KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN
Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi.
Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik.
Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning).
PENGERTIAN METODE Metode secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan menuju suatu jalan. Secara terminologi : 1. Menurut Rosady Ruslan, metode adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. 2. Menurut Kuntowijoyo, metodologi atau science of methods adalah ilmu yang membicarakan jalan dan cara. 3. Menurut Arif Subyantoro dan FX. Suwarto, metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dengan langkahlangkah sistematis. Kumpulan metode disebut metodik, dan ilmu yang mempelajari metode-metode disebut metodologi.
Pengertian Penelitian
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu. penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris
METODE PENELITIAN
Metodelogi penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan dari teknik pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih spesifik untuk memperoleh data.
Metodelogi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: historic, metode survey dan metode eksperimen. 1. Metode historik digunakan jika data yang dipergunakan terutama yang berkaitan dengan masa lalu, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan terutama adalah studi dokumenter. 2. Metode survey merupakan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat penelitian dilakukan. Data dapat dikumpulkan melalui beberapa teknik seperti wawancara dan pengamatan atau observasi. 3. Metode eksperimen digunakan jika data yang digunakan sengaja ditimbulkan atau didorong munculnya. Dorongan atau ransangan untuk pemunculan data tersebut merupan variable bebas atau disebut juga perlakuan jadi dalam eksperimen akan dicari hubungan sebab akibat antara variable bebas dan variable terikat. Penelitian yang akan mencari hubungan sebab akibab tersebut.
Pengertian dan Hakikat Metode Penelitian
yaitu Rasa Ingin Tahu yang mendorong terjadinya penelitian. Penelitian merupakan penyaluran hasrat keingintahuan manusia dalam taraf keilmuan atau dapat juga diartikan sebagai mempertanyakan. Penelitian merupakan suatu proses. Peneliti adalah orang yang melakukan kajian atau penelitian atas berbagai fenomena-fenomena yang terjadi. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Paradigma adalah suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari atau pandangan yang mendasar dari para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan.
Paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satusatunya pengetahuan (knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada pengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar (reason).
Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Paradigma kualitatif berpandangan bahwa fenomena sosial, budaya dan tingkah laku manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal yang tampak secara nyata, melainkan juga harus mencermati secara keseluruhan dalam totalitas konteksnya.
KUANTITATIF 1. Positivistik 2. Deduktif-Hipotetis 3. Partikularistik 4. Obyektif 5. Berorientasi kpd hasil 6. Menggunakan pandangan ilmu pengetahuan alam KUALITATIF 1. Fenomenologik 2. Induktif 3. Holistik 4. Subyektif 5. Berorientasi kpd proses 6. Menggunakan pandangan ilmu sosial/antropological
Paradigma Kuantitatif
Cenderung menggunakan metode kuantitatif, dalam pengumpulan dan analisa data, termasuk dalam penarikan sampel. Lebih menenkankan pada proses berpikir positivisme-logis, yaitu suatu cara berpikir yang ingin menemukan fakta atau sebab dari sesuatu kejadian dengan mengesampingkan keadaan subyektif dari individu di dalamnya. Peneliti cenderung ingin menegakkan obyektifitas yang tinggi, sehingga dalam pendekatannya menggunakan pengaturan-pengaturan secara ketat (obstrusive) dan berusaha mengendalikan stuasi (controlled). Peneliti berusaha menjaga jarak dari situasi yang diteliti, sehingga peneliti tetap berposisi sebagai orang “luar” dari obyek penelitiannya. Bertujuan untuk menguji suatu teori/pendapat untuk mendapatkan kesimpulan umum (generasilisasi) dari sampel yang ditetapkan. Berorientasi pada hasil, yang berarti juga kegiatan pengumpulan data lebih dipercayakan pada intrumen (termasuk pengumpul data lapangan). Keriteria data/informasi lebih ditekankan pada segi realibilitas dan biasanya cenderung mengambil data konkrit (hard fact). Walaupun data diambil dari wakil populasi (sampel), namun selalu ditekankan pada pembuatan generalisasi. Fokus yang diteliti sangat spesifik (particularistik) berupa variabelvariabel tertentu saja. Jadi tidak bersifat holistik.
Paradigma Kualitatif
Cenderung menggunakan metode kualitatif, baik dalam pengumpulan maupun dalam proses analisisnya. Lebih mementingkan penghayat-an dan pengertian dalam menangkap gejala (fenomenologis). Pendekatannya wajar, dengan menggunakan pengamatan yang bebas (tanpa pengaturan yang ketat). Lebih mendekatkan diri pada situasi dan kondisi yang ada pada sumber data, dengan berusaha menempatkan diri serta berpikir dari sudut pandang “orang dalam”. Bertujuan untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif dengan menggunakan metode berpikir induktif. Jadi bukan untuk menguji teori atau hipotesis. Berorientasi pada proses, dengan mengandalkan diri peneliti sebagai instrumen utama. Hal ini dinilai cukup penting karena dalam proses itu sendiri dapat sekaligus terjadi kegiatan analisis, dan pengambilan keputusan. Keriteria data/informasi lebih menekankan pada segi validitasnya, yang tidak saja mencakup fakta konkrit saja melainkan juga informasi simbolik atau abstrak. Ruang lingkup penelitian lebih dibatasi pada kasus-kasus singular, sehingga tekannya bukan pada segi generalisasinya melainkan pada segi otensitasnya. Fokus penelitian bersifat holistik,meliputi aspek yang cukup luas (tidak dibatasi pada variabel tertentu).
Buatkan sebuah Topik dan tentukan contoh dari paradigma kuantitatif dan kualitatif
Etika Dalam Penulisan Ilmiah dan jenis-jenis penelitian
Etika Dalam Penulisan Ilmiah • Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. • Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian. • Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi, tesis, dan disertasi wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.
• Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. • Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta ijin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan ijin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan. Biasanya, sehubungan dengan hal ini, Rektor masing-masing universitas telah menerbitkan Surat Keputusan tentang Pedoman Pembinaan dan Pelaksanaan Hak Cipta yang bisa menjadi pembelajaran bagi para peneliti. • Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, jenis-jenis penelitian yaitu : • Penelitian Historis yang bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif. • Penelitian Deskriptif yang yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. • Penelitian Perkembangan yang bertujuan untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu. • Penelitian Kasus/Lapangan yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu obyek • Penelitian Korelasional yang bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi
• Penelitian Eksperimental suguhan yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali • Penelitian Eksperimental semu yang bertujuan untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian. • Penelitian Kausal-komparatif yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen tetapi dilakukan dengan pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding. • Penelitian Tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya.
CARA MENGADAKAN PENELITIAN
Persyaratan Penelitian Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia.
Persyaratan dalam mengadakan penelitian yaitu: 1. Sistematis, artinya dilaksanakan pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. 2. Berencana, artinya dilaksanakan dengan adanya unsur dipikirkan langkah-langkah pelaksanaanya. 3. Mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti caracara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Langkah-langkah penelitian 1. 2. 3. 4.
Memilih Masalah Studi Pendahuluan Merumuskan masalah Merumuskan anggapan dasar 4a. Merumuskan hipotesis 5. Memilih Pendekatan 6. (a) Menentukan variabel dan (b) Sumber data 7. Menentukan dan menyusun instrumen 8. Mengumpulkan data 9. Analisis Data 10. Menarik Kesimpulan 11. Menulis Laporan
Langkah ke-1 sampai ke-6 mengisi kegiatan pembuatan rancangan penelitian. Langkah ke-7 sampai ke-10 merupakan pelaksanan penelitian dan langkah terakhir sama dengan pembuatan laporan
MEMILIH MASALAH
CONTOH 1 • Seorang guru menjumpai siswanya selalu melihat keluar jika sedang diajar. Kalau tidak, anak tersebut selalu melihat kesana kemari, dalam keadaan tidak tenang. Di ruang guru, terdengar keluhan yang sama dari guru lain. Anehnya anak tersebut selalu mendapat nilai baik dari pelajaran apapun. Timbul keinginan dari guru-guru untuk mengadakan penelitian kasus terhadap anak tersebut.
CONTOH 2 • Seorang mahasiswa yang rajin mengunjungi perpustakaan, membaca artikel tentang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di universitas lain tentang suatu masalah yang menyangkut cara belajar efektif. Terdorong oleh keinginannya untuk mencapai hasil belajar yang efektif dari kawankawannya, ia mencoba dan meneliti seperti yang telah dilakukan oleh mahasiswa yang dibaca di buku 2 contoh yang dikemukan di atas menjelaskan apa???
“Bagaimana masalah penelitian diperoleh”
Empat hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah atau judul penelitian yaitu :
1. 2. 3. 4.
Harus sesuai dengan minat peneliti Harus dapat dilaksanakan Harus tersedianya faktor pendukung Harus bermanfaat
Dua hal pertama bersumber dari peneliti (faktor intern) dan dua hal terakhir bersumber dari luar peneliti (faktor ekstern)
Persyaratan penelitian yang baik dengan menggunakan istilah yang mudah diingat yaitu APIK, singkatan dari Asli, Penting, Ilmiah dan Konsisten • Asli, artinya bukan jiblakan atau mengganti-ganti penelitian orang lain. Penelitian yang baik apabila berbeda dari penelitian yang sudah pernah diteliti oleh orang lain. • Penting, artinya bahwa hasil penelitian itu bermanfaat dan dipandang penting bagi peningkatan mutu pendidikan khususnya bagi tugas yang sedang dilaksanakan. • Ilmiah, artinya menggunakan proses yang dibenarkan oleh teori penelitian, yaitu mengikuti sistematika yang lazim berlaku • Konsisten, artinya ada runtutan antara bagian yang satu dengan yang lain.
Merumuskan Judul • Ada orang berpendapat bahwa sebaiknya judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu. • Sebalinya, adapula orang berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu lebih lanjut apa yang dimaksudkan oleh sipeneliti, harus membaca di bagian lain.
Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup
• • • • •
Sifat dan Jenis penelitian Objek yang diteliti Subjek penelitian Lokasi / daerah penelitian Tahun / waktu terjadinya peristiwa
Contoh : Studi Komparasi antara metode induktif dan metode deduktif untuk menghapal rumus-rumus ilmu pasti pelajar SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1974. • Studi Komparasi : Sifat dan Jenis • metode induktif dan metode deduktif untuk menghapal rumus-rumus ilmu pasti :Objek • pelajar SMA : Subjek • Daerah Istimewa Yogyakarta : Lokasi / daerah • tahun 1974 : Tahun / waktu terjadinya peristiwa
Apabila judul penelitian ditulis singkat, maka perlu ditambahkan dengan jelas penegasan judul dan batasan masalah. Penegasan ini ditulis dalam bagian pendahuluan, laporan penelitian dan tentu saja pada waktu penyusunan desain penelitian juga diberi penjelasan
STUDI PENDAHULUAN
Manfaat Studi Pendahuluan • Didalam mengadakan studi pendahuluan mungkin ditemukan bahwa orang lain sudah berhasil memecahkan masalah yang ia ajukan sehingga tidak ada gunanya ia bersusah payah menyelidiki. • Mungkin ia mengetahui hal-hal yang relevan dengan masalahnya sehingga memperkuat keinginan untuk meneliti karena justru orang lain masih mempermasalahkannya. • Apabila ada orang lain yang menyelidiki masalah yang hampir sama atau belum terjawab persoalannya, calon peneliti dapat mengetahui metode apa yang digunakan, hasil-hasil apa yang sudah dicapai, bagian mana dari penelitian yang belum terselesaikan, faktor-faktor apa yang mendukung, dan hambatan apa yang telah diambil untuk mengatasi hambatan penelitiannya Dengan telah mengadakan Studi Pendahuluan, maka boleh jadi dapat dihemat banyak tenaga dan biaya, disamping itu bagi calon peneliti dapat terbuka matanya , menjadi lebih jelas permasalahannya, peneliti yakin bahwa penelitiannya perlu dan dapat dilaksanakan
Faedah mengadakan studi pendahuluan: 1. Memperjelas masalah 2. Menjajaki kemungkinan dilanjutkannya penelitian 3. Mengetahui apa yang sudah dihasilkan orang lain bagi penelitian yang serupa dan bagian mana dari permasalhan yang belum terpecahkan.
Cara mengadakan penelitian
• Sumber informasi dalam Studi pendahuluan dapat dilakukan pada 3 objek yaitu apa yang harus dihubungi, dilihat, diteliti atau dikunjungi. • Ketiga objek tersebut ada berupa tulisantulisan dalam kertas (paper), manusia (person) dan tempat (place)
Dalam bahasa inggris, sering disingkat dengan 3p • Paper, dokumen, buku-buku, majalah, atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian, atau penemuan sebelumnya (findings). Studi ini disebut Kepustakaan atau literatur studi. • Person : bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli. • Place, mengadakan peninjauan ke tempat atau lokasi penelitian untuk melihat benda-benda atau peristiwa
Cara Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar
• Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. • Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. • Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.
• Kriteria Masalah Penelitian Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.
– Memiliki nilai penelitian Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif. – Memiliki fisibilitas Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab. – Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain: • Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut. • Batas-batas masalah yang jelas. • Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya. • Adanya biaya yang diperlukan. • Tidak bertentangan dengan hukum. • Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.
– Rumusan Masalah Penelitian yang Baik antara lain:
• Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut. • Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat. • Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah. • Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut. • Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. • Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
– Sumber Masalah Penelitian antara lain: • • • • •
Buku bacaan atau laporan hasil penelitian. Pengamatan sepintas. Pernyataan pemegang otoritas. Perasaan intuisi. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.
MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR, MERUMUSKAN HIPOTESIS
MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR • Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahan yang sedang diteliti. Asumsi yang harus diberikan tersebut, diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian nanti. • Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. anggapan dasar atau postulat merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik, dimana setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik yang mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai suatu kebenaran. • Dalam melakukan penelitian anggapan – anggapan dasar perlu dirumuskan secara jelas sebelum melangkah mengumpulkan data. Anggapan- anggapan semacam inilah yang disebut sebagai anggapan dasar, postulat atau asumsi dasar.
Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar : • Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti • Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian • Guna menentukan dan merumuskan hipotesis
Cara Menentukan Anggapan Dasar • Dengan banyak membaca buku, surat kabar atau berita lain • Dengan banyak menonton berita, ceramah dan pembicaraan orang lain • Dengan banyak berkunjung ketempat • Dengan mengadakan pendugaan mengabstraksi berdasarkan perbendaharaan pengetahuannya Dengan singkat dapat dikatakan bahwa asumsi dasar, postulat atau anggapan dasar harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti.
Contoh Judul penelitian : Studi tentang peranan orang tua terhadap pilihan profesi anak SMA se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Anggapan dasar yang dapat dirumuskan antara lain : • Hubungan antara anak dengan oranga tua cukup erat • Anak tahu tentang keadaan orang tuanya ( pendidikan, pekerjaan, cita – cita terhadap dirinya dsb ) • Anak SMA sudah memahami berjenis jenis profesi yang ada, baik dalam wilayah yang sempit maupun wilayah yang luas
MERUMUSKAN HIPOTESIS • hipotesis dapat diartikan sebagai satu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. • Dari arti katanya, hipotesis berasal dari dua penggalan kata “hipo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”
• Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah ia tidak boleh mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu memenuhi keinginannya atau memanipulasi data sehingga mengarah pada keterbuktian hipotesis. Penelitian harus bersikap objektif terhadap data yang terkumpul. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal : 1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti ( pada akhir penelitian ). 2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda – tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian perlangsung) • Apabila peneliti mengambil hak kedua, maka di dalam laporan penelitian harus dituliskan proses penggantian ini. Dengan demikian peneliti telah bertindak jujur dan tegas, sesuatu yang memang diharapkan dari seorang peneliti.
Bagaimana mengetahui kedudukan suatu hipotesis ? 1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat. 2. Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada memang ditimbulkan oleh penyebab itu. 3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut. • Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan, mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Walaupun hipotesis sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitan, namun tidak semua penelitian harus berorientasikan hipotesis. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus dan penelitian development biasanya tidak berhipotesis. Tujuan peneliatian jenis ini untuk mempelajari tentang gejala sebanyak – banyaknya.
Sehubungan dengan hal ini, G.E.R.Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi : • penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnetude) • penelitian tentang perbedaan ( diferensies ) • penelitian hubungan ( relationship ) Ahli lain yaitu deobolt van dalen mengutarakan adanya tiga bentuk interelationship studies yang termasuk penelitian hipotesis yaitu : a. Case Studies b. Causal Comparative Studies c. Corelations Studies
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam peneliti. Oleh karena itu peneliti dituntut untuk dapat merumuskan hipotesis dengan jelas. Seseorang ahli bernama Bored dan Gall mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut : 1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas. 2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel. 3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalan penelitian : 1. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha) Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, adanya perbedaan antara dua kelompok. Rumus hipotesis kerja ; a. jika………………….maka…………… contoh :
Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik. b. ada perbedaan antara…………..dan………………….. contoh : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian c. ada pengaruh……………..terhadap………………. contoh : Ada pengaruh makanan terhadap berat badan.
2. Hipotesis nol ( null hipotesis ) disingkat Ho Hipotesis nol disebut juga hipotesis statistik karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X dan variabel Y. dengan kata lain selisih variabel pertama dan kedua adalah nol atau nihil. Rumusan hipotesis nol : a. tidak ada perbedaan antara……………dengan…………. Contoh : Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam disiplin kuliah b. tidak ada pengaruh……………………terhadap…………. Contoh : Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti kuliah. Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi (Ho) agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan ha. Kemudian dikembangkan lagi ke ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.
C. Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis • Hipotesis perlu dilakukan secara hati – hati setelah peneliti memperoleh bahan yang lengkap berdasarkan landasan teori yang kuat. Sebab dalam merumuskan hipotesis tidak selamanya benar. • Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis ternyata hipotesis tersebut ditolak, atau tidak terbukti. Sebaliknya mungkin seorang peneliti merumuskan sebuah hipotesis yang salah, tetapi setelah dicocokkan dengan datanya, hipotesis yang salah tersebut terbukti. • Keadaan ini akan berbahaya, apabila mengenai hipotesis tentang sesuatu yang berbahaya.
Contoh: • Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang terkumpul, memang ternyata anak –anak yang tidak belajar dapat lulus. Maka ditarik kesimpulan bahwa hipotesis tersebut terbukti. • Menurut norma umum kesimpulan ini salah, tapi menurut pembuktin hipotesis mungkin benar. Akibatnya bisa berbahaya apabila disimpulkan oleh siswa atau mahasiswa bahwa tidak ada gunanya mereka belajar. Yang salah adalah perumusan hipotesisnya. Dalam hal lain dapat terjadi perumusan hipotesisnya benar tetapi ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan.apabila terjadi hal semacam itu tidak boleh menyalahkan hipotesisnya. • Kesalahan penarikan kesimpulan mungkin disebabkan karena kesalahan sampel, kesalahan perhitungan ada pada variabel lain yang mengubah hubungan antara variabel belajar dan variabel prestasi yang pada saat pengujian hipotesis ikut berperan.
TUGAS
• Tentukan judul, perumusan masalah, anggapan dasar, hipotesa yang berhubungan dengan IT
Memilih Pendekatan
jenis-jenis pendekatan adalah : 1.
Jenis Pendekatan menurut Teknik Samplingnya
Jenis pendekatan ini menggunakan objek yang diteliti dalam menggambil pendekatan suatu penelitian. Yang termasuk kedalam jenis pendekatan ini adalah: a. Pendekatan Populasi Dalam pendekatan populasi, peneliti menggunakan populasi atau seluruh komponen dari subjek penelitian sebagai sumber data dalam penelitian tersebut. Jadi yang menjadi target pendekatan penelitian ini adalah populasi. b. Pendekatan Sampel Seringkali terjadi bahwa peneliti tidak dapat melakukan studi terhadap semua anggota yang menjadi objek penelitian, sehingga mereka hanya mampu mengambil sebagian dari populasi (sampel), dalam penelitian ini biasanya digunakan pendekatan sampel. Pendekatan ini biasanya diterapkan terhadap penelitian yang populasinya cukup besar sehingga untuk mengumpulkan datanya membutuhkan tenaga, pemikiran, dan dana yang besar sehingga menyulitkan peneliti dalam mengumpulkan datanya.
c. Pendekatan Kasus Penelitian kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang suatu keadaan tertentu yang ada sekarang dan interaksi linkungan suatu unit sosial: individu, kelompok lembaga atau masyarakat. Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang mengalami suatu kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus anak nakal, anak yang tidak bisa bergaul dengan orang lain atau anak yang selalu gagal belajar. Peneliti memilih salah satu kasus dan mempelajarinya secara mendalam dan dalam jangka waktu tertentu. Artinya peneliti mengungkap semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan hal tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan.
2. Jenis Pendekatan menurut Timbulnya Variabel a. Pendekatan Non-Eksperimen Pendekatan Non-eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi). Misalnya, penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduiran rasa tanggung jawab. b. Pendekatan Eksperimen Pendekatan Eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel-variabel yang akan datang, penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu. Jadi pendekatan ekperimen dapat diartikan sebagai pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian eksperimen.
3. Jenis Pendekatan menurut Pola-pola atau Sifat penelitian Noneksperimen a. Pendekatan Kasus (case-studies)
Selain dapat dikumpulkan dari berbagai sumber pustaka yang telah ada, pengumpulan data suatu penelitian dapat pula dilakukan dengan mengadakan kuliah kerja (field work). Salah satu bentuk dari kuliah kerja itu adalah case study, yang dalam sejarah pertumbuhannya mula-mula dipergunakan untuk menggambarkan dan menunjang suatu pendapat atau dalil. Pendekatan ini digunakan untuk memecahkan suatu problema melalui pengumpulan data dalam bentuk beberapa case yang kongkret dan terperinci.
b. Pendekatan Kausal Komparatif Pendekatan Kausal Komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol. Misalnya, penelitian sikap santai siswa dalam kegiatan belajar, mungkin menyebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
c. Pendekatan Korelasi Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Jadi dalam menggunakan pendekatan ini, peneliti dituntut mempelajari dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variabel dalam satu variabel berhubungan dengan variabel lain. Misalnya, studi mempelajari hubungan antara skor pada tes masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi. d. Pendekatan Histori Pendekatan historis yaitu usaha untuk mempelajari dan mengenali fakta- fakta dan menyusun kesimpulan mengenai peristiwaperistiwa masa lampau. Disini peneliti dituntut menemukan fakta, menilai dan menafsirkan fakta yang diperoleh secara sistematis dan objektif untuk memahami masa lampau. Temuantemuan masa lampau tersebut dapat dijadikan bahan untuk masa yang sekarang dan meramalkan peristiwa yang akan datang.
e. Pendekatan Filosofis Dari uraian jenis-jenis pendekatan penelitian menurut pola-pola atau sifat penelitian Noneksperimen, maka dapat dikelompokan bahwa jenis pendekatan penelitian kasus (casestudies), pendekatan penelitian kausal komparatif dan penelitian korelasi dapat dinamakan juga sebagai penelitian deskriptif.
4. Jenis Pendekatan menurut Model Pengembangan atau Model Pertumbuhan a. One-shot Model Pendekatan one-shot model adalah model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat. Misalnya, penelitian yang dilakukan untuk meneliti perkembangan motorik pada anak usia 1 tahun, penelitian dilakukan pada satu waktu terhadap satu kelompok. b. Longitudinal Model Pendekatan longitudinal model adalah mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan dangan cara mengikuti perkembangan individu-individu yang sama. Misalnya, meneliti perkembangan motorik sekelompok anak umur 7 bln, 8, 9, 10,11, 12 bulan, dst, dengan demikian, penelitian dilakukan pada beberapa waktu terhadap 1 kelompok. c. Cross-sectional model atau pendekatan silang Pendekatan cross-sectional model atau pendekatan silang adalah gabungan antara one-shot model dan longitudinal metode untuk memperoleh data yang lebih lengkap yang dilakukan dengan cepat, sekaligus dapat menggambarkan perkembangan individu selama dalam masa pertumbuhan karena mengalami subjek dari berbagai tingkat umur.
FORMAT PENULISAN LAPORAN PKL DAN SKRIPSI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Sub ini berisikan latarbelakang dari permasalahan yang akan diangkat menjadi topik.
1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7.
Perumusan Masalah Bersifat orisinil (belum ada yang meneliti atau belum banyak yang meneliti), jelas dan padat, dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Ruang Lingkup Masalah Lingkup permasalahan yang dibahas dan batasan penyelesaian yang dilakukan Hipotesis Dugaan sementara Tujuan Penelitian Gambaran tentang apa yang ingin dicapai (penegasan mengenai topic). Manfaat Penelitian Gambaran tentang manfaat yang ingin dicapai, untuk pribadi peneliti, program studi dan masyarakat Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI Berisikan semua penjelasan tentang teori/metodologi/komponen yang digunakan. Catatan : Semua pembahasan yang menyangkut teori (topic skripsi) dengan teori yang relevan harus di tulis di BAB II ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Kerja Penelitian 3.2. Uraian Kerangka Kerja BAB IV ANALISA DAN HASIL Berisikan : a. Desain Secara Umum Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD) b. Rancangan Fisik Alat c. Desain Secara Terperinci Blok Diagram, Rangkaian perblok (contoh : rangkaian catu daya) d. Flowchart dan listing Program per blok
BAB V PENGUJIAN SISTEM TERDIRI DARI : Pengujian Pemrograman, pengujian blok rangkaian, dan pengujian alat BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan 6.2 Keterbatasan Sistem 6.3 Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN A. Rangkaian Keseluruhan B. Listing Program Keseluruhan C. Data Sheet
DAFTAR PUSTAKA
Kalau sumber tertulisnya berupa buku maka urutan-urutan penulisannya adalah: 1) Nama belakang penulis, nama depan (disingkat); 2) Tahun penerbitan (di dalam kurung); 3) Judul buku (digaris bawahi); 4) Edisi; 5) Kota asal; 6) Penerbit. Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut: (1) jika buku ditulis oleh seorang saja: Ali Khuli, M. (1986). Asaalib Tadries al Lughah al ‘Arabiyyah. Riyadl: Maktab Al-Faraj Daar al Tijariyyah. (2) jika buku ditulis oleh dua orang atau tiga orang, maka semua nama ditulis: Dunkin, M.J. dan Biddle, B.J. (1974). The Srtudy of Teaching. New York: Holt Rinehart and Wiston (3) jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et al. (dicetak miring atau digaris bawahi) Ghiseli, E. et al. (1981). Mearusement Theory for The Behavioral Science. San Francisco: W.H. Freeman and Co. (4) jika buku ditulis sebagai penyunting: Philips, H.W.S. dan Simpson, G.L. (Eds) (1976). Australia in the World of Education Today and Tomorrow. Canberra:
Australian National Commission. (5) jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang: Pujianto. (1984). “Etika Sosial dalam Sistem Nilai Budaya Bangsa Indonesia”, dalam YP2LPM. (1984), Dialog Manusia, Falsapah, Budaya, dan Pembangunan. Malang: YP2LPM. (6) jika buku itu berupa edisi: Gabriel, J. (1980). Children Growing Up: Development of Children‟ Personality (third ed.). London: University of London Press. Cara Menulis Daftar Pustaka jika sumbernya di luar Journal dan Buku 1) Berupa Skripsi, tesis, atau disertasi: Soelaeman, M.I. (1985). Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis Terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan. 2) Berupa Publikasi Departeman: Departemen Pendidikasn dan Kebudayaan. (1988). Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional., Jakarta: Depdikbud. 3) Berupa Dokumen: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta:
Depdikbud. 4) Berupa Makalah: Karatadinata, S. (1989). “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian Psikologis”. Makalah pada Konvensi 7 IPBI, Denpasar. 5) Berupa Surat kabar: Sanusi, A. (1986). “Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep Takwa dan Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitatif. Pikiran Rakyat (8 September 1986). Cara Menulis Daftar Pustaka Kalau sumbernya dari Internet 1) Bila Karya Perorangan: Cara Penulisannya ialah: Pengarang/Penyunting. (Tahun). Judul (edisi), [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]. Contoh: Thompson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online]. Tersedia: http:/ / www.ed.uiuc.edu./EPS/PESYearbook/998/thompson. Html [30 maret 2000]. 2) Bila bagian dari karya kolektif Cara Penulisannya ialah: Pengarang/Penyunting. (Tahun). Dalam Sumber (edisi), [Jenis media]. Penerbit. Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses].
Contoh: Daniel, R.T. (1995). The History of Western Music. In Britanica Online: Macropedia [Online]. Tersedia: http: / / www.eb.com: 180/cgibin/ g:DocF=macro/ 5004/45/0.html [28 maret 2000]. 3) Bila Artikel dalam Jurnal: Cara Penulisannya ialah: Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis media], volume (terbitan), halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]. Contoh: Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision system in Indonesia: Some Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Archives [Online], vol 7 (7), 12 halaman. Tersedia: http:/ / epaa.asu.edu / epaa/v7n7.html [17 maret 2001]. 4) Bila Artikel dalam Majalah; Cara Penulisannya ialah: Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis media], volume jumlah. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]. Contoh: Goodstein, C. (1991, 5 September). Healers from the Theep. American Health [CD-ROM], 60-64. Tersedia: 1994
SIRS/SIRS 1992 Life Science/ Article 08A [13 Juni 1995]. 5) Bila Artikel di Surat kabar: Cara Penulisannya ialah: Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat kabar [Jenis media], Jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]. Contoh: Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang. Fondasi Reformasi Bisa Runtuh. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8. Tersedia: http: // www.[Pikiranrakyat.com. [9 Maret 2000]. 6) Bila pesan dari E-mail Cara Penulisannya ialah: Pengirim (Alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul Pesan. E-mail kepada penerima [Alamat e-mail penerima] Contoh: Musthafa, Sabri (
[email protected]). (2000, 25 April). Bab V Laporan Penelitian. E-mail kepada Dedi Supriadi (
[email protected])
Penulisan Daftar Pustaka dari Jurnal; Jurnal atau Journal Seiring dengan era digital, Jurnal bukan hanya dari jurnal cetak yang dijilid dari berbagai volume, namun ada jurnal digital yang menjadi sumber referensi di era digital ini. Karena perpustakaan modern sudah mempublikasikan jurnal online agar lebih mudah diakses. Bagaimana Penulisan daftar pustaka jurnal, A. Jurnal Cetak; Penulisannya; 1. Nama Pengarang atau Penulis (Tulis nama dari nama belakang kemudian nama depan Berdasarkan Alphabetis 2. Tahun Penerbitan Jurnal 3. Judul Jurnal 4. Penulisan Nama Penerbit 5 Penulisan volume atau edisi jurnal B. Jurnal Online atau Jurnal Digital
1. Nama Pengarang atau Penulis (Tulis nama dari nama belakang kemudian nama depan Berdasarkan Alphabetis 2. Tahun Penerbitan Jurnal 3. Judul Jurnal 4. Penulisan Nama Penerbit 5. Penulisan volume atau edisi jurnal 6. Alamat URL 7. Tanggal pengambilan data tersebut Contoh; Ridjanović, Midhat. PhD, July 2013, "Naive Translation Equivalent". Translation Journal. Volume 17, No. 3, http://translationjournal.net/journal/65naive.htm, 10 July 2013.
PETUNJUK PENULISAN PKL
1. Jenis tulisan : Times New Roman, Size : 12, Spasi : 2 , Kertas A4 80 gr 2. Margin kertas : Top : 4 cm, Right : 3 cm, Bottom : 3 cm, Left : 4 cm 3. Penulisan Nomor Halaman : -
Cover diberi nomor halaman tetapi tidak ditampilkan
-
Lembar Pernyataan, Pengesahan Persetujuan Pembimbing Skripsi, Lembar Penguji Sidang Skripsi, Abstract, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil di tengah bawah
-
Halaman pertama BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V, BAB VI, DAFTAR PUSTAKA diberi nomor halaman tetapi tidak ditampilkan
-
Halaman kedua dan berikutnya dari masing-masing BAB, diberi nomor halaman dan dimunculkan pada bagian kanan atas dengan ketentuan : 1,25 cm dari TOP dan 1, 25 cm dari RIGHT
4. Penulisan Judul Gambar : -
Didahului dengan penjelasan tentang gambar,
-
Gambar berada diatas
-
Penulisan Sumber berada pada kiri bawah gambar
-
Penulisan Judul Gambar pada tengah bawah Sumber dan ditebalkan (bold)
5. Penulisan Judul Tabel : -
Penulisan Judul Tabel pada tengah atas Tabel
-
Tabel berada di bawah Judul Tabel
-
Penulisan Sumber berada pada kiri bawah Tabel dan ditebalkan (bold)
1. Bentuk Proposal Skripsi
PENGAJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk pengambilan matakuliah skripsi
Oleh : Nama Mahasiswa NOBP
PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG 2015
Judul Skripsi (1/2/3) :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… A. Latar Belakang Permasalahan Sub ini berisikan latarbelakang dari permasalahan yang akan diangkat menjadi topik. B. Ruang Lingkup Masalah Sub bab ini berisi uraian dari permasalahan yang akan dibahas dan merupakan cakupan dari latar belakang permasalahan C. Batasan Masalah Sub bab ini berisi dari uraian lingkup dari permasalahan yang akan dibahas dan merupakan cakupan dari latar belakang permasalahan D. Tujuan Dan Sasaran Sub bab ini berisi dari tujuan dan sasaran dari skripsi secara umum dengan menggunakan sebuah metode E. Context Diagram F. Blok Diagram G. Prinsip Kerja Alat
Setelah pengajuan proposal skripsi, lihat pengumuman persetujuan proposal Skripsi
2. Bentuk Outline
OUTLINE
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….i LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………………ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………………iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG SKRIPSI………………………...iv LEMBAR PENGESAHAN LULUS SIDANG SKRIPSI…………………………...v ABSTRACT…………………………………………………………………………vi ABSTRAK………………………………………………………………………….vii KATA PENGANTAR……………………………………………………………..viii DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ix DAFTAR TABEL………………………………………………………………... x DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….xi DAFTAR TABEL………………………………………………………………….xii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………xiii
BAB I PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV ANALISA DAN HASIL BAB V PENGUJIAN SISTEM BAB VI PENUTUP DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
Context Diagram Context diagram adalah gambaran umum tentang suatu sistem yang terdapat di dalam suatu organisasi yang memperlihatkan batasan (boundary) sistem, adanya interaksi antara eksternal entity dengan suatu sistem, dan informasi secara umum mengalir diantara entity dan sistem. Context diagram ini merupakan alat bantu yang digunakan dalam menganalisa sistem yang akan dikembangkan Beberapa simbol yang digunakan dalam Context Diagram dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Simbol dari Context Diagram Simbol
Keterangan Merupakan kesatuan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada dilingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima ouput sistem Proses. Simbol ini digunakan untuk melakukan proses pengolahan data. Menunjukkan arus data dalam proses, dimana simbol aliran data ini punya nama tersendiri
Data Flow Diagram (DFD) DFD menggambarkan sistem yang sedang berjalan dan diusulkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik data. DFD memiliki beberapa simbol seperti yang terlihat pada tabel 2.2.
Simbol - Simbol Pada Data Flow Diagram Simbol
Nama
Keterangan
Kesatuan luar Dapat berupa orang, kelompok orang /external entity. (organisasi) serta sistem lain
Proses.
Proses merupakan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh orang atau komputer yang berguna untuk mengolah arus data masuk dan menghasilkan arus data keluar
Data storage (simpanan data).
Dapat berupa file atau database pada sistem komputer, arsip, catatan manual, kotak tempat data, tabel acuan manual, buku agenda.
Data flow (arus data).
Bentuk fisik dapat berupa fomulir, dokumen, laporan-laporan, input, komunikasi ucapan, surat-surat serta memo. Bentuk logika dan arus data dari dokumen.
1. Aturan membuat DFD antara lain : a. Tidak boleh menghubungkan external entity ke external entity secara langsung.
b. Tidak boleh menghubungkan data storage ke data storage lainnya secara langsung.
c. Tidak boleh menghubungkan data storage dengan external entity secara langsung.
d. Pada setiap proses harus ada data flow masuk dan keluar dan sebaliknya. e. Tidak boleh ada proses dari arus data tidak memiliki nama (nama harus ada) f. Tidak boleh ada proses yang tidak memiliki nomor. 2. Metode-metode membuat DFD : a. Mulai dari yang umum sampai yang detail b. Jabarkan setiap proses c. Pelihara konsistensi antar proses d. Berikan label nama yang bermakna untuk ke empat simbol tersebut. e. Menjaga konsistensi dengan model lainnya 3. Tahapan pembuatan DFD : a. Buat context diagram (Top Level Diagram) b. Buat diagram level 0 c. Buat diagram level 1 (diagram detail) Diagram ini digunakan untuk menjelaskan tahapan-tahapan proses dari diagram level 0. 4. Cara pembuatan DFD: a. Identifikasi semua external entity dalam sistem b. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan external entity. c. Urutan penggambaran dimulai dari context diagram, diagram level 0, diagram level 1.
Bagan Alir Sistem (System Flowchart) Sistem flowchart merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutan-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Sistem flowchart digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol seperti yang tampak pada gambar dibawah ini : Simbol - Simbol Pada Aliran Sistem Simbol
Nama Simbol proses
Simbol dokumen
Keterangan Menunjukan kegiatan proses dari operasi program computer Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau computer
Simbol kegiatan manual
Menunjukan kegiatan manual
Simbol penyimpanan diarsip
File yang diarsipkan menurut alphabet atau huruf
Simbol display
Tampilan halaman web
Simbol garis alir
Menunjukan arus dari proses
MENENTUKAN VARIABEL PENELITIAN
Pengertian dan Macam Variabel • Variabel adalah suatu ciri, sifat, karakteristik atau keadaan yang melekat pada beberapa subjek, orang, atau barang yang dapat berbeda-beda intensitasnya, banyaknya atau kategorinya. • Contoh; Ada 10 orang kepada mereka ditanya tentang usia berapa usia saat ini. Jawaban masing-masing orang ternyata berbeda-beda maka ini disebut variabel. • Variabel adalah sesuatu yang bervariasi pada beberapa subjek baik barang, orang, atau kasus.
Macam variabel • Pada umumnya variabel ada dua yaitu variabel kuantitatif (yang dapat disebut dengan angka) dan variabel kualitatif (dalam bentuk kategoris). • Variabel kategoris adalah variabel yang karakteristik tidak mungkin dalam bentuk angka misalnya agama yang dianut, islam,kristen dll.
Variabel dan Data Penelitian • Variabel penelitian akan diterjemahkan menjadi data penelitian. • Data penelitian merupakan hasil pengumpulan dari variabel penelitian. • Variabel penelitian erat kaitannya dengan data penelitian. • Kalau kita bicara tentang data penelitian kita tidak lepas dari variabel yang ada.
Variabel sebagai Objek Penelitian • Penelitian dapat berjalan jika dalam penelitian itu ada variabel penelitian dimana variabel itu yang akan dijadikan sebagai objek dari penelitian. • Dengan kata lain prinsip yang dilakukan dalam penelitian salah satunya adalah mengumpulkan data-data yang dibentuk dari variabel penelitian.
Sumber Data • Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden (= orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan). Apabila menggunakan observasi, maka sumber datanya bias berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data.
Instrument Penelitian • Instrumen penelitian adalah alat atau perangkat penelitian yang berfungsi untuk membantu proses perolehan data bahan penelitian, mencatat atau merekam hasil perolehan, maupun untuk membantu proses pengolahan dan analisa data. • Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Sebagai contoh, apabila kita ingin malakukan wawancara maka untuk melaksanakannya kita menggunakan alat bantu berupa ancer-ancer pertanyaan. Ancer-ancer ini disebut pedoman wawancara. Oleh karena pedoman ini sebagai alat bantu maka dapat disebut juga sebagai instruman pengumpulan data.
• Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes. • Instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner. • Instrumen untuk metode observasi adalah check-list. • Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi.
Mengumpulkan Data • Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data • Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara: Wawancara, observasi dan angket / kuesioner
Analisis Data • Pada dasarnya proses analisis data itu dimulai dari menelaah data secara keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik itu pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan yang lainnya. Data tersebut memang ada banyak sekali dan setelah dibaca kemudian dipelajari. Apabila itu sudah dilakukan maka selanjutnya melakukan reduksi data yang dilaksanakan dengan cara membuat sebuah abstraksi dan setelah itu maka menyusunnya ke dalam satuan-satuan. Dari satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan pada langkah-langkah selanjutnya. Kategori tersebut dilakukan sembari membuat koding dan tahap terakhir dari analisis data penelitian yaitu dengan mengadakan pemeriksaan atas keabsahan data. Apabila tahapan tersebut telah selesai maka sekarang mulailah ke tahap penafsiran data untuk menjadikannya teori substansi dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Menarik Kesimpulan • Dalam menarik kesimpulan harus didasarkan atas data yang didapat. Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematik yang dikemukakan. Banyaknya kesimpulan harus sama dengan banyaknya problematik.
Menulis Laporan FORMAT KERTAS DAN JENIS HURUF
• Kertas ukuran kuarto. Marjin kiri dan atas 4 cm, marjin bawah dan kanan 3 cm. Spasi ganda, huruf Times New Roman Font 12. • Huruf miring digunakan untuk : menunjukkan istilah asing / menegaskan istilah tertentu. Menuliskan judul buku / majalah. • Huruf tebal, menegaskan istilah tertentu, untuk judul BAB/sub bab.
SUSUNAN ISI SKRIPSI Terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu a. Pembukaan, b. Bagian isi, c. Bagian Pelengkap.
a. PEMBUKAAN, terdiri dari: • • • • • • • • •
Halaman Judul Hal Persetujuan Halaman Abstrak Halaman Prakata (Ucapan Terima Kasih) Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Pernyataan Keaslian Skripsi
Setiap halaman pada bagian ini diberi nomor dengan angka romawi kecil. Ex: i, ii, iii, iv, …… Ditulis dibagian tengah bawah 1,5 cm dari bawah. Pada halaman judul no halaman tidak ditulis.
b. Bagian Isi • • • •
Halaman ditulis dengan angka biasa 1, 2, 3, … Khusus halaman judul Bab, no hal. ditulis di bawah bagian tengah, 1,5 cm dari bawah. Pada halaman berikutnya no. hal. Ditulis di sudut kanan atas 1,5 cm dari atas dan 3 cm dari kanan. Tiap bab diawali dengan judul bab yang ditulis dengan huruf kapital semua pada bagian tengah.
c. Bagian Pelengkap terdiri dari: • Daftar Pustaka • Riwayat Hidup • Lampiran • Indeks (kalau ada) Untuk nomor halaman bagian ini merupakan sambungan / lanjutan dari no bagian isi.
Halaman Abstrak terdiri dari: • Judul skripsi, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil yang dicapai, kesimpulan. Bagian abstrak ini dibuat dalam 1 paragraf, 150 kata). Halaman Prakata (ucapan terima kasih), tidak wajib. Berisi ungkapan pribadi mengenai usaha yang telah dilakukan selama proyek / penelitian dan diakhiri dengan ucapan terima kasih. (pembimbing, lembaga, perusahaan, instansi, sponsor, dll)