai pihak (termasuk pemerintah). Maka dari itu, fungsi dan peran di atas juga amat sulit direalisasikan ketika dilapangan masih terdapat 'hasrat' pemerintah untuk terlibat lebih dalam sehingga bisa dimaknai masyarakat sebagai bentuk intervensi pemerintah. Dengan demikian perlu MoU antara pemerintah Kab/Kota melalui lembaga Infokom dengan berbagai komponen masyarakat yang akan menggerakkan LKM, tentang fungsi dan perannya. Kehadiran LKM bisa dijadikan buffer institution semacam lembaga penyangga yang akan menjadi sandingan masyarakat dalam menerima dan mencerna setiap informasi yang datang dari media maupun pemerintah dan sekaligus mitra pemerintah dalam membangun interaksi positif dengan masyarakat. Penulis adalah staf pengajar Komunikasi FISIP UNDIP Semarang.
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
15
RAGAM Ragam
PRAMUKA,
Mengapa Sinarmu Semakin Redup?
Syifa FM
K
alau ditanya mengapa banyak anak tidak atau kurang suka lebih tepatnya dengan ekstrakurikuler Pramuka adalah pertanyaan retoris karena sesungguhnya Pramuka yang saya kenal selama ini adalah suatu program sekolah yang saya pikir sebagai ekstra yang terlalu dibesar-besarkan keberadaannya apa lagi ekstra ini juga diwajibkan namun atas dasar apa saya juga tidak begitu tahu mungkin sebagai formalitas atau untuk menggali dana untuk kas OSIS atau mungkin yang lain saya kurang begitu tahu. Setiap siswa selalu bertanya pada dirinya masing-masing apa sebenarnya fungsi dari Pramuka yang diwajibkan oleh sekolah itu. Apa lagi peminat yang benar-benar serius pada Pramuka bila dihitung sangatlah sedikit sekali dibandingkan ekstra yang lain. Kalau saja Pramuka tidak diwajibkan mungkin siswa yang antusias sangatlah sedikit sekali dibanding ekstra yang tidak wajib lain yang anggotanya begitu antusias dan loyal terhadap ekstra yang mereka pilih dan mereka anggap sangat bermafaat bagi diri mereka. Mereka (para siswa kelas X) selalu bertanya-tanya mengapa Pramuka harus diwajibkan apakah pemerintah menyusun Undang-
16
Undang tentang diwajibkannya Pramuka disetiap sekolah di Indonesia, kalaupun iya mungkin masih bisa dimaklumi keberadaannya karena pemerintah membuat sesuatu pasti ada tujuan yang jelas karena menyangkut kepentingan masyarakat serta pendidikan secara luas di seluruh Indonesia. Sedangkan bagaimana kalau tidak, apa tujuan yang jelas sekolah sebenarnya selalu menjadi pertanyaan tak terjawab oleh setiap siswa yang merasa terbebani oleh Pramuka. Bila Pramuka adalah sebagai cara atau wadah untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi adalah kurang maksimal karena pada mulanya mereka sudah tidak berminat untuk mengikuti. Bagaimana mugkin mereka bisa mendapatkan pelajaran dari itu kalau tidak didasari dengan niat. Kalau pun Pramuka sebagai pengembang jiwa berorganisasi mungkin kalimat itu ditujukan kepada KOJARSENA yang sebagai BPH utama dalam kegiatan-kegiatan pramuka karena hampir seluruh kegiatan pramuka ditangani oleh mereka yang mengaku sebagai KOJARSENA. Tapi kadang tanggung jawab itu sering disalah gunakan sebagai ajang balas dendam atau melampiaskan kemarahan kepada kelas X. Bukankah sebenarnya mereka sudah tahu kalau remaja tidak begitu suka dikerasi karena mereka nanti tidak peduli dengan kesalahan mereka atau mungkin malah kelakuan mereka semakin menjadi-jadi. Mungkin itu juga salah satu sebab mengapa mereka tidak mau datang ke sekolah untuk
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
mengikuti organisasi dimana mereka harus dipaksa dan dimarahi padahal belum tentu orang tua mereka pernah memarahi mereka. Berbeda dengan organisasi non wajib seperti PMR contohnya mengapa anggotanya begitu banyak padahal sekolah dan pemerintah tidak pernah mewajibkan siswa utuk ikut PMR. Di PMR baik kelas X, XI, maupun XII selalu bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu yang jelas seperti akan adanya peristiwa penting bagi PMR yaitu GHO yang memerlukan dana yang tidak sedikit jumlahnya namun dengan itu kelas X juga diikutkan dalam proses gali dana sampai persiapannya sehingga mereka merasa berarti didalamnya. Sebenarnya Pramuka haruslah lebih terbuka seperti PMR sehingga tidak ada jurang pemisah antara kelas X dan XI. Bukannya saya membandingkan PMR dan Pramuka namun apa salahnya kalau itu dicoba dahulu. Lalu apa yang mereka dapat dari sesuatu yang mereka benci namun mereka harus masuk dan mengikutinya. Mereka datang pukul 15.00 lalu pulang pukul 17.00. Selama ±2 jam apa sebenarnya yang mereka dapat dari itu semua kalau mereka juga tidak menghendakinya. Mereka datang dengan pakaian lengkap khas Pramuka tapi adakah niat untuk mengikuti pramuka atau hanya untuk memenuhi kewajiban agar nilai raport mereka tidak ternoda oleh ketidakhadiran dalam Pramuka. Kita tanya kepada setiap siswa yang mengikuti pramuka apa mereka mengenal Boden Powel mungkin mereka cuma tahu dia adalah pendiri Pramuka tidak
lebih, tahukah mereka tentang perkembangan p r a m u k a , p e n e r a p a n P r a m u k a , p e n g a m a l a n P r a m u k a d i masyarakat, fungsi dari Pramuka, arti lambang Pramuka, saya yakin mereka menjawabnya tidak lebih dari tiga kalimat sisanya mereka tidak tahu jawabannya. Bukankah sesungguhnya Pramuka mendidik siswa agar bisa m e l a k u k a n segalanya dengan mandiri namun apakah yang demikian itu bisa terealisasikan atau sebagai mission impossible yang tak a k a n p e r n a h Kader-kader Pramuka berkumpul di Ruang Sidang II Setda Kota Salatiga tercapai. Namun kenyataanya pengertian, makna, dan fungsi kegiatan pramuka malah utama dari Pramuka yang selama disalahgunakan fungsinya. Kalau ini menjadi momok bagi scout pramuka untuk mendidik agar hater. Sehinga mereka tahu apa siswa bisa menguasai segala hal itu sebabnya mereka diwajibkan salah besar karena kalau begitu apa untuk melakukan sesuatu, seperti fungsi ekstra non wajib seperti kita kalau bertanya mengapa kita PMR, PASKI, Jaga Bhumi, PKS, dan diwajibkan untuk beribadah lain-lain. Bukankah setiap orang kepada Tuhan YME karena untuk tidaklah sempurna, mereka cuma b e r t e r i m a k a s ih kepada-Nya bisa menguasai satu atau dua hal karena nikmatnya dan rizkinya saja sehingga mereka bisa yang diberikan kepada kita, tapi maksimal menggunakan ibadah disini bukan lagi sebagai kemampuannya. sebuah kewajiban namun sebuah kebutuhan yang setiap hari harus APA PEMECAHANNYA? dipenuhi. Semoga Pramuka Dari masalah di atas kita bisa bukanlah hanya sebagai sebuah menarik kesimpulan bahwa kewajiban atau formalitas sekolah sesungguhnya para siswa mengapa yang harus dilaksanakan namun tidak begitu antusias karena men jadi sebuah k ebutuh an mereka kurang mengetahui apa seorang murid untuk makna sesungguhnya dari menjadikannya seorang yang Pramuka serta fungsinya bagi diri berguna bagi diri sendiri dan orang mereka dan masyarakat luas. lain dimanapun dia berada selama Dengan kita tahu sebabnya maka membawa panji-panji Pramuka. kita bisa menanggulangi akibatnya. Kemudian karena Pertama mungkin bisa diwajibkannya Pramuka, apakah ditanamkan pada diri mereka
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
lebih baik kalau pramuka dimasukkan dalam akhir pelajaran sekolah sehingga siswa bisa langsung memakai seragam pramuka pagi-pagi. Salah satu faktor ketidakhadiran mereka karena kebanyakan tempat tinggal siswa berada di luar kota Salatiga. Dengan memasukkan Pramuka pada akhir sekolah maka bisa mengurangi ketidakhadiran, bahkan siswa bisa seluruhnya tiba disekolah tanpa harus pulang ke rumah terlebih dahulu. Demikianlah sebab-sebab banyaknya ketidakhadiran siswa dalam Pramuka dan solusinya yang semoga berguna sehingga masalah ini bisa teratasi dan Pramuka tidak lagi menjadi momok bagi siswa namun menjadi wadah yang bisa mengarahkan mereka untuk menemukan jati diri mereka sesungguhnya. Penulis adalah Syifa FM Kelas 10 SMAN 1 Salatiga
17
RAGAM Artikel
WELCOME, UN 2007 Oleh : M. Munadzir Pendidikan di selenggarakan dengan memberi keteladanan , membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses Pembelajaran
S
udah dimaklumi sejak pemerintah menetapkan PP. No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional, Permendiknas No.45/2006 dan No. 1/2007 tentang Ujian Nasional, maka pelaksanaan Ujian Nasional tetap di gelar sebab sudah menjadi Agenda Nasional. Eskalasi penolakan publik terhadap urgensi UN pun akhirnya menyurut, seirama dengan meningkatnya paradigma masyarakat yang semakin sadar bahwa “kualitas atau mutu” pendidikan kita memang masih sangat rendah ( jauh di bawah Vietnam ) . Fenomena ini barangkali yang melatarbelakangi Mendiknas RI untuk segera merealisasikan beberapa pilar program Pemerataan Akses, Pencitraan Publik, sampai kepada Persoalan Peningkatan mutu output dan outcome (lulusan dan hasil guna). Betapapun anekdot “ganti menteri ganti aturan” perlahan harus di eliminir (disisihkan) agar kita tidak terjebak pada perhelatan pro dan kontra opini yang terkadang justru overdosis (melampaui batas kewajaran) dan hanya sekedar NATO. Ungkapan “no action talk only (NATO)” terkesan sudah sangat membudaya. Pada sisi lain maklum bahwa kita juga mendapat label “lebih suka komentar“ dan penonton ketimbang “pemain”. Bahkan yang sangat menggelikan dan naif istilah tukang kompor (provokasi) dan saling menjegal kawan seiring juga melekat secara simbolik. Akar masalah perilaku non gentle dan sedikit opurtunis tersebut sebenarnya justru berawal dari pengalaman belajar di sekolah baik formal maupun nonformal. Hampir 80% waktu, aktivitas fisik dan fikir mereka tercurah di sekolah. Di sanalah mereka bersosialisasi, adaptasi sampai akulturasi kebiasaan dan budaya. Terlebih jika dijumpai banyak proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah tidak disipiln, seringnya terjadi jam kosong, kelas ramai, terlambat belajar mengajar dst, kondisi ini benar-benar sangat berpengaruh kepada watak dan kepribadian mereka di masa-masa mendatang. Pada persoalan mutu prestasi belajar banyak terbukti adanya mark-up nilai untuk kenaikan kelas
18
dan kelulusan semu. Persoalan ijazah aspal dan jual beli gelar kian menjamur bak cendawan di musim hujan. Dus, Pendidikan sesungguhnya “telah dan akan” memiliki andil b e s a r d a l a m m e m p r o d u k s i karakteristik seseorang. Lewat dunia pendidikan berbagai perilaku menyimpang seharusnya segera di antisi
p a s i d a n d i b e n a h i . S e c a r a fungsional ia merupakan pabrik SDM (Sumberdaya Manusia) yang kedepan akan berperan sebagai aktor d a l a m sandiwara kehidupan. Sampa i kapanpun t i d a k p e r n a h lupa bahwa setiap kita dilahirkan d a l a m keadaan p u t i h b e r s i h , sedangkan orangtua (pendidikan ) “telah dan
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
akan“ berperan melukis wajah hari kedepan mereka. Membangun Sportivitas SDM Dilihat dari perspektif historis pola evaluasi pembelajaran di sekolah sebenarnya relatif kaya pengalaman. Tentu masih diingat dengan model Ujian Negara (tahun 60-an), Ebta-Ebtanas (tahun 80-an), UAS-UAN (tahun 90-an) dan kali ini dengan US-UN yang populer dengan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. Masing-masing memiliki karakteristik yang beragam tentu dengan kelebihan-kekurangan yang bisa saling melengkapi. Tetapi jauh lebih penting bagaimana pelaksanaan Ujian Nasional tersebut dapat berimplikasi kepada pemberdayaan manusia menuju SDM handal dengan mentalitas sportif. Dengan “sportivitas” akan lahir generasi unggul yang siap mengakui keunggulan lawan apalagi teman. Pada saat yang sama cepat menyadari kekurangan atau kelemahan yang melekat pada diri sendiri. Bukan sebaliknya yang terjadi justru yang benar dianggap salah dan salah dianggap benar. Kebijakan Ujian Nasional dengan standarisasi kelulusan yang semakin berat sebenarnya sarat dengan pembelajaran bersama bahwa segala sesuatu harus diraih dengan prestasi kerja yang nyata. Sehingga budaya kompetisi sehat dan obyektif harus mendapat support moral dan finansial. Pada saatnya nanti pasti akan datang generasi pemegang estafet kepemimpinan yang lebih arif dan bijaksana dalam melayani kepentingan masyarakat. Harapan ini tentu tidak pernah akan terwujud tanpa adanya komitmen bahwa pelaksanaan Ujian Nasional harus sukses demi sasaran strategis membangun sportivitas SDM. Prinsip-prinsip kebersamaan, perdamaian, kesatuan dan persatuan pun akan segera terealisasi tanpa tirani minoritas maupun mayoritas. Spirit Ujian Nasional mampu mendorong dan menciptakan iklim kompetitif, fair-play, demokratis, dan kondusif sebagai garansi kualitas seleksi pada percaturan ajang meraih prestasi. Standar minimal dan pentingnya proses Bila tidak ada musibah Ujian Nasional akan berlangsung tanggal 17-26 April 2007 untuk SMA dan SMK (utama dan susulan), dan tanggal 24 April-5 Mei untuk SMP/MTS (utama dan susulan). Para pelajar akan berjuang habis-habisan mempertaruhkan nasib untuk lulus atau gagal. Perolehan nilai rata-rata minimal 5,00 untuk 3 mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Inggris, Matematika) dengan tidak boleh memiliki nilai dibawah nilai 4, 26, ini memang cukup berat. Karena bila ketiganya memperoleh 4,26 mereka belum juga lulus. Dengan kata lain memang harus ada 1 atau 2 nilai yang mendapat perolehan diatas 5,00 atau bahkan 6,00. Tahun sebelumnya dengan standar minimal kelulusan rata-rata nilai sekitar 4,50, ratusan bahkan jutaan siswa terjungkal tidak bisa lolos. Tahun ini dengan kenaikan rata-rata 5,00 (naik 0,50 yaitu dari
4,50-5,00), tentu wajar apabila semua pihak sangat takut, cemas akan kegagalan dalam UN. Walau ada kompromi boleh ada nilai 4,00, namun nilai tersebut hanya untuk 1 mapel saja. Sedangkan 2 mapel lainnya harus memperoleh nilai 6,00 ke atas. Kenaikan standar ini tentu merupakan persoalan yang biasa-biasa saja bagi sekolah-sekolah favorit dengan latar belakang input siswa tinggi. Mereka bisa dengan mudah mengatasi kekhawatiran tersebut. Sangat berbeda dengan sekolah-sekolah dengan background siswa input rendah lagi pinggiran, harapan untuk bisa lulus saja laksana matador melawan banteng. Perjuangan keras berdarah-darah bisa menang atau kalah. Artinya memang tidak ada pilihan lain bagi sekolah kecuali harus bekerja optimal berlumuran peluh. Keniscayaan ini tidak mungkin dijawab dengan sejuta dalih dan kompensasi. Sebab masyarakat memang sudah cerdas untuk menilai. Pada saat yang sama mereka sebenarnya konsumen pasar yang memiliki kebebasan membeli dagangan bermutu. Pernyataan di atas dapat juga dimaknai bahwa tidak salah bila mereka tidak lagi berspekulasi menyekolahkan anak yang gagal dalam UN. Berangkat dari permasalahan tersebut kita musti bersyukur bahwa publik (masyarakat) telah memiliki mindset (kerangka fikir) logis, bahwa mutu proses atau pengolahan pembelajaran telah menjadi dasar pertimbangan sebelum mereka mengambil keputusan. Katakanlah bila masukan (input) keju dan keluaran (output) tetap keju, bisa dikatakan produksi tidak berkualitas. Suatu hal yang lumrah bila mereka berhasil sebab siswa yang masuk memang bibit unggul. Bila terjadi perolehan nilai masukan dari sekolah sebelumnya 8 (delapan) namun keluaran (lulusan) hanya 7 (tujuh) ini sama halnya dengan input kejuoutput singkong. Dalam konteks ini pasti ada kegagalan dalam proses KBM. Lain halnya sekolah dengan input nilai 4,00 (empat) dan keluaran atau output 5,00 (lima), sesuai dengan teknik evaluasi pendidikan sekolah tersebut justru dapat dikatakan bermutu. Ibaratnya masukan (input) singkong namun output (lulusan) adalah keju. Prestasi tersebut selayaknya mendapat apresiasi positif demi tercapainya mutu pendidikan. Tidak berlebihan bila muncul banyak opini bahwa keberhasilan Ujian Nasional adalah keberhasilan negara dan kegagalannya adalah kegagalan nasional. Di maklumi memang tanggung jawab melestarikan kemerdekaan Negara ini berada di punggung generasi penerus yang berkualitas. Akhirnya apapun yang terjadi, Ujian Nasional musti disambut dengan “welcome”
Drs. H.M. Munadzir, M.Si adalah Praktisi Pendidikan di Salatiga (Mantan Kepala SMP Negeri 9, kini menjabat Kepala SMP Negeri 10 Salatiga)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
19
RAGAM Hukum PRO-KONTRA PP. 37/2005
Sekilas Tentang Kesakralan Kekuasaan Oleh : Jaferson Kameo
K
EKUASAAN itu sakral adanya. Itulah prinsip yang sangat fundamental di dalam hukum. Hal ini bersifat universal. Artinya, tidak secara eksklusif hanya dikenal oleh bangsa kita saja. Tetapi, dimanapun dan kapanpun serta bagi siapapun hal ini tidak dapat disangkal. Bahkan meskipun sedikit agak terlambat dibanding dengan Injil (The Bible), yang oleh para ahli hukum internasional diberi status sebagai Bapak Hukum Internasional pernah mengatakan di dalam karyanya Mare Liberum bahwa : “Java....have kings, institutions, laws, and rights and .....have them always. One is not entitled to deprive these people of their will and princely power because they do not believe. Indeed it is even heresy to assume that these people should not be master of their goods”. (Dikutip dari Kameo, J : 2005 hlm 123, Thesis PhD, tidak dipublikasikan, The School of Law, Faculty of Law and Financial Studies, Glasgow University, Skotlandia). Kutipan itu memberi isyarat telah ada pemikiran hukum modern yang dibangun Grotius dari sebuah hasil penelitian serius pada jamannya, ratusan tahun lalu. Bahwa jauh sebelum pemikir hukum modern mengemukakan bahwa hukum, termasuk di dalamnya kekuasaan atau hak-hak sebagai elemen yang amat penting di dalam hukum itu diakui dan ditulis di dalam dokumen-dokumen resmi negara-negara modern, Indonesia telah memiliki institusi atau prinsip-prinsip hukum dimaksud. Prinsip yang berkuasa itu akan selalu tetap ada dan menjadi milik bangsa ini. Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil secara paksa prinsip, hak atau kekuasaan dimaksud dari bangsa ini, hanya karena mereka tidak mempercayainya. Bahkan suatu murtat pandangan bahwa bangsa ini tidak dapat menjadi tuan atas benda-benda (kekuasaaan) mereka. Demikian pula jauh ketika hari sudah tinggi, para ahli hukum di negara-negara yang menganut sistem hukum Anglo Saxon seperti Inggris, Amerika, Australia, Malaysia dan sebagainya lazim menggunakan istilah seperti sanctity of contract atau kesakralan kontrak tatkala kontrak atau janji itu secara filsafati dan ilmiah teridentifikasi oleh mereka sebagai indentik dengan kekuasaan atau hak-hak termasuk kewenangan. Hal ini tidak lain dimaksudkan sebagai isyarat bahwa memang betul, kekuasaan itu mempunyai wibawa atau otoritas dan harga diri yang tinggi sekali. Mengalami Rongrongan Berbanding terbalik dengan perspektif bahwa kekuasaan itu sakral seperti dikemukakan di atas; konsekuensi logisnya, adalah sesuatu bukanlah kekuasaan apabila ia mencla-mencle, plintat-plintut atau mudah diombang-ambingkan. Hari ini bilang A, besok
20
dengan mudahnya bila C, lusa kembali ke A den sehari setelah lusa omongan sudah menjadi lain lagi. Kalau begini maka jelaslah bahwa kontrak atau janji tidak memiliki k e p a s t i a n (uncertain). Alias kekuasaan itu hanyalah ibarat tulisan hasil sebuah goresan jari seseorang di atas pasir di tepi pantai yang mudah terhapus begitu Jaferson Kameo saja dengan beberapa kali terpaan ombak. Dalam bingkai pemikiran hukum, orang mungkin menyadari bahwa kehidupan yang diatur oleh hukum tidak hanya mengenal prinsip yang universal tetapi juga selalu saja diikuti dengan masalah atau persoalan yang juga bersifat universal. Namun pasti ada cara penanganan atas persoalan atau solusi dari hukum yang bersifat universal pula. Artinya kalau hukum mendikte dengan prinsip kekuasaan itu sakral, maka selalu saja persoalan menghantui kesakralan kekuasaan itu, namun mesti ada restorasi atau pemulihan kembali terhadap kesakralan atau harga diri kekuasaan yang telah mengalami rongrongan. Hukum selalu melindungi hak atau kekuasaan. Alternatif Penyelesaian Perspektif seperti di atas lah yang mungkin menjadi semacam alternatif yang dapat dipergunakan dalam menemukan penyelesaian secara lebih fundamental pro-kontra atas berbagai peraturan perundang-undangan. Misalnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan dan Protokoler Pimpinan dan Anggota DPRD; dan selisih pendapat dan tafsir di kalangan pejabat Negara mengenai Keppres 80 Tahun 2003 yang mengatur mengenai pengadaan barang dan jasa untuk keperluan Pemerintah. Seperti diberitakan, saat ini ada persoalan theoritis bernama retroactive effect atau berlaku surutnya sebuah peraturan-perundangan. Soal retroaktif saat ini ada yang mengganggap sebagai persoalan yang agak rumit mengitari kehadiran PP 37
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
tersebut (SM 13/02/07). Sementara baru saja menjadi berita pula ada silang pendapat sekitar diperbolehkannya penunjukan langsung. Namun hendaknya perhatian perlu difokuskan pada aspek bahwa Presiden sebagai pemegang otoritas, atau pihak yang membuat PP 37 itu telah mengisyaratkan perubahan atau revisi atas peraturan dimaksud. Hal ini mengisyaratkan bahwa selama produk hukum yang memiliki level sama, dalam hal ini sekelas PP belum dikeluarkan untuk merevisi atau merubah peraturan itu, tidak ada satu produk apapun yang dapat melemahkan daya berlakunya peraturan dimaksud. Karena di dalam perspektif hukum PP adalah kontrak maka ada sanctity of contract. Nah, agar terhindar dari jebakan (off side). Keinginan Presiden akan merevisi PP dimaksud mesti dilihat masih sebatas keinginan politik (political will), belum dapat dikatakan sebagai sebuah kaedah yang mengikat. Bagaimana dengan edaran yang dikeluarkan Menteri Dalam Negeri yang isinya menunda pencairan tunjangan yang seharusnya dibayarkan sesuai PP 37 tersebut untuk sementara waktu? Buruk sangka bahwa telah terjadi off side, atau bahwa edaran seperti hanyalah sebuah opera politik memang harus dijauhkan sejauh-jauhnya. Sebaiknya, dalam perspektif seperti yang telah dikemukakan di atas, edaran menteri dalam negeri ini haruslah dipandang memiliki derajat yang sama dengan sebuah himbauan; ia tidak mempunyai
Semoga diampuni segala dosanya dan diterima segala amal kebaikannya PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 2 SALATIGA
Penulis adalah Jaferson Kameo, Dosen Fakultas Hukum UKSW Salatiga; memperoleh Sarjana Hukum ( 1992 ) dari FHUKSW Salatiga; Masters of Law/LL.M (1988) dari The School of Law University of Aberdeen Scotlandia dan PhD ( 2005 ) dari The School of Law Faculty of Law and Financial Studies,
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN
IN MEMORIAM Almarhum H. Totok Mintarto (1950 - 2007)
kekuatan mengikat secara yudiris. Di sini berlaku prinsip hukum yang umum dipahami bahwa Mendagri tidak mempunyai hak sehingga Ia tidak dapat memberikan sesuatu yang tidak dimilikinya. Sebab bila sebaliknya yang terjadi maka itu sama saja dengan kudeta terhadap sebuah kekuasaan yang sah, atau perampasan hak seperti dikemukakan Garotius di atas. Lalu bagaimana solusi yang dapat ditawarkan di sini dalam rangka menghalau kebimbangan yang saat ini berkembang? Solusi yang paling efektif, efisien serta mendasar adalah kembali ke dalam perspektif bahwa kekuasaan bersifat sakral, tidak dapat dirampas, dan selalu menjadi milik yang berhak. Presiden sendiri, sebagai pembuat aneka peraturan yang ada juga sudah hampir dapat dipastikan akan tetap pada pendiriannya, untuk selalu berpegang pada isi dan semangat dalam perspektif teruraikan di atas, siap menghadapai segala konsekuensi; sebagai isi dan semangat pengembang kekuasaan yang berharga diri.
SMP N 6 SALATIGA
Jl. Tegalrejo Raya, Telp. (0298) 322251 Salatiga EKSIS, EDUKATIF, KREATIF, SANTUN, IMAN, SUKSES Kepala Sekolah, Ketua Komite,
Drs. HARMANTO
SUGIHARTO, S.Pd NIP. 131 255 709
PEMERINTAH KOTA SALATIGA
Jln. Kartini No. 26 Telp. (0298) 326864 Salatiga
P R I M A PINTER . RIGEN . IMAN . MANDIRI . AKHLAK MULIA
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Muhadjir
Tris Mardiyoko, S.Pd NIP. 130673851
KECAMATAN ARGOMULYO Camat Dra. SITI NUR SOLIKHAH NIP. : 010229220
FORKI
IN MEMORIAM Almarhum H. Totok Mintarto (1950 - 2007) Semoga diampuni segala dosanya dan diterima segala amal kebaikannya
FORKI
FEDERASI OLAH RAGA KARATEDO INDONESIA KOTA SALATIGA Sekretariat : Jl. Sentana 167 b Cabean Salatiga 50721 Telp. (0298) 314787
Ketua Letkol. Inf. Agus Subiyakto
KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH
(KPUD) KOTA SALATIGA Jl. Ki Panjawi No. 12 Salatiga, Telp. (0298) 314344
WADOKAI KARATEDO INDONESIA
DOJO SCHREUDER KOTA SALATIGA Sekretariat : Jl. Sentana 167 b Cabean Salatiga 50721 Telp. (0298) 314787
Ketua Drs. KH. TAMAM QAULANY
SMP NEGERI 3 SALATIGA (TERAKREDITASI A) Jl. Stadion No. 4, Telp. (0298) 326260
Sebagai
SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)
Ketua Puspa Aprillia
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 9 SALATIGA TERAKREDITASI : A Jalan Pemuda 7-9, Telp. (0298) 326265 Salatiga - 50771
Kepala Sekolah, Kepala Sekolah Drs. Bambang Subiyakto NIP. 131783427
Purwadi Antoro, S.Pd.
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR CABANG Jl. Diponegoro No. 9 Salatiga Telp. (0298) 321084, 326356, 326890. Fax. 323640 I Ketut Karka. Pimpinan Cabang
PENGURUS PPNI KOTA SALATIGA Sekretariat : BPRSUD Jl. Osamaliki No. 19 Salatiga
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
(PPNI) Ketua PPNI Kota Salatiga Periode 2006-2011 Junaedi, S.Kep.NS
Keluarga Setyo Trirahmanto Jl. Jambewangi II/6 Salatiga
SIDOREJO KOTA SALATIGA
Jl. Menur Salatiga, Telp. (0298) 325140
AGUS JOKO SUSILO, SE Direktur
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN
( SMP N 5 )
PEMERINTAH KOTA SALATIGA Jl. Letjen. Sukowati No. 51 Telp. (0298) 327097 Salatiga
Jl. Bima No. 10 Telp. (0298) 321972 Salatiga
PASTI
DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
(Pandai, Akhlak mulia, Santun, Terampil, Iman dan Taqwa) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah
BAMBANG MURWANTO, S.H.
BUDHIYANTO, S.Pd NIP. 131098786
IKLAN
H. SUKIMAN, SE NIP. 500.078.694
PEMERINTAH KOTA SALATIGA
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
( SMK N 2 )
Jl. Parikesit Warak Salatiga Telp. (0298) 313403
Jl. Adi Sucipto No. 1 Telp. (0298) 326123 Salatiga
DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SALATIGA
Komite Sekolah,
Kepala Sekolah,
Kepala,
SOEWANDI, Bsc
Drs. REZA PAHLEVI NIP. : 131 408 396
Ir. Saryono NIP.
Keluarga Besar
T.I.T.D. Hok Tek Bio Salatiga JL. Letjend. Sukowati 13 Salatiga
DIREKTUR BESERTA KARYAWAN-KARYAWATI
PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA SALATIGA
Mitra Usaha Sejati PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA SALATIGA Jl. Buksuling Salatiga Telp. (0298) 323001
Direktur M. HABIB SHALEH, SE
Pendidikan Pendidikan MELONGOK SEKOLAH-SEKOLAH ”PINGGIRAN” (1)
SMP NEGERI 10 BANGKIT
Wajah baru SMPN 10 Kota Salatiga yang dihiasi dengan taman dan tempat bermain siswa.
S
tigma sekolah pinggiran dan sekolah favorit masih cukup kuat di kalangan masyarakat kita. Tentu saja sekolah yang berada di jantung kota lebih diuntungkan karena identik dengan predikat sebagai sekolah favorit. Lalu bagaimana nasib sekolah yang jauh dari pusat perkotaan? SMP Negeri 10 Salatiga merupakan salah satu sekolah yang berada di pinggiran kota Salatiga. Meskipun bangunan SMP Negeri 10 berdekatan dengan bangunan Kantor Kecamatan Argomulyo, namun menempuh perjalanan menuju SMP ini relatif lebih sulit, sekitar 6 KM dari pusat kota. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi sekolah ini dibanding sekolah lain yang kebetulan berada di tengah kota. Maklum jika akhirnya input siswa yang masuk ke sekolah tersebut didominasi dari kalangan
24
masyarakat pedalaman. Namun jangan salah. Siapapun dan dari manapun siswa berasal, mereka tetap berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. Untuk itulah, di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Drs. Munadzir, M.Si, SMP Negeri 10 Salatiga berusaha bangkit dengan slogan BANGKIT. Slogan tersebut merupakan akronim dari Baik, Aktif, Nirmala (bening, suci), Gesit, Kreatif, Indah dan Taqwa. “Kami merasa bangga mengelola SMP Negeri 10 ini. Sebab, para staf pengajar, pengurus Komite Sekolah, pemerintah Kecamatan dan masyarakat sekitar sangat mendukung upaya SMP Negeri 10 Bangkit,” tandas Munadzir. Sekolah yang satu ini memang terlihat pesat berbenah diri. Ketika masuk ke lokasi saja akan terlihat gapura besar berwarna mencolok
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
bertuliskan nama SMP 10 dan slogan BANGKIT. Masuk ke halaman sekolah suasana juga sudah berubah dari tahun sebelumnya. Taman dengan tanaman bunga dan air mancur ber-ornamen bunga teratai sama persis dengan taman yang ada di depan halaman DPRD Kota Salatiga. Gedung menjulang dengan cat berwarna mencolok menambah kesan dinamis SMP ini. Dari kesan tersebut orang akan membayangkan sekolah tersebut adalah sekolah “pinggiran” yang telah berbenah menjadi sekolah favorit. Dikatakan Munadzir, d a l a m 1 0 0 h a r i kepemimpinannya, pihak SMP Negeri 10 melakukan gebrakan melalui even besar. Bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-11 diselenggarakan kegiatan dengan tema Live March Celebration & Anniversary 2007 yang berlangsung sangat meriah. Acara tidak tanggung-tanggung digelar, mulai dari peresmian gedung baru disertai dengan lomba yang terdiri dari lomba Bahasa Inggris, Marching band tingkat SD se- kota Salatiga dan sekitarnya, lomba solo vokal, lomba MIPA dan Lomba Lari 100 M. Hadir juga dalam acara tersebut Wakil Walikota John M. Manoppo SH, Camat Argomulyo Siti Nur Sholehah, anggota Muspika dan sejumlah anggota DPRD Kota Salatiga, seperti Sarwono SE, Kustadi Danuri, Tedy Sulistyo SE, Arif Budiyanto dan Ahmadi, SH. Sarwono, anggota DPRD Kota Salatiga yang juga Ketua Komite SMP 10 berpendapat bahwa SMP yang selama ini dinilai “pinggiran” tidak perlu berkecil hati. Dia mencontohkan dirinya sendiri. Beliau pernah menjadi kepala desa
di Randu Acir yang nota bene t e m p a t terpencil, namun dengan pengabdian yang tulus dan kerja yang maksimal hasilnya dapat d i p e t i k sekarang. Kawasan yang dahulunya tanah hanya berharga 15 ribu kini menjadi 150 ribu per meter persegi. Hal t e r s e b u t k a r e n a pembangunan sarana jalan cukup baik dan angkot sudah masuk dengan lancar. Sarwono pun berpesan k e p a d a M u n a d z i r Gerbang pintu masuk SMPN 10 Kota Salatiga. bahwa sekolahan ibaratnya bus. Kepala Sekolah SMP 9 ini. Jika jurusannya SalatigaWalaupun sekolah yang dipimpin Ambarawa maka perjalanan akan sekarang letaknya terpencil, terasa lamban karena bus harus namun apabila tugas berhenti menaikkan dan dilaksanakan dengan rasa menurunkan penumpang. Lain tanggung jawab dan ikhlas maka halnya jika bus jurusan Semaranghasilnya akan lebih baik. Solo apa lagi Patas, maka dia hanya Sekolahan yang berada di tengah berhenti di tempat tertentu kota belum tentu hasilnya akan sehingga lajunya terlihat cepat. baik dibanding dengan sekolah Oleh karena itu SMP Negeri 10 pinggiran. “Melalui tenaga yang sekarang harus megubah orientasi profesional dan cara pandang yang dekat menuju orientasi yang jauh, jauh ke depan sekolah akan maju,” agar dapat memacu proses belajar. tukasnya. Sarwono bangga menjadi Sementara itu, Munadzir ketua Komite sekolah tersebut, dalam sambutannya bercerita karena dia berkeinginan pernah menerima SMS masuk ke membangun sekolah yang ada di Hand Phone- nya yang intinya wilayahnya tersebut menjadi berpesan jangan ngoyo-woro, urusi sekolah unggulan. Bersama kepala dulu mutu sekolah baru bangun sekolah yang baru berarti ada sarana, karena pembangunan semangat baru dan itu dapat akan sia-sia. Namun, Munadzir mempercepat laju perubahan. berusaha mengantisipasi semua Camat Argomulyo Dra. Siti Nur persoalan bersama-sama unsur Sholehah juga memberikan saran pendidik telah mencanangkan kepada Munadzir yang mantan program belajar tambahan
khususnya untuk kelas III. Sedangkan pembangunan sarana dan prasarana adalah sesuatu yang tidak boleh diabaikan. Dengan pembangunan yang layak bahkan megah setiap penghuni sekolah, baik dari guru dan siswa akan bangga sekolahnya tidak ketinggalan dari yang lain. Rasa kenyamanan dan kondusif juga akan muncul, dan akan menumbuhkan semangat belajarmengajar. “Ibarat mesin, SMP 10 sudah turbo, walaupun tidak sama dengan sekolah unggulan lainnya. Orientasi juga sudah dirubah, keinginan untuk menjadi sekolah unggulan memang sangat tinggi, “tidak ada kata lain bagi kami kecuali bangkit mengukir prestasi. Kalau sekolah pinggiran tidak pernah diperhatikan pembangunan dan fasilitasnya, maka kapan kami akan maju?” tambah Munadzir.(lux)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
25
Mimbar PARADIGMA BARU PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Oleh : Elysabeth Dwi Kurniasih RAGAM
D
ikeluarkan-nya paket peraturan perundangundangan baru di bidang keuangan negara oleh pemerintah pusat, memaksa pemerintah daerah untuk melakukan perubahan dalam pengelolaan keuangan daerah yang akan dimulai pada tahun anggaran 2007. Bagaimana pengelolaan keuangan sektor publik dapat dikelola secara efektif, efisien dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan perundang-undangan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat inilah yang menjadi ide dasar dikeluarkannya peraturan baru tentang pengelolaan keuangan daerah. Asas-asas tersebut menjadi hal yang penting dalam pengelolaan keuangan daerah mengingat sumberdaya terbatas, sedangkan kebutuhan masyarakat terus bertambah. Pengelolaan keuangan daerah dalam pelaksanaannya perlu dilakukan melalui tata kelola pemerintahan yang baik dengan tiga pilar utama; transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Transparansi, dibangun atas dasar kebebasan masyarakat memperoleh informasi, serta keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Partisipasi, atau keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat dalam negara yang demokratis merupakan suatu keniscayaan. Prinsip demokrasi sendiri menyaratkan komitmen untuk hidup bersama dengan yang lain. Sedangkan akuntabilitas, secara harfiah diartikan sebagai “pertanggungjawaban”, akuntabilitas publik mengandung makna, bahwa keputusan-keputusan dan kebijakan yang diambil harus dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan kepada publik dimana masyarakat ada pada posisi untuk dapat mengakses informasi tersebut, serta bila diperlukan harus ada kesediaan untuk mengambil tindakan korektif. Anggaran Berorintasi pada Kepentingan Publik Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu dana yang tersedia haruslah dimanfaatkan sebaik mungkin agar dapat mencapai tujuan yang dimaksudkan. Dalam ketentuan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, yaitu tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pasal 26 ayat 2 menyebutkan bahwa dalam urusan belanja daerah diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum serta pengembangan sistem jaminan sosial.
26
Pendi dikan mer u p a k a n investasi jangka panjang bagi negara dan merupakan hak bagi setiap warga n e g a r a . D a l a m k e t e n t u a n Elysabeth Dwi Kurniasih, Anggota DPRD Kota Salatiga Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 34 ayat 2 disebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Selain kewajiban negara untuk membebaskan biaya pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, kesejahteraan dan peningkatan kapabilitas guru juga perlu diperhatikan, dibeberapa daerah Kabupaten/Kota pemerintah daerahnya telah berani melakukan kerja sama dengan Perguruan Tinggi dengan memberikan beasiswa bagi guru sekolah dasar untuk mengambil jenjang S2. Kebijakan ini tentu dilandasi kesadaran pentingnya pendidikan bagi kelangsungan sebuah bangsa. Meskipun dana pendidikan diisyaratkan sebesar 20 persen dari APBN/APBD belum dapat terpenuhi, akan lebih baik jika pengalokasian dana untuk pendidikan diluar gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dapat meningkat dari tahun ke tahun. Kesehatan juga menjadi prioritas selain pendidikan, dana untuk kesehatan diisyaratkan sebesar 15 persen dari APBD. Diharapkan dengan dana sebesar itu dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat, sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat serta menumbuhkan budaya hidup sehat di masyarakat yang tentunya dibutuhkan waktu yang tidak singkat. Pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan desa, koperasi dan usaha kecil menengah, pemberdayaan perempuan, pekerjaan umum, tenaga kerja, penataan ruang, perhubungan, pemerintahan umum, perencanaan pembangunan, penanaman modal, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, lingkungan hidup merupakan beberapa bidang yang sangat perlu mendapatkan prioritas, disamping beberapa bidang lain yang menjadi prioritas sesuai dengan Permendagri Nomor 13 dan 26 Tahun 2006.
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Pemerintah daerah diminta untuk mengalokasikan dana pada urusan wajib/bidang yang menjadi prioritas dahulu sebagaimana yang tersebut di atas sebelum belanja urusan pilihan. Oleh sebab itu peraturan keuangan yang baru mengatur bahwa daerah dari tahun-ketahun diminta untuk mengurangi jumlah bantuan langsung, bantuan hanya boleh diberikan jika dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tidak boleh diberikan secara ajek setiap tahun dan penggunaan bantuan harus dipertanggungjawabkan kepada Kepala Daerah. Demikian halnya dengan hibah, hibah dalam bentuk barang dibolehkan jika barang tersebut sudah tidak memiliki nilai ekonomis bagi daerah dan hibah dalam bentuk uang hanya bisa dilakukan jika d a e r a h t e l a h memenuhi semua belanja urusan wajib. Kebijakan tersebut akan lebih baik lagi, jika daerah diberi kebebasan atau hak diskresi untuk memanfaatkan dana perimbangan sesuai dengan kebutuhan riil daerah. Anggaran Berbasis Kinerja D a l a m Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan K e u a n g a n D a e r a h Kegiatan di Pemerintah Kota Salatiga menegaskan penggunaan anggaran berbasis kinerja yang artinya, setiap program yang dibiayai negara harus membawa manfaat atau outcome yang jelas. Dengan demikian, bahwa setiap program SKPD harus ada indikator atau ukuran-ukuran yang jelas untuk menilai keberhasilan sebuah program. Disinilah penyusunan program Standar Penyusunan Minimal bagi seluruh bidang pelayanan publik sangat diperlukan. Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Oleh karena itu, anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penilaian kinerja didasarkan pelaksanaan value for money dan efektivitas anggaran. Pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan, keadilan dan pemerataan. Keadilan, mengacu pada kesempatan sosial yang sama utuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Selain keadilan perlu dilakukan distribusi secara merata. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah dalam rangka Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran diwajibkan bagi setiap unit pemerintahan menyusun dan menyajikan selain laporan keuangan juga laporan kinerja, yakni prestasi yang berhasil dicapai oleh pengguna anggaran sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan. Pengungkapan informasi tentang kinerja selaras dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasi secara jelas hasil atau output dari setiap kegiatan dan dampaknya terhadap masyarakat atau outcomes dari setiap program. Seluruh SKPD bertanggung jawab penuh terhadap setiap rupiah yang digunakan untuk pelaksanaan program dalam lingkup tupoksinya. Terkait dengan anggaran berbasis kinerja, peraturan pengelolaan keuangan yang baru saja mengatur jadwal tahapan-tahapan proses penyusunan hingga evaluasi pelaksanaan anggaran sedemikian ketatnya. Hal ini bertujuan agar tidak lagi ada keterlambatan pengesahan anggaran, m e n g i n g a t keterlambatan pengesahan anggaran seringkali membawa persoalan tersendiri dengan pelaksanaan program-program pembangunan di daerah. Harapan Adanya Perubahan Paradigma baru, pengelolaan keuangan daerah dengan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada kepentingan publik merupakan upaya untuk menciptakan kondisi baru dimana dalam pengelolaan keuangan daerah tidak ada lagi pemborosan, kebocoran. Setiap program pembangunan dalam APBD harus benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat. Untuk pelaksanaan peraturan baru ini, dibutuhkan komitmen yang kuat mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, lembaga legislatif dan masyarakat. Komitmen untuk memuat segala sesuatunya menjadi lebih baik bagi kesejahteraan masyarakat.
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Penulis adalah anggota DPRD Kota Salatiga.
27
RAGAM Kesehatan
TURUNKAN KOLESTEROL DENGAN DIET MAKANAN G
aya hidup makan enak dan kurang olah raga dapat memicu peningkatan kadar kolesterol. Kolesterol tinggi dapat menyebabkan hipertensi, serangan jantung dan stroke. Berdasarkan hasil evaluasi data jumlah kematian dari Puskesmas dan Rumah Sakit se- Kota Salatiga tahun 2006 menunjukkan bahwa yang meninggal akibat penyakit stroke 86 orang, jantung 65 orang dan hipertensi 12 orang. Oleh karena kematian akibat ketiga jenis penyakit tidak menular tersebut
pada makanan hewani. Kolesterol berfungsi untuk membangun sel-sel, memproduksi hormon-hormon, dan melindungi jaringan syaraf. Seperti lemak-lemak lainnya, kolesterol diangkut dalam peredaran darah ketempat tempat yang dibutuhkan. Ada dua tipe kolesterol, yaitu kolesterol yang baik (HDL atau High Density Lipid) dan kolesterol yang jahat dan jelek (LDL atau Low Density Lipid). HDL dengan kadar tinggi diperlukan untuk mengangkut LDL dari darah kembali ke hati untuk dihancurkan. MENGAPA KOLESTEROL BAHAYA? Jika kadar kolesterol jenis LDL tinggi, ini yang berbahaya karena dapat menyebabakan penyakit tekanan darah tinggi, meningkatkan resiko serangan jantung, stroke sehingga dapat menyebabkan kematian. Bahaya utama dari kolesterol darah yang tinggi adalah terbentuknya plak (plaque) yang memperkecil diameter pembuluh darah yang menyebabkan terhambatnya suplai oksigen untuk jaringan tubuh, sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner. Bila yang tersumbat pembuluh darah yang menuju ke otak maka dapat menyebabkan stroke.
tergolong tinggi, maka perlu segera diambil langkahlangkah untuk mengantisipasinya. Hasil studi menunjukkan bahwa jika bisa menurunkan kadar kolesterol darah 10 persen saja maka akan menurunkan resiko serangan jantung sampai diatas 50 persen. Nah, bila hasil laboratorium anda dinyatakan bahwa kadar kolesterolnya tinggi (di atas standar) tidak usah panik. Berikut ini ada tips bagaimana cara menurunkan kadar kolesterol dengan cara diet makan. Tidak semua jenis kolesterol itu berbahaya bagi tubuh, ada jenis kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Sebetulnya kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang dibuat di hati dan ditemukan
28
DARIMANA KOLESTEROL BERASAL? Hampir seluruh kolesterol yang dibutuhkan dibentuk oleh tubuh dihati. Sisanya didapatkan dari makanan tertentu yang kaya kolesterol, misalnya: daging, susu, telur dan daging jeroan (seperti hati, ginjal dan otak). Penyebab utama tingginya kolesterol darah adalah antara lain makan terlalu banyak lemak jenuh (saturated fat) seperti mentega, cake, biscuits, gorengan dan makanan fast food, berat badan lebih (gendut), perokok, dan kurang olah raga. BAGAIMANA TIPS MENGURANGI KADAR KOLESTEROL Bila anda merokok, BERHENTILAH !!!. Bila anda kurang gerak badan, lakukan lebih banyak. Bila anda kelebihan berat badan, minta nasehat dokter tentang diet yang dapat mengurangi berat badan. Bila anda banyak makan daging, susu, telur dan daging jeroan, kurangilah makanan tersebut dan ganti dengan makan ayam, ikan, roti, buah-buahan dan sayurmayur. Bila anda makan makanan goreng-gorengan, cobalah makan makanan yang dipanggang, dikukus, dibakar, sebagai penggantinya. Makanlah makanan atau buah-buahan yang banyak mengandung serat.
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
KANDUNGAN KOLESTEROL PER 10 gr MAKANAN Bila kadar kolesterol anda sudah cukup tinggi maka cara menurunkannya perlu dibantu dengan obat, namun obat-obatan tidak akan bekerja dengan efektif secara lengkap bila anda tidak merubah pola makan, terutama makanan yang kandungan kolesterolnya tinggi. Selain itu untuk membantu menurunkan kadar kolesterol agar dibiasakan olah raga yang terukur dan teratur serta hentikan kebiasaan merokok. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Penulis adalah Drs. S. Djoko Purnomo, Apt, M.Kes, Kabid Pelayanan Kesehatan DKK Salatiga
IN MEMORIAM Almarhum H. Totok Mintarto (1950 - 2007) Semoga diampuni segala dosanya dan diterima segala amal kebaikannya
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
NAMA MAKANAN ( 10GR )
KADAR KOLESTEROL ( MG )
KATEGORI
Putih Telor Ayam Teripang ( Haisom ) Ubur-ubur Susu Sapi non Fat Daging Ayam Pilihan tanpa kulit Daging Bebek Tanpa Kulit Ikan Sungai Biasa Daging Sapi Pilihan Tanpa Lemak Daging Kelinci Daging Kambing Tanpa Lemak Ikan Ekor Kuning Daging Asap ( ham ) Iga Sapi Daging Sapi Burung Dara Ikan Bawal Daging Sapi Berlemak Gajih Sapi Gajih Kambing Keju Sosis Daging Kepiting Udang Kerang/Siput Belut Santan Kelapa Susu Sapi Susu Sapi Cream Coklat / Cacao Mentega / Margarin Jeroan Sapi Kerang Putih /Remis /Tiram Telor Ayam Jeroan Kambing Cumi-cumi Kuning Telor Ayam Otak Sapi Telur Burung Puyuh
0 0 0
Sehat Sehat Sehat
50 50 55 60 65 70 85 98 100 105 110 120 125 130 130 140 150 150 160 160 185 185 250 280 290 300 380 450 500 610 1170 2000 2300 3640
Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sekali-sekali Sekali-sekali Sekali-sekali Sekali-sekali Sekali-sekali Sekali-sekali Hati-hati Hati-hati Hati-hati Hati-hati Hati-hati Hati-hati Hati-hati Berbahaya Berbahaya Berbahaya Berbahaya Berbahaya Berbahaya Berbahaya Berbahaya Berbahaya Berbahaya Pantang Pantang Pantang Pantang
Keterangan : Kolesterol Normal dalam darah :160-200 Mg. (Sumber : GENERAL HOSPITAL, SINGAPORE).
PEMERINTAH KOTA SALATIGA
DINAS PASAR PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN
Jl. Pemotongan 73 Salatiga
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1
SMP N 1
Jalan Kartini No. 24 Telp.(0298) 325160 Salatiga 50711
Kepala Sekolah
Ketua Komite, Drs. H.Sutedjo, M.Si
Jatman NIP.130340742
Kepala Dinas Pasar & PKL Kota Salatiga Drs. Y. Try Priyo Nugroho NIP. 010 184 513
Tip’s
RAGAM
F
WABAH FLU BURUNG
lu burung atau Avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Flu burung pertama kali di laporkan di Indonesia pada bulan Agustus 2003. Sampai awal Februari 2006, virus ini dilaporkan endemik di 26 propinsi di Indonesia. Virus ini dapat ditemukan dalam feces dan sekresi pernafasan burung dan unggas. Sebagian besar kasus manusia tertular akibat kontak langsung dari burung/unggas yang sakit, walaupun kontaminasi lingkungan oleh virus tersebut dapat juga sebagai sumber penularan. Adapun pekerjaan yang beresiko terserang infeksi flu burung adalah : 1. Peternak ayam/burung/unggas lainnya. 2. Pemotong ayam/burung/unggas lainnya. 3. Penjual produk-produk ayam/burung/unggas (daging, telur, dst.). 4. Pemelihara ayam/burung/unggas lainnya. 5. Petugas laboratorium yang meneliti/memeriksa penyakit flu burung. 6. Orang-orang yang tinggal di daerah dimana terdapat kematian unggas/burung secara tibatiba yang mencirikan infeksi flu burung. 7. Orang-orang yang telah melakukan kontak dekat, secara langsung dan tanpa perlindungan dengan kasus manusia yang telah terkonfirmasi tertular flu burung. Saat ini belum terdapat vaksin manusia untuk flu burung. Para peneliti sedang mengamati perkembangan situasi dengan seksama untuk memastikan apabila virus berubah menjadi lebih menular kepada manusia mereka dapat mengembangkan vaksin yang khusus untuk mutasi virus baru tersebut. Penanganan yang dapat diberikan
30
kepada pasien suspek flu burung yaitu, dengan perawatan medis intensif, serta pemberian Oseltamivir (teregistrasi sebagai Tamiflu) merupakan obat antiviral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung. Tamiflu di Indonesia tersedia di semua Rumah Sakit Rujukan Flu Burung. Bila anda atau keluarga terindikasi gejala suspect Flu Burung, langkah yang harus diambil adalah : 1. Segera berobat ke dokter/poliklinik. 2. Jika perlu dilakukan rawat inap di RS rujukan. 3. Jika dalam keadaan demam > 38º C, disertai gejala/riwayat kontak dengan unggas ataupun pasien Flu Burung agar segera melaporkan/menginformasikan ke poliklinik/RS. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan flu burung di lingkungan rumah? 1. Menjaga kebersihan lingkungan (khususnya kandang unggas dan burung). 2. Mencuci tangan dengan sabun/cairan antiseptic sesering mungkin sebelum makan apa saja, apalagi setelah menangani unggas/burung. 3. Menjauhkan kandang unggas dan burung (ayam, itik dan burung) dari rumah/tempat tinggal. 4. Hindari kontak langsung dengan unggas yang sakit atau mati. Jika terpaksa gunakan sarung tangan karet dan masker penutup hidung dan kacamata. 5. Gunakan penutup hidung, mulut, sarung tangan dan sepatu boot apabila akan mengolah tanaman dengan pupuk kandang. Serta memasuki daerah yang telah terjangkiti atau sedang terjangkit virus flu burung. 6. Jangan membuang kotoran (jeroan, bulu ayam, dll.) sembarangan, bungkuslah dengan plastik dan buang di tempat sampah. 7. Bersihkan makanan ternak/burung yang tercecer di tanah/lantai, agar tidak mengundang burung liar datang. 8. Buang dan timbunlah dengan tanah setiap ditemukan tinja (kotoran) unggas yang ada di sekitar rumah. 9. Cuci daging dan telur unggas sebelum dimasak atau disimpan di kulkas. 10. Konsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak sampai matang. Apakah aman untuk memakan daging ayam dan produk unggas/burung lainnya? Iya, aman untuk memakan produk-produk unggas apabila telah dimasak secara matang (goreng, rebus atau panggang). Jangan memakan daging unggas/burung yang masih berwarna merah muda atau telur setengah matang.(ind)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Budaya
Who am I,Mom? PENTAS TEATER ALA QARYAH THAYYIBAH S
ore itu terlihat kerumunan anak belasan tahun mengangkat kursi ke suatu ruang kelas. Kain dan pernak-pernik dekorasi lain mereka susun. Dengan penuh semangat mereka bahu-membahu mengotak-atik letak kursi dan perabot lainnya. Sesekali salah seorang dari mereka menjauh. Seperti layaknya ahli setting panggung. Dia mengamati dari sudut kanan, kiri dan depan. Setelah itu memberi tahu temannya untuk mengubah letak perabot tersebut. Di ruang lain ada beberapa anak sedang menenteng lembaran kertas naskah. Mereka berusaha menguatkan hafalan kalimat-kalimatnya. Sambil berusaha berperan bagai seorang aktor, mereka berusaha mengeluarkan kemampuan olah tubuh dan ekspresinya. Sedang dari sebuah ruang tamu terdengar lantunan musik yang bernuansa kesahduan. Begitulah kesibukan siswa-siswi SMP Alternatif Qaryah Thayyibah Kelurahan Kalibening, Kota Salatiga, dalam mengisi libur sekolah awal Februari 2007. Minggu Siswa Qryah Thayyibah berlatih teater di alam bebas. sore itu mereka mempersiapkan lima lakon pementasan itu menjadi bahan pembicaraan dan omongan semua teater sekaligus. anak yang berada di sekelilingnya. Namun sang ibu “Teater merupakan salah satu media seni berprinsip bahwa semua anak terlahir suci. Sang ibu pementasan yang efektif. Seperti halnya kethoprak dan menyampaikan kepada sang anak bahwa ia terlahir wayang orang. Dalam seni pertunjukan tersebut sarat suci, yang berbuat dosa adalah ibu. dengan pesan-pesan moral” tutur seorang siswa Maia. Kemudian naskah “Anak Angin” bercerita Sudah tiga hari ini mereka disibukkan dengan tentang seorang anak yang frustrasi terhadap latihan yang melelahkan. Dari pengetahuan tentang kehidupannya. Dia menghabiskan waktu dengan teater, teknis dasar baik olah vokal, olah rasa, olah perbuatan negatif. Semua kejelekan dia jalani untuk tubuh, musik, peran bahkan sampai teknik pembuatan mengalihkan rasa stres yang selalu menghinggapi naskah, lighting dan setting panggung. Para instruktur perasaannya. Tapi orang tuanya dengan sabar selalu didatangkan dari Teater Getar Sekolah Tinggi Agama berpesan kepada sang anak agar mengalihkan Islam Negeri (STAIN) Salatiga. pelampiasan tersebut kepada hal-hal yang positif. Dari pentas tersebut mereka diharapkan Sedangkan 3 naskah lain bercerita tentang hantu. mampu menerapkan ilmu yang telah didapatkan Maia, pembesut naskah sekaligus sutradara selama tiga hari dari para pelatih. Dengan begitu Who am I Mom? Mengisahkan bahwa dia menggelar mereka akan berbagi peran. Ada yang membuat naskah, acara latihan teater adalah untuk mengembalikan menjadi sutradara, pemeran, pemain musik latar dan kembali budaya lokal Indonesia. Dengan teater pesan bagian lighting. Setelah semua dibagi, kemudian mereka budaya lokal akan masuk ke dalam suatu pementasan, konsentrasi pada tugas masing-masing. Para pemain berbeda dengan film dan sinetron di televisi. Selama ini dan sutradara membedah naskah untuk mengetahui anak-anak dan orang Indonesia disuguhi dengan cerita tema inti dari naskah tersebut agar pesan yang ada yang berbau hedonis, kekerasan dan penindasan. dapat disampaikan secara tepat dan utuh. Jarang sekali suatu film mengambil seting masyarakat Dua naskah utama berjudul “Who am I Mom?” umum. Tidak lagi cerita yang diangkat membumi dan dan “Anak Angin”. Who am I Mom bercerita tentang sesuai dengan budaya lokal. “Yang ada adalah kehidupan nyata seorang anak. Dia terlahir tanpa pengalihan budaya barat ke bangsa ini,” kritik bapak. Seperti realita yang terjadi di masyarakat kita, itu merupakan kejadian yang belum bisa diterima. Anak Maia.(lux)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
31
Potensi
MENEKUNI KERAJINAN BAMBU
menjadi peluang kerja dan bisa mengurangi angka pengangguran,” ujar seorang warga Kustono. Keberadaan jumlah pengrajin tiap tahunnya selalu bertambah. Sampai saat ini sudah terdapat 35 pengrajin bambu. Mereka berjalan sendiri-sendiri dan tumbuh berdampingan dengan baik. Setiap bulan sekali mengadakan pengajian bersama untuk meningkatkan persaudaraan. Sedangkan waktu kerja mulai hari Senin sampai dengan Jumat, khusus Sabtu dan Minggu menjual produk kere ke luar kota. Pengrajin mengaku tidak kesulitan untuk mencari bahan baku. Sebab, di Salatiga bambu tersedia dengan cukup dan harganya pun relatif murah. Per batang bambu harganya hanya 5.000 rupiah. Kemudian dipotong dengan ukuran 2 meter menjadi 8 bagian. Selanjutnya batang bambu yang sudah kering dibelah dengan ukuran kecil-kecil dan diperhalus dengan sabit sampai halus yang di kerjakan secara tradisionil serta baru dianyam Kegiatan pengkrajin bebek dari dangkel (akar/red) pohon bambu. satu-persatu dan dikaitkan dengan tali plastic sepanjang 2 meter. Mengerjakan satu kere i kalangan pedesaan bisa jadi sangat membutuhkan waktu satu hari. Masalah kerajinan mudah untuk menemukan pohon bambu ini warga setempat terbuka sekali terhadap bambu. Namun, belum banyak yang siapa saja yang akan belajar membuat kere, tidak ada tahu bahwa bambu dapat diolah sebagai sumber istilah rahasia-rahasia. pendapatan ekonomi yang dapat mendatangkan Pemasaran produk ini sudah sampai diberbagai banyak keuntungan. kota di Jawa Tengah. Semuanya berjalan lancar. Di Salatiga, ternyata banyak pengrajin bambu Hanya saja, yang masih dirasakan menjadi kendala potensial yang mempunyai karya dengan nilai jual adalah menyangkut permodalan. Hal ini sangat tinggi. Bahkan ketrampilan tersebut sebagai wadah dirasakan para pengrajin pada saat pemesanan peluang kerja bagi kawula pedesaan untuk meningkat. meningkatkan penghasilan. Hanya dengan berbekal ketrampilan sebagai Aneka kerajinan yang terbuat dari bambu pengrajin kere bambu, salah seorang penduduk diproduksi setiap hari. Seperti sumpit, vas bunga, Ngablak Pulutan yang bertempat tinggal di RT 3 / RW anyaman kere untuk pelindung panas, hingga hiasan 5 Dukuh Nobowetan dapat menghidupi keluarganya. berbentuk hewan seperti bebek, pinguin, kucing dan Kini ia memiliki seorang anak dan seorang cucu. kiwi. Lain halnya dengan pengrajin yang satu ini, Kawasan pedukuhan Ngablak, Kelurahan pengrajin dangkel bambu ini bertempat di Grogol Pulutan, hampir sebagian besar warga menekuni Kelurahan Dukuh Salatiga. Tempat kerjanya sangat kerajinan bambu. Kebanyakan mereka memproduksi luas, yaitu membuat kerajinan bebek, pinguin, kucing, kere dengan ukuran lebar 1 meter dan panjang 2 dan kiwi. meter. Harga jualnya berkisar 25.000 rupiah. Selain itu, ada juga pengrajin yang membuat vas Aktivitas sehari-hari di kawasan pedukuhan bambu. Letaknya di Dukuh Karangpete Kelurahan tersebut tidak bisa lepas dari bambu. Hamparan Kutowinangun. Untuk teknik pemasaran tinggal batang-batang bambu yang dijemur di sepanjang jalan dititipkan di toko-toko kerajinan. menjadi pemandangan yang khas. Bambu tersebut Salah seorang pengrajin bambu mengatakan, memang harus dijemur setelah dicuci dngan air dan “jenis kerajinan bambu ini dapat dikembangkan pasir untuk menghilangkan buluh (lugut) bambu. menjadi berbagai bentuk mainan, tergantung “Warga menekuni kerajinan bambu ini sejak 25 tahun ketrampilan pengrajin itu sendiri” katanya. (Kst) yang lalu. Kalau ditekuni sungguh-sungguh bisa
D
32
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Kiprah
PENGOBATAN GRATIS
K
SINAR PERAK
esehatan mahal harganya. Begitulah ungkapan yang jamak diucapkan seseorang bila sedang jatuh sakit. Sakit memang tidak mengenakkan, selain juga menghabiskan banyak biaya. Menyikapi persoalan tersebut, paguyuban Sinar Perak Cabang Salatiga, memberi solusi pengobatan alternatif. Tidak tanggung-tanggung, pengobatan yang dilakukan tersebut dikerjakan secara suka rela alias gratis. Konstribusi pengobatan alternatif ala Sinar Perak alias SP secara nyata kepada masyarakat Salatiga tampak seperti yang dilakukan di Kelurahan Salatiga setiap hari Rabu sore. Pengobatan yang menggunakan tenaga elektrik tubuh ini setiap kali praktek rata-rata melayani 20 pasien dengan berbagai penyakit. Bahkan pasien banyak juga yang berasal dari luar Salatiga, seperti Temanggung, Kendal, Semarang, Ampel, dan Karanggede. “Pelayanan klinik ini dilakukan 11 petugas. Mereka merupakan anggota SP yang sudah senior,” jelas Bambang Setiawan, Ketua Sinar Perak Cabang Salatiga. Dikatakan Bambang, pasien yang datang langsung dilayani. Mereka langsung dicatat dalam buku pendaftaran warna hijau muda. Setelah itu harus antre menunggu dipanggil petugas. Proses pengobatan paling cepat 15 menit dan paling lama hingga 35 menit. Jika penyakitnya terlalu akut biasanya harus datang berobat beberapa kali. SP memiliki berbagai ramuan obat, diantaranya ramuan madu ajaib untuk pengobatan internis ringan, berat, dan stamina. Obat Kiray khusus untuk pengobatan mempercantik diri bagi kaum wanita, karena juga berkhasiat menghilangkan flek-flek hitam dan jerawat. Bambang menjelaskan, hampir 75 persen penyakit manusia berasal dari tingkah lakunya sendiri. Misalnya, pusing kepala sebelah kiri menandakan orang tersebut punya kebiasaan berprasangka buruk terhadap orang lain. Pusing kepala bagian kanan menandakan paling benar berfikirnya, dan pusing kepala bagian belakang karena faktor emosi. Bagi warga masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang penyakit yang dideritanya, dapat mengontak Wawan dengan alamat Perumahan Sraten Permai Blok L/19 Salatiga, HP. 08122843129 serta 08886668400. Keberadaan SP di Salatiga dimulai sejak tahun 1996 dengan mengadakan olah raga pernafasan di
Bambang Setiawan sedang mengobati pasiennya dengan terapi khusus beberapa wilayah, seperti di Perusahaan Tekstil Damatex dan halaman pemkot. Latihan dilakukan secara rutin, serius dan terjadwal. SP juga melengkapi pengobatan dengan mempraktekan penyaluran tenaga elektrik badan untuk menyembuhkan berbagai penyakit secara gratis. Karena kegiatan ini merupakan sesuatu hal yang baru bagi masyarakat Salatiga maka pada awal mula berdirinya SP hanya diikuti oleh segelintir orang saja sebagai anggota, namun seiring dengan perkembangan zaman dan kesadaran masyarakat akan kesehatan maka jumlah anggota semakin meningkat. Hal ini didukung dengan kemajuan sosialisasi olah raga ini, maka semakin hari minat masyarakat untuk bergabung dalam olah raga ini semakin meningkat bahkan sampai saat ini sudah tercatat 400 orang ikut bergabung. Kemajuan minat masyarakat terhadap SP ini karena olah raga ini mempunyai kombinasi olah jiwa dan raga yang seimbang, yaitu selain memperhatikan kesehatan fisik, juga dilakukan pembinaan mental spiritual anggota agar lebih terarah. Membentuk sikap seseorang untuk lebih bersahaja, dengan menekankan pengaruh sebab akibat dari perilaku yang tidak benar dari manusia itu sendiri. Maka secara tidak langsung keberadaan SP ini telah bertugas memberikan pendidikan moral yang intinya warga masyarakat wajib berperilaku baik dan menjalankan ibadahnya sesuai dengan keyakinannya serta mentaati norma-norma yang berlaku.(kst)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
33
Legenda
CABEAN BUKAN TANAMAN LOMBOK
Lokasi Makam Mbah Cabe (K.H. Abdul Wahid) Lingkungan Cabean Salatiga
K
alau dicermati nama-nama sebutan lingkungan di Kota Salatiga mempunyai arti tersendiri. Asal-usul lingkungan tersebut mempunyai ceritera yang unik. Kebanyakan nama tersebut memiliki nilai kegiatan masyarakat. Khususnya pada masa sebelum Indonesia Merdeka, yang tepatnya pada masa penjajahan Belanda. Lingkungan Cabean terletak di Kelurahan Mangunsari juga memiliki cerita tersendiri. Menurut dongeng sesepuh warga masyarakat setempat, Samad (69 th) yang mendapat cerita dari kakeknya bernama mbah Muchiyar, keberadaan Cabean pada jaman Belanda yaitu dimasa VOC berdagang rempahrempah, VOC menganjurkan warga masyarakat untuk menanam tumbuh-tumbuhan yang cocok dan menghasilkan rempah-rempah. Hal ini dikarenakan keberadaan rempah-rempah saat itu memang banyak peminatnya, terutama untuk masyarakat di benua Eropa. Hal tersebut bertujuan untuk mengantisipasi tubuh agar tetap stabil hangat dalam melawan cuaca dingin, karena memang di benua Eropa memiliki cuaca yang cukup dingin. Untuk mengingat hasil rempah-rempah yang dihasilkan dari masyarakat setempat, Pemerintah Belanda memberi nama pedukuhan tersebut dengan istilah yang mudah di ingat, yang ada kaitannya dengan hasil bumi yang dimilikinya. Nama Cabean berasal dari tanaman yang pohonnya merambat dipepohonan lain. Buahnya seperti lombok dengan ukuran besar. Rasanya pedas sekali dan cocok untuk menghangatkan tubuh serta tidak mempunyai dampak negatif.
34
Masyarakat Kota Salatiga banyak yang punya anggapan kalau nama Cabean berasal dari tanaman Lombok, tetapi jenis tanaman cabe memiliki ciri-ciri tersendiri. Buah Cabe memiliki berukuran lebih besar dari lombok, batangnya merambat dipohon, sedangkan daunnya seperti daun sirih berukuran besar. Bila buahnya dipipil seperti beras berukuran kecil atau menir. Didaerah sini pada zaman dahulu terdapat sesepuh penyebar agama Islam yang mendirikan pondok pesantren. Sesepuh tersebut bernama Kyai Abdul Wahid. Beliau terkenal dengan sebutan mbah Cabe. Karena sebagai tokoh panutan warga masyarakat waktu itu, mbah Wahid disamping menyebarkan agama Islam juga selalu memikirkan warga masyarakatnya untuk meningkatkan kesejahteraan. Kini Mbah Cabe telah wafat dan dimakamkan di TPU Cabean. Sebagai tokoh masyarakat yang berperan dalam lingkungan setempat, kini banyak warga masyarakat yang berziarah di makam beliau. Pada pemerintahan jaman Belanda, Mbah Wahid menganjurkan untuk menanam cabe yang hasilnya dapat dibeli oleh VOC. Ternyata anjuran tersebut disambut baik oleh masyarakat, alhasil daerah pedukuhan itu menanam cabe sangat luas dan hampir semua kebun dimanfaatkan untuk menanam cabe. Akhirnya daerah pedukuhan tersebut mendapat julukan Cabean. Namun sekarang pemandangan dilingkungan Cabean tentang tanaman cabe, sudah tidak ada lagi. Apabila warga masyarakat ingin mengetahui tanaman cabe dapat melihat di wilayah perkebunan karet dan kopi di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Disana tumbuhan cabe tersebut tumbuh subur diantara tanaman karet dan kopi dengan cara merambat sebagai tanaman liar. Samad sebagai pensiunan TNI angkatan darat mengakui bahwa nama-nama pedukuhan di Salatiga mempunyai arti sendiri-sendiri. Dia memberi contoh lingkungan Pengilon, menurutnya, Dukuh Pengilon dulu merupakan pedukuhan yang tertata rapi. Nama Pengilon tersebut berasal dari bahasa jawa yang artinya cermin. Dukuh tersebut diberi nama pengilon dengan harapan agar pedukuhan lainnya dapat mencontoh pembangunan di pedukuhan tersebut. Sedangkan dukuh Ngawen karena berdekatan dengan pasar. Dalam kemajuan jaman saat ini peranan tanaman cabe dimanfaatkan sebagai bahan jamu penghangat tubuh. Sekarang warga masyarakat Salatiga dapat membeli cabe di penjual jamu.(kst)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Lintas Kota
HATI BERIMAN DIPERDAKAN dan Catatan Sipil. Dua fraksi, yakni Fraksi Kesatuan dan Persatuan Indonesia Damai dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera meminta eksekutif melakukan public hearing terlebih dahulu sebelum Raperda diajukan kepada Gubernur. Sedangkan Fraksi Partai Golongan Karya m e m i n t a a g a r sosialisasi terhadap Raperda dilakukan secara langsung ataupun melalui media massa. Dalam Raperda tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum yang disahkan, retribusi baik kendaraan roda dua maupun roda empat
Wakil Walikota Salatiga, John M. Manoppo saat menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kota Salatiga.
S
etelah sekian lama dikaji akhirnya Raperda Kota Salatiga disahkan. Pengesahan berlangsung pada Rapat Paripurna Senin, 19 Februari 2007 di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Salatiga. Agenda rapat paripurna berisi penyampaian pendapat akhir fraksi. Dari 8 Raperda yang diajukan kelima fraksi semuanya menyetujui kemudian disahkan menjadi Perda. Raperda yang disahkan menjadi Perda diantaranya Raperda tentang Majalah Hati Beriman, Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Tempat Parkir Khusus, SOTK Satpol PP, Rencana Tata Ruang Wilayah, Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan, serta Raperda Penyelenggaraan dan Retribusi Pelayanan Kependudukan
TEGALREJO GELAR MERTI DESO
S
ebagai wujud syukur kepada Tuhan YME dan untuk memacu kinerja pembangunan di Kelurahan Tegalrejo, warga menggelar acara Merti Deso. Upacara berlangsung pada tanggal 3 maret 2007 di wilayah kelurahan. Ritual dilaksanakan seharian penuh, dimulai dengan Bersih Kubur, Bersih Lepen (kali), Shalat Hajat (permohonan kepada Tuhan), Kirab Budaya dan ditutup resepsi. Hadir dalam Merti Deso tersebut, Kepala Camat Argomulyo, Dewan Kesenian Salatiga, serta Wakil Ketua DPRD Kota Salatiga Sri Utami Jatmiko. Resepsi berlangsung pada malam hari pukul 19.00 WIB sampai selesai. Acara berlangsung cukup meriah dengan di datangkan hiburan Tayub (tari Gambyong). “Acara merti Desi sama artinya dengan Membangun Desa. Berarti dengan merti deso ini kita dapat mengevaluasi pembangunan Tegalrejo selama satu tahun, kemudian pihak pemerintah Kelurahan dapat merencanakan pembangunan ke depan berbekal evaluasi yang telah dilakukan” terang panitia. “Nama Tegalrejo sebelumnya adalah Seloro yang berarti Kesel (capai) dan Loro (sakit). Nama tersebut di berikan oleh Eyang Kyai Sup, prajurit dari Kerajaan Kartosuro yang sedang melaksanakan perjalanan ketika sampai di kawasan ini beliau dalam keadaan letih dan sakit maka diberilah nama tempat ini Seloro. Namun lama kelamaan tempat ini yang semula berupa tegalan namun telah menjadi makmur maka diubahlah menjadi Tegalrejo”, tambah panitia dalam sambutan.(lux)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
35
Lintas Kota
UJIAN KENAIKAN TINGKAT KARATEKA
S
ebanyak 325 atlit karateka Salatiga dan Jateng tanggal 21 Januari 2007 mengikuti ujian kenaikkan tingkat. Hari Minggu pagi di bawah siraman hujan rintik-rintik para atlit berdisiplin melakukan ujian fisik dengan berlari sejauh 5 Km mengelilingi kota Salatiga. Start dari lapangan Pancasila dan menuju jalan Diponegoro Jl. Pemuda, Jl. DR. Muwardi, Jl. Veteran dan finish lapangan Bataliyon Kostrad 411. Pelaksanaan ujian mulai pukul 06.00 samai dngan pukul 17.00 WIB dengan sistim katak, dan komite mulai sabuk biru keatas. Komite tehnik Monginsidi dalam kata pengarahan, hendaknya para atlit mencapai prestasi bagi diri sendiri, keluraga, lingkungan kota, dan bangsa. Untuk mencapai hal tersebut harus dilandasi; disiplin, jujur, tanamkan dihati tekad yang bulat Salah satu atlit karateka sedang mengikuti ujian fisik kenaikan tingkat.
PPNI JARING 100 PENDONOR DARAH
D
alam rangka hari ulang tahun yang ke- 33 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Cabang Salatiga menggelar aksi sosial donor darah. Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 17 Maret 2007 di Gedung Eks Unit Gawat Darurat (UGD) BPRSUD Kota Salatiga. Dari pelaksanaan acara, terjaring 100 pendonor. Ratarata mereka berasal dari pengurus dan anggota Komisariat PPNI, namun ada Kegiatan donor darah yyang diselenggarakan PPMI juga yang berasal dari umum baik pelajar ataupun masyarakat. Adapun petugas pelaksana berasal dari PMI Kota Salatiga. “Aksi sosial ini adalah untuk memenuhi stok darah Kota Salatiga yang menipis. Darah dari kegiatan ini akan diserahkan langsung kepada PMI untuk dikelola sebaik-baiknya”, ujar Junaedi ketua PPNI Salatiga. “Dari kegiatan ini pula dapat diadakan pelajaran bagi para perawat untuk mengetahui kandungan trombosit dalam darah. Kami berharap kepada Pemkot Salatiga untuk segera membeli alat pemisah trombosit darah. Alat tersebut sangat penting dan mendesak karena Kota Salatiga sampai saat ini belum punya. Akibatnya pelayanan terhadap pasien Demam Berdarah menjadi lambat, sebab keluarga pasien harus mencari trombosit ke Semarang, Solo ataupun Magelang dan itu membutuhkan waktu cukup lama, padahal belum tentu pula di ketiga tempat tersebut tersedia,” tambah Junaedi.(kst)
36
semangat mencapai prestasi, dan bersyukur. Sebagai kehormatan pihak panitia memberikan sabuk hitam kepada 4 orang sebagai komandan yang mulai saat ini mengerahkan para anggotanya mengikuti olah raga karateka sebanyak 165 orang. Ketua Koni Salatiga John Manoppo,SH mengatakan, tidak bisa dipungkiri lagi Salatiga sebagai kota olah raga sangat baik dapat membawa nama harum kota hingga mencapai internasional. Kepada peserta yang ikut ujian hendaknya dapat mengikuti dengan baik dan tingkatkan persaudaraan antar atlit karateka. Dalam ujian katak untuk sabuk putih dan kuning 5 orang tampil kedepan memperagakan gerakan secara serentak, sedangkan dalam ujian komite diadakan ujian perorangan dengan sparing partner dengan atlit pilihan Jawa Tengah. Selama komite berlangsung sangat menarik, karena adu tanding belangsung sungguh-sungguh, bahkan ada yang kena pukulan telak dan tendangan kaki. Pada hasil pengumuman atlit yang lulus kenaikkan tingkat sangat banyak maka disambut dengan gembira, sedangkan waktu 6 bulan kedepan akan dilaksanakan kenaikkan tingkat lagi.(kst)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Lintas Kota
PEMERINTAH KOTA TINJAU JEMBATAN GUNUNGSARI Sementara itu Kepala D P U I r S a r y o n o mengungkapkan “Saya sudah memprediksi bahwa talut itu akan ambrol, karena pengerjaan pengurukan tidak dilakukan secara bertahap. Karena waktu yang di rencanakan terbatas”. S a a t t i n j a u a n berlangsung semua pekerja sedang menjalakan tugas pembenahan di sana-sini. Tampak pekerja merapatkan kembali talut yang menggantung membebani bibir jembatan. S e d a n g w a r g a Gunungsari masih terlihat lalu-lalang mengendarai sepeda motor. Mereka memilih melewati jembatan tersebut karena lebih dekat ke Kota.(lux).
Sekda Kota Salatiga, Drs. H. Sutedjo, M.Si saat melakukan peninjauan jembatan Gunungsari Kecamatan Tingkir
T
erkait dengan ambrolnya t a l u t j e m b a t a n Gunungsari Kecamatan Tingkir, pemerintah Kota Salatiga melakukan peninjauan langsung. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2007 di lokasi. Hadir dalam tinjauan tersebut Sekda Kota Salatiga Drs. H. Sutedjo MSi, Kepala DPU H. Saryono, Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Drs. Petrus Resi, MSi, Kepala Satpol PP Nugroho, Kepala Bapeda Drs. Cholil As'ad dan Kajari Kota Salatiga SHI Chrisnowati SH. Anggota DPRD juga banyak yang hadir secara langsung, antara lain : Drs. Fadholi, Arif Budi, Tedy S, H. Siti Yuliani, Tony S Wakum dan Toto Suprapto. “Rekanan bertanggung jawab atas perbaikan ambrolnya talut jembatan tersebut. Karena Sekda berencana membentuk tim evaluasi yang terdiri dari Badan Perencanaan Daerah (Bapeda), DPU dan tim pengendali untuk mencari penyebab ambrolnya talut tersebut” jelas Sekda Drs, Sutedjo MSi.
PETILASAN KI HAJAR SAMPURNA
M
enjelang peringatan 1 Suro 1428 Hijriyah, di petilasan makam Ki Hajar Sampurno, tanggal 20 Januari 2007 di lingkungan Sugihwaras Kelurahan Randuacir di peringati secara meriah oleh warga masyarakat setempat dan para peziarah dengan mengadakan sesajen tumpengan cukup banyak. Pagelaran wayang kulit semalam suntuk dan hiburan musik Pergelaran wayang kulit pada acara mapag dangdut pun ikut mewarnai. Acara yang dimulai pukul 19.30 WIB tanggal 1 Suro di petilasan Ki Hajar Sampurno tersebut sangat menarik warga masyarakat untuk menyaksikan secara gratis. Tepat pukul 22.00 dilaksanakan arak-arakan dari tempat pagelaran wayang kulit menuju makam. Juru kunci Kartopawiro mengungkapkan, sebelum menjadi juru kunci kami melakukan tirakatan 7 hari 7 malam tidak makan dan minum agar diberi petunjuk yang sebaik-baiknya. Keberadaan makam Ki Hajar Sampurno sudah berada sejak 400 tahun yang lalu. Dalam peringatan 1 Suro diselenggarakan sesaji tumpeng, kembang setaman, candu, kembang kantil dan kenongo. Sedangkan tumpeng terdiri; tumpeng gede, tumpeng rasul, ambeng asahan, tumpeng seger, nasi golong, jajan pasar. Sebagai aset wisata spiritual Kota Salatiga, lokasi sudah ada jalan masuk dan penerangan yang baik, sehingga bagi peziarah yang akan berkunjung mudah mendatangi lokasi tersebut.(kst)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
37
Lintas Kota
SILATURRAHMI HAJI 1427 H U
ntuk menjalin keakraban antara j e m a a h h a j i Departemen Agama Kota Salatiga menggelar acara silaturrahmi. Acara tersebut berlangsung pada tanggal 13 Februari 2007 bertempat di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga. Ajang tersebut dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kedekatan antara jamaah haji dengan Depag dan Muspida Kota Salatiga. Hadir dalam acara tersebut Kepala Depag Salatiga Juhdi Amin, MAg. Ketua MUI KH. Tamam Qaulani dan Muspida se- Kota Salatiga. Dalam sambutan wakil walikota yang dibacakan Kepala Bagian Sosial H. Adi Isnanto,
328 JAMAAH HAJI SALATIGA TIBA
R
ombongan jamaah haji kota Salatiga yang tergabung dalam kloter 44 dan 45 tiba di halaman Kantor Pemkot Salatiga, Senin, 22/1/2007. Dari 330 orang jamaah haji kota Salatiga, 2 diantaranya meninggal di tanah suci Makkah. Kepala Kantor Depag kota Salatiga Drs. Juhdi Amin, M.Ag didampingi seorang staf urusan haji Sulistyoningsih, Rombongan Jamaah Haji tiba di depan Kantor Walikota menjelaskan bahwa dua orang jamaah yang meninggal adalah Siti Komsiah, 58, warga Jalan Muwardi Salatiga dan Sofiah Nantapura, 77, warga Jagalan, Cebongan, Salatiga. Dikatakan ia, rombongan jamaah haji kota Salatiga tiba lebih awal sekitar 1 jam. Para jamaah yang tergabung dalam kloter 44 tiba di Bandara Adi Sumarmo, Solo pukul 01.00 WIB dini hari, sedangkan kloter 45, tiba dibandara pukul 04.00 WIB. Setelah beristirahat sebentar, para jamaah langsung dipulangkan ke Salatiga. Kloter 44 tiba di halaman Kantor Pemkot Salatiga pukul 05.00 WIB dan kloter 45 tiba pukul 07.00 WIB. “Para jamaah haji Salatiga yang baru saja pulang biar beristirahat dan bertemu dengan sanak famili dulu. Kami merencanakan akan mengundang mereka untuk bersilaturahmi ke rumah Walikota, Bapak H. Totok Mintarto, setelah dua atau tiga minggu lagi,” jelasnya.(ano).
38
Kegiatan Silaturrahmi Haji di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga S.Sos. MSi. Berharap agar jemaah haji kota Salatiga periode 1427 H dapat meningkatkan perannya di lingkungan masyarakat sekitarnya. Karena haji yang mabrur adalah haji yang ilmu dan amalnya bermanfaat bagi masyarakat. Kepala Depag Salatiga yang sekarang menjadi Kepala Depag Kabupaten Karang Anyar menyampaikan laporan pelaksanaan haji yang dia pimpin. “Haji tahun ini berlangsung lancar meskipun ada beberapa kendala. Seperti berubahnya jumlah kloter, yang semula hanya satu kloter menjadi dua kloter. Keterlambatan catering juga menjadi isu kelaparan, namun sebenarnya kita hanya merasa lapar bukan kelaparan karena makanan tetap tersedia berbentuk roti dan susu. Akan tetapi karena kita terbiasa makan nasi maka kita belum marem” jelas Juhdi Amin. Sementara itu jumlah jemaah haji kota Salatiga tahun ini berjumlah 330 jemaah. Sedangkan ada 2 jemaah haji yang meninggal di Makkah.(lux)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Lintas Kota
PROGRAM PEMBANGUNAN KEC. SIDOMUKTI banyak lubang-lubang besar yang menjadi genangan air, hal itu menyebabkan pertumbuhan jentik nyamuk. “Kami berharap kepada anggota dewan yang berasal dari daerah pemilihan Sidomukti untuk dapat memperjuangkan program pembangunan yang telah diusulkan dan disusun dengan matang oleh Kecamatan” pinta Kepala Camat Nunuk Dartini. “Kemudian usulan pembangunan ruang pertemuan Kecamatan yang masih sempit untuk menjadi prioritas. Selain itu juga balai Kelurahan Dukuh yang kondisinya sudah tidak memadahi kembali” Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Salatiga Drs. Petrus Resi, M.Si hadir dalam musyawarah pembangunan di Kecamatan Sidomukti Salatiga.
U
ntuk mensukseskan program pembangunan selama satu tahun ke depan, Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga menggelar Musyawarah Pembangunan Kecamatan (musrenbangkec). Acara berlangsung pada tanggal 8 Januari 2007 di Aula Kecamatan Sidomukti. Hadir dalam musyawarah tersebut Muspika Kecamatan, Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Drs. Petrus Resi, MSi., dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Salatiga: Tedy Sulistyo, Arif dan Fatkhurrahman, serta dari Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait. Sedangkan dari elemen masyarakat hadir tokoh masyarakat, LPMK, PSM, KTI dan LKM. Dari acara tersebut dimaksudkan akan diperoleh masukan-masukan dari pihak Kelurahan, sehingga jika ada program yang mendesak dapat segera dilaksanakan. Bapak Warjo, LPMK Kelurahan Dukuh mengusulkan “agar RAPBD kota dapat disetujui pada bulan Desember, sehingga program kerja tahun depannya dapat disetujui dan dilaksanakan dengan baik”. Sementara itu Siti Sulami Kepala Kelurahan Mangunsari berharap, jalan raya di sekitar Pasar Rejosari untuk diperbaiki. Karena
CEGAH FLU BURUNG,
Dinas Pertanian Lakukan Penyemprotan
D
a l a m u s a h a m e n c e g a h penyebaran wabah flu burung di Kota Salatiga, Dinas Pertanian Kota Salatiga mengadakan penyemprotan disinfektan Senin, 22 Januari 2007. Lokasi pertama yang dilakukan penyemprotan adalah pasar ayam Pasar Raya 1 Salatiga. Purwono, Kepala Bidang Kehewanan, mengatakan dalam penyemprotan kali ini pihaknya Petugas Dinas Pertanian melakukan penyemprotan mengerahkan 4 petugas. Hari sangkar burung. kedua Selasa, 23 Januari 2007, penyemprotan dilakukan di lokasi pasar burung Banyu Putih. Kegiatan yang dilakukan pada selasa pagi tersebut antara lain penyemprotan sangkar-sangkar burung secara satu per satu. Penyemprotan juga dilakukan pada kandang-kandang ayam warga yang lokasinya berdekatan dengan lokasi pasar burung tersebut secara gratis. Pada hari Rabu, 24 Januari 2007, petugas mengunjungi Dukuh Batu, Blumbang, Kelurahan Kauman Kidul. Petugas membagi obat disinfektan kepada warga masyarakat yang memiliki unggas. Sejak awal Januari 2007, Dinas Pertanian Kota Salatiga melakukan berbagai upaya guna pencegahan merebaknya wabah flu burung. “Sejak awal tahun kami sudah membagikan leaflet-leaflet kepada masyarakat tentang bagaimana tanggap flu burung. Pihak kami juga telah membagikan obat disinfektan secara gratis dan melakukan penyemprotan di tempat-tempat yang banyak terdapat unggas” urai Purwono sembari mengakhiri pembicaraan.(jtu)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
39
Lintas Kota
SALATIGA SEDIAKAN 262 POSPIN
D
alam rangka menyambut Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tahun 2007, pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Kesehatan Kota menyediakan 262 POSPIN. Pelayanan kesehatan anak tersebut digelar serentak mulai tanggal 19-20 Februari 2007 menyebar diseluruh wilayah Kota Salatiga. Imunisasi yang diberikan dalam PIN kali ini meliputi vaksin polio dan campak serta pemberian vitamin A. Pin digelar dalam rangka membebaskan bayi dan anak balita dari penyakit polio dan campak serta kekurangan vitamin A. Sasaran pin kali ini adalah seluruh bayi dan anak balita se-Salatiga. Kasi pengamatan pencegahan penyakit menular(P3M) Dinas Kesehatan Kota Salatiga, Dwi Nita Heriyana SKM didampingi Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi
ALBUM SERBA TIGA TERIMA PENGHARGAAN MURI
A
lbum musik unik bertemakan “serba tiga dari Salatiga” mendapat penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Penghargaan kepada Karya unik Edy Supangkat tersebut dilaksanakan di Laras Asri Resort & Spa tanggal 3 Maret 2007. Album ini terpilih karena memiliki 13 keunikan, yakni berisi tiga lagu, ditulis dalam tiga bahasa (Jawa, Indonesia dan Inggris), dinyanyikan tiga Edy Supangkat dan ketiga penyanyinya. perempuan dari 3 generasi (anak-anak, remaja dan ibu rumah tangga). Sedangkan aliran musik dari tiga aliran (campursari, pop kreatif dan bossanova), diproduksi hanya 33 buah CD dan 33 buah kaset dan syair lagu bercerita tentang Salatiga. Penghargaan diberikan oleh Paulus Pangka, perwakilan MURI. Hadir dalam acara tersebut Asisten Gubernur Jawa Tengah Prof Ir Budi Prayitno, segenap Camat se Kota Salatiga, Kepala Dinas Pariwisata Dra. Diyah Puryati, MSi. Dewan Kesenian Kota Salatiga serta tamu undangan. Widi AFI juga hadir untuk menyumbang lagu memeriahkan acara. Keunikan lain dari karya tersebut adalah penyerahan penghargaan dilaksanakan di pada tanggal 3 bulan 3 pukul 03.33 (15.33). Ketiga lagu tersebut dibuat di Salatiga dan diberikan kepada tiga media (Radio, Cetak dan Televisi).(lux)
40
Salah satu petugas Dinas Kesehatan Kota Salatiga sedang memberikan imunisasi kepada anak-anak.
Kota Salatiga, Drs. Petrus Resi, M.Si menjelaskan, pemberian vaksin polio ditujukan bagi bayi dan anak balita berusia nol sampai 59 bulan. Sedangkan campak dan vitamin A diberikan kepada bayi mulai usia 659 bulan. Pemberian imunisasi dan vitamin A akan dilaksanakan selama 1 bulan ke depan. Hal tersebut dilakukan mengingat banyaknya jumlah sasaran yang harus dicapai. Dinas Kesehatan juga akan melakukan sweeping terhadap bayi dan anak balita yang belum diimunisasi. Hal tersebut juga sebagai antisipasi terhadap bayi yang sakit waktu pelaksanaan PIN. Sebelum pelaksanaan PIN, Kantor Informasi dan Komunikasi telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat soal pelaksanaan PIN. Hal ini dimaksud agar warga yang mempunyai bayi dan anak balita dapat ikut berpartisipasi.(jatu)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Asa Wisesa Betari
Profil
SEGUDANG PRESTASI TETAP RENDAH HATI
D
enting suara keluar dari sebuah piano merangkai sebuah lagu. Merdu alunannya membawa jemari bergerak mengikuti setiap titik nadanya. Begitulah suasana ceria kemarin sore di Jalan Aliwijayan II/25 Pengilon, Mangunsari, Salatiga. Rumah tempat tinggal Sesa, gadis kecil beranjak remaja yang memiliki nama lengkap Asa Wisesa Betari. Sesa, begitu ia biasa disapa, memang gadis fenomenal. Di usianya yang baru menginjak 15 tahun, ia berhasil mengukir segudang prestasi. Maklum, gadis berambut sebahu dengan berat badan 45 kg dan tinggi 160 m ini memang berpenampilan smart dan menarik. Sesa sempat belajar olah vokal di Duta Musik dua tahun lebih, yang dilanjutkan les CNR di tempat yang sama. Dan dengan alasan untuk lebih c e p a t m e n g i k u t i Asa Wisesa Betari dan seabrek koleksi tropi kejuaraan perkembangan, kini ia memilih les privat piano dan menjalin komunikasi dengan teman-temannya agar CNR di rumah dengan pelatih Mas Basuki, dalam lebih akrab dengan cara makan Soto dan Mie Ayam perkembangannya dia juga tertarik pada dunia bersama. “Kebetulan saya suka makan Soto, seperti modelling. teman-teman yang lain. Jadi dapat lebih Untuk olah vokal di sekolah kami selalu mengakrabkan suasana dan persahabatan,” tuturnya memperoleh bimbingan dari Pak Wartono, yang kalem. “Memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang merupakan guru seni musik”, akunya. berguna, itu motto saya” tandas putri kedua pasangan Di sekolah, prestasi akademiknya boleh dibilang Adi Setiarso, SE (PNS Pemkot Salatiga) dan Henny Tri cukup lumayan. Nilai pelajaran Bahasa Inggris, IPA Nurhariani (swasta) ini. Sepintas, gadis remaja yang dan Matematika yang merupakan pelajaran inti tidak kini duduk di bangku kelas 3 SMP Negeri 2 Salatiga ini mengecewakan. Sedangkan di luar sekolah, ia aktif tampak sama seperti gadis lain sebayanya. Sekolah, berkarya dan mengikuti berbagai kompetisi. Maka tak les, privat dan bermain memenuhi hari-harinya. heran jika puluhan piala berhasil ia sabet. Namun, Sesa tampak berbeda karena ia memiliki Koleksi trofi kejuaraan yang menghiasi rumah karakter yang kuat dan pantang menyerah. diantaranya sebagai Juara Festival CNR Duta Musik “Saat saya mengikuti Foto Model Pemilihan Super Salatiga; Juara I Foto Model Pemilihan Super Model Model Indonesia ke-2 se Jateng dan DIY di Kudus, saya Indonesia ke-2 se Jateng dan DIY di Kudus; Juara Cat berangkat dengan teman tanpa diantar orang tua. Walk Parade Contes di Semarang; Juara Foto Genic Alhamdulillah, akhirnya menjadi juara I,” ujarnya Pemilihan Proklamasi Award di Semarang; Juara bangga. Peragawati Avon Contes di Salatiga; Juara I Aksi dan Meskipun bermental juara, gadis penggemar Gaya Avon di Salatiga; Juara I Cat Walk Pesta Hujan pelajaran IPA, Matematika dan Bahasa Inggris ini dalam Gya di Semarang; Juara II Putra-putri Batik di tidak sombong. Setiap ada permintaan dari teman dan Semarang; Juara III Shopie Marthin 2006 di warga sekitar untuk mengisi acara hiburan selalu ia Ambarawa; serta sederet prestasi lain. sanggupi. Misalnya untuk mengisi acara hiburan Meski demikian, Sesa tetap rendah hati dan tidak ulang tahun dan acara RT dan RW seperti peringatan pernah sombong. Bersama teman-teman disekolah 17 Agustus, bernyanyi pada hajatan tetangga, bahkan selalu akrab. Menariknya, Sesa punya tips untuk menghibur pegawai tempat ayahnya bekerja.(ano/lux)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
41
Rilek’s
TEKA - TEKI SILANG
HB 30
Total Hadiah Rp. 300.000,00 untuk 6 orang Pemenang @ Rp. 50.000,00 Dari Bank Jateng Cabang Salatiga & PD BPR Kota Salatiga MENDATAR : 1.Alm. Walikota Salatiga, 13.Rasa panas, 14. Angkutan darat, 15.Masakan berkuah (dibalik),16.Kelengkapan kendaraan, 18. Kredit Investasi Kecil (Singk),19.Daftar Pencarian Orang, 20.Lawan neraka, 21. Setuju,23.Universitas Indonesia 24. Huruf kembar,26. Bukan kandung, 27.Rukun Tetangga, 29.Badan Informasi Komunikasi Kehumasan, 31.Segala Umur, 32.Nomor satu/terdepan, 34.Ucapan rasa kagum, 36.Nista, 38.Obat Tradisional, 39. Peruntungan, 41.Mudah pecah, 42.Majelis Ulama Indonesia, 45.Janji, 46.Organ penglihatan, 47.Nama sungai di Yogya, 50. Tulis:NI, 51.Raden Ajeng, 52.Inti, 54.Ukur,56.Yayasan Pendidikan Kejuruan,58.Lap kertas,60.Kata sapaan, 61.Ukuran luas, 63. Dewi cinta, 64. Manchester United, 65. Adu pendapat, 68. Kepala Staf Angkatan Udara, 70. Sakit di tulang, 71. Kereta Api, 72. Nama Bank.
1
2
3
4
13
5
6
8
9
10
14 17
16
18
27 31
36
28 32
23
22 29
39
33
34
47
48
51
52 56
25
35
38 40
41
45
44
24
30
37
43
12
19 21
26
11
15
20
42
7
46 49
53
57
54 58
50 55 59
61 62 63 64 M E N U R U N : 1 . K u e U l a n g T a h u n , 60 2.Berseberangan, 3.Lawan bangun, 4. Kartu 65 66 67 68 69 keluarga (Singkt), 5.Berkembang, 6.Dengki, 7.Macam-macam (Jawa), 8.Huruf kembar, 9.Plat 70 71 72 kendaraan Kedu, 10.Pokok bahasan, 11.Pakaian bayi, 12.Negara adi kuasa, 17.Biasa dilakukan ibu-ibu PKK, Mengumpulkan uang/barang untuk diundi, 19.Sedih, 22. Kelompok Bermain Anak, 25.Makanan dari kedele, 28. Tata Usaha, 30.Ikatan Motor Indonesia, 33.Bentur, 34.Gagasan/pendapat, 35.Belum Profesional, 36. Lucu, 37. Air Susu Ibu, 38. Tidak, 40. Industri Kecil (Singkt), 43.Usaha. 44. Dia, 48. Menandakan waktu, 49. Jenis senjata, 53. Miskin sekali(Jawa), 54. Regu, 55. Nilai tukar uang, 57. Bagian wajah, 58.Tidak, 59. Undang-Undang, 60. Hari Anak Nasional, 61.Alat penumbuk, 62. Ekonomi Manajemen (Singkt), 64. Temannya Baut, 66. Tulis : OL, 67. Masuk (Inggris), 69. Plat kendaraan Yogya. KETENTUAN MENEBAK : 1. Jawaban ditulis di Kartu Pos atau lembar tersendiri dengan mencantumkan Kupon TTS HB 30 (bisa foto kopi) kirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman, tulis nama dan alamat lengkap. 2. Jawaban diterima Redaksi paling lambat tanggal 1 Mei 2007 3. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Hati Beriman Edisi II Tahun 2007 4. Akan diundi 6 (enam) orang pemenang masingmasing mendapat Rp. 50.000,00 dari sponsor. 5. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi dengan menyertai foto copy identitas diri.
PEMENANG TTS HB 29 : 1. Dias Eka Prabaningrum : SD Negeri Salatiga II, Jl. Diponegoro No.12 Salatiga 2. Bagus Hadi Prasetyo : SMP Negeri 9 Salatiga, Jl. Pemuda 79 Salatiga. 3. Ria Agustina : Jln. Nakula Sadewa Salatiga 4. Singgih Pramono : RT 04/III Kelurahan Mangunsari 5. Wiji Lestari : Druju, RT 02/III Siodorejo Kidul, Tingkir, Salatiga 6.Salafudin Zuhri : SMA Negeri 3 Salataiga, Jl. Kartini 34 Salatiga
Mitra Usaha Sejati KANTOR CABANG SALATIGA JL. PEMUDA NO. 1 SALATIGA TELP. (0298) 324750, 324751 FAX (0298) 324751 TELEX 22800 BPD SLG IA
PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA SALATIGA Jl. Buksuling Salatiga Telp. (0298) 323001
42
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
KUPON TTS HB 30
PEMERINTAH KOTA SALATIGA
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Letjend. Sukowati 51Telp. (0298) 326299
Kepala, DARYADI, SH
IN MEMORIAM
Almarhum H. Totok Mintarto (1950 - 2007)
Semoga diampuni segala dosanya dan diterima segala amal kebaikannya
DPRD KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA
JL. Letjend. Sukowati 51 Salatiga Telp. (0298) 326126, 326767
Segenap Pimpinan dan anggota DPRD kota Salatiga Jl. Osamaliki No. 19 Telp. (0298) 324074 Fax. (0298) 321925 Kepala Dr. H. KUNCORO ADI PURJANTO, MMR
PEMERINTAH KOTA SALATIGA
KECAMATAN SIDOMUKTI Camat Sidomukti beserta staf
Nunuk Dartini, S.Pd., M.Si NIP. 131 646 725
PEGADAIAN MENGATASI MASALAH TANPA MASALAH
PERUM PEGADAIAN CABANG SALATIGA SELATAN JASA TITIPAN (Usaha penyimpanan barang & surat berharga)
KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fidusia)
KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
(SMK N1) Jl. Nakula Sadewa No. 1/3 Telp./Fax. (0298) 323566 Salatiga 50722
KCA (Kredit Gadai Cepat dan Aman)
JASA TAKSIRAN (Jasa Pengujian & Sertifikasi Perhiasan
Manager Cabang Djoko Purnomo, SE
Kantor Cabang Salatiga Selatan Jl. Prof. Moch. Yamin, SH No. 4 Salatiga Telp. (0298) 323969
YMT. Kepala Sekolah, Drs. REZA PAHLEVI NIP. : 131 408 396
Ucapan Terima Kasih PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAN Keluarga Besar Almarhum
H. TOTOK MINTARTO Walikota Salatiga periode 2006-2011 wafat pada hari Jum’at, 9 Februari 2007 di usia 56 Tahun dan telah dikebumikan di TPU Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Dengan kerendahan hati, kami mengucapkan terimakasih kepada : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Menteri Dalam Negeri Gubernur Jawa Tengah WakilGubernur Jawa Tengah Ketua, Wakil Ketua, Anggota DPRD Jawa Tengah Pangdam IV / Diponegoro Kapolda jawa Tengah Pangdam III / Siliwangi Kajati Jawa Tengah Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Tengah Sekda Provinsi Jawa Tengah, beserta staf Komandan Korem 073 Makutarama, beserta jajaran Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Anggota Muspida dan Ketua PN Negeri Dan Yonif 411, Dandenpom IV/3 Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kota Salatiga. Ketua Umum DPP, Ketua DPD, Ketua DPC PDI Perjuangan Ketua Umum DPP, Ketua DPD, Ketua DPC Partai Demokrat Ketua Umum DPP, Ketua DPW, Ketua DPD, Ketua DPC Partai Amanat Nasional Keluarga Bpk. H. Taufiq Kiemas Keluarga Bpk. Tjahyo Kumolo Bupati / Wali Kota se - Indonesia Bupati, Wakil Bupati, Staf dan Muspida Kab. Ngawi, Jawa Timur.
23. Bpk. H. Sukawi Sutarip, SH, SE, beserta Ny. Sinto Sukawi 24. Bpk. Sudibyo, SH, Ass. Intel Kejati Jawa Timur 25. Ketua TP PKK Kab/Kota se-Jawa Tengah 26. Jajaran SKPD se-Kota Salatiga 27. Jajaran Pengurus Pusat, Pengurus MADA PPM 28. Keluarga Besar Pawarsa Jakarta, Yogyakarta dan Cilacap 29. Pimpinan Surat Kabar se-Jawa Tengah 30. Kepala SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MAN, Negeri dan Swasta se-Kota Salatiga 31. Pimpinan Perguruan Tinggi dan Yayasan Pendidikan di Salatiga. 32. Segenap Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pimpinan Ormas se-Kota Salatiga 33. Keluarga Besar Asosiasi Jasa Konstruksi dan Bangunan 34. Keluarga Besar RS. Mesdistra Jakarta 35. Keluarga Besar RSUP Dr. Karyadi Semarang 36. Keluarga Besar RSUD Kota Salatiga 37. Keluarga Besar ADEKSI/APEKSI 38. Bpk. H. Bambang Sadono, SH, MH 39. Bpk. Sugiharto Husodo 40. Bpk. Brigjen. Adji Wiyono 41. Bpk. H. Bambang Soetopo, SE 42. Seluruh warga Kota Salatiga
Serta semua kerabat, relasi, dan sahabat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan moril, do’a dan simpati kepada Almarhum H. TOTOK MINTARTO Walikota Salatiga Periode 20062011 selama almarhum sakit sampai dipanggil Allah SWT. Kami juga memohonkan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan kekhilafan almarhum semasa hidupnya.Semoga Allah SWT membalas amal baik dengan melimpahkan berkah kepada Bapak, Ibu dan Saudarasaudari sekalian.
Atas Nama Pemerintah Kota Salatiga JOHN MANUEL MANOPPO, SH IKLAN LAYANAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA INI DISAMPAIKAN OLEH REDAKSI MAJALAH HATI BERIMAN (MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA)