Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana Jurusan Statistika FMIPA UNISBA E-mail :
[email protected] ABSTRAK Berdasarkan hasil Sensus Penduduk dari tahun 1961 sampai dengan tahun 2005, jumlah penduduk bertamah terus dan berdasarkan hasil SUPAS 2005 penduduk Indonesia mencapai 219,20 juta orang, namun angka pertumbuhan penduduk mengalami penurunan dari 2,34 % pada periode 1961-1971 menjadi 1,30 % per tahun pada periode 1990-2000. Turunya angka pertumbuhan tersebut salah satunya disebakan ada penurunan TFR (Total Fertility Rate). TFR turun dari 5,6 pada tahun 1970 menjadi 2,26 pada tahun 2005 (BPS, 2006b). Namun sekarang perhatian berbagai pihak terhadap program BKKBN sudah mulai memudar. Sehingga memungkinkan TFR naik lagi. Karena itu dalam makalah ini akan dibuat simulasi proyeksi penduduk Indonesia dengan asumsi TFR naik 5 % dan turun 5 % setiap periode proyeksi. Proyeksi penduduk Indonesia ini akan dibuat sampai tahun 2060 menggunakan Metode Komponen. Kata Kunci : TFR, Proyeksi Penduduk, Metode Komponen. 1.Pendahuluan Pada tanggal 29 Juni 1970, saat program Keluarga Berencana (KB) dicanangkan sebagai Program Nasional,
Program KB Nasional mempunyai 2 tujuan, yaitu
menurunkan Total Fertility Rate (TFR) dan melembagakan/membudayakan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). TFR pada tahun 1970 sebesar 5,6, diharapkan pada tahun 2000 turun 50 % menjadi sebnesar 2,8 yang artinya pada tahun 2000 setiap wanita usia subur rata-rata melahirkan antara 2 sampai 3 orang bayi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000 (SP 2000) ternyata tujuan pertama telah tercapai bahkan dapat melampauinya, dan berdasarkan hasil SUPAS 2005 TFR turun menjadi 2,26 (BPS, 2006 b). Penurunan TFR ini berdampak pada laju pertumbuhan penduduk (LPP). LPP Indonesia periode tahun 1971-1980 sebesar 3,2 % pertahun turun menjadi 1,97 % pertahun pada periode 1980-1990 dan menjadi 1,5 % pertahun pada periode 1990-2000. Meskipun LPP Indonesia terus turun namun jumlah penduduk Indonesia masih terus bertambah. Berdasarkan SP 1980, SP SUPAS 2005 penduduk Indonesia berturut-turut adalah 206,26juta dan
1990, SP 2000, dan
146,77 juta, 179,25 juta,
219,20 juta ( BPS, 2006 a).
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 226
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
Apabila tujuan diadakannya Program KB dengan pelaksananya Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN)
dianggap berhasil menurunkan LPP
Indonesia, bagaimana dengan tujuan yang kedua, yaitu pelembagaan/pembudayaan NKKBS, berhasilkah?. Sulit untuk mengukur bahwa Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
Norma Keluarga Kecil yang
melembagaan/membudaya di masyarakat. Untuk
mengukur hal tersebut, sebagai indikator kasar adalah hanya sedikit keluarga yang anaknya banyak. Seiring perjalanan waktu, ketika krisis ekonomi melanda Indonesia dan Negara lainnya pada tahun 1998, yang diiringi pergantian kepemimpinan nasional, dan mengubah instsitusi BKKBN beserta anggarannya. Komitmen pemerintah daerah baik pemerintah kota maupun kabupaten mengenai pentingnya program KB makin melemah. Dengan adanya Undang-Undang No. 20 tentang Otonomi Daerah, merubah paradigma pembangunan di daerah berkaitan lembaga dan dinas menjadi lebih efisien. Sehingga ada lembaga atau dinas yang digabung atau dihilangkan. Dan juga dikatakan oleh Kepala BKKBN bahwa program pengendalian pertumbuhan penduduk melalui Keluarga Berencana (KB), saat ini mulai mnegendur. Komitmen berbagai pihak untuk menyelenggarakan program KB sudah memudar (PR 20-07-07). Mengenai program BKKBN ini bahkan Wapres Yusuf Kalla menyatakan kebijakan KB jangan dijalankan secara sama rata untuk seluruh Indonesia. Kebijakan itu harus memperhatikan keragaman budaya di Indonesia. Menurut Kalla, jumlah penduduk yang banyak bukanlah kesalahan dan dosa. Yang dosa adalah ketika tidak ada usaha pemerintah untuk
mensejaterakan
masyarakat.
Karena itu
tujuan
berbangsa adalah
mensejahterakan masyarakat. Bangsa yang besar tentu memiliki masalah yang besar pula. Wapres mengingatkan tujuan berbangsa adalah bukan untuk menurunkan atau menaikan jumlah penduduk dengan program KB.
BKKBN tidak bisa lagi
menempatkan kebijakan yang sama untuk seluruh wilayah Indonesia dalam hal jumlah anak. Dia memberi contoh untuk pulau Jawa satu keluarga dengan jumlah anak satu sudah cukup karena jumlah penduduknya padat, tetapi untuk daerah seperti Papua dan Kalimantan mungkin kebijakannya menjadi satu keluarga dengan dua atau tiga orang anak.(Suara Pembaharuan 7 Peb 2007). Tapi bagaimana mungkin pemerintah dapat mensejahterakan rakyat , karena pemerintah masih menghadapi tiga masalah pokok, yaitu : tingginya tingkat kemiskinan, tingginya pengangguran, serta besarnya utang
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 227
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
pemerintah . Hal ini disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di akhir Januari 2007 dalam pidato tahunan. Dengan berbagai kendala seperti diutarakan diatas, mungkin TFR akan naik lagi, yang disusul juga dengan
kenaikan LPP
pertambahan jumlah penduduk
Indonesia, yang makin meningkatkan juga
Indonesia dan makin memberatkan tugas-tugas
pemerintah untuk membiayai pembangunan. Karena itu apabila TFR terus naik, perlu dicari konsekuensinya yaitu berapakah proyeksi jumlah penduduk Indonesia di masa depan. Namun demikian masih adanya perhatian terhadap perkembangan TFR dan apabila berhasil bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan penduduk Indonesia. Karena beberapa hal tersebut maka akan dicoba sesuah simulasi proyeksi penduduk menggunakan metode komponen dengan asumsi TFR naik dan turun.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Salah satu metode proyeksi penduduk adalah Metode Komponen. Pada metode tersebut diperlukan asumsi-asumsi pertilitas, mortalitas dan mobilitas. Asumsi fertilitas yang digunakan adalah ASFR (Age Specific Fertility Rate )dan TFR Total Fertility Rate), sedangkan untuk mortalitas adalah Rasio Masih Hidup (RMH) sesuai tingkat kematian, dan untuk mobilitas adalah ASNMR (Age Specific Migra-Production Rate) semua asumsi tersebut biasanya berbeda untuk setiap periode proyeksi.
2.2 Metoda Komponen Salah satu metoda proyeksi yang diusulkan oleh UN adalah Metoda Komponen (UN,1952).
Proyeksi penduduk dengan metoda ini adalah dengan memperhatikan
komponen demografi yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Jika penduduk awal tahun yang berumur x tahun adalah P(x,a), dan banyak kematian yang berumur x tahun adalah D(x), serta banyak net migran yang berumur x tahun adalah NM(x) , maka proyeksi penduduk berumur x ahun pada tahun t adalah :
P(x) = P(x,a) – D(x) + NM(x)
(1)
dengan :
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 228
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
Dx=P(x,a) Sx (2) NM(x)=ASOMR(x) – ASIMR(x) P(x,a) (3) ASOMR(x) adalah Age Specific Out-Migration Rate per orang ASIMR(x) adalah Age Specific In-Migration Rate per orang n =5 , untuk proyeksi penduduk dalam kelompok umur Sx diambil dari Table Kematian (Sinha, 1972) x = umur Khusus untuk x = 0 tahun, proyeksi penduduk berumur 0 tahun yaitu P(0) didapat dari banyaknya kelahiran selama periode proyeksi, yang didapat dari P(0) =( Σ ASFRx Pf x) S0
(4)
dengan : §
ASFRx adalah Age Specific Fertility Rate atau Angka Kelahiran per wanita umur 15-49 tahun
§
Pfx
§
S0 adalah rasio masih hidup bayi yang baru lahir, yang didapat dari
adalah banyak penduduk yang berumur 15 – 49 tahun
asumsi tingkat kematian yang menggunakan level tabel kematian Jika dipisahkan proyeksi bayi laki-laki dan perempuan, maka untuk bayi perempuan : Pf(0) = P(0) 100/(100+SR)
(5)
dan untuk bayi laki-laki adalah : Pm(0) = P(90) SR/(100+SR)
(6)
SR adalah sex ratio at birth Untuk Metoda Komponen diperlukan : 1)
Data penduduk pada tahun dasar menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Data penduduk pada tahun dasar biasanya digunakan hasil Sensus Penduduk (SP) atau hasil Survey Antar Sensus (SUPAS), dan data tersebut sudah dilakukan prorating
2)
Tingkat kematian atau level of mortality (level tabel kematian)
3)
Asumsi pola fertilitas yaitu ASFR (Age Specific Fertility Rate)
4)
Rasio Jenis Kelamin saat lahir (sex ratio at birth)
5)
Asumsi pola migrasi, dan di sini diperlukan ASOMR dan ASIMR
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 229
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
2.3 Proyeksi Penduduk dari BAPPENAS, BPS dan UNFPA Badan Pusat Statistik (BPS) sudah beberapa kali membuat proyeksi penduduk Indonesia antara lain : Proyeksi Penduduk Indonesia per propinsi 1995-2005 (BPS,1998), Proyeksi Penduduk Indonesia per Propinsi menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2000-2010 (BPS, 2002). Pada kedua proyeksi tersebut sebelumnya sudah membuat estimasi
parameter demografi penduduk Indonesia (BPS, 2001).
Proyeksi yang
didasarkan pada hasil SP 2000 hanya mencakup periode tahun 2000 – 2010. Untuk keperluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Renmcana Pembangunan Jangka Panjang diperlukan proyeksi penduduk sampai dengan tahun 2025. Karena itu, proyeksi penduduk tahun 2000 – 2025 dibuat atas kerjasama antara BAPPENAS, BPS dan UNFPA (United Nations for Population Funs Activities) pada tahun 2005 dengan data dasar hasil SP 2000 (BAPPENAS, BPS, UNFPA, 2005). Pada proyeksi tersebut telah diambil asumsi antara lain :
2.3.1 Asuimsi Fertilitas Asumsi fertilitas yang diambil pada proyeksi tersebut adalah Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR). TFR untuk periode proyeksi tahun 2005-2010, 20102015, 2015-2020 dan 2020-2025 adalah berturut-turut 2,276 , 2,177, 2,121, 2,090 dan 2,072. Dari asumsi tersebut piperkirakan bahwa pada tahu 2025 seorang penduduk wanita akan mempunyai anak rata-rata 2,072 orang anak diakhir masa reproduksinya. Asumsi fertilitas ini makin lama makin turun, namun akan disimulasikan jika mengalami kenaikan.
2.3.2 Asumsi Mortalitas Asumsi mortalitas yang diambil pada proyeksi tersebut adalah Angka Kematian Bayi (AKB). AKB untuk periode proyeksi tahun 2005-2010, 2010-2015, 2015-2020 dan 2020-2025 berturut-turut adalah
36 , 28 , 23, 18 dan 15. Dari asumsi tersebut
piperkirakan bahwa pada tahuN 2025 setiap 1000 kelahiran hidup rata-rata terdapat kematian bayi 15 orang. Asumsi mortalitas inipun makin lama makin turun.
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 230
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
2.3.3 Asumsi Mobilitas Asumsi mobilitas internasional penduduk Indonesia diambil 0, karena meskipun ada, namun jika dibandingkan terhadap jumlah penduduk Indonesia yang besar, angkanya menjadi kurang berarti. Tetapi untuk angka mobilitas antara propinsi tidak dianggap 0.
2.3.4 Proyeksi penduduk Indonesia tahun 2000-2025) Metoda proyeksi yang biasa digunakan oleh BPS untuk membuat proyeksi penduduk Indonesia
adalah dengan Metoda Komponen
(BPS, 2002).
Berdasarkan asumsi
fertilitas, mortalitas dan mobilitas di atas , maka dibuatlah proyeksi penduduk Indonesia tahun periode 2000-2005, 2005-2010, 2010-2015, 2015-2020 dan 2020-2025 berturutturut adalah 205.132,0 juta, 219.204,7 juta , 233.477,4 juta , 247.572,4 juta, 261.005,0 juta dan 273.219,2 juta orang..
Dengan asumsi TFR turunpun, penduduk Indonesia masih bertambah. Apalagi jika TFR tiap tahun mengalami kenaikan, maka pertambahan penduduknya akan makin pesat. Pada makalah ini akan dibuat simulasi proyeksi penduduk di mana fertilitas atau TFR tiap tahun mengalami kenaikan dan penurunan.
3. BAHAN DAN METODE
Pada simulasi proyeksi penduduk ini akan menggunakan Metoda Komponen. Hal ini dilakukan karena salah satu asumsi yang digunakan yaitu fertilitas diasumsikan naik dan turun, sedangkan asumsi moralitas diasumsikan mengikuti trend sebelum periode proyeksi.
3.1 Bahan Bahan dalam penelitian ini yang diperlukan untuk proyeksi tersebut adalah : 1. Jumlah penduduk Indonesia tahun 1985 samapi tahun 2005, 2. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2005 3. Level Mortalitas Penduduk Indonesia tahun 1985-2005 4. TFR penduduk Indonesia tahun 1985-2005
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 231
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
3.2 Metode Untuk memdapatkan proyeksi penduduk Indonesia sampai tahun 2060
diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut : 1).
Cari model trend level mortalitas tahun 1985 samapi tahun 2005, dan hitung angka pertumbuhannya.
2).
Buat proyeksi level mortalitas tahun 2010-2060 menggunakan hasil 1) dan buat asumsinya.
3).
Cari model trend level fertilitas tahun 1985 sampai tahun 2005, dan hitung angka pertumbuhannya.
4).
Buat prroyeksi level fertilitas tahun 2010-2060 dengan memperhatikan hasil 3) dan dengan asumsi fertilitas naik, dan asumsi fertilitas turun.
5).
Buat proyeksi penduduk menurut
kelompok umur dan jenis kelamin dengan
Metoda Komponen mengunakan rumus Persamaan (6) sampai Persamaan (11) tahun 2010-2060 Dengan asumsi :1) Level mortalitas sesuai trend yang terjadi hasil pada 2) 2) Fertilitas naik atau TFR naik 5 % setiap periode hasil pada 4) 3) Fertilitas turun atau TFR turun 5 % setiap periode. 1) Hitung jumlah penduduk Indonesia tahun 2010-2015, 2015-2020, 2020-2025, 2025-2030, 2030-2035, 2035-2040, 2040-2045, dan 2055-2060, 2) Hitung Laju pertumbuhan penduduk (LPP) dari tahun 2010-2015, 2015-2020, 2020-2025, 2025-2030, 2030-2035, 2035-2040, 2040-2045, dan 2055-2060 berdasarkan hasil pada 5)
4. HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Dengan langkah-langkah perhitungan seperti dijelaskan di atas, hasil simulasi proyeksi penduduknya adalah sebagai berikut :
4.1 Proyeksi Penduduk Dengan Asumsi TFR Tetap Pada simulasi proyeksi ini asumsi TFR sama seperti pada tahun 2005, hasilnya adalah jumlah penduduk terus bertambah dan pada tahun 2060 terdapat 320 juta orang atau bertambah 50 % dari tahun 2005, sedangkan jumlah bayi sebanyak 23,5 juta orang atau
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 232
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
bertambah 20 % dari tahun 2005. Proyeksi ini sangat mungkin tidak terjadi karena pada kenyataannya TFR masih berubah, seperti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR TETAP
THN
2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 PBD
PDK
213
227
240
253
265
276
284
293
300
307
314
320 1,5
BAYI
19,1
20,4
21,0
21,7
21,7
21,6
21,7
22,2
22,6
22,9
23,2
23,5 1,2
TFR
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3 1,0
TKP
17,1
18,1
19,2
20,3
21,2
22,0
22,7
23,4
24,0
24,5
25,1
25,6 8%
4.2 Proyeksi Penduduk Indonesia Dengan Asumsi TFR Naik 5 % Pada simulasi proyeksi ini asumsi TFR naik 5 % setiap periode proyeksi, hasilnya adalah jumlah penduduk terus bertambah dan pada tahun 2060 terdapat 447 juta orang atau bertambah 110 % dari tahun 2005, sedangkan jumlah bayi sebanyak 54,3 juta orang atau bertambah 180 % dari tahun 2005, seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK 5 % TIAP PERIODE THN
2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 PBD
PDK
213
228
243
260
277
293
310
330
353
378
410
447 2,1
BAYI
19,1
21,5
23,2
25,1
26,4
27,9
30,2
33,7
37,7
42,3
47,6
54,3 2,8
TFR
2,3
2,3
2,5
2,6
2,8
2,9
3,0
3,2
3,3
3,5
3,7
3,9 1,7
TKP
17,1
18,2
19,5
20,8
22,1
23,4
24,8
26,4
28,2
30,3
32,8
35,8 8 %
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 233
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
4.3 Proyeksi Penduduk Indonesia Dengan Asumsi TFR Turun 5 % Pada simulasi proyeksi ini asumsi TFR turun 5 % setiap periode proyeksi, hasilnya adalah jumlah penduduk masih terus bertambah dan pada tahun 2060 terdapat 246 juta orang atau hanya bertambah 20 % dari tahun 2005, sedangkan jumlah bayi sebanyak 9,9 juta orang atau turun 50 % dari tahun 2005, seperti pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR TURUN 5 % SETIAP PERIODE
THN
2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 PBD
PDK
213
226
237
247
255
260
262
263
262
258
253
246 1,2
BAYI
19,1
19,4
19,0
18,6
17,6
16,5
15,3
14,3
13,3
12,1
11,0
9,9 0,5
TFR
2,3
2,3
2,0
1,9
1,8
1,8
1,7
1,6
1,5
1,4
1,4
1,3 0,6
TKP
17,1
18,1
19,0
19,8
20,4
20,8
21,0
21,1
20,9
20,6
20,2
19,6 8 %
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dengan asumsi fertilitas naik 5 % setiap periode proyeksi atau setiap 5 tahun, maka penduduk Indonesia pada tahun 2060 naik menjadi 2 kali lipat penduduk tahun 2005, atau sebanyak 447 juta orang, sedangkan apabila fertilitas turun 5 % setiap periode proyeksi maka penduduk Indonesia naik menjadi 1,2 kali lipat atau sebanyak 246 juta orang.
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 234
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
5.2 Saran Agar supaya proyeksi penduduk terjadi sesuai yang diharapkan, maka disarankan untuk menata ulang kebijakan tentang BKKBN sekarang , termasuk penataan ulang program dan pengagaran, dan semua pihak diharapkan dapat membantu program pemerintah pusat dan daerah sehingga penduduk dapat tumbuh seimbang dan dapat dipenuhi segala kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA BAPPENAS, BPS dan UNFPA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025. BPS.1998. Proyeksi Penduduk Indonesia per Propinsi 1995-2005. ___. 2001. Estimasi Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi. ___. 2002. Proyeksi Penduduk Indonesia per Propinsi menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2000-2010. ___. 2006 a. Penduduk Indonesia. Hasil SUPAS 2005. ___. 2006 b. Estimasi Parameter Demografi Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi. Kalla, Yusuf. 2007. BKKBN Tidak Bisa Menempatkan Kebijakan Yang Sama. Suara Pembaharuan, edisi 7 Pebruari 2007. Syarief, Sugiri. 2007. Pelaksanaan Program KB Mulai Mengendur. Pikiran Rakyat, edisi Jumat, 20 Juli 2007. Sinha U.P., Complite Life Table Based on Coale and Demeny Model (West) Life Table, Bombay, 1972 United Nations. 1952. Methods for Population Projection by Sex and Age. Manual III, Population Studies No : 25 U.N., Departement of Economic and Social Affairs, New York. Karyana, Yayat. 2000. Proyeksi Penduduk Dengan Menggunakan Metoda Campuran. Makalah disampaikan pada SEMINAR SEHARI di FMIPA UGM. Yogyakarta.
Manajemen Risiko di Bidang Perbankan dan Asuransi | 235