RUANG KAJIAN
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Studi Kasus: Strategi Dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Bekasi
Oleh : Andi Sopandi
Abstract Strategy of Society Empowerment policy in certain area needs an exact understanding and appropriate policy with basic principle in empowering society. Therefore, target accuracy and achieved goal can be suitable with the expectation. Keywords: Community Development, Democracy Aspect, Independency, Gradualness and Partnership, Sustainability Aspects
A.
Pendahuluan
Perubahan paradigma pembangunan dunia secara tidak langsung mempengaruhi pola pembangunan di berbagai Negara. Realitas tersebut tak terlepas perubahan global dari pola pertumbuhan ekonomi ke pemenuhan kebutuhan hidup hingga kini diarahkan pada peningkatan
kualitas manusia (human quality). Sebagaimana statement United Nation Development Programme (UNDP), dalam menentukan indikator pembangunan yang dirumuskan dalam Human Development Index (HDI), yaitu: Indeks Pengetahuan; Indeks Kesehatan; dan Indeks Daya Beli.
Secara eksplisit, indikator mengisyaratkan adanya peningkatan kualitas manusia melalui partisipasi aktif masyarakat dan pemerintah dalam proses pembangunan, dari pola Top-Down ke arah Bottom-up. Realitas tersebut menumbuhkan kembali pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat atau dalam konteks saat ini yang disebut dengan pola pemberdayaan masyarakat (Community Development). Pemberdayaan (Empowerment) hadir sebagai proses panjang yang disebabkan terjadinya “Power disenfrenchiesement” atau “Dispowerment” yaitu Peniadaan Power pada sebagian masyarakat. Akibatnya, Masyarakat tidak memiliki akses yang memadai terhadap asset produktif yang umumnya dikuasai para pemilik “Power”. Dengan demikian, pemaknaan pemberdayaan masyarakat dapat disimpulkan bahwa: (a) Pemberdayaan Masyarakat Hendaknya Bukan membuat Masyarakat Menjadi Tergantung pada Program-Program Pemberian (Charity); (b) Akan Tetapi, Setiap Apa Yang Dinikmati, Harus Dihasilkan Atas Usaha Sendiri; dan (c) Hasil Akhir: Memandirikan Masyarakat dan Membangun Kemampuan Untuk Memajukan Diri ke Arah Kehidupan Yang Lebih Baik Secara Berkelanjutan (Sustainable) Pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat dipandang sebagai proses yang
berkesinambungan dari peningkatan pendapatan riil perkapital melalui peningkatan jumlah dan produktivitas sumber daya (Dadang Solihin : 2007). Berdasarkan pendapat tersebut, maka konsep pemberdayaan merupakan konsep pembangunan di bidang ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep pemberdayaan masyarakat pun merupakan paradigma baru dalam pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered, participztory, empowering, and sustainable (Chambers, 1995). Upaya memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, diharapkan pembangunan bidang pemberdayaan masyarakat mampu menciptakan kondisi yang stabil di lingkungan masyarakat secara berkelanjutan. Pada berbagai program pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi, terlihat kondisi yang kurang menguntungkan, misalnya salah sasaran, menumbuhkan ketergantungan masyarakat pada bantuan luar, tercipta benih-benih fragmentasi sosial, dan melemahkan kapital social yang ada di masyarkat (gotong royong, musyawarah, keswadayaan, dan lainnya). Lemahnya social capital pada gilirannya juga mendorong pergeseran perubahan perilaku masyarakat yang semakin jauh dari semangat kemandirian, kebersamaan dan kepedulian mengatasi persoalannya secara bersama.
58 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Kemandirian lembaga masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka membangun lembaga masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum ekonomi, yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan merekan dan mampu memperngaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat local agar lebih berorientasi ke masyarakat miskin (pro poor) dan mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good govermance), baik ditinjau dari aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan, termasuk perumahan dan permukiman. Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan analisis terhadap kebijakan pembagunan bidang pemberdayaan masyarakat yang telah dijalankan pemerintah. Analisis tersebut merupakan salah satu upaya untuk menghasilkan kebijakan publik yang lebih berpihak kepada lapisan miskin dan marjinal. Sehingga dapat mempergaruhi kebijakan pembangunan lainya seperti prasaranan dan sarana fisik di bidang transportasi, komunikasi, perumahan, kesehatan, yang lebih diarahkan kepada kecamatan atau desa/kelurahan yang masih tertinggal atau pembangunan fisik yang diarahkan untuk meningkatkan dan mempercepat perolehan impak kepada perkembangan ekonomi wilayah. Dalam Kajian ada beberapa model yang bisa menjadi referensi
untuk memperkuat hasil kajian dan bisa dijadikan model untuk pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bekasi, dan ini merupakan peluang dan potensi yang dapat dikembangkan dengan serius, selama semua pihak memiliki komitmen yang kuat untuk program pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Bekasi. Berikut dijelaskan beberapa model Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Bekasi dengan menggunakan pendekatan potensi dan peluang. Proses perkembangan industrialisasi di Kabupaten Bekasi berdampak langsung terhadap berubahnya kondisi fisiobiografis lingkungan pedesaan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya di antaranya adalah: faktor internal desa, hubungan antar-desa dan hubungan antara desa dengan kawasan industri. Indikasi-indikasi perubahan tampak yang tampak di antaranya adalah: a. Homogenitas kehidupan desa semakin berkurang b. Beralihnya mata pencaharian dari pertanian dan lio ke sektor industri dan jasa c. Berubahnya fungsi lahan pertanian ke kawasan industri d. Berubahnya pola hidup dan sistem sosial masyarakat Perubahan-perubahan yang terjadi di atas bagi masyarakat berdampak pada seluruh aspek lingkungan kehidupan, sehingga
59 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
masyarakat kemudian melakukan strategi adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Oleh sebab itu, kondisi tersebut memerlukan penanganan dan pengelolaan sumberdaya lingkungan pedesaan secara komprehensif dan berkelanjutan. Setelah melakukan identifikasi terhadap modal sosial (social capital), sumberdaya lainnya melalui social mapping, maka dilakukan Analisis SWOT yang merupakan landasan penting untuk melakukan strategi pemberdayaan masyarakat (community development) yang terpadu seiring dengan berkembangnya model pendekatan yang berpusat pada manusia (people centered development) sebagai antitesis dari model pembangunan yang berpusat pada industri (production centered development). Pendekatan ini menyadari kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan, melalui kesanggupan untuk melakukan kontrol atas sumber daya materi dan non-material yang penting. David Korten (dalam Adimihardja, 2001: 377) menyatakan bahwa ada tiga dasar untuk melakukan perubahan-perubahan struktural dan normatif dalam pembangunan yang berpusat pada manusia, yaitu:
memenuhi kebutuhankebutuhan mereka sendiri dan untuk memecahkan masalahmasalah mereka sendiri pada tingkat individual, keluarga dan komunitas; b. Mengembangkan strukturstruktur dan proses organisasiorganisasi yang berfungsi menurut kaidah-kaidah swaorganisasi; c. Mengembangkan sistem-sistem produksi-konsumsi yang diorganisasi secara teritorial yang berlandaskan pada kaidahkaidah pemilikan dan pengendalian lokal. Oleh karena itu, program pemberdayaan masyarakat menjadi sesuatu yang penting dikembangkan sesuai dengan sosio-kultural masyarakatnya, berdasarkan strategi dan pola adaptasi yang dikembangkan oleh masyarakat sekitar. Model perencanaan sosial tersebut juga berlaku secara menyeluruh, sehingga ada mata rantai aktivitas yang sinergis dari berbagai pihak. Sebagaimana dikemukakan oleh Isbandi Rukminto Adi (2001: 60) bahwa model pengembangan masyarakat (community development) pada intinya bertujuan mengembangkan kemandirian masyarakat. Bentuk partisipasi yang diharapkan adalah masyarakat mampu mendefinisikan dan mencoba memenuhi kebutuhan mereka sendiri melalui metode proses kreatif dan kooperatif serta pembentukan kelompok-kelompok keswadayaan.
a. Memusatkan pemikiran dan tindakan kebijaksanaan pemerintah pada penciptaan keadaan-keadaan yang mendorong dan mendukung usaha-usaha rakyat untuk
60 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
mengidentifikasi masalah dan peluang yang berkaitan dengan program pemberdayaan masyarakat, termasuk menginventarisir dan mengevaluasi kebijakankebijakan yang sudah dilaksanakan oleh Pemerintah. 3. Menganalisis strategi dan pola kebijakan pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bekasi dan Merumuskan saran dan rekomendasi kebijakan publik yang tepat bagi pemerintah Kabupaten Bekasi berkenan dengan upaya pemberdayaan masyarakat disesuaikan dengan kondisi setempat.
1. Bagaimana Kondisi gambaran umum pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bekasi? 2. Faktor-faktor apakah yang menjadi pendukung (masalah dan peluang) dan penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bekasi? 3. Bagaimanakah strategi dan pola kebijakan pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bekasi?
D. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi gambaran umum pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bekasi, terutama terutama yang berkaitan dengan data dan informasi mengenai potensi jumlah dan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia di Kabupaten Bekasi yang mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat. 2. Mengkaji faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan
1.
Disain Penelitian Studi ini dilakukan untuk mengembangkan strategi pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bekasi. Berdasarkan studi ini, diharapkan dapat diketahui bagaimana prospek ketahanan masyarakat terhadap fluktuasi perkembangan ekonomi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permasalahan tersebut. Studi tentang program pemberdayaan masyarakat memang banyak dilakukan, tetapi jawaban atas pertanyaan faktor-faktor yang mempengaruhinya dan strategi perencanaannya masih
61 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
beranekaragam. Pendapat ahli yang satu dengan yang lain mendeskripsikan penafsirkan secara berbeda-beda. Akibat proses perubahan tersebut, masyarakat memilih strategi-strategi adaptasi akibat perubahan yang terjadi di mana arus nilai industri yang masuk mengarahkan masyarakat desa setempat untuk melakukan adaptasi. Pada kondisi tersebut masih terdapat masyarakat desa yang tetap bertahan. Pada muara proses dan fenomena perubahan sosial di atas masyarakat dunia sepakat untuk menggunakan beberapa perangkat pengukuran hasil dari suatu pembangunan, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) dan Tujuan pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) yang diadopsi oleh 199 negara di dunia pada tahun 1999 yang lalu, termasuk Indonesia, merupakan upaya untuk meningkatkan daya saing global dan pembangunan sumberdaya manusia melalui delapan goal yaitu:(a) menghapuskan kemiskinan; (b) pendidikan dasar untuk semua; (c) kesetaraan dan keadilan gender serta pemberdayaan perempuan; (d) menurunkan angka kematian bayi; (e) memperbaiki kesehatan ibu; (f) mencegah HIV-AIDS, malaria dan penyakit lainnya; (g) lingkungan berkelanjutan dan; (h) membangun
jaringan kemitraan global. Indonesia telah menggunakan Tujuan Pembangunan Millenium ini sebagai arahan dan target pencapaian yang perlu direalisasikan sebelum tahun 2015. Kedelapan goal di atas harus dicapai dengan indikator sebagai berikut (basis 2000-2015): 1. Jumlah orang miskin berkurang 50% dari sebelumnya; 2. Jumlah orang yang menderita kelaparan berkurang 50% dari sebelumnya. 3. Semua anak laki-laki dan perempuan tamat sekolah dasar. 4. Hilangnya kesenjangan gender pada pendidikan dasar dan menengah. 5. Angka Kematian Balita turun hingga 2/3 dari sebelumnya. 6. Angka Kematian Ibu turun hingga 3/4 dari sebelumnya. 7. Tetap dan menurunnya tendensi HIV/AID, 8. Tetap dan menurunnya tendensi malaria dan penyakit menular lainya. 9. Kebijakan dan program pemerintah berbasis prinsipprinsip pembangunan kerkelanjutan terpadu dan menurunnya kehilangan sumberdaya alam; 10. Berkurangnya orang-orang yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi hingga tinggal separuhnya; 11. Perbaikan kehidupan yang signifikan pada penghuni daerah kumuh. Sementara itu, kewajiban/kontribusi Negara dalam upaya mencapai tujuan
62 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) dan peningkatan daya saing global dan pembangunan sumberdaya manusia, di antaranya adalah: 1. Sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berperaturan, berkepastian, dan tidak diskriminatif; 2. Tertanggapinya isu-isu khusus dari negara-negara yang kurang berkembang; 3. Terpenuhinya kebutuhankebutuhan khusus dari negaranegara terpencil dan negaranegara pulau kecil; 4. Terlibat secara mendalam dalam penanganan masalah hutang negara-negara sedang berkembang melalui kegiatan nasional dan internasional dalam rangka keberlanjutan hutang dalam jangka panjang; 5. Kerjasama dengan negaranegara berkembang untuk mengembangkan hasil karya yang baik dan produktif dari kaum muda; 6. Kerjasama dengan perusahaanperusahaan farmasi dalam menyediakan akses obat-obatan penting yang terjangkau di negara-negara sedang berkembang; 7. Kerjasama dengan sektor swasta dalam menyediakan kemanfaatan dari teknologiteknologi baru terutama teknologi informasi dan komunikasi.
B.
Penentuan Wilayah Sampel dan Responden 1. Wilayah Sampel Penentuan sampel kajian kebijakan pembangunan bidang pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Bekasi ini ditentukan berdasarkan hasil pembagian Wilayah Pengembangan di Kabupaten Bekasi, Zona Kawasan Industri dan Non-Zona Kawasan Industri, dan wilayah kabupaten Bekasi yang terdiri atas 23 Kecamatan menjadi bagian populasi analisa kajian. Apabila dilihat dari pembagian wilayah pengembangan di Kabupaten Bekasi, maka disain penelitian ini diarahkan berdasarkan pembangian wilayah tersebut, yang meliputi: a. Wilayah Pengembangan I Terdiri atas Kecamatan Babelan, Tarumajaya dan Muaragembong. b. Wilayah Pengembangan II
63 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
2.
Terdiri atas Kecamatan Cabangbungin, Sukawangi, Sukakarya, Tambun Utara, Tambelang, Pebayuran, Sukatani, Karangbahagia dan Kedungwaringin. c. Wilayah Pengembangan III Terdiri atas Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang Barat, Cikarang Timur, Cikarang Utara, Cikarang Pusat, dan Cikarang Selatan. d. Wilayah Pengembangan IV Terdiri atas Kecamatan Kecamatan Setu, Serang Baru, Cibarusah dan Bojongmangu. Penentuan Sampel dan Responden untuk Industri yang telah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat: a. Sampel dan Responden Kecamatan Berdasarkan Wilayah Pengembangan Non-Zona Kawasan Industri:
3.
b. Sampel dan Responden Kawasan Industri: Ada 2 (dua) Kecamatan, yaitu: 1. Kecamatan Cikarang Selatan 2. Kecamatan Cikarang Pusat Sampel dan Responden Industri: a. Kawasan Industri: b. Industri Non-zona Kawaran Industri:
4. Sampel dan Responden Masyarakat, Pemerintah, dan Pelaksana atau Pengelola Program Pemberdayaan masyarakat: Sampel yang akan diambil adalah representasi dari kelompok masyarakat yang melaksanakan program pemberdayaan masyarakat selama ini dengan berbagai model yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi maupun Pemerintah Pusat. Beberapa Program Pemberdayaan Masyarakat akan di evaluasi, melalui responden sebagai berikut, antara lain : a. Aparat Pemerintahan b. Tokoh Masyarakat Masyarakat (Ketua RT,
64 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
RW, Kadus, Tomas dan Toga) c. Pelaku ekonomi UKM dan sektor informal/Kelompok Tani d. Pihak Industri (Zona Kawasan maupun NonZona Kawasan) C.
sejenis yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian.
Teknik Analisis dan Pengolahan Data:
Teknik Pengumpulan Data
Analisis data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan informasi di lapangan. Berdasarkan teknik analisis data di atas, maka metode analisa pelukisan dan pemaparan data secara mendalam, melalui interpretasi-interpretasi dan generalisasi pemaknaanpemaknaan. Pengolahan data dari hasil penelitian dilakukan dengan aplikasi komputer dalam proses analisisnya. Untuk itu, tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: Editing, Coding, Tabulation, dan Visualization
Berdasarkan hasil penentuan populasi dan sampel di atas, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui studi lapangan yang didahului oleh survei awal lapangan dan penyebaran kuesioner berdasarkan kategorisasi di atas, meliputi: 1) Kecamatan/Desa Wilayah di Wilayah Non-Zona Industri (Permukiman, Pertanian dan Perdagangan) 2) Kecamatan/Desa Wilayah Kawasan Industri 3) Masyarakat/Pelaku/Lemba ga Ekonomi di Kawasan Industri 4) Masyarakat/Pelaku/Lemba ga Ekonomi di Wilayah Non-Zona Kawasan Industri Selain itu, penelitian ini juga mempergunakan data sekunder dapat lebih diperkaya melalui studi pustaka, dengan melakukan kajian literatur, dokumentasi, arsip dan dan kajian penelitian
E. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian berkaitan dengan potensi dan permasalahan masayarakat di Kabupaten Bekasi, maka dapat dirumuskan beberapa strategi dan kebijakan program pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat, sebagai berikut:
65 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
KEKUATAN (STRENGTH) Letak Wilayah Kabupaten Bekasi Yang Strategis • Pertumbuhan dan Perekonomian Kab. Bekasi yang cukup tinggi • Sumber Daya Alam yang Potensial • Sumberdaya finansial
•
•
•
•
KELEMAHAN (WEAKNESS) Angka Pengangguran dan kemiskinan cukup tinggi serta Indeks Kesehatan yang belum memadai Kekuatan ekonomi rakyat belum berkembang dan Indeks Daya Beli Masyarakat masih rendah fasilitas infrastruktur perkotaan belum optimal Manajemen pemerintah dan Keterkaitan antar sektor belum optimal
PELUANG (OPPORTUNITIES) • Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Nasional dan Daerah • Aksesibilitas yang tinggi terhadap pusat Kawasan Industri • Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dalam Perencanaan daerah (RKPD, RPJMD, Visi dan Misi Kabupaten Bekasi) • Perkembangan ekonomi nasional
Dalam melakukan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pembangunan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bekasi dilakukan skoring terhadap lingkungan
•
• •
•
ANCAMAN (THREAT) Konsistensi Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat di Daerah dan Nasional Kerjasama regional belum optimal Angka migrasi penduduk yang tidak terampil tinggi Meningkatnya persaingan regional
strategis baik eksternal dan internal Kabupaten Bekasi, berdasarkan skala likert 1 – 4 dengan melihat tingkat pengaruhnya, hasil analisis SWOT dapat dilihat dalam tabel berikut:
66 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Tabel Analisis SWOT Pembangunan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bekasi SWOT
ANALISIS LINGKUNGAN
Skala
Share
Bobot
Rating
Skor
4
28.57
0.14
3
0.43
3
21.43
0.11
3
0.32
4
28,57
0.14
4
0.57
3
21.43
0.11
3
0.32
14
100.00
0.50
13
1.64
4
25.00
0.125
4
0.50
4
25.00
0.13
3
0.38
4
25.00
0.13
3
0.38
4
25.00
0.125
4
0.50
16
100.00
0.50
14
1.75
4
28.57
0.14
4
0.57
INTERNAL
Kekuatan (S)
Letak Wilayah Kabupaten Bekasi Yang Strategis Pertumbuhan dan Perekonomian Kab. Bekasi yang cukup tinggi Sumber Daya Alam yang Potensial Sumberdaya finansial Total
Kelemahan (W)
Angka Pengangguran dan kemiskinan cukup tinggi serta Indeks Kesehatan yang belum memadai Kekuatan ekonomi rakyat belum berkembang dan Indeks Daya Beli Masyarakat masih rendah fasilitas infrastruktur perkotaan belum optimal Manajemen pemerintah dan Keterkaitan antar sektor belum optimal Total EKSTERNAL
Peluang
Kebijakan
67 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
SWOT (O)
Ancaman (T)
ANALISIS LINGKUNGAN Pemberdayaan Masyarakat Nasional dan Daerah Aksesibilitas yang tinggi terhadap pusat Kawasan Industri Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dalam Perencanaan daerah (RKPD, RPJMD, Visi dan Misi Kabupaten Bekasi) Perkembangan ekonomi nasional Total
Skala
Share
Bobot
Rating
Skor
3
21.43
0.11
3
0.32
3
21.43
0.11
3
0.32
4
28.57
0.14
4
0.57
14
100.00
0.50
14
1.79
4
30.77
0.15
4
0.62
3
23.08
0.12
3
0.35
3
23.08
0.12
3
0.35
3
23.08
0.12
3
0.35
13
100.00
0.50
13
1.65
Konsistensi Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat di Daerah dan Nasional Kerjasama regional belum optimal Angka migrasi penduduk yang tidak terampil tinggi Meningkatnya persaingan regional Total
Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka dapat dihasilkan Strategi Utama Pembangunan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bekasi sebagai berikut: Yakni strategi Conservative. Yaitu
strategi untuk memaksimalkan peluang dengan meminimkan kelemahan-Kelemahan. Strategi Utama dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini.
68 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Gambar Strategi Utama Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bekasi conservative
agressive
O 2.0
1.0
W
S
0.0
diversive
defensive
T
Strategi utama Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bekasi menuntut adanya inovasi dalam manajemen pembangunan Kabupaten Bekasi, dan sinergi berbagai potensi sumberdaya dan unit organisasi pemerintah serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Bidang Perberdayaan Masyarakat di Kabupaten Bekasi Akan tetapi, apabila dilakukan analisis SWOT berdasarkan sektoral, yang disesuaikan dengan hasil perumusan isu permasalahan di atas, sebagai berikut:
69 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Tabel Analisa SWOT Berbasis Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia 2010 dan Tujuan Pembanngunan Milenium 2015 No.
1.
Variabel
Pendidikan
Strength (Kekuatan)
Pendekatan IPM 2010 AMH relative Masih Ada tinggi (93,67%) Daerah-Daerah yang Belum tersentuh Program Akselerasi AMH. Upaya untuk meningkatkan RLS telah dilakukan secara terprogram
Sarana pendidikan SD cukup merata
2.
Kesehatan
Weakness (Kelemahan)
RLS (8,20 TH) di bawah pendidikan ratarata lanjutan atas. Jumlah Sarana Pendidikan terbatas Sarana Pendidikan SMP/SMA terbatas dan kurang merata.
ProgramProgram Peningkatan Life Skill sudah mulai dilakukan
Program Life Skill Belum optimal atau belum sesuai dengan kebutuhan
Tenaga media di daerah Zona Industri sudah memadai
Tenaga medis kurang memadai
Sarana media di daerah Zona
Kurangnya Unit Puskesmas/
Opportunity (Peluang)
Sektor pendidikan masih menjadi prioritas.
Menjadi prioritas program Pemberda yaan
Komitmen meningkat kan Alokasi Anggaran Biaya Pendidikan 20%. Prioritas program pendidikan luar sekolah (Nonformal) Adanya prioritas pemerintah dalam peningkata n kualitas Tenaga Medis Adanya Kebijakan
Threath (Ancaman)
Angka Melek Huruf Berkaitan dengan Angka Kemiskin an. Kualitas Tenaga Kerja Rendah
Angka Melanjut kan ke Tingkat SMP/SM A masih rendah Kurangn ya Kemandi rian Ekonomi Masyara kat Kesenjan gan kualitas SDM
Rendahn ya
70 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
No.
3.
Variabel
Daya Beli
Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Industri sudah memadai
sarana kesehatan/ Posyandu
Peningkata n Sarana Prasarana Kesehatan
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Zona Industri lebih baik
Rendahnya Jaminan Kesehatan Masyarakat Zona NonIndustri
Peningkata n Program Kesehatan Gratis
Angka PDRB relatif Tinggi
Rata Peningkatan Paritas Daya Beli relatif rendah Investasi lebih terpusat pada sektor yang sudah tumbuh.
Peningkata n Pemerataa n kegiatan Ekonomi Merintis SektorSektor Ekonomi di wilayah yang belum tumbuh. Penuntasa n Kemiskina n menjadi komitmen
Investasi cukup besar
4.
Pengentasa n Kemiskinan
Perkembangan Keluarga Sejahtera ratarata 6,27%
Belum berkurang secara signifikan
5.
Kesetaraan Gender Pendidikan
Laki-Laki SD (45%) perempuan (55%)
Kesetaraan Gender belum berimbang terhadap lakilaki
6.
Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi (per-1000 kelahiran sebelum berumur 1 th) turun dari 190 tahun 2007 menjadi 102 tahun 2008.
Masih cukup tinggi AKB.
Opportunity (Peluang)
Meningkat kan Animo Pendidikan kesetaraan gender, khususnya laki-laki Menjadi prioritas peningkata n kesehatan masyaraka t
Threath (Ancaman) Kualitas Kesehata n Masyara kat Rendahn ya Kualitas Kesehata n Masyara kat Menimbu lkan Kesenjan gan Ketimpan gan Pertumb uhan antar sektor dan wilayah Menurun nya tingkat Kesejaht eraan Masyara kat Kesetara an gender SDM
Menganc am rendahny a Angka Harapan Hidup
71 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
No.
7.
Variabel
Penderita Penyakit Menular
Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Jenis-Jenis Penyakitnya masih dapat diatasi
Tendensi Penyakit menular masih cukup tinggi
8.
Pembangu nan Berkelanjut an
Telah menjadi komitmen dapat RPJM 20072012
Program implementasi Belum optimal
9.
Akses Terhada p Sanitasi dan Air Bersih
Sudah Ada Supply air bersih dari PDAM dari Kota Bekasi
Distribusi untuk Kabuopaten baru mencapi 10 juta m3
Tingginya animo masyarakat untuk perbaikan lingkungan
Belum ada program rehabilitasi kawasan kumuh
10
Kehidupan Penghuni Daerah Kumuh
Inovasi tersebut akan dihasilkan melalui matriks strategi melalui iterasi antara komponen Peluang dan
Opportunity (Peluang) Menjadi prioritas peningkata n kesehatan masyaraka t Masih banyaknya Peluang SektorSektor berkemban g secara Berkelanjut an (pariwisata , Ekonomi, Agribisnis/ industry, kelautan) Adanya rencana peningkata n jumlah Saluran Langganan (SL) Adanya peningkata n promosi dan investasi di bidang infraStruktur
Threath (Ancaman) Menganc am rendahny a Angka Harapan Hidup Pertumb uhan Ekonomi tergangg u
Rendahn ya tingkat sanitasi masyara kat Tergang gunya Sanitasi dan Kesehata n Masyara kat
Kelemahan. Hasil selengkapnya matrik strategi disajikan dalam Tabel di bawah ini.
72 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Tabel Kebijakan dan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Bekasi No
Sektor
Kebijakan
Program
Indikator
1
Pendidikan
Bebas Buta Aksara
Pengentasa n Buta Aksara di Daerah Terpencil
100% Buta Aksara di daerah terpencil
Peningka tan RLS
Optimalisasi Penuntasan WAJAR DIKDAS melalui Pendidikan Gratis
Tercapai Angka RLS Wajar Dikdas
Peningka tan Alokasi APBD untuk sector pendidika n yang memadai
Pengemban gan Sarana Prasarana Pendidikan
Rasio jumlah Siswa: Kelas sesuai dengan SPM Pendidikan
Peningkat an Alokasi APBD untuk Pendidika n Luar Sekolah (PLS)
Pembinaan Lembaga Pendidikan Non-formal
Meningkatn ya Keterampila n (Life Skill) masyarakat
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Akselerasi Keaksaraan Fungsional di daerah terpencil/wilayah perbatasan Implementasi Wajar Dikdas pada wilayah sasaran Rintisan Sekolah Gratis Peningkatan kegiatan Kejar Paket A/Paket B dan PKBM Penambahan Unit Sekolah Baru (USB) Penambahan Ruang Kelas Sekolah (RKS) Penambahan jumlah tenaga pendidikan sesuai kompetensi Peningkatan Kapasitas LembagaLembaga Pelatihan/Diklat. Peningkatan Keterampilan Remaja Putus Sekolah
73 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
No
Sektor
Kebijakan
Program
Indikator
2.
Kesehatan
Peningka tan pelayana n kesehata n di daerah Nonzona Industri
Penambaha n tenaga medis Penambaha n sarana dan prasarana kesehatan Peningkatan program Jamkesmas
Menurunny a Angka Kesakitan dan penyakit menular
3.
Ekonomi Rakyat (Daya Beli)
Pemerat aan Ekonomi dan Investasi pada Sektor Ekonomi Kerakyat an
Investasi pada usaha mikro/UMK M Investasi di sektor unggulan agribisnis Peningkatan akses pasar bagi produkproduk agribisnis
Meningkat nya Daya Beli Masyaraka t
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Penempatan Dokter dan Paramedis Penempatan Bidan Desa Perbanyak Puskesmas/Pustu Revitalisasi Program POSYANDU Penambahan Peralatan Medis Pengobatan Gratis Masyarakat Miskin Pembinaan dan Penyuluhan kesehatan tentang Isu Kesehatan yang aktual Identifikasi dan Pencegahan Penyakit Menular Peningkatan investasi dan modal, usaha kecil, mikro dan menengah Bantuan permodalan di sektor agribisnis Peningkatan Investasi di sektor pariwisata (agrowisata dan wisata industri) Peningkatan Investasi di sektor sektor non-formal Promosi ProdukProduk Unggulan Trading House Produk Unggulan Kerjasama Perdagangan
74 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
No
Sektor
4.
Pengentasa n Kemiskinan
5.
Kesetaraan Gender Pendidikan
6.
Kematian Bayi (AKB)
7.
Penderita Penyakit Menular
Kebijakan
Program
Indikator
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Usaha Ekonomi Produktif bagi Miskin dan Fakir Miskin Rehabilitasi Sosial Gepeng (Gelandangan dan Pengemis) Alih profesi bagi petani gurem Revitalisasi lahanlahan untuk petani (holtikultur)
Peningka tan jumlah Keluarga Sejahter a
Perluasan pembinaan keluarga sejahtera
Meningkat nya Kategori Keluarga Pra Sejahtera menjadi Sejahtera
Perluasa n kesempa tan pendidik an bagi laki-laki dan perempu an Menurun kan Angka Kematian Bayi Secara optimal
Penerimaan Murid yang Proporsional antara lakilaki dan perempuan
Proporsi laki-laki dan perempua n seimbang
Pendidikan Gratis Beasiswa dan Santunan Pendidikan Penyediaan Sarana-prasarana Belajar
Peningkatan kesehatan pra dan pasca persalinan
Angka Kematian Bayi Turun Secara Signifikan
Pengura ngan Epidemi Penyakit Menular
Intensifikasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Menurunny a Insiden Penyakit Menular secara signifikan
Bimbingan dan Penyuluhan Pra dan pasca persalinan Peningkatan gizi dan kesehatan ibu hamil Peningkatan Pelayanan Persalinan Bimbingan dan Kesehatan Bayi Bantuan Peningkatan Gizi Bayi Bimbingan dan Penyuluhan Penyakit Menular Pengobatan Gratis Pelayanan Kesehatan Keliling
75 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
No
Sektor
8.
Pembangu nan Berkelanju tan
9.
Akses Terhadap Sanitasi dan Air Bersih
Kebijakan
Program
Indikator
Sinergita s Pemban gunan yang Berwawa san Lingkung an
Penguranga n tingkat pencemaran dan penghemata n sumber daya alam Penerapan sistem daur ulang limbah industri dan rumah tangga (waste managemen t)
Menurunny a tingkat polusi dan kelestarian sumber daya alam Semakin terkendali dan termanfaat kannya limbah
Terpenu hinya konsumsi air bersih (Clean Water for all) dan Sanitasi Lingkung an
Peningkatan kebutuhan Air Bersih dan Rehabilitasi Lingkungan
Rasio Kesediaan Air Bersih dan Penduduk Memadai
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan ruang terbuka hijau Kali bersih Rehabilitasi lingkungan produktif Penghijauan lingkungan Peningkatan Hutan Produksi Pengorganisasian, misalnya Koperasi/Kelompo k Usaha Bersama (KUBE) Pemulung Pengolahan limbah plastik Pengolahan limbah kertas dan katon Pengolahan kembali limbah logam dan gelas/kaca Pengolahan kompos Kerajinan barang bekas, dsb. Perluasan Saluran Air PDAM Suplai Air Bersih ke daerah-daerah terpencil Bantuan Pengadaan Sumur-sumur artesis Bimbingan dan Penyuluhan Sanitasi Lingkungan
76 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
No
Sektor
10.
Kehidupan Penghuni Daerah Kumuh
11.
Budaya, Kesenian, Pariwisata Lokal/khas
Kebijakan
Permuki man yang Berwawa san Lingkung an Pelestari an dan komersia lisasi budaya dan kesenian lokal/kha s Pengem bangan Pariwisat a Daerah
Program
Rehabilitasi Pemukiman
Inventarisasi dan Pembinaan budaya dan kesenian lokal/khas Penggalian Potensi Pariwisata Daerah
Indikator
Meningkat nya Kenyaman an dan Sanitasi lingkungan permukima Tumbuhny a kelompokkelompok kesenian lokal/khas Tumbuhny a potensi Pariwisata unggulan daerah
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Rehabilitasi Kampung Rehabilitasi Saluran Sanitasi Penghijauan
Pelatihanpelatihan keseniankesenian lokal seperti Topeng, Lenong, , Tanjidor, Marawis, Yapin, Kasidah, Gambus, Ujungan, Barongsai, dsb. Pembentukan dan Pembinaan kelompokkelompok kesenian Handbook Seni Budaya Bekasi sebagai media Informasi dan Promosi bagi masyarakat Bekasi dan sekitar Modifikasi produksi, kemasan, pemasaran kerajinan dan kuliner tradisonal Bekasi, melalui identifikasi, pelatihan produksi dan kemasan serta mekanisme pemasarannya. Pengembangan Kepariwisataan Berbasis Komunitas dan Sumber daya unggulan serta Budaya
77 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Craib, Ian. 1992. Teori-Teori Sosial Modern; Dari Parsons Sampai Habermas. Jakarta: Rajawali Pers.
DAFTAR SUMBER A. Buku Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas; Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta: FE-UI.
Ediyono, Setijati H. 1999. PrinsipPrinsip Lingkungan dalam Pembangunan yang Berkelanjutan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Adimihardja, Kusnaka dan Harry Hikmat. 2001. PRA (Participatory Research Appraisal) dalam Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.
Ife,
Blanckenburg, Peter von and Reinhold Sach, 1989. Masyarakat Tani dalam Membangun. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jim. 1995. Community Development; Creating Community AlternativesVision, Analysis and Practic”. Australia: Longman.
Indonesia, Departemen Perindustrian. 1995. Lima Puluh Tahun Pembangunan Industri Mengisi Kemerdekaan Republik Indonesia (19451995). Jakarta.
Boender, Kees. 1990. In Search of Bonds in Rural Small-Scale Industry. Makalah Symposium on Small Industries.YIIS-EUR, Cipanas 7-12 Juli 1990.
Jhonson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia. Kamaly,
Brown,
JAC. 1954. The Social Psychology of Industry. Great Britian: C. Nicholas & Company Ltd.
Husein. 1973. Sejarah Pekembangan Kabupaten Bekasi. Bekasi: Pemda Kab. Bekasi
Kano, H. 1984. Sistem Pemilikan Tanah dan Masyarakat Desa di Jawa pada Abad XIX. Dalam Sediono M.P. Tjondronegoro dan Gunawan Wiradi (ed). Dua Abad Penguasaan Tanah
Collien, William. 1996. Pendekatan Baru dalam Pembangunan Pedesaan di Jawa. Jakarta: Yayasan Obor.
78 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Pertanian di Jawa; dari Masa ke Masa. Jakarta: Gramedia
Bandung: Rosdakarya.
Nasikun. 1993. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.
Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat; Memadukan Pertumbuhan dan pemerataan. Jakarta: Pustaka Cidesindo.
Neuman, William Lawrence. 2000. Social Research Methods; Qualitative and Quantitative Approaches. A Pearson Education Company.
Koentjaraningrat.. 1967. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat. ___________. 1990. Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional. Jakarta: UI Press. Korten, David C. 1993. Menuju Abad ke-21: Tindakan Sukarela dan Agenda Global Forum Pembangunan BerpusatRakyat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Sunar Harapan. ___________. 1992. Community; Experience Perspektves. Press.
Remaja
Parker,
S.R. 1985. Sosiologi Industr”. Jakarta: Bina Aksara.
Planck,
Ulrich. 1990. Agrarian Sosiology. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Poot, H., Kuyvenhoven dan Jaap Jansen. 1991. Industrilisation and Trade in Indonesia. Yogyakarta: UGM Press. Ritzer,
Management Asian and Kumarian
George. 1996. Modern Sociological Theory. Singapore: The McGraw-Hill Company
Rangkuti, Freddy. 1999. Analisis SWOT; Teknik Membedah Kasus. Jakarta: Gramedia
Miles, Mathew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Salim,
Moleong, Lexi J. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yoygakarta: Tiara Wacana Yogya
Sayogyo dan Pudjiwati Sayogyo. 1983. Sosiologi Pedesaan.
79 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Jilid I dan II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Soekanto, Soerjono. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Scheineder, EV. 1986. Sosiologi Industri. (Terjemahan Ginting). Jakarta: Aksara Persada. Scott,
_________. 1983. Kamus Sosiologi. Jakarta: Gramedia.
James C. 1983. Moral Ekonomi Petani. Jakarta: LP3ES
Soeprapto, Riyadi. 2002. Interaksionisme Simbolik. Malang: Averroes Press
__________. 1993. Perlawanan Kaum Tan”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sopandi, Andi et al. 2000. “Sejarah dan Budaya Kabupaten Bekasi”. Bekasi: LKSP dan Pemda Kabupaten Bekasi
Setiawan, Bonni. Peralihan ke Kapitalisme di Dunia Ketiga; Teori-Teori Radikal dari Kalsik Sampai Kontempore”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_________. 2002a. “Sejarah Kabupaten Bekasi”. Bekasi: Pemda Kabupaten Bekasi.
Sheldon E.B and W.E. Moore. 1968. Indicator of Social Change Concepts and Measurements. New York: Russel Sage Foundation.
_________. 2002b. Kamus Dialek Bekasi. Bekasi: Pusat Pembinaan Budaya Kabupaten Bekasi. Sugihen, Bahrein T. 1996. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Rajawali Pers
Sjahrir dan Brown. 1992. Indonesian Financial and Trade Policy Deregulation: Reform and Response, dalam Adrew J. MacIntyre and Kanishaka Jayasuriya (eds). The Dynamic of Economic Policy Reform in South-East Asia and South-West Pasific. Singapore: Oxford University Press.
Suhandojo. 2002. “Pengembangan Wilayah Pedesaan dan Kawasan Tertentu: Sebuah Kajian Eksploratif”. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Suharyanti, Sutji. 1992. “Dampak Perubahan Penggunaan Tanah Terhadap Kualitas
Sobary, Mohamad.1995. Kesalehan dan Tingkah Laku Ekonomi.
80 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Hidup di Tambun, Bekasi Jawa Barat”. Jakarta: UI.
B.
Dokumen
Bekasi, Surjomihardjo, Abdurahman. 1977: Perkembangan Kota Jakarta. Jakarta: Pemerintah DKI Jakarta
2008.“Kabupaten Bekasi dalam Angka 2007”. Bekasi: BPS Kabupaten Bekasi.
__________.
2008. “Selayang Pandang Pembangunan Kabupaten Bekasi “.Bekasi: Bapeda Pemda Kabupaten Bekasi.
__________.
2008. “RPJMD Kabupaten Bekasi”. Bekasi: Bapeda Kabupaten Bekasi.
Suryani, Nani. 2002. Pencemaran Lingkungan karena Limbah Industri. Bandung: UNILA. Todaro,
Turner,
Michael P. 1993. “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”. Jakarta: Erlangga. Jonathan H. 1990. The Structure of Sociological Theory. California: Wadsworth Publishing Company.
Djajadiningrat, S.T. 1992. Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Ekonomi Lingkungan, hal. 1-9.
Ufford, Philip Quarles van. 1989. “Tendensi dan Tradisi dalam Sosiologi Pembangunan”. Terjemahan oleh R.G. Soekadijo. Jakarta: Gramedia.
Siahaan, Hotman M. 1979. Sistem Penyangkapan dan Penguasaan Tanah di Daerah Pedesaan. Prisma No. VIII edisi 9 tahun 1979.
Yustika, Ahmad Erani. 2000. “Industrialisasi Pinggiran”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
__________. Yuwono S, Arief M, Simanjuntak PJ dan Sagir S. 1985. Produktifitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktifitas, Suprihadi.
1983. Tekanan Struktural dan Mobilitas Petani di Pedesaan. Prisma No. II Th. 1983. pg. 12.
2003. “Membayangkan Bekasi Sebagai
81 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009
Ingolstaadt-nya Jakarta”. Kompas, 23 April. hal 19. Willemse,
P.H. 1980 “Memorie Residen Batavia”. Memoir van overgave, 26 Oktober 1931. Arsip Nasional Republik Indonesia.
ANRI RI. 1980. “Memoir van Overgave (1920-1940)”. Arsip Nasional Republik Indonesia. Jababeka, Kawasan Industri. 2008. “Company Profile”. www. Jababeka. Com.
82 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2009