Cerpen Horror: Mati Suri Hai, namaku Ken. Aku duduk dikelas 7. Aku anak sebatang kara. Hujan atau panas pun aku selalu sendiri. Jarang ada yang menemaniku. Membutuhkanku hanya ada butuhnya saja. Ke kantin saja sendirian apalagi pulang sekolah? Saat di kelas aku duduk sendiri dikelas. Entah, mengapa perasaanku tidak enak begini. Pak Hilmi bilang bahwa sekarang ada pembagian kelompok pelajaran Bahasa Sunda. Aku tidak tau kelompokku bersama siapa. ‘’Sa, aku boleh tidak sekelompok bersamamu?’’ Tanyaku ‘’Aku sudah cukup. Kelompok yang lain sepertinya juga sudah cukup.’’ Jawab Elisa ‘’Yasudahlah aku sendiri saja.’’ Pintaku dengan nada yang malas Saat mengerjakan tugas kelompok tiba-tiba ada seorang wanita berambut panjang memakai baju seragam sekolahanku. Dan ternyata........ Itu Firda. Firda berkata dia ingin mengajakku untuk kerja kelompok bersamaku. ‘’Ken jangan mau kerja kelompok bersamanya. Kamu bakal dikacangin sama dia! ‘’ ‘’Siapa yang berkata seperti itu padaku? Sepertinya, tidak ada satu orang pun disebelahku? Disebelahku hanya tembok dan Firda. Hmm.. mungkin hanya perasaanku saja kali ya.’’ Tanyaku dalam hati ‘’Coba kamu tengok kebelakang......’’ Katanya sambil bersiul Astaga!!! Wanita bermuka hancur yang penuh darah!! Ternyata dia yang dari tadi menghasut obrolanku dengan Firda! Siapa dia? Kenapa tiba-tiba dia Ada disebelahku? Karena aku kaget, aku menendang kursi ke arah belakang. ‘’Dih, kenapa kamu Ken?’’ Tanya Arka kebingungan ‘’Aa....Dddddd....aaaa.... Sssesesese...taa..nnnnnn!!!!’’ Jawabku sambil menjerit ketakutan ‘’Hah? setan? Hahaha yang namanya setan itu ada di malam hari. Bukan di Siang hari. Biasanya saja kamu tidak seperti itu.’’ Katanya sambil tertawa terbahak-bahak Tiba-tiba Arka tertiban proyektor yang jatuh secara drastis. Lalu, aku bingung mengapa Arka ketiban proyektor secara tiba-tiba? Aneh sekali. Arka pun dibawa ke
UKS. Lalu, aku bingung menga pa saat aku mengantar Arka ke UKS kakiku sangat berat untuk dilepaskan? ‘’Woy!!! Tungguin aku!’’ Teriaku karena aku ketakutan dikelas Aku pun terkunci di dalam kelas. ‘’Hai Ken’’ ‘’HAAAAAAA! Jangan ganggu aku aku tidak bermaksud mengganggumu maafkan aku!’’ pintaku sambil menjerit dan menutup mukaku sambil jongkok ‘’Aku tidak bermaksud menakutimu. Aku hanya ingin kamu menemaniku agar aku dan kamu tidak kesepian. Tadi, yang menjatuhkan proyektor ke badan Arka itu adalah aku.’’ Ucapnya dengan nada datar ‘’Na...na...namamu siapa?’’ Tanyaku sambil ketakutan ‘’Namaku Joya. Sebut saja Oya. Aku adalah anak dari pemilik Kuburan ini. Kini, kamu telah menjadi hantu. Bukan lagi manusia.’’ Katanya sambil memegang rambutnya yang sangat panjang ‘’Kuburan? Ini sekolah! Bukan kuburan! Aku ini sudah menjadi hantu? Ini dunia N-y-at-a!’’ Kataku sambil membentak ‘’Kamu tidak mempercayainya? Coba saja kamu mengambil pulpen. Setelah itu, bawa pulpen itu untukku.’’ Pintanya sambil menatapku dengan muka jutek Aku hanya bisa terdiam. Ternyata apa yang diomongkan Joya itu benar. ‘’Ini bukan lagi sekolah. Tetapi, kuburan. Kuburan ke egoisan. Dimana manusia yang mengunjungi tempat ini lalu menyepelekannya/ tidak percaya kalau disini ada hantu lalu, mereka akan kubunuh secara kejam! Karena teman – temanmu selama ini sebenarnya tidak ada.’’ Ucapnya dengan suara yang tegas ‘’Jadi,selama ini aku tidak sekolah? Alasanku tidak mempunyai teman, itu?’’ Tanyaku sambil kebingungan ‘’Pertanyaanmu benar semua. Apakah kamu ingin menjadi sahabatku? Ingat! Kamu ini hantu. Bukan lagi manusia!’’ Bentaknya ‘’Baiklah. Mengapa aku bukan lagi manusia?’’ Tanyaku dengan menjerit
‘’Karena, kamu tadi sudah menanggapi Arka dengan menjawab DISINI ADA SETAN!’’ Jawabnya dengan mata yang tajam Tiba-tiba Oya itu menjelaskan semuanya padaku. Bahwa, dia anak pemilik sekolah ini yang telah meninggal karena bunuh diri. Bunuh diri karena dirinya selalu sendiri tak ada satu orang pun yang menemaninya. Sepertiku. Selain itu, dia juga sering dibully oleh teman-temannya yang tidak suka sama Oya. ‘’Wah, betapa malang hidupmu. Yang sabar ya Oya masih ada aku yang menjagamu. Hidupmu dan Hidupku sama.’’ Kataku sambil meneteskan air mata ‘’Iya terimakasih telah memberi motivasiku.’’ Ucapnya sambil tersenyum didepan hadapanku ‘’Iya sama-sama dengan senang hati.’’ Balasku dengan senyuman yang lebih lebar darinya Hidupku hanya bersama Oya. Aku dan Oya bagaikan adik kakak. Kemanamana selalu bersama. Menampangkan diri di depan manusia yang ke kuburan. Agar manusia itu tidak mengganggu penghuni Kuburan ini seperti Aku,Oya,Arka dan yang lainnya. Bagaimana cerita kelanjutannya? Yuk, mari untuk klik Add Cart.
Cerpen Sedih: Friendship With The Death Pagi yang cerah saatnya aku minum susu hangat buatan Ibuku. Papaku sedang berkerja di Australia. Seperti biasanya, aku pergi ke sekolah bersama sahabat kecilku dari TK bernama Fariz. Dia kapten basket di timku. Menurutku, aku lebih suka bergaul bersama laki-laki. Sebab, kalau bergaul bersama perempuan terkadang suka ngegosip terus. Oh iya aku sampai lupa. Namaku Alisya. Hobiku bermain basket , futsal dan memainkan alat musik seperti Piano,Gitar dan Biola. Selain itu aku suka menonton pertandingan basket maupun futsal. Banyak piala yang kuraih.Aku duduk dikelas 8 SMP. Paskibra adalah ekstrakulikulerku. Entah mengapa akhir akhir ini aku sering sakit sakitan. Setiap aku bermain basket, futsal ataupun Paskibra pasti saja selalu jatuh. Ada apa dengan kakiku? Sepertinya aku tidak memiliki penyakit di kakiku. ‘’Gubrakk.....’’ Aku terjatuh saat melaksanakan kegiatan Paskibra
‘’Lis? Apakah kamu baik baik saja?’’ Kata Selin sambil membangunkanku ‘’Tidak kok, aku baik baik saja.’’ Ucapku ragu ragu Setelah itu aku melanjutkan aktivitasku sehabis paskibra. Aku pulang bersama Fariz. Hanya dia yang mengerti perasaanku. ‘’Riz?’’ Sapaku ‘’Ya lis?’’ Jawab Fariz sambil tersenyum ‘’Kapan kita turnamen basket?’’ Tanyaku sambil SMS mamaku untuk menjemputku ‘’Sepertinya dua hari lagi.’’ Kata Fariz sambil menghembuskan nafas ‘’Oh yasudah, panggilkan Fuji,Fiona,Andri dan Fauzi besok untuk latihan ya. Ambil 2 orang buat cadangan.’’ Kataku ‘’Baiklah akan kulaksanakan nanti.’’ Kata Fariz sambil mengeluarkan uang 2000 nya untuk membayar angkutan umum Fariz pun turun. Aku masih di dalam angkutan umum. Tiba-tiba darah dari hidungku keluar dengan deras. Aku lupa membawa tisu. ‘’neng? Hidung eneng gak papa?’’tanya supir angkutan umum itu sambil melihat kaca ‘’Tidak apa apa kok mang. Saya hanya kecapean saja ini.’’ Kataku sambil mengusap hidungku ‘’Yasudah nih, amang punya tisu buat adik.’’ Kata supir angkutan itu sambil mengambil tisu ‘’Tetetete.....riiririiririiri...mamama..kasiih..’’ ucapku dengan grogi Aku pun pingsan. Supir itu pun membawaku ke rumah sakit dengan mengebut dengan kecepatan yang tinggi. Aku pun masuk UGD (Unit Gawat Darurat). Supir itu membaca pesan handphone ku. Lalu, Supir angkutan umum itu menelpon mamaku dan Fariz bahwa aku telah di rumah sakit. Tak lama kemudian Fariz dan Mamaku datang secara bersamaan. ‘’Mama? Aku ada dimana?’’ Kataku sambil bingung
‘’Kamu dirumah sakit nak. Maafkan mama, mama terlambat menjemputmu.’’ Kata mama sambil panik ‘’Aku tidak apa apa kok ma. Lebih baik aku pulang deh. Tugas Prku masih banyak banget.’’ Izinku ‘’Tapi kan kamu masih tidak enak badan? Lebih baik kamu disini saja bersama Fariz. Dia akan menjagamu. Mama dirumah menjaga adik.’’ Ucap Mama sambil mengelus rambutku ‘’Aku ingin pulang ma, aku ingin bisa sama mama.’’ Izinku sambil mengeluarkan air mata ‘’Udah deh, mending lo sama gue aja lis. Ayo dong agar cepat sehat. Nanti, kita bermain basket lagi kan 2 hari lagi turnamen.’’ Ucap Fariz sambil tersenyum Aku pun mengangguk menuruti Fariz. Mama pun akan pulang ke rumah menjaga adik kecilku yang masih bayi. Mama minta aku agar cepat sembuh. Mau membaca kumpulan cerpenku yang lainnya? Seru loh. Yuk, mari add Cart.