lssN 1693-8917
JURNAT%
SAINTEK
Volume9, Nomor2, Desember2012
Analisa ProsesPengelasanPelat Baja ASTM ,4.283dalam Menimalisasi Distorsi Sudut (Analysis of WeldingProcessSteel Plate ASTM A283 in Minimizing distortion Angle) PenggunaanRefrigerant R-22 padaFreezer denganModifikasi Double Expansion Valve (The use of R-22 Refrigerant at Freezerwith Modified Double Expansion Valve) Simulasi SebaranPanasdi Muara Tawar Teluk Jakarta (Simulation of Thermal Distribution in Muara Tawar Jaknrta Bay) PerancanganKapal PenyeberanganKatamaran Sungai Bengawan Solo (Design of Catamaran Crossingat Bengawan Solo River) Environmental Health Risk Assesment(EHRA) Related Facilities and the Behavior of Residentsof Household waste (case study on RT 01 - RT 07, Rw IV and RT 04 - RT 06, Rw X, Karanglo Indah Housing, Balearjosari Village, Blimbing District, Malang - East Java) PengaruhPenambahanBahan Kapur dan Abu Sekam Padi sebagaiBahan Stabilisasi Tanahdi KecamatanBangorejo KabupatenBanyuwangi (Influence addition of WasteLimestoneand Dusty Chaff of Paddy as Stdbilization Materials of Lond in District of Bangorejo Sub-Provinceof Banyuwangi) Strategi Bioklimatik pada Rumah SederhanaSehatdi Lingkungan Permukiman padat (Bioclimatic Strategyon Healthy Afford^ableHouse in High Density Neighborhood Environment) Regenerasidan ResponsGerak Planaria (Regenerationand MovementResponsof Planarian)
o
Optimalisasi PemanfaatanHasil Pemurnian Garam Krosok secaraMekanis untuk Produk Pangan (Optimalization of Resuh of Salt Purification Use Mechanically for Food) PengaruhKelembapanUdara terhadapKualitas PengecatanThngki Muat Minyak Mentah pada Kapal Tanker (Humidity Effect on Quality Painting of Crude Oil Thnk Load on Tanker Ship) RancangBangun Alat Kontrol Kelembapandan Suhu Kumbung Jamur Tiram BerbasisFuzzy Logic (Design of Fuzzy I'ogic Based Controllersfor Humidity and Temperatureof Oyster Mushroom's Growing Room)
KoordinasiPerguruanTinggiSwasta(KOPERTIS) WilayahVll - Jawa Timur
J. Saintek
Vol.9
No.2
ISSN Hal.65-133 Surabaya Des 2012 1693-8917
ISSN:1693-8917
SAINTEK Jurnolllmiohllmu-ilmu Teknik don Rekoyoso
Volume 9, Nomor 2, Desember 2012 Diterbitkan oleh Kopertis Wilayah VII Jawa Timur sebagaiterbitan berkala yang menyajikan informasi dan analisis persoalanilmu-ilmu Teknik dan Rekayasa. Kajian ini bersifat ilmiah populer sebagai hasil pemikiran teoretik maupun penelitian empirik. Redaksi menerima karya ilmiah/hasil penelitian atau artikel, termasuk ide-ide pengembangandi bidang ilmu-ilmu Teknik dan Rekayasa.Untuk itu SAINTEK mengundangpara intelektual, ekspertis,praktisi, mahasiswaserta siapa saja berdialog dengan penuanganpemikiran secara bebas, kritis, kreatif, inovatif dan bertanggungjawab. Redaksi berhak menyingkat dan memperbaiki karangan itu sejauh tidak mengubah tujuan isinya. Tulisan-tulisan dalam artikel SAINTEK tidak selalu mencerminkan pandangan redaksi. Dilarang mengutip, menterjemahkan atau memperbanyakkecuali denganijin redaksi.
PELINDT]NG Koordinator Kopertis Wilayah VII Jawa Timur PENASEHAT SekretarisPelaksanaKopertis Wilayah VII Jawa Timur PEMIMPINREDAKSI Dra. Ec. Purwo Bekti, M.Si WAKIL PEMIMPINREDAKSI Dra. Ec. Indratiningsih, MM SEKRETARISREDAKSI Suyono,S.Sos PENYT]NTING Prof. Dr. H. Nadjadji Anwar, M.Sc Prof. Dr. Ir. Achmadi Susilo, M.S Dr. Yulfiah Dr. k Hj. Retno Hastijanti,M.S Drs. Antok Supriyanto, M.MT REDAKSIPELAKSANA Adi Palupi Yulianto, S.Sos TATAUSAHA/SIRKT]LASI/IKLAN Doni Ardianto, ST., Suhari s.Sos., Drs. Ec. Totok Edy Cahyanto, Sutinah, wiria pramudia, SE
Alamat Redaksi: Kantor Kopertis Wilayah Vtr (Sub Bagian Kelembagaan)Jawa Timur Jl. Dr. Ir. H. SoekarnoNo. 177 Surabaya Telp. (031) 5925418-19,594'1413, Fax. (031) 5947479 Situs Web: http//www.kopertis7.go.id, E-mail : ksbkl @kopertisT.go.id
ISSN:1693-89I7
SAINTEK Teknik Jurnolllmiohllmu-ilmu don Rekoyoso
Volume9. Nomor2. Desember2012
DAFTAR ISI (CONZENZS) Halaman (Page) l.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Analisa ProsesPengelasanPelatBaja ASTM A283 dalam MenimalisasiDistorsi Sudut (Analysis of WeldingProcess SteelPlate ASTM A283 in Minimizing distortion Angle) Mochamad Mas'ud
65Jl
PenggunaanRefrigerant R-22 padaFreezerdenganModifikasi Double Expansion Valve (The use of R-22 Refrigerant at Freezer with Modified Double Expansion Valve) Urip Prayogi.,.................
72-76
Simulasi SebaranPanasdi Muara Tawar Teluk Jakarta (Simulation of Thermal Distribution in Muara Tawar Jakarta Bay) Engki A. Kisnarti .........:...........
77-81
PerancanganKapal PenyeberanganKatamaran Sungai Bengawan Solo (Design of Catamaran Crossing at Bengawan Solo River) Pramudya Imawan Santosa
82-91
Environmental Health Risk Assesment(EHRA) RelatedFacilities and the Behavior of Residents of HouseholdWaste(CaseStudy on RT 01 - RT 07, RW IV and RT 04 - RT 06, RW X, Karanglo Indah Housing, Balearjosari Village, Blimbing District, Malang - East Java) Sunik dan Hermanto Sitatahi
92-96
PengaruhPenambahanBahan Kapur dan Abu Sekam Padi sebagaiBahan Stabilisasi Tanah di KecamatanBangorejo KabupatenBanyuwangi (Influence addition of WasteLimestone and Dusty Chaff of Paddy as Stabilization Materials of Land in District of Bangorejo Sub-Provinceof Banyuwangi) Heri Sujatmiko...............
97-102
Strategi Bioklimatik pada Rumah SederhanaSehatdi Lingkungan Permukiman Padat (Bioclimatic Stategy on Healthy Affordable House in High Density Neighborhood Environment) Failasuf Herman Hendra ..
103-109
Regenerasidan ResponsGerak Planaria (Regenerationand Movement Responsof Planarian) Susintowati.
110-114
Optimalisasi PemanfaatanHasil Pemurnian Garam Krosok secaraMekanis untuk Produk Pangan (Optimalization of Result of Salt Purification Use Mechanically for Food) Wahyu Sulistyowati, Titiek Indhira A, Bagiyo Suwasono,Nodi Marefanda........................ ll5-122
DicetakolehQtrintedby):AirlanggaUniversityPress.(147/ll.l2/AUP-A7E). KampusC Unair,MulyorejoSurabaya 60115,Indonesia. Fax.(031)5992248.E-mail:
[email protected]; Telp.(031)5992246,5992247,
[email protected] jawabAUP penulisan(isi) di luar tanggung Kesalahan
115
Optima{isasi Pemanfaatan HasilPemurnian GaramKrosoksecara MekanisuntukProdukPangan (Optimalization of Resultof SaltPurification Use Mechanically for Food) Wahyu Sulistyowati*), Titiek Indhira A*), Bagiyo Suwasono**), Nodi Marefanda***) x) staf dosen Prodi Perikanan FTTK - UHT **) staf dosen Prodi Teknik PerkapalanFIIK - UHT t **) alumni FIIK - UHT S, Jurusan Perikanan, Fak. Teknik & IlmuKelautan, Universitas HangTuah, Surabaya, hp0812 166 7157, e mail: suliswahyu@gmail. ::;*.rr"
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik garam yang dihasilkan dengan metode mekanisasi di mini plant pemurnian garam kerjasama UHT dan Kementrian Kelautan Perikananyang berlokasi di Paciran, lttmongan. Garam tersebut bermerk Samudra. Hasil penelitian mendapatkan bahwa garam merk Samudra sebagai garam hasil uji coba dengan proses mekanis memiliki karakteristik yaitu kadar air 2,52Vo,aw 0,671, derajat putih 63,80Vo,NaCl 95,89Vo,dan kandungan logam elan unsur yang masih di bawah ambang batas SNI. Karakteristik tersebut menyamai garam konsumsi untuk banyak parameter, dan tebih baik daripada garam krosok hasil produksi tradisional. Harga garam Samudra relatif lebih rendah dari garam konsumsi hasil produksi di industri. Dengan demikian proses pemurnian yang diuji di mini plant layak untuk diterapkan di daerah lain, sehingga produksi garam dalam negri dapat ditingkatkan. Kata kunci: garam, garam Samudra,pemurnian garam
ABSTRACT This study aimed to find out the characteristics of the salt produced from crude salt in mini plant of UHT located in Paciran, lnmongan, cooperation with Ministry of Marine Affairs and Fisheries. It's brand is Samudra. The resultsfound that Samudra salt has characteristics:2.52Vo moisture content, aw 0.671, whiteness 63.80Vo,Sodium Chloride (NaCt) 95,85Vo,while metal content and other impurities are still below of SNI threshold. These characteristics are similar with commercial salt for comsumptionfor many parameters, and better than crude salt in traditional production. Price of Samudra is relatively lower than commercial salt which produced in industry. Thus the process of puification which tried in mini plant feasible to be applied in other areas, in order to increase national salt production. Keywords: salt, Samudra salt, salt purification
PENDAHULUAN Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun usaha meningkatkan produksi garam belum diminati, termasuk usaha meningkatkan kualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhangaram dengankualitas baik yaitu dengan sedikit cemaran kalsium dan magnesium banyak diimpor dari luar negeri, terutama dalam hal ini garam beryodium serta garam konsumsi (Purbani D, BRKP). Garam di Indonesia masih menjadi masalah nasional dimana kebutuhan terus meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan industri, sementaralahan areal penggaraman semakin terbatas karena banyak lahan penggaraman dijadikan lahan pergudangan dan perumahan sedang pembukaan lahan baru memerlukan biaya tinggi (Mahdi A., 2009). Mengingat tidak seimbangnyaantarapeningkatankebutuhangaram dengan
potensi produksi maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana meningkat potensi produksi dan kualitas garam nasional. Garam merk Samudra yang digunakan dalam penelitian ini merupakan garam yang diproduksi oleh pengurusPondok PesantrenSunan Drajat yang bekerja sama dengan Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah, Surabayadan Balitbang Kementrian Kelautan Perikanan (KKP). Garam tersebut sebagai hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dalam upaya meningkatkan kadar NaCl garam melalui mekanisasi proses produksinya. Hal ini dimaksudkan sebagai proyek percontohan untuk dikembangkan di daerah lain sehingga nantinya dapat diproduksi secara massal dan mampu berdaya saing dengan garam impor (Hendrajana& Bagio, 2010). Tirjuan Penelitian .f. Mengetahui karakteristik garam yang dihasilkan denganmetode mekanisasifi siko-kimiawi.
Jurnal Saintek,Vol. 9. No. 2 Desember2012: 11-a-122
116 METODE PENELITIAN Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian dapat disambarkan seperti berikut: {F*w*fi
$!--Kemumianoeram<
:i
$i-.itpu,ities;
i*
fr****ryT Mutugarampada l!
Menyiapkan petakan tanah, permukaannyadilaburi dengan lumpur
i{
fr;.,,,-."-*,,*"r$ ./
_l F"*""** -.kretin | -.hiperthyroid |
J
I I
Sebelumair laut laut dimasukkanke dalampetakanlahan,terlebihdahulu padamediayang air laut diendapkan lain + I bulanagarmenjadiair tua
\ Mutuilmberdaya I I < manusra | I
F,"r,"*;-l nasional turun I
I
I
-t-[-----l;;;__l
I t"t"h.n.np"ng"nI nasional I I
Air tua dimasukkanke petakanyang sudah disiapkan
air Dalamwaktusatuminggu, dan tuatadiakanmengkristal siapuntukdipanen.
Gambar 1. Kerangkakonseptualpenelitian Keterangan -+ : alur permasalahan : introduksiperlakuan Q " :liti : vanabelyang ortc El Pada penelitian ini garam hasil penelitian sebelumnya menggunakanmetode mekanis, yaitu garam denganmerk Samudra,diuji sifat fisik dan kimianya,lalu dibandingkan dengangaram konvensionalyang beredar. Garam merk Samudra, garam rakyat, Sampel garam konsumsi 3 kali IJlangan Sifat fisika (derajat putih), Pengujian Sifat kimia (kadar NaCl, kadar air, aw, kadar cemaran) Aspek ekonomi (harga penjualan) Analisis data Analvsis of varians
HASIL DAN PEMBAHASAN ProsesProduksi Garam Krosok Bagan alir proses produksi garam krosok disajikan pada garnbar 2. Bagan alir pembuatan garam krosok terdiri dari langkah-langkah proses pemompaan air laut yang akan dijadikan menjadi garam dan air laut tersebut dialiri ke dalam petakan tanah yang sudah dipersiapkan, permukaan tanah di laburi dengan lumpur kemudian dipadatkan menggunakan alat gilingan tanah, setelah
G u d a npge n y i m p a n a n
Gambar 2. Baganalir prosesproduksigaramkrosok(Sumber: BapakRidwandanFaiz,petanigaramkrosokKab. Gresik) itu lahan dikeringkan dengan memanfaatkan panas dari terik matahari (ika tanah masih tampak berongga maka tanah dilaburi lumpur lagi hingga tidak ada rongga pada tanah lahan). Setelah media tanah dirasa benar-benar kering dan padat (tanpa rongga) maka media siap di masuki air laut, tetapi sebelum air laut dimasukkan ke dalam petakan lahan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu air laut di endapkanpada media yang lain sekitar I bulan sebelum dialirkan kepetakan (menjadi air tuah), air tua dari endapanair laut di petakan lain dipompa dan dimasukkan ke media petakan yang sudah disiapkan kemudian dikeringkan dengan bantuan matahari selama satu minggu. Air yang sudah mengkristal diserok dan telah siap untuk dipanen. Mahdi A (2009) menyebutkankualitas garam nasional umumnya kurang memenuhi syarat sebagai garam konsumsi karena kandungan NaCl nya kurang dari97Vo, disisi lain masih rendahnya kualitas kebersihan garam untuk dikonsumsi sebagaimakanan.Hal ini menyebabkan garam nasional kurang menarik jika dibandingkan dengan garam impor utamanya garam yang berasal dari Australia yang mempunyai kualitas jauh lebih baik.
HasilPemurnian GaramKr*sok Fsmanfastan *kk.: Sptimalisasi Sulistyowaii, I
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh para petani garam untuk meningkatkan potensi dan kualitas produksinya adalah: a) Peningkatankecepatanpenguapanair laut. b) Penurunanresapantanah c). Pengaturankonsentrasipengkristalan garam d) Perbaikan cara pengolahantanah. e) Penggunaanteknologi baru dalam produksi. Cara pungutan garam yang selama ini dipungut dengan cara dikais dan dipikul dengan alat sorkot dan alat pikul memungkinkan diganti dengan teknologi baru dengan peralatan yang lebih modern. PT. Garam pemah melakukan uji coba pungutan garam dengan sistem sedot kristal menggunakan pompa slurry, namun karena penggunaanalat tersebutmengalami kendala operasional maka penggunaanalat tersebuttidak dilanjutkan. Namun demikian pandangan masyarakat saat ini bahwa produksi garam dianggap sebagai industri yang kurang menguntungkankarena tidak memerlukan tingkat keahlian apapun. Pandangan ini tumbuh dari kenyataan yang ada terutama apabila dihubungkan dengan pengolahan air laut menjadi garam oleh petani garam tradisional konvensional yang kurang memanfaatkan kaidah-kaidah ilmiah tersebut di atas. Kebiasaan yang didasarkan pada keadaan alamiah dan terasa santai akan menghasilkan produk yang tidak bermutu dan tidak seimbang dengan perolehan hasil yang didapat. Maka perlu mengubah kebiasaan masyarakat tani kita dari pengendalian yang bersifat alamiah dengan menjadi pengendalian yang menerapkan kaidah ilmiah dalam memproduksi garamnya. ProsesProduksi Garam Merk Samudra Bagan alir proses produksi Garam merk samudra disajikan pada gambar 3. Bagan alir pembuatan Garam merk Samudrapada awalnya sama dengan garam krosok, namun yang membedakan hanya air tua yang telah menjadi garam digunakan lagi untuk mencuci garam menggunakanwashing tank dan garam yang telah dicuci diendapkan dalam wadah besek, hasil endapankemudian dimasukkan kedalam mesin spiner untuk mengurangi kadar air pada garam dan garam dari spiner dikeringkan lagi pada terik matahari selama satu hari yang kemudian hasilnya telah siap untuk dipasarkan. Gambar 4 menunjukkan tempat produksi garam merk Samudra di mini plant dan contoh garam merk Samudra dalam kemasan. Sedang gambar 5 menunjukkan sampel garam merk Samudrayang dianalisa.
117
yang dicucijuga mempengaruhi efektifitaspenghilangan kandunganCa, Mg dan zat-zat pereduksi.Hal ini luaspermukaankontak karenabertambahnya disebabkan air pencucidenganpermukaangarap.
Menyiapkan petakantanah, permukaannyadilaburi dengan lumpur
lahan Pengeringan
Sebelumair laut laut dimasukkanke dalam petakanlahan, terlebih dahulu air laut diendapkanpada media yang lain + 1 bulan agar meniadi air tua Air tua dimasukkanke petakanyang sudah disiapkan
Dalamwaktusatuminggu,air aa l n t u a t a d i a k a nm e n g k r i s t d s i a pu n t u kd i p a n e n .
Mesinpenggiling ( h a m m em r ill) garam Pencucian denganwashingtank
kadarair)dan Mesinspiner(mengurangi dalamwajan susanyadisangrai
lagi Garamdikeringkan dalambesek
ProsesProduksi Garam Konsumsi Bagan alir proses produksi garam konsumsi disajikan pada gambar6 dan'l. Menurut Nelson Saksono(2002) menunjukkan bahwa proses pencucian dapat mempengaruhi komposisi garam. Persen Mg yang hilang akibat pencucian akan lebih besar dibandingkan dengan Ca. Ukuran partikel garam
Siapuntukdipasarkan Gambar 3. Baganalir prosesproduksiGarammerk Samudra ( S u m b e r :P r o d u s e nG a r a m m e r k S a m u d r a , Lamongan)
118
Vul.9. No.? **s*mber?01P:115 121 Jurnal$aintek.
Gambar4.ProduksiGaramMerkSamudradanContohKemasanGaram r-.--l
l- ""*l'1
tr{ad*k.i'Roz**:tlr {3e.:rap*n}
|
at*u 3-3"58r:
Salhrltas351<xr @
rg;$ AiI Laut
Partikclll.rllrptlr) iPen5le:ndapan Salinift5S,lrno t&
iit*n 5-10Se
Fenriniharl I {serapan* e*tlapan}
Pi:nrinih;rn ll {;rrapzur+ entlapnn} t{aCl r$89ii NaCl>97?, Fia{lltere*daphan ??%
Gambar 5. SampelGaramMerk SamudrayangDianalisa
Pencucian dengan air bersih dan larutan garam tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap kandungan Ca dan Mg. Sedangkanuntuk kandungan zat pereduksi, pencucian dengan menggunakan air bersih lebih baik dibanding larutan garam, namun hal tersebut akan mengakibatkankehilangan garam yang cukup besar selamaprosesPencucian. Pencucian dengan menggunakan larutan garam, menunjukkan bahwa semakin rendah konsentrasi larutan garam, maka semakin efektif dalam menghilangkan senyawa Mg dalam garam' Namun kehilangan garam juga semakin besar (18.6%o).Sedangkanuntuk larutan pencuci dengan menggunakan air bersih, maka semakin tinggi rasio volume air dan garam akan semakin efektif untuk menghilangkan Mg. Namun dari segi kehilangan garamnya pun paling besat (39,4V0), dibandingkan pencucian denganair bersih lainnya. Semakin tinggi kandungan Ca dan Mg dalam garam, maka terdapat kecenderungan semakin tinggi pula kemampuan garam tersebut menyerap air. Namun untuk penurunanpH, kecenderungantersebuttidak cukupjelas'
Bitt*r'n {.5e*yawa}lg} rNirCara:r:Z$8e
llih*ang
Gambar 6. Bagan Proses PembuatanGaram Evaporasi Kadar NaCl Tinggi Sumber: PT GARAM, 2000
Airlagt AiqE Jaot
.:.
*-\
srmgcr 11i0aE
Fmi*ho $;nFmgupan dmaml+rydrryla P oged:panFEiQCAC03 da*Ca$Q 2H$
/-\ i 2PS ilejaeanr{ l'4e1a kukllsi
--\ .A:r8itm :2tr&, dibmtg Tinfivmn Grdm:$
ilildang P*nymparen
Garamdi LapanganSumber:PT Gambar 7. ProsesPembuatan GARAM,2OOO Karakteristik Garam Hasil analisis garam merk samudra menunjukkan karakteristik seperti disajikan pada Tabel 1' Bila dibandingkan dengan persyaratan SNI untuk gatam
S*listy*wati, clkk.:*p:tim*lisasi Psmanfaaten l-lasilPemurnisn **ram Kr*s*k sepertitersajirpada tabel 2 makagarammerk Samudra telahmemenuhiketentuantersebut.
Tabel 1. KarakteristikGaramMerk Samudra Karakteristik I Air 2Aw 3 NaCl 4 Derajatputih 5Mg 6Na 7Ca 8Pb Pb *)
No
Satuan Vo
9Hg Hg *) 10 As (Arsen) As *) 11 J, sebagai KI 12 Cu (Tembaga)
cu *) 13 Fe 14 Zn*) 15 Sn (Tin)*)
Va Vo ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm Vo ppm ppm ppm ppm ppm
Sd (+)
Nilai )5)
0,671 95,89 63,80 47,69 27,56 40,60 5,69 1,54 0,0000 < 0,001 0,0000 0,007 32,76 0,0000 9,5 226,87 0,3 < 0,1
1,76 0,02
2
Satuan Persyaratan Vo maks.7 Kadar NaCl (natrium klorida) Vo min 94 dihitung dari jumlah klorida (Cl-) (b/b) adbk
4
Yodiumdihitungsebagai kalium iodat (KIO3) adbk
5
Cemaran logam:
5.1
Kadmium (Cd)
5.2
Timbal (Pb)
5.3
Raksa(Hg)
6
Cemaran Arsen(As)
%
maks0,5
mg/kg min 30
mg/kg mg/kg mglkg mg/kg
Ket: notasi berbedamenunjukkan perbedaannyatapada a 5Vo
0,00
JenisUji
Bagian yang tidak larut dalam air (b/b) adbk
Kadar Air (7o) 2,52+ 1,76u 7,00r 1,00b 0,21+ 0,09u
13,48 0,32
Kadar air (HrO) (b/b)
3
Jenisgaram Merk Samudra Krosok Konsumsi
2,69 15,16 ? qsn
Tabel2. SyaratMutu Garam KonsumsiMenurut SNI 3556-2010 I
Tabel3. TabelHasilAnalisisKadarAir padaGaram
) )9.
*): pemeriksaandi Sucofindo, certified
No
119
maks0,5 maks10,0 maks0,1 maks0,1
CATIflAN 1 b/b adalahbobot/bobot CATIfIAN 2 adbk adalah atas dasarbawah kerins
Kadar Air pada Garam Pengukuran kadar air terhadap garam sampel dari Garam merk samudra. industri dan krosok dilakukan menggunakan Infrared Moisture Balance. Hasil uji menunjukkan bahwa ketiga jenis garam memiliki kadar air yang berbeda(sig = 9,991;. Tabel 3 menunjukkan data hasil analisakadar air. Garam yang dianalisadapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. JenisGaramyangDianalisa Rendahnya kadar air garam konsumsi diduga karena proses pengolahannyayang sudah lebih modern, ukuran kristal garam konsumsi yang lebih kecil sehingga penguapan air dalam garam akan lebih cepat dan dalam proses pengeringan dalam garam konsumsi dilakukan lebih dari satu kali. Sedangkan garam krosok memiliki ukuran kristal garam yang lebih besar sehingga sulit kering saat penjemuran selain itu proses pengeringan yang bergantung pada matahari merupakan faktor pembatas untuk menghasilkan garam dengan kadar air yang rendah. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkanmudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk berkembangbiak, sehinggaakan terjadi perubahanpangan (Winarno, 1991dalam Wiryadi, 2008). Namun, pada garam karena Cl- bersifat toksik maka tidak berkaitan dengandaya awet garam, tapi berkaitan dengan sifat higroskopis garam. Pada SNI 01-3556-2010batas maksimal kadar air pada garam sebanyak 7Vo sehingga garam bisa disimpan lebih baik dan lebih lama. Dari hasil penelitian hanya garam krosok yang beberapa sampel kadar airnya tidak memenuhi SNI. Aktivitas Air (A*) Garam Pengukuran aktivitas air terhadap Garam merk samudra, industri dan krosok dilakukan menggunakan Rotronic Hygroscop. Hasil analisis of varians menunjukkan bahwa ketiga jenis garam tersebutmemiliki nilai aw berbeda(sig = 6,629). Data nilai aw disajikan pada Tabel 4.
Jurnai$ai*tek,V*1.$. Nr:.* iles*mber *01t: 115 l2?
120 Tabel4. Hasila{nalisisAktivitasAir (,\) Garam Jenisgaram Merk Samudra Krosok Konsumsi
Rata-rata A* 0,671+ 0,02b 0,675+ 0,01b 0,620+ 0,01n
Ket: notasi berbeda menunjukkan perbedaannyatapada a 57o
Data dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa d garam konsumsi lebih rendah dibandingkan dengan dua jenis garam yang lain. Hal ini bisa disebabkan karena proses pengolahan/pengeringanyang dilakukan telah baik dan menguapkan sebagianbesar air tipe 3. Setelah air tua mengkristal kemudian garam dijemur diterik matahari dan setelah itu garam dimasukkan ke mesin kristalisasi yang bertujuan untuk menghaluskan kristal garam dan selanjutnya dimasukkan ke mesin pengering sehingga aktivitas air akan menurun.
Kadar NaCl Garam
Derajat Putih pada Garam Pengukuranwarna secaraobjektifpada produk pangan adalah penting dilakukan karena warna merupakan daya tarik utama sebelum konsumen mengenal dan menyukai sifat-sifat lainnya. Pengukuran derajat putih dilakukan menggunakan Color Reader (Yuwono dan Susanto, 1998), hasil pengukuran selanjutnya dibandingkan dengan derajat putih BaSOa. Hasil analisis of varians menunjukkan bahwa ketiga jenis garam tersebutmemiliki nilai derajat putih yang berbeda (sig = 0,000)' Data derajat putih garam disajikan pada Tabel 5-
Tabel 5. Hasil Analisis Derajat Putih PadaGaram .Ienisgaram Merk Samudra Krosok Konsumsi
merk samudra masih bersifat semi konvensional yaitu proses penirisan dengan spiner yang kurang sempurna sehinggga dalam prakteknya untuk menurunkan kadar air masih harus disangrai terlebih dahulu' Proses sangrai yaitu pemanasangaram dalam wajan besar di atas tungku api (kompor), jika api terlalu besar dapat menyebabkan warna garam agak krem karena oksidasi besi yang dikandungnya. Selain itu proses pengeringanyang masih mengandalkan sinar matahari menjadi faktor pembatas untuk menghasilkan garam yang lebih putih karena proses oksidasi. Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa garam Samudramengandung Fe 226,78 ppm' Ukuran kristal atau butiran juga dapat mempengaruhi derajat putih pada bahan. Butiran garam krosok yang lebih besar memungkinkan kandungan impurities yang lebih besar sehingga deraiat putih garam krosok paling kecil di antara sampel yang diteliti.
Derajat Putih (7o) 63,80* 2,69b 52,23+ 2,53" 7 0 , 0 6= 2 , 2 1u
nyatapadau 5Vo perbedaan Ket: notasiberbedamenunjukkan Data dalam Tabel 5 menunjukkan bahwa garam konsumsi memiliki derajat putih paling tinggi. Menurut Afriwanty (2008), derajat putih suatu bahan atau produk ditentukan oleh tingkat pencucian dan penyaringan' Dalam produksi garam krosok, air laut langsung diisikan ke dalam tambak-tambak garam tanpa melalui proses penyaringan dan pencucian sehinggaderajat putih garam krosok relatif lebih rendah. Tingginya derajat putih garam konsumsi dikarenakan teknologi yang digunakan telah menggunakan mesin pencuci untuk membersihkan garam, dari bagan alir produksi garam konsumsi (Gambar 6) setelah air tua mengkristal/menjadi garam kemudian garam tersebut dimasukkan ke mesin pencucian I dan II sehingga pada proses ini garam akan lebih bersih dan tampak lebih putih. Sedangkan garam merk Samudra memiliki derajat putih lebih rendah karena proses pengolahan garam
Analisa kandungan NaCl pada garam merk samudra, industri dan krosok dilakukan untuk melihat tingkat kemurnian garam. Pengukuran kandungan NaCl dilakukan menggunakan metode Argentometri (Mohr dalam Julisty, 2010). Hasil qnalisis of varians menunjukkan bahwa ketiga jenis garam memiliki kandungan NaCl yang berbeda (sig = 6,992;. Data hasil analisakandunganNaCl disajikan pada Tabel 6.
Thbel6. Hasil Analisis Kandungan NaCl pada Garam Jenisgaram Merk Samudra Krosok Konsumsi
Rata-rataNaCl (7o) 95,89+ 2,28u 8 8 , 2 8t 1 , 3 3b 94,63+ 0,7'1u
nyatapadaa 5Vo perbedaan Ket: notasiberbedamenunjukkan Data dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa kandungan NaCl pada Garam merk Samudra sama dengan garam konsumsi, hal ini dimungkinkan karena proses pemurnian yang diupayakan optimal, yaitu setelahproses penggilingan dalam hammer mill kemudian garam dicuci dengan menggunakan washing tank untuk memisahkan impurities seperti Ca, Mg, Fe dan sulfat. Air tua yang dihasilkan memiliki 25oBe digunakan untuk mencuci garam lagi dalam washing tank dimana dalam penelitian sebelumnyahal demikian dapat meningkatkan kemurnian garam. Garam merk Samudra dan garam konsumsi dari 3 merk yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kandungan NaCl sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam SNI, yaitu minimal 94Vo. Dengan teknologi pencucian dan pengeringan yang dikembangkan di unit mini plant garam Samudra maka telah dapat menghasilkan kemurnian garam yang diharapkan untuk kebutuhangaram konsumsi atau garam dapur.
$i:listvnwati, dkk.:Optimalisasi Femanfastan l"'iasil Pemurr:i*n GaramKr*s*k SementarapituWilarso (1996) menyebutkan bahwa hampir semua pabrik garam tidak melakukan kontrol terhadap kondisi air pencuci baik kepekatannyamaupun kejernihannya, sehingga larutan yang terlalu pekat dan kotor masih terus dipakai dapat mengakibatkan kadar NaCl dalam garam hasil cucian tidak dapat mencapai standar Logam Berat dan Unsur pada Garam Analisa logam berat dan unsur Mg, Ca, dan Na pada garam merk samudra, industri dan krosok dilakukan untuk melihat banyaknya unsur-unsur tersebut dalam garam. Pengukuranunsur kimia dilakukan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Hasil analisis of varians menunjukkan bahwa ketiga perlakuan yaitu garam merk samudra, krosok dan industri tidak berbeda kandungan logam berat dan unsur kimianya dengan nilai signifikansi berturut-turut adalah Pb: sig = 0,474,Mg: sig = Q,762,Ca: Sig = 0,278,Na: Sig = 0,148. Data hasil analisa disajikan pada Tabel 7 dan 8.
Tabel T. Hasil Analisis Logam Berat pada Garam Jenisgaram
Rata-rata logam berat (ppm)
Merk Samudra Krosok Konsumsi
Pb (Timbal)
5,69x.0,32 5RO+O??
5,49t 0,18
Hg (Raksa)
0,000 0,000 0,000
Tidak dideteksi adanya logam berat Hg sampai digit ke-3 pada semua jenis garam. Sedangkanlogam berat timbal (Pb) kurang dari 6 ppm untuk semuajenis garam. Dengan demikian nilai tersebut telah memenuhi standar SNI dimana untuk Hg adalah 0,1 ppm dan untuk Pb adalah i0,0 ppm. Pengukuranlogam berat Arsen (As) pada garam Samudra masih berada pada batas aman, yaitu kurang dari 0,1 ppm, seperti dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Impurities garam yang dianalisa dalam penelitian ini, seperti Mg, Na, dan Ca seperti nampak pada Tabel 8 menunjukkan bahwa secara deskriptif garam krosok mengandung impurities tertinggi, kecuali pada unsur Mg dimana garam konsumsi lebih tinggi. Secara umum, garam merk Samudra memiliki impurities paling rendah, bahkan dibandingkan garam konsumsi yang diproduksi di industri. Hal demikian menunjukkan fungsi yang optimal
121
dari proses pemurnian garam di mini plant garam merk Samudra. Simpangandata yang cukup besar pada beberapadata impurities garam ini bisa berarti masih adanya ketidakkonsistenanproduksi baik di garam Samudra maupun garam di industri, atau dapat pula berarti kadar impurities bahan baku air laut yang berbeda dari waktu ke waktu. Tingginya Ca dan Mg dalam garam apabila berikatan dengan SOomaka akan berakibat garam berwarna coklat dan terasapahit. AspekEkonomi Garam Garam merk Samudra dihasilkan dari unit mini planl di Lamongan yang sementara ini investasi peralatan didukung oleh Balai Riset Kelautan Perikanan - KKP. Harga eceran garam ini beserta garam komersil lain disajikan pada Tabel 9 Dengan harga eceran yang belum sepenuhnyamemperhitungkan investasi peralatan maka harga eceran garam merk Samudra mampu bersaing di pasar bersama dengan garam konsumsi hasil produksi dari industri besar. Label pada garam Samudra belum bisa bersaing karena belum dikaji kandungan yodium dan perolehan sertifikasi BPOM, SNI, ataupun halal. Basian ini akan dilakukan pada penelitiantahap 2.
KESIMPULAN Garam merk Samudra sebagai garam hasil uji coba denganprosesmekanis memiliki karakteristik yaitu kadar air 2,527o,aw 0,671,derajatputih 63,807o,NaCl 95,897o, dan kandungan logam dan unsur yang masih di bawah ambang batas SNI. Karakteristik tersebut menyamai garam konsumsi untuk banyak parameter, dan lebih baik daripada garam krosok hasil produksi tradisional. Harga penjualan garam merk Samudra secara umum lebih rendah daripadagaram konsumsi. Dengan demikian proses pemurnian yang diuji di mini plant layak unt'lk diterapkandi daerahlain, sehinggaproduksi garam dalam negri dapat ditingkatkan. Acknowledgment Ucapan terima kasih ataskepercayaanyang diberikan kepada kami oleh DP2M - Dikti - Depdiknas yang telah mendanai penelitian ini melalui Surat Perjanjian PenugasanDalam Rangka PelaksanaanHibah Program
Tabel 8. Hasil Analisis Unsur pada Garam Jenisgaram Merk Samudra Krosok Konsumsi
Mg 47,69t 15,16 51,81x.7,722 57,24x.20,94
Rata-rataUnsur (ppm) + sd Na 2'7,56 x.2,950 39,41x.10,07 33,47x.2,802
Ca 40,60t 13,48 60,02t 18,16 55,66t 8,584
F-12t ?01t: 1"n Vul"9. I'l*.I Sesember Jurnal$aintck"
122 Thbel9. HargaGaramDaPur lnitial Merk
K D A R
Berat/ Kemasan ?50 0 ?50 0
250 g 500g
La Dn L S Krosok
100g in bottle 250 g 250 g 200g sak55 kg sak55 kg sak55 kg
Samudra
200
Harga t
Harga/kg (Rp) a
800 1000 1000 2.800
3.000 3500 3500 5.000
5.200 2.100 1.300 800 44.000 41.250 38.500 s00
45.000 7.500 4.500 3500 800 750 700 2.000
Penelitian Multi Tahun Dan Desentralisasi TA 2012, Nomor: 0054/SP2H/PP.K1IKI-lM0lz.
DAFTAR PUSTAKA Riset Pusat Garam' Kristalisasi Pembentukan D,2012.Proses 1. Purbani
Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. htlp ://www.oocities. org/trisaktigeologyS4/Garam'pdf ' Diakses: 25 Maret 2012. 2. Mahdi A,2009. Upaya Peningkatan Produksi & Kualitas Garam Nasional. Staf Divisi PengembanganProduk PT' Garam (Persero)' Surabaya. 3. HendrajanaB dan Bagiyo Suwasono' 2010, PenerapanIPTEK untuk Pengembangan Model Kawasan Industri Garam Rakyat, Laporan Akhir Iptekmas, Pusat Penelitian dan PengembanganSumber Daya Laut dan Pesisir, Badan Penelitian dan PengembanganKelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan), Jakarta' 4. YT. Garam,2000, Teknologi Pembuatan dan Kendala Produksi Garam di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan'
Label
beryodium30 - 80 ppm,BPOM,halal,SNI' 6 tahun beryodiummin 30 ppm,BPOM, SNI' FinnaFood beryodiumBPOM, SNI beriodiummin 30 ppm,BPOM, SNI, 5 tahun,whiteness> 75, NaCl > 99,257o hipertensi'5 tahun mencegah low natrium,yodium 60Vahalal, beryodiummin 30 PPm,SNI, BPOM beryodiummin 30 ppm,BPOM, SNI,4 tahun beryodiummin 40 ppm,BPOM, SNI, 5 tahun kwl kw2 kw3 KeriasamaKKP danUHT (NaCl 9474)
5. Nelson Saksono, 2002, Studi Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi dan Stabilitas Yodium Garam Konsumsi' Makara Teknologi,Vol 6 No I,PP7-16 6 . SM. 01-3556-2010.SyaratMutu GaramKonsumsi Beryodium' http:// sisni.bsn.go.id/index.php?/sni-main/snildetail-sni/3964'Diakses: 22
Apn|2012. 7. Winarno, F.G.199'7. Kimia Pangan dan Gizi.lakarta: PT' Gramedia PustakaUtama. jurusan 8. Yuwono, S dan Susanto, T. 1998. Pengujian fisik pangan' teknologi hasil pertanian. Fakultas teknologi perikanan' Universitas brawijaya. Malang. 9. Afriwanty, M.D. 2008. Mempelajari Pengaruh PenambahanTepung Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Terhadap Karakteristik Fisik Surimi Ikan Nila (Oreochromis sp.). Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan. Institut pertanian bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/trandlel123456'789152661 C08mda.pdf?sequence=4\.Diakses: 02 Me\ 2012. 10. Mohr. 1856. datam Julisti, B. 2010. Analisa NACL Metode Argentometri Cara Mohr. http://btagallery.blogspot'com/2010/03/ a n i l i s a - k a d a r - n a c 1 - d a l a m - t e p u n g - t a p i o k a . h t m lD . i a k s e s: 2 2 September2012. 11. Wilarso, D. 1996. Peningkatan Kadar NaCl Pada Proses Pencucian Garam Rakvat Di Pabrik'