o
t
I ^1/ t
rt MAJMLIS ULMINI}ONESIA o
WADAH MUSYAWARATI PARA ULAMA ZU'AMA DA}I CENDEKIAWAN MUSLIM
Jalan Proklamasi No.51 Menteng Jakarta Pucat 10320Telp. 31902666.391t853, Far. 31905266 Website : http//www.mui.or.id E.meil :
[email protected]
FATWA MAIEIIS UrAMA TNDONESTA Nomor: 10 Tahun2011 Tentang CARA PENSUCIAN EKSTRAK RAGI (rE',AST EXTRACn DARI SISA PENGOIAHAH BIR (BREWERYEASN
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia [MUI] setelah: MENIMBANG : a. bahwa hasil limbah produksi bir berupa ekstrak ragi gteast extract) dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk, misalnya media mikroba bahan pen5rusun flavor/seasoning suplemen karena banyak mengandung mineral, vitamin dan protein;
b. bahwa pada tahun 2003 MUI menetapkan bahwa ekstrak ragi (yeast extract) dari sisa pengolahan bir (brewer yeastJ bisa dimanfaatkan setelah dicuci hingga hilang warna, bau dan rasa birnya, akan tetapi belum ada penjelasan mengenai tata cara pensuciannya;
c. bahwa atas dasar hal tersebut, muncul pertanyaan mengenai tata cara pencucian tersebut d. bahwa oleh karena itu, Komisi Fatwa MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang Cara Pencucian Ekstrak Ragi (I/east Extract) Dari Sisa Pengolahan Bir {Brewer YeosQ, sebagai pedoman.
MENGINGAT
1. Firman Allah SWT, antara larn:
{r
ov :;str*y'F qL;ct
fr#i:o,
fr),w', "(fui ".....dan menghalalkan bagi mergka segala yang baik dqn mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.,," QS. AI-
A'rafl7l:157 Catatan: ayat di atas menuniukkan halalnya segala sesuatu yang baik (at-thayyibat) dan mengharamkan segala sesuatu yang buruk {al-khabaits). Salah satu penyebab sesuatu dianggap buruk fk&abies] adalah jika terkena najis Qnutanajjis)
2. Hadits-hadits Nabi SAW, antara lain:
r#'*4 t:b ar *i #t iirr d:" olr gil 4iJ*#" ,fS :iui .qb *i #L iirr J:" 4t fu (4 iitS ,;3 g t
Urdt;t)J
'-.
I e,,
o / /
{;g; ,U; ("'j6rtifF
Dari trrlaimunah RA istri nabi SAW: "nabi SAW ditanya tentang {hukum} tikus yang jatuh di keju kemudian mati di dalamnya. Ia
Fatwa tentang Cara Pensucian Ekstrak Ragi (Yeast Extrcat) 2 dari,Siss Pengolahan Bir (Brewer Yeast) SAWmenjawab: buang kejuyong tertimpa tikus dan sekitarnyo kemudfan makanyang lainnya" (HR. Al-Bukhari)
ir* it, * *t J;t i6 ,i6 ^* isr"eb")i;,L oj &3 6:r Gpt t a tk'dV,o3r 6irl,.t:r *, ri1$ ,pLi ,'sr, 3f l ;;;i;t; 4;j; w *y, ak'ot, ,q'.
Dari Abu Hurairah M, Rasulullah SAW bersabdo: "apabila tikus jatuh di dalqm keju, (maka lihatlah): jika (keju tersebut) padat maka buanglah (keju yang tertimpa tikus) dqn sekitarnya (lalu makanlah yqng lainnya), tapi {1ika keju tercebut) encer maka janganloh kamu mendekatlnya" (HR Ahmad don Abu Daud) Dua hadis di atas menunjukkan tata cara menghilangkan najis dari makanan, yaitu dengan dirinci {nfshit):jika makanan cair terkena naiis maka tidak bisa disucikan karena sudah bercampur, sedangkan jika makanan tidak cair (jamid) maka cukup dibuang makanan yang bersentuhan langsung dengan naJis, sedangkan yang, tidak bersentuhan langsung dengan najis dapat dimanfaatkan.
#frt *UtLl ,;i:e ist or, f oj *i|"^;,fV, 16u;A'FF|*+A',#- j,--;t fi,rF Jtt rbr *?io 4o,kp ,t;az ;
Dqri Asma binti Abu Bakar M, sesungguhnya Nabi SAW bersabda tentang darah haidh yang terkena pakaian: hilangkanlah {bekas darah tcrsebat), kemudiun guyurlah dengon eir, kemudian...., Iafu shslatlah dengan pakalan tersebut" (HR Bukhari-hluslim)
tf ,-irr J*, v ,lafr Liti 'i6 ^*'ist'rFrr:, e;j oj *t e?i $i';l alfi ur',ur -r-{F ,ii t ptr J+ p U*"-frt
M, Khaulqh M btertanya: wahai Rasululah, jika (bekas) darahnya tidak hilang? la SAW menjawab: "kemu cukup mencucinya dengan air, dan tidqk masalah dengan bekasnya" (HR At-Tlrmidzi) Dua hadis di atas menunjukkan tentang hukum sesuatu yang terkena najis tapi setelah dicuci bekas najis tersebut tidak bisa hilang maka dalam masalah tersebut hukumnya telah Dari Abu Hurairah
dianggap suci.
MEMPERHATIIGN
:
1. Pendapat para ulama; antara lain: a. Pendapat lbnu Rusy4 ulama mazhab Maliki, dalam kitabnya " Bidayah al-ilfiujtahid' sbbz
:e6$ Jri;i | *riFki I hJL;*i *t;;r i e6"' ';;tr ! o{s -bil aiJt*i.ir il ir; -*1 rfr d* v;" o
o o 6,,
I
,y
o z
/*
ui
q' t)'j
-r
j I z I
:t^ril>l
/$/8
C3J
ft*b{
FBwS tgfualg LwE rgnslffiJcrt EfrttfTE ,[rf.tt (rs..ttr EErfvc'r.l J dsri Sisa Pengolahan Bir (Brewer Yeast)
",f
4 '; i-^it ,CPti.lri:Jjr #
q$i )'ri;;ir
pf ,1; ii ,.IAr..:l;
#t ri;ti'rr,l"r'
irnonggopi masalah nojis yang tercampur dengan makqnan halal terbagi dalam dua "Di kalangan ulama dalam
b.
pendapat: pertarna, ulama yang menganggap haram karena terjadinya percqmpuran walaupun makanan tersebut tidak bentbah warnq, bau, dan rasa karena telah bercampur dengan najis. Pendapat ini adalah pendopat sebagian besar $umhur) ulama. Kedua, pendapat ulama yang memperhitungkan perubahannya, Pendapat ini adalah pendapat mazhab zhahiri dan pendapat imam Malik.' Pendapat Ibnu al-Khathib as-Syarbini dalam kitab "Mughni obMuhtaj lla Ma'rifati Afudhi al-Minhaf' sbb:
u. Qi:t
dW
ok'csy";at
)";L.''H'8;bL q
c.
r,$
,*
<-;t i:lri bH:> iur "#-
u'6' !
,*i6r t;:t >
"dan disyaratkan (dalam mencuci barang terkena najis) mengucurkan air ke tempat yang terkena naji* jlka air tersebut sedikit (l
d3) 4tt di u'jt> Y'6t ef (6'ir) 9J, *'a'&ii-" Jr'i L.L') * ):S gI t f '5 AV1-1."J 6 rg, ti )'| a);til (k 6 6t) tr:i
f
G
f
:q,Pry"tA#.,
i6rqtkfu jq.*c$t
qy *L1lQx,,t:,r:.&t c.
'Wajib hukumnya ienghilangkan
najis walaupun terhadap
sepatu selop (khuff) dengan mencactnya hingga hilang rasa, warna dan baunya, kecuali jika salah safrt warna atqu baunya sultt dihllangkan, maka tidak wajib untuk menghilangkannya. Ia tetap dianggap suci, Berbeda iika warna dan baunya sama-sama tetap tidak hilang (maka tetap dianggap terkena nojis) kqrena tidak hilangnya keduanya secaro bersamaan mengindlkasikan masih adanya najis. Begitu juga (masih dlanggap najis) jika yang tidqk bisa hilang adalah rasenya, korena umumnya menghilangkan rssa sang atlah mudah." d. Pendapat lbnu Haiar al-Haitami dalam kitab "al-Minhaju aIQawfm" sbb:
jI,'u @i .k'u.3,,:s tj1 o'..-'" ..i .o t.,.tt l, , 'oo, o ' LU c;rlrgJt (Utt ,sLV;lrli 6!r & (#) "-..
tt > u'r*:
Komisi Fatwa Maielis Uqma Indonesia
*ilt
put*it
Fatwa tentang Cara Pensucian Ek^strak Ragi (Yeast Extrcat) 4 dari,Srsa Pengolahan Bir (Brewer Yeast)
$: (*:: t{t *,*$) #')r,q W d 0 *{tit "F
\f p'i;14';r; uil #t il':lr' **; it ,iltu p';t:o 'r4d1 ;il'{t;,,lr*".}b i\.fr:t }W 6rr'i'k e) ;:{: yt ) J^t, (ri3rd'h{i W r*r gf , F br.*,*'j
4U\b#,
e*sfllU ;tfr,fuf)h; ..
k
.-;)Li
"sesuatu yang terkena najts mutawassf thah {najis sedang), jika najis 'aini {najis zatrrya) yaifit najis yang bisa terdeteksi dengan panca inders, maka wajib menghilangkan zat{najis)nya, yaitu dengan menghilangkan rosq, warna dan baunya, Dan jika untuk menghilnngkan ketiganya harus menggunakan sabun maka harus menggunakannye. Dan
tidqk mesalah masih terdeteksinya salah satu dari warno atau baunya jika sulit untuk men{lhilangkannya, seperti warne,, yang masih melekat setelah dicuci dan tidak berbekas kecuali bekas,nyo dan seperti bau khamr, karena alasan masyaqqah {sulit menghilangkannya}. Tapi jika jika dua-duanya dari bau dan werna najis masih berbekas di tempat yang telah dicuci maka tetap dianggap najis, walaupun sulit menghilangkan keduanya. Begittt juga masih dianggap najis jika masih berbekas rasanya saja, karena sesungguhnya mudah menghilangkannya dan jarang yang kesulitan"
urp
ii 3r*i J,",8 :
ai -bl;,1,1 . -/
'9,
4*
/
o
Jt
f
a
l- J
J"rS 4
(W *r;.J;l."rt il bf;,
'a;r; (W:d' :6'; vr L'J il "tt> */6, $i}t ,s t;,ft,? Grr 13
"jika najisnya tidak terdetelcsl seperti sir seni yang kering yang tidak terdetel<si rasq, warna, dqn baunyo maka cukup dengan mengucurkan air atasnya sekalf saja tanpa harus bernlat" e. Pendapat lbnu Hajar al-Haitami dalam kitab "Tuhfatu alMuhtal FiEyarhi cl-Mfnhafl sbb:
p",Ht
I
*t;i, fr,1'a'#. ,p lfr 1, #- u,';l fu, pu;1:' c! ei),'rf iVr W il tp t" tu,Jju.
,k ilt
ttiruJ;;'bL
th:;b
"sebagaimana dijelaskan bahwo jika sulit menghilangkan (bekas) najisnya maka cukup dengan dlcuct saja, walaupun masih terdeteksi salah satr dqrt werne atau baunya, dengan alasan adanya maryaqqah {kesalitan menghilangkannya) "
MUI tanggal 23 Mei 2003 tentang Standarisasi Fatwa Halal, khususnya tentang hukum ragi yang berasal dari industri khamr, selengkapnya berbunyi: "Rcgf yang dipisahkan dari proses pembuatan khamr setelah dicuci
2. Keputusan Fatwa
Fatwa tentang Cara Pensucian Eksnak Ragi (Yeast Extrcat) 5 dari Sisa Pengolahan Bir (Brewer Yeast)
sehlngga htlang rssa, bau dan warna khamrnya, hukumnya halal dan sucl", 3. Keterangan LP POM MUI dalam rapat Komisi Fatwa tanggal 12 lanuari z0Lt,yakni: a. Ragi merupakan entitas tersendiri yang suci yang dijadikan salah satu bahan penolong pembuatan bir
b. Ragi adalah salah satu ienis mikroba yang
tidak
berbahaya dan hukum asal milrroba adalah suci apabila tidak membahayakan
c.
Dalam proses pembuatan bir, ragi berinteraksi dengan bahan lainnya, kemudian dipisahkan setelah bahan tersebut berubah menjadi bir.
d. Ragr bisa merubah bahan baku menjadi bir
tapi
walaupun begitu ragi sendiri tidakberubah
4. Pendapat peserta rapat Komisi Fatwa pada tanggal 28 Desember 2010 dan 12 |anuari 2011. Dengan bertawakal kepada Allah SWT
MEMUTUSIGN
MENETAPIGN
:
FATWA TENTANG CARA PENCUCIAN EI$TRAK RAGI (YEAST EmRACI) DAR| SISA PENGOUTHAN BIR (BREI,gER YEAS?J
Pertama
:
Ketentuan Umum Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan: 1. Ekstrak ragi (yeast extracQ ialah produk yang berupa isi sel ragr yang diproses dengan cara memecahkan dinding sel ragi sehingga isi sel ragi terekstrak keluar kemudian dinding selnya dipisahkan. Isi sel ragi dimanfaatkan untuk berbagai produk pangan dan suplemen stelah melalui beberapa tahapan proses.
2. Ragi sisa pengolahan bir {brewer yeast) ialah ragi yang dipisahkan dari cairan bir dengan cara penyaringa.n dan sentrifugasi.
Kedua
:
Ketentuan Hukum L. Ekstrak ragi (yeast extract) dari sisa pengolahan bir (brewer yeast) hukumnya rnutanajjis fbarang yang terkena najisJ yang meniadi suci setelah dilakukan pencucian secara syar'i (tathhir ryar'an). 2. Pensucian secara syar'i sebagaimana dimaksud point satu adalah dengan salah satu cara sebagai berikut: a. Mengucurinya dengan air hingga hilang rasa, bau dan warna birnya. b. Mencucinya di dalam air yang banyak hingga hilang rasa, bau dan warna birnya. 3. Apabila telah dilakukan pencucian sebagaimana point nomor dua secara maksimal, akan teapi salah satu dari bau atau warna birnya tetap ada karena sulit dihilangkan maka hukumnya suci dan halal dikonsumsi.
Kettgo
:
Ketentuan Penutup
i
Fatwa tentang Cara Pensucian Ekstrak R"agi (Yeast Extrcat) 6 dari,Slis Pengolahal, Btr (Brewer Yeast) 1.
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan diperhaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, 2.
Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini, Ditetapkan Pada
di
: fakarta
tanggal : lJ(J
?.8,Rab.ilul AWnTAI
3 Maret
MAIELIS Ketua
r#k
ffi
q,tW' & ee\ PROF. DR. H. HASANUDDINAF.,
1*3? H 2011 M
MAINDONESIA $#
Sekretaris
\"# t y'"-" i,"rt J';*: "5pi '&,
I
.f'fi"ffiuN
NrAM sHorEH, MA