RKPD PERUBAHAN 2016 KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Secara Umum produk hukum yang mengatur Sistem perencanaan di Indonesia
dikeluarkan oleh dua Kementrian yaitu kementrian Perencanaan Pembangunan
Nasional ( Bappenas )dan kementrian dalam Negeri ( Kemendagri ),Undang – Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan yang di keluarkan oleh
Bappenas dan Peraturan Pemerintah No 08 tahun 2008 tentang Tahapan, tatacara penyusunan,pengendalian
dan
evaluasi
pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah.Merupakan dasar hukum terkait dengan perencanaan,yang secara tehnis di jabarkan melalui Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010,tentang
pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan,tata cara penyusunan pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 disusun melalui suatu
proses perencanaan Pembangunan Daerah yang dimulai dari Forum SKPD,.Pelibatan
seluruh pemangku kepentingan menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efektivitas, efisiensi dan keadilan dalam seluruh proses penyusunan dokumen RKPD Perubahan ini.
Penyusunan RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2016 ini akan
menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan oleh seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang memuat rencana kerja, program dan indikator kegiatan yang
bersifat terukur dan berorientasi pada pendekatan fungsi pembangunan. RKPD Perubahan tahun 2016 juga menjadi dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan Draf Rancangan akhir RKPD-P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah - Perubahan( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 B.I |1
Umum Anggaran APBD-Perubahan ( KUAP-APBD-P)tahun 2016, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan ( PPAS-P) tahun 2016,dan Rencana Kerja Anggaran
SKPD ( RKA-SKPD) tahun 2016, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan ( RAPBD-P ) tahun 2016. serta dukungan program pembangunan baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),Anggaran
Pendapatan dan Belanja provinsi ( APBD Provinsi) maupun investasi swasta dan partisipasi masyarakat. 1.2.
DASAR HUKUM PENYUSUNAN Dasar Hukum Penyusunan RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara
Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4287);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional
(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintan Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4700);
5. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5587) Sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan kedua Atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014
Draf Rancangan akhir RKPD-P 2016
Rencana Kerja Pembangunan Daerah - Perubahan( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 B.I |2
Tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara RI Nomor 58 Tahun 2015, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Ri Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Orgnisasi Perangkat Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tambahan Lemb. Negara RI Nomor 4815);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 481);
Nomor 20 ,
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan , Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah ( Lembaran Negara Rebuplik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4817);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4725);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Peedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Mengteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Draf Rancangan akhir RKPD-P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah - Perubahan( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 B.I |3
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
1.3.
HUBUNGAN RKPD DAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA Hubungan RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 dengan
dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut :
1. RKPD Perubahan dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Dokumen RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 merupakan
masukkan bagi penyusunan prioritas RKP Tahun 2016 terutama menyangkut tujuan dan sasaran pembangunan, prioritas program dan kegiatan, serta kerangka
pendanaan melalui mekanisme musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional
(Musrenbangnas). Keterkaitan RKPD Perubahan Tahun 2016 dan RKP Tahun 2016 juga menyangkut sinergi dan sinkronisasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Musi
Rawas Utara dan Kebijakan Pemerintah dalam mendukung Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (SDGs); Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dilakukan
melalui
peningkatan
sinergi
dan
efektivitas
program
dengan
menggunakan Basis data terpadu tahun 2015, dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI);
Pelaksanaan MP3EI, serta Penigkatan Ketahanan Pangan dan Perluasan Kesempatan Kerja.
2. RKPD Perubahan dan RKPD provinsi
Draf Rancangan akhir RKPD-P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah - Perubahan( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 B.I |4
RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 tidak terlepas dari
salah satu focus penjabaran RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 yang mencantumkan agenda penting yaitu :
Ketertiban keamanan dan kualitas pelayanan publik
Penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran Pengembangan kawasan ekonomi dan Pariwisata
Pendidikan dan Kesehatan Berstandar Nasional dan ASEAN (MEA) Nilai Tambah dan Perdagangan Komoditas Unggulan
Pariwisata Berstandar Nasional dan ASEAN (MEA )
Perikanan
Produktivitas dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Perkebunan, Kelautan dan
Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian
dan Penaggulangan Karhutla
Partisipasi Masyarakat serta Kerjasama dan Kemitraan Dalam Pencegahan Kawasan / Klaster Industri Sebagai Simpul Industri Pengolahan Infrastruktur Strategis Pendukung KEK
Kesiapan Sumsel Sebagai Tuan Rumah ASIAN GAMES 2018
Pengelolaan industri hilir hasil perkebunan dan pertambangan Perubahan iklim dan penanggulangan bencana alam
3. RKPD Perubahan dan dokumen RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara
Kabupaten Musi Rawas Utara telah melaksanakan pilkada pertama dan sudah memiliki
Bupati terpilih definitif, sesuai dengan amanat UU nomor 23 tahun 2014 dan Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/795/SJ Tanggal 4 Maret 2016 Tentang Penyusunan RPJMD dan RKPD Tahun 2017
Draf Rancangan akhir RKPD-P 2016
Rencana Kerja Pembangunan Daerah - Perubahan( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 B.I |5
Dokumen RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2016 merupakan
penjabaran yang lebih nyata,operasional dan terukur,dan merupakan pelaksanaan tahun pertama pada Dokumen RPJMD tahun 2016- 2021 .
4. RKPD Perubahan dan Dokumen RENJA SKPD
RKPD Perubahan merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) SKPD yang memuat kebijakan program dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi setiap SKPD yang dikoordionasikan melalui Forum SKPD. Sebagai bagian dari
langkah pembaharuan dalam penyusunan RKPD Perubahan Tahun 2016 dan RENJA SKPD, setiap program dan kegiatan yang tercantum dalam RKPD Perubahan Tahun 2016 dan RENJA SKPD Tahun 2016 harus memperlihatkan dokumen-dokumen
perencanaan baik RPJP , RPJMD, maupun dokumen perencanaan Provinsi dan Nasional.
5. RKPD Perubahan dan dokumen KUAP - PPASP
RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 merupakan landasan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara dalam penyusunan rancangan Kebijakan
Umum APBD-Perubahan (KUA-P) dan rancangan Prioritas Plafon Anggaran 1.4
Sementara Perubahan (PPAS-P) tahun 2016.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 adalah memberikan pedoman dan arah pembangunan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam mendukung terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021
Tujuan penyusunan RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Draf Rancangan akhir RKPD-P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah - Perubahan( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 B.I |6
1. Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021 dalam program dan kegiatan pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakaan pada Tahun 2016;
2. Menyediakan satu acuan bagi DPRD Kabupaten Musi Rawas Utara, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pemerintah Desa/Kelurahan di Kabupaten Musi Rawas
Utara dalam menentukan prioritas program dan kegiatan Tahun 2016 yang akan dibiayai dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN;
3. Menjadi pedoman dalam penyusunan
rancangan Kebijakan Umum APBD
Perubahan (KUA-P), rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS-P) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016;
4. Memperkuat koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan baik
antar SKPD, antara Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dan antara Pemerintah Kabupaten Musi Rawas utara dengan Pemerintah;
5. Menyedikan tolak ukur untuk menilai dan mengevaluasi kinerja setiap SKPD dilingkungan Kabupaten Musi Rawas Utara;
6. Menciptakan iklim pemerintahan yang parsitipatif, responsif, dan kondusif dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan ;
7. Menjadi acuan dalam pengembangan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah 1.5
Kabupaten Musi Rawas Utara, swasta dan masyarakat.
SISTEMATIKA RKPD Perubahan
Rencana kerja pemerintah daerah Perubahan (RKPD-P) kabupaten musi
rawas Utara tahun 2016 disusun berdasarkan permendagri nomor 54 tahun 2010
tentang pelaksanakan peraturaran pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang
Draf Rancangan akhir RKPD-P 2016
Rencana Kerja Pembangunan Daerah - Perubahan( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 B.I |7
tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dengan sistematika sebagai berikut: I.
PENDAHULUAN
Bab ini membuat tentang (1) latar belakang, (2)dasar hukum penyusunan, (3)
hubungan RKPD dengan dokumen
perencanaan
lainnya,(4) maksud dan tujuan , dan(5) sistematika RKPD. II.
KONDISI UMUM DAERAH DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Bab ini memuat tentang (1) Kondisi Umum Daerah Kabupaten Musi
Rawas Utara , (2) Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai
Tahun
2015
dan
Realisasi
RPJMD,
Pembangunan Daerah Kabupten Musi Rawas Utara. III.
RANCANGAN
KERANGKA
KEUANGAN DAERAH
EKONOMI
DAERAH
(3)
Permasalahan
DAN
KEBIJAKAN
Bab ini memaparkan rancangan kerangka ekonomi daerah beserta
kerangka keuangan yang mencakup kondisi ekonomi daerah tahun 2015, perkiraan tahun 2016, tantangan & prospek perekonomian daerah tahun 2017. IV.
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TAHUN 2016
Draf Rancangan akhir RKPD-P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah - Perubahan( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 B.I |8
Bab ini menguraikan (1) Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah, (2) Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah. V.
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TAHUN 2016
Bab ini memuat rincian program dan kegiatan pokok SKPD tahun rencana
dengan indikator kinerja yaitu capaian program daerah, keluaran kegiatan, hasil kegiatan disertai pagu indikatifnya. VI.
PENUTUP
Sekapur sirih Bupati Musi Rawas Utara tentang Visi Misi RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2016 – 2021.
Draf Rancangan akhir RKPD-P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah - Perubahan( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 B.I |9
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
1
BAB II Kondisi Umum Daerah Dan Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 Dan Capaian Kinerja Tentang Penyelenggaraan Pemerintahan 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1.
Aspek Geografi
A. Luas dan Letak Wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara terletak di ujung barat wilayah Provinsi
Sumatera Selatan dan merupakan Daerah Otonomi Baru hasil pemekaran dari
Kabupaten Musi Rawas berdasarkan UU Nomor 16 tahun 2013. Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara mencapai 6.008,55 km². Secara administratif, Kabupaten Musi Rawas Utara membawahi tujuh kecamatan dan 89 desa.
Kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Karang Dapo, Karang Jaya, Nibung,
Rawas Ilir, Rawas Ulu, Rupit, dan Ulu Rawas. Ibukota Kabupaten Musi Rawas Utara terletak di Muara Rupit, Kecamatan Rupit.
Secara geografis, Kabupaten Musi Rawas Utara terletak antara
102°4’0’’ BT-103°22’13’’ BT dan 2°19’15’’ LS-3°6’30’’ LS. Berikut batas wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu
B.II.1
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
2
B. Kondisi Topografi Hasil
analisis
peta
topografi
Kabupaten
Musi
Rawas
Utara
menunjukkan bahwa kondisi topografi Kabupaten Musi Rawas Utara cukup bervariasi yang terdiri dari pegunungan, perbukitan dan dataran. Hampir
30% dari luas wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara di sebelah barat
termasuk deretan Pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari ujung Provinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai ujung Provinsi Lampung. Pegunungan Bukit Barisan melintasi sebagian Kecamatan Ulu Rawas dan
Kecamatan Karang Jaya di Kabupaten Musi Rawas Utara. Kemiringan lereng di
daerah ini mencapai lebih dari 40% sehingga dikategorikan sebagai pegunungan dengan akses jalan yang relatif sulit untuk dilalui.
Bagian tengah Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan daerah
dataran dengan kemiringan lereng kurang dari 25%. Terdapat dua sungai
besar dan beberapa anak sungai yang mengalir di daerah ini sehingga banyak menghasilkan bentukan-bentukan fluvial. Daerah dataran ini mencapai
hampir 50% dari luas wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara di bagian tengah.
Topografi wilayah di bagian timur Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan perbukitan dengan kemiringan lereng berkisar antara 25% sampai dengan
40% dan elevasi antara 75 meter sampai 125 meter di atas permukaan air laut
(dpal). Kondisi topografi tersebut sebagian besar terbentang di Kecamatan Nibung dan Kecamatan Rawas Ilir. C. Kondisi Klimatologi Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Musi Rawas dalam rentang waktu tujuh tahun terakhir, rerata
curah hujan di Kabupaten Musi Rawas Utara cukup tinggi. Curah hujan ratarata bulanan di Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2007-2013 cenderung fluktuatif. Curah hujan mulai naik pada bulan Oktober dan mencapai titik maksimum pada bulan Januari. Curah hujan sempat mengalami penurunan di
B.II.2
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
3
bulan Februari dan naik lagi di bulan Maret. Setelah itu curah hujan
berangsur-angsur mengalami penurunan hingga akhirnya mencapai titik minimum pada bulan Agustus.
Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson, tipe iklim di
Kabupeten Musi Rawas Utara termasuk dalam tipe iklim A atau tipe iklim yang sangat basah. Hal ini merujuk pada hasil perhitungan nilai Q yang merupakan
perbandingan rerata bulan kering dengan rerata bulan basah selama tahun
2007-2013. Nilai Q sebesar 0,03 menunjukkan bahwa curah hujan yang turun di Kabupaten Musi Rawas Utara tergolong tinggi dengan jumlah bulan basah mencapai 9-12 setiap tahunnya, sementara bulan kering hanya satu atau
bahkan tidak ada setiap tahunnya. Intensitas hujan rata-rata mencapai 222 mm/bulan.
Sementara itu, hasil klasifikasi iklim menurut Oldeman yang
didasarkan pada zona agroklimat atau iklim pertanian menunjukkan bahwa tipe iklim di Kabupaten Musi Rawas Utara termasuk dalam zona tipe iklim C1
dengan rerata bulan basah mencapai enam dan rerata bulan kering hanya satu. Tipe iklim C1 ini cocok diterapkan untuk tanaman padi satu kali panen dan palawija dua kali panen. D. Kondisi Geologi Kondisi geomorfologi Kabupaten Musi Rawas Utara secara garis besar
terbagi atas tiga kenampakan morfologi, yaitu Pegunungan Bukit Barisan di sebelah barat, Dataran Rendah Fluvial di bagian tengah dan Perbukitan Lipatan di bagian timur. Pegunungan Bukit Barisan ini disusun oleh tiga
kenampakan morfologi yaitu: Cuesta, Perbukitan Terkikis dan Kipas Alluvial.
Secara geologi, Pegunungan Bukit Barisan ini didominasi oleh batuan-batuan berumur tersier, diantaranya adalah dari Formasi Hulusimpang, Formasi
Kasiro dan Papanbetupang. Selain itu, ditemui juga batuan tua berumur Kapur dan Jura diantaranya adalah dari Formasi Peneta dan Formasi Rawas.
B.II.3
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
4
Secara setempat juga muncul batuan terobosan Granit dan Andesit, baik yang
berumur tersier maupun pra-tersier. Dataran Rendah Fluvial tersusun atas
batuan berumur Kuarter yaitu Formasi Kasai, Endapan Aluvial dan Endapan Rawa. Di daerah dataran ini juga ditemui batuan terobosan seperti Andesit, Diorit dan Granit. Perbukitan lipatan tersusun oleh batuan tersier dari
Formasi Muara Enim dan Formasi Air Benakat. Keduanya muncul secara
berselang seling mengikuti tubuh antiklin dan sinklin. Selain itu juga ditemui Endapan Aluvial sungai dan Endapan Rawa.
Pola aliran sungai (drainage pattern) merupakan tipe dendritic, trellis
hingga rectangular. Pola aliran trellis berarti sangat dipengaruhi oleh struktur geologi yang berupa lipatan (antiklin dan sinklin) dengan perpotongan sungai
yang mendekati tegak lurus, sedangkan pola aliran rectangular sangat dipengaruhi oleh kekar (retakan) yang berarah barat laut-tenggara dan barat daya-timur laut. Pola aliran sungai di Kabupaten Musi Rawas Utara umumnya berarah barat daya-timur laut dan barat laut-tenggara.
Kondisi struktur geologi Kabupaten Musi Rawas Utara berupa struktur
lipatan antiklin dan sinklin yang berarah barat laut – tenggara, dan beberapa berarah barat daya – timur laut. Struktur sesar dan sekar umumnya memiliki
kelurusan barat daya – timur laut dan barat laut – tenggara. Kondisi struktur geologi yang demikian disebabkan oleh pergerakan lempeng Samudera Hindia
ke arah timur laut dengan kecepatan rata-rata 6 cm/tahun yang menunjam ke
bawah Lempeng Eurasia. Pergerakan ini menghasilkan sistem sesar Sumatera yang dikenal dengan Patahan Semangko membentang dari utara hingga
selatan Pulau Sumatera dengan kelurusan barat laut–tenggara dan gerakan relatif menganan (dekstral). Patahan semangko ini masihaktif hingga saat ini.
B.II.4
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
5
E. Kondisi Hidrologi Kondisi Hidrologi Kabupaten Musi Rawas Utara dapat berupa air
permukaan dan air bawah permukaan (air tanah). Sumber air permukaan
yang ada di kabupaten ini adalah Sungai Rawas, Sungai Rupit, Danau Raya dan
Danau Merung. Selain digunakan untuk kepentingan irigasi, sungai-sungai di Musi Rawas Utara juga menjadi sumber air, sarana transportasi dan fungsi domestik rumah tangga.
Sungai Rawas memiliki hulu di Kecamatan Ulu Rawas dengan debit
rata-rata 123,87 m³/detik, sedangkan Sungai Rupit melewati Kecamatan
Rupit dan Karang Jaya dengan debit rata-rata 54,64 m³/detik. Kondisi air di Sungai Rawas dan Rupit masuk dalam kategori tercemar ringan. Danau Raya
yang terletak di Kecamatan Rupit selain berfungsi untuk irigasi, juga
direncanakan akan menjadi objek wisata. Danau Merung merupakan danau yang digunakan sebagai sarana irigasi untuk mengairi areal persawahan di
Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Rupit. Potensi air tanah di Musi Rawas Utara didominasi oleh air tanah langka dengan luas wilayah 2.934 Ha dan
akuifer produktif sedang dengan penyebaran seluas 1.059 Ha. Akuifer jenis produktif sedang yang menjadi sumber air paling baik tersebar di Kecamatan
Karang Dapo, Karangjaya bagian tenggara, Rawas Ilir bagian barat, Rupit bagian timur dan sedikit dari wilayah Nibung. F. Pemanfaatan Lahan Lahan di Kabupaten Musi Rawas Utara paling banyak dimanfaatkan
sebagai perkebunan campuran, yakni seluas 3.516,47 km² atau mencapai
58,5% dari total luas lahan kabupaten dan tersebar di seluruh kecamatan. Lahan terbangun untuk permukiman hanya seluas 33,91 km² atau 0,56%
dengan mayoritas permukiman berada di Kecamatan Nibung. Kecamatan Ulu
Rawas memiliki luasan lahan terbangun yang paling kecil dibandingkan kecamatan lain. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi topografi dan geomorfologi
B.II.5
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
6
wilayah yang relatif lebih terjal dibanding kecamatan lain sehingga
permukiman kurang berkembang disana. Sementara itu, 1.731,24 km² atau
28,82% lahan di Kabupaten Musi Rawas Utara ini masih berupa hutan, baik hutan lindung maupun hutan lahan kering sekunder. Keberadaan tanah
terbuka dan semak belukar masih relatif luas, hal ini menandakan masih banyak lahan yang belum diolah dan dimanfaatkan.
Penggunaan lahan di Kabupaten Musi Rawas Utara ditentukan juga
dari kondisi tanahnya. Terdapat tujuh jenis tanah di Kabupaten Musi Rawas
Utara. Tanah podsolik merupakan jenis tanah terluas (49,55% dari luas kabupaten) dan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Musi Rawas
Utara. Secara lengkap, jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas
Utara meliputi Aluvial, Litosol, Asosiasi Latosol, Regosol, Podsolik, Asosiasi Podsolik, dan Komplek Podsolik. Tanah aluvial cocok digunakan untuk
tanaman padi dan palawija, sedangkan podsolik baik untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan karet. G. Sumber Daya Mineral Secara geologi, daerah Musi Rawas Utara memiliki potensi sumber
daya mineral yang besar,
khususnya mineral logam. Data dari Badan Geologi Kementerian ESDM
menunjukkan daerah Musi Rawas Utara memiliki cadangan mineral stategis berupa emas, perak, tembaga, besi, seng, dan timbal. a. Mineral Logam
Mineral logam dipengaruhi oleh banyaknya batuan terobosan
(intrusi) yang berkaitan dengan aktivitas magmatik dan hidrothermal serta
banyaknya struktur geologi berupa kekar dan sesar. Pada peta geologi terlihat ada beberapa jenis batuan terobosan yang ada di Musi Rawas
Utara, yaitu Andesit (Tman), Granit (Tpgr & Kgr), Diorit (Tmdi) dan Dasit
(Tmda). Struktur geologi berupa sesar dan kekar sangat dominan di daerah Musi Rawas Utara bagian timur ini. B.II.6
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
7
Asosiasi antara batuan terobosan dan struktur-struktur geologi ini
menghasilkan cebakan-cebakan mineral logam, baik berupa emas, perak,
tembaga, besi, timah hitam dan seng. Secara geologi endapan mineral yang ada di daerah ini termasuk jenis epithermal dan porfiri yang dicirikan
dengan adanya batuan terobosan/intrusi hipabisal seperti Andesit-Basalt, Andesit-Diorit, Dasit dan batuan plutonik seperti Granit dan Granodiorit. Selain batuan terobosan, keberadaan mineral logam di daerah ini juga ada yang terendapkan oleh aktivitas fluvial Sungai Rawas di masa lampau. b. Mineral Non-Logam
Mineral bukan logam atau bahan galian industri adalah bahan galian
di luar mineral logam, radioaktif, minyak, gas bumi dan batubara yang umumnya mempunyai kegunaan langsung untuk berbagai industri tanpa banyak memerlukan proses pengolahan yang rumit. Dalam PP No. 27/1980
mengenai penggolongan bahan galian maka mineral bukan logam ini termasuk bahan galian golongan C.
Formasi-formasi batuan yang terdapat di daerah penyelidikan yang
mempunyai hubungan dengan keterdapatan mineral non logam (non
metallic mineral bearings formation) adalah sebagai berikut: Formasi Hulu Simpang (Tomh), Formasi Muara Enim (Tmpm), Formasi Kasai (QTk) dan Intrusi Andesit. Masing-masing formasi tersebut yang dapat menjadi
komoditi mineral bukan logam seperti Feldstat, Andesit, Endapan Pasir dan Pasir Vulkanik, Lempung dan Kayu terkersikkan. H. Wilayah Rawan Bencana Kabupaten Musi Rawas Utara yang terletak di pantai barat Pulau
Sumatera memiliki kondisi geografis yang sebagian berbukit, lembah dan dilewati sungai sehingga menjadikan beberapa kawasan di Rencana Kerja
B.II.7
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
8
Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2017
kabupaten ini masuk dalam kawasan rawan bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, longsor dan kekeringan. a. Gempa Secara geografis Kabupaten Musi Rawas Utara berada cukup dekat
dengan kedua sumber utama gempa di Sumatera. Jika dilihat dari jarak
kabupaten Musi Rawas Utara dari zona pertemuan lempeng di barat pulau Sumatera adalah sekitar 425 km, sedangkan jarak dari zona patahan
Sumatera adalah sekitar 90 km. Kabupaten ini juga bersebelahan dengan
Provinsi Bengkulu yang juga memiliki risiko gempa yang tinggi dan salah satu yang terkenal adalah gempa di Pulau Enggano. b. Banjir Banjir merupakan salah satu bencana yang ada di Kabupaten Musi
Rawas Utara. Kejadian banjir sangat ditentukan oleh kondisi hidrologi,
karena dapat memprediksi risiko kejadian banjir yang akan terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir diketahui telah terjadi beberapa kali banjir di
daerah ini, diakibatkan meluapnya Sungai Rawas maupun Sungai Rupit.
Daerah terdampak banjir umumnya berada di daerah pertemuan antara Sungai Rawas dan Sungai Rupit, serta di sepanjang aliran kedua sungai
tersebut. Dari data RTRW Kabupaten Musi Rawas tahun 2011 (sebelum
pemekaran), kecamatan yang memiliki risiko tinggi terkena banjir diantaranya adalah Kecamatan Rupit, Kecamatan Karang Dapo, Kecamatan
Rawas Ulu dan Kecamatan Rawas Ilir. Sementara itu, untuk risiko banjir
sedang berada di Kecamatan Ulu Rawas dan Kecamatan Karang Jaya dan Kecamatan Nibung.
B.II.8
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
c.
9
Kebakaran Hutan Kabupaten Musi Rawas Utara mempunyai kawasan hutan yang luas
dan berdasarkan data banyak terjadi kasus kebakaran hutan di wilayah ini. Penyebab kebakaran hutan dimungkinkan karena suhu ataupunulah manusia. Berdasarkan data indeks kerawanan bencana yang dibuat oleh
BNPB, abupaten Musi Rawas Utara dikategorikan sebagai zona merah yang artinya berisiko tinggi mengalami kebakaran hutan. Masalahkebakaran di beberapa kawasan hutan di Kabupaten Musi Rawas Utara ditandai dengan
perkembangan titik api (hotspot) teramati yang tersebar di berbagai kawasan hutan. d. Longsor Kawasan TNKS yang terletak di bagian barat memiliki kemiringan
lereng lebih dari 40% sehingga peka terhadap erosi. Faktor lain yang
menyebabkan bencana longsor adalah curah hujan dan jenis tanah. Hal ini harus menjadi perhatian terutama di musim penghujan dimana curah
hujan yang tinggi dapat menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah ataupun longsor.
Gerakan
tanah
disini
dapat
berupa
longsor
maupun
berupaamblesan. Dalam hal amblesan, umumnya terjadi di daerah dengan
jenis tanah yang banyak mengandung lempung atau tanah liat, atau pada daerah rawa-rawa. e.
Kekeringan Berdasarkan data indeks bencana BNPB, diketahui bahwa Kabupaten
Musi Rawas Utara termasuk dalam risiko kekeringan sedang. Perlu adanya
kewaspadaan dari masyarakat dan pemerintah dengan melakukan pengelolaan dan konservasi sumber air untuk mengantisipasi bencana tersebut.
B.II.9
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
2.1.2.
10
Aspek Demografi
A. Perkembangan Jumlah Penduduk Penduduk mempunyai fungsi sebagai obyek sekaligus subyek dalam
pembangunan suatu daerah. Dalam konteks pengembangan wilayah, penduduk berperan
sebagai obyek
karena menjadi sasaran utama
pembangunan, sedangkan berperan sebagai subyek karena menjadi
pelaku/pelaksana pembangunan. Peranan krusial penduduk adalah sebagai
sumber daya yang bertugas untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada di wilayahnya secara bijaksana dan berkelanjutan.
Laju pertumbuhan penduduk Musi Rawas Utara antara tahun 2004-
2013 sebesar 2%, sedangkan rata-rata pertumbuhan penduduknya adalah
sebesar 1,67%. Pada tahun 2004, jumlah penduduk Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 151.774 sedangkan pada tahun 2013 telah meningkat menjadi 177.800 jiwa.
Jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2013 adalah Kecamatan Rupit
sebanyak 33.163 jiwa dan paling sedikit ada di Kecamatan Ulu Rawas yaitu
11.305 jiwa. Kecamatan Rupit memiliki tingkat aksesibilitas tinggi karena dilewati oleh jalan lintas tengah Sumatera dan diapit 2 (dua) sungai. Letak yang strategis dan tingkat aksesibilitas tinggi membuat jumlah penduduk di
Rupit paling tinggi. Sementara itu, kondisi geografi Kecamatan Ulu Rawas yang memiliki kelerengan lebih dari 40% dan terdapat Taman Nasional Kerinci Seblat menjadi hambatan untuk berkembangnya permukiman B. Proyeksi Jumlah Penduduk Perhitungan proyeksi penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara
didasarkan data penduduk tiap kecamatan sebelum pemekaran tahun 2004-
2013. Proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara menunjukkan jumlah penduduk di tahun 2015 akan berjumlah 182.728 jiwa, 195.729 jiwa (2020), dan 209.655 jiwa (2025). Hasil proyeksi menunjukkan B.II.10
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
11
bahwa Kecamatan Rupit dan Rawas Ilir akan memiliki penduduk paling banyak di masa yang akan datang. Penduduk Kecamatan Rawas Ilir akan
berjumlah 43.595 jiwa dan Kecamatan Rupit sebesar 41.474 jiwa di tahun
2025. Hal tersebut berbeda dengan kondisi eksisting dimana jumlah penduduk terbanyak Kabupaten Musi Rawas Utara di Kecamatan Rupit.
Proyeksi penduduk di Musi Rawas Utara dapat menjadi dasar pemerintah untuk memperhitungkan fasilitas apa saja yang harus dibangun agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
C. Kepadatan dan Sebaran Penduduk Kepadatan penduduk di Musi Rawas Utara pada tahun 2014 mencapai
31 jiwa/km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan tertinggi adalah
Kecamatan Rupit yaitu 97 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Ulu Rawas hanya 8 jiwa/km2. Kepadatan penduduk yang tidak merata di Musi Rawas Utara membuat kegiatan ekonomi akan terpusat di beberapa lokasi seperti di
Rupit dan Rawas Ulu. Kepadatan penduduk di Kecamatan Rupit yang tinggi harus mendapatkan perhatian karena bencana banjir sering terjadi di daerah tersebut.
Persebaran penduduk dapat dilihat dari dua aspek yaitu wilayah
(perkotaan dan perdesaan) dan administratif. Data sensus penduduk tahun
2010 menunjukkan bahwa 92% penduduk di Musi Rawas Utara tinggal di
wilayah perdesaan dan hanya 8% yang di perkotaan. Wilayah perkotaan di Kabupaten Musi Rawas Utara hanya terdapat di Kecamatan Rupit dan Rawas
Ulu. Persebaran penduduk di Musi Rawas Utara relative merata, Kecamatan Rupit memiliki persentase tertinggi yaitu 19% dan paling rendah Kecamatan Ulu Rawas yang hanya 6%.
B.II.11
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
12
D. Struktur Penduduk 1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk laki-laki di Musi Rawas Utara lebih banyak dibandingkan
penduduk perempuan padatahun 2014, yaitu 96.370 jiwa penduduk lakilaki dan 90.514 jiwa perempuan. Sex ratio di Kabupaten Musi Rawas Utara yaitu 1,06 dengan sex ratio paling tinggi yaitu 1,12 di Kecamatan Nibung dan paling rendah yaitu 1,03 di Kecamatan Rupit. Hal ini dapat menjadi potensi pembangunan untuk Kabupaten Musi Rawas Utara karena tenaga produktif untuk kegiatan pembangunan relatif banyak. 2. Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Pada tahun 2014, diketahui bahwa persentase penduduk usia
produktif (15-65 tahun) mencapai 75% dari total penduduk. Usia 0-14 tahun hanya mencapai 20,89% dan penduduk usia lebih dari 65 tahun
sebesar 3,83%. Struktur penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah
struktur sedang. Banyaknya jumlah penduduk usia produktif merupakan potensi Kabupaten Musi Rawas Utara karena dapat menjadi tenaga kerja
untuk pembangunan. Rendahnya jumlah penduduk usia tidak/belum produktif dibandingkan usia produktif menandakan angka ketergantungan
yang rendah, sehingga beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif relatif rendah dan pembangunan dapat berjalan dengan baik. 3. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Musi
Rawas Utara pada tahun 2014 adalah tamat SD/sederajat dengan persentase yaitu mencapai 33% dari total penduduk yang ada. Pendidikan tertinggi lainnya yang ditamatkan oleh penduduk di kabupaten ini adalah
B.II.12
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
13
belum tamat SD (21%), lulusan SMP/sederajat (13%) dan lulusan SMA/sederajat (12%) sementara 19% belum pernah mengenyam penddidikan sama sekali. Masih banyaknya penduduk yang tidak bersekolah serta minimnya penduduk yang
melanjutkan pendidikan
menengah menunjukkan masih kurangnya kualitas SDM masyarakat di Kabupaten
Musi
Rawas
pembangunan daerah.
Utara,
sehingga
berdampak
terhadap
4. Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha Mata pencaharian utama masyarakat Musi Rawas Utara adalah petani,
terutama untuk komoditas karet dan sawit. Persentase penduduk yang
bekerja di sektor pertanian mencapai 81,37%, sedangkan perdagangan menempati terbanyak ke-2 yaitu 7,16%. Kegiatan ekonomi masyarakat
masih didominasi sector primer. Komoditas sawit dan karet merupakan komoditas utama dalam kegiatan ekonomi masyarakat. 5. Penduduk Menurut Agama Komposisi penduduk menurut agama di Kabupaten Musi Rawas Utara
didominasi oleh pemeluk agama Islam dengan persentase mencapai
99,10%. Pemeluk agama lainnya terdiri dari agama Hindu 0,54%, Kristen
0,31%, Katholik 0,04%, Konghucu hanya 0,01% dan Budha 0,002%. Agama Islam menjadi mayoritas karena sebagian besar masyarakat di Sumatera
bagian Selatan berasal dari rumpun Melayu yang menganut agama Islam.
Agama Hindu menjadi pemeluk terbesar kedua di Musi Rawas Utara karena banyaknya transmigran dari Pulau Bali di Musi Rawas Utara, terutama di Kecamatan Nibung.
B.II.13
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
14
E. Kelahiran 1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) Angka Kelahiran Kasar menunjukkan banyaknya kelahiran di suatu
wilayah pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun
yang sama. Jumlah kelahiran hidup tertinggi terdapat di Kecamatan Rawas Ilir dengan 536 kelahiran hidup dan terendah di Kecamatan Ulu Rawas yaitu 223 kelahiran hidup.
Angka kelahiran kasar tertinggi yaitu di
Kecamatan Nibung dengan 19,65 sedangkan yang terendah di Kecamatan Rupit dengan 10,24.
2. Anak Lahir Hidup dan Masih Hidup Anak Lahir Hidup (ALH) adalah semua anak yang waktu lahir
memperlihatkan tanda-tanda kehidupan walaupun sesaat, seperti adanya
detak jantung, bernafas, menangis dan tanda-tanda kehidupan lainnya. Data menunjukkan bahwa semakin tua usia wanita semakin banyak anak
yang dilahirkan hidup, sedangkan semakin muda semakin sedikit. ALH
paling tinggi di Kecamatan Ulu Rawas, yaitu dengan angka 2,51 dan terendah di Kecamatan Nibung yang hanya 1,82. Angka anak masih hidup
paling tinggi terdapat di Kecamatan Ulu Rawas yaitu 2,06 dan paling rendah di Kecamatan Nibung yaitu 1,75. Semakin matang usia wanita maka semakin tinggi angka rata-rata anak yang masih hidup dan sebaliknya 3. Rasio Anak dan Perempuan Rasio anak dan perempuan adalah perbandingan antara anak di
bawah usia lima tahun dengan jumlah penduduk perempuan usia produktif (15-49 tahun) di suatu wilayah dan waktu tertentu. Rasio anak dan perempuan tertinggi di Kecamatan Nibung yaitu 35,25 sedangkan yang
paling rendah di Kecamatan Karang Jaya yaitu 23,75. Angka 35,25
menunjukkan bahwa terdapat 36 anak balita (0-4 tahun) dari setiap 100 B.II.14
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
15
penduduk perempuan usia produktif (15-49 tahun). Angka tersebut relatif tinggi karena satu dari tiga perempuan produktif sudah mempunyai anak
dan mengindikasikan tingkat fertilitas yang masih cukup tinggi karena masih besarnya jumlah anak balita. F. Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi
internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Selama tahun 2010 hingga 2014, jumlah migrasi masih di Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki kecenderungan
meningkat. Pada tahun 2014, terdapat 218
penduduk yang masuk ke kabupaten ini. Salah satu factor banyaknya migrasi masuk dikarenakan terdapat beberapa desa transmigran di Kecamatan Nibung seperti Karya Makmur, Bumi Makmur, Sumber Sari, dan Jadi Mulya. G. Etnik Suku asli yang mendiami Kabupaten Musi Rawas Utara adalah Suku
Rawas yang tersebar di sekitar Musi Rawas. Beberapa suku Anak Dalam yang
masih sering berpindah-pindah tempat tinggalnya, sehingga Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara mencoba memfasilitasi ke dalam Komunitas Adat Terpencil (KAT) dengan membuatkan rumah tinggal permanen. Adanya
fasilitas ini diharapkan suku Anak Dalam tidak berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan yang lain hingga lintas batas administrasi Kabupaten. Berdasarkan data Potensi Desa tahun 2011 terdapat dua suku besar yang mendiami Kabupaten Kabupaten Musi RawasUtara yaitu Suku Rawas dan Suku Jawa.
Suku Rawas hampir merata mendiami di setiap desa di kecamatan–
kecamatan, sementara suku Jawa banyak tersebar di Kecamatan Nibung,
dikarenakan daerah Nibung merupakan daerah transmigrasi khususnya dari Pulau Jawa. Ada lima desa yang terdiri atas suku Jawa di Kecamatan Nibung. B.II.15
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
16
Penduduk asli dan suku Jawa dapat hidup berdampingan. Sementara di Desa
Rawas Ilir terdapat total 13 desa, namun hanya 11 desa yang terdata didiami
oleh suku Rawas. Komunitas suku Anak Dalam cenderung tertutup dengan komunitas di luar mereka dan beberapa suku Anak Dalam masih sering berpindah-pindah.
Pemerintah
setempat
melakukan pendataan untuk Komunitas.
sebelumnya
(Musi
Rawas)
KAT ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah Musi Rawas Utara,
seperti pemberian bantuan perumahan yang layak bagi KAT agar mereka mau
hidup menetap, pemberian bantuan Jaminan Hidup (Jadup) selama masa pembinaan, pemberian pembinaan dan penyuluhan teknis di bidang
pertanian, ekonomi, sosial dan budaya serta pemberian bantuan peralatan pertanian.
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.2.1.
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
A. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dalam rentang waktu tahun 2010-2013, PDRB dengan migas atas
dasar harga konstan (ADHK)Kabupaten Musi Rawas Utara menunjukkan kecenderungan perkembangan yang positif dengan pertambahan nilai PDRB mencapai 161,12 milyar rupiah. Pada tahun 2013, PDRB ADHK
dengan migas mencapai 1,146 triliun rupiah sedangkan untuk PDRB
ADHK tanpa migas hanya sebesar 777,4 milyar rupiah atau memiliki selisih sebesar 369 milyar rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa migas merupakan salah satu sektor yang berpengaruh terhadap perkembangan
nilai PDRB di Kabupaten Musi Rawas Utara. Apabila dilihat pada struktur perekonomiannya selama ini, Kabupaten Musi Rawas Utara didominasi
B.II.16
17
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
oleh sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan pertambangan penggalian. Pada tahun 2013, kedua
sektor ini masing-masing
memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 37% dan
38,2%.
Kontribusi sector sekunder dan tersier masih sangat kecil, khususnya
untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta pengangkutan dan komunikasi.
2. Laju Inflasi Harga yang digunakan dalam perhitungan PDRB merupakan harga
pada tingkat produsen, bukan
konsumen. Untuk menggambarkan
kenaikan harga barang dan jasa di tingkat produsen, maka digunakan pendekatan laju inflasi sektoral. Laju inflasi PDRB Kabupaten Musi Rawas
Utara pada tahun 2011-2013 relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan
Kabupaten Musi Rawas maupun Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 2013, laju inflasi Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 6,94 sementara Kabupaten Musi Rawas adalah sebesar 6,50 dan Provinsi
Sumatera Selatan sebesar 5,96. Relatif tingginya laju inflasi Kabupaten
Musi Rawas Utara menunjukkan bahwa kenaikan harga-harga di
kabupaten ini relatif cukup besar jika dibandingkan dengan rata-rata provinsi.
Tingginya
nilai
inflasi
bisa
disebabkan
oleh
kegiatan
perekonomian yang belum stabil. Hal ini menjadi wajar mengingat
Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan Daerah Otonom Baru yang masih berada pada tahap perkembangan. 3. PDRB Per Kapita PDRB per Kapita digunakan untuk melihat nilai PDRB per satu orang
penduduk. Indikator ini merupakan salah satu bentuk representasi
tingkat kesejahteraan penduduk pada suatu wilayah. Pada rentang tahun 2010-2013, PDRB per kapita (dengan migas) Kabupaten Musi Rawas
B.II.17
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
18
Utara terus menunjukkan perkembangan positif dengan kenaikan senilai 3,98 juta rupiah.
Apabila dibandingkan dengan Kabupaten Musi Rawas, PDRB per
kapita Kabupaten Musi Rawas Utara relatif lebih rendah. Pada tahun 2013, PDRB per kapita Kabupaten Musi Rawas mencapai 18,73 juta rupiah sementara Kabupaten Musi Rawas Utara hanya sebesar 14,27 juta
rupiah. Sementara itu, untuk laju pertumbuhannya, Kabupaten Musi Rawas juga masih lebih unggul yaitu sebesar 11,69% sedangkan laju pertumbuhan PDDB per kapita Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 11,52%.
4. Persentase Penduduk di Bawah Garis Kemiskinan Definisi keluarga pra sejahtera mengacu pada definisi yang
dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kelompok keluarga yang masuk ke dalam kategori pra sejahtera merupakan keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)
indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs).
Pada tahun 2009, persentase ini mencapai 53% atau lebih dari
separuh total keluarga yang ada, sedangkan pada tahun 2012, angka ini telah
menurun
menjadi
46%.
Meskipun
menunjukkan
adanya
kecenderungan penurunan, akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah persentase yang ada selama ini berada pada kisaran yang tinggi, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara selama ini masih cukup rendah dan perlu diwaspadai.
B.II.18
19
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
2.2.2.
Fokus Kesejahteraan Masyarakat
A. Pendidikan 1. Angka Melek Huruf Menurut BPS, pengertian dari angka melek huruf adalah persentase
penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis serta
mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka melek huruf mencerminkan tingkat kemampuan membaca dan menulis,
yang tentunya berkorelasi dengan tingkat pendidikan masyarakat.
Berdasarkan profil kependudukan Kabupaten Musi Rawas 2012, pada tahun 2012 angka melek huruf di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 99,24%, sementara menurut Dinas Pendidikan Kabupaten Musi
Rawas Utara tahun 2015, angka melek huruf ini kemudian meningkat menjadi 99,60% untuk tahun 2014. Apabila dikaitkan dengan tingkat
pendidikan, dapat disimpulkan bahwa secara umum sebagian besar
penduduk Kabupaten Musi Rawas Utara usia produktif sudah dapat membaca dan menulis walaupun tidak semuanya mengenyam pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Angka rata-rata lama sekolah menunjukan seberapa lama penduduk
mengenyam
pendidikan
dibangku
sekolah.
Berdasarkan
hasil
dokumentasi Musrenbang, angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 6,2 tahun di tahun 2014. Hal tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara baru mampu menempuh pendidikan sampai dengan kelas enam SD dan putus sekolah pada saat hendak memasuki SMP.
3. Angka Partisipasi Kasar SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan perbandingan antara
rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat B.II.19
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
20
pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Semakin tinggi nilai APK
pada jenjang pendidikan apapun menunjukkan bahwa semakin besar jumlah siswa yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan, dengan
mengesampingkan aspek usia dari siswa yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan.
Capaian APK untuk jenjang SD/MI pada tahun 2008 menunjukkan
nilai capaian APK tertinggi adalah Kecamatan Karang Dapo (122,26%), sedangkan kecamatan yang memiliki nilai capaian terendah adalah
Kecamatan Karang Jaya (106,75%). Pada tahun 2014, capaian APK jenjang
SD/MI tertinggi adalah di Kecamatan Rawas Ulu (128,21%), sedangkan
capaian nilai APK jenjang SD/MI yang terendah adalah Kecamatan Karang Jaya (102,65%). Jika dibandingkan dengan target RPJMN tahun 2014
(119,1%), maka pada tahun 2014 hanya Kecamatan Rawas Ulu dan
Karang Dapo yang telah mencapai target RPJMN tahun 2014, yaitu dengan nilai 128,21% dan 122,20%. Capaian
APK
untuk
jenjang
SMP/MTs
pada
tahun
2008
menunjukkan nilai capaian APK untuk jenjang SMP/MTs tertinggi adalah Kecamatan Karang Dapo (96,08%), sedangkan kecamatan yang memiliki
nilai capaian terendah adalah Kecamatan Karang Jaya (74,72%). Pada
tahun 2014, capaian APK jenjang SMP/MTs tertinggi adalah di Kecamatan
Karang Jaya (98,84%), sedangkan capaian nilai APK jenjang SMP/MTs yang terendah adalah Kecamatan Karang Dapo (92,86%). Selama kurun
waktu tahun 2008 sampai 2014, tidak terdapat kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara yang telah mencapai target RPJMN 2014.
Capaian APK untuk jenjang SMA/MA pada tahun 2008 menunjukkan
nilai capaian APK untuk jenjang SMA/MA tertinggi adalah Kecamatan
Karang Dapo (60,15%), sedangkan kecamatan yang memiliki nilai capaian terendah adalah Kecamatan Karang Jaya (33,84%). Pada tahun 2014, capaian APK jenjang SMA/MA tertinggi adalah di Kecamatan Ulu Rawas B.II.20
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
21
(78,78%), sedangkan capaian nilai APK jenjang SMA/MA terendah adalah Kecamatan Rawas Ilir (52,54%). Sementara itu, jika dibandingkan dengan
target RPJMN, capaian APK untuk jenjang SMA/MA di kecamatankecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara masih belum mencapai target RPJMN 2010-2014.
4. Angka Pendidikan yang Ditamatkan Angka pendidikan yang ditamatkan merupakan indikator yang
mengukur besaran dan persentase masyarakat pada tahun tertentu yang
berada pada jenjang pendidikan tertentu. Dengan mengetahui angka ratarata pendidikan tertinggi yang ditamatkan, maka dapat diketahui tingkat
partisipasi dan pendidikanmasyarakat pada jenjang pendidikan tertentu.
Angka rata-rata pendidikan tertinggi yang ditamatkan ini terbagi menjadi beberapa kategori.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas
Utara tahun 2015, diketahui bahwa pada tahun 2014 persentase tertinggi angka rata-rata pendidikan tertinggi yang ditamatkan ada pada jenjang SD/MI/Sederajat dengan persentase mencapai 55,86% dan selanjutnya
disusul oleh jenjang SMP/MTs sebesar 18,70% dan jenjang SMA sebesar
12,38%. Secara umum, angka-angka ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Musi Rawas Utara saat ini lebih dari setengah total penduduknya telah menamatkan pendidikan dasar 6 tahun. Sementara
untuk jenjang lanjutan seperti SMP/MTS dan SMA/SMK masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan tamatan SD.
5. Angka Partisipasi Murni SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK Menurut BPS, angka partisipasi murni adalah persentase siswa
dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Angka partisipasi murni (APM)
menunjukkan besarnya partisipasi masyarakat usia sekolah yang bersekolah, yang berada pada jenjang sekolah tertentu. B.II.21
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
22
Pada tahun 2008 nilai capaian APM untuk jenjang SD/MI tertinggi
adalah Kecamatan Rawas Ilir
(99,89%), sedangkan kecamatan yang
memiliki nilai capaian terendah adalah Kecamatan Rupit (95%). Pada tahun 2014, capaian APM tertinggi adalah di Kecamatan Rupit (99,93%),
sedangkan capaian nilai APM terendah adalah Kecamatan Nibung (97,17%).
Kecenderungan perkembangan APM jenjang SD/MI selama 7 tahun
terakhir bersifat fluktuatif di tiap- tiap kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara. Pada tahun 2014, seluruh kecamatan telah berada di atas SPM 95% berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004.
Jika
dibandingkan
dengan
target
MDG’s,
seluruh
kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2014 belum mencapai target tersebut.
Sementara itu, APM untuk jenjang SMP/MTs menunjukkan
perbandingan jumlah siswa usia 13-15 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs dibandingkan dengan jumlah penduduk pada usia 13- 15 tahun. Pada tahun 2008 kecamatan dengan capaian APM tertinggi
adalah Kecamatan Rawas Ilir (87,58%), dan kecamatan dengan capaian APM jenjang SMP/MTs terendah adalah Kecamatan Karang Jaya
(71,64%). Perkembangan pada tahun 2014 menunjukkan kecamatan dengan nilai capaian APM jenjang SMP/MTs tertinggi adalah Kecamatan
Nibung (96,50%), sedangkan kecamatan dengan nilai capaian terendah adalah Kecamatan Karang Rawas Ilir (89,40%).
Kecenderungan perkembangan APM jenjang SMP/MTs dalam 7
tahun terakhir di kecamatan- kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara
bersifat fluktuatif (lihat lampiran gambar 2.2.2.A.13). Pada tahun 2014, hanya Kecamatan Ulu Rawas, Rupit, Rawas Ulu, dan Nibung yang
mencapai SPM di atas 90% berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 129a/U/2004. Pada tahun 2014, kecamatan- kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara telah mencapai target RPJMN 2010-2014 sebesar 76% karena angka APM jenjang SMP/MTs di tiap-tiap kecamatan telah melebihi target.
B.II.22
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
23
APM jenjang SMA/MA adalah perbandingan jumlah siswa usia 16-18
tahun yang bersekolah di jenjang SMA dengan jumlah seluruh penduduk yang berada pada jenjang umur tersebut. APM jenjang SMA/MA tertinggi pada tahun 2008 adalah di Kecamatan Karang Dapo dengan nilai 56,46%.
Sementara itu, kecamatan dengan capaian APM jenjang SMA/MA terendah
adalah Kecamatan Karang Jaya dengan nilai 32,48%. Perkembangan pada tahun 2014 menunjukkan kecamatan dengan capaian APM jenjang SMA sederajat tertinggi adalah Kecamatan Rupit dengan nilai 69,81%.
Sementara itu, kecamatan dengan capaian APM jenjang SMA/MA terendah pada tahun 2014 adalah Kecamatan Karang Jaya dengan persentase 53,54%.
Perkembangan APM jenjang SMA/MA dalam enam tahun terakhir
bersifat fluktuatif. Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, kecamatan yang secara konsisten mencapai SPM di atas 60% berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 hanya
kecamatan Karang Dapo dan Ulu Rawas. Sementara pada tahun 2014, kecamatan yang juga mulai memenuhi standar ini adalah Kecamatan Rupit. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Kecamatan Ulu Rawas dan
Karang Dapo banyak terdapat penduduk usia sekolah jenjang SMA yang
dapat bersekolah serta perkembangan yang positif banyak dialami oleh Kecamatan Rupit. B. Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat dapat digambarkan dari berbagai unsur
yang mempengaruhinya, seperti kualitas hidup, mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat. Unsur-unsur tersebut dapat dilihat
dari berbagai
indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai paling peka dan telah disepakati secara nasional sebagai ukuran derajat kesehatan suatu wilayah antara lain: (1) angka kematian bayi, (2) angka kematian balita, (3) angka kematian ibu, (4) usia harapan hidup, dan (5) status gizi balita. Situasi derajat
kesehatan di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada uraian berikut:
B.II.23
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
24
1. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan banyaknya kematian bayi
berusia di bawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada suatu tahun
tertentu. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Angka kematian bayi di Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun
2013 adalah 10 tiap 1.000 kelahiran hidup. Target RPJMN 2010-2014 dan MDG’s di tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian bayi hingga mencapai 24 dan 23 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Musi Rawas Utara relatif sedikit jika dibandingkan dengan
jumlah bayi kelahiran hidup serta berada di bawah target dari RPJMN 2010-2014 dan MDG’s.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas
Utara tahun 2014, kematian bayi sampai dengan bulan September 2014
berjumlah 31 bayi. Jumlah kematian bayi paling banyak ada di Kecamatan Ulu Rawas dengan jumlah kematian sepuluh bayi. Jumlah kematian bayi sampai dengan bulan September 2014 di Kecamatan Rupit berjumlah
delapan bayi, Kecamatan Karang Jaya berjumlah enam bayi, Kecamatan Rawas Ilir berjumlah empat bayi, dan Kecamatan Nibung berjumlah tiga
bayi. Sementara itu, jumlah kematian bayi sampai dengan Bulan September 2014 di Kecamatan Karang Dapo dan Ulu Rawas adalah nol. 2. Angka Kematian Balita (AKABA) Kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada anak di bawah
usia lima tahun. Angka KematianBalita (AKABA) menunjukkan banyaknya
kasus kematian anak balita per 1.000 kelahiran hidup di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2013 hanya terdapat satu
kasus kematian balita sehingga nilai AKABA Kabupaten Musi Rawas Utara sangat rendah, yaitu 0,26.
B.II.24
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
25
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas,
pada tahun 2010 terdapat 30 kasus kematian pada balita. Sementara itu,
untuk tahun 2011, terdapat 45 kasus kematian balita di Kabupaten Musi Rawas Utara. Target MDG’s di tahun 2015 adalah menurunkan menjadi 32
kasus kematian setiap 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian balita di
Kabupaten Musi Rawas Utara relatif sedikit jika dibandingkan dengan jumlah bayi kelahiran hidup. Pada tahun 2012 sampai 2013, tidak
terdapat kasus kematian balita. Sedangkan untuk tahun 2014, kematian balita sampai dengan bulan September 2014 berjumlah satu balita di Kecamatan Nibung. Sementara itu, jumlah kematian balita sampai dengan bulan September 2014 di kecamatan lainnya adalah nol. 3. Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena
peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat
kesehatan perempuan. AKI dihitung per 100.000 kelahiran hidup dan dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.
AKI selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 terdapat
penurunan yang signifikan. Namun, sangat disayangkan bahwa pada tahun 2013 kenaikan tajam terjadi hingga melampaui angka kematian ibu
di tahun 2010. Angka 0 (nol) menunjukkan tidak ada kasus kematian ibu di kecamatan tersebut. Pada tahun 2013, AKI mencapai angka 238, di
mana angka tersebut jauh melebihi target Indonesia sehat, RPJMN 20102014, dan MDG’s. Dalam rentang tahun 2010-2013 tersebut, hanya AKI di
tahun 2012 yang berhasil memenuhi target Indonesia sehat, RPJMN 2010-
2014, dan MDG’s karena tidak terdapat kasus kematian ibu di lima kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Jumlah kematian ibu sampai dengan Bulan September 2014
berjumlah tujuh di Kabupaten Musi Rawas Utara berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Musi Rawas Utara, dan paling banyak terdapat di B.II.25
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
26
Kecamatan Karang Jaya dengan jumlah kematian tiga ibu. Jumlah
kematian ibu di Kecamatan Rawas Ulu dan Rawas Ilir masing-masing berjumlah dua. Sementara itu, jumlah kematian ibu sampai dengan Bulan September 2014 di kecamatan lainnya adalah nol. 4. Persentase Balita Gizi Buruk Balita gizi buruk merupakan balita dengan status gizi menurut berat
badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score kurang dari -3 SD dan atau
dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor, dan marasmuskwasiorkor). Persentase balita gizi buruk dihitung dari banyaknya balita
yang berstatus gizi buruk di suatu wilayah tertentu selama satu tahun
dibandingkan dengan jumlah seluruh balita di wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama.
Persentase balita gizi buruk di Kabupaten Musi Rawas Utara berada
pada angka yang rendah yaitu tidak mencapai 1% dari tahun 2008 sampai
dengan 2014. MDG’s Indonesia menargetkan prevalensi balita gizi buruk di Indonesia turun hingga berada pada angka 3,6% di tahun 2015. Dengan
demikian, persentase gizi buruk di Kabupaten Musi Rawas Utara sudah mencapai target MDG’s.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Musi Rawas Utara 2014,
jumlah balita gizi buruk sampai dengan Bulan September 2014 adalah 21
balita. Jumlah balita gizi buruk paling banyak terdapat di Kecamatan Rupit sebanyak sepuluh balita. Sementara itu, jumlah balita gizi buruk di
Kecamatan Rawas Ulu sebanyak sembilan balita dan di Kecamatan Karang
Jaya berjumlah dua balita. Balita gizi buruk sampai dengan Bulan September 2014 di kecamatan lainnya tidak ada.
Data Musi Rawas Utara dalam Angka 2014 menampilkan data Balita
yang berada pada Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 246 Balita (1,2 %
dari jumlah balita pada tahun 2013). Sementara itu, data balita dengan kondisi kurus sebanyak 94 balita dan paling banyak berasal dari data Puskesmas Muara Kulam (sebanyak 35 balita). B.II.26
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
27
5. Angka Usia Harapan Hidup Angka usia harapan hidup merupakan sebuah perhitungan yang
dijadikan sebagai pendekatan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk dan meningkatkan derajat kesehatan. Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan
lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola
mortalitas menurut umur. Berdasarkan hasil dokumentasi Musrenbang RPJPD Musi Rawas Utara, angka usia harapan hidup di Kabupaten Musi
Rawas Utara adalah 64,3 tahun pada tahun 2014. Angka harapan hidup di
Kabupaten Musi Rawas Utara masih jauh di bawah target RPJMN 20102014 (72 tahun). 6. Penyakit Data penyakit dapat digunakan untuk melihat derajat kesehatan
masyarakat maupun melihat adatidaknya KLB atau wabah yang menyerang di Kabupaten Musi Rawas Utara. Wabah penyakit dapat
diartikan sebagai kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanyameningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapatmenimbulkan mala petaka (UU No 4 Tahun 1984).
Pada tahun 2013 terdapat 2.263 penderita yang terserang diare.
Jumlah tersebut merupakan jumlah penyakit terbanyak yang terjadi dalam tahun 2013. Kabupaten Musi Rawas Utara secara geografis berada
di dekat hutan dan rawa sehingga daerah tersebut rentan terhadap wabah
malaria. Berdasarkan data di atas, jumlah penderita malaria pada tahun 2013 adalah sebanyak 748 jiwa. Selain itu, kasus pneumonia pada anak
juga cukup banyak terjadi, yaitu terdapat 342 kasus. Di Kabupaten Musi
Rawas Utara juga ditemukan 192 jiwa yang terjangkit penyakit TBC BTA (+). Penyakit lain yang tercatat pernah menjangkit penduduk di
B.II.27
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
28
Kabupaten Musi Rawas Utara adalah DBD dengan jumlah penderita 11 jiwa.
C. Pertanahan 1. Persentase penduduk yang memiliki lahan Persentase penduduk yang memiliki lahan merupakan hasil
persentase antara penduduk yang memiliki tanah dengan jumlah penduduk. Indikator ini digunakan untuk melihat tingkat kepemilikan
tanah disuatu wilayah. Semakin besar persentase menunjukkan bahwa
tingkat kepemilikan lahan penduduk semakin besar yang dapat diartikan bahwa sertifikasi lahan di suatu wilayah telah dilakukan secara
menyeluruh dan juga dapat digunakan untuk melihat kesejahteraan masyarakat semakin tinggi.
Kepemilikan lahan di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar
0,026 penduduk/lahan melalui asumsi kepemilikan sertifikat tanah Kabupaten Musi Rawas. Angka ini menunjukan bahwa kepemilikan tanah
penduduk Musi Rawas cenderung rendah. Indikator yang digunakan
dalam sektor pertanahan ini adalah persentase penduduk yang memiliki lahan, apabila persentase penduduk yang mempunyai lahan semakin tinggi maka kesejahteraan penduduk dimungkinkan lebih merata dan sebaliknya.
D. Ketenagakerjaan 1. Rasio Penduduk yang Bekerja Pada tahun 2009 dan 2011, diketahui bahwa rasio penduduk yang
bekerja di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 0,98. Angka ini
menandakan bahwa penyerapan tenaga kerja di kabupaten ini sangat
baik. Sementara apabila dilihat setiap kecamatan, rata-rata masingmasing kecamatan juga menunjukkan besaran yang sama.
B.II.28
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
29
Jumlah Grup Kesenian
2.2.3.
Fokus Seni Budaya dan Olahraga
A. Kebudayaan 1. Jumlah Grup Kesenian Jumlah grup kesenian digunakan sebagai salah satu indikator untuk
melihat kondisi kebudayaan suatu daerah. Berdasarkan data dalam
dokumen Musi Rawas dalam Angka tahun 2013 dan tahun 2014, jumlah grup kesenian di Kabupaten Musi Rawas Utara mengalami penurunan
jumlah grup kesenian dari yang bermula sebanyak tiga grup di tahun 2012 menjadi satu grup di tahun 2013. Analisis pada data menunjukkan
adanya indikasi penurunan minat masyarakat terhadap kesenian pada
tahun tersebut. Oleh karena itu, diperlukan dukungan pemerintah untuk ikut mendukung kegiatan grup kesenian agar ada wadah untuk melestarian kesenian di Kabupaten Musi Rawas Utara. B. Pemuda dan Olahraga 1. Jumlah Gedung Olahraga Perkembangan jumlah bangunan gedung olahraga digunakan dalam
melihat perkembangan pusat kegiatan olahraga dan menjelaskan adanya
potensi penunjang sarana dan prasarana di bidang olahraga. Pada tahun 2014 terdapat satu gedung olahraga di Kabupaten Musi Rawas Utara yang
berlokasi di Kecamatan Rupit. Gedung olahraga menjadi pusat kegiatan
kebugaran masyarakat dan saat ini masih belum terdapat di kecamatan lain selain Rupit. Terbangunnya gedung olahraga menunjukkan bahwa
kegiatan pemuda dan olahraga sudah menjadi perhatian pemerintah daerah, sehingga perlu pengelolaan secara rutin.
B.II.29
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
30
2. Jumlah Pembibitan Cabang Olahraga dan Potensi Pemuda Pembibitan cabang olahraga dan potensi pemuda digunakan untuk
menggambarkan
akomodasi
pemerintah
dalam
mendidik
dan
Pengembangkan potensi pemuda dalam bidang olahraga. Berdasarkan persebaran pembibitan cabang olahraga dan potensi pemuda Kabupaten
Musi Rawas Utara Tahun 2014, diketahui bahwa jumlah pembibitan cabang olahraga dan potensi pemuda pada tahun 2011 adalah sebanyak
lima orang. Jumlah pembibitan cabang olahraga masih sangat minim jika dibandingkan dengan jumlah pemuda yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2012 sebanyak 57.454 orang. 2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM 2.3.1.
Fokus Layanan Urusan Wajib
A. Pendidikan 1. Pendidikan Dasar 1.1.
Angka Partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap
sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS diketahui
berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan dasar (7-12 tahun dan 13-15 tahun) yang masih menempuh pendidikan dasar per 1000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar.
Pada tahun 2014, APS untuk jenjang SD/Mi di Kabupaten Musi
Rawas Utara adalah sebesar 27,77%. Hal ini menunjukkan bahwa sampai
saat ini, serapan penduduk usia sekolah oleh sistem pendidikan masih relatif rendah apabila dibandingkan dengan standar SPM yang mencapai
90% dan target MDG’s pada tahun 2015 sebesar 99%. Rendahnya APS
perlu menjadi perhatian dalam segi peningkatan kualitas pelayanan
pendidikan bagi penduduk khususnya penduduk usia sekolah di kabupaten ini agar di masa mendatang terbentuk generasi dengan taraf pendidikan yang lebih baik.
B.II.30
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
1.2.
31
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
merupakan perbandingan antara jumlah sekolah dan penduduk usia sekolah tersebut dalam setiap 10.000 penduduk. Pada indikator ini yang
digunakan adalah jumlah sekolah jenjang pendidikan SD/MI dan
SMP/MTs dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Pada tahun 2014, rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 50,96. 1.3.
Rasio Guru/Murid SD/MI dan SMP/MTs Angka rasio guru/murid merupakan perbandingan antara jumlah
guru dengan jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Rasio guru/murid menunjukkan rasio ketersediaan tenaga pengajar dan mencerminkan berapa jumlah siswa yang harus diajar oleh seorang guru.
Idealnya memang dalam satu kelas terdapat seorang guru, dan jumlah
siswa yang berada di ruangan tersebut tidak boleh terlalu besar, karena akan menyulitkan siswa maupun guru tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
Pada tahun 2014 rasio guru/murid untuk SD/MI negeri dan swasta
di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 63,80. Artinya, seorang guru di
kabupaten tersebut akan mengajar 64 siswa SD/MI. Dengan demikian jika dibandingkan pada tahun 2009 terdapat peningkatan jumlah siswa yang
relatif besar. Hal tersebut bias diartikan sebagai keberhasilan stakeholder
setempat dalam meningkatkan minat penduduk usia sekolah untuk menempuh pendidikan dasar. Apabila dilihat dari rasio guru/murid, hal
tersebut menimbulkan suatu permasalahan baru di mana satu guru harus
mengajar sebanyak 53 siswa pada tahun 2010. Padahal jika dibandingkan
dengan capaian pendidikan dasar tingkat nasional dalam Renstra Kemendikbud 2010-2014, satu guru sebaiknya hanya mengajar 32 siswa.
Capaian rasio guru/murid di Kabupaten Musi Rawas Utara masih di atas capaian nasional.
B.II.31
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
32
Pada tahun 2014, rasio guru/murid untuk SMP/MTS negeri dan
swasta di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 41,68 yang artinya seorang guru di kabupaten tersebut akan mengajar 42 siswa SMP/MTs. Jika dibandingkan dengan capaian pendidikan dasar tingkat nasional dalam
Renstra Kemendikbud 2010-2014, satu guru sebaiknya hanya mengajar 32 siswa. Dengan demikian, jumlah guru SMP/MTs di Kabupaten Musi Rawas Utara masih lebih sedikit dibandingkan dengan murid SMP/MTs.
Kekurangan guru dapat menjadi salah satu permasalahan di mana perhatian dan keoptimalan guru dalam mengajar bisa menurun. Capaian
rasio guru/murid jenjang SMP/MTs Kabupaten Musi Rawas Utara masih di atas capaian nasional tersebut. 2. Pendidikan Menengah 2.1.
Angka Partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah (APS) SMA/SMK/MA merupakan ukuran
daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS diketahui berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan
menengah yaitu 16-18 tahun yang masih menempuh pendidikan menengah per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar.
Pada tahun 2014, APS SMA/SMK/MA di Kabupaten Musi Rawas
Utara adalah sebesar 68,49% Apabila dibandingkan dengan SPM nasional
yaitu sebesar 60% maka diketahui bahwa APS di kabupaten ini sudah relatif lebih tinggi meskipun dengan perbedaan yang tidak terlalu
signifikan. Berbeda dengan APS pendidikan dasar yang belum mencapai standar, APS pendidikan menengah ini perlu dipertahankan atau bahkan ditingkatkan untuk mampu melampaui standar nasional yang telah
ditetapkan. Melalui upaya-upaya peningkatan yang dilakukan diharapkan
kualitas pendidikan khususnya untuk pendidikan menengah semakin baik dan mampu mempersiapkan generasi muda yang berkualitas dan siap menghadapi era persaingan khususnya dalam aspek ketanagakerjaan. B.II.32
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
2.2.
33
Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap Penduduk Usia Sekolah Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
merupakan perbandingan antarajumlah sekolah dan penduduk usia sekolah tersebut dalam setiap 10.000 penduduk. Pada indikator ini yang digunakan adalah jumlah sekolah SMA/SMK/MA dibagi jumlah penduduk
usia 16-18 tahun. Pada tahun 2014, rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 31,58. 2.3.
Rasio Guru/Murid SMA/SMK/MA Pada tahun 2014, rasio guru/murid jenjang SMA/SMK/MA di
Kabupaten Musi Rawas Utara adalah85,89 yang artinya seorang guru di kabupaten tersebut akan mengajar 86 siswa SMA/SMK/MA. Jika dibandingkan dengan capaian pendidikan menengah tingkat nasional
dalam Renstra Kemendikbud 2010- 2014, satu guru sebaiknya hanya mengajar 17 siswa. Dengan demikian, jumlah guru SMA/SMK/MA di Kabupaten Musi Rawas Utara masih lebih sedikit dibandingkan dengan
murid SMA/SMK/MA. Capaian rasio guru/murid jenjang SMA/SMK/MA di Kabupaten Musi Rawas Utara berada di atas capaian nasional tersebut.
Kekurangan guru dapat menjadi salah satu permasalahan di mana
perhatian dan keoptimalan guru dalam mengajar bisa menurun. Kondisi ini bisa dikatakan tidak baik karena guru yang mengajar relatif sedikit,
sehingga guru harus memperhatikan murid dalam jumlah yang melebihi standar yang ditetapkan.
3. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Rasio Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan perbandingan
antara jumlah siswa yang belajar di Taman Kanak-Kanak (TK) dengan
jumlah anak yang berusia 4 sampai 6 tahun. Rasio PAUD mengindikasikan besarnya persentase anak-anak usia 4 sampai 6 tahun yang mendapatkan pendidikan dasar, seperti sekolah di TK. Pada tahun 2014 rasio PAUD di B.II.33
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
34
Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 76,92%. Itu artinya pada tahun tersebut lebih dari 3/4 anak-anak usia 4-6 tahun di Kabupaten Musi Rawas Utara telah mendapatkan pendidikan PAUD. Hal ini merupakan
sebuah permulaan yang baik untuk aspek pendidikan generasi muda di kabupaten ini oleh karena itu sebisa mungkin tingginya rasio PAUD dapat terus dipertahankan dan juga ditingkatkan. 4. Angka Putus Sekolah (APS) Angka putus sekolah (APS) didefinisikan sebagai perbandingan
antara jumlah murid putus sekolah pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan jumlah murid pada jenjang
pendidikan tertentu dan dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APS ini digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa putus sekolah di
suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Pada tahun
2014, APS di Kabupaten Musi Rawas Utara masing-masing adalah sebesar 10% untuk jenjang SD/MI, 33,33% untuk jenjang SMP/MTs dan 40%
untuk jenjang SMA/SMK/MA. Apabila dibandingkan dengan SPM Nasional dimana angka putus sekolah untuk setiap jenjang ditargetkan berada di
bawah 1%, maka diketahui bahwa APS di Kabupaten Musi Rawas Utara
untuk semua jenjang masih relatif sangat tinggi, khususnya untuk jenjang SMP/MTs dan pendidikan menengah SMA/SMK/MA.
Seperti halnya informasi yang ditunjukkan oleh data angka
pendidikan yang ditamatkan dimana sebagian besar penduduk kabupaten
ini baru sampai pada jenjang tamat SD/MI/Sederajat, maka hal ini
menjelaskan tingginya Angka Putus Sekolah pada jenjang SMP/MTs dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan APS ini agar selain kuantitas, kualitas pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Utara juga menjadi semakin baik.
B.II.34
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
35
5. Angka Kelulusan Angka kelulusan merupakan perbandingan antara jumlah siswa
yang lulus ujian akhir atau ujian nasional dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional tersebut. Angka kelulusan yang tinggi
menunjukkan prestasi dari sebuah institusi pendidikan. Pada tahun 2014,
angka kelulusan di Kabupaten Musi Rawas Utara masing-masing adalah sebesar 95,96% untuk jenjang SD/MI, 96,61% untuk jenjang SMP/MTs
dan 97,56% untuk jenjang SMA/SMK/MA. Tidak ada standar nasional
untuk batas angka kelulusan akan tetapi apabila dilihat secara umum, angka kelulusan di Kabupaten Musi Rawas Utara sudah cukup tinggi
karena rata-rata angka kelulusan pada setiap jenjang sudah berada di atas
95%. Capaian pada tahun 2014 ini diharapkan akan mampu untuk terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. 6. Angka Melanjutkan Angka melanjutkan sekolah adalah perbandingan antara jumlah
siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya dengan jumlah lulusan pada tahun sebelumya pada jenjang pendidikan sebelumnya.
Angka melanjutkan merupakan cerminan keinginan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Pada tahun 2014, angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs di
Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 66,67%. Itu artinya sepertiga penduduk memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah setelah lulus dari pendidikan dasar 6 tahun. Apabila dibandingkan dengan
SPM nasional yaitu 95%, maka diketahui bahwa angka melanjutkan dari jenjang SD/MI ke SMP/MTs di kabupaten ini masih relatif kecil. Sementara untuk angka melanjutkan dari jenjang SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 60,00% sedangkan SPM nasional adalah 95%. Sama halnya dengan angka
melanjutkan pada jenjang di bawahnya, angka melanjutkan pada jenjang ini relatif rendah dan perlu ditingkatkan lagi. B.II.35
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
36
7. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV merupakan perbandingan
antara jumlah guru yangberijazah minimal S1/D-IV dengan total seluruh
guru yang ada di kabupaten. Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan minimal S1/D-IV tentu akan memiliki kompetensi dan pemahaman
tentang materi yang lebih baik. Pemahaman kompetensi dan materi yang
dimiliki seorang guru dengan berlatar pendidikan minimal S1/D-IV
tentunya akan membuat siswa yang diajar memiliki pemahaman dan lebih mudah untuk menerima materi yang diajar.
Pada tahun 2014, Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV di
Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebanyak 72,28%. Itu artinya,
hampir ¾ guru yang ada di kabupaten ini telah memenuhi kualifikasi. Pada tahun-tahun selanjutnya diharapkan guru dengan kualifikasi ini
dapat terus ditingkatkan melalui berbagai upaya dari pemerintah daerah maupun peran serta masyarakat. B. Kesehatan 1. Rasio Posyandu per Satuan Balita Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan
dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait
(Departemen Kesehatan RI. 2006). Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar pendekatan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai. Sebuah posyandu idealnya dapat melayani 100 balita. Perhitungan rasio posyandu diperlukan untuk mengetahui rasio ketersediaan posyandu di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Rasio posyandu per satuan balita di Kabupaten Musi Rawas Utara
mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan 2012, kemudian
mengalami penurunan di tahun 2013 dan 2014. Secara umum, cakupan ketersediaan dan pelayanan posyandu terhadap jumlah balita di Kabupaten Musi Rawas Utara belum memenuhi target departemen
B.II.36
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
37
kesehatan karena satu unit posyandu masih melayani lebih dari 100 balita.
2. Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu per Satuan Penduduk Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan suatu unit
pelayanan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan. Indikator rasio puskesmas per 100.000 penduduk adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas.
Di Kabupaten Musi Rawas Utara terdapat 8 puskesmas dan 48
puskesmas pembantu yang tersebar di tiap-tiap kecamatan. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara berada di kisaran angka mendekati lima. Hal tersebut menandakan bahwa
terdapat lima puskesmas setiap 100.000 penduduk atau satu puskesmas di Kabupaten Musi Rawas Utara melayani 20.000 penduduk.
Rasio puskesmas di Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2014
adalah 4,50. Di Indonesia sendiri rasio Puskesmas per 100.000 penduduk
pada tahun 2009-2013 mengalami kecenderungan perkembangan yang meningkat dari kisaran 3,8–3,9 (Riset Kesehatan Dasar,
2013).
Berdasarkan data tersebut, di Indonesia rata-rata satu puskesmas dapat
melayani 25.641 penduduk. Berdasarkan jumlah penduduk, rasio puskesmas di Kabupaten Musi Rawas Utara lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata rasio puskesmas di Indonesia.
Penduduk desa-desa di Kabupaten Musi Rawas Utara rata-rata harus
menempuh jarak 6-15 km untuk mencapai puskesmas terdekat. Dilihat
dari kemudahan mencapai akses, 20% desa di Kabupaten Musi Rawas Utara dapat mengakses puskesmas dengan sangat mudah dan sekitar
64,71% mengakses puskesmas dengan mudah. Sementara itu, 15,29% mengalami kesulitan untuk mencapai puskesmas.
Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap
masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana B.II.37
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
pelayanan
kesehatan
berupa
puskesmas
pembantu
38
(puskesmas
pembantu). Puskesmas pembantu merupakan sebuah unit pelayanan
kesehatan yang berfungsi menunjang dan membantu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup yang lebih kecil.
Rasio puskesmas pembantu per 100.000 penduduk di Kabupaten
Musi Rawas Utara pada tahun 2014 adalah sebesar 27,55. Hal tersebut
menandakan bahwa terdapat 27 puskesmas pembantu setiap 100.000 penduduk atau satu puskesmas pembantu di Kabupaten Musi Rawas
Utara melayani 3.704 penduduk. Rata-rata jarak tempuh penduduk di
desa-desa Kabupaten Musi Rawas Utara untuk mencapai puskesmas pembantu terdekat adalah 1-6 km. Dilihat dari kemudahan mencapai akses, 56,47% desa di Kabupaten Musi Rawas Utara dapat mengakses
puskesmas pembantu dengan sangat mudah dan sekitar 37,65% mengakses puskesmas pembantu dengan mudah. Sementara itu, 5,88% mengalami kesulitan untuk mencapai puskesmas pembantu. 3. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi
menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan, asuhan keperawatan
secara berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Ketersediaan rumah sakit akan memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.
Dari tahun 2010 sampai dengan 2014, jumlah rumah sakit yang ada
di Musi Rawas Utara berjumlah satu unit, yaitu RSUD di Rupit. Kecamatan
Rupit adalah satu-satunya kecamatan yang memiliki rumah RSUD. Rasio Rumah Sakit (RS) per satuan penduduk digunakan untuk mengukur
ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk.
Cakupan pelayanan rumah sakit terhadap jumlah penduduk di Musi Rawas Utara pada tahun 2014 adalah 0,0056. Sejak tahun 2008 sampai
dengan 2014, hanya terdapat satu unit RS di Kabupaten Musi Rawas Utara. Hal tersebut membuat angka rasio RS per 1000 penduduk sangatlah kecil. Perlu diperhatikan juga jarak sarana kesehatan dengan B.II.38
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
39
tempat tinggal masyarakat serta kemudahan mencapai sarana kesehatan tersebut.
Rata-rata desa-desa di Kabupaten Musi Rawas Utara harus
menempuh 6-91 km untuk mencapai RS terdekat. Dilihat dari kemudahan mencapai akses, 3,53% desa di Kabupaten Musi Rawas Utara dapat
mengakses RS dengan sangat mudah dan sekitar 63,53% mengakses RS
dengan mudah. Sementara itu, 24,71% mengalami kesulitan untuk mencapai puskesmas dan 8,24% desa sangat sulit dalam mengakses pelayanan kesehatan di RS.
4. Rasio Dokter per Satuan Penduduk Rasio dokter per satuan penduduk merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk mengukur cakupan pelayanan dokter di masyarakat. Dokter dikelompokkan menjadi tiga yaitu dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah, baik berstatus PNS maupun bukan PNS.
Rasio dokter per 100.000 penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara
pada tahun 2014 adalah sebesar 5,63 sementara pada tahun 2013 adalah
12,38. Penurunan drastis rasio dokter ini diakibatkan oleh banyaknya dokter yang pindah wilayah kerja sehingga tidak lagi berada di Kabupaten Musi Rawas Utara (Dinas Kesehatan Musi Rawas Utara, 2015).
Berdasarkan jenis profesinya, rasio dokter berdasarkan Indikator
Indonesia Sehat 2010 dibedakan menjadi tiga yaitu rasio dokter umum, rasio dokter gigi dan rasio dokter spesialis. Rasio dokter per 100.000
penduduk harus mencapai target 40 di tahun 2010. Sementara itu, rasio
dokter gigi per 100.000 penduduk adalah 11, dan rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk adalah 6.
Rasio dokter umum di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 7,31 per
100.000 penduduk di tahun 2013. Dengan demikian, tiap 100.000 penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara hanya dapat dilayani oleh
tujuh dokter umum. Target yang ditetapkan untuk mencapai Indonesia B.II.39
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
40
sehat 2010 adalah 40 dokter per 100.000 penduduk. Berdasarkan rasio di
tahun 2013 tersebut, Kabupaten Musi Rawas Utara masih belum mampu memenuhi target Indonesia Sehat 2010 tersebut.
Apabila mengacu pada target Indonesia Sehat 2010 untuk rasio
dokter gigi, pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara keseluruhan Kabupaten Musi Rawas Utara masih jauh dari target 11
dokter gigi per 100.000 penduduk. Pada tahun 2013, rasio dokter gigi per
100.000 penduduk adalah 1,13. Dengan demikian, tiap 100.000 penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara hanya dapat dilayani oleh satu dokter gigi
saja. Jumlah dokter gigi di Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2013 adalah dua dokter. Terdapat satu dokter gigi di Kecamatan Ulu Rawas sejak tahun 2010, dan rasio dokter gigi per 100.000 penduduk di
kecamatan tersebut sudah mendekati target, sedangkan sejak tahun 2012 terdapat satu dokter gigi di RS Muara Rupit, Kecamatan Rupit.
Sementara itu, angka rasio dokter spesialis di Kabupaten Musi
Rawas
Utara pada tahun 2013 adalah 3,94. Dengan demikian, tiap
100.000 penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara hanya dapat dilayani
oleh empat dokter spesialis. Kabupaten Musi Rawas Utara belum
mencapai target rasio dokter spesialis yang ditetapkan Indonesia sehat 2010 karena di Kabupaten Musi Rawas Utara masih kekurangan dokter
spesialis. Dokter spesialis di RS Muara Rupit pada tahun 2012 berjumlah lima orang, dan bertambah menjadi tujuh orang pada tahun 2013. 5. Rasio Tenaga Kesehatan per Satuan Penduduk Tenaga kesehatan yang dimaksud meliputi tenaga medis (dokter
dan dokter gigi), tenaga keperawatan (perawat dan bidan), tenaga
kefarmasian (apoteker, analis farmasi, asisten apoteker), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiologi kesehatan, entomology kesehatan,
mikrobiolog kesehatan, administrator kesehatan, dan sanitarian), tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapi, okupasiterapis,
terapis
wicara),
serta
tenaga
keteknisan
medis
(radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis B.II.40
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
41
kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis).
Pada tahun 2013 terdapat 108 bidan, 155 perawat, delapan tenaga
kefarmasian, lima ahli gizi, enam tenaga kesehatan masyarakat, enam teknisi medis, namun untuk tenaga fisioterapis belum ada.
Seluruh rasio tenaga kesehatan kecuali tenaga sanitasi di Kabupaten
Musi Rawas Utara dari tahun 2010 sampai dengan 2014 belum memenuhi
Target Indonesia Sehat 2010. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan dapat mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat yang ada di daerah
tersebut. Berdasarkan data dari RSUD Rupit, tenaga medis dan tenaga
kesehatan dibagi menjadi dua berdasarkan status pekerjaannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Tenaga Kerja Sukarela (TKS). Tenaga
medis dan tenaga kesehatan yang diperbantukan untuk RSUD Rupit pada
tahun 2014 didominasi oleh Tenaga Kerja Sukarela (TKS). Jumlah PNS di RSUD Rupit tahun 2014 berjumlah 25 orang, sedangkan jumlah TKS di RSUD Rupit mencapai 76 orang. TKS dari jenjang D III Keperawatan
berjumlah paling banyak, yakni mencapai 32 orang. Sementara itu, dari
PNS sendiri, dokter umum berjumlah paling banyak diantara spesifikasi tenaga medis lainnya, yaitu berjumlah tujuh orang. Dari tahun ke tahun
jumlah TKS terus meningkat, sedangkan jumlah PNS di RSUD Rupit bersifat fluktuatif.
6. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan
komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif sesuai standar
oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibandingkan dengan
jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
professional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi.
Pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap B.II.41
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
42
kasus komplikasi kebidanan, yaitu komplikasi persalinan, dan komplikasi dalam nifas.
Cakupan
komplikasi
kebidanan
yang berhasil
ditangani
di
Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2013 baru mencapai 30,61% dan menurun cukup signifikan pada tahun 2014 menjadi 18,30%. Padahal
pada tahun 2011 cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani mencapai 79,16%.
Dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang standar pelayanan minimal (SPM)
bidang kesehatan di kabupaten dan kota, Menkes RI menargetkan
cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah sebesar 80% pada tahun 2015. Itu artinya kemampuan Kabupaten Musi Rawas Utara dalam
menangani komplikasi kebidanan masih relatif rendah dan perlu ditingkatkan setidaknya hingga mencapai target SPM.
7. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini
berfungsi untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan persalinan yang professional. Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar.
Secara umum cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Utara pada rentang tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami fluktuasi akan tetapi telah berada di atas
90%. Cakupan tersebut menunjukkan keberhasilan karena telah melebihi
target Indonesia Sehat 2010 yaitu sebesar 90% di tahun 2015. Akan tetapi
meskipun angka cakupan pertolongan persalinan telah melebihi target, Kabupaten Musi Rawas Utara harus tetap mempertahankan pencapaian
tersebut dan tetap meningkatkan pelayanan. Dengan demikian, hal ini B.II.42
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
43
diharapkan akan mampu mengurangi risiko kematian ibu dan bayi. 8. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
adalah desa/kelurahan dimana 80%dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap (BCG 1 kali, DPT 3 kali,
Hepatitis B 4 kali, Polio 4 kali, dan campak 1 kali) dalam waktu satu tahun. Standar Pelayanan Minimal menetapkan target 100% desa/kelurahan UCI
pada tahun 2010. Pada tahun 2010-2013, cakupan desa/kelurahan UCI di Kabupaten Musi Rawas Utara berada di atas 90% akan tetapi terus
menunjukkan penurunan meskipun tidak terlalu signifikan. Sementara
pada tahun 2014, cakupan desa/kelurahan UCI telah mampu mencapai 100% atau dengan kata lain memenuhi target Indonesia Sehat 2010. 9. Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun
11 bulan) yang ada di Kabupaten/Kota. Balita gizi buruk merupakan
balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan
Z-score kurang dari -3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor). Balita gizi buruk yang mendapat
perawatan merupakan balita gizi buruk yang dirawat/ditangani di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, sesuai dengan tatalaksana gizi buruk.
Di Kabupaten Musi Rawas Utara cakupan balita gizi buruk yang
mendapatkan Berdasarkan
perawatan
Keputusan
telah
mencapai
Menteri
target
Kesehatan
SPM
Nasional.
RI
No.
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Kemenkes menargetkan SPM untuk cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah sebesar 100% di tahun 2010. Kabupaten Musi Rawas Utara sejak tahun 2010 B.II.43
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
44
telah berhasil mencapai target tersebut dan mempertahankannya hingga tahun 2014.
10. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA (+) Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA (+) (%)
merupakan jumlah penderita baruTBC BTA (+) yang ditemukan dan
diobati di suatu wilayah kerja selama satu tahun dibanding dengan jumlah
perkiraan penderita baru TBC BTA (+) dalam kurun waktu yang sama.
Dilihat dari segi jumlah, penderita penyakit TBC BTA (+) di Kabupaten
Musi Rawas Utara pada tahun 2010-2013 mengalami perkembangan
fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Sementara apabila dilihat dari cakupan penemuan dan penanganannya secara umum berada pada kisaran 66,67%-77,90%. Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Kemenkes menargetkan SPM untuk cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC
BTA (+) adalah sebesar 100% di tahun 2010. Apabila dibandingkan dengan standar tersebut, maka Kabupaten Musi Rawas Utara belum
mencapai SPM yang ditetapkan. Masih rendahnya cakupan karena masih adanya sebagian masyarakat yang putus berobat (drop out) menyebabkan kemungkinan penularan masih tetap tinggi. Peranan Pengawas Menelan
Obat (PMO) dalam membantu jalannya pengobatan TBC paru sangat
penting, sehingga perlu pemahaman PMO tentang penyakit TBC paru dan bagaimana seharusnya prosedur pengobatan dijalankan merupakan aspekpenting untuk mencegah terjadinya putus berobat.
11. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD adalah
persentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di suatu wilayah
dalam kurun waktu satu tahun dibandingkan dengan jumlah penderita B.II.44
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
45
DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang
sama. Penanganan penyakit DBD di Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2014 telah terlaksana 100%. Angka tersebut telah mencapai SPM yang ditetapkan pada tahun 2010 di mana cakupan penemuan dan
penanganan penyakit adalah 100%. Pada tahun 2010 bahkan tidak
terdapat kasus DBD di Kabupaten Musi Rawas Utara. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan terhadap penyakit DBD di Kabupaten Musi Rawas Utara telah berjalan dengan baik dan dapat dipertahankan hingga saat ini. 12. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
adalah jumlah kunjungan pasienmasyarakat miskin di saranan kesehatan
strata 1 di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu
dibandingkan dengan jumlah seluruh masyarakat miskin di wilayah
tersebut. Sarana kesehatan strata 1 adalah tempat pelayanan kesehatan yang meliputi puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta,
praktek bersama dan perorangan. Berdasarakan Indikator Indonesia
Sehat 2010 untuk kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, target yang harus dicapai oleh kabupaten untuk indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar untuk pasien miskin adalah 100%. Pada tahun 2014,
cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien miskin di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 55,09%, itu berarti cakupan tersebut masih cukup
jauh dari target 100%. Kecenderungan perkembangan cakupan pelayanan
kesehatan dasar untuk masyarakat miskin juga mengalami penurunan pada tahun-tahun sebelumnya.
13. Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan bayi merupakan cakupan kunjungan bayi umur
29 hari - 11 bulan di saranapelayanan kesehatan (polindes, puskesmas
pembantu, puskesmas, rumah bersalin, dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya B.II.45
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
46
melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan
minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur
3 – 6 bulan, 1 kali pada umur 6 – 9 bulan dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan.
Data cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Musi Rawas Utara
mengalami kenaikan dari 91,61% di tahun 2010 menjadi 98,90% di tahun 2014. Pada tahun 2011 cakupan kunjungan bayi mengalami penurunan
bila dibandingkan dengan tahun 2010. Jumlah kunjungan bayi yang
mendapat pelayanan kesehatan pada tahun 2011 sebanyak 3.520 bayi, jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan kunjungan bayi pada tahun 2010 mencapai 3.648 bayi, namun cakupan di tahun 2011 mengalami
penurunan karena jumlah bayi meningkat dari 3.982 bayi menjadi 4.299 bayi lahir hidup. Secara umum, perkembangan cakupan kunjungan bayi di
Kabupaten Musi Rawas Utara mengalami tren fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
828/MENKES/SK/IX/2008
tentang
Petunjuk
Teknis
Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Kemenkes
menargetkan SPM untuk cakupan kunjungan bayi adalah sebesar 90% di tahun 2010. Bila dibandingkan dengan target SPM tersebut, cakupan
kunjungan bayi di Kabupaten Musi Rawas Utara di tahun 2014 sudah memenuhi target.
14. Cakupan Puskesmas Cakupan puskesmas merupakan persentase jumlah puskesmas
dibandingkan dengan jumlah kecamatan di suatu kabupaten. Berdasarkan
data ketersediaan puskesmas di Musi Rawas Utara, jumlah puskesmas yang ada adalah 8 unit (data tahun 2008-2013). Jika dilihat dari jumlah
kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara sebanyak tujuh kecamatan, maka seluruh kecamatan sudah memiliki fasilitas puskesmas. Pada tahun 2014, cakupan puskesmas di Kabupaten Musi Rawas Utara telah
mencapai lebih dari 100%. Cakupan sebesar 114,29% menunjukkan
jumlah puskesmas lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kecamatan B.II.46
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
47
yang ada, artinya setiap kecamatan sudah tersedia puskesmas. 15. Cakupan Puskesmas Pembantu Cakupan puskesmas pembantu merupakan persentase jumlah
puskesmas pembantu dibandingkan dengan jumlah kecamatan di suatu kabupaten. Pada tahun 2014, Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki 45 puskesmas pembantu dari 82 desa sehingga cakupan puskesmas
pembantu di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 55,04%. Persentase cakupan puskesmas pembantu dari tahun ke tahun mengalami kenaikan
dan penurunan dikarenakan adanya penambahan atau pengurangan puskesmas pembantu dan pemekaran desa. C. Pekerjaan Umum 1. Rasio Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik Standar untuk ketersediaan jaringan jalan dalam kondisi baik
menurut SPM adalah 60% (Permen PU No. 14/PRT/M/2010). Kriteria kondisi jalan adalah berdasarkan kondisi dengan terminologi baik, sedang, rusak ringan, rusak berat dan tidak diketahui kondisinya.
Pada tahun 2013, panjang jalan yang berkondisi baik adalah
sepanjang 137,82 km atau sekitar 67,13% dari total panjang jalan yang ada yaitu 205,28 km. Sementara itu, pada kondisi sedang adalah sepanjang 46,42 km atau sekitar 20,61% dari total panjang jalan yang ada.
Untuk kondisi yang mengalami kerusakan ringan adalah sepanjang 16,04
km atau sekitar 7,81% dari total panjang jalan yang ada dan kondisi yang rusak berat adalah sepanjang 5 km atau sekitar 2,43% dari total panjang jalan yang ada.
Sementara pada tahun 2014 ada peningkatan kewenangan jalan dari
data pada tahun 2013 yaitu dari sepanjang 205,28 km total jalan yang
menjadi wewenang Musi Rawas Utara meningkat menjadi 500,24 km atau sekitar 2,44 kali lipat dari kewenangan awal yang ada sehingga terjadi
perubahan yang cukup signifikan dalam hal kondisi jalan maupun panjang B.II.47
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
48
jalan yang ada. Perubahan ini disebabkan karena masih dalam tahap transisi menjadi Daerah Otonomi Baru Kabupaten Musi Rawas Utara
sehingga pendataan pada tahun 2013 sangat dimungkinkan berubah
dengan drastis pada tahun 2014 seiring dengan berjalannya SKPD terkait yang lebih optimal di dalam melakukan pendataan mengenai kewenangan jalan yang dimiliki Kabupaten Musi Rawas Utara.
Terkait dengan pengalihan kewenangan yang dijelaskan pada
paragraph sebelumnya, pada tahun 2014 persentase jalan dengan kondisi
hanya sebesar 52,33% sementara kondisi sedang sebesar 25,79%, kondisi rusak ringan 9,66% dan kondisi rusak berat sebesar 12,22%. Masih
banyaknya ruas jalan dengan kondisi buruk di Kabupaten Musi Rawas Utara akan mempengaruhi aliran barang dan jasa keluar dan masuk
Kabupaten termasuk produk perkebunan dari dalam Kabupaten Musi
Rawas Utara. Hal tersebut secara tidak langsung akan mengurangi minat investor untuk menanamkan modalnya. Padahal dengan umur Kabupaten Musi Rawas Utara yang masih muda, peranan investor sangat diperlukan
dalam membantu perkembangan ekonomi Kabupaten Musi Rawas Utara.
Selain itu kondisi jalan yang buruk juga menghambat mobilitas penduduk Kabupaten Musi Rawas Utara.
Selain masih banyaknya ruas jalan dengan kondisi buruk, sebagian
besar ruas jalan di Kabupaten Musi Rawas utamanya yang ada di kecamatan-kecamatan memiliki lebar ruas jalannya yang hanya berkisar 4 meter. Hal tersebut menyebabkan kendaraan sulit berpapasan ketika
bertemu pada ruas jalan tersebut. Padahal banyak truk-truk pengangkut sawit, karet, batubara yang keluar-masuk jalan yang cukup sempit tersebut. Lambat laun kondisi tersebut akan menurunkan kualitas jalan yang dilewati oleh truk-truk dengan muatan berat tersebut. 2. Rasio jaringan irigasi Sektor irigasi pengairan di Kabupaten Musi Rawas Utara
mengandalkan irigasi sungai dengan sumber air sungai. Irigasi ini B.II.48
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
49
biasanya digunakan untuk mengairi lahan perkebunan karet maupun
perkebunan sawit baik itu perkebunan milik rakyat maupun perusahaan
yang ada di kabupten Musi Rawas Utara. Panjang jaringan irigasi 52,35 km tersebut belum dimanfaatkan secara sepenuhnya bahkan beberapa
mengalami kerusakan kategori sedang hingga berat sehingga perlu
adanya perbaikan agar dapat digunakan untuk keperluan irigasi di Musi Rawas Utara
Sumber air untuk irigasi sebagian besar didapatkan dari sungai.
Beberapa
danau
yang
mempunyai
potensi
untuk
irigasi
jika
dikembangkan yaitu Waduk Merung di Kecamatan Rawas Ulu dan Danau
Raya di Kecamatan Rupit. Waduk Merung dan Danau Raya saat ini belum digunakan secara maksimal untuk sarana irigasi.
3. Rasio Tempat Ibadah Per Satuan Penduduk Rasio tempat ibadah per satuan penduduk menunjukan indikator
ketersediaan tempat ibadah bagi penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara. Rasio tempat ibadah dihitung dari jumlah tempat ibadah dibagi
dengan jumlah pemeluk agama dikali 1000, sehingga dapat menjelaskan
rasio ketersediaan tempat ibadah per 1000 penduduk. Jumlah tempat ibadah yang dimaksud adalah jumlah total tempat ibadah yang tersedia, termasuk masjid, langgar, gereja, pura dan vihara.
Berdasarkan data dari Kementrian Agama tahun 2010, rasio tempat
ibadah di Indonesia adalah1:812 penduduk, sehingga pada tahun 2013
rasio tempat ibadah di Musi Rawas Utara telah melebihi rata-rata nasional. Pemeluk agama terbesar di Musi Rawas Utara adalah Muslim,
sementara agama lain tinggal di wilayah – wilayah transmigrasi khususnya pemeluk agama Hindu yang berasal dari transmigran Bali dan
dengan tetangga desa pemeluk agama lain mereka dapat bersosialisasi dengan cukup baik.
B.II.49
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
50
4. Rasio Tempat Pembuangan Sampah Per Satuan Penduduk Pengelolaan persampahan di Kabupaten Musi Rawas Utara belum
sepenuhnya terintegrasi, masihbanyak yang membakar sampah dan
membuangnya dengan cara dikubur dalam tanah serta beberapa hanya
ditimbun begitu saja. Pembakaran sampah menimbulkan polusi karbon dan menghasilkan gas-gas beracun serta mencemari lingkungan, sementara pembuangan dengan dikubur di dalam tanah menyebabkan
pencemaran pada tanah terutama jika yang dikubur adalah sampah
anorganik. Sesuai dengan SNI 19-3964-1994, daerah yang belum memiliki
data timbulan sampah maka di proyeksikan timbulan sampahnya 1,5 – 2 ltr/orang/hari atau 0,3 – 0,4 kg/orang/hari untuk kota kecil/sedang.
Kabupaten Musi Rawas Utara termasuk ke dalam kota kecil sehingga diperkirakan jumlah timbulan sampahnya 1,75 liter/orang/hari.
Berdasarkan hasil wawancara lapangan, untuk mengakomodasi
produksi sampah tersebut maka akan di bangun TPA di Kecamatan Rupit.
Untuk menampung sampah yang dihasilkan masyarakat Musi Rawas Utara, potensi sampah yang paling besar ada di Kecamatan Rawas Ilir yaitu mencapai 105.434 liter/hari. Sementara pada tahun 2015 yang
paling banyak produksi sampahnya adalah Kecamatan Nibung yaitu sebesar 60.239 liter/hari. Pada tahun 2025 produksi sampah terbesar ada
di Kecamatan Rawas Ilir hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk di Kecamatan Rawas Ilir relatif besar setiap tahunnya. 5. Rasio Rumah Layak Huni
Berdasarkan target Millenium Development Goals (MDG’s) tahun
2015, target rumah sehat yang hendak dicapai telah ditentukan sebesar 80% (Depkes RI, 2003) atau sebesar 160 rumah/1000 penduduk. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2010, persentase rumah sehat secara nasional sekitar 24,9% atau 50 rumah/1000 penduduk.
B.II.50
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
51
Dari data mengenai jumlah rumah di Kecamatan Karang Jaya
sebanyak 6.798 unit, belum tersedia data mengenai jumlah rumah yang layak huni. Berdasarkan hasil analisis data tahun 2013 tersebut, dapat dilihat rasio rumah layak huni di Kabupaten Musi Rawas sebesar 160,
artinya 160 rumah/1.000 penduduk. Jika dibandingkan dengan target MDG’s 2015 untuk rumah sehat sudah memenuhi harapan. 6. Panjang Jalan yang Dapat Dilalui Roda 4 Berdasarkan pedoman penentuan standar pelayanan minimal
bidang penataan ruang, perumahan dan permukiman dan pekerjaan
umum (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), Standar Pelayanan Minimal Panjang Jalan dilalui roda 4 adalah 0,6 km/1.000 penduduk.
Kabupaten Musi Rawas Utara secara umum sudah di atas batas
standar pelayanan minimal PU minimal 0,6 km/1000 penduduk yaitu 2,29. Di dalam skala kecamatan juga sudah melebihi SPM dengan nilai paling besar di Kecamatan Rawas Ilir yaitu sebesar 6,10. Hal ini
menunjukan bahwa jalan yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara masih dapat untuk dilalui kendaraan roda empat. D. Perumahan 1. Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Rumah tangga pengguna air bersih menunjukkan indikator jumlah
rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Indikator ini dihitung dengan rumus jumlah rumah tangga pengguna air bersih dibandingkan dengan jumlah seluruh rumah tangga di Kabupaten Musi Rawas Utara. Berdasarkan pedoman penentuan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, perumahan dan permukiman dan
pekerjaan umum (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana B.II.51
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
52
Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), Standar Pelayanan Minimal penduduk terlayani akses air bersih adalah 55-75 %.
Air bersih adalah aspek penting di dalam kehidupan untuk
menunjang kehidupan masyarakat. Pada umumnya penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara mendapatkan layanan air bersih berupa
layanan non- perpipaan dari sumur gali dan sungai namun kondisinya
belum sepenuhnya layak untuk dikonsumsi. Sebagian penduduk yang tinggal di Kabupaten Musi Rawas Utara harus membeli air bersih dari
tangki dengan harga Rp 500.000 per tangki ukuran 5.000 liter (sumber: hasil survei lapangan). Penduduk yang membeli air bersih tersebut biasanya tinggal di wilayah yang jauh dari sungai dan sulit memperoleh air sumur.
Sementara apabila dilihat dari sebaran pemanfaatannya, belum
semua desa dan kecamatan terjangkau oleh layanan PAM. Air dari sumur
seringkali sulit untuk diperoleh, selain itu kualitas air sungai dan sumur yang ada kurang baik untuk digunakan sebagai air minum.
Melalui data daftar SPAM IKK tahun 2012, diketahui bahwa
kapasitas sambungan rumah (SR) untuk Kecamatan Karang Jaya masih memiliki
1.700
sambungan
dengan
kapasitas
terbesar
namun
pelanggannya masih sedikit hanya sekitar 23,82 % dari total sambungan
atau 407 pelanggan. Di Kecamatan Karang Dapo dengan kapasitas yang
hanya 750 sambungan rumah namun pelanggannya melebihi jumlah kapasitas yang tersedia yaitu 853 pelanggan, dengan kapasitas debit
aliran 20 liter/detik. Sementara itu, di Kecamatan Rupit dengan kapasitas 750 sambungan rumah (SR) dengan jumlah pelanggan 863 pelanggan.
Masing – masing kapasitas debit aliran di Kecamatan Rupit dan Karang
Dapo sebesar 10 liter/detik. Kecamatan Rupit yang direncanakan sebagai ibukota kabupaten sebaiknya memiliki kapasitas debit aliran yang lebih
besar dan kapasitas sambungan yang lebih banyak sehingga mampu
memenuhi kebutuhan air bersih Kecamatan Rupit di masa yang akan datang.
B.II.52
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
53
2. Rumah Tangga Pengguna Listrik Melalui data jumlah desa/kelurahan yang terjangkau listrik PLN
tahun 2013, diketahui bahwa di Kabupaten Musi Rawas jumlah pelanggan
terbesar ada di Kecamatan Karang Jaya dengan pelanggan 4.273 dan daya tersambung 4000 KVA atau setara 3.200.000 watt. Jumlah pelanggan
terbesar kedua adalah Kecamatan Rupit dengan pelanggan 3956 dan daya
tersambung 3085 KVA atau setara 2.468.000 Watt. Pelayanan saat ini perlu ditingkatkan karena kecamatan-kecamatan yang ada belum sepenuhnya teraliri listrik ditambah lagi mahalnya harga solar apabila
menggunakan diesel secara pribadi. Adanya potensi Sungai Rawas dan
Sungai Musi dapat dimanfaatkan sebagai potensi sumber energi alternatif mikro hidro untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Musi Rawas Utara.
3. Rumah Layak Huni Rumah layak huni adalah indikator yang menunjukkan jumlah
rumah layak huni yang ada diKabupaten Musi Rawas Utara. Indikator ini
dihitung dengan rumus jumlah rumah layak huni dibagi dengan jumlah rumah yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Berdasarkan target Millenium Development Goals (MDG’s) tahun
2015, target rumah sehat yang hendak dicapai telah ditentukan sebesar
80% (Depkes RI, 2003). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2010, persentase rumah sehat secara nasional sekitar 24,9%. Jika diilihat
dari jumlah rumah di Kabupaten Musi Rawas Utara, jumlah rumah layak
huni hampir mencapai 82%, sedangkan sisanya termasuk dalam kategori tidak layak huni. Pada tahun 2013, terdapat 28.519 rumah layak huni di
Musi Rawas Utara, dengan total jumlah rumah yang ada di Musi Rawas Utara sebanyak 34.864 rumah.
B.II.53
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
54
E. Perencanaan Pembangunan 1. Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang Telah Ditetapkan dengan PERDA RPJPD merupakan dokumen pembangunan yang menggambarkan
visi misi daerah dalam jangka panjang yaitu 20 tahun. Ketersediaan RPJPD merupakan pedoman bagi SKPD atau pemimpin daerah untuk membangun daerahnya sesuai dengan visi misi yang akan dicapai dalam
20 tahun mendatang. Hampir semua kabupaten/kota sudah memiliki dokumen RPJPD, sedangkan untuk Kabupaten Musi Rawas Utara dokumen RPJPD sedang dalam proses penyusunan.
2. Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang Telah Ditetapkan dengan PERDA/PERKADA RPJMD merupakan dokumen pembangunan yang menjabarkan
program-program selama lima tahun dan berpedoman terhadap RPJPD.
Ketersediaan RPJMD merupakan bentuk langkah-langkah pemerintah daerah di tiap lima tahun untuk mencapai visi misi kepala daerah. Sebagai
catatan, Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan daerah otonomi baru yang dibentuk tahun 2013. Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah
baru dilaksanakan pada akhir tahun 2015, sehingga pada tahun 2014 ini
belum memiliki dokumen RPJMD. Saat ini, pemerintahan daerah masih dijalankan oleh pelaksana tugas (Plt).
3. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RKPD yang Telah Ditetapkan dengan PERKADA RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah) merupakan dokumen
pembangunan yang dibuat oleh pemerintah daerah tiap tahun untuk
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah. RKPD akan menjadi dasar dalam penyusunan Renja SKPD dan RAPBD. Pembuatan
RKPD harus berpedoman kepada RPJPD dan RPJMD agar program B.II.54
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
55
pembangunan berkesinambungan untuk mencapai visi misi daerah. Saat ini baru disusun RPJPD dan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara, sehingga RKPD baru dapat disusun setelah kedua dokumen perencanaan tersebut disahkan.
4. Penjabaran Program RPJMD ke Dalam RKPD Kesinambungan dokumen pembangunan mutlak diperlukan agar
terdapat proses pencapaian visi suatu daerah apabila dokumen pembangunan tidak saling selaras maka pencapaian visi suatu daerah
akan sulit tercapai. RKPD merupakan penjabaran detail (dalam bentuk
program) visi dan misi yang akan dicapai oleh suatu daerah. Karena
RPJMD masih dalam proses penyusunan, maka belum ada program yang dijabarkan dalam RKPD. F. Perhubungan 1. Jumlah Arus Penumpang Transportasi Air Jumlah arus penumpang transportasi air merupakan indikator
untuk mengukur arus penumpang transportasi air per tahun. Indikator ini
merupakan jumlah total arus penumpang transportasi air datang dan berangkat di setiap Kabupaten. Berdasarkan Statistik Kementerian
Perhubungan Tahun 2012, jumlah arus penumpang penyeberangan dan
sungai rata-rata di pelabuhan Indonesia adalah 431.425 penumpang pada tahun 2012. Transportasi air di Kabupaten Musi Rawas Utara hanya
berfungsi sebagai sarana penyeberangan menuju desa atau perkebunan di seberang sungai.
Untuk saat ini terdapat dua buah dermaga yang melayani
transportasi air bagi masyarakat Musi Rawas Utara yaitu Dermaga Muara
Rupit dan Dermaga Pauh yang menghubungkan antar dua desa yaitu Desa Muara Rupit dan Desa Pauh dengan total penumpang naik sebanyak 48.317 jiwa dan penumpang turun sebanyak 48.317 jiwa. B.II.55
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
56
2. Angkutan Darat Angkutan darat merupakan indikator untuk mengukur ketersediaan
angkutan darat terhadap jumlah penumpang yang ada di Kabupaten Musi
Rawas Utara. Indikator ini dihitung dengan rumus jumlah angkutan darat dibagi dengan jumlah penumpang angkutan darat. Angkutan umum di
Kabupaten Musi Rawas Utara masih belum memiliki trayek tetap, meskipun beberapa sudah ada yang memiliki ijin trayek namun waktu operasi masih terbatas. Selain itu, angkutan penumpang dengan plat hitam masih sering melakukan kegiatan layaknya kendaraan umum. Belum
adanya
terminal
atau
halte
menyebabkan
sebagian
masyarakat lebih memilih menggunakan angkutan plat hitam yang mampu menjangkau hingga ke dalam desa mereka, baik untuk
penjemputan maupun pengantaran. Angkutan umum masih berupa
kendaraan pribadi berupa mobil avanza dengan tujuan ke Kecamatan Singkut dan Kota Lubuklinggau, tergantung permintaan penumpang.
Di Kecamatan Nibung, transportasi umum yang tersedia adalah
mobil
keluarga
(family
car)
berplat
hitam,
rute
transportasi
menyesuaikan permintaan dari penumpang, biasanya mobil angkutan akan berkeliling desa untuk memenuhi kuota kemudian akan menuju ke
tempat tujuan yaitu meliputi Kecamatan Singkut, Kecamatan Rupit dan Kota Lubuklinggau. Kebutuhan transportasi umum yang dilakukan
masyarakat khususnya untuk memenuhi kebutuhan sekunder (TV, kulkas, kipas angin) karena di kecamatan ini sudahada pasar yang dapat mengakomodasi kebutuhan primer (beras, sayur, gas) meskipun masih
bersifat mingguan. Transportasi berupa kendaraan pribadi cukup banyak
digunakan oleh pemilik warung atau kios dalam rangka menambah jumlah barang dagangan di warung atau kiosnya.
Transportasi umum di Kecamatan Rawas Ulu berupa mobil pribadi
mampu menyediakan rutemenuju ke Kecamatan Ulu Rawas, Singkut,
Nibung, Rupit, hingga Kota Lubuklinggau. Transportasi umum biasanya beroperasi pada pagi hari saat penumpang dari Pasar Rawas Ulu menuju
ke daerah lain. Pada siang hari angkutan umum sudah jarang ditemui. B.II.56
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
57
Untuk angkutan umum berupa ojek masih tersedia hingga sore namun hanya untuk jarak dekat (ke Kecamatan Singkut). Angkutan umum di daerah Rawas Ulu sudah memiliki ciri khas sehingga mampu diketahui
tujuannya, misalnya angkutan umum berupa colt warna putih akan menuju ke Kota Lubuklinggau. Angkutan warna hitam berupa mobil pick up yang memiliki atap akan mengantar ke Kecamatan Singkut. Untuk
kondisi kepadatan transportasi, transportasi di Kecamatan Rawas Ulu bagian dekat jalan lintas dipadati oleh kendaraan umum, truk pengangkut material dari daerah tambang, dan motor. 3. Transportasi air Transportasi sungai angkutan barang yang ada di Kabupaten ini
dapat menggunakan dua jenis kendaraan air, yaitu ponton dan kapal motor. Ponton biasanya digunakan oleh perusahaan besar untuk angkutan batubara atau bahan galian lainnya. Sementara itu, kapal motor
umumnya digunakan masyarakat untuk angkutan hasil bumi seperti produk pertanian dan perkebunan. Meskipun demikian, akan tetapi tidak
semua sungai di Kabupaten Musi Rawas dapat dilalui oleh ponton,
dikarenakan kedalaman sungai yang banyak mengalami pendangkalan. Seperti misalnya bahan galian dapat diangkut dari Muara Rupit menuju Rawas Ilir (Bingin Teluk). Secara teknis ponton hanya bisa digunakan
sampai ke Bingin Teluk. Kedalaman alur sungai sampai ke daerah ini memungkinkan pelayaran dengan angkutan ponton. Selebihnya, pada alur sungai setelah Bingin Teluk kondisi alur sungainya pada bagian tertentu
mengalami pendangkalan sehingga tidak memungkinkan penggunaan ponton sekalipun kelebaran sungai cukup lebar.
Hasil pengamatan lapangan menemukan salah satu dermaga yang
ada di Kecamatan Rawas Ilir dan masih digunakan oleh penduduk. Kondisi seperti itu menandakan bahwa sebenarnya transportasi sungai masih dapat dikembangkan di Kabupaten Musi Rawas Utara akan tetapi B.II.57
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
58
ada kendala fisik. Daerah sungai di Rupit yang dulunya adalah sebuah dermaga kini sudah mengalami pendangkalan akibat adanya sedimentasi. Daerah tersebut bahkan biasanya dipakai warga untuk mandi, artinya
kedalamannya sudah cukup dangkal. Di Kecamatan Karang Dapo,
masyarakat masih menggunakan getek sebagai angkutan penyeberangan sungai. Saat muka air sungai tinggi, maka akan cenderung berbahaya bila
menyeberang dengan menggunakan getek, sebaliknya saat muka air
sungai rendah maka penyeberangan akan sulit untuk dilakukan. Hal ini
menyebabkan kebun warga yang ada di seberang sungai menjadi kurang terawat. Karena ada transportasi darat yang dianggap lebih efektif dalam hal waktu tempuh maka transportasi darat lebih dipilih warga.
Berdasarkan data Dokumen Daerah Dalam Angka Kabupaten Musi
Rawas Utara 2014, pergerakan moda angkutan air di Kabupaten Musi
Rawas Utara pada rentang waktu 2011 – 2012 per 31 desember 2013 adalah total 62 kapal dengan rincian jumlah kapal yang tiba 32 kapal dan
30 kapal berangkat di dermaga Muara Rupit. Sementara itu, di dermaga
Pauh total ada 45 kapal dengan rincian 24 kapal tiba dan 21 kapal berangkat.
G. Lingkungan Hidup 1. Persentase Penduduk Berakses Air Minum Persentase penduduk berakses air minum adalah persentase jumlah
penduduk yang mendapatkan akses air minum dibandingkan dengan
jumlah penduduk dalam satuan keluarga. Semakin besar persentasenya berarti semakin besar penduduk yang berakses minum sehingga dapat
disimpulkan kebutuhan air minumnya tercukupi. Kebutuhan penduduk
akan akses minum dipenuhi melalui akses terhadap sumur gali/bor maupun akses terhadap sumur terlindung.
Persentase di Kecamatan Nibung melebihi SPM dikarenakan data
pembanding yang digunakan berbeda yaitu menggunakan data keluarga
berakses air minum dibandingkan dengan data jumlah rumah tangga, B.II.58
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
59
sehingga didapatkan nilai 102,71%. Kondisi yang sebenarnya, beberapa warga kesulitan mendapatkan air bersih di Kecamatan Nibung dan harus
membeli tangki air seharga 500.000 ribu per tangki untuk mendapatkan air minum. Di Kecamatan Karang Jaya didapatkan persentase sebesar nol
dikarenakan data Rumah Tangga tidak tersedia untuk Kecamatan
tersebut. Sementara untuk kecamatan lain rata-rata masih di bawah SPM antara 39,08% hingga 64,44%. H. Pertanahan 1. Penyelesaian Ijin Lokasi Penyelesaian ijin lokasi di Kabupaten Musi Rawas Utara meliputi ijin
lokasi dalam berbagai kegiatan usaha oleh beberapa perusahaan.
Berdasarkan Buku Laporan Up Dating Data Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) 2011 dan 2012 terdapat beberapa perusahaan
yang memiliki ijin lokasi di Kabupaten Musi Rawas Utara. Pada tahun
2011 terdapat sembilan izin lokasi yaitu pada usaha perkebunan kelapa sawit dan kelapa. Jumlah izin lokasi pada tahun 2012 ada delapan yaitu
masing – masing tujuh izin lokasi pada perkebunan kelapa sawit dan kelapa dan satu izin lokasi karet remah (crum rubber). I.
Kependudukan dan Catatan Sipil 1. Rasio Kepemilikan Kartu TandaPenduduk (KTP) KTP (Kartu Tanda Penduduk) memiliki fungsi sebagai identitas
wajib bagi warga negara Indonesia. Seseorang yang telah memiliki KTP
berarti telah tercatat dalam basis data kependudukan secara nasional. Rasio kepemilikan KTP penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara pada
tahu 2014 adalah 10,76%. Itu artinya secara umum dari 10 penduduk hanya 1 penduduk yang memiliki KTP. Apabila dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal Nasional untuk kepemilikan KTP sebesar
B.II.59
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
60
100%, maka pencapaian Kabupaten Musi Rawas Utara masih sangat jauh di bawah target.
Rendahnya rasio kepemilikan KTP di Kabupaten Musi Rawas Utara
salah satunya disebabkan oleh statusnya sebagai Daerah Otonom Baru
(DOB) sehingga warganya masih banyak yang memakai KTP dengan registrasi wilayah kabupaten induk. Oleh karena itu, upaya peningkatan
kepemilikan KTP penduduk merupakan salah satu tindakan yang harus diprioritaskan.
2. Rasio Penduduk Berakta Kelahiran Akta kelahiran merupakan salah satu komponen informasi
kependudukan yang penting untuk dimiliki agar setiap masyarakat mendapatkan haknya sebagai warga negara. Manfaat dari akta kelahiran
adalah kemudahan mengakses pelayanan publik yang bersifat formal
ataupun menjadi syarat untuk pembuatan surat keterangan diri penduduk.
Rasio
kepemilikan
akta
kelahiran
penduduk
adalah
perbandingan jumlah penduduk yang memiliki akta kelahiran terhadap jumlah penduduk.
Pada tahun 2008, rasio kepemilikan akta kelahiran penduduk
Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 5,25% dan meningkat menjadi 9,79% pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa dari 10 jiwa
penduduk, hanya ada satu jiwa yang memiliki akta kelahiran. Apabila
dikaitkan dengan SPM nasional yang menargetkan rasio kepemilikan akte lahir adalah 100%, maka rasio yang dimiliki oleh Kabupaten Musi Rawas Utara masih sangat minim.
3. Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi Database kependudukan merupakan suatu dokumen yang penting
untuk mengetahui kondisi kependudukan suatu wilayah yang datanya
dapat dianalisis untuk memudahkan stakeholder untuk merumuskan B.II.60
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
61
kebijakan. Database yang dimiliki oleh Kabupaten Musi Rawas Utara
sesuai tabel adalah buku Daerah Dalam Angka. Semua kecamatan
memiliki buku Kecamatan Dalam Angka dari tahun 2008 – 2013. Kemudian pada tahun 2014 telah tersusun buku Musi Rawas Utara Dalam
Angka Tahun 2014. Selain dokumen Daerah Dalam Angka, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas Utara juga
memiliki database kependudukan yang bersumber pada Hasil Konsolidasi Adminduk Depdagri Semester I Tahun 2014.
4. Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Penerapan KTP nasional berbasis NIK diterapkan oleh pemerintah
pusat untuk menyeragamkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sesuai dengan pasal 6 Perpres No.26 Tahun 2009. NIK berfungsi untuk memudahkan
dalam
identifikasi
dan
menghindari
pemalsuan/penggandaan data. Semua kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara telah menerapkan KTP nasional berbasis NIK sejak 2011 – 2013, sedangkan untuk sebelum tahun 2011 belum dapat dideskripsikan karena tidak tersedia data.
Pendataan administrasi kependudukan
diharapkan dapat berjalan dengan mudah karena telah menerapkan KTP berbasis NIK di Kabupaten Musi Rawas Utara. J.
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1. Rasio Akseptor KB Rasio akseptor KB adalah jumlah akseptor KB dalam periode 1
(satu) tahun per 1000 Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun yang sama.
Terjadi dinamika naik turun rasio akseptor KB selama 5 tahun terakhir di Kabupaten Musi Rawas Utara. Pada tahun 2011, nilai rasio akseptor KB paling tinggi adalah sebesar 28,8%, sedangkan pada tahun 2013 memiliki
rasio akseptor KB paling rendah sebesar 9,73%. Jumlah PUS selama lima
tahun terakhir cenderung meningkat pada setiap kecamatan, sedangkan B.II.61
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
62
jumlah akseptor KB naik turun. Rasio akseptor KB di Kabupaten Musi Rawas Utara masih terbilang kecil.
Pada tahun 2013 Kecamatan Rawas Ulu memiliki jumlah PUS paling
banyak sebanyak 7.220 PUS, tetapi untuk rasio akseptor KB menempati
posisi kedua paling rendah pada tahun 2013 sebesar 5,76%. Nilai tersebut berarti jumlah akseptor KB di daerah tersebut perlu ditingkatkan.
Kecamatan Ulu Rawas memiliki jumlah PUS yang paling sedikit sebanyak 2.842 PUS, namun memiliki jumlah rasio akseptor KB paling tinggi
nilainya pada tahun 2013. Kecamatan Ulu Rawas dengan nilai rasio
akseptor KB yang paling tinggi sebesar 20,09%, sedangkan Kecamatan Rawas Ilir dengan nilai rasio paling rendah sebesar 4,53%. 2. Cakupan Peserta KB Aktif Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang salah satu
pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan
suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun. Angka cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di antara para PUS.
Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN No 55/HK-010/B5/2010 target SPM untuk indikator cakupan sasaran PUS menjadi peserta KB aktif adalah 65% pada tahun 2014.
Terdapat peningkatan cakupan peserta KB aktif sepanjang tahun
2009 – 2013, sehingga mengindikasikan semakin meningkatnya PUS di
Kabupaten Musi Rawas Utara yang memanfaatkan kontrasepsi. Pada tahun 2010 standar pelayanan minimal nasional sebesar 70 % dan
Kabupaten Musi Rawas Utara melewati target tersebut dengan mendapat persentase sebesar 85,6%. Penurunan cukup besar dalam lima tahun terakhir terjadi di tahun 2013 dengan nilai cakupan peserta KB aktif sebesar 69,59%.
B.II.62
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
63
3. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Keluarga Pra Sejahtera (KPS) adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih dari lima kebutuhan dasarnya (basic needs) sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran
agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan. Keluarga Sejahtera Tahap
I (KSI) adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal. Peningkatan jumlah presentase KPS pada tahun 2012 ke 2013 dari 46,12% menjadi 46,59%. Dapat diartikan bahwa
terjadi peningkatan jumlah KPS dan KSI yang perlu ditangani oleh pemerintah. Untuk tahun sebelum 2012 tidak tersedia data.
Perkembangan dari tahun 2012 ke 2013 pada setiap kecamatan
cenderung stabil dengan nilai yang masih rendah. Kecamatan Ulu Rawas memiliki persentase yang paling besar selama dua tahun terakhir yaitu
sebesar 64,18% pada tahun 2012 dan 64,18% pada tahun 2013.
Kecamatan Rawas Ilir dan Nibung juga memiliki presentasi lebih dari 50% dalam dua tahun terakhir. Kecamatan Karang Dapo, Rupit, Karang Jaya, Rawas Ulu, memiliki presentasi lebih dari 40 % dalam dua tahun terakhir.
Secara keseluruhan nilai KPS dan KSI di Kabupaten Musi Rawas Utara
masih besar dengan rata-rata nilai selama dua tahun terakhir yaitu 46,14% dan 46,59%. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang rentan dengan kemiskinan. K. Sosial 1. Jumlah PMKS Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang,
keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, yang
menyebabkan tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidup jasmani, rohani dan sosial sebagai mana mestinya. PMKS terjadi karena hambatan,
kesulitan dan gangguan berupa kemiskinan, keterlantaran,kecacatan, B.II.63
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
64
ketuna sosial, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan lingkungan secara mendadak yang kurang mendukung seperti bencana.
Jumlah PMKS cenderung mengalami penurunan dalam empat tahun terakhir. Jenis PMKS seperti anak terlantar, bekas narapidana, lanjut usia
terlantar, wanita rawan sosial ekonomi, keluarga fakir miskin dan anak
jalanan masih terus bermunculan selama tahun 2009 – 2012. Keluarga fakir miskin memiliki jumlah paling banyak selama empat tahun terakhir dibandingkan dengan jenis PMKS lainnya. Kemudian pada tahun 2010
mulai terdapat data jenis PMKS lainnya yang ada di Kabupaten Musi
Rawas Utara seperti masyarakat tinggal di daerah rawan bencana, anak balita terlantar, penderita HIV, penderita AIDS dan korban bencana alam
walaupun jumlahnya tidak banyak. Pada tahun 2013 dimungkinkan terjadi peningkatan bantuan sosial di Kabupaten Musi Rawas Utara hal
tersebut didukung dengan informasi yang ditunjukkan dari tabel. Dapat dikatakan bahwa terjadi penanganan yang baik terhadap penyelesaian atau pemberian bantuan social selama lima tahun terakhir.Pada tahun
2010, Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki jumlah jenis PMKS yang paling tinggi sebesar 16.502 kasus. Kenaikan tersebut disebabkan peningkatan jumlah keluarga fakir miskin yang teridentifikasi pada tahun
2010. Namun secara keseluruhan selama lima tahun terakhir dapat dikatakan jumlah PMKS cenderung menurun. L. Ketenagakerjaan 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan hasil perbandingan antara jumlah angkatan
kerja dengan penduduk usia kerja. Semakin tinggi TPAK, maka dapat
disimpulkan bahwa semakin banyak penduduk usia produktif yang terserap dalam lapangan usaha. TPAK Kabupaten Musi Rawas Utara pada
tahun 2009 adalah sebesar 72,04. Angka ini relatif tinggi apabila dibandingkan dengan TPAK Provinsi Sumatera Selatan yang hanya sebesar B.II.64
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
65
68,31. Pada tahun 2011, TPAK Kabupaten Musi Rawas Utara juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini
mengindikasikan bahwa di Kabupaten Musi Rawas Utara menunjukkan adanya kecenderungan positif dalam sektor ketenagakerjaan
2. Tingkat Pengangguran Terbuka Sama halnya dengan tingkat partisipasi angkatan kerja, dari rentang tahun
2009 dan2011
Dan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Musi Rawas Utara relatif lebih rendah bila dibandingkan Provinsi Sumatera Selatan dengan
selisih angka yang cukup jauh. Pada tahun 2009, TPT Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 2,23 sementara TPT Provinsi Sumatera Selatan
adalah sebesar 7,61. Sedangkan pada tahun 2011, TPT Kabupaten Musi Rawas Utara adalah sebesar 2,33 sementara Provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar 6,65.
M. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 1. Persentase Koperasi Aktif Indikator persentase koperasi aktif digunakan untuk melihat kinerja perkoperasian secara umum
dalam menunjang kegiatan perekonomian masyarakat khususnya skala mikro dan kecil. Pada tahun 2013,diketahui bahwa jumlah koperasi di
Kabupaten Musi Rawas Utara sebanyak 311 unit. Dari total jumlahtersebut,
koperasi yang aktif sebanyak 237 unit. Melalui angka tersebut, dapat dihitung bahwa persentase koperasi aktif di kabupaten ini adalah sebesar 76%.Persentase koperasi aktif paling besar terdapat di Kecamatan Rupit
dengan persentase mencapai 85%. Hal ini wajar mengingat Kecamatan
Rupit merupakan kawasan perkotaan yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara sehingga kegiatan perekonomian di kecamatan tersebut cenderung B.II.65
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
66
lebih berkembang dibandingkan dengan kecamatan lainnya. N. Kebudayaan 1. Jumlah Benda-benda Bersejarah Adanya benda – benda bersejarah menandakan wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara pernah
menjadi bagian dari perkembangan sejarah. Berdasarkan data pada Musi Rawas dalam Angka tahun 2013 dan tahun 2014, ditemukan sebanyak tiga
benda yaitu Situs Tingkip, Candi Lesung Batu dan Meriam Naga yang
berlokasi di Kecamatan Rawas Ulu. Situs-situs tersebut merupakan situs dari masa Hindu – Budha.Situs Candi Tingkip terletak di Desa Kikim Subur,
Candi Lesung Batu yang dikenal dengan Bukit Candi terletak di Desa
Lesung Batu Muda. Pelestarian benda-benda bersejarah perlu menjadi
perhatian pemerintah agar terus tetap terjaga dan menjadi salah satu kekayaan budaya Kabupaten Musi Rawas Utara.
O. Kepemudaan dan Olahraga
1. Jumlah Organisasi Pemuda Jumlah
organisasi
pemuda
kepemudaan dari sekelompok
menunjukkan
potensi
pengembangan
pemuda yang bekerjasama dalm suatu sistem tertentu yang terencana, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Berdasarkan Kecamatan dalam angka tahun 2014 menunjukkan jumlah organisasi/kelompok pemuda
sebanyak 65 kelompok dengan total anggota 2.291 orang. Organisasi yang dimaksud adalah karang taruna.Jumlah karang taruna digunakan untuk
melihat kepedulian pemuda dalam bersosialisasi untuk bergerak dibidang kepemudaan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. 2. Jumlah Kegiatan Kepemudaan Jumlah
organisasi
pemuda
kepemudaan dari sekelompok
menunjukkan
B.II.66
potensi
pengembangan
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
67
pemuda yang bekerjasama dengan suatu perencanaan kerja dan peraturanperaturan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berdasarkan data dalam
dokumen Kecamatan dalam angka tahun 2014, diketahui bahwa terdapat 65 kelompok karang taruna dengan anggota mencapai 2.291 orang. Angka
ini bahkan belum mencakup Kecamatan Rupit dan Karang Dapo karena
terhambat oleh ketiadaan data. Melalui jumlah karang taruna ini,
kepedulian dan keaktifan pemuda dalam bersosialisasi untuk bergerak di bidang kepemudaan yang bermanfaat bagimasyarakat dapat dilihat. 3. Gelanggang/Balai Remaja (Selain Milik Swasta) Di Kabupaten Musi Rawas Utara tidak terdapat gelanggang/balai remaja baik milik pemerintah
maupun milik swasta. Sebagai Daerah Otonomi Baru, perlu dukungan pemerintah
untuk
mengalokasikan
penyediaan
sarana/prasarana
gelanggang sebagai pendukung kegiatan pemuda dan olahraga di Kabupaten Musi Rawas Utara. 4. Lapangan Olahraga
Lapangan olahraga menunjukkan sarana penunjang/pendukung kegiatan olahraga. Jumlah lapangan olahraga yang ada terdiri dari lapangan sepak bola sebanyak 40 lapangan, bola voli 86 lapangan, bulutangkis 63 lapangan, sepak takraw 5 lapangan dan lapangan basket sebanyak 3 lapangan. Total
lapangan olahraga yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara sebanyak 197
pada tahun 2012. Rasio jumlah lapangan per 1000 penduduk pada tahun 2012 sebesar 1,13.
5. Jumlah Karang Taruna Jumlah karang taruna digunakan untuk melihat kepedulian pemuda dalam bersosialisasi untuk
bergerak di bidang kepemudaan yang bermanfaat luas bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan data pada Dokumen Kecamatan dalam Angka Tahun 2014, diketahui bahwa terdapat 65 kelompok karang taruna B.II.67
dengan
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
68
anggota mencapai 2.291 orang. Angka ini bahkan belum mencakup Kecamatan Rupit dan Karang Dapo karena terhambat oleh ketiadaan data. Melalui jumlah karang taruna ini, kepedulian dan keaktifan pemuda dalam
bersosialisasi untuk bergerak di bidang kepemudaan yang bermanfaat bagimasyarakat dapat dilihat
P. Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri 1. Jumlah
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
(LSM),
Organisasi
Masyarakat (Ormas) dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Jumlah LSM, Ormas dan OKP digunakan untuk mengetahui seberapa banyak lembaga sosial
kemasyarakatan yang ada di lingkungan masyarakat. Lembaga-lembaga tersebut dibentuk oleh masyarakat biasanya untuk merespon isu-isu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki total LSM, Ormas dan OKP sebanyak tujuh lembaga. Kecamatan Rawas Ulu
memiliki jumlah yang stabil dari tahun ke tahun sebanyak satu lembaga.Terdapat tiga kecamatan yang tidak memiliki lembaga LSM, Ormas
dan OKP yaitu Kecamatan Ulu Rawas, Rawas Ilir dan Karang Dapo. Jika
dilihat untuk keseluruhan masih minim jumlah LSM, Ormas dan OKP di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Q. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Indikator ini digunakan untuk melihat rasio jumlah polisi pamong praja dibandingkan 10.000
penduduk. Pada tahun 2013 jumlah polisi pamong praja di Kabupaten Musi Rawas Utara sebanyak 86 orang dengan rasio 4,84. Sementara pada tahun
2014 rasio ini meningkat menjadi 5,33. Akan tetapi meskipun mengalami peningkatan, nilai rasio ini tetap masih terbilang kecil karena belum dapat B.II.68
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
69
dianggap mampu melayani jumlah penduduk yang ada. Perlu penambahan jumlah personil untuk mengantisipasi ancaman perubahan kondisi
keamanan, misalnya saat terjadi ketidakstabilan kondisi politik atau kondisi ekonomi.
2. Rasio Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 penduduk Rasio jumlah limbas per jumlah 10.000 penduduk digunakan untuk melihat potensi perbandingan
penjamin keamanan sosial di lingkungan masyarakat. Sejak tahun 2010,
sudah ada linmas pada seluruh kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara. Pada tahun 2010, jumlah linmas adalah sebanyak 1.067 personil sedangkan
pada tahun 2014 telah meningkat menjadi 1.107 atau bertambah sebanyak
40 personil.Sementara apabila dilihat perbandingannya dengan jumlah penduduk, dalam rentang 5 tahun terakhir rasio jumlah linmas mulai tahun 2010 – 2014 di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 62,98%; 106,61%; 63,30%;62,27%; dan 54,5%.
Peningkatan jumlah personil limnas selama rentang waktu 2010-2014 memang tidak sepesat
perkembangan jumlah penduduk sehingga rasionya menurun. Akan tetapi dengan peningkatan jumlah personil ini diharapkan upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Musi Rawas Utara
semakin baik dan menciptakan lingkungan hidup dan bermasyarakat yang kondusif.
3. Rasio Pos Siskamling per Jumlah Desa Rasio pos siskamling menggambarkan ketersediaan pos siskamling di setiap desa. Pos siskamling
tersebar pada seluruh kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara. Jumlah poskamling
cenderung
meningkat
selama
empat
tahun
terakhir.
Peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2011. Jumlah desa juga mengalami perkembangan pada tahun 2011 sebanyak tiga desa. Rasio pos
siskamling juga menggambarkan ketersedian kapasitas pemda dalam B.II.69
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
memberdayakan
masyarakat
untuk
ikut
berperan
aktif
70
dalam
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta keamanan
lingkungan. Berdasarkan data perkembangan jumlah pos siskamling selama tahun 2010 sampai
2014, diketahui bahwa jumlah pos siskampling mengalami peningkatan
yaitu dari 85 unit menjadi 215 unit. Sementara apabila jumlah ini dibandingkan dengan perkembangan jumlah penduduk maka didapatkan
rasio pos siskampling sebesar 1,00 pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 2,44 pada tahun 2014.
4. Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan Administrasi Pemerintah Sistem informasi pelayanan perijinan dan administarasi pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara
sebelum pemekaran masih tergabung dengan Kabupaten Induk yaitu di
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Musi Rawas. Sampai tahun 2014 beberapa masih mengadaptasi sistem BPMPT Kabupaten Musi Rawas. Jenis-jenis izin yang dilayani di BPMPT Kabupaten Musi Rawas antara lain izin mendirikan bangunan, izin usaha industri, izin
tempat usaha, tenda daftar perusahaan, izin ganggunan, izin usaha perdagangan, izin usaha jasa kontruksi, izin reklame, izin angkutan jalan dan izin tempat penyimpanan barang.
5. Tingkat Waktu Tanggap (response in time) Daerah Layanan Wilayah Manajemen Kebakaran ( WMK ) Tingkat waktu tanggap daerah wilayah manajemen kebakaran digunakan untuk mengetahui
seberapa cepat respon penanganan bencana kebakaran yang terjadi di
wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara. Jumlah bencana kebakaran yang
tercatat pada tahun 2011 adalah sebanyak tiga kejadian, tahun 2012 sebanyak dua kejadian dan tahun 2013 sebanyak delapan kejadian.
Berdasarkan informasi dari BPBD Unit Kebakaran di Kabupaten Musi Rawas, setelah menerima laporan pengaduan petugas pemadam kebakaran B.II.70
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
71
selalu siap siaga terjun ke lapangan, namun terdapat kendala fasilitas yang tersedia belum memadai. Pada tahun 2014, jumlah mobil pemadam
kebakaran tercatat sebanyak 2 unit mobil akibatnya kemampuan pelayanan bencana kebakaran di Kabupaten Musi Rawas Utara masih
sangat terbatas. Jumlah ini terus mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya dari yang tadinya berjumlah 5 unit karena mengalami kerusakan. Permasalahan lain yang terkadang dihadapi adalah jauhnya jarak antara kantor pemadam
kebakaran dengan lokasi kejadian. 6. Cakupan Sarana dan Prasarana Perkantoran PEMDA yang Baik Cakupan sarana dan prasarana perkantoran PEMDA untuk tahun sebelum 2014 belum dapat
dideskripsikan karena data tidak tersedia. Namun melalui pengamatan dan survei lapangan tahun 2014, kondisi perkantoran PEMDA saat ini masih
sangat terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya. Kantor SKPD/dinas
Kabupaten Musi Rawas Utara hampir semuanya berlokasi di Kecamatan Rupit, kecuali untuk Dinas Pekerjaan Umum yang berada di Kecamatan
Karang Jaya. Kegiatan perkantoran PEMDA yang ada saat ini masih banyak menempati gedung bekas sekolah, rumah sakit dan ruko-ruko yang kemudian disewa untuk keperluan kantor. R. Ketahanan Pangan Ketahanan merupakan sebuah isu penting baik dalam skala lokal, regional dan bahkan nasional.
Ketahanan pangan suatu wilayah diindikasikan melalui kecukupan, ketersediaan, keterjangkauan dan keberlanjutan terpenuhinya kebutuhan pangan baik secara kualitatif maupun kuantitatif bagi masyarakat untuk menuju masyarakat yang sehat sejahtera dan produktif.
1. Ketersediaan Pangan Utama
Ketersediaan pangan utama merupakan hal penting dikarenakan masyarakat memerlukan makanan pokok untuk menjalani setiap aktivitas B.II.71
72
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
dan kegiatannya. Ketersediaan pangan utama dihitung berdasarkan
ketersediaan pangan utama per tahun (kg) dibagi dengan banyaknya
jumlah penduduk. Ketersediaan pangan utama dapat didefinisikan sebagai kemampuan daerah untuk memiliki dan menyediakan sejumlah
pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar masyarakatnya. Ketersediaan
pangan untuk kabupaten Musi Rawas Utara menggunakan komoditas tanaman padi (padi sawah dan padi ladang). Ketersediaan pangan utama
di Kabupaten Musi Rawas Utara masih didominasi oleh komoditas padi yang menghasilkan beras. Selama lima tahun terakhir, perkembangan
ketersediaan pangan di Kabupaten ini terus mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2009, ketersediaan pangan utara di kabupaten ini adalah sebesar 1.793 Kg/kapita/tahun, sementara pada tahun 2013 ketersediaan ini menurun sebesar 8,25% menjadi 1.645 Kg/kapita/tahun.
S. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1. Jumlah LSM Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menunjukkan seberapa besar jumlah partisipasi
masyarakat dalam merespon isu-isu yang terjadi di masyarakat. Tidak semua kecamatan memiliki LSM, kondisi tersebut dialami Kecamatan Ulu
Rawas, Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Karang Dapo. Secara keseluruhan jumlah LSM di Kabupaten Musi Rawas Utara cenderung fluktuatif
jumlahnya.
Dukungan
pemerintah
diperlukan
untuk
mengaktifkan kegiatan LSM agar jumlahnya bisa stabil atau meningkat. 2. Rasio Posyandu Aktif
Posyandu aktif menunjukkan seberapa aktif pelayanan posyandu yang diberikan kepada bayi dan
balita. Pelayanan yang diberikan akan berperan penting pada kondisi
kualitas kesehatan bayi dan balita di masing-masing kecamatan tersebut.
Selama empat tahun terakhir, Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki rasio B.II.72
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
73
posyandu aktif yang cenderung meningkat, mulai tahun 2010 – 2012 yaitu 23,93% meningkat menjadi 39,44%, kemudian turun menjadi 27,46% dan
terakhir meningkat pada tahun 2013 menjadi 100,7%. Pencapaian 100% hampir di seluruh kecamatan pada tahun 2013 menggambarkan bahwa
terjadi peningkatan pelayanan kualitas pada bayi dan balita di Kabupaten Musi Rawas Utara.Kualitas pelayanan yang cukup stabil selama empat
tahun terakhir terjadi di Kecamatan Karang Dapo. Kecamatan yang memiliki rasio cenderung naik adalah Kecamatan Ulu Rawas dan
Kecamatan Rupit. Sementara itu, Kecamatan yang memiliki rasio
cenderung menurun kemudian naik hingga 100% adalah Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Karang Jaya. T. Statistik 1. Ketersediaan Dokumen Daerah dalam Angka Database dokumen dalam angka masuk ke dalam indikator karena dokumen ini menyimpan banyak
data penting yang diperlukan dalam proses pembuatan rencana
pengembangan wilayah dari berbagai sector yang meliputi kependudukan, geografi, sosial, ekonomi dan lain sebagainya. Ketersediaan dokumen
daerah dalam angka mengindikasikan bahwa pengelolaan database wilayah berjalan dengan baik. Dokumen daerah dalam angka di Kabupaten
Musi Rawas Utara baru tersedia pada tahun 2014, dikarenakan daerah ini merupakan Daerah Otonomi Baru, sehingga data-data masih banyak yang berbasis dokumen daerah dalam angka Kabupaten Musi Rawas sebagai kabupaten induk.
2. Ketersediaan Dokumen PDRB Wilayah PDRB sebagai indikator makro ekonomi digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembangunan ekonomi suatu daerah. Indikator tingkat keberhasilan ekonomi antara lain dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi, B.II.73
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
74
perkembangan kegiatan ekonomi sektoral, sektor ekonomi andalan daerah
dan PDRB perkapita setiap tahun. Dokumen PDRB di Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2014 sudah tersedia. U. Komunikasi dan Informatika 1. Jumlah Jaringan Komunikasi Sarana telekomunikasi merupakan sarana pendukung untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Jumlah
jaringan
komunikasi
adalah
indikator
yang
menunjukkan jumlah jaringan yang dapat digunakan untuk komunikasi dan pertukaran informasi di Kabupaten Musi Rawas Utara. Jumlah jaringan
komunikasi didapatkan dari perbandingan jumlah jaringan telepon
genggam dengan jumlah stasioner.Terdapat 41 stasioner (BTS) yang tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah stasioner paling banyak ditemukan
di Karang Jaya dengan jumlah 11 stasioner, sedangkan di Karang Dapo
hanya terdapat dua stasioner saja. Jumlah jaringan komunikasi yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 65 unit jaringan komunikasi. Sementara itu, untuk sarana telekomunikasi telepon kabel, baru terlayani
di beberapa wilayah saja seperti di Kecamatan Rupit di Desa Lawang
Agung, dan perlu adanya penambahan jaringan kabel mengingat bahwa akan ada rencana pembangunan Rencana Pita Lebar Nasional untuk tahun
2014-2019 sehingga setiap wilayah terjangkau jaringan komunikasi seluler
serta internet. Pada saat ini terdapat beberapa BTS (Base Transciever Station) / stationer yang tersebar di setiap kecamatan. Selain jaringan telepon, sarana telekomunikasi yang tersedia di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah pos desa sebanyak tiga buah di Karang Jaya, Karang Dapo dan
Nibung, sedangkan wilayah lain belum terlayani pos desa dan belum ada
kantor pos pembantu. Di beberapa kecamatan juga sudah ada Mobil
Internet Kecamatan yang melayani internet mobile seperti di Desa Bumi Makmur, Kecamatan Nibung. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
kebutuhan telepon adalah 0,13 sambungan per orang untuk sejumlah penduduk di suatu wilayah. Untuk meningkatkan kelancaran komunikasi B.II.74
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
75
masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara maka diperlukan adanya perencanaan kebutuhan sambungan telepon baik itu sambungan telepon kabel.
2. Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk Rasio wartel/warnet di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah nol, dikarenakan berdasarkan data dari
Dishubkominfo Musi Rawas (2014), di kecamatan-kecamatan di Musi Rawas Utara tidak terdapat wartel /warnet. 3. Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Terdapat 13 jenis surat kabar baik nasional maupun lokal yang beredar di Kabupaten Musi Rawas.
Surat kabar nasional yang beredar antara lain adalah Kompas, Suara Indonesia, Media Indonesia, Republika, Koran Tempo, dan Suara Indonesia.
Sementara itu, surat kabar lokal yang beredar yaitu Sumatra Ekspress, Sriwijaya Pos, Mura Ekspress, Linggau Pos, Palpos, Silampari Pos, dan
Sumatera Pos. Diperkirakan surat kabar yang beredar di Kabupaten Musi Rawas Utara sama dengan yang beredar di Kabupaten Musi Rawas. 4. Jumlah Penyiaran Radio dan TV Data penyiaran radio dan TV yang didapat merupakan data Kabupaten Musi Rawas. Namun, data
tersebut dapat dijadikan gambaran penyiaran radio dan TV yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara karena kondisinya tidak jauh berbeda.
Terdapat lima radio yang melakukan penyiaran. Sementara itu, untuk penyiaran TV, semua stasiun TV dapat beroperasi di Kabupaten Musi Rawas apabila menggunakan Antena Parabola. 5. Website milik pemerintah Website
pemerintah
kabupaten
telah
http://www.muratarakab.go.id/. Website tersebut B.II.75
tersedia
di
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
76
masih tergolong baru dan konten di dalamnya masih berada pada tahap pengembangan. Namun, hal tersebut dapat memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi tentang Kabupaten Musi Rawas Utara melalui media elektronik. V. Perpustakaan Kabupaten Musi Rawas Utara belum memiliki perpustakaan karena kabupaten ini merupakan
pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas, sehingga indikator-indikator seperti jumlah perpustakaan, jumlah pengunjung per tahun, dan koleksi buku belum dapat diketahui. 2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan A. Pertanian Tanaman Pangan Komoditas pertanian tanaman pangan di Kabupaten Musi Rawas Utara yang utama adalah padi
sawah dan padi ladang. Selain kedua komoditas tersebut, tanaman pangan lain yang juga dibudidayakan
guna menunjang kebutuhan pangan di kabupaten ini adalah ketela pohon, ketela rambat, jagung, kacang
tanah, kacang hijau dan kedelai.
1. Padi Sawah dan Padi Ladang
Produktivitas padi sawah dan padi ladang di Kabupaten Musi Rawas pada rentang tahun 2009-2013
mengalami perkembangan yang fluktuatif dengan kecenderungan positif. Pada tahun 2009, produktivitas
yang ada adalah sebesar 3,28 ton/ha sedangkan pada tahun 2013 naik menjadi 3,46 ton/ha. Kabupaten Musi Rawas Utara perlu mengusahakan produktivitas
lebih baik lagi dikarenakan pada tahun 2013 produktivitas padi nasional mencapai angka 5,15 ton/ha.
2. Bahan pangan utama lokal selain padi sawah dan padi ladang
B.II.76
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
77
Bahan pangan utama lokal selain padi sawah dan padi ladang adalah ketela pohon, ketela rambat,
jagung, kacang tanah, kacang hijau dan kedelai. Produktivitas bahan pangan utama lokal selain padi
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan ini merupakan indikasi positif dimana dengan
adanya peningkatan produktivitas maka kebutuhan terhadap pangan utama
selain padi akan tercukupi. Selain itu, melihat besarnya produktivitas tahun 2013 sebesar 7,92 ton/ha maka dapat disimpulkan bahwa produksi yang ada akan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Musi Rawas Utara. B. Perkebunan Dalam sektor perkebunan terdapat dua jenis komoditas utama yang menjadi andalan Kabupaten
Musi Rawas Utara, yaitu komoditas kelapa sawit dan karet. Apabila dilihat dari
segi pengelolaannya, terdapat dua macam perkebunan yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar swasta (PBS).
1. Karet
Karet merupakan komoditas paling besar dari sektor perkebunan di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Selain diusahakan oleh perkebunan besar swasta, komoditi karet juga banyak diusahakan oleh penduduk
sebagai mata pencaharian. Apabila dilihat perkembangannya pada rentang tahun 2009-2013, diketahui
bahwa terdapat perkembangan positif dimana rata-rata pertumbuhan produksi selama rentang waktu tersebut mencapai 31% sementara pertumbuhan produktivitas mencapai 9,24%. 2. Kelapa Sawit Sama halnya dengan karet, komoditas kelapa sawit juga merupakan komoditas yang banyak
diusahakan di Kabupaten Musi Rawas Utara. Komoditas ini juga diusahakan oleh B.II.77
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
78
perusahaan besar swasta
maupun oleh rakyat. Apabila dilihat perkembangannya pada rentang tahun 2009-2013, diketahui bahwa
produksi yang ada terus meningkat dengan rata-rata mencapai 247%. Akan tetapi apabila dibandingkan
dengan produktivitasnnya, diketahui bahwa produktivitas komoditas ini terus menunjukkan penurunan yang
sangat signifikan dengan rata-rata pertumbuhan mencapai (-)35,38%. C. Peternakan Terdapat tiga jenis kategori komoditas dalam kegiatan peternakan yaitu ternak besar, ternak kecil
dan unggas. Dalam lingkup Kabupaten Musi Rawas Utara, ternak besar terdiri dari kerbau, sapi potong dan
sapi perah sedangkan ternak kecil terdiri dari kambing dan domba lalu untuk unggas terdiri dari ayam ras, ayam petelur dan itik/entok.
1. Produksi konsumsi daging hewan ternak besar dan kecil Kabupaten Musi Rawas Utara Produksi dan konsumsi daging hewan ternak besar dan ternak kecil di Kabupaten Musi Rawas Utara
cenderung seimbang. Pada tahun 2010, daging yang diproduksi mencapai 267 ton, akan tetapi pada tahun-
tahun berikutnya produksi terus menurun hingga pada tahun 2013 produksi menjadi hanya sebesar 256 ton.
2. Produksi daging dan konsumsi daging unggas di Kabupaten Musi Rawas Utara Sama halnya dengan ternak besar dan kecil, produksi dan konsumsi daging hewan unggas di
Kabupaten Musi Rawas Utara juga cenderung seimbang. Pada tahun 2010, produksi daging mencapai 372
B.II.78
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
79
ton begitu pula dengan konsumsinya. Sementara itu pada tahun 2013, produksi mencapai 482 ton.
D. Perikanan Terdapat dua jenis sumber produk ikan di Kabupaten Musi Rawas Utara, yaitu perikanan tangkap
dan perikanan budidaya. Perikanan tangkap sepenuhnya memanfaatkan sumber daya alam yang dihasilkan
dari sungai, danau dan waduk yang ada di kabupaten ini, sedangkan untuk perikanan budidaya banyak
dilakukan di kolam keramba maupun jaring apung.
1. Perkembangan produksi perikanan
Produksi perikanan budidaya di Kabupaten Musi Rawas Utara jauh lebih banyak dibandingkan
dengan hasil perikanan tangkapnya. Pada tahun 2013, perikanan budidaya menghasilkan produk sebesar
1.996 n atau sekitar lima kali lipat dari hasil perikanan tangkap. Sementara itu, apabila dilihat dari
perkembangannya, selama rentang tahun 2009-2013, kedua jenis perikanan ini menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Perikanan tangkap mengalami
penurunan produksi sebesar 116 ton atau -23,7%. Untuk perikanan budidaya menunjukkan kecenderungan perkembangan positif dengan pertambahan produksi yang relatif sangat besar yaitu sebanyak 1.753 ton atau sekitar 689%.
2. Rumah Tangga Perikanan (RTP)
Rumah Tangga Perikanan mendukung produksi ikan untuk pemenuhan permintaan ikan pada
tingkatan lokal maupun nasional. Rumah tangga perikanan akan meningkat sebanding dengan banyaknya
wiraswasta yang menggeluti budidaya perikanan. Jumlah rumah tangga perikanan di Kabupaten Musi Rawas Utara cukup fluktuatif dengan B.II.79
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
80
kecenderungan perkembangan positif. Pada tahun 2006, jumlah RTP adalah
sebanyak 503 rumah tangga, sedangkan pada tahun 2012 menjadi sebanyak 665 rumah tangga atau mengalami peningkatan sebesar 32%. E. Kehutanan Hutan yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas Utara terdiri dari beraneka jenis hutan yang meliputi
Hutan Suaka Alam (HAS), Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPt) dan Hutan Produksi Konversi (HPKv). Hutan
Suaka Alam terdapat di Kecamatan Karang Jaya dan Ulu Rawas yang luasan areanya masih bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat yang tersebar di
Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Sementara
untuk Hutan Lindung yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah HL. Bukit
Cermin seluas + 119,52 Ha yang letaknya terdapat di Kecamatan Karang Jaya. Selain hutan yang difungsikan sebagai Hutan Lindung dan Hutan Suaka Alam, Kabupaten Musi Rawas Utara juga memiliki Hutan Produksi yang tersebar di
berbagai kecamatan. Pada tahun 2014, tercatat Hutan Produksi Tetap terdiri dari enam HP yang terletak di semua kecamatan dengan luas 101.206,64 Ha.
Sementara itu, untuk luas Hutan Produksi Terbatas adalah sebesar 39.249,84 Ha dan untuk luas HutanProduksi konversi adalah sebesar 2.667,61 Ha. Kebakaran Kehutanan
Kebakaran hutan merupakan suatu keadaan dimana hutan dilanda api, sehingga mengakibatkan
kerusakan hutan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian ekonomis atau nilai lingkungan. Selain itu,
kebakaran hutan juga seringkali menyebabkan bencana asap yang mengganggu kesehatan pernapasan
masyarakat. Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua modis milik NASA yang mengidentifikasi titik api
dengan luasan kebakaran satu hektar atau lebih pada tahun 2014, diketahui bahwa terdapat 109 titik api di Kabupaten Musi Rawas Utara.
B.II.80
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
81
F. Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki berbagai potensi di bidang pertambangan dan penggalian
baik pada sektor migas maupun non migas. Selain memiliki potensi migas, komoditas dari pertambangan dan penggalian non migas di Kabupaten Musi
Rawas Utara juga cukup beragam. Kelompok komoditas yang paling banyak diproduksi adalah bahan tambang golongan B yang meliputi batu bara, timah hitam, seng dan batu besi. Apabila dilihat dari segi luas tambang, komoditas yang
paling besar di kabupaten ini adalah tambang batubara. Potensi batubara terdapat di Kecamatan Nibung dan Rawas Ilir.
1. Pertambangan Tanpa Izin
Banyaknya potensi bahan tambang dan galian juga memicu munculnya berbagai kegiatan
pertambangan tanpa ijin yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara. Bahan
galian yang banyak menjadi komoditas dalam pertambangan tanpa izin ini meliputi pasir dan emas. Tambang pasir banyak terdapat di sepanjang daerah
aliran sungai, sementara pertambangan emas banyak terjadi di kecamatankecamatan yang menunjukkan adanya potensi emas seperti di Rawas Ulu dan Ulu Rawas.
G. Pariwisata Belum ada potensi wisata yang dimanfaatkan dan dikelola sebagai kawasan wisata di Kabupaten
Musi Rawas Utara sehingga belum ada kunjungan maupun kontribusi pariwisata terhadap PDRB. Di
Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan sebagai kawasan
pariwisata dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah adalah sebagai berikut: 1. Wisata Alam
Kawasan wisata alam diperuntukkan bagi pengembangan pariwisata dengan B.II.81
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
82
memanfaatkan potensi
alam berupa keindahan atau keunikan suatu kawasan yang sesuai dengan karakteristik alam dan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat. Obyek Data Tarik Wisata
(ODTW) yang masuk ke dalam kategori kawasan wisata alam di Kabupaten Musi Rawas Utara meliputi danau, gua, sungai, air terjun dan bukit. 2. Wisata Budaya Kawasan wisata budaya diperuntukkan bagi pengembangan pariwisata dengan memanfaatkan
potensi budaya suatu kawasan. Potensi wisata budaya banyak yang berupa
benda-benda cagar budaya atau benda kepurbakalaan. Salah satu obyek daya
tarik wisata (ODTW) paling besar di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang sebagian kawasannya masuk ke
dalam wilayah administrasi Kecamatan Karang Jaya dan Kecamaran Ulu
Rawas. Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, TNKS masuk ke dalam kelompok Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan juga kelompok Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Pengelompokan ODTW ke dalam DPN maupun KSPN didasarkan pada daya tarik dari objek wisata itu sendiri. Salah satu daya tarik tersebut
adalah kemampuan objek wisata dalam memberikan citra terhadap
wilayahnya sehingga dikenal secara luas baik secara nasional maupun internasional. ODTW Taman Nasional Kerinci Seblat dan sekitarnya memberikan citra pariwisata nasional dengan brand city of heritage. H. Industri
Industri di Kabupaten Musi Rawas Utara cukup beragam apabila dilihat dari jenis industri maupun
skala usahanya. Pada tahun 2013, di kabupaten ini terdapat dua unit industri besar, sembilan industri
menengah serta 69 industri kecil dan rumah tangga dengan nilai investasi total sebesar 67,84 milyar rupiah
B.II.82
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
83
dan tenaga kerja sebanyak 1.184 orang. Keberadaan industri besar di Kabupaten Musi Rawas Utara
memperkuat perekonomian di kabupaten ini dengan meningkatkan nilai tambah sektor primer. Selain
memberikan nilai tambah, keberadaan industri besar juga mampu menyerap tenaga kerja yang secara
langsung mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Industri kecil dan
rumah tangga di Kabupaten Musi Rawas Utara jauh lebih beragam dibandingkan dengan industri menengah dan besarnya yang terfokus pada industri pengolahan hasil hutan dan perkebunan. Pada tahun 2013, tercatat ada 34 jenis industri kecil
dan menegah dengan jumlah unit industry sebanyak 69 unit. Industri ini meliputi industri pengolahan hasil hutan dan perkebunan (kayu dan rotan, batok kelapa),
pembuatan batu bata dan genteng, pengolahan makanan khas (kerupuk ikan,
kemplang, nata de coco dll), pembuatan teralis serta pembuatan pisau, sabil, golok.
I. Perdagangan Terdapat dua jenis perdagangan di Kabupaten Musi Rawas Utara, yaitu perdagangan intra regional
dan inter regional. Perdagangan intra regional merupakan perdagangan yang meliputi seluruh interaksi
perdagangan barang dan jasa antar kecamatan di dalam Kabupaten Musi Rawas Utara. Kategori kedua
adalah perdagangan inter regional yang meliputi interaksi kecamatankecamatan di kabupaten ini dengan
kecamatan-kecamatan lain yang berada di luar wilayah Musi Rawas Utara dan sudah masuk ke dalam
kelompok kabupaten/kota disekitarnya maupun interaksi antara Kabupaten Musi Rawas Utara dengan
kabupaten lain dalam lingkup yang lebih luas. Melalui hasil wawancara primer dan observasi lapangan pada tahun 2014, diketahui bahwa pada kedua kategori
perdagangan yang telah disebutkan sebelumnya, dalam memenuhi kebutuhan B.II.83
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
84
konsumsi penduduknya, Kabupaten Musi Rawas Utara masih banyak mengandalkan wilayah-wilayah di sekitarnya. 2.4
ASPEK DAYA SAING DAERAH
2.4.1
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
A. Perhubungan 1. Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan adalah indikator yang menunjukkan tingkat pelayanan
jalan terhadap jumlah kendaraan yang ada. Indikator ini dihitung dengan
menggunakan rumus panjang total jalan dibagi dengan jumlah kendaraan yang ada di kabupaten. Semakin besar rasionya berarti semakin baik daya
dukung jalan terhadap pengakses jalan oleh kendaraan. Rasio terbesar panjang jalan dan jumlah kendaraan ada di Rawas Ulu yaitu 1,29 km/unit.
Hal ini menunjukkan masih jarang kendaraan sehingga masih dapat dikembangkan dan diperbaiki jalannya. Dari total panjang jalan yang ada
yaitu 406,24 km, jalan dengan jenis permukaan berupa kerikil masih
sepanjang 206,58 km, untuk permukaan tanah atau belum tembus adalah
sepanjang 98,61 km, sedangkan yang sudah diaspal baru 77,51 km (Dinas Pekerjaan Umum Kab. Musi Rawas Utara, 2014). Jalan dengan permukaan kerikil tanpa aspal kualitasnya tidak bagus dan berbahaya untuk dilalui kendaraan dengan muatan berat dan
tidak dapat diakses dengan kecepatan tinggi. Hal tersebut membuat arus kendaraan tidak lancar dan waktu tempuh menjadi lama. Dapat dikatakan
bahwa kualitas tidak baik karena hanya 19,08% dari total seluruh panjang
jalan telah diaspal. Begitu juga dengan kualitas aspal yang ada belum
sepenuhnya memenuhi criteria yaitu belum seluruh jalan diaspal hotmix untuk khususnya kelas jalan utama yaitu jalan nasional dan provinsi.
Sementara untuk daerah yang merupakan rawa–rawa perlu direncanakan
pembangunan jalan beton khususnya kelas jalan nasional agar kualitasnya awet dan tidak menghabiskan anggaran setiap tahun untuk perbaikan jalan. B.II.84
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
85
2. Jumlah Orang / Barang Melalui Dermaga Per Tahun Berdasarkan data Kabupaten Musi Rawas dalam Angka Tahun 2014, jumlah orang yang melaui
dermaga di Kabupaten Musi Rawas Utara per 31 desember 2013 adalah sebesar 48.317 orang di dermaga Muara Rupit dan 48.317 melalui dermaga
Pauh. Kedua dermaga ini saling menghubungkan antar satudermaga dengan dermaga yang lain utamanya untuk penyeberangan sungai antar dua desa di
Musi Rawas Utara yaitu desa Muara Rupit dengan desa Pauh. Sementara
untuk jumlah barang yang melalui dermaga Muara Rupit adalah sebesar 2.075.505 kg per tahun dengan rincian 1.125.000 kg barang dibongkar dan
950.505 kg barang dimuat sementara yang melalui dermaga Pauh adalah sebesar 192.550 kg per tahun dengan rincian 105.000 kg barang dibongkar dan 87.550 kg barang dimuat.
B. Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1. Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang Terdapat empat jenis bank yang dimaksudkan dalam indikator ini, yaitu bank umum pemerintah,
bank umum swasta, bank pembangunan dan bank pengkreditan rakyat. Akan tetapi karena tidak semua
kecamatan memiliki data bank menurut jenisnya ini, maka dalam indikator ini hanya dapat disajikan mengenai akumulasinya saja. Terdapat dua jenis bank di
Kabupaten Musi Rawas Utara, yaitu Bank Pemerintah Daerah Sumatera Selatan
(BPD Sumsel) dan Bank Swasta Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI). Pada tahun
2012, terdapat 2 unit bank BPD dan 3 unit Bank BRI. Hingga tahun 2014, jumlah bank BPD masih tetap 2 unit sementara untuk Bank BRI mengalami penambahan menjadi 4 unit.
2. Jenis, Kelas dan Jumlah Restoran Restoran dalam hal ini memiliki pengertian sebagai usaha pangan siap saji di B.II.85
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
86
suatu bangunan tetap
dengan pembeli yang membayar pajak, sedangkan warung makan adalah usaha pangan siap saji di suatu
bangunan tetap namun mpembelinya tidak membayar pajak. Jumlah tempat
makan/restoran di Kabupaten Musi Rawas Utara selama lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan. Pada tahun 2009, jumlah restoran yang ada adalah sebanyak 11 unit sementara pada tahun 2013, jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 100% hingga menjadi sebanyak 22 unit. 3. Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Berdasarkan hasil survei primer tahun 2014, diketahui bahwa belum ada penginapan/hotel di Kabupaten Musi Rawas Utara. C. Lingkungan Hidup 1. Presentase Rumah Tangga yang Menggunakan Air Bersih Rumah tangga pengguna air bersih adalah indikator yang mengukur persentase rumah tangga
pengguna air bersih di suatu kabupaten. Indikator ini dihitung dengan
menggunakan rumus jumlah rumah tangga penguna air bersih dibandingkan dengan jumlah seluruh rumah tangga. Indikator ini dihitung dengan rumus
jumlah rumah tangga pengguna air bersih dibandingkan dengan jumlah seluruh rumah tangga di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Berdasarkan pedoman penentuan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, perumahan
dan permukiman dan pekerjaan umum (Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), Standar Pelayanan Minimal
penduduk terlayani akses air bersih adalah 55-75%. Jika dilihat dari capaian persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih, Kabupaten Musi
Rawas Utara masih berada di bawah SPM yaitu hanya 22,86% dengan kecamatan Nibung merupakan kecamatan dengan persentase 58,62% dan B.II.86
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
87
terendah adalah kecamatan Ulu Rawas 0%. Sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kabupaten Musi Rawas Utara menggunakan system
perpompaan. Adapun tarif/retribusi pelanggan Badan Layanan Umum sistim Penyedian Air Minum (BLU SPAM) sebesar 1.245/M3. Jumlah pelanggan di Musi Rawas Utara adalah sebesar 2.733 pelanggan pada tahun 2012 dengan
jumlah pelanggan terbanyak ada di Kecamatan Rawas Ilir 861 pelanggan dan Rupit 824 pelanggan.
D. Komunikasi dan Informatik 1. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Rumah tangga pengguna listrik menunjukkan indikator persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik di kabupaten. Indikator ini dihitung dengan menggunakan
rumus dibandingkan dengan jumlah rumah tangga. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik mengindikasikam jumlah rumah tangga yang sudah memiliki jaringan listrik untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, rasio elektrifikasi di Indonesia saat ini mencapai 80,54%
dan ditargetkan pemerintah akan mencapai 100% pada tahun 2020. Jika dilihat
dari persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, Kabupaten Musi
Rawas Utara baru mencapai 26,98%, sehingga masih jauh berada di bawah target. 2.4.2
Fokus Iklim Berinvestasi
A. Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1. Angka Kriminalitas Angka kriminalitas menunjukkan kondisi keamanan daerah bagi peluang iklim
investasi. Jumlah tindak kriminal yang terjadi pada tahun 2013 adalah sebanyak
29 kejadian yang terdiri atas penganiayaan sebanyak 1 kejadian, pencurian berat
4 kejadian, pencurian kekerasan 6 kejadian, pencurian kendaraan bermotor 1 B.II.87
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
88
kejadian, pembunuhan 3 kejadian, pembunuhan 3 kejadian, pengeroyokan 1 kejadian dan perkelahian massal 5 kejadian. Jumlah tersebut tidak termasuk
data pada Kecamatan Rawas Ulu, Karang Jaya dan Rawas Ilir karena data tidak
tersedia. Angka kriminalitas Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2013 diketahui sebesar 1,63. Angka tersebut termasuk kecil sehingga dapat dikatakan
bahwa kondisi keamanan di Kabupaten Musi Rawas Utara baik. Jenis kriminalitas lain yang belum tercantum dalam lampiran dan wajib menjadi
perhatian pemerintah daerah adalah kasus narkoba. Kasus narkoba di
Kabupaten Musi Rawas dan Musi Rawas Utara telah berkembang dan meresahkan masyarakat terutama karena mengancam generasi muda di
Kabupaten Musi Rawas Utara. Berdasarkan data dari Kepolisian Resor
Kabupaten Musi Rawas, selama tahun 2014 telah terdapat penanganan kasus narkoba sebanyak 54 kasus dengan penduduk yang dinarapidanakan sebanyak
79 orang. Data tersebut diperkuat dengan pemberitaan di media masa tentang
kasus narkoba di Kabupaten Musi Rawas Utara dalam setahun terakhir. Selama
tahun 2015, telah terjadi setidaknya 4 penangkapan baik pengguna maupun pengedar narkoba di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara. 2. Jumlah Demo Demo merupakan kegiatan unjuk rasa yang dilakukan oleh karyawan dalam suatu perusahaan atau
oleh masyarakat akibat ketidakpuasan terhadap suatu kebijakan. Data tentang jumlah demo di Kabupaten
Musi Rawas Utara belum tersedia, sehingga menggunakan proporsi data Kabupaten Musi Rawas yang
menjadi induk Kabupaten sebelum pemekaran. Berdasarkan data dari kepolisian resor Kabupaten Musi
Rawas pada tahun 2010 – 2013 jumlah ujuk rasa secara berurutan yaitu 7 kegiatan, 16 kegiatan, 20 kegiatan dan 24 kegiatan. Sementara pada tahun 2014,
jumlah unjuk rasa yang tercatat di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Musi
Rawas Utara adalah sebanyak 6 kegiatan. Selama 5 tahun terakhir terjadi fluktuasi peningkatan angka unjuk rasa. Pada data tidak diketahui lokasi unjuk B.II.88
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
89
rasa juga jenis unjuk rasa apakah di bidang politik, ekonomi ataupun kasus ketenagakerjaan.
3. Lama Proses Perijinan Pembentukan Kabupaten Mui Rawas Utara yang baru secara resmi disahkan pada tahun 2013
menjadikan indikator lama proses perizinan belum sepenuhnya dimiliki oleh kabupaten yang bersangkutan.
Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Musi
Rawas Utara yang merupakan SKPD yang memiliki kewenangan untuk mengelola perizinan di kabupaten ini baru memiliki daftar perizinan yang akan dikeluarkan,
sementara untuk lama proses perizinan masih mengadaptasi dari kabupaten induknya, Kabupaten Musi Rawas.
Pada tahun 2014, tercatat bahwa terdapat 11 jenis izin yang dikeluarkan oleh Kantor Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Musi Rawas Utara. Izin tersebut meliputi: (1) izin
mendirikan bangunan, (2) izin usaha industri, (3) izin tempat usaha, (4) tanda daftar perusahaan, (5) izin
gangguan, (6) izin usaha perdagangan, (7) surat izin jasa konstruksi, (8) izin reklame, (9) izin usaha angkutan jalan, (10) izin tempat penyimpanan barang, serta (11) izin lokasi.
4. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah Pajak dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang nantinya akan
digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Pajak
terdiri dari bermacam-macam jenis tergantung dengan masing-masing kabupaten/kota. Retribusi biasanya terbagi ke dalam tiga kategori utama, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi untuk izin tertentu.
Sama halnya dengan indikator sebelumnya, indikator jumlah dan macam B.II.89
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
90
pajak dan retribusi daerah
Kabupaten Musi Rawas Utara masih merupakan hasil adopsi dari kabupaten induknya, Kabupaten Musi Rawas. Analisis indikator jumlah dan jenis pajak dan retribusi Kabupaten Musi Rawas Utara didasarkan pada informasi yang
tertuang dalam Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara Bulan Juli 2014. Terdapat 9 (Sembilan) jenis pajak yang ditetapkan di
Kabupaten Musi rawas Utara tahun 2014, pajak tersebut meliputi: (1) Pajak
Restoran, (2) Pajak Hiburan, (3) Pajak Reklame, (4) PajakPenerangan Jalan,
(5) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, (6) Pajak Parkir, (7) Pajak Air Tanah, (8) Pajak Sarang Burung Walet, (9) Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
Sementara untuk retribusi, pada tahun 2014 tercatat ada 18 jenis
retribusi yang ditetapkan di Kabupaten Musi Rawas Utara. Retribusi ini meliputi: (1) Pelayanan Kesehatan, (2) Pelayanan
Persampahan/Kebersihan, (3) Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte
Catatan Sipil, (4) Parkir di Tepi Jalan Umum, (5) Pelayanan Pasar, (6)
Pengujian Kendaraan Bermotor, (7) Pemakaian Kekayaan Daerah (Sewa Alat Berat), (8) Pasar Grosir/Pertokoan, (9) Terminal, (10) Tempat Khusus parkir,
(11) Rumah Potong Hewan, (12) Pelayanan Kepelabuhan, (13) Peningkatan Hasil Pekebunan, (14) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), (15) Izin
Mendirikan Bangunan, (16) Izin Gangguan/Keramaian, (17) Izin Trayek dan (18) Izin Usaha Angkutan Jalan. Apabila dibandingkan dengan Kabupaten Musi Rawas, terdapat empat jenis retribusi yang belum ditetapkan di Kabupaten Musi Rawas Utara. 2.4.3
Sumber Daya Manusia
A. Ketenagakerjaan 1. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin
tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka B.II.90
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
91
semakin baik kualitas tenaga
kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah
menyelesaiakan jenjang S1, S2 dan S3. Data menunjukkan bahwa kualitas
sumber daya manusia di Kabupaten Musi Rawas Utara masih rendah. Hal tersebut diindikasikan dari sedikitnya rasio lulusan S1/S2/S3 di Musi Rawas Utara. Hanya terdapat 69 orang lulusan S1/S2/S3 dari 10.000 penduduk. Data
tiap kecamatan menunjukkan rasio lulusan S1/S2/S3 tertinggi di Kecamatan
Rupit (92/10.000 penduduk) dan terendah di Kecamatan Karang Jaya (55/10.000 penduduk). Fasilitas pendidikan tinggi di Kabupaten Musi Rawas Utara belum tersedia sehingga untuk meneruskan pendidikan lanjutan, maka penduduk harus ke Kota Lubuk Linggau atau Palembang. Jarak yang jauh dan
biaya transportasi yang tinggi dapat mengurangi antusias masyarakat untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Kualitas SDM harus menjadi prioritas
pemerintah kabupaten Musi Rawas Utara agar dapat membangun daerah. Rendahnya kualitas SDM akan melemahkan daya saing SDM masyarakat Musi
Rawas Utara sehingga hanya menjadi “penonton” di daerah sendiri. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Musi Rawas masih kalah dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini harus menjadi prioritas
pemerintah
Kabupaten
Musi
Rawas
Utara
dalam
pembangunan daerahnya, agar tidak tertinggal dengan daerah lain.
memulai
2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur
0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio Ketergantungan menunjukkan beban yang harus ditanggung usia produktif terhadap usia tidak produktif.
Semakin tinggi rasio ketergantungan maka beban yang ditanggung oleh usia produktif semakin tinggi juga, demikian juga sebaliknya. Beban yang ditanggung semakin tinggi akan berakibat terhadap pembangunan daerah karena penduduk usia kurang produktif lebih banyak dibandingkan penduduk usia produktif. B.II.91
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
92
Rasio Ketergantungan di Kabupaten Musi Rawas Utara di tahun 2013 relatif
rendah yaitu 46 menurun dibandingkan tahun 2010, yang rasionya mencapai 58. Hal ini menandakan bahwa beban usia produktif terhadap usia belum/tidak
produktif rendah. Rendahnya angka ketergantungan akan mengurangi hambatan dalam pembangunan di Musi Rawas Utara. Angka Ketergantungan tiap kecamatan menunjukkan bahwa Kecamatan Nibung dan Rawas Ulu memiliki
dependency ratio paling rendah yaitu 43 dan Kecamatan Ulu Rawas paling tinggi yaitu 53. Dependency ratio penduduk di tiap kecamatan semakin menurun antara tahun 2010-2013, Penduduk di Ulu Rawas didominasi oleh penduduk usia
kurang dari 15 tahun (hamper 30%). Hal ini akan menghambat kegiatan
ekonomi di Kecamatan Ulu Rawas, karena usia produktif harus menanggung beban dari usia tidak/belum produktif.
3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator penting yang digunakan sebagai dasar merencanakan kebijakan dan evaluasi pembangunan. Indikator ini
menjadi penting karena melalui IPM dapat diketahui sejauh mana keberhasilan
pembangunan manusia yang telah dilaksanakan. Komponen IPM mencakup tiga
bidang pembangunan dasar manusia, yaitu harapan hidup (angka harapan
hidup), pengetahuan (angka rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf), dan standar hidup layak. Sebagai daerah pemekaran baru, data IPM Kabupaten Musi Rawas Utara yang tersedia adalah tahun 2013 sebesar 67,94. Angka IPM ini
paling rendah dibandingkan kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan serta berada di bawah rata-rata IPM Nasional (73,81). Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas SDM Musi Rawas Utara masih kalah dengan kabupaten lain. Pemerintah
Kabupaten Musi Rawas Utara diharapkan memprioritaskan pembangunan
manusia sebagai agenda pembangunan daerah agar daya saing SDM Musi Rawas Utara dapat ditingkatkan.
B.II.92
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
93
Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 Dan Capaian Kinerja Tentang Penyelenggaraan Pemerintahan 1. DINAS PENDIDIKAN 1. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran
: Rp. 69.979.053.889,00 : Rp. 64.657.982.400,00 : Rp. 5.321.071.489,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Pendidikan Sebesar : 92,40 %
2. Output (Keluaran)
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Pendidikan, di antaranya : 3. Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan
Pendidikan, maka sektor pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Utara dapat ditunjang dengan :
1. Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini;
2. Terpilihnya Siswa/Siswi yang Berprestasi dalam bidang olahraga, Seni dan Akademik;
3. Terwujudnya Peningkatan Akuntabilitas Managemen BOS di Sekolah;
4. Meningkatnya aksesibilitas pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat; 5. Meningkatnya APK/APM Pendidikan Menengah; 6. Terlaksananya Pembangunan USB;
7. Terlaksanyanya Sosialisasi dan Publikasi Pengelolaan Kelembagaan PNF, serta meningkatnya Mutu PKBM,LKP dan TBM;
8. Meningkatnya Kinerja dan Mutu Penyelenggaraan dan PTK Pendidikan Non Formal; 9. Terlaksananya kegiatan Bantuan Teknis Pemberdayaan KKG;
10. Meningkatnya kualitas pendidikan pada jenjang pendidikan SMA dan SMK. B.II.93
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
94
C. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan Program dan kegiatan Urusan Pendidikan pada periode 2015 cukup berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun masih terdapat permasalahan atau hambatan, antara lain minimnya tenaga pengajar serta kurangnya kualitas mutu pendidik dan tenaga
pendidikan karena hanya bertumpu pada penyediaan sarana prasarana pendidikan
sedangkan program yang menyentuh masyarakat langsung khususnya masyarakat kurang beruntung tidak optimal yang akan mempengaruhi pencapaian target APK dan APM.
2. Solusi Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain dengan
menambah tenaga pengajar terutama untuk daerah terpencil, motivitas dan kompetensi
profesionalisme yang perlu ditingkatkan lagi, sehingga terukurnya hasil kinerja bidang pendidikan.
2. DINAS KESEHATAN a. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran
: Rp. 37.662.394.333,25 : Rp. 22.271.471.219,00 : Rp. 15.390.923.114,25
Anggaran yang terserap tahun 2015 pada Dinas Kesehatan Sebesar : 59,13 % Output
1. Tersedia kegiatan Bimtek dan diklat
2. Tersedianya obat dan perbekes 1 paket 3. Tersedianya masker 1200 kotak
4. Tenaga kesehatan 5 kategori tenaga kesehatan teladan dan 1 paket puskesmas terbersih
5. Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin dan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 8 puskesmas dan 4 RSUD
6. Pembangunan rumah sakit pratama 1 unit 7. Penilaian lomba balita sehat 12 orang Outcome
B.II.94
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
95
1. Terpenuhinya kebutuhan bimtek dan diklat
2. Terpenuhinya kebutuhan obat dan perbekes
3. Meningkatnya capaian program kesehatan lingkungan
4. Tertambahnya dan terpilihnya tenaga kesehatan teladan dan puskesmas terbersih
5. Persentase cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarkat miskin, pelayanan kesehatan rujukan pasien dan masyarakat miskin
6. Terlaksananya pembangunan rumah sakit pratama 7. Terpilihnya balita sehat Permasalahan dan solusi Permasalahan
1. Belum adanya ketersediaan tanah untuk pembangunan gudang farmasi Kabupaten
2. Keterbatasan sumber daya manusia ( SDM ) dalam menyusun rencana dan pelaksanaan kegiatan
3. Rincian anggaran kegiatan yang lebih rendah dari DPA Solusi 1. Ketersediaan tanah untuk pembangunan gudang farmasi Kabupaten 2. Mengikutsertakan pegawai untuk mengikuti diklat /Bimtek 3. Evaluasi penyusunan anggaran sesuai kebutuhan 3. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH b. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan 1. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran
: Rp. 38.109.503.950,00 : Rp. 31.595.315.860,00 : Rp. 6.514.188.090,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di RSUD Sebesar : 82,91 %
B.II.95
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
96
Output beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Daerah di antaranya : 1. Tersedianya kegiatan bimtek / pelatihan 2. Tersedia BLUD Rumah Sakit 3. Terlaksananya akreditasi Rumah Sakit 4. Tersedianya pasien rujukan kelaurga miskin 5. Tersedianya rawat inap rumah sakit 6. Tersedianya peralatan kesehatan rumah sakit 7. Tersedianya ambulan rumah sakit 8. Tersedianya alat-alat kesehatan rumah sakit
Outcam
Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Rumah Sakit Umum Daerah menghasilkan beberapa outcome di antaranya: 1. Meningkatkan Profesionalisme, pengetahuan dan keterampilan pegawai 2. Terlaksananya BLUD RSUD 3. Terselenggarang kegiatan akreditasi Rumah Sakit 4. Meningkatnya pelayanan pasien miskin 5. Meningkatnya pelayanan rawat inap pasien 6. Terpeliharanya peralalatan ruang operasi
5. Permasalahan dan solusi Permasalahan
4. Jumlah tenaga Pegawai Negeri Sipil yang terbatas sehingga mengakibatkan kurangnya untuk memberikan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dirumah sakit
5. Pembayaran dana Klaim Jamsoskes terlambat
6. Terkendala teknis mengenai dana sharing provinsi
7. Kurangnya informasi masyarakat tentang rujukan keluarga miskin Solusi 4. Perbanyak tenaga kesehatan yang profesional
5. Mohon dukungan dari pihak yang terkait untuk menyelesaikan masalah ini 6. Melakukan sosialisa kepada masyarakat dan penyebaran informasi ke puskesmas/ pihak kecamatan mengenai rujukan keluarga miskin
7. Selalu melakukan koordinasi mengenai dana sharing ke Provinsi B.II.96
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
97
4. DINAS PEKERJAAN UMUM c. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran
: Rp. 215.410.856.503,00 : Rp. 208.842.237.933,00 : Rp. 6.568.618.570,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Pekerjaan Umum Sebesar : 96,95 %
Output (Keluaran)
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Pekerjaan Umum di antaranya : 1.
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan dan Jembatan;
3.
Terpeliharanya Jalan yang mantap;
2. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Rekonstruksi Jalan;
Tersedianya Jaringan Irigasi;
Tercapainya Kelancaran Kegiatan DAK;
dokumen Perencanaan Program Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Fasilitas Pelayanan Pemerintahan & Publik
Terlaksananya Bantuan Teknis Perencanaan Bangunan Gedung Milik Negara
(BGMN) Kepada Dinas/Instansi; Terlaksananya Pemeliharaan Rutin Swakelola Infrastruktur 1 kegiatan;
Tersedianya Bangunan Penampung Air 1 unit;
Optimalnya Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan 1 kegiatan;
10. Optimalnya
sebelumnya
Pemeliharaan
Infrastruktur
Yang
Dibangun
Tahun
ANggaran
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Pekerjaan Umum menghasilkan beberapa outcome di antaranya :
1. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang ekonomi yang memadai;
2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas serta terkelolanya jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya;
3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pengelolaan air minum dan air limbah; 4. Meningkatnya kuantitas dan kualitas Infrastruktur Perdesaan; B.II.97
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
98
5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana publik;
6. Terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana penunjang perekonomian;
7. Terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana fasilitas pelayanan pemerintahan;
8. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang ekonomi yang memadai;
9. Meningkatnya kualitas perencanaan dan pengawasan Pembangunan Bidang Infrastruktur;
10. Terpenuhinya Lingkungan Permukiman yang Layak; 11. Meningkatnya kualitas prasarana dan sarana TPA; 12. Tersedianya Prasarana dan sarana persampahan. C. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Urusan Pekerjaan Umum selama ini
adalah masih kurangnya koordinasi yang padu antara perencanaan dengan pelaksanaan program dan kegiatan, akibatnya banyak program atau kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan perencanaan. Program dan kegiatan tahun 2015 yang terdapat
pada masing-masing fungsi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun dari sekian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 masih terdapat
permasalahan dalam pelaksanaannya yang menjadi penghambat, antara lain
dikarenakan Anggaran APBD yang kurang mencukupi, kurangnya koordinasi yang dilakukan oleh SKPD pemegang program/kegiatan, dan kemampuan SDM yang kurang memadai.
Beberapa permasalahan lainnya yang ditemui dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam Urusan Pekerjaan Umum : 1. 2.
Masih adanya kondisi jalan yang kurang baik pada beberapa lokasi tertentu.
Masih adanya bangunan irigasi yang perlu diperbaiki, kerusakan tersebut
disebabkan oleh karena usia bangunan dan juga kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam
B.II.98
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
99
2. Solusi Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan sinkronisasi tahapan proses perencanaan pembangunan antar
berbagai sektor sehingga pembangunan yang dilaksanakan sesuai harapan. Selain itu
eksistensi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebagai leading sektor dalam perencanaan perlu dipertegas keberadaanya sehingga memudahkan dalam hal koordinasi.
Upaya yang sudah dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang ada, antara lain
mengkaji ulang kebijakan Pemerintah Daerah dalam hal Keuangan Daerah, meningkatkan koordinasi antar SKPD pemegang program/kegiatan, dan meningkatkan
kapasitas aparat melalui pembekalan atau pelatihan. Beberapa solusi yang perlu dilakukan sebagai berikut:
Membuat data base kondisi jalan dan jembatan baik kondisinya masih bagus maupun yang sudah rusak.
5. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran : Rp. 10.387.044.600,00 Realisasi Anggaran : Rp. 5.938.771.692,00 Sisa Anggaran : Rp. 6.568.618.570,00 Anggaran yang terserap tahun 2015 di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sebesar : 57,17 %
Output (Keluaran)
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Perencanaan Pembangunan di antaranya : 1. 2. 3. 4. 5.
Terlaksananya koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi dan penanaman modal, terselenggaranya koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi seluruh kegiatan di kabupaten Musi Rawas Utara Terlaksananya rapat koordinasi dan evaluasi;
Terselenggaranya rapat koordinasi partisipatif;
Tersusunnya dokumen perubahan IKU Kab. Musi Rawas Utara ;
Tersusunnya dokumen sinkronisasi program pembangunan nasional dan daerah; B.II.99
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
6.
Terselenggaranya rapat koordinasi perencanaan pembangunan;
8.
Tersusunnya dokumen RKPD tahun 2015;
7. 9.
100
Tersedianya dokumen SDG's 2015;
Tersusunnya dokumen KUA/PPAS dan KUPA/PPASP;
10. Tersusunnya dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015;
11. Renja SKPD yang di asistensi setiap bidang yang ada di BAPPEDA;
12. Validitas dokumen RKA dan RKAP SKPD lingkup pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara;
13. Tersusunnya dokumen Evaluasi RPJP Kab. MUSI RAWAS UTARA. Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada urusan Perencanaan Pembangunan menghasilkan beberapa outcome di antaranya : 1.
Terlaksananya perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang
2.
Terkoordinasinya perencanaan dan pengendalian pembangunan.
berkualitas;
c. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan Perencanaan Pembangunan diantaranya: 1.
Masih kurang padunya antara koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, akibatnya
masih ada program, sasaran/indikator program, outcome (hasil) belum
sepenuhnya sesuai dengan perencanaan khususnya dengan yang tercantum dalam 2.
RPJMD Kab. Musi Rawas Utara.
Belum optimalnya sumber daya aparatur untuk perencanaan, evaluasi dan pelaporan khusunya pada tingkat perencanaan, evaluasi dan pelaporan SKPD.
2. Solusi Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan dalam urusan Perencanaan Pembangunan tersebut antara lain:
B.II.10 0
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
101
1.
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan
2.
Melakukan
3. 4.
hasil rencana pembangunan daerah. asistensi
dan
penajaman
dokumen
menjagakesesuaian antara dokumen perencanaan.
perencanaan
untuk
Revisi/perubahan Renstra SKPD.
Peningkatan sumber daya aparatur perencana melalui bimbingan teknis. 6. DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMASI
a. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran : Rp. 5.903.370.300,00 Realisasi Anggaran : Rp. 5.134.898.029,00 Sisa Anggaran : Rp. 768.472.271,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Sebesar : 86,98 %
Output (Keluaran)
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Komunikasi dan Informatika yaitu :
1. Terfasilitasinya Penyebaran Informasi Melalui Media Massa; 2. Terfasilitasinya Pemeliharaan Website Dinas Perhubungan; 3. Jumlah Pembinaan / Penyuluhan Bidang Kominfo. Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Komunikasi dan
Informatika menghasilkan outcome yaitu Meningkatnya kualitas dan kuantitas komunikasi, informasi dan media massa. c. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan Program dan kegiatan Urusan Komunikasi dan Informatika pada tahun 2015 cukup
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun masih terdapat permasalahan atau
hambatan, yaitu Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) belum dapat
B.II.10 1
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
102
dipahami secara luas dan belum diaturnya beberapa satuan belanja ke dalam Analisis Satuan Belanja (ASB) Tahun 2015 sehingga dalam penyerapan anggaran tidak optimal. 2. Solusi Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain dengan
peningkatan pengetahuan SDM itu sendiri mengenai pengetahuan teknologi juga peningkatan
pendanaan
dan/atau
efesiensi
dan
efektivitas
pelaksanaan
program/kegiatan dalam penanganan urusan Komunikasi dan Informatika, serta perlu
diselenggarakannya bimbingan teknis (bimtek) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).
7. BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran
: Rp. 2.045.429.803,00 : Rp. 1.842.480.854,00 : Rp. 202.948.949,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu sebesar : 90,08 % Output
1. Tersedianya Pelayanan Perkantoran
2. Tersedianya 7 jenis belanja perlengkapan kantor 3. Tersedianya 3 jenis pengadaan mebeleur
4. Pemeliharaan 1 kendaraan dinas operasaional kantor 5. Partisipasi pameran investasi skala internasional
6. Penerbitan 300 buku dan publikasi profil daerah Kab. Musi Rawas Utara skala internasional
Outcome
1. Terpenuhinya Pelayanan administrasi perkantoran 2. Terpenuhinya perlengkapan kantor 3. Terpenuhinya mebeleur kantor
4. Terpeliharanya kendaraan dinas/operasional kantor dengan baik 5. Promosi sector unggulan kab. Musi Rawas Utara B.II.10 2
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
103
6. Terpublikasinya system jaringan internet skala c. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan Program dan kegiatan Urusan Penanaman Modal pada tahun 2015 cukup berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun masih terdapat permasalahan atau hambatan,
antara lain masih belum optimalnya mekanisme perizinan dan belum optimalnya
publikasidan sosialisasi standar pelayanan terpadu satu pintu meliputi informasi mengenai waktu, biaya, persyaratan, dan prosedur perizinan. Disamping itu, masih
rendahnya promosi dan investasi yang terkait dengan pengembangan potensi yang
dimiliki olehKabupaten Musi Rawas Utara terutama pada bidang pariwisata, pertanian, kelautan, perikanan, pertambangan dan energi serta masih kurangnya anggaran APBD dalam penangananurusan tersebut. 2. Solusi
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain diperlukan
perbaikan dan simplikasi mekanisme sistem perizinan serta meningkatkan transparansi dan keterbukaan akses informasi kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan pelayanan terpadu satu pintu. Disamping itu, meningkatkan kerjasama dalam promosi
dan investasi untuk mengembangkan pariwisata, pertambangan dan pertanian dan peningkatan pendanaan untuk efektivitas pelaksanaan program/kegiatan dalam pengembangan Urusan Penanaman Modal.
8. DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN KETAHANAN PANGAN d. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 3.231.168.000,-
Sisa Anggaran
: Rp. 402.641.932,-
Realisasi Anggaran
: Rp. 2.828.526.068,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Pertanian, Peternakan dan Katahanan Pangan sebesar : 87,54 %
B.II.10 3
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
104
Output 1. Terdapat penilaian kelompok tani dan operasional KTNA 2. Pelaksanaan monitoring penyaluran pupuk bersubsidi
3. Adanya dukungan daerah dalam pelaksanaan UPSUS jagung dan kedelai dari 4. Tersedianya bahan untuk pameran peringatan hari pangan sedunia 5. Tersedianya operasional UPT Pertanian
6. Tersedianya penyuluhan PPL pertanian dan penyaluran uang kerja bimbingan penyuluh pertanian
7. Tersedianya vaksin dan alat-alat kedokteran/ kesehatan hewan 8. jumlah pembangunan pagar kandang ternak
9. terakomodirnya kegiatan gemarikan dan forikan Outcome
1. Lancarnya operasional KTNA dan meningkatnya kelas kelompok tani
2. Lancarnya pelaksanaan monitoring penyaluran pupuk bersubsidi dari provinsi 3. Terakomodirnya bantuan pelaksanaan UPSUS jagung dan kedelai 4. Keikutsertaan peserta pameran peringatan dari pangan sedunia 5. Lancarnya pelaksanaan kegiatan pada UPT pertanian
6. Lancaranya operasional penyuluhan PPL pertanian dan penyaluran uang kerja bimbingan penyuluhan pertanian
7. Penyelenggaraan vaksinasi hewan dalam rangka pemeliharaan dan pencegahan penyakit menular ternak
8. Terbangunnya pagar kandang ternak
9. Terlaksananya lomba Gemarikan dan pertemuan Forikan C. Permasalahan dan Solusi Permasalahan 1. Kurangnya koordinasi kelompok tani KTNA
2. Terdapat dana yang sama penggaran antara Kabupaten dan Provinsi 3. Kurangnya personil penyuluhan pertanian Solusi
1. Mengadakan pertemuan dan tembug bersama kelompok tani dan KTNA B.II.10 4
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
105
2. Berkoordinasi dengan provinsi mengenai penganggaran 3. Penambahan personil penyuluhan pertanian
9. DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran : Rp. 1.449.046.500,00 Realisasi Anggaran : Rp. 1.227.992.600,00 Sisa Anggaran : Rp. 221.053.900,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesar : 84,74 % Output (Keluaran)
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Ketenagakerjaan, di antaranya :
1. Jumlah pencari kerja yang dilatih keterampilan kerja; 2. Jumlah pengawasan dan evaluasi ketenagakerjaan.
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Ketenagakerjaan dapat mengasilkan outcome (hasil), di antaranya : 1. Terciptanya
kesempatan
kerja
produktif
dalam
rangka
mengurangi
pengangguran dan setengah penganggur serta memenuhi pasar kerja;
2. Terlaksananya peningkatan keterampilan, keahlian, kualitas dan produktifitas tenaga kerja melalui pendidikan formal dan informal;
3. Peningkatan kualitas hubungan industrial antara pekerja dan pemberi kerja
melalui negosiasi bipartit serta kualitas pengawasan ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan Program dan kegiatan Urusan Ketenagakerjaan pada tahun 2015 cukup berjalan
sesuai dengan yang diharapkan, namun masih terdapat permasalahan atau hambatan, antara lain :
B.II.10 5
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
106
1. Masih terbatasnya aksesibilitas masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan. 2. Kurang tersedianya lapangan kerja
3. Kurangnya anggaran APBD dalam penanganan Urusan tersebut.
4. Masih banyaknya tenaga kerja yang memerlukan peningkatan pelatihan keterampilan, keahlian, kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
Solusi
Upaya yang dilakukan dalam dalam mengatasi permasalahan dalam Urusan Ketenagakerjaan tersebut antara lain :
1. Memberikan pembinaan dan pelatihan wirausaha terhadap penduduk usia kerja.
2. Meningkatkan investasi di berbagai sektor usaha.
3. Peningkatan pendanaan dan/atau efesiensi dan efektivitas pelaksanaan program/kegiatan dalam penanganan Urusan Ketenagakerjaan.
4. Meningkatkan koordinasi antara dinas/instansi pemegang program/kegiatan
bukan hanya dengan dinas/instansi baik itu dilakukan dengan dinas/instansi horizontal maupun vertikal khusunya terkait dengan masalah ketenagakerjaan.
10. DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, PASAR DAN UKM Program dan Kegiatan Program dan kegiatan yang terdapat dalam Urusan Industri pada tahun 2015
sebanyak 2 Program dan 6 Kegiatan. Program yang dilaksanakan tersebut antara lain :
1. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri / Usaha Potensial;
2. Program Pembangunan/ Pengembangan Industri di Bidang Agribisnis.
b. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam Urusan Industri tahun 2015,
Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara telah menyediakan input untuk menghasilkan output dan outcome.
B.II.10 6
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
107
Input (Masukan) Pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Industri tahun 2015 yang dilaksanakan
oleh
Dinas
Perindustrian
Perdagangan
dan
(DISPERINDAGKOP) Kabupaten Musi Rawas Utara dengan anggaran
Koperasi
Output (Keluaran)
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Industri, di antaranya : 1.
Terselenggaranya bimbingan teknis dan praktek lapangan dalam memperkuat
2.
Meningkatnya jumlah dasar hulu berbasis komoditi unggulan
3. 4. 5.
jaringan klaster;
Terlaksananya perajin yang dilatih dalam peningkatan kemampuan teknologi industry
Jumlah komoditi yang distandarkan proses produksinya;
Berkembangnya Industri kecil menengah yang difasilitasi dan diberdayakan dalam pemanfaatan sumber daya.
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Industri,
dengan sendirinya mengembangkan manajemen pembangunan partisipatif melalui
kerjasama antar unsur stakeholders guna meningkatkan kualitas proses perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara. Beberapa
outcome (hasil) yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Industri, di antaranya :
1. Meningkatnya mutu produk IKM dan desain kemasan;
2. Pelatihan ketrampilan penguasaan teknologi sebagai tindak lanjut rencana aksi pengembangan pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK);
3. Terkembangnya industri di sektor agribisnis melalui peningkatan produk dan pelatihan teknologi kemasan bagi industry kecil menengah.
c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan
B.II.10 7
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
108
Program dan kegiatan Urusan Industri yang terdapat pada masing-masing fungsi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun dari sekian program dan
kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaannya yang menjadi penghambat, antara lain dikarenakan Anggaran
APBD yang kurang mencukupi, kurangnya koordinasi yang dilakukan oleh SKPD pemegang program/kegiatan, dan kemampuan SDM yang kurang memadai. Berikut
ini adalah beberapa kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam urusan industri: 1. 2. 3.
Masih kurangnya tenaga penyuluh di sektor industri, dapat menghambat program pengembangan industri kecil dan menengah, program peningkatan kemampuan teknologi industri, program penataan struktur industri.
Adanya keterbatasan tenaga pelatihan keterampilan teknik produksi makanan olahan.
Terbatasnya jumlah alat modern.
Solusi Upaya yang dilakukan dalam dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan melakukan sinkronisasi tahapan proses perencanaan pembangunan antar berbagai sektor sehingga pembangunan yang dilaksanakan sesuai harapan. Selain
itu eksistensi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebagai leading sector dalam perencanaan perlu dipertegas keberadaanya sehingga memudahkan
dalam hal koordinasi. Upaya yang sudah dilakukan dalam mengatasi permasalahan
yang ada, antara lain mengkaji ulang kebijakan Pemerintah Daerah dalam hal Keuangan
Daerah,
meningkatkan
koordinasi
antar
SKPD
pemegang
program/kegiatan, dan meningkatkan kapasitas aparat melalui pembekalan atau
pelatihan. Upaya lainnya yang perlu dilakukan adalah melakukan pengembangan pemasaran/peningkatan jaringan usaha melalui kegiatan pelatihan dan bimtek
penggunaan peralatan modern, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan dan pembinaan pemasaran dan teknologinya, juga menambah tenaga pelatih peralatan modern dan penambahan peralatan modern.
B.II.10 8
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
109
1. Urusan Perdagangan a. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan yang terdapat dalam Urusan Perdagangan pada tahun 2015 Program yang dilaksanakan tersebut antara lain : 1.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
3.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
2. 4. 5. 6. 7.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; Keuangan;
Program Peningkatan Pengembangan Dokumen Perencanaan Pelaporan dan Evaluasi;
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri; Program
Penyediaan
Perekonomian;
Peningkatan
Sarana
dan
Prasarana
Penunjang
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan.
b. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan
Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam Urusan Perdagangan tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara telah menyediakan input untuk menghasilkan output dan outcome. Input (Masukan) Pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Perdagangan tahun 2015 yang
dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Musi Rawas Utara, dengan anggaran Output (Keluaran) Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Perdagangan, di antaranya :
1. Terselenggaranya kegiatan pameran sebagai sarana sosialisasi peningkatan pengguna produk dalam negeri;
2. Meningkatnya pemahaman pedagang yang diberikan pembinaan zat adiktif berbahaya sebanyak 1 kegiatan dan 60 orang; B.II.10 9
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
110
3. Tersedianya pasar yang respentatif sebagai sarana perdagangan
4. Tersedianya laporan adminsitrasi konsultan perencanaan dan pengawasan
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan
Perdagangan, dengan sendirinya mengembangkan manajemen pembangunan partisipatif melalui kerjasama antar unsur stakeholders guna meningkatkan kualitas proses perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara. Beberapa outcome (hasil) yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Perdagangan, di antaranya : 1. Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri;
2. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi salar pasar dan sewa kios;
3. Terselenggaranya perlindungan bagi konsumen. c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Urusan Perdagangan selama ini
umumnya masih kurangnya koordinasi yang padu antara perencanaan dengan pelaksanaan program dan kegiatan, akibatnya banyak program atau kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan perencanaan.
Program dan kegiatan tahun 2015 yang terdapat pada masing-masing fungsi
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun dari sekian program dan
kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaannya yang menjadi penghambat, antara lain dikarenakan Anggaran
APBD yang kurang mencukupi, kurangnya koordinasi yang dilakukan SKPD pemegang program/kegiatan, dan kemampuan SDM yang kurang memadai. Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam Urusan Perdagangan di antaranya:
B.II.11 0
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
1. 2. 3. 4.
111
Dalam rangka pelaksanaan program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan ditemui kendala belum maksimalnya pengendalian harga sembako dipasaran.
Dalam upaya peningkatan efisiensi perdagangan dalam negri ditemui kesulitan dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri,
Belum maksimalnya penataan dan pengelolaan pasar sebagai sarana perdagangan.
Dalam rangka revitalisasi pasar pemerintah, ditemui masih kurangnya kesadaran dari pedagang membayar. berpengaruh sekali terhadap kondisi
perekonomian pedagang pasar tradisional, karena barang-barang yang diperjualbelikan di pasar waralaba hampir lebih lengkapdan harganya pula sangat memuaskan sekali sesuai dengan kebutuhan konsumen. Solusi Peningkatan perekonomian daerah melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat
prioritas ini diimplementasikan pada urusan perdagangan, dalam urusan perdagangan perlu lebih dioptimalkan kegiatan pengembangan/penataan sarana
pasar perdangan oleh karena akan membawa dampak pasar Kabupaten yang lebih
presentatif lagi, juga dapatmeningkatkan PAD serta dapat bersaing dengan pasar waralaba. Tidak dapat dipungkiri seandainya keberadaan pasar tradisional ditata
rapi sedemikian rupa maka sudah keberadaan pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar waralaba. Perlu diadakanya sosialisasi Perda yang berkaitan dengan retribusi dan perijinan sehingga diharapkan dapat menumbuhkembangkan
kesadaran bagi pelaku/pedagang untuk melaksanakan kewajibannya. Pemasaran
mempunyai peranan yang cukup penting sekali dalam upaya mengembangkan
perdagangan. Pengembangan pemasaran bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas
pangsa
pasar
dari
suatu
produk.
Pengembangan
pemasaran/peningkatan jaringan usaha ini dilaksanakan melalui kegiatan
promosi/pemasaran/kemitraan usaha (kerjasama) antar pengusaha besar maupun kecil.
2. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
B.II.11 1
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
112
a. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2015. Program tersebut adalah : 1.
Program Pelayanan Administrasi Kantor;
3.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
2. 4. 5. 6. 7.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; Keuangan;
Program Peningkatan Pengembangan Dokumen Perencanaan Pelaporan dan Evaluasi;
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif;
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM; Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM; Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan.
b. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun Anggaran 2015 telah menyediakan input untuk menghasilkan output dan outcome. Input (Masukan) Pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Musi Rawas Utara dengan anggaran Output (Keluaran) Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, di antaranya : 1.
Terselenggaranya Pelatihan Kewirausahaan;
3.
Terlaksananya pembinaan kepada pengurus;
2. 4. 5.
Meningkatnya koperasi yang berkualitas dan kuantitas; Terlaksananya Promosi Produk UMKM;
Terlaksananya Pembinaan, Pengawasan koperasi; B.II.11 2
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
6.
113
Tersalurkannya bantuan modal usaha bagi UMKM.
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dapat mengasilkan outcome (hasil), di antaranya : 1.
Meningkatnya kemampuan kewirausahaan dalam pengembangan usaha kecil
2.
Meningkatkan aksesibilitas koperasi dan UMKM dalam pengembangan usaha;
3. 4.
menengah;
Meningkatnya kinerja kelembagaan dan usaha koperasi; Tersalurkannya Bantuan Modal Usaha Bagi UMKM.
c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan Program dan kegiatan Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2015 cukup berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun masih terdapat permasalahan atau hambatan, antara lain : 1.
Masihrendahnya akses pasar bagi pendistribusian produk-produk unggulan UMKM.
3.
Masih terbatasnya teknologi pengolahan dalam pengembangan produk-produk
2.
Masihterbatasnya akses dan fasilitas modal usaha bagi UMKMK. unggulan UMKM.
Solusi Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain dengan : 1.
Meningkatkan usaha kemitraan dengan perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan
2.
Memberikan pembinaan dan pelatihan wirausaha (enterpreneurship) dan
swasta.
pengembangan teknologi baru bagi produk-produk unggulan UMKMK. B.II.11 3
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
114
3.
Meningkatkan diseminasi informasi untuk memfasilitas iakses permodalan bagi
4.
Peningkatan
UMKMK.
pendanaan
dan/atau
efesiensi
dan
efektivitas
pelaksanaan
program/kegiatan dalam penanganan Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. 11. DINAS KESATUAN BANGSA DAN POLITIK Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran : Rp. 2.631.328.100,00 Realisasi Anggaran : Rp. 2.523.428.566,00 Sisa Anggaran : Rp. 107.899.534,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik sebesar : 95,90 %
Input (Masukan)
Pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Musi Rawas Utara. Output (Keluaran) Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, di antaranya : 1.
Terselenggaranya kegiatan koordinasi forum dan tim monitoringstabilitas daerah;
3.
Terselenggaranya Kegiatan Penegakan Pelanggaran Perda, Perbup dan Trantibum
2. 4. 5.
Terselenggaranya kegiatan pengawasan pelanggaran Perda, Perbup dan Trantibum Terselenggaranya Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Bahaya Minuman Keras dan Narkoba;
Terselenggaranya Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Praktek Prostitusi
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri menghasilkan outcome, di antaranya: 1.
Terwujudnya kantrantibmasn dengan baik. B.II.11 4
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
2.
Terwujudnya situasi yang aman dan kondusif;
4.
Meningkatnya stabilitas daerah;
3. 5. 6. 7.
115
Terciptanya personil pemadaman kebakaran yang handal dan professional; Terlaksananya kantibmas dan pencegahan tindak kriminal; Meningkatnya wawasan kebangsaan Ormas dan LSM;
Terpetakannya daerah rawan bencana alam di Kabupaten Musi Rawas Utara.
c. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan Program dan kegiatan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada
tahun 2015 cukup berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun masih terdapat
permasalahan atau hambatan, antara lain kurangnya anggaran APBD dalam penangananurusan tersebut, serta kurangnya koordinasi pemegang program/kegiatan urusan tersebut dalam pelaksanaan program/kegiatan di lapangan. 2. Solusi
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain
dengan peningkatan pendanaan dan/atau efesiensi dan efektivitas pelaksanaan
program/kegiatan dalam penanganan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,
serta
meningkatkan
koordinasi
antara
dinas/instansi
pemegang
program/kegiatan bukan hanya dengan dinas/instansi baik itu dilakukan dengan dinas/instansi horizontal maupun vertikal.
12. BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, KELUARGA BERENCANA DAN PERLINDUNGAN ANAK Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran
: Rp. 4.863.972.500,00 : Rp. 4,624,248,235,00 : Rp. 239.724.265,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Badan Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak Sebesar : 95,07 %
Output (Keluaran) Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan B.II.11 5
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
116
1.
dalam Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, di antaranya :
2.
Terlayaninya Peserta KB
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Terselenggaranya Kegiatan pelayanan KB Baru oleh petugas medis Terbentuknya kesepakatan kerja antar lintas sektoral;
Terlaksananya Pendataan seluruh keluarga sesuai dengan juklak dan juknis pendataan;
Meningkatnya pemahaman remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja; Terlaksananya Operasional KB;
Terlaksananya Kerjasama Lintas Sektor dalam memajukan Program KB. Terlakasana gerakan sayang Ibu
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera menghasilkan outcome di antaranya: 1.
Meningkatnya pelayanan KB;
3.
Meningkatnya dukungan politis dan kesepakatan lintas sektor kabupaten;
2. 4. 5. 6. 7. 8.
Meningkatnya peserta KB MOP;
Meningkatnya kualitas kader bina keluarga di Kabupaten Musi Rawas Utara; Meningkatnya peran serta remaja dalam program KB;
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang program KB; Optimalnya penyelenggaraan Hari Keluarga Nasional. Meningkatnya kemampuan keterampilan ibu-ibu
c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan Program dan kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada
tahun 2015 cukup berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun masih terdapat
permasalahan atau hambatan, antara lain kurangnya anggaran APBD dalam penanganan urusan tersebut, serta kurangnya koordinasi pemegang program/kegiatan urusan tersebut dalam pelaksanaan program/kegiatan di lapangan. Solusi
B.II.11 6
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
117
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain dengan peningkatan
pendanaan
dan/atau
efesiensi
dan
efektivitas
pelaksanaan
program/kegiatan dalam penanganan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera,
serta
meningkatkan
koordinasi
antara
dinas/instansi
pemegang
program/kegiatan bukan hanya dengan dinas/instansi baik itu dilakukan dengan dinas/instansi horizontal maupun vertikal.
13. DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 3.892.481.000,-
Sisa Anggaran
: Rp. 500.617.772,-
Realisasi Anggaran
: Rp. 3.391.863.228,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Perkebunan dan Kehutanan sebesar : 87,14 %
Pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Kehutanan tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas Utara dengananggaran Output (Keluaran)
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Kehutanan Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Kehutanan dan perkebunan antara lain : 1.
Meningkatnya
2.
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam gerakan RHL;
3. 4. 5.
fungsi
dan
pemberdayaan masyarakat;
daya
dukung
daerah
aliran
sungai
berbasis
Terwujudnya konservasi keanekaragaman hayati dan perlindungan hutan; Meningkatnya dan termanfaatnya hutan rakyat;
Terlaksananya penelitian dan pengembangan informasi IPTEK dan pembangunan.
B.II.11 7
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
118
c. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi Urusan Kehutanan adalah antara lain : 1.
Banyak industri penggergajian kayu yang berada di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara yang belum mempunyai perijinan yang sah sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku, akan tetapi industri tersebut tetap bisa menjalankan usahanya tanpa ada tindakan yang tegas dari pemerintah daerah,
sehingga dengan kondisi seperti ini dapat menjadi kecemburuan sosial bagi 2.
pengusaha industry penggergajian kayu yang telah mempunyai perijinan yang sah. Berkurangnya
luas lahan
kritis diluar
kawasan
hutan/lahan
tidur dan
terpeliharanya kelestarian dan fungsi sumber mata air serta menurunnya laju sedimentasi pada badan-badan sungai. Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat di bidang usaha hasil hutan sehingga terbinanya usaha industri primer
hasil hutan rakyat dan terjaminnya pengelolaan dan penguasaan bahan baku kayu 3. 4.
dalam menunjang usaha perkayuan.
Terwujudnya tertib administrasi kantor, tersedianya sarana prasarana yang
memadai dan ditunjang SDM yang berkualitas dalam menjalankan fungsi-fungsi organisasi.
Koordinasi dengan instansi terkait, baik dengan aparat penegak hukum, instansi kehutanan tingkat Provinsi dan Pusat maupun instansi terkait lainnya masih
kurang. Terkadang terjadi perbedaan dalam penafsiran peraturan dibuat secara general, tidak dibedakan antar tiap wilayah atau karakteristik wilayah, sehingga
tidak semua paeraturan perundang-undangan yang berlaku tidak sinkron, ada ketidaksesuaian dan sering kali berubah. 2. Solusi Untuk menghadapi permasalahan di atas maka perlu diupayakan evaluasi sebagai berikut : 1.
Kedepan perlu dilakukan penertiban terhadap industri yang belum memiliki
perijinan yang sah. Tahap awal adalah melakukan pembinaan dan memberi kesempatan terhadap pengusaha industri yang belum berijin untuk mengurus
perijinan. Bila dalam waktu yang ditentukan pengusaha tersebut tidak mengurus B.II.11 8
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
119
perijinannya, maka dinas bekerjasama dengan Satpol PP atau pihak kepolisian
untuk menutup industri tersebut. Memperbaiki dan meningkatkan jumlah 2. 3.
penutupan vegetasi permanen pada daerah tangkapan dan sekitar mata air.
Mengupayakan pemulihan lahan kritis dan lahan tidak produktif melalui kegiatan,
sipil teknis dalam rangka peningkatan daya dukung lahan sebagai media produksi bagi masyarakat.
Koordinasi dengan instansi terkait, baik dengan aparat penegak hukum, instansi kehutanan tingkat Provinsi dan Pusat maupun instansi terkait harus ditingkatkan,
baik di tingkat pimpinan maupun di tingkat lapangan. Salah satu tujuan koordinasi
tersebut adalah untuk mendapatkan kesapahaman dalam penafsiran berbagai peraturan perundang-perundangan yang berlaku.
14. DINAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP Program dan Kegiatan Program dan kegiatan yang terdapat dalam Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2015 sebanyak. Program yang dilaksanakan tersebut antara lain :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur; 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan;
5. Program Peningkatan Pengembangan Dokumen Perencanaan Pelaporan Dan Evaluasi;
6. Program Pembinaan Dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Energi Dan Sumber Daya Mineral;
7. Program Pembangunan Dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan; 8. Program Pengelolaan Air Tanah
9. Program Pengentasan Desa Tertinggal;
10. Program penelitian dan pengembangan informasi iptek dan pembangunan; 11. Program Penanggulangan Bencana.
B.II.11 9
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
120
b. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan Anggaran
: Rp. 23.972.302.925,-
Realisasi Anggaran : Rp. 22.514.485.210,Sisa Anggaran
: Rp. 1.457.817.715,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup sebesar : 93,92 % Input (Masukan) Pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Dinas Pertambangan dan Energi dan Lingkungan Hidup (DISTAMBENLH) Kabupaten Musi Rawas Utara, dengan anggaran
Output (Keluaran) Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup, di antaranya : 1. Terlaksananya Pengawasan Produksi Tambang;
2. Tercapai dan terkendalinya Perusahaan yang Menggunakan SDA Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Energi dan Sumber
Daya
Mineral,
dengan
sendirinya
mengembangkan
manajemen
pembangunan partisipatif melalui kerjasama antar unsur stakeholders guna
meningkatkan kualitas proses perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara. Beberapa outcome (hasil) yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam urusan Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup, di antaranya :
1. Terwujudnya Pengelolaan K3 dan Lingkungan;
2. Adanya buku hasil laporan akhir kegiatan pengawasan pemanfaatan dan pengusahaan dan air tanah;
3. Terukurnya Produksi Bahan Galian di Kabupaten Musi Rawas Utara; 4. Adanya Alat Hand Auger Untuk Pembuatan sumur-sumur Pori; 5. Tersedianya Data Penggunaan Genset;
B.II.12 0
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
121
6. Tanggap Terhadap Bencana Geologi Semakin Meningkat;
7. Terpasangnya KWH meter bagi masyarakat kurang mampu; 8. Dokumen Perencanaan Pembangunan IR/SR. c. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Urusan Pertambangan, Energi dan
Lingkungan Hidup selama ini adalah masih kurangnya koordinasi yang padu antara perencanaan dengan pelaksanaan program dan kegiatan, akibatnya banyak program atau kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan perencanaan.
Permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015 yang terdapat pada urusan Pertambangan, energi dan Lingkungan Hidup berjalan kurang maksimal oleh karena dalam pelaksanaan kegiatannya masalah anggaran APBD
yang kurang mencukupi, kurangnya koordinasi yang dilakukan oleh SKPD pemegang program/kegiatan, dan kemampuan SDM yang kurang memadai. Permasalahan lainnya yang ditemui yaitu sebagai berikut: 1. 2. 3.
Adanya
keterbatasan sumber
pelaksanaan
kegiatan
daya
pembinaan
manusia
dan
pertambangan, energi dan Lingkungan Hidup.
yang berpotensi
pengawasan
terhadap
dalam
bidang
Masih banyaknya perusahaan yang tidak memahami perlunya Pelestarian lingkungan guna menjaga kualitas dan kuantitas air dan masih banyaknya masyarakat yang butuh akan listrik.
Masih perlu adanya kerjasama antar Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara dengan pihak swasta (stakeholders) untuk pengelolaan potensi bahan galian.
2. Solusi
Upaya yang dilakukan dalam dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan melakukan sinkronisasi tahapan proses perencanaan pembangunan antar berbagai sektor sehingga pembangunan yang dilaksanakan sesuai harapan. Selain
itu eksistensi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebagai leading sektor dalam perencanaan perlu dipertegas keberadaannya sehingga memudahkan dalam hal koordinasi.
B.II.12 1
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
122
Upaya lainnya dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain : 1.
Meningkatkan koordinasi antar SKPD pemegang program/kegiatan dan
2.
Meningkatkan koordinasi dengan pihak dalam pengadaan alat ukur PLN
3. 4. 5. 6.
meningkatkan kapasitas aparat melalui pembekalan dan pelatihan.
terutama listrik serta menyusun program pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan listrik terutama di pedesaan.
Perlu anggaran yang sangat besar dan untuk mendapatkan listrik harus melalui
beberapa tahapan salah satunya harus melalui musrenbang agar dapat ditindak lanjuti.
Meningkatkan pengetahuan pengusaha melalui sosialisasi dan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pelaku usaha.
Membuat database potensi alam, potensi sumberdaya mineral dan data daerah rawan bencana geologi.
Diperlukan dukungan dari semua pihak dalam rangka menciptakan kenyamanan para investor yang berinvestasi di Kabupaten Musi Rawas Utara.
15. BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA / KELURAHAN Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan Anggaran
: Rp. 5.566.960.107,-
Realisasi Anggaran : Rp. 3.535.617.406,Silpa/ Sisa Anggaran : Rp. 2.031.342.701,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa / Kelurahan sebesar : 63,51 %
Output (Keluaran)
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan 1.
dalam Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa, di antaranya : Terkoordinasikannya
2.
Terselenggaranya monitoring dan evaluasi pengendalian bantuan keuangan
pelaksanaan musrenbang Desa/Kelurahan;
B.II.12 2
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
123
3.
Terselenggaranya pelatihan ketrampilan manajemen Usaha Milik Desa
5.
Terselenggaranya kordinasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di desa
4.
Terfasilitasinya potensi produk unggulan TTG Kab.Musi Rawas Utara tertinggaldi 15 Desa Tertinggal.
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada UrusanPemberdayaan Masyarakat Desa, antara lain : 1.
Tercapainya Musrenbang Desa/Kelurahan secara berkesinambungan;
3.
Meningkatnya kinerja aparatur pemerintah di tingkat desa dan kelurahan;
2. 4. 5.
Tersedianya tenaga manajemen Badan Usaha Milik Desa;
Terselenggaranya rapat koordinasi lintas sektoral antar lembaga pemerintahan dari tingkat desa/kelurahan dan kabupaten;
Percepatan pembangunan desa tertinggal.
c. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan Program dan kegiatan Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa pada tahun 2015
cukup berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun masih terdapat permasalahan atau hambatan, di antaranya : 1.
Koordinasi dengan instansi terkait maupun lembaga organisasi kemasyarakatan serta masyarakat di lapangan kurang berjalan lancar, karena terbatasnya waktu Belum
terbentuknya
Unit
Pelaksana
Teknis
(UPT)
Dinas,
pada
Badan
pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Musi Rawas Utara, 2.
sehingga efisiensi dan efektifitas kinerja di lapangan belum optimal.
Belum optimalnya fungsi dan peran kelembagaan masyarakat serta pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
2. Solusi
Upaya yang dilakukan dalam dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain : 1.
Meningkatnya pembinaan yang kontinyu terhadap para pengelola kegiatan/proyek secara berjenjang /hirarki serta pengawasan kegiatan di lapangan/lokasi kegiatan. B.II.12 3
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
2. 3.
124
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pembekalan dan pelatihan di
bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa bagi aparatur, lembaga lembaga desa/ kelurahan dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam penguasaan pemanfaatan teknologi dalam mengelola sumberdaya alam.
16. DINAS SOSIAL Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran
: Rp. 3.727.980.000,00 : Rp. 3.143.348.575,00 : Rp. 584.631.425,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Sosial : 84,32 % Output
1. Tersedianya Pelayanan Perkantoran
2. Terselenggaranya pendistribusian raskin
3. Terlaksananya pelatihan tagana dan bantuan sosial untuk keadaan darurat dan kejadian luar biasa
4. Tersedianya biaya makanan dan minuman panti 5. Tersedianya alat bantu untuk penyandang cacat
6. Jumlah Sumber daya manusia kesejahteraan masyarakat 7. Terlaksananya kegiatan anjangsana/hari besar Outcome 1. Terpenuhinya Pelayanan administrasi perkantoran
2. Persentase masyarakat miskin yang menerima raskin
3. Tertanganinya maslaah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa
4. Terjaminnya kesejahteraan social penghuni panti
5. Persentase para penyandang cacat yang memperoleh alat bantu 6. Meningkatnya kualitas SDM kesejahteraan Sosial
7. Terpeliharanya nilai-nilai dari keperintisan dna kejuangan B.II.12 4
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
125
Permasalahan dan solusi Permasalahan 1. Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang
2. Keadaan geografis yang sulit terjangkau desa-desa yang jauh terhadap evakuasi masalah bencana
3. Kurangnya SDM untuk menangani bencana
4. Belum terlaksananya temu karya daerah ( TKD ) untuk membentuk kepengurusan Karang Taruna Kabupaten Musi Rawas Utara
Solusi
1. Disediakan sarana dan prasarana yang mendukung
2. Petakan daerah yang sulit terjangkau di buat posko bencana terdekat dan koordinasi dengan BNPB provinsi atau pusat untuk membantu masalah evakuasi
3. Koordinasi dengan pusat agar ada BNPB kab/kota khusus menangani masalah bencana
4. Membentuk Kepengurusan Karang Taruna Kabupaten Musi Rawas Utara 17. CAPIL Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan Anggaran : Rp. 1.834.304.084,00 Realisasi Anggaran : Rp. 1.492.030.896,00 Sisa Anggaran : Rp. 342.273.188,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Sebesar : 81,34 %
Output (Keluaran)
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, di antaranya : 1. 2. 3. 4.
Terselenggaranya Bimbingan Teknis Pencatatan Sipil ;
Jumlah Pelaksanaan Sosialisasi Pelayanan Administrasi Kependudukan di Desa/Kelurahan;
Jumlah Petugas Pembantu Pencatat Kelahiran;
Terlaksananya Pelatihan Petugas Pengelola KTP Elektronik sebanyak 70 orang;
B.II.12 5
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
126
5.
Jumlah Pembinaan Penyusunan Laporan Perkembangan Kependudukan ke Tingkat
6.
Jumlah Laporan Bulanan Perkembangan Kependudukan sebanyak 12 buku;
7.
Kecamatan;
Jumlah blanko kutipan Akta Kelahiran, Jumlah Blangko Kartu Keluarga dan Jumlah Blanko Kartu Tanda Penduduk.
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil menghasilkan outcome di antaranya: 1.
Meningkatnya penduduk yang memiliki dokumen administrasi kependudukan;
3.
Penduduk Memiliki KTP Elektronik (e-KTP);
2. 4. 5.
Terkelolanya Arsip dan Dokumen Akta Kelahiran;
Meningkatnya Dukungan Stakehorders terhadap Program Pencatatan Kelahiran; Terlatihnya Operator e-KTP Kecamatan.
c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Urusan Kependudukan dan Catatan
Sipil selama ini adalah kurangnya koordinasi tentang penataan arsip-arsip atau datadata tentang kependudukan, serta belum optimalnya peran lembaga kearsipan dalam mendukung penanganan urusan tersebut serta :
1. Kurangnya pegawai PNS yang dimiliki sehingga untuk mengikuti BIMTEK keluar daerah tidak dapat terlaksana
2. Kurang SDM operator SIAK
3. Tidak adanya Mou dengan Depag untuk nikah masal
Solusi
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain dengan peningkatan koordinasi dalam pelaksanaan program/kegiatan penanganan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, serta meningkatkan peran lembaga kearsipan daerah dan juga :
1. Ditambah operator SIAK yang telah ada 2. Anngaran dialihkan untuk effisiensi
B.II.12 6
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
127
18. DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan Anggaran
: Rp. 5.493.336.000,-
Realisasi Anggaran : Rp. 5.200.834.256,Sisa Anggaran
: Rp. 292.501.744,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga sebesar : 94,68 % Output (Keluaran) Beberapa keluaran yang dihasilkan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Urusan Pemuda dan Olahraga, di antaranya : 1. 2.
Terlaksananya kompetisi /turnamen olahraga aparatur sebanyak 4 kegiatan;
Terlaksananya pengiriman atlet dan official POPDA 100 orang Kontingen Kabupaten Musi Rawas Utara ke Kabupaten dan propinsi;
Outcome (Hasil) Dengan tersedianya keluaran pada program dan kegiatan pada Urusan Pemuda dan Olahraga, antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Terwujudnya Pemuda yang Memiliki Kompetensi dibidang Kewirausahaan;
Termotifasinya Pemuda untuk lebih Produktif, Mandiri dan Memiliki Daya Saing
dibidang Kepemudaan,Kelembagaan dan Organisasi Kepemudaan;
Terwujudnya Masyarakat yang Sehat dan Meningkatnya Kegiatan Olahraga yang Dilakukan Masyarakat;
Meningkatnya Prestasi Olahraga Pelajar;
Meningkatnya Prestasi dan Kompetisi Olahraga Bagi Aparatur; Meningkatnya Pembinaan dan Prestasi Olahraga;
B.II.12 7
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
128
c. Permasalahan dan Solusi Permasalahan Program dan kegiatan Urusan Pemuda dan Olahraga pada periode tahun 2015
cukup berjalan sesuai dengan yang diharapkan, namun masih terdapat permasalahan atau hambatan, antara lain masih minimnya sarana dan prasarana olahraga dan masih kurangnya pembinaan terhadap atlit olah raga. Solusi
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas sarana
dan
prasarana olahraga
yang
representative dengan menambah fasilitas olah raga dan pembinaan yang kontinyu
terhadap atlit berprestasi. Maka kegiatan olahraga semakin mendapatkan tempat di masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. Selain itu, sarana olahraga yang memadai dan siap pakai semakin meningkat dari segi kualitas dan kuantitas dalam hubungannya dengan peningkatan taraf hidup sehat bagi masyarakat. 19. DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran
: Rp. 10.165.820.000,00 : Rp. 10.020.144.898,00 : Rp. 145.675.102,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebesar : 98,57 % 20. SATPOLPP
Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran
: Rp.3.123.958.000,00 : Rp 2.755.916.709,00 : Rp. 368.041.291,00
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Kantor Satuan Polisi Pamong praja sebesar : 88,22 % 21. SEKRETARIAT DAERAH
B.II.12 8
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Anggaran
: Rp. 43.351.115.465,-
Realisasi Anggaran : Rp. 32.017.700.236,Sisa Anggaran
: Rp. 11.333.415.229,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Sekretariat daerah Sebesar : 73,86 % 22. SEKRETARIAT DEWAN
a. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 24.464.013.085,-
Sisa Anggaran
: Rp. 6.314.953.067,-
Realisasi Anggaran
: Rp. 18.149.060.018,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Sekretariat DPRD Sebesar : 74,19 % 23. INSPEKTORAT
Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 2.921.294.217,-
Sisa Anggaran
: Rp. 581.671.275,-
Realisasi Anggaran
: Rp. 2.339.622.942,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Inspektorat Sebesar : 80,09 % Output
1. Tersedianya Informasi perbaikan kinerja keuangan Daerah 2. Peningkatan pengetahuan peserta 3. Laporan Hasil Pemeriksaaan 4. Perbaikan atas TLHP 5. Terbentuknya JFA
6. Trasnfer pengetahuan
7. Peningkatan kelengkapan SOP Outcome
1. Tersedianya informasi menuju opini 2. Meningkatkan pengetahuan peserta 3. Peningkatan peserta
B.II.12 9
129
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
130
4. Peningkatan kompetensi teknis APIP Permasalahan dan solusi Permasalahan 1. Terdapat SKPD yang belum tuntas menindaklanjuti temuan
2. Keterbatasan SDM APIP yang bersetifikasi auditor, sehingga kualitas pengawasan intern belum sejalan dengan standar audit
3. Keterbatasan kouta keikutsertaab diklat di Pusdiklatwas 4. Belum tersusunnya infrastruktur APIP standar Solusi 1. SKPD/sekolah PSG segera menindaklanjuti temuan
2. Ikut diklat pengaewasan dan diklat penunjang lainnya dan studi banding kepada APIP level II/III
3. Pemantauan registrasi online dan kpomunitas ke Pusdiklatwas
Penyusunan insfrastruktur meliputi 41 KPA dan IACM
24. DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 9.620.534.836,-
Silpa/ Sisa Anggaran
: Rp. 3.015.919.295,-
Realisasi Anggaran
: Rp. 6.604.615.541,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebesar : 68,65 %
25. KECAMATAN KARANG DAPO Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 1.532.586.000,-
Sisa Anggaran
: Rp.
Realisasi Anggaran
: Rp. 1.487.985.832,44.600.168,B.II.13 0
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
131
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Kecamatan Karang Dapo sebesar :97,09 % 26. KECAMATAN KARANG JAYA Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 1.401.428.000,-
Sisa Anggaran
: Rp.
Realisasi Anggaran
: Rp. 1.270.921.136,-
130.506.864,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Kecamatan Karang Jaya sebesar : 90,69 % 27. KECAMATAN NIBUNG Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 1.362.685.000,-
Sisa Anggaran
: Rp.
Realisasi Anggaran
: Rp. 1.297.658.900,65.026.100,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Kecamatan Nibung sebesar : 95,23 % 28. KECAMATAN RAWAS ILIR Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 1.386.360.000,-
Sisa Anggaran
: Rp.
Realisasi Anggaran
: Rp. 1.176.323.203,-
210.036.797,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Kecamatan Rawas Ilir sebesar : 84,85 % 29. KECAMATAN RAWAS ULU
Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 1.440.000.000,-
Sisa Anggaran
: Rp. 194.668.225,-
Realisasi Anggaran
: Rp. 1.245.331.775,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Kecamatan Rawas Ulu sebesar : 86,48 % B.II.13 1
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
30. KECAMATAN RUPIT Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 1.607.124.550,-
Silpa/ Sisa Anggaran
: Rp. 152.881.050,-
Realisasi Anggaran
: Rp. 1.454.243.500,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Kecamatan Rupit sebesar : 90,49 % 31. KECAMATAN ULU RAWAS
Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 1.409.094.900,-
Sisa Anggaran
: Rp.
Realisasi Anggaran
: Rp. 1.219.713.750,-
189.381.150,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Kecamatan Ulu Rawas sebesar : 86,56 %
32. SEKRETARIAT DAERAH Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Anggaran
: Rp. 43.351.115.465,-
Realisasi Anggaran : Rp. 32.017.700.236,Sisa Anggaran
: Rp. 11.333.415.229,-
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Sekretariat daerah Sebesar : 73,86 % 33. SEKRETARIAT DEWAN
Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran
: Rp. 24.464.013.085,-
Sisa Anggaran
: Rp. 6.314.953.067,-
Realisasi Anggaran
: Rp. 18.149.060.018,-
B.II.13 2
132
Draf Rancangan akhir RKPD –Perubahan 2016
Anggaran yang terserap tahun 2015 di Sekretariat DPRD Sebesar : 74,19 %
B.II.13 3
133
Rancangan RKPD – Perubahan tahun 2016
BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016 Berdasarkan Undang-undang No. 16 tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten
Musi Rawas Utara di Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Musi Rawas Utara menjadi
daerah otonomi baru. Pada akhir tahun 2015 telah dilaksanakan Pemilihan Umum Kepala Daerah yang menghasilkan bupati dan wakil bupati terpilih dan pelaksanaan Pemilukada
tersebut secara umum berlangsung dengan aman dan lancar. Pelaksanaan pemerintahan daerah telah dipimpin oleh Bupati definitif hasil pemilihan umum kepala daerah dan telah
dilantik pada tanggal 17 Pebruari 2016. Sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang telah ditunjuk dan telah aktif melaksanakan tugas yang anggotanya berasal dari daerah
pemilihan diwilayah Kabupaten Musi Rawas Utara. Lembaga teknis daerah telah berjalan
sebagaimana mestinya walaupun masih kekurangan sumber daya manusia dan secara umum pelaksananaan tugas-tugas pemerintahan telah berjalan sebagaimana mestinya.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 berjumlah Rp 790 milyar
lebih, dari jumlah tersebut 71,05 % dialokasikan untuk belanja langsung yang digunakan untuk
keperluan
peningkatan
perekonomian
masyarakat
melalui
pembangunan
infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, sarana air bersih, gedung sekolah dan sarana kesehatan serta peningkatan kualitas pendidikan melalui penyediaan bea siswa bagi murid
kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya yang berada dipedesaan.
Kerangka ekonomi daerah pada tahun 2016 tetap diarahkan kepada peningkatan
pendapatan masyarakat dan pengurangan kemiskinan melalui perluasan lapangan pekerjaan, pemberdayaan ekonomi pedesaan dan kelancaran tranportasi arus distribusi barang dari dan ke pedesaan serta ketersediaan listrik pedesaan.
Kebijakan ekonomi Kabupaten Musi Rawas Utara masih diarahkan untuk mendukung
penguatan keterkaitan (konektivitas) pembangunan antar kabupaten/kota sebagai wujud
Rancangan RKPD – Perubahan tahun 2016
dari pelaksanaan pembangunan berdimensi kewilayahan di Sumatera Selatan. Optimalisasi potensi ekonomi daerah kabupaten/kota melalui peningkatan daya saing daerah, dan
penguatan keterkaitan ekonomi antar daerah sesuai dengan kebijakan Pemerintah yang
dituangkan dalam empat strategi pembangunan (Four Track Strategy) : peningkatan
pertumbuhan ekonomi (pro-growth), penurunan kemiskinan (pro-poor), pengurangan
pengangguran (pro-jobs) dan pengurangan dan pencegahan kerusakan lingkungan (proenvironment).
3.2 Arah dan Kebijakan Keuangan Daerah Arah dan kebijakan keuangan daerah Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2016
meliputi arah dan kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Rencana pendapatan daerah dituangkan dalam APBD merupakan perkiraan pendapatan yang dihitung berdasarkan potensi yang ada dan memiliki dasar hukum pembagiannya. 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pada APBD Induk tahun anggaran 2016 target pendapatan daerah yang bersumber
dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 26,4 milyar lebih, hal ini berdasarkan
pertimbangan dan melihat potensi yang ada serta kondisi harga komoditi karet yang rendah dan daya beli masyarakat yang belum meningkat. Pada APBD Perubahan 2016
pendapatan daerah yang bersumber dari PAD
direncanakan sebesar Rp 27,59 milyar dengan pertimbangan antara lain : a. Realisasi penerimaan pada tahun 2015 yang
masuk ke kas daerah dan
dibukukan sebagai penerimaan daerah yang dipungut berdasarkan Undangundang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas dan melalui Peraturan Bupati Musi Rawas Utara. Jenis penerimaan tersebut seperti pajak restoran, PBB sektor
pedesaan dan perkotaan, BPHTB, pajak mineral bukan logam dan batuan (galian C), pajak reklame, pajak penerangan jalan PLN dan non PLN, retribusi pasar dan terminal.
Rancangan RKPD – Perubahan tahun 2016
b. Penerimaan daerah melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yakni Rumah Sakit Daerah Muara Rupit yang telah menjadi badan layanan umum daerah pada tahun 2014 dan pada tahun 2016 telah mempunyai target penerimaan.
c. Penerimaan yang bersumber dari penerbitan izin antara lain IMB, IUP, SIUP, dan penerbitan izin lainnya.
d. PAD yang syah yang menjadi sumber penerimaan daerah yang potensial antar lain dari penerimaan bunga deposito atas dana daerah yang ditempatkan di bank pemerintah. 2 Dana Perimbangan
a. Penerimaan daerah yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) didasarkan pada alokasi tahun 2015.
b. Dana Bagi Hasil (DBH) pada APBD Perubahan tahun 2016 dari sektor minyak dan gas, pertambangan umum, kehutanan, perikanan dan cukai hasil tembakau
termasuk Pajak Bumi dan Bangunan sektor migas, perkebunan, kehutanan dan pertambangan non migas, didasarkan pada alokasi bagi hasil pada
APBD
Perubahan Tahun 2016 setelah membandingkan penerimaan pada tahun 2015 dan mengantisipasi tidak tercapainya target realisasi lifting nasional dan harga
migas dunia, fluktuasi nilai dolar Amerika serta tidak tercapainya target penerimaan pajak secara nasional.
c. Penerimaan daerah yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun anggaran 2016 dapat diperoleh berdasarkan kebutuhan daerah antara
lain bidang infrastruktur, kesehatan, transportasi, pertanian, air bersih, pendidikan, lingkungan hidup dan prasarana pemerintahan. 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Penerimaan Daerah yang bersumber dari lain-lain pendapatan daerah yang sah
bersumber dari dana bagi hasil pajak provinsi, dana penyesuaian dari Pemerintah
Pusat, hibah dan bantuan. Pada tahun 2016 dana bagi hasil pajak provinsi telah diperoleh dengan telah beroperasinya UPTD Dispenda Provinsi (SAMSAT) di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Sumber penerimaan dana penyesuian dari pusat
Rancangan RKPD – Perubahan tahun 2016
adalah dana untuk pembayaran tunjangan sertifikasi dan tambahan penghasilan guru.
Tabel ….. Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
NO
URAIAN
1
2
JUMLAH
BERTAMBAH/
%
APBD INDUK 2016
APBD-P 2016
BERKURANG
3
4
5
6
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1.
Pendapatan Asli Daerah
26.428.531.091
27.596.443.891
1.167.912.800
4,42
1.1.1.
- Pajak Daerah
8.840.823.091
10.001.323.091
1.160.500.000
11,60
1.1.2.
- Hasil Retribusi Daerah
581.212.800
7.412.800
1,28
1.1.3.
- Hasil Pengelolaan Kekayaan yang
573.800.000 Nihil
Nihil
-
-
-
0
dipisahkan 1.1.4.
- Lain-lain PAD yang sah
17.013.980.000
17.013.980.000
1.2.
- Dana Perimbangan
641.367.097.560,25
695.964.461.058,96
54.597.363.552,71
7,98
1.2.1
- Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
101.197.707.506,25
172.607.404.000
71.409.696.493,75
50,39
Bukan Pajak 1.2.2
- Dana Alokasi Umum (DAU)
378.121.540.000
378.121.540.000
-
0
1.2.3.
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
162.047.850.000
142.235.517.058,96
16.812.332.941,04
10,21
1.3.
Lain-lain Pendapatan yang Sah
98.159.388.000
143.282.824.561,81
45.123.436.561,81
31,66
1.3.1
- Bagi Hasil Pajak Provinsi
7.341.200.000
9.625.739.500
2.284.539.500
23,73
1.3.2.
- Pendapatan Hibah
-
-
-
1.3.4.
- Dana Penyesuaian dan Otonomi
73.557.288.000
72.793.595.000
(763.693.000)
(1.04)
17.260.900.000
65.124.969.172,15
47.864.069.172,15
80.63
765.955.016,651,25
866.843.728.511,87
100.888.712.859,62
11,68
Khusus 1.3.6.
- Pendapatan Lainnya Jumlah Pendapatan
Proyeksi penerimaan daerah pada APBD Perubahan tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam tabel diatas antara lain dari Dana Perimbangan, kenaikannya mencapai 6,31 % yaitu
dari Dana Alokasi Umum (DAU) dengan asumsi adanya tambahan CPNS penerimaan tahun 2015 dan dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Selain itu tambahan penerimaan daerah yang berasal dari Lain-lain pendapatan yang sah.
Rancangan RKPD – Perubahan tahun 2016
Arah Kebijakan Belanja Daerah .
Belanja daerah merupakan wujud dari pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
daerah yang dituangkan dalam Rencana Kerja Anggaran dan Daftar Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah. Belanja daerah disusun berdasarkan prioritas-prioritas kebutuhan daerah melalui Musrenbang tingkat kecamatan sampai dengan nasional. Adapun rincian belanja terdiri dari : a. Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung dianggarkan untuk keperluan belanja pegawai yaitu gaji dan
tunjangan PNS dan CPNS yang ada sekarang serta mengantisipasi menambahan PNS yang mengajukan pindah tugas ke Kabupaten Musi Rawas Utara.
Belanja Hibah tetap dianggarkan pada APBD Perubahan tahun 2016 yaitu diperuntukan bagi keperluan masyarakat secara perorangan maupun kelompok yang berkecimpung dibidang keagamaan, sosial kemasyarakatan serta untuk kepentingan sosial lainnya. Belanja Hibah juga diberikan kepada pihak lain dalam rangka menunjang keamanan lingkungan dan wilayah.
Belanja Bantuan Sosial diberikan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan
peran dan keikutsertaan masyarakat dalam memajukan desa masing-masing serta meningkatkan kemampuan dalam perekonomian masyarakat.
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa telah dianggarkan dan direalisir dalam rangka pelaksanaan Undang-undang No 6 Tahun 2014 tentang
Desa yang digunakan untuk membantu desa-desa meningkatkan kemampuan ekonomi pedesaan melalui bantuan pada organisasi pemuda didesa, kelompok PKK, honorarium anggota BPD dan pembangunan desa yang dikerjakan secara swadaya.
Belanja Tidak Terduga tetap dianggarkan untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam diwilayah Kabupaten Musi Rawas Utara yang sering terjadi misalnya banjir, tanah longsor, kebakaran dan lain sebagainya. b. Belanja Langsung
Komposisi belanja langsung pada APBD Perubahan tahun 2016 direncanakan tetap lebih besar dari belanja tidak langsung. Belanja langsung digunakan untuk belanja
Rancangan RKPD – Perubahan tahun 2016
pegawai dalam pelaksanaan kegiatan seperti honorarium pelaksana kegiatan,
honorarium tim, dan prinsip efisiensi dalam pembayaran honorarium tersebut tetap diutamakan.
Belanja Barang dan Jasa dianggarkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan SKPD, pengendalian belanja barang dan jasa tetap dilakukan berdasarkan prinsip tepat guna dan tepat sasaran.
Belanja Modal pada APBD Perubahan tahun 2016 tetap dialokasikan melebihi jenis
belanja yang lain, mengingat belanja modal mempunyai dampak besar menambah kemampuan daerah untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur dan fasilitas
umum dalam memacu kemajuan perekonomian masyarakat serta menambah nilai aset daerah.
NO 1
Tabel ….. Belanja Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara TA. 2016 JUMLAH
URAIAN 2
APBD-P 2016
BERKURANG
3
4
5
6
264.316.682.529,56
207.417.568.000
18.856.142.000
10,0
545.997.597.000
(2.759.361.022)
(0,50)
BELANJA DAERAH
2.1.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
2.1.1.
- Belanja Pegawai
144.873.470.679
2.1.4.
- Belanja Hibah
14.519.875.262
2.1.4.
- Belanja Bantuan Sosial
10.857.643.752
2.1.7.
- Belanja
Keuangan
%
APBD INDUK 2016
2.
Bantuan
BERTAMBAH/
68.087.216.792
kepada Pemerintahan Desa 2.1.8 2.2
- Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG
40.389.351.306,56 613.236.329.252
2.2.1
- Belanja Pegawai
16.999.421.301
2.2.2
- Belanja Barang dan Jasa
215.922.089.366
2.2.3
- Belanja Modal
380.314.818.585
JUMLAH
737.318.384.598
753.415.165.000
16.096.780.402
2,18
.
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
Penerimaan Pembiayaan Daerah
26.128.961.679,75
11.487.978.106.39
(14.640.983.573,36)
(56,03)
3.1.1
-SILPA
26.128.961.679,75
11.487.978.106,39
(14.640.983.573,36)
(56.03)
3.2
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
1.600.000.000
3.877.539.551
2.277.539.551
58,74
Rancangan RKPD – Perubahan tahun 2016
3.2.3
- Pembayaran Pokok Utang Pembiayaan Netto
1.600.000.000
3.877.539.551
2.277.539.551
58,74
24.528.961.679,75
7.610.438.555,39
(16.918.523.124,36)
(76,03)
Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan Pembiayaan Daerah pada APBD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara
Tahun 2016 masih belum menjadi sumber pembiayaan daerah mengingat hanya berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), sedangkan pengeluaran pembiayaan dianggarkan untuk membiayai pembayaran hutang.
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Prioritas dan sasaran pembangunan merupakan suatu program dan kegiatan yang menjadi prioritas utama karena program dan kegitan tersebut merupakan penjabaran tiap tahun
program prioritas pembangunan di RPJMD untuk mencapai visi dan misi kepala daerah.suatu prioritas pembangunan daerah merupakan sekumpulan program prioritas yang
secara
khusus
berhubungan
dengan
capaian
sasaran
pembangunan
daerah.perumusan prioritas pembangunan dilakukan dengan mengevaluasi lebih lanjut permasalahan pembangunan daerah terkait,dihubungkan dengan program pembangunan
daerah( RPJMD) pada tahun rencana dan kemungkinan perubahannya.prioritas dan
sasaran pembangunan dirumuskan berdasarkan hasil analisis terhadap pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang di rencanakan dalam RPJMD. Identifikasi isu strategis
dan masalah mendesak di tingkat daerah dan Nasional serta rancangan ekonomi daerah
beserta kerangka pendanaan. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi prioritas kegiatannya,juga memperhatikan apa yang di usulkan oleh SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD tahun sebelumnya. 4.1 Tujuan dan sasaran Pembangunan
RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2016 merupakan penjabaran dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara tahun pertama 2016 -2021.
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.IV. |1
Dengan
memperhatikan
memperhitungkan
situasi,kondisi,kekuatan,kelemahan,peluang,tantangan
kontinuitas
dan
sinergisitas
pelaksanaan
pembangunan
dan
serta
memperhatikan pengembangan Visi dan Misi menjadi tujuan dan sasaran tidak terlepas
dari dukungan Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan pemerintah
Kabupaten Musi Rawas Utara sesuai dengan peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 Tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 sebagaimana telah di ubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah.
Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan DOB berdasarkan UU No.16 Tahun2013, pemilihan kepala daerah sudah dilaksanakan pada tahun 2015, setelah pelantikan akan menyusun RPJMD yang merupakan wadah Visi dan Misi Bupati terpilih.
Penguatan visi dan misi akan di tempuh melalui pelaksanaan urusan pemerintahan daerah
yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.penetapan urusan pemerintahan yang
mendukung visi dan misi sangat penting,karena dari urusan pemerintahan ini akan dapat dijabarkan tujuan dan sasaran,serta cara ( strategi) untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Penguatan Visi dan Misi ke dalam urusan wajib dan urusan pilihan dapat di uraikan sbb; Visi dan Misi Bupati terpilih Kabupaten Musi Rawas Utara Visi
:
Terwujudnya Kabupaten Musi Rawas Utara yang Makmur, Aman, Cerdas dan Bermartabat. Misi 1 : Mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan murah
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.IV. |2
Program Stategis :
Peningkatan kualitas pendidikan dengan cara:
a. Peningkatan kesejahteraan dan mutu pendidik,tenaga kependidikan b. Peningkatan
layanan
pendidikan,sarana
dan
prasarana
pendidikan,biaya
pendidikan yang gratis sampai tingkat SLTA serta pemberian bantuan biaya kuliah bagi mahasiswa yang tidak mampu yang diterima diperguruan tinggi negeri.
SKPD terkait : 1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Program -
:
Program Pendidikan Anak Usia Dini Kegiatan :
Pembangunan gedung sekolah
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Penambahan ruang kelas sekolah Penambahan ruang guru sekolah
Pembangunan ruang locker siswa
Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
Pembangunan saranan dan prasarana bermain Pembangunan ruang serba guna/aula
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.IV. |3
Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah Pembangunan ruang ibadah
Pembangunan perpusatakaan sekolah
Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya Pembangunan sarana air bersih dan sanitary Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa Pengadaan pakaian seragam sekolah Pengadaan pakaian olahraga
Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa Pengadaan mebeluer sekolah
Pengadaan perlengkapan sekolah
Pengadaaan alat rumah tangga sekolah Pengadaaan sarana mobilitas sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana bermain Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.IV. |4
Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan uapacara dan fasilitas parkir Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah
Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
perlengkapannya
Pemeliharaan
rutin/berkala
jaringan
instalasi
listrik
sekolah
dan
Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa Pemeliharaan rutin/berkala meneluer sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga Rehabilitasi sedang/berat sarana bermain
Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.IV. |5
Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
Pengembangan pendidikan anak usia dini
Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
Pengembangan data dan informasi pendidikan anak usia dini
Penyusunan kebijakan pendidikan anak usia dini
anak usia dini
-
Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama pendidikan anak usia dini Perencanaan dan penyusunan program anak usia dini Publikasi dan sosialisasi pendidikan anak usia dini Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan
:
Pembangunan gedung sekolah
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Penambahan ruang kelas sekolah Penambahan ruang guru sekolah
Pembangunan ruang locker siswa
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.IV. |6
Pembangunan sarana dan prasarana olahraga Pembangunan sarana dan prasarana bermain Pembangunan ruang serba guna/aula
Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah Pembangunan ruang ibadah
Pembangunan perpusatakaan sekolah
Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya Pembangunan sarana air bersih dan sanitary Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa Pengadaan pakaian seragam sekolah Pengadaan pakaian olahraga
Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa Pengadaan mebeluer sekolah
Pengadaan perlengkapan sekolah
Pengadaaan alat rumah tangga sekolah Pengadaaan sarana mobilitas sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.IV. |7
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah
Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
perlengkapannya
Pemeliharaan
rutin/berkala
jaringan
instalasi
listrik
sekolah
dan
Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah
Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah Rehabilitasi sedang/berat sarana mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.IV. |8
Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
Pelatihan kompetensi siswa berprestasi Pelatihan penyusunan kurikulum
Pembinaan forum masyarakat peduli masyarakat Pembinaan SMP terbuka
Penambahan ruang kelas baru SMP/MTS/SMPLB
Penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan
SMP/MTS serta pesantren Salafiyah dan satuan pendidikan Non-Islam setara
SD dan SMP
Penyediaan Biaya operasional madrasah
Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTS
Penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SD/MI dan SMP/MTS Penyelenggraan paket A setara SD
Penyelenggraan paket B setara SMP
Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.IV. |9
Pengembangan comprehensive teaching and learning (CTL)
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
-
Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa
Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar Penyediaan beasiswa retrieval untuk anak putus sekolah Penyediaan beasiswa transisi
Penyelenggaraan akreditasi sekolah dasar
Penyelenggaraan Multi-Grade Teaching di daerah terpencil Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pendidikan Menengah Kegiatan
:
Pembangunan gedung sekolah
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Penambahan ruang kelas sekolah
Penambahan ruang guru sekolah
bahasa, Komputer, IPA, IPS dan lain-lain)
Pembangunan laboratorium dsan ruang praktikum sekolah (laboratorium Pembangunan ruang locker siswa
Pembangunan sarana dan prasarana olahraga Pembangunan ruang serba guna/aula
Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 10
Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah Pembangunan ruang ibadah
Pembangunan perpusatakaan sekolah
Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya Pembangunan sarana air bersih dan sanitary Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa Pengadaan pakaian seragam sekolah Pengadaan pakaian olahraga
Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa Pengadaan mebeluer sekolah
Pengadaan perlengkapan sekolah
Pengadaaan alat rumah tangga sekolah Pengadaaan sarana mobilitas sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan uapacara dan fasilitas parkir Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 11
Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah
Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
perlengkapannya
Pemeliharaan
rutin/berkala
jaringan
instalasi
listrik
sekolah
dan
Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary
Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah
Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 12
Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary Rehabilitasi sedang/berat sarana mobilitas sekolah Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Pelatihan penyusunan kurikulum
Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan
daerah pedesaaan, terpencil dan kepulauan
Pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerahPenyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu
Penyelenggraan paket C setara SMU
manajemen berbasis sekolah (MBS)
informasi dan komunikasi
-
Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya
Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajem n sekolah dengan penerapan Pengembangan materi belajar mengajar dengan menggunakan teknologi Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan industri
Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan menengah Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pendidikan Non Formal Kegiatan
:
Pemberdayaan tenaga pendidik non formal
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 13
Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan Pengembangan pendidikan keaksaraan
Pengembangan pendidikan kecakapan hidup
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal
Pengambangan data dan informasi pendidikan non formal
Pengembangan kebijakan pendidikan non formal
non formal
-
Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal
Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan Pengembangan sertifikasi pendidikan non formal
Perencanaan dan penyusunan pendidikan non formal Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pendidikan Luar Biasa Kegiatan
:
Pembangunan gedung sekolah
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Penambahan ruang kelas sekolah
Penambahan ruang guru sekolah
bahasa, komputer, IPA, IPS dan lain-lain)
Pembangunan laboratorium dsan ruang praktikum sekolah (laboratorium Pembangunan ruang locker siswa
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 14
Pembangunan sarana dan prasarana olahraga Pembangunan ruang serba guna/aula
Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah Pembangunan ruang ibadah
Pembangunan perpusatakaan sekolah
Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya Pembangunan sarana air bersih dan sanitary
Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa
olahraga
Pengadaan pakaian seragam sekolah dan kelengkapannya serta pakaian Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa Pengadaan mebeluer sekolah
Pengadaan perlengkapan sekolah
Pengadaaan alat rumah tangga sekolah Pengadaaan sarana mobilitas sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah
sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 15
Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah
Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
perlengkapannya
Pemeliharaan
rutin/berkala
jaringan
instalasi
listrik
sekolah
dan
Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary Pemeliharaan rutin/berkala buku-buku ajar
Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa Pemeliharaan rutin/berkala meneluer sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa
Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah
Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 16
-
Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Pelatihan penyusunan kurikulum
Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kegiatan
:
Pelaksanaan sertifikasi pendidik
Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi Pembinaan kelompok kerja guru (KKG)
Pembinaan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP)
Pembinaan pusat pendidikan dan pelatihan guru (PPPG)
Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi
Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 17
-
Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga
kependidikan
pendidik
profesipendidik dan tenaga kependidikan
Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi Pengembangan
sistem
perencanaan
dan
pengendalian
program
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Kegiatan
:
Pemasyaraktan
minat
dan
kebiasaan
terwujudnya masyarakat pembelajar
membaca
untuk
Pengembangan minat dan budaya baca
khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat
mendorong
Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan Pelaksanaan Koordinasi pengembangan kepustakaan
Penyediaan bantuan pengembangan perpustakaan dan minat baca di daerah Penyelenggaraan kordinasi pengembangan budaya baca Perencanaan dan penyusunan program budaya baca Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca
Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 18
-
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Kegiatan
:
Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan
Pelaksanaan kerjasama secara kelembagaan di bidang pendidikan
penggunaan dana dekonsentrasi dan dana pembantuan
pendidikan
Pengendalian dan pengawasan penerapan azas efesiensi dan efektifitas Sosialisasi dan advokasi berbagai peraturan pemerintah di bidang Pembinaan dewan pendidikan Pembinaan komite sekolah
Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan
tentang berbagai isu pendidikan
Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan lokakarya serta diskusi ilmiah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda ) -
Program perencanaan sosial budaya Kegiatan :
Koordinasi penyusunan masterplan pendidikan
Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 19
Misi 2 : Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan lahan terlantar/ lahan tidur Program Stategis :
Peningkatan pembangunan pertanian,perkebunan,kehutanan, peternakan,dan perikanan dengan cara:
a. Pemanfaatan lahan terlantar/lahan tidur
b. Menjaga kelestarian kawasan strategis nasionalTaman Nasional Kerinci Seblat c.
(TNKS)
Peningkatan kesejahteraan petani, tenaga penyuluh pertanian
d. Mengoptimalkan produktivitas pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan
e. Mengembangkan kegiatan pengolahan produk hilir pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.
SKPD yang terkait :
1. Dinas Pertambangan dan Energi. Program -
:
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kegiatan
:
Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 20
Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air Pengendalian dan Pengawasan pemanfaatan SDA Koordinasi pengelolaan konservasi SDA
Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem
SDA
Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi Koordinasi peningkatan pengelolaan kawasan konservasi Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam. Kegiatan
-
Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan
-
Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan
:
Perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian sumber daya alam dan lingkungan hidup Rehabilitasi hutan dan lahan
Pengembangan kelembagaan rehabilitasi hutan dan lahan
cadangan SDA
Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 21
Kegiatan
nasional dan daerah
Penyusunan data sumberdaya alam dan neraca sumber daya hutan (NSDH) Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pengendalian kebakaran hutan. Kegiatan
:
Pengadaan alat pemadam kebakaran hutan
Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan
Koordinasi pengendalian kebakaran hutan
hutan
-
Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan Pengembangan data dan informasi lingkungan
-
:
Penyusunan norma, standar, prosedur dan manual pengendalian kebakaran Sosialisasi kebijakan pencegahan kebakaran hutan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan Kegiatan
:
Penyusunan regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian C Sosialisasi regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian C
Monitoring dan pengendalian kegiatan penambangan bahan galian C
Koordinasi dan pendataan tentang hasil produksi dibidang pertambangan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 22
-
Pengawasan teritadap pelaksanaan kegiatan penambangan galian C Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan Kegiatan
:
Pengawasan penertiban kegiatan pertambangan rakyat
keglatan pertambangan rakyat
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dampak kerusakan lingkungan akibat Penyebaran Peta Daerah Rawan Bencana Alam Geologi
2. Dinas Perkebunan dan Kehutanan Program -
:
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Kegiatan
:
Pembentukan kesatuan pengelolaan hutan produksi Pengembangan hutan tanaman
Pengembangan hasil hutan non-kayu
Perencanaan dan pengembangan hutan kemasyarakatan Optimalisasi PNBP
Pengelolaan dan pemanfaatan hutan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 23
-
Program rehabilitasi hutan dan lahan Kegiatan
Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan
Penanaman pohon pada kawasan hutan industri dan hutan wisata
lahan
Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan Peningkatan pecan serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan Kegiatan
-
Koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan hutan Pemeliharaan kawasan hutan industri dan hutan wisata
-
:
:
Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan
Sosialisasi pencegahan dan dampak kebakaran hutan dan lahan Bimbingan teknis pengendalian kebakaran hutan dan lahan Penanggulangan kebakaran baton dan lahan
Penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan
Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan Kegiatan
:
Penyusunan peraturan daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan Sosialisasi peraturan daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 24
-
Pengawasan dan penertiban pelaksanaan peraturan daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan
Perluasan akses layanan informasi pemasaran hasil hutan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program perencanaan dan pengembangan baton Kegiatan
:
Pengembangan hutan masyarakat adat
Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat
3. Dinas Pertanian, Peternakan dan ketahanan Pangan. Program -
:
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Kegiatan
-
:
Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktivitas lahan tidur Peningkatan sistem insentif dan disnisentif bagi petani/kelompok tani
Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan Kegiatan
:
Pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan pangan Pengembangan pertanian pada lahan kering
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 25
Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan
-
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Kegiatan
-
:
Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
guna
pertanian/perkebunan tepat guna
Pengadaan sarana dan prasaranan teknologi pertanian/perkebunan tepat Pemeliharaan
rutin/berkala
sarana
dan
prasarana
teknologi
Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
tepat guna
tanam
Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan Pelatihan penerapan teknologipertanian/perkebunan modern bercocok Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Kegiatan
:
Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Penyusunan kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda )
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 26
Program -
:
Program Perencanaan Tata Ruang Kegiatan
-
:
Penyusunan kebijakan tentang penyusunan tata ruang
Penetapan kebijakan tentang RDTRK, RTRK, dan RTBL
Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang Penyusunan rencana tata ruang wilayah
Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan Penyusunan rencana teknis ruang kawasan
Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan
Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang RTRW
Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang Revisi rencana tata ruang
Pelatihan aparat dalam perencanaan tata ruang
Survey dan pemetaan
kabupaten/kota
Koordinasi
dan
fasilitasi
penyusunan
rencana
tata
ruang
Monitoring, evaluasi dan pelaporan rencana tata ruang
Program Pemanfaatan Ruang Kegiatan
:
Penyusunan kebijakan perizinan pemanfaatan ruang
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 27
lintas
-
Penyusunan norma, standar, dan kriteria pemanfaatan ruang Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang
Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang Survey dan pemetaan
Pelatihan aparat dalam pemanfaatan ruang
ruang
kabupaten/kota
Sosialisasi kebijakan, norma, standar, prosedur dan manual pemanfaatan Koordinasi
dan
fasilitasi
penyusunan
pemanfaatan
ruang
lintas
Monitoring, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan tata ruang
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kegiatan
:
Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang
Penyusunan prosedur dan manual pengendalian pemanfaatan ruang
pemanfaatan ruang
Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian Pelatihan aparat dalam pengendalian pemanfaatan ruang
Pengawasan pemanfaatan ruang
kabupaten/kota
Koordinasi
dan
fasilitasi
pengendalian
pemanfaatan
ruang
Sosialisasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 28
lintas
-
Program pembangunan sistem pendaftaran tanah ( Pertanahan ) Kegiatan
-
Penyusunan sistem pendaftaran tanah Sosialisasi sistem pendaftaran tanah
Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah ( Pertanahan ) Kegiatan
-
:
Penataan penguasaan, pemilikan , penggunaan dan pemanfaatan tanah Penyuluhan hukum pertanahan
Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan ( Pertanahan ) Kegiatan
-
:
:
Fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan
Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan ( Pertanahan ) Kegiatan
:
Penyusunan sistem informasi pertanahan yang handal
5. Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara Program -
:
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 29
Kegiatan -
Fasilitasi pendataan / inventarisasi lahan tidur/lahan terlantar Fasilitasi pemanfaatan lahan terlantar/lahan tidur
Program
Keberdayaan
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
:
Kegiatan Pembinaan Kelompok Mambangun Desa Lomba Desa dan Program Pokok PKK
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Kegiatan
-
Peningkatan
Membangun Desa/Kelurahan Kegiatan
-
:
:
Kegiatan Pembinaan Desa dan Kelurahan Kegiatan Pembinaan kelompok tani. Fasilitasi Alokasi Dana Desa
Program Pemberdayaan Fakir Miskin,Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Kegiatan
:
Pembinaan Komunitas Adat Terpencil ( KAT )
Fasilitas Penanggulangan Masalah Kemisikinan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 30
Misi 3 : Mewujudkan infrastruktur dasar di Kabupaten Musi Rawas Utara yang merata dan berkualitas. Program Stategis :
Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar dengan cara: a. Pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan
b. Pembangunan serta peningkatan air bersih,listrik dan sanitasi
SKPD terkait
1. Dinas Pekerjaan Umum Program -
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Kegiatan
-
: :
Perencanaan pembangunan jalan
Survei kontur jalan dan jembatan Pembangunan jalan
Perencanaan pembangunan jembatan Pembangunan jembatan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Kegiatan
:
Perencanaan Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 31
-
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Kegiatan
:
Perencanaan turap/talud/brojong
Survei kemiringan lereng turap/talud/bronjong Pembangunan turap/talud/bronjong Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan Kegiatan
-
Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Program Pembangunan turap/talud/brojong
-
Survei kontur saluran drainase/gorong-gorong
:
Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jalan
Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jembatan Rehabilitasi/pemeliharaan jalan
Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Kegiatan
:
Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 32
-
Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan Kegiatan
-
Inspeksi kondisi Jembatan Evaluasi dan pelaporan
Kegiatan
:
Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat
Rehabilitasi jembatan dalam kondisi tanggap darurat Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan Kegiatan
-
Inspeksi kondisi Jalan
Program tanggap darurat Jalan dan Jembatan
-
:
:
Penyusunan sistem informasi/data base jalan
Penyusunan sistem informasi/data base jembatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Kegiatan
:
Pembangunan gedung balai latihan kebinamargaan Pembangunan gedung workshop
Pembangunan laboratorium kebinamargaan Pengadaan alat-alat berat
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 33
-
Pengadaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat berat
Pengadaan alat-alat ukur dan bahan labolatorium kebinamargaan Rehabilitasi/pemeliharaan gedung balai latihan kebinamargaan Rehabilitasi/pemeliharaan gedung workshop
Rehabilitasi/pemeliharaan laboratorium kebinamargaan
Rehabilitasi/pemeliharaan alat-alat berat
berat
kebinamargaan
Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat Rehabilitasi/pemeliharaan
alat-alat
ukur
dan
bahan
labolatorium
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Kegiatan
:
Perencanaan pembangunan jaringan irigasi Perencanaan pembangunan reservoir Perencanaan pembangunan pintu air
Perencanaan normalisasi saluran sungai
Pembangunan jaringan air bersih/air minum Pembangunan reservoir Pembangunan pintu air
Pelaksanaan normalisasi saluran sungai
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 34
-
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan air bersih/air minum Rehabilitasi/pemeliharaan reservoir Rehabilitasi/pemeliharaan pintu air
Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi yang telah dibangun Rehabilitasi/pemeliharaan petani pemakai air Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program penyediaan dan pengolahan air baku Kegiatan
-
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
:
Pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembawa Rehabilitasi prasarana pengambilan dan saluran pembawa
Pemeliharaan prasarana pengambilan dan saluran pembawa Pembangunan sumur-sumur air tanah
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air Peningkatan distribusi penyediaan air baku Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Kegiatan
:
Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 35
Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau
sumber daya air lainnya
-
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan Peningkatan konversi air tanah
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah Kegiatan
-
Pemeliharaan dan rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnya
:
Penyediaan
prasarana
berpenghasilan rendah
dan
sarana
air
minum
bagi
masyarakat
Penyediaan prasarana dan sarana air limbah
Pengembangan teknologi pengolahan air minum dan air limbah Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air limbah
Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum Pengembangan distribusi air minum
Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pengendalian banjir Kegiatan
:
Pembangunan reservoir pengendali banjir
Rehabilitasi/pemeliharaan reservoir pengendali banjir
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 36
-
Pengembangan pengelolaan daerah rawa dalam rangka pengendali banjir Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penaggulangan banjir
Mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air dan badan-badan sungai Peningkatan pembersihan dan pengerukan sungai/kali
Peningkatan pembangunan pusat-pusat pengendali banjir Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Kegiatan
-
Rehabilitasi/pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai
:
Perencanaan pengembangan infrastruktur Pembangunan/peningkatan infrastruktur
Program pembangunan infrastruktur perdesaaan Kegiatan
:
Penataan lingkungan pemukiman penduduk perdesaan Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan
Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan Pembangunan pasar perdesaaan
Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan perdesaaan
Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan Rehabilitasi/pemeliharaan pasar pedesaaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 37
2. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Program -
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Kegiatan
Perencanaan pembangunan prasaranan dan fasilitas perhubungan
Penyusunan norma, kebijakan, standar dan prosedur bidang perhubungan Koordinasi dalam pembangunan prasaranan dan fasilitas perhubungan Sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan
penyebrangan
Peningkatan
pengelolaan
terminal
angkutan
sungai,
danau
dan
Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Kegiatan
-
:
Pembangunan sarana dan prasarana jembatan timbang
-
:
:
Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana jembatan timbang Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan
Program peningkatan pelayanan angkutan Kegiatan
:
Kegiatan penyuluhan bagi para sopir/juru mudi untuk peningkatan keselamtan penumpang
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 38
Kegiatan peningkatan disiplin masyarakat menggunakan angkutan
keselamatan penumpang
Kegiatan uji kelayakan saran transportasi guna keselamtan penumpang
Kegiatan pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan raya
treminal
perlengkapan pertolongan pertama
Kegiatan penciptaan keamanan dan kenyamanan penumpang dilingkungan Kegiatan pengawasan peralatan keamanan dalam keadaaan darurat dan
Kegiatan penataan tempat-tempat pemberhentian angkutan umum
terminal
Kegiatan penciptaan disiplin dan pemeliharaan kebersihan di lingkungan Kegiatan penciptaan layanan cepat, tepat, murah dan mudah
Pengumpulan dan analisis data base pelayanan jasa angkutan
Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan
Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu lintas dan angkutan
kendaraaan angkutan umum teladan
-
Kegiatan temu wicara pengelola angkutan umum guna meningkatkan
Kegiatan pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudik/awak Koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kegiatan
:
Pembangunan gedung terminal
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 39
-
Kegiatan
Pengadaan rambu-rambu lalu lintas Pengadaan marka jalan
Pengadaan pagar pengaman jalan
Kegiatan
:
Fasilitasi penyempurnaan peraturan perundangan penyiaran dan KMIP Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi
Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Pengadaan alat studio dan komunikasi
Pengkajian dan pengembangan sistem informasi
Perencanaan dan pengembangan kebijakan komunikasi dan informasi
Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi Kegiatan
-
:
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
-
Pembangunan jembatan penyebrangan
Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas
-
Pembangunan halte bus, taxi
:
Pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi
Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 40
Kegiatan -
:
Pelatihan SDM dalam bidang komunikasi dan informasi
Program kerjasama informsi dan media massa Kegiatan
:
Penyebarluasan informasi pembangunan daerah
Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah
Penyebarluasan informasi yang bersifat penyuluhan bagi masyarakat
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda ) Program -
Program Kerjasama Pembangunan Kegiatan
-
: :
Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan pembangunan kawasan rawan bencana
Koordinasi kerjasama wilayah perbatasan
Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah
Koordinasi dalam pemecahan masalah-masalah daerah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar Kegiatan
:
Koordinasi penyelesaian permasalahan transportasi perkotaan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 41
-
Koordinasi perencanaan penanganan perpakiran
Koordinasi perencanaan pair minum, drainase dan sanitasi perkotaan
Koordinasi penanggulangan limbah rumah tangga dan industri perkotaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Kegiatan
-
Koordinasi penanggulangan dan penyelesaian bencana alam/sosial
:
Koordinasi penyusunan masterplan prasarana perhubungan daerah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana Kegiatan
:
Koordinasi penyusunan profile daerah rawan bencana Koordinasi pembangunan daerah rawan bencana Monitoring, evaluasi dan pelaporan
4. Dinas Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup ( amanat UU No 23 th 2014, Okt 2016 Energi dialihkan ke Dinas Pekerjaan Umum ) -
Program
:
Kegiatan
:
Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
Koordinasi pengembangan ketenaga listrikan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 42
5. Kantor Kebersihan dan Pertamanan Program -
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Kegiatan
-
: :
Penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan sampah
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan Penyusunan kebijakan kerjasama pengelolaan persampahan
Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Pengembangan teknoligi pengolahan persampahan Bimbingan teknis persampahan
Peningkatan kemampuan aparat pengelolaan persampahan Kerjasama pengelolaan persampahan
Kerjasama pengelolaan sampah antar daerah
Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Kegiatan
:
Penyusunan kebijakan, norma,standard prosedur dan manual pengelolaan RTH
Sosialisasi kebijakan, norma, standard, prosedur dan manual pengelolaan RTH
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 43
Penyusunan dan analisis data/informasi pengelolaan RTH Penyusunan program pengembahan RTH Penataan RTH
Pemeliharaan RTH
Pengembangan taman rekreasi
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH Monitoring dan evaluasi
6. Kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas Utara Program -
Program
: Peningkatan
Keberdayaan
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Membangun Desa/Kelurahan Kegiatan
:
Fasilitasi Kerjasama Pengelolaan Sampah
Fasilitasi Kerjasama pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.
Misi 4 : Mewujudkan hilirisasi komoditi unggulan Kabupaten Musi Rawas Utara Program Stategis :
Peningkatan pembangunan pertanian,perkebunan, kehutanan,peternakan,dan perikanan dengan cara :
a. Peningkatan kesejahteraan petani,tenaga penyuluh pertanian b. Pemanfaatan lahan terlantar/lahan tidur
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 44
c. Mengoptimalkan produktivitas pertanian,perkebunan, kehutanan,peternakan dan perikanan
d. Mengembangkan e.
kegiatan
pengolahan
kehutanan,peternakan dan perikanan
produk
hilir
pertanian,perkebunan,
menjaga kelestarian kawasan Strategis Nasional Taman Nasional Kerinci Seblat
(TNKS)
SKPD terkait. 1. Dinas Pertanian, peternakan dan Ketahanan Pangan. Program -
Program kesejahteraan petani Kegiatan
-
: :
Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis Peningkatan kemampuan lembaga petani
Peningkatan sistem insentif dan disnisentif bagi petani/kelompok tani
Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktivitas lahan tidur
Program peningkatan ketahanan pangan pertamian/perkebunan Kegiatan
:
Penanganan daerah rawan pangan
Penyusunan data base potensi produk pangan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 45
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
Analisis rasio jumlah penduduk terhadap jumlah kebutuhan pangan Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah Kajian rantai pasokan dan pemasaran pangan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan perberasan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian Pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan pangan Pemantauan dan analisis akses pangan masyarakat
Pemantauan dan analisis akses harga pangan pokok
Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian Pengembangan cadangan pangan daerah Pengembangan desa mandiri pangan
Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija Pengembangan diverisifikasi tanaman
Pengembangan pertanian pada lahan kering Pengembangan lumbung pangan desa
Pengembangan model distribusi pangan yang efisien Pengembangan perbinihan/perbibitan
Pengembangan sistem informasi pasar
Peningkatan mutu dan keamanan pangan Koordinasi kebijakan perberasan
Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 46
Penelitian dan pengembangan teknologi biotekhnologi Penelitian dan pengembangan teknologi budi daya
Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen
pertanian
-
Penelitian dan pengembangan sumber daya pertanian
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk Penyuluhan sumber pangan alternatif Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Kegiatan
Penelitian
: dan
pengembangan
pemasaran
pertanian/perkebunan
produksi pertanian/perkebunan komplementer
hasil pertanian/perkebunan
pertanian/perkebuanan
produksi hasil pertanian/perkebunan
produksi pertanian/perkebuanan
hasil
produksi
Fasilitasi kerjasama regioanal/nasioanal/internasional penyediaan hasil Pembangunan sarana dan prasarana pasar kecamatan/perdesaan produksi Pembangunan pusat-pusat etalase/eksibi/promosi atas hasil produksi Pemeliharan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar kecamatan/pedesaan Pemeliharan rutin/berkala pusat-pusat etalase/eksibi/promosi atas hasil Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 47
-
Penyuluhan pemasaran produksi pertanian/perkebunan guna menghindari
tengkulak dan sistem ijon
pertanian/perkabunan masyarakat yang akan dipasarkan
pertanian/perkebunan masyarakat
masyarakat
pertanian/perkebunan yang akan dipasarkan
Pembangunan pengolahan
pusat-pusat
informasi
penampungan
permintaan
pasar
atas
produksi hasil
hasil produksi
Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan Penyuluhan
kualitas
dan
teknis
kemasan
hasil
produksi
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Kegiatan
:
Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
guna
pertanian/perkebunan tepat guna
Pengadaan sarana dan prasaranan teknologi pertanian/perkebunan tepat Pemeliharaan
rutin/berkala
sarana
dan
prasarana
teknologi
Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
tepat guna
Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan Pelatihan penerapan teknologipertanian/perkebunan modern bercocok tanam
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 48
-
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Kegiatan
-
:
Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan
Penyusunan kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan Kegiatan
-
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
:
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan
Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Kegiatan
:
Pendataan masalah peternakan
Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik Pengawasan perdagangan ternak antar daerah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 49
-
Program peningkatan produksi hasil peternakan Kegiatan
Pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak Pembibitan dan perawatan ternak
Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat
masyarakat
-
:
Penyuluhan
pengelolaan
bibit
ternak
yang
didistribusikan
kepada
Penelitian dan pengolahan gizi dan pakan ternak
Pembelian dan pendistribusian vaksin dan pakan temak Penyuluhan kualitas gizi dan pakan ternak Pengembangan agribisnis pertenakan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Kegiatan
:
Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi peternakan
produksi petemakan komplementer.
Fasilitasi Kerjasama regional/nas'ronai/intemasional penyediaan hash
Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hash peternakan
peternakan
Pembangunan pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas hasil produksi Pemeliharaan nutin/berkala sarana dan prasarana pasar produksi hasil petemakan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 50
-
produksi peternakan
Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah. _
Penyuluhan pemasaran produksi peternakan
masyarakat
masyarakat
Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil peternakan Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi peternakan
Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi peternakan masyarakat
akan dipasarkan
Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi peternakan yang Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan penerapan teknologi petemakan Kegiatan
:
Penelitian dan pengembangan teknologi peternakan tepat guna
Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna
tepat guna
-
Pemeliharaan rutin/berkala pusat-pusat etalase/eksebisi/promosi atas hasil
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi peternakan Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna
Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pengembangan budidaya perikanan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 51
Kegiatan -
Pembinaan dan pengembangan perikanan :
Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap Pembangunan tempat pelelangan ikan
Pemeliharaan rutin/berkala tempat pelelangan ikan Rehabilitasi sedang/berat tempat pelelangan ikan
Pengembangan lembaga usaha perdagangan perikanan tangkap
Program pengembangan sistem Penyuluhan perikanan Kegiatan
:
Kajian sistem penyuluhan perikanan
Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Kegiatan
-
Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan
Kegiatan
-
Pengembangan bibit ikan unggul
Program pengembangan perikanan tangkap
-
:
:
Kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar Kegiatan
:
Kajian kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 52
2. Dinas Perkebunan dan kehutanan Program -
:
Program peningkatan ketahanan pangan pertamian/perkebunan Kegiatan
:
Penanganan daerah rawan pangan
Penyusunan data base potensi produk pangan
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
Analisis rasio jumlah penduduk terhadap jumlah kebutuhan pangan Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah Kajian rantai pasokan dan pemasaran pangan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan perberasan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian Pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan pangan Pemantauan dan analisis akses pangan masyarakat
Pemantauan dan analisis akses harga pangan pokok
Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian Pengembangan cadangan pangan daerah Pengembangan desa mandiri pangan
Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija Pengembangan diverisifikasi tanaman
Pengembangan pertanian pada lahan kering
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 53
Pengembangan model distribusi pangan yang efisien Pengembangan perbinihan/perbibitan
Pengembangan sistem informasi pasar
Peningkatan mutu dan keamanan pangan
Koordinasi kebijakan perberasan
dan perdesaan
Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian Penelitian dan pengembangan sumber daya pertanian
Penelitian dan pengembangan teknologi biotekhnologi Penelitian dan pengembangan teknologi budi daya
Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen
pertanian
-
Pengembangan lumbung pangan desa
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk Penyuluhan sumber pangan alternatif Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Kegiatan
Penelitian
: dan
pertanian/perkebunan
pengembangan
pemasaran
hasil
produksi
Fasilitasi kerjasama regioanal/nasioanal/internasional penyediaan hasil produksi pertanian/perkebunan komplementer
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 54
-
Pembangunan sarana dan prasarana pasar kecamatan/perdesaan produksi
hasil pertanian/perkebunan
pertanian/perkebuanan
produksi hasil pertanian/perkebunan
produksi pertanian/perkebuanan
Pembangunan pusat-pusat etalase/eksibi/promosi atas hasil produksi Pemeliharan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar kecamatan/pedesaan Pemeliharan rutin/berkala pusat-pusat etalase/eksibi/promosi atas hasil
Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah
tengkulak dan sistem ijon
pertanian/perkabunan masyarakat yang akan dipasarkan
pertanian/perkebunan masyarakat
masyarakat
pertanian/perkebunan yang akan dipasarkan
Penyuluhan pemasaran produksi pertanian/perkebunan guna menghindari Pembangunan pengolahan
pusat-pusat
informasi
penampungan
permintaan
pasar
atas
produksi hasil
hasil produksi
Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan Penyuluhan
kualitas
dan
teknis
kemasan
hasil
produksi
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Kegiatan
:
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 55
-
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Kegiatan
:
-
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan Kegiatan
:
-
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Kegiatan
-
:
Pembentukan kesatuan pengelolaan hutan produksi Pengembangan hutan tanaman
Pengembangan hasil hutan non-kayu
Perencanaan dan pengembangan hutan kemasyarakatan Optimalisasi PNBP
Pengelolaan dan pemanfaatan hutan
Pengembangan industri dan pemasaran hasil hutan
Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program rehabilitasi hutan dan lahan Kegiatan
:
Koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan hutan Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan
Penanaman pohon pada kawasan hutan industri dan hutan wisata Pemeliharaan kawasan hutan industri dan hutan wisata
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 56
-
Peningkatan pecan serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Kegiatan
:
Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan
Sosialisasi pencegahan dan dampak kebakaran hutan dan lahan Bimbingan teknis pengendalian kebakaran hutan dan lahan Penanggulangan kebakaran baton dan lahan
Penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan
Program pemanfaatan kawasan baton industry Kegiatan
-
lahan
Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
-
Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan
:
Pertanian tanaman palawija, padi gogorancah
Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan Kegiatan
:
Penyusunan peraturan daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan Sosialisasi peraturan daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan
Pengawasan dan penertiban pelaksanaan peraturan daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 57
-
Perluasan akses layanan informasi pemasaran hasil hutan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program perencanaan dan pengembangan baton Kegiatan
:
Pengembangan hutan masyarakat adat
Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat
3. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Program -
Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi Kegiatan
:
Koordinasi modal ventura bagi industri berbasis teknologi Pelayanan pengambangan modal ventura dan inkubator
Pengembangan Infrastruktur kelembagaan standarisasi
kualitas
-
:
Pengembangan kapasitas pranata pengukuran, standarisasi, pengujian dan Pengembangan sistem inovasi teknologi industri
Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Kegiatan
:
Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 58
Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster
industri
dan menengah
Penyusunan kebijakan industri terkait dan industri penunjang industri kecil
Pemberian kemudahan izin usaha industri kecil dan menengah
menengah
Pemberian fasilitas kemudahan akses perbankan bagi industri kecil dan Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil dan menengah dengan swasta
-
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Kegiatan
-
Pembinaan kemampuan teknologi industri
Pengembangan dan pelayanan teknologi industri
Perluasan penerapan SNI untuk mendorong daya saing industri manufaktur Perluasan penerapan standar produk industri manufaktur
Program Penataan Struktur Industri Kegiatan
-
:
:
Kebijakan keterkaitan industri hulu-hilir
Penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri
Pembinaan keterkaitan produksi industri hulu hingga ke hilir
Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 59
Kegiatan -
penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat
Kegiatan
:
Koordinasi peningkatan hubungan kerja dengan lembaga perlindungan konsumen
Fasilitasi penyelesaian permasalahan-permasalahan pengaduan konsumen Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa
operasionalisasi dan pengembangan UPT kemetrologian daerah
Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional Kegiatan
-
Pembangunan akses transportasi sentra-sentra indrustri potensial
Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan
-
:
:
Penyiapan data base kuota setiap jenis barang dan jasa
penyebarluasan informasi database kuota setiap jenis barang dan jasa
Penyusunan tim daerah dalam perundingan perdagangan internasional Fasilitasi penyelesaian sengketa dagang
Koordinasi pengelolaan isu-isu perdagangan internasional
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Kegiatan
:
Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan industri
Pengenbangan informasi peluang pasar perdagangan luar negri
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 60
impor
Pengembangan data base informasi potensi unggulan
internasional
produk
-
Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor dan kerjasama standardisasi mutu produk baik nasional, bilateral, regional, dan Kerjasama dengan lembaga internasional dalam rangka pengembangan Koordinasi penyelesaian masalah produksi dan distribusi sektor industri Membangun jejaring dengan eksportir
Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait Pengembangan kluster produk ekspor
peningkatan kapasitas lab penguji mutu barang ekspor dan impor Pembangunan promosi perdagangan internasional
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Kegiatan
:
Penyempurnaan operasional
perangkat
peraturan,
kebijakan
dan
pelaksanaan
Fasilitasi kemudahan perijinan pengembangan usaha Pengambangan pasar dan distribusi barang / produk Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan Pengambangan pasar lelang daerah
Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 61
-
Sosialisasi peningkatan penggunaan produk dalam negri
Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Kegiatan
:
Kegiatan pembinaan organisasi pedagang kakilima dan asongan
Kegiatan penyuluhan peningkatan disiplin pedagang kakilima dan asongan Kegiatan penataan tempat berusaha bagi pedagang kakilima dan asongan Kegiatan fasilitasi modal usaha bagi pedagang kakilima dan asongan
Kegiatan pengawasan mutu dagangan pedagang kakilima dan asongan
Kegiatan pembangunan gudang penyimpanan barang pedagang kakilima dan asongan
4. Dinas Pariwisata , Pemuda dan Olahraga Program -
:
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kegiatan
:
Analisa pasar untuk promosi dan pemasaran objek pariwisata
Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata
Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri
pariwisata
Pemantauan dan evaluas pelaksanaan program pengembangan pemasaran Pengembangan Statistik Kepariwisataan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 62
-
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Kegiatan
:
Pengembangan objek pariwisata unggulan
Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana pariwisata
Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan
lembaga/dunia usaha
pemasaran pariwisata
-
Pelatihan pemandu wisata terpadu
Pelaksanaan
koordinasi
pembangunan
objek
pariwisata
dengan
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan destinasi Pengembangan daerah tujuan wisata
Pengembangan, sosialisasi, dan penerapan serta pengawasan standardisasi Pengembangan objek pariwisata Desa
Program Pengembangan Kemitraan Kegiatan
:
Pengembangan dan penguatan,informasi dan database
Pengembangan dan penguatan litbang, kebudayaan dan pariwisata
dengan lembaga lainnya
dan budaya
Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama Fasilitasi pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program peningkatan kemitraan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 63
Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
pariwisata
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
5. Badan penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan terpadu. Program -
:
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Kegiatan
:
Peningkatan fasiliatasi terwujudnya kerjasama strategis antar usaha besar dan Usaha Kecil Menengah
Pengembangan potensi unggulan daerah
daerah tertinggal (P2KPDT)
PMA
Fasilitasi dan koordinasi percepatan pembangunan kawasan produksi Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi PMDN/
Koordinasi perencanaan dan pengembangan penanaman modal
instansi pemerintah dan dunia usaha
Daerah
Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan Pengawasan dan evaluasi kinerja dan aparatur Badan Penanaman Modal Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 64
-
Penyelenggaraanpameran investasi Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Kegiatan
:
Penyusunan kebijakan investasi bagi pembangunan fasilitas infrastruktur Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi
Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) pengembangan penanaman modal Pengembangan System Informasi Penanaman Modal
Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah
modal
-
Peningkatan kualitas SDM guna pengingkatan pelayanan investasi
Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman Kajian Kebijakan penanaman modal
Pemberian insentif investasi di wilayah tertinggal Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah Kegiatan
:
Kajian potensi sumberdaya yang terkait dengan investasi
6. Bagian Adm. Perekonomian dan Sumberdaya Alam. Program -
:
Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 65
Kegiatan -
:
Penyusunan kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah Sosialisasi kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah
Fasilitasi kemudahan formalisasi badan Usaha Kecil Menengah Pendirian unit penanganan pengaduan
Pengkajian dampak regulasi/ kebijakan nasional
Perencanaan, koordinasi dan pengembangan Usaha Kecil Menengah Pengembangan jaringan infrastruktur Usaha Kecil Menengah Fasilitasi pengembangan Usaha Kecil Menengah
Fasilitasi Permasalahan proses produksi Usaha Kecil Menengah
Pemberian Fasilitasi Pengamanan kawasan Usaha Kecil Menengah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Kegiatan
:
Fasilitasi pengembangan inkubator teknologi dan bisnis
Memfasilitasi peningkatan kemitraan investasi Usaha Kecil Menengah
dengan perusahaan asing
Menengah
Memfasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi Usaha Mikro Kecil
Peningkatan kerjasama di bidang HAKI
Fasilitasi Pengembangan sarana promosi hasil produksi
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 66
-
Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan
Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi/ KUD
Sosialisasi HAKI kepada Usaha Mikro Kecil Menengah
Sosialisasi dan pelatihan pola pengelolaan limbah industri dalam menjaga
kelestarian kawasan Usaha Mikro Kecil Menengah Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Kegiatan
:
Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan Pengembangan klaster bisnis
Koordinasi pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk Usaha Kecil Menengah
dan Koperasi
Menengah
Kecil Menengah
Koordinasi penggunaan dana pemerintahan bagi Usaha Mikro Kecil Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Pengembangan sarana pemasaran produk Usaha Mikro Kecil Menengah Peningkatan jaringan kerjasama antar lembaga
Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangg, industri kecil dan
industri menengah
Penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikro Kecil Menengah
Pengembangan Kebijakan dan program peningkatan ekonomi lokal
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 67
-
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Kegiatan
:
Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi Peningkatan
perkoperasian
Perkoperasian
sarana
Pembangunan
sistem
dan
prasarana
informasi
pendidikan
perencanaan
dan
pelatihan
pengembangan
Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian
Permbinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi
Peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi Penyebaran model-model pola pengembangan koperasi
Rintisan penerapan teknologi sederhana/ manajemen modern pada jenis-
jenis usaha koperasi
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Misi 5 : Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang berkualitas. Program Stategis :
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dengan cara: a. peningkatan kesejahteraan tenaga medis,
b. peningkatan layanan kesehatan yang bermutu,
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 68
c. peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, d. tenaga medis yang berkualitas e. berobat gratis
SKPD terkait
1. Dinas Kesehatan Program -
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Kegiatan
:
Pengadaaan obat dan perbekalan kesehatan
Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
untuk penduduk miskin
-
:
Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Kegiatan
:
Pelayanan kesehatan penduduk miskin dipuskesmas dan jaringannya Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 69
wabah
Perbaikan gizi mayarakat
Revitalisasi sistem kesehatan
Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan
esensial
-
Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan
Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik Peningkatan kesehatan masyarakat
Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan Penyelenggaraan penyehatan lingkungan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pengawasan Obat dan Makanan Kegiatan
:
Fasilitasi pengembangan dan penelitian teknologi produksi tanaman obat Pengembanganstandarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia
Pengembanganstandarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia
Peningkatan promosi obat bahan alam indonesia di dalam dan di luar negeri Pengembangan sistem dan layanan informasi terpadu
Peningkatan kerjasama antar lembaga penelitian dan industri terkait Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 70
-
Program Pengembangan Obat Asli Indonesia Kegiatan
-
Fasilitasi pengembangan dan penelitian teknologi produksi tanaman obat Pengembanganstandarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia Pengembanganstandarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia
Peningkatan promosi obat bahan alam indonesia di dalam dan di luar negeri Pengembangan sistem dan layanan informasi terpadu
Peningkatan kerjasama antar lembaga penelitian dan industri terkait Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Kegiatan
-
:
:
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
Peningkatan pemanfaatna sarana kesehatan
Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Perbaikan Gizi Masyarakat Kegiatan
:
Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi Pemberian tambahan makanan dan vitamin
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 71
Peanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan
akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi -
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi Peningkatan gizi lebih
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat Kegiatan
-
mikro lainnya
:
Pengkajian pengembangan lingkungan sehat Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Kegiatan
:
Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging Pengadaan vaksin penyakit menular
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemic
Pemusnahan/karantina sumber penyebab penyakit menular Peningkatan Imunisasi
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 72
-
Peningkatan surveillance epideminologi dan penaggulangan wabah
pemberantasan penyakit
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Kegiatan
-
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (kie) pencegahan dan
:
Penyusunan standar kesehatan
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesahtan
Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan Penyusunan naskah akademis standar pelayanan kesehatan Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Kegiatan
:
Pelayanan operasi katarak Pelayanan kesehatan THT
Pelayanan operasi bibir sumbing Pelayanan sunatan masal Penanggulangan ISPA
Penanggulangan penyakit cacingan
Pelayanan kesehatan kulit dan kelamin
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 73
-
Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar Pelayanan kesehatan pasca bencana alam Pelayanan kesehatan akibat lumpuh kayu Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program
pengadaan,
peningkatan
dan
perbaikan
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Kegiatan
sarana
dan
prasarana
:
Pembangunan puskesmas
Pembangunan puskesmas pembantu Pengadaaan puskesmas perairan Pengadaaan puskesmas keliling Pembangunan posyandu
Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas
Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas perairan Pengadaaan sarana dan prasarana Puskesmas keliling
Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas
Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas pembantu Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas perairan Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas keliling
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 74
-
Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembatu Rehabilitasi sedang/berat puskesmas perairan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Kegiatan
-
Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana posyandu
:
kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
kemitraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular kemitraan pengolahan limbah rumah sakit
kemitraan alih teknologi kedokteran dan kesehatan
kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Kegiatan
:
Penyuluhan kesehatan anak balita Imunisasi bagi anak balita
Rekrutmen tenaga pelayanan kesehatan anak balita
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 75
Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita
balita
-
Pembangunan panti asuhan anak terlantar balita Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Kegiatan
-
Pembangunan sarana dan prasarana khusus pelayanan perawatan anak
:
Pelayanan pemeliharaan kesehatan Lansia Rekruitmen tenaga perawat kesehatan
Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan Lansia
Pembangunan pusat-pusat pelayanan kesehatan Lansia Pembangunan panti asuhan Lansia Pelayanan kesehatan lansia
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Kegiatan
:
Pengawasan keamanan dan kesehatan makanan hasil industri
produksi rumah tangga
restaurant
Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 76
-
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Kegiatan
:
Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu Perawatan berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
Pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
2. Badan Pemberdayaan perempuan,Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak Program -
Program Keluarga Berencana Kegiatan
-
: :
Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin Pelayanan KIE
Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu Promosi Pelayanan Khiba
Pembinaan Keluarga Berencana
Pengadaan sarana mobilitas tim KB keliling
Program Kesehatan Reproduksi Remaja Kegiatan
:
Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 77
-
Program pelayanan kontrasepsi Kegiatan
-
Pelayanan konseling KB
Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB Pengadaan alat kontrasepsi
Pelayanan KB medis operasi
Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang madiri Kegiatan
-
:
:
Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB
Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat Kegiatan
:
Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat
-
Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR Kegiatan
:
Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KKR
Fasilitasi forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 78
-
Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS Kegiatan
-
:
Penyuluhan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS
Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak Kegiatan
:
Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
-
Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga Kegiatan
-
:
Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan
Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU Kegiatan
:
Pengkajian pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
3. Rumah Sakit Umum Daerah Rupit. Program -
:
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata Kegiatan
:
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 79
Pembangunan rumah sakit
Pembangunan ruang poliklinik rumah sakit Pembangunan gudang obat/apotik
Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I,II,III) Pengembangan ruang gawat darurat
Pengambangan ruang ICU, ICCU, NICU Pengembangan ruang operasi Pengambangan ruang terapi
Pengembangan ruang isolasi
Pengembangan ruang bersalin
Pengembangan ruang inkubator Pengembangan ruang bayi
Pengembangan ruang rontgen
Pengembangan ruang laboratorium rumah sakit Pembangunan kamar jenazah
Pembangunan instalasi pengolahan limbah rumah sakit Rehabilitasi bangunan rumah sakit Pengadaan alat-alat rumah sakit
Pengadaan obat-obatan rumah sakit
Pengadaan ambulance/mobil jenazah Pengadaan mebeleur rumah sakit
Pengadaan perlengkapan rumah tangga rumah sakit (dapur, ruang pasien, laundry, ruang tunggu dan lain-lain)
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 80
-
Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit
Pengadaan pencetakan administrasi dan surat menyurat rumah sakit Pengembangan tipe rumah sakit
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata Kegiatan
:
Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit
Pemeliharaan rutin/berkala ruang poliklinik rumah sakit
Pemeliharaan rutin/berkala gudang obat/apotik
I,II,III)
Pemeliharaan rutin/berkala ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas Pemeliharaan rutin/berkala ruang gawat darurat
Pemeliharaan rutin/berkala ruang ICU, ICCU, NICU Pemeliharaan rutin/berkala ruang operasi Pemeliharaan rutin/berkala ruang terapi
Pemeliharaan rutin/berkala ruang isolasi
Pemeliharaan rutin/berkala ruang bersalin
Pemeliharaan rutin/berkala ruang inkubator Pemeliharaan rutin/berkala ruang bayi
Pemeliharaan rutin/berkala ruang rontgen
Pemeliharaan rutin/berkala ruang laboratorium rumah sakit
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 81
Pemeliharaan rutin/berkala kamar jenazah
Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit Pemeliharaan rutin/berkala ambulance/mobil jenazah Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur rumah sakit
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit Monitoring, evaluasi dan pelaporan
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda ) Program -
:
Program perencanaan Sosial Budaya Kegiatan
:
Penyusunan Masterplan Kesehatan
Koordinasi perencanaan sosial budaya Penyusunan Capaian MDGs/ SDGs
Koordinasi Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Kemiskinan
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan(LP2KD)
Misi 6 : Mewujudkan Kabupaten Musi Rawas Utara bebas Narkoba. Program Stategis :
Peningkatan keamanan diwilayah Kabupaten Musi Rawas Utara dengan cara:
a. Selalu berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah(FKPD),
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 82
b. Menerapkan berbagai inovasi dalam pemberantasan peredaran Narkoba melalui pengenaan insentif dan disinsentif bagi aparatur pemerintah maupun masyarakat,
c. Rehabilitasi bagi pengguna Narkoba
d. Mengaktifkan poskamling di lingkungan masyarakat SKPD terkait 1. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Program -
:
Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba Kegiatan
:
Pemberian penyuluhan tentang bahaya narkoba bagi pemuda
Misi 7 : Mewujudkan tata kelola Pemerintahan Kabupaten Musi Rawas Utara yang baik. Program Stategis :
1. Mewujudkan system dan standar pelayanan public yang baik
2. Mewujudkan system regulasi penataan SDM dan pengelolaan tata pemerintahan 3. Mewujudkan system data yang transparan dan akuntabel
4. Mewujudkan system pengawasan penyelenggaraan pemerintahan yang optimal dan profesional
SKPD Terkait
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 83
1. Misi 8 : Mewujudkan masyarakat yang mandiri, santun dan berakhlak mulia di Kabupaten Musi Rawas Utara. Program Stategis :
Meningkatkan fungsi dan peran lembaga keagamaan dan adat diseluruh wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara dengan cara:
a. Meningkatkan sarana dan prasarana keagamaan dan adat
b. Meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan petugas lembaga keagamaan dan lembaga adat.
SKPD Terkait
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda ) Program -
:
Program perencanaan sosial budaya Kegiatan
:
Koordinasi penyusunan masterplan pendidikan Koordinasi penyusunan masterplan kesehatan
Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya Penyusunan rencana Aksi daerah Penanggulangan Kemiskinan Penyusunan Rencana Aksi Daerah RAD Gangguan Keamanan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 84
-
Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan Kegiatan
:
Fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan
Penyusunan Rencana Aksi Daerah RAD Gangguan Lahan
Penyusunan Rencana Aksi Daerah RAD Penanggulangan kebakaran hutan.
2. Dinas Sosial Program -
:
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Kegiatan
:
Peningkatan Kemampuan (Capacity Building) petugas dan pendamping
sosial pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan Penyandang Masalah -
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin
Pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin Pelatihan keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Kegiatan
:
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 85
-
Pengembangan Kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi
penyandang cacat dan lansia
perdagangan perempuan dan anak
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
termasuk anak jalanan, anak cacat, anak nakal
bencana
Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, Pelaksanaan KIE konseling dan kampanye sosial bagi Penyandang Masalah Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban
Pembentukan pusat informasi penyandang cacat dan trauma center
kesejahteraan sosial bagi PMKS
masalah kesejahteraan sosial
penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan
darurat dan kejadian luar biasa
Peningkatan
kualitas
pelayanan,
sarana
dan
prasarana
rehabilitasi
Penyusunan kebijakan pelayanandan rehabilitasi sosial bagi penyandang Koordinasi perumusan kebijakan dan sikronisasi pelaksanaan upaya-upaya penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pembinaan anak terlantar Kegiatan
:
Pembangunan sarana dan prasarana tempat penampungan anak terlantar
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 86
-
Penyusunan data dan analisis permasalahan anak terlantar Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar
Peningkatan keterampilan tenaga pembinaan anak terlantar Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma Kegiatan
:
Pendataan penyandang cacat dan penyakit kejiwaan
trauma
-
Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar
Pembangunan sarana dan prasarana perawatan para penyandang cacat dan Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma
Peningkatan keterampilan tenaga pelatihan dan pendidik
Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo Kegiatan
:
Pembangunan sarana dan prasarana panti asuhan/ jompo
Rehabilitasi sedang/ berat bangunan panti asuhan/ jompo
Operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana panti asuhan/ jompo Pendidikan dan pelatihan bagi penghuni panti asuhan/ jompo Peningkatan keterampilan tenaga pelatihan dan pendidik Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 87
-
Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) Kegiatan
Pendidikan dan pelatihan keterampilan berusaha bagi eks penyandang
penyakit sosial
sosial
sosial
-
:
Pembangunan pusat bimbingan/ konseling bagi eks penyandang penyakit Pemantauan kemajuan perubahan sikap mental eks penyandang penyakit Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Kegiatan
:
Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha
masyarakat
Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat Pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial
3. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Program -
:
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 88
Kegiatan
Pendataan potensi kepemudaan
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pemuda
Penelitian dan pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan kepemudaan
Pengembangan sistem informasi manajemen kepemudaan berbasis E-YOUTH
Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepemudaan
kepemimpinan pemuda
-
:
Penyusunan pedoman komunikasi, informasi, edukasi dan advokasi tentang Penyusunan rancangan pola kemitraan antar pemuda dengan masyarakat Perluasan penyusunan rencana aksi daerah bidang kepemudaan Perumusan kebijakan kewirausahaan bagi pemuda Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan peran serta kepemudaan Kegiatan
:
Pembinaan Organisasi kepemudaan
Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan Fasilitasi aksi bhakti sosial kepemudaan
Fasilitasi pekan temu wicara organisasi pemuda
Penyuluhan pencegahan penggunaan narkoba dikalangan generasi muda Lomba kreasi dan karya tulis ilmiah dikalangan pemuda Pembinaan pemuda pelopor keamanan lingkungan Pameran prestasi hasil karya pemuda
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 89
-
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
Kegiatan -
Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda Pelatihan keterampilan bagi pemuda
Fasilitasi hari temu motivator interpreuner.
Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba Kegiatan
-
:
:
Pemberian penyuluhan tentang bahaya narkoba bagi pemuda
Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga Kegiatan
:
Peningkatan mutu organisasi dan tenaga keolahragaan
Pengembangan sistem sertifikasi dan standarisasi profesi pengembangan perencanaan olahraga terpadu
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan olahraga Pembinaan manajemen organisasi olahraga
Pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan olahraga
pembangunan dan pengembangan industri olahraga
Penyusunan
pola
kemitraan
pemerintah
dan
masyarakat
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 90
dalam
-
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Kegiatan
:
Pelaksanaan identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olahraga
Pelaksanaan identifikasi dan pengembangan olahraga unggulan daerah Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat
Pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi Penyelenggaraan kompetisi olahraga
Pemassalan olahraga bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat
berprestasi
peningkatan pretasi olahraga
Pemberian penghargaan bagi insan olahraga yang berdedikasi dan Pengembangan dan Pemanfaatan IPTEK olahraga sebagai pendorong Pengembangan olahraga lanjut usia termasuk penyandang cacat
Pengembangan olahraga rekreasi
teknisi olahraga
teknisi olahraga
Peningkatan jaminan kesejahteraan bagi masa depan atlet, pelatih dan Peningkatan jumlah kualitas serta kompetensi pelatih, peneliti, praktisi dan Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat
Peningkatan manajemen organisasi olahraga tingkat perkumpulan dan tingkat daerah
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 91
Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pendanaan dan pembinaan olahraga
Kerjasama peningkatan olahragawan berbakat dan berprestasi dengan lembaga/ instansi lainnya
4. Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Program -
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Kegiatan
-
: :
Penyusunan data base tenaga kerja daerah Pembangunan balai latihan kerja
Pengadaan peralatan pendidikan dan keterampilan bagi pencari kerja Peningkatan profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur BLK Pengadaan bahan dan materi pendidikan dan keterampilan kerja Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja Pemeliharaan rutin/ berkala sarana dan prasarana BLK Rehabilitasi sedang/ berat sarana dan prasarana BLK Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Peningkatan Kesempatan Kerja Kegiatan
:
Penyusunan informasi bursa tenaga kerja
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 92
-
Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja Kerjasama pendidikan dan pelatihan Penyiapan tenaga kerja siap pakai
Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan
masyarakat
Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Kegiatan
:
Pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur tenaga kerja
industrial
jaminan sosial ketenagakerjaan
Fasilitasi penyelesaian prosedur penyelesaian perselisihan hubungan Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan
Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
keselamatan dan kesehatan kerja
Peningkatan pengawasan, perlindungandan penegakkan hukum tehadap penyusunan kebijakan standarisasi lembaga penyalur tenaga kerja Pemantauan kinerja lembaga penyalur tenaga kerja Monitoring, evaluasi dan pelaporan
5. Kantor Kesatuan Bangsa dan politik ( KesbangPol ) Program
:
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 93
-
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Kegiatan
-
Penyiapan tenaga kerja pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan Pembangunan pos jaga/ ronda
Pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan
Pengendalian kebisingan dan gangguan dari kegiatan masyarakat pengendalian keamanan lingkungan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal Kegiatan
-
:
:
Pengawasan pengendalian dan evaluasi kegiatan polisi pamong praja
kejahatan
TNI/ POLRI dan Kejaksaan
daerah
Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan Kerjasama pengembangan kemampuan aparat polisi pamong praja dengan Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka pelaksanaan siskamswakarsa di Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pengembangan wawasan kebangsaan Kegiatan
:
Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama
Peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 94
-
Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa
Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan Kegiatan
:
Fasilitasi pencapaian halaqoh dan berbagai forum keagamaan lainnya dalam upaya peningkatan wawasan kebangasaan
Seminar, talk show, diskusi peningkatan wawasan kebangasaan
Pentas seni dan budaya, festifat, lomba cipta dalam upaya peningkatan wawasan kebangsaan
-
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Kegiatan
-
:
Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat
Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) Kegiatan
:
Penyuluhan pencegahan peredaran/ penggunaan minuman keras dan narkoba
Penyuluhan pencegahan berkembangnya praktek prostitusi Penyuluhan pencegahan peredaran uang palsu
Penyuluhan pencegahan dan penertiban aksi premanisme
Penyuluhan pencegahan dan penertiban tindak penyelundupan Penyuluhan pencegahan praktek perjudian
Penyuluhan pencegahan eksploitasi anak bawah umur
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 95
-
Program pendidikan politik masyarakat Kegiatan
-
Monitoring, evaluasi dan pelaporan :
Penyuluhan kepada masyarakat
Fasilitasi penyelesaian perselisihan partai politik koordinasi forum-forum diskusi politik Penyusunan data base partai politik Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Kegiatan
:
Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam
ancaman/ korban bencana alam
bencana alam
Pengadaan tempat penampungan sementara dan evakuasi penduduk dari Pengadaan sarana dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/ korban Pengadaan logistik dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan sementara
6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa/Kelurahan (BPMPDK) Program -
:
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 96
Kegiatan -
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat Desa
Kegiatan
:
Pelatihan ketrampilan usaha budidaya tanaman
Pelatihan ketrampilan manajemen badan usaha milik desa (BumDes) Pelatihan ketrampilan usaha industri kerajinan
Pelatihan ketrampilan usaha pertanian dan perternakan
Fasilitasi permodalan bagi usaha mikro kecil dan menengah di perdesaan
pedesaan
Fasilitasi kemitraan swasta dan usaha mikro kecil dan menengah di Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa Kegiatan
-
Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan
Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
-
:
:
Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa Pelaksanaan musyawarah pembangunan desa Pemberian stimulan pembangunan desa Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 97
Kegiatan
-
:
Pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang pembangunan kawasan
perdesaan
desa
desa
Pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang pengelolaan keuangan Pelatihan aparatur pemerintah desa dalam bidang manajemen pemerintahan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program peningkatan peran perempuan di perdesaan Kegiatan
:
Pelatihan perempuan di perdesaan dalam bidang usaha ekonomi produktif
7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Program -
:
Program Penataan Administrasi Kependudukan Kegiatan
:
Pembangunan dan Pengoperasian SIAK secara terpadu
Pelatihan tenaga pengelola SIAK
dan pemeliharaan)
Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating, Pembentukan dan Penataan Sistem Koneksi (Inter-Phase Tahap Awal) NIK Koordinasi pelaksanaan kebijakan Kependudukan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 98
Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat
Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan Pengembangan data base kependudukan Penyusunan kebijakan kependudukan
Peningkatan kapasitas aparat kependudukan dan catatan sipil Sosialisasi kebijakan kependudukan
Peningkatan kapasitas kelembagaan kependudukan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Draf Rancangan akhir RKPD –P 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD- P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B . I V . | 99
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS Untuk mencapai tujuan Pembangunan yang di inginkan pada tahun 2016 dengan mempertimbangkan pada kondisi internal maupun eksternal yang akan dihadapi,serta permasalahan dan tantangan yang ada di berbagai bidang,maka rencana program dan
kegiatan prioritas daerah yang di jabarkan menurut urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten Musi Rawas Utara, antara lain meliputi
urusan wajib dan urusan pilihan yang selanjutnya dijabarkan kedalam bidang-bidang
urusan yang dikelola oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD)sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku ( Perda No.7,8,9 dan 10 tahun 2015 ) Selanjutnya dari masing –masing urusan pemerintah daerah dan program/kegiatan dari masing-masing SKPD tersebut harus
dapat
menjelaskan/menggambarkan
lebih
lanjut,mengenai
perencanaan
program,indikator kinerja,target,satuan,pagu indikatif ,lokasi,SKPD yang bertanggung
jawab dan keterkaitannya dengan prioritas dan sasaran pembangunan tahun 2016 adapun
rincian SKPD pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan tahun 2016.
Draf Rancangan akhir RKPD Perubhan 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.V. |1
Tabel B.V.1 NO
1
N
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS SKPD
PRIORITAS
Mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan murah
FOKUS
SKPD
a. Peningkatan
kesejahteraan dan mutu pendidik,tenaga kependidikan
b. Peningkatan
layanan
pendidikan,sarana prasarana
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda ). 3.
dan
pendidikan,biaya
pendidikan yang gratis sampai
tingkat
SLTA
biaya
kuliah
bagi
serta pemberian bantuan
mahasiswa yang tidak mampu yang diterima diperguruan negeri.
tinggi
Draf Rancangan akhir RKPD Perubhan 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.V. |2
2
Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan lahan terlantar/ lahan tidur
a. Pemanfaatan
lahan
terlantar/lahan tidur
b. Menjaga
kelestarian
kawasan
strategis
nasionalTaman Nasional c.
Kerinci Seblat (TNKS) Peningkatan
kesejahteraan tenaga
pertanian
petani,
penyuluh
1. Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup. 2. Dinas Perkebunan dan Kehutanan. 3. Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan. 4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda ) 5. Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara.
d. Mengoptimalkan
produktivitas pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan perikanan
dan
e. Mengembangkan kegiatan
pengolahan
produk hilir pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan perikanan.
dan
Draf Rancangan akhir RKPD Perubhan 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.V. |3
3
Mewujudkan infrastruktur dasar di Kabupaten Musi Rawas Utara yang merata dan berkualitas.
a. Pembangunan
dan
peningkatan jalan dan jembatan
b. Pembangunan
serta
peningkatan
air
bersih,listrik dan sanitasi
4
Mewujudkan hilirisasi komoditi unggulan Kabupaten Musi Rawas Utara
a. Peningkatan
kesejahteraan petani,tenaga pertanian
penyuluh
b. Pemanfaatan lahan terlantar/lahan tidur c. Mengoptimalkan produktivitas
pertanian,perkebunan, kehutanan,peternakan
1. Dinas Pekerjaan Umum. 2. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. 3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda ) 4. Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup. 5. Kantor Kebersihan dan Pertamanan. 6. Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara. 1. Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan. 2. Dinas Perkebunan dan Kehutanan. 3. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Kopersai. 4. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. 5. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. 6. Bagian Adm.Perekonimian dan Sumberdaya alam SETDA,
dan perikanan
d. Mengembangkan kegiatan produk
pengolahan
hilir
Draf Rancangan akhir RKPD Perubhan 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.V. |4
pertanian,perkebunan, kehutanan,peternakan e. 5
Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang berkualitas.
dan perikanan
menjaga kelestarian kawasan Strategis Nasional Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
a. peningkatan
kesejahteraan
tenaga
medis,
b. peningkatan
layanan
kesehatan yang bermutu,
c. peningkatan sarana dan prasarana kesehatan,
d. tenaga
medis
berkualitas
1. Dinas Kesehatan 2. Badan Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak. 3. Rumah Sakit Umum Daerah Rupit. 4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah( Bappeda ) 5.
yang
e. berobat gratis 6
Mewujudkan Kabupaten Musi Rawas Utara bebas Narkoba.
a. Selalu
dengan
berkoordinasi
Koordinasi
Daerah(FKPD),
b. Menerapkan inovasi
Draf Rancangan akhir RKPD Perubhan 2016
Forum
Pimpinan
berbagai dalam
1. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. 2. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ( Kesbangpol ) 3. Kantor Sat.Pol.PP 4. Bagian Kesra Setda 5. Dinas Sosial 6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.V. |5
pemberantasan peredaran melalui
Narkoba
pengenaan
Informatika. 7. Kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas Utara
insentif dan disinsentif bagi
pemerintah
masyarakat,
aparatur maupun
c. Rehabilitasi
pengguna Narkoba
bagi
d. Mengaktifkan poskamling
lingkungan masyarakat 7
Mewujudkan tata kelola Pemerintahan Kabupaten Musi Rawas Utara yang baik.
di
1. Mewujudkan system dan standar pelayanan public yang baik
2. Mewujudkan
system
regulasi penataan SDM dan
pengelolaan
pemerintahan
3. Mewujudkan data
yang
tata
system
transparan
Draf Rancangan akhir RKPD Perubhan 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.V. |6
dan akuntabel
4. Mewujudkan pengawasan
system
penyelenggaraan pemerintahan
yang
a. Meningkatkan
sarana
optimal dan profesional 8
Mewujudkan masyarakat yang mandiri, santun dan berakhlak mulia di Kabupaten Musi Rawas Utara.
dan
prasarana
keagamaan dan adat
b. Meningkatkan pengetahuan
kesejahteraan
dan
petugas
lembaga keagamaan dan lembaga adat.
Dari SKPD pelaksana prioritas pembangunan tersebut maka dapat dilihat secara terperinci
kegiatan yang direncanakan sesuai dengaan Renja SKPD tahun 2016 sebagaimana dalam tabel berikut;
Draf Rancangan akhir RKPD Perubhan 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan (RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016
B.V. |7
BAB VI
PENUTUP Dasar – dasar dalam menetapkan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan dan Penetapan Plapon Anggaran Sementara Perubahan ( KUA P- PPAS P ) tahun 2016 ,yang selanjutnya menjadi Rancangan APBD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2016 adalah
Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah Perubahan ( RKPD-P).seluruh kebijakan dan program yang tercantum dalam RKPDP tahun 2016 ini selanjutnya akan dilaksanakan oleh SKPD melalui penyusunan Rencana Kerja (Renja)SKPD dan Rencana Kerja Anggaran ( RKA)SKPD
dengan
menerapkan
sistem
perencanaan
dan
penganggaran
terpadu,perencanaan berbasis kinerja dan penganggaran jangka menengah.
yang
Untuk keberhasilan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan ( RKPD-P ) Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2016, sangat ditentukan oleh koordinasi dan sinergi
antar SKPD,serta pengendalian dan evaluasi yang cermat dan akurat.oleh sebab itu,seluruh jajaran pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara harus melakukan langkah-langkah penyempurnaan perencanaan,penganggaran dan pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan sehingga setiap program dan kegiatan bermanfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kemajuan daerah.
Dokumen RKPD Perubahan Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2016 ini akan menjadi instrumen utama bagi seluruh jajaran pemerintah kabupaten Musi Rawas Utara dan Stake
Holder terkait dalam meningkatkan kinerja pembangunan melalui pembenahan administrasi pemerintahan dan peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kepada masyarakat.
Walaupun tantangan yang akan kita hadapai di tahun 2016 terasa berat,kita harus mengatasi tantangan tersebut bekerja lebih keras dan cerdas serta lebih bijak,memperkuat
koordinasi dan sinergi seluruh jajaran pemerintah kabupaten Musi rawas Utara dengan RKPD perubahan 2016
B.VI. | 1
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah pusat, meningkatkan partisipasi masyarakat dan membangun kerjasama yang sedang memberikan manfaat dengan para pelaku Usaha.
Dengan langkah dan rasa kebersamaan,tak ada gelap yang tak berakhir,tak ada
terik yang tak berlalu,seberat apapun tantangan pasti akan teratasi, untuk mewujudkan
kabupaten Musi Rawas Utara “Makmur, Aman, Cerdas dan bermartabat ”melalui upaya Mewujudkan
pemanfaatan
pendidikan
yang
berkualitas
dan murah, Mewujudkan
optimalisasi
lahan terlantar/lahan tidur, Mewujudkan infrastruktur dasar di Kabupaten
Musi Rawas Utara yang merata dan berkualitas, Mewujudkan
hilirisasi
komoditi
unggulan Kabupaten Musi Rawas Utara, Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang berkualitas, Mewujudkan
Kabupaten
Musi
Rawas
Utara
bebas Narkoba,
Mewujudkan tata kelola Pemerintahan Kabupaten ,Musi Rawas Utara yang baik, dan Mewujudkan masyarakat yang mandiri, santun dan beraklak mulia di Kabupaten Musi Rawas Utara , mendukung visi Sumatera Selatan Sejahtera lebih maju dan berdaya saing Internasional.
Muara Rupit,
Mei
2016
BUPATI MUSI RAWAS UTARA
H.M. SYARIF HIDAYAT
RKPD perubahan 2016
B.VI. | 2
RKPD perubahan 2016
B.VI. | 3