RUJUKAN DAN EVAKUASI JEMAAH HAJI SAKIT I.
DESKRIPSI SINGKAT Selama pelaksanaan ibadah haji sering terjadi kondisi gawat darurat yang menyebabkan diperlukan rujukan dan evakusi jemaah haji ke sarana kesehatan dengan fasilitas yang lebih baik. Keadaan gawat darurat dapat terjadi dimana saja, baik di kloter, KKHI, terminal, tempat umum, tempat ibadah atau saat ARMINA. Setelah diberikan pertolongan pertama beberapa pasien perlu dilakukan evakuasi dan rujukan dengan cara yang benar. Tenaga kesehatan harus mengetahui cara evakuasi dan rujukan yang benar agar tidak menyebabkan perburukan kondisi pasien.
II.
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan rujukan dan evakuasi jemaah sakit. B. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan konsep rujukan dan evakuasi jemaah haji sakit 2. Melakukan rujukan jemaah sakit 3. Melakukan evakuasi jemaah sakit
III.
POKOK BAHASAN 1. Konsep rujukan dan evakuasi jemaah haji sakit 2. Alur mekanisme rujukan Melakukan rujukan dari : a. Kloter ke KKHI b. Kloter ke RSAS c. KKHI ke RSAS d. Terminal/tempat umum ke KKHI/RSAS e. Armina ke KKHI atau RSAS 3. Melakukan evakuasi:
Modul Pelatihan PPIH 2017
1
a. Evakuasi dengan alat (tandu, kursi roda, dll) b. Evakuasi tanpa alat
IV.
BAHAN BELAJAR 1. Flipchart, 2. Whiteboard 3. Alat tulis (ATK) 4. Materi Inti 1
V.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN A. Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran 1. Kegiatan Fasilitator a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas b. Fasilitator menyampaikan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat c. Fasilitator memperkenalkan diri 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan b. Menjawab salam B. Langkah 2 : Penyampaian pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a. Menggali pendapat pembelajar tentang konsep gawat darurat b. Menyampaikan pokok bahasan 2. Kegiatan Peserta a. Memberikan pendapat dari pertanyaan Fasilitator b. Mendengar, mencatat hal-hal yang penting dalam materi c. Mengajukan pertanyaan kepada Fasilitator bila masih ada yang belum dipahami. C. Langkah 3: Kesimpulan 1. Kegiatan Fasilitator
Modul Pelatihan PPIH 2017
2
a. Merangkum poin-poin penting dari hasil proses kegiatan pembelajaran. b. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2. Kegiatan Peserta a. Mencatat hal-hal yang penting b. Membalas salam
VI.
URAIAN MATERI A. Konsep rujukan dan evakuasi jemaah haji sakit B. Melakukan rujukan jemaah sakit 1. Kloter ke KKHI Sebelum melakukan rujukan petugas kesehatan harus melakukan
Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
Memberikan pertolongan pertama sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO).
Untuk kasus gawat darurat yang perlu dirujuk harus didampingi petugas medis/paramedis yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
2. Kloter ke RSAS Sebelum melakukan rujukan petugas kesehatan harus melakukan
Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
Memberikan pertolongan pertama sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO).
Untuk kasus gawat darurat yang perlu dirujukharus didampingi petugas medis/paramedis yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
3. KKHI ke RSAS
Modul Pelatihan PPIH 2017
3
Sebelum melakukan rujukan petugas kesehatan harus melakukan
Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
Memberikan pertolongan pertama sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO).
Untuk kasus gawat darurat pasien yang perlu dirujuk harus didampingi
petugas
medis/paramedis
yang
kompeten
dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien. 4. Terminal/tempat umum ke KKHI/RSAS Sebelum melakukan rujukan petugas kesehatan harus melakukan
Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
Memberikan pertolongan pertama sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO).
Untuk kasus gawat darurat yang perlu harus didampingi petugas medis/paramedis yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
5. Armina ke KKHI atau RSAS Sebelum melakukan rujukan petugas kesehatan harus melakukan
Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
Memberikan pertolongan pertama sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO).
Untuk kasus gawat darurat yang perlu di rujuk harus didampingi petugas medis/paramedis yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
C. Melakukan evakuasi jemaah sakit 1. Evakuasi dengan alat (tandu, kursi roda, dll)
Modul Pelatihan PPIH 2017
4
Selama menjalankan tugas berbagai macam alat dapat digunakan untuk membantu evakuasi dan rujukan, diantaranya kursi roda, tandu, strecher, brankar, disesuaikan dengan peralatan yang tersedia dan tempat tugas. Misal saat bertugas di MINA ketika mengawal jemaah haji untuk melempar ke jamaarat, sebaiknya petugas membekali diri dengan kursi roda. 2. Evakuasi tanpa alat Jika saat melakukan evakuasi petugas tidak memiliki alat bantu, maka petugas dapat menggunakan berbagai macam sumber daya yang ada padanya misal dengan menggendong. Yang harus juga menjadi perhatian adalah petugas tetap memperhatikan
kemampuan dan
keselamatan diri, serta cara melakukan evakuasi yang benar agar tidak menambah kecacatan pada pasien
Modul Pelatihan PPIH 2017
5