LAPORAN PENELITIAN
Risiko kesehatan akibat pemakaian pestisida kimia di tingkat rumah tangga di Kabupaten Badung dan Ubud Propinsi Bali
PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN
Oleh: Hendro Martono dan Tim
PUSLITBANG EKOLOGI DAN STATUS KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN NOVEMBER 2010
KATA PK TGAl,iAR
=an memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, laporan Penelitian
,.""".._......, k ehatan akibat pemakaian pestisida kimia di tingkat rumah tangga di up
t
n Badung dan Ubud Propinsi Bali, telah kami selesaikan. Tujuan dari studi · mendapatkan informasi tentang kondisi pengelolaan (penggunaan dan an 1 pestis ida kimia di tingkat rumah tangga.
ran penelitian ini memuat informasi tentang pengetahuan, sikap dan perilaku ·at
dalam pengelolaan pestisida/insektisida di tingkat rumah tangga. Dalam
i ini juga dikurnpulkan data tentang kondisi upaya pembinaan dan pengawasan
pemakaian pestisida kimia di tingkjat rumah tangga. Untuk itu dalam penelitian ini juga dillliilpulkan data kinerja upaya tersebut dari berbagai instansi terkait, terutama instansi kesehatan dan instansi pertanian di tingkat kabupaten. Dengan diketahuinya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan (penggunaan dan penyimpanan) pestisida/insektisida diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar I masukan bagi peningkatan kinerja upaya pembinaan dan pengawasan penggunaan pestisidalinsektisida di tingkat rumah tangga. Sehingga dampak yang ditimbulkan akibat pemakaian pestisida kimia tersebut dapat dikurangi. Dalam kesempatan ini kami sampaikan ucapan terimakasih kepada Kementrian Riset dan Teknologi yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali beserta staf, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan Gianyar beserta staf serta Para Pimpinan puskesmas-puskesmas lokasi penelitian dan staf atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan lancar. Semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi upaya penurunan risiko kesehatan akibat penggunaan pestisida kimia di rumah tangga.
Jakarta,
November 2010
Tim Penelitian
1
DAFTAR 151
Hal T"
o\TA PL GANT AR
D .c\FT.-ill I I 0 .-\FT ..\R. TABEL
IV
AB TRAK
v
T
11
TIM PE ELITI
Vl
I . PE DAHULUAN 1.1 . Latar belakang 1.2. Tujuan 1.2. 1. Tujuan Umum 1.2.2. Tujuan Khusus 1.3 . Manfaat penelitian 1.4. Ruang lingkup penelitian.
1 1 2 2 2 2
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
4
BAB
III. METODE PENELITIAN 3 .1. Kerangka Konsep 3. 2. V ariabel-variabel 3.3. Definisi Operasional 3.4. Tempat dan waktu 3.5. Disain Penelitian 3.6. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.7. Populasi dan Sampel 3.8. Pengolahan dan Analisis Data 3.9. Pertimbangan Izin Penelitian 3.1 0. Pertimbangan Etik
10 10 10 11 12 12 12 13 15 15 15
BAB
IV. HASIL 4 .1. Karakteristik Responden 4.2. Pengetahuan Responden Dalam Penggunaan dan Penyimpanan Pestisida 4.3. Perilaku Responden Terhadap Penggunaan dan Penyimpanan Pestisida 4.4. Gangguan Kesehatan Reponden 4.5. Hasil pengumpulan data kualitatif 4. 5 .1. Hasil wawancara mendalam dengan responden dari instansi terkait di Kabupaten Badung 4.5.2. Hasil Wawancara mendalam dengan responden dari instansi terkait di
16 16 17 23
B.-ill
3
27 27 27 33
Kabupaten Gianyar
11
BAB
. PL fR:\HA
3AB
T IT .C fPUL 6.1. Ke impulan 6.:::. aran
A~-
37 D
SARAN
40 40 41
43
111
DAFTAR lABEL
Hal - .l. -.~ -
Karah.-teristik Responden di lokasi studi, 2010 Pengetahuan responden terhadap pestisida di lokasi studi, 2010 Pengetahuan responden terhadap penggunaan dan penyimpanan erta peraturan pestisida di lokasi studi, 2010 Pengetahuan responden terhadap bahaya pestisida di lokasi studi. 2010 ikap responden terhadap pengaturan penggunaan pestisida di lokasi studi, 2010 Perilaku responden terhadap penggunaan pestisida di lokasi studi, 2010 Kejadian keracunan pestisida dan gangguan kesehatan yang dialami ART di lokasi studi, 2010
17 18 19
21
22 25 27
IV
AB TRAK Pe
er
iac ri . ·o ·e ehatan akibat pemakaian pestisida kimia di tingkat rumah tangga ..,.ibi· ·an di Kabupaten Badung dan Gianyar, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk ·an informasi tentang kondisi pengelolaan (penggunaan dan penyimpanan) "si · .··mia di tingkat rumah tangga, terutama yang berkaitan dengan pengetahuan, perilcil.'U rnasyarakat pengguna pestisida tersebut. Informasi hasil penelitian · "rnp ·an dapat dijadikan masukan bagi pengembangan prograrn/upaya pembinaan e~ahan risiko kesehatan, khususnya dalam rangka meningkatkan kemampuan -_-<>l'fu·a~ untuk secara mandiri mengurangi masalah yang mungkin ditimbulkan . . ·a:· -00 responden /rumah tangga dijadikan sam pel dalam penelitian ini dan telah ·an arai dan diobservasi. Di samping itu juga telah dilakukan wawancara am terhadap beberapa instansi terkait di kedua daerah penelitian tersebut. H -il penelitian mengungkapkan bahwa: Pengguna pestisida kimia di Kabupaten ...,...... ~·~ an Gianyar masing-masing sebesar 92,5 % dan 94,0 % responden, tetapi -j responden yang membaca aturan penggunaannya masing-masing sebesar 59,0 dan -- .0 %. Proporsi responden yang tidak mencuci tangannya setelah n:e . rgunakan pestisida di Kabupaten Badung sebesar 45,0 %, dan di Kabupaten G"an:ar -ebesar 13,5 %. Poporsi penggunaan masker di Kabupaten Badung sebesar 6,0 - d:m~.·an proporsi responden yang menggunakan APD tersebut di Kabupaten ar 19,5 %. Proporsi responden yang melakukan penyimpanan pestisida an di kedua daerah penelitian tersebut ialah: 63,5 % responden di Kabupaten = dan 90.0 % di Kabupaten Gianyar. Di Kabupaten Badung, aplikasi pestisida · = _e~'"'.::- dilakukan di ruang keluarga (49,2 %), tetapi di Kabupaten Gianyar tempat - i ida tersering di kamar tidur. Tempat pembuangan sampah merupakan mbuangan pestisida yang sudah tidak dipergunakan lagi (proporsi responden :ren Badung sebesar 35,2 %, dan di Kabupaten Gianyar sebesar 61,7 %). Dan r-· responden yang pernah mendapat penyuluhan tentang pestisida di kedua daerah li"ian tersebut masing-masing sebesar 23,5 % (di Kabupaten Badung), dan sebesar :; .0 % re ponden di Kabupaten Gianyar. Berdasarkan data tersebut di atas dapat i-impulkan bahwa pemakaian pestisida kimia di tingkat rumah tangga masih berisiko erhadap kesehatan dan lingkungan, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengatasinya.
Kata-kata kunci: risiko, kesehatan, pestisida kimia, rumah tangga.
v
R-ill I PLIDAHCL N . Bel ·ang Penggunaan pestisida kimia dari waktu ke waktu terns mengalami peningkatan · -egi jumlah maupun jenis. Salah satu jenis pestisida yang paling dekat :.e'25 :m masyarakat adalah insektisida karena hampir seluruh rumah tangga baik di maupun
di
pedesaan
menggunakannya.
Masyarakat
cenderung
·an pestisida untuk mengendalikan hama/hewan pengganggu seperti nyamuk, lalat, rayap, tikus, dll.) karena dianggap lebih praktis, efektif dan Telab banyak bukti-bukti yang ditemukan pengaruh samping senyawa kimia erhadap kesehatan manusia. Hal penting yang harus diperhatikan adalah -A.LilU.U...U
......_.,'-"'" ...........5
menekan sekecil mungkin kerugian yang mungkin timbul baik terhadap
an maupun kesehatan. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul
penggunaan pestisida di antaranya adalah masalah keracuv.an, pencemaran ;:ungan
ontaminasi air, tanah, dan udara), perkembangan hama menjadi lebih
resi en dan toleran terhadap pestisida, terbunuhnya musuh alami hama tersebut dan organisme bukan sasaran, dan terjadinya residu pestisida pada rantai makanan. Pemakaian pestisida kimia untuk pemberantasan hama tanaman dan vektor penyakit cenderung selalu mengalami kenaikan. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya volume penjualan pestisida secara global. Secara umum dapat dikatakan bahwa porsi terbesar jenis pestisida yang terjual berupa herbisida, kemudian disusul insektisida dan fungisida. Tingginya penggunaan pestisida tersebut bagaimanapun menambah risiko kesehatan yang dihadapi, baik oleh para operator pestisida maupun masyarakat secara luas. Risiko kesehatan yang dialami oleh para pengguna pestisida biasanya berkaitan dengan cara-cara pengamanan pemakaian pestisida tersebut, sedangkan risiko kesehatan yang diderita oleh masyarakat luas umumnya karena terjadinya pencemaran pestisida yang masuk pada rantai makanan, dan keracunan pestisida, baik akibat tertelan atau terhirup pestisida maupun akibat kontak langsung melalui kulit. Dalam tata pergaulan global, Indonesia terikat pada beberapa perjanjian tingkat intemasional
di
bidang
pengendalian
masalah
lingkungan.
Kesepakatan-
kesepakatan tersebut pada hakekatnya merupakan upaya global untuk bersama-sama menanggulangi masalah-masalah lingkungan agar tidak berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu hal yang diatur melalui kesepakatan-
1
erse 'arahkan un -~~...uasi.
ial~
isu ahan ber ahaya dan beracun (B3).
egenap
· mensiasari agar B3 ridak menimbulkan masalah, mulai dari
pengawasan.. sampai dengan rnernpersiapkan langkah-langkah pemulihan
_ ~gan dan penanggulangan kasus apabila terjadi masalah, baik terhadap .LI..l=U'-'-'-ia rnaupun lingkungan. Salah satu B3 yang harus diatur dan diawasi ialah ;:
?'O~~unaan
pestisida, yang banya.l( dipakai pada bidang-bidang pertanian,
an dan kesehatan. Pemerintah bekerjasarna dengan berbagai pihak selama ini meregulasi peredaran mengawasi penggunaan pestisida agar faktor risiko yang ada tidak em ahayakan kesehatan. Bahkan penerapan pendekatan pemberantasan vektor crpadu juga telah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Telah banyak · ·eluarkan peraturan-peraturan di bidang pengelolaan pestisida, termasuk pengelolaan pestisida di tingkat rumah tangga, yang a.l. tertuang dalam Keputusan ie teri Pertanian (No.434.1/Kpts/TP.270/7/2001), Peraturan Menteri Kesehatan,
: na pedornan-pedoman maupun petunjuk-petunjuk teknis lainnya. Pemerintahjuga ~bh
mengatur peredaran, penyirnpanan dan penggunaan pestisida, mengatur batas
"' aran pestisida dalam air minum maupun makanan; tetapi kasus-kasus keracunan - - pen emaran pestisida pada media lingkungan masih terus terjadi.
~·
Tujuan
l~.l.T ujuan
Umum:
. fendapatkan
informasi
tentang
kondisi
pengelolaan
(penggunaan
dan
penyimpanan) pestisida kimia di tingkat rumah tangga. 1.2.2. Tujuan Khusus:
a. Diperolehnya informasi tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan dan penggunaan pestisida kimia di rumah tangga b. Diperolehnya informasi tentang pengaturan dan pengawasan pemakaian pestisida kimia di tingkat rumah tangga.
1.3. Manfaat penelitian:
1. Bagi pemerintah (Depatemen Kesehatan, Departemen Pertanian): sebagai dasar untuk penyusunan
kebijakan
dalam upaya pengamanan risiko
pestisida rumah tangga, terutama melalui pengembangan pendekatan berbasis masyarakat,
2
ui -ondisi pengelolaan pestisida dan risikonya
erhadap ·esehatan yang .J.
mun~kin
terjadi,
Umu pengetahuan:sebagai referensi pengkajian dan penelitian yang akan datang.
lA. Ruang lingkup penelitian
_ lasalah yang akan diteliti ialah factor-faktor risiko yang berkaitan dengan penggunaan pestisida kimia di tingkat rumah tangga. Faktor-faktor risiko -e- hatan yang diteliti tersebut antara lain meliputi: tingkat pengetahuan dan mahaman masyarakat mengenai risiko bahaya pencemaran dan keracunan - · ida kirnia, perilaku yang berkaitan dengan pemakaian dan pengelolaan -ti -ida di rumah tangga, dan observasi kesehatan lingkungan rumah tangga,
- ususnya yang berkaitan dengan pemakaian pestisida kimia. Dengan demikian -an didapat informasi kondisi risiko pemakaian pestisida tersebut di tingkat rumah
tangga.
Selanjutnya
dengan
berbekal
informasi · tersebut
akan
dimungkinkan dirumuskannya tindakan-tindakan koreksi dan pengembangan yang ditujukan untuk menekan risiko kesehatan yang akan terjadi.
3
BABII ~JAUAN
PUSTAKA
Ri iko kesehatan akibat pemakaian pestisida kimia, termasuk di tingkat rumah
tangga tidak terlepas dari bahaya pemajanan pestisida tersebut, baik pemajanan melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan maupun melalui kontak kulit. Pemajanan pestisida di rumah tangga dapat berisiko terhadap semua anggota -eluarga. tetapi kelompok usia anak biasanya lebih rentan terhadap risiko tersebut. Anak-anak lebih mudah terpajan pestisida, baik melalui pemafasan, kontak kulit, maupun melalui kecelakaan akibat menelan pestisida (;Goldman LR. 1995; Reigart JRm 1995). Selain itu faktor physiologi anak juga menjadi penyebab mengapa ri iko pajanan pestisida pada anak lebih berat dibandingkan dengan risiko serupa pada orang dewasa. Hal ini terjadi sebab intensitas tingkat pajanan pestisida terhadap anak lebih tinggi, mereka lebih banyak menghirup udara dan lebih banyak mengkonsumsi makanan per kg BB-nya karena tingkat metabolisme mereka lebih tinggi Environmental (Protection Agency, 1998). Untuk menekan risiko kesehatan akibat penggunaan pestisida kimia, khususnya penggunaan pestisida di skala rumah tangga, perlu diupayakan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengelolaan dan penggunaannya. Untuk itu, masyarakat pengguna pestisida hendaknya benar-benar paham bagaimana cara mengelola bahan berbahaya tersebut secara benar, sehingga mereka mampu mencegah terj adinya dampak kesehatan. Dengan mengetahui berbagai informasi yang berkaitan dengan berbagai risiko kesehatan penggunaan pestisida tersebut, diharapkan akan dapat dijadikan tambahan masukan rancang tindakan korektif untuk mengantisipasi masalah tersebut, terutama dalam rangka memberdayakan masyarakat agar mereka lebih mampu mencegah dan menanggulangi faktor-faktor risiko kesehatan yang mungkin terjadi akibat pemakaian pestisida kimia di rumah tangga. Dengan maksud untuk mencegah dampak negatif yang mungkin dapat ditimbulkan akibat pemakaian pestisida, pemerintah juga telah mengatur peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida Di samping itu, juga telah diatur ketentuan batas cemaran pestisida pada media lingkungan, termasuk dalam air minum dan makanan. Sekalipun dernikian, sampai saat ini masih terdapat kasus-kasus keracunan pestisida dan pencemaran pestisida pada rantai makanan
4
aan
.:
~...:r::an.
Bcr -
-an
berapa srudi yang dilak'Ukan eli berbagai
\\ilayah. emaran pestisida k:imia masih terdeteksi pada beberapa jenis media lingk.lllgan. Di samping iUL kebiasaan-kebiasaan dalam pemakaian pestisida dan hygiene perorangan para penggunanya juga masih berisiko menimbulkan risiko kesehatan Belum lagi pemanfaatan wadah-wadah pestisida untuk wadah air, makanan/minuman, dan makanan temak yang juga masih sering dijumpai di lapangan. Sesuai dengan tujuan penggunaannya yaitu mengendalikan hama, baik hama tanaman maupun vektor penyakit, pestisida pada umumnya mengandung bahan yang bersifat toksik. Menurut data dari Departemen Pertanian, saat ini lebih dari 200 jenis bahan aktif yang terdaftar dan dijinkan sebagai insektisida. Telah banyak bukti-bukti yang ditemukan pengaruh samping senyawa kimia pestisida terhadap kesehatan manusia. Berdasarkan hasil penelitian, beberapa jenis penyakit dapat diakibatkan oleh pengaruh samping penggunaan senyawa pestisida antara lain: leukemia, myaloma ganda, lymphomas, sarcomas jaringan lunak, kanker prostat, kulit, melanoma, hati, dan paru, gangguan syaraf, dan neoplasma indung telur (Watterson, 1988).
Selain itu, beberapa senyawa pestisida telah terbukti
dapat menjadi carsinogenic agent, baik pada hewan dan manusia. Sebanyak 47 jenis bahan aktif pestisida ditemukan terbukti sebagai carsinogenic agent pada hewan, dan 12 jenis lagi terbuti sebagai carsinogenic agent pada manusia (Gosselin, 1984: IARC, 1978: Saleh, 1980). Fakta lain ditemukan pula bahwa temyata tercatat 80 jenis bahan aktif pestisida juga dapat menjadi penyebab atau sebagai faktor mutagenic agent (Moriya, 1983; Weinstein, 1984; Sandhu, 1980; Simmon, 1980). Suatu studi terhadap potensi risiko kesehatan terhadap 30 jenis pestisida yang biasa diaplikasikan untuk pekarangan rumput antara lain mengungkapkan bahwa sebanyak 19 jenis di antaranya berisiko sebagai bahan carciogenic yang dapat menimbulkan kelahiran cacat, 21 j enis di antaranya berpotensi menimbulkan gangguan fungsi reproduksi, dan 15 jenis di antarannya dapat menyebabkan terjadinya neurotoxicity (Beyod Pesticides Factsheet. 2005). Hasil studi lainnya menyatakan bahwa kelompok wanita harnil, bayi, anak-anak, kelompok usia lanjut dan para penderita penyakit kronis merupakan kelompok-kelompok yang paling rentan terdadap pajanan pestisida, yang dapat meningkatkan terjadinya risiko kanker (US EPA. 2002). Selanjutnya hasil studi lainnya juga menyebutkan
5
r ·g BB-nya rerhadap pestisida relatif lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang mengembangkan sistem tubuh yang lebih rentan dan lebih lambat untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh mereka (US EPA. _002), dan patut pula dicatat bahwa berdasarkan hasil studi biomonitoring menyebutkan kandungan pestisida dalam tubuh ibu dapat disalurkan melalui saluran darah placenta dan air susu ibu (D.C., Repetto R. et. al., 1996).
Walaupun dampak akibat pajanan pestisida telah terbukti, tetapi sampai saat ini masyarakat belum dapat melepaskan diri dari keterikatan terhadap penggunaan pestisida pestisida, baik untuk mengendalikan hama tanaman maupun untuk mengendalikan vektor penyakit. Hal penting
yang harus diperhatikan adalah
bagaimana menekan sekecil mungkin kerugian yang mungkin timbul baik terhadap lingkungan maupun kesehatan. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul akibat
penggunaan pestisida di antaranya adalah mru;alah keracunan
pestisida, pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara), pencemaran rantai makanan, perkembangan hama menjadi lebih resisten dan toleran terhadap pestisida, terbunuhnya musuh alami hama tersebut dan organisme bukan sasaran, dan terjadinya kecelakaan akibat tertelannya pestisida. Penggunaan pestisida kimia dari waktu ke waktu terns mengalami peningkatan baik dari segi jumlah maupun jenis. Salah satu jenis pestisida yang paling dekat dengan masyarakat adalah insektisida karena hampir seluruh rumah tangga baik di perkotaan maupun di pedesaan menggunakannya. Masyarakat cenderung menggunakan pestisida kimia untuk mengendalikan hama/hewan pengganggu (seperti: kecoa, nyamuk, lalat, rayap, tikus, dll.) karena dianggap lebih praktis, efektif dan efisien.
Kondisi ini mendorong masyarakat industri untuk
memproduksi berbagai jenis pestisida. Menurut Indonesia Biotechnology Information Centre tahun 2009, dalam dua tahun terakhir ini jumlah pestisida di
pasaran bertambah sekitar 450 merek menjadi 1.702 merek dagang berizin dengan berbagai kandungan bahan aktif. Jumlah itu baru di sektor pertanian dan perkebunan, belum termasuk pestisida untuk rumah tangga. Selain dosis dan bahan aktif pestisida, hal yang juga perlu diperhatikan dalam mengevaluasi pemakaian pestisida ialah jenis inert ingredients yang dipakai dalam suatu produk pestisida. Adakalanya bahan-bahan yang disebutkan sebagai inert ingredient pada kemasan pestis ida temyata juga berisiko dapat menimbulkan
6
tan. :
ri
Berda.sar ·an hasil stu ·. terungkap bahwa 800 dari 1200
inerediem yang diteliti masuk ·e dalam kategori unknown toxicity, sebanyak
-- termas ' bahan beracun dengan tingkat tinggi yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan
berupa
gangguan
reproduksi,
kelahiran
cacat,
dan
, urotoxicity, dan 64 bahan inert ingridient lainnya berpotensi beracun (Pohl, HR., al..
~ 000) .
Selanjutnya berdasarkan hasil studi lainnya juga terungkap bahwa
se anyak 394 inert ingredient suatu produk pestisida, dicantumkan sebagai bahan crif produk pestisida lain, dan lebih dari 200 inert ingredient dinilai sebagai ahan pencemar berbahaya (Sturtz, N. Et al. 2000). Bahan aktif produk pestisida biasanya hanya meliputi 5% dari suatu produk pestisida, sedangkan sisanya merupakan inert ingredient (Sturtz, N. Et al., 2000). Jadi sebagaian besar produk pestisida komposisinya memang inert ingredient, walau seperti disebutkan di atas bahan tersebut adakalanya bersifat toksik. Bahan aktif pestisida inilah yang dirancang untuk dapat secara efektif membunuh hama yang menjadi sasaran pemakaian produk pestisida tersebut. Dewasa ini tingkat toksisitas bahan aktif tersebut dibedakan menjadi beberapa kelas, mulai dari yang sangat toksik sampai yang kurang toksik. Di Indonesia saat ini lebih dari 200 jenis bahan aktif
yang terdaftar dan dijinkan sebagai insektisida. Beberapa telah
dilarang karena diduga dapat membahayakan kesehatan seperti diklorvos, propoksur, klorpirifos. Suatu survei penggunaan pestisida yang diadakan pada tahun 2004 di USA mengungkapkan bahwa 5 juta runah tangga di USA hanya mempergunakan
organic lawn pesticides, dan sebanyak 35 juta rumah tangga lainnya mempergunakan dua jenis produk pestisida, baik yang berisi bahan beracun maupun produk yang tidak beracun. Pada tahun tersebut diperkirakan sebanyak 78 juta rumah tangga di USA mempergunakan pestisida, baik untuk keperluan di dalarn rumah maupun di kebun (US EPA, 2005). Hasil survei pemakaian pestisida di USA ini memang tidak bisa serta merta dianalog-kan dengan pola pemakaian di negara-negara lain, termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan jenis dan karakteristik populasi hama yang berbeda. Umurnnya tingkat penggunaan jenis pestisida herbisida dan fungisida pada skala rumah tangga di USA lebih tinggi proporsinya dibandingkan dengan insektisida. Kondisi ini berbeda di negaranegara yang masalah serangga pengganggunya (nyamuk, lalat, dll) lebih menonjol.
7
sam_ ·a tin:' te e
ut
ns -o -e eharan akibar pemakaian pestisida
erat kaitannya dengan aspek pengelolaan dan penggunaan pestisida di
lapangan. termasuk di lingkungan rumah tangga. Sebagai gambaran dapat dikemukakan hasil suatu studi penggunaan pestisida di rumah tangga di USA yang dilaksanakan pada tahun 1999.
Dari sebanyak 107 rurnah tangga yang
diteliti, sebanyak 70% dari responden menyimpan produk-produk pestisida tersebut di dalam rumah, di mana 50% di antaranya disimpan pada tempat yang tingginya kurang dari 4 ft sehingga mudah dijangkau anak-anak (Spitzer, E., Attorney General of NY. 2000). Hasil sebuah studi mengenai pemakaian rodentisida mengungkapkan bahwa sebanyak 69% responden menyimpan pestisida tersebut di tempat yang tidak bisa dijangkau anak-anak (Judith K. Bass et al. 2001). Aspek tempat penyimpanan pestisida tersebut menggambarkan bahwa risiko penyalahgunaan atau kecelakaan penggunaan pestisida yang mungkin akan melibatkan anak-anak masih relatif cukup tinggi. Padahal, seperti yang telah diuraikan di muka tingkat kerentanan kelompok usia anak terhadap pajanan pestisida lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Sasaran aplikasi pestisida biasanya dilakukan di mana ditemuka hama I binatang pengganggu di lingkungan rurnah tangga, atau pada tempat-tempat yang dianggap sering didapati hama tersebut. Lokasi keberadaan hama tersebut sering kali pada tempat-tempat di mana mereka bersarang atau tempat-tempat di mana mereka mendapatkan sumber makanan. Oleh karena itu, aplikasi pestisida juga tidak jarang dilakukan di dapur atau tempat-tempat lain yang memungkinkan hama tersebut lebih mudah untuk melangsungkan kehidupan mereka. Berdasarkan suatu studi di USA temyata memang sebagian besar responden (70%) menyatakan melakukan aplikasi pestisida di dapur, dan sebanyak 55% responden melakukan aplikasi pestisida di kamar mandi (Spitzer, E. 2000). Pada umumnya dapur adalah tempat utama dalam proses penyiapan makanan, sehingga pola aplikasi pestisida tersebut berpotensi meningkatkan risiko terjadinya pencemaran pestisida terhadap makanan. Pola pemilihan produk/jenis pestisida yang
dipakai masyarakat tergantung
berbagai faktor, antara lain: ketersediaan produk di pasaran, tingkat efektifitas produk dalam membunuh hama, pengetahuan konsumen, jenis bahan aktif, harga dan intensitas promosi produk pestisida tersebut. Jenis produk yang dipakai ini berbanding langsung dengan tingkat risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan.
8
emakin · g__ · da_ ·a ra un
ahan al."tif arau inert ingredient yang erkandung,
semakin besar ri iko ke eharannya
Hasil suatu studi penggunaan pestisida di
rumah tangga di USA terse but menyebutkan bahwa dari sebanyak 107 rumah tangga yang diteliti, telah ditemukan sebanyak 148 produk pestisida, berarti dalam setiap rumah tangga rata-rata ditemukan 1,4 produk pestisida (Spitzer, E. 2000). Angka ini memang lebih rendah dibandingkan dengan hasil-hasil studi sebelumnya (US EPA. 2004; Judith K. Bass et al. 2001). Produk-produk pestisida yang ditemui sebagian besar berbahan aktif dengan daya racun rendah. Tetapi dalam studi tersebut temyata juga ditemukan empat jenis bahan aktif pestisida yang tergolong pestisida organophospate, yang dapat menyebabkan keracunan pada orang dewasa (Parsons BJ, Day LM, Ozanne-Smith J, Dobbin M., 1996).
9
B.-\BIY PL IELITIA.'"
~lETODE
3.1 Kerangka Konsep Penggunaan Pestisida kimia Jenis, Dosis, Cara, Waktu, Frekuensi, Bahan aktif.
Faktor internal: Karakteristik responden sex, pendidikan, (Umur, pekerjaan, pengetahuan sikap, perilaku), Faktor eksternal: Peratura n/ perizi nan, penyuluhan, pengawasan, juklakfjuknis, Kegiatan pertanian organik, pemberantasan hama terpadu, Harga, ketersediaan pestisida, dan iklan.
Risiko kesehatan dan lingkungan: Pencemaran rantai makanan, lingkungan, Resistensi, Dampak kesehatan.
3.2. Variabel 1. Variabel dependen: risiko kesehatan dan lingkungan (a.l. meliputi: pencemaran rantai makanan dan lingkungan, resistensi hama/vektor, dan dampak kesehatan, baik akut maupun kronis ). 2. Variabel independen: penggunaan pestisida kimia (meliputi: jenis, dosis, waktu, frekuensi, dan cara pemakaian pestisida; bahan aktifpestisida). 3. Variabel kontrol: a. Faktor internal: karakteristik responden (meliputi: Jenis kelamin, umur, pendidikan,pekerjaan, sikap, dan perilaku dalam penggunaan pestisida) b. Faktor eksternal: Peraturan-peraturan terkait (Permen, Kepmen, pedoman, juklak, juknis), penyuluhan, pengawasan, harga dan ketersediaan pestisida, iklan).
10
. I)
·
i Ope
i nal
Pestisida inse lliida adalah
emua zat kimia dan bahan lain serta yang
dipergunakan untuk menendalikan seranga dan binatan lainnya di dalam dan di sekitar rumah -· Pestisida untuk penggunaan umum adalah pestisida yang dalam penggunaannya tidak memerlukan persyaratan dan alat-alat pengamanan khusus di luar yang tertera pada label. 3. Bahan aktif adalah bahan kimia sintetik a tau bahan alami yang terkandung dalam bahan teknis atau formulasi pestisida yang memiliki daya racun atau pengaruh biologis lain terhadap organisme sasaran. 4. Rumah tangga (RT) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik rumah. 5. Penggunaan adalah menggunakan pestisida dengan atau tanpa alat dengan maksud menegndalikan serangga atau binatang penggangu iainnya 6. Penyimpanan adalah memiliki pestisida dalam persediaan di halaman atau dalam ruang rumah, pedagang atau di usaha-usaha pertanian.. 7. Wadah adalah tempat yang terkena langsung pestisida untuk menyimpan selama dalam penanganan. 8. Label adalah tulisan dan dapat disertai dengan gambar atau simbol, yang memberikan keterangan tentang pestisida, dan melekat pada wadah atau pembungkus pestisida. 9. Pemusnahan adalah menghilangkan sifat dan fungsi pestisida. 10. Sertifikat penggunaan adalah surat keterangan yang dikeluarkan olehXetua Komisi Pengawasan Pestisida Propinsi!Kabupaten!Kota atau pejabat yang berwenang yang menyatakan bahwa pemilik sertifikat telah mengetahui tata cara penggunaan pestisida terbatas. 11. Residu pestisida adalah sisa pestisida, termasuk hasil perubahannya yang terdapat pada atau dalam jaringan manusia, hewan, tumbuhan, air, udara atau tanah. 12. Toksisitas akut adalah pengaruh yang merugikan yang timbul segera setelah pemaparan dengan dosis tunggal suatu bahan kimia atau bahan lain, atau pemberian dosis ganda dalam waktu lebih kurang 24 jam.
11
13.
ah penurunan
tin~
·a
·epe ·aan populasi organisme sasaran
rerhadap pestisida yang dapat menyebabkan pestisida
ang semula efektif
untuk mengendalikan organisme sasaran tersebut menjadi tidak efektif lagi. 14. Pestisida dilarang adalah jenis pestisida yang dilarang untuk semua bidang penggunaan atau bidang penggunaan tertentu dengan tujuan melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup, dan ditetapkan oleh suatu peratuan perundang-undangan. 3.4. Tempat dan waktu Tempat penelitian di Kabupaten Ubud dan Badung, Propinsi Bali. Pemilihan lokasi didasarkan pada karakter daerah urban dan rural yang berlokasi pada daerah tujuan wisata yang penting. Waktu pelaksanaan penelitian adalah selama 11 bulan, terhitung Februari s/d Desember 2010. 3.5. Disain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan disain potong lintang (cross sectional). 3.6. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikurnpulkan adalah data pnmer dan data sekunder. Data pnmer meliputi data umum (karakteristik responden), pengetahuan terhadap sikap dan perilaku masyarakat terhadap pestisida Genis, jumlah/dosis, manfaat, motivasi, bahaya, kemudahan memperoleh, kepraktisan penggunaan, petunjuk penggunaan dan
peny1mpanan,
petunjuk
pemusnahan,
ketuntasan
mengendalikan,
hama/resistensi, promosi/iklan, penyuluhan, gejala keracunan, residu pestisida) dikumpulkan dari sampel masyarakat dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan observasi lingkungan. Untuk menggali informasi lebih dalam, akan dilakukan pengumpulan data kualitatif tupoksi
terkait
denga
institusi pemerintah yang mempunym
pestisiida/insektisida
(komisi
pestisida,
depertemen
kesehatan, departemen pertanian, dinas kesehatan, dan dinas pertanian) . Data sekunder meliputi jenis dan jumlah pestisida yang diijinkan, dampak kesehatan penggunaan pestisida (hasil penelitian di Indonesia), peraturan yang berlaku (Undang-undang, peraturanlkeputusan menteri, petunjuk umum, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan) akan dikumpulkan dari institusi yang terkait
(Depkes,
Deptan, Komisi Pestisida).
12
3.-. Popula.si dan 1
ampel
Rumah tangga
"nit anali is dari studi ini rumah tangga, sehingga populasinya adalah seluruh rumah tangga yang berada 2 di wilayah tersebut. Sampel adalah sebagian rumah tangga yang berada di wilayah tersebut, Untuk menggambarkan kondisi pengelolaan pestisidalinsektisida di tingkat kabupaten/kota, sampel KK di setiap kabupaten/kota terpilih dihitung dengan menggunakan "Penghitungan Besar Sampel Untuk Estimasi Proporsi" dengan formula sebagai berikut:.
Z N
1-at2
P(1-P)
=----------------------
x Deft
d2 Dengan menggunakan presisi (6%), derajat kepercayaan 95%, desain effect= 2, dan P adalah proporsi KK yang menggunakan pestisidalinsektisida di masingmasing lokasi sebesar 50% maka didapatkan jumlah sampel KK sebesar 200 KK. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data umum (karakteristik responden), pengetahuan terhadap sikap dan perilaku masyarakat terhadap pestisida Genis, jumlah/dosis, manfaat, motivasi, bahaya,
kemudahan
penggunaan
dan
memperoleh, penytmpanan,
kepraktisan
penggunaan,
petunjuk
petunjuk
pemusnahan,
ketuntasan
mengendalikan, hamalresistensi, promosi/iklan, penyuluhan, gejala keracunan, residu pestisida) dikumpulkan dari sampel masyarakat dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan observasi lingkungan. Untuk menggali informasi lebih dalam, akan dilakukan pengumpulan data kualitatif institusi pemerintah yang mempunyai tupoksi terkait denga pestisiidalinsektisida (komisi pestisida, depertemen kesehatan, departemen pertanian, dinas kesehatan, dan dinas pertanian) . Data sekunder meliputi jenis dan jumlah pestisida yang diijinkan, dampak kesehatan penggunaan pestisida (hasil penelitian di Indonesia), peraturan yang berlaku (Undang-undang, peraturan/keputusan menteri, petunjuk umum, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan) akan dikumpulkan dari institusi yang terkait (Depkes, Deptan, Komisi Pestisida).
13
-
C ra P a
~~
· :m - 3I!1 l
3.II1pel Desa -elurahan Pemilihan
desa kelurahan
di
rnasing-masing
kabupaten
terpilih,
dilakukan dengan cara random dengan memperhatikan jumlah penduduk yang ada di desalkelurahan (Probability Proportional to Size). - Pemilihan desalkelurahan yang mewakili daerah perkotaan disetiap kabupaten!k:ota sebanyak 4 desalkelurahan dilakukan dengan cara random dengan memperhatikan jumlah penduduk yang ada di desalkelurahan (Probability Proportional to Size) . - Sebelum dilakukan random, untuk setiap kelompok ("pedesaan" dan "perkotaan") terlebih dahulu dibuat daftar desalkelurahan dengan jumlah penduduk yang tinggal di masing-masing kabupaten. - Urutkan desalkelurahan 1 sampai terakhir berdasarkanjumlah penduduk - Pilih desalkelurahan secara proporsional sesuai dengan perbandingan jumlah dalam kelompok "pedesaan" dan "perkotaan".
b)
Sampel kepala keluatga (KK) Pemilihan KK di masing-masing desalkelurahan yang terpilih sebagai sampel, dilakukan dengan cara: - Membuat daftar persimpangan jalan desa di desa/kelurahan tersebut. Persimpanganjalan bisa berbentuk pertigaan atau perempatanjalan desa. - Buat nomor urut dari persimpanganjalan tersebut. - Pilih salah satu persimpangan dengan cara random . . - Untuk menentukan arah (ke kanan, ke kiri, ke depan atau kebelakang) juga dilakukan dengan cara random). - Setelah mendapatkan arah jalan tersebut, buat peta gambar dan daftar rumah KK yang ada di pinggir jalan tersebut dan beri nomor urut. - Lakukan random untuk menentukan rumah KK mana yang pertama terpilih sebagai sampel. - Sampel KK kedua dipilih dengan cara memilih rumah yang paling dekat dengan sampel KK pertama (titik jarak rumah pertama digunakan pintu masuk rumah yang utama) - Sampel ketiga sampai ke 50 dipilih seperti sampel ke 2.
14
amp I da
-l
illalita tif
ara mendalam. informan penelitian di setiap lokasi berjumlah 5 orang. antara lain tercliri dari : a)
Kepala Bidang P2PL I Kesling
b)
Dinas Pertanian.
3.8. Pengolahan dan Analisis Data Data kuantitatif yang dikumpulkan akan diolah dan dianalisis secara deskriptif Data kualitatif: dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan mengungkapkan temuan-temuan tentang jenis pestisida yang paling banyak dipergunakan, cara penggunaan, peraturan yang berlaku.
3.9. Pertimbangan Izin Penelitian
Izin penelitian akan diajukan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Litbang Kesehatan
3.10. Pertimbangan Etik
Walaupun penelitian tidak mengambil spesimen, Ethical clearance sudah diajukan sesuai persyaratan yang ditentukan Komisi Etik Balitbangkes. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Balitbangkes sudah menerbitkan surat
Pembebasan
Persetujuan Etik (Exempted). Sebelum dilakukan wawancara, setiap responden dijelaskan tentang tujuan dan manfaat penelitian untu kemudian meminta kesediannya untuk menjadi responden (persetujuan setelah penjelasan!PSP).
15
BABI\ IL
IT..
ecara ingkat dapat dilapor an bahwa pelaksaan pengumpulan data penelitian sudah selesai dilakukan di Kabupaten Badung dan Gianyar, Propinsi Bali. Wawancara dan observasi telah dilakukan terhadap 400 rumah tangga di kedua kabupaten tersebut. Di samping itu juga telah dilakukan wawancara mendalam terhadap beberapa instansi terkait di wilayah penelitian. Hasil penelitian ini mencakup dua bagian, yakni hasil penelitian di tingkat rumah tangga, dan hasil wawancara mendalam dengan beberapa instansi terkait di kedua daerah penelitian tersebut.
4.1. Karakteristik Responden
Jumlah rumah tangga (responden) yang berhasil diwawancara dalam studi ini sebanyak 400 rumah tangga, yang meliputi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar (masing-masing 200 rumah tangga. ienis kelamin reponden yang diwawancarai di seluruh lokasi sebagian besar adalah laki-laki (proporsi responden laki-laki di Kabupaten Badung 52,0% dan Kabupaten Gianyar 69,0%). Karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dari Tabel 4.1. tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa proporsi terbesar tingkat pendidikan responden I anggota rumah tangga yang diwawancara di setiap lokasi studi pada umurnnya tam at SLTA. Proporsi responden dengan pendidikan tamat SLTA di Kabupaten Badung sebesar 51 ,5%, sedangkan di Kabupaten Gianyar 36,5%, sedangkan proporsi responden dengan latar belakang tamat 03 ke atas tertinggi dijumpai di Kabupaten Badung (14,5%). Patut juga dicatat bahwa pada semua lokasi studi masih dijumpai responden yang tidak tamat SDI tidak sekolah. Proporsi tertinggi responden yang tidak sekolah dijumpai di Kabupaten Gianyar (6,0%), sedangkan proporsi terendah ditemui di Kabupaten Badung (0,5%). Umur responden I anggota rumah tangga yang berhasil diwawancarai berada pada rentang terendah < 17 tahun sampai tertinggi > 49 tahun, dengan usia terbanyak adalah 17 - 49 tahun. Proporsi responden yang mempunyai anggota rumah tangga (ART) yang berumur di bawah 10 tahun di Kabupaten Badung sebanyak 55% dari seluruh jumlah responden, sedangkan di Kabupaten Gianyar sebanyak 53% responden. Terdapat 1,5% responden di Kabupaten Badung dan 0,5% responden di
16
c m unyai
_-\RT ·ang
rusia < l 0 tahun sebanyak 4 orang
an -
Tabel4.1. Karakteristik Res~onden di lokasi studi, 2010 Karakteristik Resp Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan 1. Tidak sekolah 2. Tidak tamat SD 3. Tnmat 4. Tamat 5. Tamat 6. Tamat
SD SLTP SLTA D3/Akademi
Umur 1. Kurang dari 17 tahun 2. 17-49 tahun 3. Lebih dari 49 tahun
Badung
Gian:tar
N
%
n
%
104 95
52,0 47,5
138 62
69,0 31,0
12
27 27 103 29
0,5 6,0 13,5 13,5 51,5 14,5
19 41 36 73 19
6,0 9,5 20,5 18,0 36,5 9,5
5 173 22
3,0 86,5 11 ,0
0 164 36
0,0 82,0 18,0
25
12,5
8
4,0
25
12,5
13 14 21 44 43 56 0
6,5 7,0
12
Pekerjaan 1. Tidak bekerja 2. PNSITNI/POLRI 3. BUMN/BUMD 4. Pegawai swasta 5. Mengurus RT 6. Petani 7. Buruh/jasa 8. Wiraswasta/dagang
50
25,0
34 10 10 32 14
17,0 5,0 5,0 16,0 7,0
Jumlah anak kurang dari 10 tahun 1. Tidak punya 2. 1 Anak 3. 2 Anak 3. 3 Anak 4. 4 Anak
90 60 43 4 3
45,0 30,0 21,5 2,0 1,5
93 63 32 9
10,6 22,1 21,6 28,1 0,0
47,0 31,8 16,2 4,5 0,5
4.2. Pengetahuan Responden Dalam Penggunaan dan Penyimpanan Pestisida Tingkat pengetahuan responden terhadap penggunaan dan penyimpanan pestisida cukup bervariasi antara satu lokasi studi dengan lokasi studi lainnya. Variabel studi yang dipakai untuk rnengukur tingkat pengetahuan responden antara lain berupa: pemah-tidaknya responden rnendengar istilah pestisida; rnengetahui-tidaknya rnakna pestisida; bahan aktif dan fungsi pestisida tersebut. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan temyata sebagian besar responden (lebih dari 90% responden di
17
-· = lo - -· srudi
Proporsi res
menyarakan pernah mendengar istilah pestis ida
der. yang pemah mendengar istilah pestisida tertinggi dijumpai di
Kabupaten Gianyar. yaitu sebanyak 99,0% responden. Informasi hasil studi yang lebih terinci mengenai tingkat pengetahuan responden mengenai penggunaan dan penyimpanan pestisida ini dapat dilihat pada Tabel4.2.
Tabel4.2 Pengetahuan responden terhadap pestisida di lokasi studi, 2010 Variabel
Badung
Gianyar
n
%
n
%
Pernah mendengar 1, Ya 2, Tidak
181 19
90,5 9,5
198
2
99,0 1,0
Mengetahui dgn benar 1, Ya 2, Tidak
187 13
93,5 6,5
189 11
94,5 5,5
Mengetahui bahan aktif 1, Ya 2, Tidak
195 5
97,5 2,5
200
100,0 0,0
0
Selanjutnya juga dapat dikemukakan bahwa temyata sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka sudah mengatahui makna istilah pestisida tersebut dengan benar. Proporsi tertinggi responden yang menyatakan sudah mengetahui pestisida dengan benar dijumpai di Kabupaten Gianyar, yaitu sebanyak 94,5%, sedangkan proporsi responden yang menyatakan tidak mengetahui dengan benar mengenai makna pestisida tersebut di Kabupaten Badung sebesar 6,5%.
Variabel
selanjutnya yang diukur ialah mengetahui-tidaknya responden mengenai bahan aktif pestisida. Tingkat pengetahuan responden yang mengetahui mengenai bahan aktif pestisida pada ke dua lokasi studi sedikit berbeda. Proporsi lebih tinggi responden yang tidak mengetahui bahan aktif pestisida dijumpai di Kabupaten Gianyar, yaitu 100%, sedangkan proporsi yang lebih rendah di Kabupaten Badung, yaitu 97 ,5%. Variable pengetahuan responden berikutnya yang diukur pada studi ini ialah pengetahuan responden mengenai penggunaan dan penyimpanan, serta peraturan yang berkaitan dengan pestisida. Variabel yang dipakai untuk mengukur tingkat pengetahuan responden mengenai isu ini antara lain meliputi: penyimpanan secara
18
· masan pestisida peraturan pengelolaan pesti ida pel
pestisida dan pelarangan peredaran pestisida.
Tabel4.3. Pengetahuan responden terhadap penggunaan dan penyimpanan serta peraturan pestisida di lokasi studi, 2010 Varia bel
Badung
Gianyar
n
%
n
%
183
91 ,5 8,5
179
17
89,5 10,5
9 190
4,5 95
185
Peraturan pengelolaan 1. Ya
19
6
180
9,5 90
12
2. Tidak
188
94
Pelabelan 1. Ya 2 . Tidak
40 159
20
109
79,5
91
54,5 45,5
Pelarangan peredaran 1. Ya 2. Tidak
125
37,5 62,5
84 116
Penyimpanan khusus 1. Ya 2. Tidak Penggunaar. bekas kemasan 1. Ya 2. Tidak
75
21
15
7,5 92,5
42,0
58,0
Dari lima variabel yang dipakai untuk mengukur tingkat pengetahuan responden tersebut, temyata variabel pengetahuan yang berkaitan dengan peraturan pestisida dan variabel penggunaan bekas kemasan pestisida umurnnya tidak diketahui responden. Proporsi tertinggi tingkat pengetahuan responden yang tidak mengetahui peraturan pengelolaan pestisida dijumpai di Kabupaten Gianyar (94,0%), sedangkan proporsi lebih rendah mengenai variabel tersebut ditemukan di Kabupaten Badung (90,0%). Selanjutnya proporsi tertinggi responden
dengan tingkat pengetahuan
responden yang tidak mengetahui pelarangan pestisida dijumpai di Kabupaten Badung, yaitu sebanyak 62,5%, sedangkan lokasi dengan proporsi lebih rendah dijumpai di Kabupaten Gianyar, yaitu 58,0% (Tabel4.3.). Kemudian berdasarkan hasil studi tersebut juga terungkap bahwa umurnnya responden mengetahui bahwa pestisida harus disimpan secara khusus. Proporsi tertinggi responden yang mengetahui penyimpanan pestisida secara khusus dijumpai di Kabupaten Badung (91,5%), sedangkan proporsi lebih rendah dijumpai di
19
Tentang tingkat pengetahuan re pond en yang - ·tan · e =:an penggunaan bekas 'emasan pestis ida ternyata merupakan variabel
yang umumnya belum · ·etahui oleh responden. Responden di Kabupaten Badung, dari _00 responden hanya 9 responden (4,5%) yang mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan hal tersebut. sedangkan di Kabupaten Gianyar sebesar 7,5%. Tingkat pengetahuan responden berikutnya yang diukur ialah pengetahuan responden mengenai bahaya pestisida terhadap kesehatan manusia. Beberapa Yariabel yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan responden ialah pengetahuan mengenai: bahaya pestisida, jalur masuk pestisida ke dalam tubuh, adanya pestisida alami, dan pernah-tidaknya responden rnendapat penyuluhan tentang pestisida. Rentang proporsi responden yang rnengetahui bahaya pestisida di keernpat lokasi studi terse but berkisar antara 96,5% (di Kabupaten Badung) sarnpai dengan 98,0% (di Kabupaten Gianyar) (Tabel4.4). Selanjutnya untuk rnengetahui tingkat pengetahuan respomlen rnengenai jalur rnasuk pestisida ke dalarn tubuh ditanyakan pengetahuan responden rnengenai adanya 3 alternatif jalur rnasuk pestisida ke dalarn tubuh, yaitu rnelalui: kulit, rnulut, dan saluran pernafasan. Urnumnya para responden di 2 daerah studi tersebut rnenyatakan bahwa jalur pestisida rnasuk ke dalarn tubuh rnelalui ketiga jalur tersebut, tetapi tingkat proporsi jawaban responden rnengenai peran ketiga jalur tersebut di kedua lokasi tersebut bervariasi. Jalur rnasuk melalui mulut dan saluran pernafasan merupakan jalur masuk pestisida yang
lebih rnereka ketahui
dibandingkan jalur rnelalui kulit. Hal ini terutama ditemui pada responden di Kabupaten Badung (Tabel4.4.). Tingkat pengetahuan responden rnengenai pestisida alami juga bervariasi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Proporsi tertinggi responden yang telah rnengetahui adanya pestisida alarni dijumpai di Kabupaten Gianyar (70,5%), sedangkan di Kabupaten Badung sebesar 50,5%. Variabel berikutnya yang dipakai untuk mengukur tingkat pengetahuan responden ialah kesempatan responden untuk rnendapatkan penyuluhan. Proporsi responden yang pernah mendapat penyuluhan di Kabupaten Badung sebesar 23,5%, sedangkan di Kabupaten Gianyar sedikit lebih tinggi, yaitu 39,0% (Tabel4.4.).
20
p
ahaya pestis ida di lokasi studi, 2010 Badung
Gianyar
n
%
n
%
193
96,5
196
7
3,5
4
98,0 2,0
Jalur masuk ke dalam tubuh 1, Kulit 2, Mulut 3, Saluran pernafasan 4, Kulit dan sal pernafasan 5, Mulut dan sal pernafasan 5, Kulit, mulut dan sal pernafsn
20 49 3 45 81
0,5 10,0 24,5 1,5 22,5 40,5
5 7 7 2 39 140
2,5 3,5 3,5 1 19,5 70
Adanya pestisida alami 1, Ya 2, Tidak
101 99
50,5 49,5
141 59
70,5 29,5
Mendapat penyuluhan 1, Ya 2, Tidak
47 153
23,5 76,5
78 122
39 61
Bahaya pestisida 1, Ya 2, Tidak
Kondisi sikap responden terhadap pengaturan penggunaan pestisida cukup bervariasi an tara satu lokasi studi dengan lokasi studi lainnya. Variabel studi yang dipakai untuk mengukur sikap responden antara lain berupa: setuju-tidaknya responden terhadap penggunaan pestisida; setuju-tidaknya terhadap pengaturan penggunaan dan penyimpanan pestisida; setuju-tidaknya terhadap membawa pestisida dicampur bahan rnakanan; setuju-tidaknya penggunaan pestisida harus sesuai dengan ketentuan; setuju-tidaknya pembuangan pestisida di tempat yang khusus; setuju-tidaknya bekas kernasan pestisida untuk tempat rnakanan; setujutidaknya terhadap pelabelan pestisida; setuju-tidaknya terhadap pelarangan pestisida, dan setuju-tidaknya terhadap penggunaan pestisida alarni. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan temyata sebagian besar responden di 2 kabupaten lokasi studi (Kabupaten Badung dan Gianyar) lebih dari separo rnasing-rnasing lokasi studi
responden di
menyatakan setuju terhadap penggunaan pestisida.
Proporsi responden yang setuju terhadap penggunaan pestisida tertinggi dijurnpai di Kabupaten Badung, yaitu sebanyak 70,5% responden. Sedangkan lokasi studi yang proporsi responden yang tidak setuju di Kabupaten Gianyar, yaitu 42,5%.
21
enge ai ·ondisi sikap responden terhadap
1
ggunaan
sti-ida ini dapat diliha pada Tabel4.5.
Tabel4.5. Sikap responden terhadap pengaturan penggunaan pestis ida di lokasi studi, 2010 Varia bel
Badung
Gianyar
n
%
n
%
141 59
70,5 29,5
115 85
57,5 42,5
199 1
99,5 0,5
190 9
95,0 4,5
1, Ya 2, Tidak
19 181
9,5 90,5
16 184
8,0 92,0
Setuju penggunaan pestisida harus sesuai dg ketentuan 1, Ya 2, Tidak
196 4
98,0 2,0
188 12
94,0 6,0
193 7
96,5 3,5
196 4
98,0 2,0
10 190
5,0 95,0
13 187
6,5 93,5
169 31
84,5 15,5
181 19
90,5 9,5
187 13
93,5 6,5
185 15
92,5 7,5
190 10
95,0 5,0
195 5
97,5 2,5
Setuju penggunaan pestisida 1, Ya 2, Tida k Setuju dgn pengaturan penggunaan dan penyimpanan 1, Ya 2, Tidak Setuju membawa pestisida dicampur bahan makanan
Setuju pembuangan pestisida ditempat yang khusus 1, Ya 2, Tidak Setuju bekas kemasan pestisida unt tempat makanan 1, Ya 2, Tidak Setuju terhadap pelabelan pestisida 1, Ya 2, Tidak Setuju terhadap pelarangan pestisida 1, Ya 2, Tidak Setuju terhadap penggunaan pestisida alami 1, Ya 2 Tidak
22
T
l
~.:.
e e ut j
~a
dapat dikemukakan bahwa
ternyata e agian besar responden di semua daerah studi (masing-masing lebih dari 90.0%) menyatakan bahwa mereka setuju terhadap pengaturan penggunaan dan penyimpanan pestisida.
Proporsi tertinggi responden yang menyatakan tidak
menyetujui pengaturan pestisida dijurnpai di Kabupaten Gianyar, yaitu sebanyak 4,5%, sedangkan proporsi tertinggi responden yang menyatakan tidak menyetujui pengaturan membawa pestisida dicampur dengan bahan makanan juga ditemukan di Kabupaten Gianyar, yaitu 92,0%. Dapat pula dikemukakan bahwa sebagian besar responden di 2 daerah studi temyata juga menyetujui terhadap adanya ketentuan yang mengatur penggunaan pestisida, bahkan di Kabupaten Badung hal ini disetujui oleh sebagian besar responden (99,5%) responden. Hal senada juga terjadi sewaktu responden menyatakan sikap setuju terhadap adanya pengaturan mengenai pembuangan pestisida di tempat khusus. Terhadap ketentuan ini, proporsi tertinggi responden yang tidak menyetujui pengaturannya dijumpai di Kabupaten Badung, yaitu sebanyak 3,5%. Mengenai sikap responden terhadap bekas kemasan pestisida untuk tempat makanan, sebagian besar (masing-masing lebih dari 90,0%) responden di Kabupaten sebanyak 190 responden (95 ,5%) menyatakan tidak setuju. Tetapi sikap responden terhadap ketentuan pelabelan pestisida temyata di Kabupaten Badung sebagian besar responden setuju terhadap pelabelan pestisida, tetapi
proporsi
responden yang tidak setuju terhadap hal tersebut di Kabupaten tersebut lebih besar, yaitu sebesar 15,5%, sedangkan di Kabupaten Gianyar sebesar 9,5%. Selanjutnya juga dapat dikemukakan bahwa sikap responden terhadap penggunaan pestisida alami di 2 daerah studi tersebut sikap setuju di Kabupaten Badung tercatat sebesar 95,0%, dan di Kabupaten Gianyar sebanyak 97,5% Tabel4.5.
4.3. Perilaku Responden Terbadap Penggunaan dan Penyimpanan Pestisida
Variabel studi yang dipakai untuk mengukur perilaku respond en dalam hal penggunaan dan penyimpanan pestisida antara lain berupa perilaku responden dalam hal: penggunaan pestisida; kebiasaan membaca aturan; mencuci tangan setelah
menggunakan
pestisida;
penggunaan
APD;
mengikuti
petunjuk
penggunaan; menyimpan dengan aman; tempat aplikasi pestisida; aplikasi di luar rumah; dan perlakukan terhadap pestisida bekas. Berdasarkan data yang berhasil dikurnpulkan temyata sebagian besar responden di 2 lokasi studi mempergunakan
23
L
ro
nden yang mempergunakan pestisida
ung sebesar 9_. - o/o. edangkan di Kabupaten Gianyar sebanyak 9-LO% . Tetapi proporsi responden yang terbiasa mernbaca aturan pemakaiannya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan proporsi pemakainya, yaitu dengan rentang proporsi 59,0% di Kabupaten Badung, dan sebanyak 75,0%. Informasi hasil studi yang lebih terinci mengenai kondisi perilaku responden terhadap penggunaan dan penyimpanan pestisida ini dapat dilihat pada Tabel4.6. Selanjutnya dapat dikemukakan bahwa proporsi responden yang rnencuc1 tangan setelah mempergunakan pestisida bervariasi di kedua daerah studi tersebut, dengan rentang propor:si 48,5% (Kabupaten Badung), dan sebanyak 84,0% (Kabupaten Gianyar). Secara umum dapat dikatakan bahwa proporsi responden yang memakai alat pelindung diri (APD) selama mempergunakan pestisida masih relatif rendah .. Jenis APD yang paling sering dipakai di 2 daerah studi ialah masker, yang rentang proporsi responden yang mempergunakan berkisar antara 6,0% (Kabupaten Badung), dan sebanyak 19,5% (Kabupaten Gianyar). Jenis-jenis APD lainnya, yaitu sarung tangan, sepatu boot karet, dan celemek juga dipakai di seluruh daerah studi tetapi dengan proporsi responden yang lebih rendah dibandingkan dengan pemakaian masker. Variabel studi yang dipakai untuk mengukur perilaku responden dalam hal penggunaan dan penyimpanan pestisida antara lain berupa perilaku responden dalam hal: penggunaan pestisida; kebiasaan membaca aturan; mencuci tangan setelah
menggunakan
pestisida;
penggunaan
APD;
mengikuti
petunjuk
penggunaan; menyimpan dengan aman; tempat aplikasi pestisida; aplikasi di luar rumah; dan perlakukan terhadap pestisida bekas. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan temyata sebagian besar responden di 2 lokasi studi mempergunakan pestisida dalam rumah tangga (proporsi responden yang mempergunakan pestisida di Kabupaten Badung sebesar 92,5%, sedangkan di Kabupaten Gianyar sebanyak 94,0%). Tetapi proporsi responden yang terbiasa membaca aturan pemakaiannya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan proporsi pemakainya, yaitu dengan rentang proporsi 59,0% di Kabupaten Badung, dan sebanyak 75,0%. Informasi hasil studi yang lebih terinci mengenai kondisi perilaku responden terhadap penggunaan dan penyimpanan pestisida ini dapat dilihat pada Tabel4.6.
24
Tabel ~ . 6. Perilak.-u responden erhadap penggunaan pestis ida di lokasi studi 2010 Badu ng
Variabel
Gianyar
n
%
n
%
Penggunaan pestisida 1, Ya 2, Tidak
185 15
92,5 7,5
188 12
94,0 6,0
Kebiasaan membaca aturan 1, Ya 2, Tidak
118 69
59 34,5
150 46
75,0 23,0
Mencuci tangan stlh menggunakan pestisida 1, Ya 2, Tidak
97 90
48,5 45,0
168 27
84,0 13,5
12 3
39 3
7 3 7
6,0 1,5 0,5 3,5 1,5 3,5
22 3 1
19,5 1,5 0,5 11 1,5 0,5
Mengikuti petunjuk penggunaan 1, Ya 2, Tidak
146 154
48,5 51 ,2
224 58
74,7 19,3
Menyimpan dgn aman 1, Ya 2, Tidak
191 14
63,5 4,7
270 12
90,0 4,0
73 82 144 148
32,3 26,9 47,8 49,2
42 29 207 113
14,0 9,7 69,0 37,7
1, Ya 2, Tidak
95 91
47,5 45,5
150 46
75,0 23,0
Perlakuan thd pestidida bekas 1, Tidak dibuang tetap disimpan di rumah 2, Di buang ke tempat sampah
50
16,6
16
5,3
106 1
35,2
185 6
61,7 2,0
Penggunaan APD 1, Masker 2, Sarung tangan, 3, Celemek 4, Masker, Sr tng, Spt boot karet 5, Masker, Sr tangan , Celemek, Spt boot karet
Tempat penggunaan Dapur 1, Ruang makan 2, Kamar tidur 3, 4,
Ruang keluarga
Penggunaan di luar rumah
3, Di buang ke selokan/sungai
0,3
25
ar et lah
-em
bah\Ya proporsi responden yang mencuci tangan
empcrgunakan pestisida berYariasi di kedua daerah studi tersebut, dengan
rentang proporsi 48.-% (Kabupaten Badung), dan sebanyak 84,0% (Kabupaten Gianyar). ecara umum dapat dikatakan bahwa proporsi responden yang memakai alat pelindung diri (APD) selama mempergunakan pestisida masih relatif rendah .. Jenis APD yang paling sering dipakai di 2 daerah studi ialah masker, yang rentang proporsi responden yang mempergunakan berkisar antara
6,0% (Kabupaten
Badung), dan sebanyak 19,5% (Kabupaten Gianyar). Jenis-jenis APD lainnya, yaitu sarung tangan, sepatu boot karet, dan celemek juga dipakai di seluruh daerah studi tetapi dengan proporsi responden yang lebih rendah dibandingkan dengan pemakaian masker (Tabel4.6.). Dapat pula dikemukakan bahwa proporsi responden yang mengikuti petunjuk penggunaan pestisida masih perlu ditingkatkan, di Kabupaten Badung proporsi responden yang tidak mengikuti petunjuk penggunaan masfu cukup tinggi, yaitu 51 ,2%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi di Kabupaten Gianyar, yang angkanya sebesar 19,3%.
Proporsi perilaku responden yang
melakukan penyimpanan pestisida dengan aman di Kabupaten Badung sebesar 63,5%, dan di Kabupaten Gianyar sebesar 90,0%. Terdapat empat tempat aplikasi pestisida yang diukur dalam studi ini, yaitu di: dapur, ruang makan, kamar tidur, dan ruang keluarga. Di Kabupaten Badung, tempat aplikasi pestisida tertinggi dilakukan di ruang keluarga (dilakukan oleh 49,2% responden) di banding aplikasi di tempat-tempat aplikasi lainnya. Tetapi di daerah studi lainnya (Kabupaten Gianyar), tempat aplikasi yang paling sering ditemui dalam studi ialah di tempat tidur, yaitu sebesar 69,0% responden. Perlu pula ditambahkan di sini bahwa tempat aplikasi yang paling jarang dilakukan aplikasi pestisida di seluruh daerah studi ini ialah ruang makan (di Kabupaten Badung 26,9%, dan di Kabupaten Gianyar 9,7%) (Tabel4.6.). Dalam studi ini juga diukur tingkat penggunaan pestisida di luar rumah. Secara umurn dapat dikatakan bahwa proporsi responden yang melakukan penggunaan pestisida di luar rumah di Kabupaten Badung lebih kecil dibandingkan proporsi responden yang tidak melakukannya. Tetapi di Kabupaten Gianyar, proporsi responden yang melakukan aplikasi di luar rumah sebanyak 75,0%. Patut pula dikemukakan bahwa sebagian besar responden
di
seluruh daerah studi
26
em asm=-- ebesar 3: __ o
uan~
ya di tempat sampah .Maing-
"i Kabupa en Badung. dan sebanyak 61 ,7% responden di
Ka upaten Gianyar. Pembuangan pestisida bekas ke sungai dilakukan oleh 0,3%
responden di Kabupaten Badung, dan oleh sebanyak 2,0% responden di Kabupaten Gianyar (Tabel 4.6.) .
.:t4. Gangguan Kesehatan Reponden
Dalam studi ini juga dikumpulkan data gangguan kesehatan, khususnya keracunan pestisida dan angka tumor/kanker yang diderita anggota rumah tangga. Data ini dikumpulkan semata-mata atas informasi yang diberikan oleh responden. Dari 2 daerah penelitian yang diteliti, pada kedua daerah tersebut terdapat I ada kasus keracunan pestis ida, yaitu di Kabupaten Badung 2 kasus (1%) dan Kabupaten Gianyar 2 kasus (1 %). Kasus tumor/kanker juga didapat pada kedua kabupaten tersebut Gumlah kasus di Kabupaten Badung lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kasus di Kabupaten Gianyar). Jumlah kasus yang berhasil didata sebanyak 16 kasus, yaitu 14 kasus di Kabupaten Badung dan sebanyak 2 kasns di Kabupaten Gianyar. Data lebih terinci dapat dilihat pada Tabel4.7.
Tabel4.7 Kejadian keracunan pestisida dan gangguan kesehatan yang dialami ART di lokasi studi, 2010 Badung
Varia bel
Gianyar
n
%
n
%
2
1 99
2
198
1 99
ART pernah keracunan
1. Ya 2. Tidak
198
ART didiagnosis tumor/kanker 1. Ya 2. Tidak
14
4,7
2
238
79,1
297
0,7 99,0
4.5. Hasil pengumpulan data kualitatif 4.5.1. Hasil wawancara mendalam dengan responden dari instansi terkait di Kabupaten Badung Sewaktu pelaksanaan pengumpulan data dalam Studi Risiko Kesehatan Penggunaan Pestisida Kimia di Rumah Tangga tahun 2010 telah dilakukan kunjungan ke dua instansi pemerintah, yaitu Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan
27
an pnmer ~ ang
~p
ra erse m diharapkan dapat melengkapi data
dari para responden rumah tangga. Hasil selengkapnya
pengumpulan data yang dilal.'Ukan terhadap instansi-instansi tersebut dapat dikemukakan di bav,·ah ini. - Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
1) Responden: Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2) Bidang Tugas Seksi Penyehatan lingkunan mencakup pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan. Sasaran yang diutamakan dalam pelaksaaan tugas yang dilakukan selama ini sebagian besar ditujukan untuk pengawasan tempattempat umum (TTU), tempat-tempat pengelolaan makanan (TPM) dan industri. Sampai saat ini, Dinas Kesahatan belum secara khusus melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan pestisida kimia rumah tangga. Kegiatan-kegiatan pengawasan penyimpanan pestisida, penyuluhan dan
uji
kadar cholinesterase telah dilakukan di beberapa lokasi di Kabupaten Badung. 3) Pengelolaan pestisida: a) Menurut responden ada beberapa jenis pestisida yang beredar di Kabupaten Badung. Karena bidang tugas responden selama ini difokuskan pada pembinaan dan pengawasan TTU, TPM, dan industri, termasuk pestisida di tempat tersebut. Sebenarnya masih banyak pestisida lainnya yang beredar, tetapi belum mendapat perhatian yang memadai mengingat prioritas bidangbidang tugas yang dilakukan saat ini. b) Responden mengetahui adanya pelarangan pestis ida tertentu, misalnrya DDT. Menurut responden pestisida terebut dilarang karena zat aktifnya tidak mudah terurai di lingkungan sehingga dapat membahayakan kesehatan. Ketika ditanyakan apakah masyarakat juga mengerti tentang pelarangan jenis pestis ida tertentu, responden menyatakan bahwa mayarakat mengetahui tentang hal ini. Sewaktu ditanyakan adanya kemungkinan masyarakat yang masih mempergunakan pestisida yang dilarang tersebut responden mengemukakan bahwa masyarakat tidak menggunakannya
-
karena menurut responden pestisida/insektisida telah ditarik dari peredaran. Responden mengetahui adanya pelarangan insektisida tertentu dari media (cetak dan elektronik)
28
B
re
en. hanya sebagian
-e il masyarakat yang
adanya pelarangan pestisida insektisida tertentu. Hal ini dise ab -an karena k.'Ufangnya sosialisasi tentang hal tersebut. d Adanya masyarakat yang masih menggunakan insektisida/pestisida yang dilarang. disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat itu sendiri. Informasi tentang pelarangan pestisidalinsektisda tidak secara resmi disampaikan oleh
-
instansi terkait mengingat. Seksi PL/Dinas Kesehatan tidak mendapatkan informasi secara resrni dari instansi terkait sehingga tidak ada dasar untuk menyampaikannya kepada masyarakat. e) Untuk masalah perizinan yang berkaitan deng:m penggunaan dan penyimpanan pestisida, responden belum mengetahui dengan jelas. Responden menyatakan bahwa kewenangan pemberian izin edar pestisida berada di dinas pertanian.
f) Perihal pelabelan (piktogram) yang berkaitan dengan pestisida, responden menyatakan tidak mengetahui dengan jelas adanya pelabelan/piktogram terlebih tentang arti dari piktogramnya. Dalam penggunaan secara pribadi, responden tidak terbiasa memperhatikan label dalam kemasan. g) Untuk kegiatan KIE pestisida, belum secara khusus dilakukan untuk pestisidalinsektisida rumah tangga. Kegiatan KIE difokuskan apabila akan melakukan fogging. menurut responden, pemahaman masyarakat terhadap bahaya pestisida/insektisida belum begitu baik sehingga tanggapan masyarakat ketika dilakukan KIE untuk fogging biasa saja. Responden cukup prihatin tetntang hal ini, karena menurut responden seharusnya mayarakat
mengetahui bagaimana cara penyimpanan dan penggunaan
pestisida/insektisida yang aman. h) Responden tidak mengetahui secara pasti
informasi teknis yang perlu
diketahui tentang produk pestisidalinsektisida. Informasi tentang peringatan
-
keamanan, klasifikasi dan simbol bahaya, petunjuk keamanan, gejala keracunan, P3k, perawatan medis, petunjuk penyimpanan, petunjuk penggunaan, piktogram, nomor pendaftaran, nama, alamat, telp pemegang nomor pendaftaran, nomor produksi, bulan dan tahun kadaluarsa, maupun petunjuk pemusnahan bekas kemasan pestisidalinsektisida. Responden menyatakan apabila terjadi kejadian keracunan, seharusnya langsung dirujuk ke pelayanan terdekat
korban
(puskesmas/RS), akan tetapi
29
en:::etah · ·esiapan pda_ ·anan ·esehatan
uskesmas/R )
garasi masalah eracunan pestisida/insektisida. ~
Ienuru responden. pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan dan
penyimpanan pestisidarinsektisida yang aman masih rendah. Hampir tidak pemah ada kegiatan KIE khusus untuk pestisida/insektisida kepada masyarakat karena kegiatan tersebut belum menjadi prioritas institusinya. j) Menurut responden, tidak ada tupoksi khusus yang bekaitan dengan peredaran, penggunaan maupun penyimpanan pestisida/insektisida k)
Responden
belum
perah
mengikuti
pelatihan
pengelolaan
pestisida/insektisida. Demikian juga penyelenggaraan pelatihan khusus tentang pengelolaan pestisida/insektisida belum pemah
dilakukan di
institusin ya l) Saran-saran - Sampai saat ini pengawasan, penyuluhan, maupun pem.biaan pengelolaan pestisida/insektisida rumah
tangga belum jelas
siapa yang
harus
menanganinya, responden berpendapat bahwa hal tersebut sebaiknya dilakukan oleh dinas kesehatan karena secara langsung berhubungan dengan kesehatan. - Responden mengharapkan agar diikutsertakan dalam pelatihan yang terkait dengan pestisida/insektisida. Selain itu, perlu tersedianya pedoman, juklak dan juknis pestisida; adanya arahan pelaksanaan kegiatan/program di institusinya. Mengingat banyaknya informasi yang perlu disampaikan pada masyarakat berkaitan dengan penggunaan dan penyimpanan pestisida di rumah tangga, maka dirasa perlu adanya kegiatan tersebut dimasa yang akan datang. - Dinas Pertanian Kabupaten Badung
1) Responden: Kepala Seksi Pupuk dan Pestisida Kesehatan Kabupaten Badung 2) Bidang tugas yang berkaitan dengan pestisida: perizinan, pembinaan, penyuluhan
pengawasan, dan survellans/monitoring
pestisida/insektisida
pertanian.
Sebagian
wilayah
terhadap penggunaan Kabupaten
Badung
merupakan daerah pertanian dan wisata, maka pengawasan ditiiknberatkan pada produsen, distributor maupun pengguna pestisida/insektisida pertanian dan untuk kepentingan penyemprotan di hotel.
-
Untuk pestisida/insektisida
30
· ena dinas penanian tidak mempun ·an ·ewenan~an
un
mengatur pesti ida insektisida di rumab tangga. Selama ini
Dinas pertanian lebih fokus pada pengawasan dan penyuluhan terhadap penggunaan pestisida di bidang pertanian dan penyemprotan di hotel. Selain itu, pembinaan
terhadap kios penjual pestisida/insektisida telah dilakukan
secara rutin. 3) Pengelolaan Pestisida: a) Responden mengetahui dengan pasti jenis pestisida yang beredar di wilayah kerjanya (terutama yang paling sering digunakan di bidang pertanian dan untukpenyemprotan di hotel). Walaupun bidang tugas responden selama ini difokuskan pada penggunaan pestisida pertanian, tetapi pembinaan dan pengawasan terhadap peredaran pestisida/insektisida untuk penyemprotan di hotel maupun di permukiman tetap dilakukan;
sehingga responden
mengetahui denganjelas seluruhjenis pestisida yang beredar. b) Responden menyatakan, selama ini bel urn ada larangan peredaran insektisida terttentu. Responden merasa bahwa selama ini tidak ada masalah dalam hal penggunaan pestisida pertanian. c) Menurut responden, sebagian besar masyarakat tidak mengetahui adanya pelarangan pestisida/insektisida pertanian maupun untuk keperluan lainnya. d) Responden berpendapat, masih adanya masyarakat yang masih menggunakan insektisidalpestisida yang dilarang karena ketidaktahuan masyarakat itu sendiri yang disebabkan karena kurangnya KIE dari dinas terkait. e) Responden mengetahui dengan jelas prosedur perizinan peredaran pestisida terutama pestisida pertanian karena kewenangan pemberian izin tingkat kabupaten berada di istitusi Komisi Pestisida Kabupaten Badung dengan vocal pointnya Dinas Pertanian dan Kehutanan.
Untuk izin usaha
perdagangan pestisida, yang berwenang memberikan izin adalah dinas perindustrian dan perdagangan Kabupaten Badung. f) Responden
mengetahui
dengan
jelas
pelabelan/piktogram
pestisida/insektisida. Untuk pestisida pertanian, pada kemasan dicanturnkan denganjelas label dan cara penggunaan. g) Dinas Pertanian dan Kehutanan belum pemah melakukan KIE secara khusus untuk pestisida rumah tangga. Dinas Pertanian dan Kehutanan hanya melakukan KIE khusus pestisida!insektisida pertanian dan untuk keperluan
31
o·el.
asarannya
elain ·epada petani dan perugas
penyem or i ho el juga ·e ··o - ·as enjual pestisida/insektisida. Tanggapan atas .·egiayan KIE tersebut cu1..rup baik. h 1 Re ponden rnengetahui secara pasti informasi teknis yang perlu diketahui tentang produk pestisida/insektisida pertanian. Informasi tentang peringatan kearnanan, klasifikasi dan simbol bahaya, petunjuk kearnanan, gejala keracunan, P3K,
perawatan rnedis, petunjuk penyirnpanan, petunjuk
penggunaan, piktograrn, nornor pendaftaran, nama, alarnat, telepon pernegang nomor pendaftaran, nomor produksi, bulan dan tahun kadaluarsa, rnaupun petunjuk pemusnahan telah diketahui dengan baik. Responden rnenyatakan apabila terjadi kejadian ekstrirn spt keracunan, masyarakat disarankan untuk mengubungi pelayanan terdekat (puskesmas/RS). i) Responden menyatakan bahwa pengetahuan rnasyarakat tentang penggunaan dan penyimpanan pestisida pertanian yang aman cukup baik. Kegiatan KIE khusus untuk pestisida/insektisida pertanian kepada masyarakat petani dilakukan secara rutin setiap tahun. j) Tupoksi Seksi Pupuk dan pestisida Dinas pertanian lebih fokus pada
pembinaan kepada kelornpok petani (subak) dalam penggunaan pupuk pestisida/insektisida agar mendapat hasil yang maksirnal. Selain itu Seksi Pupuk dan pestisida Dinas pertanian rnelakukan pengawasan terhadap kios penjual pupuk dan pestisida/insektisida. Khusus yang bekaitan dengan Izin peredaran,
penggunaan
maupun
penyunpanan
pestisida/insektisida,
kewenangan berada pada Kornisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) dirnana Seksi Pupuk dan pestisida Dinas Pertanian menjadi salah satu anggotanya. k) Responden rnenyatakan, tidak rnendapat hambatan yang berarti dalam melaksanakan tupoksinya. 1) Keikutsertaan maupun rnenyelenggarakan pelatihan tentang pengelolaan pestisida/insektisida khusus rumah tangga tidak pemah dilakukan. Kegiatan tersebut hanya diikuti/dilakukan hanya untuk pestisida/insektisida pertanian. rn) Kegiatan yang terkait dengan pestisida/insektisida adalah KIE penggunaan pupuk dan insektisida kepada rnasyarakat. Dalam satu tahun ini, hanya satu kali dilakukan. Kegiatan lain adalah pembinaan dan pengawasan terhadap
32
am ai saa wawan ara ini dilakukan ·ali. Dalam tahun ini direncanakan sampai empat kali.
elah n Dalam
·egiatan tersebut tidak melibatkan institusi lain selain Dinas
Pertanian Kabupaten Badung. o'
aran-saran:
Oleh karena tupoksi Dinas pertanian hanya mengatur pestisida/insektisida pertanian, maka responden hanya memberi saran hanya untuk masalah pestisida/insektisida pertanian yaitu saran dalam hal perilaku petani terhadap penyimpanan pupuk dan insektisida. Selama ini, apabila mendapat bantuan pupuk dan insektisida petani menyimpannya di rumah masing-masing. Hal ini akan berpotensi terjadinya keracunan, saran responden adalah agar
bantuan pupuk dan insektisida dilakukan melalui kelompok tani (subak) 4.5.2. Hasil Wawancara mendalam dengan Kabupaten Gianyar.
responden dari ipstansi terkait di
Wawancara mendalam dilakukan terhadap petugas yang menangani pestisida di Kabupaten Gianyar. Pejabat yang wawancarai antara lain Plh Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Ginyar, Ka Sie Bina Penyehatan Lingkungan Dinkes Provinsi Bali dan Kepala Seksi Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Gianyar. Hasil wawancara adalah sebagai berikut: 1) Plh Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan kabupaten Gianyar. Bidaug tugas yang berkaitan dengan masalah pestisida kimia antara lain perizinanlregulasi, pembinaan, penyuluhan, pegawasan dan surveilans.Jenis pestisida yang banyak beredar dan digunakan masyarakat di Kabupaten Gianyar Baygon, Abate, Synop dentaril, diazinon. Mengenai jenis pestisida yang dilarang sudah tahu, karena ada pestisida yang sistematik, organofosfat, Saat ini masyarakat belum tahu jenis-jenis pestisida yang dilarang masih ada yang menggunakan, hal ini terjadi karena mereka belurn mengetahui efek samping /dampak yang terjadi. Untuk perizinan pestisida prosedumya yang bersangkutan (perusahaan pestisida) datang ke dinas perdagangan, lalu ke dinas kesehatan untuk rekomendasi, izin diberikan oleh dinas perdagangan. Untuk pelabelan tujuannya untuk memberikan perhatian kepada pengguna pestisida bahwa zat kimia beracun dan berbahaya, sedangkan label harus
33
· ·eagan pe sy:rrar.an perizinan.Dinas kesehatan untuk mem-back up agar te ·adi
·eracunan pesti ida di masyarakat telah melakukan upaya
antara lain dengan melakukan penyuluhan melalui rnasa maupun media elek."1ronik.
~1engenai
informasi teknis suatu produk pestisida yang tertera
dalam kemasan sangat perlu, sedangkan untuk tingkat masyarakat yang terpenting adalah petunjuka penggunaannya, penyimpanan an peringatan keamanannya.Tupoksi yang berkaitan dengan masalah pestisida adalah dengan melakukan penanganan, pengawasan tetap dilaksanakan agar masyarakat tetap aman dalam menggunakan pestsida. Dalam melakukan tugas tersebut banyak hambatannya antara lain karena keterbatasan sarana dan buku petunjuk tentang penanganan pestisida dan dana transportasi untuk pemantauan. Tugas pengawasan tetap dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak puskesmas, dinas pertanian dan dilakukan setiap triwulan.
Untuk meningkatkan
kemampuan pengelola pestisida telah dilakukan pelatih'an khusus tentang pestisida. Saran agar pihak pusat membantu mengirirnkan terbitan buku-buku petunjuk untuk pengawasan petisida. 2) Seksi Bina PL Dinas Kesehatan provinsi Bali. Bidang tugas yang berkaitan dengan masalah pestisida kimia antara lain pembinaan, penyuluhan, pegawasan dan surveilans. Pestisida yang banyak beredar dan digunakan masyarakat di Provinsi Bali
Abate, Cynop dan
Malation. Untuk jenis pestisida yang dilarang sudah tahu yaitu DDT, karena DDT mencemari lingkungan. Saat ini masyarakat sudah tahu DDT dilarang, namum walaupun demikian masih ada yang menggunakan, hal ini terjadi karena ingin lebih ampuh membunuh. Perizinan pestisida diberikan oleh dinas pertanian bekerjasama dengan dinas kesehatan. Untuk pelabelan tujuannya untuk memberikan perhatian kepada pengguna pestisida bahwa zat kimia beracun dan berbahaya, sedangkan label harus dibuat sesuai dengan persyaratan perizinan. Dinas kesehatan untuk memback up agar terj adi keracunan pestisida di masyarakat dilakukan sewaktu-waktu tergantung dana yang tersedia. Mengenai informasi teknis suatu produk pestisida yang tertera dalam kemasan sangat perlu, sedangkan untuk tingkat masyarakat saat ini mereka sudah tahu termasuk petunjuk pemusnahannya. Tupoksi yang berkaitan dengan masalah pestisida antara lain pengawasan terhadap jenis pestsida yang beredar di masyarakat, pembinaan terhadap penyalur dan
34
_-ida
-~rta
mel
pen~uluhan.
-an
Dalam melakukan tugas
- ham arannya antara lain perilaku dan pengetahuan masyarakat yang sangat 1-..-urang_
nruk tugas pengawasan tetap dilakukan dengan
melakukan inpeksi ke toko, penyalur pestisida pertanian
dan
dinas
perdagangan,
bekerja sama dengan dinas
dilakukan
sewaktu-waktu.
Untuk
rneningkatkan kemampuan pengelola pestidia telah dilakukan pelatihan khusus tentang pestisida. Saran agar dinas kesehatan lebih banyak dilibatkan terutama dalam hal penggunaan pestisida yang berkaitan dengan kesehatan manusia. 3) Kepala Seksi Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan. Bidang tugas yang berkaitan dengan masalah pestisida kimia antara lain pembinaan dan pegawasan. Jenis pupuk yang banyak beredar dan digunakan masyarakat di Kabupaten Gianyar:
TSP, NPK dan paling dominant pupuk
urea. Jenis pestisida yang dilarang sudah tahu, karena kandungan kimianya mematikan/mengganggu. Saat ini masyarakat sudah tahu Jenis-jenis pestisida yang dilarang karena adanya pembinaan dan pengecekan dilapangan. Perizinan pestisida dilakukan oleh pusat (Departemen Pertanian), Dinas Pertanian Gianyar tidak punyak hak untuk memberikan ijin peredaran. Untuk pelabelan tujuannya untuk memberikan perhatian kepada pengguna pestisida bahwa zat kimia beracun dan berbahaya, sedangkan label harus dibuat sesuai dengan persyaratan perizinan. Untuk mem-back up agar terjadi keracunan pestisida di masyarakat telah melakukan upaya antara lain dengan melakukan pembinaan setiap bulan, terutama hila ada masalah di lapangan akan lebih sering. Informasi teknis suatu produk pestisida yang tertera dalam kemasan sangat perlu, sedangkan untuk tingkat
masyarakat
yang
terpenting
adalah
petunjuk penggunaannya,
penyimpanan dan peringatan keamanannya.Tupoksi yang berkaitan dengan masalah pestisida adalah dengan melakukan
pengawasan pestisida dan
membuat laporan pengawasan setiap tahun. Dalam melakukan tugas tersebut banyak hambatannya antara lain karena keterbatasan SDM yang sangat kurang, sehingga pengawasan tidak dapat dilakukan secara maksimal. Tugas pengawasan tetap dilakukan ditingkat pengedar bekerja sama dengan pihak Bapeldada dan
Dinas Kesehatan terutama hila ada masalah keracunan
rnasyarakat petani. Untuk meningkatkan kemampuan pengedar dan pengguna pestisida (petani) telah dilakukan pelatihan tentang pestisida.
35
r
P
· dan P sri-ida di Kabupaten Gianyar telah terbentuk
e agru · eruanya Ka Dinas Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Gianyar dan responden sebagai anggota. Lokasi kios yang di awasi di 7 kecarnatan Kabupaten Gianyar. Saran agar penggunaan pestisida dikurangi, untuk ramah lingkungan, namun untuk mengarnankan produksi, terutama dengan harna yang makin meningkat, pestisida masih tetap digunakan, ini dilemma, penggunaan pupuk organik harus digunakan, ini dilema karena bibit padi paritas paru, harus menggunakan pupuk an oganik, tanpa ini dia tidak tumbuh dengan baik.
36
BABV PEMBAHASAN alah satu ·egiatan peuelitian ini adalah menggali pengetahuan, sikap dan perilaku responden. Dilihat dari jenis kelamin, proporsi laki-laki dan perempuan hampir seimbang; untuk pendidikan, di kedua lokasi pada umurnnya responden mempunyai pendidikan tinggi (SLTA ke atas). Dernikian juga untuk umur, pada umurnnya responden berada pada umur produktif. Hal ini cukup mewakili untuk mendapatkan data berdasarkan jenis kelamin, pendidikan maupun umur. Pekerjaan responden di kedua lokasi cukup bervariasi, responden di Kabupaten Badung lebih banyak sebagai pegawai BUMN/BUMD dan di Kabupaten Gianyar lebih banyak sebagi buruh/jasa. Rumah tangga yang disurvei pada umurnnya mempunyai ART kurang dari 10 tahun (anak-anak) sebanyak 1 sampai 2 orang. Hal ini berarti bahwa jumlah ART di bawah 10 tahun yang merupakan kelompok umur yang cukup rentan terhadap pajanan pestisida di kedua lokasi relatifkecil. Pengetahuan responden terhadap istilah pestisida!insektisida di kedua lokasi penelitian rata-rata baik, hal ini ditunjukkan dengan pemyataan responden yang pada umurnnya
pemah
mendengar
dan
mengetahui
dengan
benar
istilah
pestisida!insektisida, serta mengetahui bahan aktif pestisida!insektisida. Dalam hal pengetahuan responden terhadap penggunaan dan penyimpanan serta pelarangan pestisidalinsektisida, pada umurnnya responden mengetahui cara penyimpanan dan tidak menggunakan bekas kemasan; akan tetapi tidak lebih dari 50% responden di kedua lokasi
penelitian yang
pestisida!insektisida
mengetahui
tentang peraturan dan pelabelan
serta pelarangan penggunaan pestisida!insektisida
tertentu.
Dalam hal pengetahuan terhadap bahaya pestisida!insektisida, maupun jalur masuk ke dala tubuh, hampir seluruh responden mengetahuinya. Tidak lebih dari 70% responden mengetahui adanya pestisida alami dan tidak lebih dari 39% responden yang mengetahui adanya penyuluhan tentang pestisida di wilayahnya. Secara umum, proporsi responden yang mempunyai pengetahuan terhadap istilah, peraturan, penggunaan dan penyimpanan, maupun bahaya pestisida!insektisida di Kabupaten Gianyar sedikit lebih tinggi dari pada pengetahuan responden di Kabupaten Badung. Apabila dilihat dari karakteristik responden, proporsi responden dengan pendidikan tinggi di Kabupaten Badung lebih tinggi dari pada responden di Kabupaten Gianyar. Hal ini berarti bahwa pengetahuan responden tidak dipengaruhi oleh tingkat
37
lain sepeni KIE. peyuluhan, atau sosialisasi melalui m terhadap
a
e
rna un ele ;:rronik. Berdasar ' an hasil wawancara mendalam
rugas. iperoleh informasi bahwa kegiatan KIE ataupun penyuluhan lebih
foh.'US kepada pesti ida insektisida pertanian (petani).
Dilihat dari jenis pekerjaan,
responden di Kabupaten Gianyar lebih banyak sebagai petani, sehingga responden di Kabupaten Gianyar lebih banyak terpapar oleh informasi perstisida/insektisida. Pada dasarnya penanganan pestisida/insektisida pertanian maupun rumah tangga hampir sama, sehingga ketika ditanyakan tentang hal tersebut maka responden di Kabupaten Gianyar lebih mengetahuinya. Dalam hal adanya pelarang pestisida tertentu, lebih dari 50% responden di keempat lokasi studi tidak mengetahui tentang hal tersebut . Hal ini dapat difahami, karena hanya sebagian kecil responden yang merasa mendapat informasi baik melalui media cetak/elektronik maupun melalui penyuluhan dari instansi terkait. Untuk sikap penggunaan dan penyimpanan pestisida/insektisida, ·lebih dari 57% responden di kedua lokasi menyatakan setuju dengan penggunaan pestisida, lebih dari 90% tidak setuju membawa pestisida/insektisida dicampur dengan bahan makanan lain. Dalam hal sikap keamanan penggunaan dan penyimpanan pestisida, lebih dari 96% responden setuju bahwa pembuangan pestisidalinsektisida yang bekas harus di tempat yang khusus, lebih dari 93% responden tidak setuju bahwa bekas kemasan pestisida/insektisida digunakan untuk tempat makanan. Dalam hal
sikap terhadap
pengaturan, lebih dari 95% setuju dengan adanya pengaturan penggunaan dan penyimpanan pestisidalinsektisida, lebih dari 92% responden setuju dengan adanya pelarangan pestisida/insektsida tertentu. Demikian juga sikap terhadap adanya pestisidalinsektisida alami, lebih dari 95% responden setuju terhadap hal tersebut. Dalam hal sikap, apabila dibandingkan diantara kedua lokasi penelitian; tidak ada pola yang jelas proporsi responden yang bersikap positif terhadap hal tersebut. Secara umum sikap responden di seluruh lokasi studi cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan proporsi cukup tinggi responden yang setuju terhadap adanya pengaturan penggunaan dan penyimpanan pestisida, penggunaan yang sesuai dengan ketentuan, juga sikap terhadap pembuangan pestisida hams di tempat yang khusus, serta tidak setuju dengan penggunaan bekas kemasan pestisida. Demikian juga apabila dilihat dari sikap terhadap pelabelan, pelarangan pestisida tertentu. Proporsi yang bersikap positif terhadap hal tersebut di keempat lokasi cukup tinggi.
Untuk sikap terhadap
38
- l rani
., dari
~%
re ponden rnenyarakan setuju. Hal
1ll1
menerima kebijakan penggunaan pestisida alami.
Dalam hal perila.h..'U.. lebih dari 60° o responden di kedua lokasi 1
menggunakan
pestisida dengan tempet penggunaan pada urnumnya di ruang keluarga dan kamar tidur. Tidak lebih dari 75% responden terbiasa membaca aturan penggunaan pestisida, tidak lebih dari 84% responden terbiasa mencuci tangan setelah menggunakan pestisida!insektisida, dan tidak lebih dari 19% responden yang menggunakan APD ketika kontak dengan pestisida!insektisida, tidak lebih dari 74% responden yang mengikuti petunjuk penggunaan, tidak lebih dari 90% yang terbiasa menyimpan di tempat yang khusus. Apabila dibandingkan diantara kedua lokasi penelitian, proporsi responden yang berperilaku aman (kebiasaan membaca aturan, mencuci tangan setelah menggunakan pestisida, mengikuti petunjuk penggunaan, menyimpan dgn aman) di Kabupaten Gianyar lebh tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Badung. Hal ini berarti bahwa terdapat kesesuaian antar pengetahuan, sikap dan perilaku 'responden di kedua lokasi (proporsi responden dengan pengetahuan dan perilaku di Kabupaten Gianyar lebih tinggi dibandingkan
Kabupaten Badung.
Apabila dibandingkan antara
pengetahuan dan perilaku untuk masing-masing lokasi, terjadi perbedaan proporsi antara
kedua hal tersebut.
Proporsi responden dengan pengetahuan
terhadap
penggunaan dan penyimpanan, peraturan, bahaya pestisida!insektisida relaitif baik; akan tetapi proporsi perilaku responden untuk hal tersebut relatif rendah.
Hal ini
kemungkinan disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang apa yang mereka ketahui.
39
BABVI KE DIPCLA_.:· DA:
6.1. Kesimpulan
l)
Sebagian besar responden (96,5% responden di Kabupaten Badung dan 98,0% responden di Kabupaten Gianyar) apabila
2)
mengetahui bahwa pestisida berbahaya
masuk ke dalam tubuh.
Kurang dari 50% responden yang mengetahui adanya pelarangan peredaran pestisida/ insektisida tertentu, dan sebagian besar responden (masing-masing sebesar 93,5% dan 92,5% responden di Kabupaten Badung dan Gianyar) setuju apabila ada pelarangan pestisida-pestisida tertentu.
3)
Sebagian besar responden di seluruh daerah studi belum mengetahui tentang risiko penggunaan bekas kemasan pestisida untuk wadah bahan makanan, di Kabupaten Badung dan Gianyar masing-masing hanya. 4,5% dan 7,5% responden yang mengetahui perihal informasi ini.
4)
Sebanyak 70,5% responden di Kabupaten Gianyar dan 50,5% responden di Kabupaten Badung mengetahui adanya pestisida alami, dan lebih dari 90,0%
-
-
SARA.~
responden di kedua kabupaten tersebut setuju dengan penggunaan pestisida alami. 5)
Secara umum dapat dikemukakan bahwa di masing-masing lokasi studi terdapat 92,5% dan 94,0% responden yang menggunakan pestisida di dalam rumah tangga mereka, tetapi proporsi responden yang membaca aturan penggunaannya di kedua kabupaten tersebut masing-masing sebesar 59,0%- 75,0%.
6) Tidak semua responden mencuci tangannya setelah bersentuhan dengan pestisida,
proporsi
responden
yang
tidak
mencuci
tangannya
setelah
mempergunakan pestisida dijumpai di Kabupaten Badung sebesar 45,0%, dan di Kabupaten Gianyar sebesar 13,5%. 7) Proporsi
responden yang mempergunakan alat pelindung diri masih cukup
rendah dan umurnnya berupa masker yang paling sering dipakai I dikenal, proporsi penggunaan masker di Kabupaten Badung sebesar 6,0%, sedangkan proporsi responden yang menggunakan APD tersebut di Kabupaten Gianyar sebesar 19,5%.
40
1
en -ang mel
pen~irnpanan
pestisida ecara aman di
'edua daerah penelitian tersebut ialah: 63.5% responden di Kabupaten Badung dan 90_0~o di Kabupaten Gianyar.
9
T empat aplikasi pestis ida yang paling senng dilakukan cukup bervariasi, responden di Kabupaten Badung menyatakan paling sering mempergunakan pestisida di ruang keluarga (49,2%), tetapi di Kabupaten Gianyar tempat aplikasi pestisida tersering di kamar tidur.
10) Sebagian besar responden memilih tempat pembuangan sampah sebagai tempat pembuangan pestisida yang sudah tidak dipergunakan lagi (proporsi responden di Kabupaten Badung sebesar 35,2%, dan di Kabupaten Gianyar sebesar 61,7%, sedangkan yang membuang ke sungai di Kabupaten Badung (0,3%), dan Kabupaten Gianyar (2,0%). 11) Sebanyak 48,5% dan 74,7% responden (masing-masing responden di Kabupaten Badung dan di Kabupaten Gianyar) menyatakan menaati petunjuk pemakaian pestis ida. 12) Proporsi responden yang pemah mendapat penyuluhan tentang pestisida di kedua daerah penelitian tersebut masing-masing sebesar 23,5% (di Kabupaten Badung), dan sebesar 39,0% responden di Kabupaten Gianyar. 13) Proporsi responden yang menyatakan adanya kejadian keracunan pestisida yang diderita oleh anggota rumah tangga mereka di seluruh lokasi studi relatif rendah (masing-masing hanya 1,0% responden di kedua daerah studi tersebut). 14) Secara umum dapat dikemukakan bahwa kondisi I tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku responden berkaitan dalam penggunaan dan penyimpanan pestisida di rumah tangga masih berisiko terhadapnya terjadinya gangguan kesehatan masyarakat dan pencemaran lingkungan.
6.2. Saran Berdasarkan beberapa temuan yang didapat dalam penelitian ini perlu dilakukan beberapa upaya yang ditujukan untuk menurunkan risiko kesehatan yang mungkin tetjadi akibat penggunaan dan penyimpanan pestisida yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kondisi masalah yang ada, upaya-upaya tersebut hendaknya dirancang untuk memberdayakan masyarakat sehingga mereka nantinya mampu secara mandiri melindungi kesehatan mereka dari akibat pemakaian pestisida kimia tersebut. Beberapa upaya yang perlu dilaksanakan antara lain ialah:
41
tingginya proporsi perilak-u responden yang masih menggunakan dan menyimpan pestisida secara tidak
aman maka perlu
dilakllkan penyuluhan I KIE yang lebih efektif. -)
Proses penyusunan
pembuatan alat peraga penyuluhan hendaknya melibatkan
pihak-pihak yang nantinya sering memakai I menyampaikan dan menerima pesan penyuluhan yang akan dilakukan, sehingga pesan penyuluhan yang disampaikan menjadi lebih efektif (metode, isi dan bahasa lebih cocok). 3)
Perlu diadakan kursus penyegar mengenai pengelolaan pestisida untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan, terutama petugas-petugas di tingkat kabupaten I kota dan puskesmas.
4)
Perlu disusun pedoman, juklak dan juknis, terutama untuk petugas-petugas di dinas kesehatan kabupaten I kota dan puskesmas.
5)
Penyusunan kartu check list yang dapat digunakan oleh warga masyarakat yang akan memakai pestisida kimia. Kartu check list ini hendakrtya difokuskan pada hal-hal yang berisiko kesehatan sebagaimana yang ditemukan dalam studi ini, yg dpt digunakan sbg alat pengendalian I pencegahan secara mandiri bagi masyarakat.
6)
Mengingat cukup banyak pihak I instansi yang bidang tugasnya berkaitan dengan pengaturan, distribusi, perdagangan, dan pengawasan pestisida kimia, selayaknya
memperkokoh
kerjasama I
koordinasi
dengan
membentuk
networking yg lebih effektif.
42
Pr TAKA
Adgate JL. Kukow ki A. Stroebel C. Shubat PJ, Morell S, Quackenboss JJ, et al. 2000 Pesticide torage and use patterns in Minnesota household with children. J Expo Anal En iron Epidemiol; 10(2): 159-167.
L
Beyod Pesticides Factsheet. 2005. Health Effects of 30 Commonly Used Lawn Pestcides.
L
Centers for Disease Control and Prevention. 2003. Second National Report on Human Exposure to Environmental Chemicals
L
D.C., Repetto R. et al .1996 . Pesticides and Immune System: The Oublic Health Risk, World Resources Intitute. Washington, DC.
L
Goldman LR. 1995. Children-unique and vunerable: environmental risks facing children and recommendation for response. Environ Health Perspect; 103 (Suppl6): 13-18 Gosselin, R.E. 1984. Clinical Toxicology of Commercial Products. 5thed. William and Wilkin, Baltimore IARC. 1978. IARC Monographs on the Evaluation of Carsinogenic Risk of Chemical to Humans. Supplement 4. IARC, Lyon.pp.14-22
KLH & UNlDO. 2003. The Second Interim Report Enabling Activities to Facilitate Early Action on the Implementation of the Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants in Indonesia KLH.2005. National Implementation Plan on Elimination and Reduction of Persistent Organic Pollutants in Indonesia, Draft.
Noegrohati S, Sardjoko, Untung K, Hammers WE. 1992. Impact of DDT spraying on the residue levels in soil, chicken, fishpond water, carp, and human milk samples from malaria-infested villages in Jawa Tengah. Toxicol Environ Chern 34.237-251. Reigart JR. 1995. Pesticides and children. Pediatr Ann; 24-663-668
Sandhu, S. S. and Water, M.D. 1980. Mutagenicity Evaluation of Chemical Pesticides. J. Environ. Sci. Health!Bl5 (6): pp.929-948 Simmon,V.F. 1980. An Overview of Shortterm Test for the Mutagenic and Carsinogenic Potential ofPesticdes. J .Environ. Sci. Health, vol. B15 (6): pp.867-906
US EPA. 2002. EPA Announces New Aging Initiative to Protect Older Persons From Environmnetal Health Threat, EPA Pesticide Program Update.
43
-
Offi of P ticide Programs: _-ationaJ Research Council in the Diets of Infan and Children. _-ational Academy Press. v.-ashington (.;
(.;
t;S
EPA.
_003. Tackling a Suspected Hazard of Aging. http://www.epa.gov/ ord ar hi,·es 003 ·september/htm/article l.htm (accessed 3/4/05)
EP . _004. Pesticide Industry Sales and Usage: 2000 and 2001 - Market Estimates. EPA-733-R-04-00 1 EPA.
2005. Inert Ingridients in Pesticide /opprdOO 1/inerts/lists.s html (accessed 6/7/05)
Products.
http://www.epa.gov
Watterson, A. l988. Pesticides Users' Health and Safety Handbook. An International Guide. Gower Technical Publishing Company Limites. England
Judith K. Basset al. Rev.Panam Salud Publica/ Pan Am/Public Health 9(3), 2001.
--
-
44
Kuesioner A ( RT) Studi Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat Akibat Penenggunaan Pestisida Di Rumah Tangga Di Kabupaten Badung dan Ubud Propinsi Bali
L Data lokasi dan Karakteristik Responden
I 1 Propinsi 1
I
2
Kabupaten/Kota
3
Kecamatan
I4
Desa/Kelurahan l.Perkotaan 2.Pedesaan
7
Klasifikasi Desa/Kelurahan Nama kepala rumah tangga Nama responden
8
Jenis kelamin
1. Laki-laki 2. Perempuan
9
Ala mat
10
Umur
...................... Tahun
11
Pendidikan
1. Tidak sekolah 2. Tidak tamat SD 3. Tamat SD
12
Pekerjaan
1. 2. 3. 4.
5 6
..
.
Tidak bekerja PNS/TNI/POLRI BUMN/BUMD Peg. Swasta
4. Tamat SLTP 5. Tamat SLTA 6. Tam at D3/Akademi
0
5. Mengurus RT , 6. Petani 7. Buruh/jasa 8. Wiraswasta/Dagang 9. Lainnya: .................
13 Jumlah anggota rumah tangga
............................. Orang
14 Jumlah ART berusia di bawah 10 thn
.............................. Orang
1
Pengetahuan Sikap dan Perilaku Responden terhadap pestisida 1 Pengetahuan Responden terhadap penggunaan dan penyimpanan pestislda 1
Apakah bapak/ibufsdr pemah mendengar istilah pestisida/insektisida?
Menurut bapak/ibu/ sdr, pestisida/insektislda adalah: Bahan yang digunakan untuk mengendalikan serangga · atau binatang lainnya yang merugikan (menyebarkan : penyakit) 3 Dari mana bapak/ibu/sdr mendapat infomasi tentang pestisida/insektisida? 1. Media (cetak/elektronik) 2. Keluarga 3. Petugas penyuluh 4. Lainnya, sebutkan .............................
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak 2.1idak 2. lidak
1. Ya
2. Tidak
2
4
5
6
7
Menurut bapak/ibu/sdr, apakah bahan aktif pestisida/insektisida termasuk ke dalam kelompok bahan beracun dan berbahaya? Menurut bapak/ibu/sdr, serangga/binatang pengganggu apa saja yang dapat dikendalikan oleh pestida/insektisida 1. Nyamuk 2. Lalat 3. Kecoa 4. Semut 5. Kutu busuk/kepinding 6. Rayap 7. Caplak (tungau) 8. Kutu anjing 9. Tikus 10. Hama tanaman 11. Lainnya, sebutkan ............................... Saat bapak/ibu/sdr membeli pestisida/insektisida, apakah dibawa/tercampur dengan bahan makanan lainnya? Menurut bapak/ibu/sdr, ·apakah penggunaan pestisida/insektisida harus sesuai dengan ketentuan yang tertera pada label kemasannya?
.
-
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak ' 2. Tidak 2. Tidak 2. lidak 2. lidak 2.1idak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
I
8
Menurut bapak/ibu/sdr, apakah penyimpanan pestisida/insektisida harus ditempat yang khusus/sesuai denganketentuan yang tertera pada label kemasannya?
Menurut bapak/ibu/sdr, apakah bekas kemasan pestisida/insektisida (terutama wadah p~stisida cair) boleh dipergunakan sebagai wadah makanan/bahan .makanan/minuman maupun pakan temak? 10 Menurut bapak/ibu/sdr, apakah pestisida/insektisida berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh? 9
""-"' '
1. Ya
2. Tidak
2
Me bapal
11
13 Apakah bapak/ibu/sdr mengetahui tanda (label pestisida) pestisida/insektisida yang berupa piktogram? (tunjukkan gambar dan pilih jawaban yC!ng relevan) 14 Apabila ya, apakah bpk/ibu/sdr memahami/mengerti keterangan yang tercantum dalam label kemasan pestisida/insektisida tersebut ? 15 Apakah bapak/ibu/sdr mengetahui adanya pelarangan penggunaan pestisida/insektisida tertentu?
1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak ke PlS
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
16 Apabila ya, mengapa pestisida tersebut dilarang? a
17 Apabila ya, dari mana insformasi pelarangan pestisida/insektisida tersebut? 1. Media (cetak/elektronik) 2. Keluarga 3. Petugas penyuluh 4. Lainnya, sebutkan .... ,........................
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
18 Apakah bpk/ibu/sdr mengetahui bahwa ada cara penanggulangan gangguan hama lain yang lebih rendah rlsiko kesehatannya ? 19
20 21
23
I •• I
I
I
I II I
I
I
2. 2. 2. 2.
I
I
I
I II I
I
I
I
I II I
I
Tidak Tidak Tidak Tidak
1. Ya
2. Tidak keP20
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. lldak
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. lldak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak
Apakah bapak/ibu mengetahui adanya 1. Ya pestisida/insektisida alami? Menurut bapak/ibu/sdr apakah pestisida alami lebih aman untuk kesehatan? ' 1. Ya Apakah bapak/ibu/sdr pemah mendapatkan penyuluhan 1. Ya tentang pengelolaan pestisida/insektisida?
2. Tidak
Apabila ya, apakah upaya lain tersebut? a. Penggunaan tanaman anti hama (lavender, sirih) b. Penggunaan perangkap (tikus, nyamuk) c. Penggunaan kawat kasa/memakai kelambu d. Mengamankan makanan/minuman dari serangga binatang penggangu e. Memperbaiki saluran pembuangan air f. Memakai biological control, (ikan) g. Penggunaan raket nyamuk, kipas angin h. Penggunaan pestisida nabati ( citronela)
.
22
I I I I I I I_, I I I I · ' · I
.
2. Tidak 2. lldak ·ke P24
Apabila ya, siapa yang memberi penyuluhan? 3
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
1. Depaii.CII ,.;:;J I kesehata 2. Departemen pertania 3. Dinas kesehatan 4. Dinas pertanian 5. Puskesmas : 6. Kader ; 7. Lainnya, sebutkan ............................
L-
L 24
25
Apakah bapak/ibu/sdr pemah mendapat larvasida (abate)
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
stop
'.
Apabila ya, siapa yang memberikan larvasida tersebut? 1. Petugas kesehatan 2. Perusahaan larvasida
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
3. LSM 4. Lainnya, sebutkan .........................................
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak . '• .
2.2 Sikap Responden terhadap penggunaan dan penyimpanan • "da pest1s1 1 Apakah bapak/ibu setuju penggunaan pestisida/insektisida kimia di tingkat rumah tangga? 1. Ya
· ·~
.
...............................................
2
Apabila ya, apa alasan bapak/ibu?
3
Apabila tidak, apa alasan bapak/ibu?
4
Apakan bapak/ibu setuju terhadap pengaturan penggunaan dan penyimpanan pestisida ?
5
Saat bapak/ibu/sdr setuju ketika membeli pestisida/insektisida dibawa/tercapur dengan bahan makanan lainnya? Apakah bapak/ibu/sdr setuju bahwa penggunaan pestisida harus sesuai dengan ketentuan yang tertera pada label kemasannya
6
I I I I I 1111 I I I I I I I I I I I I I 1 1 1 1 1 1 1 I I I I I I I I I I I l t l l l l I I
dale~m
Apakah . bapak/ibu setuju penyimpanan pestisida harus ditempat yang khusus/sesuai dengan y~ng tertera pada label kemasann~a? 8 Apakah bapak/ibu setuju pembuangan pestisida harus ditempat yang khusus/sesuai dengan ketentuan yang tertera pada label kemasannya? Apakah bapak/ibu/sdr, setuju apabila bekas kemasan 9 pestisicta (terutama wadah pestisida cair) dipergunakan sebagai wadah rriakanan/_bahan makanan/minuman? . 10 Apakah bapak/ibu setuju bahwa pestisida berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh?
7
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
..
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
.
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak 4
11 ~ Apakah bapak/ibu/ sd setuj bahwa pestistda/inse 'sida dapat rnasuk ke dalarn tubu melalui: 1. Kulit 2. Mulut 3. Saluran pemafasan I
1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak
1. Ya
2. Tldak
1. Ya
2. Tidak
14 Apakah bapak/ibu setuju terhadap pelarangan penggunaan pestisida tertentu?
1. Ya
2. Tidak
15 Apakah bapak/ibu setuju adanya pestlsida alarni?
1. Ya
16 Apakah bapak/ibu/sdr setuju bahwa pestlsida alarni tebih arnan untuk kesehatan?
1. Ya
2. Tidak
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak
1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak
I I
12 Apakah bapak/ibu/sdr setuju adanya peraturan tentang pengelolaan pestisida/insektisida? (keprnenkes no 1350 tahun 2001, Permen Pertanian no 517 tahun 2002) 13 Apakah bapak/ibu setuju terhadap pemberian tanda (label pestisida) yang berupa piktograrn? (tunjukkan gam bar)
17
Apabila ya, apakah bpk/ibu/sdr setuju dengan upaya pengendalian hama dengan cara berikut? a. Penggunaan tanaman anti hama (lavender, sirih) . b. Penggunaan perangkap (tikus, nyarnuk) c. Penggunaan kawat kasa/memakai kelambu d. Mengamankan makanan/minuman dari serangga binatang penggangu e. Memperbaiki saluran pembuangan air f. Memakai biological control, (ikan) g. Penggunaan raket nyamuk, kipas angin h. Penggunaan pestisida nabati (citronela)
18
Apakah bapak/ibu/setuju apabila dilakukan penyuluhan tentang pengelolaan pestisida/insektisida?
19
Apabila ya, sebaiknya siapa yang memberi penyuluhan? 1. Departemen kesehatan 2. Departemen pertanian 3. Dinas kesehatan 4. Dinas pertanian 5. Puskesmas 6. Kader 7. Lainnya, sebutl
20
.
2. Tidak
2. lidak ke P20
1. Ya
1. Ya 1. Ya . 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
1. Ya
2. Tidak 2. lidak 2. lidak 2. lidak 2. lidak 2. Tidak 2. lidak 2. lidak
5
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
Lainnya, sebutkan ........................................ .
2. lidak 2. lidak 2. lidak 2. lidak
-
-
-
----
-
--.
2.3 1
Perilaku responden dalam penggunaan dan pen timpanan pestisida ·. Apakah di rumah tangga bapak/ibu/sdr menggunakan 1. Ya 2. lidak
pestisida/insektisida? 2
3
4
Dalam menggunakan pestisida, apakah bapak/ibu/sdr biasa membaca aturan yang tertera pada label kemasannya?
1. Ya
2. lidak
Apakah bapak/ibu/sdr, biasa mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir setelah menggunakan pestisida/insektisida?
1. Ya
2. lidak
Apakan bpk/ibu/sdr bi~sa menggunakan alat pelindung diri ketika menggunakan pestisida/ insektisida? (observasi) 1. Masker 2. Sarung tangan, 3. Sepatu boot karet 4. Celemek
. 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. lidak 2. Tidak 2. lidak 2. lidak
1. Ya
2. lidak
1. Ya
2. lldak.
--
5
6 7
8 9
Apakah bpk/ibu/sdr selalu mengikuti petunjuk pemakaian pestisida seperti yang tertera pada label kemasan pestisida tersebut ? Apakah pestisida tersebut disimpan secara aman (misalnya: jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan piaraan)? _{observasi) Di ruangan mana saja (di dalam rumah) bpk/ibu/sdr pemah menggunakan pestisida? 1. Dapur 2. Ruang makan 3. Kamar tidur 4. Ruang keluarga 5. Kamar mandi . Apakah bpkfibu/sdr menggunakan pestisida di luck rumah Bagaimana bpk/ibu/sdr memperlakukan pestisida yang sudah tidak dipergunakan lagi ? (observasi) 1. Tidak dibuang tetap disimpan di rumah 2. 01 buang ke tempat sampah 3. Di buang ke selokan/sungai 4. Di buang ke tempat lain, _sebutkan .. , ...............
1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. lldak 2. Tidak 2. lidak 2. lidak 2. )l'd.ak ·,
'
1. Ya .- ' l.Ya . 1. Ya 1. Ya
'.
2. 1i9ak
2. lidak 2. Tidak 2. Ttdak 2. Tidak 6
·m . !D ata ll.e:se:hatan
:..;,alr;ah
2
apa a ggota ru ah tangga tersebut? kan ART da umur)
ApabJia ya,
1. Ya
2. Tidak
..... II····· ....................................
i
3 - J<.apan ART tersebut mengalami keracunan? (bulan, ta un)
I4
I I l l I I I I 111111111 I I I I I I I I I I " ' I l l I I I t ' ' I I t t t f I 11111
Keracunan oleh pestisida/insektisida apa? I I I t i l l I I 111111 I f l i t I l l I I I 1111111 I I I I I I l l I 1111111
5
Apakah diantara anggota rumah tangga bapak/ibu/sdr pemah didiagnosis menderita tumor/kanker?
6
Apabila ya, siapa anggota rumah tangga tersebut? (kedudukan ART dan umur)
••••••• ••••••• •• I l l ••••• · · · · · · · - ••••••••••••••••
Kapan ART tersebut didiagnosis tumor/kanker? (bulan, tahun)
I l l I I I l l I 111111 I I I I I IIIII l t l l t l t l 1 4 I I l • t I I t i l l I I l l I
7
8
1. Ya
2. Tidak
.
Sebutkan jenis tumor/kanker yang diderita? I I I I I 1111111 I I I I I I IIt I I I I I I I I II I l l I I l l l i l t I I I IJI I I l l
9
Keluhan kesehatan yang paling sering dirasakan oleh ART: Kedudukan ART Keluhan kesehatan
Waktu mulai mempunyal keluhan (bulan, tahun)
1. Kepala keluarga
2. Isteri 3. Orang tua KK/isteri 4. Anak 1
s. Anak 2
-
6. Anak 3 7. ART lain, ......................
IV.
Keterangan Pengumpul data
Nama pengumpu data: Tanggal pengumpulan qata: Tanda tangan pengumpul data: 7
Kuesioner 8: awancara endalam (lnstansi pemerintah) RJSIKO KESEHATAN AKIBAT PE AKAIAN PESTISIDA KIMIA 01 TINGKAT RUMAHTANGGA 01 PROPINSI BALl Data Lokasi dan karakteristik responden 1. Kabupatenlkota 2. Nama Responden 3. Nama lnstitusi 4. Alamat institusi 5. Jabatan 6. Bidang tugas instansi yang berkaitan dengan pestisida: 1. Perizinan/regulasi 2. Pembinaan · 3. Penyuluhan 4. Pengawasan 5. Surveilans/monitoring 6. lain-lain, sebutkan .. ................ .
II. Pengelolaan pestisida 1. Jenis pestisida/insektisida yang beredar di wilayah ke~a instansi Bapaklibu/sdr? (Nama dagang fonnulasi, Jenis pestisida, Nama dan kadar bahan aktif, lsi atau berat bersih dalam kemasan) 2. Apakah Bapaklibu/sdr mengetahui adanya pestisida/insektisida yang dilarang? (Jika ada). Mengapa te~adi pelarangan pestisida/insektisida tertentu? 3. Apakah masyarakat mengetahui hal tersebut? 4. Mengapa masyarakat masih ada yang menggunakan pestisida/insektisida yang dilarang? 5. Mohon dijelaskan bagaimana prosedur perijinan untuk peredaran pestisida? (Siapa yang memberikan ijin, percobaan, sementara, tetap) 6. Apa yang bapak!ibu/sdr ketahui dengan pelabelan/piktogram pestisida? (maksud, siapa yartg mengusulkan, apa isi label) 7. Bagaimana KIE tentang pestisida di wilayah Bpakllbu/Sdr? (frekuensi, media yang digunakan, bagaimana tanggapan masyarakat) -
8. lnfonnasi teknis apa saja yang perlu diketahui mengEmai suatu produk pestisida? (Peringatan keamanan, Klasifikasi dan simbol bahaya, Petunjuk keamanan , Gejala keracunan, P3k, Perawatan medis, Petunjuk penyimpanan, Petunjuk penggunaan, Piktogram, Nomor pendaftaran, Nama, alamat, tilp pemegang nomor pendaftaran, Nomor produksi, bulan dan tahun kadaluarsa , Petunjuk pemusnahan 9. Sejauh mana infonnasi tersebut diketahui masyarakat? (mana yang penting diketahui, mengapa ada yangtidak diketahui) 10. Jelaskan uraian tupoksi instansi Bapaklibu/sdr yang berkaitan dengan pestisida/insektisida (fotocopy)
a batan apa sa·a a
tugas tersebut?
an pengawasan? (siapa, bagaimana caranya) 3.
ah melakukan pela "han erka· dengan pengelolaan pestisida/insektisida?
4 . eg iatan lembaga 1 tahun terakhir (kegiatan, frekuensi dan distribusi hasil per kegiatan) 15. Dalam pelaksanaan kegiatan, instansi mana saja yang terlibaUkerjasama? (jelaskan) 16. Saran-saran:
:>ertanyaan tambahan khusus untuk Depertemen/Dinas pertanian/Kompes: 17. Apakah sudah terbentuk KPP (tingkat provinsi/kabupaten kota) di wit yah bapaklibu/sdr? 18. Apabila ya, siapa saja yang duduk sebagai anggota (fotocopy SK!Tupoksi) 19. Berapa jumlah dan dimana saja lokasi kios yang diawasi?