SDSN CIBUBUR 11 PAGI Mengajarkan Cinta Menanam di Keriuhan Jakarta
Ryke L.S. Siswari *)
Tidak salah bila Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Cibubur 11 Pagi, Jakarta ditetapkan sebagai terbaik tingkat nasional Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam untuk Kategori Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM) tahun 2013. Sekolah ini telah melaksanakan kegiatan KMDM secara swadaya bahkan saat sosialisasi KMDM belum menjangkaunya. Terletak
di
kelurahan
Cibubur,
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, sekolah
ini
sungguh
beruntung
memiliki lahan yang luas apalagi untuk ukuran Jakarta. Suasana sejuk dan asri sangat terasa begitu memasuki sekolah
ini
tanaman
karena
dan
banyaknya
pepohohonan
yang
tumbuh di sana. Dengan luas lahan 6.580
m2
dan
bangunan
sekolah
seluas
975 m2, sekolah ini memang
memiliki potensi yang luar biasa untuk melaksanakan kegiatan penanaman.
Gambar 1. Lingkungan sekolah yang hijau asri Suasana yang sangat berbeda dengan hiruk pikuk kota Jakarta yang sesak oleh hutan beton dan kemacetan. Sekolah ini bahkan telah mengajarkan kepada anak-anak untuk berkebun tanaman hias, buah-buahan
dan sayuran sebelum mengenal program KMDM. Dengan
demikian, saat diperkenalkan program KMDM, sekolah ini tinggal mengembangkan program yang memang sudah dilaksanakan. Setelah mengenal KMDM, SDSN Cibubur 11 Pagi menambahkan kegiatan ini ke dalam kegiatan yang telah dilaksankan dengan penyesuaian-penyesuaian searah program KMDM. Sekolah ini bahkan mengadakan pelatihan KMDM sendiri untuk melatih para guru calon pendamping kegiatan KMDM dengan fasilitator dari Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur. Materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut meliputi KMDM di sekolah, teknis penanaman dan pemeliharaan pohon, Pengenalan jenis pohon tanaman hutan dan pembangunan persemaian tanaman hutan.
Di sekolah ini, KMDM telah menjadi bagian dari kurikulum sebagai muatan lokal. Mata pelajaran KMDM diajarkan kepada seluruh siswa kelas I hingga kelas VI dengan materi sesuai kelasnya dan mendapat nilai yang dicantumkan di raport. Selain mendapatkan teori tentang cinta lingkungan dan penananam di dalam kelas, siswa sekolah ini juga mendapatkan praktek berkebun dan pembibitan melalui kebun bibit sekolah serta penanaman. Selain oleh masing-masing guru penangajar, Kegiatan KMDM di sekolah ini juga didampingi oleh Pak Urip SP yang merupakan Penyuluh Kecamatan Ciracas dan Pak Sukarto yang merupakan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya didampingi oleh para penyuluh kehutanan, melainkan juga mendapatkan pembinaan dari Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur. Dimulai Dari Belajar di Kebun Bibit Kebun Bibit Sekolah sebagai salah satu
sarana
pembelajaran
KMDM
dibangun di atas lahan seluas 250 m2 di lahan milik sekolah. Di sini siswa belajar
membuat
pembibitan.
persemaian
dan
Juga memelihara bibit
bantuan dari suku Dinas Pertanian dan Kehutanan
Jakarta
Timur
dan
Kementerian Kehutanan sebelum siap ditanam
atau
dibagikan
ke
masyarakat dan sekolah lain.
Gambar 2. Merawat tanaman di kebun bibit
Jenis bibit yang dibuat meliputi kayu-kayuan ( jati, mahoni
buah (mangga, klengkeng, jambu dan rambutan) serta
dan gmelina). Sekolah ini telah menghasilkan bibit yang
dibagikan kepada siswa untuk di tananam di rumah, masyarakat di sekitar sekolah serta sekolah-sekolah di sekitarnya. Untuk menggalang dana bagi keberlanjutan kebun bibit dan pembelajaran tanam menanam, bibit yang dihasilkan juga dijual kepada orangtua murid pada acara-acara sekolah dengan harga Rp 10.000 untuk 2 bibit tanaman buah dan atau kayu.
Menanam = Menabung Selain belajar di KBS, siswa juga diajak berkebun sayuran, tanaman hias, tanaman obat serta tanaman jagung. Lahan sekolah yang memang luas dibagi kedalam blok-blok tanaman yaitu blok tanaman pertanian, blok tanaman produktif, blok tanaman obat dan hutan mini yang berisi tanaman kehutanan dn tanaman langka. Selain itu tanaman kehutanan/kayu-
kayuan juga ditanaman tersebar di seluruh area sekolah. Jenis tanaman yang sudah ada meliputi mahoni, sawo, belimbing, tanjung, pete, mangga, klengkeng, jambu dan tanaman langka. Seluruh pohon yang ada di SDSN Cibubur 11 pagi telah dipetakan dengan menggunakan GPS. Tanaman pertanian yang ditanam meliputi jenis jagung, bayam, kangkung, sawi, cabe dan terong. Seluruh tanaman dirawat oleh para siswa, demikian pula Kebun Bibit Sekolah yang dirawat para siswa sesuai jadwal piket bersama pendampingnya. Pada blok tanaman obat, siswa diajak untuk memberikan label pada setiap jenis tanaman dengan mencantumkan naman dan manfaat tanaman obat tersebut. Seperti halnya bibit tanaman kayu-kayuan, hasil kebun berupa jagung dan sayuran juga dijual kepada orangtua murid. Orangtua murid di undang di saat-saat panen. Selain untuk menggalang dana bagi keberlanjutan kebun sekolah, hal ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan pada para murid karena apa yang dilakukan bisa menghasilkan uang. Ini juga merupakan bentuk lain dalam menanamkan keyakinan bagi par murid bahwa saat mereka menanam pohon, pada saatnya nanti mereka akan memanen hasil yang lebih besar. Pohon yang mereka tanam saat ini adalah tabungan bagi mereka di masa yang akan datang. KMDM memang merupakan kegiatan penyuluhan yang dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan minat dan rasa cinta lingkungan dan penanaman pohon kepada
anak
Artinya,
usia
sekolah
kegiatan
dasar.
ini
lebih
mengutamakan proses pembelajaran untuk
mencintai
menanam
pohon
lingkungan daripada
dan
sekedar
pembangunan fisiknya.
Gambar 3. Belajar cara menanam pohon
Untuk Jakarta, hal ini menjadi semakin penting karena kondisi lahan maupun budaya masyarakat kota besar dimana anak lebih akrab dengan kegiatan kunjungan ke mall bermain dengan tablet dan handphone.
Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh sekolah ini dalam
pelaksanaan KMDM memang sudah tepat.
“Intinya adalah menanamkan kepada anak-anak bagaimana mengenal,
mencintai dan
menciptakan lingkungan yang lebih baik,” jelas Herwidiastuti, M.Pd., Kepala Sekolah SDSN Cibubur 11 Pagi. Anak-anak telah merasakan dengan banyaknya pohon,
suasana sekolah
menjadi lebih nyaman. Mereka juga merasakan senangnya mendapat uang dari hasil tanaman. Selain itu disampaikan bahwa bila dari tanaman pertanian saja sudah bisa menghasilkan
uang,
tabungan
dari
hasil penanaman pohon pasti akan lebih besar.
Gambar 4. Praktek menanam pohon
Banyak Cara Menuju Cinta Menanam Di sekolah ini kegiatan cinta menanam dan cinta lingkungan tidak hanya diberikan di kelas dalam bentuk teori maupun di kebun dalam bentuk praktek. Kegiatan ini juga dilakukan melalui permainan dan berkesenian dalam kegiatan ekstra kurikuler. Sekolah ini bahkan telah menciptakan lagu KMDM untuk menyemangati anak didiknya melakukan kegiatan tersebut. Di sekolah ini juga dibangun hutan mini yang berisi berbagai tanaman langka. Tanaman yang sudah ada di sini sekitar 81 pohon yang terdiri dari jamblang, bisbul, gowok lobi-lobi, jambu bol, kemiri, sawo juga tanaman seperti kayu putih, salam dan maja. Di sini , murid diajak mengenali berbagai jenis tanaman yang sudah mulai langka dan kegunaaannya. Mereka juga diajak untu menjaga dan memeliharanya. Untk meningkatkan kecintaan akan lingkungan dan kegiatan peaanaman, SDSN Cibubur 11 Pagi juga beberapa kali mengikutsertakan murid-muridnya dalam kegiatan penanaman yang dilakukan oleh berbagai pihak terutama Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur serta kementerian Kehutanan. SDSN Cibubur 11 Pagi juga mensosialisasikan para program KMDM ini kepada orangtua murid serta sekolah lain di sekitarnya.
para
Hal ini dilakukan dengan mengundang
orangtua murid dan perwakilan sekolah disekitarnya serta dengan cara pembagian bibit. Dampaknya pun telah terlihat dengan diikutinya program ini oleh sekolah-sekolah lain
diantaranya SDN Kelapa Dua Wetan 01 Pagi, SDN Kelapa Dua Wetan 06 Pagi, SDN Cibubur 01 Pagi, SDN Cibubur 06 Petang dan SDN Kelapa Dua Wetan 06 Pagi. Sesuai dengan tujuannya untuk menumbuhkembangkan minat dan rasa cinta lingkungan serta cinta menanam, apa yang telah dilakukan sekolah ini memberikan contoh nyata tentang keberhasilan KMDM. SDSN Cibubur 11 Pagi telah menanamkan rasa cinta lingkungan dan cinta menanam tidak hanya kepada anak didiknya tetapi juga telah menular kepada masyarakat dan sekolah-sekolah di sekitarnya. Di tengah kepadatan pemukiman dan hiruk pikuk ibukota Jakarta, anak-anak dengan gembira belajar membuat bibit, berkebun dan menanam pohon. Semoga apa yang telah dirintis dan dicapaiSDSN Cibubur 11 Pagi ini dapat terus terlaksana dengan semakin baik, juga terus menginspirasi sekolah lain untuk melakukan hal serupa.
*) Penyuluh Kehutanan pada Pusat Penyuluhan Kehutanan