DAFTARISI
KATA PENGANTAR
'
DAFTAR ISI
"
EFISIENSIFAKTOR PRODUKSl USAHATANl PAD! SAWAH Dl KABUPATEN NGANJUK
Nattal Romaulidan Abdul Wahib Muhalmin
I
KEBERSAMAAN PARA PIHAK DALAM MENJAMIN KESEHATAN DAS BRANTAS
Didlk Suprayogo dan
KREDIT USAHATANl (KUT) UNTUK MEMPERBAIKI USAHATANl PAD!
Karyanto
METODE VEGETASI UNTUK MENJAGA KEKUATAN GESER TANAH
Syahrul Kurniawan,, 2Laenal Knsuma, Didik Suprayogo
%
METODE PUPUK KANDANG SAPI UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS TANAH ENTISOL
Syahrul Kurniawan,, Zaenal Knsnma, DIdik Suprayogo
109
MODEL ALIRAN POLUTAN
DI SUNGAI BRANTAS TENGAH
Aniek Masrevanlah
^26
MODELCROPWAT UNTUKMENILAl KEBUTUHAN AIR TANAMAN Dl WILAYAH KABUPATEN MALANG
Sugeng Prijono
^^8
MODEL DEBIT BERBASIS NERACA AIR GUNA PENATAAN KAWASAN DAS BRANTAS BAGIAN HULU
EkoNoerhayati, Snhaijono, Soemamo, Lily Montarcih
174
MODEL KOEFISIEN ALIRAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK FISIK DAS PADA DAS BANCO M.Ru8lln Anwar
189
MODEL NERACA LENGAS LAHAN KERING : PENETAPAN KALENDER TANAM LAHAN KERING
Sugeng PrIJoBO
S4Z
203
Seminar Nasional '^Peran UB datam Penyelamatan DAS Btantas Jawa Timur"
in
MODEL PENDUGAAN STATUS KARA PADA POHON APEL
(Malus sylvestris Mill.) KULTIVAR MANALAGI Gallh Danny Wicaksono, Ellis Nihayati dan Moch. Dawam Maghfoer
215
MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRl PUPUK ORGANIK Abdul Wahib Muhaimin
238
MODEL SIMODAS UNTUK PENENTUAN TAPUNGAN DETENSI DALAM UPAYA PELESTARIAN KUALITAS DAERAH ALIRAN SUNGAI
Bambang Rahadl, Aniek Masrevaniah, Sugeng Prfyono, Tnnggul Sntanhajl, Soemarno
260
POLA KEMITRAAN PETANI WORTEL {Daucus carrota L) DENGAN SPA (Sentra Pengembangan Agribisnis) D1 KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU Prof. Dr. Ir, Sahri Mohaniniad, MS
302
STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DAS BRANTAS HULU
Asih Widaningmm, Imam Syafi'i dan BodI Setiawan
322
STRATEGI KEBIJAKAN PENYELAMATAN DAS BRANTAS
Luchman Haldm, S.Si.4M[AgrSc.4*b.D.
340
VEGETASl POHON HUTAN MEMPERBAIKI KUALITAS TANAH ANDISOL D1WILAYAH PUJON
Ir. Bambang Siswanto, Ir Snwasono Heddy MS
353
MODEL EKONOMIRUMAH TANGGA PETANI SAYURAN
DIDESA TAWANGSARI, PUJON, KABUPATEN MALANG Budi Prasetya, Sttgeng Prijono dan Yuyun WIdjIawatI
367
MODEL ALOKASI DAN NILAI AIR PADA SISTEM SUNGAI MULTIWADUK
Nnriab Ynllad, Candra F. Anand, Nnhfll Hananl
396
METODE PENDUGAAN LONGSOR DI KAWASAN PERBUKITAN MALANG SELATAN
Sogeng Prijono
432
MODEL VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA PESISIR DAN HUTAN MANGROVE DI KAWASAN MUARA DAS BRANTAS Dr.Ir. Nnddin Harahab
455
4Z
il
Semina* Naskmat "Persn UB dalamPenyelant^an DAS BraotasJawa Timur"'
IV
RENCANA PENGELOLAAN MATA AIR SECARA TERPADU DAN PARTISIPATIF
Sri Sndaryanti
470
MITIGATJON AND ADAPTATION STRATEGIES OF RURAL HOUSEHOLD
IN FACE OF El NiflO-SOUTHERN OSCILLATION (ENSO) INBRANTAS WATERSHED
Mangku Pornomo and Nuhfil Hanani
481
METODE VALUASI EKONOMl: EKOSISTEM SAWAH SEBAGAI OBYEK WISATA PEDESAAN Nuiiiani dan Soemamo
493
MODEL KAWASAN AGROFORESTRY MELINJO DI WILAYAH KABUPATEN MALANG
Hasyim, Sri Salastri dan Soemarno
503
STRATEGI PBLESTARIAN EKOSISTEM KEBUN APEL DI KOTA BATU: KAJIAN PERBAIKAN KOMPOSISI ARTHROPODA DI KEBUN APEL
Amin Setyo Leksono, S.Si., M.Si^ Ph.D
528
METODE BUDIDAYA ORGANIK TANAMAN KENTANG DI BUMIAJI, KOTA BATU
YudhI Ahmad Nazari, Soemarno dan Lily Agustina
556
METODE BUDIDAYA ORGANIK
TANAMAN SAWl{BrassicajunceaL) DI KOTA MALANG Abdnl Haris, Soemamo dan Lily Agustina
569
METODE BUDIDAYA ORGANIK
TANAMAN UBIJALAR DI JATIKERTO, KABUPATEN MALANG
Margo Yuwono, NurBasokl dan Lily Agustina
588
MODEL OPTIMAL USAHATANIJAGUNG LAHAN KERING BAGI KELOMPOK TANI HUTAN (KTH)
Sunarto, Muslich Mustadjab, Kllwon Hidayat
610
METODE TRAVEL COST:
VALUASI EKONOMl JASA WANA WISATA
Hani S HandayawatI dan Soemarno
628
METODE BUDIDAYA ORGANIK
WORTEL (paucus carota L,) DI DESA JUNGGO, BATU Try ZulchI PH, MudjI Santoso dan Tatik Wardlyati
Seminsr Nasionai ^eran UB dalam PenyetamalanDAS Brantas Jaxva Timur"
Jl
647
MODEL KAWASAN AGROFORESTRY SENGON TIGA STRATA
(SENGON - JAGUNG - DOMBA) DI KABUPATEN MOJOKERTO Agtts Snkarno dan Siti Farida
^
MODEL POLA TANAM OPTIMAL PERTANIAN PANGAN LAHAN KERING Dl DAERAH BLITAR SELATAN
Lucila Isnioyo Rnkmi S.A, Soemarno, M. Iksan Semaocn
689
MODEL POLIKULTUR UDANG WINDU {Pemeus monodon Fab),
IKAN BANDENG {Chanos-chanos Forskal) DAN RUMPUT LAUT
{Gracillaria sp) SECARA TRADISIONAL
Murachman, Nuhfil Hanani, Soemarno dan Sahri Muhammad
712
PEMBERDAYAAN PONDOK PESANTREN SEBAGAJ AGEN PERUBAHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PEDESAAN
Ach. Fatchan dan Hamid Hidayat
-
729
MODEL PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA
DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA
Dwi SnsUowati, Djumilah Zain dan Armann Thoyib
748
METODE VALUASl EKONOMI AIR IRIGASl: METODE PERUBAHAN PENDAPATAN BERSIH DENGAN PROGRAM LINEAR
DidikSuprayitnodan Soemarno
772
MODEL OPTIMASIUNTUK PENYUSUNAN ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN SECARA OPTIMAL
M. Ruslin Anwar
792
MODEL INTEGRASI TATA RUANG DENGAN PERENCANAAN DAERAH ALIRAN SUNGAIBERBASIS KONSERVASI AIR Mohammad BIsri
^ ^^
MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI RUMAH TANGGA MASYARAKAT PEDESAAN DI DAS BRANTAS HULU
Prof. Dr. Ir. Sahri Mohammad, MS.
836
METODE INOKULASI VAM
TANAMAN JAGUNG (Zenmays) LAHAN KERING ANDISOL Mochamat Bintoro, Saubari M. Mimbar dan Ika Rochdjatnn S
846
METODE MULSAJERAMI UNTUK PRODUKSI KEDELAl SAWAH MUSIM GADU
Elly Indra Swaii, YogiSugito dan Jody Moenandir
Semin»-Nastonal **Peran UB dalam PenyelamatanDAS Brentas Jawa TfaiRir"
862
VI
METODE PHT PADA PERTANAMAN PADI SAWAH {Oryza sativa) DI DESA KEMLOKO KABUPATEN BLITAR
EoyWahymiiiig Purwanti, Norindah dan dn GatotMudjiono.
881
METODE SINKRONISASIN-P DALAM BUDIDAYA JAGUNG DI LAHAN KRITIS
Riyanto Djoko, Zaenal Kusumadan Eko Handayanto
896
METODE TANPAOLAHTANAH DALAM SISTEM PERTANIAN PADI SAWAH
Marwan Yani Kamsnrya
Husni Thamrin Sebayang dan Bambang Gnritno
914
METODE TANPAOLAHTANAH DALAM BUDIDAYA KACANG HfJAU
Serlina Maria Dagang, Husnl Thamrin Sebayang dan Jody Moenandir
944
BIODIVERSITASIKAN DAN SPECIES INDIKATOR DI SUNGAI BRANTAS
Yenny Risjani
959
MODEL ANALISIS PENCEMARAN PESTISIDA DAN DAMPAKNYA BAGl KESEHATAN MASYARAKAT DI DAS BRANTAS HULU Zaenal Kusnma
965
»'ADIPURA" SEBAGA! UPAYA MERAIH KOTA
SEHAT, BERSIH DAN TEDUH SriUtami
998
STRATEGIPEMBERDAYAAN PENAMBANG GALIAN C DALAM RANGKA PENGELOLAAN DAS BRANTAS BERKELANJUTAN
Kliwon Hidayat dan M.Solichin
1007
MODEL LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS KELUARGA DI DAS BRANTAS Sri Andarini, Jack Roebijoso
1026
PERBAIKAN EKOSISTEM DAS DENGAN TUMBUHAN MULTIFUNGSI
Bagyo Yanuwiadt
1037
Semioar Naskmal
UB dalan Pei^tamatan DAS Brantas Jawa Timur"
158
MODEL CROPWAT UNTUK MENILAIKEBUTUHAN AIR TANAMAN DIWILAYAH KABUPATEN MALANG SUGENGPRUONO
Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya JI. Veteran Malang
E-mail: spj-§)@brawijaya.ac.id
ABSTRACT
Over the last decade, different regions cf Malang werefacing severe and prolonged droughts, where soil moisture d^icits during the vegetation season frequently affected the crop growth, devdopment andyieldsformation. The aim ofthis stucfy is to evaluate thesoil moisture efynamics andsoilwater deficits at the rooting depth of the various crop by using Cropwatfor Windows model, in order toprovide information necessary in taking decisions oncropping management The model, that caladates evapotranspiration andcrop water requirements, allows the development ofrecommendationsfor planning cropping patemt and the assessment ofproduction under rainfed conditions or deficit irrigation. Forthe purpose ofthis study, the model was runfor the weather conditions oftheyear 1998 to 2007, at 12 district in Malang regency.
Simulation results analysis suggests that in the 4 groups of areas, where the cropswater requirements exceeds the soil water suppfy and by no application of adequate irrigation scheduling theyield losses are significant. Also, there is differences crop water reqmrement in each agyo-ecosystems.
Keywords: evaluation, crop waterrequirement, Cropwatf or Windows, MalangRegency ABSTRAK
Pada dekade akhir-aldiir ini, beberapa daerah di Malang menghadapi dan mengalami
kekeringan, dimana tenadi defisit lengas tanah selama musim pertanaman dan hal itu sering berdampak pada pertumbuhan tanaman, peikembangan dan pembentukan basil. Tiijitan studi uii adalah untuk mengevaluasi dinamika lengas tanah dan defisit lengas
tanah pada kedalaman perakaran pada beberapa tanaman dengan menggunakan model Cropwat for Windows, dengan maksud untuk menyajikan informasi yang diperlukan daiam pengambilan keputusan pada pengelolaan tanaman. Model akan menghitung evapotranspirasi dan kebutuhan air tanaman, yang memungkinkan untuk pengembangan lekomendasi perencanaan pola tanam daii evaluasi pioduksi tanaman dibawah kondisi tadah hujan atau defisit irigasl Untuk maksud studi ini model di operasikan pada kondisi cuaca tahun 1998 sampai 2007 di 12 kecamatan wilayah kabupaten Malang..
Hasil anaiisb simulasi menegaskan bahwa di 4 kelompok lokasi, bila kebutuhan air tanaman melebihi tersedianya air dalam tanah dantidakada aplikasi irigasi maka kehilangan hasil akan sangat nyata. Juga terdapat peibedaan kebutuhan air tanaman untuk masing-masing agroekosistem.
Kcda kunci: evaluasi,kebutuhanair tanaman,Cropwat for Windows,kabupaten Malang
4Z Seminar Nasional "Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timui^
160 159
Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan air tanaman-tanaman PENDAHULUAN
utama di 12 kecamatan di wilayah kabupaten Malang dan dampak penunman
Lnas lahan kering di wilayah Kabupaten Malang khususnya berupa tegalan dan kebun campuran serta perkebunan tercatat cukup besar sekitar 102.216 ha, yang tersebar di 33 kecamatan (Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Malang, 2006). Pemanfaatan lahan kering untuk kepentingan
ketersediaanair tanah terhadap produksi tanaman.
pembangunan daerah banyak menghadapi masalah dan kendala. Masalah utama
adalah masalah fisik lahan kering yang telah rusak , kahat hara dan terbatasnya ketersediaan air bagi tanaman.
Pengeiolaan tanaman di lahan kering umumnya terkendala oleh
ketersediaan air, sebab ketersediaan airdi lahan tersebut hanya berasal dari hujan. Ketersediaan air di lahan kering umumnya dipenganihi oleh curah hujan Han kemampuan tanah menahan air. Peluang untuk meningkatkan produksi tanaman
pada pertanian tadah hujan ditekankan bagaimana memaksimalkan produksi per unit air. Terdapat hubungan antara kebutuhan air tanaman dan hasil (Al-Jamal et al.^ 1999 dan Rockstron, 2001). Hubungan antarajumlah air yang diberikan dan
hasil suatu tanaman adalah sangat kompleks, menurut Upton (1996) dapat bervariasi dalam frekwensi dan intensitasnya.
Perhitungan kebutuhan air tanaman untuk lahan kering di wilayah Kabupaten Malang diharapkan dapat membantu dalam pembuatan kebijakan dan perencanaan di tingkat kabupaten tentang cara yang efektif dalam penggunaan sumberdaya air yang terbatas guna memmjang ketahanan pangan Hari pertumbuhan ekonomi. Petani sangat membutuhkan informasi yang dapat membantu dalam hal penggunaan air hujan lebih efektif. Contohnya dengan menepatkan phase pertumbuhan tanaman dengan masa hujan atau ketersediaan lengas tanah.
Cropwat adalah program computer yang menggunakan model FAO Penman-Monteith dalam perhitungan Eto, dan dapat menghitung kebutuhan air tanaman (Etm) serta kebutuhan irigasi (Smith,1992). Program ini dapat
dikembangkan untuk penjadwalan irigasi dalam berbagai kondisi manajemen dan kondisi ketersediaan air, mengevaluasi produksi tanaman di lahan kering, dampak kekeringan, serta eflsiensi praktek irigasi.
Seminar Nasional "Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timui^' Seminar Nasional **Peran UB dalam Pmyelamatan DAS Brantas Jawa Timui^
162
161
tanam seiain tebu dan apel, yaitu : jagung - jagung, jagung - kedelai, jagung METODE PENELITIAN
kacang tanah dan jagung - kentang. Berdasar data hujan tahun 1998 - 2007, menurut Smith & Ferguson (1951) mempunyai iklim: C (lokasi 1) dan D (lokasi 2,3,4), sedang menurut Oldeman (1975) tipe iklimnya termasuk : D2 (lokasi 1),
Lokasi studi dipilih 12 kecamatan di wilayah kabupaten Malang, evaluasi
kebutuhan air tanaman diorientasikan untuk pertanian lahan kering. Data
D3 (lokasi 2), C3 (lokasi 3) danD3 (lokasi 4).
meteorologi diambil dari 4 stasiun pencatat yang mana dapat mewakili kondisi
Model CROPWAT awalnya dikembangkan oleh FAQ di tahun 1999 untuk
wilayah kabupaten Malang, yaitu : KP. Sumberasin 8® 14' LS 105® 15' BT,
perencanaan dan pengelolaan proyek iiigasi.
Waduk Karangkates 8®09' LS 112®29' BT, Waduk Selorejo 7®58' LS 112®21' BT
Versi terbam dinamakan
CROPWAT for WINDOWS yang dapat dioperasikan melalui inter&ce window,
dan AR. Saleh 7®53' LS 112®42' BT.
mempakan hasil keijasama antara Land and Water Development Division of
Data tanah dan sebagian data tanaman diambil dari database CROPWAT
FAO, Institute of Irrigation and Development Studies of Southampton UK dan
for Windows, tekstur tanahnya bervariasi sesuai lokasinya : berat, sedang dan
National Water Research Center (NWRC) -Egypt. Input datanya meliputi: data
ringan. Lokasi studi dikelompokkan sesuai dengan lokasi stasiun pencatat data
meteorologi, tanah dantanaman. Perhitungan ET potensial menggunakan metode
meteorologi (Tabel 1).
Penman-Monteith dan perhitungan hujan efektif dengan metode ^USDA soil conservation service method'' (Tabel 2).
Tabel 1. Pengelompokan wilayah studi berdasar lokasi stasiun pencatat data meteorologi 125-0.2P/Qt
Untuk Ptot < 250 mm : PE = Ptot x
Kelompok
Lokasi Studi
Luas
Stasiun Meteorologi
125
KP. Sumberasin 8® 14' LS 105® 15' BT
Untuk Ptot >125 mm : P£ = 125 + 0.1 x Ptot
Tegal/Kebun*) (Ha) 1
Kec. Sumbeimanjing Kec. Gedangan Kec. Bantur
2
3
8.465 8.013
Kec. Kalipare Kec. Donomulyo Kec. Kromengan
5.640 8.192
Kec. Pujon Kec. Ngantang
2.225
Kec. Kasembon 4
7.802
1.118
2.396 1.614
(tanahnya bertekstur hat) Waduk Karangkates 8®09'LS 112®29' BT
Setelah data input yang diperlukan dimasukkan, model Cropwat for
(tanahnya bertekstur liat) Waduk Selorejo
Windows dapat menghitung dalam setiap dekade : (1) koefisien tanaman, (2) evapotranspiiasi tflnaman, (3) hujan efektif, (4) kebutuhan air tanaman dan (5)
7®58' LS 112®21'BT
(tanahnya lempung)
tekstur
Kec. Jabung
1.890 3.431
AR Saleh 7®53' LS 112®42' BT
Kec. Poncokusumo
6.576
(tanahnya
Kec. Pakis
dimana: Ptot = hujan totaldan PE = hujan efektif
perkolasi. Neraca air padalahan dapat dihitung dengan persamaan: SMD, ^SMD,_^+ETc'-PE-IR'{-RO-vDP
tektur
berpasir)
*) Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Malang, 2006
dimana: SMDt dan SMDt.i = deplesilengastanah (mm) pada periodet dan t-1 Etc = evapotranspirasi aktual (mm)
Tanaman yang dievaluasi terdiii dari: tebu (ratoon), jagung (MH), jagung
(MKl), kedelai (MKl), kacang tanah (MKl), kentang (MKl) dan apel.
PE = hujan efektif (mm)
Pola
4
<«>
Seminar Nasional "Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timui^ Seminar Nasional "Peran UB dalam Prayelamatan DAS Brantas Jawa Timui'*
J
164
163
IR = ketebalan irigasi (mm)
Tabel 2. Rerata hujan efektif(mm) dan ET potensial (mm) tahun 1998 - 2007
RO = runoff (mm)
DP = peikolasi dalam (mm)
Model juga d^at mengestimasi jadwal irigasi masing-masing tanaman
dengan lima skenario : (1) setiap irigasi didefinisikan oleh pelaksana, (2) irigasi di bawah atau di atas titik deplesi air tanah (%RAW), (3) irigasi pada interval tetap pada setiap fase, (4) defisit irigasi dan (5) tanpa irigasi. Kemudian cropwat for windows mulai mensimulasi neraca air pada lahan^ meliputi : (1) lama irigasi, tanggal dan ketebalan irigasi, (2) deplesi lengas tanah, (3) jumlah perkolasi, (4) evapotranspirasi aktual dan (5) hasil tanaman. Reduksi basil tanaman pada masing-masing fase dan kumulatifiiya dapatdihitung denganrumus:
1-
Ym
{ Ym)
=a:/i
ETa
ETm
{Ym), {Ym)^
Lokasi 1
Bulan
Lokasi 3
Lokasi 2
Lokasi 4
PK
Pe
ETo
Pe
ETo
Pe
ETo
P
ETo
Pe
Januari
315
3.61
306
4.48
453
3.38
273
3.94
437
Pebruari
298
3.63
312
4.24
594
3.67
274
3.88
399
Maret
282
3.88
359
4.61
430
3.94
278
3.69
413
April
170
3.64
211
4.64
278
4.07
208
3.63
267
Mei
93
3.44
81
4.41
101
4.34
88
3.46
94
Juni
77
3.20
71
4.31
57
4.53
41
3.25
56
Juli
68
3.29
30
4.50
43
4.64
29
3.41
33
Agustus
66
3.85
6
5.02
13
5.01
20
3.89
16
September
105
4.25
25
5.48
29
4.96
15
4.42
19
Oktober
251
4.16
137
5.46
101
4.59
73
4.57
115
Nopember
290
3.84
261
4.76
217
3.81
271
4.10
334
Desember
323
3.79
409
3.90
396
3.52
357
3.62
444
{Ym), Khusus untuk kecamatan Poncokusumo input data hujan diambil dari stasiun
dimana:
i = phase pertumbuhan tanaman
pencatat lokal Poncokusumo (PK dalam Tabel 2).
Ky = Victor reduksi produksi Ya dan ETa = produksi dan ET aktual
Tabel 3. Pertumbuhantanaman yang diperlukandan indikatomya
Ym dan ETm = produksi dan ET maksimum Indikator
Tanaman
1
Seminar Nasional "Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timur"
Total
Phase Pertumbuhan U
m
IV
Tebu
Lama phase (hari)
30
60
160
85
(ratoon)
Kg
0.40
»>
0.60
0.60
Ky
0.75
0.75
0.50
0.10
Peiakarah (m)
0.6
»>
»>
0.6
Deplesi (p)
0.6
»>
0.6
0.6
Apel
Lama phase (hari)
60
140
100
60
(rompes)
Kg
0.70
»>
1.00
0.91
Ky
1.10
1.10
1.10
1.10
Seminar Nasional "Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timui^
335
1.20
360
1.10
166
165
HASIL-HASILkajian Perakaran(m)
1.00
»>
»>
1.00
Deplesi (p)
0.50
>>>
0.50
0.50
Lama phase (hari)
17
40
33
15
Kc
0.30
»>
1.20
0.50
Ky
0.40
0.40
1.30
0.50
Perakaran (m)
0.30
»>
0.60
0.60
Deplesi (p)
0.50
»>
0.50
0.80
Lama phase (hari)
20
30
60
25
Kc
0.40
»>
1.15
0.50
Ky
0.40
0.80
1.00
0.40
Perakaran (m)
0.30
»>
0.60
0.60
Deplesi (p)
0.50
»>
0.60
0.90
Kacang
Lama phase (hari)
25
35
45
35
Tanah
Kc
0.40
»>
1.15
0.60
Ky
0.40
0.60
0.80
0.40
Perakaran (m)
0.10
»>
0.30
0.30
Deplesi (p)
0.45
»>
0.45
0.50
Lama phase (hari)
20
30
35
25
Kc
0.35
»>
0.80
0.50
Ky
0.45
0.80
0.80
Perakaran (m)
0.25
»>
0.40
0.40
Deplesi (p)
0.30
»>
0.50
0.50
Jagung
Dari
peiliitungan kebutuhan air tanaman dengan metode Ciopwat for
105
Windows
Kedelai
Kentang
Sumber data
0.30
Doorenbos &
1.25
Tampak sangat bervariasi baik antar lokasi maupun antar jems tanaman. Kebutuhan air irigasi Han teijadinya reduksi produksi juga tampak tidak semua lokasi kondisinyasama.
135
Kebutuhan air tanaman tebu (ratoon)
Kebutuhan air tanaman lokasi 2 (Kalipare, Donomulyo dan Kromengan) 0.85
tampak paling tinggi dan paling rendah di lokasi 1 (Sumbennanjing wetan, Gedangan dan Bantur), akibatnya untuk mendapatkan basil potensial perlu tambahan irigasi cukup besarpula(Tabel 4). Temyata tidak hanya besamya hujan
140
yang diterima tetapi kapasitas penahanan air oleh tanah turut berperan penting dalam hal penyediaan air untuk tanaman.
0.70
Tabel 4. Kebutuhan air tanaman tebu (ratoon)
Table 4. Crop water requirementofsugarcane (ratoon) 110
Lokasi 1.10
ETo
CWR
Pe
IWR
Reduksi
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
Produksi
(%) 1
1257.21
1312.25
1338.99
68.97
0
2
1567.29
1617.13
1172.38
445.26
0
3
1400.20
1414.36
1217.65
366.17
19
4
1295.69
1354.98
1096.34
324.45
20.7
PK
1295.69
1354.95
1179.52
311.24
12.5
Kassam(l986); Ernest & Cornelius (CDP No.37,pdf)
Keterangan : PK khusus untuk wilayah kecamatan Poncokusumo, ETo : ET potensial, CWR : kebutuhan air tanaman, Pe: hujan efektif, IWR : kebutuhan air irigasi
( vT:
H4Z
Seminar Nasional '*PeranUB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timur" Seminar Naslonal **Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timur"
168 167
Tabel 6. Kebutuhan air tanaman jagung (MKl)
Kebutuhan air tanaman jagung(MH)
Kebutuhan air tanamanjagung antar vrilayah pada musim hujan (MH) ri/taV masalah dapat teiciikupi air hujan, jadi tidak membutuhkan tambahan air irigasi
Lokasi
untuk mencapai produksi potensialnya (Tabel 5)
ETo
CWR
Pe
IWR
Reduksi
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
Produksi
(%)
Tabel 5. Kebutuhan air tanaman jagung (MH) Lokasi
ETo
CWR
Pe
IWR
Reduksi
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
Produksi
1
368.04
304.13
373.06
54.64
0.0
2
470.08
392.79
393.14
122.14
6.4
3
437.32
372.39
410.82
125.46
16.2
4
371.93
306.85
383.66
63.85
2.1
(%) 1
514.53
419.23
713.50
0.00
0.0
2
474.88
387.86
556.44
0.00
0.0
3
384.63
314.14
580.51
0.00
0.0
4
419.83
344.35
544.16
0.00
0.0
Kebutuhan air antar tanaman pada MKl untuk masing-masing lokasi
Hasil evaluasi kebutuhan air tanaman utama pada masing-masing lokasi untuk periode MKl, bila digabung dengan jagung (MH) dapat menghasilkan
model pola tanam apa yang dikehendaki. Prinsip pola tanamnya : jagung (MH) kemudian MK-1 dipilih tanaman apa yang cocok dengan pertimbangan tanaman
Kebutuhan air tanaman jagung (MKl)
yang mempunyai kebutuhan air rendah.
Kebutuhan air tanaman jagung pada MKl terting^ pada lokasi 2 (Kalipare, Donomulyo dan Kromengan) yaitu 392.79 mm dan teiendah di lokasi 1 (Sumbermanjing wetan, Gedangan dan Bantur) sebesar 304.13 mm. j jagung pada MKl tidak mengalami reduksi produksi kemudian disusul 4 (Pakis. Jabung dan Poncokusumo). Kebutuhan air iiigasi untuk
produksi potensial tertinggi pada lokasi 3(Pujon, Ngantang dan Kasembon) dapat teijadi reduksi produksi sampai 16.2% (Tabel 6).
Lokasi 1 (Sumbermanjing wetan, Gedangan dan Bantur) Hasil evaluasi menunjukkan model pola tanam untuk lahan kering di lokasi 1 (Sumbermanjing wetan, Gedangan dan Bantur) adalah Jagung - Jagung atau
Jagung ~ Kedelai. Kemungkinan model Jagung - Kacang tanah juga relatif rendah reduksi produksinya, hanya sekitar 1% dari produksi potensial (Tabel 7).
Simulasitanggal tanam tanaman MKl selang 7 hari dari tanaman MH panen. Tabel 7. Kebutuhan air tanaman di lokasi 1
Tanaman
ETo
CWR
Pe
IWR
(MKl)
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
Reduksi Produksi {^/o)
Jagung Kedelai Kac.tanah
368.04 472.52 490.30
304.13 420.40 415.87
373.06 424.65 433.02
54.64 104.64 108.20
0.0 0.3 8.5
Seminar Nasionai **Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timur" Seminar Nasionai "Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timui^
170
169
Kecamatan Poncokusumo
Lokasi 2 (Kalipare, Donomulyo dan Kromengan)
Tanaman semusim di Poncokusumo kurang banyak diusahakan di lahan
Kebutuhan air tanaman yang sama pada lokasi 2 lebih tinggi dibandlng
lokasi 1 walai;q>iin kapasitas penyimpanan air tanahnya sama, hal ini tampak dibutubkan air yang banyak untuk mengimbangi laju ET potensialnya.
kering, yang menarik untuk mengun^p kebutuhan air tanaman tahunan yaitu
tebu (ratoon) dan apeL Tanaman apel kebutuhan aimya lebih rendah kalau dibanding tebu, tetapi kalau tidak ditambah air iiigasi ancaman penurunan
Kemungkinanancamanreduksi produksinya juga lebih tinggi (Tabel 8).
produksinya lebih tinggi (Tabel 10). Kalau dibandingkan dengan penanaman tanaman jagung (MH) - jagung (MKl) total kebutuhan aimya masih lebih rendah
Tabel 8. Kebutuhan air tanaman di lokasi 2
dibanding apel maupun tebu (ratoon). Tanaman
ETo
CWR
Pe
IWR
(MKl)
(mm)
(mm)
(nun)
(mm)
Jagung
470.08
392.79
393.14
122.14
6.4
Kedelai
610.26
547.32
431.13
224.90
16.3
Kac.tanah
634.10
542.79
436.29
231.96
20.7
Reduksi Produksi
Tabel 10. Kebutuhan air tanaman di Poncokusumo
(%)
Lokasi 3 (Pujon, Ngantang dan Kasembon)
Tanaman
ETo
CWR
Pe
IWR
Reduksi
(MKl)
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
Produksi
(%)
Apel
1382.35
1230.95
1198.63
308.23
16.9
Tebu(ratoon)
1295.69
1354.95
1179.52
311.24
12.5
Jagung (2x)
791.76
651.20
979.26
62.10
0.0
Kebutuhan air tanaman pada lokasi 3 untuk tanaman yang sama (jagung dan kacang tanah) hampir sama dengan lokasi 2, walaupun kapasitas penahanan air tanahnya berbeda.
Hal ini semakin jelas peranan ET potensial perlu
diperhatikan dalam perhitungan kebutuhan air tanaman, disamping kapasitas penyimpanan air tanah (Tabel 9).
Tabel 9. Kebutuhan air tanaman di lokasi 3
Tanaman
ETo
CWR
Pe
IWR
(MKl)
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
Reduksi Produksi
Jagung
437.32
372.39
410.82
125.46
16.2
Kac. Tanah
604.01
525.18
453.62
238.56
24.8
Kentang
555.75
510.61
440.99
216.81
31.2
(%)
4Z Seminar Nasional **Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timur'' Seminar Nasional "Peran UB dalam PenyelamaUm DAS Brantas Jawa Timur^
172
171
DAFTARPUSTAKA
KESIMPULAN
Analisis CROPWAT untuk 12 kecamatan wilayah Malang menghasilkan
hasil yang sangat menank mengenai pola kebutuhan air tanaman yang Hnmin^n antar lokasi. Evaluasi menunjukkan kecenderungan adanya variabilitas kebutuhan
air tanaman sesuai karakteristik agro-ekologinya. ETo sanggt menentukan kebutuhan air tanaman disamping ka|)asitas sunpanan air fanaii Hpt| besamya hujan yang dapat diterima tanah.
Kebutuhan air tanaman sangat penting sebagai pertimbangan pemilihan
model pola tanam, agar tidak mengalami reduksi produksi potensial yang besar.
Kendala utama pertanian lahan kering adalah terbatasnya ketersediaan air bagi tanaman.
Allen^G., L.S. Pereira, D. Raes and M. Smith. 1998. Crop evapotranspiration : Guidelines for computing crop water requirements. Irrigation and Drainage Paper 56, FAO, Rome, Italy.
Al-Jamal M.S., T.W. Sammis, S. Ball and D. Smeal. 1999. "Yield-Based, Irrigated onion crop coefficients. Applied Engineering in Agriculture, 15(6):659-668. Doorenbos J. and A.M. Kassam. 1986. Yield response to water. Irrigation and Drainage Paper 33, FAO, Rome, Italy. Ernest L.M. and M.L. Cornelius. Assessing the impact of climate on crop water use and crop water productivity : The cropwat anal3rsis of three districts in Cameroon, Retrived from ; www.ceepa.co.za/docs/CDP no
37.Ddf.
Accessed 3-4-2008.
Fredrick K Karanja. Cropwat model analysis of crop water use in six district in Kenya, Retrived fix)m : www.ceepa.co.za/docs/CDP no 35.pdfl Accessed 3-4-2008.
Michael, A.M. 1998. Irrigation: Theory and Practice, "Vicas Publishing PvtXtd., New Delhi.
Oldeman. 1975 dalam Bayong Tjasyono. (2004). Klimatologi, Penerbit FTB, Bandung
Rockstron, J. 2001. On food and nature in water scarce Tropical countries. Journal of Land and Water International Series 99, pp 4-6.
Smidt and FergusoiL
1951 dalam Bayong Tjasyono. (2004).
KJimatologi,
Penerbit ITB, Bandung
Smith M. 1992. CROPWAT, a computer program for irrigation planning and management. Irrigation and Drainage Paper 46, FAO, Rome, Italy. Upton, M. 1996. The economics of farming system, Cambridge University Press, UK.
4Z
dd .
Seminar Nasional "Peran UB dalam Penyelamatan DAS Brantas Jawa Timur" Seminar Nasional "Peran UB dalam Pcnyelamatan DAS Brantas Jawa Timui^