PENERAPAN MODEL COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PELAJARAN IPA MATERI FUNGSI ALAT INDERA DAN PEMELIHARAANNYA SEMESTER GANJIL DI SDN I TAMAN KECAMATAN SUMBERMALANG KABUPATEN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ruli Darliana1 Vidya Pratiwi, S.Pd.2 Abstract: The method can be used to improve student learning outcomes is "Cooperative Script is a method of learning in which students work together in pairs and take turns orally summarizing part dipelajari.Jenis part of the material of this study is action research (PTK) .At first cycle , by 60% while the second cycle 90% .Berdasarkan above description of student activity in the classical persiklus continue meningkat.Berdasarkan results of the analysis of student activity. Cooperative learning science with models Script increased in each cycle. In the first cycle as a whole obtained a percentage of student activity () = 68.74%, when adjusted for student activities such as the criteria in Table 3.1, it is classified as a category is quite active. While in the second cycle of learning has increased by 19.79% from 68.74% to 88.75%, in which case the activity of students during the learning Cooperative Script relatively active.
KeyWord: Cooperative Script, learning, and students
1 2
Alumni FKIP PGSD UNARS Situbondo Dosen FKIP PGSD UNARS Situbondo
strategi
PENDAHULUAN Sistem
pendidikan
di
Indonesia ternyata telah mengalami banyak
perubahan.
Perubahan-
perubahan itu terjadi karena telah dilakukan
berbagai
pembaharuan
dalam
Akibat
pengaruh
usaha pendidikan.
itu
pendidikan
semakin mengalami kemajuan. Berhasilnya
tujuan
pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,
karena
langsung membina
guru
atau
cara
dalam
menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh
peningkatan
prestasi
belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu
membantu
siswa
berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya menguatkan terhadap
akan
lebih
pemahaman
siswa
konsep-konsep
yang
diajarkan.
secara
Berdasarkan uraian tersebut di
dapat
mempengaruhi,
atas penulis mencoba menerapkan
dan
meningkatkan
salah satu metode pembelajaran,
kecerdasan serta keterampilan siswa.
yaitu penerapan menjelaskan bahwa
Untuk mengatasi permasalahan di
“Cooperative
atas dan guna mencapai tujuan
metode
pendidikan secara maksimal, peran
bekerjasama berpasangan, dan secara
guru sangat penting dan diharapkan
lisan
guru memiliki cara/model mengajar
bagian bagian dari materi yang
yang baik dan mampu memilih
dipelajari”.
model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Script
belajar
bergantian
merupakan
dimana
murid
mengikhtisarkan
Menurut Brosseau yang dikutip oleh Hadi (2007:18) pembelajaran cooperativescript
adalah
kontrak
Untuk itu diperlukan suatu
belajar yang eksplisit antara guru
upaya dalam rangka meningkatkan
dengan siswa dan siswa dengan
mutu pendidikan dan pengajaran
siswa
salah satunya adalah dengan memilih
berkolaborasi.
mengenai Siswa
cara-cara bersama
dengan pesangannya memecahkan
benar-benar memberdayakan potensi
masalah secara bersama-sama. Siswa
siswa
dituntut untuk beraktivitas sendiri,
pengetahuan yang telah didapatkan
Siswa menemukan sendiri suatu
dan
konsep atau mampu memecahkan
benar-benar
masalah sendiri.
digunakan untuk meningkatkan hasil
Berdasarkan tersebut,
dalam
cooperative
script
kesepakatan
untuk
pengertian pembelajaran
juga
mengaktualisasikan
keterampilannya, sangat
sesuai
jadi jika
belajar siswa dalam penyelesaian masalah
suatu
Dalam metode pembelajaran
berkolaborasi
cooperative script siswa lebih aktif
memecahkan suatu masalah dengan
dalam memecahkan masalah dan
mandiri.
untuk
Pada
terjadi
untuk
pembelajaran
melakukan
kerjasamanya
cooperative script masalah yang
dengan teman-temannya sedang guru
dipecahkan
berperan sebagai pembimbing atau
bersama
akan
disimpulkan bersama. Peran guru
memberikan
sebagai fasilitator yang mengarahkan
memecahkan masalah itu.
siswa untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, guru mengontrol siswa selama pembelajaran berlangsung dan guru memberikan pengarahan jika siswa merasa kesulitan. Pada interaksi siswa selama pembelajaran berlangsung diskusi,
terjadi
kesepakatan,
menyampaikan
pendapat
dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang
disimpulkan,
kesimpulan belajar
yang
membuat
bersama. terjadi
Interaksi benar-benar
petunjuk
cara
Dari latar belakang di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Penerapan Model Cooperatif
Script
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pelajaran IPA Materi Fungsi
Alat
Indera
dan
Pemeliharaannya Semester Ganjil Di SDN
1
Taman
Kecamatan
Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013”. Adapun
rumusan
masalah
dominan siswa dengan
dalam penelitian ini adalah sebagai
siswa. Dalam aktivitas siswa selama
berikut : a) Bagaimanakah langkah –
pembelajaran
langkah peningkatan hasil belajar
interaksi
cooperative
script
siwa
dengan
pembelajaran
diterapkannya
Model
Cooperatif
kelas.Penelitian ini juga termasuk penelitian
deskriptif,
sebab
Script? b) Bagaimanakah pengaruh
menggambarkan bagaimana suatu
metode
Model
teknik pembelajaran diterapkan dan
terhadap hasil
bagaimana hasil yang diinginkan
pembelajaran
Cooperatif Script belajar siswa?
dapat dicapai.
Sementara penelitian
ini
itu
adalah
tujuan a)
Untuk
mengetahui kemampuan hasil belajar siswa kelas 4 setelah diterapkannya pembelajaran
Model
Cooperatif
Script pada pelajaran IPA materi fungsi alat indra dan pemeliharaanya semester
ganjil
SDN
Kecamatan Kabupaten Pelajaran
I
Taman
Sumbermalang Situbondo 2012/2013.
Menurut
Sukidin
dkk.
(2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: 1) Penelitian tindakan guru sebagai peneliti 2) Penelitian tindakan kolaboratif 3) Penelitian
tindakan
simultan
terintegratif
Tahun b)
Untuk
meningkatkan belajar siswa kelas 4
4) Penelitian
ganjil SDN I Taman Kecamatan
sosial
eksperimental.
pada pelajaran IPA materi fungsi alat indra dan pemeliharaanya semester
tindakan
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya.
Sumbermalang Kabupaten Situbondo Menurut Oja dan Smulyan
Tahun Pelajaran 2012/2013.
sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciriciri dari setiap penelitian tergantung
METODE PENELITIAN
pada: Penelitian
ini
merupakan
penelitian
tindakan
research),
karena
dilakukan masalah
untuk
(action penelitian
memecahkan
pembelajaran
di
1) Tujuan utamanya
atau pada
tekanannya 2) Tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar
3) Proses yang digunakan dalam melakukan penelitian
HASIL PEMBAHASAN
4) Hubungan antara proyek dengan sekolah. Dalam
penelitian
ini
menggunakan bentuk guru sebagai
PELAKSANAAN SIKLUS I Perencanaan Pada tahap ini dilakukan
peneliti,
dimana
guru
sangat
beberapa kegiatan yang meliputi
berperan
sekali
dalam
proses
penyusunan Rencana Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas. Dalam
Pembelajaran (RPP), wacana yang
bentuk ini, tujuan utama penelitian
akan dibuat ikhtisar, soal latihan
tindakan
individu, dan pedoman observasi
kelas
ialah
meningkatkan
untuk
praktik-praktik
pembelajaran
di
kelas.
aktifitas siswa.
Dalam
kegiatan ini, guru terlibat langsung secara
penuh
perencanaan,
dalam
tindakan,
proses observasi,
dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini dilaksanakan
Tindakan Siklus I Sesuai dengan rencana yang telah disusun, pelaksanaan penelitian disesuaikan
dengan
jadwal
pembelajaran di Kelas IV SDN 1 Taman.
Untuk
ini
dilaksanakan
dibagi dalam tiga putaran, yaitu
dengan rincian pertemuan I untuk
putaran 1, dan 2dimana masing
pre-tes dan pertemuan II untuk
putaran dikenai perlakuan yang sama
menerapkan
(alur kegiatan
Cooperatif
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
kali
I
selama tiga siklus/putaran.Observasi
yang sama) dan
2
siklus
model
pertemuan
pembelajaran
Script
sekaligus
pemberian post-tes. 1) Pertemuan I (Selasa, 03 Juli 2012) Pada
pertemuan
pertama,
peneliti memberikan pre-tes dengan
materi
Fungsi
Alat
Indera
dan
Fungsi
Alat
Indera
dan
Pemeliharaanya. Tujuan dilakukan
Pemeliharaannya,
pre-tes
mengetahui
kesulitan mengerjakan soal subjektif.
dalam
Sehingga, soal-soal tersebut menjadi
untuk
kemampuan
siswa
memecahkan
masalah
yang
berhubungan dengan Fungsi Alat Indera dan Pemeliharaannya dan
dengan Fungsi Alat Indera dan Pemeliharaannya.
Sebelum
tes
dilakukan, yaitu pada waktu akhir observasi kelas pada 03 Juli 2012, diberikan informasi kepada siswa untuk mempelajari materi tentang Fungsi
Alat
Indera
dan
Pemeliharaannya. Jumlah soal pada pre-test pada materi Fungsi Alat Indera dan Pemeliharaannya terdapat 5 soal, soal bersifat subjektif (essay). Hasil pre-tes tersebut juga digunakan sebagai
pertimbangan
dalam
menyusun pasangan belajar yang disusun
berdasarkan
siswa
yaitu
kemampuan
siswa
dengan
siswa
permasalahan bagi mereka. 2) Pertemuan II (Selasa, 17 Juli 2012)
mengetahui kesiapan siswa sebelum menerima materi yang berkaitan
dan
Pertemuan
kedua,
(peneliti)
guru
melaksanakan
pembelajaran
IPA
menggunakan
model
dengan Cooperative
Script dengan materi Fungsi Alat Indera
dan
Pemeliharaannya.
Sebelum pelajaran dimulai, guru (peneliti)
menyampaikan
model
pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran
IPA
yaitu
Cooperative Scriptdan menjelaskan sekilas
tentang
pembelajaran
IPA,
langkah-langkah
jalannya aturan
dan
pembelajaran
Cooperative Script. a.
Pada
awal
pelajaran,
menyampaikan
guru tujuan
dan
pembelajaran dan memotivasi
rendah. Berdasarkan tes tersebut,
siswa. Kemudian guru mengajak
dapat diketahui bahwa 20% saja dari
siswa untuk mengenal sumber-
jumlah keseluruhan siswa yang telah
Fungsi
mencapai ketuntasan. Kendala yang
Pemeliharaannya. Setelah semua
dihadapi
siswa siap menerima pelajaran
kemampuan
tinggi,
terutama
sedang,
kurangnya
pemahaman siswa terhadap konsep
kemudian
Alat
guru
Indera
dan
menjelaskan
pelajaran secara klasikal dan
pun dapat dikendalikan.Setelah
memberikan
siswa
kesempatan
bertanya kepada siswa. b.
Pada
kegiatan
menjelaskan
pasangannya
inti
dengan
masing-masing,
guru
guru memberikan wacana untuk
siswa
dibaca dan dibuat ikhtisar atau
memperhatikan
ringkasan secara berpasangan.
materi
antusias
duduk
meskipun
terdapat
siswa
yang
memperhatikan
beberapa
Pada saat membuat ikhtisar atau
kurang
ringkasan, siswa masih bekerja
karena
siswa
sendiri-sendiri
dan
tidak
tersebut duduk pada bangku
membantu
paling belakang sehingga tidak
mengalami kesulitan, sehingga
terfokus pada penjelasan guru.
kerja sama masih terlihat pasif,
Kemudian guru membagi siswa
bahkan ada siswa yang enggan
dalam
berpasangan
memberi tahu temannya yang
sesuai dengan daftar yang telah
mengalami kesulitan. Hal itu
dibuat oleh peneliti sebelumnya.
disebabkan, siswa terlihat belum
Siswa dibagi dalam 10 pasang
terbiasa dengan situasi tersebut,
karena jumlah seluruh siswa
interaksi antar siswa dengan
dalam kelas tersebut ada 20
pasangannya belum terlihat, ada
siswa. Guru juga menetapkan
2 siswa yang masih tidak mau
siapa yang terlebih dulu menjadi
mengerjakan secara berpasangan
pembicara
yang
dan cenderung ramai sendiri.
menjadi pendengar. Pada saat
Siswa yang pintar cenderung
pembentukan pasangan, suasana
diam dan tidak membantu siswa
kelas
yang
siswa
bentuk
dan
tampak
siapa
gaduh
sibuk
karena mencari
rekannya
kesulitan.
pembuatan
yang
Ketika
ikhtisar
atau
pasangannya, bahkan ada yang
ringkasan
berteriak-teriak
(peneliti) berkeliling melakukan
pasangannya.
mencari Akan
tetapi
bimbingan
berlangsung
kepada
guru
pasangan
kegaduhan tersebut bisa cepat
yang membutuhkan penjelasan
teratasi dan tidak berlangsung
dan terus
lama, sehingga suasana kelas
supaya saling bekerjasama untuk
memotivasi
siswa
membantu pasangannya.Setelah
pengetahuannya sehingga siswa
semua
membuat
lain mengalami kebingungan.
ikhtisarnya, guru meminta siswa
Hal ini disebabkan karena siswa
mempresentasikan hasil setiap
tidak terbiasa untuk presentasi di
pasangan.
depan
selesai
Guru
(peneliti)
kelas,
sehingga
meminta siswa yang menjadi
keberanian
pembicara untuk maju ke depan
berbicara dan menyampaikan
kelas
hasil
dan
ikhtisarnya
membacakan secara
lengkap
siswa
diskusi
untuk
kurang.
membimbing
Guru
siswa
dalam
sambil memasukkan ide dalam
presentasi kelas dan memberikan
ringkasannya,
kesempatan
pendengar
sementara memperhatikan,
siswa
bertanya
tentang
kepada
materi
mengoreksi, menunjukkan ide
kurang
yang
presentasi
kelas
seluruh
pasangan
menghafal ide-ide pokok dengan
menguasai
materi
menghubungkan
guru memberikan soal latihan
kurang
lengkap
membantu
serta
mengingat,
materi
dipahami.
yang Setelah
selesai
dan telah
kemudian
sebelumnya. Setelah pembicara
individu
untuk
mengetahui
selesai membacakan ikhtisarnya,
seberapa
besar
pemahaman
giliran pendengar yang menjadi
siswa dalam menerima pelajaran
pembicara
peran).
dengan
dengan
yang telah diajarkan. Hal ini
Dalam
bertujuan supaya siswa terbiasa
Begitu
(bertukar seterusnya
pasangan
yang
lain.
model
kegiatan presentasi ini guru atau
dalam
peneliti
pemecahan
membimbing
supaya
siswa
pembelajaran
mengerjakan
soal-soal
masalah
yang
pelaksanaan
diberikan dalam bentuk soal
pembelajaran berjalan lancar.
subjektif. Dalam mengerjakan
Tetapi
soal latihan individu,
dalam
pelaksanaan
setiap
presentasi siswa terlihat gugup,
siswa tidak boleh memberikan
malu,
takut.
bantuan
kepada
siswa
Selain itu siswa kurang dapat
Selama
siswa
mengerjakan
mengkomunikasikan
latihan
canggung
dan
soal,
guru
lain.
(peneliti)
melihat beberapa perbedaan cara
siswa
melalui
siswa dalam merencanakan pola,
Cooperative Script.
akan tetapi hal tersebut tidak menjadi
masalah
karena
perbedaan
ide
dalam
pembelajaran
IPA
sangatlah
ditekankan. c.
Kegiatan akhir, guru (peneliti) melakukan
evaluasi
terhadap
jalannya
pembelajaran
telah
dilakukan
membimbing
yang dan
siswa
dalam
menyimpulkan materi sekaligus melakukan tanya jawab dengan
penerapan
model
Selama berlangsungnya tes, keadaan siswa dalam kelas tampak cukup tenang. Namun, ada 4 siswa yang masih belum siap dan kurang paham terhadap pelajaran IPA yang telah diajarkan, sehingga pengerjaan tes
kurang
diperhatikan
dan
cenderung melihat dan mengganggu pekerjaan temannya, tetapi guru (peneliti)
terus
mengawasi
dan
menekankan untuk mengerjakan soal sendiri.
siswa seputar materi yang telah dipelajarinya, khususnya yang berkaitan dengan topik yaitu Fungsi
Alat
Indera
Pemeliharaannya memecahkan
Kegiatan
dan permasalahan
dilaksanakan
observasi untuk
mengamati
semua kegiatan selama pembelajaran
sehari-hari.
yaitu,
Observasi
dan
Kemudian diadakan pos-tes
dengan
model
Cooperative
siswa
Scriptberlangsung.
Kegiatan
diberikan
soal
tes
dengan jumlah 5 soal essay, dengan
observasi
materi
mengetahui aktifitas siswa dalam
Fungsi
Alat
Indera
dan
dilakukan
Pemeliharaannya dan memecahkan
proses
masalah
yang
observasi dilakukan pada saat guru
berhubungan dengan Fungsi Alat
dan siswa sedang melaksanakan
Indera dan Pemeliharaannya. Tes ini
proses pembelajaran, maupun pada
diadakan
untuk
saat siswa sedang membuat ikhtisar
peningkatan
pemahaman
sehari-hari
mengetahui konsep
pembelajaran.
untuk
dengan pasangannya.
Kegiatan
Observasi pada siswa pada saat
membuat
ikhtisar
dengan
pasangannya dan mempresentasikan hasil ikhtisarnya. Aktifitas siswa yang
diamati
memperhatikan
yaitu
kriteria
penjelasan
guru,
E
=
jumlah siswa yang tuntas perorangan x100% jumlah siswa 12 = 100 %= 60 % 20
Refleksi
bertanya kepada guru, kerjasama Berdasarkan
dengan pasangannya, dan semangat dalam pembelajaran. Pada siklus I secara keseluruhan siswa cenderung pasif,
yaitu
ketika
pembelajaran
siswa kurang berani mengajukan pertanyaan
dan
kurang
data
analisis
aktifitas siswa dalam pembelajaran diperoleh hasil persentase aktifitas siswa pada siklus I, yaitu kriteria memperhatikan penjelasan guru = 75.00 %; bertanya kepada guru = 62.50 %; kerjasama dengan pasangan
memperhatikan guru.
= 66.66 %; dan semangat dalam Prosentase ketuntasan belajar a.
Ketuntasan perorangan, seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor
pembelajaran = 70.83 %. Dari data di atas diperoleh aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPA dengan model Cooperative Script secara
63 dari skor maksimal 100.
kalsikal pada siklus I sebesar ( p a ) =
Jumlah siswa yang tuntas secara
68.74%. Apabila disesuaikan dengan
perorangan = 12 siswa
kriteria aktifitas siswa seperti pada tabel 3.1, maka nilai 68.74 %
Jumlah siswa yang tidak tuntas
tergolong kategori cukup aktif.
secara perorangan = 8 siswa Sedangkan berdasarkan hasil b.
Ketuntasan klasikal, suatu kelas dinyatakan
tuntas
apabila
terdapat minimal 85% telah mencapai ketuntasan individual
63 dari skor maksimal 100. Persentase klasikal:
ketuntasan
analisis
pos-tes
menunjukkan
pada
siklus
bahwasiswa
I,
yang
mengikuti pos-test dengan jumlah 20 siswa yang tuntas secara perorangan sejumlah 12 siswa dan siswa yang tidak
tuntas
sebanyak
8
secara
perorangan
siswa.
Persentase
ketuntasan belajar klasikal melalui
langkah pembelajaran pada siklus II
modelCooperative
yang meliputi:
Script
pembelajaran pada siklus I sebesar 60
%.
Sesuai
dengan
ketuntasan,
persentase
dikatakan
belum
kriteria tersebut mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal. Persentase
keaktifan
ketuntasan
belajar
siswa dengan
dan nilai
tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan dilakukan perencanaan
oleh
peneliti,
perbaikan untuk
maka
dalam
hal
pembelajaran
berikutnya yang dilakukan dalam siklus II. Berdasarkan data tes dan hasil observasi siswa pada siklus I, terdapat kelemahan antara lain:
1). Guru
meminta
mempelajari
siswa
terlebih
dahulu
materi yang akan diberikan. 2). Guru
memberikan
terlebih
dahulu
dilakukan
penilaian
informasi sebelum dengan
menyebutkan aspek-aspek yang akan dinilai. 3). Jumlah soal latihan yang berupa soal subjektif ditambah. Secara umum pembelajaran pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan
sehingga
perlu
ditingkatkan lagi pada siklus II.
1). Persentase aktifitas siswa belum mancapai 75 % dan ketuntasan hasil belajar belum mencapai 85 %. 2). Siswa kesulitan dalam bertanya dan kurangnya beranian dalam
PELAKSANAAN SIKLUS II Perencanaan
mengajukan pertanyaan. 3). Siswa kurang memperhatikan
Pada tahap ini dilakukan
penjelasan guru dan kurangnya
beberapa kegiatan yang meliputi
kekompakan
penyusunan Rencana Pelaksanaan
diskusi
dengan
Pembelajaran (RPP), wacana yang
pasangannya. 4). Siswa kurang memamahi soal. Berdasarkan
kelemahan-
kelemahan pada siklus I tersebut, maka dilakukan perbaikan langkah-
akan dibuat ikhtisar, soal latihan individu dan pedoman observasi aktifitas siswa.
siswa tentang kaitan antara pembelajaran
Pemberian Tindakan Siklus II
dipelajari
Sesuai dengan rencana yang
yang
yang
dengan
akan realitas
dikenal
siswa.
telah disusun, pelaksanaan penelitian
Pertanyaan
disesuaikan
jadwal
dapat memancing perhatian
pembelajaran di Kelas IV SDN 1
siswa untuk lebih mengetahui
Taman.
tentang materi yang akan
dengan
Untuk
dilaksanakan
2
siklus kali
II
ini
pertemuan
tersebut
disampaikan.
Pada
yang
awal
dengan rincian pertemuan I untuk
pembelajaran kali ini, siswa
pembelajaran
terlihat lebih siap dan sangat
Siklus
II
dan
pertemuan II untuk pemberian post-
antusias
tes.
pembelajaran
1. Pertemuan
I
Pada
pertemuan
pertama,
guru (peneliti) tetap melaksanakan pembelajaran
Cooperative
Script
dengan materi sifat-sifat Fungsi Alat Indera
dan
Pemeliharaannya.
mengikuti
yang
akan
dilaksanakan.
(Selasa,
04September 2012)
dalam
B.
Kegiatan
Inti
dilanjutkan
dengan presentasi kelas atau penjelasan guru tentang sifatsifat,
dan
memberikan
tidak
lupa
kesempatan
bertanya kepada siswa dari penjelasan materi yang belum
Sebelum pembelajaran dimulai,
dipahami. Pada saat guru A.
Kegiatan
awal
guru
menerangkan materi siswa
menjelaskan kembali tentang
terlihat antusias dan mudah
proses pembelajaran dengan
memahami
model
ada 3 orang siswa yang
Cooperative Script.
Pada awal pelajaran
materi,
namun
guru
mengacungkan tangan dan
menyampaikan materi yaitu
bertanya karena belum paham
Fungsi
dengan yang dijelaskan oleh
Alat
Pemeliharaannya tujuan
Indera
dan
dengan
pembelajarannya,
kemudian guru memotivasi
guru.
Kemudian
menanyakan
pada
guru siswa
tersebut tentang hal yang
belum
dimengerti,
mengulang
guru
saling
bertukar
pendapat
kembali
dengan pasangannya. Pada
dan
saat proses kegiatan tersebut
memberi contoh soal untuk
berlangsung, guru (peneliti)
dikerjakan
mulai
penjelasan
materi
secara
klasikal
melakukan
kegiatan
supaya pemahaman materi
pengamatannya kembali yaitu
lebih
mengamati
cepat.
pembelajaran
Seperti sebelumnya
aktifitas
dengan
siswa
melakukan
yaitu siswa dibagi menjadi
pensekoran
beberapa
observasi, dan guru kelas
pasangan,
pembagian
pasangan
seperti
pada
siklus
I.
tetap
lembar
melakukan
pembelajaran
terhadap
Pada
dalam
saat
pada
observasi guru
(peneliti) melakukan
pembentukan pasangan kali
pembelajaran. Guru (peneliti)
ini berjalan dengan baik dan
berkeliling
tenang karena siswa telah
bimbingan kepada pasangan
mengetahui
yang
membutuhkan
masing-masing. Setelah siswa
penjelasan
dan
terus
duduk dengan pasangannya
memotivasi
siswa
supaya
masing-masing,
guru
saling
memberikan
yang
membantu
pasangan
wacana
melakukan
bekerjasama
untuk teman
akan dibuat ikhtisar oleh
sekelompoknya.Setelah
masing-masing
pasangan.
kegiatan membuat ikhtisar
secara
selesai selesai, tiap pasangan
Peneliti
melihat
keseluruhan aktifitas siswa
membacakan
dalam
secara bergantian. Pada setiap
kelompok
mulai
kali
ini
mengalami
pasangan,
ikhtisarnya
yang
menjadi
perkembangan. Siswa lebih
pembicara membacakan hasil
paham akan maksud soal,
ikhtisarnya
interaksi
bertukan
lebih
terjalin,
kemudian peran
keramaian masih terjadi tetapi
pasangannya
lebih
menjadi pendengar sekarang
cenderung
kepada
yang
dengan semula
menjadi pembicara Antara
belajar
pembicara dengan pendengar
materi sifat-sifat Energi dan
saling
Penggunaanya.
memperhatikan,
mengoreksi, melengkapi ide-
2.
ide
September 2012)
yang
kurang
Pertemuan
lengkapdengan menghubungkan
dengan
materi sebelumnya. Selama presentasi di depan kelas, terlihat siswa lebih tertib dan berkonsentrasi
pada
pembacaan ikhtisar temannya yang sedang maju. Kali ini, siswa
tidak
ada
meremehkan
yang
rumah
II
tentang
(Selasa,
pertemuan
11
kedua,
diadakan pos-tes yaitu dengan materi sifat-sifat Energi dan Penggunaanya, sebanyak 10 soal subjektif. Tes ini diadakan
untuk
peningkatan
pemahaman
siswa
melalui
mengetahui
penerapan
konsep model
Cooperative Script. Selama
pos-tes
II
lebih
berlangsung, suasana kelas sangat
pekerjaan
tenang dan tertib. Siswa terlihat
dan
menghargai
sudah lebih siap dan antusias untuk
temannya. Pada
Pada
pekerjaan
temannya
C.
di
akhir
pembelajaran,
mengerjakan secara individu. Ada 2
guru (peneliti) mengevaluasi
siswa
jalannya pembelajaran dan
mereka belum mengerti dari soal
membimbing
yang diberikan dan guru (peneliti)
menarik
siswa
kesimpulan
pembelajaran
yang
untuk dari
mengajukan
pertanyaan,
langsung memberikan penjelasan.
telah
dilakukan. Selanjutnya guru (peneliti)
menyampaikan
informasi bahwa
kepada
akan
pos-tespada
siswa
Observasi
dilaksanakan pertemuan
Pada
siklus
II
kegiatan
dilakukan
untuk
berikutnya yaitu pada hari
observasi
selasa, 11 September 2012
mengetahui aktifitas siswa dalam
dan menghimbau siswa untuk
proses pembelajaran. Aktifitas siswa
pada
siklus
II
mengalami
b.
Ketuntasan klasikal, suatu kelas
peningkatan dari siklus sebelumnya.
dinyatakan
Siswa
mengajukan
terdapat minimal 85% telah
pertanyaan kepada guru, siswa juga
mencapai ketuntasan individual
antusias memperhatikan penjelasan
63 dari skor maksimal 100.
telah
berani
tuntas
apabila
guru meskipun masih ada yang bercanda dengan teman sebangkunya terutama
siswa
yang
duduk
Persentase
di
ketuntasan
klasikal:
bangku paling belakang, siswa aktif dalam
bekerjasama
dengan
pasangannya terlihat adanya interaksi yang
baik
pembelajaran
dalam yaitu
kegiatan
siswa
saling
membantu teman yang kesulitan dalam
menyelesaikan
masalah.
E
=
jumlah siswa yang tuntas perorangan x100% jumlah siswa 18 = 100 %= 90 % 20
Refleksi
Secara umum pembelajaran pada Berdasarkan
siklus II telah berjalan dengan baik dan siswa dalam pembelajaran telah
siswa
pembelajaran Prosentase
ketuntasan
belajar
kelas eksperimen a.
Ketuntasan perorangan, seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor 63 dari skor maksimal 100. Jumlah siswa yang tuntas secara perorangan = 18 siswa
analisis
aktifitas pembelajaran pada siklus II, aktifitas
aktif.
data
pada
siklus
rata-rata
II
seluruh
aktifitas belajar sebesar 88.75 % dan dapat dikategorikan aktif. Sedangkan berdasarkan hasil analisis pos-tes pada
siklus
II
menunjukkkan
bahwasiswa yang mengikuti pos-tes dengan jumlah 20 siswa yang tuntas secara perorangan sejumlah 18 siswa dan siswa yang tidak tuntas secara perorangan
sebanyak
2
siswa.
Jumlah siswa yang tidak tuntas
Persentase
secara perorangan = 2 siswa
klasikal melalui model Cooperative
ketuntasan
belajar
Script pada siklus II sebesar 90 %. Sesuai dengan kriteria ketuntasan,
persentase tersebut tuntas belajar
oleh
peneliti,
maka
penelitian
secara klasikal.
tindakan kelas ini dinyatakan selesai.
Berdasarkan data di atas pada siklus II, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar
dan
aktifitas
ANALISIS AKTIFITAS SISWA Berdasarkan
siswa.
hasil
analisis
telah
aktifitas siswa selama pembelajaran
mencapai 88.75 % dan persentase
dengan model Cooperative Script
ketuntasan
berlangsung diperoleh data aktifitas
Persentase
aktifitas
hasil
siswa
belajar
telah
mencapai 90 %. Oleh karena telah
siswa seperti pada tabel berikut:
terjadi peningkatan yang diharapkan RINGKASAN HASIL ANALISIS AKTIFITAS SISWA Pembelajaran Siklus I Siklus II Rata- rata
Keterangan:
1)
Aspek Penilaian Aktifitas Siswa 1 2 3 4 75.00 62.50 66.66 70.83 85 75 95 100 80.00 % 68.75 % 80.83 % 85.37 %
memperhatikan
Rata-rata 68.74 88.75 78,73 %
tabel 3.1, maka tergolong kategori
pelajaran guru; 2) bertanya kepada
cukup
aktif.
guru; 3) kerjasama dengan pasangan;
pembelajaran siklus II mengalami
4) semangat dalam pembelajaran.
peningkatan sebesar 19.79 % yaitu dari 68.74 %
Sedangkan
pada
menjadi 88.75 %,
dalam hal ini aktifitas siswa selama Berdasarkan hasil analisis aktifitas
pembelajaran
siswa, pembelajaran IPA dengan
tergolong aktif.
Cooperative
Script
model Cooperative Script mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I secara keseluruhan didapat
ANALISIS
persentase aktifitas siswa ( p a ) =
HASIL BELAJAR SISWA
KETUNTASAN
68.74 %, apabila disesuaikan dengan
Ringkasan ketuntasan belajar
kriteria aktifitas siswa seperti pada
siswa Kelas IV SDN 1 Taman
Kecamatan
Sumbermalang
Kabupaten
Situbondo
dapat
ditunjukkan dalam tabel 4.6 sebagai berikut:
RINGKASAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA Pembelajaran Siklus I Siklus II
Jumlah siswa Tuntas 12 18
Berdasarkan
data
analisis
Persentase Tidak tuntas 8 2
ketuntasan 60 90 (%)
secara perorangan dan siswa yang
ketuntasan belajar pada tabel 4.4,
tidak
pembelajaran
sebanyak
Cooperative
melalui Script
model
tuntas
secara
2
perorangan
siswa.
Sehingga
mengalami
diperoleh persentase ketuntasan hasil
peningkatan pada setiap siklus. Hasil
belajar secara klasikal melalui model
analisis data ketuntasan hasil belajar
Cooperative Script pada siklus II
siswa pada siklus I menunjukkan
sebesar 90 %. Sesuai dengan kriteria
bahwa dari 20 siswa yang mengikuti
ketuntasan, persentase tersebut dapat
pos-test, terdapat 12 siswa yang
dikatakan
tuntas secara perorangan dan siswa
ketuntasan belajar secara klasikal.
yang tidak tuntas secara perorangan
Dengan demikian penelitian tindakan
sebanyak
kelas ini dinyatakan selesai.
8
siswa.
Sehingga
sudah
mencapai
diperoleh persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal melalui model Cooperative Script pada siklus I
KESIMPULAN
sebesar 60 %. Sesuai dengan kriteria ketuntasan,
persentase
dikatakan
belum
tersebut mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal. Hasil analisis data ketuntasan belajar pada siklus II menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang mengikuti postest, terdapat 18 siswa yang tuntas
dan
Berdasarkan
hasil
pembahasan,
maka
analisis dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Prestasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa Kelas IV SDN 1 Taman
Kecamatan
Sumbermalang
Kabupaten
Situbondo
sebelum
digunakannya
pada siklus II mencapai 90 %
model
(tuntas).
pembelajaran Cooperative Scrip masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan pada hasil pre-test terdapat 4 siswa atau 20% yang
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi.
mencapai ketuntasan belajar.
Dasar-dasar
Aktivitas
Pendidikan.
siswa
selama
model
Cooperative
mengalami
Script
peningkatan
dan
Evaluasi Jakarta:
Bumi
Arikunto,
Suharsimi.
2002.
Prosedur
Penelitian
Suatu
tergolong kriteria aktivitas siswa
Pendekatan
aktif. Hal tersebut ditunjukkan
Jakarta:Rineksa Cipta.
dengan analisis aktifitas siswa secara
klasikal
pembelajaran Learning,
pada
persentase
siklus
aktifitas
siswa
cukup aktif, dan pada siklus II 88.75%
dengan
belajar siswa dengan ketuntasan hasil
belajar
siswa
secara
dan
juga
secara
klasikal
perorangan pada kelas IV SDN 1 Taman. Pada siklus I diperoleh persentase
secara
klasikal
sebesar 60 % (tidak tuntas), dan
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Cooperative Script lebih efektif prestasi
of
Boston.
Pembelajaran IPA dengan model
meningkatkan
Education
Teachers. Allin and Bacon, Inc.
kategori aktif.
dalam
Praktek.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional
I
sebesar 68.74 % dengan kategori
mencapai
Cooperative pada
2001.
Aksara.
mengikuti pembelajaran melalui
Arikunto,
Departemen Pendidiakan dan Kebudayaan,
1994.
Petunjuk
Pelaksanaan
Proses
Belajar
Mengajar.
Jakarta.
Balai
Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Rineksa Cipta.
Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Jakarta:Rineksa Cipta.
Belajar.
Hamalik, Oemar. 1994. Metode
tidak dipublikasikan. Universitas
Pendidikan.
Negeri Surabaya.
Bandung:
Citra
Aditya Bakti.
Pengaruh
Belajar
Pembelajaran
dan
Mengajar.
Terbimbing
Hariono,
2001.
terhapad
Kualitas
Berpikir
Eko.
melalui Peningkatan
Kritis
dan
Diskusi Pola Kreatif
Berdasarkan Model Penemuan
Dinamika Gerak Lurus. Skripsi
Terbimbing (Guided Discovery).
yang
Makalah dijaukan sebagai salah
Universitas Negeri Surabaya.
syarat
mengikuti
ujian
Program
Surabaya.
tidak
Margono.
dipublikasikan.
1997.
Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Pascasarjana Uneversitas Negeri
Rineksa Cipta.
Ngalim, Purwanto M. 1990.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono.
Psikologi Pendidikan. Bandung:
1998. Proses Belajar Mengajar.
Remaja Rosdakarya.
Bandung: Remaja Rosdakarya. KBBI.
1996.
Edisi
Kedua.
Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988.
The
Planner.
Action
Research
Victoria
Dearcin
University Press. Kurniawan,
Arif.
Peningkatan Pembelajaran Dasar Metode
dengan
2003. Kualitas
IPA
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya.
Jakarta: Balai Pustaka.
Penemuan
Siswa untuk Pokok Bahasan
komprehensif.
2002.
SLTP
satu
Fisika
Puji.
Strategi
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Pembelajaran
Eko
Hamalik,Oemar. 2000. Psikologi
Peningkatan
Lestari,
Sekolah
Menggunakan
PenemuanTerbimbing
pada Pokok Bahasan Gaya di SDN III Kediri. Skripsi yang
University
Press.
Negeri Surabaya.
Universitas