Selasa, 1 November 2011
Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati
PU
: Teddy, Tumpak Johny Purba, Teddy Triheryadi, Eva Indrawati. Kahar Mulyani. (Saksi-saksi dihadirkan ke ruang persidangan)
Hakim Ketua
: Baik ya, saudara berempat ya. Saudara berempat pernah diperiksa oleh penyidik KPK?
Saksi-Saksi
: Pernah
Hakim Ketua
: Sebelum saudara menandatangani Berita Acara Pemeriksaan tersebut, saudara membaca terlebih dahulu? Benar itu keterangan saudara?
Saksi-Saksi
: Ya.
Hakim Ketua
: Tidak ada yang berubah?
Saksi-Saksi
: Tidak ada.
Hakim Ketua
: Ya, Penuntut Umum, tanya apa itu?
PU
: Untuk saksi Purba ya. Saudara dalam BAP tanggal 21 Mei 2010, no. 8, ya , menerangkan adanya yang disebut dengan biaya marketing expense. Kemudian di sana, saudara juga menerangkan bahwa, yang disebut dengan biaya marketing expense adalah total jumlah pengeluaran yang diberikan kepada pihak PLN Disjaya dan Tangerang, ya. Ini keterangan saksi. Bisa saksi terangkan bagaimana biaya ini dikeluarkan, kemudian bagaimana pos-posnya, kemudian siapa saja yang memerintahkan saksi untuk mengeluarkan biaya ini?
Saksi (TJP)
: Kalau di kita, di Netway pak, permohonan uang itu selalu datangnya dari Direksi ke kami.
PU
: Direktur apa?
Saksi (TJP)
: Direktur Keuangan.
PU
: Siapa?
Saksi (TJP)
: Ricky.
PU
: Terus? MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (TJP)
: Jadi ada permintaan keuangan ke kita, kita buatkan voucher, lalu kita ajukan untuk kita, artinya orang keuangan minta bukti tertulis, bahwa itu kayak pemulangan aja apa yang dia tadi suruh keluarin duit. Untuk pemulangan, kita minta dia untuk sign di voucher. Kalau sudah dia sign, kita siapin buku ceknya, lalu kita maju lagi untuk minta tanda tangan. Setelah ditandatangani, biasanya ada beberapa hal yang bisa terjadi. Kemungkinan pertama, ceknya yang kita kasih ke marketing, atau bisa juga berupa uang tunai, kita cairin dulu ceknya ke bank. Terkadang mereka juga minta suruh beli travel cheque, nah itu kita kasih ke marketing. Sebagai orang keuangan, tugas kita hanya sampai di situ.
PU
: Siapa yang biasanya saksi-, kalau saksi mencairkan dana, itu biasanya saksi serahkan kemana? Kepada siapa personnya, orangnya kepada siapa? Tadi kan permintaan Ricky ya?
Saksi (TJP)
: Bukan pak. Saya ulangi. Atasan kami langsung itu orang pertama di keuangan itu pak Ricky. Pasti instruksi yang ke kami itu dari pak Ricky. Siapkan cek, untuk sekian kami siapkan. Nah, kalau kami sudah selesai, dalam bentuk ceknya sudah ditandatangani, nanti cek ini kami kasih ke orang marketing. Orang marketing biasanya diwakili oleh pak Ronald. Karena kadang-kadang ini, pak Hakim.
PU
: Hakim Abdul Said?
Saksi (TJP)
: Pak Hakim itu di kami, tugasnya adalah kasir proyek. Jadi, tempatnya agak berbeda. Kalau saya di kantor pusat, di Plaza Sentral. Pak Hakim itu ada di proyek yang di PLN Gambir. Jadi uang itu pasti kami serahkan ke sana.
PU
: Tidak ada yang lain lagi setelah itu prosesnya? Cukup sampai di sana?
Saksi (TJP)
: Dari orang keuangan cukup segitu, pak.
PU
: Baik. Kemudian ya, ini pada BAP saksi tanggal 25 Mei 2010 ya, no. 70, Ini saksi ada menerangkan mengenai sejumlah biaya marketing expense ya. Ini saya bacakan. Seluruhnya. Ini pada tanggal 28 Oktober 2005, ini sebesar Rp. 1.500.000.000 (satu milyar lima ratus juta rupiah). Kemudian pada tanggal 29 Desember 2005, ini Rp. 1.567.000.000 (satu milyar lima ratus enam puluh tujuh juta rupiah). Pada tanggal 26 Mei 2006, senilai Rp. 542.337.000 (lima ratus empat puluh dua juta tiga ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah). Kemudian pada tanggal 31 Mei 2006, Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Pada tanggal 22 Juni 2006, sebesar Rp. 972.341.800 (sembilan ratus tujuh puluh dua juta tiga ratus empat puluh satu ribu delapan ratus). Pada tanggal 28 Juli 2006, sebesar Rp. 1.357.996.653 (satu milyar tiga ratus lima puluh tujuh juta sembilan
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
ratus sembilan puluh enam ribu enam ratus lima puluh tiga rupiah). Pada tanggal 25 Agustus 2006, sebesar Rp. 900.900.000 (sembilan ratus juta sembilan ratus ribu rupiah). Pada tanggal 12 September 2006, sebesar Rp. 939.039.442 (sembilan ratus tiga puluh sembilan juta tiga puluh sembilan ribu empat ratus empat puluh dua rupiah). Pada tanggal 2 Oktober 2006, sebesar Rp. 1.092.370.000 (satu milyar sembilan puluh dua juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah). Pada tanggal 1 November 2006, sebesar Rp. 1.093.580.546 (satu milyar sembilan puluh tiga juta lima ratus delapan puluh ribu lima ratus empat puluh enam rupiah). Pada tanggal 1 Desember 2006, sebesar Rp. 1.094.818.000 (satu milyar sembilan puluh empat juta delapan ratus delapan belas ribu rupiah).. (dipotong oleh Hakim Ketua) Hakim Ketua
: Yang mau ditanyakan apa?
PU
: Ya ini. Yang saya konfirmasi ke-, catatan-catatan yang ini, yang disebut ini. Yang saya bacakan ini adalah pengeluaran-pengeluaran yang saksi sebutkan sebagai marketing expense. Benar ini?
Saksi (TJP)
: Mohon maaf, kalau di dalam BAP pak, kita dikasih liat, dan ada paraf kita di situ. Ya, kita akui. Tapi kalau mengingat detail satu-satu, saya pikir tidak bisa pak.
PU
: Ini kan saya bacakan BAP. Tadi kan sudah- (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Apa yang saudara sampaikan dalam pemeriksaan itu berdasarkan data atau pemberian yang disodorkan oleh penyidik?
Saksi (TJP)
: Betul.
Hakim Ketua
: Yang saudara kenali, dan akui itu sebagai-
Saksi (TJP)
: Betul.
Hakim Ketua
: Nah, kemudian ini setelah dari pada apa tadi itu, marketing expense ya, itu apa maksudnya?
Saksi (TJP)
: Di persepsi saya, selaku orang keuangan, uang yang kita harus kasih ke bagian marketing.
Hakim Ketua
: Itu persepsi saudara.
Saksi (TJP)
: Dan memang fisiknya pun, kita kasih pak Hakim, kepada mereka.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Hakim Ketua
: Tahukah saudara, dari uang-uang, sejumlah uang yang saudara keluarkan, yang di anggap sebagai marketing expense, tahukah saudara apakah uang itu diserahkan kepada terdakwa, atau kepada PLN?
Saksi (TJP)
: Saya tidak tahu.
Hakim Ketua
: Tidak tahu?
Saksi (TJP)
: Tidak tahu.
PU
: Jadi saya tegaskan kembali ini yang Mulia, bahwa, tadi saksi menerangkan bahwa yang disebut dengan marketing expense tadi adalah sejumlah uang yang diberikan kepada PLN. Ini BAP saksi ya. Jadi saya bacakan ini- (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Sekarang begini.. makanya saya tanya tadi, apa sih yang dimaksud dengan marketing expense kan? Saudara katakan bahwa, biaya yang di berikan kepada bagian marketing, ya kan? Gitu.
PU
: Benar, maksud saya mau, yang di BAP ini.
Hakim Ketua
: Di BAP nomor berapa itu?
PU
: BAP nomor 8.
Hakim Ketua
: Nah, saudara ada sebutkan di sana, untuk PLN.
PU
: “Diberikan kepada pihak PLN Disjaya dan Tangerang”. “Yang disebut dengan biaya marketing expenses adalah total jumlah pengeluaran yang diberikan kepada pihak PLN Disjaya dan Tangerang”.
Hakim Ketua
: Bagaimana itu? Saudara bisa menyebutkan itu, makanya saya uji. Saudara bisa menyebutkan di sana, adalah, “yang diberikan kepada PLN Disjaya”, ya, dalam BAP itu, dari mana kalimat itu? Adakah saudara pernah mengetahui, melihat, atau melakukan?
Saksi (TJP)
: Tidak pak Hakim.
Hakim Ketua
: Lalu? Kok saudara dalam BAP bisa bilang, mengatakan bahwa itu adalah untuk PLN?
Saksi (TJP)
: Maaf pak Hakim. Mungkin waktu membaca BAP-nya saya keteledoran memperhatikan, dibilang ke PLN. Yang saya selalu sebut, biaya marketing itu yang kita berikan kepada orang marketing. Bagaimana uang itu dikelola oleh marketing, kami tidak pernah di kasih tahu. Yang tanda tangan di voucher pun hanya orang marketing. Tidak pernah pihak ketiga.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Hakim Ketua
: Yang pada tanggal 21 Mei-(dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
: 28 yang Mulia.
Hakim Ketua
: 21 Mei kan?
PU
: 21 Mei 2010, no. 8, item kedua, paragraf kedua.
Hakim Anggota : Begini ya saudara. Di sini, saudara kan sudah memberikan paraf. Coba perhatikan. Perhatikan sini. (Saksi mendatangi meja Hakim) Hakim Anggota : Ini ya. Paraf saudara bukan? PU
:
Iya betul.
Hakim Anggota : Betul. Pada waktu saudara, duduk sudah, saya untuk menanyakan ini saja. (Saksi kembali ke tempat semula) Hakim Anggota : Apakah saudara pada waktu memberikan keterangan ini, saudara baca dulu ini? Saksi (TJP)
: Ya, baca.
Hakim Anggota : Baca? Saksi (TJP)
: Baca pasti.
Hakim Anggota : Apakah saudara pada waktu memberikan keterangan ini, di bawah tekanan? Saksi (TJP)
: Tidak.
Hakim Anggota : Tidak. Nah, ini saya bacakan ya, item yang penting bagi saudara. Ini ya, “untuk perhitungannya saya tidak mengetahui, karena pola tersebut sudah terbentuk sebelum saya bergabung dengan PT. Netway. Permintaan sejumlah uang tersebut, disebut sebagai biaya marketing. Yang saya ketahui adalah, total jumlah pengeluaran yang diberikan kepada pihak PLN Disjaya dan Tangerang. Periode pemberian uang tersebut, tidak menentu, tergantung penerimaan pembayaran dari PLN Disjaya dan Tangerang, serta permintaan dari Direksi. Setiap satu kali periode penerimaan pembayaran dari PLN, misalnya dikeluarkan Rp. 500 juta-an, jika ada tiga kali penerimaan pembayaran dalam satu bulan, maka dikeluarkan Rp. 1,5 milyar. Pengeluaran marketing expenses tersebut, di ambil dari selisih penerimaan pembayaran proyek dari PLN Disjaya, dengan realisasi pembayaran biaya proyek, baik ke MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
vendor maupun realisasi pembayaran gaji kepada PT. Netway Utama”. Betul itu? Saksi (TJP)
: Betul kalau gitu.
PU
: Kemudian ya, saksi, masih dalam BAP tanggal yang sama. Pada no. 10 juga ada menerangkan mengenai gaji atau take home pay, ya. Jadi di sini, saya bacakan keterangan saksi langsung. Saksi menerangkan bahwa “gaji atau take home pay yang tertera dalam audited payroll tersebut tidak benar. Sedang besaran gaji sebenarnya adalah sebagaimana tercantum di dalam daftar transfer gaji yang dilakukan melalui rekening bank mandiri”. Nah ini, saksi menerangkan di sini adanya audited payroll ya. Pernah saksi lihat audited payroll dan kemudian apakah saksi pernah melakukan perbandingan, sehingga saksi memberikan keterangan bahwa adanya ketidaksamaan, ketidaksesuaian jumlah take home pay, antara audited payroll dengan gaji riil yang sebenarnya?
Saksi (TJP)
: Mungkin satu-satu. Saya pernah melihat audit payroll. Bahwa apa yang ada di audited payroll itu tidak sama dengan yang saya suruh transfer. Karena yang mengajukan permohonan transfer gaji itu saya. Yang mengajukan permohonan transfer gaji pegawai ke bank itu pasti dari saya. Nah, cuma yang menandatangani, artinya itu pasti digarap oleh di bagian saya, kita ajukan ke pak Ricky, dia tanda tangan, yang mengantar ke bank pun pasti kami. Itu makanya saya tahu.
PU
: Kapan saksi melihat audited payroll itu?
Saksi (TJP)
: Sejak saya bergabung, mulai dari 2005-2006, saya selalu di audited payroll.
PU
: Saksi tahu siapa yang membuat audited payroll tersebut?
Saksi (TJP)
: Yang pertama saya lupa namanya kantor akuntannya. Yang kedua, kantor akuntan Lauddin Purba.
PU
: Saksi tahu untuk apa dibuat audited payroll tersebut?
Saksi (TJP)
: Yang saya tahu, itu untuk memenuhi persyaratan penagihan ke PLN.
PU
: Persyaratan penagihan.
Saksi (TJP)
: Ya.
PU
: Saksi tahu adanya satu pekerjaan Roll-Out CIS RISI?
Saksi (TJP)
: Saya tahu.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PU
: Tahu ya. Apakah audited payroll tersebut juga digunakan dalam rangka pekerjaan tersebut?
Saksi (TJP)
: Ya.
PU
: Baik. Kemudian apakah saksi tahu ya. Kembali masih ke audited payroll. Kan audited payroll tersebut kan ada nama, jumlah besaran take home pay. Saksi tahu siapa yang-, kemudian tadi kan di buat oleh kantor akuntan publik ya? Siapa yang menyerahkan nama, kemudian menentukan besaran jumlah take home pay, yang tertera di dalam audited payroll tersebut?
Saksi (TJP)
: Kita dapat dari HRD. HRD dan orang proyek. Yang menyerahkan ke kantor akuntan pasti orang keuangan kami yang kasih. Saya ikut memberi.
PU
: Saksi ya?
Saksi (TJP)
: Ya.
PU
: Yang menyerahkan ke akuntan publik?
Saksi (TJP)
: Ya, pasti saya.
PU
: Kalau saksi yang menyerahkan, berarti, kenapa jadi dibuat take home pay yang berbeda dengan yang riil?
Saksi (TJP)
: Yang saya kasih ke akuntan publik adalah data yang diberikan oleh orang proyek dan orang HRD. Karena itu tuntutan proyek, katanya.
PU
: Baik, lanjut. Masih dalam BAP yang sama, tanggal 21 Mei 2010 no. 11, saksi juga menerangkan bahwa, “tidak pernah ada pembagian deviden antara pemegang saham” ya. Ini keterangan saksi ya?
Saksi (TJP)
: Iya.
PU
: Bagaimana? Sebenarnya kalau ada pembagian deviden tersebut, itu prosedurnya bagaimana? Dan apakah memang harus ditentukan dalam rapat, atau bagaimana?
Saksi (TJP)
: Saya membuat laporan keuangan. Seandainya ada pembagian deviden, pasti ada di laporan yang kami sajikan. Karena tidak ada, dasar itulah saya bilang, saya katakan, setahu saya tidak pernah ada pembagian deviden. Itu cara berfikir saya.
PU
: Kalau secara lisan antara pemegang saham, boleh tidak? Misalnya antar pemegang saham bagi-bagi bonus, atau bagi-bagi deviden?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (TJP)
: Sebagai orang keuangan, saya pasti bilang itu tidak boleh. Tapi realitanya, saya tidak tahu.
Hakim Ketua
: Pernah ada tidak?
Saksi (TJP)
: Setahu saya tidak ada.
PU
: Baik. Kemudian pada BAP ya. Tanggal 5 Oktober 2010. BAP tanggal 5 Oktober 2010, no. 35, ini saksi juga menerangkan ya, nama yang bukan karyawan Netway, namun dimasukkan ke dalam karyawan dalam proyek CIS RISI, seperti Jayesh Takur, Gurmit Singh, Thomas Brito, Sri Wahyuningsih, Eva Indrawati, Chawla, Samuelson Tobing, Amalia, Nancy, dan Anto Susanto. Ini maksudnya bagaimana? Bisa saksi jelaskan? Ada nama bukan karyawan Netway, namun dimasukkan dalam karyawan proyek CIS RISI?
Saksi (TJP)
: Seingat saya pak Jaksa, pertanyaannya ke saya adalah, “apakah namanama ini terdaftar sebagai pegawai Netway?” Saya bilang “tidak”. Dasar saya mengatakan “tidak”, saya tidak pernah mentransfer gaji mereka. Itu pembuktian saya bahwa mereka bukan pegawai Netway.
PU
: Jadi saksi tidak pernah..
Saksi (TJP)
: Saya tidak membayar gaji mereka, artinya bukan saya pribadi, saya tidak pernah membuat- (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: (ucapan Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)
Saski (TJP)
: Ya, betul.
PU
: Kemudian ya. Ini ada lagi, yang masih BAP tanggal 5 Oktober 2010, no. 46, bahwa PT. Netway tidak pernah membayar sewa gedung ke SDI ya?
Saksi (TJP)
: Betul.
PU
: Apa ini maksudnya? Bisa diterangkan?
Saksi (TJP)
: Jadi, di dalam kontrak dengan Plaza Sentral, yang menyewa gedung itu adalah PT. SDI. Nah, pertanyaannya ke saya, “pernah tidak Netway bayar ke SDI?” Saya bilang “tidak”. Itu pertanyaannya pak. Jadi saya jawab “tidak pernah”.
PU
: Ini kantor Netway dengan SDI ini jadi satu, atau bagaimana?
Saksi (TJP)
: Jadi satu.
PU
: Jadi satu? Satu lantai? Satu gedung? Apa?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (TJP)
: Satu lantai. Mayoritas di satu lantai, tapi setelah hampir belakangan, kalau tidak salah mulai tahun 2005 akhir atau 2006 awal, ada satu lagi di lantai bawah. Saya lupa lantai ke berapa. Itu juga bagian dari pada SDI Netway.
PU
: Baik. Kemudian saksi pada BAP no. 61, anda memberikan keterangan mengenai penggunaan kode. ME=Marketing Expense, SE=Salary Expense, ya. Untuk apa digunakan kode-kode itu?
Saksi (TJP)
: Jadi saya sebagai orang keuangan, terbebani kalau disuruh mengeluarkan uang untuk ini tapi suruh tulisnya bukan untuk itu. Nah, untuk kemudahan kami mencatat, karena semrawutnya itu, saya selalu mengajari anak buah saya membuat kode. Jadi kalau memang itu untuk marketing, kita selalu kasih tanda ME. Mungkin pak Ricky sendiri tidak tahu, tapi saya juga tidak tahu kenapa saya berpikir begitu dulu. Ternyata sangat banyak membantu saya mengidentifikasi, itu biaya apa.
PU
: Kalau ada pengkodean seperti itu, apakah juga pembedaan dalam pembedaan dalam pertanggungjawaban? Misalnya untuk yang ME itu pertanggung jawabannya bagaimana, yang salary expense itu pertanggung jawabannya bagaimana?
Saksi (TJP)
: Kalau pertanggung jawabannya itu boleh dikatakan hampir tidak ada, pak Jaksa. Jadi, kalau saya keluarkan duit untuk ME, ME itu yang tanda tangan orang marketing. Jadi, bahkan terkadang kita, atas kesepakatan dari marketing, terkadang duit itu yang tanda tangan di voucher cuma office boy, karena itu sah-sah saja, ya kita jalani saja. Pokoknya ada yang menerima.
PU
: Oh yang penting ada yang menerima ya?
Saksi (TJP)
: Ya, ada yang menerima. Tapi memang selalu yang menerima, bagi kita orang keuangan, harus orang kantor. Karena kalau pihak kedua, pihak ketiga yang menerima, biasanya kita maunya di transfer, atau mestinya ada invoice. Kalau duit-duit seperti itu, karena itu tidak ada invoice atau apa, kita selalu tegaskan orang intern tanda tangan.
PU
: Seharusnya seperti itukah? Atau normalnya seperti itu, atau itu di luar normal pengeluaran? Atau bagaimana?
Saksi (TJP)
: Idealnya, di pemikiran saya seperti itu pak Jaksa. Jadi, duit yang kita bayar untuk pengeluaran yang tidak ada bukti otentik, paling tidak kita dapat bukti seseorang menerima. Jadi tidak fiktif, gitu.
Hakim Ketua
: Cukup? Masih ada?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PU
: Untuk bapak Triheryadi. Pak Triheryadi ya.
Saksi (TTh)
: Ya.
Hakim Ketua
: Saudara di Netway di bagian apa?
Saksi (TTh)
: Bagaimana pak? Maaf pak.
Hakim Ketua
: Saudara dimana kerjanya? Di Netway?
Saksi (TTh)
: Di Netway.
Hakim Ketua
: Di bagian apa?
Saksi (TTh)
: Saya Development Manager di Netway. Jadi saya yang bertanggung jawab ke pengembangan sistem softwarenya. Gitu pak.
Hakim Ketua
: Apa yang mau ditanyakan kepada saksi ini?
PU
: Pertama, mengenai BAP saksi tanggal 23 Juni 2010, no. 32. Bahwa, saksi menerangkan bahwa, PT. Netway pernah memberikan uang antara Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 150.000 per hari, kepada karyawan PLN. Ini keterangan saksi. Bisa saksi terangkan, dalam konteks apa ini bagibagi, atau memberikan sejumlah uang per hari ini kepada pegawai PLN?
Saksi (TTh)
: Saya ditanya waktu itu, Netway pernah memberi uang seperti apa saja, yang saya tahu, ke PLN. Yang saya tahu, saya bilang, saya cuma-, karena saya cuma di level teknis, tidak pernah tahu di luar ya. Saya hanya dapat, kalau saya rapat, rapat itu misalnya, kalau di luar kota, biasanya saya sendiri dengan orang-orang peserta itu, dapat uang SPJ, gitu. Itu yang saya terangkan. Besarnya berapa, ya sekitar 100, 50 sampai 100 tergantung siapa. Kalau saya sendiri dapat sekitar 100-an sehari, gitu. Itu dibagikan pada waktu bubaran pulang gitu.
Hakim Ketua
: Itu SPJ dari kantor Netway, kepada peserta rapat?
Saksi (TTh)
: Ya.
Hakim Ketua
: Ini kepada orang-orang PLN ya?
Saksi (TTh)
: Ya.
Hakim Ketua
: Ada tidak? Tahu tidak saudara? Apa orang-orang PLN juga ikut rapat di situ?
Saksi (TTh)
: Ada juga.
Hakim Ketua
: Oh, itu SPJ, ya.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (TTh)
: SPJ pak.
Hakim Ketua
: 100 ribu sampai dengan 150 ribu?
Saksi (TTh)
: 50-100 ribu yang saya tahu. Jadi, itu sehari. Kalau rapatnya 3 hari(dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Dapat 3 hari.
Saksi (TTh)
: Dapat 3 hari. 300 gitu.
Hakim Ketua
: Ya, uang rapat lah itu ya, SPJ rapat.
PU
: Baik ya, lanjut. Saksi di BAP juga menerangkan bahwa, dari tahun 19902000, selaku dosen.
Saksi (TTh)
: Ya, betul.
PU
: Pernah saksi mengerjakan yang namanya SIMPEL RISI?
Saksi (TTh)
: Ya, jadi- (dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Bagaimana? Bisa saksi ceritakan? Mungkin pembuatan awal itu bagaimana?
Saksi (TTh)
: Oke. Kebetulan saya ikut di proyek ini dari awal banget. Dari pas ada ide, mau bikin apa di PLN. Jadi pada saat itu, saya diminta pak Gani, “PLN perlu komputerisasi TUL”, katanya. “Coba datangi PLN, apa yang bisa kita bantu”. Itu dalam rangka sebagai orang Politeknik waktu itu pak. Kita datang ke sana, ngobrol-ngobrol, ternyata TUL itu menyangkut banyak unit organisasi, jadi tidak bisa di bagian TUL-nya saja, saya bilang. Kita harus ngobrol dengan Distribusi, dengan bagian material dan segala macamnya”, gitu. Terus saya di bawa ke daerah Distribusi, di sodorilah satu bahan hasil konsultan luar negeri, DMP namanya, dia dari Gilbert Amerika kalau tidak salah yang buat, Distribution Management Programme. Di situ ada list, apa saja yang harus dikerjakan oleh kantor distribusi. Sejak itu, kita coba mulai mengumpulkan informasi, seperti apa yang, sistem informasi yang diperlukan. Kita buat seminar, mengundang semua orang PLN se-Distribusi Jaya, kita buat seminar di puncak waktu itu satu minggu. Dari situ, terbentuk, atau muncul ide adanya rencana induk sistem informasi (RISI). Di situ juga kami, peserta seminar waktu itu, membuat ada beberapa sub-sistem RISI itu, ada SIMPEL- (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Proses sampai dengan PT. Netway, ditunjuk sebagai pelaksana, tahu tidak saudara?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (TTh)
: Kalau yang dulu itu, kalau Politeknik masih pak ya. Tapi, Politeknik dengan Netway itu sebetulnya, itu-itu juga. Maksudnya, kami, kelompok ini sebenarnya pegawai Politeknik juga pegawai Netway, gitu ya.
Hakim Ketua
: Politeknik ITB itu?
Saksi (TTh)
: Iya.
Hakim Ketua
: Juga pegawai?
Saksi (TTh)
: Netway juga.
Hakim Ketua
: Netway juga.
Saksi (TTh)
: Ya. Jadi, Politeknik bikin kerja sama dengan Netway, untuk mengerjakan beberapa pekerjaan PLN. Tapi, pada saat awal-awalnya itu masih Politeknik. Resminya gitu. Setelah itu bikin SIMKEU, terus decide-nya, tahap-tahapnya baru SIMPEL yang sampai tahap implementasi, gitu pak. Begitu mungkin, awalnya.
PU
: Jadi, yang mengerjakan itu, saksi, kemudian saksi Gani juga, tapi dalam konteks itu adalah saat itu Politeknik ya?
Saksi (TTh)
: Betul pak.
PU
: Dosen Politeknik ya?
Saksi (TTh)
: Betul.
PU
: Oke, baik. Kemudian saksi juga di sini, pada BAP 23 Juni 2010, no. 24 menerangkan bahwa sebenarnya pekerjaan Roll-Out CIS RISI, ini merupakan kelanjutan dari pekerjaan SIMPEL RISI.
Saksi (TTh)
: Betul.
PU
: Ini bagaimana?
Saksi (TTh)
: Ada SIMPEL RISI, ada CIS RISI. Barangnya sama, versinya beda, gitu ya. Itu versi ngemeng saja. Kalau SIMPEL RISI itu, kita implementasikan pada saat Distribusi Jaya memiliki tiga struktural organisasi. Ada distribusi, ada cabang, ada rayon. Itu SIMPEL RISI dijalankan di sana. Lalu, perubahan terjadi. Organisasi berubah, tidak ada lagi rayon, adanya distribusi dengan cabang. Sehingga kita ada perubahan sistem juga, itu dinamakan CIS RISI. Begitu kira-kira.
PU
: Baik ya. Kemudian di sini ada keterangan saksi, dimana Gani meminta mendaftarkan Netway CCBS ke Dirjen HAKI, ya. Ini pada BAP saksi tanggal 13 Oktober 2010, no. 38, ya. Jadi, Gani pernah meminta untuk MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
mendaftarkan Netway CCBS ke Dirjen HAKI. Dan yang mendaftarkan adalah saudara Husein ya. Saudara Husein sudah kita panggil, namun belum, tidak datang Yang Mulia. Namun karena baru konsep, maka yang didaftarkan adalah produk SIMPEL RISI. Ini bagaimana? Saksi (TTh)
: Bukan SIMPEL RISI pak, maksudnya. Kita kan punya konsep, kenapa tidak didaftarkan sebagai milik kita, gitu. Kita kan tidak hanya sebagai satu kelompok Netway itu sendiri. Kita daftarkan, pak Husein yang bertugas, tapi yang saya dengar, “tidak bisa mendaftarkan konsep doank, tidak ada tuh. Adanya tuh daftar product”, katanya. Kalau begitu, kita buat saja product sederhana, untuk di daftarkan sebagai perwakilan dari apa yang kita mau. Tapi itu bukan SIMPEL RISI yang didaftarkan pak.
PU
: Saya ulang dari keterangan saksi ya. No. 38 itu, di alinea terakhir. “Saudara Husein mengatakan kepada saya bahwa, untuk mengatasi permasalahan tersebut, yang bersangkutan akan mendaftarkan product SIMPEL RISI menjadi product atas nama Netway CCBS kepada Ditjen HAKI, dengan pemegang hak ciptanya adalah PT. Netway Utama”. Namun.. “sehingga pada saat saudara Husein mendaftarkan konsep Netway CCBS kepada Ditjen HAKI, atas konsep tersebut tidak dapat diterima pendaftarannya oleh Ditjen HAKI. Karena di dalam mendaftarkan Hak Cipta, harus berupa product, bukan hanya sebatas konsep. Kemudian atas permasalahan yang dihadapi , saudara Husein tersebut mengatakan kepada saya, bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut, yang bersangkutan akan mendaftarkan product SIMPEL RISI”. Ini keterangan.. (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Itu dia dengar dari Husein kan?
PU
: Ini keterangan yang bersangkutan.
Hakim Ketua
: Yang dia dengar dari?
Saksi (TTh)
: Dari pak Husein.
Hakim Ketua
: Huseinnya dong ya!
PU
: Iya, yang Mulia. Kemudian mengenai man-month ya. Ini saksi ada menjelaskan mengenai, saksi tahu ya ada pekerjaan Roll-Out CIS RISI?
Saksi (TTh)
: Betul pak.
PU
: Di sini saksi menerangkan bahwa, kebutuhan man-month untuk pekerjaan CIS RISI, sebenarnya berkurang. Karena ada kalanya, person tidak melaksanakan pekerjaan. Dan kemudian pada no. 30, saksi juga
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
menerangkan bahwa sebenarnya, tidak perlu tenaga ekspatriat, karena ini dapat dikerjakan oleh orang dalam negeri sendiri. Bisa saksi terangkan? Saksi (TTH)
: Kalau yang, maaf, bahwa ada orang yang tidak kerja itu mohon di, mohon di ulang.
PU
: Yang no. 29 ya, saya bacakan. “Sehubungan..” ini pertanyaan. “Sehubungan dengan pengamatan saudara selama 20 tahun terkait pekerjaan di bidang IT, apakah man-month, dan jumlah personil yang tercantum dalam kontrak pekerjaan outsourcing Roll-Out CIS RISI di PLN Disjaya sudah sesuai dengan tingkat keefektifan dan efisiensi pekerjaan?” Saksi menjawab bahwa, “iya, bahwa man-month dan jumlah personil yang tercantum dalam kontrak adalah sesuai dengan permintaan PT. PLN Disjaya dan Tangerang, dimana dalam setiap UP, diminta personil sebanyak 2 sampai 3 orang untuk melakukan supervisi operasi dan supervisi terhadap support yang menangani masalah kegagalan sistem, change request, dan sebagainya. Di samping itu, manmonth dan jumlah personil tersebut juga disebabkan karena adanya Service Level Agreement yang sangat ketat, mengenai suatu respon atas pekerjaan. Sehingga ada kalanya, pada bulan tertentu, personil tidak melakukan pekerjaannya. Sehingga, apabila tidak terdapat ketentuan sesuai permintaan PLN ataupun SLA yang ada tidak terlalu ketat, maka jumlah man-month yang dibutuhkan dapat berkurang”.
Saksi (TTh)
: Betul pak.
PU
: Betul ya.
Saksi (TTh)
: Iya pak.
PU
: Kemudian juga yang mengenai tenaga ekspatriat ya, ini juga saya bacakan keterangan saksi yang no. 30. “Terkait pekerjaan Roll-Out CIS RISI tersebut, sebenarnya tidak memerlukan keahlian khusus sehingga dibutuhkan tenaga ekspatriat, karena pekerjaan ini bisa dilakukan oleh orang dalam negeri sendiri. Yang menyebabkan dalam pekerjaan ini juga diikuti oleh tenaga ekspatriat, adalah karena PT. Netway Utama sahamnya juga dimiliki oleh PT. SDI yang pemiliknya adalah ekspatriat. Sehingga dalam pekerjaan Roll-Out CIS RISI tersebut banyak ekspatriat yang dilibatkan.”
Saksi (TTh)
: Iya pak.
PU
: Saksi Kahar ya. Saudara saksi ya. Ini pada BAP saksi tanggal 6 Mei 2010 no. Pertama, BAP tanggal 16 Juni 2011 no. 4, menjelaskan adanya pemberian sejumlah uang ke PLN, dan itu atas inisiatif Gani. Nah ini saudara saksi terangkan, kenapa sampai ada inisiatif dari, yang saksi MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
terangkan ya, inisiatif saudara Gani untuk memberikan sejumlah uang ke PLN? Saksi (KM)
: Biasanya kalau kita rapat-rapat di luar kota, gitu pak. Atau lebaran, biasanya gitu pak. Nah itu ada pak, SPJ-nya.
PU
: Cuma itu?
Saksi (KM)
: Iya pak.
PU
: Saksi pernah memberikan ke personil PLN sejumlah uang? Kalau tadi kan pada rapat-rapat, yang umum?
Saksi (KM)
: Betul.
PU
: Kalau spesifik? Misalnya kepada seseorang?
Saksi (KM)
: Tidak pak.
PU
: Tidak?
Saksi (KM)
: Tidak.
PU
: Ini BAP saksi tanggal 6 Mei 2010, no.21 ini menerangkan, bahwa pernah menyerahkan sejumlah uang kepada Dodoh Rahmat, pada Budi Harsono, dan kepada Budi Sudjanto.
Saksi (KM)
: Tidak, tidak pernah pak.
PU
: Ini keterangan saksi ya?
Hakim Ketua
: No. 21?
PU
: 6 Mei 2010 no. 21. Ya, saya bacakan ya.
Hakim Ketua
: No. berapa tadi? 21?
PU
: 6 Mei 2010 no. 21. Saya bacakan ya nih. “Sesuai keterangan saudara pada poin 22, pemeriksaan tanggal 29 April 2010, saudara pernah disuruh memberikan sesuatu berbentuk uang dan parsel dari PT. Netway Utama kepada pejabat PT. PLN Disjaya, sehubungan dengan proyek outsourcing Roll-Out CIS RISI. Agar saudara jelaskan secara rinci, kepada siapa, kapan, dimana saudara memberikan uang dan parsel tersebut? Jumlahnya berapa?” Saksi menerangkan, “seingat saya, saya pernah menyerahkan uang kepada saudara Dodoh Rahmat, saudara Budi Harsono, dan saudara Budi Sudjanto, sehubungan dengan proyek outsourcing Roll-Out CIS RISI. Namun saya lupa, kapan dan berapa besarnya pemberian tersebut.” Benar?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (KM)
: Pertanyaannya mungkin gini pak. Jadi pada saat di SPJ itu, ada tidak orang-orang ini, gitu pak. Saya katakan, saya lupa lagi, mungkin ada, mungkin itu jawaban saya. Tapi saya tidak pernah sebut nama siapa.
PU
: Saya mengkonfirmasi keterangan saudara saksi ya.
Saksi (KM)
: Iya pak.
PU
: Di sini saksi menerangkan bahwa pernah memberikan kepada Dodoh. Saksi tahu Dodoh Rahmat siapa?
Saksi (KM)
: Orang Disjaya pak.
PU
: Kemudian Budi Harsono siapa?
Saksi (KM)
: Orang Disjaya juga.
PU
: Pernah menjabat sebagai GM Disjaya? Saksi tahu?
Saksi (KM)
: Lupa saya pak.
PU
: Lupa ya. Lalu keterangan saksi ini bagaimana? Sampai saksi memberikan keterangan (dipotong oleh Saksi KM)
Saksi (KM)
: Pada saat itu pak. Jadi pada saat SPJ-SPJ keluar kota itu, ada tidak orang-orang ini? Seingat saya, mungkin orang-orang itu ada, gitu pak.
PU
: Baik ya. Kemudian lagi, di dalam BAP saksi tanggal 18 November 2010 no. 3 ya, menerangkan adanya permintaan Gani agar dananya besar, dengan meninggikan jumlah man-month, dan kualifikasi tenaga ahli. Sehingga proposal penawaran harga yang ditawarkan oleh Netway kepada PLN Disjaya dapat diperoleh harga yang setinggi-tingginya. Ini keterangan saksi ya. Bisa saksi terangkan ini, kenapa saksi bisa sampai memberikan keterangan seperti ini?
Saksi (KM)
: Jadi bahasanya gini pak. Proposal awal itu kan, bentuknya itu kan tidak tahu proposal per pelanggan gitu pak. Nah, kemudian di minta dirubah, disamakan dengan proposal seperti harga proyek sebelumnya. Nah sedangkan di harga proyek sebelumnya itu kan dihitung berdasarkan man-month, nah karena harganya tidak tercapai, terus ditambahkanlah man-month-nya, gitu lho.
PU
: Perintah pak Gani bagaimana lagi setelah itu?
Saksi (K)
: Ya pokoknya kan ada kualifikasi dulu disepakati pak. Jadi seperti apa orangnya, gitu kan. Ditanya orangnya siapa, nanti orangnya kita minta di kantor pusat, itulah orangnya. Jadi proses itu kan begini pak, kita itu
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
adanya di kantor proyek, di lingkungan PLN sendiri. Sementara kantor Netway itu ada di Plaza Sentral, di Sudirman. PU
: Baik, ini saya bacakan lengkap saja ya. Saya bacakan lengkap jawaban saudara. “Atas permintaan PLN Disjaya, selanjutnya diperintahkan oleh Direktur Utama, saudara Gani Abdul Gani, untuk membantu membuat proposal penawaran dengan format SK Bappenas. Selanjutnya saya beserta tim di internal PT. Netway melakukan konversi angka-angka atau harga yang sebelumnya menggunakan financial model, di konversi menjadi harga dalam format SK Bappenas. Besaran harga berdasarkan financial model sebesar Rp. 355 milyar. Berdasarkan perintah Gani Abdul Gani dan Harmed, agar dikonversi ke dalam format Bappenas. Dan setelah dilakukan konversi, seingat saya di dapatkan harga Rp. 200 milyar. Perbedaan angka yang demikian besar, menyebabkan Harmed dan Gani Abdul Gani meminta tim untuk menyamakan harga, dengan harga sebelumnya sebesar Rp. 355 milyar, yang menurut mereka berdasarkan harga per pelanggan per bulan. Setelah berusaha, tim ternyata tidak bisa mencapai harga yang diinginkan, dan hanya mendapatkan harga sebesar Rp. 200 milyar. Usaha tim untuk meninggikan harga sesuai dengan permintaan Harmed dan Gani Abdul Gani, dengan cara memaksimalkan peluang-peluang yang ada di aturan Bappenas, seperti: meninggikan jumlah kebutuhan kendaraan, indeks Bappenas diminta untuk dimaksimalkan, jumlah man-month ditinggikan, kualifikasi tenaga ahli ditinggikan, dan lain-lain. Namun, setelah di coba dengan cara merubah-rubah angka tersebut, ternyata harga total yang didapatkan tidak bisa setinggi yang diminta oleh Harmed dan Gani Abdul Gani. Perlu saya tambahkan, bahwa saudara Gani Abdul Gani dan Harmed selalu ikut secara langsung dalam penetapan angkaangka, dalam penawaran harga Netway”. Demikian?
Saksi (KM)
: Begitu pak. Iya.
PU
: Saksi Eva ya.
Saksi (EI)
: Iya pak.
PU
: Saksi di Netway sebagai apa?
Saksi (EI)
: Saya mantan sekretaris pak Gani.
PU
: Mantan sekretaris pak Gani ya. Saksi tahu adanya business-plan tahun 2005-2006 tersebut?
Saksi (EI)
: Kalau tahu, artinya mengerti. Saya tidak mengerti, tapi pada saat itu, saya pernah ditanyakan penyidik ya, karena itu ada di file saya kan, di e-
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
mail, itu di forward oleh pak Chawla kepada saya, untuk di print dokumen tersebut. PU
: Isinya apa? Dokumen yang di e-mail itu?
Saksi (EI)
: Isinya saya tidak tahu pak. Jadi, memang kebiasaan kalau bos-bos di sana waktu itu, mereka lagi meeting atau apa, mereka forward, “Eva tolong print”, kemudian saya print dan saya kasihkan ke mereka, seperti itu pak.
PU
: E-mail itu pada waktu itu saksi menggunakan komputer ya.
Saksi (EI)
: Iya pak.
PU
: Kemudian e-mail itu, masuknya itu pada waktu, tapi saksi tahu ya, pada waktu bekerja e-mail masuk. Kan setiap kita bekerja kan e-mail masuk ya.
Saksi (EI)
: Betul.
PU
: Nah itu, pada waktu itu memang, pada waktu saksi mengerjakan, atau mengetik, atau mengoperasikan komputer, itu e-mail itu masuk ya?
Saksi (EI)
: Biasanya kan saya dikasih tahu kalau misalkan, karena saya kejadiannya tidak ingat sama sekali, e-mail itu bagaimana datangnya. Tapi, biasanya pak, mereka rapat misalkan, keluar dari meeting room, “Eva, tolong print e-mail yang saya baru forward” gitu. Makanya, kemudian saya print, biasanya saya kasihkan ke mereka.
PU
: Saksi menjadi sekretaris pak Gani sudah berapa lama?
Saksi (EI)
: Saya bekerja di Netway dari tahun 1992.
PU
: Menjadi sekretaris sejak kapan?
Saksi (EI)
: Dari tahun 1992.
PU
: Kemudian perangkat keras komputer itu, sudah berapa lama saksi operasikan?
Saksi (EI)
: Kalau perangkat keras kan-
PU
: Artinya komputer itu kan.
Saksi (EI)
: Iya, komputer. Tidak, maksud saya, itu kan ada expired ini nya juga pak ya. Saya 2 kali ganti kalau tidak salah. Kemudian saya 1992 pun lokasinya kan tidak di Plaza Sentral, jadi sebelumnya saya di PLN Distribusi.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PU
: Apakah digunakan komputer tersebut oleh saudara Gani?
Saksi (EI)
: Bapak refer ke komputer yang mana?
PU
: Yang ketika itu diambil hard disknya.
Saksi (EI)
: Ya, waktu komputer saya hard disknya di ambil oleh tim KPK, di-copy, itu adalah komputer bekas pak Gani.
PU
: Tapi waktu print itu, saksi mengetahui ya, adanya angka-angka?
Saksi (EI)
: Kalau- (dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Sejumlah uang kepada pihak-pihak tertentu? Pejabat-pejabat PLN?
Saksi (EI)
: Saya tidak ingat pak. Itu saya tidak ingat, tapi waktu penyidik kasih ke saya, dokumen disodorkan, waktu itu baru saya lihat.
PU
: Mungkin ada yang melanjutkan, Yang Mulia.
PU
: Izin menambahkan yang Mulia, untuk saksi Teddy Triheryadi. Saudara saksi tadi kan menjelaskan untuk pekerjaan-pekerjaan itu ya. Yang dikerjakan oleh Politeknik ITB dengan PLN. Pada saat itu, saudara sebagai dosen ITB ya. Pertanyaan saya, untuk pekerjaan SIMPEL RISI itu, pada akhirnya siapa yang memegang hak ciptanya? Milik siapa seharusnya?
Saksi (TTh)
: SIMPEL RISI?
PU
: SIMPEL RISI.
Saksi (TTh)
: Itu punya PLN.
PU
: Punya PLN Disjaya. Kemudian, tadi saudara dosen ITB juga sebagai pegawai PT. Netway. Sejak kapan saudara menjadi pegawai PT. Netway itu?
Saksi (TTh)
: Saya masuk ke Netway tahun 1994-an.
PU
: 1994?
Saksi (TTh)
: Iya.
PU
: Netway berdiri pada tahun berapa? Saudara saksi tahu?
Saksi (TTh)
: 1991.
PU
: 1991?
Saksi (TTh)
: Ya. MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PU
: Saudara baru 1994?
Saksi (TTh)
: Iya.
PU
: Pada saat itu, apakah saudara kemudian hanya bekerja di Netway, atau tetap sebagai dosen?
Saksi (TTh)
: Sebagai dosen. Jadi, Netway sendiri adalah kumpulan dosen Politeknik sebetulnya. Jadi ya, sebagai dosen juga, sebagai unit usaha teman-teman gitu, Netway itu.
PU
: Kumpulan dosen. Nah kumpulan dosen ini, apakah termasuk semua dosen yang mengerjakan pekerjaan kerja sama yang dilakukan antara PLN dengan Politeknik?
Saksi (TTh)
: Tidak semua. Tapi- (dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Tidak semua- (dipotong oleh Saksi TTh)
Saksi (TTh)
: Tapi kita kalau ada pekerjaan itu, kita mengambil teman-teman untuk bergabung mengerjakan proyek, misalnya seperti itu.
PU
: Untuk pekerjaan yang dikerjakan oleh Netway, saudara tahu itu memang pekerjaan terpisah dari Politeknik ITB?
Saksi (TTh)
: Yang dikerjakan oleh Politeknik itu, sebetulnya ada surat kerja sama antara Netway dengan Politeknik. Waktu itu Direktur Politekniknya pak Tonny. Ada surat bahwa, pekerjaan detailnya saya lupa, tapi kira-kira Politeknik membolehkan Netway mengerjakan apalah, kerja sama(dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Siapa yang menandatangani surat kerja sama itu?
Saksi (TTh)
: Direktur Politeknik, pak Tonny Soewandito.
PU
: Pak Tonny. Kalau dari Netway?
Saksi (TTh)
: Pak Gani.
PU
: Pada tahun berapa itu saudara?
Saksi (TTh)
: 1994-an kalau tidak salah.
PU
: Tahun 1994 ya.
Saksi (TTh)
: Ya.
PU
: Pada saat itu, pekerjaan yang dikerja samakan itu untuk SIMPEL RISI, atau untuk pekerjaan perawatannya, atau bagaimana?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (TTh)
: Untuk, saya tidak tahu persis secara legalnya yang mana, tapi kita daftar sebagai Politeknik ke- (dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
:
Saksi (TTh)
: Saya tangani di bagian teknis.
PU
: Untuk kerja sama pada saat itu, antara PLN Disjaya dengan Poltek, sampai pada tahapan apa? Saudara masih ingat?
Saksi (TTh)
: Sampai CIS RISI, masih Politeknik bu.
PU
: CIS RISI ya.
Saksi (TTh)
: Iya.
PU
: Ada tambahan sedikit. Saksi Kahar Mulyani. Saudara saksi, dalam BAP saudara ini, saudara menjelaskan adanya perbedaan nilai manmonth, dengan nilai riil yang saudara terima setiap bulan. Berapa nilai dalam man-month, seingat saudara saksi?
Saksi (KM)
: Lupa pak.
PU
: Ya, di sini saudara sebutkan, Rp. 26.455.521 (dua puluh enam juta empat ratus lima puluh lima ribu lima ratus dua puluh satu rupiah). Kemudian saudara terima riilnya, Rp. 12.000.000 (dua belas juta). Sepengetahuan saudara saksi, selain saudara saksi, apakah juga pegawai-pegawai PT. Netway juga semacam itu?
Saksi (KM)
: Ya.
PU
: Ya.
Hakim Ketua
: Ya ya ya. Sebentar sebentar sebentar. Saudara tahu, bahwa yang lain juga menerima hal yang sama?
Saksi (KM)
: Betul, tahu pak.
Hakim Ketua
: Pernah lihat?
Saksi (KM)
: Tidak pernah lihat, tapi- (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Terus? Dengar dari yang bersangkutan gitu?
Saksi (KM)
: Iya.
Hakim Ketua
: Gimana?
Saksi (KM)
: Ya jumlah yang diterima itu, tidak sama dengan yang itu. Karena kan jumlah yang diterima- (dipotong oleh Hakim Ketua)
Pada saat 1994 itu, pekerjaan yang masih saudara tangani?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Hakim Ketua
: Saudara cerita apa yang saudara alami loh ya.
Saksi (KM)
: Berarti tidak tahu pak.
Hakim Ketua
: Yang saudara alami kan, bahwa saudara, yang saudara terima tidak sama, iya kan?
Saksi (KM)
: Iya.
Hakim Ketua
: Pernah saudara melihat gaji yang lain pernah?
Saksi (KM)
: Tidak pernah.
Hakim Ketua
: Nah itu. Pernah saudara ngobrol-ngobrol dengan yang lain perihal begini?
Saksi (KM)
: Tidak.
Hakim Ketua
: Nah terus? Pertanyaannya kenapa kemudian yang lain menerima yang sama seperti saudara, kan itu pertanyaannya kan?
PU
: Iya.
Saksi (KM)
: Tidak.
Hakim Ketua
: Makanya saya tanya, pernah tidak saudara ngobrol bersama temanteman di Netway, “kamu terima berapa sih?” Pernah tidak?
Saksi (KM)
: Itu kan rahasia pak, tidak pernah.
Hakim Ketua
: Nah, makanya saya tanya itu. Atau saudara pernah lihat struk gaji dari pada teman-teman di situ?
Saksi (KM)
: Tidak.
PU
: Baik. Apakah saudara tahu, dari nilai man-month itu, yang dipergunakan untuk melakukan penagihan ke PT. PLN?
Saksi (KM)
: Maksudnya gimana pak?
PU
: Bahwa ni.. (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Tahukah saudara, bahwa yang dipergunakan untuk melakukan penagihan kepada PLN itu, adalah seperti yang tertera di dalam man-month itu?
Saksi (KM)
: Yang dilakukan untuk melakukan penagihan itu biasanya absensi pak, disebut dengan time-sheet pak. Di situ yang di rekap pak. Jadi absensi di lapangan pak. Dikumpulkan di kantor proyek, nanti di adu dengan angka per man-month, biasanya begitu pak. Jadi berdasarkan absensi di lapangan pak. Namanya time-sheet pak. MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PU
: Kemudian tadi kan ada sisa ya, antara man-month dengan riil. Setahu saudara saksi, kemana itu sisanya itu?
Saksi (KM)
: Itu kan pak, ada yang aturan Bappenas itu, misalnya saya punya gaji Rp. 10.000.000, itu kan nilai jualnya mungkin lebih dari Rp. 10.000.000 pak. Itu kan untuk biaya sosial, buat biaya perusahaan, buat THR, biasanya begitu pak.
PU
: Oh seperti itu.
Saksi (KM)
: Ya, karena itu kan aturan man-month di situ kan.
Hakim Ketua
: Cukup?
PU
: Boleh menambahkan satu, Yang Mulia? Terkait dengan saksi Teddy Triheryadi. Pak Teddy. CIS RISI dengan SIMPEL RISI itu bedanya apa?
Saksi (TTh)
: Tadi sudah saya jawab. Tadi-
PU
: Iya yang jelas.
Saksi (TTh)
: SIMPEL RISI itu versi awal kita buat aplikasi pelanggan pak, di sana. Jadi waktu itu, PLN masih bentuknya 3 struktur organisasi antar PLN Distribusi itu. Ada distribusi, ada kantor cabang, dan ada kantor rayon. Jadi aplikasi di simpan di 3 level kantor itu pak. Nah, terus suatu saat, tahun berapa saya lupa, PLN berubah peraturan jadi 2, gitu.
PU
: Kalau di keterangan saudara menyampaikan bahwa CIS RISI dengan SIMPEL RISI tidak ada perbedaan, itu hanya masalah bahasa itu bagaimana penjelasannya?
Saksi (TTh)
: Ya, secara bahasa ya SIMPEL RISI dengan CIS RISI itu kan sama sifat, itu bahasanya. Tapi, fungsinya sama juga. Dua-duanya support TUL ’94. TUL itu Tata Usaha Langganan, jadi di pakai acuan ya, sama fungsinya. Tapi, kita beda cara implementasinya pak.
Hakim Ketua
: Cukup?
PU
: Sekian.
Hakim Ketua
: Silahkan.
PH (MI)
: Terima kasih yang Mulia. Pak Teddy ya, sekarang masih ngajar ya sebagai dosen ya?
Saksi (TTh)
: Sudah tidak lagi pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PH (MI)
: Waktu ditanya oleh penyidik KPK, Pak Teddy ini diminta jadi saksi ahli atau jadi saksi fakta?
Saksi (TTh)
: Tidak tahu pak.
PH (MI)
: Ya, karena disini kan saya lihat banyak sekali pendapatnya Pak Teddy?
Hakim Ketua
: Saya sudah berkali-kali katakan, bahwa pendapat-pendapat yang berkaitan dalam BAP, kami tidak akan pernah pakai!
PH (MI)
: Begini Pak Teddy ya, disini ada satu pertanyaan pada BAP tanggal 23 Juni 2010 No.28. Pertanyaannya begini, “terkait pengalaman saudara di teknologi dan informasi selama 28 tahun, apakah untuk pekerjaan Roll Out CIS RISI PLN Disjaya dan Tangerang hanya PT.Netway Utama saja yang dapat mengerjakannya ataukah dapat dilakukan oleh perusahaan IT yang lain juga? Jelaskan!” Jawab saudara saksi ya, “terkait Roll Out CIS RISI, tidak hanya PT.Netway saja yang dapat mengerjakannya. Melainkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang IT atau lembaga pendidikan lain seperti Politeknik ITB, Universitas ITB”, ada Universitas ITB ya? Nggak tau saya. Ini BAP saudara saksi ini, ada Universitas ITB ini di keterangan saksi ini? “ataupun Universitas Indonesia dapat melakukan pekerjaan tersebut.” Pertanyaan saya, apakah memang saksi mengatakan hal seperti ini?
Saksi (TTh)
: Betul Pak.
PH (MI)
: Betul. Menurut pengetahuan saudara saksi ya. Ini tadi saksi menerangkan bahwa ini sudah dikerjakan oleh Politeknik bersama – sama dengan Netway sejak tahun 1994 ya pak?
Saksi (TTh)
: Betul.
PH (MI)
: Menurut pengetahuan saksi, untuk mencoba menyusun pekerjaan ini ya, berapa lama sih pak sehingga bisa program ini bisa running?
Saksi (TTh)
: Maksudnya membuat program atau menyusun sistem atau apa pak?
PH (MI)
: Mulai dari menyusun sistemnya, kemudian menjalankan, menyusun programnya, sehingga sistem dan program itu bisa jalan, berapa lama?
Saksi (TTh)
: Ya.
PH (MI)
: Tolong kakinya pak, jangan kayak gitu.
Saksi (TTh)
: Maaf pak. TUL tahun ’94 itu lumayan rumit, luas jangkauannya. Jadi kalau misalnya, ada berbagai macam sistem. Ada satu sistem yang sudah jadi, di customized dipakai untuk ngejalanin CIS TUL PLN, atau
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
membangun dari awal, bikin sendiri. Dua-dua nya sama-sama membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan ya, menurut saya lebih dari 6 bulan, kalau dari awal banget. Jadi soal tadi pertanyaan apakah yang lain bisa, ya bisa. Kalau soal paling cepat, ya Politeknik itu pasti paling cepat karena udah tau duluan dari awal, gitu pak. Kalo yang lain bisa, ya pasti bisa. Kenapa nggak bisa? Masalahnya kalo soal siapa lebih cepat, ya kita lebih cepat karena udah duluan. Gitu pak maksudnya. PH (MI)
: Oh maksudnya seperti itu.
Saksi (TTh)
: Iya.
PH (MI)
: Kalau Netway ini bisa mengerjakannya lebih cepat.
Saksi (TTh)
: Iya. Kalau ditanya yang lain bisa nggak, ya bisa. Tapi lebih cepat mana sama Netway? Lebih cepat Netway sih, kalau menurut saya sih seperti itu pak.
PH (MI)
: Nah, menurut pengetahuan dan pengalaman saksi, Netway bisa lebih cepat karena memang Netway yang sudah menangani perkara ini sejak awal dengan seluruh informasi itu sudah ada atau kenapa?
Saksi (TTh)
: Karena semuanya seperti saya tadi pernah ceritakan, ini dari awal banget, itu seperti apa, sistem seperti apa yang sebaiknya dipunyai Distribusi Jaya kita sudah rintis dari awal. Kita tau banget butuh apa, butuh apanya, kita nggak boleh (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Sebentar, sebentar, sakit? Saudara kalau memang sakit, boleh. Jangan sampai terjadi apa-apa dalam ruang sidang, saya tidak mau, ya? Kalau memang saudara tidak sanggup untuk mengikuti, silahkan minta izin. Sanggup?
Saksi (TTh)
: Iya. Seperti itu pak.
PH (MI)
: Oh, seperti itu ya.
Saksi (TTh)
: Iya, begitu maksudnya.
PH (MI)
: Sepanjang yang saksi ingat ya, sehingga bisa operasional, saya mau ulangi lagi pertanyaan saya ya, itu butuh waktu berapa lama?
Saksi (TTh)
: Itu kita mulainya itu kan tahun 2000-an kan ya awalnya, TUL nya tahun ’94 yang kita akui. Jadinya aturan kita lepas tahun 2000 itu kita bangun SIMPEL RISI itu. Itu sekitar berapa bulan, kalau bangunan sekitar 6 atau 8 bulan itu SIMPEL RISI jalan di.. (dipotong PH MI)
PH (MI)
: Di tujuh? Atau di seluruh?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (TTh)
: Belum. Di tiga cabang tujuh rayon.
PH (MI)
: Untuk bisa jalan di tiga cabang tujuh rayon itu berapa bulan?
Saksi (TTh)
: Lama pak. Untuk apa 8 bulan-an sesuai kontrak itu pak. Setelah itu kita pasang, sistem itu jalan, di tiga cabang maksudnya. Tiga cabang dengan beberapa sub-cabangnya itu.
PH (MI)
: 8 bulan itu hanya memasang atau mulai bisa menggunakan sistem ini?
Saksi (TTh)
: Sudah digunakan pak.
PH (MI)
: Sudah digunakan?
Saksi (TTh)
: Sudah digunakan. Ini saat di install sudah bisa digunakan pak.
PH (MI)
: Ini peng-install-annya saja 8 bulan atau?
Saksi (TTh)
: Kan ada pengembangan pak. Pengembangan terus install sampai operasional cabangnya sekitar 8 bulanan itu.
PH (MI)
: Nah sebelumnya, sebelum pengembangan itu pada project awal ketika sistem ini disusun, itu butuh berapa waktu?
Saksi (TTh)
: Itu ada 6 bulan sebelumnya. Ada design, survey, segala macam.
PH (MI)
: Design survey nya itu 6 bulan sebelumnya ya?
Saksi (TTh)
: Iya.
PH (MI)
: Jadi berarti ada-ada.. (dipotong Saksi TTh)
Saksi (TTh)
: ada deesign, survey segala macam terus ada pengembangan, baru jalan pak.
PH (MI)
: Jadi 1 tahun lebih ya? (dipotong Saksi TTh)
Saksi (TTh)
: Iya, kurang lebih begitu.
PH (MI)
: Oke. Tadi juga atas pertanyaan penuntut umum saudara saksi mengatakan bahwa man month dan jumlah personil yang tercantum di dalam kontrak adalah sesuai dengan permintaan PLN Disjaya.
Saksi (TTh)
: Itu bukan permintaan PLN yang man month nya pak, tapi SLA-nya yang permintaan PLN.
PH (MI)
: Tetapi jawaban saudara begini “sehubungan dengan pengalaman saudara selama 28 tahun yang terkait dengan pekerjaan di bidang IT, apakah man month dan jumlah personil yang tercantum di dalam kontrak pekerjaan Outsourcing Roll Out CIS RISI PLN Disjaya sudah sesuai dengan MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
tingkat keefektifan dan keefisienan pekerjaan? Apakah alasannya? Jelaskan!” Jawaban saudara saksi ya “iya, bahwa man month jumlah personil yang tercantum di dalam kontrak adalah sesuai dengan permintaan PT.PLN Disjaya dan Tangerang. Dimana dalam setiap UP diminta personil sebanyak 2 sampai dengan 3 orang dan seterusnya.” Saksi (TTh)
: Iya. Betul itu pak. Itu ada man month kalau setahu saya ada 2 pak. Ada operasional dan development. Nah yang saya maksud dengan itu yang operasional nya yang 2 itu yang mendampingi orang PLN beroperasi, ya. Yang atas dasar keinginan PLN yang jadinya man month besar, itu SLA nya yang paling cepet gitu ya, setiap ada permasalahan harus tanggung jawab dan setiap permasalahan itu harus selesai. Nah itu kan harus ada cadangan orang pak. Nah itu yang SLA yang bikin man month besar begitu maksudnya.
PH (MI)
: Pertanyaan saya, tadi kan saudara saksi juga menyebut-nyebut ini memang dicocokkan dengan yang dibuat oleh Bapenas ya?
Saksi (TTh)
: Saya nggak pernah nyebut-nyebut soal Bapenas pak.
PH (MI)
: Oh barangkali Pak Kahar ya? Nanti saya tanya kepada Pak Kahar kalau seperti itu. Di dalam praktek yang saksi alami, ya pak. Apakah ketika mulai project ini berjalan, ada nggak semacam setengah “tantangan” dari pihak pegawai yang berada di tempat dimana project ini mulai dilakukan?
Saksi (TTh)
: Eh pastinya apa, tantangan- (dipotong PH MI)
PH (MI)
: Ada resistensi nggak dari pihak PLN ketika itu?
Saski (TTh)
: Ada pak.
PH (MI)
: Ada resistensi?
Saksi (TTh)
: Ada. Itu maksudnya, eh tapi itu biasa, orang memasang sistem baru, tetap pak pasti ada resistensi itu. Ini orang mau ngapain ngubah-ngubah sistem saya, gitu kan? Tapi itu kan biasa pak. Itu normal menurut saya. Tapi kalau kita coba bahwa apa yang kita pasang itu cukup membantu dia, itu sudah mulai tidak ada resistensi. Gitu aja pak.
PH (MI)
: Oke. Dalam mengatasi resistensi ini, ada nggak perannya orang, tenaga asing itu di PLN Disjaya?
Saksi (TTh)
: Orang asing biasanya tidak sampai turun kebawah pak. Jadinya orang asing yang ada di tempat saya, dia ada system analyst, programmer, dan lainnya. Manajemen yang atas pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PH (MI)
: Oh jadi kebawah itu tidak ada orang yang- (dipotong oleh Saksi TTh)
Saksi (TTh)
: Iya. Ada sekali-kali tapi nggak sering gitu pak. Cuma ngeliat aja.
PH (MI)
: Nah, kalau sekali-kali ini menghitung man month nya mereka bagaimana?
Saksi (TTh)
: Ah, sama aja. Dia nggak, dia kan ada, saya sendiri juga nggak tahu man month nya orang asing bagaimana, berapa dan bagaimana caranya, karen, tapi ada dia di set ada 2 orang tim saya, begitu aja. Ya kalo menurut- (dipotong PH MI)
PH (MI)
: Nggak, gini pertanyaan saya. Apakah saksi tahu seluruh pekerjaan atau apa yang dilakukan oleh tenaga ahli asing ini?
Saksi (TTh)
: Saya memberi tugas kerja, karena itu dibawah saya pak.
PH (MI)
: Oh jadi orang asing ini justru dibawah.. (dipotong saksi TTh)
Saksi (TTh)
: Iya, ada orang asing yang diatas saya tapi kalau yang dibawah saya, saya yang menugaskan.
PH (MI)
: Oke. Dan yang diatas saudara saksi?
Saksi (TTh)
: Ya itu dia di direksi, gitu.
PH (MI)
: Saya tanya lagi ya, mengenai soal man month ini tadi ya. Usulan awal mengenai man month itu siapa sih yang mengusulkan awalnya?
Saksi (TTh)
: Saya.
PH (MI)
: Oh saudara saksi? Itu bukan dari PLN?
Saksi (TTh)
: Itu ada kebutuhan untuk pengembangan, saya butuh orang beberapa untuk waktu tertentu, begitu. Itu yang saya ajukan di depan Netway gitu.
PH (MI)
: Nah kemudian menyampaikannya ke PLN seperti apa?
Saksi (TTh)
: Itu pemasaran pak, lain lagi.
PH (MI)
: Oh lain lagi? Saudara saksi tidak ikut urusannya?
Saksi (TTh)
: Kalau, kalau untuk membuat sistem seperti itu saya butuh apa dan butuh berapa orang, begitu pak.
PH (MI)
: Saya teruskan soal lain lagi ya pak. Tadi saudara saksi menyebut bahwa melakukan pendaftaran ke Dirjen HAKI mengenai SIMPEL RISI ini ya. Betul seperti itu pak?
Saksi (TTh)
: Bukan pak. MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PH (MI)
: Bukan? Apa yang saudara daftarkan ketika itu?
Saksi (TTh)
: Yang ingin dipatenkan didaftarkan ke Departmen HAKI itu adalah satu sistem pelayanan pelanggan yang kita punya pak. Itu namanya, belum ada nama sih waktu itu. Terus diusulkan namanya Netway CCBS, tadinya belum ada namanya. Jadi bukan SIMPEL RISI yang di patenkan. Gitu maksudnya.
PH (MI)
: Pertanyaan saya lebih lanjut. Itu akhirnya sudah terdaftar di Dirjen HAKI?
Saksi (TTh)
: Sudah terdaftar tapi saya sendiri nggak tahu statusnya bagaimana, saya nggak lihat.
PH (MI)
: Di dalam pendaftaran ini apakah saksi ingat ada perintah dari Pak Eddie Widiono?
Saksi (TTh)
: Tidak ada pak.
PH (MI)
: Tidak ada ya?
Saksi (TTh)
: Itu bukan pak. Yang mendaftarkan bukan saya, dan perintah siapa, nggak ada, ya kita ingin mendaftarkan aja begitu pak.
PH (MI)
: Seingat suadara saksi pendaftarannya itu sesudah perjanjian antara Disjaya dan Netway ditandatangani atau sebelum itu?
Saksi (TTh)
: Eh, kira-kira nya sih ide pendaftaran itu waktu kita gabung dengan SDI.
PH (MI)
: Kira-kira kapan itu? Sesudah ada project atau belum? Sesudah project bekerja belum?
Saksi (TTh)
: Belum ada pak.
PH (MI)
: Sebelum ada project pekerjaan CIS RISI ini saudara saksi sudah pernah mendaftarkannya, eh atau bukan saudara saksi- (dipotong Saksi TTh)
Saksi (TTh)
: Mestinya itu sudah mengurus pendaftaran.
PH (MI)
: Mestinya itu sudah mengurus pendaftaran itu?
Saksi (TTh)
: Iya.
PH (MI)
: Oke. Saya mau Tanya mengenai pertemuan-pertemuan atau meetingmeeting dengan pihak Disjaya ketika itu ya. Saksi ingat yang dari Netway siapa? Apakah saksi ikut serta?
PH (TTh)
: Dalam project CIS RISI saya hanya 2 pertemuan yang saya hadiri. Terutama sebagian besar yang saya hadiri urusan teknis rutin, itu di MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Bogor untuk menyusun PID dan di redo evaluasi, itu saja pak. Yang lainnya saya nggak ikut. PH (MI)
: Proposal awalnya itu seingat saksi yang menyusunnya itu siapa, termasuk yang menentukan atau mengusulkan man month itu siapa?
Saksi (TTh)
: Itu tim.
PH (MI)
: Tim Netway atau tim PLN?
Saksi (TTh)
: Tim Netway. Tapi kalau untuk urusan teknis ke saya. Jadi kegiatan teknis apa saja yang dilakukan, itu tim teknis di saya gitu ya.
PH (MI)
: Oh, kepada saudara saksi ya. Nah ketika itu menurut ingatan saudara saksi yang menjadi counterpart saudara saksi ini siapa?
Saksi (TTh)
: Counterpart di?
PH (MI)
: Dari Disjaya, PLN Disjaya.
Saksi (TTh)
: Oh, tim nya pak Pandu.
PH (MI)
: Oh tim nya pak Pandu ya? oke. Tadi saudara saksi ada mengatakan ada satu pertemuan dimana, di Bogor ya?
Saksi (TTh)
: Iya. Di pembentukan PID. Untuk menentukan PID tuh dokumen(dipotong PH MI)
PH (MI)
: Itu jaman Politeknik atau jaman Netway?
Saksi (TTh)
: Sudah awal-awal proyek CIS RISI Roll Out.
PH (MI)
: Jadi tahun 2000, tahun berapa itu?
Saksi (TTh)
: Tahun 2004 atau 2005 ya?
PH (MI)
: Tahun 2003?
Saksi (TTh)
: Bukan. Tahun, pas awal CIS RISI. Awal 2004 pak.
PH (MI)
: Awal 2004?
Saksi (TTh)
: Iya.
PH (MI)
: Sesudah perjanjian di tanda tangan?
Saksi (TTh)
: Sesudah.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PH (MI)
: Sesudah perjanjian di tanda tangan. Ketika sebelum perjanjian tersebut di tanda tangani, apakah saksi juga pernah mengikuti pertemuanpertemuan meeting-meeting dengan PLN?
Saksi (TTh)
: Pernah tapi beberapa kali, terus nggak ikut lagi gitu ya. Saya pernah ikut di Lembang cuma awal pertemuannya berbicara tentang Roll Out CIS RISI tapi terus nggak ada kabarnya lama, terus baru ketemu lagi tahun 2004 begitu pak.
PH (MI)
: Tadi saksi menyebut-nyebut bahwa ada man month yang ditambahkan ya tadi ya, untuk pekerjaan tertentu tadi ya.
Saksi (TTh)
: Tidak pak.
PH (MI)
: Siapa yang menyebut itu tadi? Pak Kahar ya? oke, saya kalau mengenai, oke saya terus ke Pak Kahar dulu ya. Pak Kahar, tadi saksi mengatakan ada soal penambahan man month tadi ya. Nah, ketika man month ini ditambahkan ini kan time sheet dibuat ya?
Saksi (KM)
: Iya pak.
PH (MI)
: Kemudian baru dicocokkan siapa yang mengerjakan apa? Dan berapa waktu kerjanya? Kan seperti itu?
Saksi (KM)
: Iya, betul pak.
PH (MI)
: Nah pertanyaan saya, apakah ketika time sheet ini saudara buat. dan ditambah dengan man month tadi, itu sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari PLN Disjaya?
Saksi (KM)
: Nggak ngerti maksud pertanyaannya bagaimana pak.
PH (MI)
: Begini, saudara saksi kan kalo yang akan melakukan penagihan kepada PLN Disjaya itu adalah bagian keuangan kan?
Saksi (KM)
: Iya.
PH (MI)
: Nah, ketika bagian keuangan itu akan menagih, yang diminta bahan penagihan kan kepada saudara saksi?
Saksi (KM)
: Betul.
PH (MI)
: Yang diminta itu adalah time sheet, kemudian orang yang bekerja, waktu kerjanya berapa lama sesuai dengan time sheet itu, iya kan?
Saksi (KM)
: Iya.
PH (MI)
: Nah yang menentukan jumlah atau angka yang ditagih kepada PLN Disjaya itu siapa? MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (KM)
: Berdasarkan time sheet tadi pak.
PH (MI)
: Berdasarkan time sheet.
Saksi (KM)
: Sedangkan time sheet sudah di tanda tangani oleh PLN, pak. Oleh Project Manager nya.
PH (MI)
: Oleh Project Manager-nya, ya. Kemudian jumlah tagihan yang akan ditagih itu?
Saksi (KM)
: Berdasarkan time sheet tadi pak.
PH (MI)
: Berdasarkan time sheet tadi. Jadi berapapun yang ditagih itu artinya sesuai menurut pengetahuan saudara saksi, menurut pengalaman saudara saksi, itu sesuai dengan yang dilakukan?
Saksi (KM)
: Berdasarkan rekapitulasi time sheet itu pak.
PH (MI)
: Berdasarkan rekapitulasi time sheet itu yang disampaikan kepada PLN.
Saksi (KM)
: Iya. Dimana rekapitulasi time sheet yang sudah ditanda tangani oleh Project Manager PLN.
PH (MI)
: Nah, selanjutnya sesudah itu baru kemudian itu dibayarkan kepada Netway?
Saksi (KM)
: Diajukan penagihan ke keuangan dulu pak nanti.
PH (MI)
: Diajukan penagihan ke keuangan kepada PLN ya?
Saksi (KM)
: Iya.
PH (MI)
: Dan oleh Pak Tumpak ini uang itu diterima dan pembagian gajinya itu Pak Tumpak ya, apakah itu memang sesuai dengan time sheet itu tadi atau ada aturan sendiri di Netway?
Saksi (TJP)
: Saya?
PH (MI)
: Iya.
Saksi (TJP)
: Makasih. Jadi tagihan adalah satu sisi yang berbeda bagi orang keuangan. Kami menagih ke PLN berdasarkan summary time sheet yang dibuat oleh orang project juga pemakaian BNLP, ada 2 yang ditagih ke PLN. BLP yaitu berdasarkan time sheet, BNLP berdasarkan invoiceinvoice vendor yang sudah disepakati di kontrak akan di reimburse ke PLN, itu kami tagih. Soal pembayaran gaji pegawai proyek, itu HRD punya kebijakan sendiri, jadi Pak Kahar gajinya berapa orang lain gajinya berapa itu diberikan ke orang keuangan, kami ajukan ke Direktur Keuangan disetujui, kami bayar. Itu sisi yang berbeda. Soal dananya MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
sebenarnya itu adalah dari tagihan CIS RISI, iya, karena Netway hanya punya proyek tunggal. Tapi kita tidak tidak mengkaitkan bahwa Pak Kahar ditagihkan ke PLN 10, Pak Kahar gajinya berapa, itu bagi keuangan hal yang sangat berbeda, itu hal yang terpisah. PH (MI)
: Oke. Justru itu yang saya ingin jelas ya. Kita ini ingin jelas, apakah yang harus, yang ditagihkan atas nama Pak Kahar ini dibayarkan kepada dia sesuai dengan yang ditagihkan itu?
Saksi (TJP)
: Tidak, saya bisa jawab tidak.
PH (MI)
: Itu tidak?
Saksi (TJP)
: Tidak.
PH (MI)
: Nah, pertanyaan saya. Apakah di dalam perjanjian ini, ini Pak Kahar ya.
Saksi (KM)
: Iya.
PH (MI)
: Apakah di dalam perjanjian ya, disebutkan bahwa hak orang atau man month ini tadi ya, itu lah yang akan diterima oleh orang itu sesuai dengan yang dibayar oleh PLN?
Saksi (KM)
: Tidak pak. Tidak, karena kan yang diterima orang itu kan take home pay nya dia pak, sedangkan yang dijual itu adalah nilai jual BLP nya pak. Disitu misalkan gaji saya 10 juta, mungkin take home pay 10 juta, mungkin man month-nya bisa dijual 30 juta, bisa begitu pak. Itu kan aturan Bapenas pak.
PH (MI)
: Nah faktor pengalihnya itu seperti apa sih pak?
Saksi (KM)
: Dinegosiasikan pak.
PH (MI)
: Oh, di negosiasi.
Saksi (KM)
: Iya, berapa kali dari gaji take home pay itu di negosiasikan. Bisa 2.65, 2.62, tapi misalnya orang PLN itu juga minta. Misalnya satu tempat itu misalkan man month-nya cuma 2 tapi dia real nya dia minta 3, nah kadang itu yang disebut Pak Teddy tadi yang tarif menarif itu, permintaan orang PLN itu. Man month orang yang diminta itu cuma 2.65 tapi di real nya ada 3 yang dia minta di lapangan. Seperti itu pak.
PH (MI)
: Nah, kepentingannya apa bahwa mesti 3 orang itu?
Saksi (KM)
: Orang PLN-nya ingin selamat pak, ingin save. Supaya kalau ada gangguan, ada 3 orang yang ngatasin pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PH (MI)
: Oke, oke. Jadi bukan karena disengaja?
Saksi (KM)
: Karena permintaan pak. Diminta biasanya, begitu. Pokoknya kami minta setiap UP disitu ada 3, begitu biasanya pak.
Hakim Ketua
: (suara Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)
PH (MI)
: Jadi saya ke Pak Purba lagi ya.
Saksi (TJP)
: Iya.
PH (MI)
: Tadi saudara saksi mengatakan soal tidak pernah mengetahui adanya pembagian deviden ya.
Saksi (TJP)
: Iya.
PH (MI)
: Sepanjang saudara saksi ingat, apakah saudara saksi pernah mengikuti RUPS PT.Netway ini?
Saksi (TJP)
: Tidak.
PH (MI)
: Oh, tidak pernah tahu?
Saksi (TJP)
: Tidak pernah.
PH (MI)
: Oke. Jadi pengetahuan saudara saksi bahwa pemegang saham membagibagi atau membuat kesepakatan di awal atau di belakang sesudah project ini selesai saudara saksi tidak pernah tahu?
Saksi (TJP)
: Saya tidak tahu kalau itu.
PH (MI)
: Jadi kebijakan-kebijakan pemegang saham mengenai pembagian uang saudara saksi tidak pernah tahu?
Saksi (TJP)
: Tidak tahu. Yang saya sebut tidak ada deviden pak. Saya membuat laporan keuangan PT. Netway, saya selalu menanda tangani voucher setiap pengeluaran uang. Tidak pernah ada instruksi ke saya untuk membayar deviden. Atas dasar itu saya menjawab tidak pernah ada pembayaran deviden. Di laporan keuangan itu yang kami buat itu, tidak ada pos pembayaran deviden.
PH (MI)
: Oke. Tetapi saudara saksi tidak pernah tahu apa kesepakatan pemegang saham?
Saksi (TJP)
: Saya tidak tahu kalau itu.
PH (MI)
: Oke, tidak tahu ya. Sementara dari saya cukup Yang Mulia. Diteruskan.
PH (MR)
: Terima kasih. Kepada Pak Tumpak dulu ya.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (TJP)
: Iya.
PH (MR)
: Pak Tumpak, tadi marketing expenses itu bapak terangkan untuk diberikan kepada orang PLN Disjaya ya.
Saksi (TJP)
: Iya.
PH (MR)
: Apakah marketing expenses itu yang dikeluarkan oleh Netway selalu diberikan kepada pemahaman atau pengetahuan saudara apa yang saudara ketahui selalu diberikan kepada PLN Disjaya?
Saksi (TJP)
: Tidak, jadi pertanyaan yang ke saya adalah uang marketing ini untuk apa. Ketika kita orang keuangan dimintakan duit “siapkan duit untuk marketing untuk PLN” kan itu bahasa yang nyampe ke kami. Itulah dasarnya saya menjawab... (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Bahwa apa yang dijawab didasarkan pada apa yang dimintakan atau dipesan oleh atasannya.
Saksi (TJP)
: Iya, betul.
Hakim Ketua
: Senyatanya apakah seperti itu dia tidak tahu.
Saksi (TJP)
: Iya, saya tidak tahu.
PH (MR)
: Karena yang di dalam BAP tadi kan yang selalu di ulang-ulang total jumlah pengeluaran pihak PLN Disjaya dan Tangerang ini kan saudara sendiri.. (dipotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Itu kan berdasar perintah atasannya tadi.
Saksi (TJP)
: Betul. Jumlah itu datang dari sudah ada di penyidik KPK, yang mengikatkan diri “apakah ini ikut?” “Iya.” Saya pernah ditanyakan, mana-mana saja voucher yang untuk membayar biaya marketing. Saya dikasih lihat lagi kepada saya, “ini”. Karena seperti yang saya bilang tadi, saya punya kode setiap transaksi itu. Dari nomer voucher nya itu saya bisa tebak itu transaksi apa.
Hakim Ketua
: (suara Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)
Saksi (TJP)
: Iya, kan saya punya kode SE, ME. Jadi kalo saya dikasih liat penyidik suatu buku besar apa, buku Ledger itu secara keseluruhan, ya, dengan mudah pasti saya cepat menemukan yang ini yang marketing. Lalu oleh penyidik diketiklah itu satu-persatu, memang saya tunjuk, “ini, ini, ini,” bagi saya tidak sulit mengidentifikasi itu, gitu.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PH (MR)
: Iya. Kemudian saudara di dalam BAP ini juga saudara jelaskan BAP nomor 6 ya, komponen marketing expenses antara lain biaya promosi seperti iklan, entertainment, donasi, biaya perjalanan, dan lain-lainnya.
Saksi (TJP)
: Iya.
PH (MR)
: Saudara sebutkan disitu.
Saksi (TJP)
: Betul.
PH (MR)
: Dan biaya maketing yang tadi saudara katakan diterangkan dari penyidik, apakah juga meliputi biaya promosi? Jelaskan deh itu, ada nggak biaya marketing expenses yang saudara keluarkan untuk keperluan promosi misalnya, atau donasi?
Saksi (TJP)
: Iya, begini pak. Di dalam laporan keuangan yang kami buat saya membagi kriteria biaya, group-group biaya. Ada yang namanya group biaya marketing, detail dibawahnya adalah biaya promosi, biaya iklan, biaya donasi, biaya sumbangan, itu saya anggap kelompoknya biaya marketing. Artinya ada juga yang kalau Netway bayar iklan, artinya real marketing, berarti masuk ke biaya marketing juga. Tapi biaya nya biaya yang kita suruh siapkan, untuk katanya untuk PLN ya disitu juga pak. Itu dasar saya menjawab pertanyaan itu. Kan pertanyaannya apa saja yang menjadi biaya marketing? Saya jelasin.
PH (MR)
: Ok. Untuk marketing expenses yang katanya untuk PLN Disjaya tadi disebutkan nggak saudara dari perintah Pak Ricky tadi, orang-orangnya siapa saja?
Saksi (TJP)
: Tidak, kita tidak pernah. Jadi bahkan secara guyon kita pernah nanya untuk apa sih, nah itu selalu menjadi top secret di dalam Netway.
PH (MR)
: Oh, gitu ya?
Saksi (TJP)
: Jadi makanya yang terima pun harus orang marketing.
PH (MR)
: Baik. Kemudian kepada Pak Tri ya, Pak Triheryadi ya. Pak Tri, sebenarnya inisiatif siapa ya pak untuk mendaftarkan masalah kepemilikan hak cipta, inisiatifnya dari siapa ya? Atau orang-orangnya siapa yang berinisiatif ya untuk mendaftarkan ini?
Saksi (TTh)
: Ya group Netway pak. Group Netway itu Pak Gani, Pak Bagja, saya, itu pak. Kita mempunyai sesuatu, kenapa nggak didaftarkan? bBgitu pak.
PH (MR)
: Maksudnya punya sesuatu itu seperti apa?
Saksi (TTh)
: Produk itu, CIS RISI itu.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Hakim Ketua
: SIMPEL RISI itu kan?
Saksi (TTh)
: Iya pak.
PH (MR)
: Oh, gitu ya? kemudian juga untuk Pak Kahar ya, ini ada tagihan yang diajukan oleh PT. Netway ya, sampai dengan bulan ke 22 untuk biaya langsung personil, mungkin bapak masih ingat. Ini ada untuk BS koordinator. Ini man month nya itu 481 ya, ini sejumlah 7 milyar 730 juta sekian, bapak masih ingat nggak itu, ada tagihan seperti itu?
Saksi (TTh)
: Kalau jumlahnya nggak ingat, tapi kalau pola nya mungkin saya masih ingat pak. Yang ada BS Koordinator itu adalah orang yang bertugas di lapangan pak.
PH (MR)
: Itu BS Koordinator sampai 481 man month nya? Masih ingat nggak? Kalau jumlahnya rupiah oke lah, tapi untuk orang nya ini ingat nggak?
Saksi (TTh)
: BS Koordinator itu mungkin begini pak, satu UP itu saya lupa itu ada berapa ya saya lupa, 35 mungkin, 35 UP, satu UP berarti satu BS Koordinator berarti satu bulan tiga man month, itu berarti di kali 24, berarti 1 bulan sekitar segitu pak.
PH (MR)
: Sekitar berapa?
Saksi (TTh)
: Berarti itu untuk BS Koordinator ya pak, satu UP satu, tiap bulannya berarti 35, saya lupa berapa tuh UP di Disjaya. Kalau 35 berarti 35 kali 24 pak, jadi segitu.
PH (MR)
: 35 dikali 24 ya?
Saksi (TTh)
: Iya. Tadi kan 35 man month per bulan pak.
PH (MR)
: Perbulan ya?
Saksi (TTh)
: Itu untuk BS Koordinator pak. Nah kalau digabung dengan BS Konsultan, namanya hampir sama tuh pak. Berarti tiga tuh pak. Iya, berarti 3 dikali 35 dikali 24.
PH (MR)
: BS Koordinator ini sampai tagihan Netway yang tadi saya sampaikan ini kepada PLN sampai bulan 22 adalah 481 ya, nah apakah dimungkinkan pak, misalnya man month nya kurang dari 481, tagihannya itu?
Saksi (TTh)
: Maksudnya tagihannya?
PH (MR)
: Iya.
Saksi (TTh)
: Mugkin aja pak. Mungkin aja, misalkan yang kita alokasikan misalkan 1 bulan itu 35 man month gitu pak ya, kalau n ada yang tidak disetujui MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
karena penggantian jadinya nggak jadi 35 mungkin saja pak. Saya lupa real nya, tapi mungkin saja. Artinya apa yang ditagihkan sesuai dengan time sheet tadi itu pak. Kan di setiap UP itu, di setiap cabang paling rendah itu ada absensi pak, namanya time sheet. Nah, time sheet itu dikumpulkan setiap bulan, di tanda tangani oleh Project Manager PLN, dikumpulkan di kantor proyek kita pak. Nanti direkapitulasi di kantor proyek kita, nanti baru kita kasih ke kantor pusat, baru dia yang bikin penagihan disana. Jadi dari bawah, dari absensi dibawah pak, penagihan itu kita buat. Jadi mungkin saja memang tidak cukup, jadi kurang dari situ bisa saja itu pak. PH (MR)
: Bisa saja?
Saksi (TTh)
: Iya, bisa saja tergantung absensi pak, time sheet tadi.
PH (MR)
: Hmm, tergantung absensi. Kemudian kalau misalnya apabila ini ada tagihan 481 untuk man month nya, kemudian ada perbandingan bahwa sebenarnya man month ini cukup dengan 48 gitu misalnya untuk tagihan Netway sampai dengan bulan ke 22, bisa nggak begitu?
Saksi (TTh)
: Mana mungkin pak. Karena kan orang PLN sendiri minta satu tempat itu minimal malah sampai 3 orang pak, jadi nggak mungkin pak. Sehingga yang diminta 3 orang harus standby terus disana, begitu loh. Berarti kalau misalkan 3 orang satu tempat, sedangkan PLN mempunyai 35 berarti 3 dikali 35 sama dengan 105, gitu pak. Itu kan permintaan. Bahkan kalau ada orang yang sakit dipararel dulu biasanya tuh, nah yang pararel itu biasanya nggak pernah dibayar sama Netway itu, padahal orangnya pararel, tapi tetep nggak pernah dibayar Netway disitu pak.
PH (MR)
: Iya, iya.
Hakim Ketua
: Penasehat Hukum cukup? Ada? Silahkan.
PH (MI)
: Sebentar, sebentar Yang Mulia. Saya masih kepada Pak Tumpak ya.
Saksi (TJP)
: Iya pak.
PH (MI)
: Menurut ingatannya ya, berapa sih keuntungannya PT.Netway ini selama 2 tahun? Ingat nggak?
Saksi (TJP)
: Saya tidak ingat persis. Cuma yang saya tahu dihitung-hitungan yang bisa saya ingat, tidak untung.
PH (MI)
: Tidak untung. Saksi ingat nggak berapa besarnya pembayaran pajak?
Saksi (TJP)
: Pembayaran pajak, ingat sih nggak. Nggak ingat.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PH (MI)
: Nggak ingat. Tapi pajak itu dibayar?
Saksi (TJP)
: Dibayar.
PH (MI)
: Oh dibayar. Nah, pertanyaan saya lebih lanjut mengenai marketing expenses ini tadi. Ini di dalam buku dihitung sebagai biaya atau dihitung sebagai apa?
Saksi (TJP)
: Sebagai biaya.
PH (MI)
: Oh sebagai biaya. Jadi biaya itu besar sekali ya.
Saksi (TJP)
: Iya.
PH (MI)
: Dengan biaya yang besar itu, ini jadi kecil keuntungan ya?
Saksi (TJP)
: Iya.
PH (MI)
: Begitu Pak Tumpak ya?
Saksi (TJP)
: Iya.
PH (MI)
: Kemudian ke Ibu Eva ya. satu aja pertanyaan saya, bu. Tadi Ibu Eva atas pertanyaan dari Jaksa Penuntut Umum tadi melihat dokumen waktu disodorkan ke penyidik.
Saksi (EI)
: Iya, betul.
PH (MI)
: Tahu nggak bahwa dokumen itu sama yang ditempat saudara saksi?
Saksi (EI)
: Saya tidak yakin. Karena saya tidak ingat dokumen yang di email itu apa. Artinya saya tidak tahu contents nya, pada saat itu saya tidak ingat sama sekali.
PH (MI)
: Sebelumnya saksi pernah melihat dokumen seperti itu?
Saksi (EI)
: Tidak pernah.
PH (MI)
: Oh, tidak pernah. Jadi baru melihat itu ketika sudah di KPK?
Saksi (EI)
: Iya, waktu penyidik menunjukkan pada saya, dibilang ini ada di email Bu Eva, ini kita print, jadi seperti itu.
PH (MI)
: Oke, kemudian Pak Tumpak lagi ya. Saya mau tanya soal aliran dana ini pak. Apakah dalam catatan saudara saksi ada dana ini yang mengalir kepada pejabat-pejabat PLN? Yang real, yang langsung ada tidak?
Saksi (TJP)
: Saya jamin tidak ada. Karena seperti yang saya bilang, selalu yang menerima uang dari orang keuangan adalah oknum itu... (dipotong Hakim Ketua) MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Hakim Ketua
: Awal sudah dijelaskan. Tanya yang langsung tanya, tidak ada. Kepada baik kepada terdakwa atau kepada orang-orang PLN dia tidak tahu. Karena dia menyerahkan uang kepada siapa yang memerintahkan ya.
PH (MI)
: Baik, dari saya cukup Yang Mulia.
PH (SFM)
: Satu aja Yang Mulia. Perlu ketegasan dari Pak Teddy. Pak Teddy, apakah Pak Teddy mengetahui atau pernah mendengar Gani Abdul Gani itu pernah diminta oleh Pak Eddie, untuk mendaftarkan SIMPEL RISI ke Dirjen HKI ?
Saksi (TTh)
: Tidak pernah pak.
PH (SFM)
: Cukup Yang Mulia.
Hakim Ketua
: Saudara terdakwa ada pertanyaan?
Terdakwa
: Saya ada pertanyaan sedikit Yang Mulia, khusus mengenai pembentukan man month tadi sudah disampaikan Pak Teddy, bahwa ada permintaan PLN, ya? Dan itu menyangkut man month untuk operation ya saya kira?
Saksi (TTh)
: Iya.
Terdakwa
: Bagaimana mengenai implementation support? Apakah ada permintaan dari PLN?
Saksi (TTh)
: Permintaannya adalah dalam bentuk SLA saja tadi.
Terdakwa
: Oh, oke. SLA lain lagi. Saya mau tanya lagi. Seperti yang tadi disebutkan satu atau dua orang per UP, itu kan untuk operational betul ya?
Saksi (TTh)
: Betul.
Terdakwa
: Oh, tiga orang berarti. Implementation support itu dalam bentuk SLA, betul kan?
Saksi (TTh)
: Iya.
Terdakwa
: Jadi terjemahan dari SLA.. (dipotong oleh saksi TTh)
Saksi (TTh)
: Seingat saya terjemahan dari man month.
Terdakwa
: Dilakukan oleh Netway?
Saksi (TTh)
: Netway.
Terdakwa
: Bagaimana mengenai hard desk?
Saksi (TTh)
: Hard desk maaf saya lupa. Sebentar. MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Terdakwa
: Apakah ada permintaan PLN?
Saksi (TTh)
: Tidak ada.
Terdakwa
: Bagaimana mengenai data center?
Saksi (TTh)
: Data center kita yang menentukan, bukan PLN.
Terdakwa
: Mengenai quality?
Saksi (TTh)
: Sama juga.
Terdakwa
: Mengenai management?
Saksi (TTh)
: itu diluar area saya.
Terdakwa
: Mengenai standardized CIS RISI additional features and maintenance?
Saksi (TTh)
: Itu juga.
Terdakwa
: Itu juga ada permintaan PLN berapa orang?
Saksi (TTh)
: Tidak ada.
Terdakwa
: Oh, tidak ada. Jadi angka-angka ini adalah terjemahan dari Netway atas SLA yang diminta oleh PLN?
Saksi (TTh)
: Iya.
Terdakwa
: Pertanyaan berikutnya adalah, apakah bapak dalam menentukan atau menerjemahkan SLA tadi,
Saksi (TTh)
: Iya.
Terdakwa
: Juga menarik pengalaman dari pengerjaan SIMPEL RISI yang ternyata agak berlarut-larut pada waktu itu?
Saksi (TTh)
: Iya.
Terdakwa
: Betul?
Saksi (TTh)
: Betul.
Terdakwa
: Baik, jadi ini dikerjakan Netway berdasarkan menarik pengalaman tersebut?
Saksi (TTh)
: Iya.
Terdakwa
: Terima kasih.
Hakim Ketua
: Ada barang bukti yang mau ditunjukkan? MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
(PU, Saksi-Saksi, Terdakwa, dan Penasehat Hukum mendatangi meja majelis) PU
: Saksi Eva. Saksi ya, ini BB 736.
Saksi (EI)
: Ini di clonning kan, bukan hard disk saya kan, ya.
PU
: Baik ya. Jadi ini juga sudah di ini. Ada laporan kegiatan forensik pengambilan data. Hasilnya ini tapi mungkin agak kecil ya.
Hakim Ketua
: Kalau tidak tahu bilang tidak tahu. Kalau tahu bilang tahu.
Saksi (EI)
: Oh iya.
PU
: Ini ada ke PLN 1, Rp. 2 milyar ya. Kemudian pak Margo Rp. 1 M dan pak Fahmi Mochtar Rp. 1 M. Pernah lihat ini?
Saksi (EI)
: Saya melihat di kantor penyidik.
PU
: Oke.
Hakim Ketua
: Di KPK ya. Baik.
PU
: Cukup yang Mulia untuk saksi ini. (Saksi Eva kembali ke tempat semula)
Hakim Ketua
: Selanjutnya siapa?
PU
: Pak Kahar. BB 599? Saksi tahu? Berita Acara Negosiasi Ulang.
Saksi (KM)
: Pernah lihat pak.
PU
: Pernah lihat ya?
Saksi (KM)
: Pernah lihat.
PU
: BB 599 saksi tahu. Kemudian BB 29? Surat penawaran? 7 September 2000, ke Margo Santoso.
Saksi (KM)
: Tidak tahu pak. Tahun 2000 saya belum ikut di kantor pusat.
Hakim Ketua
: Tidak tahu bilang tidak tahu.
Saksi (KM)
: Tidak tahu.
PU
: Tidak tahu ya. Baik. BB no. 20? Pengembangan SIMPEL RISI.
Saksi (KM)
: Tidak tahu juga.
PU
: Tidak tahu ya. BB no. 18? MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Saksi (KM)
: Tidak tahu.
PU
: Tidak tahu ya. BB 623? Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Outsourcing Roll-Out CIS RISI.
Hakim Ketua
: Isinya apa?
PU
: Ini bisa di buka ya. Berita Serah Terima. Fahmi Mochtar, pak.. (dipotong oleh Saksi KM)
Saksi (KM)
: Oh pernah.
PU
: Pernah ya. BB 623 saksi tahu. Kemudian BB 36? Berita Acara Negosiasi Harga? Pernah lihat? Hasilnya? Budi Harsono, Abdul Gani. Bisa dilihat dengan jelas pak?
Saksi (KM)
: Bisa. Tapi saya lihat kok ada paraf saya, makanya saya lihat benar. Pernah lihat.
PU
: Baik, BB 36 saksi tahu. BB 626 Berita Acara Serah Terima Terakhir? Pernah lihat?
Saksi (KM)
: Pernah lihat.
PU
: BB 102? Perjanjian Pemeliharaan SIMPEL RISI?
Saksi (KM)
: Pernah lihat.
PU
: Pernah ya. Ini juga ya? Ini juga membahas SIMPEL RISI.
Saksi (KM)
: Pernah.
PU
: Pernah ya. BB 103 saksi tahu. BB 102 saksi tahu. BB 107? Daftar folder pengurus outsourcing ini? Penunjukan langsung.
Saksi (KM)
: Tahu.
PU
: Tahu ya?
Saksi (KM)
: Tahu.
PU
: Baik. BB 595? Berita Acara Negosiasi Teknis?
Saksi (KM)
: Tahu.
PU
: Kahar Mulyani ya. Tanda tangan saksi ya. Baik. BB 92 Letter of Intent CIS RISI?
Saksi (KM)
: Tidak pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PU
: Tidak tahu ya. BB no. 8?
Saksi (KM)
: Tidak tahu juga.
PU
: Tidak tahu ya. BB no. 7 ini? Perjanjian kerja sama rencana induk?
Saksi (KM)
: Tidak tahu.
PU
: BB 105.1?
Saksi (KM)
: Tidak tahu.
PU
: Tidak tahu ya. BB 106, saksi tahu? Pernah lihat dokumen-dokumen ini?
Saksi (KM)
: Pernah.
PU
: Pernah. Baik ya. BB 106 saksi tahu. Sekarang pak Teddy. Pak Kahar, silahkan. (Saksi Kahar kembali ke tempat semula)
PU
: Pak Teddy, saksi tahu CD ini?
Saksi (TTh)
: Tahu.
PU
: Tahu ya. BB no. 711?
Saksi (TTh)
: Tidak tahu.
PU
: Tidak tahu. Baik. BB 741?
Saksi (TTh)
: Tidak tahu pak.
PU
: Ini, pengoperasian?
Saksi (TTh)
: Tidak pernah lihat.
PU
: Tidak tahu ya. Baik. BB 124? Saksi tahu surat ini?
Saksi (TTh)
: Tidak pernah melihat.
PU
: BB no. 6? Perjanjian kerja sama tahu ya?
Saksi (TTh)
: Iya.
PU
: Pak Tunggono. Benar ya?
Saksi (TTh)
: Ya.
PU
: BB no. 6 saksi tahu. BB 24, 26?
Saksi (TTh)
: Tahu. MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
PU
: Tahu ya. BB no. 104? Dokumen-dokumen pernah lihat?
Saksi (TTh)
: Belum pernah lihat. Lihat selewat pernah, tapi saya tidak daerah ini, jadi belum pernah lihat ini.
PU
: Tahu apa tidak?
Saksi (TTh)
: Bahwa ini ada, tahu.
PU
: Cukup pak. (Saksi TTh kembali ke tempat semula)
Hakim Ketua
: Pak Purba, barang buktinya ada yang mau ditunjukkan?
PU
: Sebentar pak. BB 446? Ini Ledger.
Saksi (TJP)
: Iya betul.
PU
: Tahu ya. Isinya tahu ya?
Saksi (TJP)
: Tahu.
PU
: Ada kode ME.
Saksi (TJP)
: Iya, tahu persis.
PU
: Kemudian ini, audited payroll, pernah lihat ini ya?
Saksi (TJP)
: Tidak, ini yang lama masih.
PU
: Tapi pernah lihat ini ya?
Saksi (TJP)
: Iya, sepintas pernah.
PU
: Baik, terima kasih yang Mulia.
Hakim Ketua
: Ya, silahkan duduk.
Hakim Ketua
: Silahkan duduk. (Saksi TJP, PU, Terdakwa dan Penasehat Hukum kembali ke tempat semula)
Hakim Ketua
: Saudara terdakwa, atas keterangan para saksi ini bagaimana? Ditanggapi dalam pembelaan?
Terdakwa
: Iya yang Mulia. Kami tanggapi dalam pembelaan.
Hakim Ketua
: Masih ada yang mau saudara-saudara sampaikan?
Saksi-saksi
: (Saksi-Saksi menggelengkan kepala) MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011
Hakim Ketua
: Silahkan meninggalkan ruang sidang. (Saksi-saksi meninggalkan ruang persidangan)
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 1 November 2011