1
HUBUNGAN KEAKTIFAN BERIBADAH ANAK DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI MANGUNSARI WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Disusun Oleh : NAMA : MURYANI NIM : 114 10 128
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SALATIGA 2012
2
3
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 fax 323433 Salatiga 50721
NOTA PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari : Nama
: MURYANI
NIM
: 114 10 128
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: Hubungan Keaktifan Ibadah Di Rumah Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari
Windusari
Kabupaten
Magelang
Tahun
Pelajaran 2011/2012. Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah. Salatiga, Oktober 2012. Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si NIP:196808121994032003 NIP : 196906171996031004
4
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 fax 323433 Salatiga 50721
SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN BERIBADAH ANAK DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI MANGUNSARI WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DISUSUN OLEH : MURYANI NIM: 114 10 128 Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 6 Nopember 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji :
Ketua Penguji
: H Agus Waluyo, M.Ag
.......................................
Sekretaris Penguji
: Muh Hafidz, M.Ag
.......................................
Penguji I
: Dra. Hj. S Marfu’ah, M.Pd
.......................................
Penguji II
: Dr. Muh Saerozi, M.Ag
.......................................
Penguji III
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
....................................... Salatiga, 6 Nopember 2012. Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP : 195808271983031002
5
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 fax 323433 Salatiga 50721
DEKLARASI
Bismillahirohmannirrohim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di
luar
referensi
yang
peneliti cantumkan,
maka peneliti
sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang menaqosah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oelh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga,
Oktober 2012. Peneliti
MURYANI NIM:11410128
6
MOTTO
ä! Ï $t ±ó sx ÿø9$ #Ç Æ
ã4 t ‘s S÷ Zs? n o4 qn =¢ Á 9$#ž c
)(n Î o4 qn =¢ Á 9$ #É OÏ %r &ur É = »t GÅ 3ø 9$#š Æ
By Ï 7ø ‹s 9Î )z ÓÇ r ré &! $t Bã @ø ?$#
ÇÍÎÈ t b qã èo Yó Á s ?$t BÞ On =÷ èt ƒª !$ #ur 3ç Žt 9ò 2 r &« !$ #ã ø .Ï %s !u r 3Ì s 3 Zß Jø 9$ #u r
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Q.S Al Ankabut : 45)
7
PERSEMBAHAN
SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN KEPADA : 1. Keluargaku tercinta, 2. Teman-teman seperjuangan-ku 3. Almamater-ku
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya jualah peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Keaktifan Berbadah Anak Di Rumah Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012”. Peneliti sadar bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Ketua STAIN Salatiga beserta jajaran bapak dan ibu dosen yang telah berkenan memberikan bekal ilmu pengetahuan. 2. Drs Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri Salatiga. 3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti dan menyelesaikan skripsi ini 4. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat kepada peneliti selama penyusunan karya ilmiah ini. Semoga amal budi baik Bapak dan Ibu mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Amin Yaa Robbal ‘Alamin. Magelang, …Oktober 2012. Penulis
MURYANI
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ….....…………………………….....
ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….....
iii
HALAMAN DEKLARASI ....………………………………………….....
iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………..............................
vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………….........
vii
DAFTAR ISI …………………………………………………........………
viii
HALAMAN DAFTAR TABEL …………….………………………….....
x
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ….....…………………………….....
xi
HALAMAN ABSTRAK …........……………………………………….....
xii
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....…………………………….
1
B. Rumusan Masalah ........….…………………………….
4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………….
5
D. Hipotesis ...........………………………………………...
5
E. Manfaat Penelitian …..….…………………………….....
5
F. Definisi Operasional ..…………………………………...
6
G. Metode Penelitian ……………………………………….
7
H. Sistimatika Penulisan ….….…………………………….
10
10
BAB II
BAB III
: KAJIAN PUSTAKA A. Aktivtas Ibadah .............……....……………………….
12
1. Pengertian Ibadah ........................................................
12
2. Macam-macam Ibadah ................................................
13
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas ibadah ..
21
B. Prestasi Belajar .....................................................…….
23
1. Pengertian Presasi Belajar ..........................................
23
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ...
28
C. Pendidikan Agama Islam ....................…………………..
31
1. Pengertian pendidikan Agama Islam .............................
31
2. Dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam ..................
32
D. Hubungan aktivitas ibadah dengan prestasi belajar ..........
35
: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .…………………….
38
1. Sejarah Berdiri SD N Mangunsari ..................................
38
2. Letak Geografis ...... ........................................................
38
3. Stuktur Organsiasi ... ........................................................
39
4. Visi dan Misi SD N Mangunsari .......................................
40
5. Jumlah Guru dan Tenaga Administrasi ............................
40
6. Jumlah Siswa ....................................................................
41
B. Penyajian Data ....................................................................
42
1. Daftar nama responden ....................................................
42
2. Hasil jawaban respoden ....................................................
43
3. Data Prestasi Belajar .....................................................
44
11
BAB IV
BAB V
: ANALISA DATA A. Analisis Pendahuluan .......................................................
45
B. Analisis Pengolahan Data ..................................................
54
C. Analisis Pengujian Hipoteis ................................................
57
: PENUTUP A. Kesimpulan ……….……...…………………………….
58
B. Saran-saran…………….……………………………….
58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
12
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Jumlah Siswa SD Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang
41
Tabel 2: Daftar Nama Siswa SD Negeri Mangunsari Windusari Kab. Magelang
41
Tabel 3: Hasil Jawaban Responden .......................................................................... 45 Tabel 4: Prestasi Belajar Responden ....................................................................... 46 Tabel 5: Aktivitas beribadah anak di rumah ............................................................ 48 Tabel 6: Prestasi Belajar Responden ...................................................................... 50 Tabel 7: Aktivitas beribadah anak di rumah .......................................................... 51 Tabel 8: Skor jawaban responden dan prestasi belajar ........................................
52
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Pertanyaan ........................................................................
60
Lampiran 2 : Hasil Olah data SPSS .................................................................
62
Lampiran 3 : Daftar Nilai Product Moment ......................................................
65
14
ABSTRAK
Muryani, 2012, Hubungan antara Keaktifan Beribadah Anak di Rumah dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Dasar Bumiayu Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. Kata Kunci : Keaktifan anak Beribadah dirumah, Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini merupakan upaya penelitian untuk mengetahui keaktifan beribadah di rumah siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. Mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. Mengetahui hubungan aktivitas belajar di rumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini bersifat analisis kuantitatif, dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 25 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan instrumen pertanyaan yang dikirim pada responden yang kemudian dianalisis dengan alat analisis statistik korelasi product moment. Aktivitas ibadah di rumah yang termasuk dalam kategori baik adalah 32 % dengan jumlah 8 siswa, aktivitas ibadah di rumah yang termasuk dalam kategori cukup adalah 48 % dengan jumlah 8 siswa dan aktivitas ibadah di rumah yang termasuk dalam kategori kurang adalah 20 % dengan jumlah 5 siswa. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang termasuk dalam kategori baik adalah 76 % dengan jumlah 19 siswa, prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang termasuk dalam kategori cukup adalah 24 % dengan jumlah 6 siswa dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang termasuk dalam kategori kurang adalah 0 % dengan jumlah 0 siswa. Aktivitas beribadah di rumah mempunyai korelasi dengan prestasi belajar siswa SD Negeri Mangunsari karena nilai r hitung (product moment) lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,426 > 0,323.
.
15
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Menurut Slameto (2010:76), pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal, informasi di sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan untuk optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Pendidikan sebagai sebuah bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai rumusan-rumusanyang dibentuk secara khusus untuk memudahakan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Pendidikan juga merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu. Oleh karena itu masalah pokok dalam pendidikan adalah memilih arah atau tujuan yang akan dicapai. Dalam perkembangannya, istilah pedidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa
1
16
agar anak menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Firman Allah Swt dalam Qur’an Surat An-Nahl disebutkan sebagai berikut :
ìô y J ¡ 9$ #ã Nä 3s 9Ÿ @y èy_ u r $\ «ø ‹x © š c
qß Jn =÷ ès? Ÿ w ö Nä 3Ï F»y g¨ Bé &È b qä Üç /. `Ï B Nä i 3y _t ÷ zr &ª !$ #ur ÇÐÑÈ š c
rã ä 3ô ±s ?ö Nä 3ª =y ès 9 n oy ‰Ï «øùF {$ #ur t »| Á ö /F {$ #u r
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (Q.S An-Nahl :78) Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dikirimlah anak ke sekolah untuk menjalani proses pembelajaran ilmu pengetahuan dan agama. Dengan demikian, sebenarnya pendidikan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga. Agama sebagai dasar pijakan umat manusia, memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia, baik dalam hubungannya dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya. Agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan bagi semua umatnya. Oleh karena itu, anak dididik agama bertujuan
17
untuk mempersiapkan mental dalam menghadapi tantangan masa yang akan datang. Agama diharapkan mampu sebagai pengedali dari keinginan manusia yang tidak terkendali sehingga anak mampu menjalani kehidupan dengan baik. Pendidikan agama merupakan suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka meningkatkan
penghayatan
dan
pengalaman
agama
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Menurut Zakiah Daradjat (2009:43), pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil). Ibadah yang asas merangkum soal-soal akidah dan keyakinan kita kepada Allah Swt, para malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari pembalasan, ketentuan dan ketetapan Allah Swt baik ataupun buruk. Itulah yang kita sebut rukun iman. Termasuk dalam uraian ibadah yang asas itu ialah rukun Islam yaitu syahadat, shalat lima waktu, puasa, zakat fitrah dan rukun haji (bagi mereka yang mampu). Kedua bentuk ibadah yang asas itu yaitu rukun iman dan rukun Islam adalah wajib ain atau fardhu ain bagi setiap muallaf. Berarti sebelum kita dapat melaksanakan ibadah-ibadah yang lain, kedua perkara itu perlu ada pada diri kita dan telah dapat kita tanamkan dalam jiwa kita. Aspek-aspek lain seperti pendidikan dan pelajaran, perekonomian dan cara-cara menjalankan ekonomi, soal-soal kenegaraan dan perhubungan antara bangsa, juga merupakan ibadah manusia kepada Allah. Dalam menegakkan bentuk pendidikan dan pelajaran, kita semestinya menitikberatkan hasil mutlak dari acuan pendidikan kita pada jiwa anak-anak yang dibina mulai dari peringkat taman kanak-kanak, sekolah
18
menengah sampai universitas. Sehingga lulusannya nanti dapat menyambung perjuangan menegakkan syariat Allah Swt. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penelitian ini diambil judul “Hubungan Keaktifan Beribadah Anak Di Rumah Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah keaktifan beribadah di rumah siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 ? 2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 ? 3. Bagaimanakah hubungan keaktifan beribadah di rumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian, pada dasarnya mempunyai tujuan tertentu, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan yang bersifat khusus. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui keaktifan beribadah di rumah siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012
19
2. Mengetahui prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 3. Mengetahui hubungan keaktifan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012
D. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ada hubungan positif antara keaktifan beribadah di rumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012”
E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang sehingga pelaksanaan pendidikan memberikan hasil yang sesuai dengan harapan semua pihak.
F. Definisi Operasional 1. Keaktifan Beribadah Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani (2004:43), ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Dengan demikian aktivitas ibadah yang dimaksud dalam penelitian adalah semua kegiatan yang bertujuan memperoleh ridlo Allah Swt. Adapun definisi
20
aktivitas ibadah dalam penelitian ini hanya menekankan pada masalah yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah Swt yang meliputi: a. Sholat yang meliputi keaktifan menjalankan sholat wajib, ketepatan dalam menjalankan sholat, kekhusu’an dalam menjalankan sholat wajib dan keaktifan menjalankan sholat sunat. b. Puasa yang meliputi keaktifan berpuasa bulan ramadhan, lengkap tidaknya hari puasa pada bulan ramadhan dan keaktifan menjalankan puasa sunat. c. Membaca Al Qur’an yang meliputi keaktifan membaca Al Qur’an, ketekunan dalam membaca Al Qur’an dan keaktifan belajar tajwid. 2.
Prestasi Belajar Menurut Brammer Gagne (2002:11) prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Indikator prestasi belajar pendidikan Agama Islam adalah nilai akhir yang tercantum dalam raport semester akhir. Jadi yang dimaksud judul skripsi ini adalah prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang tertuang dalam raport terakhir. Ketentuan penilaian yang berlaku di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Kabupaten Magelang yaitu : (Buku Pedoman Penilaian Siswa SD N Mangunsari Kabupaten Magelang, 2010:16) a. Nilai 90 – 100 atau A dengan skor 4 b. Nilai 70 – 89 atau B dengan skor 3 c. Nilai 60 – 69 atau C dengan skor 2 d. Nilai kurang dari 60 atau D dengan skor 1 Siswa dianggap berprestasi apabila minimal nilai yang diperoleh 70
21
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis kuantitatif yaitu sebuah penelitian yang diarahkan untuk menganalisis hubungan keaktifan beribadah dengan prestasi belajar pendidikan Agama Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi yaitu mencari hubungan antara variabel keaktifan beribadah di rumah yang dinotasikan dengan X dengan variabel prestasi belajar yang dinotasikan dengan Y. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Mangunsari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang, tahun pelajaran 2011/2012, khususnya siswa kelas IV dan V. Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai Maret 2012 sampai dengan Juni 2012. 3. Populasi dan Sampel Menurut Suharsini Arikunto (2001:76), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2002:16), dalam bukunya Methodologi Penelitian, disebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek atau yang diteliti, atau dengan kata lain populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Sedangkan populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang, tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 81 orang siswa.
22
Menurut Suharsini Arikunto (2001:120) mengemukakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% 25% atau lebih.
Berdasarkan populasi yang, maka dalam penelitian ini
diambil sampel sebanyak 25 orang siswa untuk siswa kelas IV dan kelas V. Jumlah siswa kelas IV sebanyak 11 dan kelas V sebanyak 14 siswa. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket Angket atau kuisioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Lexy J. Moeloeng, 2011:182). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2002:139), kuisioner adalah alat pengumpul data yang berisikan daftar pertanyaan yang mengukur variabel-variabel, hubungan diantara variabel yang ada atau pengalaman dan opini dari responden. Metode ini digunakan untuk memperoleh data aktivitas beribadah siswa di rumah. b. Metode Dokumentasi Menurut Suharsini Arikunto (2001:44), metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data cara mencatat data-data yang sudah tersedia dalam bentuk tulisan atau tabel. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai keadaan siswa, keadaan guru dan karyawan serta sarana dan prasarana secara keseluruhan yang ada di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang.
23
Metode ini juga untuk memperoleh data Nilai Raport Pendidikan Agama Islam masing-masing siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang. 5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah daftar pernyataan dalam angket. Sedangkan instrumen penelitian prestasi belajar adalah rapor atau daftar prestasi belajar siswa terutama Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada semester akhir yang terakhir. 6. Teknik Analisis Data Analisis merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam memecahkan atau menguji kebenaran dari sebuah hipotesis. Analisis ini untuk mengetahui hubungan aktivitas beribadah dengan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang. Sedangkan fungsi statistik merupakan penyederhanaan data penelitian yang besar menjadi informasi yang lebih sederhana. Alat analisis yang digunakan adalah regresi korelasi product moment, dimana untuk memudahkan dalam perhitungan dipergunakan program SPSS for Windows. Persamaan umum dari korelasi product moment (Imam Ghozali, 2009:77). Rxy :
[
nå xy - (å x )(y )
][
n å x 2 - (å x ) nå y 2 - (å y ) 2
rxy
: koefesien korelasi antara X dan Y
n
: jumlah sampel
2
]
24
å xy
: jumlah variabel X dan Y
åx
: jumlah variabel X
åy
: jumlah variabel Y
H. Sistimatika Penulisan Skripsi Skripsi ini merupakan penelitian analisis kuantitatif yang terdiri dari lima bab, dimana antara bab yang satu dengan bab lainnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sistimatika penulisan dalam skripsi ini meliputi : BAB I
:
Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian,
definisi
operasional, metode penelitian dan sistimatika penulisan skripsi. BAB II
:
Kajian Pustaka, yang menjadi landasan atau dasar dalam pembahasan terhadap rumusan masalah yang ada dalam penelitian. Kajian pusataka ini meliputi aktivitas ibadah yang terdiri dari pengertan ibadah, macam-macam ibadah. Selain itu dalam kajian pustaka ini akan disajikan teori tentang prestasi belajar yang meliputi pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Kajian teori tentang Pendidikan Agama Islam terdiri dari pengertian Pendidikan Agama Islam, dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup Pendidikan Agama Islam, hubungan aktivitas ibadah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
BAB III
:
Hasil Penelitian, yang berisi tentang gambaran obyek penelitian
25
dan penyajian data. Penyajian data meliputi jawaban responden terhadap aktivitas ibadah dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB IV
:
Analisis Data, dimana dalam bab ini akan disajikan pembahasan atas hasil penelitian yang dilakukan pada obyek penelitian.
BAB V
:
Penutup, dimana dalam bab ini akan disajikan simpulan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan masalah.
26
BAB II KAJIAN PUSATAKA
A. Keaktifan Beribadah 1. Pengertian Ibadah Menurut
Hasby Ash Shiddiqy (2000:10), ibadah itu, mensyukuri
nikmat Allah. Atas dasar inilah tidak diharuskan baik oleh syara., maupun oleh akal beribadat kepada selain Allah, karena Allah sendiri yang berhak menerimanya, lantaran Allah sendiri yang memberikan nikmat yang paling besar kepada kita, yaitu hidup, wujud dan segala yang berhubungan denganNya. Ibadah adalah sebuah sebuah ikhtiar juga, karena ia adalah kerjaan yang membutuhkan kesediaan waktu, energi, biaya, dan lain sebagainya. (www.kuliahonline.wisatahati.com) Menurut Muhibbin (2002:27), ibadah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Itu bukan urusan dan kepentingan duniawi. Tapi semata-mata untuk melaksanakan kewajiban dan untuk mengharapkan pahala yang akan kita dapat di akhirat nanti. Beribadah merupakan tujuan hidup umat Islam di dunia ini, tentu terlalu sempit apabila bahwa beribadah hanyalah sekedar di dalam masjid. Allah telah menciptakan umat manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya, oleh karena itu ibadah tidak hanya sekedar mengatur hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesama makhluk-Nya. 12
27
Dalam melaksanakan suatu ibadah tentunya harus secara rutin atau kontinue dengan keikhlasan, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Orang-orang yang ikhlas dalam beribadah adalah orang yang kualitas beramalnya dalam kondisi ada atau tidak ada orang yang memperhatikannya adalah sama saja. Rosulullah pernah bersabda dalam hadist Muslim “Innamal a’malu binniat”, artinya segala amal ibadah itu syah karena niat. Menurut Rahman Ritonga, (2002:23), jika diniati untuk beribadah maka kita akan mendapatkan pahala, demikian juga dalam bekerja untuk mencari rizki bagi anak dan istri dengan niat ibadah. Disamping melakukan kewajiban duniawi, juga akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, beribadah pun jika tidak sungguh-sungguh karena Allah Swt, maka tidak akan mendapatkan pahala. Firman Allah SWT dalam surat Adz dzaariyaat ayat 56 disebutkan:
ÇÎÏÈ È b rß ‰ç 7÷ èu ‹Ï9 ž wÎ )} § RM } $#ur £ `Å gø :$ #à Mø )n=y z $t Bu r Artinya ”dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”. Jadi sudah jelas, bahwa pada hakekatnya manusia hidup untuk melaksanakan tanggung jawab dan mengabdi kepada Allah Swt. Dengan demikian, ibadah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. 2. Macam-macam Ibadah Pada hakekatnya ibadah dikelompokkan dalam dua bagian besar yitu ibadah khusus dan ibadah umum. Dalam hal ini ada juga yang mengatakan
28
ibadah yang bersifat vertikal atau ibadah kepada Allah Swt dan ibadah yang bersifat horizontal atau ibadah kemasyarakatan. a. Ibadah Umum Ibadah umum ialah segala kegiatan manusia yang tunduk kepada hukum-hukum dan nilai-nilai agama Islam. Segala kegiatan dan amalan manusia dan tugas-tugasnya sehari-hari tergolong dalam istilah ibadah jika dilaksana dengan ikhlas dan jujur. Ibadah umum terdiri dari dua bagian besar yaitu: (Hasby Ash Shiddiqy, 2000:91) 1) Pribadi dan akhlak yang tinggi yang boleh mendatangkan pahala seperti
bercakap
benar,
amanah
jujur
merendah diri,
tidak
mementingkan diri sendiri atau menganggap diri lebih tinggi dan mulia daripada orang lain, menunaikan janji dan tidak mengkhianati orang lain.
Artinya : “…hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertakwa dan janganlah kamu bertolongtolongan pada melakukan dosa (maksiat)…” (Q.S Al Isra’: 37) 2) Ibadah umum dalam bentuk mengatur cara kehidupan seharian daripada pengurusan keperluan peribadi sehinggalah kepada cara membina negara, perhubungan antara bangsa, cara melaksanakan hukum dalam masa perang dan damai. Semuanya ada peraturan-
29
peraturan akhlak yang mulia daripada perspektif Islam yang boleh membuat amalan-amalan kita itu menjadi ibadah. Semua pekerjaan yang dilakukan akan menjadi ibadah apabila dilakukan mengikut cara-cara yang telah ditetapkan oleh Islam. Hal ini sesuai dengan Firman Allah Swt sebagai berikut :
Artinya : “Akan ditimpa kehinaan ke atas mereka itu di mana sahaja Mereka berada melainkan mereka menghubungkan diri dengan Allah dan menghubungkan diri sesama manusia”. (Q.S An Naml 27) Apabila seseorang hanya menegakkan salah satu dari dua hubungan ini sahaja,
umpamanya
perhubungan
sesama
manusia
sahaja
tanpa
memberikan perhatian kepada perhubungan dengan Allah SWT dan tidak menurut perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, seseorang tidak dikira ibadah dan Allah mungkin menimpakan azab dan kehinaan ke atas seseorang. Oleh itu, amalan-amalan biasa hanya akan diakui sebagai ibadat jika ia memenuhi syarat-syarat berikut: a) Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, yaitu sesuai dengan hukum-hukum syariat dan tidak bertentangan dengan hukumhukum. b) Amalan-amalan itu dikerjakan dengan niat yang baik dan diridhai Allah. Sebagai seorang muslim amalan tersebut mestilah untuk memelihara
kehormatan
dirinya,
menyenangkan
keluarganya,
30
memberi manfaat kepada umatnya dan dapat memakmurkan bumi Allah sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah Swt. c) Amalan-amalan itu hendaklah dibuat dengan sebaik-baiknya bagi menepati kehendak-kehendak hadis Nabi SAW sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim yang berarti; “Sesungguhnya Allah mewajibkan kebaikan pada tiap-tiap sesuatu.” d) Ketika membuat pekerjaan-pekerjaan hendaklah sentiasa menurut hukum-hukum syariat dan batasnya, tidak menzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang. e) Dalam mengerjakan amalan-amalan dunia itu tidak lalai dan tidak curang dari menjalankan kewajipan ibadat yang khusus seperti solat, puasa dan sebagainya sesuai dengan firman Allah Swt. b. Ibadah Khusus Ibadah khusus terbagi kepada dua yaitu ibadah asas (fardu ain), dan ibadah fardu kifayah. Ibadah asas ialah ibadat yang merupakan fardu ain yang merangkumi soal-soal aqidah sperti dalam rukun iman yang enam. Ia juga merupakan amalan wajib yang perlu ditunaikan oleh setiap orang muslim seperti yang terkandung dalam rukun Islam. Hal ini berarti bahwa sebelum melaksanakan ibadat yang lain, kedua-dua ibadat yang asas ini perlu dilaksanakan terlebih dahulu. Fardlu khifayah, dimana bidang ibadat ini menitikberatkan kepada amalan-amalan sosial dalam masyarakat Islam yang merupakan nadi atau urat saraf yang menghubungkan antara antara satu sama lain. Hal meliputi menyelenggarakan mayat untuk dikuburkan, menegakkan jihad dalam
31
semua bidang, menegakkan sekolah dan institusi pengajian tinggi (dalam semua
bidang
yang
diperlukan),
mewujudkan
ekonomi
Islam,
mewujudkan pentadbiran Islam dan melaksanakan kebajikan. Menurut Sulaiman Rasyid, masing-masing hukum ibadah dapat dijabarkan sebagai berikut (Sulaiman Rasyid, 2007:483): 1) Wajib Yang dimaksud dengan wajib dalam pengertian hukum islam adalah ketentuan syar’i yang menuntut para mukallaf untuk melakukanya dengan tuntutan yang mengikat serta diberi imbalan pahala bagi yang melakukanya dan ancaman dosa bagi yang meninggalkanya, seperti sholat lima waktu. Sholat wajib merupakan kewajiban setiap muslim yang sudah baligh dan orang yang menjalankan sholat akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah :
‘s 4 S÷ Zs? n o4 qn =¢ Á 9$ #ž c
) (n Î o4 qn =¢ Á 9$# É OÏ %r &u rÉ = »t GÅ 3 ø9$ #š Æ
By Ï 7ø ‹s 9Î )z ÓÇ r ré &! $t Bã @ø ?$#
b qã t èo Yó Á s ? $t BÞ On =÷ èt ƒª !$ #ur 3ç Žt 9ò 2 r &« !$ #ã ø .Ï %s !u r 3Ì s 3 Zß J ø9$ #ur Ï ä! $t ±ó sx ÿø9$ #Ç Æ
ã t ÇÍÎÈ
Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al Ankabut:45). Berdasarkan firman Allah Swt tersebut dapat diketahui bahwa orang sholat sebagai tiang agama dan barangsiapa tidak menjalankan sholat,
32
berarti orang tersebut telah merobohkan agama. Oleh karena itu sholat menjadi kunci utama dalam kehidupan manusia di akhirat kelak. 2) Sunnah Yang dimaksud dengan sunnah adalah ketentuan Syar’i tentang berbagai amaliah yang harus dikerjakan mukallaf dengan tuntutan yang tidak mengikat. Dan pelakunya diberi imbalan pahala tanpa ancaman dosa bagi yang meninggalkanya. Secara garis besar, ibadah itu dibagi dua yaitu : ibadah pokok yang dalam kajian ushul fiqh dimasukkan dalam hukum wajib, baik wajib ‘ain atau wajib kifayah. Termasuk kedalam kelompok ibadah pokok itu adalah apa yang menjadi rukun islam dalam arti akan dinyatakan keluar dari islam bila sengaja meninggalkannya yaitu (Sulaiman Rasyid, 2007:487): 1) Ibadah Sholat Secara lughawi sholat mengandung beberapa arti yaitu berarti do’a, memberi berkah. Secara terminologi yaitu serangkaian dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. Hukum melaksanakan sholat adalah wajib ‘ain dalam arti kewajiban ditujukan kepada setiap orang yang telah dikenai beban hukum (mukallaf) dan tidak lepas kewajiban seseorang dalam sholat kecuali bila telah dilakukannya sendiri sesuai dengan ketentuannya, seperti halnya waktu sholat. Allah SWT berfirman :
33
#s ŒÎ*sù 4ö Nà 6 Î /qã Zã _ 4 ’n ?t ãu r #Y Šqã èè%ur $V J »u ŠÏ% © ! $#( #rã à 2 øŒ$sù n o4 qn =¢ Á 9$#Þ Oç Fø ŠŸ Ò s% #s ŒÎ *sù $Y 7»t FÏ .š ú
üÏZÏ B÷ sß Jø 9$# ’n ?t ã ô M tR%x .n o4 qn =¢ Á 9$ #¨ bÎ ) 4n o4 qn =¢ Á 9$# ( #qß J ŠÏ%r 's ùö Nç GYt Rù 'y Jô Û $# ÇÊÉÌÈ $Y ?qè %ö q¨B
Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (Q.S An Nisa’, 103). Berdasarkan firman Allah SWT tersebut diketahui bahwa dalam menjalankan sholat harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholat yang dilakukan tidak pada waktunya, menjadikan sholat yang dikerjakan tidak sah. 2) Ibadah Zakat Dalam bahasa arab zakat berarti kebersihan, perkembangan dan berkah. Menurut istilah berarti menyerahkan harta secara putus yang telah
ditentukan
syari’at
kepada
orang-orang
yang
berhak
menerimanya. Kesadaran manusia untuk mengeluarkan zakat masih rendah dan merasa berat, apalagi jumlah zakat yang harus dibayar sangat besar. Kekhawatiran timbul karena harta yang dimiliki berkurang sehingga orang tersebut merasa khawatir terhadap masa depannya. Alasan ini sebenarnya tidak mendasar kalau manusia mampu memahami firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 277 :
34
#â ( qs ?#u äur n o4 qn =¢ Á 9$ # ( #qã B$s%r &u r Ï M »y s Î=»¢ Á 9$ # ( #qè =Ï Jt ãu r ( #qã ZtB#u ä š ú c š
ïÏ %© !$# ¨ bÎ )
qç Rt “ó st ƒö Nè dŸ wu rö NÎ gø Šn=tæ ì $ö qy z Ÿ wu rö NÎ gÎ /u n ‘y ‰ ZÏ ãö Nè dã ô _r &ó Oß gs 9n o4 qŸ 2 ¨ “9$ # ÇËÐÐÈ
Artinya : Sesungguhnya orang - orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (Q.S Al Baqarah: 277) Hikmah mengeluarkan zakat bagi harta yang dikeluarkan zakatnya bisa menjadikannya bersih, berkembang dengan berkah, terjaga dari berbagai bencana, dan dilindungi oleh Alla dari kerusakan, keterlantaran dan kesia-siaan. 3) Ibadah Puasa Puasa menurut pengertian bahasa ialah menahan diri dan menjauhi diri dari segala sesuatu yang bisa membatalkan, secara mutlak. Menurut pengertian syari’at puasa ialah menahan diri dari sesuatu yang dianggap dapat membatalkan, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat puasa, oleh orang muslim yang berakal dan tidak sedang mengalami haid atau nifas. Puasa meliputi dua macam yaitu puasa wajib dan puasa sunah, dimana puasa wajib merupakan kewajiban bagi setiap orang. Firman Allah SWT :
`Ï Bš ú Nä 3 ZÏ Bš c
ïÏ %© !$#’n ?t ã| = ÏGä . $y Jx .ã P$u ‹Å Á 9$ _ #ã Nà 6 ø ‹n =t æ| =Ï Gä .( #qã ZtB#u ät ûïÏ %© !$ #$y g• ƒr '¯ »t ƒ %x . `y Js ù 4; N ºyŠr߉ ÷ è¨B $Y B$ƒr & ÇÊÑÌÈ t b qà )Gs ?ö Nä 3ª =y ès 9ö Nà 6 Î =ö 7s %
35
pt × ƒô ‰Ï ù ¼ç mt Rqà )‹Ï Üã ƒš ú
ïÏ %© !$ #’n ?t ãu r 4t y zé &B Q $ƒr &ô `Ï B× i o£ ‰ Ïès ù9 x ÿy ™ 4 ’n ?t ã÷ rr &$³ Ò ƒÍ £ D
(ö Nà 6 © 9× Žö y z ( #qã BqÝ Á s ?b r &u r 4¼ã &© !× Žö y z u qß gs ù #Z Žö y z t í§ qs Üs ?` y Js ù (& ûüÅ 3ó ¡Ï Bã P$y èsÛ ÇÊÑÍÈ t b qß Jn =÷ ès?ó Oç FZä .bÎ ) Artinya : (183). Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (184). (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S Al Baqarah, 183-184) 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan beribadah Pada dasarnya,
manusia diciptakan Allah Swt dalam surat Adz
dzaariyaat ayat 56 yang artinya ”dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”. Jadi sudah jelas, bahwa pada hakekatnya manusia hidup untuk melaksanakan tanggung jawab dan mengabdi kepada Allah SWT. Dengan demikian, ibadah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Itu bukan urusan dan kepentingan duniawi. Ibadah semata-mata untuk melaksanakan kewajiban dan untuk mengharapkan pahala yang akan kita dapat di akhirat nanti. Oleh karena itu, setiap manusia dituntut untuk secara aktif menjalankan ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah umum. Keaktifan manusia dalam menjalankan ibadah, seringkali mengalami pasang surut, di mana ketika manusia dalam keadaan senang, manusia
36
cenderung melupakan ibadahnya. Sebaliknya ketika manusia dalam keadaan kekurangan atau sedang dalam keadaan terpaksa, ibadah sangat tekun. Perilaku ini sebenarnya tidak sesuai dengan seharusnya ibadah tetap dilakukan dalam keadaan sempit maupun lapang. Menurut Zuharini dkk (2002:76), banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan seseorang melakukan ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah umum. Faktor-faktor tersebut meliputi : 1. Faktor yang mempengaruhi keaktifan menjalankan ibadah khusus. Ibadah khusus merupakan ibadah yang harus dilakukan menurut syari’at dan ibadah ini sering dinamakan dengan ibadah yang bersifat vertikal. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan seseorang dalam menjalankan ibadah khusus antara lain : a. Kesadaran dimana faktor ini sangat dominan dalam kehidupan manusia dalam menjalankan ibadah. Manusia yang menyadari hakekat manusia hidup, tentunya akan menjalankan ibadah khusus ini secara tekun sesuai dengan syari’at. b. Orang tua atau orang lain, dimana seringkali seseorang menjalanlkan ibadah karena anjuran orang tua atau orang lain. Dalam hal ini tercermin adanya keikhlasan seseorang dalam menjalankan ibadah. c. Keadaan terpaksa, dimana seringkali ketika manusia dihadapkan pada kondisi yang sulit seperti kekurangan materi, ketika ada masalah ataupun ketika mempunyai keinginan tertentu, biasanya ibadahnya sangat tekun. Namun demikian ketika masalah yang dihadapi sudah berakhir, ibadahnya yang dilakukan cenderung menurun.
37
2. Faktor yang mempengaruhi keaktifan menjalankan ibadah umum. Ibadah umum merupakan ibadah yang berhubungan dengan manusia dengan lingkungan atau kemasyarakatan. Dalam hal ini, seseorang dapat menjalankan aktivitasnya sesuai dengan kondisi atau lingkungan masyarakat, namun pada prinsipnya ibadah ini bertujuan untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan seseorang dalam menjalankan ibadah khusus antara lain: a. Kesadaran bahwa seseorang yang memahami hakekat manusia sebagai makhluk sosial, tentunya akan aktif dalam menjalankan ibadah umum ini. b. Kewajiban sosial, bahwa seseorang yang tidak menjalankan kehidupan dengan baik di lingkungan masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung akan mendapat sanksi sosial di lingkungan. c. Kebutuhan bahwa manusia menyadari kehdiupannya tidak akan dapat menjalan dengan normal tanpa orang lain. Oleh karena itu manusia yang satu dipastikan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Slameto (2003:11), prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan, sedangkan menurut Bloom yang disadur oleh Suharsimi Arikunto (2001:25) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil
kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.
38
Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar, yang disadur oleh Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut : a. Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman. b. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. c. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar sebagai kegiatan individu dapat diartikan sebagai sebuah rangsangan-rangsangan individu. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu, baik antara individu maupun lingkungan. Udin S. Winataputra (2004:28) mengemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Slameto (2003:76), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
39
Selaras dengan pendapat di atas, Thursan Hakim (2007:19) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas
kemampuan,
maka
orang
tersebut
sebenarnya
belum
mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Winkel (1996:61) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Prestasi belajar merupakan
hasil
maksimum
yang
dicapai
oleh
seseorang
setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993:42) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai
40
oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Saifudin Anwar (2005:33) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujianujian masuk perguruan tinggi. Menurut Slameto (2003:81), prestasi belajar adalah kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah proses mencari ilmu dan menuntut ilmu. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat
41
dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Sehubungan dengan prestasi belajar, Ngalim Purwanto (2001:41), memberikan mengemukakan bahwa prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (1996:28) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Menurut S. Nasution (2006:12), prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi. Dalam hal ini prestasi belajar akan diketahui secara riil tentang kemampuan siswa terhadap sebuah materi pelajaran. Siswa yang prestasinya semakin meningkat berarti kemampuan siswa terhadap penguasaan materi, tentunya lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang prestasinya stabil. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
42
Pada dasarnya untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan,
maka
perlu
diperhatikan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalamanpengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (2001:43) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.” a. Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk
43
belajar. Menurut Hasbullah (1992:41), keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertamatama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara
orang tua dan guru
sebagai pendidik
dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. b. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartini Kartono mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk
44
menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. Lingkungan masyarakat di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak
bergaul dengan
lingkungan dimana anak itu berada. Dalam hal ini Kartini Kartono (2007:76) berpendapat: Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
C. Pendidikan Agama Islam.
45
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum membahas pengertian pendidikan Agama Islam, penulis akan terlebih dahulu mengemukakan arti pendidikan pada umumnya. Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran "kan" mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti pendidikan. Menurut
Ahmad D.
Marimba (2010:47)
mengatakan bahwa
pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pendidikan agama Islam. Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-warna Islam. Untuk memperoleh gambaran yang mengenai pendidikan agama Islam, berikut ini beberapa defenisi mengenai pendidikan Agama Islam Menurut Ahmad D Marimba (2010:62), pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Sedangkan menurut Zakiah Daradjat (2010:81), pendidikan Agama Islam adalah: pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu
46
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Menurut Zakiah Daradjat (2010:89) tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi "insan kamil" dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allh SWT. Sedangkan Mahmud Yunus (2006:71) mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi maupun orang dewasa supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang masyarakat
47
yang sanggup hidup di atas kakinya sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesame umat manusia. Sedangkan Imam Al-Ghazali (2010:26) mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat. Adapun Muhammad Athiyah Al-Abrasy (2001:87) merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang sempurna. Pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, dengan mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua legiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa kepada Allah harus tergambar dalam pribadi sesorang yang sudah terdidik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkah-tingkah tersebut. Pendidikan Islam ini
48
berlangsung selama hidup, maka tujuan kahir akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat mengalami naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena
itulah pendidikan
Islam
itu
berlaku
selama
hidup
untuk
menumbuhkan, memupuk, mengembangkan,memelihara dan memperthankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji. Jadi, tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan social. Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan warga Negara muslim yang baik, yang prcaya pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak-anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak. Dengan demikian tujuan pendidikan merupakan pengamalan nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi muslim melalui proses akhir
49
yang dapat membuat peserta didik memiliki kepribadian Islami yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan.
D. Hubungan Keaktifan Beribadah di Rumah dengan Prestasi Belajar Ibadah pada hakekatnya merupakan sebuah konsep yang ditujukan untuk menanamkan pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilaukan merupakan sebuah kewajiban manusia kepada Allah SWT. Pada umumnya aktivitas yang dilakukan secara rutin akan membentuk perilaku yang konsisten terhadap kewajiban setiap orang. Ketika seseorang memahami makna sebenarnya akan makna dan arti beribadah, maka apa yang dilakukan akan sesuai dengan ketentuan. Berkaitan dengan hal tersebut, keterkaitan ibadah dengan prestasi dapat diartikan bahwa dengan ibadah yang rutin, maka akan terbentuk pola hidup yang teratur dan tertanamnya tanggung jawab yang penuh. Kondisi ini tentunya akan terimplementasi dalam kewajibanya sebagai seorang siswa. Dengan kondisi aktivitas yang rutin dan tanggung jawab terhadap kewajiban sebagai anak sekolah, maka tentunya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Islam dengan tegas telah mewajibkan agar umatnya melakukan pendidikan, sebagaimana firman Allah, dalam surat Al- Alaq ayat 1-5 sebagai berikut :
ÇÌÈ ã Pt ø .F {$ #y 7š /u ‘ur ù &t ø %$ # ÇËÈ @ ,n =t ãô `Ï Bz ` »| ¡ SM } $#t ,n =y { ÇÊÈ t ,n =y { “ Ï %© !$ #y 7Î /u n ‘É Oó ™ $Î /ù &t ø %$ # ÇÎÈ ÷ Ls >÷ èt ƒó Os 9$t Bz ` »| ¡ SM }$ #z O¯ =t æ ÇÍÈ É On =s )ø 9$Î /z O¯ =t æ“ Ï %© !$ #
Artinya : (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4) yang mengajar (manusia)
50
dengan perantaran kalam (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. M. Arifin M. Ed (2002:17) menjelaskan dalam bukunya bahwa ayat tersebut juga menunjukan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan membaca dalam arti luas, yaitu tidak hanya dengan membaca tulisan melainkan juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah. Ibadah mempunyai makna sebagai ketaatan dapat diartikan bahwa pada dasarnya manusia berkewajiban untuk menjalankan seluruh perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketaatan apabila diimplementasikan dengan belajar, dapat diartikan bahwa setiap siswa harus menjalankan kewajibannya sebagai siswa. Seseorang yang menjalankan ibadah secara tekun, baik sholat wajib, puasa ramadhan, membaca al qur’an berarti orang tersebut mempunyai ketataan yang tinggi dalam menjalankan kewajibannya. Howard Gardner dan Goleman (2004:72), mengemukakan bahwa manusia bertakwa sesungguhnya merupakan sosok pribadi yang memiliki keunggulan atau kecerdasan-kecerdasan berdimensi kaffah (multiple intelegence). Istilah lain disebut dengan kecerdasan majemuk yang dianggap merupakan penemuan revolusioner. Kecerdasan majemuk (kecerdasan intelegensia, emosional, sosial dan spiritual dan beberapa kecerdasan lainnya) itu bisa dimiliki oleh setiap orang. Keterangan tersebut mempunyai implikasi bahwa orang yang bertakwa mempunyai multiple intelegence. Hal ini apabila dikaitkan dengan prestasi
51
belajar, maka siswa yang bertakwa (menjalankan ibadah dengan tekun) akan memperoleh prestasi yang tinggi karena siswa tersebut mempunyai multiple intelegence. Persepsi ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Idris (2007:47), yang menyatakan bahwa aktivitas beribadah dapat membentuk karakter orang yang selalu taat pada kewajiban. Orang yang menjalakan ibadah dengan tekun berpengaruh positif terhadap prestasi belajar karena siswa mempunyai kedisiplinan yang tinggi dalam belajar. Orang bertakwa hakikatnya merupakan sosok pribadi yang memiliki kesempurnaan dan kematangan bukan hanya akal dan budinya tetapi juga emosi, sosial dan spiritualnya yang dapat dibentuk dan diarahkan melalui puasa Ramadhan. Inilah kemudian Ramadhan disebut sebagai bulan pendidikan (tarbiyyah) dan latihan. Ibnu al Qayyim Jauziyyah antara lain pernah mengatakan, “Puasa atau berhenti dari makan dan minum (sejak subuh sampai senja hari) adalah pelindung penyakit dalam jiwa, pikiran, dan tubuh. Ia mempunyai manfaat yang sangat banyak...”. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1927564-wwwriaupos-com/#ixzz1ouZplIDy
52
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Sejarah Berdiri Sekolah Dasar Mangunsari Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Sekolah SD Mangunsari diperoleh keterangan bahwa Sekolah Dasar Mangunsari didirikan pada tanggal 1 Januari 1987. Ketika pertama kali didirikan menjabat selaku Kepala Sekolah Drs. Jumiko harus berjuang secara optimal untuk menjaga kredibilitas sekolah yang berada di wilayah pedesaan. Kepala Sekolah SD Mangunsari, juga memberikan penerangan-penerangan kepada masyarakat akan arti pentingnya pendidikan. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Kepala Sekolah pada waktu itu, ternyata memberikan hasil yang positif bahkan daya tampung SD Mangunsari, tidak mampu memenuhi keinginan masyarakat untuk bersekolah. Mengingat kondisi yang demikian, maka Kepala Sekolah SD Mangunsari mengajukan dana pada Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, untuk penambahan ruang kelas. Hasil yang positif diperolehnya dimana pada tahun 1989, SD
53
Mangunsari mendapat jatah paket SD Inpres sehingga daya tampung semakin besar. (Buku Profil SD Mangunsari Windusari, Tahun 2001) 2. Letak Geografis Sekolah Dasar Mangunsari berada di wilayah Kelurahan Mangunsari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. Lokasi Sekolah Dasar Mangunsari mudah dijangkau dan kondisi lingkungan yang kondusif karena relarih jauh dari kebisingan kendaraan bermotor. Batas-batas wilayah SD 38 Mangunsari adalah : Sebelah Utara
: Perkampungan
Sebelah Selatan : Jalan Raya Sebelah Timur : Lereng Gunung Sumbing Sebelah Barat
: Balai Desa
3. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan skema wewenang masing-masing komponen, dimana struktur organisasi dapat dilihat pada gambar berikut : STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH DASAR MANGUNSARI WINDUSARI KEPALA SEKOLAH Sri Kadarwati, SPd SD KOMITE SEKOLAH Supandi UNIT PERPUSTAKAAN Martina Wijayanti, SPd
Guru Kelas I Djeminah, A, Ma.Pd
Guru Kelas II Bardi, A, Ma.Pd
TATA USAHA SEKOLAH Sudiyo
Guru Kelas III Mulyono, SPd.SD
Guru Kelas IV Gunawan, SPd.SD
54
Guru Kelas V Muslikah, S.Pd.SD
Guru Kelas VI Arina F, S.Pd.SD
Guru Agama Muryani, A.Ma.Pd
Guru Bhs. Inggris Klara Kaliarinda
Guru Penjaskes Didi Sahuri HS, S.Pd.OR
(STOK SD Mangunsari Windusari, 2012) 4. Visi dan Misi Visi : Prestasi sebagai tujuan iman, taqwa sebagai tumpuan. Misi : a. Melaksanakan pembelajaran pada siswa secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. b. Menumbuhkembangkan secara optimal rasa keimanan serta kemampuan belajar siswa di sekolah maupun di masyarakat c. Membimbing siswa melaksanakan agama secara utuh di sekolah maupun di masyarakat d. Membantu siswa mengembangkan bakat dan potensi diri secara optimal e. Meningkatkan dan melaksanakan kedisiplinan sebagai warga sekolah dan warga masyarakat f. Menghasilkan lulusan siswa yang dapat diterima dijenjang yang lebih tinggi g. Menghasilkan siswa siswi yang berfikir secara intelek dan berwawasan IPTEK dan IMTAQ di era globalisasi (Buku Profil SD Mangunsari Windusari, Tahun 2001)
55
5. Jumlah Guru dan Tenaga Administrasi Jumlah guru dan tenaga administrasi di SD Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang adalah : Kepala Sekolah
: 1 orang
Guru
: 7 orang
Tata Usaha
: 1 orang
Juru Bayar
: 1 orang
Guru Agama
: 1 orang
Guru Pramuka
: 1 orang
Guru OR
: 1 orang
Penjaga sekolah
: 1 orang
(STOK SD Mangunsari Windusari, Tahun 2012) 6. Jumlah Siswa Jumlah siswa di SD Negeri Mangunsari Kecamatan Windusari adalah : Tabel 3.1: Keadaan Siswa SD Mangunsari Kelas Laki-laki Perempuan I 10 8 II 5 6 III 10 3 IV 5 6 V 6 8 VI 10 3 Jumlah 52 29 Sumber : SD Mangunsari Windusari, 2012
Jumlah 18 11 13 11 14 13 81
7. Daftar Responden
No 1
Tabel 3.2: Daftar Nama Responden Nama Kelas Ulfa Maesaroh IV
Keterangan Perempuan
56
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Susantoso Fajar Maulana Galuh S Nuri Siswanti Nurul M Riyadi Siti Anisah Aan Lestian Rahayuningsih Puput M Dani Hermanto M Nurhidin Muslih Ahmad Z
IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV V V V
No Nama Kelas 15 Wuriyati V 16 Ahmad A V 17 Devi Cahyanti V 18 Hasanudin V 19 Hendra V 20 Nurul Umam V 21 Rinawati V 22 Kiryanto V 23 Siti Fatmi V 24 Slamet Puji A V 25 Gunawan V Sumber : SD Mangunsari Windusari, 2012
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Keterangan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki
B. Penyajian Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai hubungan antara keaktifan beribadah di rumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, di Sekolah Dasar Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang yang berjumlah 25 responden untuk itu penulis mendistribusikan angket yang berisi 10 item pertanyaan. Dari jawaban yang terkumpul diadakan penilaian dengan skor sebagai berikut : a. Jika jawaban a, diberi skor 3
57
b. Jika jawaban b, diberi skor 3 c. Jika jawaban c, diberi skor 1
1. Hasil Jawaban Responden Tabel 3.3: Hasil Jawaban Keaktifan Beribadah di Rumah No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nomor Item Soal 5 6 7
1
2
3
4
8
9
10
B
A
B
A
B
A
B
B
A
A
B
B
C
B
B
B
B
C
B
B
B
A
B
A
A
A
A
A
B
A
B
B
A
A
B
A
B
B
B
A
A
A
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
B
A
B
A
B
A
A
A
B
A
A
B
A
B
B
B
B
A
A
B
B
B
B
B
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
B
B
A
B
A
B
A
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
A
B
A
A
B
C
B
C
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
A
B
B
B
A
B
A
B
B
C
B
C
A
B
B
B
B
B
A
A
B
B
B
B
B
A
A
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
58
18 19 20 21 22 23 24 25
B
B
B
B
B
A
B
A
B
A
A
B
B
B
A
A
B
B
A
A
B
B
A
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
A
A
B
A
B
B
A
A
B
B
A
B
A
B
B
B
B
A
A
B
B
B
B
A
A
A
A
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B
A
B
A
A
2. Data Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tahun ajaran 2011/2012 adalah :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tabel 3. 4: Prestasi Belajar Siswa Responden Nama Siswa Kelas Nilai Ulfa Maesaroh IV A Susantoso IV B Fajar Maulana IV B Galuh S IV A Nuri Siswanti IV A Nurul M IV A Riyadi IV A Siti Anisah IV B Aan Lestian IV A Rahayuningsih IV A Puput IV A M Dani Hermanto V B M Nurhidin V A Muslih Ahmad Z V A Wuriyati V A Ahmad A V A Devi Cahyanti V B Hasanudin V A Hendra V A Nurul Umam V A Rinawati V A Kiryanto V A Siti Fatmi V B
Keterangan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan
59
24 25
Slamet Puji A Gunawan
V V
A A
Laki-laki Laki-laki
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada tidaknya hubungan antara keaktifan beribadah di rumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam SD Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang. Dengan kata lain, semakin baik aktivitas siswa beribadah di rumah, maka semakin tinggi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam melalui analisis data, karena dengan data lapangan dan landasan teori belum dapat menunjukkan atau membuktikan sendiri suatu kebenaran hipotesis. A. Analisis Pendahuluan Dalam analisis ini didiskripsikan tentang keaktifan beribadah di rumah siswa Sekolah Dasar Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang. 1.
Aktivitas beribadah di rumah Penelitian ini mengambil sampel siswa Kelas IV dan kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang. Jumlah Siswa Kelas IV sebanyak 11 siswa dan kelas V berjumlah 14 siswa sehingga total
60
responden sebanyak 25 orang siswa. Keaktifan beribadah di rumah yang diteliti ini meliputi aktivitas beribadah sholat wajib, sholat sunat, puasa dan mengaji atau membaca al qur’an. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang terdiri dari 10 soal, tiap pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut : 45
a. Alternatif jawaban A, memiliki nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki nilai 1 Tabel 4.1: Jawaban Respnden Terhadap Keaktifan Beribadah di Rumah Siswa SD N Mangunsari No
Nomor Item Soal
Jumlah
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
25
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
18
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
27
4
2
2
3
3
2
3
2
2
2
3
24
5
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
23
6
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
23
7
3
3
3
2
3
3
2
3
2
2
26
8
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
23
9
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
27
10
2
3
2
3
2
3
2
2
2
2
23
11
3
2
2
2
3
2
3
2
3
3
25
12
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
18
61
13
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
23
14
2
2
3
2
3
2
2
1
2
1
20
15
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
23
16
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
23
17
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
19
18
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
23
19
3
2
2
2
3
3
2
2
3
3
25
20
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
23
21
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
20
No
Nomor Item Soal
Jumlah
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
22
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
25
23
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
23
24
2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
25
25
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
24
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut : dengan 10 item diketahui nilai tertinggi 27 dan nilai terendah 18, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut : (Ba – Bb) + 1 li = Jl
Keterangan : Li
= Lebar interval
Ba
= Batas atas
Bb
= Batas bawah
Ji
= Jumlah interval
62
Sehingga (27 – 18) + 1 li = 3 =3 Kemudian dimasukan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang keaktifan beribadah di rumahnya baik, cukup dan kurang.
Tabel 4.2 Interval Keaktifan Beribadah di Rumah Li
Jumlah Siswa
Nilai Nominal
Keterangan
25 – 27
8
A
Baik
22 – 24
12
B
Cukup
18 – 21
5
C
Kurang
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang mempunyai ketekunan dalam menjalankan ibadah di rumah baik, cukup maupun kurang, kemudian dipersentasekan sebagai berikut : F P=
x 100% N
a. Untuk keaktifan beribadah di rumah yang memperoleh nilai baik mendapat nilai A sebanyak 8 siswa F P=
x 100% N
8 P=
x 100% 25
63
= 32 %
b. Untuk keaktifan beribadah di rumah yang memperoleh nilai baik mendapat nilai B sebanyak 1 siswa F P=
x 100% N
12 P=
x 100% 25
= 48 %
c. Untuk keaktifan beribadah di rumah yang memperoleh nilai baik mendapat nilai C sebanyak 5 siswa F P=
x 100% N
5 P=
x 100% 25
= 20 %
Tabel 4.3 Persentase Keaktifan Beribadah di Rumah Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
Baik
25 – 27
8
32 %
Cukup
22 – 24
12
48 %
64
Kurang
18 – 21
5
20 %
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa keaktifan beribadah di rumah yang termasuk dalam kategori baik adalah 32 % dengan jumlah 8 siswa, keaktifan beribadah di rumah yang termasuk dalam kategori cukup adalah 48 % dengan jumlah 8 siswa dan keaktifan beribadah di rumah yang termasuk dalam kategori kurang adalah 20 % dengan jumlah 5 siswa. Dengan demikian, keaktifan beribadah di rumah SD Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang adalah cukup. 2.
Prestasi Belajar Tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, diperoleh dari nilai akhir semester. Berdasarkan data prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang diperoleh dari nilai raport maka masing-masing nilai diberi sebagai berikut : (Buku Pedoman Penilaian Prestasi Belajar Siswa SD Mangunsari Windusari, 2012) a. Nilai 90 – 100 atau A dengan skor 4 b. Nilai 70 – 89 atau B dengan skor 3 c. Nilai 60 – 69 atau C dengan skor 2 d. Nilai kurang dari 60 atau D dengan skor 1 Siswa dianggap berprestasi apabila minimal nilai yang diperoleh 70 Tabel 4.4 Prestasi Belajar Siswa Pendidikan Agama Islam No 1 2 3 4
Nilai Angka 93 77 75 91
Nilai Huruf A B B A
Skor 3 2 2 3
65
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
97 95 95 85 92 98 95 84 93 91 91 91 96 97 97
A A A B A A A B A A A A B A A
No Nilai Angka Nilai Huruf 20 94 A 21 95 A 22 95 A 23 73 B 24 93 A 25 96 A Sumber : SD Mangunsari Windusari, 2012
3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3
Skor 3 3 3 2 3 3
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut : dengan 1 item diketahui nilai tertinggi 3 dan nilai terendah 2, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut : (Ba – Bb) + 1 li = Ji
Keterangan : Li
= Lebar interval
Ba
= Batas atas
Bb
= Batas bawah
Ji
= Jumlah interval
66
Sehingga (3 – 2) + 1 li = 2 =1 Kemudian dimasukan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang prestasinya baik, cukup dan kurang.
Tabel 4.5 Interval Prestasi Belajar Li
Jumlah Siswa
Nilai Nominal
Keterangan
3
19
A
Baik
2
6
B
Cukup
1
0
C
Kurang
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang mempunyai ketekunan dalam menjalankan ibadah di rumah baik, cukup maupun kurang, kemudian dipersentasekan sebagai berikut : F P=
x 100% N
a. Untuk prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang memperoleh nilai baik mendapat nilai A sebanyak 12 siswa F P=
x 100% N
19
67
P=
x 100% 25
= 76 %
b. Untuk prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang memperoleh nilai baik mendapat nilai B sebanyak 6 siswa F P=
x 100% N
6 P=
x 100% 25
= 24 %
c. Untuk prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang memperoleh nilai baik mendapat nilai C sebanyak 5 siswa F P=
x 100% N
0 P=
x 100% 25
=0 %
Tabel 4.6 Persentase Prestasi Belajar Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
Baik
3
19
76 %
68
Cukup
2
6
24 %
Kurang
1
0
0%
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang termasuk dalam kategori baik adalah 76 % dengan jumlah 19 siswa, prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang termasuk dalam kategori cukup adalah 24 % dengan jumlah 6 siswa dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang termasuk dalam kategori kurang adalah 0 % dengan jumlah 0 siswa. Dengan demikian, prestasi belajar Pendidikan Agama Islam SD Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang adalah baik.
B. Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel keaktifan beribadah di rumah dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam untuk mencari korelasi dengan menggunakan product moment. Hasil perhitungan menghasilkan nilai korelasi r yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel. Nilai koefisien koerlasi ( r ) hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan r tabel. Nilai r tabel untuk sampel 25 dengan taraf signifikansi 5 % yaitu 0,323. Jika r hitung > r tabel, maka ada hubungan yang positif antara keaktifan beribadah di rumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. Jika r hitung =0, maka tidak ada hubungan sama sekali antara keaktifan beribadah di rumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, jika r hitung < dari r tabel, maka terdapat hubungan yang negatif antara keaktifan beribadah di rumah
69
dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus : rxy :
[å x
2
å xy - (å x )(å Y )/ N - (å x ) / N ][å y - (å y ) / N ] 2
2
rxy
: koefesien korelasi antara X dan Y
n
: jumlah sampel
å xy
: jumlah variabel X dan Y
åx
: jumlah variabel X
åy
: jumlah variabel Y
2
Analisis ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara keaktifan beribadah di rumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel keaktifan beribadah di rumah diberi nama X dan untuk variabel prestasi belajar Pendidikan Agama Islam diberi nama Y. Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan kedalam koefisien dan perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment, dengan skor pada angka kasar. Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membuat tabel untuk mencari hubungan antara keaktifan beribadah di rumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang. 2. Mencari x, y, x2, y2 dan xy dengan cara mengkalikannya
70
3. Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada kedalam rumus korelasi product moment angka kasar. Tabel 4.6 Persentase Prestasi Belajar No
X
Y
X2
Y2
XY
1
3,50
4,00
12,25
16,00
14,00
2
2,80
3,00
7,84
9,00
8,40
3
3,70
3,00
13,69
9,00
11,10
4
3,40
4,00
11,56
16,00
13,60
5
3,30
4,00
10,89
16,00
13,20
No
X
Y
X2
Y2
XY
6
3,30
4,00
10,89
16,00
13,20
7
3,60
4,00
12,96
16,00
14,40
8
3,30
3,00
10,89
9,00
9,90
9
3,70
4,00
13,69
16,00
14,80
10
3,30
4,00
10,89
16,00
13,20
11
3,50
4,00
12,25
16,00
14,00
12
2,80
3,00
7,84
9,00
8,40
13
3,30
4,00
10,89
16,00
13,20
14
3,00
4,00
9,00
16,00
12,00
15
3,30
4,00
10,89
16,00
13,20
16
3,30
4,00
10,89
16,00
13,20
17
2,90
3,00
8,41
9,00
8,70
18
3,30
4,00
10,89
16,00
13,20
19
3,50
4,00
12,25
16,00
14,00
20
3,30
4,00
10,89
16,00
13,20
21
3,00
4,00
9,00
16,00
12,00
22
3,50
4,00
12,25
16,00
14,00
71
23
3,30
3,00
10,89
9,00
9,90
24
3,50
4,00
12,25
16,00
14,00
25
3,40
4,00
11,56
16,00
13,60
Jumlah
82,80
ΣX
82,80
ΣY
94,00
Σ X2
275,70
Σ Y2
358,00
Σ X.Y
312,40
94,00
275,70
358,00
312,40
Data-data yang telah diketahui kemudian dimasukan dalam rumus product moment. rxy :
312, 40 - (82,80)(94,00) / 25
[(275,70) - (82,80)
2
][
/ 25 (358,00) - (94,00) 2 / 25
rxy :
312,40 - 311,28 [275,70 - 264,23][(358,00) - 353,44]
rxy :
312,40 - 311,28 [275,70 - 264,23][(358,00) - 353,44]
rxy :
1,12 6,91
]
rxy : 0,426
C. Analisis Pengujian Hipotesis Setelah data dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r, dengan jumlah responden 25 siswa dengan taraf signifikansi 1% diperoleh nilai sebesar 0,323, maka jika dibandingkan dengan nilai rxy hitung (0,426) lebih
72
besar dari pada nilai r tabel. Bila dibandingkan 0,426 > 0,323, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara keaktifan beribadah dirumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, diterima. Dengan demikian berdasarkan perhitungan product moment terdapat hasil yang cukup signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keaktifan beribadah dirumah dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari Windusari Kabupaten Magelang.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. 1. Keaktifan beribadah di rumah yang termasuk dalam kategori baik adalah 32 % dengan jumlah 8 siswa, keaktifan beribadah di rumah yang termasuk dalam kategori cukup adalah 48 % dengan jumlah 8 siswa dan keaktifan beribadah di rumah yang termasuk dalam kategori kurang adalah 20 % dengan jumlah 5 siswa 2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang termasuk dalam kategori baik adalah 76 % dengan jumlah 19 siswa, prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang termasuk dalam kategori cukup adalah 24 % dengan jumlah 6 siswa dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang termasuk dalam kategori kurang adalah 0 % dengan jumlah 0 siswa
73
3. Keaktifan beribadah di rumah mempunyai korelasi dengan prestasi belajar siswa SD Negeri Mangunsari karena nilai r hitung (product moment) lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,426 > 0,323
B. Saran-saran. 1. Disarankan pada Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, untuk membuat program peningkatan beribadah dengan tujuan agar siswa yang belum secara rutin menjalankan ibadah, dapat meningkatkan ibadahnya. 2. Disarankan pada Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, untuk menjalin komunkasi yang lebih baik dengan orang tua murid, agar orang tua dapat mengawasi secara langsung58 keaktifan beribadah, selama siswa berada di lingkungan keluarga. 3. Perlunya memberikan pemahaman kepada siswa siswi yang dalam aktivitas ibadahnya selama di rumah kurang rutin.
74
DAFTAR PUSTKA
Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. Ke-1 Al-Ghazali, Prof. H. M. M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 2010, Cet ke-1 Ahmad D Marimba, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 2010. Arif Gunarso, Prestasi Belajar dalam Perspektif Guru, Jurnal Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Vol.14. Juni 1993. Brammer Gagne,. Therapeutic Psychologie, Englewood Eliffts, New Jersey : Prenice Hall. Inc, hal. 32, 2002 Hasbullah, Peranan Keluarga dalam Pendidikan, Jurnal Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Vol.9. Juni 1992 Hasby Ash Shiddiqy, Kuliah Ibadah, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000, cet. ke-1 Imam Ghozali, Analisis Multivariat (Aplikasi Dengan Program SPSS Versi 19), Jakarta, PT.Gramedia, 2009.
75
Kartono, Kartini, Peranan Sikap dalam Proses Pembelajaran terhadap siswa, Remaja Rosda Karya, Bandung. 2007. Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta, PT.Gramedia, 2011 Muhibbin. Peranan Intlegensia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002 Muhammad Athiyyah, Abrasy, al., Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2010. Muhammad Idris. Akhlak Tasawuf, PT. Mitra Cahaya Utama, 2007, Cet ke-2, Mahmud Yunus, Prof. DR. H., Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2006 Ngalim Purwanto, Strategi Belajar Mengajar, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, Jakarta, 2001. Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 2002, cet. ke-2, Suharsini Arikunto, Peranan Kongitif, Afketif dan Psikomotorik dalam mencapai keberhasilan belajar, PT. Gramedia Jakarta, 2001 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian (Teori dan Aplikasi), Jakarta, PT.Gramedia, 2002. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Jakarta, 2007 Slameto, Proses Belajar Dalam Kredit Semester, Bina Aksara, 2003 Saifudin Anwar, Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik dan Presedur, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005. Sardiman, Hubungan antara minat dengan keinginan-keinginan individual, Jurnal Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Vol.10. 2005 Thursan Hakim, Peningkatan Keterampilan dalam Proses Pembelajaran yang inovatif, PT. Gramedia Jakarta, 2007. Udin S. Winataputra, Proses Belajar dan Pembelajaran Interaktif, PT. Gramedia Jakarta, 2004. Winkel, Jr. Learning Guide, Englewood Eliffts, New Jersey : Prenice Hall. Inc, 1996 Zakiah Daradjat, Zakiah, DR., dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara, 2010, Cet ke-2
76
Zuhairini, Dra., Drs., Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, Cet ke-8, 2002.
DAFTAR PERTANYAAN
Nama : Kelas : Petunjuk : Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar pada pertanyaanpertanyaan berikut ini: A. Sholat Lima Waktu 1. Apakah anda selalu menjalankan sholat lima waktu ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang 2. Apakah anda menjalankan sholat lima waktu dengan tepat waktu ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang 3. Apakah anda menjalankan sholat lima waktu dengan khusu’ ?
77
a. selalu b. sering c. Kadang-kadang 4. Apakah anda juga menjalankan sholat sunat ? a. selalu b. sering c. Kadang-kadang B. Puasa 1. Apakah anda menjalankan ibadah puasa ramadhan ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
2. Apakah anda berpuasa ramadhaan 1 bulan penuh ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang 3. Apakah anda menjalankan ibadah puasa sunat ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
C. Membaca Al Qur’an/Mengaji 1. Apakah anda menjalankan ibadah membaca al qur’an ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang 2.
Apakah anda menjalankan ibadah membaca al qur’an dengan tekun ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
78
3. Bagaimana anak anda membaca Al Qur’an dengan baik ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang