running head
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
1
2
running head
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
susunan redaksi
EDISI
36
2016
Susunan Kepengurusan
PEMIMPIN REDAKSI
Pembina
REDAKTUR PELAKSANA
Ibu Hj. Iriana Joko Widodo
Ibu Triana Rudiantara
Dewi Raden Pardede TIM REDAKSI
Ketua Umum
Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla Dewan Penasehat
Ibu Erni Tjahjo Kumolo Ketua Harian Dekranas
Ibu Triana Rudiantara Wakil Ketua Harian Dekranas
Rossi Anton Apriyantono Wati Ardiansyah Siti Garsiah Lilies Mursitawati Sereida Tambunan Tri Reni Budiharti Rethy Thamrin KREATIF FASHION
Siti Garsiah
Ibu Ratna Sofyan Djalil Ketua Bidang Pendanaan
Ibu Yantie Isfandiary Airlangga
IKLAN
Lilies Mursitawati
Ketua Bidang Daya Saing Produk
Ibu Kho Pik Hiang (Peggy) Ketua Bidang Pameran dan Kerjasama Luar Negeri
SEKRETARIS REDAKSI
Cora Amyra Uqiyanus
Ibu Bintang Puspayoga
KEUANGAN & ADMINISTRASI
Ketua Bidang Manajemen Usaha
Wati Ardiansyah
Ibu Nora Ryamizard Rachudu Ketua Bidang Kreatif
Keuangan
Ibu Andy Marcelya Hamid Awaludin
KONTRIBUTOR ARTIKEL
Pengurus Dekranas & Tim KRIYA KONSULTAN
SPOT CORPORATE COMMUNICATIONS
Bendahara Dekranas
Sekretaris Jendral
Ibu Euis Saedah
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
3
4
sekapur sirih
Assalamu ‘alaikum wa Ramatullahi wa Barakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua.
Tenun merupakan salah satu wastra warisan budaya
Weaving is one of Indonesia’s priceless cultural heritages.
Indonesia yang tidak ternilai harganya. Tenun hadir dalam
It is an integral part of the lives of Indonesians, from sacred
keseharian gerak masyarakat Indonesia, mulai dari upacara
ceremonies
adat yang sakral, hingga busana keseharian yang informal.
techniques, and coloring are spread across the country and
Corak, teknik, dan pewarnaannya yang beranekaragam
contain philosophies of local wisdom and profound messages.
to
informal
clothing.
Its
diverse
pattern,
tersebar di seluruh Nusantara mengandung filosofi yang sarat akan kearifan lokal dengan pesan yang mendalam. Indonesia sungguh telah diberkahi dengan warisan budaya nasional ini. Karena itu kita semua berkewajiban memelihara dan melestarikan warisan ini dari generasi ke generasi selanjutnya. Apalagi, selain nilai budayanya yang tinggi, tenun juga memiliki nilai ekonomi yang tak kalah tinggi sebagai bagian dari ekonomi kreatif. Dalam berbagai kesempatan ketika diperkenalkan ke mancanegara, tenun mendapat sambutan dan penghargaan yang luar biasa. Saya menyampaikan terima kasih kepada para perajin, perancang, dan duta bangsa yang telah membawa warisan budaya kita ini ke pentas dunia. Saya ingin mengajak seluruh bangsa Indonesia agar bangga menggunakan tenun sebagai busana formal maupun sehari-
Indonesia has been truly blessed with this national heritage. Therefore, we are all responsible to maintain and preserve this heritage from one generation to the next. Apart from great cultural value, weaving also has equally high economic value as a part of the creative economy. On various occasions when it is presented overseas, weaving has received great responses and appreciation. I would like to express my gratitude to the weavers, designers, and national ambassadors who have brought this heritage of ours for the world to see. I would also like to invite all Indonesians to be proud of wearing woven material for both formal and casual clothing. If other nations can appreciate and be proud of it, it is our duty as Indonesians to be more proud and more appreciative of this cultural heritage.
hari. Jika bangsa lain menghargai dan bangga akan tenun, sudah semestinya kita sebagai bangsa Indonesia lebih bangga dan lebih menghargai lagi warisan budaya bangsa ini.
Wassalamu ‘alaikum wa Ramatullahi wa Barakatuh,
DEWAN KERAJINAN NASIONAL,
Hj. Iriana Joko Widodo Pembina
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
sekapur sirih
Bismillahhir rahmanirrahim, Assalamu ‘alaikum wa Ramatullahi wa Barakatuh,
Saya bangga dan bergembira menyaksikan tenun warisan budaya kita mendapatkan sambutan terhormat dari berbagai belahan dunia, termasuk di pentas akbar seperti momen penyerahan Grammy Award. Namun di sisi lain, saya juga prihatin melihat kenyataan hingga saat ini tenun masih menjadi usaha tradisional dengan skala usaha mikro, kecil, dan menengah. Bahkan, di beberapa daerah, para perajinnya yang semakin tua telah tidak mampu produktif lagi, sementara generasi mudanya belum mampu atau kurang berminat menggantikan keterampilan para pendahulunya. Jika fenomena ini terus berlanjut, perlahan tapi pasti warisan budaya kebanggaan kita ini akan punah.
I am proud and delighted to see weaving, our national heritage, receive
Kewajiban kita bersamalah untuk menyelamatkan dan mengangkat kembali harkat tenun dalam keseharian kehidupan kita. Saya mengajak semakin banyak perancang yang turun tangan agar tenun menjadi busana yang semakin menarik bagi segala kalangan, bukan lagi sekadar menjadi bagian dari upacara ritual yang semakin jarang dilakukan.
weaving in our lives. I am inviting more designers to elevate
Upaya para perajin, perancang, dan duta bangsa memperkenalkan tenun Indonesia ke pentas dunia merupakan upaya yang patut diapresiasi. Upaya ini perlu lebih digencarkan lagi, termasuk di dalam negeri sendiri. Kita perlu menggerakkan seluruh komponen bangsa Indonesia untuk menghargai, membeli dan menggunakan tenun sebagai busana sehari-hari, baik formal maupun informal – sebagaimana batik, yang juga merupakan warisan budaya kita. Dengan cara ini, saya yakin aktivitas para perajin, perancang, pemasar, sebagai mata rantai ekonomi kreatif, akan bangkit dan berseri kembali.
need to be intensified, including domestically. We have to invite all
such honorable welcome from various parts of the world, including in grand stages such as the Grammy Awards. On the other hand, I am concerned about how until today, weaving remains a micro, small, and medium traditional enterprise. In fact, in some areas, the weavers are getting unproductive as they are getting older, while the young generation has yet to gain the capability or the interest to follow in the footsteps of their predecessors. If this phenomenon continues on, this great cultural heritage of ours will slowly but surely become extinct. It is our collective duty to save and revive the value of weaving into a mainstream fashion, so that it doesn’t remain a
mere
part
of
growingly
infrequent
sacred
ceremonies.
The efforts of all weavers, designers, and ambassadors to introduce Indonesia’s weaving internationally must be appreciated. Such efforts layers of the Indonesian people to appreciate, purchase and wear woven materials more often, both formally and informally, just like another cultural heritage of ours, batik. This way, I believe that the activities of weavers, designers, and marketers, as parts of the chain of creative economy, will come back to rise and shine.
Wassalamu ‘alaikum wa Ramatullahi wa Barakatuh,
DEWAN KERAJINAN NASIONAL,
Hj. Mufidah Jusuf Kalla Ketua Umum
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
5
6
sekapur sirih
Bismillahir Rahman nir Rahim. Assalamu ‘alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Pada edisi KRIYA kali ini kita kembali mengangkat tema tenun. Dari busana upacara tradisional yang sakral, wastra kini telah menjelma menjadi gaya fashion yang disukai masyarakat dunia. Keterlibatan para perancang membawa angin baru dalam corak dan pewarnaan. Menggandeng para perajin tradisional, para perancang ini berhasil membawa tenun menembus mancanegara.
We once again use weaving as the theme for this edition of KRIYA. Once used as clothing for sacred traditional ceremonies, this cultural heritage has now become a global fashion trend. Designers’ involvement brings a new touch to the style and coloring. In collaboration with traditional weavers, these designers have managed to bring weaving to the international stage.
Hal ini tentunya sangat menggembirakan. Namun di sisi lain, kita temui sejumlah fakta yang memprihatinkan. Di banyak daerah produktivitas semakin menyusut. Sebagian perajinnya telah meninggal dunia dan sebagian lagi berkurang produktivitasnya karena semakin tua, sementara generasi muda yang menggantinya tak kunjung ada. Kelangkaan bahan baku juga kerap menjadi kendala.
This is certainly very encouraging. On the other hand, there are a number of concerning facts. In many areas, the productivity of weavers is declining. Some of them have passed away, while others have declined in productivity, as they are getting older. Meanwhile, the young generation isn’t prepared to take their place. Scarcity of raw materials is another constraining factor.
Membuat kain tenun, apalagi secara tradisional dengan alat tenun bukan mesin (ATBM), membutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran, dan waktu lama, sehingga harganya menjadi relatif lebih tinggi dan kalah bersaing dengan kain lainnya, lebih-lebih yang diproduksi secara masal dengan skala industri besar. Ini semua membuat generasi muda, yang lebih mengutamakan faktor ekonomi, enggan terjun ke usaha tenun. Kenyataan inilah yang mendorong Dekranas tidak jemu mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai tenun dengan langkah nyata: membeli dan menggunakannya sehari-hari. Hanya dengan langkah nyata seperti ini kita bersama-sama dapat menggairahkan kembali industri kreatif yang mengakar dari kearifan lokal ini.
Manufacturing woven fabric, especially traditionally with traditional shuttle loom (handloom/ATBM), requires persistence, thoroughness, patience and more time, resulting in a relatively higher price that cannot compete with other types of fabric, especially those mass-produced in the scale of a larger industry. This leads to the reluctance of the young generation, whose priority is economy, to run the weaving businesses. This encourages Dekranas (National Handicraft Council) to tirelessly invite everyone to show their love for woven materials in tangible way: by purchasing and wearing them daily. Only with such real actions can we collectively revive this reative industry, which is rooted in local wisdom.
Wabillahittaufiqwal Hidayah, Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh. DEWAN KERAJINAN NASIONAL,
Triana Rudiantara Ketua Bidang Promosi Humas dan Publikasi
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
daftar isi
10
info dekranas
Pergantian Pengurus Dekranas Dekranas Management Handover Ceremony Selayaknya satu organisasi yang utuh, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) memiliki susunan organisasi yang terstruktur dengan baik. Pergantian susunan kepengurusan pun menjadi hal lumrah namun krusial.
12
info dekranas
Syukuran HUT-36 Dewan Kerajinan Nasional Dekranas 36th Anniversary Celebration
16
sajian utama
Berjaya Hingga ke Mancanegara The Glory of Indonesian Weaving in International Stage
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
7
8
daftar isi
66
liputan khusus
Restorasi Kain Tenun
Upaya Mengawal Kain Tenun Mencapai Kejayaannya Striving to Bring Woven Textile to Its Glory
70
liputan khusus
Memahami Konteks Sosial Industri Tenun Understanding the Social Context of the Weaving Industry
74
tantangan dan peluang
Tenun NTT Merambah Mendunia Craftsmen Gain Welfare as NTT Weaving Goes Global
46 Kreasi Tenun padu padan
Di New York Fashion Week 2016, tenun NTT sukses membuktikan diri sebagai salah satu produk tradisional berkualitas internasional.
Semakin Memikat When the Ikat Weaving Grows in Charm
58 Aksesoris padu padan
Etnik untuk Penampilan Eksotik Ethnic Accessories for Exotic Look
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
daftar isi
88
jalan-jalan
Tenun Ulos Tobasa
Keindahan Budaya dari Pesisir Danau Toba Tobasa Ulos Weaving The Cultural Beauty from The Coast of Toba Lake Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) adalah salah satu pusat penghasil tenun ulos di Sumatera Utara. Aktivitas menenun yang berdampingan dengan keindahan alam menawarkan potensi pariwisata yang tiada dua.
78 KRIYA NUSA, info dekranas
Pameran Dekranas untuk Perajin Indonesia Dekranas Held KRIYA NUSA Exhibition
Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar pameran kerajinan sekaligus Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sebagai agenda puncak perayaan HUT ke-36. Produk yang dipamerkan adalah karya unggulan dari para perajin binaan Dekranas Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
9
10
info dekranas
Iriana Jokowi dan Mufidah Jusuf Kalla bersama sebagian pengurus Dekranas
Pergantian Pengurus Dekranas Selayaknya satu organisasi yang utuh, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) memiliki susunan organisasi yang terstruktur dengan baik. Pergantian susunan kepengurusan pun menjadi hal lumrah namun krusial.
dengan tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kerajinan serta membantu perajin dalam mempromosikan karyanya. Saat ini, Dekranas dikoordinir oleh enam kementerian yang membina usaha produk kerajinan.
Kontributor: Dewi Raden Pardede
ewan Kerajinan Nasional (Dekranas) adalah organisasi nirlaba yang menghimpun pencinta dan peminat seni yang sebagian merupakan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Dekranas didirikan pada 3 Maret 1980
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Keenam kementerian tersebut ialah Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata, serta Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Dengan demikian, masingmasing Menteri terkait secara
desember 2016
info dekranas
otomatis ditunjuk sebagai Penasihat
Anggaran Rumah Tangga (ART)
Dekranas.
Dekranas, posisi Pembina
Lalu, pada akhir Juli 2016 Dekranas
Dekranas dijabat oleh isteri
telah melakukan pergantian
Presiden Republik Indonesia (RI)
kepengurusan untuk empat posisi
yakni Iriana Joko Widodo, dan
utama. Sebagai Ketua Bidang Daya
Ketua Umum Dekranas dijabat
Saing Produk, Yantie Isfandiary
oleh isteri Wakil Presiden RI yaitu
Airlangga terpilih menggantikan
Mufidah Jusuf Kalla.
Andresca Saleh Husin. Untuk Ketua
“Pergantian pengurus ini
Bidang Pameran dan Kerjasama Luar
diharapkan dapat mempersolid
Negeri, Fransisca Wihardja digantikan
struktur organisasi Dekranas,”
oleh Kho Pik Hiang (Peggy).
ujar Iriana Joko Widodo. Dengan
Kemudian, Nora Ryamizard Rachudu
pergantian pengurus ini, Dekranas
ditunjuk menggantikan Velly Yuddy
diyakini telah semakin siap
Chrisnandi sebagai ketua Bidang
mengakomodir kebutuhan para
Kreatif. Terakhir, di posisi Sekretaris
peminat seni sekaligus menjadi
Jenderal Dekranas, Euis Saedah
ujung tombak kelestarian produk
dipercaya menggantikan Ikhwan Asrin.
kerajinan nusantara. Dengan fungsi dan tugasnya yang
Sementara itu, tidak ada pergantian
sangat luas, Dekranas menjadi
yang terjadi di posisi lain. Sesuai
partner perajin Indonesia untuk
dengan Anggaran Dasar (AD) dan
mengharumkan nama bangsa.
Dekranas Management Handover Ceremony Dekranas is coordinated by six ministries guiding the handicraft product business. The six ministries are the Ministry of Industry, Ministry of Trade, Ministry of Cooperatives and SME, Ministry of Domestic Affairs, Ministry of Tourism, and Ministry of State-Owned Enterprises. As such, each relevant Ministry is automatically appointed as Dekranas’ Advisor. At the end of July 2016, Dekranas has made changes to the four main positions in the management. As the Head of the Product Competitiveness, Yantie Isfandiary Airlangga was chosen to replace Andresca Saleh Husin. The Head of Exhibition and Foreign Cooperation, Fransisca Wihardja was replaced by Kho Pik Hiang (Peggy). Nora Ryamizard Rachudu was appointed in the place of Velly Yuddy Chrisnandi as the Head of Creative. Lastly, Euis Saedah was entrusted with the position of the Secretary General of Dekranas in replacement of Ikhwan Asrin. With the management replacement, Dekranas is believed to be more prepared to accommodate the need of art enthusiasts and to spearhead the conservation of national handicraft products with its board scope of function, Dekranas has become Indonesian craftsmen’s partner to keep
Ramah-tamah pengurus Dekranas
desember 2016
up the good name of Indonesia.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
11
12
info dekranas
Syukuran HUT-36 Dewan Kerajinan Nasional Kontributor: Dewi Raden Pardede
Syukuran HUT-36 Dekranas dihadari oleh Iriana Jokowi dan Mufidah Jusuf Kalla
ndonesia memiliki keragaman suku bangsa, adat istiadat, seni budaya, dan bahasa yang khas. Keragaman ini sumber untuk tumbuh dan berkembangnya sebuah kreativitas. Kreativitas tersebut berkembang secara dinamis dan melahirkan seni kriya atau kerajinan. Dekranas menjadi wadah berhimpunnya para penggiat industri kerajinan nasional dan dapat dikatakan sebagai salah satu pionir. Sejak kelahirannya tanggal 3 Maret 1980, Dekranas menjadi elemen penggerak industri kerajinan dan telah menjalankan perannya sebagai mitra pemerintah dalam membina dan mengembangkan tradisi dan warisan budaya. Membuat kerajinan semakin bermutu dan berdaya saing di Pemotongan tumpeng disaksikan pembina dan sesepuh Dekranas.
seluruh wilayah nusantara. Perayaan sederhana yang sama juga dilakukan Dekranasda provinsi, kabupaten/ kota di seluruh wilayah tanah air. Syukuran HUT 36 Dekranas diselenggarakan di Rumah Kriya
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
info dekranas
Asri. Dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Ketua Umum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla, dan beberapa ibu pendamping menteri kabinet kerja yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE). Diundang pula mantan Ketua Umum Dekranas, pengurus Dekranas dan awak media. Himbauan diberikan kepada Dekranasda provinsi, kabupaten, kota untuk melaksanakan acara yang sama di wilayahnya masing-masing. “Saya menginginkan produk yang berkualitas, bukan produk hasil kejar target sehingga benangnya diambil sembarangan, dan akhirnya kualitas pun turun. Saya tidak
Suka cita perayaan HUT ke-36 Dekranas
menginginkan seperti itu. Ini PR (pekerjaan
kerajinan nasional,’’ ujarnya. Beliau meminta
rumah) Dekranas. Walau membuat benang
pengurus terus meningkatkan peran
asli itu butuh waktu lama, saya minta
Dekranas untuk kemajuan kerajinan nasional
dipertahankan keasliannya,” harap Ibu
dan dapat menyokong perekonomian
Negara dalam pidatonya. Membuat benang
nasional.
yang asli memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Berbeda dengan benang industri yang mudah didapat, tetapi akan menghilangkan keaslian warisan budaya yang ada.
Suasana perayaan terlihat semarak, tamu undangan yang hadir kompak mengenakan tenun. Dalam kesempatan yang sama, Majalah KRIYA edisi ulang tahun diluncurkan dengan tema “Khazanah
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua
Tenun Nusantara”, Membangkitkan Warisan
Umum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla.
Budaya Indonesia. Dekranas berharap
‘’Pengurus Dekranas diharapkan dapat
masyarakat Indonesia tetap cinta tenun
bekerjasama melanjutkan perjuangan di
nusantara, menggunakan produk kerajinan
dunia kerajinan, menjadi partner kerja
Indonesia yang nantinya akan meningkatkan
perajin dan bekerja keras memajukan
kesejahteraan perajin Indonesia. Jayalah Perajin Indonesia!
Dari kiri: Fransisca Lembong, Ibu Sofyan Wanandi dan Dewi Pardede dalam peluncuran KRIYA ed-35
Dekranas 36th Anniversary Celebration Dekranas is a gathering medium for national handicraft artists.
Jusuf Kalla, and the wives of the ministers of the Working Cabinet
Since its birth in March 3, 1980, Dekranas has been a driving
who are members of the Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet
element of the handicraft industry and playing its role as the
Kerja (OASE).
government partner in guiding and developing cultural tradition and heritage as well as to improve the quality of Indonesian
At the same time, the anniversary edition of the KRIYA Magazine
handicrafts.
was lunched with the theme “National Weaving Collection”, Resurrecting Indonesian Cultural Heritage. Dekranas hopes that
Dekranas has grown at its 36th year. The celebration for Dekranas’
Indonesians continue to love national weaving, use Indonesian
36 anniversary was held at the Kriya Asri House. Attended by the
handicraft products, which will eventually improve the welfare of
First Lady Iriana Joko Widodo, Chairman of Dekranas Mufidah
Indonesian artists. Glory to Indonesian Artists!
th
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
13
profil
Cinta dari Matanya untuk Tenun di Raganya Cantik, cerdas, dan kritis. Siapa tidak mengenal sosok yang satu ini? Di bawah panduannya, program “Mata Najwa” menjelma jadi salah satu program talkshow unggulan di salah satu stasiun televisi swasta. Kontributor: bimo logo pribadianto
Najwa Shihab berhasil menghadirkan talkshow kelas satu di kancah pertelevisian Indonesia. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini selalu memiliki sudut pandang berbeda dari orang kebanyakan. Selain perkara sudut pandang, rupanya ada satu hal lagi yang menarik perhatian dari seorang Najwa Shihab, utamanya bila dikaitkan dengan program “Mata Najwa.” Dalam setiap episodenya, Najwa terlihat konsisten menggunakan busana tenun. Apa gerangan yang menyebabkan Najwa mempertahankan konsistensinya dalam berbusana tenun? Berikut petikan wawancara Redaksi Kriya dengan Najwa Shihab; Di banyak kesempatan, khususnya saat sedang memandu “Mata Najwa,” Anda terlihat kerap menggunakan busana tenun. Mengapa? Sebenarnya, ini merupakan salah satu misi yang diemban “Mata Najwa.” “Mata Najwa” tidak mau sekedar mengangkat isu-isu di Indonesia. Harus ada makna dan pesan yang tersampaikan dalam setiap episodenya. Salah satunya adalah melalui tenun. Busana tenun yang saya pakai adalah ajakan untuk seluruh pemirsa “Mata Najwa”, bahkan masyarakat Indonesia, untuk membuka mata terhadap kekayaan dan keindahan budaya tenun kita. Walaupun begitu, pada dasarnya saya ini memang seorang pecinta tenun, dan yang namanya cinta, kan, bagus kalau bisa kita bagi dan sebarluaskan.
najwa dalam baluitan tenun ulos motif ragi hotang
14
Mayoritas busana tenun yang Anda kenakan memiliki motif tenun NTT. Mengapa? Tidak cuma tenun NTT sebenarnya. Banyak juga, kok, tenun-tenun lain yang saya pakai, seperti ulos, sutra Bugis, tenun NTB, dan tenun Bali. Meski, memang, di episode-episode awal “Mata Najwa,” yang paling sering saya pakai adalah tenun NTT. Di samping, pertama
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
profil
setelah semakin sering pakai tenun dari berbagai daerah, saya jadi makin kenal dan jatuh cinta dengan kekayaan dan keindahan tenun Indonesia.
kali saya jatuh cinta dengan tenun itu adalah dengan tenun NTT. Alasannya sederhana: cantik. Tapi, setelah semakin sering pakai tenun dari berbagai daerah, saya jadi makin kenal dan jatuh cinta dengan kekayaan dan keindahan tenun Indonesia. Berapa banyak koleksi tenun yang Anda punya? Biasanya beli sama desainerdesainer atau hunting langsung ke daerah-daerah? Tidak terlalu banyak, sih. Tapi, ya, memang kalau kebetulan lagi travelling, saya selalu luangin waktu untuk hunting tenun. Terus juga suka titip ke teman. Kayak belum lama ini saya titip tenun Sumba sama teman saya yang lagi ke sana. Kalau dengan desainer, kebetulan saya juga dekat dengan beberapa desainer dan pengusaha tenun seperti Didit Maulana dan Julie Laiskodat. Cukup sering saya pakai tenun koleksi mereka. Misalnya, saya pernah pakai sutra Bugisnya Didit waktu “Mata Najwa” episode Romantika Jusuf Kalla.
Foto-foto: dok. pribadi
Ada cerita menarik di balik seringnya Anda mengenakan busana tenun? Ada. Tahun lalu, tepatnya saat ulang tahun Metro TV, saya tampil dengan tenun NTB. Ternyata, busana saya itu langsung booming di NTB sana. Banyak beredar kain-kain tenun dengan pola dan motif serupa. Tidak cuma itu, banyak toko yang memberikan brand untuk kain tenun tersebut pakai nama saya, “Tenun Najwa.” Jujur, itu cukup membuat saya terharu sekaligus senang. Sebab itu pertanda keberhasilan misi “Mata Najwa” untuk menumbuhkan rasa cinta tenun di masyarakat. Selain itu, yang biasa jadi perbincangan pemirsa “Mata Najwa” bukan lagi soal topik apa yang bakal diangkat, tapi busana tenun seperti apa yang akan saya pakai.
desember 2016
Lalu, bagaimana pendapat Anda tentang kiprah tenun Indonesia? Apalagi, kita tahu, saat ini mulai banyak koleksi tenun Indonesia yang dibawa tampil ke ekshibisi fashion internasional. Ya, tenun Indonesia saat ini sudah mulai bisa keluar dari bayang-bayang batik sebagai busana warisan budaya Indonesia. Terlebih, mulai banyak busana-busana modern yang dirancang menggunakan bahan serta motif tenun. Memang, harus diakui kalau Indonesia bukanlah satusatunya pemilik tenun. Negara-negara Asia lain juga banyak yang punya tenun, seperti India, Vietnam, dan Malaysia. Tapi, menurut saya, tenun kita masih memiliki beberapa keunggulan. Dari segi warna, misalnya, tenun kita jauh lebih lembut dan kalem dibanding tenun dari Malaysia dan Thailand. Salah satu penyakit kronis yang dihadapi tenun adalah berkurangnya generasi muda yang mau melanjutkan tradisi tenun menenun. Bagaimana Anda memandang fenomena ini?
Apa harapan Anda terkait tenun Indonesia? Tenun Indonesia harus tetap lestari. Masyarakat Indonesia harus cinta dan memiliki kebanggaan saat mengenakan busana-busana dari tenun. Ingat, tenun adalah produk budaya kita. Siapa lagi yang bisa mencintai dan membanggabanggakannya kalau bukan kita.
Wrapped in a ‘Woven Love’ As one of the best talk show programs on television, “Mata Najwa” does not only attract audiences through the hot topics discussed, but also through the woven clothing worn by the host Najwa Shihab. In fact, Najwa’s consistency in wearing woven clothing is an invitation to Indonesians to love woven fabric as an Indonesia cultural heritage. As a lover of woven clothing who
Itu wajar. Sebabnya, kesejahteraan para penenun kurang mendapat perhatian dari pihak-pihak yang terkait. Siapa, sih, yang mau mengerjakan pekerjaan yang tidak mendatangkan keuntungan? Kalau sudah begini, mau tidak mau pemerintah harus turun tangan memberi fasilitas yang memadai untuk para perajin tenun. Salah satunya adalah dengan memfasilitasi mereka dalam memasarkan kain-kain tenunnya.
also owns quite a lot of woven clothing in her collection, Najwa encourages everyone to participate in the preservation of Indonesian weaving. The government could facilitate weavers to promote their products, while Indonesians could start the trend of wearing woven clothings with love and pride.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
15
sajian utama
Berjaya Hingga ke Mancanegara Kontributor: Ratih Poeradisastra & Dian Pelangi
Desainer lokal dan internasional mulai melirik kain tenun untuk ditampilkan di panggung mode kelas dunia sejak lima tahun terakhir. Dulu minat masyarakat dan wisatawan tidak terlalu besar terhadap kain tenun. Kini kain tenun dan aksesori etnik khas Nusa Tenggara Timur (NTT) disukai masyarakat mancanegara.
Foto: Koleksi Dian Pelangi
16
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
sajian utama
Foto: Koleksi Dian Pelangi
Busana dari tenun ikat NTT diperagakan para model di Jakarta Fashion Week, Indonesia Fashion Week, dan di New York Fashion Week. Desainer Yurita Puji dari Indonesia menampilkan busana modern dari
Foto: Koleksi Barli Asmara
kain bermotif tradisional NTT di New York Fashion Week 2016. Yurita
pembuatannya yang
menampilkan koleksi busana Spring/
lama, harga tenun
Summer 2017 yang diperagakan oleh
ikat ini sangat tinggi.
model internasional dengan aksesori
Berkisar antara Rp
berupa kalung, gelang, dan hiasan kepala tradisional NTT.
6 juta hingga Rp 10
Dewan Kerajinan Nasional
rumit sehingga
(Dekranas) tidak henti-hentinya
pembuatannya
mempromosikan tenun ikat dan
mamakan waktu lama.
juta, jika motifnya
menggerakkan para perajin tenun
Tenun ikat adalah
ikat untuk terus berkarya, inovasi,
sebuah karya seni
dan berkreasi. Apalagi saat ini
warisan leluhur yang
tenun ikat mulai dikenal di berbagai belahan dunia. Berbagai promosi terus dilakukan dengan mengajak
rancanga rudy candra dalam jakarta fashion week 2016 Fotografer: agung sutopo
menghasilkan sehelai kain tenun biasa,
Toraja untuk mengikuti pameran lokal, berbagai event. Kain tenun ikat ini ada yang dibuat untuk bahan tas tangan, rok, blouse, blazer, celana panjang, sarung, sandal, sepatu, dompet, aksesori, dan sebagainya. Tenun ikat dengan pewarna alam mendapat nilai jualnya sangat tinggi serta banyak peminatnya. Satu kain tenun ikat bisa dibuat dalam enam
rumit. Tenun Ikat
ini dibuat dalam 45 langkah. Untuk
para perajin tenun ikat di NTT dan nasional, bahkan internasional di
proses pembuatannya
paling cepat dibutuhkan waktu sekitar
Tenun ikat dengan pewarna alam mendapat nilai jualnya sangat tinggi serta banyak peminatnya.
3-4 minggu dan dapat mencapai 9 bulan, tergantung benang yang dipakai, proses pewarnaan, dan motifnya. Semakin susah motifnya, semakin lama waktu pengerjaannya. Para penenun menciptakan motif tenun, mengikat setiap sambungan benang, mengaitkan benang-benang memakai daun lontar muda. Jika satu ikatan salah maka kain tenunnya menjadi gagal, karena benang-benang itu biasanya
bulan. Bahkan ada yang baru selesai
diikat terlebih dahulu sebelum ditenun.
dalam setahun. Lantaran proses
Motif-motif indah itu diciptakan selama
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
17
18
sajian utama
levico dalam jakarta fashion week Foto: yoga agusta
Dibutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk menghasilkan karya seni
tenun ikat flores
ini. Sebuah ketelitian tingkat tinggi. Bertenun adalah kegiatan keseharian perempuan tradisional. Ini berlaku di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, rancangan rudy candra dalam jakarta fashion week Foto: yoga agusta
maupun Toraja. Seorang perempuan belum dianggap dewasa bila ia belum mampu
Simbol kedewasaan perempuan di Flores dulu adalah keberhasilan mereka dalam menenun. Kesabaran, ketekunan, ketelitian, kecekatan, dan kepintaran membuat kain tenun mengantar mereka menuju kedewasaan. proses menenun, tanpa membuat gambar motif pada kertas dengan pensil terlebih dahulu. Mereka harus memikirkannya di kepala mereka dan langsung membuatnya di atas benang-benang yang mereka kaitkan.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
The Glory of Indonesian Woven in International Stage
menenun dengan baik. Kain hasil tenunannya sendiri inilah yang akan dikenakannya
In the last five years, both national and international fashion designers have transformed Indonesian waving into the main attraction in international fashion stage. It makes Indonesian weaving - which was not very popular among the
pada upacara
fashion lovers - one of the most popular textile
pernikahannya dan juga
product in the universe. Ikat weaving is one of the
dipersembahkan kepada
best examples of world class Indonesian weaving.
suaminya, serta untuk
It was brought by Yurita Puji, Indonesian fashion
menggendong anaknya
designer, to New York Fashion Week 2016 stage
kelak.
and worn by some international models. Its quality
Kini tenun tak lagi simbol kasih, ketekunan, dan pekaian sehari-
comes from the complexity of its manufacturing process. A piece of Ikat weaving is made in 45 steps, and it takes 3 weeks until 9 months to finish the
hari perempuan desa
steps. So, it is normal if Ikat weaving is expensive
tradisional. Keindahan
(Rp 6 million-Rp 10 million), especially if it
corak yang etnik, warna,
contains intricate motifs. Then, for the preservation
detil-detil dan pernak-
of Ikat weaving, Dekranas continuously promote
perniknya telah memikat
Ikat weaving to the market as well as mobilize
para desainer yang
its artisans to improve their work, innovation,
membawanya ke pentas dunia. Dari sudut-sudut desa, kini tenun telah berjaya ke panggung
and creativity. From a traditional textile product, weaving now has claimed its glory in the international fashion stage.
fashion dunia.
desember 2016
sajian utama
Kekayaan Budaya Asia Kontributor: teguh poeradisastra
Meski bukan satu-satunya negara di dunia yang memiliki budaya tenun, Indonesia memiliki seni tenun paling kaya di antara semua negara dengan budaya tenun. Sayang, pelestarian dan pengembangannya masih belum mendapat perhatian yang selayaknya.
Indonesia sendiri sering dianggap memiliki khazanah tenun yang paling kaya di antara negara-negara pemilik tenun lainnya. Joseph Fisher, pengamat tekstil kenamaan, dalam bukunya yang berjudul Threads of Tradition: Textiles of Indonesia and Serawak, mengatakan bahwa Indonesia memiliki seni tenun paling kaya di antara semua negara pemilik tenun di dunia. Tidak berlebihan, sebab ada 34 provinsi di Indonesia, dan 29 di antaranya merupakan penghasil kerajinan tenun tradisional. Di dalam 29 provinsi tersebut, masih terdapat ratusan kota/kabupaten/ desa yang juga mempunyai tenun khas masing-masing yang bisa lebih dari satu jenisnya. Bandingkan dengan Vietnam yang kerajinan tenunnya hanya dihasilkan oleh sekitar 54 grup etnis.
Indonesia memiliki seni tenun paling kaya di antara semua negara pemilik tenun di dunia
desember 2016
Tenun Lampung
Indonesia bukanlah satu-satunya negara penghasil tenun. Seni kriya ini dapat dikatakan merupakan wastra kekayaan tradisional Asia. Banyak negara di Asia, khususnya Asia Tenggara, memiliki tenun sebagai warisan budaya wastranya masing-masing. Thailand dikenal memiliki kain tenun sutra terbaik di dunia yang dijalin dengan benang-benang emas (prada) atau perak – mirip songket Silungkang di Sumatera Barat. Di Laos pun kain tenunnya memiliki kedudukan yang begitu agung, bahkan sakral, di masyarakatnya. Begitu pula di Vietnam, khususnya Vietnam Utara, yang kain tenunnya kaya warna. Meski demikian, ada pula negara dari luar Asia yang memiliki tenun tradisional. Peru di Amerika Selatan, misalnya, memiliki tenun yang dinamakan Alpaca. Bahan bakunya merupakan bulu alpaca (hewan ternak sejenis llama) yang banyak ditenun menggunakan alat tradisional di Desa Patacancha dan Chincero.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
19
20
sajian utama
Hampir semua jenis tenun dibuat menggunakan bahan-bahan alami. Kapas dan sutra menjadi bahan alami yang paling banyak dijadikan bahan baku kebanyakan jenis tenun di Indonesia, semisal tenun ikat dan songket. Bukan hanya Indonesia, India, Laos, Kamboja, Thailand, dan Cina juga banyak memanfaatkan kapas dan sutra sebagai bahan baku tenun. Bahkan, Thailand secara eksklusif mengembangbiakkan ulat sutra terbaik demi mendapatkan kain sutra kualitas nomor satu. Tak heran jika tenun sutra Thailand dinilai sebagai salah satu kain terbaik di dunia dengan tekstur yang sangat halus dan fleksibel. Selain kapas dan sutra, ada pula sejumlah bahan alami lain yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku tenun. Dari Filipina, ada tenun yang terbuat dari serat nanas, serat pisang, dan tanaman century. Kemudian di India, ada tenun kashmir yang bahan baku utamanya adalah kulit kambing Tibet. Sementara itu, serat
tanaman rami juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku tenun di Vietnam. Lalu, meski pewarna tekstil kimia saat ini banyak beredar, pewarna alami masih menjadi pilihan utama para perajin. Kebanyakan pewarna alami diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, akar, bunga, biji, dan kulit. Namun, ada juga yang memakai serangga semacam serangga Coccus Lacca di Laos untuk memberi warna merah tua. Di Indonesia, secara umum ada tiga tipe motif pada kain tenun, yakni hewan, bunga dan tumbuhan, serta garis dan geometri yang memiliki nilai filosofisnya masing-masing. Sebagai contoh, motif bebek pada tenun Cual yang melambangkan persatuan dan kesatuan, motif bunga samobo pada tenun Bima sebagai lambang akhlak mulia, serta motif segi empat pada tenun Bima yang menyimbolkan keterbukaan.
Tenun sutra Thailand dinilai sebagai salah satu kain terbaik di dunia dengan tekstur yang sangat halus dan fleksibel.
Motif serupa juga banyak diterapkan oleh tenun Laos
Tenun Thailand
dan Thailand. Bedanya, tenun Laos memiliki motif benda-benda buatan manusia seperti kail pancing dan lampion. Lain halnya dengan tenun Filipina yang banyak mengadopsi motif fenomena alam seperti pelangi dan hujan. Bicara soal warna, masing-masing jenis tenun tentunya memiliki warna khasnya masing-masing. Ulos Batak, misalnya, cenderung memakai warna netral seperti hitam dan cokelat. Ada pula tenun songket Minangkabau yang kental dengan warna-warna meriah dan prada. Warna serupa banyak diterapkan tenun Phutai dari Thailand – seperti merah dan emas. Berbeda dengan songket Jambi yang
Tenun Sutra Jepang. Biasa digunakan untuk obi kimono
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
Tenun Sutra Laos
sajian utama
Laos memiliki motif bendabenda buatan manusia seperti kail pancing dan lampion.
Indonesian Weaving, Asian Heritage Indonesia is not the only country to manufacture woven textile. The art piece is a traditional Asian heritage. However, Indonesia has the richest weaving treasury, due to the 29 provinces creating traditional weaving crafts in various patterns.
dan layak menikah setelah ia mampu menenun dengan baik.
Meski saat ini sudah banyak dimodifikasi ke dalam aneka mode fashion yang dikenakan sehari-hari, namun sebagian masyarakat Indonesia masih memandang tenun – paling tidak dari jenis dan corak tertentu – sebagai kain yang sakral. Contohnya songket Palembang dan tenun pagatan yang dulu merupakan kain khusus keluarga kerajaan dan bangsawan kini pun tak sembarang orang berani memakainya. Tenun sebagai penanda status sosial pun masih berlaku hingga sekarang, seperti yang terjadi di kalangan masyarakat Toraja dan Batak.
Lebih jauh lagi, tradisi menenun merupakan salah satu faktor penggerak roda perekonomian masyarakat. Ini berlaku di seluruh negara pemilik tenun, termasuk Indonesia. Desa-desa perajin tenun telah masuk ke dalam daftar wajib kunjung bagi para wisatawan. Bukan hanya berkunjung, para wisatawan ini juga akan membeli produk-produk tenun yang dihasilkan untuk dijadikan oleholeh. Seperti yang terjadi di Desa Sasak, Lombok (Indonesia), Desa Cat Cat (Vietnam), Desa Miao (Cina), Desa Tangail (Bangladesh), Desa Mabilong (Filipina), maupun ribuan desa perajin tenun lainnya.
Untuk kegiatan-kegiatan adat pun tenun masih dijadikan busana wajib. Mulai dari busana dan mahar perkawinan (tenun pandai singkek, tenun doyo, ulos Batak, dan lainlain), musyawarah adat (tenun sambas), penjamuan tamu (tenun Donggala), hingga penutup jenazah (tenun Toraja). Bahkan, tenun Flores dijadikan simbol kedewasaan bagi seorang perempuan. Di Flores, perempuan baru bisa dianggap dewasa
Dari sini terlihat, terlepas dari segala perbandingan yang membayangi, bahwa baik tenun Indonesia maupun tenun mancanegara sama-sama hadir sebagai warisan budaya yang memiliki keunikannya masingmasing. Jadi, tidak salah bila oleh Indonesia dan juga negara-negara lain yang memilikinya, tenun begitu diperjuangkan agar tetap lestari bahkan bisa mendunia.
desember 2016
Other Southeast Asian countries that also adopt the art of weaving include Thailand, which is known for the world’s best silk woven textile made of golden or silver threads (prada) – similar to the Silungkang songket from West Sumatra. Similarly, the woven textile in Laos also has a prominent, even sacred role, in the society. Same in Vietnam, especially for the Northern Vietnam, which boasts woven textiles that are rich in color. This weaving tradition is one of the economic drivers in the society. Weavers villages are now included in the must-visit list for tourists. Not only visiting, these tourists are also buying the woven products for gifts, such as in the Sasak Village, Lombok (Indonesia), Cat Cat Village (Vietnam), Miao Village (China), Tangail Village (Bangladesh) and Mobiling Village (Filipina)
Tenun Sutra Laos
senada dengan tenun Desa Mabilong di Filipina di mana perbendaharaan warnanya lebih bebas dan beragam, seperti biru, kuning, hingga hitam.
Hal yang sama juga berlaku di Laos. Menurut adat tradisional Laos, wanita yang hingga usia 15 tahun belum bisa menenun busana pengantinnya sendiri tidak akan bisa menikah. Itu sebabnya anakanak perempuan Laos sudah mulai belajar menenun di usia 5 tahun.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
21
22
milestone
Rancangan Tenun Nusantara di Pentas Dunia Perjalanan tenun dari 2010 hingga 2016 Beragamnya budaya di Asia turut mempengaruhi karakter tenun yang dihasilkan di setiap negara. Sebagai bagian dari khazanah tenun Asia, tenun asal Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang diakui oleh mancanegara. Bahkan, eksistensi tenun Indonesia saat ini semakin menonjol di pentas adibusana internasional. Maka, tak heran jika popularitas tenun membuatnya menjadi primadona subsektor industri kreatif di Indonesia. Bagaimana kisah perjalanan tenun Indonesia hingga merambah panggung global? Kontributor: Cora Amyra Uqiyanus
Priyo Oktaviano pada fashion show di wisma KBRI Praha
koktail dengan tema Tribal yang menggunakan kain dan motif Ikat.
Fashion show kreasi ulos karya Torang Sitorus
Lalu di bulan November, desainer terkemuka Indonesia Priyo Oktaviano, memamerkan 18 koleksi gaun Tenun Bali yang diperagakan para model Republik Ceko di Wisma KBRI Praha.
Tahun 2010 Pada Februari 2010, kain tenun mendapat apresiasi di mata dunia. Komunitas diplomatik di Jenewa dibuat takjub dengan keindahan tenun nusantara dalam acara Asian Women’s Circle Luncheon. Setidaknya ada 15 negara dari benua Asia yang berpartisipasi mengenal tenun Indonesia. Tenun Alor, Tenun Bugis, Tenun Makassar, Tenun Nusa Tenggara Timur, Sarung Samarinda, Songket Palembang, dan Tapis Lampung adalah sederet kain nusantara yang diperkenalkan kepada tamu-tamu internasional. Di bulan September, dua rumah mode internasional Gucci dan Christian Dior, mulai melirik tenun Indonesia untuk digunakan pada produk mereka dalam acara Fashion Week Spring 2010. Frida Gianini dari rumah mode Gucci mengeluarkan koleksi baju pesta
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Tahun 2012
Tahun 2011 Desainer dan pemilik label Royal Kaftan Stylish Moslem Wear, Amy Atmanto, menampilkan 10 rancangan tenun Acehnya di International Fair of the Moslem World 2011 di Le Bourget, Paris, Perancis. Bertajuk The Grand Aceh Heritage, Amy menyajikan koleksi busana muslim dengan hijab siap pakai yang telah disesuaikan dengan selera fashion dunia
Di Austria, Chossy Latu menggelar pameran busana bertema TenunThe Heritage of Indonesia: the Handwovencloth Fashion by Chossy Latu pada Mei 2012. Dalam kegiatan malam budaya tersebut, sejumlah 40 pakaian dari kain tenun nusantara dipamerkan di hadapan 300 tamu. Pada bulan Juni, giliran Kain Ulos yang mengharumkan nama Indonesia. Masuk sebagai nominasi UNESCO Awards, kreasi Ulos milik seorang pegiat Ulos, Torang Sitorus, berhasil tercatat dan diakui oleh PBB.
desember 2016
Auguste Soesastro dan Ardistia Dwi Asri dalam acara pembukaan Trend Report Fall/Winter 2013/2014
Tahun 2013 Dalam acara pembuka Trend Report Fall/Winter 2013/2014 yang diselenggarakan Fashion Group International pada bulan April 2013, dua desainer muda berbakat Auguste Soesastro dan Ardistia Dwi Asri menampilkan hasil karyanya. Bertema Preserving Asian Culture Through The Heritage of Fashion, keduanya menampilkan koleksi tenun nusantara di Fashion Institute of Technology di New York, Amerika Serikat. Kain yang digunakan Auguste untuk mempresentasikan hasil karyanya adalah kain tenun dari Bali, Palembang dan Garut. Sedangkan Ardistia, menggunakan kain tenun Garut dan Bali. Kain-kain tersebut merupkan karya para penenun hasil binaan Yayasan Cita Tenun Indonesia.
Pameran tenun NTT di Museum of Indonesia Arts (MIA)
Tahun 2014
Tahun 2016
Museum of Indonesian Arts (MIA) sukses menggelar pameran keindahan dan nilai budaya tenun karya masyarakat Nusa Tenggara Timur. Bertempat di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne, pameran bertema ‘Weaving An Identity: Wearable Art From South East Indonesia’ ini memajang berbagai macam jenis tenun NTT , sekaligus menceritakan proses pembuatan dan sejarah dibalik setiap tenunan.
Pada bulan Februari, tenun Palembang dan Makassar diikutsertakan dalam acara Grammy Awards di Staples Center California, Amerika Serikat. Dalam ajang penghargaan musik kelas dunia tersebut, desainer Indonesia Didiet Maulana turut hadir. Ia menjadi perancang yang membuat tas souvenir untuk dibagikan kepada para undangan dan selebriti yang hadir. Di acara lainnya, seperti International Modest Fashion Week dan Asian Model Festival Awards 2016, Tenun Bandar Kidul asal Kediri dipamerkan oleh Hannie Hananto dengan mengusung konsep art deco. Sementara itu, Tenun Ulos hasil kreasi Dekranasda Tapanuli Utara seperti Ulos Tumtuman, Pucca, Harungguan, Mangiring, Sadum, Ulu Torus dan Jugia, dipresentasikan dalam busana rancangan desainer Indonesia Kursien Kazai.
Barli Asmara, Dian Pelangi dan Zaskia Sungkar dalam New York Fashion Week 2015
Tahun 2015 Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh dengan agenda promosi tenun Indonesia di pentas dunia, mulai dari Couture Fashion Week di New York, HEYA Arabian Fashion Exhibition di Qatar, hingga Marlupi Dance Academy di Denmark. Kain tenun nusantara seperti Tenun Lombok, Songket Silungkang, dan Tenun Toraja karya desainerdesainer terbaik Indonesia dipamerkan dalam acara tersebut.
Tas Souvenir pada ajang Grammy Awards, rancangan Didiet Maulana
National Woven Design in the Global Stage Asia’s diverse culture affects the characteristics of the woven textile
The journey of Indonesian woven in the global stage in 2010-2016
manufactured in every culture. As a part of the Asia’s weaving
reflects our pride in the achievements of our young generation. In
pieces, Indonesian woven is distinctly unique as recognized
2010, two international fashion houses Gucci and Christian Dior
globally. Indonesian woven presence is even growingly prominent
began to use Indonesian woven on their products at the Fashion
in international runways. It is no surprise then that its popularity
Week Spring 2010. Designer names such as Priyo Oktaviano, Amt
has made Indonesian woven the belle of the Indonesian creative
Atmanto, Chossy Latu, Auguste Soesastro, Ardistia Dwi Asri, to
industry.
Didiet Maulana also took part in the journey of weaving to the global stage.
desember 2016
23
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Riset dan foto diambil dari google dan berbagai sumber
milestone
24
sajian utama
Pak Imam mengenakan salah satu karyanya yang mendapat penghargaan dari ASEAN Silk Fabric and Fashion Design Competition
Desain dan Impian untuk Membesut Pasar Internasional Kontributor: Dewi Raden Pardede
Tenun akan terus tercipta dari gairah dan karya para perajin. Seperti halnya, Imam Budijono, di usia senja, ia masih memiliki mimpi untuk meneruskan ilmunya kepada generasi muda pecinta tenun. Nyatanya, Tenun IMAM yang ia besut sukses menembus pasar internasional.
Imam Budijono mengawali karir
khas lain Tenun IMAM terletak
tenunnya di tahun 1989 bermodalkan
pada proses pembuatannya. Imam
sebuah alat tenun bukan mesin
mengembangkan metode tenun
(ATBM). 6 tahun berselang, tepatnya
yang inovatif di mana sehelai kain
pada 1995, barulah ia memutuskan
diproduksi menggunakan beberapa
untuk fokus menekuni tenun bahan
teknik tenun sekaligus.
sutra Bali hingga akhirnya terlahirlah label Tenun IMAM.
Imam mengakui metode ini merupakan hasil eksplorasi beragam
“Pada umumnya persepsi orang
teknik dalam pembuatan desain kain
tentang kain sutra adalah halus dan
tenun. “Modalnya hanya tekun dan
lembut. Tapi, melalui tenunan, Tenun
jangan bosan mencoba. Dari situ
IMAM justru mau menonjolkan
saya bisa menemukan metode tenun
tekstur unik yang dimiliki sutra,”
yang pas untuk dijadikan ciri khas
tukas pria yang akrab disapa
Tenun IMAM,” ungkap pria lulusan
Imam ini. Selain tekstur kain, ciri
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
sajian utama
Tenun yang sedang diproses menggunakan berbagai teknik Tenun Imam
Institut Teknologi Tekstil Bandung ini.
proses produksi,” sebut Imam. Sejumlah teknik baru yang
Hebatnya, benang tenun yang Imam
diperkenalkan Imam dalam dunia tenun Indonesia antara lain;
gunakan adalah benang tenun yang
1.
terbuat dari bahan alam. Di sini, Imam tidak bekerja sendiri. Di rumah produksinya yang berlokasi di Jalan Soka, Denpasar, Imam
Teknik sungkit yang terinspirasi oleh tapestri dan songket
- Teknik sungkit polos
- Teknik sulam
- Teknik cekcek
- Teknik anyaman tikar
dibantu oleh 37 karyawan yang bisa
2. Teknik bulu yang terinspirasi oleh teknik karpet
memproduksi kain sepanjang 400 meter dalam satu bulan. 37 karyawan ini pula yang membantu Imam dalam mengembangkan struktur kain-kain tradisional untuk diolah menjadi tenun sutra menggunakan teknik baru. “Dari pengembangan-pengembangan tersebut, kita jadi punya teknik tenun
- Teknik bulu ikat
- Teknik bulu jepit
- Teknik bulu dasar lubang 3. Teknik lubang yang terinspirasi oleh tenun rangrang
- Teknik rangrang
- Teknik semi rangrang
- Teknik anyaman silang (motif vertikal pada rangrang)
Berbekal teknik-teknik baru tersebut, Imam sukses mewujudkan
baru yang bisa dipraktikan dalam 1
2
1. Pak Imam menjelaskan teknik tenun ciptaannya kepada Ketua bidang Promosi, Humas, dan Publikasi, Triana Rudiantara.
2. Salah satu karya Pak Imam yang kaya dengan teknik tenunnya.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
25
26
sajian utama
Pak Imam dan workshop-nya.
and Fashion Design Competition untuk kategori Special Technique Fabric. Lalu, masih di 2010, Tenun IMAM sukses memboyong tiga penghargaan sekaligus dari ajang Indonesia Good Design Selection (IGDS) Award untuk kategori Special Craftmentship dan Gold Award. Kemudian, pada Juli 2011, Tenun IMAM mendapat kehormatan untuk mewakili Indonesia di ajang JFW
Tenun IMAM dalam ASEAN Silk Competition 2009.
cita-citanya untuk membawa tenun Indonesia bersaing dengan kain-kain mancanegara di pasar internasional. Saat ini, Tenun IMAM telah mendapat tempat tersendiri di pasar Jepang dan Eropa. Tidak puas sampai di situ, pada 2009 Tenun IMAM kembali berinovasi dengan memadukan beberapa benang sutra yang telah dicelup pewarna alam. Untuk menciptakan beragam corak warna pada tiap tekstur kain tenun. Hasilnya, Tenun IMAM sukses menyabet dua penghargaan di event ASEAN Silk Fabric and Fashion Design Competition di Bangkok, Thailand. Dua penghargaan tersebut ialah TOP AWARD from HM. Queen Sirikit of Thailand dan The 1st Royal Trophy Award from the Ministry of Agriculture
Pak Imam menerima penghargaan dalam ASEAN Collaboration 2009.
and Cooperative of Thailand. Sejak saat itu, Tenun IMAM terus melanglang buana di banyak ekshibisi dan event fashion
Motif, teknik, warna menjadikan tenun yang indah.
yang seringkali berujung pada keberhasilan meraih penghargaan. Seperti di 2010 untuk kedua kalinya Tenun IMAM sukses mendapat penghargaan dari ajang ASEAN Silk Fabric
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
sajian utama
Tenun IMAM
Design and Dreams to Penetrate International Market For Imam Budijono, the older he gets, the stronger his love is for traditional woven. As the result, his brand ‘Tenun IMAM’ has successfully penetrated international market. In addition to the fabric’s texture another distinctive quality of Tenun IMAM is its manufacturing process. Imam developed an innovative weaving method where a piece of textile is produced using several different weaving techniques at once. Imam said that the method is a result of the exploration of various techniques in the design of the woven textile. Tenun IMAM has currently found its place in the Japanese and European markets. In 2009, Tenun IMAM made another innovation by combining several silk threads dyed with natural dyes to create different colour patterns in every texture of the woven textile. As a result, various domestic and international awards were received in 2009-2011.
International Fashion Fair (JFW-IFF) di Tokyo Big Sight. JFW-IFF adalah pameran fashion terbesar di Jepang yang diikuti oleh 750 perusahaan dan dikunjungi oleh sekitar 27.000 pengunjung dari Asia, Eropa, dan Amerika. Di bulan yang sama, Tenun IMAM juga ditunjuk oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo untuk menjadi salah satu penampil dalam Indonesia Summer Exhibition yang menampilkan produk-produk fashion dan aksesoris asal Indonesia. Namun, rupanya, Imam tidak melihat semua kesuksesan itu sebagai kebahagiaan terbesarnya. Kebahagiaan terbesarnya justru datang dari fakta bahwa keberadaan Tenun IMAM telah berhasil memberdayakan para perajin tenun hingga mereka sanggup mencukupi kebutuhan hidup mereka. Imam juga berharap kelak hadir sekolah tenun untuk regenerasi dalam upaya pelestarian tenun nusantara.
desember 2016
TENUN IMAM – Indonesian Silk Handwoven Jalan Soka, Gang Kertapura 4 No. 12 Denpasar, Bali 80237 Indonesia Tel. +62 8 132 132 9161 / +62 361 462189 Fax. +62 361 463201 Email :
[email protected] /
[email protected] Outlet:
Alun Alun Indonesia Grand Indonesia Shopping Town, West Mall – Level 3 Jl. MH. Thamrin No. 1, Jakarta – Indonesia Tel. +62 21 23580890 Indivie Made’s Warung Seminyak Jl. Raya Seminyak Bali, Indonesia Tel. +62 361 73097
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
27
28
sajian utama
Mengibarkan Tenun Garut di Negeri Paman Sam Berkiprah di Inggris sejak 2010, salah satunya melalui Fashion Maverick di London Fashion Week 2010, cita-cita untuk melestarikan produk budaya bangsa membawanya pulang ke Indonesia pada 2013. Kontributor: bimo logo pribadianto
Dialah Rinda Diastaviran Salmun, fashion designer muda yang sukses membuat tenun Garut harum di pentas internasional. Rinda menjadi satu dari 5 fashion designer Indonesia yang mendapat kehormatan untuk tampil di Los Angeles (LA) Fashion Week 2016 pada 26 September sampai 2 Oktober 2016. Dari kelima desainer tersebut, hanya Rinda seorang yang berinisiatif untuk menampilkan koleksi rancangan busana berbahan tenun. Alasannya sederhana, yakni untuk mempertahankan kelangsungan industri tenun di Indonesia. Ya, bagi wanita berusia 31 tahun ini, fashion designer memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekedar perancang busana. “Fashion designer yang baik harus bisa bersinergi dengan perajin,” tutur Rinda. ini mampu membelalakan mata
pemasaran yang diterapkan Rinda.
budaya seperti Indonesia. Sinergi
dunia dengan kualitas yang tak kalah
“Harus setahap demi setahap. Kita
tersebut akan menjadikan tenun
dengan kain dari brand-brand yang
kenalkan dulu dengan tenun bulu yang
warisan budaya yang lestari sekaligus
sudah mendunia? “Bulu-bulu halus
setipe dengan Chanel Tweed, lama-
mendatangkan keuntungan untuk
di permukaannya membuat tekstur
lama ke tenun lain yang nuansanya
kedua pihak. Lebih dari itu, peluang
kain ini mirip produk keluaran Chanel
lebih etnis,” ungkap Ryan Salmun,
tenun untuk jadi mode fashion yang
Tweed,” tukas Rinda. Chanel Tweed
Kakak sekaligus manajer Rinda.
digandrungi di kalangan pecinta
sendiri merupakan salah satu label
Kemudian, rancangan-rancangannya
fashion internasional pun jadi terbuka
fashion internasional kenamaan asal
yang agak terbuka juga merupakan
lebar.
Prancis.
pembuktian bahwa tenun yang
Terlebih di negara yang kaya
Seperti tenun bulu yang Rinda
Selain untuk unjuk kualitas,
notabene merupakan kain tradisional,
pentaskan di LA Fashion Week 2016.
pemilihan tenun bulu ini juga
dapat pula dirancang menjadi busana
Siapa sangka tenun tradisional Garut
merupakan salah satu strategi
yang elegan, seksi, dan sesuai dengan
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
sajian utama
Rinda Salmun Introducing the Beauty of Garut Weaving in Uncle Sam’s Country Rinda Diastaviran Salmun is one of 5 Indonesian fashion designers who had the honor to perform in Los Angeles (LA) Fashion Week 2016 on September selera masyarakat Amerika Serikat
menenun setelah melihat kain yang
26th until October 2nd 2016. From
(AS).
mereka tenun bisa tampil di panggung
the five designers, only Rinda who
fashion internasional.
had the initiative to show her clothing
Hasilnya mengesankan. Sejumlah public figure AS tampak terpukau
“Sebenarnya, eksibisi internasional
design collection made of woven fabric.
dengan busana tenun rancangan gadis
dapat menjadi sarana yang
Amazingly, 27 sets of woven clothing
lulusan Universitas Ravernsbourne,
sangat efektif dalam melestarikan
brought by Rinda to LA Fashion Week 2016
London, ini. Bahkan, Angela
budaya tenun dan menghidupkan
were positively responded by the audiences
Bassett, aktris kenamaan AS yang
industrinya,” ujar Ryan. Hanya
including Angela Bassett, Hollywood
pernah membintangi sejumlah film
saja, yang patut mendapat sorotan,
actress, and a number of fashion
Hollywood, tak ragu untuk menjadi
menurut Ryan, adalah bahwa selama
showroom and boutique in LA. However,
klien Rinda. Bukan cuma itu, meski
ini dukungan pemerintah terhadap
it is not Rinda’s biggest achievement in
masih dalam tahap penjajakan,
para desainer yang ingin mengikuti
LA Fashion Week 2016. According to her,
beberapa fashion showroom dan
ajang fashion internasional masih
her success in motivating the weavers to
butik yang berbasis di LA juga telah
sangat kurang.
keep weaving is the biggest achievement. It is because it is in line with her biggest
menunjukan ketertarikannya terhadap
Maka, ke depannya, Rinda dan
busana tenun Rinda. “Apalagi setelah
Ryan berharap agar pemerintah bisa
dream to preserve the weaving culture and
mereka tahu proses pembuatan tenun
lebih concern dalam mendukung
industry.
yang detil, tradisional, sangat alamiah,
para fashion designer yang
dan ramah lingkungan,” pungkas
berkesempatan mengikuti eksibisi
Rinda yang ternyata hobi bermain lego
fashion internasional. Tak lupa, Rinda
ini.
juga mengajak para generasi muda Namun, semua pencapaian itu bagi
Indonesia untuk mengenakan busana
Rinda hanyalah bonus. Pencapaian
tenun di banyak kesempatan. Tak
terbesar di keikutsertaannya di LA
diragukan, kecintaan dan kebanggan
Fashion Week 2016 ini justru datang
generasi muda terhadap tenunlah
dari para perajin tenun bulu di Garut.
yang akan menjadikan tenun warisan
Sekitar 50 perajin yang Rinda libatkan
budaya Indonesia yang lestari dan
dalam produksi 27 setel busana tenun
mendunia. “Cinta dan banggalah sama
bulu untuk dibawa ke LA Fashion Week
tenun. Tenun Indonesia itu keren,”
2016 mengaku semakin termotivasi
tandas Rinda.
desember 2016
STOCKLIST Studio Jln. Pertanian V, No. 1, Lb. Bulus, Jakarta, Indonesia, 12440 Email :
[email protected] Facebook & Instagram: Rinda Salmun twitter: @rindsalmun Stocklist Central Department Store, Grand Indonesia; Jakarta, Indonesia
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
29
30
sajian utama
Mencintai Tenun, Menduniakan Tenun Menduniakan tenun kini bukan lagi sekedar mimpi. Sejumlah desainer nasional, melalui ekshibisi fashion internasional, telah membuka mata dunia akan pesona tenun Indonesia. Kontributor: bimo logo pribadianto
Contoh teranyar adalah Barli Asmara yang pada 2015 lalu sukses memeriahkan Couture Fashion Week 2015 di Crowne Plaza, Time Square, New York. Di sana, Barli memamerkan 12 koleksi tenun khas Desa Suku Sasak, Lombok, NTB, dan mendapat apresiasi yang luar biasa dari banyak pihak yang menghadiri event tersebut. “Ini membuktikan bahwa kain tradisional kita punya kualitas dan bisa memenuhi selera fashion masyarakat dunia,” tutur desainer kelahiran 1978 ini. Lantas, menurut Barli, melalui ekshibisi internasional semacam inilah kasta tenun Indonesia di industri fashion internasional dapat ditingkatkan. Dalam hal ini, para desainer dan fashion expert dituntut untuk bisa berperan sebagai kepanjangan tangan para perajin tenun. “Para perancang busana harus bisa membuat rancangan kain tenun yang lebih modern dan sesuai dengan selera masyarakat masa kini lalu membawanya ke pameran internasional,” sambung Barli. Meski demikian, jangan sampai aura modern yang dimasukan ke dalam rancangan tenun malah merusak nilai-nilai budaya, filosofis, dan adat istiadat yang terkandung di dalamnya. Pasalnya, bagi para perajin, menenun merupakan aktivitas sakral yang seringkali memerlukan ritual khusus sebelum memulainya. Bahkan, Barli
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
tak ragu untuk menyebut bahwa tangan Tuhan pun turut serta dalam prosesi menenun. Namun, berpartisipasi dalam ekshibisi fashion internasional bukanlah satu-satunya jalan. Yang lebih penting adalah bagaimana rasa cinta dan bangga terhadap tenun bisa tertanam dengan baik di hati masyarakat Indonesia. “Bukan cuma lestari, kalau kita sudah cinta dan bangga sama produk budaya kita, tenun pasti bisa mendunia,” Barli optimis. Untuk itu, melalui karya-
karyanya, Barli giat menyuarakan tagline “Let’s Wear Local, Let’s Think Global.” Barli meyakini, kiprah tenun di industri fashion internasional tak akan berumur panjang selama masyarakat Indonesia belum memiliki kesadaran untuk mengenakannya. Terlebih, memang sudah tak ada alasan lagi bagi masyarakat Indonesia untuk menolak mengenakan produk dari kain tenun. Tenun saat ini bukan lagi kain tradisional yang tua dan ketinggalan zaman. Tenun telah dijelmakan
desember 2016
sajian utama
Barli Asmara agar kesempatan itu dimanfaatkan sebaik-baiknya. “Tujuan utamanya jangan untuk adu gengsi antar desainer, tapi untuk mempromosikan dan memperkenalkan tenun Indonesia pada
Indonesian Woven; Love It, Make It Global Making weaving global is not just a dream. A number of national designers, through international fashion exhibitions, have opened up the charm of Indonesian weaving to the world. The latest example is Barli Asmara who in 2015 successfully participated in the Couture Fashion Week 2015 at Crowne Plaza, Time Square, New York. There, Barli exhibited 12 weaving collections from the Sasak Village, Lombok, NTB, and received great appreciation from the guests of the event. According to Barli, these international
menjadi mode busana yang fashionable. Bahkan, produk tenun sudah pula merambah ke lingkup aksesoris, baik itu aksesoris penghias tubuh maupun aksesoris rumah tangga. Sokongan terhadap para perajin juga wajib diberikan. “Entah itu dukungan dalam bentuk apresiasi, finansial, maupun sekedar motivasi. Yang jelas, jangan sampai para perajin kehilangan semangat untuk terus menenun,” tukas Barli yang saat ini sedang disibukan dengan proyek Pameran Instalasi Karya Barli Asmara untuk memperingati 15 tahun karirnya sebagai desainer. Maka, alih-alih terlalu fokus mengikuti ekshibisi fashion internasional, ekshibisi fashion berskala nasional juga wajib untuk digencarkan penyelenggaraannya. Jangan sampai saat masyarakat dunia sudah mulai menyadari kualitas tenun Indonesia, masyarakat Indonesia sendiri justru menelantarkannya. Kalaupun ada kesempatan untuk mengikuti ekshibisi fashion internasional, Barli menghimbau
desember 2016
exhibitions are a great medium to increase exposure to Indonesian weaving in the international fashion industry. Designers and fashion experts are demanded to be an extension of weavers. However, international fashion exhibition participation is not the only way. Love and pride for weaving embedded in the hearts of the Indonesian people are more important. At the end, the future of weaving is in the hands of the Indonesian people. The khalayak internasional,” tandas Barli. Pada akhirnya, masa depan tenun memang sepenuhnya bergantung pada masyarakat Indonesia. Rasa bangga dan cinta mengenakan produk tenun perlu dipandang sebagai syarat mutlak untuk dapat melestarikan kain tradisional yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-14 ini. Berbekal kebanggaan dan kecintaan masyarakat Indonesia, tenun Indonesia akan dapat mengikuti jejak batik sebagai warisan budaya wastra Indonesia yang diakui dunia.
pride and love to use weaving products are deemed absolute prerequisites to preserve the traditional fabric, which is projected to have been around since the 14th century. Armed with the pride and love of the Indonesian people, Indonesian weaving will be able to follow the footsteps of batik as an Indonesian fashion cultural heritage with global recognition.
Barli Asmara Butik Jl. Bahari 1 Komplek The Kretya Urban Living No.41B, Terogong 3 Twitter: @barliasmara Telepon: +62 812 811 99956
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
31
sajian utama
32
TEMPAT BELANJA TENUN DI NUSANTARA
Sebagai warisan budaya dari hampir seluruh wilayah di Indonesia, tenun bukanlah barang langka yang sulit dilacak keberadaannya. Di setiap provinsi, biasanya terdapat minimal satu lokasi penjualan tenun yang menyediakan beragam kain tenun berikut produk olahannya. Bahkan, di beberapa daerah, kita bisa bertandang langsung ke rumah dan toko si perajin untuk melihat-lihat koleksinya. Di sini, akan ditampilkan persebaran toko/pasar/sentra/ kampung tenun di 34 provinsi di Indonesia. Sebagai catatan, data yang tercantum masih mungkin mengalami perubahan seiring dengan perkembangan industri tenun di Indonesia. Sentra/ kampung/ toko yang tertulis bersumber dari Dekranasda dan hasil riset penulis. Foto yang ditampilkan adalah salah satu dari kekayaan tenun di wilayah tersebut.
Sentra Perajin Songket Jasmani, Desa Miruek Taman, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar. Pusat Kerajinan Songket Aceh, (Kampung) Gampong Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar/Rumoh Teupeuen (Rumah Tenun) Nyak Mu. Pasar Onan, Tarutung Sentra Tenun Muara, Taput Pulau Samosir, Desa Lumban Suhi-suhi Toruan. Desa Uluan, Kabupaten Tobasa. Pusat Pasar Medan Mall, Kelurahan Kota Matsum, Medan. Galeri Sianipar, Jl. A.R. Hakim Gg. Pendidikan no. 130 Pasar Merah Medan. The Shop at JW Marriott Hotel Medan. Toko Dekranasda, Kualanamu Airport.
Aceh
Sumatera Utara
Riau
Jambi
LIST OF TRADITIONAL WOVEN SHOPS IN INDONESIA As a cultural heritage of almost all regions in Indonesia, woven textile is not a rare commodity that is hard to find. In every province, there is at least a woven textile shopping destination that provides a variety of woven products. Even, in some regions, we can directly come to the weaver’s home or shop. in this page, the distribution of woven textile shopping spots in 34 province of Indonesia will be displayed. However, the data provided here is still likely to change along with the developoment of Indonesian weaving industry. Kontributor: Cora Amyra Uqiyanus
Sumatera Barat
Rumah Tenun Encik Hasnah, dipinggiran Sungai Siak, di Jalan Tanjung Batu, Kecamatan Lima Puluh, Pekanbaru. Tenun Songket Khas Melayu Riau Wan Fitri, Jalan Kayu Manis Nomor 44, Kecamatan Tampan. Daya Puan, Jl. Mat Tahir Rt 01/Rw01 Desa Alah Air, Kabupaten Kepulauan Meranti. Tenun Songket Melayu Riau “Buk Mis” jalan Srikandi Komplek Wadya Graha 3 Blok Q 13 Pekanbaru.
Cik Mia Songket, Jln. Serunai malam Rt.03 No.42 Kel. Suka karya Kec. Kota baru (08136610-3390). Rumah Tenun DEKRANASDA, Jln. Yoesoef singadekane No.13A Telanai pura Kota Jambi ( 0812-7447-0403). Songket Bungo Tanjung, Rt.03 Rw.01 Kel. tanjung gedang Keb. Ma bungo (08526362-8355). Susi Songket, Jln. H. Agus salim ruko 10 No.1 Rt.08 Kel. Handil jaya Kec. Kota Baru Jambi (0812-7410-715). Farida Songket, Jln. Swak kandis pall 6 Rt.13 Depan puskesmas Muaro Kumpe Muaro
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Jambi (0813-6641-1168). Mursidi Songket, Dusun Bulian Jaya, Rantau langkap Kec. Tebo ulu Keb. Tebo (08536657-0208). Songket Ayu Andi, Jln. Pangeran antar sari Rt.32 No.148 Kel. Talang Banjar Kec. Jambi Timu,r Kota Jambi ( 0853-8171-8247).
Bengkulu
Sumatera Selatan
Padang Pasar Atas di depan Jam Gadang/ Benteng Ps. Atas Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Rumah Songket Henny Adli, “Minangkabau Art Houte Couture Village”, Jalan Air dingin Lubuk Minturun, Padang, Sumatera Barat. (08128530741). Kampung Sepuluh Koto. Rumah Tenun Pusako, Pandai Sikek (Tanah Datar), Padang Panjang, Sumatra Barat, kaki Gunung Singgalang.
Jl. (Jalan) Soekarno-Hatta, Anggut Dalam Bengkulu. Tenun Desa Kampai & Desa Masmambang Kecamatan Talo, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Sentra songket ‘Zainal Songket’, Tanggo Buntung di Kelurahan 30 dan 32 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II Sentra tenun di Kelurahan Tuan Kentang dan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I. Pasar Cinde, Palembang, Sumsel. Kampung Tenun Songket di Ogan Baru, Kertapati. Kampoeng Tenun BNI di Desa Muara Penimbung. Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Rumah Limas, Jalan Diponegoro No.14, Talang Semut Lama 26 Ilir, Palembang.
Ruwa Jurai, Jl. Jendral Sudirman No.43, Kelurahan Enggal, Bandar Lampung. (Levi, 082183061313). Toko Tapis Elok Lampung, Jalan Cengkeh 3 No. 25 Gedong Meneng, Lampung, Indonesia
Lampung
desember 2016
sajian utama
Kepulauan Riau Bangka Belitung
Balai Latihan Tenun, Kelurahan Tanjunguban Utara. di Kampung Bugis Bintan. Galeri Dekranasda Anambas di Kota Tarempa Galeri Destiani, di Jalan Kejaksaan Pangkalpinang. Sanggar Cual Markana, Jl. Keramat Rt 05 Rw 01 Desa Juru Seberang Kec. Tanjung Pandan Galeri Ishadi Kain Cual Cabang Belitung menempati salah satu ruko di Jalan Ahmad Yani No. 46 Tanjungpandan, depan Kantor Camat Tanjungpandan.
Tenun Gaya Wignyo, No. 18 C, Jl. Cipete Raya, Cilandak, Jakarta Selatan Alun-alun Indonesia West Mall lantai 3, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta pusat Sentra Tenun Thamrin City, Jl. K.H. Mas Mansyur, Kebon Melati, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat 10230 Galeri Indonesia Wow, SMESCO Jakarta Pasaraya, Jl. Iskandarsyah II No. 2 Blok M Jakarta Keris Gallery, Jl. Hos Cokroaminoto 87-89 Menteng, Jakarta Pusat. Soekarno Hatta Airport dan Mall Pri Indah Lt. Dasar, Jl. Puri Lingkar Luar, Jakarta Barat. Toraja Melo, Jl. Kemang Timur No. 62, Jakarta Selatan 081236810038
DKI Jakarta
Jawa Barat
Sentra industri tenun ikat Garut di Kampung Panawuan, Desa Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. RPG Tenun sutra dan batik Garut, Jl. Pembangunan belakang kantor Disdik Garut Kampung Tenun yang terletak di Desa Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut Gallery Sutera Isam, Jl. Terusan Pembangunan No. 85, Garut, Jawa Barat 99151, Indonesia Garut Viera Sutra Alam, blk, Jl. Otto Iskandardinata No.279, Tarogong, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151, Indonesia Perajin tenun lidi di Desa Panyingkiran, Kabupaten Ciamis
Tenun Baduy AMIR/ ARSID, Desa Kaduketug, Kanekes, Leuwidamar, Kab. Lebak, Banten. Tel. +62 85695544326 Tenun Baduy Saidam ( Baduy luar), Kp.Kadu Ketug Rt..001 Rw.001, Desa Kel. Kanekes, Lebak, Banten. Kampung Baduy dalam di Pegunungan Kendeng, Leuwidamar. Kampung Cibeo, Desa Kanekes. Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
Banten
Jawa Tengah
desember 2016
Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Wisata Tenun ATBM Lurik di Kabupaten Klaten. Sentra Tenun Troso, Jl. Raya Pecangaan, Jepara-Kudus, Pecangaan Kulon, Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah 59462, Indonesia
DIY
Jawa Timur
Bali
Pabrik Lurik Prasojo Pencil, Bendo, Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia KAMPUNG TENUN Sentra Indutri Kecil Kerajinan tenun ATBM, Desa Pakumbulan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Pusat pembuatan tenun tradisional di daerah Janti, Polanharjo, Klaten Jawa Tengah.
Tenun Stagen, Dusun Sejatidesa, Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman Kurnia Lurik Jogja, Krapyak Wetan No. 133 RT/RW. 55, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188, Indonesia Desa wisata Gamplong, Dusun Gamplong, Kelurahan Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Sleman Sentra Tenun Yayasan Santa Maria di Boro, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Sentra perajin tenun ikat bukan mesin, Kelurahan Bandar Kidul di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur Tenun ikat PARADILA Jl. Raya Pangkatrejo, Pangkatrejo, Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62261, Indonesia PT Behaestex sarung tenun/Desa wedani di Desa Ngembung dan Dungus, Kecamatan Cerme, Gresik Desa Margorejo, Gaji dan Karangrejo, Kecamatan Kerek, 27 KM arah Barat Tuban. Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana-Bali. Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Pasar Klungkung, Jl. Diponegoro, Kota Semarapura. Gallery Tenun Ananda Balinese, Kain Tenun Endek, Jalan Noja II No.16 B, Banjar Meranggi, Desa Kesiman, Denpasar. Bali Arta Nadi, Tenun Ikat dan Songket Warna Alam, Desa Telaga Tawang, Banjar Lantang Katik. Sidemen, Kabupaten Karangasem. Sakura Indah Desa Tukad Tiis, Desa Seraya Timur, Kec. Karangasem, Kabupten Karangasem. Tenun Patra, Jl. Trenggana VI No.1 Penatih Denpasar Timur. Leaf Tenun Songket, Banjar Dinas Wangsean, Desa Wismakerta, Kec.Sidemen. Kab.Karangasem. Dewi Sri, Br. Dinas Lantang Katik, Ds. Telagatawang, Kec.Sidemen. Kab. Karangasem. Teratai 99, Jalan Kedongdong, Kelurahan Loloan Barat, Kec.Negara. Sekar Ngoneng, Dusun Ngonen, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo. Tenun Ikat Giri Putri, Jalan Sriwijaya, No.2 Bangli. Tenun Ikat & Bordir “Lestari” Jl. By Pass Ngurah Rai No. 1 Sanur (0361) 289217/ (0361) 286127 Werdhi Budaya, Jl. Gunung Merapi No. 45, Klungkung (0366) 21840 Tenun Ikat Giri Putri, Ling./Br. Puri Bukit, Kel Cempaga, Kec. Bangli, Kab. Bangli 085337045626
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Tenun Lombok Tengah (Desa Sukarare & Desa Ungga). Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Jalan Sonco Baru, Bima. Husain (Rinjani Hand Woven) Jl. Sriwijaya No. 4 Mataram 087864188831. Wayan Kuntriyani (Sentra Tenun Gumese), Kabupaten Lombok Barat 081907413533. Lale Alon Sari (Kopwa Stagen), Batujai, Lombok Tengah, 081803769654
IKM Jula Huba, Jl. W.J. Lalamentik Kel. Oebobo Kec. Oebobo, Kota Kupang - NTT. Telp. 085 239 058 258 Ina Ndao berlokasi di Jl Kebun Raja II, Naikoten I, Kupang, NTT Rumah Tenun Sabu di Kelurahan Oepura, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kampung Manggarai, Ruum Desa Kole, Kecamatan Satar Mese, NTT Desa Onelako, Desa Wolotopo, Desa Galeri Nekamese, Jalan Adi Sucipto Penfui, NTT. Desa Doka, Kelurahan Bola, Kabupaten Sikka. Kampung Tarung, Waikabubak, Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.
Dusun Sulur Medan, Desa Sumber Harapan, Sambas, Kalimantan Barat. Galeri dan Pasar Seni, Jl. PKP Mujahidin Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Desa Mensiku, Kecamatan Binjai Hulu. Desa Wirayudha, Kecamatan Ketungau Tengah. Toko Lestari Indah, Jl.Rajawali KM 5,5 dan di Jl. RTA Milono kota Palangkaraya. Galeri Dian Pelangi, Jl. P Diponegoro Komplek Pertokoan 4-5 Palangkaraya. Pasar Besar, Jl. Batam, Kota Palangkaraya. Kain Tenun Sarigading di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), di Desa Pandulangan Kecamatan Sungai Pandan-Alabio dan Desa Sungai Tabukan di Kecamatan Sungai Tabuka. Sentra Pengolahan Tenun Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kelurahan Kampung Baqa dan kampung Kampung Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang. Kampung Wisata Tenun Samarinda terletak di Jl. Panglima Bendahara Samarinda Seberang, Kalimantan Timur. Kelompok Perajin Sarung Tenun Samarinda “Berdikari” di Jalan Bung Tomo, Samarinda Seberang.
Kalimantan Utara
Makda, Kec. Krayan - Kab. Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.
Sulawesi Selatan
Arni Kurnia Sutra Sengkang, Jl. Somba OPU No.194, Maloku, Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90111, Indonesia.
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Kampung Tenun Tana Toraja terletak di Lembang Tonglo, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Sentra Tenun Tana Toraja, di Sa’dan To’barana. Galeri Tenun Museum Seni Minahasa, Tompaso, Minahasa, Sulawesi Utara. Manado Trade Center (MTC) : Ground Floor no. H 54,56-53,55. Phone: (+62) 431-881 9355 Karema Bentenan, Jl. Achmad Yani no.8, Sario-Manado. Phone (+62) 431 862-193. Bentenan Center, di Desa Kolongan Atas Dua, Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Desa Limboro, Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah. Desa Watusampu, Limboro, Salu Bomba, Tosale, Towale dan Kolakola, Barat Kota Donggala, Sulawesi Tengah. Tasiburi di Kabupaten Donggala.
Sulawesi Tenggara Sentra tenun Buton di daerah Kota BauBau/Topa, Kelurahan Sula’a Kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara. Dekranasda Sultra di Jalan Jendral A. Yani 87, Kendari. Gorontalo
Desa Barakati Kecamatan Batudaa, Gorontalo.
Sulawesi Barat
Desa Bonde Kabupaten Majene, Sulawesi Barat Tenun Ikat Tradisional Sekomandi, Desa Kondobulo dan Karataun, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Toko Cenderamata Sulbar, Jalan T. Cik Ditiro No. 59 sekitar 100 meter dari Rumah Adat Mamuju, Sulbar.
Maluku
Tenun Tanimbar, Kecamatan Tanimbar, Pulau Yamde. Toko Petak 10, Jl. Dr. Tamaela, Kel. Waihaong, Nusaniwe, Ambon. Kelompok Kain Tenun Aweras Tanimbar, Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Maluku Utara
Sentra Tenun Kelurahan Koloncucu, Maluku Utara.
Papua
Toko Aneka Batik Papua, Jl. Raya Abepura, Kota Raja No. 28, Jayapura – Tlp. (0967) 582335 Toko Aneka Batik Papua, Jl. Percetakan I (Depan Salon Sari), Jayapura, Papua – Tlp. (0967) 523489
Papua Barat
Sanggar Pelatihan Industri Tenun dan Souvenir Papua Yakomina Isir, Sp.D, Jalang Gunung Merapi, Distrik Sorong Barat, Sorong, Papua Barat Toko Aneka Batik Timika, Jl. Serui Mekar No. 48, Timika – HP. 0811492481 Toko Nusantara, Jl. F. Kalasuat No. 3 Sorong – Tlp. (0951) 321328 Jalan Ahmad yani, Remu Utara, Sorong Papua Barat. Jalan Basuki Rahmat, Sorong.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
33
34
sajian utama
Kalimantan Selatan
Kekayaan
Kalimantan Timur
Jenis: Tenun pagatan, Tenun Sarigading, Tenun Sasirangan, Ikat Songket, Panji Motif: Bebbe, So’be Are, So’be Sumelang, Passulu, Lokasi: Banjarmasin, Amuntai, Kec.Kusan Hilir, Kab. Tanahbumbu, Desa Pagatan
Jenis: TTenun Doyo Motif: Harimau, Swastika, Naga, Perahu, Ikan, Tangga Terbalik, Gigi Geraham, Akar Pohon Beringin, Kembang Anggrek, Kupu-kupu, dll Lokasi: Tanjung Isuy, Kutai
Gorontalo Jenis: Kerawang Motif: Burung, Bunga Lokasi: Kec.Telaga Jaya
Riau Nanggroe Aceh Darussalam Jenis: Tenun ikat, Songket Motif: Lingkungan alam Aceh, Bungong, Buah, Bunga, Awan, Air, Geomteris, Daun Sirih, Pucuk Rebung Lokasi: Desa Siem, Desa Miruk Taman, Desa Lamno, Tamiang
Kalimantan Utara
Jenis: Songket Motif: Pucuk Rebung, Jambu Air, Bunga Kiambang, Ampuk Manggis, Tetandu, Bunga Cengkeh, Sirih Tunggal, Kaluk Pakis, Awan Larat, Bintang, Gerak Gempa, dll Lokasi: Siak Indragiri, Pakanbaru
Jenis: Tenun Ulap Doyo Merah Motif: Flora, Fauna, dan Alam Mitologi Lokasi: Krayan
Jambi Jenis: Songket, Tenun Ikat Motif: Angso Duo, Kembang Duren, Bungo Intan, Durian Pecah, Kapal Sangat, Sultan Thaha, Kajang Lako, Lokasi: Hulu Sungai Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Gedang, Jelutung, Suka Karya Jambi
Kep.Riau Jenis: Kain Cual Motif: Bunga Pucuk Rebung, tudung Saji, Sampan Layar, Bulan Purnama dan Padang Terbakar
Kalimantan Barat: Jenis: Tenun Sambas, Tenun Sintang Motif: Pucuk Rebung, Cual Padang, Telur Bunga Cangkring, Rantai Mas, Mahkota Berawan, Sabuk Rantai Berbintang, Sabuk Bintang Timur Lokasi: Kab. Sambas, Kab.Sintang
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Utara Jenis: Tenun Ulos, Sadum, Ragi Hotang, Ragidup, Uis Pinunsaan, Polang-Polang, Ulos Sibolang, Motif: Rujat, Rotan, Bintang Maratur, AndorAndor, Bongit Lokasi: Desa Uluan, Desa Huta Na Godang, Desa Meat, Kabanjahe, Simalungun, Paropo, Pakpak
Jenis: Lipaq Saqbe,
Tenun Ikat Sekomandi Motif: Jassa, Kapala Daerah, Datu’, Mara’dia, Puang Lembang, Pangulu, Bunga Kede, Bunga Kembattallu, Bunga Lara, Bunga Lolo, Bunga Padi Lokasi: Kec.Balanipa, Kec.Tinambung, Kec. Limboro, Desa Kondobulo
Kalimantan Tengah:
Jenis: Songket, Tenun Ikat, Cual (perpaduan songket dan tenun ikat) Motif: Penganten Bekecak, Jande Bekecak, Kembang Sumping, Ubur-Ubur, Merak, Gajah Mada, Kembang Kenanga, Kembang Setangkai, Kembang Setaman, Kemabang Rukem, Kembang Gajah, Kucing Tidur, Bebek, Naga Bertarung, dll Lokasi: Bangka, Belitung
Lokasi: Kep. Anambas, Kampung Teluk Encau
Sulawesi Barat
Jenis: Tenun Ikat Motif: Segitiga, Flora, Fauna, Alam, Garis, Naga, Balanga, Batang Giring, Kelakai, Mandau, Burung Tingang Lokasi: Palangkaraya
Bengkulu Jenis: Songket, Tenun Lungsi, Pakan, Tenun Ikat Ganda, Tenun Serawai, Tenun Rejang, Tenun Goyor Motif: Bunga Raflesia Arnoldi, Burung Kuau, Mata Punai Berantai, Kembang Cengkeh, Relung Paku, Burung Punai, Saluang Mudik, Kandung Lawaiyan, Unak Sebuku, Muarak Timput, Iliak Bintang, Lekau Betatau, Ular Lidi, dll Lokasi: Desa Kampai, Kab. Seluma
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Jenis: Tenun Ternate Motif: Ikan, Kerang, Burung Laut Lokasi: Kel.Koloncucu
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara Jenis: Bentenan Motif: Tonilama, Sinoi, Pinatikan, Tinompak Kuda, Tononton Mata, Kalwu Patola, Kokera Lokasi: Manado, Minahasa
Jenis: Tenun Donggala, Tenun Buya Sabe Motif: Bunga, Palekat Garusu, Buya Awi, Buya Bomba, Buya Bomba Kota, Buya Cura Lokasi: Kec.Uludadi, Desa Watusampu, Kab.Donggala, Desa Towale, Kec.Banawa Tengah
Maluku Jenis: Tenun Tanimbar Motif: Garis Vertikal, Katkatan, Vatvedan, Sair Sikaras, Siaha, Niri, Fangat, Wulan Lihir, Iwar Ihin, Kilun Loan Koa, Kilun Eet, dll Lokasi: Kab.Maluku Tenggara Barat, Maluku Barat Daya
Sulawesi Selatan Jenis: Lippa Garrusu, Sarung Samarinda, Garis Bunga-Bunga, Lippa Wennang, Pori Londong, Rundung Lolo, Pori Situtu, Tenun Toraja, Pesambo, Gambara Motif: Geometris kotak-kotak, Garis Vertikal, Bunga, Kepala Kerbau, Belah Ketupat, Pucuk Rebung, Swastika Lokasi: Kab.Bone, Kab.Wajo, Bulukumba, Tana Toraja, Kab.Luwu
Sumatera Barat Jenis: Tenun Songket Motif: Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah, Tampuak Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Cukie Baserak, Sirangkak, Simasam Lokasi: Pandai Sike, Silungkang, Tanah Datar, Sepuluh Koto, Sijunjung, Sawah Lunto
Maluku Utara (Ternate Tidore)
Jawa Tengah: Jenis: Tenun Lurik, Tenun Troso Motif: Lurik, Cupang, Jerangkong, Dinar, Bulan Bintang, Hutan Lindung, Lereng, dll Lokasi: Jepara, Desa Troso, Klaten
Sumatera Selatan Jenis: Songket Motif: Bunga Inten, Lepus, Bungo Cino, Bungo Pacik, Kembang Suku Hijau, Pulir Biru, Tretes Midar, Lepus Piham, Lepus Naga Besaung, Jando Berhias, Cempuk, Lepus Berakam, dll Lokasi:
Lampung Jenis: Tapis, Tenun Ikat, Songket Motif: Pucuk Rebung, Bintang, Pilin, Ayam Nyecak Konci, Belah Ketupat, Sasap, KupuKupu, Tajuk Berayun, Iluk Keris, Mata Kibau, Sulur Bunga, Sulur Daun, dll Lokasi: Lampung, Tulang Bawang, Sungkay
Sulawesi Tenggara Bali
Jenis: Tenun Tolaki, Tenun Buton Motif: Betano Walona Koncuapa, Colo Makbahu, Delima Bongko, Delima Sapuaa, Balo Gambere, Balo Panta, Pepokoasoa, TaliTali, dll Lokasi: Kendari, Buton, Wakatobi
Jenis: Wastra Endek, Wastra Cepuk, Gringsing, Rangrang Motif: Flora, Fauna, Wayang, Mitologi Bali, Lokasi: Klungkung, Karangasem
Jawa Barat Jenis: Tenun Ikat Motif: Geometris, Bunga, Sulur, dll Lokasi: Majalaya, Desa Sukajaya, Tarogong Kidul, Garut
Banten Jenis: Tenun Baduy Motif: Garis WarnaWarni, Pemandangan Alam, dll Lokasi: Peg.Kendeng, Desa Kanekes, Kec. Leuwidamar, Lebak
D.I. Yogyakarta Jenis: Lurik Motif: Klenting Kuning, Sodo Sakler, Lasem, Tuluh Watu Kompong Keli, Kinanti, Kembang Telo, Kembang Mindi, Melati Secontong, Ketan Ireng, Ketan Salak, Dom Ndlesep, Loro-pat, Kembang Bayam, Jaran Dawuk, Kijing Miring, Kunang Sekebon, Gadung Melati, Tumenggungan, Bribil, dll Lokasi: Yogyakarta, Bantul, Sleman
Papua Jeis: Kain Timor Motif: Burung Cendrawasih, Patung Asmat, Patung Komoro, Cicak, Kadal, Buaya, Kupu-Kupu, Tifa, Lukisan Dinding Kuno, Honai Lokasi: Jayapura, Sentani, Maybrat, Sorong, Manokwari
Jawa Timur Jenis: Ikat Bandar, Sarung, Lurik Motif: Mawar, Tirta, Kentang-kentang, Parang Rusak, dll Lokasi: Kediri, Tuban, Lamongan, Gresik
Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Jenis: Sasak, Bayan, Mbojo, Motif: Bunga Satako, Samobo, Kakando, Pado Waji, Ragi Genap, Lepang, Keker, Piyo, Cepa, Lonto Engal, Loreng, Tumpal, dll Lokasi: Kec.Bayan, Sukrara, Sade, Kampung Cempaka Indah, Sumbawa
Jenis: Tenun Ikat, Tenun Buna, Tenun Lotis Motif: Komodo, Jarang Atabilang, Bintang Kejora, Jara, Ende, Kelimara, Lawo Butu, dll Lokasi: Kab. Manggarai dan Kab. Ngada, Kab.Timor Tengah Selatan, Kab.Timor Tengah Utara, Belu
Papua Barat Jenis: Tenun Ikat, Kain Timor Motif: Burung, Busur Panah, Garis, Geometris, Tifa Lokasi: Maybrat, Sorong, Manokwari, Kab.Raja Ampat
Sumber: Riset Penulis
desember 2016
Foto: Kain tenun NTT
sajian utama
Mengangkat Tenun Menjadi
Kontributor: Euis Saedah
Setelah batik diakui menjadi warisan dunia (world heritage) asal Indonesia, kini kain tenun pun telah mendunia dan disukai para penggemar fashion. Namun masih perlu jalan panjang dan kerja sama erat seluruh pemangku kepentingan untuk mengangkatnya menjadi wastra dunia. “Where can I get those beautiful scarfs?” Pertanyaan ini kerap dilontarkan kepada Didiet Maulana, desainer kondang Indonesia ketika ia mengunjungi beberapa lokasi di New York, Amerika Serikat pada pergantian tahun. Ketika mengamati trend fashion dan lifestyle para New Yorkers itu, Didiet selalu mengenakan syal dari tenun ikat. Cuaca di pergantian
desember 2016
tahun memang cukup dingin. Namun rupanya syal tenun ikat buatan penenun Flores, Nusa Tenggara Timur, memikat perhatian banyak penggemar fashion di negeri Paman Sam itu. Di New York, Paris, Milan, dan banyak kota dunia lainnya, karya yang dibuat dengan kerajinan tangan
atau handmade mempunyai nilai yang sangat tinggi. “Karya-karya seperti itu sangat dihargai. Tenun ikat handmade juga mempunyai peluang,” tutur Didiet. Pada ajang penghargaan Grammy Award 2016 ini Didiet digandeng Tumi, produsen tas perjalanan terkemuka asal Amerika Serikat dan majalah New Beauty Magazine merancang tote bag dari
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
35
Tenun Ulos
sajian utama
bahan tenun ikat untuk para penerima penghargaan bergengsi tersebut. Tenun Indonesia memang pelanpelan tengah menyeruak pentas fashion dunia. Ketika Mel Ahyar menggelar peragaan tenun songket Palembang di hadapan para duta besar negara-negara sahabat, istri para Duta Besar negara sahabat, anggota korps diplomatik dan komunitas wanita internasional di ibu kota Jerman di Berlin, Jerman, pada Juni 2016, tepuk tangan tak putus-putus menyambutnya. Acara Indonesian Coffee Morning yang mengusung tema Magic of Sumatera (Keajaiban Sumatera) ini diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jerman bekerjasama dengan Dharma Wanita Persatuan KBRI Berlin. Kain tenun ikat Flores kini sudah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya (heritage) Indonesia. Bahkan, termasuk dalam kategori Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai mahakarya (masterpiece, chef d’oeuvre), bukan sekadar kerajinan tangan. Begitu pula tenun grinsing dari Tenganan, Bali, telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO sebagai geographic indication (GI). Sejumlah pesohor dunia, di antaranya David Bowie, juga gemar menggunakan tenun tradisional ini. Para kepala negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
ASEAN di Bali pada 2011, dan para menteri yang hadir di KTT APEC 2013 juga tampak anggun menggunakan busana dari bahan tenun. Singkat kata, tenun Indonesia kini tak lagi terkungkung di pelosok-pelosok desa dan hanya tampil pada upacaraupacara adat yang dihadiri orang tua-tua. Bila di masa lalu kain tenun Toraja dulu dipakai dalam pestapesta adat, kini kain tenun ini dapat dipakai oleh siapa saja dan kapan saja. “Para penggemar fashion dunia mulai menyukainya,” ujar Didiet.
Sejak beberapa tahun belakangan sejumlah desainer giat mengangkat motif tenun baik di ajang nasional maupun dunia. Pada ajang tahunan Jakarta Fashion Week, misalnya, dari tahun ke tahun terlihat rancangan berbahan tenun semakin banyak. Salah satu perancang senior Indonesia yang ikut mengangkat tenun ke kancah internasional adalah Ghea Panggabean. Pada September 2013, bertepatan dengan Milan Fashion Week, Ghea menggelar di Milan dan Roma, Italia, bertema Tresures of Indonesia. Ghea membawa sekitar 40 koleksi. “Saya ingin menunjukkan bahwa Indonesia punya sesuatu yang unik dan berbeda dari negara lain,” katanya. Ia memboyong sejumlah penari, model, dan penyanyi. “Kita tunjukkan kepada dunia bahwa fashion Indonesia mampu bersaing dan tak kalah bagus dari fashion Italia yang sudah terkenal di dunia,” ujarnya. Tak kalah penting adalah peran kedutaan-kedutaan dan konsulat Indonesia di mancanegara. Tenun, batik, dan berbagai karya seni dari berbagai wilayah Indonesia menjadi cendera mata khas yang sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia.
Untuk mencapai kondisi seperti sekarang ini jalan yang ditempuh cukup panjang dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan – mulai dari para seniman tenun itu sendiri, pecinta wastra, perancang, swasta, maupun pemerintah. Ada pula Yayasan dan PT Torajamelo, yang mengangkat harkat tenun Toraja, Sulawesi Selatan, serta mengenalkan motif-motif dan warna-warna baru yang cerah yang membuat tenun Toraja lebih diterima generasi muda, bukan lagi sekadar pelengkap upacara adat. Bukan cuma itu, Torajamelo juga membangun brand dan merancang berbagai aksesori sehingga tenun tak hanya digunakan untuk baju atau kain dan harganya bisa terdongkrak. Upaya ini didukung pula oleh Pemerintah Daerah Toraja yang menjadikan kain tenun sebagai salah satu seragam kerja. Kini, setiap Sabtu para pegawai Pemda Toraja diwajibkan menggunakan tenun, sehingga industri tenun Toraja semakin bergairah.
Begitu pula, Pemda juga membuka sentra-sentra tenun, sehingga setiap wisatawan yang berkunjung ke sana dapat membeli buah tangan yang indah dan bernilai tinggi.
Tenun Songket Palembang
36
desember 2016
sajian utama
Tak jarang KBRI juga mengadakan pameran dengan mengundang kalangan bisnis untuk membuka akses pasar.
Tenun Ulos
Peran museum juga penting, yakni sebagai jendela khasanah tenun diperkenalkan. “Di museum inilah tempatnya masyarakat umum, pelajar hingga designer mengenal dan belajar tentang tenun. Pada akhirnya museum merupakan tempat mereka memamerkan karyanya sebagai ajang promosi,” kata Misari, M. Hum, Satuan Pelaksana Edukasi dan Informasi Unit Pengelola Museum Seni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
“Kunci untuk mengangkat industri tenun adalah melibatkan semua pihak: Akademisi, Bisnis, Government, dan Community, atau kita sebut dengan ABGC” tutur Euis Saedah, Sekertaris Jenderal Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Euis gembira melihat hadirnya banyak jurusan tata busana, desain, desain produk fashion, yang akan melahirkan tenaga-tenaga yang terus berkreasi mengembangkan kain yang berkualitas. Jika keempat pihak ini bergandeng tangan seiring sejalan, masa depan tenun Indonesia akan semakin benderang.
Euis Saedah, Sekertaris Jenderal Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas)
Misari, M. HUM, Satuan Pelaksana Edukasi dan Informasi Unit Pengelola Museum SeniOri quibus, tota que re
Making Indonesian Woven a Global Textile After Batik, Indonesian woven has also been acknowledged by UNESCO as Indonesian cultural heritage. Moreover, Indonesian woven has managed to be the center of attention of international fashion society. It is proofed by some international celebrities, such as David Bowie, that is caught in several occasions wearing Indonesian woven clothing. However, there is still a very long way to go for Indonesian woven to be a part of international fashion mode. In this case, the participation of all related parties is an absolute necessity. Academicians, businessmen, government, and communities must actively participate in making Indonesian woven a world class fashion mode. Besides, the role of embassies, consulates, and the museum should also be optimized.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
37
38
sajian utama
Fashion show dalam Pameran KRIYA NUSA
Peran Pameran Bagi Perkembangan Kain Nusantara
Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI). Namun demikian, ada pula sejumlah pameran yang diadakan oleh Event Organizer (EO), dimana perajin tidak perlu menjadi anggota terlebih dahulu. Di Jakarta, setiap tahunnya kerap diadakan pameran tenun dan
Kontributor: Dewi Raden Pardede
Bagi perajin, pameran memberikan kesempatan untuk menunjukkan karyanya kepada khalayak ramai. Pameran dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi antara perajin dengan pembeli, masyarakat, pemerintah, dan perajin lainnya. Melalui pameran, perajin dapat mengenal selera pasar sekaligus memperluas jaringan bisnisnya. Sehingga, perajin akan mampu menghasilkan karyakarya yang tidak hanya berkualitas baik, namun juga dikenal dan digemari pasar.
kain tradisional. Salah satunya adalah KRIYA NUSA, pameran yang diselenggarakan oleh Dekranas dan Dekranasda seluruh Indonesia. Tepat diusianya yang ke-36, untuk pertama kalinya Dekranas melaunching nama KRIYA NUSA sebagai nama pameran yang diselenggarakan Dekranas & Dekranasda. Nama ini dipilih langsung oleh Ketua Umum Dekranas, Mufidah Jusuf Kalla.
Untuk mengikuti sebuah pameran
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
tenun, umumnya perajin perlu
Dengan begitu banyaknya pameran
mencari informasi mengenai jadwal
tenun di Indonesia, baik di Jakarta
pameran dan siapa penyelenggaranya.
maupun di daerah, perajin tak perlu
Beberapa penyelenggara pameran
ragu lagi untuk melibatkan diri.
biasanya mensyaratkan perajin
Peluang untuk mengikuti berbagai
untuk tergabung dalam koperasi
pameran ini tentu sayang untuk
atau yayasan tertentu. Untuk
dilewatkan. Berikut ini beberapa
dapat mengikuti pameran Inacraft,
beberapa contoh pameran batik dan
misalnya, perajin perlu bergabung
tenun yang kerap diadakan di Jakarta
dengan Asosiasi Eksportir dan
setiap tahunnya.
desember 2016
sajian utama
Inacraft
Gelar Batik Nusantara (GBN)
Pameran produk-produk seni dan kerajinan Indonesia paling bergengsi. Setiap tahunnya pameran ini selalu ditunggutunggu oleh banyak pihak.
Diadakan setiap dua tahun sekali, pameran aneka batik tulis terbesar di Indonesia ini menjadi ikon perkembangan batik dan tenun Indonesia hingga ke mancanegara.
Digelar sejak 1996
Digelar sejak 1999
Adiwastra
Digelar sejak 2008 Pameran kain adat ini digelar untuk mengangkat kekayaan kain adat tradisional dari seluruh daerah di Indonesia sekaligus memperkenalkannya kepada masyarakat luas.
Crafina
Digelar sejak 2008
Texcraft
Membludaknya peminat pameran Inacraf mendorong diselenggarakannya Crafina untuk menampung pengusaha yang tidak bisa berpartisipasi pada Inacraf.
Digelar sejak 2008 Digagas oleh Dekranas Yogyakarta, Texcraft menampilkan produkproduk UMKM mulai dari kerajinan tangan, sepatu dan tas serta aksesoris dari batik dan tenun, produk kecantikan, makanan dan minuman dalam kemasan, produk herbal bersertifikasi, hingga produk jasa perbankan.
Katumbiri
Digelar sejak 2011 Memiliki arti ‘pelangi’ dalam bahasa Sansekerta, pameran yang diadakan dua tahun sekali ini menampilkan keragaman kerajinan nusantara dan kain tradisional Indonesia hasil karya perempuan sebagai pelaku UMKM.
The Roles of Exhibition in Developing Local Fabrics
Exhibition is one of the most effective communication platforms between craftsmen and buyers, the public, the government, and other craftsmen. Through exhibitions, craftsmen are able to identify market trends as well as expand their business networks. In Jakarta, weaving and traditional fabrics exhibitions are held each year. One of which is KRIYA NUSA, an exhibition held by Dekranas. On its 36th anniversary, Dekranas organized its very first KRIYA NUSA exhibition on May 17-20, 2016 at Gedung SMESCO, Jakarta. With so many weaving exhibitions in Indonesia, both in Jakarta and in other regions, craftsmen no longer need to hesitate in getting involved. Some of the batik and weaving exhibitions annually held in Jakarta are Gelar Batik Nusantara (GBN), Inacraft, Crafina, Adiwastra Nusantara, Katumbiri Expo, and Texcraft.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
39
40
inspirasi
Karya indah itu adalah kain tenun. Namun siapa sangka untuk melahirkan sehelai kain tenun bukan hanya dibutuhkan kerja keras, kesabaran, juga pantang menyerah. Lebih dari itu, ada simbol perempuan di balik warisan budaya itu. Kontributor: m. yusron
Foto: Harditya Pragola
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
inspirasi
perempuan penenun ini
lainnya. “Karya kain tenun mereka
mengalir secara turun-
bisa kita nikmati dalam bentuk
temurun dalam suatu
hinggi (selimut), lau (sarung), tiara
keluarga.
(ikat kepala) dan tamelingu (tudung kepala),” kata Dinny.
Proses pembuatan sehelai kain tenun memang tidak
Di balik sehelai kain tenun, terdengar
sesederhana yang kita
detak perjuangan perempuan. Dengan
bayangkan. Diperlukan waktu
melestarikan tenun, menjadikan
yang cukup lama, antara dua
kehidupan tenun lebih baik, maka kita
hingga enam bulan dengan
pun telah menyelamatkan perempuan,
menggunakan alat tenun
sekaligus mengembalikan harga diri
tradisional. Bahkan untuk
mereka. Save tenun, save life
kain berkualitas prima dengan motif yang rumit, ada kalanya diperlukan waktu bertahunFoto: M. Yusron
tahun. Pembuatan kain tenun dimulai dari pengadaan bahan
A Woman in a Piece of Weaving
“Tak tak taaak…!” Suara gemeretak
baku, berupa serat kapas atau serat
kayu alat tenun tradisional di tangan
daun nanas. Dilanjut pengaturan
nenek tua itu terdengar nyaring,
lungsi, pembuatan ragam hias dan
ketika menenun lau, istilah Toraja
pemberian warna. Untuk pewarna
untuk kain sarung. Dendang lagu
alami, para penenun menggunakan
daerah kadang terdengar mengalun
kulit, pelepah, biji dan daun dari
dari sela mulutnya yang kecoklatan
tanaman tertentu.
behind the cultural heritage. Through the
Barulah kemudian penenunan
born in various colors and enchanting
akibat susur di ujung bibirnya. Sesekali gawean itu harus terhenti
dimulai dengan penuh kesabaran,
untuk melihat nasi yang ditanak di
intuisi dan daya imajinasi yang
dapur, atau memberi arahan pada
kuat. Hal ini disebabkan seluruh
remaja putri yang juga menenun
pola dan desain kain itu hanya
di beranda yang sama. Hasil lau
berdasar ingatan perajin. Setidaknya
karya cucu nenek itu mulai tampak
dalam sehari selama empat jam
wujudnya, bermotif tongkonan
perempuan perajin harus menenun,
(rumah) dengan memadu warna
disamping juga merampungkan
merah-kuning-hitam.
pekerjaan rumah tangga atau
Creating a piece of woven fabric requires hard work, patience, and persistence. Moreover, there’s the female symbol skills of women, exotic woven fabrics are patterns, such as flower, tendril, fauna, flora, geometric, various women identities and others. Behind a piece of woven fabrics, the beat of the women’s fight is heard. By maintaining weaving, making it better, we have saved women and recovered their pride. Save tenun, save life.
bekerja di sawah. Dalam tradisi, seorang remaja putri tidak boleh menikah bila belum bisa
Lewat kemahiran perempuan
menguasai keahlian menenun. Hal itu
itulah lahir lembaran-lembaran
dimaksudkan untuk bekal memasuki
kain tenun nan eksotis, dengan
proses kehidupan berkeluarga. Tidak
warna dan beragam motif memikat,
heran, sejak anak-anak sudah mulai
seperti bunga, sulur, fauna,
diajarkan menenun secara tekun
flora, geometris, aneka identitas
dan sungguh-sungguh. Dan tradisi
perempuan itu sendiri dan lain-
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
41
liputan khusus Foto: koleksi buku dekranas 2014 “ornamen kalimantan kekuatan dan maknanya”Kalimantan Timur”
42
Menilai Selembar Wastra Banyak faktor yang memengaruhi harga kain tenun. Wastra yang merupakan karya seni yang dibuat secara manual tentu memiliki harga yang berbeda dengan tekstil yang dibuat massal di pabrik. Sentuhan tangan para desainer pun turut menentukan harga. Kontributor: Cora Amyra Uqiyanus foto: koleksi buku dekranas 2014 “ornamen kalimantan kekuatan dan maknanya” dan dekranasda Sumber: riset
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Tenun Cual Bangka Belitung
Untuk menciptakan sehelai wastra yang halus dan indah diperlukan waktu hingga beberapa bulan. Perlu ketelitian, ketekunan, proses pewarnaan yang bertahap dan berkali-kali. Tak heran jika harga selembar wastra relatif mahal, jauh lebih tinggi dari sekadar selembar kain biasa. Benang yang menggunakan pewarna alam membutuhkan pencelupan berkali-kali. Dijemur hingga kering, baru kemudian dicelup ke warna berikutnya. Benang-benang halus yang sudah dipilih kemudian ditenun dengan hati-hati, teliti, dan cermat untuk menghasilkan wastra yang halus. Waktu penenunan semakin panjang karena ada hari-hari tertentu yang tabu digunakan untuk kegiatan menenun. Untuk jenis kain tenun tertentu, terutama yang akan digunakan untuk upacara adat, penenun juga harus melakukan ritual tertentu agar hasil karyanya tersebut mempunyai nilai magis sesuai keperluan upacara. Dengan proses seperti ini, tak heran jika harga selembar wastra sulit diukur dengan nilai uang. Tak sedikit kolektor yang rela merogoh kocek hingga puluhan jutaan rupiah untuk mendapatkan wastra yang diincarnya. Begitu pula, kain yang dibuat secara manual dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) dapat berharga jutaan rupiah. Harga yang pantas bagi sebuah kriya, yang dibuat dengan cita rasa. Ini berbeda dengan kain tenun produk industri yang dibuat dengan alat tenun mesin (ATM). Dalam seminggu ATM dapat
desember 2016
liputan khusus
Valuing a Piece of Traditional Textile Many factors affect the price of a piece of traditional textile. Manufacturing process, raw materials and the touch of the designers are the deciding factors that may raise the value of traditional textile masterpieces. Especially if the textiles are made for a customary ceremonies or customary clothes, their values will rise beyond its monetary Tenun Buma
Tenun Dayak
value. For a traditional textiles collector, high price is not an issue.
menghasilkan hingga seribu meter kain. Bandingkan dengan produktivitas ATBM yang rata-rata membutuhkan waktu 1-2 minggu untuk membuat sehelai kain ukuran 2 atau 3,5 meter dengan lebar 55 cm.
It’s different from common textiles that are mass-produced using power loom (ATM). In a week, an ATM can produce up to one thousand meter of fabric. Meanwhile, shuttle loom (ATBM) has a maximum production capacity of 3.5
Yang lebih memprihatinkan, tak jarang para pengusaha begitu saja menjiplak motif tenun tradisional dengan seenaknya. Motif wastra Toraja dan Sumba kini banyak diproduksi di Pekalongan dan Jepara serta dijual di Jakarta seharga Rp 200.000-Rp 300.000. Padahal harga tenun yang dikerjakan dengan ATBM bisa mencapai lebih dari sejuta rupiah.
Tenun Cual Bangka Belitung
Tenun Cual Bangka Belitung
Faktor lain yang turut menentukan harga tenun adalah desain yang diciptakan para desainer fashion. Mereka mengembangkan desain motif yang lebih modern, menciptakan warna-warna yang lebih cerah, serta mendesain model busananya dan aksesori yang dapat digunakan pada banyak waktu dan kesempatan. Bahkan tenun saat ini sudah banyak dikembangkan menjadi produk seperti lampu, kipas, taplak bahkan motif yang dicetak ke cangkir minuman.
m. Even more concerning is that many tricky entrepreneurs copy traditional weaving patterns illegally. As a result, original traditional weaving is losing its popularity due to its high prices. A glimmer of hope remains, though, as designers visit traditional weaving centers in rural areas to introduce and guide the weavers in producing woven textiles that fit the taste of urban society.
Para perancang ini mendatangi sentrasentra tenun tradisional di daerah, mengenalkan dan memandu para penenun agar menghasilkan tenun yang sesuai selera orang kota. Para penenun belajar menghasilkan wastra yang lebih lembut, halus, dan ringan, sehingga lebih nyaman dikenakan -- tentu saja dengan harga yang sepadan. Tenun Kalimantan
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
43
44
liputan khusus
GAYA SARUNG NUSANTARA Asal Muasal Kain Sarung, sudah lekat menjadi ciri khas masyarakat muslim di Indonesia, walau sesungguhnya pemakai sarung tidak menunjuk pada identitas agama tertentu. KONTRIBUTOR: ranti kartakusuma, bba
berasal dari daerah yang berbeda di Indonesia. Sarung yang terbuat dari tenun, cenderung lebih bermain warna, dibanding motif yang ramai. Tapis dan Songket sekilas akan terlihat sama. Bahan yang terbuat dari tenun lebih dikenal berasal dari Indonesia Timur, NTT, NTB, Sulawesi dan Bali. Songket identik dengan ciri khas Minangkabau dan Palembang. Sementara Tapis berasal dari Lampung. Pada waktu “Sarung is my new denim” diangkat sebagai tema para designer. Dekranas Bidang Manajemen Usaha menganggap perlu mendukung konsep Sarung Gaya Nusantara sebagai salah satu bagian dari dunia fashion dan menjadi bagian penting dari busana nasional. Maka, digelar fashion show pada acara Pameran Dekranas di SMESCO pada tanggal 19 Mei 2016 dengan maksud agar sarung bisa terangkat martabatnya dan menjadi new denim, mengubah fungsi dan image sarung yang digunakan sebagai pakaian beribadah, menjadi busana yang layak digunakan dalam berbagai kesempatan dan acara. Di sisi lain, tujuan terpenting adalah dengan menjadikan sarung sebagai salah satu bagian dari dunia fashion dapat meningkatkan penghasilan perajin sarung Dari kiri: Jajang C Noer, Shirley Parengkuan, Lucy Oey, Dra Nurlaini, Ina Rahma, Ranti Kartakusuma,.
D
karena sarung digunakan sebagai busana sehari-hari. Terutama motif sarung kotak-kotak.
i Indonesia, sarung menjadi salah satu pakaian kehormatan dan menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi, seperti untuk ibadah ke masjid. Sarung dapat
dibuat dari bermacam-macam bahan seperti katun, poliester, atau sutra. Penggunaannya pun beragam, bisa dipakai untuk santai di rumah, juga untuk acara resmi seperti ibadah atau upacara perkawinan. Namun, umumnya pengguna sarung dipakai pada acara resmi terkait sebagai pelengkap baju daerah tertentu. Pada zaman Belanda, sarung identik dengan perjuangan melawan budaya barat (Film Cokroaminoto). Sarung di Indonesia beragam macam, ada yang terbuat dari kain tenun, songket, dan tapis. Jenis bahan-bahan tersebut
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Para pendukung fashion show berfoto bersama
desember 2016
liputan khusus
kotak-kotak dan yang digunakan untuk ke pantai yang dikombinasikan dengan topi-topi ukuran sedang maupun lebar untuk ke pantai ataupun aktivitas di luar. Ina Rahma, menggunakan sarung kotak-kotak Kalimantan dan Makassar dengan menampilkan busana pesta dan pakaian setengah resmi yang ditampilkan dengan Tekuluk Jambi sebagai upaya meyakinkan masyarakat bahwa sarung adalah bagian dari fashion yang bisa dipakai dalam segala kegiatan resmi.
Gaya sarung yang ditampilkan saat fashion show
Upaya mengangkat sarung agar menjadi busana umum kembali di nusantara, adalah usaha yang harus dibarengi dengan berbagai kegiatan, yang mengarahkan pada pembudayaan pemakaian sarung itu sendiri, baik sebagai busana santai sehari-hari maupun sebagai pakaian resmi. Untuk itu, Bidang Manajemen Usaha yang di koordinir Ranti Kartakusuma, menampilkan fashion show dengan melibatkan 9 perancang busana senior yang tergabung dalam Komunitas Pemerhati Budaya yaitu Mitra Wastra Nusantara untuk mengisi acara fashion show dengan tema Sarung Gaya Nusantara, a.l. Mike Safioen menampilkan sarung kotak-kotak kalimantan untuk busana santai sehari-hari dan kegiatan setengah resmi dikombinasikan dengan model kebaya modern, dan celana rok sarung yang dikombinasikan dengan model kebaya modern untuk acara setengah resmi. Dimas Mahendra dalam 10 rancangannya mengunakan sarung kotak-kotak Kalimantan dengan model dari pakaian sehari-hari sampai setengah resmi ataupun pesta. Lilik Kemas menampilkan sarung kotakkotak dari Bali yang ditampilkan sabagai busana santai sehari-hari dengan model-model blus yang sederhana. Sonny Muchlison menampilkan sarung
The Style of Indonesian Sarong Sarong is closely associated to the prayer clothes of Indonesian Muslims. Made of various materials such as cotton, polyester, or silk, sarong is a multifunction national textile heritage. Not only for prayers, sarong is also comfortable to be worn casually at home. Sarong can even be functioned to complete a set of traditional clothing for formal events such as a wedding.
tenun NTT dengan rancangan untuk pakaian setengah
In Indonesia, one of the popular types of sarong is the woven
resmi maupun resmi untuk pesta. Sulfie Amir,
sarong. The most distinctive characteristic of woven sarong
menampilkan sarung kotak-kotak Kalimantan dan
is its unique yet matching color combination. To elevate
Makassar dan dirancang untuk pakaian santai sehari-
the popularity of sarong as a part of the national wardrobe
hari dan setengah resmi. Wieke Dwiharti pemilik
treasure, national fashion experts began promoting the
label BagusBagus, menampilkan sarung Badui dan
campaign “Sarong is my new Denim”.
sarung Wakatobi yang dikombinasikan dengan tenuntenun Klaten, NTT, Sumba dan Timur Timor yang ditampilkan sebagai busana santai sehari-hari dan setengah resmi maupun resmi. Indira Hadi pemilik label Jarit, menampilkan pakaian sehari-hari dan setengah resmi dengan pewarna alami yang dipakai dalam bahan-bahan tersebut seperti kunyit, daun
It involves 9 senior designers who are parts of the National Traditional Textile Partner community, namely Mike Safioen, Dimas Mahendra, Lilik Kemas, Sulfie Amir, Wieke Dwiharti, Indira Hadi, Naniek Rahmat, Ina Rahma, and Sonny Muchlison. They present a series of national woven sarong in various patterns.
taro, akar mengkudu dan lainnya. Naniek Rahmat menampilkan sarung sebagai pakaian sehari-hari
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
45
46
padu padan
Semakin Memikat Dengan motif dan warna yang kian beragam dan cerah, kini tenun semakin memikat. Bisa dijadikan sarung, rok, blus, celana panjang, blazer, bahkan tunik dan gamis. Kerja sama para perancang dengan perajin membuat busana ini cocok digunakan pada acara formal maupun santai. Kontributor: Siti Garsiah Editor: Ratih Poeradisastra
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
padu padan Foto: Tas tenun koleksi: Chama.
motif yang bisa dibilang lebih mampu menarik perhatian dibanding unsur-unsur tenun lainnya. Dalam hal ini, peran para desainer jelas tidak bisa dikesampingkan. Motif-motif tradisional yang mengandung nilai filosofis, oleh para desainer, dimodifikasi menjadi motif yang terlihat lebih modern tanpa sedikitpun merusak nilai-nilai di dalamnya. Maka, wajar bila kini dunia internasional mengagumi keindahan tenun. Berbekal motif yang indah dan kian modern, aplikasi tenun tidak lagi terbatas di media kain melainkan juga pada peralatan rumah tangga seperti cangkir atau piring dari bahan keramik.
Selain batik, tenun juga memikat untuk dijadikan berbagai mode busana. Tenun bisa dijadikan busana santai maupun formal yang menarik. Namun, tenun tidak hanya sekadar kain yang dapat diaplikasikan sebagai busana. Tenun kini
Gabungan tradisional dan modern menjadi trend fashion 2017. Motif bunga-bunga dan warnawarna alam seperti kuning, oranye, merah muda, merah, dan ungu akan banyak bermunculan pada 2017.
Selain itu, keindahan motif tenun juga saat ini telah menjalar ke aksesoriaksesori tubuh. Desain yang menarik pada busana, tas, sepatu, atau topi kian menambah nilai dan fungsi tenun. Hingga, tenun dengan grade rendah sekalipun dapat bernilai tinggi di tangan para desainer. Padu padan tenun dalam keseharian pun semakin beragam dengan beragamnya produk-produk yang dihasilkan tenun. Seperti blus berlengan panjang yang tampak lebih formal daripada
telah menjelma mengikuti
blus berlengan
perkembangan fashion dari
pendek, bisa dipadu
mulai tas, sepatu, aksesori,
padan dengan tenun
dan sebagainya.
motif serupa, lebih menarik ditambah
Ya, tenun memang
aksesoris pendukung
bukan sekedar kain yang
seperti kalung. Untuk
ditenun. Tenun memiliki
warna, warna-
Foto: Koleksi Samuel Watimena
Foto: Koleksi Mel Ahyar
Dompet tenun Toraja Melo
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
47
48
padu padan Tas berbahan dasar tenun yang dipadukan dengan mote khas timur tengah. Koleksi: Titut Sumarti Sarwono
Moronan Tote Bag Elegan Series menggunakan kain tenun Maumere NTT Koleksi: PRibuMI
warna tenun tradisional yang cenderung gelap tampak lebih formal daripada warna-warna cerah yang lebih modern. Warna-warna perak dan emas akan menjadi mode pada 2017. Sentuhan benang-benang emas atau perak pada wastra biru gelap, merah darah, dan hijau lumut akan tampak mewah dan elegan dipadankan dengan kebaya atau blus modern berwarna pastel atau pun warna-warna cerah. Motif tenun pun kini tak biasa, desainer banyak bereksperimen dengan
Warna-warna perak dan emas juga akan menjadi mode pada 2017. Sentuhan benangbenang emas atau perak pada wastra biru gelap, merah darah, dan hijau lumut akan tampak mewah dan elegan dipadankan dengan kebaya atau blus modern berwarna pastel atau pun warnawarna cerah.
Kerajinan kipas tangan berbahan dasar tenun
menambahkan aksen manik, maupun rajut. Bila pria tampak menarik dengan kemeja batik maupun tenun, wanita tampak modis bila mengenakan palazo (celana berpipa lebar) dari tenun ikat
Koleksi: Rinda Salmun
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
padu padan
49
When the Ikat Weaving Grows in Charm With more varied and brighter patterns and colors, the ikat weave has grown in allure. It can be made into sarong, skirts, blouses, trousers, blazers, even tunics and robes. In a broader scope, weaving can also be applied in body and, even, household accessory such as necklace, shoes, cup, and plate. It is because Indonesian weaving is famous with its beautiful and meaningful motif. However, designer’s role in modified the traditional motifs into modern motifs needs to be respected. The Koleksi: Philip Iswardono
cooperation between designers and craftsmen is also needed to make the clothes fit for formal or casual events.
ditambah aksesori berupa gelang, kalung, dan anting etnik. Gamis dari tenun NTT juga banyak digemari. Begitu pula rok pendek maupun gaun dengan bahu terbuka. Pilihan kain tenun kini tersedia dalam berbagai ragam motif dan warna. Ada busana tenun yang pada beberapa bagiannya dibuat dari kain batik seperti pada lengan, kerah, saku, manset, pinggang, dan sebagainya. Kombinasi yang pas antara motif batik dan tenun akan tampak menarik, terutama untuk busana kasual.
Koleksi: Oniete
Aksesori etnik sangat pas dipadankan dengan busana dari
Foto: Tenun NTT
kain-kain tradisional seperti batik, ikat, dan songket. Aksesori ini ada yang berwarna kuning emas, putih perak, batu berwarna-warni. Ada pula yang dibuat dari kayu, kerang, dan mutiara.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
50
padu padan
Jaket Etnik untuk Jalan-jalan Santai Desainer William Utama banyak mendesain jaket kasual bergaya muda dengan menggunakan tenun etnik. Koleksi desainer asal Medan ini membawa semangat orang muda, street style dan ekspresif. Ia berani memadukan motif tenun ikat yang ramai dengan motif kotak, garis, ataupun batik. Warna-warna yang dipilihnya bukan warna-warna yang sejuk dan tenang, melainkan warnawarna menantang dan menarik perhatian orang. Ia memadukan jaket dengan rok dan celana panjang yang kombinasinya mungkin dianggap terlalu ramai bagi sebagian orang. Tapi untuk pemakai yang berkarakter kuat, penampilan dengan busana karya William tampak stylish. Apalagi bila jaket karyanya dikenakan untuk traveling pada musim dingin di negara-negara empat musim.
D esigner : wiliam utama F oto : K oleksi D esigner
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
padu padan
Ethnic Jacket for Casual Stroll Designer William Utama has designed many youthful casual jackets with the ethnic woven fabric. He is daring in combining the bold woven texting with the square, line, or batik patterns. The colors he chose are bold and exciting colors instead of the earthy calm ones.
William Utama Website: www.williamutama.com I Phone: +6285373770400 I Instagram: @williamutamaofficial
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
51
52
padu padan
Busana Formal yang Memikat Busana bermerek Negarawan banyak menggunakan tenun dan batik dari penjuru tanah air untuk kemeja. Ada kemeja kasual berlengan pendek, juga ada kemeja berlengan panjang yang tampak formal. Berbagai pilihan warna kemeja dari warna-warna terang seperti pink muda sampai warna-warna coklat dan biru gelap. Negarawan menjadi sponsor beberapa acara, salah satunya acara Abang None Jakarta Selatan, Utara, Pusat, dan DKI Jakarta. Merek Negarawan juga menjadi sponsor sekaligus menjadi pakaian resmi Pandji Pragiwaksono dalam setiap penampilannya sebagai Juru Bicara Stand Up World Tour di Australia, China, Amerika dan lain-lain. Negarawan juga sedang mempersiapkan pembukaan butik
D esigner : n e garawan indon e sia F oto : K oleksi D esigner
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
di salah satu mall ternama di Jakarta. Dan untuk belanja bebas repot, para “Negarawan Muda” dapat langsung kunjungi webside resmi dari Negarawan.
desember 2016
padu padan
The Enchanting Formal Wear Negarawan clothing produces many kinds of shirt such as casual short sleeves shirt and formal long sleeves shirt. Utilizing Indonesian woven and batik textile as the raw materials, Negarawan clothing also creates colorful collection of shirts, start from light pink, brown, until dark blue. It all gives Negarawan clothing chances to be a sponsor for some big events such as Abang None Jakarta and Pandji Pragiwaksono’s Stand Up World Tour in China, Australia, America, and others. Moreover, Negarawan is now preparing itself to open Negarawan Boutique at one of the most famous mall in Jakarta. Then, to be able to get Negarawan clothing products, all we need to do is just visit the official website of Negarawan.
Negarawan Website: www.negarawanindonesia.com Phone: +628111918008 Instagram: @sayanegarawan
desember 2016
Twitter: Facebook:
@negarawan_id sayanegarawan
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
53
54
padu padan
Busana Malam yang Glamor Kain songket Palembang yang glamor banyak digunakan desainer Mel Ahyar untuk busana –busana rancangannya. Ia menghias songket dengan sulaman, manik-manik, butir-butir mutiara, batu-batuan, dan pernak-pernik lain yang membuat songket semakin indah dan menawan. Mel banyak terinspirasi oleh baju kurung Palembang untuk siluet busananya.
D esigner : m e l ah y ar F oto : K oleksi D esigner
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
padu padan
Glamorous Evening Dress The glamorous Palembang songket fabric is used by designer Mel Ahyar in many of his designs. He decorates songket with embroideries, pearls, gems, and other decorations that make songket more beautiful and enchanting. Mel is inspired by the Palembang’s baju kurung for the silhouette of his dresses.
MEL AHYAR WORKSHOP Jl. Asem II no.42C Cipete, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Indonesia Phone: +6281807864617 Website: www.melahyar.com E-mail:
[email protected] You Tube Channel: www.youtube.com/c/melahyar Instagram: mel_ahyar
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
55
56
padu padan
Sarung Modern untuk Busana Siang Desainer Philip Iswardhono menggabungkan batik, lurik, dan tenun NTT pada desainnya sehingga kesan etnik terasa sangat kental. Apalagi model sarung sering tampil pada desainnya. Sarung sudah sejak dulu menjadi busana sehari-hari masyarakat Indonesia baik pria maupun wanita, dari kalangan bangsawan maupun rakyat jelata. Agar terlihat lebih menarik Philip mendesain model sarung dengan gaya basic, yaitu longgar dan lurus serta dengan gaya draperi. Ada pula busana yang didesainnya dengan teknik lipatan (folded) dan layering (bertumpuk). Sarung-sarung ini bisa dipadankan dengan blouse, jaket, rompi, dan sebagainya sehingga tampak menarik. Sarung menjadi inspirasi bagi Philip untuk mendesain busana yang modern, edgy dan urban serta berselera global tanpa meninggalkan akar kekayaan busana asli Indonesia. Selain warna hitam, putih, dan biru tua, ia banyak menggunakan warnawarna cerah seperti, merah, hijau, putih, biru dan warna basic.
D esigner : P hilip I swardono F oto : K oleksi D esigner
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
padu padan
Modern Sarong for Day Wear Designer Philip Iswardhono combines batik, striated fabric, and NTT weaving in his design to add a heavy dose of ethnic feel. The sarong model is presented a lot among his collection. Sarong has inspired Philip to design modern, edgy and urban wear with a global taste without leaving the rich root of traditional Indonesian clothing.
Phillip Iswardono Facebook: PHILLIP ISWARDONO Instagram: @PhillipIswardono
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
57
58
padu padan
Aksesoris Etnik untuk Penampilan Eksotik
Foto: Oniete
Tren etnik yang mencerminkan unsur budaya dalam gaya berbusana kini semakin digandrungi. Tren ini terlihat pada desain aksesori, tas dan sepatu. Sebagian alasan memilih benda-benda etnik dalam penampilan karena gaya tersebut mampu menghadirkan kesan eksotik yang unik dan berkelas. Gabungan unsur budaya pada desain yang modern membuat penampilan tampak eksotik dan menarik.
ather za Le : Tze Foto
Made
Foto: Tas Tangan HANSA, koleksi Angsa Dua
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
padu padan
Koleksi: Rupi Indonesia Premium
Foto: Soulder Bag dengan bahan tenun rang-rang nusa penida, koleksi Angsa Dua
Untuk menghadirkan kesan etnik tidak mesti selalu hadir pada busana utama, seperti rok maupun gaun. Nuansa etnik pun dapat tampil pada aksesoriaksesori cantik yang membuat penampilan semakin modis. Kalung paling dominan dalam menonjolkan kesan etnik pada busana. Banyak perajin yang mampu mendesain kalung etnik dengan indah baik dari unsur logam, kayu, kain, batu-batuan, mutiara, kerang, dan kristal. Aksesori ini ada yang berwarna
Foto: Kelina Keker Turqoise Bag, Koleksi Rupi Indonesia Premium
kuning emas, putih perak, dan batu berwarnawarni. Aksesori etnik berupa kalung, anting, gelang, dan bros sangat pas dipadankan dengan busana dari kain-kain tradisional seperti batik, tenun ikat, dan songket.
Bila Anda mengenakan busana songket yang ditenun dari benang berwarna keemasan, kenakanlah aksesori yang juga berwarna keemasan. Namun bila Anda mengenakan busana yang ditenun dengan benang-benang warna perak, kenakanlah aksesori yang juga berwarna keperakan. Aksesori
Menggunakan kain tenun Endek
Koleksi: Tentatik
berwarna keemasan atau perak
desember 2016
tampak lebih formal daripada aksesori dari bahan-bahan alami seperti kayu atau kain perca. Aksesori kalung atau gelang yang
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
59
60
padu padan
dibuat dari rangkaian batu berwarna-warni cocok dikenakan untuk busana kasual. Begitu pula kalung yang dibuat dari kayu maupun kerang sangat cocok dikenakan untuk busana etnik kasual. Upayakan warna kalung terlihat kontras dengan warna busana agar penampilan lebih menarik.
Koleksi: Tzeza Leather Made
Aksesori etnik glamor sangat cocok dipadupadankan dengan busana simple dan kasual. Desain aksesori etnik yang glamor penuh ukiran dan batu-batu permata sangat cocok untuk busana pesta yang mewah. Tas dan sepatu yang dibuat dari tenun tradisional menambah kuat kesan etnik pada penampilan. Selain tas bermotif batik atau tenun ikat, ada pula tas yang dibuat dari susunan kepingan batok kelapa atau jalinan rotan yang juga berkesan etnik. Anda dapat memilihnya sesuai dengan selera dan kebutuhan Anda.
Kalung Mutiara Barok yang sangat digemari. Koleksi: Ibu Dennis
Koleksi: Angsadua
Oniete Collections
Koleksi: Angsadua
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
padu padan
Oniete Collections Taman New Britania, Jl. Manchaster No.29 Panunggangan, Cibodas TanggerangBanten Website : www.oniete.com Phone : 08176342077
PRibuMI by Ella Brizadly Kampoeng PRibuMI Jl. Pendidikan No.77, Rt/w 001/003 Kampung Bulak, Cinangka Sawangan, Depok 16516 Indonesia Phone : +62 21 7491196 Fax : +62 21 7491197 Email :
[email protected] LINE : @pribumi /pribumi_id PIN BB : D0C84E0A Website : www.pribumi.co.id
RUPI INDONESIA PREMIUM by Rupiningsih Jl. Bangka Raya, Jakarta Selatan WA : 08174999911 Facebook : @rupiindonesia Instagram : @rupiindonesia
Angsadua
Oniete Collections
Website : angsadua.com FB : facebook.com/butikangsadua Twitter : @angsadua1 Instagram : @angsadua e-mail :
[email protected] Line : angsadua1 SMS/WA : 085779831888 atau 081285295888
Ethnic Accessories for Exotic Look
Tentatik
The ethnic trend that reflects the cultural aspect in fashion
Tzeza Leathermade
style is growing in popularity. The trend can be found in
Social Media (i.e instagram, twitter, facebook, pinterest): @Tentatik Contact person: Angelini S/Tentatik Phone : +6281339870092
The ethnic feel doesn’t always have to be present on the
FB IG E-mail Line WA
main piece of clothing, such as the skirt or the gown.
Offline Store:
accessories, bag and shoes designs. The unique and classy exotic feel is a part of the reason to go for ethnic style.
The ethnic touch can be added with beautiful accessories for a fashionable look. The necklace is the easiest way to add an ethnic touch to the wardrobe. Ethnic accessories such as necklaces, earrings, bracelets and brooches are great with dresses in traditional fabrics such as batik, ikat weaving, and songket.
: : : : :
Tzeza Workshop Gallery : Komp. Graha Pura Mas (GPM) blok C No.9, Jl. Bojong Koneng Atas, Cibeunying Kaler, Cimenyan, Bandung 40197 FO Formen Jl. Ir. H. Juanda No.14 Bandung 40115
Mutiara Dennis Lombok Phone/SMS
Anyer Espadrille Sneakers menggunakan tenun Gedog Tuban
Tzeza Leathermade tzeza_leathermade
[email protected] tzeza_leathermade 08128112150
: 087881588771, 0818367877
Koleksi: PRibuMI
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
61
62
padu padan
Padu Padan Modern dalam Balutan Tenun KONTRIBUTOR: Cora Amyra Uqiyanus fotografer: bambang wahyudi (bayu)
Warna-warni indah dan variasi corak tenun yang beragam tidak hanya cocok dipakai untuk acara-acara formal. Namun tetap manis dan memikat tatkala dipakai sebagai busana kasual untuk kegiatan sehari-hari. Seperti padu padan yang ditampilkan pengurus Dekranas Bintang Puspayoga, Andresca Saleh Husin, dan Velly Yuddy Chrisnandi dalam berbagai kegiatan mereka. Diberbagai kesempatan, mereka mengapresiasi dan mempromosikan kerajinan tenun khas nusantara.
Bintang Puspa Yoga tampil cantik dengan mengenakan blouse warna hijau dengan aksen bordir bunga-bunga yang dipadukan dengan songket Bali bermotif diagonal. Tak lupa, Bintang mempercantik tampilannya dengan bros burung berbahan dasar gading. Sementara, untuk gaya kasual dipilih tenun Adonara NTT. Agar tetap stylish, Ia memadankan dengan outer berbahan kulit sintetis. Motif garis vertikal dan horizontal pada busana berlatarbelakang warna cokelat muda terlihat sejuk dipandang dan menawan.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
padu padan
63
Velly Yuddy Chrisnandi Tampil bersahaja dengan balutan baju tunik berwarna kuning yang dipadukan dengan kain Ulos Sumatera Utara yang terkenal dengan motifnya yang colorfull. Penampilan Velly kian sempurna dengan tambahan aksesoris kalung barok yang terbuat dari kerang. Sementara busana bertema kasual, ia memilih mengenakan tunik berbahan Songket Bali asal Klungkung sebagai atasannya. Dipadu dengan celana hitam yang serasi dengan warna songket yang didominasi warna pink tua.
Andresca Saleh Husin, mengenakan Songket Bali Klungkung dengan warna magenta cerah yang dipadu dengan kebaya merah muda untuk gaya formal. Corak Songket Bali Klungkung terlihat anggun berpadu dengan kombinasi warna biru dan merah muda. Sementara untuk gaya kasual, Andresca memakai tenun NTT Pahikung, Sumba Barat. Motif garis-garis diagonal dan vertikal dengan warna latar jingga tampak memukau berpadu dengan aksesoris kalung warna senada.
Modern Mix and Match for Woven Clothing Bintang Puspayoga looks beautiful in a green blouse accented with embroidered flowers that was combined with diagonal patterned Balinese songket for formal style and Adonara NTT woven combined with synthetic leather outer for casual style. Then, Velly Yuddy Chrisnandi also looks so elegant in her yellow tunic combined with colorful North Sumatera Ulos for formal style and a dark pink Bali Klungkung tunic songket for casual style. Finally, bright magenta Bali Klungkung songket combined with pink kebaya makes Andresca Saleh Husin looks adorable in formal style. In casual style, Andresca wears NTT Pahikung woven clothing.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
64
liputan khusus
Kecintaan Dinny Jusuf Terhadap Sehelai
KONTRIBUTOR: nanda kurnia yuningsih
Bagi sebagian besar masyarakat, hidup di bawah garis kemiskinan merupakan kondisi yang harus dihadapi setiap harinya. Maka, banyak perempuan Indonesia yang akhirnya memilih menjadi TKI dan bekerja di luar negeri demi menghidupi keluarga mereka di tanah air. Namun, benarkah tiada cara lain selain mengais rezeki di negeri orang?
Bagi Diana Iriana Jusuf, fenomena kemiskinan yang mendorong para wanita menjadi TKI, menyisakan sejumlah permasalahan sosial. Menurut mantan Sekjen Komnas Perempuan ini, para TKW banyak yang mengalami kekerasan, pemerasan, penipuan, dan dimanfaatkan para pria hidung belang di luar negeri. Alhasil, mereka kembali ke kampung halaman dalam keadaan terluka batin dan fisik, bahkan kerap hamil di luar nikah. Setelah melahirkan, mereka harus kembali bekerja ke luar negeri dan terpaksa meninggalkan sang bayi. Pendidikan yang rendah, wawasan yang terbatas, kondisi ekonomi yang memprihatinkan, dan status sosial yang tidak mendukung, dapat membuat seseorang merasa rendah diri. Jika hal ini dihadapi oleh ribuan, bahkan ratusan ribu orang, di suatu negeri, masalah ini dapat menjadi pemicu matinya kreativitas dan
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
semangat juang untuk memperbaiki kualitas hidup. Ketika hal ini terjadi, perekonomian pun menjadi mandek. Dinny Jusuf, begitu ia biasa disapa, merasa perlu mengangkat martabat perempuan Indonesia, sekaligus menggairahkan perekonomian dan memperbaiki kualitas hidup mereka. Ia pun memutuskan untuk memulainya dari tenun tradisional. Menikah dengan pria Toraja membuat Dinny jatuh hati pada tenun Toraja. Melalui tenun tersebut, ia merangkul para perempuan Toraja. “Tujuan utama saya adalah menolong mereka. Saya ingin hidup mereka lebih baik. Jadi, mereka bisa pulang dari Malaysia, Hongkong, Timur Tengah, dan punya kehidupan yang pantas. Saya ingin martabat mereka dihormati, tidak dihamili, tidak dipukuli, tidak disiksa, tidak mati,” kata Dinny tegas.
Awalnya, ia membawa beberapa kain Toraja ke Jakarta. Dinny lantas menyambangi kediaman sahabatnya yang seorang perancang adibusana untuk berkonsultasi. “Menurutnya, agar tenun Toraja dapat diterima pasar dan berdaya saing, perlu ada peningkatan kualitas warna dan motif. Penenun juga jangan hanya menjual lembaran kain,” jelas Dinny. Dari masukan tersebut, Dinny membuat tas dari kain tenun Toraja lalu menjualnya kepada temantemannya. Tak disangka, 100 buah tas berhasil terjual pada tahun 2010. Dari sinilah Dinny memulai misinya membangun perekonomian masyarakat Toraja. Dinny juga mengenang awal perjumpaannya dengan masyarakat Toraja. Saat itu, tidak ada orang Toraja yang memakai tenun Toraja atau bahkan bangga mengenakannya. Bahkan, di daerah itu hanya ada dua wanita berusia lanjut yang tahu cara membuat tenun Toraja. Namun, kedua wanita tersebut menolak berbagi pengetahuan menenun kepada orang lain yang tidak ada hubungan kerabat. Padahal, kala itu para perempuan di keluarga mereka justru merantau di negeri orang sebagai TKI.
desember 2016
liputan khusus
“Tujuan utama saya adalah menolong para perempuan Toraja. Saya ingin hidup mereka lebih baik. Saya ingin martabat mereka dihormati”
Salah satu produk aksesoris karya Torajamelo untuk mempercantik meja makan
biasa, namun yang luar biasa adalah perjuangan di baliknya dalam menghidupkan kembali tenun Toraja.
Tapi, Dinny tak menyerah. “Untungnya, saat itu pemerintah gencar melakukan pemberdayaan ekonomi kreatif. Banyak kesempatan untuk memasarkan tenun Toraja melalui pameran yang difasilitasi pemerintah,” kenangnya. Melalui Yayasan Toraja Melo dan PT Toraja Melo, Dinny menyesuaikan produk tenun Toraja dengan selera pasar. Ia juga mengajak penenun untuk mengubah kebiasaan mereka dalam menenun agar kualitasnya meningkat. Tak hanya itu. Dinny pun tak pilihpilih dalam membeli tenun Toraja. “Apapun grade-nya, apakah itu A, B, atau C, semuanya kami beli agar para penenun termotivasi,” jelasnya. Kini produk mereka bisa dijumpai salah satunya di wilayah Kemang, Jakarta. Berbahan dasar tenun Toraja, produkproduk cantik seperti tas, dompet, sandal, syal, kalung, dan aksesoris lainnya pun tercipta. Bagi orang awam, produk ini mungkin terlihat
desember 2016
Setelah mengetahui bahwa tenun mereka disukai dan dipakai pembeli lokal dan asing, sekarang sudah banyak orang Toraja yang mengenakan tenun mereka dengan bangga. Dari hanya dua orang, kini ada 250 penenun dengan rata-rata penghasilan 3-5 juta Rupiah per bulannya. Tahun 2012, Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) berpartner dengan Toraja Melo untuk meningkatkan taraf kehidupan 1.000 penenun di empat daerah, yaitu Toraja, Mamasa, Pulau Adonara, dan Pulau Lembata (Flores Timur). Dinny berharap generasi muda semakin bangga memakai tenun Indonesia, termasuk di dalam kehidupan sehari-hari. “Tenun juga bisa diaplikasikan pada merchandise sehingga kiprahnya bisa sampai ke luar negeri sebagai cinderamata,” pungkas perempuan kelahiran Bandung, 17 April 1956, ini.
The Passion of Dinny Jusuf for Traditional Woven Diana Iriana Jusuf believes that poverty has driven women to work as Indonesian Migrant Workers (TKI), leaving a number of social problems. At a glance, it seems like a trivial problem. But what if the problem has become an epidemic faced by thousands, even hundreds of thousands of people, in a country? Dinny Jusuf feels the need for an activity that does not only elevate the dignity of Indonesian women, but also stimulate the society’s economy and improve the quality of their lives. She invites weavers to start changing their habits in manufacturing woven fabric in order to improve quality. She began with her hometown in Toraja. The efforts of Dinny and her friends to promote weaving through Toraja Melo have shown results. Knowing how their weaving is favored and worn by a lot of domestic and international buyers, many in Toraja are now wearing woven textile with pride, not only at special events. Dinny hopes that moving forward, the younger generation will be more proud to wear Indonesian woven textiles, including casually. It is important to preserve the tradition of weaving in the country.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
65
66
liputan khusus
mengoleksi Kain Sintang, seperti Museum Nasional London di Inggris, Museum Tropis di Belanda, Museum Dresden di Jerman, dan Museum Vatikan di Italia. Kabupaten Sintang di Kalimantan Barat menjadi pusat produksi Kain Sintang. Para penenun umumnya berasal dari Suku Dayak Ketungau dan Dayak Desa, karena kesenian menenun merupakan tradisi yang diwariskan turun temurun secara oral dari nenek moyang mereka. Namun, karena syarat untuk menjadi penenun cenderung sulit, kian lama tradisi ini semakin pudar akibat semakin sedikitnya penenun ahli di Sintang. Rata-rata mereka juga sudah berusia lanjut. Kondisi ini membuat pemerintah setempat prihatin. Tak hanya itu, sejumlah tokoh pun ikut Foto: kain tenun dayak. Sumber: 3.bp.blogspot. com
merasa tergugah, salah satunya adalah Pastor Jacques Maessen, seorang misionaris Katolik asal
Restorasi Kain Tenun
Upaya Mengawal Kain Tenun Mencapai Kejayaannya KONTRIBUTOR: wicky prmeshwari
S
aat mendengar kata
bagi daerah asalnya serta para
‘restorasi’, barangkali Anda
penggunanya.
akan membayangkan upaya
mengembalikan kondisi suatu benda
Di Indonesia, Kain Sintang asal
menjadi seperti sedia kala. Namun,
Kalimantan Barat menjadi contoh
tidak demikian halnya dengan kain
kesuksesan restorasi kain tenun. Kerap
tenun. Saat kita membicarakan
menjadi role model bagi program-
mengenai restorasi kain tenun,
program serupa di berbagai daerah,
maka definisi yang diangkat
saat ini kepopuleran Kain Sintang
adalah bagaimana mengembalikan
telah merambah mancanegara.
kejayaan kain tenun, sehingga dapat
Banyak para pemburu kain tenun asal
menyejahterakan masyarakat lokal,
Eropa yang jatuh hati pada kain ini.
sekaligus menjadi suatu kebanggaan
Beberapa museum di Eropa pun telah
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
beritadaerah.co.id
liputan khusus
Belanda. Pastor Jacques tiba di
Dayak”. Program ini menekankan
Kalimantan pada tahun 1968 dan
pada keahlian menenun dan
dikenalkan pada Kain Sintang oleh
pengembangan manajemen,
seorang penduduk lokal di tahun
sehingga disebut juga dengan
1970. Kala itu, masyarakat Sintang
“Program Restorasi Tenun Ikat
merasa malu dengan hasil tenun
Dayak”. Program ini diinisiasi oleh
mereka sendiri, sehingga menolak
tiga lembaga swadaya masyarakat,
memberikan kain tenun itu kepada
yaitu People, Resources and
Pastor Jacques.
Conservation Foundation (PRCF)
When one hears the word ‘restoration’,
Indonesia, Yayasan KOBUS
one might think of restoring an object to
Pastor Jacques memulai gerakan
(digawangi oleh Pastor Jacques
its original state. However, that’s not the
restorasi dengan membagi-bagikan
Maessen), dan Yayasan Dian
case with woven textile. When we talk
kacamata kepada para penenun
Swadaya Khatulistiwa (YSDK).
about woven textile restoration, we are
lanjut usia, sehingga mereka dapat
talking about how to bring woven textile
mengajarkan ilmu menenun kepada
Melalui berbagai pelatihan, lomba
to its original glory for the benefits of the
generasi muda. Beliau juga rajin
tenun, pembentukan koperasi
local people and to bring pride to its region
berkirim surat kepada para pecinta
tenun, hingga mengundang
place of origin as well as its users.
tenun di seluruh dunia untuk
para pecinta tenun dari dalam
memperkenalkan Kain Sintang.
dan luar negeri, akhirnya Kain
Atas jasanya itu, Pemda Kabupaten
Sintang mulai dikenal dan
Sintang menganugerahinya
digemari. Kini, Rumah Tenun Tirta
penghargaan Pelestarian
Dharma menjadi pusat kegiatan
Kebudayaan di tahun 2005.
tenun Sintang, seperti kegiatan
pelatihan, koperasi, jual beli tenun,
Selain individu, lembaga masyarakat
pameran tenun, dan perlombaan
juga turut andil dalam menanamkan
menenun. Sejak diresmikan pada
kecintaan masyarakat Dayak kepada
11 Oktober 2009, Tirta Dharma tak
Kain Sintang. Didukung oleh Ford
pernah sepi pengunjung, baik dari
Foundation, pada tahun 1999
masyarakat lokal maupun peminat
dicetuskanlah ”Program Restorasi
tenun dari luar daerah.
Seni Budaya Menenun Leluhur
Striving to Bring Woven Textile to Its Glory
In Indonesia, the Sintang Fabric from West Kalimantan is an example of a successful story of the woven textile restoration. It has become a role model for similar programs in various regions and successfully penetrated the international market. Many European woven fabric enthusiasts have fallen in love with the fabric. A few museums in Europe have even added the Sintang Fabric into their collections, such as the National Museum of London in England, the Tropical Museum in the Netherlands, the Dresden Museum in Germany, and the Vatican Museum in Italy.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
67
68
kiat
Kepopuleran kain tenun nusantara dalam kancah mode Indonesia dan dunia sudah tidak diragukan lagi. Maka sudah saatnya, kita ikut serta mengoleksi beberapa pilihan kain tenun Indonesia. Namun, perlu diperhatikan cara merawat dan menyimpan agar tenun kita bisa awet. KONTRIBUTOR: nanda kurnia yuningsih
K
ain tenun berbeda dengan tekstil pabrikan, agar warna, motif dan bentuknya tetap indah hendaknya tenun diperlakukan secara khusus. Apalagi untuk
mendapatkannya terkadang kita merogoh kocek dalamdalam. Maka, berikut tips dari Ibu Misari, M. Hum, Satuan Pelaksana Edukasi dan Informasi Unit Pengelola Museum Seni, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, yang perlu diperhatikan: 1. Untuk teknik pencucian sehari-hari, ada baiknya jika kita mencuci kain tenun asli dengan lerak atau bahan pencuci khusus. Jika Anda tidak dapat menemukan lerak, maka gunakanlah sampo bayi atau bahan pencuci dengan kadar zat kimia yang rendah. Cukup cuci dengan mengucek kain menggunakan tangan.
2. Setelah mencuci, jemurlah di tempat yang teduh atau diangin-anginkan. Kain tenun asli sangat berbahaya jika terkena sinar matahari langsung karena dapat membuat zat pewarnanya (yang biasanya menggunakan zat pewarna alami) menjadi cepat pudar dan belel. 3. Ketika menyetrika, hindari sentuhan langsung antara logam besi setrika dengan kain tenun Anda. Gunakan kain pelapis lain untuk melapisi antara kain tenun dengan mesin setrika. 4. Untuk menyimpan kain tenun, idealnya digulung dengan kain belacu yang sudah steril dan dibungkus lagi dengan kertas bebas asam. Jika sulit mendapat kain belacu dan kertas bebas asam bisa menggunakan kertas roti. Jangan dilipat, karena lama-kelamaan lipatan tersebut akan membuat
kayu manis dan kayu cendana dapat menjadi pewangi alami kain sedangkan merica ampuh mengusir serangga yang dapat merusak kain.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
kiat
1
Kertas bebas asam paling baik untuk menyimpan tenun
Menyimpan tenun yang baik
69
A
2
B
3
C
Storing a Woven Textile Some tips on weave maintenance from Mrs. Misari,
benang mudah patah. Sementara bungkusan kertas berfungsi sebagai pelindung dari debu. 5. Hendaknya jangan menggantung kain tenun karena akan menyebabkan benang merenggang (berat ke bawah). 6. Simpan kain ditempat tertutup dengan suhu yang sejuk. 7. Untuk menghindari bau tidak sedap di lemari Anda, gunakan rempah-rempah seperti kayu manis, cendana, merica, kayu wangi atau akar wangi yang dibungkus kain kasa. Jangan gunakan kapur barus karena bisa meninggalkan noda putih di kain.
desember 2016
M. Hum, the Art Museum Management Unit’s Education and Information Implementing Unit, Agency of Tourism and Culture of the Province of DKI Jakarta: Woven textile should ideally be rolled in sterilized calico fabric, and then rolled in an acid-free paper. If you can’t find a calico fabric or acid-free paper, you can use baking paper. Don’t hang the woven textile since it will stretch the thread (downward pull). Store the fabric in a cool closed area. To prevent bad odor in the closet, use spices such as cinnamon, sandalwood, pepper, scented wood or scented root wrapped in gauze.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
70
liputan khusus
Merayakan kegemilangan wastra lokal di panggung global nampaknya merupakan impian banyak desainer Indonesia. Berbagai dukungan pun mengalir untuk mendukung para perajin tenun dan desainer, Pemerintah, LSM, pengusaha, hingga pencinta tenun. Namun, ternyata tak semua program-program pengembangan industri tenun dapat sukses diterapkan di berbagai daerah. Apa sesungguhnya yang menjadi tantangan dalam membawa tenun nusantara hingga ke pentas dunia?
Memahami Konteks Sosial Industri Tenun KONTRIBUTOR: wicky prameshwari
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Sejak menerima kewarganegaraan Indonesia di tahun 1959, kecintaan Judi Achjadi terhadap seni kriya Nusantara mulai terpupuk. Saat ini, nama Judi dikenal kalangan pencinta kriya sebagai salah satu pemerhati wastra. Hanya dengan meraba dan mencium selembar tenun, Judi sudah dapat menebak kualitas kain tersebut. Tak heran, wanita asal Kanada ini kerap diminta menjadi kurator, untuk mengecek keaslian tenun dan batik sebelum ditampilkan dalam pameran. Dari hasil penelitiannya, lusinan buku wastra Nusantara telah dihasilkan istri
desember 2016
liputan khusus
mantan diplomat RI Achjadi ini. Karya teranyarnya di tahun 2016 bertajuk “Floating Threads: Indonesian Songket and Similar Weaving Traditions”, yang mengulas beragam teknik tenun lokal sejak abad ke-19. Wanita berusia 81 tahun ini menilai, sejumlah program dari pemerintah maupun LSM ternyata tidak berjalan baik. “Mereka datang dari kota membawa peralatan tenun baru, diberikan kepada penenun, lalu pulang begitu saja,” kata Judi. “Bagaimana program itu akan sukses tanpa tindak lanjut yang berkesinambungan?” Selain lemahnya tindak lanjut, banyak program-program yang sudah berjalan dengan baik, berhenti begitu saja karena pendirinya tak lagi terlibat, baik karena sakit ataupun meninggal dunia. Nampaknya, masih banyak program pengembangan wastra yang masih bergantung pada satu tokoh (role model) saja. Sehingga ketika tokoh tersebut tidak lagi aktif, program yang dijalankan pun mulai tidak terdengar lagi gaungnya. Judi menampik pendapat yang mengatakan bahwa wastra Nusantara
banyaknya kemiripan motif tenun Indonesia dengan negara lain, seperti India, Vietnam, Thailand, dan negaranegara Afrika. Konsumen awam dari Eropa misalnya, sulit mengenali dan membedakan motif-motif tersebut. Ya, tenun Indonesia yang kaya dan beragam, kerap menimbulkan dilema tersendiri ketika harus digeneralisir menjadi satu kesatuan yang khas. Upaya banyak pihak untuk menonjolkan kekhasan Nusantara kerap dilakukan, tetapi kurangnya pengetahuan terhadap kekayaan sejarah dan teknik tenun Indonesia, menjadi ganjalan lain. “Indonesia pernah berusaha mendaftarkan tenun Nusantara ke UNESCO. Tetapi ketika proposal dibuat, tim penyusunnya kurang memahami keunikan tenun kita yang membedakannya dengan tenun negara lain, sehingga proposal kita ditolak,” kisah Judi. Proposal yang sudah ditolak, sayangnya, tidak diperbolehkan lagi untuk diajukan di tahun-tahun berikutnya. Tantangan lainnya adalah standar kualitas tenun para perajin. “Saya pernah melihat hasil tenun yang batal dibeli distributor, karena kualitasnya
Ya, keberlanjutan budaya wastra dan seni kriya Indonesia berada di tangan para penenun. Maka, adalah tugas kita semua untuk memberikan dukungan penuh – secara konsisten – agar mereka dapat terus berkarya.
Understanding the Social Context of the Weaving Industry Judi Achjadi, an observer of the art of crafts and traditional textile understands the social context of the weaving industry in Indonesia, especially among weavers. Based on her extensive experience in the traditional textile industry, she believes that a number of programs by the government as well as nongovernment organizations have not been implemented well, due to the inconsistency of the management. In addition to the weak follow up, well-implemented programs are often suspended when the founder’s involvement ceases due to illness or death. It seems like many craft development programs in Indonesia rely on a sole role model. As a result, when the role model is no longer active, the program implemented is forgotten.
kurang dikenal di dunia. Menurutnya, banyak para desainer internasional yang sudah menampilkan batik dan kain tenun Indonesia. Produk berbasis wastra pun telah diterima dengan baik di luar negeri, baik berupa kain, pakaian, maupun aksesori fashion dan warehouse. Penelitian mengenai seni kriya Indonesia juga sudah banyak dilakukan para akademisi asing. “Tetapi, masih banyak konsumen luar yang belum sadar bahwa produk yang mereka beli berasal dari Indonesia,” jelas Judi. Hal ini karena
desember 2016
tidak sesuai standar ekspor. Mereka tak peduli dengan kerugian yang diderita para penenun,” cerita Judi. Judi berharap para penenun tidak hanya diajarkan teknik tenun baru, tetapi juga diperkenalkan dengan sistem perbankan yang dapat memudahkan pekerjaan mereka. “Kita perlu memperhatikan kehidupan para penenun secara keseluruhan,” tegas ibu tiga anak dan nenek lima cucu ini, “karena semuanya berkaitan dan saling mempengaruhi.”
Judi denied that national traditional fabrics are less known in the world. She belives that many international designers have featured batik and Indonesian woven textile. Traditional fabric based products have also been well received overseas, wheather it’s fabric, clothing, or fashion and warehouse accessories. Research on Indonesian crafts have also been conducted by foreign academicians.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
71
72
liputan khusus
Tenun Gringsing,
Kain Ikat Ganda Dari Pulau Dewata KONTRIBUTOR: bapak gorsi
Mengambil dari kata ‘Gring’ yang berarti sakit dan ‘Sing’ yang berarti tidak. Penamaan tenun gringsing lahir dari kegiatan upacara magis di Bali untuk menolak bala. Kain ini dipakai untuk keperluan upacara adat. Meski sebenarnya cikal bakal jenis tenun gringsing berasal dari Gujarat India, namun kini masyarakat lebih mengenal tenun gringsing sebagai kain ikat ganda dari Pulau Dewata.
D
esa Tenganan, Bali menjadi sentra penghasil tenun gringsing, sebab di tempat inilah kain yang ditenun dengan teknik ikat ganda ini kerap
dipakai untuk pelengkap upacara adat. Jika dahulu hanya dipakai untuk upacara adat, namun kini tenun gringsing mulai menggeliat. Sejak perajin tenun di Desa Tenganan berakulturasi dengan desa tetangganya yakni Desa Dauh Tukad dan Desa Pegringsingan melalui jalur pernikahan. Tenun gringsing mulai diproduksi secara massal untuk keperluan komersil. Adalah Salila berlokasi di desa Buitan, Karangasem, Bali, salah satu produsen tenun gringsing yang mengelola tenun dari kantong-kantong penghasil tenun di Desa Dauh Tukad dan Desa Pegringsingan. Melalui Salila, kebutuhan tenun gringsing untuk pangsa pasar fesyen dan kolektor tenun terpenuhi. Setidaknya meski sedikit terseok-seok bersaing dengan jenis tenun nusantara lainnya, tenun gringsing mulai populer di tengah-tengah masyarakat. Ini terbukti dari pemakaian tenun gringsing yang tidak sebatas untuk fesyen melainkan merambah pada furnitur. Misalnya digunakan sebagai hiasan dinding, podium, mebel dan sebagainya. Mengingat Bali sebagai tujuan utama wisatawan mancanegara, tak heran jika tenun gringsing juga dilirik peminat dari luar negeri. Tentu ini menjadi angin segar bagi perajin tenun desa asalnya, sebab pangsa pasar internasional dapat mengangkat tenun ini lebih luas dikenal di berbagai negara. Motif-motif yang umum dijumpai pada tenun gringsing biasanya mengadopsi dari unsur-unsur budaya setempat.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Motif-motif Tenun Gringsing
desember 2016
liputan khusus
Tenun Gringsing,
Double Ikat Fabric from Dewata Island The Tenganan Village, Bali, is the center for gringsing woven manufacturing where the fabric, which is weaved using the double ikat technique, is often worn in traditional ceremonies. Once Tenun Grinsing diminati wisatawan lokal maupun mancanegara
only worn in traditional ceremonies, the gringsing weave has begun to grow. Since the weavers in Tenganan Village acculturated with its neighboring village, the Dauh Tukad Village
Seperti motif gajah, wayang, dengdeng ai, lubeng, pare, batun celagi, yuda, cemplong dan yang lainnya. Dengan teknik ikat ganda yakni penggabungan teknik tenun pakan
and the Pegringsingan Village through marriage, the gringsing woven has been mass produced for commercial purposes.
dan lungsi. Ditambah dengan teknik pewarnaan yang
The patterns found in the gringsing woven
memakai bahan-bahan alami menjadikan corak tenun
usually adopt local cultures, using motifs such as
gringsing begitu indah.
elephants, shadow puppets, dengdeng ai, lubeng, pare, batun celagi, yuda, cemplong and others. It
Tenun ini dihasilkan dari pintalan benang pohon kapas
uses the double ikat technique that combines the
yang tumbuh di Bali. Proses pembuatannya memakan waktu
tenun pakan technique and the lungsi technique.
yang sangat lama. Mulai dari proses mewarnai dengan
Besides its wonderful color combinations, the
pewarna alami seperti padang tahun, kayu sunti, kemiri,
pattern of the grinsing woven is also beautiful.
kunir, dan akar kayu mengkudu yang dipermentasi sampai proses menenun, dibutuhkan antara dua sampai lima tahun. Begitu rumitnya pembuatan tenun gringsing, menjadikan lembaran kain ini sangat berharga. Saking berharganya kain ini menjadi identitas raja-raja di Bali. Karena itulah kenapa mulanya kain tenun gringsing hanya dipakai saat upacara adat penting, meski sekarang pun sebenarnya masih disertakan dalam kegiatan adat lainnya seperti ruwatan dan upacara potong gigi.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
73
74
info dekranas
Tenun NTT Merambah Dunia Di New York Fashion Week 2016, tenun NTT sukses membuktikan diri sebagai salah satu produk tradisional berkualitas internasional. KONTRIBUTOR: tazbir ABDULLAH FOTO: Koleksi LEVICO
P
opularitas tenun NTT semakin berkembang sejalan dengan upaya promosi yang kian gencar dilakukan berbagai pihak, termasuk Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), pemerintah, serta pengusaha. Teranyar, tenun NTT diberikan kesempatan untuk tampil di New York Fashion Week 2016. Di ajang yang diselenggarakan pada September 2016 silam, tercatat ada 16 baju ready to wear dan 3 tiga gaun yang dipamerkan. Dalam 19 busana yang ditampilkan, dapat terlihat perpaduan apik dari 22 motif khas tenun NTT. Tak heran bila masyarakat mode dunia dibuat terpesona dengan penampilan monumental tenun NTT di New York Fashion Week 2016 yang hadir dengan desain dan corak yang menakjubkan.
“Respon publik di sana sangat positif. Para model yang mengenakan busanabusana tenun NTT pun terlihat cantik luar biasa,” ujar Tazbir, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata. Tazbir pun menambahkan bahwa semua itu merupakan bukti nyata kualitas tenun NTT yang mampu memenuhi selera pecinta fashion internasional. Lalu, tampilnya tenun NTT dalam ajang fashion bergengsi di pusat mode dunia ini juga bernilai lebih dari sekedar upaya promosi pariwisata dan budaya nusantara. New York Fashion Week 2016 adalah batu loncatan menuju upaya yang lebih serius dalam mempresentasikan tenun-tenun Indonesia di mancanegara. Diharapkan, akan terjadi aktivitas promosi yang lebih gencar di berbagai kota besar di dunia melalui kerja sama yang terjalin baik antara perajin, pengusaha, pemerintah, dan juga Dekranas. “Semua itu akan bermuara pada meningkatnya kesejahteraan perajin,” tandas Tazbir.
NTT Woven Goes Global NTT woven has been proven internationally as a world-class traditional product at New York Fashion Week 2016 last September. There, NTT weaving fascinated the world with the presentation of 16 ready to wears and 3 gowns. In 19 dresses presented, 22 NTT wonderful designs and patterns were finely combined. The presentation of NTT woven at the prestigious fashion event was more than just a promotion of national tourism and
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
culture. New York Fashion Week 2016 is a stepping-stone to a bigger effort to represent Indonesian weavings overseas. More intensive promotion activities in various big cities in the world are expected through the fine cooperation between craftsmen, entrepreneurs, the government, and also Dekranas. “All of those will lead to the improvement of the welfare of craftsmen,” said Tazbir, Deputy Assistant for the Development of the Business Market and Government Segment of the Ministry of Touris.
desember 2016
info dekranas
Website Dekranas & Kriya Mobile Apps Mengikuti perkembangan informasi dan teknologi, Dekranas memberikan wadah bagi para perajin untuk mempermudah perluasan jaringan untuk belajar, mengembangkan diri dan memasarkan produk-produknya melalui Website Dekranas dan Kriya Mobile Apps.
Website Dekranas di http://dekranas.id merupakan media promosi, media pemasaran, media informasi, media pendidikan mengenai seni kriya nusantara serta sebagai media komunikasi antara perajin dan masyarakat. Jika diibaratkan, website itu bisa berupa sebuah wadah yang menyajikan beragam ilmu-ilmu yang hanyalah tinggal kita ambil (akses) dan mulai kita baca. seperti cara menghitung biaya produksi. Website ini juga dilengkapi tutorial berupa video bagaimana membuat produk yang berkualitas tinggi, pemanfaatan material alami yang ada disekitar kita, dll. Jika Anda adalah perajin, Dekranas akan membantu Anda untuk memperkenalkan koleksi Anda kepada jutaan pengguna android smartphone dan tablet di Indonesia dengan Kriya Mobile Apps. Aplikasi Kriya Mobile Apps sangat mudah digunakan. Aplikasi ini dibuat untuk mempermudah masyarakat Menelusuri koleksi para perajin, menjelajahi toko para perajin di sekitar mereka, mencari koleksi para perajin berdasarkan kategori yang Anda inginkan sampai mendapatkan detail maupun informsi mengenai produk para perajin. Jadi bagi Anda para perajin maupun pencinta kerajinan aplikasi ini sangat cocok untuk kebutuhan Anda.
di dalam website dekranas selain katalog produk perajin yang loengkap, terdapat edukasi materi pelatihan.
Dekranas Website and Kriya Mobile Apps Dekranas website, http://dekranas.id is a campaign, marketing, information, and education platform for Indonesia craftsmanship and a communication media between craftsmen and the society. If you are a craftsman, Dekranas will help you introduce your products to millions of android smartphone and tablet users through Kriya Mobile Apps. users through Kriya Mobile Apps.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
75
76
info dekranas
Selain sebagai ajang promosi yang efektif, pameran juga bisa berperan sebagai pemicu semangat masyarakat Indonesia untuk melestarikan tenun. Inilah yang menjadi landasan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dalam pamerannya yang bertajuk “Wastra Tenun Nusantara.”
Pameran Wastra Tenun Nusantara
Upaya Dekranas Melindungi Industri Tenun Nasional KONTRIBUTOR: RETHy ThAMRIN dan Tri Reni Budiharti
Diselenggarakan di Plasa Pameran Industri, Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, pameran ini berlangsung pada 9-12 Agustus 2016. Tidak sendirian, di sini Dekranas juga menggandeng Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan para perajin industri kecil dan menengah (IKM) tenun binaannya. Tercatat, sekitar 40 perajin IKM binaan Dekranas dari berbagai daerah semisal Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, NTB, hingga NTT berpartisipasi dalam pameran ini. Selain menampilkan aneka produk kain tenun, para perajin ini juga memamerkan produk penunjang seperti, aksesoris, perhiasan, dan dekorasi rumah. Ada pula demo pembuatan tenun, peragaan busana, talk show, serta musik tradisional. “Tenun memang memiliki corak eksotik yang memikat. Maka wajar kalau tenun ini jadi kain yang mendunia,” ujar Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, dalam sambutannya usai pameran dibuka
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
info dekranas
Ketua Umum Dekranas membuka Pameran Wastra Tenun Nusantara
pangsa pasar yang besar di skala global dengan nilai ekspor mencapai US$7,28 miliar. Itu sebabnya Kemenperin kini mulai fokus mendorong pertumbuhan dan pengembangan IKM tenun di dalam negeri melalui berbagai pembinaan. Dukungan semacam itu dipandang perlu sebab IKM tenun menjadi salah satu sektor yang riskan terkena dampak persaingan pasar di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Upaya perlindungan terhadap IKM tenun akan mampu melestarikan budaya tenun yang potensial untuk dikembangkan ke depannya. Untuk itu, pembinaan melalui regenerasi perajin wajib dilakukan,” ujar Mufidah. Maka, sampai saat ini, Dekranas terus
dapat memperkenalkan, mempromosikan, sekaligus mendukung produk-produk terbaik dari para perajin tenun binaan Dekranas.
National Weaving Fashion Exhibition
Dekranas Efforts to Protect the National Weaving Industry The National Weaving Fashion Exhibition was held at the Industrial Exhibition Plaza, Ministry of Industry Building, Jakarta, the exhibition was held on August 9-12, 2016. DEKRANAS cooperated with the Ministry of Industry an the small and medium industry craftsmen that it guides.
Para model memperagakan karya tenun nan cantik.
secara resmi oleh Mufidah Jusuf Kalla, Ketua Umum Dekranas. Ucapan Airlangga tersebut dibuktikan dengan kontribusi tenun dalam meningkatnya kinerja industri fashion nasional. Pada 2015, produk fashion Indonesia berhasil memperoleh
desember 2016
membina kemitraan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan daya saing produk tenun perajin nasional melalui pengembangan kreativitas berbasis budaya dan kekayaan lokal. Diharapkan, penyelenggaraan Pameran Wastra Tenun Nusantara
Around 40 small and medium craftsmen guided by DEKRANAS from all over the regions such as Banten, DKI Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakarta, East Java, Bali, East Kalimantan, NTB, and NTT participated in the exhibition. In addition to presenting various woven textile products, the craftsmen also exhibited supporting products such as accessories, jewelries, and decorations. Weaving demonstration, fashion show, talk show, and traditional music were also held. The National Weaving Fashion Exhibition is expected to introduce, promote, and support the best products from weavers.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
77
78
info dekranas
Pengurus Dekranas bersama Ibu Negara, Ketua umum Dekranas, serta mantan Ketua Umum Dekranas periode sebelumnya.
KRIYA NUSA
Pameran Dekranas untuk Perajin Indonesia Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar pameran kerajinan sekaligus Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sebagai agenda puncak perayaan HUT ke-36. Produk yang dipamerkan adalah karya unggulan dari para perajin binaan Dekranas Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. KONTRIBUTOR: DEWI RADEN PARDEDE
Dibuka secara langsung oleh Ibu Negara & Ibu Wakil Presiden, pameran Dekranas bertajuk “KRIYA NUSA” ini dihadiri oleh sejumlah tamu penting seperti Dewan Kehormatan, Menteri Perindustrian, Duta Besar, para Ketua Dekranasda Provinsi, Kabupaten dan Kota, Asosiasi dan pemerhati di bidang industri kerajinan. Bahkan, Dekranasda Banten turut membawa serta kelompok kesenian rampag bedug untuk memeriahkan pembukaan Pameran KRIYA NUSA. “Perajin Dekranas Kreatif di Era Digital” menjadi tema besar yang Dekranas angkat kali ini. Maknanya, agar para perajin, utamanya perajin muda, terpanggil untuk berkarya dengan kreativitas yang lebih tinggi. Bukan hanya itu, kreativitas para perajin tersebut juga harus didukung oleh kemampuan memanfaatkan teknologi informasi untuk
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
info dekranas
meningkatkan daya saing para perajin
kualitas karya hingga dapat bersaing
Terdapat sejumlah pavilion icon yang
Indonesia.
dengan perajin-perajin ASEAN
sengaja ditujukan untuk menampilkan
lainnya,” tukas Hj. Mufidah Jusuf
proses kreatif dan produksi kerajinan
Kalla, Ketua Umum Dekranas.
menggunakan teknologi baru.
Hal ini menjadi krusial sebab sejak memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), negara ASEAN lain,
Dimeriahkan oleh 70 stand kerajinan,
seperti Vietnam dan Thailand pun
Pameran KRIYA NUSA diselenggarakan
mulai menggenjot laju industri
di Convention Hall SME Tower, Jakarta
kreatifnya. “Kombinasi antara
Selatan, pada 17-20 Mei 2016.
kreatifitas dan digital skill sangat
Menariknya, pameran ini digelar
diperlukan untuk meningkatkan
dengan mengusung konsep yang edukatif.
Di antaranya, stand Aneka Kriya Nusantara, stand Pelestarian Batik Lawas, stand Kriya Tenun Nusantara, stand Kriya Anyaman Nusantara, stand Batik Pewarnaan Alam, stand Keramik Seni, stand Rumah Songket dan, display tata saji. “Pameran tidak boleh
Dari kiri: Hj. Iriana Jokowi, Hj. Mufidah Jusuf Kalla, Erni Tjahyo Kumolo, Triana Rudiantara
Velly Yuddy Chrisnandi memberikan penghargaan kepada designer, Sebastian Gunawan
desember 2016
Dari kiri: Nora R. Rachudu, Dewi Raden Pardede, Euis Saedah, Andresca Saleh Husin, Biuntang Puspayoga, Fransisca Lembong, Triana Rudiantara dan Ikhwan Asri
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
79
80
info dekranas
Pemenang Lomba Desain Cinderamata No
Nama
Karya
Asal
1
Supadi Noval Eka
Miniatur Candi Singosari
Malang
2
Wildan Azzam
Pajangan Dinding, gantungan kunci, magnet kulkas
Sukoharjo
3
Miftahul Jannah
Souvenir Berbahan Getah Karet
SMK 4 Muaro Jambi
4
Sulistyo Tri Atmojo
Gantungan Kunci Suku Motif Anak Dalam
SMA Negeri 1 Sarolangun Jambi
5
Pratika Rizki Dewi
Boneka Harmoni Rakyat Desa
SMA Negeri 2 Surakarta
Pemenang DEKRANAS Award kategori Karya Kriya Terbaik No
Peraih Penghargaan
Karya
1
F. Widayanto
Kalung keramik Kerenceng (produk keramik)
2
Ririn Chairin Haryati
Penghangat teko (produk serat alam)
3
Rumah Songket
Songket jingga (produk tekstil)
4
Deya
Wadah buah bentuk daun (produk kayu)
5
Out of Asia
Set perlengkapan kamar mandi (produk batuan)
6
Dekranasda Sulawesi Tenggara
Bros Kalosara (produk logam)
7
Leginayba
Kalung tanduk pintu Aceh (produk material alami lain)
sekedar jadi tempat memamerkan, tapi juga harus mengedepankan nilai-nilai edukasi dan pelatihan. Dengan begitu, daya saing produk kerajinan kita di pasar internasional akan meningkat,” tandas Hj. Iriana Joko Widodo, Pembina Dekranas. Lalu, dari 70 stand yang ada, di hari terakhir pameran terpilihlah tiga stand untuk mendapat penghargaan Penataan Stand Terbaik. Stand Dekranasda Provinsi Jawa Timur sukses keluar sebagai pemenang I dan berhak atas hadiah sebesar Rp 4,5 juta. Sementara Stand Dekranasda Provinsi DKI Jakarta harus puas menjadi pemenang II dan memperoleh hadiah sebesar Rp 3,5 juta. Terakhir, hadiah sebesar Rp 2,5 juta sukses diboyong Stand Dekranasda Provinsi Jambi yang terpilih sebagai pemenang III Selain pameran produk kerajinan, para pengunjung pameran juga disuguhi beragam agenda seperti talkshow, demo sulam, pemakaian kain dan decoupage, fashion show dari desainer Sebastian Gunawan dan pengurus Dekranas, juga workshop seputar serat, pewarnaan alam, e-commerce, dan mobile app. Tak lupa, Dekranas juga memberikan penghargaan kepada para pemenang Lomba Desain Cinderamata bagi siswa/i SMA/SMK dan Dekranas Award, serta Dekranasda yang berprestasi. Selama 4 hari penyelenggaraannya, tercatat ada 15.245 orang yang mengunjungi Pameran KRIYA NUSA.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
info dekranas
Dekranas Held KRIYA NUSA Exhibition Opened by Mufidah Jusuf Kalla, Chairman of Dekranas, the exhibition was named “KRIYA NUSA” and attended by a number of important guests. “Dekranas Craftsmen Creative in the Digital Era” is the grand theme chosen by Dekranas this time. It means that craftsmen, especially the younger artists, are called to create with greater creativity.
Sepatu berbahan kulit sintetis yang dipadu dengan kreasi anyaman bambu Koleksi: Bintang Puspayoga
Participated by 70 craft stands, the KRIYA NUSA Exhibition
Pemenang DEKRANAS Award kategori Pembina Teladan
was held at the Convention Hall SME Tower, South Jakarta, on May 17-20, 2016. In addition to handicraft products, the
No
Peraih Penghargaan
exhibition visitors could also enjoy talkshows, embroidery
1
Ketua Dekranasda Jawa Tengah (Pembina Teladan Terbaik)
2 3
Ketua DekranasdaLampung Ketua Dekranasda Jawa Barat
4
Ketua Dekranasda Jawa Timur
Sebastian Gunawan and the
5
Ketua Dekranasda DKI Jakarta
management of Dekranas,
DEKRANASDA Peraih Penghargaan
demonstration, sarong and decoupage usage, fashion show by designer
as well as a workshop on fibers, natural dye, e-commerce, and mobile
No
app.
DEKRANASDA
Kategori
1
Kalimantan Timur
2
NTB
3
Sumatera Utara
Keunggulan Inovasi Keunggulan Kepemimpinan dan Koordinasi Keunggulan Promosi Regional
4
Sumatera Barat
Kepedulian Sosial
5
Aceh
Pemanfaatan Teknologi
6
Jambi
Kearifan Lokal
7
D.I Yogyakarta
Pengakuan Internasional
Dekranas also awarded the winners of the Souvenir Design Competition for High/Vocational Schools Students and the Dekranas Award, and top achieving Dekranasda. In the 4-day exhibition, there were 15,245 visitors to the KRIYA NUSA Exhibition.
Tenun Ulos Tapanuli Tengah
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
81
82
info dekranas
Rakernas Dekranas
Lahirnya 6 Poin Prioritas Dekranas dan Dekranasda Selain Pameran KRIYA NUSA, HUT Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ke-36 dirayakan dengan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang diikuti oleh seluruh elemen Dekranas dan Dekranasda Provinsi, Kabupaten, dan Kota seluruh Indonesia. KONTRIBUTOR: Bintang puspayoga dan liza mustafa abubakar
Rakernas Dekranas diselenggarakan bertepatan pada hari kedua berlangsungnya Pameran KRIYA NUSA, yakni 18 Mei 2016. Bertempat di SMESCO Convention Center, Rakernas Dekranas secara resmi dibuka oleh Mufidah Jusuf Kalla, Ketua Umum Dekranas, dan
Para Ketua Bidang memberi pengarahan program disaksikan ketum Dekranas
dilanjutkan dengan Paparan dari Erni Tjahjo Kumolo, Ketua Harian Dekranas, tentang Program Prioritas Dekranas yaitu Program Pengembangan Tenun. Masing-masing Ketua Dekranasda Provinsi yang hadir pun turut menyampaikan laporan singkatnya terkait produk unggulan provinsinya. Dari pemaparan-pemaparan tersebut, terumuskanlah 6 poin krusial untuk menjadi tugas kerja Dekranas dan Dekranasda.
1.
Pentingnya membangun komunikasi efektif antara Dekranas dan Dekranasda guna meningkatkan produktivitas perajin dan kualitas kerajinan Indonesia.
2. Dekranasda wajib berperan aktif dalam membina para perajin daerah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 3. Sinergi antara Dekranas dan Dekranasda perlu
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
diperbaiki untuk meningkatkan daya saing produk kerajinan lokal hingga dapat bersaing di pasar lokal dan internasional. 4. Dekranas dan Dekranasda perlu bekerjasama dalam meningkatkan manajemen usaha melalui pelatihan dan pendampingan, utamanya di bidang kewirausahaan, mutu, desain, kompetisi, promosi, dan pemasaran. 5. Dekranas dan Dekranasda perlu menggalakan sosialisasi pemanfaatan teknologi digital kepada para perajin agar mutu promosi dan pemasaran kerajinan Indonesia dapat meningkat. 6. Dekranas dan Dekranasda harus mendorong para perajin untuk memanfaatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI) serta menerapkan standar mutu produk.
desember 2016
info running dekranas head
Suasana rakernas seluruh Indonesia
“Keenam poin tersebut dirumuskan bukan sebagai formalitas Rakernas semata. Lebih dari itu, enam poin tersebut merupakan agenda prioritas yang harus kita laksanakan sampai tuntas demi masa depan produk kerajinan Indonesia yang lebih baik,” tutur Ketua Umum Dekranas. Ibu ketua Umum Dekranas, Mufidah Jusuf Kalla, mengikuti dengan saksama acara Rakernas dari awal hingga akhir. Oleh karena itu, diharapkan ketua-ketua Dekranasda provinsi kabupaten/kota dapat hadir secara aktif di Rakernas selanjutnya, karena acara ini merupakan ajang konsolidasi
Dekranas National Work Meeting (Rakernas)
The New Initiative of 6 Priority Points for Dekranas and Dekranasda
kegiatan dan fungsi peran agar menjadi lebih baik lagi. Rakernas Dekranas was held on the second day of the Diharapkan pula, 6 poin ini dapat menjadi panduan untuk
KRIYA NUSA Exhibition, on May 18, 2016. Held in SMESCO
langkah Dekranas selanjutnya dalam melestarikan karya-
Convention Center, Rakernas Dekranas was officially opened
karya kerajinan nusantara.
by Mufidah Jusuf Kalla, Chairman of Dekranas, and followed by a Presentation from Erni Tjahjo Kumolo, Managing Chairman of Dekranas, on Dekranas’ Priority Program, which is the Weaving Development Program. To provide information about the development and challenges of each province, the Chairman of each Provincial Dekranasda also presented their respective report on the province’s flagship product. The presentations finally identified 6 crucial points as the work tasks of Dekranas and Dekranasda. The 6 points are expected to be a guideline for Dekranas’ next step in preserving national handicraft pieces.
Dari kiri: Ikhwan Asrin, Nina Tursina, Ratu Munawaroh, Nora Ryamizard Ryacudu.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
83
84
pemberdayaan
1
Dekranas Gandeng PT Buma Gelar Berau Creative 2016 Dibalik kepopuleran objek wisata Pulau Borneo ternyata tersimpan kekayaan warisan seni dan budaya, salah satunya Berau, Kalimantan Timur. Tapi sayang, seiring berjalannya waktu pamor Berau kian luntur. Kondisi ini memotivasi Dekranas mengajak PT Buma lestarikan seni dan budaya Kalimantan lewat Berau Creative 2016. KONTRIBUTOR: ANDI MARCELyA hamid awaludin dan Riniaty soejono
Dekranas bekerja sama dengan
PT Buma menjalin kerja sama
PT Buma yang memiliki program
dengan Dekranas mengadakan
Corporate Social Responsibility (CSR)
kegiatan pelestarian seni budaya
menggelar kegiatan peningkatan
Berau yang keasliannya mulai
kapasitas SDM Kreatif bertajuk Berau
luntur akibat transformasi. Bahkan
Creative 2016. Kegiatan ini berupa
tidak sedikit karena perubahan
workshop yang memfokuskan pada
zaman seni budaya tersebut
regenerasi keterampilan bidang kriya
terancam kelestariannya.
dan fesyen.
2
Tujuan dari workshop ini adalah
PT BUMA sebagai kontraktor
untuk meningkatkan kegiatan
pertambangan batu bara di Kalimantan
ekonomi kreatif masyarakat di
Timur memiliki kepedulian terhadap
sekitar industri pertambangan.
kesejahteraan dan peningkatan
Meregenerasi seni budaya
kegiatan seni budaya masyarakat
Kalimantan Timur dan membangun
Kalimantan Timur. Atas dasar itulah
sinergitas antara pemerintah 3
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
pemberdayaan
1 Pengurus
Dekranas dan PT Buma berfoto bersama setelah penandatanganan kerjasama
2 Pidato Ketua
Harian Dekranas, Ibu Erni Tjahjo Kumolo
4
3 Ibu Yantie
Isfandiary Airlangga, Ketua Bidang Daya Saing Produk memberikan sambutan
4 Dari kiri: Yuna
Nasution, Dewi Raden Pardede, Syanni, Triana Rudiantara, Lina Nasution, Nora Rachudu
5 Para pengurus
Dekranas Pusat mengabadikan momen dengan foto bersama
5
Dekranas Initiated a Cooperation with PT Buma in Berau Creative 2016 The National Handicraft Council (Dekranas) in cooperation with PT Burma in its Corporate Social Responsibility (CSR)
pusat dan daerah. Workshop-nya
29 Agustus sampai 3 September
program held the Creative HR capacity
dilaksanakan dalam tiga gelombang, di
2016 dengan tema Creative Camp.
development event named Berau Creative
mana gelombang pertama berlangsung
Diikuti oleh 75 orang mewakili
2016. It is a workshop that focuses
di Balai Mufakat, Tanjung Redeb,
perguruan tinggi/IKM dan pelajar
on craftsmanship and fashion skills
Kabupaten Berau. Gelombang kedua
di Indonesia. Termasuk 5 orang
regeneration.
di Bali Creative Industry Center (BCIC),
peserta terbaik dan 5 orang dari
Denpasar, Bali. Terakhir, gelombang
IKM Kabupaten Berau.
ketiga di Desa Panglipuran, Bangli, Bali.
Tujuan Creative Camp ini adalah untuk mengembangkan kapasitas
Pada pelatihan gelombang pertama
SDM kreatif melalui wawasan
yang berlangsung 30 Mei-3 Juni 2016
desain tentang material, proses,
diikuti oleh 85 orang yang terdiri dari
teknologi, tren, kriya, fesyen
5 orang perajin dan 80 pelajar SMA/
dan kewirausahaan. Peningkatan
SMK. Pelatihan yang dibuka oleh
keterampilan desain serta brain
Ketua Dekranas Kabupaten Berau,
storming cara memperluas jejaring
Sri Juniarsih Maksir ini tidak hanya
antar peserta, narasumber dan
melahirkan seniman-seniman Berau
komunitas kreatif.
yang kreatif tapi juga terciptanya komunitas anak-anak Berau yang cinta kriya. Mereka menyebut diri
Rangkaian kegiatan Berau Creative
The objective of this workshop is to increase creative economy activities among those in the mining industry, regenerate the East Kalimantan’s cultural art and build synergy between the cental government and th regional government. The workshop was held in three stages, with the first stage held at the Mufakat Center, Tanjung Redeb, Berau Regency. The second stage was at the Bali Creative Industry Center (BCIC), Denpasar, Bali. Lastly, the third stage was at the Panglipuran Village, Bangli, Bali.
2016 yang dimulai dari Mei hingga September ini ditutup dengan
The series of activities held as part of
pameran hasil karya pelatihan.
Berau Creative 2016, which began in May
Digelar bertepatan dengan acara
and ended in September, was closed with
Pelatihan gelombang kedua,
ulang tahun Kabupaten Berau
an exhibition of the pieces created in the
Purwarupa workshop berlangsung pada
yang ke-63 di Pasar Sanggam Adji
training. It was held on Berau Regency’s
22 Agustus sampai dengan 27 Agustus
Dilayas, Tanjung Redeb Kabupaten
63rd anniversary at the Sanggam Adji
2016. Untuk pelatihan gelombang
Berau, pada 15 September 2016.
Dilayas Market, Tanjung Redeb Berau
dengan nama AKRAB (Anak Kreatif Berau).
terakhir dilaksanakan pada tanggal
desember 2016
Regency, on September 15, 2016.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
85
86
pemberdayaan
Pelatihan Digital Crafter dan Serat Alam
Perajin Melek Digital, Kreativitas dan Produktivitas Pun Meningkat KONTRIBUTOR: Dewi raden pardede
Tim Digital Crafter dan serat alam berfoto bersama.
Sebagai organisasi yang menjadi
pemanfaatan dan pengolahan serat
Pasalnya, internet kini sudah menjelma
wadah berhimpunnya para penggiat
alam di sekitar perajin seperti
jadi sarana pokok promosi produk
industri kerajinan nasional, Dewan
pengolahan kapas, serat rawi, dan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Kerajinan Nasional (Dekranas)
budidaya ulat sutra. Agenda pelatihan
Dalam pelatihan ini, Dekranas sudah
terus berupaya memotivasi serta
ini sendiri dipandu oleh Tim Promosi,
menyediakan tutorial mengenai website
memfasilitasi para perajin Indonesia
Humas, dan Publikasi Dekranas
resmi Dekranas, www.dekranas.id
agar terus meningkatkan kualitas
yang dipimpin langsung oleh Triana
di mana perajin bisa memajang dan
karyanya. Salah satu upaya tersebut
Rudiantara, Dewi Raden Pardede, dan
mempromosikan produk-produknya
dapat ditemui di rangkaian agenda
Cora Amyra.
yang telah dikategorikan ke dalam
perayaan HUT Dekranas ke-36.
Khusus untuk pelatihan digital crafter,
8 jenis bahan baku, yakni anyaman, tekstil, keramik, kayu, logam, batuan,
Berbarengan dengan Pameran KRIYA
ini adalah kali kedua pelatihan ini
NUSA, pada 19 Mei 2016 Dekranas
digelar setelah pada Februari lalu
memberikan tiga pelatihan bagi para
Dekranas juga menggelar pelatihan
Selain itu, Dekranas juga membagikan
pengunjung pameran, khususnya
serupa di Garut, Jawa Barat. Tujuan
booklet panduan seputar digital
para perajin. Tiga pelatihan tersebut
diadakannya pelatihan ini adalah
crafter. Selama pelatihan, dapat
adalah pengenalan website dekranas.
agar para perajin terpanggil untuk
terlihat animo perajin yang hadir dari
id berisi edukasi terkait perbaikan
mau memanfaatkan fasilitas internet
berbagai provinsi untuk mengetahui
kualitas, proses produksi, manajemen
sebagai media pemasaran karya
keuntungan penggunaan internet bagi
usaha, pelatihan mobile apps, serta
kerajinannya.
bisnis mereka.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
serat alam, dan bahan alam lainnya.
desember 2016
pemberdayaan
Sementara itu, pelatihan tentang sutera dan serat alam dipandu oleh Soetomo Kaum selaku ahli serat alam. Pelatihan diikuti lebih dari 100 orang perajin dari berbagai Dekranasda seluruh Indonesia. Di sini, Soetomo tidak hanya memberi penjelasan mengenai jenis-jenis benang dari bahan serat alam yang dapat ditemukan di Indonesia. Melainkan juga mengajari para perajin mengenai proses pembuatan benang sutra dari serat alam. Bahkan, Dekranas juga menyediakan booklet mengenai serat alam untuk membantu perajin mengetahui seluk beluk serat alam. Tiga pelatihan ini diharapkan dapat mempertebal semangat kewirausahaan para perajin sekaligus meningkatkan kreativitas mereka. Tidak hanya kreativitas dalam berkarya, namun juga dalam memasarkan karya-karya mereka. Hasilnya, produktivitas perajin meningkat, daya saing produk kerajinan Indonesia pun dapat diperhitungkan di mata dunia. Untuk lebih mengenal programprogram Dekranas, kunjungilah website Dekranas www.dekranas.id.
Digital Crafter and Nature Fiber Training
Digital Crafter, Improving Their Productivity and Creativity At the KRIYA NUSA Exhibition on May 19, 2016, Dekranas gave two trainings to the exhibition visitors, especially the Para perajin dari berbagai Dekranasda sedang mengikuti pelatihan.
craftsmen. The trainings were online marketing training (digital crafter) through Dekranas’ website and mobile apps, and the application of silk thread on natural fiber For the digital crafter training, Dekranas prepared a tutorial on how the craftsmen can display their creations through the Dekranas’ official site, www.dekranas.id. In addition to digital crafter, Dekranas also organized a technical training on the application of silk thread on natural fiber. Soetomo Kaum as the natural fiber expert was present to guide the training. The three trainings were expected to improve the entrepreneurship of the craftsmen and to develop their creativities, not only on their crafts, but also in marketing their crafts. As a result the productivity of the craftsmen improved and the competitive edge of Indonesian crafts is recognized in the world.
Ahli serat alam Bapak Sutomo menjelaskan proses pembuatan kain berbahan rami.
desember 2016
kunjungi website dekranas
www.dekranas.id dan download Aplikasi “Kriya” melalui google play store
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
87
88
jalan-jalan
Rumah adat yang sering menjadi daya tarik wisatawan.
Keindahan Budaya dari Pesisir Danau Toba KONTRIBUTOR: DEWI RADEN PARDEDE
Sebagai pusat kerajinan ulos, Tobasa jelas menyimpan potensi yang menjanjikan di bidang pariwisata. Budaya tenun yang telah hidup selama ratusan tahun begitu kental terasa di kabupaten yang areanya mengelilingi Danau Toba ini. Salah satu desa yang paling menarik perhatian adalah Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan. Daya tarik utama desa ini adalah pemandangan khas di mana para perajin sedang menenun di rumah mereka. Di balebale rumahnya, para perajin tenun ini seolah sengaja beratraksi dengan keterampilan menenun mereka. Dengan lincahnya, para penenun memintal benang menjadi kain menggunakan alat tenun tradisional. Tak jarang pula para wanita penenun melakukan aktivitas menenun mereka di bawah pohon rindang sembari bercengkerama satu sama lain. Menariknya, para perajin ini
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) adalah salah satu pusat penghasil tenun ulos di Sumatera Utara. Aktivitas menenun yang berdampingan dengan keindahan alam menawarkan potensi pariwisata yang tiada dua.
Penenun ulos di dea Silaen
sangat terbuka terhadap para wisatawan yang datang dan ingin menyaksikan langsung prosesi menenun. Bahkan, mereka juga mengizinkan wisatawan yang ingin mencoba menenun secara langsung menggunakan alat tenun tradisional. Lalu, tenun ulos yang sudah jadi tidak serta merta disimpan, melainkan dipajang di etalase sepanjang
desember 2016
jalan-jalan
Tobasa Ulos Weaving Foto dokumentasi dari Toba Odyssey
jalan yang biasa dilalui wisatawan. Motif yang kaya dan warna yang beragam dari kain ulos menciptakan pemandangan mengagumkan di sepanjang jalan . Seolah ada pelangi yang menjembatani desa tersebut dengan panorama surgawi dari riak tenang Danau Toba. Namun, yang paling menarik adalah para wisatawan juga bisa membeli kain ulos langsung dari si penenun. Harga ulos yang ditawarkan berkisar antara Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu untuk jenis ulos standar. Sedangkan untuk ulos kualitas tinggi dapat mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta. Harga yang relatif mahal ini dinilai layak mengingat proses pengerjaan ulos yang amat rumit dan memakan waktu lama. “Satu kain bisa dikerjakan selama seminggu lebih. Wajar, sebab kain ulos dikenal kaya akan motif, warna, dan makna,” urai Tiur Tampubolon, 52 tahun, seorang penenun Tobasa. Sayangnya, harga tersebut nampak belum cukup untuk meningkatkan kondisi perekonomian para perajin. Diakui Tiur, akhirakhir ini wisatawan yang berkunjung semakin sepi, hingga dalam sebulan ia hanya bisa mengantungi keuntungan sebesar Rp 500 ribu dari hasil penjualan tenun. Bila sudah begini, tak ada alasan bagi semua pihak terkait untuk tidak berperan serta dalam membangun iklim pariwisata di Tobasa. Apalagi Danau Toba telah ditetapkan sebagai destinasi pariwisiata prioritas oleh pemerintah. “Desa dan kabupaten di sekitar Toba harus siap memberi suguhan tenun terbaik untuk wisatawan,” himbau Sahat Tambun, pengusaha ulos dari Kabupaten Karo.
Tari tor-tor melengkapi destinasi wisata Toba
desember 2016
The Cultural Beauty from The Coast of Toba Lake Toba Samosir (Tobasa) is one of ulos weaving production center in North Sumatra. Weaving activities at the side of the nature’s beauty offers an incomparable tourism potential. As ulos weaving center, Tobasa obviously has a promising potential in tourism sector. The weaving culture that has lived for hundreds of years is deeply felt in this district that surrounds the area of Toba Lake. One of the most interesting village is Lumban Suhi-Suhi Toruan. The main attraction of this village is its special scenery where the weavers are weaving in their house. At their home yard, it is the weavers’ showcase of their weaving skill. Lively, the weavers spun yarns into fabric using tradisional loom. Even the women weavers often do the weaving under shady trees while chatting with each other. Interestingly, the weavers are very open to the tourists who come to see the weaving process directly. Even they allow the tourists to use the traditional loom to weave. Then, the finished ulos weavings are not directly stored, but displayed at the roadside that is usually taken by the tourist. Ulos’ rich motifs and colors creates an incredible scenery along the way. As if there is a rainbow that bridge the village and the heavenly view of Toba Lake. But, the most interesting is that the tourists can also buy ulos directly from the weavers. Standard ulos price is ranged from Rp 200 thousands to Rp 500 thousands. While high quality ulos price is ranged from Rp 1 million to Rp 5 millions. The relatively expensive price is considered worthy considering the weaving process of ulos that is very complex and time consuming. “A piece of fabric can be finished in a week or more. It’s normal, because ulos is rich in pattern, color, and meaning,” said Tiur Tampubolon, 52 years old, a weaver from Tobasa. Unfortunately, the price seems not enough to improve the economic conditions of the weavers. According to Tiur, the decreasing number of tourist makes her only get a profit of Rp 500 thousands in a month. Then, there is no reason for all concerned parties to not participate in establishing the tourism climate in Tobasa. Not to mention that Toba Lake has been categorized as a priority tourism object. “The villages around Toba Lake must be ready to give a weaving-atmosphered tourism activity to the tourists,” Sahat Tambun, ulos entrepreneur from Karo district, urged.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
89
90
info dekranas - oase
Pengurus Oase dan Dekranas berfoto bersama saat berkampanye di Bundaran HI Jakarta.
Kampanye Dekranas-OASE
Bersatu Perangi Narkoba, Pornografi, dan Kekerasan KONTRIBUTOR: Nora Ryamizard Rachudu
Tak ingin narkoba, pornografi, dan kekerasan terus menjadi ancaman di lingkungan sosial Indonesia, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar kampanye bertemakan “Keluarga Indonesia Menolak Narkoba, Pornografi, dan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.” Memanfaatkan momentum Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia, Dekranas bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja - perkumpulan para istri pejabat negara - menggelar acara dengan tema Keluarga Indonesia Menolak Narkoba, Pornografi, dan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak pada Minggu, 4 September 2016. Fokusnya jelas, yakni menyuarakan penolakan terhadap narkoba, pornografi, dan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selain menyuarakan penolakan terhadap narkoba, pornografi dan kekerasan terhadap perempuan dan anak, kampanye ini sekaligus merupakan ajang mempromosikan tenun sebagai kain warisan budaya Indonesia. Dekranas pun lantas memperkenalkan gerakan “GA PAKE TENUN, GA GAYA,” “Tujuannya
supaya posisi tenun di mata masyarakat Indonesia bisa lebih baik hingga akhirnya dikenal luas dan bisa dikenakan sebagai pakaian sehari-hari,” tukas Nora Ryamizard Ryacudu, Ketua Bidang Kreatif Dekranas sekaligus Pengurus OASE. Kampanye ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal lahirnya generasi muda yang bersih dari narkoba dan pornografi, anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak, sekaligus mencintai tenun. Seperti yang tercantum dalam salah satu misi Dekranas-OASE untuk melestarikan tenun sekaligus merevolusi mental generasi muda Indonesia.
Dekranas-OASE Campaign
Fighting Illegal Drugs, Pornography, and Violence As One Taking the momentum of Car Free Day at the Bundaran Hotel Indonesia, DEKRANAS in cooperation with the Era Solidarity Action Organization or Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) of the Working Cabinet – a group of national officer’s wives – held an event with the theme Indonesian Families Saying No to Illegal Drugs, Pornography, and Violence Against Women and Children on Sunday, September 4, 2016. In addition to campaigning against illegal drgus, pornography and violence against women and children, the campaign was also an opportunity to promote woven textile as an Indonesian cultural heritage. DEKRANAS also introduced the movement “GA PAKE TENUN, GA GAYA (NO WEAVING, NO STYLE),” “the objective is so that the reputation of weaving among Indonesians can improve to greater recognition and to be worn every day,” said Nora Ryamizard Ryacudu, the Head of Creative Field of DEKRANAS and the Management of OASE.
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
penghargaan
Majalah KRIYA Raih Best Corporate Own Media 2016 Kontributor: bimo logo pribadianto
Pada 29 November lalu, Majalah KRIYA yang dipublikasikan Dekranas sukses menyabet penghargaan Best Corporate Own Media 2016 pada ajang Program PR of the Year 2016 yang diselenggarakan Mix Marketing Communication di InterContinental Mid Plaza Jakarta. Di sini, ada 6 kriteria atau parameter yang dipakai dewan juri dalam menilai corporate own media yang berpartisipasi. Keenam kriteria tersebut antara lain relevansi konten, desain grafis, rubrikasi, aktualisasi, bahasa, dan fotografi dan ilustrasi. Adapun dewan juri
Ana Mustamin (kanan), salah satu juri PR Program of The Year di dampingi oleh Dyah Hasto Palupi (kiri) selaku Redaktur Kompartemen Majalah MIX, menyerahkan penghargaan kategori Own Media kepada Redaktur Pelaksana Majalah KRIYA, Dewi Raden Pardede.
yang terlibat merupakan sejumlah praktisi, akademisi, dan media.
Pada ajang yang sudah terselenggara selama 10 tahun
KRIYA Magazine Won Best Corporate Own Media 2016
ini, Dewi Raden Pardede selaku
KRIYA, Dekranas internal magazine, won Best Corporate Own Media
Redaktur Pelaksana Majalah Kriya
Award 2016 in PR Program of the Year 2016 held by Mix Marketing
hadir untuk menerima langsung
Communication in November 29th, 2016. There are six criteria or
penghargaan Best Corporate Own
parameters that were used by the judges in assessing the participant’s own
Media 2016. Diharapkan, ajang
media. They are content relevance, graphic design, rubrics, actualization,
ini mampu memompa semangat
language, and photograph and illustration. Meanwhile, the judges were a
korporasi-korporasi di Indonesia
group of experts consist of practitioners, academics, and media.
untuk mempublikasikan own media
This award was received directly by Dewi Raden Pardede as KRIYA
yang kreatif dan informatif agar
Managing Editor. This award is expected to be able to motivate the
misi-misinya dapat tersampaikan
corporate to published creative and informative own media to deliver their
kepada seluruh masyarakat
mission to Indonesian people.
Indonesia.
desember 2016
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
91
92
running head
kriya indonesian crafts
DEWAN KERAJINAN NASIONAL (DEKRANAS)
KRIYA INDONESIAN CRAFTS
desember 2016
edisi 36 desember 2016
Rumah Kriya Asri Jl. Ampera Raya 1000, Jakarta Selatan, Indonesia Telp: 021 789 2140, 021 789 2141 Website: www.dekranas.id Email:
[email protected]