Saksi #11: Conny Kurniawan

Selasa, 4 Oktober 2011

Saksi #11: Conny Kurniawan

Hakim Ketua

: Silahkan saksi selanjutnya. Saksi Conny. Conny Kurniawan Wahjoe.

PU

: Maaf Yang Mulia, mau kita gabung atau satu?

Hakim Ketua

: Satu. (Saksi CK memasuki ruang persidangan)

Hakim Ketua

: Saudara saksi ya. Saudara dosen di Jurusan Teknik dimana ini? Di ITB?

Saksi (CK)

: Politeknik Negeri Bandung pak.

Hakim Ketua

: Politeknik ITB ya. Tau nggak saudara ada perjanjian kerjasama antara Politeknik ITB dengan PLN?

Saksi (CK)

: Secara keseluruhan tidak tahu pak.

Hakim Ketua

: Saudara di ITB bagian apa? Dosen di bidang apa?

Saksi (CK)

: Saya saat ini dosen di jurusan Teknik Konversi Energi

Hakim Ketua

: Saat itu?

Saksi (CK)

: Pembantu Direktur I Bidang Akademik, pak.

Hakim Ketua

: Bidang akademik. Kemudian mengenai kerjasama PLN dengan Politeknik ITB saudara tidak tahu ya?

Saksi (CK)

: Tidak tahu.

Hakim Ketua

: Ada nggak Politeknik ITB bekerja sama dengan Netway?

Saksi (CK)

: Dari dokumen saya diberi tahu, tapi saya tidak tahu waktu itu. Tapi saya... (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua

: Saudara tidak tahu ya. Trus yang saudara ketahui dari dokumen apa?

Saksi (CK)

: Dari surat yang ditanda tangani, saya tahu 8 Agustus 2001.

Hakim Ketua

: Siapa yang tanda tangani?

Saksi (CK)

: Saya yang tanda tangan.

Hakim Ketua

: Surat apa itu?

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011

Saksi (CK)

: Surat.. sebetulnya opsi untuk PLN copyright dari pembuatan SIMPEL RISI apakah Polban atau Netway itu pak, yang saya tanda tangan.

Hakim Ketua

: Hanya surat itu doang ya?

Saksi (CK)

: Hanya itu aja pak.

Hakim Ketua

: Ada yang mau tanya apa? Penuntut Umum mau tanya apa?

Hakim Anggota 1: Surat yang saudara tanda tangani itu dijadikan bukti nggak? Hakim Ketua

: Saudara tanya, apa yang mau ditanyakan lagi.

PU

: Terima kasih Yang Mulia. Saudara saksi, selaku Pembantu Direktur I bidang Akademik, surat tugas anda itu apa?

Saksi (CK)

: Pembinaan Akademik dan Dosen pak.

PU

: Terkait dengan surat nomor 252.1 tanggal 8 Agustus 2001, apakah ini termasuk bidang saudara?

Saksi (CK)

: Bukan.

PU

: Terus apa latar belakang saudara menandatangani atau membuat surat ini?

Saksi (CK)

: Baik pak. Jadi berdasarkan SOP nya bila Direktur berhalangan hadir untuk... (dipotong oleh Hakim)

Hakim

: Dipake mic nya karena ada perekaman.

Saksi (CK)

: Baik. Kalau berhalangan hadir Direktur, untuk Pelayanan Operasional ke PD I pak.

PU

: Terkait dengan surat ini, siapa yang memohon surat keterangan ini?

Saksi (CK)

: Boleh saya jelaskan pak? Jadi pagi – pagi itu pada saat saya ada di kantor, Pak Gani, Pak Ryawan waktu itu Ketua UPPM kolega saya, dan Pak Didik itu datang menghadap saya untuk membuatkan semacam surat, apa namanya, bahwa Netway melakukan kegiatan pembuatan software itu. Dan saya tidak setuju membuat surat itu. Kemudian sampai dengan siang-sore saya tidak setuju dengan surat itu, akhirnya Pak Ryawan membuatkan surat opsi atas, juga dengan saya, opsinya adalah melepaskan copyright nya punya PLN, property right nya itu Dosen Polban dan bersama-sama dengan Netway, seperti itu. Jadi tidak ada hubungannya lagi dengan Polban.

PU

: Pertama kali saudara saksi tidak setuju berkaitan dengan surat?

Saksi (CK)

: Iya.


PU

: Terkait dengan pembuatan software. Apakah konsep surat yang saudara tidak setuju sama dengan surat...

Saksi (CK)

: Sama sekali tidak.

PU

: Berbeda?

Saksi (CK)

: Sama sekali berbeda.

PU

: Apa yang berbeda? Dimana nya?

Saksi (CK)

: Saya pastinya lupa. Tapi yang jelas seolah – olah bahwa yang mengerjakan kegitannya ini adalah Netway, gitu pak isinya.

PU

: Yang mengerjakan SIMPEL RISI adalah PT.Netway. Ketika tadi Gani Abdul Gani meminta supaya saudara membuat surat itu, dia sebagai Direktur Netway atau sebagai Dosen?

Saksi (CK)

: Yang saya tau sebagai Dosen pak. Karena datang dengan dosen yang lain pagi-pagi.

PU

: Datang dengan dosen yang lain?

Saksi (CK)

: Pak Didik Haryogi, Pak Didik Pribadi, dengan Pak Ryawan... (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua

: Begini loh, senyatanya apakah dia dosen disana ataukah bagaimana? Kenyataannya?

Saksi (CK)

: Senyatanya dosen pak.

Hakim Ketua

: Dosen. Jangan menurut saya dia adalah dosen, yang kenyataannya saja. Dia dosen disini kan? Ya sudah.. jangan dikaitkan dengan yang lain lagi.

PU

: Terima kasih Yang Mulia. Terkait dengan surat, tadi kan latar belakangnya sudah. Sebetulnya untuk apa surat ini?

Saksi (CK)

: Saya tidak tahu pak. Saya diminta.

PU

: Saudara Abdul Gani juga tidak pernah menyampaikan tujuannya?

Saksi (CK)

: Oh, tidak. Tidak tahu.

PU

: Terkait dengan surat yang saudara tanda tangani apakah kemudian saudara saksi pernah lapor kepada atasan saksi bahwa saksi membuat surat ini?

Saksi (CK)

: Setiap minggu kita punya Rapim pak. Biasanya pekerjaan harian itu dilaporkan kepada Rapim pak.

PU

: Kepada siapa?


Saksi (CK)

: Rapim itu ada Direktur, Pembantu Direktur I-IV dan Ketua UPPM. Itu 1 tim pak, tiap minggu. Mestinya dibahas disitu.

Hakim Ketua

: Gimana sih, pertanyaannya itu tadi saudara saudara lapor atau tidak?

Saksi (CK)

: Lapornya di Rapim.

Hakim Ketua

: Nah gitu.. jangan pakai mestinya. Kalau mestinya itu tandanya masih ragu-ragu iya dan tidaknya, ya. Ada lagi?

PU

: Ada lagi 1 saja mungkin Yang Mulia. Saksi, PT.Netway itu ada kerjasama dengan Polban atau tidak?

Saksi (CK)

: Nggak ada. Polban kan?

PU

: Iya.

Saksi (CK)

: Tidak ada.

PU

: Kalau PT.Netway dengan Politeknik ITB Bandung? Ada kerjasamanya?

Saksi (CK)

: Saya tidak tahu pak.

PU

: Tidak tahu?

Saksi (CK)

: Tidak tahu.

PU

: Penegasan kembali ya saudara. Setelah saudara menandatangani surat ini, tadi saudara sudah sumpah ya, apakah saudara melaporkan kepada atasan saudara? Siapa atasan saudara siapa?

Saksi (CK)

: Pak Bambang Budiono.

PU

: Pak Bambang Budiono. Apakah saudara melaporkan kepada dia atau tidak?

Saksi (CK)

: Secara langsung saya tidak pak. Tapi Pak Ryawan melaporkan dalam hal ini.

PU

: Karena.. karena.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua

: Darimana saudara mengetahui bahwa saudara Pak Ryawan melaporkan atas apa yang saudara laporkan kepada atasan saudara?

Saksi (CK)

: Secara pasti lupa pak.

Hakim Ketua

: Nah. Secara pasti dilaporkannya atau tidak dia lupa itu.

PU

: Satu lagi Yang Mulia. Saksi masih ingat, bunyi surat ini. Substansi nya masih ingat? Saksi pernah melihat surat perjanjian kerja sama nomor 490 12620 28 ini?


Saksi (CK)

: Tidak.

PU

: Tidak pernah?

Saksi (CK)

: Tidak pernah.

Hakim Ketua

: Terus yang buat surat tersebut siapa?

Saksi (CK)

: Pak Ryawan pak.

Hakim Ketua

: Saudara nggak tau itu substansinya begini, saudara main tanda tangan aja?

Saksi (CK)

: Yang terakhir pak.

Hakim Ketua?

: hah?

Saksi (CK)

: Alinea yang terakhir pak. Alinea yang ketiga itu saya yang mengkonsepkan. Sejarahnya bukan saya.

Hakim Ketua

: Oh gitu ya ya. Besok – besok hati-hati ya pak. Silahkan penasehat hukum apa yang mau ditanyakan ini.

PH (MR)

: Saudara saksi ya. Saudara S3 di Perth ya? Doktor ya? Ph.d ya?

Saksi (CK)

: Iya.

PH (MR)

: Saudara katakan di dalam BAP saudara, pekerjaan pembangunan perangkat lunak SIMPEL RISI di PLN Distribusi Jaya dan Tangerang telah dikerjakan bersama antara Politeknik ITB dan PT.Netway Utama meliputi A,B,C dan seterusnya. Surat ini atau pernyataan ini ada di surat yang saudara tanda tangani ya?

Saksi (CK)

: Iya.

PH (MR)

: Ada ya?

Saksi (CK)

: Ada di dalam surat itu. Di line 1 dan 2.

PH (MR)

: Line 1 dan 2, saudara tau kan, berarti dengan menandatangani surat ini saudara tau ada kerjasama antara Politeknik ITB dengan PT.Netway Utama?

Saksi (CK)

: Iya. Dari Kepala UPPM pak.

PH (MR)

: Dari Kepala UPPM?

Saksi (CK)

: Iya.

Hakim Ketua

: Sebenarnya saudara tahu nggak?


Saksi (CK)

: Tidak tahu.

Hakim Ketua

: Jadi apa yang saudara sampaikan di dalam Berita Acara tersebut berdasarkan surat yang saudara tanda tangani itu?

Saksi (CK)

: Iya.

PH (MR)

: Saudara melihat nggak dokumen tentang adanya perjanjian kerjasama antara Politeknik ITB dengan Netway?

Saksi (CK)

: Tidak pak.

PH (MR)

: Tidak ya?

Saksi (CK)

: Tidak.

PH (MR)

: Saudara tanyakan nggak kepada saudara Ryawan itu yang mengkonsep bahwa.. ya, yang mengkonsep surat ini ya, saudara Ryawan ya. Saudara tanyakan nggak apakah ada kontrak atau perjanjian kerjasama antara Politeknik ITB dengan PT.Netway dalam kaitannya dengan pengerjaan SIMPEL RISI di PLN Disjaya dan Tangerang?

Saksi (CK)

: Yang menjalankan itu UPPM pak.

Hakim Ketua

: Nggak saudara saksi, pertanyaan dari saudara penasehat hukum, saudara ada nggak bertanya kepada saksi siapa Ryawan perihal adanya kerjasama antara ITB dalam hal mengerjakan pekerjaan SIMPEL RISI itu. Ada nggak?

Saksi (CK)

: Bertanya tidak pak. Bertanya pak? Tidak.

PH (MR)

: Berarti saudara tanda tangan begitu aja ya? Tidak dicek kebenarannya?

Saksi (CK)

: Kebenarannya itu ada di Pak Ryawan. Karena dia yang bertanggung jawab semua yang berhubungan dengan luar pak.

PH (MR)

: Pada waktu saudara tanda tangan ini, dari ini dapat sesuatu nggak saudara?

Saksi (CK)

: Nggak ada.

PH (MR)

: Sepeser pun? Saudara sudah disumpah loh.

Saksi (CK)

: Tidak ada sepeser pun.

PH (MI)

: Saya sedikit ya pak. Tadi saksi katakan bahwa Gani itu menjadi dosen ya. Di Politeknik ITB. Kalau dulu Politeknik ITB namanya ya?

Saksi (CK)

: Iya pak.

PH (MI)

: Kalau sekarang Politeknik?


Saksi (CK)

: Negeri Bandung.

PH (MI)

: Negeri Bandung ya. Oke, supaya kita nggak salah ya pak.

Saksi (CK)

: Iya.

PH (MI)

: Seingat saudara saksi, ya, pada tahun ketika saudara saksi menandatangani surat ini, Gani itu masih tercatat sebagai dosen atau sudah diberhentikan? Atau disuruh diberhentikan?

Saksi (CK)

: Tidak tahu pak. Lupa pak.

PH (MI)

: Apakah Pak Bambang tidak pernah mengatakan bahwa beliau memberhentikan atau akan memberhentikan Gani sebagai dosen pada waktu itu?

Saksi (CK)

: Tidak pak. Karena itu tupoksinya PD II pak, untuk Kepegawaian?

PH (MI)

: PD II nya itu siapa ketika itu?

Saksi (CK)

: PD II nya itu.. waktu itu?

PH (MI)

: Iya.

Saksi (CK)

: Pak Marwansyah pak.

PH (MI)

: Di dalam pertemuan yang saksi katakan tadi, ada waktunya rapat pimpinan ya, nah apakah keputusan seperti ini nih tidak pernah dibahas di rapat pimpinan ketika itu?

Saksi (CK)

: Ketika itu tidak pak.

PH (MI)

: Baik. Saya kembali ke pertanyaan pokok mengenai SIMPEL RISI ini pak ya. Yang mengerjakan pekerjaan ini di Jakarta, di Disjaya itu sebenarnya siapa? Pastinya?

Saksi (CK)

: Saya tidak tahu pastinya siapa.

PH (MI)

: Saudara saksi tidak pernah tahu?

Saksi (CK)

: Sata tidak tahu. Karena memang saya tidak ada, waktu itu tidak ada disana.

PH (MI)

: Tidak pernah mendapat keuntungan di akhir tahun misalnya?

Saksi (CK)

: Saya sedang S3 pak, pada saat pekerjaan itu.

PH (MI)

: Pada saat pekerjaan itu.

Saksi (CK)

: Pada ’92 sampai ’95 akhir saya di Perth.


PH (MI)

: Iya, tapi kan pekerjaan kan ini berakhir sampai ’97 pun masih ada, bahkan 2001 juga ada kegiatan disitu.

Saksi (CK)

: Iya.

PH (MI)

: Surat saudara saksi ini adalah surat tahun 2001. Perjanjian-perjanjian tahun 2001 itu kan masih ada beberapa yang diperpanjang.

Saksi (CK)

: Iya.

PH (MI)

: Yang saya mau tahu dari saksi, apakah saksi mengetahui perpanjangan – perpanjangan perjanjian ini?

Saksi (CK)

: Tidak tahu, tidak tahu pak.

PH (MI)

: Apakah juga saksi mengetahui mengenai pengurangan-pengurangan pekerjaan ketika itu di, pada tahap misalnya mengenai Sistem Informasi tahap 6 dan tahap 7?

Saksi (CK)

: Tidak tahu Pak.

PH (MI)

: Sama sekali tidak tahu?

Saksi (CK)

: Sama sekali tidak tahu.

PH (MI)

: Tetapi mengenai SIMPEL RISI nya ini sendiri yang dikerjakan itu saudara saksi tidak pernah tahu juga?

Saksi (CK)

: Tidak pernah tahu juga.

PH (MI)

: Ya, saya nggak tahu lagi Yang Mulia mau tanya apa.

Hakim Ketua

: Jaksa ada yang mau ditanyakan juga?

PU

: Satu pertanyaan saya yang Mulia. Satu pertanyaan Conny, saudara saksi. Apakah surat nomor 252.1/209 yang tadi kita bicarakan itu akhirnya dibatalkan, dicabut, atau dinyatakan palsu?

Saksi (CK)

: Tidak Pak. Kelihatannya tidak.

PU

: Makasih Yang Mulia. (Saksi CK dan terdakwa menghadap ke meja majelis)

Hakim Ketua

: BB 30 surat perjanjian tadi saudara tahu?

Saksi (CK)

: Tidak tahu. Eh, tahu Yang Mulia. Saya kira yang nomor ini.

Hakim Ketua

: Yang nomor ini kan sudah tadi. Ada yang mau disampaikan lagi? Makasih ya. Silahkan.


(Saksi CK meninggalkan ruang persidangan)


Saksi #11: Conny Kurniawan

Recommend Documents