PENGARUH PELAKSANAAN ETIKA PROFESI, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI DKI JAKARTA) Rosalina Siregar Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) 53696969, Fax: (+62-21) 530-0655,
[email protected]
Iswandi, SE., Ak., M.M., BKP, CA, CFE Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) 53696969, Fax: (+62-21) 530-0655
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika profesi, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja auditor di DKI Jakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah auditor dalam kantor akuntan publik yang ada di DKI Jakarta. Data dikumpulkan dengan menyebarkan langsung kuesioner kepada responden yang bersangkutan. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS untuk melihat pengaruh etika profesi, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian membuktikan bahwa; (1) Etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. (2) Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. (3) Kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. (4) etika profesi, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Kata kunci: Etika Profesi, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Kinerja Auditor.
Abstract
This research is aimed to know the effect of professional ethics, emotional intelligence, and spiritual intelligence on auditor’s performance. The sample of this study were auditors on CPA firm in DKI Jakarta. The collection technique of this study was the technique of survey by distributing queationnaires directly to each auditors on CPA firm. Analysis of data by using double linear regretion analysis by appliying spss programe to see impact of professional ethics, emotional intelligence, and spiritual intelligence on auditor’s performance. The findings of this research shows that (1) professional ethics had a significant positive impact on auditor performance, (2) emotional intelligence had a significant positive impact on auditor performance, (3) spiritual intelligence had a significant positive impact on auditor performance, (4) professional ethics, emotional intelligence, and spiritual intelligence simultaneously give significant impact toward the auditor’s performance. (RS) Keywords: Professional Ethics, Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, Auditor’s Performance.
PENDAHULUAN Semakin berkembangnya dunia bisnis, praktek dalam dunia bisnis sering sekali menyimpang jauh dari aktivitas normal, bahkan mengesampingkan etika moral. Padahal pertimbangan etika moral penting bagi kalangan profesional dalam menjalankan kegiatannya. Sebagai profesional, seseorang mempunyai kewajiban untuk memenuhi aturan etika perilaku yang mengatur secara spesifik, yang menggambarkan suatu sikap atau hal-hal yang ideal. . Kewajiban tersebut berupa tanggung jawab bersifat fundamental bagi profesi untuk menjalankan usahanya dan memantapkan jasa yang ditawarkan, contohnya yang dibahas disini adalah profesi akuntan publik. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi. Peranan seorang auditor dalam suatu perusahaan sangat diperlukan dalam upaya mengaudit proses bisnis yang telah berlangsung, sehingga hasil dari aktivitas bisnis perusahaan dapat dipertanggungjawabkan pada pihak yang berkepentingan. Mengingat peranan auditor sangatlah dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha, maka auditor semestinya melengkapi diri dan membenahi diri untuk kinerja yang lebih baik, guna memenuhi tuntutan dan menghadapi ketatnya kompetisi di lingkungan bisnis saat ini. Pentingnya peranan auditor mendorong para auditor untuk memahami pelaksanaan etika yang berlaku dalam menjalankan profesinya. Etika profesional bagi praktik akuntan publik di Indonesia disebut dengan istilah ‘kode etik’ yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai organisasi profesi akuntan. Selain wajib memegang teguh aturan etika profesi yang berlaku, di dalam bekerja hingga menentukan opini audit, untuk meningkatkan kinerjanya, seorang auditor tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual saja, tetapi dibutuhkan juga kecerdasan emosional dan spiritual. Ayun (2011) dalam Wijayanti (2012:40) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kapabilitas dalam mengelola respon dan emosi kita ketika berhubungan dengan orang lain, situasi, problem interaksi, dan kondisi stress, sehingga mendapatkan hasil yang efektif. Atau pemahaman kita
terhadap orang lain sehingga kita dapat mengelola semua situasi dan bisa berinteraksi dengan cara win-win. Hal ini sangat penting bagi seorang auditor, karena auditor akan menghadapi berbagai macam lingkungan dalam pekerjaannya. Kecerdasan spiritual mengajarkan orang untuk mengekspresikan dan memberi makna pada setiap tindakannya, sehingga bila ingin menampilkan kinerja yang baik maka dibutuhkan kecerdasan spiritual . Seseorang yang membawa makna spiritualitas dalam kerjanya akan merasakan hidup dan pekerjaannya lebih berarti. Hal ini mendorong dan memotivasi dirinya untuk lebih meningkatkan kinerja yang dimilikinya, sehingga dalam karir ia dapat berkembang lebih maju (Tarmizi, 2012:45). Bagi seorang auditor dengan memiliki kecerdasan spiritual akan dapat menghindari/mencegah hal-hal yang dapat menyebabkan seorang auditor melanggar etika profesi yang wajib dipatuhi (Wijayanti, 2012:41). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Christina Gunaeka Notoprasetio (2012) tentang Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Auditor Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya, ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu: (1) Variabel Bebas, meliputi: Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ), dan (2) Variabel Terikat yaitu kinerja auditor. Dalam penelitian, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Populasi penelitian adalah auditor independen yang bekerja pada KAP di Surabaya. KAP di Surabaya yang terdaftar dalam IAPI berjumlah 46 KAP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (EQ) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja auditor dan kecerdasan spiritual (SQ) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja auditor Penelitian yang dilakukan Anis Choiriah (2013) tentang “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Auditor dalam KAP di Kota Padang dan Pekanbaru).” Dimana dalam penelitian ini mengandung variabel X1, X2, X3, X4, dan Y. Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor yang berada dalam Kantor Akuntan Publik. Sedangkan sampel adalah auditor dalam kantor akuntan publik yang ada di Kota Padang dan Pekanbaru. Data dikumpulkan dengan menyebarkan langsung kuesioner kepada responden yang bersangkutan. Hasil analisis dari penelitian diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kecerdasan emosional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor; 2. Kecerdasan intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor; 3. Kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor; 4. Etika profesi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor.
METODE PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI Jakarta.Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen meliputi etika profesi (X1), kecerdasan emosional (X2), dan kecerdasan spiritual (X3). dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor (Y). Sumber data yang digunakan dalam penelitian merupakan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak yang berkaitan. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel dengan cara menyebar sejumlah kuesioner dan menggunakan kuesioner yang kembali dan dapat diolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk meneliti jenis masalah berupa pengaruh antara dua atau lebih variabel dengan mengidentifikasikan fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) serta melakukan penyelidikan terhadap variabel yang mempengaruhi (variabel independen). Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji reliabilitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji heterokedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heterokedastisitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk apakah model ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model (khususnya variabel bebas) dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap varibel dependen. Uji parsial (Uji T) digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terkait.
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Dari 35 pertanyaan dalam kuesioner didapat hasil valid, hal ini dapat diukur dengan membandingkan R hitung dengan R tabel (0.1308). Uji Reliabilitas Kuesioner dalam penilitian ini reliabel, hal ini dapat dilihat dari hasil yang menunjukkan Croanbach Alpha > 0,7. Gambar 4.1 Uji Normalitas
Sumber: data diolah dengan SPSS Berdasarkan hasil pengujian normalitas diatas dapat diketahui bahwa terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas juga dapat terlihat dengan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Apabila dalam perhitungan diperoleh nilai signifikan lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal, tetapi jika nilai
signifikan kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Model regresi ini memenuhi normalitas dapat dilihat dari table 4.16 berikut : Tabel 4.16 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
225
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean
.0000000
Std. Deviation
1.93368669
Absolute
.062
Positive
.062
Negative
-.051
Kolmogorov-Smirnov Z
.924
Asymp. Sig. (2-tailed)
.361
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: data diolah dengan SPSS Berdasarkan pada hasil output SPSS uji Kolmogorov-Smirnov di atas, nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,361, nilai tersebut memenuhi ketentuan sig.(p) > 0,05 (level of significantion). Jadi hipotesis diterima, sedangkan
ditolak, berarti data residual berdistribusi normal. Tabel 4.17 Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Etika Profesi
.835
1.198
Kecerdasan Emosional
.708
1.413
Kecerdasan Spiritual
.662
1.511
(Constant)
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor Sumber: data diolah dengan SPSS Berdasarkan tabel 4.17 diatas, diketahui bahwa masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian memiliki nilai VIF < 10 (atau Tolerance > 0,10), variable Etika profesi dengan VIF sebesar 1.198, variable Kecerdasan emosional dengan VIF sebesar 1.413, variable
Kecerdasan spiritual dengan VIF sebesar 1.511, hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi terhindar dari masalah multikolinearitas.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data diolah dengan SPSS Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas diatas, dengan scatter plot, terlihat bahwa titik – titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) dan titik – titik menyebar disekitar angka 0 pada sumbu y, maka mengidikasikan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Table 4.19 Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model
1
Standardized Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
8.866
2.076
Etika Profesi
.117
.050
Kecerdasan Emosional
.102
Kecerdasan Spiritual
.308
t
Sig.
4.270
.000
.142
2.365
.019
.049
.135
2.080
.039
.049
.425
6.320
.000
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor Sumber: data diolah dengan SPSS Dari hasil tabel 4.19 di atas berdasarkan hasil uji signifikan parameter individual uji t ini dapat dilihat unstandardized coefficient pada kolom B, adapun model regresi yang dapat dibentuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 8.866 + 0.117 X1 + 0.102 X2 + 0.308 X3 + ℮
Tabel 4.20 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
1
Adjusted
R Std. Error of the
R
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
.582a
.339
.330
1.947
1.974
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, Etika Profesi, Kecerdasan Emosional b. Dependent Variable: Kinerja Auditor Sumber: data diolah dengan SPSS Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.330. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan variabel bebas (variable etika profesi, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual) mempengaruhi atau menerangkan naik turunnya data variabel kinerja auditor sebesar 33%. Sedangkan sisanya sebesar 67% (100 % - R2) dipengaruhi oleh faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi pada penelitian ini.
Tabel 4.21 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares df
Mean Square
F
Sig.
Regression
428.654
3
142.885
37.701
.000a
Residual
837.568
221
3.790
Total
1266.222
224
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, Etika Profesi, Kecerdasan Emosional b. Dependent Variable: Kinerja Auditor Sumber: data diolah dengan SPSS Berdasarkan analisis uji F diatas, didapat nilai F hitung sebesar 37.701 dengan nilai signifikansi uji F 0.000. Karena nilai signifikansi uji F jauh lebih kecil dari Alpha 5%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Etika profesi, Kecerdasan emosional dan Kecerdasan spiritual secara bersamasama memiliki pengaruh terhadap Kinerja auditor.
Tabel 4.22 Uji Parsial (T test) Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
Std. Error
Coefficients Beta
t
Sig.
1
(Constant)
8.866
2.076
4.270
.000
Etika Profesi
.117
.050
.142
2.365
.019
Kecerdasan Emosional
.102
.049
.135
2.080
.039
Kecerdasan Spiritual
.308
.049
.425
6.320
.000
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor Sumber: data diolah dengan SPSS Berdasarkan tabel 4.22 diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah apakah Etika Profesi (X1) mempengaruhi Kinerja Auditor. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung yang terdapat dalam tabel dengan t tabel yang diperoleh dalam hasil pengolahan data yaitu sebesar 1.9706. Variabel etika profesi memiliki nilai t hitung sebesar 2.365 dimana hal ini bernilai lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1.9706 dan hasil penelitian menunjukan angka Sig. untuk Etika Profesi (
) sebesar 0,019 dimana nilai 0.019 < 0.05, sehingga pengujian hipotesis pertama
ditolak dan
diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variable etika profesi berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor. Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah apakah Kecerdasan Emosional (X2) mempengaruhi Kinerja Auditor. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung yang terdapat dalam tabel dengan t tabel yang diperoleh dalam hasil pengolahan data yaitu sebesar 1.9706. Variabel kecerdasan emosional memiliki nilai t hitung sebesar 2.080 dimana hal ini bernilai lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1.9706 dan hasil penelitian menunjukan angka Sig. untuk koefisien kecerdasan emosional (
) sebesar 0,039 dimana nilai 0.039 < 0.05, sehingga
pengujian hipotesis kedua Ho ditolak dan Ha diterima, Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor. Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah apakah Kecerdasan Spiritual (X3) mempengaruhi Kinerja Auditor. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung yang terdapat dalam tabel dengan t tabel yang diperoleh dalam hasil pengolahan data yaitu sebesar 1.9706. Variabel kecerdasan spiritual memiliki nilai t hitung sebesar 6.320 dimana hal ini bernilai lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1.9706 dan hasil penelitian menunjukan angka Sig. untuk koefisien kecerdasan spiritual (
) sebesar 0.000 dimana nilai 0.000 < 0.05, sehingga
pengujian hipotesis ketiga Ho ditolak dan Ha diterima, Hal ini dapat disimpulkan bahwa variable Kecerdasan spiritual berpengaruh secara positif terhadap Kinerja auditor.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja auditor. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kinerja auditor. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama etika profesi, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan dapat diperbaiki pada penelitian yang akan datang. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kinerja auditor pada penelitian ini hanya ditinjau dari pengaruh aspek etika profesi, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual semata, padahal dalam lingkungan kerja (Kantor Akuntan Publik) masih banyak aspek lain yang berpengaruh terhadap kinerja. 2. Penelitian ini hanya menerapkan metode penyebaran kuesioner dan tidak menerapkan metode yang lain seperti wawancara dan penelitian ini hanya terbatas pada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik saja. Saran Dengan adanya kesimpulan dan keterbatasan, maka beberapa saran yang dapat peneliti berikan untuk diterapkan dalam penelitian yang akan datang adalah sebagai berikut. a. Bagi auditor: Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa pengaruh yang diberikan oleh ketiga variabel bebas yaitu etika profesi, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja auditor sangat baik, namun ada beberapa item pada masing-masing variabel yang masih berada pada kategori baik, oleh karena itu diharapkan kepada auditor agar lebih meningkatkannya. b. Bagi peneliti selanjutnya: Penelitian ini masih terbatas pada etika profesi, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penambahan variabel lain yang berpotensi mempengaruhi kinerja auditor. Selain itu, untuk peneliti selanjutnya juga akan lebih baik jika dilengkapi dengan wawancara dan pernyataan tertulis sehingga dapat menggali semua hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini. Peneliti juga menyarankan agar penelitian yang dilakukan tidak hanya terbatas pada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik saja, tetapi juga melibatkan responden lain, seperti auditor internal perusahaan dan auditor pemerintahan, sehingga diperoleh generalisasi hasil penelitian.
REFERENSI Ali, M. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional: Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Bandung: Grasindo. Bertens, K. (2013). Etika. Yogyakarta: PT Kanisius. Boynton, W. C., & Johnson, R. N. (2006). Modern Auditing : Assurance Service and The Integrity of Financial Reporting. United States of America : John Wiley & Sons, Inc. Choiriah, A. (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Auditor dalam Kantor Akuntan Publik di Kota Padang dan Pekanbaru). Skripsi S1. Universitas Negeri Padang, Padang. Dharmawan, N. A. (2013). Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual pada Profesionalisme Kerja Auditor. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 2(2), 837-853. Elder, Randal J., Beasley, M S., adn Arens, A A. (2012). Auditing and assurance services: an integrated approach. (14th edition). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : BP Undip. http://www.ppajp.depkeu.go.id/ IAI. (2011). Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Nasirwan. (2011). Telaah Pelanggaran Terhadap Etika Profesi Akuntan: Metode Hermenautik. Jurnal Keuangan dan Bisnis, 3(1), 49-55. Notoprasetio, C. G. (2012). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Auditor Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Pubik di Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(4), 76-81. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Tarmizi, R., Dewantoro, G. S., & Suwandi. (2012). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecredasan Spiritual terhadap Kinerja Auditor Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Wilayah Lampung (Study Kasus di Kantor BPK Wilayah Lampung) . Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 3(1), 3954. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011. Widodo, S. (2012). Self Coaching. Cara Baru Memberdayakan Diri untuk Lebih Cepat Bahagia, Sukses, dan Sejahtera. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Wijayanti, G. L. (2012). Peran Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Dalam Meningkatkan Kinerja Auditor . Jurnal Ilmiah Akuntansi, 1(2), 38-42. Zohar, D., dan Marshall, I. (2007). Kecerdasan Spiritual. Bandung: Mizan.
RIWAYAT PENULISAN Nama
: Rosalina Siregar
Tempat / Tanggal lahir
: Tangerang, 22 Desember 1993
Pendidikan S1
:Universitas Bina Nusantara, Akuntansi dan Keuangan (20112015)
Pekerjaan
: Guru Piano