PENGARUH NON PERFORMING LOAN, LOAN TO DEPOSIT RATIO, RETURN ON ASSETS, NET INTEREST MARGIN, BEBAN OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL, CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Periode 2011-2015) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan studi akhir dan untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang
Oleh : Nama : Sigit Prasetyo NIM : 12.05.52.0080 Program Studi : S.1 Akuntansi
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG 2016
i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama : Sigit Prasetyo Nim : 12.05.52.0080 Program Studi : S.1 Akuntansi Menyatakan bahwa SKRIPSI yang saya susun dengan Judul : PENGARUH NON PERFORMING LOAN, LOAN TO DEPOSIT RATIO, RETURN ON ASSETS, NET INTEREST MARGIN, BEBAN OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL, CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2011-2015) tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan, pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri itu. Bila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan skripsi dan hasil ujian skripsi ini. Semarang, 18 Agustus 2016 Yang menyatakan,
(Sigit Prasetyo)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN Selesainya skripsi ini dengan baik, tidaklah hanya karena penulis saja tetapi banyak pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terutama penulis ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik – baiknya. 1. Keluarga besarku tercinta yang selalu menjaga dan mendukung anaknya untuk terus melangkah maju ke depan. Terima kasih khususnya Ibuku yang selalu menasehatiku untuk tetap bertahan daan terimakasih untuk seluruh perhatian yang telah engkau berikan dengan penuh cinta dan kasih sayang sampai selama ini. Semoga tulisan ini menjadi langkah awal untuk bisa membahagiakan Ibu tercinta, Insya Allah. 2. Kakek dan Nenek, terimakasih banyak atas semua perhatian, do’a, dan dukunganya. 3. Kawan-kawan kosku yang selalu memberi semangat disaat-saat yang tepat untuk membangunkan dan untuk menyelesaikan tulisanku. 4. Tidak lupa kepada pembimbingku yang selalu membantu dalam menyelesaiakan semuanya Tanpa mereka, aku tak mampu menyelesaikan studi ini. Terimakasih untuk semuanya.
v
HALAMAN MOTO “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8)
“Memulai dengan penuh keyakinan Menjalankan dengan penuh keikhlasan Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan” “Ketakutan adalah teman terbaik sekaligus musuh terburuk. Ini seperti api. Jika bisa mengendalikannya, itu bisa untuk memasak dan menghangatkan rumah. Sebaliknya jika tidak bisa mengendalikan justru akan membakar dan menghancurkan Anda.” (Mike Tyson) “ Do’a adalah Arwah Kesuksesan “ "Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-mujadilah 11)
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Non Performing Loan, Loan To Deposit Ratio, Return On Assets, Net Interest Margin, Beban Operasional Pada Pendapatan Operasional, Capital Adequacy Ratio Terhadap Harga Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 20112015).” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Ekonomi program Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang. Dalam proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Bambang Sudiyatno, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank yang telah memberikan kesempatan penulisan skripsi ini. 2. Bapak G. Anggana Lisiantara, S.Pd, M.M selaku dosen pembimbing yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan saran dalam menyelesaikan laporan skripsi ini. 3. Bapak Achmad Badjuri, SE., M.Si, A.kt selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank Semarang. 4. Bapak Sunarto, DR, M.M selaku dosen penguji 2 (dua) yang sudah banyak membantu memberikan kritik dan saran terhadap perbaikan skripsi saya. 5. Ibu Nur Aini, S.E, M.Si, Ak selaku dosen penguji 3 (tiga) yang juga banyak membantu memberikan masukan di dalam perbaikan skripsi.
Semarang, 18 Agustus 2016 Penysusun
(Sigit Prasetyo)
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..........................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
ABSTRAKSI ...................................................................................................
xiv
ABSTRACT .....................................................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian .........................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................
6
1.3. Batasan Masalah .......................................................................
6
1.4. Tujuan Penelitan .......................................................................
7
1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN EMPIRIS DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka ......................................................................
10
viii
2.1.1. Signaling Theory ............................................................
10
2.1.2. Harga Saham ..................................................................
12
2.1.3. Non Performing Loan (NPL)..........................................
13
2.1.4. Loan to Deposit Ratio (LDR) .........................................
14
2.1.5. Return On Asset (ROA) ..................................................
14
2.1.6. Net Intetrest Margin (NIM) ............................................
15
2.1.7. BOPO .............................................................................
16
2.1.7. Capital Adequacy Ratio (CAR) ......................................
17
2.2. Penelitian Empiris ....................................................................
18
2.3. Pengembangan Hipotesis..........................................................
19
2.3.1. Pengaruh Non performing Loan (NPL) terhadap Harga Saham Perbankan ............................................................
19
2.3.2. Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Harga Saham Perbankan ............................................................
20
2.3.3. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham Perbankan ............................................................
21
2.3.4. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Harga Saham Perbankan ............................................................
22
2.3.5. Pengaruh Beban Operasional Pada Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Harga Saham Perbankan 23 2.3.6. Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) Terhadap Harga Saham Perbankan .................................................
24
ix
2.4. Model Empiris ..........................................................................
25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian .......................................................................
26
3.2. Populasi dan Sampel.................................................................
26
3.2.1. Populasi ..........................................................................
26
3.2.2. Sampel ............................................................................
26
3.3. Jenis dan Sumber Data .............................................................
27
3.4. Definisi dan Konsep Variabel...................................................
27
3.4.1. Variabel Independen .......................................................
28
3.4.2. Variabel Dependen .........................................................
31
3.5. Metode Analisis Data ...............................................................
32
3.5.1. Uji Normalitas ................................................................
32
3.5.2. Uji Asumsi Klasik ..........................................................
32
3.6. Pengujian Model Penelitian ......................................................
36
3.6.1. Pengujian Regresi Linier Berganda ................................
36
3.6.2. Koefisien Determinasi ....................................................
37
3.6.3. Pengujan Goodness of Fit ..............................................
37
3.6.4. Pengujian Parsial ............................................................
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian .........................................................................
39
4.1.1. Populasi dan Sampel Penelitian......................................
39
x
BAB V
4.1.2. Uji Prasyarat Analisis .....................................................
40
4.1.3. Uji Regresi Berganda .....................................................
44
4.1.4. Uji t test ..........................................................................
45
4.1.5. Uji Koefisien Determinasi ..............................................
47
4.1.6. Pengujian Good of Fitness..............................................
48
4.2. Pembahasan ..............................................................................
49
4.2.1. Pengaruh Variabel NPL terhadap Harga Saham ............
49
4.2.2. Pengaruh Variabel LDR terhadap Harga Saham ............
50
4.2.3. Pengaruh Variabel ROA terhadap Harga Saham ...........
52
4.2.4. Pengaruh Variabel NIM terhadap Harga Saham ............
54
4.2.5. Pengaruh Variabel BOPO terhadap Harga Saham .........
56
4.2.6. Pengaruh Variabel CAR terhadap Harga Saham............
57
PENUTUP 5.1. Simpulan ...................................................................................
59
5.2. Saran .........................................................................................
60
5.3. Keterbatasan Penelitian ............................................................
60
5.4. Implikasi ...................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penelitian Empiris ...........................................................................
18
Tabel 3.1. Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Metode Uji Durbin-Watson ............................................................
34
Tabel 4.1. Penentuan Sampel ...........................................................................
39
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif ..........................................................................
40
Tabel 4.3. Uji Normalitas .................................................................................
41
Tabel 4.4. Uji Multikolinieritas ........................................................................
42
Tabel 4.5. Uji Glejser .......................................................................................
43
Tabel 4.6. Regresi Berganda ............................................................................
44
Tabel 4.7. Uji t test ...........................................................................................
45
Tabel 4.8. Koefisien Determinasi.....................................................................
47
Tabel 4.9. Uji F Test ........................................................................................
48
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Model Empiris .............................................................................
25
Gambar 3.1. Uji Daerah Autokorelasi (Durbin Watson) .................................
34
Gambar 4.1. Uji Daerah Autokorelasi (Durbin Watson) .................................
44
xiii
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), dan Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pda tahun 2011-2015. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan terpilih menjadi sampel penelitian sebanyak 155 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPL, NIM, BOPO dan CAR berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan LDR dan ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Kata Kunci : Non performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), dan Capital Adequancy Ratio (CAR) dan Harga Saham
xiv
ABSTRACT
This research intend to examine and analyze the effect of Non Performing Loans (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Operating Expenses to Operating Income (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) to the stock price were listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2011-2015. The population on this research are the listed in Indonesia Stock Exchange that observed 2011-2015. The technique to determine sample is using purposive sampling method and the amount of selected sample are 155 companies. Analysis data technique that used regression analysis. The results of research have shown that variabels NPL, NIM, BOPO and CAR gives significant impact to stock price, otherwiswe LDR and ROA does not have significant effect on stock price. Keywords : Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Operating Expenses to Operating Income (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) and Stock Price
xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Menurut Alper dalam Yogi (2013), Bank adalah suatu badan usaha yang
paling penting dalam memberikan pelayanan keuangan demi menunjang perekonomian. Lebih lanjut Said dalam Yogi (2013) menyebutkan bank adalah bagian dari sistem keuangan, yang memainkan peranan dalam berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi suatu negara. Dari pengertian sebelumnya maka dapat disimpulkan pengertian bank adalah suatu badan keuangan yang dibawah naungan Undang-Undang suatu Negara yang berkekuatan hukum, sehingga bank diwajibkan mentaati dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Dapat disimpulkan bahwa, bank merupakan lembaga perantara keuangan
antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang
kekurangan dana untuk berbagai tujuan atau financial intermediary. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menghimpun
dana
dari
masyarakat,
menyalurkan
dana
kepada
masyarakat, dan melakukan jasa-jasa lain dibidang perbankan. Atau dengan kata lain bank sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary), yaitu perantara antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
1
dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana. Oleh karena itu bank harus dapat menjaga kepercayaan masyarakat dengan menjamin tingkat likuiditas juga beroperasi secara efektif dan efisien untuk mencapai profitabilitas yang tinggi. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa sektor perbankan mempunyai peran penting sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kesehatan dan stabilitas perbankan akan sangat berpengaruh terhadap pasang surut suatu perekonomian. Bank yang sehat merupakan kebutuhan suatu perekonomian yang ingin tumbuh dan berkembang dengan baik. Perkembangan perekonomian suatu negara sangat ditentukan oleh kondisi perbankan di negara tersebut. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial
intermediary)
antara
pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan
dana
(deficit
unit)
serta
sebagai
lembaga yang berfungsi
memperlancar aliran lalu lintas pembayaran (Merkusiwati, 2007). Bank yang semakin tumbuh dan
berkembang tentu membutuhkan
modal yang semakin besar untuk mendukung ekspansinya maupun untuk memenuhi ketentuan regulator (Otoritas Jasa Keuangan). Untuk memenuhi kebutuhan modal tersebut
bank dapat melakukan secara internal,
yaitu
melalui pemupukan laba ditahan, dengan cara tidak membagikan labanya sebagai deviden kepada pemegang saham, dan atau melalui setoran oleh pemegang saham. Namun pemenuhan modal secara internal ini sangat
2
terbatas, karena keterbatasan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maupun keterbatasan pemegang saham secara individu dalam menyetor modal yang dibutuhkan. Untuk mengatasi permasalahan ini banyak bank-bank yang
melakukan
Initial
Public Offering
(IPO)
untuk
memenuhi
permodalannya melalui para investor dengan menjual saham dipasar modal. Pasar modal merupakan salah satu sumber dana untuk meningkatkan permodalan bagi perusahaan yang mempublik melalui penerbitan saham dan menjualnya kepada investor melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya pada suatu perusahaan dapat melakukannya dengan membeli saham perusahaan yang dikehendaki melalui pasar modal. Namun demikian untuk dapat terjadinya investasi oleh investor pada perusahaan maka dibutuhkan ketersediaan informasi keuangan maupun non keuangan yang bersifat simetris dan dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan. Informasi tentang keuangan perusahaan yang mempublik berguna bagi investor sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap suatu perusahaan untuk menentukan pilihan berinvestasi, sedangkan bagi perusahaan penting untuk mempromosikan profil dan pencapaian perusahaannya kepada investor, sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan dan perusahaan dapat memenuhi permodalan yang dibutuhkan. Oleh karena itu peran pasar modal dewasa ini menjadi semakin penting mengingat fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) dan pihak yang ingin menanamkan modalnya (investor).
3
Non Performing Loan
(NPL) mencerminkan kinerja bank dalam
penyaluran kredit. Semakin tinggi ratio NPL, mencerminkan kinerja penyaluran kredit bank tidak baik sehingga kredit bermasalah bank menjadi cukup tinggi. NPL yang tinggi pada akhirnya akan berpengaruh pada kemampuan bank untuk memperoleh laba. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah ratio NPL maka menunjukkan kinerja perkreditan bank semakin membaik yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan laba bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu perbandingan antara kredit yang disalurkan dengan Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh bank (Giro, Tabungan dan Deposito). LDR mencerminkan dana yang dihimpun oleh bank dalam bentuk kredit, sehingga akan menghasilkan rentabilitas. LDR , mencerminkan bahwa seluruh dana masyarakat yang dihimpun disalurkan dalam bentuk kredit sehingga dapat menghasilkan keuntungan maksimal, namun akan dapat mengganggu likuiditas bank apabila terjadi penarikan dana masyarakat. ROA mencerminkan kemampuan asset yang dimiliki oleh bank untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi ROA menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba semakin baik yang berarti kinerja bank semakin membaik sehingga dapat mempengaruhi harga saham bank. Rasio
BOPO
digunakan untuk
mengukur
tingkat
efisiensi
dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Efisiensi operasi dilakukan oleh bank dalam rangka untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar (sesuai dengan harapan pihak manajemen dan pemegang saham) serta
4
digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna (Mawardi, 2005). Net Interest Margin (NIM) merupakan ukuran untuk membedakan antara bunga pendapatan yang diperoleh bank ,atau lembaga keuangan, dengan jumlah bunga yang diberikan kepada pihak pemberi pinjaman. NIM itu sendiri bertujuan untuk melakukan evaluasi bank dalam mengelola berbagai resiko yang mungkin terjadi pada suku bunga. Besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi Bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut dan hal ini akan bepengaruh terhadap harga saham perusahaan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang merupakan rasio keuangan yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank itu sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lainnya (Dendawijaya, 2005). Berdasarkan uraian di atas
maka penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan judul.“Pengaruh Non performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), dan Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap Harga Saham Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” 1.2
Rumusan Masalah
5
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana Non Performing Loan berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2. Bagaimana Loan To Deposite Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 3. Bagaimana Return On Asset berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 4. Bagaimana Net Interest Margin berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 5. Bagaimana beban operasional pada pendapatan operasional berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 6. Bagaimana Capital Adequancy Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3
Batasan Masalah
1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan enam variabel yaitu
Non
Performing Loan (NPL), Loan To Deposite Ratio (LDR), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequancy Ratio (CAR).
6
2. Sampel pada penelitian ini hanya menggunakan sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015 1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Non Performing Loan berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Loan To Deposite Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Return On Asset berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Net Interest Margin berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh beban operasional pada pendapatan operasional berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Capital Adequancy Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
7
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak
yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun secara teoritis, yaitu: 1). Manfaat Teoritis Adapun manfaat teoritis yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada perusahaan, khususnya mengenai Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Loan To Deposite Ratio (LDR), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap harga saham. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis atau peneliti yang tertarik untuk meneliti tentang harga saham perbaankan.
2). Manfaat Praktis 1. Bagi investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasinya di pasar modal. 2. Bagi akademisi dan pihak-pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN EMPIRIS DAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1
Signaling Theory (Teori Sinyal) Zhao et al. dalam Wahyu (2015) mengemukakan konsep teori signal
pertama kali dipelajari dalam konteks pasar tenaga kerja dan pasar barang oleh Akerlof dan Arrow dan dikembangkan menjadi teori keseimbangan signal oleh Spence. Teori signal menjelaskan masalah asimetris informasi dalam pasar. Teori ini menunjukkan bagaimana asimetris ini dapat dikurangi dengan memberikan lebih banyak signal informasi kepada pihak lain. Walaupun dikembangkan dalam pasar tenaga kerja, teori signal merupakan fenomena umum yang dapat diaplikasikan dalam setiap pasar dengan asimetris informasi termasuk dalam pasar modal. Asimetris informasi dalam pasar modal dapat terjadi karena pihak perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak eskternal perusahaan. Godfrey et al. (2006) mengatakan teori signal berbicara mengenai manajer yang menggunakan akun-akun dalam laporan keuangan untuk memberikan tanda atau signal harapan dan tujuan masa depan. Menurut teori ini, jika manajer mengharapkan suatu tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi di masa depan, mereka akan berusaha memberikan signal itu terhadap investor melalui akunakun. Manajer dari perusahaan lain yang memiliki kinerja yang baik akan memiliki insentif yang sama, dan manajer dari perusahaan dengan kinerja rata-rata
9
akan memiliki insentif untuk melaporkan berita yang positif sehingga mereka tidak dianggap berkinerja buruk. Manajer dari perusahaan dengan kinerja buruk umumnya akan berinisiatif untuk tidak melaporkannya, tetapi mereka juga memiliki insentif untuk melaporkan kinerja buruknya untuk mempertahankan kredibilitas dalam pasar saham. Mengasumsikan insentif-insentif tersebut untuk memberikan signal informasi pada pasar modal, teori signal memprediksi bahwa perusahaan
akan
mengungkapkan
lebih
banyak
dari
yang diharuskan.
Konsekuensi logis dari teori signal adalah ada banyak insentif untuk seluruh manajer untuk memberikan signal harapan keuntungan masa depan karena jika investor mempercayai signal tersebut, harga saham akan naik dan pemegang saham akan diuntungkan. Dengan adanya asimetris informasi dalam pasar modal dimana pihak perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak eskternal perusahaan, maka Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai pengawas jalannya pasar modal, berusaha mengatasinya dengan mengharuskan setiap perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham mengeluarkan laporan keuangan secara periodik untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal perusahaan, terutama pihak investor (Hartono, 2008). Berdasarkan pembahasan teori signal diatas, pihak internal perusahaan atau manajemen membuat dan mempublikasikan laporan keuangan dengan tujuan memberikan signal kepada investor mengenai kinerja mereka. Pemberian signal mengenai kinerja mereka diharapkan dapat menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan mereka dengan menggunakan
10
laporan keuangan sebagai pertimbangan mereka. Dengan laporan keuangan menjadi bahan pertimbangan investor, maka investor akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan. Munawir (2010) mengatakan salah satu alat analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas. Bila hasil analisis laporan keuangan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, maka investor akan tertarik untuk membeli saham perusahan yang bersangkutan dan dapat meningkatkan harga saham perusahaan di pasar modal. 2.1.2. Harga Saham Menurut Fahmi (2012) saham adalah (1) tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan, (2) kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya, (3) persediaan yang siap untuk dijual. Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2001),
saham dapat
didifinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Posisi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di dalam perusahaan tersebut. Menurut Fahmi (2012) harga saham suatu perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu kondisi mikro dan makro Ekonomi, kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan usaha) seperti membuka Kantor Cabang (brand office), Kantor Cabang Pembantu (sub brand office)
11
baik yang dibuka di domistik maupun luar negeri, pergantian direksi secara tibatiba, adanya direksi atau komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan, kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya, rsiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah menyebabkan perusahaan ikut terlibat, dan efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham. 2.1.3
Non Performing Loan (NPL) Penyaluran kredit yang dilakukan dapat berisiko tidak lancarnya
pembayaran kredit atau yang disebut kredit bermasalah. Tidak lancarnya pembayaran kredit oleh debitur dapat mengurangi keuntungan optimal dan dapat menghambat aktivitas bank. Sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan analisis terhadap calon debiturnya dan setelah kredit diberikan, bank harus memantau apakah kreditnya digunakan dengan baik oleh debitur. Non Performing Loan (NPL) sering disebut juga dengan kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat factor kesengajaan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur (Siamat,2005). NPL yang tinggi mengakibatkan terhambatnya fungsi intermediasi bank karena menurunkan perputaran dana bank dan mengakibatkan menurunnya kemampuan bank untuk memperoleh pendapatan. 2.1.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR merupakan rasio perbandingan
12
antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit, dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Menurut Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, Loan to Deposit
Ratio (LDR) dapat diukur dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi (Kasmir, 2008). Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR) maka laba perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil). LDR
merupakan perbandingan antara
seluruh jumlah kredit atau pembayaran yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. 2.1.5 Return On Asset (ROA) Laba adalah pendapatan bersih atau kinerja hasil pasti yang menunjukkan efek bersih kebijakan dari kegiatan bank dalam satu tahun anggaran. Tujuan utama perbankan tentu saja berorientasi pada laba. Laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan bank
untuk menghimpun
memperoleh 2004).
yang
kesempatan meminjamkan
Tingkat
diproksikan
modal
laba
dengan
atau profitability Return
On
lebih
banyak
dengan lebih yang
sehingga
luas
diperoleh
bank
(Simorangkir, bank
biasanya
Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau
13
laba keseluruhan. Semakin besar nilai ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan aset. Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini ROA terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. ROA yang positif menun-jukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Akan tetapi, jika total aktiva yang digunakan per-usahaan tidak memberikan laba artinya perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. 2.1.6
Net Intetrest Margin (NIM) Mengingat kegiatan utama perbakan pada prinsipnya adalah bertindak
sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya dan hasil bunga (Dendawijaya, 2003) . NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva proeduktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih (Herdaningtyas, 2005). NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga terhadap rata- rata aktiva produktif. Pendapatan diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. NIM
mencerminkan
risiko
pasar
yang
timbul
akibat
14
berubahnya
kondisi
pasar, dimana
hal tersebut dapat
merugikan bank
(Hasibuan, 2007). NIM suatu bank dikatakan sehat bila memiliki NIM diatas 2% menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing- masing sumber
dana
yang bersangkutan. Secara keseluruhan, biaya
yang
harus
dikeluarkan oleh bank akan menentukan berapa persen bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan netto bank. Dalam hal ini tingkat suku bunga menentukan NIM. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif
yang
dikelola
bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). 2.1.7 BOPO BOPO diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi. Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan efektif dan efisien. Adapun efisien usaha bank diukur dengan menggunakan rasio biaya operasi dibanding dengan pendapatan operasi (BOPO). BOPO merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Setiap peningkatan
biaya operasional
akan
berakibat
pada
berkurangnya
laba
15
sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2003). 2.1.8
Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank (Dendawijaya, 2005: 122). Dalam menyalurkan kreditnya, bank harus memiliki modal yang cukup untuk menanggung aktiva yang mungkin mengandung risiko. Jika bank memiliki dana untuk melindungi aktivanya, maka posisi likuiditas bank tetap aman sehingga dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat dan kegiatan menghimpun dananya tidak akan terganggu. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 menjelaskan bahwa bank wajib
menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan persen) dari asset tertimbang menurut risiko (ATMR). Persentase besarnya modal minimum dapat diwakilkan dengan menggunakan CAR.
16
2.2
Penelitian Empiris Dari beberapa penelitian yang terdahulu yang sejenis atau studi yang
pernah dilakukan, maka kajian pustaka yang dijadikan pertimbangan adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian Empiris No 1.
Variabel Variabel independen dependen Sigit Dwi NPL, LDR, ROA, Harga Wismaryanto NIM,BOPO, CAR Saham (2015) Peneliti
2.
Pryanka J.V ROA, ROE, LDR, Harga Polii, Ivonne CAR Saham Saerang, Yunita Mandagie (2014)
3.
Ike Rini Sumarningsih (2014)
4.
Eva Karla CAR, NPL, ROA, Harga (2014) NIM, LDR Saham
CAR, NPL, NPM, ROA, BOPO, LDR
Harga Saham
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non Performing Loans tidak bepengaruh terhadap harga saham, Loan to Deposit Ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham, Return On Asset tidak berpengaruh terhadap harga saham, Net Interest Margin berpengaruh positif terhadap harga saham, Beban Operasional pada Pendapatan Operasional berpengaruh negatif terhadap harga saham, Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukan Return on Assets berpengaruh positif terhadap harga saham, Return on Equity berpengaruh positif terhadap harga saham, Loan to Deposite Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham, Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR, NPL, NPM, tidak berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA, BOPO, LDR berpengaruh terhadap harga saham Hasil penelitian menunjukan bahwa Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham, Non Performing Loans tidak berpengaruh terhadap harga saham, Return on Assets berpengaruh terhadap harga saham, Net Interest Margin berpengaruh negatif 17
5.
Gilang Ramdhani (2013)
Eps Dan Roe
Harga saham
6.
Fariyana, Kusumawati, (2009)
CAR, NPL, ROA
Harga Saham
7
Genoviva Monica (2015)
ROA, ROE,CAR, NPL, LDR
Harga Saham
terhadap harga saham, Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Earning Per Share (Eps) Dan Return On Equity (Roe) Berpengaruh Secara Parsial Signifikan Dengan Arah Positif Terhadap Harga Saham. Secara Simultan Earning Per Share (Eps) Dan Return On Equity (Roe) Berpengaruh Signifikan Dengan Arah Positif Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2009-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR dan NPL tidak berpangaruh terhadap harga saham sedangkan ROA berpengaruh positif terhadap harga saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPL berpengaruh negatif terhadap harga saham, sedangkan variabel ROA, ROE, CAR dan LDR tidak berpengaruh terhadap harga saham
Sumber : Data Sekunder, 2016
2.3.
Pengembangan Hipotesis
2.3.1. Pengaruh Non performing Loan (NPL) terhadap Harga Saham Perbankan Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pada umumnya, komponen pendapatan terbesar bank berasal dari pendapatan bunga kredit,
18
sehingga kualitas kredit bank sangat berpengaruh pada pendapatan yang akan diterima. Kualitas kredit yang buruk mengakibatkan laba bank menurun karena berkurangnya pendapatan bunga kredit dan bank diwajibkan untuk membentuk cadangan kerugian aktiva produktif. Dengan demikian, semakin buruknya kualitas kredit maka akan menunjukkan penurunan kinerja bank yang akan mengurangi minat investor untuk melakukan investasi pada bank yang bersangkutan. Hal ini menyebabkan berkurangnya permintaan pada saham bank sehingga menyebabkan penurunan pada harga saham bank. Indikator yang dipergunakan untuk mengukur kualitas kredit dalam penelitian ini adalah rasio Non-Performing Loan (NPL). Rasio NPL merupakan ratio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kredit bermasalah. Penelitian
Monica
Genoviva
(2015)
menunjukkan
bahwa
NPL
berpengaruh negatif terhadap harga saham. Maka hipotesis yang dirumuskan adalah : H1 :Non performing Loan (NPL) Berpengaruh Negatif Terhadap Harga Saham Perbankan
2.3.2. Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Harga Saham Perbankan Adanya kenaikan harga menyebabkan perbankan Indonesia kesulitan menyalurkan kredit ke masyarakat. Hal ini menyebabkan bank-bank lebih suka
19
menyimpan dana pihak ketiga (DPK) di Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Banyaknya dana perbankan di SBI menunjukan bahwa perbankan masih sedikit memberikan kredit. LDR yang tinggi berarti resiko dalam berinvestasi menjadi tinggi. Dengan likuiditas bank yang rendah maka hal tersebut akan berdampak pada hilangnya kepercayaan konsumen pada bank tersebut. Kalau masyarakat sudah tidak percaya kepada bank tersebut, maka investor pun juga akan enggan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan. Dan secara otomatis akan menurunkan harga saham perusahaan tersebut (Ardiani,2007). Dengan kata lain, tinggi rendahnya LDR akan mempengaruhi harga saham. Sigit Dwi Wismaryanto (2015) menunjukan bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perbankan. Maka hipotesis yang dirumuskan adalah : H2 :Loan To Deposit Ratio (LDR) Berpengaruh Negatif Terhadap Harga Saham Perbankan
2.3.3. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham Perbankan ROA
secara
eksplisit
memperhitungkan
kemampuan
perusahaan
menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa.setelah memperhitungkan bunga (biaya hutang) dari dividen saham preferen. Selama perusahaan mampu meningkatkan labanya maka setiap hutang akan mengakibatkan naiknya ROA dan menguntungkan bagi pemegang saham biasa. Sartono (2001), menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitasnya berarti semakin baik perusahaan tersebut.Maka dengan itu ROA dan harga saham mempunyai hubungan yang searah (positif). 20
Jika terjadinya kenaikan ROA maka akan menyebabkan kenaikan harga saham, sebaliknya jika ROA mengalami penurunan maka dapat pula menyebabkan penurunan terhadap harga saham. Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar. Apabila Return on Asset meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Mahardian, 2008). Pryanka J.V Polii, Ivonne Saerang, Yunita Mandagie (2014) menunjukan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham perbankan. Maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H3 :Return On Asset (ROA) Berpengaruh Positif Terhadap Harga Saham Perbankan
2.3.4. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Harga Saham Perbankan NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam hal pengelolaan aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan bunga bersih. Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga (interestbearing assets). Pendapatan bunga bersih itu sendiri bisa dihitung dengan cara pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga yang disetahunkan. Pendapatan bunga misalnya bisa berasal dari bunga pinjaman kepada nasabah, sedangkan beban bunga dapat berupa bunga tabungan atau bunga deposito yang dibayarkan kepada nasabah bank. Semakin
21
tinggi rasio NIM, yang berarti semakin tinggi profitabilitas bank, akan berpengaruh positif bagi harga saham. Penelitian Sigit Dwi Wismaryanto (2015) menunjukan bahwa Net Interest Margin (NIM) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham perbankan. Maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H4 :Net Interest Margin (NIM) Berpengaruh Positif terhadap Harga Saham Perbankan
2.3.5. PengaruhBeban Operasional Pada Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Harga Saham Perbankan Rasio BOPO disebut juga dengan rasio efisiensi.Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional.Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya (SE. Intern BI, 2004). BOPO merupakan kebalikan dari ROA, apabila BOPO naik berarti kinerja perusahaan buruk sehingga akan berdampak pada harga saham, karena kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional serta kurangnya kemampuan untuk meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya. Ike Rini Sumarningsih (2014) menunjukan bahwa Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perbankan. Maka hipotesis yang dirumuskan adalah: 22
H5 :Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) Berpengaruh Negatif terhadap Harga Saham Perbankan 2.3.6. Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) Terhadap Harga Saham Perbankan Modal adalah dana yang ditempatkan pihak pemegang saham, pihak pertama pada bank yang memiliki peranan sangat penting sebagai penyerap jika timbul kerugian (risk loss). Tujuan utama modal adalah untuk menciptakan keseimbangan
dan
menyerap
kerugian,
sehingga
memberikan
langkah
perlindungan terhadap nasabah dan kreditur lainnya saat terjadi likuidasi (Greuning, 2009). Penelitian aspek permodalan suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhannya (Aryani, 2007). Besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan (Siamat, 1993:56) sehingga semakin tinggi modal bank berarti bank semakin solvable dan memiliki modal yang cukup guna menjalankan usahanya sehingga dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh sehingga akan menaikan harga saham (Siamat, 1993:84). Indikator yang dipergunakan untuk mengukur modal dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR yaitu rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Fariyana Kusumawati (2015) menunjukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham perbankan. Maka hipotesis yang dirumuskan adalah:
23
H6 :Capital Adequacy Ratio (CAR) Berpengaruh Positif Terhadap Harga Saham Perbankan
2.4
Model Empiris Berasarkan hasil pembahasan diatas, Maka model penelitian inidapat
digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut :
Non performing Loan (NPL) Loan to Deposit Ratio (LDR)
(-) (-) (+)
Return On Asset (ROA) Net Interest Margin (NIM)
Harga Saham
(+)
(HS)
(-) (+)
Beban Operasional pada Pendapatan ((BOPO)
Capital Adequacy Ratio(CAR)
Gambar 2.1 Model Empiris
24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan pada tahun 2011-2015. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi adalah kumpulan dari seluruh emiten yang menjadi objek penelitian. Populasi juga merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang telah go public, dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 20112015. 3.2.2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling (kriteria tertentu). Kriteria yang digunakan adalah : 1. Perusahaan perbankan yang tedaftar di BEI tahun 2011 – 2015 2. Memiliki rasio laporan keuangan yang lengkap 3. Memiliki harga saham yang lengkap 4. Tidak menggunakan rasio keuangan yang memiliki nilai negatif
25
3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter yaitu data penelitian yang berupa laporan-laporan. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang tergolong perusahan perbankan yang tercatat di BEI tahun 2011-2015. Data sekunder adalah data yang telah diolah pihak lain. Data tersebut diperoleh dari lembaga atau instansi melalui pengutipan data atau melalui studi pustaka yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data keuangan perusahaan dari laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id tahun 20112015. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip data documenter yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. 3.4 Definisi Konsep, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Variabel-variabel penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Harga Saham, sedangkan variabel independennya yaitu Non performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), dan Capital Adequancy Ratio (CAR).
26
3.4.1 Variabel Independen 3.4.1.1 Non performing Loan NPL adalah besarnya persentase kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga. Kredit bermasalah adalah kredit yang masuk dalam golongan kurang lancar, diragukan, dan macet. NPL bruto adalah semua kredit bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Sementara NPL neto semua kredit bermasalah sudah dikurangi dengan dana cadangan (PPAP) untuk menutupi kredit bermasalah tersebut, sehingga nilai NPL neto lebih kecil dibandingkan dengan nilai NPL bruto. Kredit merupakan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Rumus Non-Performing Loan (NPL) dalam Pandia (2012) adalah : NPL=
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
3.4.1.2 Loan to Deposite Ratio Peraturan Bank Indonesia menyatakan bahwa kemampuan liquiditas bank dapat diprosikan dengan LDR, yaitu rasio kedit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana anatar bank. Rasio LDR diihitung dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga.
27
Rumus Loan to Deposit Ratio dalam Pandia (2012) adalah : LDR=
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
3.4.1.3 Return On Asset ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan total asetnya. ROA memberikan gambaran tentang seberapa efisien bank dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih. Cara menghitung persentase ROA adalah dengan membagi laba tahunan perusahaan dengan total aset. Rumus Return On Asset (ROA) dalam Pandia (2012) adalah : ROA=
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
3.4.1.4 Net Interest Margin NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam hal pengelolaan aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan bunga bersih. Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga (interest bearing assets). Pendapatan bunga bersih itu sendiri bisa dihitung dengan cara pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga yang disetahunkan. Pendapatan bunga misalnya bisa berasal dari bunga pinjaman kepada nasabah, sedangkan beban bunga dapat berupa bunga tabungan atau bunga deposito yang dibayarkan kepada nasabah bank. Semakin tinggi rasio NIM, yang berarti semakin tinggi profitabilitas bank, akan berpengaruh positif bagi harga saham.
28
Rumus Rasio Net Interest Margin dalam Pandia (2012) adalah : NIM=
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
3.4.1.5 Beban Operasional pada Pendapatan Operasional Rasio BOPO atau sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk menguku kemampuan manajemen lembaga keuangan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini membandingkan antara jumlah biaya operasional dan pendapatan operasional bank. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan lembaga keuangan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu lembaga keuangan dalam kondisi bermasalah
semakin
kecil.
Semakin
efisien
manajemen
bank
dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional, maka profitabilitas bank akan semakin meningkat yang pada akhirnya return pemegang saham juga akan meningkat. Rumus Rasio Beban Operasional Pendapatan Rasional dalam Pandia (2012) adalah :
BOPO
=
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑃𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
3.4.1.6 Capital Adequancy Ratio CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihaadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka 29
semakin baik kemampuan bank tersebut dalam menanggung resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko sehingga bank dapat menjaga likuiditasnya dan stabilitas secara efisien operasional bank. Dengan demikian, akan berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank sekaligus terhadap harga sahamnya. CAR dihitung dengan cara membagimodal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Perhitungan modal dan ATMR berdasarkan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang berlaku. Rumus Rasio Capital Adequency Ratio berdasarkan dalam Pandia (2012) adalah :
CAR
=
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐴𝑇𝑀𝑅
3.4.2 Variabel Dependen Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas dimana saham tersebut telah beredar (outstanding securities). Harga saham dapat juga didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Dalam penelitian ini harga saham diperoleh pada saat tanggal publikasi laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. 3.5 Metode Analisis Data 3.5.1
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam data, variabel terikat
dengan variabel bebas keduanya mempunyai hubungan distribusi normal atau 30
tidak. Data yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi normalitas dilakukan dengan menggunakan uji skewness dan kurtosis. Syarat data yang normal adalah nilai Zskew dan Z-kurt < + 1,96 (signifikansi 0,05). Rumus perhitungan yang digunakan adalah : Z-Skewness = Skewness / √ (6/N) Z-Kurtosis = Kurtosis / √ (24/N)
3.5.2
Uji Asumsi Klasik
3.5.2.1 Uji Multikoloniaritas Uji multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa variabel atau semua variabel bebas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah satu asumsi model regresi linier adalah bahwa tidak adanya korelasi yang sempurna atau korelasi tidak sempurna tetapi relatif sangat tinggi pada variabel-variabel independen. Apabila terdapat gejala multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditentukan dan standar deviasi menjadi tidak terhingga. Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada tabel Coeficients (α), kolom Collinearity Statistics. Selain itu, dapat juga dilihat dari nilai Tolerance pada kolom yang sama. Batas untuk Tolerance adalah 0.01 dan batas untuk nilai VIF harus kurang dari 10. Dimana : Tolerance value < 0.01 atau VIF > 10 = terjadi
31
multikolinearitas.Tolerance value> 0.01 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas. 3.5.2.2 Uji Autokorelasi Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini muncul karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainya, dengan kata lain masalah ini sering kali ditemukan apabila digunakan data runtut waktu. Uji autokorelasi menghasilkan statistic durbin Watson. Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode
tertentu dengan
variabel pengganggu periode sebelumnya, yaitu dengan melakukan evaluasi terhadap nilai Durbin Watson (DW). Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intersep dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel penjelas. Model regresi linier berganda ini akan terbebas dari Autokorelasi jika nilai DW dihitung mendekati angka dua (2) atau masuk ke dalam 5 kriteria durbin watson. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: a)
Bila nilai DW terletak diantara batas alas atau upper bound (du) dan (4‐du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.
b) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0. berarti ada autokorelasi positif. c)
Bila nilai DW lebih besar dari (4‐dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.
32
d) Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4‐du) dan (4‐di). maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Penentuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan du, dibantu dengan nilai k (jumlah variabel independen). Pengujian ini dapat digambarkan sebagai berikut Tabel 3.1 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi metode Uji Durbin-Watson Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autukorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No desicion
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
4 – dl < d <4
Tidak ada korelasi negatif
No desicion
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Tidak ditolak
du < d < 4 – du
Gambar 3.1 Uji Daerah Autokorelasi (Durbin Watson) Autocorrelartion
No
No
No
Autocorrelation
negatif
conclution
autocorrelation
conclution
possitif
0
dl
du
d
4-du
4-dl
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamtan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastitas. Heteroskedastitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang
33
diamatai tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainya. Artinya setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. Gejala heteroskedastisitas lebih sering dijumpai dalam data silang dari pada runtut waktu, juga sering muncul dalam analisis yang menggunakan data rata-rata. Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Ghozali, 2013). Syarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastisitas. Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
3.6 Pengujian Model Penelitian 3.6.1
Pengujian Regresi Linier Berganda Analisis regresi, selain untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih, juga menunjukan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2013). Analisis data dimulai dengan menghitung besarnya masing-masing variabel terikat dan variabel bebas, dilanjutkan dengan
34
meregresikan variabel bebas dengan variabel terikat dengan model regresi berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menentukan nilai Y (variabel dependen) dan untuk menaksir nilai-nilai yang berhubungan dengan X (variabel independen). Adapun bentuk persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
HS = b0 + b1NPL + b2LDR + b3ROA + b4NIM + b5BOPO + b6CAR + e Keterangan :
3.6.2
HS bo
: Harga Saham : konstanta
b1, b2, b3, b4, b5
: koefisien regresi
NPL
:Non Performing Loan
LDR
:Loan To Deposit Rasio
ROA NIM BOPO CAR
:Return On Asset : Net Interest Margin :Beban Operasional :Capital Adequancy Ratio
e
: error
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi bertujuan untuk menguji tingkat keeratan atau keterikatan antara variabel dependen dan variabel independen yang biasa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi
35
(adjusted R-squaer). Nilai R-square yang kecil berarti kemempuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu artinya variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013). Secara umum Koefisien determinasi untuk data silang relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu biasanya mempunyai nilai Koefisien determinasi yang lebih tinggi. Setiap tambahan satu variabel independen Koefisien determinasi pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 3.6.3
Pengujian Goodness Of Fit Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Uji F dapat dilakukan dengan melihat tingkat signifikan F pada output hasil regresi dengan level significant 5%. Jika signifikansi lebih besar dari pada 5% maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), artinya secara simultan variabel bebas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikasi lebih kecil dari 5% maka hipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa secara simultan variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. 3.6.4
Pengujian Parsial (Uji Statistik t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial dengan signifikan,
36
Cara melakukan uji t adalah dengan melihat tingkat signifikan t pada output hasil regresi dengan level significant 5%. Jika signifikansi lebih besar dari pada 5% maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), artinya secara parsial variabel bebas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikasi lebih kecil dari 5% maka hipotesis diterima, artinya secara parsial variabel bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah Bank yang listing di BEI tahun 2011-2015 dan tidak memiliki rasio keuangan yang negatif sebanyak 155 perusahaan perbankan dengan rincian perhitungan sebagai berikut. Tabel 4.1. Penentuan Sampel Tahun
Jumlah
2011
29
2012
29
2013
31
2014
33
2015
33
155 Jumlah Sumber : Data Sekunder diolah, 2016. Data tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pooling maka data penelitian yang digunakan sebanyak 155 data. Berikut digambarkan statistic variabel pada tabel :
Tabel 4.2.
38
Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPL
155
.00
4.91
1.4874
1.13441
LDR
155
43.05
140.72
82.3701
14.75549
ROA
155
.09
5.42
2.0072
1.23958
NIM
155
1.86
16.64
5.5372
1.99214
BOPO
155
33.28
134.15
83.2981
12.41166
CAR
155
8.02
61.07
18.3341
6.93839
Harga Saham
155
48.64
13400.00
1.6385E3
2761.41783
Valid N (listwise)
155
Sumber : Lampiran 2, halaman 71
4.1.2. Uji Prasyarat Analisis 4.1.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013). Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Hasil uji normalitas residual dengan menggunakan skewness dan kurtosis adalah sebagai berikut.
39
Tabel 4.3 Uji Normalitas Unstandardized Residual N
Valid Missing
Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis
155 0 -.032 .195 -.187 .387
Sumber : Lampiran 2, halaman 72
Perhitungan uji normalitas dengan menggunakan skewness dan kurtosis adalah sebagai berikut. Z-Skewness
= (Skewness / √ (6/N)) = 0,032 / √ 6/155 = 0,163
Z-Kurtosis
= (Kurtosis/ √ (24/N)) = 0,187 / √ 24/155 = 0,475
Hasil perhitungan uji nomalitas menggunakan skewness dan kurtosis menunjukkan bahwa nilai z_skewnes (0,163) dan z_kurtosis (0,475) dengan demikian data < ± 1,96 dan dinyatakan berdistribusi normal sehingga perhitungan regresi dapat dilanjutkan. 4.1.2.2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
40
Pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan VIF dengan kriteria dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai VIF < 10. Hasil uji multikolinieritas adalah sebagai berikut. Tabel 4.4. Uji Multikolinieritas No
Variabel
Nilai VIF
Kriteria
1
NPL
1.310
Tidak terjadi multikolinieritas
2
LDR
1.088
Tidak terjadi multikolinieritas
4
ROA
2.570
Tidak terjadi multikolinieritas
5
NIM
1.379
Tidak terjadi multikolinieritas
6
BOPO
2.569
Tidak terjadi multikolinieritas
7
CAR
1.053
Tidak terjadi multikolinieritas
Data tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF < 10 sehingga data dinyatakan terbebas dari multikolinieritas dan perhitungan regresi dapat dilanjutkan.
4.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Dengan menggunakan Uji Gleser dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas karena perhitungan data memiliki tingkat signifikan > 0,05.
41
Tabel 4.5. Uji Glejser
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
1.897
.708
NPL
-.005
.049
LDR
.000
ROA NIM
Beta
t
Sig.
2.679
.008
-.010
-.105
.917
.003
-.005
-.065
.949
-.103
.062
-.211
-1.654
.100
.061
.042
.200
1.433
.121
BOPO
-.012
.009
-.247
-1.306
.261
CAR
-.010
.007
-.115
-1.407
.162
a. Dependent Variable: absresid
Sumber : Lampiran 2, halaman 74 Data tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikan t > 0,05 sehingga dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas dan pengujian analisis regresi berganda dapat dilanjutkan.
4.1.2.4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tetentu dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2007). Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson test (DW). Hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai DW hitung sebesar 2,125; nilai dl sebesar 1,421 dan nilai du sebesar 1,670. Tidak terjadi autokorelasi apabila du < d < 4-du. Dengan demikian perhitungan autokorelasi adalah
42
1,670 < 2,125 < 2,330 atau tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.
43
Gambar 4.1 Uji Daerah Autokorelasi (Durbin Watson) Autocorrelartion
No
No
No
Autocorrelation
negatif
conclution
autocorrelation
conclution
possitif
0
dl 1,421
du 1,670
d 2,125
4-du 2,330
4-dl 2,579
Berdasarkan perhitungan tersebut di atas maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian pengujian analisis regresi berganda dapat dilanjutkan. 4.1.3. Uji Regresi Berganda Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda untuk mengetahui bagaimana satu variabel dependen dapat diprediksikan melalui tujuh variabel independen. Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat diturunkan melalui variabel independen dan sebaliknya. Hasil perhitungan regresi adalah sebagai berikut. Tabel 4.6 Regresi Berganda Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 11.161
1.229
NPL
-.213
.084
LDR
3.439E-6
ROA NIM
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 9.085
.000
-.165
-2.523
.013
.006
.000
.001
1.000
.188
.108
.160
1.742
.084
.119
.049
.162
2.413
.017
BOPO
-.057
.011
-.487
-5.304
.000
CAR
-.043
.012
-.202
-3.443
.001
a. Dependent Variable: lnY
Sumber : Lampiran 2, halaman 76
44
Data tersebut menunjukkan bahwa persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut. LnY = 11,161 – 0,213 X1 + 3.439e-6 X2 + 0,188 X3 + 0,119 X4 - 0,057 X5 – 0,043 X6
4.1.4. Uji t test Uji t digunakan untuk menguji pengaruh parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila tingkat signifikan < 0,05 atau t hitung > t tabel, maka dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila tingkat signifikan > 0,05 atau t hitung < t tabel, maka dinyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujian t test adalah sebagai berikut Tabel 4.7 Uji t test Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 11.161
1.229
NPL
-.213
.084
LDR
3.439E-6
ROA NIM
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 9.085
.000
-.165
-2.523
.013
.006
.000
.001
1.000
.188
.108
.160
1.742
.084
.119
.049
.162
2.413
.017
BOPO
-.057
.011
-.487
-5.304
.000
CAR
-.043
.012
-.202
-3.443
.001
a. Dependent Variable: lnY
Sumber : Lampiran 4, halaman 77
45
4.1.4.1. Uji t test NPL terhadap Harga Saham Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t hitung (2,523) > t tabel (1,980) dengan tingkat signifikan hitung (0,013) > 0,05. Hal ini berarti terdapat terdapat pengaruh NPL terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis pertama diterima. 4.1.4.2. Uji t test LDR terhadap Harga Saham Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t hitung (0,001) < t tabel (1,980) dengan tingkat signifikan hitung (0,100) > 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh LDR terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak. 4.1.4.3. Uji t test ROA terhadap Harga Saham Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t hitung (1,742) < t tabel (1,980) dengan tingkat signifikan hitung (0,084) > 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat terdapat pengaruh ROA terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak. 4.1.4.4. Uji t test NIM terhadap Harga Saham Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t hitung (2.413) > t tabel (1,980) dengan tingkat signifikan hitung (0,017) > 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh NIM terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis keempat diterima.
46
4.1.4.5. Uji t test BOPO terhadap Harga Saham Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t hitung (5,304) > t tabel (1,980) dengan tingkat signifikan hitung (0,000) < 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh BOPO terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis kelima diterima. 4.1.4.6. Uji t test CAR terhadap Harga Saham Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t hitung (3,443) > t tabel (1,980) dengan tingkat signifikan hitung (0,001) > 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh CAR terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis keenam diterima. 4.1.5. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.8. Koefisien Determinasi Model 1
R .717
R Square a
.515
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .495
1.03686
Durbin-Watson 2.125
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR, BOPO, NPL, ROA b. Dependent Variable: lnY
Sumber : lampiran 3, halaman 81
47
Nilai adsjusted r square adalah sebesar 0,495 atau 49,5%. Hal ini berarti variasi perubahan harga saham dipengaruhi oleh variabel NPL. LDR, ROA. NIM, BOPO dan CAR sebesar 49,5%. 4.1.6. Pengujian Goodness Of Fit Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Uji F dapat dilakukan dengan melihat tingkat signifikan F pada output hasil regresi dengan level significant 5%. Jika signifikansi lebih besar dari pada 5% maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), artinya secara simultan variabel bebas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikasi lebih kecil dari 5% maka hipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa secara simultan variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Hasil uji F test adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Uji F Test Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
168.638
6
28.106
Residual
159.111
148
1.075
Total
327.749
154
F 26.144
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR, BOPO, NPL, ROA b. Dependent Variable: lnY
Sumber : Lampirann 3, halaman 82
48
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung (26,144) > F tabel (2,09) dengan tingkat signifikan hitung (0,000) < 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh variabel NPL. LDR, ROA. NIM, BOPO dan CAR secara bersama-sama terhadap harga saham. 4.2. Pembahasan 4.2.1. Pengaruh Variabel NPL terhadap Harga Saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh NPL terhadap harga saham. Non Performing Loan (NPL) merupakan perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang di berikan kepada debitur. Bank dikatakan mempunyai NPL yang tinggi jika banyaknya kredit yang bermasalah lebih besar daripada jumlah kredit yang diberikan kepada debitur. Apabila suatu bank mempunyai NPL yang tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja bank tersebut dan akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan perusahaan. Keputusan manajemen perusahaan dalam penggunaan hutang merupakan sinyal yang diberikan terhadap investor untuk menilai prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang baik akan memilih untuk menggunakan hutang sebagai alternatif pendanaan dibandingkan dengan pendanaan dengan ekuitas luar. Penggunaan pendanaan hutang dapat meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Namun hal tersebut akan memaksa manajer untuk bekerja lebih
49
efisien sehingga kebangkrutan tidak mungkin terjadi dan hal ini akan berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh NPL terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini merupakan good news atau khabar yang baik bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Permodalan perbankan nasional berada dalam risiko cukup tinggi akibat tekanan NPL. Tekanan NPL yang tinggi ini berpotensi meningkatkan risiko sistematik perbankan. Hal ini karena posisi rasio NPL terhadap modal perbankan masih relatif tinggi sehingga posisi rasio kecukupan modal pun juga cukup sensitif terhadap perubahan NPL. Selain itu juga disebabkan karena porsi obligasi rekap yang besar terhadap total asset perbankan. Porsi obligasi rekap yang besar terhadap total aset perbankan ini membuat kondisi bank-bank nasional praktis dalam keadaan idle atau menganggur. Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah masih menjadi momok yang menakutkan bagi perbankan nasional. Meningkatnya kembali kredit bermasalah (NPL) sebagai akibat peningkatan suku bunga kredit, serta pergerakan fluktuasi rupiah yang masih berpotensi liar. Peningkatan NPL juga terjadi karena penanganan kredit bermasalah oleh bank lebih mementingkan aspek legal kredit dibandingkan aspek bisnis, sehingga penanganannya kurang konkret dan substansial, dan pada akhirnya hanya memicu terjadinya penumpukan kredit bermasalah di bank-bank. Namun pemerintah turun tangan untuk menghadapi hal ini sehingga rasio NPL mampu membentuk ekspektasi investor.
50
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Sigit Dwi Wismaryanto (2015), Ike Rini Sumarningsih (2014), Eva Karla (2014). 4.2.2. Pengaruh Variabel LDR terhadap Harga Saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh LDR terhadap harga saham. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi. Semakin tinggi LDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Loan to deposit Ratio (LDR) yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau menjadi tidak likuid (illiquid). LDR yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana untuk dipinjamkan. Dengan demikian besar-kecilnya rasio LDR suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank dan hal ini akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah rendah LDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka laba perusahaan mempunyai kemungkinan untuk meningkat dengan catatan bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan optimal. Penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh LDR terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini merupakan bad news atau khabar yang buruk bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh
51
bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan. Tidak berpengaruhnnya LDR karena turunnya LDR perbankan konvensional akibat pertumbuhan simpanan masyarakat lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit tetapi tidak mempengaruhi harga saham. Semakin
tinggi
LDR
memberikan
indikasi
semakin
rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan umtuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Semakin tinggi LDR, maka harga saham akan menurun. Secara teoritis, naiknya LDR tentu akan memperbesar peluang bank dalam memperoleh kenaikan pendapatan. Munculnya banyak krisis di Indonesia dan adanya arahan dari Bank Indonesia mengenai aturan pengetatan LDR dengan tujuan menekan jumlah kredit bermasalah, bank-bank umum menjadi lebih selektif dalam mencairkan kredit kepada pihak ketiga. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Pryanka J.V Polii, Ivonne Saerang, Yunita Mandagie (2014), Eva Karla (2014) namun tidak mendukung Sigit Dwi Wismaryanto (2015) dan Ike Rini Sumarningsih (2014). 4.2.3. Pengaruh Variabel ROA terhadap Harga Saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh ROA terhadap harga saham. Return on Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan
untuk
mengukur
kinerja
keuangan
perusahaan.
Peningkatan
profitabilitas perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan prospek perusahaan yang semakin baik pula. Perusahaan yang memiliki prospek baik sangat disukai oleh investor karena dianggap akan memberikan return yang baik. Sehingga investor menangkap peningkatan ROA sebagai sinyal positif yang
52
mampu meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga semakin tinggi ROA maka semakin tinggi nilai perusahaan dan hal ini berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh ROA terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini merupakan bad news atau khabar yang buruk bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Perbankan di Indonesia turut berperan aktif membangun Indonesia dengan cara fokus menjalankan bisnis yang memberikan dampak positif kepada kehidupan masyarakat dan komunitas melalui pembiayaan ke sektor produktif dan konsumsi termasuk dukungan kepada pengembangan inklusi keuangan di Indonesia. Dengan semangat membangun negeri, perbankan telah meningkatkan kemampuan ekonomi pengusaha segmen Commercial, dan pengusaha UMKM (termasuk mikro). Banyak perusahaan telah menyediakan kredit unit rumah dan kredit kendaraan bagi keluarga Indonesia. Perbankan juga mendorong pengembangan industri kelapa sawit yang merupakan industri unggulan padat karya. Atas pencapaian tersebut, pasar merespon positif sehingga mendorong peningkatan harga saham. Sehingga ROA tidak berpengaruh atas kenaikan harga saham. Kondisi ini menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan memperoleh laba dan untuk mengendalikan seluruh biaya-biaya operasional dan non operasional sangat rendah sehingga kurang berpengaruh terhadap harga saham. Tidak berpengaruhnya ROA terhadap harga saham juga dimungkinkan karena efek Indonesia yang bisa dibilang terkategori dalam pasar yang sedang berkembang (emerging market) masih sarat dengan intervensi dari pemerintah,
53
sehingga banyak aturan-aturan main pasar efek yang tidak dapat berjalan dengan seharusnya. Hal ini mungkin juga disebabkan karena pesatnya pertumbuhan pendapatan bank-bank umum juga diikuti oleh kenaikan nilai asetnya yang kurang lebih berimbang. Akibatnya, nilai ROA cenderung stabil atau tidak terlalu fluktuatif, sementara harga-harga sahamnya terus merangkak naik Hasil penelitian ini mendukung Pryanka J.V Polii, Ivonne Saerang, Yunita Mandagie (2014), Ike Rini Sumarningsih (2014), Eva Karla (2014) dan Fariyana, Kusumawati, (2009) tidak mendukung Sigit Dwi Wismaryanto (2015). 4.2.4. Pengaruh Variabel NIM terhadap Harga Saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh NIM terhadap harga saham. Net Interest Margin (NIM) merupakan ukuran untuk membedakan antara bunga pendapatan yang diperoleh bank, atau lembaga keuangan, dengan jumlah bunga yang diberikan kepada pihak pemberi pinjaman. NIM itu sendiri bertujuan untuk melakukan evaluasi bank dalam mengelola berbagai resiko yang mungkin terjadi pada suku bunga. Besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi Bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut dan hal ini akan bepengaruh terhadap harga saham perusahaan. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh NIM terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini merupakan good news atau khabar yang baik bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Informasi NIM perbankan setiap tahun mampu memberikan sinyal bagi investor untuk mengambil keputusan investasi saham. Hal ini dikarenakan Net Interest Margin (NIM) yang tinggi pada sektor perbankan mampu menjadi acuan bahwa
54
bank memiliki laba yang besar. Semakin tinggi rasio NIM, yang berarti semakin tinggi profitabilitas bank, akan berpengaruh positif bagi harga saham.
Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Sigit Dwi Wismaryanto (2015), Eva Karla (2014). 4.2.5. Pengaruh Variabel BOPO terhadap Harga Saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh BOPO terhadap harga saham. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Efisiensi operasi dilakukan oleh bank dalam rangka untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar (sesuai dengan harapan pihak manajemen dan pemegang saham) serta digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Dengan demikian efisiensi operasi suatu bank yang diproksikan dengan rasio BOPO akan mempengaruhi kinerja bank. Semakin besar rasio ini berarti bahwa manajemen bank cenderung menghasilkan laba operasi yang relatif lebih kecil sebagai akibat operasinya kurang efisien atau biaya operasi yang relatif lebih besar. Sehingga jika semakin besar rasio ini berarti manajemen semakin beroperasi kurang efisien sehingga laba akhirpun akan semakin kecil. Kondisi ini akan menurunkan reputasi bank meraih laba sehingga pada akhirnya akan berdampak pada harga saham perusahaan. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh BOPO terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini merupakan good news atau khabar yang baik bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal.
55
BOPO merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi, dimana semakin besar BOPO, berarti beban operasional semakin besar. Begitupun sebaliknya, semakin kecil persentase BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan operasionalnya, dengan asumsi bahwa pendapatan bernilai tetap. Oleh karena itu besar kecilnya persentase BOPO berpengaruh langsung terhadap laba bank umum yang kemudian turut mempengaruhi harga sahamnya. Rasio BOPO mencerminkan efektivitas bank, semakin kecil BOPO menunjukkan semakin
efektif bank dalam menjalankan aktivitas usahanya.
Efektif diartikan bank mengeluarkan biaya minimal namun dapat menghasilkan pendapatan operasional yang maksimal. Pencapaian tingkat efisiensi yang tinggi merupakan harapan masing-masing bank, karena dengan tercapainya efisiensi berarti manajemen telah berhasil mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Tingginya rasio BOPO menunjukkan bahwa bank belum mampu mendayagunakan sumber daya yang dimiliki atau belum mampu menjalankan kegiatan operasionalnya secara efisien, sehingga akan berakibat turunnya profitabilitas. Semakin kecil rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya bank dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih akan semakin tinggi. Apabila rasio BOPO besar, sepanjang bank tersebut masih dapat memperoleh laba, maka investor akan tetap menanamkan sahamnya pada bank tersebut. Hasil penelitian ini tidak mendukung Sigit Dwi Wismaryanto (2015), Ike Rini Sumarningsih (2014). 4.2.6. Pengaruh Variabel CAR terhadap Harga Saham
56
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh CAR terhadap harga saham. Capital Adequacy Ratio (CAR), yang merupakan rasio keuangan yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank itu sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lainnya. CAR adalah modal minimum yang cukup menjamin kepentingan pihak ketiga. Modal ini sangat penting bagi kemajuan bank dan dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian akibat dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya berasal sebagian besar dari dana pihak ketiga. Besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan sehingga semakin tinggi modal bank berarti bank semakin solvable dan memiliki modal yang cukup guna menjalankan usahanya sehingga dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh dan akan menaikan harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini merupakan bad news atau khabar yang buruk bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Kondisi seperti itu disebabkan karena proporsi pembentuk modal sendiri pada perusahaan perbankan banyak yang berasal dari modal pelengkap, yaitu dari modal pinjaman dan pinjaman sub-ordinasi. Hal ini berarti harus diimbangi pula dengan kemampuan bank untuk membayar hutang-hutangnya.Modal pinjaman yang besar berarti bahwa bank harus membayar biaya bunga yang lebih besar pula.
57
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa setiap kenaikan rasio CAR akan menyebabkan penurunan harga saham perusahaan perbankan. Hal ini mungkin terjadi karena pembentuk modal bank juga berasal dari modal pelengkap. Modal pinjaman yang besar berarti bahwa bank harus membayar biaya bunga yangbesar pula, sehingga menurunkan minat investor berinvestasi dan berdampak pada turunnya harga saham bank. Kemungkinan lain adalah banyaknya dana bank yang menganggur (idle fund). Ini disebabkan karena modal bank yang besar tidak dialokasikan dengan baik dalam bentuk kredit oleh pihak manajemen, sehingga pendapatan bank dalam dari bunga kredit tidak optimal.Informasi ini menyebabkan ketidakpuasan pemegang saham dan calon investor karena kehilangan potensi pendapatan kredit sehingga mampu menurunkan minat investor untuk berinvestasi saham bank sehingga harga sahamnya pun ikut turun. Hasil penelitian ini tidak mendukung Sigit Dwi Wismaryanto (2015) Pryanka J.V Polii, Ivonne Saerang, Yunita Mandagie (2014) Ike Rini Sumarningsih (2014), Eva Karla (2014) dan Fariyana, Kusumawati, (2009).
58
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari peneltian ini adalah sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh NPL terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEI Tahun 2011 – 2015. Artinya besar kecilnya rasio NPL memiliki pengaruh terhadap harga saham. 2. Tidak terdapat pengaruh LDR terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEI Tahun 2011 – 2015. Artinya besar kecilnya rasio LDR tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. 3. Tidak terdapat pengaruh ROA terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEI Tahun 2011 – 2015. Artinya besar kecilnya rasio ROA tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. 4. Terdapat pengaruh NIM terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEI Tahun 2011-2015. Artinya besar kecilnya rasio NIM memiliki pengaruh terhadap harga saham. 5. Terdapat pengaruh BOPO terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEI Tahun 2011 – 2015. Artinya besar kecilnya rasio BOPO memiliki pengaruh terhadap harga saham. 6. Terdapat pengaruh CAR terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEI Tahun 2011-2015. Artinya besar kecilnya rasio CAR memiliki pengaruh terhadap harga saham.
59
5.2. Saran Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1.
Hendaknya apabila akan melakukan invetasi selalu memperhatikan perkembangan harga saham, karena ketika harga saham meningkat saat itulah indikasi bahwa perusahaan tersebut akan memiliki prospek yang besar bagi peningkatan investasi.
2.
Rasio keuangan harus diperhatikan karena hal ini mencerminkan kinerja keuangan. Maka apabila rentabilitas baik maka inilah saat untuk berinvestasi di pasar modal.
3.
Bagi peneliti lain hendaknya menambah tahun penelitian sehingga hasil penelitian lebih sempurna.
4.
Bagi peneliti lainnya hendaknya memperhatikan variabel lain
untuk
memprediksi harga saham selain variabel yang diteliti seperti ROE dan CR.
5.3. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut. 1.
Penelitian ini hanya dilakukan selama 5 tahun, dalam melakukan penelitian ini data diambil dari Pojok BEI Undip. Data yang diperoleh kadang ada yang bisa dibuka dengan software yang penulis miliki, namun kadang ada yang tidak bisa dibuka sehingga penulis harus konfirmasi dengan teman lain dalam upaya mendapatkan data yang dibutuhkan.
2.
Peneliti hanya menggunakan rasio NPL, LDR, ROA, NIM, BOPO dan CAR untuk memprediksi harga saham, sedangkan masih banyak rasio keuangan lain di luar rasio keuangan tersebut seperti ROE dan CR. 60
5.4. Implikasi Penelitian ini membuktikan tentang pentingnya teori sinyal bagi investor dalam berinvestasi di pasr modal. Investor harus memahami tentang sinyal yang diberikan melalui harga dan rasio keuangan, apakah sinyal yang didapat merupakan bad news (khabar yang buruk) atau good news (khabar yang baik). Ketika
sinyal yang diberikan adalah bad news (khabar yang buruk), maka
investor harus menahan dirinya untuk berinvestasi dan apabila sinyal yang diberikan adalah good news (khabar yang baik), maka inilah saatnya dilakukan investasi. Hasil penelitian ini kurang baik dan merupakan bad news sehingga investor harus berhati-hati dalam menginvestasikan dananya pada sektor perbankan di pasar modal.
61
DAFTAR PUSTAKA Anisma, Yuneita. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaaan Yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan. Tahun II No. 5. Fakultas Ekonomi UNRI, Riau Ardiani, Anita.2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Dahlan, Siamat, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Kebijakan Moneter dan Perbankan, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu. Darmadji Tjipto dan Hendry M Fakhruddin, 2001. Pasar Modal di Indonesia, Jakarta : Salemba Emapat. Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Bogor: Ghalia Indonesia. Eva Carla, 2014, Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Net Interest Margin Dan Loan To Deposit Ratio, Terhadap Harga Saham PT Bank Central Asia, Tbk Periode 20072011, UG Jurnal, Vol. 8 No. 04 Tahun 2014. Fahmi, Irham, 2012, Analisa Laporan Keuangan, CEtakan Ke-2, Bandung : Alfabeta. Fariyana, Kusumawati, 2009. Pengaruh Risiko Bank Dan Profitabilitas Terhadap Harga Pasar Saham Pada Perusahaan Perbankan.Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBPS), vol. 6 no. 1, hal 18-41. Ghozali, Imam, 2013, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan SPSS, Semarang : BP UNDIP. Gilang Ramadhani, 2013, Pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS) Dan Rasio Pengembalian Modal (ROE) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012), Jurnal Riset Akuntansi, Volume V/No.1/April 2013. Godfrey, Jayne, Allan, H., Ann, T., Jane H., dan S. Holmes. 2006. Teori Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
62
Greuning Hennie Van, Bratanovic Sonja Brajovic, 2009. Analisis Risiko Perbankan, Edisi ketiga, Jakarta : Salemba Empat. Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE. Hasibuan. P. Malayu. 2007. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Herdiningtyas. Winny, Almilia, Luciana Spica,, 2005. Analisa Rasio Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 7 Nomor 2, STIE Perbanas, Surabaya. Ike Rini Sumarningsih, 2014, Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Publikasi. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Indra Satria dan Iha Haryani Hatta, 2015, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham 10 Bank Terkemuka Di Indonesia, Jurnal Akuntansi. Volume XIX, No.02 Mei 2015: 179-191 Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Grafindo Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 - 2007).Tesis. Tidak diterbitkan. Program Studi MagiPster Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, hal. 83-94. Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani. 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan. Buletin Studi Ekonomi. Vol.12, No. 1 Monica, Genoviva, 2015, Pengaruh Profitabilitas, Kekuatan Modal, Pertumbuhan Kredit Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bisnis 27, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.
63
Pryanka J.V Polii, Ivonne Saerang, Yunita Mandagie, 2014, Rasio Keuangan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal EMBA, Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 993-1004 Pandia, Frianto. 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, Jakarta : Rineka Cipta. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. Sigit Dwi Wismaryanto, 2015,Pengaruh NPL, LDR, ROA, ROE, NIM, BOPO, Dan CAR Terhadap Harga Saham Pada Sub Sector Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012. JURNAL MANAJEMEN Volume 5, Nomor 1, Juni 2015, Fakultas Ekonomi, Universitas Sarjana Wiyata, Yogyarakta. Simorangkir. 2004. Pengantar Lembaga Keungan Bank dan Non Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Wahyu Adi Saputra, 2015. Analisis Karakteristik, Tata Kelola, Dan Dampak Lingkungan Perusahaan Terhadap Eksistensi Website Perusahaan, Tesis, Tidak diterbitkan. Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Yogi Prasanjaya, 2013, Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di BEI, EJurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013): 230-245.
64
LAMPIRAN
65
Lampiran 1 DATA TAHUN 2011 NO
KODE BANK
NAMA PERUSAHAAN
TANGGAL PUBLIKASI
HARGA SAHAM
Non Performin g Loan (NPL)
Loan To Deposit Ratio (LDR)
Return On Asset (ROA)
Net Interest Margin (NIM)
Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Capital Adequancy Ratio (CAR)
1
AGRO
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
28-Mar-12
152.71
3.55
65.79
1.39
4.54
91.65
16.39
2
BACA
Bank Capital Indonesia TBk
16-Mar-12
143.77
0,69
44,24
0,84
3,62
92,82
21,58
3
BBCA
Bank Central Asia Tbk
27-Mar-12
8,100.00
0,2
61,7
3,80
5,70
60,9
12,7
4
BBKP
Bank Bukopin Tbk
20-Mar-12
600.00
2,14
85,01
1,87
4,55
82,05
12,71
5
BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Perseero) Tbk
27-Feb-12
6,650.00
2,30
76,2
4,93
9,58
66,69
14,96
6
BBTN
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
27-Feb-12
600.00
2,23
102,5
2,03
5,76
81,75
15,03
7
BBYB
Bank Yudha Bhakti Tbk
22-Mar-12
95.00
4,17
79,63
1,30
5,33
90,15
12,76
8
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk
07-Feb-12
4,825.00
0,20
98,3
2,60
9,90
79,3
17,6
9
BEKS
Bank Pundi Indonesia Tbk
19-Mar-12
118.23
3,95
66,78
4,75
8,20
118,69
12,02
10
BINA
Bank Ina Perdana Tbk
28-Apr-12
225.50
1,10
87,92
0,32
3,79
98,91
15,2
11
BJBR
BPD Jawa Barat dan Banten Tbk
06-Mar-12
1,120.00
0,41
72,95
2,65
6,89
80,02
18,36
12
BJTM
BPD Jawa Timur TBk
22-Mar-12
480.00
0,97
80,11
4,97
7,95
60,02
16,53
13
BKSW
Bank QNB Indonesia Tbk
29-Mar-12
690.00
0,82
75,48
0,46
5,34
95,26
45,75
14
BMAS
Bank Maspion Indonesia Tbk
26-Mar-12
320.00
0,26
79,91
1,87
5,73
91,44
15.84
15
BMRI
Bank Mandiri (Persero) Tbk
07-Mar-12
6,400.00
0,45
71,65
3,37
5,29
67,22
15,34
16
BNBA
Bank Bumi Artha Tbk
28-Mar-12
160.00
0,50
67,53
2,11
6,56
86,68
19,96
17
BNGA
Bank CIMB Niaga Tbk
16-Feb-12
1,130.00
1,46
43,05
2,85
5,63
76,1
13,16
18 19
BNII BNLI
Bank Maybank Indonesia Tbk Bank Permata Tbk
21-Feb-12 20-Feb-12
3,350.00 1,223.81
1,10 1,41
88,86 85,71
1,14 3,66
5,30 6,36
92,64 67,51
11,83 23,19
20
BSIM
Bank Sinarmas Tbk
20-Mar-12
265.71
0,79
69,5
1,07
5,65
93,55
13,98
21 22 23 24
BSWD BVIC DNAR INPC
Bank Of India Indonesia Tbk Bank Victoria International Tbk Bank Dinar Indonesia Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk
16-Mar-12 26-Mar-12 16-Feb-12 07-Mar-12
1,150.00 134.00 110.00 109.66
1,41 0.22 3,01 1,85
85,71 63.62 103,38 82,21
3,66 2.65 2,78 0,72
6,39 1.86 7,55 3,55
67,51 78.36 78,84 92.43
23,19 14.92 61,07 12,65
25
MAYA
Bank Mayapada Internasional Tbk
29-Mar-12
2,308.43
2.51
82.10
2.07
5.84
83.38
14.68
26 27 28 29
MCOR MEGA NISP SDRA
Bank Windu Kentjana International TBk Bank Mega Tbk Bank OCBC NISP tbk Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
28-Mar-12 12-Mar-12 30-Jan-12 05-Mar-12
67.74 3,500.00 1,170.00 390.00
1.42 0,98 0.59 1.08
79.30 63,75 87.04 81.70
0.96 2,29 1.91 3.00
4.62 5,4 4.80 9.14
92.97 81,84 79.85 80.03
12.66 11,7 13.75 17.37
66
DATA TAHUN 2012
NO
1 2 3 4 5 6 7
KODE BANK
AGRO BABP BACA BBCA BBKP BBRI BBTN
NAMA PERUSAHAAN
TANGGAL PUBLIKASI
HARGA SAHAM
Non Performing Loan (NPL)
Loan To Deposit Ratio (LDR)
Return On Asset (ROA)
Net Interest Margin (NIM)
Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Capital Adequancy Ratio (CAR)
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
22-Feb-13
141.94
3,68
82.48
1.63
6.00
86.54
14.80
Bank MNC Internasional Tbk
28-Mar-13
80.00
3,99
79,48
0,09
5,44
99,68
11,21
Bank Capital Indonesia TBk
27-Mar-13
113.50
1,57
59,06
1,32
4,66
86,85
18,00
Bank Central Asia Tbk
05-Mar-13
10,200.00
0,20
68,6
3,60
5,60
62,4
14,2
Bank Bukopin Tbk
11-Mar-13
870.00
1,56
83,81
1,83
4,56
81,42
16,34
Bank Rakyat Indonesia (Perseero) Tbk
23-Jan-13
7,800.00
1,78
79,85
5,15
8,42
59,93
16,95
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
20-Feb-13
4,900.00
3,12
100,9
1,94
5,83
80,74
17,69
90.00
2,85
90,65
0,50
5,60
90,59
12,89
8
BBYB
Bank Yudha Bhakti Tbk
19-Mar-13
9
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk
06-Feb-13
5,950.00
0,20
100,7
2,70
10,1
75,00
18,9
10
BEKS
Bank Pundi Indonesia Tbk
18-Mar-13
124.00
4,81
83,68
0,98
16,64
97,77
13,27
11
BINA
Bank Ina Perdana Tbk
15-Mar-13
193.00
0,36
81,6
1,22
4,07
87,49
16,05
12
BJBR
BPD Jawa Barat dan Banten Tbk
04-Mar-13
1,280.00
0,50
74,09
2,46
6,44
79,31
18,11
13
BJTM
BPD Jawa Timur TBk
28-Mar-13
520.00
2,95
83,55
3,34
6,48
68,89
26,56
14
BMAS
Bank Maspion Indonesia Tbk
27-Mar-13
325.00
0,17
89,71
1,00
5,24
89,84
13,46
Bank Mandiri (Persero) Tbk
25-Feb-13
9,750.00
0,37
77,66
3,55
5,58
63,93
15,48
Bank Bumi Artha Tbk
25-Mar-13
185.00
0.00
77,95
2,47
7,13
78,71
19,18
Bank CIMB Niaga Tbk
14-Feb-13
1,400.00
1,11
43,47
3,18
5,87
71,7
15,16
Bank Maybank Indonesia Tbk
20-Mar-13
421.94
0,81
87,34
1,64
5,52
87,22
12,83
Bank Permata Tbk
19-Feb-13
1,343.57
0,86
93,21
3,14
5,12
72,31
21,1
Bank Sinarmas Tbk
18-Mar-13
269.08
2,57
80,78
1,74
5,72
83,75
18,09
Bank Of India Indonesia Tbk
21-Mar-13
1,560.00
0,86
93,21
3,14
5,12
72,31
21,1
Bank Victoria International Tbk
25-Mar-13
132.00
1.76
67.59
2.17
3.12
78.82
17.97
115.00
1,43
101,35
1,74
5,61
82,71
55,58
15 16 17 18 19 20 21 22
BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSIM BSWD BVIC
23
DNAR
Bank Dinar Indonesia Tbk
19-Feb-13
24
INPC
Bank Artha Graha Internasional Tbk
21-Mar-13
112.00
0,80
87,42
0,66
4,22
93.03
16,45
25
MAYA
Bank Mayapada Internasional Tbk
20-Mar-13
1,569.73
3.02
80.58
2.41
6.00
80.19
10.93
26 27 28 29
MCOR MEGA NISP SDRA
Bank Windu Kentjana International TBk Bank Mega Tbk Bank OCBC NISP tbk Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
20-Mar-13
90.88
06-Mar-13 12-Feb-13 28-Feb-13
3,325.00 1,520.00 580.00
1.44 2,09 0.37 1.31
80.22 52,39 86.79 84.39
2.04 2,74 1.79 2.78
5.18 6,45 4.17 8.28
81.74 76,73 78.93 81.49
15.19 19,18 16.49 17.77
67
DATA TAHUN 2013
NO
1 2 3 4 5
KODE BANK
AGRO BACA BBCA BBKP BBMD
NAMA PERUSAHAAN
TANGGAL PUBLIKASI
HARGA SAHAM
Non Performing Loan (NPL)
Loan To Deposit Ratio (LDR)
Return On Asset (ROA)
Net Interest Margin (NIM)
Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Capital Adequancy Ratio (CAR)
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
24-Feb-14
114.00
2,27
87.11
1.66
5.31
85.88
21.60
Bank Capital Indonesia TBk
27-Mar-14
80.00
0,19
63,35
1,59
4,67
86,38
20,13
Bank Central Asia Tbk
18-Feb-14
10,400.00
0,20
75,4
3,80
6,20
61,5
15,7
Bank Bukopin Tbk
14-Mar-14
635.00
1,56
85,8
1,78
3,82
82,38
15,1
Bank Mestika Dharma Tbk
14-Feb-14
1,605.00
2.16
102.35
5.42
8.36
54.13
26.99
8,100.00
1,55
88,54
5,03
8,55
60,58
16,99
6
BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Perseero) Tbk
16-Jan-14
7
BBTN
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
10-Feb-14
1,000.00
3,04
104,42
1,79
5,44
82,19
15,62
8
BBYB
Bank Yudha Bhakti Tbk
19-Mar-14
90.00
2,09
76,58
0,69
5,74
94,9
15,95
9
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk
05-Feb-14
4,350.00
1,10
95,1
2,50
9,60
82,86
17,9
10
BEKS
Bank Pundi Indonesia Tbk
27-Mar-14
85.00
3,39
88,46
1,22
13,04
99,39
11,56
11 12 13
BINA BJBR BJTM
Bank Ina Perdana Tbk BPD Jawa Barat dan Banten Tbk BPD Jawa Timur TBk
11-Mar-14 06-Mar-14 07-Mar-14
231.47 1,055.00 472.00
0,39 0,64 3,44
87,17 96,47 84,98
0,80 2,61 3,82
4,55 7,96 7,14
92,46 79,41 70,28
17,1 16,51 23,72
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
BKSW BMAS BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSIM BSWD BVIC DNAR INPC MAYA MCOR MEGA NAGA NISP SDRA
Bank QNB Indonesia Tbk Bank Maspion Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Artha Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank Maybank Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Sinarmas Tbk Bank Of India Indonesia Tbk Bank Victoria International Tbk Bank Dinar Indonesia Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Mayapada Internasional Tbk Bank Windu Kentjana International TBk Bank Mega Tbk Bank Mitraniaga Tbk Bank OCBC NISP tbk Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
17-Feb-14 25-Mar-14 10-Feb-14 19-Mar-14 14-Feb-14 10-Feb-14 20-Feb-14 25-Mar-14 13-Mar-14 25-Mar-14 10-Mar-14 25-Mar-14 27-Mar-14 19-Mar-14 28-Feb-14 02-Mar-14 29-Jan-14 28-Feb-14
431.00 327.00 8,750.00 176.00 925.00 306.51 1,125.70 1,025.00 2,030.00 125.00 120.00 90.00 1,610.19 48.64 1,975.00 152.00 1,250.00 890.00
0,1 0,61 0,37 0.00 1,55 1,55 0,30 2,12 0,81 0.32 0,74 1,76 1.04 1.33 2.18 0,12 0.35 0,41
113,3 85,73 82,97 83,96 43,99 87,04 89,2 78,72 93,76 73.39 86,05 88,87 85.61 82.73 57.41 55,15 92.49 140,72
0,09 1,12 3,66 2,05 2,76 1,74 1,60 1,71 3,8 1.97 1,46 1,39 2.53 1.74 1.14 0,39 1.81 5,14
2,82 5,07 5,68 6,61 5,34 4,94 4,20 5,23 5,92 2.33 5,19 5,31 5.75 4.87 5.38 2,59 4.11 3,83
100,57 88,74 62,41 82,33 73,79 84,1 85,00 88,5 69,09 81.35 87,53 85,27 78.58 84.89 89.76 95,88 78.03 33,28
18,74 21,01 14,93 16,99 15,36 12,74 14,3 21,82 15,26 18.00 44,02 17,31 14.07 15.88 16.63 33,35 19.28 27,91
68
DATA TAHUN 2014
NO
KODE BANK
NAMA PERUSAHAAN
TANGGAL PUBLIKASI
HARGA SAHAM
Non Performing Loan (NPL)
Loan To Deposit Ratio (LDR)
Return On Asset (ROA)
Net Interest Margin (NIM)
Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Capital Adequancy Ratio (CAR)
1
AGRO
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
24-Feb-15
102.00
2.02
88.49
1.47
4.62
87.85
19.06
2
BACA
Bank Capital Indonesia TBk
27-Mar-15
202.00
0,24
58,13
1,33
3,96
87,81
16,43
3
BBCA
Bank Central Asia Tbk
16-Feb-15
14,00.00
0,20
76,8
3,90
6,50
62,4
16,9
Bank Bukopin Tbk
27-Mar-15
700.00
2,07
83,89
1,23
3,70
89,21
14,2
Bank Mestika Dharma Tbk
13-Mar-15
1,575.00
2.16
101.3
3.86
8.24
65.85
26.66
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
16-Jan-15
11,575.00
1,69
81,68
4,73
8,51
65,42
18,31
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
23-Feb-15
1,045.00
2,76
108,86
1,14
4,47
88,97
14,64
Bank Yudha Bhakti Tbk
11-Mar-15
89.06
2,35
85,71
0,69
5,38
95,08
15,23
Bank Danamon Indonesia Tbk
18-Feb-15
4,650.00
1,30
92,6
1,40
8,40
76,61
17,8
Bank Pundi Indonesia Tbk Bank Ina Perdana Tbk BPD Jawa Barat dan Banten Tbk BPD Jawa Timur TBk Bank QNB Indonesia Tbk Bank Maspion Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Artha Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank Maybank Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Sinarmas Tbk Bank Of India Indonesia Tbk Bank Victoria International Tbk Bank Dinar Indonesia Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Mayapada Internasional Tbk Bank Windu Kentjana International TBk Bank Mega Tbk Bank Mitraniaga Tbk Bank OCBC NISP tbk Bank Pan Indonesia Tbk Bank Panin Syari'ah Tbk Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
06-Mar-15
67.00
26-Feb-15 04-Mar-15 27-Feb-15 27-Jan-15 24-Mar-15 02-Feb-15 23-Mar-15 11-Feb-15 11-Feb-15 20-Feb-15 18-Mar-15 06-Mar-15 27-Mar-15 09-Feb-15 18-Mar-15 24-Mar-15 24-Mar-15 12-Mar-15 23-Mar-15 10-Feb-15 06-Feb-15 02-Feb-15 26-Mar-15
268.93 975.00 545.00 470.00 390.00 11,250.00 183.00 795.00 199.00 1,447.97 403.62 2,565.00 120.00 117.00 78.00 1,540.00 93.81 2,250.00 185.00 1,330.00 1,035.00 187.00 1,130.00
4,85 0,80 1,04 3,31 0,23 0,70 0,44 0,08 1,94 1,48 0,60 2,56 0,58 2.61 0,80 1,69 1.46 2.43 2.09 0,12 0.80 0,52 0,29 1,81
86,11 75,07 93,18 86,54 93,47 77,2 82,02 79,45 44,87 91,15 89,1 83,88 88,06 70.25 69,62 87,62 81.25 84.03 65.85 51,97 93.59 95,47 94,04 101,2
1,59 1,29 1,92 3,52 1,05 0,82 3,57 1,52 1,44 0,68 1,20 1,02 3,36 0.80 0,32 0,79 1.95 0.79 1.16 0,59 1.79 2,23 1,99 2,81
9,65 4,71 6,79 6,9 2,8 4,93 5,94 5,81 5,36 4,76 3,60 5,87 4,97 1.88 3,50 4,75 4.52 3.76 5.27 2,26 4.15 4,09 4,52 1,89
108,3 89,76 85,6 69,63 88,9 92,59 64,98 87,41 87,86 92,94 89,8 94,54 74,92 93.25 97,63 91,62 84.50 93.19 91.25 95,26 79.46 79,81 82,58 56,04
10,05 25,36 16,08 22,17 15,1 19,45 16,6 15,07 15,58 15,76 13,6 18,38 15,39 18.35 31,06 15,95 10.25 15.20 17.09 21,84 18.74 17,41 25,69 21,71
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
BBKP BBMD BBRI BBTN BBYB BDMN BEKS BINA BJBR BJTM BKSW BMAS BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSIM BSWD BVIC DNAR INPC MAYA MCOR MEGA NAGA NISP PNBN PNBS SDRA
69
DATA TAHUN 2015
NO
KODE BANK
NAMA PERUSAHAAN
TANGGAL PUBLIKASI
HARGA SAHAM
Non Performing Loan (NPL)
Loan To Deposit Ratio (LDR)
Return On Asset (ROA)
Net Interest Margin (NIM)
Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Capital Adequancy Ratio (CAR)
1
AGRO
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
22-Feb-16
92.00
1,90
87,15
1,55
4,77
88,63
22.12
2
BABP
Bank MNC Internasional Tbk
10-Mar-16
72.00
2,43
72,29
0,10
3,32
98,97
17,83
3
BACA
Bank Capital Indonesia TBk
23-Mar-16
208.00
0,75
55,78
1,10
4,73
90,27
17,7
4
BBCA
Bank Central Asia Tbk
16-Feb-16
13,400.00
0,20
81,1
3,80
6,70
63,2
18,7
5
BBKP
Bank Bukopin Tbk
14-Mar-16
700.00
2,13
86,34
1,39
3,58
87,56
13,56
Bank Mestika Dharma Tbk
21-Mar-16
1,540.00
1.36
101.61
3.53
8.13
68.58
28.26
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
29-Jan-16
11,225.00
1.70
86,88
4,19
8,13
67,96
20,59
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
29-Jan-16
1,365.00
2,11
108,78
1,61
4,87
84,83
16,97
Bank Yudha Bhakti Tbk
15-Feb-16
176.25
1,85
88,95
1,16
6,12
91,82
15,7
Bank Danamon Indonesia Tbk
01-Mar-16
3,846.00
1,9
87,5
1,20
8,20
85,56
19,7
Bank Pundi Indonesia Tbk Bank Ina Perdana Tbk BPD Jawa Barat dan Banten Tbk BPD Jawa Timur TBk Bank QNB Indonesia Tbk Bank Maspion Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Artha Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank Maybank Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Sinarmas Tbk Bank Victoria International Tbk Bank Dinar Indonesia Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Mayapada Internasional Tbk Bank Windu Kentjana International TBk Bank Mega Tbk Bank Mitraniaga Tbk Bank OCBC NISP tbk Bank Pan Indonesia Tbk Bank Panin Syari'ah Tbk Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
28-Apr-16 18-Mar-16 26-Feb-16 07-Jan-16 11-Jan-16 28-Mar-16 28-Jan-16 24-Mar-16 24-Feb-16 23-Feb-16 19-Feb-16 24-Feb-16 29-Mar-16 05-Feb-16 22-Mar-16 28-Mar-16 24-Feb-16 18-Mar-16 14-Mar-16 19-Feb-16 19-Feb-16 15-Feb-16 24-Feb-16
73.00 283.33 900.00 443.00 270.00 470.00 9,500.00 180.00 595.00 165.00 590.08 503.28 114.00 106.00 78.00 1,505.00 174.95 2,800.00 175.00 1,325.00 625.00 225.00 1,150.00
4,91 0,21 0,86 4,29 2,40 0,50 0,60 0,39 1,59 2,42 1,40 2,99 3.93 0,67 1,25 2.52 1.63 2.81 0,31 0.78 0,55 1,94 1,26
80,77 82,83 88,13 82,92 112,54 92,96 87,05 82,78 46,81 85,13 87,8 78,04 70.17 77,29 87,62 82.99 86.82 65.05 59,34 98.05 98,83 96,43 97,22
5,29 1,05 2,04 2,67 0,87 1,10 3,15 1,33 0,24 1,01 0,20 0,95 0.65 1,00 0,33 2.10 1.03 1.97 0,71 1.68 1,31 1,14 1,94
6,11 4,26 6,32 6,41 3,08 4,42 5,9 5,49 5,21 4,84 4,00 5,77 2.08 4,41 4,56 4.78 4.44 6.04 2,53 4.07 4,61 4,65 4,74
134,15 90,46 83,31 76,12 90,95 89,53 69,67 88,91 97,38 90,77 98,9 91,67 93.89 91,5 96,66 82.65 90.70 85.72 93,86 80.14 86,66 89,29 79,89
8,02 19,93 15,85 21,22 16,18 19,33 18,6 25,57 16,28 15,17 15,00 14,37 20.38 30,5 15,2 12.97 17.68 24.86 15,49 17.32 20,23 20,3 18,82
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
BBMD BBRI BBTN BBYB BDMN BEKS BINA BJBR BJTM BKSW BMAS BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSIM BVIC DNAR INPC MAYA MCOR MEGA NAGA NISP PNBN PNBS SDRA
70
Lampiran 2 STATISTIK DESKRIPTIF N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPL
155
.00
4.91
1.4874
1.13441
LDR
155
43.05
140.72
82.3701
14.75549
ROA
155
.09
5.42
2.0072
1.23958
NIM
155
1.86
16.64
5.5372
1.99214
BOPO
155
33.28
134.15
83.2981
12.41166
CAR
155
8.02
61.07
18.3341
6.93839
Harga Saham
155
48.64
13400.00
1.6385E3
2761.41783
Valid N (listwise)
155
71
UJI NORMALITAS RESIDU DENGAN LnY SEBAGAI VARIABLE DEPENDENT Uji Normalitas Residu Unstandardized Residual N
Valid Missing
Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis
155 0 -.032 .195 -.187 .387
72
UJI MULTIKOLINIERITAS
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) NPL
.763
1.310
LDR
.919
1.088
ROA
.389
2.570
NIM
.725
1.379
BOPO
.389
2.569
CAR
.950
1.053
73
UJI GLEJSER Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
1.897
.708
NPL
-.005
.049
LDR
.000
ROA NIM
Coefficients Beta
t
Sig.
2.679
.008
-.010
-.105
.917
.003
-.005
-.065
.949
-.103
.062
-.211
-1.654
.100
.061
.042
.200
1.433
.121
BOPO
-.012
.009
-.247
-1.306
.261
CAR
-.010
.007
-.115
-1.407
.162
a. Dependent Variable: absresid
74
UJI AUTOKORELASI
b
Model Summary
Model 1
R .717
R Square a
.515
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .495
1.03686
Durbin-Watson 2.125
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR, BOPO, NPL, ROA b. Dependent Variable: lnY
75
REGRESI BERGANDA
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 11.161
1.229
NPL
-.213
.084
LDR
3.439E-6
ROA NIM
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 9.085
.000
-.165
-2.523
.013
.006
.000
.001
1.000
.188
.108
.160
1.742
.084
.119
.049
.162
2.413
.017
BOPO
-.057
.011
-.487
-5.304
.000
CAR
-.043
.012
-.202
-3.443
.001
a. Dependent Variable: lnY
76
UJI T TEST
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 11.161
1.229
NPL
-.213
.084
LDR
3.439E-6
ROA NIM
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 9.085
.000
-.165
-2.523
.013
.006
.000
.001
1.000
.188
.108
.160
1.742
.084
.119
.049
.162
2.413
.017
BOPO
-.057
.011
-.487
-5.304
.000
CAR
-.043
.012
-.202
-3.443
.001
a. Dependent Variable: lnY
77
UJI F TEST
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
168.638
6
28.106
Residual
159.111
148
1.075
Total
327.749
154
F 26.144
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR, BOPO, NPL, ROA b. Dependent Variable: lnY
78
KOEFISIEN DETERMINASI b
Model Summary
Model 1
R .717
R Square a
.515
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .495
1.03686
Durbin-Watson 2.125
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR, BOPO, NPL, ROA b. Dependent Variable: lnY
79
71
72
73