PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DARI SEGI TOTAL SAHAM, JUMLAH PEMEGANG SAHAM DAN UKURAN PERUSAHAAN DARI SEGI TOTAL AKTIVA TERHADAP LUAS UNGKAPAN WAJIB (MANDATORY DISCLOSURE) LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN REAL ESTATE GO PUBLIK DI BEI PERIODE 2007 Risma Ulfani Bina Karya No.16 Pondok Kopi Jakarta Timur Email :
[email protected] Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva berpengaruh terhadap luas ungkapan wajib (mandatory disclosure) laporan tahunan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari 30 perusahaan yang bergerak dalam bidang real estate. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS. Pengujian data yang digunakan untuk regresi linear berganda yaitu uji asumsi klasik. Hasil yang didapat dalam penelitian ini bahwa ukuran perusahaan dari segi total saham dan jumlah pemegang saham berpengaruh signifikan terhadap mandatory disclosure. Sedangkan ukuran perusahaan dari segi total aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap mandatory disclosure. Kata kunci :Ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham, Ukuran perusahaan dari segi total aktiva dan Mandatory Disclosure. PENDAHULUAN Latar Belakang Umumnya suatu perusahaan memerlukan tambahan dana untuk pengembangan perusahaannya. Tambahan dana ini dapat berasal dari dalam perusahaan (sumber intern) maupun menarik modal dari luar perusahaan (sumber ekstern). Sumber dana dari dalam perusahaan adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earning) dan penjualan aset perusahaan (sales of assets). Sedangkan sumber dana dari luar perusahaan atau sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik
seperti setoran modal pemilik, penerbitan obligasi, penjualan saham kepada masyarakat, dan pinjaman bank atau kreditur. Untuk memperoleh tambahan dana tersebut maka perusahaan harus menyajikan suatu laporan yang disebut dengan laporan keuangan dan laporan tahunan. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Dan laporan keuangan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan
2 perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan tahunan merupakan media bagi manajemen perusahaan untuk memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan merupakan sarana pertanggungjawaban kepada publik atas sumber daya yang dikelolanya. Karena dari laporan keuangan dan laporan tahunan secara langsung maupun tidak langsung dapat digunakan untuk melihat kondisi dari perusahaan itu sendiri. Dan bagi perusahaan yang akan go public dan yang sudah go public diwajibkan membuat laporan tahunan dan dipublikasikan untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait karena dengan adanya publikasi tersebut maka akan menguntungkan perusahaan tersebut. Keterbukaan atau Transparansi atas laporan tahunan tersebut dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) yang merupakan bagian yang menentukan dalam meningkatkan kualitas informasi keuangan. Informasi dalam laporan tahunan terdiri dari informasi yang bersifat wajib (mandatory) dan bersifat sukarela (voluntary). Pihak-pihak yang Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva terhadap luas ungkapan wajib laporan tahunan. LANDASAN TEORI Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi atau laporan yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode dan selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan (Darsono
berkepentingan terhadap laporan tahunan perusahaan adalah investor dan calon investor, kreditor dan calon kreditor, analis sekuritas, pemerintah, serikat kerja, pemasok, pelanggan dan masyarakat.Bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEI). Penulis tertarik dengan topik mandatory disclosure, yaitu pengungkapan yang diwajibkan dan telah diatur oleh BAPEPAM sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM yaitu KEP-134/BL/2006 Tanggal 07 Desember 2006. Disclosure laporan tahunan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, struktur kepemilikan saham, leverage, penempatan asset, perusahaan audit, listing status, minority interest, umur perusahaan, status direktur dan jumlah pemegang saham. Penulis ingin meneliti apakah ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan laporan tahunan. dan Ashari. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI. 2005). Pengungkapan atau Disclosure adalah mengkomunikasikan atau menjelaskan tentang posisi dan kondisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak eksternal atau pengguna laporan keuangan. Dan dibawah ini beberapa pengertian dari Pengungkapan atau Disclosure, yaitu : Secara Konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Sedangkan secara teknis pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan (Suwardjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.Yogyakarta: BPFEYogyakarta. 2005).
3 Pengungkapan berkaitan dengan cara pembeberan atau penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui statement keuangan utama (Suwardjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.Yogyakarta: BPFEYogyakarta. 2005).Masalah teoritis pengungkapan dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan berikut ini :a) Untuk siapa informasi diungkapkan ?b) Mengapa pengungkapan harus dilakukan ?c) Seberapa banyak dan informasi apa yang harus diungkapkan ? Pengungkapan Wajib merupakan pengungkapan yang diwajibkan dan telah diatur oleh BAPEPAM sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM yaitu KEP-134/BL/2006 Tanggal 07 Desember 2006 atau pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Ukuran Perusahaan Dari Segi Total Saham Ukuran perusahaan dari segi total saham dilihat dari kapitalisasi market yang berasal dari total saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Karena perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Menurut Ang (1997) dalam Haryanto dan Ira Yunita (Analisis Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estat. Jurnal Wahana Akuntansi. Vol. 3. 2008) Pengelompokkan pasar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1) Kapitalisasi besar Saham berkapitalisasi besar merupakan saham-saham yang dinilai kapitalisasi
pasarnya lebih besar atau sampai dengan Rp 5 triliyun. Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis pertama 2) Kapitalisasi sedang Saham berkapitalisasi sedang merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya berkisar antara Rp 1 triliyun sampai dengan Rp 5 triliun. Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis kedua. 3) Kapitalisasi Kecil Saham berkapitalisasi kecil merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya kurang dari Rp 1 triliyun. Saham berkapitalisasi kecil ini disebut juga saham lapis tiga. Jumlah Pemegang Saham Kepemilikan saham merujuk apada kekuasaan untuk melakukan kontrol dalam suatu perusahaan yang berimplikasi adanya kapasitas untuk menentukan kebijakan dan tindakan pada perusahaan dan menurut Berle dan Means (Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan Keagenan Dan Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009) Ada empat (4) tipe untuk mengukur kontrol dengan prosentase kepemilikan saham dari individu atau kelompok pemegang saham, yaitu : 1) Private ownership control (> 80%) 2) Majority control (50%-80%) 3) Minorty control (20%-50%) 4) Management control Persentase kepemilikan saham adalah persentase jumlah lembar saham yang dimiliki oleh seorang investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang beredar. Persentase kepemilikan saham terbagi menjadi tiga (tiga), yaitu : (Zaki Baridwan. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. 2004) 1) Persentase pemilikan kurang dari 20%
4 Investasi saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20% maka dipandang investor tersebut tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki. 2) Persentase pemilikan 20%-50% Pemegang saham yang kepemilikannya sebesar 20% sampai 50% dari seluruh saham yang beredar pada saat menerima deviden maka deviden yang diterima dikurangi saldo rekening investasi saham. 3) Persentase pemilikan lebih dari 50% Jika pemilikan saham investor lebih dari 50% dari seluruh saham beredar, maka perusahaan investor disebut induk perusahaan. Ukuran Perusahaan Dari Segi Total Aktiva
kapitalisasi pasar, yang diperoleh dengan mengalikan harga saham per 31 Desember dengan jumlah saham yang beredar. (Haryanto dan Ira Yunita. Analisis Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estat. Jurnal Wahana Akuntansi. Vol. 3. 2008) Variabel jumlah pemegang saham diukur dari total jumlah pemegang saham Dan variabel ukuran perusahaan dari segi total aktiva dilihat dari segi total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut (Ardi Murdoko Sudarmadji & Lana Sularto (Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. PESAT. Vol. 2. 2007). Luas ungkapan wajib merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah item-item mandatory disclosure sesuai dengan peraturan BAPEPAM yaitu KEP-134/BL/2006 Tanggal 07 Desember 2006. Indeks pengungkapan untuk setiap perusahaan sampel diperoleh dengan cara sebagai berikut ini :
Ukuran perusahaan dari segi total aktiva dilihat dari segi total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut karena perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan A. Memberikan skor pada bagian pertama dari label pengungkapan, dengan skor pengungkapan dengan lebih lengkap. maksimum 3 untuk pemberian informasi Sedangkan pada perusahaan kecil yang yang lebih terinci disertai dengan memiliki sumber daya yang kecil sehingga penjelasan data kuantitatif yang perusahaan tidak mampu untuk membiayai mendukung. penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan B. Memberikan skor 2 untuk setiap pengungkapan data pada bagian kedua informasi kepada pihak eksternal, sehingga dari tabel pengungkapan yaitu informasi perlu ada tambahan biaya yang besar untuk nonkeuangan. dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap C. Memberikan skor 2 untuk setiap pengungkapan data pada bagian ketiga Metode Penelitian dari tabel pengungkapan yaitu informasi nonkeuangan. Variabel ukuran perusahaan dari segi total saham
diukur
dengan
menggunakan
5 D. Memberikan skor pada bagian keempat dari label pengungkapan, dengan skor maksimum 2 untuk pemberian informasi yang lebih terinci disertai gambar, label, diagram atau penjelasan lain secara kuantitatif.
Alat Analisis Yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda, karena terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa variabel independen. Persamaan dirumuskan sebagai E. Memberikan skor pada bagian kelima dari berikut. label pengungkapan, dengan skor maksimum 3 untuk pemberian informasi DIS = β0 + β1 UKPUR_SA + β2 JUMPA+ yang lebih terinci, penjelasan data β3 UKPUR_AK + ε kuantitatif, label, diagram dan gambar. HASIL DAN PEMBAHASAN F. Memberikan skor 2 untuk setiap pengungkapan data pada bagian keenam Analisis Variabel Dependen Dan dari tabel pengungkapan yaitu informasi Independen nonkeuangan dan penjelasan lebih terinci. Variabel dependen luas mandatory disclosure G. Menghitung skor total yang diperoleh dinyatakan dalam indeks, dilakukan dengan setiap perusahaan sampel, yaitu dengan pemberian skor pada setiap item pada laporan menjumlahkan setiap skor yang di dapat tahunan perusahaan real estate tahun 2007. untuk setiap item pengungkapan pada indeks diperoleh melalui jumlah skor yang bagian pertama sampai dengan bagian diperoleh perusahaan dibandingkan dengan keenam. Skor maksimum yang dicapai skor maksimal yaitu 215. deskripsi mengenai dan pengungkapan item-item tersebut variabel dependen dan variabel independen dapat dilihat pada tabel berikut ini. adalah 215. Tabel 1 Jumlah skor yang dipenuhi Descriptive Statistics Indeks = N Minimum Maximum Mean Jumlah skor maksimal DISCLOSURE 30 .94 1.00 .9731 Metode Pengumpulan Data Atau Variabel Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data untuk menentukan skor mandatory disclosure, ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva diperoleh dari laporan tahunan perusahaan tahun 2007. Laporan tahunan yang digunakan ialah laporan tahunan perusahaan real estate yang terdaftar di BEI. Selain itu laporan yang digunakan ialah laporan keuangan perusahaan yang memiliki tahun buku yang berakhir 31 Desember. Dalam pengambilan sampel digunakan metode purposive sampling.
UKURAN PERUSAHAAN_SAHAM JUMLAH PEMEGANG SAHAM UKURAN PERUSAHAAN_AKTIVA Valid N (listwise)
30
9.42
16.31
13.1880
30
1.10
2.64
1.5877
30
20.27
29.99
26.6467
30
Variabel disclosure memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0.94 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 1.00. Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 0.9731. Pada variabel ukuran perusahaan dari segi total saham memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 9.42 dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 16.31. Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 13.1880. Variabel jumlah pemegang saham memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 1.10 dan nilai terbesar
6 (maksimum) sebesar 2.64 Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 1.5877. Dan variabel ukuran perusahaan dari segi total aktiva memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 20.27 dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 29.99. Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 26.6467.
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Ukuran perusahaan_sa Jumlah pemegang saham Ukuran perusahaan_ak
VIF 1.228 1.146 1.136
Kesimpulan Ho diterima (Tidak ada multikolinearitas) Ho diterima (Tidak ada multikolinearitas) Ho diterima (Tidak ada multikolinearitas)
Uji Autokorelasi
Uji Normalitas Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan uji KolmogrovSmirnov Test. Asumsi normalitas dapat dipenuhi jika nilai statistik KolmogrovSmirnov Test di atas tingkat signifikansi tertentu. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0.05. setelah dilakukan pengujian normalitas, nilai statistik Kolmogrov-Smirnov Test masing-masing variabel di atas 0.05 sehingga asumsi normalitas terpenuhi.tabel dibawah ini menunjukkan probability value masing-masing variabel. Tabel 2 Hasil Pengujian Normalitas Data Variabel
Sig
Disclosure Ukuran perusahaan_sa Jumlah pemegang saham Ukuran perusahaan_ak
0.653 0.678 0.133 0.469
Kesimpulan Ho diterima (Data berdistribusi normal) Ho diterima (Data berdistribusi normal) Ho diterima (Data berdistribusi normal) Ho diterima (Data berdistribusi normal)
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai tolerance lebih kecil 0.10. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Tabel dibawah ini menunjukkan nilai VIF dari masing-masing variabel.
Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Ternyata nilai DW untuk model yang digunakan berada pada daerah du
7
Uji Koefisien Determinasi Berganda (R²)
yang signifikan antara jumlah pemegang saham terhadap disclosure. Dan ukuran perusahan dari segi total aktiva menghasilkan p-value sebesar 0.084 lebih besar dari 0.05 (atau t-hitung sebesar 1.799 lebih besar dari ttabel 1.697). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan dari segi total aktiva terhadap disclosure.
Dari hasil pengolahan regresi berganda diketahui bahwa koefisien determinasi Adjusted R² = 0.462. Artinya seluruh variabel independen (ukuran perusahaan_aktiva, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan_saham) dan hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen (disclosure) adalah sebesar 46.2%. sedangkan sisanya (100%-46.2%=53.8%) mampu Uji Serentak (Uji F) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak Dari pengujian regresi dengan melihat tabel dapat diikutsertakan dalam model. anova diketahui bahwa p-value sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 (F-hitung sebesar 9.289 Uji Parsial (Uji T) lebih besar dari F-tabel 3.35) maka Ho Uji T dilakukan untuk mengetahui hubungan ditolak, yang berarti secara bersama-sama dari masing-masing variabel bebas (ukuran terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah seluruh pemegang saham dan ukuran perusahaan perusahaan dari segi total saham, jumlah dari segi total aktiva) terhadap variabel tidak pemegang saham dan ukuran perusahaan bebas (disclosure). Tabel berikut ini dari segi total aktiva) terhadap variabel menyajikan ringkasan hasil uji parsial (uji T). dependen (disclosure). Hal ini menunjukkan Tabel 5 bahwa variabel-variabel independen Hasil Pengujian Uji Parsial (Uji T) merupakan faktor penjelas yang nyata bagi Variabel t Sig Kesimpulan variasi dalam variabel dependen. Ukuran perusahaan_sa
0.007
Ho ditolak
Jumlah pemegang saham
2.912 2.390
0.024
Ho ditolak
Ukuran perusahaan_ak
1.799
0.084
Ho diterima
Bahwa ukuran perusahaan dari segi total saham menghasilkan p-value sebesar 0.007 lebih kecil dari 0.05 (atau t-hitung sebesar 2.912 lebih besar dari t-tabel 1.697). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan dari segi total saham terhadap disclosure. Jumlah pemegang saham menghasilkan p-value sebesar 0.024 lebih kecil dari 0.05 (atau t-hitung sebesar -2.390 lebih kecil dari t-tabel -1.697). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh
Rangkuman Hasil Penelitian Dari hasil analisis regresi linear berganda dapat diambil kesimpulan bahwa dari ketiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian hanya dua yang berpengaruh signifikan terhadap mandatory disclosure yaitu ukuran perusahaan dari segi total saham dan jumlah pemegang saham. Sedangkan ukuran perusahaan dari segi total aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap mandatory disclosure dikarenakan tingkat pengungkapan laporan tahunan masih sangat rendah dan dalam ukuran perusahaan dari segi total aktiva tidak dilakukan stratifikasi.
8 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 15.0 seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat dilihat dan ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengujian statistik terhadap variabel ukuran perusahaan dari segi total saham menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan dari segi total saham terhadap disclosure. Hal ini ditunjukkan dari uji t yang menghasilkan p-value sebesar 0.007 lebih kecil dari 0.05 (atau t-hitung sebesar 2.912 lebih besar dari t-tabel 1.697). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak. 2. Pengujian statistik terhadap variabel jumlah pemegang saham menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara jumlah pemegang saham terhadap disclosure. Hal ini ditunjukkan dari uji t yang menghasilkan p-value sebesar menghasilkan p-value sebesar 0.024 lebih kecil dari 0.05 (atau t-hitung sebesar 2.390 lebih kecil dari t-tabel -1.697). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak. 3. Pengujian statistik terhadap variabel ukuran perusahaan dari segi total aktiva menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan dari segi total aktiva terhadap disclosure. Hal ini ditunjukkan dari uji t menghasilkan pvalue 0.084 lebih besar dari 0.05 (atau thitung sebesar 1.799 lebih besar dari ttabel 1.697). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima. 4. Koefisien determinasi, dari hasil pengolahan Regresi Berganda diketahui bahwa Adjusted R² = 0.462. Artinya seluruh variabel independen (ukuran
perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva) hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen (disclosure) adalah sebesar 46.20%. sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang tidak diikutsertakan dalam model. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dihasilkan dalam penelitian ini, untuk tujuan perbaikan pada hasil yang akan datang, maka penulis memberikan saran-saran yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu : 1. Bagi BAPEPAM diharapkan untuk mempertimbangkan penambahan jumlah item ungkapan wajib sehingga laporan tahunan emiten/perusahaan agar lebih baik dan lebih terinci lagi 2. Data yang digunakan sebaiknya berperiode minimal 2 tahun atau lebih untuk melihat perubahan luas ungkapan wajib yang dihasilkan dari tahun ke tahun. 3. Penelitian berikutnya diharapkan memasukkan variabel bebas lain yang dapat mempengaruhi luas ungkapan wajib. 4. Penelitian berikutnya sebaiknya memperluas populasi yang digunakan sehingga hasil penelitian yang dihasilkan lebih akurat. Bila dalam penelitian ini hanya menggunakan perusahaan real estate sebagai sampelnya, maka diharapkan penelitian berikutnya dapat menggunakan berbagai jenis sektor perusahaan yang terdapat di Indonesia ke dalam populasi dan sampel penelitian. 5. Dalam penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah jumlah item pengungkapan wajib laporan keuangan tahunan perusahaan. 6. Dalam penelitian berikutnya diharapkan melakukan stratifikasi dalam ukuran perusahaan.
9 DAFTAR PUSTAKA Annual Report 2007. Bursa Efek Indonesia. Arifin, Pujiharto dan Hasyim. 2005. Praktek Voluntary Disclosure Dalam Laporan Keuangan Sebagai Pendukung Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Laporan Pelaksanaan Penelitian Hibah. FE-Universitas Diponegoro, Semarang. Arsono. 2002. Fungsi dan Peran Pengungkapan (Disclosure) Dalam Pelaporan Keuangan. Majalah Ekonomi Tahun XII, No. 2, Hal 128-139. Baridwan, Zaki. 1995. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFEUGM. Belkaui, Ahmad Riahi. 2006. Theory Accounting. Jakarta: Salemba Empat. Binsar dan Lusy. 2002 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 No. 3, Hal 351366. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andi. Eldon S. Hendriksen dan Breda. 2002. Teori Akunting.Batam: Interaksara. Eldon, S, Hendriksen. 2001. Teori Akuntansi. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat. Evita. 2003. Disclosure Dari Perspektif Perusahaan Dan Pengguna, Mungkinkah Mencapai Ekuilibrium. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Hal 46-55. Fachmi Basyaib. 2007. Keuangan Perusahaan Pemodelan Menggunakan Microsoft Excel.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Gagaring dan Abdul. 2003. Kajian Konsep dan Penelitian Empiris Disclosure Dalam Pelaporan Keuangan. Telaah Bisnis, Vol. 4, No. 1, Hal 1-15. Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi 3. Semarang: Universitas Diponegoro. Gozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Haryanto dan Ira. 2008. Analisis Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estat). Jurnal Wahana Akuntansi, Vol. 3, Hal 19-39. Jakarta. Horne, James C.Van dan John M. Wachowicz. Fundamental Finance Management.. USA: Prentice-Hall International,1998. http://indonetasia.com/definisionline/?p=31 http://organisasi.org/pengertian-arti-definisisaham-biasa-dan-saham-preferenilmu-pengetahuan-dasar-investasiekonomi-keuangan http://www.google.co.id/search?hl=id&q=pen gertian+pengungkapan+wajib&btn G=Telusuri+dengan+Google&met a=cr%3DcountryID&aq=f&oq= http://www.rechtheory.blogspot.com/2008/11/ hak-hak-pemegang-sahammenurut-uu.html Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Indonesian Capital Market Directory 2008. Jakarta: Institut Informatika dan Bisnis Indonesia. Jacqueline, L Birt, et al. 2006. Ownership, Competition, and Financial
10 Disclosure.Australian Journal of Management, Vol.31, No.2. Jati, P Sitanggang. 2005. Faktor Penentu Tingkat Pengungkapan Sukarela Di Bursa Efek Jakarta. Majalah Ilmiah UPN ”Veteran”, Vol. 16, Hal 91-103. Keiso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt. 2002. Akuntansi Intermediate. Ke-10. Jakarta: Erlangga. Kieso, Donald E. dan Jerry J Weygandt. 1995. Akuntansi Intermediate. Edisi Ke7. Jakarta: Binarupa Aksara. Luciana dan Ikka. 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Proceeding Seminar Nasional, Hal 1-16. Moh. Nasir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: GHALIA INDONESIA. Murdoko, Ardi dan Lana S. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. PESAT, Vol. 2. Novi dan Negins. 2003. Pengaruh Tipe Industri dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Social Disclosure Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Di Indonesia. Laporan Akhir Hasil Penelitian. FE-Universitas Muhammadiyah, Purwokerto. PSAK. 2007. Jakarta: Salemba 4. Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE-UGM. Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI. Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan,
Permasalahan Keagenan dan Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. ALFABETA. Sumber : pksm.mercubuana.ac.id/modul/32015 -14-290990353654.doc Tuannakotta, Thedorus M. 2000. Teori Akuntansi. Buku 2. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. www.bapepam.co.id www.idx.co.id