1.1.
Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya d a m utama &lam kehidupan m u s i a ,
hewan dan tumbuhan. Pada masa yang akan datang kebutuhan air akan semakin rneningkat seiring dengan perturnbuhan penduduk, kebutuhan air perkapita akan sernakin rneningkat sesuai perkembangan sosial budaya masyarakat. Sementara persediaan sumberdaya air adalah terbatas dan tersebar tidak merata &lam ruang dan waktu akibat perbedaan iklim, kondisi geologi dan penggunaan lahan. Penggunaan air yang tidak terarah dapat rnenyebabkan pencemaran air tanah perrnukaan dan mengurangi daya dukung air tanah sebagai salah satu sumberdaya utama bagi kehidupan. Diperlukan upaya-upaya yang terintegrasi atau terpadu untuk menghindari resiko
kelangkaan air bagi
kehidupan sekarang maupun generasi berikut.
Pengelolaan sumberdaya air terrnasuk tataguna lahan yang tepat merupakan tantangan manusia agar setiap generasi dapat mewariskan sumberdaya air yang
mencukupi baik kualitas maupun kuantitas kepada generasi berikutnya. Di dalam sistem hidrologi secara alamiah keberadaan air tanah di suatu
wilayah adalah seimbang antara rnasukan dan keluaran. Masukan berasal dari infiltrasi air hujan sedangkan keluaran berupa mata air clan pengambilan oleh manusia melalui sumur gali dan sumur bor. Keseimbangan akan terganggu yang di akibatkan
aktivitas manusia sebagai konsekuensi logis pembangunan. Pada
umumnya bertarnbahnya jumlah penduduk pada suatu wilayah akan rneningkatkan
penggunaan sumberdaya air. Penggunaan tata guna lakan yang tidak tepat &pat mengurangi resapan air tanah yang dipasok oleh air hujan. Gangguan perubahan rnasukan dan keluaran air tanah tersebut &pat menyebabkan penurunan muka air
tanah, dan pada akhirnya t e a d i intrusi air laut (Todd, 1980). Berbagai macam bahan kontaminan ditemukan dalam air tanah dan air
permukaan. Pengelolaan sistem d r a b pada herah perkotaan tidak &pat mengikuti derasnya kontarninan yang mengancam kualitas air tanah dangkal. Makin berat tekanan kontaminan terhadap kualitas air tanah rnaka semakin kecil kemungkinan penggunaan air tanah untuk keperluan rumah tangga tanpa pengolahan dengan teknologi yang semakin rumit dan mahal. Biaya
rumah tangga untuk
memenuhi kebutuhan air semakin tinggi, dan ini merupakan salah satu bentuk eksternalitas yang h a m ditanggung oleh setiap rumah tangga akibat aktivitas manusia yang tidak serasi dalam pengelolaan tata guna air. Dalarn
kenyataannya
keterbatasan
biaya
dan
teknologi
membatasi
ketersediaan air bersih untuk masyarakat secara merata Di lain pihak tidak semua masyarakat dapat menggantungkan kebutuhan air bersih yang d i i i l k a n oleh sistem pengolah air sentral seperti Perusahaan Air Minum (PAM). Baru sebagian kecil dari penduduk perkotaan yang dapat menikmati pelayanan distribusi PAM. harus menggunakan air tanah dangkal dan air tanah &am
Lainnya
untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga dan keperluan lainnya seperti industri kecil clan sarana sosial lain. Dengan dernikian dapat dimengerti bahwa penelitian air tanah dangkal untuk keperluan rurnah tangga
selayaknya
ditingkatkan. Perlu
dilakukan
peneluswan tentang kondisi lingk~mgandan kualitas air tanah serta -or-faktor yang dapat mempengaruhinya secara cermat. Intrusi air laut adalah salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas air tanah. Menurut hasii sensus, penduduk Jakarta pada tahun 2000 berjumlah 8.384.853 orang. Berdasarkan kriteria kebutuhan air bersih untuk daerah perkotaan
pada negara berkembang sebesar 1SO - 200 l/kapita/bari, maka kebutuhan air bersih untuk penduduk DKI Jakarta adalah antara 1,2S
- 1,65 juta
m3/hari. Berdasarkan
data yang ada, PAM Jaya pada tahun 2000 memproduksi air bersih sebanyak 228,3 juta m3
atau rata-rata 634 ribu m3 Mi. Dengan demikian sekitar 38-50 % dari
kebutuhan air bersih penduduk DKI Jakarta dapat dipenuhi oleh PAM Jaya Sedangkan kekurangannya antara 62-50
O h
d i i b i I dari air tanah dangkal
dan
surnur dalarn (DGTL, 2000). Data yang ada menunjukkan bahwa konsumsi air tanah oleh penduduk Jakarta sekitar 350 juta m3 per tahun. Dari jumlah tersebut 250 juta
m3 berasal dari sumur dangkal dan 100 juta m3 diambil dari sumur dalam. Dengan kondisi liigkungan perkotaan seperti Jakarta dapat dihitung bahwa air resapan yang mengisi air tanah dangkal Jakarta sebesar 110 juta m3 per tahun Dengan demikian terjadi ketidak seimbangan antara resapan dan eksploitasi untuk konsumsi air tanah di Jakarta berupa defisit cadangan air sebanyak 140 juta m3 per tahun. Pengambilan air tanah di Jakarta pada saat ini harnpir seluruhnya terletak pada lokasi yang air tanahnya tidak
tercemar air asin. Dengan kondisi tersebut dapat ketahui bahwa
ketersediaan air tanah yang tidak tercernar oleh intrusi air asin di Jakarta makii berkurang dan diperkirakan hanya cukup untuk 8
-
10 tahun mendatang. Di lain
pihak telah terjadi peningkatan penggunaan sumur bor di wilayah DKI Jakarta. Dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 jumlah sumur bor yang terdaftar di Jakarta meningkat dari 2640 menjadi 3440, atau terjadi peningkatan
rata-rata s e k i
3%/tahun (DGTL, 2000). Dari penelitian-penelitian sebelumnya diketabui bahwa eksploitasi air tanah dangkal di DKI Jakarta menyebabkan penurunan muka air tanah dangkal sampai di bawah permukaan air laut. Kondisi ini dapat menyebabkan intrusi air laut ke dalarn air tanah dangkal, menyebabkan air tanah berubah rasa, dari tawar menjadi payau atau asin. Untuk rnengantisipasi agar tidak terjadi kondisi lingkungan yang lebii
buruk lagi, maka diperlukan upaya pengendalian terhadap eksploitasi sumberdaya air tanah dan p e m b i i liigkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung
(Makarim, 1994).
1.2.
Kerangka Pemikiran
Dengan latar belakang pemikiran tersebut diatas dapat dimengerti bahwa penelitian tentang kualitas air tanah dangkal di wilayah perkotaan yang tingkat ketergantungannya terfiadap air tanah cukup tinggi menjadi sangat mendesak. Wilayah penelitian terpilih adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan tingkat ketergantungan air bersih kepada air tanah dangkal rnasih dirasakan sangat besar. Sedangkan alternatif lain hampir tidak mungkin selain membeli air bersih dari pedagang. Untuk masarakat golongan ekonomi Iemah ha1 ini menjadi beban hidup yang cukup berat.
Tanpa adanya penceman, air tanah dangkal merupakan sumber air bersih yang mempunyai kualitas terjamin. Sehingga kebiasaan menggunakan sumur untuk sum&
air
bersih
mash berlangsung sampai
sekarang dan
bahkan
ada
kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Tetapi kenyataan menunjukkan lain, dari beberapa penelitian terdahulu diketahui bahwa air tanah dangkal di wilayah perkotaan tidak bebas sama sekali dari kontaminan. Beberapa parameter liigkungan menunjukkan adanya tingkat pencemaran yang kritis untuk air minum. Mekanisme masuknya bahan kontaminan ke dalam air tanah dangkal melalui infiltrasi dan dispersi ke dalam akuifer, kemudian menyebar searah aliran air tanah. Intrusi air laut ke dalam lapisan air tanah dangkal adalah salah satu bentuk pencemaran air asin ke dalarn lapisan air tanah dangkal. Air tanah yang terintrusi air
ash ini mempunyai rasa yang payau atau bahkan asin, sehingga tidak dapat diminum wafaupun melewati proses pengolahan sekalipun. Lapisan air tanah yang sudah terlanjur terintrusi air asin sangat sulit dibersihkan sampai menjadi tawar, bahkan hampir tidak mungkin sarna sekali. Kalaupun dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi yang sangat mahal (Domenico, 1990). Di wilayah penelitian adanya indikasi pencemaran air asin sudah dirasakan oleh masyarakat. Pencemaran h i sangat mudah diidentifikasi karena dapat dirasakan langsung tanpa alat sekalipun, narnun studi dinamika clan mekanisme proses pencemaran air laut tersebut perlu dikaji secara mendalam. Penelitian terhadap kondisi linglcungan yang air tanahnya terkontarninasi air asin dan payau sangat diperlukan untuk dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi pihak yang
berkepentingan untuk mengelola sumberdaya air dan lingkungan. Batas wilayah yang air tanahnya tercemar air asin serta tingkat keasinan tiap wilayah perlu dikaji secara cerrnat
agar
dapat dipastikan
Mctor
lingkungan apa
saja yang
mempengaruhinya. Air hujan merupakan sumber masukan dari air tanah pada suatu wilayah.
Sistem cadangan sumberdaya air tanah yang berasal dari air hujan dipengaruhi oleh s t r u k t u r geologi, geomorfologi, dan hidrologi daerah setempat. Struktur tersebut
akan menentukan jurnlah dan kualitas cadangan air
tanah suatu wilayah.
Keseirnbangan sistem air tanah yang dilandasi oleh struktur tersebut &pat terganggu oleh aktivitas manusia, akibat dari kegiatan rumah tangga,
industri, dan tataguna
lahan. Terganggunya keseimbangan &bat aktivitas manusia tersebut mengakibatkan kuantitas dan kualitas air tanah menurun (Appelo dan Postma, 1996). Dengan metode analisis hidrokimia kualitas air tanah &pat diketahui dan dibandingkan dengan standar baku mutu air untuk menentukan tingkat pencemaran lingkungan, selanjutnya dijadikan dasar program perbaikan lingkungan. Teknologi isotop a
h digunskan untuk melengkapi kesenjangan informasi tentang penentuan
daerah resapan akuifer dalam yang dengan telcnologi lain sangat sulit dilakukan. Teknologi ini juga menjawab dinamika aliran air tanah dan intrusi air laut ke lapisan akuifer. Dengan dapat ditentukannya lokasi wilayah resapan air hujan ke dalam air
tanah, rnaka dapat diakukan usaha konservasi lahan secara tepat untuk menjaga kelestarian sumberdaya air tanah DKI Jakarta. Konservasi tata guna lahan sering
menjadi konflik antara aktifitas ekonomi clan usaha pelestarian lingkungan yang seharusnya &pat
dihjndari demi kepentingan rakyat
banyak yang sangat
membutuhkan sumberdaya air tanah Peraturan dan kebijakan pemerintah hams tertuang dalam program perbaikan lingkungan yang mengarah kepada perlcualitas dan kuantitas airtanah. Diagram du kerangka pemikiran dapat dilihat pada
gambar 1. Dengan alasan dan pemikiran yang dibahas di atas dapat diimuskan rnasalah-masalah yang perlu mendapatkan perhatian di dalarn penelitian ini antara lain : 1. Bagahanakah tingkat kualitas air tanah dangkal yang ada di wilayah
penelitian. 2. Wilayah mana saja yang air tanahnya tercemar air asin sehingga tidak layak untuk air minum. 3. Faktor-%or
lingkungan fisik apa saja yang berpengaruh terhadap
terjadinya pencemaran air asin. Untuk menjawab permasalahan pertama dilakukan pengukuran berbagai parameter kirnia fisik dan isotop alam untuk mengetahui kualitas air tanah dangkal bagi perm*
air bersih dan air minum
Parameter tersebut kemudian
dibandiigkan dengan kriteria bagi peruntukan a i rninum. Berkaitan dengan tingkat keasinan air tanah dangkal, maka
tidak dilakukan pengukuran terhadap semua
parameter pencemar tetapi dipilih beberapa parameter kimia lingkungan kunci yang
ada kaitannya dengan poIa d bahan konta
'
i dan kriteria serta mekanisme pergerakan aliran
air asin.
Gambar 1 . Kerangka pemikiuan penentuan dinamika pencemaran air tanah oleh air laut dengan teknologi hidrokimia, isotop a h : deuterium, oksigen-18
Setiap wilayah peneLitian mempunyai karakteristik kondisi lingkungan yang
berbeda yang diperkirakan ikut memberikan andil &lam menambah tekanan pencemaran air asin pada air tanah dangkal. Mengingat proses pencemaran air asin
melalui mekanisme intiltrasi dan dispersi rnaka kondisi geologi dan iklim ikut memberikan pengaruh pada proses terjadinya pencemaran air asin. Di dalam penelitian ini diasumsikan bahwa bahan pencemaran air asin adalah berasal dari air laut melalui intrusi (penerobosan) air laut ke &lam lapisan air tanah dangkal, sehingga air tanah dangkal terkontaminasi menjdi payau dan asin. Walaupun terdapat bahan kontaminan lain selain air laut yang dapat meningkatkan kandungan garam dan menyebabkan air tanah berasa payau d m asin, tetapi konsentrasinya
sangat kecil. Mekanisme selain penerobosan air laut secara
horisontaI dari laut ke daratan bukan m e ~ p a k a nintrusi air laut tetapi ITIeNpZIkaII kontaminasi air asin pada air tanah dangkal akibat infiltrasi dan dispersi secara v e r t W melalui bekas-bekas
sumur gali atau sumur bor yang sudah tidak
dipergunakan dan tercemar oleh air pasang dari badan-badan air seperti sungai dan rawa (Haryadi, 1996).
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dimmuskan di dalarn penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memetakan lokasi air tanah dangkal yang terintrusi air laut di wiiayah DKI
Jakarta. 2. Menelusuri kondisi fisik lingkungan yang air tanah dangkalnya terintrusi air laut.
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini rnemberikan informasi mengenai wihyah air tanah
dangkal yang terintrusi air laut di DKI Jakarta dan keadaan kondisi fisik lingkungannya, yang dapat dijadiian dasar pengambilan keputusan bagi pihak pengelola sumberdaya alam dalam membuat kebijakan. Hasil penelitian ini juga
dapat dijadikan sumbangan terhadap wacana
pengembangan ilmu pengetahwin, khususnya penggunaan teknologi isotop alam
dalarn penentuan intrusi air laut dan pengelolaan lingkungan hidup.
1.4. Hipotesis
I.
Air tanah dangkal di daerah Jakarta bagian utara telah terintrusi air laut.
2.
Kondisi fisik lingkungan yang mempengaruhi terjadimya intrusi air laut ad& eksploitasi air tanah dan luas daerah terbangun.
: